Upload
others
View
19
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MATERIDAKWAHDALAMNOVELAYAT‐AYATCINTA2 KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial (S. Sos)
Disusun Oleh:
Tutik Diyana Alfa
NIM: 43012160001
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
ii
iii
iv
v
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS DAKWAH Jalan Lingkar Selatan Km. 2 Pulutan Sidorejo, Salatiga 50716 Website:www.iainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN
DAN
KESEDIAAN DIPUBLIKASIKAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Tutik Diyana Alfa
NIM : 43012160001
Program studi : Komunikasi dan Penyiaran Islam
Judul Skripsi :Materi Dakwah dalam Novel Ayat-Ayat Cinta 2 Karya
Habiburrahman El Shirazy
Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi yang berjudul: Materi Dakwah
dalam Novel Ayat-Ayat Cinta 2 Karya Habiburrahman El Shirazy adalah hasil
karya saya sendiri dan bukan merupakan karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi lainnya, kecuali bagian-
bagian tertentu yang penyusun ambil sebagai acuan.
Skripsi ini diperbolehkan untuk dipublikasikan oleh perpustakaan IAIN Salatiga.
Salatiga,27 Februari 2019
Yang membuat pernyataan,
Tutik Diyana Alfa
vi
MOTTO
إن مع ٱلعسر يسرا
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan”
(Al-Insyirah:6)
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang menciptakan langit dan
bumi. Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga peneliti bisa menyelesaikan skripsi dengan judul Materi Dakwah dalam
Novel Ayat-Ayat Cinta 2 Karya Habiburrahman El-Shirazy dengan lancar.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung
Muhammad SAW yang telah menyebarkan agama Allah, semoga kita
mendapatkan syafaat di yaumul qiyamahnantinya.
Selama proses mengerjakan skripsi peneliti menyadari banyak orang-
orang baik yang telah mendukung dan memberikan bimbingan, motivasi dan
bantuan sehingga peneliti dalam menyelesaikan skripsi mendapat kemudahan.
Maka dari itu, peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.
2. Dekan Fakultas Dakwah, Bapak Dr. Mukti Ali, M.Hum.
3. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Ibu Dra. Hj. Maryatin,
M.Pd.
4. Dosen pembimbing,Bapak Drs. H. Bahroni, M.Pd. yang dengan segenap
perhatian, kesabaran dan tanpa henti membimbing peneliti. Serta yang telah
rela meluangkan waktu ditengah padatnya jadwal sehingga skripsi ini
terselesaikan.
5. Dosen pembimbing akademik, Bapak Drs. Kastolani, M. Ag. Ph. D.
6. Segenap dosen penguji komprehensif dan munaqosyah.
viii
7. Segenap seluruh dosen KPI Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Salatiga.
8. Bapak Suradi dan Ibu Intifa’ah, orang tua tercinta, kakakku tercantik
Usfiyatul Marfu’ah, dan adik terganteng Syamsul Ma’arif dan Muhammad
Yazidul Lufa yang selalu mendo’akan. Semoga Allah memberikan kesehatan,
kasih sayang dan Ridho-Nya kepada mereka.
9. Teman kos Bu Nadhirah: Anfia (terima kasih sudah meminjami leptop untuk
mengedit video, terima kasih sudah menemani peneliti selama proses skripsi
sekaligus teman untuk sharing), Anisa (terima kasih sudah meminjami
teptopnya, teman perusuh sekaligus penghibur disaat stres), Dyan (terima
kasih sudah menemani peneliti berpetualang dan telah menemani menemui
dosen), Vindi (terima kasih sudah menemani peneliti ke perpus), Rosa,
Nanda, Atun, Farah, Tiwi dan Jelita.
10. Teman-teman KPI 2014 yang telah menerima peneliti sebagai teman baru
dengan tangan terbuka.
11. Nurhayati, Erny, dan Niska yang telah memberikan dukungan, semangat
selama proses mengerjakan skripsi.
ix
PERSEMBAHAN
Skripsi ini peneliti persembahkan untuk:
1. Bapak Suradi dan Ibu Intifa’ah, orang tua tercinta, yang selalu mendo’akan,
memberikan kasih sayang, atas semua pengorbanannya, kesabarannya dan
selalu menasehati peneliti. Semoga Allah memberikan kesehatan, kasih
sayang dan Ridho-Nya kepada mereka.
2. Kakakku tercantik Usfiyatul Marfu’ah yang selalu menasehati dan
memotivasi peneliti dengan cara yang unik.
3. Adik Syamsul Ma’arif dan Muhammad Yazidul Lufa.
4. Sahabat-sahabat konyolCreamy Kost, Anfiadatul Magfiroh, Dyan Amaliyah,
Annisa Nurul Hidayah dan Vindi Mei Lestari.
5. Neli dan Ana teman sewaktu di UIN Walisongo Semarang yang telah
memberikan dukungan, semangat selama Proses mengerjakan skripsi.
6. Nurhayati, Erny, dan Niska yang telah memberikan dukungan, semangat
selama proses mengerjakan skripsi.
7. IbuNadziroh, Ibu kedua peneliti yang selalu menyemangati dan mendo’akan
peneliti.
x
ABSTRAK
Alfa, Tutik Diyana. 2019. Materi Dakwah dalam Novel Ayat-Ayat Cinta 2 Karya Habiburrahman El Shirazy. Skripsi, Salatiga: Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Kata Kunci: Dakwah, Materi Dakwah dan Novel
Dakwah adalah mengajak atau menyeru kepada kebaikan. Media dakwah melalui tulisan (bil qolam) salah satunya adalah melalui novel yang merupakanbentukkarya sastra. Materi dakwah yang dikemas di dalam sebuah novel oleh pengarangnya, sepertidalam novel Ayat-Ayat Cinta 2 yang di dalamnya mengandung materi dakwah. Novel dengan Fahri sebagai tokoh utamanya ini mengisahkan tentang Fahri yang kini hidup sendiri dan tinggal di Edinburgh sekaligus menjadi dosen disana. Menyibukkan diri adalah jalan yang ia tempuh untuk menyingkirkan rasa sedihnya sekaligus memperbaiki citra Islam di negeri yang sekarang ia tinggali.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: Materi dakwah apa saja yang terdapat dalam novel Ayat-Ayat Cinta 2 karya Habiburrahman El Shirazy? Bagaimana relevansi materi dakwah yang terdapat dalam novel Ayat-Ayat Cinta 2 karya Habiburrahman El Shirazy dengan keadaan masyarakat di era modern?.
Metode penelitian novel Ayat-Ayat Cinta 2 menggunakan jenis penelitian literature dan menggunakan pendekatan semiotika. Penelitian ini menggunakan data primer berupa novel Ayat-Ayat Cinta 2 dan data sekunder berupa buku-buku lain yang relevan. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu dokumentasi. Analisisnya semiotika Roland Barthes, menguraikan tentang tanda denotatif yang terdiri atas penanda dan petanda.
Hasil penelitian ini menunjukkan dalam novel Ayat-Ayat Cinta 2 terdapat tiga aspek materi dakwah: aqidah, syariah dan akhlak. Aspek aqidah meliputi dzikir dan do’a, aspek syariah meliputi ibadah dan muamalah. Sedangkan aspek akhlak meliputi akhlak kepada Allah berupa sabar, ikhlas dan syukur, kemudian akhlak terhadap manusia berupa amanah, tolong menolong, ramah, rendah hati dan memuliakan tamu. Relevansi dari materi dakwah yang terdapat dalam novel untuk keadaan masyarakat di era modern ini adalah tolong menolong, ramah dan ibadah, mengingat masyarakat era sekarang yang bersikap individualis dan gaya hidup yang bebas.
xi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
LOGO INSTITUT...................................................................................................ii
NOTA PEMBIMBING .......................................... Error! Bookmark not defined.
PENGESAHAN ..................................................... Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................. v
MOTTO ................................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
PERSEMBAHAN .................................................................................................. ix
ABSTRAK .............................................................................................................. x
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah. ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5
C. Tujuan penelitian ........................................................................................... 6
D. Manfaat penelitian ......................................................................................... 6
E. Kerangka Berpikir ......................................................................................... 6
F. Sistematika Penulisan .................................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka ............................................................................................. 10
B. Landasan Teori ............................................................................................ 13
1. Pengertian Dakwah ................................................................................. 14
2. Unsur-unsur Dakwah .............................................................................. 14
3. Pengertian Materi Dakwah ..................................................................... 15
4. Macam-macam Materi Dakwah ............................................................. 16
5. Kajian tentang Novel .............................................................................. 21
6. Teori Semiotika Roland Barthes ............................................................ 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 29
xii
B. Fokus Penelitian .......................................................................................... 30
C. Sumber dan Jenis Data ................................................................................ 30
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 31
E. Teknik Analisis Data ................................................................................... 32
F. Teknik Validasi Data ................................................................................... 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Penelitian ....................................................................................... 36
B. Pembahasan ................................................................................................. 58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................. 86
B. Saran ............................................................................................................ 87
DAFTAR PUSTAKA
xiii
DAFTAR TABEL
TABEL 1 Peta Tanda Roland Barthes ................................................................28
TABEL 2 Analisis Roland Barthes .....................................................................47
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Dakwah sering dipahami sebagai bentuk ajaran Islam yang
merupakan salah satu pilar bagi terpeliharanya eksistensi Islam di muka
bumi. Karena peran dakwah yang demikian krusial, al- Quran sendiri
bahkan menganjurkan adanya komunitas social dalam berdakwah, di mana
setiap komunitas muslim hendaknya memiliki sekelompok orang yang
secara spesifik berprofesi sebagai para pendakwah (da’i) untuk
menyampaikan dakwah Islam dan menjalankan fungsi amar ma’ruf nahi
munkar (perintah menjalan kankebaikan dan mencegah keburukan atau
kejahatan) di tengah masyarakat (Halimi, 2008: 1).
Dakwah dan Islam merupakan dua bagian yang tak terpisahkan,
karena Islam tidak akantumbuh dan berkembang tanpa adanya dakwah.
Dahwahpun bukanlah dakwah jika bukan untuk menyebarluaskan ajaran
Islam. Orang pada umumnya tahu bahwa Islam itu baik, oleh sebab itu
Islam harus didakwahkan dengan baik dan dengan cara yang benar pula.
Dakwah sendiri berasal dari bahasa Arab دعوة yang berakar kata
dari huruf dal, ra, dan waw, yang berarti dasar kecenderungan sesuatu
yang disebabkana suara dan kata-kata, atau mencintai sessuatu atau
mendekatkan diri pada sesuatu. Dari kata ini terangkai menjadi دعا (fi’il
mu’tal naqish), yang menjadi asala kata دعاء و دعوة - يدعو –دعا , berarti
memanggil, mengundang, meminta tolong, meminta dan memohon,
2
sedangkan yang isim masdarnya دعوة berarti memanggil, mengundang,
mengajak atau menyeru (Budiharjo, 2007: 1).
Pengertian dakwah menurut istilah telah banyak dikemukakan oleh para
ahli atau pakar dakwah yang memberikan definisi menurut sudut pandang
masing-masing. Akan tetapi masih dalam pengertian dan maksud yang tidak
jauh berbeda, definisi satu melengkapi definisi yang lainnya. Seperti,
menurut Prof. Dr. M. Quraish Shihab mengatakan dakwah adalah seruan
atau ajakan kepada keinsyafan atau upaya mengubah situasi kepada situasi
yang lebih baik dan sempurna baik terhadap pribadi maupun masyarakat
(An- Nabiry, 2008: 21-22).
Dakwah adalah segala aktivitas yang dilakukan seseorang ataupun
kelompok (da’i) untuk mengajak orang maupun masyarakat (mad’u) untuk
melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan (amal ma’ruf nahi munkar)
baik dilakukan melalui lisan (bi al-lisan), perbuatan (bi al-hal), ataupun
dengan cara tulisan (bi al-qolam). Dan penyampaian dengan cara yang
baik, agar tujuan dakwah dapat tercapai.
Secara historis aktifitas dakwah Islam telah diawali oleh Nabi
Muhammad SAW, kepada bangsa Arab di Mekkah saat itu. Selama
kurangl ebih 23 tahun berdakwah, ia telah memperoleh keberhasilan yang
spektakuler (Halimi, 2008:1). Sedangkan dakwah di era sekarangpun
demikian. Da’i di era sekarang sudah banyak yang melalukan terobosan-
terobosan baru dalamd akwahnya, terutama pada media apa yang
3
digunakan. Sebab untuk mencapai dakwah yang efektif diperlukan media
yang efektif pula.
Perkembangan teknologi kini semakin berkembang, dan terus
berkembang. Apalagi setelah adanya reformasi, kini semakin banyak
media bermunculan baiki tu media cetak maupun online. Masyarakatpun
dengan leluasa bisa memilah dan memilih media yang disukainya.
Disamping itu mereka juga dapat dengan mudah menerima informasi itu,
sambil minum teh ataupun secangkir kopi. Oleh sebab itu, dakwah melalui
media tulisan sangatlah dibutuhkan dan perlu dikembangkan. Melalui
tulisan yang dikemas secara popular, dimuat dimedia massa maka pesan
dakwah dapat tersebar dan diterima banyak kalangan.
Dakwah bi al-qolam dalam bentuk cetak yang sering dijumpai
setiap hari antara lain puisi, cerpen, novel, majalah dan lain-lain.
Sedangkan dalam bentuk online yang dijumpai yaitu melalui facebook,
instragram, twitter, blog dan lain-lain. Sastra popular memiliki tujuan
bukan hanya untuk menghibur, akan tetapi juga bias dinikmati sebagai
karya seni. Sehingga sastra popular terutama dalam bentuk novel tidak
saja dipandang sebagai barometer perkembangan sosial, budaya, dan
ekonomi masyarakat, tetapi juga bagi masyarakat dunia.
Perkembangan sastra popular terutama novel yang sedemikian
rupa, membawa dampak positif di berbagai aspek kehidupan. Salah
satunya pada sisi dunia dakwah, di mana novel menjadi media inovasi
dalam mengaktualisasikan ajaran Islam. Sekarang novel popular sudah
4
banyak yang berisi tentang keIslaman. Dengan materi yang disajikan
cenderung lebih lugas. Hal ini disebabkan kemunculan novel popular
islami didorong oleh adanya semangat dakwah yang tinggi. Sehingga
tema-tema yang disampaikan memiliki misi dakwah. Meskipun, sasaran
pembaca adalah anak muda.
Dakwah dengan media bi al-qolam dikatakan lebih efektif sebab
materi dakwahnya akan tetap tersampaikan meskipun dainya (penulis)
sudah tidak ada. Metode dakwah bi al-qolam salah satunya adalah melalui
novel. Namun tidak semua novel mengandung ajaran Islam di dalamnya.
Akan tetapi sekarang, novel dengan di dalamnya terdapat ajaran agama
yang dikemas dengan bahasa yang menarik dan tidak membosankan sudah
banyak dan bias didapat dengan mudah, bukan hanya dalam bentuk cetak
akan tetapi juga yang dalam bentuk onlinenya.
Novel merupakan salah satu hasil dari karya sastra. Ayat-Ayat
Cinta 2 adalah salah satunya yang menggunakan Bahasa sebagai symbol
atau tanda untuk menuangkan ide-ide dalamkarya sastra tersebut. Novel
popular tentang keislaman ini adalah karya Habiburrahman El- Shirazy
(Kang Abik), yaitu seorang novelis Indonesia yang lahir di Semarang,
Jawa Tengah pada tanggal 30 September 1976. Selain sebagai seorang
novelis sarjana Universitas Al- Ashar, Kairo, Mesir ini juga dikenal
sebagai sutradara, da’i, penyiar, sastrawan, pimpinan pesantren, dan
penceramah. Karya-karya yang beliau hasilkan bukan hanya di nikmati di
Indonesia saja, akan tetapi juga di manca negara.
5
Berbicara tentang novel yang bertemakan nilai-nilai Islami atau
dakwah. Ayat-Ayat Cinta 2 bisa dibilang merupakan novel yang di
dalamnya terdapat unsur-unsur dakwah yaitu, salah satunya materi
dakwah. Pada umumnya materi yang disampaikan dalam berdakwah
adalah tentang ajaran-ajaran Islam. Ajaran Islam yang menitikberatkan
untuk membangun akhlaqul karimah. Dengan harapan supaya ajaran-
ajaran tersebut dapat diketahui, dipahami, dihayati dan diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari (An- Nabiry, 2008:234-235).
Novel dengan setting tempat di Edinburgh, Skotlandia ini memiliki
tokoh lebih dari sepuluh dengan Fahri sebagai tokoh utamanya. Fahri yang
ditinggal Aishah menghilang dalam sebuah perjalanan ke Palestina kini
hidup sendiri dan tinggal di Edinburgh sekaligus menjadi dosen disana.
Menyibukkan diri adalah jalan yang ia tempuh untuk menyingkirkan rasa
sedihnya sekaligus memperbaiki citra Islam di Negeri yang sekarang ia
tinggali.
Hal inilah yang membuat novel Ayat-Ayat Cinta 2 menarik untuk
diteliti, mengingat ada banyak sekali hikmah yang dapat diambil dari
pesan dakwah atau materi dakwah yang disampaikan dalam novel.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Apa saja materi dakwah yang ada dalam novel Ayat-Ayat Cinta 2
karya Habiburrahman El Shirazy?
6
2. Bagaimana relevansi materi dakwah dalam novel Ayat-Ayat Cinta 2
dengan kondisi masyarakat di era modern?
C. Tujuan penelitian
Sesuai dengan latar belakang di atas maka tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui apa saja materi dakwah yang ada dalam novel
Ayat-Ayat Cinta 2 karya Habiburrahman El Shirazy.
2. Untuk mengetahui bagaimana relevansi materi dakwah dalam novel
Ayat-Ayat Cinta 2 dengan kondisi masyarakat di era modern.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis
Di dalam khazanah ilmu pengetahuan khususnya ilmu dakwah
dan ilmu komunikasi, penelitian ini diharapkan dapat beguna untuk
peningkatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan bermanfaat pula
bagipeneliti-penelitilainnya, khususnya tentang materi dakwah dalam
novel Ayat-Ayat Cinta 2 karya Habiburrahman El Shirazy.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan atau referensi untuk
peneliti lainnya untuk mengadakan penelitian serupa di masa
mendatang.
E. Kerangka Berpikir
Dakwah adalah segala aktivitas yang dilakukan seseorang ataupun
kelompok (da’i) untuk mengajak orang maupun masyarakat (mad’u) untuk
7
melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan (amal ma’ruf nahimunkar)
baikdilakukan melalui lisan (bi al-lisan), perbuatan (bi al-hal), ataupun
dengan cara tulisan (bi al-qolam). Dan dengan penyampaian yang baik,
agar tujuan dakwah dapat tercapai.
Salah satu unsur dakwah yang wajib dimiliki oleh seorang da’i
adalah materi dalam berdakwah yaitu seluruh ajaran Islam yang tercakup
dalam al-Quran dan Sunnah Rasul yang meliputi tiga prinsip pokok yaitu:
aqidah, akhlaq dan syariah (hukum-hukum) (Budihardjo, 2007:30).
Ajaran-ajaran Islam inilah yang wajib disampaikan kepada umat manusia
dan mengajak mereka agar mau menerima dan mengikutinya (Amin,
1997:11).
Novel merupakan salah satu hasil dari karya sastra. Perkembangan
sastra popular terutama novel yang sedemikian rupa, membawa dampak
positif diberbagai aspek kehidupan. Salah satunya pada sisi dunia dakwah,
di mana novel menjadi media inovasi dalam mengaktualisasikan ajaran
Islam. Sekarang novel popular sudah banyak yang berisi tentang
keislaman. Dengan materi yang di sajikan cenderung lebih lugas. Hal ini
disebabkan kemunculan novel popular Islami didorong oleh adanya
semangat dakwah yang tinggi. Sehingga tema-tema yang disampaikan
memiliki misi dakwah.
Novel menjadikarya sastra yang memikat perhatian banyak orang
karena dapat memberikan pencitraan dan perlambangan yang lebih dapat
dipercaya dari realitas kehidupan sehari-haridari pada yang dapat
8
dilakukan karya sastra lainnya. Bahkan sekarang banyak para sineas yang
mengeksploitasi novel-novel dengan mengangkatnya menjadi sebuah film
ataupun sinetron.
Ayat-Ayat Cinta 2adalah salah satu novel karya Habiburrahman El
Shirazy yang telah berhasil memikat perhatian banyak orang dan juga
telah diangkat menjadi sebuah film. Novel ini menceritakan seseorang
yang bernama Fahri yang berprofesi sebgai dosen di salah satu Universitas
di Edinburgh. Fahri yang ditinggal Aisha menghilang dalam sebuah
perjalanan ke Palestina kini hidup sendiri dan tinggal di Edinburgh
sekaligus menjadi dosen disana. menyibukkan diri adalah jalan yang ia
tempuh untuk menyingkirkan rasa sedihnya sekaligus memperbaiki citra
Islam di Negeri yang sekarang ia tinggali.
Untuk membatasi penelitian ini, maka peneliti hanya meneliti
materi dakwah yang terdapatdalam novel Ayat-Ayat Cinta 2 meliputi:
penggambaran materi dakwah tentang akidah, akhlaq dan syariah dan
relevansinya terhadap masyarakat di era modern.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulisan skripsi, peneliti akan menyusun
skripsi kedalam lima bab. Dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, kerang kaberpikir dan
sistematika penulisan.
9
BAB II: KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Meliputi kajian pustaka dan landasan teori yang meliputi:
pengertian dakwah, unsur-unsur dakwah, pengertian materi
dakwah, macam-macam materi dakwah kajian tentang
novel diuraikan dari pengertian novel dan unsur-unsur novel
dan teori semiotika Roland Barthes.
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
Membahas jenis penelitian, focus penelitian, sumber dan
jenis data meliputi data primer dan data sekunder, teknik
pengumpulan data, teknik analisis data dan teknik validitas
data.
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN
Membahas temuan penelitian dan pembahasan. Temuan
penelitian meliputi, profil penulis, sinopsis dan hasil analisis
tentang materi dakwah dalam novel Ayat-Ayat Cinta 2
yaitu, tentang akhlaq, akidah dan syariah (hukum-hukum)
dan relevansi terhadap masyarakat era modern.
BAB V: PENUTUP
Meliputi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran dari
peneliti.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Penelitian tentang “Materi Dakwah dalam Novel Ayat-ayat Cinta 2
Karya Habiburrahman El Syirazi” ini peneliti akan mengacu pada beberapa
pemikiran dan pembahasan dari penelitian terdahulu yang relevan, agar
mendapatkan hasil yang maksimal dalam penelitian ini:
1. Skripsi karyadari Fikriyah Istiqomah MateriDakwah Rubrik Hikmah
Pada Surat KabarRepublika (AnalisisPesanEdisi 1 Desember 2013 s.d
31 Desemer 2013) UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Skripsi ini
menggunakan analisis isi (content analysis) terhadap 24 tulisan yang
dijadikan sebagai objek penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui sumber materi dan kategorisasi isi yang terkandung dalam
rubrik hikmah pada surat Kabar Republika edisi 1 sampai 31 Desember
2013. Dengan melihat pada pengklasifikasian sumber materi dakwah dan
kategorisasi isi pesan dakwahnya.
2. Skripsi karya dari TauvifIsma Azizah yang berjudul Nilai-Nilai Akhlak
dalam Novel Ayat-Ayat Cinta 2 karya Habiburrahman El Shirazy
Fakultas Ilmu Tarbiyahdan Keguruan Institut Agama Islam Negeri
Surakarta. Skripsi ini menggunakan jenis penelitian studi kepustakaan
dan menggunakan analisis konten. Dengan hasil bahwa dalam novel ini
terdapat beberapa nilai-nilai akhlaq terpuji yang dicontohkan oleh tokoh
Fahri. Diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Akhlaq kepada Allah SWT
11
meliputi taat, sabar, ikhlas, berdo’a, dzikrullah, bersyukur. 2) Akhlaq
kepada sesame manusia meliputi, tolong menolong, tepat janji, itsar
(mendahulukan kepentingan orang lain), amanah, rendah hati,
menghormati tamu, ramah. 3) Akhlaq kepada diri sendiri meliputi
bekerja keras dan sederhana.
3. Skripsi karya dari Nesia Mu’asara Nilai-Nilai Tasawuf dalam Novel
Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburrahman El-Shirazy dan Relevannya
dalam Pengembangan Akhlak Al-Karimah Fakultas Ushuluddin
Universitas Negeri Raden Intan Lampung. Skripsi ini menggunkan jenis
penelitian studi kepustakaan dan menggunakanan alisisisi (content
analysis) kualitatif. Hasil dalam penelitian menunjukkan bahwa novel
Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburrahman El-Shirazy mengandung nilai-
nilai tasawuf. Nilai-nilai tasawuf yang ada di dalam novel Aya-Ayatt
Cinta Karya Habiburrahman El-Shirazy menempati karakteristik tasawuf
akhlaqi, nilai yang terkandung sangat relevan dalam pengembangan
akhlak al-karimah antara lain nilai dzikir, zuhud, serta muraqabah dan
muhasabah.
4. Skripsi karya dari Merina Rahmawati Nilai Religius dalam novel
Hidayah dalam Cinta Karya Rohmat Nurhadi Alkastani: Tinjauan
semiotic dan Implementasi Sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA
Universitas Muhamadiyah Surakarta. Skripsi ini menganalisis nilai-
nilairelegius yang terkandung dalam novel Hidayah dalam Cinta karya
Rohmat Nurhadi Alkastani dengan jenis penelitian kualitatif deskriptif.
12
Hasil analisis religius dalam penelitian ini adalah terdapat dua nilai
utama yang terkandung di dalam novel, yaitu pertama tentang akidah
yang meliputi enam rukun iman dan ketetapan hati yang kedua adalah
akhlaq merupakan nilai.
5. Tesis karya dari Innarotuzzakiyati Darojah Nilai-Nilai Moral dalam Novel 5 cm
(Kajian Semiotic Roland Barthes) IAIN Walisongo Semarang. Tesis ini
menggunakan metode kualitatif dengan menginterpretasikan kalimat-kalimat
yang terdapat pada novel dan menggunakan kajian semiotika yang bertujuan
untuk mengetahui nilai-nilai moral dan tanda-tanda yang dipakai dalam
memberi makna novel 5 cm. Hasil dari penelitian menyebutkan bahwa nilai-
nilai moral yang terdapat pada novel 5 cm ini meliputi: (1) Nilai moral
dalam hubungan antara manusia dengan dirinyasendiri seperti kejujuran,
kerjakeras, percayadiri, bertanggungjawab, disiplin, berpikirlogis dan
kritis, rasa ingin tahu, dan mencintai ilmu. (2) Nilai moral dalam
hubungan manusia dengan sesame manusia, meliputi sadarakan
kewajiban diri dan orang lain, patuh pada aturan-aturan sosial,
menghargai karya dan prestasi orang lain, demokratis serta santun. (3)
Nilai moral dalam hubungan antara manusia dengan alam semesta,
meliputi nilai nasionalis. (4) Nilai moral dalam hubungan antara manusia
dengan Tuhan, meliputi sifat sabar dan selalu mematuhi perintah-Nya
serta tidak melakukan hal yang dilarang-Nya, berbaik sangka kepada-
Nya, bersyukur atas nikmat-Nya, dan rela atas qadla dan qadar-Nya.
13
B. LandasanTeori
1. Pengertian Dakwah
Ditinjau dari segi bahasa, dakwah berarti panggilan, seruan, atau
ajakan. Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa Arab disebut mashdar.
Sedangkan bentuk fi’il atau kata kerjanya adalah da’a-yad’u yang berartti
memanggil, menyeru, atau mengajak. Orang yang berdakwah biasa disebut
dengan da’i dan orang yang menerima dakwah atau orang yang didakwahi
disebut dengan mad’u. Adapun secara istilah, dakwah diartikan upaya
mengajak umat dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai
dengan perintah Allah untuk kemaslahatan di dunia dan akhirat. (Bahroni,
2018:45).
Pengertian dakwah secara sempit seperti ceramah merupakan
penciutan makna dakwah itu sendiri. Yang menimbulkan masyarakat
sebagai objek dakwah sering dianggap sebagai masyarakat yang vakum
dan steril, padahal dakwah sekarang ini berhadapan dengan setting
masyarakat dengan ragam corak dan keadaannya, dengan berbagai
persoalan, masyarakat yang ragam nilai serta majemuk dalam tata
kehidupan, mayarakat yang kerap mengalami perubahan secara cepat,
yang mengarah pada masyarakat fungsional, masyarakat teknologis,
saintifik, dan masyarakat terbuka.
Hal ini salah jika masih ada yang beranggapan bahwa tugas
seorang da’i hanya sekedar menyampaikan, sedang hasil hanya Allah
yang tahu. Sering kali pendakwah menafikkan perencanaan, pelaksanaan
14
terprogram, evaluasi dari kegiatan dakwah secara simultan. Padahal
keberhasilan dakwah yang baik adalah apabila memenuhi prinsip-prinsip
manajerial yang terarah dan terpantau. Tidak boleh dilakukan sambil lalu
dan asal-asalan (Wahidin, 2012: 166).
2. Unsur-unsur Dakwah
Dalam aktivitas dakwah perlu diperhatikan unsur-unsur yang
terkandung dalam dakwah. Unsur-unsur tersebut meliputi:
a. Da’i adalah yang melaksanakan dakwah baik secara lisan, tulisan
maupun perbuatan, dan baik secara individu maupun kelompok.
b. Mad’u adalah seseorang yang menjadi mitra dakwah, sasaran dakwah
atau penerima dakwah, baik secara individu maupun kelompok, baik
yang beragama Islam maupun tidak, dengan kata lain manusia secara
keseluruhan (Ilaihi, 2010: 19-20). Bahkan bangsa jin dimasukkan
sebagai sasaran dakwah (Aripudin, 2011: 6).
c. Materi (pesan dakwah) adalah isi pesan yang disampaikan da’i kepada
mad’u.
d. Media dakwah adalah alat ataupun sarana yang digunakan untuk
menyampaikan ajaran Islam.
e. Efek dakwah adalah reaksi dakwah yang ditimbulkan oleh aksi dakwah
(Ilaihi, 2010: 20-21).
f. Metode dakwah adalah cara yang digunakan oleh da’i untuk
menyampaikan materi dakwah (Aripudin, 2011: 8) agar tujuan dakwah
dapat tercapai.
15
3. PengertianMateri Dakwah
Materi dakwah adalah seluruh ajaran Islam yang terdapat dalam al-
Quran dan Sunnah Rasul yang meliputi tiga prinsip pokok yaitu, aqidah,
akhlak, dan hukum-hukum yang biasa disebut dengan syariat Islam
(Budiharjo, 2007: 30). Ajaran-ajaran Islam ini yang wajib disampaikan
kepada umat manusia dan mengajak mereka agar mau menerima dan
mengikutinya (Amin, 1997: 11).
Menurut Amin (2013: 14) materi dakwah adalah isi dari pesan-
pesan dakwah Islam. Pesan atau materi dakwah harus disampaikan secara
menarik sehingga mad’u mau menerima dan meningkatkan kualitas
pengetahuan keislamannya.
Materi dakwah pada dasarnya bersumber pada sumber pokok
ajaran Islam yaitu al-Quran dan hadits. Al-Quran adalah sumber
petunjuk bagi umat Islam (Amin, 2013: 88). Keseluruhan al-Quran
merupakan materi dakwah. Oleh sebab itu, seorang dai diharuskan
muntuk menguasai al-Quran, baik dalam hal membacanya maupun
penguasaan isi kandungan didalamnya. Sedangkan hadits yang menjadi
sumber kedua merupakan penjelasan-penjelasan dari Nabi Muhammad
dalam merealisasikan kehidupan berdasarkan al-Quran. Dengan
menguasai hadits, seorang da’i telah memiliki bekal dalam
menyampaikan tugas dakwah. Penguasaan hadits menjadi penting bagi
16
da’i, karena hadits merupakan interpretasi dari al-Quran melalui sabda-
sabda Nabi Muhammad (Amin, 2013: 89).
4. Macam-macam Materi Dakwah
a. Aqidah
Aqidah adalah ikatan dan perjanjian yang kokoh, baikdengan
Tuhan-Nya, dengan sesame manusia ataupun dengan alam lainnya
(Makbuloh, 2013: 85). Aqidah menjadi dasar yang memberi arah bagi
hidup dan kehidupan seorang muslim.
Aqidah Islam disebut juga dengan tauhid dan merupakan inti
dari kepercayaan. Tauhid adalah suatu kepercayaan kepada Tuhan
yang Maha Esa. Dalam Islam, aqidah merupakan i’tiqad bathiniyyah
yang mencakup masalah-masalah yang erat hubungannya dengan
rukun iman (Amin, 2013: 90). Ruang lingkup kajian aqidah adalah
berkaitan erat dengan rukun iman yaitu:
1) Iman kepada Allah,
2) Iman kepada malaikat,
3) Iman kepada kitab Allah,
4) Iman kepada Rasul Allah,
5) Iman kepada hari akhir dan,
6) Iman kepada qodha dan qodar (Makbuloh, 2013: 85).
Aqidah merupakan tiang penyangga atau pondasi pada
keimanan seseorang dalam meyakini suatu keyakinan. Jika aqidah
17
sebagai pondasi imannya lemah, maka imannya pun akan lemah dan
rapuh sehingga mudah roboh keyakinannya.
3. Syariah
Secara bahasa, syariah artinya jalan lurus menuju mata air.
Tidak ada jalan lain bagi orang muslim kecuali menguunakan
syariah Islam sebagai hukum yang mengatur hidupnya (Makbuloh,
2013:121). Secara istilah, syariah adalah hukum-hukum yang
ditetapkan Allah untuk mengatur manusia baik hubungannya dengan
Allah, dengan sesame manusia, dengan alam semesta dan dengan
makhluk ciptaan lainnya (Makbuloh, 2013: 122).
Sumber hukum Islam adalah suatu undang-undang, peraturan
dan keputusan, dan ketentuan yang dijadikan dasar acuan atau
pedoman untuk mengatur kehidupan manusia, baik secara individu
maupun sosial. Ditinjau dari aspek hukum, syariat Islam mencakup
dua hal. Pertama, hukum yang ditetapkan oleh Al-Quran dan Sunnah
(hadits). Kedua, hukum yang ditetapkan melalui ijtihat oleh ulama’
ahli fiqih (Mutmainah, 2007: 65).
Hukum-hukum itu merupakan peraturan-peraturan atau yang
disyariatkan oleh Allah SWT untuk umat manusia, baik secara
terperinci maupun pokok-pokoknya saja, kemudia Rasulullah saw
yang memberikan keterangan dan penjelasan. Hukum-hukum ini
meliputi dua bagian:
18
1) Ibadah yaitu, suatu sistem yang mengatur tentang hubungan
manusia sebagai hamba dengan Tuhan-Nya. Ibadah ini meliputi:
syahadat, shalat, zakat, puasa, haji dan ibadah-ibadah lainnya
(Amin, 1997: 12)
2) Mu’amalah yang merupakan aplikasi dari ibadah dalam hidup
bermasyarakat. Syariah dalam bidang mu’amalah ini jauh lebih
luas kajiannya, karena meliputi seluruh aktifitas manusia
(Makbuloh, 2011:130). Hukum mu’amalah dibagi menjadi dua
yaitu:
a) Hukum perdata merupakan hukum yang mengatur tentang
hukum niaga, munakahah (perkawinan) dan waratsah (hukum
waris).
b) Hukum publik meliputi hukum yang mengatur tentang hukum
jinayah (hukum pidana), khalifah (hukum negara) dan jihat
(hukum perang dan damai).
4. Akhlaq
Dilihat dari segi bahasa akhlaq berasal dari bahasa Arab yakni
bentuk jamak dari kata khulq.Khulqdalam kamus Munjid berarti budi
pekerti, peragai tingkah laku atau tabiat (Mutmainah, 2007: 52).
Sedangkan akhlaq secara istilah menurut Imam Al-Ghazali adalah
suatu sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang dapat melahirkan
suatu perbuatan yang gampang dan mudah dilakukan tanpa
19
memerlukan pemikiran dan pertimbangan lebih lama (Makbuloh,
2011: 142).
Akhlaqatau moral merupakan pendidikan jiwa agar jiwa
seseorang dapat bersih dari sifat-sifat yang tercela dan dihiasi dengan
sifat-sifat terpuji, seperti rasa persaudaraan dan saling tolong-
menolong antar sesamamanusia, sabar, tabah, belaskasih, pemurah,
dan sifat-sifat terpuji lainnya. Akhlaq yang mulia ini merupakan
buah dari imannya dan amal perbuatannya (Amin, 1997:13-14).
Akhlaq memiliki dua sasaran yaitu, akhlaq dengan Allah dan akhlaq
dengan sesama makhluk.
1) Akhlaq dengan Allah
Allah telah mengatur hidup manusia dengan hukum
perintah dan larangan. Hal ini untuk menegakkan keteraturan dan
kelancaranhidup manusia itu sendiri. Berikut contoh akhlaq
terhadap Allah:
a) Ikhlas, yaitu melaksanakan hukum Allah semata-mata hanya
mengharap ridha-Nya (Makbuloh, 2011: 145).
b) Sabar, yaitu ketahanan mental dalam menghadapi kenyataan
yang menimpa diri kita.
c) Syukur, yaitu merealisasikan apa yang dianugerahkan Allah
kepada kita sesuai dengan fungsinya. Semakin bersyukur
kepada Allah semakin bertambah anugerah-Nya (Makbuloh,
2011: 146).
20
2) Akhlaq dengan sesama makhluk
a) Akhlaq terhadap manusia
Akhlaq terhadap manusia dibagi menjadi tiga yaitu
akhlaq terhadap diri sendiri, akhlaq terhadap tetangga dan
akhlaq terhadap masyarakat.
Pertama, Islam mengajarkan agar manusia menjaga diri
meliputi jasmani dan rohani. Akal juga perlu dijaga dan
dipelihara agar tidak tertutup oleh pikiran kotor. Demikian
pula manusia hendaknya menahan pandangan dan memilihara
kemaluan mereka (Makbuloh, 2011:147), dan jangan
menampakkan perhiasan kecuali yang biasa tampak.
Kedua, Islam mengajarkan agar seseorang tidak boleh
memasuki rumah orang lain sebelum meminta izin dan
memberi salam kepda penghuninya (Makbuloh, 2011: 151).
Jika setiap manusia menerapkan akhlaq ini maka tidak
mungkin akan terjadi adanya pencurian.
Kemudian dalam Islam juga tidak diperbolehkan untuk
menyebarkan berita bohong, tidak diperbolehkan curang dalam
jual beli dan akhlak tercela lainnya.
b) Akhlaq terhadap selain manusia.
Akhlaq terhadap lingkungan ini diantaranya adalah
lingkungan alam dan lingkungan makhluk hidup lainnya,
termasuk air, udara, tanah, tumbuh-tumbuhan dan hewan
21
(Makbuloh, 2011: 152-153). Manusia sebagai kholifah harus
dapat menempatkan diri dalam kemakmuran lingkungan
dengan berlandaskan pada etika agama, sikap amanah dan
tanggung jawab.
Namun bila etika agama dilanggar, hal itu akan
menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan yang pada
akhirnya akan membawa kebinasaan pada diri manusia itu
sendiri. Sebab, kerusakan lingkungan itu banyak dilakukan
oleh manusia.
Ajaran akhlaq atau budi pekerti dalam Islam termasuk
kedalam materi dakwah yang penting untuk disampaikan
kepada masyarakat. Sebab, akhlaq merupakan penyempurna
keimanan dan keislaman seseorang. Kesempurnaan akhlaq
Islam tidak akan berarti apa-apa jika manusianya terutama
umat Islam tidak melaksanakannya dalam tataran kehidupan.
Umat Islam perlu berakhlaq mulia terlebih dahulu, sehingga
menjadi teladan bagi umat manusia lainnya.
5. Kajian tentang Novel
a. Pengertian Novel
Nurgiyantoro (2010:4) mengemukakan bahwa novel sebagai
sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia yang berisi model
kehidupan yang diidealkan, dunia imajinatif yang dibangun melalui
berbagai unsur intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh dan
22
penokohan, latar, dan sudut pandang yang kesemuanya bersifat
imajinatif, walaupun semua yang direalisasikan pengarang sengaja
dianalogikan dengan dunia nyata yang tampak seperti sungguh ada
dan benar terjadi.
Novel adalah karya yang mengungkapkan aspek-aspek
kemanusiaan yang lebih mendalam, kemudian disajikan dengan
menunjukkan karakteristik tersendiri. Sehingga, novel menjadi karya
sastra yang paling populer di dunia. Novel memberikan peran
penting bagi kehidupan. Karena novel tidak hanya ajaran, tingkah
laku dan pola kehidupan, tetapi juga sebagai sebuah media
komunikasi yang di dalamnya terdapat proses komunikasi, banyak
mengandung pesan, baik itu pesan sosial, moral maupun pesan
keagamaan.
Karya sastra berupa novel yang menyajikan kehidupan
manusia ditulis secara bebas oleh pengarangnya. Yang mampu
mempengaruhi pembaca dalam bertindak. Novel mempunyai unsur
keindahan yang dapat menimbulkan perasaan senang, terharu dan
menarik perhatian pembacanya. Makna dan keindahan sastra dapat
ditemukan dalam bahasa dan tanda atau lambang yang digunakan
oleh pengarang.
23
b. Unsur-unsur Novel
1) Unsur ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada diluar
karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi
bangunan atau system organisme karya sastra (Nurgiyantoro,
2010:23). Unsur-unsur ekstrinsikini antara lain adalah keadaan
subjektivitas individu pengarang yang mempunyai sikap,
keyakinan, dan pandangan hidup yang semuanya akan
mempengaruhi karya sastra yang ditulisnya. Unsur ekstrinsik
sebuah karya sastra bergantung pada pengarang menceritakan
karya itu.
2) Unsur intrinsik.
Unsur intrinsic adalah unsur-unsur yang membangunkarya
sastra itusendiri. Unsur instrinsik sebuah karya sastra terdiri
atas: tema, latar, amanat, alur, tokoh, sudut pandang, dan gaya
bahasa. Unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir
sebagai karya sastra. Kepaduan antara unsur inilah yang
membuat sebuah novel terwujud (Yanti, 2015).
c. Novel sebagai Media Dakwah
Media dakwah adalah alat-alat yang dipakai untuk
menyampaikan ajaran Islam (Ilaihi,2010: 20) dari da’i kepada
mad’u. Penyampaian dakwah baik dalam bentuk lisan, tulisan
maupun tidakan. Semua jenis media dapat menjadi media dakwah
24
(Arifin, 2011: 87), seperti media cetak, radio, televisi, film, yang
kemudian dikenal sebagai media massa. Sebaliknya dakwah dapat
memberi kontribusi kepada media, dalam bentuk moral dan etika.
Media sendiri juga dapat diartikan sebagai pesan untuk
mempengaruhi publik, bukan hanya isi pesan yang disampaikan oleh
media. Jadi penting untuk memilih jenis media apa yang akan
dipergunakan. Artinya jenis media yang dipilih sebagai media
dakwah akan merupakan pesan dakwah, yang memiliki dampak
dalam mempengaruhi khalayak (Arifin, 2011:88-89). Karena, media
selain sebagai wadah juga sebagai pesan itu sendiri.
Media oleh Arifin (2003:92) dalam Arifin (2011: 89) dibagi
kedalam tiga bentuk. Pertama media yang menyalurkan ucapan
(spoken words). Kedua, media yang menyalurkan tulisan (printed
writing). Ketiga, media yang menyalurkan gambar hidup (audio
visual media).
Media dakwah melalui tulisan salah satunya adalah media
cetak. Yang merupakan media yang berpengaruh cukup besar dalam
menyebarkan materi dakwah maupun informasi. Oleh karena itu,
banyak para pendakwah yang menggunakan media cetak sebgai
media untuk menyampaikan ajaran Islam, salah satunya dengan
menggunakan novel.
Dalam menyampaikan materi dakwah, karya sastra
mempunyai ciri khas tersendiri. Sastra dipahami sebagai bahasa
25
tertentu yang khusus, yang berbeda dari bahasa pada umumnya.
Sastra sering kali diartikan sebagai bahasa yang indah, bahasa yang
berirama, yang mempunyai pola-pola bunyi tertentu seperti
persajakan, ritme, asonansi dan aliterasi, dan sebagainya (Faruk,
2016: 41). Karena karya sastra bukan hanya sebagai informasi tetapi
juga merupakan karya seni.
Dakwah dapat dilakukan melalui novel, komik, cerpen dan
surat kabar yang di dalamnya mengandung nilai-nilai dakwah.
Dakwah yang dikemas dalam bentuk tulisan memang hanya dapat
dibaca, tidak memiliki aspek bunyi suara manusia, sehingga kurang
persuasif dan aspek hiburanya lemah. Akan tetapi, dakwah yang
dikemas dalam bentuk tulisan dapat dibaca kapan saja dan di mana
saja. Tidak terikat oleh waktu dan juga tempat. Mad’u (pembaca)
secara bebas dapat membaca kembali materi dakwah yang pernah
dibacanya, bahkan generasi berikutnya pun bisa dapat menikmatinya
dan mengambil manfaat darinya.
Tidaksedikit orang yang kaya akan ilmu pengetahuan, tetapi
tidak menuangkannya kedalam tulisan. Sehingga, ia akan hilang
seiring dengan hilangnya usia. Gagasan-gagasan dan namanya akan
hilang seiring dengan berjalannya waktu.
Dengan kelebihan dan kekurangannya, perlu diketahui bahwa
berdakwah dengan menggunakan novel pembaca (mad’u) tidak merasa
digurui, sehingga orang dapat bercermin lewat novel yang dibacanya.
26
6. Teori Semiotika Roland Barthes
Roland Barthes adalah salah satu tokoh pemikir struktualis yang
mempraktekkan model lignguistik dan semiology Saussurean. Ia juga
intelektual dan kritikus sastra Prancis yang ternama. Ia berpendapat bahasa
adalah sebuah sistem tanda yang mencerminkan asumsi-asumsi dari suatu
masyarakat tertentu dalam waktu tertentu (Sobur, 2013: 63).
Barthes menjelaskan dua tingkat dalam pertandaan, yaitu denotatif
dan konotatif. Denotatif adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan
hubungan antara penanda dan petanda. Salah satu area penting yang
dirambah Barthes dalam studinya tentang tanda adalah peran pembaca (the
reader). Konotasi, walaupun merupakan sifat asli tanda, membutuhkan
keaktifan pembaca pembaca agar dapat berfungsi. Barthes secara panjang
lebar mengulas apa yang sering disebutkan sebagai sistem pemaknaan
tataran ke-dua, yang dibangun di atas sistem yang telah ada sebelumnya.
Sastra merupakan contoh paling jelas sistem pemaknaan tataran ke-dua yang
dibangun di atas bahasa sebagai sistem yang pertama. Sistem ke-dua ini oleh
Barthes disebut dengan konotatif, yang didalamnya Mythologies-nya ia
bedakan dari denotatif atau sistem pemaknaan tataran pertama.
Untuk mengetahuinya Roland Barthes membuat peta untuk
bagaimana tanda bekerja dan memperoleh makna:
27
Tabel 1
Peta Tanda Roland Barthes
1. Signifier (penanda) 2. Signified (petanda)
3. Denotative sing (tanda denotatif)
4. Connotative signifier (penanda konotatif)
5. Connotative signified (petanda
konotatif)
6. Connotative sing (tanda konotatif)
Dari tabel di atas terlihat bahwa tanda denotatif terdiri atas penanda
dan petanda. Akan tetapi, pada saat bersamaan tanda denotatif adalah juga
tanda konotatif. Dari semua penanda konotatif akan muncul petanda
konotatif yang kemudian akan melandasi munculnya tanda konotatif.
Dengan kata lain, hal tersebut merupakan unsur material hanya jika
mengenal tanda “singa”, barulah konotasinya seperti harga diri, kegarangan
dan keberanian menjadi mungkin (Sobur, 2013: 68-79).
Pada dasarnya terdapat perbedaan antara denotasi dan konotasi
dalam pengertian umum serta denotasi dan konotasi yang dimengerti oleh
Barthes. Dalam pengertian umum, denotasi biasanya dimengerti sebagai
makna harfiah (makna yang sesungguhnya), bahkan kadang kala juga
dirancukan dengan referensi atau acuan. Proses signifikan yang secara
tradisional disebut sebagai denotasi biasanya mengacu kepada penggunaan
28
bahasa dengan arti yang sesuai dengan apa yang terucap. Akan tetapi dalam
semiologi Barthes denotasi merupakan sistem signifikan tingkat pertama,
sementara konotasi merupakan sistem tingkat kedua (Sobur, 2013: 70).
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JenisPenelitian
Peneliti menggunakan jenis penelitian literatur. Menurut Burhan
Bungin metode literatur adalah salah satu metode pengumpulan data yang
digunakan dalam metodologi penelitian sosial untuk menelusuri data histories
(Bungin, 2008: 121). Sedangkan menurut Sugiono menyatakan bahwa
literatur merupakan catatan peristiwa yang sudah terlalu yang berbentuk
tulisan atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiono, 2005:329).
Peneliti menggunakan analisis semiotika (semiotican alysis). Pengertian
semiotika secara terminologis adalah ilmu yang mempelajari sederet objek,
peristiwa kebudayaan, sebagai tanda. Semiotika dalam bidang komunikasi
tidak terbatas, misalnya objek penelitian seperti penerbitan di media massa,
periklanan, film, komik, kartun, dan sastra hingga pada musik (Sadiah, 2015:
21).
Semiotika adalah teori tentang sistem tanda. Nama lain semiotik
adalah semiology (semiology) dari bahasa Yunani semeion yang bermakna
tanda, mirip dengan istilah semiotik (Pateda, 2010: 28). Wiryaatmadja
(1993:3) dalam Yulianti (2017: 66-67) menyatakan bahwa, semiotika adalah
ilmu yang mengkaji kehidupan tanda dalam maknanya yang luas di dalam
masyarakat, baik yang lugas (literal) maupun yang kias (figuratif), baik yang
menggunakan bahasa maupun non bahasa. Bahasa sebagai system tanda
sering kali mengandung sesuatu yang misterius. Sesuatu yang terlihat
30
terkadang tidak sesuai dengan realita yang sesungguhnya. Tanda-tanda
tersebut diungkap melalui penanda, maka penganalisis menggunakan
semiotic untuk memberikan makna bagi tanda-tanda dalam teks yang dikaji
(Yulianti 2017: 66).
Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha
mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama
manusia. Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya
hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memakai hal-hal
(things). Memakai (to sinify) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukkan
dengan mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai berarti bahwa
objek-objek tidak hanya membawa informasi, tetapi juga mengkonstitusi
sistem terstruktur dari tanda (Sobur, 2013: 15).
B. FokusPenelitian
Fokus penelitian merupakan pusat dari objek penelitian. Penetapan
fokus dapat lebih dekat dihubungkan oleh interaksi antara penelitian dan
fokus, dengan kata lain penetapan fokus sebagai pokok masalah penelitian
penting artinya dalam usaha menemukan batas penelitian (Moleong, 2012:
12). Penelitian ini berfokus pada novel Ayat-Ayat Cinta 2 karya
Habiburrahman El- Shirazy.
C. Sumber dan Jenis Data
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti
dari sumber pertamanya. Baik berupa orang, barang, binatang ataupun
31
lainnya yang menjadi subyek penelitian (Sadiah, 2015: 87). Berkaitan
dengan hal itu penelitian ini jenis tadanya menggunakan Novel Ayat-Ayat
Cinta 2 karyaHabiburrahman El-Shirazy.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah ragam kasus baik berupa orang, barang,
binatang ataupun lainnya yang menjadi sumber informasi penunjang
(second hand) yang berkaitan dengan masalah penelitian. Data sekunder
dapat melengkapi pemahaman peneliti dalam menganalisis data yang
disebut peneliti secara rinci sesuai dengan lingkup masalah yang
ditelitinya. Menurut Arifani (2004:16) sebagai manadikutip oleh Sadiah
(2015: 87) data sekunder adalah data yang dihasilkan dari hasil literature
buku yang ada hubungannya dengan masalah yang sedang diteliti, baik
dari biro-biro statistic ataupun dari hasil penelitian peneliti. Berkaitan
dengan ini akan menggunakan jenis data berupa buku-buku.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang penting dalam melakukan
penelitian. Tanpa pengumpulan data penelitian tidak dapat dilakukan. Namun,
bukan berarti setelah melakukan pengumpulan data penelitian dijamin akan
menghasilkan kesimpulan. Tetapi cara pengambilan data juga menentukan
kualitas data yang terkumpul dan kualitas data akan menentukan kualitas
hasil penelitian (Hikmat, 2011: 71).
Penelitian yang akan peneliti lakukan adalah dengan menggunakan
teknik pengumpulan data dokumentasi. Menurut Sadiah (2015: 91)
32
dokumentasi dapat diartikan sebagai proses pengumpulan data yang diperoleh
melalui dokumen-dokumen berupa buku, catatan, arsip, surat-surat, majalah,
suratkabar, jurnal, laporan penelitian dan lain-lain.
Dokumen merupakan sumber informasi yang bukan manusia,
diantaranya dokumen, foto, dan bahan statistik. Secara harfiah dokumen
dapat diartikan sebagai catatan kejadian yang sudah lampau (Satori, 2017:
146). Sedangkan secara bebas dapat diartikan sebagai rekaman kejadian masa
lalu yang ditulis atau dicetak, dapat berupa catatan anekdotal, surat, buku
harian dan dokumen-dokumen. Demi kepentingan penelitian, orang
membutuhkan dokumen sebagai bukti otentik dan mungkin juga menjadi
pendukung suatu kebenaran (Satori, 2017: 147).
Teknik pengumpulan data berupa dokumentasi dilakukan dengan cara
mencari data, yang paling utamaya itu novel Ayat-Ayat Cinta 2 karya
Habiburrahma El Shirazy. Adapun proses pengumpulan data yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
a. Membaca berulang – ulang novel Ayat- Ayat Cinta 2
b. Mengklasifikasikan materi dakwah yang ada dalam novel Ayat-Ayat
Cinta 2
c. Menganalisis materi dakwah yang ada dalam nevel Ayat-Ayat Cinta 2
dengan menggunakan semiotika Roland Barthes.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data menurut Patton (1980:268) dalam Moleong (2002: 103)
adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan kedalam suatu pola,
33
kategori, dan satuan uraian dasar. Sedangkan menurut Moleong (2002:103)
analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data
kedalampola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan
tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
Dalam penelitian kualitatif, data yang muncul lebih banyak berupa kata-kata,
bukan rangkaian angka (Satori, 2017:201).
Teknik analisis data yang peneliti gunakan untuk menggungkapkan
dan menganalisis data penelitian menggunakan analisis semiotika Roland
Barthes. Menurut gambaran Barthes sepert iterlihat di atas menunjukkan
bahwa tanda denotative terdiri atas penanda dan petanda. Akan tetapi, pada
saat bersamaan, tanda denotatif adalah juga penanda konotatif. Dalam
pandangannya, tanda konotatif tidak sekedar memiliki makna tambahan tetapi
juga mempunyai kedua bagian tanda denotatif yang melandasi
keberadaannya. Inilah sumbangan terbesar Barthes bagi penyempurnaan
semiologi Saussure yang berhenti pada penanda adalah tataran denotatif.
Studi Barthes tentang tanda bertumpu pada peran pembaca (the
reader). Baginya, konotasi walaupun merupakan sifat asli tanda,
membutuhkan keaktifan pembaca agar dapat berfungsi. Secara panjang lebar,
Barthes mengulas apa yang sering disebut sebagai sistem pemaknaan tataran
kedua, yang dibangun di atas sistem lain yang telah ada sebelumnya. Sistem
kedua ini oleh Barthes disebut dengan connotative yang di dalam
mythologies-nya secara tegas ia bedakan dan denotative atau system
pemaknaan tataran pertama (Sobur, 2013: 68-69).
34
F. Teknik Validasi Data
Validitas data kualitatif merupakan upaya pemeriksaan terhadap
akurasi hasil penelitian dengan menerapkan prosedu-prosedur tertentu.
Validitas adalah kebenaran dan kejujuran sebuah deskripsi, kesimpulan,
penjelasan, tafsiran, dan segala jenis laporan (Hikmat,2011:85). Validitas
didasarkan pada kepastian apakah hasil penelitian sudah akurat dari sudut
pandang peneliti atau pembaca secara umum. Tugas peneliti adalah
menyajikan bukti dan landasan yang kuat sehingga pembaca percaya atas
kebenaran laporan tersebut.
Teknik-teknik validitas data selain triagulate dan member checking,
seharusnya dimunculkan juga argumen-argumen yang memberikan alasan
yang kuat atas pemilihan teknik dalam penelitian. Teknik validitas data dalam
penelitian ini menggunakan teknik kecukupan referensi.
Kecukupan referensi adalah tersedianya berbagai sumber yang dapat
digunakan untuk menjelaskan data-data penelitiannya, baik sumber dari
manusia, maupun sumber bahan berupa buku-buku rujukan. Ketersedianya
sumber rujuakan akan menentukan kadar kepercayaan sebuah hasil penelitian.
Kecukupan referensi sebagai salah satu teknik pemeriksaaan
keabsahan data dapat dilakukan dengan cara menghimpun sebanyak mungkin
sumber dukungan dalam penelitian, baik sumber data maupun sumber bahan
rujukan yang relevan berupa buku-buku kepustakaan, laporan penelitian dan
karya ilmiah lainya (Ibrahim, 2015: 127).
35
Dengan kecukupan referensi penelitian dapat menjelaskan dengan
baik data yang dihasilkan, dapat diyakini kebenarannya dan dijamin
keabsahannya.
36
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Penelitian
1. Profil Penulis (Habiburrahman El-Shirazy)
Habiburrahman El Shirazy disebut-sebut sebagai novelis nomor 1
Indonesia (dinobatkan oleh INSANI Universitas Diponegoro Semarang,
tahun 2008). Sastrawan terkemuka Indonesia ini juga ditahbiskan oleh
Harian Republika sebagai Tokoh Perubahan Indonesia 2007.
Sastrawan yang akrab disapa Kang Abik ini, lahir di Semarang 30
September 1976. Ia memulai pendidikan menengah pertama di MTs
Futuhiyyah 1 Mranggen sambil belajar kitab kuning di Pondok Pesantren
Al-Anwar, Mranggen, Demak di bawah asuhan K.H Abdul Bashir
Hamzah. Pada tahun 1992 ia merantau ke kota budaya Surakarta untuk
belajar di Madrasah Aliyaah Program Khusus (MAPK) Surakarta, dan
lulus pada tahun 1995. Setelah itu ia melanjutkan pendidikannya ke
Fakultas Ushuluddin, jurusan Hadits di Universitas Al-Azhar, Kairo dan
selesai pada tahun 1999. Pada tahun 2001 lulus Postgraduate Diploma
(Pg.D) S2 di The Institut for Islamic Studies di Kairo yang didirikan oleh
Imam Al-Baiquri.
Kang Abik pernah memimpin kelompok kajian Majlis Intensif
Yurisprudens dan Kajian Pengetahuan Islam (MISYKATI) ketika masih
menempuh pendidikan di Kairo. Pernah terpilih menjadi duta Indonesia
untuk mengikuti Perkemahan Pemuda Islam Internasional kedua yang
37
diadakan oleh The World Assembly of Moslem Youth (WAMY) selama
sepuluh hari di kota Ismailia, Mesir tahun 1996. Dalam perkemahan itu, ia
berkesempatan memberikan orasi yang mana orasi tersebut terpilih sebagai
orasi terbaik kedua dari semua orasi yang disampaikan peserta
perkemahan tingkat dunia tersebut. Kang Abik juga pernah aktif di Majlis
Sinergi Kalam (MASIKA) Organisasi Satuan Ikatan Cendekiawan Muslim
se-Indonesia (Orsat ICMI) Kairo pada tahun 1998 sampai 2000. Pernah
menjadi koordinator Islam Orsat ICMI Kairo selama dua periode.
Dipercaya untuk duduk dalam Dewan Assatidz Pesantren Virtual
Nahdhatul Ulama yang berpusat di Kairo. Dan juga memprakarsai
berdirinya Forum Lingkar Pena (FLP) dan Komunitas Sastra Indonesia
(KSI) di Kairo.
Setibanya di Tanah Air pada pertengah Oktober 2002, ia diminta
ikut mentashih Kamus Populer Bahasa Arab Indonesia yang disusun oleh
Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) Mesir dan diterbitkan
oleh Diva Pustaka Jakarta. Selain itu ia juga diminta menjadi kontributor
penyusunan Ensiklopedia Intelektualisme Pesantren. Sedangkan antara
tahun 2003-2004, ia mendedikasikan ilmunya di MAN 1 Yogyakarta. Dan
di tahun 2004 hingga 2006, ia menjadi dosen Lembaga Pengajaran Bahasa
Arab dan Islam Abu Bakar As Shiddiq UMS Surakarta. Dan kini, ia
didaulat untuk duduk sebagai Ketua Komisi Pembinaan Seni dan Budaya
Islam Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat.
38
Selain sebagai penulis, ia merupakan dosen di STIQ An-Nur
Yogyakarta sekalis dosen terbang untuk memberikan kulian dan stadium
general diberbagai perguruan tinggi terkemuka di Indonesia. Ia juga sering
menjadi pembicara dalam seminar, baik itu di dalam negeri maupun luar
negeri. selain dikenal sebagai novelis, juga dikenal sebagai sutradara, da’i,
dan penyair. Karya-karya yang dihasilkannya tidak hanya dinikmati di
Indonesia tetapi juga mancanegara seperti Malaysia, Singapura, Brunai,
Hongkong, Taiwan dan Australia. Banyak yang menilai bahwa karya
fiksinya dapat membangun jiwa dan menumbuhkan semangat berprestasi
pembaca.
Sastrawan yang gemar memakan nasi dengan sambal terong dan
mendoan ini sesamasa SLTA pernah menulis teatrikal puisi berjudul
Dzikir Dajjal sekaligus sebagai sutradara pementasannya besama Teater
Mbambung di Gedung Seni Wayang Orang Sriwedari Surakarta (1994).
Penah meraih juara II lomba menulis artikel se- MAN 1 Surakarta (1994).
Juara I dalam lomba baca puisui relijius tinggat SLTA se-Jawa Tengah
(1994). Menjadi juara I lomba pidato tingkat remaja se-eks Kersidenan
Surakarta (1994). Juga sebagai pemenang pertama lomba pidato bahasa
Arab se-Jawa Tengah dan DIY (1994). Meraih juara I baca puisi Arab
tingkat Nasional (1994). Selain itu juga pernah mengudara di radio Jaya
Pemuda Indonesia (JPI) Surakarta selama satu tahun.
Sedangkan selama di Kairo, ia telah menghasilkan beberapa naskah
drama dan menyutradainya, diantaranya: Wa Islama (1999), Sang Kyai
39
dan Sang Durjana (gubahan karya Dr. Yusuf Qardhawi yang berjudul
Alim Wa Thaghiyyah, 2000). Darah Syuhada (2000). Tulisannya yang
berjudul Membaca Insanniyyah Al-Islam dimuat dalam buku Wacana
Islam Universal (1998).
Beberapa karya terjemahan yang telah ia hasilkan seperti Ar-Rosul
(GIP, 2001), Biografi Umar bin Abdul Aziz (Gena Insani Press (GIP),
2002), Menyucikan Jiwa, (GIP, 2005), Rihlah Ilallah (Era Intermedia
2004) dan lain-lain. Sedangkan untuk cercen-cerpennya yang dimuat
dalam antologi Ketika Duka Tersenyum (Fatahillah Bina Alfikri (FBA),
2001), Merah di Jenin (FBA, 2002), Ketika Cinta Menemukanmu (GIP,
2004), dan lain-lain.
Di tahun 2002, sebelum pulang ke Indonesia Kang Abik diundang
oleh Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia selama lima hari untuk
membacakan puisinya dalam momen Kuala Lumpur World Poetry Rading
ke-9, bersama penyiar-penyiar negara lain. Bersama penyiar negara lain,
puisi Kang Abik dimuat kembali dalam Imbauan PPDKL (1986-2002)
yang diterbitkan oleh Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia (2002).
Sedangkan beberapa karya populer Kang Abik setelah pulang ke
Indonesia antara lain, Ketika Cinta Berbuah Surga (MQS Publising, 2005),
Pudarnya Pesona Cleopatra (Republika, 2005), Ayat-Ayat Cinta
(Republika-Basmala, 2004 yang mana novel ini telah dijadikan sebagai
film), Di Atas Sajadah Cinta (yang telah dibuat sinetron oleh Trans TV,
2004), Ketika Cinta Bertasbih (Republika-Basmala, 2007, novel ini juga
40
sudah dijadikan film), Ketika Cinta Bertasbih 2 (Republika-Basmala,
2007, ini juga sudah dijadikan film), Dalam Mihrob Cinta (Republika-
Basmala, 2007, telah dijadikan film juga), Bumi Cinta (Author Publising,
2010), The Romance (Ihwah, 2010), Cinta Suci Zahrana (Basmala, 2012,
telah dijadikan film), Api Tauhid (Republika, 2014) dan Ayat-Ayat Cinta 2.
Dengan karya-karya yang fenomenal itu, Kang Abik yang oleh
banyak kalangan disebut dengan penulis bertangan emas ini telah diganjar
banyak penghargaan bergengsi tingkat nasional maupun Asia Tenggara,
diantaranya:
a. Pena award 2005, Novel Tepuji Nasional, dari Forum Lingkar Pena.
b. The Most Favorite Book 2005, versi Majalah Muslim.
c. Islamic Book Fair (IBF) Award 2006, Buku Fiksi Dewasa Terbaik
Nasional 2006.
d. Republika Award, sebagai Tokoh Perubahan Indonesia 2007.
e. ADAB Award 2008 dalam bidang novel Islami diberikan oleh
Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
f. UNDIP Award sebagai Novelis Nomor I Indonesia, diberikan oleh
INSANI UNDIP 2008.
g. Penghargaan Sastra Nusantara 2008 sebagai sastrawan kreatif yang
mampu menggerakkan masyarakat membaca sastra oleh Pusat Bahasa
dalam Sidang Majlis Sastra Asia Tenggara (MASTERA) 2008.
h. Paramadina Award 2009 for Austanding Contribution to the
Advanchement of the Literatures and Arts in Indonesia.
41
i. Anugrah Tokoh Persuratan dan Kesenian Islam Nusantara Tingakat
Asia Tenggara, diberikan oleh Ketua Mentri Negeri Sabah, Malaysia,
2012.
j. UNDIP Award 2013 dari Rektor UNDIP dalam bidang seni dan
budaya (El-Shirazy, 2015: 691-696).
2. Sinopsis Ayat-Ayat Cinta 2
Ayat-ayat Cinta 2 merupakan sekuel dari novel best sellerAyat-Ayat
Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy. Novel Ayat-Ayat Cinta 2
mengisahkan Fahri sebagai tokoh utama yang masih tidak kenal lelah
untuk mencari istrinya, Aisha. Kepergian Aisha bersama salah seorang
sahabatnya ke Palestina terus digali informasinya oleh Fahri. Sayangnya,
informasi yang didapat justru mengabarkan bahwaa Aisha tewas bersama
rekannya akibat serangan tentara Israel. Jenazah rekannya berhasil
diidentifikasi, sementara Aisha belum ada bukti.
Di saat pencarian tersebut Fahri pindah ke Edinburgh kerena kota
itu merupakan kota yang disukai Aisha di dataran Inggris. Dan di situlah ia
bertemu Keira tetangga rumahnya di Stoneyhill Grove. Keira mahir
memainkan biola dan itu mengingatkan Fahri kepada Aisha. Di lain waktu
ia juga bertemu dengan Hulya sepeupu Aisha yang nantinya akan menjadi
istri Fahri. Hulya juga pandai bermain biola.
Keira memiliki hati yang keras sehingga Fahri tak mudah untuk
mendekatinya. Keira bahka menuduh Fahri dan umat Islam sebagai
pembunuh ayahnya yang tewas akibat bom London. Sehingga membuat
42
cita-cita Keira untuk menjadi seorang pemain biola terkenal menjadi
terhambat. Keira bahkan menuliskan kata ISLAM=MONSTER yang ia
tempel di mobil Fahri. Selain itu bahkan Jason, adik Keira juga turut
mendukung sikap kakaknya yang menuduh umat Islam sebagai pelaku
terorisme. Karena itu, Jason mencuri barang milik Fahri yang ada di mini
market Agnia.
Reaksi negatifpun terus berlanjut. Bruch, anak tiri dari Nenek
Catarina yang beragama Yahudi menuduh Fahri dan umat Islam sebagai
kaum amalek, yakni orang-orang bodoh seperti keledai. Ia pun ditantang
untuk berduel, baik secara fisik maupun melalui debat terbuka. Walaupun
begitu Fahri masih tetap baik kepada mereka. Hal itu terbukti dengan Fahri
memberikan beasiswa kepada Keira yang karena kondisi ekonomi
keluarganya ia sampai tanpa berpikir panjang ingin menjual
keperawanannya, itu ia lakukan agar mendapatkan uang untuk melajutkan
sekolah biola yang ia impikan. Fahri meminta tolong kepada temannya
untuk mencarikan pengajar biola profesional untuk Keira. Dan ia
melakukannya tanpa sepengetahuan Keira.
Karena perlakuan baik Fahri, Jason yang merupakan adik Keira
sampai menyatakan ingin menjadi muslim. Dan tentu saja kabar tersebut
membuat Keira marah dan malah menuduh Fahri telah mempengaruhi
adiknya yang bukan-bukan. Keira menganggap Fahri adalah serigala
berbulu domba, bahwa selama ini baik kepada Jason karena ada misi
tersembunyi.
43
Hari berikutnya seperti biasa Fahri dan Paman Hulusi shalat subuh
di Masjid Britania Raya. Pagi itu ia ditemukan dengan seorang wanita
muslimah dengan wajah rusak yang mengemis di jalanan sekitar masjid,
wanita tersebut pingsan karena demam yang sangat tinggi. Fahri menolong
dan memintanya untuk tinggal di rumahnya. Wanita itu bernama Sabina.
Selama tinggal di rumah Fahri, Sabina menunjukkan banyak kesamaan
dengan Aisha. Dari mulai masakan, kepribadian hingga ilmunya. Namun
sulit untuk Fahri mempercayai bahwa itu Aisha, bukan hanya fisik yang
berbeda, tetapi pita suara Sabina juga berbeda dengan istrinya.
Pada kesempatan yang lain Fahri juga berbuat baik kepada
tetangganya selain Keira dan Jason, yaitu kepada Nenek Catalina yang
tinggal seorang diri. Walaupun sebenarnya memiliki anak tiri. Namun
anak tirinya tersebut tidak memiliki kasih sayang terhadapnya, melainkan
sebaliknya anak tirinya tersebut ingin mengusirnya dari rumah yang
selama ini ia tinggali. Rumah tersebut akan dijual. Karena kasihan
akhirnya Fahri membeli rumah tersebut agar dapat ditempati kembali oleh
Nenek Catalina.
Terkadang kebaikan Fahri membuat Paman Hulusi geleng-geleng
kepada, dengan berkata bahwa Fahri aneh-aneh saja. Dan menjabarkan apa
saja kebaikan yang telah Fahri lakukan. Mulai dari menolong wanita
bermuka buruk (Sabina). Begitu baik kepada Jason, bahkan sampai mau
membiayai impiannya untuk sekolah bola. Selain itu mau repot-repot
44
menolong Keira. Lalu menolong Nenek Catalina hingga membeli
rumahnya.
Sepeninggal Aisha, Fahri memerlukan seorang pendamping untuk
mengisi hari-harinya, dan mendapat dukungan dari Syaikh Utsman,
gurunya sewaktu di Mesir. Syaikh Utsman pun menawarkan cucunya yang
bernama Yasmin untuk diperistri oleh Fahri. Selain hafalan al-Quran,
Yasmin juga cantik dan cerdas. Ia bahkan sudah menyelesaikan sekolah
pascasarjana. Kecantikan, sikapnya dan kecerdasannya membuat Fahri
merindukan Aisha. Akan tetapi niat baik tersebut tidak terlaksana
walaupun sudah mendapatkan dukungan dari sang guru. Kemudian dalam
beberapa waktu Fahri menikahi Hulya yang merupakan adik dari Ozan
yang merupakan teman Fahri dan juga merupakan sepupu Aisha. Dan
memiliki seorang putra yang bernama Umar al Faruq.
Sambil menikmati suasana pagi, Fahri dan Hulya menonton Tv
dan ada Keira yang sedang diwawancarai. Keira hingga saat ini belum
mengetahui siapa yang membiayai sekolahnya. Ketika Hulya mengetahui
bahwa suaminyalah yang membiayai, hal ini membuat Hulya cemburu.
Dan karena tak ingin istrinya cemburu berkepanjangan akhirnya Fahri
memutuskan untuk membuka identitasnya di depan Keira. Ketika
mengetahuinya Keira menangis, malu, menyesal serta bahagia. Kemudian
Keira meminta maaf dengan apa yang telah terjadi selama ini. Bahkan
Keira meminta Fahri untuk menikahinya sesuai dengan janji Keira, bahwa
ia akan menikahi orang yang membiayainya jika ia adalah laki-laki.
45
Setelah kurang lebih empat tahun pernikahan, akhirnya Fahri dan
Hulya mendapat kabar gembira, yaitu Hulya hamil anak kedua mereka.
Namun kebahagian itu tidak berlangsung lama. Hal itu berawal dari Hulya
yang diajak oleh Keira untuk tampil dalam konser amal untuk anak-anak
di Afrika. Setelah mendapati izin dari Fahri, akhirnya Hulya pun berangkat
dengan ditemani Sabina dan Umar al Faruq. Dan pada saat perjalanan
pulang, mereka mengalami insiden yaitu pelecehan terhadap Keira yang
dilakukan oleh seorang laki-laki tidak dikenal yang sedang mabuk. Hulya
yang sedang mencoba menyelamatkan Keira malah terkena tusukan
dibagian tubuhnya, hingga menyebabkan Hulya mengalami koma.
Setelah beberapa hari, akhirnya Hulya sadar namun tak lama. Dan
Fahri merasakan firasat bahwa Hulya akan pergi untuk selamanya, yaitu
ketika Hulya tiba-tiba memberi wasiat bahwa ia akan mendonorkan
wajahnya pada Sabina dengan tujuan agar nantinya Umar dapat selalu
melihat wajah ibunya. Akhirnya Sabina dioperasi sesuai dengan wasiat
Hulya.
Disaat Fahri tengah merapikan barang-barang milik istrinya di
rumah, Fahri menemukan tulisan Hulya yang berisi bahwa Sabinalah yang
selama ini mengajarinya agar Fahri dapat mencintainya. Fahri menjadi
bertanya-tanya siapa sebenarnya Sabina, untuk memastikannya Fahri
untuk pertama kali menginjakkan kakinya di basemen yang selama ini
ditinggali Sabina. Fahri terkejut, karena beberapa barang yang dimiliki
Sabina menunjukkan bahwa sebenarnya ia adalah Aisha. Fahri teringat
46
bahwa Aisha memiliki tanda lahir dibahu sebelah kiri, kemudian ia
memberanikan diri untuk melihat tanda tersebut, dan ternyata benar Sabina
adalah istrinya yang selama ini menghilang. Setelah operasi selesai Sabina
mengakui bahwa dirinya memang Aisha. dan akhirnya kini Fahri kembali
hidup bersama istri terkasihnya Aisha dan Umar al Faruq anaknya (El-
Shirazy, 2015).
3. Analisis Tataran Kedua Semiotika Roland Barthes pada Materi Dakwah
yang Terdapat dalam Ayat-Ayat Cinta 2
Tabel 1
Analisis Semiotika Roland Barthes
Aqidah, Akhlak dan Syariah
No Hlm Penanda Pratanda 1 3 Fahri: “La haula wa la
quwwata illa billah.... la haula wa la quwwata illa billah....” lelaki itu bergumam mengulang-ulang dzikirnya Fahri: “biraz hizli amca, ben gec kalmayayim” kata lelaki itu pelan dalam bahasa Turki. Paman Hulusi: “Baik Hoca” jawab sang sopir. Fahri: “La haula wa la quwwata illa billah.... la haula wa la quwwata illa billah....” di dalam sebuah mobil, perjalanan menuju kampus The University of Edinburgh. Sambil melihat jam tangan dan bergumam “Alhamdulillah tidak terlambat” dan kembali berdzikir Fahri: “La haula wa la quwwata illa billah.... la haula wa la quwwata illa
Fahri sedang dzikir di dalam mobil yang memasuki Princes St. dan bergerak ke barat. Setelah melewati prince Mall Shopping Centre belok kiri memasuki Waverley Bridge yang melintasi setasiun kereta Waverley. Mobil yang dinaiki Fahri melaju lebih cepat, karena ia tidak ingin terlambat. Mobil itu melewati Nicolson Square Garden di sebelah kanan dan terus melaju ke selatan. Beberapa jurus kemudian belok kanan memasuki W. Nicolson St. dan terus melaju hingga memasuki kawasan kampus utama The University of Edinburgh yang berada di George Square yang legendaris. Di dekat gedung klasik nomor 19, mobil itu berhenti.
47
2 4-5 Fahri: “Profesor Charlotte mengatakan kepada saya, kalian telah diberi tugas untuk membaca tuntas karya James Turner, yaitu Philology: The Forgotten Origins or the Modern Humanities. Dan buku On Philology yang diedit oleh Profesor Charlotte sendiri. Benar?” Fahri: : “Jadi Juu Suh, saya diminta untuk mengeluarkan siapa saja yang ikut mata kuliah ini dan belum menuntaskan membaca dua buku itu. Saya harus menjaga amanat. Juu Suh, silahkan anda keluar dari ruangan ini.”
Fahri membuka tasnya dan mengeluarkan dua buah buku. Kemudian ia bertanya kepada mahasiswanya tentang tugas yang diberikan Profesor Charlotte. Mahasiswa menjawab benar bahwa mereka memiliki tugas, Fahri tersenyum sambil memandangi para mahasiswanya yang dari berbagai negara. Kemudian Fahri bertanya apakah ada yang belum membaca dengan tuntas dua buku tersebut. Seorang wanita cantic berwajah oriental, bermata sipit angkat tangan. Ia bernama Juu Suh. Dan karena ia belum membaca bukunya, maka Fahri meminta Juu Suh untuk keluar dari kelasnya sesuai amanah dari Profesor Charlotte.
3 6 Fahri: “Maaf, bagi saya ini sudah tiba waktunya untuk ibadah. Apakah kalian terganggu jika saya shalat di sini? Jika kalian terganggu, saya akan shalat di office, lalu balik ke sini. Atau kalian merasa cukup maka akan saya sudahi kelas ini.”
Fahri melihat jam tangannya. Sudah jam satu lebih dua puluh menit. Zhuhur di Edinburgh telah masuk enam menit yang lalu. Fahri meminta izin kepada mahasiswanya untuk menjalankan sholat. Setelah mahasiswanya mengizinkan, kemudian ia sholat di pojok ruangan itu menghadap kiblat.
4 12 Fahri: “Paman ada wudhu?” Paman Hulusi mengangguk Fahri: “Sudah masuk waktu ashar. Sebelum pulang, kita berjamaah dulu disini.”
Fahri mengambil dua sajadah yang ia letakkan dalam laci paling bawah meja kerjanya, setelah memasukkan beberapa bukunya ke dalam koper yang dibawa Paman Hulusi. kemudian ereka berdua tenggelam dalam kekhusukan munajat kepada Allah saat hujan mengguyur Edinburgh, dan lonceng dari St. Giles Catherdral berdentang-dentang.
5 13 Fahri: “La haula wa la quwwata illa billah.... la haula
Fahri mengiringi laju mobil dengan dzikir.
48
wa la quwwata illa billah.... La haula wa la quwwata illa billah....”
Paman Hulusi memacu mobil SUV putih itu meninggalkan pelataran George Square menuju rute yang diminta Fahri.
6 14 Fahri: “Paman, menepi, bukankah itu tetangga kita?” Paman Hulusi: “Yang mana?” Fahri: “Gadis berswiter merah jambu itu? Yang berdiri menenteng tas biola itu?”. Paman Hulusi: “Benar itu Keira, tetangga samping rumah kita”. Fahri: “Tampaknya ia terjebak hujan, mungkin tidak bawa payung. Dan halte agak jauh dari tempat ia berdiri”. Paman Hulusi: “Itu kan restoran, kenapa dia tidak masuk saja ke dalam restoran?”Fahri: “Tak tahu, tolong menepi dan tawari dia tumpangan kalau dia memang mau pulang, Paman”.
Percakapan Fahri dengan Paman Hulusi ketika melihat Keira sedang berteduh karena terjebak hujan. Kemudian Fahri meminta Paman Hulusi untuk menepi dan menawari Keira tumpangan kalau memang dia mau pulang. Paman Hulusi mematuhi Fahri dan memarkirkan mobilnya di depan Restoran Elliot’s. Tepat didepan gadis bersweater merah jambu (Keira) berdiri yang berlindung dari hujan.
7 19 Fahri: “Oh, Aisha, belahan jiwaku! Ya Allah, aku mohon pertolongan-Mu. Jangan kau binasakan dunia dan akhiratku karena merasa mengenang Aisha. Ya Allah ya Rabbi ya Rahman ya Rahim, rahmat- Mu, ya Allah!”.
Fahri teringat Aisha ketika mendengar suara indah nada biola digesek. Ada suasana kebahagiaan mnyusup, namun diiringi kesedihan yang seperti menyayat relung hatinya. Air matanya meleleh. Setelah Paman Hulusi pergi dan turun sejurus kemudian Fahri terisak-isak dan berdo’a kepada Allah.
8 29 Paman Hulusi: “Ada apa Hoca?” ujar Paman Hulusi sambil mengucek kedua matanya. Fahri: “Ambil selimut yang tidak dipakai dan bantu saya menolong tetangga kita yang terkapar di depan. Cepat, Paman. Hujan mau turun lagi”. Fahri: “Ayo, Paman, bantu angkat dia. Kita letakkan diteras rumahnya supaya kalau
Fahri membangunkan Paman Hulusi yang sedang tidur untuk mengambilkan selimut yang tidak dipakai dan menolongnya untuk membantu tetangga yang sedang terkapar di depan. Dengan sigap Paman Hulusi bangkit, dengan agak terpincang ia berjalan ke kamar sebelah mengambil selimut lalu mengejar Fahri yang telah lebih dahulu keluar. Fahri telah berada
49
hujan tidak kehujanan”.
di halaman, berdiri di dekat Brenda. Paman Hulusi mendekat. Paman Hulusi meletakkan selimut di beranda rumah Brenda terlebih dahulu, lalu membantu Fahri mengangkat Brenda. Fahri memegang kedua lengannya dan Paman Hulusi memegang kedua kakinya. Mereka menggotong Brenda ke beranda, lalu menutupi tubuhnya denga selimut.
9 31 Fahri: “Astaghfirullaah”. Paman Hulusi: “Ada apa, Hoca? Bu haddi asan bir hadise izin verilmemeli!” Kata Paman Hulusi setengah berteriak. Fahri: Sabret, heyecanlanma Amca”.
Fahri keluar rumah untuk sholat shubuh berjamaah di Edinburgh Central Mosque, lalu tiba-tiba ia beristighfar ketika melihat coretan di kaca depan mobilnya.beberapa saat kemudian Paman Hulusi juga keluar dan Fahri mengisyaratkan untuk melihat coretan di kaca depan mobil. Paman hulusi sangat marah melihatnya tetapi Fahri menenangkannya dengan berkata “Sabar, jangan emosi, Paman” dengan menggunakan bahasa Turki.
10 33 Fahri: “La haula wa la quwwata illa billah.... la haula wa la quwwata illa billah....” Fahri: “La haula wa la quwwata illa billah.... la haula wa la quwwata illa billah....”
Fahri dzikir di dalam mobil yang sedang meluncur ke timur, menyibak uadara pagi Edinburgh. Beberapa saat kemudian Fahri tersenyum mendengar kata-kata Paman Hulusi. Lalu melanjutkan dzikikirnya.
11 34 Paman Hulusi: “Hoca terlalu sabar! Fahri: “Tidak tepat kalau kita meladeni anak remaja itu, Paman. Kita akan cari cara yang tepat untuk membuatnya sadar bahwa apa yang dilakukannya itu tidak terpuji”.
Fahri keluar dari kobil, Jason, adik laki-laki Keira keluar dari pintu rumahnya dengan mencangklong tas. Jason melihat Fahri dengan memasang muka tidak suka, bibirnya memberikan isyarat berbicara kepada fahri tanpa suara: Fuck you! Fahri kaget. Ia membalas dengan senyum dan beristigfar di dalam
50
hati. Ia tidak mau meladeni anak remaja berambut pirang itu. Paman Hulusi melihar semua itu, juga melihat apa yang diisyaratkan Jason yang penuh penghinaan. Paman Hulusi geram, Fahri menahan Paman Hulusi agar tetap tenang. Jason mengeloyor pergi penuh kemenangan.
11 36 Fahri: “Hai. Are you OK?”.
Keira mengangkat mukanya melihat Fahri dan tidak mngucapkan sepatah kata pun. Sekilas Fahri melihat wajah Keira yang cantik, namu pucat karena baru saja selesai menangis. Keira tidak menjawab. Keramahan Fahri itu tampak tidak menyenangkan Keira. Gadis itu mendengus lalu masuk rumahnya tanpa menjawab pertanyaan Fahri
12 38 Fahri: “La haula wa la quwwata illa billah.... la haula wa la quwwata illa billah....”
Mobil itu terus meluncur ke barat menuju tengah kota. Sepanjang perjalanan Fahri tiada henti berdzikir dalam hari sambil sesekali menjawab pertanyaan Brenda.
13 42 Fahri: “Saya akan pelajari dengan seksama, Prof. Maaf, saya harus merampungkan sedikit pekerjaan, lalu bersiap ke masjid. Ini hari ibadah saya, hari jumat”.
Fahri menerima dan melihat sekilas proposal yang diberikan oleh Profesornya. Ia merasa kajiannya akan cukup menarik. Lalu Fahri meminta maaf kepada Profesornya bahwa ia harus pergi karena ia masih harus merampungkan sedikit pekerjaan, kemudian bersiap ke masjid Fahri langsung menuju ruangannya dan segera menyelesaikan pekerjaannya kemudian setelah itu menuju Edinburgh Central Mosque.
51
14 46 Fahri: “Tidak terlalu penting saya siapa, dari mana, belajar dimana. Yang lebih penting, jika apa yang saya sampaikan ada benarnya, tolong didengarkan. Nanti kita bisa berbincang lebih jauh”.
Jawaban Fahri ketika ditanya “Kamu dulu belajar dimana?” kemudian Fahri menjelaskan bahwa tidak terlalu penting dirinya siapa, dari mana, belajar dimana. Yang lebih penting, jika apa yang di sampaikan ada benarnya, maka tolong didengarkan. Setelah mendengar penjelasan Fahri kemudian orang India itu mengangguk sambal meraih saku jasnya mengambil kartu nama lalu memberikannya kepada Fahri.
15 77 Astagfirullah!” kata Paman Hulusi setengah berteriak. Fahri: “Ada apa, Paman? Paman Hulusi: “Lihat ini, Hoca. Baca tulisannya!” Fahri: “Jangan dirobek, paman. Biarkan utuh. Bawa kemari!”
Mereka bertiga berjalan menuju beranda rumah. Paman Hulusi paling depan. Tepat di pintu, Paman Hulusi menemukan kertas HVS tertempel tepat di tengah daun pintu Dikertas HVS itu ada tulisan pakai sepidol merah tebal yang bunyinya: MUSLIM=MONSTER!. Fahri dan Misbah membaca istighfar. Tulisan itu hendak dirobek oleh Paman Hulusi, namun dicegah Fahri. Paman Hulusi mencopot kertas itu dan menyerahkannya kepada Fahri.
16 81 Fahri: “Lima belas menit lagi Shubuh Paman. Ayo, siap-siap kita ke masjid. Nanti terlambat.” Paman Hulusi: “Baik, Hoca. Teman Hoca, bagaimana, dibangunkan apa dibiarkan saja?” Fahri: “Biar saya bangunkan, Paman. Kita tidak boleh meninggalkan saudara kita ketinggalan keutamaan sebuah ibadah. Itulah makna iyyaka na’budu, Paman!”.
Paman Hulusi sengaja tidak tidur, karean ingin mengetahui sipa yang mencoret kaca mobil dan memasang tulisan penghinan di pintu rumah. Tetapi hingga menjelang subuh pelaku tidak muncul juga. Hingga Fahri datang dan mengingatkan Pamna Hulusi bahwa waktu solat subuh akan segera tiba. Dan jangan sampai mereka telat.
52
17 82 Fahri: “Kalau begitu, sambil menunggu imam, saya shalat sunnah dulu”.
Pagi itu di masjid, ketika mereka memasuki masjid, jamaah tampak sedang duduk khusuk berpencar. Fahri mengira bahwa mereka telah selesai shalat jamaah. Fahri mendekati Tuan Taher yang tampak tersenyum padanya dan bertanya apakah shalat jamaahnya sudah selesai? setelah itu Fahri berinisiatif untuk sholat sunah dulu.
18 113 Fahri: “Sudah sarapan?” Heba: “Sudah, sarapan dengan Bridie dan Scoth Pie.” Fahri: “ Kami bawa nasi Biryani Lamb. Mau sarapan bersama kami?” Heba: “Boleh.” Setelah ia melihat jam tangannya dan berfikir sejenak.
Heba berkunjung kerumah Fahri untuk mengantarkan Bridie dan Scoth Pie yang tadi lupa dibungkuskan. Kemudian Fahri menawari Heba untuk sarapan bareng dengan nasi Biryani Lamb yang mereka bawa. Heba mau. Akhirnya mereka sarapan bersama.
19 125 Paman Hulusi: “Hoca, sepuluh menit lagi adzan Dhuhur. Mau shalat di masjid atau di rumah saja? Fahri: “Hujan, Paman, kita boleh shalat jamaah di rumah. Siapkan saja sajadahnya di ruang tamu”.
Fahri melihat ke jendela. Ia melihat halaman rumahnya yang basah. Fahri tersenyum ketika melihat dua ekor burung gereja berkejaran dan hinggap di atap rumah Brenda. Hal itu mengingatkan akan masa kecilnya ketika hujan-hujanan bersama temannya di halaman masjid. Beberapa saat kemudian Paman Hulusi datang dan mengingatkannya bahwa waktu shalat Dhuhur sepuluh menit lagi.
20 175 Fahri: “Kita shalat Ashar di sini setelah itu kita meluncur menjumpai Tuan Taher di The Rockville Hotel”.
Ajakan Fahri kepada Misbah untuk shalat Ashar, ketika mereka sudah selesai makan siang, lalu meluncur untuk menjumpai Tuan Taher di The Rockville Hotel
21 178 Jason: “Jangan main-main dengan saya, ya. Saya tidak bersalah. Saya akan adukan ke polisi perlakuan sewenang-wenang ini!” ucap Jason
Fahri dan Misbah menunggu Jason yang dibawa oleh Madam Barbara di ruang rapat. Jason kaget ketika mengetahui yang berada di ruang tersebut adalah
53
setengah berteriak”. Fahri: “Tenag, Jason. Silahkan duduk. Saya tidak ada maksud sewenang-wenang sama kamu. Justru saya ini sangat sayang sama kamu. Walau bagaimana pun, kamu adalah tetangga saya. Rumah kita bersebelahan. Apa gunanya saya sewenang-wenang sama kamu? Apa yang kamu punya yang membuat saya iri sehingga saya harus menindasmu? Nggak ada kan? Justru saya meminta sekuriti membawamu kemari karena saya akan memberimu hadiah. Duduklah dengan tenang,” ucap Fahri dengan senyum.
Fahri, akan tetapi sebaliknya, Fahri menyapa Jason dengan ramah. Jason memberontak dan mengancam akan mengadukan Fahri ke polisi. Tetapi Fahri menenangkan Jason dan mempersilahkannya duduk dan akan memberikan hadiah. Jason duduk sambil matanya melototi Fahri dengan penuh ketidaksukaan.
22 219 Fahri: “Nyonya katakan kepadanya (Keira) bahwa nyonya sangat bersimpatik kepadanya, nyonya ingin membantunya mencapai cita-citanya dan tidak perlu ia menjual kehormatan dirinya. Semua biaya terkait membatu Keira itu biar saya yang tanggung. Jangan pernah sebut nama saya. Biarlah Keira tahu yang membantu dia adalah Nyonya.”
Fahri membuka tabletnya dan membuka website dimana Keira mengiklankan diri menjual ke-virgin-annya, Fahri menyodorkannya kepada Nyonya Suzan. Dan Nyonya Suzan melihat iklan tersebut dengan wajah memerah kaget. Fahri meminta Nyonya Suzan untuk membatu Keira, karena ketika Nyonya Suzan di tanya Fahri jika hal ini benar terjadi apa yang akan ia lakukan? Dan Nyonya Suzan menjawab bahwa ia akan mengorbankan apapun yang dimiliki untuk menyelamatkan dan akan mencegah agar hal itu tidak pernah terjadi.
54
23 280 Fahri: “Paman, tolong panaskan mobil. Sepuluh menit lagi kita Shalat zhuhur berjamaah di rumah, setelah itu kita langsung meluncur ke Royal Mile”.
Fahri menutup ponselnya setelah menjawab salam Eqbal. Kemudian ponselnya kembali berdecit, sebuah pesan masuk. “Seperti janji saya kemarin, siang ini saya menunggu anda di St. Giles Cafe, Royal Mile. Kita jumpa 13.30.” Fahri melihat jam dinding, sudah pukul 12.50. kemuan Fahri meminta Paman Hulusi untuk memanaskan mobil dan setelah itu shalat Dhuhur berjamaah
24 218 Fahri: “Hanya kerelaan Allah yang aku harapkan Paman”.
Jawaban Fahri ketika ditanya oleh Paman Hulusi apakah ia tertarik kepada Keira. Hal itu ditanyakan Paman Hulusi karena ia merasa bahwa Fahri melakukan hal yang aneh-aneh. Seperti menolong perempuan bermuka buruk, begitu baik pada Jason dan juga repot-repot menolong Keira. Selainitu juga maumenolong Nenek Catarina.
25 230 Fahri: “Sister Sabina, saya minta maaf sebesar-besarnya jika keberadaan Anda di rumah ini membuat Anda merasa tidak nyaman. Saya mohon maaf jika menempatkan Anda di basement, bukan di lantai satu atau lantai dua. Itu semata-mata untuk menjaga kesucian kita besama. Meskipun di basement saya berusaha itu adalah tempat yang layak untuk siapa saja.
Fahri menolong Sabina dan membawanya ke Rumah. Setelah sampai rumah Fahri meminta maaf kepada Sabina karena menempatkanya di basement. Hal itu ia lakukan semata-mata untuk menjaga kesucian kita besama. Meskipun di basement saya berusaha itu adalah tempat yang layak untuk siapa saja.
26 228 Nenek Catalrina: “Kau tau tentang amalek?” Fahri: “Itu salah satu bidang kajian saya, Nek. Nenek tenang saja, saya akan baik-baik saja. Termasuk jika saya mereka katakan lebih hina dari amalek pun saya akan baik-baik saja.”
Fahri ke rumah Nenek Catarina karena ingin tahu ia sudah sarapan atau belum. Nenek Catarina berterima kasih atas perhatian Fahri. Kemudian Fahri bertanya kepada Nenek Catarina jam berapa ia mau diantar ke sinagong. Tiba-tiba wajah Nenek
55
Catarina berubah pucat. Kesedihan menutupi wajah itu perlahan. Dan mengatakan jika mulai hari ini ia tidak akan ke sinagong itu lagi, ia ingin beribadah di rumah saja. Karena mereka selalu menceramahiku agar tidak bergaul dengan amalek seperti Fahri dan ia tidak terima jika Fahri disebut amalek.
27 317 Fahri: “Masih ada waktu untuk tahajud sebelum shubuh datang. Tolong biolanya dikemasi. Saya naik dulu”.
Fahri berdiri dan bergegas naik ke kamarnya. Paman Hulusi memasukkan biola dan busur penggeseknya ke dalam wadahnya lalu meletakkan di atas bufet yang ada di ruang tamu. setelah itu Paman Hulusi mengambil air wudhu dan kembali ke kamarnya.
28 322-323
Paman Hulusi: “Hoca, ada Nona Heba dan Nona Hulya berkunjung” Fahri: Saya baru saja meu mengajak Paman Hulusi ke masjid untuk sholat Zhuhur. Katakan kepada mereka apa mereka berkenaan menunggu kita shalat Dhuhur di masjid. Mereaka bisa shalat Dhuhur di rumah. Sabina ada?. Ada. Minta Sabina siapkan minum dan temani mereka. Paman siap-siap, kita segera keluar untuk shalat Dzuhur. Saya mau jadi tuan rumah yang baik memuliakan tamu, semoga mereka bisa jadi tamu yang baik. Sampaikan kepada mereka shalat Dhuhur sebentar lagi datang mereka diminta menunggu, kita mau shalat Dhuhur dulu”.
Heba dan Hulya berkunjung ke rumah Fahri di waktu shalat Dhuhur, kemudian Fahri memberikan pilihan kepada tamunya untuk memilih mengatakan masksud kedatangannya kemudian pulang atau menunggu sampai Fahri selesai shalat di masjid. Dan meminta Sabina untuk menyiapkan minum dan menemani mereka.
56
29 349 Syaikh Utsman: “Sudah dhuha, aku mau bicara denganmu,Anakku. Fahri: Iya, Syaikh”.
Fahri mengulang hafalannya dengan memejamkan mata. Ketika ia membaca Surah Sad, ia merasa seseorang menyentuh pundaknya. Ia membuka matanya. Syaikh Ustsman telah duduk dihadapannya. Dan kemudian bertanya kepada Fahri.
30 370 Fahri: “Kita sholat magrib dijamak dengan isya’ di sini.”
Fahri mengajak Paman Hulusi sholat di sebuah taman yang sepi, di sudut Kota Stirling. Setelah selesai menonton pertunjukan Keira dan Hulya.
31 372 Paman Hulusi: “Sudah Magrib, Hoca. Kita shalat magrib dulu, makan malam dengan nasi goreng khas Indonesia buatan Misbah lalu kita jemput Sabina.”
Paman Hulusi dan Fahri berbincang-bincang tentang Sabrina. Fahri mengutarakan idenya untuk membantu Sabina agar dia bisa berkeluarga, Paman Hulusi mengiyakan dan menyarankan untuk membicarakannya bersama Tuan Taher dan Nona Heba. Dan karena sudah waktunyta shalat Paman Hulusi mengajak Fahri untuk shalat Magrib dulu, dan makan malam nasi goreng khas Indonesia. Baru setelah itu menjemput Sabina yang masih di rumah sakit.
32 379 Sabina: “Paman mau menikahiku?”.
Sabina kaget bagai tersengat listrik ketika Paman Hulusi menyampaikan keinginannya untuk menikahinya. Kemudian Sabina mengatakan bahwa “Ini gila, ini gila, Paman!”
33 504 Fahri: “Jikaa ini memang ajalku, aku ikhlas, ya Allah. namun terimalah kematianku ini sebagai kematian orang yang berjuang di jalan-Mu. Terimalah diriku dalam barisan orang-orang yang mati syahid”.
Sebuah doa yang diucapkan Fahri dengan pasrah dan ikhlas ketika ia merasa sakaratul maut akan menghampirinya. Ia menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada Allah. Fahri merasakan dadanya sangat sesak. Kepalanya seperti mau pecah, ia ingin bernafas tetapi tidak bisa. Tenggorokannya
57
sangat sakit karena dicekik oleh Baruch.
34 505 Misbah: “Alhamdulillah, Mas Fahri sudah bangun”.
Ucapan syukur kepada Allah oleh Misbah ketika mengetahui Fahri bangun. Fahri yang dirumah sakit akibat menolong gadis bercadar dan mendapat cekikan di leher oleh Baruch.
35 518 Keira: “Lancang! Siapa yang mengizinkan kamu memakan kacangku, hah!? Dasar kriminal!” Fahri: “Apa maksudmu?” Fahri kaget”. Keira: “Dungu! Tolol! Orang tak punya otak sepertimu tidak layak hidup, bagusnya mati saja dalam peristiwa itu!”
Fahri mengulurkan tangannya mengambil kacang. Dan Keira melihatnya. Keira berhenti mengunyah. Ia memandangi wajah Fahri dengan penuh amarah. Fahri bingung, ia sama sekali tidak mengerti kenapa Keira mengatakan hal tersebut. Sedemikian besarkah kebencian Keira padanya? Bukankah seharusnya dia yang marah karena Keira memakan kacang almondnya tanpa seizinnya? Kenapa justru Keira yang marah padanya? Dan menyebutnya dungu, tolol dan bahkan menyumpahinya untuk mati.
36 595 Fahri: “Kalau begitu kita tahajut sampai pagi”.
Seusai pesta walimatul ursy, Fahri dan Hulya menginap di hotel. Di sana mereka berbincang-bincang, hingga pada pertanyaan Fahri kepada Hulya tentang apa yang akan mereka lakukan? Kemudian Hulya menjawab bahwa Fahri imamnya, maka ia akan ikut saja. Dan Fahri menyarankan agar mereka tahajut sampai pagi.
37 608 Hulya: “Alhamdulillah, aku akan jadi ibu”.
Ucapan rasa syukur Hulya kepada Allah karena telah diberi karunia yaitu ia akan menjadi seorang ibu.
58
B. Pembahasan
1. Analisis materi dakwah yang terdapat dalam Ayat-Ayat Cinta 2:
a. Akidah
1) Dzikir
Menurut kamus (Arab) dzikir berasal dari kata dzakara-
yadhukuru-udzkur. Dzikir bisa berarti pensucian dan memuji Allah,
ingat, mengingat, peringatan, menutur, meyebut dan melafalkan
(Arifin, 2004: 1). Adapun materi dakwah yang terkandung dalam
novel Ayat-ayat Cinta 2 tentang dzikir terdapat pada kalimat sebagai
berikut:
Pada halaman 3, 13, 33, 38, 49, 62, 65, 71, dan 81 dikisahkan
bahwa Fahri sedang melafadzkan dzikir yang berbunyi “La haula wa
la quwwata illa billah.... la haula wa la quwwata illa billah....” (tidak
ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah) yang ia
lakukan diwaktu luangnya baik di dalam mobil, di rumah, di kampus
maupun di masjid. Hal ini menandakan bahwa dzikir dapat dilakukan
di mana saja, kapan saja, dan dalam keadaan apa saja. Baik dalam
keadaan berdiri, duduk dan sebagainya.
Ungkapan dzikir dalam keadaan seperti diatas ditafsirkan oleh
Ibnu Abbas sebagai hal yang harus dilakukan dalam berbagai situasi
dan kondisi yang memungkinkan, baik diwaktu malam atau sinag,
ketika berada didarat atau dilaut, baik dalam bepergian atau dirumah,
59
dalam keadaan kaya atau miskin, sakit atau sehat, dan dilakukan
dalam hati atau terang-terangan (Syauqi, 2015: 216). Allah berfirman:
فٱذكرونى أذكركم وٱشكروا لى ولا تكفرون
Artinya: “Maka ingatlah (dzikirlah) kepada-Ku, Aku akan ingat kepadamu, dan bersyukurlah, janganlah kamu ingkar kepada-Ku.” (QS. Al-Baqoroh: 152) (Al-Quran, 2015: 24)
Berdzikir merupakan tahap kedua dari proses masuknya iman
kepada Allah. Pada mulanya dzikir berarti mengucapkan dengan lidah
dan kemudian berkembang menjadi mengingat (Makbuloh, 2011:97).
2) Do’a
Do’a adalah memohon hanya kepada Allah. Orang yang berdo’a
selain kepada Allah, karena mampu dengan usahanya sendiri adalah
orang yang sombong. Ia tidak sadar bahwa semua itu berkat izin
Allah. Jadi do’a merupakan etika bagi seorang hamba dihadapan
Tuhannya (Makbuloh, 2011: 146-147). Adapun materi dakwah yang
terkandung dalam novel Ayat-ayat Cinta 2 tentang do’a terdapat pada
kalimat sebagai berikut:
Pada halaman 19 menceritakan bahwa Fahri teringat Aisha
ketika mendengar suara indah nada biola digesek. Ada suasana
kebahagiaan menyusup, namun diiringi kesedihan yang seperti
menyayat relung hatinya. Air matanya meleleh. Setelah Paman Hulusi
pergi dan turun sejurus kemudian Fahri terisak-isak dan berdo’a
kepada Allah.
60
Dari penjelasan di atas jelas Fahri berdo’a hanya kepada Allah,
terbukdi ia menyebut nama-nama Allah ketika berdo’a.
Berdo’a artinya mengajukan permohonan kepada Allah. Berdo’a
merupakan bukti pengakuan kita terhadap kekuasaan Allah, karena
dengan kekuasaan dan bantuan-Nya la semua permintaan dan
kebutuhan kita bisa terpenuhi(Muchtar, 2008: 27). Allah berfirman:
وقال ربكم ادعوني أستجب لكم ......
Yang artinya: “Berdo’alah kamu kepada-KU, maka akan Ku-kabulkan do’amu itu” (QS. Al-Mu’min:60) (Al-Quran, 2015: 475).
Apabila kita meminta kepada manusia, semakin banyak
permintaan kita semakin keberatan ia, bahkan bisa jadi marah dan
menolak permintaan kita. Akan tetapi berbeda ketika kita meminta
keaaaaapada Allah. Semakin banyak kita meminta maka Allah
semakin senang.
b. Syariah
1) Ibadah
Ibadah adalah kebutuhan manusi itu sendiri yang dapat
diterima oleh Allah sebagai amal kebaikan. Aspek ibadah yang
diwajibkan termuat dalam rukun Islam yaitu, shalat, zakat, puasa dan
haji (Makbuloh, 2013: 130). Shalat merupakan kewajiban pertama
yang diperintahkan kepada Nabi. Shalat merupakan langkah
permulaan dalam mencapai kemajuan rohani. Shalat menjauhkan
manusia dari kejahatan, sehingga memungkinkan dapat mencapai
61
kesempurnaan. Adapun materi dakwah yang terkandung dalam novel
Ayat-ayat Cinta 2 tentang ibadah terdapat pada kalimat sebagai
berikut:
Pada halaman 6 menceritakan bahwa Fahri membimbing para
mahasiswanya untuk memasuki diskusi serius tentang ilmu filologi.
Penguasaan Fahri akan materi dan manajmen kelas, membuat diskusi
yang seharusnya terasa berat itu terasa hangat dan ringan. Tidak
terasa, satu jam telah berlalu. Fahri melihat jam tangannya. Sudah
jam satu lebih dua puluh menit. Zhuhur di Edinburgh telah masuk
enam menit yang lalu. Fahri meminta izin kepada mahasiswanya
untuk menjalankan sholat. Setelah mahasiswanya mengizinkan,
kemudian ia sholat di pojok ruangan itu menghadap kiblat.
Dalam penjelasan di atasmenggambarkan seorang Fahri
merupakan seseorang yang taat. Hal itu terlihat dalam melakukan
shalat fardhu yang selalu ia lakukan tepat waktu. Bahka diwaktu
mengajar sekalipun, ia akan meminta izin pada mahasiswanya untuk
mengahiri kelas sementara guna mngerjakan shalat atau bahkan
mengahirinya jika mahasiswanya sudah merasa cukup.
Pada halaman 12 dikisahkan bahwa Fahri berada di
ruangannya sedang memasukkan beberapa buku, beberapa berkas,
juga buku dan jurnal yang baru saja ia terima kedalam koper yang
dibawa oleh Paman Hulusi sambil bertanya kepada Paman Hulusi
apakah ia masih ada wudhu? Dan paman Hulusi mengangguk.
62
Karena sudah waktunya untuk shalat Ashar, maka Fahri mengajak
Paman Hulusi untuk shalat dulu sebelum mereka pulang. Fahri
mengambil dua sajadah yang ia letakkan dalam laci paling bawah
meja kerjanya. Mereka berdua lalu tenggelam dalam kekhusukan
munajat kepada Allah saat hujan mengguyur Edinburgh, dan lonceng
dari St. Giles Cathedral berdentang-dentang.
Dalam penjelasan di atas menggambarkan Fahri yang selalu
mencoba untuk menjalankan shalat dengan tepat waktu dan
berjama’ah.
Pada halaman 42 dikisahkan bahwa Fahri berada di ruangan
Profesor Stevens untuk menerima proposal mahasiswa yang akan
dibimbingnya dan melihat sekilas proposal yang diterimanya. Ia
merasa kajiannya akan cukup menarik. Lalu Fahri meminta maaf
kepada Profesornya bahwa ia harus pergi karena ia masih harus
merampungkan sedikit pekerjaan, kemudian bersiap ke masjid. Fahri
langsung menuju ruangannya dan segera menyelesaikan
pekerjaannya kemudian setelah itu menuju Edinburgh Central
Mosque.
Pada halaman 81 menceritakan tentang Paman Hulusi yang
sengaja tidak tidur, karean ingin mengetahui siapa yang mencoret
kaca mobil dan memasang tulisan penghinan di pintu rumah. Tetapi
hingga menjelang subuh pelaku tidak muncul juga. Hingga Fahri
datang dan mengingatkan Paman Hulusi bahwa waktu shalat subuh
63
akan segera tiba. Dan jangan sampai mereka telat. Setelah
mengingatkan Paman Hulusi, Fahri membangunkan Misbah.
Pada halaman 125 menggambarkan Fahri yang sedang melihat
ke jendela. Ia melihat halaman rumahnya yang basah. Fahri
tersenyum ketika melihat dua ekor burung gereja berkejaran dan
hinggap di atap rumah Brenda. Hal itu mengingatkan akan masa
kecilnya ketika hujan-hujanan bersama temannya di halaman masjid.
Beberapa saat kemudian Paman Hulusi datang untuk mengingatkan
bahwa waktu Dhuhur sebentar lagi dan bertanya mau shalat di
masjid atau di rumah saja. Karena hujan Fahri menyaranlan agar
mereka shlat di rumah saja.
Pada halaman 175 dikisahkan bahwa Fahri dan Misbah sedang
makan siang sambil berdiskusi, dan ketika mereka sudah selesai
makan siang Fahri mengajak Misbah untuk shalat, kemudian
menjumpai Tuan Taher di The Rockville Hotel.
Pada halaman 280menceritakan tentang Fahri menutup
ponselnya setelah menjawab salam Eqbal. Kemudian ponselnya
kembali berdecit, sebuah pesan masuk. “Seperti janji saya kemarin,
siang ini saya menunggu anda di St. Giles Cafe, Royal Mile. Kita
jumpa 13.30” dan waktu sudah menunjukkan pukul 12.50. Fahri
meminta Paman Hulusi untuk memanaskan mobil dan sepuluh menit
lagi shalat Zhuhur berjamaah di rumah, setelah itu langsung
meluncur ke Royal Mile.
64
Pada halaman349 dikisahkan bahwa Fahri mengulang
hafalannya dengan memejamkan mata. Ketika ia membaca Surah
Sad, ia merasa seseorang menyentuh pundaknya. Ia membuka
matanya. Syaikh Ustsman telah duduk dihadapannya.
Kemudianbertanya kepada Fahri “Sudah Dhuha, aku mau bicara
denganmu, Anakku.”
Pada halaman370 menceritakan tentang Fahri dan Paman
Hulusi setelah menonton pertunjukan Hulya dan Keira. Fahri sedang
melangkahkankakinya dengan tenang. Paman Hulusi mengikutinya
di belakang. Di sebuah taman yang sepi, di sudut Kota Stirling
Fahrimenghentikan langkahnya dan tersenyum, kemudian mengajak
Paman Hulusi sholat di sana yaitu shalat Magrib dijamak dengan
Isya’.
Pada halaman 372 dikisahkan bahwa Paman Hulusi dan Fahri
berbincang-bincang tentang Sabrina. Fahri mengutarakan idenya
untuk membantu Sabina agar dia bisa berkeluarga, Paman Hulusi
mengiyakan dan menyarankan untuk membicarakannya bersama
Tuan Taher dan Nona Heba. Dan karena sudah waktunyta sholat
Paman Hulusi mengajak Fahri untuk sholat magrib dulu, dan makan
malam nasi goreng khas Indonesia buatan Misbah. Baru setelah itu
menjemput Sabina yang masih di rumah sakit.
Shalat membantu mewujudkan sifat ketuhanan dalam batin.
Terwujudnya sifat ketuhanan bukan saja mendorong manusia untuk
65
berbuat tanpa pamrih kepada sesamanya, melainkan pula
memungkinkan manusia mencapai derajat rohani dan akhlak yang
paling sempurna. Sholat menghilangkan derajat pangkat, warna
kulit, dan kebangsaan, bahkan jauh dari itu alat menghalang
persatuan. Orang yang beriman, mendirikan shalat, dan menjalankan
zakat berada pada jalan yang benar (Makbuloh, 2013: 131-132).
Allah berfirman:
هم ين فقون.الذ ين ا رزقن لوة ومم ٱلذين يؤم ن و ن بٱلغيب ويقي مو ن ٱلص
يؤمنو ن بما أن زل إليك وما أنزل من قبلك وبالآخرة هم يوق نو ن. أو لـئك
على هدى من ربهم وأو لـئك هم المفلحو ن.
Yang artinya: “(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rizki yang Kami anugerahkan kepada metreka, dan mereka yang beriman kepada kitab (al-Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang diturunkan sebelummu, serta mereka yakin adanya (kehidupan akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapatkan petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung”. (QS. Al-Baqarah:3-5) (Al-Quran, 2015: 3). Shalat dapat dijalankan dengan sendirian ataupun berjamaah dan
juga dapat dilakukan dirumah maupun di masjid.
2) Muamalah.
Muamalah adalah istilah yang dipergunakan untuk
permasalahan selain ibadah. Syariah dalam bentuk muamalah jauh
lebih luas kajiannya, karena meliputi seluruh aktivitas manusia.
Adapun materi dakwah yang terkandung dalam novel Ayat-ayat
Cinta 2 tentang muamalah terdapat pada kalimat sebagai berikut:
66
Pada halaman 379 menggambarkan tentang Sabina kaget bagai
tersengat listrik ketika Paman Hulusi menyampaikan keinginannya
untuk menikahinya. Kemudian Sabina mengatakan bahwa “Ini gila,
ini gila, Paman!”
Menikah merupakan perintah Allah dan disunnahkan
Rasulullah. Firman Allah:
ن ٱلنساءمث نى مى فٱنكحوا ما طاب لكم م وإن خفتم ألا تقسطوا فى ٱليت
لك ع فإن خفتم ألا تعدلوا فواحدة أو ما ملكت أيمانكم ذ ث ورب وثل
أدنى ألا تعولوا .
Yang artinya: “Dan jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu menikahinya), maka nikahilah perempuan lain yang kamu senangi dua, tiga atau empat. Tetapi jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil maka nikahilah seorang saja atau hambasahaya perempuan yang kamu miliki yang demikian itu lebih dekat agar kamu tidak berbuat dzalim”. (QS. An-Nisaa: 3) (Al-Quran, 2015: 78).
Selain merupakan sunnah (dianjurkan/diperintahkan dalam
agama Islam) menikah juga merupakan fitrah.
c. Akhlak
1) Akhlak terhadap Allah
a) Sabar
Secara etimologis, sabar berasal dari bahsa Arab,
shabara, yang berarti menahan, manahan diri, dan
mengendalikan jiwa (Nawawi, 2015: 72). Sabar merupakan
ketahanan mental dalam menghadapi kenyataan yang menimpa
67
diri kita. Ahli sabar tidak akan mengenal putus asa dalam
menjalankan ibadah kepada Allah. Sesungguhnya Allah bersama
orang-orang yang sabar (Makbuloh, 2011: 146). Adapun materi
dakwah yang terkandung dalam novel Ayat-ayat Cinta 2 tentang
sabar terdapat pada kalimat sebagai berikut:
Pada halaman 31 dikisahkan bahwa Fahri keluar rumah
untuk sholat shubuh berjamaah di Edinburgh Central Mosque,
lalu tiba-tiba ia beristighfar ketika melihat coretan di kaca depan
mobilnya. Beberapa saat kemudian Paman Hulusi juga keluar
dan Fahri mengisyaratkan untuk melihat coretan di kaca depan
mobil. Paman Hulusi sangat marah melihatnya tetapi Fahri
menenangkannya dengan berkata “Sabar, jangan emosi, Paman”
dengan menggunakan bahasa Turki.
Dari penjelasan diatas, terlihat jelas Fahri tidak marah
dengan ulah orang yang membuat coretan di kaca depan
mobilnya. Ia menenangkan Paman Hulusi yang sangat geram
dengan mengatakan “Sabar, jangan emosiPaman”.
Pada halaman 34 menceritakan Fahri keluar dari mobil,
Jason, adik laki-laki Keira keluar dari pintu rumahnya dengan
mencangklong tas. Jason melihat Fahri dengan memasang muka
tidak suka, bibirnya memberikan isyarat berbicara kepada Fahri
tanpa suara: Fuck you! Fahri kaget. Ia membalas dengan
senyum dan beristigfar di dalam hati. Ia tidak mau meladeni
68
anak remaja berambut pirang itu. Paman Hulusi melihat semua
itu, juga melihat apa yang diisyaratkan Jason yang penuh
penghinaan. Paman Hulusi geram, Fahri menahan Paman Hulusi
agar tetap tenang. Jason mengeloyor pergi penuh kemenangan.
Dalam penjelasan di atas menunjukkan betapa sabarnya
Fahri, bahka ketika tetangganya Jason memasang muka tidak
sukapun ia tetap membalas dengan senyum.
Pada halaman 77 dikisahkan bahwa Mereka bertiga
berjalan menuju beranda rumah. Paman Hulusi paling depan.
Tepat di pintu, Paman Hulusi menemukan kertas HVS tertempel
tepat di tengah daun pintu. Dikertas HVS itu ada tulisan pakai
sepidol merah tebal yang bunyinya: MUSLIM=MONSTER!.
Fahri dan Misbah membaca istighfar. Tulisan itu hendak dirobek
oleh Paman Hulusi, namun dicegah Fahri. Paman Hulusi
mencopot kertas itu dan menyerahkannya kepada Fahri.
Dari penjelasan di atas, terlihat jelas Fahri tidak marah
dengan ulah orang yang membuat coretan tersebut, namun justru
sebaliknya Fahri menyimpan kertas tersebut dan menjadikannya
sebagai cambuk untuk dirinya, agar menjadi muslim yang sejati,
bukan monster seperti yang tertulis di kertas.
Pada halaman 178 menggambarkan tentang Fahri dan
Misbah menunggu Jason yang dibawa oleh Madam Barbara di
ruang rapat. Jason kaget ketika mengetahui yang berada di ruang
69
tersebut adalah Fahri dan sebaliknya Fahri menyapa Jason
dengan ramah. Jason memberontak dan mengancam akan
mengadukan fahri ke polisi. Tetapi Fahri menenangkan Jason
dan mempersilahkannya duduk dan akan memberikan hadiah.
Jason duduk sambil matanya melototi Fahri dengan penuh
ketidaksukaan.
Dalam penjelasan di atas membuktikan ramah dan
sabarnya Fahri terhadap Jason, walaupun Jason mengancam
akan melaporkan polisi. Tetapi Fahri justru sebaliknya, ia
menawarkan sebuah persahabatan kepada Jason.
Pada halaman 288 menceritakan tentang Fahri ke rumah
Nenek Catarina karena ingin tahu ia sudah sarapan atau belum.
Nenek Catarina berterima kasih atas perhatian Fahri. Kemudian
Fahri bertanya kepada Nenek Catarina jam berapa ia mau
diantar ke sinagong. Tiba-tiba wajah Nenek Catarina berubah
pucat. Kesedihan menutupi wajah itu perlahan. Dan mengatakan
jika mulai hari ini ia tidak akan ke sinagong itu lagi, ia ingin
beribadah di rumah saja. Karena mereka selalu menceramahiku
agar tidak bergaul dengan amalek seperti Fahri dan ia tidak
terima jika Fahri disebut amalek.
Berdasarkan penjelasan di atas terlihat jelas bahwa Fahri
merasa baikbaik saja meskipun dihina sebagai amalek, disebut
amalek saja sudah hina, apalagi disebut yang lebih hina lagi,
70
namun Fahri menanggapi itu semua dengan sabar. Fahri hanya
menenangkan dan menyabarkan dirinya agar tidak terpancing
emosi.
Pada halaman 518mengisahkan tentang Fahri
mengulurkan tangannya mengambil kacang. Dan Keira
melihatnya. Keira berhenti mengunyah. Ia memandangi wajah
Fahri dengan penuh amarah. Fahri bingung, ia sama sekali tidak
mengerti kenapa Keira mengatakan hal tersebut. Sedemikian
besarkah kebencian Keira padanya? Bukankah seharusnya dia
yang marah karena Keira memakan kacang almondnya tanpa
seizinnya? Kenapa justru Keira yang marah padanya? Dan
menyebutnya dungu, tolol dan bahkan menyumpahinya untuk
mati.
Dalam penjelasan di atas terlihat Fahri tidak membalas
cacian Keira. Yang telah mengatainya lancang, tolol dan dungu.
Namun ia hanya menjawabnya dengan sabar.
Salah satu ulama’ ternama Syekh Abdul Qadir Jailani
dalam Syukur (2017: 80) menyatakan, sabar adalah meneguhkan
diri dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, menahannya dari
perbuatan maksiat kepada Allah, serta menjaganya dari perasaan
dan sikap marah dalam menghadapi takdir Allah.
Sabar adalah pilar kebahagian seorang hamba. Dengan
kesabaran itulah seorang hamba akan terjaga dari kemaksiatan,
71
konsisten menjalankan ketaatan, dan tabah dalam menghadapi
berbagai macam cobaan. Baik cobaan berupa ejekan maupun
fitnah orang kafir. Allah berfirman:
سبح بحمد ربك اصبر على مايقولون و ف
Artinya: “Maka sabarlah engkau (Muhammad) atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji nama Tuhanmu. (QS. Thaha:130) (Al-Quran, 2015: 322).
b) Ikhlas
Ikhlas adalah melaksanakan hukum Allah semata-mata
hanya mengharap ridha-Nya. Kita melaksankan perintah atau
larangan Allah, karena mengharap balasan terbaik dari Allah.
Jadi, ikhlas itu bukan tanpa pamrih. Tetapi pamrih hanya
diharapkan dari Allah berupa keridhaan-Nya. Oleh kareana itu
dalam melaksanakannya harus menjaga akhlak sebagai bukti
keikhlasanmenerima hukum-hukum tersebut (Makbuloh, 2011:
145). Adapun materi dakwah yang terkandung dalam novel
Ayat-ayat Cinta 2 tentang ikhlas terdapat pada kalimat sebagai
berikut:
Pada halaman 226 menceritakan tentang Paman Hulusi
bertanya kepada Fahri apakah ia tertarik kepada Keira. Hal itu
ditanyakan Paman Hulusi karena ia merasa bahwa Fahri
melakukan hal yang aneh-aneh. Seperti menolong perempuan
bermuka buruk, begitu baik pada Jason dan juga repot-repot
menolong Keira. Selainitu juga maumenolong Nenek Catarina.
72
Kemudian Fahri menjawab bahwa Paman Hulusi ada-ada saja,
dan apa yang selama ini ia lakukan hanya semata-mata ingin
mengharapkan kerelaan dari Allah.
Dalam penjelasan di atas menunjukkan dengan jelas
bahwa Fahri lillahi ta’ala dalam menolong orang lain, bahkan
kepada orang yang berbeda keyakinan sekalipun. Hal itu selalu
ia lakukan kepada para tetangganya.
Pada halaman 504 mengisahkan tentang Fahri
mengucapkan do’a dengan pasrah dan ikhlas ketika ia merasa
sakaratul maut akan menghampirinya. Ia menyerahkan dirinya
sepenuhnya kepada Allah. Fahri merasakan dadanya sangat
sesak. Kepalanya seperti mau pecah, ia ingin bernafas tetapi
tidak bisa. Tenggorokannya sangat sakit karena dicekik oleh
Baruch.
Dari penjelasan di atas menyatakan betapa ikhlasnya
Fahri ketika merasakan hidupnya tidak lama lagi.
Ikhlas merupakan kunci dari diterimanya suatu amal.
Setiap amalan yang tidak dibarengi dengan rasa ikhlas dalam
melakukannya, hal demikian tidak ada nilainya di hadapan Allah
bahkan sia-sia belaka(Syukur, 2017: 174). Allah berfirman:
وقدمنا إلى ما عمل و ا من عمل فجعلن ه هباء منثو را
Yang artinya: “Dan, kami hadapi segala amall yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amalan itu (bagaikan) debu yang berterbangan.” (QS. Al-Furqaan: 23) (Al-Quran, 2015: 362).
73
Jadi, sangatlah jelas bahwa meskipun amal yang
dilakukan adalah amal yang baik, namun jika amal tersebut
dilakukan bertujuan selain Allah, maka amal tersebut tidak akan
diterima di sisi-Nya.
c) Syukur
Syukur yaitu merealisasikan apa yang dianugerahkan
Allah kepada kita sesuai dengan fungsinya. Semakin bersyukur
kepada Allah semakin bertambah anugrah-Nya. Karean Allah
telah menganugerahkan kebaikan-kebaikan kepada manusia,
mulai dari penciptaan dengan segala potensinya hingga
ketersediaan kebutuhan hidup, maka sudah pasti manusia wajib
bersyukur (Makbuloh, 2011: 146). Adapun materi dakwah yang
terkandung dalam novel Ayat-ayat Cinta 2 tentang syukur
terdapat pada kalimat sebagai berikut:
Pada halaman 505 menggambarkan tentang Misbah
tertidur sambil duduk di kursi dan terbangun, ketika Fahri
memanggil-manggilnya dan langsung mengucap syukur dengan
lafadz alhamdulillah. Misbah mengucap syukur karena akhirnya
Fahri terbangun. Fahri berada dirumah sakit akibat menolong
perempuan bercadar dan mendapat cekikan di leher oleh Baruch.
Berdasarkan penjelasan di atas menggambarkan betapa
bersyukurnya Misbah ketika mengetahui Fahri sudah bangun
setelah terkena cekikan dilehernya oleh Baruch.
74
Pada halaman 608menceritakan tentang Hulya mengajak
Fahri periksa ke Medical Centre. Ia nyaris pingsan karena
merasa sangat bahagia ketika dinyatakan positif hamil.
Kemudian ia mengucap syukur dengan ucapan alhamdulillah.
Syukur dengan lisan adalah mengakui dengan ucapan
bahwa sumber nikmat yang kita rasakan merupakan karunia
Allah sambil memuji-Nya. Rasulullah telah mengajarkan cara
bersyukur dengan lisan seperti yang telah tertuang dalam al-
Quran maupun sunnah. Salah satu cara ungkapan syukur yang
diajarkan al-Quran dan hadits adalah alhamdulillah. Kata
alhamdu yang ditujukan kepada Allah mengandung arti bahwa
yang paling berhak menerima segala pujian adalah Allah
(Syukur, 2017:42).
Bersyukur dengan lisan atau kata-kata dapat diungkapkan
dalam kesendirian atau di depan orang lain, baik sepatah kata
alhamdulillah atau kata-kata ungkapan senada yang lain(Syukur,
2017:43-44). hal ini telah ditegaskan oleh Allah dalam al-Quran
sebagaimana firman-Nya berikut:
ث ا بنعمة ربك فحد وأم
Artinya: “Dan terhadap nikmat Tuahanmu, maka hendaklah kamu nyatakan (dengan bersyukur).” (QS. Adh-Dhuha:11) (Al-Quran, 2015: 597).
75
2) Akhlaq terhadap manusia
a) Amanah
Kata amanah berasal dari amina-ya’manu-amnan-wa
amanatan, yang secara harfiah berarti aman. Secara etimologis
amanah berarti kejujuran, kepercayaan (Nawawi, 2017: 91).
Adapun materi dakwah yang terkandung dalam novel Ayat-ayat
Cinta 2 tentang amanah terdapat pada kalimat sebagai berikut:
Pada halaman 4-5 mengisahkan tentang Fahri membuka
tasnya dan mengeluarkan dua buah buku. Kemudian ia bertanya
kepada mahasiswanya tentang tugas yang diberikan Profesor
Charlotte. Mahasiswa menjawab benar bahwa mereka memiliki
tugas, Fahri tersenyum sambil memandangi para mahasiswanya
yang dari berbagai negara. Kemudian Fahri bertanya apakah ada
yang belum membaca dengan tuntas dua buku tersebut. Seorang
wanita cantik berwajah oriental, bermata sipit angkat tangan. Ia
bernama Juu Suh. Dan karena ia belum membaca bukunya,
maka Fahri meminta Juu Suh untuk keluar dari kelasnya sesuai
amanah dari Profesor Charlotte.
Berdasarkan penjelasan di atas, Fahri telah menunaikan
amanah yang diberikan kepadanya, dengan mengeluarkan
mahasiswa yang belum tuntas membaca buku. Namun setelah
mahasiswa tersebut keluar dari kelas, Fahri memanggil
mahasiswa tersebut dan mempersilahkannya masuk kembali.
76
Dengan alasan ia telah melaksanakan amanah yang diberikan
kepadanya dengan mengeluarkan mahasiswa tadi. Dan sekarang
menjadi kewenangannya untuk memberikan kesempatan kepada
mahasiswa masuk ke dalam kelas.
Amanah tidak hanya membutuhkan kejujuran, tetapi juga
tekat yang teguh untuk memelihara dan menjaga sebaik-baiknya
segala sesuatu yang diamanahkan sehingga tetap terjaga dengan
aman. Dalam konsep Islam, menghianati suatu amanah berarti
berhianat kepada Allah, sebab tidak ada suatu amanah kecuali
dari-Nya. Allah dengan tegas mencegah seseorang berkhianat,
baik yang merupakan amanah-Nya maupun lainnya (Nawawi,
2017: 94). Allah berfirmsn sebagai berikut:
سو والر ل وتخونواأمنتكم يأيها الذين أمنوا لا تخونوا
مون وأنتم تعل
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menghianati (amanah) Allah dan Rasul dan (juga) janganlah kamu menghianati amanah yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (QS. Al- Anfal: 27) (Al-Quran, 2015: 181).
b) Tolong menolong
Sebagai makhluk sosial, manusia yang tidak bisa memenuhi
kebutuhan hidupnya sendiri selalu membutuhkan bantuan orang
lain. Di sinilah peran sikap saling tolong menolong dibutuhkan
dalam rangka membantu meringankan beban satu sama lain.
Adapun materi dakwah yang terkandung dalam novel Ayat-ayat
77
Cinta 2 tentang tolong menolong terdapat pada kalimat sebagai
berikut:
Pada halaman 14 menceritakan tentang Fahri meminta
Paman Hulusi untuk menepi dan menawari Keira tumpangan
kalau memang dia mau pulang, ketika melihat Keira sedang
berteduh karena terjebak hujan. Paman Hulusi mematuhi Fahri
dan memarkirkan mobilnya di depan Restoran Elliot’s. Tepat
didepan gadis bersweater merah jambu (Keira) berdiri yang
berlindung dari hujan.
Dalam penjelasan di atas menunjukan bahwa Fahri
mempunyai jiwa tolong menolong yang tinggi. Meskipun
kepada tetangga yang tidak menyukainya dan juga berbeda
agama sekalipun. Ia hanya ingin menunaikan kewajibannya
sebagai tetangga dengan sebaik-baiknya.
Pada halaman 29mengisahkan tentang Fahri
membangunkan Paman Hulusi yang sedang tidur untuk
mengambilkan selimut yang tidak dipakai dan menolongnya
untuk membantu tetangga yang sedang terkapar di depan.
Dengan sigap Paman Hulusi bangkit, dengan agak terpincang ia
berjalan ke kamar sebelah mengambil selimut lalu mengejar
Fahri yang telah lebih dahulu keluar. Fahri telah berada di
halaman, berdiri di dekat Brenda. Paman Hulusi mendekat.
Paman Hulusi meletakkan selimut di beranda rumah Brenda
78
terlebih dahulu, lalu membantu Fahri mengangkat Brenda. Fahri
memegang kedua lengannya dan Paman Hulusi memegang
kedua kakinya. Mereka menggotong Brenda ke beranda, lalu
menutupi tubuhnya denga selimut.
Dalam penjelasan di atas bisa dilihat bahwa meskipun
Brenda merupakan tetangga yang berbeda agama Fahri tetap
menolongya, dan tanpa melupakan batasannya bahwa seseorang
tidak diperbolehkan memasuki rumah orang lain tanpa izin.
Sehingga Fahri hanya meletakkan tetangganya tersebut di
beranda rumah. Dan memastikan agar tetangganya tersebut tidak
kedinginan dan tidak kehujanan ketika hujan turun.
Pada halaman 219menceritakan tentang Fahri membuka
tabletnya dan membuka website dimana Keira mengiklankan
diri menjual ke-virgin-annya, Fahri menyodorkannya kepada
Nyonya Suzan. Dan Nyonya Suzan melihat iklan tersebut
dengan wajah memerah kaget. Fahri meminta Nyonya Suzan
untuk membatu Keira, karena ketika Nyonya Suzan di tanya
Fahri jika hal ini benar terjadi apa yang akan ia lakukan? Dan
Nyonya Suzan menjawab bahwa ia akan mengorbankan apapun
yang dimiliki untuk menyelamatkan dan akan mencegah agar
hal itu tidak pernah terjadi.
Dalam penjelasan tersebut jelas bahwa Fahri merupakan
orang yang baik hati dan dermawan, ia mau menolong siapapun
79
bahkan orang yang membencinya. Hal ini ia lakukan tanpa
maksud apapun. Hanya murni ingin menyelamatkan seorang
gadis agar tetap terjaga kesuciannya.
Setiap muslim harus memiliki karakter mulia dengan
menunjukkan sikap yang baik dan besedia menolong orang lain,
baik ketika dibutuhkan maupun tidak, dan baik yang seiman
maupun yang tidak seiman. Nabi Muhammad telah banyak
mengajarkan kepada umat Islam, bagaimana berbuat baik
kepada orang lain yang menunjukkan keluhuran dan keagungan
karakter beliau. Allah berfirman:
ثم وتعاونوا على البر والتقوى و لا تعاونوا على الإ
شديد العقاب إن و العدوان واتقوا
Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangantolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat beratsiksa-Nya (QS. Al-Mâidah:2) (Al-Quran, 2015: 107).
c) Ramah
Ramah adalah sikap yang bersahabat dan merasa senang
saat berjumpa dengan orang lain. Tanda tandanya
adalah tersenyum ketika berjumpa dengan orang lain, mau
menyapa orang lain dan menjawab pertanyaan yang diajukan
orang lain. Adapun materi dakwah yang terkandung dalam novel
Ayat-ayat Cinta 2 tentang ramah terdapat pada kalimat sebagai
berikut:
80
Pada halaman 36 mengisahkan tentang Keira mengangkat
mukanya ketika melihat Fahri dan tidak mngucapkan sepatah
kata pun. Sekilas Fahri melihat wajah Keira yang cantik, namu
pucat karena baru saja selesai menangis. Fahri mencoca untuk
ramah kepada Keira dengan menanyakan keadaannya, namun
Keira tidak menjawab. Keramahan Fahri itu tampak tidak
menyenangkan Keira. Gadis itu mendengus lalu masuk
rumahnya tanpa menjawab pertanyaan Fahri
Dalam penjelasan tersebut jelas bahwa Fahri memang
ornag yang ramah, ia mencoba menyapa dan menanyakan
keadaan Keira tetangganya. Walaupun tidak mendapatkan
jawaban.
Dalam menjalin hubungan terhadap sesama, islam
mengajarkan kita untuk menunjukkan sikap ramah dan
penyayang. Berikut firman Allah:
لنت لهم ولو كنت فظا غليظ القلب فبما رحمة من
لانفضوا من حولك فاعف عنهم واستغفر لهم وشاورهم في
لين يحب المتوك إن الأمر فإذا عزمت فتوكل على
Artinya: “Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhatikasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu, maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.
81
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakkal” (QS Ali Imran: 159) (Al-Quran, 2015:72)
d) Rendah hati.
Rendah hati adalah suatu sikap yang jauh dari kesan
angkuh atau arogan, baik kepada lawan maupun kawan sendiri.
Saling menghargai dan menghormati antar sesama, tutur katanya
halus dan menyejukkan (Kosasih, 2002: 184). Seseorang yang
kelebihan atas kepemilikan materi, bakat atau kemampuannya,
namun tidak menonjolkannya kepada orang lain. Adapun materi
dakwah yang terkandung dalam novel Ayat-ayat Cinta 2 tentang
rendah hati terdapat pada kalimat sebagai berikut:
Pada halaman 46 menceritakan tentang Fahri yang sedang
ditanya oleh seseorang dari India “Kamu dulu belajar di mana?”
kemudian Fahri menjelaskan bahwa tidak terlalu penting dirinya
siapa, dari mana, belajar dimana. Yang lebih penting, jika apa
yang di sampaikan ada benarnya, maka tolong didengarkan.
Setelah mendengar penjelasan Fahri, kemudian orang
Indiaitumengangguksambilmeraihsakujasnyamengambilkartuna
malalumemberikannyakepadaFahri.
Dalam penjelasan tersebut terlihat jelas bahwa Fahri tidak
ingin menyebutkan bahwa ia sebenarnya lulusan Al-Ashar
Mesir. Dia ingin jika ia berkata benar maka agar didengarkan,
tanpa melihat siapa yang berbica, dari mana dan belajar dari
mana.
82
Islam memerintahkan umatnya untuk senantiasa
menampilkan akhlaq yang mulia dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu akhlaq mulia yang ditekankan dalam Islam adalah
untuk bersikap tawadhu atau rendah hati, lawan dari sifat
sombong. Jika seseorang menghiasi dirinya dengan sifat
tawadhu, maka ia akan berusaha menghilangkan sifat-sifat tidak
terpuji seperti kesombongan, keangkuhan, merasa paling hebat,
tinggi hati, dan segudang penyakit hati yang lain dari dalam
dirinya. Karena, semua manusia sama statusnya di hadapan
Allah, hanya ketaqwaan yang membedakan satu sama lain.
e) Memuliakan tamu
Islam menaruh perhatian besar dalam urusan membina
interaksi yang baik kepada sesame manusia. Di antaranya adalah
syariat tentang memuliakan tamu. Ajaran Islam memandang
tamu sebagai orang yang mulia dan memerintahkan umatnya
untuk memperlakukan dengan baik orang yang bertamu.
Adapun materi dakwah yang terkandung dalam novel Ayat-ayat
Cinta 2 tentang memuliakan tamu terdapat pada kalimat sebagai
berikut:
Pada halaman 113 mengisahkan tentang Heba berkunjung
kerumah Fahri untuk mengantarkan Bridie dan Scoth Pie yang
tadi lupa dibungkuskan. Kemudian Fahri menawari Heba untuk
83
sarapan bareng dengan nasi Biryani Lamb yang mereka bawa.
Heba mau. Akhirnya mereka sarapan bersama.
Dari penjelasan di atas terlihat jelas bahwasanya Fahri
sangat memuliakan tamunya, sampai-sampai ia mengajak untuk
sarapan bersama.
Pada halaman 230 mengisahkan tentang Fahri menolong
Sabina dan membawanya ke Rumah. Setelah sampai rumah
Fahri meminta maaf kepada Sabina karena menempatkanya di
basement. Hal itu ia lakukan semata-mata untuk menjaga
kesucian kita besama. Meskipun di basement saya berusaha itu
adalah tempat yang layak untuk siapa saja.
Dari penjelasan tersebut terlihat jelas bahwa Fahri
mencoba untuk memuliakan tamunya, meskipun tamunya adalah
seorang pengemis. Ia berusahan menyediakan tempat yang layak
meskipun di basement.
Pada halaman 322 menceritakan tentang Heba dan Hulya
berkunjung ke rumah Fahri di waktu yang tidak tepat yaitu,
waktu shalat dzuhur, kemudian Fahri memberikan pilihan
kepada tamunya untuk memilih mengatakan masksud
kedatangannya kemudian pulang atau menunggu sampai Fahri
selesai sholat di masjid. Dan meminta Sabina untuk menyiapkan
minum dan menemani mereka.
84
Berdasarkan dialong di atas Fahri tetap berusaha
memuliakan tamunya, meskipun ia harus menunaikan
kewajibannya yaitu sholat zhuhur. Dengan meminta tamunya
untuk menunggu sampai ia selesai sholat. Dan jika tamunya
tidak bisa menunggu, maka tamunya diminta untuk memberi
tahu inti kedatangannya mau apa, kemudian pulang.
Menghormati tamu merupakan kewajiban seorang
muslim, demikian pula bertamu atau bersilaturrahmi merupakan
perbuatan yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah. Siapapun
tentu pernah bersilaturrahmi ke rumah teman, saudara atau yang
lainnya (Mutmainah, 2007:126-127).
2. Relevansi Materi Dakwah dalam Novel Ayat-Ayat Cinta 2 dengan
Kondisi Masyarakat di Era Modern.
Materi dakwah adalah unsur penting dalam berdakwah. Materi
dakwah yang disampaikan sudah seharusnya disesuaikan dengan objek
dakwah atau mad’u. Kesesuaian materi dakwah yang disampaikan akan
menjadikan aktifitas dakwah lebih efektif dan diterima dengan baik
oleh mad’u. Aktifitas dakwah era modern ini mengandalkan materi
dakwah yang relevan agar tujuan dalam berdakwah dapat tercapai.
Seperti hanya materi dakwah yang terdapat dalam novel Ayat-Ayat
Cinta 2, pengarang menyampaikan materi dakwah dengan tersirat.
Dalam novel Ayat-Ayat Cinta 2 ini menonjolkan materi
dakwah dalam aspek akhlak. Akhlak memiliki pengaruh dalam tegak
85
dan hancurnya suatu masyarakat. Sebab di zaman sekarang ini, disadari
atau tidak pasti akan tersentuh era modern atau era globalisasi. Semakin
berkembangnya teknologi di era modern ini semakin membuat manusia
mudah untuk mencapai hidup yang lebih maju. Akan tetapi dalam
perkembangan teknologi tentunya memiliki unsur positif dan negatif.
Tidak semua mengarah kepada hal negatif saja. Masih ada umat yang
mengarah kepada hal positif, seperti halnya Fahri dan teman-temannya.
Meskipun ia hidup di lingkungan yang individualis dan gaya hidup
yang bebas.
Individualis maksudnya sikap atau perilaku yang lebih
mementingkan dirinyanya sendiri, kurang peduli baik terhadap sesama
manusia maupun lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu pengarang
dalam novel Ayat-Ayat Cinta 2 menyampaikan materi dakwah yang
dapat menjadi cerminan oleh pembanya. Sedangkan gaya hidup bebas
adalah cara hidup dengan mengikuti kehendak hati tanpa terikat oleh
aturan yang berlaku dalam masyarakat, gaya hidup bebas sangat indah
bagi pelakunya, menikmati hidup sesuai apa yang disukai tanpa harus
memikirkan masalah aturan dunia luar.
86
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Materi dakwah yang terdapat dalam novel Ayat-Ayat Cinta 2 karya
Habiburrahman El Shirazy sebagai berikut:
1. Materi dakwah yang terdapat dalam novel Ayat-Ayat Cinta 2 karya
Habiburrahman El Shirazy terbagi menjadi tiga aspek, yaitu aspek aqidah,
aspek syariah dan aspek akhlaq. Materi dakwah aspek aqidah terdapat
aspek aqidah tentang dzikir dan do’a. Materi dakwah aspek syariah dalam
novel Ayat-Ayat Cinta2 terdapat aspek ibadah dan muamalah. Sedangkan
materi dakwah aspek akhlaq terdapat dua kategori yaitu, pertama akhlaq
terhahap Allah yang meliputi sabar, ikhlas, dan syukur. Kedua, akhlaq
terhadap manusia yang meliputi amanah, tolong menolong, ramah, rendah
hati, dan memuliakan tamu.
2. Relevansi materi dakwah yang terdapat dalam novel Ayat-Ayat Cinta 2
karya Habiburrahman El Shirazy dengan keadaan masyarakat di era
modern sebagai berikut: Di zaman sekarang ini, disadari atau tidak pasti
akan tersentuh era modern atau era globalisasi. Semakin berkembangnya
teknologi di era modern ini semakin membuat manusia mudah untuk
mencapai hidup yang lebih maju. Akan tetapi dalam perkembangan
teknologi tentunya memiliki unsur positif dan negatif. Tidak semua
mengarah kepada hal negatif saja. Masih ada umat yang mengarah kepada
hal positif, seperti halnya Fahri dan teman-temannya. Meskipun ia hidup di
87
lingkungan yang individualis dan gaya hidup yang bebas. Individualis
adalah sifat yang lebih mementingkan diri sendiri dan kurangnya ukhuwah
sehingga materi dakwah yang relevan yang disampaikan dalam novel
adalah aspek akhlaq terhadap sesame manusia yaitu, tentang tolong
menolong dan ramah. Sedangkan gaya hidup bebas adalah cara hidup
dengan mengikuti kehendak hati tanpa terikat oleh aturan yang berlaku
dalam masyarakat, menikmati hidup sesuai apa yang disukai tanpa harus
memikirkan masalah aturan dunia luar. Materi dakwah yang relevan untuk
gaya hidup bebas adalah materi dakwah aspek syariah yaitu ibadah. Ibadah
adalah kebutuhan manusia itu sendiri yang dapat diterima oleh Allah
sebagai amal kebaikan
B. Saran
1. Bagi pengarang novel terutama untuk novel yang mengandung unsur
Islami, diharapkan terus membuat karya-karya yang lebih inovatif dan
kreatif, sehingga para pembaca lebih tertarik lagi untuk membaca novel
terutama untuk novel yang mengandung unsur Islami.
2. Bagi pembaca novel, hendaknya tidak hanya membaca novel tentang
percintaan saja akan tetapi juga membaca novel Islami, karena novel
dengan unsur Islami banyak mengandung pelajaran-pelajaran hidup yang
baik yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.