Manual Penentuan Status Dan Faktor Pengungkit PEL

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Penentuan Status Dan Fakto

Citation preview

  • MMMAAANNNUUUAAALLL

    PPPEEENNNEEENNNTTTUUUAAANNN SSSTTTAAATTTUUUSSS DDDAAANNN FFFAAAKKKTTTOOORRR PPPEEENNNGGGUUUNNNGGGKKKIIITTT PPPEEELLL

    DDDIIIRRREEEKKKTTTOOORRRAAATTT PPPEEERRRKKKOOOTTTAAAAAANNN DDDAAANNN PPPEEERRRDDDEEESSSAAAAAANNN DDDEEEPPPUUUTTTIII PPPEEENNNGGGEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNN RRREEEGGGIIIOOONNNAAALLL DDDAAANNN OOOTTTOOONNNOOOMMMIII DDDAAAEEERRRAAAHHH

    BBBAAADDDAAANNN PPPEEERRREEENNNCCCAAANNNAAAAAANNN PPPEEEMMMBBBAAANNNGGGUUUNNNAAANNN NNNAAASSSIIIOOONNNAAALLL

  • i

    MMMAAANNNUUUAAALLL

    PPPEEENNNEEENNNTTTUUUAAANNN SSSTTTAAATTTUUUSSS DDDAAANNN FFFAAAKKKTTTOOORRR PPPEEENNNGGGUUUNNNGGGKKKIIITTT PPPEEELLL

    Cetakan Pertama 2006

    Cetakan Kedua 2008

    Cetakan Ketiga 2010

  • ii

    Undang-undang No 19 Tahun 2002 Tentang

    Hak Cipta Pasal 72

    (1) Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan

    sebagaimana dimaksud dalam pasal ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dipidana paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara lama 7 (tujuh) tahun dan atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

    (2) Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

  • iii

    Perpustakaan Nasional katalog dalam terbitan (KDT)

    Direktorat Perkotaan dan Perdesaan, Manual Penentuan Status dan Faktor Pengungkit PEL/oleh Direktorat Perkotaan dan Perdesaan Cet: 1. Jakarta: Direktorat Perkotaan dan Perdesaan, BAPPENAS, 2007 ix, 50 hal: 25 cm ISBN

    1. Ekonomi 1. Manual Penentuan Status dan Faktor Pengungkit PEL

  • iv

    DDDAAAFFFTTTAAARRR IIISSSIII

    Daftar Isi....................................................................................................................................... iv Daftar Tabel............................................................................................................................... v Daftar Gambar......................................................................................................................... vi

    Bab I: Pendahuluan.............................................................................................................. 1 Bab II: Cara Menginstall Program Raled SBH................................ 2 Bab III: Cara Mengoperasikan Program Raled SBH.............. 7 Bab IV: Pengoperasian Program Penentuan Bobot Untuk Aspek Pengmbangan Ekonomi Lokal.....................................

    20

    Bab V: Interpretasi Hasil Analisis.................................................................... 27

  • v

    DDDAAAFFFTTTAAARRR TTTAAABBBEEELLL

    Nomor Teks Hal

    1 Nilai dari masing-masing Responden.......................................... 9

    2 Nilai yang telah diurutkan untuk mencari Nilai Median.........................................................................................................................

    10

  • vi

    DDDAAAFFFTTTAAARRR GGGAAAMMMBBBAAARRR Nomor Teks Hal

    1 Memastikan Folder RALED SBH ada pada Default File Location.............................................................................................................

    2

    2 Memastikan Rapfish version 5 ada pada Add-Ins.............. 3 3 Mengisi Toolbar name dengan RALED SBH........................... 4 4 Menu Custom Menu Item setelah ditaruh di bawah

    Kotak RALED SBH............................................................................................

    5 5 Memasukkan Gambar Kunci pada Custom Menu Item 6 6 Memasukan Main_Initialize pada Macro name................... 6 7 Membuka File Aspek Tata Pemerintahan................................... 7 8 Worksheet setelah Nilai Median dimasukkan ke

    dalam Baris Tata Pemerintahan dari sel D2 sampai dengan L2...................................................................................................................

    11 9 Kotak Rapfish Analysis.................................................................................. 12 10 Hasil Pengisian pada Kotak Rapfish Analysis........................ 14 11 Hasil Analisis Rapfish..................................................................................... 15 12 Hasil Analisis Faktor Pengungkit........................................................ 16 13 Hasil Analisis Monte Carlo........................................................................ 17 14 Worksheet Pembuatan Diagram Layang-layang

    Pengembangan Ekonomi Lokal............................................................

    18 15 Diagram Layang-layang Pengembangan Ekonomi

    Lokal.................................................................................................................................

    19 16 Worksheet Penentuan Bobot untuk Aspek

    Pengembangan Ekonomi Lokal............................................................

    21 17 Pengisian Tabel 1 dari Tabel Kuesioner Penentuan

    Bobot...............................................................................................................................

    21 18 Nilai Rasio Konsistensi (CR) ................................................................... 22 19 Nilai Bobot Aspek Pengembangan Ekonomi Lokal.......... 23 20 Mencari Fungsi GEOMEAN..................................................................... 24 21 Worksheet setelah Menekan Tombol OK pada Kotak

    Insert Function......................................................................................................

    25 22 Penentuan Nilai Bobot Gabungan Aspek PEL setelah

    Dinormalkan............................................................................................................

    25 23 Penentuan Status Pengembangan Ekonomi Lokal............ 26 24 Status Aspek Tata Pemerintahan di Kabupaten

    Serang.............................................................................................................................

    28

  • vii

    Nomor Teks Hal

    25 Faktor Pengungkit Aspek Tata Pemerintahan di Kabupaten Serang..............................................................................................

    29

  • 1

    PPPEEENNNDDDAAAHHHUUULLLUUUAAANNN

    Penentuan status dan faktor pengungkit Pengembangan Ekonomi Lokal

    (PEL) menggunakan beberapa program kemasan yang telah dirancang untuk

    kepentingan tersebut 1 . Program kemasan yang digunakan adalah Program

    RALED (Rapid Assessment Techniques for Local Economic Development) dan

    Program Penentuan Bobot untuk Aspek PEL2. Modifikasi yang telah dilakukan

    hanya pada dimensi maupun indikatornya saja 3 . Indikator dikembangkan

    berdasarkan konsep Heksagonal pengembangan ekonomi lokal, yang terdiri dari

    enam aspek yaitu: Kelompok Sasaran, Faktor Lokasi, Kesinergian dan Fokus

    Kebijakan, Pembangunan Berkelanjutan, Tata Pemerintahan dan Proses

    Manajemen. Hasil analisis dengan menggunakan Program RALED ini berupa

    indeks dan faktor pengungkit dari masing-masing aspek pengembangan ekonomi

    lokal. Akan tetapi Program RALED ini tidak dapat menentukan status PEL

    secara keseluruhan.

    Penentuan status pengembangan ekonomi lokal secara keseluruhan

    menggunakan program lainnya, yaitu Program PENENTUAN BOBOT UNTUK

    ASPEK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL. Hasil analisis dari program ini

    berupa bobot dari masing-masing aspek pengembangan ekonomi lokal. Dengan

    diketahuinya indeks masing-masing aspek pengembangan ekonomi lokal dari

    hasil analisis RALED dan Bobot masing-masing aspek pengembangan ekonomi

    lokal dari Progam PENENTUAN BOBOT UNTUK ASPEK PENGEMBANGAN

    EKONOMI LOKAL, maka akan diketahui status pengembangan ekonomi lokal

    secara keseluruhan.

    1 Program kemasan dirancang oleh Dr. Ir. Sugeng Budiharsono, Ketua Tim Tenaga Ahli Revitalisasi Pengembangan Ekonomi Lokal 2 Program RALED merupakan program yang dimodifikasi dari Program RAPFISH (Rapid Assessment Techniques for Fisheries) yang dikembangkan oleh Fisheries Center, University of British Columbia, Kanada 3 Indikator pada RALED ini mengacu kepada indikator yang telah dikembangkan oleh Direktorat Perekonomian Daerah, BAPPENAS khusus untuk PEL.

    1

  • 2

    CARA MENGINSTAL RALED

    Program RALED adalah modifikasi dari Program RAPFISH sehingga cara

    menginstall program RALED, yaitu sebagai berikut:

    1. Copy folder program RALED , yang ada dalam folder RALED dari CD ke

    komputer, misalnya ke hardisk C. Sehingga program ada di direktori C,

    yaitu sebagai berikut C:\RALED\RALED SBH

    2. Buka program Excel, dan lihat apakah folder RALED sudah berada pada

    default directory, yaitu C atau tidak. Untuk mengeceknya, klik menu Tools

    pada bagian atas program Excel, setelah itu klik Options, lalu klik General.

    Lihat di kotak Options, kemudian di depan Default file location, harus

    ditulis C:\RALED\RALED SBH seperti yang disajikan pada Gambar 1.

    2

  • 3

    Gambar 1. Memastikan Folder RALED ada pada Default File Location

    3. Klik menu Tools pada bagian atas worksheet kemudian klik Add-Ins.

    Kemudian lihat dalam kotak Add-Ins, apakah Rapfish version 5

    (Agustus 2001) sudah atau belum, kalau belum ada klik tombol Browse,

    lalu cari file Rap1.xla yang ada di folder C:\RapfishExcels, lalu klik tombol

    OK. Kalau sudah ada beri tanda pada Analysis Toolpak VBA, Rapfish

    version 5 (Agustus 2001) dan Internet Asisten VBA, seperti yang dapat

    dilihat pada Gambar 2. Setelah itu klik tombol OK.

  • 4

    Gambar 2. Memastikan Rapfish version 5 ada pada Add-Ins

    4. Bukalah, salah satu file analisis RALED, misalnya file ANALISIS RALED

    UNTUK TATA PEMERINTAHAN. Kemudian lihatlah apakah dalam

    Worksheet tersebut ada tombol RALED atau tidak. Apabila tidak ada maka

    ikuti instalasi sebagai berikut.:

    a. Klik menu Tools pada bagian atas worksheet, kemudian klik

    Customize, lalu klik Toolbars pada Kotak Customize. Lihat

    apakah ada dalam Kotak tersebut tulisan RALED , apabila sudah

    ada lalu beri tanda didepan tulisan RALED . Apabila belum ada

    klik tombol New dan muncul Kotak New Toolbar. Pada

    Toolbar name tulis RALED lalu klik menu OK, seperti yang

    dapat dilihat pada Gambar 3.

  • 5

    Gambar 3. Mengisi Toolbar name dengan Tulisan RALED

    b. Pada Kotak Customize, klik menu Command, lalu cari menu

    Macros, lihat di bagian sebelah kanan ada menu Custom Menu

    Item dan pindahkan ke bagian bawah RALED , seperti yang dapat

    dilihat pada Gambar 4.

    Gambar 4. Menu Custom Menu Item setelah ditaruh di bawah

    Kotak RALED .

    c. Klik lagi tombol menu Modify Selection, kemudian klik menu

    Assign Macro, lalu tulis pada kolom Macro name di kotak

    Assign Macro dengan tulisan Main_Initialize seperti yang

    dapat dilihat pada Gambar 6. Setelah itu tekan tombol menu

    Close.

    d. Tekan menu Modify Selection pada kotak Customize, lalu tekan

    menu Change Button Image, kemudian pilih gambar kunci,

    sehingga dalam worksheet akan terlihat seperti Gambar 5.

  • 6

    Gambar 5. Memasukkan Gambar Kunci pada Custom Menu Item

    Gambar 6. Memasukkan Main_Initailize ke dalam Macro name

  • 7

    CARA MENGOPERASIKAN PROGRAM RALED

    Program RALED yang sudah diinstall, sudah dapat dgunakan untuk

    menganalisis status pengembangan ekonomi lokal, mengidentifikasi faktor

    pengungkit maupun melakukan analisis Monte Carlo. Tahapan pengoperasian

    Program RALED adalah sebagai berikut:

    1. Buka File ANALISIS RALED UNTUK TATA PEMERINTAHAN, kemudian

    akan muncul pada layar seperti yang tertera pada Gambar 7. Kemudian

    tekan tombol Enables Macros.

    Gambar 7. Membuka File Aspek Tata Pemerintahan

    2. Tekan worksheet yang ada tulisan Rapscores. Isilah nilai pada baris Tata

    Pemerintahan mulai dari sel D2 sampai L2, berdasarkan kuesioner yang telah

    3

  • 8

    diisi oleh responden. Contoh kuesioner Penentuan Nilai Indikator

    Pengembangan Ekonomi Lokal yang dikembangkan oleh Direktorat

    Perkotaan dan Perdesaan BAPPENAS disajikan pada Lampiran 1. Apabila

    hanya ada satu nilai, karena kuesioner diisi secara musyawarah oleh seluruh

    responden, maka nilai tersebut langsung dimasukkan ke dalam baris Tata

    Pemerintahan. Akan tetapi bila ada banyak kuesioner yang diisi oleh masing-

    masing responden, maka nilai yang yang dimasukkan adalah nilai median.

    Cara mencari nilai median adalah sebagai berikut.

    a. Buatkan senarai nilai dari dari seluruh responden untuk masing-masing

    indikator dalam aspek TATA PEMERINTAHAN. Sebagai contoh ada 9

    responden yang memberikan nilai seperti yang dapat dillihat pada Tabel

    1.

    b. Kemudian urutkan nilai-nilai dalam Tabel 1 dari mulai yang terkecil

    sampai yang terbesar. Nilai median adalah nilai yang berada ditengah

    (diarsir), seperti dapat dilihat pada Tabel 2.

  • 9

    Tabel 1. Nilai dari Masing-masing Responden

    No Indikator Skala R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6 R-7 R-8 R-9

    1. Kemitraan di bidang infrastruktur (a.l.: BOT)

    0 = tidak ada 1 = ada dan tebatas 2 = ada dan optimal

    1 1 1 1 1 1 1 1 1

    2. Kemitraan di bidang promosi dan perdagangan

    0 = tidak ada 1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif

    2 1 1 2 1 2 1 1 1

    3. Kemitraan di bidang pembiayaan usaha (a.l.: penjaminan, penyaluran kredit, PKBL)

    0 = tidak ada 1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif

    1 2 2 1 1 1 2 1 1

    4. Reformasi sistem insentif pengembangan SDM aparatur (a.l.: remunerasi, jenjang karir)

    0 = tidak ada 1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif

    2 0 1 0 1 1 2 1 1

    5. Restrukturisasi organisasi pemerintah

    0 = tidak ada 1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif

    2 2 1 2 2 2 1 1 2

    6. Prosedur pelayanan administrasi publik:

    1. sederhana 2. jelas 3. cepat 4. terjangkau

    0 = 0 1 aspek 1 = 2 3 aspek 2 = 4 aspek

    0 1 1 2 2 1 1 1 0

    7. Status Asosiasi industri/ komoditi/ Forum Bisnis

    0 = tidak ada 1 = mati suri 2 = Ada dan aktif (komunikasi dgn pelaku usaha dan pemda)

    1 2 2 2 1 0 1 2 2

    8. Peran Asosiasi industri/komoditi/ Forum bisnis terhadap perbaikan kebijakan pemerintah di bidang pengembangan ekonomi lokal

    0 = tidak efektif karena bersifat politis 1 = tidak efektif karena kendala internal 2 = efektif

    1 0 1 1 1 0 2 1 1

    9. Manfaat asosiasi/organisasi bagi anggotanya

    0 = tidak ada 1 = ada tetapi rendah 2 = ada dan optimal

    1 1 0 0 2 1 1 1 1

  • 10

    Tabel 2. Nilai yang Telah Diurutkan untuk Mencari Nilai Median

    No Indikator Skala Nilai Median

    1. Kemitraan di bidang infrastruktur (a.l.: BOT)

    0 = tidak ada 1 = ada dan tebatas 2 = ada dan optimal

    1 1 1 1 1 1 1 1 1

    2. Kemitraan di bidang promosi dan perdagangan

    0 = tidak ada 1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif

    1 1 1 1 1 1 2 2 2

    3. Kemitraan di bidang pembiayaan usaha (a.l.: penjaminan, penyaluran kredit, PKBL)

    0 = tidak ada 1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif

    1 1 1 1 1 1 2 2 2

    4. Reformasi sistem insentif pengembangan SDM aparatur (a.l.: remunerasi, jenjang karir)

    0 = tidak ada 1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif

    0 0 1 1 1 1 1 2 2

    5. Restrukturisasi organisasi pemerintah

    0 = tidak ada 1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif

    1 1 1 2 2 2 2 2 2

    6. Prosedur pelayanan administrasi publik:

    1. sederhana 2. jelas 3. cepat 4. terjangkau

    0 = 0 1 aspek 1 = 2 3 aspek 2 = 4 aspek

    0 0 1 1 1 1 1 2 2

    7. Status Asosiasi industri/ komoditi/ Forum Bisnis

    0 = tidak ada 1 = mati suri 2 = Ada dan aktif (komunikasi dgn pelaku usaha dan pemda)

    0 1 1 1 2 2 2 2 2

    8. Peran Asosiasi industri/komoditi/ Forum bisnis terhadap perbaikan kebijakan pemerintah di bidang pengembangan ekonomi lokal

    0 = tidak efektif karena bersifat politis 1 = tidak efektif karena kendala internal 2 = efektif

    0 0 1 1 1 1 1 1 2

    9. Manfaat asosiasi/organisasi bagi anggotanya

    0 = tidak ada 1 = ada tetapi rendah 2 = ada dan optimal

    0 0 1 1 1 1 1 1 2

  • 11

    3. Masukkan nilai median tersebut ke baris Tata Pemerintahan mulai dari

    kolom D2 sampai dengan L2, pada worksheet Rapscores pada File

    ANALISIS RALED UNTUK TATA PEMERINTAHAN, seperti yang dapat

    dilihat pada Gambar 8.

    Gambar 8. Worksheet setelah Nilai Median Dimasukkan ke

    dalam Baris Tata Pemerintahan dari sel D2 sampai dengan L2.

    4. Klik gambar kunci atau tulisan Custom Menu Item pada Kotak kecil

    RALED . Pada worksheet tersebut akan muncul Kotak Rapfish Analysis

    seperti yang disajikan pada Gambar 9.

  • 12

    Gambar 9. Kotak Rapfish Analysis

    5. Isilah kotak-kotak yang kosong pada Kotak Rapfish Analysis sebagai berikut:

    a. Kotak kosong di depan Number of Fisheries, diisi dengan jumlah

    lokasi/komoditi yang akan dianalisis, pada kasus ini karena hanya 1 nilai

    dari Kabupaten Serang, maka nilai yang dimasukkan adalah angka 1.

    b. Kotak kosong di depan tulisan Row # diisi dengan letak baris tempat

    tulisan Tata Pemerintahan. Dalam kasus ini, tulisan Tata

    Pemerintahan ada pada baris ke dua, sehingga nilai yang dimasukkan

    ke dalam kotak adalah angka 2.

  • 13

    c. Kotak kosong di depan tulisan Name of Fisheries are in Excel

    Column diisi dengan letak kolom tulisan Tata Pemerintahan. Pada

    kasus ini tulisan Tata Pemerintahan terletak pada kolom A, sehingga

    yang diisikan pada kotak tersebut adalah huruf A.

    d. Kotak kosong di bawah tulisan NUMBER of attributes diisi dengan

    jumlah indikator/atribut yang digunakan. Pada kasus ini, Aspek Tata

    Pemerintahan menggunakan 9 indikator/atribut, sehingga yang diisikan

    pada kotak tersebut adalah angka 9.

    e. Kotak kosong di bawah tulisan Column letter of 1st attribute diisi

    dengan kolom dimana terletak atribut/indikator yang pertama. Pada

    kasus ini indikator/atribut yang pertama terletak pada kolom D, sehingga

    kotak tersebut diisikan dengan huruf D.

    f. Kotak kosong di bawah tulisan REFERENCE diisi dengan angka 4.

    g. Kotak kosong di bawah tulisan ANCHORs diisi dengan jumlah baris

    Anchor. Pada kasus ini jumlah baris pada Anchor ada 15, yaitu mulai dari

    baris ke-9 sampai dengan baris ke-24.

    h. Kotak kosong di depan tulisan GOOD diisi dengan letak baris tulisan

    GOOD pada worksheet. Pada kasus ini, tulisan GOOD terletak pada

    baris ke-5, sehingga kotak tersebut diisi dengan angka 5.

    i. Kotak kosong di depan tulisan BAD diisi dengan letak baris tulisan BAD

    pada worksheet. Pada kasus ini tulisan BAD terletak pada baris ke-6,

    sehingga kotak tersebut diisi dengan angka 6.

    j. Kotak kosong di depan tulisan UP diisi dengan letak baris tulisan UP pada

    worksheet. Pada kasus ini tulisan UP terletak pada baris ke-7, sehingga

    kotak tersebut diisi dengan angka 7.

    k. Kotak kosong di depan tulisan DOWN diisi dengan letak baris tulisan

    DOWN pada worksheet. Pada kasus ini tulisan DOWN terletak pada

    baris ke-8, sehingga kotak tersebut diisi dengan angka 8.

    l. Kotak kosong di bawah tulisan 1st Anchor fishery diisi dengan letak

    baris Anchor PEL yang pertama pada worksheet. Pada kasus ini terletak

    pada baris ke-9, sehingga kotak tersebut diisi dengan angka 9.

  • 14

    m. Kotak kosong di depan tulisan Number of random repeat diisi dengan

    angka 25.

    n. Kotak kosong di depan tulisan Normal 0 mean error distribution

    with 95 % interval confidence = diisi dengan angka 20.

    o. Kotak kosong di depan tulisan Row # of Emin diisi angka 27.

    p. Kotak kosong di depan Row # of Emax diisi angka 28.

    Hasil pengisian kotak-kotak kosong tersebut disajikan pada Gambar 10.

    Gambar 10. Hasil Pengisian pada Kotak Rapfish Analysis

  • 15

    6. Setelah semua kotak kosong diisi semua, kemudian tekan menu RUN

    Rapfish pada kotak Rapfish Analysis, maka akan diperoleh hasil analisis

    Rapfish seperti yang terdapat pada worksheet RapAnalysis, seperti yang

    disajikan pada Gambar 11.

    Gambar 11. Hasil Analysis Rapfish 7. Tekan lagi menu Run Leveraging, maka akan diperoleh hasil analisis

    faktor/atribut pengungkit (Leverage Attributes/Factors) seperti yang

    terdapat pada worksheet LeverageAttributes seperti yang disajikan pada

    Gambar 12.

  • 16

    Gambar 12. Hasil Analisis Faktor Pengungkit

    8. Tekan lagi menu Run MONTE CARLO, maka akan diperoleh hasil

    analisis Monte Carlo seperti yang terdapat pada worksheet MonteCarlo,

    seperti yang disajikan pada Gambar 13.

  • 17

    Gambar 13. Hasil Analisis Monte Carlo Prosedur di atas dilakukan untuk setiap aspek/dimensi pengembangan

    ekonomi lokal lainnya, sehingga seluruh aspek pengembangan ekonomi lokal

    akan diketahui indeks status dan faktor pengungkitnya dari masing-masing

    aspek pengembangan ekonomi lokal. Hasil analisis Rapfish terhadap seluruh

    aspek pengembangan ekonomi lokal di Kabupaten Serang adalah sebagai sebagai

    berikut:

    Kelompok Sasaran = 62,76

    Faktor Lokasi = 57,43

    Kesinergian dan Fokus Kebijakan = 48,21

    Pembangunan Berkelanjutan = 65,16

    Tata Pemerintahan = 57,99

    Proses Manajemen = 51,13

    Setelah diketahui indeks status masing-masing aspek/dimensi

    pengembangan ekonomi lokal, maka status aspek pengembangan ekonomi lokal

  • 18

    tersebut dapat digambarkan dalam suatu diagram layang-layang. Cara membuat

    diagram layang-layang tersebut adalah sebagai berikut:

    1. Buka file Diagram Layang-layang pengembangan ekonomi lokal, maka akan

    dapat dilihat worksheet seperti yang disajikan pada Gambar 14.

    Gambar 14. Worksheet Pembuatan Diagram Layang-layang Pengembangan Ekonomi Lokal

  • 19

    2. Isilah nama Kab./Kota, misalnya Kabupaten Serang, dan isilah nilai indeks

    seluruh aspek pengembangan ekonomi lokal dari hasil analisis RALED, maka

    akan langsung dapat dilihat diagram layang-layang pengembangan ekonomi

    lokal seperti yang disajikan pada Gambar 15.

    Gambar 15. Diagram Layang-layang Pengembangan Ekonomi Lokal

  • 20

    PPPEEENNNGGGOOOPPPEEERRRAAASSSIIIAAANNN PPPRRROOOGGGRRRAAAMMM PPPEEENNNEEENNNTTTUUUAAANNN BBBOOOBBBOOOTTT UUUNNNTTTUUUKKK AAASSSPPPEEEKKK PPPEEENNNGGGEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNN EEEKKKOOONNNOOOMMMIII LLLOOOKKKAAALLL

    Hasil analisis dari Program RALED hanya menentukan status atau

    kondisi dari masing-masing dimensi pengembangan ekonomi lokal, tetapi tidak

    dapat menentukan status pengembangan ekonomi lokal secara keseluruhan. Hal

    ini dikarenakan bobot dari masing-masing aspek pengembangan ekonomi lokal

    yang dianggap sama. Padahal dalam kenyataannya, bobot antara masing-masing

    aspek pengembangan ekonomi lokal tersebut tentu saja berbeda. Untuk

    menentukan status pengembangan ekonomi lokal secara keseluruhan dengan

    menentukan bobot dari masing-masing dimensi pengembangan ekonomi lokal

    digunakan Program Penentuan Bobot Dimensi pengembangan ekonomi lokal

    yang dikembangkan oleh Dr. Ir. Sugeng Budiharsono yang merupakan modifikasi

    dari Analytical Hierarchy Process (AHP) yang dikembangkan oleh Saaty (1988).

    Cara mengoperasikan program tersebut adalah sebagai berikut:

    1. Copy program Penentuan Bobot Aspek pengembangan ekonomi lokal dari CD

    ke komputer.

    2. Buka program dengan mengklik 2 kali file Penentuan Bobot Aspek

    pengembangan ekonomi lokal, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 16.

    3. Copy worksheet di atas sebanyak jumlah responden pada file yang sama

    4. Isikan Tabel 1 pada worksheet dengan angka-angka yang berasal dari tabel

    yang ada di kuesioner penentuan bobot. Sebagai contoh dapat dilihat pada

    Gambar 17. Contoh kuesioner Penentuan Bobot untuk Aspek

    pengembangan ekonomi lokal disajikan pada Lampiran 2.

    4

  • 21

    Gambar 16. Worksheet Penentuan Bobot Aspek Pengembangan Ekonomi Lokal

    Gambar 17. Pengisian Tabel 1 dari Tabel Kuesioner Penentuan

    Bobot 5. Dengan mengisi Tabel 1 pada worksheet, maka secara otomatis dapat

    diketahui nilai Rasio konsistensi (CR) seperti yang dapat dilihat pada

    Gambar 18.

  • 22

    Gambar 18. Nilai Rasio Konsistensi (CR) 6. Apabila nilai CR 0,1, maka pengisian kuesioner oleh responden dianggap

    konsisten, sehingga nilai Bobot Aspek pengembangan ekonomi lokal dapat

    digunakan. Pada contoh di atas, nilai CR = 0,0782 berarti nilai CR 0,1 dan

    nilai bobot aspek pengembangan ekonomi lokal dapat digunaka. Nilai bobot

    aspek pengembangan ekonomi lokal dapat dilihat pada Gambar 19.

    Seandainya nilai CR > 0,1. maka nilai bobot aspek pengembangan ekonomi

    lokal tidak digunakan. Teliti lagi angka-angka yang dimasukan dari kuesioner

    ke dalam Tabel 1, karena kemungkinan ada kesalahan dalam pengisian Tabel

    1 pada worksheet tersebut. Apabila setelah pengisian angka sesuai dengan

    Tabel 1 sudah sesuai dengan angka-angka dari tabel kuesioner, maka

    kemungkinan kesalahan adalah karena ketidakkonsistenan responden dalam

    pengisian kuesione, sehingga pengisian kuesioner harus diulang sampai

    pengisian konsisten dan memberikan nilai CR 0,1.

  • 23

    Gambar 19. Nilai Bobot Aspek Pengembangan Ekonomi Lokal 7. Dari Gambar 19 tersebut dapat dilihat bahwa bobot masing-masing aspek

    PEL adalah sebagai berikut:

    Kelompok Sasaran = 0,3693

    Faktor Lokasi = 0,2750

    Kesinergian dan Fokus Kebijakan = 0,0045

    Pembangunan Berkelanjutan = 0,1732

    Tata Pemerintahan = 0,0514

    Proses Manajemen = 0,0866

    8. Selanjutnya isilah tabel-tabel pada worksheet yang telah dicopykan dari

    angka-angka yang telah diisi oleh responden, dengan menggunakan langkah-

    langkah yang sama seperti di atas.

    9. Setelah diperoleh nilai bobot aspek pengembangan ekonomi lokal dari

    masing-masing responden, kemudian nilai-nilai tersebut dipindahkan pada

    worksheet baru untuk dicari nilai bobot aspek pengembangan ekonomi lokal

    dari seluruh responden dengan menggunakan rata-rata geometrik (geometric

    mean). Pada contoh kasus ini misalnya ada 9 responden, dari salah satu

    responden tidak mengisi secara konsisten dengan nilai CR = 0,1193, sehingga

    nilai bobot aspek pengembangan ekonomi lokal responden ini tidak dapat

    digunakan. Oleh karena itu untuk menentukan nilai bobot gabungan hanya

  • 24

    menggunakan nilai nbobot dari 8 responden. Untuk menentukan nilai bobot

    gabungan, letakan kursor di kolom gabungan, dari aspek pengembangan

    ekonomi lokal yang akan ditentukan nilai bobot gabungan, misalnya pada

    nilai bobot Kelompok Sasaran, maka letakan kursor pada sel K5. Tekan

    Insert lalu tekan function, maka akan diperoleh gambar seperti disajikan

    pada Gambar 20. Kemudian pada kolom select function kita cari kata

    GEOMEAN, setelah diketemukan kemudian klik tombol OK pada boks

    Insert Function, maka akan diperoleh Gambar 20. Selanjutnya taruh

    kursor di sel C5 sampai J5, dengan menekan tombol Shift pada keyboard.

    Kemudian tekan tombol OK pada boks Function Argument, maka akan

    diperoleh nilai Gabungan sebesar 0,3095. Kursor kemudian diletakan di sel

    K5 bagian kanan bawah sampai ada tanda +, kemudian tarik kebawah sampai

    sel K10, maka akan diperoleh seluruh nilai-nilai bobot Gabungan.

    Gambar 20. Mencari Fungsi GEOMEAN

  • 25

    Gambar 21. Worksheet setelah Menekan Tombol OK pada Kotak

    Insert Function

    10. Hasil Penentuan Bobot Gabungan dapat dilihat pada Gambar 22. Pada

    Gambar tersebut menunjukkan bahwa jumlah nilai bobot Gabungan pada

    kolom K tidak sama dengan 1,0000, maka nilai tersebut harus dinormalkan

    sehingga nilainya sama dengan 1,0000 seperti yang terlihat pada BOBOT

    GABUNGAN yang ada pada kolom L.

  • 26

    Gambar 22.Penentuan Nilai Bobot Gabungan Aspek Pengembangan Ekonomi Lokal setelah Dinormalkan

    11. Buat worksheet baru pada file yang sama, untuk menentukan STATUS

    pengembangan ekonomi lokal secara keseluruhan. Pindahkan nilai Bobot

    Gabungan pengembangan ekonomi lokal ke dalam worksheet tersebut,

    kemudian masukkan juga nilai-nilai masing-masing aspek pengembangan

    ekonomi lokal dari hasil analisis RALED. Kalikan antara nilai indeks masing-

    masing aspek pengembangan ekonomi lokal dengan nilai bobot gabungan

    dari masing-masing pengembangan ekonomi lokal, yang hasilnya ada pada

    kolom E4 sampai dengan E9. Kemudian jumlahkan ke bawah, dengan hasil

    seperti pada sel E10. Sebagai contoh untuk Kabupaten Serang, nilai indeks

    PEL adalah 58,0490. Hal ini berarti status pengembangan ekonomi lokal

    kabupaten tersebut adalah BAIK, seperti yang dapat dilihat pada Gambar

    23.

    Gambar 23. Penentuan Status Pengembangan Ekonomi Lokal

  • 27

    INTERPRETASI HASIL ANALISIS

    Hasil analisis RALED dan Penentuan Bobot untuk Aspek pengembangan

    ekonomi lokal di atas dapat mengentahui kondisi status dan faktor pengungkit

    dari aspek pengembangan ekonomi lokal maupun keseluruhan status

    pengembangan ekonomi lokal secara keseluruhanan. Pada contoh kasus di atas,

    menunjukkan bahwa dari hasil analisis RapAnalysis diketahui nilai indeks Tata

    Pemerintahan dalam Pengembangan Ekonomi Lokal di Kabupaten Serang yaitu

    sebesar 57,99. Berdasarkan klasifikasi kondisi atau status aspek pengembangan

    ekonomi lokal, maka kondisi aspek Tata Pemerintahan berada pada kategori

    baik. Secara rinci pengklasifikasian status aspek pengembangan ekonomi lokal

    adalah sebagai berikut:

    a. Apabila nilai indeks < 50, berarti status aspek pengembangan ekonomi

    lokal buruk

    b. Apabila nilai indeks 50 75, berarti status aspek pengembangan ekonomi

    lokal baik

    c. Apabila nilai indeks > 75, berarti status aspek pengembangan ekonomi

    lokal sangat baik.

    Secara skematis status aspek Tata Pemerintahan ataupun ordinasi aspek Tata

    Pemerintahan disajikan pada Gambar 24.

    Hasil RapAnalysis selain dapat mengetahui indeks atau status aspek

    pengembangan ekonomi lokal tersebut adalah nilai stress dan nilai R2. Dari hasil

    analisis menunjukkan bahwa nilai stress yaitu sebesar 0,1477 dan nilai R2 adalah

    0,9465. Menurut Kavanagh, nilai strees yang diperbolehkan adalah apabila

    dibawah nilai 0,25, dengan nilai 0,1477 menunjukkan bahwa hasil analisis ini

    cukup baik. Nilai R2 = 0,9465 menunjukkan bahwa model dengan menggunakan

    peubah-perubah saat ini sudah menjelas 94,65 % dari model yang ada. Untuk

    model sosial biasanya apabila R2 lebih dari 80 % sudah sangat baik. Hal ini

    5

  • 28

    berarti bahwa model dari aspek Tata Pemerintahan dengan menggunakan

    peubah-peubah yang ada sangat baik.

    Gambar 24. Status Aspek Tata Pemerintahan di Kabupaten

    Serang

    Hasil analisis faktor/atribut pengungkit (leverage attributes) untuk aspek

    Tata Pemerintahan dalam Pengembangan Ekonomi Lokal di Kabupaten Serang

    ditunjukkan pada Gambar 25. Kegunaan faktor pengungkit adalah untuk

    mengetahui faktor sensitif ataupun intervensi yang dapat dilakukan dengan cara

    mencari faktor yang sensitif untuk meningkatkan status aspek Tata

    Pemerintahan menuju status yang lebih baik.

  • 29

    Leverage of Attributes

    0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4

    Kemitraan di bidang infrastruktur

    Kemitraan di bidang promosi dan perdagangan

    Kemitraan di bidang pembiayaan usaha

    Reformasi sistem insentif pengembangan SDM aparatur

    Restrukturisasi organisasi pemerintah

    Prosedur pelayanan administrasi publik

    Status Asosiasi industri/komoditi/ Forum Bisnis

    Peran Asosiasi industri/komoditi/ Forum bisnis terhadapperbaikan kebijakan pemerintah di bidang PEL

    Manfaat asosiasi/organisasi bagi anggotanya

    Attri

    bute

    Root Mean Square Change in Ordination w hen Selected Attribute Removed (on Sustainability scale 0 to 100)

    Gambar 25. Faktor Pengungkit Aspek Tata Pemerintahan di Kabupaten Serang

    Pada Gambar 25 menunjukkan bahwa yang menjadi faktor pengungkit

    utama untuk aspek Tata Pemerintahan di Kabupaten Serang sesuai dengan

    urutan prioritasnya adalah sebagai berikut: (1) Restrukturisasi organisasi

    pemerintah; (2) Status asosiasi industri/komoditi/forum bisnis, (3) Reformasi

    sistem insentif pengembangan SDM aparatur, dan (4) kemitraan di bidang

    pembiayaan usaha. Dengan melakukan intervensi atau perlakukan terhadap

    keempat faktor tersebut diharapkan dapat meningkatkan status aspek Tata

    Pemerintahan ke tingkat yang lebih baik.

  • 30

    Munculnya faktor pengungkit utama berupa restrukturisasi organisasi

    pemerintah diduga karena aktor/instansi birokrasi yang mengurusi

    pengembangan ekonomi lokal ini terlalu banyak dan tidak dalam suatu

    koordinasi yang baik. Oleh karena itu pada masa mendatang perlu dilakukan

    streamlining atau perampingan organisasi pemerintah dalam mengurusi

    pengembangan ekonomi lokal.

    Munculnya faktor pengungkit kedua yaitu status asosiasi

    industri/komoditi/forum bisnis diduga diakibatkan bahwa organisasi-organisasi

    yang memayungi pelaku usaha saat ini belum berjalan secara optimal, belum ada

    aktifitas yang memberikan manfaat bagi anggotanya. Fenomena umum tentang

    organisasi pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar kurang bermanfaat banyak

    bagi anggotanya. Untuk memperbaiki kondisi pengembangan ekonomi lokal

    pada masa mendatang, maka organisasi-organisasi pelaku usaha tersebut dapat

    berperan dan bermanfaat bagi pelaku usaha dengan cara merevitalisasi peran

    dan fungsinya.

    Terkait dengan kinerja aparatur pemerintah, sistem insentif aparatur SDM

    pegawai negeri sipil di Indonesia yang masih rendah, kemungkinan dapat

    menyebabkan kinerja yang rendah, namun seyogyanya dengan sistem insentif

    yang rendah tidak mengakibatkan kinerja menjadi rendah. Beberapa contoh dari

    negara tetangga seperti Vietnam maupun China, dengan insentif yang rendah

    namun kinerjanya jauh lebih baik dari negara Indonesia. Tingginya kinerja dapat

    didorong oleh terciptanya semangat untuk membangun bangsanya, karena

    dengan menjadikan negara lebih maju, akan berdampak bagi perbaikan insentif

    pada masa mendatang. Dalam rangka perbaikan pengembangan ekonomi lokal

    di Kabupaten Serang ini, maka untuk meningkatkan kinerja aparatur

    pemerintah, sepanjang memungkinkan, dapat ditingkatkan insentifnya baik dari

    sistem upah maupun sistem kenaikan pangkatnya yang berdasarkan meritokrasi.

    Kemitraan dalam bidang pembiayaan usaha muncul sebagai faktor

    pengungkit keempat dalam aspek Tata Pemerintahan dalam pengembangan

    ekonomi lokal di Kabupaten Serang. Untuk memperbaiki status aspek Tata

    Pemerintahan dalam pengembangan ekonomi lokal pada masa mendatang,

    pemerintah dapat melakukan kerjasama dengan dunia perbankan melalui sistem

  • 31

    penjaminan, yaitu pemerintah daerah menyimpan dana di bank sebagai jaminan

    untuk penyaluran kredit bagi pengembangan ekonomi lokal. Kemitraan dapat

    juga dilakukan dengan cara pemerintah mengundang perusahaan-perusahaan

    besar baik perusahaan swasta maupun BUMN melakukan kemitraan dalam

    pembiayaan dalam rangka Corporate Social Responsibility (SCR). Pemerintah

    daerah dapat mengembangkan bentuk kemitraan-kemitraan pembiayaan lainnya

    dengan tujuan memudahkan para pelaku usaha untuk mengakses permodalan.

    Interpretasi dari hasil analisis Penentuan Bobot untuk Aspek

    pengembangan ekonomi lokal dalam rangka menentukan status dari kondisi

    pengembangan ekonomi lokal secara keseluruhan sudah diuraikan pada Bab IV.

  • 32

    RRRUUUJJJUUUKKKAAANNN

    Alder, J. T. J. Pitcher, D. Preikshot, K. Kaschner, dan B. Ferrias. How Good is

    Good?: A Rapid Appraisal Technique for Evaluation of the Sustainability Status od Fisheries of the North Atlantic. Fisheries Centre, University of British Columbia, Vancouver, Canada.

    Kavanagh, P. dan T. J. Pitcher. 2004. Implementing Microsoft Excel Software

    for Rapfish: A Technique for The Rapid Appraisal of Fisheries Status. Fisheries Centre Research Reports Volume 12 Number 12 (2004):

    Pithcher, T. J. dan D. Preikshot. 2001. Rapfish: A Rapid Appraisal Technique to

    Evaluate the Sustainability of Fisheries. Fisheries Research (2001): 255 270.

    Pitcher, T. J. 1999. Rapfish, A Rapid Appraisal Technique for Fisheries, and Its

    Application to the Code of Conduct for Responsible Fisheries. FAO UN. Rome.

    Chuenpagdee, R. dan J. Alder. Sustainability Ranking of Fisheries North Atlantic

    Fisheries. Sea Around Us: North Atlantic: 49-54 Saaty, T. L. 1988. Decision Making for Leaders. The Analytical Hierarchy

    Process for Decisions in A Complex World. RWS Publication, Pittsburgh.

  • 33

    Lampiran 1.

    KUESIONER

    PENENTUAN NILAI INDIKATOR

    PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

    N a m a : J a b a t a n : .... Instansi : ................................................................

    Kabupaten/Kota : .................................................................

    DDDIIIRRREEEKKKTTTOOORRRAAATTT PPPEEERRRKKKOOOTTTAAAAAANNN DDDAAANNN PPPEEERRRDDDEEESSSAAAAAANNN BBBAAADDDAAANNN PPPEEERRREEENNNCCCAAANNNAAAAAANNN PPPEEEMMMBBBAAANNNGGGUUUNNNAAANNN NNNAAASSSIIIOOONNNAAALLL

  • 34

    1. KELOMPOK SASARAN

    No Indikator Skala Buruk Baik Nilai

    1. Peraturan (Perda/Perkada/SK Ka. SKPD) tentang kemudahan investasi dalam bentuk (item); a. Insentif fiskal b. Penyederhanaan perijinan c. Penyediaan lokasi/lahan d. Ketenagakerjaan

    0 = 0 - 1 item peraturan 1 = 2 - 3 item peraturan 2 = 4 item peraturan

    0

    2

    2. Informasi prospek bisnis (buku/booklet/leaflet peluang investasi, official web site)

    0 = tidak tersedia 1 = tersedia tetapi kurang informatif/lengkap/tidak mutakhir 2 = tersedia dan informatif, lengkap dan mutakhir

    0

    2

    3. Kepastian berusaha dan hukum (a.l. ijin lokasi usaha, tata ruang, arbitrase, persaingan usaha, peradilan niaga)

    0 = tidak ada (sering terjadi perubahan kebijakan, lemahnya penegakan hukum) 1 = ada (tidak terjadi perubahan kebijakan, ada penegakan hukum)

    0

    1

    4. Keamanan (penjarahan, konflik sosial, premanisme dan buruh mogok)

    0 = Tidak ada 1 = ada intesitas 2x/thn 2 = ada intensitas > 2x/th

    2

    0

    5. Kampanye peluang usaha melalui ; 1. Media massa (media cetak,

    elektronik, web site) 2. Kegiatan interaktif (temu

    usaha/pameran/seminar potensi daerah).

    0 = tdk ada 1 = dilaksanakan sekali sekali 2 = dilaksanakan secara sistemik dan berkelanjutan

    0

    2

    6. Pusat pelayanan investasi dengan Jasa layanan konsultasi investasi

    0 = tidak tersedia 1 = tersedia namun layanan tidak memadai 2 = tersedia dan layanan memadai

    0

    2

    7.

    Upaya Fasilitasi permodalan bagi dunia usaha oleh Pemda.

    0 = tidak ada 1 = Ada

    0

    1

    8. Promosi produk UKM untuk memperluas pasar oleh pemda

    0 = tidak ada 1 = Ada

    0

    1

  • 35

    No Indikator Skala Buruk Baik Nilai

    9. Upaya Pemda untuk peningkatan

    teknologi, manajemen, dan kelembagaan usaha lokal (aspek izin usaha, badan hukum,organisasi usaha).

    0 = tidak ada 1 = ada

    0

    1

    10. Fasilitasi Pelatihan kewirausahaan bagi pengusaha baru (Kemampuan Teknik dan entrepreneurship)

    0= tidak 1= ada namun terbatas 2= ada dan memadai

    0

    2

    11. Pendampingan dan monitoring bisnis pelaku usaha baru

    0= tidak ada 1= ada namun terbatas 2= ada dan memadai

    0

    2

    12. Insentif pemda dalam bentuk pemberian dana stimulan, dan keringanan biaya perijinan.

    0 = tidak ada 1 = ada

    0

    1

    13. Kecepatan pengurusan ijin bagi investasi baru

    0 = Lebih dari 12 hari 1 = 10 12 hari (standard SPM) 2 = Kurang dari 10 hari

    0

    2

  • 36

    2. FAKTOR LOKASI

    No Indikator Skala Buru

    k

    Baik Nilai

    14. Aksesibilitas dari dan ke lokasi 0 = buruk 1 = sedang 2 = mantap

    0

    2

    15. Akses ke pelabuhan laut 0 = sulit 1 = mudah

    0 1

    16. Akses ke pelabuhan udara 0 = sulit 1 = mudah

    0 1

    17. Sarana transportasi 0 = tidak tersedia 1 = tersedia namun tidak memadai 2 = tersedia dengan kualitas baik

    0

    2

    18. Infrastruktur komunikasi 0 = tidak tersedia 1 = tersedia kualitas rendah 2 = tersedia kualitas baik

    0

    2

    19. Infrastruktur energi 0 = tidak tersedia 1 = tersedia namun tidak memadai 2 = tersedia dengan kualitas baik

    0

    2

    20. Ketersediaan air bersih 0 = tidak tersedia 1 = tersedia kualitas rendah 2 = tersedia kualitas baik

    0

    2

    21. Tenaga kerja terampil

    0 = tidak tersedia 1 = tersedia terbatas 2 = tersedia mencukupi

    0

    2

    22. Jumlah Lembaga keuangan lokal (Bank Umum, BPR, LKM, KSP/ USP)

    0 = lebih rendah dari rata-rata daerah sekitar 1 = sama dengan rata2 daerah sekitar 2 = lebih tinggi dari rata-rata daerah sekitar

    0

    2

    23. Peluang kerjasama dalam industri sejenis maupun industri hulu-hilir

    0 = tidak ada 1 = kecil 2 = besar

    0

    2

    24. Lembaga penelitian 0 = tidak berperan 1= berperan namun terbatas 2 = berperan optimal

    0

    2

    25. Kualitas permukiman 0= buruk 1= sedang 2= baik

    0

    2

  • 37

    No Indikator Skala Buru

    k

    Baik Nilai

    26. Kualitas lingkungan 0= buruk 1= sedang 2= baik

    0

    2

    27. Kualitas dari fasilitas pendidikan 0= buruk 1= sedang 2= baik

    0

    2

    28. Kualitas pelayanan kesehatan 0= buruk 1= sedang 2= baik

    0

    2

    29. Fasilitas umum dan fasilitas sosial

    0= buruk 1= sedang 2= baik

    0

    2

    30. Etos kerja SDM 0= SDM lokal tidak terbiasa berusaha/bekerja pada kegiatan komoditi yang diunggulkan 1=SDM sudah terbiasa berusaha/bekerja pada kegiatan komoditi yang diunggulkan

    0 1

  • 38

    3. KESINERGIAN DAN FOKUS KEBIJAKAN

    No Indikator Skala Buruk Baik Nilai

    31. Kebijakan peningkatan investasi 0 = tidak ada 1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif

    0 2

    32. Kebijakan promosi daerah 0 = tidak ada 1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif

    0 2

    33. Kebijakan persaingan usaha (a.l;tentang pembatasan lokasi pasar modern/ supermarket/hypermarket)

    0 = tidak ada 1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif

    0 2

    34. Kebijakan pemberdayaan UKM (a.l; kemitraan dan subkontrak)

    0 = tidak ada 1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif

    0 2

    35. Kebijakan peningkatan peran Perusahaan Daerah

    0 = tidak ada 1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif

    0 2

    36. Kebijakan pengembangan jaringan usaha antar pelaku ekonomi

    0 = tidak ada 1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif

    0 2

    37. Kebijakan informasi bursa tenaga kerja 0 = tidak ada 1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif

    0 2

    38. Kebijakan Pengembangan keahlian (peningkatan keterampilan)

    0 = tidak ada 1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif

    0 2

    39. Kebijakan pemberdayaan masyarakat berbasis kemitraan dengan dunia usaha (memanfaatkan dana CSR)

    0 = tidak ada 1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif

    0 2

    40. Kebijakan pengurangan kemiskinan secara partisipatif

    0 = tidak ada 1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif

    0 2

    41. Kebijakan pembangunan kawasan industri hinterland/ industri

    0 = tidak ada 1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif

    0 2

    42. Kebijakan pengembangan pusat pertumbuhan di perdesaan (agropolitan) dan perkotaan (Central Business District)

    0 = tidak ada 1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif

    0 2

    43. Kebijakan pengembangan komunitas sep:perbaikan lingkungan, perbaikan kampung

    0 = tidak ada 1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif

    0 2

    44. Kebijakan kerjasama antar daerah/pemda 0 = tidak ada 1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif

    0 2

    45. Kebijakan tata ruang pengembangan ekonomi lokal

    0 = tidak ada 1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif

    0 2

    46. Kebijakan pengembangan jaringan usaha antar sentra usaha

    0 = tidak ada 1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif

    0 2

  • 39

    4. PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

    No Indikator Skala Buruk Baik Nilai

    47. Sistem industri yang berkelanjutan (adanya keterkaitan pengadaan bahan baku, produksi, dan pengolahan)

    0 = tidak ada 1 = ada

    0 1

    48. Pengembangan industri pendukung untuk keberlanjutan sistem industri

    0 = tidak ada 1 = ada

    0 1

    49. Jumlah perusahaan yang telah memiliki Business plan

    0 = < 25 % 1 = 25 50 % 2 = > 50 %

    0 2

    50. Jumlah perusahaan yang melakukan Inovasi pengembangan produk dan pasar

    0 = < 25 % 1 = 25 50 % 2 = > 50 %

    0 2

    51. Kontribusi pengembangan ekonomi lokal terhadap peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat lokal

    0 = tidak ada 1 = ada

    0 1

    52. Pengembangan ekonomi lokal mempertimbangkan Keberadaan adat dan kelembagaan lokal

    0 = tidak dipertimbangkan 1 = dipertimbangkan

    0 1

    53. Kebijakan pemecahan permasalahan lingkungan (a.l.: penerapan amdal)

    0 = tidak ada 1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif

    0 2

    54. Pengelolaan dan pendaur ulangan limbah (a.l.: produk organik)

    0 = tidak ada 1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif

    0 2

    55. Kebijakan konservasi sumber daya alam dalam pengembangan ekonomi lokal

    0 = tidak ada 1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif

    0 2

  • 40

    5. TATA PEMERINTAHAN

    No Indikator Skala Buruk Baik Nilai

    56. Kemitraan di bidang infrastruktur (a.l.: BOT)

    0 = tidak ada 1 = ada dan tebatas 2 = ada dan optimal

    0 2

    57. Kemitraan di bidang promosi dan perdagangan

    0 = tidak ada 1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif

    0 2

    58. Kemitraan di bidang pembiayaan usaha (a.l.: penjaminan, penyaluran kredit, PKBL)

    0 = tidak ada 1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif

    0 2

    59. Reformasi sistem insentif pengembangan SDM aparatur (a.l.: remunerasi, jenjang karir)

    0 = tidak ada 1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif

    0 2

    60. Restrukturisasi organisasi pemerintah

    0 = tidak ada 1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif

    0 2

    61. Prosedur pelayanan administrasi publik:

    1. sederhana 2. jelas 3. cepat 4. terjangkau

    0 = 0 1 aspek 1 = 2 3 aspek 2 = 4 aspek

    0 2

    62. Status Asosiasi industri/ komoditi/ Forum Bisnis

    0 = tidak ada 1 = mati suri 2 = Ada dan aktif (komunikasi dgn pelaku usaha dan pemda)

    0 2

    63. Peran Asosiasi industri/ komoditi/ Forum bisnis terhadap perbaikan kebijakan pemerintah di bidang PEL

    0 = tidak efektif karena bersifat politis 1 = tidak efektif karena kendala internal 2 = efektif

    0 2

    64. Manfaat asosiasi/organisasi bagi anggotanya

    0 = tidak ada 1 = ada tetapi rendah 2 = ada dan optimal

    0 2

  • 41

    6. PROSES MANAJEMEN

    No Indikator Skala Buruk Baik Nilai

    65. Analisis dan pemetaan potensi ekonomi

    0 = tidak dilakukan 1 = dilakukan sebagian 2 = dilakukan menyeluruh

    0 2

    66. Penilaian terhadap daya saing wilayah

    0 = tidak dilakukan 1 = dilakukan sebagian 2 = dilakukan menyeluruh

    0 2

    67. Pemetaan kondisi politis lokal 0 = tidak dilakukan 1 = dilakukan sebagian 2 = dilakukan menyeluruh

    0 2

    68. Identifikasi stakeholder pengembangan ekonomi lokal

    0 = tidak ada 1 = ada tetapi tidak efektif 2 = ada dan efektif

    0 2

    69. Penggunaan hasil diagnosis sebagai dasar perencanaan pengembangan ekonomi lokal

    0 = < 25% 1 = 25-75% 2 = >75%

    0 2

    70. Jumlah stakeholder yang terlibat dalam proses perencanaan pengembangan ekonomi lokal

    0 = 50% terlibat aktif

    0 2

    71. Sinkronisasi lintas sektoral dan spasial dalam perencanaan pengembangan ekonomi lokal

    0 = tidak ada 1 = ada

    0 2

    72. Kesesuaian implementasi dengan perencanaan

    0 = 75% sejalan

    0 2

    73. Keterlibatan Stakholder dalam proses penyusunan indikator evaluasi

    0 = 50% terlibat aktif

    0 2

    74. Keterlibatan stakeholder dalam proses monitoring dan evaluasi

    0= 50% terlibat aktif

    0 2

    75. Frekuensi dilakukan evaluasi mandiri (self evaluation)

    0 = Tidak pernah dilakukan 1 = dilakukan

    0 2

    76. Frekuensi dilakukan diskusi bagi proses pemecahan permasalahan

    0 = Tidak pernah dilakukan 1 = dilakukan

    0 2

    77. Penggunaan hasil evaluasi dalam perbaikan perencanaan.

    0 = 75%

    0 2

  • 42

    Lampiran 2

    KUESIONER

    PENENTUAN BOBOT ASPEK HEKSAGONAL PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

    N a m a : J a b a t a n : Instansi : ............................... Kabupaten/Kota : .................................................................

    DDDIIIRRREEEKKKTTTOOORRRAAATTT PPPEEERRRKKKOOOTTTAAAAAANNN DDDAAANNN PPPEEERRRDDDEEESSSAAAAAANNN BBBAAADDDAAANNN PPPEEERRREEENNNCCCAAANNNAAAAAANNN PPPEEEMMMBBBAAANNNGGGUUUNNNAAANNN NNNAAASSSIIIOOONNNAAALLL

  • 43

    Tata Cara Wawancara a. Tanyakan kepada responden urutan mana yang paling penting (menjadi

    prioritas) aspek Heksagonal pengembangan ekonomi lokal (Kelompok Sasaran, Faktor Lokasi, Kesinergian dan Fokus Kebijakan, Pembangunan Berkelanjutan, Tata Pemerintahan, Proses Manajemen) di wilayah kerjanya, yaitu sebagai berikut: 1. .............................................. 2. .............................................. 3. .............................................. 4. .............................................. 5. .............................................. 6. ..............................................

    Kemudian taruh urutan prioritas tersebut pada Tabel 1. b. Lakukan perbandingan berpasangan antara ke 6 aspek Heksagonal

    pengembangan ekonomi lokal tersebut dengan menggunakan Angka Skala Saaty seperti yang disajikan pada Tabel 2, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Langkah 1

    Perbandingan antar Aspek Nilai

    Kelompok Sasaran dengan Faktor Lokasi Kelompok Sasaran dengan Kesinergian dan Fokus Kebijakan Kelompok Sasaran dengan Pembangunan Berkelanjutan Kelompok Sasaran dengan Tata Pemerintahan Kelompok Sasaran dengan Proses Manajemen

    2. Langkah 2

    Perbandingan antar Aspek Nilai Faktor Lokasi dengan Kesinergian dan Fokus Kebijakan Faktor Lokasi dengan Pembangunan Berkelanjutan Faktor Lokasi dengan Tata Pemerintahan Faktor Lokasi dengan Proses Manajemen

    3. Langkah 3

    Perbandingan antar Aspek Nilai

    Kesinergian dan Fokus Kebijakan dengan Pembangunan Berkelanjutan

    Kesinergian dan Fokus Kebijakan dengan Tata Pemerintahan Kesinergian dan Fokus Kebijakan dengan Proses Manajemen

  • 44

    4. Langkah 4

    Perbandingan antar Aspek Nilai Pembangunan Berkelanjutan dengan Tata Pemerintahan Pembangunan Berkelanjutan dengan Proses Manajemen

    5. Langkah 5

    Perbandingan antar Aspek Nilai Tata Pemerintahan dengan Proses Manajemen

    c. Kemudian nilai-nilai di atas diisikan ke dalam Tabel 1. d. Perhatikan: Konsistensi dalam pengisian nilai-nilai di atas. Contoh: Kalau A > B dan B > C, maka A > C e. Isilah matriks dibawah ini dengan cara sebagai berikut:

    Masukkan nilai dari point b dari langkah satu sampai langkah 5 Apabila atribut baris yang dibandingkan dengan atribut kolom

    lebih tinggi urutan prioritasnya, maka nilainya adalah bilangan bukat. Tetapi apabila atribut baris yang dibandingkan dengan atribut kolom lebih rendah prioritasnya, maka nilainya adalah pecahan, yaitu 1/nilai yang ditentukan dari kuesioner di atas.

    Tabel 1. Matriks Perbandingan Berpasangan

    Urutan Prioritas

    Atribut Kelompok Sasaran

    Faktor Lokasi

    Kesinergian dan Fokus Kebijakan

    Pembangunan Berkelanjutan

    Tata Pemerintahan

    Proses Manajemen

    Kelompok Sasaran

    1

    Faktor Lokasi 1 Kesinergian dan Fokus Kebijakan

    1

    Pembangunan Berkelanjutan

    1

    Pembangunan Berkelanjutan

    1

    Proses Manajemen

    1

  • 45

    Tabel 2. Skala Angka Saaty

    Intensitas/

    Pentingnya

    Definisi Keterangan

    1 Sama penting Dua aktivitas memberikan kontribusi yang sama kepada tujuan

    3 Perbedaan penting yang lemah antara yang satu terhadap yang lain

    Pengalaman dan selera sedikit menyebabkan yang satu lebih disukai daripada yang lain

    5 Sifat lebih pentingnya kuat

    Pengalaman dan selera sangat menyebabkan penilaian yang satu lebih dari yang lain, yang satu lebih disukai dari yang lain.

    7 Menunjukkan sifat sangat penting

    Aktivitas yang satu sangat disukai dibandingkan dengan yang lain, dominasinya tampak dalam kenyataan

    9 Ekstrim penting Bukti bahwa antara yang satu lebih disukai daripada yang lain menunjukkan kepastian tingkat tertinggi yang dapat dicapai.

    2, 4, 6, 8 Nilai tengah diantara dua penilaian

    Diperlukan kesepakatan (kompromi)

    Resiprokal Jika aktivitas i, dibandingkan dengan j, mendapat nilai bukan nol, maka j jika dibandingkan dengan i, mempunyai nilai kebalikannya

    Asumsi yang masuk akal

    Rasional Rasio yang timbul dari skala

    Jika konsistensi perlu dipaksakan dengan mendapatkan sebanyak n nilai angka untuk melengkapi matriks