126
MATA KULIAH MATA KULIAH BAHASA INDONESIA BAHASA INDONESIA JURUSAN JURUSAN TEKNIK SIPIL TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA YOGYAKARTA Dosen Pengampu: Tri Wahyono, M.Pd.

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

  • Upload
    verne

  • View
    143

  • Download
    23

Embed Size (px)

DESCRIPTION

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA. Dosen Pengampu : Tri Wahyono, M.Pd. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS KULIAH BAHASA INDONESIA. TUJUAN UMUM Agar para mahasiswa memiliki sikap bahasa yang positif terhadap bahasa Indonesia TUJUAN KHUSUS - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

MATA KULIAH MATA KULIAH

BAHASA INDONESIABAHASA INDONESIAJURUSAN JURUSAN TEKNIK SIPILTEKNIK SIPILUNIVERSITAS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAYOGYAKARTA

Dosen Pengampu: Tri Wahyono, M.Pd.

Page 2: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

TUJUAN UMUM DAN TUJUAN UMUM DAN KHUSUS KHUSUS KULIAH BAHASA KULIAH BAHASA INDONESIA INDONESIA

TUJUAN UMUMAgar para mahasiswa memiliki sikap bahasa yang positif terhadap bahasa Indonesia

TUJUAN KHUSUSAgar para mahasiswa terampil menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar secara lisan dan terutama secara tertulis

Page 3: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA

DAN PETUNJUK PERKEMBANGANDAN PETUNJUK PERKEMBANGAN

1. BAHASA INDONESIA BERASAL DARI BAHASA MELAYU

1. Lingua franca (komunikasi antarsuku)2. Alat komunikasi perdagangang tempo dulu

2. KAPAN BAHASA MELAYU MULAI DIJADIKAN ALAT KOMUNIKASI:

1. Prasasti Kedukan Bukit di Palembang tahun 6832. Prasasti Talang Tuo di Palembang tahun 6843. Prasasti Kota Kapur di Bangka Barat tahun 6864. Prasasti Karang Brahi antara Jambi dan Sungai Musi

tahun 6885. Prasasti Gandasuli di Jateng tahun 8326. Prasasti Bogor tahun 942

Page 4: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PERESMIAN NAMA BAHASA INDONESIA

TANGGAL 28 Oktober 1928 (Sumpah Pemuda)

Page 5: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ALASAN BAHASA MELAYU ALASAN BAHASA MELAYU DIANGKAT SEBAGAI BAHASA DIANGKAT SEBAGAI BAHASA INDONESIAINDONESIA

1. Bahasa melayu merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan bahasa perdagangan.

2. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dipelajari karena dalam bahasa ini tidak dikenal tingkatan bahasa

3. Suku Jawa, suku Sunda dan suku-suku yang lain dengan sukarela menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.

4. Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti luas.

Page 6: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia

1. Bahasa NasionalTercantum pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928

Fungsi sebagai bahasa nasional:a. Lambang kebanggaan bangsab. Lambang identitas nasionalc. Alat penghubung antarwargad. Alat penyatuan suku bangsa

Page 7: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2. Sebagai bahasa NegaraTercantum di dalam UUD 1945 Bab XV, pasal 36)

Fungsi sebagai bahasa negara:a. Bahasa resmi kenegaraanb. Bahasa pengantar di dalam dunia pendidikanc. Alat perhubungan perencanaan dan pelaksaan

pembangunand. Alat pengembangan kebudayaan ilmu pengetahuan

dan teknologi

lanjutlanjutanan

Page 8: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

RAGAM BAHASA INDONESIARAGAM BAHASA INDONESIA

1. TULIS* Terikat struktur dan ejaan * Ragam tulis lebih pada pengembangan

akademik dan ilmiah

2. LISAN (Retorika)* Menghendaki orang lain sebagai lawan

bicara * Membutuhkan mimik, gerak,

pandangan, dan intonasi

3. BAKU* Ditulis untuk kepentingan komunikasi

tulis.* Diakui sebagai bahasa resmi (KBBI)

Page 9: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

CABANG ILMU BAHASACABANG ILMU BAHASA

FONOLOGIBerkaitan dengan bunyi bahasa

MORFOLOGIBerkaitan dengan pembentukan kata

SINTAKSISBerkaitan dengan penyusunan kalimat

SEMANTIKBerkaitan dengan pemahaman dan

pengembangan makna

Page 10: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PERTEMUAN KE-2: PERTEMUAN KE-2: TANDA BACATANDA BACA

A. Tanda Titik (.)1. mengakhiri kalimat

2. dipakai di belakang angka/ huruf dalam satu bagian,

contoh: (A.), (1.)

3. memisahkan angka jam, menit, dan detik

contoh: 13.15.25

4. menulis daftar pustaka

contoh: Hirata, Andrea. 2006. Laskar Pelangi. Yogyakarta: Bentang.

5. menulis bilangan ribuan dan kelipatannya

contoh: 3.000.000

6. menulis gelar akademik/nonakademik

contoh: (S.E.), (S.H.), (S.Pd.), (Dr.), (Prof.), (Hj.)

7. menulis singkatan

contoh: (No.), (Yth.), (Jend.), (s.d.)

Page 11: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

B. Tanda B. Tanda Koma (,)Koma (,)1. menulis rincian atau pembilangan

Cth: - Kami membutuhkan air, makanan, pakaian, dan tempat singgah.

- Merah, biru, kuning, ataupun putih merupakan warna dasar.

2. dipakai di belakang kata penghubung antarkalimat

cth: (Jadi, …), (Oleh karena itu,…), (Dengan demikian,…)

3. memisahkan petikan kalimat langsung

cth: Mereka berkata, “ Kami membutuhkan bantuan media.”

4. memisahkan nama, alamat, dan tempat tinggal

cth: Jaka Permana, Jalan Merdeka, Jakarta

5. memisahkan kata ekspresi atau emosi

cth: (Amboi,…), (Wah, …), (Astaga, …)

Page 12: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

6. memisahkan nama dan gelar

cth: (Faizal Akbar, S.H.), (Erni Fitria, S.E.), (Permana, S.Si.)

7. menulisakan angka/ bilangan pecahan persepuluhan

cth: (13,5), (10,5)

8. menulis keterangan tambahan

cth: Di sekolah kami, misalnya, masih banyak siswa yang sakit.

9. memisahkan anak kalimat dan induk kalimat jika anak kalimat berada di depan

cth: Ketika hujan deras, semua buruh berteduh di tepi bangunan.

10. memisahkan antara bagian-bagian nama dalam daftar pustaka dan catatan kaki

cth: (Ismail, Taufik. …), (Yogyakarta: Bentang. 2006), halm. 3

C. Tanda Koma C. Tanda Koma (,)(,)

Page 13: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

D. Tanda titik dua D. Tanda titik dua (:)(:)

1. memisahkan kata umum dan khusus

cth: Kami membawa alat tulis: pensil, penggaris, dan pena.

2. menulis data

cth: hari, tanggal: Senin, 21 Maret 2011

tempat : Lab. Bahasa

3. menulis naskah dialog/ drama

cth: Surya : “Wah, indah sekali pantai ini!”

Reza : “Di sini juga tempat penjualan ikan.”

4. memisahkan surat dan ayat, tahun dan hal. (dalam kutipan)

cth: Yusuf: 15, (2006: 12), (Nurdiansyah,2011: 35)

Page 14: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

1. memisahkan bagian kalimat yang sejenis dan setaracth: Hari sudah hampir pagi; tugas ini belum selesai.

2. mengganti kata penghubung antarkalimat majemuk setaracth: Mereka mengerjakan tugas di kelas; kami mencari bahan materi di

perpustakaan.

E. Tanda titik E. Tanda titik koma (;)koma (;)

Page 15: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

F. Tanda hubung F. Tanda hubung (-)(-)

1. menyambung kata dasar yang terpisah karena pergantian garis

cth: Tima SAR sedang mencari kor-

ban bencana tsunami.

2. memisahkan imbuhan dan kota

cth: se-Jawa, se-Bali, se-Indonesia

3. memisahkan (singkatan, kata asing dan imbuhan)

cth: KTP-nya, di-smash

4. memisahkan imbuhan dan angka

Cth: ke-17, 90-an

5. memperjelas pemenggalan bagian-bagian kata

Cth: dua puluh lima-ribuan (20 5000)

anak-istri saya (anak dan istri saya)

6. menulis kata ulang

Cth: makan-makan, jalan-jalan

Page 16: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

1. menyatakan sampaicth: Jogja–Solo, 2010–2011

2. membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar kalimatcth: Kesuksesan itu –mereka yakin– akan dapat diraih.

G. Tanda G. Tanda pisah (–)pisah (–)

Page 17: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

H. Tanda Kurung ((…))H. Tanda Kurung ((…))

1. mengapit tanda keterangan atau penjelasan singkatancth: DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta)

2. membuat perinciancth: Faktor pendidikan menyangkut masalah (a) sarana, (b) pendidik, dan (c) peserta didik

3. mengapit keterangan atau penjelasan cth: Keterangan itu (lihat Tabel 13) menunjukkan faktor prestasi anak di pengaruhi oleh motivasi

Page 18: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

I. Tanda Petik (“…”)I. Tanda Petik (“…”)

1. mengapit petikan langsung

cth: “Kami sudah menunggu,” kata Rini, “Ya, tunggu sebentar!”

2. mengapit judul

cth: Kami sudah menonton “Sang Pemimpi”.

Kalian sudah membaca buku “Pedoman Umum EYD”?

3. mengapit istilah atau kata yang mempunyai arti khusus

cth: Ia sedang “sakau” hingga pingsan.

4. mengapit julukan

cth: Ia disebut sebagai pendekar “Si Pitung” dari Betawi.

Page 19: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

J. Tanda Garis Miring (/)J. Tanda Garis Miring (/)

1. menulis nomor surat pada surat resmicth: No. :3/UR/007/03/2011

2. mengganti kata dan, atau, atau tiapcth: mahasiswa/mahasiswi, Bapak/Ibu

Rp 500,00/lembar

Page 20: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PERTEMUAN KE-3PERTEMUAN KE-3: : HURUF, HURUF KAPITAL, DAN HURUF HURUF, HURUF KAPITAL, DAN HURUF

MIRINGMIRING

A. Huruf

1. Huruf Vokal : a, i, u, e, o

2. Huruf Konsonan: b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z

3. Huruf Diftong:

a. ai, au, oi (diftong huruf vokal)

di awal : aula, ain

di tengah : syaitan, saudara, boikot

di akhir : pandai, harimau, amboi

b. kh, ng, ny, sy (diftong huruf konsonan)

di awal : khusus, ngilu, nyata, syarat

di tengah : akhir, bangun, hanyut, isyarat

di akhir : tarikh, senang

Page 21: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

B. Pemenggalan KataB. Pemenggalan Kata1. Pemenggalan pada kata dasar

a. jika ada vokal berurutancth: au-la, sau-dara,

b. jika ada huruf vokal dan konsonan di tengah cth: ba-pak, de-ngan, mu-ta-khir

c. jika ada dua huruf konsonan yang beruntuncth: man-di, som-bong, bang-sa

d. jika ada tiga atau lebih konsonancth: in-stru-men, in-fra, bang-krut, ikh-las

Page 22: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Lanjutan …Lanjutan …

2. Pemenggalan kata berimbuhancth: minum-an, mem-bawa, ambil-lahcatatan: 1. imbuhan –i tidak dipenggal (mak-nai)2. pemenggalan imbuhan sisipan dipisah (te-lun-juk, ge-ri-gi, ge-me-tar)

3. Jika satu kata terdiri dari satu unsur atau lebih (foto-grafi: fo-to-gra-fi, introspeksi: in-tro-spek-si)

Page 23: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

C. Huruf Kapital atau Huruf C. Huruf Kapital atau Huruf Besar Besar 1. dipakai pada huruf pertama awal kalimat

cth: Kami tertidur.

2. dipakai pada huruf pertama petikan langsungcth: Ibu bertanya, “Kapan kamu pulang?”

3. penulisan nama Tuhan, nabi, agama dan kitab sucicth: Allah, Isa, Budha, Al-Quran

4. menulis gelar kehormatancth: Sri Sultan Hamengku Buwono, Haji Ahmad Yusuf

5. menulis nama jabatan (jika diikuti nama orang dan tempat menjabat)Cth: Presiden Indonesia, Gubernur Sulawesi Selatan

Page 24: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

lanjutanlanjutan

6. menulis nama orang

cth: Usman Hanafi

7. menulis nama suku, negara, dan bahasa

cth: suku Dayak, negara Indonesia, bahasa Mandarin

8. menulis nama hari, bulan, tahun

cth: Senin, Maret, Masehi

9. menulis nama letak geografi (jika diikuti nama tempatnya)

cth: Danau Toba, Selat Sunda, Jalan Proklamasi

10. menulis nama negara, unsur pemerintahan, dan dokumen

Cth: Majelis Permusyawaratan Rakyat, Keputusan Presiden

Page 25: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

11. menulis nama instansi/ surat kabar

cth: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Kedaulatan Rakyat

12. menulis judul (buku, film, lagu, dll)

cth: Bom buku “Yahudi Militan”

13. menulis nama gelar akademik

cth: Prof., Dr., S.H.

14. menulis kata sapaan (hubungan akrab)

cth: Bapak, Ibu, Saudara, Anda, Paman, Nenek

15. menulis singkatan

cth: KPK, BNN

lanjutanlanjutan

Page 26: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Singkatan dan Singkatan dan AkronimAkronim

1. Singkatan (gelar, instansi, umum, lambang)

cth: (S.H.), (PT), ((s.d.), (d.a.), (dsb.), (Yth.), (dst.)), (H2O)

2. Akronim: gabungan deret huruf awal yang dapat dibaca seperti kata

a. akronim nama diri

cth: ABRI (Akademi Bersenjata Republik Indonesia)

SIM (Surat Izin Mengemudi)

b. akronim nama diri berupa gabungan suku kata

cth: Bapenas (Badan Perencana Pembangunan Nasional)

Iwapi (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia)

c. akronim nama diri berupa gabungan huruf

cth: pemilu (pemilihan umum), rudal (peluru kendali)

tilang (bukti pelanggaran)

Page 27: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

D. HURUF D. HURUF MIRINGMIRING1. menulis nama buku, majalah, dan surat

kabar yang dikutipcth: buku Cermat Berbahasa Indonesia

majalah Tempo harian Kompas

2. menegaskan atau mengkhususkan hurufcth: Kami akan menipu, tetapi tertipu.

3. menuliskan nama ilmiah

cth: oryza sativa (nama latin padi), aurellia (nama latin cacing)

Page 28: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ImbuhanImbuhan

1. Imbuhan Asli: awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufik), awal+akhiran (konfiks)

2. Imbuhan Asing: is, isme, isasi, man, wan, wati, i, wi, ah, pra, a

3. Imbuhan Daerah: tuna, pasca, nara, swa, catur, sapta, panca, dasa, maha, para, a

4. Klitik (possesive/milik): ku, mu, nya, kau

Page 29: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Imbuhan AsliImbuhan Asli

1. Awalan (prefik): meN, ber, di, ter, peN, pe, se, per, ke

2. Sisipan (infiks): el, em, er3. Akhiran (sufiks): kan, an, i, nya,

wan, wati, wi4. Awalan+akhiran

(konfiks/simulfiks): ke-an, me-kan, di-kan, pe-an, me-i,

Page 30: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Pengembangan imbuhanPengembangan imbuhanImbuhan meN:men: menulis, menunjuk, menanyakan

mem: membawa, membuka, memberi

meng: mengambil, menghukum, mengukur

meny: menyapu, menyangka, menyuplai

menge: mengecat, mengebom, mengebor

Imbuhan peN:pen: penulis, penolong

pem: pembajak, pemukul, pembasmi

peng: penghasil, pengawal, penghalus

peny: penyapu, penyabar, penyesalan

penge: pengebor, pengecat, pengebom

Page 31: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Pengembangan ImbuhanPengembangan Imbuhan

Gabungan imbuhan di-idi + tempat (dipisah) di + ungkapan/idiom

(digabung) di meja dimejahijaukan

di rumah dirumahkan

di Indonesia diindonesiakan

di dalam didalami

di belakang dibelakangi

di + tempat (dipisah) di + kerja (digabung)

di jalan dijalankan

di kantor diambil

di sungai dibuang

Page 32: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Makna Imbuhan Makna Imbuhan meN-meN-

1. Suatu perbuatan aktif: mencetak, menulis, memukul, membaca, merundingkan

2. Menjadi seperti: melebar, meluas, mengecil, menyempit, membatu, menguning,

3. Menuju ke : menepi, melaut, mendarat4. Berlaku seperti: mengabdi, membujang5. Berfungsi sebagai/ menyerupai: menyupir, membukit,

menyemut6. Menyatakan keadaan: mengantuk, menyendiri7. Membuat gulai : menggulai8. Mengeluarkan bunyi: mengeong, meraung9. Mencari/mengumpulkan: mendamar, merumput, merotan10. Makan/ minum: menyatai, mengopi,

Page 33: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Proses Peluluhan Proses Peluluhan Pada awalan meN dan peN dapat mengalami proses peluluhan

jika kedua imbuhan tersebut bertemu dengan kata yang

berawalan huruf (K, T, S, P) cth: pukul, kurang, satu, tunjuk

Jadi: me+ tunjuk= menunjuk, me+kurang= mengurang

me+ pukul= memukul, me+satu = menyatu

Kecuali: imbuhan tersebut tidak meluluhkan kata yang diawali

dengan huruf (K, T, S, P) jika terdapat klaster, tetapi tetap.

Klaster: kata yang diawalai dengan dua konsonan

cth: praktik, traktir, sponsor, kritik

Jadi: me+protes= memprotes, me+traktir= mentraktir

me+kritik = mengkritik, me+sponsor+i= mensponsori

Page 34: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Imbuhan AsingImbuhan Asing1. is: nasionalis, patriotis, matrialis, sosialis, 2. isme: nasionalisme, patriotisme, organisme, 3. isasi: nasionalisasi, organisasi, sosialisasi,

imunisasi4. i: alami, abadi, akui, lukai5. wi: duniawi, maknawi, surgawi, kimiawi6. ah: alamiah, 7. man: seniman, budiman8. wan: karyawan, wisudawan, jutawan,

dermawan, 9. wati: karyawati, wisudawati, santriwati, 10. pra: pramusim, prasejarah, pranikah,

Page 35: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

lanjutalanjutann

11. non: nonakademik, multi:multifungsi12. ekstra: ekstrakurikuler intra: intrasekolah13. infra: inframerah semi: semifinal14. bi: bilateral ultra: ultrasonik15. a: asusila

Bahasa Arab1. at: muslimat 4. in: muslimin2. if: sportif 5. al: musikal3. ik: heroik

Page 36: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Imbuhan DaerahImbuhan Daerah

1. tuna: tunawisma, tunawicara, tunakarya

2. pasca: pascapanen, pascabencana, pascabanjir

3. nara: narasumber, narapidana4. swa: swamitra, swalayan, swadaya5. sapta: saptamarga6. catur: caturwulan, 7. dasa: dasawarsa,

Page 37: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Kata dan KalimatKata dan Kalimat Kata sebagai unsur pembentuk kata memiliki

berbagai jenis fungsi dan makna untuk membentuk kalimat.

Jenis kata:1. Kata benda2. Kata sifat3. Kata kerja4. Kata nominal5. Kata keterangan6. Kata ulang7. Kata depan8. Kata majemuk

Page 38: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Gabungan Kata: FrasaGabungan Kata: FrasaFrasa: gabungan kata yang menduduki satu fungsi atau

unsur dalam kalimat

Jenis Frasa:1. Frasa Eksosentrik: frasa yang terdiri dari gabungan

kata dasar dan kata depan (preposisi)

cth: di kebun, ke pasar, dari kampus, pada malam

2. Frasa Endosenstrik: frasa yang terdiri dari unsur yang tidak dapat disubtisusikan oleh unsur lain

- frasa koordinatif: frasa yang unsurnya tidak dapat diganti oleh unsur lain dan hanya dapat disisipi oleh unsur (dan) atau (atau)

- frasa atributif: frasa yang terdiri dari unsur inti dan tambahan (atribut)

- frasa apositif: frasa yang berupa istilah dan tidak bisa digantikan dengan unsur lain

Page 39: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Jenis FrasaJenis Frasa

1. Frasa Verba: sedang berbicara, 2. Frasa Nomina: sepeda baru,

rumah makan3. Frasa Adjektifa: sangat cantik,

paling tampan4. Frasa Adverbia: tadi malam,

kemarin sore5. Frasa Preposisional: dari kantor,

di rumah, ke kebun

Page 40: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Gabungan Kata (bukan Gabungan Kata (bukan Frasa)Frasa)1. Gabungan kata (kata majemuk)

cth: duta besar, kambing hitam, kereta api, kelinci percobaan, orang tua, tangan kanan, memeras keringat, banting tulang

2. Gabungan kata dirangkaicth: acapkali, adakalanya, barangkali, bilamana, beasiswa, belasungkawa, bumiputra, daripada, darmabakti, kacamata, olahraga, radioaktif, saputangan, saripati, segitiga, sekalipun, sukacita, sukarela, peribahasa,

Page 41: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Kata BakuKata BakuApotekAtletAnalisis AktifAktivitasKreatifKreativitasSportifSportivitasJadwalKualitasKuantitasProduktifProduktivitas

HakikatFormalProvinsiIjazahZamanSistemNasihatTeknikTerampilEkstremPraktikIzinNovemberTeoretis

Pikir Napas Risiko Sangsi Sanksi Pingsan KonkretJumatQuranDoa Saksama Hikmat Mantap SabtuNegeri

Page 42: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

KlausaKlausaKlausa ada struktur atau gabungan katayang memiliki struktur unsur kalimat tetapibelum menjadi kalimat. Cth: kami sedang mengamen

mereka membutuhkan makanan

Jenis Klausa:1. Klausa atasan/inti: induk kalimat2. Klausa bawahan/: anak kalimat

Page 43: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Kalimat Kalimat

1. Kalimat TunggalKalimat yang memiliki satu inti kalimat (klausa)contoh:

Kami selalu menunggu hujan emas setiap hari.

Kami berlibur ke Paris.

Page 44: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

lanjutanlanjutan

2. Kalimat Majemuk kalimat yang memiliki unsur

klausa atau inti kalimat lebih dari satu.

Cth: Ia tidak sekolah karena ia sakitKami tetap berangkat walaupun hari ini

hujan lebat. Mereka tetap akan mendaki gunung

meskipun di antara mereka ada yang

tidak dapat ikut.

Page 45: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

lanjutanlanjutan

1. Kalimat Majemuk SetaraKonjungsi: dan, atau, kemudian, lalu,

Pemuda itu membawa patung dan benda kerajinan di dalam mobilnya.

Page 46: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

lanjutanlanjutan

2. Kalimat Majemuk bertingkat:Pemuda yang duduk di dekat pohon itu

akan menyeberang dan membeli makanan ringan

Petani itu membajak sawah dengan alat tradisional yang dibantu oleh kerbau.

Page 47: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

3. Kalimat majemuk campuran:Mereka membawa surat dan mereka

membawa hadiah ketika kami sedang rapat membahas lomba futsal di kampus.

Para karyawan mengajukan gugatan kenaikan gaji dan perpanjangan kontrak ketika perusahaan sedang mengalami kenaikan pendapatan bulan ini.

lanjutan

Page 48: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Konjungsi KorelasiBukan … melainkan.Contoh:

Bukan hanya mahasiswa yang menginginkan presiden mundur melainkan masyarakat DIY juga menginginkan hal yang sama.

lanjutan

Page 49: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Tidak (hanya)… tetapi.Tidak hanya di Surabaya dan Jakarta

tetapi di DIY juga sedang terserang wabah ulat bulu.

Baik … maupunBaik siswa maupun guru semua

harap menuju ke aula untuk menyaksikan pementasan drama dari siswa kelas IX.

lanjutan

Page 50: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Antara … dengan/danAntara persepakbolaan Indonesia

dengan Amerika latin memiliki tipe dan gaya permainan yang sama karena sebagian pemain asing di Indonesia berasal dari Amerika latin.

lanjutan

Page 51: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Kalimat Aktif dan PasifKalimat Aktif: melakukan aktivitasContoh Kalimat aktif:

1.Para mahasiswa sedang mengumpulkan koin untuk presiden.

2.Mereka bermain layang-layang di lapangan.

lanjutan

Page 52: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Kalimat pasif: dikenai aktivitas

Boneka itu dibuat oleh perajin di desa wisata. (Perajin itu membuat boneka di desa wisata = aktif.)

Mobil itu diparkir di halaman kantor.

Anak itu terjatuh dari sepeda.Saya tertidur.

lanjutan

Page 53: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Kalimat EfektifKalimat Efektif

Kalimat Efektif: Kalimat yang tidak berlebihan

1.Para mahasiswa berkumpul di aulaPara mahasiswa berkumpul bersama di aula.2. Mereka membicarakan (tentang=tidak

perlu) permasalahan keuangan organisasi. 3. Kami berbicara tentang tujuan dan visi

organisasi. 4. Wanita itu sangat cantik.5. (Di mana= tidak penting) mereka

cenderung menyanyikan lagu tersebut.

Page 54: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ParagrafParagrafParagraf adalah seperangkat kalimat

yang membicarakan/menjelaskan gagasan atau topik tertentu.

Syarat-syarat paragraf1. Kesatuan Paragraf (kohesi)

Dalam satu paragraf hanya terdiri dari satu pokok pikiran. Kalimat-kalimat harus disusun secara cermat agar tidak menyimpang dari topik.

2. Kepaduan Paragraf (koheren)Kalimat yang ditulis logis dan ada hubungan antarkalimat

3. Ada gagasan utama/ ide pokok: inti tulisan (didapatkan dari kalimat utama)

4. Kesimpulan : saran atau solusi kritis

Page 55: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Kata Penghubung Kata Penghubung AntaparagrafAntaparagrafHubungan transisiHubungan kata gantiPengulangan kata kunci

1.Hubungan Transisi- hubungan tambahan: selanjutnya, lebih lagi, di samping itu, lalu, berikutnya, demikian pula, begitu juga, lagi pula- hubungan pertentangan: akan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya, meskipun begitu, lain halnya.

Page 56: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

lanjutalanjutann

- Hubungan perbandingan: sama dengan itu, dalam hal yang demikian, sehubungan dengan hal itu

- Hubungan akibat: oleh sebab itu, jadi, akibatnya, oleh karena itu, maka, oleh sebab itu

- Hubungan tujuan: untuk itu, untuk maksud itu

- Hubungan singkatan: singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada umumnya, dengan kata lain, sebagai simpulan

- Hubungan waktu: sementara itu, segera setelah itu, beberapa saat kemudian,

- Hubungan tempat: berdekatan dengan itu

Page 57: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Hubungan kata ganti orang: dengan menyebutkan nama dan kata ganti sebagai penghubung antarkalimat dalam sebuah paragrag. Cth: ia, dia, mereka, dan nama

Hubungan kata kunci: dengan memberikan kata kunci yang diulang-ulang dalam sebuah paragraf

lanjutan

Page 58: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Jenis Paragraf Jenis Paragraf Berdasar Letak Kalimat Berdasar Letak Kalimat Utamanya Utamanya 1. Deduktif: depan/ awal2. Induktif : belakang/ akhir3. Ineratif : tengah4. Variatif : awal dan akhir5. Deskriptif : tanpa kalimat utama

Page 59: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Jenis Paragraf Berdasar Jenis Paragraf Berdasar IsinyaIsinya

1. Argumentatif : berisi opini/ pendapat2. Persuasif : berisi ajakan/ bujukan3. Eksposisi : berisi paparan/ penjelasan

yang bersifat teknis/ proses4. Deskriptif: berisi gambaran tentang

suatu tempat/ benda/ suasana5. Naratif : berisi cerita dengan

kelengkapan peristiwa, tokoh, setting, dan alur

Page 60: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Pengembangan ParagrafPengembangan Paragraf

1. Generalisasi: pola pengembangan khusus-umum dengan penyimpulan di akhir paragraf

2. Analogi : pola pengembangan dengan persamaan dua hal yang memiliki kesamaan sifat

3. Klasifikasi ; pola pengembangan dengan pengelompokan

4. Definisi : pola pengembangan dengan penjelasan instilah/ unsur

5. Sebab-Akibat: pola klausul (sebab-akibat/ akibat-sebab)

Page 61: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Karya Tulis IlmiahKarya Tulis IlmiahKarya tulis atau karangan ilmiah adalah

karangan yang menyajikan gagasan atau argumen keilmuwan berdasarkan fakta.

• Gagasan keilmuwan itu harus dapat dipercaya dan diterima kebenarannya, sehingga perlu penyajian secara benar.

• Gagasan dalam karya tulis seharusnya disajikan dengan tidak mambuat pihak lain atau pembaca ragu untuk menerimanya.

• Penyajian karya tulis ilmiah harus dilakukan secara logis.

• Karya tulis yang ilmiah berarti karangan yang menyajikan argumen dengan menggunakan logika berpikir secara benar.

Page 62: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Mengenal karya tulis Mengenal karya tulis ilmiah ilmiah Kekhususan karya tulis ilmiah a. Mengupas dan

mempermasalahkan pengetahuan.b. Membuktikan kebenaran ilmiah

dan disajikan dengan metode ilmiah.

c. Menerapkan kebenaran ilmiah dan disajikan dengan metode ilmiah.

Page 63: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Pengguna Karya Tulis Pengguna Karya Tulis IlmiahIlmiahPara ilmuwan dan penelitiPraktisi dan profesional akademik

(pendidik)Pelajar dan Mahasiswa

Semua pihak yang terlibat dan mengembangkan karya tulis ilmiah seharusnya memiliki kemampuan menyusun karya tulis ilmiah

Page 64: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Karya tulis ilmiah dan Karya tulis ilmiah dan nonilmiahnonilmiah

Karya Tulis Ilmiah Karya Tulis Nonilmiah

Fakta umum Fakta pribadi

Metodologi penulis ilmiah (prosedural)

Model penulisan beragam

Kebenaran dapat dibuktikan (objektif)

Bersifat subjektif

Page 65: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Jenis Karya TulisJenis Karya Tulis

Karya Tulis Ilmiah Karya Tulis Nonilmiah

Makalah Artikel/ opini (nonfiksi)

Laporan penelitian Berita/ features (nonfiksi)

Skripsi Cerpen (fiksi)

Diktat Novel (fiksi)

Buku teks Puisi (fiksi)

Page 66: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Karakteristik Karya Tulis Karakteristik Karya Tulis IlmiahIlmiahMenyajikan fakta Menyajikan pengertian/ definisi

tentang permasalahanMenguraikan permasalahanMenerapkan teoriMembahas, memecahkan, dan

menyimpulkan masalah

Page 67: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis dengan metodologi penulisan yang baik dan benar.

Harus ditulis dengan jujur, akurat berdasarkan kebenaran yang objektif berdasarkan data dan fakta di lapangan, bukan kebenaran normatif

KARANGAN ILMIAHKARANGAN ILMIAH

Page 68: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Laporan merupakan sebuah tulisan yang dibuat setelah seseorang melakukan pengamatan, kunjungan, wawancara, pembacaan buku/literatur, percobaan, dan lain-lain. Laporan dapat berisi informasi yang beraneka ragam, misalnya kemajuan suatu peristiwa, penyelesaian tugas, hasil wawancara, hasil pengkajian masalah, atau pengungkapan hasil penelitian. Sebagai karya ilmiah, laporan harus ditulis atas dasar aturan yang berlaku dalam penyusunan karya ilmiah.

Laporan.Laporan.

Page 69: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Pada umumnya makalah disebut pula paper. Menurut Parera (1983:25), makalah adalah karya tulis yang memerlukan studi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Makalah dapat disajikan dalam pertemuan ilmiah, seperti seminar, lokakarya, simposium, diskusi ilmiah, dan sebagainya.

Apabila suatu makalah akan dimuat dalam majalah ilmiah, seperti jurnal, sebagai sebuah artikel, penulis perlu memodifikasi baik isi maupun bentuk penulisannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada majalah yang akan memuatnya. makalah yang dibuat oleh mahasiswa sering disebut term paper atau paper.

Makalah yang dibuat mahasiswa ini merupakan jenis tugas tertulis pada suatu mata kuliah tertentu. Hal ini dapat berupa kajian suatu buku, kajian suatu masalah, atau analisis fakta hasil observasi.

MakalahMakalah

Page 70: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Seperti makalah tetapi analisisnya lebih serius.

Biasanya makalah yang dibuat oleh seseorang atau pejabat dan dibawakan dalam suatu pertemuan atau rapat sering disebut kertas kerja.

Ditulis untuk disajikan dalam seminar atau lokakarya.

Kertas kerjaKertas kerja

Page 71: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain.

Pendapat didukung data dan fakta empiris-objektif, baik lewat penelitian langsung atau tak langsung.

Ditulis untuk melengkapi syarat guna memperoleh gelar sarjana yang penyusunannya dibimbing oleh seorang dosen atau tim yang ditunjuk oleh lembaga perguruan tinggi

SkripsiSkripsi

Page 72: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Lebih mendalam daripada skripsiMengungkapkan pengetahuan

baru yang diperoleh dari penelitian sendiri.

Memperbincangkan pengujian terhadap satu hipotesis atau lebih dan ditulis oleh mahasiswa pasca sarjana

TesisTesis

Page 73: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih dan analisis yang terinci

Dipertahankan dihadapan senat guru besar/ penguji dari perguruan tinggi

Berisi temuan penulis sendiri yang berupa temuan orisinil.

DisertasiDisertasi

Page 74: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Mengetengahkan masalah dalam bidang/ cabang ilmu tertentu

Mengetengahkan persoalan secara utuh, meliputi bagian pendahuluan, isi dan bagian penutup

Objektif, tidak memihak kepada seorang atau kelompok tertentu

Pembahasan secara rasional tidak emosional

Didukung data dan faktaAlur sistemik dan runtut

Karya ilmiahKarya ilmiah

Page 75: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Penulis terlatih mengembangkan ketrampilan membaca yang efektif.

Terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai buku sumber, mengambil sarinya, mengembangkannya ke tingkat pemikiran yang lebih matang.

Akan berkenalan dengan kegiatan perpustakaan.

Dapat meningkatkan ketrampilan mengorganisir dan menyajikan fakta secara jelas dan sistematis.

Memperoleh kepuasan intelektualTurut memperluas cakrawala ilmu

pengetahuan masyarakat.

Manfaat tulisan ilmiahManfaat tulisan ilmiah

Page 76: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Ingin tahu dengan selalu bertanya tentang bergabagai hal. Mengapa demikian? Apa saja unsur-unsurnya?

Kritis direalisasikan dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya, baik dengan jalan bertanya kepada siapa saja yang diperkirakan mengetahui masalah maupun dengan membaca sebelum menentukan pendapat utnuk ditulis

Terbuka, selalu mendengarkan keterangan dan argumentasi orang lain.

Objektif, menyatakan apa adanya tanpa perasaan pribadi.

Rela menghargai karya orang lain - mengutip, menyatakan terima kasih dan menganggapnya sebagai karya orisinil milik pengarangnya.

Berani mempertahankan kebenaran - membela fakta atas hasil penelitiannya.

Menjangkau ke depan - “futuristik” berpandangan jauh, mampu membuat hipotesis dan membuktikannya, bahkan mampu menyusun teori baru.

Tujuh macam sikap Tujuh macam sikap ilmiahilmiah

Page 77: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PILIH TOPIK Pokok bhsn tertentu & tent ruang lingkup

Pilih

TENTUKAN JUDUL

OUTLINE

KUMPUL DATA

ORGANISASIR

EDITING

Judul menarik dan terbatas

Bentuk & jenis krgn dgn metode penulisan

Studi pustaka, wawancara, observasi

Data lalu susun jadi wacana

Kaidah bhs, ejaan, diksi, alinea

tetapkan

Sesuaikan

laksanakan

Klasifikasikan

Suntinglah

LANGKAH PENULISAN KARYA ILMIAHLANGKAH PENULISAN KARYA ILMIAH

PENULISAN AKHIR

Page 78: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Topik adalah pokok permasalahan, apa yang akan ditulisHal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan topik1. Berada di sekitar kita (pengalaman/ pengetahuan)2. Menarik perhatian kita3. Terpusat pada lingkup yang sempit4. Punya data dan fakta yang objektif, jangan subjektif5. Diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya, walau serba

sedikit, jangan terlalu baru, teknis dan kontroversial6. Punya sumber acuan, sumber pustaka.

PEMILIHAN TOPIK/ MASALAHPEMILIHAN TOPIK/ MASALAH

Page 79: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Supaya lebih terfokus, sehingga ketika menulis penuh keyakinan dan kepercayaan karena topik sudah dikuasai benar.

Penelitian menjadi lebih intensif, penulis lebih mudah memilih hal yang mudah untuk dikembangkan.

Pembatasan topikPembatasan topik

Page 80: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Melontarkan pertanyaan- Masalah apa?- Mengapa?- Bagaimana? - Di mana?- Kapan?- Siapa?- Dsb, tergantung kondisi

Penentuan JudulPenentuan Judul

Page 81: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Industri metanolKekuatan tarik rendahKorosi permukaan Harga BBMNilai kalor bakar Bom

Masalah apa?Masalah apa?

Page 82: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Mengembang------ PengembanganMelayani- ---------- PelayananBermanfaat--------- ManfaatMeningkat --------- MeningkatnyaMeningkat --------- Upaya

MeningkatkanMeledak ----------- Ledakan

Judul harus dalam bentuk Frasa

Mengapa?Mengapa?

Page 83: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Pengembangan Industri Metanol atau Upaya Mengembangkan Industri Metanol

Meningkatnya Mutu Pelayanan Rumah Sakit atau Upaya Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit

Manfaat Penggunaan Biooil atau Memanfaatkan Penggunaan Biooil

Judul harus dalam bentuk frasa, dapat Judul harus dalam bentuk frasa, dapat pula berupa kata kerja asal bukan pula berupa kata kerja asal bukan merupakan kalimatmerupakan kalimat

Page 84: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Di Pulau Bunyu------ Pengembangan Industri Metanol di Pulau Bunyu

Di RSDK ----------- Upaya Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Dokter Kariadi

Di Semarang ------ Manfaat Penggunaan Kondom di Semarang

Di Bali ------Ledakan Bom Terjadi Lagi di Bali

Di mana?Di mana?

Page 85: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Tahun 90-an -- Pengembangan Industri Metanol di Pulau Bunyu Tahun 90-an

Semester I tahun 2005 --- Pelayanan Rumah Sakit Dr Kariadi Semarang Semester I tahun 2005

Kapan?Kapan?

Page 86: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Manfaat Penggunaan Kondom dalam Mencegah Penularan Penyakit HIV/ AIDS di Semarang

Manfaat Desain Interior Rumah Sakit dalam Mendukung Pelayanan kepada Masyarakat

Untuk apa/ siapa?Untuk apa/ siapa?

Page 87: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Mutu Pendidikan Perawat di Indonesia tahun 2000-2005: Studi Kasus di Politekkes Semarang

Manfaat Penggunaan Kondom bagi Pencegahan HIV/ AIDS: Studi Kasus pada PSK Sunan Kuning Semarang

Pembicaraan atas Novel “ Harry Potter” : Analisis Struktural

Pembatasan dan penjelasan dengan Pembatasan dan penjelasan dengan pemberian anak judul pemberian anak judul Antara Judul dan Anak judul Antara Judul dan Anak judul dipisahkan dengan :dipisahkan dengan :

Page 88: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Menurut tempat Indonesia ---- Jawa --- Jawa Tengah -- Semarang ---- Tembalang

Pulau Jawa Sebelum Indonesia Merdeka -- Semarang sebelum Indonesia Merdeka

Menurut Waktu/ Periode/ Zaman Kebudayaan Indonesia -- Seni Patung di Zaman Kerajaan Hindu

Hubungan Sebab Akibat Dekadensi Moral di Kalangan Remaja -- Pokok Pangkal Timbulnya Dekadensi Moral di Kalangan Remaja

Pembatasan TopikPembatasan Topik

Page 89: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Ruang Lingkup Kesehatan --- Rumah Sakit --- Perawat

Agama ---- Islam ---- Syariat --- Puasa

Aspek Khusus – Umum, Individual – Kolektif

Pengaruh Siaran TV terhadap Masyarakat Jawa Tengah --- Pengaruh Siaran Televisi bagi Perkembangan Anak di Jawa Tengah

Objek material dan objek formal Keluarga Berencana Ditinjau dari Segi Agama

Page 90: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Adalah pokok pemikiran yang akan disampaikan oleh penulis dalam karangannya

Pengungkapan maksud dan tujuan.Tema perlu dirumuskan secara eksplisit

dalam bentuk kalimat panjang untuk memudahkan penyusunan kerangka

TEMATEMA

Page 91: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Topik: Belajar mengemukakan pendapat yang efektif

Tujuan : Menjelaskan bagaimana cara mengemukakan pendapat secara tertulis, logis dan sistematis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Page 92: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Struktur Karya Tulis Ilmiah Struktur Karya Tulis Ilmiah Struktur Utama KTI1.Pendahuluan : latar belakang permasalahan

dan maksud penulisan 2.Isi : uraian pengembangan gagasan utama

masalah, sajian pengertian/definisi, sajian fakta, sajian teori yang berkaitan, pembahasan masalah dengan teori dan fakta yang ada untuk memecahkan masalah

3.Penutup : simpulan atau jawaban atas masalah dan saran atau rekomendasi dari hasil pembahasan

4.Referensi/sumber : daftar kepustakaan

Page 93: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Struktur KTI Struktur KTI (Makalah)(Makalah)

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan dan Maksud Penulisan

(dapat ditambahkan asumsi dasar dalam makalah)

Bab II Landasan Teori

(Berisi argumen yang diperkuat oleh teori yang berhubungan dengan topik yang dibahas)

Bab III Metode Penulisan

Metode dan Prosedur Kajian

Bab IV Pembahasan

Hasil analisis dan pembahasan

Bab V Simpulan dan Saran

(disajikan simpulan untuk menjawab rumusan permasalahan dan membuktikan kajian yang dilakukan)

Page 94: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Struktur KTI (Skripsi)Struktur KTI (Skripsi)

Bab I. Pendahuluan - Latar Belakang (alasan penulisan)- Identifikasi Masalah (spesifikasi

masalah)- Rumusan Masalah (masalah yang akan

dikaji)- Pembatasan Masalah (batasan masalah) - Tujuan Penulisan (maksud penulisan)- Hipotesis penelitian (dugaan sementara)

Page 95: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Lanjutan (format Lanjutan (format Skripsi)Skripsi)Bab II. Landasan Teori

(Berisi argumen yang diperkuat oleh teori yang berhubungan dengan topik yang dibahas)

Bab III. Metode Penelitian - Metode Penelitian - Desain Penelitian - Variabel Penelitian (objek kajian)- Prosedur Penelitian - Sumber data - Tempat dan waktu penelitian - Teknik dan instrumen Penelitian - Teknik pengolahan data - Validasi penelitian

Page 96: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Bab IV Pembahasan - Deskripsi data hasil penelitian - Pengolahan data (teknik analisis

data)- Pembahasan - Implikasi penelitian (implementasi

hasil kajian)- Pengujian hipotesis (pembuktian

hipotesis)

Lanjutan (format Lanjutan (format Skripsi)Skripsi)

Page 97: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Bab V Simpulan dan Saran(berisi simpulan untuk menjawab rumusan masalah atau membuktikan argumen berdasarkan kajian yang dilakukan dan diikuti dengan rekomendasi yang disajikan

Lanjutan (format Lanjutan (format Skripsi)Skripsi)

Page 98: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Skripsi, paper/makalah, laporan penelitian, dan lain sebagainya, memiliki format penulisan tertentu untuk bisa disebut sebagai sebuah karya ilmiah.

Uraian di bawah ini membahas format penulisan karya ilmiah berupa skripsi pada Program S-1 Teknik Mesin FT UMY.

Namun beberapa poin penting dalam format penulisan dimaksud bisa dipakai sebagai acuan dalam penulisan karya ilmiah selain skripsi, seperti paper/makalah, artikel dalam jurnal ilmiah, dan lain sebagainya.

FORMAT PENULISAN KARYA FORMAT PENULISAN KARYA ILMIAHILMIAH

Page 99: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Komponen-komponen karya ilmiah yang berupa skripsi, tesis, dan disertasi pada prinsipnya hampir sama. Komponen-komponen tersebut disusun dengan urutan sebagai berikut.(1) Bagian Awal:

(a) Halaman sampul/judul.(b) Halaman pengesahan.(c) Kata Pengantar(d) Daftar Isi(e) Daftar Tabel (jika ada)(f) Daftar Gambar (jika ada)(g) Abstrak.

(2) Bagian Pokok/Utama:(a) Pendahuluan (Latar belakang dan permasalahan)(b) Kerangka teoritik dan pengajuan hipotesis (jika

diperlukan), Tinjauan Pustaka

(c) Metode Penelitian(d) Hasil penelitian, pengujian hipotesis, dan

pembahasan(e) Simpulan, implikasi, dan saran.

(3) Bagian Akhir:(a) Daftar Pustaka (Kepustakaan)(b) Lampiran-lampiran.

Page 100: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Jika karya ilmiah yang berupa skripsi, tesis, dan disertasi tersebut akan disajikan dalam majalah ilmiah, karya ilmiah tersebut harus diubah dalam bentuk makalah dan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku pada majalah yang akan memuatnya.

Page 101: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Komponen-komponen penting yang ada dalam sebuah makalah dapat dikemukakan secara runtut sebagai berikut.(1) Bagian Awal:

Halaman judul (berisi judul makalah & nama penulis)(2) Bagian Pokok/Utama:

(a) Judul makalah (b) Nama Penulis dan institusinya (c) Abstrak

(d) Pendahuluan(e) Tinjauan pustaka /Dasar Teori (jika perlu)(f) Metode Penelitian

(g) Hasil dan Pembahasan(h) Simpulan dan Saran

(3) Bagian Akhir:(a) Buku Rujukan (sumber)(b) lampiran (jika perlu)

Page 102: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Menurut Gie (1992:105), karya (karangan) ilmiah populer merupakan salah satu ragam karangan faktawi. Atas dasar hal tersebut, berarti bahwa karya ilmiah populer identik dengan karya ilmiah. Dengan demikian, ciri-ciri karya ilmiah berlaku pula bagi karya ilmiah populer, yaitu menyajikan fakta-fakta secara cermat, jujur, objektif, netral, sistematik, dan logis, serta pemaparannya secara ringkas, jelas, tegas, dan tepat. Disamping itu, permasalahan yang dikemukakan senantiasa berkaitan dengan topik-topik keilmuan, topik-topik kronologis, atau gabungan antara kedua hal tersebut. Atas dasar hal tersebut, berarti bahwa karya ilmiah populer bukan semata-mata tulisan informatif, melainkan tulisan atas dasar fakta yang disajikan secara ilmiah.

Karya Ilmiah PopulerKarya Ilmiah Populer

Page 103: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Aspek lain yang membedakan karya ilmiah populer itu dengan karya ilmiah pada umumnya adalah bentuk penyusunan dan jangkauan pembacanya. Bentuk penyusunan karya ilmiah populer tidak terikat oleh pola dan ketentuan yang berlaku pada masyarakat ilmuwan. Bentuk karya ilmiah populer tidak perlu menyebutkan bagian-bagiannya dengan penomoran secara eksplisit, tidak perlu menggunakan sistem penulisan sumber referensi atau catatan kaki, dan susunan karya ilmiah populer tidak perlu pula memuat lampiran data pembuktian.

Page 104: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Jangkauan pembaca karya ilmiah populer adalah masyarakat umum atau khalayak ramai, bukan terbatas pada golongan ilmuwan atau kaum cendekiawan tertentu. Karya ilmiah populer ditujukan kepada setiap orang yang berminat membaca guna menambah pengetahuan tentang aspek-aspek ilmu dan teknologi, meskipun hanya secara global dan sederhana

Page 105: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Berdasarkan bentuk penyajiannya, karya ilmiah populer dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu (1) tajuk rencana (editorial), (2) esai (artikel), (3) pikiran pembaca, dan (4) ulasan (berita, ekonomi, politik, buku, dll)

Page 106: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Tajuk rencana adalah induk artikel yang berfungsi sebagai pengantar segala berita/isi surat kabar atau majalah (Natawidjaja, 1986:113). Pada umumnya, tajuk rencana berisi pesan pimpinan surat kabar/majalah, sikap editor, atau sambutan atas sesuatu hal yang istimewa yang ada/terjadi pada saat surat kabar/majalah itu terbit. Tajuk rencana biasanya ditempatkan pada kolom 1 dan 2 dalam halaman pertama atau kedua. Panjangnya sekitar delapan paragraf atau kurang lebih 20 sampai 35 kalimat. Istilah lain dari tajuk rencana yang sering digunakan dalam surat kabar atau majalah, antara lain editorial, induk berita, induk opini, pesan redaksi, mahkota berita, dan sepatah kata redaksi.

Tajuk rencanaTajuk rencana

Page 107: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Esai adalah bentuk karya ilmiah populer yang berisi kupasan terhadap suatu masalah, baik persoalan yang berkaitan dengan ilmu, teknologi, maupun seni. Bagian-bagian penting yang perlu ada dalam sebuah esai adalah permasalahan, kajian dan pemecahan masalah, dan simpulan. Selain harus disusun secara objektif, sistematis dan logis, esai harus dikemukakan dengan bahasa yang lugas, ringkas, jelas, dan sederhana agar permasalahan yang dibahas dapat dipahami oleh semua lapisan pembaca.

EsaiEsai

Page 108: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Pikiran pembaca yaitu tulisan yang berisi pendapat (opini) atau gagasan tentang suatu peristiwa atau masalah yang muncul di masyarakat. Gagasan tersebut dapat berupa usulan, saran atau pemecahan masalah yang ditujukan kepada pihak lain (pemerintah, lembaga, organisasi, atau seseorang). Pikiran pembaca juga disusun berdasarkan fakta dan dikemukakan secara sistematis, logis, objektif, lugas, singkat, dan sederhana. Bentuk pikiran pembaca biasanya lebih ringkas dan pendek bila dibandingkan dengan bentuk karya ilmiah populer yang lain.

Pikiran pembacaPikiran pembaca

Page 109: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Ulasan merupakan bentuk karya ilmiah populer yang berisi komentar terhadap suatu pendapat/gagasan orang lain, peristiwa, esai, artikel berita, buku, dll. Ulasan disusun atas dasar data yang objektif. Dalam ulasan lebih ditekankan pada komentar terhadap hal-hal yang istimewa dan positif. Namun demikian, hal-hal yang kurang istimewa atau hal-hal yang menunjukkan kelemahan pun perlu dikemukakan agar orang lain atau pihak yang terkait dapat mengambil hikmah atau manfaatnya untuk memperbaikinya. Dilihat dari isinya, ulasan itu beraneka ragam, antara lain ulasan berita, ulasan peristiwa, ulasan buku, dan sebagainya.

UlasanUlasan

Page 110: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Bahan dan ukuran kertas yang dipakai dalam sebuah karya ilmiah adalah sebagai berikut:1. Ukuran kertas: A4 (21 x 29,7 cm).2. Jenis kertas: HVS 80 gram.3. Kertas doorslag berwarna (sesuai dengan warna yang telah ditentukan) dengan lambang Universitas Muhammadiyah Yogyakarta .

A. Bahan dan Ukuran A. Bahan dan Ukuran KertasKertas

Page 111: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Ketentuan-ketentuan dalam pengetikan sebuah karya ilmiah dirinci sbb :1. Menggunakan software pengolah kata dengan flatform Windows, seperti MS Word, Excel, dan lain-lain.2. Jenis huruf yang digunakan adalah Times New Roman dengan ukuran 12 kecuali untuk:Halaman judul sampul/luar (hard cover) dan halaman judul dalam (soft cover), yang menggunakan huruf tegak (kecuali istilah asing) dan dicetak tebal (bold) dengan ukuran font mulai 12 sampai 16 (disesuaikan dengan panjang judul, b. Catatan kaki (footnotes), yang menggunakan font ukuran 10.3. Huruf tebal (bold) digunakan untuk judul dan sub-judul (sub-bab, sub sub-bab), memberi penekanan, pembedaan, dan aejenisnya.4...

B. PengetikanB. Pengetikan

Page 112: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

4. Huruf miring (italic) digunakan untuk istilah dalam bahasa asing atau bahasa daerah, memberi penekanan, pembedaan (termasuk pembedaan sub-judul yang hirarkhinya tidak se ingkat), dan sejenisnya. Judul sub sub-sub-bab dibuat dengan mengkombinasikan huruf miring dan huruf tebal (italic-bold atau bold-italic). Judul sub sub-sub-sub-bab dan seterusnya dibuat dengan huruf miring biasa (italic).

5. Batas tepi (margin):a. Tepi atas : 4 cmb. Tepi bawah : 3 cmc. Tepi kiri : 4 cmd. Tepi kanan : 3 cm

6. Sela ketukan (indensi) selebar 1 cm. Indensi Tab dipakai pada baris pertama alinea baru. Indensi gantung digunakan untuk daftar pustaka.

Lanjutan : Lanjutan : PengetikanPengetikan

Page 113: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

7. Spasi bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir:a. Bagian awal dari karya ilmiah termasuk di dalamnya

adalah halaman judul, halaman pengesahan, halaman pernyataan, abstrakkata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran. Spasi yang digunakan adalah:

1) Pernyataan ditulis dengan spasi tunggal (lihat Lampiran).2) Pengantar ditulis dengan spasi satu setengah3) Abstrak, antara 150-250 kata (dalam satu halaman) ditulis

dengan menggunakan spasi tunggal (lihat Lampiran).4) Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran

disusun dengan menggunakan spasi tunggal (lihat Lampiran).

5) Lainnya, lihat Lampiran.b. Bagian isi karya ilmiah meliputi Bab I sampai BAB V,

disusun dengan menggunakan spasi satu setengahc. Bagian akhir karya ilmiah terdiri dari Daftar Pustaka,

yang daftar referensinya memakai spasi tunggal dan indensi gantung (jarak antar referensi dengan satu setengah), dan Lampiran yang ditulis dengan spasi satu setengah atau disesuaikan dengan bentuk/jenis lampiran

Lanjutan : Lanjutan : PengetikanPengetikan

Page 114: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

6. Judul karya ilmiah, bab, sub bab, dan lain sebagainya:

a.Judul karya ilmiah dan bab, diketik dengan huruf besar/kapital, dicetak tebal, tanpa singkatan (kecuali yang berlaku umum seperti PT., CV.), posisinya di tengah halaman, dan tanpa diakhiri tanda titik. Perkecualiannya adalah judul pada halaman Persetujuan Seminar dan Pengesahan Skripsi (dengan huruf biasa, dicetak tebal).

b. Judul sub-bab diketik sejajar dengan batas tepi (margin) sebelah kiri dengan menggunakan huruf A, B, C, dan seterusnya. Huruf pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title Case) kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik. Judul sub-bab dicetak dengan huruf tebal (bold).

Lanjutan : Lanjutan : PengetikanPengetikan

Page 115: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

c. Judul sub sub-bab dimulai dengan angka 1, 2, 3 dan seterusnya. Huruf pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title Case) kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik. Judul sub sub-bab dicetak dengan huruf tebal (bold).

d. Judul sub sub-sub-bab dimulai dengan huruf a, b, c dan seterusnya. Huruf pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title Case) kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik. Judul sub sub-sub-bab dicetak dengan huruf tebalmiring (bold-italic).

e. Judul sub sub-sub-sub bab dimulai dengan angka 1), 2), 3) dst. (tanpa titik), dan judul sub sub-sub-sub-sub bab dimulai dengan huruf a), b), c) dst. (tanpa titik). Huruf pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title Case) kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik. Judul sub sub-sub-sub-bab dan sub subsub- sub-sub-bab dicetak dengan huruf miring (italic).

Lanjutan : Lanjutan : Pengetikan 6.Pengetikan 6.

Page 116: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Lanjutan : Lanjutan : PengetikanPengetikanf. Penulisan headings hierarchy (sub-judul)

Page 117: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Lanjutan : Lanjutan : PengetikanPengetikan

Page 118: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

g. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang perbedaan keduanya (headings hierarchy dan points/items hierarchy) dalam sebuah teks/tulisan, lihat contohnya pada Lampiran.

h. Sepanjang memungkinkan, hindari penggunaan hirarkhi sub-judul (headings hierarchy) yang terlalu banyak tingkatannya (sub sub-subsub- bab dan seterusnya). Hal ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan penggunaan rincian poin-poin atau item-item (points/items hierarchy).

Lanjutan : Lanjutan : PengetikanPengetikan

Page 119: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

7. Bilangan dan satuan:a. Bilangan diketik dengan angka kecuali bilangan yang terletak pada awal kalimat yang harus dieja.

Contoh:Umur mesin 10 tahun.Sepuluh perusahaan besar… dan seterusnya.b. Bilangan desimal ditandai dengan koma (contoh: Rp1.150,25)

c. Satuan dinyatakan dengan singkatan resmi tanpa tanda titik (kg, cm, dan lain-lain)

Lanjutan : Lanjutan : PengetikanPengetikan

Page 120: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

7. Bilangan dan satuan:a. Bilangan diketik dengan angka kecuali

bilangan yang terletak pada awal kalimat yang harus dieja.

Contoh:Umur mesin 10 tahun.Sepuluh perusahaan besar… dan seterusnya.b. Bilangan desimal ditandai dengan koma

(contoh: Rp1.150,25) c. Satuan dinyatakan dengan singkatan resmi

tanpa tanda titik (kg, cm, dan lain-lain) d. Pecahan yang berdiri sendiri ditulis dengan

angka, sedangkan pecahan yang bergabung dengan bilangan bulat harus ditulis dengan huruf/dieja. Contoh: tiga dua pertiga.

Lanjutan : Lanjutan : PengetikanPengetikan

Page 121: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

C. Penomoran HalamanKetentuan-ketentuan dalam penomoran halaman, seperti

halaman awal, halaman judul bab, halaman teks utama, dan lain sebagainya, adalah sbb :

1. Bagian awal karya ilmiah (halaman judul, halaman pengesahan, halaman pernyataan, abstrak, riwayat hidup, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran) diberi nomor halaman dengan angka romawi kecil (i, ii, iii, dan seterusnya) dan ditempatkan di tengah bagian bawah. Halaman judul tidak diberi nomor, tetapi tetap dihitung.

2. Mulai dari BAB I sampai dengan halaman terakhir pada Daftar Pustaka diberi nomor halaman dengan angka latin (1, 2, 3, dan seterusnya). Nomor halaman ditempatkan di sebelah kanan atas, kecuali bab baru yang diisi nomor halaman di tengah bawah.

3. Data yang mendukung penelitian disajikan dalam lampiran yang disajikan menurut kelompoknya tanpa diberi nomor halaman. Contoh:

Lampiran 1. Pedoman WawancaraLampiran 2. Peta Desa Mahak Baru

Lanjutan : Lanjutan : PengetikanPengetikan

Page 122: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

D. Tabel dan GambarPembuatan dan penomoran Tabel dan Gambar

mengikuti ketentuanketentuan sebagai berikut:1. Tabela. Tabel dalam bagian isi karya ilmiah berisi

ringkasan data-data penelitian yang penting. Data lengkapnya dapat disajikan pada Lampiran.

b. Tabel disajikan di tengah, simetris/sejajar dengan batas tepi kiri dan kanan pengetikan.

c. Kolom-kolom disusun dengan rapi sehingga mudah dibaca.

d. Jarak antara baris dalam tabel adalah satu spasi.e. Garis batas tabel tidak melampaui batas tepi

kertas.f. Kolom tabel diletakkan sejajar dengan panjang

kertas.g. Tabel boleh diletakkan di tengah halaman di

antara baris-baris teks. Dalam hal ini jarak tabel dan kalimat di bawahnya adalah dua spasi.

Lanjutan : Lanjutan : PengetikanPengetikan

Page 123: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

h. Di atas garis batas tabel dituliskan nomor dan judul tabel, dengan ketentuan:

1) Jika judul tabel terdiri dari dua baris atau lebih, maka spasi yang digunakan adalah satu spasi. Baris terakhir judul terletak dua spasi di atas garis batas atas tabel.

2) Nomor tabel terletak dua spasi di bawah baris terakhir teks.

Nomor tabel terdiri dari dua bagian, bagian pertama menunjukkan nomor bab tempat tabel itu dimuat, dan bagian kedua menunjukkan nomor urut tabel pada bab itu.

Contoh: Tabel 2.5 menunjukkan bahwa tabel itu ada di BAB II dan tabel urutan kelima pada bab itu.

Lanjutan : Lanjutan : PengetikanPengetikan

Page 124: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

i. Tabel yang memerlukan kertas yang lebih besar dari halaman naskah dapat diizinkan, tetapi sebaiknya hanya tabel yang jika dilipat satu kali sudah mencapai ukuran halaman naskah yang dimasukkan dalam teks.

j. Dalam setiap tabel tentang data, di bawah tabel tersebut harus dicantumkan sumbernya dengan ukuran huruf (font) 10 dengan spasi tunggal (lihat Lampiran).

Lanjutan : Lanjutan : PengetikanPengetikan

Page 125: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2. Gambara. Yang dimaksud dengan gambar adalah

bagan, grafik, peta, diagram, atau foto.b. Garis batas gambar diletakkan sedemikian

rupa sehingga garis batas tersebut tidak melampaui batas tepi kertas.

c. Untuk gambar besar, ukurannya diatur agar sejajar dengan batas tepi kiri dan kanan pengetikan; sedangkan untuk gambar kecil yang tampilannya menjadi kurang bagus kalau diperbesar, atur ukuran dan posisinya agar simetris dengan batas tepi halaman (tidak sejajar, tapi jarak ke tepi kiri dan kanan sama).

Lanjutan : Lanjutan : PengetikanPengetikan

Page 126: MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA JURUSAN  TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

d. Di atas gambar disajikan nomor dan judul gambar, dengan ketentuan:

1) Jika judul gambar terdiri dari dua baris atau lebih, spasi yang digunakan adalah spasi tunggal. Baris terakhir judul terletak dua spasi di atas gambar.

2) Nomor gambar terletak dua spasi di bawah baris terakhir teks. Nomor gambar terdiri dari dua bagian. Bagian pertama menunjukkan nomor bab tempat gambar itu dimuat, sedangkan bagian kedua menunjukkan nomor urut tabel pada bab itu.

Contoh: Gambar 2.1 menunjukkan bahwa gambar tersebut adalah gambar urutan pertama pada Bab II.

e. Gambar yang memerlukan halaman yang lebih besar dari halaman naskah disajikan sebagai lampiran.

f. Jika ada keterangan gambar, keterangan tersebut ditulis pada tempat kosong di bawah gambar (tidak diletakkan di halaman lain).

Lanjutan : Lanjutan : PengetikanPengetikan