Upload
raihanun-silvia
View
1.416
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PERANAN KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA APARATUR
DINAS PENDIDIKAN NASIONAL KABUPATEN BARITO TIMUR
TESIS Untuk memenuhi persyaratan memperoleh
Gelar Magister Manajemen Agribisnis
PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS
………………… 03030537
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2006
Lembar Persetujuan
TESIS
PERANAN KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA APARATUR
DINAS PENDIDIKAN NASIONAL KABUPATEN BARITO TIMUR
Oleh
……………………… 03030537
Disetujui untuk dipertahankan di depan Dewan Penguji
Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Eko Handayanto, MSc. Ir. Amir Hamzah, MP. Ketua Anggota
TESIS
PERANAN KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA APARATUR
DINAS PENDIDIKAN NASIONAL KABUPATEN BARITO TIMUR
Oleh
…………………….
telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal 25 April 2006
dan dinyatakan memenuhi syarat
Dewan Penguji
Penguji 1 Penguji 2
Prof. Dr. Ir. Eko Handayanto, MSc. Ir. Amir Hamzah, MP. Ketua
Penguji 3
Sutoyo, SP., MP.
Malang, 28 April 2006
Universitas Tribhuwana Tunggadewi
Program Pascasarjana Direktur
Prof. Dr. Ir. Eko Handayanto, MSc. NIP 130 704 145
i
RINGKASAN ………………….Peranan Kepemimpinan dalam Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Aparatur Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur. Komisi Pembimbing: Ketua: Prof. Dr. Ir. Eko Handayanto, MSc.. Anggota: Ir. Amir Hamzah, MP.
Untuk dapat mewujudkan peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur dalam pelaksanaan kepemerintahan yang baik (good governance) pada Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur yang sangat prioritas untuk segera dilaksanakan adalah meningkatkan peran kepemimpinan dalam peningkatan kualitas sumber daya aparatur di lingkungan Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia guna mewujudkan kepemerintahan yang baik dengan memaksimalkan potensi aparatur yang ada, (2) meningkatkan disiplin aparatur dalam rangka meningkatkan kinerja.
Penelitian dilaksanakan di Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur sejak bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2005. Subyek penelitian ini para staf secara keseluruhan Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Model yang digunakan dalam penelitian ini diarahkan pada setting dan perilaku Kepala Dinas atau pemimpin sebagai penentu strategi kebijakan dalam memberdayakan seluruh staf Dinas Pendidikan Nasional meliputi para pejabat Eselon III dan IV serta para staf biasa sebagai subyek yang dikembangkan kualitas kerjanya. Aspek yang diamati dalam penelitian ini meliputi dimensi utama, yaitu kepemimpinan, strategi, kondisi dan kebijakan empat dimensi utama Teknik pengumpulan data yang digunakan terdiri dari tiga macam, yaitu pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Langkah analisis data dalam penelitian ini menggunakan interactive model dimana proses analisis dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Disini data yang dikumpulkan pada awal penelitian melalui pengamatan dan wawancara serta dokumentasi, langsung dicatat untuk dianalisis. Dalam pembahasan dengan analisis permasalahan peneliti menggunakan analisis kepemimpinan melalui kajian paradigma pembangunan Sumber Daya Manusia, analisis kepemimpinan melalui kebijakan publik dan analisis managemen strategis dalam hal ini termasuk menggunakan analisis SWOT.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pimpinan dapat menjadi jembatan dalam membuat program monitoring serta evaluasi disiplin aparatur mulai dari perencanaan sampai dengan evaluasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Peningkatan kualitas SDM dan meningkatkan kinerja Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito timur belum memadai untuk mendukung upaya perwujudan pelaksanaan good governance yang digambarkan melalui kurangnya kualitas dan kemampuan menyelenggarakan tugas dalam fungsinya. Situasi dan lingkungan kerja sangat mempengaruhi dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi pegawai di Lingkungan Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur. Peningkatan kualitas SDM dilingkungan Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur belum memadai untuk mengaplikasikan konsep manajemen stratejik ke dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, namun demikian sebagian pegawai telah
ii
mengarah pada paradigma baru yang di topang dengan sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional.
iii
SUMMARY ……………….. Leadership Role in Improving Quality of Human Resource of Dinas Pendidikan Nasional, Kabupaten Barito Timur. Supervisors Prof. Dr. Ir. Eko Handayanto, MSc. and Ir. Amir Hamzah, MP.
In improving human resource quality to achieve good governance at Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur, improvement of roles of leadership should be put as first priority. This study was aimed to (1) improve human resource quality to achieve good governance by maximizing human resource potency, and (2) improve discipline of staff to improve job performance.
This study was carried out at Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur from June to October 2005. Subject of this study was all staff of Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur. This study was conducted using qualitative approached that was directed to setting and conduct of Head of Dinas as decision maker in empowering all staff of Dinas Pendidikan Nasional which included Head Sub Dinas ( eselon III) and Head of Section (eselon IV), as well as ordinary staff. Aspects measured during this study covered leadership, strategy, conditions and four main dimensions of the Dinas. Data was collected through interview, observation and documentation. Analysis data was carried out using interactive model where process of analysis was simultaneously carried out with data collection. Leadership was analyzed using paradigm of human resource development, and strategic management analysis including SWOT analysis.
Results of this study indicated that leaders could pose as a bridge in preparing monitoring and evaluation program on staff discipline, starting from planning to evaluation to achieve organization objectives effectively and efficiently. Improvement of human resource and improvement of job performance of Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur were not adequate to achieve good governance as shown by inadequate quality and capability off staff to run duties and functions. Working situation and environment strongly affected implementation of duties and functions of staff of Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur. Improvement of human resource quality at Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur was not adequate to apply concept pf strategic management in relation to duties and functions. However, several staff have directed to new paradigm that was supported by good human resource quality and professionalisms.
iv
KATA PENGANTAR
v
DAFTAR ISI
RINGKASAN ............................................................................................................... i
SUMMARY ................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................... vi
I. PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1 1.2. Tujuan .......................................................................................................... 2 1.3. Manfaat ........................................................................................................ 2
II. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................... 3
2.1. Kepemimpinan ............................................................................................. 3 2.2. Konsepsi Kualitas SDM Ditinjau dari Sudut Pandang Administrasi
Publik ........................................................................................................... 4 2.3. Konsepsi Paradigma Pembangunan ............................................................. 7 2.4. Konsepsi Manajemen Strategis .................................................................... 9
III. METODE PENELITIAN.................................................................................... 14
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 14 3.2. Metode Penelitian ...................................................................................... 14
3.2.1. Pendekatan Penelitian ........................................................................ 14 3.2.2. Teknik Pengumpulan Data................................................................. 17 3.2.3. Keabsahan Data.................................................................................. 20 3.2.4. Teknik Analisis Data.......................................................................... 21
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 23
4.1. Deskripsi Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur ............... 23 4.1.1. Deskripsi Umum Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur...... 23 4.1.2. Deskripsi Dinas Pendidikan Nasional Dalam Meningkatkan
Kualitas Sumber Daya Aparatur ........................................................ 26 4.2. Analisis Permasalahan ............................................................................... 28
4.2.1. Analisis Kepemimpinan Melalui Kajian Paradigma Pembangunan SDM ................................................................................................... 29
4.2.2. Analisis Kepemimpinan Melalui Kebijakan Publik........................... 33 4.2.3. Analisis Manajemen Strategis............................................................ 34
V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................. 47
5.1. Kesimpulan ................................................................................................ 47 5.2. Saran........................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 51
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Sumberdaya Aparatur Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur.......................................................................................................... 25
Tabel 2. Kesimpulan Analisis Faktor Internal dan Eksternal (KAFI/KAFE).......... 38
Tabel 3. Analisis SWOT .......................................................................................... 39
Tabel 4. Analisis Faktor Kunci Keberhasilan (FKK)............................................... 40
1
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Dalam rangka peningkatan kualitas SDM untuk meningkatkan kinerja Dinas
Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur diperlukan semangat dukungan dari
aparatur Dinas Pendidikan Nasional sebagai unit organisasi yang bertanggung jawab
dalam pemberian bagi masyarakat khususnya pihak terkait dalam peningkatan
kualitas sumberdaya manusia aparatur tersebut. Peningkatan Kualitas Sumber Daya
Manusia Aparatur dilakukan dengan cara meningkatkan pengembangan karier
melalui pelaksanaan jalur pendidikan baik pendidikan formal, pendidikan
penjenjangan dan pendidikan teknis fungsional.
Disamping kualitas SDM Dinas Pendidikan Nasional, kinerja aparatur
dijajaran birokrasi dituntut memiliki kinerja yang memadai. Aparatur dituntut untuk
merubah paradigma lama yang mempunyai kecenderungan untuk dilayani, menjadi
melayani masyarakat. Perubahan paradigma ini mutlak dilakukan karena adanya
pergeseran nilai-nilai yang dianut dalam penyelenggaraan kepemerintahan.
Pergeseran-pergeseran nilai tersebut mencakup antara lain : peran, tanggung jawab,
pola pikir, perilaku, sikap mental, daya cipta, persaingan, inovasi, dan intelektual
yang harus dikondisikan dengan pola baru (Sanapiah, 2005).
Untuk dapat mewujudkan peningkatan kualitas sumber daya manusia
aparatur dalam pelaksanaan kepemerintahan yang baik (good governance) pada
Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur yang sangat prioritas untuk
segera dilaksanakan adalah meningkatkan peran kepemimpinan dalam peningkatan
kualitas sumber daya aparatur di lingkungan Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten
Barito Timur.
2
1.2. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan Kepemimpinan dalam
meningkatkan kualitas sumber daya aparatur Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten
Barito Timur guna mewujudkan kepemerintahan yang baik dengan memaksimalkan
potensi aparatur yang ada.
1.3. Manfaat
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran upaya Kepala Dinas
dalam memberdayakan aparatur untuk mencapai tujuan Dinas Pendidikan Nasional
Kabupaten Barito Timur.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kepemimpinan
Demikian pula yang tidak kalah pentingnya yaitu paradigma
kepemimpinan. Dalam Konteks ini Senge (dalam Tjokroamidjojo, 2005)
menawarkan tentang kajian kepemimpinan, dengan memberi bobot kepada
pendayagunaan organisasi yang berdasar kepada pembelajaran yang tidak pernah
berhenti. Selanjutnya Senge (dalam Tjokroamidjojo, 2005) mengangkat tiga macam
kemampuan bagi pemimpin yang akan membangun organisasi pembelajaran yaitu
mampu memainkan peran baru (new role), memiliki keterampilan baru(new skill)
dan mengaplikasikan sarana-sarana baru bagi pemecahan masalah (new tools).
Dengan paradigma baru atau disebut “leader’s new work” bahwa seseorang
pemimpin yang baik memiliki tiga sifat (Raymond, 1983), yaitu :
1. Pemimpin sebagai perancang (designer)
2. Pemimpin sebagai guru (teacher)
3. Pemimpin sebagai pelayanan/pengasuh (steward)
Pimpinan bertanggung jawab pada pembangunan organisasi, dimana orang-orang
secara terus menerus meningkatkan kemampuan mereka untuk mengerti
kompleksitas, menjelaskan Visi dan memperbaiki mental model (Raymond, 1983)..
Fungsi pemimpin sebagai perancang (designer) harus peka terhadap
perubahan internal maupun eksternal sehubungan dengan merancang ide utama
yaitu, tujuan, visi dan nilai-nilai inti (Hartono, 1991). Seorang pemimpin harus
mampu membangun visi bersama dimulai dari visi pribadi. Dengan tujuan dan visi
bersama itulah organisasi hidup. Pemimpin sebagai pelayan (steward) adalah
kesediaan bertanggung jawab atas kesejahteraan organisasi dan bertindak untuk
4
kepentingan anggota, sedangkan fungsi pemimpin sebagai guru adalah teladan bagi
keseluruhan orang (Senge dalam Tjokroamidjojo, 2005).
2.2. Konsepsi Kualitas SDM Ditinjau dari Sudut Pandang Administrasi Publik
Dimensi manusia (SDM) dalam administrasi publik untuk mencapai hasil
yang lebih baik, mempunyai peranan yang sangat strategis sebagai unsur dinamis,
karena dua unsur lainnya dalam peningkatan SDM yaitu jenis tugas yang diemban
dan ketepatan bentuk organisasi merupakan unsur statis (Tjokroamidjojo, 2005).
Harus diakui bahwa dalam tatanan praktis, personil yang mempunyai karakteristik,
kreatif, fleksibel, bebas dan kolaboratif akan mampu menumbuh kembangkan
kompetensi utama administrasi publik (Dunn, 2000).
Untuk dapat menyusun tujuan pembangunan kinerja utama Dinas Pendidikan
Nasional Kabupaten Barito Timur kiranya perlu terlebih dahulu diuraikan elemen-
elemen dari Kompetensi (competence) dan administrasi publik. Sehingga dalam
mengukur pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan disusun indikator kinerja,
yang terdiri dari indikator input (masukan), indikator Output (keluaran), indikator
outcome (hasil), indikator Benefit (manfaat) dan indikator impact (dampak)
(Bratakusumah, 2005).
Dari uraian terdahulu dapat diketahui bahwa elemen-elemen kompetensi adalah:
1. Penguasaan keahlian dan,
2. Pengetahuan serta
3. Perilaku (behavior) yang mendukung
Elemen-elemen dari suatu sistem manajemen, adalah :
1. Sumber Daya Manusia (SDM)
5
2. Institusi/Organisasi/Kelembagaan
3. Sistem yang mendasari pola interaksi antar institusi dan antar bagian.
Kompetensi utama administrasi publik meliputi :
1. Kompetensi untuk mengkaji dan melembagakan paradigma baru reformasi;
2. Kompetensi manajemen Kebijakan Publik;
3. Kompetensi Manajemen stratejik;
4. Kompetensi fungsional bidang tugas umum pemerintahan dan pembangunan.
Berkaitan dengan empat kompetensi tersebut diatas dalam membangun kompetensi
adalah upaya untuk (Tjokrowinoto, 1996):
1. Membangun Akuntabilitas kinerja sumber daya manusia aparatur yang
menangani dan bertanggung jawab (responsible) atas berjalannya fungsi-fungsi
administrasi publik pada aspek penguasaan keahlian dan pengetahuan serta
membangun perilaku (behavioral) atau secara singkat, dapat dikatakan sebagai
membangun SDM administrasi publik pada aspek intelektual, manajerial dan
behavirour, sehingga mampu melaksanakan/menyelenggarakan administrasi
publik sesuai dengan agenda paradigma baru. Membangun SDM ini dapat
dilaksanakan melalui metode membangun komitmen pembelajaran (Building
Learning Commitment) yang dibekali kata pemahaman atas system thinking,
personal mastery, shared vision, mental model dan team learning (Senge dalam
Tjokroamidjojo, 2005).
2. Membangun institusi/kelembagaan/organisasi pada aspek normatif dan struktural
yang berintikan koordinasi, dengan dasar membangun komitmen organisasi
pembelajaran. Untuk dapat memenuhi syarat paradigma baru administrasi publik,
maka suatu organisasi harus terus komit dengan pembelajaran agar tetap
6
kompetitif, efisiensi, ekonomi, mendukung penyelenggaraan administrasi publik
berdasar paradigma baru.
3. Membangun sistem yang berdaya guna berkoordinatif, efisien melalui pola
sistem manajemen stratejik dimana kinerja organisasi terukur dan akuntabel.
4. Dalam rangka membangun kinerja pelayanan publik, Sumber Daya Manusia
(SDM) merupakan unsur yang sangat penting, sekaligus melaksanakan fungsi-
fungsi perumus perencanaan pelaksanaan dan pengawasan. Aspek yang harus
dibangun dan terus dibina meliputi :
a. Aspek Intelektual; berupa peningkatan penguasaan keahlian (skill) dan
pendalaman penguasaan keahlian (skill) dan pendalaman pengetahuan
(knowledge).
b. Aspek Manajerial; mencakup peningkatan kemampuan memimpin
(leadership) serta kemampuan men-sinergikan fungsi-fungsi manajemen. Hal
ini mengingat bahwa SDM yang mengisi unsur-unsur kepemimpinan dalam
administrasi publik akan berperan sebagai seorang designer (perencana),
steward (pelayan) sekaligus juga teacher (guru) dalam lingkungan
organisasinya, selain juga berperan sebagai moderator, pembina, negosiator,
informasi dan pengambil keputusan.
c. Aspek Behavioral; aspek ini sebagian telah terkandung dalam pembinaan
aspek intelektual dan manajerial, namun kiranya masih perlu suatu program
pembinaan khusus menyangkut filosofi dan etika, sikap dan ketakwaan
berdasarkan nilai-nilai luhur keagamaan.
7
2.3. Konsepsi Paradigma Pembangunan
Paradigma berasal dari Bahasa Yunani yang berarti model, pola contoh,
untuk kepentingan analisa, paradigma diartikan sebagai teori dasar atau cara pandang
yang fundamental, dilandasi nilai-nilai tertentu, dan berisi teori pokok, konsep,
asumsi, metodologi atau cara pendekatan yang dapat digunakan para teoritis dan
praktisi dalam menangani suatu permasalahan bagi kemajuan hidup dan kehidupan
kemanusiaan (Sanapiah, 2005).
Pemahaman terhadap paradigma pembangunan dimaksud agar aparatur di
semua level memiliki pemahaman yang lebih dan mendasar terhadap fenomena
pembangunan yang bersifat multi dimensi dan kompleks, bersifat lintas sektor, lintas
wilayah dan lintas lembaga. Paradigma pembangunan diperlukan sebagai bangunan
teori atau landasan pemikiran dalam mendesain strategi dan kebijakan pembangunan.
Perubahan paradigma dalam manajemen mengakibatkan pergeseran-
pergeseran, misalnya dari organisasi terstruktur ke organisasi dinamis dengan
kewenangan yang lebih besar, bentuk organisasi dinamis dengan kewenangan yang
lebih besar, bentuk organisasi yang statis berubah ke organisasi pembelajaran yang
dinamis, dari sistem sentralistik ke desentralistik dari kepemimpinan otoriter ke
kepemimpinan yang membutuhkan pembelajaran, dari visi yang ditentukan
pemimpin ke penciptaan visi bersama, dari cara berpikir sederhana atau linier
berubah ke cara berpikir sistematik atau holistic, dan dari komunikasi yang bersifat
satu arah ke komunikasi multi arah atau dialog.
Menyikapi pentingnya arti perubahan paradigma, maka setiap pimpinan
aparatur pemerintah perlu memahami paradigma pembangunan. Hal ini sangat
penting karena peran pokok pejabat aparatur pemerintah adalah yang melakukan
pengelolaan kebijakan, baik dalam rangka penyelenggaraan tugas-tugas pelayanan
8
maupun pembangunan yang meliputi pemahaman paradigma perilaku, administrasi
publik, serta paradigma sosial, ekonomi dan politik.
Paradigma Perubahan Perilaku, yang meliputi paradigma membangun
komitmen belajar dan organisasi pembelajaran sebagai upaya meningkatkan kualitas
sumber daya manusia, sebagaimana yang dirumuskan Senge (dalam Tjokroamidjojo,
2005), mengemukakan bahwa di dalam organisasi pembelajaran yang efektif di
dasarkan 5 (lima) disiplin belajar yaitu : personal mastery, mental models, shared
vision, term learning dan system thinking.
BERPIKIR SISTEM
Gambar 1. Unsur Pembangunan Learning Organization (Senge dalam Tjokroamidjojo, 2005)
VISI BERSAMA
TIM PEMBELAJAR
KEAHLIAN PERSONAL
DIALOG
MODEL MENTAL
9
2.4. Konsepsi Manajemen Strategis
1. Konsep
Membahas konsep manajemen stratejik berarti membicarakan hubungan
antara organisasi dan lingkungannya, lingkungan internal dan eksternal. Memberi
petunjuk bagaimana menghadapi dan menanggulangi perubahan yang terjadi dalam
lingkungan internal dan eksternal tersebut, dan juga memberi petunjuk bagi para
eksekutif dalam mencoba mempengaruhi dan mengendalikan sehingga tidak sekedar
bersikap memberi reaksi terhadapnya. Dengan demikian organisasi bersikap tetap
mampu mengendalikan arah perjalanannya menuju sasaran yang dikehendaki
(Anonymous, 2004).
Embrio dari perkembangan konsep manajemen strartejik adalah tentang
stratejik (strategic planning system). Sistem perencanaan yang sangat diperlukan
untuk dua alasan 1) merespon perubahan lingkungan eksternal dan 2) mengorganisir
sumber daya untuk peningkatan kinerja. Inti dari kegiatan perencanaan adalah
menyusun program kerja yang jelas dan dapat diimplementasikan sehingga dapat
menjamin keberlangsungan suatu organisasi dalam lingkungan yang berubah.
2. Prinsip
Prinsip dalam manajemen stratejik adalah adanya formulasi strategi yang
mencerminkan keinginan dan tujuan organisasi yang sesungguhnya (Anonymous,
2004), adanya implementasi strategi yang menggambarkan cara mencapai tujuan
(secara teknis implementasi strategi mencerminkan kemampuan organisasi dan
alokasinya termasuk dalam hal ini adalah alokasi keuangan, dengan anggaran
berbasis kinerja); serta evaluasi strategi yang mampu mengukur, mengevaluasi dan
memberikan umpan balik bagi perbaikan strategi.
10
Kegiatan dalam formulasi strategi meliputi :
a. Perumusan Visi, Misi, Nilai
1) Visi
Visi merupakan gambaran tentang masa depan (future) yang realistic dan
diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (dapat mengisyaratkan adanya misi
dan tantangan).
Agar suatu visi menjadi realistik, dapat dipercaya, meyakinkan, serta
mengandung daya tarik maka dalam proses pembuatannya peru melibatkan
semua stakeholders.
2) Misi
Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin
dicapai. Pernyataan misi membawa organisasi kepada suatu fokus. Misi
menjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa yang dilakukannya dan
bagaimana melakukannya dan mengundang partisipasi masyarakat luas
terhadap perkembangan bidang utama yang digeluti organisasi.
3) Nilai
Nilai adalah ukuran yang mengandung kebenaran kebaikan mengenai
keyakinan dan perilaku organisasi yang paling dianut dan digunakan sebagai
budaya kerja dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan kegiatan misi
dalam rangka mencapai visi organisasi.
4) Pencermatan lingkungan Internal (PLI), Pencermatan Lingkungan Eksternal (PLE), Kesimpulan Analisis Faktor Internal dan Eksternal (KAFI & KAFE)
a) Pencermatan Lingkungan Internal (PLI);pada dasarnya adalah proses
identifikasi yang mengurai menjadi kekuatan dan kelemahan yang
11
mencakup organisasi, SDM, pembiayaan, efektivitas dan efisien, sarana
prasarana, dan lain-lain yang memiliki pengaruh terhadap pembuatan
kebijakan/keputusan organisasi.
b) Pencermatan Lingkungan Eksternal (PLE); yaitu mencermati (scanning)
peluang dan tantangan yang ada di lingkungan eksternal organisasi sendiri
(yang tidak dapat dikelola manajemen) yang meliputi berbagai faktor
yang dapat dikelompokkan dalam bidang/aspek.
5) Kesimpulan Analisis Faktor Internal dan Eksetrnal, merupakan
kesimpulan daftar prioritas faktor lingkungan, baik internal dan eksternal,
serta dampaknya terhadap masa depan organisasi yang selanjutnya akan
berpengaruh pada hubungan internal organisasi. Dalam kaitannya dengan
penyusunan perencanaan stratejik organisasi, KAFI, dan KAFE dapat disebut
“inventarisasi organisasi”.
6) Analisis Pilihan Strategi dan Kunci Keberhasilan
a) Analisis Pilihan Asumsi Strategi dilakukan dengan metode SWOT/TOWS
atas berbagai faktor pengaruh lingkungan stratejik untuk mengetahui
berbagai stratejik kunci yang selanjutnya ditentukan sejumlah pilihan
strategis (strategic choice).
b) Faktor Kunci Keberhasilan adalah faktor-faktor yang sangat berpengaruh
dan berfungsi untuk lebih memfokuskan stratejik organisasi dalam rangka
pencapaian visi dan misi secara efektif dan efisien.
7) Penetapan Tujuan, sasaran dan Strategi (Kebijakan, Program dan
Kegiatan)
12
a) Tujuan. Merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi,
tujuan adalah akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu
1 (satu) sampai 5 tahun.
b) Sasaran adalah penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan dicapai
atau dihasilkan oleh suatu organisasi dalam jangka waktu tahunan,
semesteran, triwulan, atau juga bulanan. Sasaran diusahakan dalam
bentuk kuantitatif sehingga dapat diukur dan dapat diwujudkan dalam
SMART.
8) Strategi adalah suatu upaya untuk merealisasikan tujuan an sasaran
organisasi (Anonymous, 2005) yang dijabarkan dalam kebijakan-kebijakan
dan program-program
a) Kebijakan, pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan oleh berwenang untuk dijadikan pedoman, pegangan atau
petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan program/kegiatan
guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran,
tujuan, serta visi dan misi organisasi.
b) Program adalah kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk
mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi
pemerintah ataupun dalam rangka kerja sama dengan masyarakat guna
mencapai sasaran tertentu.
9) Perencanaan Kinerja: Untuk dapat dioperasikan rencana stratejik perlu
dijabarkan dalam perencanaan kinerja tahunan (annual performance plan).
Rencana kinerja ini berisi seluruh target kinerja yang hendak dicapai dalam
satu tahun mendatang dengan menunjukan sejumlah indikator kunci yang
13
relevan. Rencana Kinerja ini merupakan tolok ukur yang digunakan dalam
menilai keberhasilan/ kegagalan penyelenggaraan pemerintah untuk suatu
periode tertentu.
a) Sasaran, indikator kinerja, dan target yang akan dicapai pada periode
yang bersangkutan.
b) Program yang akan dilaksanakan
c) Kegiatan, indikator kinerja, dan target yang diharapkan dalam suatu
kegiatan.
Kegiatan formulasi strategi dilanjutkan dengan implementasi strategi yang
terdiri dari :
a) Rencana Program Kegiatan
b) Penganggaran (Alokasi Biaya)
c) Sistem pelaksanaan, pemantauan dan pengawasan.
Dan evaluasi strategi yang terdiri dari 2 (dua) kegiatan :
a) Pengukuran dan evaluasi kinerja
b) Pelaporan dan pertanggungjawaban
14
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito
Timur sejak bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2005. Subyek penelitian ini
difokuskan pada Kepala Dinas sebagai pejabat Eselon II yang melakukan upaya
peningkatan kualitas Sumber Daya Aparatur. Selain Kepala Dinas, subyek penelitian
ini juga melibatkan unsur lain, yang dikelompokkan menjadi dua kelompok besar,
yakni kelompok pejabat Eselon III. Kelompok berikutnya adalah pejabat Eselon IV
merupakan pimpinan level terendah pada Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten
Barito Timur, dan terakhir ada para staf secara keseluruhan. Alasan pemilihan
subyek penelitian ini adalah:
1. Bahwa berdasarkan tugas pokok dan fungsi unsur pimpinan dari wakil level
teratas yaitu pejabat Eselon II, III, dan IV. Yang merupakan pemimpin yang
secara umum dan profesional penentu kebijakan sesuai dengan levelnya masing-
masing, maka mereka menjadi sumber penelitian.
2. Selanjutnya kepada semua pihak, karyawan merupakan pelaksana kebijakan
dimaksud, yang berperan penuh yang dibantu dukungan berbagai elemen, jenis
dan jenjang dan kemampuan teknis.
3.2. Metode Penelitian
3.2.1. Pendekatan Penelitian
Agar dapat secara mendalam memahami peran pemimpin (Kepala Dinas)
dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur guna mewujudkan
kepemerataan yang baik pada Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur.
15
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 1989) mengemukakan bahwa metodologi
kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut
mereka pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik atau
utuh. Selanjutnya secara umum penelitian ini bertujuan mendeskripsikan strategi
Kepala Dinas (kepemimpinan) dalam meningkatkan kualitas aparatur Dinas
Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur dengan suasana dan pemberdayaan.
Nasution (dalam Moleong, 1989), mengatakan bahwa pemahaman terhadap
situasi tertentu, menurut penelitian yang bersifat natural atau wajar sebagaimana
adanya, tanpa dimanipulasi, diatur dengan eksperimen atau tes, pendekatan tersebut
disebut naturalistic. Dengan demikian penelitian ini peneliti merupakan instrumen
utama. Konsep ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Bogdan dan Biklen
(dalam Moleong, 1989) yang menyatakan bahwa penelitian kualitatif mempunyai
sifat natural karena sumber data yang langsung dan peneliti sebagai instrumen kunci.
Relevansi pemilihan pendekatan ini adalah bahwa penelitian kualitatif pada
hakekatnya mengamati dan memahami orang dalam lingkungan hidupnya,
berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka dalam
pikiran kerja yang ada.
Dasar pertimbangan lain yang juga digunakan dalam memilih pendekatan ini
adalah penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisa peran
pemimpin dalam hal ini Kepala Dinas dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya
Aparatur Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur. Hal ini tercermin pada
performance iklim kerja dan kinerja yang aparatur dari pejabat Eselon III (tiga)
hingga staf.
16
Model yang digunakan dalam penelitian ini diarahkan pada setting dan perilaku
Kepala Dinas atau pemimpin sebagai penentu strategi kebijakan dalam
memberdayakan seluruh staf Dinas Pendidikan Nasional meliputi para pejabat
Eselon III dan IV serta para staf biasa sebagai subyek yang dikembangkan kualitas
kerjanya. Seluruh staf merupakan subyek penelitian secara holistic dan kontekstual.
Konsep holistic di sini berarti; dengan berada di lapangan, peneliti akan lebih mampu
memahami konteks data dalam keseluruhan situasi, serta memperoleh pada
pandangan yang menyeluruh. Selanjutnya kontekstual disini berarti peneliti
mengumpulkan dan mencatat data secara terinci mengenai hal-hal yang dianggap
bertalian dengan peran Kepala Dinas dalam kegiatan pengembangan sumber daya
aparatur. Dengan demikian, data yang diperoleh merupakan suatu kebutuhan untuk
menjawab permasalahan penelitian ini, meskipun diperoleh melalui beberapa teknik
yang berbeda. Aspek yang diamati dalam penelitian ini meliputi dimensi utama, yaitu
kepemimpinan, strategi, kondisi dan kebijakan empat dimensi utama, yaitu :
1. Tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur
2. Rencana strategis Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur tahun
2003 – 2008 yang memuat tentang visi, misi, tujuan, kebijakan, rencana kerja
umum dan lain-lain.
3. Rencana kerja tahunan tahun 2006 Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten
Barito Timur, sebagai langkah kerja instansi setiap tahun, dengan
konsekuensi rencana anggaran satuan kerja tahun 2006.
4. Kondisi kepegawaian pada Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten hingga
saat penelitian.
17
3.2.2. Teknik Pengumpulan Data
Pengamatan awal sampai pemilihan setting dilakukan melalui dua cara, yaitu
pertama mencari informasi data di Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito
timur. Cara yang kedua adalah menemui dan mengadakan pendekatan secara
kekeluargaan dengan Kepala Dinas dan beberapa Pejabat Eselon III dan IV dimana
termasuk peneliti sendiri. Dari keterbukaan dan penerimaan yang familiar semua
pihak, peneliti berkeyakinan bahwa kedatangan peneliti ke kantor ini nantinya tidak
akan mengganggu kebiasaan dan perilaku kerja para aparatur.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dapat dikategorikan
sebagai human instrumen, dikarenakan data yang dikumpulkan adalah melalui
instrumen utama, yaitu peneliti sendiri, hal ini juga disebabkan peneliti adalah salah
satu pejabat Eselon III. Dengan menggunakan instrumen utama yaitu diri peneliti
sendiri, data tentang peran Kepala Dinas dalam meningkatkan kualitas sumber
aparatur Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur. Mengenai penelitian di
mana peneliti berperan serta sebagai instrumen, Keating (1987) mendefinisikan
sebagai penelitian yang bercirikan interaksi sosial dengan subyek penelitian dalam
lingkungan subyek dan memakan waktu yang relatif cukup lama.
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data dalam
penelitian ini terdiri dari tiga macam, yaitu pengamatan, wawancara dan
dokumentasi. Ketiga teknik ini, digunakan secara bertahap dan integrative.
Pengamatan dan wawancara dibangun sebagaimana dikemukakan oleh Sprandley
(dalam Keating, 1987), dimulai dengan pengamatan dan wawancara deskriptif,
pengamatan terfokus, wawancara struktural dan pengamatan selektif serta
wawancara secara kontras.
18
1. Pengamatan
Kegiatan pengamatan disini pada dasarnya berarti peneliti dengan cermat dan
seksama memperhatikan semua tindakan, gerakan, sikap yang muncul dalam relasi
sosial antar pribadi di kantor, unjuk kerja, bahkan juga pada obyek yang tidak
bergerak seperti antara lain situasi ruangan kerja. Untuk penelitian ini digunakan
pengamatan terlibat (participation observation). Dengan metode pengamatan terlibat
dan wawancara, peneliti melibatkan diri dalam kegiatan yang menjadi sasaran
penelitian, tanpa mengakibatkan perubahan pada kegiatan yang sudah berjalan.
Pengamatan dan wawancara dilakukan dalam beberapa tahap. Dimulai dari tahap
deskriptif, dimana dilakukan eksplorasi umum untuk memperoleh gambaran umum
mengenai semua elemen, yakni tentang visi dan misi, situasi kerja yang ada serta
peran Kepala Dinas. Selanjutnya dilakukan pengamatan terfokus pada suatu detail
tertentu. Di sini disempitkan fokusnya untuk dicermati secara mendetail. Pada tahap
ini, pengamatan lebih ditujukan pada produk berkualitas yang akan dicapai Kantor
Dinas, dan pada tahap terakhir dilakukan pengamatan lebih ditujukan pada upaya
Kepala Dinas dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya aparatur.
Pada pengamatan ini, peneliti hadir dan berada di kantor sebelum pukul 07.00
WIB hingga siang hari pukul 14.00 WIB. Pengamatan ini dilakukan setiap hari Senin
hingga Sabtu selama tiga bulan penuh. Obyek yang diamati bergantian terhadap
Kepala Dinas, Pejabat Eselon III, Pejabat Eselon IV dan para staf pelaksana, hal ini
disebabkan peneliti adalah salah satu Pejabat Eselon III pada Kantor Dinas
Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur.
19
2. Wawancara
Sebagai metode pengumpulan data, wawancara ditujukan kepada informan
terpilih. Pemilihan informan ini dilakukan dengan pertimbangan relevansi
kewenangan dan kemampuannya. Singarimbun (1989) mengatakan bahwa informasi
haruslah orang yang memiliki pengetahuan dan sikap yang relevan dengan tujuan
penelitian Kegiatan wawancara ini dilakukan dengan menggunakan pedoman
wawancara. Namun kadang terjadi pertanayaan yang diajukan berkembang
mengikuti luas sempitnya jawaban informan. Berkembangnya pertanyaan ini tetap
diarahkan untuk selalu berada dalam bingkai pedoman wawancara. Untuk merekam
data wawancara ini, selain dicatat secara manual, kadang juga direkam dengan
menggunakan alat bantu, yaitu tape recorder.
Bentuk wawancara yang digunakan meliputi wawancara bebas terpimpin dan
wawancara sambil lalu. Wawancara bebas terpimpin adalah prosedur wawancara
yang mengikuti pedoman seperlunya. Pedoman wawancara hanya untuk butir-butir
masalah dan sub masalah yang diteliti, yang selanjutnya dikembangkan sendiri oleh
peneliti. Wawancara sambil lalu adalah wawancara yang ditujukan kepada informan
pendukung kepada orang yang dijumpai secara kebetulan. Wawancara sambil lalu
ditujukan pada sebahagian besar aparatur yang ada.
Kegiatan wawancara dan pengamatan dilakukan secara bergantian. Untuk
menggali data tentang dara Kepala Dinas meningkatkan kualitas sumber daya
aparatur sebagai informan kunci. Selain itu wawancara juga dilakukan kepada
informan pendukung, para Pejabat Eselon III, Pejabat Eselon IV dan para Aparatur
pelaksana.
20
3. Dokumentasi
Guna melengkapi data yang diperoleh, peneliti berusaha mengumpulkan
berbagai dokumen sebagai data autentik. Dokumen yang menjadi sasaran
pengamatan adalah apa saja yang berbentuk tulisan dan simbol-simbol. Data
dokumentasi tersebut berupa data sekunder seperti Peraturan Daerah Kabupaten
Barito Timur Nomor 9 Tahun 2003, Rencana strategis 2003 – 2008 Dinas Pendidikan
Nasional, Rencana Kerja Tahun 2006 Dinas Pendidikan Nasional, Dokumen
Anggaran Satuan Kerja Tahun 2005. Program kerja operasional, profil pendidikan,
data kepegawaian dan lain – lain.
3.2.3. Keabsahan Data
Sebelum dilakukan analisis dan penafsiran data, maka pemeriksaan
keabsahan data lebih dahulu dilakukan. Ada beberapa teknik keabsahan data seperti
kredibilitas, transferbilitas, serta auditabilitas. Dalam penelitian ini, pemeriksaan
keabsahan datanya menggunakan pemeriksaan kredibilitas dengan cara, antara lain
memperpanjang waktu penelitian, melakukan pengamatan yang terus menerus,
melakukan triangulasi, berdiskusi dengan teman sejawat, serta berdiskusi dengan
pakar yang menguasai, yang relevan dengan permasalahan penelitian ini.
Sebelum penelitian ini dilakukan terlebih dahulu dilakukan pra survei, yaitu
bulan Februari 2005. Kegiatan pra survei ini dilakukan di Kantor Dinas Pendidikan
Nasional Kabupaten Barito Timur.
Pengamatan yang terus menerus dilakukan untuk membuktikan pernyataan-
pernyataan yang disampaikan lewat wawancara, terlebih pada wawancara struktural.
Pengamatan dalam penelitian ini dilakukan selama masa penelitian ini, yakni pada
21
jam kerja berlangsung, yaitu dari pukul 07.00 WIB sampai pukul 14.00 WIB setiap
hari sampai hari Sabtu selama 5 bulan mulai bulan Juni sampai bulan Oktober 2005.
Teknik trianggulasi merupakan suatu upaya menyilang informasi untuk
memperoleh kebenaran maupun keabsahan data, sehingga diperoleh interprestasi
yang tepat. Penggunaan teknik trianggulasi untuk pemeriksaan keabsahan data ini
dan dicapai dengan jalan membandingkan apa yang dikatakan di depan umum
dengan apa yang dikatakan secara langsung kepada peneliti. Membandingkan hasil
pengamatan wawancara dengan dokumen yang berkaitan. Selanjutnya juga
trianggulasi data berbagai waktu, yang dicapai dengan jalan membandingkan data
hasil pengamatan wawancara pada suatu waktu dengan waktu lainnya.
3.2.4. Teknik Analisis Data
Informasi data yang terkumpul meliputi catatan lapangan (field note),
komentar peneliti, foto dan dokumen. Untuk memudahkan pemahaman terhadap data
penelitian ini, sehingga lebih bermakna, maka data tersebut harus disaji secara teratur
dan sistematik. Menurut Singarimbun (1989), analisis data adalah suatu proses
mengatur urutan data, mengorganisasikan data tersebut ke dalam suatu pola, kategori
dan satuan uraian dasar. Moleong (1989) menyatakan bahwa proses berarti
pelaksanaan analisis sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dan dilanjutkan
setelah semua data terkumpul.
Langkah analisis data dalam penelitian ini menggunakan interactive model
dari Miles dan Huberman (1984), dimana proses analisis dilakukan bersamaan
dengan proses pengumpulan data. Disini data yang dikumpulkan pada awal
penelitian melalui pengamatan dan wawancara serta dokumentasi, langsung dicatat
untuk dianalisis. Dalam pembahasan dengan analisis permasalahan peneliti
22
menggunakan analisis kepemimpinan melalui kajian paradigma pembangunan
Sumber Daya Manusia, analisis kepemimpinan melalui kebijakan publik dan analisis
managemen strategis dalam hal ini termasuk menggunakan analisis SWOT.
23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur
4.1.1. Deskripsi Umum Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur
a. Dasar Hukum
Mengacu pada Perda Nomor 9 Tahun 2003 tentang struktur Organisasi dan
Tata Kerja Dinas Pendidikan nasional Kabupaten Barito Timur dan produk Hukum
lainnya oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Barito Timur, maka disusunlah program
kerja tahunan Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur Tahun 2006
sebagai pedoman rencana kerja (Renja) dalam rangka pencapaian Visi, Misi, Tujuan
dan Sasaran yang dilaksanakan berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi..
b. Tugas Pokok
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Barito timur Nomor 9 Tahun 2003,
Tanggal 6 Desember 2003 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur maka tugas pokok dan fungsi sebagai
berikut :
- Melaksanakan kewenangan desentralisasi di bidang pendidikan ;
- Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati;
- Memimpin, merencanakan, mengorganisasikan, mengkoordinir, mengendalikan,
dan mengawasi kegiatan Dinas Pendidikan.
c. Fungsi
- Penyusunan kebijakan teknis di bidang pendidikan;
- Pemberian ijin dan pelaksanaan umum di bidang pendidikan;
- Pembinaan pelaksanaan Unit Pelaksanaan teknis Dinas;
- Pelaksanaan Urusan tata usaha Dinas;
24
d. Susunan Organisasi
Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito timur adalah Lembaga Teknis
Daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan daerah Kabupaten Barito Timur Nomor
9 Tahun 2003, tentang Susunan Organisasi dan tata Kerja Dinas Pendidikan Nasional
Kabupaten Barito Timur.
Susunan Organisasi Dinas Pendidikan Nasional
Kepala Dinas
Bagian Tata Usaha
Bidang Pendidikan Luar sekolah
Pemuda & Olahraga
Bidang Ketenagaan
Seksi Pendidikan
Luar Sekolah
Seksi Ketenagaan
TK/SD
Seksi Pemuda dan
Olahraga
Seksi Ketenagaan
SLTP/SLTA
Seksi Gedung, Perlengkapan
Sekolah
Seksi Teknis
Pendidikan TK/SD
Seksi Perpustakaan
Sekolah
Seksi Teknis Pendidikan
SLTP/SLTA
Bidang Prasarana
Bidang Pendidikan dan Pengajaran
UPTD
Tamiang Layang,
06 Desember 2005
Sub Bagian Perencanaan
Sub Bagian Umum
Kelompok Jabatan Fungsional
Gambar 1. Organisasi Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur
25
e. Sumber Daya Aparatur
Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya, Dinas Pendidikan
Nasional Kabupaten Barito Timur didukung dengan Sumber Daya Aparatur
sebanyak 30 orang (Tabel 1).
Tabel 1. Sumberdaya Aparatur Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur
No. Jenis Pendidikan / Eselon / Golongan / Penjenjangan Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan Formal
1. S2 1 2. S1 12 3. Sarjana Muda/DIII 4 4. SLTA 12 5. SLTP 1 6. SD - Jumlah 30 Pegawai Berdasarkan Eselonisasi
1. Eselon II 1 2. Eselon III 5 3. Eselon IV 10 Jumlah 16 Pegawai Berdasarkan Golongan
1. Golongan IV 10 2. Golongan III 12 3. Golongan II 7 4. Golongan I 1 Jumlah 30 Pegawai Berdasarkan Diklatpim / Penjenjangan
1. Diklatpim Tk. II 2 2. Diklatpim Tk. III 4 3. Diklatpim Tk. IV 3 Jumlah 8
26
4.1.2. Deskripsi Dinas Pendidikan Nasional Dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Aparatur
Untuk mengetahui proses penyelenggaraan tugas administrasi pemerintahan
telah berjalan sesuai atau tidak dengan rencana yang telah disusun maka perlu
dilakukan pemantauan terhadap kegiatan tersebut. Hasil pemantauan dijadikan
sebagai proses umpan balik / feedback untuk kelancaran pencapaian tujuan.
Proses monitoring dan balikan ini telah dilaksanakan oleh Aparatur Dinas
Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur, walaupun persentase hasil capaiannya
belum sepenuhnya berjalan secara efektif. Hal ini disebabkan karena terbatasnya
kualitas sumber daya manusia, disiplin dan motivasi kerja aparatur yang masih
kurang, sarana dan prasarana yang belum memadai, dana operasional terbatas,
koordinasi dalam lingkup organisasi dengan pihak terkait lainnya belum optimal
serta faktor eksternal yaitu kondisi sosial, ekonomi masyarakat relatif masih rendah.
Beberapa kegiatan yang perlu dimonitor dalam rangka mendukung efisiensi dan
efektifitas koordinasi administrasi serta penyelenggaraan tugas pemerintahan pada
lingkup Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur yaitu antara lain :
a. Apakah Peningkatan SDM / Aparatur sudah berkualitas dan profesional
b. Apakah Pengadaan sarana dan prasarana sudah terpenuhi
c. Apakah penetapan pedoman dan tata kerja sudah optimal atau belum
d. Apakah dana operasional yang tersedia sudah memadai atau belum
e. apakah partisipasi masyarakat terhadap kebijakan yang ditetapkan sudah
efektif (partisipatif)
f. Apakah tanggapan masyarakat terhadap kinerja sudah positif
g. Apakah koordinasi dan kerjasama dengan instansi lainnya sudah berjalan
optimal atau belum
27
Strategi yang dilakukan Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur dalam
peningkatan kualitas SDM melalui :
a. Memperbaiki komposisi sumber daya manusia pegawai, dengan cara merekrut
tenaga-tenaga yang berlatar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang
tugasnya dalam arti luas baik untuk tingkat sarjana (S!), Sarjana Muda (D3)
maupun Sekolah Menengah Atas;
b. Melaksanakan mutasi pejabat struktural diutamakan bagi mereka yang telah
menduduki jabatan yang sama lima (5) tahun keatas atau dalam satu wilayah
kerja lebih 10 tahun dengan tetap memperhatikan jabatan struktural yang ada dan
kinerja pejabat tersebut dengan mengacu pada pola karier PNS Dinas Pendidikan
Nasional;
c. Mempertahankan kebijaksanaan bahwa Dinas Pendidikan merupakan salah satu
kerja prioritas didalam memperoleh jalan formasi PNS, terutama diarahkan pada
kebutuhan SDM profesional;
d. Memperbaiki kualitas kepegawaian dengan upaya memantapkan sistem informasi
kepegawaian dan perencanaan pegawai yang berorientasi kepada kebutuhan
organisasi. Langkah ini sangat mendasar bagi terwujudnya kualitas sumber daya
aparatur yang mantap. Sehat sesuai kebutuhan nyata;
e. Memperbaiki sistem pelayanan yang baik diharapkan dapat menumbuhkan
motivasi pegawai untuk meraih prestasi kerja yang lebih meningkat lagi;
f. Meningkatkan kualitas kinerja pegawai yang didasarkan pada karier dan prestasi
kerja yang obyektif dengan mengacu pada pola karier PNS. Pola ini memberikan
kejelasan akan jenjang karier bagi pegawai yang berprestasi, yang pada akhirnya
akan menumbuhkan motivasi kerja bagi pegawai tersebut.
28
g. Melaksanakan pembinaan mental keamanan serta melancarkan pendisiplinan
melalui program reward and punishment guna mendorong terciptanya kinerja
setiap unit kerja yang memuaskan.
h. Mengupayakan perbaikan kesejahteraan pegawai melalui pelayanan Akses
menghimbau agar dukungan pengadaan rumah melalui kredit BTN bagi pegawai
yang kurang mampu, ini diharapkan akan dapat menciptakan dukungan terhadap
kelancaran tugas kedinasan.
i. Mengusulkan Diklat yang merupakan motivasi untuk memperoleh persyaratan
jabatan pada jenjang karier yang lebih tinggi bagi aparatur yang berdedikasi dan
berprestasi sehingga diharapkan akan dapat meningkatkan kinerjanya.
Dengan ketersediaan SDM yang memadai dan kompetensi yang dimiliki oleh
Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur, maka untuk meningkatkan
kinerja organisasi dalam rangka perwujudan good governance akan sangat
ditentukan oleh kualitas SDM dan profesionalisme sehingga pendidikan dan
pelatihan yang di ikuti oleh para aparatur serta pemanfaatannya akan sangat
mendukung untuk pencapaian sasaran dan tujuan organisasi.
4.2. Analisis Permasalahan
Sebagai fokus dari penyusunan tesis ini adalah : Dinas Pendidikan Nasional
Barito Timur, sedangkan fokusnya untuk melihat sejauh mana peran kepemimpinan
dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur guna mewujudkan
kepemerintahan yang baik.
Pengumpulan data primer maupun sekunder yang dilakukan pada Dinas
Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur yang dianggap dapat mewakili.
29
Peningkatan kualitas sumber daya aparatur dalam rangka mewujudkan
kepemerintahan yang baik (good governance) pada Dinas Pendidikan Nasional
Kabupaten Barito Timur dimaksudkan untuk mengatasi masalah kompetensi aparatur
yang masih rendah belum sepenuhnya optimal karena belum didukung oleh
kemampuan profesionalisme aparatur Dinas Pendidikan Nasional dalam rangka
meningkatkan kinerja.
4.2.1. Analisis Kepemimpinan Melalui Kajian Paradigma Pembangunan SDM
Dalam pelaksanaan good governance, Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten
Barito Timur sudah membuat laporan akuntabilitas kinerja instansi sebagai alat untuk
mengukur sejauh mana tingkatan efisiensi keberhasilan atau kegagalan suatu instansi
pemerintah dalam melaksanakan tugas, sebagai pertanggung jawaban kepada publik.
Dengan sejumlah sumber daya aparatur yang ada dan kompetensi yang
dimiliki oleh Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur, maka untuk
peningkatan kualitas dan kinerja Sumber Daya Aparatur dalam kerangka
membangun paradigma baru administrasi publik akan sangat ditentukan oleh kualitas
sumber daya aparatur dan profesionalisme personil dalam menyelenggarakan tugas
dan fungsinya, pendayagunaan sumber daya aparatur akan sangat mempengaruhi
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
Dengan kualitas dan kuantitas pegawai yang ada sebenarnya belum dapat
memberikan kinerja yang efektif dan efisien dalam penyelenggaraan tugas dan
fungsinya. Karena dilihat dari komposisi tingkat pendidikan, pegawai yang
berpendidikan Sarjana (S1) belum dibekali oleh keterampilan khusus. Begitu juga
tenaga fungsional sangat jarang ikut magang sehingga skillnya tidak berkembang
yang berdampak pada rendahnya inovasi maupun kreasi dalam memberi pelayanan
30
pendidikan. Dengan demikian tentunya untuk menata dan mewujudkan pencapaian
tujuan organisasi, hal yang sangat penting untuk diupayakan secara optimal adalah
peningkatan kualitas dan pendayagunaan sumber daya aparatur yang
diimplementasikan dalam suatu organisasi secara fungsional dan profesional. Hal ini
merupakan perwujudan dan menunjukkan hubungan diantara fungsi serta wewenang
dan tanggung jawab dalam menjalankan masing-masing tugasnya. Pengembangan
sumber daya aparatur diarahkan pada pembangunan paradigma baru administrasi
publik yang mengarah pada :
1. Berpikir Sistem (System Thinking)
2. Keahlian Pribadi (Personal Mastery)
3. Mental Model (Personal Mastery)
4. Membangun Visi Bersama (Building Shared Vision)
5. Pembelajaran Tim (Team Learning)
Kelima komponen organisasi pembelajaran tersebut diatas telah mulai
berlangsung diantara aparatur, hanya saja tinggal bagaimana mensosialisasikan dan
menerapkannya sesuai dengan prosedur organisasi pembelajaran yang baik.
Akhir-akhir ini berkembang pesat pemikiran dan penerapan organisasi
pembelajaran, karena dipandang sebagai alat yang efektif untuk menangani dan
memecahkan masalah yang berciri kerumitan, perubahan pesat dan ketidakpastian.
Akibat adanya pengaruh langsung dari globalisasi dimana Indonesia sebagai suatu
negara tidak dapat melepaskan ketergantungan dari pengaruh globalisasi. Melalui
organisasi pembelajaran ini diharapkan Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito
Timur dapat mensosialisasikannya kedalam lingkup pengembangan SDM pegawai
yang berkualitas dan profesional dalam bentuk suatu wadah organisasi pembelajaran.
Dimana Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur secara terus menerus
31
menjalankan fungsinya melalui proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan
kinerjanya untuk mewujudkan good governance.
Didalam memecahkan masalah yang dihadapi pada Dinas Pendidikan
Nasional Kabupaten Barito Timur, seperti yang diangkat dalam System Thinking
harus merujuk kepada sifat-sifat holistik dan sifat keterkaitan (interconnectedness).
Kelemahan dan permasalahan yang dihadapi dalam merumuskan bahan kajian
penyusunan program dan petunjuk teknis serta membantu penyelenggaraan
pemerintah harus dilihat dari segi akar permasalahan atau disebut systemic structure
yang bersifat generatif. Solusi terhadap masalah harus bersifat fundamental solution,
tidak bersifat symptomatic solution (Gambbar 2).
Karakter ini muncul dalam disiplin kelima disebut “system thinking”
sedangkan sikap dan perilaku merujuk kepada empat disiplin lainnya yaitu Building
Shared Vision, Team Learning, Personal Mastery dan Mental Model sebagaimana
diungkapkan diatas. Agenda paradigma memberi arah bagi aparatur di lingkungan
Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur di dalam upaya meningkatkan
kompetensi SDM Aparatur. Suatu hal yang harus dihindari yaitu sifat-sifat subjektif
dan apriori terhadap struktur institusi sehingga nilai-nilai keadilan dan pemerataan
serta prinsip-prinsip pembangunan menjadi bias.
32
DINAMIC STRUCTURE : Peningkatan Kualitas SDM Aparatur
PENINGKATAN KUALITAS SDM
APARATUR
KEPEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE)
PERAN KEPEMIMPINAN
MANAJERIAL TEACHER, DESIGNER, STEWARD
S
S
S
S
S
R1
R2
- Peningkatan Mutu Aparatur Melalui Diklat Teknis dan fungsional
- Pemantapan kelembagaan
KUALITAS SDM APARATUR BELUM
MEMADAI
FUNDAMENTAL SOLUTION PERBAIKAN SISTEM REKRUITMEN DAN
PENEMPATAN STAF
KETIDAKPASTIAN MASYARAKAT DALAM
PENEMPATAN PELAYANAN PENDIDIKAN
B1
B2
O
O
O
S
S
S
R3 Delay Delay
GENERIC STRICTURE ARCHETYPE SHIFTING THE BURDEN Peningkatan Kualitas SDM Aparatur
Gambar 2. Solusi terhadap masalah harus bersifat fundamental solution, tidak bersifat symptomatic solution
33
4.2.2. Analisis Kepemimpinan Melalui Kebijakan Publik
Didalam membangun peningkatan kualitas dan kinerja Dinas Pendidikan
Nasional Kabupaten Barito Timur yang diaplikasikan melalui peningkatan kualitas
sumber daya manusia akan terkait didalamnya komponen kajian kebijakan publik.
Kebijakan publik merupakan fenomena yang kompleks dan dinamis yang meliputi
paling tidak tiga kelompok utama yaitu : 1) pembuatan kebijakan, 20 pengendalian
pelaksanaan dan, 3) evaluasi kinerja kebijakan. Karenanya maka proses kajian
kebijakan merupakan serangkaian aktivitas intelektual yang dilakukan, yang pada
dasarnya sebagai proses kegiatan yang bersifat praktis.
Pembentukan kebijakan terfokus kepada terciptanya pelayanan prima sesuai
dengan kaidah pelayanan umum yang ditetapkan menurut Keputusan Menpan Nomor
81 Tahun 1993. secara lebih operasional lagi kebijakan tersebut dijabarkan melalui
perbaikan mutu pelayanan yang dilakukan melalui perubahan sikap dan perilaku
serta peningkatan profesionalisme para aparatur serta penyempurnaan berbagai
peraturan-peraturan yang melandasi penyelenggaraan setiap jenis pelayanan,
terutama menyangkut pembenahan sistem dan prosedur yang lebih cenderung
meningkatkan kinerja organisasi sesuai dengan aspirasi reformasi dan tuntutan
persaingan global. Tuntutan terhadap perbaikan dan peningkatan Akuntabilitas
Kinerja dan pelayanan organisasi akan terus-menerus dan konsisten mengambil
langkah-langkah nyata untuk menata sistem dan mekanisme pelayanan yang
dilakukan oleh SDM profesional.
Untuk mencapai tujuan peningkatan kualitas SDM aparatur melalui suatu
kerangka kajian kebijakan publik, telah dilakukan pengkajian kebijakan terhadap
beberapa aspek yang mempengaruhi upaya peningkatan kualitas dan kinerja Dinas
34
Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur. Dalam kerangka perwujudan good
governance yang diantaranya adalah :
1. Kebijakan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia
- Kesejahteraan pegawai
- Pendidikan dan latihan
- Menggali dan memahami nilai dan potensi kebudayaan
- Meningkatkan kualitas kesehatan
- Meningkatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
2. Rencana Strategis Peningkatan Kualitas SDM
Pembangunan nasional mengalami perubahan mendasar baik menyangkut
paradigma maupun mekanisme pelaksanaannya. Perubahan tersebut mewarnai
pembangunan daerah. Salah satu perubahan tersebut adalah makin besarnya
peranan masyarakat. Untuk itu, diperlukan kualitas manusia yang memadai.
Disamping itu, paradigma baru pembangunan diarahkan pada upaya
meningkatkan dan mengembangkan kualitas manusia dan kehidupannya.
4.2.3. Analisis Manajemen Strategis
Dalam pemahaman manajemen stratejik ada tiga aspek yang menjadi
landasan pemikiran yakni Paradigm Shift, Management of Change dan Strategi
(Palgunadi dalam Anonymous, 2004), maksudnya bahwa dalam berpikir strategis
memerlukan pemahaman adanya paradigma yang baru mengenai terjadinya
perubahan-perubahan eksternal maupun internal mengenai perubahan-perubahan
yang bisa dibayangkan (vision), keterampilan yang harus disiapkan (skill). Dukungan
apa yang bisa didapat (insentif), sumber daya (resources) dan rencana tindakan
dalam mengantisipasi maupun menciptakan perubahan (Action Plan). Demikian pula
35
dalam hal melakukan tindakan strategi memerlukan konsolidasi tiga unsur yang
terkait yaitu manusia (people), alat (technology) dan proses (process) yang ketiganya
dirangkum dalam suatu tindakan operasi.
Dalam mengkaji manajemen stratejik penyelenggaraan tugas dan fungsi
Dinas Pendidikan Nasional melalui peningkatan kualitas SDM dan kinerja dapat
dilihat dari perencanaan strategi dan analisis lingkungan stratejik unit kerja saling
terkait erat dalam proses pelaksanaan dan penyelesaian tugas dan fungsinya, maka
dipandang perlu untuk melakukan analisa lingkungan stratejik unit kerja.
Untuk dapat menentukan faktor penentu keberhasilan organisasi, maka
disusun visi, misi, dan nilai organisasi untuk kemudian dianalisis baik lingkungan
internal dengan mencermati kekuatan dan kelemahan yang ada maupun lingkungan
eksternal melalui pencermatan tantangan dan peluang organisasi. Dengan analisis
SWOT disusun asumsi dan faktor penentu keberhasilan pencapaian program.
Memperhatikan proses penyelenggaraan tugas dan fungsinya, Dinas
Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur dalam rangka pembangunan di daerah
yang dituangkan kedalam upaya perwujudan Good Governance, maka ditetapkan
Rencana Stratejik, Pencermatan Lingkungan Internal dan Eksternal (PLI/PLE) dan
Rencana Kinerja organisasi sebagai berikut :
1. Visi
“Terwujudnya penyelenggaraan Pendidikan di Barito Timur yang maju, Mandiri
dan Demokratis untuk menghasilkan sumber daya manusia berkualitas yang
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, beriman dan bertaqwa Tahun 2010”.
36
2. Misi
- Meningkatkan sistem penyelenggaraan pendidikan pada semua jalur, jenis
dan jenjang pendidikan secara demokratis;
- Meningkatkan pembinaan pendidikan masyarakat, pemuda dan olah raga
secara merata, jujur dan adil;
3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi agar terwujudnya masyarakat yang tangguh, dinamis,
kreatif, sanggup bersaing dalam menyongsong globalisasi diberbagai bidang;
4. Meningkatkan manajemen pendidikan dengan cara mengikutsertakan semua
komponen proses dan hasil pendidikan.
5. Togetherness (bekerja dalam kebersamaan)
6. Empathy (memahami masalah)
7. Willingness (kesediaan bekerja)
8. Organizational (berperilaku secara organisasional)
9. Pencermatan Lingkungan Internal (PLI)
Dilakukan melalui pencermatan (scanning) lingkungan internal organisasi
yang menghasilkan :
Kekuatan (Strength)
1. Jumlah pegawai cukup memadai;
2. Disiplin cukup baik;
3. Pedoman tata kerja yang baik;
4. Dukungan pimpinan sangat tinggi.
Kelemahan (Weaknesses) :
1. Kualitas SDM masih kurang;
2. Sarana penunjang relatif terbatas;
37
3. Dana penunjang relatif terbatas;
4. Ketergantungan kepada pimpinan.
10. Pencermatan Lingkungan Eksternal (PLE)
Dilakukan melalui pencermatan scanning) lingkungan eksternal organisasi
yang menghasilkan :
Peluang (Opportunity) :
1. Otonomi yang sesuai dengan Undang-undang No. 32 Tahun 2004;
2. Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah (UU No. 33 Tahun 2004);
3. Kesempatan pegawai untuk mengikuti pendidikan;
4. Partisipasi masyarakat terhadap program pembangunan;
Ancaman (Threats) :
1. Adanya berbagai masalah potensi yang muncul;
2. Situasi dan kondisi lingkungan kerja uang pasif;
3. Penilaian masyarakat terhadap perilaku aparatur;
4. Keterbukaan atau adanya transparansi kebijakan;
Tujuan yang hendak dicapai dengan menggunakan Pencermatan tersebut, adalah
untuk menguasai kekuatan dan kelemahan internal organisasi dan memahami
peluang dan tantangan eksternal organisasi sehingga organisasi dapat mengantisipasi
perubahan-perubahan dimasa yang akan datang sesuai dengan kemampuan dan
kapasitas yang dimiliki menuju tujuan ingin dicapai.
Melalui Pencermatan Lingkungan Internal dan Eksternal diperoleh faktor-
faktor kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman dan selanjutnya dilakukan analisis
KAFI dan KAFE dengan membuka bobot dan rating untuk memperoleh urutan
prioritas sebagai berikut :
Tabel 2. Kesimpulan Analisis Faktor Internal dan Eksternal (KAFI/KAFE)
Lingkungan Bobot Rating Score (Bxr) Prioritas
FAKTOR-FAKTOR INTERNAL KEKUATAN (Strenght) 1. Jumlah Pegawai 2. Disiplin 3. Pedoman tata kerja 4. Dukungan Pimpinan
40 30 10 20
4 3 1 2
160 90 10 40
I II IV III
KELEMAHAN (Weaknesses) 1. Kualitas SDM rendah 2. Sarana dan Prasarana 3. Dana terbatas 4. Ketergantungan kepada pimpinan
40 30 20 10
4 3 2 1
160 90 40 10
I II III IV
FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL PELUANG (Opportunity) 1. UU No. 32/2004 2. UU No. 33/2004 3. Kesempatan pendidikan 4. Partisipasi masyarakat
35 10 30 25
4 1 3 2
140 10 90 50
I IV II III
ANCAMAN (Threats) 1. Adanya berbagai masalah yang
muncul 2. Situasi dan kondisi lingkungan
kerja 3. Penilaian masyarakat 4. Keterbukaan/transparansi
kebijakan
40
30
20 10
4 3 2 1
160
90
40 10
I
II
III IV
Analisis SWOT dan faktor Kunci Keberhasilan (FKK) berdasarkan kesimpulan
analisis faktor internal dan eksternal (KAFI dan KAFE) yang selanjutnya dianalisis
dengan menggunakan pisau analisis SWOT.
Keterangan : Untuk memudahkan penarikan asumsi, kami memberikan nilai rating sebagai berikut : R (4) memiliki pengaruh sangat besar; R(3) cukup berpengaruh; R(2) berpengaruh; dan R(1) kurang berpengaruh dengan menekankan skor tertinggi sebagai faktor yang memiliki pengaruh kuat (besar) terhadap kinerja organisasi.
38
39
Tabel 3. Analisis SWOT
KEKUATAN (STRENGTH} KELEMAHAN (WEAKNESESS) KAFI KAFE
1. Jumlah pegawai cukup memadai 2. Disiplin cukup baik 3. Dukungan tata kerja yang baik 4. Dukungan Ketua sangat tinggi
1. Peningkatan kualitas SDM masih
kurang 2. Sarana penunjang belum memadai 3. Dana penunjang belum memadai 4. Ketergantungan kepada pimpinan
PELUANG (OPPORTUNITY) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO) 1. Otonomi yang luas sesuai dengan Undang-Undang
No. 32 Tahun 2004 2. Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah (UU
No. 33 Tahun 2004) 3. Kesempatan pegawai untuk mengikuti pendidikan 4. Partisipasi masyarakat terhadap program
pembangunan daerah
1. Mempersiapkan pegawai yang ada
untuk menunjang pelaksanaan otonomi daerah (UU No. 32 Tahun 2004)
2. Meningkatkan disiplin dalam melaksanakan UU No. 33/2004
1. Tingkatkan Akuntabilitas kinerja
untuk mewujudkan GG. 2. Lengkapi sarana dan prasarana untuk
menopang pelaksanaan UU No. 33/2004
ANCAMAN (THREATS) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT) 1. Adanya berbagai masalah potensi yang muncul 2. Situasi dan kondisi lingkungan kerja yang pasif 3. Penilaian masyarakat terhadap perilaku aparatur 4. Keterbukaan atau adanya transparansi kebijakan
1. Tingkatkan kualitas dengan
mengoptimalkan jumlah pegawai melalui kewenangan yang ada.
2. Jadikan disiplin sebagai alat untuk menopang situasi dan kondisi lingkungan kerja yang pasif.
1. Kualitas SDM ditingkatkan untuk
mengatasi permasalahan yang muncul.
2. Tingkatkan dana untuk usaha memperbaiki image dan wibawa pemerintah di mata masyarakat.
Selanjutnya berdasarkan hasil analisis SWOT dilakukan Analisis Stratejik dan Pilihan (ASAP) untuk memperoleh faktor Kunci Keberhasilan (FKK).
40
Tabel 4. Analisis Faktor Kunci Keberhasilan (FKK)
KETERKAITAN DENGAN VISI MISI NILAI-NILAI STRATEGI
1 1 2 3 4 1 2 3 4
Faktor FPK
STRATEGI (SO) 1. Mempersiapkan pegawai yang ada untuk
menunjang pelaksanaan good governance 2. Meningkatkan disiplin dalam melaksanakan UU
No. 33/2004
3 3
2 2
2 3
2 3
2 2
2 4
2 3
3 3
2 4
20 (VII)
27 (II)
STRATEGI (WO) 1. Meningkatkan kualitas SDM aparatur untuk
menunjang otonomi daerah 2. Melengkapi sarana dan prasarana untuk menopang
UU No. 33/2004
3 3
1 3
2 3
2 3
1 3
2 3
2 3
3 3
2 3
17 (VIII)
26 (III)
STRATEGI (ST) 1. Tingkatkan Kualitas SDM dengan mengoptimalkan
jumlah pegawai melalui kewenangan yang luas dari otonomi daerah.
2. Jadikan disiplin sebagai alat untuk menopang situasi dan kondisi lingkungan kerja yang pasif.
4 3
3 2
4 2
3 2
3 3
4 3
3 2
3 2
3 2
30 (I)
22(V)
STRATEGI (WT) 1. Kualitas SDM ditingkatkan untuk mengatasi
permasalah yang muncul. 2. Tingkatkan dana untuk usaha memperbaiki image
dan wibawa pemerintah di mata masyarakat
3 3
2 2
2 2
3 3
2 2
2 2
2 2
3 2
3 3
25 (IV)
12 (VI)
41
11. Faktor Kunci Keberhasilan (FKK)
Untuk memberi fokus dan memperkuat rencana yang memperjelas hubungan
antara misi dengan tujuan maka dipilih faktor-faktor penentu keberhasilan (Critical
Success Factor (CSF), yang dikembangkan dari strategi alternatif, sebagai berikut :
1. Meningkatkan Sumber Daya Aparatur untuk meningkatkan pelayanan publik
dengan mengoptimalkan kinerja pegawai melalui kewenangan yang luas;
2. Meningkatkan disiplin dalam mewujudkan good governance sebagai peluang
diberikannya kewenangan yang lebih luas dalam menentukan kebijakan;
3. melengkapi sarana dan prasarana Dinas Pendidikan Nasional untuk menopang
dan mengatasi permasalahan yang muncul;
4. Kualitas SDM ditingkatkan untuk mengatasi permasalahan yang muncul;
5. Jadikan disiplin sebagai alat untuk menopang situasi dan kondisi lingkungan
kerja yang pasif;
6. Tingkatkan dana untuk usaha memperbaiki image dan wibawa pemerintah di
mata masyarakat;
7. mempersiapkan pegawai yang ada untuk menunjang pelaksanaan good
governance;
8. meningkatkan Kualitas SDM Aparatur untuk menunjang otonomi daerah.
Tujuan
Penerapan tujuan menjadi tolok ukur kinerja organisasi dari 8 (delapan) FKK,
maka dipilih 3 (tiga) FKK sebagai proses pembelajaran untuk diuraikan lebih lanjut
dengan membandingkan misi-misi yang akan dilaksanakan yaitu :
42
Formulasi Perumusan Tujuan FKK MISI
1. Meningkatkan Kualitas Sumber daya Aparatur untuk meningkatkan pelayanan publik dengan mengoptimalkan kinerja pegawai melalui kewenangan yang luas;
2. Meningkatkan disiplin dalam mewujudkan good governance sebagai peluang diberikannya kewenangan yang lebih luas dalam menentukan kebijakan;
3. Melengkapi sarana dan prasarana Dinas Pendidikan Nasional untuk menopang dan mengatasi permasalahan yang muncul.
TUJUAN 1. Meningkatkan sistem
penyelenggaraan pendidikan pada jalur, jenis dan jenjang pendidikan secara demokratis;
2. Meningkatkan pembinaan pendidikan masyarakat, pemuda dan olahraga secara merata, jujur, dan adil;
3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi agar terwujudnya masyarakat yang tangguh, dinamis, kreatif, sanggup bersaing dalam menyongsong globalisasi diberbagai bidang;
4. meningkatkan manajemen pendidikan dengan cara mengikuti sertakan semua komponen proses dan hasil pendidikan.
1. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Aparatur untuk meningkatkan kinerja;
2. Terpenuhinya sarana dan prasarana Dinas Pendidikan Nasional.
Sasaran
Dari tujuan yang telah ditetapkan, maka dipilih satu tujuan dan dapat
diuraikan dalam sasaran, yaitu :
Dengan demikian dapat diharapkan :
Berdasarkan tujuan sasaran yang telah dicapai, maka dapat dirumuskan
strategi organisasi dalam kebijakan dan program sebagai berikut :
Strategi Organisasi Dalam Menentukan Kebijakan dan Program
5. Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan 30 % Tahun 2007.
4. Tercapainya pemerataan kesempatan belajar 25 % Tahun 2007;
3. Tercapainya peningkatan kesejahteraan aparatur 20 % Tahun 2006;
2. Terwujudnya penempatan aparatur yang sesuai dengan bidang dan keahlian 30 %
secara bertahap Tahun 2007;
1. Tercapainya peningkatan kualitas aparatur Dinas Pendidikan Nasional secara
bertahap tenaga teknis 6 orang dan 3 orang tenaga managerial pada Tahun 2006;
43
44
RENCANA STRATEJIK Tahun 2006 s/d 2010
Instansi : Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur Visi : “Terwujudnya penyelenggaraan pendidikan di barito timur yang maju, mandiri dan demokratis untuk menghasilkan sumber
daya manusia berkualitas yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, beriman dan bertaqwa tahun 2010” Misi : 1. Meningkatkan sistem penyelenggaraan pendidikan pada semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan secara
demokratis; 2. Meningkatkan pembinaan pendidikan masyarakat, pemuda dan olahraga secara merata, jujur dan adil; 3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi agar terwujudnya masyarakat yang tangguh, dinamis, kreatif, sanggup bersaing dalam menyongsong globalisasi
diberbagai bidang; 4. Meningkatkan manajemen pendidikan cara mengikut sertakan semua komponen proses dan hasil pendidikan.
SASARAN STRATEGI TUJUAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KET
1 2 3 4 5 6 1. Meningkatkan
kualitas Sumber Daya Aparatur untuk meningkatkan kinerja
1. Peningkatan kualitas Sumber daya Aparatur untuk 6 orang tenaga struktural dan 3 orang tenaga managerial Dinas Pendidikan Nasional
1.1 Tercapainya peningkatan kualitas aparatur Dinas Pendidikan Nasional secara bertahap tenaga teknis 6 orang dan 3 orang tenaga managerial pada tahun 2006
1.2 Terwujudnya penempatan aparatur yang sesuai dengan
1.1.1 Memperbaiki komposisi aparatur dengan cara merekrut
1.1.2 Peningkatan kualitas pegawai
1.2.1 Peningkatan kesejahteraan pegawai
1.2.2 Peningkatan kesejahteraan keluarga pegawai
1. Penambahan pegawai
2. Pengembangan pengetahuan Diklat teknis 6 orang dan manajerial 3 orang
3. Studi banding 4. Seminar 5. Magang 1. Pemberian insentif 2. Pemberian beasiswa
45
bidang dan keahlian 30 % secara bertahap tahun 2007.
3. Pemberian rumah BTN
2. Terpenuhinya sarana dan prasarana Dinas Pendidikan Nasional
2. Meningkatkan sarana operasional Dinas Pendidikan mencapai 20 % pada tahun 2006
2.1 Terwujudnya penambahan sarana operasional Dinas Pendidikan mencapai 30 % pada tahun 2006
1.1 Penambahan sarana dan prasarana pembinaan pegawai
1.2 Penambahan sarana dan prasarana pembinaan aparatur pendidikan
1. Pengadaan 2 unit mobil operasional
2. Pengadaan 3 unit sepeda motor
3. Pengadaan sarana 5 unit Komputer Pentium IV
RENCANA KINERJA TAHUNAN
TAHUN 2006
SASARAN KEGIATAN
Uraian Indikator Kinerja
Rencana Target
Program Uraian Indikator Kinerja Satuan Rencana Target
Ket.
1. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Aparatur untuk 6 orang tenaga teknis dan 3 orang tenaga managerial dinas pendidikan
1.1 Tercapainya peningkatan kualitas aparatur Dinas Pendidikan Nasional secara bertahap tenaga teknis 6 orang dan 3 orang tenaga
100 %
75 %
1. Pengembangan Diklat teknis 6 orang dan managerial 3 orang
2. Studi banding 3. Kursus
keterampilan 4. Seminar 5. Workshop
1. Pengiriman diklat struktural 6 orang dan fungsional 3 orang
2. Studi Banding
3. Seminar dan workshop
Input : SDM/Dana Output : Jumlah aparatur yang berwawasan Outcome : Meningkatnya wawasan kerja Benefit : Kualitas aparatur yang profesional Impact : Peningkatan kinerja
Orang Rp.
Orang %
%
%
Rp. Orang
9 145.000.0
00,- 9 65
65
75
40.000.00
46
2. Meningkatkan
sarana operasional pembinaan dan pengembangan dan pengembangan kualitas SDM mencapai 20 % pada tahun 2007
managerial pada tahun 2006
1.2 Meningkatkan etos kerja aparatur mencapai 90 % pada tahun 2007
• Terwujudnya
penambahan sarana operasional pendidikan mencapai 20 % pada tahun 2007
35 %
1. Pemberian
insentif 2. Pemberian
beasiswa 3. Pemberian BTN 4. Pemberian
reward bagi pegawai yang berprestasi;
1. Penambahan
sarana dan prasarana pembinaan koperasi
2. Penambahan sarana dan prasarana pendidikan
1. Pemberian
kompensasi 2. Tunjangan
insentif 3. Pemberian
reward bagi yang berprestasi
4. Pengadaan rumah dinas BTN
1. Pengadaan 2
unit mobil operasional
2. Pengadaan 3 unit sepeda motor
3. Pengadaan sarana komputer 5 unit Pentium IV
aparatur Input : Dana SDM Output : Jumlah aparatur yang memiliki etos kerja Outcome : Meningkatnya etos kerja Benefit : Kualitas aparatur yang profesional Impact : Kualitas SDM meningkat Input : Dana / unit Output : Jumlah sarana yang ada Outcome : Meningkatnya sarana operasional Benefit : Kualitas sarana operasional Impact : kemudahan sarana operasional
Orang %
%
%
Rp. Unit Unit Unit
%
%
0,- 40 40 80
50
40
250.000.000,-
2 mob., 3 mot. 10 10
80
90
47
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya serta pengalaman
selama ini atas lingkungan stratejik peran kepemimpinan terhadap monitoring dan
evaluasi disiplin PNS dalam rangka membangun good governance pada Dinas
Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur dengan kesimpulan dan saran sebagai
berikut :
1. Pimpinan dapat menjadi jembatan dalam membuat program monitoring serta
evaluasi disiplin aparatur mulai dari perencanaan sampai dengan evaluasi untuk
mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien;
2. Peningkatan kualitas SDM dan meningkatkan kinerja Dinas Pendidikan Nasional
Kabupaten Barito timur belum memadai untuk mendukung upaya perwujudan
pelaksanaan good governance yang digambarkan melalui kurangnya kemampuan
menyelenggarakan tugas dan fungsinya;
3. Situasi dan lingkungan kerja sangat mempengaruhi dalam penyelenggaraan tugas
dan fungsi pegawai di Lingkungan Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito
Timur;
4. Peningkatan kualitas SDM di lingkungan Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten
Barito Timur belum memadai untuk mengaplikasikan konsep manajemen
stratejik ke dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, namun demikian sebagian
pegawai telah mengarah pada paradigma baru yang di topang dengan sumber
daya manusia yang berkualitas dan profesional.
48
5.2. Saran
1. Perlunya kualitas sumber daya aparatur dalam pembinaan sumber daya aparatur
melalui peningkatan kualitas maupun kuantitas pegawai dalam melaksanakan
berbagai aspek strategi yang berkembang;
2. Perlunya dilakukan peningkatan kualitas melalui diklat teknis dan fungsional
dalam hal pengaturan dan penertiban serta peningkatan kinerja pegawai dalam
pembangunan hukum serta good governance agar dapat diimplementasikan guna
tercapainya tujuan organisasi secara efektif dan efisien;
3. Peningkatan kualitas sumber daya aparatur melalui perencanaan stratejik
organisasi agar terwujud peningkatan kinerja aparatur dalam pelaksanaan tugas
dan fungsi;
4. Ketersediaan dana adalah bagian yang tidak terlepas bagi keberhasilan
pencapaian hasil-hasil kinerja organisasi, oleh karena itu dituntut adanya dana
yang mendukung dalam meningkatkan kualitas sumber daya aparatur yang
handal dan profesional serta memiliki kualitas sumber daya aparatur yang
bermutu.
49
Rencana Tindak Lanjut (RTL) Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Timur 1. Visi
“Terwujudnya penyelenggaraan pendidikan di barito timur yang maju, mandiri dan demokratis untuk menghasilkan sumber daya manusia berkualitas yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, beriman dan bertaqwa tahun 2010”
2. Misi a. Meningkatkan sistem penyelenggaraan pendidikan pada semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan secara demokratis; b. Meningkatkan pembinaan pendidikan masyarakat, pemuda dan olahraga secara merata, jujur dan adil; c. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi agar terwujudnya masyarakat yang
tangguh, dinamis, kreatif, sanggup bersaing dalam menyongsong globalisasi diberbagai bidang; d. Meningkatkan manajemen pendidikan cara mengikut sertakan semua komponen proses dan hasil pendidikan.
Jadwal Pelaksanaan No Permas
alahan
Rekomendasi kebijakan yang
diusulkan dalam Tesis
Tujuan Indikator Kinerja Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 210 11 1
Dana APBD 2005
Penanggung Jawab
Ket.
1. Kualitas Sumber Daya Aparatur belum optimal dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya
Perlunya kualitas sumber daya aparatur dalam pembinaan sumber daya aparatur melalui peningkatan kualitas maupun kuantitas pegawai dalam melaksanakan berbagai kebijakan secara tepat serta memperhitungkan tantangan dari aspek lingkungan strategis yang
• Tercapainya peningkatan kualitas aparatur Dinas Pendidikan Nasional secara bertahap tenaga teknis 6 orang dan 3 orang tenaga managerial pada tahun 200
• Meningkatkan etos kerja aparatur mencapai 90 % pada tahun 2007
• Mengirim aparatur mengikuti pendidikan
• Memberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan perjenjangan (Diklatpim IV, III, II)
• Pembinaan yang berkesinambungan
50 Jt 15 Jt 40 Jt
LADIS KTU
50
berkembang;
2. Terbatasnya dana operasional dan sarana prasarana dalam peningkatan kualitas aparatur pendidikan
Ketersediaan dana adalah bagian yang tidak terlepas bagi keberhasilan pencapaian hasil-hasil kinerja organisasi, oleh karena itu dituntut adanya dana yang mendukung dalam meningkatkan kualitas sumber daya aparatur sumber daya aparatur yang handal dan profesional serta memiliki kualitas sumber daya aparatur yang bermutu
• Penambahan sarana dan prasarana pembinaan pelayanan
• Penambahan sarana dan prasarana diklat fungsional
• Terwujudnya penambahan sarana operasional pendidikan mencapai 20 % pada tahun 2007
• Pengadaan 2 unit mobil operasional
• Pengadaan 3 unit sepeda motor
• Pengadaan sarana komputer 5 unit Pentium IV
150 Jt 60 Jt 85 Jt
KADIS KTU
51
DAFTAR PUSTAKA Anonymous, 2005. Modul Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Edisi
Kedua. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Anonymous. 2004. Kajian Manajemen Stratejik, Bacaan Peserta, Bahan Ajar Diklat Pim Tingkat II. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Bratakusumah, Deddy Suriyadi. 2005. Perencanaan Pembangunan Daerah PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Dunn, William, N. 2000. Pengantar Ilmu Analisis Kebijakan Publik, Edisi Kedua, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Hartono, Kartini. 1991. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta. CV. Rajawali.
Keating, J. Charles. (1987). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Karya.
Milles and Huberman. (1984). Qualitative Data Analisis: a Source Book of New Methods, Beverly Hills. Sage Publication.
Moleong, Lexy, J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Karya.
Raymond, Burby, J. 1983. Prinsip-Prinsip Pokok Leadership. Alih Bahasa : M. Manullang. Yogyakarta. Liberty.
Sanapiah, Azis, A. 2005. Paradigma dan Perkembangan Paradigma Pembangunan Indonesia, Bahan Ceramah disampaikan pada Diklat Pimpinan Tingkat II Angkatan XV, Kelas A, B, Jakarta.
Singarimbun, Masri. 1989. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta. 336 Halaman.
Tjokroamidjojo, Bintoro. 2005. Dimensi-Dimensi Pokok Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia, LAN RI. Duta Pertiwi Foundation. Cetakan Ketiga. Jakarta Januari 2005.
Tjokrowinoto, Moeljarto. 1996. Pembangunan; Dilema dan Tantangan. Yogyakarta. Pustaka Pelajar Offset.