155
MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN (Analisis Putusan Nomor : 73/Pdt.G/2013 PN.Kpg) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah Dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Oleh: HILDA ISRAA NIM : 1111048000034 KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA

PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN

(Analisis Putusan Nomor : 73/Pdt.G/2013 PN.Kpg)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah Dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Oleh:

HILDA ISRAA

NIM : 1111048000034

KONSENTRASI HUKUM BISNIS

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 2: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA

PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN

(Analisis Putusan Nomor : 73/Pdt.G/2013 PN.Kpg)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah Dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Oleh:

HILDA ISRAA

NIM : 1111048000034

KONSENTRASI HUKUM BISNIS

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 3: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

i

Page 4: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

ii

Page 5: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

iii

Page 6: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

iv

ABSTRAK

Hilda Israa. NIM : 1111048000034. MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT

BERMASALAH PADA PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN(Analisis

Putusan Nomor : 73/Pdt.G/2013 PN.Kpg). Program Studi Ilmu Hukum,

Konsentrasi Hukum Bisnis, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, 1436 H/2015 M. x + 80 halaman+ 62 halaman lampiran.

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme penyelesaian kredit bermasalah

dengan perjanjian kredit menggunakan jaminan atau agunan. Latar belakang

penelitian ini adalah penyelesaian kredit bermasalah dengan jaminan oleh bank serta

eksekusi benda yang dijaminkan jika terjadi cidera janji atau wanprestasi pada

debitur, seperti kasus pada Putusan Pengadilan Negeri Kupang No. 73/Pdt.G/2013

PN.Kpg, dimana Debitur telah cidera janji dan merugikan pihak bank sebagai kreditur

yang memberikan pinjaman. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian library

research, yang mengkaji berbagai dokumen terkait dengan penelitian. Metode yang

digunakan penulis adalah metode penelitian hukum normatif dengan menggunakan

pendekatan perundang-undangan (statute approach) dan pendekatan kasus (case

approach). Selanjutnya ada tigabahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini,

yakni bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan non-hukum. Hasil

analisis penelitian menunjukkan bahwa pihak Bank telah melakukan penyelesaian

kredit bermasalah dan melakukan eksekusi benda yang dijaminkan sesuai dengan

Pasal 1155 KUH Perdata, Pasal 15 ayat (3) jo. Pasal 29 Undang-undang No. 42

Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia (UU Jaminan Fidusia) dan Pasal 6 jo. Pasal 20

Undang-undang No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta

Benda-Benda Yang Berkaitan. Putusan tersebut menurut penulis sudah sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku saat ini terkait dengan Perjanjian Kredit

dengan Jaminan.

Kata Kunci : Kredit Bermasalah, Perjanjian Kredit, Eksekusi Jaminan

Pembimbing : 1. Dra. Hafni Muchtar, SH., MH., MM.

2. Dedy Nursamsi, SH., M.Hum

Daftar Pustaka : Tahun 1979 s/d Tahun 2013

Page 7: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

v

KATA PENGANTAR

حيم حمن الر بسم هللا الر

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Tiada daya dan upaya

kecuali dengan pertolongan, bimbingan dan berkah dariNya. Shalawat serta salam

selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga,

sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Tiada cipta karya yang dapat

terlaksana melainkan atas petunjuk dariNya. Berkat rahmat dan ridho dariNya,

penulis dapat mengenyam pendidikan sampai jenjang ini, dan akhirnya penulis

sampai pada saat yang membahagiakan dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA PERJANJIAN

KREDIT DENGAN JAMINAN (Analisis Putusan Nomor : 73/Pdt.G/2013 PN.Kpg)”

Dalam penulisan dan penyelesaian ini tentu tidaklah mudah. Namun, segala

hambatan menjadi ringan karena bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak

Dr. Asep Saepudin Jahar, MA.

2. Ketua dan Sekretaris Program Studi Ilmu Hukum, Bapak Drs. Asep

Syarifuddin Hidayat, SH., MH dan Abu Thamrin, SH., M.Hum

3. Pembimbing Skripsi Penulis, Ibu Hafni Muchtar, SH., MH., MM. dan Bapak

Dedi Nursamsi, SH., M.Hum. Terima kasih telah bersedia menjadi

Page 8: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

vi

pembimbing dalam penulisan skripsi ini dengan penuh kesabaran, perhatian,

dan ketelitian memberikan masukan serta meluangkan waktunya untuk

memberikan bimbingan kepada penulis hingga skripsi ini selesai.

4. Segenap Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

khususnya Dosen Program Studi Ilmu Hukum yang telah memberikan ilmu

pengetahuan dengan tulus ikhlas, semoga ilmu pengetahuan yang diajarkan

dapat bermanfaat dan menjadi keberkahan bagi penulis.

5. Kedua orang tua Penulis, Ayahanda tercinta Alm. Hailir Manurung dan

Ibunda tersayang Maghdalena Simamora. Terimakasih atas kasih sayang,

motivasi, dukungan, doa, perhatian, ilmu pengetahuan, arti kedisiplinan, serta

segala hal yang selalu diberikan dengan tulus sehingga penulis dapat

menyelesaikan pendidikan pada jenjang Perguruan Tinggi Negeri. Terima

kasih atas Do’a – do’a yang selalu dipanjatkan, nasehat, serta semangat untuk

terus menuntut ilmu.

6. Abang – abang dan Kakakku tersayang yang selalu memberikan dukungan

dan semangat kepada Penulis sampai dengan selesainya skripsi ini, khususnya

Kakakku Annisaa Naba’a. Terima kasih atas segala dukungan, perhatian, dan

kasih sayang yang telah kalian berikan.

7. Sahabat terbaik Penulis, Khoiriyah, yang telah menemani Penulis sejak dari

Sekolah Dasar sampai dengan menemani Penulis dalam pendaftaran masuk

UIN Jakarta. Terima kasih atas jasa dan kebaikanmu selama ini yang selalu

memberikan dukungan dan selalu ada dalam keadaan apapun.

Page 9: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

vii

8. Teman terbaik Penulis, Septiany Herman Susanto, Mutia Ulfah, Ismi

Anggraini, Tisna Aditya Maulana, Rengga Mayjesta, M. Anbiya Yusuf, Satrio

Senopati dan Cecep Hendrawan yang telah banyak memberi dukungan,

support dan semangat kepada Penulis. Terima kasih untuk kalian semua,

semoga segala kebaikan kalian dibalas oleh Allah SWT.

9. Vinsensius Fererius Antares Thomas yang telah banyak membantu Penulis

dan menemani Penulis dalam penyusunan sampai dengan selesainya skripsi

ini. Terima kasih atas perhatian, kasih sayang, serta waktu yang telah

diberikan untuk Penulis.

10. Teman-teman seperjuangan penyusunan skripsi Rachmatsyah Akbar, Fanny

Fatwati Putri, Tazkiatun Nafs Az Zahra, Novita Akria Putrid an yang lainnya

yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih atas dukungan dan

semangat yang kalian berikan.

11. Teman-teman seperjuangan Ilmu Hukum angkatan 2011 khususnya Ilmu

Hukum A, kepada Shinta, Tazkia, Chairunisa, Septiana, Ida, Fanny, Dhurifah,

Endang, Sri, Ummu, Novita, yang telah mewarnai kehidupan dibangku

perkuliahan selama delapan semester ini. Teman-teman Hukum Bisnis dan

Kelembagaan Negara yang lainnya yang tidak mungkin disebutkan satu per-

satu. Terima kasih karena telah banyak membantu penulis dan memberikan

dukungan.

12. Teman – teman di BEM FSH 2013-1014, Ahmad Fauzi, SH, Ahmad Zakial

Pajri Nas, Teguh Trisna Dewa, Maftuh, Afrita, Ghofur, Dzikri, Nur

Page 10: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

viii

Mujahiddin, Hasbi, Waldan, Juliansyah, Sri, Fanny, Suci, Bunga, Eko dan

pengurus yang lain yang tidak bisa disebutkan namanya oleh Penulis satu per

satu. Terima kasih atas kesempatannya menjadikan Penulis salah satu bagian

dari setiap kegiatan yang banyak memberikan manfaat, ilmu pengetahuan,

serta pengalaman yang sangat menginspirasi.

13. Teman-teman KKN Sagara, Ayas, Dani, Sulton, Soghi, Hakim, Muhyidin,

Pram, Jali, Owi, Hadyan, Opitasari, Rosabella, Ayu, Ndu dan Anisa. Yang

telah memberikan banyak kenangan selama KKN kepada penulis. Terima

kasih untuk kalian semua.

Atas seluruh bantuan dari semua pihak baik material maupun immaterial,

Penulis berdoa semoga Allah SWT memberi balasan yang berlipat. Penulis

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi Penulis khususnya dan bagi

pembaca umumnya

Jakarta,23 September 2015

Hilda Israa

Page 11: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

ix

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. ii

LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. iii

ABSTRAK ......................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................... v

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah............................................. 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 7

D. Tinjauan (Review) Studi Terdahulu ............................................ 8

E. Kerangka Teoritis dan Konseptual .............................................. 9

F. Metode Penelitian ........................................................................ 12

G. Sistematika Penulisan .................................................................. 16

BAB II HUBUNGAN JAMINAN DALAM PERJANJIAN KREDIT

A. Tinjauan Umum Tentang Kredit ................................................. 18

1. Kredit Menurut Undang-Undang Perbankan ....................... 19

2. Regulasi Bank Indonesia Terkait Pemberian Kredit ........... 22

3. Prinsip Pemberian Kredit ..................................................... 25

4. Wanprestasi Kredit .............................................................. 29

Page 12: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

x

B. Hubungan Jaminan Dalam Perjanjian Kredit .............................. 30

1. Jaminan Kredit ..................................................................... 32

2. Dasar Hukum Jaminan ......................................................... 33

3. Jaminan Kredit Sebagai Pengaman Pelunasan Kredit ......... 35

4. Pengikatan Jaminan ............................................................. 36

BAB III PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH DALAM PERJANJIAN

KREDIT DENGAN JAMINAN DAN EKSEKUSINYA

A. Kredit Bermasalah Dan Penyebabnya ........................................ 37

B. Kedudukan Kreditur Pemegang Benda Jaminan / Hak

Tanggungan ................................................................................. 40

C. Mekanisme Penyelesaian Kredit Bermasalah Pada Perjanjian

Kartu Kredit Dengan Jaminan ..................................................... 42

D. Eksekusi Jaminan ........................................................................ 47

E. Eksekusi Hak Tanggungan Pada Kredit Macet ........................... 48

BABIV ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI KUPANG NOMOR

73/Pdt.G/2013 PN.Kpg

A. PT Bank Central Asia Tbk .......................................................... 57

B. Posisi Kasus ................................................................................. 58

1. Pihak yang berperkara ........................................................... 58

2. Pertimbangan Hukum ............................................................ 63

3. Analisis Putusan Pengadilan Negeri Kupang No. 73/Pdt.G/2013

PN.Kpg .................................................................................. 68

Page 13: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

xi

C. Pelaksanaan Eksekusi Jaminan Atau HT Atas Alasan Cidera

Janji.............................................................................................. 72

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. 77

B. Saran ............................................................................................ 78

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 79

LAMPIRAN .......................................................................................................81

Page 14: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mengenal dan memahami bisnis perbankan di Indonesia merupakan

bagian yang tidak dapat dipisahkan dari mengenal dan memahami perekonomian

Indonesia. Sangat erat kaitannya antara kestabilan perbankan dengan kestabilan

perekonomian, demikian pula sebaliknya. Dengan begitu, peran yang diemban

oleh lembaga perbankan ini sedemikian besarnya sehingga sangat sulit bagi kita

untuk mengharapkan pertumbuhan ekonomi yang baik tanpa didukung penuh

oleh lembaga perbankan.1

Perbankan menurut Undang-Undang adalah segala sesuatu yang

menyangkut tentang bank: mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan

proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Dalam Undang-Undang

dijelaskan bahwa sektor perbankan memiliki posisi strategis sebagai lembaga

intermediasi dan penunjang sistem pembayaran. Pada saat ini, lembaga keuangan

tidak hanya melakukan kegiatan berupa pembiayaan investasi perusahaan, namun

juga berkembang menjadi pembiayaan untuk sektor konsumsi, distribusi, modal

kerja, dan jasa lainnya.2

1 Augustinus Sipahutar, Mangasa. Persoalan-Persoalan Perbankan Indonesia (Jakarta : Gorga

Media, 2007), h., 5 2 Ade Arthesa dan Edia Handiman, Bank & Lembaga Keuangan Bukan Bank (Jakarta : PT

INDEKS Kelompok Gramedia, 2006), h., 7

Page 15: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

2

Salah satu produk perbankan adalah memberikan kredit, atau dalam

perbankan syariah dikenal dengan istilah pembiayaan. Dalam kegiatan bank

melakukan pemberian kredit, sudah pasti akan terjadi suatu perjanjian kredit.3

Perjanjian kredit adalah perjanjian pemberian kredit antara pemberi kredit

dengan penerima kredit. Apabila kreditur dan debitur telah membuat perjanjian,

maka lahirlah hak dan kewajiban diantara kedua belah pihak. Kreditur

berkewajiban menyerahkan uang yang diperjanjikan dengan hak untuk menerima

kembali uang tersebut dari debitur tepat pada waktunya disertai bunga dan biaya.4

Sekarang ini hampir tidak ada satu kehidupan ekonomi yang tidak

bersentuhan dengan bank, khususnya yang berkenaan dengan pendanaan usaha di

bidang industri, perdagangan bahkan dibidang kehidupan rumah tangga biasa.5

Kegiatan pembangunan di bidang ekonomi tentu membutuhkan

penyediaan modal yang besar. Demikian pula halnya dengan suatu usaha yang

bergerak dalam bidang ekonomi dalam upaya meningkatkan proses produksinya

akan membutuhkan pendanaan seperti sebagai salah satu sumber dana yang

diantaranya dalam bentuk penyediaan perkreditan.

Dalam praktek perbankan untuk lebih mengamankan dana yang disalurkan

bank (kreditur) kepada peminjam (debitur) diperlukan pengaman berupa jaminan.

Adapun jaminan yang banyak digunakan adalah jaminan tanah didasarkan pada

3 Mariam Darus Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis (Bandung : ALUMNI, 1994), h., 107

4 Ahmad Yani dan Gunawan Wijaya, Seri Hukum Bisnis, Jaminan Fidusia (Jakarta : Radja

GrafIndo Perkasa, 2000), h., 2 5 Gunarto Suhardi, Usaha Perbankan dalam Perspektif Hukum (Yogyakarta : Kanisius, 2003), h.,

75

Page 16: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

3

pertimbangan bahwa tanah paling aman dan mempunyai nilai ekonomi relatif

tinggi. Jaminan hak tanggungan berupa tanah dianggap paling aman dan efektif

karena mudahnya dalam mengidentifikasi obyek hak tanggungan, jelas dan pasti

eksekusinya. Disamping itu, hutang yang dijamin dengan hak tanggungan harus

dibayar terlebih dahulu dari tagihan lainnya dengan uang hasil pelelangan tanah

yang menjadi obyek hak tanggungan.6

Hak dan kewajiban debitur dalam perjanjian pinjam meminjam uang atau

perjanjian kredit bersifat timbal balik dengan hak dan kewajiban kreditur. Bagi

Perbankan pemberian kredit kepada dunia usaha selalu mengandung resiko,

namun selama kedua belah pihak melaksanakan hak dan kewajibannya dengan

baik maka tidak akan terjadi perselisihan.

Oleh karenanya untuk mengamankan pengembalian dana yang disalurkan

perlu dilakukan pengikatan jaminan. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(KUHPerdata) telah memberikan pengaman kepada kreditur dalam menyalurkan

kredit kepada debitur, yakni dengan memberikan jaminan khusus Jaminan khusus

berupa kebendaan yang diminta oleh bank dalam penyaluran kredit merupakan

realisasi dari prinsip kehati-hatian perbankan (Prudential banking principle).7

Sehubungan dengan hal tersebut dalam Hukum Perdata dikenal dua jenis

hak kebendaan berdasarkan sifatnya, yaitu hak kebendaan yang memberikan

6 Agus Yudha Hernoko, Lembaga Jaminan Hak Tanggungan Sebagai Penunjang Kegiatan

Perkreditan Perbankan Nasional (Surabaya : UNAIR, 1998), h.,7 7 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1993), h.,

14

Page 17: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

4

kenikmatan dan hak kebendaan yang memberikan jaminan. Hak kebendaan yang

bersifat memberi jaminan ini senantiasa tertuju pada benda orang lain, baik benda

bergerak atau tidak bergerak.8

Fungsi jaminan kebendaan dalam suatu pinjaman hanya sebagai tambahan

saja, bukan yang utama. Artinya, jika analisis kreditor menyatakan bahwa seorang

debitur tidak dapat dipercaya, maka ketidak percayaan tersebut tidak dapat diganti

dengan pemberian suatu jaminan utang.9

Oleh karena itu, peranan penting dari jaminan tersebut adalah guna

memberikan hak dan kekuasaan kepada bank selaku kreditur untuk mendapatkan

pelunasan dengan barang-barang jaminan tersebut, apabila pihak peminjam

(debitur) cidera janji tidak membayar kembali hutangnya pada waktu yang telah

ditetapkan dalam perjanjian. Hal itu mungkin saja terjadi, karena tidak semua

nasabah yang mendapatkan pinjaman dari bank dapat menggunakan dananya

dengan benar dan berhasil. Fakta yang sering kali terjadi dilapangan adalah

debitur terlambat dalam melakukan pembayaran baik cicilan maupun bunga. Hal

ini pada akhirnya dapat menimbulkan masalah kemacetan, atau biasa disebut

dengan kredit bermasalah/kredit macet.

Kredit bermasalah merupakan bagian dari pengelolaan kredit bank, karena

kredit bermasalah itu sendiri risiko yang dihadapi oleh bisnis perbankan. Hampir

semua perbankan memiliki kredit bermasalah, bahkan dalam beberapa kasus,

8 Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum Perdata, Hukum Benda (Yogyakarta : Liberty, 2000),

h., 96 9 Munir Fuady, Hukum Jaminan Utang (Jakarta : Erlangga, 2013), h., 2

Page 18: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

5

kredit bermasalah di Indonesia berakhir ke penutupan beberapa bank. Sebagai

lembaga bisnis, perbankan harus meminimalisir kredit bermasalah tersebut

sehingga kepercayaan masyarakat ke perbankan akan tetap terjaga.10

Seperti kasus yang terjadi di Kupang, NTT pada Putusan Pengadilan

Negeri Kupang Nomor 73/Pdt.G/ 2013 PN.Kpg terkait dengan penyelesaian

kredit bermasalah atau macet pada perjanjian kredit dengan jaminan oleh PT

Bank Central Asia Tbk kepada Nasabahnya Irwan Marloanto yang sudah

menunggak dalam pembayaran cicilan kreditnya kepada pihak BCA sehingga

pihaknya mengirimkan surat teguran pembayaran pinjaman guna menyelesaikan

kredit bermasalah/macet ini.

Namun nasabah BCA tersebut, yakni Irwan tidak menggubris surat

teguran tersebut. Sampai pada surat teguran pembayaran pinjaman yang ketiga

tetap tidak ada itikad baik dari Irwan selaku debitur atau nasabah BCA untuk

melunasi pinjaman yang sudah menunggak. Pihak BCA yang menyadari tidak

adanya itikad baik dari debitur, akhirnya melakukan pengumuman pelelangan aset

atas jaminan pinjaman yang di tangguhkan kepada BCA melalui Koran Pos

Kupang. Irwan yang mengetahui pengumuman pelelangan aset jaminannya di

Koran Pos Kupang merasa sangat dirugikan secaara inmateriil dan merugikan

kredibilitas dan nama baiknya, sehingga Irwan menggugat PT Bank Central Asia

Tbk pada Pengadilan Negeri Kupang.

10

Ade Arthesa dan Edia Handiman, Bank & Lembaga Keuangan Bukan Bank (Jakarta : PT

INDEKS Kelompok Gramedia, 2006), h., 180

Page 19: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

6

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Mekanisme Penyelesaian Kredit

Bermasalah Pada Perjanjian Kredit Dengan Jaminan (Analisis Putusan

Nomor : 73/Pdt.G/2013 PN.Kpg)”

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

Pada sub bab ini penulis membagi menjadi dua pembahasan yaitu tentang

pembatasan masalah dan perumusan masalah yang penjelasannya sebagai berikut:

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, agar

pembahasan permasalahan skripsi ini tidak melebar dan lebih fokus pada

masalah, mengingat luasnya cakupan mengenai permasalahan kredit di dunia

Perbankan Indonesia, maka permasalahan ini penulis batasi hanya dilihat dari

mekanisme penyelesaian kredit bermasalah/macet pada perjanjian kredit

dengan jaminan dan proses eksekusi pelelangan yang ditinjau dari segi

yuridis, yaitu berdasarkan ketentuan Peraturan Bank Indonesia dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku pada saat ini.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang penulis batasi, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana mekanisme penyelesaian kredit bermasalah dalam perjanjian

kredit dengan jaminan dalam perundang-undangan?

Page 20: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

7

b. Bagaimana pelaksanaan eksekusi jaminan/ hak tanggungan atas alasan

debitur cidera janji?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penulisan skripsi ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan

penulisan secara umum dan tujuan penulisan secara khusus. Adapun

penjabaran dari tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Tujuan Umum

Tujuan khusus dari penulisan skripsi ini adalah :

1) Untuk mengetahui mekanisme penyelesaian kredit bermasalah pada

perjanjian kredit dengan jaminan sesuai dengan perundang-undangan

yang berlaku.

2) Untuk mengetahui tata cara eksekusi barang yang dijaminkan jika

debitur cidera janji.

b. Tujuan Umum

1) Kepentingan Akademis

Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang hukum bisnis

khususnya dalam hukum Perbankan dan Hukum Jaminan.

2) Kepentinga Praktis

Penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi perkembangan hukum

di Indonesia khususnya dalam hal perkreditan Bank.

Page 21: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

8

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis diharapkan dapat berguna untuk menambah ilmu

pengetahuan dan wawasan khususnya tentang perkreditan dan hukum

jaminan yang berlaku sekarang ini.

b. Manfaat Praktis

Secara praktis diharapkan dapat membantu dan menambah pengetahuan

jika suatu saat dihadapkan pada kasus serupa yang berkaitan dengan

penyelesaian kredit macet pada perjanjian kredit dengan jaminan, sesuai

dengan pengaturan-pengaturan yang terdapat di dalamnya dan menjadi

jalan keluar untuk menyelesaikan masalah.

D. Tinjauan (Review) Kajian Skripsi Terdahulu

Untuk menghindari kesamaan dalam penulisan skripsi, maka penulis akan

mereview beberapa skripsi terdahulu yang relevan dengan judul yang penulis

ajukan. Ada penelitian mengenai pemberian kredit pada skripsi yg berjudul

"Pengaturan Kredit Konstruksi Terhadap Developer di PT Bank Tabungan

Negara (Analisis Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/40/DKMP/2013)" yang

disusun oleh Ainul Arifatul Ulum (1110048000005) Ilmu Hukum Bisnis, Fakultas

Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014. di dalam

skripsi tersebut membahas tentang pengaturan pemberian kredit konstruksi oleh

PT BTN terhadap Developer dianalisis dari Surat Edaran Bank Indonesia Nomor

15/40/DKMP/2013. Yang membedakan skripsi tersebut dengan penelitian yg

Page 22: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

9

akan dilakukan penulis adalah bahwa penelitian yg akan penulis angkat adalah

mengenai "Mekanisme Penyelesaian Kredit Bermasalah Pada Perjanjian Kredit

Dengan Jaminan (Analisis Putusan Nomor : 73/Pdt.G/2013 PN.Kpg)”.

Yang ke dua, penelitian yang berjudul “Pembebanan Hak Tanggungan

Dalam Perjanjian Kredit Bank” yang disusun oleh Ni Ketut Lilik Purnama Dewi

(0516051244) Hukum Keperdataan, Fakultas Hukum Universitas Udayana

Denpasar, 2013. Di dalam penelitian ini membahas terkait dengan pembebanan

Hak Tanggungan, bagaimana akibat hukum terhadap surat kuasa membebankan

hak tanggungan yang tidak dilanjutkan ke Akta Pemberian Hak Tanggungan

(APHT) dalam hal terjadinya hutang Bank. Sedangkan penelitian yang akan

penulis teliti tentang penyelesaian kredit bermasalah dalam perjanjian kredit

dengan jaminan. Sepanjang penelusuran penulis pada judul skripsi di

perpustakaan FSH UIN, maka skripsi yg berjudul " Mekanisme Penyelesaian

Kredit Bermasalah Pada Perjanjian Kredit Dengan Jaminan (Analisis Putusan

Nomor : 73/Pdt.G/2013 PN.Kpg) ", belum pernah diangkat sebelumnya sebagai

suatu judul skripsi.

E. Kerangka Teoritis dan Konseptual

Untuk memudahkan pemahaman dalam penulisan ini, maka penulis akan

mencantumkan beberapa istilah yang sering digunakan atau dominan digunakan

dalam penelitian ini. Istilah yang dicantumkan dalam tinjauan pustaka ini juga

dapat dijadikan sebagai konsep atau kerangka berpikir untuk memahami dan

menjawab pertanyaan pertanyaan yang ada dalam rumusan masalah.

Page 23: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

10

1. Kerangka Teoritis

Kredit adalah istilah yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Para

karyawan, ibu-ibu rumah tangga, bahkan masyarakat sekarang ini banyak

melakukan kegiatan konsumsi melalui kegiatan perkreditan. Secara etimologi

istilah kredit berasal dari bahasa Latin, yaitu kata latin credo berarti saya

percaya (I trust).

Dalam praktek dunia perbankan, pemberian fasilitas kredit oleh bank

kepada nasabahnya akan dimulai dengan diajukannya permohonan/ aplikasi

oleh nasabah. Aplikasi yang diajukan nasabah harus dilengkapi dengan data

yang dikehendaki bank. Selanjutnya berdasarkan data tersebut bank akan

menganalisis sesuai dengan ketentuan dan prosedur untuk sampai pada satu

keputusan, disetujui atau tidak permohonan kredit yang diajukan.11

Kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah yang diberikan oleh

bank mengandung resiko, sehingga dalam pelaksanaannya bank harus

memerhatikan asas-asas perkreditan atau pembiayaan berdasarkan Prinsip

Syariah yang sehat. Untuk mengurangi resiko tersebut, jaminan pemberian

kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah merupakan factor penting

yang harus diperhatikan oleh bank karena jaminan memberikan keyakinan

atas kemampuan dan kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi

kewajibannya sesuai dengan perjanjian.12

11

Julius R. Latumaerissa, Mengenal Aspek-Aspek Operasi Bank Umum (Jakarta : Bumi

Aksaara, 1999), h., 43

12 Hermansyah. Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Edisi Revisi (Jakarta : Kencana, 2011),

h., 72

Page 24: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

11

2. Kerangka Konseptual

Pada bagian ini akan dikemukakan konsep dasar yang digunakan sebagai

dasar operasional dalam penelitian ini, antara lain :

a. Kredit

Pengertian kredit pada pasal 1 angka 11 Undang-Undang nomor 10 tahun

1998 tentang perubahan undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang

perbankan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

dengan itu,berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam

antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk

melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian

bunga.

b. Kredit Bermasalah

Kredit Bermasalah secara umum adalah semua kredit yang mengandung

resiko tinggi. Kredit bermasalah adalah kredit-kredit yang mengandung

kelemahan atau tidak memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan

oleh bank.13

c. Perjanjian Kredit dan Perjanjian Jaminan

Perjanjian Kredit adalah perjanjian pokok (principal) yang bersifat riil.

Sebagai perjanjian prinsipil, maka perjanjian jaminan adalah assessor-nya.

13

Ade Arthesa dan Edia Handiman, Bank & Lembaga Keuangan Bukan Bank (Jakarta : PT

INDEKS Kelompok Gramedia, 2006), h., 181

Page 25: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

12

Ada dan berakhirnya perjanjian jaminan bergantung pada perjanjian

pokok. Arti riil ialah bahwa terjadinya pejanjian kredit ditentukan oleh

penyerahan uang oleh bank kepada nasabah debitur.14

d. Jaminan dan Agunan

Menurut ketentuan Pasal 2 Ayat (1) Surat Keputusan Direksi Bank

Indonesia No. 23/69/KEP/DIR tanggal 28 Februari 1991 tentang Jaminan

Pemberian Kredit, bahwa yang dimaksud dengan jaminan adalah suatu

keyakinan bank atas kesanggupan debitur untuk melunasi kredit sesuai

dengan yang diperjanjikan. Sedangkan menurut ketentuan Pasal 1 butir 3

yang dimaksud Agunan adalah jaminan tambahan yang diserahkan

nasabah debitur kepada bank dalam rangka pemberian fasilitas kredit atau

pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah.15

e. Eksekusi

Eksekusi adalah suatu tindakan hukum yang dilakukan oleh pengadilan

kepada pihak yang kalah dalam suatu perkara. Tindakan yang

berkesinambungan dari keseluruhan proses hukum acara perdata.16

F. Metode Penelitian

Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode,

sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau

14

Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Edisi Revisi (Jakarta : Kencana, 2011),

h., 71 15

Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Edisi Revisi (Jakarta : Kencana, 2011),

h., 73 16

Yahya Harahap, Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata, Edisi Kedua (Jakarta

: Sinar Grafika, 2013), h., 1

Page 26: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

13

beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya, untuk kemudian

mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan-permasalahn yang timbul

dalam gejala yang bersangkutan.17

1. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode

yuridis normatif, yaitu penelitian yang dilakukan mengacu pada norma hukum

yang terdapat pada pengaturan perundang-undangan dan keputusan

pengadilan serta norma-norma yang berlaku di masyarakat atau juga yang

menyangkut kebiasaan yang berlaku di masyarakat.18

2. Pendekatan Masalah

Sehubungan dengan tipe penelitian yang digunakan yakni yuridis-normatif,

yaitu penelitian yang menggunakan studi hukum (normatif). Maka dalam

studi hukum, pendekatan yang dilakukan adalah Pendekatan Perundang-

undangan (Statute Approach) dan Pendekatan konsep (Conceptual Approach).

Undang-Undang Untuk Meneliti Aturan-aturan yang menbahas mengenai

pengaturan pemberian kredit dengan jaminan dan eksekusi jaminan oleh bank.

Sedangkan pendekatan konsep digunakan untuk memahami konsep

pemberian kredit. Dengan pendekatan ini, Penulis akan mendapatkan

informasi dari berbagai aspek mengenai isu yang akan dibahas.19

17

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta : Universitas Indonesia Press, 1986,

Cet- III), h., 42 18

Soerdjono Soekanto dan Sri Mahmudji, Peranan dan Penggunaan Kepustakaan di dalam

Penelitian Hukum (Jakarta: Pusat Dokumentasi Universitas Indoesia, 1979), h., 18 19

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum (Jakarta: Kencana,2010, Cet. IV), h., 93

Page 27: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

14

3. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan sumber data primer dan data sekunder, yaitu :

a. Data primer : Merupakan bahan penelitian yang berupa fakta-fakta

empiris sebagai perilaku maupun hasil perilaku manusia. Baik dalam

bentuk perilaku verbal perilaku nyata, maupun perilaku yang terdorong

dalam barbagai hasil perilaku atau catatan-catatan/ arsip.20

Data primer

diperoleh secara langsung dari lokasi penelitian yaitu dengan cara

wawancara langsung dan observasi atau pengamatan secara langsung

dilapangan

b. Data sekunder ; Merupakan bahan hukum dalam penelitian yang di ambil

dari studi kepustakaan yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan

hukum sekunder dan bahan non hukum. Data sekunder diperoleh dengan

studi dokumentasi dan penelusuran literatur yang berkaitan dengan kartu

kredit dan kredit bermasalah dan teori yang mendukungnya.

c. Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang bersifat autoritatif artinya

memiliki suatu autoritas mutlak dan mengikat. Berupa ketentuan hukum

yang mengikat seperti, peraturan perundang-undangan, catatan resmi dan

lain-lain yang berkaitan dengan kredit dan kredit bermasalah.

d. Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang memberikan penjelasan

terhadap/ mengenai bahan hukum primer. Seperti doktrin, jurnal, karya

ilmiah dibidang hukum dan lain-lain.

20

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum (Jakarta : Kencana, 2005), h., 141

Page 28: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

15

e. Bahan hukum tersier ( non hukum) adalah bahan hukum yang relevan

seperti kamus hukum, ensiklopedia dan kamus hukum lain yang masih

relevan.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan

bantuan bermacam-macam material yang terdapat diruang perpustakaan.21

Data diperoleh dengan membaca literature-literatur yang berhubungan

dengan masalah penelitian seperti : buku-buku tentang Hukum Perbankan

dan Hukum Jaminan, jurnal, artikel, maupun informasi yang ada dimedia

cetak maupun elektronik.

5. Satuan Pengamatan dan Satuan Analisis

a. Satuan pengamatan adalah satuan tempat untuk memperoleh informasi

tentang satuan analisis. Pada penelitian ini yang menjadi satuan

pengamatan adalah Putusan Nomor : 73/Pdt.G/2013 PN.Kpg.

b. Satuan analisis adalah objek yang menjadi pusat perhatian yang dari

padanya terkandung informasi yang ingin diketahui. Sedangkan yang

menjadi satuan analisis adalah kredit bermasalah pada perjanjian kredit

dengan jaminan.

21

Syamsir Salam dan Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta : UIN Press, 2006), h.,

4

Page 29: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

16

6. Analisis Data

Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan metode

penelitian yang bersifat deskriptif analitis, yaitu metode yang berusaha

mengumpulkan data yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, analisis

data yang dipergunakan adalah pendekatan kualitatif terhadap data primer dan

data sekunder. 22

7. Pedoman Penulisan Skripsi

Penulisan dan penyusunan skripsi ini berpedoman pada buku “Pedoman

Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2015.”

G. Sistematika Penulisan

Pada penulisan skripsi ini disusun berdasarkan buku “Pedoman Penulisan

Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2015”

dengan sistematika yang terbagi dalam 5 (lima) bab. Dimana masing-masing bab

terdiri atas beberapa sub-bab sesuai pokok-pokok pembahasan dan materi yang

diteliti. Adapun perincian sebagai berikut :

Pada bab satu ini berisi tentang latar belakang penulisan skripsi, pembatasan

dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan (review) studi

terdahulu, kerangka teoritis dan konseptual, metode penelitian, dan sistematika

penulisan.

22

Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum (Jakarta : Sinar Grafika, 2010), h., 107

Page 30: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

17

Bab ke dua berisi tentang, pengaturan kredit dan jaminan kredit perbankan.

Dalam bab ini menguraikan tinjauan umum tentang kredit dan jaminan kredit

serta aturannya di dalam undnag-undang.

Bab tiga berisi tentang penyelesaian kredit bermasalah dalam perjanjian kredit

dengan jaminan dan eksekusinya. Dalam bab ini menguraikan penyelesaian kredit

bermasalah serta eksekusi jaminan kredit.

Bab empat berisi tentang analisis penyelesaian kredit bermasalah pada

perjanjian kredit dengan jaminan (analisis putusan nomor : 73/Pdt.G/2013

PN.Kpg). Dalam bab ini penulis menganalisis tentang putusan yang diangkat

yang merupakan inti dari permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini.

Bab lima berisikan seluruh rangkaian bab-bab sebelumnya,yang berisikan

kesimpulan yang dibuat berdasarkan uraian skripsi ini. Pada bab ini dilengkapi

dengan saran-saran penulis.

Page 31: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

18

BAB II

HUBUNGAN JAMINAN DALAM PERJANJIAN KREDIT

A. Tinjauan Umum Tentang Kredit

Kredit adalah istilah yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia.

Perkataan kredit bukan hanya dikenal oleh masyarakat perkotaan, tetapi juga

dikenal oleh masyarakat di pedesaan. Para karyawan, ibu rumah tangga, bahkan

masyarakat sekarang ini banyak melakukan kegiatan konsumsi melaui kegiatan

perkreditan. Hal ini menandakan bahwa kredit sudah menyapu dengan pola dan

gaya hidup masyarakat, baik di kota maupun di desa.1

Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani (credere) yang berarti

kepercayaan (truth atau faith). Oleh karena itu dasar dari kredit ialah kepercayaan.

Seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit (kreditur) percaya bahwa

penerima kredit (debitur) dimasa mendatang akan sanggup memenuhi segala

sesuatu yang telah dijanjikan.2

Dalam praktek dunia perbankan, pemberian fasilitas kredit oleh bank

kepada nasabahnya akan dimulai dengan diajukannya permohonan atau aplikasi

oleh nasabah. Aplikasi yang diajukan nasabah harus dilengkapi dengan data yang

dikehendaki bank. Selanjutnya berdasarkan data tersebut bank akan menganalisis

1 Julius R. Latumaerissa, Mengenal Aspek-Aspek Operasi Bank Umum (Jakarta : Bumi Aksara,

1999), h., 43 2 Thomas Suyatno, dkk, Dasar – Dasar Perkreditan Edisi Keempat (Jakarta : Gramedia Pustaka

Utama, 1995), h., 12

Page 32: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

19

sesuai dengan ketentuan dan prosedur untuk sampai pada satu keputusan,

disetujui atau tidak permohonan kredit yang diajukan.

Dengan tingkat persaingan sekarang, setiap bank berupaya untuk

memberikan pelayanan yang cepat kepada para nasabahnya, termasuk dalam

menentukan jangka waktu lamanya suatu permohonan kredit harus diputuskan.

Berkaitan dengan jangka waktu pemutusan kredit, ada bank yang menentukan

pemutusan dua minggu, satu minggu, bahkan ada yang beberapa hari.

1. Kredit Menurut Undang-Undang Perbankan

Kredit atau biasa disebut Pembiayaan dalam UU No. 21 Tahun 2008

tentang Perbankan Syariah, dijelaskan pada Pasal 1 ayat (25), Pembiayaan

adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu

berupa:

a. transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah;

b. transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam

bentuk ijarah muntahiya bittamlik;

c. transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan

istishna’;

d. transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan

e. transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi

multijasa

Page 33: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

20

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan/atau

UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau

diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka

waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.

UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah

dengan UU No. 10 Tahun 1998 (UU Perbankan) mendefinisikan kredit

sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank

dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi

utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Berdasarkan pasal tersebut terdapat beberapa unsur perjanjian kredit

yaitu :

a. Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu;

b. Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara

bank dengan pihak lain

c. Terdapat kewajiban pihak peminjam untuk melunasi utangnya dalam

jangka waktru tertentu;

d. Pelunasan utang yang disertai dengan bunga.

Unsur pertama dari Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang

dapat dipersamakan dengan itu; uang di sini seiogianya ditafsirkan sebagai

sejumlah dana (tunai dan saldo rekening giro) baik dalam mata uang rupiah

Page 34: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

21

maupun valuta asing. Dalam pengertian “penyediaan tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu” adalah cerukan (overdraft), yaitu saldo negatif pada

rekening giro nasabah yang tidak dapat dibayar lunas pada akhir hari,

pengambilalihan tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang (factoring) dan

pengambilalihan (pembelian) kredit atau piutang dari pihak lain seperti

negosiasi hasil ekspor.

Unsur kedua dari kredit adalah persetujuan atau kesepakatan antara

bank dan debitur. Sesuai dengan Pasal 1320 KUH Perdata, agar suatu

perjanjian menjadi sah diperlukan empat syarat, yaitu kesepakatan para pihak,

kecakapan untuk membuat perjanjian, terdapat obyek tertentu dan ada suatu

kausa (cause) yang halal. Selain kesepakatan antara debitur dan kreditur juga

diperlukan ketiga syarat lain tersebut di atas sebagai dasar untuk menyatakan

sahnya suatu perjanjian.

Unsur ketiga dari kredit adalah adanya kewajiban debitur untuk

mengembalikan jumlah keseluruhan kredit yang dipinjam kepada kreditur

dalam 1 vide Pasal 1 angka 11 UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan

sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 jangka waktu

tertentu. Hal ini merupakan konsekuensi logis dari adanya hubungan pinjam

meminjam antara debitur dan kreditur.

Unsur yang terakhir adalah adanya pengenaan bunga terhadap kredit

yang dipinjamkan. Bunga merupakan nilai tambah yang diterima kreditur dari

debitur atas sejumlah uang yang dipinjamkan kepada debitur dimaksud. Selain

Page 35: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

22

pengertian mengenai Kredit sebagaimana dimaksud di atas, dalam UU

Perbankan juga dikenal adanya Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah yang

merupakan bentuk penyediaan dana yang dilakukan oleh Bank yang

melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. Pembiayaan

berdasarkan Prinsip Syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara

bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk

mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu

dengan imbalan atau bagi hasil.

2. Regulasi Bank Indonesia Terkait Pemberian Kredit

Pengaturan dan pengawasan mengenai kelembagaan, kesehatan,

aspek kehati-hatian, dan pemeriksaan bank merupakan lingkup pengaturan

dan pengawasan microprudential yang menjadi tugas dan wewenang Otoritas

Jasa Keuangan atau biasa disebut OJK. Adapun lingkup pengaturan dan

pengawasan macroprudential, yakni pengaturan dan pengawasan selain yang

diatur dalam pasal tertentu, merupakan tugas dan wewenang Bank Indonesia.

Dalam rangka pengaturan dan pengawasan macroprudential, OJK membantu

Bank Indonesia melakukan himbauan moral kepada Perbankan.

Pemberian kredit merupakan kegiatan utama bank yang mengandung

risiko yang dapat berpengaruh pada kesehatan dan kelangsungan usaha bank.

Namun mengingat sebagai lembaga intermediasi, sebagian besar dana bank

Page 36: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

23

berasal dari dana masyarakat, maka pemberian kredit perbankan banyak

dibatasi oleh ketentuan undang-undang dan ketentuan Bank Indonesia.

Menurut ketentuan Pasal 1 butir 5 Peraturan Bank Indonesia No.

7/2/PBI/2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum, yang dimaksud

dengan kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam

antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk

melunasi utang setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Uundang-Undang Perbankan telah mengamanatkan agar bank

senantiasa berpegang pada prinsip kehati-hatian dalam melaksanakan kegiatan

usahanya, termasuk dalam memberikan kredit. Selain itu, Bank Indonesia

sebagai otoritas perbankan juga menetapkan peraturan-peraturan dalam

pemberian kredit oleh perbankan. Salah satunya adalah Kewajiban

Penyusunan dan Pelaksanaan Kebijaksanaan Perkreditan Bank bagi Bank

Umum.

Sebagaimana telah dikemukakan, bank dalam melakukan kegiatan

usaha terutama dengan menggunakan dana masyarakat yang dipercayakan

kepada bank. Pemberian kredit merupakan kegiatan utama bank yang

mengandung risiko yang dapat berpengaruh pada kesehatan dan kelangsungan

usaha bank, sehingga dalam pelaksanaannya bank harus berpegang pada azas-

azas perkreditan yang sehat guna melindungi dan memelihara kepentingan

dan kepercayaan masyarakat.

Page 37: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

24

Agar pemberian kredit dapat dilaksanakan secara konsisten dan

berdasarkan azas-azas perkreditan yang sehat, maka diperlukan suatu

kebijakan perkreditan yang tertulis. Berkenaan dengan hal tersebut, Bank

Indonesia telah menetapkan ketentuan mengenai kewajiban bank umum untuk

memiliki dan melaksanakan kebijakan perkreditan bank berdasarkan pedoman

penyusunan kebijakan perkreditan bank dalam SK Dir BI No.

27/162/KEP/DIR tanggal 31 Maret 1995. Berdasarkan SK Dir BI tersebut,

Bank Umum wajib memiliki kebijakan perkreditan bank secara tertulis yang

disetujui oleh dewan komisaris bank dengan sekurang-kurangnya memuat dan

mengatur hal-hal pokok sebagai berikut :

a. Prinsip kehati-hatian dalam perkreditan;

b. Organisasi dan manajemen perkreditan;

c. Kebijakan persetujuan kredit;

d. Dokumentasi dan administrasi kredit;

e. Pengawasan kredit;

f. Penyelesaian kredit bermasalah.

Kebijakan perkreditan bank dimaksud wajib disampaikan kepada Bank

Indonesia. Dalam pelaksanaan pemberian kredit dan pengelolaan perkreditan

bank wajib mematuhi kebijakan perkreditan bank yang telah disusun secara

konsekuen dan konsisten.

Page 38: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

25

3. Penggolongan Kredit

Beragam jenis usaha, menyebabkan beragam pula kebutuhan akan

dana. Kebutuhan dana yang beragam menyebabkan jenis kredit juga menjadi

beragam. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dana yang diinginkan

nasabah. Secara umum penggolongan kredit dapat dilihat dari berbagai segi

antara lain :3

1) Dilihat dari Segi Kegunaan

a. Kredit Investasi

Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya

digunakan untuk keperluan usaha atau membangun proyek atau

pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. Contoh kredit

investasi misaalnya untuk membangun pabrik atau membeli

mesin-mesin. Masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif

lebih lama dan dibutuhkan modal yang relative besar pula.

b. Kredit Modal Kerja

Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk

keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Sebagai

contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku,

membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan

dengan proses produksi perusahaan.

3 Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan Edisi Revisi (Jakarta : Rajawali Pers, 2012), h., 120

Page 39: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

26

2) Dilihat dari Segi Tujuan Kredit

a. Kredit Produktif

Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau

investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau

jasa. Sebagai contohnya kredit untuk membangun pabrik yang

nantinya akan menghasilkan barang dan kredit pertanian akan

menghasilkan produk pertanian, kredit pertambangan

menghasilkan bahan tambang atau kredit industrin akan

menghasilkan barang industry.

b. Kredit Konsumtif

Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribaadi. Dalam

kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan,

karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau

badan usaha. Sebagai contoh kredit perumahan, kredit mobil

pribadi, kredit perabotan rumah tangga, dan kredit konsumtif

lainnya.

c. Kredit Perdagangan

Merupakan kredit yang diberikan kepada pedagang dan digunakan

untuk membiayai aktivitas perdagangannya seperti untuk membeli

barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil

penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan

kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli

Page 40: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

27

barang dalam jumlah besar. Contoh kredit ini misalnya kredit

ekspor dan impor.

3) Dilihat dari Segi Jangka Panjang

a. Kredit jangka pendek

Merupa kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun

atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk

keperluan modal kredit. Contohnya untuk peternakan, misalnya

kredit pertenakan ayam atau jika untuk pertanian misalnya

tanaman padi atau palawija.

b. Kredit jangka menengah

Jangaka waktu kreditnya berkisar antara satu tahun sampai dengan

tiga tahun dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan

investasi. Sebagai contoh kredit untuk pertanian seperti jeruk atau

pertenakan kambing.

c. Kredit jangka panjang

Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling apanjang.

Kreedit jangka panjang waktu pengembaliannya diatas tiga tahun

atau lima tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang

seperti perkebunan karet , kelapa sawit atau manufaktur dan untuk

kredit konsumtif seperti kredit perumahan.

Page 41: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

28

4) Dilihat dari Segi Jaminan

a. Kredit dengan jaminan

Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan. Jaminan

tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak beerwujud

atau jaminan orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan

dilindungi minimal senilai jaminan aatau untuk kredit tertentu

jaminan harus melebihi jumlah kredit yang diajukan si calon

debitur.

b. Kredit tanpa jaminan

Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang

tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha,

karakter serta loyalitaas atau nama baik si calon debitur selama

berhubungan dengan bank atau pihak lain.

5) Dilihat dari Segi Sektor Usaha

a. Kredit pertanian, meerupakan kredit yang dibiayai untuk sector

perkebunan atau pertanian

b. Kredit peternakan, merupakan kredit yang diberikan untuk sector

peternakan baik jangka pendek maupunjangka panjang.

c. Kredit industry, merupakan kredit yang diberikan untuk

membiayai industry, baik industry kecil, industry menengah atau

industry besar.

Page 42: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

29

d. Kredit pertambangan, merupakan kredit yang diberikan kepada

usaha tambang.

e. Kredit pendidikan, murapakan kredit yang diberikan untuk

membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula

berupa kredit untuk para mahasiswa.

f. Kredit profesi, merupakan kredit yang diberikan kepada para

kalangan professional seperti dosen, doketr atau pengacara.

g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan

atau pembelian perumahan dan biasanya berjangka panjang. Dan

sektor-sektor lainnya.

4. Wanprestasi Dalam Kredit

Wanprestasi biasa disebut juga dengan istilah “cidera janji”. Dalam

bahasa Inggris, wanprestasi sering disebut dengan “default” atau

“nonfulfillment” atau “breach of contract” adalah tidak dilaksanakannya suatu

prestasi atau kewajiban sebagaimana mestinya yang telah disepakati bersama,

seperti yang tersebut dalam kontrak yang bersangkutan.

Wanprestasi dalam kredit adalah tidak memenuhi atau lalai

melaksanakan kewajiban sebagaimana yang ditentukan dalam perjanjian yang

dibuat antara kreditur dengan debitur.4

4 Ah Azharudin Latif dan Nahrowi, Pengantar Hukum Bisnis Pendekatan Hukum Positif & Hukum

Islam (Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h., 49

Page 43: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

30

Konsekuensi yuridis dari tindakan wanprestasi adalah timbul hak dari

pihak yang dirugikan dalam kontrak tersebut untuk menuntut ganti kerugian

dari pihak yang telah merugikannya, yaitu pihak yang telah melakukan

wanprestasi.5

Seorang debitur baru dikatakan wanprestasi apabila ia telah diberikan

somasi oleh kreditur atau Juru Sita. Somasi itu minimal telah dilakukan

sebanyak tiga kali oleh kreditur atau Juru Sita. Apabila somasi itu tidak

diindahkannya, maka kreditur berhak membawa pesoalan itu ke pengadilan.

Dan pengadilan yang akan memutuskan, apakah debitur wanprestasi atau

tidak6

B. Hubungan Jaminan Dalam Perjanjian Kredit

Pada dasarnya istilah jaminan berasal dari kata “jamin” yang berarti

“tanggung”, sehingga jaminan dapat diartikan sebagai tanggungan.7 Menurut

Undang-undang No. 10 Tahun 1998, Pasal 1 angka 23 tentang Perbankan,

Jaminan adalah keyakinan atas kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi

kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikannya.

Perjanjian adalah suatu peristiwa di mana dua orang atau dua pihak saling

berjanji untuk melakukan suatu hal atau suatu persetujuan yang dibuat oleh ke

dua pihak atau lebih, masing-masing sepakat untuk menaati apa yang tesebut

5 Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis (Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2012) h., 17

6 Ah Azharudin Latif dan Nahrowi, Pengantar Hukum Bisnis Pendekatan Hukum Positif & Hukum

Islam (Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h., 49 7 Ah Azharudin Latif dan Nahrowi, Pengantar Hukum Bisnis Pendekatan Hukum Positif & Hukum

Islam (Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h., 194

Page 44: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

31

dalam persetujuan itu. Perjanjian Kredit adalah perjanjian pokok (principal) yang

bersifat riil. Sebagai perjanjian prinsipil, maka perjanjian jaminan adalah

assessor-nya. Ada dan berakhirnya perjanjian jaminan bergantung pada perjanjian

pokok. Arti riil ialah bahwa terjadinya pejanjian kredit ditentukan oleh

penyerahan uang oleh bank kepada nasabah debitur.8

Kegiatan pinjam-meminjam uang telah dilakukan sejak lama dalam

kehidupan masyarakat yang telah mengenal uang sebagai alat pembayaran. Dalam

kegiatan pinjam-meminjam uang yang terjadi di masyarakat dapat diperhatikan

bahwa umumnya sering dipersyaratkan adanya penyerahan jaminan utang oleh

pihak peminjam kepada pihak pemberi pinjaman.

Kegiatan pinjam-meminjam uang yang dikaitkan dengan persyaratan

penyerahan jaminan utang banyak dilakukan oleh perorangan dan berbagai badan

usaha. Dalam pelaksanaan penilaian jaminan utang dari segi hukum, pihak

pemberi pinjaman seharusnya melakukannya menurut (berdasarkan) ketentuan

hukum yang berkaitan dengan objek jaminan utang dan ketentuan hukum tentang

penjaminan utang yang disebut sebagai hukum jaminan.

Sementara itu, bank konvensional (bank yang melakukan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip bunga) sebagai salah satu badan usaha yang memberikan

pinjaman uang kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit mensyaratkan

adanya penyerahan jaminan kredit oleh pemohon kredit. Dalam kegiatan

8 Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Edisi Revisi (Jakarta : Kencana, 2011), h.,

71

Page 45: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

32

operasional bank konvensional pada umumnya ditemukan adanya jaminan utang

atau yang lazim disebut jaminan kredit.9

1. Jaminan Kredit

Jaminan kredit atau jaminan utang pada umumnya dipersyaratkan dalam

suatu pemberian kredit. Dari beberapa ketentuan yang berlaku di bidang

perbankan dapat disimpulkan bahwa jaminan keredit hampir selalu di

persyaratkan pada setiap skim perkreditan. Tetapi sepanjang yang dapat

diketahui tidak terdapat suatu alasan bagi bank untuk mensyaratkan adanya

kewajiban (calon) debitur untuk menyerahkan (memberikan) sesuatu jaminan

kredit, kecuali karena adanya ketentuan hukum jaminan yang berlaku,

misalnya ketentuan pasal 1131 KUH Perdata tentang kedudukan harta pihak

yang berutang sebagai jaminan atas utangnya.10

Pengertian Jaminan Kredit/Jaminan Utang adalah pemberian keyakinan

kepada pihak kreditor atas pembayaran utang-utang yang telah diberikannya

kepada debitor, dimana hal ini terjadi karena hukum ataupun terbit dari suatu

perjanjian yang bersifat assessoir terhadap perjanjian pokoknya-berupa

perjanjian yang menerbitkan utang-piutang.11

9 M.Bahsan, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia (Jakarta : RajaGrafindo

Persada, 2007), h., 3 10

M.Bahsan, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia (Jakarta : RajaGrafindo

Persada, 2007), h., 102 11

Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis (Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2012), h., 8

Page 46: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

33

2. Dasar Hukum Jaminan

Dalam hukum positif Indonesia terdapat berbagai peraturan perundang-

undangan yang mengatur jaminan dalam rangka melaksanakan sistem kehati-

hatian (prudential) yang harus dilakukan oleh industry perbankan, termasuk

perbankan syari’ah. Peraturan perundang-undangan tersebut antara lain dapat

dilihat dalam ketentuan-ketentuan UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,

yang telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998, Peraturan Perundang-

undnagan Bank Indonesia dan KUH Perdata. Berikut beberapa pasal yang

terkait urgensitas jaminan di perbankan :12

a. Dalam UU No. 10 tahun 1998 terdapat pada pasal 8 dan penjelasan pasal 8

ayat (1) serta pasal 12 ayat (1) berikut ini:

Pasal 8 ayat (1) berbunyi :

“…Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip

syari’ah, Bank umum wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis

yang mendalam atau itikad baik dan kemampuan serta kesanggupan

debitur untuk melunasi hutangnya atau mengembalikan pembiayaan

dimaksud sesuai dengan yang di perjanjikan”

Penjelasan atas Pasal 8 ayat (1) berbunyi :

“Kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang diberikan bank

mengandung resiko, sehingga dalam pelaksanaannya bank harus

memperhatikan asas-asas perkreditan atau pembiayaan berdasarkan

prinsip syari’ah yang sehat. Untuk mengurangi resiko tersebut, jaminan

pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dalam arti

keyakinan atas kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi

kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan merupakan faktor penting

yang harus diperhatikan bank. Untuk memeperoleh keyakinan tersebut,

12

Ah Azharudin Latif dan Nahrowi, Pengantar Hukum Bisnis Pendekatan Hukum Positif &

Hukum Islam (Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h., 197

Page 47: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

34

sebelum memberikan kredit, bank harus melakukan penilaian yang

seksama terhadap watak, kemampuan, modal, agunan, dan prospek usaha

dari Nasabah Debitur. Mengingat bahwa agunan sebagai salah satu unsure

pemberian kredit, maka apabila berdasarkan unsure-unsur lain telah dapat

diperoleh keyakinan atas kemampuan Nasabah Debitur mengembalikan

utangnya, agunan dapat hanya berupa barang, proyek atau hak tagih yang

dibiayai dengan kredit yang bersangkutan…”

Pasal 12A ayat (1) berbunyi :

“Bank Umum dapat membeli sebagian atau seluruh agunan, baik melalui

pelelangan maupun di luar pelelangan berdasarkan penyerahan secara

sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual di

luar lelang dari pemilik agunan dalam Nasabah Debitur tidak memenuhi

kewajibannya kepada bank, dengan ketentuan yang dibeli tersebut

dicairkan secepatnya”

b. Dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 5/7/PBI/2003 tentang Kualitas

Aktiva Produktif Bagi Bank Syariah Pasal 2 ayat (1) dan penjelasannya,

dan pada PAPSI (Pedoman Akuntansi Perbankan Syari’ah Indonesia)

tahun 2003 Bank Indonesia :

Penanaman dana Bank Syariah pada Aktiva Produktif wajib dilaksanakan

berdasarkan prinsip kehati-hatian. Pasal 2 ayat (1),

“Yang dimaksud dengan prinsip kehati-hatian dalam penanaman dana

yaitu penanaman dana dilakukan antara lain berdasarkan : 1) Analisis

kelayakan usaha dengan memperhatikan sekurang-kurangnya factor 5C

(Character, Capital, Capacity, Conditional of economy dan Collateral); 2)

Penilaian terhadap aspek prospek usaha, kondisi keuangan dan

kemampuan membayar”

PAPSI (Pedoman Akutansi Perbankan Syariah Indonesia) Tahun 2003

“Pada prinsipnya dalam pembiayaan mudharabah tidak dipersyaratkan

adanya jaminan, namun agar tidak terjadi moral hazard berupa

penyimpangan oleh pengelola dana, pemilik dana dapat meminta jaminan

dari pengelola dana atau pihak ketiga. Jaminan ini hanya dapat dicairkan

Page 48: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

35

apabila pengelola dana terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal

yang telah disepakati bersama dalam akad”

c. Dalam KUH Perdata pasal 1131 dan Pasal 1132

Pasal 1131 KUH Perdata,

“Segala kebendaan si berutang, baik yang bergerak maupun yang tidak

bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru ada di kemudian hari,

menjadi tanggungan untuk segala perikatannya perseorangan”

Pasal 1132 KUH Perdata,

“Kebendaan tersebut menjadi jaminan bersama-sama bagi semua orang

yang menguntungkan padanya; pendapatan penjualan benda-benda itu

dibagi menurut keseimbangan yaitu menurut besar-kecilnya piutang

masing-masing kecuali apabila di antara para berpiutang itu ada alasan-

alasan yang sah untuk didahulukan”

3. Jaminan Kredit Sebagai Pengaman Pelunasan Kredit

Bank sebagai badan usaha yang memberikan kredit kepada debitur wajib

melakukan upaya pengamanan agar kredit tersebut dapat dilunasi debitur yang

bersangkutan. Kredit yang tidak dilunasi oleh debitur baik seluruhnya maupun

sebagian akan merupakan kerugian bagi bank. Kerugian yang menunjukan

jumlah yang relative besar akan memengaruhi tingkat kesehatan bank dan

kelanjutan usaha bank. Oleh karena itu, sekecil apapun nilai uang dari kredit

yang telah diberikan kepada debitur harus tetap diamankan sesuai dengan

prinsip kehati-hatian.

Keterkaitan jaminan kredit dengan pengamanan kredit dapat disimpulkan

dari ketentuan Pasal 1131 KUH Perdata sehingga merupakan upaya lain atau

alternative yang dapat digunakan bank untuk memperoleh pelunasan kredit

Page 49: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

36

pada waktu debitur ingkar janji kepada bank.bila di kemudian hari debitur

ingkar janji, yaitu tidak melunasi utang sesuai dengan ketentuan perjanjian

kredit, maka hal tersebut dinyatakan sebagai kredit macet. Pada saat debitur

ingkar janji, fungsi jaminan kredit untuk mengamankan pelunasan kredit akan

terlaksana dengan baik.13

4. Pengikatan Jaminan Kredit

Terhadap setiap objek jaminan kredit yang diserahkan debitur dan

disetujuin bank, harus segera diikat sebagai jaminan utang. Bank seharunya

mengikat objek jaminan kredit secara sempurna, yaitu dengan mengikuti

ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang jaminan

utang.

Pengikatan atau penguasaan jaminan kredit seharusnya dilakukan sebelum

diizinkannya debitur menarik dana kredit. Keharusan pengikatan dan

penguasaan jaminan kredit merupakan bagian dari persyaratan administrative

yang sudah diselesaikan sebelum kredit disalurkan dananya kepada debitur.14

13

M.Bahsan, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia (Jakarta : RajaGrafindo

Persada, 2007), h., 104 14

M.Bahsan, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia (Jakarta : RajaGrafindo

Persada, 2007), h., 132

Page 50: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

37

BAB III

PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH DALAM PERJANJIAN

KREDIT DENGAN JAMINAN DAN EKSEKUSINYA

A. Kredit Bermasalah dan Penyebabnya

Setiap bank sesekali tentu akan menjumpai pinjaman yang membawa

risiko lebih besar dari pada yang diperkirakan saat memberikan pesetujuan

permohonan kredit dalam portofolio perkreditannya.1 Risiko atas kredit adalah

tidak tertagihnya kredit yang telah disalurkannya, baik pokok pinjaman yang

diberikan, maupun bunganya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.2

Perkembangan pemberian kredit yang paling tidak menggembirakan bagi

pihak bank adalah apabila kredit yang diberikannya ternyata menjadi kredit

bermasalah. Hal ini terutama disebabkan oleh kegagalan pihak debitur

memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuran (cicilan) pokok kredit

beserta bunga yang telah disepakati kedua belah pihak dalam perjanjian

kredit.3

Kredit bermasalah merupakan kredit yang telah disalurkan oleh bank,

dan nasabah tidak dapat melakukan pembayaran atau melakukan angsuran

sesuai dengan perjanjian yang telah di tanda tangani oleh bank dan nasabah.

Kredit bermasalah akan berakibat pada kerugian bank, yaitu kerugian karena

tidak diterimanya kembali dana yang telah disalurkan, maupun pendapatan

1Julius R. Latumaerissa, Mengenal Aspek-Aspek Operasi Bank Umum (Jakarta : Bumi

Aksara, 1999), h., 70 2Ismail, Manajemen Perbankan dari Teori Menuju Aplikasi (Jakarta : Kencana, 2011), h.,

122 3Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2005), h., 82

Page 51: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

38

bunga yang tidak dapat diterima. Artinya bank kehilangan kesempatan

mendapatkan bunga, yang berakibat pada penurunan pendapatan secara total.4

Beberapa pengertian mengenai kategori kolektibilitas kredit berdasarkan

ketentuan yang dibuat Bank Indonesia, sebagai berikut.

1. Kredit Lancar, kredit yang tidak mengalami penundaan pengembalian

pokok pinjaman dan pembayaran bunga.

2. Kredit dengan perhatian khusus, merupakan kredit yang masih

digolongkan lancar, akan tetapi mulai terdapat tunggakan. Ditinjau dari

segi kemampuan membayar, yang tergolong kredit dalam perhatian khusus

apabila terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga sampai dengan

90 hari.

3. Kredit Kurang Lancar, kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan

pembayaran bunganya telah melampaui 90 hari sampai dengan kurang dari

180 hari dari waktu yang diperjanjikan.

4. Kredit Diragukan, kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan

pembayaran bunganya telah mengalami penundaan selama 180 hari hingga

270 hari atau dua kali dari jadwal yang diperjanjikan.

5. Kredit Macet, kredit yang pokok pinjaman dan pembayaran bunganya

telah mengalami penundaan melampaui 270 hari atau lebih sejak jatuh

tempo5

4Ismail, Manajemen Perbankan dari Teori Menuju Aplikasi (Jakarta : Kencana, 2011), h.,

124 5Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2005), h., 82

Page 52: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

39

Kredit dikategorikan sebagai kredit bermasalah atau non performing loan

(NPL) tersebut adalah apabila kualitas kredit tersebut tergolong pada tingkat

kolektibilitas kurang lancar, diragukan, atau macet.6

Pada dasarnya pejabat dan karyawan bank telah menyadari akibat fatal

yang akan timbul apabila terjadi kredit bermasalah. Penyebab timbulnya kredit

bermasalah umumnya adalah :

1. Pihak Nasabah (Debitur)

a. Manajemen (pengelolaan) usaha yang menunjukan perubahan,

misalnya terjadi penggantian pengurus, perselisihan,

ketidakmampuan menangani ekspansi usaha, dan lainnya.

b. Operasional usaha yang semakin memburuk, misalnya kehilangan

pelanggan, berkurangnya pasokan bahan baku, mesin-mesin yang

kurang berfungsi, dan lainnya.

c. Itikad yang kurang baik, misalnya debitur sudah merencanakan

melakukan penipuan atau pembobolan bank melalui sektor kredit.

2. Pihak Bank (Kreditur)

a. Kemampuan sumber daya manusia, misalnya pejabat bank kurang

memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk mengelola

perkreditan.

b. Kelemahan bank dalam melakukan pembinaan dan pengawasan,

misalnya pejabat bank belum menyadari pentingnya monitoring

atas kredit yang telah diberikan ke debitur.

6 Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Edisi Revisi (Jakarta : Kencana,

2011), h.,75

Page 53: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

40

c. Itikad yang kurang baik dari pejabat bank, misalnya terjadi kolusi

dengan pihak debitur untuk mendapatkan keuntungan pribadi.

3. Pihak Lainnya

a. Force Majeur, yakni adanya peristiwa yang tidak terduga yang

menimbulkan risiko kemacetan. Keadaan ini terjadi akibat adanya

bencana alam, kebakaran, perampokan, dan lainnya.

b. Kondisi perekonomian negara yang tidak mendukung

perkembangan iklim usaha, misalnya krisi moneter.7

B. Kedudukan Kreditur Pemegang Benda Jaminan/ Hak Tanggungan

Undang – undang No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan, telah

diundangkan tanggal 9 April 1996 dan berlaku sejak diundangkan. Undang –

undang ini merupakan amanat (pelaksanaan) dari Pasal 51 Undang-undang

Pokok Agraria. Pengertian Hak Tanggungan menurut Undang-undang Nomor

4 Tahun 1996, diatur dalam Pasal 1 butir 1 yang menyatakan bahwa :

―Hak tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah

sebagaimana dimaksudkan dalam UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan

Dasar Pokok-Pokok Agraria, berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang

merupakan satu kesatuan dengan tanah itu untuk pelunasan utang tertentu,

yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu

terhadap kreditur-kreditur lain‖.

Dari ketentuan Pasal 1 butir 1 ini dapat disimpulkan bahwa Hak Tanggungan

adalah hak jaminan atas tanah untuk pelunasan utang tertentu yang

7 Ade Arthesa dan Edia Handiman, Bank & Lembaga Keuangan Bukan Bank (Jakarta :

PT INDEKS, 2006), h., 182

Page 54: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

41

memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap

kreditur-kreditur lain.8

Pada prinsipnya lembaga keuangan bank atau bukan bank akan

meminta jaminan dari pihak debitur yang diikat dengan hak tanggungan

dengan alasan apabila terjadi wanprestasi (cidera janji) dari pihak debitur,

lembaga tersebut akan cepat memperoleh piutangnya kembali. Cukup dengan

membawa sertifikat hak tanggungan sudah langsung dapat mengajukan

permohonan ekesekusi kepada Ketua Pengadilan Negeri di wilayah mana

obyek tanggungan itu berada.

Jadi fakta perjanjian kredit tidak diperlukan lagi karena sertifikat hak

tanggungan sudah cukup membuktikan adanya utang-piutang antara kreditur

dengan debitur. Kreditur Pemegang Hak Tanggungan dalam kedudukannya

sebagai Kreditur preferen pada prinsipnya mendapat kedudukan yang

didahulukan dibandingkan dengan kreditur-kreditur lainnya. Kedudukan yang

didahulukan ini dalam BW (KUH Perdata) pada pasal 1133 ayat 1 BW (KUH

Perdata) dinyatakan bahwa :

― Hak untuk didahulukan diantara orang-orang berpiutang terbit dari hak

istimewa, dari gadai dan dari hipotik‖, dimana apabila debitur wansprestasi

(cidera janji), kreditur pemegang hak tanggungan akan mempunyai hak yang

didahulukan dalam pelunasan piutangnya dibandingkan dengan kreditur-

kreditur lainnya yang bukan pemegang hak tanggungan.‖

Sifat pemenuhan piutang yang didahulukan ini disebut dengan kreditur

preferen.

8 Djaja S. Meliala, Perkembangan Hukum Perdata Tentang Benda Dan Hukum Perikatan

(Bandung : Nuansa Aulia, 2007), h., 52

Page 55: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

42

Menurut J. Satrio memberikan penjelasan tentang hak didahulukan

disini adalah sebagai berikut:

―Didahulukan disini adalah didahulukan dalam mengambil pelunasan atas

penjualan eksekusi benda hipotik (hak tanggungan). Bahwa kedudukan

―preferen‖ (lebih didahulukan) berkaitan dengan hasil eksekusi, akan tampak

jelas kalau kita hubungkan dengan pasal 1132 KUHPerdata, yang mengatakan

bahwa pada asasnya para kreditur berbagi pond’s-pond’s harta benda milik

debitur. Dengan memperjanjikan dan memasang hak tanggungan–dulu

hipotik- maka kreditur menjadi preferent atas hasil penjualan benda tertentu

milik debitur - atau milik pemberi jaminan — yang diberikan sebagai jaminan

khusus, dalam arti, menyimpang dari asas Pasal 1132 tersebut di atas, ia

berhak mengambil lebih dulu uang hasil hipotik‖.9

Apa yang dikatakan Satrio dapat disimpulkan bahwa yang menjadi

unsur dari kedudukan yang diutamakan atau didahulukan dari kreditur

pemegang hak tanggungan adalah berkaitan dengan pelunasan piutang

kreditur pemegang hak tanggungan, dan cara pelunasannya yaitu dengan cara

penjualan lelang terhadap tanah yang menjadi obyek hak tanggungan

(eksekusi hak tanggungan).

C. Mekanisme Penyelesaian Kredit Bermasalah Dalam Perjanjian Kredit

Dengan Jaminan

Pada dasarnya, kreditur pemegang jaminan kebendaan memiliki hak

untuk mengeksekusi barang jaminan untuk dijual secara lelang guna

9 J. Satrio, Hukum Jaminan, Hak Jaminan Kebendaan, Hak Tanggungan (Bandung : PT.

Citra aditya Bakti, 1991), h., 97

Page 56: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

43

pembayaran utang debitur jika debitur lalai melaksanakan kewajibannya

berdasarkan perjanjian kredit atau biasa disebut dengan wanprestasi.

Pemberian hak kepada kreditur untuk mengeksekusi jaminan kebendaan yang

diberikan oleh debitur dapat dilihat dalam KUH Perdata serta beberapa

peraturan perundang-undangan lainnya sebagai berikut :

1. Pasal 1155 KUH Perdata : Kreditur sebagai penerima barang gadai,

setelah lewatnya jangka waktu yang ditentukan, atau setelah

dilakukannya peringatan untuk pemenuhan perjanjian dalam hal tidak

ada ketentuan jangka waktu yang pasti.

2. Pasal 15 ayat (3) jo. Pasal 29 Undang-undang No. 42 Tahun 1999

tentang Jaminan Fidusia (UU Jaminan Fidusia) : yang memberikan

hak kepada kreditur untuk mengeksekusi benda jaminan fidusia jika

debitur cidera janji (wanprestasi).

3. Pasal 6 jo. Pasal 20 Undang-undang No. 4 Tahun 1996 tentang Hak

Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan

Dengan Tanah : yang memberikan hak kepada kreditur untuk

mengeksekusi benda jaminan fidusia jika debitur cidera janji

(wanprestasi).

Jika bank dan nasabah hendak memperbaiki keadaan problem loan,

maka haruslah dikenali masalah yang dihadapi dan dicarikan

penyelesaiannya.10

Bank harus melaksanakan analisis yang mendalam

sebelum memutuskan untuk menyetujui ataupun menolak permohonan kredit

dari calon debitur.

10

Julius R. Latumaerissa, Mengenal Aspek-Aspek Operasi Bank Umum (Jakarta : Bumi

Aksaara, 1999), h., 77

Page 57: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

44

Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi permasalahan atas kredit yang

telah disalurkan. Akan tetapi, meskipun bank telah melakukan analisis yang

cermat, risiko kredit bermasalah juga mungkin terjadi. Tidak ada satu pun

bank di dunia ini yang tidak memiliki kredit bermasalah, karena tidak

mungkin dari semua kredit yang disalurkan, semuanya lancar.11

Apabila kredit

telah menjadi bermasalah, tindakan yang harus segera dilakukan oleh pihak

bank adalah penyelesaian melalui berbagai cara.12

Biasanya sebelum membawa perkara kredit yang bermasalah ke jalur

hukum, dilakukan upaya-upaya secara administrasi terlebih dahulu.

Penyelesaian secara administrasi perkreditan antara lain sebagai berikut :

1. Rescheduling

Rescheduling merupakan upaya yang dilakukan bank untuk menangani

kredit bermasalah dengan membuat penjadwalan kembali. Penjadwalan

kembali dapat dilakukan kepada debitur yang mempunyai itikad baik akan

tetapi tidak memiliki kemampuan untuk membayar angsuran pokok

maupun angsuran bunga dengan jadwal yang telah diperjanjikan.

Penjadwalan kembali dilakukan oleh bank dengan harapan debitur dapat

membayar kembali kewajibannya.

Beberapa alternatif rescheduling yang dapat diberikan bank antara lain:

a. Perpanjangan jangka waktu kredit.

Misalnya, jangka waktu kredit dua tahun diperpanjang menjadi lima

tahun, sehingga total angsuran perbulan menjadi lebih rendah.

11

Ismail, Manajemen Perbankan dari Teori Menuju Aplikasi (Jakarta : Kencana, 2011),

h., 126 12

Ade Arthesa dan Edia Handiman, Bank & Lembaga Keuangan Bukan Bank. (Jakarta :

PT INDEKS, 2006), h., 183

Page 58: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

45

b. Jadwal angsuran bulanan di ubah menjadi triwulanan.

Perubahan jadwal tersebut akan memberi kesempatan nasabah

mengumpulkan dana untuk mengangsur dalam triwulanan. Hal ini

disesuakan dengan penerimaan penjualan.

c. Memperkecil angsuran pokok dengan jangka waktu akan lebih lama.

2. Reconditioning

Reconditioning merupakan upaya bank dalam menyelamatkan kredit

dengan mengubah seluruh atau sebagian perjanjian yang telah dilakukan

oleh bank dengan nasabah. Perubahan kondisi dan persyaratan tersebut

harus disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi oleh debitur dalam

menjalankan usahanya. Dengan perubahan persyaratan tersebut, maka

diharapkan bahwa debitur dapat menyelesaikan kewajibannya sampai

dengan lunas.13

Beberapa alternatif reconditioning yang dapat diberikan bank antara lain:

a. Penurunan suku bunga.

Misalnya kartu kredit pada perjanjian awal sebesar 20% diturunkan

menjadi 18%. Penurunan suku bunga tersebut akan menyebabkan

penurunan biaya bunga yang harus dibayar oleh nasabah, sehingga

secara total angsuran nasabah menjadi lebih rendah.

b. Pembebasan sebagian atau seluruh bunga yang tertunggak, sehingga

nasabah pada periode berikutnya hanya membayar pokok pinjaman

beserta bunga berjalan.

13

Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan. (Jakarta : Ghalia Indonesia 2005), h.,

83

Page 59: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

46

c. Kapitalisasi bunga, yaitu bunga yang tertunggak dijadikan satu pokok

pinjaman.

d. Penundaan pembayaran bunga, yaitu pembayaran kredit oleh nasabah

dibebankan sebagai pembayaran pokok pinjaman sampai dengan

jangka waktu tertentu, kemudian pembayaran bunga dilakukan pada

saat nasabah sudah mampu. Hal ini perlu dihitung dengan cermat cash

flow perusahaan.

3. Restructuring

Restructuring merupakan upaya yang dilakukan oleh bank dalam

menyelamatkan kredit bermasalah dengan cara mengubah struktur

pembiayaan yang mendasari pemberian kredit.

Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh bank dalam restrukturisasi antara

lain:

a. Bank dapat memberikan tambahan kredit

Penambahan kredit tersebut tentunya akan menambah beban bunga

bagi debitur, akan tetapi tanpa adanya tambahan kredit maka debitur

tidak mampu menjalankan aktivitas operasionalnya. Bank akan

menghitung kembali beberapa dana yang dibutuhkan untuk

mendukung kelancaran operasional perusahaan.

b. Tambahan dana tersebut berasal dari modal debitur

Bank meminta kepada nasabah untuk menambah modal agar

perusahaan dapat berjalan dengan lancar. Hal ini sulit dilakukan karena

pada umumnya nasabah yang kreditnya bermasalah sudah tidak

Page 60: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

47

memiliki dana, sehingga tidak dapat menambah modal dan tambahan

modal dari bank diperlukan untuk kelancaran usaha debitur

c. Kombinasi antara bank dan nasabah

Bank akan menghitung kembali todal dana yang dibutuhkan oleh

debitur kemudian setelah diperhitungkan kebutuhan modal tersebut,

maka modal tersebut sebagian berasal dari bank berupa tambahan

kredit dan modal nasabah, yaitu dengan mencarikan pemodal baru atau

dari pemilik modal lama. Kombinasi ini, merupakan cara terbaik,

karena bank menilai bahwa debitur serius untuk menyelesaikan

kreditnya, dengan ikut serta menambah modal.14

D. Eksekusi Jaminan

Eksekusi adalah tindakan hukum yang dilakukan oleh pengadilan

kepada pihak yang kalah dalam suatu perkara yang merupakan lanjutan dari

proses pemeriksaan perkara.15

Eksekusi juga dapat dikatakan sebagai

pelaksanaan putusan hakim dalam sengketa perdata yang pada hakikatnya

merupakan penyelesaian perkara bagi para pihak yang bersengketa.16

Dalam jaminan, eksekusi disebut juga pencairan jaminan kredit.

Eksekusi atau pencairan jaminan kredit dapat terjadi karena debitur

wanprestasi atas perikatan yang disepakatinya dengan pihak bank yang

mengakibatkan terjadinya penunggakan pelunasan kredit sehingga

14

Ismail, Manajemen Perbankan dari Teori Menuju Aplikasi (Jakarta : Kencana, 2011),

h., 130 15

Yahya Harahap, Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata (Jakarta :

Sinar Grafika, 2013), h., 1 16

Sophar Maru Hutagalung, Praktik Peradilan Perdata Dan Alternatif Penyelesaian

Sengketa (Jakarta : Sinar Grafika, 2012), h., 188

Page 61: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

48

pelunasannya diharapkan dari hasil penjualan jaminan kredit. Pencairan

jaminan kredit tidak harus selalu terjadi karena masih adanya prospek

pelunasan kredit dan upaya pelunasan lain oleh debitur kepada bank.17

Namun, biasanya bank tidak mau mengambil risiko dengan

membiarkan kredit macet yang terlalu lama. Ketentuan-ketentuan mengenai

eksekusi (pencairan) jaminan utang sebagaimana yang ditetapkan oleh

masing-masing lembaga jaminan yang terkait, harus dipatuhi dengan baik oleh

pihak kreditur (bank).

E. Eksekusi Hak Tanggungan Pada Kredit Macet

Proses eksekusi Hak Tanggungan merupakan proses menjual benda

yang merupakan obyek HT ketika utang debitur pemberi HT sudah tidak

dibayar pada waktu jatuh tempo.18

Upaya Bank dalam menghindari adanya

kredit macet adalah dengan menggunakan aturan kesepakatan atas Jaminan

Hak Tanggungan pada sertifikat kepemilikan nasabah jika bentuknya asset tak

bergerak (tanah dan bangunan) atau penerapan Jaminan Fidusia jika jaminan

berupa benda bergerak (mobil, mesin dan lain-lain).

Terhadap ketentuan pembebanan Hak Tanggungan atas jaminan

pinjaman, negara telah menerbitkan peraturan hukum pada Undang-Undang

No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda

Yang Berkaitan Dengan Tanah. Undang-undang tersebut mengatur tentang

Jaminan antara Bank dengan Debitur dalam transaksi pinjam meminjam serta

17

Ah Azharudin Latif dan Nahrowi, Pengantar Hukum Bisnis Pendekatan Hukum Positif

& Hukum Islam (Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h., 204 18

Munir Fuady, Hukum Jaminan Utang (Jakarta : Erlangga, 2013), h., 90

Page 62: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

49

peraturan-peraturan tentang tata cara apabila terjadinya keadaan wanprestasi

(tidak membayar) apabila Debitur tidak melaksanakan kewajibannya.

Didalam praktek, apabila terdapat Debitur yang wanprestasi, biasanya

Bank akan mengirimkan Surat Peringatan kepada Debitur agar melaksanakan

kewajibannya dalam pembayaran angsuran sesuai dengan yang diperjanjikan.

Peringatan tersebut biasanya diajukan paling sedikit sebanyak 3 (tiga) kali

untuk memenuhi syarat keadaan wanprestasinya debitur.

Apabila telah diperingati secara patut tetapi Debitur tidak juga

melakukan pembayaran kewajibanya, maka Bank melalui ketentuan hukum

yang terdapat pada Pasal 6 dan Pasal 20 UU RI No. 4 tahun 1996 tentang Hak

Tanggungan, akan melakukan proses Lelang terhadap Jaminan Debitur.

Penjualan atas dasar eksekusi dilakukan melalui suatu pelelangan

umum. 19

Bank biasanya lebih banyak mengajukan permohonan Lelang

Jaminan Hak Tanggungan kepada Balai Lelang Swasta. Selanjutnya Balai

Lelang Swasta akan meneruskan permohonan tersebut kepada KPKNL

(Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang) yang merupakan salah satu

unit kerja pada Dit. Jend Kekayaan Negara Departemen Keuangan RI.

Ketika Balai Lelang Swasta bertindak sebagai Fasilitator pelaksanaan

Lelang, landasan aturan hukum yang dipakai adalah Pasal 14 UU RI No. 4

Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan yang mengisyaratkan bahwa

Pelaksanaan Lelang Hak Tanggungan memiliki kekuatan eksekutorial yang

19

Ah Azharudin Latif dan Nahrowi, Pengantar Hukum Bisnis Pendekatan Hukum Positif

& Hukum Islam (Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h., 206

Page 63: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

50

sama dengan putusan hukum pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap

(inkracht van gewijsde).

Proses eksekusi hak tanggungan merupakan proses menjual benda

yang merupakan objek hak tanggungan ketika utang dari debitor pemberi hak

tanggungan sudah tidak dibayar pada waktu jatuh tempo. Beberapa model

eksekusi hak tanggungan adalah sebagai berikut:

1. Eksekusi dengan jalan mendaku;

2. Eksekusi dengan jalan menjual bawah tangan secara langsung;

3. Eksekusi dengan jalan menjual lelang sendiri oleh kreditornya tanpa ikut

campur kantor lelang;

4. Eksekusi dengan jalan menjual lewat kantor lelang tanpa perlu campur

tangan pengadilan;

5. Eksekusi secara fiat eksekusi melalui pengadilan (dengan menggunakan

kekuatan irah-irah dalam sertifikat hipotek);

6. Eksekusi dengan jalan gugatan perdata biasa melalui pengadilan.

Akan ditinjau kemungkinan eksekusi tersebut satu per satu sebagai

berikut.

1. Eksekusi dengan Jalan Mendaku

Istilah ―mendaku‖ di sini kira-kira dimaksudkan sebagai

―menjadikanku yang mempunyainya‖. Sehingga, yang dimaksud dengan

eksekusi hak tanggungan secara mendaku adalah eksekusi hak tanggungan

dengan cara mengambil barang objek hak tanggungan untuk dijadikan

milik kreditor secara langsung tanpa melewati transaksi apa pun.

Page 64: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

51

Apakah eksekusi hak tanggungan secara mendaku ini dapat dibenarkan

oleh hukum? Undang-undang Hak tanggungan melarang eksekusi hak

tanggungan secara mendaku ini. Pasal 20 ayat (4) dari undang-undang

tersebut menyatakan antara lain, bahwa setiap eksekusi selain yang

dibenarkan dalam undang-undang itu batal demi hukum (null and void).

Sedangkan model eksekusi yang dibenarkan oleh Undang-undang Hak

Tanggunganpun adalah eksekusi dengan fiat eksekusi, eksekusi melalui

kantor lelang tanpa perlu campur tangan pengadilan, eksekusi dengan

penjualan langsung oleh kreditor, dan masih dimungkinkan (meskipun

memang tidak diatur dalam undang-undang tersebut) eksekusi lewat

pengadilan melalui gugatan perdata biasa. Memang, di negara yang

beradab mana pun di dunia ini eksekusi jaminan utang dengan jalan

mendaku dilarang oleh hukum.

2. Eksekusi dengan Jalan Menjual Bawah Tangan secara Langsung

Objek hak tanggungan dapat juga dieksekusi secara parate eksekusi

(mengeksekusi tanpa lewat pengadilan) dengan cara menjual benda objek

hak tanggungan secara langsung oleh kreditor di bawah tangan, asalkan

terpenuhi syarat-syarat untuk itu. Menurut Undang-undang Hak

Tanggungan No. 4 Tahun 1996 Pasal 20 ayat (2) dan (3), syarat-syarat

agar suatu objek hak tanggungan dapat dieksekusi secara langsung (di

bawah tangan) adalah sebagai berikut:

a. Dilakukan berdasarkan kesepakatan antara pemberi dengan penerima

hak tanggungan. Perlu diketahui bahwa pemberian persetujuan atau

kesepakatan tersebut dapat dilakukan oleh para pihak pada saat

Page 65: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

52

diikatkan hak tanggungan, pada saat berlangsungnya hak tanggungan,

maupun pada saat menjelang proses eksekusinya.

b. Jika dengan cara penjualan di bawah tangan tersebut dicapai harga

tertinggi yang menguntungkan semua pihak.

c. Diberitahukan secara tertulis oleh pemberi dan/atau penerima fidusia

kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

d. Diumumkan dalam sedikit-dikitnya dua surat kabar yang beredar

didaerah bersangkutan dan/atau media massa setempat.

e. Pelaksanaan penjualan dilakukan setelah lewat waktu 1 (satu) bulan

sejak diberitahukan secara tertulis oleh pemberi dan/atau pemegang

hak tanggungan.

f. Tidak ada pihak yang menyatakan keberatan. Perlu pula diketahui

bahwa pihak pemberi hak tanggungan yang semula sudah menyetujui

proses eksekusi secara langsung ini tentu di kemudian hari tidak dapat

mengubah pendapatnya dengan mengajukan keberatan terhadap proses

eksekusi itu.

3. Eksekusi dengan Menjual Lelang Sendiri oleh Kreditornya Tanpa Ikut

Campur Tangan Kantor Lelang

Meskipun tidak ditegaskan dalam undang-undang, eksekusi objek hak

tanggungan dapat juga dilakukan dengan jalan menjual lelalng sendiri oleh

kreditornya, tanpa ikut campur tangan kantor lelang maupun pengadilan.

Cara penjualan seperti ini dapat dianggap sebagai salah satu varian dari

eksekusi secara parate (mengeksekusi tanpa lewat pengadilan), dengan

cara menjual benda objek hak tanggungan tersebut langsung oleh kreditor

Page 66: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

53

secara di bawah tangan, asalkan terpenuhi syarat-syarat untuk itu – yaitu

syarat-syarat sebagaimana ditentukan oleh Undang-undang Hak

Tanggungan No. 4 Tahun 1996 Pasal 20 ayat (2) dan (3).

4. Eksekusi dengan Jalan Menjual Lewat Kantor Lelang Tanpa Perlu Campur

Tangan Pengadilan

Eksekusi hak tanggungan dapat juga dilakukan dengan jalan

mengeksekusinya sendiri oleh pemegang hak tanggungan lewat lembaga

pelelangan umum (kantor lelang), di mana hasil pelelangan tersebut

diambil untuk melunasi pembayaran piutang-piutangnya. Parate eksekusi

lewat pelelangan umum ini dapat dilakukan tanpa melibatkan pengadilan

sama sekali (khusus untuk pemegang hak tanggungan pertama) – lihat

Pasal 6 Undang-undang Hak Tanggungan. Ketentuan ini menghapuskan

keragu-raguan sebelumnya bahwa seolah-olah setiap eksekusi lewat kantor

pelelangan umum harus dengan penetapan pengadilan. Padahal, anggapan

ini tidak benar sama sekali, karena Kitab Undang-undang Hukum Perdata

juga mengenal model janji untuk mengeksekusi hipotek melalui kantor

lelang. Tanpa perlu ikut campur tangan pengadilan sama sekali.

5. Eksekusi secara Fiat Eksekusi melalui Pengadilan (Menggunakan

Kekuatan Irah-irah dalam Sertifikat Hipotek)

Ada beberapa akta yang mempunyai titel eksekutorial, yang disebut

dengan istilah ―grosse akta‖, yaitu sebagai berikut:

a. Akta Hipotek (berdasarkan Pasal 224 HIR);

b. Akta Pengakuan Utang (berdasarkan Pasal 224 HIR);

Page 67: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

54

c. Akta Hak Tanggungan (berdasarkan Undang-undang Hak Tanggungan

No. 4 Tahun 1996);

d. Akta Fidusia (berdasarkan Undang-undang Fidusia No. 42 Tahun

1999).

Menurut Kitab Undang-undang Hukum Acara Perdata (HIR), setiap

akta yang mempunyai titel eksekutorial dapat dilakukan fiat eksekusi.

Pasal 224 HIR tersebut menyatakan bahwa grosse dari akta hipotek dan

surat utang yang dibuat di hadapan notaris di Indonesia dan yang

kepalanya berbunyi ―Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa‖ memiliki kekuatan yang sama dengan kekuatan keputusan hakim.

Jika tidak dengan jalan damai, maka surat yang demikian dapat dieksekusi

dengan perintah dan di bawah pimpinan Ketua Pengadilan Negeri, yang

daerah hukumnya mencakup tempat diam atau tempat tinggal debitor itu

atau tempat kedudukan yang dipilih, menurut cara yang dinyatakan dalam

Pasal-pasal sebelumnya dari Pasal 224 ini, tetapi dengan pengertian bahwa

paksaan badan hanya boleh dilakukan jika sudah diizinkan dengan

keputusan hakim. Jika putusan hakim itu harus dilaksanakan seluruhnya

atau sebagian di luar daerah hukum pengadilan negeri yang

memerintahkan pelaksanaan putusan itu, maka haruslah dituruti ketentuan

dalam Pasal 195 ayat (2) dan seterusnya dari HIR.

Selanjutnya, Pasal 14 dari Undang-undang Hak Tanggungan No. 4

Tahun 1996 menyatakan bahwa sertifikat hak tanggungan memuat irah-

irah ―DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG

MAHA ESA‖. Sertifikat hak tanggungan tersebut mempunyai kekuatan

Page 68: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

55

eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap, dan berlaku sebagai pengganti grosse

akta hipotek sepanjang mengenai hak tanggungan atas tanah.

Kemudian, Pasal 15 dari Undang-undang tentang Fidusia No. 42

Tahun 1999 menyatakan bahwa dalam sertifikat jaminan fidusia

dicantumkan kata-kata ―DEMI KEADILAN BERDASARKAN

KETUHANAN YANG MAHA ESA‖. Sertifikat Jaminan Fidusia tersebut

mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan

yang telah memperoleh kekuatan hukum yang penuh.

Dari Pasal-pasal tersebut terlihat bahwa salah satu syarat agar suatu

fiat eksekusi dapat dilakukan adalah bahwa dalam akta tersebut terdapat

irah-irah yang berbunyi ―DEMI KEADILAN BERDASARKAN

KETUHANAN YANG MAHA ESA‖. Irah-irah inilah yang memberikan

titel eksekutorial, yakni titel yang mensejajarkan kekuatan akta tersebut

dengan putusan pengadilan. Dengan demikian, akta tersebut tinggal

dieksekusi (tanpa perlu lagi putusan pengadilan).

Karena itu, yang dimaksud dengan diat eksekusi adalah eksekusi atas

sebuah akta, seperti ketika mengeksekusi suatu putusan pengadilan yang

telah berkekuatan tetap. Caranya, dengan meminta ―fiat‖ dari ketua

pengadilan, yaitu memohon penetapan dari ketua pengadilan untuk

melakukan eksekusi. Ketua pengadilan akan memimpin eksekusi

sebagaimana dimaksud dalam HIR.

Ada yang belum jelas dalam undang-undang dan juga dalam praktik,

yaitu manakala ada pihak yang keberatan atas fiat eksekusi tersebut:

Page 69: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

56

kemanakah harus diajukan, bagaimana prosedur pengajuannya, dan

siapakh yang harus memutuskannya.

6. Eksekusi dengan Jalan Gugatan Perdata Biasa melalui Pengadilan

Sekalipun tidak disebutkan dalam Undang-undang Hak

Tanggungan No. 4 Tahun 1996, pihak kreditor tetap dapat menempuh

prosedur eksekusi biasa lewat gugatan biasa ke pengadilan. Sebabnya,

keberadaan Undang-undang Hak Tanggungan dengan model eksekusi

khusus tidak ditujukan untuk meniadakan hukum acara umum, tetapi

untuk menambah ketentuan yang ada dalam hukum secara umum. Tidak

ada indikasi sedikitpun dalam Undang-undang Hak Tanggungan –

khususnya tentang cara eksekusinya – yang bertujuan meniadakan

ketentuan hukum acara umum tentang eksekusi umum lewat gugatan biasa

ke pengadilan negeri yang berwenang. Sebagai tambahan, keberadaal

model-model eksekusi khusus dalam Undang-undang Hak Tanggungan

tersebut justru untuk mempermudah dan membantu pihak kreditor dalam

menagih utang yang mempunyai jaminan hak tanggungan, dengan jalan

mengeksekusi hak tanggungan tersebut. Satu dan lain hal yang

menyebabkan eksekusi hak tanggungan lewat gugatan biasa memakan

waktu yang lama dan dengan prosedur yang berbelit-belit, dan ini sangat

tidak praktis serta tidak efisien bagi utang dengan jaminan hak tanggungan

ini.20

20

Munir Fuady, Hukum Jaminan Utang,(Jakarta : Erlangga, 2013), h,. 90

Page 70: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

57

BAB IV

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI KUPANG NOMOR

73/Pdt.G/2013 PN.Kpg

A. PT Bank Central Asia Tbk

Bank Central Asia adalah bank swasta terbesar di Indonesia. Bank ini

didirikan pada 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV dan pernah

merupakan bagian penting dari Salim Group. Banyak hal yang telah dilalui sejak

saat berdirinya bank ini. Yang paling signifikan adalah krisis moneter yang terjadi

pada tahun 1997.

Krisis ini membawa dampak yang luar biasa pada keseluruhan sistem

perbankan di Indonesia. Namun, secara khusus, kondisi ini memengaruhi dana

tunai di BCA dan bahkan sempat mengancam kelanjutannya. Banyak nasabah

yang menjadi panik dan beramai-ramai menarik dana mereka. Akibatnya bank

terpaksa meminta bantuan dari pemerintah Indonesia. Badan Penyehatan

Perbankan Nasional (BPPN) lalu mengambil alih BCA pada tahun 1998.

Berkat kebijaksanaan bisnis dan pengambilan keputusan yang arif, BCA

berhasil pulih kembali dalam tahun yang sama. Di bulan desember 1998, dana

pihak ketiga telah kembali ke tingkat sebelum krisis. Selanjutnya, BCA

mengambil langkah besar dengan menjadi perusahaan publik. Saat ini, BCA terus

memperkokoh tradisi tata kelola perusahaan yang baik, kepatuhan penuh pada

regulasi, pengelolaan risiko secara baik dan komitmen pada nasabahnya baik

sebagai bank tradisional maupun sebagai lembaga intermediasi financial.1

1 http//:id.m.wikipedia.org/wiki/Bank_Central_Asia. Diakses pada 31 May 2015 pukul 15.11

Page 71: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

58

B. Posisi Kasus

1. Pihak yang berperkara

Irwan Marloanto (sebagai Penggugat) adalah nasabah PT Bank Central

Asia Tbk Cabang Utama Kupang dan Direktur Utama PT Bank Central

Asia Tbk (sebagai Tergugat). Hubungan yang terjadi antara Penggugat dan

Tergugat adalah Penggugat merupakan nasabah (debitur) PT. Bank Central

Asia Tbk – Kantor Cabang Kupang (selanjutnya cukup disebut BCA) atas

fasilitas kredit yang diberikan oleh PT. Bank Central Asia Tbk (kreditur)

sebagai Tergugat.

Perjanjian kredit yang dilakukan oleh ke dua belah pihak dimulai pada

tanggal 17 Februari 2005. Irwan (Penggugat) sebagai nasabah PT Bank

Central Asia Tbk Cabang Utama Kupang telah mengagunkan 5 (lima) bidang

tanah dalam perjanjian kredit yang dubuat. Awalnya Penggugat sebagai

nasabah PT Bank Central Asia Tbk Cabang Utama Kupang dalam usaha toko

dan bengkelnya mendapat kemajuan yang pesat sehingga masih lancar di

dalam membayar cicilan dan bunga bank.

Seiring dengan kemajuan Kota Kupang, telah bermunculan banyak

pesaing dari usaha bengkel dan cuci mobil sehingga penghasilan Penggugat

mulai menurun. Hal yang sama terjadi juga pada usaha bengkel, usaha

perdagangan barang kelontong milik Penggugat pun mendapat pesaing yang

besar dari bermunculannya pedagang – pedagang baru dari Pulau Jawa

Page 72: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

59

sehingga usaha yang dilakukan Penggugat mengalami penurunan omset dan

menyebabkan kredit macet.

Permasalahan terjadi ketika pihak Tergugat menunjuk pihak lain untuk

langsung memproses pelelangan, bahkan pihak yang ditunjuk oleh Tergugat

tidak melakukan panggilan secara patut. Penggugat merasa seharusnya pihak

Tergugat memberikan pembinaan agar Penggugat dapat bangkit memajukan

usahanya seperti sebelumnya.

Sebelumnya dalam perubahan perjanjian kredit tertanggal 16 Februari

2012 terlihat jelas jangka waktu jatuh temponya agunan-agunan Penggugat

tersebut dan terdapat dua agunan yang belum jatuh tempo, namun oleh

Tergugat dianggap telah jatuh tempo dan agunan dimasukkan dalam objek

yang diancam untuk dilelang. Hal ini menunjukkan adanya pemaksaan

pelelangan dari pihak Tergugat.

Hingga akhirnya Penggugat berusaha untuk melakukan pendekatan

kepada pihak Tergugat dengan dibantu oleh Kakak-kakaknya. Namun mereka

diperlakukan secara tidak patut dengan diarahkan kepengurusannya ke kantor

pusat di Denpasar. Hal tersebut membuat Penggugat menanggung biaya

kerugian Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).

Lalu Penggugat merasa dirugikan kredibilitas dan nama baiknya dengan

diumumkannya pelelangan aset yang menjadi agunan Penggugat di Koran Pos

Kupang pada tanggal 10 April 2013. Dalam perkara ini Penggugat mengalami

kerugian inmateril sebesar Rp 20.000.000.000,- (dua puluh miliar rupiah).

Page 73: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

60

Maka dengan alasan-alasan tersebut, Penggugat mengajukan gugatan ke

Pengadilan Negeri Kupang yang mana isi permohonannya ialah:

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya

2. Menyatakan hukum perbuatan Penggugat yang tidak memberikan

kesempatan yang patut bagi penggugat untuk mengatasi kredit macet

pada Tergugat adlah merupakan perbuatan melawan hukum yang

merugikan Penggugat

3. Memerintahkan Tergugat untuk memberikan kesempatan kepada

Penggugat melakukan penyehatan dan pembayaran kewajibannya

secara patut dalam jangka waktu 6 (enam) bulan setelah putusan ini

mempunyai kekuatan hukum tetap.

4. Menghukum tergugat untuk membayar kerugian meteril kepada

Penggugat akibat perlakuan yang tidak patut pada saat berupaya

melakukan penyehatan untuk mengatasi kredit macet sebesar Rp

50.000.000,- (lima puluh juta) tunai dan sekaligus pada saat putusan

perkara ini mempunyai kekuatan hukum tetap

5. Menghukum Tergugat untuk membayar kerugian inmateril kepada

Penggugat akibat pemuatan berita di Pos Kupang sebesar Rp

20.000.000.000,- (dua puluh miliar rupiah) tunai dan sekaligus pada

saat putusan perkara ini mempunyai kekuatan hukum tetap.

6. Menyatakan hukum sah dan berharga peletakan Sita Jaminan atas aset

yang menjadi agunan Penggugat.

7. Menghukum Tergugat untuk membayar seluruh biaya yang timbul

dalam perkara ini.

Bahwa terhadap gugatan tersebut, Tergugat mengajukan jawabannya yang

pada pokoknya memuat hal-hal sebagai berikut:

Dalam Eksepsi :

1. Gugatan Penggugat tidak berdasarkan hukum

2. Dasar gugatan Penggugat tidak relevan. Hubungan hukum yang mendasari

Penggugat dan Tergugat adalah perjanjian, maka formulasi gugatan yang

paling relevan atas sengketa hak yang timbul adalah gugatan wanprestasi

bukan gugatan melawan hukum.

3. Eksepsi kurang pihak.

4. Gugatan Penggugat illusioner dan berlebihan.

Page 74: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

61

Dalam pokok perkara :

1. Tergugat menolak dan membantah dengan tegas seluruh dalil-dalil

Penggugat sebagaimana tersebut dalam surat gugatannya, kecuali terhadap

hal-hal yang diakui dan terbukti kebenarannya menurut hukum.

2. Bahwa materi keberatan Tergugat sebagaimana tertuang dalam bagian

eksepsi diatas, mohon dianggap terulang kembali dalam bagian ini dan

merupakan (satu) kesatuan yang utuh dalam bagian pokok perkara ini.

3. Bahwa benar Pengguagat merupakan nasabah (debitur) pada PT. Bank

Central Asia Tbk – Kantor Cabang Kupang atas fasilitaas kredit yang

diberikan oleh PT. Bank Central Asia Tbk.

4. Sehubungan dengan pemberian fasilitas kredit dari PT. Bank Central Asia

Tbk (Tergugat) kepada Penggugat, bedasarkan Perjanjian Kredit

sebagaimana tersebut dalam Perjanjian wajib dipatuhi Penggugat.

5. Bahwa sejak tanggal 23 Mei 2012, Penggugat mulai menunggak

membayar angsuran dan bunga kepada Tergugat sehingga kemudian

tunggakan – tunggakan tersebut semakin lama semakin bertambah besar.

Oleh karena itu, sesuai dengan surat Tergugat No. 275/KPG/2012

tertanggal 07 Juni 2012, Tergugat menyampaikan surat teguran

pembayaran pinjaman kepada Penggugat dengan menyampaikan

informasi rincian tunggakan fasilitas kredit per 23 Mei 2012.

6. Bahwa ternyata, sampai dengan tanggal sebgaimana dimaksud dalam surat

teguran pertama tesebut, Penggugat tidak membayar kewajiban-

kewajibannya kepada Tergugat karena itu Tergugat pada tanggal 27 Juni

2012 menyampaikan kembali surat teguran ke-2 sesuai dengan Surat No.

274/KPG/2012, dengan menerangkan posisi tunggakan per 26 Juni 2012.

7. Selain surat-surat teguran sebagaimana tersebut diatas, Tergugat telah

beberapa kali mengirim surat kepada Penggugat. Namun nihil upaya

penggugat untuk menyelesaikan kewajiban-kewajiban kepada BCA

(Tergugat) maka Tergugat kemudian memproses pengajuan lelang atas 5

(lima) obyek yang dijaminkan.

8. Bahwaa sesuai dengan surat yang dikeluarkan Kantor Pelayanan

Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) - Kupang tertanggal 25 Maret

2013 No. S-191/WKN.14/KNL.05/2013 perihal : Penetapan Jadwal

Lelang, Kepala Kantor Wilayah IV PT. Bank Central Asia, Tbk

selanjutnya menyampaikan pemberitahuan jadwal pelaksanaan lelang

tersebut kepada Penggugat sesuai dengan surat No. 306/SK/W04/2013

tertanggal 02 April 2013 dengan menerangkan Pelaksanaan Lelang atas

barang jaminan.

Page 75: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

62

9. Pasca penyampaian surat pemberitahuan pelaksanaan lelang sebagaimana

tersebut diatas, Tergugat menerima surat dari Penggugat tertanggal 09

April 2013 ysng isi pokoknya memuat permintaan/ permohonan

Penggugat mengenai penghapusan bungan dan denda. Surat tersebut

kemudian ditanggapi oleh Tergugat sesuai dengan surat No.

127/KPG/2013 tertanggal 11 April 2013 dengan menerangkan bahwa :

permohonan penghapusan bunga dan denda dapat disetujui Direksi.

10. Sampai dengan tanggal 17 April 2013, Tergugat tidak menerima

pembayaran dari Penggugat sebagaimana disyaratkan diatas, karenanya

tidak ada kewajiban bagi Tergugat untuk membatalkan ataupun

menangguhkan pelaksanaan lelang.

11. Bahwa pada tanggal 30 April 2013, pihak Balai Lelang telah mentransfer

dana hasil lelang ke rekening BCA. Hasil lelang bersih tersebut kemudian

diperhitungkan sebagai pengurang pokok pinjaman Penggugat.

12. Bahwa dalil-dalil Penggugat yang menyatakan Tergugat telah melakukan

perbuatan melawan hukum adalah merupakan dalil yang sama sekali tidak

berdasar.

13. Terhadap dalil posita angka 15 hal.5, adalah dalil yang tidak berdasarkan

hukum dan dengan ini Tergugat menolak dan membantah dengan keras

dalil-dalil tersebut dengan pertimbangan yang merujuk pada ketentuan

Peraturan Menteri Keuangan No 93/PMK.06/2010, tentang Petunjuk

Pelaksanaan Lelang Pasal 43.

14. Bahwa mengenai Permohonan Penggugat yang meminta kepada

Pengadilan Negeri Kupang agar meletakkan sita jaminan atas Tanah

Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Sertifikat Hak Milik (SHM) No.

4550;4551;267;820 haruslah ditolak.

15. Hal-hal lain dan selebihnya, Tergugat menolak dengan tegas dalil-dalil

Penggugat karena tidak relevant dan berdasar.

Dalam Eksepsi :

1. Menerima eksepsi Tergugat untuk seluruhnya

2. Menolak gugatan Penggugat atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan

Penggugat tidak dapat diterima.

Dalam Pokok Perkara :

1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya

2. Menghukum Penggugat untuk membayar segala biaya yang timbul dalam

perkara ini.

Page 76: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

63

Dengan adanya jawaban Tergugat tersebut, pihak Penggugat mengajukan

tanggapan (replik) tertanggal 12 September 2013 kemudian ditanggapi balik

oleh Tergugat dengan dupliknya tertanggal 19 September 2013. Untuk

menguatkan dalil gugatan, Penggugat mengajukan bukti-bukti tertulis yang

telah ditempel materai dan dicocokan sesuai dengan aslinya. Sedangkan

tergugat mengajukan bukti-bukti tertulis yang telah ditempeli materai dan

dicocokkan sesuai dengan aslinya. Pihak Penggugat dan pihak Tergugat

menyatakan tidak mengajukan saksi-saksi di persidangan dan cukup dengan

bukti-bukti tertulis masing-masing dan pada persidangan selanjutnya mereka

mengajukan kesimpulan masing-masing.

2. Pertimbangan Hukum

Dalam pertimbangan Majelis Hakim, tentang pertimbangan hukum dalam

provisi, bahwa provisinya pihak Penggugat menuntut supaya Pengadilan

Negeri Kupang memerintahkan Tergugat menunda Proses Pelelangan agunan

Penggugat. Setelah mencermati permohonan provisi dari pihak Penggugat

tersebut ternyata tuntutan provisi yang diajukannya adalah hal-hal yang

dituntut dalam pokok perkara sehingga tidak memenuhi syarat sebagai provisi

sebagaimana telah ditentukan dalam hukum acara perdata sehingga patut

dinyatakan tidak dapat diterima.

Dalam surat jawaban pihak tergugat ada tuntutan provisi yang menuntut

sebagai berikut :

Page 77: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

64

1. Menyatakan hukum bahwa tindakan penguasaan (tanpa alas hak) atas

tanah dan bangunan sebagaimana dimaksud dalam SHM No.3567/Kel

Oesapa dan SHM No. 265/Kel. Naikoten yang Penggugat lakukan adalah

tidak sah

2. Menghukum Penggugat atau siapapun yang mendapatkan hak daripadanya

untuk mengosongkan dari segenap penghuni dan barang-barang penghuni

serta menyerahkan dalam keadaan baik kepada masing-masing pemenang

lelang berdasarkan Risalah Lelang No. 048/2013 Tanggal 24 April 2013

yang dibuat oleh Anwar Bai, S.Sos Pejabat Lelang Kelas I di Kantor

Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Kupang, bila perlu

dengan bantuan polisi.

Dengan tuntutan provisi dimaksud, Majelis berpendapat bahwa

penempatan tuntutan provisi tanpa adanya gugatan menyalahi asas hukum

acara perdata yang berlaku dan berhubung dengan itu tuntutan provisi

dimaksud tidak beralasan hukum sehingga patut dinyatakan tidak dapat

diterima. Berdasrkan uraian pertimbangan tentang provisi sebagaimana telah

disebutkan di atas, ternyata bahwa tuntutan provisi dari Penggugat dan

tuntutan provisi dari pihak Tergugat dinyatakan tidak dapat diterima.

Dalam salah satu bagian dari jawaban pihak Tergugat, pihak Tergugat

mengajukan eksepsi tetapi berhubung eksepsi tersebut tidak menyangkut

kewenangan mengadili dari Pengadilan Negeri Kupang, maka Majelis

Page 78: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

65

menerapkan ketentuan Pasal 160 RBg, dengan mempertimbangkan eksepsi

dimaksud bersama-sama pokok perkara dan berhubung dengan itu berikut ini

akan dibahas eksepsi dimaksud satu demi satu;

1. Eksepsi gugatan Penggugat tidak berdasarkan hukum

Menimbang, bahwa eksepsinya pihak Tergugat mengemukakan bahwa

Tergugat telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum atas tindkannya

(upaya) melakukan lelang eksekusi atas obyek Hak Tanggungan; jelas

merupakan dalil yang tidak berdasarkan hukum (rechts grond).

2. Exceptio obscuur libel

Hubungan hukum yang mendasari Penggugat dan Tergugat adalah

perjanjian, maka formulasi gugatan yang paling relevan atas sengketa hak

yang timbul adalah gugatan wanprestasi bukan gugatan melawan hukum.

Karena itu perumusan formulasi gugatan perbuatan melawan hukum

sebagaimana didalilkan Penggugat merupakan formulasi gugatan yang

kabur atau tidak jelas

3. Exception plurium litis consorsium atau ex juri terti (eksepsi kurang

pihak)

Menimbang, bahwa dalam eksepsinya pihak tergugat mengemukakan

bahwa surat gugatan Penggugat tertanggal 23 April 2013, meletakkan

permasalah tindakan atau upaya Tergugat dalam Lelang Eksekusi atas

obyek Hak Tanggungan sebagai isu sentralnya, karena itu menjadi logis

bilamana Pejabat Lelang pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan

Page 79: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

66

Lelang (KPKNL) Kupang diposisikan sebagai Tergugat atau Turut

Tergugat.

4. Eksepsi gugatan penggugat illusioner dan berlebihan

Menimbang, bahwa dalam eksepsinya pihak Tergugat mengemukakan

bahwa dalam perkara aquo, materi gugatan Penggugat illusioner dan

berlebihan terutama yang menyangkut petitum Penggugat, tentang

tuntutan ganti kerugian, karena tidak berdasarkan kerugian nyata atau

actual loss.

Menimbang, bahwa jika ditelusuri kembali uraian pertimbangan eksepsi

sebagaimana telah dipaparkan diatas, ternyata bahwa seluruh eksepsi pihak

Tergugat tersebut dinyatakan ditolak.

Dalam pokok perkara Majelis menimbang bahwa maksud dan tujuan

gugatan pihak penggugat adalah jelas sebagaimana telah dikemukakan.

Majelis Hakim berkesimpulan ada hal yang dipermasalahkan oleh Penggugat

(lihat surat gugatan halaman 7 dan 8) yakni: permasalahan tentang apakah

tergugat tidak memberikan waktu / kesempatan yang cukup bagi Penggugat

untuk menyelesaikan kredit macetnya? sehingga hal demikian dikatakan

sebagai perbuatan melawan hukum?

Di dalam posita gugatan yang dibuat Penggugat, Penggugat tidak

mendalilkan perbuatan hukum yang terjadi antara Penggugat dan Tergugat.

Berdasarkan petitum gugatan Penggugat, Penggugat mengakui adanya kredit

macet yakni Penggugat tidak memenuhi ketentuan-ketentuan perjanjian kredit

Page 80: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

67

antara Penggugat dan Tergugat. Dalam hal ini Penggugat mempertanyakan

tidak diberi kesempatan untuk mengatasi kredit macetnya tersebut. Sebaliknya

Tergugat mendalilkan bahwa Tergugat telah memberi waktu yang cukup pada

Penggugat untuk menyelesaikan kredit macetnya tetapi setelah diberikan

waktu yang cukup Penggugat justru tidak mempunyai itikad baik untuk

menyelesaikan/membayar tunggakan kredit macetnya tersebut.

Selain surat teguran, Tergugat juga telah mengirimkan surat beberapa kali

perihal penyelesaian kredit Penggugat yang sudah macet. Dengan tidak

adanya niat Penggugat menyelesaikan kewajibannya terhadap Tergugat, maka

Tergugat mengajukan/memproses pengajuan lelang atas lima obyek harta

benda milik Penggugat yang dijadikan sebagai jaminan hutang tersebut.

Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat dalil Penggugat yang pada

pokoknya menyatakan Tergugat tidak memberikan kesempatan yang patut

bagi Penggugat untuk mengatasi kredit macetnya adalah tidak beralasan

secara hukum.

Berdasarkan keseluruhan pertimbangan tersebut diatas Majelis Hakim

berpendapat gugatan pokok perkara, ditolak seluruhnya. Menimbang bahwa

oleh karena Penggugat sebagai pihak yang dikalahkan, maka berdasarkan

ketentuan Pasal 192 RBg, Penggugat dihukum untuk membayar biaya perkara

yang besarnya sebagaimana dalam amar putusan ini.

Page 81: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

68

3. Analisis Putusan Pengadilan Negeri Kupang No. 73/Pdt.G/2013 PN.Kpg

Di dalam Putusan Pengadilan Negeri Kupang Nomor 73/Pdt.G/2013

PN.Kpg. Penulis manganalisis bahwa, Putusan Majelis Hakim yang

menyatakan bahwa dalil Penggugat yang pada pokok perkaranya menyatakan

Tergugat tidak memberikan kesempatan yang patut bagi Penggugat untuk

mengatasi kredit macetnya2 adalah tidak beralasan secara hukum adalah benar

adanya, karena PT Bank Central Asia Tbk telah mengirimkan surat teguran

pembayaran pinjaman kepada Penggugat sebanyak tiga kali sejak Penggugat

mulai menunggak membayar angsuran dan bunga kepada Tergugat. Pihak

Tergugat juga memberikan surat-surat teguran dan surat-surat lain yang isinya

tentang kewajiban Penggugat untuk segera melunasi seluruh utangnya. Hal ini

dibuktikan Tergugat dengan memberikan bukti-bukti surat-surat yang telah

dikirim pihak Tergugat kepada Pihak Penggugat pada saat persidangan.3

Pada Putusan Majelis Hakim terkait tuntutan ganti rugi Penggugat

terhadap Tergugat mengenai kerugian Penggugat sebesar Rp 50.000.000,-

(lima puluh juta rupiah) yang digunakan untuk biaya perjalanan saudara-

saudara Penggugat untuk membantu menyelesaikan kredit bermasalah ini dan

terhadap tuntutan ganti kerugian Rp 20.000.000.000,- (dua puluh milyar

rupiah) akibat tercemarnya nama baik dan kredibilitas Penggugat karena

2 Lihat pada Putusan Pengadilan Negeri Kupang No. 73/Pdt.G/2013 PN.Kpg, h. 5

3 Lihat pada Putusan Pengadilan Negeri Kupang No. 73/Pdt.G/2013 PN.Kpg, h. 46

Page 82: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

69

melakukan pengumuman lelang di Koran Pos Kupang4, menyatakan bahwa

tuntutan tersebut tidak relevan dan tidak berdasarkan hukum pun telah sesuai

dengan aturan-aturan yang berlaku, karena pihak Tergugat telah melewati

prosedur-prosedur yang ditentukan dalam perjanjian kredit, dilanjutkan

dengan pelelangan jaminan sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang

Nomor 4 Tahun1996 tentang Hak Tanggungan atas Tanah beserta benda-

benda yang berkaitan dengan Tanah termasuk peraturan pelaksanaannya

khususnya Peraturan Menteri Keuangan No 93/PMK.06/2010, tentang

Petunjuk Pelaksanaan Lelang Pasal 43, yang pada pokoknya menegaskan

bahwa pengumuman lelang dilaksanakan melalui surat kabar harian yang

terbit di kota/ kabupaten tempat barang berada.

Mengacu pada pasal-pasal pada KUH Perdata terutama mengenai

ketentuan-ketentuan perjanjian dan pasal-pasal dalam Undang-Undang No. 4

Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang

Berkaitan Dengan Tanah dan Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang

Kekuasaan Kehakiman serta ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan

perkara ini, putusan akhir yang dikeluarkan oleh Majelis Hakim berpendapat

bahwa gugatan pokok perkara di tolak seluruhnya. Hal ini berdasarkan

keseluruhan pertimbangan-pertimbangan dalam pokok perkara yang telah

dipertimbangkan di dalam persidangan. Menurut Penulis, hasil akhir yang

4 Lihat pada Putusan Pengadilan Negeri Kupang No. 73/Pdt.G/2013 PN.Kpg, h. 6

Page 83: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

70

diberikan oleh Majelis Hakim sudah arif dan sesuai dengan aturan yang

berlaku pada perkara ini.

Dalam setiap perjanjian, ada kesepakatan untuk mengikatkan diri dengan

orang lain atau lembaga lain. Dengan adanya kesepakatan mengikatkan diri

tersebut timbul hak dan kewajiban pada dua sisi, dimana pada satu pihak ada

hak menuntut sesuatu dan pihak lain berkewajiban memenuhinya. Sesuatu itu

adalah prestasi yang merupakan hubungan hukum yang apabila tidak dipenuhi

secara sukarela dapat dipaksakan, bahkan melalui hakim.

Ayat-ayat Al-Qur‟an dan hadits Nabi Sallallahu‟alaihi wa sallam telah

menunjukkan akan kewajiban memenuhi janji setia. Serta menjelaskan

buruknya orang yang melanggarnya atau tidak menepatinya. Allah berfirman,

“…dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggung

jawabnya” (QS Al-Israa : 34)

“Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan

janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah

meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu

(terhadap sumpah-sumpah itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang

kamu perbuat. (QS An-Nahl : 91)

Page 84: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

71

Wajib bagi seluruh kaum muslim untuk menepati perjanjian walaupun

yang membuat perjanjian adalah individu dari kalangan awam atau

seorang wanita. Di dalam hadits menjelaskan,

“Allah SWT telah berfirman (dalam hadits QudsiNya) „Aku adalah yang

ketiga dari dua orang yang berserikat selama salah seorang diantaranya

tidak berkhianat terhadap temannya. Apabila salah seorang diantara

keduanya berkhianat, maka aku keluar dari perserikatan keduanya‟”

Setiap perjanjian wajib dilaksanakan oleh para pihak sesuai dengan

kesepakatan yang di terapkan oleh yang bersangkutan agar terhindar dari

cidera janji. Dasar hukumnya dapat dibaca dalam surat Al-Baqarah ayat

283

“Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai)

sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada

barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang), akan tetapi jika

sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang

dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia

bertakwa kepada Allah Tuhannya dan janganlah kamu (para saksi)

menyembunyikan persaksian. Barang siapa yang menyembunyikannya,

Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah

Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Page 85: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

72

Surah Al Anfal ayat 27,

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan

Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-

amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui”.

Dengan demikian sangat jelas bahwa suatu perjanjian harus

dilaksanakan dengan itikad baik (Pasal 1338 ayat 3 KUH Perdata).

Demikian pula suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang

dengan tegas dinyatakan di dalamnya, tetapi juga untuk segala sesuatu

yang menurut sifat perjanjian diharuskan oleh kepatutan, kebiasaan, atau

undang-undang (Pasal 1339 KUH Perdata).5

C. Pelaksanaan Eksekusi Jaminan/HT Atas Alasan Cidera Janji

Pada pelaksanaan eksekusi jaminan/HT atas alasan cidera janji tidak

digantungkan pada jatuh tempo perjanjian kredit. Hal tersebut dijelaskan sebagai

berikut :

1. UU No. 4 Tahun 1996, Tidak Menjelaskan Faktor Cidera Janji

a. Pasal 6 maupun penjelasannya, tidak mengatur lebih lanjut tindakan cidera

janji:

1. Hanya menegaskan cedera janji menjadi dasar bagi pemegang HT

untuk melaksanakan haknya menjual objek HT;

5 Djaja S. Meliala. Perkembangan Hukum Perdata Tentang Benda Dan Hukum Perikatan.

(Bandung : Nuansa Aulia, 2007). h. 98

Page 86: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

73

2. Hal itu diulangi kembali dalam penjelasan pasal tersebut, yang

mengatakan apabila debitur cedera janji, pemegang HT berhak

menjual objek HT atas kekuasaan sendiri, jika APHT dicantumkan

klausul yang demikian

b. Penegasan yang sama diatur dalam Pasal 20;

1. Apabila debitur cidera janji, pemegang HT berhak:

a) Menjual objek HT dengan parate eksekusi berdasarkan Pasal 224

HIR,

b) Atau menjual berdasarkan kekuasaan sendiri apabila dalam APHT

ada klausul yang demikian,

c) Atau melakukan penjualan dibawah tangan sesuai dengan

ketentual Pasal 20 ayat (2) dan (3)

2. Tetapi dalam pasal ini pun tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai

cidera janji

2. Cidera Janji Merujuk kepada Pasal 1234 jo. Pasal 1763 KUH Perdata

Oleh karena UUHT tidak mengatur mengenai cidera janji, maka untuk

menentukan apakah debitur cidera janji, dapat dirujuk Pasal 1234 jo. Pasal

1736 KUH Perdata:

a. Dalam ketentuan pasal 1234 KUH Perdata, yang dimaksud dengan

wanprestasi/cidera janji:

1. Lalai dalam memenuhi perjanjian, atau

2. Tidak menyerahkan atau membayar dalam jangka waktu yang

ditentukan, atau

Page 87: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

74

3. Tidak berbuat sesuai yang dijanjikan dalam tenggang waktu yang

ditentukan.

b. Lebih spesifik Pasal 1736 KUH Perdata mengatakan, tidak

mengembalikan pinjaman sesuai dengan jumlah pinjaman dalam waktu

yang ditentukan.

Sebagai perbandingan di beberapa Negara diatur lebih rinci kapan debitur

disebut cidera janji atau default:

a. Melanggar salah satu ketentuan perjanjian yang berkenaan dengan:

1. Pokok pinjaman, dan/atau

2. Bunga (interest), yakni tidak membayar bunga paling tidak (2) bulan.

b. Pelanggaran itu telah diberitahukan kepada debitur, namun meskipun

sudah lewat tiga (3) bulan, tidak diindahkan.

Dalam keadaan yang seperti inilah debitur dikategorikan had been in

breach of some covenant in the mortgage deed.

3. Eksekusi Objek HT atas Alasan Cedera Janji Dapat Dilaksanakan Meskipun

Perjanjian Kredit Belum Jatuh Tempo

a. Pasal 6 dan Pasal 20 UU No. 4 Tahun 1996 memberi hak menjual objek

HT atas alasan cedera janji:

1. Apabila debitur cedera janji, pemegang HT (kreditor) berhak untuk

menjual objek HT baik berdasarkan Pasal 224 HIR maupun atas

kekuasaan sendiri;

2. Maka menjual objek HT atas alas an cedera janji sama artinya dengan

melakukan eksekusi terhadap objek HT

Page 88: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

75

b. Pasal 1267 KUH Perdata member hak opsi kepada kreditor untuk

mengambil tindakan apabila debitur wanprestasi, tanpa mempersoalkan

apakah perjanjian telah jatuh tempo atau tidak berupa ketentuan:

a) Meminta atau menuntut kepada pengadilan untuk memaksa debitur

memenuhi perjanjian, jika hal itu masih bias dilakukan oleh debitur;

b) Menuntut pembatalan perjanjian disertai dengan penggantian biaya

kerugian dan bunga

Bertitik tolak dari ketentuan pasal-pasal di atas, sangat keliru pendapat yang

mengatakan eksekusi atas obyek HT tidak dapat diminta atau dilaksanakan selama

perjanjian belum jatuh tempo meskipun debitur melakukan cidera janji atau

wanprestasi. Pendapat dan penerapan yang tepat adalah sebagai berikut: 1) Apabila

debitur melakukan cedera janji, eksekusi sah dan valid dilaksanakan meskipun

masa perjanjian belum berakhir; 2) Terhadap pelaksanaan eksekusi yang demikian,

debitur tidak dapat mengajukan partij verzet berdasarkan pasal 207 HIR, Pasal 225

RGB.6

Terdapat beberapa teori tentang hak kreditor untuk menjual sendiri objek

jaminan utang oleh kreditornya, yaitu:

1. Teori Mandat: Teori ini menyatakan bahwa dengan adanya kewenangan

eksekusi sendiri atas benda yang menjadi objek jaminan (dalam hal ini hak

tanggungan), maka pihak debitor telah memberikan kuasa (volmacht) kepada

6 Yahya Harahap, Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata (Jakarta : Sinar

Grafika, 2013), h., 202

Page 89: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

76

pemegang hipotek untuk menjalankan benda jaminan sebagai wakil dari pihak

pemberi hipotik.

2. Teori Executie: Berbeda dengan teori mandat, pada teori ini hak kreditor

untuk menjual benda-benda objek jaminan utang adalah berdiri sendiri

(zelfstanding) dari pihak pemegang jaminan utang. Kewenangan untuk

menjual oleh pihak kreditor itu sendiri bukan merupakan kuasa dari pemberi

hipotek.7

7 Munir Fuady, Hukum Jaminan Utang,(Jakarta : Erlangga, 2013), h,. 58

Page 90: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

77

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Penyelesaian kredit bermasalah pada perjanjian kredit dengan jaminan, pada

dasarnya, kreditur pemegang jaminan kebendaan memiliki hak untuk

mengeksekusi barang jaminan untuk dijual secara lelang guna pembayaran utang

debitur jika debitur lalai melaksanakan kewajibannya berdasarkan perjanjian

kredit atau biasa disebut dengan wanprestasi. Di jelaskan dalam Pasal 1155 KUH

Perdata, Pasal 15 ayat (3) jo. Pasal 29 Undang-undang No. 42 Tahun 1999

tentang Jaminan Fidusia (UU Jaminan Fidusia) dan Pasal 6 jo. Pasal 20 Undang-

undang No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-

Benda Yang Berkaitan Dengan. Namun, biasanya sebelum membawa perkara

kredit yang bermasalah ke jalur hukum, biasanya dilakukan upaya-upaya secara

administrasi terlebih dahulu. Penyelamatan kredit bermasalah berpedoman

kepada Surat Edaran Bank Indonesia No. 26/4/BPPP tanggal 29 Mei 1993 yang

prinsipnya mengatur penyelamatan kredit bermasalah sebelum diselesaikan

melalui lembaga hukum. Jika dalam langkah penyelamatan tidak efektif, maka

pihak Kreditur (bank) dapat menyelesaikan melalui lembaga hukum Panitia

Urusan Piutang Negara (PUPN) dan Direktorat Jendral Piutang dan Lelang

Negara (DJPLN), melalui Badan Peradilan, dan melalui Arbitrase atau Badan

Alternatif Penyelesaian Sengketa.

Page 91: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

78

2. Terhadap Pelaksanaan eksekusi jaminan/ Hak Tanggungan atas alasan debitur

cidera janji, negara telah menerbitkan peraturan hukum pada Undang-Undang

No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda

Yang Berkaitan Dengan Tanah. Undang-undang tersebut mengatur tentang

Jaminan antara Bank dengan Debitur dalam transaksi pinjam meminjam serta

peraturan-peraturan tentang tata cara apabila terjadinya keadaan wanprestasi

(tidak membayar) apabila Debitur tidak melaksanakan kewajibannya.

B. Saran

1. Dalam menyelesaikan kredit bermasalah dengan perjanjian jaminan, ada baiknya

dilakukan sesuai dengan aturan perundang-undangan yang sudah ditetapkan oleh

negara. Adapun sebelum memberikan kredit, pihak bank dapat menerapkan

prinsip analisis kredit dengan baik dan benar sehingga dapat mengurangi

terjadinya cidera janji bahkan sampai terjadi kredit bermasalah pada debitur.

2. Sebelum melakukan eksekusi pada benda jaminan yang dijaminkan Debitur

karena adanya tunggakan yang mengakibatkan kredit bermasalah, pihak bank

bisa menempuh cara lain guna penyelamatan awal sebelum benar-benar

melakukan pelelangan pada benda yang dijaminkan.

3. Sebagai seorang nasabah yang melakukan permohonan pengajuan perjanjian

kredit dengan jaminan, sebaiknya bisa mengatur dengan sebaik mungkin

bagaimana dan untuk apa mengajukan permohonan kredit tersebut. Jika pihak

nasabah (Debitur) merasa terjadi masalah dalam membayar angsuran kredit, ada

baiknya pihak nasabah (Debitur) memberitahukan pada pihak bank, sehingga

pihak bank bisa memberikan penyelesaian sebelum terjadinya kredit bermasalah.

Page 92: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

79

Daftar Pustaka

BUKU :

Ali, Zainuddin, Metode Penelitian Hukum, Jakarta : Sinar Grafika, 2010.

Arthesa, Ade, dan Edia Handiman, Bank & Lembaga Keuangan Bukan Bank, Jakarta

: PT INDEKS Kelompok Gramedia, 2006.

Badrulzaman, Mariam Darus, Aneka Hukum Bisnis, Bandung : ALUMNI, 1994.

Bahsan, M, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, Jakarta :

RajaGrafindo Persada, 2007.

Dendawijaya, Lukman, Manajemen Perbankan, Jakarta : Ghalia Indonesia, 2005.

Djumhana, Muhamad, Hukum Perbankan di Indonesia, Bandung : Citra Aditya

Bakti, 1993.

Fuady, Munir, Hukum Jaminan Utang, Jakarta : Erlangga, 2013.

__________. Pengantar Hukum Bisnis. Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2012.

Harahap, Yahya, Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata, Edisi

Kedua, Jakarta : Sinar Grafika, 2013.

Hartono, Sunaryati, Perkembangan Hukum Perkreditan Nasional dan Internasional,

Jakarta : Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman, 1992.

Hermansyah. Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Edisi Revisi, Jakarta : Kencana,

2011.

Hernoko, Agus Yudha, Lembaga Jaminan Hak Tanggungan Sebagai Penunjang

Kegiatan Perkreditan Perbankan Nasional, Surabaya : UNAIR, 1998.

Hutagalung, Sophar Maru, Praktik Peradilan Perdata Dan Alternatif Penyelesaian

Sengketa, Jakarta : Sinar Grafika, 2012.

Ibrahim, Johannes, Kartu Kredit - Dilematis Antara Kontrak dan Kejahatan.

Bandung : PT Refika Aditama, 2004.

Ismail, Manajemen Perbankan dari Teori Menuju Aplikasi, Jakarta : Kencana, 2011.

Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan Edisi Revisi, Jakarta : Rajawali Pers, 2012

_____. Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2004.

Latif, Ah Azharudin, dan Nahrowi, Pengantar Hukum Bisnis Pendekatan Hukum

Positif & Hukum Islam, Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009.

Latumaerissa, Julius R, Mengenal Aspek-Aspek Operasi Bank Umum, Jakarta : Bumi

Aksaara, 1999.

Mangasa, Augustinus Sipahutar, Persoalan-Persoalan Perbankan Indonesia, Jakarta

: Gorga Media, 2007.

Marzuki, Peter Mahmud, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana, 2010.

Page 93: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

80

Meliala, Djaja S, Perkembangan Hukum Perdata Tentang Benda Dan Hukum

Perikatan, Bandung : Nuansa Aulia, 2007.

Muljadi, Kartini, dan Gunawan Widjaja, Seri Hukum Harta Kekayaan : Hak

Tanggungan, Jakarta : Kencana, 2006.

Salam, Syamsir, dan Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta : UIN

Press, 2006.

Satrio, J, Hukum Jaminan, Hak Jaminan Kebendaan, Hak Tanggungan, Bandung :

PT. Citra aditya Bakti, 1991.

Soekanto, Soerdjono, dan Sri Mahmudji, Peranan dan Penggunaan Kepustakaan di

dalam Penelitian Hukum, Jakarta: Pusat Dokumentasi Universitas Indoesia,

1979.

_________________. Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta : Universitas Indonesia

Press, 1986.

Sofwan, Sri Soedewi Masjchoen, Hukum Perdata, Hukum Benda, Yogyakarta :

Liberty, 2000.

Suhardi, Gunarto, Usaha Perbankan dalam Perspektif Hukum, Yogyakarta :

Kanisius, 2003.

Suyatno, Thomas, dkk, Dasar – Dasar Perkreditan Edisi Keempat, Jakarta :

Gramedia Pustaka Utama, 1995

Yani, Ahmad, dan Gunawan Wijaya, Seri Hukum Bisnis, Jaminan Fidusia, Jakarta :

Radja GrafIndo Perkasa, 2000.

PERUNDANG-UNDANGAN :

KitabUndang-Undang Hukum Perdata

Undang - Undang RI No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta

Benda-Benda Yang Berkaitan

Undang - Undang RI No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia

Peraturan Bank Indonesia No. 14/2/PBI/2012 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat

Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu (APMK).

Peraturan Bank Indonesia No. 14/15/PBI/2012 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank

Umum.

WEBSITE

http//:id.m.wikipedia.org/wiki/Bank_Central_Asia. Diakses pada 31 May 2015 pukul

15.11

Page 94: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

P U T U S A NNO: 73/Pdt.G/ 2013 PN.Kpg

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Negeri Kupang yang memeriksa dan mengadili perkara-

perkara perdata dalam pemeriksaan tingkat pertama telah menjatuhkan

putusan sebagai berikut dalam perkara:

IRWAN MARLOANTO, Umur 44 Tahun; Agama: Islam; pekerjaan: Pemilik

Toko/ Bengkel Virgo Bagus; Alamat di Jenderal Soeharto No.31 RT

018/ RW 007 Kelurahan Naikoten I, Kecamatan Oebobo, Kota

Kupang; selanjutnya disebut PENGGUGAT;

Penggugat dalam perkara ini memberikan kuasa kepada DUIN

PALUNGKUN, SH dan ERENS KAUSE, SH., Advokat yang

beralamat di Klinik Hukum Duin Palungkun, SH & Rekan jalan

CHR J Mooy No. 10, Kota Kupang- NTT, berdasarkan surat kuasa

khusus no.18/PDT-IM/IV/2013 tertanggal 23 April 2013;

M E L A W A N :

DIREKTUR UTAMA PT BANK CENTRAL ASIA Tbk ; beralamat di Menara

BCA Grand Indonesia jalan MH Tamrin No.1 Jakarta Pusat, cq

Kepala Kantor Wilayah PT Bank Central Asia Tbk beralamat di

jalan Hasanudin No.58 Lt 3 Denpasar, cq Kepala Kantor Cabang

Utama PT Bank Central Asia Tbk di jalan Tompelo no 23 A

Kelurahan Oebobo Kecamatan Oebobo Kota Kupang, selanjutnya

disebut TERGUGAT;

Tergugat dalam perkara ini memberikan kuasa kepada ERWIN

SIREGAR, SH.,MH.; SUTATIK, SH., MBL.; I WAYAN LASTIKAYASA,

SH.; AGUS EKA PUTRA, SH.; I PUTU WINDU SEMARA PUTRA, SH.;

I GEDE JELANTIK PURWAKA, SH.; dan WIRATAMI, SH., para

Advokat dan asisten advokat yang berkantor di Pusat Pertokoan

Kertha Wijaya jalan Diponegoro 98 Blok C-21 Denpasar,

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

Page 95: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor: 480/SK/ W04/2013

tertanggal 20 Mei 2013;

Pengadilan Negeri tersebut,

Telah membaca surat-surat dalam berkas perkara,

Telah memeriksa bukti-bukti di persidangan,

Telah memperhatikan segala peristiwa yang terjadi di persidangan;

TENTANG DUDUK PERKARA

Menimbang bahwa Penggugat dalam surat gugatannya tertanggal 23

April 2013 yang telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri

Kupang pada tanggal 24 April 2013, dalam register perkara Nomor : 73/

Pdt.G/2013/PN.Kpg mengemukakan sebagai berikut:

1. Bahwa Penggugat adalah Nasabah PT Bank Central Asia Tbk Cabang

Utama Kupang;

2. Bahwa Penggugat sebagai Nasabah PT Bank Central Asia Tbk Cabang

Utama Kupang telah mengagunkan 5 (lima) bidang tanah masing-

masing :

• Toko dan Bengkel seluas 2.066 M2 terletak di Jl. Pulau Indah No.

8 Kel. Oesapa, Kec. Kelapa Lima, Kota Kupang Provinsi NTT, SHM

Nomor : 4550 atas Nama Irwan Marloanto;

• Toko dan Bengkel seluas 574 M2 terletak di Jl. Pulau Indah No. 8

Kel. Oesapa, Kec. Kelapa Lima, Kota Kupang Provinsi NTT, SHM

Nomor : 4551 atas Nama Irwan Marloanto;

• Kantor dan Bengkel seluas 2.980 M2 terletak di Jl. Pulau Indah

No. 7 Kel. Oesapa, Kec. Kelapa Lima, Kota Kupang Provinsi NTT,

SHM Nomor : 3567 atas Nama Irwan Marloanto;

2

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

Page 96: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

• Rumah Tinggal Seluas 214 M2 terletak di Jl. Jenderal Soeharto

No. 31, Kel. Naikoten I, Kec. Oebobo, Kota Kupang Provinsi NTT,

SHM Nomor : 265 atas Nama Irwan Marloanto;

• Rumah Tinggal dan Gudang Seluas 1.230 M2 terletak di Jl. Sam

Ratulangi III Rt. 61 Rw. 81 Kel. Oesapa, Kec. Kelapa Lima, Kota

Kupang Provinsi NTT, SHM Nomor : 820 atas Nama Irwan

Marloanto;

3. Bahwa pada awalnya Penggugat sebagai Nasabah PT Bank Central

Asia Tbk Cabang Utama Kupang dalam usaha toko dan bengkelnya

mendapat kemajuan yang pesat sehingga masih lancar didalam

membayar cicilan dan bunga bank;

4. Bahwa seiring dengan kemajuan kota kupang telah bermunculan

banyak pesaing dari usaha bengkel dan cuci mobil sehingga

penghasilan Penggugat mulai menurun;

5. Bahwa sama halnya dengan usaha bengkel, usaha perdagangan

barang kelontong milik Penggugat pun mendapat pesaing yang besar

dari bermunculannya pedagang-pedagang baru yang berasal dari

Pulau Jawa sehingga usaha yang dilakukan Penggugat mengalami

penurunan omset dan menjadi penyebab macetnya kredit;

6. Bahwa Tergugat sampai saat ini tidak memberikan salinan akad kredit

kepada Penggugat;

7. Bahwa Penggugat dalam perjalanan sebagai Debitur pernah

melakukan penyehatan kredit dengan mengambil alih beban kredit

dari Dony lakusa yang kreditnya pada Tergugat macet dan aset berupa

Kantor dan bengkel kemudian dimasukkan pula menjadi agunan kredit

Penggugat pada Tergugat;

8. Bahwa Pengambil alihan beban kredit tersebut diatas menunjukkan

bukti kemajuan yang diperoleh Penggugat dalam berusaha sehingga

mampu mengambil alih aset berupa kantor dan bengkel Dony Lakusa

Hal 3 dari 62 hal

Putusan No 73/Pdt.G/2013/PN.Kpg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

Page 97: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Namun akhirnya usaha Penggugat mengalami kemunduran baik

omset/hasil penjualan barang di Toko dan usaha bengkel dan

mengakibatkan macetnya kredit sebagaimana diuraikan pada poin 4

dan 5 diatas, walaupun usaha Penggugat masih bisa berjalan;

9. Bahwa Tergugat telah menunjuk Star Auction Makassar sebagai pihak

yang melakukan pengurusan pelelangan agunan Penggugat yang

dengan surat panggilan tertanggal 10 Februari 2013 meminta

Penggugat untuk hadir pada tanggal 27 Februari 2013 namun surat

panggilan tersebut diterima Penggugat setelah tanggal 27 Februari

2013, hal ini menunjukkan Star Auction Makassar yang ditunjuk

Tergugat tidak melakukan pemanggilan secara patut dan seharusnya

Tergugat belum patut menunjuk pihak lain untuk langsung memproses

pelelangan, namun berusaha terlebih dahulu memberikan pembinaan

agar Penggugat dapat bangkit memajukan usahanya seperti

sebelumnya;

10.Bahwa Star Auction Makassar sebagai pihak yang melakukan

pengurusan pelelangan agunan Penggugat telah bertindak tidak patut

dalam setiap pemanggilannya kepada Penggugat sehingga tidak

pernah terjadi mediasi untuk pemanggilan pertama;

11.Bahwa dalam perubahan perjanjian kredit tertangga 16 Februari 2012

terlihat jelas jangka waktu jatuh temponya agunan-agunan tersebut

diatas tidaklah sama dan terdapat 2 (dua) agunan yang belum jatuh

tempo yaitu : Pada Pasal 1 poin b. Fasilitas Kredit Investasi, terhitung

sejak tanggal 23 Desember 2008 dan berakhir pada tanggal 23

Desember 2018, poin c. Fasilitas Installment Loan, pada tanggal 23

Februari 2008 dan berakhir pada 23 Februari 2014, namun dianggap

telah jatuh tempo dan agunannya dimasukkan dalam obyek yang

diancam untuk dilelang, hal ini jelas menunjukan adanya pemaksaan

pelelangan;

4

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

Page 98: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

12.Bahwa Penggugat yang berusaha dibantu oleh kakak-kakaknya

berusaha melakukan pendekatan kepada pihak Tergugat untuk

melakukan penyehatan dan mengatasi macetnya kredit tersebut telah

diperlakukan secara tidak patut yaitu diarahkan pengurusannya ke

kantor wilayah Tergugat di Denpasar hal ini justru bertentangan

dengan ketika Tergugat (Kepala Kantor Cabang Utama PT Bank Central

Asia Tbk di jl. Tompelo no. 23 A, Kel. Oebobo, Kec. Oebobo, Kota

Kupang) menunjuk Star Auction Makassar sebagai pihak yang

melakukan pengurusan pelelangan agunan Penggugat, Tergugat

ternyata memiliki kewenangan untuk itu, dalam hal ini seharusnya

Tergugat memberikan jalan keluar yang langsung bermanfaat bagi

kedua belah pihak dengan biaya ringan namun dengan dalih

kewenangan berada di kantor wilayah membuat Penggugat yang

menanggung biaya kakak-kakaknya yang datang dari makasar sebesar

Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah);

13.Bahwa upaya yang dilakukan oleh Penggugat bersama kakak-kakaknya

untuk melakukan mediasi mengatasi masalah kredit tersebut banyak

terhambat oleh berhalangannya Kepala Cabang Utama PT Bank

Central Asia Tbk Kupang dan terjadi 3 (tiga) kali pergantian Kepala

Cabang Utama dan terakhir diajabat seorang Pejabat Sementara

sehingga jelas sangat memakan waktu untuk melakukan mediasi yang

patut;

14.Bahwa mengingat akan ancaman pelelangan yang sudah sangat

dipaksakan, maka Penggugat mohon kiranya seluruh aset yang

menjadi agunan kredit yaitu :

• Toko dan Bengkel seluas 2.066 M2 terletak di Jl. Pulau Indah No.

8 Kel. Oesapa, Kec. Kelapa Lima, Kota Kupang Provinsi NTT, SHM

Nomor : 4550 atas Nama Irwan Marloanto;

Hal 5 dari 62 hal

Putusan No 73/Pdt.G/2013/PN.Kpg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

Page 99: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

• Toko dan Bengkel seluas 574 M2 terletak di Jl. Pulau Indah No. 8

Kel. Oesapa, Kec. Kelapa Lima, Kota Kupang Provinsi NTT, SHM

Nomor : 4551 atas Nama Irwan Marloanto;

• Kantor dan Bengkel seluas 2.980 M2 terletak di Jl. Pulau Indah

No. 7 Kel. Oesapa, Kec. Kelapa Lima, Kota Kupang Provinsi NTT,

SHM Nomor : 3567 atas Nama Irwan Marloanto;

• Rumah Tinggal Seluas 214 M2 terletak di Jl. Jenderal Soeharto

No. 31, Kel. Naikoten I, Kec. Oebobo , Kota Kupang Provinsi NTT,

SHM Nomor : 265 atas Nama Irwan Marloanto;

• Rumah Tinggal dan Gudang Seluas 1.230 M2 terletak di Jl. Sam

Ratulangi III Rt. 61 Rw. 81 Kel. Oesapa, Kec. Kelapa Lima, Kota

Kupang Provinsi NTT, SHM Nomor : 820 atas Nama Irwan

Marloanto;

diletakan Sita Jaminan untuk mencegah beralihnya hak atas aset-

aset tersebut;

15.Bahwa Tergugat telah memasang pengumuman pelelangan aset yang

menjadi agunan Penggugat tersebut di Koran Pos Kupang pada tanggal

10 April 2013, hal ini sangat merugikan kredibilitas dan nama baik

Penggugat sehingga Penggugat dalam perkara ini juga mengalami

kerugian immateriil sebesar Rp 20.000.000.000,- (dua puluh miliar

rupiah);

16.Bahwa oleh karena Tergugat telah menyerahkan proses Pelelangan

Agunan Kredit tersebut kepada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara

dan Lelang (KPKNL), maka adalah patut dan beralasan hukum Bapak

Ketua Pengadilan Negeri Kupang cq. Majelis Hakim Yang Memeriksa,

Mengadili dan Memutus perkara ini dalam Provisi menunda proses

pelelangan aset Penggugat berupa:

6

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

Page 100: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

• Toko dan Bengkel seluas 2.066 M2 terletak di Jl. Pulau Indah No.

8 Kel. Oesapa, Kec. Kelapa Lima, Kota Kupang Provinsi NTT, SHM

Nomor : 4550 atas Nama Irwan Marloanto;

• Toko dan Bengkel seluas 574 M2 terletak di Jl. Pulau Indah No. 8

Kel. Oesapa, Kec. Kelapa Lima, Kota Kupang Provinsi NTT, SHM

Nomor : 4551 atas Nama Irwan Marloanto;

• Kantor dan Bengkel seluas 2.980 M2 terletak di Jl. Pulau Indah

No. 7 Kel. Oesapa, Kec. Kelapa Lima, Kota Kupang Provinsi NTT,

SHM Nomor : 3567 atas Nama Irwan Marloanto;

• Rumah Tinggal Seluas 214 M2 terletak di Jl. Jenderal Soeharto

No. 31, Kel. Naikoten I, Kec. Oebobo , Kota Kupang Provinsi NTT,

SHM Nomor : 265 atas Nama Irwan Marloanto;

• Rumah Tinggal dan Gudang Seluas 1.230 M2 terletak di Jl. Sam

Ratulangi III Rt. 61 Rw. 81 Kel. Oesapa, Kec. Kelapa Lima, Kota

Kupang Provinsi NTT, SHM Nomor : 820 atas Nama Irwan

Marloanto;

17.Bahwa berdasarkan seluruh dalil dan uraian tersebut diatas kiranya

telah cukup alasan hukum bagi Penggugat untuk mengajukan gugatan

ini;

Berdasarkan dalil dan uraian tersebut diatas, Penggugat mohon

kepada Yang Mulia Ketua Pengadilan Negeri Kupang berkenan memanggil

Para Pihak untuk diperhadapkan ke depan Persidangan dan melalui Majelis

Hakim yang ditetapkan memeriksa, mengadili dan memutus perkara ini pada

tingkat pertama, memutus dengan amar sebagai berikut:

Dalam Provisi

Memerintahkan Tergugat menunda Proses Pelelangan agunan

Penggugat berupa :

Hal 7 dari 62 hal

Putusan No 73/Pdt.G/2013/PN.Kpg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

Page 101: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

• Toko dan Bengkel seluas 2.066 M2 terletak di Jl. Pulau Indah No.

8 Kel. Oesapa, Kec. Kelapa Lima, Kota Kupang Provinsi NTT, SHM

Nomor : 4550 atas Nama Irwan Marloanto;

• Toko dan Bengkel seluas 574 M2 terletak di Jl. Pulau Indah No. 8

Kel. Oesapa, Kec. Kelapa Lima, Kota Kupang Provinsi NTT, SHM

Nomor : 4551 atas Nama Irwan Marloanto;

• Kantor dan Bengkel seluas 2.980 M2 terletak di Jl. Pulau Indah

No. 7 Kel. Oesapa, Kec. Kelapa Lima, Kota Kupang Provinsi NTT,

SHM Nomor : 3567 atas Nama Irwan Marloanto;

• Rumah Tinggal Seluas 214 M2 terletak di Jl. Jenderal Soeharto

No. 31, Kel. Naikoten I, Kec. Oebobo , Kota Kupang Provinsi NTT,

SHM Nomor : 265 atas Nama Irwan Marloanto;

• Rumah Tinggal dan Gudang Seluas 1.230 M2 terletak di Jl. Sam

Ratulangi III Rt. 61 Rw. 81 Kel. Oesapa, Kec. Kelapa Lima, Kota

Kupang Provinsi NTT, SHM Nomor : 820 atas Nama Irwan

Marloanto;

Dalam Pokok Perkara

1. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menyatakan hukum Perbuatan Tergugat yang tidak

memberikan kesempatan yang patut bagi Penggugat

untuk mengatasi kredit macet pada Tergugat, adalah

merupakan perbuatan melawan hukum yang merugikan

Penggugat;

3. Memerintahkan Tergugat untuk memberikan kesempatan

kepada Penggugat melakukan penyehatan dan

pembayaran kewajibannya secara patut dalam jangka

waktu 6 (enam) bulan setelah putusan ini mempunyai

kekuatan hukum tetap;

8

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

Page 102: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

4. Menghukum Tergugat untuk membayar kerugian materil

kepada penggugat akibat perlakuan yang tidak patut

pada saat berupaya melakukan penyehatan untuk

mengatasi kredit macet sebesar Rp 50.000.000,- (lima

puluh juta rupiah) tunai dan sekaligus pada saat putusan

perkara ini mempunyai kekuatan hukum tetap;

5. Menghukum Tergugat untuk membayar kerugian

immateril kepada penggugat akibat pemuatan berita di

Koran Pos Kupang sebesar Rp 20.000.000.000,- (dua

puluh miliar rupiah) tunai dan sekaligus pada saat

putusan perkara ini mempunyai kekuatan hukum tetap;

6. Menyatakan hukum Sah dan berharga peletakan Sita

Jaminana atas aset yang menjadi agunan Penggugat

yaitu:

• Toko dan Bengkel seluas 2.066 M2 terletak di Jl.

Pulau Indah No. 8 Kel. Oesapa, Kec. Kelapa Lima,

Kota Kupang Provinsi NTT, SHM Nomor : 4550 atas

Nama Irwan Marloanto;

• Toko dan Bengkel seluas 574 M2 terletak di Jl. Pulau

Indah No. 8 Kel. Oesapa, Kec. Kelapa Lima, Kota

Kupang Provinsi NTT, SHM Nomor : 4551 atas Nama

Irwan Marloanto;

• Kantor dan Bengkel seluas 2.980 M2 terletak di Jl.

Pulau Indah No. 7 Kel. Oesapa, Kec. Kelapa Lima,

Kota Kupang Provinsi NTT, SHM Nomor : 3567 atas

Nama Irwan Marloanto;

• Rumah Tinggal Seluas 214 M2 terletak di Jl.

Jenderal Soeharto No. 31, Kel. Naikoten I, Kec.

Hal 9 dari 62 hal

Putusan No 73/Pdt.G/2013/PN.Kpg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

Page 103: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Oebobo , Kota Kupang Provinsi NTT, SHM Nomor :

265 atas Nama Irwan Marloanto;

• Rumah Tinggal dan Gudang Seluas 1.230 M2

terletak di Jl. Sam Ratulangi III Rt. 61 Rw. 81 Kel.

Oesapa, Kec. Kelapa Lima, Kota Kupang Provinsi

NTT, SHM Nomor : 820 atas Nama Irwan Marloanto;

7. Menghukum Tergugat untuk membayar seluruh biaya

yang timbul dalam perkara ini;

Menimbang bahwa pada persidangan yang telah ditentukan, pihak

Penggugat dan Tergugat hadir kuasanya masing-masing sebagaimana telah

dikemukakan di atas dan dengan merujuk pada ketentuan PERMA Nomor: 1

Tahun 2008 tentang Proses Perdamaian di Pengadilan, majelis telah

mengupayakan perdamaian dengan menunjuk mediator yang Hakim

KHAIRULUDIN, SH.,MH., tetapi selama rentang waktu mediasi , tidak ada

kesepakatan yang dicapai oleh kedua pihak untuk berdamai sehingga

persidangan dilanjutkan dengan membacakan surat gugatan penggugat

yang isinya dipertahankan oleh kuasa penggugat tersebut;

Menimbang bahwa terhadap gugatan tersebut, para Tergugat

mengajukan jawabannya yang pada pokoknya memuat hal-hal sebagai

berikut:

DALAM EKSEPSI :

I. GUGATAN PENGGUGAT TIDAK BERDASAR HUKUM

Sesuai dengan ketentuan Pasal 8 Rv antara lain diterangkan bahwa

pokok-pokok gugatan harus disertai kesimpulan yang jelas dan

tertentu (een duidelijk en bepaalde conclusive), yang memuat dasar

fakta (fetelijke grond) dan dasar hukum (rechtsgrond) .

Membaca surat gugatan Penggugat tertanggal 23 April 2013 yang

didaftarkan di Kepaniteraan Perdata PN Kupang tertanggal 24 April

2013, telah ternyata bahwa : Penggugat meletakkan permasalahan

10

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

Page 104: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

tindakan/ upaya Tergugat dalam hal yang berkaitan dengan : Lelang

Eksekusi atas Obyek Hak Tanggungan sebagai issue sentralnya.

Dengan demikian dalil gugatan Penggugat yang menyebutkan bahwa

Tergugat telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum atas

tindakannya (upaya) melakukan lelang eksekusi atas obyek hak

tanggungan; jelas merupakan dalil yang tidak berdasar hukum (rechts

grond).

Sesuai dengan posita Penggugat hal. 2 : Penggugat sendiri telah

mengakui fakta-fakta (fetelijke ) tentang :

a. Adanya Perjanjian Kredit antara Penggugat dengan Tergugat

sehubungan dengan Pemberian Fasilitas Kredit dari PT. Bank

Central Asia Tbk.

b. Adanya Dokumen Agunan yaitu Dokumen pengikatan atas agunan.

c. Adanya hutang yang telah jatuh tempo;

d. Keadaan Cidera Janji (Wan Prestasi) berkenaan dengan kewajiban

Penggugat untuk penyelesaian pokok hutang, bunga, denda kepada

Tergugat.

e. dan lain-lain sebagaimana lengkapnya telah diakui oleh Penggugat

Bertolak dari pengakuan dan pernyataan Penggugat seperti dimaksud

diatas, maka secara yuridis berdasarkan ketentuan Pasal 1925 KUH

Perdata Jo Pasal 174 HIR pengakuan tersebut merupakan pengakuan

atas fakta yang bulat dan murni sehingga melekat nilai kekuatan

pembuktian yang sempurna, mengikat dan menentukan (volledig,

bindende en beslissende, bewijskracht).

Pengakuan tersebut diatas, tentunya akan lebih memudahkan

sekaligus memberi penegasan kepada Majelis Hakim bahwa Penggugat

tidak memiliki alas hak untuk mengajukan gugatan, sehingga cukup

membuktikan bahwa gugatan Penggugat tidak berdasar hukum.

2. EXCEPTIO OBSCUUR LIBEL

Hal 11 dari 62 hal

Putusan No 73/Pdt.G/2013/PN.Kpg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

Page 105: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Dasar gugatan/ de middelen van de eis yang didalilkan penggugat

menunjuk pada peristiwa hukum yang berhubungan dengan

pemberian fasilitas kredit dari PT. Bank Central Asia, Tbk – Kantor

Cabang Kupang (Tergugat) kepada Penggugat.

Dengan demikian, hubungan hukum yang mendasari adanya perikatan

antara Penggugat dan Tergugat adalah Perjanjian yaitu Perjanjian

Kredit . Jika yang mendasari suatu hubungan hukum adalah suatu

perjanjian, maka formulasi gugatan yang paling relevant atas sengketa

hak yang mungkin timbul adalah gugatan wan prestasi bukan gugatan

perbuatan melawan hukum. Karena itu perumusan formulasi gugatan

perbuatan melawan hukum sebagaimana didalilkan Penggugat

merupakan formulasi gugatan yang kabur atau tidak jelas.

Bahwa dalam penafsiran sempit, tindakan melawan hukum

(Onrechtmatige Daad) ditafsirkan sebagai tindakan melawan Undang

Undang (Onwetmatige Daad), penafsiran ini masih digunakan dan

kemudian dikembangkan karena pada waktu pembentukan Burgerlijk

Wetboek (BW) orang masih berada di bawah pengaruh semangat

“kepastian hukum” yang ketat. Jika penafsiran seperti demikian ini

dipakai ke dalam perkara aquo, maka terhadap upaya yang dilakukan

Tergugat sehubungan dengan Lelang Eksekusi atas Obyek Hak

Tanggungan tentu bukanlah merupakan Perbuatan melawan hukum

atau melawan Undang-Undang karena Undang Undang sendiri telah

mengatur perihal tersebut sebagaimana dalam UUHT.

3. EXCEPTIO PLURIUM LITIS CONSORTIUM atau EX JURI TERTI (Eksepsi Kurang Pihak)

Kontruksi Pasal 6 Undang Undang Hak Tanggungan (UUHT) tidaklah

berbeda dengan prosedur pelaksanaan parate executie menurut

ketentuan Pasal 1178 ayat (2) KUH Perdata, yang pada intinya

mengatur janji untuk menjual benda jaminan atas kekuasaan (beding

12

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

Page 106: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

van eigen machtige verkoop) dan janji penjualan lelang harus

dilakukan menurut cara sebagaimana diatur dalam Pasal 1211 KUH

Perdata, sehingga ketentuan Pasal 6 UUHT menegaskan pelaksanaan

parate executie melalui pelelangan umum.

Sesuai dengan rumusan ketentuan Pasal 2 Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Lelang antaralain disebutkan :

“ Setiap pelaksanaan lelang harus dilakukan oleh dan/atau dihadapan Pejabat Lelang, kecuali ditentukan lain oleh Undang-undang atau Peraturan Pemerintah”

Lebih lanjut, dalam ketentuan Pasal 1 angka 14 Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Lelang, disebutkan pula bahwa :

“ Pejabat Lelang adalah orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan diberi wewenang khusus untuk melaksanakan penjualan barang secara lelang.”

Oleh karena surat gugatan Penggugat tertanggal 23 April 2013,

meletakan permasalahan tindakan/ upaya Tergugat dalam Lelang

Eksekusi atas Obyek Hak Tanggungan sebagai issue sentralnya, karena

itu menjadi logis bilamana Pejabat Lelang pada Kantor Pelayanan

Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Kupang diposisikan sebagai

Tergugat atau Turut Tergugat, mengingat : Setiap pelaksanaan lelang

harus dilakukan oleh dan/atau dihadapan Pejabat lelang, sesuai

dengan ketentuan Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/

PMK.06/2010 tersebut diatas.

Dengan tidak ditariknya Pejabat Kantor Pelayanan Kekayaan Negara

dan Lelang (KPKNL) Denpasar maka cukup membuktikan bahwa

gugatan kurang pihak atau mengandung cacat plurium litis consortium

atau ex juri tertii dan sudah sepatutnya gugatan Penggugat dinyatakan

tidak dapat diterima, sesuai dengan Putusan MA No. 621 K/Sip/1975

tanggal 25 Mei 1977.

Hal 13 dari 62 hal

Putusan No 73/Pdt.G/2013/PN.Kpg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

Page 107: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

4. GUGATAN PENGGUGAT ILLUSIONER DAN BERLEBIHAN

Dalam perkara aquo, materi gugatan Penggugat illusioner dan

berlebihan terutama yang menyangkut petitum Penggugat, tentang

tuntutan ganti kerugian, karena tidak berdasarkan kerugian nyata atau

actual loss.

Menunjuk pada materi eksepsi sebagaimana tersebut diatas,

Hubungan hukum yang bersumber dari Perjanjian Kredit adalah

menyangkut kepentingan Penggugat dan Tergugat, bukan saudara-

saudara kandung dari Penggugat, karena itu menjadi tidak relevant

bilamana tuntutan ganti kerugian Penggugat didasarkan pada

penggantian biaya perjalanan mendatangkan kakak-kakak Penggugat

dari Makasar ke Kupang sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta

rupiah) seperti tertuang dalam posita angka 12 hal. 4; olehkarena

Tergugat tidak memiliki hubungan hukum dengan kakak-kakak

Penggugat. Apalagi tuntutan immateriil sebesar Rp 20.000.000.000,-

(dua puluh milyar) karena adanya pengumuman lelang di surat kabar

adalah sangat tidak berdasar dan berlebihan.

Berdasarkan materi eksepsi sebagaimana tersebut diatas, cukup

alasan bagi Majelis Hakim yang terhormat menolak gugatan

Penggugat atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan

Penggugat terhadap PT. Bank Central Asia, Tbk tidak dapat diterima

(Niet Ontvankelijk veerklaard);

DALAM POKOK PERKARA1. Bahwa Tergugat menolak dan membantah dengan tegas seluruh dalil-

dalil Penggugat sebagaimana tersebut dalam surat gugatannya,

kecuali terhadap hal-hal yang diakui dan terbukti kebenarannya

menurut hukum.

2. Bahwa materi keberatan Tergugat sebagaimana tertuang dalam bagian

eksepsi diatas, mohon dianggap terulang kembali dalam bagian ini dan

14

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

Page 108: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

merupakan 1 (satu) kesatuan yang utuh dalam bagian pokok perkara

ini.

3. Bahwa benar Penggugat merupakan nasabah (debitur) pada PT. Bank

Central Asia, Tbk – Kantor Cabang Kupang (selanjutnya cukup disebut

dengan BCA) atas fasilitas kredit yang diberikan oleh PT. Bank Central

Asia, Tbk ; dengan perincian fasilitas kredit sbb :

a. Fasilitas Kredit Lokal, dengan jumlah tidak melebihi Rp.

8.100.000.000,- (delapan miliar seratus juta rupiah)

b. Fasilitas Kredit Investasi, dengan jumlah pokok tidak melebihi

Rp. 3.500.000.000,- (tiga milyar lima ratus juta rupiah);

c. Fasilitas Installment Loan, dengan jumlah pokok tidak melebihi

Rp. 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah);

d. Fasilitas Time Loan Revolving, dengan jumlah pokok tidak

melebihi Rp. 4.750.000.000,- (empat miliar tujuh ratus lima

puluh juta rupiah);

e. Fasilitas KPR Refinancing, dengan jumlah pokok sebesar Rp.

1.300.000.000,- (satu miliar tiga ratus juta rupiah).

Sesuai dengan :

1. Perjanjian Kredit tanggal 17 Februari 2005 No. 003/PK/

KPG/II/2005 Jo;

2. Perubahan Perjanjian Kredit tanggal 06 Juni 2005

No.041/PPK/KPG/06/2005 Jo;

3. Perubahan Perjanjian Kredit tertanggal 11 November

2005 No.100/PPK/KPG/11/2005 Jo ;

4. Perubahan Perjanjian Kredit tertanggal 20 Februari

2006 No.011/PPK/KPG/02/2006 Jo ;

5. Perubahan Perjanjian Kredit tertanggal 16 Februari

2007 No.025/PPK/KPG/02/2007 Jo ;

Hal 15 dari 62 hal

Putusan No 73/Pdt.G/2013/PN.Kpg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

Page 109: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

6. Perubahan Perjanjian Kredit tertanggal 19 Maret 2008

No.021/PPK/KPG/03/2008 Jo ;

7. Perubahan Perjanjian Kredit tertanggal 23 Desember

2008 No.118/PPK/KPG/12/2008 Jo ;

8. Perubahan Perjanjian Kredit tertanggal 16 Februari

2009 No.012/PPK/KPG/02/2009 Jo ;

9. Perubahan Perjanjian Kredit tertanggal 20 Oktober

2009 No.099/PPK/KPG/10/2009 Jo ;

10. Perubahan Perjanjian Kredit tertanggal 16 Februari

2010 No.012/PPK/KPG/02/2010 Jo ;

11. Akta Perubahan Perjanjian Kredit No. 116 tertanggal 23

Juli 2010 Jo;

12. Perubahan Perjanjian Kredit tertanggal 23 Februari

2011 No.016/PPK/KPG/02/2011 Jo ;

13. Perubahan Perjanjian Kredit tertanggal 16 Februari

2012 No.015/PPK/KPG/02/2012 Jo ;

14. Perjanjian Kredit No. 12 tertanggal 02 Desember 2009.

4. Sehubungan dengan pemberian fasilitas kredit dari PT. Bank Central

Asia, Tbk (Tergugat) kepada Penggugat, berdasarkan Perjanjian Kredit

sebagaimana tersebut, Penggugat (debitur) wajib :

a. “ membayar utang dalam mata uang yang sama dengan Fasilitas Kredit yang diberikan oleh BCA dan harus sudah efektif diterima oleh BCA di kantor cabangnya, selambat-lambatnya pukul 11.00 (sebelas) waktu setempat :

• Pada saat batas waktu penarikan dan/atau penggunaan fasilitas kredit berakhir, untuk fasilitas kredit lokal;

• Sesuai dengan Lampiran Daftar Angsuran, untuk fasilitas kredit investasi dan fasilitas Installment Loan;

• pada tanggal jatuh waktu pembayaran sebagaimana disebutkan dalam Surat Permohonan Penarikan Kredit/ Perpanjangan Pembayaran, dengan ketentuan bahwa tanggal jatuh waktu dimaksud tidak boleh melebihi tanggal berakhirnya batas waktu penarikan dan/atau penggunaan fasilitas kredit, untuk fasilitas time loan revolving;

16

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

Page 110: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

• Dengan cara mengangsur setiap bulan secara berturut-turut tanpa terputus, sesuai dengan lampiran daftar angsuran.

(Pasal 7 Perjanjian Kredit Jo Pasal 5 Akta Perjanjian Kredit No. 12 tanggal 02 Desember 2009)

b. “ membayar bunga sebesar :• 11 % (sebelas prosen) per tahun kepada PT. Bank

Central Asia, Tbk, yang dihitung dari utang yang timbul dari fasilitas kredit lokal untuk fasilitas kredit lokal “;

• 11 % (sebelas prosen) per tahun kepada PT. Bank Central Asia, Tbk, yang dihitung dari jumlah fasilitas Installment loan yang telah ditarik dan belum dibayar kembali oleh Debitur untuk fasilitas Installment Loan;

• 11 % (sebelas prosen) per tahun kepada PT. Bank Central Asia, Tbk, yang dihitung dari jumlah fasilitas kredit investasi yang telah ditarik dan belum dibayar kembali oleh Debitur untuk fasilitas kredit investasi“;

• 11 % (sebelas prosen) per tahun kepada PT. Bank Central Asia, Tbk, yang dihitung dari jumlah fasilitas time loan revolving yang telah ditarik dan belum dibayar kembali oleh Debitur untuk fasilitas time loan revolving“;

• Suku bunga efektif untuk fasilitas kredit KPR*Besarnya suku bunga dapat ditinjau kembali oleh BCA sesuai dengan perkembangan moneter.

(Pasal 4 Perjanjian Kredit Jo Pasal 3 Akta Perjanjian Kredit No. 12 tanggal 02 Desember 2009) Dengan perhitungan bunga dilakukan secara harian atas dasar pembagi tetap 360 (tiga ratus enam puluh hari) dalam setahun dan wajib dibayar lunas kepada BCA pada tanggal pembayaran bunga yaitu :

• setiap tanggal 1 (satu) pada tiap-tap bulan, untuk fasilitas kredit lokal (rekening koran) atau jika terdapat perubahan ketentuan mengenai tanggal pembayaran bunga untuk fasilitas kredit local di BCA, pada tanggal lain yang akan diberitahukan secara tertulis oleh BCA kepada debitur;

• setiap tanggal yang sama dengan tanggal penarikan dari masing-masing fasilitas kredit pada tiap-tiap bulan, untuk fasilitas kredit investasi, fasilitas kredit installment loan dan fasilitas time loan revolving.

c. “ membayar provisi sebesar:• 0.25 % (nol koma dua puluh lima prosen) per tahun

kepada PT. Bank Central Asia, Tbk, yang dihitung dari jumlah fasilitas kredit lokal yang diberikan untuk fasilitas kredit lokal “ ;

• 0.25 % (nol koma dua puluh lima prosen) sekali bayar kepada PT. Bank Central Asia, Tbk, yang dihitung dari jumlah fasilitas Installment Loan yang diberikan, untuk fasilitas Installment Loan“ ;

• 0.5 % (nol koma lima prosen) sekali bayar kepada PT. Bank Central Asia, Tbk, yang dihitung dari

Hal 17 dari 62 hal

Putusan No 73/Pdt.G/2013/PN.Kpg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17

Page 111: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

jumlah fasilitas kredit investasi yang diberikan, untuk fasilitas kredit investasi“ ;

• 0.25 % (nol koma dua puluh lima prosen) sekali bayar kepada PT. Bank Central Asia, Tbk, yang dihitung dari jumlah fasilitas time loan revolving untuk fasilitas kredit time loan revolving “ ;

• 1% (satu persen) dari jumlah kredit dan biaya administrasi kredit sebesar Rp. 300.000,- untuk fasilitas kredit KPR;

(Pasal 4 Perjanjian Kredit Jo Pasal 3 Akta Perjanjian Kredit No. 12 tanggal 02 Desember 2009)

Provisi tersebut wajib dibayar pada tanggal penanda-tanganan Perjanjian Kredit atau tanggal lain yang disetujui oleh BCA, dan selanjutnya pada saat penanda-tanganan perubahan Perjanjian Kredit mengenai perpanjangan dan/atau penambahan fasilitas kredit tersebut.

Jika Debitur (Penggugat) lalai membayar utang karena sebab apapun

pada tanggal jatuh temo (waktunya), maka Penggugat wajib

membayar DENDA atas jumlah uang yang lalai dibayar itu, terhitung

sejak tanggal jumlah tersebut wajib dibayar sampai jumlah tersebut

dibayar seluruhnya sebesar 0.5 % per bulan dan denda sebesar

0.133% (nol koma seratus tiga puluh tiga persen) per hari atas jumlah

yang terlambat dibayar tersebut. Perhitungan denda tersebut

dilakukan secara harian atas dasar pembagi tetap 360 (tiga ratus

enam puluh) hari dalam setahun.

(Pasal 8 Perjanjian Kredit Jo Pasal 5 Akta Perjanjian Kredit No. 12 tanggal 02 Desember 2009)

Adapun jaminan pembayaran atas fasilitas - fasilitas kredit tersebut

diatas, berupa :

1. sebidang tanah sebagaimana diuraikan dalam Sertifikat Hak Milik

No. 4551 terletak di Prop. Nusa Tenggara Timur, Kota Kupang,

Kecamatan Kelapa Lima, Kelurahan Oesapa, setempat dikenal

sebagai Jalan Pulau Indah No 8. seluas 580 m2, terdaftar atas nama

Irwan Marloanto ;

2. sebidang tanah sebagaimana diuraikan dalam Sertifikat Hak Milik

No. 4550 terletak di Prop. Nusa Tenggara Timur, Kota Kupang,

Kecamatan Kelapa Lima, Kelurahan Oesapa, setempat dikenal

18

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18

Page 112: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

sebagai Jalan Pulau Indah No 8. seluas 2.066 m2, terdaftar atas

nama Irwan Marloanto ;

3. sebidang tanah sebagaimana diuraikan dalam Sertifikat Hak Milik

No. 265 terletak di Prop. Nusa Tenggara Timur, Kab. Kupang,

Kecamatan Kupang Selatan, Kelurahan Naikoten I, setempat dikenal

sebagai Jalan Soeharto seluas 214 m2, terdaftar atas nama Irwan

Marloanto ;

4. sebidang tanah sebagaimana diuraikan dalam Sertifikat Hak Milik

No. 3567 terletak di Prop. Nusa Tenggara Timur, Kotamadya

Kupang, Kecamatan Kelapa Lima, Kelurahan Oesapa, setempat

dikenal sebagai Jalan Pulau Indah seluas 2.980 m2, terdaftar atas

nama Irwan Marloanto ;

5. sebidang tanah sebagaimana diuraikan dalam Sertifikat Hak Milik

No. 820 terletak di Prop. Nusa Tenggara Timur, Kota Kupang,

Kecamatan Kelapa Lima, Kelurahan Oesapa, seluas 1.230 m2,

terdaftar atas nama Irwan Marloanto

demikian berikut bangunan dan segala sesuatu yang telah dan atau

akan didirikan, ditanam dan ditempatkan diatas tanah tersebut yang

menurut sifatnya, peruntukkannya dan undang-undang dianggap

sebagai barang tidak bergerak, tidak ada yang dikecualikan.

Kelima Sertifikat Hak Milik tersebut diatas, telah dibebani Hak

Tanggungan masing-masing sesuai dengan :

• Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat I (Pertama) No.

159/2005 tanggal 2 Juni 2005 Jo Akta Pemberian Hak

Tanggungan No ; 231/KLM/HT/V/2005 tertanggal 11 Mei

2005, yang dibuat dihadapan Emmanuel Mali,SH, PPAT di

Kota Kupang, dengan obyek berupa hak atas tanah sesuai

dengan SHM No. 4551/Kelurahan Oesapa, Surat Ukur

Hal 19 dari 62 hal

Putusan No 73/Pdt.G/2013/PN.Kpg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19

Page 113: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

tanggal 13 September 2003 No. 66/Oesapa/2003 seluas

580 m2;

• Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat II (Kedua) No.

776/2005 tanggal 31 Desember 2005 Jo Akta Pemberian

Hak Tanggungan No ; 852/KLM/HT/XII/2005 tertanggal 12

Desember 2005, yang dibuat dihadapan Emmanuel

Mali,SH, PPAT di Kota Kupang, dengan obyek berupa hak

atas tanah sesuai dengan SHM No. 4551/Kelurahan

Oesapa, Surat Ukur tanggal 13 September 2003 No. 66/

Oesapa/2003 seluas 580 m2;

• Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat III (Ketiga) No.

226/2007 tanggal 30 Mei 2007 Jo Akta Pemberian Hak

Tanggungan No. 206/2007 tertanggal 13 April 2007, yang

dibuat dihadapan Emmanuel Mali,SH, PPAT di Kota

Kupang, dengan obyek berupa hak atas tanah sesuai

dengan SHM No. 4551/Kelurahan Oesapa, Surat Ukur

tanggal 13 September 2003 No. 66/Oesapa/2003 seluas

580 m2;

• Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat IV (Keempat) No.

714/2009 tanggal 24 November 2009 Jo Akta Pemberian

Hak Tanggungan No. 528/2009 tertanggal 20 Oktober

2009, yang dibuat dihadapan Emmanuel Mali,SH, PPAT di

Kota Kupang, dengan obyek berupa hak atas tanah sesuai

dengan SHM No. 4551/Kelurahan Oesapa, Surat Ukur

tanggal 13 September 2003 No. 66/Oesapa/2003 seluas

580 m2;

• Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat V (Kelima) No.

248/2011 tanggal 15 Maret 2011 Jo Akta Pemberian Hak

Tanggungan No. 106/2011 tertanggal 23 Februari 2011,

20

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20

Page 114: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

yang dibuat dihadapan Emmanuel Mali,SH, PPAT di Kota

Kupang, dengan obyek berupa hak atas tanah sesuai

dengan SHM No. 4551/Kelurahan Oesapa, Surat Ukur

tanggal 13 September 2003 No. 66/Oesapa/2003 seluas

580 m2;

• Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat I (Pertama) No.

521/2005 tanggal 22 September 2005 Jo Akta Pemberian

Hak Tanggungan No ; 476/KLM/HT/VIII/2005 tertanggal 18

Agustus 2005, yang dibuat dihadapan Emmanuel Mali,SH,

PPAT di Kota Kupang, dengan obyek berupa hak atas

tanah sesuai dengan SHM No. 4550/Kelurahan Oesapa,

Surat Ukur tanggal 13 September 2003 No. 65/Oesapa/

2003 seluas 2.066 m2;

• Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat II (Kedua) No.

775/2005 tanggal 31 Desember 2005 Jo Akta Pemberian

Hak Tanggungan No: 853/KLM/HT/XII/2005 tertanggal 12

Desember 2005, yang dibuat dihadapan Emmanuel

Mali,SH, PPAT di Kota Kupang, dengan obyek berupa hak

atas tanah sesuai dengan SHM No. 4550/Kelurahan

Oesapa, Surat Ukur tanggal 13 September 2003 No. 65/

Oesapa/ 2003 seluas 2.066 m2;

• Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat III (Kedua) No.

225/2007 tanggal 30 Mei 2007 Jo Akta Pemberian Hak

Tanggungan No. 207/2007 tertanggal 13 April 2007, yang

dibuat dihadapan Emmanuel Mali, SH, PPAT di Kota

Kupang, dengan obyek berupa hak atas tanah sesuai

dengan SHM No. 4550/Kelurahan Oesapa, Surat Ukur

tanggal 13 September 2003 No. 65/Oesapa/ 2003 seluas

2.066 m2;

Hal 21 dari 62 hal

Putusan No 73/Pdt.G/2013/PN.Kpg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21

Page 115: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

• Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat IV (Keempat) No.

716/2009 tanggal 24 November 2009 Jo Akta Pemberian

Hak Tanggungan No. 530/2009 tertanggal 20 Oktober

2009, yang dibuat dihadapan Emmanuel Mali, SH, PPAT di

Kota Kupang, dengan obyek berupa hak atas tanah sesuai

dengan SHM No. 4550/Kelurahan Oesapa, Surat Ukur

tanggal 13 September 2003 No. 65/Oesapa/ 2003 seluas

2.066 m2;

• Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat V (Kelima) No.

247/2011 tanggal 15 Maret 2011 Jo Akta Pemberian Hak

Tanggungan No. 105/2011 tertanggal 23 Februari 2011,

yang dibuat dihadapan Emmanuel Mali, SH, PPAT di Kota

Kupang, dengan obyek berupa hak atas tanah sesuai

dengan SHM No. 4550/Kelurahan Oesapa, Surat Ukur

tanggal 13 September 2003 No. 65/Oesapa/ 2003 seluas

2.066 m2;

• Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat I (Pertama) No.

428/2005 tanggal 22 Agustus 2005 Jo Akta Pemberian

Hak Tanggungan No: 438/OBB/HT/VII/2005 tertanggal 27

Juli 2005, yang dibuat dihadapan Emmanuel Mali,SH, PPAT

di Kota Kupang, dengan obyek berupa hak atas tanah

sesuai dengan SHM No. 265/Kelurahan Naikoten I, Surat

Ukur tanggal 02 Maret 1988 No. 136/1988 seluas 214 m2;

• Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat II (Kedua) No.

774/2005 tanggal 31 Desember 2005 Jo Akta Pemberian

Hak Tanggungan No ; 851/OBB/HT/XII/2005 tertanggal 12

Desember 2005, yang dibuat dihadapan Emmanuel

Mali,SH, PPAT di Kota Kupang, dengan obyek berupa hak

atas tanah sesuai dengan SHM No. 265/Kelurahan

22

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22

Page 116: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Naikoten I, Surat Ukur tanggal 02 Maret 1988 No.

136/1988 seluas 214 m2;

• Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat III (Ketiga) No.

224/2007 tanggal 30 Mei 2007 Jo Akta Pemberian Hak

Tanggungan No. 205/2007 tertanggal 13 April 2007, yang

dibuat dihadapan Emmanuel Mali,SH, PPAT di Kota

Kupang, dengan obyek berupa hak atas tanah sesuai

dengan SHM No. 265/Kelurahan Naikoten I, Surat Ukur

tanggal 02 Maret 1988 No. 136/1988 seluas 214 m2;

• Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat IV (Keempat) No.

717/2009 tanggal 24 November 2009 Jo Akta Pemberian

Hak Tanggungan No. 527/2009 tertanggal 20 Oktober

2009, yang dibuat dihadapan Emmanuel Mali,SH, PPAT di

Kota Kupang, dengan obyek berupa hak atas tanah sesuai

dengan SHM No. 265/Kelurahan Naikoten I, Surat Ukur

tanggal 02 Maret 1988 No. 136/1988 seluas 214 m2;

• Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat V (Kelima) No.

246/2011 tanggal 15 Maret 2011 Jo Akta Pemberian Hak

Tanggungan No. 107/2011 tertanggal 23 Februari 2011,

yang dibuat dihadapan Emmanuel Mali,SH, PPAT di Kota

Kupang, dengan obyek berupa hak atas tanah sesuai

dengan SHM No. 265/Kelurahan Naikoten I, Surat Ukur

tanggal 02 Maret 1988 No. 136/1988 seluas 214 m2;

• Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat I (Pertama) No.

126/2009 tanggal 13 Maret 2009 Jo Akta Pemberian Hak

Tanggungan No. 107/2009 tertanggal 20 Februari 2009,

yang dibuat dihadapan Emmanuel Mali,SH, PPAT di Kota

Kupang, dengan obyek berupa hak atas tanah sesuai

dengan SHM No. 3567/Kelurahan Oesapa, Surat Ukur

Hal 23 dari 62 hal

Putusan No 73/Pdt.G/2013/PN.Kpg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23

Page 117: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

tanggal 02 Desember 1998 No. 126/OSP/ 98 seluas 2.980

m2;

• Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat II (Kedua) No.

715/2009 tanggal 24 November 2009 Jo Akta Pemberian

Hak Tanggungan No. 529/2009 tertanggal 20 Oktober

2009, yang dibuat dihadapan Emmanuel Mali,SH, PPAT di

Kota Kupang, dengan obyek berupa hak atas tanah sesuai

dengan SHM No. 3567/Kelurahan Oesapa, Surat Ukur

tanggal 02 Desember 1998 No. 126/OSP/ 98 seluas 2.980

m2;

• Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat III (Ketiga) No.

813/2010 tanggal 22 September 2010 Jo Akta Pemberian

Hak Tanggungan No. 494/2010 tertanggal 23 Juli 2010,

yang dibuat dihadapan Emmanuel Mali,SH, PPAT di Kota

Kupang, dengan obyek berupa hak atas tanah sesuai

dengan SHM No. 3567/Kelurahan Oesapa, Surat Ukur

tanggal 02 Desember 1998 No. 126/OSP/ 98 seluas 2.980

m2;

• Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat I (Pertama) No.

233/2010 tanggal 25 Maret 2010 Jo Akta Pemberian Hak

Tanggungan No. 96/2010 tertanggal 19 Februari 2010,

yang dibuat dihadapan Emmanuel Mali,SH, PPAT di Kota

Kupang, dengan obyek berupa hak atas tanah sesuai

dengan SHM No. 820/Kelurahan Oesapa, Gambar Situasi

tanggal 18 Februari 1986 No. 101/1986 seluas 1.230 m2;

Dan ;

Semua stok barang berupa Persediaan Barang Dagangan yang dimiliki

oleh pemberi agunan, baik sekarang maupun dikemudian hari yang

24

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24

Page 118: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

terletak dimanapun juga, termasuk tetapi tidak terbatas yang

disimpan di gudang toko (SHM No. 265) dan Gudang Besar di Jalan

Pulau Indah (SHM No. 4551) sebagaimana ternyata dalam Daftar

Persediaan Barang tanggal 19 Januari 2007, No. 019/Januari 2007

berikut segenap perubahan dan atau pembaharuannya.

Semua stok barang berupa Persediaan Barang Dagangan yang dimiliki

oleh pemberi agunan, baiksekarang maupun di kemudian hari yang

terletak dimanapun juga, termasuk tetapi tidak terbatas yang

disimpan di Gudang Toko (SHM N0. 265) dan Gudang Besar di Jalan

Samratulangi Kel. Oesapa Kupang, sebagaimana ternyata dalam Daftar

Persediaan Barang, tanggal 17 Februari 2011 No. 017/Februari 2011,

berikut segenap perubahan dan atau pembaharuannya.

Semua stok barang (persediaan barang dagangan) merupakan obyek

jaminan fidusia berdasarkan :

a. Sertifikat Jaminan Fidusia No. W17-18 HT.04.06.TH.2009/STD

tertanggal 12 Januari 2009 Jo. Sertifikat Jaminan Fidusia No.

W17-329 HT.04.06.TH.2009/STD tertanggal 19 November 2009;

b. Sertifikat Jaminan Fidusia No. W17-46 HT.04.06.TH.2011/STD

tertanggal 15 Maret 2011;

5. Bahwa sejak tanggal 23 Mei 2012, Penggugat mulai menunggak

membayar angsuran dan bunga kepada Tergugat hingga kemudian

tunggakan-tunggakan tersebut, semakin lama semakin bertambah

besar.

Oleh karena itu, sesuai dengan surat Tergugat No. 257/ KPG/2012

tertanggal 07 Juni 2012, Tergugat menyampaikan surat teguran

pembayaran pinjaman kepada Penggugat, dengan menyampaikan

informasi bahwa tunggakan fasilitas kredit per 23 Mei 2012 adalah sbb

:

Hal 25 dari 62 hal

Putusan No 73/Pdt.G/2013/PN.Kpg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25

Page 119: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

• Tgl 23 Mei 2012 Tunggakan bunga TL

Revolving Rp. 18.333.333,31

• Tgl 23 Mei 2012 Tunggakan Angsuran I/

L Rp. 33.379.629,73

• Tgl 23 Mei 2012 Tunggakan Angsuran KI

BCA Rp. 50.564.467,55

• Tgl 26 Mei 2012 Tunggakan Bunga TL

Revolving Rp. 18.333.333,31

• Tgl 01 Juni 2012 Tunggakan Bunga

Lokal Rp. 48.289.789,24

• Tgl 03 Juni 2012 Tunggakan Angsuran

KPR Rp. 14.794.353,65

Total Tunggakan Rp.183.694.906,79

Dengan meminta Penggugat, untuk menyediakan dana paling lambat

11 Juni 2012 sehingga segala kewajiban yang tertunggak sejak tanggal

23 Mei 2012 dapat terselesaikan.

6. Bahwa ternyata, sampai dengan tanggal sebagaimana dimaksud

dalam surat teguran pertama tersebut diatas, Penggugat tidak

membayar kewajiban-kewajibannya kepada Tergugat karena itu

Tergugat pada tanggal 27 Juni 2012 menyampakan kembali surat

teguran ke-2 (kedua) sesuai dengan Surat No. 274/KPG/2012, dengan

menerangkan bahwa :

Posisi tunggakan per 26 Juni 2012 adalah sebesar Rp. 265.233.049

(belum termasuk perhitungan denda) dengan perincian sbb :

1. Pinjaman TL Revolving

a. Bunga Rp. 81.659.722,16

2. Pinjaman I/L

a. Pokok Rp. 55.555.555,56

b. Bunga Rp. 11.390.432,31

26

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26

Page 120: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

3. Pinjaman KI BCA

a. Pokok Rp. 58.333.333,34

b. Bunga Rp. 43.499.652,68

4. KPR BCA Rp. 14.794.353,65

Total Tunggakan Rp. 265.233.049

Dengan meminta Penggugat, untuk segera menyelesaikan kewajiban

tersebut selambat-lambatnya tanggal 04 Juli 2012, dan apabila dalam

tenggang waktu yang telah ditentukan tersebut, Penggugat belum

menyelesaikan kewajiban/ tunggakan hutang dumaksud maka

kolektibilitas Penggugat akan diturunkan menjadi “Kurang Lancar”

(KL).

Selanjutnya, Tergugat kembali mengirim Surat Teguran ke-3 (tiga) No

384/KPG/2012 tertanggal 23 Agustus 2012, dengan menerangkan

posisi tunggakan per tanggal 23 Agustus 2012, sbb :

No. Jenis Kredit Plafon Tunggakan Bunga/ Denda posisi 23.08.2012

1. Lokal Rp. 8.100.000.000,-

Rp. 197.456.177,99

2. TL Revolving Rp. 4.750.000.000,-

Rp. 125.742.388,28

3. Installment Loan Rp. 611.111.111,08,-

Rp. 23.611.627,91

4. KI BCA Rp. 2.333.333.333,20,-

Rp. 88.252.954,61

5. KPR Rp. 1.207.034.391,-

Rp. 43.548.362,59

Total Rp.17.001.478.835,-

Rp. 478.611.511,38

Total Tunggakan Rp. 17.480.090.346,- (jumlah tersebut belum

termasuk bunga dan denda yang sedang berjalan)

Dari 3 (tiga) surat teguran yang telah dikirim tersebut, ternyata

Penggugat tidak mengindahkan teguran Tergugat. Dengan demikian

Hal 27 dari 62 hal

Putusan No 73/Pdt.G/2013/PN.Kpg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27

Page 121: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

jelas disini bahwa Penggugat tidak memiliki itikad baik untuk

menyelesaikan/ melunasi seluruh kewajibannya.

7. Selain surat-surat teguran sebagaimana tersebut diatas, Tergugat

telah beberapa kali mengirim surat kepada Penggugat masing-masing

sbb :

a. Surat No. 358/KPG/2012 tertanggal 07 Agustus 2012, Perihal :

Pelunasan Fasilitas T/L Revolving, pada pokoknya

menerangkan :

• Aksep No. 009/PP/KRD/KPG/2012 tgl 16.02.2012

nominal Rp. 750.000.000,- j.tempo tanggal

17.08.2012

• Aksep No. 010/PP/KRD/KPG/2012 tgl 16.02.2012

nominal Rp. 2.000.000.000,- j.tempo tanggal

17.08.2012

• Aksep No. 011/PP/KRD/KPG/2012 tgl 16.02.2012

nominal Rp. 2.000.000.000,- j.tempo tanggal

17.08.2012

Total fasilitas TL Revolving Rp. 4.750.000.000,-tidak

dapat diperpanjang lagi untuk itu Tergugat meminta

supaya Penggugat menyiapkan dana selambat-

lambatnya tanggal 15 Agustus 2012 untuk pelunasan

Aksep TL Revolving yang jatuh tempo.

b. Surat No. 438/KPG/2012 tertanggal 02 Oktober 2012, Perihal :

Penyelesaian Kredit, yang berisi tanggapan Tergugat atas surat

Penggugat tertanggal 27 Agustus 2012 dan permintaan

penyelesaian kewajiban.

c. Surat No. 470/KPG/2012 tertanggal 05 November 2012, Perihal:

Pemberitahuan Penyelesaian Kredit, yang berisi tanggapan

Tergugat atas surat Penggugat tertanggal 06 Oktober 2012;

28

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28

Page 122: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

d. Surat No. 490/KPG/2012 tertanggal 12 November 2012, Perihal:

Penyelesaian Kredit (untuk menindak-lanjuti surat sebelumnya);

e. Surat No. 496/KPG/2012 tertanggal 20 November 2012, Perihal:

Penyelesaian Kredit Bermasalah (untuk menindak-lanjuti surat

sebelumnya);

f. Surat No. 457/KPG/2012 tertanggal 26 November 2012, Perihal:

Penyelesaian Kredit Bermasalah (untuk menindak-lanjuti surat

sebelumnya);

g. Surat No. 466/KPG/2012 tertanggal 03 Desember 2012, Perihal:

Penyelesaian Kredit Bermasalah (untuk menindak-lanjuti surat

sebelumnya);

h. Surat No. 527/KPG/2012 tertanggal 10 Desember 2012, Perihal:

Penyelesaian Kredit Bermasalah (untuk menindak-lanjuti surat

sebelumnya);

i. Surat No. 533/KPG/2012 tertanggal 17 Desember 2012, Perihal:

Penyelesaian Kredit Bermasalah, yang isi pada pokoknya

menerangkan penurunan kolektibilitas Penggugat menjadi

kolektibilitas 5 (“macet”) dan upaya penyelesaian melalui jalur

hukum (lelang eksekusi), karena Penggugat belum dapat

menyelesaikan kewajibannya sesuai dengan tenggang waktu

yang telah diberikan Tergugat;

j. Surat No. 22373/AK2/2012 tertanggal 05 November 2012 Jo

Surat No. 24225/AK2/2012 tertanggal 03 Desember 2012 Jo

Surat No. 24441/AK2/2012 tertanggal 11 Desember 2012;

Dengan nihilnya upaya Penggugat untuk menyelesaikan kewajiban-

kewajibannya kepada BCA (Tergugat) maka Tergugat kemudian

memproses pengajuan lelang atas 5 (lima) obyek jaminan tersebut

diatas.

Hal 29 dari 62 hal

Putusan No 73/Pdt.G/2013/PN.Kpg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29

Page 123: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

8. Bahwa sesuai dengan surat yang dikeluarkan Kantor Pelayanan

Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) - Kupang tertanggal 25 Maret

2013 No. S-191/WKN.14/KNL.05/2013 perihal : Penetapan Jadwal

Lelang, Kepala Kantor Wilayah IV PT. Bank Central Asia, Tbk

selanjutnya menyampaikan pemberitahuan jadwal pelaksanaan lelang

tersebut kepada Penggugat sesuai dengan surat No.306/SK/W04/2013

tertanggal 02 April 2013 dengan menerangkan bahwa :

Pelaksanaan Lelang atas barang jaminan berupa :

1. Tanah dan bangunan SHM No. 4550/Kel. Oesapa dan SHM No. 4551/

Kel Oesapa. LT : 2.646 m2, LB : 1.094 m2 a/n Irwan Marloanto

beralamat di Jalan Pulau Indah No. 8, Kel. Oesapa, Kec. Kelapa

Lima, Kota Kupang, Propinsi NTT;

2. Tanah dan bangunan SHM No. 3567/Kel. Oesapa LT : 2.980 m2, LB :

1.661,25 m2 a/n Irwan Marloanto beralamat di Jalan Pulau Indah No.

7, Kel. Oesapa, Kec. Kelapa Lima, Kota Kupang, Propinsi NTT;

3. Tanah dan bangunan SHM No. 265/Kel. Naikoten I LT : 214m2, LB :

221 m2 a/n Irwan Marloanto beralamat di Jalan Jenderal Soeharto

No. 31, Kel. Naikoten I, Kec. Kupang Selatan, Kota Kupang, Propinsi

NTT;

4. Tanah dan bangunan SHM No. 820/Kel. Oesapa LT : 1.230 m2, LB :

594 m2 a/n Irwan Marloanto beralamat di Jalan Sam Ratulangi III,

Kel. Oesapa, Kec. Kelapa Lima, Kota Kupang, Propinsi NTT;

akan dilaksanakan pada tanggal 24 April 2013 bertempat di ruang

lelang KPKNL Kupang, Gedung Keuangan Negara Lantai IV, Jalan Frans

Seda, Walikota Baru, Kupang.

Mengenai jadwal pelaksanaan lelang tersebut, Tergugat telah

mengumumkannya melalui selebaran / pengumuman tempel

tertanggal 26 Maret 2013 dan akan diumumkan kembali pada tanggal

10 April 2013 melalui surat kabar harian

30

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30

Page 124: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Pelaksanaan Lelang dapat ditunda/ dibatalkan apabila Penggugat

menyelesaikan tunggakan hutang / kredit paling lambat tanggal 17

April 2013.

9. Pasca penyampaian surat pemberitahuan pelaksanaan lelang

sebagaimana tersebut diatas, Tergugat menerima surat dari Penggugat

tertanggal 09 April 2013 yang isi pada pokoknya memuat permintaan/

permohonan Penggugat mengenai penghapusan bunga dan denda.

Surat tersebut diatas, kemudian telah ditanggapi oleh Tergugat sesuai

dengan surat No. 127/KPG/2013 tertanggal 11 April 2013 dengan

menerangkan bahwa : permohonan penghapusan bunga dan denda

dapat disetujui Direksi, dengan kondisi/ syarat sebagai berikut :

-

-

-

-

-

-

-

Pelunasan sekaligus 100 % pokok pinjaman sebesarPembayaran 50 % bunga tertunggak sebesarSub total pokok pinjaman dan bunga yg harus dibayar

Pembayaran biaya pembatalan lelang sebesar 1 % dari nilai pelunasan Pembayaran biaya-biaya yang sudah BCA bayarkanTerlebih dahulu sebagai berikut :

1. Premi asuransi atas agunan2. Biaya Appraisal atas agunan

Tagihan Kartu kredit dan Smartcash atas nama Irwan Marloanto dan Mini Anggraeni (istri) Grand total yang harus dibayar adalah sebesar

Dengan demikian maka yang Tergugat hapuskan :1. 50 % bunga tertunggak2. 100 % denda tertunggak

Total yang dihapus

Rp. 17.001.478.835,41Rp. 827.654.351,00Rp. 17.829.133.186,41

Rp. 178.291.331,86

Rp. 10.758.666,00Rp. 9.722.828,00

Rp. 59.570.796,00Rp. 18.087.476.808,27

Rp. 827.654.351,00Rp. 268.040.004,46Rp. 1.095.694.355,46

Hal 31 dari 62 hal

Putusan No 73/Pdt.G/2013/PN.Kpg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31

Page 125: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Tergugat minta supaya Penggugat memberikan konfirmasi dan

menyediakan dana pada rekening giro A/C No. 314-0337705 atas

nama Irwan Marloanto guna penyelesaian seluruh kewajiban

Penggugat seperti rincian diatas, paling lambat tanggal 17 April 2013

supaya proses lelang atas agunan dapat dibatalkan.

Berdasarkan fakta-fakta sebagaimana tersebut diatas, Tergugat

membantah dan menolak dengan tegas pernyataan Penggugat yang

menerangkan bahwa Penggugat tidak mendapat tanggapan baik,

justru sebaliknya dari surat yang disampaikan Penggugat, Tergugat

dengan segera telah memberi tanggapan dan penjelasan yang

memadai kepada Penggugat.

10.Sampai dengan tanggal 17 April 2013, Tergugat tidak menerima

pembayaran dari Penggugat sebagaimana disyaratkan diatas,

karenanya tidak ada kewajiban bagi Tergugat untuk membatalkan

ataupun menangguhkan pelaksanaan lelang, sehingga pada tanggal

24 April 2013 telah dilakukan lelang di Kantor KPKNL Kupang

Dalam lelang tersebut, 2 (dua) dari 5 (lima) obyek telah terjual yaitu :

1. Tanah dan bangunan SHM No. 3567/Kel. Oesapa LT : 2.980 m2, LB :

1.661,25 m2 a/n Irwan Marloanto beralamat di Jalan Pulau Indah No.

7, Kel. Oesapa, Kec. Kelapa Lima, Kota Kupang, Propinsi NTT dengan

Harga Lelang : Rp. 6.845.000.000,-

32

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32

Page 126: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

2. Tanah dan bangunan SHM No. 265/Kel. Naikoten I LT : 214m2, LB :

221 m2 a/n Irwan Marloanto beralamat di Jalan Jenderal Soeharto

No. 31, Kel. Naikoten I, Kec. Kupang Selatan, Kota Kupang, Propinsi

NTT dengan harga lelang : Rp. 1.530.000.000,-

Dari penjualan (lelang) tersebut, perhitungan hasil bersih lelang sbb :

Total hasil Lelang Rp. 8.375.000.000,-

Biaya PPH dan Komisi Lelang Rp.

544.375.000,- -

Hasil Lelang Bersih Rp. 7.830.625.000,-

11.Bahwa pada tanggal 30 April 2013, Pihak Balai Lelang telah

mentransfer dana hasil lelang ke rekening BCA sebesar Rp.

7.830.625.000,-. Hasil lelang bersih tersebut kemudian diperhitungkan

sebagai pengurang pokok pinjaman Penggugat sebesar Rp.

17.001.478.835 dengan uraian sbb :

a. Kredit Lokal Rp. 8.100.000.000,-

b. Kredit TL Revolving Rp. 4.750.000.000,-

c. Kredit Installment Loan Rp. 611.111.111,-

d. Kredit Investasi Rp. 2.333.333.333,-

e. Kredit KPR Rp. 1.207.034.391,-

Total Rp.17.001.478.835,-

Pelunasan Pokok Pinjaman sebesar Rp. 7.830.625.000 tersebut

meliputi :

a. Kredit Lokal Rp. 136.180.555.72

b. Kredit TL Revolving Rp 4.750.000.000.00

c. Kredit Installment Loan Rp. 611.111.111.08

d. Kredit Investasi Rp. 2.333.333.333.20

Total Rp. 7.830.625.000.00

Hasil lelang sebagaimana tersebut diatas, diperhitungan untuk

menutupi pokok hutang/ pinjaman debitur (Penggugat) sebatas pada

Hal 33 dari 62 hal

Putusan No 73/Pdt.G/2013/PN.Kpg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33

Page 127: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

kredit TL Revolving, Installment Loan dan Kredit Investasi dan sebagian

fasilitas lokal sedangkan bunga dan denda untuk masing-masing

kredit - kredit tersebut belum dibayar termasuk biaya premi asuransi,

biaya appraisal independen, tagihan kartu kredit dengan uraian

perhitungan (posisi tanggal 1 Agustus 2013) sbb :

1. Kredit Lokal (Rekening Koran) sbb :

Plafond : Rp. 7.963.819.444,22

Bunga : Rp. 908.415.456,07

Denda : Rp. 32.054.301,14

Total : Rp. 8.904.289.201,49

2. Kredit Konsumer (KPR) sbb :

Plafond : Rp. 1.207.034.391,13

Bunga : Rp. 165.229.595,64

Denda : Rp. 62.333.528,00

Total : Rp. 1.434.597.514,77

3. Kredit Installment Loan sbb :

Plafond : Rp. -

Bunga : Rp. 69.649.692,57

Denda : Rp. 15.065.369,69

Total : Rp. 84.715.062,26

4. Kredit Investasi sbb :

Plafond : Rp. -

Bunga : Rp. 265.944.096,69

Denda : Rp. 21.495.735,17

Total : Rp. 287.439.831,86

5. Kredit TL Revolving sbb :

Plafond : Rp. -

Bunga : Rp. 72.645.833,88

Denda : Rp. 34.219.337,71

34

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34

Page 128: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Total : Rp. 106.865.171,59

6. Kredit TL Revolving sbb :

Plafond : Rp. -

Bunga : Rp. 188.833.333,02

Denda : Rp. 90.937.875,99

Total : Rp. 279.771.209,01

7. Kredit TL Revolving sbb :

Plafond : Rp. -

Bunga : Rp. 227.944.444,07

Denda : Rp. 93.530.824,78

Total : Rp. 321.475.268,85

8. Biaya Premi Asuransi

Untuk SHM No. 265, 3567, 4550 & 4551 periode 23/12/2012 -

23/12/2013 sebesar Rp. 10.758.666,-

9. Biaya Appraisal Independent sebesar Rp. 9.722.828,-

10.Tagihan Kartu Kredit dan Smart Cash atas nama Irwan Marloanto

dan Mini Anggraeni (istri) sebesar Rp. 59.570.796

Dengan demikian nilai kewajiban Penggugat yang masih tersisa dan

harus dibayar kepada Tergugat (posisi tanggal 01 Agustus 2013)

adalah sebesar :

Pinjaman : Rp. 11.419.153.259,83

Biaya : Rp. 20.481.494,00

Kartu Kredit : Rp. 59.570.796,00

Total : Rp. 11.499.205.549,83

dengan agunan yang meliputi :

a. Barang Tidak bergerak berupa :

• Tanah dan bangunan SHM No. 4550/Kel. Oesapa dan SHM No.

4551/Kel Oesapa. LT : 2.646 m2, LB : 1.094 m2 a/n Irwan

Hal 35 dari 62 hal

Putusan No 73/Pdt.G/2013/PN.Kpg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35

Page 129: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Marloanto beralamat di Jalan Pulau Indah No. 8, Kel. Oesapa,

Kec. Kelapa Lima, Kota Kupang, Propinsi NTT

• Tanah dan bangunan SHM No. 820/Kel. Oesapa LT : 1.230 m2,

LB : 594 m2 a/n Irwan Marloanto beralamat di Jalan Sam

Ratulangi III, Kel. Oesapa, Kec. Kelapa Lima, Kota Kupang,

Propinsi NTT

b. Barang Bergerak berupa :

Semua stok barang berupa Persediaan Barang Dagangan yang

dimiliki oleh pemberi agunan, baik sekarang maupun dikemudian hari

yang terletak dimanapun juga, termasuk tetapi tidak terbatas yang

disimpan di gudang toko (SHM No. 265) dan Gudang Besar di Jalan

Pulau Indah (SHM No. 4551) sebagaimana ternyata dalam Daftar

Persediaan Barang tanggal 19 Januari 2007, No. 019/Januari 2007

berikut segenap perubahan dan atau pembaharuannya.

Semua stok barang berupa Persediaan Barang Dagangan yang dimiliki

oleh pemberi agunan, baiksekarang maupun di kemudian hari yang

terletak dimanapun juga, termasuk tetapi tidak terbatas yang

disimpan di Gudang Toko (SHM N0. 265) dan Gudang Besar di Jalan

Samratulangi Kel. Oesapa Kupang, sebagaimana ternyata dalam Daftar

Persediaan Barang, tanggal 17 Februari 2011 No. 017/Februari 2011,

berikut segenap perubahan dan atau pembaharaannya.

Semua stok barang (persediaan barang dagangan) merupakan obyek

jaminan fidusia berdasarkan :

a. Sertifikat Jaminan Fidusia No. W17-18 HT.04.06.TH.2009/STD

tertanggal 12 Januari 2009 Jo. Sertifikat Jaminan Fidusia No.

W17-329 HT.04.06.TH.2009/STD tertanggal 20 Oktober 2009;

b. Sertifikat Jaminan Fidusia No. W17-46 HT.04.06.TH.2011/STD

tertanggal 15 Maret 2011;

36

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36

Page 130: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

12.Bahwa dalil dalil Penggugat yang menyatakan Tergugat telah

melakukan perbuatan melawan hukum adalah merupakan dalil yang

samasekali tidak berdasar.

Didalam positanya hal. 4 ; Penggugat menyatakan dalil-dalil yang isi

pada pokoknya bahwa :

“ Tergugat tetap memaksakan kehendaknya sendiri untuk melakukan pelelangan …”

Dalil tersebut benar-benar merupakan suatu alasan yang sangat dicari-

cari oleh Penggugat, karena sesungguhnya: Tergugat telah

memberikan kesempatan yang cukup lama kepada Penggugat untuk

menyelesaikan/ melunasi seluruh kewajibannya yaitu :

a. Toleransi waktu penyelesaian seluruh kewajiban Penggugat mulai

dari bulan Mei 2012 s/d 17 April 2013;

b. Penghapusan 50 % bunga tertunggak dan 100 % denda tertunggak,

dengan syarat-syarat sebagaimana dimaksud dalam surat No. 127/

KPG/2013 tertanggal 11 April 2013

Dengan demikian setidak-tidaknya Tergugat telah memberikan

toleransi waktu selama 11 (sebelas) bulan kepada Penggugat untuk

dapat menyelesaikan seluruh kewajibannya kepada Tergugat. Namun

Penggugat tidak kunjung melakukan pembayaran tunggakan.

Sehingga dalam perspektif Tergugat: Penggugat dianggap tidak lagi

memiliki itikad baik, sikap kooperatif dan komitmen dalam

penyelesaian seluruh kewajibannya.

Berdasarkan fakta-fakta diatas, langkah-langkah dan upaya yang telah

diambil Tergugat tentu bukanlah merupakan upaya yang semena-

mena atas kehendaknya sendiri karena telah banyak memberi

toleransi kepada Penggugat sedangkan terhadap upaya lelang yang

telah diajukan Tergugat adalah tindakan berdasar atas hukum, dalam

hal ini ketentuan Pasal 6 Undang Undang No. 4 Tahun 1996 tentang

Hal 37 dari 62 hal

Putusan No 73/Pdt.G/2013/PN.Kpg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37

Page 131: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hak Tangungan atas Tanah serta Benda – benda yang berkaitan

dengan Tanah.

Menurut ketentuan Pasal 6 Undang Undang Hak Tanggungan tersebut

dinyatakan :

“ Apabila debitur wan prestasi (cidera janji), maka pemegang hak tanggungan mempunyai hak untuk menjual obyek hak tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan tersebut.”

Sebagaimana juga tersebut dalam Akta - Akta Pemberian Hak

tanggungan dalam Pasal 2 (dua) point 4 (empat), yang isinya sebagai

berikut :

“ Jika debitur tidak memenuhi kewajiban untuk melunasi hutangnya, berdasarkan perjanjian Hutang-Piutang tersebut di atas (Surat Perjanjian Kredit) oleh Pihak Pertama, Pihak Kedua selaku pemegang hak tanggungan peringkat pertama dengan akta ini diberi dan menyatakan menerima kewenangan, dan untuk itu kuasa, untuk tanpa persetujuan terlebih dahulu dari Pihak Pertama :

a. menjual atau suruh menjual dihadapan umum secara lelang objek hak tanggungan baik seluruhnya maupun sebagian-sebagian ;

b. mengatur dan menetapkan waktu, tempat, cara dan syarat-syarat penjualan;

c. menerima uang penjualan, menandatangani dan menyerahkan kwitansi;

d. menyerahkan apa yang dijual itu kepada pembeli yang bersangkutan;

e. mengambil dari uang hasil penjualan itu seluruhnya atau sebagian untuk melunasi hutang debitor tersebut di atas; dan

f. melakukan hal-hal lain yang menurut undang-undang dan peraturan hukum yang berlaku diharuskan atau menurut pendapat Pihak Kedua perlu dilakukan dalam rangka melaksanakan kuasa tersebut;

13.Terhadap dalil posita angka 15 hal. 5 ; Penggugat menyebutkan

perihal:

“kerugian immaterial sebesar Rp. 20.000.000.000,- (dua puluh milyar rupiah) berupa tercemarnya nama baik dan kredibilitas Penggugat karena Tergugat melakukan pengumuman lelang di Koran Pos Kupang pada tanggal 10 April 2013…. “

Adalah dalil yang tidak berdasar hukum dan dengan ini Tergugat

menolak dan membantah dengan keras dalil-dalil tersebut dengan

38

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38

Page 132: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

pertimbangan yang merujuk pada ketentuan Peraturan Menteri

Keuangan No 93/PMK.06/2010, tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang

Pasal 43, yang pada pokoknya menegaskan bahwa :

“Pengumuman Lelang dilaksanakan melalui surat kabar harian yang terbit di kota/ kabupaten tempat barang berada “.

Dari bunyi ketentuan tersebut diatas, Peraturan/ketentuan hukum

mengharuskan pengumuman lelang di media cetak “surat kabar

harian yang terbit di kota/ kabupaten tempat barang berada, dalam hal

ini di Kupang “.

Dengan demikian perbuatan Tergugat yang telah melakukan

pengumuman lelang adalah berdasar pada hukum dan telah

memenuhi rumusan ketentuan sebagaimana dipersyaratkan dalam

Peraturan Menteri Keuangan No 93/PMK.06/2010.

Sedangkan terhadap tuntutan ganti kerugian materiil sebesar Rp.

50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sebagaimana dimaksud dalam

posita angka 12 Jo petitum angka 4, Tergugat dengan ini kembali

menegaskan bahwa :

Hubungan hukum yang bersumber dari Perjanjian Kredit adalah

menyangkut kepentingan Penggugat dan Tergugat, bukan saudara-

saudara kandung dari Penggugat, karena itu menjadi tidak relevant

bilamana tuntutan ganti kerugian Penggugat didasarkan pada

penggantian biaya perjalanan mendatangkan kakak-kakak Penggugat

dari Makasar ke Kupang sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta

rupiah) seperti tertuang dalam posita angka 12 hal. 4; olehkarena

Tergugat tidak memiliki hubungan hukum dengan kakak-kakak

Penggugat.

Sehubungan dengan adanya tuntutan ganti-kerugian tersebut,

Tergugat dengan ini menolak dan membantah dengan tegas materi

tuntutan ganti kerugian Penggugat.

Hal 39 dari 62 hal

Putusan No 73/Pdt.G/2013/PN.Kpg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39

Page 133: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

14.Bahwa mengenai Permohonan Penggugat yang meminta kepada

Pengadilan Negeri Kupang agar meletakkan sita jaminan atas Tanah

Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Sertifikat Hak Milik (SHM)

No.4550; 4551;3567;267;820 haruslah ditolak. Hal ini sejalan dengan:

a. Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I. No. 1121/K/Sip/1971 yang

menentukan : “Penyitaan tidak dilakukan dalam hal Penggugat

tidak mempunyai bukti kuat”;

b. Pasal 227 HIR/ Pasal 261 RBG/ Pasal 720 dan 971 RV yang

menerangkan sita jaminan (conservatoir beslag) harus

berdasarkan alasan yang kuat, dan tidak dibenarkan

mengajukan alasan sita hanya didasarkan kekhawatiran atau

persangkaan secara subyektif.

Disamping itu, terhadap obyek berupa tanah dan bangunan

sebagaimana dimaksud dalam SHM No.3567/ Kel. Oesapa dan SHM No.

265/Kel. Naikoten tidak lagi milik/ kepunyaan dari Penggugat, karena

obyek-obyek tersebut telah terjual lelang dalam lelang yang

dilaksanakan oleh KPKNL Kupang pada tanggal 24 April 2013.

berdasarkan Risalah Lelang No. 048/2013 Tanggal 24 April 2013 yang

dibuat oleh Anwar Bai, S. Sos Pejabat Lelang Kelas I di Kantor

Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Kupang.

Mengingat dalam perkara aquo permohonan sita yang diajukan

Penggugat lebih bersifat subyektif dan tanpa didasari alasan yang kuat

maka sudah sepatutnya permintaan sita tersebut ditolak, dengan

memperhatikan lebih dahulu SEMA (Surat Edaran Mahkamah Agung)

No. 05 Tahun 1975 tentang Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) yang isi

pada pokoknya memuat :

“……agar para hakim berhati-hati sekali dalam menerapkan atau menggunakan lembaga sita jaminan (conservatoir beslag) dan sekali-kali jangan mengabaikan syarat yang diberikan Undang-Undang (Pasal 227 HIR/ 126 Rbg)..”

40

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40

Page 134: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

15.Hal-hal lain dan selebihnya, Tergugat menolak dengan tegas dalil-dalil

Penggugat karena tidak relevant dan berdasar.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, Tergugat mohon kepada Majelis Hakim

Pengadilan Negeri Kupang berkenan untuk memeriksa, mengadili serta

memberi putusan sebagai berikut :

DALAM PROVISI1. Menyatakan hukum bahwa tindakan penguasaan (tanpa alas hak)

atas tanah dan bangunan sebagaimana dimaksud dalam SHM No.

3567/Kel Oesapa dan SHM No. 265/Kel. Naikoten yang Penggugat

lakukan adalah tidak sah;

2. Menghukum Penggugat atau siapapun yang mendapatkan hak

daripadanya untuk mengosongkan dari segenap penghuni dan

barang-barang penghuni serta menyerahkan dalam keadaan baik

kepada masing-masing pemenang lelang berdasarkan Risalah

Lelang No. 048/2013 Tanggal 24 April 2013 yang dibuat oleh Anwar

Bai, S. Sos Pejabat Lelang Kelas I di Kantor Pelayanan Kekayaan

Negara dan Lelang (KPKNL) Kupang, bila perlu dengan bantuan

polisi.

DALAM EKSEPSI :

1. Menerima eksepsi Tergugat untuk seluruhnya

2. Menolak gugatan Penggugat atau setidak-tidaknya menyatakan

gugatan Penggugat tidak dapat diterima

DALAM POKOK PERKARA:

1. Menolak Gugatan Penggugat untuk seluruhnya.

2. Menghukum Penggugat untuk membayar segala biaya yang timbul

dalam perkara ini.

Atau

Apabila Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kupang yang memeriksa dan

mengadili perkara ini berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (Ex Aequo Et Bono)

Hal 41 dari 62 hal

Putusan No 73/Pdt.G/2013/PN.Kpg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41

Page 135: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang bahwa terhadap jawaban Tergugat tersebut, pihak

Penggugat mengajukan tanggapannya (replik) tertanggal 12 September 2013

kemudian ditanggapi balik oleh Tergugat dengan dupliknya tertanggal 19

September 2013;

Menimbang bahwa untuk menguatkan dalil gugatannya, Penggugat

mengajukan bukti-bukti tertulis yang telah ditempeli meterai dan dicocokkan

sesuai dengan aslinya berupa:

1. P.I Foto copy perjanjian kerja sama antara IRWAN MARLOANTO dan PT.

BCA, tbk no 561/KPG/2010;

2. P. 2 Foto copy pembahan perjanjian kredit antara PT. BCA.. tbk dan Irwan

Marloanto no. 015/ppk/KPG/02/2012 (asli di Tergugat);

3. P. 3 Foto copy pemberitahuan penyelesaian kredit no. 47G/KPG/2012 (asli

pada tergugat)

4. P. 4 Foto copy pengumuman lelang kedua eksekusi Hak Tanggungan ( asli

pada Tergugat);

5. P. 5 Foto copy perjanjian kredit;

6. P. 6 Foto copy total pinjaman dan biaya Debitur atas nama Irwan

Marloanto;

7. P. 7 Foto copy pemanggilan Direktur dan pemberitahuan lelang kepada

IRWAN MARLOANTO no 0036/KLR-ADM/SA/Reg.MKS 11/2013;

8. P.8 Foto copy Pemanggilan Direktur dan Pemberitahuan Lelang kepada

Irwan Marloanto 033.a/KLR-Adm/SA/Reg.MKS/II/2013

Sedangkan Tergugat mengajukan bukti-bukti tertulis yang telah ditempeli

meterai dan dicocokkan sesuai dengan aslinya sebagai berikut:

1. BUKTI T-1 Perjanjian Kredit tanggal 17 Februari 2005 No. 003/PK/KPG/II/2005

2. BUKTI T-2 Perubahan Perjanjian Kredit tanggal 06 Juni 2005 No.041/PPK/KPG/06/2005

3. BUKTI T-3 Perubahan Perjanjian Kredit tertanggal 11 November 2005 No.100/PPK/KPG/11/2005

4. BUKTI T-4 Perubahan Perjanjian Kredit tertanggal 20 Februari 2006 No.011/PPK/KPG/02/2006

5. BUKTI T-5 Perubahan Perjanjian Kredit tertanggal 16 Februari 2007 No.025/PPK/KPG/02/2007

42

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42

Page 136: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

6. BUKTI T-6 Perubahan Perjanjian Kredit tertanggal 19 Maret 2008 No.021/PPK/KPG/03/2008

7. BUKTI T-7 Perubahan Perjanjian Kredit tertanggal 23 Desember 2008 No.118/PPK/KPG/12/2008

8. BUKTI T-8 Perubahan Perjanjian Kredit tertanggal 16 Februari 2009 No.012/PPK/KPG/02/2009

9. BUKTI T-9 Perubahan Perjanjian Kredit tertanggal 20 Oktober 2009 No.099/PPK/KPG/10/2009

10. BUKTI T-10 Perubahan Perjanjian Kredit tertanggal 16 Februari 2010 No.012/PPK/KPG/02/2010

11. BUKTI T-11 Akta Perubahan Perjanjian Kredit No. 116 tertanggal 23 Juli 2010

12. BUKTI T-12 Perubahan Perjanjian Kredit tertanggal 23 Februari 2011 No.016/PPK/KPG/02/2011

13. BUKTI T-13 Perubahan Perjanjian Kredit tertanggal 16 Februari 2012 No.015/PPK/KPG/02/2012

14. BUKTI T-14 Perjanjian Kredit No. 12 tertanggal 02 Desember 200915. BUKTI T-15 Sertifikat Hak Milik No. 4551/Oesapa tanggal 13-09-2003,

Surat Ukur No. 66/Oesapa/2003 Tgl 13-09-2003 terletak di Prop. Nusa Tenggara Timur, Kota Kupang, Kecamatan Kelapa Lima, Kelurahan Oesapa, setempat dikenal sebagai Jalan Perintis Kemerdekaan seluas 580 m2, terdaftar atas nama Irwan Marloanto

16. BUKTI T-16 Sertifikat Hak Milik No. 4550/Oesapa tanggal 13-09-2003, Surat Ukur No. 65/Oesapa/2003 tanggal13-09-2003 terletak di Prop. Nusa Tenggara Timur, Kota Kupang, Kecamatan Kelapa Lima, Kelurahan Oesapa, setempat dikenal sebagai Jalan Perintis Kemerdekaan seluas 2.066 m2, terdaftar atas nama Irwan Marloanto

17. BUKTI T-17 Sertifikat Hak Milik No. 265 , tanggal 2-3-1988 Surat Ukur No. 136/1988 tgl 2-3-1988 terletak di Prop. Nusa Tenggara Timur, Kab. Kupang, Kecamatan Kupang Selatan, Kelurahan Naikoten I, setempat dikenal sebagai Jalan Soeharto seluas 214 m2, terdaftar atas nama Irwan Marloanto

18. BUKTI T-18 Sertifikat Hak Milik No. 3567 tanggal 17-3-1999, Surat Ukur No. 126/osp/98 Tgl 2-12-1998 terletak di Prop. Nusa Tenggara Timur, Kotamadya Kupang, Kecamatan Kelapa Lima, Kelurahan Oesapa, setempat dikenal sebagai Jalan Pulau Indah seluas 2.980 m2, terdaftar atas nama Irwan Marloanto

19. BUKTI T-19 Sertifikat Hak Milik No. 820/Oesapa tanggal 21-01-1989, Gambar Situasi No. 101/1986 Tgl. 18-2-1986 terletak di Prop. Nusa Tenggara Timur, Kota Kupang, Kecamatan Kelapa Lima, Kelurahan Oesapa, seluas 1.230 m2, terdaftar atas nama Irwan Marloanto

20. BUKTI T-20 Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat I (Pertama) No. 159/2005 tanggal 2 Juni 2005 Jo Akta Pemberian Hak Tanggungan No ; 231/KLM/HT/V/2005 tertanggal 11 Mei 2005, yang dibuat dihadapan Emmanuel Mali,SH, PPAT di Kota Kupang, dengan obyek berupa hak atas tanah sesuai dengan SHM No. 4551/Kelurahan Oesapa, Surat Ukur tanggal 13 September 2003 No. 66/Oesapa/2003 seluas 580 m2

21. BUKTI T-21 Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat II (Kedua) No. 776/2005 tanggal 31 Desember 2005 Jo Akta Pemberian Hak Tanggungan No ; 852/KLM/HT/XII/2005 tertanggal 12

Hal 43 dari 62 hal

Putusan No 73/Pdt.G/2013/PN.Kpg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43

Page 137: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Desember 2005, yang dibuat dihadapan Emmanuel Mali,SH, PPAT di Kota Kupang, dengan obyek berupa hak atas tanah sesuai dengan SHM No. 4551/Kelurahan Oesapa, Surat Ukur tanggal 13 September 2003 No. 66/Oesapa/2003 seluas 580 m2

22. BUKTI T-22 Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat III (Ketiga) No. 226/2007 tanggal 30 Mei 2007 Jo Akta Pemberian Hak Tanggungan No. 206/2007 tertanggal 13 April 2007, yang dibuat dihadapan Emmanuel Mali,SH, PPAT di Kota Kupang, dengan obyek berupa hak atas tanah sesuai dengan SHM No. 4551/Kelurahan Oesapa, Surat Ukur tanggal 13 September 2003 No. 66/Oesapa/2003 seluas 580 m2

23. BUKTI T-23 Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat IV (Keempat) No. 714/2009 tanggal 24 November 2009 Jo Akta Pemberian Hak Tanggungan No. 528/2009 tertanggal 20 Oktober 2009, yang dibuat dihadapan Emmanuel Mali,SH, PPAT di Kota Kupang, dengan obyek berupa hak atas tanah sesuai dengan SHM No. 4551/Kelurahan Oesapa, Surat Ukur tanggal 13 September 2003 No. 66/Oesapa/2003 seluas 580 m2

24. BUKTI T-24 Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat V (Kelima) No. 248/2011 tanggal 15 Maret 2011 Jo Akta Pemberian Hak Tanggungan No. 106/2011 tertanggal 23 Februari 2011, yang dibuat dihadapan Emmanuel Mali,SH, PPAT di Kota Kupang, dengan obyek berupa hak atas tanah sesuai dengan SHM No. 4551/Kelurahan Oesapa, Surat Ukur tanggal 13 September 2003 No. 66/Oesapa/2003 seluas 580 m2

25. BUKTI T-25 Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat I (Pertama) No. 521/2005 tanggal 22 September 2005 Jo Akta Pemberian Hak Tanggungan No ; 476/KLM/HT/VIII/2005 tertanggal 18 Agustus 2005, yang dibuat dihadapan Emmanuel Mali,SH, PPAT di Kota Kupang, dengan obyek berupa hak atas tanah sesuai dengan SHM No. 4550/Kelurahan Oesapa, Surat Ukur tanggal 13 September 2003 No. 65/Oesapa/ 2003 seluas 2.066 m2

26. BUKTI T-26 Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat II (Kedua) No. 775/2005 tanggal 31 Desember 2005 Jo Akta Pemberian Hak Tanggungan No ; 853/KLM/HT/XII/2005 tertanggal 12 Desember 2005, yang dibuat dihadapan Emmanuel Mali,SH, PPAT di Kota Kupang, dengan obyek berupa hak atas tanah sesuai dengan SHM No. 4550/Kelurahan Oesapa, Surat Ukur tanggal 13 September 2003 No. 65/Oesapa/ 2003 seluas 2.066 m2

27. BUKTI T-27 Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat III (Kedua) No. 225/2007 tanggal 30 Mei 2007 Jo Akta Pemberian Hak Tanggungan No. 207/2007 tertanggal 13 April 2007, yang dibuat dihadapan Emmanuel Mali, SH, PPAT di Kota Kupang, dengan obyek berupa hak atas tanah sesuai dengan SHM No. 4550/Kelurahan Oesapa, Surat Ukur tanggal 13 September 2003 No. 65/Oesapa/ 2003 seluas 2.066 m2

28. BUKTI T-28 Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat IV (Keempat) No. 716/2009 tanggal 24 November 2009 Jo Akta Pemberian Hak Tanggungan No. 530/2009 tertanggal 20 Oktober 2009, yang dibuat dihadapan Emmanuel Mali, SH, PPAT di Kota Kupang, dengan obyek berupa hak atas tanah sesuai dengan SHM No. 4550/Kelurahan Oesapa, Surat Ukur tanggal 13 September 2003 No. 65/Oesapa/ 2003 seluas

44

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44

Page 138: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

2.066 m2

29. BUKTI T-29 Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat V (Kelima) No. 247/2011 tanggal 15 Maret 2011 Jo Akta Pemberian Hak Tanggungan No. 105/2011 tertanggal 23 Februari 2011, yang dibuat dihadapan Emmanuel Mali, SH, PPAT di Kota Kupang, dengan obyek berupa hak atas tanah sesuai dengan SHM No. 4550/Kelurahan Oesapa, Surat Ukur tanggal 13 September 2003 No. 65/Oesapa/ 2003 seluas 2.066 m2

30. BUKTI T-30 Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat I (Pertama) No. 428/2005 tanggal 22 Agustus 2005 Jo Akta Pemberian Hak Tanggungan No ; 438/OBB/HT/VII/2005 tertanggal 27 Juli 2005, yang dibuat dihadapan Emmanuel Mali,SH, PPAT di Kota Kupang, dengan obyek berupa hak atas tanah sesuai dengan SHM No. 265/Kelurahan Naikoten I, Surat Ukur tanggal 02 Maret 1988 No. 136/1988 seluas 214 m2

31. BUKTI T-31 Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat II (Kedua) No. 774/2005 tanggal 31 Desember 2005 Jo Akta Pemberian Hak Tanggungan No ; 851/OBB/HT/XII/2005 tertanggal 12 Desember 2005, yang dibuat dihadapan Emmanuel Mali,SH, PPAT di Kota Kupang, dengan obyek berupa hak atas tanah sesuai dengan SHM No. 265/Kelurahan Naikoten I, Surat Ukur tanggal 02 Maret 1988 No. 136/1988 seluas 214 m2

32. BUKTI T-32 Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat III (Ketiga) No. 224/2007 tanggal 30 Mei 2007 Jo Akta Pemberian Hak Tanggungan No. 205/2007 tertanggal 13 April 2007, yang dibuat dihadapan Emmanuel Mali,SH, PPAT di Kota Kupang, dengan obyek berupa hak atas tanah sesuai dengan SHM No. 265/Kelurahan Naikoten I, Surat Ukur tanggal 02 Maret 1988 No. 136/1988 seluas 214 m2

33. BUKTI T-33 Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat IV (Keempat) No. 717/2009 tanggal 24 November 2009 Jo Akta Pemberian Hak Tanggungan No. 527/2009 tertanggal 20 Oktober 2009, yang dibuat dihadapan Emmanuel Mali,SH, PPAT di Kota Kupang, dengan obyek berupa hak atas tanah sesuai dengan SHM No. 265/Kelurahan Naikoten I, Surat Ukur tanggal 02 Maret 1988 No. 136/1988 seluas 214 m2

34. BUKTI T-34 Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat V (Kelima) No. 246/2011 tanggal 15 Maret 2011 Jo Akta Pemberian Hak Tanggungan No. 107/2011 tertanggal 23 Februari 2011, yang dibuat dihadapan Emmanuel Mali,SH, PPAT di Kota Kupang, dengan obyek berupa hak atas tanah sesuai dengan SHM No. 265/Kelurahan Naikoten I, Surat Ukur tanggal 02 Maret 1988 No. 136/1988 seluas 214 m2

35. BUKTI T-35 Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat I (Pertama) No. 126/2009 tanggal 13 Maret 2009 Jo Akta Pemberian Hak Tanggungan No. 107/2009 tertanggal 20 Februari 2009, yang dibuat dihadapan Emmanuel Mali,SH, PPAT di Kota Kupang, dengan obyek berupa hak atas tanah sesuai dengan SHM No. 3567/Kelurahan Oesapa, Surat Ukur tanggal 02 Desember 1998 No. 126/OSP/ 98 seluas 2.980 m2

36. BUKTI T-36 Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat II (Kedua) No. 715/2009 tanggal 24 November 2009 Jo Akta Pemberian Hak Tanggungan No. 529/2009 tertanggal 20 Oktober 2009, yang dibuat dihadapan Emmanuel Mali,SH, PPAT di Kota Kupang, dengan obyek berupa hak atas tanah sesuai

Hal 45 dari 62 hal

Putusan No 73/Pdt.G/2013/PN.Kpg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45

Page 139: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

dengan SHM No. 3567/Kelurahan Oesapa, Surat Ukur tanggal 02 Desember 1998 No. 126/OSP/ 98 seluas 2.980 m2

37. BUKTI T-37 Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat III (Ketiga) No. 813/2010 tanggal 22 September 2010 Jo Akta Pemberian Hak Tanggungan No. 494/2010 tertanggal 23 Juli 2010, yang dibuat dihadapan Emmanuel Mali,SH, PPAT di Kota Kupang, dengan obyek berupa hak atas tanah sesuai dengan SHM No. 3567/Kelurahan Oesapa, Surat Ukur tanggal 02 Desember 1998 No. 126/OSP/ 98 seluas 2.980 m2

38. BUKTI T-38 Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat I (Pertama) No. 233/2010 tanggal 25 Maret 2010 Jo Akta Pemberian Hak Tanggungan No. 96/2010 tertanggal 19 Februari 2010, yang dibuat dihadapan Emmanuel Mali,SH, PPAT di Kota Kupang, dengan obyek berupa hak atas tanah sesuai dengan SHM No. 820/Kelurahan Oesapa, Gambar Situasi tanggal 18 Februari 1986 No. 101/1986 seluas 1.230 m2

39. BUKTI T-39 Sertifikat Jaminan Fidusia No. W17-18 HT.04.06.TH.2009/STD tertanggal 12 Januari 2009

40. BUKTI T-40 Akta Jaminan Fidusia No. 52 tanggal 16 Februari 200741. BUKTI T-41 Persediaan Barang Dagangan DO No. 019/ Januari/200742. BUKTI T-42 Sertifikat Jaminan Fidusia No. W17-329 HT.04.06.TH.2009/

STD tertanggal 19 November 200943. BUKTI T-43 Akta Jaminan Fidusia No. 66 tanggal 20 Oktober 200944. BUKTI T-44 Persediaan Barang Dagangan No. 313/ Sept/200945. BUKTI T-45 Sertifikat Jaminan Fidusia No. W17-46 HT.04.06.TH.2011/STD

tertanggal 15 Maret 201146. BUKTI T-46 Akta Jaminan Fidusia No. 68 tanggal 23 Februari 201147. BUKTI T-47 Persediaan Barang Dagangan No. 017/Feb/201148. BUKTI T-48 Surat Teguran No. 257/ KPG/2012 tertanggal 07 Juni 201249. BUKTI T-49 Surat Teguran ke-2 (kedua) No. 274/KPG/2012 tanggal 27

Juni 201250. BUKTI T-50 Surat Teguran ke-3 (tiga) No 384/KPG/2012 tertanggal 23

Agustus 201251. BUKTI T-51 Surat No. 358/KPG/2012 tertanggal 07 Agustus 2012,

Perihal : Pelunasan Fasilitas T/L Revolving52. BUKTI T-52 Surat No. 438/KPG/2012 tertanggal 02 Oktober 2012,

Perihal : Penyelesaian Kredit53. BUKTI T-53 Surat Penggugat tertanggal 27 Agustus 201254. BUKTI T-54 Surat No. 470/KPG/2012 tertanggal 05 November 2012,

Perihal: Pemberitahuan Penyelesaian Kredit55. BUKTI T-55 Surat Penggugat tertanggal 06 Oktober 201256. BUKTI T-56 Surat No. 490/KPG/2012 tertanggal 12 November 2012,

Perihal: Penyelesaian Kredit57. BUKTI T-57 Surat No. 496/KPG/2012 tertanggal 20 November 2012,

Perihal: Penyelesaian Kredit Bermasalah58. BUKTI T-58 Surat No. 457/KPG/2012 tertanggal 26 November 2012,

Perihal: Penyelesaian Kredit Bermasalah59. BUKTI T-59 Surat No. 466/KPG/2012 tertanggal 03 Desember 2012,

Perihal: Penyelesaian Kredit Bermasalah60. BUKTI T-60 Surat No. 527/KPG/2012 tertanggal 10 Desember 2012,

Perihal: Penyelesaian Kredit Bermasalah61. BUKTI T-61 Surat No. 533/KPG/2012 tertanggal 17 Desember 2012,

Perihal: Penyelesaian Kredit Bermasalah62. BUKTI T-62 Surat No. 22373/AK2/2012 tertanggal 05 November 2012

46

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46

Page 140: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

63. BUKTI T-63 Surat No. 24225/AK2/2012 tertanggal 03 Desember 201264. BUKTI T-64 Surat No. 24441/AK2/2012 tertanggal 11 Desember 201265. BUKTI T-65 Surat yang dikeluarkan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara

dan Lelang (KPKNL) - Kupang tertanggal 25 Maret 2013 No. S-191/WKN.14/KNL.05/2013 perihal : Penetapan Jadwal Lelang

66. BUKTI T-66 Surat No.306/SK/W04/2013 tertanggal 02 April 2013 pemberitahuan jadwal pelaksanaan lelang

67. BUKTI T-67 Surat Penggugat tertanggal 09 April 201368. BUKTI T-68 Surat No. 127/KPG/2013 tertanggal 11 April 201369. BUKTI T-69 Risalah Lelang No. 048/2013 Tanggal 24 April 2013 yang

dibuat oleh Anwar Bai, S. Sos Pejabat Lelang Kelas I di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Kupang

70. BUKTI T-70 Laporan Realisasi Pelaksanaan Lelang tertanggal 30 April 2013 yang dikeluarkan KPKNL Kupang

71. BUKTI T-71 Bukti Tansfer Hasil Lelang HT dari KPKNL Kupang yang ditujukan ke PT. Bank Central Asia Tbk tertanggal 30 April 2013

72. BUKTI T-72 Surat BCA tentang Informasi Total Pinjaman dan Biaya Debitur atas nama Irwan Marloanto posisi tanggal 01 Agustus 2013

73. BUKTI T-73 Surat No. 112/KPG/2005 tertanggal 16 Februari 2005 perihal : Pemberitahuan Pemberian Kredit

74. BUKTI T-74 Surat No. 519/KPG/2005 tertanggal 02 Juni 2005 perihal : Pemberitahuan Penambahan Kredit

75. BUKTI T-75 Surat No. 1109/KPG/2005 tertanggal 11 November 2005 perihal : Pemberitahuan Penambahan Kredit

76. BUKTI T-76 Surat No. 126/KPG/2006 tertanggal 17 Februari 2006 perihal : Permohonan Kredit

77. BUKTI T-77 Surat No. 137/KPG/2007 tertanggal 16 Februari 2007 perihal : Pemberitahuan Kredit

78. BUKTI T-78 Surat No. 126/KPG/2008 tertanggal 19 Maret 2008 perihal : Pemberitahuan Kredit

79. BUKTI T-79 Surat No. 69/SPPK/KPG/ tertanggal 23 Desember 2008 perihal : Pemberitahuan Kredit

80. BUKTI T-80 Surat No. 008/SPPK/KPG/2009 tertanggal 16 Februari 2009 perihal : Perpanjangan kredit

81. BUKTI T-81 Surat No. 082/SPPK/KPG/2009 tertanggal 20 Oktober 2009 perihal : Tambahan Plafon Kredit

82. BUKTI T-82 Surat No. 064/KPG/2010 tertanggal 16 Februari 2010 perihal : Pemberitahuan Kredit

83. BUKTI T-83 Surat No. 392/KPG/2010 tertanggal 23 Juli 2010 perihal : Pemberitahuan Kredit

84. BUKTI T-84 Surat No. 069/KPG/2011 tertanggal 23 Februari 2011 perihal : Perpanjangan dan Tambahan Plafon Kredit

85. BUKTI T-85 Surat No. 070/KPG/2012 tertanggal 16 Februari 2012 perihal : Perpanjangan Kredit

86. BUKTI T-86 Surat No. 0314/001/19407/09 tertanggal 02 Desember 2009 perihal : Pemberitahuan Persetujuan Permohonan Kredit Konsumer

Hal 47 dari 62 hal

Putusan No 73/Pdt.G/2013/PN.Kpg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47

Page 141: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang bahwa pihak Penggugat dan pihak Tergugat menyatakan

tidak mengajukan saksi-saksi di persidangan dan sudah cukup dengan bukti-

bukti tertulisnya masing-masing dan pada persidangan selanjutnya mereka

mengajukan kesimpulannya masing-masing;

Menimbang, bahwa guna singkatnya uraian dalam putusan, maka

ditunjuk hal-hal yang terjadi di persidangan yang merupakan bagian tak

terpisahkan dari putusan ini;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

DALAM PROVISI :

Menimbang, bahwa dalam provisinya pihak penggugat menuntut

supaya Pengadilan Negeri Kupang memerintahkan Tergugat menunda Proses

Pelelangan agunan Penggugat berupa :

• Toko dan Bengkel seluas 2.066 M2 terletak di Jl. Pulau Indah No.

8 Kel. Oesapa, Kec. Kelapa Lima, Kota Kupang Provinsi NTT, SHM

Nomor : 4550 atas Nama Irwan Marloanto;

• Toko dan Bengkel seluas 574 M2 terletak di Jl. Pulau Indah No. 8

Kel. Oesapa, Kec. Kelapa Lima, Kota Kupang Provinsi NTT, SHM

Nomor : 4551 atas Nama Irwan Marloanto;

• Kantor dan Bengkel seluas 2.980 M2 terletak di Jl. Pulau Indah

No. 7 Kel. Oesapa, Kec. Kelapa Lima, Kota Kupang Provinsi NTT,

SHM Nomor : 3567 atas Nama Irwan Marloanto;

• Rumah Tinggal Seluas 214 M2 terletak di Jl. Jenderal Soeharto

No. 31, Kel. Naikoten I, Kec. Oebobo , Kota Kupang Provinsi NTT,

SHM Nomor : 265 atas Nama Irwan Marloanto;

• Rumah Tinggal dan Gudang Seluas 1.230 M2 terletak di Jl. Sam

Ratulangi III Rt. 61 Rw. 81 Kel. Oesapa, Kec. Kelapa Lima, Kota

Kupang Provinsi NTT, SHM Nomor : 820 atas Nama Irwan

Marloanto;

48

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48

Page 142: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang bahwa dalam hukum acara perdata ditentukan bahwa

untuk menjawab tuntutan provisionil dari suatu gugatan, pengadilan akan

menjatuhkan putusan sela karena putusan provisionil adalah putusan yang

menjawab tuntutan provisionil yaitu permintaan pihak yang bersangkutan

agar sementara diadakan tindakan pendahuluan guna kepentingan salah

satu pihak, sebelum putusan akhir dijatuhkan. (Vide Sudikno Mertokusumo,

Hukum Acara Perdata Indonesia,Liberty, Yogyakarta, 1988, hlm.185);

Menimbang, bahwa dalam yurisprudensi ditentukan bahwa tuntutan

provisionil yang diajukan oleh penggugat pada hakekatnya untuk

memperlancar jalannya persidangan, sehingga tuntutan ini tidak

diperkenankan mengenai atau berkaitan dengan pelaksanaan materi pokok

perkara yang dituntut oleh penggugat dalam petitum gugatannya, (Vide

Putusan MARI tanggal 7 Mei 1973 Nomor: 1070 K/Sip/1972 Jo. Putusan MARI

tanggal 5 Juli 1977 Nomor: 279 K/Sip/1976);

Menimbang bahwa setelah mencermati permohonan provisi dari pihak

penggugat tersebut ternyata tuntutan provisi yang diajukannya adalah hal-

hal yang dituntut dalam pokok perkara sehingga tidak memenuhi syarat

sebagai provisi sebagaimana telah ditentukan dalam hukum acara perdata

sehingga patut dinyatakan tidak dapat diterima;

Menimbang bahwa dalam surat jawaban pihak tergugat ada tuntutan

provisi yang menuntut sebagai berikut:

1. Menyatakan hukum bahwa tindakan penguasaan (tanpa alas hak)

atas tanah dan bangunan sebagaimana dimaksud dalam SHM No.

3567/Kel Oesapa dan SHM No. 265/Kel. Naikoten yang Penggugat

lakukan adalah tidak sah;

Hal 49 dari 62 hal

Putusan No 73/Pdt.G/2013/PN.Kpg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49

Page 143: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

2. Menghukum Penggugat atau siapapun yang mendapatkan hak

daripadanya untuk mengosongkan dari segenap penghuni dan

barang-barang penghuni serta menyerahkan dalam keadaan baik

kepada masing-masing pemenang lelang berdasarkan Risalah

Lelang No. 048/2013 Tanggal 24 April 2013 yang dibuat oleh Anwar

Bai, S. Sos Pejabat Lelang Kelas I di Kantor Pelayanan Kekayaan

Negara dan Lelang (KPKNL) Kupang, bila perlu dengan bantuan

polisi.

Menimbang, bahwa mencermati tuntutan provisi dari pihak tergugat

tersebut ternyata bahwa tuntutan provisi dimaksud tidak disertai dengan

tuntutan lain dalam perkara gugat rekonvensi sebagai gugatan pokok dari

tuntutan provisi dimaksud dan sesuai dengan pengertian tuntutan provisional

sebagaimana dipaparkan oleh Sudikno Mertokusumo dan yurisprudensi

sebagaimana telah dikutip di atas, maka majelis berpendapat bahwa

penempatan tuntutan provisi tanpa adanya gugatan menyalahi asas hukum

acara perdata yang berlaku dan berhubung dengan itu tuntutan provisi

dimaksud tidak beralasan hukum sehingga patut dinyatakan tidak dapat

diterima;

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan tentang provisi

sebagaimana telah disebutkan di atas, ternyata bahwa tuntutan provisi dari

pihak penggugat dan tuntutan provisi dari pihak tergugat dinyatakan tidak

dapat diterima;

DALAM EKSEPSI :

Menimbang, bahwa dalam salah satu bagian dari jawaban pihak

tergugat, pihak tergugat mengajukan eksepsi tetapi berhubung eksepsi

tersebut tidak menyangkut kewenangan mengadili dari Pengadilan Negeri

Kupang, maka majelis menerapkan ketentuan Pasal 160 RBg, dengan

50

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50

Page 144: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

mempertimbangkan eksepsi dimaksud bersama-sama pokok perkara dan

berhubung dengan itu berikut ini akan dibahas eksepsi dimaksud satu demi

satu;

1. Eksepsi gugatan penggugat tidak berdasar hukum:

Menimbang, bahwa dalam eksepsinya pihak tergugat mengemukakan

bahwa Tergugat telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum atas

tindakannya (upaya) melakukan lelang eksekusi atas obyek hak tanggungan;

jelas merupakan dalil yang tidak berdasar hukum (rechts grond). Sesuai

dengan posita Penggugat hal. 2: Penggugat sendiri telah mengakui fakta-

fakta (feitelijke ) tentang :

a. Adanya Perjanjian Kredit antara Penggugat dengan Tergugat

sehubungan dengan Pemberian Fasilitas Kredit dari PT. Bank

Central Asia Tbk.

b. Adanya Dokumen Agunan yaitu Dokumen pengikatan atas agunan.

c. Adanya hutang yang telah jatuh tempo;

d. Keadaan Cidera Janji (Wan Prestasi) berkenaan dengan kewajiban

Penggugat untuk penyelesaian pokok hutang, bunga, denda kepada

Tergugat.

e. dan lain-lain sebagaimana lengkapnya telah diakui oleh Penggugat

Bertolak dari pengakuan dan pernyataan Penggugat seperti dimaksud

diatas, maka secara yuridis berdasarkan ketentuan Pasal 1925 KUH Perdata

Jo Pasal 174 HIR pengakuan tersebut merupakan pengakuan atas fakta yang

bulat dan murni sehingga melekat nilai kekuatan pembuktian yang

sempurna, mengikat dan menentukan (volledig, bindende en beslissende,

bewijskracht). Pengakuan tersebut diatas, tentunya akan lebih memudahkan

sekaligus memberi penegasan kepada Majelis Hakim bahwa Penggugat tidak

Hal 51 dari 62 hal

Putusan No 73/Pdt.G/2013/PN.Kpg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51

Page 145: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

memiliki alas hak untuk mengajukan gugatan, sehingga cukup membuktikan

bahwa gugatan Penggugat tidak berdasar hukum.

Menimbang, bahwa dalam doktrin disebutkan bahwa pada umumnya

yang diartikan dengan eksepsi ialah suatu sanggahan atau bantahan dari

pihak tergugat terhadap gugatan penggugat yang tidak kangsung mengenai

pokok perkara yang berisi tuntutan batalnya gugatan (Vide prof.Dr.Sudikno

Mertokusumo, SH Hukum Acara Perdata Indonesia, liberty, Yogyakarta 1988

hal 92);

Menimbang, bahwa eksepsi yang dikemukakan oleh pihak tergugat

dalam perkara in casu telah menyangkut pokok perkara yang harus

dibuktikan di persidangan sehingga tidak bernilai sebagai eksepsi dan

berhubung dengan itu eksepsi dimaksud patut ditolak;

2.Exceptio obscuur libel.

Menimbang, bahwa dalam eksepsinya pihak tergugat mengemukakan

bahwa dasar gugatan/ de middelen van de eis yang didalilkan penggugat

menunjuk pada peristiwa hukum yang berhubungan dengan pemberian

fasilitas kredit dari PT. Bank Central Asia, Tbk - Kantor Cabang Kupang

(Tergugat) kepada Penggugat. Dengan demikian, hubungan hukum yang

mendasari adanya perikatan antara Penggugat dan Tergugat adalah

Perjanjian yaitu Perjanjian Kredit. Jika yang mendasari suatu hubungan

hukum adalah suatu perjanjian, maka formulasi gugatan yang paling relevant

atas sengketa hak yang mungkin timbul adalah gugatan wan prestasi bukan

gugatan perbuatan melawan hukum. Karena itu perumusan formulasi

gugatan perbuatan melawan hukum sebagaimana didalilkan Penggugat

merupakan formulasi gugatan yang kabur atau tidak jelas.

52

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52

Page 146: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa pihak tergugat juga memaparkan bahwa dalam

penafsiran sempit, tindakan melawan hukum (Onrechtmatige Daad)

ditafsirkan sebagai tindakan melawan Undang Undang (Onwetmatige Daad),

penafsiran ini masih digunakan dan kemudian dikembangkan karena pada

waktu pembentukan Burgerlijk Wetboek (BW) orang masih berada di bawah

pengaruh semangat “kepastian hukum” yang ketat. Jika penafsiran seperti

demikian ini dipakai ke dalam perkara aquo, maka terhadap upaya yang

dilakukan Tergugat sehubungan dengan Lelang Eksekusi atas Obyek Hak

Tanggungan tentu bukanlah merupakan Perbuatan melawan hukum atau

melawan Undang-Undang karena Undang Undang sendiri telah mengatur

perihal tersebut sebagaimana dalam UUHT.

Menimbang, bahwa dengan menyitir kembali uraian pertimbangan

pada eksepsi tentang gugatan penggugat tidak berdasar hukum

sebagaimana telah diuraikan di atas, menurut hemat majelis bahwa eksepsi

pihak tergugat ini juga telah memasuki ranah pokok perkara sehingga patut

dinyatakan ditolak;

3.Exceptio plurium litis consorsium atau ex juri terti (eksepsi kurang

pihak);

Menimbang, bahwa dalam eksepsinya pihak tergugat mengemukakan

bahwa surat gugatan Penggugat tertanggal 23 April 2013, meletakan

permasalahan tindakan/ upaya Tergugat dalam Lelang Eksekusi atas Obyek

Hak Tanggungan sebagai issue sentralnya, karena itu menjadi logis bilamana

Pejabat Lelang pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL)

Kupang diposisikan sebagai Tergugat atau Turut Tergugat, mengingat : Setiap

pelaksanaan lelang harus dilakukan oleh dan/atau dihadapan Pejabat lelang,

sesuai dengan ketentuan Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/

PMK.06/2010 tersebut diatas.

Hal 53 dari 62 hal

Putusan No 73/Pdt.G/2013/PN.Kpg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53

Page 147: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa pihak tergugat juga mengemukakan bahwa

dengan tidak ditariknya Pejabat Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan

Lelang (KPKNL) Denpasar maka cukup membuktikan bahwa gugatan kurang

pihak atau mengandung cacat plurium litis consortium atau ex juri tertii dan

sudah sepatutnya gugatan Penggugat dinyatakan tidak dapat diterima,

sesuai dengan Putusan MA No. 621 K/Sip/1975 tanggal 25 Mei 1977.

Menimbang, bahwa dalam yurisprudensi ditentukan bahwa hanya

pihak penggugat yang paling berhak untuk menentukan siapa-siapa

orangnya yang akan ditarik sebagai tergugat dalam surat gugatannya. (vide

Putusan MARI tanggal 16 Juni 1971 Nomor: 305 K/Sip/1971 Jo. Putusan MARI

No. 3676 K/Sip/1973 tanggal 10 Desember 1974 1971 Jo. Putusan MARI

tanggal 31 Juuli 2001 Nomor: 2824 K/Pdt/2000,);

Menimbang, bahwa dengan tidak digugatnya Pejabat Kantor Pelayanan

Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Denpasar dalam perkara in casu tidak

dapat dipergunakan sebagai alasan untuk menyatakan gugatan penggugat

tidak dapat diterima, dengan demikian eksepsi dimaksud tidak beralasan

hukum sehingga patut dinyatakan ditolak;

4.Eksepsi gugatan penggugat illusioner dan berlebihan.

Menimbang, bahwa dalam eksepsinya pihak tergugat mengemukakan

bahwa dalam perkara aquo, materi gugatan Penggugat illusioner dan

berlebihan terutama yang menyangkut petitum Penggugat, tentang tuntutan

ganti kerugian, karena tidak berdasarkan kerugian nyata atau actual loss.

Menimbang, bahwa guna membahas eksepsi ini, majelis menyitir

kembali segala uraian pertimbangan pada eksepsi tentang gugatan

54

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54

Page 148: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

penggugat tidak berdasarkan hukum sebagaimana telah dikemukakan di

atas, dan berhubung dengan itu majelis berpendapat bahwa eksepsi yang

dikemukakan oleh pihak tergugat dalam perkara in casu telah menyangkut

pokok perkara yang harus dibuktikan di persidangan sehingga tidak bernilai

sebagai eksepsi dan berhubung dengan itu eksepsi dimaksud patut ditolak;

Menimbang, bahwa jika ditelusuri kembali uraian pertimbangan

eksepsi sebagaimana telah dipaparkan di atas, ternyata bahwa seluruh

eksepsi pihak tergugat tersebut dinyatakan ditolak;

DALAM POKOK PERKARA :

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan pihak penggugat

adalah jelas sebagaimana telah dikemukakan di atas;

Menimbang bahwa dari dalil-dalil dan petitum yang disampaikan oleh

Penggugat, Majelis Hakim berkesimpulan ada hal yang dipermasalahkan oleh

Penggugat ( lihat surat gugatan halaman 7 dan 8) yakni: permasalahan

tentang apakah Tergugat tidak memberikan waktu/ kesempatan yang cukup

bagi Penggugat untuk menyelesaikan kredit macaetnya? Sehingga hal

demikian dikatakan sebagai perbuatan melawan hukum?

Menimbang bahwa Penggugat dalam posita gugatannya tidak

mendalilkan perbuatan hukum yang terjadi antara Penggugat dan Tergugat

yakni adanya Perjanjian Kredit antara Penggugat dengan Tergugat

sehubungan dengan Pemberian Fasilitas Kredit dari PT. Bank Central Asia

Tbk. kepada Penggugat di mana dalam perjanjian kredit tersebut telah

diagunkan sejumlah harta benda milik Penggugat;

Menimbang bahwa berdasarkan petitum gugatan Penggugat,

Penggugat mengakui adanya kredit macet yakni Penggugat tidak memenuhi

ketentuan-ketentuan perjanjian kredit antara Penggugat dan Tergugat. Dalam

Hal 55 dari 62 hal

Putusan No 73/Pdt.G/2013/PN.Kpg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55

Page 149: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

hal ini Penggugat mempertanyakan tidak diberi kesempatan yang patut

untuk mengatasi kredit macetnya tersebut. Sebaliknya Tergugat mendalilkan

bahwa Tergugat telah memberikan waktu yang cukup kepada Penggugat

untuk menyelesaikan kredit macetnya tetapi setelah diberikan waktu yang

cukup Penggugat justru tidak mempunyai itikad baik untuk menyelesaiakn/

membayar tunggakan kredit macetnya tersebut;

Menimbang bahwa Tergugat telah menguraikan hubungan hukum

Penggugat selaku nasabah bank BCA (Tergugat) atas fasilitas kredit yang

diberikan oleh PT. Bank Central Asia, Tbk yang tidak dibantah oleh

Penggugat, berupa:

a. Fasilitas Kredit Lokal, dengan jumlah tidak melebihi Rp.

8.100.000.000,- (delapan miliar seratus juta rupiah)

b. Fasilitas Kredit Investasi, dengan jumlah pokok tidak melebihi

Rp. 3.500.000.000,- (tiga milyar lima ratus juta rupiah);

c. Fasilitas Installment Loan, dengan jumlah pokok tidak melebihi

Rp. 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah);

d. Fasilitas Time Loan Revolving, dengan jumlah pokok tidak

melebihi Rp. 4.750.000.000,- (empat miliar tujuh ratus lima

puluh juta rupiah);

e. Fasilitas KPR Refinancing, dengan jumlah pokok sebesar Rp.

1.300.000.000,- (satu miliar tiga ratus juta rupiah).

Sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kredit dan perubahan-

perubahannya (bukti T-1 sampai dengan bukti T-14);

Menimbang bahwa di dalam perjanjian tersebut, terdapat beberapa

klausula yang mengatur tentang kewajiban-kewajiban pokok dari Penggugat

antara lain kewajiban membayar utang, kewajiban membayar bunga,

56

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56

Page 150: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

kewajiban membayar provisi, kewajiban membayar denda apabila lalai dan

kewajiban-kewajiban lainnya yang tertuang dalam perjanjian;

Menimbang bahwa ternyata sejak tanggal 23 Mei 2012, Penggugat

mulai menunggak membayar angsuran dan bunga kepada Tergugat hingga

kemudian tunggakan-tunggakan tersebut, semakin lama semakin bertambah

besar.

Menimbang bahwa oleh karena itu Tergugat telah mengirimkan surat

teguran kepada Penggugat sebanyak 3 (tiga) kali yakni:

• Surat Teguran No. 257/ KPG/2012 tertanggal 07 Juni 2012 (bukti T-48)

• Surat Teguran ke-2 (kedua) No. 274/KPG/2012 tanggal 27 Juni 2012

(bukti T-49)

• Surat Teguran ke-3 (tiga) No 384/KPG/2012 tertanggal 23 Agustus

2012 (bukti T-50)

di mana di tiap-tiap surat teguran tersebut, tercantum pemberitahuan waktu

selambat-lambatnya bagi Penggugat untuk menyelesaikan kewajiban-

kewajibannya.

Menimbang bahwa selain surat teguran tersebut di atas Tergugat juga

telah mengirimkan surat beberapa kali perihal penyelesaian kredit Penggugat

yang sudah macet.

Menimbang bahwa terhadap surat-surat teguran dan surat-surat

lainnya yang isinya tentang kewajiban Penggugat untuk segera melunasi

seluruh hutangnya ternyata tidak disambut baik oleh Penggugat untuk

menunjukkan niatnya dalam membayar hutang-hutangnya.

Menimbang bahwa dengan tidak adanya niat Penggugat

menyelesaikan kewajibannya kepada Tergugat, maka Tergugat mengajukan/

Hal 57 dari 62 hal

Putusan No 73/Pdt.G/2013/PN.Kpg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57

Page 151: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

memproses pengajuan lelang atas 5 (lima) obyek harta benda milik

Penggugat yang dijadikan sebagai jaminan hutang tersebut;

Menimbang bahwa dengan demikian Majelis Hakim berpendapat dalil

Penggugat yang pada pokoknya menyatakan Tergugat tidak memberikan

kesempatan yang patut bagi Penggugat untuk mengatasi kredit macetnya

adalah tidak beralasan secara hukum;

Menimbang bahwa sejak kredit Penggugat dinyatakan macet pada

tanggal 23 Mei 2012, Penggugat sama sekali tidak melakukan pembayaran

dan hanya bersikap pasif sehingga permintaan Penggugat agar Tergugat

memberikan kesempatan kepada Penggugat melakukan penyehatan dan

pembayaran kewajibannya secara patut dalam jangka waktu 6 (enam) bulan

setelah putusan ini mempunyai kekuatan hukum tetap adalah tidak cukup

beralasan dan terkesan hanya mengulur-ulur waktu yang justru malah

menambah beban Penggugat dalam melunasi kewajiban-kewajibannya;

Menimbang bahwa kerugian Penggugat sebesar Rp. 50.000.000,00

(lima puluh juta rupiah) yang telah digunakan untuk biaya-biaya perjalanan

saudara-saudara Penggugat yang datang dari Makasar sangatlah tidak

relevan dan dalam perkara ini tidak ada hubungan hukum saudara-saudara

Penggugat dengan Tergugat/ Bank BCA;

Menimbang bahwa terhadap tuntutan ganti kerugian sebesar Rp.

20.000.000.000,- (dua puluh milyar rupiah) akibat tercemarnya nama baik

dan kredibilitas Penggugat karena Tergugat melakukan pengumuman lelang

di Koran Pos Kupang pada tanggal 10 April 2013 adalah tidak berdasar

hukum karena dalam mengatasi kredit macet milik Penggugat, Tergugat telah

melewati prosedur-prosedur yang ditentukan dalam perjanjian kredit,

58

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58

Page 152: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

dilanjutkan dengan pelelangan jaminan sebagaimana telah diatur dalam

Undang-Undang nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas Tanah

beserta Benda Benda yang berkaitan dengan Tanah termasuk peraturan

pelaksanaannya khususnya Peraturan Menteri Keuangan No 93/PMK.06/2010,

tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang Pasal 43, yang pada pokoknya

menegaskan bahwa pengumuman lelang dilaksanakan melalui surat kabar

harian yang terbit di kota/ kabupaten tempat barang berada;

Menimbang bahwa terhadap dalil Penggugat yang menyebutkan

seolah-olah Penggugat tidak memiliki data yang berkaitan dengan fasilitas

kreditnya, tidak mengetahui kewajiban-kewajiban berkaitan dengan fasilitas

kredit yang telah diterimanya, tidak mengetahui jangka waktu kredit dan

lain-lainnya sedemikian sehingga Penggugat kemudian menyatakan karena

hal tersebut Penggugat tidak dapat mengetahui hak-hak dan kewajiban-

kewajibannya yang diatur dalam perjanjian kredit, Majelis Hakim

berpendapat dalil tersebut tidaklah beralasan karena sebelum melakukan

perjanjian kredit, Penggugat selaku calon debitur yang akan menerima

fasilitas kredit telah diberikan informasi secara detil tentang kredit yang akan

diambil melalui surat-surat pemberitahuan persetujuan kredit/ SPPK yang

berisi uraian tentang: jenis kredit, maksimum kredit/ besarnya kredit, jangka

waktu, besarnya bunga, besarnya provisi, denda, jenis jaminan dan lain-lain.

Oleh karena itu, Penggugat selaku debitur yang akan menerima fasilitas

kredit diberikan kesempatan untuk menentukan sikapnya sendiri apakah

akan mengambil fasilitas kredit tersebut atau menolaknya. Dengan

menandatangani perjanjian kredit, Penggugat berarti sadar dan mengetahui/

memahami ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam perjanjian kredit

tersebut termasuk kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakannya, dan

tidak semata-mata memikirkan hak-haknya saja;

Hal 59 dari 62 hal

Putusan No 73/Pdt.G/2013/PN.Kpg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59

Page 153: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang bahwa terhadap permintaan sita jaminan untuk

dinyatakan sah dan berharga sebagaimana dalam petitum gugatan

Penggugat, hal demikian tidak dipertimbangkan lagi oleh karena terhadap

obyek-obyek yang dimintakan sita jaminan tersebut tidak dilakukan

penyitaan selama proses persidangan;

Menimbang bahwa berdasarkan keseluruhan pertimbangan-

pertimbangan tersebut di atas, Majelis Hakim berpendapat gugatan pokok

perkara, ditolak seluruhnya;

Menimbang bahwa oleh karena Penggugat sebagai pihak yang

dikalahkan, maka berdasarkan ketentuan Pasal 192 RBG, penggugat dihukum

untuk membayar biaya perkara ini yang besarnya sebagaimana dalam amar

putusan ini;

Menimbang, bahwa berdasarkan kegenap pertimbangan terhadap

bukti-bukti baik yang diajukan oleh pihak penggugat maupun yang diajukan

oleh pihak tergugat, mejelis telah dapat memecahkan segala persoalan

dalam perkara ini, maka tidak ada urgensinya mempertimbangkan bukti-

bukti selain dan selebihnya;

Mengingat pasal-pasal dalam Burgerlijk Wetboek (BW)/ Hukum Perdata

terutama mengenai ketentuan-ketentuan perjanjian berikut ketentuan hukum

acaranya dalam Reglement Tot Regeling van Het Rechtswezen in de

Gewesten Buiten Java en Madura (RBg), pasal-pasal dalam Undang-Undang

no 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas Tanah Beserta Benda-Benda

Yang Berkaitan dengan Tanah dan Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang

Kekuasaan Kehakiman serta ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan

perkara ini;

M E N G A D I L I:1. Dalam Provisi:

60

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60

Page 154: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

• Menyatakan provisi Penggugat dan provisi pihak Tergugat tidak dapat diterima;

2. Dalam Eksepsi:• Menolak eksepsi Tergugat;

3. Dalam Pokok Perkara:

• Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

• Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara ini sebesar

Rp 466.000,00 (empat ratus enam puluh enam ribu rupiah);

Demikian perkara ini diputuskan berdasarkan musyawarah pada hari

Rabu tanggal 13 November 2013 oleh Majelis Hakim yang terdiri dari I

KETUT SUDIRA, SH.MH, sebagai Ketua Majelis, T BENNY EKO SUPRIYADI,

SH.,MH. dan KRISTANTO SAHAT HAMONANGAN SIANIPAR, SH., MH., masing-

masing sebagai Hakim Anggota, putusan mana diucapkan dalam sidang yang

terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Majelis Hakim tersebut dibantu

oleh Panitera Pengganti, YONAS FALLO, SH., dihadiri oleh Kuasa Penggugat

dan Kuasa Tergugat.

HAKIM-HAKIM ANGGOTA: KETUA MAJELIS,

TTD TTD

1. T BENNY EKO SUPRIYADI, SH.,MH. I KETUT

SUDIRA, SH.,MH.

TTD

2. KRISTANTO SAHAT H. SIANIPAR, SH.,MH.

PANITERA PENGGANTI,

TTD

YONAS FALLO, SH.

Perincian biaya perkara:1. PNBP Rp 30.000,00 2. Biaya Proses Perkara Rp 50.000,00 3. Panggilan Rp 375.000,004. Pemeriksaan setempat Rp ---

Hal 61 dari 62 hal

Putusan No 73/Pdt.G/2013/PN.Kpg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61

Page 155: MEKANISME PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29964/1/HILDA... · B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... Kartu Kredit Dengan Jaminan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

5. Meterai Rp 6.000,006. Redaksi Rp 5.000,00

Jumlah Rp 466.000,00(empat ratus enam puluh enam ribu rupiah).

Turunan resmi sesuai dengan aslinya dan diberikan kepada Badan Pertanahan Nasional Kota Kupang (Oktofianus Hotty,SH), pada hari ini senin tanggal 20 Januari 2014

PANITERA / SEKRETARISPENGADILAN NEGERI KLAS IA KUPANG

SULAIMAN MUSU,SH.NIP. 195808081981031003

62

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 62