Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    1/178

    STRATEGI PENGEMBANGAN EKSPOR TEH HITAMPADA PERKEBUNAN GUNUNG MAS PTPN VIII

    BOGOR, JAWA BARAT

    Oleh :SEPTINA ERIANOFA SINAGA

    A 14105705

    PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR2008

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    2/178

    RINGKASAN

    SEPTINA ERIANOFA SINAGA. Strategi Pengembangan Ekspor Teh HitamPada Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII Bogor, Jawa Barat. Dibawah

    bimbingan RAHMAT YANUAR.

    Perkebunan teh merupakan salah satu subsektor pertanian yang memilikiperanan penting dalam menghasilkan komoditas ekspor dari sektor non migasIndonesia setelah kelapa sawit dan kakao. Secara Nasional, industri teh yangterdiri dari 90 persen teh hitam dan 10 persen teh hijau menyumbang ProdukDomestik Bruto (PDB) sekitar Rp1,2 trilyun (0,3 persen dari total PDB nonmigas) dan menyumbang devisa bersih sekitar 110 juta dollar AS pertahun.Perkebunan Gunung Mas (PGM) merupakan salah satu unit produksi PTPN VIIIyang bergerak dalam bidang produksi teh hitam. Perusahaan ini memiliki tigaunit perkebunan yaitu Gunung Mas I, Gunung Mas II, dan Cikopo Selatan. Sekitar

    80-90 persen teh hitam yang dihasilkan ditujukan untuk ekspor dan sisanya sekitar10-20 persen untuk pasar lokal. Tingginya persentase ekspor ini disebabkanrendahnya konsumsi teh dalam negeri dibandingkan dengan konsumsi teh luarnegeri di beberapa negara.

    Permasalahan yang dihadapi perusahaan saat ini adalah terjadi penurunanpersentase ekspor teh perusahaan yang sangat drastis. 80-90 persen dari total tehhitam perusahaan ditujukan untuk pasar ekspor, dan sisanya untuk pasar lokal.Namun dari tahun 2001-2007, persentase ekspor teh hitam perusahaan mengalamipenurunan hingga menjadi 56,8 persen. Selain terjadinya penurunan persentaseekspor teh hitam perusahaan, persaingan dari industri teh juga semakin ketat,khususnya pesaing dari luar negeri, dalam hal ini negara Vietnam. Untuk itu,perusahaan selaku perusahaan pengekspor teh hitam, perlu melakukan analisis

    strateginya untuk dapat bertahan dan menghadapi persaingan di dunia industri teh.Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi faktor lingkungan

    internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan. (2) Mengidentifikasifaktor-faktor lingkungan eksternal yang menjadi peluang dan ancamanperusahaan. (3) Merumuskan strategi yang dapat dijalankan perusahaan sesuaidengan kondisi lingkungan perusahaan. Penelitian ini dilakukan di PerkebunanGunung Mas, PT Perkebunan Nusantara VIII Jl. Raya Puncak Km 87, Cisarua,Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive). Masalah yangdianalisis mencakup kondisi internal dan eksternal yang dihadapi perusahaan.Pengambilan data dilakukan pada bulan Juli-November 2008. Jenis data yangdigunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primerdiperoleh langsung dari pihak manajemen melalui wawancara, pengamatanlangsung di lapangan (observasi), dan pengisian kuisioner dengan pihak yangdianggap paling berkompeten di PGM yaitu Wakil Administratur, SinderPengolahan, dan Sinder TUK. Sedangkan data sekunder diperoleh dari

    International Tea Committe (ITC), Asosiasi Teh Indonesia (ATI), internet,penelitian terdahulu, dan literatur yang berkaitan dengan penelitian. Analisisdilakukan dengan menggunakan IFE, EFE, IE, SWOT dan QSPM.

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    3/178

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor internal yang menjadi kekuatanPGM PTPN VIII adalah memiliki perkebunan dan pabrik pengolahan sendiri,sistem organisasi yang terspesialisasi berdasarkan fungsi dan tugas, tenaga kerjayang disesuaikan berdasarkan serikat pekerja perkebunan (SP-BUN), produksudah terstandarisasi berdasarkan sertifikasi ISO dan HACCP. Sedangkan yang

    menjadi kelemahan adalah kandungan unsur bahan organik (BO) tanah rendah,fungsi litbang masih kurang dimanfaatkan dengan maksimal, produktivitas tenagakerja pemetik rendah, sistem pemasaran yang terbatas, letak topografi perkebunanyang berada diantara dataran rendah hingga medium. Berdasarkan faktor eksternalyang menjadi peluang adalah pertumbuhan penduduk dunia, hasil penelitian akanmanfaat teh bagi kesehatan, tingkat konsumsi teh luar negeri yang tinggi, lahanperkebunan perusahaan yang masih tersedia, dan tersedia lembaga riset danpengembangan. Sedangkan ancaman dari faktor eksternal adalah produksitergantung alam, pesaing global yang lebih efisien dalam biaya produksi danpengolahan, kenaikan harga BBM dan tarif listrik, kebijakan pemerintah untukPajak Pertambahan Nilai (PPN) dan air, non tariff barrier dengan adanyasertifikasi, penjarahan tanah PGM dan daya saing teh Indonesia yang rendah.

    Analisis matriks SWOT diperoleh beberapa alternatif strategi yaitu strategi

    dalam mengembangkan ekspor, yaitu memperluas pangsa pasar, meningkatkankualitas produk untuk menghadapi ancaman pesaing dan produk subsitusi,meningkatkan produktivitas pemetik, memperluas areal perkebunan yang masihtersedia, menekan biaya operasional perusahaan, dan meningkatkan kerjasamadengan lembaga-lembaga terkait guna meningkatkan mutu dan teknologi.Berdasarkan matriks QSPM diperoleh prioritas strategi yaitu (a) meningkatkankerjasama dengan lembaga-lembaga terkait guna meningkatkan mutu danteknologi (7,446), (b) meningkatkan kualitas produk untuk menghadapi ancamanpesaing dan produk substitusi (5,923), (c) meningkatkan produktivitas pemetik(5,145), (d) memperluas pangsa pasar (5,105), (e) menekan biaya operasionalperusahaan (3,983) dan (f) memperluas areal perkebunan yang masih tersedia(3,719).

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    4/178

    STRATEGI PENGEMBANGAN EKSPOR TEH HITAMPADA PERKEBUNAN GUNUNG MAS PTPN VIII

    BOGOR, JAWA BARAT

    Oleh :Septina Erianofa Sinaga

    A14105705

    SkripsiSebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    Sarjana Pertanianpada

    Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

    PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR2008

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    5/178

    Judul : Strategi Pengembangan Ekspor Teh HitamPada Perkebunan Gunung Mas PTPN VIIIBogor, Jawa Barat

    Nama : Septina Erianofa SinagaNrp : A 14105705

    Tanggal Lulus Ujian:

    Mengetahui,

    Dekan Fakultas Pertanian

    Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr

    NIP. 131 124 019

    Menyetujui,

    Dosen Pembimbing

    Rahmat Yanuar, SP, MSiNIP. 132 321 442

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    6/178

    PERNYATAAN

    DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

    STRATEGI PENGEMBANGAN EKSPOR TEH HITAM PADA

    PERKEBUNAN GUNUNG MAS PTPN VIII BOGOR, JAWA BARAT

    BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA TULIS ILMIAH PADA

    PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN UNTUK TUJUAN

    MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA

    MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR MERUPAKAN

    HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-

    BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAKLAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM

    NASKAH.

    Bogor, Desember 2008

    SEPTINA ERIANOFA SINAGA

    NRP A14105705

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    7/178

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    Penulis adalah anak ketiga dari delapan bersaudara yang lahir dari

    keluarga J. Sianaga dan S. Simarmata. Penulis dilahirkan di Simpang Empat pada

    tanggal 26 September 1984. Masa pendidikan penulis dimulai dari jenjang

    Sekolah Dasar di SD Prayoga Pasaman Barat. Penulis memasuki jenjang Sekolah

    Menengah Pertama di SLTP Negeri 2 Pasaman. Penulis kemudian melanjutkan

    pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah Atas di SMU Negeri 1 Pasaman.

    Penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi di Program

    Diploma III Teknisi Medis Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut

    Pertanian Bogor dan lulus pada tahun 2005. Kemudian pada tahun 2006 penulis

    melanjutkan pendidikan ke jenjang Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis,

    Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    8/178

    KATA PENGANTAR

    Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas

    berkat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan

    penyusunan skripsi ini. Semua yang terindah selalu Ia sediakan dan berikan tepat

    serta indah pada waktu Nya.

    Penelitian ini berjudul Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam Pada

    Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII. Penelitian ini bertujuan untuk

    menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal Perkebunan Gunung

    Mas serta merumuskan strategi yang dijalankan sesuai dengan kondisi lingkungan

    perusahaan.

    Penulis berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi

    penulis khususnya dan umumnya bagi para pembaca.

    Bogor, Desember 2008

    Septina Erianofa SinagaNRP 14105705

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    9/178

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas

    berkat dan kasih karunia-Nya yang sungguh besar, sehingga penulis mampu

    menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Untuk itu, penulis juga mengucapkan

    terima kasih pada pihak-pihak yang telah memberikan masukan dan dukungan

    kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain:

    1. Rahmat Yanuar, SP, MSi selaku dosen pembimbing skripsi, yang telah

    memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi.

    2. Ir. Popong Nurhayati, MM selaku dosen evaluator kolokium dan penguji

    yang telah memberikan saran dan koreksi dalam skripsi ini.

    3. Etrya, SP, MM selaku dosen komdik atas masukan dan koreksi dalam

    penulisan skripsi ini.

    4. Ibuku dan Ayahku tercinta atas Doa, kasih sayang, dukungan, dan

    motivasi yang telah diberikan kepada penulis.

    5. Kakakku tercinta Hotnida dan Meliyanti, serta adik-adikku tersayang

    Rimdo Elrado Maradona, Elvina Rahmi Fitri, Boni Olan Doli, Maria

    Enjelina dan Titin Theresia Nisalia.

    6. Bapak Dudhy Irawadhy, SP selaku pembimbing lapang di Perkebunan

    Gunung Mas PTPN VIII, Bapak Ir. Tri Hermawan dan Bapak Sugama, SE

    atas waktu, kesempatan, pengarahan dan bimbingan selama penelitian.

    7. Bapak Dadan Ruswandyat, Ibu Eni, Mas Wawan, Pak Yedi, dan semua

    staf Perkebunan Gunung Mas atas bantuannya dalam penelitian penulis.

    8. Bapak Endi Singarimbun dan staf di Kantor Pemasaran Bersama (KPB)

    Jakarta, atas informasi data bagi penulis.

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    10/178

    9. Bapak Dadang dan staf Kantor Direksi PTPN VIII Bandung, atas

    informasi data bagi penulis.

    10.Mas Stevanus, teman baik ku Anto Binsar Sitompul dan Nike Redian

    David Siagian atas waktu dan bantuannya kepada penulis dalam pencarian

    data dan penelitian.

    11.Jan Ryando Aritonang atas segala Doa dan motivasi kepada penulis.

    12.Abangku Marunggas Sinaga, sahabatku Iil Holilah, Alfredo Zebua, Natalia

    Simorangkir, Agus, Menti Arios, Dina, Nova, Junita, Elfrida, Laura

    Pinem, Juan Sitanggang, Davit Eric Hasian, Mark Majus Aritonang,

    Frengky dan Marudut Hutabalian. Terima kasih atas cinta, kasih sayang,

    Doa, dukungan dan motivasinya selama ini, God bless you all...

    13.Saudara terkasih kost Perwira 10 dan Taman Malabar 15 terima kasih atas

    segala kebersamaan yang tidak terlukiskan, dan teman-teman Ekstensi

    serta berbagai pihak lainnya yang telah membantu penulis dalam

    menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    11/178

    DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI ............................................................................................. i

    DAFTAR TABEL...................................................................................... iv

    DAFTAR GAMBAR................................................................................. vi

    I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang .............................. .......................................... 11.2 Perumusan Masalah ................................................................. 41.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 81.4 Kegunaan Penelitian ................................................................ 8

    1.5 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 81.6 Batasan Penelitian .................... ............................................... 8

    II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Sejarah Teh di Indonesia ........................................................... 92.2 Karakteristik Teh ..................................................................... 102.3 Teh Hitam ............................................................................... 112.4 Manfaat Teh ........... ................................................................. 142.5 Penelitian Terdahulu ................................................................ 17

    III KERANGKA PEMIKIRAN

    3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ................... ............................... 243.1.1 Konsep Manajemen Strategi ........... ............................. 243.1.2 Lingkungan Perusahaan ............................................... 25

    3.1.2.1 Analisis Lingkungan Internal .......................... 253.1.2.2 Analisis Lingkungan Eksternal. ........... ............. 29

    3.1.3 Konsep Perumusan Strategi ......................................... . 333.1.3.1 Tahap Input ....................................... ............. 343.1.3.2 Tahap Pencocokan ........................................... 363.1.3.3 Tahap Keputusan ..................... ........................ 37

    3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ............................................. 38

    IV METODE PENELITIAN

    4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 414.2 Jenis dan Sumber Data ............................. ............................... 414.3 Pengolahan dan Analisis Data ................................................. 42

    4.3.1 Tahap Pengolahan Data ............................................... 424.3.2 Tahap Analisis Matriks IFE dan EFE .......................... 454.3.3 Tahap Analisis Matriks IE ............................................ 47

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    12/178

    4.3.4 Tahap Analisis SWOT ................................................. 484.3.5 Tahap Pengambilan Keputusan ............ ........................ 49

    V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

    5.1 Sejarah Singkat Perusahaan ..................................................... 515.2 Kondisi Geografis dan Keadaan Umum PGM .......................... 525.3 Visi Misi Perusahaan .............................................................. 535.4 Struktur Organisasi Perusahaan ............................................... 555.5 Fasilitas Perusahaan ................................................................ 665.6 Bidang Usaha .......................................................................... 675.7 Pengupahan Karyawan ............................................................ 675.8 Penilaian Kinerja, Promosi dan Mutasi .................................... 68

    VI IDENTIFIKASI BAURAN PEMASARAN DAN ANALISIS

    LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL

    6.1 Analisis Lingkungan Perusahaan ................................................ 696.1.1 Analisis Lingkungan Internal ............................................. 69

    6.1.1.1 Manajemen ............................................................ 696.1.1.2 Pemasaran .............................. ............................... 746.1.1.3 Keuangan .............................................................. 816.1.1.4 Produksi dan Operasi ............................................. 81

    6.1.1.4.1 Subsistem Kebun .................................. 826.1.1.4.2 Subsistem Pengolahan .......................... 86

    6.1.1.5 Penelitian dan Pengembangan ................................ 906.1.1.6 Sistem Informasi ....................................... ............ . 91

    6.1.2 Analisis Lingkungan Eksternal ................................................ 916.1.2.1 Lingkungan Makro ....................................................... 92

    6.1.2.1.1 Faktor Ekonomi ............................................. 926.1.2.1.2 Faktor Sosial, Budaya dan Demografi ............ 936.1.2.1.3 Faktor Politik ................................................. 956.1.2.1.4 Faktor Teknologi .............................. ............. 976.1.2.1.5 Faktor Persaingan .......................................... 99

    6.1.2.2 Lingkungan Mikro ................... .................................... 1006.1.2.2.1 Ancaman Masuknya Pendatang Baru ............. 1006.1.2.2.2 Kekuatan Tawar Menawar Pemasok .............. 1016.1.2.2.3 Kekuatan Tawar Menawar Pembeli ............... 1026.1.2.2.4 Ancaman Produk Pengganti atau Substitusi .. 102

    6.2 Identifikasi Lingkungan Internal dan Eksternal Perusahaan ........ 1036.2.1 Identifikasi Lingkungan Internal Perusahaan ...................... 1036.2.2 Identifikasi Lingkungan Eksternal Perusahaan ................... 104

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    13/178

    VII PERUMUSAN ALTERNATIF STRATEGI

    7.1 Analisis Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) .......... ............. 1057.2 Analisis Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) ................... 106

    7.3 Matriks IE ............................................................................... 1087.4 Matriks SWOT ........................................................................ 109

    7.4.1 Strategi S-O ................................................................. 1107.4.2 Strategi S-T .................................................................. 1117.4.3 Strategi W-O ................................................................ 1117.4.4 Strategi W-T ................................................................ 112

    7.5. Tahap Keputusan ..................................................................... 112

    VIII KESIMPULAN DAN SARAN

    8.1 Kesimpulan ............................................................................. 1188.2 Saran ....................................................................................... 119

    DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 121

    LAMPIRAN............................................................................................... 123

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    14/178

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    1. Lima Kekuatan yang Mempengaruhi Persaingan Industri .................. 31

    2. Kerangka Pemikiran Operasional StrategiPengembangan Ekspor Teh Hitam di PGM PTPN VIII ..................... 40

    3. Matriks Internal Eksternal (IE) .......................................................... 48

    4. Matriks Analisis SWOT ..................................................................... 48

    5. Alur Proses Pembuatan Teh Hitam CTC di PabrikPengolahan PGM .............................................................................. 89

    6. Populasi Penduduk Dunia Tahun 1950-2050 ..................................... 93

    7. Matriks Internal (IE) PGM ................................................................ 108

    8. Matriks SWOT PGM ........................................................................ 110

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    15/178

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Halaman

    1. Struktur Organisasi PGM PTPN VIII ................................................ 123

    2. Tingkat Persediaan Teh PGM pada Peti Miring ................................. 124

    3. Alur Proses Pengolahan Teh Hitam CTC, PGM ................................ 125

    4. Alur Proses Basah ............................................................................. 126

    5. Alur Proses Kering ............................................................................ 127

    6. Alur Proses Pengepakan .................................................................... 128

    7. Alur Gigir dan Proses Ulang ............................................................. 129

    8. Persentase Jenis Grade dan Harga Tertimbang Teh tahun 2003-2005 130

    9. Persentase Jenis Grade dan Harga Tertimbang Teh Tahun 2006- 2007 131

    10.Sasaran Mutu Pengolahan Pabrik Teh Hitam CTC Gunung Mas ....... 132

    11.Sasaran Mutu Pengolahan Pabrik Teh Hitam CTC Gunung Mas ....... 133

    12.Sasaran Mutu Teknik Perkebunan Gunung Mas ................................ 134

    13.Sasaran Mutu TUK Perkebunan Gunung Mas ................................... 135

    14.Sasaran Mutu Manajemen Perkebunan Gunung Mas ......................... 136

    15.Keadaan Lahan di Perkebunan Gunung Mas I ................................... 137

    16.Keadaan Lahan di Perkebunan Gunung Mas II .................................. 138

    17.Keadaan Lahan di Perkebunan Cikopo Selatan .................................. 139

    18.Kuisioner penelitian .......................................................................... 140

    19.Kuisioner Pemberian Bobot Terhadap Faktor-faktor Internal ............. 141

    20.Kuisioner Pemberian Bobot Terhadap Faktor-faktor Eksternal .......... 142

    21.Kuisioner Penetapan Rating Faktor-faktor Internal ............................ 143

    22.Kuisioner Penetapan Rating Faktor-faktor Eksternal ......................... 144

    23.Kuisioner Pemilihan Alternatif Strategi ............................................. 145

    24.Bentuk Kuisioner QSPM ............................. ..................................... 14625.Hasil Analisis IFE ............................................................................. 147

    26.Hasil Analisis IFE ............................................................................. 148

    27.Hasil Analisis EFE ............................................................................ 149

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    16/178

    28.Hasil Analisis EFE ............................................................................ 150

    29.Matriks QSPM .................................................................................. 151

    30.Realisasi Pengapalan Teh Hitam Grade BP 1 dan PF 1PGM PTPN VIII ............................................................................... 152

    31.Realisasi Pengapalan Teh Hitam Grade PD dan D1PGM PTPN VIII ............................................................................... 153

    32.Realisasi Pengapalan Teh Hitam Grade FANN dan FNGSPGM PTPN VIII ................................................ ............ ................... 154

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    17/178

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    1. Perkembangan Produksi dan Area Perkebunan TehIndonesia Tahun 2000-2007.............................................................. 2

    2. Ekspor Teh Indonesia Tahun 2000-2007 ....................................... 2

    3. Perkembangan, Produksi, Ekspor dan Harga Teh HitamPGM PTPN VIII Tahun 2001-2007. .......... ........... .......................... 5

    4. Perkembangan Produksi dan Ekspor Produsen-ProdusenTeh Dunia Tahun 2007 ................................................................... 7

    5. Kandungan Unsur Teh Hitam dalam 100 gram ............................. 16

    6. Penelitian Terdahulu .......... ......................................... ................... 23

    7. Penilaian Bobot Faktor Strategi Internal Perusahaan ..................... 43

    8. Penilaian Bobot Fakor Strategi Eksternal Perusahaan .................... 43

    9. Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) ......................................... . 46

    10. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) ........... .......................... 46

    11. Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matriks) ........... 50

    12. Luas Areal Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII............................ 53

    13. Rekapitulasi Data Induk Karyawan PGM PTPN VIII ..................... 70

    14. Persediaan Teh Minimal pada Peti Miring dan BeratBersih per sak Tiap Grade .............................................................. 75

    15. Harga Realisasi Teh Hitam PGM Tahun 2008Berdasarkan Jenis Mutu ................................................................. 77

    16. Kandungan Polifenol dan Kafein pada Daun Teh ........................... 85

    17. Perkembangan Rata-rata Tingkat Suku Bungadan Inflasi Tahun 2003-2008 ..................... ..................................... 92

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    18/178

    18. Populasi Penduduk Berdasarkan Negara-negara DuniaTahun 2005 .................................................................................... 94

    19. Ekspor Produsen-produsen Teh Dunia Tahun 2001-2007 ............... 100

    20. Identifikasi Lingkungan Internal PGM PTPN VIII ......................... 103

    21. Identifikasi Lingkungan Eksternal PGM PTPN VIII ....................... 104

    22. Hasil Analisis Matriks IFE PGM PTPN VIII .................................. 105

    23. Hasil Analisis Matriks EFE PGM PTPN VIII ................................. 106

    24. Tingkat Konsumsi Teh Negara-negara di Dunia Tahun 2007 .......... 107

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    19/178

    I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Sektor agribisnis memiliki kekuatan struktur ekonomi yang kuat. Hal ini

    terbukti dari situasi krisis seperti pada saat sekarang ini sektor tersebut masih

    mampu menghasilkan keuntungan berupa devisa dan bertahan di pasar

    Internasional, sehingga sektor ini harus dipacu perkembangannya melalui

    pembangunan pertanian yang berbasis pada agribisnis.

    Perkebunan teh merupakan salah satu subsektor pertanian yang memiliki

    peranan penting dalam menghasilkan komoditas ekspor dari sektor non migas

    Indonesia setelah kelapa sawit dan kakao. Saat ini di Indonesia teh dihasilkan oleh

    tiga jenis badan usaha, yaitu Perkebunan Besar Negara (PBN), Perkebunan Besar

    Swasta (PBS) dan Perkebunan Rakyat (PR). PBN memiliki potensi paling besar

    dalam produksi teh dibandingkan Berkebunan Besar Swasta maupun Perkebunan

    Rakyat.

    Perkebunan teh di Jawa Barat merupakan yang terbesar di Indonesia. Luas

    areal perkebunan mencapai 109.900 hektar atau 70 persen dari luas areal

    perkebunan teh di Indonesia. Tiap tahun produksi teh dari provinsi ini

    menyumbang hingga 80 persen terhadap produksi teh Nasional. Perkebunan

    tersebut sebagian besar dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara VIII. Areal

    perkebunan teh tersebar di Kabupaten Bandung, Sukabumi, Cianjur, Bogor,

    Purwakarta, Subang, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, dan Majalengka. Bandung

    adalah daerah penghasil teh utama di Jabar.1

    1http://www.info teh dan sejarah umum teh.htm. 26/06/08

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    20/178

    Tabel 1 Perkembangan Produksi dan Luas Areal Perkebunan Teh IndonesiaTahun 2000-2007

    Tahun Volume Produksi(000 Ton)

    Pertumbuhan(%)

    Luas ArealPerkebunan

    (Ha)2000 162.586 - 153.6672001 166.868 2,5 150.9382002 162.194 -2,8 150.7232003 169.819 4,5 143.6202004 164.817 -3,0 142.0862005 156.273 -5,46 138.6592006 140.049 -11,5 136.281

    2007 149.510 6,3 134.000

    Sumber:International Tea Committee, 2008 (Diolah)

    Perkembangan produksi teh Indonesia cenderung mengalami fluktuasi yang

    menurun seperti yang terjadi mulai dari tahun 2000-2007. Luas areal perkebunan

    juga mengalami pengurangan tiap tahun, hal ini disebabkan adanya karena adanya

    beberapa perkebunan milik rakyat yang cenderung beralih ke jenis pertanian lain.

    Tabel 2 Perkembangan Ekspor Teh Indonesia Tahun 2000-2007Tahun Volume

    (000 Ton)Pertumbuhan

    (%)Harga

    (US$/Kg)Nilai

    (US$ 000)2000 105.581 - 1,06 112.1062001 99.721 -5,8 1,00 99.9672002 100.185 0,4 1,03 103.4262003 88.176 -13,6 1,08 95.818

    2004 98.572 10,5 1,17 116.0182005 102.294 3,6 1,18 121.4962006 95.339 7,3 1,41 134.5142007 83.659 -13,9 1,51 126.615

    Sumber:International Tea Committee, 2008 (Diolah)

    Ekspor teh Indonesia dari tahun 2001 hingga tahun 2007 cenderung

    mengalami fluktuasi yang menurun. Penurunan ekspor ini diakibatkan karena

    turunnya volume produksi. Meskipun terjadi penurunan volume produksi tahun

    2007, harga jual teh Indonesia tahun 2007 merupakan angka tertinggi

    dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yaitu sebesar 1,51 U$ dolar.

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    21/178

    Tahun 2006 merupakan perolehan nilai tertinggi ekspor teh dibandingkan pada

    tahun-tahun sebelumnya selama tujuh tahun terakhir.

    Secara Nasional, industri teh yang terdiri dari 90 persen teh hitam dan 10

    persen teh hijau menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar Rp1,2

    trilyun (0,3 persen dari total PDB non migas) dan menyumbang devisa bersih

    sekitar 110 juta dollar AS pertahun. Penurunan ekspor teh Indonesia

    menyebabkan pangsa ekspor teh curah Indonesia di pasar dunia menurun menjadi

    hanya 7 persen pada tahun 2002, sedangkan pangsa ekspor negara produsen teh

    lainnya seperti Sri Lanka meningkat dari 18,2 persen menjadi 20 persen dan

    Kenya meningkat dari 16,4 persen menjadi 18,6 persen (ITC,2003 dalam Jurnal

    managemen dan Agribisnis maret 2004). Hingga tahun 2007, pangsa pasar teh

    Indonesia sebesar 6,5 persen (Antara News, 2007).2

    Sebagai salah satu negara penghasil teh, Indonesia baru mampu mengekspor

    antara 90.000-100.000 ton per tahun dari total kebutuhan teh dunia sebanyak tiga

    juta ton per tahun (Pimpinan Asosiasi Teh Indonesia, Insyaf Malik). Prospek teh

    hitam sekarang ini sangat menjanjikan, sehingga produsen-produsen teh dunia

    juga banyak yang mengembangkan budidaya tehnya, karena banyak negara-

    negara di kawasan Eropa dan Timur Tengah, terutama negara-negara pecahan Uni

    Sovyet yang meminati jenis teh hitam.3

    2http:///www.asosiasi teh Indonesia.htm. 21/06/083http:///www.asosiasi teh Indonesia.htm. 12/06/08

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    22/178

    Tingginya permintaan teh dunia, menjadi peluang yang besar bagi Indonesia

    untuk dapat terus mengembangkan ekspor teh hitamnya dan bisa menguasai

    pangsa pasar yang lebih besar. Hal ini juga ditegaskan oleh Badan Pangan Dunia

    FAO (Food Agricultural Organization) yang memprediksi peningkatan konsumsi

    teh dunia tahun 2005 sebesar tiga persen. Peningkatan konsumsi teh tersebut

    didasari atas pertumbuhan populasi penduduk dunia yang akan meningkat diatas

    lima persen, selain itu juga ditambah dengan gencarnya promosi tentang teh

    dalam hubungannya untuk kesehatan tubuh yang dilakukan oleh produsen teh di

    seluruh dunia.4

    1.2 Perumusan Masalah

    Perkebunan Besar Negara (PBN) di Indonesia tergabung dalam PT

    Perkebunan Nusantara (PTPN) dengan pengusahaan komoditas yang berbeda-

    beda. PTPN yang mengusahakan komoditas teh adalah PTPN IV Jambi, PTPN VI

    Padang, PTPN VII Bandar Lampung, PTPN VIII Bandung, PTPN IX Surakarta

    dan PTPN XII Surabaya. PTPN VIII Bandung merupakan perkebunan negara

    yang memberikan kontribusi ekspor teh hitam terbesar di Indonesia

    Perkebunan Gunung Mas (PGM) merupakan salah satu unit produksi PTPN

    VIII yang bergerak dalam bidang produksi teh hitam. Perusahaan ini memiliki

    tiga unit perkebunan yaitu Gunung Mas I, Gunung Mas II, dan Cikopo Selatan.

    Sekitar 80-90 persen teh hitam yang dihasilkan ditujukan untuk ekspor dan

    sisanya sekitar 20-10 persen untuk pasar lokal. Tingginya persentase ekspor ini

    disebabkan rendahnya konsumsi teh dalam negeri dibandingkan dengan konsumsi

    teh luar negeri di beberapa Negara.

    4http:///www.asosiasi teh Indonesia.htm. 07/07/08

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    23/178

    Tabel 3 Perkembangan, Produksi, Ekspor dan Harga Teh Hitam PGM PTPN VIIITahun 2001-2007

    Tahun HargaRata-rata

    Ekspor(US$/Kg)

    Produksi(Kg)

    Ekspor(Kg)

    Nilai(US$)

    Lokal(Kg)

    Nilai(Rp)

    2001 1.16 1.385.287 1.106.420 1.286.706 278.867 1.965.341.2922002 0.91 1.324.823 957.720 872.794,57 367.103 3.375.341.6562003 1.02 1.629.863 830.760 847.375,5 799.103 5.431.196.3892004 1.10 1.242.818 822.280 907.799,40 420.538 2.892.253.5532005 1.01 958.314 646.080 656.707,20 312.234 2.166.747.4712006 0.79 709.840 423.040 566.260,40 286.800 2.503.416.7932007 0.56 864.660 491.300 648.190,74 373.360 3.635.042.039

    Sumber: Kantor Direksi PTPN VIII Bandung, 2008 (Diolah).

    Volume produksi teh PGM PTPN VIII relatif mengalami kecenderungan

    yang menurun. Peningkatan produksi hanya terjadi pada tahun 2003, dimana

    produksi meningkat sebesar 18,71 persen. Namun mulai dari tahun 2005-2007,

    volume produksi cenderung mengalami penurunan. Sama halnya dengan volume

    ekspor yang juga mengalami fluktuasi yang cenderung mengalami penurunan dari

    tahun ke tahun. Faktor yang menyebabkan penurunan ekspor teh ini diduga

    disebabkan karena volume produksi, harga ekspor teh periode tertentu, harga teh

    domestik periode tertentu dan nilai tukar rupiah terhadap dolar.

    Penurunan persentase ekspor teh hitam yang terjadi di PGM dapat

    disebabkan akibat tingginya kandungan timbal pada teh yang dihasilkan. Hal ini

    sesuai dengan pernyataan Harahap yang melakukan penelitian kandungan timbal

    (plumbum/Pb) dari udara dan tanah terhadap daun, batang, akar, dan air seduhan

    teh pada tiga Perkebunan Besar Negara, yang salah satunya adalah PGM.

    Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan, kandungan timbal udara tertinggi

    terdapat pada PGM pada jarak 10 meter dari jalan raya utama, tetapi kandungan

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    24/178

    timbal di udara tidak berkorelasi dengan kandungan timbal di tanah. Demikian

    juga dengan kandungan timbal tertinggi pada batang juga pada PGM.5

    Teh yang diekspor oleh PGM PTPN VIII adalah jenis teh hitam, dimana

    hingga tahun 2001, persentase ekspor teh hitam PGM sekitar 80 sampai 90 persen

    ditujukan untuk pasar ekspor dan sisanya untuk pasar domestik. Namun, dari

    tahun 2002 sampai tahun 2007, persentase pasar ekspor teh hitam PGM

    mengalami penurunan hingga menjadi 56,82 persen dan peningkatan pada

    penjualan domestik yang harga jualnya lebih rendah dibandingkan harga jual

    ekspor, sehingga perusahaan mengalami penurunan pendapatan dari hasil

    penjualan teh nya.

    Hal yang sama juga terjadi pada harga jual rata-rata teh hitam PGM lebih

    rendah dibandingkan dengan harga jual rata-rata teh Indonesia. Hal ini mungkin

    disebabkan karena tingginya persentase teh mutu III perusahaan, sehingga volume

    untuk ekspor dengan jenis mutu I dan II lebih sedikit. Pengurangan persentase

    jenis mutu teh ini dapat disebabkan berkurangnya persentase pucuk yang baik di

    kebun, sehingga menyebabkan pengurangan untuk jenis mutu I.

    Berdasarkan data penjualan tahun 2008, negara tujuan ekspor teh hitam

    PGM PTPN VIII antara lain adalah Singapura, Malaysia, Pakistan, UEA, Inggris,

    USA, Rusia, Jerman, Ukrania, New Zealand, Belanda, Jepang, India, Mesir,

    Polandia, Cuba, dan Kazakstan. PGM PTPN VIII mengalami persaingan yang

    semakin ketat di dunia Internasional. Dimana, pasokan teh dari negara-negara

    eksportir utama seperti India, Cina, Sri Lanka, dan Kenya yang cenderung

    mengalami peningkatan pangsa pasar.

    5http://www.timbal dalam teh.htm. 28/09/08

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    25/178

    Pesaing baru seperti Vietnam mulai masuk dalam perdagangan teh

    Internasional. Dengan semakin ketatnya persaingan ini, perusahaan perlu

    melakukan analisis terhadap faktor-faktor internal akan adanya kekuatan dan

    kelemahan dan faktor eksternal yaitu peluang dan ancaman untuk dapat

    merumuskan strategi perusahaan, sehingga perusahaan terus mampu bersaing di

    pasar dunia Internasional.

    Tabel 4 Perkembangan Produksi dan Ekspor Produsen-Produsen Teh DuniaTahun 2007

    Negara-Negara Produsen Produksi

    (000 Ton)

    Ekspor

    (000 Ton)India 944,912 156,710

    Sri Lanka 304,613 294,254Indonesia 149,510 83,659

    Cina 1.165,000 289,431Jepang 100,000 1,769Turki 178,000 3,000

    Vietnam 148,270 110,929Kenya 369,606 343,703Malawi 48,141 46,585USSR 3,100 0

    Argentina 90,000 74,234Total 3.501,152 1.404,274

    Sumber:International Tea Committee, 2008 (Diolah)

    Sehubungan dengan kondisi diatas maka perumusan masalah yang dapat

    dikaji dalam penelitian ini adalah:

    1. Faktor-faktor internal apakah yang menjadi kekuatan dan kelemahan PGM

    PTPN VIII dalam pengembangan ekspor?

    2. Faktor-faktor eksternal apakah yang merupakan peluang dan ancaman PGM

    PTPN VIII dalam menghadapi pesaingnya?

    3. Bagaimana alternatif strategi perusahaan untuk dapat mengembangkan ekspor

    teh hitamnya?

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    26/178

    1.3 Tujuan Penelitian

    Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka

    tujuan dari penelitian ini adalah:

    1. Mengidentifikasi faktor lingkungan internal yang menjadi kekuatan dan

    kelemahan perusahaan

    2. Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal yang menjadi peluang dan

    ancaman perusahaan.

    3. Merumuskan strategi yang dapat dijalankan perusahaan sesuai dengan kondisi

    lingkungan perusahaan.

    1.4 Kegunaan Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi PGM PTPN VIII dalam

    hal merumuskan strategi pengembangan ekspornya, sebagai bahan acuan dan

    sebagai bahan pembanding untuk penelitian berikutnya.

    1.5 Ruang Lingkup Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di PGM PTPN VIII yang merupakan perusahaan

    ekspor teh hitam. Analisis dilakukan menggunakan analisis lingkungan internal

    dan eksternal perusahaan, untuk mengetahui strategi pengembangan ekspor yang

    tepat bagi perusahaan.

    1.6 Batasan Penelitian

    Penelitian ini difokuskan pada kondisi internal maupun eksternal perusahaan

    yang dianalisis dalam strategi pengembangan ekspor khusus untuk teh hitamnya.

    Dalam hal ini pengembangan ekspor tersebut dianalisis menggunakan matriks IFE

    dan EFE, IE dan analisis SWOT. Analisis yang dilakukan dalam pengambilan

    keputusan strategi pengembangan ekspor menggunakan matriks QSPM.

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    27/178

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Sejarah Teh di Indonesia

    Tanaman teh (Camellia sinensis), pertama kali ditemukan di daratan Cina

    dengan nama popular di Cina yaitu cha. Tanaman teh pertama kali dikenal oleh

    Kaisar Shen Nung di Cina pada tahun 2737 sebelum masehi. Teh dikenal di

    Indonesia sejak tahun 1686 ketika seorang Belanda bernama Dr. Andreas Cleyer

    membawa ke Indonesia sebagai tanaman hias.

    Tahun 1728, pemerintah Belanda mulai mendatangkan biji-biji teh secara

    besar-besaran dari Cina untuk dibudayakan di pulau Jawa. Usaha tersebut tidak

    terlalu berhasil dan baru berhasil pada tahun 1824 saat Dr.Van Siebold seorang

    ahli bedah tentara Hindia Belanda yang pernah melakukan penelitian alam di

    Jepang mempromosikan usaha pembudidayaan dengan bibit teh dari Jepang.

    Usaha perkebunan teh pertama dipelopori oleh Jacobson pada tahun 1828

    dan sejak itu menjadi komoditas yang menguntungkan pemerintah Hindia

    Belanda, sehingga pada masa pemerintahan Gubernur Van Den Bosh, tehmenjadi

    salah satu tanaman yang harus ditanam rakyat melalui politik Tanam Paksa

    (Culture Stetsel).Pada masa kemerdekaan, usaha perkebunan dan perdagangan teh

    diambil alih oleh pemerintah Republik Indonesia.6

    6http://www.teh.sejarah umum teh.htm.26/06/08

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    28/178

    2.2 Karakteristik Teh

    Tanaman teh yang selalu berdaun hijau (Evergreen shrub), berbentuk pohon

    tetapi karena dilakukan pemangkasan rutin dan terus menerus, bentuk tanaman teh

    menjadi perdu, tanaman ini tumbuh baik di dataran tinggi, dan paling produktif di

    dataran tropis. Daerah komersial teh dunia terpusat pada pegunungan yang

    terletak dekat atau di sekitar khatulistiwa antara 42 derajat utara dan 33 derajat

    selatan. Selain itu, tanaman teh peka terhadap keadaan fisik tanah. Secara

    geografis, teh dapat tumbuh baik di benua Asia, Afrika, Eropa dan Amerika.

    Namun, budidaya tanaman teh tidak dikembangkan di Amerika karena

    kekurangan tenaga kerja manusia yang sangat diperlukan untuk memetik teh.

    Oleh karena itu hanya terdapat di Asia dan Afrika.

    Menurut ketinggian daerah penanamannya, teh yang dihasilkan perkebunan

    Indonesia dapat digolongkan dalam lima golongan (Spillane, 1992), yaitu:

    a. High Grown, untuk teh dari perkebunan dengan ketinggian diatas 1500 m,

    seperti perkebunan Sinumbra, Perkebunan Sperata di Jawa Barat.

    b. Good Medium, untuk teh dari perkebunan di daerah antara 1000-1200 m,

    seperti Perkebunan Malabar, Perkebunan Kertamanah, Perkebunan Gunung

    Mas, dan Perkebunan Goalpara Jawa Barat.

    c. Medium, untuk teh dari perkebunan di daerah antara 1000-1200 m, seperti

    Perkebunan Wonosari Jawa Timur, dan Perkebunan Panghotelan Jawa Barat.

    d.Low Medium, untuk teh dari perkebunan di daerah antara 800-1000 m, seperti

    Perkebunan Pasir Nangka, Perkebunan Cikopi Selatan dan lainnya di Jawa

    Barat.

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    29/178

    e. Common, untuk teh dari perkebunan di daerah dibawah 800 m, seperti

    Perkebunan Gunung Raung.

    Di dunia Internasional, dikenal tiga golongan teh, yaitu Black Tea (Teh

    Hitam), Green Tea(Teh Hijau), dan Oolong Tea(Teh Oolong). Perbedaan pokok

    antara teh hitam dan teh hijau adalah bahwa teh hitam mengalami proses

    fermentasi (proses pemeraman) yang merupakan ciri khasnya, sedangkan teh hijau

    tidak mengenal fermentasi dalam proses pengolahannya. Selain itu, teh hitam

    tidak mengandung unsur-unsur lain diluar pucuk teh, sedangkan teh hijau bau

    daunnya tidak hilang (karena tidak mengalami proses fermentasi) maka harus

    dikompensasi dengan wangi-wangian dari bahan non teh, misalnya bunga melati.

    Teh Oolong khas teh Cina atau Taiwan, merupakan perkawinan antara teh hitam

    dengan teh hijau, yang mengalami setengah fermentasi (Spillane, 1992).

    2.3 Teh Hitam

    Teh hitam merupakan jenis teh yang paling umum di Asia Selatan (India,

    Sri Langka, Bangladesh) dan sebagian besar negara-negara di Afrika seperti:

    Kenya, Burundi, Rwanda, Malawi dan Zimbabwe. Teh hitam sama dengan teh

    hijau yang berbeda hanyalah proses pengolahannya, dimana dihasilkan melalui

    sistem pengolahan yang melakukan proses fermentasi didalam proses

    pengolahannya. Sistem pengolahan teh hitam terdiri dari dua jenis yaitu Orthodox

    dan CTC (Cutting, Tearing,dan Curling). Sistem pengolahan teh hitam orthodox,

    diolah dengan metode pengolahan secara tradisional yaitu melalui proses

    pelayuan, perajangan, penyobekan, penggulungan, fermentasi, dan sortasi hingga

    dihasilkan teh bubuk. Proses pengeringan dilakukan untuk menghentikan

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    30/178

    fermentasi dengan cara menurunkan kadar air dan menghentikan kegiatan enzim

    dalam daun teh.

    Proses pengolahan teh hitam CTC dilakukan dengan tiga tahapan yaitu: (1)

    Proses pelayuan, (2) Proses penggilingan yang bertujuan untuk memecah sel-sel

    daun agar proses fermentasi dapat berlangsung secara merata. (3) Proses

    pengeringan, Menggunakan ECP drier (Endless Chain Pressure drier) dan FB

    (Fluid bed drier) kadar air produk yang dihasilkan 3-5 persen7. Teh jenis

    Ortodoksdan CTC masih dibagi-bagi lagi menurut kualitas daun pasca produksi

    sesuai standar.

    Menurut Irawadi (1986), teh hitam diperoleh dari hasil pengolahan pucuk

    teh dengan proses fermentasi sebelum pengeringan. Pada dasarnya, proses

    fermentasi telah berlangsung sejak permulaan proses penggulungan dan sebagai

    hasilnya adalah terjadinya perubahan warna daun, yaitu dari warna hijau menjadi

    warna tembaga.

    Perubahan yang penting selama proses fermentasi adalah terjadinya proses

    oksidasi tanin yang akan menimbulkan warna, rasa, serta terbentuknya minyak

    atsiri. Perubahan ini akan berlangsung mencapai jumlah yang optimum pada

    waktu tertentu. Proses oksidasi lebih lanjut adalah melalui proses kondensasi yang

    menghasilkan theaflavin berwarna kuning keemasan dan thearubigin yang

    berwarna merah kecoklatan.

    7http://www.teh.sejarah umum teh.htm.26/06/08

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    31/178

    Hasil pengolahan teh hitam dihasilkan dua macam teh, yaitu teh daun dan

    teh bubuk. Teh daun adalah bubuk teh yang selama pengolahan mengalami

    penggulungan sempurna. Teh bubuk atau teh hancur (dust) adalah bubuk teh yang

    selama pengolahannya daun tidak tergulung sempurna akan tetapi tersobek-sobek

    sehingga diteruskan dengan menghancurkannya (Ciptadi, 1979).

    Jenis-jenis mutu teh hitam menurut Spillane 1992, dapat dibagi dalam tiga

    golongan dengan perincian sortasi mutu sebagai berikut:

    1. Teh daun (Leaf tea), terdiri dari mutu: Orange Pekoe, Pekoe Souchon

    2. Teh remuk (Broken tea), terdiri darai mutu: Broken orange Pekoe, Broken

    Pekoe, danBroken tea.

    3. Teh bubuk (Powdered Tea), terdiri dari mutu: Fanning, danDust.

    Orange Pekoeberasal dari kuncup teh yang masih tergulung dengan bulu-

    bulu halus, warna hitam mengkilat, dan titik kuning emas. Pekoemirip dengan

    orange Pekoe, tetapi lebih pendek, lebih besar-besar, warna kuning emas lebih

    sedikit, demikian juga bulu-bulu halusnya, warna hitam bercampur coklat dan

    bubuk ini berasal dari kuncup yang tergulung pendek, kasar, dan berwarna hitam.

    Proses pengolahan teh akan mempengaruhi keberadaan katekin dalam

    pucuk teh. Pada pengolahan teh hitam yang terdiri atas tahap pelayuan,

    penggulungan, dan oksidasi polifenol ensimatik, pengeringan, sortasi, dan

    pengepakan, penurunan katekin sangat nyata terjadi. Penurunan kadar katekin

    selama pengolahan teh hijau tidak sebanyak yang terjadi pada pengolahan teh

    hitam. Hal ini dimungkinkan karena adanya inaktivasi enzim oksidasi selama

    proses pemanasan atau pelayuan. Tahap berikutnya adalah penggulungan,

    pengeringan, sortasi, dan pengemasan.

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    32/178

    2.4 Manfaat Teh

    Sebagai minuman penyegar, teh disukai karena dipercaya mampu

    memberikan efek awet muda. Hal ini dipercaya karena daun teh mengandung

    riboflavin (vitamin B2) dan asorbic acid (vitamin C). Teh dapat meringankan

    masalah kesehatan seperti cystitis (radang kandung kemih), konstipasi bahkan

    sakit kepala atau kelesuan sebagai akibat kurangnya cakupan cairan yang diserap

    tubuh. Teh hitam dapat dipercaya dapat menurunkan kandungan kolesterol dalam

    darah, kanker, serta mencegah dan mengobati penyakit jantung, karena dapat

    meningkatkan darah ke jantung, diduga peningkatan aliran darah ini dapat

    ditemukan setelah dua jam minum teh hitam.

    Penelitian yang baru ini, yang dilaporkan dalam The American Journal of

    Cardiologymenduga bahwa aliran darah yang meningkat disebabkan oleh karena

    adanya vasodilatasi atau melebarnya pembuluh darah. Penyebabnya kemungkinan

    karena adanya flavonoids yang terdapat dalam teh. Flavonoids memperbaiki

    fungsi lapisan dalam pembuluh darah (endotel) sehingga vasodilatasi dapat

    semakin meningkat. Pada penderita penyakit jantung, endotel pembuluh darah

    jantungnya mengalami penyempitan. Efek flavonoids pada penderita jantung

    masih belum diketahui, oleh karena itu para ahli kini sedang melakukan penelitian

    untuk melihat manfaat teh bagi penderita penyakit jantung koroner tersebut.8

    8http:///www.infosehat.teh hitam sehatkan jantung.htm.09/06/08

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    33/178

    Berdasarkan hasil penelitian, flavonoid yang merupakan antioksidan

    polifenol pada teh mampu memperkuat dinding sel darah merah dan mengatur

    permeabilitasnya, mengurangi kecenderungan trombosis, dan menghambat

    oksidasi LDE (Laju Endap Darah) sehingga mengurangi terjadinya proses

    atherosklerosis di pembuluh darah yang selanjutnya akan mengurangi risiko

    kematian akibat penyakit jantung koroner.9

    Riset pada tahun 2006 yang dilakukan oleh Van Siebold ahli bedah

    berkebangsaan Belanda yang pernah belajar di Jepang menuturkan selain

    minuman kesegaran, teh hitam juga berkasiat menstimulasi sistem saraf pusat,

    memberikan efek menenangkan, meningkatkan detak jantung, dan diuretik. Saraf

    pusat yang terangsang sistem pengendali irama dan gerak fisik menjadi terkendali.

    Dampaknya, pengaturan serapan nutrisi lebih baik. Teh kaya polifenol, tanin,

    mineral, vitamin, dan antioksidan. Selain itu, teh hitam membantu kerja lever

    lebih efektif, sehingga tingkat metabolisme jadi lebih cepat. Akibatnya proses

    penyembuhan penyakit pun lebih optimal.10

    Teh juga dapat memperkuat gigi dan mencegah karies pada gigi,

    mengurangi risiko keracunan makanan (menurut penelitian dari Taiwan dan

    Jepang), memperkuat daya tahan tubuh, dan menyegarkan tubuh. Berdasarkan

    penelitian yang dilakukan oleh Universitas Nasional Singapura, secangkir teh baik

    untuk otak karena dapat memperlambat kerusakan sel dan menjaga daya ingat

    tetap tajam diusia tua.

    9http:///www.teh.sentra informasi iptek.htm.12/06/0810http://www.teh.teh hitam untuk liver.htm.09/06/08

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    34/178

    Dalam teh hitam ditemukan senyawa catechin yang dapat melindungi otak dari

    pembentukan protein yang merusak selama bertahun-tahun sehingga menjaga

    kemampuan kognitif otak. Selain itu, teh juga mengandung Theanineyang dapat

    melawan efek samping dari kafein.11

    Tanaman teh juga bisa digunakan sebagai bahan-bahan kosmetik. Di

    antaranya, untuk perawatan tubuh seperti hand & body lotion, creamantiseptik,

    produk-produk perawatan rambut seperti shampo atau conditioner; perawatan

    mulut seperti pasta gigi, mouthwash, dan pelindung bibir, deodorant, produk

    pembersih seperti sabun atau pembersih kulit, dan perawatan kaki. Berdasarkan

    penelitian akan unsur kandungan teh terdapat pada Tabel 5.

    Tabel 5 Kandungan Unsur Teh Hitam dalam 100 GramUnsur Kandungan SatuanKalori 132 kalLemak 0,7 gr

    Kalsium 717 mgBesi 11,8 mgAir 7,6 gr

    Protein 19,5 gKarbohidrat 67,8 g

    Fosfor 265 mgVitamin A 2.095 SIVitamin C 300 mgVitamin B 0,01 mg

    Sumber: Mujawati 1999 dalam Hutajulu 2005

    Menurut ahli gizi Institut Pertanian Bogor Prof Dr Ali Khomsan, daun teh

    mengandung 30-40 persen polifenol yang dikenal sebagai katekin, lebih dari 400

    komponen kimiawi telah diidentifikasi. Katekin adalah antioksidan yang kuat,

    bahkan lebih kuat daripada vitamin E, vitamin C dan betakaroten. Berdasarkan

    penelitian yang dilakukan oleh Deparment of Biokimia, University of New Jersey

    Amerika Serikat, melakukan uji mutagenesitas untuk mendeteksi sifat

    11http://www.teh.manfaat teh.htm.12/06/08

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    35/178

    antikarsiogenik teh dan komponen kimiawi lainnya, hasilnya teh dan katekin

    secara signifikan dapat menghambat mutagenesis. Artinya semakin banyak

    mengonsumsi teh akan meningkatkan mutagenesis dalam tubuh sehingga

    penjagaan tubuh terhadap kanker akan semakin kokoh.12

    2.5 Penelitian Terdahulu

    Iriana (2004), menganalisis Strategi Pengembangan Bisnis Teh, studi kasus

    di Perkebunan Gedeh PTPN VIII, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Berdasarkan

    hasil analisis yang dilakukan, faktor internal yang menjadi kekuatan utama

    Perkebunan Gedeh adalah iklim kerja yang kondusif, areal konsesi yang cukup

    luas, memiliki pengolahan yang sesuai standar. Kelemahan yang utama yang

    dimiliki adalah pemeliharaan kebun yang belum optimal, manajemen pemetikan

    yang belum tepat, penanganan pucuk yang belum optimal. Sedangkan faktor

    eksternal yang menjadi peluang adalah perkembangan teknologi mekanisasi

    pengolahan, adanya pelanggan yang loyal dan tingkat konsumsi dalam negeri

    yang masih rendah. Ancaman terbesar yang dihadapi adalah kelangkaan pasokan

    pupuk, ketergantungan produksi kepada kondisi alam, perkembangan industri teh

    negara pesaing dan sistem pemasaran yang lemah.

    Berdasarkan alternatif strategi SWOT, yang kemudian dianalisis

    menggunakan matriks QSP, tujuh strategi yang dihasilkan berdasarkan urutan

    prioritas adalah memperbaiki pemeliharaan kebun dan manajemen pemetikan

    untuk memperbaiki kualitas bahan baku, menghasilkan produk yang sesuai

    dengan selera pelanggan, mengembangkan produk bernilai tambah untuk

    memanfaatkan pasar domestik, pengembangan keterampilan dan motivasi

    12 Trubus, September 2007.

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    36/178

    karyawan terutama bagi karyawan pemetik, mengendalikan biaya produksi sesuai

    dengan RKB/PMK/RKAP, peremajaan tanaman untuk meningkatkan

    produktivitas kebun, mengoptimalkan kinerja pabrik pengolahan dengan

    memanfaatkan perkembangan teknologi.

    Tatakomara (2004), menganalisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor

    Komoditi Teh Indonesia, serta Daya Saing Komoditi Teh di Pasar Internasional.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan, bahwa dari hasil regresi untuk model

    ekspor teh Indonesia dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel yang

    mempengaruhi ekspor Indonesia yaitu produksi teh domestik, volume ekspor teh

    Indonesia tahun sebelumnya, harga teh dunia, lag harga teh dunia, nilai tukar

    rupiah tahun sebelumnya, konsumsi teh domestik dan variabel harga domestik.

    dari tujuh variabel tersebut tiga variabel berpengaruh nyata pada taraf lima persen,

    variabel tersebut adalah variabel produksi teh Indonesia, volume ekspor tahun

    sebelumnya, dan konsumsi teh domestik, sedangkan sisanya merupakan variabel

    yang tidak berpengaruh nyata.

    Kristiana (2006), menganalisis Daya Saing Teh Hitam Indonesia di Pasar

    Internasional. berdasarkan hasil penelitian tersebut, terdapat empat faktor yang

    diduga berpengaruh terhadap pangsa pasar ekspor teh hitam Indonesia di pasar

    Internasional, yaitu harga rill teh hitam Indonesia, nilai tukar rill, produksi teh

    hitam Indonesia, serta jumlah konsumen teh hitam dalam negeri. Berdasarkan

    metode fixed effect, diketahui bahwa peningkatan jumlah produksi teh hitam

    Indonesia, menyebabkan peningkatan pangsa pasar teh hitam Indonesia,

    sedangkan peningkatan jumlah konsumsi dalam negeri teh hitam Indonesia,

    menyebabkan penurunan pangsa pasar teh hitam Indonesia. Nilai elastisitas

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    37/178

    terbesar yang diperoleh dari pengolahan data dengan metode fixed effectadalah

    variabel produksi teh hitam Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa pangsa pasar

    teh hitam Indonesia bersifat sangat responsif atau elastis terhadap perubahan

    produksi teh hitam Indonesia.

    Resmisari (2006), menganalisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor

    Teh PTPN VIII, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa variabel yang

    berpengaruh secara nyata terhadap ekspor teh PTPN VIII terhadap negara Inggris

    adalah harga ekspor periode t, harga domestik periode t, nilai tukar rupiah

    terhadap dolar, variabel yang bersifat tidak elastis adalah volume produksi dan

    harga kopi, ekspor teh ke negara Rusia dipengaruhi oleh harga ekspor periode t,

    harga ekspor periode t-1, dan lag ekspor dan variabel yang paling responsif adalah

    harga ekspor periode t. Sedangkan variabel yang berpengaruh nyata terhadap pada

    taraf nyata lima persen adalah variabel harga ekspor.

    Sukmawati (2006), menganalisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi

    Produksi Teh Hitam serta Peramalan Harga Jenis BOP, PF, dan DUST pada

    PTPN VIII Perkebunan Goalpara. Berdasarkan analisis faktor-faktor yang

    mempengaruhi produksi teh hitam, variabel produksi teh basah dan tenaga kerja

    pengolahan secara simultan berpengaruh nyata terhadap produksi teh hitam pada

    tingkat kepercayaan 99 persen. Penambahan penggunaan teh basah sebesar satu

    persen sementara faktor-faktor produksi lain dianggap konstan (cateris paribus)

    akan meningkatkan jumlah produksi teh hitam yang dihasilkan sebesar 0,933

    persen. Sedangkan penambahan tenaga kerja sebesar satu persen, dengan asumsi

    cateris paribus akan meningkatkan jumlah produksi teh hitam sebesar 0,142

    persen. Berdasarkan hasil peramalan dengan model ARIMA, menunjukkan bahwa

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    38/178

    pola data harga jual teh hitam jenis PF pada tiga bulan kedepan, yaitu April, Mei

    dan Juni tahun ini cenderung turun dari rata-rata bulan Maret tahun ini.

    Susanti (2006), menganalisis Strategi Perusahaan untuk meningkatkan

    Pemasaran Lokal Produk Teh Hitam di PT Perkebunan Tambi Wonosobo, Jawa

    Tengah. Berdasarkan hasil identifikasi faktor internal perusahaan, yang menjadi

    kekuatan perusahaan adalah adanya fasilitas karyawan yang baik, areal

    perkebunan yang luas dan subur, memiliki pabrik pengolahan sendiri, kualitas dan

    stabilitas mutu terjaga, produk yang dihasilkan berkualitas tinggi, terdapat divisi

    penelitian dan pengembangan, dan memiliki pembeli yang tetap. Sedangkan yang

    menjadi faktor kelemahan adalah kemasan produk yang kurang menarik,

    kurangnya upaya promosi produk, ketersediaan mesin teh celup masih sedikit,

    pemasaran dalam negeri untuk produk teh celup kurang luas, dan kurangnya

    inovasi produk. Adapun yang menjadi peluang perusahaan adalah kondisi

    budidaya yang cocok untuk teh, peluang pasar yang masih terbuka, hasil

    penelitian tentang manfaat teh bagi kesehatan, hubungan yang baik dengan

    pelanggan. Adapun yang menjadi ancaman bagi perusahan yaitu daya beli

    masyarakat menurun, pesaing industri sejenis, ancaman produk substitusi,

    masuknya pendatang baru dan pesaing yang gencar melakukan promosi.

    Chandra Timor (2008) menganalisis Strategi Pengembangan Ekspor

    Manggis pada PT Agroindo Usaha Jaya di Pasanggrahan, Jakarta Selatan.

    Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan terhadap strategi pemasaran ekspor

    manggis, faktor internal yang menjadi kekuatan adalah menguasai daerah

    produksi buah manggis, mempunyai pengalaman kerja dan berorganisasi yang

    baik, mempunyai ketepatan waktu dalam pendistribusian barang, harga yang

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    39/178

    kompetitif, mempunyai kolega di negara tujuan ekspor, mempunyai modal asing

    kuat serta bekerjasama dengan lembaga tentang mutu dan pengembangan ekspor,

    sedangkan kelemahannya adalah tidak mempunyai kebun sendiri, informasi pasar

    kurang, promosi kurang, marketingkurang dan kurangnya pelatihan karyawan

    Hollylucya (2008), menganalisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor

    Teh Indonesia, suatu pendekatan Error Correction Model. Mengatakan bahwa

    perkembangan produksi teh Indonesia selama sepuluh tahun terahir dari tahun

    1995 sampai 2004 menunjukkan rata-rata pertumbuhan hanya sebesar 0,92 persen

    dan rata-rata produksi selama tahun tersebut hanya sebesar 163.419,30 ton.

    Pertumbuhan produksi ini searah dengan pertumbuhan luas areal perkebunan teh

    sebesar 0,63 persen. Perkembangan volume ekspor teh Indonesia rata-rata

    mengalami peningkatan 5,80 persen untuk kurun waktu sepuluh tahun terakhir.

    Peningkatan volume ekspor teh ini diikuti dengan peningkatan dalam hal nilai

    ekspor, dimana nilai ekspor untuk kurun waktu tersebut mengalami peningkatan

    rata-rata sebesar 4,2 persen. Dari periode sepuluh tahun terakhir, volume tertinggi

    komoditi teh sebesar 107.144 ton dengan nilai ekspor mencapai US$ 112,524 juta.

    Faktor eksternal yang menjadi peluang adalah negara ekspor jelas, harga

    buah manggis di pasar Internasional tinggi, adanya peningkatan produksi manggis

    dalam negeri dan permintaan yang tinggi. Berdasarkan analisis matrik SWOT,

    alternatif strategi yang diperoleh yaitu memperluas pangsa pasar, menekan biaya

    operasional, meningkatkan biaya promosi, dan melakukan kerjasama dengan

    lembaga-lembaga terkait untuk meningkatkan ekspor, sedangkan berdasarkan

    matrik QSPM diperoleh prioritas strategi yaitu memperluas pangsa pasar,

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    40/178

    meningkatkan promosi dan meningkatkan kualitas Manajemen Sumberdaya

    Manusia (MSDM).

    Penelitian terdahulu tentang teh sudah banyak dilakukan, diantaranya

    faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor teh Indonesia dengan menggunakan

    pendekatan Error Correction Model, analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

    ekspor teh PTPN VIII dengan menggunakan analisis regresi berganda, analisis

    faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor komoditi teh Indonesia, strategi

    pengembangan bisnis teh serta daya saing komoditi teh di pasar Internasional

    dengan menggunakan perumusan model ekspor, identifikasi model, uji

    multikolinier, pengukuran elastisitas, dan mengukur tingkat daya saing.

    Sedangkan penelitian tentang strategi pengembangan ekspor teh ini belum pernah

    dilakukan. Penelitian tentang strategi pengembangan ekspor yang pernah

    dilakukan adalah strategi pengembangan ekspor manggis pada PT Agroindo

    Usaha Jaya di Pasanggrahan, Jakarta Selatan, menggunakan analisis lingkungan

    internal dan eksternal perusahaan, dan analisis bauran pemasaran 4P, Matriks IFE

    dan EFE, analisis SWOT dan analisis QSPM. Penelitian Strategi pengembangan

    bisnis teh studi kasus di perkebunan Gedeh, PTPN VIII. Sedangkan pada

    penelitian ini, yaitu strategi pengembangan ekspor teh hitam di PGM PTPN VIII,

    dengan memfokuskan kepada perumusan strategi pengembangan ekspor teh hitam

    dengan menggunakan analisis evaluasi faktor internal dan eksternal, analisis

    internal eksternal (IE), analisis SWOT (Strength, Weakneses, Opportunities,

    Threats) dan analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning Matriks).

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    41/178

    Tabel 6 Penelitian Terdahulu

    Penulis danTahun

    Judul Skripsi Alat Analisis

    Sukmawati (2006) Faktor-faktor yang MempengaruhiProduksi Teh Hitam serta Peramalan

    Harga Jenis BOP, PF, dan DUST padaPTPN VIII Perkebunan Goalpara.

    Peramalan denganmodel ARIMA

    Hollylucya (2008) Faktor-faktor yang MempengaruhiEkspor Teh Indonesia.

    Pendekatan ErrorCorrection Model

    Resmisari (2006) Faktor-faktor yang MempengaruhiEkspor Teh PTPN VIII.

    Regresi

    Tatakomara(2004)

    Faktor-faktor yang MempengaruhiEkspor Komoditi Teh Indonesia

    Regresi

    Kristiana (2006) Daya Saing Teh Hitam Indonesia diPasar Internasional.

    Metodefixed effect

    Susanti (2006) Strategi Perusahaan untukmeningkatkan Pemasaran Lokal

    Produk Teh Hitam di PT PerkebunanTambi Wonosobo, Jawa Tengah.

    IFE, EFE, dan AHP

    Iriana (2004) Strategi Pengembangan Bisnis Teh,studi kasus di Perkebunan GedehPTPN VIII, Kabupaten Cianjur, JawaBarat

    IFE, EFE, dan QSP

    Chandra Timor(2008)

    Strategi Pengembangan EksporManggis pada PT Agroindo UsahaJaya di Pasanggahan, Jakarta Selatan.

    IFE, EFE, danQSPM

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    42/178

    III. KERANGKA PEMIKIRAN

    3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

    3.1.1 Konsep Manajemen Strategi

    Manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan,

    pelaksanaan dan evaluasi keputusan-keputusan lintas fungsi yang memungkinkan

    organisasi mencapai tujuannya (David, 2004). Manajemen strategi berkaitan

    dengan upaya memutuskan persoalan strategi dan perencanaan, dan bagaimana

    strategi tersebut dilaksanakan dalam praktek.

    Tujuan manajemen strategi adalah memanfaatkan dan menciptakan peluang-

    peluang baru dan berbeda dimasa mendatang. Manajemen strategi meliputi semua

    aktivitas yang menyebabkan timbulnya perumusan sasaran organisasi, strategi-

    strategi dan pengembangan rencana-rencana, tindakan-tindakan dan kebijakan

    untuk mencapai sasaran-sasaran strategi tersebut untuk organisasi secara total.

    Menurut Fisk (2006), Strategi adalah arahan dalam mengklasifikasi visi,

    misi dan tujuan, membuat tujuan organisasi jelas, penyesuaian dan momentum,

    strategi juga dikatakan sebagai pilihan dalam menentukan dimana dan bagaimana

    cara berkompetisi, memprioritaskan pasar, pelanggan, merek dan produk yang

    akan difokuskan. Selain itu, strategi juga dikatakan masalah diferensiasi dalam

    menemukan sumber-sumber keunggulan kompetitif yang bertahan lama dan

    bagaimana mengantarkannya dengan cara yang menguntungkan

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    43/178

    3.1.2 Lingkungan Perusahaan

    Perusahaan adalah sesuatu organisasi produksi yang menggunakan dan

    mengkordinir sumber-sumber ekonomi untuk memuaskan kebutuhan dengan cara

    yang menguntungkan. Sebelum merumuskan pilihan strategi yang akan diterapkan

    oleh suatu perusahaan, terlebih dahulu mengetahui faktor-faktor internal dan

    eksternal perusahaan. Kedua faktor ini dapat mempengaruhi baik secara langsung

    maupun tidak langsung terhadap kinerja perusahaan.

    3.1.2.1 Analisis Lingkungan Internal

    Lingkungan internal merupakan lingkungan organisasi yang berada didalam

    organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi langsung dan khusus

    pada perusahaan. Tujuan analisis lingkungan internal adalah untuk dapat menilai

    kekuatan dan kelemahan dalam mencapai tujuan perusahaan. Identifikasi faktor

    yang menjadi kekuatan dan kelemahan adalah untuk memanfaatkan peluang dan

    menghindari ancaman.

    David (2004) membagi fungsional bisnis untuk analisis internal terdiri dari

    lima variabel analisis, yaitu: (1) Manajemen, (2) Pemasaran, (3) Keuangan, (4)

    Produksi atau Operasi (5) Penelitian dan Pengembangan dan (6) Sistem Informasi

    Manajemen (SIM).

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    44/178

    1. Manajemen

    Fungsi manajemen terdiri dari lima aktivitas dasar, yaitu perencanaan,

    pengorganisasian, memotivasi, penyusunan staf, dan pengawasan. Robinson

    (1997), menyajikan manajemen kedalam faktor personalia dan manajemen mutu.

    Manajemen terdiri dari, manajemen personalia, keterampilan dan moral kerja

    karyawan, efesiensi dan efektivitas kebijakan dan kepersonaliaan, tingkat keluar

    masuk dan kemangkiran karyawan atas keterampilan khusus serta pengalaman

    karyawan. Sedangkan kedalam manajemen mutu yaitu hubungan pemasok dengan

    pelanggan, dan praktik-praktik internuntuk meningkatkan mutu produk dan jasa.

    2. Pemasaran

    Menurut David (2004), Riset pemasaran adalah mengumpulkan, mencatat,

    dan menganalisis secara sistematis data mengenai masalah yang berkaitan dengan

    pemasaran barang dan jasa yang dapat mengungkapkan kekuatan dan kelemahan

    yang penting. Robinson (1997), analisis pemasaran untuk mengumpulkan

    informasi yang dibutuhkan tentang pasar, bagian pasar atau sub-pasar.

    Menurut Kotler (2004), bauran pemasaran adalah seperangkat alat

    pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan

    pemasarannya di pasar sasaran. Mc Carthy mengklasifiksikan alat-alat itu menjadi

    empat kelompok yang luas yang disebut empat P dalam pemasaran yaitu produk

    (product), harga (price), tempat (place) dan promosi (promotion). Bauran

    pemasaran merupakan bentuk strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan

    dan mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan.

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    45/178

    3. Keuangan

    Robinson (1997), membagi faktor internal kunci ini menjadi beberapa

    bagian, yaitu: (1) Kemampuan mendapatkan modal jangka pendek, (2)

    Kemampuan mendapatkan modal jangka panjang dengan adanya rasio utang

    modal, (3) Pertimbangan pajak, (4) Hubungan dengan pemilik, investor dan

    pemegang saham, (4) Biaya masuk industri dan hambatan masuk, (5) Modal kerja,

    (6) Pengendalian biaya yang efektif atas kemampuan menekan biaya, (7) Efisiensi

    dan efektivitas sistem akunting biaya, anggaran dan perencanaan laba.

    4. Produksi atau Operasi

    Fungsi produksi atau operasi dari suatu usaha terdiri dari semua aktivitas

    yang mengubah masukan menjadi barang dan jasa, yang berkaitan dengan input,

    transformasi, dan output yang berbeda antar industri dan pasar. Operasi

    manufacturmentransformasi atau mengubah masukan seperti bahan baku, tenaga

    kerja, modal, mesin, dan fasilitas menjadi barang jadi dan jasa. Lima fungsi

    manajemen atau operasi dalam keputusan, yaitu proses, kapasitas, sediaan, tenaga

    kerja dan mutu. Kekuatan dan kelemahan dalam lima fungsi produksi dapat

    menjadi suatu penentu keberhasilan suatu usaha dalam merumuskan suatu

    strategi.

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    46/178

    5. Penelitian dan Pengembangan

    Penelitian dan pengembangan (Research and Depelopment) dapat

    merupakan keunggulan bersaing. Hal ini dilihat dari misi litbang secara

    keseluruhan yaitu memiliki dasar yang luas termasuk mendukung bisnis yang

    sudah ada, membantu meluncurkan bisnis baru, mengembangkan produk baru,

    meningkatkan mutu produk, meningkatkan efisiensi manufaktur dan

    memperdalam atau memperluas kemampuan teknologi perusahaan. Dua jenis

    litbang dalam organisasi, yaitu: (1) Litbang internal, artinya organisasi memiliki

    Departemen litbang sendiri dan (2) Litbang eksternal, yaitu perusahaan menyewa

    peneliti atau lembaga independen untuk mengembangkan produk spesifik.

    6. Sistem Informasi Manajemen (SIM)

    Tujuan dari sistem informasi manajemen adalah meningkatkan kinerja

    perusahaan dengan cara meningkatkan kualitas keputusan manajerial. Sebuah

    sistem informasi yang efektif mengumpulkan, memberi kode, menyimpan,

    mensintesa, dan menyajikan informasi sedemikian rupa sehingga dapat menjawab

    pertanyaan operasional dan strategi yang penting. Sistem ini mengumpulkan data

    mengenai pemasaran, keuangan, produksi, dan personalia internal, serta faktor-

    faktor sosial budaya, demografi, lingkungan, ekonomi, politik, pemerintah,

    hukum, teknologi, dan persaingan.

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    47/178

    3.1.2.2 Analisis Lingkungan Eksternal

    A. Lingkungan Makro

    Lingkungan makro tersusun dari sekumpulan kekuatan yang timbul dan di

    luar jangkauan serta biasanya terlepas dari situasi operasional perusahaan. Faktor-

    faktor pada lingkungan makro adalah, ekonomi, politik, sosial, teknologi dan

    persaingan. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi perusahaan memberikan

    kesempatan, ancaman dan kendala perusahaan tetapi sebaliknya perusahaan secara

    indivindu tidak dapat mempengaruhi lingkungan jauh ini.

    David (2004), mengemukakan bahwa analisis eksternal adalah

    pengungkapan peluang dan ancaman utama yang dihadapi perusahaan, sehingga

    dengan adanya peluang maka akan didapatkan keuntungan, sebaliknya dengan

    adanya ancaman maka perusahaan akan berusaha untuk menghindarinya.

    Kekuatan-kekuatan eksternal dapat dibagi menjadi lima kategori, yaitu:

    1. Kekuatan Ekonomi

    Keadaan ekonomi sekarang dan masa yang akan datang sangat

    mempengaruhi strategi dan keuntungan perusahaan, diantaranya tingkat bunga,

    inflasi, kecenderungan perkembangan GNP dan GDP, ketersediaan kredit, dan

    tingkat kecenderungan orang untuk membelanjakan uangnya.

    2. Kekuatan Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan

    Faktor-faktor sosial yang mempengaruhi perusahaan meliputi keyakinan,

    nilai-nilai, pendapatan dan gaya hidup dari orang-orang yang berada dalam

    lingkungan eksternal perusahaan. Faktor-faktor sosial ini berkembang dari

    keadaan budaya, ekologi, demografi, agama, pendidikan, dan suku bangsa. Jika

    sikap sosial ini berubah, maka permintaan terhadap produk dan jasa juga berubah.

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    48/178

    3. Kekuatan Politik, Pemerintah dan Hukum

    Faktor-faktor politik seperti stabilitas politik, kebijakan dan peraturan

    pemerintah telah menjadi pertimbangan yang semakin penting bagi perusahaan

    dalam merumuskan strategi. Kebijaksanan dan peraturan pemerintah ini biasannya

    bersifat membatasi, dan sebagai akibatnya cenderung mengurangi keuntungan

    potensial perusahaan, seperti program perpajakan dan pengaturan upah minimum.

    4. Kekuatan Teknologi

    Adaptasi teknologi yang kreatif dapat mempunyai dampak terhadap

    perencanaan perusahaan melalui perkembangan produk baru atau perbaikan

    produk yang telah ada, serta melalui pengembangan proses produksi dan

    pemasaran produk perusahaan. Persoalan yang berkaitan tentang teknologi akan

    mendasari hampir setiap keputusan penting yang dibuat perencana strategi.

    Strategi teknologi yang efektif dibuat berdasarkan analisis penetrasi dari peluang

    dan ancaman teknologi, dan penilaian seberapa penting faktor-faktor ini terhadap

    strategi korporasi secara keseluruhan.

    5. Kekuatan Persaingan

    Mengumpulkan dan mengevaluasi informasi mengenai pesaing sangat

    penting untuk merumuskan strategi. Mengidentifikasi pesaing utama tidak selalu

    mudah karena banyak perusahaan mempunyai berbagai divisi yang bersaing di

    industri yang berbeda. Persaingan industri tidak hanya terjadi diantara sesama

    peserta persaingan, tetapi persaingan berakar pada situasi ekonomi.

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    49/178

    B. Lingkungan Mikro

    Suatu perusahaan dalam jangka panjang akan mampu bertahan jika

    perusahaan berhasil mengembangkan strategi untuk menghadapi lima kekuatan

    yang membentuk suatu struktur persaingan dalam industri yang terdiri dari

    ancaman pendatang baru, kekuatan daya tawar pembeli, ancaman produk

    substitusi dan persaingan diantara anggota industri.

    Gambar 1. Lima Kekuatan yang Mempengaruhi Persaingan Industri.Sumber: Porter E (1995).

    1. Ancaman Masuknya Pendatang Baru

    Menurut Jauch (1998), Pendatang baru ke suatu industri membawa masuk

    kapasitas baru, keinginan untuk merebut bagian pasar dan seringkali sumberdaya

    yang cukup besar, enam sumber utama hambatan masuk yaitu skala ekonomis,

    diferensiasi produk, kebutuhan modal, hambatan biaya bukan karena skala, akses

    ke saluran distribusi dan kebijakan pemerintah.

    Ancaman Masuknya PendatangBaru

    Ancaman ProdukPengganti atau Substitusi

    Strategi PersainganPerusahaan

    Kekuatan TawarMenawar Pembeli

    Kekuatan TawarMenawar Pemasok

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    50/178

    2. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

    Pemasok dapat memanfaatkan kekuatan tawar menawarnya atas para

    anggota industri dengan menaikan harga atau menurunkan kualitas barang dan

    jasa yang dijualnya. Kekuatan masing-masing pemasok bergantung pada

    sejumlah karakteristik situasi pasarnya dan pada tingkat kepentingan relatif

    penjualan pembeliannya dalam industri tersebut dibandingkan dengan keseluruhan

    bisnisnya.

    Faktor-faktor yang menentukan kekuatan pemasok adalah diferensiasi input,

    hadirnya input produk pengganti, konsentrasi pemasok, peran penting volume

    perusahaan bagi pemasok, biaya relatif terhadap keseluruhan pembelian dalam

    industri, pengaruh input pada biaya atau diferensiasi produk, dan ancaman

    integrasi maju yang relatif terhadap ancaman integrasi mundur yang dilakukan

    oleh semua perusahaan yang bergerak dalam industri yang sama (Jauch, 1998).

    3. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

    Pembeli atau pelanggan dapat juga menekan harga, menuntut kualitas harga,

    menuntut kualitas lebih tinggi, atau layanan lebih banyak dan mengadu domba

    sesama anggota industri ini dapat menurunkan laba. Menurut Jauch (1998),

    Faktor-faktor yang menentukan kekuatan pembeli adalah konsentrasi pembeli

    versus konsentrasi perusahaan, volume pembeli, switching cost pembeli yang

    relatif terhadap switching cost perusahaan, informasi pembeli, kemampuan

    melakukan integrasi mundur, produk-produk pengganti dan pelaksanaan.

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    51/178

    4. Ancaman Produk Pengganti atau Substitusi

    Dengan menetapkan batas harga tertinggi, produk atau jasa subsitusi

    membatasi potensi suatu industri. Jika industri tidak mampu meningkatkan

    kualitas atau mendeferensiasikannya, laba, dan pertumbuhan industri dapat

    terancam. Faktor-faktor yang menentukan ancaman produk pengganti atau

    substitusi adalah kinerja harga yang relatif terhadap produk pengganti, biaya

    peralihan (switching cost) kecenderungan pembeli terhadap produk pengganti.

    5. Persaingan Diantara para Anggota Industri

    Persaingan dikalangan industri terjadi karena mereka berebut posisi dengan

    menggunakan taktik seperti persaingan harga, introduksi produk dan perang iklan.

    Adapun faktor-faktor yang menentukan persaingan adalah pertumbuhan industri,

    biaya tetap atau biaya penyimpanan penambah nilai, kelebihan kapasitas

    sementara, perbedaan-perbedaan produk, brand identity, biaya peralihan,

    konsentrasi dan keseimbangan, kompleksitas informasi, diversitas para pesaing,

    taruhan perusahaan (corporate stakes) dan hambatan keluar(exit barrier).

    3.1.3. Konsep Perumusan Strategi

    Menurut David (2004), teknik perumusan strategi dapat dipadukan menjadi

    kerangka kerja keputusan yang dapat dipakai untuk semua ukuran dan tipe

    organisasi dan dapat membantu ahli strategi mengenali, mengevaluasi dan

    memilih strategi. Tahap pertama disebut tahap input (matrik IFE dan EFE) dan IE,

    tahap kedua disebut tahap pencocokan (matriks SWOT) dan tahap ketiga disebut

    tahap keputusan (matriks QSPM).

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    52/178

    3.1.3.1 Tahap Input

    Tahap input merupakan tahap pertama dalam merumuskan strategi. Tahap

    input meringkas informasi input dasar yang diperlukan untuk merumuskan

    strategi. Alat input mengharuskan ahli strategi untuk menghitung secara subjektif

    dalam tahap awal dari proses perumusan strategi. Penilaian intuitif yang baik

    sangat diperlukan dalam menetapkan pembobotan dan penilaian yang tepat. Yang

    merupakan salah satu teknik dalam perumusan strategi pada tahap input adalah

    dengan analisis Evaluasi Faktor Internal (IFE) dan Evaluasi Faktor Eksternal

    (EFE).

    A. Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE)

    David (2004) mengatakan bahwa, pembuatan matrik evaluasi faktor internal

    (IFE) merupakan tahap akhir dari analisis lingkungan internal perusahaan yang

    berupa kekuatan dan kelemahan dengan beberapa variabel, diantaranya

    manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi, produk atau operasi, penelitian

    dan pengembangan dan sistem infomasi manajemen.

    B. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE).

    Pembuatan matriks evaluasi faktor eksternal (EFE) merupakan tahap akhir

    dari analisis lingkungan eksternal perusahaan yang berupa peluang dan ancaman

    dengan beberapa variabel, diantaranya: ekonomi, sosial budaya, demografi dan

    lingkungan, politik, pemerintah dan hukum, teknologi, dan persaingan.

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    53/178

    C. Matriks IE (Internal Eksternal)

    Strategi suatu perusahaan akan lebih efektif apabila strategi diterapkan

    sesuai dengan posisi dan kondisi perusahaan. Matriks IE adalah gabungan hasil

    analisis yang diperoleh dari matriks IFE dan EFE. Parameter yang digunakan

    meliputi parameter kekuatan internal dan pengaruh eksternal yang dihadapi

    perusahaan. Tujuan pengunaan model ini adalah memperoleh strategi bisnis

    ditingkat korporat atau divisi unit bisnis yang lebih detail (Rangkuti, 2004).

    Penjelasan secara spesifik mengenai kesembilan strategi yang terdapat pada

    sembilan matriks IE adalah:

    1. Strategi Pertumbuhan

    Direncanakan untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan, asset,

    profit, maupun kombinasi dari ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan

    menurunkan harga, pengembangan produk baru, menambah kualitas produk atau

    meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas. Usaha yang dapat dilakukan adalah

    dengan meminimalkan biaya sehingga dapat meningkatkan profit.

    2. Integrasi ke Depan

    Integrasi ke depan (forward integration) adalah upaya memiliki atau

    meningkatkan kendali atas distributor atau pengecer. Strategi ini dilakukan

    apabila perusahaan mendapatkan banyak masalah dengan pendistribusian produk

    mereka.

    3. Integrasi ke Belakang

    Merupakan strategi untuk mencoba memiliki atau meningkatkan control

    terhadap perusahaan pemasok. Strategi ini sangat tepat digunakan ketika

    perusahaan pemasok saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal, atau tidak

    dapat memenuhi kebutuhan pasar.

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    54/178

    4. Integrasi Horisontal

    Integrasi Horisontal adalah strategi mencoba memiliki atau meningkatkan

    kendali atas pesaing. Strategi ini bertujuan meningkatkan pengawasan terhadap

    para pesaing.

    5. Penetrasi Pasar

    Strategi penetrasi pasar berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk

    atau jasa yang sudah ada di pasar melalui usaha pemasaran yang gencar. Strategi

    ini sering digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan strategi lainnya.

    6. Pengembangan Pasar

    Pengembangan Pasar melibatkan perkenalan produk yang ada saat ini ke

    area geografis yang baru. Lima panduan mengenai kapan pengembangan bisa

    menjadi strategi yang efektif yaitu: (1) Ketika perusahan sangat berhasil dalam

    apa yang dilakukannya, (2) Ketika ada pasar yang belum tersentuh, (3) Ketika

    perusahaan memiliki bisnis yang tidak berkaitan dan masih berkembang baik,

    serta memilki sumberdaya untuk memasuki industri baru tersebut.

    7. Pengembangan Produk

    Merupakan strategi yang berupaya meningkatkan penjualan dengan

    memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang sudah ada.

    3.1.3.2 Tahap Pencocokan

    Tahap pencocokan merupakan tahap kedua yang berfungsi untuk

    mencocokkan antara kekuatan dan kelemahan dari faktor internal dan peluang dan

    ancaman dari faktor eksternal. Alat analisis yang digunakan adalah matriks

    SWOT yang sebelumnya dilakukan analisis IE untuk melihat kondisi dan posisi

    perusahaan. Analisis SWOT merupakan akronim dari Strengths (kekuatan),

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    55/178

    Weaknesess (kelemahan), Opportunities(peluang) dan Threats(ancaman) adalah

    suatu proses identifikasi berbagai faktor secara sistemetis untuk merumuskan

    strategi yang sesuai dengan lingkungan perusahaan. Dimana analisis tersebut

    didasarkan pada logika yang dapat dimaksimalkan kekuatan dan peluang yang ada

    pada perusahaan, namun secara bersamaan dapat diminimalkan kelemahan dan

    ancaman yang ada (Rangkuti, 2004).

    3.1.3.3 Tahap Keputusan

    Tahap terakhir dalam perumusan strategi adalah tahap pencocokan.

    Informasi yang diperoleh pada tahap input dan tahap pencocokan, digunakan

    dalam tahap keputusan. Dalam tahap ini menggunakan analisis matriks Matriks

    Perencanaan Strategik Kuantitatif atau Quantitative Strategic PlanningMatriks

    (QSPM).

    QSPM adalah alat yang memungkinkan ahli strategi mengevaluasi strategi

    alternatif secara objektif, berdasarkan faktor-faktor kritis strategi untuk sukses

    eksternal. Analisis matriks QSPM dirancang untuk mendapatkan daya tarik relatif

    dari tindakan alternatif yang layak. Teknik ini secara sasaran menunjukkan

    strategi alternatif mana yang terbaik. Sifat positif yang lain dari QSPM adalah

    bahwa strategi yang dapat diperiksa secara berurutan atau bersamaan dan tidak

    ada batasan untuk jumlah strategi yang dapat dievaluasi atau diperiksa sekaligus.

    (David, 2004).

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    56/178

    3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

    Upaya untuk dapat bertahan dan bersaing dengan negara lain dalam ekspor

    teh hitamnya, PGM PTPN VIII memerlukan strategi pengembangan yang tepat.

    Pengembangan merupakan kegiatan penting dari sebuah aktivitas perusahaan.

    Keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitas usahanya dapat

    diukur dari sejauh mana perusahaan tersebut dapat menciptakan produk yang

    bernilai untuk dapat dipasarkan.

    Penentuan awal dalam analisis strategi ini adalah dengan melakukan

    analisis lingkungan perusahaan dengan mengidentifikasi lingkungan internal yang

    berupa kekuatan dan kelemahan, yang terdiri dari beberapa variabel yaitu

    pemasaran, keuangan, produksi atau operasi, teknologi, penelitian dan

    pengembangan, dan sistem informasi manajemen. Sedangkan kondisi lingkungan

    eksternal berupa peluang dan ancaman yang terdiri dari lingkungan makro dan

    lingkungan mikro. Lingkungan makro terdiri dari faktor ekonomi, faktor sosial

    budaya, demografi, dan lingkungan, faktor politik pemerintah, dan hukum, faktor

    teknologi, faktor persaingan. Sedangkan lingkungan mikro dianalisis berdasarkan

    lima kekuatan yang mempengaruhi persaingan industri berdasarkan teori Porter

    yang terdiri dari acaman masuknya pendatang baru, kekuatan tawar menawar

    pemasok, kekuatan tawar menawar pembeli, dan ancaman produk substitusi.

  • 7/25/2019 Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam p

    57/178

    Analisis dilakukan untuk mempertimbangkan faktor internal dan eksternal

    yang akan mempengaruhi keberadaan dan produk yang dihasilkan oleh suatu

    perusahaan. Tahap berikutnya adalah memasukkan faktor-faktor yang berasal dari

    lingkungan internal kedalam matriks IFE dan faktor-faktor lingkungan eksternal

    kedalam matriks EFE. Berdasarkan hasil matriks IFE dan EFE selanjutnya

    dianalisis dengan matriks SWOT. Tujuan analisis matriks SWOT ini adalah untuk

    memperoleh alternatif strategi yang akan dilakukan oleh perusahaan. Hasil

    matriks IFE dan EFE juga digunakan untuk menganalisis matriks IE. Tujuan

    analisis matriks ini adalah untuk mendapatkan strategi bisnis yang leb