21
LI1 TERMINOLOGI KEDOKTERAN KELUARGA DAN PERKEMBANGANNYA Sejarah dan Perkembangan Dokter Keluarga Pada tahun 1923 Dr. Francis Peabody mulai merasakan bahwa kedokteran modern telah terkotak-kotak sehingga membutuhkan adanya dokter generalis. Kemudian pada tahun 1960 pemuka-pemuka generalis mulai mendengungkan pentingnya generalis sebagai suatu spesialis hingga akhirnya pada tahun 1966 dipublikasikannya konsep bahwa generalis merupakan suatu spesialisasi baru ditingkat primer. Pada tahun 1978, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memulai programnya “Health for All in 2000”, pelayanan kesehatan primer menjadi salah satu hal yang utama dalam pengembangan perencanaan pemerintah. Program tersebut menitikberatkan pelayanan kesehatan yang komprehensif. Pada Januari 1995 Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) dan Organisasi Dokter Keluarga Dunia yaitu World Organization of National Colleges, Academies and Academic Associatons of General Practitioner or Family Physician (WONCA) telah merumuskan sebuah visi global dan rencana tindakan (action plan) untuk meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat yang tertuang dalam tulisan “Making Medical Practice and Education More Relevant to People’s Needs: The Role of Family Doctor”. Sejarah Perkembangan Dokter Keluarga di Indonesia Pada bulan Juni tahun 1981 terbit Majalah Dokter Keluarga pertama. Redaksi MDK yang diketuai oleh dr. Biran Affandi sering mengadakan diskusi- diskusi mengenai konsep dokter keluarga hingga lahirlah sebuah kelompok diskusi yang dinamakan Kelompok Studi Dokter Keluarga (KSDK). KSDK kemudian menjadi badan kelengkapan IDI pada tahun 1982. Pada tahun 1986 diwakili oleh Kolese Dokter Keluarga Indonesia menjadi anggota organisasi dokter keluarga 1

Mandiri Ske 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

V

Citation preview

Page 1: Mandiri Ske 1

LI1TERMINOLOGI KEDOKTERAN KELUARGA DAN PERKEMBANGANNYA

Sejarah dan Perkembangan Dokter KeluargaPada tahun 1923 Dr. Francis Peabody mulai merasakan bahwa kedokteran modern telah terkotak-kotak sehingga membutuhkan adanya dokter generalis. Kemudian pada tahun 1960 pemuka-pemuka generalis mulai mendengungkan pentingnya generalis sebagai suatu spesialis hingga akhirnya pada tahun 1966 dipublikasikannya konsep bahwa generalis merupakan suatu spesialisasi baru ditingkat primer.  Pada tahun 1978, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memulai programnya “Health for All in 2000”, pelayanan kesehatan primer menjadi salah satu hal yang utama dalam pengembangan perencanaan pemerintah. Program tersebut menitikberatkan pelayanan kesehatan yang komprehensif.Pada Januari 1995 Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) dan Organisasi Dokter Keluarga Dunia yaitu World Organization of National Colleges, Academies and Academic Associatons of General Practitioner or Family Physician (WONCA) telah merumuskan sebuah visi global dan rencana tindakan (action plan) untuk meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat yang tertuang dalam tulisan “Making Medical Practice and Education More Relevant to People’s Needs: The Role of Family Doctor”.

Sejarah Perkembangan Dokter Keluarga di IndonesiaPada bulan Juni tahun 1981 terbit Majalah Dokter Keluarga pertama.

Redaksi MDK yang diketuai oleh dr. Biran Affandi sering mengadakan diskusi-diskusi mengenai konsep dokter keluarga hingga lahirlah sebuah kelompok diskusi yang dinamakan Kelompok Studi Dokter Keluarga (KSDK). KSDK kemudian menjadi badan kelengkapan IDI pada tahun 1982. Pada tahun 1986 diwakili oleh Kolese Dokter Keluarga Indonesia menjadi anggota organisasi dokter keluarga sedunia (WONCA) yang telah didirikan pada tahun 1972. Pada tanggal 20 Oktober 1990 Nama KSDK berubah menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia (KDKI) dan Dr. Azrul Azwar, MPH terpilih menjadi Ketua Umum KDKI. Pada bulan Juni 1996 diadakan pelatihan dokter keluarga pertama di UI dan Unair dan pada bulan November 1999 pelatihan manajemen praktek dokter keluarga (paket A dan paket B) pertama dilakukan di 5 kota: Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya. Dalam Kongres Nasional di Makassar 2006 didirikan Kolegium Ilmu Kedokteran Keluarga (KIKK) dan telah dilaporkan ke IDI dan MKKI (Persatuan Dokter Keluarga Indonesia, 2009).

Untuk Indonesia, manfaat pelayanan kedokteran keluarga tidak hanya untuk mengendalikan biaya dan atau meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, akan tetapi juga dalam rangka turut mengatasi paling tidak 3 (tiga) masalah pokok pelayanan kesehatan lain yakni:

a. Pendayagunaan dokter pasca PTT

1

Page 2: Mandiri Ske 1

b. Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakatc. Menghadapi era globalisasi

Dalam acara pembukaan Temu Ilmiah Akbar Kursus Penyegar dan Penambah Ilmu Kedokteran (TIA-KPPIK) 2002 di Jakarta, Menteri Kesehatan, Achmad Sujudi, menyatakan bahwa visi dan misi kurikulum pendidikan dokter di Indonesia sepatutnya diarahkan untuk menghasilkan dokter keluarga, tidak lagi dokter komunitas atau dokter Puskesmas seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 916/Menkes/Per/VIII/1997 tentang Pelayanan Dokter Umum yang diarahkan menjadi pelayanan dokter keluarga.

Ilmu Kedokteran Keluarga kemudian masuk dalam Kurikulum Inti Pendidikan Dokter di Indonesia (KIPDI II) pada tahun 1993, yang merupakan bagian dari Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu Kesehatan Masyarakat.Dokter keluarga ini memiliki fungsi sebagai five stars doctor dan memiliki organisasi yang telah dibentuk yaitu PDKI dan KIKKI yang telah diketahui oleh IDI.

Dokter Keluarga di Indonesia Kegiatan untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Indonesia telah

dimulai sejak tahun 1981 yakni dengan didirikannya Kelompok Studi Dokter Keluarga.

Pada Tahun 1990 melalui kongres yang kedua di Bogor, nama organisasi dirubah menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia (KDKI). Sekalipun organisasi ini sejak tahun 1988 telah menjadi anggota IDI, tapi pelayanan dokter keluarga di Indonesia belum secara resmi mendapat pengakuan baik dari profesi kedokteran ataupun dari pemerintah. Untuk lebih meningkatkan program kerja, terutama pada tingkat internasional, maka pada tahun 1972 didirikanlah organisasi internasional dokter keluarga yang dikenal dengan nama World of National College and Academic Association of General Practitioners / Family Physicians (WONCA). Indonesia adalah anggota dari WONCA yang diwakili oleh Kolese Dokter Keluarga Indonesia. Untuk Indonesia, manfaat pelayanan kedokteran keluarga tidak hanya untuk mengendalikan biaya dan atau meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, akan tetapi juga dalam rangka turut mengatasi paling tidak 3 (tiga) masalah pokok pelayanan kesehatan lain yakni:

• Pendayagunaan dokter pasca PTT• Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat• Menghadapi era globalisasi

Di Indonesia kebijaksanaan pengembangan pelayanan kedokteran keluarga dilakukan melalui berbagai cara. Dalam beberapa tahun terakhir pada beberapa fakultas kedokteran dari beberapa universitas terkemuka telah dilakukan upaya-upaya untuk mengintegrasikan pelayanan kedokteran keluarga dalam kurikulum pendidikan dokter yakni sesuai dengan anjuran WHO bahwa "family medicine" selayaknya diintegrasikan dalam pendidikan "community medicine" karena kedekatannya. Akan masih diperlukan waktu untuk mendapatkan tetapi produk dari sistem pendidikan kedokteran ini yakni dokter umum lulusan fakultas

2

Page 3: Mandiri Ske 1

kedokteran yang mempunya wawasan kedokteran keluarga karena kebijakan ini baru dikembangkan.

Sementara itu bagi dokter umum lulusan fakultas kedokteran sebelumnya yang saat ini ada di masyarakat, untuk mendapatkan kompetensi khusus selaku dokter keluargaharus dilakukan dengan cara mengikuti pelatihan secara terprogram dan bekesinambungan. Dalam beberapa tahun terakhir telah banyak dilakukan program dan upaya konversi dari dokter umum menjadi dokter keluarga yang bersertifikat dan diakui melalui pelatihan-pelatihan. Kurikulum yang telah disepakati dari hasil rumusan kerjasama tripartid pengembangan dokter keluarga (IDI / KDKI-FK-Depkes) meliputi empat paket, yaitu :Paket A: pengenalan konsep kedokteran keluarga,Paket B: manajemen pelayanan kedokteran keluarga,Paket C: ketrampilan klinik praktis,Paket D: pengetahuan klinik mutakhir yang disusun berdasarkan golongan usia.

Demikianlah, sesuai dengan latar belakang yang seperti ini dan juga berbagai peristiwa khusus yang terjadi di masing - masing negara, akhirnya gerakan dokter keluarga tersebut mulai bermunculan. Ringkasan sejarah perkembangan yang dimaksud untuk beberapa negara, secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut :1. Inggris

Kehendak untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Inggris telah dimulai sejak tahun 1844, tetapi pada waktu itu banyak mendapat tantangan. Barulah kemudian pada tahun 1952, praktek dokter keluarga ini mendapat pengakuan yakni dengan berhasil didirikannya Royal College of General Practise.2. Australia

Kehendak untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Australia telah dimulai sejak tahun 1958, yakni dengan didirikannya The College of General Practice yang pada waktu itu aktif menyelenggarakan program pendidikan kedokteran berkelanjutan berikut ujiannya yang telah dimulai sejak tahun 1960. Kegiatan ini secara resmi diakui pada tahun 1973, yakni dengan mulai diselenggarakannya Family Medicine Program oleh pemerintah federal.3. Filipina

Kegiatan untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Filipina telah dimulai sejak tahun 1960 tetapi secara melembaga baru dikenal sejak tahun 1972, yakni dengan didirikannya The Philipine Academy of Family Physicians. Organisasi ini aktif menyelenggarakan pendidikan dokter keluarga, yang lulusan angkatan pertamanya dilantik tahun 1975.4. Singapura

Kegiatan untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Singapura telah dimulai sejak tahun 1971, dan sejak tahun 1972 aktif menyelenggarakan program pendidikan. Sayang sekali sampai saat ini program tersebut belum mendapat pengakuan resmi dari pemerintah.

3

Page 4: Mandiri Ske 1

LI2DOKTER KELUARGADefinisi Dokter Keluarga

Definisi kedokteran keluarga (PB IDI 1983) adalah ilmu kedokteran yang mencakup seluruh spektrum ilmu kedokteran yang orientasinya untuk memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang berkesinambungan dan menyeluruh kepada kesatuan individu, keluarga, masyarakat dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan, ekonomi dan sosial budaya. Pelayanan kesehatan tingkat pertama dikenal sebagai primary health care, yang mencangkup tujuh pelayanan (Muhyidin, 1996) :1. Promosi kesehatan2. KIA3. KB4. Gizi5. Kesehatan lingkungan6. Pengendalian penyakit menular7. Pengobatan dasar

Dokter keluarga adalah dokter yang mengutamakan penyediaan pelayanan komprehensif bagi semua orang yang mencari pelayanan kedokteran, dan mengatur pelayanan oleh provider lain bila diperlukan. Dokter ini adalah seorang generalis yang menerima semua orang yang membutuhkan pelayanan kedokteran tanpa adanya pembatasan usia, gender, ataupun jenis penyakit. Dikatakan pula

4

The Americ

an Academ

y of Family Physici

an, 1969; Geyma

n, 1971;

McWhin

ney, 1981

Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan primer yang komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif, dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungan serta pekerjaannya.

IKK FKU

I 1996

Dokter keluarga merupakan dokter yang mengabdikan dirinya dalam bidang profesi dokter maupun kesehatan yang memiliki pengetahuan, ketrampilan melalui pendidikan khusus di bidang kedokteran keluarga yang mempunyai wewenang untuk menjalankan praktek dokter keluarga

PDKI (Perhimp

unan Dokter

Keluarga Indonesi

a)

tenaga kesehatan tempat kontak pertama pasien di fasilitas/sistem pelayanan kesehatan primer guna menyelesaikan semua masalah kesehatan yang dihadapi tanpa memandang jenis penyakit, usia, dan jenis kelamin yang dapat dilakukan sedini dan sedapat mungkin, secara paripurna, dengan pendekatan holistik, bersinambung, dan dalam koordinasi serta kolaborasi dengan profesional kesehatan lainnya

Page 5: Mandiri Ske 1

bahwa dokter keluarga adalah dokter yang mengasuh individu sebagai bagian dari keluarga dan dalam lingkup komunitas dari individu tersebut. Tanpa membedakan ras, budaya, dan tingkatan sosial. Secara klinis, dokter ini berkompeten untuk menyediakan pelayanan dengan sangat mempertimbangkan dan memperhatikan latar belakang budaya, sosioekonomi, dan psikologis pasien. Dokter ini bertanggung jawab atas berlangsungnya pelayanan yang komprehensif dan bersinambung bagi pasiennya (WONCA, 1991).

Perbedaan Dokter Praktek Umum Dan Dokter Keluarga (Qomariah, 2008):Dokter Praktek Umum Dokter Keluarga

Cakupan Pelayanan

Terbatas Lebih Luas

Sifat Pelayanan

Sesuai Keluhan Menyeluruh, Paripurna, bukan sekedar yang dikeluhkan

Cara Pelayanan

Kasus per kasus dengan pengamatan sesaat

Kasus per kasus dengan berkesinambungan sepanjang hayat

Jenis Pelayanan

Lebih kuratif hanya untuk penyakit tertentu

Lebih kearah pencegahan, tanpa mengabaikan pengobatan dan rehabilitasi

Peran keluarga

Kurang dipertimbangkan Lebih diperhatikan dan dilibatkan

Promotif dan pencegahan

Tidak jadi perhatian Jadi perhatian utama

Hubungan dokter-pasien

Dokter – pasien Dokter – pasien – teman sejawat dan konsultan

Awal pelayanan

Secara individual Secara individual sebagai bagian dari keluarga komunitas dan lingkungan

a. PRINSIPPrinsip Dokter Keluarga (DK)Prinsip pelayanan dokter keluarga adalah sebagai berikut :

1. Dokter kontak pertama (first contact)DK adalah pemberi layanan kesehatan (provider) yang pertama kali ditemui pasien/klien dalam masalah kesehatannya

2. Layanan bersifat pribadi (personal care)DK memberikan layanan yang bersifat pribadi dengan mempertimbangkan pasiensebagai bagian dari keluarga

3. Pelayanan paripurna (comprehensive)DK memberikan pelayanan menyeluruh yang memadukan promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan, dan rehabilitasi dengan aspek fisik, psikologis, dans ocial budaya.

4. Pelayanan bersinambungan (continuous care)

5

Page 6: Mandiri Ske 1

Pelayanan DK berpusat pada orangnya (pasient-centered) bukan pada penyakitnya(diseases-centered)

5. Mengutamakan pencegahan (prevention first)Karena berangkat dari paradigma sehat, maka upaya pencegahan oleh DK dilaksanakan sedini mungkin

6. KoordinasiDalam upaya mengatasi masalah pasien DK perlu berkonsultasi dengan disiplin ilmulainnya

7. KolaborasiBila pasien membutuhkan pelayanan yang berada diluar kompetensinya, DK bekerjasamadan mendelegasikan pengelolaan pasiennya pada pihak lain yang berkompeten

8. Family orientedDalam mengatasi masalah DK mempertimbangkan konteks keluarga, dampak kondisi pasien terhadap keluarga dan sebaliknya

9. Community orientedDokter keluarga dalam mengatasi masalah pasien haruslah tetap memperhatikan dampak kondisi pasien terhadap komunitas dan sebaliknya (Persatuan Dokter Keluarga Indonesia, 2009)

b. STANDAR PELAYANANStandar dokter keluarga Secara ringkas, yang dimaksud dengan dokter keluarga ialah dokter yang memberikan pelayanan kesehatan dengan ciri-ciri utama sebagai berikut:

1. Pelayanan kesehatan lini pertama Artinya memberikan pelayanan pada strata primer, yaitu ditengah-tengah pemukiman masyarakat sehingga mudah dicapai. Setiap keluarga sebaiknya mempunyai dokter keluarga yang dapat mereka hubungi bila memerlukan pertolongan kesehatan.

2. Pelayanan kesehatan/medis yang bersifat umum Artinya memberikan pelayanan untuk masalah kesehatan atau penyakit yang tergolong umum dan bukan spesialistik. Pelayanan dokter yang bersifat umum juga dikenal dengan istilah berobat jalan walaupun kadang- kadang dapat pula diberikan di rumah untuk kasus tertentu misalnya pasien yang sulit berjalan.

3. Bersifat holistik dan komprehensif Holistik artinya tidak dibatasi pada masalah biomedis pasien saja, tetapi juga dengan melihat latar belakang sosial-budaya pasien yang mungkin berkaitan dengan penyakitnya. Misalnya, banyak penyakit didapat dari pekerjaannya seperti nyeri otot dan tulang, radang saluran napas, radang kulit atau kelelahan. Jika penyakit tersebut tidak ditangani secara holistik dan hanya terfokus pada gejala atau penyakitnya saja, maka tidak akan benar- benar berhasil disembuhkan.Komprehensif artinya tidak hanya terbatas pada pelayanan pengobatan atau kuratif saja, tetapi meliputi aspek lainnya mulai dari promotif-preventif hingga rehabilitatif. Misalnya, konseling, edukasi kesehatan, imunisasi, KB, medical check-up, perawatan pasca RS dan rehabilitasi medik.

6

Page 7: Mandiri Ske 1

4. Pemeliharaan kesehatan yang berkesinambungan Artinya, pelayanan kesehatan dilakukan terus menerus kepada pasien maupun keluarganya guna memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka. Dengan kata lain, hubungan dokter-pasien yang lebih kontinu atau sebagai dokter langganan. Hubungan yang berke- sinambungan itu menguntungkan karena menjadi lebih saling kenal dan lebih akrab sehingga memudahkan dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan pasien/keluarga tersebut.

5. Pendekatan Keluarga Artinya, lebih menekankan keluarga sebagai unit sasaran pelayanan kesehatan daripada perorangan. Pasien umumnya merupakan anggota sebuah keluarga yaitu sebagai suami, isteri atau anak. Pendekatan keluarga. mempunyai berbagai keuntungan terutama untuk dukungan yang diperlukan guna mengatasi masalah kesehatan. Misalnya seorang anak akan banyak memerlukan pengertian dan dukungan orang tuanya. Suami yang menderita hipertensi perlu dukungan isteri dan anaknya. Isteri yang sedang hamil, perlu dukungan suaminya dan banyak lagi contoh lain.

Pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga banyak macamnya. Secara umum dapat dibedakan atas tiga macam :

1. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga hanya pelayanan rawat jalan saja. Dokter yang menyelenggarakan praktek dokter keluarga tersebut tidak melakukan pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di rumah atau pelayanan rawat inap di rumah sakit. Semua pasien yang membutuhkan pertolongan diharuskan datang ke tempat praktek dokter keluarga. Jika kebetulan pasien tersebut memerlukan pelayanan rawat inap, pasien tersebut dirujuk ke rumah sakit.

2. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien dirumah. Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga mencakup pelayanan rawat jalan serta pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di rumah. Pelayanan bentuk ini lazimnya dilaksanakan oleh dokter keluarga yang tidak mempunyai akses dengan rumah sakit.

3. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di rumah, serta pelayanan rawat inap di rumah sakit. Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga telah mencakup pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di rumah, serta perawatan rawat inap di rumah sakit. Pelayanan bentuk ini lazimnya diselenggarakan oleh dokter keluarga yang telah berhasil menjalin kerja sama dengan rumah sakit terdekat dan rumah sakit tersebut memberi kesempatan kepada dokter keluarga untuk merawat sendiri pasiennya di rumah sakit.

Menurut Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI), standar pelayanan dokter keluarga meliputi:

7

Page 8: Mandiri Ske 1

1. Standar pelayanan paripurnaSifat paripurna pada kedokteran keluarga yaitu termasuk pemiliharaan dan

peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan kesehatan (curative), pencegahan kecacatan (disability limitation), dan rehabilitasi setelah sakit (rehabilitation) dengan memperlihatkan kemampuan sosial serta sesuai dengan mediko legal etika kedokteran Pelayanan medis strata pertama untuk semua orang Memiliki izin pelayanan dokter keluarga dan surat persetujuan tempat

praktik Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan pasien dan keluarganya Pencegahan penyakit dan proteksi khusus Deteksi dini terhadap penyakit dan melakukan pentalaksanaan yang tepat

terhadap pasien dan keluarganya Kuratif medik

Melaksanakan pemulihan kesehatan dan pencegahan kecacatan pada strata pelayanan tingkat pertama, termasuk kegawatdaruratan medik, atau perujukan

Rehabilitasi medik dan sosial pada pasien dana atau keluarganyaSetelah mengalami masalah kesehatan baik dari segi fisik, jiwa maupun sosial

Kemampuan sosial keluargaPelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk memeprhatikan kondisi sosial pasien dan keluarganya

2. Standar pelayanan medis (standard of medical care)Pelayanan sebuah dokter keluarga harus sesuai dengan lege artis Anamnesis

Dengan pendekatan patient centered approach dalam rangka memperoleh keluhan utama pasien, kekhawatiran dan harapan pasien mengenai keluhannya tersebut, serta memperoleh keterangan untuk dapat menegakkan diagnosis

Pemeriksaan fisik, penunjang serta diagnosis dan diagnosis bandingMelakukan secara diagnosis holistik

KonselingUntuk membantu pasien dan keluarga menentukan pilihan terbaik penatalaksanaan untuk pasien

KonsultasiSaat diperlukan, dokter keluarga melakukan konsultasi ke dokter yang dianggap lebih piawai dan atau berpengalaman.

3. Standar pelayanan bersinambung (standard of continuum care)Pelayanan yang diberikan dokter keluarga merupakan pelayanan bersinambung yang melaksanakan pelayanan kedokteran secara efektif efisien, proaktif dan terus menerus demi kesehatan pasien.

8

Page 9: Mandiri Ske 1

Rekam medik berkesinambungInformasi riwayat kesehatan pasien sebelumnya pada saat datang sigunakan untuk memaastikan bahwa penatalaksanaan yang diterapkan telah sesuai

Pelayanan efektif efisienPelayanan dokter keluarga menyelenggarakan pelayanan rawat jalan efektif efisien bagi pasien, menjaga kualitas, sadar mutu dan biaya

PendampinganSaat dilaksanakan konsultasi dana atau rujukan, dokter keluarga menawarkan kemudian melakasanakan pendampingan pasien, demi kepentingan pasien

Pelayanan proaktifPelayanan dokter keluarga menjaga kesinambungan

4. Standar pelayanan menyeluruh (standard of holistic of care)Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat menyeluruh, yaiut peduli nahwa pasien adalah seorang manusia seutuhnya yang terdiri dari fisik, mental, social dan spiritual, serta berkehidupan di tengah lingkungan fisik dan sosialnya Pasien adalah manusia seutuhnya

Pelayanan dokter keluarga memiliki system untuk memandang pasien sebagai manusia yang seutuhnya

Pasien adalah bagian dari keluarga dan lingkungannyaPelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk memandang pasien sebagai bagian dari keluarga pasien, dan memperhatikan bahwa keluarga pasien dapat mempengaruhi dan/atau dipengaruhi oleh situasi dan kondisi kesehatan pasien.

Pelayanan menggunakan segala sumber di sekitarnyaPelayanan dokter keluarga mendayagunakan segala sumber di sekitar kehidupan pasien untuk meningkatkan keadaan kesehatan pasien dan keluarganya.

5. Standar pelayanan terpadu (standard of integration of care)Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat terpadu, selain merupkan kemitraan antara dokter dengan pasien pada saat proses penatalaksanaan medis, juga merupakan kemitraan lintas program dengan berbagai institusi yang menunjang pelayanan kedokteran baik dari formal maupun informal. Koordinator penatalaksanaan pasien kerja sama dengan dokter – pasien

- keluarga, maupun bersama antara dokter – pasien – dokter spesialis / rumah sakit.

Mitra dokter pasien saat proses pentalaksanaan medis Mitra lintas sektoral medik

Dokter keluarga bekerja sebahai mitra penyedia pelayanan kesehatan dengan berbagai sektor pelayanan kesehatan formal di sekitarnya.

9

Page 10: Mandiri Ske 1

Mitra lintas sektoral alternatif dan komplimenter medikDokter keluarga memperdulikan dan memperhatikan kebutuhan dan perliaku pasien dan kelaurganya sebagai masyarakat yang menggunakan berbagai pelayanan kesehatan nonformal di sekitarnya.

LI3KOMPETENSI DAN PERAN DOKTER KELUARGA PADA PELAYANAN KESEHATAN PRIMER

Kompetensi dokter layanan kedokteran primer termuat dalam dokumen Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) tahun 2006 berjudul “STANDAR KOMPETENSI DOKTER” yang menjabarkan dalam 7 area kompetensi :

1. Area Komunikasi efektifmampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan nonverbal dengan pasien semua usia, anggota keluarga, teman sejawat, masyarakat dan profesi lain.

2. Area Keterampilan Klinismelakukan prosedur klinis dalam menghadapi masalah kedokteran sesuai dengan kebutuhan pasien dan kewenangannya.

3. Area landasan Ilmiah Ilmu kedokteranMengidentifikasi, menjelaskan, dan merancang penyelesaian masalah kesehatan secara ilmiah menurut ilmu kedokteran-kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum.

4. Area Pengolahan Masalah KesehatanMengelola masalah kesehatan individu, keluarga, maupun masyarakat secara komprehensif, holistik, bersinambung, koordinatif, dan kolaboratif dalam konteks pelayanan kesehatan primer.

5. Area Pengelolaan InformasiMengakses, mengelola, menilai secara kritis kesahihan dan kemamputerapan informasi untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah, atau mengambil keputusan dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan di tingkat primer.

6. Area Mawas diri dan Pengembangan DiriMelakukan praktik kedokteran dengan penuh kesadaran atas kemampuan dan keterbatasannya; mengatasi masalah emosional, personal, kesehatan, dan kesejahteraan yang dapat mempengaruhi kemampuan profesinya; belajar sepanjang hayat; merencanakan, menerapkan, dan memantau perkembangan profesi secara sinambung.

7. Area Etika, Moral, Medikolegal, dan Profesionalisme serta Keselamatan PasienBerprilaku profesional dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan kesehatan; bermoral dan beretika serta memahami isu etik maupun aspek medikolegal dalam praktik kedokteran; menerapkan program keselamatan pasien (IDI, 2007).

Dokter keluarga memiliki 7 kompetensi dasar yang harus dimiliki, yaitu :1. Memiliki kualitas komunikasi dan ketrampilan.2. Memliki ketrampilan dan kompetensi dasar.

10

Page 11: Mandiri Ske 1

3. Keterampilan menerapkan dasar-dasar lmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku danepidemiologi dalam praktek kedokteran keluarga.

4. Keterampilan mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga ataupunmasyarakat secara komprehensif, holistik, bersinambung, terkoordinir dan bekerja samadalam konteks Pelayanan Kesehatan Primer

5. Berpikiran kritis dan memliki kemampuan management yang baik6. Mau belajar sepanjang hayat7. Memiliki etika, prilaku yang baik dan berprilaku professional. Memiliki ilmu

dan ketrampilan klinis layanan primer cabang ilmu utama yaitu bedah, penyakit dalam, kebidanan dan penyakit kandungan, kesehatan anak, THT, mata, kulit dankelamin, psikiatri, syaraf, kedokteran komunitas, Memiliki ketrampilan klinis layanan primer lanjut :

1. Ketrampilan melakukan health screening2. Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium lanjut3. Membaca hasil EKG4. Membaca hasil USG5. ACLS, ATLS, dan APLS

Standar kompetensi dokter keluarga menurut deklarasi WONCA – WHO tahun 2003 :

1. Melaksanakan asuhan bagi pasien dalam kelompok usia tertentu( bayi baru lahir, bayi, anak, remaja, dewasa, wanita hamil dan menyusui, lansia )

2. Mengintegrasikan komponen asuhan komprehensif a. Memahami epidemiologi penyakitb. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan jasmani secara memadaic. Memeahami ragam perbedaan faal dan metabolism obatd. Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium dan radiologie. Menyelenggarakan penilaian risiko khusus usia tertentuf. Menyelenggarakan upaya pencegahan, penapisan, dan panduan serta

penyuluhan gizig. Memahami pokok masalah perkembangan normalh. Menyelenggarakan konseling, psikologi, dan prilakui. Mengkonsultasikan atau merujuk pasien tepat pada waktunya bila

diperlukanj. Menyelenggarakan layanan paliatif k. Menjunjung tinggi aspek pelayanan kedokteran

3. Mengkoordinasikan layanan kesehatana. Dengan keluarga pasien (penilaian keluarga, pertemuan keluarga atau

pasien, pembinaan dan konseling keluarga)b. Dengan masyarakat (penilaian kesehatan masyarakat dan epidemiologi,

pemeriksaan atau penilaian masyarakat, mengenali dan memanfaatkan sumber daya masyarakat, program pencegahan dan pendidikan bagi masyarakat, advokasi atau pembelaan kepentingan kesehatan masyarakat )

11

Page 12: Mandiri Ske 1

4. Melayani kesehatan masyarakat yang menonjol (kelainan alergik, anastesia dan penanganan nyeri, kelainan yang mengancam jiwa, kelainan kardiovaskular, kelainan kulit, kelainan mata dan telinga, kelainan saluran cerna, kelainan perkemihan dan kelamin, kelainan obstetric dan ginekologi, penyakit infeksi, kelainan musculoskeletal, kelainan neoplastik, kelainan neurologi, dan psikiatri)

5. Melaksanakan profesi dalam tim penyedia kesehatan (menyusun dan menggerakan tim, kepemimpinan, ketrampilan manajemen praktek, pemecahan masalah konflik, peningkatan kualitas).

Kompetensi dokter keluarga seperti yang tercantum dalam Standar Kompetensi Dokter Keluarga yang disusun oleh Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia tahun 2006 adalah :

1. Kompetensi Dasara. Ketrampilan Komunikasi Efektifb. Ketrampilan Klinik Dasarc. Ketrampilan menerapkan dasar-dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu

perilaku, dan epidemiologi dalam praktek kedokteran keluargad. Ketrampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga

ataupun masyarakat dengan cara yang komprehensif, holistik, berkesinambungan, terkoordinir, dan bekerja sama dalam konteks Pelayanan Kesehatan Primer

e. Memanfaaatkan, menilai secara kritis, dan mengelola informasif. Mawas diri dan pengembangan diri / belajar sepanjang hayatg. Etika, moral, dan profesionalisme dalam praktik

2. Ilmu dan Ketrampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Utamaa. Bedahb. Penyakit Dalamc. Kebidanan dan Penyakit Kandungand. Kesehatan Anake. THTf. Matag. Kulit dan Kelaminh. Psikiatrii. Sarafj. Kedokteran Komunitas

3. Ketrampilan Klinis Layanan Primer Lanjuta. Ketrampilan melakukan “health screening”b. Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium lanjutc. Membaca hasil EKGd. Membaca hasil USGe. BTLS, BCLS, dan BPLS

4. Ketrampilan Pendukunga. Riset

12

Page 13: Mandiri Ske 1

b. Mengajar kedokteran keluarga5. Ilmu dan Ketrampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Pelengkap

a. Semua cabang ilmu kedokteran lainnyab. Memahami dan menjembatani pengobatan alternatif

6. Ilmu dan Ketrampilan Manajemen KlinikManajemen klinik dokter keluarga

DAFTAR PUSTAKA

Azwar A, Gan GL, Wonodirekso S. 2004. A Primer On Family Medicine Practice. Singapore:

Singapore International Foundation

Azwar A. 1996. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. Jakarta: IDI.

Azwar A. 2008. Peran dan Fungsi Dokter Keluarga dalam Pelayanan Kesehatan Primer dalam

presentasi “Revisi Kurikulum Berbasis Kompetensi”. Padang.

Danasari. 2008. Standar Kompetensi Dokter Keluarga Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia.

Depkes. 2001. IDI, Fakultas Kedokteran Seri Pendidikan Kedokteran Bersinambung

Firman Lubis, Dept Kedokteran komunitas dalam Majalah Kedokteran Indonesia, Volume: 58, Nomor:

2, Februari 2008

IDI . 2007. Petunjuk Teknis: Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan Untuk

Dokter Praktik Umum. [Internet]. viewed 4 Desember 2014, from:

http://dc239.4shared.com/doc/gBDGV6rJ/preview.html

Ikatan Dokter Indonesia, Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga Indonesia, Kolegium Ilmu

Kedokteran Keluarga Indonesia, 2007

Olesen F, Dickinson J dan Hjortdahl P. 2000. General Practice – “Time for A New Definition”,

BMJ; 320:354–7.

Persatuan Dokter Keluarga Indonesia .2009. Kronik PDKI. [Internet]. viewed 4 Desember 2014,

from: http://www.pdki-arpac.or.id/index_pdki.php?show=data/sejarah

Persatuan Dokter Keluarga Indonesia .2009. Program Konversi. [Internet]. viewed 4 Desember

2013, from: http://www.pdki-arpac.or.id/index_pdki.php?show=data/konversi

Qomariyah. 2008. Program Konversi Dokter Umum- Dokter Keluarga

Qomariyah. 2011. Sekilas Kedokteran Keluarga FK Universitas Yarsi.

Qomariyah. 2011. Sekilas Kedokteran Keluarga. Jakarta: FKUI.

Sugito Wonodirekso Majalah Kedokteran Indonesia vol 53 no 9 september 2003

13