56

Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL
Page 2: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

Dari Redaksi 1

Suara Anda 2

Laporan Utama

Komunikasi dan Pembangunan AMPL 3

Media Rakyat 5

Pojok Sanitasi

Lima Pesan Sanitasi 8

Peraturan

Peraturan Menteri PU Nomor 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan

dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem (KSNP-SPAM) 9

Wawasan

Air Bersih, Sanitasi, dan Pengurangan Resiko Bencana 11

Community Based Landfill Monitoring 12

Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia 13

Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang Air Minum

Mengamati Kasus Jakarta dalam Konteks Dinamika KPS 16

Inovasi

Hidayat Penghasil Energi dari Sampah 18

Reportase

Peresmian Toilet Sekolah di Tangerang 19

Cermin

Djamaludin Suryohadikusumo Membuat Kompos dengan

Kasih Sayang 20

Seputar Plan 21

Seputar ISSDP 23

Seputar WASPOLA 25

Tamu Kita

Dewi Motik: "Tingkat Pendidikan Mempengaruhi Kualitas

Kebersihan" 26

Seputar Pokja AMPL Daerah 28

Seputar UNICEF 29

Seputar STBM 33

Seputar Jejaring AMPL 37

Seputar ProAir 39

Seputar AMPL 42

Program

Kredit Mikro untuk Air Minum 47

Klinik IATPI 48

Info CD 49

Info Buku 50

Info Situs 51

Pustaka AMPL 52

Agenda

Media Informasi Air Minumdan Penyehatan Lingkungan

Diterbitkan oleh:Kelompok Kerja Air Minum

dan Penyehatan Lingkungan(Pokja AMPL)

Penasihat/Pelindung:Direktur Jenderal Cipta Karya

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

Penanggung Jawab:Direktur Permukiman dan Perumahan,

BAPPENASDirektur Penyehatan Lingkungan,

DEPKESDirektur Pengembangan Air Minum,

Dep. Pekerjaan UmumDirektur Pengembangan Penyehatan

Lingkungan Permukiman,Dep. Pekerjaan Umum

Direktur Bina Sumber Daya Alam danTeknologi Tepat Guna, DEPDAGRI

Direktur Penataan Ruang danLingkungan Hidup, DEPDAGRI

Pemimpin Redaksi:Oswar Mungkasa

Dewan Redaksi:Zaenal Nampira,Indar Parawansa,

Bambang Purwanto

Redaktur Pelaksana:Maraita Listyasari, Rheidda Pramudhy,Raymond Marpaung, Bowo Leksono

Desain/Ilustrasi:Rudi Kosasih

Produksi:Machrudin

Sirkulasi/Distribusi:Agus Syuhada

Alamat Redaksi:Jl. Cianjur No. 4 Menteng, Jakarta Pusat.

Telp./Faks.: (021) 31904113http://www.ampl.or.id

e-mail: [email protected]@ampl.or.id

[email protected]

Redaksi menerima kirimantulisan/artikel dari luar. Isi berkaitan

dengan air minum dan penyehatan lingkungandan belum pernah dipublikasikan.

Panjang naskah tak dibatasi.Sertakan identitas diri.

Redaksi berhak mengeditnya.Silahkan kirim ke alamat di atas.

Majalah Percik dapat diakses di situs AMPL: http://www.ampl.or.id

Page 3: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

Kita baru saja merayakan kemer-dekaan Republik Indonesia ke63. Sepertinya hal ini menjadi

suatu yang rutin saja tanpa kita sadaribahwa sebenarnya banyak hal yangmasih perlu kita capai agar kemerdekaanini menjadi bermakna. Percik teringatucapan dari peserta di acara pertemuandengan masyarakat di salah satu kabu-paten di Nusa Tenggara Timur. Pernyata-annya singkat tapi menyengat "Bapak,kami sampai saat ini belum merdeka".Mengapa mereka berkata demikian?.Ternyata pasalnya sederhana, pendudukmasih mengalami kesulitan mendapat-kan air untuk keperluan sehari-hari.Jangan tanya tentang kebiasaan buangair besar (BAB) mereka yang ternyatajuga masih dilakukan di tempat terbuka.Kenyataan ini sebenarnya sudah menjadirahasia umum, bahwa sekitar 90 jutapenduduk Indonesia belum mempunyaiakses terhadap air yang layak, dan sekitar80 juta penduduk masih BAB semba-rangan. Tapi menjadi luar biasa ketikakemudian penduduk mengkaitkannyadengan arti kemerdekaan.

Mungkin bagi penduduk perdesaan,arti kemerdekaan sangat sederhana yaitumempunyai akses terhadap air yang la-yak. Sedemikian sederhananya. Tetapiitupun belum bisa kita berikan kepadamereka. Sampai kapan mereka merasabelum merdeka?. Ini pekerjaan rumahbagi kita semua. Pada perayaan kemerde-kaan ke berapakah kemudian tidak adalagi saudara kita yang masih merasa be-lum merdeka.

Kenyataan ini yang sebenarnya men-dasari terbitnya Percik pada 5 tahunyang lalu. Ketika masih banyak sekalisaudara kita yang belum memperolehlayanan AMPL yang memadai, sementarapengambil keputusan dan pihak terkaitlainnya masih belum menjadikan isu inisebagai prioritas. Kehadiran Percik,sesuai dengan filosofi namanya, dimak-nai sebagai usaha memercikkan kesa-daran pentingnya AMPL kepada pengam-bil keputusan dan kita semua.

Usia 5 tahun bagi sebuah majalahmemang masih terasa sangat singkat.Walaupun bagi kami, keberadaan Percik

sampai pada tahap sekarang ini sajasudah merupakan suatu pencapaian yangluar biasa. Hal ini mengingat lahirnyamajalah ini hanya didasari oleh semangattanpa berpikir apakah kemudian dimi-nati atau tidak. Walaupun kemudian de-ngan berjalannya waktu, oplah Percikmeningkat terus dari hanya 5.000 eksem-plar menjadi 10.000 eksemplar setiapedisi. Menariknya, hanya separuhnyayang dibiayai oleh kami, selebihnya di-biayai bersama oleh pemangku kepen-tingan lainnya. Sementara sebagian besarberita dan artikel yang disampaikanberasal dari pembaca setia. Kenyataan inimenyadarkan kami bahwa keinginanmenjadikan Percik sebagai majalahkomunitas semakin dekat.

Satu hal yang juga menggembirakanadalah semakin banyak dan beragamnyaberita tentang AMPL yang perlu disam-paikan, sehingga mendorong pengelolaPercik untuk menerbitkan news lettercetak setiap bulan, news letter on lineyang disebarkan melalui milis setiapminggu, termasuk menerbitkan majalahPercik Yunior bagi kalangan anak-anak

yang telah memasuki edisi ke-5 beker-jasama dengan Plan Indonesia. Upayameningkatkan pemahaman masyarakattentang AMPL juga kami lakukan melaluipenerbitan Buku, VCD, Kliping, mengem-bangkan perpustakaan, menyelengga-rakan pameran, mengelola situs internet(situs AMPL, situs AMPL Yunior, situsJejaring AMPL). Kesemuanya dalambalutan semangat menyampaikan segalahal terkait AMPL pada masyarakat luas.Dengan sadar kami memilih komunikasisebagai fokus perhatian kami

Untuk itu, sengaja pada edisi ulangtahun kali ini kami mengangkat temakomunikasi dan AMPL. Berangkat padakenyataan bahwa masih terpuruknyakondisi AMPL salah satunya dise-babkan oleh kelemahan kita dalammelakukan komunikasi antarpelaku,dengan pengambil keputusan, dan de-ngan masyarakat.

Sebagai penutup, pernyataan pen-duduk desa bahwa "Tanpa air yang layak,kita belum merdeka" patut menjadi ba-han renungan dan cambuk bagi kitasemua. Tabik. OM.

DARI REDAKSI

1PercikOktober 2008

Foto: Meddy Chandra

Page 4: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

Butuh Materi Informasi AMPL

Salam hormat,Saya seorang pengajar bidang Kimia,

sangat tertarik dengan Majalah Percik.Saya ingin mendapatkan Majalah Percikdan informasi lain yang berhubungandengan masalah air bersih dan sanitasiseperti program Menuju Sekolah Hijau(Go to Green School) sebagaimana per-nah dibahas dalam edisi Agustus 2007.Apa boleh saya mendapatkan bukunyaatau fotokopinya. Kalau boleh mohondikirimkan pada alamat saya di bawahini:

SaifulJl. Jeumpa D-46 Sektor Timur Darus- salam, Banda AcehNanggroe Aceh Darussalam 23111Saya ucapkan banyak terima kasih

atas perhatian dan bantuannya.

Wassalam,Saiful

Yth. Bp Saiful,dengan senang hati, kami akan

memenuhi permohonan Bapak denganmengirimkan secara rutin MajalahPercik dan informasi yang Bapakbutuhkan, seperti buku Menuju SekolahHijau dalam bentuk fotokopi.

Terima kasih.

Mencari Funding

Kepada Redaksi Majalah Percik,Kami dari YPAM yang beralamat di Jl

Kentingan 28 Mudal, Boyolali, JawaTengah berdiri 4 Agustus 1995 dan berge-rak secara aktif dibidang pemberdayaanmasyarakat melalui pembangunanprasarana air bersih dengan sistem gravi-tasi. YPAM pernah menjadi mitra MercyCorp Int & Australian Embassy melaluiDAP.

Seiring semakin langkanya air bersih,kami mencoba melakukan pendekatanpemberdayaan masyarakat ke pemiliksumber di Dusun Sendang, CepogoBoyolali yang kaya akan sumber daya air.Kami mencoba menawarkan satu sumberdengan kapasitas 60 ribu liter sampaidengan 75 ribu liter/hari. Dimana pada

musim kemarau ini harga satu tanki airRp 70 ribu sampai dengan 150 ribu.

Bila sumber air tersebut kami suplaike RSU Pandanarang di Boyolali sepan-jang 14 kilometer dengan paralon AWdiameter 11/4 Inc akan membutuhkanbiaya sebesar Rp 150 juga. Pada saat inipajak RSU ke PDAM sebesar Rp 14juta/bulan dan pada musim kemarau airsering kurang. Bila RSU berani memba-yar Rp 30 ribu/tanki, masyarakat pemiliksumber akan mempunyai pendapatankotor Rp 9 juta/bulan dalam periode 18bulan inverstasi akan kembali dan bisauntuk perlindungan sumber air dankepentingan lain.

Melalui rubrik setia Percik, kamiberharap ada funding agency yang ter-tarik dan berminat dengan konsepYPAM. Kami bersedia untuk ekspos hasilsurvei kami tersebut. Terima kasih.

Hormat kami,H Subardi

[email protected](0276)3293385

Pelaksana Harian

Cara MendapatkanBuku-buku dan CD

Yth Redaksi Percik,1. Bagaimana cara berlangganan

Majalah Percik dan mendapatkan buku-buku dan CD yang ada dalam katalogAMPL?

2. Dalam daftar info buku di perpus-takaan AMPL terdapat Majalah TeknoLimbah, saya sangat berminat untukmendapatkannya sebagai referensimengajar, bagaimana caranya? Apakahsoft copy-nya dapat didownload seperti

Majalah Percik?Jika tidak keberatan mohon dikirim

ke:Eko Hartini, STJl. Sentiaki Tengah 1 No 10 RT 05 RW VII Kel Bulu LorSemarang 50179Atas perhatiannya saya ucapkan teri-

ma kasih.Salam,

Eko Hartini, ST

Yth. Ibu Eko Hartini, ST1. Untuk berlangganan Majalah

Percik, akan segera kami proses pengi-riman rutinnya. Untuk buku dan CD,silahkan menghubungi PerpustakaanPokja AMPL, Jl. Cianjur No. 4 Menteng,Jakarta telepon (021) 31904113.

2. Akan lebih baik bila Ibu langsungmenghubungi majalah Tekno Limbah Jl.Kaliurang KM 7, Gg Jurugsari IV/19 POBOX 19 YKPS Yogyakarta 55281 telepon(0274)885423/885247

Berlangganan Rutin

Redaksi Yth,Terima kasih atas kiriman Majalah

Percik, walaupun selama ini kami teri-ma tidak secara rutin. Mengingat sangatpentingnya Majalah Percik bagi kami,kiranya redaksi dapat mengirimi kamisecara rutin/berlangganan (maaf berapabesar biaya yang harus dikirim) danMajalah Percik terbit berapa bulansekali?

Terima kasih atas perhatian dan di-kabulkannya permohonan kami.

Edi Rahman, SKMSeksi Penyehatan Lingkungan

Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan IlirProvinsi Sumatera Selatan 30662

Yth. Bp. Edi Rahman,sebelumnya kami minta maaf de-

ngan tidak lancarnya kiriman MajalahPercik. Ke depan semoga tidak teru-lang lagi. Bapak tidak usah berpikirbiaya berlangganan, kecuali kebutuhandalam jumlah yang banyak. Percik ter-bit setiap 3 bulan.

Demikian. Terima kasih.

SUARA ANDA

2 PercikOktober 2008

Illustrasi: RudiKoz

Page 5: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

Konsep komu-nikasi pemba-ngunan sen-

diri dapat dilihat da-lam arti yang luas danterbatas. Dalam artiyang luas, komunikasipembangunan meli-puti peran dan fungsikomunikasi (sebagaisuatu aktivitas per-tukaran pesan secaratimbal-balik) diantarasemua pihak yang ter-libat dalam usahapembangunan, teruta-ma antara masyarakatdengan pemerintah.

Dalam arti yangsempit, komunikasipembangunan meru-pakan segala upayadan cara, serta teknikpenyampaian gagasandan keterampilan-keterampilan pemba-ngunan yang berasal dari pihak yangmemprakarsai pembangunan dan ditu-jukan kepada masyarakat luas. Kegiatantersebut bertujuan agar masyarakat yangdituju dapat memahami, menerima danberpartisipasi dalam melaksanakan

gagasan-gagasan yang disampaikan tadi.Kedua pengertian tadi merupakan

acuan dari konsep komunikasi pemba-ngunan pada umumnya. Sedangkan kon-sep komunikasi pembangunan khasIndonesia dapat didefinisikan sebagaiproses penyebaran pesan oleh seseorang

atau sekelompok orangkepada khalayak gunamengubah sikap, pen-dapat dan perilakunyadalam rangka mening-katkan kemajuan la-hiriah dan kepuasanbatiniah, yang dalamkeselarasannya dira-sakan secara merataoleh seluruh rakyat.

Sebagai salah satucontoh, fasilitasi yangdiberikan kepada ma-syarakat tidak hanyasebatas pembangunanfisik jamban. Tetapijuga sosialisasi agarperilaku masyarakatdapat berubah menja-di tidak hanya meng-gunakan jamban tetapijuga menjaga dan me-rawat jamban tersebut.

Untuk mengatasi hal ini, strategi komu-nikasi dalam penerapannya perlu meli-batkan masyarakat, mulai dari prosesperencanaan, pelaksanaan hingga peni-laian terhadap pembangunan jambantersebut.

LAPORAN UTAMA

KOMUNIKASI

DAN PEMBANGUNAN AMPL

3PercikOktober 2008

Pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan (AMPL)tidak hanya terbatas pada pembangunan infrastruktur saja.

Namun, untuk menjaga keberlangsungan fasilitas yangtelah diberikan, diperlukan keterlibatan dan partisipasi aktif

masyarakat melalui advokasi dan sosialisasi pembangunan AMPL.Untuk itu, tidak dapat dipungkiri, komunikasi memegang

peranan penting dalam pembangunan AMPLdi Indonesia.

Media radio tetap menjadi media komunikasi yang efektif untuk menyampaikanprogram-program AMPL. Foto Istimewa

Page 6: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

Prinsip Komunikasi PembangunanPerubahan perilaku masyarakat me-

rupakan tujuan dari komunikasi pem-bangunan AMPL, dan upaya untuk me-ngubah perilaku masyarakat bukanlahsuatu persoalan yang mudah. Dalamproses perubahan perilaku terdapat tigatahapan perubahan, yakni perubahanpersepsi, perubahan sikap dan kemudianperubahan tersebut diterapkan dalamsuatu tindakan.

Perubahan perilaku masyarakat inidapat dihasilkan dengan menerapkanstrategi komunikasi yang efektif dantepat sasaran. Komunikasi pembangunanakan lebih berhasil mencapai sasarannyaserta dapat menghindarkan kemungkin-an efek-efek yang tidak diinginkan akibatkekeliruan cara-cara komunikasi, bilamenggunakan strategi komunikasi pem-bangunan yang dirumuskan sedemikianrupa, yang mencakup prinsip-prinsipsebagai berikut:

a. Penggunaan pesan yang dirancangsecara khusus (tailored message)untuk khalayak yang spesifik.

b. Pendekatan "ceiling effect" yaitudengan mengkomunikasikan pesanyang bagi golongan yang dituju(katakanlah golongan atas) meru-pakan pengulangan (tidak lagi begi-tu berguna karena sudah dilampauimereka atau kecil manfaatnya,namun tetap berfaedah bagi go-longan khalayak yang hendak dica-pai).

c. Penggunaan pendekatan "narrowcasting" atau melokalisir penyam-paian pesan bagi kepentingan kha-layak.

d. Pemanfaatan saluran tradisional,yaitu berbagai bentuk pertunjukanrakyat yang sejak lama berfungsisebagai saluran pesan yang akrabdengan masyarakat setempat (lihattulisan pada halaman lain).

e. Pengenalan para pemimpin opini dikalangan lapisan masyarakat yangberkekurangan (disadvantage) danmeminta bantuan mereka untukmenolong mengkomunikasikanpesan pembangunan.

f. Mengaktifkan keikutsertaan agen

perubahan yang berasal dari ka-langan masyarakat sendiri sebagaipetugas lembaga pembangunanyang beroperasi di kalangan rekansejawat mereka sendiri.

g. Diciptakan dan dibina cara ataumekanisme keikutsertaan khalayak(sebagai pelaku pembangunan itusendiri) dalam proses pembangun-an, yaitu sejak tahap perencanaansampai evaluasinya.

Kunci Utama Pembangunan AMPLSelain komunikasi yang bersifat

eksternal yang disampaikan kepada kha-layak luas, juga tidak kalah penting untukdiperhatikan yaitu komunikasi yangbersifat internal. Komunikasi internalyang tidak baik antarpelaku AMPL akanmenjadi kendala besar dalam pemba-ngunan AMPL. Strategi komunikasisecanggih apapun yang diterapkan kepa-da masyarakat tidak akan berhasil secaramaksimal jika tidak didukung komu-nikasi internal yang baik antarpelakuAMPL.

Komunikasi internal ini dibutuhkanuntuk saling koordinasi antarpemangkukepentingan untuk menghindari adanyatumpang tindih program atau kegiatan.Selain itu, adanya koordinasi yang baikantarpemangku kepentingan menun-jukkan perhatian semua pihak dalammengatasi permasalahan AMPL secarabersama-sama, sehingga hasil yang dida-pat menjadi lebih maksimal.

Salah satu bentuk upaya me-ningkatkan komunikasi internal adalahdengan terbentuknya Jejaring AMPLyang merupakan wadah komunikasidiantara pemangku kepentingan AMPLdi Indonesia (lihat edisi Percik Agustus2008). DHA

LAPORAN UTAMA

4 PercikOktober 2008

Komunikasi internaldibutuhkan untuk saling

koordinasi antarpemangkukepentingan untuk

menghindari adanyatumpang tindih program

atau kegiatan dandalam mengatasi

permasalahan AMPLsecara bersama-sama.

Kelompok masyarakat yang sedang membuat materi kampanye AMPL berupa produk audiovisual.Foto Dok. WASPOLA

Page 7: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

Gagasan ini muncul dari kepri-hatinan tentang rendahnyaketerlibatan masyarakat sehing-

ga banyak sarana air minum rusak dantidak efektif digunakan, belum lagi pe-ngalaman sulitnya merubah perilaku sa-nitasi di masyarakat. Sementara daripihak aparat daerah merasa sosialisasinampaknya tiada hentinya dilakukan,baik penyuluhan maupun penyebaranleaflet, brosur dan sebagainya.

Padahal penyelesaian permasalahanAMPL sangat membutuhkan partisipasimultielemen, terutama masyarakat untukmenjamin efektifitas dan keberlanjutanpengelolaan sarana dan prasarananya.Dibutuhkan alternatif pendekatan lainyang tidak hanya mengandalkan kekuat-an komunikasi dari pemerintah, tetapijustru kekuatan dari pihak masyarakatitu sendiri sebagai salah satu potensikomunikasi perubahan perilaku.

Mengapa Media Rakyat?Sebagaimana di kabupaten lain di

seluruh Indonesia, Kebumen yang meru-pakan salah satu dari 29 kabupaten diJawa Tengah, menghadapi berbagai per-soalan kompleks dalam memenuhi kebu-tuhan air minum bagi sebagian pen-duduknya. Di sebagian besar wilayah,pemenuhan kebutuhan air minummemang bisa dipenuhi dengan mudah,tetapi di sebagian wilayah lain sangatsusah.

Berbagai upaya dilakukan untukmemenuhi kebutuhan air minum diwilayah yang mengalami kesulitan de-ngan membangun sarana air perpipaangravitasi, sarana perpipaan denganpompa, sumur dangkal, sumur bor, dansebagainya. Persoalan muncul karenasebagian sarana tersebut rusak tanpa adaupaya penduduk untuk memper-

baikinya.Keadaan semakin dipersulit karena

perubahan lingkungan di wilayah tang-kapan air. Di daerah tangkapan air yangmerupakan hutan heterogen, pendudukmelakukan penebangan pohon secara ile-gal. Juga perubahan hutan heterogenmenjadi hutan homogen dengan jenistanaman pinus telah menyebabkanberkurangnya kemampuan daerahresapan dan di musim hujan, kondisidemikian menyebabkan banjir, erosi, danlongsor di beberapa wilayah yang rawan.

Berbagai masalah yang timbulsesungguhnya bisa dipandang sebagaimasalah sosial, dalam arti bahwamasyarakat memang tidak mengetahuimakna hutan sebagai resapan air (kare-nanya mereka menebangi hutan), tidakmengetahui dampak dari penebanganhutan terhadap ketersediaan air tanah,lalu juga keterkaitan antara ketersediaansarana air minum dengan peningkatankesejahteraan mereka. Masih banyak

persepsi keliru penduduk bahwa pe-rawatan, pembangunan sampai pemeli-haraan sarana menjadi kewajiban/tugaspemerintah, apalagi didukung persepsiwarga bahwa air adalah benda yang bisadi dapatkan tanpa pengorbanan ekonomi(gratis), dan sebagainya.

Cara berpikir yang demikian tentusaja tidak bisa dibiarkan tetapi segeradiperlukan perubahan. Apabila tidak,pemenuhan kebutuhan air akan semakinsulit karena berbagai faktor sepertiperubahan kualitas ekosistem daerahtangkapan air yang berakibat pada menu-runnya debit dan persediaan air tanahyang tampak nyata dari semakin meluas-nya wilayah kekeringan di musim kema-rau.

Ini bukan masalah fisik semata tetapiakar masalahnya adalah permasalahansosial, sehingga untuk menanggu-langinya perlu dilakukan perubahanperilaku yang bertahap sejak dari aspekcognitive (pengetahuan), affective (pera-

LAPORAN UTAMA

Media RakyatMedia yang Dibuat oleh Masyarakat,

Bukan Media yang Dibuat untuk Masyarakat

5PercikOktober 2008

Cergam (cerita bergambar), salah satu media komunikasi yang efektif bagi masyarakat.Foto Dok. WASPOLA

Page 8: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

saan/emosi/sikap), dan practice (tin-dakan/aksi) masyarakat.

Untuk mengubah perilaku tersebuttidak mungkin hanya mengandalkankekuatan komunikasi sepihak (pemerin-tah), namun diperlukan suatu prosesyang lebih dialogis dan metode yang tepatdengan kearifan lokal setempat, apalagimenyangkut sesuatu yang sudah inter-nalized (mendarah daging).

Disinilah baru dirasakan bahwa tidakcukup hanya dengan menggunakan caradan jalur-jalur media komunikasi yangsudah ada untuk menyampaikan penyu-luhan. Diperlukan cara alternatif untukupaya yang lebih membangun, daripadasekedar memberi tahu dan menghimbausemua orang untuk berubah, tetapikomunikasinya bersifat satu arah dimanapesan dan desain medianya disiapkandari pihak pemerintah.

Media rakyat dirasakan menjadi salahsatu metode untuk menggerakkan par-tisipasi masyarakat, karena dalam pela-tihan media rakyat bukan hanya mengan-dalkan hasil akhir media yang dibuat.Media rakyat justru mengandalkan pro-ses interaksi yang berlangsung secaradialogis untuk menemukan solusi ber-sama diantara para peserta, sehingga ter-jadi proses internalisasi dimana wargamenyadari bahwa dirinya menjadi bagianuntuk menyelesaikan permasalahantersebut, lalu tergerak dengan suka relabersedia mengubah perilakunya danpada akhirnya mau terlibat didalamnya.

Ide ini muncul pada waktu lokakaryastrategi komunikasi pembangunan AMPLuntuk persiapan 11 desa yang akan men-dapatkan program AMPL di tahun 2008.Istilah media rakyat pada awalnya dipa-hami sebagai kesenian rakyat, kemudianberkembang menjadi sarana komunikasiantarmasyarakat dan akhirnya disepakatimenjadi media yang akan menyuarakanisu/tema AMPL disesuaikan kearifanlokal, dibuat bersama-sama antaraberbagai pihak yang terkait AMPL, sertamenggunakan potensi yang sudah adaseperti kesenian rakyat maupun radiodan televisi lokal dan di Kebumen sudahmenjadi bagian hidup masyarakat.

Tahapan Media Rakyat Pada awalnya sebelum dilakukan

pelatihan dilakukan bersama pemetaanmasalah dan mendata potensi kelompokstrategis di enam kecamatan yang akanbersama-sama melakukan pelatihan diKecamatan Poncowarno. Diperolehbeberapa nama tokoh masyarakat dantokoh kesenian setempat maupun pesertalainnya.

Pelatihan pada Maret 2008 yangmelibatkan tidak kurang dari 30 orangtersebut diikuti Pokja AMPL-BMKabupaten Kebumen, aparat KecamatanPoncowarno, Karang Sambung, Aliyan,Padureso, dan Sadang, LSM, organisasimasyarakat seperti Tim Penggerak PKKdan karang taruna, tokoh kesenian danmedia massa setempat seperti Ratih TV,In-FM, dan Mass FM.

Inti dari pelatihan ini adalah meng-gali bersama pemahaman bahwa per-masalahan AMPL adalah permasalahanbersama, sehingga dibutuhkan komu-nikasi dan kerjasama yang baik darisemua pihak baik pemerintah maupunmasyarakat. Peran masyarakat menjadikunci keberhasilan dalam keberlanjutanpembangunan AMPL sehingga dimasamendatang cadangan air minum tetapada dan pada akhirnya warga bisa ter-

cukupi kebutuhan air minum dan sani-tasinya.

Ada beberapa materi pokok yangdigali dalam pelatihan media rakyat ini,yaitu :

Pentingnya komunikasi dan ker-jasama yang baik dari berbagaipihak.Permasalahan dan prioritas AMPLsesuai kebutuhan yang kemudianmenjadi tema dan pesan yang ber-orientasi pada kepentingan warga. Menggali potensi dan media yangtepat di sekitar kita untuk digu-nakan.Membuat produksi media bersamabaik kesenian yang bisa dipen-taskan, cerita yang bisa dibaca,siaran radio yang bisa didengarkanmaupun ditayangkan.Penggunaan metode kelompokmedia sebagai sarana penggerakaksi di masyarakat.Rencana tindak lanjut dan kesepa-katan pemantauan dan evaluasi.

Keunikan dari pelatihan media iniadalah sejak permasalahan ditentukan,penulisan naskah maupun pembuatanproduksi dilakukan sendiri oleh peserta,difasilitasi tim media dari WASPOLA danPokja AMPL.

LAPORAN UTAMA

6 PercikOktober 2008

Para tokoh masyarakat berdiskusi strategi komunikasi terkait program-program AMPL.Foto Dok. WASPOLA

Page 9: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

Pengamalan Hasil PelatihanHasil monitoring yang dilakukan tim

WASPOLA pada Mei dan Juni 2008kepada enam kecamatan peserta, menun-jukkan bahwa peserta pelatihan telahmenggunakan pengalaman dan penge-tahuan komunikasinya melalui mediarakyat. Dari hasil pengisian kuesionersederhana, acara berlanjut dengan berba-gi pengalaman dalam menerapkan mediarakyat.

Adapun hasil umum pemantauanyang didapatkan melalui daftar per-tanyaan yang diisi oleh mereka adalah:

Diakhir acara monitoring, pesertamemberikan masukan kepada PokjaAMPL dan WASPOLA agar terdapat

kelanjutan fasilitasi ketrampilan teruta-ma pembuatan cergam dan poster karenacukup efektif, biaya murah dan bisadibawa pulang ke rumah. Pokja Ka-bupaten telah menindaklanjuti padabulan Juli yang lalu dengan pelatihancergam dan poster AMPL kepada SanggarLukis Gombong yang terdiri dari gurudan para siswanya, diakhir acara merekamenghasilkan dua cergam dan satuposter yang siap digunakan warga untuksosialisasi AMPL.

Dari Ratih TV diperoleh informasibahwa hasil pelatihan Media Rakyat sete-

lah direvisi kembali akhirnya ditayang-kan setiap pagi. Dari pertemuan di DesaKarang Sari, beberapa ibu menuturkan

bahwa mereka sering melihat tayanganiklan televisi tersebut dan BupatiRustriningsih (yang saat ini sudah menja-di wakil gubernur Jawa Tengah) menda-pat julukan baru sebagai Bupati AMPL.

Media Rakyat Menjadi InspirasiKelompok Kerja AMPL Kabupaten

Kebumen telah menyelenggarakanpelatihan Media Rakyat dengan meli-batkan stakeholder secara luas. Pesertapelatihan bukan saja secara antusiasmengikuti pelatihan tetapi juga telahmenggunakannya untuk membangunpartisipasi masyarakat di wilayahnyamasing-masing.

Dengan demikian rencana pemba-ngunan AMPL di tahun 2008 dan 2009ini telah dimulai dengan membangunkesadaran terlebih dahulu, sebelum pem-bangunan fisik dilaksanakan.

Sebagian besar warga telah me-nyadari bahwa kontribusi sekecil apapundari mereka sangat berarti bagi keberlan-jutan. Muncul juga kesadaran bahwakaum perempuan sangat berperan dalampembangunan AMPL, maka salah satutindak lanjut yang telah dilakukan Julilalu adalah lokakarya penguatan komu-nikasi untuk mendorong partisipasiperempuan dalam pembangunan AMPLyang dilaksanakan untuk sembilan keca-matan lainnya, termasuk didalamnyamembagikan pengalaman media rakyatyang lalu.

Hasilnya kecamatan lain ingin men-dapatkan pengalaman media rakyatagar masyarakat lebih proaktif. Timpelatih lokal sedang disiapkan agarmampu melatih kecamatan lain yangberminat. Eks-peserta seperti RatihTV, Mass FM dan Sanggar Lukis Gom-bong siap membantu Pokja Kabupatensebagai pelatih.

Adanya komunikasi dengan berbagaifihak ini, diharapkan akan menciptakaniklim kondusif bagi pembangunan AMPL,sehingga dimasa mendatang pemba-ngunan yang partisipatif bisa terwujud,keberlanjutan dan efektifitas sarana yangdibangun bukan hanya menjadi angan-angan kosong belaka. Wiwiet Heris & Alma

Arief

LAPORAN UTAMA

7PercikOktober 2008

1. Terjadi kontak dan komunikasi sesama pesertapelatihan termasuk dengan Pokja AMPL - 69,2% 30,8%

2. Menyiarkan atau menggunakan media sosialisasiAMPL dalam pertemuan warga - 76,9% 23,1%

3. Mengangkat isu AMPL dalam pertemuan kelompok atau kegiatan yang berkaitan dalam tugas sehari-haridi masyarakat 15,4% 61,5% 23,1%

4. Melaksanakan/merencanakan tindak lanjut bersamaantarkecamatan atau instansi terkait 38,8% 69,2% -

No. I t e m Belum Pernah Pernah1s/d 3 kali > 3 kali

HASIL PEMANTAUAN PASCA PELATIHAN MEDIA RAKYAT DI KABUPATEN KEBUMEN

Seorang siswa SMP sedang membuat poster untuk sosialisasi AMPL. Foto Dok. WASPOLA

Page 10: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

Tahun 2008 telah ditetapkan olehPBB menjadi Tahun Sanitasi In-ternasional. Untuk itu, PBB

mengkampanyekan Lima Pesan Sanitasisebagai bagian dari upaya agar sanitasimendapat perhatian yang memadai.

Pesan 1: Sanitasi meningkatkanderajat kesehatan dan menyela-matkan kehidupan

Setiap hari, diare yang disebabkanoleh sanitasi buruk membunuh 5.000bayi dan anak-anak di dunia. Ke-tersediaan toilet yang sehat dapat mengu-rangi kematian bayi dan anak akibatdiare lebih dari 30 persen dan cuci ta-ngan sebesar 40 persen. Infeksi SaluranPernapasan Akut (ISPA) merupakansalah satu pembunuh terbesar anak.Praktek higinitas seperti cuci tanganpakai sabun sesudah buang air besar dan

sebelum makan dapat mencegah sete-ngah kejadian ISPA.

Pesan 2: Sanitasi mempunyaimanfaat ekonomi bagi negara, ko-munitas dan keluarga.

Sanitasi buruk menghambat pemba-ngunan national melalui berkurangnyaproduktifitas pekerja, menurunnya angkaharapan hidup, menurunnya investasidan tabungan, dan berkurangnya ke-mampuan menyekolahkan anak.

Sanitasi yang baik akan menolongkondisi perekonomian melalui beragamcara yaitu (i) hemat waktu. Kita kehilang-an waktu ketika sakit, menjaga dan me-rawat orang sakit dan mengantri untukbuang air besar; (ii) mengurangi biayakesehatan sehingga dapat meningkatkantabungan; (iii) meningkatkan hasil inves-tasi pendidikan. Berkurangnya diare

meningkatkan jumlah kehadiran anaksekolah. Anak perempuan akan lebihrajin sekolah jika tersedia toilet yangramah wanita. Keseluruhannya berujungpada meningkatnya kualitas sumber dayamanusia.

Potensi kerugian yang terjadi akibatburuknya sanitasi di Indonesia mencapaibesaran angka Rp 58 Triliun seba-gaimana tertulis dalam buku hasil studiberjudul Economic Impacts of Sanitationin Southeast Asia yang diterbitkan olehWater and Sanitation Program - EastAsia and the Pacific (WSP-EAP) WorldBank East Asia and the Pacific Regionterbitan Nopember 2007.

Besarnya kerugian tersebut mencapai2,3 persen dari Produk Domestik Bruto(PDB) atau sekitar Rp. 240 ribu per kapi-ta per tahun. Rincian potensi kerugiantersebut berasal dari biaya kesehatan se-besar Rp. 31 Triliun, penurunan kualitasair sebesar Rp. 13,5 Triliun, penurunan ku-alitas lingkungan sebesar Rp. 1 Triliun, ke-sejahteraan sosial sebesar Rp. 11 Triliun,dan pariwisata sebesar Rp. 1,5 Triliun.

Pesan 3: Sanitasi mendorongpembangunan sosial.

Sanitasi memadai akan membangkit-kan rasa percaya diri karena tidak perlubuang air besar di tempat terbuka, teruta-ma bagi kaum perempuan.

Pesan 4: Sanitasi melindungilingkungan

Khususnya di daerah padat pendu-duk, kondisi sanitasi yang tidak memadaiakan menyebabkan tercemarnya air ta-nah, air permukaan/sungai, danau, dansumber air lainnya. Akibatnya, bayi dananak balita akan terkena diare.

Pesan 5: Kita bersama dapatmelakukannya

Sekarang saatnya untuk bertindak.Rumah tangga, komunitas, pemerintahdaerah dan pemerintah nasional, ma-syarakat madani, dan perusahaanswasta perlu bekerja bersama. Mediadan pendapat publik dapat mempenga-ruhi pengambil keputusan untuk sege-ra bertindak. OM

POJOK TAHUN SANITASI INTERNASIONAL

Lima PesanSanitasi

08 PercikOktober 2008

Sanitasi yang baik akan mempengaruhi kesehatan dan pertumbuhan anak-anak. Foto:Istimewa

Page 11: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

Sejak awal tahun 1979 sampai de-ngan saat ini penyediaan airminum khususnya perpipaan te-

lah dibangun dan dikembangkan meng-gunakan berbagai pendekatan baik yangbersifat sektoral maupun pendekatanketerpaduan dan kewilayahan (perkotaandan perdesaan).

Pada awalnya, pengembangan sistempenyediaan air minum banyak dilakukanpemerintah pusat, namun demikiansejalan dengan upaya pelaksanaan desen-tralisasi dan perkembangan sosial politikdalam negeri, penyelenggaraan sistempenyediaan air minum (SPAM) menjadikewenangan wajib pemerintah daerah.

Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah, kewenanganwajib tersebut lebih ditegaskan lagi dandalam pelaksanaannya Pemerintah Pusatdapat memfasilitasi/membantu pengem-bangan SPAM khususnya dalam rangkapengamanan (safeguard) pencapaiansasaran nasional dan pengendalianpelaksanaan untuk perwujudan standarpelayanan minimal.

Seiring peraturan perundang-un-dangan yang terkait pengembangan airminum, pemerintah telah menyusunRencana dan Strategi tahun 2005-2009yang bertujuan:

Memberikan akses ke seluruhpelosok tanah air dan menanganitanggap darurat untuk memberikanpelayanan minimal bagi masyarakatdalam melaksanakan kehidupansosial ekonomi, agar terwujudIndonesia yang aman dan damai.Membina penyelenggaraan infra-struktur secara transparan dan ter-buka dengan melibatkan masya-rakat, meningkatkan peran Peme-

rintah Daerah agar terwujud Indo-nesia yang adil dan demokratis.Menyelenggarakan infrastrukturyang efisien, efektif dan produktifagar terwujud Indonesia yang lebihsejahtera.

Sementara itu, dalam rangka per-cepatan pelayanan pada sektor air bersih,sanitasi, dan persampahan, dan untukmencapai sasaran yang tertuang dalamMDG (Millennium Development Goals)dengan dilatarbelakangi kondisi keterse-diaan prasarana dan sarana Air Minumdan Penyehatan Lingkungan (AMPL)yang masih sangat terbatas maka perlukiranya suatu kebijakan dan strategidalam bidang air minum yang bertujuanuntuk mewujudkan kesejahteraanmasyarakat dengan menjamin kebutuhanpokok air minum yang memenuhi syaratkualitas, syarat kuantitas dan syarat kon-tinuitas.

Untuk mencapai tujuan di atas danmenindaklanjuti amanat Peraturan Pe-merintah Nomor 16 Tahun 2005 tentangPengembangan Sistem Penyediaan AirMinum, perlu disusun Kebijakan danStrategi Nasional Pengembangan SistemPenyediaan Air Minum (KSNP-SPAM)yang dapat dijadikan acuan bagi parapelaku pembangunan/penyelenggaraanSPAM di tingkat nasional dan daerahdengan memperhatikan:

Adanya keinginan untuk mening-katkan kondisi air minum Indonesiayang ada saat ini, sesuai sasaranatau kondisi yang diinginkan dalampengembangan SPAM, baik dilihatdari aspek teknis, manajemen,keuangan maupun hukum.Upaya pencapaian sasaran yaitumelalui Perumusan Tujuan dan

Sasaran Kebijakan dan StrategiNasional Pengembangan SPAMyang merupakan hasil monitoringdan evaluasi sasaran pencapaian,yaitu penyesuaian dari kondisi yangdiinginkan dengan kemampuan dariPemerintah terutama dalam halpendanaan.Perumusan Tujuan dan SasaranKebijakan dan Strategi Pengem-bangan SPAM yang kemudian ber-pedoman pada landasan hukumyang ada dan berdasarkan isu-isustrategis dan permasalahan yangdihadapi saat ini, serta memper-hatikan Deklarasi Internasional danNasional.

KSNP SPAM perlu disepakati bersa-ma oleh seluruh stakeholder penyeleng-garaan SPAM di pusat maupun di daerah.Perlu dibangun konsensus ini dengansektor terkait, dan lintas departemen,melibatkan pemerintah, masyarakat dandunia usaha. Karena itu, menteri peker-jaan umum mengeluarkan PeraturanMenteri PU Nomor 20/PRT/ M/2006tentang Kebijakan dan Strategi NasionalPengembangan Sistem Penyediaan AirMinum (KSNP-SPAM).

Maksud dan TujuanKebijakan dan Strategi Nasional Pe-

ngembangangan SPAM (KSNP-SPAM)ini dimaksudkan sebagai pedoman dalampenyusunan kebijakan teknis, perenca-naan, pemrograman, dan pelaksanaankegiatan yang terkait dengan pengem-bangan SPAM di perkotaan dan perde-saan, baik di lingkungan Departemen,Lembaga Pemerintah Non Departemen,Pemerintah Daerah, maupun bagi ma-syarakat dan dunia usaha.

Kebijakan dan Strategi Nasional Pe-

PERATURAN

Peraturan Menteri PU Nomor 20/PRT/M/2006tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum(KSNP-SPAM)

9PercikOktober 2008

Page 12: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

ngembangan SPAM (sistem jaringanperpipaan dan sistem bukan jaringanperpipaan) atau KSNP-SPAM seba-gaimana dimaksud di atas, bertujuanuntuk mendukung pencapaian sasarannasional pengembangan SPAM melaluirencana, program dan pelaksanaankegiatan yang terpadu, efisien dan efektif.

Visi dan MisiMaksud dan tujuan tersebut tercantum

dalam Pasal 1 (ayat 1) Peraturan Menteri PUNomor 20/PRT/ M/2006. Sementara pada(ayat 2) membicarakan mengenai visi danmisi pengembangan sistem penyediaan airminum dan isu strategis.

Visi pengembangan sistem penyedia-an air minum untuk mencapai kondisimasyarakat yang hidup sehat dansejahtera di masa datang, baik yang bera-da di daerah perkotaan maupun yangtinggal di daerah perdesaan, akan sangatmembutuhkan ketersediaan air minumyang memadai secara berkelanjutan.

Air minum sebagai sumber kehidupanmanusia perlu dikelola sedemikian rupa se-hingga dapat memberikan kesehatan dankesejahteraan bagi seluruh masyarakat diIndonesia tanpa terkecuali. Daerah perko-taan dan perdesaan di masa depan harusdapat menjamin kesehatan dan kesejahte-raan masyarakat melalui air minum yangberkualitas. Upaya pencapaian visi tersebutdi atas perlu dilakukan, dengan misi me-ningkatkan jangkauan dan kualitas pe-layanan air minum, meningkatkan kemam-puan manajemen dan kelembagaan penye-lenggaraan SPAM dengan prinsip good andcoorporate governance, mobilisasi danadari berbagai sumber untuk pengembangansistem penyediaan air minum, menegakkanhukum dan menyiapkan peraturan perun-dangan untuk meningkatkan penyeleng-garaan SPAM, menjamin ketersediaan airbaku yang berkualitas secara berkelanjutan,dan memberdayakan masyarakat dan du-nia usaha berperan aktif dalam penyeleng-garaan SPAM.

Kebijakan dan StrategiKebijakan dan strategi pengembang-

an SPAM dirumuskan dengan menjawabisu strategis dan permasalahan dalam

pengembangan SPAM. Berdasarkan ke-lompok kebijakan yang telah dirumus-kan, ditentukan arahan kebijakan sebagaidasar dalam mencapai sasaran pengem-bangan SPAM yang diarahkan juga untukmemenuhi sasaran MDG baik jangkapendek tahun 2009 maupun jangka pan-jang 2015.

Adapun arahan kebijakannya antaralain peningkatan cakupan dan kualitasair minum bagi seluruh masyarakatIndonesia. Kebijakan ini diarahkan untukmeningkatkan cakupan dan kualitaspelayanan secara konsisten dan bertahap,menurunkan tingkat kehilangan airmelalui perbaikan dan rehabilitasi sertamemprioritaskan pembangunan untukmasyarakat berpenghasilan rendah.

Sementara strateginya, mengembang-kan SPAM dalam rangka pemenuhan ke-butuhan pelayanan minimal untuk mem-perluas jangkauan pelayanan air minumterutama untuk masyarakat berpeng-hasilan rendah yang dilakukan secarabertahap di setiap provinsi.

Strategi ini dilaksanakan melalui ren-cana tindak sebagai berikut:

Untuk daerah yang sudah dilayaniSPAM:

1. Bantuan fasilitasi perluasan pela-yanan melalui penambahan kapa-sitas dan pengembangan jaringanuntuk PDAM-PDAM sehat.

2. Bantuan teknis/program fasilitasi pe-nyelenggaraan SPAM dengan polaKerjasama Pemerintah Swasta (KPS)terutama di kota metro dan besarmaupun kawasan perumahan baru.

3. Bantuan Program PenyehatanPDAM melalui:a. Perluasan pelayanan bagi PDAM

kurang sehat untuk mening-katkan pendapatan.

b. Optimalisasi sistem dengan me-nurunkan kapasitas tak terman-faatkan hingga kurang dari 10persen.

c. Perluasan pelayanan hinggamencapai skala ekonomis.

Untuk daerah yang belum dilayaniSPAM

1. Bantuan fisik pembangunan baruSPAM untuk kota sedang/kecil(IKK) diutamakan:a. Ibukota kecamatan yang belum

memiliki sistem.b. Ibukota kabupaten/kota pemekar-

an.c. Kawasan/desa rawan air,

kawasan perbatasan, daerahpesisir, pulau-pulau terpencil.

2. Bantuan fisik pengembangan SPAMmelalui perluasan pelayanan dariwilayah tetangga yang sudah memi-liki SPAM.

3. Bantuan fisik pengembangan SPAMuntuk Masyarakat BerpenghasilanRendah di kawasan RSH.

PenutupDengan terselesaikannya Kebijakan

dan Strategi Nasional PengembanganSistem Penyediaan Air Minum (SPAM),maka selanjutnya seluruh kebijakan yangtelah disepakati akan menjadi acuan da-lam seluruh kegiatan yang berkaitan de-ngan pengembangan SPAM.

Kebijakan dan Strategi Nasional Pe-ngembangan SPAM ini bersifat umumsehingga dalam pelaksanaannya dibutuh-kan suatu penterjemahan yang lebihoperasional dari pihak yang berkepen-tingan. Adopsi dan adaptasi Kebijakandan Strategi Nasional PengembanganSPAM akan berbeda di setiap daerah, di-sesuaikan dengan karakteristik dan per-masalahan yang dihadapi oleh masing-masing daerah.

Kebijakan dan Strategi Nasional Pe-ngembangan SPAM ini perlu dijabarkan le-bih lanjut oleh masing-masing instansi tek-nis terkait sebagai panduan dalam ope-rasionalisasi kebijakan dalam pengem-bangan SPAM. Hal ini diatur dalam Pasal 2dan 3 Peraturan Menteri PU ini. BW

PERATURAN

10 PercikOktober 2008

Kebijakan dan strategipengembangan SPAMdirumuskan dengan

menjawab isu strategisdan permasalahan

dalam pengembangan SPAM.

Page 13: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

I ndonesia, di samping memiliki keka-yaan alam yang melimpah, merupa-

kan salah satu negara di dunia yang pa-ling rawan terkena bencana. Negara kitaterletak di antara tiga lempengan tek-tonik sehingga rawan akan gempa bumi,memiliki 129 gunung berapi yang aktif,memiliki iklim yang basah sehinggarawan akan banjir dan tanah longsor.Pada tahun 2007, 14 dari 33 provinsi diIndonesia terkena banjir bandang yangmengakibatkan puluhan ribu orang me-ngungsi. Indonesia juga rentan akankebakaran hutan yang disebabkan olehmanusia ataupun secara alami.

Bencana adalah gangguan serius dariberfungsinya satu masyarakat yangmenyebabkan kerugian yang besar ter-hadap lingkungan, material dan manusia,yang melebihi kemampuan dari ma-syarakat yang terkena dampak untuk me-nanggulangi dengan hanya menggunakansumber dari masyarakat itu sendiri.

Dari definisi ini dapat dilihat bahwabencana memilki tiga faktor yaitu adanyagangguan, adanya kerugian yang besar,dan melebihi kemampuan dari masya-rakat yang terkena dampak. Tanpa kebe-radaan ketiga faktor tersebut, maka bu-kanlah merupakan suatu bencana.

Oleh karena itu, mengingat kembalibahwa negara kita terletak di daerah yangrawan akan bencana, seluruh pemba-ngunan harus memperhatikan kaidah-kaidah resiko bencana sesuai kontekslokalnya. Dampak dari bencana bisa dice-gah dengan melakukan perencanaanyang matang, melakukan kajian resikoterlebih dahulu dengan melihat data his-toris mengenai kejadian yang terjadipada dahulu kala dan melakukanpembangunan sesuai dengan yang diren-

canakan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentangPenanggulangan Bencana yang didalam-nya memuat kewajiban pemerintahuntuk memperhatikan pembangunantata ruang sesuai dengan kajian resikonyadan penerapan sanksi terhadap pelang-gar.

Berbagai upaya dapat diusahakanuntuk membuat fasilitas air bersih dansanitasi "tahan" akan resiko bencana. DiIndia dan Bangladesh, negara yang rawanakan banjir, masyarakat meninggikanbibir sumurnya sehingga air limpasanbanjir tidak mengkontaminasi air tanahdan pasokan air bersih tetap terjaminwalaupun terjadi banjir. Di banyak ne-gara-negara di Afrika, komunitas petanimembangun dam dan menanam tanam-an konservasi sehingga pasokan air terja-ga pada masa kekeringan. Penggunaanair tanah yang tidak berlebihan jugadapat menjaga pasokan air tanah yangberkelanjutan terhadap kemungkinanterjadinya kekeringan atau kontaminasiair tanah akibat banjir.

Salah satu contoh dari usaha-usahaPengurangan Resiko Bencana adalahusaha Palang Merah di Vietnam yang me-lakukan penanaman tanaman bakau didelapan provinsi di Vietnam untuk mem-berikan perlindungan kepada masyarakatpesisir dari topan dan badai. Usaha inimenghabiskan biaya US$ 0.13 juta dolarsetiap tahunnya dari tahun 1994 hingga2001 namun mengurangi biaya tahunanmemperbaiki tanggul yang biasanyamenghabiskan biaya US$ 7.1 juta dolar.Program ini juga dapat menyelamatkannyawa dan menjaga serta meningkatkansumber mata pencaharian masyarakatsekitar.

Untuk masyarakat yang rawan akanbencana, pasokan air bersih dan adanyafasilitas sanitasi memegang peranan vitaldalam mengurangi dampak dari bencanatersebut. Bencana-bencana terutama

banjir dan tsunami dapat mengakibatkanterkontaminasinya fasilitas air bersihsedangkan gempa bumi dan tanah long-sor dapat mengakibatkan rusaknya fasili-tas tersebut.

Pada masa tanggap darurat, masyara-kat terutama anak-anak rentan akan pe-nyakit apabila tidak memiliki akses terha-dap air bersih dan sanitasi. Adapun stan-dar-standar yang diakui secara interna-sional pada saat tanggap darurat tercan-tum di dalam dokumen yang bernamaSphere (http://www.sphereproject.org).Di dalam dokumen Sphere, selain stan-dar air bersih, sanitasi dan promosi kese-hatan, terdapat juga standar lainnyadalam bidang bantuan pangan, kesehat-an, dan permukiman.

Beberapa contoh indikator kunci dibidang Air Bersih dan Sanitasi:

Minimal 15 liter air bersih per orangper hari.Jarak dari permukiman ke lokasipengambilan air maksimum 500 me-ter, 250 gram sabun untuk kebersihanpribadi per orang per bulannya.Terdapat satu kakus untuk maksi-mum 20 orang.Kakus tidak berjarak lebih dari 50meter dari permukiman.Para pengguna (terutama anak-anakdan perempuan) terlibat dalam kon-sultasi desain

Pembangunan yang memperhatikankaidah-kaidah resiko bencana merupa-kan suatu hal yang penting dilakukan danmerupakan kewajiban yang menjaditanggung jawab bersama. Pemerintah,masyarakat, pihak swasta, akademisi,LSM, dan pihak-pihak lainnya memilikitanggung jawab bersama untuk mencip-takan masyarakat yang siap, tanggap, dantahan akan bahaya bencana. Adanya pe-mahaman bersama dan kerjasama de-ngan seluruh pihak merupakan faktorkunci keberhasilan dari usaha pengu-rangan resiko bencana.

WAWASAN

Oleh: Avianto AmriDisaster Risk Reduction SpecialistPlan Indonesia

AIR BERSIH, SANITASI, DANPENGURANGAN RESIKO BENCANA

11PercikOktober 2008

Page 14: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

Peristiwa longsornya tempat pem-buangan akhir (TPA) Leuwigajahpada 2005 yang memakan korban

jiwa, mendorong adanya pengelolaansampah yang lebih baik. Berbagai upayadilakukan berbagai pihak untuk meng-atasi tidak terulangnya kejadian yangmengenaskan itu. Salah satunya denganCommunity Based Landfill Monitoring(CBLM) yang merupakan suatu programkerjasama yang diprakarsai EU-Asia ProEco II.

Sedangkan untuk kerjasamaakademis melibatkan Institut TeknologiBandung (ITB), BOKU-University Vie-nna Austria, Institute of WasteManagement, dan TU BraunsschweigGermany, Department of Waste Mana-gement. Selain itu, program ini meli-batkan pula pemerintah Indonesiamelalui Badan Pengendalian LingkunganHidup Daerah (BPLHD) Jawa Barat danlembaga swadaya masyarakat di KotaBandung, yaitu Katur Nagari.

Dari peristiwa Leuwigajah tersebuttercetuslah ide kegiatan pengembanganmodel pemantauan berbasis masyarakatyang direncanakan berlokasi di daerahTPA Leuwigajah dengan periode ker-jasama mulai Februari 2006 sampaiDesember 2008. Pemantauan dilakukanoleh ITB dan masyarakat setempat yangdatanya akan dipublikasikan BPLHD.

Program ini dilatarbelakangi per-masalahan belum terkelolanya manaje-men dan pembuangan sampah di Asiayang belum baik. Target masyarakat yangdilindungi adalah masyarakat yang bera-da di wilayah sekitar TPA dan berhubung-an langsung dengan TPA dan bahayayang diidentifikasi antara lain gas, pence-maran air, longsor, dan masalah sanitasi.

Sebelum kegiatan program ini dimu-lai, terlebih dahulu telah dilakukan perte-

muan dengan masyarakat setempat padatahun 2007, hingga akhirnya masyarakatsetuju dengan program tersebut.Masyarakat yang terlibat dalam kegiatanpemantauan diberikan pelatihan singkatmengenai deskripsi kegiatan, tujuan danpelatihan pemakaian alat pemantauan,pencatatan data harian hingga evaluasi diakhir kegiatan.

Lokasi pemantauan yang dilakukandi TPA Leuwigajah antara lain di sekitarKampung Cireundeu dan KampungPojok. Untuk pemantauan kualitas airditempatkan di daerah Cireundeu dandaerah hilir yang berada di wilayah DesaPojok. Pemantauan air juga dilakukanuntuk sumur yang berada di bagian hilirsungai dan air dari jet pump yang beradadi wilayah tengah sungai yang masihdalam kawasan Desa Pojok.

Selain air, pemantauan udara jugadilakukan di 15 titik, namun sampai saatini hanya tersisa dua alat pemantau, halini dikarenakan sebagian besar titikpemantauan hilang karena diambilpemulung. Untuk potensi kelongsoran disekitar TPA, dilakukan pengukuran datageoteknik di 12 titik.

Pemantauan SanitasiMasalah sanitasi yang dipantau

berdasarkan fly indeks yang diperolehdari tiga alat penghitung lalat. Untuk datakualitas air yang dipantau antara lain pH,daya hantar listrik dan temperatur air.Untuk emisi gas, parameter yang diukurantara lain CH4, CO2, O2, dan CO.

Kondisi cuaca yang diamati hanyameliputi curah hujan, temperaturudara dan kelembaban harian. Pe-latihan yang telah dilakukan dalamrangka edukasi pada mayarakatKampung Pojok dan Kampung Ci-reundeu diantaranya pelatihan kom-puter dan internet, pelatihan penggu-naan alat ukur air yang disosialisas-ikan melalui media situs www.cblm-leuwigajah.org. Media ini dapat diak-ses tim terkait kegiatan serta ma-syarakat luar termasuk dari negaralain.

Respon dari masyarakat Desa Cili-mus dan Desa Pojok menyatakan bahwamasyarakat merasa lebih mendapatkangambaran keadaan terhadap kondisilingkungan di area TPA. Hal ini tentunyadapat membantu mengurangi kekhawa-tiran karena ketidaktahuan akan situasiyang ada, terutama berkaitan denganpotensi bahaya di daerah TPA.

Dampak tidak langsung dari kegiatanCBLM ini antara lain pemberdayaanmasyarakat sebagai pendukung opera-sional landfill, pengembangan antisipasidan pencegahan pegoperasian landfillyang tidak/kurang baik. Sedangkanuntuk stakeholders yang terlibat, adanyamodel peningkatan untuk sistem komu-nikasi yang lebih baik. Untuk melihathasil pemantauan lapangan serta laporanlengkap kegiatan ini, dapat diaksesmelalui situs yang telah disebutkan diatas.

WAWASAN

Community Based LandfillMonitoring

12 PercikOktober 2008

Respon dari masyarakatDesa Cilimus dan Desa Pojok

menyatakan bahwa masyarakatmerasa lebih mendapatkan

gambaran keadaan terhadapkondisi lingkungan di area TPA.

Oleh: Benno Rahardyan

Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB

Page 15: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

Penyakit diare adalah masalahglobal dan banyak berjangkit dinegara-negara berkembang den-

gan kondisi sanitasi lingkungan yangburuk, tidak cukup pasokan air bersih,kemiskinan dan pendidikan yang rendah.Insiden diare bervariasi di setiap wilayah,musim, dan masa-masa endemik sepertikejadian luar biasa kolera.

Umumnya insiden tertinggi terjadipada dua tahun pertama usia anak yangmenurun dengan meningkatnya usia.Pada balita, dilaporkan sekitar empatmiliar kasus diare akut terjadi tiap tahundi dunia, dengan jumlah kematian sekitardua juta. Di Indonesia, Survei Kesehatan

Nasional tahun 2001 menempatkan diarepada posisi tertinggi kedua sebagaipenyakit paling berbahaya pada balitasetelah Infeksi Saluran Pernapasan Akutatau ISPA. Padahal survei yang samatahun 1995, diare masih kurang berba-haya dibandingkan ISPA dan sindrompasca kelahiran.

Kajian ilmiah yang disusun olehCurtis and Cairncross (2003) menya-rankan bahwa perilaku cuci tangan pakaisabun (CTPS) khususnya setelah kontakdengan feses (setelah ke jamban danmembantu anak ke jamban), dapatmenurunkan insiden diare hingga 42-47persen. Kajian lainnya oleh Rabie and

Curtis (2005) menyebutkan bahwa peri-laku CTPS juga dapat menurunkan trans-misi ISPA hingga lebih dari 30 persen,bahkan pada kondisi lingkungan dengankontaminasi feses yang sangat tinggiserta sanitasi yang buruk.

Kajian lainnya menemukan bahwaanak di bawah lima tahun yang tinggal diperumahan yang menerima intervensiperilaku CTPS memiliki 53 persen insi-den diare lebih rendah dari pada merekayang tinggal di daerah kontrol di Pakistan(Luby 2004). Bahkan UNICEF mene-mukan CTPS dapat juga menurunkan 50persen insiden Avian Influenza. Hal inimembuat intervensi CTPS dianggapsebagai pilihan perilaku yang efektifuntuk pencegahan berbagai penyakitmenular.

Perilaku CTPS telah terbukti secarailmiah sebagai cara yang efektif untukmencegah diare jika dilakukan secaratepat pada saat-saat yang tepat. Sebuahinisiatif CTPS menggalakkan kerjasamadan menggabungkan berbagai sumberdaya dan kemampuan dari berbagai sek-tor termasuk pemerintah, produsensabun, lembaga swadaya masyarakat,serta media. Mereka kemudian memben-tuk Kemitraan Pemerintah-Swasta untukCuci Tangan Pakai Sabun (KPS-CTPS).

Kampanye nasional CTPS diIndonesia mengadopsi mekanisme KPS-CTPS untuk mempercepat penyampaianpesan kepada seluruh masyarakat.Departmen Kesehatan RI sebagaipemimpin dalam kemitraan ini senanti-asa menggalakkan partisipasi berbagaipihak untuk mendukung kampanye.Disadari, walaupun intervensi pencegah-an ini telah dilaksanakan oleh berbagaipihak sejak lama, namun praktek CTPSmasyarakat dalam kehidupan sehari-harimasih rendah.

Penyampaian pesan perlu dilakukansecara berkesinambungan dengan meli-batkan masyarakat secara aktif sehinggatumbuh keinginan untuk memprak-tekkan perilaku ini dari diri merekasendiri.

Artikel ini akan memperkenalkankegiatan CTPS yang bergaung globaluntuk memicu kesadaran masyarakat

WAWASAN

HARI CUCITANGAN PAKAISABUN SEDUNIA

13PercikOktober 2008

Dirjen P2 & PL Depkes I Nyoman Kandun dan Dirjen Cipta Karya PU Budi Yuwonobersama siswa-siswi sekolah dasar mempraktikkan CTPS. Foto Istimewa

Page 16: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

lebih tinggi lagi, serta dukungan daripemerintah untuk menciptakan kondisiyang memungkinkan penerapan dimasyarakat. Hal dimaksud adalah HariCuci Tangan Pakai Sabun Sedunia(HCTPS) serta pelaksanaannya diIndonesia.

Tujuan Hari Cuci Tangan PakaiSabun Sedunia

Rapat Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan tahun 2008sebagai Tahun Sanitasi Internasional danmenyerukan perlunya upaya mening-katkan praktik higinitas dan sanitasi diseluruh dunia. Kegiatan HCTPS meru-pakan perwujudan dari seruan tersebutdan ditetapkan pelaksanaannya secaraserentak pada 15 Oktober 2008.

Pada tingkat global, HCTPS inidiperkenalkan oleh The Public-PrivatePartnership for Handwashing with Soap(PPP-HWWS), suatu koalisi kemitraaninternational yang terdiri dari UNICEF,USAID, WSSCC, LSTM, Centers forDisease Control and Prevention, JHU,Water and Sanitation Program, CareInternational, Unilever and Procter &Gamble.

Kegiatan ini akan menjadi kegiatantahunan dan melibatkan banyak negara.Tahun ini merupakan pelaksanan yangpertama kali dan akan menjadikanIndonesia sebagai salah satu dari duapuluh negara di dunia yang akanmelakukan cuci tangan pakai sabunsecara serentak pada 15 Oktober men-datang. Negara-negara tersebut adalahChina, Indonesia, India, Bangladesh,Vietnam, Pakistan, dan Filipina. Di Asia;Madagaskar, Afrika Selatan, Uganda,Kenya, Mesir, Mali dan Etiopia. DiAfrika; Kolombia, Peru, Nikaragua, danMexico di Amerika Latin, serta negaralain seperti Amerika Serikat dan Inggris.

Untuk jangka panjang, HCTPSdiharapkan mendukung peningkatankesadaran akan pentingnya perilakuCTPS, khususnya kesadaran akan segipositif dan manfaat dari CTPS. Selain itudiharapkan dapat mendorong dan men-ciptakan advokasi dikalangan pembuatkebijakan, serta dapat menggalang

komitmen dari berbagai pemangkukepentingan untuk menciptakan ling-kungan yang memungkinkan peningkat-an praktek CTPS.

Pelaksanaan HCTPS yang pertamakali pada 2008 ini diharapkan dapatmenciptakan platform pembentukankoalisi HCTPS yang bekerjasama untukpelaksanaan HCTPS setiap tahunnya.Juga mendukung upaya meningkatkankesadaran masyarakat terhadap perilakuCTPS secara terus-menerus pada tingkatlokal maupun global.

Pelaksanaan HCTPS inipun diharap-kan dapat menginspirasi tumbuhnyakomitmen berbagai negara terhadap pro-gram CTPS. Singkatnya, dua poinutama yang dituju oleh HCTPS adalahpeningkatan kesadaran berperilaku(awareness raising) dan perlunya advo-kasi (advocacy).

Fokus HCTPS tahun 2008 ini adalahanak sekolah sebagai "agen perubahan"namun tidak berarti pelaksanaan hanyamelibatkan anak sekolah saja. Tahun iniHCTPS mengedepankan simbolisasibersatunya seluruh komponen keluarga,rumah dan masyarakat dalam merayakankomitmen untuk perubahan yang lebihbaik dalam berperilaku sehat melaluiCTPS.

Untuk menggugah keterlibatan ber-bagai lapisan masyarakat dan pemerin-tah, HCTPS 2008 memberikan tantanganberupa pemecahan rekor "jumlah terbe-

sar anak sekolah mencuci tangan pakaisabun pada hari yang sama pada 20negara yang berbeda". Tantangan inibertujuan untuk menciptakan kesera-gaman kegiatan kunci bagi seluruhnegara yang berpartisipasi, menciptakankreatifitas, memacu kompetisi positifantarnegara peserta, serta membuatHCTPS sebuah hari yang menyenangkan.

Kelompok sasaran utama dari HCTPSkali ini adalah wartawan/media, komuni-tas pendidikan; guru, pejabat daridepartemen pendidikan, pengambilkeputusan, serta anak sekolah. Selain itu,komponen masyarakat lainnya sepertikalangan akademis, tokoh agama,selebritis, kelompok wanita, merupakankelompok yang dapat mendukung pelak-sanaan kegiatan lebih lanjut.

Partisipasi Pemerintah dan Pe-mangku Kepentingan Lainnya

Setiap daerah dapat memilih mitrayang akan diajak bekerjasama dalammenyukseskan HCTPS ini, sesuai dengankebijakan wilayahnya. Di tingkat nasio-nal, Departemen Kesehatan RI bertindakmelalui Kemitraan Pemerintah-Swastauntuk Cuci Tangan Pakai Sabun untuk:

Mengidentifikasi pemangku kepen-tingan utama dari organisasi terkaitkesehatan anak dan program CTPS,baik dari pemerintah maupun swas-ta yang menunjukkan minat untukbergabung dalam HCTPS.

WAWASAN

Secara bersama-sama, siswa-siswi sekolah dasar mempraktikkan CTPSuntuk membiasakan hidup bersih dan sehat. Foto Bowo Leksono

14 PercikOktober 2008

Page 17: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

Mengundang para pemangkukepentingan untuk memperke-nalkan HCTPS dan membangunkesepakatan kerjasama dalam men-dukung HCTPS.Bekerjasama dengan para mitratersebut untuk menentukankegiatan/tantangan khusus, kelom-pok sasaran yang dituju serta lokasiuntuk ditunjukkan pada HCTPS2008.Membagi informasi dengan penge-lola HCTPS pada tingkat global me-ngenai HCTPS yang dilakukan diIndonesia.

Pemerintah daerah provinsi dankota/kabupaten diharapkan dapatmelakukan duplikasi di daerah masing-masing. Untuk kepentingan kompilasidata nasional HCTPS dan peningkatanpelaksanaan pada tahun-tahun men-datang, maka diharapkan agenda daninformasi tentang kegiatan yangdilakukan di tingkat daerah dapat disam-paikan kepada Direktorat JenderalPengendalian Penyakit Menular danPenyehatan Lingkungan (DitJen PP-PL).Penyampaian informasi dapat ditujukankepada Direktur Penyehatan LingkunganWan Alkadri, di Jalan Percetakan Negara29, Salemba, Jakarta Pusat 10560.

Lokasi Pelaksanaan HCTPS 2008Pelaksanaan kegiatan di tingkat dae-

rah dapat dilakukan di tempat-tempatumum terbuka yang dapat denganmudah dijangkau masyarakat terutamaanak sekolah. Lapangan kabupaten/kota,alun-alun, lapangan di sekitar lingkungansekolah, bumi perkemahan, halamanpesantren/masjid raya, merupakan con-toh tempat yang dapat dijadikan lokasipeluncuran HCTPS.

Oleh karena pelaksanaan HCTPSjatuh pada hari sekolah (Rabu, 15Oktober), diharapkan pelaksanaan dapatmelibatkan sebanyak mungkin komuni-tas sekolah seperti anak didik, guru,orang tua murid, dan organisasi orangtua murid, ustad dan kyai, serta parapakar pendidikan jika memungkinkan.Hal ini sebaiknya telah dikomunikasikan

dengan baik sebelumnya dengan pihaksekolah melalui bantuan DinasPendidikan setempat.

Pilihan Kegiatan pada HCTPS 2008 1. Peluncuran HCTPSPeluncuran HCTPS akan dilakukan

secara serentak di minimal enam provinsidimaksud di atas dan akan dipimpin dariJakarta. Oleh karena itu koordinasi sangatdiperlukan antara panitia pusat dan panitiadi daerah. Perincian kegiatan ini akandilakukan saat daerah mengkonfirmasikeikutsertaannya.

2. Seminar sehari/setengah hari menge-nai CTPS diikuti dengan diskusi mengenaicontoh-contoh kasus yang baik dan kasusyang buruk dengan fokus pada sekolah.

3. Kegiatan yang menargetkan mediaDengan menghadirkan pembicara yang

dikenal baik masyarakat setempat, selebriti,pejabat pemerintah, atau berupa kun-jungan ke sekolah yang memiliki keunggul-an dari segi infrastruktur dan praktik CTPSyang bernilai untuk diberitakan oleh media.

4. Penetapan Duta Cuci TanganDengan menunjuk seseorang yang dike-

nal baik oleh masyarakat dan dapat menja-di idola anak untuk ditiru dalam membi-asakan praktik CTPS. Bisa selebriti, atlet,bintang film, tokoh politik, dan sebagainya.

5. Membentuk Panitia Tahunan HCTPSMemudahkan pelaksanaan pengkoordi-

nasian dan kesinambungan pada tahunberikutnya.

6. Pertandingan berbasis sekolahBeraneka jenis kegiatan yang digemari

anak-anak seperti lomba lagu jingle CTPS,lomba menulis surat yang menginspirasikepatuhan untuk praktik CTPS, lomba puisitentang CTPS.

7. Lomba merancang sarana CTPSDapat dibuat berbagai kategori misal-

nya anak sekolah dari STM, kategoriinsinyur, kategori seni untuk anak sekolahjurusan seni budaya, dan kategori guru.

8. Kampanye melalui radioWawancara selebriti di radio, debat

anak sekolah di radio, atau wawancara gurudan pemerintah setempat.

9. Lomba fotoFokus pada anak sekolah dan sekolah

untuk foto anak sedang melakukan CTPS10. Libatkan pihak swastaUntuk mendukung HCTPS, dapat meli-

batkan perusahaan sabun, hotel, restoran,rumah makan, rumah sakit, dan perusa-haan lain yang memiliki komitmen padakesehatan anak.

11. Identifikasi adanya kemungkinanpembuatan perangko khusus HCTPS 2008

12. Partisipasi pada PenganugerahanWASH Media Award

Penghargaan yang diberikan padamedia di negara berkembang yang berjasamengangkat masalah higiene dan sanitasisebagai hal yang patut dibicarakan padamedia mereka.

13. Bekerjasama dengan perusahaansabun

Membuat pertanyaan pada sampulsabun yang dapat dijawab dan dikirimuntuk memenangkan hadiah dari Panitia.Hadiah sebaiknya terkait dengan upayamembiasakan praktik CTPS bagi anaksekolah.

Singkatnya, setiap negara pesertaHCTPS diberi wewenang untuk menentu-kan sendiri jumlah sekolah atau anak se-kolah yang akan diikutsertakan. Peme-rintah daerah dan para pemangku kepen-tingan lainnya yang berminat dapat be-kerjasama dengan program-program ke-sehatan lingkungan binaan Ditjen PP-PLseperti WSSLIC, PAMSIMAS, CWSH,kerjasama dengan organisasi atau lemba-ga swadaya masyarakat (LSM).

Untuk peluang dukungan sponsormaupun kerjasama lainnya, silakanberkoordinasi dengan Kemitraan Pe-merintah-Swasta untuk Cuci TanganPakai Sabun melalui Direktorat JenderalPengendalian Penyakit dan PenyehatanLingkungan, Sub Direktorat PenyehatanAir. Email dapat pula dikirimkanke [email protected] [email protected], dan telepon ke(021) 424 7608 ext 208 atau Hp0816.936.086.

Mari begabung bersama kami untukmenyelamatkan hidup balita Indonesia.

I RafiqahKoordinator KPS-CTPS

Ditjen PP-PL Departemen Kesehatan RI

WAWASAN

15PercikOktober 2008

Page 18: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

Kerjasama Pemerintah dan Swasta(KPS) yang berlangsung antaraPemda DKI Jakarta, yang diwa-

kili PAM Jaya, dan Palyja/Aetra saat inimerupakan produk dari gagasan yangberkembang secara global pada tahun1990-an dimana dipercaya bahwa pe-ngelolaan air minum oleh swasta lebihefisien dibanding pengelolaan olehperusahaan milik daerah. Keterlibatanswasta ini kemudian merambahIndonesia sehingga menjadi kebijakanPemerintah dalam pengembanganpelayanan air minum, satu dan lain halkarena tidak ada lagi tersedia pinjamanlunak untuk pembangunan air minumdari Bank Dunia dan ADB.

Selain Jakarta, pola kerjasama ini jugaada di wilayah lain, antara lain padaperusahaan air minum di Batam, Bali,Tangerang dan Medan. Kontrak kerjasamaada yang berbentuk konsesi seperti Batamdan Jakarta, ada pula BOT seperti diMedan dan Tangerang. Dengan PDAMlain, banyak pula berlangsung kerjasamadengan pola yang sama atau berbeda.

Pada awalnya, pihak swasta yangmelakukan kerjasama adalah perusahaanyang bergerak disektor air minum dantermasuk dalam kategori yang disebutsebagai Trans National Corporation(TNC). Mereka beroperasi di banyaknegara. Suez Environment yang menda-pat konsesi di wilayah barat Jakarta, mi-salnya sudah terkenal lebih dari satuabad sebagai operator air minum sehing-ga memiliki pengalaman yang diharap-kan bisa mendongkrak kinerja pelayananair minum di bagian barat Jakarta.

Konsesi wilayah timur Jakarta mu-lanya juga dipegang Thames WaterOverseas Limited, tetapi kemudian pada

2006 diakuisisi oleh Recapital/Acuatico,suatu perusahaan berbasis di Singapura,pendatang baru di bidang air minum.Proses akuisisi dimediasi oleh GoldmanSachs, konsultan kondang berskala inter-nasional.

Peristiwa dimana pendatang barumengambil alih perusahaan air minummenggejala di dunia pada awal 2000-andan terkenal dengan istilah Merger, Buyout and Acquisition atau MBA. Ini meru-pakan tren yang boleh dikata merupakananti klimaks dari apa yang menjadi dasarpemikiran KPS pada 1990-an, yaituswasta lebih efisien daripada PDAM.

Diakusisinya TPJ oleh Acuatico yangnotabene pendatang baru dibidang airminum, artinya belum punya trackrecord sebagai operator air minum yanghandal, membalikkan tesis yang menya-takan bahwa Operator Air Minum Swasta

lebih efisien. Kejadian ini bukan hanyaterjadi di Indonesia saja, tetapi juga diluar negeri. Pada saat proses akuisisi TPJberlangsung ditahun 2006 itu kabarnyaMacquarie Group, perusahaan finansialberbasis di Sydney, Australia dalam pro-ses membeli RWE Thames yang me-ngelola air minum dan air limbah dibeberapa kota di Inggris.

RWE, perusahaan Jerman dibidangenergi yang membeli Thames untuk ikutmenyemarakkan peran swasta dalam airminum berubah pikiran dengan melepasbisnis air minum dan kembali berkonsen-trasi ke kompetensi intinya yaitu energi.Hal ini dilakukan tentu dengan pertim-bangan efisiensi.

Perubahan kepemilikan ini sudahpasti akan membawa dampak ikutan ataskeberadaan pola kerjasama yang ada,karena perubahan atau dinamika yang

WAWASAN

Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang Air Minum:

Mengamati Kasus Jakarta dalamKonteks Dinamika KPS

16 PercikOktober 2008

Oleh: Alizar Anwar

Sumber air baku belum secara maksimal dimanfaatkan oleh PDAM.Foto: Bowo Leksono

Page 19: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

terjadi dimana semula pemegang konsesiadalah Operator Air Minum bertarafinternasional, sekarang beralih kepadaperusahaan yang baru dan masih mudadalam pengalaman sebagai operator airminum.

Ada pergeseran dalam kompetensiinti operator, dari yang mempunyai kom-petensi inti bidang air minum ke yangtidak mempunyainya. Dan ini pasti adapengaruhnya terhadap kesinambungandan keberlanjutan dalam pengembanganpelayanan air minum kepada masya-rakat. Guna mengantisipasi dinamikaperubahan ini Pemda perlu jeli melihatpeluang-peluang untuk memperbaikiterms dalam kontrak sekarang ini.

Beberapa pemikiran dapat dise-butkan sebagai berikut:

Perlu pengkajian apakah model ker-jasama konsesi masih sesuai denganperkembangan saat ini mengingatkontrak hanya mengatur masalahpokok tidak sampai detail, sehinggadalam perjalanannya terasa kurangadil, risiko tidak berimbang dan lainsebagainya.Di Prancis ada jenis kontrak yangdisebut administrative contract, dimana otoritas Pemda memilikikewenangan untuk merubah kon-trak sekaligus membatasi ruanggerak swasta untuk renegosiasimendapatkan harga tinggi.Terjadi pergeseran ke kerjasamayang bersifat mutualisasi, di manadiadakan pemisahan antara penge-lolaan aset dan pengoperasian aset;aset dikelola oleh asset holder danswasta hanya mengoperasikannyasaja. Perkembangan ke arah ini ter-jadi di Inggris.

Malah dalam kegiatan yang bersifatpembangunan infrastruktur seperti pem-bangunan jalan (fly over, underpass dll)ada jenis kerjasama yang disebut con-tract alliancing. Tidak seperti biasanyayang melalui proses tender, beberapaperusahaan terdiri dari konsultan, inves-tor dan kontraktor bersepakat untukmengembangkan suatu proyek infra-struktur dengan nilai proyek tertentu.Jika ternyata dalam proses pemba-

ngunannya terdapat efisiensi dalampenggunaan dana maka kelebihan danaitu menjadi keuntungan yang dibagisecara adil bersama sesuai porsi sharemasing-masing entitas perusahaan.

Pelajaran apa yang dapat kita petikdari semua ini? Ada banyak jalan menujuRoma. Pemerintah hingga saat ini tidakhenti-hentinya mempromosikan agarpihak swasta bersedia melakukan inves-tasi di bidang air minum untuk menun-jang pencapaian MDGs, terutama untukwilayah perkotaan. Dari uraian singkat diatas, kiranya Bappenas dan DepartemenPekerjaan Umum seyogyanya melakukanpengkajian lebih jauh berkenaan dengankecenderungan yang terjadi seperti diu-raikan di atas guna mencari pola ker-

jasama yang lebih pas di masa yang akandatang, terutama perlu pengkajian dalamhal proses pemilihan operator dan ben-tuk kerjasama.

Khusus mengenai kasus Jakarta,perlu juga dikaji, dengan beralihnyakepemilikan perusahaan dari yang memi-liki kompetensi inti bidang air minum keyang tidak memilikinya. Dapatkah polakerjasama sebagaimana diatur dalamkontrak konsesi yang ada masih bisamengakomodasi pemenuhan kinerjaOperator Air Minum sebagaimana hara-pan pada saat kerjasama ini dicetuskan?Jika tidak, bagaimana?

Penulis adalah pengamat masalah air minumdan juga sebagai Coordinator the Water Dialogues

Indonesia (www.waterdialogues.com). Alamat [email protected]

WAWASAN

17PercikOktober 2008

Secara garis besar, bentuk keterli-batan swasta dalam air minum

dapat diklasifikasi sebagai berikut(dari yang lebih rendah keterlibatan-nya hingga lebih tinggi):

Kontrak pelayanan: swastamelakukan pekerjaan berjangkawaktu singkat 1 hingga 2 tahununtuk kepentingan Operator AirMinum.Kontrak manajemen: swastamelakukan pekerjaan berjangkawaktu 3 hingga 5 tahun.BOT: swasta melakukan investasiuntuk bagian tertentu dari proses

pengelolaan air minum (ke-banyakan pada bagian produksiair minum) dan mengelolanya se-lama 10-15 tahun, output-nya di-jual kepada Operator Air Minum.Konsesi: Operator Air Minum me-ngelola aset dan melakukan in-vestasi untuk melayani pelangganair minum, termasuk penagihanrekening air untuk jangka 25 - 30tahun; dan, Swastanisasi penuh (divestiture):semua aset milik swasta danbiasanya dijual-belikan di bursasaham.

BENTUK KERJASAMA PEMERINTAH-SWASTA

PAM Jaya dalam suatu acara launching buku di Jakarta. Foto Bowo Leksono

Page 20: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

Manusia hidup tidak mungkinterlepas dari masalah. Untukitulah manusia hidup. Se-

makin manusia kreatif, semakin iamampu menghadapi masalah hidup.Seberat apapun masalah, akan mene-mukan solusinya.

Salah satu masalah bagi rakyat In-donesia adalah ketika pemerintah me-ngumumkan kenaikan Bahan BakarMinyak (BBM). Sepertinya, ini menjadimasalah bagi seluruh rakyatIndonesia, tak terkecuali kaumberada.

Di kalangan kaum mis-kin, kenaikan minyak tanahterasa menjerat leher karenajalannya dapur me-reka menjaditersendat. Darisinilah diper-lukan kreati-fitas

untuk menghasilkan inovasi bagaimanamengakali kenaikan harga BBM.

Di pinggiran Jakarta, tepatnya didaerah Pondok Gede, Bekasi, ada seseo-rang yang kreatif dalam menghasilkanbermacam energi. Ia adalah Hidayat yangmampu berinovasi dari materi sampah.

Ternyata yang dilakukan Hidayat taksekedar hobi dalam mengelola sampah.Ia terang-terangan mengelola sampahsebagai bisnis untuk menopang hidup. Di

bawah naungan PT Mitratani MandiriPerdana (Mittran), Hidayat yangmenjabat sebagai direktur, saat inimemiliki sekitar 60 karyawan yang

sebagian anak putus sekolahdan 10 staf.

Briket untuk Meng-gandeng BBG

Orang mengenal pengelo-laan sampah hanya sebatasmenghasilkan kompos. Di ta-ngan Hidayat, sampah mampumenghasilkan bermacam ba-han bakar seperti biomassadan briket untuk sampah or-ganik.

Untuk sampah plastik, PTMittran sudah melakukan daurulang (plastic recycle) denganjalan pemisahan manual untukkemudian dipres dan dipa-sarkan. Untuk daur ulangplastik ini merupakan ke-giatan lama, bahkan Hidayatsendiri sudah lebih dari 15

tahun memproduksi mesinpengolah sampah, seperti mesin

pencacah plastik atau pengepressampah.

Briket adalah produk unggulan PTMittran saat ini. Ia mampu menggan-tikan batu bara bahkan minyak tanahdengan harga yang lebih murah hanya Rp750 per kilogram. "Karena itu, briketdihasilkan untuk menggandeng gas,"tutur Hidayat kepada Percik saat dite-mui di bengkel kerjanya.

Meski demikian, Hidayat mengakuibahan bakar briket masih memilikikelemahan disamping lebih rumit jugaapi yang dihasilkan berjelaga. "Kele-mahan ini yang sedang kita pelajari. Tapipaling tidak, briket ini bisa menjadi alter-natif bahan bakar keluarga," kata alumniFakultas Ekonomi Universitas Indonesiaini.

BiomassaSetiap hari, PT Mittran menampung

sekitar 10 ton sampah dari lingkungansekitar. Di tempat pengolahan seluas satuhektar, sampah diproses di mesin sortasi.Sampah organik menjadi briket dan kom-pos sedangkan anorganik mengalamiproses lagi yaitu melewati mesin penca-cah dan pencuci.

Hasil dari sampah anorganik ada duaopsi. Sampah plastik yang kondisinyamasih bagus akan dijual untuk didaurulang oleh pihak lain, sementara sampahplastik sisanya akan dipadatkan untukdijadikan biomassa.

Hidayat mengakui mampu memasokbiomassa ke beberapa perusahaan besarantara lain pabrik semen PT HolcimIndonesia Tbk dan PT IndocementTunggal Prakarsa Tbk. "Untuk PTIndocement saja membutuhkan 10.000ton biomassa per bulan, kami baru bisamenghasilkan 300 ton," ujar Pria kelahir-an Magelang, 26 Agustus 1963.

Saat ini, lanjut Hidayat, pihaknya te-ngah menjajaki kerja sama denganJepang untuk teknologi pengubah plastikmenjadi solar dan pengekstraksi gasmetan yang terkandung dalam sampahuntuk dijadikan tenaga listrik. "Dengandukungan regulasi berkaitan dengan pe-ngelolaan sampah, saya yakin lima tahunmendatang semua pihak akan mengolahsampah," tegasnya. Bowo Leksono

INOVASI

H i d a y a t

Penghasil Energidari Sampah

18 PercikOktober 2008

Hidayat di depan tungku api dengan bahan bakarbriket ciptaannya. Foto Bowo Leksono

Page 21: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

Nevy bolak-balik ke jamban ru-mahnya saat bermain congklakdengan teman-temannya. Ter-

nyata ia terkena diare akibat jajan sem-barangan karena ternyata makanan yangdimakannya sudah dihinggap banyaklalat.

Di kampung Nevy, kebiasaan bolbon(be'ol di kebon) masih dianggap lumrah.Laki-laki maupun perempuan, anak-anakdan orang dewasa, tanpa rasa malu,membuang hajat setiap hari di kebonsendiri maupun di kebon orang. Tanpamenyadari akibat dari kebiasaan yangkurang baik itu terhadap kesehatan.

Demikian sebuah drama singkat yangditampilkan murid-murid Sekolah DasarSepatan I Tangerang di depan para istrikabinet dan Bupati Tangerang IsmetIskandar dan istri, serta tamu undanganlain. Hari itu, Selasa, 26 Agustus 2008,

Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Ber-satu (SIKIB) meresmikan lima toilet per-contohan di lima SD Negeri di Ta-ngerang, Banten, yang dipusatkan di SDNegeri Sepatan I.

Kelima SD di Tangerang yang menda-pat bantuan pembangunan toilet dalamrangka peningkatan fasilitas sanitasisekolah dan lingkungan, antara lain SDNegeri Sepatan I, IV, dan V, serta SDNegeri Kedaung I dan III.

Membutuhkan PemeliharaanSudah hampir empat bulan sejak

peletakan batu pertama pada 7 Mei 2008(Percik edisi Agustus 2008), jambansekolah yang merupakan hasil kerjasamaSIKIB dan Departemen Pekerjaan Umumini sudah berdiri di tengah-tengah limasekolah percontohan.

Ketua SIKIB Murniati Widodo AS

mengenang saat meletakkan batu perta-ma pembangunan toilet sekolah itu. Saatitu, ia mengamati banyak murid yangmemotret wakil bupatinya (Rano Karno)."Kini saatnya anak-anak memotret toiletsupaya bersama-sama menjaga keber-sihan dan kesehatannya," ungkapnya.

Murniati juga merasa bangga kepadakomite sekolah yang sanggup untukmenanggung biaya pemeliharaan toilet."Contoh seperti ini diharapkan bisa ditirusekolah-sekolah lain," katanya.

Disamping menyumbang toilet, padakesempatan peresmian itu, SIKIB jugamenyumbang puluhan pohon buah untukditanam dan dirawat di lingkungan seko-lah dan ratusan buku khusus sumbangandari Ani Soesilo Bambang Yudhoyono.

Bupati Tangerang Ismet Iskandardalam sambutan berkesempatan mengu-capkan terima kasih atas bantuan dansepakat bahwa bantuan itu tidak akanbermakna bila tidak dipergunakan dandipelihara dengan baik. "Kami berharap,toilet di sekolah ini tidak hanya menjadipercontohan dari sisi keberadaannya,tapi juga dari fungsi dan pemeliharaan-nya," ujarnya.

Teknologi BiofilterDirektur Penyehatan Lingkungan

Pemukiman Dirjen Cipta KaryaDepartemen PU Susmono mengatakanpembangunan toilet sekolah ini menggu-nakan tanki septik dengan teknologibiofilter, yaitu dengan memanfaatkanbambu, batu apung, dan batok kelapa."Bahan-bahan itu mempercepat prosespenguraian kotoran yang dilakukan olehbakteri," katanya.

Penggunaan teknologi biofilter ini,menurut Susmono, menghasilkan kuali-tas air hasil penguraian yang lebih baik."Bakteri dalam memakan kotoran akanmenghasilkan mineral dan ini jauh lebihaman untuk lingkungan," tuturnya.

Setiap sekolah, toilet dibangun de-ngan dua tanki septik dengan pertim-bangan banyaknya pemakai toilet. Se-mentara sumber air menggunakan sumurbor. "Total setiap unit toilet mengha-biskan sekitar Rp 140 juta sudah denganbiaya edukasinya," ujar Susmono. BW

REPORTASE

Peresmian ToiletSekolah di Tangerang

19PercikOktober 2008

Ketua SIKIB Murniati Widodo AS memukul gong menandai peresmian toilet sekolah di SD Negeri ISepatan, Tangerang. Foto Bowo Leksono

Page 22: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

Berawal dari kesenangan yangsama terhadap tanaman, sepa-sang suami-istri, Djamaludin dan

Sri Murniati Djamaludin membangunkawasan Perumahan Bumi Karang IndahLebak Bulus menjadi hijau dan sejuk.Halaman rumah mereka yang berada diBlok C, penuh dengan tanaman bungadan bermacam sayuran. Pun yang terlihatdi halaman rumah para tetangga.

Djamaludin Suryohadikusumo namapria itu, yang tentu sudah tidak begituasing karena dia pernah menjabat seba-gai menteri kehutanan pada 1993-1998.Sementara istrinya sempat berkarir diDepartemen Kesehatan. Setelah masapensiun, Djamaludin tetap aktif di berba-gai lembaga yang peduli pada ling-kungan. Kemudian ia memboyong kelu-arganya ke komplek perumahan itu padatahun 2000.

"Setiap kali kami jalan-jalan ke luarkota untuk menikmati keindahan, pastiyang dicari bibit tanaman untuk kemudi-an ditanam di halaman rumah," jelasDjamaludin yang didampingi istri, meng-awali perbincangan dengan Percik diKebun Karinda tak jauh dari rumahnya.

Kebun Pembibitan dan Pengom-posan

Sebelum dibangun Kebun Pembibitandan Pengomposan Karinda (Karang In-dah) pada tahun 2006, Djamaludin de-ngan dibantu sang istri melakukan pem-bibitan dan praktik pengomposan dirumahnya.

Di rumah yang asri itulah, Dja-maludin menerima siapa saja yang maubelajar membuat kompos atas namaKomite Lingkungan. Namun karena per-mintaan pelatihan yang semakin banyak,

diperlukan tempat khusus untuk itu."Secara kebetulan, pengembang

perumahan memberikan lahan yangtidak terpakai untuk dijadikan pusatpelatihan," ungkap Djamaludin. Denganlokasi yang lebih memadai, Djamaludindan istri lebih leluasa dalam memberibekal pelatihan pengomposan.

Pelatihan Membuat KomposJangan pernah membayangkan

bahwa pusat pelatihan di Kebun Karindaitu penuh dengan tumpukan sampahyang kotor dan bau. Wajah bersih danindah sudah terlihat dari bagian depankebun.

Bermacam tanaman bunga dan sa-yuran seperti cabe dan bayam menghiasibagian kanan dan kiri kebun seluas 300meter persegi. Di bagian sudut kanan,tempat untuk praktik pengomposan.Beberapa tempat pembuatan kompos ter-buat dari bahan-bahan murah dan takterpakai seperti batu bata, paving blok,kayu, dan bambu.

"Tidak usah kita berniat membuat

kompos dengan tempat dari barang yangmahal. Cukup dari barang-barang bekasyang sudah tidak terpakai," ujarDjamaludin. Demikian pula denganbahan untuk membuat kompos. "Kitabisa memulai membuat kompos dengansampah organik dari dapur atau darisampah sekeliling rumah kita," kataNiniek, panggilan Sri Murniati menim-pali.

Sementara di bagian belakang kebun,terdapat bangunan sederhana dan cukupluas yang dipergunakan sebagai tempatpelatihan pengomposan. Kebun Karindamembuka pelatihan cuma-cuma setiapSelasa dan Sabtu. Sekali pelatihan de-ngan peserta antara 10 hingga 45 orang.

"Peserta pelatihan banyak datang dariwilayah Jakarta dan sekitarnya. Ada jugayang dari Cirebon. Sebagian besar darimereka ibu-ibu PKK, ibu-ibu arisan, ibu-ibu pengajian, dan ibu-ibu komplek. Adajuga anak-anak sekolah," tutur ibu enamanak dan nenek lima cucu ini.

Banyak orang beranggapan, tidakgampang dalam mengolah sampah men-jadi kompos. Namun tidak demikian de-ngan Djamaludin dan istri. Ketua danWakil Ketua Komite Lingkungan inimemperlakukan kompos dengan penuhkasih sayang dan membuat kompos de-ngan tujuan untuk mengurangi sampah.

Menurut Djamaludin, pengomposanitu seperti halnya manusia atau makhlukhidup lainnya. "Dalam proses pengom-posan itu terdapat bakteri yang harusdipelihara. Mereka juga butuh makan,minum dan udara untuk bernapas," ujarpria yang mengaku belajar pengomposandari Ibu Harini Bambang Wahono dariBanjarsari, Cilandak, Jakarta Selatan. Bowo Leksono

CERMIN

Djamaludin Suryohadikusumo

Membuat Komposdengan Kasih Sayang

20 PercikOktober 2008

Djamaluddin dan istri.Foto Bowo Leksono

Page 23: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

Menteri Kesehatan Dr. dr. SitiFadilah Supari, Sp.J(PK)membuka Konferensi Nasio-

nal Pengelolaan Air Minum RumahTangga (Konas PAM-RT) dan melun-curkan 10.000 desa kegiatan SanitasiTotal Berbasis Masyarakat (STBM), 21Agustus 2008, di Jakarta. Lima hariberselang, tepatnya 26 Agustus 2008,masyarakat Desa Sawe, yang berada diKabupaten Dompu, Provinsi NusaTenggara Barat, telah menjawab tan-tangan tersebut dengan berani men-deklarasikan desanya yang telah terbebasdari kebiasaan Buang Air Besar (BAB)Sembarangan.

Deklarasi yang dilakukan 34 perwa-kilan masyarakat Desa Sawe inidiresmikan Bupati Dompu, Syaifur-rahman Salman, melalui penanda-

tanganan papan deklarasi desa terbebasdari kebiasaan BAB sembarangan.Kegiatan deklarasi yang merupakan cetu-san hati dan keinginan dari masyarakatDesa Sawe ini bertujuan menyampaikankepada khalayak bahwa masyarakat DesaSawe telah terbebas dari kebiasaan BABsembarangan. Kebiasaan yang selama inimerendahkan harga diri dan mengurangikekhusuan masyarakat Desa Sawe yangseluruhnya beragama Islam dalam ber-ibadah.

Rendahnya Kesadaran SanitasiBerdasarkan informasi dari pemerin-

tah kecamatan setempat yang disam-paikan melalui laporan Camat Hu'uImran M. Hasan, sejak tahun 1990-an,warga Desa Sawe yang dulu masihbergabung dengan Desa Rasabou, sudah

banyak menerima program sanitasi daripihak luar, baik dari pemerintah atauLembaga Swadaya Masyarakat sepertiprogram SWS tahun 1990-an, DinasSosial tahun 2001, WSLIC tahun 2005-2006, program MCK umum dan TSCPlan Indonesia tahun 2005-2007 dansebagainya. Program-program tersebutmenawarkan berbagai bentuk bantuan,mulai dari pembangunan jamban hinggaselesai sampai hanya pemberian subsidikloset dan semen saja.

Namun sangat disayangkan ternyatapemanfaatannya masih kurang maksimalkarena banyak jamban yang tidak jadidan bahkan ada jamban sudah terba-ngun tapi tidak digunakan. Hanya sedikitmasyarakat Desa Sawe (dibawah 50persen) yang sudah menggunakan jam-ban, sedangkan sisanya masih terbiasaBAB sembarangan di sawah, bukit, parit,sungai, lapangan, dan halaman rumah.

Bahkan mereka menyebutnya WChelikopter karena ketika ada orangdatang dari arah depan, maka untukmenghindari pandangan mereka akanberputar ke arah yang lain. Begitu se-terusnya jika ada orang hingga merekaberputar posisi seperti baling-balinghelikopter.

Di sejumlah pinggiran sungai yangmelintasi wilayah Desa Sawe, dulunyamerupakan daerah yang tidak ramah bagianak-anak karena banyak ditemukankotoran manusia sehingga menimbulkanbau yang sangat mengganggu. Kondisi inijuga berkaitan dengan data Puskesmaskecamatan yang menunjukkan DesaSawe sebagai salah satu daerah diKecamatan Hu'u yang berkategori rawandiare dan kolera. Serta tidak sedikit paraorang tua di Desa Sawe menceritakanbahwa anak mereka sering terserangmencret-mencret dan memiliki perutyang buncit namun berbadan kurus aki-bat terkena cacingan.

Pemicuan yang Membawa Hasil Dengan adanya kegiatan Tim Sanitasi

Total Berbasis Masyarakat (CLTS) yangmenamakan dirinya Tim PemberantasKebiasaan Buang Air Besar SembaranganKecamatan Hu'u yang bekerja sama de-

SEPUTAR PLAN

Desa Sawe Kabupaten DompuMenjawab TantanganMenteri Kesehatan

21PercikOktober 2008

Masyarakat Desa Sawe terpicu dengan mulai membangun jamban. Foto Istimewa

Page 24: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

ngan kepala desa, BPD, bidan desa,Babinsa dan tokoh-tokoh agama, ma-syarakat Desa Sawe yang tersebar di tigadusun yakni Lodo, Sawe dan Samakaryadipicu kesadarannya akan akibat burukdari kebiasaan BAB sembarangan baikdari rasa malunya, rasa jijik, harga diri,segi agama dan juga kesehatan.

Proses pemicuan ini cukup berhasilmenimbulkan kesadaran masyarakat, halini terlihat pada perubahan kebiasaanmasyarakat yang sudah tidak lagi mem-buang air besar di sembarangan tempat.Sejumlah jamban yang tidak dipakaidiperbaiki dan diaktifkan lagi penggu-naannya. Jika ada yang belum mampu,maka untuk sementara menumpang duluke MCK umum atau jamban tetangga.

Bantuan kloset yang dulu menjadipajangan di rumah, dimanfaatkan untukmembangun jamban dengan menggu-nakan bahan-bahan yang ada sepertikayu dan bambu. Bagi keluarga yangtidak mampu membeli kloset, merekamenggunakan teknik sendiri dari jerigenatau bambu yang dibuat sedemikian rupamenjadi pengganti kloset.

Hingga saat ini total sarana sanitasi yangdimiliki masyarakat Desa Sawe sebanyak136 jamban permanen, 163 jamban semipermanen dan 6 MCK umum. Berdasarpenggunaan tanki septik, hanya sebesar 10persennya dan sisanya menggunakanlubang penampungan kotoran denganmodel cubluk tunggal.

Bahkan upaya pemicuan kesadaranyang terus-menerus dilakukan tersebut,selain membawa dampak pada peru-bahan perilaku juga berhasil dalammeningkatkan derajat kesehatan masya-rakat desa yang baru seumur jagung ini(definitif April 2008).

Menurut data Puskesmas KecamatanHu'u, dibandingkan tahun-tahun sebe-lumnya penderita diare jauh menurunbahkan dalam tiga bulan terakhir (April-Juli 2008) sudah tidak ada satupun dari1.484 jiwa penduduk Desa Sawe yangmenderita penyakit diare.

Di Balik BeberhasilanUpaya keberhasilan mendeklarasikan

desa yang telah terbebas dari kebiasaan

BAB sembarangan ini tidak terlepas darikerja keras para kampiun (champion).Mereka yang yang tidak berpikir bahwaperbuatan yang dilakukan hanyalahbagian dari pekerjaan untuk menafkahikeluarga. Namun, ada keinginan dan rasatanggung jawab moral untuk mendorongkondisi ideal tanpa mengharapkanbayaran.

Upaya untuk mewujudkan keinginanmemiliki desa yang bebas dari najis inilahyang dilakukan tanpa pamrih oleh Asikin(pegawai kecamatan), Imran (ustad),Haris (guru SD), Nasrun (kepala dusun),Haryono (mantri Puskesmas), dan Din(tokoh remaja). Mereka pada awalnyamengikuti pelatihan CLTS yang difasili-tasi Plan Indonesia Program Unit Dompudan Dinas Kesehatan Kabupaten.

Dari hasil praktek pemicuan langsungpada saat pelatihan yang dilakukan padaFebruari 2008 lalu, mereka yang ter-gabung dalam Tim PemberantasanKebiasaan BAB Sembarangan ini berhasilmemicu kesadaran 12 orang di salah satudusun untuk siap membangun jambansendiri tanpa bantuan pihak luar. Se-lanjutnya pemicuan dilanjutkan melaluikegiatan keagamaan, kegiatan sosialmasyarakat, kunjungan dari rumah kerumah, serta mendorong para keluargayang telah terpicu dan telah membangunjamban sendiri untuk melakukan pe-micuan kepada keluarga yang lain.

Teknik yang berbeda juga dilakukanpara kampiun ini untuk memicu anak-

anak, yakni dengan mengajarkan lagu-lagu, yang pernah mereka dapatkan padapelatihan CLTS, yang berhubungan de-ngan pesan tentang larangan BAB semba-rangan, seperti "Cucakrowo" dan "JablaiTai". Metode ini terbukti efektif dalammengajak anak-anak untuk tidak BABsembarangan lagi.

Tantangan SelanjutnyaSebagai desa yang pertama di

Kabupaten Dompu yang telah terbebasdari kebiasaan BAB sembarangan,masyarakat Desa Sawe berharap upaya-nya dapat diikuti desa-desa lain di keca-matan mereka khususnya dan KabupatenDompu pada umumnya. Oleh karena itu,sejumlah tukang yang ada di Desa Sawemencoba menjadi pengrajin kloset dalamrangka menyediakan kloset yang murahdan mudah didapat bagi masyarakat yangtelah terpicu kesadarannya.

Dengan meminjam cetakan dariDinas Kesehatan Kabupaten Dompu,mereka mencoba memproduksi klosetdengan menggunakan bahan semen danpasir. Hasilnya cukup memuaskan, meskiperlu sedikit sentuhan dengan amplasguna menghaluskan bagian permukaan-nya sebelum dicat. Mereka berharapselain membantu masyarakat lain jugadapat menyediakan kloset yang dihargaiRp 40 ribu hingga Rp 50 ribu untukmenambah pendapatan.

M. Afrianto KurniawanWES facilitator Plan Indonesia Dompu

SEPUTAR PLAN

22 PercikOktober 2008

Perwakilan masyarakat Desa Sawe, Kabupaten Dompu membacaDeklarasi Terbebas dari BAB Sembarangan. Foto Istimewa

Page 25: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

Pemerintah dan lembaga swadayamasyarakat sering mengklaimkeberhasilan keberlanjutan pro-

gram air minum dan sanitasi mereka.Namun kenyataan di lapangan menun-jukkan hal yang berbeda. Tak jarang,banyak inisiatif air minum dan sanitasi didaerah perdesaan dan bagian perkotaanyang miskin di negara berkembang yangdianggap sukses pada awalnya, ternyatagagal karena berbagai macam alasan.

Penduduk lokal hanya beralih kepemakaian metode pasokan air minumdan sanitasi tradisional yang menim-bulkan banyak beban dan tak terlindungi.Selain itu, penduduk tetap tergantungpada bantuan dan keahlian dari luarkarena kurangnya pemberdayaan lokaldan alih ketrampilan.

Dari fakta tersebut aspek keberlanjut-an perlu didalami kembali. Ada dua kom-ponen utama yang saat ini kurang diper-hatikan dalam banyak proyek tapi pen-ting bagi keberlanjutan, kedua komponenini adalah perencanaan yang holistikserta operasi dan pemeliharaan (O dan P)yang efektif. Khusus yang terakhir perluperhatian khusus, sebab hal ini seringterlupakan atau tidak ada dalam proyek.Padahal ini penting untuk menjaminkeberlanjutan jangka panjang. Berikuturaian ringkas dua komponen keberlan-jutan tersebut.

Perencanaan Sanitasi dan Air yangHolistik

Perencanaan holistik di bidang sani-tasi dan air minum mencakup beberapa

aspek penting, diantaranya:1. Perencanaan holistik memerlukan

pemahaman yang menyeluruh me-ngenai kebutuhan lokal, pencan-tuman mekanisme pembiayaan, danhubungan dengan kebijakan danusaha terkait di sektor air minumdan sanitasi.

2. Perencanaan holistik memakai pen-dekatan yang tanggap kebutuhan(demand responsive approah/DRA)yang memungkinkan pengguna un-tuk membuat keputusan yang tepatmengenai opsi air minum dan sani-tasi mereka. Pihak luar befungsi se-bagai fasilitator informasi, diskusidan penyedia layanan.

3. Perencanaan yang holistik meng-analisa hasil DRA dengan me-kanisme pembiayaan yang ada, baiklokal dan dari luar, untuk mengem-bangkan rencana sanitasi dan airminum yang berlanjut.

4. Perencanaan holistik mempertim-bangkan cara untuk mewujudkankebijakan air minum dan sanitasinasional melalui program dan pro-yek, dan berusaha mencantumkansumber daya (orang, jaringan pa-sokan) juga pelajaran yang ditarikdari proyek yang sama di daerah se-kitar untuk memaksimalkan efisien-si.

Operasi dan Pemeliharaan yangEfektif

Operasi dan pemeliharaan (O dan P)menentukan keberlanjutan sarana. Pro-

ses ini penting untuk memastikan bahwainvestasi awal bisa terus memberikanmanfaat bagi pengguna. Selain itu, prosesini harus mampu menjadikan sistemterus diperluas untuk memenuhi kebu-tuhan masyarakat yang berubah. Halyang patut diperlukan dalam operasi danpemeliharaan ini adalah:

1. O dan P yang efektif tergantung pa-da lingkungan yang mendukung danmemberdayakan, yang memung-kinkan pengumpulan pendapatan,penyelesaian perbaikan secara tepatwaktu, perencanaan perluasan dimasa depan dan/atau penumbuh-kembangan kebersihan dan sanitasi.

2. Melalui semangat keberlanjutan,proyek difokuskan pada perenca-naan holistik dan pembiayaan lokal.

3. Operasi dan pengelolaan yang efek-tif sangat penting dalam inisiatifsanitasi jika dibandingkan denganproyek air minum. Sebab O dan Pdalam sanitasi memerlukan waktuyang lebih lama karena perlu usahayang lebih besar bagi masyarakatuntuk menerapkan perilaku danteknologi baru.

Selama ini operasi dan pemeliharaankurang mendapat perhatian. Ada duaalasan yang menyebabkannya yaitu:

1. LSM dan pemerintah terfokus padaberapa banyak jumlah penggunayang terlayani pada tahap awal, bu-kan bagaimana masyarakat penggu-na merawat sarana yang telah di-bangun dengan tepat. Karena itu,proyek difokuskan pada infrastruk-tur dan hasil fisik, bukan pada ke-mampuan merawat dan mengelolasistem.

2. Jangka waktu proyek yang dikeloladan didanai pihak luar pada awal-nya-biasanya 3-5 tahun-sering lebihpendek dibandingkan waktu yangdiperlukan untuk membentuk struk-

SEPUTAR ISSDP

Dari Konferensi "Sanitation Challenge":

Kunci Keberlanjutan SanitasiPada 19-21 Mei lalu berlangsung Konferensi "Sanitation Challenge"di Wageningen, Netherlands. Dua perwakilan Indonesia yakni Haryo

Sasongko, Direktur Perkotaan, Ditjen Pembinaan Pembangunan DaerahDEPDAGRI, yang juga Ketua 2 Tim Teknis Pembangunan Sanitasi Nasional

dan Syarif Puradimadja, Co-Team Manager ISSDP memperolehkesempatan mengikuti konferensi tersebut. Banyak pelajaran yang

dipetik dari konferensi tersebut.

23PercikAgustus 2008

Page 26: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

tur O dan P yang kuat dan efektif. Dalam kaitannya dengan inisiatif sa-

nitasi, proses ini sebenarnya membu-tuhkan waktu lama jauh lebih panjangdari usia proyek dibandingkan proyek airminum. Masyarakat tidak mudah meng-ubah perilaku hidupnya dan meraihkeberhasilan seperti diharapkan olehproyek. Sebagai contoh, cuci tangansecara teratur merupakan salah satu peri-laku yang terbukti sulit untuk diterapkanmeskipun di negara maju dimana airbersih dan sabun siap tersedia.

Mengatasi HambatanBiasanya solusi untuk mewujudkan

keberlanjutan menuntut kehadiran ahliteknik dan praktisi kesehatan masyarakatuntuk mengurangi fokus pada konstruksidan teknologi. Mereka tidak memfo-kuskan pada cara menyusun rencanayang efektif untuk merawat sistem. Pa-dahal yang terakhir inilah yang lebih pen-ting. Berikut beberapa langkah untukmengatasi hambatan utama:

1) Meningkatkan KomunikasiPerlu langkah-langkah untuk mening-

katkan komunikasi antara warga danpenyedia bantuan dan untuk memung-kinkan pemberdayaan. Kondisi sistemseperti saat ini dimana warga menunggubantuan dari luar (pasif) tidak boleh ter-jadi. Karena itu beberapa halyang bisa dilakukan antara lain:

a. Pentingnya ada posisi"Pewarta Air" (water messen-ger). Dia bisa dirotasi setiaptahun. Orang yang mendudukiposisi ini bertugas memberikandata terbaru bulanan mengenaisituasi air bersih dan sanitasikepada kantor air bersih dan sa-nitasi kabupaten. Pesan dapatdikirimkan dengan berbagai cara.Misalnya dititipkan pada angkut-an yang ada, seperti distributorminuman yang menjangkau desaterpencil, atau melalui tokoobat/apotik yang mendapat pasokan obatdari kabupaten.

b. Keberadaan kantor air minum dansanitasi kabupaten yang berfungsi seba-gai pusat informasi mengenai kebutuhan

dan inisiatif lokal untuk pemerintah danpemangku kepentingan non-pemerintahdi sektor air minum dan sanitasi. Di desa,pendapat, pemikiran dan ide untukmeningkatkan air minum/sanitasi dapatdikumpulkan oleh mereka yang bertugasmengelola sistem air minum dan sanitasi.Pengumpulan data dan masukan wargaini bisa dilakukan dalam pertemuan yangdiselenggarakan di tempat peribadatanseperti masjid atau gereja atau di balaidesa.

2) Meningkatkan Akses ke Modal danJaminan Keuangan

a. Pentingnya upaya peningkatanakses ke dana dengan memakai metodenon-tradisional seperti pinjaman modalperdesaan. Skema keuangan mikro diAsia, seperti yang didokumentasikan olehlembaga keuangan mikro, telah membuk-tikan bahwa warga miskin layak diper-caya dan rajin melunasi pinjaman kecil-nya.

b. Akses terhadap dana dapat dilaku-kan melalui kerjasama dengan proyekyaitu dengan membentuk dana berguliryang dikelola desa. Penerima pinjamanharus memberikan deposit awal dan setu-ju untuk menumbuhkembangkan jambandan sanitasi. Imbalannya, penerima pin-jaman diberi dana untuk membeli bahan-

bahan jamban, yang sebagian besaradalah balok beton untuk lantai. Merekasetuju untuk melunasi pinjaman tanpabunga selama kurun waktu tertentu, de-ngan demikian dana kembali dan

memungkinkan keluarga yang berminatuntuk membangun jamban. Atau, danabergerak dapat dibentuk untuk melayanibeberapa desa, dimana setiap tiga bulanpengelola dana mengunjungi desa-desauntuk menagih dan membagikan uang.

3) Operasi dan Pemeliharaan JangkaPanjang

Operasi dan pemeliharaan yang efek-tif memerlukan perencanaan jangka pan-jang. Kondisi umum di masyarakatadalah mereka tidak terbiasa melakukankarena alasan kultural dan ekonomi.Untuk itu penting:

a. Melakukan formalisasi prosedur.Contohnya, suku cadang sarana air dansanitasi yang sering rusak, seperti kranair atau penghubung pipa, dibeli dalamjumlah besar agar perbaikan bisa segeradilakukan jika terjadi kerusakan. Selainitu, jangka waktu perbaikan ditentukanjika kerusakan terjadi. Jika jangka waktuini tidak dipenuhi, maka otoritas air desaakan mengenakan hukuman.

b. Kerja sama dengan operator swas-ta. Cara yang kian umum untuk mening-katkan O dan P adalah mempekerjakanoperator swasta dalam bentuk kelompokpengguna air bersih dan sanitasi desa atauorganisasi dari luar untuk mengumpulkaniuran pengguna, memperbaiki kerusakan

dan melakukan perawatanberkala. Selain itu keberhasilansektor swasta dalam pasokanlayanan air minum dan sanitasiskala kecil perlu didokumen-tasikan.

3. Pelibatan perempuansebagai pengelola utama airminum dan kesehatan keluarga.Ini penting sebab mereka mem-punyai lebih banyak kepenting-an dalam mempertahankanpasokan layanan air minum dansanitasi masyarakat. Langkahmeningkatkan pengaruh pe-rempuan dapat dilakukan de-

ngan jalan menawarkan ke kelompokkerajinan atau pertanian perempuan,yang umum ditemukan di desa-desasehingga mereka terlibat langsung dalamO dan P.

SEPUTAR ISSDP

24 PercikOktober 2008

Co-Team Manager ISSDP Syarif Puradimadja (kiri depan) saatKonferensi "Sanitation Challenge" di Wageningen, Belanda.

Foto Istimewa

Page 27: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

Acara talkshow/dialog interaktif diRadio Republik Indonesia (RRI)

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, di-anggap sebagai acara bermakna dan lang-ka. Ungkapan tersebut disampaikan salahsatu narasumber dialog, Herman Suhadiselaku anggota Komisi D, DPRD Kabu-paten Bangka.

Dialog interaktif ini telah dilaksanakandi studio RRI Sungailiat, KabupatenBangka, pada 27 Mei 2008 dengan meng-hadirkan sejumlah narasumber berkompe-ten, yaitu H Tarmizi selaku SekretarisDaerah Kabupaten Bangka, Fredy selakuDinas Lingkungan Hidup KabupatenBangka, Herman Suhadi selaku Komisi D,DPRD Kabupaten Bangka, Yudi Kristantoselaku Direktur PT Polman Timah, Albanamewakili Pers Bangka Pos, dan dipanduRustian Al-Anshori dari RRI Sungailiatdengan topik "Menyelamatkan Sumber Airdengan Pencegahan Pengrusakan Ling-kungan dan Perilaku Sanitasi di KabupatenBangka".

Turut hadir dalam acara ini sebanyak40 orang, terdiri dari unsur Pokja AMPLprovinsi, Pokja AMPL kabupaten, pers,undangan, narasumber, perguruan tinggi,Kelompok Pengelola Air Minum BerbasisMasyarakat, Forum Advokasi Babel danWASPOLA. Acara ini disiarkan langsungmelalui pemancar radio danmemperoleh respon masyarakatyang positif.

Proses pelaksanaan dialoginteraktif diawali dengan memu-tar beberapa film yang menun-jukkan fakta terkait tema yangdibahas, seperti film "Sela-matkan Babelku", "KebijakanAMPL" dan "Krisis AMPL".Dilanjutkan dialog penajamanpeserta terkait isu dan alternatifsolusi yang dibutuhkan. Paranarasumber memberikan res-pon dan penyikapan terhadapisu-isu AMPL yang berkembang,

yang dianggap sesuai kebutuhan daerah. Hasil penting kegiatan ini meliputi, a)

membentuk pemahaman dan opini publikmengenai isu air minum dan penyehatanlingkungan, b) memanfaatkan mediamassa sebagai mitra advokasi pelaksanaankebijakan AMPL di daerah, c) menyadar-kan dan mendorong segenap elemenpemangku kepentingan untuk bekerjasamasecara sinergis dalam pembangunan AMPLdi daerah secara berkelanjutan, d) saranapembelajaran bersama dan penguatan ka-pasitas Pokja AMPL daerah dalam opera-sionalisasi kebijakan di daerah, e)meningkatkan komitmen peningkatanpenganggaran bagi pembangunan AMPLsecara partisipatif di daerah, dan lain-lain.

Acara ini diinisiasi Pokja AMPL Pro-vinsi Kepulauan Bangka Belitung beker-jasama dengan Pokja AMPL KabupatenBangka, Pokja AMPL Pusat dan WASPO-LA, dilaksanakan dalam rangka menindak-lanjuti kesepakatan lokakarya strategiadvokasi kebijakan AMPL di ProvinsiKepulauan Bangka Belitung awal 2008,sekaligus sebagai sarana launching TahunSanitasi Indonesia 2008 yang bertempat diKabupaten Bangka dengan melibatkanpartisipasi segenap elemen pemangkukepentingan.

Rekomendasi acara ini meliputi, a)

pentingnya menggalakkan advokasi kebi-jakan untuk merubah perilaku secara beru-lang-ulang dan terus menerus, b) pen-tingnya menyediakan sarana sanitasi danpersampahan di masyarakat secaramemadai, c) pendidikan PHBS sejak usiadini, d) peningkatan peranan wanita dalampembangunan AMPL di daerah, e)pengembangan teknologi perbaikan kulitasair yang memadai, f) akses cakupan AMPLharus segera dipenuhi, g) peningkatanpenganggaran AMPL di daerah, serta h)implementasi Renstra AMPL-BM Kabu-paten Bangka dengan melibatkan partisi-pasi segenap elemen pelaku AMPL.

Rencana Tindak Lanjut Daerah,meliputi a) melanjutkan keterkaitan materikegiatan hari pertama dengan pelatihanfasilitasi lanjutan yang diselenggarakan diProvinsi Kepulauan Bangka Belitung, b)Pokja AMPL provinsi akan melakukan de-siminasi kegiatan talkshow ke daerahdampingan lainnya, c) Pokja AMPL provin-si akan membuat format kampanye denganmedia massa dalam bentuk yang lebihsesuai di tingkat provinsi.

Catatan penting dalam kegiatan iniadalah, a) acara talkshow adalah acarayang masih langka di daerah. Langkamodel penyelenggaraan dan ketersediaannarasumbernya, b) cara semacam ini

dianggap sesuai kebutuhandaerah sebagai media kampa-nye untuk mendorong partisi-pasi semua pihak dalam opera-sionalisasi kebijakan di daerah,dan c) penting dipertim-bangkan fasilitasi lanjutanuntuk menyiapkan tokohlokal/daerah menjadi nara-sumber yang memiliki kapa-sitas memadai dalam mengam-panyekan operasionalisasikebijakan di daerah secaraberkelanjutan.

Acara ini ditutup denganpenyerahan kaos kampanye

SEPUTAR WASPOLA

Dialog Interaktif di RRIDianggap Acara Bermakna dan Langka

25PercikOktober 2008

Dialog interaktif di RRI Sungailiat, Kabupaten Bangka.Foto: WASPOLA

Page 28: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

Meskipun menyandang jabatandi berbagai perusahaan dankesibukan di berbagai organ-

isasi kewanitaan, Dr Cri Puspa DewiMotik Pramono, MSc tetap merasa bang-ga dijuluki sebagai ibu rumah tangga.Baginya, julukan itu lebih mulia diban-ding jabatan apapun.

Memang, kesibukan wanita karir initelah menyita banyak waktu. Namunperempuan berparas ayu ini tidak berpa-ling dari kodratnya. "Tugas ibu rumahtangga adalah peletak dasar bagi pen-didikan dan kesejahteraan keluarga yangberarti juga bagi masa depan bangsa,"ujar perempuan berkerudung ini kepadaPercik di mobil pribadinya.

Sepanjang perjalanan, Dewi Motikberbincang banyak seputar kondisi toiletatau jamban di Indonesia. Sampai saatini, perempuan yang kerap tampil seder-hana ini masih merasa sedih dengan kon-disi toilet yang berada di sekolah-sekolah,terutama sekolah milik pemerintah.

Menurut Dewi Motik, masih sangatbanyak sekolah-sekolah dari tingkatSekolah Dasar bahkan sampai perguruantinggi yang keadaannya masih mempri-hatinkan. Tidak hanya dari kebersihan-nya, tapi juga kondisi secara fisik.

"Jangankan kondisi WC sekolah,ruang tempat belajar saja masih jauh daribersih. Ini bagaimana menteri pen-didikannya. Kok berani-beraninya jadimenteri," kata perempuan yang aktifsebagai pengusaha, penulis, dosen, pem-bicara di berbagai seminar dan juri diberbagai perlombaan ini.

Dewi berkisah, saat salah satuanaknya masuk SMA sengaja iamasukkan ke sekolah negeri bukanswasta seperti saat SD maupun SMP."Anak saya mengeluh sampai satu ming-

gu tidak bisa pipis. Itu karena ia tidak ter-biasa pipis di toilet sekolah yang jorok,"kenang ibu dua anak dari Moza PramitaPramono dan Adimaz PrarezekiIndramuda Pramono.

Meski demikian, sebagai pemerhatitolilet, Dewi Motik merasa masih banyaktempat-tempat umum yang toiletnyabersih dan nyaman. "Kebersihan toilet itumencerminkan pemiliknya yang mem-punyai perhatian terhadap kebersihandan kesehatan," ungkap perempuankelahiran Jakarta, 10 Mei 1949.

Letak PersoalanMenurut doktor lulusan program

Pendidikan Kependudukan danLingkungan Hidup Universitas Negeri

Jakarta ini, persoalan kurangnya perhati-an terhadap kebersihan toilet terletakpada tingkat pendidikan dan sosialisasi.Dewi berujar, pendidikan di Indonesiadibenahi dengan baik terlebih dulu, kare-na itu akan mempengaruhi kesadaranmasyarakat.

Dewi mengatakan, bangsa Indonesiatidak mewarisi hal-hal yang baik daripenjajah Belanda. "Saya pikir orangBelanda itu sangat mengajari kebersihan.Ya kita saja yang tidak mau mewarisinya.Apa ini satu pertanda kalau kita tidaksiap merdeka?," ujar mantan NoneJakarta 1968 dan mantan bermacameven puteri kecantikan ini.

Mengajari anak-anak hidup bersihdan sehat di rumah dan di sekolah,

TAMU KITA

Dewi Motik:

"Tingkat Pendidikan MempengaruhiKualitas Kebersihan"

26 PercikOktober 2008

Foto: Bowo leksono

Page 29: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

menurut Dewi, adalah dasar dalammenanamkan perilaku yang baik agaranak-anak tumbuh dengan kualitas yangmembanggakan. "Bagaimana merekamenjadi manusia yang berkualitas danberguna bila lingkungan rumah dan seko-lahnya kotor dan tidak terawat," ujar istriPramono Soekasno ini.

Dewi sempat merasakan sedih sekali-gus bangga ketika salah satu organisa-sinya yaitu Solidaritas Istri KabinetIndonesia Bersatu (SIKIB) mengadakanlomba penulisan esai tentang kebersihanlingkungan untuk pelajar SD hinggaSLTA. Di sebuah sekolah dasar, tambah-nya, anak-anak seusai mengikuti lombaitu tidak mau langsung pulang karenaingin langsung membersihkan toilet disekolah mereka.

Dewi Motik mengatakan kita bisamelihat bangsa yang mempunyai tingkatpendidikan tinggi adalah bangsa yang

memperhatikan kebersihan toiletnya danmenganggap kebersihan toilet adalahnomor satu.

Sosialisasi Setiap DetikPerilaku dan kebiasaan hidup bersih

untuk menunjang kesehatan, menurutDewi, menjadi tanggung jawab bersamadan harus terintegrasi. Tidak hanya urus-an masyarakat secara pribadi atau urusanpemerintah semata tapi diperlukan ker-jasama yang bahu-membahu.

Untuk menyadarkan masyarakat,menurut Dewi, dibutuhkan sosialisasiatau kampanye dan pendidikan yangdilakukan secara terus-menerus. "Hi-tungan tidak sekedar setiap hari tapi seti-ap detik dan setiap menit," ujarnya.

Dewi mengartikan bahwa kesehatanlingkungan itu apa yang kita masukkanatau kita makan dan apa yang kita kelu-arkan itu juga harus bersih. "Sesuatu

yang kita makan dan tempat untuk meng-olahnya yaitu dapur harus bersih.Demikian pula dengan tempat untukmengeluarkannya, juga harus bersih,"tutur aktifis yang enggan berpolitik prak-tis ini.

Dewi menceritakan pengalamannyaketika ke negeri Cina. Tidak sekedar per-soalan kebersihan dan kenyamanan yangsangat terjaga, tapi juga teknologi yangsangat modern. "Nggak cuma enak dananget saat duduk di toiletnya tapi saatkita mencemplungkan kotoran, ada satualat di samping kita yang bersuara meng-ukur kadar kolesterol dan kadar lain darikotoran kita," ungkap aktifis perempuanyang kerap berkunjung ke luar negeriuntuk membawa misi bagi Indonesia ini.

Kebersihan dan kenyamanan toilet,menurut Dewi, juga sangat erat hubung-annya dengan martabat bangsa. Percumasaja program yang dicanangkan pemerin-tah tentang Visit Indonesia Year 2008(Tahun Kunjungan Indonesia 2008)untuk menjaring ribuan bahkan jutawanwisatawan asing ke Indonesia.

"Hal pertama yang dicari orang saatturun dari pesawat adalah toilet. Karenaitu kebersihan toilet di bandara menjadipintu utama dalam menjaring wisatawan.Bagaimana para turis itu akan betah diIndonesia bila kebutuhan dasar merekaterganggu karena kotornya toilet di ban-dara," ungkap penyandang master bidangPengkajian Ketahanan Nasional (PKN)dari Universitas Indonesia.

Memang, bukan berarti toiletyang bersih dan sehat itu harus me-wah dan mahal. Menurut Dewi yangpenting ada tanggung jawab dari se-mua pemakainya. Untuk toiletumum harus ada penjaga yang diba-yar untuk bertanggung jawab terha-dap kebersihan toilet tersebut.

"Sebagai pemakai toilet umum, kitaharus menghormati orang yang akanmemakai setelah kita memakainya.Demikian arti tanggung jawab bersamadalam menjaga kebersihan," tuturChairman for Environment AliansiPerempuan untuk Pembangunan Ber-kelanjutan (APPB) mengakhiri per-bincangan. Bowo Leksono

TAMU KITA

27PercikOktober 2008

Page 30: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

Komunikasi yang terbuka dan ker-jasama yang erat antara peme-rintah dan masyarakat, terutama

partisipasi perempuan dalam sosialisasipembangunan AMPL, menjaga keberlan-jutan pengelolaan sarana dan prasaranaAMPL desa. Kesadaran itu kemudian men-dorong Kelompok Kerja (Pokja) AMPLKebumen untuk mengadakan LokakaryaPenguatan Komunikasi dalam rangka men-dorong partisipasi perempuan untuk pem-bangunan AMPL di Kabupaten Kebumenpada 15-16 Juli 2008. Penyeleng-garaan sepenuhnya difasilitasi PokjaAMPL Kabupaten Kebumen, diban-tu WASPOLA dalam beberapasesinya.

Dalam pidato pembukaannya,Wakil Bupati Kebumen, K.H Nasi-ruddin Al-Mansur, menyampaikanbahwa lokakarya ini diharapkanakan lebih mendorong agar kaumperempuan meningkatkan partisi-pasinya dalam pembangunanAMPL secara berkelanjutan. "Pe-ran aktif seluruh peserta sangatdiharapkan agar pembangunanAMPL bisa tercapai secara opti-mal," katanya.

Dalam lokakarya yang dise-lenggarakan di Hotel Benteng VanDer Wijck ini, kesetaraan gendermenjadi isu penting yang dibahas.Kesataraan gender berarti kesa-maan kondisi bagi laki-laki danperempuan untuk memperolehkesempatan serta hak-haknyasebagai manusia agar mampuberperan dan berpartisipasi dalampembangunan AMPL. Dalam pem-bangunan AMPL, peran perem-puan sangat penting, karena seba-gian besar urusan domestik rumahtangga diurus oleh perempuan.

Untuk itu, keterlibatan perempuan dalampengambilan keputusan dan pemba-ngunan sarana dan prasarana AMPLperlu diperhatikan.

Dalam pembangunan AMPL diper-lukan komunikasi yang terbuka dan ker-jasama yang erat antarpemangku ke-pentingan, seperti yang dibuktikan de-ngan simulasi melalui permainan kelom-pok broken T. Dalam permainan, pesertayang berasal dari berbagai sektor sepertiDinas terkait AMPL, DPRD, institusi pen-

didikan, LSM, unsur desa dan kecamatanini, ditugaskan untuk bekerja sama me-nyusun puzzle yang berbentuk huruf T.

Salah seorang wakil dari kelompokberperan sebagai pemberi instruksi dansisanya berperan sebagai penyusun.Mulanya, antara pemberi instruksi danpenyusun diberi sekat. Hal ini menye-babkan informasi yang diberikan tidakmaksimal dan hingga waktu yangdiberikan habis, tugas tidak dapat disele-saikan. Ketika sekat antara pemberi

keputusan dan penyusun ditia-dakan, tugas yang diberikandapat diselesaikan dalam waktuyang singkat, komunikasi punmenjadi lebih efektif dan ker-jasama pun dapat terjalin de-ngan erat.

Selain itu, lokakarya ini seka-ligus merupakan proses sosiali-sasi dalam rangka pemberianbantuan AMPL di 11 desa di Ke-bumen. AMPL bukan proyek te-tapi program, demikian ditan-daskan Anna Ratnawati dariPokja AMPL. Maka sejak awalmasyarakat dilibatkan untukmerancang partisipasi dan so-sialisasi yang akan dilakukanuntuk menimbulkan rasa memi-liki dan keberlanjutan terhadapfasilitas AMPL yang akan diteri-ma.

Dalam pelatihan ini, 11 desamenyusun bersama pemetaanpermasalahan AMPL dan me-nyusun rencana kegiatan desa dialokasi tahun 2009. Komitmendan kesiapan masyarakat jauhlebih penting, sehingga ada ja-minan keberlanjutan pemeliha-raan sarana dan prasarana dimasa mendatang. DHA/WH

SEPUTAR POKJA AMPL DAERAH

Komunikasidan Partisipasi Perempuan

28 PercikOktober 2008

Salah satu sesi pada Lokakarya Penguatan Komunikasi dalam RangkaMendorong Partisipasi Perempuan untuk Pembangunan AMPL diKabupaten Kebumen pada 15-16 Juli 2008. Foto Dini Haryati

Page 31: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

Awalnya hanya ada 10 rumah yangmempunyai dan memakai jam-ban. Munculnya rasa jijik, malu

dan berdosa menjadikan warga Ciseketidak mau lagi membuang kotoran sem-barangan. Jijik dan malu adalah sikapseseorang untuk menolak terhadap suatuobyek psikologi dalam hal ini tinjaberserakan.

Dalam tempo sekitar empat bulan,warga yang berjumlah 121 rumah yangdihuni 138 keluarga, mampu membe-baskan diri dari buang air besar (BAB)sembarangan. Mereka dengan sukareladan sesuai kemampuan sendiri memba-ngun jamban dekat tempat tinggalnya.Ketika ditanya kenapa membuat jambandi dalam rumah, seorang ibu menjawab,"Enak saja, tidak usah jauh-jauh pergiBAB kalau malam hari saat sakit perut".

Kecamatan Cidahu menjadi dikenalkarena munculnya penyakit Polio padatahun 2005. Penyebaran penyakit inidikarenakan lingkungan yang kotor,masyarakat membuang tinja sembarangdi sungai, kolam ataupun di kebun. DinasKesehatan Kabupaten Sukabumi menco-ba menerapkan pendekatan pembangun-an sanitasi total berbasis masyarakat(STBM) di salah satu dusun di Ciseke.

Pembangunan jamban selama inikurang optimal khususnya dalam mem-bangun perubahan perilaku masyarakat.Pendekatan tersebut memiliki karakteris-tik berorientasi kepada konstruksi fisikjamban tanpa upaya pendidikan perilakuhidup bersih dan sehat (PHBS) yangmemadai.

Desain jamban seringkali mahal bagikeluarga miskin. Subsidi material tidakdapat dilanjutkan baik oleh pemerintah

maupun oleh donor. Proyek tidak efektifmenjangkau kelompok masyarakatmiskin. Jamban dibangun, tetapi se-ringkali tidak digunakan masyarakat.

Merasa Malu, Bersalah dan Ber-dosa

Manusia membuang kotoran karenamerasa tinja tidak ada manfaatnya. Tinjadijauhkan dari dirinya karena merasa ter-ganggu, berbau, tidak enak dipandang,dan bagi yang tahu dapat menyebabkanpenyakit. Ketika menjauhkan tinja daridirinya berarti mendekat kepada oranglain bisa anaknya, keluarganya ataupuntetangganya.

Pemahaman ini yang kemudiandiangkat oleh fasilitator dengan caramembantu masyarakat menghitung bera-

pa ton tinja orang satu kampung setiaphari dibuang ke kebun atau sungai.Betapa jahat perbuatan BAB sem-barangan tersebut yang menyebabkanorang lain terganggu, tidak nyaman danbahkan menjadi sakit. Dalam ajaranagama Islam diyakini kebersihan adalahbagian dari iman, membuang kotoransembarangan menyebabkan lingkunganmenjadi kotor. Perbuatan membuangkotoran sembarangan bagi sebagianorang menganggap dosa.

Merasa jijik dan malu atas perbuatanyang menyebabkan tinja berserakandijadikan pintu masuk dalam pendekatanSTMB. Rasa jijik dan malu dipicu dengancara mengajak warga berdiskusi langsungdi lokasi dimana mereka biasamelakukan BAB secara terbuka. Pada

SEPUTAR WES-UNICEF

Sanitasi TotalBerbasis Masyarakatdi Cidahu, Sukabumi

29PercikOktober 2008

Warga desa yang belum terbebas dari BAB sembarangan sedang dipicu untukmembuat jamban keluarga.

Page 32: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

umumnya semua merasa jijik dan menu-tup hidung selama berdiskusi. Sebagiandari mereka merasa malu atas perbuatanyang telah mereka lakukan sendiri.

Rasa malu diangkat oleh fasilitatoruntuk menjadi faktor yang bisa memoti-vasi mereka melakukan perubahan. Per-tanyaan kemudian apakah warga berse-dia berubah. Melakukan perubahan me-rupakan salah satu puncak psikologimasyarakat dalam pendekatan ini.

Kepercayaan dan Harga Diri Ma-syarakat

Walaupun rasa jijik dan malu telahmengusik pikiran, namun ketika dita-warkan apakah warga mau berubah,umumnya mereka tidak bisa menjawab.Banyak yang memberikan berbagaialasan mengapa BAB sembarangan,seperti tidak punya biaya, tidak ada per-hatian pemerintah, proyek jamban yangada dibangun sembarangan dan seba-gainya.

Di Dusun Ciseke, Cidahu, Sukabumi,ketika petugas menawarkan siapadiantara warga yang bersedia menjadiketua dan membimbing warga lain untukmelakukan perubahan semua diam.Seorang warga yang bernama Ujang me-ngatakan bahwa tidak mungkin merekamembuat jamban kalau tidak ada bantu-an dari pemerintah karena penghasilanwarga Ciseke hanya Rp 13 ribu/hari."Jangankan untuk membuat jambanuntuk makan pun susah," tegasnya.

Kemudian dengan setengah emosi,seorang tokoh masyarakat mengatakan,"Wajib mana antara menafkahi keluargadengan membuat jamban". Kontanperkataannya membuat warga yang lainikut mengiyakan. Menghadapi wargayang tetap menyatakan tidak mauberubah, pertanyaan-pertanyaan yanglebih tajam untuk memicu rasa malu,takut penyakit, rasa bersalah lebih diper-tajam.

Dalam situasi yang sulit tersebutpetugas mengawali sendiri memimpinmasyarakat untuk melakukan perubahan.Namun di antara mereka biasanya adasaja satu dua orang yang berani melawanpemikiran warga lainnya yang tidak mau

berubah. Mereka yang berani muncul initerus diberi semangat untuk dapat mem-pengaruhi warga lain sampai jumlahnyacukup untuk secara mandiri mengorgan-isir perubahan warga tersisa lain.

Dengan kepemimpinan Ujang,masyarakat Ciseke membentuk kelom-pok kerja bernama Tim PemberantasKotoran yang beranggotakan tujuh orangyaitu Dudu (tokoh kampung), Ukin(ketua RT), Idim (ketua pemuda), Adahdan Neneng. Setelah tim terbentuk,mereka mulai membuat peta dan rencanakerja masyarakat untuk membuat jam-ban. Sebagai langkah awal, merekamenutup MCK dan mengeringkan kolamdi lokasi MCK. Terbukti pada esokharinya kolam sudah kering.

Dudu adalah orang pertama yangmembuat tanki septik. Ia sangat men-dukung program ini karena menurutnyaprogram ini akan membuat lingkunganjadi lebih bersih. Karena itu, Dudu maumencontohkan membuat tanki septikkepada warga. Selain mengeringkankolam dan menutup MCK, yangdilakukan masyarakat adalah bergotong-royong membuat lubang tanki septik bagiorang yang tidak mempunyainya.

Perkembangan selanjutnya pembuat-an jamban menjadi meluas dan munculrasa harga diri ketika keluarga sudahmembuat jamban. Biaya yang dihabiskanmasyarakat untuk membuat jambanbervariasi sesuai kemampuan masya-rakat, mulai dari Rp 100 ribu- Rp 500ribu.

Prinsip pembangunan Sanitasi TotalBerbasis Masyarakat (STBM) tidak me-nerapkan adanya bantuan finansial atausubsidi secara langsung kepada keluarga.Dalam pemicuan, telah diyakini BABsembarangan membuat mereka bersalah,jijik dan malu. Mereka berjanji akanmemperbaiki perilakunya sendiri. Ban-tuan finansial akan merusak tatananpsikologi yang sudah dibentuk.

Pendidikan disampaikan dengansemangat tidak menggurui, tidakmemaksa dan tidak mempromosikanjamban. Petugas mampu mempengaruhibahwa masyarakat sendiri sebagaipemimpin. Kepemimpinan masyarakat

mampu secara total mengajak secaratotalitas seluruh komponen masyarakatyang ada di Ciseke terlibat dalam analisapermasalahan, perencanaan, pelak-sanaan serta pemanfaatan dan pemeli-haraan fasilitas yang telah dibangunsendiri.

Hal yang terpenting adalah inisiatifberasal dari masyarakat. Keputusansecara total atau keseluruhan dilakukanmasyarakat dan dilaksanakan secarakolektif. Solidaritas masyarakat (laki-laki, perempuan, kaya miskin) sangatdiperlukan dalam pelaksanaan pen-dekatan ini. Semua dibuat olehmasyarakat, tidak ada ikut campur pihakluar. Dengan langkah dan ketulusanpetugas umumnya akan muncul naturalleader.

Bebas dari BABBerawal kegiatan sosialisasi di Desa

Tangkil yang dihadiri Camat Cidahu,aparat desa, termasuk tokoh agama,tokoh masyarakat, dan para kader desa.Pertemuan ini difasilitasi petugas sanitasidan petugas promosi kesehatanPuskesmas Cidahu. Langkah selanjutnyamereka menyebutnya dengan istilah'pemicuan'.

Pemicuan dimaksudkan memberipenjelasan kepada masyarakat bahwamembuang kotoran sembarangan dapatmenyebabkan lingkungan menjadi kotor,berbau dan dapat menyebarkan berbagaipenyakit. Rencana kerja masyarakatmembuahkan hasil. Dalam tempo empatbulan Kampung Ciseke, Desa Tangkil,Kecamatan Cidahu, KabupatenSukabumi bebas dari BAB sembarangan.

Masyarakat Desa Ciseke tidak sendiri-an. Banyak desa di Indonesia telah bebasdari BAB sembarangan melalui interven-si pemerintah daerah, LSM dan organ-isasi lain. Departemen Kesehatan mela-porkan pada 2007 tidak kurang 160 desabebas dari BAB sembarangan dan 2008sebanyak 200 kabupaten mencoba pen-dekatan ini di daerahnya.

Dr. Hening DarpitoWater and Environmental Sanitation Specialist

UNICEF

SEPUTAR WES-UNICEF

30 PercikOktober 2008

Page 33: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

Sulitnya kondisi geografis DesaMawar, Kecamatan Pantar Timur,Kabupaten Alor, Provinsi Nusa

Tenggara Timur yang berbatu danberbukit, terbukti bukan merupakanhalangan bagi masyarakatnya untukmembangun sarana air minum yang per-tama di provinsi itu.

Apabila mendengar nama DesaMawar disebut, mungkin sebagian besarorang akan menerka bunga mawarbanyak bertumbuhan di desa yang ter-letak di ujung paling timur Pulau Pantar,Kabupaten Alor tersebut, sehingga desaitu dinamakan desa Mawar.

Namun terkaan itu ternyata salah,menurut Abdurahman Sang, KepalaBidang Sosial Budaya, Bappeda Ka-bupaten Alor yang juga PenanggungJawab Operasional Kegiatan (PJOK)

Unicef, nama Mawar diambil dari duakata dalam bahasa setempat. "Ma" memi-liki arti rumah, sedangkan "war" berartibatu. Sehingga terjemahan bebas Mawaradalah rumah di atas batu.

"Penamaan Desa Mawar yang berartirumah di atas batu itu cukup menggam-barkan sulitnya kondisi geografis desatersebut yang berbatu dan topografinyayang berbukit," tambah AbdurahmanSang yang lebih akrab dengan sapaan PakMan. Apalagi Desa Mawar hanya dapatdijangkau dengan kapal motor dari kotaKalabahi selama kurang lebih satu sete-ngah jam. Itupun kalau kondisi arus diselat antara Pulau Alor dan Pulau Pantarsedang bersahabat, kalau tidak, per-jalanan bisa dua kali lebih lama dariwaktu normal.

Namun tingkat kesulitan akses

transportasi yang cukup tinggi tersebut,tidak membuat surut tekad masyarakatDesa Mawar untuk memperoleh airminum. Dibawah kepemimpinan KepalaDesa Yusak Olang, ratusan masyarakatDesa Mawar mulai bergotong royongmelaksanakan pembangunan sarana airminum dengan sistem jaringan perpi-paan gravitasi sejak bulan Juli.

"Bahkan masyarakat desa kami yangtinggal dan mencari nafkah di Kalabahidtang dan turut membantu pembangun-an dengan cara mengangkut materialnon-lokal seperti pipa dan semen.Sementara itu, anggota masyarakat lain-nya berswadaya mengumpulkan materiallokal seperti pasir, kerikil dan batu,"tukas Yusak yang sudah menjabat sebagaikepala desa selama sepuluh tahun.

Menunggu Tiga TahunDesa Mawar merupakan salah satu

dari lima desa sasaran pembangunansarana air minum dengan sistem perpi-paan gravitasi di Kabupaten Alor yangproses persiapannya dimulai sejak tahun2006. "Untuk tahap pertama, pemba-ngunan sarana air minum dukunganUnicef ini dilaksanakan di Desa Mawar,Aimoli dan Maritain. Sedangkan DesaKuneman dan Purnama akan dilaksa-nakan paling cepat Oktober 2008 ini," te-rang Abdurahman.

Pria lulusan Universitas Muham-madiyah Malang ini optimis Desa Mawarakan menjadi desa pertama di ProvinsiNusa Tenggara Timur, atau bahkan yangpertama di seluruh Indonesia yang dapatmenikmati air siap minum. "Melihat par-tisipasi masyarakat yang luar biasa, pa-ling lambat November 2008 pembangun-an akan selesai 100 persen dan siap di-resmikan," tambahnya.

Masyarakat di Desa Mawar, harusmenunggu tiga tahun sebelum akhirnya

SEPUTAR WES-UNICEF

Tekad dan KegigihanDemi Setetes Air Minum

31PercikOktober 2008

Masyarakat Desa Mawar bergotong royong mengangkut pipa.Foto Istimewa

Page 34: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

dapat melaksanakan pembangunansarana air minum ini. "Tahapan pertamaadalah survei kelayakan teknis yangdilaksanakan Unicef beserta tim kabupa-ten pada akhir tahun 2006 yang lalu,"cerita Yusak mengenai tahapan pemba-ngunan sarana air minum di desanya.

Yusak menambahkan, bahwa padaAgustus 2007, tim dari BappedaKabupaten Alor kembali ke Desa Mawaruntuk melakukan proses penyusunanRencana Kerja Masyarakat (RKM) sete-lah beberapa bulan sebelumnyadilakukan survei detail dan penyusunanrencana teknis pembangunan jaringanperpipaan gravitasi.

Dalam rencana teknis itu, sistem per-pipaan di Desa Mawar dirancang denganmenggunakan satuan sambungan rumahyang dilengkapi meteran air. "Desa sayaakan menjadi desa pertama di NTT yangmemiliki sarana air minum dengan sam-bungan rumah," kata Yusak bangga.

Masih mengenai partisipasi dankontribusi Desa Mawar, menurutYonatan Peni, ketua panitia pemba-ngunan sarana air minum Desa Mawar,masyarakat sepakat menanggung peng-adaan material lokal seperti pasir, kerikildan batu. Material tersebut harusdiangkut dari tepi pantai, menuju lokasipembangunan yang topografinya menan-jak dan berjarak dua sampai tiga kilome-ter.

"Apabila dihitung dalam bentuk uang,

maka kontribusi kami dapat mencapaiangka Rp 100 juta," papar Yonatan de-ngan antusias. Selain itu, juga disepakatiuntuk mengumpulkan biaya sambungankeran air sebesar Rp 10 ribu untuk satuunit rumah dan Rp 1.000 untuk penggu-naan air sebanyak 1 m3. "Dengan sistemsambungan rumah dan penggunaan airyang terukur, maka akan terjamin rasakeadilan bagi masyarakat," Yonatanmenambahkan.

Sarana dengan Standar Air MinumPembangunan sarana air minum di

Desa Mawar ini sedikit berbeda dengan

kebanyakan pembangunan sarana serupalainnya. Pertama, sarana ini didesainuntuk menyediakan air minum, bukanlagi air bersih. Air minum karena sistemini mengandalkan sumber mata air alamiyang jernih dan segar dari sebuah mataair yang terletak di Desa Ombay didataran tinggi Pulau Pantar.

Mata air tersebut jaraknya sekitarlima kilometer dan melalui jalan berbukityang terjal dan curam. Bisa dibayangkanbetapa sulitnya masyarakat Desa Mawardalam membangun sarana air minum ini.Setiap hari selama beberapa bulan, denganberjalan kaki sejauh puluhan kilometermemikul material yang berat sepertisemen, pasir, kerikil dan pipa galvanis.

Kegigihan dan tekad masyarakat DesaMawar dapat dijadikan panutan bagimasyarakat desa lainnya tidak hanya diKabupaten Alor namun juga di ProvinsiNTT. Bahwa dengan tekad yang kuat,gotong royong, kerja keras dankepemimpinan desa yang berwibawabukan tidak mungkin untuk mewujudkansebuah keinginan. "Semoga Desa Mawardapat menjadi contoh bagi masyarakatdesa lainnya," harap Abdurahman Sang.Mari kita tunggu hasil kerja kerasmasyarakat Desa Mawar.

Reza HendrawamTechnical Project Officer UNICEF NTT

SEPUTAR WES-UNICEF

32 PercikOktober 2008

Partisipasi perempuan dalam pembangunan sarana air minum di Desa Mawar.Foto Istimewa

Lokasi reservoir yang sedang dibangun berlatar pemandangan yang sangat indah.Foto Istimewa

Page 35: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

"P restasi ini merupakan kado yangmembanggakan bagi saya diakhir

masa jabatan. Saya berharap kreatifitasmasyarakat ini bisa terus berlanjutdimasa yang akan datang," ucap AchmadFauzi, Bupati Lumajang, Jawa Timur didepan puluhan warganya.

Hari itu, Selasa, 8 Juli 2008, duaprestasi membanggakan sekaligus disan-dang dua kecamatan di KabupatenLumajang. Prestasi itu ditandai pen-deklarasian 100 persen masyarakatKecamatan Senduro menggunakansarana sanitasi jamban dan 100 persenmasyarakat Kecamatan Gucialit telahmenjadi anggota dana sehat yangdipusatkan di Balai Desa Kandangan,Kecamatan Senduro.

Camat Senduro Khodiri pada sambut-annya mengatakan deklarasi ini meru-pakan penutup deklarasi di tingkat dusundan desa. "Keberhasilan ini merupakanwujud kesadaran bersama masyarakatdalam mengubah perilakunya. Merekatidak tergantung pada bantuan dana daripemerintah tapi dengan tekad dan keya-kinan untuk hidup bersih dan sehat,"tuturnya.

Berawal di Tahun 2005Selama tiga tahun, yaitu sejak tahun

2005, masyarakat di Kecamatan Senduromulai melakukan gerakan perubahanperilaku buang air besar di jamban.Metode yang diterapkan adalah Com-munity Led Total Sanitation (CLTS) atauyang diadopsi menjadi Sanitasi TotalBerbasis Masyarakat (STBM).

Desa Purworejo menjadi proyek per-contohan (pilot project) dan pada awaltahun 2006 desa ini telah terbebas daribuang air besar (BAB) sembarang atauopen defecation free (ODF) lebih dulu

SEPUTAR STBM

DeklarasiBebas BAB Sembarangan

dan Deklarasi Peserta Dana Sehat

33PercikOktober 2008

B agaimana komentar Anda ten-tang keberhasilan di kedua keca-

matan ini?Saya selaku pemerintah daerah

merasa sangat berbangga hati dengankesuksesan Sanitasi Total BerbasisMasyarakat (STBM) karena telah mam-pu menggerakkan masyarakat dengansegenap kemampuan mereka tanpasubsidi atau bantuan dana sepeser pundari pemerintah daerah.

Apa yang akan Anda lakukan de-ngan keberhasilan masyarakat secaramandiri ini?

Saya berjanji, diakhir jabatan iniuntuk memberikan reward, secara riilbelum tahu bentuknya, tapi saya akanbicarakan dengan DPRD untuk bisamasuk anggaran APBD.

Sebenarnya, apakah ada kebijak-an Pemerintah Daerah Lumajang da-

lam sektor sanitasi?Sanitasi merupakan salah satu pro-

gram utama dalam bidang kesehatanyang menjadi salah satu prioritaspembangunan di Kabupaten Luma-jang.

Bantuan konkritnya seperti apa?Memberi bantuan program Gakin

(keluarga miskin) yang diawal programsebesar Rp 500 ribu dan sekarang Rp 3juta. Bantuan itu termasuk untukmembangun sarana jamban keluarga.Ada juga bantuan program untukPosyandu dan Poskesdes di setiap desasebesar Rp 10 juta per tahun selamatiga tahun untuk memotivasi masya-rakat agar mau memulai hidup bersihdan sehat. Program unggulan lainadalah Gerbang Mas yang merupakankepanjangan dari Gerakan Pem-bangunan Ekonomi Masyarakat. BW

Wawancara dengan Bupati Lumajang Achmad Fauzi

Pembacaan Deklarasi 100 persen masyarakat Kecamatan Senduro menggunakan saranasanitasi jamban dan 100 persen masyarakat Kecamatan Gucialit menjadi anggota dana sehat,

8 Juli 2008. Foto Bowo Leksono

Page 36: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

dari 12 desa lainnya di Ke-camatan Senduro.

Keberhasilan Desa Pur-worejo ini mempengaruhidesa-desa lain untuk turutambil bagian. Maka padatahun 2006, CLTS dikem-bangkan di lima desa danpada akhir tahun 2006, DesaBedayu berhasil menjadidesa ODF.

Pada pertengahan tahun2007, metode CLTS dikem-bangkan di Desa Pandansari,namun hasilnya kurangmemuaskan sehingga padaawal tahun 2008 dilaksanakan workshopProgram SToPS (Sanitasi Total danPemasaran Sanitasi) atau Total Sani-tation and Sanitation Marketing (TSSM)di Kabupaten Lumajang dengan meli-batkan unsur lintas sektor seperti PKK,Pemberdayaan, Kimpraswil, UPTD Pen-didikan dan Sanitarian Puskesmas. Darisinilah tim SToPS Kecamatan Sendurodibentuk dan disahkan melalui SK CamatSenduro yang beranggotakan kelimaunsur lintas sektor tersebut.

Tim SToPS ini bergerak dengan

merencanakan dan menjadwalkankegiatan pemicuan di desa-desa sasaranprogram yaitu, Desa Wonocepokoayu,Kandangan, Senduro, Sarikemuning,Burno, Kandangtepus, Argosari danPandansari.

Berbagai kendala ditemui Tim SToPS.Namun dengan semangat dan kegigihan,bantuan dari berbagai pihak sepertiaparat kecamatan dan desa pun turutmelengkapi. Namun dari semua itu, yangterpenting adalah semangat dankesadaran dari masyarakat sendiri untuk

mau terpicu untuk mem-bangun jamban secarabergotong-royong.

Data KuantitatifHasil yang dicapai Ke-

camatan Senduro dari ta-hun 2005, angka kepemi-likan jamban yang tadinyaberjumlah 6.167 bertambahmenjadi 9.081 pada tahun2008 dengan peningkatansejumlah 2.917 jamban. Pe-ningkatan ini merupakanmurni hasil swadaya ma-syarakat.

Dalam pembangunan jamban karenaberpedoman pada Sanitasi Total BerbasisMasyarakat (STBM), tidak ada tuntutanbagi masyarakat untuk membangun jam-ban yang mewah. Di Senduro, dari 2.917jamban, terdata 1.310 jamban cemplung,127 jamban cor, dan jamban klosetsejumlah 1.477. Sementara jumlah ke-seluruhan nilai swadaya masyarakatdalam kegiatan pembangunan dan pe-ningkatan kualitas jamban selama kurunwaktu tiga tahun sebesar Rp879.285.000.

SEPUTAR STBM

34 PercikOktober 2008

Sudah sejak setahun lalu Kecamatan Gucialit mengenyamkeberhasilan terbebas dari BAB sembarangan.

Tampaknya, keberhasilan masyarakat yang dilandasikesadaran ini terus memupuk sehingga mampu memperta-hankan bahkan mengembangkan program-program lainnya.

Salah satu program yang diterapkan di desa-desa diKecamatan Gucialit adalah mengembangkan Dana Sehatyang merupakan bagian dari Program Nasional Desa Siaga.

Tidak heran, tahun ini Kecamatan Gucialit kembalimendeklarasikan keberhasilannya yaitu kecamatan dengan100 persen masyarakat menjadi peserta Dana Sehat.

Seperti apa itu dana sehat? Sariyam, Kepala Desa Jerukkepada Percik mengungkapkan bahwa Dana Sehat adalahmerupakan hasil pungutan dari masyarakat untuk memenuhikebutuhan kesehatan masyarakat. "Kalau di Desa Jeruk,pungutan sebesar Rp 1.000 setiap kepala keluarga (KK) seti-ap bulan," katanya.

Menurut Sariyam, Dana Sehat di Desa Jeruk dipergu-nakan untuk membantu masyarakat yang menjalankan per-salinan atau mengalami sakit dan dirawat di rumah sakit."Jadi bila ada warga yang sakit tapi tidak di rumah sakit yatidak mendapatkan bantuan," tuturnya.

Bantuan Dana Sehat ini diberikan kepada masyarakatsebesar Rp 100 ribu. Bantuan ini juga tidak memandangapakah penerima bantuan orang yang berada atau orangmiskin. "Karena semua warga membayar iuran Dana Sehat.Jadi harus dikembalikan ke warga tanpa memandang statussosial," ujar Sariyam.

Tidak mudah menggerakkan masyarakat untuk memba-yar iuran sekecil apapun itu. Kondisi ekonomi kerap kalimenjadi alasan kuat bagi masyarakat untuk menolak bentukiuran apapun. Walaupun semua demi kepentingan bersama.

Keberhasilan Desa Jeruk dalam menggerakkan programDana Sehat tak lepas dari para kader Desa Siaga. "Padaawalnya timbul pro dan kontra. Lambat laun dengankesabaran para kader, warga mulai menyadari. Apalagi sete-lah mengetahui betapa berharganya bantuan disaat sakitwalaupun hanya Rp 100 ribu," tutur Sariyam.

Di Desa Jeruk, pengadaan Dana Sehat ini sudah dirintissejak 12 Desember 2007 lalu. Sementara baru April 2008dimulai pungutan kepada masyarakat. Sejumlah 589 KKtelah menjadi peserta Dana Sehat yang merupakan indikatorpendanaan berbasis masyarakat. Bowo Leksono

Dana Sehat bagi Masyarakat Gucialit

Bupati Lumajang, Jawa Timur Achmad Fauzi saat menyimak proses perubahanperilaku masyarakat terbebas dari BAB sembarangan. Foto Bowo Leksono

Page 37: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

M odernitas atau pola hidup moderntidak menjamin seseorang atau se-

buah keluarga menjalankan pola hidupbersih dan sehat. Buktinya, warga di dae-rah yang tidak jauh dari Jakarta atau bah-kan warga Jakarta sendiri masih terbiasabuang air besar (BAB) sembarang tem-pat.

Karena itu, untuk memicu warga agarmulai membiasakan diri BAB di jamban,Dirjen Pemberdayaan Masyarakat Desa(PMD) Departemen Dalam Negeri meng-adakan training of trainer (TOT) SanitasiTotal Berbasis Masyarakat (STBM) diCilegon, Provinsi Banten yang terbagi da-

lam dua angkatan.Angkatan I, TOT digelar pada 27 Ju-

ni-1 Juli 2008. Kegiatan ini diikuti pe-serta yang berasal dari pusat dan daerah(Universitas Tirtayasa, Puskesmas keca-matan, perangkat pemerintah di tingkatkecamatan, Dinas Kesehatan, PokjaAMPL Nasional, Ditjen PMD Depdagridan Ditjen PP&PL, Depkes). Untuk Ang-katan II, digelar pada 11-15 Juli 2008yang mayoritas pesertanya dari Kabu-paten Serang dan Pandeglang serta be-berapa peserta dari pusat dan daerah.

Materi yang diberikan dalam pelatih-an STBM ini antara lain refleksi penga-

laman proyek sanitasi dan pengenalanSTBM di berbagai negara dan daerah,prinsip-prinsip STBM dan tiga pilar PRA(participatory rural appraisal) dalamSTBM, serta simulasi elemen pemicuandan faktor penghambat dalam STBM.

Setelah peserta menerima danmenguasai materi STBM maka dilakukanpraktik lapangan ke beberapa lokasi yangmasih belum terbebas dari BAB sem-barangan. Peserta yang mengikuti pela-tihan Angkatan I diterjunkan di DesaTunjung Tiga dan Cilaku. SementaraAngkatan II diterjunkan di tiga desa diKecamatan Kramatwatu yaitu Desa Pe-gadingan, Pelamunan dan Margasana.

Tujuan praktik lapangan ini untukmemicu masyarakat agar tidak melaku-kan praktik BAB sembarangan lagi. Ha-silnya masyarakat terpicu dan bersamatim fasilitator membuat rencana tindaklanjut (RTL) yang berisi jadwal mulai danjadwal selesainya kegiatan pembangunanjamban.

Melalui RTL yang disusun oleh peser-ta, kelompok-kelompok ini akan terus di-monitoring perkembangannya dan terusdidampingi untuk memberikan pengaruhkepada warga lain yang belum terpicu.Peserta TOT diharapkan terus melakukanpemantauan dan pendampingan padadesa-desa yang telah dilakukan pemi-cuan. Juga diharapkan dua pekan setelahpelatihan dan pemicuan usai, ProvinsiBanten dapat terbebas dari BAB sem-barangan.

Direktur Jenderal Pemberdayaan Ma-syarakat dan Desa Ayip Muflich mene-kankan kegiatan ini memberikan pema-haman mengenai STBM kepada seluruhpeserta. "Dengan begitu peserta di-harapkan dapat menerapkan STBM padatingkat masyarakat di Provinsi Banten,yang merupakan laboratorium STBM diIndonesia," tuturnya.

Secara umum, TOT ini telah berhasilmemberikan pemahaman mengenai teoriSTBM kepada seluruh peserta yang terli-bat. Hal ini ditunjukkan dengan pening-katan rata-rata nilai tes akhir dari nilaites awal yang dilakukan peserta, yaitudari 4,7 menjadi 8,1 atau sebesar 72 per-sen. WIL/WYU

SEPUTAR STBM

TOT STBMdi Provinsi Banten

35PercikOktober 2008

Ditjen Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Departemen Dalam Negeri mengadakantraining of trainer (TOT) STBM di Provinsi Banten. Foto Bowo Leksono

Page 38: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

Tidak biasanya, di pelataran rumahpak RT 01/RW 04 Desa Pe-lamunan, Kecamatan Kramat-

watu, Kabupaten Serang, berkumpulbelasan warga yang mayoritas ibu-iburumah tangga. Sambil berdiri melingkar,mereka mendengarkan beberapa fasilita-tor memberi pencerahan berkaitan polahidup bersih dan sehat di desa tersebut.

Sudah sejak puluhan tahun, sebagianbesar rumah warga Desa Pelamunan dandesa-desa tetangga tidak memiliki jam-ban sendiri. Warga melakukan praktik'dolbon' (dobol di kebon) atau 'dolli' (do-bol di kali), tempat yang menurut merekadirasa aman dan nyaman untuk mem-buang hajat.

"Kami, warga di sini, kalau mau berakya langsung turun ke kali ini," tutur Ha-janah, warga RT 04/RW 01 Desa Pega-dingan kepada Percik seraya menun-

jukan Kali Benyu yang berada tepat dibelakang rumahnya. Kali yang kotor danberbau itu menjadi tumpuan hidup wargauntuk buang air besar (BAB) setiap hari.Bahkan untuk semua sistem pembuangankotoran rumah tangga pun di kali itu.

Pada Senin, 14 Juli 2008, puluhan fa-silitator Sanitasi Total Berbasis Masya-rakat (STBM) yang sudah mendapatkantraining of trainer (TOT) selama tiga harisebelumnya diterjunkan ke beberapa RTdi tiga desa yaitu Desa Pelamunan, Pega-dingan, dan Margasana, Kecamatan Kra-matwatu, Kabupaten Serang, ProvinsiBanten.

Keadaan EkonomiSebenarnya, warga sadar dan me-

ngerti arti pentingnya mempunyai jam-ban sendiri di rumah. Mereka sangat me-nyadari saat ditanya fasilitator, bagaima-

na ketika ada tamu dan tiba-tiba inginmembuang hajat.

Rasa bingung dan malu tentu meng-hinggapi perasaan mereka. Apalagi bila sitamu sampai tutup hidung sesudah men-cari kakus ke belakang rumah, tapi ter-nyata tidak ditemukan. "Biasanya kalauada tamu yang ingin berak, saya bawa kerumah saudara yang ada kakusnya," ujarMarsiyah, warga RT 01/RW 04 Desa Pe-lamunan.

Alasan utama yang selalu diungkap-kan warga mengapa sampai saat ini be-lum memiliki jamban keluarga adalah ti-dak atau belum mempunyai uang. Kea-daan ini sebenarnya bukan persoalanwarga yang miskin atau tidak mempunyaiuang untuk itu. Terbukti, mereka seba-gian besar mempunyai rumah yang cukupbagus, bahkan beberapa diantaranyamempunyai sepeda motor. Paling seder-hana, hampir semua dari warga mem-punyai telepon seluler.

Melihat kenyataan seperti ini, se-benarnya ketiadaan jamban di setiap ke-luarga bukan semata faktor keadaan eko-nomi. Tapi lebih kepada belum adanyakesadaran warga untuk menerapkan polahidup bersih dan sehat.

Jamban pun tidak harus mewah de-ngan biaya yang mahal. Cukup yangsederhana disesuaikan dengan kemam-puan ekonomi. Untuk apa jamban yangmewah sementara perilaku BAB masihtetap sembarangan.

Ada faktor lain yang menyebabkanwarga ketergantungan pada bantuan pe-merintah untuk membangun jamban. Inimerupakan bagian dari kesalahan masalalu dalam penerapan kebijakan yang jus-tru cenderung memanjakan warga. Se-mentara dalam program STBM, dituntutkemandirian kemampuan dari warga.

Iwa Rasniwa, salah satu fasilitatormengungkapkan tidak mudah mempe-ngaruhi warga untuk bersegera memba-ngun jamban keluarga. "Perlu kesabarandalam menyelami keadaan dan keinginanwarga," katanya. Bowo Leksono

SEPUTAR STBM

36 PercikOktober 2008

Merasa Malu Ketika Ada Tamu

Seorang fasilitator sedang memberikan pencerahan berkaitan pola hidup bersih dan sehatdi Desa Pelamunan, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Banten. Foto Bowo Leksono

Page 39: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

M edia memainkan peranan sangatpenting dalam menyebarluaskan

informasi. Peran media tidak hanyamemberikan informasi bagi masyarakattapi juga berupaya mempengaruhimasyarakat untuk bertindak lebih baikdalam memahami masalah lingkunganhidup.

Masalah lingkungan hidup keraphadir dalam pemberitaan media. Namunfrekuensinya tidak sebanyak berita me-ngenai hukum, politik atau masalahsosial lainnya. Banyak alasan yang meng-akibatkan hal ini terjadi, diantaranya isulingkungan hidup yang belum menjadiprioritas utama dan tidak menarikbanyak perhatian.

Dengan memanfaatkan momentumHari Lingkungan Hidup yang jatuh setiap5 Juni serta sejalan ditetapkannya tahun2008 sebagai Tahun SanitasiInternasional oleh PBB, Jejaring AMPLmengadakan Diskusi Media danKampanye Penyehatan Lingkungan,sebagai salah satu upaya mensosialisa-sikan isu lingkungan hidup khususnyapenyehatan lingkungan. Diskusi ini jugamenjadi ajang pertemuan anggotaJejaring AMPL.

Diskusi yang dilaksanakan pada 12Juni 2008, di Ruang Sapta Taruna,Departemen Pekerjaan Umum inidihadiri para pembicara dari berbagailembaga seperti Program StudiLingkungan Universitas Indonesia, DAAITV, WASPOLA dan Jaringan Air danSanitasi. Dalam diskusi ini, disampaikanberbagai pengalaman dalam melakukankampanye penyehatan lingkungan de-ngan menggunakan media. Selain itu, di-sampaikan pula pandangan dari pihakmedia massa yang melakukan kampanyepenyehatan lingkungan.

Seperti yang diungkapkan IrenaPretika dari DAAI TV, terdapat berbagaitantangan yang dihadapi media massa,yakni sering kali kurangnya materi aktivi-tas pelestarian lingkungan hidup. Kondisitersebut juga dipersulit minimnya penge-tahuan mengenai lingkungan hidup dikalangan wartawan sendiri sehinggamemperlama waktu produksi. "Per-masalahan ini dapat diatasi dengan men-jalin kerjasama antara media dengansumber-sumber informasi utama, sehing-ga tercipta kolaborasi yang efektif,"ujarnya.

Selain media massa, terdapat media

lain yang cukup efektif yang dapat digu-nakan yaitu grup media atau lebih dike-nal dengan media rakyat. Media rakyatadalah media yang tumbuh dan berkem-bang sesuai kultur masyarakat setempat.Media ini bersifat komunikatif, tematik,horisontal, dialogis dan demokratissehingga masyarakat mampu menjawabpermasalahan sendiri.

Dalam presentasi yang disampaikanWiwit Heris dari WASPOLA, dibutuhkanpartisipasi multielemen terutama masya-rakat untuk efektifitas dan keberlanjutanpembangunan AMPL. "Media rakyat inisebagai media alternatif dapat digunakansebagai ruang ekspresi sekaligus men-dorong partisipasi publik," katanya.

Penggunaan media massa dan mediarakyat memiliki keunggulan masing-ma-sing. Manfred Oepen dari Jaringan Airdan Sanitasi (JAS) menambahkan, risetmembuktikan bahwa kombinasi penggu-naan media massa, media rakyat dankomunikasi interpersonal merupakanyang paling efektif. Namun penggunaanmultimedia (kombinasi media massa,media rakyat dan komunikasi interper-sonal) hanya akan berhasil jika materikomunikasi jelas, persuasif dan mudahdiingat.

Selain itu, praktisi komunikasi yangterlibat memang memiliki pengalamanyang cukup. Untuk mengukur sejauhmana efektifitas penggunaan media,dapat dilakukan penelitian KAP.Penelitian KAP digunakan untuk meng-ukur Knowledge (pengetahuan), Atti-tudes (sikap) and Practices (perilaku)terkait perilaku kritis sekelompok orangdan kelompok lain sebelum dan selamakampanye media.

Dengan diadakannya Diskusi Mediadan Kampanye Penyehatan Lingkunganini diharapkan para pemangku kepen-tingan AMPL mendapatkan informasimengenai pilihan-pilihan media yang da-pat digunakan dalam kampanyepenyehatan lingkungan. Pemilihan mediasecara tepat menjadikan komunikasiefektif dan persepsi masyarakat akanAMPL pun terbentuk sehingga secaraperlahan ada perubahan perilaku ma-syarakat menjadi lebih baik. DH

SEPUTAR JEJARING AMPL

Diskusi Media dan Kampanye

Penyehatan Lingkungan

37PercikOktober 2008

Jejaring AMPL mengadakan Diskusi Media dan Kampanye Penyehatan Lingkungan menyambutHari Lingkungan Hidup dan Tahun Sanitasi Internasional 2008. Foto Dini Haryati

Page 40: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

Seiring terbitnya satu produkhukum, tidak serta-merta dapatlangsung diimplementasikan. Pro-

duk hukum itu akan diikuti dan diaturoleh produk hukum lain yang sifatnyalebih rendah dan sebagai acuan pelaksa-naan.

Demikian pula saat Undang-UndangNomor 18 Tahun 2008 Tentang Pe-ngelolaan Sampah disahkan pada 9 Mei2008 lalu, harus menunggu peraturanpemerintah (PP) dan peraturan daerah(Perda) untuk pelaksanaan secara teknis-nya. Jangka waktu untuk menerbitkan PPsebagai pedoman pelaksanaan undang-undang (UU) maksimal satu tahun.

Dalam masa perumusan PP, pemerin-tah melakukan sosialisasi UU tentangPengelolaan Sampah ke semua kalanganyang terkait dengan pelaksanaan aturantersebut, seperti kepada para produsen,pemda, LSM serta masyarakat secaraluas.

Rentetan diskusi dalam rangka pem-bahasan PP tersebut telah dilakukanbeberapa kali untuk mendapatkan berba-gai masukan. Termasuk yang diseleng-garakan Gugus Tugas PengelolaanSampah (GTPS) yang tergabung dalamJejaring AMPL pada Selasa, 19 Agustus2008 di Kantor Kementerian NegaraLingkungan Hidup (KNLH) Jakarta.

Pada Diskusi Masukan PersiapanRancangan PP terhadap UU No. 18Tahun 2008 tentang PengelolaanSampah tersebut hadir DirekturPermukiman dan Perumahan BAPPE-NAS Budi Hidayat dan Asdep UrusanPengendalian Pencemaran LimbahDomestik dan USK Kementerian NegaraLingkungan Hidup Tri Bangun LaksonoSony serta peserta diskusi dari berbagaikalangan.

Poin Penting tentang EPRBudi Hidayat pada sambutannya

mengatakan salah satu substansi pentingdalam peraturan pemerintah tersebutadalah extended producer responsibility(EPR). "Klausul ini mewajibkan bagipihak yang melakukan produksi baranguntuk mengelola sampah yang timbulakibat penggunaan barang tersebut,"tuturnya.

Dalam konsep ini, lanjut Budi,mekanisme pemulihan lingkungan dilak-sanakan oleh produsen barang yangmenimbulkan sampah dan produsenbertanggung jawab membiayai seluruhproses pengelolaan sampah yang ber-sumber dari produksinya. "Semua aturanmain tersebut harus tertuang denganbaik dalam Rancangan PeraturanPemerintah dan Peraturan Daerah yangsaat ini sedang dalam tahap pengerjaan,"ungkapnya.

Sejalan dengan itu, Tri BangunLaksono Sony memaparkan dengan stra-tegi EPR, para produsen harus bertang-gung jawab terhadap seluruh life cycleproduk dan/atau kemasan dari produkyang mereka hasilkan. "Ini artinyaperusahaan yang menjual dan/ataumengimpor produk dan kemasan yangpotensi menghasilkan sampah wajibbertanggung jawab, baik secara finansialmaupun fisik terhadap produk dan/ataukemasan yang masa pakainya telah usai,"jelasnya.

Pasal TerkaitPada pasal 14 dan 15 UU No. 18

Tahun 2008 secara tegas menga-manatkan peran dan tanggung jawabprodusen dalam pengelolaan sampah.Kedua pasal tersebut menjadi landasanhukum bagi Pemerintah untuk menuntutperan dan tanggung jawab produsendalam upaya pengurangan dan pena-nganan sampah.

Sony mengatakan, dalam waktu dekatakan mengundang 200 produsen miesiap saji untuk menyosialisasikan pasal-pasal tersebut. Karena menurutnya,masih banyak pengusaha yang sudahmenerapkan prinsip 3R namun dibe-bankan pada konsumen.

"Bahkan ada perusahaan yang mene-rapkan CSR (corporate social responsi-bility-red) dalam bidang lingkungan tapitetap memproduksi barang-barang de-ngan kemasan yang tak ramah ling-kungan. Percuma saja. Undang-undangini tidak menghendaki seperti itu," tegasSony.

Menurut Sony, tujuan dari undang-undang tentang Pengelolan Sampah iniadalah perubahan paradigma melaluiperubahan perilaku dalam jangka pan-jang. "Memilah sampah adalah bagiandari perubahan perilaku yang mungkinterjadi 10 bahkan 15 tahun mendatang,"jelasnya.

Hasil dari lokakarya ini kemudianoleh GTPS-Jejaring AMPL akan disam-paikan ke Kementerian Negara Ling-kungan Hidup sebagai bahan masukanpenyusunan PP. Diperkirakan, padaakhir Desember 2008, draf lengkap per-aturan pemerintah sudah harus jadiuntuk kemudian diharmonisasi diDepartemen Hukum dan HAM, baru satubulan kemudian diproses di SekretariatNegara untuk dibahas di DPR. BW

SEPUTAR JEJARING AMPL

Diskusi Masukan Rancangan PPterhadap UU No. 18 Tahun 2008

tentang Pengelolaan Sampah

38 PercikOktober 2008

Para produsen harusbertanggung jawab terhadap

seluruh life cycle produkdan/atau kemasan dari produk

yang mereka hasilkan.

Page 41: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

Maria Sulipadaka (35 tahun),warga Desa Welonda, Keca-matan Wewewa Barat, Kabu-

paten Sumba Barat Daya, Nusa TenggaraTimur, tak lagi berdarah-darah naik-tu-run bukit menuju mata air Watulondayang berjarak sekitar dua kilometer ha-nya untuk memenuhi kebutuhan dasarkeluarganya. Sebuah gerobak tua terong-gok di samping rumah, menjadi saksi bi-su kerasnya upaya keluarga itu dalammengakses air bersih.

Sebuah kran air hadir tepat di depanrumahnya. "Kami merasa senang karenasudah tidak capek lagi berjalan sambilmenarik gerobak berisi jerigen-jerigenair," kenang Maria, ibu empat anak inikepada Percik.

Hal serupa dialami Ambukaha (16 ta-hun). Sebelum kran air dibangun di dekatrumahnya, gadis desa Waiholo, Kecamat-an Kodi Utara, Sumba Barat Daya ini ber-jalan setiap hari sejauh delapan kilometermenuju mata air Wailoko.

Perempuan dan anak-anak menjaditulang punggung keluarga dalam meme-nuhi akses air bersih. Mereka rela waktuproduktifnya tersita karena setiap hariberjalan berkilometer menuju mata air.Saat ini, mereka berhak bergembira.

Kegembiraan Maria dan Ambukahadirasakan pula oleh ribuan warga di tigakabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Ti-mur (NTT), yaitu Kabupaten Sumba Ba-rat Daya, Sumba Timur, dan Timor Te-ngah Selatan. Semua ini berkat programpenyediaan air melalui pendekatan pem-berdayaan masyarakat atas kerjasamaPemerintah Indonesia dengan Peme-rintah Federal Jerman melalui KFW danGTZ.

Keberlanjutan ProgramDirektur Jenderal Pengendalian Pe-

nyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP

dan PL) Departemen Kesehatan I Nyo-man Kandun mengatakan hal terpentingsetelah pembangunan dan pemanfaatanakses air bersih adalah komitmen ma-syarakat sendiri dan pemerintah daerahsetempat. "Bantuan Pemerintah Jermantidak akan mengucur terus-menerus, ka-rena itu perlu kemandirian masyarakatdan dukungan pemda melalui APBD,"tuturnya saat Kunjungan Lapangan Pro-gram ProAir di Kabupaten Sumba BaratDaya dan Sumba Timur.

Kunjungan lapangan dilakukan ke be-berapa desa penerima program pada 27-30 Juli 2008. Selain Dirjen PP dan PL,rombongan dari pusat diikuti anggotaKomisi IX Charles J. Mesang, DirekturPenyehatan Lingkungan Wan Alkadri,Kasubdit Penyehatan Air, Depkes ZainalI. Nampira, Kasubdit Persampahan danDrainase Bappenas Oswar Mungkasa, Se-kretaris Eksekutif ProAir Deni Mulyana,

perwakilan Pemprov, dan perwakilanKFW dan GTZ.

Perwakilan KFW Bjorn Ties menga-takan sudah banyak orang desa yang me-nikmati air bersih dari kerja keras mere-ka sendiri. "Inilah kesempatan untuk le-bih meningkatkan peran masyarakat danpemerintah daerah. Dengan harapan, 20tahun mendatang, sarana-sarana airbersih itu masih tetap berfungsi,"katanya.

Dalam mengalirkan air kepada wargadi seluruh wilayah program ProAir diNTT, diterapkan sistem gravitasi, karenaitu letak reservoir berada di dataran ting-gi. Sementara sumber-sumber mata airberada di hutan yang membutuhkan per-lindungan di masa mendatang.

Mata Air di Sumba Barat DayaKabupaten Sumba Barat Daya meru-

pakan kabupaten pemekaran dari Sumba

SEPUTAR PROAIR

Air ProAir Mengalirdi Sumba

39PercikOktober 2008

Perempuan dan anak-anak di Sumba seusai mengambil air dari kran-kran terdekat.Foto Bowo Leksono

Page 42: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

Barat. Salah satu persoalan utama darikabupaten baru ini dan kabupaten lain diwilayah NTT adalah kurangnya akseswarga terhadap air bersih. Dari 241 ribujiwa penduduk, sekitar 14 persen atau 27ribu jiwa telah menikmati air bersih dariProgram ProAir.

Kunjungan tidak hanya terbatas men-datangi bangunan kran-kran air di sepan-jang jalan, namun hingga ke bagian huluatau sumber mata air. Di lapangan dite-mukan fakta beberapa kerusakanjaringan atau kran air disamping per-soalan warga yang berlomba-lombamenanam sayur dengan memanfaatkanair yang menyebabkan beberapa wargayang tidak secara maksimal menerimajatah air bersih.

Menurut Distrik Koordinator ProAirPetrus, kerusakan jaringan masih dibawah tanggung jawab kontraktor danakan ditindaklanjuti enam bulan men-datang. "Sementara untuk warga yangmemanfaatkan air untuk menanam sayurmemang menjadi persoalan tersendirikarena warga sudah mengabaikanpemakaian air 40 liter per orang perhari," ungkapnya.

Di kabupaten baru ini, rombonganmengunjungi tiga reservoir dan tiga mataair di Desa Welonda, KecamatanWewewa Barat, Desa Waiholo, Keca-matan Kodi Utara, dan Desa Pala, Ke-camatan Wewewa Utara. Rombonganjuga sempat berdialog bersama wargauntuk mendapatkan masukan dari wargatentang program ini.

Menanggapi pernyataan wakil KFWtentang peran aktif warga dan pemerin-tah daerah, Penjabat Bupati Sumba BaratDaya Emanuel B. Eha mengatakanpihaknya bersama DPRD berkomitmenuntuk membantu warga berkenaan de-ngan anggaran dan keberlanjutan kebu-tuhan air bersih bagi warganya. "Sebagaikabupaten baru, kami juga membu-tuhkan bantuan dan dukungan darisemua pihak," ungkapnya.

Meskipun tidak melakukan kunjung-an ke desa-desa di wilayah Sumba Barat,rombongan sempat dijamu Bupati Sum-ba Barat Julanus Pateleba. Bagaimanapun, desa-desa di Kabupaten Sumba

Barat Daya pada awal program ProAirmasih berada di bawah wewenangKabupaten Sumba Barat.

Air Mengalir di Padang RumputSavana

Semilir angin tak mampu menahanteriknya matahari di bumi Sumba Timur.Apalagi saat itu memasuki musim kema-rau, dimana rumput nan luas terlihatcoklat yang berarti tak lagi hujan turunmembasahi bumi.

Siapa mengira di dataran tinggi nantandus itu, air ProAir hadir memenuhikebutuhan warga di Desa Laindeha,Kecamatan Pandawai, Kabupaten SumbaTimur. Warga, meskipun tidak jauh

dalam mengambil kebutuhan air darimata air, sudah bisa menikmati air secaralebih dekat.

Hadirnya air bersih di rumah wargamampu meningkatkan kualitas kese-hatan. Kesadaran terhadap kesehatanpun meningkat. Terbukti, di KelompokSarana Air Bersih (SAB) Nduma LuriDesa Laindeha melakukan arisan jam-ban.

Setiap bulan Rp 400 ribu berhasildikumpulkan dari delapan KK yang ma-sing-masing menyetor Rp 50 ribu. Setiaptanggal 30, satu KK mendapat jatah ba-ngunan jamban di belakang rumah dariuang arisan tersebut. "Kami membangunjamban secara beramai-ramai," kataMaria Harabih (33 tahun) yang mengakusebelum ada jamban buang air besar direrumputan.

Wakil Bupati Sumba Timur GidionMbilijora mengakui model programProAir dalam memenuhi kebutuhandasar warganya. "Meskipun dalam pelak-sanaan dan pemeliharaan sarana dise-rahkan sepenuhnya pada masyarakat,tapi kami tidak akan tinggal diam bilawarga membutuhkan bantuan pemda,"janjinya. Bowo Leksono

SEPUTAR PROAIR

40 PercikOktober 2008

Hadirnya air bersih di rumahwarga mampu meningkatkan

kualitas kesehatan. Kesadaranterhadap kesehatan pun

meningkat. Terbukti, di KelompokSarana Air Bersih (SAB) NdumaLuri Desa Laindeha melakukan

arisan jamban.

Seorang ibu mengambil air di kran yang tak jauh dari tempat tinggalnya di Desa Laindeha,Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur. Foto Bowo Leksono

Page 43: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

Tak hanya sampai di reservoir(tempat penampungan air), seo-rang pejabat eselon I, terus

menelusuri jalan setapak dan licin yangdi bagian kanannya jurang untuk menujuhulu air. "Saya malu dengan orang desabila tidak mampu sampai ke mata air. Disini, orang-orang yang usianya jauh diatas saya setiap hari turun naik mengam-bil air," ungkap Direktur Jenderal(Dirjen) Pengendalian Penyakit danPenyehatan Lingkungan (PP dan PL)Departemen Kesehatan INyoman Kandun saat kun-jungan lapangan programProAir di Provinsi NusaTenggara Timur (NTT), 27-30 Juli 2008.

Tiga lokasi mata air diKabupaten Sumba BaratDaya yaitu di Desa Welonda,Kecamatan Wewewa Barat,Desa Waiholo, KecamatanKodi Utara, dan Desa Pala,Kecamatan Wewewa Utara,semuanya tak luput darikunjungan Dirjen yang kinimemasuki usia 60 tahun.

Bersama rombongan dari PemerintahPusat, Pemerintah Daerah, LSM, dannegara donor yaitu Pemerintah FederalJerman, Nyoman juga bertatap muka danberdialog bersama warga. Ia memberipenjelasan dan bertukarpikiran tentangpentingnya air bersih bagi kehidupan.

Bumi, kata Nyoman, bisa dihuni kare-na ada oksigen dan air. Air bukanlahsegala-galanya tapi tanpa air segala-galanya bukan apa-apa. "Kita bisa tahantiga hari tanpa makan, tapi akan mati bilaselama tiga hari tanpa minum," tuturpejabat yang sebentar lagi memasukimasa pensiun ini di depan puluhanwarga.

Daya JangkitKata-kata bijak 'bersih pangkal sehat'

seperti tak lekang ditelan jaman. Nyomanmengatakan bahwa air bersih tidak hanyauntuk kebutuhan makan dan minum tapijuga untuk kesehatan seperti member-sihkan badan dan cuci tangan pakaisabun (CTPS).

Air yang tidak sehat atau air kotor,kata Nyoman, adalah penyebab berma-cam penyakit menular seperti diare danmalaria. "Air mempunyai daya jangkit

yang tinggi, karena itu air menjadi dasardari perilaku hidup bersih dan sehat,"tutur dokter lulusan Universitas GajahMada ini.

Dibanyak kesempatan, Nyoman kerapkali bicara tentang Inpres Nomor 5Tahun 1974 tentang SAMIJAGA (SaranaAir Minum dan Jamban Keluarga). Iaadalah pengemban tugas dari inprestersebut saat kejadian KLB kolera diJambi tepatnya di sepanjang SungaiBatanghari selama tujuh tahun.

Di masa Orde Baru, kata Nyoman,pelaksanaan inpres dengan cara memba-gi-bagikan jamban kepada warga."Seperti sebuah pasar malam, setelah

selesai bubar semua. Atau seperti sinter-klas yang dengan enteng membagi-bagikan hadiah tanpa ada rasa memilikibagi yang menerimanya," tutur ayah duaputri ini.

Pendekatan Pemberdayaan Masya-rakat

Sudah tidak musim di jaman se-karang, membangun akses kebutuhandasar masyarakat dengan pola sinterklas."Pendekatan yang bagus yaitu dengan

memberdayakan masyarakat. Yai-tu mulai dari perencanaan, pem-bangunan, pengelolaan, sertapemeliharaan diserahkan kepadamasyarakat. Biarkan masyarakatberproses, tugas pemerintahhanya memfasilitasi," tuturNyoman.

Nyoman mencontohkan, Pro-Air adalah salah satu programyang dilaksanakan dengan sistembuttom up (bawah ke atas) yangmemberi kesempatan secara luaskepada masyarakat. "Di Sumbaini, sumber air ada dan bagaimana

membawa air kepada masyarakat dantentu masyarakat sendiri yang akanmelakukannya," ungkap Dirjen yang sukaberolahraga ini.

Nyoman mengatakan, dalam menjagakesehatan lingkungan, jangan darihilirnya yang berarti bagaimana membe-rantas penyakit-penyakit menular. Tapilangsung dari hulunya seperti ketersedia-an akses air bersih bagi keluarga. "Sayaberpesan agar masyarakat dapat meng-optimalkan Pokja AMPL yang sudahdibentuk untuk turut membina dan men-dampingi masyarakat dalam memperolehakses air minum dan penyehatanlingkungan," ujar lelaki yang hobi meni-up harmonika ini. Bowo Leksono

SEPUTAR PROAIR

Dirjen PP dan PL Departemen KesehatanDr. I Nyoman Kandun, MPH

"Air Menjadi Dasar PHBS"

41PercikOktober 2008

Dr. I Nyoman Kandun, MPH. Foto: Bowo Leksono.

Page 44: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

A da 1001 permasalahan airbersih di Indonesia. Demiki-

an menurut Jim Woodcock, seo-rang konsultan water and sanita-tion Bank Dunia. Ia berpengala-man dibidang proyek desain sur-vai dan uraian pengalaman terbaikdalam akses air bersih untukmasyarakat miskin di Indonesiadan Asia Tenggara.

Jim mengatakan, bila masya-rakat miskin mudah mengaksesair bersih berupa sambunganrumah dari PDAM, merekamampu menghemat hingga 12persen pendapatan. "Kesejahte-raan tentu meningkat, karena itusambungan rumah ini seperti halnyakekayaan," ungkapnya saat Diskusi Me-dia bertema "Akses Air Bersih untukMasyarakat Miskin", Rabu, 18 Juni 2008,di Jakarta.

Diskusi panel yang menghadirkanenam pembicara itu digagas USAID/Environmental Services Program (ESP)berkerja sama dengan TEMPO MediaGroup. Banyak hal terungkap dalamdiskusi yang juga menghadirkan MantanDuta Besar MDGs untuk Asia PasifikErna Witoelar.

Menurut Erna, akses air bersih dansanitasi dalam kontek Tujuan Pem-bangunan Millenium (MDGs) yangmasuk dalam Tujuan 7 Target 2 berbunyi'akses air bersih dan sanitasi yang layak',terkait semua target dan tujuan MDGslainnya. Ia menekankan tidak hanyaakses air bersih semata yang dibutuhkanmasyarakat, namun juga sanitasi yangtak bisa dipisahkan.

Lebih lanjut, Erna menilai kebijakandalam bidang air minum dan sanitasidasar belumlah optimal yang mampumenjangkau kaum miskin dan kawasanterpencil. "Perlu pendekatan yang tidakselalu berbau birokratis," tuturnya.

Regulasi Akses Air BersihDari pihak pemerintah, diskusi meng-

hadirkan Kepala Sub DirektoratPersampahan dan Drainase, DirektoratPermukiman dan Perumahan BAPPE-NAS Oswar Mungkasa. Ia memaparkan,air minum dan sanitasi adalah hak asasimanusia untuk mencapai kehidupanyang berkualitas seperti yang tercantumpada Rencana Aksi Mar del Plata PBBtahun 1977.

Pada Pasal 5 Undang-Undang Nomor7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Airtersurat dengan jelas bahwa Negara men-jamin hak setiap orang untuk menda-patkan air bagi kebutuhan pokok mini-mal sehari-hari guna memenuhi kehidup-an yang sehat, bersih dan produktif.

Pada kenyataannya, ujar Oswar, baru58 persen penduduk Indonesia menda-patkan air yang layak. "Sementara masihsekitar 100 juta penduduk Indonesiabelum mengakses kebutuhan air yanglayak," katanya.

Menurut Oswar, selama ini fokuspembangunan air minum dan sanitasilebih pada penyediaan fasilitas danbukan pelayanan, akibatnya banyak fasi-litas yang tidak berumur panjang."Disamping itu, penduduk miskin belum

menjadi perhatian khusus di-samping keterlibatan masyara-kat yang sangat terbatas. Tam-pak kesenjangan antara regulasidan praktek di lapangan," tu-turnya.

Sejak Juni 2003, lanjut Os-war, pemerintah menelurkanKebijakan Nasional Pemba-ngunan Air Minum dan Penye-hatan Lingkungan Berbasis Ma-syarakat (AMPL-BM). "Inti darikebijakan itu memberi fokus pa-da pelibatan masyarakat secaraaktif dalam keseluruhan prosespembangunan AMPL, memberiperhatian pada penduduk mis-

kin, serta mengedepankan pembangunanberwawasan lingkungan," ungkapnya.

Terobosan Pemenuhan Akses AirBersih

Praktik terbaik untuk pemenuhankebutuhan air bersih bagi masyarakat di-contohkan oleh PDAM Tirtanadi, Medan,Sumatera Utara yang menerapkan pro-gram Master Meter. Program ini untukmeningkatkan akses air bersih perpipaanbagi masyarakat luas. "Sampai sekarang,PDAM Tirtanadi menjangkau hingga sem-bilan kabupaten di Sumatera Utara," tutur.

Sementara di Jawa Timur, tepatnya diKabupaten Sidoarjo menerapkan sistemKredit Mikro, yaitu pinjaman untuk ma-syarakat berpenghasilan rendah yang ti-dak mampu membayar secara tunai dimuka untuk memasang pipa PDAM."Program ini hasil kerjasama ESP dan pi-hak bank seperti BRI dan Bank Jatim,"tutur Micro Credit Specialist of ESPGusril Bahar.

Menurut Widi Prayitno, masyarakatpengguna kredit mikro, dengan sistemini, terasa penghematan biaya belanjakeluarga. "Disamping kenyamanan ting-gal di rumah dengan menerapkan peri-laku hidup sehat," ujarnya. BW

SEPUTAR AMPL

DiskusiAkses Air Bersih untuk Masyarakat Miskin

42 PercikOktober 2008

Diskusi Media "Akses Air Bersih untuk Masyarakat Miskin", 18 Juni 2008,di Jakarta, digagas USAID/Environmental Services Program (ESP)berkerja sama dengan TEMPO Media Group. Foto: Bowo Leksono.

Page 45: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

Pendekatan ClusterSudah sangat umum bahwa Indonesia

merupakan sebuah negara kepulauandengan potensi bencana alam yang sa-ngat besar di dalamnya. Dengan ting-ginya frekuensi terjadinya bencana alamdi Indonesia, kegiatan kebencanaan padapra-bencana, saat bencana, maupun pas-cabencana menjadi hal yang sangat pen-ting untuk dilakukan di Indonesia. Pe-merintah dan pemerintah daerah se-makin menyadari kondisi ini, sehinggakini kegiatan kebencanaan itu semakinmenjadi esensial dan terintegrasi kedalam pembangunan wilayah secaraumum, khususnya bagi beberapa daerahrawan bencana di Indonesia.

Dalam rangka memberi dukungankepada Pemerintah Republik Indonesiadalam hal tanggap darurat bencana alam,United Nations Office for the Coordina-tion of the Humanitarian Affairs (UN-OCHA), sebuah badan PBB yang berpe-ran sebagai wadah koordinasi pelak-sanaan kegiatan kemanusiaan, mengam-bil langkah dengan melakukan pemben-tukan 10 unit cluster di Indonesia.Kesepuluh unit cluster ini secara spesifikberfungsi sebagai wadah koordinasi bagiseluruh pemangku kepentingan yangbergerak pada berbagai aspek dibidangtanggap darurat bencana di Indonesia.

Pembentukan cluster ini diinisiasioleh UN-OCHA untuk kepentingan tang-gap darurat pada saat terjadi gempa bumidi Provinsi Yogyakarta tahun 2005 silam.Hingga saat ini, cluster yang notabeneterdiri dari NGO asing dan lembaga PBBtersebut masih tetap eksis dan semakinmemperkuat diri, serta menjadi bagianpenting dalam kegiatan tanggap daruratbencana di seluruh wilayah Indonesia.Sebut saja ketika terjadi bencana banjirdan longsor di beberapa wilayah di

Indonesia, atau saat terjadi gempa bumipada wilayah hamparan lempengan dipesisir barat Pulau Sumatra, serta padasaat Kejadian Luar Biasa (KLB) Diare dipelbagai wilayah di Papua, masing-ma-sing anggota dari tiap cluster ini bergerakmenanggapi bencana dibawah naungankoordinasi UN-OCHA.

Water, Sanitation, and Hygiene(WASH) Cluster

Dari kesepuluh cluster yang ada,salah satunya adalah cluster yang berge-rak pada kegiatan tanggap darurat dalambidang air minum dan penyehatanlingkungan (AMPL). Saat ini, clustertersebut lebih dikenal sebagai WASHCluster. Sama halnya dengan sembilan

cluster yang lain, WASH Cluster mayori-tas beranggotakan NGO asing dan lemba-ga PBB yang bergerak di bidang AMPL,sedangkan UNICEF berperan sebagaikoordinator dari cluster ini.

Dalam masa tanggap darurat ben-cana, setiap anggota WASH clusterberperan untuk menyediakan air bersihdan sanitasi dasar, serta melakukan pro-mosi kesehatan bagi penduduk yangterkena dampak dari bencana. Semuakegiatan tersebut tentunya menggunakankonsep pendekatan tanggap darurat ben-cana.

Melalui penyediaan air bersih dansanitasi dasar, WASH Cluster bertujuanuntuk mencegah mewabahnya penyakityang terkait dengan air dan sanitasi, serta

SEPUTAR AMPL

WASH ClusterMenelisik Kegiatan Tanggap Darurat Bencana

pada Aspek AMPL di Indonesia

43PercikOktober 2008

Dalam kondisi tanggap darurat bencana, bantuan kemanusiaan akan sangat dinantikan.Foto: Istimewa.

Page 46: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

lebih lanjut untuk meningkatkan kese-jahteraan dan memulihkan kondisipsikologi seluruh penduduk yang terkenadampak bencana.

Dalam kurun waktu dua tahun ter-akhir, WASH cluster terus berperan aktifdalam menyediakan air bersih dan sani-tasi dasar serta promosi kesehatan bagipenduduk yang merupakan korban ben-cana di berbagai wilayah di Indonesia.Melalui pendekatan tanggap darurat ben-cana, masing-masing anggotanya mem-bangun berbagai jenis fasilitas air bersihdan sanitasi yang pada umumnya lebihbersifat massal dan bersifat pemenuhansementara bagi masyarakat yang kehi-langan akses akan air bersih dan sanitasisebagai akibat dari bencana yang terjadi.Hal itu mengingat penyediaan air bersihdan sanitasi tersebut sebagian besardilakukan pada wilayah-wilayah pe-ngungsian atau tempat tinggal sementarabagi penduduk korban bencana.

Lebih jelas, jika kita melihat bangun-an-bangunan tandon air pada barakpengungsian, ataupun sarana MCKumum pada tenda-tenda tempat korbanbencana alam, serta mobil truk peng-angkut air yang hilir mudik di area pas-cabencana, itu adalah salah satu bagiandari kegiatan tanggap darurat yangdilakukan oleh WASH Cluster selama ini.

Tanggap Darurat di Bidang AMPLDalam waktu dua tahun pascapem-

bentukan WASH Cluster di Indonesia,sangat dirasakan bahwa kebutuhan akankegiatan tanggap darurat bencana diIndonesia semakin tinggi, yaitu lineardengan terjadinya bencana di Indonesia.Bencana dari yang paling kecil hinggayang besar dan bersifat BencanaNasional, seluruhnya membutuhkanpemulihan dalam aspek AMPL.

Kondisi di lapangan saat ini menun-jukkan bahwa kegiatan tanggap daruratbencana yang dilakukan oleh WASHCluster masih bersifat sporadis, terpisah-pisah antara satu sama lain, dan tidakmenggunakan pendekatan yang samaserta belum ada standar kualitas yangdisepakati untuk diacu bersama. Meski-pun saat ini sudah ada sebuah dokumen

standar resmi penyediaan AMPL padamasa bencana yang disebut SPHEREProject Standard, namun belum seluruhanggota cluster mengacu kepada standartersebut serta masih adanya persepsiyang berbeda-beda.

Dirasakan juga oleh setiap anggotaWASH Cluster bahwa semakin mening-katnya frekuensi pelaksanaan tanggapdarurat bencana, maka semakin dibu-tuhkannya sebuah Grand Strategy yangbersifat menyeluruh dan dapat dijadikansebagai acuan pelaksanaan tanggap daru-rat bencana di bidang AMPL. Oleh kare-nanya, pada tahun 2007 berbagai wacanaini kemudian bermuara pada sebuahkehendak untuk menyusun sebuahRencana Kontijensi WASH Cluster, yangdidalamnya memuat seluruh aspek yangperlu diperhatikan dalam melaksanakankegiatan tanggap darurat di bidangAMPL pada wilayah yang terjadi danrawan bencana di seluruh Indonesia.

Penyusunan Rencana KontijensiWASH Cluster

Berdasarkan definisi yang dipresen-tasikan oleh perwakilan UN-OCHA,Rencana Kontijensi dapat diartikan seba-gai sebuah dokumen perencanaan yangmengandung tujuan yang jelas, strategisecara komprehensif, kebijakan, prose-dur, dan pengartikulasian tindakan yangbersifat kritis yang harus dilakukanuntuk merespon keadaan bencana.

Secara praktis, Rencana Kontijensimerupakan sebuah rencana menyeluruhpada aspek tanggap darurat bencana diseluruh bidang. WASH Cluster sendirisaat ini sedang dalam proses penyusunanRencana Kontijensi yang secara spesifik

membahas tentang kegiatan tanggapdarurat bencana di bidang AMPL.

Pada Januari 2008, UN-OCHA mem-buka titik awal pembahasan penyusunanRencana Kontijensi untuk seluruh clusteryang ada di Indonesia. Untuk WASHcluster sendiri penyusunan RencanaKontijensi yang secara formal mulaidilakukan pada Mei 2008. Seluruhanggota WASH Cluster dan juga berbagaipemangku kepentingan di bidang AMPLberkumpul di Yogyakarta untuk mendis-kusikan tentang penyusunan RencanaKontijensi WASH Cluster.

Secara lebih rinci, draft RencanaKontijensi WASH Cluster Indonesia inimengakomodasi permasalahan mengenailangkah-langkah pelaksanaan tanggapdarurat yang harus dilakukan, per-masalahan mengenai koordinasi danpelibatan unsur pemerintah, keterkaitanpelaksanaan tanggap darurat dengan 9(Sembilan) cluster lainnya, hingga ren-cana pengembangan pengorganisasianWASH cluster ini sendiri.

Tentunya harapan dari tiap anggotaWASH Cluster adalah Rencana Kontijen-si WASH Cluster dapat menjadi acuanyang dapat digunakan dalam melak-sanakan tanggap darurat di bidang AMPLyang selama ini belum dilakukan secarakomprehensif. Hal ini sangat penting,mengingat kegiatan tanggap darurat ben-cana di negeri ini sudah menjadi sebuahkegiatan rutin seiring dengan kerap kaliterjadinya bencana alam di berbagaiwilayah.

Secara statistik, pada tahun 2007 ter-jadi 221 kejadian alam yang dapat dikate-gorikan bencana baik minor maupunmajor, termasuk 196 gempa bumi didalamnya. Dengan kondisi seperti itu,Indonesia cukup pantas untuk disebutsebagai Paradise of Disaster (surga ben-cana). Oleh karenanya, rutinitas tanggapdarurat dengan frekuensi yang tinggiharus dilakukan, dan Rencana KontijensiWASH Cluster adalah panduan yangdapat dijadikan untuk optimalisasi pelak-sanaan tanggap darurat pada bidangAMPL di Indonesia.

Kita lihat kelanjutan kiprah dariWASH Cluster selanjutnya. WYU

SEPUTAR AMPL

44 PercikOktober 2008

Dalam kurun waktu duatahun pascapembentukanWASH Cluster, sangat dira-

sakan kebutuhan akankegiatan tanggap darurat

bencana di Indonesiayang semakin tinggi.

Page 47: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

P ersoalan air minum dan sanitasimerupakan pekerjaan rumah yang

paling besar yang harus segera diatasi.Persoalan ini tidak cukup diselesaikanhanya satu pihak atau satu departemensaja. Harus diatasi lintas departemenyang bersinergi bersama masyarakat danstakeholder lainnya.

Setidaknya itulah yang termaktubpada saat produksi programtelevisi Bincang-BincangBareng Bu Menkes (B4M),Rabu, 16 Juli 2008, disebuah studio di Jakarta.Program acara ini dalamupaya memberikan informasitentang pembangunan kese-hatan dan kebijakan bidangkesehatan, melalui PusatKomunikasi Publik Depar-temen Kesehatan.

Talkshow yang meng-angkat topik "Sanitasi danPerilaku Hidup Bersih danSehat (PHBS)" itu meng-hadirkan narasumber antara

lain Koordinator Kelompok Kerja AirMinum dan Penyehatan Lingkungan(Pokja AMPL) Oswar Mungkasa, WakilBupati Kabupaten Sambas, KalimantanBarat Juliarti DJ, Kepala PuskesmasLembak, Kabupaten Muara Enim,Sumatera Selatan P. Agustine Siahaandan beberapa narasumber lainnya.

Dalam kesempatan itu, Oswar

Mungkasa memperkenalkan Pokja AMPLyang merupakan forum lintas departe-men dan bekerjasama dengan berbagaistakeholder dalam penyediaan informasiseputar AMPL dan pegembangan pro-gram STBM.

Sementara Juliarti DJ dan P. Agus-tine Siahaan berkisah keberhasilan peru-bahan perilaku masyarakat di wilayah-

nya. Keberhasilan itu tidakterlepas dari program SanitasiTotal Berbasis Masyarakat(STBM) dan dua wilayah yaituKabupaten Muara Enim danSambas merupakan wilayahpertama penerapan STBM.

Pada kesempatan itu, Men-teri Kesehatan Siti Fadillah Su-pari menegaskan bahwa keber-hasilan bidang sanitasi dan airbersih untuk menuju perilakuhidup bersih dan sehat. "Tanpakesadaran masyarakat dalammerubah pola pikir, mustahilperilaku hidup bersih dan sehatakan terwujud," tegasnya. BW

SEPUTAR AMPL

Bincang-Bincang Bareng Bu Menkes (B4M)Sektor AMPL Menjadi PR Paling Besar

45PercikOktober 2008

Ketika Pemerintah Daerah Kalimantan Barat beberapa kalimenyelenggarakan pelatihan Community-Led Total

Sanitation (CLTS) yang kemudian diadopsi menjadi SanitasiTotal Berbasis Masyarakat (STBM), Kabupaten Sambas adalahkabupaten yang tidak pernah diundang dalam pelatihan terse-but.

Namun dengan tidak mempedulikan undangan, PemerintahKabupaten Sambas tetap mengirimkan perwakilan untuk hadir."Kami merasa pelatihan STBM ini sangat perlu bagi daerah kamikarena itu kami tidak pernah absen menghadiri pelatihan itu,"kenang Wakil Bupati Kabupaten Sambas, Provinsi KalimantanBarat Juliarti DJ kepada Percik saat ditemui disela-selapengambilan gambar program televisi Bincang-Bincang BarengBu Menkes (B4M).

Terpilih menjadi salah satu kabupaten percontohan pene-rapan program STBM pada tahun 2005 merupakan suatu peng-hargaan bagi Kabupaten Sambas. Sampai pada akhirnya,kabupaten ini mampu menurunkan angka kesakitan yang berartimasyarakat mulai sadar terhadap PHBS.

Penerapan program STBM diawali pembongkaran besar-besaran terhadap jamban-jamban yang banyak berderet di se-panjang bantaran sungai Segaro di Sambas atau yang lebih dike-nal dengan jamban helikopter. Lebih dari 500 jamban sepanjanglima km yang melintasi tiga desa saat itu lenyap dari pandang-an mata.

Kemana warga dalam melakukan BAB? "Mereka membangunjamban dengan kemampuan sendiri. Hingga saat ini, sudahlebih dari 3.600 jamban berhasil dibangun warga yang tersebardi lima kecamatan," tutur Juliarti.

Keberhasilan masyarakat Kabupaten Sambas menuntutpemerintah daerah untuk memberikan reward. Bentuknyaadalah bantuan dana kepada 183 desa sebesar Rp 2 juta hinggaRp 10 juta yang dialokasikan dari APBD untuk pelaksanaan pro-gram Desa Siaga, termasuk didalamnya pemenuhan akses airbersih dan sanitasi. "Tahun ini, Kabupaten Sambas mampu ter-lepas dari julukan kabupaten tertinggal," ungkap mantanKepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas dengan bangga. BW

Kabupaten Sambas Menganggap Penting Penerapan STBM

Pengambilan gambar untuk program acaraBincang-Bincang Bareng Bu Menkes (B4M). Foto Bowo Leksono

Page 48: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

Sekitar 3.000 orang memadatilapangan di Kecamatan Sepatan,Kabupaten Tangerang. Mereka

tidak sedang menonton sepakbola ataukegiatan olahraga lainnya. MasyarakatTangerang yang sebagian besar anak-anak sekolah dasar, secara bersama-samamempraktikkan cuci tangan pakai sabun(CTPS), Minggu, 3 Agustus 2008.

Meskipun peserta hanya separuh daritarget yang ditetapkan yaitu 7.500 orangyang terdiri dari 3.000 siswa sekolah dan4.500 masyarakat dari 34 sekolah dasar,43 desa di 10 kecamatan di wilayah pan-tai utara Kabupaten Tangerang, namunMuseum Rekor Indonesia (MURI) tetapmencatat sebagai peristiwa unik dibidang kesehatan.

Acara yang digagas Dinas KesehatanKabupaten Tangerang, CARE Inter-nasional Indonesia bersama USAID inijuga dihadiri Bupati Tangerang IsmetIskandar, Kepala Dinas Kesehatan HaniHerianto, Direktur Penyehatan Ling-kungan Departemen Kesehatan WanAlkadri, perwakilan negara donor sertadelegasi pemerintah Vietnam dan Laosyang kebetulan sedang berkunjung ke

Indonesia.Bupati Ismet Iskandar menegaskan

bahwa masyarakat Tangerang belummelaksanakan secara baik dan benarpraktik CTPS, maka kampanye ini harusterus berkesinambungan. "Saya menaruhapresiasi dan harapan yang besar ter-hadap derajat kesehatan masyarakatTangerang," ucapnya.

Sementara Kepala Dinas KesehatanKabupaten Tangerang Hani Heriantomengatakan jumlah angka pesakitan di

Kabupaten Tangerang 22.362 atau 45persen dari angka kejadian penyakit."Penyebab utama besarnya angka pesa-kitan ini adalah minimnya akses airbersih dan minimnya kepedulianmasyarakat terhadap perilaku hidupbersih dan sehat (PHBS-red)," terangnya.

Puncak Kampanye CTPSSeperti diketahui, Sepatan meru-

pakan kecamatan di KabupatenTangerang yang hampir setiap tahunmengalami Kejadian Luar Biasa (KLB)berupa penyakit diare yang banyakmenyerang anak-anak.

Untuk itulah, penyadaran masyarakatuntuk berperilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) sangat penting dengan melakukankampanye PHBS secara terus-menerus.Kegiatan kampanye sudah dimulai sejakFebruari hingga Juni 2008. Sementaraacara puncaknya adalah dengan mem-praktikkan CTPS secara serentak yangkemudian berhasil dicatat dalam MURI.

Direktur Penyehatan LingkunganDepkes Wan Alkadri mengatakan CTPSini merupakan gerakan yang sangat baikdan mendasar dalam PHBS. "Walau keli-hatan sederhana tapi CTPS dapatmelakukan pencegahan terhadap berma-cam penyakit," tegasnya.

Hidup bersih dan sehat menurut WanAlkadri merupakan kebutuhan pribadi,keluarga dan masyarakat secara luas."Semua ini bisa dilakukan bila semuapihak melakukan kerjasama yang baik,"katanya. BW

SEPUTAR AMPL

MURI untuk PraktikCTPS di Tangerang

46 PercikOktober 2008

M ohammad Fahrul Rozi, siswa yangmasih duduk di kelas IV Sekolah Da-

sar Negeri 3 Sepatan terlihat ceria ber-sama teman-teman sebayanya usai mem-praktikan cuci tangan pakai sabun secaramassal.

Fahrul datang bersama ibunya yangkerap mengingatkannya untuk selalu cucitangan pakai sabun di rumah. "Saya biasacuci tangan karena ibu saya yang menga-jarkannya," katanya seraya menunjukkan

dimana ibunya berada. Fahrul pun berjanjiuntuk mengabarkan pengalaman ini kepadateman-teman, saudara, dan masyarakat.

Ternyata hanya sekitar 20 detik untukbisa hidup bersih dan sehat yaitu denganCTPS.

Karena dengan CTPS yang baik setiaphari akan mampu menyelamatkan keluar-ga dari penyakit. Maka dari itu, mari kitacuci tangan pakai sabun tiap hari untukkualitas hidup keluarga. Bowo Leksono

Ibu yang Mengajarkan

Bupati Tangerang Ismet Iskandar menerima penghargaan MURI terkait praktik CTPS terbesaryang diikuti 3.000 peserta. Foto Bowo Leksono

Page 49: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

Rendahnya cakupan jaringan airminum disebabkan peng-operasian yang tidak efisien dan

investasi yang tidak memadai untukinfrastruktur air baru. Pihak yangmelakukan ekspansi layanan penyedia airyaitu Perusahaan Daerah Air Minum(PDAM) tidak menjamin peningkatanakses terhadap air minum bagi rumahtangga terutama yang berpenghasilanrendah.

Ada biaya sambungan baru yangharus dibayar di muka yang tidak mampudibayar oleh sebagian besar keluarga.Bayangkan, biaya sambungan bisa men-capai kisaran Rp 1 juta hingga Rp 2 juta.Akibatnya, meskipun tersedia aksesjaringan air, banyak keluarga yang tidakmelakukan sambungan.

Kerjasama PDAM dan ESPUntuk meringankan biaya sambung

baru bagi rumah tangga, EnvironmentalService Program (ESP) bekerjasamadengan bank dalam negeri dan PDAMmenciptakan skema kredit mikro yangdapat memberikan pinjaman kecil kepa-da calon pelanggan yang ingin memper-oleh sambungan air rumah tangga tapitidak dapat membayar sekaligus biayasambung barunya.

Menurut Municipal Finance Speci-alist ESP Gusril Bahar, kredit mikro un-tuk air minum ini adalah sebuah skemapendanaan alternatif skala kecil yangmengutamakan seleksi kelayakan secarateknis perbankan kepada calon penerimakredit. "Sebelumnya dianalisa kelayakanteknis PDAM yaitu kapasitas, kualitas,dan kontinuitas untuk memberikanlayanan sambungan air kepada calonpelanggan/calon debitur," tuturnya kepa-da Percik.

Setelah skema kredit mikro diadakanantara PDAM dengan bank, lanjut Gusril,calon pelanggan dapat memperoleh pin-jaman antara Rp 400 ribu hingga Rp 3juta untuk jangka waktu maksimal duatahun.

Proses Kredit MikroGusril menjelaskan langkah awal de-

ngan mengadakan Perjanjian IndukKredit Mikro antara PDAM dan kantorcabang dari bank setempat. "Perjanjiantersebut mengatur pedoman proses kre-dit mikro, termasuk tanggung jawab ma-sing-masing pihak," katanya.

Begitu pedoman terbentuk, tuturGusril, ESP menyelenggarakan pelatihaninternal dan PDAM membuka rekeningdi bank yang menjadi mitranya."Kemudian, calon pelanggan dapat mulaimengajukan permohonan memperolehpinjaman kecil untuk membayar biayapenyambungan," jelasnya.

Hasil yang Telah DicapaiHingga pertengahan 2008, ESP telah

memfasilitasi pembentukan program

kredit mikro untuk sambungan baru di 10PDAM di Pulau Jawa. PDAM dimaksudadalah PDAM Kota Surabaya, PDAMKabupaten Sidoarjo, PDAM Kota Malang,PDAM Kabupaten Malang, PDAM KotaSukabumi, PDAM Kabupaten Subang,PDAM Kota Bogor, PDAM KabupatenSukabumi, dan PDAM KabupatenBandung.

Program Kredit Mikro yang dikem-bangkan ESP untuk calon pelangganair minum PDAM ini sudah sejak Mei2006 dan akan berlangsung sampaiakhir proyek ESP pada September2009. Tercatat, Kota Sidoarjo danSurabaya merupakan kota yang palingberhasil dalam memanfaatkan kreditmikro untuk membiayai sambunganbaru karena pendekatan mereka yangluwes. BW

PROGRAM

Kredit Mikro untuk Air Minum

47PercikOktober 2008

B agaimana awal menda-patkan Program Kredit

Mikro?Pada akhir 2006, kami

mengajukan permohonanpasang baru air PDAM, na-mun PDAM belum bisamemenuhi karena belumada jaringan pipa distri-businya. Kemudian ditawariprogram itu dan kami ta-warkan ke warga lain. Ter-nyata mereka antusias. Ha-nya dalam waktu tiga bu-lan, air PDAM sudah meng-alir di perumahan kami.

Bagaimana perbandingan saatbelum terpasang air PDAM?

Warga membayar rekening bulanankepada pihak PDAM antara Rp 25 ribuhingga Rp 70 ribu setiap bulan. Ini ter-golong murah bila dibanding memba-yar rekening listrik saat masih meng-gunakan pompa air.

Apa manfaat yang dirasakan?Warga mulai dapat menerapkan

perilaku hidup sehat dengan cara man-di dua sampai tiga kali sehari. Di-samping alat-alat rumah tangga dankamar mandi yang tidak lagi berwarnakuning. Hal ini juga menghemat biayabelanja keluarga karena biaya pera-watan menurun sehingga kenyamananuntuk tinggal di rumah pun semakinbaik. Bowo Leksono

Widi Prayitno,warga Perumahan Jenggolo Asri, Sidoarjo

Warga Perumahan Jenggolo Asri, Sidoarjo, Jawa Timurmenikmati air PDAM berkat Program Kredit Mikro.

Foto Istimewa

Page 50: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

Kualitas Flok

TanyaSaya adalah salah seorang operator

Instalasi Pengolahan Air Minum diKebumen, Jawa Tengah. Seringkali sayamenemukan kualitas flok yang kurangpadat, sehingga sulit diendapkan di baksedimentasi. Setelah saya mencoba men-cari tahu, saya mengetahui bahwa pem-bubuhan kaporit atau Ca(ClO)2 ber-samaan dengan koagulan, dapat mem-perbaiki kualitas flok. Apakah hal inimemang dapat terjadi?

(Buyung, Kebumen)

JawabPembubuhan kaporit atau Ca(ClO)2

bersamaan dengan proses koagulasi,memang betul dapat meningkatkan kua-litas flok. Hal ini dikarenakan terdapatpeningkatan beda potensial antara par-tikel dalam air dengan koagulan yangditambahkan, sehingga partikel lebihmudah untuk terdestabilisasi serta mem-bentuk ikatan flok yang semakin kuat.

Dengan ikatan flok yang kuat dansemakin padat, akan mengakibatkan ki-nerja di bak sedimentasi yang akanmeningkat pula. Selain itu, pembubuhankaporit di awal seperti ini, atau yang lebihdikenal sebagai preklorinasi, akanmeningkatkan umur teknis media filter,karena akan terjadi pencucian butiranmedia filter oleh kaporit, khususnyadalam menghilangkan biofilm atau lumutyang mungkin tumbuh di antara butirmedia filter, sehingga penggantian mediafilter dapat dilakukan dengan lebihjarang.

Namun preklorinasi juga berakibatpada pembentukan senyawa Tri HaloMethane (THM) yang berpotensi sebagaisenyawa karsinogenik (senyawa pencetuspenyakit kanker), jika klor yang terdapatdalam kaporit bereaksi dengan senyawaorganik di dalam air. Oleh karenanya,preklorinasi tidak cocok untuk diterap-kan pada air baku yang memiliki kan-

dungan senyawa organik yang tinggi.THM dapat dihilangkan dengan prosesadsorpsi dengan menggunakan GranularActivated Carbon (GAC).

Kehilangan Air

TanyaSaya adalah salah seorang operator

Instalasi Pengolahan Air Minum diGunung Sitoli, Nias, Sumatra Utara. Sayaingin menanyakan, berapakah kehilang-an air yang diizinkan dalam suatuInstalasi Pengolahan Air Minum (unitproduksi)?

(Rajagukguk, Gunung Sitoli)

JawabKehilangan air pada unit produksi di

instalasi pengolahan air minum adalah 5persen, yang terdiri dari 3 persen padaunit sedimentasi dan 2 persen pada unitfiltrasi. Unit sedimentasi memberikankehilangan air karena terjadi prosespengurasan lumpur sedimentasi, semen-tara unit filtrasi memberikan kehilanganair karena proses pencucian filter. Kehi-langan air di atas 5 persen di unit produk-si dapat dikategorikan instalasi tersebutboros dalam hal kehilangan air.

Untuk mengurangi kehilangan air pa-da unit sedimentasi dapat dilakukan de-ngan meningkatkan kinerja unit koagu-lasi, flokulasi, serta sedimentasi, sehing-ga flok yang dihasilkan benar-benarpadat dan dapat terendapkan denganbaik. Hal ini akan mengakibatkan kadarlumpur (total solid) yang tinggi padalumpur sedimentasi.

Untuk mengurangi kehilangan air pa-da unit filtrasi dapat dilakukan denganmengurangi waktu pencucian filter ataupencucian filter dengan menggunakan te-naga (head) yang tidak terlalu tinggi,karena filter yang baik seharusnya tidakmemiliki flok terendapkan dalam jumlahyang tinggi.

Hal ini dapat dilakukan dengan mem-perbaiki kinerja unit sedimentasi sehing-ga 95 persen atau lebih flok dapat teren-dapkan di unit sedimentasi dan flok yangboleh terendapkan di unit filtrasi seha-rusnya sangat minim. Hal ini akan me-ringankan beban kerja unit filtrasi, me-ningkatkan umur filter, mengurangi te-naga untuk pencucian filter, mengurangikebutuhan air untuk pencucian filter, danakhirnya mengurangi kehilangan airpada unit filtrasi.

*) pengasuh adalah kandidat PhD di Division ofEnvironmental Science and Engineering, National

University of Singapore, Singapura.Kontak : [email protected]

KLINIK IATPI

48 PercikOktober 2008

oleh:Sandhi Eko Bramono, S.T., MEnvEngSc*

Pertanyaan dapat disampaikan melalui redaksi Majalah PercikKontributor: Sandhi Eko Bramono ([email protected]), Lina Damayanti ([email protected])

Majalah Percik bekerja sama dengan Ikatan Ahli Teknik Penyehatan Lingkungan Indonesia, membuka rubrik Klinik.Rubrik ini berisi tanya jawab tentang air minum dan penyehatan lingkungan.

Foto: Istimewa

Page 51: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

"K risis melanda Indonesia". Demi-kian kalimat yang mengawali

sebuah tayangan video tentang 11Kebijakan Nasional Pemba-ngunan AMPL di Indo-nesia. Krisis seperti apayang sebenarnya se-dang menimpa nege-ri tercinta ini?

Lebih dari 100juta penduduk In-donesia yang terse-bar di 30 ribu desatidak memiliki aksesterhadap air minumdan tinggal di ling-kungan tidak sehat. Ber-dasarkan hasil studi reviewpembiayaan AMPL tahun 2003-2005, anggaran pembangunan AMPLhanya 0,01 persen sampai 1,37 persen

dari Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah (APBD). Artinya, bidang air

minum dan sanitasi dasar belummendapatkan perhatian ba-

nyak pihak.Gambaran nyata

krisis air minumdan penyehatanlingkungan yangtidak hanya ter-jadi di Indonesiatersebut dike-mas dalam brea-

king news untuklebih memudah-

kan dalam mengo-munikasikan 11 kebi-

jakan melalui mediaaudiovisual.

Desi Anwar dan Happy Salma, duapublic figure yang bertindak sebagai pre-

senter dan pengantar laporan khususdalam video ini tentang pelaksanaan 11Kebijakan Nasional Pembangunan AMPLberbasis masyarakat.

Dalam video yang diproduksiWASPOLA dan Pokja AMPL Nasional inimenghadirkan enam kepala daerah diIndonesia yang bercerita bagaimana pe-nerapan 11 kebijakan tersebut. Merekaadalah Gubernur Provinsi Banten RatuAtut Chosiyah, Gubernur Provinsi Su-matera Barat Gumawan Fa=7uzi, WakilGubernur Provinsi NTT Frans S. Leburaya,Bupati TTS D.A Banunaek, Bupati Kabupa-ten Kebumen Rustrininigsih, dan BupatiKabupaten Solok H. Gusmal.

Video berdurasi 30 menit yang men-jadi media advokasi kebijakan AMPL initersedia di Perpustakaan SekretariatPokja AMPL Nasional, Jl. Cianjur No. 4Menteng, Jakarta. BW

S eusai beberes rumah, Wahyuti, seo-rang ibu rumah tangga, bergegas

menuju aula kecamatan. Pagi itu, iabersemangat mengikuti Pelatihan MediaRakyat dalam rangka Sosialisasi Pem-bangunan Air Minum dan PenyehatanLingkungan (AMPL) di KecamatanPoncowarno, Kabupaten Kebumen, JawaTengah.

Pelatihan selama empat hari dari 3-6Maret 2008 itu digelar oleh WASPOLA,Pokja AMPL Nasional, Pokja AMPLDaerah, dengan dukungan Water andSanitation Program (WSP) dan AusAID.Pelatihan ini untuk mendukung pelak-sanaan program 27 desa yang akanmenerima bantuan AMPL di KabupatenKebumen tahun 2008-2009.

"Saya ingin berbuat sesuatu untukmasyarakat dengan cara berpartisipasiagar ada sarana air minum di desa saya,"gumam Wahyuti mengiringi semangat-nya mengikuti pelatihan media rakyat.

Kegiatan pelatihan ini,terangkum dalam sebuahvideo yang diproduksiWASPOLA denganpelaksana produksiStudio Audio VisualPUSKAT Yogyakarta.

Pelatihan yangdipusatkan di KecamatanPoncowarno itu melibatkanberbagai elemen masyarakat.Mulai dari pemerintah desa hinggakabupaten, ibu-ibu PKK, LSM, wartawanmedia cetak dan elektronik.

Mereka berkumpul untuk belajarbersama tentang bagaimana membangunketerlibatan semua pihak melalui komu-nikasi yang baik sehingga permasalahanAMPL bisa diselesaikan secara bersama-sama. Pemerintah daerah, masyarakat,dan semua pihak harus telibat dalampembangunan air minum di desa.

Dengan bimbingan fasilitator, para

peserta pelatihan menggalipotensi yang ada di seki-

tar mereka. Hasilnya,beragam media rakyatseperti cerita rakyat,cerita bergambar (cer-gam), program radio

dan televisi. "Padaakhirnya, kami sadar

akan potensi dan kemam-puan untuk menyelesaikan

masalah AMPL karena dari penga-laman pelatihan ini kami tahu bagaimanacara berpartisipasi," tutur Wahyuti usaimengikuti pelatihan.

Kemasan video berdurasi 15 menit inicukup menarik sebagai contoh pembela-jaran bagi masyarakat di daerah laindalam menggali potensi lokal berhubung-an dengan sosialisasi pembangunanAMPL. Tersedia di Perpustakaan Se-kretariat Pokja AMPL, Jl. Cianjur No. 4Menteng, Jakarta. BW

INFO CD

11 KEBIJAKAN NASIONAL AMPL

49PercikOktober 2008

AIRKU KEHIDUPANKU

Page 52: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

Hampir seluruh kinerja danpelayanan PDAM (Perusahaan

Daerah Air Minum) di Indonesia kerapmendapat protes dari para pelanggannya.Maklum, air minum adalah kebutuhanmendasar yang bahkan lebih penting dariperan BBM (Bahan Bakar Minyak).Orang mungkin bisa hidup tanpa minyak,bagaimana bila tanpa air?

Belum lama ini, terbit satu bukubertajuk "Sepuluh Tahun KerjasamaPemerintah-Swasta pada Pelayanan AirPAM DKI Jakarta 1998-2008". Bukusetebal 160 halaman yang ditulis secarakeroyokan ini merangkum pengalamandalam pelayanan air minum di DKIJakarta melalui pola kerjasama pemerin-tah daerah dan swasta.

Dalam buku terbitan Badan RegulatorPAM Jaya ini dikatakan bahwa Kerjasama

Pemerintah-Swasta (KPS) air minum diDKI Jakarta dibangun di atas pondasi yangambigu. Kerjasama ini sulit dikatakan fair,baik untuk masyarakat, PAM, mitra swasta,bahkan bagi pemerintah provinsi.

Ada yang mengatakan pengalamanKPS adalah guru yang pahit, dimanasuatu kerjasama kemitraan pemerintah-swasta yang seharusnya berjalan di ataskaidah-kaidah yang wajar, menjadikaidah-kaidah yang serba politis, kurangwajar, dan seterusnya.

Penilaian kurang wajar ini pada tatar-an kurangnya kualitas pelayanan apalagisetelah PAM Jaya menggandeng mitraswasta yang seharusnya mampu menger-jakan tugas-tugas secara profesional.

Bayangkan, tingkat kebocoran pelayan-an air minum warga DKI Jakarta yangdikelola PAM Jaya mencapai angka 44

persen. Selama 10 tahun kerjasama denganmitra operator PT Pam Lyonnaise Jaya(PALYJA) baru mampu menurunkan 13persen dari 57 persen tingkat kebocoran.Belum lagi persoalan hutang yang cen-derung bertambah. Hutang-hutang ini padaakhirnya menjadi beban para pelanggan.

Semoga buku yang terdapat diPerpusatakaan Pokja AMPL ini dapatmembantu menangani permasalahanpengelolaan air minum dan dapat pulamenjadi bahan pembelajaran bagi PDAMlainnya di seluruh Indonesia. BW

Gerakan mengolah sampah sudahlama dirasakan terutama yang

dilakukan oleh masyarakat perkotaan.Namun mengapa persoalan sampahmasih menjadi momok yang tak berkesu-dahan?

Masih saja masalah klasik yang meng-hantuinya. Disamping pemahaman ten-tang pengolahan sampah yang masih ter-batas, kesadaran perilaku masyarakatyang belum menyeluruh, juga masihlemahnya peraturan perundang-un-dangan.

Belum lama ini, telah diberlakukanUndang-Undang Nomor 18 Tahun 2008Tentang Pengelolaan Sampah. Belumteruji memang keampuhan dari peratur-an yang diharapkan mampu mengawalmasyarakat dalam meningkatkan kese-hatan dan kualitas lingkungan serta men-jadikan sampah sebagai sumber daya.

Seiring waktu, kesadaran masyarakat

terhadap pentingnya pengolahan sam-pah, akan terus diuji. Masih banyakmasyarakat yang sadar mengolah sam-pah namun masih pada tingkatan hobi.Artinya, setelah mereka bosan denganhobinya, bukan tidak mungkin semua ituakan ditinggalkan.

Sementara tidak sedikit buku yangmenuntun masyarakat dalam memberipemahaman dasar dalam mengelola sam-

pah. Salah satunya adalah buku yang di-tulis Bagong Suyoto ini. Cukup lengkapdan menarik buku yang terdiri dari 12bab dan 134 halaman ini.

Buku ini merupakan ulasan bestpractices dari sejumlah stakeholders diberbagai daerah di Indonesia dan luarnegeri yang sukses mengolah sampahdengan prinsip 3R (reduce, reuse, recy-cle) baik skala rumah tangga, komunitas,permukiman/kelurahan, kota dan ka-wasan TPA. Berbagai pendekatan, model,strategi, rancangan pengelolaan dan pe-ngolahan sampah disajikan dengan gayapopuler, total, dan mudah diaplikasikan.

Buku yang menjadi koleksi Per-pustakaan Pokja AMPL ini diterbitkanguna menyongsong kehadiran Undang-Undang Pengelolaan Sampah di Indo-nesia. Untuk itu, penting sebagai salahsatu referensi dan panduan bagi semuakalangan. BW

INFO BUKU

SEPULUH TAHUNKEBOCORAN PAM JAYA

50 PercikOktober 2008

BERGERAK MENGOLAH SAMPAH

JudulSEPULUH TAHUN KERJASAMA

PEMERINTAH-SWASTA PADA PELAYANAN AIRPAM DKI JAKARTA 1998-2008

Penulis:Achmad Lanti dkk

Penerbit:Badan Regulator

Pelayanan Air Minum(BR-PAM), Jakarta 2008

Tebal:160 halaman

JudulFENOMENA GERAKAN MENGOLAH SAMPAH

Penulis:Bagong Suyoto

Penerbit:PT Prima InfosaranaMedia, Jakarta 2008

Tebal:134 halaman

Page 53: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

Penyedia Air Bersihhttp://www.dfid.gov.uk

D epartement for InternationalDevelopment (DFID) adalah lemba-

ga donor yang merupakan bagian daripemerintahan Kerajaan Inggris yangdikhususkan membantu negara-negaraberkembang dalam mengurangi kemiski-nan. Lembaga donor ini juga aktif menja-di donor untuk penyediaan air bersih dinegara berkembang. Saat ini DFID telahmemiliki 64 kantor yang tersebar hampirdi seluruh belahan dunia. Salah satustrategi yang ditempuh DFID dalammengurangi kemiskinan adalah denganmenyediakan air bersih. Fakta yang diku-tip dari situs ini bahwa sebanyak satumiliar orang di dunia tidak memiliki airbersih untuk diminum dan dengan jum-lah lebih dari dua kalinya tidak memiliki

sanitasi yang baik. Oleh karenanya, untukmencapai tujuan tersebut maka lembagaini telah menetapkan visi sebagai lemba-ga yang akan menjadi motor penggerakutama di dunia dalam penyediaan airbersih bagi semua orang pada tahun2015. Dengan mengunjungi situs inimaka bisa diperoleh informasi mengenaisejumlah proyek-proyek apa saja yangpernah dibiayai DFID, jurnal-jurnal pem-bangunan dan agenda-agenda interna-sional yang membahas tentang isu-isupembangunan.

Membantu Mitrahttp://www.matoa.org

M ATOA adalah lembaga yang ber-gerak di bidang jasa komunikasi

yang bertujuan membantu mitra Matoa

(klien) dalam hal publikasi, promosi,melaksanakan berbagai kegiatan, sertakampanye dalam berbagai bidang,khususnya lingkungan.

Uniknya, Matoa bukan sekedar eventorganizer yang hanya terbatas pada pro-duk berupa desain grafis dan merchan-dise. Hal yang menarik adalah ketika bek-erjasama dengan Matoa sebagai konsul-tan komunikasi lingkungan maka akanmemperoleh layanan tambahan sebagaiberikut :

Mendapatkan dukungan berupakonsultasi dan pendampingansebelum, selama, dan setelah prosesproduksi atau masa kegiatan.Mendapatkan pengalaman di bidangkomunikasi lingkungan bersamaMatoa. Produk atau kegiatan yang dibuatdengan menggunakan jasa layanan-nya akan dipublikasikan dalam situsMatoa dan media lain. Menjadi bagian dalam kerja kampa-nye yang dilakukan oleh Matoa.

Matoa lebih memfokuskan padaaspek komunikasi dalam program kam-panye lingkungan karena menurut Matoakunci keberhasilan program lingkunganadalah komunikasi. Komunikasi ling-kungan yang baik merupakan komu-nikasi yang mendapatkan dukungan darikhalayaknya.

Menjembatani Isu Lingkunganhttp://www.gdrc.org/

T he Global Development ResearchCenter (GDRC) adalah sebuah

organisasi maya dengan fokus penelitianpada bidang lingkungan, perkotaan dan

masyarakat. GDRC berusaha menjemba-tani isu dan topik-topik yang dinaunginyauntuk berada di bawah satu isu payungsehubungan dengan topik-topik tersebutmerupakan topik interdisiplin. Oleh kare-nanya situs ini menjadi tempat per-tukaran pengetahuan dan informasi darikalangan profesional yang terkait bidangtersebut. Banyak sekali hasil penelitianterutama pada tingkat masyarakat yangberkaitan dengan air minum dan penye-hatan lingkungan yang bisa diaksesmelalui situs ini.

Gender and Food SecurityEnvironment

http://www.fao.org/gender/en/env-e.htm

S itus ini pada dasarnya merupakanbagian dari situs UN FAO. Salah satu

alasan dikembangkannya situs ling-kungan ini adalah bahwa lingkunganmerupakan poin vital dalam mendukungketahanan pangan. Melalui situs ini jugadiperoleh beberapa makalah yang ba-nyak meneliti tentang keterkaitan antaragender dengan penyehatan lingkungan.Situs ini dikembangkan sejak tahun 1980tepat setelah dilangsungkannya konfe-rensi utama wanita sedunia di Nairobi,Kenya dimana sejak gelaran acara terse-but disadari bahwa wanita dan pem-bangunan khususnya lingkungan sangatberkaitan erat. Melalui situs ini jugadiperoleh beberapa makalah pembe-lajaran yang berisi tentang pengala-man-pengalaman pembangunan yangdikategorikan berhasil dengan mema-sukkan aspek kesetaraan gender seba-gai salah satu aspek penting dalampembangunan. WL

INFO SITUS

51PercikOktober 2008

Page 54: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

P E T U N J U KKUMPULAN MODUL PELATIHAN OPERASI

DAN PEMELIHARAAN SARANA AIR

BERSIH, SANITASI DAN PERSAMPAHAN

BERBASISKAN MASYARAKAT

Penerbit: GTZ-BRR,2008

PETUNJUK PEMILIHAN DAN PELAK-

SANAAN SISTEM SANITASI YANG

BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE) UN-

TUK REKONSTRUKSI DI ACEH DAN

NIAS

Penerbit: Dinas Perkotaan dan

Permukiman Provinsi NAD-BRR, 2007

MODUL PELATIHAN PENGELOLAAN

SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT

Penerbit: Environmental Services

Program (ESP-USAID), 2008

P E R A T U R A NPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2008

TENTANG PERUBAHAN ATAS PER-

ATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN

2006 TENTANG PENGELOLAAN BARANG

MILIK NEGARA/DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 26

TAHUN 2008 TENTANG RENCANA TATA

RUANG WILAYAH NASIONAL (RTRWN)

B U K UBUMI SEMAKIN PANAS: JANGAN

CUMA KIPAS-KIPAS!

Penerbit: Kementerian

Lingkungan Hidup,

Jakarta 2008

PERUBAHAN IKLIM, SAAT-

NYA UNTUK HIJRAH

Penerbit: Pusat Pengelolaan

Lingkungan Hidup Regional

Sulawesi, Maluku, dan Papua,

Makassar, 2008

MENJADI ENVIRONMENTALIS ITU

GAMPANG! (SEBUAH PANDUAN

BAGI PEMULA)

Penerbit: WALHI, Jakarta, 2007

DIPLOMASI LINGKUNGAN, TEORI DAN FAKTA

Penerbit: UI Press, Jakarta, 2008

MERANGKAI KEBERAGAMAN: PETIKAN PELAJARAN HASIL

KONSULTASI PUBLIK RUU PENGELOLAAN SDA

Penerbit: Yayasan KEHATI, Jakarta 2007

STATISTIK AIR BERSIH (WATER SUPPLY STATISTICS) 2001-2005

Penerbit: Badan Pusat Statistik, Jakarta 2006

L A P O R A NKITA SUARAKAN MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS

DEMI PENCAPAIANNYA DI INDONESIA

Penerbit: Bappenas, 2007

LAPORAN AKHIR STUDI

PREFERENSI MASYARAKAT

TERHADAP MODEL PEMBA-

NGUNAN PELAYANAN AIR

MINUM BERBASIS

MASYARAKAT

Penerbit: Direktorat

Permukiman dan Perumahan,

Bappenas, 2007

M A J A L A HEnviro Magz

Edisi 2, 2008

Buletin Satu Dunia

Edisi 2, April 2008

Buletin Cipta Karya

Nomor 05, Tahun VI, April 2008

Air Minum

Edisi 153, Juni 2008

Orbit

No. 06 Tahun X

Percik Yunior

Edisi 5, Mei 2008

PERCIK

Edisi 23, Agustus 2008

Tekno Limbah

Volume 8, Tahun 2008

PUSTAKA AMPL

52 PercikOktober 2008

Page 55: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL

AGENDA

NO. WAKTU K E G I A T A N1 12 Juni 2008 Pertemuan Mid Term Review Pokja Komunikasi Program Kerjasama RI-UNICEF, diselenggarakan di Jakarta oleh Bappenas dan UNICEF2 15 - 20 Juni 2008 Orientasi Keterampilan Dasar Fasilitasi Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan AMPL, diselenggarakan di Makassar oleh

Ditjen PMD, Departemen Dalam Negeri3 17 - 20 Juni 2008 Lokakarya Peran Pemerintah Daerah Paska Kegiatan WSLIC-2, diselenggarakan di Bandung oleh Ditjen PP-PL, Departemen Kesehatan4 18 Juni 2008 Diskusi Media "Akses Air Bersih untuk Masyarakat Miskin", diselenggarakan di Jakarta oleh ESP/USAID 5 25 Juni 2008 Peluncuran Kompetisi Desain Toilet Indonesia 2008 - 2009 "Green Toilet Umum Indonesia", diselenggarakan di Jakarta oleh Asosiasi

Toilet Indonesia6 27 Juni - 1 Juli 2008 Lokalatih Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Angkatan I, diselenggarakan di Banten oleh Ditjen PMD, Departemen Dalam Negeri7 30 Juni - 1 Juli 2008 Lokakarya Penyempurnaan Project Implementation Document (PID), diselenggarakan di Jakarta oleh Pokja AMPL dan UNICEF8 8 Juli 2008 Deklarasi "Kecamatan dengan 100% Masyarakat Telah Menggunakan Sarana Sanitasi Jamban", diselenggarakan di Desa Kandangan

Kecamatan Senduro oleh Pemerintah Kabupaten Lumajang9 11 - 15 Juli 2008 Lokalatih Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Angkatan II, diselenggarakan di Banten oleh Ditjen PMD, Departemen Dalam Negeri10 14 - 20 Juli 2008 Lokalatih Rencana Strategis Pendampingan dan Penguatan Pokja, diselenggarakan di Jayapura oleh UNICEF 11 14 Juli 2008 Sosialisasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, diselenggarakan di Kabupaten Grobogan oleh Plan Indonesia bekerjasama dengan

Pokja AMPL Kabupaten Grobogan dan Pokja AMPL Nasional12 15 - 16 Juli 2008 Pelatihan Penguatan Komunikasi untuk Mendorong Partisipasi Perempuan dalam Sosialisasi Pembangunan AMPL,

diselenggarakan di Gombong oleh Pokja AMPL Kabupaten Kebumen didukung oleh Pemerintah Kabupaten Kebumen dan WASPOLA13 15 - 17 Juli 2008 Lokakarya Rencana Strategis Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat (AMPL-BM), diselenggarakan di Padang oleh

Pokja AMPL Provinsi Sumatera Barat14 18 Juli 2008 Pertemuan Komite Pengarah dan Pelaksana Harian Jejaring AMPL, diselenggarakan di Jakarta oleh Jejaring AMPL15 19 - 20 Juli 2008 Pertemuan Perencanaan dan Evaluasi AMPL, diselenggarakan di Bogor oleh Ditjen Bangda, Departemen Dalam Negeri16 20 - 31 Juli 2008 Lokalatih Pelatihan Dasar I, MPA-PHAST, CLTS, Promosi Higienitas dan Sanitasi Sekolah untuk Fasilitator dan Pokja AMPL,

diselenggarakan di Jayapura oleh UNICEF17 1 - 2 Agustus 2008 Lokakarya Proyek ProAir, diselenggarakan di Bali oleh Ditjen Bangda, Departemen Dalam Negeri18 3 Agustus 2008 Kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun, diselenggarakan di Kabupaten Tangerang oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang,

CARE Indonesia dan USAID19 4 Agustus 2008 Pertemuan RI-Delegasi Vietnam dan Laos, diselenggarakan di Jakarta oleh Departemen Kesehatan20 5 - 7 Agustus 2008 Kunjungan Delegasi Vietnam dan Laos ke Lokasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Kabupaten Trenggalek dan

Provinsi D.I. Yogyakarta21 11 Agustus 2008 Sosialisasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, diselenggarakan di Kabupaten Rembang oleh Plan Internasional Indonesia

bekerjasama dengan Pokja AMPL Rembang dan Pokja AMPL Nasional22 11 - 15 Agustus 2008 Pelatihan Keterampilan Dasar Fasilitasi, diselenggarakan di Bandung oleh Ditjen PMD, Departemen Dalam Negeri23 12 - 13 Agustus 2008 Lokakarya Konsolidasi dan Penyusunan Rencana Kerja Jangka Menengah Pokja AMPL Provinsi Jawa Tengah,

diselenggarakan di Semarang oleh WASPOLA24 12 - 13 Agustus 2008 Konsolidasi Program PAMSIMAS Tingkat Pusat, diselenggarakan di Jakarta oleh Departemen Pekerjaan Umum25 13 Agustus 2008 Lokakarya Review Implementasi Strategi Komunikasi untuk Pembangunan AMPL, diselenggarakan di Jakarta oleh WASPOLA26 14 Agustus 2008 Diskusi Komitmen Negara dan Realisasi Pemenuhan Hak atas Air Bersih untuk Semua, diselenggarakan di Jakarta oleh LP3ES27 19 Agustus 2008 Diskusi Rancangan Peraturan Pemerintah terhadap UU No. 18 tahun 2008 mengenai Pengelolaan Sampah, diselenggarakan di Jakarta

oleh Gugus Tugas Pengelolaan Sampah (GTPS)-Jejaring AMPL28 20 - 21 Agustus 2008 Konferensi Nasional Pengelolaan Air Minum Skala Rumah Tangga (PAM-RT), diselenggarakan di Jakarta oleh Departemen Kesehatan

bekerjasama dengan Pokja AMPL29 24 - 27 Agustus 2008 Pelatihan Pengembangan Media Komunikasi untuk Advokasi dan Kampanye Publik di Sektor Air dan Sanitasi,

diselenggarakan di Yogyakarta oleh Tim Teknis Pembangunan Sanitasi, WASPOLA dan Jejaring AMPL30 25 - 29 Agustus 2008 Lokalatih Fasilitator Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat (AMPL-BM) untuk Mitra Pokja AMPL,

diselenggarakan di Yogyakarta oleh WASPOLA31 25 - 28 Agustus 2008 Pelatihan Pengembangan Kelembagaan Desa bagi Tim Teknis Kabupaten dan Camat Lokasi ProAir, diselenggarakan di Bali oleh

Departemen Dalam Negeri32 27 - 29 Agustus 2008 Lokakarya Tim Koordinasi Kabupaten Proyek Community Water Services and Health (CWSH), diselenggarakan di Bogor oleh

Ditjen Bangda, Departemen Dalam Negeri33 27 - 29 Agustus 2008 International Workshop on Community-Based Solid Waste Management and Supporting National Policies, diselenggarakan di Surabaya

atas kerja sama Pemerintah Kota Surabaya dengan Institute for Global Environment Strategies (IGES), Kitakyushu Initiative Network(KIN) dan didukung oleh Kementerian Lingkungan Hidup, Pemerintah Jepang dan United Nations Economic and Social Commission for Asia and Pasific (UNESCAP)

34 28 - 29 Agustus 2008 Lokakarya Gabungan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan pada Kawasan Kumuh Perkotaan di Indonesia Timur, diselenggarakandi Makassar oleh Pokja AMPL Nasional dan WES UNICEF

Page 56: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Oktober 2008 Tema Media Rakyat dalam Komunikasi AMPL