158
SURVAI MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH SISWA-SISWI KELAS V SD KANISIUS BACIRO YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan Konseling Disusun Oleh : SHERLY YONATHAN NIM : 021114024 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 i

MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

SURVAI MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH SISWA-SISWI KELAS V SD KANISIUS BACIRO YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP

USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan Konseling

Disusun Oleh :

SHERLY YONATHAN

NIM : 021114024

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

i

Page 2: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH
Page 3: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH
Page 4: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

Motto dan Persembahan

“Janganlah takut, sebab AKU menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab AKU ini ALLAHmu; AKU akan meneguhkan, bahkan akan menolong

engkau; AKU akan memegang engkau dengan tangan kanan-KU yang membawa kemenangan.” (Yesaya 41:10)

“Sungguh sulit jika aku terpaksa… dan begitu mudahnya jika aku mau.” “Daripada menghitung kesukaranmu, cobalah menjumlahkan berkat-berkat yang telah kamu terima.” Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Orangtuaku tercinta, papa William dan mama Martha yang sudah terus memotivasi dan mendukungku dengan cinta dan doa sehingga aku bisa menyelesaikan kuliah ini dengan baik.

SD Kanisius Baciro Yogyakarta, yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan kepadaku untuk membimbing seluruh siswa-siswi selama tahun ajaran 2006-2007.

Almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai tempatku menimba ilmu.

iv

Page 5: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 20 November 2007

Penulis

Sherly Yonathan

v

Page 6: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

ABSTRAK SURVAI MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH SISWA-SISWI KELASV SD KANISIUS BACIRO YOGYAKARTA TAHUN AJARAN

2006/2007 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL

SHERLY YONATHAN

2007

Penelitian ini bertujuan untuk mendespkripsikan masalah-masalah yang banyak dialami oleh siswa-siswi kelas V SD Kanisius Baciro Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007. hasil penelitian digunakan sebagai acuan untuk menyusun usulan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai untuk siswa-siswi kelas V di sekolah tersebut. Pertanyaan yang secara khusus dijawab dalam penelitian ini adalah: (1) Masalah-masalah apakah yang banyak dialami oleh siswa-siswi kelas V SD Kanisius Baciro Yogyakarta tahun ajaran 2006-2007? (2) Usulan topik-topik bimbingan apakah yang sesuai dengan masalah-masalah yang banyak dialami oleh siswa-siswi kelas V SD Kanisius Baciro Yogyakarta tahun ajaran 2006-2007?

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survai. Subjek penelitian adalah seluruh siswa-siswi kelas V SD Kanisius Baciro Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 yang berjumlah 78 orang. Instruman penelitian yang digunakan adalah “Kuisioner Masalah-masalah yang dialami oleh siswa SD”. Insrtumen tersebut disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan beberapa bidang masalah (Pribadi, Sosial, Belajar dan Karir) dengan mengacu pada kajian pustaka. Instrumen penelitian terdiri dari 55 item. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah membuat tabulasi skor dari masing-masing item, menghitung skor total dari masing-masing item, dan menentukan masalah-masalah yang banyak dialami oleh siswa-siswi kelas V SD Kanisius Yogyakarta berdasarkan kriteria Penilaian Acuan Norma (PAN) tipe I, yaitu M + 0,75 S.

Hasil penelitian antara lain: (1) Masalah yang banyak dialami oleh siswa-siswi kelas V Intrapersonal adalah siswa merasa kurang PD (percaya diri) jika diminta untuk berbicara di depan kelas atau di depan orang banyak; (2) Masalah yang banyak dialami oleh siswa-siswi kelas V Interpersonal adalah (a) siswa mudah marah atau kurang mampu mengendalikan diri dan (b) siswa kesulitan membagi waktunya untuk belajar dan kegiatan-kegiatan yang lain; (3) Masalah-masalah yang banyak dialami oleh seluruh siswa-siswi kelas V (Intrapersonal dan Interpersonal) adalah (a) siswa merasa kuatir tidak dapat memenuhi harapan orang tua atau orang yang menyantuni hidupnya; (b) siswa sering membalas perbuatan orang lain yang mengganggu/menyakiti hatinya; (c) siswa merasa takut nilai-nilai yang diperolehnya tidak memenuhi syarat untuk kenaikan kelas; (d) siswa mudah kecewa apabila gagal melakukan sesuatu.

Berdasarkan hasil penelitian, disusunlah suatu usulan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai bagi siswa-siswi kelas V SD Kanisius Baciro Yogyakarta.

vi

Page 7: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

ABSTRACT A SURVEY ON THE MOST PROBLEM FACED BY THE FIFTH GRADE

STUDENTS OF KANISIUS BACIRO YOGYAKARTA PRIMARY SCHOOL IN THE ACADEMIC YEAR OF 2006/2007 AND THE IMPLICATIONS ON

THE CLASSICAL GUIDANCE TOPICS PROPOSAL

SHERLY YONATHAN 2007

This research was aimed at describing the problems dealt by the fifth grade students of Kanisius Baciro Yogyakarta Primary School during the academic year of 2006/2007. The result of this research was used as the reference in arranging the suitable classical guidance topics proposal for the fifth grade students of the school. The questions that particulary responded in this research were : (1) What kind of problems that were faced by the fifth grade students of Kanisius Baciro Yogyakarta Primary School during the academic year of 2006/2007? (2) What kind of classical guidance topics proposal that is suitable with the problems faced by the fifth grade students of Kanisius Baciro Yogyakarta Primary School during the academic year of 2006/2007? This research was descriptive in nature by using the survey method. The subject of the research covered the entire fifth grade students of Kanisius Baciro Primary School in the academic year of 2006/2007, wich consisted of 78 students. The research instrument was the “Questionnaire Asking for The Problems the Primary School Students Dealt”. That instrument, which consisted of 55 items, was based on several problems classifications (Individual, Social, Study, and Career), was prepared by referring to library research. The technique of data processing were the score tabulation and calculation the total score, and determination of the problems of the fifth grade students of Kanisius Baciro Yogyakarta Primary School based on the criteria of the Norms Referent Assessment (NRA) type I, i.e.: M+0.75S. The results of the research shows that (1) The problems of the fifth grade students on “Intrapersonal” was : The students don’t have confidence on himself/herself if they were asked to talk in front of class or people; (2) The problems of the fifth grade students on “Interpersonal” were : (a) The students was easy to get anggry or unable to control herself/himself, (b) The students get difficulty in sharing time for study and the other activity; (3) The problems of the fifth grade students on “Intrapersonal” and “Interpersonal” were : (a) The students were affraid if they can’t fulfill the parent’s hope; (b) The students often did revenge to someone else that hurt him/her; (c) The students were worried if they got bad results; (d) The students were often disappointed easily when they were failed. Based on the results of research, a suitable classical guidance’s topics proposal for the fifth grade students of Kanisius Baciro Yogyakarta Primary School could be well arranged.

vii

Page 8: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kemurahan kasih, karunia

dan penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Penyusunan skripsi ini sebagai wujud dari seluruh pengetahuan dan pengalaman

penulis selama kurun waktu lima tahun sebagai mahasiswa Universitas Sanata

Dharma dan satu tahun dipercaya sebagai salah satu tenaga bimbingan dan konseling

di SD Kanisius Baciro Yogyakarta. Penulis merasa terpanggil untuk menyumbangkan

sesuatu yang berharga bagi SD Kanisius Baciro, khususnya untuk meningkatkan

pelayanan bimbingan dan konseling bagi siswa-siswinya.

Penulisan skripsi ini tidak dapat berjalan tanpa bantuan dan dukungan banyak

pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku pembimbing yang telah mengarahkan

dan membimbing penulis dari awal hingga selesainya penulisan skripsi ini.

2. Suster Dra. C. L. Milburga, M.Ed. dan Ibu A. Setyandari S.Pd., Psi., M.A.

selaku dosen tamu yang juga ikut memberikan masukan-masukan yang positif

demi penyempurnaan skripsi ini.

3. Dr. M. M. Sri Hastuti, M.Si. selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan

Konseling.

viii

Page 9: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

4. Para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma yang telah membekali penulis dengan berbagai pengetahuan dan

pengalaman selama penulis menimba ilmu.

5. Kepala sekolah, Koordinator SD dan Koordinator Bimbingan SD Tarakanita

Bumijo Yogyakarta yang telah memberikan ijin mengadakan uji coba

kuisioner.

6. Seluruh siswa-siswi kelas V SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta tahun ajaran

2006-2007 yang telah bersedia mengisi kuisioner ujicoba.

7. Sr. M. Serafine, OP selaku Kepala sekolah SD Kanisius Baciro Yogyakarta

atas kepercayaan dan kesempatan bagi penulis untuk memberikan pelayanan

bimbingan dan konseling.

8. Seluruh siswa-siswi kelas V Intrapersonal dan V Interpersonal SD Kanisius

Baciro Yogyakarta tahun ajaran 2006-2007 yang dengan senang hati dan

antusias mengisi kuisioner penelitian dan memberi dukungan kepada penulis.

9. Teman-teman angkatan 2002 dari Prodi Bimbingan dan Konseling, khususnya

Nadia dan Prinses, terima kasih atas persahabatan, dukungan dan

pengertiannya.

10. My Lovely Hippo and Little Sweetie yang selalu “ready” mengetik,

menghitung, menggambar, mengedit, mengeprint, menemani, dan mendukung

penulis dari awal hingga akhir penyusunan skripsi ini.

ix

Page 10: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas segala dukungan,

perhatian dan bantuannya (Spesial buat semua keluarga besarku di Waingapu,

Sumba Timur, NTT).

Penulis berharap, semoga penulisan skripsi ini bermanfaat bagi pembaca

dan juga bagi siapa saja yang menaruh perhatian terhadap pelayanan Bimbingan

dan Konseling.

Yogyakarta, 20 November 2007

Penulis

x

Page 11: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………. ii

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………. iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………. iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………… v

ABSTRAK ………………………………………………………………….. vi

ABSTRACT ………………………………………………………………… vii

KATA PENGANTAR ……………………………………………………… viii

DAFTAR ISI………………………………………………………………... xi

DAFTAR TABEL…………………………………………………………... xiv

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….... xv

BAB I : PENDAHULUAN …………………………………………………. 1

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………… 1

B. Perumusan Masalah …………………………………………….. 4

C. Tujuan Penilitian ………………………………………………... 4

D. Manfaat Penelitian ……………………………………………… 4

E. Batasan Istilah …………………………………………………… 5

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………….. 7

A. Ciri–ciri Anak SD ……………………………………………..... 7

B. Tugas Perkembangan Anak SD ………………………………… 9

C. Kebutuhan Anak SD ……………………………………………. 12

D. Kurikulum SD …………………………………………………... 14

1. Kurikulum Berbasis Kompetensi ……………………………… 14

xi

Page 12: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

2. Prinsip Pengembangan Kurikulum ……………………………. 15

3. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum ……………………………... .. 18

E. Bimbingan Konseling di SD …………………………………….. 20

1. Pengertian Bimbingan Konseling …………………………….. 20

2. Tujuan Bimbingan Konseling ………………………………… 22

3. Fungsi Bimbingan Konseling ………………………………… 22

4. Bidang Bimbingan …………………………………………… 24

5. Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling ……………………….. 27

6. Asas-asas Bimbingan Konseling …………………………….. 29

F. Bimbingan Klasikal ……………………………………………. 34

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ………………………………… 37

A. Jenis Penelitian ………………………………………………… 37

B. Subyek Penelitian ……………………………………………… 37

C. Instrumen Penelitian …………………………………………… 38

D. Prosedur Pengumpulan Data …………………………………… 45

E. Teknik Analisis Data …………………………………………… 47

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………… 49

A. Hasil Penelitian ………………………………………………… 49

B. Pembahasan ……………………………………………………. 52

1. Masalah yang hanya dialami oleh siswa-siswi

kelas V Intrapersonal ………………………………………... 53

2. Masalah yang hanya dialami oleh siswa-siswi

Kelas V Interpersonal ……………………………………….. . 54

3. Masalah yang dialami oleh seluruh siswa-siswi kelas V …….. 58

BAB V : USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL …………. 73

A. Usulan Topik-topik Bimbingan Klasikal ………………………. 73

B. Satuan Pelayanan Bimbingan ………………………………….. 75

BAB VI : RINGKASAN, KESIMPULAN, DAN SARAN ……………….. 82

A. Ringkasan ……………………………………………………….. 82

xii

Page 13: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

B. Kesimpulan ……………………………………………………... 86

C. Saran ……………………………………………………………. 87

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 89

LAMPIRAN ……………………………………………………………….. 91

xiii

Page 14: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

TABEL

Halaman

Tabel 1 : Rincian Jumlah Siswa

Kelas V SD Kanisius Baciro Yogyakarta ……………….. 38

Tabel 2 : Kisi-kisi Penyusunan Kuisioner Masalah Siswa

(Kuisioner belum final) ………………………………….. 39

Tabel 3 : Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Validitas ……………….. 42

Tabel 4 : Kisi-kisi Kuisioner Penelitian

(Kuisioner sudah final) …………………………………… 42

Tabel 5 : Masalah-masalah yang paling banyak dialami oleh

siswa-siswi kelas V SD Kanisius Baciro Yogyakarta

tahun ajaran 2006/2007 …………………………………… 50

Tabel 6 : Usulan Topik-topik Bimbingan Klasikal Untuk kelas V

SD Kanisius Baciro Yogyakarta ………………………….. 73

xiv

Page 15: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Data Tabulasi Ujicoba ……………………………… 91

Lampiran 2 : Hasil Perhitungan Taraf Validitas ………………….. 97

Lampiran 3 : Kuisioner Penelitian ………………………………... 107

Lampiran 4 : Hasil Perhitungan Realibilitas ……………………… 111

Lampiran 5 : Rekapitulasi Hasil Penelitian

dan Perhitungan Standar Deviasi ……………………. 112

Lampiran 6 : Modul Pengembangan Diri …………………………. 114

xv

Page 16: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional dari istilah-

istilah pokok yang digunakan dalam penelitian ini.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan bertujuan untuk tercapainya perkembangan yang optimal

dari setiap individu sesuai dengan kemampuan, bakat, minat, dan nilai-nilai

yang dianut oleh setiap peserta didik (Depdikbud, 1994). Undang-undang No.

20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 Ayat 1 sebagai berikut:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan di sekolah mengupayakan agar peserta didik

mengembangkan pemahaman, nilai dan sikap, serta ketrampilan yang

dibutuhkan sesuai dengan tugas perkembangannya. Pemahaman diupayakan

terutama melalui pengajaran, ketrampilan diupayakan terutama melalui

pelatihan, dan pembentukan nilai dan sikap diupayakan terutama melalui

pembimbingan.

Page 17: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

2

Para siswa SD mempunyai tugas-tugas perkembangan yang harus

diselesaikan dengan baik. Pembimbingan intensif dari orang dewasa yang ada

di sekitarnya sangat mempengaruhi keberhasilannya dalam menyelesaikan

tugas-tugas perkembangan.

Dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya, siswa

memerlukan bantuan dari orang lain yang lebih dewasa. Mereka

membutuhkan kehadiran orang lain yang mau mendengarkan dan menjadi

tempat untuk mencurahkan masalah yang mereka hadapi. Untuk membantu

siswa dalam mengatasi masalah yang mereka hadapi, sekolah dapat

memberikan bantuan lewat penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan

konseling. Penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling oleh pihak

sekolah bagi para siswa dilaksanakan oleh guru pembimbing, berkenaan

dengan perkembangan bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir yang tersusun

dan terencana dalam suatu program bimbingan dalam jangka waktu tertentu.

Guru pembimbing dapat membantu siswa mengatasi permasalahan

mereka lewat konseling individual maupun kegiatan bimbingan kelompok

atau klasikal. Dalam kegiatan bimbingan kelompok atau klasikal, topik-topik

bimbingan mengacu pada tugas-tugas perkembangan siswa SD. Topik-topik

bimbingan akan lebih tepat sasaran dan efektif apabila disesuaikan dengan

kebutuhan dan permasalahan yang dialami oleh siswa.

Penulis saat ini bekerja sebagai salah satu tenaga bimbingan di SD

Kanisius Baciro, Yogyakarta. SD Kanisius Baciro Yogyakarta adalah salah

Page 18: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

3

satu SD yang dikelola oleh Yayasan Santo Dominikus yang beralamat di jalan

Melati Wetan No:53 Yogyakarta. Pada tahun ajaran 2006/2007 sekolah ini

mulai memberlakukan kegiatan bimbingan klasikal. Sekolah menyediakan

satu sampai dua jam pelajaran untuk kegiatan bimbingan klasikal. Topik-topik

bimbingan disusun berdasarkan isi layanan bimbingan yang diambil dari buku

Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan Siswa di Sekolah Dasar yang

diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Penulis melihat dan mengalami sendiri bahwa penentuan topik-topik

dalam kegiatan bimbingan klasikal kurang tepat pada sasaran. Tenaga

bimbingan yang ada kurang mengetahui masalah-masalah apa yang dihadapi

oleh siswa-siswi. Pihak sekolah bersama guru bimbingan konseling belum

pernah secara sistematis berupaya untuk mengetahui masalah-masalah yang

banyak dialami oleh para peserta didiknya, agar dapat menyusun dan

memberikan topik-topik bimbingan klasikal yang tepat sasaran dan efektif.

Karena itu penulis ingin mengetahui permasalahan-permasalahan yang

banyak dialami oleh siswa-siswi kelas V SD Kanisius Baciro, Yogyakarta.

Berdasarkan permasalahan yang banyak dialami oleh siswa-siswi tersebut

maka penulis akan memberikan usulan topik-topik bimbingan yang sesuai.

Penulis khusus mengadakan penelitian terhadap siswa-siswi kelas V karena

dianggap sudah lebih mengerti akan suatu masalah yang dihadapinya dan

mampu mengungkapkan dirinya baik secara lisan maupun tulisan.

Page 19: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

4

B. Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini masalah-masalah yang akan dibahas adalah:

1. Masalah-masalah apakah yang banyak dialami oleh siswa-siswi kelas

V SD Kanisius Baciro Yogyakarta, tahun ajaran 2006/2007 ?

2. Usulan topik-topik bimbingan apakah yang sesuai dengan masalah-

masalah yang banyak dialami oleh siswa-siswi kelas V SD Kanisius

Baciro Yogyakarta, tahun ajaran 2006/2007 ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikan masalah-masalah yang banyak dialami oleh siswa-

siswi kelas V SD Kanisius Baciro Yogyakarta, tahun ajaran

2006/2007.

2. Mengusulkan topik-topik bimbingan yang sesuai dengan masalah-

masalah yang banyak dialami oleh siswa-siswi V SD Kanisius Baciro

Yogyakarta, tahun ajaran 2006/2007.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Kepala Sekolah

Mendapatkan informasi mengenai masalah-masalah yang banyak

dialami oleh siswa-siswi kelas V. Berdasarkan informasi tersebut

Page 20: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

5

diharapkan semakin menyadari pentingnya pelayanan bimbingan

konseling di sekolah.

2. Bagi Konselor Sekolah

Memperoleh informasi yang dapat dipergunakan untuk menyusun

rencana pelayanan bimbingan yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan

permasalahan peserta didik.

3. Bagi para Siswa

Mendapatkan pelayanan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan dan

permasalahannya.

4. Bagi Peneliti

Peneliti sebagai salah satu tenaga bimbingan konseling di sekolah

tersebut dapat membantu pihak sekolah dalam memberikan pelayanan

bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan peserta

didik.

E. Batasan Istilah

1. Masalah yang banyak dialami adalah kesulitan yang banyak dialami

oleh siswa-siswi kelas V SD Kanisius Baciro Yogyakarta,

sebagaimana yang disebutkan dalam butir kuisioner masalah siswa

SD.

Page 21: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

6

2. Topik bimbingan klasikal adalah pokok bahasan yang diberikan

kepada siswa secara berkelompok dengan tujuan untuk membantu

siswa mengatasi masalah yang dialami.

3. Kelas V Intrapersonal dan kelas V Interpersonal adalah penamaan

kelas-kelas (mulai dari kelas I – VI) yang diambil dari daftar Multiple

Inteligensi.

Page 22: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Ciri-ciri Anak Sekolah Dasar

Dalam Depdikbud (1994), siswa Sekolah Dasar pada umumnya

berusia antara 6 sampai dengan 13 tahun dan dalam tahap perkembangannya

sedang berada pada masa kanak-kanak. Pada masa ini anak mulai memasuki

lingkungan sekolah. Ada tiga ciri utama yang menonjol pada masa ini, yaitu:

1. Dorongan yang besar untuk berhubungan dengan kelompok sebaya yang

lebih luas dari lingkungan keluarga.

2. Dorongan ingin tahu tentang dunia sekitarnya.

3. Pertumbuhan fisik mendorong anak untuk menyenangi permainan yang

dapat mengarah pada dunia pekerjaan.

Selanjutnya, dalam ketiga ciri itu terdapat sejumlah tugas perkembangan yang

harus dipenuhi oleh siswa sekolah dasar yang mencakup aspek pribadi, sosial,

akademik, dan karier.

Pergaulan anak pada masa ini sudah menjadi luas, tidak hanya di

lingkungan keluarga tetapi juga dalam lingkungan sekolahnya. Sekolah

merupakan lingkungan yang memberikan pengaruh besar bagi perkembangan

dirinya. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah banyak mempengaruhi dan

membantu proses penyelesaian tugas-tugas perkembangan. Perkembangan itu

meliputi pertumbuhan fisik, perkembangan kejiwaan (psikis) dan sosial.

Page 23: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

8

Dalam Hurlock (1997:146-148), anak-anak usia sekolah dasar

termasuk dalam periode akhir masa kanak-kanak. Orang tua, pendidik, dan

ahli psikologi memberikan berbagai label yang mencerminkan ciri-ciri

penting dari periode akhir masa kanak-kanak.

Label yang digunakan oleh orang tua disebut sebagai usia yang

menyulitkan (suatu masa dimana anak tidak lagi mau menuruti perintah dan

dimana ia lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman sebaya dari pada oleh

orang tua dan anggota keluarga lain), usia yang tidak rapih (suatu masa

dimana anak cenderung tidak memperdulikan dan ceroboh dalam

penampilan), dan usia bertengkar (suatu masa dimana banyak terjadi

pertengkaran antarkeluarga dan suasana rumah yang tidak menyenangkan

bagi anggota keluarga).

Label yang digunakan oleh para pendidik adalah usia sekolah dasar.

Pada usia tersebut anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan

yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan

dewasa; dan mempelajari pelbagai ketrampilan penting tertentu, baik

ketrampilan kurikuler maupun ekstrakurikuler. Para pendidik juga

memandang periode ini sebagai periode kritis dalam dorongan berprestasi –

suatu masa dimana anak membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak

sukses, atau sangat sukses. Sekali terbentuk, kebiasaan untuk bekerja di

bawah, di atas atau sesuai dengan kemampuan cenderung menetap sampai

dewasa.

Page 24: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

9

Label yang digunakan oleh ahli psikologi adalah usia berkelompok,

suatu masa dimana perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima oleh

teman-teman sebaya sebagai anggota kelompok, terutama kelompok yang

bergengsi dalam pandangan teman-temannya. Oleh karena itu, anak ingin

menyesuaikan diri dengan standar yang disetujui kelompok dalam

penampilan, berbicara, dan perilaku. Keadaan ini mendorong ahli psikologi

untuk menyebut periode ini sebagai usia penyesuaian diri.

Para ahli psikologi juga menamakan masa akhir kanak-kanak dengan usia

kreatif, suatu masa dalam rentang kehidupan dimana anak menjadi

konformosis atau pencipta karya yang baru dan orisinal. Masa akhir kanak-

kanak seringkali disebut sebagai usia bermain, karena luasnya minat dan

kegiatan bermain.

B. Tugas Perkembangan Anak Sekolah Dasar

Havigurst (dalam Pakasi, 1985) merumuskan sebagai berikut:

Tugas-tugas dalam perkembangan adalah tugas-tugas yang timbul pada atau kira-kira pada masa perkembangan tertentu dalam kehidupan seseorang bilamana berhasil akan menimbulkan kebahagiaan dan akan diharapkan berhasil pada tugas perkembangan berikutnya. Sebaiknya bilamana gagal dia akan menimbulkan ketidak bahagiaan pada diri pribadi yang bersangkutan, tidak diterima oleh masyarakatnya, dan mengalami kesulitan untuk mencapai tugas-tugas perkembangan selanjutnya.

Menurut Havigurst (Pakasi, 1985) tugas-tugas perkembangan ini bersumber

pada tiga hal yakni:

Page 25: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

10

1. Kematangan fisik

2. Ransangan atau tuntutan dari masyarakat.

3. Norma pribadi mengenai aspirasi-aspirasinya.

Tidak semua anak akan lancar mencapai tugas-tugas perkembangan,

karena dalam kenyataannya gangguan dalam perkembangan akan selalu bisa

timbul. Kalau perkembangannya ternyata menyimpang dari norma-norma

yang ada, ini akan berakibat timbulnya kesulitan dalam penyesuaian diri

secara sosial, emosional dan kepribadiannya terhadap lingkungan hidupnya

(Pakasi, 1985).

Menurut buku Kurikulum 2004 tentang Pedoman Bimbingan dan

Konseling di Sekolah Dasar, tugas-tugas perkembangan Sekolah Dasar,

Madrasah Ibtidaiyah dan Sederajat adalah:

a. Menanamkan dan mengembangkan kebiasaan serta sikap dalam

beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

b. Mengembangkan ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan

berhitung.

c. Mengembangkan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari- hari.

d. Belajar bergaul dan bekerja dengan kelompok sebaya.

e. Belajar menjadi pribadi yang mandiri.

f. Mempelajari ketrampilan fisik sederhana yang diperlukan baik untuk

permainan maupun kehidupan.

Page 26: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

11

g. Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai sebagai pedoman

perilaku.

h. Membina hidup sehat untuk diri sendiri dan lingkungan serta keindahan.

i. Belajar memahami diri sendiri dan orang lain sesuai dengan jenis

kelaminnya serta menjalankan peran tanpa membedakan jenis kelamin.

j. Mengembangkan sikap sosial terhadap kelompok, lembaga sosial, serta

rasa cinta terhadap tanah air, bangsa dan negara.

k. Mengembangkan pemahaman dan sikap awal untuk perencanaan masa

depan.

Penguasaaan tugas-tugas perkembangan tidak lagi sepenuhnya

menjadi tanggung jawab orang tua seperti pada tahun-tahun prasekolah.

Sekarang penguasaan ini juga menjadi tanggung jawab guru-guru dan

sebagian kecil juga menjadi tanggung jawab kelompok teman-teman.

Misalnya pengembangan berbagai ketrampilan dasar seperti membaca,

menulis, berhitung dan pengembangan sikap-sikap terhadap kelompok sosial

dan lembaga-lembaga merupakan tanggung jawab guru dan juga orang tua

(Hurlock, 1997:148). Menjadi anggota kelompok memberi kesempatan besar

untuk memperoleh pengalaman belajar, meskipun orang tua dapat membantu

meletakkan dasar penyesuaian diri anak dengan teman-teman sebaya.

Page 27: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

12

C. Kebutuhan Anak Sekolah Dasar

Anak-anak yang sedang menjalankan tugas perkembangan memiliki

kebutuhan yang mendorong mereka untuk memenuhinya. Kebutuhan ini tidak

jauh beda dengan kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow (Atkinson, dkk.

1991:318) yang menggolongkannya menjadi tujuh tingkatan sebagai berikut:

1. Kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan yang paling dasar, paling kuat dan

paling jelas. Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan mempertahankan

hidup secara fisik, yaitu kebutuhan akan makanan dan minuman.

2. Kebutuhan akan rasa aman yaitu kebutuhan agar terjamin bebas dari

bahaya atau serangan terhadap dirinya. Biasanya orang tidak suka jika

keamanannya jadi terancam.

3. Kebutuhan akan kasih sayang yaitu kebutuhan untuk berhubungan dengan

orang lain, misalnya menjalin persahabatan dan persaudaraan.

4. Kebutuhan akan penghargaan yaitu kebutuhan akan penilaian yang

mantap dari orang lain pada dirinya termasuk kemampuan yang

dimilikinya.

5. Kebutuhan akan pengetahuan yaitu kebutuhan untuk memperoleh

pengetahuan, pemahaman yang menyangkut berbagai bidang kehidupan,

dan pengembangan pengetahuan yang dimilikinya.

6. Kebutuhan akan keindahan yaitu kebutuhan untuk menikmati keindahan

yang menyebabkan orang merasa bahagia atau gembira serta rasa puas.

Page 28: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

13

7. Kemampuan aktualisasi diri yaitu kebutuhan untuk mewujudkan

kemampuan yang ada pada dirinya.

Anak SD memiliki kebutuhan yang tidak jauh berbeda dengan

kebutuhan yang digambarkan oleh Maslow. Sejak lahir seorang anak sudah

disadarkan bahwa ia adalah makhluk sosial. Ia membutuhkan rasa aman dan

kasih sayang dari orang tua, teman-teman, guru-guru di sekolah dan dari

semua orang yang hidup, bergaul dan bekerja dengannya. Dalam

kehidupannya bersama teman-temannya dalam kelompok ia membutuhkan

pengakuan, dihargai dan diterima oleh teman-temannya serta status atau

kedudukan dalam kelompok itu. Dengan bertambahnya usia, sifat

egosentrisnya semakin berkurang. Dia mulai menunjukkan perhatian kepada

orang lain, mengasihi disamping dikasihi, mengakui disamping diakui,

menghargai disamping dihargai, menerima disamping diterima (Pakasi,

1985:29).

Winkel (1997:160) juga menyebutkan kebutuhan pada anak sekolah

dasar, yang terutama berkisar pada kebutuhan mendapat kasih sayang dan

perhatian, menerima pengakuan terhadap dorongan untuk memajukan

perkembangan kognitifnya, serta memperoleh pengakuan dari teman sebaya.

Jika semua kebutuhan anak-anak tersebut dapat terpenuhi dengan baik,

maka pada umumnya perkembangan anak akan berjalan baik dan lancar.

Sebaliknya jika tidak terpenuhi, maka dia akan menggunakan cara-cara lain

Page 29: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

14

seperti melawan, berkelahi, mengganggu teman untuk menarik perhatian

orang di sekitarnya (Pakasi, 1985:29-30).

D. Kurikulum Sekolah Dasar

1. Kurikulum Berbasis Kompetensi

Menurut Depdikbud (2004), kompetensi terkait dengan penguasaan

pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap dasar yang direfleksikan dalam

kemampuan berpikir dan bertindak yang bersifat dinamis, berkembang, dan

dapat diraih setiap waktu. Kemampuan berpikir dan bertindak secara

konsisten memungkinkan seseorang menjadi kompeten dalam menguasai

pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap-sikap dasar. Kemampuan berpikir

dan bertindak itu didasari oleh budi pekerti luhur baik dalam kehidupan

pribadi, sosial, kemasyarakatan, keberagamaan, dan kehidupan berbangsa dan

bernegara. Budi pekerti luhur itu sesuai dengan kaidah-kaidah agama, adat-

istiadat, aturan keilmuan, hukum perundangan dan kebiasaan yang berlaku.

Kurikulum berbasis kompetensi berorientasi pada: (a) kemampuan

sebagai hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri siswa melalui

serangkaian pengalaman belajar yang bermakna, dan (b) keberagaman kondisi

individu yang dimanifestasikan sesuai dengan potensi dan kebutuhannya

(Depdikbud, 2004).

Sekolah berkewajiban menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan

konseling terhadap siswa berkenaan dengan perkembangan pribadi, sosial,

Page 30: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

15

belajar, dan karir mereka. Tugas perkembangan ini harus dicapai melalui

penguasaan kompetensi. Selain guru pembimbing, guru mata pelajaran dan

guru kelas di SD dan yang sederajat, serta personil sekolah yang lainnya di

bawah kepemimpinan Kepala Sekolah mempunyai peran masing-masing

dalam memberdayakan pelayanan bimbingan dan konseling. Mereka

diharapkan senantiasa berkoordinasi dan bekerjasama dalam rangka

pelaksanaan kurikulum yang berlaku (Depdikbud, 2004).

2. Prinsip Pengembangan Kurikulum

Menurut Depdikbud (2006), kurikulum dikembangkan berdasarkan

prinsip-prinsip berikut:

a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan

peserta didik dan lingkungannya

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik

memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk

mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta

didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan

kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.

Page 31: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

16

b. Beragam dan terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman

karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis

pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat,

serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi

komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri

secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang

bermakna dan tepat antarsubstansi.

c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan

seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu

semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan

memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,

dan seni.

d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku

kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan

kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,

dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan

Page 32: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

17

keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial,

keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan

keniscayaan.

e. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang

kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan

secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

f. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan

pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan

formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan

tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan

manusia seutuhnya.

g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional

dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah

harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka

Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Page 33: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

18

3. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum

Menurut Depdikbud (2006), pelaksanaan kurikulum di setiap satuan

pendidikan menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan

kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi

dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan

pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk

mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.

b. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu:

(1) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

(2) belajar untuk memahami dan menghayati, (3) belajar untuk mampu

melaksanakan dan berbuat secara efektif, (4) belajar untuk hidup bersama

dan berguna bagi orang lain, dan (5) belajar untuk membangun dan

menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif,

efektif, dan menyenangkan.

c. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan

yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan

potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap

memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang

berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.

Page 34: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

19

d. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan

pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan

hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing

ngarsa sung tulada (di belakang memberikan daya dan kekuatan, di

tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh

dan teladan).

e. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi

dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan

memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip

alam takambang jadi guru (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang

di masyarakat dan lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta

dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan).

f. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial

dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan

muatan seluruh bahan kajian secara optimal.

g. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran,

muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam

keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai

antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan.

Page 35: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

20

Pengembangan diri yang bertujuan memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk dapat mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai

dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan

kondisi sekolah, bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh

guru. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh

konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk

kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui

kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi

dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.

E. Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Dalam Winkel (1997:158), bimbingan konseling di sekolah dasar

ditujukan pada penyiapan siswa untuk melanjutkan ke pendidikan menengah

atau memasuki lapangan kerja.

Terdapat tiga pandangan dasar mengenai bimbingan di sekolah dasar,

yaitu bimbingan yang terbatas pada pengajaran yang baik (instructional

guidance); bimbingan hanya diberikan kepada siswa yang menunjukkan

gejala-gejala penyimpangan dari laju perkembangan yang normal; dan

pelayanan bimbingan tersedia untuk semua murid, supaya proses

perkembangannya berjalan lebih lancar. Pandangan yang terakhir dewasa ini

diakui sebagai pandangan dasar yang paling tepat, meskipun suatu unsur

Page 36: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

21

pelayanan bimbingan yang mengacu pada pandangan pertama dan kedua tidak

perlu diabaikan, misalnya dengan mengerahkan seorang tenaga professional di

bidang psikologi anak dan psikiatri anak (159-160).

Berdasarkan pasal 25 Peraturan Pemerintah Nomor 28/1990, dalam

buku Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Dasar: “Bimbingan

merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya

menemukan pribadi,mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan”.

Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi siswa, dimaksudkan untuk

membantu siswa mengenal kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya.

Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan dimaksudkan untuk

membantu siswa menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, ekonomi,

budaya serta alam yang ada. Sedangkan bimbingan dalam rangka

merencanakan masa depan dimaksud untuk membantu siswa memikirkan dan

mempersiapkan diri untuk melanjutkan ke SLTP dan kariernya di masa depan.

Menurut SK Mendikbud No. 025/O/1995, bimbingan dan konseling

adalah pelayanan bantuan untuk siswa, baik secara perorangan maupun

kelompok, agar mandiri dan berkembang secara optimal melalui bimbingan

pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karir, melalui

berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma

yang berlaku.

Dalam pengertian tersebut tersimpul hal-hal pokok bahwa:

a. Bimbingan dan konseling merupakan pelayanan bantuan.

Page 37: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

22

b. Pelayanan bimbingan dan konseling dapat dilakukan melalui kegiatan baik

perorangan maupun kelompok.

c. Arah kegiatan bimbingan dan konseling ialah membantu siswa untuk

melaksanakan kehidupan sehari-hari secara mandiri dan berkembang

secara optimal.

d. Bidang tugas perkembangan mencakup; bimbingan pribadi, sosial,

belajar, dan karir.

e. Pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan melalui sembilan

kegiatan layanan dan ditunjang lima kegiatan pendukung.

f. Layanan bimbingan dan konseling harus didasarkan pada norma-norma

yang berlaku.

2. Tujuan Bimbingan dan Konseling

a. Tujuan umum bimbingan dan konseling ialah memandirikan siswa dan

mengembangkan potensi mereka secara optimal.

b. Tujuan umum tersebut dijabarkan ke dalam tujuan yang mengarah kepada

keektifan hidup sehari-hari dengan memperhatikan potensi siswa.

c. Lebih khusus lagi, tujuan-tujuan tersebut dirumuskan dalam bentuk

kompetensi. (Depdikbud, 2004).

3. Fungsi Bimbingan dan Konseling

Pelayanan bimbingan dan konseling mengemban:

Page 38: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

23

a. Fungsi pemahaman, dimaksudkan agar siswa memahami kekuatan dan

kelemahan yang ada pada dirinya. Pemahaman diri yang dimaksudkan

meliputi:

• Pemahaman tentang diri siswa, terutama oleh siswa sendiri, orangtua,

guru, dan pembimbing.

• Pemahaman tentang lingkungan siswa (termasuk di dalamnya

lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat sekitar), terutama oleh

siswa sendiri, orangtua, guru, dan pembimbing.

• Pemahaman tentang informasi termasuk di dalamnya informasi

pendidikan, informasi jabatan/pekerjaan dan informasi budaya/nilai-

nilai, terutama oleh siswa.

b. Fungsi pencegahan, dimaksudkan agar siswa terhindar dari berbagai

permasalahan yang dapat mengganggu, menghambat ataupun

menimbulkan kesulitan-kesulitan dalam proses perkembangannya atau

permasalahan yang akan menimpa dirinya.

c. Fungsi pengentasan, dimaksudkan agar siswa mampu mengatasi berbagai

permasalahannya.

d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, dimaksudkan agar berbagai

potensi dan hal-hal positif yang ada pada diri siswa dapat dipelihara dan

ditumbuh-kembangkan, secara mantap dan berkelanjutan.

Page 39: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

24

4. Bidang Bimbingan

Menurut Depdikbud (2004), bidang bimbingan di Sekolah Dasar,

Madrasah Ibtidaiyah dan sederajat:

a. Bimbingan Pribadi

Bimbingan pribadi meliputi tujuan-tujuan umum tugas perkembangan

yang hendak dicapai sebagai berikut:

• Penanaman sikap dan kebiasaan dalam beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa

• Pengenalan dan pemahaman tentang kekuatan diri sendiri dan

penyalurannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif baik

dalam kehidupan sehari-hari di sekolah maupun untuk perannya di

masa depan

• Pengenalan dan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta

penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatan-kegiatan yang

kreatif dan produktif

• Pengenalan dan pemahaman tentang kelemahan diri sendiri serta usaha

penanggulangannya

• Pengembangan konsep yang perlu dalam kehidupan pribadi sehari-hari

• Pengembangan kemampuan mengambil keputusan sederhana dan

mengarahkan diri

Page 40: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

25

• Perencanaan serta penyelenggaraan hidup sehat untuk diri sendiri dan

lingkungan serta keindahan

b. Bimbingan Sosial

Bimbingan sosial meliputi tujuan-tujuan umum tugas perkembangan yang

hendak dicapai sebagai berikut:

• Pengembangan kemampuan berkomunikasi baik melalui ragam lisan

maupun tulisan secara efektif

• Pengembangan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial,

baik di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat dengan menjunjung

tinggi tata krama, sopan santun serta nilai-nilai agama, adat istiadat,

peraturan dan kebiasaan yang berlaku

• Pengembangan hubungan yang dinamis dan harmonis serta produktif

dengan teman sebaya

• Pengenalan dan pemahaman peraturan dan tuntutan sekolah, rumah

dan lingkungan, serta kesadaran untuk melaksanakannya

• Pengembangan sikap sosial terhadap kelompok , lembaga sosial, dan

rasa cinta pada tanah air, bangsa dan negara

c. Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar meliputi tujuan-tujuan umum tugas perkembangan yang

hendak dicapai sebagai berikut:

Page 41: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

26

• Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar utnuk mencari berbagai

sumber informasi dari berbagai sumber belajar, bersikap tanggap dan

kritis terhadap guru dan nara sumber lainnya, mengikuti pelajaran

sehari-hari, mengerjakan pekerjaan rumah (PR), mengembangkan

ketrampilan belajar, dan menjalani program penilaian.

• Pengembangan disiplin belajar dan berlatih baik secara mandiri

maupun kelompok.

• Pemantapan dan pengembangan penguasaan materi pelajaran di

Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dan sederajat.

• Orientasi untuk melanjutkan belajar ke Sekolah Menengah Pertama

(SMP).

d. Bimbingan Karier

Bimbingan karir meliputi tujuan-tujuan umum tugas perkembangan yang

hendak dicapai sebagai berikut:

• Pengenalan awal terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh

penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup, seperti melalui

koperasi atau kantin sekolah.

• Orientasi dan informasi karir pada umumnya, secara sederhana.

• Pengenalan dan pemahaman diri secara awal berkenaan dengan

kecenderungan karir yang hendak dikembangkan.

Page 42: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

27

• Orientasi dan informasi sederhana terhadap pendidikan yang lebih

tinggi khususnya dalam kaitannya dengan karir yang hendak

dikembangkan.

5. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling

Menurut Prayitno (tanpa tahun), pelayanan bimbingan dan konseling

ada sejumlah prinsip, yaitu:

a. Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran layanan:

• Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang

umur, jenis kelamin, suku, agama, dan status sosial ekonomi.

• Bimbingan dan konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah laku

individu yang unik dan dinamis.

• Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan

berbagai aspek perkembangan individu.

• Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama kepada

perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya.

b. Prinsip-prinsip berkenaan dengan permasalahan yang dialami individu:

• Bimbingan dan konseling berkaitan dengan hal-hal yang menyangkut

pengaruh kondisi mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya

di rumah, di sekolah, serta dalam kaitannya dengan kontak sosial dan

Page 43: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

28

pekerjaan, dan sebalikyan pengaruh lingkungan terhadap kondisi

mental dan fisik individu.

• Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan merupakan factor

timbulnya masalah pada individu yang kesemuanya menjadi perhatian

utama pelayanan bimbingan dan konseling.

c. Prinsip-prinsip berkenaan dengan program pelayanan:

• Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari upaya

pendidikan dan pengembangan individu; oleh karena itu program

bimbingan dan konseling harus diselaraskan dan dipadukan dengan

program pendidikan serta pengembangan peserta didik.

• Program bimbingan dan konseling harus fleksibel, disesuaiakan

dengan kebutuhan individu, masyarakat, dan kondisi lembaga.

• Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari

jenjang pendidikan yang terendah sampai tertinggi.

• Terhadap isi dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling perlu

diadakan penialaian yang teratur dan terarah.

d. Prinsip-prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan:

• Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan

individu yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam

menghadapi permasalahannya.

Page 44: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

29

• Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan

akan dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan individu itu

sendiri, bukan karena kemauan atau desakan dari pembimbing atau

pihak lain.

• Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang

yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.

• Kerjasama antara guru pembimbing, guru-guru lain, dan orang tua

amat menentukan hasil pelayanan bimbingan.

• Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling

ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran

dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan

dan program bimbingan dan konseling itu sendiri.

6. Asas-asas Bimbingan dan Konseling

Asas-asas bimbingan dan konseling meliputi:

a. Asas kerahasiaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut

dirahasiakannya segenap data dan keterangan tentang peserta didik (klien)

yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh

atau tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini guru pembimbing

berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan keterangan

itu sehingga kerahasiaannya benar-benar terjamin.

Page 45: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

30

b. Asas kesukarelaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang

menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik (klien )

mengikuti/menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukkan baginya.

Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban membina dan

mengembangkan kesukarelaan seperti itu.

c. Asas keterbukaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang

menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran

layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik di dalam

memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima

berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan

dirinya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban mengembangkan

keterbukaan peserta didik (klien). Keterbukaan ini amat terkait pada

terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri

peserta didik yang menjadi sasaran layanan/kegiatan. Agar peserta didik

dapat terbuka, guru pembimbing terlebih dahulu harus bersikap terbuka

dan tidak berpura-pura.

d. Asas kegiatan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki

agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan berpartisipasi

secara aktif didalam penyelenggaraan layanan/kegiatan bimbingan. Dalam

hal ini guru pembimbingan perlu mendorong peserta didik untuk aktif

dalam setiap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang

diperuntukkan baginya.

Page 46: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

31

e. Asas kemandirian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk

pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yaitu: peserta didik (klien)

sebagai sasaran layanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi

individu-individu yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima

diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan,

mengarahkan serta mewujudkan dirinya sendiri. Guru pembimbing

hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan dan

konseling yang diselenggarakannya bagi perkembangan kemandirian

peserta didik.

f. Asas kekinian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki

agar obyek sasaran layanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan

peserta didik (klien) dalam kondisinya sekarang. Layanan yang

berkenaan dengan “masa depan atau kondisi dimasa lampaupun” dilihat

dampak dan/atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa yang dapat

diperbuat sekarang.

g. Asas kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang

menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan (klien) yang sama

kehendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang

serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya

dari waktu ke waktu.

h. Asas keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang

menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan

Page 47: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

32

konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain,

saling menunjang, harmonis dan terpadukan. Untuk ini kerjasama antara

guru pembimbing dan pihak-pihak yang berperan dalam penyelenggaraan

bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan. Koordinasi segenap

layanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu harus dilaksanakan dengan

sebaik-baiknya.

i. Asas kenormatifan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang

menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling

didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma-

norma yang ada, yaitu norma agama, hukum dan peraturan, adat istiadat,

ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku. Bukanlah layanan atau

kegiatan bimbingan dan konseling yang dapat dipertanggungjawabkan

apabila isi dan pelaksanaannya tidak berdasarkan norma-norma yang

dimaksudkan itu. Lebih jauh, layanan dan kegiatan bimbingan dan

konseling justru harus dapat meningkatkan kemampuan peserta didik

(klien) memahami, menghayati, dan mengamalkan norma-norma tersebut.

j. Asas keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki

agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas

dasar kaidah-kaidah professional. Dalam hal ini, para pelaksana layanan

dan kegiatan bimbingan dan konseling hendaklah tenaga yang benar-benar

ahli dalam bidang bimbingan dan konseling. Keprofesionalan guru

pembimbing harus terwujud baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis

Page 48: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

33

layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling maupun dalam penegakan

kode etik bimbingan dan konseling.

k. Asas alih tangan kasus, yaitu asas bimbingan dan konseling yang

menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan

layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu

permasalahan peserta didik (klien) mengalihtangankan permasalahan itu

kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing dapat menerima alih

tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain; dan demikian

pula guru pembimbing dapat mengalihtangankan kasus kepada guru-guru

mata pelajaran/praktik dan ahli-ahli lain.

l. Asas Tut Wuri Handayani, yaitu asas bimbingan dan konseling yang

menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan

dapat menciptakan suasana yang mengayomi (memberikan rasa aman),

mengembangkan keteladanan, memberikan rangsangan dan dorongan

serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik (klien) untuk

maju. Demikian juga segenap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling

yang diselenggarakan hendaknya disertai dan sekaligus dapat membangun

suasana pengayoman, keteladanan, dan dorongan seperti itu. Selain asas-

asas tersebut saling berkaitan satu sama lain, segenap asas itu perlu

diselenggarakan secara terpadu dan tepat waktu, yang satu tidak perlu

didahulukan atau dikemudiankan dari yang lain. Begitu pentingnya asas-

asas tersebut, sehingga dapat dikatakan bahwa asas-asas itu merupakan

Page 49: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

34

jiwa dan nafas dari seluruh kehidupan pelayanan bimbingan dan

konseling. Apabila asas-asas tersebut tidak dijalankan dengan baik,

penyelenggaraan bimbingan dan konseling akan tersendat-sendat atau

bahkan terhenti sama sekali.

F. Bimbingan Klasikal

Bimbingan di lembaga pendidikan formal dapat dibedakan menjadi

dua macam yaitu, bimbingan individual dan bimbingan klasikal. Pelayanan

bimbingan di lembaga formal terlaksana dengan mengadakan sejumlah

kegiatan bimbingan, yang direncanakan dalam suatu program bimbingan.

Tujuan pelayanan bimbingan secara klasikal adalah agar siswa yang

dilayani mampu mengatur kehidupannya sendiri, mempunyai pandangan

sendiri dan tidak hanya mengikuti pendapat orang lain, mampu mengambil

sikap sendiri dan berani menghadapi resiko-resiko dari tindakannya ( Winkel,

1997:465 ).

Dengan pelaksanaan bimbingan klasikal siswa dan guru pembimbing

akan banyak menemukan manfaat. Siswa dapat berlatih untuk mengemukakan

pendapat, keinginan, dan menanggapi pendapat yang disampaikan orang lain.

Menurut Winkel (1997) manfaat bimbingan klasikal bagi guru pembimbing

dan siswa adalah sebagai berikut:

Page 50: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

35

1. Guru pembimbing dapat:

a. Memperoleh kesempatan untuk secara langsung berinteraksi atau

berhubungan dengan seluruh siswa.

b. Lebih mengenalkan diri secara pribadi dengan siswa.

c. Menghemat waktu dan tenaga dalam kegiatan yang dapat dilakukan

dalam suatu kelompok.

d. Memperluas ruang geraknya terutama jika jumlah guru pembimbing di

sekolah yang bersangkutan masih sangat terbatas.

2. Siswa sekolah dapat:

a. Menjadi lebih sadar akar dan mengerti tantangan yang dihadapi,

sehingga siswa dapat memutuskan untuk berkonsultasi secara pribadi

dengan guru pembimbing.

b. Lebih rela menerima keadaan dirinya dan mencoba lebih

mengembangkan potensinya.

c. Lebih berani tampil dengan mengemukakan pandangan atau

pendapatnya sendiri di dalam kelompok.

d. Memperoleh kesempatan untuk mendiskusikan berbagai persoalan dan

bersama-sama mencari jalan keluar untuk menyelesaikan persoalan.

e. Lebih terbuka dan bersedia menerima masukan, pandangan dan

pendapat yang diutarakan oleh teman sendiri daripada pandangan atau

pendapat guru pembimbing.

Page 51: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

36

f. Menyelesaikan persoalan yang dihadapi tanpa harus bertemu secara

pribadi dengan guru pembimbing.

Page 52: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan beberapa hal yang berhubungan dengan

metodologi penelitian yaitu jenis penelitian, subjek penelitian, instrumen

penelitian, prosedur pengolahan data dan teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survai.

“Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan

gambaran/uraian atas suatu keadaaan sejernih mungkin tanpa ada perlakuan

terhadap objek yang diteliti” (Kountur, 2003 : 53).

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang

masalah-masalah yang banyak dialami oleh siswa kelas V SD Kanisius

Baciro. Berdasarkan hasil penelitian itu akan disusun suatu usulan topik-topik

bimbingan klasikal bagi siswa kelas V SD Kanisius Baciro.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah seluruh siswa-siswi kelas V SD Kanisius

Baciro, Yogyakarta, yang berjumlah 78 orang. Rinciannya disajikan dalam

tabel 1.

Page 53: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

38

Tabel 1.

Rincian Jumlah Siswa Kelas V SD Kanisius Baciro Yogyakarta

Kelas Jumlah V Intrapersonal 39 V Interpersonal 39

JUMLAH TOTAL 78

C. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuisioner masalah yang

dialami oleh siswa SD. Kuisioner yang dipergunakan adalah kuisioner dengan

model tertutup yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden

tinggal memilih alternatif yang ada (Arikunto, 2002:128).

Kuisioner ini dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan beberapa bidang

masalah yang dikelompokkan menjadi empat bidang yaitu: (1) bidang pribadi;

(2) bidang sosial; (3) bidang akademik; (4) bidang karir, dengan mengacu

pada kajian pustaka.

Kuisioner disusun berdasarkan skala bertingkat atau rating scale yaitu sebuah

pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan.

Di bawah ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan kuisioner, antara

lain:

1. Skala Pengukuran

Skala pengukuran dalam penelitian ini yaitu skala Likert atau

bertingkat yang terdiri dari empat alternatif jawaban yaitu : Tidak

Page 54: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

39

Mengalami (TM), Kurang Mengalami (KM), Mengalami (M), dan Sangat

Mengalami (SM).

2. Indikator Masalah

Ada empat bidang masalah, yaitu bidang masalah pribadi, bidang

masalah sosial, bidang masalah akademik/belajar, dan bidang masalah

karir.

Berikut disajikan kisi-kisi kuisioner masalah siswa.

Tabel 2.

Kisi-kisi Penyusunan Kuisioner Masalah Siswa

(Kuisioner belum final)

Bidang Masalah Jumlah item

Nomor-nomor item pada kuisioner

Masalah Pribadi

25 1, 5, 9, 13, 17, 21, 25, 29, 33, 37, 41, 44, 47, 50, 53, 56, 58, 60, 62, 64, 66, 67, 68, 69, 70

Masalah Sosial

20 2, 6, 10, 14, 18, 22, 26, 30, 34, 38, 42, 45, 48, 51, 54, 57, 59, 61, 63, 65

Masalah Akademik/Belajar

15 3, 7, 11, 15, 19, 23, 27, 31, 35, 39, 43, 46, 49, 52, 55

Masalah Karir 10 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, 40 Jumlah 70

3. Penilaian

Altenatif jawaban dan skor disediakan terhadap jawaban responden

adalah:

Skor 1: apabila siswa Tidak Merasakan/Mengalami (TM)

Page 55: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

40

Skor 2: apabila siswa Kurang Merasakan/Mengalami (KM)

Skor 3: apabila siswa Merasakan/Mengalami (M)

Skor 4: apabila siswa sangat Merasakan/Mengalami (SM)

4. Validitas

Menurut Masidjo (1995:242) validitas suatu alat ukur dapat diartikan

sebagai taraf sampai dimana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang

seharusnya diukur. Menurut Furchan (1982:281) validitas suatu alat ukur

adalah derajat ketepatan dan ketelitian alat tersebut untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur. Suatu instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur

apa yang seharusnya diukur.

Untuk mengetahui tingkat validitas instrumen digunakan uji analisis

konstruk (Construct validity) secara internal. Prosedur pengujian yang

dilakukan adalah mencari korelasi antara skor setiap item (X) dengan skor

total item (Y). Untuk menghitung koefisien korelasi antara skor butir dengan

skor total instrumen digunakan koefisien korelasi Product Moment (r) dengan

rumus angka kasar (Masidjo, 1995:246) sebagai berikut:

N ∑ XY − ∑ X ∑ Y r xy = − ————————————————————————————

√{ N ∑ X ² − ( ∑ X² )}{ N ∑ Y ² − ( ∑ Y) ²}

Dimana:

r xy : Koefisien korelasi antara X dan Y

Page 56: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

41

X : Skor item tertentu yang diuji validitasnya

Y : Skor total aspek yang diuji validitasnya

N : Jumlah sampel

Untuk menentukan taraf validitas item, digunakan kriteria Azwar dan

Friedenberg (Barus,1999) yang menyatakan bahwa untuk skala psikologi

sebaiknya digunakan patokan koefisien korelasi minimal 0,30. Dengan

demikian item yang koefisien korelasinya < 0,30 dinyatakan perlu diperbaiki

atau digugurkan, item yang koefisien korelasinya ≥ 0,30 dianggap valid.

Proses penghitungan taraf validitas dilakukan dengan cara memberi

skor pada masing-masing item dan membuat tabulasi data uji coba.

Selanjutnya proses penghitungan dilakukan dengan komputer melalui

program SPSS. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan terhadap 70

item peryataan yang diujicoba, diperoleh 47 item yang taraf validitasnya ≥

0,30. Setelah dikonsultasikan kepada dosen pembimbing, 15 item dinyatakan

gugur sedangkan 8 item yang taraf validitasnya mendekati 0,30 tetap

dipertahankan untuk direvisi, dengan pertimbangan untuk mempertahankan

proposional jumlah item.

Data tabulasi ujicoba dapat dilihat pada lampiran 1, sedangkan hasil

penghitungan taraf validitas item kuisioner dapat dilihat pada lampiran 2.

Berikut dalam Tabel 3 disajikan rekapitulasi hasil penghitungan

validitas hasil ujicoba alat ukur.

Page 57: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

42

Tabel 3

Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Validitas

Bidang Masalah

Jumlah item

Item yang Valid

Item yang dipertahankan

Item yang gugur

Pribadi 25 13 3 9

Sosial 20 11 4 5

Belajar 15 14 - 1

Karir 10 9 1 -

Jumlah 70 47 8 15

Bersama dengan dosen pembimbing, peneliti memperbaiki struktur kalimat

dari item kuisioner yang dipertahankan. Jadi keseluruhan item yang

digunakan sebagai alat penelitian berjumlah 55 item.

Kuisioner penelitian dapat dilihat pada lampiran 3.

Kisi-kisi Kuisioner Penelitian disajikan dalam tabel 4.

Tabel 4

Kisi-kisi Kuisioner Penelitian

(Kuisioner sudah final)

No Bidang Masalah

Jumlah item

Nomor-nomor item pada kuisioner

1 Pribadi 16 1, 5, 9, 13, 17, 21, 25, 29, 33, 37, 41, 44, 47, 50, 53, 55

2 Sosial 15 2, 6, 10, 14, 18, 22, 26, 30, 34, 38, 42, 45, 48, 51, 54

3 Belajar 14 3, 7, 11, 15, 19, 23, 27, 31, 35, 39, 43, 46, 49, 52

4 Karir 10 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, 40 Jumlah 55

Page 58: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

43

5. Reliabilitas Instrumen

Mengenai tingkat reliabilitas dari suatu alat ukur, Furchan (1982:295)

mengatakan bahwa “Reliabilitas suatu alat ukur adalah derajat keajekan alat

tersebut dalam mengukur apa saja yang akan diukurnya”. Jadi, realibilitas

menunjukkan apakah instrumen tersebut secara konsisten memberikan hasil

ukur pada waktu yang berlainan. Tujuan uji realibilitas adalah untuk

mengetahui sejauh mana pengukuran variabel dapat memberikan hasil relatif

tidak berbeda bila dilakukan kembali kepada subjek yang sama atau dengan

kata lain untuk menunjukkan adanya kesesuaian antara sesuatu yang diukur

dan jenis alat pengukur yang dipakai (Ginting, 2001).

Pengujian tingkat reliabilitas menggunakan metode belah dua (Split-

half Method). Metode ini digunakan untuk menguji reliabilitas suatu alat ukur

dengan satu kali pengukuran pada satu kelompok. Metode belah dua yang

dipakai adalah berdasarkan urutan nomor item yang bernomor gasal dan

bernomor genap.

Proses penghitungan taraf reliabilitas alat ukur dilakukan dengan cara

memberi skor pada tiap-tiap item dan menbuat tabulasi data uji coba.

Selanjutnya, skor-skor yang berasal dari item-item yang bernomer gasal

dijadikan sebagai belahan pertama (X) dan item-item yang bernomor genap

dijadikan sebagai belahan kedua (Y). Skor-skor dari belahan pertama

dikorelasikan dengan skor-skor belahan kedua menggunakan teknik korelasi

Product-Moment dari Pearson dengan rumus angka kasar untuk memperoleh

Page 59: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

44

koefisien korelasi. Penghitungan koefisien korelasi dilakukan dengan bantuan

komputer program SPSS. Koefisien korelasi yang diperoleh adalah 0,8017.

Kemudian indeks koreksi tersebut dikoreksi dengan rumus koreksi dari

Spearman-Brown sebagai berikut:

2xrgg

rtt = ——— 1+rgg

Keterangan:

rtt = koefisien reliabilitas

rgg = koefisien korelasi item gasal-genap

Penghitungan realibilitas kuisioner dapat dilihat pada lampiran 4.

Untuk mempertegas status tingkat reliabilitas kuisioner digunakan

kriteria Guilford (Barus, 1999) yang menetapkan bahwa koefisien ≥ 0,70 – <

0,90 sebagai reliabilitas tinggi dan koefisien ≥ 0,90 – 1,00 sebagai reliabilitas

sangat tinggi.

Atas dasar taraf signifikan 1% untuk N = 40 dituntut rxy = 0,403.

Koefisien realibilitas yang diperoleh rtt = 0,8900 . Jadi taraf realibilitas

kuisioner ini ternyata signifikan terhadap taraf signifikan 1% ( rtt = 0,8900 >

Page 60: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

45

rxy = 0,403) dan termasuk tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

alat penelitian yang digunakan adalah reliabel.

D. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data meliputi beberapa tahap, yaitu:

1. Tahap Persiapan Ujicoba

Dalam tahap ini peneliti melakukan beberapa usaha sebagai persiapan

melakukan penelitian, yaitu:

• Mempelajari berbagai macam buku yang berkaitan dengan penelitian

• Mempersiapkan penyusunan kuisioner

• Konsultasi dengan dosen yang ditunjuk untuk mendampingi skripsi

• Membacakan kuisioner kepada beberapa siswa kelas V SD Kanisius

Baciro dengan maksud mengetahui apakah mereka memahami

kalimat-kalimat dalam kuisioner tersebut. Baik dosen pembimbing

maupun peneliti sedikit ragu dengan penyusunan kalimat-kalimat

dalam kuisioner apakah dapat dimengerti oleh siswa-siswi kelas V SD

atau tidak. Setelah membacakan kepada beberapa siswa, mereka

memahami dengan baik maksud dari setiap pernyataan yang

disediakan dalam kuisioner.

• Meminta ijin ujicoba instrumen ke SD Tarakanita Bumijo,

Yogyakarta.

Page 61: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

46

• Melaksanakan uji coba kuisioner di SD Tarakanita Bumijo,

Yogyakarta, di kelas VB3 pada tanggal 28 Maret 2007, menggunakan

jam pelajaran BK, dengan jumlah responden sebanyak 40 orang.

Pelaksanaan ujicoba ini diawasi oleh peneliti dan seorang staf

administrasi yang bertugas piket saat itu karena guru pembimbing

berhalangan hadir. Pelaksanaan ujicoba berjalan dengan lancar dan

tertib. Para siswa mengerjakan atau mengisi kuisioner dengan tenang

dan antusias.

• Mengolah hasil uji coba. Berdasarkan data ujicoba, peneliti melakukan

analisis validitas dan reliabilitas.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

• Meminta ijin penelitian di SD Kanisius Baciro, Yogyakarta

• Melaksanakan penelitian di kelas V Interpersonal pada tanggal 21

April 2007, dengan jumlah siswa yang hadir sebanyak 38 orang, siswa

yang tidak hadir 1 orang, dan di kelas V Intrapersonal pada tanggal 1

Mei 2007 dengan jumlah siswa yang hadir sebanyak 38 orang, yang

tidak hadir 1 orang.

Saat melaksanakan penelitian diawali dengan penjelasan

tentang maksud diadakan penelitian. Kemudian peneliti membagikan

lembar kuisioner serta menjelaskan petunjuk pengisian kuisioner dan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal-

Page 62: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

47

hal yang belum jelas. Setelah itu peneliti memberikan kesempatan

kepada seluruh siswa untuk mengisi kuisioner. Selama proses

pengisian kuisioner, siswa diperkenankan untuk mengajukan

pertanyaan. Suasana selama pengisian kuisioner berjalan lancar dan

tenang. Siswa merasa senang karena mereka tidak perlu menuliskan

namanya di lembar kuisioner sehingga mereka merasa bebas dan mau

terbuka untuk menjawab setiap item pernyataan sesuai dengan apa

yang mereka alami dan rasakan.

• Mengolah hasil penelitian

E. Teknik Analisis Data

1. Peneliti membuat tabulasi skor dari item-item yang ada dari kuisioner dan

menghitung skor total untuk masing-masing item.

2. Peneliti menentukan masalah-masalah yang banyak dialami oleh siswa

berdasarkan kriteria Penilaian Acuan Norma (PAN) tipe I, yaitu:

M + 0,75 S ∑ X M ═ ——— n

1 ————————— S ═ — √ n ∑ X ² − ( ∑ X ) ² n

Page 63: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

48

Keterangan:

M = Mean

∑X = Jumlah skor total item

n = Jumlah item kuisioner penelitian

S = Standard Deviation

Besarnya skor ditentukan oleh besarnya skor real yang dicapai oleh

kelompok siswa yang bersangkutan. Item masalah yang memperoleh skor

dengan kriteria M+0,75S ke atas dikelompokkan ke dalam masalah yang

banyak dialami (dirasakan) oleh siswa-siswi kelas V SD Kanisius Baciro

Yogyakarta. Semakin tinggi total skor item tertentu menunjukkan semakin

tinggi intensitas masalah tersebut dialami oleh siswa.

3. Peneliti mengelompokkan masalah-masalah yang banyak dialami siswa

kelas V Intrapersonal dan V Interpersonal SD Kanisius Baciro Yogyakarta

tahun pelajaran 2006/2007 ke dalam empat bidang masalah sesuai dengan

empat bidang bimbingan yaitu: bidang masalah pribadi, bidang masalah

sosial, bidang masalah belajar/akademik, dan bidang masalah karier.

4. Peneliti menyimpulkan masalah-masalah yang banyak dialami oleh siswa-

siswi kelas V SD Kanisius Baciro Yogyakarta.

5. Berdasarkan hasil analisis ini, peneliti menyusun usulan topik-topik

bimbingan klasikal untuk siswa-siswi kelas V SD Kanisius Baciro

Yogyakarta.

Page 64: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian tentang masalah-masalah yang

banyak dialami oleh siswa-siswi kelas V SD Kanisius Baciro Yogyakarta tahun

ajaran 2006/2007 beserta pembahasannya. Hasil penelitian ini merupakan jawaban

atas masalah penelitian, yaitu: Masalah-masalah apakah yang banyak dialami oleh

siswa-siswi kelas V SD Kanisius Baciro Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007?

Usulan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai untuk siswa dan contoh Satuan

Pelayanan Bimbingan (SPB) sebagai implikasi penelitian ini akan diuraikan dalam

bab V.

A. Hasil Penelitian

Untuk menentukan masalah-masalah yang banyak dialami oleh siswa-siswi

kelas V SD Kanisius Baciro Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 digunakan rumus

PAN tipe I, dengan kriteria: M + 0,75 S.

Dari hasil pengolahan data penelitian, diperoleh M (Mean), S (Deviasi Standar) dan

M + 0,75 S untuk masing-masing kelas sebagai berikut:

Kelas Intrapersonal: M = 89 S = 17 M + 0,75 S = 102

Kelas Interpersonal: M = 92 S = 13 M + 0,75 S = 102

Dari hasil pengelolaan data diatas peneliti menyimpulkan bahwa Mean untuk

kelas V Intrapersonal dan V Interpersonal tidak terlalu jauh berbeda rentangannya.

Page 65: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

50

Rekapitulasi hasil penelitian dan penghitungan Standar Deviasi dapat dilihat pada

lampiran 5.

Berikut ini adalah masalah-masalah yang banyak dialami oleh siswa-siswi

kelas V SD Kanisius Baciro Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 yang dijadikan dasar

penyusunan usulan topik-topik bimbingan klasikal. Rinciannya disajikan dalam tabel

5.

Tabel 5.

Masalah-masalah yang banyak dialami oleh siswa-siswi kelas V SD Kanisius

Baciro Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007

Kelas V Intrapersonal Kelas V Interpersonal Nomor

Item

Bidang masalah

Skor (x) Peringkat Skor (x) Peringkat

6 Sosial 108 7 104 8

7 Belajar 134 1 124 2

8 Karir 107 8 104 8

11 Belajar 123 4 114 3

21 Pribadi 117 6 107 6

25 Pribadi 124 3 112 5

29 Pribadi 106 9 91 -

31 Belajar 99 - 102 9

33 Pribadi 103 10 113 4

37 Pribadi 97 - 106 7

46 Belajar 125 2 128 1

49 Belajar 119 5 124 2

Page 66: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

51

Masalah-masalah yang dialami siswa seperti yang dimaksudkan dalam tabel

diatas (sesuai dengan nomor item) adalah:

6 : Saya sering membalas perbuatan orang lain yang mengganggu/

menyakiti hati saya.

7 : Saya merasa cemas ketika memperoleh nilai rendah.

8 : Saya mudah kecewa apabila saya gagal melakukan sesuatu.

11 : Di rumah saya selalu diperingati oleh orangtua untuk belajar.

21 : Saya merasa kuatir tidak dapat memenuhi harapan orang tua atau

orang yang menyantuni hidup saya.

25 : Saya merasa kuatir setelah melakukan perbuatan yang kurang baik.

29 : Saya merasa kurang PD (percaya diri) jika diminta untuk berbicara di

depan kelas atau di depan orang banyak.

31 : Saya kesulitan membagi waktu saya untuk belajar dan kegiatan-

kegiatan yang lain.

33 : Saya merasa cemas atau kuatir pada sesuatu yang belum pasti.

37 : Saya mudah marah atau kurang mampu mengendalikan diri.

46 : Saya merasa takut nilai-nilai yang saya peroleh tidak memenuhi syarat

untuk kenaikan kelas.

49 : Saya sukar berkonsentrasi apabila suasana di tempat belajar sangat

ramai.

Page 67: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

52

Berdasarkan jumlah masalah-masalah yang banyak dialami oleh siswa-siswi

kelas V SD Kanisius Baciro Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 dapat ditarik

kesimpulan bahwa jumlah masalah yang banyak dialami oleh masing-masing kelas

hampir sama sekalipun peringkat masalahnya berbeda.

Dalam tabel 5 dapat dilihat masalah-masalah yang dialami oleh seluruh siswa-

siswi kelas V. Ada masalah tertentu yang hanya dialami oleh siswa-siswi kelas V

Intrapersonal maupun V Interpersonal saja.

B. Pembahasan

Pada bagian ini peneliti secara berurutan akan membahas masalah yang

banyak dialami oleh siswa-siswi kelas V Intrapersonal, masalah yang banyak dialami

oleh siswa-siswi kelas V Interpersonal, dan masalah-masalah yang banyak dialami

oleh seluruh siswa-siswi kelas V SD Kanisius Baciro Yogyakarta tahun ajaran

2006/2007.

1. Masalah yang hanya dialami oleh siswa-siswi kelas V Intrapersonal

• Bidang Pribadi

Nomor item 29, dengan skor 106

Pernyataan masalah: Saya merasa kurang (PD) percaya diri jika diminta

untuk berbicara di depan kelas atau di depan orang banyak.

Biasanya orang yang memiliki konsep diri positif biasanya akan lebih

percaya diri untuk tampil atau berbicara di depan umum, sedangkan orang

Page 68: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

53

yang memiliki konsep diri negatif cenderung merasa diri tidak berharga,

merasa dirinya tidak mampu sehingga menimbulkan ketakutan untuk tampil

dan berbicara di depan umum (Centi:1993)

Kebanyakan siswa di kelas V Intrapersonal ini mengalami masalah

rasa kurang percaya diri jika diminta untuk berbicara di depan kelas atau di

depan umum. Masalah ini dapat disebabkan karena adanya pengalaman-

pengalaman di masa lalu yang kurang menyenangkan sewaktu tampil di depan

kelas atau di depan umum, kurangnya kesempatan dan latihan untuk tampil di

depan umum, kurangnya wawasan dan pengetahuan tentang hal-hal yang

berkaitan dengan apa yang hendak dibicarakan.

Anak-anak cenderung menilai diri mereka sesuai dengan apa yang

dinilai oleh orang lain atau teman-temannya. Bila seseorang memujinya maka

anak bisa merasa bangga akan dirinya dan merasa diri berharga, layak dan

mampu; tetapi sebaliknya jika anak diejek dan dihina, maka anak memandang

dirinya buruk dan kurang berharga, tidak layak dan tidak mampu. Hal-hal

tersebut sangat berpengaruh dalam pembentukan konsep diri. Akhirnya

masalah ini dapat menghambat siswa untuk mengembangkan potensi, bakat

dan kemampuan yang dimiliki, serta hubungan dengan orang lain.

Untuk mengatasi masalah ini, guru pembimbing dapat membantu

siswa untuk menumbuhkan konsep diri yang positif dalam diri siswa melalui

kegiatan bimbingan secara kelompok maupun individual. Siswa dibimbing

Page 69: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

54

agar dapat mengenal diri (kelebihan dan kekurangan diri), sehingga siswa

dapat menghargai dirinya sendiri dan menumbuhkan rasa percaya diri.

Peran orang tua dalam membentuk konsep diri yang positif dalam diri

anak sangatlah penting. Mereka dapat membantu meningkatkan rasa percaya

diri dalam diri anak dengan cara yang mudah, contohnya dengan memberikan

pujian apabila anak berani melakukan sesuatu dengan benar dan baik. Anak

dapat diarahkan untuk berpikiran positif saat anak merasa ragu untuk

melakukan sesuatu. Kepedulian orang tua akan kelebihan dan kekurangan

yang dimiliki anaknya akan membantu anak untuk menerima dirinya dan

meningkatkan rasa percaya dirinya untuk melakukan sesuatu yang berguna

untuk perkembangan diri anak tersebut.

Usaha dari siswa sendiri antara lain: berusaha untuk ikut aktif dalam

kegiatan-kegiatan dalam suatu kelompok tertentu di sekolah (contohnya

kegiatan ekstrakurikuler), mempergunakan kesempatan untuk belajar dan

berlatih terus menerus sehingga keberanian untuk tampil di depan umum

semakin bertumbuh dan berkembang dalam dirinya. Siswa juga harus belajar

melihat kelebihan-kelebihan yang dimilikinya dan belajar memiliki pikiran

dan sikap yang positif terhadap diri sendiri.

2. Masalah yang hanya dialami oleh siswa-siswi kelas V Interpersonal

• Bidang Pribadi

Page 70: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

55

Nomor item 37, skor 106

Pernyataan masalah: Saya mudah marah atau kurang mampu mengendalikan

diri.

Siswa pada usia ini termasuk dalam periode masa kanak-kanak akhir,

pada masa ini seringkali mereka seringkali mengalami emosi yang hebat. Hal

ini dapat disebabkan karena keadaan fisik dan/atau lingkungan. Kalau siswa

dalam keadaan sakit atau lelah, ia cenderung cepat marah, rewel, dan

umumnya sulit dihadapi (Hurlock:1997).

Suasana/kondisi rumah yang kurang menyenangkan, seperti

pengawasan orang tua terlalu ketat, perbedaan pendapat diantara anak dan

orang tua, larangan-larangan dalam berbagai hal yang tidak disertai

penjelasan, perlakuan orang tua yang kurang adil, sifat-sifat orang tua yang

kurang menyenangkan; dapat mempengaruhi siswa menjadi cepat marah.

Begitu pula dengan suasana/kondisi di tempat lain (di luar rumah), misalnya

di sekolah. Contohnya siswa yang dimarahi oleh orang tua di rumah, atau oleh

guru karena kesalahan yang diperbuatnya, atau juga sedang terlibat masalah

dengan saudara maupun teman; hal ini dapat mempengaruhi dirinya saat ber-

interaksi dengan orang lain.

Karena anak-anak sering mengalami kesulitan untuk mengekspresikan

diri, maka anak menjadi sulit mengelola kemarahannya. Kadang-kadang itu

sudah menjadi sifatnya. Hal ini berkaitan erat dengan suasana rumah. Anak

cenderung lebih mudah meniru kebiasaan buruk daripada kebiasaan baik.

Page 71: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

56

Sebagai contoh, bila di rumah orang tua suka marah-marah, maka anakpun

cenderung mudah terbentuk menjadi orang yang mudah marah. Oleh karena

itu sebagai orang tua harus mempunyai rasa tanggung jawab dalam

memberikan contoh yang baik bagi anak-anak.

Akibat yang ditimbulkan dari sikap mudah marah atau kurang mampu

mengendalikan diri adalah anak menjadi kurang sabar, kurang menghargai

orang lain, dan egois. Hal ini akan menyusahkan dirinya sendiri, terutama

dalam pergaulannya dengan teman-teman di sekolah. Anak tidak disukai dan

cenderung dijauhi atau dimusuhi oleh teman-temannya ataupun orang lain

yang berinteraksi dengannya.

Perasaan mudah marah dapat diatasi dengan berbagai cara sesuai

dengan kondisi dan pengalaman seseorang. Di sekolah, guru pembimbing

dapat membantu siswa lewat layanan bimbingan klasikal dengan topik seputar

pengenalan emosi-emosi dalam diri dan bagaimana cara mengatasinya atau

mengekspresikannya sehingga tidak merugikan diri sendiri maupun orang

lain. Bagi siswa yang merasakan atau mengalami masalah ini (sulit

mengelola kemarahannya atau kurang mampu mengendalikan diri) cukup

serius, dapat dibantu lewat layanan konseling individual.

Selain memberikan contoh yang baik bagi anak, peran orang tua untuk

membantu anak mengatasi masalah ini adalah dengan membina komunikasi

dua arah dalam keluarga, agar anak-anak dapat mengungkapkan perasaan-

perasaan yang mereka alami, sehingga orang tua dapat mengarahkan mereka

Page 72: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

57

untuk mengolah dan menyalurkan emosi-emosi dengan cara-cara yang dapat

diterima atau mengekspresikan lewat kegiatan-kegiatan yang bemanfaat bagi

perkembangan diri mereka.

Bagi siswa sendiri harus belajar untuk dapat mengenal, mengolah dan

mengekspresikan kemarahannya atau emosi-emosinya agar tidak merugikan

dirinya sendiri dan orang lain.

• Bidang Belajar

Nomor item 31, skor 102

Pernyataan masalah: Saya kesulitan membagi waktu saya untuk belajar dan

kegiatan-kegiatan yang lain.

Anak-anak lebih suka bermain dan melakukan hal-hal yang

menyenangkan bersama teman-teman. Akibatnya banyak kegiatan yang

penting untuk belajar dan perkembangan pribadinya tidak dapat dilaksanakan

dengan baik. Hal ini dapat mempengaruhi prestasi dan hasil belajarnya di

sekolah. Adapula anak-anak yang harus membantu orang tuanya bekerja,

sehingga di rumah tidak mempunyai waktu untuk belajar.

Guru pembimbing perlu memberikan bimbingan klasikal mengenai

cara mengatur waktu. Siswa diarahkan agar dapat belajar mengatur waktunya

sendiri untuk belajar, bermain, olah raga, dan kegiatan-kegiatan lain. Orang

tua dapat membantu mengatasi masalah ini dengan membuat jadwal harian di

rumah berdasarkan kesepakatan bersama seluruh anggota keluarga. Orang tua

Page 73: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

58

juga adalah orang yang paling dekat untuk memantau kegiatan anak dan selalu

mengingatkan anak apabila mereka terlalu banyak menghabiskan waktu untuk

bermain. Bagi orang tua yang melibatkan anaknya untuk bekerja perlu

memahami dan memberikan waktu kepada anak untuk belajar.

Usaha dari siswa sendiri adalah belajar untuk dapat mengatur waktu

atau belajar disiplin dengan jadwal yang sudah ditentukan untuk belajar baik

di rumah maupun di sekolah. Siswa harus menyadari kewajibannya sebagai

pelajar dan menghargai waktu yang tersedia untuk belajar.

3. Masalah-masalah yang banyak dialami seluruh siswa-siswi kelas V SD

Kanisius Baciro Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007

• Bidang Pribadi

a. Nomor item 21, skor 117 (V Intrapersonal), 107 (V Interpersonal)

Pernyataan masalah: Saya merasa kuatir tidak dapat memenuhi harapan orang

tua atau orang yang menyantuni hidup saya.

Anak-anak mudah menjadi kuatir karena takut mengecewakan orang

tua mereka yang sudah membiayai dan mencukupi kebutuhan mereka.

Mereka berusaha untuk selalu dapat memenuhi harapan orang tua mereka.

Orang tua sendiri terkadang dengan sadar atau tidak menaruh harapan yang

terlalu tinggi kepada anak tanpa melihat kemampuan/potensi dalam diri

anaknya. Anak dituntut untuk memenuhi harapan-harapan mereka.

Page 74: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

59

Hal ini dapat menjadi beban tersendiri dalam diri anak sehingga

mereka menjadi cepat kuatir bila tidak dapat memenuhi harapan-harapan

orang tua. Akibatnya anak bisa menjadi frustrasi. Hubungan antara anak dan

orang tua bisa terganggu bahkan mempengaruhi prestasi mereka di bidang

yang lain.

Guru pembimbing dapat membimbing siswa dengan belajar untuk

bersikap jujur. Dalam masalah ini, jujur yang dimaksud adalah berani

mengungkapkan apa yang dialami dan dirasakannya kepada orang tua apabila

tidak mampu memenuhi harapan-harapan mereka. Perlu ditekankan manfaat

dari kejujuran adalah untuk menghindari salah pengertian, kebingungan atau

konflik dengan orang tua mereka. Baik melalui bimbingan klasikal maupun

konseling individual, guru pembimbing dapat bekerjasama dengan guru

bidang studi agama dan pihak sekolah lainnya untuk mengadakan rekoleksi

sehingga anak dapat dibimbing untuk menghargai jerih payah orang tua

sehingga mereka termotivasi untuk berusaha dan sungguh-sungguh dalam

belajar dan bertanggung jawab atas waktu belajarnya.

Orang tua sendiri harus belajar mendengarkan anak mereka. Tidak

salah jika orang tua menaruh harapan yang tinggi terhadap anak mereka, tetapi

orang tua harus menyesuaikannya dengan potensi yang ada dalam diri anak

dan menghindari usaha pemaksaan pemenuhan harapan mereka dengan cara

yang berlebihan kepada anak.

Page 75: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

60

Di rumah anak belajar untuk berani mengkomunikasikan dengan jujur

kepada orang tua mereka apabila merasa tidak mampu memenuhi harapan-

harapan orang tua. Jika anak merasa takut, anak bisa mencari orang dewasa

lain untuk membantunya mengatakan kepada orang tua. Di sekolah, anak

belajar untuk memanfaatkan guru pembimbingnya untuk membantunya

mengatasi masalah ini. Usaha lainnya adalah siswa harus berusaha untuk

belajar sungguh-sungguh, agar mendapat hasil yang baik dan tidak

mengecewakan orang tua.

b. Nomor item 25, skor 124 (V Intrapersonal), 112 (V Interpersonal)

Pernyataan masalah: Saya merasa kuatir setelah melakukan perbuatan yang

kurang baik.

Merasa kuatir setelah melakukan perbuatan yang kurang baik dapat

disebabkan karena siswa sudah terlanjur melakukan perbuatan yang melanggar

norma moral atau ajaran agama yang dianutnya. Misalnya berbuat atau

berbicara tidak jujur/berbohong, tidak mau memaafkan orang lain, mengambil

milik orang lain, atau merugikan orang lain tanpa sepengetahuan orang yang

bersangkutan. Dapat juga disebabkan kurangnya pengetahuan dan pemahaman

siswa akan norma-norma yang benar atau ajaran-ajaran dalam agamanya.

Anak-anak mudah terpengaruh untuk berbuat yang tidak baik, tetapi

karena adanya standar perilaku yang baik, maka anak-anak sudah dapat

menilai diri bahwa mereka telah melanggar standar tersebut sehingga

menyebabkan rasa kuatir timbul dalam diri mereka. Mereka kuatir perbuatan

Page 76: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

61

mereka diketahui dan dihukum, karena mereka tahu ada sangsi bagi orang

yang melakukan perbuatan yang tidak baik. Rasa kuatir tersebut dapat

mempengaruhi interaksi anak dengan orang lain, anak bisa jadi pembohong.

Akibat lainnya jika rasa kuatir dibiarkan terus, anak menjadi stres. Ada pula

anak yang mungkin berusaha membuang jauh perasaan itu tanpa mengetahui

pengaruhnya bagi diri sendiri. Jika anak tidak dibimbing atau diarahkan untuk

mengolah perasaan-perasaan negatif yang dialaminya, maka akan

mempengaruhi tingkah laku anak. Perilaku anak yang kurang baik dapat

terulang kembali. Rasa kuatir adalah hal wajar yang dialami oleh semua orang,

tetapi bila rasa kuatir dialihkan atau dibuang begitu saja tanpa belajar untuk

menyikapinya dengan baik, maka rasa kuatir dapat mempengaruhi kepribadian

seseorang.

Masalah ini dapat diatasi dengan cara membantu siswa mengatasi

perasaan kuatir (bentuk lainnya adalah perasaan bersalah/berdosa) yang terus

menerus melalui kegiatan rekoleksi atau retreat. Guru pembimbing bersama

guru mata pelajaran agama dapat memberikan informasi yang mendalam

mengenai ajaran agama yang dianut, tentang moral dan etika. Dengan

membantu anak menyadari hal-hal yang benar dan apa yang harus mereka

lakukan dengan baik, maka mereka dapat menghindarkan diri dari perbuatan-

perbuatan yang tidak benar. Mereka tidak perlu merasa cemas dan kuatir

karena mereka tidak melakukan perbuatan yang tidak benar. Orang tua perlu

mengarahkan anak dengan memberi teladan tingkah laku yang baik dan benar,

Page 77: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

62

serta kerelaan memaafkan anak apabila mereka melakukan kesalahan,

sehingga anak dapat belajar untuk tidak mengulangi perbuatan-perbuatan yang

tidak benar dan tidak baik untuk kebahagiaan diri mereka sendiri maupun

orang lain.

c. Nomor item 33, skor 103 (V Intrapersonal), 113 (V Interpersonal)

Pernyataan masalah: Saya merasa cemas atau kuatir pada sesuatu yang belum

pasti.

Cemas atau kuatir akan sesuatu yang belum pasti pada umumnya

dialami oleh semua orang. Perasaan ini dapat disebabkan karena seseorang

kurang mengetahui apa yang harus dilakukannya, apa yang akan terjadi akibat

perbuatannya. Rasa ini muncul dari rasa keraguan apakah yang telah

dilakukannya, benar atau salah, baik atau buruk, diterima atau tidak,

mendapat hasil yang memuaskan atau tidak, dan lain sebagainya.

Anak-anak belum bisa berpikir panjang, berpikir ke depan, sering

bereaksi spontan, mudah terpengaruh (misalnya ada teman yang cemas, dia

bisa jadi ikutan cemas). Akibatnya dapat mempengaruhi pikiran dan

tindakannya menjadi kurang berkonsentrasi, kurang tenang, mudah

terpengaruh, gegabah, asal bertindak, tidak bisa mengontrol/mengatasi diri

sendiri, sehingga mereka membutuhkan bantuan dari orang dewasa.

Untuk membantu mengatasi masalah ini, guru pembimbing dapat

memberikan topik mengenai cara mengatasi rasa cemas, dengan cara belajar

untuk berpikir positif, siswa juga dibimbing agar siswa dapat

Page 78: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

63

mengembangkan komunikasi secara sehat dengan orang lain, contohnya

keterbukaan terhadap orang yang lebih dewasa di sekitarnya terutama kepada

orang tua di rumah, guru pembimbing atau wali kelas (orang yang dapat

dipercaya) di sekolah. Dapat juga dibantu lewat kegiatan rekoleksi atau

relaksasi untuk mengajarkan anak bersikap tenang dan berkonsentrasi

terhadap sesuatu sehingga dia tidak mudah terpengaruh atau dipengaruhi oleh

keadaan atau orang lain.

Orang tua dapat membantu dengan memantau setiap perubahan-

perubahan sikap yang terlihat pada anak sehingga dapat mendekati anak dan

menanyakan apa yang sedang dialaminya agar dapat dibantu, diarahkan, dan

mencari jalan keluarnya bersama.

Usaha dari siswa sendiri adalah belajar untuk bisa menenangkan diri

sendiri, berpikir positif dan mau terbuka kepada orang yang lebih dewasa

apabila merasa mengalami masalah yang tidak dapat diatasi sendiri, dan

belajar untuk tidak mudah terpengaruh dengan lingkungan sekitar atau sugesti

dari teman-teman di sekitarnya.

• Bidang Sosial

Nomor item 6, skor 108 (V Intrapersonal), 104 (V Interpersonal)

Pernyataan masalah: Saya sering membalas perbuatan orang lain yang

mengganggu/ menyakiti hati saya.

Page 79: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

64

Anak-anak sering berbuat sesuatu tanpa berpikir lebih dahulu apa

akibatnya. Sifat egosentris jelas terlihat dalam diri anak, sehingga anak sering

berbuat seperti apa yang dikehendakinya. Jika seseorang

mengganggu/menyakitinya, maka dia akan membalas mengganggu/menyakiti

orang tersebut. Dengan keterbatasan berpikirnya, mungkin pembalasan

bukanlah suatu kesalahan, melainkan keadilan; “Aku disakiti, dia juga harus

disakiti, impas!”. Perilaku membalas orang yang menyakiti dirinya berkaitan

erat dengan nilai moral yang dipelajari oleh anak. Nilai moral tersebut dapat

dipelajari dari orang tua (keluarga), sekolah (teman-teman), dan masyarakat di

sekitarnya. Melihat fenomena dalam masyarakat, media massa, terutama

tayangan TV sekarang ini banyak sekali menyajikan tontonan yang kurang

mendidik dan berbau kekerasan. Anak mudah meniru apa yang dilihatnya.

Masalah anak membalas orang yang sudah menyakitinya bisa terjadi karena

meniru apa yang sering dilihatnya. Akibatnya sering terjadi perkelahian, baik

di rumah (dengan saudara) maupun di sekolah (dengan teman-teman). Anak

tidak hanya merugikan orang lain, tetapi merugikan diri sendiri, dan mungkin

menambah masalah baru lagi.

Untuk membantu mengatasi masalah ini, guru pembimbing dapat

memberi topik tentang pengampunan, mengajari anak agar rela memaafkan.

Guru pembimbing juga membimbing siswa dengan cara melatih mereka untuk

menyelesaikan konflik dengan damai. Lewat sosiodrama siswa dapat dibantu

untuk memahami cara penyelesaian konflik. Guru pembimbing bekerjasama

Page 80: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

65

dengan guru mata pelajaran agama untuk mengadakan rekoleksi dengan topik

yang berkaitan dengan masalah siswa tersebut. Peran orang tua adalah

membimbing anaknya, dengan memberi teladan yang baik, menciptakan

suasana damai di rumah, dan tentunya membatasi dan memantau apa yang

dikonsumsi anak lewat media TV, orang tua perlu tegas dan ikut memilih

tayangan apa yang baik dan kurang baik bagi anak-anak.

Usaha dari siswa sendiri adalah berusaha menyelesaikan setiap

persoalan yang dihadapinya tanpa harus membalas perbuatan orang yang

sudah mengganggu/menyakitinya. Bila tidak mampu menyelesaikan sendiri,

siswa perlu meminta bantuan kepada orang yang lebih dewasa.

• Bidang Belajar

a. Nomor item 7, skor 134 (V Intrapersonal), 124 (V Interpersonal)

Pernyataan masalah: Saya merasa cemas ketika memperoleh nilai

rendah; dan

Nomor item 46, skor 125 (V Intrapersonal), 128 (V Interpersonal)

Pernyataan masalah: Saya merasa takut nilai-nilai yang saya peroleh tidak

memenuhi syarat untuk kenaikan kelas.

Nilai merupakan ukuran belajar yang banyak diperhatikan oleh setiap

orang. Tinggi rendahnya nilai yang diperoleh dapat mempengaruhi seseorang.

Nilai-nilai yang rendah dapat menyebabkan munculnya persoalan-persoalan

emosional dalam diri orang yang bersangkutan. Tentunya setiap siswa ingin

Page 81: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

66

memperoleh nilai-nilai yang tinggi, sehingga mereka tidak perlu merasa

cemas dan takut, terutama takut tinggal kelas.

Nilai-nilai yang rendah dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara

lain: siswa mengalami kesulitan untuk memahami materi pelajaran yang

disampaikan guru, tidak siap menghadapi ujian/ulangan dan tugas-tugas yang

diberikan tidak diselesaikan dengan baik pada waktunya, belum mengetahui

atau belum mampu menerapkan cara-cara belajar yang baik, waktu belajar

kurang tersedia atau kurang dipergunakan dengan baik, kurang aktif dalam

kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Banyak siswa yang malas belajar tetapi ingin memperoleh nilai yang

tinggi. Ada pula siswa yang sudah berusaha tetapi masih tetap memperoleh

nilai yang rendah. Nilai itu sangat berpengaruh untuk menentukan apakah

siswa naik kelas atau tinggal kelas. Jika tinggal kelas siswa akan merasa malu

begitu juga dengan orang tua mereka. Karena itulah setiap siswa sangat cemas

dan takut saat memperoleh nilai rendah.

Akibat jika siswa terus merasa cemas dan takut karena memperoeh

nilai yang rendah dapat mematahkan semangat dan keberanian mereka

menjelang ujian kenaikan kelas.

Untuk itu guru pembimbing perlu melakukan pendekatan secara

pribadi kepada siswa-siswa yang mengalami masalah-masalah ini. Guru

pembimbing juga dapat memberikan layanan bimbingan klasikal mengenai

cara-cara belajar yang efektif dan pentingnya memiliki motivasi yang tinggi

Page 82: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

67

dalam belajar. Siswa dapat dibimbing untuk mencari apa penyebab mereka

memperoleh nilai rendah atau kurang memuaskan, dan hambatan-hambatan

apa yang dialami dalam meningkatkan motivasi belajarnya. Setelah itu

bersama-sama mencari jalan keluar untuk mengatasi atau menanggulangi hal-

hal yang menjadi penyebab masalah tersebut. Dengan demikian diharapkan

hasil belajar atau nilai-nilainya dapat lebih baik dan memuaskan dan motivasi

belajarnya dapat meningkat. Guru pembimbing juga dapat membantu siswa

untuk membuat jadwal belajar yang teratur. Untuk menangani masalah ini

dibutuhkan kerjasama pihak sekolah dan orang tua untuk memantau kegiatan

belajar siswa dan membantu siswa untuk menerapkan cara belajar yang lebih

baik dan teratur. Peran orang tua di rumah jauh lebih penting dengan selalu

memperhatikan perkembangan belajar anaknya, agar masalah belajar anak

dapat diketahui sedini mungkin dan mencari jalan penyelesaiannya bersama.

Orang tua dapat membantu anak agar termotivasi dan mencintai belajar.

Hasilnya adalah untuk kebaikan anak dan juga orang tua itu sendiri.

Usaha yang perlu dilakukan siswa sendiri untuk mengatasi masalah ini

antara lain: membuat jadwal belajar secara teratur dan berusaha untuk

menepatinya, aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah,

menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dengan baik dan tepat waktu.

b. Nomor item 11, skor 123 (V Intrapersonal), 114 (V Interpersonal)

Pernyataan masalah: Di rumah saya selalu diperingati oleh orang tua untuk

belajar.

Page 83: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

68

Masalah ini dapat disebabkan karena anak belum sepenuhnya

menyadari tanggung jawab mereka sebagai pelajar dan betapa pentingnya

kegiatan belajar bagi perkembangan diri mereka dan masa depannya.

Akibatnya anak menjadi kurang disiplin dan kurang menghargai waktu

belajar yang seharusnya mereka pergunakan.

Guru pembimbing perlu membantu anak menyadari bahwa belajar

adalah hal yang penting bagi mereka. Lewat bimbingan klasikal mengenai

tanggung jawab dan kewajiban, siswa dibantu untuk sadar akan tanggung

jawab dan kewajiban mereka sebagai pelajar dan pentingnya disiplin dalam

belajar.

Orang tua perlu bersikap tegas kepada anak jika tidak menginginkan

anaknya menjadi orang yang kurang bertanggung jawab dan tidak disiplin.

Dengan adanya jadwal belajar yang sudah ditentukan bersama, akan

mempermudah mengingatkan anak untuk melakukan kewajibannya. Dalam

hal ini orang tua harus berani memberikan sanksi bila anak masih belum sadar

tanggungjawabnya akan waktu belajar yang harus digunakannya, dan

memberikan pujian atau hadiah bila anak melakukan tanggungjawabnya

dengan baik.

c. Nomor item 49, skor 119 (V Intrapersonal), 124 (V Interpersonal)

Pernyataan masalah: Saya sukar berkonsentrasi apabila suasana di tempat

belajar sangat ramai.

Page 84: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

69

Suasana tempat belajar yang ramai menyebabkan siswa sukar

berkonsentrasi. Saat penelitian berlangsung, kondisi lingkungan sekolah

sedang dalam tahap perbaikan karena banyak gedung yang hancur akibat

gempa 27 Mei 2006. Aktifitas pembangunan menimbulkan suasana gaduh

sehingga dapat menggangu konsentrasi siswa dalam kegiatan belajar mereka.

Hal ini akan dialami semua siswa selama tahap perbaikan masih berlangsung.

Penyebab lainnya yaitu suasana gaduh dalam kelas itu sendiri maupun dari

kelas lain. Masih banyak siswa yang tidak tertib di dalam kelas. Mereka

belum dapat menenangkan diri sendiri selama proses belajar. Ada yang masih

suka mondar-mandir, mengganggu teman, berbicara dengan suara yang keras,

tertawa seenaknya atau suka berteriak saat berbicara dengan temannya. Hal itu

membuat suasana kelas menjadi ramai, terutama bila tidak ada guru di kelas.

Saat ada guru di dalam kelas pun, masih ada siswa yang kurang peduli untuk

menjaga ketenangan dalam kelas selama jam pelajaran berlangsung.

Akibatnya, konsentrasi anak menjadi terbagi, kurang fokus pada apa

yang sedang ia pelajari, perhatiannya menjadi tercampur sehingga informasi

penting yang seharusnya ia pelajari menjadi terhambat dalam prosesnya untuk

dimengerti. Anak menjadi kehilangan informasi. Hal itu dapat menyebabkan

hasil belajar menjadi kurang maksimal.

Untuk membantu mengurangi bahkan menghilangkan suasana ramai

saat belajar perlu ditingkatkan ketertiban dalam kelas dan siswa harus belajar

untuk saling menghargai. Guru pembimbing dapat membantu siswa untuk

Page 85: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

70

belajar bersikap di dalam kelas, terutama saat jam belajar. Siswa perlu

disadarkan bahwa belajar di tempat yang tenang dapat membantu mereka

berkonsentrasi terhadap apa yang sedang mereka pelajari. Siswa dibantu

untuk belajar menghargai orang lain (teman-teman sekelas maupun teman

kelas lainnya). Untuk menciptakan ketenangan bersama di dalam kelas

dimulai dari ketenangan diri sendiri. Jadi, terlebih dahulu siswa dibimbing

untuk menenangkan diri sendiri, dan belajar menghargai guru yang berbicara

di depan kelas. Bila hal itu sudah terwujud, maka ketenangan yang sudah

tercipta di dalam kelas mampu membuat siswa berkonsentrasi saat belajar

bersama.

• Bidang Karir

Nomor item 8, skor 107 (V Intrapersonal), 104 (V Interpersonal)

Pernyataan masalah: Saya mudah kecewa apabila saya gagal melakukan

sesuatu.

Setiap orang pasti selalu mengharapkan apa yang dilakukannya

berhasil. Saat apa yang diharapkannya tidak sesuai dengan kenyataan, pasti

ada rasa kecewa. Kurangnya persiapan dalam melakukan sesuatu, atau kurang

mengetahui langkah-langkah/cara melakukan sesuatu supaya berhasil dapat

menyebabkan kegagalan.

Akibatnya siswa akan mudah patah semangat dan berhenti berusaha

untuk melakukan sesuatu. Siswa menjadi enggan mencoba lagi, akhirnya

Page 86: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

71

siswa itu akan kehilangan kesempatan untuk membuktikan bahwa dirinya

mampu dalam melakukan sesuatu, dan akan berhasil jika mau terus mencoba.

Sikap kecewa hanya akan menghambat perkembangan potensi dirinya dan

merugikan dirinya sendiri. Terlebih lagi jika rasa kecewa yang dialaminya

adalah karena gagal melakukan sesuatu yang diharapkan atau dituntut oleh

orang tua mereka. Hal itu dapat membuat anak menjadi stress dan dapat

mempengaruhi perkembangannya.

Untuk membantu masalah siswa, guru pembimbing dapat memberikan

bimbingan klasikal dengan topik seputar mengatasi rasa kecewa. Siswa

dibantu agar memahami kekecewaan yang dialaminya sebagai suatu perasaan

yang wajar dan cara untuk menyikapi dan mengatasi perasaan tersebut agar

tidak menghambat perkembangan dirinya. Siswa juga dibantu agar dapat

meningkatkan semangat, mengembangkan sikap optimis, sikap keberanian

untuk menerima dan mengalami kegagalan dan kesulitan sebagai bagian dari

hidupnya, mengembangkan sikap solider mereka terhadap yang menderita dan

mengalami kesulitan dalam hidup, melatih siswa untuk belajar mandiri dan

tidak terlalu menggantungkan diri kepada orang lain. Selain itu perlu juga

siswa dibimbing untuk belajar mempersiapkan diri dalam melakukan sesuatu

agar kegagalan bisa dihindari sehingga siswa tidak perlu merasa kecewa

apabila gagal melakukan sesuatu. Guru bersama-sama siswa mencari tahu apa

penyebab kegagalan mereka dan berusaha mencari jalan keluarnya.

Page 87: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

72

Orang tua di rumah perlu melakukan hal yang sama untuk membantu

anak mereka dalam mengatasi rasa kecewa apabila gagal melakukan sesuatu.

Sebagai orang yang terdekat dengan siswa, dorongan dari orang tua menjadi

semangat dan motivasi bagi anak. Orang tua perlu mengajari anak agar dapat

bersikap mengalami kegagalan dan segera bangkit untuk terus mencoba lagi

agar berhasil. Orang tua juga perlu bersikap tidak menuntut anak melebihi

kemampuannya karena akan membuat anak menjadi frustrasi dan kecewa

apabila gagal melakukan apa yang diharapkan oleh orang tua. Orang tua harus

mengarahkan anak sesuai dengan apa yang bisa ia capai sesuai dengan

kemampuannya dan tidak menguhukumnya terlalu berlebihan apabila anak

gagal melakukan sesuatu.

Usaha dari anak sendiri adalah dengan belajar mengolah perasaannya

sehingga tidak mempengaruhi dirinya yang akhirnya dapat membuat anak

tidak mau berusaha lagi dan terus larut dalam rasa kecewa. Anak harus belajar

memandang kegagalan adalah hal yang wajar dan dialami oleh semua orang.

Anak bisa belajar lewat kegagalan yang dialaminya sebagai proses

pembentukan kemampuannya menjadi lebih baik lagi.

Page 88: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

BAB V

USULAN TOPIK - TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL

Dalam bab ini akan disajikan uraian topik-topik bimbingan klasikal bagi

siswa-siswi kelas V SD Kanisius Baciro Yogyakarta tahun ajaran 2006-2007 beserta

contoh Satuan Pelayanan Bimbingan (SPB) sebagai implikasi dari hasil penelitian.

A. Usulan Topik-Topik Bimbingan Klasikal

Rincian usulan topik-topik bimbingan klasikal bagi siswa-siswi kelas V SD

Kanisius Baciro Yogyakarta tahun ajaran 2006-2007, disajikan dalam tabel 6.

Tabel 6.

Usulan Topik-topik Bimbingan Klasikal Untuk kelas V

SD Kanisius Baciro Yogyakarta

No Bidang Bimbingan

Tujuan Pelayanan Bimbingan

No. Item

Topik-Topik

1. Pribadi Siswa menyadari kewajibannya sebagai anak dan dapat menghargai orang tua dengan menjalankan kewajibannya dengan sebaik mungkin

21 a. Peran orang tua dalam hidupku b. Kewajibanku sebagai anggota dalam keluarga c. Kewajibanku sebagai siswa SD

2. Pribadi Siswa menjadi sadar untuk menghindari perbuatan-perbuatan yang kurang baik

25 a. Perbuatan yang baik dan benar b. Perbuatan yang kurang baik dan tidak benar c. Akibat dari perbuatan yang kurang baik dan tidak benar d. Cara menghindarkan diri dari perbuatan yang kurang baik

Page 89: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

74

dan tidak benar 3. Pribadi Siswa mengetahui

kelebihan-kelebihan dalam diri dan memiliki konsep diri yang positif sehingga rasa percaya diri semakin meningkat, siswa menjadi berani berbicara di depan umum/ di depan kelas

29 a. Mengenal kelebihan dan kekuranganku b. Mengembangkan kelebihan yang kumiliki c. Mengatasi kekurangan yang kumiliki d. Cara meningkatkan kepercayaan diri e. PD berbicara di depan umum/di depan kelas

4. Pribadi Siswa dapat mengembangkan cara berpikir positif dan bersikap tenang dalam menghadapi suatu masalah

33 a. Belajar berpikir positif b. Manfaat berpikir positif c. Cara menghadapi masalah

5. Pribadi Siswa dapat mengelola emosi-emosi negatif yang sedang dialaminya dan menyalurkannya dengan cara-cara yang dapat diterima, yang tidak menrugikan diri sendiri maupun orang lain

37 a. Emosi positif dan emosi negatif b. Pengaruh dari emosi positif dan emosi negatif c. Cara mengatasi dan menyalurkan rasa marah

6. Sosial Siswa dapat menyelesaikan masalah dengan baik dan mampu memaafkan orang yang mengganggu atau menyakitinya

6 a. Rela Mengampuni b. Cara-cara Agar Rela Mengampuni c. Cara Mengatasi Konflik dengan Damai d. Kerjasama

7. Belajar Siswa dapat mengetahui penyebab-penyebab memperoleh nilai rendah dan mengetahui cara-cara mengatasinya

7, 46 a. Penyebab nilai rendah b. Akibat dari nilai yang rendah c. Usaha-usaha agar bisa memperoleh nilai yang tinggi d. Kebiasaan Belajar yang Baik

Page 90: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

75

8. Belajar Siswa sadar akan kewajibannya sebagai pelajar baik di sekolah maupun di rumah dan mampu mengatur waktu belajarnya dengan baik.

11 a. Kewajibanku sebagai siswa SD b. Manfaat mengatur waktu belajar c. Membuat jadwal belajar

9. Belajar Siswa dapat mengatur waktunya untuk belajar, bermain, dan kegiatan-kegiatan lain dan mampu melaksanakan jadwal yang telah dibuat.

31 a. Tanggung jawab b. Disiplin mengatur waktu c. Membiasakan Diri Teroganisir

10. Belajar Siswa dapat mengatasi gangguan belajar sehingga dapat berkonsentrasi dalam belajar

49 a. Gangguan belajar dari dalam diri b. Gangguan belajar dari luar diric. Cara mengatasi gangguan belajar dari dalam diri d. Cara mengatasi gangguan belajar dari luar diri

11. Karir Siswa dapat memotivasi diri dan tidak mudah kecewa apabila mengalami kegagalan, siswa mengetahui cara mengatasi kekecewaan dalam hidupnya

8 a. Berpikir positif b. Manfaat berpikir positif c. Cara mengatasi rasa kecewa d. Aku pasti bisa (motivasi diri)

B. Contoh Satuan Pelayanan Bimbingan (SPB) untuk siswa Sekolah Dasar

Satuan Pelayanan Bimbingan (SPB) adalah persiapan tertulis yang dibuat oleh

guru pembimbing sebagai pedoman dalam melaksanakan layanan bimbingan klasikal.

Page 91: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

76

SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN

1. Pokok Bahasan/Topik : Disiplin mengatur waktu

2. Bidang Bimbingan : Pribadi-Belajar

3. Standar Kompetensi : Siswa dapat disiplin dalam mengatur

waktunya.

4. Kompetensi Dasar : Siswa dapat memahami pentingnya disiplin

mengatur waktu.

5. Indikator :

a. Siswa dapat menyebutkan kegiatan-kegiatannya dengan baik dan

teratur ketika di sekolah maupun di rumah.

b. Siswa dapat menyebutkan penyebab siswa tidak dapat melaksanakan

kegiatan-kegiatannya dengan baik dan teratur.

c. Siswa dapat menyebutkan akibatnya bila siswa tidak melaksanakan

kegiatan-kegiatannya dengan baik dan teratur.

d. Siswa dapat merumuskan sikap dan tindakan yang dibutuhkan agar

dapat melaksanakan kegiatan-kegiatannya dengan baik dan teratur.

e. Siswa dapat merencanakan jadwal yang teratur untuk kegiatan-

kegiatannya.

f. Siswa dapat merumuskan manfaat kedisiplinan dalam mengatur

waktu.

6. Metode : Ice-breaker, Tanya jawab, Penugasan,

Reflektif

Page 92: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

77

7. Waktu : 90 menit

8. Alat : Modul, Lembar kerja

(tercantum dalam lapiran)

9. Sumber :

a. Lewis, Barbara A (2004). CharacterBuilding untuk Anak-anak.

Jakarta: Kharisma.

b. Kristanto, Purnawan (2001). 77 Permainan Asyik 2. Yogyakarta:

Yayasan Andi.

Yogyakarta, … November 2007

Mengetahui,

Koordinator Bimbingan, Perencana Pelayanan,

( ………………… ) ( Sherly Yonathan )

Page 93: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

78

SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN

1. Pokok Bahasan/Topik : Pengampunan (rela memaafkan)

2. Bidang Bimbingan : Pribadi-Sosial

3. Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami dan

mengembangkan sikap mau mengampuni/rela

mengampuni orang lain dalam kehidupannya

4. Kompetensi Dasar : Siswa mampu menjelaskan arti

pengampunan dan cara-cara agar rela

memaafkan

5. Indikator :

a. Siswa mampu mengemukakan perlunya memiliki sikap yang mau

mengampuni/rela memaafkan orang lain.

b. Siswa mampu menjelaskan cara-cara agar rela memaafkan.

c. Siswa mampu menunjukkan hambatan-hambatan dalam mengembangkan

sikap mau mengampuni/rela memaafkan orang lain.

d. Siswa mampu membuat karya seni (puisi/doa/lagu/gambar/drama) dengan

tema pengampunan.

6. Metode : Cerita, Tanya jawab, Penugasan,

Reflektif

7. Waktu : 90 menit

8. Alat : Modul, Lembar kerja

Page 94: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

79

(tercantum dalam lampiran)

10. Sumber :

a. Lewis, Barbara A (2004). Character Building untuk Anak-anak.

Batam:Kharisma.

b. Albin, Rochelle S. (1989). EMOSI. Bagaimana Mengenal,

Menerima, dan Mengarahkannya. Yogyakarta : Kanisius.

c. Efata, Tim Pelayanan. (2001). 80 Aktivitas Kreatif. Yogyakarta : Yayasan

Andi.

Yogyakarta, ... November 2007

Mengetahui,

Koordinator Bimbingan, Perencana Pelayanan,

( ………………… ) ( Sherly Yonathan)

Page 95: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

80

SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN

1. Pokok Bahasan/Topik : Kebiasaan Belajar

2. Bidang Bimbingan : Belajar

3. Standar Kompetensi : Siswa menyadari kebiasaan-kebiasaan

belajarnya yang sudah baik dan kurang baik

serta dapat memperbaiki kebiasaan belajarnya

yang kurang baik.

4. Kompetensi Dasar : Siswa mampu menyebutkan kebiasaan-

kebiasan belajarnya yang baik dan yang

kurang baik.

5. Indikator :

a. Siswa dapat menyebutkan kebiasaan-kebiasaan belajar yang baik.

b. Siswa dapat menyebutkan kebiasaan-kebiasaan belajar yang kurang baik.

c. Siswa dapat menyebutkan akibat-akibat dari kebiasaan belajar yang

kurang baik.

d. Siswa dapat merumuskan sikap dan tindakan untuk

memperbaiki/mengatasi kebiasaan-kebiasaan belajar yang kurang baik.

6. Metode : Ice-breaker, Ceramah, Tanya jawab,

Penugasan, Reflektif

7. Waktu : 90 menit

8. Alat : Modul, Lembar kerja

Page 96: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

81

(tercantum dalam lampiran)

9. Sumber :

a. De Porter, B.& Hernacki, M. (1999). Quantum Learning: Membiasakan

Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung : Penerbit Kaifa.

b. Dryen, G, & Vos, J. (2000). Revolusi Cara Belajar. Bagian I dan II.

Bandung : Penerbit Kaifa.

c. Kristanto, Purnawan. (2001). 77 Permainan Asyik 2. Yogyakarta :

Yayasan Andi

Yogyakarta, … November 2007

Mengetahui,

Koordinator Bimbingan, Perencana Pelayanan,

( ………………… ) ( Sherly Yonathan)

Page 97: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

BAB VI

RINGKASAN, KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini peneliti menyajikan ringkasan, kesimpulan dan beberapa saran.

Kesimpulan yang diberikan berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam

penelitian ini.

A. RINGKASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui masalah-masalah yang banyak

dialami oleh siswa-siswi kelas V SD Kanisius Baciro tahun ajaran 2006/2007. Hasil

penelitiannya digunakan sebagai acuan untuk penyusunan usulan topik-topik

bimbingan klasikal. Pertanyaan yang harus dijawab dalam penelitian ini adalah: (1)

Masalah-masalah apakah yang banyak dialami oleh siswa-siswi kelas V SD Kanisius

Baciro Yogyakarta, tahun ajaran 2006/2007? (2) Usulan topik-topik bimbingan

apakah yang sesuai dengan masalah-masalah yang banyak dialami oleh siswa-siswi

kelas V SD Kanisius Baciro Yogyakarta, tahun ajaran 2006/2007?

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survai. Subjek

penelitiannya adalah seluruh siswa-siswi kelas V SD Kanisius Baciro tahun ajaran

2006/2007 yang berjumlah 76 orang. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 21

April 2007 dan 1 Mei 2007. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuisioner.

Kuisioner tersebut dibuat sendiri oleh peneliti dengan mengacu pada tugas

Page 98: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

83

perkembangan yang termuat dalam buku Pelaksanan Bimbingan dan Konseling di

Sekolah Dasar, Kurikulum 2004, Depdikbud.

Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui masalah-masalah yang

banyak dialami oleh siswa-siswi kelas V SD Kanisius Baciro tahun ajaran 2006-2007

berdasarkan rumus PAN tipe I.

Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa:

1. Masalah yang hanya dialami oleh siswa-siswi kelas V Interpersonal adalah: (a)

mudah marah atau kurang mampu mengendalikan diri; (b) kesulitan membagi

waktu untuk belajar dan kegiatan-kegiatan yang lain.

2. Masalah yang hanya dialami oleh siswa-siswi kelas V Intrapersonal adalah

merasa kurang (PD) percaya diri jika diminta untuk berbicara di depan kelas atau

di depan orang banyak.

3. Masalah yang banyak dialami oleh seluruh siswa-siswi kelas V SD Kanisius

Baciro adalah: (a) sering membalas perbuatan orang lain yang

mengganggu/menyakiti hatinya; (b) merasa cemas ketika memperoleh nilai

rendah; (c) mudah kecewa bila gagal melakukan sesuatu; (d) di rumah selalu

diperingati orangtua untuk belajar; (e) merasa kuatir tidak dapat memenuhi

harapan orang tua/orang yang menyantuni hidupnya; (f) merasa kuatir setelah

melakukan perbuatan yang kurang baik; (g) merasa kurang PD (percaya diri) jika

diminta untuk berbicara di depan kelas atau di depan orang banyak; (h) merasa

cemas/kuatir pada sesuatu yang belum pasti; (i) merasa takut nilai-nilai yang

Page 99: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

84

diperoleh tidak memenuhi syarat untuk kenaikan kelas; (j) sukar berkonsentrasi

apabila suasana di tempat belajar sangat ramai.

Topik-topik bimbingan klasikal untuk mengatasi masalah-masalah yang

banyak dialami oleh siswa-siswi kelas V SD Kanisius Baciro antara lain:

• Peran orang tua dalam hidupku.

• Kewajibanku sebagai anggota dalam keluarga.

• Kewajibanku sebagai siswa SD.

• Perbuatan yang baik dan benar.

• Perbuatan yang kurang baik dan tidak benar.

• Akibat dari perbuatan yang kurang baik dan tidak benar.

• Cara menghindarkan diri dari perbuatan yang kurang baik dan tidak benar.

• Mengenal kelebihan dan kekuranganku.

• Mengembangkan kelebihan yang kumiliki.

• Mengatasi kekurangan yang kumiliki.

• Cara meningkatkan kepercayaan diri.

• PD berbicara di depan umum/di depan kelas.

• Belajar berpikir positif.

• Manfaat berpikir positif.

• Cara menghadapi masalah.

• Emosi positif dan emosi negatif.

• Pengaruh dari emosi positif dan emosi negatif.

Page 100: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

85

• Cara mengatasi dan menyalurkan rasa marah.

• Rela mengampuni.

• Cara-cara agar rela mengampuni.

• Cara mengatasi konflik dengan damai.

• Kerjasama.

• Penyebab nilai rendah.

• Akibat dari nilai yang rendah.

• Usaha-usaha agar bisa memperoleh nilai yang tinggi.

• Kebiasaan belajar yang baik.

• Manfaat mengatur waktu belajar.

• Membuat jadwal belajar.

• Tanggung jawab.

• Disiplin mengatur waktu.

• Membiasakan diri terorganisir.

• Gangguan belajar dari dalam diri.

• Gangguan belajar dari luar diri.

• Cara mengatasi gangguan belajar dari dalam diri.

• Cara mengatasi gangguan belajar dari luar diri.

• Berpikir positif.

• Manfaat berpikir positif.

• Cara mengatasi rasa kecewa.

Page 101: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

86

• Aku pasti bisa (motivasi diri).

B. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka peneliti menarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Masalah yang hanya dialami oleh siswa-siswi kelas V Intrapersonal adalah : siswa

merasa kurang PD jika diminta berbicara di depan kelas atau di depan orang

banyak (bidang pribadi).

2. Masalah yang hanya dialami oleh siswa-siswi kelas V Interpersonal adalah : siswa

mudah marah atau kurang mampu mengendalikan diri (bidang pribadi), dan siswa

kesulitan membagi waktunya untuk belajar dan kegiatan yang lain (bidang

belajar).

3. Masalah-masalah yang dialami seluruh siswa-siswi kelas V SD Kanisius Baciro

adalah : siswa merasa kuatir tidak dapat memenuhi harapan orangtua atau orang

yang menyantuni hidupnya (bidang pribadi); siswa merasa kuatir setelah

melakukan perbuatan yang kurang baik (bidang pribadi); siswa merasa cemas atau

kuatir pada sesuatu yang belum pasti (bidang pribadi); siswa sering membalas

perbuatan orang lain yang mengganggu/menyakiti hatinya (bidang sosial); siswa

merasa cemas ketika memperoleh nilai rendah (bidang belajar); siswa merasa

takut nilai-nilai yang diperolehnya tidak memenuhi syarat untuk kenaikan kelas

(bidang belajar); di rumah siswa selalu diperingati oleh orangtua untuk belajar

Page 102: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

87

(bidang belajar); siswa sukar berkonsentrasi apabila suasana di tempat belajar

sangat ramai; siswa mudah kecewa bila gagal melakukan sesuatu (bidang karir).

4. Jumlah masalah yang banyak dialami oleh masing-masing kelas hampir sama

sekalipun peringkat masalahnya berbeda

C. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Kepala Sekolah

• Kepala sekolah dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai masukan

dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan pelayanan bimbingan dan

konseling.

• Kepala sekolah dapat menyiapkan tenaga, sarana dan prasarana untuk

mendukung pelaksanaan peleyanan bimbingan dan konseling agar siswa dapat

terbantu.

2. Bagi Guru Pembimbing

Guru pembimbing berusaha untuk terus memberikan pelayanan bimbingan

yang tepat pada sasaran sehingga pelayanan bimbingan dan konseling dapat

mencapai hasil yang optimal.

3. Bagi Wali kelas dan Guru-guru mata pelajaran

Page 103: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

88

Wali kelas dan guru-guru mata pelajaran bersedia bekerja sama dengan guru

pembimbing dalam melaksanakan layanan bimbingan terutama melalui mata

pelajaran yang diampunya.

4. Bagi Siswa

Siswa dapat memanfaatkan layanan bimbingan yang disediakan oleh sekolah

untuk perkembangan dirinya.

5. Bagi Peneliti lain

• Meninjau kembali kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini. Peninjauan

tersebut dilakukan dengan harapan mendapat pembaharuan untuk

meningkatkan kualitas kuisioner tersebut.

• Subyek hendaknya tidak hanya siswa kelas V (lima) saja, tetapi dapat

mencakup kelas IV (empat) dan VI (enam).

Page 104: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

DAFTAR PUSTAKA

Albin, Rochelle S. (1989). EMOSI. Bagaimana Mengenal, Menerima, dan

Mengarahkannya. Yogyakarta : Kanisius.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Atkinson, L Rita dkk. (1991). Pengantar Psikologi. Jakarta : Penerbit

Erlangga.

Barus, G. (1999). Tesis Kontribusi Pola-Pola Pengasuhan Orangtua dan

Kemandirian terhadap Pembentukan Identitas Vokasional Remaja.

Centi, Paul. J. (1993). Mengapa Rendah Diri. Yogyakarta : Kanisius.

De Porter, B. & Hernacki, M. (1999). Quantum Learning: Membiasakan

Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung : Penerbit Kaifa.

Depdikbud. (1994). Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan Siswa di

Sekolah Dasar.

Depdikbud. (2004). Kurikulum 2004. Pelaksanaan Bimbingan dan

Konseling di Sekolah Dasar.

Depdikbud. (2006). Standar Isi. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional No. 22 Tahun 2006.

Djaali, Muljono, dan Ramli. (2000). Pengukuran Dalam Bidang

Pendidikan. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Dryen, G, & Vos, J. (2000). Revolusi Cara Belajar. Bagian I dan II.

Bandung : Penerbit Kaifa.

Efata, Tim Pelayanan. (2001). 80 Aktivitas Kreatif. Yogyakarta : Yayasan

Andi.

Furchan, Arief. (1982). Penelitian dan Pendidikan. Surabaya: Usaha

Nasional.

Gunawan. Y. (1992). Pengantar Bimbingan dan Konseling. Buku

Panduan Mahasiswa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Ginting, Yasinta Br. (2001). Masalah-masalah yang secara intens dialami

Page 105: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

oleh siswa-siswi kelas I SMP Santa Maria Kabanjahe tahun pelajaran

2004- 2005 dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik Bimbingan

Klasikal. Skripsi ( tidak diterbitkan ).

Hasan, I. (2002). Pokok-Pokok Materi dan Aplikasinya. Jakarta : Ghalia

Indonesia.

Hurlock, E. B. (1997). Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kountur, R. (2003). Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi & Tesis.

Jakarta: Penerbit PPM.

Kristanto, Purnawan (2001). 77 Permainan Asyik 2. Yogyakarta :

Yayasan Andi.

Lewis, Barbara A. (2004). Character Building Untuk Anak-Anak. Jakarta :

Kharisma.

Masidjo, Ign. (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di

Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.

Pakasi. (1995). Anak dan Perkembangannya : Pendidikan Psikologi

Pedagogis Terhadap Generasi Muda. Jakarta: Gramedia.

Prayitno, dkk. ( ). Pelayanan Bimbingan dan Konseling, Sekolah

Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).

Winkel, W. S. (1997). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.

Jakarta: Gramedia.

Page 106: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

91

LAMPIRAN 1

no I1 I2 I3 I4 I5 I6 I7 I8 I9 I10 I11 I12 I13 I14 I151 3 2 2 1 3 2 4 3 1 3 2 1 3 1 2 2 1 1 3 2 3 1 4 1 2 4 3 1 4 3 2 3 2 1 2 1 2 3 4 2 1 2 3 1 4 3 1 4 3 2 1 2 1 1 3 1 1 1 2 3 4 3 1 5 3 1 2 3 2 4 4 1 2 1 1 4 3 2 1 6 2 1 1 3 3 3 3 1 1 3 2 1 3 1 1 7 2 3 3 1 1 4 4 2 2 1 2 3 2 1 2 8 3 2 1 2 3 2 4 2 2 2 3 2 3 3 1 9 1 1 2 3 2 3 2 1 1 3 3 1 1 1 1

10 2 2 3 2 2 3 1 1 2 3 3 2 4 3 3 11 1 1 3 2 2 4 4 3 2 1 1 1 2 2 1 12 3 1 1 2 2 4 4 1 1 1 1 1 3 1 1 13 3 1 1 1 2 1 3 1 1 1 1 1 3 1 1 14 2 1 3 2 1 2 2 1 2 1 3 1 4 2 2 15 2 1 3 3 2 3 4 1 4 2 3 2 3 3 4 16 3 1 2 2 1 3 4 2 1 2 2 1 4 1 1 17 3 2 1 1 3 4 3 1 3 4 3 1 3 4 1 18 1 2 2 2 2 3 4 2 2 2 2 2 3 2 3 19 3 2 1 2 3 3 3 1 2 2 1 2 4 2 1 20 2 4 3 1 2 4 4 1 1 4 3 1 1 4 1 21 1 2 2 4 1 2 4 2 3 2 3 4 3 2 2 22 1 3 4 2 1 4 3 2 3 4 1 3 4 1 3 23 2 2 3 2 2 4 4 2 4 2 3 2 3 2 3 24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 2 1 3 2 2 4 2 1 2 3 4 3 2 1 2 26 3 2 3 2 3 4 4 2 3 4 4 3 3 3 3 27 1 2 1 3 3 2 4 2 1 3 1 1 3 4 1 28 1 1 1 3 1 3 4 1 3 1 4 3 4 1 3 29 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 3 1 1 30 2 1 2 2 2 3 3 2 2 4 2 4 1 3 1 31 4 2 2 1 2 1 4 2 2 3 3 3 4 4 1 32 1 1 3 1 1 1 4 3 3 3 4 3 4 1 2 33 1 1 2 3 1 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 34 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 35 2 1 3 2 1 3 4 1 1 1 4 3 1 2 1 36 3 3 2 2 2 3 4 2 2 3 3 2 4 2 1 37 3 2 3 2 2 4 4 3 3 3 4 1 4 3 2 38 3 1 3 2 3 3 4 1 4 1 3 1 4 1 1 39 3 1 3 3 1 4 4 1 3 1 4 1 3 1 3 40 3 1 1 2 1 3 3 1 1 2 1 2 4 4 1

Total 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

Page 107: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

92

I16 I17 I18 I19 I20 I21 I22 I23 I24 I25 I26 I27 I28 I29 I30 1 1 3 3 1 1 1 2 3 3 1 2 4 4 3 1 1 1 3 1 1 1 2 4 1 1 3 1 3 3 2 1 1 2 1 1 2 2 1 3 2 2 3 2 1 1 1 1 1 1 2 4 1 4 4 3 4 1 3 1 1 2 1 1 4 2 2 1 2 4 1 3 4 3 2 2 1 1 1 3 1 1 1 3 2 1 1 3 3 3 4 1 2 2 4 1 4 2 4 1 1 4 4 4 1 1 1 3 2 2 3 1 1 1 1 2 2 3 2 2 2 1 2 3 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 4 2 3 1 2 4 1 3 1 2 1 1 3 3 1 1 1 1 1 3 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 3 2 2 3 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 3 3 2 4 3 4 1 3 4 1 3 1 1 2 3 1 1 1 2 4 2 1 2 2 1 3 1 1 3 1 1 3 3 3 4 4 3 3 3 1 3 2 1 3 3 1 1 1 1 1 2 2 2 3 1 1 1 1 2 3 2 2 2 1 4 2 1 1 2 3 1 4 1 1 4 4 1 1 1 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 2 3 1 3 4 3 3 2 1 3 1 1 1 4 4 3 1 4 1 3 4 1 4 1 2 2 1 1 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 4 2 3 1 1 2 2 1 2 2 2 1 4 3 2 3 1 3 1 2 3 4 3 4 3 1 3 1 1 1 1 1 1 1 4 3 3 3 1 1 1 4 1 1 3 4 1 4 4 1 3 4 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 3 1 1 2 2 2 1 2 3 3 2 3 4 1 2 2 1 1 4 3 1 3 2 3 3 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 3 3 1 3 1 3 1 1 1 3 2 1 3 1 3 1 2 3 2 2 1 2 3 2 2 1 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 1 1 4 1 3 2 3 1 3 3 1 3 2 1 1 2 1 1 3 2 1 4 1 4 4 2 1 2 3 3 3 1 1 4 3 1 2 3 3 3 2 3 3 4 3 4 1 1 4 2 1 2 1 3 4 1 2 1 4 1 3 1 3 3 1 3 3 3 3 3 1 1 1 3 2 1 1 1 1 1 3 2 1 1 4 2 1 1 1 1

40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

Page 108: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

93

I31 I32 I33 I34 I35 I36 I37 I38 I39 I40 I41 I42 I43 I44 I45 1 1 3 3 1 1 1 1 1 1 3 2 3 2 1 1 1 3 3 1 1 3 1 1 1 3 3 1 1 3 2 1 4 2 1 2 3 1 2 1 2 3 2 4 2 3 3 4 1 1 1 3 1 1 1 3 3 1 1 1 1 4 2 1 2 3 2 4 1 1 4 3 1 2 1 1 1 3 3 1 1 3 1 1 1 3 3 1 3 1 4 1 2 3 2 1 2 4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 2 4 1 2 2 1 2 3 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 3 1 1 1 1 2 1 1 1 2 4 4 1 1 1 3 1 2 3 3 3 2 1 2 1 2 2 1 1 2 3 3 1 1 2 2 1 2 1 2 1 3 2 1 2 2 3 1 1 3 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 3 3 1 2 3 2 2 1 1 2 3 1 2 4 4 3 4 1 3 4 2 3 1 3 4 3 2 1 3 1 1 2 1 2 1 3 2 1 3 3 3 1 1 3 1 3 4 1 1 4 4 2 2 4 4 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 3 2 1 2 2 2 1 1 3 2 1 2 1 4 3 4 1 1 2 4 4 1 1 4 1 4 1 1 2 1 4 3 1 2 2 1 1 1 2 3 4 2 4 3 4 1 2 2 3 4 1 4 1 4 2 4 3 4 1 2 2 2 2 3 1 4 4 1 2 2 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 3 3 1 2 1 2 1 2 3 4 2 2 2 4 3 3 1 1 3 1 4 3 4 1 3 4 1 1 3 1 1 3 4 4 1 3 1 1 4 2 3 1 1 3 4 3 2 1 2 1 3 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 1 4 3 1 2 4 4 3 3 1 3 1 2 3 2 3 1 1 2 2 3 1 2 1 1 3 4 2 3 1 2 1 1 3 3 1 1 3 1 3 1 1 2 3 1 2 2 2 2 1 1 1 3 2 1 3 2 4 1 2 1 2 3 2 4 3 2 3 1 1 3 1 3 3 1 3 2 1 3 1 3 3 4 3 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 1 2 3 2 3 3 1 4 4 2 3 1 4 3 4 2 1 3 1 4 1 1 1 1 1 2 1 4 3 3 1 2 3 3 3 1 1 1 3 1 4 1 3 3 4 1 3 1 1 3 3 3 1 3 3 1 1 4 4 1 2 2

40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

Page 109: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

94

I46 I47 I48 I49 I50 I51 I52 I53 I54 I55 I56 I57 I58 I59 I60 4 4 4 4 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 2 4 1 1 4 1 1 4 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 3 4 4 1 2 1 2 1 4 2 3 3 1 1 4 3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 4 4 4 1 1 3 1 1 1 2 1 3 3 3 3 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 4 4 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 3 2 2 3 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 3 1 1 4 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 4 1 1 4 1 1 3 4 1 2 1 3 1 1 1 4 2 3 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 4 2 1 3 4 2 2 1 2 3 1 2 4 3 3 4 3 1 3 2 1 2 1 1 1 2 1 3 3 1 4 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 4 4 3 4 1 1 3 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 3 3 4 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 4 3 2 4 3 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 4 1 4 4 4 1 4 4 1 1 1 1 2 3 4 4 4 2 4 3 1 1 2 1 2 1 2 3 1 2 3 4 1 3 2 1 1 1 4 3 1 3 4 2 1 3 3 2 3 3 1 2 3 1 2 4 2 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 3 4 4 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 4 3 2 3 2 1 3 2 1 2 1 3 2 3 1 4 1 3 4 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 4 3 3 1 3 4 1 3 1 1 1 1 1 3 2 1 3 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 3 3 3 3 4 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 3 3 2 4 3 2 3 2 1 3 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 3 2 3 4 3 1 1 3 1 4 3 2 4 3 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 3 2 1 4 2 4 4 3 1 2 1 2 1 2 1 4 3 2 4 2 1 2 4 1 3 1 4 1 1 1 4 3 2 3 3 1 2 2 3 1 1 4 1 1 1 4 4 3 4 2 1 3 2 1 3 1 3 1 1 4 4 4 1 1 3 1 1 4 1 1 1 1 3 1 1 4 3 3 4 3 1 3 3 1 4 2 4 4 4 1 1 4 3 3 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 3

40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

Page 110: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

95

I61 I62 I63 I64 I65 I66 I67 I68 I69 I70 TOTAL 1 4 2 4 4 1 1 4 2 2 147 1 1 1 4 1 2 1 1 4 1 132 1 4 2 3 1 3 2 1 1 2 142 4 4 1 4 4 2 4 1 1 3 140 1 4 1 2 4 1 1 4 2 2 153 3 3 3 4 3 4 3 1 1 1 136 3 4 2 2 4 1 4 1 2 1 162 2 3 4 4 2 3 3 1 1 1 144 1 3 3 2 2 2 3 1 3 1 112 1 4 2 4 3 1 2 1 1 2 151 2 3 1 3 1 1 3 1 3 1 121 1 2 1 4 2 1 1 1 2 1 115 1 2 1 3 1 1 2 1 2 1 86 1 3 1 4 3 1 2 1 1 1 135 1 3 1 4 3 2 3 1 3 4 176 1 3 1 3 1 1 1 1 2 3 127 1 4 4 4 3 1 1 1 4 1 167 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 120 2 4 3 3 2 1 4 1 1 1 136 1 4 3 2 3 4 4 1 4 3 170 4 3 1 3 3 1 4 1 3 3 163 4 4 1 2 1 1 4 1 2 1 171 2 2 3 3 2 3 3 1 3 4 164 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 70 4 3 1 1 2 1 3 1 3 1 135 3 2 4 4 3 1 2 1 1 2 173 1 4 4 4 4 4 4 1 1 4 153 4 4 1 4 3 4 1 4 4 1 165 2 3 2 3 3 2 2 1 2 1 123 1 4 3 2 4 2 4 2 3 4 161 2 3 3 3 2 1 2 2 2 4 157 4 2 1 3 4 1 1 4 3 1 142 1 2 2 3 3 2 3 3 2 1 141 2 4 3 4 1 2 3 4 1 2 186 1 4 1 4 3 3 2 3 3 4 157 1 4 2 3 2 1 2 2 1 1 153 1 4 2 4 2 3 4 1 3 1 184 1 1 1 1 2 2 3 1 2 2 140 3 4 3 3 1 1 3 3 1 4 175 1 2 1 4 4 1 1 1 2 1 130

40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

Page 111: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

96

LAMPIRAN 2 Correlations TOT I1 Pearson Correlation 0.193207 Sig. (2-tailed) 0.232284 N 40I2 Pearson Correlation 0.458779 Sig. (2-tailed) 0.002906 N 40I3 Pearson Correlation 0.458551 Sig. (2-tailed) 0.002922 N 40I4 Pearson Correlation 0.299858 Sig. (2-tailed) 0.060129 N 40I5 Pearson Correlation 0.143846 Sig. (2-tailed) 0.375871 N 40I6 Pearson Correlation 0.482623 Sig. (2-tailed) 0.00161 N 40I7 Pearson Correlation 0.479077 Sig. (2-tailed) 0.001763 N 40I8 Pearson Correlation 0.297536 Sig. (2-tailed) 0.062239 N 40I9 Pearson Correlation 0.604581 Sig. (2-tailed) 3.6E-05 N 40I10 Pearson Correlation 0.400741 Sig. (2-tailed) 0.010391 N 40I11 Pearson Correlation 0.53676 Sig. (2-tailed) 0.000356 N 40I12 Pearson Correlation 0.424809 Sig. (2-tailed) 0.00629 N 40I13 Pearson Correlation 0.205279 Sig. (2-tailed) 0.203831 N 40I14 Pearson Correlation 0.426437 Sig. (2-tailed) 0.006072 N 40I15 Pearson Correlation 0.481045 Sig. (2-tailed) 0.001677 N 40I16 Pearson Correlation 0.305711

Page 112: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

97

Sig. (2-tailed) 0.055062 N 40I17 Pearson Correlation 0.124903 Sig. (2-tailed) 0.442535 N 40I18 Pearson Correlation 0.123112 Sig. (2-tailed) 0.449156 N 40I19 Pearson Correlation 0.347477 Sig. (2-tailed) 0.028027 N 40I20 Pearson Correlation 0.44765 Sig. (2-tailed) 0.003775 N 40I21 Pearson Correlation 0.303031 Sig. (2-tailed) 0.057338 N 40I22 Pearson Correlation 0.394796 Sig. (2-tailed) 0.0117 N 40I23 Pearson Correlation 0.491592 Sig. (2-tailed) 0.001276 N 40I24 Pearson Correlation 0.455909 Sig. (2-tailed) 0.003112 N 40I25 Pearson Correlation 0.46563 Sig. (2-tailed) 0.002463 N 40I26 Pearson Correlation 0.318598 Sig. (2-tailed) 0.045108 N 40I27 Pearson Correlation 0.423492 Sig. (2-tailed) 0.006471 N 40I28 Pearson Correlation 0.402025 Sig. (2-tailed) 0.010125 N 40I29 Pearson Correlation 0.27385 Sig. (2-tailed) 0.087282 N 40I30 Pearson Correlation 0.414078 Sig. (2-tailed) 0.007902 N 40I31 Pearson Correlation 0.5747 Sig. (2-tailed) 0.000105 N 40I32 Pearson Correlation 0.344391 Sig. (2-tailed) 0.029547 N 40

Page 113: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

98

I33 Pearson Correlation 0.341629 Sig. (2-tailed) 0.030965 N 40I34 Pearson Correlation 0.19994 Sig. (2-tailed) 0.2161 N 40I35 Pearson Correlation 0.148349 Sig. (2-tailed) 0.36095 N 40I36 Pearson Correlation 0.383333 Sig. (2-tailed) 0.014622 N 40I37 Pearson Correlation 0.359888 Sig. (2-tailed) 0.022549 N 40I38 Pearson Correlation 0.295612 Sig. (2-tailed) 0.064031 N 40I39 Pearson Correlation 0.505432 Sig. (2-tailed) 0.000879 N 40I40 Pearson Correlation 0.315102 Sig. (2-tailed) 0.047652 N 40I41 Pearson Correlation 0.57765 Sig. (2-tailed) 9.5E-05 N 40I42 Pearson Correlation 0.417013 Sig. (2-tailed) 0.007429 N 40I43 Pearson Correlation 0.637265 Sig. (2-tailed) 9.79E-06 N 40I44 Pearson Correlation 0.228743 Sig. (2-tailed) 0.155687 N 40I45 Pearson Correlation 0.193832 Sig. (2-tailed) 0.230749 N 40I46 Pearson Correlation 0.557296 Sig. (2-tailed) 0.000187 N 40I47 Pearson Correlation 0.457838 Sig. (2-tailed) 0.002972 N 40I48 Pearson Correlation 0.344893 Sig. (2-tailed) 0.029295 N 40I49 Pearson Correlation 0.371674 Sig. (2-tailed) 0.018205

Page 114: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

99

N 40I50 Pearson Correlation 0.315264 Sig. (2-tailed) 0.047531 N 40I51 Pearson Correlation 0.133315 Sig. (2-tailed) 0.412162 N 40I52 Pearson Correlation 0.458089 Sig. (2-tailed) 0.002955 N 40I53 Pearson Correlation 0.362125 Sig. (2-tailed) 0.021664 N 40I54 Pearson Correlation 0.056186 Sig. (2-tailed) 0.73058 N 40I55 Pearson Correlation 0.50653 Sig. (2-tailed) 0.000853 N 40I56 Pearson Correlation 0.11026 Sig. (2-tailed) 0.498213 N 40I57 Pearson Correlation 0.399881 Sig. (2-tailed) 0.010572 N 40I58 Pearson Correlation 0.220769 Sig. (2-tailed) 0.171015 N 40I59 Pearson Correlation 0.261047 Sig. (2-tailed) 0.103736 N 40I60 Pearson Correlation 0.232934 Sig. (2-tailed) 0.148046 N 40I61 Pearson Correlation 0.251814 Sig. (2-tailed) 0.117 N 40I62 Pearson Correlation 0.571311 Sig. (2-tailed) 0.000118 N 40I63 Pearson Correlation 0.354944 Sig. (2-tailed) 0.024613 N 40I64 Pearson Correlation 0.308505 Sig. (2-tailed) 0.052767 N 40I65 Pearson Correlation 0.274327 Sig. (2-tailed) 0.086709 N 40I66 Pearson Correlation 0.262072

Page 115: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

100

Sig. (2-tailed) 0.102337 N 40I67 Pearson Correlation 0.374841 Sig. (2-tailed) 0.017166 N 40I68 Pearson Correlation 0.295179 Sig. (2-tailed) 0.06444 N 40I69 Pearson Correlation 0.169924 Sig. (2-tailed) 0.294516 N 40I70 Pearson Correlation 0.432337 Sig. (2-tailed) 0.005336 N 40TOT Pearson Correlation 1 Sig. (2-tailed) . N 40

* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 116: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

101

Hasil Uji Validitas, Ujicoba Kuisioner, responden siswa/i kelas V SD Tarakanita, Bumijo No PERNYATAAN Koefisien

korelasi Status

1 Saya merasa memiki badan terlalu kurus atau terlalu gemuk

0,193 Gugur

2 Saya tidak disenangi teman-teman 0,459 Valid 3 Saya kurang memiliki semangat yang tinggi

dalam belajar 0,459 Valid

4 Saya kurang menyadari peranan diri saya bagi orang lain

0,300 Valid

5 Saya merasa kurang cantik atau tampan 0,144 Gugur 6 Saya sering membalas perbuatan orang lain yang

menganggu/ menyakiti hati saya 0,483 Valid

7 Saya merasa cemas ketika memperoleh nilai rendah

0,479 Valid

8 Saya mudah putus asa atau patah semangat 0,298 Diperbaiki 9 Saya sulit melakukan perbuatan baik 0,605 Valid 10 Saya kurang mengetahui bagaimana cara

menarik perhatian orang yang saya senangi 0,401 Valid

11 Di rumah saya selalu diperingati oleh orang tua untuk belajar

0,537 Valid

12 Saya kurang mengetahui pentingnya semua mata pelajaran di sekolah bagi masa depan saya

0,425 Valid

13 Saya merasa kuatir setelah melakukan perbuatan yang kurang baik

0,205 Gugur

14 Saya kurang menyadari pentingnya menjaga sikap di depan orang lain

0,426 Valid

15 Saya malas belajar baik di sekolah maupun di rumah

0,481 Valid

16 Saya kurang mengetahui bakat dan minat saya 0,306 Valid 17 Saya malas menjaga kebersihan tubuh (contoh:

mandi, keramas, sikat gigi, dll) 0,125 Gugur

18 Orang tua saya membatasi pergaulan saya 0,123 Gugur 19 Saya merasa takut bertanya ketika saya kurang

mengerti penjelasan guru 0,347 Valid

20 Saya kurang menyadari pentingnya kegiatan ekstra kurikuler untuk mengasah bakat dan kemampuan diri

0,448 Valid

21 Saya malas membuang sampah pada tempat yang disediakan (tempat sampah)

0,303 Valid

22 Saya mudah dipengaruhi untuk melakukan perbuatan yang kurang baik oleh teman-teman/orang lain

0,395 Valid

23 Saya jarang mempersiapkan diri sebelum mengikuti ulangan/ujian

0,492 Valid

24 Saya bingung karena cita-cita saya selalu berubah-ubah

0,456 Valid

Page 117: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

102

No PERNYATAAN Koefisien korelasi

Status

25 Saya suka melamun atau berkhayal 0,466 Valid 26 Saya kurang mampu bekerja sama dengan orang

lain 0,319 Valid

27 Saya belum mengetahui cara belajar yang efektif 0,423 Valid 28 Saya tidak mengetahui kelebihan dan

kekurangan dalam diri saya 0,402 Valid

29 Saya merasa kurang percaya diri 0,274 Diperbaiki 30 Saya sering merasa iri kepada teman-teman yang

lebih pintar dan populer di sekolah 0,414 Valid

31 Saya kesulitan membagi waktu saya untuk belajar dan kegiatan-kegiatan yang lain

0,575 Valid

32 Aturan-aturan di sekolah membuat saya merasa tidak bebas

0,344 Valid

33 Saya merasa cemas atau kuatir pada sesuatu yang belum pasti

0,342 Valid

34 Saya kurang memahami pengaruh dari perasaan saya terhadap tingkah laku saya

0,200 Gugur

35 Saya tidak senang belajar bersama (diskusi kelompok), saya lebih senang belajar sendirian

0,148 Gugur

36 Saya kurang mengetahui jenis-jenis pekerjaan di masyarakat

0,383 Valid

37 Saya mudah marah atau kurang mampu mengendalikan diri

0,360 Valid

38 Saya sulit memaafkan teman/orang lain yang sudah menyakiti/mengecewakan hati saya

0,296 Diperbaiki

39 Saya merasa kegiatan belajar itu membosankan 0,505 Valid 40 Saya jarang mengerjakan tugas-tugas yang

diberikan di sekolah 0,315 Valid

41 Saya belum mengetahui cara-cara menghadapi stress, misalnya kekecewaan dalam hidup saya

0,578 Valid

42 Saya kurang mengetahui bagaimana cara mengatasi konflik/pertentangan yang timbul antara saya dengan orang lain

0,417 Valid

43 Saya jarang memusatkan perhatian saat mengikuti pelajaran yang tidak saya sukai

0,637 Valid

44 Saya kurang mengetahui cara-cara menjaga kebugaran tubuh

0,229 Gugur

45 Saya tidak peduli dengan kebutuhan dan perasaan orang lain

0,194 Gugur

46 Saya merasa takut nilai-nilai yang saya peroleh tidak memenuhi syarat untuk kenaikan kelas

0,557 Valid

47 Saya kurang mampu mengambil keputusan sendiri dan memecahkan masalah/kesulitan yang saya hadapi

0,458 Valid

Page 118: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

103

No PERNYATAAN Koefisien Korelasi

Status

48 Saya kurang memahami pengaruh ucapan dalam pergaulan

0,345 Valid

49 Saya sukar berkonsentrasi apabila suasana di tempat belajar sangat ramai

0,372 Valid

50 Saya kurang mampu mengungkapkan pendapat/ pendirian saya sendiri

0,315 Valid

51 Saya lebih suka berteman dengan orang yang pintar dan kaya

0,133 Gugur

52 Saya jarang menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru tepat pada waktunya

0,458 Valid

53 Orang tua saya selalu menentukan apa yang harus saya kerjakan dirumah

0,362 Valid

54 Saya tidak suka berteman dengan orang yang tidak menuruti segala keinginan saya

0,056 Gugur

55 Saya merasa lelah, jemu, atau mengantuk saat pelajaran sedang berlangsung

0,507 Valid

56 Saya malas berdoa dan beribadah 0,110 Gugur 57 Saya sering bermain sendiri saat jam istirahat

sekolah 0,400 Valid

58 Saya gagap dalam berbicara 0,221 Gugur 59 Saya tidak suka membagikan apapun milik saya

kepada orang lain 0,261 Diperbaiki

60 Saya merasa diperlakukan tidak adil oleh orang tua dan saudara-saudara saya

0,233 Gugur

61 Saya tidak merasa kasihan/iba terhadap orang yang menderita

0,252 Diperbaiki

62 Saya merasa kuatir tidak dapat memenuhi harapan orang tua atau orang yang menyantuni hidup saya

0,571 Valid

63 Saya merasa kurang dibutuhkan oleh teman-teman saat kerja kelompok

0,355 Valid

64 Saya merasa kuatir setelah melakukan perbuatan yang kurang baik

0,309 Valid

65 Saya merasa sulit menyesuaikan diri dalam lingkungan baru

0,274 Diperbaiki

66 Saya belum memahami secara benar perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan

0,262 Diperbaiki

67 Saya tidak berani mengungkapkan keluhan atau masalah saya kepada guru pembimbing (guru BP) di sekolah

0,375 Valid

68 Saya kurang memahami akibat /pengaruh dari penggunaan narkotika, minuman keras, dan obat-obatan terlarang

0,295 Diperbaiki

69 Saya kurang mengetahui bagaimana cara mengisi waktu luang

0,170 Gugur

Page 119: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

104

70 Saya merasa kuatir orang tua saya tidak mampu menyekolahkan saya setelah tamat SD

0,432 Valid

Jumlah Total : 70 item Valid : 47 item Diperbaiki : 8 item (3 item masalah pribadi; 4 item masalah sosial; 1 item masalah karir) Gugur : 15 item (9 item masalah pribadi; 5 item masalah sosial; 1 item masalah akademik/belajar)

Page 120: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

105

LAMPIRAN 3

KUISIONER MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI

OLEH SISWA SEKOLAH DASAR Jenis kelamin : Laki-laki/perempuan (coret yang tidak sesuai) Kelas : Tanggal mengisi : PENGANTAR Para siswa yang terkasih, mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuisioner ini. Maksud pengisian kuisioner ini adalah untuk mengetahui pendapat Anda mengenai berbagai masalah yang Anda alami dan rasakan. Sehubungan dengan pendapat tersebut, pihak sekolah dapat merencanakan hal-hal yang perlu dilakukan untuk membantu Anda mengatasi masalah tersebut. Mengingat pentingnya pendapat Anda, maka diharapkan Anda dapat mengisi kuisioner ini dengan jujur sesuai dengan apa yang Anda alami dan rasakan. Jawaban Anda akan dirahasiakan. Untuk itu Anda tidak perlu menuliskan nama agar Anda dapat mengungkapkan permasalahan denga bebas dan jujur. Terima kasih atas kesediaan, kejujuran dan kesungguhan Anda dalam mengisi kuisioner ini. PETUNJUK:

a. Di bawah ini ada sejumlah pernyataan. Bacalah dengan teliti setiap pernyataan dalam kuisioner ini. Tanggapilah pernyataan-pernyataan yang ada dengan jalan memberikan tanda silang (X) pada “lajur pilihan” yang paling sesuai dengan keadaan dirimu.

TM : bila Anda Tidak Merasakan (Mengalami) masalah tersebut. KM : bila Anda Kurang Merasakan (Mengalami) masalah tersebut. M : bila Anda Merasakan (Mengalami) masalah tersebut. SM : bila Anda Sangat Merasakan (Mengalami) masalah tersebut. b. JANGAN membuat tanda silang lebih dari satu lajur. c. Bila kamu ingin mengganti jawabanmu, lingkarilah jawaban tersebut, lalu

berilah berilah tanda silang pada jawaban yang kamu anggap lebih sesuai dengan keadaanmu.

d. Tidak ada tanggapan yang benar atau salah. Tanggapanmu tidak mempengaruhi nilai rapor. Maka, tanggapilah dengan jujur, jangan ragu-ragu.

e. Tanggapilah semua pernyataan. Setelah selesai, periksalah kembali sebelum dikumpulkan.

SELAMAT MENGERJAKAN

Page 121: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

106

No PERNYATAAN TM KM M SM 1 Saya sulit melakukan perbuatan baik 2 Saya tidak disenangi teman-teman 3 Saya kurang memiliki semangat yang tinggi dalam

belajar

4 Saya kurang menyadari peranan diri saya bagi orang lain

5 Saya malas membuang sampah pada tempat yang disediakan (tempat sampah)

6 Saya sering membalas perbuatan orang lain yang menganggu/ menyakiti hati saya

7 Saya merasa cemas ketika memperoleh nilai rendah 8 Saya mudah kecewa apabila saya gagal melakukan

sesuatu

9 Saya suka melamun atau berkhayal 10 Saya kurang mengetahui bagaimana cara menarik

perhatian orang yang saya senangi

11 Di rumah saya selalu diperingati oleh orang tua untuk belajar

12 Saya kurang mengetahui pentingnya semua mata pelajaran di sekolah bagi masa depan saya

13 Saya belum memahami secara benar perbedaan perkembangan tubuh antara laki-laki dan perempuan

14 Saya kurang menyadari pentingnya menjaga sikap di depan orang lain

15 Saya malas belajar baik di sekolah maupun di rumah 16 Saya kurang mengetahui bakat dan minat saya 17 Saya kurang memahami mengapa merokok, minum

minuman keras, menggunakan narkotika dan obat-obatan terlarang berdampak/berpengaruh buruk bagi kesehatan

18 Saya sering bermain sendiri saat jam istirahat sekolah 19 Saya merasa takut bertanya ketika saya kurang

mengerti penjelasan guru

20 Saya kurang menyadari pentingnya kegiatan ekstra kurikuler untuk mengasah bakat dan kemampuan diri

21 Saya merasa kuatir tidak dapat memenuhi harapan orang tua atau orang yang menyantuni hidup saya

22 Saya mudah dipengaruhi untuk melakukan perbuatan yang kurang baik oleh teman-teman/orang lain

23 Saya jarang mempersiapkan diri sebelum mengikuti ulangan/ujian

24 Saya bingung karena cita-cita saya selalu berubah-

Page 122: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

107

ubah No PERNYATAAN TM KM M SM 25 Saya merasa kuatir setelah melakukan perbuatan

yang kurang baik

26 Saya kurang mampu bekerja sama dengan orang lain 27 Saya belum mengetahui cara belajar yang efektif 28 Saya tidak mengetahui kelebihan dan kekurangan

dalam diri saya

29 Saya merasa kurang PD (percaya diri) jika diminta untuk berbicara di depan kelas atau di depan orang banyak

30 Saya sering merasa iri kepada teman-teman yang lebih pintar dan populer di sekolah

31 Saya kesulitan membagi waktu saya untuk belajar dan kegiatan-kegiatan yang lain

32 Aturan-aturan di sekolah membuat saya merasa tidak bebas

33 Saya merasa cemas atau kuatir pada sesuatu yang belum pasti

34 Saya tidak suka membagikan milik saya kepada orang lain

35 Saya merasa lelah, jemu, atau mengantuk saat pelajaran sedang berlangsung

36 Saya kurang mengetahui jenis-jenis pekerjaan di masyarakat

37 Saya mudah marah atau kurang mampu mengendalikan diri

38 Saya sulit memaafkan teman atau orang lain yang sudah menyakiti, mengecewakan hati saya (bersalah kepada saya)

39 Saya merasa kegiatan belajar itu membosankan 40 Saya jarang mengerjakan tugas-tugas yang diberikan

di sekolah

41 Saya belum mengetahui cara-cara menghadapi stress, misalnya kekecewaan dalam hidup saya

42 Saya kurang mengetahui bagaimana cara mengatasi konflik/pertentangan yang timbul antara saya dengan orang lain

43 Saya jarang memusatkan perhatian saat mengikuti pelajaran yang tidak saya sukai

44 Saya tidak berani mengungkapkan keluhan atau masalah saya kepada guru pembimbing (guru BP) di sekolah

45 Saya jarang merasa kasihan/iba terhadap orang miskin, pengemis, orang sakit, orang tertimpa musibah atau bencana, dll.

Page 123: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

108

No PERNYATAAN TM KM M SM 46 Saya merasa takut nilai-nilai yang saya peroleh tidak

memenuhi syarat untuk kenaikan kelas

47 Saya kurang mampu mengambil keputusan sendiri dan memecahkan masalah/kesulitan yang saya hadapi

48 Saya kurang memahami pengaruh ucapan dalam pergaulan

49 Saya sukar berkonsentrasi apabila suasana di tempat belajar sangat ramai

50 Saya kurang mampu mengungkapkan pendapat/ pendirian saya sendiri

51 Saya merasa kurang dibutuhkan oleh teman-teman saat kerja kelompok

52 Saya jarang menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru tepat pada waktunya

53 Orang tua saya selalu menentukan apa yang harus saya kerjakan dirumah

54 Saya merasa asing dan sulit menyesuaikan diri jika berada di suatu tempat atau lingkungan yang baru

55 Saya merasa kuatir orang tua saya tidak mampu menyekolahkan saya setelah tamat SD

Page 124: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

109

LAMPIRAN 4 Reliability R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (S P L I T) Masalah masalah yang dialami oleh siswa Reliability Coefficients N of Cases = 40.0 N of Items = 70 Correlation between forms = .8017 Equal-length Spearman-Brown = .8900 Guttman Split-half = .8899 Unequal-length Spearman-Brown = .8900 35 Items in part 1 35 Items in part 2 Alpha for part 1 = .8354 Alpha for part 2 = .8126

Page 125: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

110

LAMPIRAN 5 Data Penelitian Masalah-masalah yang paling banyak dialami oleh Siswa-siswi kelas V Intrapersonal SD Kanisius Baciro Tahun Ajaran 2006/2007 (Responden 38 orang) Nomor FREKUENSI

Item TM (1)

KM (2)

M (3)

SM (4) skor (X) χ²

1 4 26 7 1 81 6561 2 15 17 5 1 68 4624 3 9 10 16 3 89 7921 4 5 18 15 0 86 7396 5 24 8 4 2 60 3600 6 1 14 13 10 108 11664 7 1 2 11 24 134 17956 8 4 7 19 8 107 11449 9 11 8 6 13 97 9409

10 9 8 14 7 95 9025 11 1 5 16 16 123 15129 12 11 12 12 3 83 6889 13 15 10 7 6 80 6400 14 12 10 15 1 81 6561 15 18 12 5 3 69 4761 16 13 12 8 5 81 6561 17 23 6 3 6 68 4624 18 17 12 9 0 68 4624 19 12 12 10 4 82 6724 20 9 11 11 7 92 8464 21 2 7 15 14 117 13689 22 17 14 5 2 68 4624 23 16 10 10 2 74 5476 24 17 6 7 8 82 6724 25 2 3 16 17 124 15376 26 9 20 6 3 79 6241 27 5 14 14 5 95 9025 28 9 5 15 9 100 10000 29 7 6 13 12 106 11236 30 9 15 8 6 87 7569 31 8 9 11 10 99 9801 32 13 12 7 6 82 6724 33 6 7 17 8 103 10609 34 17 15 6 0 65 4225 35 16 15 5 2 69 4761 36 19 12 5 2 66 4356 37 5 13 14 6 97 9409 38 13 12 8 5 81 6561 39 21 9 8 0 63 3969 40 11 17 9 1 76 5776

8918.8955

4905===

= ∑

M

nX

M

( )

( )

17947.1609.932551

868790551

2405902524927815551

490545323355551

1

2

22

===

=

−=

−=

−= ∑

xS

S

S

xS

XXn

S

10275.010275.10175.1289

1775.08975.0

=+==+

+=+

SM

xSM

Page 126: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

111

41 8 10 12 8 96 9216 42 12 10 14 2 82 6724 43 6 13 13 6 95 9025 44 10 6 15 7 95 9025 45 15 7 4 12 89 7921 46 6 2 5 25 125 15625 47 4 13 16 5 98 9604 48 13 9 13 3 82 6724 49 6 4 7 21 119 14161 50 8 17 12 1 82 6724 51 13 7 14 4 85 7225 52 10 12 14 2 84 7056 53 5 10 16 7 101 10201 54 11 4 14 9 97 9409 55 12 10 6 10 90 8100

JUMLAH 4905 453233

Page 127: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

112

Data Penelitian Masalah-masalah yang paling banyak dialami oleh Siswa-siswi kelas V Interpersonal SD Kanisius Baciro Tahun Ajaran 2006/2007 (Responden 38 orang)

Nomor FREKUENSI SKOR (X) X²

Item TM (1)

KM (2) M (3)

SM (4)

1 8 15 9 6 89 7921 2 12 13 9 4 81 6561 3 7 11 15 5 94 8836 4 15 11 9 3 76 5776 5 14 8 13 3 81 6561 6 4 9 18 7 104 10816 7 2 5 12 19 124 15376 8 4 14 8 12 104 10816

9 11 8 11 8 92 8464

10 15 3 8 12 93 8649 11 4 7 12 15 114 12996 12 8 11 14 5 92 8464 13 11 14 11 2 80 6400 14 12 11 9 6 85 7225 15 11 10 10 7 89 7921 16 15 9 10 4 79 6241 17 21 5 3 9 76 5776 18 18 11 4 5 72 5184 19 10 14 9 5 85 7225 20 14 9 12 3 80 6400 21 6 6 15 11 107 11449 22 13 8 12 5 85 7225 23 12 9 11 6 87 7569 24 14 8 10 6 84 7056 25 5 6 13 14 112 12544 26 14 16 5 3 73 5329 27 7 10 17 4 94 8836 28 15 11 7 5 78 6084 29 11 11 6 10 91 8281 30 13 10 9 6 84 7056 31 4 10 18 6 102 10404 32 7 9 12 10 101 10201 33 1 11 14 12 113 12769 34 6 11 14 7 98 9604 35 8 11 14 5 92 8464 36 9 11 11 7 92 8464 37 3 11 15 9 106 11236 38 10 9 10 9 94 8836 39 15 12 8 3 75 5625 40 19 9 7 3 70 4900 41 9 9 10 10 97 9409

9261.9155

5039===

= ∑

M

nX

M

( )

( )

1310.1372155189.720

551

519694551

2539152125911215551

503947111355551

.1

2

22

====

=

−=

−=

−= ∑∑

xxS

S

S

xS

XXnn

S

10275.010275.10175.992

1375.09275.0

=+==+

+=+

SM

xSM

Page 128: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

113

42 10 7 12 9 96 9216 43 10 11 13 4 87 7569 44 13 8 8 9 89 7921 45 16 8 7 7 81 6561 46 3 2 11 22 128 16384 47 7 13 12 6 93 8649 48 10 15 8 5 84 7056 49 0 8 12 18 124 15376 50 12 9 10 7 88 7744 51 11 9 8 10 93 8649 52 14 12 9 3 77 5929 53 9 9 9 11 98 9604 54 12 7 11 8 91 8281 55 16 7 5 10 85 7225

JUMLAH 5039 471113

Page 129: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

114

MODUL PENGEMBANGAN DIRI

DISIPLIN MENGATUR WAKTU

Page 130: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

115

KETERANGAN:

1. Pokok Bahasan/Topik : Disiplin Mengatur Waktu 2. Bidang Bimbingan : Pribadi-Belajar 3. Standar Kompetensi : Siswa dapat disiplin dalam mengatur

waktunya. 4. Kompetensi Dasar : Siswa dapat memahami pentingnya disiplin dalam mengatur waktu 5. Indikator :

a. Siswa dapat menyebutkan kegiatan-kegiatannya dengan baik dan teratur ketika di sekolah maupun di rumah.

b. Siswa dapat menyebutkan penyebab siswa tidak dapat melaksanakan kegiatan-kegiatannya dengan baik dan teratur.

c. Siswa dapat menyebutkan akibatnya bila siswa tidak melaksanakan kegiatan-kegiatannya dengan baik dan teratur.

d. Siswa dapat merumuskan sikap dan tindakan yang dibutuhkan agar dapat melaksanakan kegiatan-kegiatannya dengan baik dan teratur.

e. Siswa dapat merencanakan jadwal yang teratur untuk kegiatan-kegiatannya.

f. Siswa dapat merumuskan manfaat kedisiplinan dalam mengatur waktu.

6. Metode : Ceramah, Tanya jawab, Penugasan, Reflektif, Ice-breaker.

7. Waktu : 90 menit 8. Alat : Modul, Lembar kerja 9. Sumber :

• Lewis, Barbara A (2004). Character Building untuk Anak-anak. Batam: Kharisma.

• Kristanto, Purnawan. (2001). 77 Permainan Asyik 2. Yogyakarta: Yayasan Andi.

Page 131: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

116

Permainan ini hanya sebagai penyegar suasana Orang dengan Orang Alat : - Peserta : Berpasangan Waktu : 10 menit

Pisahkan peserta laki-laki dan perempuan. Buatlah garis pemisah di tengah ruangan. Ajaklah kedua kelompok itu berpasang-pasangan. Laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan. Jika ada peserta yang tidak mendapatkan pasangan, mintalah ia menjadi pengawas. Jelaskan bahwa Anda akan memberikan perintah yang harus dikerjakan bersama oleh setiap pasangan. Ketika Anda memberi perintah: “Siku dengan siku”, setiap pasangan menempelkan siku masing-masing. Perintah yang lain bisa diberikan seperti: “Telinga dengan telinga”, “jempol dengan jempol”, “lutut dengan lutut”, “pantat dengan pantat”. Tetapi ketika Anda memberi perintah “Orang dengan orang” , semua peserta harus berganti pasangan untuk melakukan perintah lain.

Agar semakin seru, percepatlah jeda antara perintah satu dengan yang lain. Sebagai aturan tambahan, peserta tidak boleh berpasangan dengan orang yang sama.

Page 132: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

117

Umpakanlah kamu mengetahui bahwa seharusnya kamu mampir di tempat guru les pianomu sepulang sekolah, membeli roti untuk adikmu di toko pojok jalan dekat rumahmu, mengerjakan tugas prakarya seni, memberi makan binatang peliharaanmu. Mungkin kamu berusaha melaksanakan semua itu. Tapi ternyata, kamu tidak mampu menyelesaikan tugas tersebut dengan baik.

Banyak anak yang tidak dapat menyelesaikan tugas atau kegiatan mereka- bukan karena mereka tidak mau, tetapi karena lupa! Oleh karena itu, mereka perlu membiasakan diri teratur dan membuat rencana.

Lembar Kerja Kegiatan yang aku lakukan di sekolah dan di rumah: ☺ ……………………………………………… ☺ ……………………………………………… ☺ ……………………………………………… ☺ ……………………………………………… ☺ ………………………………………………

Penyebab aku kurang dapat melaksanakan kegiatan di sekolah dan di rumah dengan baik: ☺ ……………………………………………… ☺ ……………………………………………… ☺ ……………………………………………… ☺ ……………………………………………… ☺ ………………………………………………

Akibatnya jika kegiatanku di sekolah dan di rumah tidak berjalan dengan baik dan teratur: ☺ ……………………………………………… ☺ ……………………………………………… ☺ ……………………………………………… ☺ ……………………………………………… ☺ ………………………………………………

Page 133: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

118

Sekarang, aku mau membuat jadwal agar kegiatan-kegiatanku di sekolah dan di rumah dapat berjalan dengan baik dan teratur.

Hari-Tanggal Jam Kegiatanku Tempat

Page 134: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

119

Sikap dan tindakan yang aku butuhkan agar jadwal/rencana yang sudah kubuat dapat berjalan dengan baik dan teratur:

……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… ………………………………………

Manfaat yang diperoleh jika aku dapat mengatur waktuku dengan baik dan teratur:

…………………………………………………………… …………………………………………………………… …………………………………………………………… …………………………………………………………… …………………………………………………………… …………………………………………………………… ……………………………………………………………

Page 135: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

120

MATERI PENGEMBANGAN DIRI

PENGAMPUNAN (Rela Memaafkan)

Page 136: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

121

KETERANGAN:

1. Pokok Bahasan/Topik : Pengampunan (rela memaafkan) 2. Bidang Bimbingan : Pribadi-Sosial 3. Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami dan

mengembangkan sikap mau mengampuni/rela mengampuni orang lain dalam kehidupannya

4. Kompetensi Dasar : Siswa mampu menjelaskan arti pengampunan dan cara-cara agar rela memaafkan 5. Indikator :

a. Siswa mampu mengemukakan perlunya memiliki sikap yang mau mengampuni/rela memaafkan orang lain.

b. Siswa mampu menjelaskan cara-cara agar rela memaafkan. c. Siswa mampu menunjukkan hambatan-hambatan dalam

mengembangkan sikap mau mengampuni/rela memaafkan orang lain. d. Siswa mampu membuat karya seni (puisi/doa/lagu/gambar/drama)

dengan tema pengampunan. 6. Metode : Ice-breaker, Cerita, Tanya jawab, Penugasan, Reflektif 7. Waktu : 90 menit 8. Alat : Modul, Lembar kerja

9. Sumber : a. Lewis, Barbara A (2004). Character Building untuk Anak-anak. Batam:Kharisma. b. Albin, Rochelle S. (1989). EMOSI. Bagaimana Mengenal,

Menerima, dan Mengarahkannya. Yogyakarta : Kanisius. c. Efata, Tim Pelayanan. (2001). 80 Aktivitas Kreatif. Yogyakarta: Yayasan Andi.

Page 137: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

122

Aku mencintaimu Peralatan : - Jumlah peserta : Bebas Waktu : 15 menit

Siswa duduk di kursi berselang-seling antara laki-laki dan perempuan dengan formasi lingkaran. Pemimpin mendekati salah seorang peserta yang berbeda jenis kelaminnya, lalu menyebutkan nama perserta yang bersangkutan sambil berkata (contoh), “Angel, apakah kamu mencintaiku?” Jika Angel mencintai, ia harus berdiri dan berkata, “Ihik… Ihik!…” Begitu mendengar jawaban tadi, seluruh peserta harus berpindah tempat dan pemimpin juga berusaha mendapatkan tempat duduk. Jika ada siswa yang tidak mendapatkan kursi berarti dia harus menggantikan posisi pemimpin di tengah lingkaran. Seandainya Angel menjawab tidak mencintai, ia harus menjawab dengan berdiri sambil membuang pandangan/muka dan membelakangi peminpin. Kemudian, pemimpin akan melanjutkan pertanyaan, “Kalau begitu, siapakah yang kamu cintai?” Jawaban terserah pada Angel, misalnya : “Yang aku cintai adalah laki-laki yang memakai jam tangan!” Setelah mendengar jawaban tadi, seluruh siswa laki-laki yang memakai jam tangan harus berpindah tempat dan pemimpin berusaha mendapatkan tempat duduk.

Page 138: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

123

Maria yang berusia delapan tahun mulai sekolah tiga minggu lebih lambat daripada yang lain. Itu adalah karena orang tuanya adalah buruh

tani yang baru pindah, dan mereka harus mengikuti panen. Di bulan Agustus dan September mereka memetik tomat dan di musim semi, Maria terkadang harus berhenti sekolah lebih awal agar orangtuanya bisa pergi ke California memetik anggur.

Tampaknya bagi Maria bahwa semua anak di sekolah

sudah mempunyai teman. Ia merasa seperti buah persik terakhir di pohon, padahal yang lain telah dipetik. Yang lebih parah, ia sadar anak-anak lainnya memandang pakaian bekasnya. Seorang anak perempuan bernama Crystal menujuk sepatu Maria yang kebesaran dan menertawakannya.

Dua anak perempuan lainnya mengolok pakaian Maria yang sudah pudar warnanya dan usang. Anak-anak yang lain mengenakan celana jeans yang baru tampaknya.

Page 139: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

124

Suatu hari Maria tidak sabar lagi ketika Crystal

mengoloknya. Ia demikian marahnya sehingga ia dorong Crystal ke dalam lumpur di arena bermain. Crystal pun menangis. Lalu semua anak perempuan dan beberapa anak laki-laki melumuri pakaian Maria dengan lumpur.

Malam itu Maria

menangis kepada Ibunya. Teapi Ibunya hanya mengatakan, “Maria, ingatlah bahwa tanpa batu-batuan, sungai itu akan kehilangan lagunya. Belajarlah memaafkan, Maria, maka kamu pun akan dimaafkan”.

Maria pun kembali sekolah. Ia putuskan untuk tetap

tenang. Ia abaikan segala godaan dan diam-diam mengamati anak-anak disekelilingnya. Setelah beberapa lama, ia melihat bahwa Crystal tidak pandai matematika, maka Maria pun menolongnya. Ia juga menolong Everett. Ketika makan siang, Maria membagikan persik yang sudah matang kepada Savannah. Lalu ketika istirahat, Crystal meminta Maria memegangi ujung talinya untuk melompat. Maka Maria pun tidak lagi merasa marah dan kesepian. >>>> … <<<<

Page 140: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

125

Pengampunan- Apakah Artinya? Seeorang mungkin pernah memperlakukan kamu dengan tidak baik. Mungkin seseorang pernah bohong tentang kamu, atau menipumu, atau mengambil teman-temanmu atau PR mu, atau mengatakan kamu bodoh. Atau lebih parah lagi. Seharusnya itu tidak terjadi, tetapi nyatanya demikian.

Apakah yang bisa kamu perbuat ketika seseorang kejam atau menyakiti kamu? Seringkali, hal yang terbaik adalah menemukan cara untuk memaafkannya. Ketika kamu memaafkan seseorang, kamu lepaskan perasaan terluka atau marahmu sendiri. Kamu tidak lagi menyalahkannya karena bersikap tidak baik. Bagian dari pengampunan adalah mengatakan “Aku memaafkanmu”. Tetapi pengampunan adalah lebih dari itu. Ketika kamu benar-benar memaafkan seseorang, kamu bersungguh-sungguh dalam ucapanmu. Kamu lepaskan keterlukaan atau pemikiran marahmu terhadap orang itu. Kamu memaafkan orang itu bukan saja dengan kata-kata, melainkan juga dalam hati. Kamu mungkin mengatakan, “Tetapi kejam kan tidak baik. Untuk apa saya biarkan orang yang seperti itu?”. Pengampunan tidaklah harus berarti kamu tidak berbuat apa-apa ketika seseorang menyakitimu. Kamu juga tidak perlu menanggungnya diam-diam. Kamu bisa melaporkan apa yang terjadi kepada orang dewasa yang kamu percayai, seperti orang tua atau guru. Tetapi kamu tetap dapat memaafkan orang yang bersangkutan dan meninggalkan perasaan marahmu. Ketika kamu memaafkan seseorang, kamu sendiri akan merasa lebih baik. Renungkanlah. Ketika kamu marah kepada seseorang, kamu bisa menjadi uring-uringan sepanjang hari, atau merasa sedih dan kesal. Kamu bisa memikirkan hal-hal kejam untuk kamu balaskan. Bagaimana kalau kamu membalas? Maka ada satu hal lagi yang kamu sesalkan. Sungguh tidak menyenangkan, memikirkan hal-hal kejam

Page 141: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

126

atau marah. Semua perasaan buruk itu malah melukaimu dan bahkan bisa membuatmu sakit! Melepaskan perasaan-perasaan itu benar-benar bisa membuatmu lega. “Tidak semudah itu” kamu mungkin mengatakan, dan kamu benar. Menjadi orang yang pemaaf membutuhkan keberanian. Tetapi kamu akan lebih bahagia kalau kamu belajar memaafkan. Ada lagi alasan lain untuk memaafkan sesamamu. Pertama, orang cenderung tidak mengganggumu lagi kalau kamu tidak bereaksi. Dan ketika kamu memaafkan sesamamu, mereka melihat cara bersikap yang baru. Mungkin lain kali mereka akan mengurungkan niat mereka kalau mau melakukan sesuatu yang kejam terhadapmu. Mungkin mereka akan senang dimaafkan. Bagaimana Caranya Agar Kamu Rela Memaafkan?

Terkadang sebelum kamu bisa memaafkan seseorang, kamu perlu bicara kepada orang dewasa yang kamu percayai. Kamu juga perlu melepaskan amarah yang kamu rasakan. Setelah itu, tiba saatnya untuk berbicara dengan orang yang menyakitimu. Ketika itu kamu akan lebih siap memaafkannya. Penting juga kamu memaafkan dirimu sendiri kalau kamu terlanjur melakukan sesuatu yang kamu sesalkan.

Bicaralah kepada orang dewasa yang kamu percayai Bicarakanlah tentang apa yang terjadi kepada

orang dewasa seperti Ibumu, Ayahmu, atau Gurumu. Kalau seseorang telah menyakiti kamu, janganlah mengabaikan atau pura-pura tidak terjadi. Kalau orang itu melanggar aturan di sekolah atau di rumah, katakanlah kepada guru atau orangtuamu. Kalau orang itu menyakitimu tanpa melanggar aturan, kamu mungkin masih perlu membicarakannya dengan orang dewasa. Seseorang yang kamu percayai bisa membantumu menemukan apa yang harus kamu perbuat agar kamu merasa lebih baik.

Page 142: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

127

Lepaskanlah amarahmu Berusaha menuntut balas adalah seperti melemparkan kayu kering ke

dalam api. Kobaran apinya akan menyala semakin besar. Cara terbaik untuk menghentikan seatu pertengkaran adalah berhenti bertengkar. Cara terbaik untuk menghentikan perasaan marah adalah membuang amarahmu seperti bara panas. Sebab kalau tidak, amarah itu akan semakin menyakitimu. Amarah bisa membuatmu sakit. Amarah bisa menghalangimu dari melakukan hal-hal baik dan membuatmu kehilangan teman.

Kamu mungkin berpikir, “Bagaimana caranya saya melepaskan amarah saya?”. Ada banyak hal yang bisa kamu perbuat untuk melampiaskan amarahmu tanpa menyakiti siapapun atau apa pun. Berikut adalah beberapa idenya:

• Tuliskanlah bagaimana perasaanmu, atau gambarlah “gambar marah” • Lakonkanlah apa yang terjadi dan betapa marah perasaanmu.

Lakukan ini dengan seorang dewasa dengan siapa kamu merasa aman dan leluasa.

• Libatkanlah diri dalam suatu olahraga yang memungkinkan kamu

menggunakan seluruh enerjimu, seperti sepakbola, basket, tennis, atau karate.

• Mandilah agar lebih rileks • Beristirahatlah, dengarkanlah musik yang tenang, atau tidurlah.

Page 143: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

128

• Lakukan sesuatu apa yang kamu sukai. Ini bisa menenangkanmu dan membantumu merasa lebih baik.

• Berolahragalah! Larilah, melompatlah, secepat dan sekeras mungkin. • Tinjulah bantalmu. Ia tidak akan sakit, dan ia tidak akan membalasmu. Bicaralah kepada orang yang menyakitimu Belajar memaafkan tidaklah berarti kamu tidak akan pernah membela diri. Itu tidaklah berarti kamu biarkan orang terus menyakitimu. Katakanlah bagaimana perasaanmu kepadanya. Kamu tidak perlu menggunakan kata-kata kejam atau marah. Umpamanya, mungkin temanmu membocorkan rahasiamu kepada anak-anak di sekolah. Kamu bisa mengatakan kepadanya, “Padahal aku mempercayakan rahasiaku itu kepadamu. Sekarang semua orang menggodaku. Aku sungguh sakit hati”. Kalau mau kamu juga bisa mengatakan apa yang kamu mau ia lakukan untuk meluruskannya. Terkadang ini mungkin, dan terkadang juga tidak mungkin. Kamu bisa saja mengatakan, “Aku mau kamu minta maaf”. Atau, “Aku minta kamu berjanji tidak mengulanginya lagi”. Dengarkanlah apa katanya. Terkadang orang tidak sengaja menyakiti sesamanya. Berilah kesempatan untuk menjelaskan.

Page 144: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

129

Maafkanlah orangnya Kamu mungkin merasa tidak siap untuk langsung memaafkannya. Ketika kamu sudah siap, katakanlah, “Aku maafkan kamu”. Kalau kamu bersungguh-sungguh mengucapkannya, kamu seharusnya sudah merasa damai dalam hati. Lalu cobalah melakukan sesuatu yang menyenangkan baginya. Ini menunjukkan bahwa kamu bersungguh-sungguh dalam ucapanmu itu. Kamu bisa mengatakan, “Mau kue?” atau “Mau kusiapkan tempat duduk di les nanti?”. Penting! Penting sekali kamu mampu memaafkan. Tetapi terkadang ada masalah-masalah yang lebih besar dalam suatu hubungan. Mungkin kamu mempunyai teman yang terus-menerus kejam, atau yang menunutnmu untuk melakukan hal-hal yang kamu tahu tidak benar. Mungkin ada orang lain yang menyakiti atau manakutimu. Kalau itu terjadi, agar aman, kamu mungkin perlu memutuskan hubungan itu. Kamu bisa meminta tolong kepada Ayah atau Ibumu atau orang dewasa lainnya untuk membantumu menentukan apa yang harus kamu perbuat.

Akankah temanmu tetap menjadi teman yang baik setelahnya? Apakah ia tidak akan pernah menyakitimu lagi? Kamu tidak bisa memastikannya. Tetapi kamu bisa memutuskan bagaimana kamu akan bersikap. Kamu bisa memutuskan untuk rela memaafkan. Maafkanlah juga diri sendiri Bagaimana kalau kamu menyakiti orang lain? Kamu tidak bisa mengubah apa yang sudah terjadi, tetapi kamu bisa belajar dari sana. Dan kamu bisa memutuskan untuk melakukan kebenaran sekarang. Akuilah apa yang kamu perbuat. Janganlah menipu diri sendiri bahwa itu sepele. Katakanlah bahwa kamu menyesal. Tanyakanlah apa yang bisa kamu perbuat untuk mengkompensasikannya. Renungkanlah bagaimana kamu perlu bersikap lain kalinya. Kalau kamu butuh bantuan karena kamu sangat menyesal atau tidak tahu harus bagaimana, bicaralah kepada orang dewasa yang kamu percayai. Mintalah tolong kepadanya agar dapat menemukan cara untuk memaafkan diri sendiri.

Page 145: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

130

Diskusikanlah bersama kelompokmu tentang bagaimana cara mengatasi situasi di bawah ini!

Temanmu berbohong tentangmu. Bagaimanakah kamu bisa memaafkan temanmu dan juga menghentikan kebohongan tersebut?

Saudaramu mencuri uang dari kamar tidurmu. Kamu memintanya tidak mengulanginya, tetapi ia terus saja mencuri. Apakah yang harus kamu perbuat untuk membantunya tidak lagi mencuri? Apakah yang bisa kamu perbuat untuk membantu dirimu sendiri agar bisa memaafkannya?

Suatu hari, kamu benar-benar marah kepada sahabat terbaikmu. Tanpa mikir, kamu mengucapkan sesuatu yang menyakiti perasaannya. Kamu melihat air mukanya, dan kamu menyesal kata-katamu itu. Kamu berusaha semampumu untuk minta maaf, dan sahabatmu mengatakan, “Tidak apa-apa. Sepele kok”. Tetapi kamu tidak bisa melupakan air mukanya itu. Dan kamu tidak percaya sampai mengucapkan kata-kata seperti itu kepada seseorang yang kamu pedulikan. Temanmu telah memaafkanmu. Bagaimana kamu bisa memaafkan dirimu sendiri?

Page 146: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

131

MODUL PENGEMBANGAN DIRI

KEBIASAAN BELAJAR

Page 147: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

132

KETERANGAN:

1. Pokok Bahasan/Topik : Kebiasaan Belajar 2. Bidang Bimbingan : Belajar 3. Standar Kompetensi : Siswa menyadari kebiasaan-kebiasaan

belajarnya yang sudah baik dan kurang baik serta dapat memperbaiki kebiasaan belajarnya yang kurang baik.

4. Kompetensi Dasar : Siswa mampu menyebutkan kebiasaan- kebiasan belajarnya yang baik dan yang kurang baik.

5. Indikator : a. Siswa dapat menyebutkan kebiasaan-kebiasaan belajar yang baik. b. Siswa dapat menyebutkan kebiasaan-kebiasaan belajar yang

kurang baik. c. Siswa dapat menyebutkan akibat-akibat dari kebiasaan belajar

yang kurang baik. d. Siswa dapat merumuskan sikap dan tindakan untuk

memperbaiki/mengatasi kebiasaan-kebiasaan belajar yang kurang baik.

6. Metode : Ice-breaker, Ceramah, Tanya jawab, Penugasan, Reflektif

7. Waktu : 90 menit 8. Alat : Modul, Lembar kerja 9. Sumber :

a. De Porter, B.& Hernacki, M. (1999). Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung : Penerbit Kaifa. b. Dryen, G, & Vos, J. (2000). Revolusi Cara Belajar. Bagian I dan II. Bandung : Penerbit Kaifa. c. Kristanto, Purnawan. (2001). 77 Permainan Asyik 2. Yogyakarta: Yayasan Andi.

Page 148: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

133

☺ Mempunyai jadwal belajar yang tetap

☺ Berkonsentrasi terhadap apa yang sedang dipelajari

☺ Menyelesaikan tugas pada waktunya

☺ Membuat catatan yang jelas, rapi, dan mudah dibaca

Page 149: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

134

☺ Membuat pertanyaan dan berusaha menjawab sendiri

☺ Bertanya kepada guru/teman bila ada hal-hal yang kurang dipahami

☺ Belajar di tempat yang tenang

☺ Belajar tanpa menonton TV

atau mendengarkan radio

☺ Belajar dengan sikap badan yang benar, tidak dengan makan atau tidur

Page 150: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

135

☺ Cukup tidur dan olahraga agar tetap segar selama belajar

☺ Membersihkan meja belajar dari apa saja yang akan mengganggu belajar

☺ Mengusahakan lampu yang terang waktu

belajar

☺ Membatasi telepon/tamu bila sedang belajar

☺ Menjauhkan diri dari pengaruh

yang menganggu proses belajar

Page 151: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

136

Tidak mempunyai jadwal belajar yang tetap

Tidak menyelesaikan tugas pada waktunya

Tidak mempunyai catatan yang lengkap, catatan tidak rapi sehingga sulit dibaca

Tidak mau bertanya kepada guru/teman bila ada hal-hal yang kurang dipahami

Page 152: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

137

Belajar di tempat yang ramai

Belajar sambil menonton TV atau mendengar radio

Belajar sambil tiduran

Belajar sambil makan/minum

Tidak cukup tidur dan olahraga sehingga sering mengantuk saat belajar

Page 153: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

138

Meja belajar tidak bersih dan rapi

Belajar di tempat yang kurang cahaya

Menerima telepon/tamu bila sedang belajar

Page 154: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

139

LEMBAR TUGAS

Kebiasaan-kebiasaan belajarku yang sudah baik:

……………………………………………… ……………………………………………… ……………………………………………… ………………………………………………

……………………………………………… ………………………………………………

Kebiasaan-kebiasaan belajarku yang kurang baik dan harus diperbaiki:

……………………………………………… ……………………………………………… ……………………………………………… ……………………………………………… ……………………………………………… ………………………………………………

Page 155: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

140

Permainan ini cocok dimainkan di akhir rangkaian kegiatan. Jelaskan bahwa setiap siswa diminta menuliskan janji untuk merubah kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik dalam hidupnya setelah kegiatan ini.

Kartu Janji Alat : Kertas ukuran kartu pos, bolpoin Peserta : Perorangan Waktu : 20 menit Berikan 2 lembar kertas kepada setiap siswa. Pada kertas pertama, siswa diminta menuliskan satu kebiasaan belajarnya yang kurang baik yang akan ditinggalkannya. Misalnya, “Saya akan berhenti malas mencatat pelajaran” atau “Saya akan berhenti menonton sambil belajar”. Pada kertas kedua, setiap peserta menuliskan alas an menghentikan kebiasaan itu. Contohnya, “Supaya tidak terus-menerus meminjam catatan teman”. Dengan demikian, bila kedua kertas itu tergabung akan terbaca demikian: “Saya akan berhenti malas mencatat pelajaran,” “Supaya saya tidak terus-menerus meminjam catatan teman”. Kumpulkan kertas pertama dalam satu tumpukan dan kertas kedua pada tumpukan yang lain. Acaklah susunan kertas pada tiap tumpukan. Lalu, ambillah selembar kertas pada tumpukan pertama. Bacalah dengan suara keras. Kemudian, lanjutkan dengan mengambil selembar kertas pada tumpukan kedua dan bacalah alasannya. Karena tumpukan itu sudah diacak, tentu saja antara kebiasaan buruk yang ingin dihilangkan dan alasannya sering tidak akur. Nah, disinilah lucunya permainan. Bagaimana tidak, jika ada pernyataan “Saya akan berhenti menonton sambil belajar”, tetapi alasannya “Supaya tidak keasyikan mengobrol dan menghabiskan pulsa”, apakah itu tidak ngaco?

Page 156: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH
Page 157: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH
Page 158: MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH