Upload
sutamycom
View
263
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
MENINGKATKAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI DAN EKSPERIMEN KELAS VI B MATA PELAJARAN IPA MATERI ROTASI DAN REVOLUSI SEMESTER 2 DI DHAWE DORI KECAMATAN AESESA
KABUPATEN NAGEKEO TAHUN PELAJARAN 2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan keseluruhan dengan guru sebagai
pemeran utama. Proses pembelajaran banyak berakar pada barbagai pandangan dan konsep.
Perwujudan pembelajaran dapat terjadi dalam bebagai model. Bruce Joyce dan Marchal Weil
mengemukakan 22 modal mengajar yang dikelompokan kedalam 4 hal, yaitu: proses informasi,
perkembangan pribadi, interaksi sosial, dan modifikasi tingkah laku.
Guru memilki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas dan kuantitas pengajaran
yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus membuat perencanaan secara seksama dalam
miningkatkan kesempatan belajar bagi siswa dan memberbaiki kualitas mengajarnya.
Untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar yang baik, guru dan siswa harus bersama-sama
aktif, sihingga proses pembelajaran tidak menjenuhkan. Keaktifan siswa meliputi siswa tertarik pada
pelajaran yang diajarkan dan bertanya. Dalam hal keaktifan guru, maka guru harus dapat
membangkitkan minat dan mendorong semangat siswa untuk bertanya dan mencoba melakukan
sesuatu yang ada hubungannya dengan pelajaran yang dihadapi serta suasana kelas terasa lebih hidup
karena terjadi komunikasi anatar guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Namun kenyataanya
masih banyak siswa yang pasif dalam mengikuti proses pembelajaran, jarang sekali siswa mau
bertanya ataupun menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Rendahnya peran serta siswa dalam
proses pembelajaran ini mengakibatkan rendah pula hasil pembelajaran. Untuk itu peran guru dalam
membangkitkan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang nantinya juga akan
meningkatkan hasil belajar siswa sangat diperlukan dalam hal ini profesionalime guru sangat
diperlukan agar bisa membangkitkan motivasi siswa agar dapat aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan metode diskusi dan menggunkan lembar kerja
siswa dalam proses pembelajaran IPA.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Ki Hajar dewantoro”Ing ngarso sung
tulodho, Ing madya mangun karso, Tut wuri handayani” yang menjelaskan bahwa proses balajar
anak-anak itu melalui inisiatif (peniruan) maka dalam pembelajarannya guru harus dapat menggugah
motivasi belajar, mengemukakan tujuan-tujuan pembelajaran, mengarahkan hasrat ingin tau, ingin
membuktikan atau mengemukakan, dan ingin mempelajarinya.
Dengan demikian harus ada persamaan antara guru dan orang tua untuk memberi suatu
penguatan (reinforcement) yang bersifat psikologis bukan kepada materi dan kebudayaan. (Welliam
C. Crain, 1980 : 9 ). Sehingga harapan orang tua, guru, dan masyarakat khususnya serta bangsa dan
Negara pada umumnya akan terwujud suatu generasi mendatang yang handal.
Berdasarkan hasil obsevasi yang dilakukan oleh teman sejawat di kelas VI SD N Dhawe Dori
peneliti menemukan rendahnya prestasi belajar siswa dengan ditandai ketidak aktifan siswa dalam
proses belajar mengajar. Dari hasil tes formatif hanya ada 5 siswa dari 10 siswa yang mencapai
tingkat penguasaan materi hanya 50%, rata-rata kelasnya hanya 6,5 Selama proses pembelajaran
berlangsung tidak ada siswa yang mengajukan pertanyaan, bahkan ada siswa yang kurang
menangggapi materi yang disampaikan, karena metode yang digunakan guru tidak menarik perhatian
siswa.
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan data yang didapat dari proses hasil pembelajaran IPA tentang materi Rotasi dan
Revolusi kelas VI SD Negeri Dhawe Dori Kecamatan Aesesa Kabupaten Nagekeo, Ketuntasan belajar
perorangan hanya 5 siswa dari 10 siswa yang mencapai tingkat penguasaan materi hanya 50% dan
ketuntasan klasikal hanya 50%. ( data nilai dan analisis terlampir )
Melihat kenyataan di atas, perlu kiranya melakukan penelitian TindakanKelas dengan renungan
atas kelemahan-kelemahan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan.Dari renungan tersebut peneliti
malakukan tindakan perbaikan pembelajaran dengan harapan agar tingkat pemahaman siswa terhadap
materi pelajaran lebih baik, berkualitas, dan berhasil optimal.
Untuk itu sebagai guru dalam menuju profesionalis mengambil tindakan untuk memperbaiki kinerja
pembelajarannya dengan melakukan refleksi diri.
Dalam merefleksikan diri, peneliti melaksanakan diskusi dengan teman sejawat sehungga dapat
mengidetifikasi masalah sebagai berikiut:
a. Rendahnya hasil belajar siswa.
b. Kurangnya motivasi belajar siswa
c. Siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalah yang sudah teridentifikasi, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Apakah dalam pembelajaran IPA kelas 6 SDN Dhawe Dori materi pokok rotasi dan revolusi dapat
meningkatkan efektifitas dan peningkatan prestasi belajar siswa?
C. Tujuan Penelitian
Untuk memecahkan persoalan yang dialami siswa dalam pembelajaran, maka peneliti
melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas dengan tujuan:
1. Meningkatkan keefektifan siswa dalam proses pembelajaran melalui penggunaan metode
demonstrasi dan eksperimen.
2. Meningkatkan prestasi belajar IPA kelas VI dan penguasaan materi melalui metode demonstrasi dan
eksperimen.
3. Menerapakan srategi pembelajaran yang tepat.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang akan diperoleh dari kegiatan penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagi guru, dengan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas, guru dapat mengetahui strategi
pembelajaran yang bervareasi, yang dapat memperbaiki dan meningkatkan system pembelajaran di
kelas, sehingga permasalahan-permasalahan yang dihadapi baik oleh guru, siswa, dan materi
pembelajaran, dapat diminimalkan. Disamping itu dengan diberikan contoh tentang penelitian
tindakan kelas ini, guru akan terbiasa melakukan penelitian kecil yang tentunya sangat bermanfaat.
3. Bagi siswa, penelitian ini akan sangat bermanfaat.untuk meningkatkan pemahaman materi pelajaran
IPA materi pokok rotasi dan revolusi.
4. Bagi sekolah, hasil penelitian ini akan memberikan sumbungan yang baik bagi sekolah itu sendiri
dalam rangka perbaikan pembelajaran pada khususnya sekolah lain pada umumnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar Siswa
1. Pengertian Prestasi Belajar Siswa
Menurut Sundari (1998: 35 ) Prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari
materi di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor atau nilia yang diperoleh dari hasil tes mengenai
sejumlah materi pelajaran tertentu.
Presatasi belajar siswa dapat diketahui dari nilai yang diperoleh dalam mengikuti tes, baik itu tes
formatif maupun tes sumatif, nilai raport
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi
Prestasi belajar siswa dapat diperoleh melaui proses belajar, selain itu ditentukan oleh siswa sebagai
subyek belajar dengan berbagai latar belakang dan juga dipengaruhi oleh factor lain.
Menurut Mahfuth Shalahudin ( 1990:57 ) menggolongkan factor yang berpengaruh terhadap
individu dibagi menjadi dua :
a. Faktor Luar
Meliputi : Lingkungan ( alam dan social ) dan intrumen ( kurikulum, pengajar, dan administrasi )
b. Faktor Dalam
Meliputi : Fisiologis ( kondisi fisik, termasuk indra ) dan psikologis, bakat, minat, kecerdasan, motivasi
siswa, dan kemampuan kognitif.
Jadi factor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah factor dari luar dan factor dari
dalam
3. Metode Demonstrasi
Guru dalam kegiatan pembelajaran sering kali harus menunjukan dan memeragakan
ketrampilan –ketrampilan fisik atau kegiatan yang lain. Untuk melakukan hal tersebut. Guru dapat
memakai metode demonstrasi. Metode demonstrasi merupakan metode yang paling sederhana dan amat
bersahaja, karena metode ini adalah metode mengajar pertama kali dilakukan oleh manusia gua, yaitu
pada saat mereka menambahkan kayu bakar untuk memperbesar apai unggun, dan sementara anak-anak
mereka memperhatikan dan menirukannya ( Staton 1978: 91 ). Metode demonstrasi walaupun
merupakan metode yang paling sederhana tetapi untuk dapat melakukan metode tersebut seorang guru
hemdaknya benar-benar memahami sebelum menggunakannya.
Cardille ( 1986) mengemukakan bahwa “ demonstrasi adalah suatu penyajian yang dipersiapkan
secara teliti untuk mempertontonkan sebuah tindakan atau prosedur yang digunakan. Metode ini disertai
dengan penjelasan, ilustrasi, dan penyajian lisan(oral) dan peragaan (visual) secara tepat” dalam Cardille
( 1986:38). Dari pengertian ini nampak bahwa metode ini ditandai dengan adanya kesengajaan untuk
mempertunjukan tindakan dan atau penggunaan prosedur yang disertai penjelasan, ilustrasi, atau
pernyataan lisan maupun visual.
Winarno mengemukakan bahwa “ metode demonstrasi adalah adanya seorang guru, orang luar
yng diminta, atau siswa mempelihatkan suatu proses kepada seluruh kelas” ( Winarno, 1980 : 87 ).
Batasan yang dikemukakan oleh Winarno memberikan gambaran kepada kita, bahwa untuk
mendemonstrasikan atau memperagakan demonstrasi tidak harus dilakukan oleh guru tetapi juga dapat
dilakukan oleh siswa dan yang mendemonstrsaikan suatu proses.
Dari berbagai tujuan penerapan metode demonstrasi yang dikemukakan oleh Staton, Cardille,
dan winarno, dapat didefinisikan tujuan penerapan metode demonstrasi mencakup :
1. Mengajar siswa tentang suatu tindakan, proses atau prosedurketrampilan-ketrampilan fisik/motorik.
2. Mengembangkan kemampuan pengamatan, pendengaran danpenglihatan siswa secara bersama.
3. Mengkongkretkan informasi yang disajikan kepada siswa
4. Metode Eksperimen
a. Pengertian
Apabila dalam tujuan pembelajaran yang dirumuskan menuntun kearah pertanyaan-pertanyaan apakah
yang akan terjadi? Bagaimanakah yang paling tepat?.Dan pertanyaan –pertanyaan yang sejenis, maka
metode eksperimen patut digunakan untuk kegiatan belajar mengajar atau pembelajaran.
Metode eksperimen, pemakaiannya akan beriringan dengan logika induktif, yaitu suatau penarikan
kesimpulan berdasarkan sejumlah bukti, fakta, dan data dari keadaan tang diamati melaui eksperimen.
Metode eksperimen dimaksudkan sebagai kegiatan guru atau siswa untuk mencoba mengerjakan
sesuatu serta mengamati proses dan hasil dari percobaan itu ( Winarno, 1980 : 87 )
Dari batasan ini dapat ditandai bahwa metode eksperimen berpusat pada pengamatan terhadap proses
dan hasil eksperimen.
Metode eksperimen merupakan format interaksi belajar mengajar yang melibatkan logika induktif
untuk menyimpulkan pengamatan terhadap proses dan hasil percobaan yang dilakukan. Eksperimen
yang dilakukan secara perorangan maupun kelompok.
b. Tujaun Pemakaian Metode Eksperimen
Pemakaian metode eksperimen dalam kegiatan belajar mengajar bertujuan untuk :
1). Mengajar bagaimana menarik kesimpulan dari berbagai fakta, informasi, atau data yang berhasil
dikumpulkan melalui pengamatanterhadap proses eksperimen.
2). Mengajar bagaimana menarik kesimpulan dari fakta yang terdapatpada hasil eksperimen yang sama.
3). Malatih siswa merancang, mempersiapkan, melaksanakan, danmelaporkan hasil percobaan.
4). Melatih siswa menggunakan logika induktif untuk menarikkesimpulan dari fakta, informasi atau data
yang terkumpul melalui percobaan.
c. Keunggulan Metode Eksperimen
Keungulan-keunggulan metode eksperimen yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar
adalah:
1) Siswa secara aktif terlibat mengumpulkan fakta, informasi atau data yang diperlukan melaui
percobaan yang dilakukan.
2) Siswa memperoleh kesempatan untuk membuktikan kebenaran teori secara empiris melalui
eksperimen, sehingga siswqa terlatih membuktikan ilmu secara ilmiah tidak asal-asalan.
3) Siswa berkesempatan untuk melaksanakan prosedur metode ilmiah, dalam rangka menguji
hipotesis-hipotesis.
B. Kerangka Berpikir
Hasil belajar siswa pada umumnya masih rendah.Siswa pada umumnya masih merasa sulit untuk
memahami materi pelajaran dikerenakan guru belum menerapkan metode yang tepat untuk
membangkitkan motivasi dan pemahaman meteri pelajaran, maka dalam dalam kegiatan pembelajaran
perlu menggunakan metode yang sesuai dengan materi pelajaran dan dapat meningkatkan motivasi dan
prestasi belajar siswa.
C. Hipotesis
Berdasar kerangkaberfikir di atas maka hipotesis penelitian sebagai berikut: “Dengan
menggunakan metode Demontrsai dan Eksperimen dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar
siswa tentang materi rotasi dan revolusi pada siswa kelas VI SDN Dhawe Dori Kecamatan Aesesa
Kabupaten Nagekeo.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
1. Tempat Pelaksanaan Penelitian
Nama Sekolah : SD Negeri Dhawe Dori Kec.
UPTD Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga
Kecamatan Aesesa Kabupaten Nagekeo.
2. Waktu Pelaksanaan penelitian
a. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran siklus pertama dilaksanakan pada hari Senin Tanggal 16
Pebruari 2015
b. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran siklus kedua dilaksanakan pada hari Senin Tanggal 16
Maret 2015.
3. Mata Pelajaran : Ilmu Pebgetahuan Alam
4. Kelas : VI
5. Karakteristik Siswa
a. Jumlah siswa seluruhnya : 10 Siswa
b. Jumlah siswa laki-laki : 4 Siswa
c. Jumlah siswa perempuan : 6 siswa
6. Teman Sejawat
a. Nama : NUWA SIMPLISIUS,SA.g
b. NIP : 19680121 200012 1 001
c. Tugas : Guru Agama Katoloik
d. Unit kerja : SD Negeri Dhawe Dori
e. Instansi : UPTD Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kab.
Nagekeo
B. Diskripsi per Siklus
1. Siklus Pertama
a. Perencanaan Kegiatan
Pada siklus pertama, guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode
demonstrasi dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Sehingga seluruh proses dari
percobaan Rotasi dan revolusi yang dilaksanakan guru dalam kegiatan belajar mengajar tidak lebih
hanya sebagai pertunjukan belaka. Merencanakan perbaikan pembelajaran dengan focus menerapkan
metode demonstrasi secara terbimbing, dengan melibatkan siswa secara langsung. Setelah percobaan
selesai, dilanjutkan diskusi sidswa untuk membahas hasil percobaan.
Harapan peneliti dengan diterapkanya metode demonstrasi secara terbimbing tersebut dan juga
melibatkan siswa secara aktif, maka akan didapatkan penguasaan pemahaman materi lebih bisa diserap
siswa, tingkat ketuntasan belajar menjadi meningkat sehingga didapat hasil belajar yang memuaskan.
b. Pelaksanaan Siklus Pertama
Dalam pelaksanaan pembelajaran, peneliti sepenuhnya menerapkan metode demonstrasi terbimbing
dengan melibatkan siswa secara aktif melakukan demonstrasi percobaan.
Untuk memperoleh data jalannya proses perbaikan pembelajaran tersebut tidak lepas dari seorang
pengamat yakni teman sejawat yang menjadi teman sejawat adalah Jarwadi. Tugas adalah merekam
jalanya proses perbaikan pembelajaran. Hasil dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran tersebut dicatat
oleh pengamat pada lembar observasi yang telah menjadi kesepakatan bersama antara peneliti dengan
pengamat.
Adapun langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh peneliti dalam pelaksanaan
perbaikan pembelajaran siklus pertama adalah sebagai berikut :
a) Guru menjelaskan tentang rotasi dan revolusi
b) Guru megadakan Tanya jawab tentang rotasi dan revolusi
c) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk melakukan percobaan
d) Guru membimbing masing-masing kelompok dalam melaksanakan percobaan
e) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan percobaan.
f) Guru memberikan penguatan-pebgutan atas hasil percobaan siswa.
g) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
h) Secara kelompok siswa melaporkan hasil percobaan.
i) Siswa mengerjakan tes formatif
c. Pengamatan / pengumpulan data / instrument
Dalam melaksanakan penelitian hasil belajar siswa, peneliti menggunakan tes formatif sebagai alat
evaluasi untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
Untuk mendukung dalam proses pengamatan ini peneliti meminta batuan kepada teman sejawat
yaitu Tego Suroso, A. Ma. Pd sebagi pengamat,tugas pengamat adalah merekan jalannya proses
perbaikan dari awal sampai akhir. Dalam merekan proses pembelajaran tersebut pengamat
menggunakan lembar observasi yang telah disepakati oleh peneliti dan pengamat.
Format observasi yang digunakan pengamat adalah sebagai berikut:
NoKemunculan Komentar
Perilaku Guru yang Diobservasi Ada Tidak
1 Apakah guru telah menyiapakan alat
pelajaran?
Ya - Belum
maksimal
2 Apakah guru sudah mengguanakan alat
peraga secara tepat?
Ya - Belum
maksimal
3 Aapakah metode yang digunakan sudah
sesuai dengan materi?
Ya - Perelu
ditingkatkan
4 Apakah guru berusaha untuk mengaktifkan
anak?
- Tidak Kurang
5 Apakah sudah membangkitkan siswa dalam
menjawab pertanyaan?
- Tidak Kurang
6 Apakah guru siswa untuk menayakan hal-
hal yang belum paham?
Ya - Cukup, perlu
ditingkatkan
7 Apakah guru dan siswa telah membuat
kesimpulan daari mteri pelajaran?
- tidak kurang
8 Apakah guru memberikan penilaian pada
akhir pembelajaran?
Ya baik
3. Reflesi Siklus Pertama
Berdasarkan hasil pengamatan dari teman sejawat mengenairancangan proses perbaikan
pembelajaran, ditemukan beberapa kelemahan pada rencana perbaikan pembelajaran pada siklus
pertama, yaitu
a. Pada saat dilaksanakan percobaan alokasi waktu dalam pembelajaran hanya sedikit sehingga waktu
hanya dihabiskan untuk percobaan saja.
b. Hanya sebagian siswa yang mendapat kesempatan untuk melakukan percobaan.
c. Secara klasikal guru dan siswa tidak menyimpulkan hasil percobaan, sehingga dari beberapa
pertanyaan dalam tes formatif tidak terjawab dengan benar.
2. Siklus Kedua
a. Perencanaan Kegiatan Siklus Kedua.
Kelemahan-kelemahan yang terjadi pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus pertama
menjadi faktor pendorong bagi peneliti untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran yang kedua.
b. Pelaksanaan Siklus Pertama
Dalam pelaksanaan pembelajaran, peneliti sepenuhnya menerapkan metode demonstrasi terbimbing
dengan melibatkan siswa secara aktif melakukan demonstrasi percobaan.
Untuk memperoleh data jalannya proses perbaikan pembelajaran tersebut tidak lepas dari seorang
pengamata yakni teman sejawat yang menjadi teman sejawat adalah Jarwadi. Tugas adalah merekam
jalanya proses perbaikan pembelajaran. Hasil dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran tersebut dicatat
oleh pengamat pada lembar observasi yang telah menjadi kesepakatan bersama antara peneliti dengan
pengamat.
Adapun langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh peneliti dalam pelaksanaan
perbaikan pembelajaran siklus pertama adalah sebagai berikut :
a) Guru menjelaskan tentang Rotasi dan revolusi
b) Guru megadakan Tanya jawab Rotasi dan revolusi
c) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk melakukan percobaan.
d) Guru membimbing masing-masing kelompok dalam melaksanakan percobaan.
e) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan percobaan.
f) Guru memberikan penguatan-pebgutan atas hasil percobaan siswa.
g) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
h) Secara kelompok siswa melaporkan hasil percobaan.
i) Siswa mengerjakan tes formatif.
c. Pengamatan / pengumpulan data / instrument
Dalam melaksanakan penelitian hasil belajar siswa, peneliti menggunakan tes formatif sebagai alat
evauasi untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
Untuk mendukung dalam proses pengamatan ini peneliti meminta batuan kepada teman sejawat
yaitu Rotasi dan revolusi sebagi pengamat,tugas pengamat adalah merekan jalannya proses perbaikan
dari awal sampai akhir. Dalam merekan proses pembelajaran tersebut pengamat menggunakan lembar
observasi yang telah disepakati oleh peneliti dan pengamat.
Format observasi yang digunakan pengamat adalah sebagai berikut:
Kemunculan Komentar
No Perilaku Guru yang Diobservasi Ada Tidak
1 Apakah guru telah menyiapakan alat
pelajaran?
ya - Belum
maksimal
2 Apakah guru sudah mengguanakan alat
peraga secara tepat?
ya - Belum
maksimal
3 Aapakah metode yang digunakan sudah
sesuai dengan materi?
Ya - Perelu
ditingkatkan
4 Apakah guru berusaha untuk mengaktifkan
anak?
- Tidak Kurang
5 Apakah sudah membangkitkan siswa dalam
menjawab pertanyaan?
- Tidak Kurang
6 Apakah guru siswa untuk menayakan hal-
hal yang belum paham?
Ya - Cukup, perlu
ditingkatkan
7 Apakah guru dan siswa telah membuat
kesimpulan daari mteri pelajaran?
- tidak kurang
8 Apakah guru memberikan penilaian pada
akhir pembelajaran?
Ya baik
d. Reflesi Siklus Pertama
Berdasarkan hasil pengamatan dari teman sejawat mengenairancangan proses perbaikan
pembelajaran, ditemukan beberapa kelemahan pada rencana perbaikan pembelajaran pada siklus
pertama, yaitu
a. Pada saat dilaksanakan percobaan alokasi waktu dalam pembelajaran hanya sedikit sehingga waktu
hanya dihabiskan untuk percobaan saja.
b. Hanya sebagian siswa yang mendapat kesempatan untuk melakukan percobaan.
c. Secara klasikal guru dan siswa tidak menyimpulkan hasil percobaan, sehingga dari beberapa
pertanyaan dalam tes formatif tidak terjawab dengan benar.
3. Siklus Kedua
a. Perencanaan Kegiatan Siklus Kedua
Kelemahan-kelemahan yang terjadi pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus pertama
menjadi faktor pendorong bagi peneliti untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran yang kedua
Pada tahap ini peneliti merencanakan untuk menambah metode eksperimen dalam pelaksanaan
perbaikan pembelajarannya. Dengan penggabungan metode demonstrasi dan metode eksperimen,
dimaksudkan agar seluruh siswa nanti akan lebih jelas dalam melakukan pembelajaran.
Melaui metode demonstrasi dengan eksperimen, siswa dituntun untuk melaukan percobaan
dengan pengamatan, sehingga saat mengikuti pelajaran yang ditekuni akan lebih dapat dimengerti oleh
siswa. Metode ini menekankan pada kebutuhan ketelitian siswa saat menanggapi suatu masalah,
keaktifan kerja, berfikir kritis, dan aktualisasi pengalaman sehari-hari.Dengan demikian pada saat
dilaksanakan evaluasi akhir program, siswa dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan guru dengan benar.
b. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus kedua ini, peneliti menerapkan metode
demonstrasi dan metode eksperimen, serta membangkitkan siswa dalam menjawab pertanyaan.
Adapun langkah-langkah yang akan dilaksanakan peneliti dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran siklus kedua adalah sebagai berikut
a) Guru menjelaskan tentang Rotasi dan revolusi.
b) Guru mengadakan Tanya jawab Rotasi dan revolusi
c) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok untuk melakukan percobaan-percobaan dan
pengamatan.
d) Guru membimbing masing-masing kelompok dalam melakukan percobaan dan pengamatan.
e) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya berkaitan dengan percobaan dan
pengamatan yang dilakukan.
f) Guru membangkitkan potensi-potensi yang dimiliki siswa saat melaksanakan percobaan dan
pengamatan.
g) Guru memberikan moyivasi atau dorongan kepada siswa, menanggapi percobaan dan pengamatan
yang dilakukanya.
h) Secara kelompok siswa melaporkanya hasil percobaan dan pengamatan dihadapan teman-temannya
kemudian nburu menanggapinya dengan memberikan referensi seperlunya.
i) Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan dari seluruh hasil percobaan dan pengamatan.
j) Guru memberikan penilaian pada akhir pembelajaran berupa tes formatif.
k) Guru memberikan tindak lanjut.
c. Pengamatan / Pengumpulan Data / Instrumen
Dalam melaksanakan penilaian hasil belajar siswa, peneliti menggunakan tes formatif untuk mengetahui
tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. Adapun proses pengamatanya menggunbakan
lembar pengamat yang telah disepakati oleh peneliti dan pengamat.
Tabel pengamatan perbaikan pembelajaran siklus II
No Perilaku Guru yang DiobservasiKemunculan Komentar
Ada Tidak
1 Apakah guru telah menyiapakan alat
pelajaran?
Ya - Baik
2 Apakah guru sudah mengguanakan alat
peraga secara tepat?
Ya - Baik
3 Aapakah metode yang digunakan sudah
sesuai dengan materi?
Ya - Baik
4 Apakah guru berusaha untuk mengaktifkan
anak?
Ya - Baik
5 Apakah sudah membangkitkan siswa dalam
menjawab pertanyaan?
Ya - Baik
6 Apakah guru siswa untuk menayakan hal-
hal yang belum paham?
Ya - Baik
7 Apakah guru dan siswa telah membuat Ya - Baik
No Perilaku Guru yang DiobservasiKemunculan Komentar
Ada Tidak
kesimpulan daari mteri pelajaran?
8 Apakah guru memberikan penilaian pada
akhir pembelajaran?
Ya - Baik
d. Refleksi Siklus Kedua
Berdasarkan pengamatan dari teman sejawat mengenai rancangan proses perbaikan pembelajaran
siklus kedua ini, ada beberapa kekuatan ditemukan dan hamper tidak ada kelemahan pada rencana
perbaikan pembelajaran siklus kedua. Kekuatan yang muncul pada perbaikan pembelajaran siklus kedua
ini adalah :
1. Seluruh siswa terlibat aktif dalam kegiatan percobaan dab pengamatan karena hamper suluruh siswa
mendapat kesempatan untuk melakukan percobaan dan pengamatan.
2. Masing-masing kelompok tidak mengalami kesulitan dalam melaksanakan percobaan dan
pengamatan.
3. Setiap pertanyaan dapat dijawab dengan benar siswa.
4. Tingkat penguasaan siswa materi pembelajaran mencapai lebih dari 80%.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Persiklus
1. Siklus pertama
Dari perencanaan yang sudah dibuat guru melaksanakan perbaikan pembelajaran dari focus
menerapkan metode demonstrasi dan eksperimen siswa terlibat lebih aktif, dalam mengikuti
pembelajaran. Diharapakan dari menerapkan metode demonstrasi dan eksperimen ini, tingkat prestasi
belajar siswa menjadi lebih baik.Setiap pertanyaan guru dapat dijawab dengan benar leh siswa.Setelah
dilaksanakan penelitian pada tes akhir, tingakat ketuntasan belajar siswa bisa mencapai target 80%
sesuai dengan harapan.
Namun dari proses perbaikan pmbelajaran siklus pertama, belum sepenuhnya harapan peneliti
tercapai sepenuhnya. Setiap kali penlis menyapaikan pertanyaan kepada siswa belum bisa terjawab
dengan benar.
Setelah dberikan tes formatif pada perbaikan pembelajaran siklus pertamadiperoleh data hasil
penilaian hasil terhadap siswa yang mengejakan sola sebanyak 10 nomer dengan hasil sebagai berikut :
Hasil Tes Formatif Perbaikan pembelajaran IPA Siklus I
No Nilai Jumlah Siswa Skor
1 4 4 16
2 5 3 15
3 6 3 18
4 7 3 21
5 8 2 16
Jumlah - 86
Rata-rata - 5,3
Demikian juga hasil pengamat dari teman sejawat mengenai pelaksanaan proses perbaikan
pembelajaran siklus pertama yang dilaksanakan peneliti. Berdasarkan data observasi yang tertuang pada
lembar pengamatan didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel Pengamatan Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran IPA
Siklus I
Kemunculan Komentar
No Perilaku Guru yang Diobservasi Ada Tidak
1 Apakah guru telah menyiapakan alat
pelajaran?
ya - Belum
maksimal
2 Apakah guru sudah mengguanakan alat
peraga secara tepat?
ya - Belum
maksimal
3 Aapakah metode yang digunakan sudah
sesuai dengan materi?
Ya - Perelu
ditingkatkan
4 Apakah guru berusaha untuk mengaktifkan
anak?
- Tidak Kurang
5 Apakah sudah membangkitkan siswa dalam
menjawab pertanyaan?
- Tidak Kurang
6 Apakah guru siswa untuk menayakan hal-
hal yang belum paham?
Ya - Cukup, perlu
ditingkatkan
7 Apakah guru dan siswa telah membuat
kesimpulan daari mteri pelajaran?
- tidak kurang
8 Apakah guru memberikan penilaian pada
akhir pembelajaran?
Ya baik
Berdasar tabel di atas ditemukan beberapa kekuatan dan kelemahan pada perbaikan
pembelajaran siklus pertama.Kekuatan yang muncul hanya sebagian siswa yang menjadi lebih aktif
karena diberi kesempatan guru untuk mengutarakan pendapatnya.
Adapun yang menjadi kelemahan perbaikan pembelajaran siklus pertama adalah :
a. Pada pelaksanaan demonstrasi, waktunya hanya sedikit.
b. demonstrasi hanya dilakukan oleh sebagaian siswa saja.
c. Secara klasikal garu dan siswa tidak menyimpulkan hasil dari demonstrasi.
2. Siklus Kedua
Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus kedua, peneliti merencanakan untuk
menambah metode eksperimen dalam melaksanakan pembelajaran ,diharapaka dengan menggunakan
metode demonstrasi dan eksprimen dengan melibatkan seluruh siswa,maka penguasaan siswa terhadap
materi pelajaran akan lebih optimal.
Diharapkan dari keterlibatan seluruh siswa dalam malakukan eksperimen tersebut, tingkat
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran lebih dapat optimal, sehingga prosentase ketuntasan
belajarnya bisa mencapai 80% sesuai keinginan guru dan acuan ketuntasan belajar nasional.
Hasil pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran siklus kedua, sungguh memperoleh
peningkatan belajar siswa lebig berhasil. Hal ini terbukti bisa menjawab 10 soal yang dilaksanakan pada
tes formatif.
Hasil Tes Perbaikan pembelajaran IPA
Siklus II
No Nilai Jumlah Siswa Skor
1 4 1 4
2 6 2 12
3 7 1 7
4 8 6 48
5 9 4 36
6 10 1 16
Jumlah - 134
Rata-rata - 8,3
Demikian juga hasil pengamatan dari teman sejawat, mengenai pelaksanaan perbaikan
pembelajaran siklus kedua bagi peneliti, dari tabel lembar pengamatan / observasi didapat hasil sebagai
berikut.
Tabel Pengamatan Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran IPA
Siklus I
Kemunculan Komentar
No Perilaku Guru yang Diobservasi Ada Tidak
1 Apakah guru telah menyiapakan alat
pelajaran?
Ya - Baik
2 Apakah guru sudah mengguanakan alat Ya - Baik
peraga secara tepat?
3 Aapakah metode yang digunakan sudah
sesuai dengan materi?
Ya - Baik
4 Apakah guru berusaha untuk mengaktifkan
anak?
Ya - Baik
5 Apakah sudah membangkitkan siswa dalam
menjawab pertanyaan?
Ya - Baik
6 Apakah guru siswa untuk menayakan hal-
hal yang belum paham?
Ya - Baik
7 Apakah guru dan siswa telah membuat
kesimpulan daari mteri pelajaran?
Ya - Baik
8 Apakah guru memberikan penilaian pada
akhir pembelajaran?
Ya - Baik
Berdasarkan hasil pengamatan dari teman sejawat mengenai proses perbaikan pembelajaran
siklus kedua pada mata pelajaran IPA materi rotasi dan revolusi dilaksanakan sesuai prosedur yang
ditetapkan, ditemukan kekuatan hamper tidak ada kelemahan / kekurangan yang muncul.
Kekutan yang terjadi pada kegiatan pembelajaran siklus kedua ini adalah:
1) Seluruh siswa terlibat aktif karena seluruh siswa mendapat kesempatan untuk melakukan
percobaan dan pengatan atau mendenstrasikan dan melakukan eksperimen
2) Masing-masing kelompok tidak mengalami kesulitan dalam melaksanakan percobaan dan
pengamatan
3) Setiap pertanyaan guru dapat dijawab dengan benar oleh siswa.
4) Tingkat penguasaan materi terhadap materi rotasi dan revolusi lebih dari 80%.
B. Pembahasan
1. Siklus Pertama
Setelah diadakan peraikan pembelajaran yangmenfokuskan penerapan metode diskusi dan
Lembar Kerja Siswa untuk meningkatkan prestasi belajar, diperoleh hasil yang sdikit kemajuan tingkat
pengusaan siswa terhadap materi pelajaran.
Dari pengamatan teman sejawat pada pelajaran sebelumnya, ketuntasan belajar siswa terhadap
materai cahay 50 %, setelah diadakan perbaikan pembelajarn ketuntasan belajar menjadi 50% kemajuan
yang terjadi terhadap materi pelajaran, merukan hasil dari dari perbaikan pembelajaran yang dilasankan
dengan cara siswa diaktifkan dalam demostrasi dan eksperimen atau percobaan dan pengamatan. Namun
kemajuan yang terjadi belum seperti yang diharapkan yakni ketuntasn belajara 80%. Kelemahan proses
perbaikan pembelajaran, terjadi karena tidak semua siswa diberi kesempatan dalam melaksanakan
demonstrasi, sehingga dalam pelaksanaan diskusi kelompok siswa menjadi ramai karena siswa belum
memahami masalah dengan jelas. Dengan demikian tingkat pengusaan siswa terhadap materipun
menjadi rendah.
Demikian juga dalam hal perbaikan guru yang direkam oleh teman sejawat dalam lembar
pengamatan, apa yang telah dirumuskan bersama antara peneliti dan pengamat belum sepenuhnya
dilaksanakan guru dalam proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran belum menunjukan
kemajuan yang berarti. Peneliti belum melaksanakan hal-hal yang ditetapkan pada lembar pengamatan
yang sudah dirumuskan antara peneliti dan pengamat.
2. Siklus Kedua
Kemajuan yang terjadi dalam tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran, merupakan
hasil dari perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan dengan tersedianya alat Bantu / media yang
memadai, sehingga seluruh siswa dapat terlibat secara aktif dalam malakukan percobaan dan
pengamatan. Demikian juga tingkat penguasaan siswa terhadap materi cahaya menjadi optimal.
Pendapat dari para ahli tentang metode mengajar, penggunaan metode demonstrasi dan
eksperimen telah diterapakan dalam perbaikan pembelajaran.
Dalam hal prilaku guru yang direkam oleh teman sejawat dalam lembar pengamatanpun
menunjukan kemajuan yang berarti.Peneliti sudah melaksanakan hal-hal yang ditetapkan dalam lembar
pengamatan yang sudah dirumuskan antara guru dan pengamat.
Pada perbaikan pembelajaran kedui ini apa yang menjadi tujuan semula dapat tercapai yaitu
proses pembelajaran yang bermutu dan pemahaman siswa terhadap materi rotasi dan revolusitercapai
secara optimal dari 53% menjadi 83%.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Melihat hasil perbaikan pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam telah dilaksanakan,
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1) Penguasaan siswa terhadp mata pelajaran IPA Kelas VI Rotasi dan revolusi dapat ditingkatkan
melalui penggunaan metode demonstrsai dan eksperimen.
2) Keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode
demonstrasi dan eksperimen, membantu siswa dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan-
kesulitan dalam menyikapi mata pelajaran yang dihadapi.
3) Dengan mengunakan metode demonstrasi dan eksperimen, siswa lebih dapat meningkatkan
prestasi belajarnya dalam menanggapi materi dan permasalahan belajarnya untuk mendapatkan
hasil lebih optimal.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, beberapa hal yang masih perlu dilakukan oleh guru dalam upaya
meningkatkan kualitas pembelajaran pada umumnya dan khususnya terdapat tingkat penguasaan materi
pelajaran adalah:
1. Menerapkan metode yang tepat dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa
2. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, guru
hendaknya melibatkan siswa secara aktif dan dengan memberikan penguatan –penguatan agar siswa
termotivasi sehingga prestasi belajar menjadi meningkat dan berhasil optimal.
3. Berdasarkan pengalaman peneliti, bahwa dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran perlu
kiranya diadakan kelompok kerja antar guru.
Tujuannya adalah untuk selalu saling tukar pengalaman, menghindarkan kesulitan-kesulitan
berkaitan pada kesibukan tugas kerja yang menjadi tanggung jawabnya sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
BSNP 2008. Model silabus kelas I, Jakarta DepdiknasPeraturan Mentri Pendidikan Nasional tentang standar isi kurikurum tingkat satuan pendidikan. Jakarta Depdiknas.
Hamalik,Oemar. 1992 Psikolagi belajar mengajar Bandung Sinar baru
Nana Sudjana 1989. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Lembaga Penelitian IKIP Bandung
Purwodarminto, WJS.1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PN Balai Pustaka.
Warnadi, IGAK 2007. Penelitian Tindakan Kelas Jakarta Universitas Terbuka.
Sradiman, A. M.1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali.
Depdikbud 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar ( GBPP ). Jakarta Depdikbud
Russeffendi,E. T 1997. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam I. Jakarta Universitas Terbuka
Suryobroto, Sumadi. 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV Rajawali
Surakhmat. Winarto, Thomas Murroy. 1981. Metodologi Pengjaran. Jakarta
Winkel.1984. Psikologi Pendidikan Evaulasi Belajar. Jakarta : PT Gramedia.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SD Negeri Dhawe DoriKelas : VIMata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)Semester : II (dua)
A. Standar KompetensiMemahami Matahari sebagai pusat rotasi dan revolusi dan interaksi bumi dalam tata surya.
B. Kompetensi Dasar9.2 Mendeskripsikan peristiwa rotasi bumi, revolusi bumi, dan revolusi bulan.
II. IndikatorMenjelaskan peristiwa peristiwa rotasi dan revolusi bumi.Menjelaskan akibat yang terjadi karena rotasi dan revolusi bumi.Menjelaskan peristiwa rotasi dan revolusi bulan.Menjelaskan akibat yang terjadi karena rotasi dan revolusi bulan.Mendemonstrasikan gerakan bumi mengelilingi matahari.
III. Tujuan PembelajaranPeserta didik dapat :1. Menjelaskan peristiwa rotasi dan revolusi bumi.2. Menjelaskan akibat yang terjadi karena rotasi dan revolusi bumi.3. Menjelaskan peristiwa rotasi dan revolusi bulan.4. Menjelaskan akibat rotasi dan revolusi bulan.5. Memperagakan gerakan-gerakan Bumi dan Bulan mengelilingi matahari.6. Menjelaskan kenampakan Bulan dari Bumi sebagai akibat gerak revolusinya terhadap Bumi.
IV. Materi PembelajaranGerakan Bumi dan Bulan1. Gerakan Bumi Bumi melakukan 2 gerakan yaitu : a. bumi berputar pada porosnya disebut rotasi bumi b. bumi berputar mengelilingi matahari disebut revolusi bumi Akibat rotasi bumi : a. terjadinya siang dan malam b. terjadinya gerak semu harian matahari c. terjadinya perbedaan waktu Akibat revolusi bumi : a. terjadinya gerak semu tahunan matahari b. terjadinya perubahan musim2. Gerakan bulan Bulan melakukan 3 gerakan yaitu : a. bulan berputar pada porosnya (berotasi) b. mengelilingi bumi (berevolusi) c. bersama-sama bumi mengelilingi matahari
Waktu rotasi bulan sama dengan waktu revolusinya, maka mengakibatkan permukaan bulan yang menghadap ke bumi selalu sama.
Revolusi bulan mengakibatkan terjadinya fase-fase bulan.
Model Pembelajaran :a. Direct Instructional (DI)b. Cooperative Learning (CL)
Metode Pembelajaran :a. Tanya jawabb. Tugasc. Eksperimen
d. Demonstrasi
V. Langkah-Langkah Kegiatana. Kegiatan Pendahuluan
1) Motivasi: Benarkah Matahari bergerak mengelilingi Bumi?2) Pengetahuan prasyarat: Apakah yang menjadi pusat rotasi dan revolusi ?b. Kegiatan Inti
1) Guru menjelaskan tentang gerakan Bumi dan Bulan.2) Guru menanyakan gejala alam yang sering ditemui peserta didik terkait dengan gerakan Bumi dan
Bulan.3) Guru meminta peserta didik mendeskripsikan gejala alam tersebut.4) Guru memberi penjelasan gejala alam tersebut dikaitkan dengan gerakan Bumi dan Bulan.5) Guru mengadakan tanya jawab mengenai materi yang telah diberikan.6) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami.
c. Penutup1) Guru membimbing peserta didik untuk membuat rangkuman.VI. Sumber Belajar Sumber : 1. Buku IPA Salingtemas Kelas VI SD/MI, Wigati Hadi Omegawati, dkk. 2. Sains SD Kls VI, Haryanto, Erlangga. Alat : 1. Plastisin 2. Lampu senter 3. Globe
4. PensilVII. Penilaian Hasil Belajar1. Teknik Penilaian
a. Tes Unjuk Kerjab. Tes Tertulis
2. Bentuk Instrumena. Uji petik kerja prosedur
b. Uraian3. Contoh Instrumen : Terlampir
Wolomeze, Mengetahui
Kepala Sekolah
MARIA GORETI WEWONIP.
Guru Kelas VI
FABIANUS AMEEBU, S.PdNIP.
Daftar Nilai Siklus I
DAFTAR NILAI TES AKHIR SIKLUS I
NO Nama Nilai123456789
10JumlahRata-rata
Daftar Nilai Siklus II
DAFTAR NILAI TES AKHIR SIKLUS I
NO Nama Nilai123456789
10JumlahRata-rata