Upload
trinhminh
View
229
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KANTOR ATASE PERDAGANGAN RI
BANGKOK – THAILAND
KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA
BANGKOK – THAILAND 2014
MARKET INTELLIGENCE: POTENSI EKSPOR TEH
INDONESIA KE THAILAND
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi ………………………………..……………………………………………………………………… i
Daftar Gambar ……………………………..……………………………………………………………….. iii
Daftar Grafik ……………………………….………………………………………………………………… iv
Daftar Tabel ………………………………………………………………………………………………... v
Kata Pengantar ………………………….……………………………………………………………….. vi
Ringkasan Eksekutif ……………..……………………………………………………………………… vii
I. Pendahuluan ………………………………………………………………………………… 1
I.1 Gambaran Thailand ……………………….……………………………………………. 2
I.2 Kondisi Perekonomian ………………….………………..…………………………….. 3
II. Gambaran Umum Produk …………………..………………………………………….. 1
II.1 Gambaran Umum Produk Teh di Thailand ……………….…………………… 7
II.2 Karakteristik Produk Teh di Pasar Thailand …………………………………… 11
III. Informasi Pasar …………………………………………………………………….…………….. 13
III.1 Trend Pasar Untuk Produk Teh di Thailand …………………………………… 13
III.2 Prospek Perdagangan Teh ……………….…………………………………………. 13
III.3 Segmentasi Pasar ………………………………………………………………………. 16
III.4 Struktur Konsumen, perilaku dan daya beli ………………………………….. 16
III.5 Persepsi dan Referensi Pembeli ..……………………………………………….. 17
III.6 Sesi Pembelian ..………………………………………………………………………….. 17
III.7 Produk Teh Berdasarkan Nomor HS Dan Segementasinya ……………… 17
IV. Informasi Perdagangan ……………………………………………............................. 18
IV.1 Trend Impor Teh Di Pasar Thailand ……………………………………………… 18
IV.2 Daftar Negara Eksportir Teh Ke Thailand …………………………………… 24
IV.3 Analisa SWOT Pasar Teh Indonesia Di Thailand ……………………………. 25
ii
IV.4 Market Share Produk The Indonesia Di Thailand ………………………… 26
IV.5 Regulasi Impor Makanan Di Thailand ……………………………………….. 27
IV.6 Data Ekspor Teh Negara Thailand ……………………………………………… 29
V. Struktur Perdagangan ..……..……………….…………………………………………….. 33
V.1 Saluran Distribusi .……………………………………………………………………… 33
V.2 Kebijakan Di Thailand …………………………………………………………………. 34
VI. Informasi Harga Di Pasar Thailand ……………………………………………………. 35
VII. Regulasi Perdagangan Di Thailand ……………………………………………………… 37
VIII. Analisis Produk The Indonesia Di Pasar Thailand …………………………………. 39
IX. Daftar Importir Di Thailand Dan Kantor Perwakilan ...…………………………….. 40
X. Referensi …………………………………………………………………………………………… 43
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Posisi Negara Thailand ..……………………………………………………. 1
Gambar 2 Teh Hijau …………………….……………………………………….……… 6
Gambar 3 Teh Hitam ……………………….……………………………………..…… 7
Gambar 4 Teh Oolong ………………………………………………………..………. 8
Gambar 5 Teh Putih …….……………………………………………………………… 8
Gambar 6 Langkah-Langkah Proses Pengolahan Teh ……………….……….. 9
Gambar 7 Teh Melati ………………………………………….…….…………………… 10
Gambar 8 Teh Pu Erh …………………………………………….…….………………… 11
Gambar 9 Beberapa Teh Dan Produk Teh Lokal Thailand ………………….. 12
Gambar 5 Thai Ice Tea Atau Cha Yen …..…………………………………..……… 14
Gambar 11 Teh Merah Atau Teh Rosella …………………………………………… 15
Gambar 13 Prosedur Importasi Di Thailand ……………………….……………… 28
Gambar 14 Saluran Distribusi Teh Di Thailand …………………………………. 33
Gambar 15 Teh Hijau Kemasan Premium ……………………………….…………. 35
Gambar 16 Teh Hijau Kelas Menengah Ke Bawah …………………….………. 36
iv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 Perkembangan Impor Teh (HS 0902) Di Thailand …………………………….. 18
Grafik 2 Impor Teh (HS 0902) Di Thailand Menurut Jenis Dan Kemasan ………………. 19
Grafik 3 Negara Eksportir The Ke Pasar Thailand …………………………………….………. 24
Grafik 4 Perkembangan Ekspor Teh (HS 0902) Thailand ………………………….………… 30
Grafik 5 Ekspor Teh Thailand Menurut Jenis Dan Kemasannya ………………………… 30
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Profil Ekonomi Thailand .………………………….……………………………….. 2
Tabel 2 Kode HS Teh Dan Segmentasi ………………………..…………………………….. 17
Tabel 3 Perkembangan Impor Teh Thailand Menurut Jenis Dan Kemasan ……… 19
Tabel 4 Negara Asal Impor Utama Teh HS 0902.10 Thailand …………….…..…..... 20
Tabel 5 Negara Asal Impor Utama Teh Hijau Lainnya (HS 0902.20) Thailand ……. 21
Tabel 6 Negara Asal Impor Utama Teh Hitam (HS 0902.30) Thailand ……….….. 22
Table 7 Negara Asal Impor Utama Teh Hitam (HS 0902.40) Thailand ……….….. 23
Tabel 8 Negara Eksportir Teh Ke Thailand …………….…………………………...…………. 24
Tabel 9 Analisa SWOT Pasar Teh Indonesia di Thailand …………………………..………. 25
Tabel 10 Perkembangan Impor Teh Negara Thailand dari Indonesia menurut
Jenis dan Kemasan …………………………………….………………….………………. 27
Tabel 11 Kode HS untuk Teh …..….………………………………………...………………........ 29
Tabel 12 Perkembangan Nilai Ekspor Teh (HS 0902) Thailand Ke Negara
Tujuan Utama ………….…………………………………..……………….……..…..... 31
Tabel 13 Perkembangan Volume Ekspor Teh (HS 0902) Thailand Ke Negara
Tujuan Utama ……………………………………………………….……………………. 32
vi
KATA PENGANTAR
Laporan market intelligence mengenai pasar teh di Thailand mencakup kajian pasar dengan maksud
untuk mengidentifikasi peluang yang memungkinkan meningkatnya ekspor teh Indonesia, serta
potensi teh lainnya.
Market intelligence teh ini berisi informasi mengenai negara Thailand, data-data ekspor dan impor
teh Thailand serta potensi pasar teh di Thailand. Selain itu juga dibahas mengenai regulasi, saluran
distribusi, peluang penjualan produk, dan strategi pemasaran, serta informasi penting lainnya yang
dibutuhkan dalam pemasaran teh.
Dengan mengetahui kondisi pasar dan kebutuhan di Thailand diharapkan akan memberi gambaran
dan informasi mengenai pasar teh Thailand. Sehingga market intelligence ini diharapkan dapat
menjadi informasi pendukung dalam meningkatkan ekspor teh Indonesia dan supaya dapat bersaing
di pasar Thailand.
Bangkok, Oktober 2014,
Atase Perdagangan Bangkok
vii
Abstrak
Teh adalah salah satu minuman yang paling populer di dunia, kedua setelah air. Secara umum teh
diklasifikasikan menurut tingkat oksidasinya antara lain teh hijau, teh hitam, teh oolong, teh putih
serta teh dengan tambahan rasa dan teh herbal. Saat ini minum teh menjadi sangat populer di
masyarakat seiring dengan berkembangnya kesadaran akan kesehatan, dan banyaknya café yang
menyediakan teh.
Thailand adalah nett importir untuk teh, dengan nilai impor teh adalah dua kali nilai ekspor. Ekspor
teh Thailand pada 2013 sebesar US$ 6.98 juta, naik 21.6% dibandingkan ekspor pada tahun 2012
dengan total volume ekspor 1.58 ribu ton. Sedangkan nilai impor teh Thailand dengan nilai dua kali
lipat nilai ekspor atau sebesar US$ 12.14 juta, naik 5.3% (yoy), dengan volume impor 4.72 ribu ton.
Pada 2013, impor teh Thailand sebagian besar adalah teh hitam dengan kemasan lebih dari 3 kg
(curah) yang menyumbang 59.7% dari total volume impor teh atau sebanyak 2.82 ribu ton. Hal ini
dikarenakan konsumsi teh di Thailand adalah teh hitam dan sebagian besar akan diolah kembali
menjadi produk teh bernilai tambah seperti thai ice tea.
Indonesia adalah eksportir terbesar teh di Thailand pada 2013 dengan nilai impor sebesar US$ 2.41
juta, naik 102.8% (yoy). Namun pada 2014, Indonesia disalip oleh China sebagai eksportir terbesar.
Nilai ekspor teh Indonesia pada 2014 adalah sebesar US$ 1.55 juta (+40.2%), sedangkan ekspor dari
China sebesar US$ 2.05 juta (+252.0%). Sebagian besar ekspor teh pada 2014 dari Indonesia adalah
teh hitam dengan menyumbang 98.5% dari total volume atau sebanyak 502.7 ton.
Dari data impor teh Thailand, nilai impor teh dari negara pemasok teh utama seperti Jepang (-0.9%),
Sri Lanka (-18.4%), Vietnam (-18.3%) menurun, namun impor teh dari Indonesia mencatat
pertumbuhan kuat. Hal ini menunjukkan bahwa ada penerimaan baik untuk teh asal Indonesia di
Thailand.
Meningkatnya kesadaran masyarakat Thailand akan manfaat kesehatan minum teh, teh herbal dan
teh putih menjadi peluang Indonesia untuk meningkatkan nilai ekspor dari komoditi teh di Thailand.
Teh putih Indonesia saat ini telah dikembangkan oleh PTP Teh diharapkan akan meningkatkan nilai
ekspor teh Indonesia dan menjadi icon produk unggulan teh dari Indonesia.
1
I. PENDAHULUAN
I.1 GAMBARAN THAILAND
Geografi
Thailand berada di tengah semenanjung Indochina di Asia Tenggara yang berbatasan dengan
Burma dan Laos di sebelah utara, di sebelah timur oleh Laos dan Kamboja, di selatan oleh Teluk
Thailand dan Malaysia, dan di barat oleh Laut Andaman dan ujung selatan Burma.
Gambar 1. Posisi Negara Thailand
Thailand berbentuk monarki, yang dipimpin oleh Raja Bhumibol Adulyadej sejak 9 Juni 1946 dengan
kepala pemerintahan dipegang oleh Perdana Menteri Yingluck Shinawatra yang setelah terjadi krisis
politik pemerintahan diambil alih oleh Militer sambil menunggu pemerintahan baru terbentuk.
Letak geografis Thailand adalah terbentang di 5’-21’ lintang utara dan 97’-105’ bujur timur. Thailand
memiliki total lahan 513,120 km² terdiri dari daratan seluas 510,890 km² dan perairan seluas 2,230 km².
Thailand beribukota di Bangkok, yang juga sebagai pusat politik, perdagangan, industri dan budaya.
2
Tabel 1. Profil Ekonomi Thailand
Populasi :
67,091,089 (jiwa)
0-14 th : 19.5%
15-24 th : 15.1%
25-54 th : 45.9%
55-64 th : 10.1%
≥ 65 th : 9.5%
Pengangguran Tingkat pengangguran: 0.72% (2013)
Total pengangguran: 283.5 ribu (2013)
GDP 2013 THB 5,038.8 miliar; tumbuh 2.9% (yoy)
Komposisi GDP: Pertanian (8.3%); Industri (38.07%);
Pertambangan (2.17%), Konstruksi (2.1%) dan Jasa (45.78%)
Ekspor 2013 US$ 228.53 miliar (-0.31%)
Ekspor Utama Mobil, komponen & aksesori US$ 24.4 miliar (+6.5%);
Komputer US$ 17.76 miliar (-6.82%);
Produk olahan minyak bumi US$ 12.72 miliar (-1.18%);
Batu berharga dan perhiasan US$ 10.09 miliar (-23.29%);
Produk kimia US$ 9.11 miliar (+6.92%).
Impor 2013 US$ 250.72 miliar (+0.29%)
Impor Utama Minyak mentah US$ 38.92 miliar (+8.58%);
Mesin dan komponen US$ 23.18 miliar (-11.44%);
Perhiasan US$ 17.71 miliar (+12.06%);
Mesin listrik dan komponen US$ 15.17 miliar (-10.79%),
Besi, baja dan produk besi & baja US$ 15.114.8 miliar (-
2.41%).
Inflasi 2.18% (2013); 3.02% (2012)
Demografi
Populasi Thailand diperkirakan 67,091,089 jiwa pada Juli 2012, menduduki peringkat ke 20 di
dunia. Sekitar 75% dari populasi adalah Thai; China (14%); Melayu (3%) dan etnis lainnya (8%). Agama
resmi di Thailand adalah Budha (94.6%); disusul Muslim (4.6%); Kristen (0.7%) dan lain-lain (0.1%).
3
1.2 KONDISI PEREKONOMIAN
Tinjauan Ekonomi
Perekonomian Thailand tahun 2013 tumbuh sebesar 2.9%, melambat dari pertumbuhan 6.4%
tahun 2012, sebagian besar karena melemahnya permintaan domestik dan pemulihan ekspor barang
yang lamban meskipun membaiknya prospek global. Hanya sektor pariwisata saja yang mencatat
pertumbuhan kuat sepanjang tahun. Kementerian Keuangan Thailand juga telah merevisi ke bawah
proyeksi pertumbuhan ekonomi 2014 menjadi 3.1% di tengah konflik politik yang teru berlanjut sejak
November 2013.
Di tengah pasar eksternal yang lamban, ekspor Thailand mencatat kontraksi 0.3% pada tahun
2013 menjadi US$ 228.5 miliar. Sementara, pertumbuhan impor moderat ke 0.3% pada 2013, turun
tajam dari pertumbuhan 9.3% pada tahun 2012.
Ekonomi Thailand telah melewati goncangan ekonomi internal dan eksternal dalam beberapa
tahun terakhir. Krisis ekonomi global sangat mengurangi ekspor Thailand, dengan sebagian besar sektor
mengalami penurunan dua digit. Pada tahun 2009, perekonomian mengalami kontraksi 2.3%. Namun,
pada tahun 2010, perekonomian Thailand diperluas 7.8%, laju tercepat sejak 1995, karena ekspor yang
meningkat tajam. Pada akhir 2011 pertumbuhan terputus oleh gangguan rantai pasokan akibat tsunami
Jepang dan banjir parah di kawasan industri utara Bangkok telah melumpuhkan sektor manufaktur,
sehingga perekonomian Thailand hanya tumbuh 0.1% (yoy).
Thailand merupakan perekonomian terbesar kedua di 10 negara ASEAN, setelah Indonesia.
Thailand mencatat rebound ekonomi yang kuat 6.4% pada tahun 2012 setelah bencana banjir pada
tahun 2011, ketika pertumbuhan PDB jatuh ke hanya 0.1%. Pertumbuhan pada tahun 2012 didorong
permintaan domestik. Konsumsi meningkat sejalan dengan pendapatan rata-rata yang lebih tinggi, baik
dalam sektor pertanian dan non-pertanian serta langkah-langkah pemulihan produksi dan stimulus yang
digulirkan oleh pemerintah.
Namun, pemulihan ekonomi kembali menurun di 2013 dengan pertumbuhan GDP turun
menjadi 2.9% akibat krisis politik yang berkepanjangan. Pada kuartal keempat tahun 2013, GDP riil
meningkat hanya 0.6% karena konflik politik berkelanjutan yang menyebabkan konsumsi domestik dan
sentimen investasi melemah.
4
Perdagangan Internasional
Total perdagangan eksternal Thailand pada 2013 adalah sebesar US$ 479.25 miliar, hampir
sama dengan tingkat perdagangan pada 2012. Mitra perdagangan terbesar Thailand pada 2013 adalah
China, Jepang, AS, Malaysia dan Uni Emirat Arab.
Total ekspor turun tipis 0.31% menjadi US$ 228.53 miliar, dan total impor tumbuh hanya 0.29%
menjadi US$ 250.72 miliar pada tahun 2012. Pertumbuhan moderat dalam perdagangan Thailand
disebabkan kondisi ekonomi global yang belum pulih.
Ekspor utama Thailand ke dunia antara lain barang elektronik dan listrik (E&E); mobil,
komponen & aksesori; komputer; batu berharga dan perhiasan; produk olahan minyak bumi dan karet.
Negara tujuan ekspor terbesar Thailand adalah ASEAN, China, Amerika Serikat, Jepang, dan Hong Kong.
Sementara, impor terbesar Thailand adalah minyak mentah; mesin dan komponen; produk
listrik dan elektronik; besi, baja dan produk besi & baja dan bahan kimia. Negara Pemasok barang impor
utama Thailand antara lain: ASEAN, Jepang, China, Uni Emirat Arab dan Amerika Serikat.
Perdagangan Thailand-Indonesia
Total perdagangan Thailand-Indonesia pada 2013 adalah sebesar US$ 18.95 miliar, turun 1.86%
(yoy) dibandingkan tahun 2012. Indonesia adalah mitra perdagangan Thailand terbesar ketujuh dengan
total ekspor sebesar US$ 10.87 miliar (-3.01%) dan S$ 8.07 miliar (-0.27%).
Ekspor utama Thailand ke Indonesia antara lain produk pertanian seperti beras dan tapioka;
produk agro-industri terutama didorong impor gula, makanan olahan dan minuman; produk manufaktur
( mobil & aksesori, mesin & peralatan dan peralatan listrik).
Sementara, impor terbesar Thailand dari Indonesia adalah minyak mentah; batu bara, mesin,
aksesori kendaraan dan ikan beku.
5
II. GAMBARAN UMUM PRODUK
II.1. GAMBARAN UMUM PRODUK TEH DI THAILAND
Teh adalah sejenis minuman mengandung kafein yang di hasilkan dari menyeduh daun teh
dengan air panas. Daun teh untuk minuman didapatkan dari pengolahan daun tanaman teh (Camellia
sinensis). Daun yang di gunakan biasanya adalah daun pucuk di tambah 2-3 helai daun muda di
bawahnya.
Daun tanaman teh (Camellia sinensis) tersebut kemudian di olah dengan cara ‘fermentasi’
sebelum dapat di konsumsi. Meskipun pengolahan daun teh dilakukan dengan cara ‘fermentasi’ namun
sebenarnya proses pengolahannya tidak menggunakan ragi (mikroorganisme) dan juga tidak
menghasilkan alkohol seperti proses fermentasi pada umumnya. Fermentasi daun teh lebih tepat jika di
sebut proses oksidasi karena pemecahan komponen-komponen yang terkandung dalam teh di bantu
oleh oksigen yang ada di udara.
Teh merupakan sumber alami kafein, teofilin dan antioksidan dengan kadar lemak, karbohidrat
atau protein mendekati nol persen. Teh bila diminum terasa sedikit pahit yang merupakan kenikmatan
tersendiri dari teh.
Pada umumnya, tanaman teh tumbuh di daerah tropis dengan ketinggian antara 200-2,000 meter
diatas permukaan laut, dengan suhu cuaca antara 14-25 derajat celsius. China, India, Srilangka,
Indonesia, Kenya, Malawi, Tanzania dan Zimbabwe adalah negara-negara berkembang di Asia Selatan
dan Afrika Timur yang menghasilkan lebih dari 85% produksi dan ekspor teh dunia.
KLASIFIKASI TEH BERDASARKAN CARA PENGOLAHAN
1. Teh Hijau (Green Tea)
Teh hijau adalah jenis teh yang juga tidak mengalami proses fermentasi. Karena
aktivitas enzim sengaja di hentikan dengan panas/steam. Teh hijau memiliki kandungan zat
tanin yang tinggi. Zat tanin atau katekin adalah senyawa tidak berwarna dan paling penting
pada daun teh karena dapat menentukan kualitas daun teh dimana dalam pengolahannya,
perubahannya selalu dihubungkan dengan semua sifat teh kering yaitu rasa, warna dan aroma.
Tanin atau katekin pada daun teh merupakan senyawa yang sangat kompleks. Daun teh yang
dijadikan teh hijau biasanya langsung diproses setelah dipetik. Daun teh tidak diberi
kesempatan fermentasi (hampir tidak mengalami proses perubahan kimia).
6
Gambar 2. Teh Hijau
Setelah daun mengalami oksidasi dalam jumlah minimal, proses oksidasi dihentikan
dengan pemanasan (cara tradisional Jepang dengan menggunakan uap atau cara tradisional
Tiongkok dengan menggongseng di atas wajan panas). Biasanya pucuk teh diproses langsung
dengan panas/steam untuk menghentikan aktivitas enzim sehingga sama seperti raw leaf (daun
teh awalnya).
Teh hijau lebih dikenal sebagai jenis teh yang dapat mencegah pertumbuhan penyakit
kanker. Manfaat lain dari teh hijau adalah untuk mencegah dan menurunkan tekanan darah
tinggi, menurunkan kadar kolesterol jahat dan menghaluskan kulit.
2. Teh Hitam (Black Tea)
Teh hitam mudah dikenali di pasaran karena warnanya hitam dan paling luas
dikonsumsi. Dalam proses pengolahan diberi kesempatan penuh terjadi fermentasi (mengalami
perubahan kimiawi sempurna sehingga hampir semua kandungan tanin terfermentasi menjadi
tehaflavin dan teharubigin) yang akan merubah warna daun teh dari hijau menjadi kecoklatan
dan dengan proses pengeringan berubah menjadi hitam.
Tehaflavin dan teharubigin adalah pigmen teh yang berwarna hitam yang terbentuk
karena adanya reaksi yang terjadi antar quinon (turunan katekin) dengan gallokatekin. Jumlah
thaeflavin dan tharubigin dalam berkontribusi terhadap sifat teh hitam, seperti pada warna,
strengh dan body.
Gambar 3. Teh Hitam
7
Daun teh dibiarkan teroksidasi secara penuh sekitar 2 minggu hingga 1 bulan. Teh hitam
merupakan jenis teh yang paling umum di Asia Selatan (India, Sri Langka, Bangladesh) dan
sebagian besar negara-negara di Afrika seperti: Kenya, Burundi, Rwanda, Malawi dan
Zimbabwe.
3. Teh Oolong (Oolong Tea)
Disebut sebagai teh semi fermentasi. Teh Oolong umumnya diproduksi dari tanaman
teh yang tumbuh di daerah semi tropis. Prosesnya sama seperti teh hitam, namun proses
fermentasinya hanya sebagian (lebih singkat sekitar 30-70% dan perubahan berlangsung
setengah sempurna sehingga masih mengandung sebagian tanin dan beberapa senyawa
turunannya) sehingga warna dan aromanya di antara teh hitam dan teh hijau. Proses oksidasi
dihentikan di tengah-tengah antara teh hijau dan teh hitam yang biasanya memakan waktu 2-3
hari.
Seperti halnya teh yang lain, teh oolong juga mempunyai khasiat kesehatan yang dapat
membantu kinerja pencernaan, mengobati sakit kepala. Bahkan pada penelitian modern
terhadap teh oolong menunjukkan bahwa teh ini efektif mengontrol kadar kolesterol dan
membantu menurunkan kadar gula.
Gambar 4. Teh Oolong
4. Teh Putih (White Tea)
Teh Putih merupakan jenis teh terbaik karena untuk mendapatkannya, hanya diambil
dari satu pucuk tiap satu pohon, yakni pucuk tertinggi dan utama. Teh putih ini dibuat dari
pucuk daun yang tidak mengalami proses oksidasi dan sewaktu belum dipetik dilindungi dari
sinar matahari untuk menghalangi pembentukan klorofil.
Kandungan antioksidan paling tinggi. Dalam prosesnya, daun teh dibiarkan layu secara
alami sehingga warnanya menjadi putih. Teh putih diproduksi dalam jumlah lebih sedikit
dibandingkan teh jenis lain sehingga harga menjadi lebih mahal.
8
Gambar 5. Teh Putih
Karena proses yang lebih singkat ini kandungan tannin/ katekin pada teh putih adalah
yang tertinggi untuk menangkal radikal bebas lebih ampuh dibanding teh lainnya serta berfungsi
sebagai antioksidan dalam tubuh.
Gambar 6. Langkah-Langkah Proses Pengolahan Teh
9
5. Teh Bunga atau Buah
Ada juga teh dengan campuran bunga atau buah. Salah satu contohnya adalah teh dengan
campuran kuncup bunga melati yang disebut teh melati atau teh wangi melati merupakan jenis
teh yang paling populer di Indonesia.
Gambar 7. Teh Melati
KLASIFIKASI TEH BERDASARKAN PENYAJIAN
1. Teh celup
Teh dikemas dalam kantong kecil yang biasanya dibuat dari kertas dengan tali. Teh celup sangat
populer karena praktis untuk membuat teh, tetapi pencinta teh kelas berat biasanya tidak
menyukai rasa teh celup.
2. Teh saring
Teh dikemas dalam kantong kecil yang biasanya dibuat dari kertas tanpa tali. Teh saring sangat
populer karena praktis untuk membuat teh dalam kuantitas banyak dan menghasilkan lebih
pekat dibandingkan teh celup.
3. Teh seduh (daun teh)
Teh dikemas dalam kaleng atau dibungkus dengan pembungkus dari plastik atau kertas. Takaran
teh dapat diatur sesuai dengan selera dan sering dianggap tidak praktis. Saringan teh dipakai
agar teh yang mengambang tidak ikut terminum. Selain itu, teh juga bisa dimasukkan dalam
kantong teh sebelum diseduh. Mangkuk teh bertutup asal Tiongkok yang disebut gaiwan dapat
digunakan untuk menyaring daun teh sewaktu menuang teh ke mangkuk teh yang lain.
10
4. Teh yang dipres
Teh dipres agar padat untuk keperluan penyimpanan dan pematangan, contoh teh yang dipres
adalah teh pu erh. Teh pu-erh biasanya dijual dalam bentuk padat setelah dipres menjadi
seperti batu bata, piring kecil atau mangkuk. Teh pu-erh dipres agar proses oksidasi tahap kedua
bisa berjalan, karena teh pu-erh yang tidak dipres tidak akan mengalami proses pematangan.
Teh yang sudah dipres mempunyai masa simpan yang lebih lama dibandingkan daun teh biasa.
Gambar 8. Teh Pu Erh
5. Teh stik
Teh dikemas di dalam stik dari lembaran aluminium tipis yang mempunyai lubang-lubang kecil
yang berfungsi sebagai saringan teh.
6. Teh instan
Teh berbentuk bubuk yang tinggal dilarutkan dalam air panas atau air dingin. Pertama kali
diciptakan pada tahun 1930-an tetapi tidak diproduksi hingga akhir tahun 1950-an. Teh instan
ada yang mempunyai rasa vanila, madu, buah-buahan, atau dicampur susu bubuk.
II. 2 KARAKTERISTIK PRODUK TEH DI PASAR THAILAND.
Di Thailand terdapat banyak produk teh baik lokal maupun impor dari luar. Sebagai contoh teh
hijau diimpor dari Jepang, Cina dan Korea. Beberapa teh dan produk teh produksi lokal yang dijual di
supermarket Thailand adalah sebagai berikut:
Gambar 9. Beberapa Teh dan Produk Teh Lokal Thailand
11
III. INFORMASI PASAR
III.1 Trend Pasar Untuk Produk The Di Thailand
Trend pasar teh yang ada di Thailand yang ada saat ini dipengaruhi oleh hal-hal berikut:
Seiring dengan kesadaran akan kesehatan, konsumsi teh dikaitkan dengan manfaat teh bagi
kesehatan. Sebagai contoh hijau dan teh herbal yang digunakan untuk membakar kolesterol,
mencegah kanker, diet dan lain-lain.
Teh instan atau ready to drink (teh siap minum). Teh tidak hanya disajikan untuk minuman
hangat tetapi juga untuk minuman dingin dalam kemasan. Teh instan ada yang mempunyai rasa
vanila, madu, buah-buahan, atau dicampur susu bubuk.
Kebiasaan masyarakat Thailand yang gemar mengkonsumsi minuman seperti ice tea, ice lemon
tea, thai ice tea, fresh orange, dan coffee late sambil beraktifitas lainnya. Sebagai contoh adalah
kaum pekerja yang membeli minuman tersebut di pinggir jalan saat berangkat ke tempat kerja.
Cara penyajian teh yang lebih cepat semakin disukai yaitu dengan menggunakan teh celup (tea
bags) untuk menyeduh teh. Teh celup dibuat dari teh yang dikemas dalam kantong kecil yang
biasanya dibuat dari kertas dengan tali. Teh celup sangat populer karena praktis untuk
membuat teh, tetapi pencinta teh kelas berat biasanya tidak menyukai rasa teh celup.
Banyaknya kafe yang menyediakan kopi dan teh. Saat ini menkonsumsi kopi dan teh menjadi
bagian dari gaya hidup.
III.2 Prospek Perdagangan Teh
Teh, menjadi minuman yang makin populer sebagai minuman pilihan di seluruh dunia. Teh juga
telah memiliki pasar tersendiri seperti halnya kopi. Saat ini, minum teh juga dikaitkan dengan
manfaatnya bagi kesehatan terutama untuk mengurangi kolesterol dan menjadi zat antioksidan.
Laporan Euromonitor Juni 2014 menyatakan bahwa volume penjualan teh eceran di Thailand
menunjukkan pertumbuhan 4% pada 2013 Peningkatan ini sebagian disebabkan meningkatnya apresiasi
konsumen terhadap manfaat teh bagi kesehatan dan dari variasi rasa teh yang berbeda.
Permintaan terhadap teh di Thailand diperkirakan akan terus meningkat. Meningkatnya
kesadaran kesehatan di Thailand memastikan bahwa teh terus mendapatkan popularitas di kalangan
konsumen, terutama di kalangan orang dewasa muda perkotaan. Selain itu, pertumbuhan konsumsi teh
diperkuat oleh perbaikan dalam distribusi, harga dan kegiatan pemasaran lainnya. Meningkatnya
kemakmuran, dan “booming” kafe juga menjadi faktor yang berperan mendorong konsumsi teh, dan
12
menyebabkan perkembangan rantai distribusi teh. Di kalangan masyarakat Thailand kegemaran minum
teh sudah sangat lazim, teh racikan Thailand dikenal dengan nama Cha Yen yang merupakan campuran
teh, susu dan diberi es. Di Thailand dengan mudah kita bisa menemukan penjual teh Cha Yen di jalan-
jalan yang selalu laris diserbu pembeli.
Gambar 10. Thai Ice Tea atau Cha Yen
Seiring dengan kesadaran akan kesehatan, Teh herbal menjadi peluang Indonesia untuk
meningkatkan pangsa pasar ekspor teh ke Thailand. Teh herbal adalah teh dengan campuran akar,
bunga atau bagian tanaman lainnya yang memiliki manfaat untuk kesehatan, bahkan kadang tidak ada
campuran tehnya atau hanya berisi bunga yang memiliki khasiat kesehatan. Sebagai contoh adalah teh
merah yang berasal dari bunga rosella yang memiliki fungsi kesehatan terutama untuk menurunkan
darah tinggi, kolesterol dan diabetes serta sebagai alternatif proses detoksifikasi. Selain teh herbal, teh
dengan kandungan rempah-rempah menjadi peluang besar untuk meningkatkan ekspor.
Gambar 11. Teh Merah atau Teh Rosella
13
Potensi ekspor teh dari Indonesia lainnya adalah jenis teh putih. Saat ini, teh putih Indonesia
telah diekspor ke Jepang dengan harga yang cukup mahal. Teh putih dipercaya mengandung zat
antioksidan yang sangat tinggi. Teh putih (White tea) merupakan jenis teh yang masih asing terutama
jika dibandingkan dengan teh hijau dan teh hitam. Kurang populernya teh putih ini disebabkan
merupakan jenis teh yang paling langka dan paling mahal di dunia. Karena harga yang tinggi itu pula
yang menyebabkan tidak banyak orang mengkonsumsinya sehingga kurang populer. Hasil penelitian
ilmiah telah membuktikan bahwa kandungan antioksidan polifenol dalam teh putih lebih tinggi dan
memiliki nilai tertinggi dari kandungan teh hitam dan teh hijau.
Teh putih sudah dikembangkan dan telah diproduksi oleh beberapa perkebunan teh di Indonesia,
diantaranya yaitu:
1. PT. Chakra di Ciwidey, Jawa Barat dengan nama Oza Premium White Tea;
2. PTPN VIII di Garut, Jawa Barat;
3. PTPN XII di Wonosari, Jawa Timur;
4. Pusat Penelitian Teh dan Kina di Gambung, Jawa Barat dengan nama Excellent Gamboeng White
Tea dan
5. PT. Victory Cosmetindo di Jawa Barat yang memproduksi teh putih celup Olivetree White Tea.
Gambar 12. Teh Putih Asal Indonesia
Produk teh putih perkebunan diatas umumnya di ekspor, konsumsi dalam negeri belum banyak
membutuhkan jenis teh ini dan tidak populer didalam negeri. Teh putih diharapkan menjadi ikon baru
produk teh di Indonesia.
14
III.3 Segmentasi Pasar
Teh untuk konsumsi rumah biasanya dalam bentuk kemasan kecil, atau dalam bentuk teh celup
dan dijual di minimarket, supermarket, hypermarket dan pasar. Selain itu ada teh yang bisa langsung
dinikmati yaitu ready to drink atau teh dalam kemasan yang dijual di mini market, supermarket, dan
vending machine. Ada juga kafe-kafe yang menjual minuman teh yang bisa dinikmati langsung oleh
konsumen di tempat dengan hidangan kue-kue yang lain seperti Starbuck, Green Canyon, dll.
Sedangkan teh untuk konsumsi besar seperti untuk hotel, restoran, serta industri selain bisa
membeli di distributor atau agen, mereka bisa bertindak sebagai importir langsung atau mereka
membeli dari importir teh. Teh untuk industri besar biasanya akan diimpor langsung, tetapi untuk
industri kecil memilih memesan teh kepada importir produk teh.
III.4 Struktur Konsumen, perilaku dan daya beli
Daya beli teh di Thailand tidak dibatasi oleh struktur konsumen penikmat teh di negara
Thailand. Dari mulai anak-anak sampai dengan dewasa merupakan pasar potensial untuk teh karena
kebiasaan dan perilaku dari masyarakat Thailand yang suka mengkonsumsi minuman yang dingin. Thai
ice tea atau Cha Yen merupakan minuman favorit di Thailand. Harga teh yang beragam dari yang murah
sampai yang mahal juga menyebabkan tidak terbatasnya penikmat teh di Thailand.
III.5 Persepsi Dan Referensi Pembeli
Disamping sebagai minuman pelepas dahaga, teh juga dipercaya sebagai minuman yang
bermanfaat untuk kesehatan, seperti minuman teh hijau yang dipercaya sebagai obat anti kanker.
Pelangsing tubuh dan lain lain juga tidak kalah pentingnya sebagai informasi atau referensi dari pembeli
mengenai produk teh yang disukai.
III.6 Sesi Pembelian
Waktu dan frekuensi pembelian teh oleh konsumen tidak terbatas waktu tertentu dan frekuensi
pembelian meningkat biasanya pada saat terjadinya musim panas karena peningkatan suhu cuaca yang
memicu masyarakat untuk mengkonsumsi minuman dingin seperti Thai ice tea atau Cha Yen dan lain
lain. Serta pada musim dingin atau winter, masyarakat gemar mengkonsumsi the panas/hangat.
III.7 Produk Teh berdasarkan Nomor HS dan Segmentasinya
15
Tabel 2. Kode HS Teh Dan Segmentasi
Kode HS Deskripsi Segmentasi
90210 Teh hijau (tidak difermentasi) dikemas langsung dalam kemasan tidak melebihi 3 kg
Untuk Konsumen Restaurant, Café, Hotel, Rumah
90220 Teh hijau lainnya (tidak difermentasi)
Untuk Konsumen Industri
90230
Teh hitam (difermentasi) dan teh difermentasi sebagian,dikemas langsung dalam kemasan tidak melebihi 3 kg
Untuk Konsumen Restaurant, Café, Hotel, Rumah
90240 Teh hitam lainnya (difermentasi) dan teh lainnya yang difermentasi sebagian
Untuk Konsumen Industri
16
IV. INFORMASI PERDAGANGAN
IV.1 Trend Impor Teh Di Pasar Thailand
Dalam hal nilai, impor teh Thailand dari dunia pada tahun 2013 sebesar US$ 12.14 juta,
mencatat pertumbuhan 5.3% (yoy) dibandingkan tahun 2012. Untuk tahun 2014 (Januari-Juli), impor
teh Thailand mencatat pertumbuhan kuat 31.0% dari periode yang sama 2013, menjadi US$ 7.46 juta.
Sedangkan secara volume, Thailand telah mengimpor teh sebanyak 4.72 ribu ton pada 2013,
atau lebih dari dua kali angka ekspor teh pada 2013. Untuk periode Januari-Juli 2014, Thailand
mengimpor 2.09 ribu ton teh, turun 16.6% (yoy). Penurunan volume impor disebabkan penurunan
tajam pada impor teh dari Sri Lanka, China dan Myanmar.
Meskipun impor teh dari negara-negara eksportir utama menurun, namun impor teh Thailand
dari Indonesia mencatat pertumbuhan kuat baik secara nilai maupun volume. Nilai impor teh dari
Indonesia pada Januari-Juli 2014 naik 40.2% (yoy), dengan total volume impor 319.8 ton atau
menyumbang 15.3% dari total kebutuhan impor teh Thailand.
Pada grafik dibawah, dapat dilihat perkembangan impor teh Thailand dari Dunia selama lima
tahun terakhir
Grafik 1. Perkembangan Impor Teh (HS 0902) Thailand
Jenis teh yang diimpor oleh Thailand ditunjukkan dalam grafik berikut :
17
Grafik 2. Impor Teh (HS 0902) Thailand Menurut Jenis dan Kemasan
Tabel 3. Perkembangan Impor Teh Thailand Menurut Jenis dan Kemasan
Kode HS Deskripsi Volume/
Nilai
Tahun % Growth 13/12
% Share 2013
Januari-Juli % Growth 14/13
% Share 2014 2011 2012 2013 2013 2014
090210
Teh hijau (tidak difermentasi) dikemas langsung dalam kemasan tidak melebihi 3 kg
Ton 172.9 93.4 159.5 70.7 3.4 85.9 61.7 (28.2) 3.0
US$ '000 3,535.0 1,476.0 2,399.8 62.6 19.8 1,226.1 872.9 (28.8) 11.7
090220 Teh hijau lainnya (tidak difermentasi)
Ton 1,040.6 2,204.5 1,573.6 (28.6) 33.3 842.5 400.0 (52.5) 19.2
US$ '000 1,509.2 3,080.5 2,515.7 (18.3) 20.7 1,273.2 1,269.6 (0.3) 17.0
090230
Teh hitam (difermentasi) dan teh difermentasi sebagian,dikemas langsung dalam kemasan tidak melebihi 3 kg
Ton 92.6 2,414.5 170.3 (92.9) 3.6 71.6 72.7 1.5 3.5
US$ '000 1,297.4 2,253.9 2,628.6 16.6 21.7 886.7 2,227.0 151.1 29.8
090240
Teh hitam lainnya (difermentasi) dan teh lainnya yang difermentasi sebagian
Ton 1,750.6 3,029.5 2,818.1 (7.0) 59.7 1,502.2 1,552.2 3.3 74.4
US$ '000 3,617.7 4,718.9 4,596.5 (2.6) 37.9 2,310.5 3,093.9 33.9 41.5
0902
Ton 3,056.7 7,742.0 4,721.5 (39.0) 100.0 2,502.2 2,086.6 (16.6) 100.0
US$ '000 9,959.4 11,529.3 12,140.7 5.3 100.0 5,696.6 7,463.4 31.0 100.0
Jenis teh yang diimpor oleh Thailand sebagian besar adalah teh curah, baik itu teh hijau maupun
teh hitam. Teh hitam curah (HS 0902.40) pada 2014 dengan total volume impor 1.55 ribu ton atau
74.39% dari total volume impor teh. Impor teh hitam curah Thailand adalah senilai US$ 3.09 juta pada
2014, naik 33.9%(yoy). Dari data diata terlihat bahwa impor teh hitam Thailand mencatat pertumbuhan
kuat, sebaliknya impor teh hijau mencatat kontraksi baik dalam nilai maupun volume.
18
1. Teh Hijau (tidak difermentasi), dikemas langsung dalam kemasan tidak melebihi 3 kg (HS
0902.10)
Nilai impor teh hijau (tidak difermentasi), dikemas dalam kemasan tidak lebih dari 3 kg
(HS 0902.10) Thailand selama periode Januari-Juli 2014 adalah sebesar US$ 872.9 ribu, turun
28.8% (yoy), dengan volume impor sebanyak 61.7 ton.
Negara pemasok terbesar antara lain Jepang, Indonesia, Singapura, Polandia dan China.
Jepang menguasai pangsa impor yaitu sebesar US$ 468.3 ribu, naik 51.6%, dengan volume
impor sebanyak 43.8 ton atau 71.0% dari total pasar impor teh hijau kemasan di Thailand.
Besarnya impor dari jepang disebabkan teh hijau dari Jepang yang sudah terkenal di dunia.
Impor dari Indonesia sebesar US$ 98.1 ribu, turun tajam 80.4% dari periode yang sama
2013, sedangkan secara volume impor dari Indonesia turun 87.6%.
Tabel 4. Negara Asal Impor Utama Teh HS 0902.10 Thailand
No. Negara Volume/
Nilai
Tahun % Growth 13/12
% Share 2013
Januari-Juli % Growth
14/13 % Share
2014 2011 2012 2013 2013 2014
1 JAPAN Ton 32.0 37.0 40.7 9.8 25.5 24.5 43.8 79.1 71.0
US$ '000 446.7 622.7 566.0 (9.1) 23.6 308.9 468.3 51.6 53.6
2 INDONESIA Ton 11.9 32.6 81.4 149.9 51.1 39.3 4.9 (87.6) 7.9
US$ '000 73.7 326.8 1,041.0 218.5 43.4 499.6 98.1 (80.4) 11.2
3 SINGAPORE Ton 0.2 2.6 4.0 55.3 2.5 1.9 1.2 (35.5) 2.0
US$ '000 8.3 170.5 278.2 63.2 11.6 139.0 77.9 (44.0) 8.9
4 POLAND Ton 0.4 3.2 4.9 52.1 3.0 1.7 3.1 77.5 5.0
US$ '000 10.9 73.4 92.2 25.6 3.8 31.9 57.4 79.9 6.6
5 CHINA Ton 3.3 6.4 5.4 (16.0) 3.4 3.6 3.4 (7.6) 5.4
US$ '000 67.4 107.3 125.8 17.2 5.2 88.6 50.5 (43.0) 5.8
6 GERMANY Ton 0.6 1.5 1.0 (29.4) 0.6 0.8 0.9 14.2 1.5
US$ '000 19.8 44.1 41.3 (6.3) 1.7 30.8 44.1 43.2 5.1
7 HONG KONG Ton 0.0 - 0.1 - 0.0 0.1 0.5 722.6 0.8
US$ '000 1.5 0.2 1.5 650.0 0.1 1.5 22.7 1413.3 2.6
8 NETHERLANDS Ton - - 3.1 - 1.9 - 0.7 - 1.2
US$ '000 - - 55.0 - 2.3 - 15.8 - 1.8
9 U. KINGDOM Ton 5.0 2.8 1.9 (33.0) 1.2 1.4 1.1 (25.6) 1.7
US$ '000 72.7 40.4 24.0 (40.6) 1.0 19.4 14.0 (27.8) 1.6
10 SRI LANKA Ton 1.6 0.7 2.8 313.6 1.7 0.3 0.4 13.9 0.6
US$ '000 7.5 17.8 26.4 48.3 1.1 4.6 11.0 139.1 1.3
Others Ton 118.0 6.8 14.4 112.7 9.0 12.3 1.8 (85.5) 2.9
Others US$ '000 2,826.5 72.8 148.3 103.7 6.2 101.8 13.1 (87.1) 1.5
Total Ton 172.9 93.4 159.5 70.7 100.0 85.9 61.7 (28.2) 100.0
Total US$ '000 3,535.0 1,476.0 2,399.7 62.6 100.0 1,226.1 872.9 (28.8) 100.0
19
2. Teh Hijau lainnya (tidak difermentasi) lainnya (HS 0902.20)
Impor teh hijau lainnya/ curah HS 0902.20 Thailand pada Januari-Juli 2014 sebesar US$
1.27 juta, turun tipis 0.3% (yoy). Namun, dalam hal volume, impor teh hijau curah turun tajam
52.5% menjadi 400.0 ton, akibat penurunan impor dari Myanmar, Vietnam dan Taiwan.
Pemasok utama teh hijau curah (HS 0902.20) antara lain Jepang, China, Myanmar,
Vietnam dan Taiwan. Impor teh hijau dari Jepang sebesar US$ 694.2 juta (+122.6%), dengan
volume impor sebanyak 42.6 ton atau 10.6% dari total volume impor. Impor dari China sebesar
US$ 308.8 ribu (+28.4%), dengan total volume impor 217.1 ton, menyumbang 54.3% dari total
volume impor.
Besarnya volume impor dari China dibandingkan Jepang menunjukkan bahwa impor teh
hijau curah dari China memiliki harga yang murah.
Tabel 5. Negara Asal Impor Utama Teh Hijau Lainnya (HS 0902.20) Thailand
No. Negara Volume/
Nilai
Tahun % Growth 13/12
% Share 2013
Januari-Juli % Growth
14/13 % Share
2014 2011 2012 2013 2013 2014
1 JAPAN Ton 27.0 65.2 67.3 3.1 4.3 25.5 42.6 67.0 10.6
US$ '000 425.5 888.1 887.1 (0.1) 35.3 311.9 694.2 122.6 54.7
2 CHINA Ton 497.5 798.0 451.2 (43.5) 28.7 254.0 217.1 (14.5) 54.3
US$ '000 406.2 631.5 492.6 (22.0) 19.6 240.5 308.8 28.4 24.3
3 MYANMAR Ton 471.4 1,276.2 957.0 (25.0) 60.8 494.5 97.9 (80.2) 24.5
US$ '000 560.7 1,172.6 818.6 (30.2) 32.5 485.9 137.5 (71.7) 10.8
4 VIETNAM Ton 38.5 42.5 73.5 72.9 4.7 46.7 37.4 (19.9) 9.4
US$ '000 91.2 103.3 183.8 77.9 7.3 132.8 80.5 (39.4) 6.3
5 TAIWAN Ton 4.7 0.0 17.7 589400.0 1.1 17.4 2.7 (84.5) 0.7
US$ '000 12.0 0.2 40.9 20350.0 1.6 36.7 22.7 (38.1) 1.8
6 SRI LANKA Ton 0.0 0.9 1.0 20.9 0.1 0.0 1.0 23650.0 0.2
US$ '000 0.2 7.0 14.2 102.9 0.6 - 13.7 - 1.1
7 THAILAND Ton 0.1 - 0.0 - 0.0 0.0 0.2 437.5 0.1
US$ '000 4.9 - 2.5 - 0.1 2.5 4.3 72.0 0.3
8 U. KINGDOM Ton 0.0 0.0 0.2 661.3 0.0 0.0 0.2 562.9 0.1
US$ '000 0.3 1.5 3.2 113.3 0.1 0.5 3.8 660.0 0.3
9 GERMANY Ton 0.2 0.1 0.1 (54.5) 0.0 0.1 0.1 55.0 0.0
US$ '000 5.7 2.9 1.1 (62.1) 0.0 1.1 2.7 145.5 0.2
10 U.S.A. Ton 1.1 3.5 0.8 (76.6) 0.1 0.3 0.7 132.9 0.2
US$ '000 1.5 27.4 5.1 (81.4) 0.2 2.2 1.1 (50.0) 0.1
Others Ton 0.0 18.0 4.7 (73.7) 0.3 3.9 0.1 (98.7) 0.0
Others US$ '000 0.9 246.1 66.6 (72.9) 2.6 59.1 0.3 (99.5) 0.0
Total Ton 1,040.6 2,204.5 1,573.6 (28.6) 100.0 842.5 400.0 (52.5) 100.0
Total US$ '000 1,509.1 3,080.6 2,515.7 (18.3) 100.0 1,273.2 1,269.6 (0.3) 100.0
20
3. Teh Hitam (difermentasi) dan sebagian difermantasi, dikemas langsung dalam kemasan tidak
melebihi 3 kg (HS 0902.30)
Impor teh hitam dalam kemasan (HS 0902.30) Thailand sepanjang 2014 adalah sebesar
US$ 2.23 juta, naik tajam 151.2% (yoy). Dalam hal volume, impor teh hitam dalam kemasan
adalah 72.7 ton, naik 1.5%. Pemasok utama teh hitam antara lain China, Polandia, USA,
Singapura dan Sri Lanka.
Impor teh hitam kemasan dari China menguasai pasar pada 2014, dengan nilai impor
sebesar US$ 1.44 juta, dibandingkan US$ 68.2 ribu pada periode yang sama 2013. Volume impor
teh hitam dari China sebanyak 21.7 ton, naik 55.9% (yoy), menguasai 29.9% total volume impor
teh hitam di Thailand.
Tabel 6. Negara Asal Impor Utama Teh Hitam (HS 0902.30) Thailand
No. Negara Volume/
Nilai
Tahun % Growth 13/12
% Share 2013
Januari-Juli % Growth
14/13 % Share
2014 2011 2012 2013 2013 2014
1 CHINA Ton 4.5 9.3 39.5 324.6 23.2 13.9 21.7 55.9 29.9
US$ '000 139.8 48.9 867.8 1674.6 33.0 68.2 1,437.5 2007.8 64.6
2 POLAND Ton 3.9 31.4 21.6 (31.2) 12.7 5.8 11.7 101.9 16.1
US$ '000 65.7 512.1 317.3 (38.0) 12.1 86.6 194.0 124.0 8.7
3 U.S.A. Ton 9.4 13.3 12.7 (5.1) 7.4 5.2 5.7 9.1 7.8
US$ '000 219.4 164.1 241.3 47.0 9.2 148.4 129.6 (12.7) 5.8
4 SINGAPORE Ton 0.2 3.2 6.6 106.2 3.9 3.3 1.8 (46.5) 2.4
US$ '000 10.8 186.4 422.2 126.5 16.1 199.1 108.6 (45.5) 4.9
5 SRI LANKA Ton 25.0 2,310.2 31.5 (98.6) 18.5 12.0 11.2 (6.7) 15.4
US$ '000 189.1 866.0 274.2 (68.3) 10.4 117.3 105.5 (10.1) 4.7
6 TAIWAN Ton 0.0 1.5 1.2 (16.6) 0.7 0.8 1.0 19.6 1.3
US$ '000 0.5 130.2 123.1 (5.5) 4.7 76.4 99.2 29.8 4.5
7 GERMANY Ton 1.2 2.5 2.9 17.9 1.7 2.2 1.4 (36.6) 1.9
US$ '000 36.1 80.7 112.2 39.0 4.3 80.0 70.1 (12.4) 3.1
8 FRANCE Ton 0.4 0.5 0.7 27.5 0.4 0.3 0.4 39.0 0.6
US$ '000 22.4 35.5 40.9 15.2 1.6 16.4 33.7 105.5 1.5
9 MALAYSIA Ton 0.8 1.3 5.6 347.5 3.3 4.0 2.5 (38.0) 3.4
US$ '000 11.2 8.1 20.2 149.4 0.8 4.4 28.9 556.8 1.3
10 U. KINGDOM Ton 33.9 7.5 10.1 34.1 5.9 5.0 0.8 (83.2) 1.1
US$ '000 476.0 96.3 96.6 0.3 3.7 48.6 8.7 (82.1) 0.4
Others Ton 13.2 33.8 37.8 11.7 22.2 19.0 14.5 (24.0) 19.9
Others US$ '000 126.3 125.5 112.7 (10.2) 4.3 41.1 11.0 (73.2) 0.5
Total Ton 92.6 2,414.5 170.3 (92.9) 100.0 71.6 72.7 1.5 100.0
Total US$ '000 1,297.3 2,253.8 2,628.5 16.6 100.0 886.5 2,226.8 151.2 100.0
21
4. Teh Hitam lainnya (difermentasi) dan teh lainnya difermantasi (HS 0902.40)
Impor teh hitam curah (HS 0902.30) Thailand sepanjang 2014 tecatat sebesar US$ 3.09
juta, naik tajam 33.9% (yoy). Dalam hal volume, impor teh hitam lainnya adalah 1.55 ton, naik
3.3%. Pemasok utama teh hitam antara lain Indonesia, Sri Lanka, Vietnam, China dan Australia.
Impor teh hitam lainnya/ curah dari Indonesia pada 2014 adalah sebesar US$ 1.44 juta,
melonjak 164.6% dibandingkan US$ 549.5 ribu pada periode yang sama 2013. Volume impor
teh hitam dari Indonesia adalah sebanyak 314.9 ton, naik 27.7% (yoy). Teh impor dari Indonesia
menyumbang 20.3% dari total volume impor teh hitam di Thailand.
Pesaing utama Indonesia adalah Sri Lanka dengan total impor sebesar US$ 632.2 ribu
(+6.9%), dengan total volume impor sebanyak 47.7 ton. Impor teh hitam curah dari Indonesia
mencatat pertumbuhan kuat baik dalam hal volume dan nilai.
Tabel 7. Negara Asal Impor Utama Teh Hitam (HS 0902.40) Thailand
No. Negara Volume/
Nilai
Tahun % Growth 13/12
% Share 2013
Januari-Juli % Growth
14/13 % Share
2014 2011 2012 2013 2013 2014
1 INDONESIA Ton 338.8 288.9 502.7 74.0 17.8 246.7 314.9 27.7 20.3
US$ '000 849.3 614.2 1,316.3 114.3 28.6 549.5 1,453.9 164.6 47.0
2 SRI LANKA Ton 29.8 56.5 98.4 74.1 3.5 53.8 47.7 (11.4) 3.1
US$ '000 560.8 833.7 1,091.5 30.9 23.7 583.0 623.2 6.9 20.1
3 VIETNAM Ton 871.7 1,869.5 1,358.8 (27.3) 48.2 836.9 880.7 5.2 56.7
US$ '000 324.8 786.2 535.5 (31.9) 11.7 329.3 388.0 17.8 12.5
4 CHINA Ton 343.1 425.6 394.1 (7.4) 14.0 161.0 165.7 2.9 10.7
US$ '000 377.5 489.2 494.0 1.0 10.7 184.4 250.9 36.1 8.1
5 AUSTRALIA Ton 13.1 4.0 7.2 80.2 0.3 7.2 5.4 (25.0) 0.3
US$ '000 282.6 90.5 152.6 68.6 3.3 152.6 95.3 (37.5) 3.1
6 U. K. Ton 2.0 3.2 2.7 (16.6) 0.1 1.3 2.2 78.7 0.1
US$ '000 23.7 34.6 45.5 31.5 1.0 8.5 65.2 667.1 2.1
7 TAIWAN Ton 41.7 86.2 88.4 2.5 3.1 53.1 45.8 (13.7) 2.9
US$ '000 52.9 102.7 120.8 17.6 2.6 73.2 60.7 (17.1) 2.0
8 JAPAN Ton 1.4 1.6 3.1 92.3 0.1 0.2 2.8 1274.4 0.2
US$ '000 14.4 57.2 60.6 5.9 1.3 1.0 53.6 5260.0 1.7
9 MYANMAR Ton - 169.6 233.0 37.4 8.3 64.9 62.0 (4.4) 4.0
US$ '000 - 92.4 173.0 87.2 3.8 34.4 32.9 (4.4) 1.1
10 MALAYSIA Ton 0.0 - 24.8 - 0.9 - 22.0 - 1.4
US$ '000 0.1 - 29.7 - 0.6 0.1 31.8 31700.0 1.0
Others Ton 109.0 124.3 105.0 (15.6) 3.7 77.2 2.9 (96.2) 0.2
Others US$ '000 1,131.4 1,618.1 577.0 (64.3) 12.6 394.7 38.3 (90.3) 1.2
Total Ton 1,750.6 3,029.5 2,818.1 (7.0) 100.0 1,502.2 1,552.2 3.3 100.0
Total US$ '000 3,617.5 4,718.8 4,596.5 (2.6) 100.0 2,310.7 3,093.8 33.9 100.0
22
IV.2 Daftar Negara Eksportir Teh Ke Thailand
Selama total 5 tahun terakhir perkembangan ekspor teh ke pasar Thailand meningkat cukup
signifikan, negara pemasok utama adalah Indonesia, kemudian Cina dan Jepang.
Tabel 8. Negara Eksportir Teh Ke Thailand
No Eksportir Value
Dunia 4,730 5,796 9,959 11,529 12,141
1 Indonesia 304 478 923 1,191 2,415
2 Cina 749 846 991 1,277 1,980
3 Japan 628 1,104 887 1,575 1,560
4 Sri Lanka 391 673 758 1,724 1,406
5 Myanmar 301 640 561 1,265 992
6 Vietnam 93 140 420 903 737
7 Singapore 0 38 19 357 732
8 India 874 977 1,141 1,590 431
9 Polandia 0 0 77 595 417
10 Amerika 98 157 225 195 358
Grafik 3. Negara Eksportir Teh ke Pasar Thailand
23
IV.3 ANALISA SWOT PASAR TEH INDONESIA DI THAILAND
Analisa SWOT yang merupakan proses dari analisa data mengenai kelebihan, kekurangan,
saingan dan kesempatan yang dimiliki oleh teh Indonesia di Thailand antara lain sebagai berikut:
Tabel 9. Analisa SWOT Teh Indonesia di Thailand
STRENGTH – KEKUATAN OPPORTUNITY - PELUANG
Indonesia adalah salah satu produsen teh
utama di Dunia
Iklim tropis Indonesia yang memungkinkan
banyak varietas teh dapat dikembangkan.
ASEAN FTA yang memberikan kemudahan
ekspor Indonesia ke negara-negara ASEAN
Teh telah menjadi minuman global yang terus
berkembang
Meningkatnya kesadaran konsumen akan
kesehatan
Permintaan teh Thailand terus meningkat
Indonesia dapat meningkatkan ekspor teh
hijau karena pasarnya masih sangat kecil
WEAKNESS - KELEMAHAN THREAT - ANCAMAN
Sebagaian besar teh yang diekspor oleh
Indonesia adalah teh hitam curah, dimana
secara ekonomis nilai teh hitam curah
paling murah dibandingkan yang lain
Kestabilan kualitas & kuantitas
(keberlanjutan).
Packaging yang masih lemah
Pemasaran dan promosi
Persaingan dari negara lain
Iklim global yang cenderung memanas
sehingga mempengaruhi kualitas teh.
Harga teh global yang ditentukan oleh pasar
global.
24
IV.4 Market Share Produk Teh Indonesia di Thailand
Thailand adalah nett importir untuk teh, meskipun Thailand merupakan negara eksportir
sekaligus importir teh (HS 0902) dunia, teh di Thailand dihasilkan di Thailand bagian utara. Ekspor teh
Thailand pada 2013 adalah sebesar 36.5% dari total perdagangan teh di Thailand.
Dari data-data impor diatas ditunjukkan bahwa trend impor teh di Thailand sepanjang lima
tahun terakhir (2009-2013) yang mencatat positif 29.3% dalam hal nilai dan 39% dalam hal volume. Hal
ini menunjukkan bahwa permintaan teh di Thailand akan meningkat.
Total ekspor teh Indonesia ke Thailand berdasarkan data MoC adalah sebesar US$ 1.55 juta
sepanjang tahun 2014 (Januari-Juli), naik 40.2% dibandingkan US$ 1.1 juta pada periode yang sama
2013. Indonesia adalah eksportir terbesar kedua di Thailand setelah China. Sedangkan secara volume,
Indonesia adalah eksportir terbesar ketiga teh di Thailand dengan pangsa pasar 15.3% atau sebanyak
319.8 ton dari total kebutuhan impor teh di Thailand, setelah Viet Nam (932.4 ton) dan China (407.9
ton).
Meskipun impor teh dari negara-negara eksportir utama menurun, namun impor teh Thailand
dari Indonesia mencatat pertumbuhan kuat baik secara nilai maupun volume. Nilai impor teh dari
Indonesia pada Januari-Juli 2014 naik 40.2% (yoy), dengan total volume impor 319.8 ton atau
menyumbang 15.3% dari total kebutuhan impor teh Thailand.
Berdasarkan jenis dan pengemasan teh, ekspor teh terbesar dari Indonesia adalah teh hitam
curah yang merupakan 98.5% dari volume ekspor teh Indonesia ke Thailand, sedangkan teh jenis ini
memiliki nilai ekonomis yang lebih rendah dibanding ekspor teh jenis lainnya.
25
Tabel 10. Perkembangan Impor Teh Negara Thailand dari Indonesia menurut Jenis dan Kemasan
Kode HS Deskripsi Volume/
Nilai
Tahun % Growth 13/12
% Share 2013
Januari-Juli % Growth 14/13
% Share 2014 2011 2012 2013 2013 2014
090210
Teh hijau (tidak difermentasi) dikemas langsung dalam kemasan tidak melebihi 3 kg
Ton 11.9 32.6 81.4 149.9 13.9 39.3 4.9 (87.6) 1.5
US$ '000 73.7 326.8 1,041.0 218.5 177.1 499.6 98.1 (80.4) 30.7
090220 Teh hijau lainnya (tidak difermentasi)
Ton - 15.2 3.8 (74.8) 0.7 3.8 - (100.0) 0.0
US$ '000 - 229.4 57.8 (74.8) 9.8 57.8 - (100.0) 0.0
090230
Teh hitam (difermentasi) dan teh difermentasi sebagian,dikemas langsung dalam kemasan tidak melebihi 3 kg
Ton - 3.6 - (100.0) 0.0 - - - 0.0
US$ '000 - 20.2 - (100.0) 0.0 - 0.0 - 0.0
090240
Teh hitam lainnya (difermentasi) dan teh lainnya yang difermentasi sebagian
Ton 338.8 288.9 502.7 74.0 85.5 246.7 314.9 27.7 98.5
US$ '000 849.3 614.2 1,316.3 114.3 223.9 549.5 1,453.9 164.6 454.7
0902
Ton 350.8 340.4 587.9 72.7 100.0 289.8 319.8 10.3 100.0
US$ '000 922.9 1,190.7 2,415.2 102.8 410.8 1,106.9 1,552.0 40.2 485.4
Indonesia masih berpeluang besar untuk memasuki pasar teh di Thailand, seperti dengan
meningkatkan ekspor teh hijau, teh hijau kemasan, teh hitam kemasan juga teh herbal mengingat
Indonesia termasuk ke dalam 10 negara penghasil teh teratas di dunia. Menurut data Biro Statistik
Indonesia, produksi perkebunan rakyat untuk teh Indonesia diperkirakan mencapai 51.9 ribu ton pada
2013.
IV.5 REGULASI IMPOR MAKANAN DI THAILAND
Importasi produk makanan di Thailand dikontrol oleh Food and Drug Administratin (FDA)
dibawah Kementerian Kesehatan Masyarakat (Ministry of Public Health) Thailand.
Prosedur impor barang secara umum di Thailand adalah ketika barang tiba di Thailand, importir
diwajibkan untuk mengajukan Deklarasi Barang dan dokumen pendukung impor kepada petugas Bea
Cukai di pelabuhan masuk. Kargo impor secara hukum tidak diperbolehkan memasuki Thailand sampai
setelah pengiriman barang masuk dan telah disahkan oleh Bea Cukai, dan pajak yang berlaku dan bea
telah dibayar. Ini adalah tanggung jawab importir untuk mengatur pemeriksaan dan pelepasan kargo
impor. Selain itu, tergantung pada sifat dari impor, dan terlepas dari nilai, importir mungkin perlu untuk
mendapatkan izin untuk memfasilitasi clearance impor. Beberapa barang memerlukan izin, dan izin
lembaga penerbitan yang relevan harus dihubungi sebelum melakukan importasi.
26
Gambar 13. Prosedur Importasi di Thailand
Sumber: Thai Custom Department
Prosedur impor barang di Thailand secara lengkap dan detail dapat dilihat di website Custom
Department.
IV.6 Data Ekspor Teh Negara Thailand
Dalam perdagangan internasional, teh dikelompokkan dalam HS 0902, yaitu Teh, diberi rasa
maupun tidak (Tea, whether or not flavoured). Komoditi teh dalam HS 0902 secara lengkap adalah
sebagai berikut:
Tabel 11. Kode HS untuk Teh
Kode HS Deskripsi
0902 Tea, whether or not flavoured.
Teh, diberi rasa maupun tidak.
0902.10 Green tea (not fermented) in immediate packings of a content not exceeding 3 kg
Teh hijau (tidak difermentasi) dikemas langsung dalam kemasan tidak melebihi 3 kg
0902.20 Other green tea (not fermented)
Teh hijau lainnya tidak difermentasi
0902.30 Black tea (fermented) and partly fermented tea, in immediate packings of a content
not exceeding 3 kg
27
Teh hitam (difermentasi) dan teh difermentasi sebagian dikemas langsung dalam
kemasan tidak melebihi 3 kg
0902.40 Other black tea (fermented) and other partly fermented tea
Teh hitam lainnya (difermentasi) dan teh lainnya yang difermentasi sebagian
Thailand berada di posisi ke-12 sebagai produsen teh utama di seluruh dunia, dan menjadi
sumber penting dari teh di Dunia. Thailand memproduksi teh hijau dan teh oolong; dimana beberapa
teh Thailand adalah salah satu teh yang mahal dan dikonsumsi di daerah-daerah seperti Taiwan dengan
permintaan yang kuat untuk teh berkualitas tinggi.
Thailand juga negara asal "Thai ice tea" (dalam bahasa Thai: Cha yen), teh hitam yang diseduh
dan dicampur dengan rempah-rempah, gula, dan susu kental dan/ atau santan. Thai ice tea ini sudah
sangat terkenal di dunia.
Berdasarkan data MoC Thailand, pada 2013 Thailand mengekspor teh (HS 0902) senilai US$ 6.98
juta, mencatat pertumbuhan kuat 21.6% dibandingkan tahun 2012. Sedangkan sepanjang 2014 (Januari-
Juli), ekspor teh Thailand meningkat tajam 41.7%, menjadi sebesar US$ 5.17 juta dari US$ 3.65 juta pada
periode yang sama 2013.
Dalam hal volume, Thailand mengekspor teh (HS 0902) sebanyak 1.58 ribu ton pada tahun
2013, naik 10.8% dibandingkan tahun 2012. Untuk tahun 2014 (Januari-Juli), ekspor teh Thailand
sebanyak 1.06 ribu ton, meningkat 11.6% (yoy).
Perkembangan ekspor teh (HS 0902) Thailand adalah ditunjukkan dalam grafik berikut:
Grafik 4. Perkembangan Ekspor Teh (HS 0902) Thailand
28
Thailand mengekspor baik teh hijau maupun teh hitam. Berikut adalah ekspor teh Thailand berdasarkan
jenisnya pada 2014 (Januari-Juli):
Grafik 5. Ekspor Teh Thailand Menurut Jenis dan Kemasannya
Secara total, volume ekspor teh hijau dan teh hitam dari Thailand hampir sama, yaitu 55.25%
teh hijau dan sisanya sebanyak 44.75% adalah teh hitam. Komposisi ekspor terbesar adalah teh hitam
yang dikemas lebih dari 3 kg.
Berdasasarkan nilai, tujuan utama ekspor teh Thailand untuk periode Januari-Juli 2014 adalah
Vietnam, Belanda, USA, Kamboja dan Myanmar. Sedangkan secara volume, tujuan ekspor utama teh
Thailand adalah Laos, USA, China, Kamboja, Myanmar dan Vietnam.
Vietnam menjadi tujuan terbesar ekspor teh Thailand dengan total ekspor senilai US$ 1.57 juta
pada periode Januari-Juli 2014, meningkat tajam dari hanya sebesar US$ 19.6 ribu pada periode
Januari-Juli 2013. Volume ekspor teh ke Vietnam tercatat sebanyak 65.2 ton, menyumbang 6.2% dari
total ekspor teh Thailand pada periode tersebut.
Tujuan ekspor selanjutnya adalah Belanda, dengan total ekspor sebesar US$ 860.1 ribu, naik
17.6% (yoy). Volume teh yang diekspor ke Belanda adalah sebanyak 19.3 ton, atau 1.8% dari total
volume ekspor teh Thailand.
Tujuan ekspor berikutnya adalah USA, sebesar US$ 808.9 juta, naik 20.9% (yoy) dengan total
volume ekspor sebanyak 188.4 ton. Kamboja sebesar US$ 398.4 juta, turun 32.7% (yoy) dengan total
volume 97.7 ton. Dan Myanmar sebesar US$ 231.9 juta, naik 181.8% dengan total volume ekspor
sebanyak 65.4 ton.
Laos menjadi tujuan ekspor teh Thailand dengan volume terbesar yaitu 251.3 ton, atau 23.8%
dari total volume ekspor. Nilai ekspor ke Laos tercatat sebesar US$ 211.5 juta, naik 90.4% (yoy).
29
Sepuluh terbesar tujuan ekspor teh Thailand pada 2014 (Januari-Juli) dan perkembangan ekspor dari
negara-negara tersebut ditunjukkan dalam tabel berikut:
Tabel 12. Perkembangan Nilai Ekspor Teh (HS 0902) Thailand Ke Negara Tujuan Utama
No. Negara
Nilai (US$ Ribu) % Growth
13/12
% Share 2013
Nilai (US$ Ribu) % Growth
14/13
% Share 2014 2011 2012 2013
Januari-Juli 2013
Januari-Juli 2014
1 VIETNAM 2.6 15.7 819.4 5119.1 11.7 19.6 1,572.4 7922.4 30.4
2 NETHERLANDS 861.9 1,117.5 1,169.8 4.7 16.8 731.5 860.1 17.6 16.6
3 U.S.A. 1,065.2 971.3 1,319.8 35.9 18.9 668.8 808.9 20.9 15.6
4 CAMBODIA 236.4 448.0 978.0 118.3 14.0 592.2 398.4 (32.7) 7.7
5 MYANMAR 112.0 86.4 147.8 71.1 2.1 82.3 231.9 181.8 4.5
6 CHINA 113.8 149.8 140.6 (6.1) 2.0 89.6 222.7 148.5 4.3
7 LAOS 119.2 197.9 171.1 (13.5) 2.5 111.1 211.5 90.4 4.1
8 INDONESIA 16.1 48.1 517.4 975.7 7.4 98.8 100.1 1.3 1.9
9 TAIWAN 1,279.3 457.4 514.6 12.5 7.4 459.2 78.0 (83.0) 1.5
10 U. A. EMIRATES 32.8 69.2 6.8 (90.2) 0.1 3.1 74.2 2293.5 1.4
Others 1,394.3 2,179.4 1,195.1 (45.2) 17.1 792.9 613.8 (22.6) 11.9
Total 5,233.6 5,740.7 6,980.4 21.6 100.0 3,649.1 5,172.0 41.7 100.0
Tabel 13. Perkembangan Volume Ekspor Teh (HS 0902) Thailand Ke Tujuan Utama
No. Negara
Volume (Ton) % Growth
13/12
% Share 2013
Volume (Ton) % Growth
14/13
% Share 2014 2011 2012 2013
Januari-Juli 2013
Januari-Juli 2014
1 VIETNAM 0.3 1.9 36.7 1804.8 2.3 11.2 65.2 481.7 6.2
2 NETHERLANDS 24.6 29.1 27.0 (7.3) 1.7 17.7 19.3 9.1 1.8
3 U.S.A. 261.8 245.8 305.0 24.1 19.3 155.2 188.4 21.4 17.8
4 CAMBODIA 25.3 19.3 104.2 439.2 6.6 84.4 97.7 15.8 9.2
5 MYANMAR 7.4 25.6 84.7 231.0 5.4 59.6 65.4 9.8 6.2
6 CHINA 72.5 95.7 128.5 34.3 8.1 101.8 159.6 56.8 15.1
7 LAOS 134.5 183.2 195.0 6.5 12.3 128.1 251.3 96.1 23.8
8 INDONESIA 6.1 13.6 241.3 1679.5 15.3 20.0 23.8 19.2 2.3
9 TAIWAN 429.5 157.9 211.0 33.7 13.3 192.4 13.6 (92.9) 1.3
10 U. A. EMIRATES 2.3 4.1 0.9 (77.9) 0.1 0.7 8.8 1115.1 0.8
Others 249.5 651.6 248.0 (61.9) 15.7 176.4 163.9 (7.1) 15.5
Total 1,213.7 1,427.8 1,582.5 10.8 100.0 947.5 1,057.1 11.6 100.0
30
V. STRUKTUR PERDAGANGAN
V.1 Saluran Distribusi
Secara umum segmen pasar teh dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu pasar teh untuk konsumsi
rumah dan teh untuk konsumsi non-rumah, seperti untuk hotel, restoran, kedai minuman.
Gambar 14. Saluran Distribusi Teh di Thailand
31
V.2 Kebijakan di Thailand
KEBIJAKAN TARIF AFTA (Asean Free Trade Agrement)
AFTA diluncurkan pada tahun 1992 untuk menghapuskan tarif dan mengintegrasikan negara
anggota menjadi basis produksi tunggal dan pasar regional dari 550 juta orang. Skema Common
Effective Preferential Tariffs For ASEAN Free Trade Area (CEPT-AFTA) merupakan suatu skema untuk
mewujudkan AFTA melalui penurunan tarif hingga menjadi 0-5%, penghapusan pembatasan kuantitatif
dan hambatan-hambatan non tarif lainnya. Tarif dikurangi menjadi 0-5% pada tahun 2003 untuk ASEAN
6 (Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina, Brunei) dan akan dihilangkan pada tahun 2015
untuk semua anggota ASEAN (Kamboja, Myanmar, Laos dan Vietnam). Karena tarif lebih dari 99% dari
barang yang diperdagangkan gratis atau dikenakan bea maksimum hanya 5%, perdagangan di semua
negara ASEAN sudah bisa dikatakan relatif bebas.
Beberapa produk dikategorikan dalam General Exception yaitu produk-produk yang secara
permanen tidak perlu dimasukkan kedalam CEPT-AFTA, karena alasan keamanan nasional, keselamatan,
atau kesehatan bagi manusia, binatang dan tumbuhan, serta untuk melestarikan obyek-obyek arkeologi
dan budaya. Produk-produk dalam kelompok tersebut antara lain senjata dan amunisi, obat terlarang
dan benda purbakala.
32
VI. INFORMASI HARGA DI PASAR THAILAND
Selain teh putih, diharapkan juga teh hijau atau green tea bisa menjadi penunjang peningkatan
angka ekspor teh dari Indonesia ke Thailand. Di pasaran Thailand di supermarket yang paling banyak
beredar adalah teh hitam dan teh hijau. Untuk teh hijau di pasaran Thailand yang paling banyak adalah
impor dari Jepang, Cina dan Inggris. Harga pasaran untuk teh hijau di pasar Thailand cukup bervariasi
tergantung dari kualitas dan kemasan dari teh hijau tersebut. Harga teh hijau di pasar Thailand mulai
dari kelas bawah antara 50 – 200 Baht. Untuk teh hijau kelas menengah antara 200 – 400 Baht dan kelas
premium di atas 400 Baht.
Untuk teh Indonesia kebanyakan yang masuk adalah teh hitam curah, dimana teh hitam curah
nilai ekonomisnya paling rendah. Sedangkan untuk teh hijau dari Jepang kemasannya bagus, bukan
bentuk curah, masuk ke Thailand sudah dalam bentuk kemasan bagus dan eksklusif. Demikian juga
dengan teh hijau dari Cina maupun Inggris.
Gambar 15. Teh Hijau Kemasan Premium
33
Gambar 16. Teh Hijau Kelas Menengah Ke Bawah
Indonesia dengan iklim tropisnya tentunya akan sangat cocok untuk mengembangkan banyak
varietas teh yang berkualitas tinggi. Terutama untuk mengembangkan varietas teh putih dan teh hijau
yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sehingga akan bisa meningkatkan jumlah ekspor teh putih dan
teh hijau yang nilai ekonomisnya lebih tinggi dan bisa meningkatkan jumlah nilai ekspor teh dari
Indonesia ke Thailand. Untuk proses impor teh dari luar ke dalam negeri Thailand, sistem pembayaran
yang dipakai adalah FOB (Free On Board). Namun tidak menutup kemungkinan menggunakan sistem
pembayaran bentuk lain seperti LC ataupun metode pembayaran yang lainnya. Namun secara umum
yang banyak dipakai adalah sistem pembelian FOB.
34
VII. REGULASI PERDAGANGAN DI THAILAND
Di Thailand, Undang-Undang Pangan BE2522 (1979) adalah hukum utama yang ditujukan untuk
melindungi dan mencegah konsumen dari bahaya kesehatan yang terjadi dari konsumsi makanan.
Menurut UU Pangan, Departemen Kesehatan Masyarakat ditunjuk untuk bertanggung jawab atas
pelaksanaan undang-undang ini. UU ini juga memberikan kekuasaan Departemen Kesehatan
Masyarakat untuk mengeluarkan peraturan menteri untuk menunjuk Komite Makanan dan petugas
yang kompeten, dan untuk mengatur kegiatan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan Undang-
Undang. Peraturan menteri menjelaskan prosedur aplikasi untuk lisensi manufaktur, lisensi impor, dan
pendaftaran termasuk biaya, kartu identifikasi petugas yang kompeten dan pelabelan produk makanan
untuk ekspor.
Menurut UU, semua perusahaan yang memproduksi makanan untuk dijual atau mengimpor
makanan untuk dijual harus memiliki lisensi dari Divisi Pengendalian Pangan, FDA. UU Pangan
mendefinisikan makanan sebagai item yang dapat dimakan oleh masyarakat, termasuk zat yang dapat
dimakan, diminum, dilarutkan dalam mulut atau diinduksi ke dalam tubuh melalui mulut, tidak peduli
dalam bentuk apa, tetapi tidak termasuk obat-obatan, psikotropika dan zat narkotika dan bahan
dimaksudkan untuk digunakan atau untuk digunakan sebagai bahan dalam produksi makanan termasuk
bahan tambahan makanan, pewarna dan bahan penyedap.
UU Pangan Thailand mengklasifikasikan makanan ke dalam tiga kategori utama sebagai berikut:
1. Specially Controlled Foods - Pendaftaran diperlukan untuk makanan dalam kategori ini.
Ketentuan hukum diberlakukan untuk hal-hal yang berkaitan dengan standar kualitas makanan,
spesifikasi, kemasan, dan persyaratan pelabelan, serta aspek lain dari praktek-praktek
manufaktur yang baik.
2. Standardized Foods - makanan standar tidak memerlukan pendaftaran tapi kualitas dan
pelabelan mereka harus memenuhi persyaratan standar sebagaimana tercantum dalam
Pemberitahuan Departemen Kesehatan Masyarakat.
3. Other Foods - Makanan, mentah atau dimasak, diawetkan atau tidak diawetkan, diproses atau
tidak, jika tidak terdaftar di bawah kategori 1 atau 2 akan dianggap sebagai makanan umum.
Meskipun pendaftaran tidak diperlukan, produk makanan umum dikendalikan dan dipantau
35
berkaitan dengan kebersihan, keamanan, label dan iklan. Makanan dalam kategori ini dapat
dibagi menjadi:
a. makanan yang harus mencantumkan label standar dan
b. makanan umum lainnya.
Langkah-langkah pengendalian untuk setiap kategori makanan berbeda, Specially Controlled Foods
dikontrol secara ketat. Sebelum memproduksi atau mengimpor makanan tersebut, permohonan
pendaftaran produk diperlukan. Untuk Standardized Foods, aplikasi untuk izin tersebut tidak diperlukan,
tetapi mereka harus diproduksi dengan kualitas yang ditentukan atau standar. Namun, untuk makanan
berlabel, tujuan utama adalah untuk mengontrol pelabelan dalam rangka untuk menghilangkan
informasi menyesatkan atau kecurangan konsumen; dengan demikian, akan ada lebih sedikit masalah
standar kualitas, dibandingkan dengan makanan dalam kategori lainnya.
Untuk upaya pengendalian makanan di Thailand, personil yang ditugaskan dari Divisi Kontrol
Makanan, Pelabuhan Makanan dan Obat-obatan dan Kantor Kesehatan Masyarakat Propinsi adalah
petugas yang kompeten yang berfungsi di bawah Undang-Undang Pangan.
36
VIII. ANALISIS PRODUK TEH INDONESIA DI PASAR THAILAND
Berdasarkan informasi pasar dan analisa, untuk mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar teh
dari Indonesia dari pesaing-pesaingnya di Thailand maka strategi yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Produk
- Mengembangkan proses pengolahan teh agar memiliki nilai tambah agar tidak sekedar
mensuplai teh hitam dalam bentuk curah, seperti penambahan rasa ke dalam kemasan teh.
- Mempelajari, benchmark dan mengembangkan jenis packaging yang bisa diterima importir
Thailand agar dapat menaikan nilai ekonomis teh.
- Meningkatkan produksi teh yang memiliki nilai ekonomis tinggi (teh putih).
- Meningkatkan dan mempertahankan kestabilan kualitas teh asal Indonesia
- Menjaga kestabilan jumlah dan keberlanjutan pasokan teh untuk memenuhi permintaan
pasar Thailand
- Menjaga harga teh agar tetap kompetitif dengan tetap mengedepankan kualitas.
- Mengembangkan varietas the yang cepat tumbuh tetapi tetap memiliki rasa teh yang
disukai pasar.
b. Promosi
- Memperkenalkan dan meningkatkan promosi pemasaran teh Indonesia di Thailand melalui
pameran perdagangan dan acara-acara promosional
- Memperkenalkan dan mempromosikan berbagai teh yang dapat disuplai dari Indonesia
dengan menekankan pada manfaat kesehatan dan cita rasa
c. Memasuki niche market dengan mengekspor teh herbal untuk kesehatan, teh untuk diet, teh
putih dan teh hijau yang saat ini menjadi andalan ekspor teh Indonesia.
d. Memperhatikan kebutuhan pasar sehingga dapat menyuplai teh sesuai dengan kebutuhan
e. Bekerja sama dengan jaringan distribusi di Thailand
f. Proaktif dengan Perwakilan Dagang Luar Negeri.
37
IX. DAFTAR IMPORTIR DAN KANTOR PERWAKILAN DI THAILAND
1. LEE JOO HAH CO., LTD.
Address: 698-702 SAMYEK NEW ROADBANGKOK 10100 THAILAND
Telp: 66-2-2221306
Fax: 66-2-2244875
Email: [email protected]
2. ANIMA INTERNATIONAL (THAILAND ) CO., LTD.
Address: Level 29, 388 Exchange Tower, Sukhumvit Road, Klongtoey
Bangkok 10110 Thailand
Contact: Mr. Dinesh Bajracharya
Telp: 66-0-2104 9227
Fax: 66-0-21049101
Website: http://www.animathailand.com
3. T.C.INTER LIMITED PARTNERSHIP
Address: 40 / 506 Ekachai45 bangbon, Bangkok 10150 Thailand
Contact: Mr. Phanatorn Jean
Telp: 66-86-9845844
Fax: 66-2-4052606
4. ASIATON CO.,LTD
Address: 54/332, Pathumtani, Pathum Thani, Thailand
Contact: Mr. christian Leprince
Telp: 66-2-1932142
Fax: 66-2-1932142
5. Golden Diamond Enterprises Co., Ltd.
Address: 24 Ramkhamhaeng soi 24, Tawontawat 1, Hua mark, Bangkapi, Bangkok,
Thailand
Contact: Sameh Baolayan
Telp: 66-2-3140610
Website: http://www.golden-diamond.com
38
A. INSTANSI TERKAIT
1. FOOD AND DRUGS ADMINISTRATION (FDA), FOOD CONTROL DIVISION
MINISTRY OF PUBLIC HEALTH THAILAND
Mueang onthaburi istrict, onthaburi, Thailand
Tel: 66- 2590-7186, 66- 2590-7189
Fax: 66-2591-8460
www.fda.moph.go.th
e-mail: [email protected]
2. Bea Cukai
The Custom Department – Ministry of Finance Thailand
Suntornkosa Road, Klong Toey Bangkok 10110
Tel: +66 2249-4339, +66 2249-1122’ +66 2249-1431
Fax: +66 2249-4097
B. PERWAKILAN PERDAGANGAN
1. Kedutaan Negara Thailand di Indonesia
JI. DR Ide Anak Agung Gde Agung kav. NO. 3.3 (Lot 8.8), Kawasan Mega Kuningan,
Jakarta Indonesia 12950.
Tel. (62-21) 29328190 - 94
VoIP: 520500,520501,520502,520503,520504, 520505,520506,520507
Fax. (62-21) 2932-8199, 2932-8201,2932-8213
www.thaiembassy.org/jakarta/en/
Email. [email protected]
2. Kamar Dagang Thailand
150 Rajbopit Road, Pranakhon District, Bangkok 10200, Thailand
Tel. +66(0)2622-1860-75
Fax. +66(0)2622-1879, +66(0)2225-3372
www.thaichamber.org
Email: [email protected]
39
3. Perwakilan Indonesia di Thailand
KBRI Bangkok
600-602 Petchburi Road, Ratchatewi, Bangkok 10400, Thailand
Tel. +66 (2) 252.3135
Fax. +66 (2) 255.1267
www.kbri-bangkok.com
Konsulat Jenderal Songkhla
19, Sadao Road, Amphur Muang, Songkhla 90000, Thailand
Tel. +66 (74) 311-544, 312-219, 441-867
Fax. +66 (74) 441-094
www.indonesiasongkhla.com
Email : [email protected]
Indonesia Thailand Chamber of Commerce (INTCC)
116/77 Lumpini Tower, 27th Floor, Rama IV Rd.,
Thungmahamek Sathorn, Bangkok 10120
www.indothaicc.org
email: [email protected] dan [email protected]
40
X. REFERENSI
1. Teh - Wikipedia Indonesia (id.wikipedia.org/wiki/Teh)
2. Jenis dan Manfaat Teh (http://www.sosro.com)
3. Development of the tea industry in Thailand, Asian Journal of Food and Agro-Industry, 2008
4. Infotekno, Teh Putih yang LAngka dan Mahal, BALITTRI (Balai Penelitian Tanaman Industri dan
Penyegar) – Badan LITBANG Pertanian, Kementerian Pertanian RI
5. Produksi Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Tanaman (ribu ton), 2000-2013, Biro Pusat Statistik
Indonesia
6. Press Release GDP Report, NESDB Thailand
7. Thailand Foreign Trade Statistics, Ministry of Commerce Thailand
8. Thailand Custom Department
9. Thailand, CIA World Fact Book
10. Food Act B.E 2522 (1979)