32
PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN BIAYA Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Manajemen Lanjutan Disusun oleh: ENGGAR INGGRIA IRFAN MAULANA SAFINA NOVITASARI PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

Materi 2.Pengembangan Sistem Mnjmn Biaya

Embed Size (px)

DESCRIPTION

AKUNTANSI MANAJEMEN

Citation preview

Page 1: Materi 2.Pengembangan Sistem Mnjmn Biaya

PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN BIAYA

Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Akuntansi Manajemen Lanjutan

Disusun oleh:

ENGGAR INGGRIA

IRFAN MAULANA

SAFINA NOVITASARI

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Page 2: Materi 2.Pengembangan Sistem Mnjmn Biaya

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin derasnya arus teknologi dan informasi,  perusahaan dituntut untuk lebih dapat

mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut dalam persaingan global.

Kelangsungan hidup suatu perusahaan dapat ditentukan oleh berbagai strategi yang diterapkan

oleh perusahaan. Salah satu strategi yang dapat digunakan perusahaan agar dapat bersaing dalam

bisnis global ini adalah dengan mengurangi biaya, meningkatkan produktivitas, meningkatkan

kualitas produk atau jasa dan meningkatkan kemampuan untuk memberi respon terhadap

berbagai kebutuhan pelanggan.

Bervariasinya sumber daya yang diperlukan untuk memproduksi suatu produk, maka

perusahaan pun harus dapat menggunakan sumber daya tersebut dengan lebih efektif dan efisien

dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis. Perhitungan biaya produksi yang dikeluarkan

perusahaan untuk menghasilkan suatu produk pun haruslah akurat, sehingga perusahaan dapat

menentukan harga jual yang kompetitif di pasar global ini.

Manajemen sering kali mengabaikan perhitungan biaya produksi secara akurat yang

dapat  mengakibatkan perusahaan tersebut tidak mampu bersaing di pasaran. Oleh karena itu,

manajer suatu perusahaan membutuhkan suatu informasi mengenai biaya-biaya yang harus

dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk secara akurat. Pembebanan setiap biaya produksi

yang dikeluarkan untuk satu unit produk dengan suatu metoda dapat membantu manajemen

memperoleh informasi mengenai biaya produksi satu unit produk dengan lebih akurat. Metoda

ini didalam akuntansi manajemen dinamakan sebagai metoda Activity Based Costing (ABC)

System.

Metode Activity Based Costing (ABC) System menghitung setiap biaya pada masing-

masing aktivitas dengan dasar alokasi yang berbeda untuk masing-masing aktivitas. Banyak

perusahaan-perusahaan di Indonesia belum mengadopsi metode ini dalam penghitungan biaya

produksi yang dikeluarkan untuk setiap produk. Umumnya metode yang digunakan oleh

perusahaan yang berada di Indonesia adalah pemerataan biaya secara umum untuk masing-

masing produk. Padahal masing-masing produk tersebut kenyataannya tidak menggunakan

sumber daya dalam jumlah yang sama.

Page 3: Materi 2.Pengembangan Sistem Mnjmn Biaya

Metode manajemen biaya yang canggih seperti Activity Based Costing (ABC) banyak

diterapkan pada perusahaan – perusahaan dunia. ABC membantu perusahaan mengurangi

distorsi yang disebabkan oleh sistem penentuan harga pokok tradisional, sehingga dengan ABC

dapat diperoleh biaya produk yang lebih akurat. ABC menyediakan pandangan yang jelas

bagaimana perusahaan membedakan produk, jasa dan aktivitas yang memberikan kontribusi

dalam jangka panjang. Sistem ABC telah dikembangkan dan diimplementasikan pada banyak

perusahaan sepertiHewlett-Packard, General Electric, Merck, AT&T, dan American Express.

1.2 Rumusan Masalah

1) Apa yang dimaksud dengan biaya langsung dan biaya tidak langsung ?

2) Apa yang dimaksud dengan Activity Based Costing?

3) Apa yang dimaksud dengan Activity Based Costing with Idle Capacity?

4) Apa yang dimaksud dengan Time Driven Activity Based Costing ?

1.3 Tujuan Penulisan

1) Untuk Mengetahuibiaya langsung dan biaya tidak langsung

2) Untuk Mengetahuiyang dimaksud dengan Activity Based Costing

3) Untuk Mengetahuiyang dimaksud dengan Activity Based Costing with Idle Capacity

4) Untuk Mengetahuiyang dimaksud dengan Time Driven Activity Based Costing

Page 4: Materi 2.Pengembangan Sistem Mnjmn Biaya

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Biaya Langsung dan Biaya Tak Langsung

a. Biaya Langsung

Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena

adanya sesuatu yang dibiayai.” Mulyadi (2001:15). Pengeluaran-pengeluaran yang secara

langsung dan tanpa banyak kesulitan dapat dihubungkan dengan kesatuan-kesatuan suatu produk

final.

Jadi dapat dikatakan bahwa biaya langsung adalah biaya yang dapat ditelusuri langsung ke

objek biayanya. Contohnya adalah biaya tenaga kerja langsung, yaitu tenaga kerja yang

digunakan dalam merubah atau mengkonversi bahan baku menjadi produk selesai dan dapat

ditelusuri secara langsung kepada produk selesai, seperti upah koki kue, upah tukang serut dan

potong kayu dalam pembuatan mebel, tukang jahit, bordir, pembuatan pola dalam pembuatan

pakaian. Definisi lainya tentang Biaya langsung adalah biaya yang terjadi karena adanya sesuatu

yang dibiayai. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja

langsung. Sedangkan biaya langsung departemen adalah semua biaya yang terjadi di dalam

departemen tertentu. Contohnya adalah biaya tenaga kerja yang bekerja dalam Departemen

Pemeliharaan merupakan biaya langsung departemen bagi Departemen Pemeliharaan.

Penggunaan biaya langsung sebagai alat perencaan laba. Penggunaan biaya langsung

berguna dalam perencanaan jangka pendek, dalam menetapkan harga untuk pesanan langsung,

dan dalam mengambil beberapa keputusan operasi lainnya.

Penggunaan biaya langsung untuk pengambilan keputusan manajerial. Analisis dari semua

aktivitas yang diperlukan untuk penggunaan biaya berdasarkan aktivitas memberikan suatu

kesempatan guna mengidentifikasikan dan menghilangkan aktivitas yang tidak penting. Untuk

setiap aktivitas meningkatkan penggunaan biaya berdasarkan aktivitas untuk pengambilan

keputusan jangka pendek.

b. Biaya Tidak Langsung

Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang

dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya

Page 5: Materi 2.Pengembangan Sistem Mnjmn Biaya

produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik. Dalam hubungannya dengan departemen,

biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi di suatu departemen, tetapi manfaatnya dinikmati

oleh lebih dari satu departemen. Contoh biaya tidak langsung adalah biaya mandor, gaji pegawai

administrasi pabrik.

2.2. Activity Based Costing

Activity-Based Costing (ABC) adalah suatu sistem informasi akuntansi yang

mengidentifikasi berbagai aktivitas yang dikerjakan dalam suatu organisasi dan mengumpulkan

biaya dengan dasar dan sifat yang ada dan perluasan dari aktivitasnya. ABC memfokuskan pada

biaya yang melekat pada produk berdasarkan aktivitas untuk memproduksi, mendistribusikan

atau menunjang produk yang bersangkutan.

Sistem ABC timbul sebagai akibat dari kebutuhan manajemen akan informasi akuntansi

yang mampu mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai aktivitas untuk

menghasilkan produk secara akurat. Hal ini didorong oleh:

Persaingan global yang tajam yang memaksa perusahaan untuk cost effective

Advanced manufacturing technology yang menyebabkan proporsi biaya overhead

pabrik dalam product cost menjadi lebih tinggi dari primary cost.

Adanya strategi perusahaan yang menerapkan market driven strategy.

 Kelemahan sistem akuntansi biaya tradisional:

Akuntansi biaya tradisional dirancang hanya menyajikan informasi biaya pada tahap

produksi

Alokasi biaya overhead pabrik hanya didasarkan pada jam tenaga kerja langsung atau

hanya dengan volume produksi.

Ada diversitas produk, dimana masing-masing produk mengkonsumsi biaya overhead

yang berbeda beda.

Dalam sistem kalkulasi biaya tradisional biaya overhead dialokasikan secara arbitrer 

kepada harga pokok produk. Hal ini akan menghasilkan harga pokok produk yang tidak akurat

atau terjadinya distorsi penentuan harga pokok produk per unit sehingga tidak bisa diandalkan

dalam mengukur efisiensi dan produktivitas.

Page 6: Materi 2.Pengembangan Sistem Mnjmn Biaya

Penentuan harga pokok per unit yang lebih akurat penting bagi manajemen sebagai dasar

untuk pembuatan keputusan. Manajemen dapat dipermudah dalam membuat berbagai keputusan,

antara lain:

menentukan harga jual

mempertimbangkan menolak atau menerima suatu pesanan

memantau realisasi biaya

menghitung laba/rugi tiap pesanan

menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang akan

disajikan di neraca.

Agar tidak terjadi distorsi penentuan harga pokok per unit, banyak perusahaan yang

mengadopsi penggunaan sistem penentuan harga pokok (costing) berbasis aktivitas (ABC)

dengan harapan manajemen melakukan analisis profitabilitas, mendorong perbaikan proses,

mengembangkan ukuran kinerja yang lebih inovatif, dan dapat berpartisipasi dalam perencanaan

strategis.

a. Manfaat dari sistem Activity-Based Costing (ABC)

Manfaat sistem biaya Avtivity-based Costing (ABC) bagi pihak manajemen perusahaan

adalah :

1. Suatu pengkajian sistem biaya ABC dapat meyakinkan pihak manajemen bahwa mereka

harus mengambil sejumlah langkah untuk menjadi lebih kompetitif. Sebagai hasilnya,

mereka dapat berusaha untuk meningkatkan mutu sambil secara simultan fokus pada

pengurangan biaya yang memungkinkan. Analisis biaya ini dapat menyoroti bagaimana

benar-benar mahalnya proses manufakturing, hal ini pada gilirannya dapat memacu

aktivitas untuk mengorganisasi proses, memperbaiki mutu, dan mengurangi biaya.

2. Pihak manajemen akan berada dalam suatu posisi untuk melakukan penawaran kompetitif

yang lebih wajar.

3. Sistem biaya ABC dapat membantu dalam pengambilan keputusan (management

decision making) membuat-membeli yang manajemen harus lakukan, disamping itu

dengan penentuan biaya yang lebih akurat maka maka keputusan yang akan diambil oleh

phak manajemen akan lebih baik dan tepat. Hal ini didasarkan bahwa dengan akurasi

perhitungan biaya produk yang menjadi sangat penting dalam iklim kompetisi dewasa ini.

Page 7: Materi 2.Pengembangan Sistem Mnjmn Biaya

4. Mendukung perbaikan yang berkesinambungan (continius improvement), melalui analisa

aktivitas, sistem ABC memungkinkan tindakan eleminasi atau perbaikan terhadap

aktivitas yang tidak bernilai tambah atau kurang efisien. Hal ini berkaitan erat dengan

masalah produktivitas perusahaan.

5. Memudahkan Penentuan biaya-biaya yang kurang relevan (cost reduction), pada sistem

tradisional, banyak biaya-biaya yang kurang relevan yang tersembunyi. Sistem ABC

yang transparan menyebabkan sumber-sumber biaya tersebut dapat diketahui dan

dieliminasi.

6. Dengan analisis biaya yang diperbaiki, piliak manajemen dapat melakukan analisis yang

lebih akurat mengenai volume produksi yang diperlukan untuk mencapai impas (break

even) atas produk yang bervolume rendah.

b. Perbandingan Sistem Tradisional dan ABC

Metode ABC memandang bahwa biaya overhead dapat dilacak dengan secara memadai

pada berbagai produk secara individual. Biaya yang ditimbulkan oleh cost driver berdasarkan

unit adalah biaya yang dalam metode tradisional disebut sebagai biaya variabel.

Metode ABC memperbaiki keakuratan perhitungan harga pokok produk dengan

mengakui bahwa banyak dari biaya overhead tetap bervariasi dalam proporsi untuk berubah

selain berdasarkan volume produksi. Dengan memahami apa yang menyebabkan biaya-biaya

tersebut meningkat dan menurun, biaya tersebut dapat ditelusuri ke masing-masing produk.

Hubungan sebab akibat ini memungkinkan manajer untuk memperbaiki ketepatan kalkulasi

biaya produk yang dapat secara signifikan memperbaiki pengambilan keputusan (Hansen dan

Mowen, 2004: 157-158).

NO ABC TRADISIONAL

1. Sistem biaya ABC menggunakan

aktivitas-aktivitas sebagai pemacu

biaya untuk menentukan seberapa besar

konsumsi overhead dari setiap produk.

Sistem biaya tradisional mengalokasikan

biaya overhead secara arbitrer berdasarkan

satu atau dua basis alokasi yang non

representatif.

2. Sistem biaya ABC memfokuskan pada

biaya, mutu dan faktor waktu.

Sistem biaya tradisional terfokus pada

performansi keuangan jangka pendek

Page 8: Materi 2.Pengembangan Sistem Mnjmn Biaya

seperti laba.

Apabila sistem biaya tradisonal digunakan

untuk penentuan harga dan profitabilitas

produk, angka-angkanya tidak dapat

diandalkan.

3. Sistem biaya ABC mempunyai

kebutuhan yang jauh lebih kecil untuk

analisis varian dari pada sistem

tradisional. Karena kelompok biaya dan

pemacu biaya jauh lebih akurat dan

jelas, selain itu ABC dapat

menggunakan data biaya historis pada

akhir periode untuk menghilang biaya

aktual apabila kebutuhan muncul.

c. Keunggulan Metode ABC

 Amin (1994: 23) mengemukakan tentang keunggulan ABC adalah sebagai berikut:

1. Suatu pengkajian ABC dapat meyakinkan manajemen bahwa mereka harus mengambil

sejumlah langkah untuk menjadi lebih kompetitif. Sebagai hasilnya mereka dapat berusaha

untuk meningkatkan mutu sambil secara simultan fokus pada mengurangi biaya. Analisis

biaya dapat menyoroti bagaimana benar-benar mahalnya proses manufakturing, yang pada

akhirnya dapat memicu aktivitas untuk mereorganisasi proses, memperbaiki mutu dan

mengurangi biaya.

2. ABC dapat membantu dalam pengambilan keputusan.

3. Manajemen akan berada dalam suatu posisi untuk melakukan penawaran kompetitif yang

lebih wajar.

4. Dengan analisis biaya yang diperbaiki, manajemen dapat melakukan analisis yang lebih

akurat mengenai volume, yang dilakukan untuk mencari break even atas produk yang

bervolume rendah.

Page 9: Materi 2.Pengembangan Sistem Mnjmn Biaya

5. Melalui analisis data biaya dan pola konsumsi sumber daya, manajemen dapat mulai

merekayasa kembali proses manufakturing untuk mencapai pola keluaran mutu yang lebih

efisien dan lebih tinggi.

d. Konsep-Konsep Dasar dan Syarat Penerapan Sistem Activity-Based Costing

Activity Based Costing Sistem adalah suatu sistem akuntansi yang terfokus pada

aktivitas-aktifitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk/jasa.  Activity Based

Costing menyediakan informasi perihal aktivitas-aktivitas dan sumber daya yang dibutuhkan

untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut. Aktivitas adalah setiap kejadian atau transaksi

yang merupakan pemicu biaya (cost driver) yakni, bertindak sebagai faktor penyebab dalam

pengeluaran biaya dalam organisasi. Aktivitas-aktivitas ini menjadi titik perhimpunan biaya.

Dalam sistem ABC, biaya ditelusur ke aktivitas dan kemudian ke produk. System ABC

mengasumsikan bahwa aktivitas aktivitaslah, yang mengkonsumsi sumber daya dan bukannya

produk.

Dalam penerapannya, penentuan harga pokok dengan menggunakan sistem ABC

menyaratkan tiga hal:

a.  Perusahaan mempunyai tingkat diversitas yang tinggi

Sistem ABC mensyaratkan bahwa perusahaan memproduksi beberapa macam produk atau lini

produk yang diproses dengan menggunakan  fasilitas yang sama. Kondisi yang demikian

tentunya akan menimbulkan masalah dalam membebankan biaya ke masing-masing produk.

b.  Tingkat persaingan industri yang tinggi

Yaitu terdapat beberapa perusahaan yang menghasilkan produk yang sama atau sejenis. Dalam

persaingan antar perusahaan yang sejenis tersebut maka perusahaan akan  semakin meningkatkan

persaingan untuk memperbesar pasarnya. Semakin besar tingkat persaingan maka semakin

penting peran informasi tentang harga pokok dalam mendukung pengambilan keputusan

manajemen.

c.  Biaya pengukuran yang rendah

Yaitu bahwa biaya yang digunakan system ABC untuk menghasilkan informasi biaya yang

akurat harus lebih rendah dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh.

Penerapan ABC sistem akan relevan bila biaya overhead pabrik merupakan biaya yang

paling dominan dan multiproduk. Dalam merancang ABC sistem, aktivitas untuk membuat dan

menjual produk digolongkan dalam 4 kelompok, yaitu:

Page 10: Materi 2.Pengembangan Sistem Mnjmn Biaya

1. Facility sustaining activity cost: biaya yang berkaitan dengan aktivitas mempertahankan

kapasitas yang dimiliki perusahaan. Misal biaya depresiasi, biaya asuransi, biaya gaji pegawai

kunci

2. Product sustaining activity cost: biaya yang berkaitan dengan aktivitas penelitian dan

pengembangan produk dan biaya untuk mempertahankan produk untuk tetap dapat

dipasarkan. Misal biaya pengujian produk, biaya desain produk

3. Bacth activity cost: biaya yang berkaitan dengan jumlah bacth produk yang diproduksi.

Misalnya biaya set-up mesin

4. Unit level activity cost: biaya yang berkaitan dengan besar kecilnya jumlah unit produk

yang dihasilkan. Misalnya biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja

5. Penggolongan aktivitas menjadi empat ketegori diatas disebut cost hierarchy (struktur

biaya).

 Langkah-langkah ABC sistem:

1. Tahap pertama pengelompokan biaya overhead ke dalam kelompok biaya yang homogen.

Kelompok biaya homogen merupakan kumpulan overhead yang variasinya dapat dijelaskan

oleh satu faktor penyebab (cost driver). Untuk menentukan mana kelompok biaya yang

homogen, dapat melihat biaya yang mempunyai rasio konsumsi sama untuk seluruh produk.

2. Tahap kedua alokasi biaya overhead pabrik:

Alokasi biaya overhead = Tarif kelompok x Dasar pembebanan yang dikonsumsi

2.3 Activity Based Costing with Idle Capacity

Kelemahan model Activity Based Costing dalam model ini adalah hanya akan

memberikan gambaran mengenai kondisi perusahaan yang akurat pada saat ini. Namun

demikian, jika model Activity Based Costing ini tidak dapat digunakan untuk melihat dari

dampak efisiensi yang dilakukan oleh perusahaan. Meskipun perusahaan dapat melakukan

efisiensi sedemikian rupa, sehingga dapat menghilangkan salah satu aktivitas yang

dilakukannya. Hal tersebut belum tentu menjamin bahwa biaya-biaya yang dikeluarkan

perusahaan akan otomatis mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan, jika perusahaan

menghilangkan aktivitas, maka biaya tetap dari aktivitas tersebut tidak serta merta hilang, yang

dapat dihilangkan adalah biaya non tetap. Karena itu, model Activity Based Costing yang dapat

Page 11: Materi 2.Pengembangan Sistem Mnjmn Biaya

dipergunakan untuk efisiensi adalah model activity based costing yang memisahkan biaya tetap

dengan biaya non tetap.

Dalam model Activity Based Costing, pembagian biaya berdasarkan prilakunya dapat

dibagi menjadi dua bagian, yaitu biaya fleksibel dan biaya tetap yang sudah dijelaskan

sebelumnya.

Maka biaya commited ini harus dibebankan berdasarkan kapasitas teoritis, atau kapasitas

praktikal. Kapasitas teoritis adalah kapasitas maksimal dari pengguna sumber daya yang dimiliki

oleh perusahaan. Misalkan, perusahaan membayar seseorang untuk berkerja dalam perusahaan

selama 8 jam per harinya. Jumlah itulah yang akan menjadi kapasitas teoritis orang per harinya.

Sedangkan kapasitas teoritis dari mesin adalah kapasitas terpasang dari mesin tersebut.

Literatur mengenai manajemen kapasitas pertama kali diterbitkan pada tahun 1920-an,

berdasarkan literatur yang diterima oleh Robin Cooper dan Robert Kaplan, literatur tersebut

mengemukakan bahwa cost of idle capacity seharusnya tidak termasuk kedalam cost of product

atau cost of service dan harus dihapuskan dari income statement (Sopariwala, 2006). Cooper dan

Kaplan (1998:249) berpendapat bahwa ketika activity cost driver rate berdasarkan practical

capacity, cost of unused capacity tidak akan dibebankan kedalam masing-masing produk atau

konsumen, namun cost of unused capacity akan dibebankan dengan menggunakan rational

customer rule, individu yang memiliki kekuasaan dalam menggunakan kapasitas. Jika unused

capacity berkaitan dengan lini produk, maka cost of unused capacity dapat dibebankan

kemasing-masing lini produk dimana permintaan terhadap produk tersebut tidak dapat dipenuhi.

Dalam konsep pengukuran kapasitas yang bersifat tradisional kapasitas diukur dengan

menggunakan theoretical, practical, budgeted, dan actual yang bertujuan untuk membantu

manajemen dalam membagi biaya fixed cost dalam menilai persediaan untuk tujuan financial

accounting. Ada beberapa kelemahan dalam pendekatan tradisional yang diungkapkan oleh

Cotton (2005) yaitu pendekatan tradisional tidak dapat menjawab kenapa muncul idle capacity,

pengalokasian unused capacity dibebankan kedalam product cost dan perusahan tidak dapat

mengendalikan biaya yang tersembunyi didalam unused capacity, dan tidak dapat menentukan

siapa yang bertanggung jawab dalam manajemen kapasitas jika semua beban tersebut

dialokasikan kedalam overhead.

H.L.Grant dalam kaitannya dengan manajemen kapasitas mengkritik mengenai

pengalokasian biaya yang hanya berdasarkan output yang dihasilkan sehingga jika produk yang

Page 12: Materi 2.Pengembangan Sistem Mnjmn Biaya

dihasilkan besar maka biaya per unit akan rendah dan jika produk yang dihasilkan rendah maka

biaya perunit akan tinggi (Stratton, 1996). Pengalokasian biaya yang tepat harus bisa

menggambarkan bagaimana pengalokasian dari biaya dapat menggambarkan kondisi yang

sesungguhnya di dalam proses pemanfaatan sumber daya yang ada sehingga dapat digunakan

dalam menentukan harga pokok penjualan secara tepat di samping dapat digunakan sebagai salah

satu alat untuk pengambilan keputusan investasi modal (capital expenditure). Saat ini ada

beberapa pendekatan pengukuran baru yang memfokuskan terhadap bagaimana melakukan

pengelolaan kapasitas, salah satunya adalah yang dikembangkan oleh Consortium for Advanced

Manufacturing-International (CAM-I) yaitu CAM-I capacity model. Selain itu konsep Activity

Based Costing dengan idle capacity dapat digunakan untuk mengeluarkan biaya idle capacity

sehingga pembebanan terhadap biaya produk menjadi lebih tepat.

2.4 Time Driven Activity Based Costing

(Kaplan dan Anderson, 2007) mempresentasikan metoda baru Time Driven Activity

Based Costing. Metoda ini disajikan sebagai sebuah metoda revolusioner dalam bidang biaya

yang ditentukan. Di sisi lain, (Adkins 2008) menyatakan bahwa TDABC bukanlah sesuatu yang

baru, tetapi hanya merupakan pembaharuan dari metoda ABC tradisional. Mengingat penetapan

sumber aktivitas, sebuah versi baru dari ABC menggunakan persamaan waktu. Prinsip metoda

ini didasarkan pada transformasi cost driver untuk persamaan waktu yang menyatakan waktu

yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan sebagai fungsi driver.Karakteristik tersebut yang

disebut dengan 'time driver', karena hal tersebut memimpin konsumsi waktu dari sebuah

aktivitas.

Adkins (2008) juga menyatakan, bahwa setiap proses estimasi rentan terhadap kesalahan.

Satu menit salah catat dalam waktu estimasi dikalikan dengan ribuan transaksi dan hasilnya bisa

sangat berbeda. Bahkan, kesalahan estimasi sederhana tersebut mungkin bisa lebih besar dari itu

dan akan berada di bawah metoda ABC tradisional. Ketika mengalikan waktu yang dibutuhkan

untuk melakukan aktivitas sumber penghasilan per unit, kita bisa menghitung biaya aktivitas

individu dan transaksi. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tersebut merupakan

perkiraan untuk setiap kasus tertentu. Persamaan waktu pemodelan adalah bagaimana time driver

dikelola oleh waktu yang dihabiskan oleh aktivitas. Dengan cara ini kita bisa menghitung jumlah

Page 13: Materi 2.Pengembangan Sistem Mnjmn Biaya

driver yang tidak terbatas. Persamaan waktu bisa menutupi struktur komplikasi sebuah aktivitas.

Setelah menggunakan TDABC, kita bisa menekankan biaya dari bagian tugas.

Metoda ini perlu membuat analisis isi dari semua kegiatan dalam penerapannya. Kita

harus mendefinisikan semua kemungkinan variasi aktivitas yang berjalan dan faktor waktunya.

Dengan demikian kita bisa memperkirakan dan menentukan konsumsi dari satu faktor melalui

bukti penghitungan dengan Enterprise Resource Planning (ERP) dan Customer Relationship

Management (CRM) atau dengan pengukuran waktu (Adkins, 2008) menunjukkan bahwa hanya

vendor tertentu dapat melakukan TDABC. Beberapa vendor utama perangkat biaya dapat

menghitung biaya melalui metoda penugasan ganda, yang dapat mendorong biaya berdasarkan

jumlah driver yang dikumpulkan atau menarik model biaya berdasarkan persamaan yang

referensinya secara otomatis diperbarui. Pengguna memiliki pilihan untuk memilih metoda untuk

bagian yang berbeda dari setiap modelnya.

Penerapan metoda TDABC memiliki langkah-langkah menurut Brugemann (2005):

A. Penilaian biaya melalui keterangan sumber-sumber pembelanjaan pada kapasitas

yang tersedia.

1. Identifikasi kelompok sumber yang telah melakukankegiatan.

2. Estimasi biaya pada setiap kelompok sumber.

3. Estimasi kapasitas waktu praktik setiap kelompok sumber

4. Perhitungan biaya kelompok sumber dengan membagi total kelompok

biaya sumber dengan kapasitasnya yang tersedia.

B. Penilaian waktu untuk variasi yang dibutuhkan dalam menjalankan aktivitas.

1. Identifikasi faktor yang berpengaruh pada periode waktu aktivitas yang tepat (time

driver), ketika kita menentukan faktor untuk setiap variasi nyata dari suatu aktivitas.

2. Pembuatan persamaan waktu, yang mengekspresikan ketergantungan pada berjalannya

waktu aktivitas pada semua faktor berikutnya dengan mengakui nilai-nilai faktor dan

konsumsi perhitungan total waktu untuk setiap variasi aktivitas konkrit.

C. Kelipatan biaya unit dari sumber penghasilan tertentu denganwaktu total konsumsi

variasi konkrit dalam menjalankan proses dan meringkas biaya untuk setiap sumber konsumsi

Metoda TDABC memiliki banyak keuntungan dibandingkan dengan teknik akuntansi

tradisional atau metoda ABC.Metoda ini memberikan mahalnya biaya hanya ke dalam satu

Page 14: Materi 2.Pengembangan Sistem Mnjmn Biaya

persamaan waktu, yang mencakup semua aspek khusus dalam memilih aktivitas di database

aktivitas perusahaan. TDABC mengalokasikannya dengan cara yang lebih baik dan cara yang

fair untuk aktivitas yang sesuai, pelanggan, wilayah kerja, atau produk. TDABC menemukan

kemungkinan kapasitas yang tidak terpakai, memungkinkan perbaikan operasional, hal interaksi

antara time driver, mendeteksi proses tanpa nilai dan perubahan dalam produksi, pemuatan,

pengiriman, penyimpanan dll. TDABC adalah instrumen yang baik untuk mendesain strategi

rantai pasokan kompetitif yang baru, tidak hanya dengan anggota lain dari rantai, tetapi juga

antara divisi perusahaan tertentu dan sebagai instrumen untuk mengidentifikasi profitabilitas

pelanggan perusahaan dan peluang pasar baru.

TIME-DRIVEN ABC: PENDEKATAN YANG SEDERHANA DAN AKURAT

Pendekatan alternatif untuk mengestimasi model ABC, yaitu TimeDriven ABC, mampu

mengatasi segala keterbatasan dari Traditional ABC. Time-Driven ABC memerlukan dua

estimasi baru yaitu: (1) Biaya per unit dari kapasitas yang tersedia, dan (2) konsumsi unit waktu

oleh setiap aktifitas.

Estimasi Biaya Per Unit

Prosedur yang baru dimulai dengan menggunakan informasi yang sama dengan

pendekatan Traditional ABC, yaitu: 1. Menentukan besarnya biaya dari sumber daya yang

menyediakan kapasitas. 2. Mengestimasi kapasitas aktual dari sumber daya yang tersedia.

Dengan estimasi dari: (1) Biaya dari kapasitas yang tersedia, dan (2) Kapasitas pada prakteknya

dari sumber daya yang tersedia, maka dapat dihitung biaya per unit dari kapasitas yang tersedia

sebagai berikut:

Sebagai contoh, Diketahui data dari PT X: Jumlah biaya dari tenaga kerja tidak langsung

yang tersedia sebesar $ 84,000 (sudah termasuk bonus). Jumlah biaya dari kapasitas computer

yang tersedia sebesar $ 30,000. Tenaga kerja tidak langsung ada 5 orang, di mana masing-

masing menyediakan 500 jam kerja untuk setiap kwartal, atau totalnya sebanyak 2500 jam kerja.

Kapasitas tenaga kerja tidak langsung pada prakteknya sebanyak 2000 jam kerja per kwartal.

Page 15: Materi 2.Pengembangan Sistem Mnjmn Biaya

Kapasitas computer pada prakteknya sebanyak 500 jam per kwartal. Berdasarkan data tersebut,

maka biaya per unit (per jam kerja) dari kapasitas tenaga kerja tidak langsung yang tersedia

adalah sebagai berikut:

Sedangkan biaya per unit (per jam) dari kapasitas komputer yang tersedia adalah sebagai

berikut:

Estimasi Unit Waktu

Bagian kedua dari informasi baru yang diperlukan pada pendekatan Time-Driven ABC

adalah estimasi waktu yang diperlukan untuk melakukan suatu transaksi. Prosedur Time-Driven

ABC menggunakan estimasi waktu yang diperlukan setiap saat transaksi terjadi. Estimasi unit

waktu ini menggantikan proses interview pekerja untuk mempelajari berapa persen waktu

pekerja yang dihabiskan untuk semua aktifitas. Sebagai contoh: Manajer PT X mengestimasi unit

waktu dari sumber daya tenaga kerja tidak langsung dan computer sebagai berikut:

Tarif cost driver untuk aktivitas, menangani production runs, bisa dihitung sebagai biaya

menggunakan tenaga kerja tidak langsung dan Komputer untuk setiap production run:

Selanjutnya, dapat dihitung pula tarif cost driver untuk aktifitas support product dengan

cara yang sama seperti sebelumnya:

Page 16: Materi 2.Pengembangan Sistem Mnjmn Biaya

Update Model

Dengan pendekatan Time-Driven ABC, manajer perusahaan dapat dengan mudah men-

update model Time-Driven ABC perusahaannya untuk mencerminkan perubahan kondisi

operasionalnya. Selain itu, manajer juga dapat dengan mudah men-update tarif cost driver untuk

aktifitasnya. Ada dua hal yang menyebabkan tarif cost driver untuk aktifitas berubah, yaitu: (1)

Perubahan pada harga dari kapasitas yang tersedia mempengaruhi tarif biaya per jam, dan (2)

Perubahan pada tarif cost driver merupakan perubahan pada efisiensi aktivitas. Adapun Kunci

utama dari Time-Driven ABC adalah: (1) Estimasi kapasitas pada prakteknya dari sumber daya

yang terlibat dan biayanya, dan (2) Estimasi unit waktu untuk melaksanakan aktivitas transaksi.

TIME-DRIVEN ABC VERSUS TRADITIONAL ABC

Pada tabel 4 ditunjukkan perbandingan implementasi Time-Driven ABC dengan

Traditional ABC sebagai berikut:

Page 17: Materi 2.Pengembangan Sistem Mnjmn Biaya

Pada tabel 4 dapat terlihat bahwa Traditional ABC merupakan model biaya “push”.

Implementasinya dimulai dengan menetapkan total biaya overhead terlebih dahulu, menghitung

biaya per unit dari aktifitas, dan pada akhirnya menghasilkan alokasi biaya kepada produk.

Sebaliknya, Time-Driven ABC merupakan model biaya “pull”. Implementasi dari Time-Driven

ABC dimulai dengan melakukan estimasi dua parameter, dan pada akhirnya menghasilkan

alokasi biaya kepada produk.

Dapat disimpulkan bahwa Traditional ABC (Push Model) menghitung biaya aktifitas

yang actual dan membebankannya ke produk. Sedangkan TimeDriven ABC menghitung biaya

aktifitas pada tarif standar dan menghilangkan biaya kapasitas yang tidak digunakan. Pada

pertengahan tahun 1980an, Traditional ABC hadir menggantikan Traditional Costing yang sudah

tidak relevan lagi untuk digunakan oleh perusahaan-perusahaan. Adapun kelebihan Traditional

ABC dibandingkan dengan Traditional Costing adalah sebagai berikut: (1) Menyediakan

alternative metode penghitungan dan analisis biaya yang lebih baik daripada Traditional Costing,

Page 18: Materi 2.Pengembangan Sistem Mnjmn Biaya

(2) Memberikan informasi yang efektif untuk pengambilan keputusan, dan (3) Memberikan

informasi yang berkelanjutan dalam penerapan proses dan penurunan biaya.

Tetapi pada prakteknya, Traditional ABC memiliki banyak kekurangan (keterbatasan)

yang menyebabkannya sulit untuk diterapkan di banyak perusahaan. Dan kemudian, Time-

Driven ABC hadir untuk memberikan alternatif yang lebih baik, lebih akurat, dan lebih

sederhana untuk diterapkan di perusahaan-perusahaan. Robert S. Kaplan dan Steven R.

Anderson, menyatakan bahwa Time-Driven ABC akan memberikan perbaikan yang sangat hebat

atas sistem yang lama (Traditional ABC).

Kelebihan Model Time-Driven ABC

Kelebihan dari model Time-Driven ABC dibandingkan dengan Traditional ABC adalah

sebagai berikut:

1. Sangat mudah dan cepat diimplementasikan

2. Tidak mahal dan mudah diupdate

3. Mudah divalidasi dengan pengamatan langsung terhadap model estimasi dari unit

waktu

4. Mampu diterapkan pada perusahaan dengan skala besar

5. Mudah menggabungkan fitur spesifik untuk pesanan, proses, supplier, dan pelanggan

khusus

6. Lebih memandang kepada efisiensi proses dan pemanfaatan kapasitas 7. Mampu

meramalkan permintaan sumber daya di masa mendatang berdasarkan prediksi kuantitas

pesanan dan kompleksitas.

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

Kesulitan implementasi dan pemeliharaan sistem Traditional ABC menyebabkan sistem

ini tidak efektif, mahal, memakan waktu, dan sulit untuk di up-to-date. Kehadiran pendekatan

Time-Driven ABC mengatasi semua kesulitan dari semua persoalan Traditional ABC. Time-

Driven ABC menurunkan kebutuhan akan data, dan hanya memerlukan estimasi dari dua hal

berikut: (1) Biaya per unit dari kapasitas yang tersedia, dan (2) konsumsi unit waktu oleh setiap

aktifitas.

Page 19: Materi 2.Pengembangan Sistem Mnjmn Biaya

Time-Driven ABC merupakan pendekatan yang sangat sederhana dibandingkan dengan

Traditional ABC. Model ini mudah dimplementasikan pada perusahaan, mudah diupdate, dan

dapat menangani perusahaan yang beroperasional pada skala besar. Selain itu, model Time-

Driven ABC secara eksplisit memasukkan kapasitas sumber daya, menyoroti kapasitas sumber

daya yang tidak digunakan untuk tindakan manajemen selanjutnya,” dan memanfaatkan

persamaan waktu yang memasukkan variasi di dalam pesanan dan perilaku konsumen tanpa

memperluas tingkat kompleksitas model. Dengan adanya pendekatan Time-Driven ABC,

membuat implementasi sistem ABC yang awalnya rumit, mahal, dan memakan waktu, dapat

menjadi alat yang dapat menyediakan data yang lebih berarti, cepat dan tidak mahal untuk

diimplementasikan.

Page 20: Materi 2.Pengembangan Sistem Mnjmn Biaya

BAB III

KESIMPULAN

Bervariasinya sumber daya yang diperlukan untuk memproduksi suatu produk, maka

perusahaan pun harus dapat menggunakan sumber daya tersebut dengan lebih efektif dan efisien

dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis. Perhitungan biaya produksi yang dikeluarkan

perusahaan untuk menghasilkan suatu produk pun haruslah akurat, sehingga perusahaan dapat

menentukan harga jual yang kompetitif di pasar global ini.

Manajemen sering kali mengabaikan perhitungan biaya produksi secara akurat yang

dapat  mengakibatkan perusahaan tersebut tidak mampu bersaing di pasaran. Oleh karena itu,

manajer suatu perusahaan membutuhkan suatu informasi mengenai biaya-biaya yang harus

dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk secara akurat. Pembebanan setiap biaya produksi

yang dikeluarkan untuk satu unit produk dengan suatu metoda dapat membantu manajemen

memperoleh informasi mengenai biaya produksi satu unit produk dengan lebih akurat. Metoda

ini didalam akuntansi manajemen dinamakan sebagai metoda Activity Based Costing (ABC)

System.

Metode Activity Based Costing (ABC) System menghitung setiap biaya pada masing-

masing aktivitas dengan dasar alokasi yang berbeda untuk masing-masing aktivitas. Banyak

perusahaan-perusahaan di Indonesia belum mengadopsi metode ini dalam penghitungan biaya

produksi yang dikeluarkan untuk setiap produk. Umumnya metode yang digunakan oleh

perusahaan yang berada di Indonesia adalah pemerataan biaya secara umum untuk masing-

masing produk. Padahal masing-masing produk tersebut kenyataannya tidak menggunakan

sumber daya dalam jumlah yang sama.

Dalam Kasus John Deere Components Work (A) dan (B)Penetapan biaya dengan

standard costing tidak sesuai untuk digunakan oleh perusahaan yang memproduksi barang

dengan banyak aktivitas produksi dan variasi produk yang beragam, tidak mencerminkan cost

yang sebenarnya. Hanya menggunakan direct labor dan machine hours sebagai cost driver,

sedangkan ada banyak tahapan dalam aktivitas produksi yang menuntut penentuan cost driver

yang lebih akurat.

Dengan menggunakan Activity Based Costing perusahaan dapat mengetahui actual cost

per unit, sehingga tidak akan terjadi undercosting atau overcosting dalam penentuan biaya.

Page 21: Materi 2.Pengembangan Sistem Mnjmn Biaya

Penggunaan cost driver untuk yang disesuaikan berdasarkan aktivitas produksi yang telah

ditetapkan activity cost pool-nya, terdiri dari 7 cost driver yaitu direct labor support, machine

operation, setup hours, production order activity, materials handling, parts administration,

general and administrative.

Tujuan dari penggunaan metode ABC bukan untuk menghasilkan biaya per unit yang

kecil, namun menghasilkan biaya yang sebenarnya. Terbukti dari kasus John Deere, perbedaan

cost dari awal perusahaan menggunakan standard costing menjadi Activity Based Costing

hasilnya bervariasi, ada yang biayanya menjadi lebih kecil dan menjadi lebih besar.

Meskipun terdapat variasi perubahan cost karena beralih menggunakan metode ABC,

John Deere tetap dapat bersaing dengan lebih percaya diri karena keakuratan penentuan biaya,

karena menghindari profit margin yang semu akibat adanya overcosting dan undercosting.

Agar pengaplikasian ABC menjadi lebh efisien makan harus dibantu dengan

perubahanperubahan pada pabrik. Misalkan dalam kebijakan transfer pricing yang diubanh

dengan menggunakan market based dibandingkan dengan direct cost v.s full cost. Selain

kebijakan, layout pabrik juga diubah untuk memaksimalkan efisiensi penggunaan ABC.

Saat ini ABC hanya diterapkan untuk operasi-operasi yang menggunakan turning

machine, namun tidak ada salahnya dikemudian hari untuk mengaplikasikan ABC pada

prosesproses produksi lain. Hal ini dikarenakan penggunaan ABC dalam mengalokasikan

overhead tepat untuk John deere karena John deere memiliki variasi produk yang berbeda-beda.

Page 22: Materi 2.Pengembangan Sistem Mnjmn Biaya

DAFTAR PUSTAKA

Mowen, Hansen. 2004. Akuntansi Manajemen 1. Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, dan Rekayasa. Yogyakarta: STIE

YKPN

Oktavia, Deni. Implementasi Time Driven Activity Based Costing (TDABC) pada Usaha Kecil

Menengah (UKM) Tape Handayani 82 Bondowoso.

Tunggal, Amin Widjaja. 1992. Activity Based Costing: Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta.

Tunggal, Amin Widjaja. 1994. Akuntansi Manajemen: Ringkasan Teori, Soal, dan Jawab.

Jakarta: Rineka Cipta.