25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Panoftalmitis adalah peradangan supuratif intraokular yang melibatkan rongga mata hingga lapisan luar bola mata, kapsul tenon dan jaringan bola mata. Panoftalmitis terjadi dapat didahului dengan endoftalmitis disertai dengan proses peradangan yang mengenai ketiga lapisan mata (retina, koroid, dan sclera) dan badan kaca. Disamping itu dapat pula oleh karena suatu uveitis septik yang lebih hebat dan akibat tukak kornea perforasi. Pasien dengan panoftalmitis akan terlihat sakit, mengigil disertai gejala endoftalmitis yang lebih berat. Pada mata terlihat kornea yang sangat keruh dan berwarna kuning, hipopion, badan kaca dengan massa purulen yang disertai refleks kuning di dalamnya, konjungtiva kemotik, kelopak kemotik dan hiperemis. Akibat jaringan ekstraokular juga meradang, maka bola mata menonjol atau eksoftalmus di sertai pergerakan mata yang terganggu maka memberikan rasa sakit bila bergerak. Kelopak mata merah dan membengkak. Diagnosis laboratorium panoftalmitis secara integral berkaitan dengan terapinya.Biasanya cairan badan kaca (corpus vitreum) diambil untuk contoh pada waktu dikerjakan debridemen rongga badan kaca (vitrekomi). Prognosis untuk mata yang terinfeksi oleh staphylococcus epidermidis keadaannya lebih baik, tetapi jika infeksinya karena Pseudomonas atau spesies gram negatif lainnya prognosisnya tetap suram. 1.2 Tujuan 1

Mata

Embed Size (px)

DESCRIPTION

panoftalmitis

Citation preview

Page 1: Mata

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Panoftalmitis adalah peradangan supuratif intraokular yang melibatkan rongga mata

hingga lapisan luar bola mata, kapsul tenon dan jaringan bola mata. Panoftalmitis terjadi

dapat didahului dengan endoftalmitis disertai dengan proses peradangan yang mengenai

ketiga lapisan mata (retina, koroid, dan sclera) dan badan kaca. Disamping itu dapat pula oleh

karena suatu uveitis septik yang lebih hebat dan akibat tukak kornea perforasi. Pasien dengan

panoftalmitis akan terlihat sakit, mengigil disertai gejala endoftalmitis yang lebih berat. Pada

mata terlihat kornea yang sangat keruh dan berwarna kuning, hipopion, badan kaca dengan

massa purulen yang disertai refleks kuning di dalamnya, konjungtiva kemotik, kelopak

kemotik dan hiperemis. Akibat jaringan ekstraokular juga meradang, maka bola mata

menonjol atau eksoftalmus di sertai pergerakan mata yang terganggu maka memberikan rasa

sakit bila bergerak. Kelopak mata merah dan membengkak. Diagnosis laboratorium

panoftalmitis secara integral berkaitan dengan terapinya.Biasanya cairan badan kaca (corpus

vitreum) diambil untuk contoh pada waktu dikerjakan debridemen rongga badan kaca

(vitrekomi). Prognosis untuk mata yang terinfeksi oleh staphylococcus epidermidis

keadaannya lebih baik, tetapi jika infeksinya karena Pseudomonas atau spesies gram negatif

lainnya prognosisnya tetap suram.

1.2 Tujuan

Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memahami dan menggetahui secara

umum mengenai anatomi mata,definisi, etiologi, patogenesis, manifestasi klinis, diagnosis,

dan penatalaksanaan panoftalmitis.

1

Page 2: Mata

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi Bola Mata

Bola mata berbentuk bulat dengan diameter anteroposterior 24 mm. Bola mata di bagian

depan ( kornea) mempunyai kelengkungan lebih tajam sehingga terdapat bentuk dengan 2

kelengkungan yang berbeda. Bola mata di bungkus oleh 3 lapisan jaringan, yaitu:

1. Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada mata,

merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian terdepan sklera disebut

kornea yang bersifat transparan yang memudahkan sinar masuk ke dalam bola mata.

Kelengkungan kornea lebih besar dibanding sklera.

2. Jaringan uvea merupakan jaringan vaskular. Jaringan sklera dan uvea dibatasi oleh ruang

yang potensial mudah dimasuki darah bila terjadi perdarahan pada ruda paksa yang

disebut perdarahan suprakoroid.

Jaringan uvea ini terdiri atas iris, badan siliar, dan koroid. Pada iris didapatkan pupil

yang oleh 3 susunan otot dapat mengatur jumlah sinar masuk ke dalam bola mata. Otot

dilatator dipersarafi oleh parasimpatis, sedang sfingter iris dan otot siliar di persarafi oleh

parasimpatis. Otot siliar yang terletak di badan siliar mengatur bentuk lensa untuk

kebutuhan akomodasi.

Badan siliar yang terletak di belakang iris menghasilkan cairan bilik mata (akuos humor),

yang dikeluarkan melalui trabekulum yang terletak pada pangkal iris di batas kornea dan

sklera.

3. Lapis ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan mempunyai susunan

lapis sebanyak 10 lapis yang merupakan lapis membran neurosensoris yang akan

merubah sinar menjadi rangsangan pada saraf optik dan diteruskan ke otak. Terdapat

2

Page 3: Mata

rongga yang potensial antara retina dan koroid sehingga retina dapat terlepas dari koroid

yang disebut ablasi retina.

Badan kaca mengisi rongga di dalam bola mata dan bersifat gelatin yang hanya

menempel pupil saraf optik, makula dan pars plans. Bila terdapat jaringan ikat di dalam

badan kaca disertai dengan tarikan pada retina, maka akan robek dan terjadi ablasi retina.

Lensa terletak di belakang pupil yang dipegang di daerah ekuatornya pada badan siliar

melalui Zonula Zinn. Lensa mata mempunyai peranan pada akomodasi atau melihat dekat

sehingga sinar dapat difokuskan di daerah makula lutea.

Terdapat 6 otot penggerak bola mata, dan terdapat kelenjar lakrimal yang terletak di

daerah temporal atas di dalam rongga orbita.1

Gambar 1. Penampang Horizontal Mata Kanan

2.1.1 Sklera

Bagian putih bola mata yang bersama-sama dengan kornea merupakan pembungkus

dan pelindung isi bola mata. Sklera berjalan dari papil saraf optik sampai kornea.1 Sklera

3

Page 4: Mata

sebagai dinding bola mata merupakan jaringan yang kuat, tidak bening, tidak kenyal dan

tebalnya kira-kira 1 mm.2 Sklera anterior ditutupi oleh 3 lapis jaringan ikat vaskular. Sklera

mempunyai kekakuan tertentu sehingga mempengaruhi pengukuran tekanan bola mata.1

Dibagian belakang saraf optik menembus sklera dan tempat tersebut disebut kribosa. Bagian

luar sklera berwarna putih dan halus dilapisi oleh kapsul Tenon dan dibagian depan oleh

konjungtiva. Diantara stroma sklera dan kapsul Tenon terdapat episklera. Bagian dalamnya

berwarna coklat dan kasar dan dihubungkan dengan koroid oleh filamen-filamen jaringan ikat

yang berpigmen, yang merupakan dinding luar ruangan suprakoroid.2

2.1.1.1 Kornea

Kornea (Latin cornum = seperti tanduk) adalah selaput bening mata, bagian selaput

mata yang tembus cahaya, merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah depan

dan terdiri atas lapis : 1,2

1. Epitel

Tebalnya 50 µm, terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling

tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel gepeng.

Pada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini terdorong ke depan

menjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke depan menjadi sel gepeng, sel

basal berikatan erat dengan sel basal di sampingya dan sel poligonal di

depannya melalui desmosom dan makula okluden; ikatan ini menghambat

pengaliran air, elektrolit, dan glukosa yang merupakan barrier.

Sel basal menghasilkan membran basal yang melekat erat kepadanya. Bila

terjadi gangguan akan mengakibatkan erosi rekuren.

Epitel berasal dari ektoderm permukaan.

2. Membran Bowman

Terletak di bawah membran basal epitel komea yang merupakan kolagen yang

tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan stroma.

Lapis ini tidak mempunyai daya regenerasi

3. Stroma

Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan

lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sedang di bagian

4

Page 5: Mata

perifer serat kolagen ini bercabang; terbentuknya kembali serat kolagen

memakan waktu lama yang kadang-kadang sampai 15 bulan. Keratosit

merupakan sel stroma kornea yang merupakan fibroblas terletak di antara serat

kolagen stroma. Diduga keratosit membentuk bahan dasar dan serat kolagen

dalam perkembangan embrio atau sesudah trauma.

4. Membran Descement

Merupakan membran aselular dan merupakan batas belakang stroma komea

dihasilkan sel endotel dan merupakan membran basalnya.

Bersifat sangat elastik dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai tebal

40 µm.

5. Endotel

Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 20-40 pm.

Endotel melekat pada membran descement melalui hemidesmosom dan zonula

okluden.

Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf siliar longus, saraf

nasosiliar, saraf ke V saraf siliar longus berjalan suprakoroid, masuk ke dalam stroma kornea,

menembus membran Bowman melepaskan selubung Schwannya. Seluruh lapis epitel

dipersarafi sampai pada kedua lapis terdepan tanpa ada akhir saraf. Bulbul Krause untuk

sensasi dingin ditemukan di daerah limbus. Daya regenerasi saraf sesudah dipotong di daerah

limbus terjadi dalam waktu 3 bulan.1 Trauma atau penyakit yang merusak endotel akan

mengakibatkan sistem pompa endotel terganggu sehingga dekompensasi endotel dan terjadi

edema kornea. Endotel tidak mempunyai daya regenerasi.1 Kornea merupakan bagian mata

yang tembus cahaya dan menutup bola mata di sebelah depan. Pembiasan sinar terkuat

dilakukan oleh kornea, dimana 40 dioptri dari 50 dioptri pembiasan sinar masuk kornea

dilakukan oleh kornea.1

5

Page 6: Mata

Gambar 2. Penampang melintang kornea

2.1.2 Uvea

Traktus Uvealis terdiri ata iris, corpus ciliare, dan koroid. Bagian ini merupakan lapisan vaskular tengah mata dan dilindungi oleh korna dan sklera. Struktur ini ikut mendarahi retina.1

Gambar 3. Uvea

2.1.2.1 Iris

Iris adalah perpanjangan corpus Ciliare ke anterior. Iris berupa permukaan pipih

dengan apertura bulat yang terletak di tengah, pupil. Iris terletak bersambungan dengan

permukaan anterior lensa, memisahkan bilik mata depan dengan bilik mata belakang, yang

6

Page 7: Mata

masing –masing berisi aqueous humor. Di dalam stroma iris terdapat sfingter dan otot-otot

dilator. Kedua lapisan berpigmen pekat pada permukaan posterior iris merupakan perluasan

neuroretina dan lapisan epitel pigmen retina ke arah anterior. Perdarahan iris di dapat dari

circulus major iris. Kapiler- kapiler iris mempunyai lapisan endotel yang tak berlubang

sehingga normalnya tidak membocorkan flourensein yang di suntikan secara intravena.

Perssrafan sensori iris melalui serabut-serabut dalam nervi ciliares. Iris mengendalikan

banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mata. Ukuran pupil pada prinsipnya ditentukan oleh

keseimbangan antara konstriksi akibat aktivitas parasimpatis yang di hantarkan nervus

kranialis III dan dilatasi yang ditimbulkan oleh aktivitas simpatis.1,2

2.1.2.2 Badan Siliar

Badan Siliar, yang secara kasar berbentuk segitiga pada potongan melintang,

membentang ke depan dari ujung anterior koroid ke pangkal iris ( sekitar 6 mm). Badan Siliar

terdiri atas zona anterior yang berombak- ombak, pars plicata ( 2mm), dan zona posterior

yang datar, pars plana ( 4 mm). Prosesus siliaris ini terutama terbentuk dari kapiler dan vena

yang bermuara ke vena-vena vorticosa. Kapiler- kapilernya besar dan berlubang –lubang

sehingga membocorkan flourosein yang di suntikan secara intravena. Ada dua lapisan epitel

siliaris, satu lapisan tanpa pigmen di sebelah dalam, yang merupakan perluasan neuroretina

ke anterior; dan satu lapisan berpigmen sebelah luar, yang merupakan peruluasan lapisan

epitel pigmen retina. Prosesus siliaris dan epitel siliaris pembungkusnya berfungsi sebagai

pembentuk aqueous humor. Muskulus siliaris, tersusun dari gabungan serat- serat

longitudinal, sirkular, dan radial. Fungsi serat –serat sirkular adalah untuk mengerutkan dan

relaksasi serat- serat zonula, yang berorigo di lembah-lembah di antara prosesus siliaris. Otot

ini mengubah tegangan pada kapsul lensa sehingga lensa dapat mempuanyai berbagai fokus

baik untuk objek berjarak dekat maupun yang berjarak jauh dalam lapang pandang. Serat-

serat longitudinal muskulus siliaris menyisip ke dalam anyaman trabekula untuk

mempengaruhi besarnya porinya. Pembuluh – pembuluh darah yang memperdarahi corpus

siliaris berasal dari circulus arteriosus major iris. Persarafan sensoris iris melalui saraf-saraf

siliaris.1,2

2.1.3 Koroid

Koroid adalah segmen posterior uvea, di antara retina dan sklera. Koroid tersusun atas

tiga lapis pembuluh darah koroid; besar, sedang, dan kecil. Semakin dalam pembuluh terletak

di dalam koroid, semakin lebar lumennya. Bagian dalam pembuluh darah oroid di kenal

7

Page 8: Mata

dengan korioapilaris. Darah dari pembuluh koroid di alirkan melalui empat vena vorticosa,

satu di tiap kuadran posterior. Koroid di sebelah dalam di batasi oleh membran Bruch dan di

sebelah luar oleh sklera. Ruang suprakoroid terletak di antara koroid dan sklera. Koroid

melekat erat ke posterior pada tepi-tepi nervus optikus. Di sebelah anterior, koroid bergabung

dengan corpus ciliare. Kumpulan pembuluh darah koroid mendarahi bagian luar retina yang

menyokongnya.

2.1.4 Pupil

Pupil merupakan lubang ditengah iris yang mengatur banyak sedikitnya cahaya yang

masuk.2 Pupil anak-anak berukuran kecil akibat belum berkembangnya saraf simpatis. Orang

dewasa ukuran pupil adalah sedang, dan orang tua pupil mengecil akibat rasa silau yang

dibangkitkan oleh lensa yang sklerosis.1

Pupil waktu tidur kecil , hal ini dipakai sebagai ukuran tidur, simulasi, koma dan tidur

sesungguhnya. Pupil kecil waktu tidur akibat dari :1

1. Berkurangnya rangsangan simpatis

2. Kurang rangsangan hambatan miosis

Bila subkorteks bekerja sempurna maka terjadi miosis. Di waktu bangun korteks

menghambat pusat subkorteks sehingga terjadi midriasis. Waktu tidur hambatan subkorteks

hilang sehingga terjadi kerja subkorteks yang sempurna yang akan menjadikan miosis.1

Fungsi mengecilnya pupil untuk mencegah aberasi kromatis pada akomodasi dan untuk

memperdalam fokus seperti pada kamera foto yang difragmanya dikecilkan.1

2.1.5 Sudut bilik mata depan

Sudut bilik mata yang dibentuk jaringan korneosklera dengan pangkal iris. Pada

bagian ini terjadi pengaliran keluar cairan bilik mata. Bila terdapat hambatan pengaliran

keluar cairan mata akan terjadi penimbunan cairan bilik mata di dalam bola mata sehinga

tekanan bola mata meninggi atau glaukoma. Berdekatan dengan sudut ini didapatkan jaringan

trabekulum, kanal Schelmm, baji sklera, garis Schwalbe dan jonjot iris.1 Sudut filtrasi

berbatas dengan akar berhubungan dengan sklera kornea dan disini ditemukan sklera spur

yang membuat cincin melingkar 360 derajat dan merupakan batas belakang sudut filtrasi

Berta tempat insersi otot siliar longitudinal. Anyaman trabekula mengisi kelengkungan sudut

filtrasi yang mempunyai dua komponen yaitu badan siliar dan uvea.1 Pada sudut fitrasi

8

Page 9: Mata

terdapat garis Schwalbe yang merupakan akhir perifer endotel dan membran descement, dan

kanal Schlemm yang menampung cairan mata keluar ke salurannya.1

2.1.5 Retina

Retina adalah suatu membran yang tipis dan bening, terdiri atas penyebaran daripada

serabut-serabut saraf optik. Letaknya antara badan kaca dan koroid.1,2 Bagian anterior

berakhir pada ora serata. Dibagian retina yang letaknya sesuai dengan sumbu penglihatan

terdapat makula lutea (bintik kuning) kira-kira berdiameter 1 - 2 mm yang berperan penting

untuk tajam penglihatan. Ditengah makula lutea terdapat bercak mengkilat yang merupakan

reflek fovea.2 Kira-kira 3 mm kearah nasal kutub belakang bola mata terdapat daerah bulat

putih kemerah-merahan, disebut papil saraf optik, yang ditengahnya agak melekuk

dinamakan ekskavasi faali. Arteri retina sentral bersama venanya masuk kedalam bola mata

ditengah papil saraf optik. Arteri retina merupakan pembuluh darah terminal.2

Retina terdiri atas lapisan:1

1. Lapis fotoreseptor, merupakan lapis terluar retina terdiri atas sel batang yang mempunyai

bentuk ramping, dan sel kerucut.

2. Membran limitan eksterna yang merupakan membran ilusi.

3. Lapis nukleus luar, merupakan susunan lapis nukleus sel kerucut dan batang. Ketiga

lapis diatas avaskular dan mendapat metabolisme dari kapiler koroid.

4. Lapis pleksiform luar, merupakan lapis aselular dan merupakan tempat sinapsis sel

fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal

5. Lapis nukleus dalam, merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal dan sel Muller Lapis

ini mendapat metabolisme dari arteri retina sentral

6. Lapis pleksiform dalam, merupakan lapis aselular merupakan tempat sinaps sel bipolar,

sel amakrin dengan sel ganglion

7. Lapis sel ganglion yang merupakan lapis badan sel daripada neuron kedua.

8. Lapis serabut saraf, merupakan lapis akson sel ganglion menuju ke arch saraf optik. Di

dalam lapisan-lapisan ini terletak sebagian besar pembuluh darah retina.

9. Membran limitan interna, merupakan membran hialin antara retina dan badan kaca.

9

Page 10: Mata

Lapisan luar retina atau sel kerucut dan batang mendapat nutrisi dari koroid.1 Batang

lebih banyak daripada kerucut, kecuali didaerah makula, dimana kerucut lebih banyak.

Daerah papil saraf optik terutama terdiri atas serabut saraf optik dan tidak mempunyai daya

penglihatan (bintik buta).2

Gambar 4. Fundus normal

2.1.6 Badan kaca

Badan kaca merupakan suatu jaringan seperti kaca bening yang terletak antara lensa

dengan retina. Badan kaca bersifat semi cair di dalam bola mata. Mengandung air sebanyak

90% sehingga tidak dapat lagi menyerap air. Sesungguhnya fungsi badan kaca sama dengan

fungsi cairan mata, yaitu mempertahankan bola mata agar tetap bulat. Peranannya mengisi

ruang untuk meneruskan sinar dari lensa ke retina. Badan kaca melekat pada bagian tertentu

jaringan bola mata. Perlekatan itu terdapat pada bagian yang disebut ora serata, pars plana,

dan papil saraf optik. Kebeningan badan kaca disebabkan tidak terdapatnya pembuluh darah

dan sel. Pada pemeriksaan tidak terdapatnya kekeruhan badan kaca akan memudahkan

melihat bagian retina pada pemeriksaan oftalmoskopi. Struktur badan kaca merupakan

anyaman yang bening dengan diantaranya cairan bening. Badan kaca tidak mempunyai

pembuluh darah dan menerima nutrisinya dari jaringan sekitarnya: koroid, badan siliar dan

retina.2

10

Page 11: Mata

2.1.7 Lensa mata

Lensa merupakan badan yang bening, bikonveks 5 mm tebalnya dan berdiameter 9

mm pada orang dewasa. Permukaan lensa bagian posterior lebih melengkung daripada bagian

anterior. Kedua permukaan tersebut bertemu pada tepi lensa yang dinamakan ekuator. Lensa

mempunyai kapsul yang bening dan pada ekuator difiksasi oleh zonula Zinn pada badan

siliar. Lensa pada orang dewasa terdiri atas bagian inti (nukleus) dan bagian tepi (korteks).

Nukleus lebih keras daripada korteks.2 Dengan bertambahnya umur, nukleus makin

membesar sedang korteks makin menipis, sehingga akhirnya seluruh lensa mempunyai

konsistensi nukleus.2

Secara fisiologik lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu :1

Kenyal atau lentur karena memegang peranan terpenting dalam akomodasi

untuk menjadi cembung

Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan,

Terletak di tempatnya.

Keadaan patologik lensa ini dapat berupa :1

Tidak kenyal pada orang dewasa yang akan mengakibatkan presbiopia,

Keruh atau apa yang disebut katarak,

Tidak berada di tempat atau subluksasi dan dislokasi.

Lensa orang dewasa di dalam perjalanan hidupnya akan menjadi bertambah besar dan berat.

Fungsi lensa adalah untuk membias cahaya, sehingga difokuskan pada retina. Peningkatan

kekuatan pembiasan lensa disebut akomodasi.2

2.2 Definisi

Panoftalmitis merupakan peradangan seluruh bola mata termasuk sklera dan kapsul

Tenon sehingga bola mata merupakan rongga abses. Infeksi kedalam bola mata dapat melalui

peredaran darah (endogen) atau perforasi bola mata (eksogen), dan akibat tukak kornea

perforasi.

2.3 Etiologi

Panoftalmitis terutama akibat perporasi operasi atau tukak yang di sertai infeksi.

Pneumococcus, adalah organisme yang paling sering menyebabkan panoftalmitis,

11

Page 12: Mata

disamping Streptococcus, Staphylococcus dan E.coli. Selain itu jamur (sepertiCandida

albicans, Histoplasma, Cryptococcus, dll), parasit (seperti Toxoplasma, Toxocara, dll), serta

virus (seperti CMV, HIV, dll) juga dapat menyebabkan terjadinya panoftalmitis. Penyebab

juga dapat terjadi secara endogen yang membawa embolus yang terinfeksi akibat penumoni,

meningitis dan furunkulosis.3,4

2.4 Patogenesis

Pada kasus endoftalmitis atau peradangan supuratif isi bola mata 

gejalanya ialah terdapat nanah, palpebra bengkak, mata masih dapat digerakkan bila pus

keluar karena perforasi, panas turun, tidak gelisah lagi, tetapi tensi mata menurun, jaringan

kisut/mengkerut, kemudian menjadi ptisis bulbi. Terjadinya endoftalmitis biasanya karena

infeksi eksogen, misalnya pascabedah intraocular (terutama ekstraksi katarak), trauma

tembus, atau tukak kornea yang mengalami perforasi.  Trauma penetrasi, maka korpus

vitreum merupakan bagian yang pertama kali terkena dan kemudian bagian lain seperti uvea

dan retina juga ikut terkena. Sedangkan bila pada kasus metastasis peradangan dimulai

dengan emboli septik pada arteri retina dan atau arteri choroid. Keadaan ini biasanya

mengenai kedua mata. 

Bila pada kasus perforasi ulkus kornea atau mengikuti infeksi pasca bedah intra-ocular,

peradangan dimulai dengan iridocyclitis dan jika infeksi tidak terlalu virulent, dapat dikontrol

dengan pengobatan sedini mungkin. Tapi jika kuman terlalu virulent, peradangan purulen

berangsur-angsur menyebar ke bagian uvea posterior dan mengenai seluruh jaringan uvea dan

retina, akhirnya terjadi pembentukan pus atau nanah dalam bola mata meskipun diobati. 

Infeksi endogen biasanya hematogen dan merupakan penyulit bakteremia atau septicemia.

Sangat jarang terjadi invasi infeksi orbita ke dalam bola mata yang bersifat langsung.5 

2.4.1 Akibat Bakteri

Bila panoftalmitis akibat bakteri maka perjalanan penyakit cepat dan berat.

Pseudomonas

Bakteri batang gram negatif, bergerak, aerob; beberapa diantaranya menghasilkan pigmen

yang larut dalam air. Tipe ganas, merupakan patogen utama bagi manusia. Bisa

menghancurkan semua bagian termasuk kornea; sekret purulen, berupa nanah biru kehijauan;

12

Page 13: Mata

mempunyai zat proteolitik yang dapat menghancurkan fibrin; banyak sel-sel yang mati,

terutama leukosit, dan jaringan nekrosis.6

Staphylococcus

Adalah bakteri gram positif berbentuk bulat, biasanya tersusun dalam rangkaian tak beraturan

separti anggur. Mampu menghasilkan substansi (eksotoksin, leukosidin, koagulase, dan

enterotoksin), substansi ini meningkatkan kemampuannya untuk berlipat ganda dan menyebar

secara luas ke dalam jaringan. Sekret mucopurulen (kental berwarna kuning, elastis).

Permukaan Stafilokok ditutupi dengan substansi yang dinamakan protein A, yang

menghambat fagositosis. Bakteri stafilokok yang telah difagostosis masih mampu bertahan

dalam jangka waktu lama.7,8

Streptococcus

Adalah bakteri gram positif berbentuk bulat yang secara khas membentuk pasangan atau

rantai selama masa pertumbuhan. Sekret pseudo-membranacea, seolah-olah melekat pada

konjungtiva tetapi mudah diambil dan tidak mengakibatkan pedarahan; terbentuk sekret, sel-

sel lepas dan jaringan nekrotik, terjadi defect pada konjungtiva.8

2.4.2 Akibat Jamur

Bila panoftalmitis akibat jamur perjalanan penyakit perlahan-lahan dan gejala terlihat

beberapa minggu setelah infeksi. Candida albicans adalah salah satu jamur oportunis yang

terpenting. Lesi candida awal berwujud retinitis granulomatosa nekrotikans fokal dengan atau

tanpa koroiditis, yang ditandai lesi eksudatif putih berjonjot yang berhubungan dengan sel-sel

dalam badan kaca yang menutupi lesi tersebut. Lesi ini bisa menyebar dan mengenai saraf

optik dan struktur mata lainnya. Juga bisa terjadi endoftalmitis, panoftalmitis, bercak Roth,

papilitis, dan ablasi retina. Penyebaran ke badan kaca dapat mengakibatkan terjadinya abses

badan kaca. Bisa terjadi uveitis anterior dengan sel-sel dan flare di dalam bilik mata depan,

serta hipopion.8

2.4.3 Akibat Parasit

Toxoplasma gondii

Lesi okuler mungkin didapat atau muncul sesudah serangan infeksi sistemik akut.

Toksoplasmosis adalah penyebab retinokoroiditis paling umum pada manusia.

13

Page 14: Mata

Kucing peliharaan dan spesies kucing lain berfungsi sebagai hospes definitif bagi parasit ini.

Wanita peka yang terkena penyakit ini selama kehamilan dapat menularkan penyakit ini ke

janin. Sumber infeksi pada manusia adalah ookista di tanah atau lewat udara ikut debu,

daging kurang matang yang mengandung bradizoit (parasit bentuk kista), dan takizoit (bentuk

proliferatif), yang diteruskan melalui plasenta. Tanda dan gejala melihat benda mengambang,

penglihatan kabur, atau fotofobia. Lesi okuler berupa daerah-daerah retinokoroiditis fokal

nekrotik keputih-putihan, kecil atau besar, satu-satu atau mulipel. Lesi yang aktif dapat

bersebelahan dengan parut retina yang telah sembuh dan dikelilingi edem retina. Dapat

terjadi vaskulitis retina, yang menimbulkan perdarahan retina. Peradangan berakibat

terlihatnya sel-sel didalam vitreus dan eksudasi. Mungkin timbul edem macula kistoid.

Iridosklitis sering dijumpai pada pasien retinokoroiditis toksoplasmik

Toxocara cati dan Toxocara canis

Toksokariasis okuler dapat terjadi tanpa manifestasi sistemik. Anak-anak terkena penyakit ini

karena berhubungan erat dengan binatang peliharaan dan karena memakan kotoran yang

terkontaminasi ovum Toxocara. Telur yang termakan membentuk larva yang menembus

mukosa usus dan masuk ke dalam sirkulasi sistemik, dan akhirnya sampai di mata. Tanda dan

gejala larva Toxocara diam di retina dan mati, menimbulkan reaksi radang hebat dan

pembentukan antibodi Toxocara setempat. Keluhan berupa penglihatan kabur, atau pupil

keputihan. Terdapat tiga presentasi klinik, yaitu endoftalmitis, granuloma posterior lokal, dan

granuloma posterior perifer dengan uveitis intermediate.7,8 

2.4.4 Akibat Virus

Manifestasi okuler pada infeksi HIV adalah bintik ”cotton wool”, peradarahan retina,

sarcoma Kaposi pada permukaan mata dan adneksa, dan kelainan neurooftalmologik pada

penyakit intrakranial. Selain itu sering terkena infeksi oportunistik. Retinopati

sitomegalovirus adalah penyakit yang membutakan dan merupakan infeksi okuler paling

umum.

2.5 Manifestasi klinik

Pasien dengan panoftalmitis akan terlihat sakit, mengigil disertai gejala endoftalmitis

yang lebih berat. Pada mata terlihat kornea yang sangat keruh dan berwarna kuning,

hipopion, badan kaca dengan massa purulen yang disertai refleks kuning di dalamnya,

konjungtiva kemotik, kelopak kemotik dan hiperemis. Akibat jaringan ekstraokular juga

14

Page 15: Mata

meradang, maka bola mata menonjol atau eksoftalmus di sertai pergerakan mata yang

terganggu maka memberikan rasa sakit bila bergerak. Kelopak mata merah dan

membengkak.8

2.6 Diagnosis

Diagnosis ditegakan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan

penunjang.

2.6.1 Anamnesis

Pada umumnya pasien datang dengan keluhan demam, sakit kepala dan kadang –kadang

muntah, rasa nyeri , mata merah, kelopak mata bengkak atau edem, serta terdapat penurunan

tajam penglihatan.8,9

2.6.2 Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan, ditemukan congesti conjungtiva dengan injeksi ciliar hebat. Chemosis

conjungtiva selalu ada dan kornea tampak keruh. Kamera oculi anterior sering menunjukkan

pembentukan hypopion. Pupil mengecil dan menetap. Sebuah reflek berwarna kuning terlihat

pada pupil dengan illuminasi oblique. Hal ini juga dapat terlihat pada eksudasi purulen dalam

vitreus humor. Terjadi peningkatan intra okuler. Proptosis derajat sedang serta gerakan bola

mata terbatas disebabkan peradangan pada kapsul Tenon’s (Tenonitis).

2.6.3 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan klinis yang baik dibantu slit lamp, sedangkan kausanya atau penyebabnya

ditegakkan berdasarkan pemeriksaan mikroskpik dan kultur. Diagnosis laboratorium

panoftalmitis secara integral berkaitan dengan terapinya. Biasanya cairan badan kaca (corpus

vitreum) diambil untuk contoh pada waktu dikerjakan debridemen rongga badan kaca

(vitrekomi). Jika gejala radang sangat berat dan eviserasi tidak segera dilakukan, maka pus

atau nanah akan keluar melewati bagian anterior sklera setelah rasa nyeri dan gejala yang

lainnya berkurang. Setelah beberapa minggu peradangan berlangsung dapat berakhir dengan

terbentuknya fibrosis yang akan mengakibatkan ptisis bulbi.

2.7 Penatalaksanaan

2.7.1 Medikamentosa

Pengobatan dengan antibiotik dosis tinggi lokal dan sistemik harus segera dimulai,

seperti Vancomycin dan obat-obat sulfa, misalnya Trimethoprim-sulfamethoxazole.

15

Page 16: Mata

Deksametason Na fosfat 1 mg, neomisina 3,5 mg, polimiksina B sulfat 6000 UI (kandungan

tiap ml tetes mata atau g salep mata). Jika peradangan terjadi pada segmen anterior bola mata,

pengobatan yang intensif dengan kompres hangat, atropin lokal dan sulfonamide sistemik

serta antibiotik sebaiknya diperiksa kemajuannya. Jika penyebabnya jamur diberikan

amfotererisin B150 mikrogram sub konjungtiva, flusitosin, ketokonazol secara sistemik, dan

vitrektomi.

Penyebab parasit (toxoplasma) diberikan pyrimetamine, 25 mg peroral per hari, sulfadiazine,

0,5 g per oral empat kali sehari selama 4 minggu. Selain itu mg kalsium leukovorin per oral

dua kali seminggu, dan urin harus tetap dijaga agar tetap alkalis dengan minum satu sendok

teh natrium bikarbonat setiap hari. Alternatif lain clindamicyn, 300 mg per oral empat kali

sehari, dengan trisulfapyrimidine, 0,5-1 g peroral empat kali sehari. Antibiotik lain

spiramycin dan minocycline. Toksokakariasis okuler pengobatan dengan kortikosteroid

secara sistemik atau periokuler bila ada tanda reaksi radang intra okuler, dipertimbangkan

vitrektomi pada pasien dengan fibrosis vitreus nyata. Sedangkan bila penyebabnya virus

dapat diberikan sulfasetamid dan antivirus (IDU). Apabila mata sudah tidak dapat

diselamatkan lagi harus segera dilakukan eviserasi.4-7

2.7.2 Non- Medikamentosa

Eviserasi

Adalah suatu tindakan operasi dimana isi bola mata dikeluarkan dan scleral cup

disingkirkan. Hal ini biasanya dilakukan pada kasus supuratiintra-ocular (panoftalmitis),

perdarahan anterior staphyloma dan trauma penetrans pada bola mata dengan keluarnya isi

bola mata.

2.8 Progonosis

Prognosis untuk mata yang terinfeksi oleh staphylococcus epidermidis keadaannya lebih

baik, tetapi jika infeksinya karena Pseudomonas atau spesies gram negatif lainnya

prognosisnya tetap suram. Prognosis panoftalmitis sangat buruk terutama bila disebabkan

jamur atau parasit.

16

Page 17: Mata

Bab III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Panoftalmitis merupakan peradangan seluruh bola mata termasuk sklera dan kapsul

Tenon sehingga bola mata merupakan rongga abses. Infeksi kedalam bola mata dapat melalui

peredaran darah (endogen) atau perforasi bola mata (eksogen), dan akibat tukak kornea

perforasi. Di sebabkan akibat perporasi operasi atau tukak yang di sertai infeksi.

Pneumococcus, adalah organisme yang paling sering menyebabkan panoftalmitis,

disamping Streptococcus, Staphylococcus dan E.coli. Selain itu jamur (sepertiCandida

albicans, Histoplasma, Cryptococcus, dll), parasit (seperti Toxoplasma, Toxocara, dll), serta

virus (seperti CMV, HIV, dll). Pada umumnya pasien datang dengan keluhan demam, sakit

kepala dan kadang –kadang muntah, rasa nyeri , mata merah, kelopak mata bengkak atau

edem, serta terdapat penurunan tajam penglihatan. Penatalaksanaan di berikan baik

medikamentosa antibiotik dosis tinggi lokal dan sistemik maupun non- medikamentosa

dengan eviserasi. Prognosis untuk mata yang terinfeksi oleh staphylococcus epidermidis

keadaannya lebih baik, tetapi jika infeksinya karena Pseudomonas atau spesies gram negatif

lainnya prognosisnya tetap suram. Prognosis panoftalmitis sangat buruk terutama bila

disebabkan jamur atau parasit.

17