4
A. Urgensi Ibadah 1. Manusia diciptakan untuk itu, Q.S Adz-Dzariyaat:56 2. Tanda Syukur diciptakannya kita oleh Allah SWT, Q.S. Ibrahim:7 3. Konsekuensi janji kita kepada Allah SWT, Q.S. Al A'raaf:172 4. Ibadah adalah tugas yang harus ditanamkan rasul kepada umatnya, Q.S.An Nahl:36 5. Allah satu-satunya yang tepat untuk disembah, Q.S. At Thalaaq:12 6. Adanya azab akhirat bagi orang2 yang tidak mengabdi pada-Nya, Q.S. AL An'am:15 B. Etika bergaul 1. Menutup Aurat 2. Menjaga pandangan 3. Tidak Mendayu-dayukan suara 4. Keseriusan dalam berinteraksi 5. Menghindari jabat tangan pada situasi yang umum(antara laki-laki dan perempuan) 6. memisahkan antara laki=laki dan perempuan dan tidak berdesakan(tidak ikhtilath) 7. Menjauhi perbuatan dosa 8. Jangan ber'Tabarruj'(berhias secara berlebihan) 9. Menghindari Khalwat/menyendiri(maksud disini adalah berduaan dengan lawan jenis bukan muhrim) C. Hak Sesama Muslim (diambil dari sebuah hadits) 1. Mengucapkan salam ketika bertemu 2. Memenuhi panggilannya/undangannya 3. mengucapkan "tasymit"(yarhamukallah ) jika dia mengucap "hamdallah" ketika bersin. 4. Membesuknya ketika ia sakit 5. Memberi nasihat ketika ia meminta dinasihati 6. Mengantar pemakamannya ketika ia meninggal

Materi Program Pendamping Keagamaan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Materi Program Pendamping Keagamaan

Citation preview

Page 1: Materi Program Pendamping Keagamaan

A. Urgensi Ibadah

1. Manusia diciptakan untuk itu, Q.S Adz-Dzariyaat:56

2. Tanda Syukur diciptakannya kita oleh Allah SWT, Q.S. Ibrahim:7

3. Konsekuensi janji kita kepada Allah SWT, Q.S. Al A'raaf:172

4. Ibadah adalah tugas yang harus ditanamkan rasul kepada umatnya, Q.S.An Nahl:36

5. Allah satu-satunya yang tepat untuk disembah, Q.S. At Thalaaq:12

6. Adanya azab akhirat bagi orang2 yang tidak mengabdi pada-Nya, Q.S. AL An'am:15

B. Etika bergaul

1. Menutup Aurat

2. Menjaga pandangan

3. Tidak Mendayu-dayukan suara

4. Keseriusan dalam berinteraksi

5. Menghindari jabat tangan pada situasi yang umum(antara laki-laki dan perempuan)

6. memisahkan antara laki=laki dan perempuan dan tidak berdesakan(tidak ikhtilath)

7. Menjauhi perbuatan dosa

8. Jangan ber'Tabarruj'(berhias secara berlebihan)

9. Menghindari Khalwat/menyendiri(maksud disini adalah berduaan dengan lawan jenis bukan muhrim)

C. Hak Sesama Muslim (diambil dari sebuah hadits)

1. Mengucapkan salam ketika bertemu

2. Memenuhi panggilannya/undangannya

3. mengucapkan "tasymit"(yarhamukallah ) jika dia mengucap "hamdallah" ketika bersin.

4. Membesuknya ketika ia sakit

5. Memberi nasihat ketika ia meminta dinasihati

6. Mengantar pemakamannya ketika ia meninggal

Page 2: Materi Program Pendamping Keagamaan

D. Cara Rasulullah berdakwah dan dalil tentang dakwah

(saya ragu disini apakah yang dimaksud adalah cara beliau berdakwah atau seni berdakwah beliau)

->Cara berdakwah beliau

1. secara sembunyi-sembunyi

2. secara terang-terangan setelah memiliki beberapa pengikut

->seni berdakwah beliau

1. Nabi lemah-lembut dalam berdakwah

2. Nabi berdakwah dengan penuh kebijaksanaan

->Dalil tentang dakwah

ة يدعو ن إلى الخير ويأمرون بالمعروف وينهون عن المنكر وأولئك هم المفلحون ولتكن منكم أم

(Waltakun minkum ummatun yad'uuna ilal khoiri wa ta' muruna bil ma' ruufi wa tanhauna 'anil munkari wa

ulaaikahumul muflihuun)

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada

yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. 3:104)

E. Sirah sahabat (minimal 2 saja)

1. Hasan Bin Ali bin Abi Thalib

Pada suatu hari sedang Saiyidina Hassan duduk di muka pintu rumahnya, tiba-tiba datang seorang pemuda badwi, lalu

mencacinya dan juga kedua ibu bapanya. Anehnya, Saiyidina Hassan hanya mendengar sahaja tanpa sedikit pun berubah

air mukanya, atau membalas kata-katanya itu.

Saiyidina Hassan berkata kepada orang itu: "Wahai badwi, adakah engkau lapar atau dahaga? atau adakah sesuatu yang

merungsingkan hati engkau?." Tanpa mempedulikan kata-kata Saiyidina Hassan, badwi itu terus memaki

hamunnya.Oleh itu Saiyidina Hassan pun menyuruh pembantu rumahnya membawa uncang yang berisi wang perak

lantas diberikannya kepada badwi itu dan berkata: "Wahai badwi, maafkanlah saya. Inilah sahaja yang saya miliki. Jika

ada yang lebih tidak akan saya sembunyikannya dari padamu."

Sikap dan layanan Saiyidina Hassan itu akhirnya berjaya melembutkan hati badwi tersebut. Badwi itu menangis

teresak-esak lantas sujud di kaki Saiyidina Hassan dan berkata: "Wahai cucu baginda Rasulullah saw. maafkanlah aku

kerana berlaku kasar terhadapmu. Sebenarnya aku sengaja melakukan begini untuk menguji kebaikan budi pekertimu

sebagai cucu baginda Rasulullh saw. yang aku kasihi. Sekarang yakinlah aku bahawa engkau mempunyai budi pekerti

yang mulia sekali."

Page 3: Materi Program Pendamping Keagamaan

2. Salman Al-Farisi Pemimpin Yang Rendah Diri

Salman Al-Farisi tergolong sebagai salah seorang sahabat Rasulullah saw. Beliau berasal dari negeri Parsi. Pernah di masa

hidupnya, Salman telah diberi jawatan sebagai Gabenor di salah sebuah jajahan takluk Islam. Namun demikian

kedudukannya itu tidak sedikit pun mengubah keperibadiannya yang penyantun, rendah diri, serta zuhud terhadap

kemewahan dunia. Pada suatu hari, diriwayatkan seorang rakyat awam tanpa mengenali Salman terus menariknya

secara kasar lalu menyuruhnya melakukan suatu kerja yang berat. Orang itu menjumpai Salman ketika berada di tepi

jalan. Ia mempunyai sebuah karung besar lalu menyuruh Salman memikulnya sampai ke rumah.

Tanpa banyak soal Salman terus memikulnya. Di pertengahan jalan, seorang lelaki telah memberi salam kepadanya.

Alangkah terkejutnya melihat Salman memikul karung. Lalu berkata: "Wahai tuan! Tahukah tuan bahawa orang yang

memikul karung tuan itu adalah Salman Al-Farisi, Amir negeri kita ini." Terkejut lelaki itu mendengarnya, apabila

dikenangkan orang yang dikasarinya itu adalah gabenornya sendiri. Lantas dia meminta maaf lalu menyuruh Salman

menurunkan karung yang sedang dipikulnya itu. Tetapi Salman menjawab: "Oh tidak mengapa tuan. Biarlah saya

memikul barang tuan ini hingga sampai ke rumah tuan". Demikianlah ketinggian budi pekerti Salman Al-Farisi, salah

seorang sahabat Rasulullh saw. yang tidak mementingkan derajat kedudukan.

3. Abdurrahman bin Auf

Potret entrepreneur muslim ulung

Direkrut oleh Abu Bakar

Dipersaudarakan oleh Rasulullah dengan Sa’id bin Rabi’ Al Anshari

Suatu hari Sa’id bin Rabi’ menyambut kedatangannya dengan ramah. Ia menawarkan kedermawanannya kepada

Abdurrahman bin Auf seraya berkata,

“Wahai saudaraku, aku ini adalah orang terkaya di Madinah. Aku telah membagi seluruh hartaku menjadi dua

bagian. Silahkan kamu ambil mana yang terbaik sesukamu. Dan aku memiliki dua orang isteri. Coba kamu

pertimbangkan baik-baik, mana di antara keduanya yang menarik kamu. Maka aku akan menceraikannya, lalu kamu

nikahi ia”

Sa’ad bin Rabi’ menawarkan itu dengan sungguh-sungguh, bukan main-main atau bercanda. Ia melakukan itu

hanya demi mendapat ridha Allah dan Rasul-Nya. Namun Abdurrahman bin Auf menjawab,

“Semoga Allah memberkahi harta dan isterimu. Aku tidak menginginkan apa-apa darimu. Tetapi tolong,

tunjukkan aku di mana letaknya pasar”

Dalam waktu yang relatif singkat, Abdurrahman bin Auf menjadi salah satu saudagar kaya di Madinah Al

munawwarah.

Orang-orang berkata, “Segenggam pasir di tangan Abdurrahman bin Auf, bisa berubah menjadi

batangan-batangan emas.

Page 4: Materi Program Pendamping Keagamaan

Abu Ubaidah ibnul Jarrah

Tokoh Quraisy yang masuk Islam sejak awal atas ajakan Abu Bakar Ash Shiddiq

Ketika Rasulullah mempersaudarakan antara sahabat Muhajirin dengan sahabat Anshar, Abu Ubaidah

dipersaudarakan dengan Sa’ad bin Mu’adz Al Anshari

Membunuh ayahnya sendiri yang berperang di pihak kafir Quraisy dalam perang Badar

Komandan pasukan dalam perang Dzul Qushshash

Rasulullah memberinya gelar “Orang Kepercayaan Ummat”

Menjadi Bendahara Negara pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq karena kepiawaiannya

mengurus harta kaum muslimin

Meninggal pada tahun 18 H/639 M karena wabah penyakit tha’un. Waktu itu beliau berusia 85 tahun.