28
@-On3 L4n9!t Я@mAdђẳn ςЊэM!sTrY 08 MEMBANDINGKAN KEREAKTIFAN HALOGEN A. SASARAN PERCOBAAN Membandingkan Sifat dan Reaksi Unsur Halogen B. DASAR TEORI Unsur-unsur halogen VIIA, yaitu fluor, klor, brom dan iod, tidak terdapat bebas di alam, tetapi bersenyawa dengan unsur lain karena reaktif. Unsur halogen disebut halogen (Yunani; halogen = garam), karena umumnya ditemukan dalam bentuk garam anorganik. Hal dalam bentuk bebas selalu berupa diatomik, karena tiap atom memerlukan 1 elektron untuk membentuk ikatan kovalen. Unsur-unsur halogen mempunyai konfigurasi elektron ns 2 np 5 dan merupakan unsur-unsur yang paling elektronegatif, oleh karena itu selalu mempunyai bilangan oksidasi (-1), kecuali fluor yang selalu univalen, unsur-unsur ini dapat juga mempunyai bilangan oksidasi (+1), (+III), (+V) dan (+VII). Bilangan oksidasi (+IV) dan (+VI) merupakan anomali, terdapat dalam oksida ClO 2 , Cl 2 O 6 , dan BrO 3 . Kecenderungan kuat dari atom F dan Cl untuk menarik elektron mengakibatkan bentuk yang sering ditemukan di alam adalah bentuk ion F - dan Cl - , serta kesulitan dalam pembuatan unsur murni dari bentuk ionnya. Kenaikan titik didih dan leleh dengan bertambahnya nomor atom, dijelaskan dengan fakta bahwa molekul-molekul yang lebih

Membandingkan Kereaktifan Halogen

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Unsur-unsur halogen VIIA, yaitu fluor, klor, brom dan iod, tidak terdapat bebas di alam, tetapi bersenyawa dengan unsur lain karena reaktif. Unsur halogen disebut halogen (Yunani; halogen = garam), karena umumnya ditemukan dalam bentuk garam anorganik. Hal dalam bentuk bebas selalu berupa diatomik, karena tiap atom memerlukan 1 elektron untuk membentuk ikatan kovalen.

Citation preview

Page 1: Membandingkan Kereaktifan Halogen

@-On3 L4n9!t Я@mAdђẳn ςЊэM!sTrY 08

MEMBANDINGKAN KEREAKTIFAN HALOGEN

A. SASARAN PERCOBAAN

Membandingkan Sifat dan Reaksi Unsur Halogen

B. DASAR TEORI

Unsur-unsur halogen VIIA, yaitu fluor, klor, brom dan iod, tidak terdapat bebas di

alam, tetapi bersenyawa dengan unsur lain karena reaktif. Unsur halogen disebut halogen

(Yunani; halogen = garam), karena umumnya ditemukan dalam bentuk garam anorganik. Hal

dalam bentuk bebas selalu berupa diatomik, karena tiap atom memerlukan 1 elektron untuk

membentuk ikatan kovalen.

Unsur-unsur halogen mempunyai konfigurasi elektron ns2 np5 dan merupakan unsur-

unsur yang paling elektronegatif, oleh karena itu selalu mempunyai bilangan oksidasi (-1),

kecuali fluor yang selalu univalen, unsur-unsur ini dapat juga mempunyai bilangan oksidasi

(+1), (+III), (+V) dan (+VII). Bilangan oksidasi (+IV) dan (+VI) merupakan anomali,

terdapat dalam oksida ClO2, Cl2O6, dan BrO3. Kecenderungan kuat dari atom F dan Cl untuk

menarik elektron mengakibatkan bentuk yang sering ditemukan di alam adalah bentuk ion F -

dan Cl-, serta kesulitan dalam pembuatan unsur murni dari bentuk ionnya.

Kenaikan titik didih dan leleh dengan bertambahnya nomor atom, dijelaskan dengan

fakta bahwa molekul-molekul yang lebih besar mempunyai gaya tarik menarik Van der waals

yang lebih besar daripada yang mempunyai molekul-molekul yang lebih kecil.(3) Karena

kelektronegatifan halogen relatif lebih besar dibandingkan unsur lain, maka halogen bersifat

menarik elektron atau pengoksidasi. Kemampuan mengoksidasi halogen berkurang dari atas

ke bawah. Akibatnya unsur yang di atas dapat mengoksidasi unsur yang berada dibawahnya,

tetapi tidak sebaliknya.

Dengan perkecualian He, Ne dan Ar, semua unsur dalam tabel berkala membentuk

halida. Halida ionik atau kovalen adalah senyawaan umum yang paling penting. Mereka

sering paling mudah dibuat dan digunakan secara meluas bagi sintesis senyawa lain. Dalam

hal suatu unsur mempunyai lebih dari satu valensi, halida seringkali dikenal sebagai

senyawaan tingkat oksidasi. Terdapat juga kimiawi senyawaan halogen organik yang luas dan

Page 2: Membandingkan Kereaktifan Halogen

@-On3 L4n9!t Я@mAdђẳn ςЊэM!sTrY 08

beragam, senyawaaan fluor, teristimewa dalam hal F menggantikan H secara sempurna yang

memilki sifat-sifat khusus.

a. Sifat Fisis

Beberapa sifat fisis halogen yaitu:

Jari-jari atom unsur halogen bertambah dari fluorin sampai astatine.

Demikian juga jari-jari ion negatifnya. Ion negative terbentuk apabila atom netral

mengikat electron, sehingga jari-jari ion negative lebih besar daripada jari-jari atom

netralnya.

Titik didih dan titik leleh dari fluorin sampai iodine bertambah besar,

karena ikatan antarmolekulnya makin besar pula. Antara molekul-molekul halogen padat

dan cair terdapat ikatan Van der Waals yang lemah.

Wujud fluorin dan klorin pada temperature kamar adalah gas,

bromine berwujud cair dan mudah menguap, sedangkan iodine berwujud padat dan

mudah menyublim.

Warna gas fluorin adalah kuning muda, gas klorin berwarna kuning

hijau. Cairan bromine berwarna merah coklat, dan zat padat iodine berwarna hitam,

sedangkan uap iodine berwarna ungu.

Kelarutan fluorin, klorin, dan bromine dalam air besar atau mudah

larut, sedangkan kelarutan iodine larut dalam air kecil (sukar larut). Iodin mudah larut

dalam KI dan pelarut organic seperti alcohol, eter, kloroform (CHCl3), dan karbon

tetraklorida (CCl4). Warna larutan bromine dalam pelarut kloroform (CHCl3) atau karbon

tetraklorin (CCl4) adalah kuning cokelat, sedangkan warna larutan iodine dalam pelarut

kloroform (CHCl4) atau CCl4 adalah ungu.

b. Sifat Kimia

Beberapa sifat kimia unsur-unsur halogen ialah sebagai berikut:

Halogen mudah membentuk ion negative karena atom halogen mempunyai 7 elektron

valensi pada kulit terluarnya ( ns2 np5 ). Atom unsur halogen cenderung akan menarik 1

Page 3: Membandingkan Kereaktifan Halogen

@-On3 L4n9!t Я@mAdђẳn ςЊэM!sTrY 08

elektron (1e-) dan menjadi ion negative dalam rangka membentuk susunan electron yang

stabil seperti gas mulia (ns2 np6). Oleh karena itu, halogen disebut unsur yang sangat

elektronegatif.

Kereaktifan halogen sangat besar. Hal ini disebabkan jari-jari atom halogen sangat

kecil sehingga mudah menarik electron. Dari fluorin ke iodine sifat kereaktifan makin

berkurang karena jari-jari atom makin besar.

Halogen merupakan oksidator (pengoksidasi) kuat. Unsur-unsur halogen mudah

mengikat electron karena itu halogen mudah tereduksi.

Harga potensial (Eo reduksi) dari fluorin sampai iodine makin berkurang.

a) F2(g) + 2e 2F- (aq) Eo = +2,87 volt

b) Cl2(g) + 2e 2Cl- (aq) Eo = +1,36 volt

c) Br2(l) + 2e 2Br- (aq) Eo = +1,07 volt

d) I2 (s) + 2e 2I- (aq) Eo = +0,51 volt

Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa dari fluorin sampai iodine sifat

oksidator/ pengoksidasi halogen makin berkurang.

c. Reaksi-Reaksi Halogen

Halogen adalah golongan unsur yang sangat reaktif, sehingga dapat bereaksi dengan

unsur-unsur maupun dengan senyawa-senyawa lain. Berikut ini diberikan beberapa reaksi

halogen.

Kereaktifan unsur-unsur halogen sangat besar, ddikarenakan jari-

jari atom halogen sangat kecil dibandingkan unsur golongan lain,

sehingga mudah menarik elektron. Dalam satu golongan, jari-jari

unsur halogen bertambah dari fluorin sampai astatin. Makin besar

jari-jari atom, makin kurang reakstif, sehingga dari fluor sampai

astatin kereaktifannya berkurang

1. Reaksi Halogen dengan Gas Hidrogen

Page 4: Membandingkan Kereaktifan Halogen

@-On3 L4n9!t Я@mAdђẳn ςЊэM!sTrY 08

Semua halogen (X2) dapat bereaksi dengan gas hydrogen, membentuk hydrogen halide (HX)

Persamaan reaksinya sebagai berikut

H2 + X2 2HX

Contoh:

H2(g) + Cl2(s) 2HCl(g)

H2(g) + I2(s) 2HI(g)

Fluorin dan klorin bereaksi dengan cepat disertai ledakan, tetapi bromine dan iodine

bereaksi dengan lambat.

2. Reaksi dengan logam

Pada reaksi halogen dengan logam terbentuk halide yang berupa senyawa ion.

Halogen bersifat sebagai pengoksidasi (oksidator) dan unsur yang bereaksi dengan halogen

bersifat pereduksi (reduktor). Halogen menelima electron dan logam menjadi ion halide yang

bermuatan negative.

Contoh:

2Na(s) + Br(l) 2NaBr(s)

2Fe(s) + 3Cl2(g) 2FeCl3(l)

Fluorin, klorin dan bromine bereaksi langsung, sedangkan iodine bereaksi langsung tapi

lambat.

3. Reaksi dengan Nonlogam

Kemampuan bereaksi unsur-unsur halogen dengan unsur nonlogam menunjukkan

pola yang sama, yaitu kereaktifannya berkurang dari fluorin sampai iodine. Fluorin bereaksi

langsung dengan semua unsur nonlogam kecuali nitrogen, helium, neon, dan argon. Bahkan

dengan pemanasan fluorin dapat bereaksi dengan intan dan xenon.

C(s) + 2F2(g) CF4(s)

Page 5: Membandingkan Kereaktifan Halogen

@-On3 L4n9!t Я@mAdђẳn ςЊэM!sTrY 08

Xe(g) + 2F2(g) XeF4(s)

Fluorin dapat juga bereaksi dengan kaca, kuarsa, dan silica.

SiO2(s) + 2F2(g) SiF4(s) + O2(g)

Klorin dan Bromin tidak dapat bereaksi langsung dengan gas mulia, karbon, nitrogen

dan oksigen. Iodine tidak bias bereaksi dengan unsur-unsur tersebut, tetapi dapat bereaksi

langsung dengan fosfat.

P4(s) + 6I2(s) 4PI3(s)

Berikut table beberapa senyawa halogen dengan unsur-unsur nonlogam. Halogen membentuk

senyawa baru dengan nama halida

4. Reaksi Halogen dengan Air

Semua halogen larut dalam air. Unsur halogen yang dapat mengoksidasi air adalah

fluorin dan klorin (berlangsung lambat). Hal ini disebabkan potensial oksidasi air adalah -

1,23 V, sedangkan fluorin -2,87 V, dan klorin -1,36 V.

5. Reaksi dengan basa

Klorin, bromin, dan iodine dapat bereaksi dengan basa dan hasilnya tergantung pada

temperature saat reaksi berlangsung. Pada temperature 15oC,halogen (X2) bereaksi dengan

basa membentuk campuran halida (X-) dan hipohalit(XO-).

6. Reaksi dengan Hidrokarbon

Pada umumnya halogen bereaksi dengan hidrokarbon. Reaksi tersebut dikenal dengan

halogenisasi. Kemampuan bereaksi unsur-unsur halogen tidak sama, sesuai dengan daya

reduksi halogen yang berkurang dari fluorin ke iodine. Fluorin bereaksi dahsyat, sedangkan

iodine tidak bereaksi. Reaksi klorin dan bromin dapat berlangsung karena pemanasan atau

pengaruh sinar matahari. Reaksi yang biasa terjadi pada hidrokarbon ialah sebagai berikut.

Reaksi subsitusi (penggantian gugus H)

Page 6: Membandingkan Kereaktifan Halogen

@-On3 L4n9!t Я@mAdђẳn ςЊэM!sTrY 08

Contoh

C2H6 + Cl2 C2H5Cl + HCl

· Reaksi adisi (pemecahan ikatan rangkap)

d. Kekuatan Oksidator

Seperti telah diuraukan bahwa daya reduksi halogen dari fluorin ke iodine makin

berkurang. Apabila direaksikan, halogen yang lebih kuat daya reduksinya dapat mengusir

atau mendesak halida yang lebih lemah dari senyawanya.

Dari atas ke bawah daya reduksi halogen berkurang. Halogen yang lebih aktif atau

yang berada di atas dapat mengusir atau mendesak halida yang berada dibawah senyawanya.

Fluorin dapat mendesak klorida, bromide, dan iodide. Klorin dapat mendesak bromide

dan iodide. Bromida dapat mendesak iodide. Reaksi sebaliknya tidak berlangsung.

e. Senyawa Halogen

Halogen terdapat di alam dalam bentuk senyawa, diantaranya senyawa hydrogen

halida dan asam oksi halogen serta bentuk senyawa garam yaitu garam halida.

Senyawa Hidrogen Halida (HX)

Pada temperature kamar, senyawa hydrogen halida berupa gas, tidak berwarna, dan

sangat mudah larut dalam air. Hydrogen halida dalam pelarut air bersifat asam yang disebut

asam halida. Makin besar perbedaan keelektronegatifan antara hydrogen dengan unsur

halogen maka makin kuat ikatan senyawa tersebut, sehingga kekuatan asam makin lemah.

Karena semakin kuat ikatan senyawa tersebut ,makin sulit melepaskan ion H+. Senyawa HF

mempunyai titiuk didih tertinggi sebab pada senyawa HF terdapat ikatan hydrogen.

hhtp://nurichem.blogspot.com/2009/09/halogen.html

Secara ringkas, sifat-sifat unsur halogen dapat dilihat pada tabel berikut.

   Diatomic halogen molecules

Page 7: Membandingkan Kereaktifan Halogen

@-On3 L4n9!t Я@mAdђẳn ςЊэM!sTrY 08

halogen molecule structure modeld(X−X) / pm(gas phase)

d(X−X) / pm

(solid phase)

fluorine F2 143 149

chlorine Cl2 199 198

bromine Br2 228 227

iodine I2 266 272

          Sifat  fisis dan kimia halogen

X2 Fluor (F2)

Klor (Cl2)

Brom (Br2)

Iodium (I2)

1. Molekulnya Diatom

2. Wujud zat (suhu kamar) Gas Gas Cair Padat

3. Warna gas/uapKuning muda

Kuning hijau

Coklat merah

Ungu

4. Pelarutnya (organik) CCl4, CS2

5. Warna larutan (terhadap pelarut 4)

Tak berwarna

Tak berwarna

Coklat Ungu

6. Kelarutan oksidator

   (makin besar sesuai dengan arah panah)

7. Kereaktifan terhadap gas H2

8. Reaksi pengusiran pada senyawa halogenida

X = Cl, Br, IF2 + 2KX ®  2KF X2

X = Br dan ICl2 +

2KX ®   2KCl +

X2

X = IBr2 + KX ®  2KBr +

X2

Tidak dapat

mengusir F, Cl, Br

9. Reaksi dengan logam (M)2 M + nX2 ®  2MXn (n = valensi logam

tertinggi)

10. Dengan basa kuat MOH (dingin)

X2 + 2MOH ®  MX + MXO + H2O (auto redoks)

11. Dengan basa kuat (panas)3X2 + 6MOH ®  5MX + MXO3 + 3H2O

(auto redoks)

12. Pembentukan asam oksi Membentuk asam oksi kecuali F

 

Page 8: Membandingkan Kereaktifan Halogen

@-On3 L4n9!t Я@mAdђẳn ςЊэM!sTrY 08

                    Hubungan antara jari – jari atom, afinitas elektron, dan kereaktifan halogen

UNSUR Fluor Klor Brom Iodium

Catatan :

[X] = unsur-unsur gas mulia (He, Ne, Ar, Kr)

n =nomor perioda (2, 3, 4, 5)

®  =makin besar sesuai dengan arah panah

 

9F 17Cl 35Br 53I

1. Konfigurasi elektron

[X] ns2 , np5

2. Massa Atom

3. Jari-jari Atom

4. Energi Ionisasi dan Afinitas Elektron

5. Keelektronegatifan

6. Potensial Reduksi (Eored > 0)

7. Suhu Lebur (0o) -216.6 -101.0 -72 114.0

8. Suhu Didih (0o) -188.2 -34 58 183

9. Bilangan Oksidasi Senyawa Halogen

-1 + 1, +3+5, +7

+ 1+5, +7

+1+5, +7

Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/sifat-halogen/

C. ALAT DAN BAHAN

Penangas Air Rak Tabung Reaksi Corong Tabung Reaksi

Pembakar Bunsen Gelas Ukur Pipet Tetes Gelas Kimia

Page 9: Membandingkan Kereaktifan Halogen

@-On3 L4n9!t Я@mAdђẳn ςЊэM!sTrY 08

Bahan-bahan yang digunakan yaitu: mangan(IV) oksida, KMnO4, Klor (sumber klor), Brom,

yod, HCl pekat,. Kertas indikator, air klor, air brom, CCl4, sumber H2S, larutan 1 M dari

besi(II) sulfat, NaOH, kalium klorida, kalium bromida, dan KI.

D. PROSEDUR KERJA

A. Pembuatan Halogen

B. Sifat Fisik Halogen

1 ml HCl pekat + MnO4

-Dipanaskan-

Terjadi oksidasi ion halida(reaksi lambat)

HCl pekat + KMnO4

-Diteteskan beberapa tetesHCl

Terjadi oksidasi ion halida (reaksi cepat)

Unsur halogen

- Diamati sifat fisik unsur

Diperoleh warna, wujud, titik leleh, titik didih

Page 10: Membandingkan Kereaktifan Halogen

@-On3 L4n9!t Я@mAdђẳn ςЊэM!sTrY 08

E. HASIL PENGAMATAN

Tabel 1 : Pembuatan Halogen

No. Langkah Percobaan Hasil

1.

.

½ ml HCl pekat + 1 sendok kecil MnO2

kemudian dikocok

3 tetes HCl pekat + 1 ml KMnO4

Larutannya hijau tua menjadi hijau

lumut

Larutannya ungu menjadi coklat

muda

Tabel 2 : Sifat Fisika Halogen

UnsurWarna Wujud Tf (ºC) Tb (ºC)

F

Cl

Br

I

Kuning

Hijau

Merah

Ungu

Gas

Gas

Cair

Padat

-220

-101

-7

114

-188

-34

59

184

Tabel 3 : Sifat Kimia Halogen

Langkah Percobaan Hasil

Eksperimen 1 Reaksi Halogen

dengan Air

1 tetes Br + 2,5 ml akuades

kemudian dikocok

Kristal iod + 2,5 ml akuades lalu

dikocok

Merah tua menjadi kuning muda

Endapan merah

Kuning tua.

Page 11: Membandingkan Kereaktifan Halogen

@-On3 L4n9!t Я@mAdђẳn ςЊэM!sTrY 08

Eksperimen 2 Kelarutan Halogen

dalam Klorofom

½ ml Br + ½ ml klorofom

Kristal iod + ½ ml klorofom

Eksperimen 3 Halogen sebagai

Oksidator

Reaksi dengan besi (II) sulfat

dimasukkan 3 ml besi (II) sulfat

dengan 3 ml air brom

ditambahkan 1 ml natrium

hidroksida

Eksperimen 4 Kereaktifan relatif

halogen sebagai zat pengoksidasi

I2 + ½ ml KBr + ½ ml CCl4

I2 + ½ ml KI + ½ ml CCl4

½ ml Br2 + ½ KCl + ½ ml CCl4

½ ml Br2 + ½ ml KI + ½ ml CCl4

Endapannya hitam

Merah bata / melarut

Merah muda, endapannya hitam

Warna bagian atas merah, bagian

tengah bening, dan bagian bawah

merah, ada endapan jingga, dapat

dioksidasi menjadi Fe3+

Kuning tua, endapan hitam

bag. atas ungu, bag. bawah kuning tua,

endapannya hitam

Larutannya coklat tua

Merah (atas), hitam (bawah) dan

terbentuk endapan

Kuning muda (atas), merah (bawah)

Tetap

Page 12: Membandingkan Kereaktifan Halogen

@-On3 L4n9!t Я@mAdђẳn ςЊэM!sTrY 08

Merah tua

Tetap

F. PEMBAHASAN

Sedangkan reaksi antara HCl dengan KmnO4, tanpa dipanaskan terlebih dahulu

langsung membentuk larutan ungu. Pada reaksi ini juga terbentuk gas klor. Reaksinya adalah

sebagai berikut :

Unsur halogen termasuk unsur non logam yang paling reaktif, dan mempunyai

konfigurasi elektron terluar ns2np5. Unsur-unsur ini adalah oksidator kuat. Unsur-unsur ini

sangat reaktif, sehingga teapat bebas di alam. Fluor cukup reaktif sehingga dapat langsung

bereaksi dengan berbagai unsur termasuk beberapa gas mulia. Klor dapat langsung bereaksi

dengan berbagai unsur kecuali karbon, nitrogen, oksigen dan gas mulia. Unsur yang paling

banyak terdapat (kelimpahan besar) adalah fluor dan klor. Senyawa klor yang paling umum

adalah NaCI yang terdapat di alam dan dalam garam karang (rock salt).

Afiinitas elektron khlorin (348.5 kJmol-1) adalah yang terbesar dan fluorin (332.6

kJmol-1) nilainya terletak di antara afinitas elektron khlorin dan bromin (324.7 kJmol-1).

Keelektronegativan fluorin adalah yang tertinggi dari semua halogen.Karena halogen

dihasilkan sebagai garam logam, unsurnya dihasilkan dengan elektrolisis. Fluorinhanya

berbilangan oksidasi -1 dalam senyawanya, walaupun bilangan oksidasi halogen lain

dapatbervariasi dari -1 ke +7. Astatin, At, tidak memiliki nuklida stabil dan sangat sedikit

sifat kimianya yang diketahui.

Fluorin memiliki potensial reduksi tertinggi (E = +2.87 V) dan kekuatan oksidasi

tertinggi di anatara molekul halogen. Flourin juga merupakan unsur non logam yang paling

reaktif. Karena air akan dioksidasi oleh F2 pada potensial yang jauh lebih rendah (+1.23 V)

gas flourin tidak dapat dihasilkan dengan elektrolisis larutan dalam air senyawa flourin.

Karena itu, diperlukan waktu yang panjang sebelum unsur flourin dapat diisolasi.

Khlorin, yang sangat penting dalam industri kimia anorganik, dihasilkan bersama

dengan natrium hidroksida. Reaksi dasar untuk produksi khlorin adalah elektrolisis larutan

Page 13: Membandingkan Kereaktifan Halogen

@-On3 L4n9!t Я@mAdђẳn ςЊэM!sTrY 08

NaCl dalam air dengan proses pertukaran ion. Dalam proses ini gas khlorin dihasilkan dalam

sel di anoda dan Na+ bergerak ke katoda bertemu dengan OH- membentuk NaOH.

a. Pembuatan halgen

Pembuatan halogen didasarkan atas oksidasi on halide.

2X- X2 + 2e

Yaitu antara mangan (IV) oksida atau kalium permanganat dengan asam klorida, asam

Bromida atau asam Yod.

Pada eksperimen ini, Pertama – tama yang harus dilakukan adalah memanaskan 1 ml

asam klorida pekat dengan sesendok kecil MnO2.pada saat pemanasan dilakukan maka terjadi

reaksi sehingah dhasilkan uap berwarna coklat dan kemudian larutannya berwarna hitam

pekat serta terdapat gelembung-gelembung gas. Yang terjadi pada proses ini adalah proses

disosiasi yang di tandai dengan adanya uap yang keluar ketika terjadi pemanasan. Pada

percobaan pembuatan halogen reaksi antara HCl pekat dengan MnO2 akan membentuk

larutan hijau lumut yang mengeluarkan gas dengan bau yang menyengat. Warna hijau dan

bau yang menyengat pada percobaan ini menandakan terbentuknya senyawa klor. Setelah

dipanaskan pada dasar tabung reaksi terbentuk endapan dan warna larutan menjadi lebih

muda. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

4HCl(ag) + MnO2 MnCl2(ag) + 2H2O + Cl2(g)

Selanjutnya teteskan beberapa asam klorida pekat pada setengah sendok KMnO4 yang

terdapat dalam tabung reaksi.campuran tersebut bereaksi , terdapat gelembung-gelembung

gas dan uap yang berwarna coklat serta larutannya berwarna ungu.Dengan persamaan reaksi

sebagai berikut:

2KMnO4 + 16 HCl 5Cl2 + 2MnCl2 + 2KCl + 8H2O

Reaksi antara MnO4 dengan HCl dan KMnO4 dengan HCl, diketahui bahwa reaksi

KMnO4 berlangsung sangat cepat dalam proses oksidasi ini. Karena KMnO4 merupakan

oksidator kuat dibandingkan MnO2 sehingga pada proses oksidasi ion halida oleh KMnO4

tidak dilakukan pemanasan. Gas yang timbul dari reaksi ini lebih banyak dari pada reaksi

Page 14: Membandingkan Kereaktifan Halogen

@-On3 L4n9!t Я@mAdђẳn ςЊэM!sTrY 08

MnO2. Karena antara HCl dengan KMnO4 ini berlangsung lebih cepat daripada HCl dengan

MnO2 dan berlangsung tanpa melalui pemanasan. Hal ini disebabkan karena kekuatan

oksidator dari MnO4- lebih besar jika dibandingkan dengan MnO2.

Dalam mudahnya oksidasi, maka ion-ion halda dapat ditulis sebagai berikut :

I- > Br- > Cl- > F-

Maksudnya ion iod lebih mudah mengalami oksidasi dibandingkan ion Br-, Cl-, dan

F-. Ion halide mudah jika dibandingkan yang lain disebabkan karena kelarutannya. Dalam

artian sebagian besar ion halide dapat larut dalam air dan memberikan ion halogen. Halogen

merupakan golongan VII yang sangat reaktif dalam menerima elektron dan bertindak sebagai

oksidator kuat. Berdasarkan jari-jari atomnya, semakin ke atas (dalam tabel priodik unsur),

maka semakin kecil atau pendek, sehingga gaya tarik menariknya semakin besar.

b. Sifat Fisik Halogen

Adapun sifat fisik dari unsur halogen diatas, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel perbandingan warna, wujud pada suhu kamar, titik leleh dan titik didih dari fluor, klor,

brom, dan yod.

Unsur /

Sifat

Warna Wujud pada suhu kamar Titik Leleh Titik Didih

Fluor

Klor

Brom

Yod

Kuning Kehijauan

Kuning Kehijauan

Merah Hitam

Biru hitam

mengkilap

Gas

Gas

Cair

Padat

-219,61oC

-101oC

-7,2 oC

113,6oC

-188,13 oC

-39,05 oC

58,8oC

185oC

Kecenderungan yang terlihat dari sifat fisik halogen jika massa atom relatifnya

bertambah yaitu dengan bertambahnya titik didih dan titik lebur dari unsur-unsur halogen.

Hal ini disebabkan karena molekul-molekul diatomik halogen mengalami gaya van der walls.

Page 15: Membandingkan Kereaktifan Halogen

@-On3 L4n9!t Я@mAdђẳn ςЊэM!sTrY 08

Semakin besar massa atom relatifnya maka semakin kuat gaya van der wallsnya yang bekerja

pada molekul-molekul tersebut, karena jari-jari atomnya semakn besar dan mudah terjadi

dipole-dipol sesaat pada molekul-molekul tersebut.

Titik didih dan titik leleh dari fluor sampai

iodine bertambah besar disebabkan semakin

besarnya gaya Van der Walls antara molekul-

molekul halogen. Hal ini disebabkan

bertambahnya jumlah electron, bertambah berat

dan ukuran dari fluor hingga iodine.

Sifat-sifat unsur halogen dapat dilihat dari fisis dan sifat kimianya. Sifat fisis antara lain

titik leleh, titik didih dan warna. Sedangkan sifat kimianya dapat dilihat dari kereaktifan

unsur halogen tersebut. Semua unsur-unsur halogen memiliki warna dan pada suhu kamar

memiliki wujud yang bereda-beda. Unsur-unsur tersebut antara lain:

Warna Unsur-unsur Halogen Wujud unsur-unsur halogen pada suhu kamar

Berikut gambar mengenai sifat kelarutan unsure halogen

Page 16: Membandingkan Kereaktifan Halogen

@-On3 L4n9!t Я@mAdђẳn ςЊэM!sTrY 08

Keelektronegativan fluorin adalah yang tertinggi dari semua halogen.Karena halogen

dihasilkan sebagai garam logam, unsurnya dihasilkan dengan elektrolisis. Fluorinhanya

berbilangan oksidasi -1 dalam senyawanya, walaupun bilangan oksidasi halogen lain

dapatbervariasi dari -1 ke +7. Astatin, At, tidak memiliki nuklida stabil dan sangat sedikit

sifat kimianya yang diketahui.

Halogen merupakan unsure yang sangat elektronegatif,

karena mempunyai 7 elektron valensi (ns2 np5) sehingga

cenderung menarik 1 elektron dan menjadi ion negative

dalam rangka membentuk susunan elektro gas mulia (ns2

np6).

Flourin juga merupakan unsur non logam yang paling reaktif. Karena air akan

dioksidasi oleh F2 pada potensial yang jauh lebih rendah (+1.23 V) gas flourin tidak dapat

dihasilkan dengan elektrolisis larutan dalam air senyawa flourin. Karena itu, diperlukan

waktu yang panjang sebelum unsur flourin dapat diisolasi.

Halogen merupakan oksidator kuat, oleh karena unsure halogen mudah mengikat

elektro atau mudah tereduksi.

Page 17: Membandingkan Kereaktifan Halogen

@-On3 L4n9!t Я@mAdђẳn ςЊэM!sTrY 08

Reaksi dasar untuk produksi khlorin adalah elektrolisis larutan NaCl dalam air dengan

proses pertukaran ion. Dalam proses ini gas khlorin dihasilkan dalam sel di anoda dan Na+

bergerak ke katoda bertemu dengan OH- membentuk NaOH.

Apabila massa atom relatifnya bertambah, maka kecenderungan yang terlihat dari sifat

fisiknya adalah :

Jumlah proton pada inti akan bertambah banyak

Ukuran atom akan bertambah besar karena kulit atom bertambah

Titik leleh dan titik didihnya bertamabah tinggi

Pelarutan brom dalam air akan menghasilkan larutan kuning muda dan endapan merah.

Sedangkan pelarutan iod dalam air akan membentuk larutan larutan kuning tua dan endapan

hitam, tetapi pelarutan iod dalam air memerlukan waktu yang lebih lama jika dibandingkan

dengan pelarutan brom dalam air. Hal ini menunjukkan bahwa Br lebih mudah larut bila

dibandingkan kristal iod. Reaksinya adalah sebagai berikut:

Br2 + H2O HBrO + H+ + Br-

Sedangakan iod sangat sukar larut dalam air. Agar iod dapat larut dalam air, maka

ditambahkan KI sehingga terbentuk senyawa KI3 yang mudah larut.

Larutan brom dalam air yang bersifat basa merupakan zat pengoksida yang kuat. Daya

meutihkan yang dilarutkan dalam natrium hidroksida encer dapat dijelaskan dengan

menganggap bahwa klor mula-mula bereaksi membentuk HBrO yang diubah mejadi BrO-.

Percobaan selanjutnya adalah mengamati kelarutan halogen dalam klorofom.

Pencampuran antara Br dengan klorofom menghasilkan larutan merah bata, sedangkan iod

yang dilarutkan dalam klorofom membentuk larutan merah muda dan terbentuk endapan

hitam. Hal ini membuktikan bahwa brom dan iod dapat larut dalam klorofom.

Page 18: Membandingkan Kereaktifan Halogen

@-On3 L4n9!t Я@mAdђẳn ςЊэM!sTrY 08

Eksperimen halogen sebagai oksidator tidak dilakukan karena kurang tersedianya

bahan. Percobaan berikutnya adalah mengenai kereaktifan relatif halogen. I2 ditambahkan

dengan KBr dan CCl4, maka terbentuk endapan hitam dan terjadi pemisahan warna dimana

bagian atas berwarna ungu dan bagian bawah kuning. Berikutnya I2 ditambahkan dengan KI

dan CCl4 terbentuk endapan dimana bagian atas merah dan bagian bawah hitam. Hal ini

menunjukkan dengan bahan iod dapat mengahasilkan endapan.

Pada pencampuran dengan menggunakan bahan brom tidak terbentuk endapan.

Menurut daya pengoksidasinya urutan halogen mulai dari yang terbesar adalah F > Cl > Br >

I. Daya pengoksidasi dapat dilihat pada potensial elektrodanya

G. KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah :

Sifat fisik unsur halogen berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Brom dan iod dapat larut dalam air dan dalam kloroform, tetapi kelarutan brom lebih

besar daripada iod.

Klor dapat mengoksidasi Brom sedangakan iod tidak bisa mengoksidasi brom, karena

potensial elektroda yang besar dapat mengoksidasi unsur di bawahnya F > Cl > Br > I.

Unsur halogen termasuk unsur non logam yang paling reaktif, dan mempunyai

konfigurasi elektron terluar ns2np5. Unsur-unsur ini adalah oksidator kuat. Unsur yang paling

banyak terdapat (kelimpahan besar) adalah fluor dan klor. Senyawa klor yang paling umum

adalah NaCI yang terdapat di alam dan dalam garam karang (rock salt).

Reaksi dasar untuk produksi khlorin adalah elektrolisis larutan NaCl dalam air dengan

proses pertukaran ion. Dalam proses ini gas khlorin dihasilkan dalam sel di anoda dan Na+

bergerak ke katoda bertemu dengan OH- membentuk NaOH.

Kecenderungan yang terlihat dari sifat fisik halogen jika massa atom relatifnya

bertambah yaitu dengan bertambahnya titik didih dan titik lebur dari unsur-unsur halogen.

Hal ini disebabkan karena molekul-molekul diatomik halogen mengalami gaya van der walls.

Semakin besar massa atom relatifnya maka semakin kuat gaya van der wallsnya yang bekerja

Page 19: Membandingkan Kereaktifan Halogen

@-On3 L4n9!t Я@mAdђẳn ςЊэM!sTrY 08

pada molekul-molekul tersebut, karena jari-jari atomnya semakn besar dan mudah terjadi

dipole-dipol sesaat pada molekul-molekul tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia. 1991. Kimia Unsur dan Radiokimia. Bandung: ITB.

Cotton & Wilkinson. 1989. Kimia Anorganiuk Dasar. Jakarta: UI-Press.

Keenan. 1999. Kimia untuk Universitas. Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Petrucci, Ralph H. 1993. Kimia Dasar. Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Saito, Taro. 1996, Buku Teks Kimia Anorganik Online. Reproduced by permission of

Iwanami Shoten, Publishers, Tokyo.

Sugiarto, Kristian.2003. Kimia Anorganik II. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta

Svhia . G. 1990. Vogel : Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif . Jakarta : PT. Kiama

Media Pustaka.

Page 20: Membandingkan Kereaktifan Halogen

@-On3 L4n9!t Я@mAdђẳn ςЊэM!sTrY 08

Syukri. 1999. Kimia Dasar. Bandung: ITB.

Team teaching .2009. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Gorontalo: Jurusan Pendidikan

Kimia UNG