12
Prosedur / Validitas internal Validitas internal adalah kekuatan utama dalam penelitian ini. Oleh karena dasar penelitian dari kausal komperatif tidak ada control untuk perlakuan karakteristik subjek, pengarang memasangkan pasangan baru dalam satu tahun. Dari pengalaman guru dan tahun guru mulai mengajar (kenyataannya disamakan untuk semua guru untuk kelompok yang dibandingkan dalam dalam karakteristik lain seperti usia, gender, dan etnik) semua dapat dikontrol dengan mekanisme statistik kontrol untuk penelitian. Pasangan itu (yang menjadi pasangan disini yaitu grade level yang sama ) pengamat (observer) sebelumnya diberi pelatihan, untuk data yang bias dapat dikontrol dengan skrip (prosedur) dan efektif oleh kelompok guru yang telah tersembunyi identitasnya. Kekurangan instrument seharusnya dibuat sama diantara kedua kelompok kecuali satu kelompok yang diamati kemudian dalam penelitian (studi). Data yang hilang (pencilan) rupanya tidak terjadi. Pada study 2 kontrol yang sama dalam tempat untuk karakteristik guru, lokasi, dan data pencilan. Ancaman sejarah yang tidak dapat dipercaya telah dipergunakan pada perbedaan kelompok dan intrumen yang tidak dapat dipercaya. Untuk siswa, subjek yang diajar telah dikontrol oleh kesesuaian dalam kelas. Perbandian kelompok pada skore pretest dengan menyebutkan karakteristik siswa. Bagaimanapun, kekurangan dari kesignifikanan data statistic yang bukan saja memperlihatkan perbedaan kelompok yang sama; analisis kovarian harus digunakan. Selalu dengan disain penelitian. Krakteristik lain siswa dapat dipergunakan

Materi PPM Kelompok 6

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Materi PPM Kelompok 6

Citation preview

Page 1: Materi PPM Kelompok 6

Prosedur / Validitas internal

Validitas internal adalah kekuatan utama dalam penelitian ini. Oleh karena dasar

penelitian dari kausal komperatif tidak ada control untuk perlakuan karakteristik subjek,

pengarang memasangkan pasangan baru dalam satu tahun. Dari pengalaman guru dan tahun guru

mulai mengajar (kenyataannya disamakan untuk semua guru untuk kelompok yang dibandingkan

dalam dalam karakteristik lain seperti usia, gender, dan etnik) semua dapat dikontrol dengan

mekanisme statistik kontrol untuk penelitian. Pasangan itu (yang menjadi pasangan disini yaitu

grade level yang sama ) pengamat (observer) sebelumnya diberi pelatihan, untuk data yang bias

dapat dikontrol dengan skrip (prosedur) dan efektif oleh kelompok guru yang telah tersembunyi

identitasnya. Kekurangan instrument seharusnya dibuat sama diantara kedua kelompok kecuali

satu kelompok yang diamati kemudian dalam penelitian (studi). Data yang hilang (pencilan)

rupanya tidak terjadi.

Pada study 2 kontrol yang sama dalam tempat untuk karakteristik guru, lokasi, dan data

pencilan. Ancaman sejarah yang tidak dapat dipercaya telah dipergunakan pada perbedaan

kelompok dan intrumen yang tidak dapat dipercaya. Untuk siswa, subjek yang diajar telah

dikontrol oleh kesesuaian dalam kelas. Perbandian kelompok pada skore pretest dengan

menyebutkan karakteristik siswa. Bagaimanapun, kekurangan dari kesignifikanan data statistic

yang bukan saja memperlihatkan perbedaan kelompok yang sama; analisis kovarian harus

digunakan. Selalu dengan disain penelitian. Krakteristik lain siswa dapat dipergunakan sebagai

hasil, tetapi kelihatannya tidak dapat dipercaya pada keterangan dari perbandinan sekolah yang

sama dan prosedur pernyataan acak yang digunakan untuk menentukan siswa dalam kelas.

Perbedaan penomoran siswa (188 vs 157) yang harus didiskusikan. Jika telah adanya perbedaan

jumlah dalam kelas, DO (dropout) atau skor tes yang hilang, sebuah data pencilan yang ada

Analisis Data / Hasil

Statistik deskriptip pada studi 1 dan studi 2 adalah tepat dan interpretasi yang benar.

Karena sampel tidak dipilih secara acak dan tidak memiliki alasan pemikiran untuk

pertimbangan wakil mereka dari sedikit populasi. MANOVA, jika digunakan semua, hanya

harus dipertimbangkan penilaian kelompokyang berbeda. Penuis mengecek kebenaran nomor

dari asumsi data statistic lainnya, tetapi mereka akan jauh lebih penting dibandingkan dengan

asumsipemilihan secara acak

Page 2: Materi PPM Kelompok 6

Pemeriksaan dari tabel 1 dan 2 yang ditunjukan, tanpa data inferensial statistic yang

diduga tentu saja bukan berarti prbedaan antara kelompok dari salah satu perilaku guru dan

pencapaian siswa. Pengaruh jumlah statistic. Ini sangat disukai untuk penggunakan interval

tinggi yang diragukan.yang diputuskankriteria 1 unit. Perhitungan dari jumlah yang

dipergunakan ditunjukan hanya perbedaan 3 rata-rata lebih dari 40 memiliki standar deviasi yang

lebih kecil

Hasil dari study 3 memberikan kesimpulan yang naratif dengan contoh suatu tipe respon,

yang dipakai sebagai data, kita harus menerima kesimpulan yang akurat, ini akan bermanfaat

pada frekuensi atau presentasi dari tipe komentar yang dilaporkan, dari contoh yang diberikan,

kita setuju dengan kesimpulan (meskipun dalam pertanyaan 2, kita kagum dengan penyebutan

dari seorang mentor) dengan didukung oleh guru TC yang telah diakses pada komponen kunci

program AC.

Diskusi/Interpretasi

Kita setuju bahwa pada umumnya desain penelitian (studi) menunjukkan tidak berbeda

dari kepentingan yang mana saja antara kelompok yang dilatih. Penulis mengeluarkan point

bahwa pembelajaran hanya satu program (serius) membatasi generalisasi ekologi (ecological

generalization). Pada kenyataannya, suatu jenis yang melewati progam dan fakta-fakta kelulusan

tidak diperhatikan.

Diskusi yang baik dari keterbatasan dan maksud-bayak yang mengikuti langsung dari

hasil yang diberikan. Kita berpikir bahwa keterbatasan lain harus dibeitahukan. Pada umumnya

kesetujuan yang menghiraukan instrument yang digunakan. Data pengamatan perilaku guru

harus diperoleh penuh pada periode nomer untuk masing-masing guru yang tetap (reliabilitas)

terhadap penilaian. Jika muncul kasus pada studi ini, masing-masing guru telah diamati haya

sekali, skor bukanlah suatu reflek tingkah laku yang memiliki tipe atau kebiasaan. Meskipun

tidak ada perbedaan antara kelompok, telah ditemukan dasar (rupanya)hanya satu pengamat per

guru, pengamatan yang banyak pada masing-masing guru yang dihasilkan dalam perbedaan

kelompok

Ilustrasi Laporan Ini memberikan keuntungan dari gabungan antara kedekatan metode

quantitative dan kualiatif. Dengan menggunakan keduanya yaitu metode pengamatan dan metode

wawancara

Page 3: Materi PPM Kelompok 6

ANALISIS KONTEN

Analisis isi adalah suatu teknik yang memungkinkan peneliti untuk mempelajari tingkah

laku manusia dengan secara tidak langsung, melalui analisis komunikasi, “analisis isi biasanya,

tidak harus tertulis, isi komunikasi, buku teks, surat kabar,novel, pidati politik, dimana isi dari

komunikasi itu dapat dianalisis. Untuk menganalisis lapoan-laporan ini,peneliti mengatu

sejumlah besar bahan. Bagaimana hal ini dilakukan? Dengan mengembangkan kategori yang

sesuai, tingkatan atau skor.

Analisis isi sebagai metodologi sering digunakan bersama dengan metode lain. Dalam

penelitian sejarah dan etnografi tertentu, dapat digunakan dalam konteks, dimana keinginan

peneliti mengenai sarana secara sistematik dan akan mengkuantifikasi data. Hal ini sangat

penting dalam menganalisis data observasi dan wawancara.

Dalam hal ini kita lihat contoh serangkaian studi selama 1960-1970. Gerbner dkk.,

melakukan analisis isi dari sejumlah kekerasan pada acara televisi. Hal ini dipilih untuk

penelitian mereka, semua program drama televisi yang ditayangkan selama satu minggu pda

musim gugur setiap tahun (dalam rangka untuk membuat perbandingan dari tahun ke tahun) dan

mencari kekerasan yang terlibat.

Mereka merekam setiap program dan kemudian mengembangkan sejumlah langkah

dengan menggunakan kata kunci yang terlatih untuk menganalisis masalah masing-masing

program. Secara merata, misalnya: pada presentasi program-program yang mencangkup satu atau

lebih peristiwa kekerasan (orang-orang yang melakukan tindak kekerasan atau tindaka yang

dikatagorikan sebagai “kekerasan” sedangkan individu terhadap siapa tindakan itu dilakukan

dikategorikan sebagai “korban”)

Gerbner dkk menggunakan data ini untuk melaporkan kedua nilai : skor program secara

umum dan skor karakter berdasarkan peran. Mereka kemudian menghitung indeks berdasarkan

data yang telah diperoleh pad kemudian dianalis.

Katagori ini. Kami menganalisis penelitian menggunakan lembar koding yang telah

dipersiapkan. Untuk menguji kesepakatan mengenai arti dari berbagai kategori, awalnya peneliti

membaca sebuah contoh (yan sama) sebanyak enam penelitian, kemudian berdiskusi untuk

membandingkan hasil analisis para peneliti. Peneliti sepakat bahwa substansial yang dimaksud

mengenai kategori, meskipun menjadi jelas bahwa akan diperlukan beberapa subkategori

tambahan serta beberapa kategori baru.

Page 4: Materi PPM Kelompok 6

Contoh coding suatu wawancara

Untuk menentukan, misalnya, apakah suatu program studi mendorong mengembangkan

keterampilan berpikitr kritis, seorang peneliti hanya dapat menghitung jumlah kata beberapa kali

untuk beberapa kali pemikiran yang ada pada garis besar program saja. Isi laten dari sebuah

dokumen , pada sisi lain, mengacu pada makna yang mendasari pada suatu hal yang ditampilkan.

Agar dapat arti dasar dari subuah garis dasar khusus, misalnya seorang peneliti bisa membaca

secara garis besar sebuah halaman buku, terutama yang menggambarkan suatu kondisi kelas dan

suatu pekerjaan rumah yang akan dibawa (dikerjakan siswa). Kemudian peneliti akan membuat

kegiatan pnilaian secara keseluruhan untuk mengetahui sejauh mana kemungkinan

pengembangan khusus pemikiran kritis. Meskipun penilaian peneliti akan dipengaruhi oleh

Page 5: Materi PPM Kelompok 6

tampilan dan penuangan pikiran lewat kata-kata pada dokumen, tidak akan tergantung

sepenuhnya pada uraian kata yang tersirat didalamnya.

Kelihatannya ada sedikit pertanyaan tentang kedua metode yang memiliki keunggulan

jelas isi koding, keunggulan ii kemungkinan dari frase yang dapat dihitung. Hal ini

memungkinkan para pembaca laporan mengetahui secara persis bagaiman pemikiran dapat

diukur. Di sisi lain, itu kurang meyakinkan dalam hal validitas. Hanya perhitungan beberapa kali

kata yang muncul dalam pemikiran secara garis besar dan tidak akan menunjukan keahlian

seseorangitu dapat berkembang, dan hal itu juga tidak menunjukan “berpikir kritis”.

Coding isi dokumen laten memiliki keuntungan mendapatkan makna dasar dari apa yang

ditulis atau ditampilkan serta keuntungan dari segi biaya. Kemudian kedua peneliti akan menilai

berbeda mengenai sejauh mana suatu program tertentu secara garis besar mengenai

pengembangan berpikir kritis. Kegiatan atau tugas dinilai oleh peneliti sebagai salah satu yang

utama untuk mendorong pemikiran tentan berpikir kritis yang dapat dilihat oleh kedua orang

peneliti yang belum efektif. Kriteria umum yang digunakan sebesar 80 persen, tetpi jika hanya

ada peneliti tunggal yang melakukan coding, tidak ada jaminan bahwa dia akan tetap konstan

dalam penilaian yang dibuat atau standar yang digunakan. Selanjutnya, pembaca tidak persis

yakin, bagaimana penilaian keseluruhan dilakukan.

Solusi yang terbaik adalah dengan menggunakan kedua metode bila memungkinnkan.

Bagian yang diberikan atau kutipan harus menerima gambaran jika coding dari seorang peneliti,

bilaman menggunakan dua metode maka hasil yang telah didapat dapat dipertimbangkan.

RELIABILITAS DAN VALIDITAS

Meskipun jarang dilakukan. Kami percaya bahwa beberapa prosedur untuk memeriksa

reliabilitas dan validitas (lihat Bab delapan) bisa setidaknya di beberapa dalam sikap dapat

diterapkan untuk konten analiysis. Selain menilai perjanjian antara dua atau lebih kategori. Ini

akan berguna, bagaimana kategorisasi oleh peneliti yang sama sefakat selama jangka waktu

yang telah ditentuk an (metode tes berulang) Selanjutnya. Bentuk andalan yang setara dapat

dilakukan dengan memilih sampel kedua bahan atau membagi sampel asli penuh. Salah satu

yang diharapkan, misalnya, bahwa data yang diperoleh dari satu sampel yang telah di editl akan

disetujui dengan diperolehnya dari sampel kedua. Kemungkinan lain akan membagi masing-

masing analisis dalam sampel di setengah untuk perbandingan. Jadi, jika unit analisis adalah

sebuah novel, jumlah laporan asing dalam bab-bab bernomor ganjil harus sesuai dengan cukup

Page 6: Materi PPM Kelompok 6

baik dengan nomor pada bab-bab. Sehubungan dengan keabsahan, kami pikir mungkin sering

tidak hanya untuk memeriksa nyata terhadap konten laten tetapi juga untuk membandingkan

salah satu atau kedua dengan hasil dari instrumen yang berbeda.

ANALISIS DATA

Menghitung adalah karakteristik penting dari suatu analisis konten (isi). Setiap kali unit

yang bersangkutan dalam suatu katagori yang ditemukan. Ini adalah sebuah perhitungan jadi,

hasil akhir dari sebuah koding adalah angka. Jelas bahwa perhitungan frekuensi kata-kata

tertentu, frase, simbol, gambar atu isi yang tampak memerlukan penggunaan nomor. Hal ini juga

penting untuk mencatat dasar atau titik referensi yang memungkinkan kurang informatif,

misalnya hanya unytuk menyatakan bahwa suatu editor laporan

Contoh Studi Analisa Isi

Dalam bab ini, kami menyajikan sebuah contoh analisa isi yang dipublikasikan, diikuti dengan

kritikan terhadap keunggulan dan kelemahannya. Seperti yang kami lakukan dalam kritikan-

kritikan kami terhadap jenis-jenis studi penelitian lainnya, kami menggunakan konsep-konsep

yang dikenalkan pada bagian awal dari buku ini untuk analisa kami.

Laporan Penelitian

Para Mahasiswa Calon Guru dan Disiplin Kelas

Michael Tulley & Lian Hwang Chiu, Universitas Indiana, Kokomo

Abstrak

Para partisipan dalam studi ini adalah 135 mahasiswa calon guru di Universitas Indiana yang

menyerahkan naratif tertulis detil yang menggambarkan satu kejadian yang ditangani secara

efektif dan satu kejadian yang tidak ditangani secara efektif menyangkut masalah disiplin. Hasil

memperlihatkan bahwa para mahasiswa calon guru mencatat lima jenis masalah disiplin; yang

paling sering menggambarkan gangguan, pembangkangan dan kurangnya memperhatikan.

Mereka menggunakan tujuh strategi berbeda ketika berusaha untuk menangani masalah-

masalah disiplin tersebut, yang paling efektif antara lain penguatan positif, penjelasan dan

perubahan strategi mengajar. Kesimpulan utama dari studi ini adalah bahwa (a) para

mahasiswa level dasar dan menengah mendefinisikan dan mengatasi masalah-masalah disiplin

Page 7: Materi PPM Kelompok 6

banyak dalam cara yang sama, (b) strategi-strategi yang paling efektif adalah strategi paling

“humanistis”, dan (c) strategi paling tidak efektif adalah yang paling “otoriter”.

Disiplin kelas yang efektif terus menjadi salah satu masalah paling universal dan

menyusahkan yang dihadapi oleh para guru (Charles, 1989; Edwards, 1993). Para calon guru

secara konsisten telah mengurutkan disiplin sebagai salah satu sumber terbesar kecemasan dan

ketidakpastian mereka (Lidgren, 1972; Wesley & Vocke, 1981), dan disiplin adalah juga faktor

utama dalam kegagalan para mahasiswa calon guru. Walau begitu, mereka mengenali disiplin

sebagai suatu area mereka yakin mereka menerima sedikit penyiapan untuk hal ini (Purcell &

Seifert, 1982).

Dalam studi-studi dimana para mahasiswa calon guru dan disiplin telah diperiksa, para

peneliti umumnya memfokuskan pada cara mereka menangani kejadian-kejadian kelas yang

umum. Di antara temuan-temuan penelitian tersebut adalah bahwa (a) pada mahasiswa

cenderung lebih memilih pendekatan humanistis untuk manajemen kelas (Hall & Wahrman,

1987; Osborne & Boisvert, 1989); (b) strategi-strategi manajemen kelas yang dipilih para

mahasiswa dapat dihubungkan dengan jenis kepribadian (Halpin, 1982), tugas level-universitas

(Tingstrom, 1989), mata pelajaran yang sedang diajarkan (Brand, 1982), dan level kelas (Jones,

1982); dan (c) setelah pengalaman lapangan mereka, para mahasiswa lebih ingin menggunakan

metode-metode disiplin yang lebih kasar (Moser, 1982).

Pembenaran Para penulis dari studi-studi yang sama seringkali telah bergantung pada

prediksi-prediksi para mahasiswa mengenai bagaimana mereka mungkin berprilaku dalam

situasi-situasi hipotetis, dan bukan pada pemeriksaan keputusan dan tindakan kelas mereka

sesungguhnya. Banyak peneliti tersebut telah bergantung pada metode-metode survey standar

dan relatif sederhana untuk memperoleh pengetahuan mengenai bagaimana para mahasiswa

merespon terhadap kejadian-kejadian kelas “tertentu.” Banyak penelitian ini terbatas untuk

digunakan para pendidik guru.

Ketika disiplin dierlakukan, tujuan dari pendidikan guru adalah untuk membantu orang-

orang mengembangkan keahlian yang penting untuk secara efektif menangani lingkungan

belajar. Pada akhirnya, nilai-nilai dan kepandaian setiap guru adalah yang paling mempengaruhi

budaya dan iklim kelas. Oleh karena itu, relevansi yang lebih besar adalah pemahaman

Page 8: Materi PPM Kelompok 6

keputusan-keputusan para mahasiswa mengenai manajemen kelas, dalam konteks apa yang

mereka yakini membentuk “masalah disiplin” di tempat pertama.

Tujuan Tujuan kami dalam studi ini adalah menyelidiki persepsi para mahasiswa calon guru

mengenai masalah-masalah disiplin yang mereka temui selama pengalaman mengajar siswa-

siswa mereka dan memeriksa strategi-strategi yang mereka gunakan, baik secara efektif dan

tidak efektif, ketika menghadapi masalah-masalah tersebut. Secara khusus, studi ini berusaha

menjawab pertanyaan-pertanyaan:

Jelas

1. Jenis-jenis prilaku kelas apakah yang didefinisikan para mahasiswa sebagai masalah

disiplin?

2. Strategi-strategi apakah yang digunakan para mahasiswa ketika menghadapi masalah-

masalah disiplin tersebut?

3. Strategi-strategi manakah yang efektif dengan masalah-masalah disiplin manakah, dan

strategi manakah yang tidak efektif?