60
1 PEMBELAJARAN BUDIDAYA PADI ORGANIK SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI) I. PENDAHULUAN Tanah merupakan faktor produksi pertanian yang penting, sehingga keseimbangan tanah dengan kandungan bahan organik, mikro organisme dan aktifitas biologi serta keberadaan unsur-unsur dan nutrisi sangat diperlukan untuk keberlanjutan pertanian kedepan, begitu juga dengan kesehatan manusia berhubungan langsung dengan kesehatan tanah. Salah satu permasalahan saat ini yang dihadapi oleh banyak petani adalah kesehatan dan kesuburan tanah yang semakin menurun. Hal ini ditunjukkan dengan gejala-gejala sebagai berikut; tanah cepat kering, retak-retak bila kurang air, lengket bila diolah, lapisan olah dangkal, asam dan padat, produksi sulit meningkat bahkan cenderung menurun. Kondisi ini semakin buruk karena penggunaan pupuk an-organik terus meningkat dan penggunaan pestisida untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan juga meningkat. Perilaku usahatani lebih tertuju pada cara memupuk tanaman, bukan cara memupuk tanah agar tanah menjadi subur, sehingga dapat menyediakan sekaligus memberikan banyak nutrisi pada tanaman. Saat ini secara umum belum melibatkan tanah sebagai komponen yang mempengaruhi dan menentukan keputusan pengendalian dalam pengelolaan suatu agroekosistem.

Materi Budidaya Padi Organik SRI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Padi Organik

Citation preview

  • 1

    PEMBELAJARAN BUDIDAYA PADI ORGANIK SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION

    (SRI)

    I. PENDAHULUAN

    Tanah merupakan faktor produksi pertanian yang penting, sehingga keseimbangan tanah dengan kandungan bahan organik, mikro organisme dan aktifitas biologi serta keberadaan unsur-unsur dan nutrisi sangat diperlukan untuk keberlanjutan pertanian kedepan, begitu juga dengan kesehatan manusia berhubungan langsung dengan kesehatan tanah.

    Salah satu permasalahan saat ini yang dihadapi oleh banyak petani adalah kesehatan dan kesuburan tanah yang semakin menurun. Hal ini ditunjukkan dengan gejala-gejala sebagai berikut; tanah cepat kering, retak-retak bila kurang air, lengket bila diolah, lapisan olah dangkal, asam dan padat, produksi sulit meningkat bahkan cenderung menurun. Kondisi ini semakin buruk karena penggunaan pupuk an-organik

    terus meningkat dan penggunaan pestisida untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan juga meningkat. Perilaku usahatani lebih tertuju pada cara memupuk tanaman, bukan cara memupuk tanah agar tanah menjadi subur, sehingga dapat menyediakan sekaligus memberikan banyak nutrisi pada tanaman. Saat ini secara umum belum melibatkan tanah sebagai komponen yang mempengaruhi dan menentukan keputusan pengendalian dalam pengelolaan suatu agroekosistem.

  • 2

    Di beberapa tempat masih terjadi pembakaran sisa jerami sebelum pengolahan lahan, sehingga mengakibatkan pencemaran udara dan rotasi unsur hara tidak terjadi. Oleh karena itu percepatan pengembangan pupuk organik untuk perbaikan kesuburan lahan sawah perlu segera dilakukan. Kegiatan ini dilakukan melalui usahatani padi sawah organik metoda System Of Rice Intensification (SRI). Keunggulan usahatani padi sawah organik metode SRI merupakan teknologi alternative yang ramah lingkungan, efisiensi input (hemat benih sampai 70%, hemat air sampai (40%), berbasis kearifan lokal, produksi tinggi dan menghasilkan produk pertanian yang sehat. Untuk mewujudkan pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan perlu dipamahaminya tentang ekologis, sehingga didalam mengelola agroekosistem padi sawah metode SRI organik mesti melalui proses Pembelajaran Ekologi Tanah (PET) terlebih dahulu. Proses pembelajaran memerlukan waktu selama 6 (enam) hari efektif

    II. Tujuan

    a. Mengetahui, mengerti dan memahami tentang ekologi tanah dan budidaya padi metode SRI organik

    b. Mampu mengaplikasikan budidaya padi metode SRI organik c. Mampu memproduksi pupuk organik, MOL dan pestisida nabati sendiri d. Meningkatkan kesuburan lahan sawah e. Meningkatkan produksi dan kualitas padi (organik) f. Mendaur ulang limbah sampah g. Mengurangi ketergantungan petani kepada pupuk anorganik dan pestisida sintetis

  • 3

    MATERI HARI PERTAMA

    I. Perkenalan, penggalian dasar dan gagasan budidaya metode SRI

    a. Apa yang diharapkan peserta pada pelatihan Pertanian Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan (PRLB) meliputi : Pengertian tentang apa yang dimaksud budidaya padi SRI Mengapa diperlukan pelatihan SRI Bagaimana proses pembelajarannya Apa yang diharapkan peserta dari proses pembelajaran

    b. Proses pembelajaran : Diskusi kelompok Pleno Kesimpulan tentang pelatihan dasar pemikiran dan proses belajar melalui

    perkenalan, pendidikan orang dewasa kritis dan partisipatif

    II. Melakukan kontrak/kesepakan belajar antara pemandu dengan peserta a. Materi pelatihan budidaya padi SRI c. Waktu pelaksanaan b. Proses pembelajarannya d. Pengorganisasian

    III. Konsep dasar pelatihan budidaya padi metode SRI

    a. Persepsi awal latihan budidaya padi SRI b. Kemampuan dasar peserta latihan SRI c. Peran dan fungsi pemandu SRI

    IV. Metodologi pelatihan dasar budidaya padi metode SRI a. Proses pendidikan orang dewasa kritis b. Dinamika kelompok

    SRI, salah satu Upaya perbaikan kualitas Budidaya padi sawah dan Pemberdayaan petani

  • 4

    MATERI HARI KEDUA

    1. Pengantar Pengelolaan Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PRLB)

    Pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan merupakan suatu system pertanian yang berdasarkan pada pemahaman ekologis, sehingga didalam mengelola agroekosistem padi sawah mesti belajar ekologi tanah terlebih dahulu.

    Pengelolaan agroekosistem padi sawah melalui pendekatan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) merupakan sistem pengendalian hama dengan pendekatan ekologis. Pendekatan PHT tersebut mengutamakan pada hasil dari proses pengelolaan lingkungan pertanian ( termasuk petani sebagai salah satu komponen lingkungan).

    Hal ini dapat dipahami sejalan dengan prinsip PHT yaitu; Budidaya tanaman sehat, Pelestarian dan pendayagunaan musuh alami, Pengamatan berkala dan Petani ahli PHT.

    Berbicara tentang ekologi berarti kita mesti memahami proses aliran energi dan siklus nutrisi pada suatu areal lingkungan pertanian tertentu. Pada awal belajar PHT, kita akan belajar tentang bagaimana aliran nutrisi dari tanaman ke hama dan dari hama ke musuh alami. Ternyata pemahaman tersebut belumlah cukup, karena ada hal yang lebih penting yang belum kita pelajari yaitu bagaimana tanaman mendapatkan nutrisi. Tanaman akan tumbuh dan berkembang pada tanah yang telah tersedia berbagai kebutuhannya berupa unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah yang besar atau dalam jumlah kecil. Hal ini sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor

    PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT)

  • 5

    diantaranya : kondisi tekstur, struktur (aerasi tanah, drainase, kemampuan mengikat air dan kemampuan tanah dalam mengikat nutrisi), aktivitas biologi tanah dan ketersediaan nutrisi bagi tanaman. Tanah yang memiliki sifat fisik, sifat bioloigi dan sifat kimia yang baik adalah tanah yang dapat memberi kehidupan bagi tanaman. Salah satu upaya memulihkan kesuburan tanah kita perlu mempelajari dan memahami tentang Ekologi Tanah (Rumah Tangga Tanah). Berikut digambarkan secara ilustratif hubungan timbal balik atau interaksi antar komponen yang terkait dalam dalam rumah tangga tanah :

    2. Perinsip-prinsip Pembelajaran Ekologi Tanah (PET)

    A. Identifikasi Masalah Mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi di lapangan seperti : a. Tentang kondisi tanah pada saat ini meliputi : tingkat keasamannya,

    kepadatannya dan tingkat kelengketannya b. Reaksi Tanah yang sangat kompleks c. Dasar logika dalam budidaya tanaman

    d. Upaya memecahkan permasalahan.

  • 6

    B. Materi

    a. Berkaitan dengan masalah-masalah yang ada di lapangan b. Dapat dimengerti, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan di lapangan c. Menggunakan metoda/dan cara-cara yang praktis tidak rumit d. Membutuhkan alat dan bahan yang mudah didapat dan murah harganya

    (terjangkau) e. Dapat membantu dalam memecahkan masalah di lapangan f. Bermanfaat bagi dirinya, kelompoknya dan bagi masyarakat sekitarnya g. Materi yang satu dengan yang lainnya berkaitan atau tidak berdiri sendiri h. Pembahasan materi secara sistimatis sesuai dengan keterkaitannya.

    C. Proses

    pembelajaran c. Mempermudah tujuan pembelajaran Ekologi Tanah dengan simulasi

    sederhana dan bermakna d. Dapat menciptakan suasana yang memotivasi untuk bersemangat dalam

    kegiatan belajar mengajar.

    D. Pembelajaran

    a. Pembelajaran oleh seorang pemandu yang memiliki kriteria Dapat baca tulis Menguasai materi PET, materi penunjang dan kepemanduan Tidak bersifat menggurui Meyakinkan dan percaya diri Rilek, santai tapi serius Mampu mendorong peserta untuk kreatif.

    a. Demokrasi, dimana keputusan berdasarkan penggalian dan kesepakatan b. Menyusun perencanaan, koontrak belajar, proses kegiatan kegiatan

  • 7

    b. Kriteria Peserta

    Petani/Kelompok Tani/Petugas Alumni SLPHT di peruntukkan TOT PET, atau petani yang

    memahami PHT dan menerapkannya Petani yang kritis, mau dan peduli memperbaiki dirinya Petani yang kreatif dalam menerapkan ide gagasan di lahan usaha

    taninya. Pengusaha tani/pemilik lahan yang peduli akan perbaikan lingkungan

    E. Rencana Tindak Lanjut (RTL)

    a. Didasarkan atas dasar kebutuhan dan tingkat permasalahan yang dihadapi b. Berorientasi pada tujuan / latar belakang, materi dan proses PET c. Menjaga / mempertahankan pemahaman masing-masing topik atau materi

    secara utuh dan berupaya agar sampai di tingkat sasaran d. Adanya perumusan perencanaan dengan melihat dari analisa masalah,

    sehingga tercipta kajian-kajian dan studi-studi e. Didasarkan dengan kemampuan dan mempertimbangkan; Pendanaan,

    areal dampak dan sarana prasarana 3. Analisis Petani

    A. Analisis permasalahan petani merupakan sebuah proses penyadaran kesadaran dalam Pemberdayaan)

    a. Tujuan

    Agar petani mampu mengidentifikasi masalah-masalah yang ada disekitar nya dan menyadari bahwa banyak hal yang menghimpit dalam meningkatkan pendapatan dan tarap hidupnya, sehingga mampu mengatasi baik persoalan sosial, budaya, ekonomi maupun masalah teknis.

  • 8

    b. Proses

    1. Penyampaian tujuan materi analisis masalah petani 2. Selanjutnya melakukan identifikasi melalui beberapa pertanyaan

    sesuai tujuan materi antara lain : Masalah-masalah apa saja yang dihadapi dalam berusaha

    tani Sumber daya alam apa saja yang terasa mulai hilang saat ini Apa yang menyebabkan masalah-masalah tersebut terjadi Bagaimana perilaku masyarakat dalam mengelola sumber

    daya yang ada Bagaimana dampak masalah-masalah tersebut terhadap

    kondisi petani saat ini Bagaimana mengatasi berbagai permasalahan tersebut diatas

    3. Pada dasarnya semua masalah adalah tekanan bagi petani, oleh

    karena itu perlu menstrukturkan hasil identifikasi dalam bagan berikut ini :

    4. Menganalisis permasalahan diatas. Kemudian, melakukan identifikasi kegiatan apa saja yang dapat kita lakukan untuk mengatasi masalah tersebut diatas.

    Tekanan:

    Bagaimana Posisi

    Petani ?

    Apa yang perlu dilakukan petani ?

    Bagaimana Kesadaran

    petani:

    Tekanan: Tekanan: Tekanan: Tekanan:

  • 9

    B. Analisis Kebutuhan dan Potensi

    a. Tujuan

    1. Agar petani memahami kondisi seputar kehidupan sehari hari dan dimana letak persoalan, permasalahan dan bagaimana upaya pemecahan masalahnya

    2. Petani mampu mengelola dan memanfaatkan potensi lokal untuk input usaha tani.

    b. Proses

    1. Membuat beberapa pertanyaan tentang kebutuhan sehari hari, apa saja yang dapat disediakan sendiri dan apa saja yang tidak dapat disediakan sendiri, Mengapa, potensi pemenuhan kebutuhan sendiri dan apakah orang lain dalam kelompok yang sama juga membutuhkan. Untuk mempermudah menganalisis, dibuat format analisis dalam kertas besar , sbb:

    Hasil Proses Analisis Kebutuhan dan Potensi

    No Kebutuhan DDS DSOL OLB Masalah Potensi Pihak lain

    butuh

    Uapaya mengatasi Masalah

    I Sehari-hari

    1

    2.

    3.

    II Input Usahatani

    1

    2

    3

    Keterangan : DDS=Dapat Disediakan Sendiri, DOL=Disediakan Orang Lain, OLB= Orang Lain Butuh.

    2. Membuat kesimpulan hasil analisis dan kegiatan apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan diatas.

  • 10

    4. Identifikasi Masalah Petani

    Peningkatan produksi padi terus dilakukan dengan berbagai jenis program, sejak revolusi hijau sampai dengan saat ini untuk memenuhi kebutuhan pangan khususnya kebutuhan beras di dalam negeri, sehingga peningkatan produksi menjadi tujuan yang utama dan terus berupaya untuk menekan tingkat kehilangan hasil panen. Pada pertengahan tahun 1984 Indonesia dilaporkan sebagai negara yang berhasil meningkatkan produksi padi atau beras, hal ini dibuktikan dengan pernyataan swasembada beras bahkan Indonesia dilaporkan telah mampu menyumbang beras ke salah satu negara yang pada saat itu dilanda kekurangan pangan (beras). Salah satu program Intensifikasi dengan menggunakan sarana produksi yang berasal dari bahan-bahan sintetis, baik pupuk maupun pestisida telah mengantarkan produksi meningkat secara drastis, namun demikian peningkatan produksi beras tersebut tidaklah kekal.

    Penggunaan bahan-bahan sintetis berupa pupuk dan pestisida telah terus menerus dilakukan dalam jumlah yang semakin meningkat. Namun akhir-akhir ini produksi padi sulit untuk ditingkatkan bahkan cenderung menurun. Di sisi lain gangguan organisme pengganggu tanaman (OPT) cenderung

    mengalami peningkatan disamping bencana alam seperti banjir disaat musim hujan dan kekeringan pada saat musim kemarau.

    Penurunan produksi tidak hanya ditentukan oleh hal-hal seperti diatas namun perilaku usaha tani mengenai pengelolaan lahan (tanah, air dan tanaman) sangat menentukan, disamping terjadinya penurunan kualitas struktur dan tekstur tanah yang sekaligus mempengaruhi aktivitas biologi tanah dan terancam terjadinya degradasi biodiversitas, dari yang kompleks menjadi lebih sederhana akibat kandungan bahan organik yang dikandung tanah sangat kurang karena perlakuan terhadap lahan kurang memperhatikan kaidah-kaidah ekologis.

    0

    PERMASALAHAN BERTANI SAAT INI

    KONDISI

    < 1970 1970 - 1990 1990 Saat ini

    X

    Y

    Produksi

    Pupuk Kimia

    Pestisida

    HamaPenyakitTanaman

    TAHUN

    0

    PERMASALAHAN BERTANI SAAT INI

    KONDISI

    < 1970 1970 - 1990 1990 Saat ini

    X

    Y

    Produksi

    Pupuk Kimia

    Pestisida

    HamaPenyakitTanaman

    TAHUN

  • 11

    Terjadinya perubahan unsur-unsur dalam ekosistem pertanian khususnya agro ekosistem padi sawah banyak menimbulkan permasalahan dalam berusaha tani. Namun demikian kondisi tersebut seolah dianggap menjadi hal yang terbiasa dan tidak disadari padahal kita merugi, dan bahkan produksi padi kian hari kian menurun. Melalui kegiatan materi ini peserta akan secara intensif mengevaluasi segala kegiatan usaha tani yang telah dijalaninya, mulai dari aspek produksi padi / produktivitas lahan, penggunaan pupuk anorganik setiap musim tanam baik jumlah maupun jenisnya, pemakaian pestisida dilahan usahatani, jenis dan tingkat serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT ), kondisi air dan biaya usaha tani.

    Pelatihan dalam peningkatan kemampuan teknis pengelolaan lahan usahatani padi diawali dengan kondisi saat ini yang terungkap secara sistematik melalui identifikasi masalah yang mengutamakan proses partisipatif, peggalian masalah oleh para peserta sendiri sehingga kedudukan petani dan aktivitasnya akan diketahui, dimengerti bahkan dipahami. Masalah utama adalah kesenjangan antara harapan dengan kenyataan. Ketika masalah telah secara strategis dipahami oleh para pelaku usahatani, hal ini menjadi pintu masuk untuk mencari/menganalisa penyebab utama, sehingga solusi akan lebih mengarah dan menjadi bahan-bahan dalam memunculkan alternatif pemecahan masalahnya.

  • 12

    MATERI HARI KETIGA 1. Pengelolaan Agro Ekosistem Padi Sawah

    Ada beberapa hal yang menyebkan terjadinya perubahan unsur-unsur dalam

    ekosistem pertanian khususnya agro ekosistem padi sawah diantaranya adalah :

    Pertama, menurunnya kesehatan dan kesuburan tanah sawah, kondisi ini perlu perbaikan karena : Tanah adalah sumber kehidupan. Kualitas dan keseimbangan

    tanah dengan kandungan: bahan organik, micro-organisme dan aktivitas biologi

    serta keberadaan unsur-unsur dan nutrisi adalah sangat penting untuk keberlanjutan

    pertanian, begitu juga dengan kesehatan manusia berhubungan langsung dengan

    kesehatan tanah. Persoalan menurunnya kesehatan tanah saat ini sedang dihadapi

    banyak petani namun demikian banyak dari mereka belum menyadarinya. Hal ini

    menyebabkan prilaku pelaku usahatani umumnya belum melibatkan unsur tanah

    dalam proses menentukan keputusan pengelolaan lahan maupun dalam hal

    pengendalian organisme pengganggu tanaman.

    Kedua, kecenderungan potensi padi untuk berproduksi lebih tinggi ternyata sulit.dari beberapa pengalaman hal ini terjadi akibat dari proses budidaya yang belum

    memberikan kesempatan penuh pada padi untuk berkembang sesuai potensinya.

    Ketiga, penggunaan unsur kimia anorganik baik pupuk maupun pestisida pada umumnya semakin tinggi kecuali bagi petani yang telah mengikuti program PHT dan

    mempraktekan di lahannya. Akibat penggunaan unsur kimia tersebut menyebabkan

    makro dan mikro-organisme yang ada dalam tanah tidak berfungsi sebagaimana

    mestinya, sehingga menyebabkan aliran energi dari bawah ke atas permukaan

    tanah menjadi tidak seimbang. Keadaan ini menyebabkan suplai nutrisi dari tanah

    sangat kurang atau bahkan tidak ada maka pada akhirnya tanaman akan menunggu

    suplai makanan dari kimia anorganik yang ditebarkan oleh petani (melalui Urea,

    TSP, KCL, dll.) Sementara rantai makan menjadi putus akibatnya Musuh Alami

    (MA) hanya menunggu makanan dari keberadaan Hama. Karena jenjang hirarkhis

    MA lebih tinggi maka hama akan berkembang lebih pesat.

  • 13

    Keempat, perilaku petani saat ini sudah jauh dari kearifan dalam memanfaatkan potensi lokal, misalnya jerami sebagai makanan mikro-organisme dalam tanah kini lebih banyak dibakar atau dibiarkan saja, padahal ketika terjadi kerjasama dengan microorganisme akan memanfatkan untuk hidup dan berkembang biak dan dari hasil pengurainnya maka akan menghasilkan nutrisi bagi tanaman dan akan merubah sifat fisik tanah yang lebih baik. Oleh karena itu mungkin sudah saatnya kita melakukan proses penyadaran kesadaran tentang mulai rapuhnya alam pertanian kita, jangan biarkan terjadi proses penggurunan lahan pertanian yang tidak ekologis.

    A. Cara Pandang dan Perilaku Budidaya Padi

    Bila kita cermati prilaku pelaku usaha tani secara umum, saat ini setidaknya ditemukan tiga pandangan dan sekaligus perilaku usaha taninya dilapangan, dapat dianalisis dari tiga bagan sebagai berikut : Pandangan I, Perilaku Pemberantasan

    Pandangan II, Perilaku Rintisan PHT

    HAMA

    PESTISIDA/ RACUN Pandangan ini hanya berpikir bahwa di lahan

    sawah hanya ada tanaman dan hama, dan untuk memenangkan persaingan maka hama harus dibunuh. Oleh karena itu pestisidalah yang berkuasa untuk memusnahkan hama.

    Ternyata pestisida juga tidak bisa mengentaskan masalah yang disebabkan oleh hama. Dan dampaknya.hama menjadi kebal,

    AMBANG EKONOMI

    HAMA

    PESTISIDA

    MUSUH ALAMI

    Pandangan ini mulai ada kemajuan bahwa di lahan usaha tani ternyata ada serangga / mahluk hidup lain yang berguna, namun demikian jika hama dengan perhitungan ambang ekonomi tidak menguntungkan maka pestisida yang dapat menghancurkan serangan hama. Jika dicermati lebih dalam ternyata yang berubah adalah soal waktu dan legalitas pestisida, karena ketika ambang ekonomi digunakan sebagai dasar penyemprotan

    peledakan hama (resurgensi), pencemaran lingkungan, terbunuhnya jasad bukan sasaran sehingga mengurangi keragaman unsur hayati, dan gangguan terhadap kesehatan manusia .

  • 14

    Dampaknya tetap masih ada dan cenderung sama dengan pandangan dan perilaku konvensional. Hama menjadi kebal, peledakan hama (resurgensi), pencemaran lingkungan, terbunuhnya jasad bukan sasaran sehingga mengurangi keragaman unsur hayati, gangguan terhadap kesehatan manusia dan pencemaran lingkungan

    Dua cara pandang dan prilaku pelaku usaha tani diatas bukan konsep pertanian yang berkelanjutan, oleh karena itu sudah saatnya kita berubah pada cara pandang dan prilaku yang holistik, seperti ditunjukan pada cara Pandang III di bawah ini.

    Pandangan III, Prilaku PHT Seutuhnya

    Plangton

    HAMA

    MUSUH ALAMI

    MICRO-ORGANISME BO

    PENGURAI

    M

    Serangga/Binatang pemakan

    Ketika mati

    Nutrisi

    Dalam prakteknya sebelum memperhitungkan berapa musuh alami yang ada ?, Bagaimana stadia hama tersebut..? Pandangan dan prilaku ini sebenarnya memulai mempraktekan pengelolaan untuk ekosistem, tetapi belum sempurna dan pada akhirnya tetap menggunakan pestisida

  • 15

    Pandangan diatas menunjukan bahwa agroekosistem itu merupakan satu sistem yang dinamis dan dapat dikelola Berangkat dari pemahaman ini, maka cara pengelolaan usaha tani dilakukan dengan memanfaatkan potensi yang ada, dengan demikian tidak perlu banyak masukan dari luar. Konsep inilah yang menjadi ruh Pengendalian Hama Terpadu (PHT) lalu bagaimana unsur agroekosistem menjadi bermanfaat dan sumber kekuatan.

    Berkaitan dengan pengelolaan potensi yang ada, maka proses belajar diarahkan pada bagaimana petani mampu mengelola unsur agro-ekosistem sebagai sebuah potensi yang dapat dikembangkan, contoh kemampuan petani dalam pengelolaan unsur agroekosistem sebagai praktek pertanian yang ramah lingkungan :

    MATAHARI : Energi Matahari sangat potensial dan mendukung kehidupan di

    dunia ini, spesifik pengelolaan : 1) mengurangi persaingan antar tanaman sehingga proses fotosinthesis lebih sempurna, untuk itu dapat dilakukan dengan mengatur jarak tanam yang lebar dan tanam tunggal. 2) beberapa hama membutuhkan energi matahari tetapi dalam kondisi tertentu dapat menghambat pertumbuhan mereka, cara mengelolanya : misal untuk Hama Putih gulungan daun padi dibuka dengan alat penyabit dan tanah dikeringkan, kemudian untuk hama Wereng Batang Coklat merubah iklim mikro disekitar tanaman, agar panas matahari bisa masuk maka dilakukan penyuaian, dll.

    TANAMAN : Tanaman berpotensi untuk mempertahankan diri dari serangan

    hama dan penyakit jika tanaman tersebut sehat, agar tanaman sehat dapat dikelola : 1) menanam benih yang bermutu bukan benih yang berlabel, perlakuan pemupukan, 2) memberikan pupuk dengan kandungan unsur makro dan mikro yang seimbang. Pada umumnya pupuk anorganik hanya mengandung bahan tertentu, untuk itu pemberian pupuk organik akan mendukung tanaman untuk tumbuh lebih sehat.

  • 16

    MIKRO-ORGANISME

    : Agar micro-organisme dalam tanah berperan lebih baik maka perlu makanan yaitu dengan cara pemupukan oleh bahan pupuk organik, kemudian Micro-organisme akan mengurai dan memberikan dampak yang baik yaitu : menyediakan nutrisi bagi tanaman, menghasilkan humus yaitu tempat parkir unsur-unsur sebelum dimanfaatkan oleh akar tanaman, dan dari proses terurainya pupuk organik maka akan memberikan efek :

    1) Memiliki efek sebagai unsur gizi.

    Merupakan sumber penyuplaian unsur kecil bersamaan unsur besar seperti : nitrogen, pottassium, asam silikat, kalsium. dsb.

    Nitrogen yang terkandung dalam pupuk kompos dan pupuk kandang itu bersifat efek lambat,dan sangat besar efeknya sebagai nitrogen penyubur tanah.

    2) Berfungsi sebagai humus stabil

    Memperbaiki sifat fisik tanah seperti mempertinggi peredaran udara maupun penembusan air dan memperlembut tanah, dsb.

    Berfungsi mempertinggi daya menyimpan pupuk bagi tanah, mencegah terhanyutnya pupuk-pupuk, dan mengatur pembagian unsur-unsur gizi

    Berfungsi sebagai material penyangga untuk memperlunak penghambatan oleh kadar asam tanah, kadar alkali, kelebihan zat asam dsb, dan mencegah material yang merugikan.

    AIR dan OKSIGEN (ZAT ASAM)

    Pengelolaan air untuk pengendalian dapat dilakukan misalnya untuk pengendalian Penggerek Batang pada stadia pupa maka melakukan pengelaban agar pupa mati terendam. Sedang untuk pengelolaan oxygen melakukan pengaturan pengairan, pengeringan dan penyiangan, kegiatan ini berfungsi : menyuplai oxygen (zat asam)

  • 17

    yang cukup dan memperbaiki pertumbuhan dan fungsi akar . dengan pengeringan pertumbuhan tinggi batang padi akan tertekan karena pengisapan nitrogen terbatasi, maka tangkai daun padi akan besar dan tebal, keras dan kuat, memiliki daya tahan terhadap serangan hama penyakit dan penyimpanan pati akan lebih aktif.

    MAKRO-ORGANISME (Cacing dan Serangga)

    Perlakuan pengurangan air dan pupuk organik akan berfungsi juga untuk menghidupkan makro-organisme misalnya Cacing, Cacing akan hidup aktif, ketika bahan organik banyak tersedia cacing akan memanfaatkannya, dalam aktivitas hidupnya cacing akan menggali lubang dan memindahkan bagian tanah bawah ke bagian permukaan tanah, dengan proses ini maka berfungsi merubah struktur tanah sehingga tercipta ruang-ruang dan dalam ruang-ruang tersebut akan tersedia udara / zat asam.

    MUSUH ALAMI dan PENGURAI

    Jika dilakukan pemupukan dengan Pupuk Organik dan tidak melakukan penyemprotan dengan Pestisida, maka daur energi akan berjalan dengan baik maka keberadaan musuh alami tidak hanya tergantung kepada keberadaan hama tetapi makanan MA akan tersedia dari serangga-serangga lain, misalnya dari golongan Chyromidae dan pengurai.

    HAMA Jika hama dalam posisi populasi rendah maka hama akan berfungsi sebagai makanan musuh alami, untuk itu dari berbagai pengalaman misalnya hama Wereng Batang Coklat jika disemprot saat populasi rendah maka akan terjadi populasi akan berkembang dengan pesat, dan menimbulkan hoperburn.

  • 18

    B. Tawaran Sebuah Gagasan

    Mengatasi kompleknya persoalan uasaha tani saat ini diantaranya menurunnya kesehatan tanah dan mandegnya produksi mungkin sudah saatnya ada yang perlu kita renungkan : Jika kita masih menunggu ahli tanah datang ke lahan usaha petani dan berdialog tentang persoalan tanah yang sedang dihadapinya saat ini, adalah sebuah penantian yang lama, oleh karena itu bagaimana jika petani bisa menjadi ahli untuk

    lahannya sendiri, sehingga mampu menganalisis dan mengambil keputusan tentang lahannya dan mampu mengkaji dan mempraktekan budidaya tanaman yang menitik beratkan pada pengelolaan potensi lokal.

    Untuk sampainya gagasan tersebut perlu adanya proses pembelajaran yang menitik beratkan pada hal-hal yang praktis dan yang menyangkut kepentingan dengan melepaskan diri dari ketergantungan, dengan demikian petani menjadi lebih mandiri.

    Selanjutnya proses pembelajaran menekankan pada wilayah keberadaan manusia sebagai mahluk sosial yang berbeda satu sama lain, yakni wilayah: Pekerjaan, hubungan antar sesama manusia dan wilayah peran. Wilayah pekerjaan petani menyangkut masalah pengendalian terhadap lingkungan, secara teknis termasuk lingkungan sosial.

    Gagasan tersebut diatas telah lama dikenal dan digunakan dalam program PHT, seperti halnya dikembangkan di Kelompok Studi Petani (KSP) / anggota jaringan IPPHTI Kab. Ciamis Jawa Barat, dalam hal pengembangan dan penguatan Program PHT dalam kegiatan pengembangan Pembelajaran Ekologi Tanah (PET) dan SRI (System of Rice Intensification).

  • menjaga bahan organik dalam tanah. berdasarkan pada pengelolaan nutrisi dan pengendalian serangga serta peningkatan dengan menggunakan sistem tanam padi yang berkelanjutan, (Diagram 1.), Untuk menjaga produksi padi dimasa depan, perlu tindakan kesehatan tanaman. Hasil produksi padi tergantung pada beberapa faktor bahan organik secara drastis dan berefek kurang baik terhadap tanah dan perlakuan pemindahan atau pembakaran jerami menyebabkan berkurangnya menyebabkan kerusakan lingkungan. Penggunaan Nitrogen secara intensif, petani, berefek negatif pada organisme yang potensial dan dapat penggunaan pestisida secara intensif, berdampak sangat merusak kesehatan Intensifikasi produksi tersebut bersifat sementara dan secara umum

    19

    2. Pengantar Sifat Fisik Tanah A. Pemahaman Tanah Sehat

    Peningkatan penduduk dunia saat ini khususnya di negara-negara Asia tenggara menghendaki adanya pemenuhan kebutuhan bahan makanan seperti padi yang meningkat dan harus segera diatasi.. Pada tahun 2005, peningkatan kebutuhan beras dapat dipenuhi dengan memperkenalkan hasil temuan varietas padi yang dapat memberikan hasil tinggi, peningkatan luas areal tanaman dan meningkatnya jumlah areal setiap tahunnya. Peningkatan produksi yang sangat tinggi secara keseluruhan memungkinkan pemakaian pupuk kimia lebih banyak seperti urea atau amonium sulphate dan pestisida, atau umumnya insektisida.

    Sistem pertanian berkelanjutan tersebut harus mampu untuk memanfaatkan sumber pertanian alami, dan jika perlu system tersebut berkombinasi dengan bahan-bahan kimia. Pemanfaatan sinar matahari dan air hujan secara optimum, dan jika diperlukan mengendalikan hama dan menjaga kesuburan tanah. Seperti sistem pertanian terpadu yang dapat membantu petani mengurangi ongkos produksi dengan menurunkan input dan secara konsekuen dapat meningkatkan pendapatan petani.

  • 20

    Untuk mencapai tujuan tersebut,

    a. Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan menggunakan Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Pengendalian serangga telah berhasil dikembangkan di negara-negara Asia Tenggara dan khususnya di Indonesia. Sekarang program PHT telah diadopsi oleh petani-petani dengan didukung sistem Sekolah Lapangan Pengendalian hama Terpadu (SLPHT). Saat ini petani PHT dapat menurunkan jumlah insektisida sampai lebih dari 40 % dengan hasil yang tetap sama jika dibandingkan dengan yang menggunakan pestisida.

    b. Langkah kedua, adalah para petani PHT saat ini dibeberapa tempat misalnya di Kabupaten Ciamis selain tidak menggunakan pestisida juga tidak menggunakan pupuk buatan seperti Urea, TSP, KCL dll. Mereka menggunakan potensi lokal untuk memupuk tanaman mereka, yaitu dengan pupuk organik dan mampu mengembangkan IMO (Indigenous Micro Organism).

    c. Langkah ketiga, keuntungan dari tanah seperti kemampuan menyerap nutrisi alami harus dipertahankan dan dipelihara secara berkelanjutan sampai optimum. Tanah sehat dan subur dengan struktur yang baik (optimum) aktivitas mikrobia tinggi dan kandungan nutrisi yang siap pakai (telah dirombak) bagi tanaman untuk tetap berdiri tegak dan secara keseluruhan berpengaruh terhadap kesehatan tanaman.

    Tanah sehat secara umum didefinisikan sebagai kemampuan tanah secara terus menerus dalam fungsinya sebagai sistem kehidupan yang penting dalam ekosistem dan memanfaatkan tanah untuk berproduksi secara biologi, mengikat banyak udara dan air dari lingkungan untuk menjaga kesehatan tanaman, hewan dan manusia. Pada dasarnya, tanah yang sehat menghasilkan tanaman yang sehat pula. Dulu tanah yang sehat ditunjukan dengan meningkatkan kandungan bahan organik, berkurangnya kerusakan daun yang salah satu penebabnya adalah hama.

  • 21

    Walau fenomena ini sulit untuk dijelaskan, hal itu dapat dapat diperlihatkan dengan jelas akan pentingnya tanah tidak hanya sebagai media/tempat tumbuh, tetapi juga sebagai faktor penentu terhadap kesehatan tanaman.

    Diagram 1. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil padi.

    a. Iklim

    Efek Langsung pada tanaman Efek Tidak langsung melalui tanah

    Energi matahari Temperatur Udara Temperatur Tanah Hujan

    b. Tanah Sehat

    Struktur Tanah Ketersediaan Nutrisi

    Ketersediaan air Aerasi Daerah perakaran Makro-nutrisi, Mikro Nutrisi dan Bahan- bahan lainnya

    c. Hama dan penyakit

    d. Pengelolaan

  • 22

    B. Karakteristik Tanah

    Umumnya tanah diartikan sebagai media tumbuh yang mendukung pertumbuhan tanaman. Selanjutnya bahan mineral dan organik akan di transformasikan ke lingkungan sekitarnya dan diserap oleh air, udara dan mikro-organisme (Diagram 2.). Terbentuknya tanah sangat lambat rata-rata perlu 100 sampai 400 tahun untuk membentuk lapisan top soil setebal 1 Cm.

    Diagram 2. Proses terbentuknya tanah dari batu karang

    Batu Karang

    Air

    Tanaman

    Temperatur/ panas

    Mikro-organisme

    Tanah Subur

    Komponen-komponen tanah umumnya terdiri dari: Mineral an-organik dan pasir, lumpur dan partikel lempung Serpihan-serpihan sisa tanaman dan bahan rombakan dari bahan

    organik yang berasal dari proses penguraian tanah oleh biota (makhluk hidup)

    Organisme hidup seperti : ulat tanah, serangga, bakteri, jamur, alga, nematoda, dll

    Bahan gas meliputi O2, Co2, N2, Nox dan CH4 Tahapan proses perpindahan molekul/ion secara kontinnyu diantara bahan padat, cair dan gas dihantarkan melalui proses fisika, kimiawi dan biologi

  • 23

    dalam tanah. Komponen an-organik dari tanah berperan dalam pengikatan kation melalui perubahan ionisasi, komponen organik non polar (tidak mengandung energi) dan anion melalui reaksi penyerapan.

    Bahan organik tanah merupakan sumber utama unsur C, N, P dan S. Rata-rata siklus dan ketersediaan komponen-komponen ini dirubah oleh organisme tanah yang diambil sebagai sumber makanan dan energi. Oleh karena itu, secara luas tanah merupakan sumber kehidupan yang dinamis yang berkualitas/bermutu dan sehat dalam menyokong pertanian yang berkelanjutan.

    C. Proses Pembentukan tanah secara fisik dan kimiawi

    Produksi padi didataran rendah ditandai dengan penggunaan lapisan dasar tanah secara terus menerus selama siklus pertumbuhan tanaman padi. Tipe-tipe lapisan tanah tergantung pada ketersediaan oksigen. Dekat dengan lapisan udara terdapat lapisan tipis tanah yang merupakan daerah terjadinya proses oksidasi, dan hanya beberapa centimeter atau milimeter dapat terbentuk ketika oksigen diatmosphere diikat oleh lapisan air dan adanya suplai oksigen dari algae dan gulma air pada permukaan tanah. Pada daerah ini (permukaan) adanya mikro-organisme aerobik (yang memerlukan oksigen) menyebabkan proses oksidasi berlangsung sempurna pada bahan-bahan seperti : Nitrat, sulphate dan besi Fe. sehingga tersedia bagi tanaman. Di bawah lapisan ini terjadi oksidasi yang sama kejadiannya ditemukan pada tanah yang tidak beririgasi.

    Pada sawah yang airnya melimpah, daerah utama dari perkembangan akar didominasi oleh suasana-aerobik (tidak ada oksigen), permukaan dari akar sendiri adalah aerobik sebab adanya oksigen yang dikeluarkan oleh tanaman. Akhirnya pada permukaan akar mikro-organisme aerobik dapat hidup, paling tidak pada fase awal dari perkembangan tanaman. Sebelum pertumbuhan akar berhenti sehingga transportasi media dan elemen-elemen lainnya ke akar.

  • 24

    D. Sifat Fisik Tanah

    Tanah terdiri dari tiga fase yaitu padat, cair dan gas. Fase padat terdiri dari bahan organik atau mineral tanah, meliputi pasir, debu, dan lempung. Komposisi interakasi fase tanah serta kestabilan interaksi tersebut menyebabkan beberapa kondisi atau sifat fisik tanah. Beberapa sifat fisik tanah antara lain : Kepadatan tanah, konsistensi, kematangan, kedalaman efektif tanah, kadar air, infiltrasi, tahanan penetrasi tanah, daya menahan air, aerasi serta tekstur dan struktur tanah yang merupakan sifat utama fisik tanah.

    Tekstur tanah merupakan komposisi pasir, debu, dan lempung yang membentuk tanah. Sedangkan ikatan pasir, debu yag membentuk susunan atau geometri tanah yang lebih besar (skunder) disebut struktur. Kedua sifat fisik tanah ini yang mempengaruhi sifat fisik lain termasuk pengaruh dari kandungan bahan organik tanah.

    Peranan bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik tanah sangatlah besar. Sifat fisik tanah yang sangat dipengaruhi antara lain tekstur tanah, struktur tanah dan kapasitas menahan tanah. Sedangkan ketiga sifat fisik tersebut sangat berpengaruh terhadap tingkat produktivitas atau kesuburan tanah. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa tekstur tanah mengandung pengertian komposisi dasar bahan fisik/partikel tanah, yaitu pasir, debu, lempung. Jumlah lempung pada tanah akan berpengaruh pada tingkat kesuburuan tanah. Sedangkan struktur tanah berarti susunan atau bentuk geometri dari partikel tanah tersebut.

    Tekstur tanah berubah dari waktu ke waktu, tergantung masukkan atau perubahan partikel tanah. Sedangkan struktur tanah sangat dipengaruhi oleh cara petani mengelola tanahnya. Kedua sifat fisik tanah tersebut akan berpengaruh terhadap kapasitas / kemampuan tanah dalam menahan air.

  • 25

    3. Pengantar Praktek Sifat Fisik Tanah

    A. Percobaan Tekstur Tanah

    Tekstur tanah dengan komposisinya adalah suatu parameter umum untuk mengetahui ciri khas dari tipe tanah. Tekstur tanah terdiri dari partikel tanah yaitu :Pasir, debu dan lempung yang bervariasi ukurannya, yaitu pasir 0,05 2 mm, debu : 0,05 0,002 mm dan lempung 0,002. ukuran partikel berhubungan erat dengan

    sirkulasi air dan udara, kemampuan serap nutrisi / unsur hara dan struktur tanah

    Tujuannya adalah:

    Untuk memahami apa itu tekstur tanah Untuk mengembangkan kepekaan dalam mengetahui karakteristik tanah

    dengan menggunakan jari tangan. Pemahaman arti dan pentingnya tekstur tanah dalam mendukung

    kualitas tanah dan pertumbuhan.tanaman

    Percobaan - 1

    Alat bahan :

    - 3 Jenis contoh tanah, yaitu : tanah sawah tanah yang mengandung banyak bahan organik, tanah yang mengandung banyak pasir,

    - plastik kantong diameter 15 Cm dan panjang 1 meter, - karet gelang dan mistar.

  • 26

    Langkah-langkah:

    Diskusi/ curah pendapat tentang apa itu tekstur tanah, apa pentingnya kita kita mengetahui tekstur, dan bagaimana cara memahami tekstur tanah.

    Mrmbagi kelompok dalam melakukan percobaan dan diskusi masing-masing 5-6 orang.

    Melakukan praktek secara sederhana Masing-masing contoh tanah dimasukan pada plastik kantong,

    sampai setengah penuh Masukan air hingga sepertiga bagian plastik dan ditiup terus

    diikatkan Kocok-kocok hingga rata, tidak ada gumpalan/ sampai halus Letakan pada daerah terbuka (terkena sinar matahari) selama

    satu jam Amati masing-masing sampel tanah, dengan perhatian khusus

    pada lapisan / bagian yang tampak, gunakan mistar untuk mengukur lapisan-lapisan tersebut.

    Lakukan pencatatan pada blanko yang tersedia

    B. Percobaan Struktur tanah.

    Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur ini terjadi karena butir-butir pasir, debu dan lempung terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik atau jenis perekat lainnya. Gumpalan-gumpalan kecil ini mempunyai bentuk warna dan kemantapan / ketahanan yang berbeda-beda. Tanah dikatakan tidak berstruktur bila butir-butir tanah tidak melekat satu sama lain (disebut lepas, misalnya tanah pasir). Tanah dengan struktur baik (remah) mempunyai kandungan udara yang baik, sehingga unsur-unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah.

  • 27

    Tujuan Untuk memahami apa itu struktur tanah Untuk dapat membedakan antara tekstur dan struktur tanah yang memperbaiki

    kesuburan dan mencegah tindakan-tindakan yang dapat merusak struktur tanah.

    Alat dan bahan

    - 3 Jenis contoh tanah dan lain-lain agar disiapkan, yaitu : tanah sawah tanah yang berpasir tanah yang mengandung banyak bahan organik),

    - gelas aqua - bandul timbangan - 2 buah botol aqua ukuran 0,5 liter per kelompoknya - lem plastik.

    Durasi : 120 menit Langkah-langkah: Pertama lakukan pengamatan : Apakah di dalam tanah ada udara? dan Bagaimana udara bisa masuk ke dalam tanah? Pada tanah yang tergenang / digenang, mungkinkah banyak udara di sana? Mengapa ? dan bagaimana keadaan tanamannya ? Adakah tanah yang cepat kering / retak ? Mengapa dan apa pengaruhnya

    terhadap tanaman ? Kedua hasil pengamatan buat kesimpulan Apa itu struktur tanah ? Ketiga dalam melakukan percobaan perlu dibagi kelompok masing-masing kelompok 5 6 orang dalam melakukan simulasi struktur tanah dan didampingi oleh pemandu

  • 28

    Percobaan :

    - Masukan tanah contoh (4 jenis) masing-masing ke dalam gelas hingga Penuh

    - Pasang alat yang terbuat dari botol aqua (500 cc) telah dilubangi dan telah di lem, dan Jatuhkan bandul timbangan ke dalam alat tersebut yang terpasang diatas gelas yang berisi ketiga contoh tanah. Catat / ukurlah turunnya permukaan tanah akibat tekanan bandul timbangan tersebut. ( dari masing-masing 4 contoh tanah)

    - Ulangi kegiatan langkah-langkah diatas, sebelunya tanah ditumpahkan dan dibasahi lebih dahulu ( tidak terlalau basah)

    - Amati kelebihan tanah, ukurlah kedalaman tekanan bandul serta tambahkan air seperlunya untuk membasahi ketiga contoh tanah.

    Selanjutnya lakukan diskusi

    - Apa yang terjadi pada perlakuan 3 percobaan diatas ? - Adakah perbedaan kedalamannya antara sebelum diberi air dan sesudah

    diberi air. Megapa ? - Komponen apa apa saja yang mempengaruhi struktur tanah dan komponen

    apa yang sangat berpengaruh terhadap perubahan struktur tanah. Mengapa ?

    C. Kemampuan Tanah Mengikat dan menyerap air/ nutrisi.

    Kemampuan tanah mengikat dan menyerap air / nutrisi adalah suatu ukuran dari jumlah air / nutrisi yang dapat diserap dan tidak hilang. Contoh : Pasir sangat miskin air karena air dalam pasir akan cepat hilang. Struktur tanah yang baik selamanya mengandung bahan organik yang tinggi, cukup air yang tersedia dalam tanah dan kemampuan menyerap air dengan mudah adalah indikator penting yang digunakan untuk mengidentifikasikan kualitas tanah. Hal ini khususnya terjadi pada musim kering ketika air menjadi faktor penentu pertumbuhan tanaman. Proses hilangnya air atau nutrisi dan penguapan adalah kenyataan yang tidak bisa dihindarkan. Kemampuan menahan / mengikat dan menyerap air rata-rata tergantung pada struktur tanah dan kandungan bahan organik yang dikandungnya. Kemampuan

  • 29

    tanah untuk penyerapan / menahan air akan meningkat dengan perbandingan antara kuantitas pori-pori tanah (cukup, sedang dan besar) dengan kandungan bahan organik yang tinggi.

    Tujuan Memahami pentingnya kemampuan tanah dalam menahan / mengikat dan

    menyerap air / nutrisi Memahami pentingnya bahan organik dalam memperbaiki sifat fisik tanah

    terutama kemampuan menahan / mengikat dan menyerap air dan nutrisi. Mengetahui fungsi dari masing-masing tanah (struktur lempung, tekstur pasir,

    serta bahan organik / humus) dan hubungannya dalam kemampuan menahan / menyerap air dan nutrisi.

    Alat bahan

    - Botol aqua besar (1500 cc), - cutter , - 3 Jenis contoh tanah ( tanah sawah, tanah kebun, tanah pekarangan, dan

    tanah yang mengandung banyak pasir), - air bening

    Durasi : 120 menit

    Langkah-langkah

    - Siapkan bahan dan alat seperti; botol plastik yang dipotong bagian atasnya,

    kemudian bagian bawahnya diberi lubang-lubang kecil agar dapat mengalirkan air, kemudian potong pula atasnya botol aqua yang sama besarnya dan dijadikan wadah penampung.

    - Posisikan botol aqua yang telah diberi lubang pada bagian diatas botol aqua penampung.

  • 30

    - Masukkan 0,6 Kg tanah kedalam masing-masing botol plastik, kemudian posisikan botol tersebut pada botol plastik yang berfungsi sebagai sebagai penampung air.

    - Masukkan air kedalam botol yang sudah diisi contoh tanah tadi - Catatlah waktu saat jatuhnya air dan ukurlah berapa banyak air yang jatuh

    pada masing-masing contoh tanah - Percobaan ini dapat dilakukan secara paralel oleh setiap kelompok diskusi

    (satu kelompok diskusi melakukan satu percobaan) - Setelah semua kelompok selesai melakukan percobaan, lakukan kunjungan

    silang antar kelompok untuk studi banding hasil proses percobaan masing-masing.

    Selanjutnya lakukan diskusi - Apa pendapat peserta tentang peranan bahan organik dalam membentuk sifat

    fisik tanah. - Apa pengaruh sifat fisik tanah terhadap ketersediaan hara bagi

    tanaman ?. D. Aerasi

    Udara dan air mengisi pori-pori tanah. Banyaknya pori-pori didalam tanah kurang lebih 50 % dari volume tanah. Sedangkan jumlah air dan udara di dalam tanah berubah-rubah. Ketika tanah tergenang air, semua pori-pori diisi air dan pada tanah-tanah lembab ditemukan air terutama pada pori-pori mikro. Udara mengisi pori-pori tanah yang tidak terisi air. Pori-pori tanah dapat dibedakan sebagai pori-pori kasar dan pori-pori halus. Pori-pori kasar berisi udara atau gravitasi (air yang mudah hilang karena gaya gravitasi) sedang pori-pori halus berisi air kapiler dan udara Tujuan Pemahaman apa itu aerasi Peserta memahami pentingnya udara dalam tanah dalam mendukung

    pertumbuhan tanaman Peserta mampu mengelola kondisi tanah, setelah didukung oleh pemahaman

    pentingnya kedudukan udara dalam mendukung / menjalin komponen ekologi tanah.

  • 31

    Alat bahan

    - Paralon (pipa) berukuran setengah inci, panjang 30 Cm, - Sediakan 3 jenis tanah ( tanah sawah, tanah darat, tanah berpasir, dan tanah

    yang banyak mengandung bahan organik), - Balon - Karet gelang - Air bening dan - Kain kasa.

    Langkah-langkah

    - Diskusi dan curah pendapat tentang apa itu aerasi, apa fungsi dan peranan

    udara yang ada dalam tanah - Bagi peserta menjadi kelompok, yang sebelumnya telah memahami judul

    percobaan ini - Percobaan :

    Ambil 3 jenis tanah dan kompos (dalam keadaan kering) masing-masing masukan dalam paralon sampai setengah bagian terisi tanah

    Tambahkan air sepertiga bagian paralon, kocok tanah dan air dalam paralon hingga merata

    Pasang kain kasa pada satu ujung paralon di masing-masingjenis tanah, Pasang balon yang telah ditiup dengan ukuran sama besarnya dan

    dipasang pada setiap bagian atas ujung paralon. Amati keempat paralon tersebut. Mana yang cepat kempis ?

    - Selanjutnya lakukan diskusi tentangi:

    Apa yang terjadi pada masing-masing jenis tanah ? Mengapa ? Apa yang dilakukan untuk menciptakan kondisi tanah dengan aerasi yang

    baik ? Apa yang dapat disimpulkan dari percobaan ini.

  • 32

    E. Kemampatan ( Konsistensi Tanah)

    Kemampatan tanah erat sekali dengan istilah kemantapan atau perkembangan struktur/kestabilan tanah. Tingkat perkembangan struktur ditentukan berdasarkan atas kemantapan atau ketahanan bentuk struktur tanah terhadap tekanan. Ketahanan struktur tanah dibedakan menjadi :

    - Tingkat perkembangan lemah (butir struktur tanah mudah hancur). - Tingkat perkembangan sedang (butir struktur tanah agak sukar hancur) - Tingkat perkembangan kuat (butir struktur tanah sukar hancur)

    Hal tersebut sesuai dengan jenis tanah dan tingkat kelembaban tanah, tanah-tanah permukaan yang lebih banyak mengandung humus biasanya mempunyai tingkat perkembangan yang banyak mengandung humus biasanya mempunyai tingkat perkembangan yang kuat. Tanah dikatakan tidak berstruktur bila bulir-bulir tanah tidak melekat satu sama lain (disebut lepas, misalnya tanah pasir) atau saling melekat menjadi satu yang padu. Tanah dengah struktur baik atau remah mempunyai tata udara yang baik unsur-unsur hara lebih mudah tersedia dan diolah. Struktur tanah hendaknya tidak mudah tersedia dan diolah tidak mudah pecah (mantap) sehingga pori-pori tanah tidak cepat tertutup bila terjadi hujan.

    Tujuan Agar memahami apa itu kemampatan Untuk ebih memahami dampak positif dari tanah yang baik dan

    perkembangannya Memberikan gambaran kedudukan bahan organik dalam menstabilkan kondisi

    tanah. Alat dan bahan - jenis tanah dalam keadaan kering - Mistar 1 meter - Botol aqua1500 cc - Gayung, - Lem plastik, - Air bening dan - Ember - Papan/trip.

  • 33

    Durasi: 120 menit

    Langkah-langkah Potong botol aqua bagian atas dan bawahnya (24 buah). Sambungkan 2 botol

    aqua dengan menggunakan lem sehingga mendapatkan botol aqua menjadi 4 buah (satu buah terbuat dari 3 buah botol aqua)

    Letakan botol aqua berdiri ( tanah tegak, isi dengan..... Tanah tiga perempatnya bagian botol ( tanah dalam keadaan kering)

    Ukurlah keadaan tinggi tanah, kucurkan air kedalam masing-masing botol, perhatikan tinggi permukaan tanah.

    Ulangi kucuran air sampai 3-4 kali kucuran Ukur dan catat pengurangan yang terjadi disetiap botol.

    Lakukan Diskuasi Apa yang terjadi disetiap perlakuan ? Mengapa ? Tanah yang mana yang paling besar pengurangannya dan tanah mana yang

    sedikit/kecil pengurangannya, mengapa ? Kucurkan 2 gelas air ke dalam baskom,lakukan masing-masing jenis tanah Amati setiap baskom, proses perembesannya, kecepatan resapannya,

    berkurangnya air dan banyaknya air yang meresap serta kemampuan tingginya pesesapan.

    F. Uji Air Kapiler

    Air kapiler terdapat didalam tanah karena ditanah atau diserap oleh masa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, keadaan drainase yang kurang baik. Baik kelebihan air ataupun kekurangan air dapat menggangu pertumbuhan.

  • 34

    Kegunaan air untuk pertumbuhan tanaman - Sebagai unsur hara tanaman. Tanaman memerlukan air dari tanah dan CO2

    untuk membentuk gula dan karbohidrat dalam proses fotosintesis - Sebagai pelarut unsur hara. Unsur-unsur hara yang terlarut dalam air diserap oleh

    akar tanaman dan larut dalam tanah - Sebagai bagian dari sel-sel tanaman. Air merupakan bagian dari proto plasma. Air

    dapat meresap atau di tahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi dan gravitasi. Karena adanya gaya-gaya tersebut maka air dalam tanah dapat dibedaan menjadi : Air higroskopis : Air yang yang diserap tanah dengan sangat kuat, sehingga

    tidak dapat digunakan tanaman Air kapiler: Air dalam tanah dimana gaya kohesi dan daya adhesinya antara

    air dan tanah lebih kuat dari grafitasi. Air ini dapat bergerak kesamping atau keatas karena gaya-gaya kapiler. Sebagian besar dari air kapiler maupun air yang tersedia dapat diserap oleh tanaman.

    Tujuan - Untuk memahami apa itu air kapiler - Untuk memahami arti penting dan fungsi air bagi pertumbuhan tanaman - Memberi gambaran kedudukan air yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman

    dalam mendukung ekosistem yang sehat.

    Alat dan bahan - 3 jenis tanah ( tanah sawah, kebun, tanah berpasir, dan tanah yang banyak

    mengandung bahan organik) - Botol aqua 1500 cc, - Baskom berdiameter 15-20 cm air, - Lem plastik

    Durasi: 120 menit

  • 35

    Langkah-langkah: - Secara curah pendapat pemandu mendiskusikan, apa itu yang dinamakan air

    kapiler, mengapa air dapat meresap/ ditahan oleh tanah. - Bagi kelompok kecil (5-6 kelompok) untuk melihat hasil kegiatan sebelumnya

    yang ada hubungannya dengan air kapiler, - Pemandu mengajak diskusi tentang arti penting air kapiler - Melakukan prakteks sederhana :

    Letakan botol aqua yang sebelumnya telah disambungkan/dua Kucurkan dua gelas kedalam baskom, lakukan di masing-masing jenis

    tanah Amati seiap jenis baskom, proses perembesannya, kecepatan resapannya,

    berkurangnya air dan banyaknya air yang meresap serta kemampuan tingginya resapan.

    Lakukan diskusi : - Apa yang terjadi pada masing-masing perlakuan/ jenis tanah ? - Jenis tanah mana yang paling banyak meresap air dan jenis tanah mana yang

    paling sedikit ? Apa alasannya ? - Apa yang dapat disimpulkan dari percobaan ini ? - Diskusikan pengaruh sifat fisik tanah terhadap sifat tanah lainnya dan tanah

    pada tanaman Buatlah bagan tiga fungsi tanah bagi pertumbuhan tanaman, kemudian

    letakan di bagian bawahnya potongan-potongan kertas yang bertuliskan beberapa sifat fisik tanah

    Diskusikan secara berkelompok

  • 36

    G. Drainase Tanah

    Tanah ditemukan baik didaerah yang tergantung air maupun daerah-daerah kering yang tidak pernah tergenang air. Mudah tidaknya air hilang dari tanah menentukan keberadaan / klas drainase tanah tersebut. Air dapat hilang melalui permukaan tanah maupun melalui peresapan ke dalam tanah. Berdasarkan atas klas drainasenya, tanah dibedakan menjadi klas drainase terhambat (tergenang) sampai sangat cepat (air sangat cepat hilangdari tanah).

    Tujuan :

    - Untuk memahami tingkatan drainase tanah - Peserta memahami/mengetahui tentang pengaruh-pengaruh genangan-

    genangan air yang kuat - Peserta dapat menentukan cara pengelolaan tanah yang berdrainase baik

    Alat bahan - Tiga jenis tanah (sawah, darat dan tanah yang banyak mengandung

    bahan organik), kompos, - Botol aqua berukuran 500 cc, - Balon, - Karet gelang - Kain kasa/ tile dan - Gelas aqua.

    Langkah-langkah Melakukan curah pendapat mendiskusikan apa itu drainase tanah, apa pengaruhnya terhadap tanah, pertumbuhan tanaman dan air

  • 37

    H. Kedalaman Tanah: Hubungan lapisan top soil dan perakaran Perkembangan tanaman secara optimal terletak pada daerah perakaran yang secara extensive dapat menjamin tidak terganggunya pertumbuhan akar. Pada kondisi tertentu, penyebaran akar tergantung pada ketersediaan udara yang mencukupi, tersedianya pupuk dan varietas tanaman. Pada lapisan top-soil biasanya kaya akan bahan organik dan nutrisi tanaman, dan pada lapisan sub-soil biasanya miskin akan nutrisi. Meskipun demikian, sampai akhir pertumbuhan tanaman, akar-akar juga tumbuh pada lapisan sub soil utuk menyerap nutrisi yang ada pada sub soil, kadang-kadang sampai pada lapisan keras atau lapisan tebal dari lempung yang menghalangi tumbuhnya akar sampai pada lapisan sub soil sehingga pertumbuhannya kerdil dan kekurangan nutrisi. Pada sawah beririgasi kedalaman top-soil biasanya sama dengan kedalaman pada waktu proses pembajakan (sekitar 18 Cm), walaupun daerah perakaran umumnya sampai pada lapisan sub-soil. Tujuan: Memvisualisasikan kedalaman lapisan top soil dan daerah perakaran.

    Alat/bahan: - Sekop untuk menggali tanah, - Semprotan dan botol kecil atau - Semprotan punggung (backsprayer) dengan air

    Langkah-langkah: Gali tanah seluas 50x50 cm dengan kedalaman 50 cm pada tanah sawah sehabis panen atau sewaktu tanah kering. Ikuti akar-akar pada profil tanah tersebut dan ukur berapa dalam akar-akar tersebut? Apa warna tanahnya? Gunakan penyemprot air untuk membersihkan tanah agar dapat melihat dengan jelas

    Pengamatan: Kebanyakan pertumbuhan akar berada pada lapisan diatas 8 Cm dari tanah yang terbajak, sampai akhir pertumbuhannya akar hanya ditemukan pada lapisan sub-soil saja.

  • 38

    PENGANTAR PRAKTEK SIFAT FISIK TANAH

    Praktek sifat fisik tanah yang dilakukan oleh peserta sebanyak 5 kelompok yang

    berjumlah 52 orang, dimana setiap kelompok sebanyak 10 orang atau lebih akan

    mencoba membuktikan peranan dan fungsi bahan organik di lahan sawah/tanah yang

    sengaja diambil oleh para peserta. Adapun ujicoba pada sifat fisik tanah yang dilakukan

    ke 5 kelompok diantaranya :

    1. Uji Tekstur Tanah. Uji untuk mengetahui isi tanah sebagai bahan penyusunya dari mulai butiran

    yang paling halus sampai dengan yang paling kasar.

    2. Uji Kemampatan Tanah. Uji yang diarahkan untuk mengetahui pengaruh bahan organik terhadap

    kepadatan tanah, selain mengetahui tingkat pengembangan tanah bila basah

    dan pengerutan bila kering,

    3. Uji Daya Kapiler. Uji untuk mengetahui pengaruh bahan organik terhadap gerakan air dari bawah

    tanah ke permukaan atas tanah, hal ini erat kaitannya dengan permasalahan

    petani tentang isue bahwa tanah mudah kering/retak yang sangat berpengaruh

    terhadap tingkat evaporasi tanah.

    4. Uji Kemampuan Tanah mengikat Air. Uji untuk mengetahui peranan atau fungsi bahan organik terhadap tingkat

    kemampuan tanah dalam mengikat air.

    5. Uji Aerasi Tanah. Uji untuk mengetahui peranan / fungsi bahan organik terhadap

    pertukaran/perputaran udara/02 yang terjadi di dalam tanah.

  • 39

    PRAKTEK UJI SIFAT FISIK TANAH

    a. Tujuan

    1. Memahami pentingnya kemampuan tanah dalam menahan/mengikat dan menyerap air dan nutrisi

    2. Memahami pentingnya bahan organik dalam memperbaiki sifat fisik tanah terutama dalam hal ini kemampuan menahan/mengikat dan menyerap air dan nutrisi

    3. Mengetahui fungsi dari masing-masing tanah (tekstur liat, tekstur pasir, serta bahan organik/humus) hubungannya dalam menahan/menyerap air dan nutrisi.

    b. Alat dan bahan 1. Botol air mineral besar (1500cc), 2. Cutter, 3. 3 jenis contoh tanah ( tanah sawah, tanah berpasir, dan tanah yang

    mengandung banyak bahan organik), 4. Air bening.

    Uji Kemampuan Mengikat Air

  • 40

    c. Langkah-langkah: 1. Siapkan bahan dan alat seperti : botol plastik yang dipotong bagian atasnya

    kemudian bagian bawahnya diberi lubang-lubang kecil agar dapat mengalirkan air, kemudian potong pula botol air mineral yang sama besarnya, kemudian potong bagian atasnya dan dijadikan wadah penampung air, simpan botol air mineral yang diberi lubang pada bagian atas botol air mineral penampung.

    2. Masukan masing-masing contoh tanah kedalam botol plastik masing-masing 0,4 kg kemudian letakan pada botol plastik yang berfungsi sebagai penampung air. Masukan air kedalam botol yang sudah diisi contoh tanah tadi secara bersama-sama dan dengan jumlah yang sama.

    3. Catatlah waktu saat jatuhnya air dan ukurlah berapa banyak air yang jatuh pada

    masing-masing contoh tanah. 4. Catat pada blanko yang tersedia.

    d. Pertanyaan untuk diskusi

    1. Apa pendapat anda tentang peranan bahan organik dalam mebentuk sifat fisik tanah ?

    2. Apa pengaruh sifat fisik tanah terhadap ketersediaan unsur hara bagi tanaman ?

    Uji Daya Kapiler Tanah

  • 41

    a. Tujuan 1. Peserta memahami apa itu air kapiler 2. Peserta memahami pergerakan air dari bawah keatas 3. Peserta memahami akan terjadinya kehilangan air setelah adanya

    pergerakan air ke permukaan yang disebabkan penguapan oleh sinar matahari

    4. Peserta memahami arti penting dan fungsi air bagi pertumbuhan tanaman 5. Peserta memahami gambaran kedudukan air yang dapat dimanfaatkan oleh

    tanaman dalam mendukung ekosistem yang sehat. b. Alat dan bahan 1. 3 jenis contoh tanah (tanah sawah, tanah berpasir dan tanah yang banyak

    mengandung bahan organik), 2. Botol air mineral 600 cc, 3. Mangkok berdiameter 15-20cm, 4. Air bening, 5. Lem plastik.

    c. Langkah-langkah

    1. Masukan contoh tanah kedalam masing-masing botol yang sebelumnya telah disambung dua menjadi satu

    2. Letakan botol tersebut kedalam mangkok 3. Kucurkan dua gelas air kedalam mangkok, lakukan pada masing-maisng jenis

    tanah secara bersamaan 4. Amati pergerakan air setiap 15 menit, proses perembesannya, kecepatan,

    resapannya, berkurangnya air dan banyaknya air yang meresap serta kemampuan tingginya resapan.

    5. Catat pada blanko yang telah tersedia. d. Pertanyaan:

    1. Apa yang terjadi pada masing-masing perlakuan/jenis tanah ? 2. Jenis tanah mana yang paling banyak meresap air dan jenis tanah mana yang

    paling sedikit ? Apa alasannya ? 3. Apa yang dapat disimpulkan dari percobaan ini ?

  • 42

    a. Tujuan:

    1. Peserta memahami apa itu tekstur tanah 2. Untuk mengembangkan kepekaan dalam mengetahui karakteristik

    tanah dengan menggunakan jari tangan. 3. Peserta memahami arti pentingnya tekstur tanah dalam

    mendukung kualitas tanah dan pertumbuhan tanaman. b. Alat bahan: 1. 3 jenis contoh tanah ( tanah sawah, tanah berpasir, dan tanah yang

    mengndung banyak bahan organik), 2. Kantong plastik diameter 15 cm dan panjang 1 meter, 3. Karet gelang dan 4. Mistar.

    Uji Tekstur Tanah

  • 43

    c. Langkah-langkah 1. Melakukan praktek secara sederhana 2. Masing-maisng contoh tanah dimasukan ke nampan plastik, kemudian diberi air

    dan diremas sampai halus 3. Masing-masing contoh tanah tsb, dimasukan pada plastik, sehingga mengisi

    setengah bagian plastik tersebut 4. Masukan air hingga mencapai tiga perempat bagian plastik dan ditiup terus

    diikatkan 5. Kocok-kocok hingga rata, tidak ada gumpalan/sampai halus 6. Gantung dan biarkan beberapa jam 7. Amati masing-masing contoh tanah tersebut, dengan memperhatikan

    lapisan/bagian yang tampak, gunakan mistar untuk mengukur lapisan-lapisan tersebut

    8. Catat pada blanko yang tersedia d. Pertanyaan untuk diskusi

    1. Apa yang terjadi pada perlakuan 3 percobaan diatas? 2. Adakah perbedaan kedalamannya antara sebelum diberi air dan sesudah diberi

    air, mengapa ?

  • 44

    a. Tujuan

    1. Peserta memahami apa itu aerasi 2. Peserta memahami pentingnya udara dalam tanah dalam

    mendukung pertumbuhan tanaman 3. Peserta mampu mengelola kondisi tanah, dalam hal ini kedudukan

    udara dalam mendukung/menjalin komponen ekologi tanah. b. Alat dan bahan 1. Botol air mineral ukuran 500cc, 2. Cutter, 3. 3 jenis contoh tanah (tanah sawah, tanah berpasir, dan tanah yang

    mengandung banyak bahan organik) c. Langkah-Langkah:

    1. Ambil 3 jenis tanah (tanah sawah, tanah berpasir, dan tanah yang mengandung banyak bahan organik) dalam keadaan kering, masing-masing masukan kedalam botol (tiga perempat bagian botol)

    2. Tambahkan air sampai mencapai tiga perempat bagian botol, biarkan sesaat sampai tanah terbasahi sampai lapisan bawah.

    Uji Aerasi Tanah

  • 45

    3. Pasangkan balon yang telah ditiup (menjadi besar ) dengan ukuran sama besar, kemudian dipasang di mulut botol dalam waktu bersamaan

    4. Amati ketiga botol tersebut mana yang cepat kempes? 5. Catat pada blanko yang tersedia

    d. Pertanyaan untuk diskusi:

    1. Apa yang terjadi pada masing-masing tanah ? mengapa ? 2. Apa yang dapat dilakukan untuk menciptakan kondisi tanah dengan aerasi cukup

    baik ? 3. Apa yang dapat disimpukan dari percobaan ini ?

  • 46

    SIFAT KIMIA TANAH 1. Masalah Ketersediaan Unsur Hara Latar Belakang

    Meskipun unsur hara (bahan makanan) adalah di dalam tanah, akan tetapi belum tentu tersedia atau dapat diserap oleh tanaman. Unsur hara diikat oleh partikel lempung dalam bentuk ion (mengandung listrik). Sedangkan tanaman menyerap unsur hara tersebut dengan cara absorbsi dan pertukaran kation, dimana akar tanaman mengeluarkan ion hidrogen (H+) untuk ditukar dengan ion unsur lain. Unsur hara dalam tanah menjadi tidak tersedia karena dua hal, yaitu :

    Fiksasi : unsur tidak dapat diserap karena diikat kuat oleh partikel tanah atau dikuasai / didominasi oleh unsur tertentu.

    Keasaaman : Tanah mengandung banyak ion hidrogen dan diikat oleh partikel

    lempung. Kedua permasalahan ini hendaknya dapat dikurangi agar unsur hara dalam tanah menjadi tersedia dan dapat diserap oleh tanaman. Upaya yang perlu dilakukan adalah penambahan bahan organik atau pengapuran. Tujuan Kita dapat memahami bagaimana tanaman menyerap unsur hara. Kita dapat memahami penyebab unsur hara tidak tersedia (tidak dapat diserap oleh

    tanaman) dan memberikan gambaran yang sederhana tentang keasaman tanah.

  • 47

    Alat dan Bahan Batu baterei, kabel, pupuk urea, garam dapur, kapur, air, fermentasi urine sapi, gelas, kertas koran, spidol. Waktu : 90 menit Langkah-langkah Pengantar 1. Pemandu memberikan gambaran luas permukaan partikel lempung sebagai tempat

    parkir unsur hara. Setiap unsur yang berbentuk ion menempati satu tempat parkir. Selanjutnya memberikan gambaran yang sederhana bagaimana tanaman menyerap unsur hara.

    2. Demontrasi unsur yang berbentuk ion 3. Larutkan pupuk urea, kapur, garam dapur masing-masing dalam satu gelas dan satu

    gelas lagi diisi dengan fermentasi urine sapi. Gabungkan dua batu baterei dan setiap ujung batu (+ dan -) dihubungi dengan kabel.

    4. Secara bergantian dalam setiap larutan, masukkan ujung dua kabel dan amati apa yang terjadi dalam larutan dan ujung kabel.

    5. Demontrasi proses pengapuran untuk mengurangi keasaman tanah 6. Bila tanah terlalu asam, berarti tempat parkir diisi oleh ion hidrogen, dengan demikian

    unsur lain tidak mendapat tempat. Kapur pertanian yang mengandung melekul calsium carbamat (CaCo3) bila bereaksi dengan ion hidrogen akan menghasilkan calsium yang dibutuhkan oleh tanaman dan karbamat yang mengikat ion hidrogen, sehingga tempat parkirnya dapat ditempati oleh unsur lain.

    Pertanyaan untuk diskusi Apa pendapat anda tentang penggunaan kompos untuk membantu unsur hara

    menjadi tersedia bagi tanaman ? Apa pentingnya pengapuran untuk mengurangi keasaman tanah ?

  • 48

    2. Proses Memasak Tenaga (FOTOSINTESIS) Proses fotosintesis merupakan proses penting bagi tanaman karena menghasilkan

    energi atau tenaga bagi aktivitas tanaman tersebut. Tanaman sebagai produsen bahan makanan sangat penting peranannya karena mampu melakukan proses mengubah energi matahari menjadi energi kimia organik melalui proses fotosintesis.

    Daun yang mengandung klorofil mampu menangkap energi dari sinar matahari. Dalam hal ini unsur fosfat( P ) berperan sebagai penyimpan energi (dianalogikan sebagai baterai) yang akan mengalirkan energi tersebut untuk memecah molekul karbon dioksida (CO2) dan molekul air (H2O).

    Melalui lubang daun atau stomata, karbondioksida (CO2) masuk ke jaringan tanaman. Sedangkan air masuk lewat akar. Kedua bahan tersebut akan dibongkar dan dirangkai kembali oleh energi yang disimpan fosfat menjadi molekul baru yaitu glukosa. Rangkaian glukosa menjadi berbagai bentuk antara lain gula dan pati yang didalamnya mengandung energi.

    Tujuan

    Kita dapat mendemontrasikan proses fotosintesisi secara sederhana dan dapat memahami fungsi dari beberapa unsur hara dalam pertumbuhan tanaman. 3. Sumber dan Sifat Bahan Makanan (Nutrisi)

    Setiap nutrisi mempunyai sumber utama yang berbeda-beda meskipun lokasinya sama. Untuk unsur karbon , nitrogen dan oksigen sumber utamanya adalah udara. Akan tetapi ketiganya juga banyak terdapat pada bahan-bahan yang kering dari tanaman atau hewan yang mati. Unsur karbon dan oksigen dapat masuk secara langsung melalui stomata tanaman. Sedangkan unsur nitrogen tidak dapat langsung masuk ke dalam jaringan tanaman. (hanya tanaman tertentu dan dibantu oleh mikro organisme)

    Di sisi lain tanah merupakan sumber dari unsur-unsur yang lain seperti fosfat, kalium, belerang, dan kalsium. Unsur-unsur tersebut di atas termasuk unsur lainnya dibentuk dari proses pelapukan batuan tanah yang menghasilkan mineral tanah. Tujuan

    Kita dapat memahami sumber dan fungsi dari nutrisi bagi pertumbuhan tanaman dan kandungan nutrisi pada sisa tanaman (seperti jerami).

  • 49

    SIFAT BIOLOGI TANAH A. MENGENAL MIKRO ORGANISME TANAH

    Latar Belakang

    Secara sederhana mikro-organisme diartikan sebagai makhluk hidup yang berukuran kecil, tidak bisa dilihat secara langsung oleh mata. Ada beberapa jenis kelompok mikro-organisme, yaitu ; nematoda, jamur, protozoa, bakteri, dan virus. Menurut pengamatan mikroskopis, para ahli menyebutkan ukuran mikro-organisme adalah : (1) Jamur :> 0,002 mm, (2) Bakteri : 0,001 mm, dan Virus: < 0,001 mm

    Mikro-organisme dalam tanah dapat dikelompokkan menjadi 3 golongan yaitu : Parasit : Hidup pada makhluk hidup lain (penyebab penyakit tanaman) Saprovit : Hidup dengan mengurai bahan yang mati (pengurai). Antagonis : Hidup dengan memangsa mikro-organisme lainnya.

    Khusus mikro-organisme pengurai mempunyai peranan yang sangat besar dalam proses perombakan / penguraian bahan organik menjadi bahan makanan bagi tanaman. Meskipun berukuran kecil, mikro-organisme jumlahnya sangat besar baik di dalam tanah maupun dalam udara atau tempat lain. Kandungan mikro organisme dalam tanah :

    ORGANISME 1 Kg TANAH 1 Ha LAHAN Bakteri 600.000.000.000 1500 kg Jamur 400.000.000 3500 kg Ganggang 100.000.000 100 kg Cacing kecil 50.000.000 50 kg Cacing besar 2 600 kg Serangga 6 17 kg

  • 50

    Tujuan 1. Kita dapat memberikan gambaran tentang mikro organisme secara sederhana.

    Memahami peranan mikro-organisme dalam proses penyediaan bahan makanan bagi tanaman dan keseimbangan ekosistem.

    2. Memahami keberadaan mikro-organisme dalam ekosistem sehingga kita dapat mengkritisi segala produk dagang yang menjual mikro organisme.

    Alat dan Bahan

    1. Tiga contoh tanah (tanah sawah, tanah pasir / jalan, tanah yang mengandung banyak bahan organik),

    2. Toples plastik, 7. Kain kasa 3. Kantong plastik, 8. Karet 4. Nasi yang steril, 9. Kertas koran 5. air bening, 10. Spidol 6. gula pasir,

    Durasi : 120 menit

    Langkah-langkah 1. untuk membuka diskusi dengan menanyakan apa itu mikro organisme ?

    Bagaimana keberadaannya dalam alam? Apa fungsi dan perannya dalam ekosistem ? (gunakan analogi; ketika ada tikus yang mati, setelah tiga hari apa yang terjadi).

    2. Pemandu memberi gambaran seberapa besar ukuran mikro organisme dengan mengambil perbandingan ukuran gabah, pasir, debu, dan lempung dan diperbesar 10.000 kali. Berikut ukuran yang sebenarnya dan ukuran setelah diperbesar : Gabah : 1 Cm diperbesar menjadi 100 m Pasir : 2 mm diperbesar menjadi 20 m Debu : 0,05 mm diperbesar menjadi 0,5 m atau 50 Cm Lempung : 0,002 mm diperbesar menjadi 2 Cm Bakteri : 0,001 mm diperbesar menjadi 1 Cm

    3. Berikan gambaran komposisi dan jumlah makhluk hidup dalam tanah, agar peserta menyadari bahwa begitu banyaknya mikro organisme dalam tanah.

  • 51

    Praktek sederhana 1. Percobaan melihat mikro-organisme

    Kita tak dapat melihat langsung mikro organisme, tanpa memperbanyak lebih dahulu. Cara perbanyakannya adalah sebagai berikut: Ambil tiga sampel tanah, masing-masing masukkan dalam plastik dan tambahkan air lalu kocok sampai merata. Cara pertama ; ambil kapas secukupnya, bungkus dengan kain kasa lalu masukkan pada air gula. Kapas yang sudah dibasahi dengan air gula, dimasukkan pada larutan tanah. Simpan pada kantong plastik, setelah satu minggu amati perubahan warna dan bau kapas. Cara Ke-dua ; Masukkan nasi dalam kantong plastik, lalu sterilkan dengan cara dikukus selama 1 jam atau dimasukkan dalam almari es selama 1 minggu. Tambahkan larutan tanah pada nasi yang steril, simpan dan amati perubahannya setelah 1 minggu.

    2. Percobaan kemampuan mikro organisme merombak bahan organik.

    Siapkan daun-daunan dan potonglah kecil-kecil, lalu masukkan dalam kantong yang terbuat dari kertas semen. Masukkan endapan larutan tanah dan sedikit air, lalu kocok sampai merata. Tutup rapat kantong tersebut dan berilah lubang kecil (tusuk dengan paku), lalu pendam dalam tanah. Jagalah kelembaban tanah, setelah 2-3 minggu, bongkar dan amati perubahan yang terjadi dari masing-masing perlakuan.

    Setiap percobaan ini dilakukan dengan 3 perlakuan jenis tanah dan bila memungkinkan setiap perlakuan mempunyai 2-3 ulangan serta mempunyai perlakuan kontrol.

  • 52

    Pertanyaan untuk diskusi

    Ada perubahan apa pada masing-masing percobaan? Larutan tanah mana yang menunjukkan perubahan yang paling cepat? Mengapa ?

    Bagaimana membuat kompos agar lebih cepat prosesnya dan mudah dilakukan ? Apa syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk membuat kompos ?.

    B. APA ITU BAHAN ORGANIK ?

    Latar Belakang

    Bahan organik adalah sesuatu yang utuh atau sebagian dari makhluk hidup, baik berupa kotoran maupun makhluk hidup itu sendiri yang sudah mati. Bahan organik merupakan bahan pembentuk tanah yang prosesnya sering disebut pembentukan tanah dari atas. Perombakan bahan organik oleh biota perombak (makro maupun mikro organisme) akan menghasilkan humus yang kaya akan bahan makanan. Fungsi bahan organik sebenarnya tidak hanya sebagai sumber bahan makanan, tetapi lebih dari itu, meskipun baik secara langsung maupun tidak langsung, bahan organik mempunyai fungsi sangat banyak. Fungsi bahan organik antara lain :

    Sebagai sumber bahan makanan (nutrisi) untuk tanaman secara langsung. Sebagai sumber nutrisi dan energi serangga perombak dan mikro-organisme

    pengurai. Pada tahap selanjut, biota mengurai tersebut akan menjadi sumber bahan makanan organisme lain termasuk tanaman.

    Memperbaiki aerasi tanah. Meningkatkan kapasitas menahan air dan kapasitas menahan nutrisi. Membantu proses nutrisi yang tidak tersedia menjadi tersedia melalui proses

    fiksasi dan mengurangi keasaman tanah.

  • 53

    Ada pendapat bahwa penggunaan bahan organik itu tidak efisien, karena kandungan nutrisi sangat rendah, sehingga memerlukan dalam jumlah yang besar. Namun kenyataannya, bila melihat fungsi bahan organik sebenarnya pendapat tersebut tidaklah benar.. Dampak panjang dari penggunaan bahan organik adalah judul yang lebih penting dari pada fungsi sebagai penyedia nutrisi.

    Tujuan Kita lebih memahami arti dan fungsi bahan organik. Dapat memberikan gambaran kedudukan bahan organik dalam siklus nutrisi

    pada ekosistem. Menumbuhkan motivasi untuk menggunakan bahan organik dalam mengelola

    usaha tani.

    Alat dan Bahan 1. Tiga jenis tanah (tanah sawah, tanah jalan dan tanah yang kaya akan bahan

    organik), 2. kompor, 5. Timbangan 3. wajan, 6. Spidol 4. pengaduk, 7. kertas koran.

    Durasi : 90 Menit

    Langkah-langkah

    Pemandu membuka pembahasan topik ini dengan mendiskusikan apa itu bahan organik, apa yang dikandungnya dan dari mana kita mendapatkannya. Berdasarkan hasil diskusi topik sebelumnya (isi dan sifat tanah), pemandu mengajak diskusi tentang fungsi bahan organik. Buatlah bagan siklus nutrisi, lalu hilangkan komponen bahan organik dan tanyakan apa yang terjadi ?

  • 54

    C. PERCOBAAN KANDUNGAN BAHAN ORGANIK

    Langkah-langkah 1. Keringkan tiga contoh tanah sampai kering (usahakan kandungan air sangat

    rendah). 2. Timbang masing-masing contoh tanah seberat 200 gram. 3. Masing-masing contoh tanah digoreng sangan selama 20 menit lalu timbang,

    berapa pengurangan berat tanah. (pengurangan berat tanah menunjukkan kandungan bahan organik).

    Pertanyaan untuk diskusi 1. Apa pentingnya kita menggunakan bahan organik? Apakah kita mendapat lebih

    banyak keuntungan bila dibandingkan dengan penggunaan pupuk kimia anorganik?

    2. Perlukah kita memasang target (dengan dosis tertentu) dalam penggunaan bahan organik? Mengapa ?

    3. Bagaimana kita dapat mempercepat proses perombakan bahan organik ?

  • 55

    UJI MIKRO ORGANISME DAN PENGEMBANGANNYA

    Biologi tanah berhubungan dengan aktivitas mahluk hidup yang ada di dalam dan permukaan tanah. Berbagai jenis mahluk hidup berkembang di dalam tanaman, baik berbagai jenis tumbuhan, hewan atau mahluk hidup yang berukuran besar (makro) maupun yang berukuran kecil (mikro), penggolongan mahluk hidup yang ada di dalam tanah adalah sbb :

    Makro fauna (binatang besar) ; serangga, laba-laba, sifut,cacing dll. Makro flora (tumbuhan besar) : Rumput rumputan tanaman budidaya. Mikro fauna ( binatang kecil) : jamur, bakteri, virus. Mikro flora ( tumbuhan Kecil ) ganggang.

    Berbagai jenis mahluk ini membentuk sebuah sistem kehidupan di dalam tanah.

    Mereka mempunyai fungsi dan peranan yang berbeda tapi saling berhubungan, saling mempengaruhi dan perkembangannya dipengaruhi oleh faktor lingkungan lainnya. Berdasarkan pola/ sumber makan, mahluk hidup kecil (mikroorganisme) di dalam tanah dikelompokan dalam 3 golongan yaitu :

    Parasit : Hidup pada mahluk lain ( penyebab penyakit tanaman) Saprofit : Hidup dengan mengurai bahan yang mati ( pengurai) Antagonis : Hidup dengan memagsa mikro-organisme lainnya.

    Berdasarkan uraian diatas, maka untuk pembuktian sebuah pembelajaran perlu

    diketahui meskipun melalui uji secara sederhana. Uji mikro organisme ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan bahwa keberadaannya di alam selalu ada dan beraktivitas. Langkah-langkah dalam uji ini memberi gambara awal dalam pengkayaan wawasan agar peserta mampu untuk mengembangkan /explorasi secara alami untuk berbagai kepentingan dalam berusaha tani. Langkah-langkah dalam kegiatan uji pemeliharaan mikro-organisme adalah sbb:

  • 56

    Ambil nasi yang ditanak tidak perlu masak dan masukan pada kantong plastik (1/2 kg) tekanlah sekeras-kerasnya, lalu seterilkan dengan cara mengukus selama 2 jam.

    Ambilah cairan kompos, tanah sawah dan cairan pupuk kandang yang ada disekitar jerami, sisa makanan di kadang ternak, lalu saringlah dengan kain kasa.

    Suntikan cairan tersebut pada nasi yang sudah disterilkan, lalu diamkan pada tempat yang aman dan tidak terkena sinar matahari langsung. Amati perubahan yang terjadi pada nasi setelah 1 minggu.

    Dengan topik ini diharapkan peserta memahami keragaman agen hayati terutama

    yang mikroskopis yang merupakan mikro organisme sebagai pelaku penghancuran bahan organik, sehingga menjadi bahan pemikiran untuk dapat dikembangkan lebih lanjut dan intensif.

    BAHAN ORGANIK DAN PROSES DEKOMPOSISI

    Bahan organik terdiri dari campuran sisa tanaman dan hewan dalam berbagai tingkat proses penghancuran bahan organik, campuran dari senyawa-senyawa yang sintetis dari hasil pelapukan baik secara kimia maupun biologi dan sisa-sisa dekomposisinya . Pada dasarnya keberadaan bahan organik didalam tanah memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman melalui fisika, kimia dan biologi tanah. Pengaruh bahan organik terhadap sifat fisik tanah ditunjukan dengan terjadinya perbaikan dan perubahan dari beberapa sifat fisik tanah , antara lain berat volume dan daya ikat lengas tanah. Pengaruh Kimia meliputi peningkatan kapasitas Tukar Kation (KTK), PH dan kandungan unsur hara, sedangkan Pengaruh Biologi dihubungkan dengan bahan organik tersebut sebagai sumber energi dan mokrobia tanah dalam melakukan aktivitas hidupnya. Secara garis besar Pengomposan diartikan sebagai proses perubahan limbah organik melalui kompos melalui aktivitas biologi dibawah kondisi yang terkontrol.

  • 57

    Menurut Houg (1993) Pengomposan adalah dekomposisi biologi dan stabilisasi substrak organik dibawah kondisi yang sesuai dengan perkembangan suhu thermopilik dari hasil produk biologi, hasil akhirnya berupa kompos yang stabil, bebas penyakit dan gulma dan dapat memberikan keuntungan dilahan. Kecepatan dekomposisi dipegaruhi oleh banyak faktor. Dalam dekomposisi, dimana nutrisi dilepaskan, terjadi ketika substrak organik kaya akan nutrisi, nisbah C/N dan C/P sangat rendah Perbedaan formulasi bahan organik, perbedaan teknik dan lamanya pengomposan, serta perbedaan tingkat aplikasi ( teknik dan perbedaan waktu), akan berpengaruh terhadap peyebaran nutrisi dari bahan organik (Melech, 1985). Tujuan pengomposan adalah untuk memantapkan bahanbahan organik yang berasal dari bahan limbah, mengurangi bau busuk, membunuh organisme pathogen (penyebab penyakit), membunuh biji-biji gulma dan pada akhirnya menghasilkan pupuk organic / kompos yang sesuai dengan tanah. Pengomposan dinyatakan selesai bila kompos dalam keadaan matang. Menurut Kurihara (1984) , kematangan kompos diketahui bila kompos disimpan tidak menimbulkan gangguan atau jika diaplikasikan ke dalam tanah tidak menimbulkan masalah. Hsieh (1990) mengelompokan kematangan kompos dalam tiga kategori:

    1. Kompos belum matang : dalam kategori ini bahan yang dikomposkan warna dan bentuk dari bahan asli mudah diidentifikasi.

    2. Kompos matang sebagaian :dalam kategori ini bahan yang dikomposkan berubah warna menjadi kecoklatan, tetapi masih kelihatan bentuk aslinya dan tidak mudah dihancurkan apabila digesek-gesekan dengan jari/ tangan

    3. Kompos matang : Pada kompos matang sebagaian besar bahan yang dikomposkan berstruktur crumbel berwarna coklat kehitaman.

    Permasalahan dalam pengomposan bahan organik segar seperti jerami adalah nisbah jerami adalah nisbah C/N yang sangat tinggi ( lebih dari 100). Sedangkan nisbah ideal untuk pengomposan adalah 30-40 ( Haga, 1990). Penurunan nisbah C/N dapat dilakukan dengan penambahan unsur nitrogen dari luar misalnya dengan penggunaan kompos matang atau dengan penambahan pupuk kandang yang sudah terdekomposisi. Bahan organik yang sedang menjalani proses penghancuran yang dilakukan oleh mikro organisme dan mengalami perubahan dari mulai bahan segar- bahan menjadi lapuk- kompos matang - sampai dengan humus adalah merupakan Dekomposisi.

  • 58

    Gambar proses dekomposisi.

    GAS PANAS AIR

    UNSUR HARA HUMUS

    BAHAN

    ORGANIK

    Biota Tanah

  • 59

    TRANSECT

    PENGAMATAN DI TIGA WILAYAH ; PERSAWAHAN, PEKARANGAN DAN VEGETASI HUTAN

    Sifat dari agroekosistem adalah terjadinya perubahan dari waktu ke waktu baik

    populasi atau intensitas serta kondisi lainnya sesuai lajimnya dengan sistem kehidupan dan terjadi struktur jenjang hirarkis yang saling terkait satu sama lain sehingga keberadaanya akan memperkuat kedudukan sebuah agroekosistem,kondisi ini dimiliki oleh ketiga ekosistem (sawah,pekarangan dan hutan).

    Pengamatan metoda transect dimaksudkan untuk mengetahui keberadaan ketiga ciri ekosistem tersebut sekaligus dapat mengetahui interaksi serta pola hubungan keterkaitannya antara agroekosistem sawah pekarangan dan hutan, dimana hal ini akan mempengaruhi dan memperkuat dalam pengkajian agroekosistem untuk mengambil sebuah keputusan sebagai aksi atau tindakan. Dan kegiatan ini seluruh peserta diarahkan untuk mengenal dan mengamati ditiga ekosistem terhadap kondisi tanah,air vegetasi, serangga, laba-laba, proses dekomposisi dan iklim dimasing-masing tempat, metoda yang digunakan dengan menggunakan sample seluas masing-masing 1 m 2.

    Langkah berikutnya adalah pengumpulan bahan organik dalam berbagai tingkat kemasakan (dekomposisi). Selama mengamati ambilah beberapa bahan organik (1 kg) dan masukan dalam kantong plastic. Bahan organik ini diambil dari berbagai tingkatan mulai dari bahan segar, bahan kering, bahan lapuk, bahan jadi sampai pada komponen humus. Untuk pengamatan organisme pengurai, peserta mengamati pada bahan organik yang diambil dari tiga ekosistem (sawah, pekarangan dan hutan).

    Kemudian amati hewan yang terdapat dalam bahan organik tersebut dan mencatat semua yang ditemukan baik jenisn atau jumlahnya, dengan bantuan alat saringan (ayakan) dan gunakan kaca pembesar. Semua yang ditemukan baik data data tentang tingkat kematangan bahan organik, serangga, kondisi tanah dan unsur yang diamati lainnya dicatat dan di susun untuk selanjutnya didiskusikan di kelompok.

    Dari pengamatan transect yang menggambarkan kondisi masing masing ekosistem, diharapkan para peserta dapat mengetahui dan mengambil makna dari ekosistem yang lebih stabil dalam dinamika, hirarkis dan keterkaitan dalam membentuk

  • 60

    suatu kondisi, sehingga makna tersebut menjadi pengalamannya yang akan dijadikan bahan pertimbangan membangun upaya dalam pemulihan suatu ekosistem baik di ekosistem pekarangan, sawah atau di ekosistem hutan.

    Proses pengkajian pada kegiatan transect ini diharapkan para peserta akan memahami tentang arti penting peranan dan fungsi bahan organik yang dikaitkan dengan berbagai pengaruh baik terhadap kondisi lahan usahatani, terhadap dinamika serangga misalnya organisme pengganggu tumbuhan atau serangga yang memiliki fungsi sebagai predator/ pemangsa atau parasitoid serta berbagai mikro organisme (cendawan, bakteri), sehingga mampu menggambarkan bahwa bahan organik sebagai jiwanya tanah dan keberadaannya disetiap agroekosistem perlu dipertahankan.