Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PENELITIAN INDIVIDUAL
MANAJEMEN PEMBELAJARAN BCCT
PADA ANAK USIA DINI DI TK BINA CITRA CENDEKIA
UNGARAN KAB. SEMARANG
OLEH : Dra. Nur Hasanah, M.Pd
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
TAHUN 2016
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Jl. Tentara Pelajar 02 Salatiga 50721Telp.: (0298) 323706 Fax.: (0298) 323433 Website: http://www.iainsalatiga.ac.id email:[email protected]
PENGESAHAN
1. Penelitian
a. Judul : Manajemen Pembelajarana BCCT Pada Anak Usia
Dini di TK BCC Ungaran Kab. Semarang
b. Kategori : Penelitian Individual
c. Dana Penelitian : Rp. 11.000.000,-
2. Peneliti
a. Nama : Dra. Nur Hasanah, M.Pd.
b. NIP : 196901101994032002
c. Gol/Pangkat : IV A / Lektor Kepala
Salatiga, 29 November 2016
Menyetujui,
Konsultan, Peneliti
Prof.Dr. H. Mansur, M.Ag. Dra. Nur Hasanah, M.Pd.
NIP. 19680613 1994031004 196901101994032002
Ketua LP2M
Dr. Adang Kuswaya
NIP. 19720531 199803 1 002
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Dra. Nur Hasanah, M.Pd
NIP : 196901101994032002
Menyatakan bahwa penelitian dengan judul : “Manajemen Pembelajaran BCCT Pada
Anak Usia Dini Di TK BCC Ungaran Kab. Semarang”.
Telah saya laksanakan sesuai dengan kaidah-kaidah etika penelitian.
Salatiga, 29 November 2016
Yang menyatakan
Dra. Nur Hasanah, M.Pd
ABSTRAK
Penelitian ditujukan untuk (1) mengetahui manajemen pembelajaran BCCT
pada anak usia dini di TK BCC Ungaran (2) mengetahui faktor pendukung dan
penghambat manajemen pembelajaran BCCT pada anak usia dini di TK BCC
Ungaran. Penelitian ini fokus pada manajemen pembelajaran BCCT pada anak usia
dini di TK BCC Ungaran. Subyek penelitiannya adalah Kepala sekolah dan guru TK
BCC Ungaran.Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Dan teknik analisis datanya adalah teknik analisis
induktif.
Hasil temuan penelitiannya menunjukkan bahwa manajemen pembelajaran
BCCT di Tk BCC Ungaran sudah baik karena sesuai dengan tahapan fungsi
manajemen pendidikan yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,
dan evaluasi pembelajaran. Faktor pendukung manajemen pembelajaran BCCT
adalah Adanya tempat, sarana dan prasarana seperti , gedung sekolah, ruang kelas,
ruang guru, jenis-jenis sentra yang mendukung terselenggaranya proses pembelajara
BCCT, dan adanya pemberian reward bagi guru yang berprestasi dari lembaga yang
berupa pelatihan/workshop untuk magang tentang pembelajara BCCT selama 1
minggu di Istiqlal Jakarta yang semua akomodasi dan biaya ditanggung oleh
lembaga. Sedangkan faktor penghambat manajemen pembelajarn BCCT adalah
sebagai berikut: jumlah Guru yang masih terbatas sehingga tidak bisa memenuhi
kebutuhan sesuai dengan perbandingan jumlah siswa, media pembelajara yang
jumlah masih terbatas sehingga pembelajaran kurang maksimal, dan keterbatasan
permaianan pada setiap pijakan sehingga anak didik tidak mempunyai pilihan yang
banyak dalam memilih permainan yang sesuai dengan keinginannya.
Kata Kunci : Manajemen, Pembelajaran BCCT, Taman Kamnak-Kanak
KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan kehadirat Allah yang maha pengasih atas
selesainya penulisan laporan penelitian dengan judul “Manajemen Pembelajaran
BCCT Pada Anak Usia Dini Di TK BCC Ungaran Kab, Semarang. Untuk itu peneliti
mengucapkan terima kasih yang setingginya kepada Rektor IAIN Salatiga,
Prof.Dr.H.Mansur, M.Ag selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya
ditengah kesibukannya sebagai guru besar, Kepala lembaga Penelitian dan
Pengabdian pada Masyarakat ( LP2M ) yang telah memberikan kesempatan kepada
kami untuk melakukan penelitian ini.
Kami mohon maaf jika penelitian ini banyak kesalahan dan kekurangannya.
Dan kami berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat dalam pengembangan
pendidikan Islam.
Salatiga, 29 November Oktober
2016
Peneliti
Dra. Nur Hasanah, M.Pd
DAFTAR ISI
Halaman Judul ..................................................................................... i
Pengesahan ..................................................................................... ii
Pernyataan ..................................................................................... iii
Abstrak ..................................................................................... iv
Kata Pengantar ..................................................................................... v
Daftar isi ..................................................................................... vi
Daftar Tabel ..................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN .................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................. 4
C. Tujuan Penelitian .................................................. 4
D. Signifikansi ........................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI ...................................................... 6
A. Manajemen Pembelajaran .................................... 6
1. Pengertian Manajemen Pembelajaran ............ 6
2. Fungsi Manajemen Pembelajaran......... 7
B. Pembelajaran BCCT........................................... 9
1. Pengertian Pembelajaran PAI .......................... 9
2. Tujuan Pembelajaran BCCT ........................ 12
3. Prinsip-prinsipPembelajaran BCCT......... 17
4. Langkah-langkah Pembelajaran BCCT ..... 21
5. Peran Guru dalam Pembelajaran BCCT ..... 21
C. Manajemen PembelajaranBCCT .................. 24
D. Faktor Pendukung dan Penghambat
Pembelajaran BCCT
E. Kajian Pustaka
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................. 36
A. Pendekatan Penelitian ........................................... 36
B. Kegiatan penelitian ................................................ 35
C. Subyek Penelitian .................................................. 37
D. Teknik Pengumpulan Data .................................... 45
E. Keabsahan Data ..................................................... 44
F. Teknik Analisis Data ............................................. 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......... 51
A. Hasil Penelitian ..................................................... 51
1. Manajemen Pembelajaran BCCT .................... 51
2. Faktor Pendukung dan Penghambat
Manajemen Pembelajar BCCT ......................
54
B. Pembahasan ........................................................... 59
1. Manajemen Pembelajaran BCCT .................. 59
2. Faktor Pendukung dan Penghambat
Manajemen Pembela-jaran BCCT...................
61
BAB V KESIMPULAN .......................................................... 71
A. Kesimpulan ........................................................... 72
B. Saran ..................................................................... 72
Daftar Pustaka
Lampiran
DAFTAR TABEL
Tabel I Rencana Kerja Penelitian
Tabel II Keadaan Guru TK BCC Ungaran
Tabel III Keadaan Siswa TK BCC Ungaran
Tabel IV Prestasi Akademik TK BCC Ungaran
Tabel V Keadaan Sarana dan Prasarana TK BCC Ungaran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Usia dini atau masa prasekolah merupakan usia yang tepat untuk
mengembangkan potensi dan kecerdasan anak. Dalam rentang usia dini ini
ada berada dalam masa proses pertumbuhan dan perkembangan yang unik.
Anak memiliki perkembangan, daya pikir,cipta, bahasa dan komunikasi
sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pada masa usia dini ini pertumbuhan anak sangat hebat dan paling
sibuk. Tidak semua orang tua bisa memahami cara yang tepat dalam mendidik
anak di usia dini. Maka anak membutuhkan suatu lingkungan yang cocok
untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya.
Dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa landasan
pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan dan pengembangan
segenap potensi secara optimal yang ditujukan pada anak usia 0 -6 tahun yang
dilakukan pada pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rokhani agar anak dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut. Pemberian rangsangan tersebut meliputi
aspek spiritual, emosional, sosial, bahasa, kognitif dan psikomotorik. Itulah
dasar pentingnya pendidikan dasar anak usia dini harus dibekali berbagai ilmu
dalam bentuk stimulant dan rangsangan. Untuk mempermudah anak
menerima rangsangan dari berbagai aspek pendidikan dalam pembelajran
tersebut maka dibutuhkan pendekatan pembelajaran yang cocok untuk anak
usia dini. Satu diantara pendekatan tersebut adalah BCCT ( Beyond Center
Circle Time) atau dikenal dengan pendekatan sentra dan saat lingkaran.
Pendekatan ini diyakini mampu merangsang seluruh kecerdasan (multiple
intelligence) anak melalui bermain yang terarah. Setting pembelajarannya
mampu merangsang anak untuk saling aktif, kreatif, dan terus berfikir dengan
menggali pengalamannya sendiri. Dalam proses pembelajarannya berlangsung
secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa mengalami, bukan transfer
pengetahuan dari guru. Siswa mengerti apa makna belajar, apa manfaat
belajar dan bagaimana cara mencapainya. Guru berperan sebagai fasilitator,
motivator dan dinamisator. Hal ini berbeda dengan pendekatan konvensional
yang menekankan pembelajaran berpusat pada guru. Dimana peran guru lebih
aktif sehingga siswa dijadikan sebagai obyek pembelajaran dan guru sebagai
sumber belajar.
TK Bina Citra Cendekia (BCC) Ungaran kab. Semarang adalah salah
satu lembaga yang menggunakan pendekatan pembelajaran . TK tersebut
telah melaksanakan pembelajaran sejak tahun 2011 dan memiliki lahan yang
cukup luas untuk area bermain dan belajar yang memadai terdiri dari tujuh
sentra dengan ruang kelas yang menggunakan AC dan lingkungan yang
bersih dan nyaman serta SDM (guru) yang secara kuantitas dan kualitas sudah
baik . Namun keadaan ini (adanya sarana yang memadai dan SDM yang
cukup ) masih membutuhkan manajemen atau pengelolaan untuk mendukung
pelaksanaan pendekatan pembelajaran BCCT. Manajemen yang dimaksud
peneliti dalam penelitian ini adalah perencanaan (persiapan) pembelajaran,
pelaksanaan (proses) pembelajaran dan evaluasi pembelajaran yang dilakukan
oleh guru dalam pembelajaran. Dengan adanya manajemen pembelajaran
dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi maka tujuan pembelajaran
dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Berdasarkan pemikiran tersbut maka peneliti tertarik untuk meneliti
bagaimana manajemen pendekatan pembelajaran BCCT pada anak usia dini di
Taman Kanak-kanak (TK) Bina citra Cendekia (BCC) Ungaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang masalah tersebut maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana manajemen pembelajaran BCCT pada anak usia dini di TK
Bina Citra Cendekia Ungaran ?
2. Apa faktor pendukung dan penghambat manajemen pembelajaran BCCT
pada anak usia dini di TK Bina Citra Cendekia Ungaran?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui manajemen pembelajaran BCCT pada anak usia dini di
TK Bina Citra Cendekia Ungaran
2. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat manjemen
pembelajaran BCCT pada anak usia dini di TK Bina Citra Cendekia
Ungaran
D. Signifikansi
1. Secara teoritis
a. Sebagai masukan guru dalam menambah pengetahuan tentang
pembelajaran BCCT pada anak usia dini di TK Bina Citra
Cendekia
b. Memberikan acuan guru dalam mengembangkan manajemen
pembelajaran BCCT pada anak usia dini di Taman Kanak-Kanak
(TK)
2. Secara praktis
a. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru TK dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran anak usia dini
b. Sebagai bahan pertimbangan bagi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan (FTIK) dalam pembenahan dan pengembangan
kurikulum Taman Kanak-Kanak
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Manajemen Pembelajaran
I. Pengertian Manajemen Pembelajaran
Secara harfiah manajemen berasal dari kata to manage yang
sinonim dengan kata to hand, to control, to guide yang artinya
mengurus , memeriksa, memimpin. Adapun secara istilah manajemen
adalah suatu proses yang continue yang memiliki kemampuan dan
ketrampilan khusus yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan
suatu kegiatan baik secara individu maupun kelompok dalam
mengkoordinasi dan menggunakan segala sumber dalam mencapai
tujuan organisasi yang produktif, efektif dan efisien (Engkosworo dan
Aan Komariah, 2010: 87).
Sedangkan pembelajaran adalah proses interaksi antara pendidik
dan anak didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU
Sisdiknas no. 20 Tahun 2003 :5).
Dengan demikian dapat dipahami bahwa manajemen pembelajaran
adalah usaha pengelolaan sumber daya manusia yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, serta pengawasan dalam
menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif sehingga dapat
tercapai tujuan pembelajaran secara produktif, efisien, dan efisien.
2. Fungsi Manajemen Pembelajaran
Dalam pelaksanaannya manajemen pembelajaran memiliki fungsi
manajemen. Menurut George R. Terry fungsi-fungsi manajemen ada
empat, yaitu : planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian),
actuating (pelaksanaan), dan controlling (pengawasan) (Daryanto,
2013: 47).
1) Perencanaan pembelajaran
Perencanaan pembelajaran merupakan proses pengambilan keputusan
berdasarkan hasil berpikir secara rasional, tentang sasaran dan tujuan
pembelajaran tertentu, perubahan tingkah laku peserta didik setelah
melalui pembelajaran serta upaya yang harus dilakukan dalam mencapai
tujuan tersebut. Konkretnya, dalam perencanaan pembelajaran ini
pendidik membuat perangkat pembelajaran.
2) Pengorganisaian pembelajaran
Pengorganisasian pembelajaran adalah pendidik mengumpulkan
dan menyatukan berbagai macam sumber daya dalam proses
pembelajaran, baik pendidik, peserta didik, ilmu pengetahuan serta
media belajar. Dan dalam waktu yang sama, mensinergikan antara
berbagai sumberdaya yang ada dengan tujuan yang akan dicapai.
3) Pelaksanaan pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan proses berlangsungnya
pembelajaran di kelas dan merupakan inti dari kegiatan
pembelajaran. Kegiatan guru adalah sebagai pemimpin dan
manajer dalam pembelajaran. Dimana di dalam kelas terjadi
interaksi antara guru dan siswa.
4) Evaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaran adalah kegiatan menilai yang dilakukan
ketika kegiatan sedang berlangsung. Dalam kegiatan menilai itulah
pendidik dapat menemukan bagaimana proses berlangsungnya
pembelajaran serta sejauh mana tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Sehingga dapat menemukan berbagai upaya untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran berikutnya. Melalui kegiatan
mengevaluasi pembelajaran ini kemudian dapat dilakukan upaya
perbaikan pembelajaran. Manajemen pembelajaran merupakan
bagian penting dalam proses pembelajaran dan pendidikan.
Sehingga dalam manajemen pembelajaran pun memiliki beberapa
kegiatan dan hal-hal penting untuk diperhatikan. Beberapa bagian
terpenting dalam manajemen pembelajaran tersebut antara lain:
penciptaan lingkungan belajar, mengajar dan melatih peserta didik,
meningkatkan aktivitas belajar, dan meningkatkan kedisiplinan
peserta didik.
5) Pengawasan pembelajaran
Pengawasan merupakan kegiatan untuk memastikan anggota
organisasi melaksanakan apa yang dikehendaki dengan
mengumpulkan , menganalisis dan mengevaluasi informasi serta
manfaatnya untuk mengendalikan organisasi.
B. Pembelajaran BCCT
1. Pengertian BCCT (Beyond Center and Circel Time )
adalah pendekatan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini
(PAUD) yang berpusat pada anak yang dalam proses pembelajarannya
berpusat di sentra main dan saat anak dalam lingkaran (Yuliani Nurani
Sujiono, 2009: 216). Beyond Centers and Circles Time () dapat
dikatakan sebagai konsep belajar dimana pendidik (guru)
menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong anak didik
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. dikembangkan
oleh Creative Center for Childhood Research and Training (CCCRT)
Florida, USA dan dilaksanakan di Creative Pre school Florida, USA
selama lebih dari 25 tahun, baik untuk anak normal maupun untuk
anak dengan kebutuhan khusus
Dalam pelaksanaan pendekatan kelas dirancang dalam bentuk
sentra-sentra. Sentra bermain merupakan zona atau area main anak
yang dilengkapi seperangkat alat main yang berfungsi sebagai pijakan
lingkungan yang diperlukan untuk mendukung perkembangan anak
dalam tiga jenis permainan. Yakni main sensorimotor (fungsional),
main peran, dan main pembangunan.
Sedangkan saat lingkaran merupakan saat guru duduk bersama
anak dengan posisi melingkar untuk memberikan pijakan (arahan)
kepada anak yang dilakukan sebelum dan sesudah main.
Beyond Centers and Circles Time adalah metode
penyelenggaraan PAUD yang berpusat pada anak yang dalam proses
pembelajarannya berpusat di sentra main dan saat anak dalam
lingkaran dengan menggunakan empat pijakan. empat pijakan. Di
Indonesia metode ini lebih dikenal dengan Sentra dan lingkaran
(Seling). metode pengajaran yang menempatkan siswa pada posisi
yang proposional. Pendekatan sentra dan lingkaran berfokus pada
anak. Setiap sentra memunyai definisi dan tujuan yang bebeda, namun
masing-masing sentra erkaitan dalam mendukung perkembangan
anak. Menurut Dr. Pamela dalam bukunya Mukhtar latif dkk. (2013
:124 - 137) ada tujuh macam sentra yang dikembangkan di sekolah
binaannya yang bernama Sekolah Al-Falah Ciracas Jakarta Timur
yang hingga saat ini menjadi binaan langsung dari Creative Center for
Chilhood Research and training (CCCRT). Tujuh macam sentra
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Sentra persiapan.
Sentra persiaan merupakan sentra tempat bekerja dan memberikan
kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kognisi, motorik
halus dan keaksaraanya yang diorganisasikan oleh guru dan focus
pada kegiatan-kegiatan matematika, membaca, dan menulis. Sentra
ini focus pada kesempatan anak untuk mengurutkan,
mengklasifikasikan, membuat pola-pola dan mengorganisasikan
alat-alat dan bahan kerja.
Tujuan sentra persiapan ini focus pada kesempatan anak untuk
mengurutkan, mengklasifikasikan, membuat pola-pola dan
mengorganisasikan alat-alat dan bahan kerja, termasuk persiapan
membaca, menulis, dan berhitung. Contohnya anak mengurutkan
angka dari yang besar sampe yang kecil, atau sebaliknya ,
menyusun benda yang paling kecil sampai yang paling besar atau
sebaliknya. Sentra persiapan mempunyai aturan yang berbeda
dengan sentra yang lain.Aturan di sentra persiapan terdiri dua
aturan yang berbeda yaitu lima prosedur kerja dan aturan main.
Lima Prosedur kerjanya antara lian adalah : memilih satu
pekerjaan, bekerja tuntas, menujukkan hasil kerja, beres-beres,
memilih pekerjan lain. Sedangkan aturan mainnya adalah sayang
teman, medengar, focus, control, menggunakan alat sesuai
fungsinya, beragi bergatian, berada dalam kelompok berjalan,
start-finish, meyelesaikan masalah dengan bicara.
Perlengkapan main di sentra persiapan antara lain ; alat-alat
yang mendukung proses klasifikasi, urutan, ukuran hubungan
seperti mozaik, halma, art school, papan geometri, timbangan,
puzzle-puzzle, alat-alat yang mendukung keakaraan ; buku, kartu
huruf, kartu kata, alat menulis ; alat-alat yang mendukung
ketrampilan motorik halus seperti jepitan dengan berbagai ukuran,
gunting, kertas dan stepler, manic dan tali, alat-alat dn bahan untuk
menggambar.
Adapun kegiatan di sentra persiapan adalah membaca, menulis,
dan matematika.
b. Sentra Balok
Sentra balok merupakan sentra yan memberikan kesempatan
kepada anak untuk engembankan kemampuan sistematika berpikir
dengan menggunakan media pembengunan terstruktur. Sentra ini
bertujuan membantu anak dalam meningkatkan kemampuan
konstruksi mereka dari membuat susunan garis lurus keatas ke
representasi nyata dan dari bermain sendiri ke kemampuan bekerja
dalam kelompok kecil, merencanakan, dan membangun.
Adapun aturan dalam main balok adalah balok untuk
membangun, membangun balok diatas alas, mengambil balok
secukupnya, start-finish lancer, bermain tepat waktu, beres-beres.
Main balok ini bermanfaat dalam mengembangkan ketrampilan
hubungannya dengan teman sebaya, ketrampilan kounikasi,
kekuatan dan koordinasi motorik halus dan kasar, konsep
matematika dan geometri, pemikiran simbolik, pengetahuan
pemetaan, ketrampilan membedakan penglihatan. Perlengkapan
main sntra balok adalah macam-macam bentuk dan ukuran balok
unit dengan jumlah 100 – 200 balok natural, alat pendukung
seperti boneka orang, rambu-rambu lalu lintas, dan kendaraan,
alas untuk bermain balok dengan bentuk dan diwarnai dengan
warna primer, literacy; kertas HVS, krayon, spidol 24 warna,
pensil, penghapus, enggaris ukuran 30 cm, 60 cm, meteran, dan
gunting, balok warna ukuran kecil untuk dekorasi.
Kegiatan disentra balok antara lan ; membangun dengan
menggunakan maam-macam bentuk dan ukuran balok unit,
menggambar bangunan yang telah dibuat, menulis nama-nama
bangunan, bermain peran dengan menggunakan alat-alat
pendukung yang dilakukan dalam bangunan yang dibuatnya.
c. Sentra Main Peran Besar
Sentra main peran besar adalah sentra yang memberikan
kesempatan kepada anak untuk mengembangkan pengertian
mereka tentang dunia disekitarnya, kemampuan berbahasa,
ketrampilan mengambil sudut pandang dan empati melalui
mainperan yang mengalirkan knowledge pada anak.
Tujuan sentra main peran besar adalah mengembangkan
kemampuan interaksi social dan berbahasa, dan membangun rasa
empati , mengambil sudut pandang spasial afeksi. Aturan di sentra
main besar antara lain adalah focus main sesuai peran, control diri
dalam berinteraksi dengan pemeran lain dan dalam menggunakan
alat, beres-beres selesai bermain kembaikan alat ketempatnya.
Sentra main besar bermanfat untuk mendukung anak dalam
memiliki kemampuan untuk memisahkan pikiran dari kegiatan dan
benda, memiliki kemampuan menahan dorongan hati dan
menyusun tindakan yang diarahkan sendiri dengan sengaja dan
fleksibel, memiliki kemampuan membedakan imajinasi dan
realitas.
Perlengkapan dalam main di sentra main besar adalah alat
dengan ukuran yang sesungguhnya, artinya alat tersebut bias
dipakai anak saat bermain. Perlengkapan main di sentra peran
besar dibagi atas ; alat dan bahan main kerumahtangaan, alat dan
bahan man keprofesian, alat dan bahan main yang mendukung
keaksaraan. Kegiatan di sentra main peran besar adalah
memainkan peran-peran yang ada dimuka bumi yang dekat dengan
anak, seperti peran ibu, ayah, dokter, binatang-binatang.
d. Sentra Main Peran Kecil
Sentra main peran kecil adalah mengalirkan materi pada anak
melalui alat main berukuran kecil. Anak sebagai dalang yang
menggerakkan boneka yang menjadi pameran.
Tujuan sentra peran kecil adalah membangun kemampuan
abstrak berpikir dan berpikir secara obyektif, dan mengembangkan
kemampuan dalam berinteraksi social dan berbahasa. Aturan
disentra mai peran kecil antara lain ; focus main sesuai peran yang
diilih melalui bonekanya, control diri dalam berinteraksi dengan
pemain yang lain dan dalam menggunakan alat main, beres-beres
mengaembalikan alat-alat yang telah dimainkan kembali ke
tempatnya sesuai dengan labelnya. Sentra main peran kecil
bermanfaat untuk mendukung anak dalam memiliki kemampuan
untuk memisahkan pikiran dari kegiatan benda, memiliki
kemampuan menahan dorongan hati dan menyusun tindakan yang
diarahkan sendiri dengan sengaja dan fleksibel, dan memiliki
kemampuan berpikir obyektif. Sedangkan perlengkapan main di
sentra pern kecil adalah menggunakan alat bermain atau benda
berukuran mini atau kecil seperti boneka orang atau binatang,
rumah boneka, mobil-mobilan, pohon, perahu, pesawat. Alat dan
bahan sntra main peran kecil dapat diklasifikasikan seperti maket
bangunan berikut perlengkapan furniture dengan ukuran yang
proposional dengan bangunannya seperti rumah, boneka, meja ,
kursi yang sesuai dengan ukuran rumah boneka, boneka orang dan
binatang, asesoris pendukung seperti pohon, pagar, kendaraan,
perlengkapan makan, perlengkapan memasak, perlengkapan yang
berhubungan dengan peran profesi masing-masing, dan alat dan
bahan main yang mendukung keaksaraan anak.
Kegiatan di sentra main peran kecil adalah memainkan peran-
peran dimuka bumi yang ada disekitar anak melalui alat-alat yang
berukran kecil seperti boneka yang berperan sebagai ibu, ayah,
kaka,adik, atau binatang.
e. Sentra Bahan Alam.
Sentra bahan alam adalah sentra yang memberikan kesempatan
kepada anak untuk berinteraksi langsung dengan berbagai macam
bahan untuk mendukung sensorimotor, self control, dan sains.
Sentra ini bertujuan member kesempatan untuk membangun
kemampuan dengan berbagai macam bahan atau dengan bahan-
bahan yang berbeda, member kesempatan anak mendapatkan
pengalamann sensorimotor yang kaya, dan membangun control
anak.
Sedangkan aturan di sentra bahan alam adalah penggunaan alat
sesuai fungsinya, control diri, beres-beres, bekerja tuntas. Manfaat
main sentra bahan alam antara lain mendukung tahap
perkembangan sensomotorik, mendukung tahap perkembangan
knstruksi cair 9tahap melukis, tahap playdough), mendukung anak
belajar konsep-konsep sains, mendukung anak untuk lebih control,
memperkuat fine motor skill. Perlengkapan main sentra ahan alami
aalah plsydough, finger painting, cat lukis, beras, biji-bijian, pasir
dan air, krayon, spidol, kertas untuk melukis, menggambar, finger
painting, kuas, alat-alat untuk menakar. Dan kegiatan di sentra
bahan alam adalah kegatan pembangunansifat cair yang banyak
menggunakan baha-bahan bersifat fluid, seperti ; air,pasir, biji-
bijian, tepung terigu; kegiatan meakar, menuang, mengisi;
pengamatan terhadap kejadian-kejadian sains.
f. Sentra Seni
Sentra seni adalah sentra yang memberikan kesempatanpada anak
untuk mengembangkan kemampuan menggunakan dan
berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan seni sperti ; lem,
gunting, krayon, cat, clay, playdough.
Tujuan sentra seni adalah memberikan penalaman proses kerja
yang bermutu, bukan menghaslkan karya seni, anak mendapatkan
kesenangan dari eksplorasi warna, ketrampilan motorik, halus dan
proses kreaivitas, membangun kemampuan dasar-dasar seni.
Aturan di sentra seni adalah memilh kegiatan yang disediakan,
memulai dan mengakhiri kegiatan yang sudah diilh, bekerja sesuai
dengan kreasinya, melaporkan pekerjaan yang telah diselesaikan,
berganti kegiatan seni yang lainnya, bila waktu masih
memungkinkan, beres-beres. Manfaa senra seni antara lain ;
mengembangkan ketrampilan motorik halus, kemampuan
menggunakan berbagai alat dan bahan, kemampuan estetik anak
terhadap karya sei, kemampuan menghargai karya seni diri dan
orang lain, kemampuan bekerja secaa sistematis.
Perlengkapan main sentra seni antara lai berbagai jenis dan
ukuran krayon dan spidol, cat air, kuas besa dan kecil, macam-
macam keras, kanji warna , bahan-bahan bekas, kain perca,
macam-macam benang. Dan kegiatan di senra seni adalah
menggambar dengan krayon, melukis dengan kuas besar/kecil,
menggunting dan menempel pola / gambar, kolase, mozaik, finger
painting, prakarya dengan berbagai bahan jadi maupun bekas.
g. Sentra Imtaq
Sentra imtaq adalah sentra yang memberikan kesempatan kepada
anak pembelajaran nilai-nilai, aturan-aturan agama sehingga anak
dapat mengembangkan keimanan dan ketakwaan melalui
pembiasaan sehari-hari pada kegiatan main anak. Fokus sentra in
mendukung anak untuk engenal dan membangun konsep-konsep
Al-Qur’an dan Hadis.
Tujuan sentra imtaq ini adalahmemberikan kesempatan pada
anak untuk memainkan berbagai macam alat main dan kegiatan
yang dilakukan dengan tujuan agar mereka memilih dengan arahan
diri dan menggunakan alat dengan ukuran sesungguhnya. Serta
membangn konsep diri sebagai seorang muslim.
Aturan di sentra imtaqadalah focus dan khusyuk, memilih alat
main, bekerja tuntas, beres-beres, dan tertib. Selanjutnya manfaat
sentra imtaq adalah anak menyukai , senang, dan mencintai
agamanya, sehingga mau melakukan yang diperintahkan oleh
Allah secara ikhlas, anak dapat bersikap /berakhlakul karimal
seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhamad SAW, anak dapat
paktiklangsung cara-cara beribadah yang benar, anak mendapatkan
konsep Al-Qur’an sesuai dengan tahap perkembangan anak, anak
dapat belajar awal membaca dan menulis huruf hijaiyah.
Perlengkapan main di sentra imtaq adalah alat-alat sholat, Al-
Qur’an dan buku Iqra’, kartu-kartu huruf hijaiyah, puzzle masjid,
puzzle ka’bah, puzzle urutan sholat dan wudhu, dan haji,
plydough, alat-alat menggambar dan menulis, mencap dengan
stempel huruf hijaiyah, gunting, kertas berbagai ukuran, stepler,
bahan flannel sesuai tema.
Dan kegiatan di senra imtaq adalah membahas tentang ayat Al-
Qur’an yang berhubungan dengan tema, mengucapka surat-surat
pendek dan do’a-do’a harian, membaca dan menulis huruf hijaiyah
sesuai perkembangan anak, praktik wudlu dan sholat,
mengenalkan konsep rukun Islam dan rukun iman.
2. Tujuan Pembelajaran BCCT
Tujuan dari pendekatan BCCT yang dimaknai sebagai sentra dan saat
lingkaran adalah sebagai berikut :
a. Pendekatan ini ditujukan untuk merangsang seluruh aspek
kecerdasan anak (kecerdasan jamak) melalui bermain yang terarah
b. Anak Menciptakan setting pembelajaran yang merangsang anak
aktif, kreatif dengan menggali pengalamannya sendiri ( bukan
hanya sekedar mengikuti perintah, meniru, atau menghafal)
c. Dilengkapi dengan standar operasional yang baku, yang berpusat
disentra-sentra kegiatan dan saat anak berada dalam lingkaran
bersama pendidik,sehingga mudah diikuti (Yuliani Nurani Sujiono,
2009: 217).
3. Prinsip-prinsip Pembelajaran BCCT
a. Pembelajaran berpusat pada anak
b. Menempatkan setting lingkungan main sebagai pijakan awal yang
penting
c. Memberikan dukungan penuh kepada setiap anak untuk aktif,
kreatif, dan berani mengambil keputusan sendiri
d. Peran pendidik sebagai fasilitator, motivator, dan evaluator
e. Kegiatan anak berpusat pada sentra-sentra yang berfungsi sebagai
pusat minas
f. Memiliki standar prosedur operasional (SPO) yang baku baik di
sentra maupun pada saat lingkaran
g. Pemberian pijakan sebelum dan setelah anak bermain dilakukan
dalam posisi duduk melingkar (Muchtar latif dkk, 2013: 219).
4. Langkah-langkah Pembelajaran BCCT
a. Persiapan
- Penyiapan pendidikan dan pengelola melalui pelatihan dan
pemagangan
- Penyiapan tempat dan alat bermain sesuai jenis sentra dan alat
yang akan dibuka sesuai dengan tingkat usia anak
- Penyiapan administrasi kelompok dan pencatatan
perkembangan anak
- Pengenalan metode pembelajaran kepada orang tua
b. Pelaksanaan
1) Bukalah sentra secara bertahap sesuai dengan kesiapan
pendidik dan sarana pendukung lain
2) Gilirlah setiap kelompok anak untuk bermain di sentra
sesuai dengan jadwal.Setiap kelompok dalam satu hari
hanya bermain satu sentra saja
3) Berikan variasai dan kesempatan yang cukup kepada setiap
anak agar tidak bosan dan tidak berebut
4) Seiring dengan kesiapan pendidikan dan sarana yang
mendukung, tambahilah sentra baru apabila belum lengkap
5) Lengkapilah dalam sentra dengan berbagai jenis APE (Alat
Peraga Edukatif) baik yang buatan pabrik maupun yang
dikembangkan sendiri dengan bahan limbah dan
lingkungan alam sekitar.
c. Penyambutan anak
Pendidik menyambut kedatangan anak di depn pintu gerbang
dengan dengan ramah dan semangat dengan mengucapkan salam,
dan menanyakan bagaimana kabar anak dan pendidik menyebut
nama panggilan anak dengan hormat
d. Masa transisi
Pada masa transisi ini pendidik mempersilahkan anak bermain
dalam bimbingan orang tuanya, dan atau sambil konsultasi dengan
pendidik, konselor ata psikolog yang ada. Pada masa ini anak
diberi kesempatan untuk berkonsultasi dengan pendidik,
konselor,atau psikolog tentang apa saja yang mereka ketahui dan
bercerita tentang pengalaman yang mereka alami
e. Main pembukaan
Pada main pembukaan pendidik mengawali kegiatan dengan
berdo’a bersama. Kemudian anak diajak bernyanyi, menari,
melompat dan tertawa, serta sambil bertepuk tangan dan
melambaikan tangan. Main pembukaan ini bertujuan untuk
menyemangatkan anak, anak lebih semangat dalam melakukan
kegiatan.
f. Kegiatan awal bermain
Pada kegiatan ini pendidik mengajak anak menuju sentra atau
pusat kegiatan bermain dengan cara bernyanyi bersama. Disini
pendidik menjelaskan permainan yang akan dilakukan oleh anak
dan membuat aturan permainan atas kesepakatan anak sebelum
permainan dimulai.
g. Kegiatan inti bermain di masing-masing kelompok
Kegiatan inti bermain ada tiga pijakan :
1) Pijakan pengalaman sebelum bermain
2) Pijakan pengalaman main setiap anak
3) Pijakan pengalaman setelah main
4) Makan bekal bersama
Makan bekal makanan yang dibawa sendiri-sendiri oleh
anak dilalukan bersama-sama selama 15 menit sebelum
akhir kegiatan.
5) Kegiatan akhir bermain
Pada saat akhir kegiatan bermain pendidik
mengucapkan selamat kepada semua anak atas yang
telah mereka alami hari ini. Anak-anak berdo’a
bersama ddan dihantarkan pulang bersama orang
tuanya yang telah menunggu.
(http//repository.Unib.ac.id /tentang Konsep, Teori
BCCT/ diakses pada tanggal 10 April 2016)
5. Peran Guru dalam pembelajaran BCCT
1) Guru sebagai fasilitator
2) Guru sebagai motivator
3) Guru sebagai evaluator
C. Manajemen Pembelajaran BCCT
Pembelajaran BCCT merupakan pembelajaran anak usia dini yang
berpusat pada anak, dimana anak bebas mengembangkan potensinya
dengan belajar sambil bermain. Pada model ini anak dilayani secara
individual, anak memiliki kebbebasan memilih sentra sesuai dengan
minatnya , sehingga anak memilki kesempatan mengeksplorasi dunianya.
Dengan demikian anak dapat belajar menemukan sendiri pengetahuan dan
pengalaman secara mandiri. Guru hanya sebagai fasilitator bagi anak.
Pembelajaran ini dapat tercapai manakala manajemen pembelajaran
BCCT yang diditerapkan adalah perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pembelajaran sebagaimana yang tercantum dalam Permendiknas No. 58
tahun 2009 tentang standar PAUD yang menyebutkan bahwa salah satu
standar pelaksanaan pembelajaran adalah standar proses dan penilaian.
Standar proses dan penilaian meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian program yang dilaksanakan secara terpadu sesuai bakat, minat,
dan kebutuhan anak.
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran BCCT
Menurut Noni Dwi Cahyowati (2012: 10) faktor-faktor yang
mempengaruhi manajemen pembelajaran BCCT antara lain adalah :
a. Sarana prasarana yang terbatas
b. Kurangnya wawasan / pengetahuan guru tentang guru
BCCT
c. Dana yang kurang
d. Fasilitas pembelajaran yang terbatas
e. Kurangnya perhatian orang tua dalam membantu
pembelajaran siswa
f. Dukungan dari lembaga pendidikan yang bersangkutan.
E. Prior Research Review
Penelitian yang berhubungan dengan pembelajaran pada anak usia
dini sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti, antara lain Pelaksanaan
pembelajaran dengan pendekatan BCCT pada kelompok B di PAUD Assalam
Kota Bengkulu (Selvi Citra Sari, 2014: 1). Penelitian yang dilakukan oleh (
Nova Indriati 2013: 1) tentang Pengaruh pendekatan BCCT untuk
meningkatkan kemampuan sosialisasi kelompok A PAUD terpadu Nurul
Dzikri yang hasilnya menunujukkan ada pengaruh pendekatan terhadap
kemampuan social anak.
Kedudukan penelitian terhadap penelitian terdahulu adalah untuk
menambah dan melengkapi khasanah penelitian tentang manajemen
pembelajaran BCCT. Karena penelitian ini akan mengkaji lebih jauh tentang
bagaimana manjemen pembelajaran BCCT pada anak usia dini di TK BCC
Ungaran. Diharapkan dari hasil penelitian ini manajemen pembelajaran
BCCT dapat dilaksanakan sebagaimana fungsi manajemen pembelajaran yaitu
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan
pendekatan deskriptif. Karena data yang dikumpulkan berbentuk kata atau
gambaran dari naskah wawancara, cacatan lapangan, dokumen pribadi (
Moleong, 2002 : 11). Bentuk penelitian ini akan mampu menangkap
berbagai informasi kualitatif dengan deskriptif yang penuh nuansa, yang
lebih berharga dari pada sekedar pernyataan jumlah atau frekwensi dalam
bentuk angka (Sutopo, 1990 : 12). Startegi penelitiannya adalah kasus
tunggal. Hal ini dipilih karena penelitian telah ditentukan variabel pokok
yang akan dijadikan pusat kajian.
2. Kegiatan Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di TK Bina Citra Cendekia Ungaran
selama 6 bulan. Dengan tahap-tahap peneitian antara lain : melakukan
observasi, menentuntukan key person, informan dengan teknik
snowbolling. Secara singkat penelitian tersebut dapat dilhat dalam tabel
rencana kerja sebagai berikut :
Tabel I
Rencana Kerja Penelitian
Waktu bulan ke
Perencanaan Penelitian
1 2 3 4 5 6
Observasi V V
Perijinan :birokrasi V
Wawancara /pencatatan/pengamatan
(penelitian)
V V V V V V
Penyusunan Laporan V V V
3. Subyek Penelitian
Agenda sentral penelitian ini adalah hendak mengungkap
berbagai permasalahan yang berhubungan dengan manajemen
pembelajaran BCCT di TK BCC Ungaran , maka yang menjadi subyek
penelitian adalah Kepala sekolah, guru dan siswa TK BCC Ungaran.
Mereka dipilih sebagai key informan karena mereka yang lebih paham
tentang manajemen pembelajaran BCCT di TK BCC Ungaran dan
kondisi siswa TK BCC Ungaran. Sedangkan informan sekunder dalam
penelitian ini adalah tokoh masyarakat yang lebih memahami persepsi TK
BCC Ungaran. Adapun visi misi sekolah , keadaan guru dan siswa, data
inventaris dan prestasi akademik TK BCC Ungaran adalah sebagai
berikut :
a. Visi dan Misi
Visi
Sebagai Lembaga Pendidikan Islam mempersiapkan dan
meningkatkan Generasi berakhlaq mulia, Kreatif, Mandiri,
amanah dan mengharap ridha Allah SWT dengan segala aspek
kehidupan bermasyarakat. berbangsa dan bernegara
Misi
o Mengembangkan konsep operasional kader umat yang siap
tumbuh menjadi generasi berakhlaq mulia, dan proses
pendidikannya.
o Membantu orang tua dalam mewujudkan anak sholih sholihah
yang ditampilkan dengan akhlaq mulia dan disertai
kemampuan intelektual tinggi, menguasai sains teknologi
disertai emosional stabil.
o Menyelenggarakan sarana dan prasarana pendidikan sejalan
dengan kebutuhan pendidikan yang bermutu tinggi
o Membangun kualitas guru / pendidik professional yang
berakhlaq mulia
o Menjadikan kemajuan dan keberhasilan peserta didik dalam
proses pendidikan sebagai pusat orientasi dan tujuan yang
paling diutamakan dalam semua kegiatan.
TUJUAN
1. Menanamkan nilai-nilai Islam sejak dini sehingga anak terbiasa
berperilaku mulia dan berbudi luhur.
2. Melatih anak untuk berkreativitas dan bersosialisasi.
3. Agar anak dapat tumbuh dan berkembang normal baik jasmani
maupun rohani.
b. Keadaan Pendidik TK BCC Ungaran
TABEL II
KEADAAN PENDIDIK TK BCC UNGARAN
NO NAMA JABATAN
1 Rachmi Amalya Chomsiaty,
S.Pd
Kepala KB TK
2 Supiyati, S.Pd.AUD Guru TK B2
3 Choiriyah Ulfah, S.Pd,M.Pd Guru TK B1
4 Siti Hartati, S.Pd.AUD Guru TK B3
S Yuni Hartati Guru TK B1
6 Ngatinah, A.Md Guru TK A3
7 Sulistiyani, S.Pd Guru TK
A1(Koordinator
kurikulum)
8 Lasiyati, S.Pd Guru TK A3
9 Siti Chanifah Guru/Staff Adm &
Keuangan
10 Ratna Yuniar Guru/Staff Perpustakaan
TABEL III
KEADAAN SISWA TK BCC UNGARAN
NO
KELAS JUMLAH
1 Kelas TK AI 21
2 Kelas TK A2 22
3 Kelas TK A3 20
4 Kelas TK B1 18
5 Kelas TK B2 19
6 Kelas TK B3 18
Jumlah 117
TABEL IV
PRESTASI SISWA TK BCC UNGARAN
NO TAHUN PERINGKAT
KETERANGAN
1 2004 JUARA I
Lomba Memindah Bola Dalam Rangka Gelar
Seni & Kreatifitas Anak
KB-TK-SD Islam Hidayatullah Semarang ( 21 –
22 Februari 2004 )
2 2004 JUARA I
Lomba Balita Bergaya Dalam Rangka Gelar
Seni & Kreatifitas Anak
KB-TK-SD Islam Hidayatullah Semarang ( 21 –
22 Februari 2004 )
3 2004 JUARA II
Lomba Balita Bergaya Dalam Rangka Gelar
Seni & Kreatifitas Anak
KB-TK-SD Islam Hidayatullah Semarang ( 21 –
22 Februari 2004 )
4 2004 JUARA III
Lomba Hafalan Surat Pendek Dalam Rangka
Gelar Seni & Kreatifitas Anak
KB-TK-SD Islam Hidayatullah Semarang ( 21 –
22 Februari 2004 )
5 2006 JUARA III
Lomba Balita Bergaya Dalam Rangka Open
House & Gelar Seni Kreativitas Anak. KB-TK
Hidayatullah Semarang ( 4 – 5 Maret 2006 )
6 2006 JUARA II
Lomba Menyanyi Lagu Anak Tingkat Play
Group Dalam Rangka Open House Dan Gelar
Kreativitas Anak PG Aisyiyah 01 TK ABA 39
& 44 ( 14 – 15 April 2006
7 2007 JUARA II
Lomba Menata Huruf Hijaiyah (Kategori Tk)
"Nutrisi A+ Untuk Anak A+. Lembaga
Pendidikan Islam Hidayatullah ( 17 Maret 2007
)
8 2007 JUARA III
Lomba Balita Bergaya Busana Casual Kategori
Balita) "Nutrisi A+ Untuk Anak A+. Lembaga
Pendidikan Islam Hidayatullah ( 18 Maret 2007
)
9 2008 JUARA II Lomba Melukis Hardiknas IGTKI PGRI
Kecamatan Ungaran Barat (28 Mei 2008)
10 2009 JUARA I
Festival Gerak dan Lagu (Tingkat Play Group)
Hari Anak Nasional tingkat Kabupaten
Semarang
11 2009 JUARA II Lomba Mewarnai (Tingkat TK) YLPI Hj. Isriati
Moenadi (3-5 Mei 2009)
12 2010 JUARA III Lomba Mewarnai Tingkat TK Gebyar Nurul
Izzah (14 Februari 2010)
13 2010 JUARA III Lomba Mewarnai Tingkat TK HUT Jarimatika
(14 Maret 2010)
14 2011 JUARA II
Lomba Menyusun Ring Donat (Tingkat Play
Group) KB-TK Islam Al Azhar 14 (22-23
Januari 2011)
TABEL V
DAFTAR SAARANA PRASARANA
NO NAMA JUMLAH
1 Ruang Kelas 6 ruang
2 Ruang Kantor 1 ruang
3 Ruang Ttat Usaha 1 ruang
4 UKS 1 ruang
5 Perpustakaan 1 ruang
6 Gudang 1 ruang
7 Dapur 1 ruang
8 Kamar Mandi Guru 1 ruang
9 Kamar Mandi Anak 3 ruang
10 Kamar Mandi Tamu 1 ruang
11 Pos Satpam 1 ruang
1. SARANA BERMAIN OUT DOOR:
a. Ayunan
b. Papan luncur
c. Jungkitan
d. Tangga Majemuk
e. Mangkokan
f. Papan Panjat
g. Kolam Renang
h. Bajing Loncat
2. SARANA PENUNJANG PEMBELAJARAAN :
a. Televisi
b. DVD
c. Tape recorder
d. LCD
e. Komputer
4. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode interaktif dan metode non
interaktif (Goetz dan le Comte , 1984 : 14). Metode interaktif meliputi
observasi berperan dan wawancara , sedangkan metode non interaktif
meliputi observasi dan analisis dalam dokumen.
Sesuai dengan bentuk pendekatan penelitian kualitatif dan sumber data
yang akan digunakan , maka teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1 .Wawancara
Metode wawancara ini bertujuan memperoleh data atau
informasi dari responden ( key informan) tentang manajemen
pembelajaran BCCT di TK BCC Ungaran , maka yang menjadi key
informan adalah Kepala TK, guru , dan siswa TK BCC Ungaran.
Sedangkan tokoh masyarakat setempat menjadi informan sekunder
yang terlibat dengan persoalan yang terkait dengan manajemen
pembelajaran BCCT di TK BCC Ungaran..
Riset ini juga akan menggunakan teknik Focus Group Discussion
(FGD) untuk kebutuhan melengkapi data tentang manajemen
pembelajaran. Secara umum teknik ini akan mengambil sampel dari
Kepala TK BCC dan guru. Karena mereka yang terlibat langsung
dengan siswa. Kedua kategori ini dikelompokkan secara terpisah.
Penggalian data melalui diskusi kelompok ini dimaksudkan agar
peneliti dapat menghimpun data dari hasil sharing pengalaman
informan.
2. Observasi
Metode ini dilakukan dengan pengamatan langsung dan pengamatan
tidak langsung terhadap obyek yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 1993
: 1). Pengamatan langsung ini dilakukan oleh peneliti untuk
memperoleh data yang berhubungan dengan gambaran riil dan detil
tentang manajemen pembelajaran , begitu juga tentang keadaan guru
dalam pembelajaran dikelas. Sedangkan pengamatan tidak langsung
dilakukan untuk memperoleh data tentang persepsi masyarakat
terhadap TK BCC Ungaran .
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal
yang berupa catatan, tulisan, arsip atau dokumen (Moh. Nazir, 1999 :
56). Catatan dan tulisan tersebut berupa UU Sisdiknas, peraturan
pemerintah, jurnal, dan catatan penilaian kepala sekolah, penilaian
guru, prestasi siswa serta profil TK BCC Ungaran. Dokumen tersebut
dapat dijadikan data pendukung dalam penelitian ini.
E. Keabsahan Data
Agar data yang diperoleh berujung pada kesimpulan atau verifikasi
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah , maka mutlak dilakukan
pemeriksaan keabsahan data. Dalam pemeriksahan keabsahan data
dalam penelitian ini menggunakan derajat kepercayaan (reliability)
data yang diperoleh dari informan, keteralihan (transferability) data
dari sumber data satu dengan sumber data yang lain, ketergantungan
(dependability) data dan kepastian (confirmability) data yang diperoleh
(Moleong , 2002 : 173).
Dalam menguji keabsahan data peneliti menggunakan tri angulasi.
Tri angulasi yaitu teknik pemeriksahan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data ituuntuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembenading terhadap data. Pemeriksaan itu
dilakukan terhadap sumber lainnya, sebagaimana dikatakan moleong
(2002 : 178) yaitu berupa pemeriksaan yang memanfaatkan
penggunaan sumber data. Tri angulasi dengan sumber berarti
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu
informasi melalui alat yang berbeda dengan jalan :
1. Membandingkan data hasil pengamatan dari berbagai pihak yang
terlibat dalam manajemen pembelajaran BCCT di TK BCC
Ungaran dengan hasil wawancara.
2. Membandingkan dengan apa yang dikatakan oleh orang di depan
umum secara pribadi dari subyek penelitian, baik key informan
maupun informan pendukung.
3. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen
pelaksanaan kompetensi profesional guru.
F. Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini deskriptif-eksploratif-
analisis, yaitu mendiskripsikan pendapat kepalaTK BCC, komite sekolah,
guru, dan siswa serta tokoh masyarakt kemudian dianalisa tentang
manajemen pembelajaran. Adapun alur yang digunakan interprestasi data
dalam penelitian ini adalah teori yang dikemukakan oleh Miles dan
Huberman (1992 : 16), yaitu reduksi data, sajian data, dan verifikasi.
a. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses pemilihan, perumusan, perhatian pada
penyederhanaan atau menyangkut data dalam bentuk uraian (laporan)
yang terperinci dan sistematis, menonjolkan pada pokok-pokok yang
penting agar lebih mudah dikendalikan. Reduksi data merupakan satu
bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,membuang yang
tidak perlu , yang akan memberikan gambaran yang lebih terarah
tentang hasil pengamatan, dan juga mempermudah peneliti untuk
mencari kembali data itu apabila diperlukan.
Display data merupakan upaya penyajian data untuk melihat
gambaran keseluruhan data atau bagian-bagian tertentu dari penelitian.
Data yang dikumpulkan tidak semuanya valid dan reliable, karenanya
perlu dilakukan reduksi agar data yang akan dianalisis benar-benar
memiliki validitasdan reliabilitas yang tinggi.
b. Sajian Data
Sajian data adalah rangkaian organisasi informasi yang
memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan (Bambang
Sumardjoko : 2003 : 30). Sajian data diperlukan peneliti untuk lebih
mudah memahami berbagai hal yang terjadi dan memungkinkan
mengerjakan sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan
pemahamannya. Sajian data dapat berupa berbagai jenis matriks,
gambar,skema, jaringan kerja yang berkaitan dengan kegiatan dan juga
tabel.
c. Penarikan Kesimpulan
Sejak awal kegiatan pengumpulan data seorang peneliti sudah harus
memahami arti berbagai hal yang ditemui dengan mulai melakukan
pencatatan peraturan-peraturan , pola-pola, pernyataan-pernyataan,
konfigurasi-konfigurasi yang mungkin , arahan sebab akibat dan
berbagai proposisi. Kesimpulan atau verifikasi adalah upaya untuk
mencari makna terhadap data yang dikumpulkan dengan mencari pola,
tema, hubungan, persamaan, hal-hal lain yang sering timbul dan
sebagainya.
Pengambilan kesimpulan atau verifikasi dilakukan secara bertahap.
Pertama-tama dirumuskan kesimpulan sementara, akan tetapi dengan
bertambahnya data perlu dilakukan dengan cara mempelajari kembali
data-data yang terkumpul, baik yang telah direduksi maupun yang
telah disajikan. Demikian juga verifikasi ini dilakukan dengan cara
meminta pertimbangan dari pihak-pihak yang kompeten, misalnya
kepala TK ,komite sekolah, dan tokoh masyarakat. Teknik
pengambilan kesimpulan dan penelitian ini adalah teknik analisis
induktif berdasarkan bagian-bagian yang telah dikumpulkan,
kemudian dikelompok-kelompokkan yang saling berhubungan
(Moleong, 2002 : 6).
Reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi
sebagai sesuatu yang jalin menjalin pada saat sebelum, selama, dan
sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar untuk
membangun wawasan umum yang disebut analisis.
Tiga jenis kegiatan analisis (reduksi data, sajian dat, verifikasi atau
penarikan kesimpulan) dan kegiatan pengumpulan data merupakan
siklus dan interaktif. Peneliti bergerak ulang alik diantara kegiatan
reduksi data , sajian data, dan verifikasi selama kurun waktu
penelitian. Pengkodean data , misalanya reduksi data menjurus kearah
gagasan-gagasan baru guna dimasukkan kedalam suatu matriks
(penyajian data). Pencatatan data mempersyaratkan reduksi data
selanjutnya. Setelah matrik teirisi, kesimpulan awal dapat ditarik, dan
menggiring pada pengambilan keputusan, misalnya untuk menambah
kolom lagi pada matriks itu untuk dapat menguji kesimpulan tersebut.
Untuk lebih jelasnya tiga komponen dalam kegiatan penelitian ini
dapat dilihat dalam gambar di bawah ini :
Masa pengumpulan data
reduksi data
sebelum sesudah
penyajian data
sebelum sesudah
kesimpulan (verifikasi)
(Miles and Huberman, 1984: 19).
Gambar 1. Tahap-tahap analisis data menurut Miles and Huberman.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
I. Manajemen Pembelajaran BCCT di TK BCC Ungaran
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru TK BCC Ungaran yang
pada hari Senin tanggal 5 September 2016 diperoleh data sebagai
berikut :
a. Guru TK BCC yang berinisial SHT
Manajemen pembelajaran BCCT TK BCC Ungaran sudah sesuai
dengan komponen manajemen pendidikan yang meliputi perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
Dengan deskripsi sebagai berikut :
1) Perencanaan pembelajaran BCCT di TK BCC Ungaran
Bardasarkan hasil wawancara diperoleh data sebagai berikut :
“ Sebelum guru terlibat dalam pembelajaran guru harus ikut
pelatihan khusus tentang Pembelajaran agar guru tersebut
mengerti, memahami dan dapat mengaplikasikan manajemen
pembelajaran BCCT. Pelatihan itu dilaksanakan di luar instasi
lain yaitu di Istiqlal Jakarta selama 1 minggu secara
bergantian secara rurin karena dananya terbatas.Dan selain
itu pada tahun 2015 guru dikikutkan dalam workshop BCCT
selama 3 hari di Bandungan kab. Semarang dalam 3
gelombang. Dan semua guru yang sudah memililiki
pengetahuan , pemahaman dan pengalaman tentang
pembelajaran BCCT terlibat dalam pembelajaran BCCT
dengan membuat rencana pembelajaran yang disebut dengan
rencana kegiatan 1 Tahun, Rencana kegiatan semester ,
rencana kegiatan bulanan , RKM (Rencana Kegiatan
Mingguan ) dan RKH (Rencana Kegiatan Harian. Rencana
kegiatan ini dibuat oleh guru mengacu pada kalender akademi
sesuai dengan sentra masing-masing. Pembuatan rencana
pembelajaran dilakukan secara terstruktur sesuai dengan
jangka waktunya. Rencana kegiatan tahunan dijabarkan
menjadi rencana kegiatan semester yang kemudian dijabarkan
lagi menjadi rencana kegiatan bulanan, dari rencana kegiatan
bulanan ini dijabarkan lagi menjadi rencana kegiatan
mingguan . Dan dari rencana kegiatan mingguan ini yang
kemudian dikonsultasikan kepada kepala sekolah. Semua guru
dituntut untuk membuat rencana kegiatan harian sebelum
melaksanakan pembelajaran . Dalam rencana kegiatan harian
inilah guru rencana tujuan pembelajaran, rencana langkah-
lamgkah pembelajaran, metode, media, dan menyusun
instrumen pembelajaran yang akan digunakan.
Guru yang terlibat dalam menyusun rencana kegiatan ini
berjumlah 10 orang yang terdiri dari 6 orang sudah lulus S.1
PAUD dan 4 orang lulus SMA.
2) Pelaksanaan Pembelajaran
Berdasarkan hasil wawancar diperoleh data sebagai berikut :
“TK BCC Ungaran merupakan lembaga pendidikan PAUD
yang melaksanakan kegiatan pembelajaran lima hari sekolah.
Guru dalam mengajar menggunakan Rencana mbelajaran
yaitu RKH (Rencana Kegiatan Harian) yang sudah dibuat.
Dalam proses pembelajaran anak belajar sambil bermain
yang dikondisiskan dengan permainan dan mengalami sendiri
sesuai dengan jenis sentranya. Pembelajaran dilakukan di
dalam 6 sentra yaitu Sentra ibadah, makro, balok, bahan alam,
Sentra seni, dan Sentra persiapan.
Pelaksanaan pembelajaran di TK BCC Ungaran dimulai pukul
07.00 – 11.00 WIB untuk hari senin sampai hari Kamis. Untuk
hari Jum’at dimulai pukul 07.30 – 10.00 WIB. Sedang hari
Sabtu tidak ada pembelajaran tapi guru tetap masuk. Adapun
proses pembelajaran di TK BCC melalui 7 tahapan sebagai
berikut :
a) Jurnal pagi
Jurnal pagi merupakan kegiatan di dalam kelas yakni
anak mengerjakan sesuatu untuk mengisi waktu
sebelum bel berbunyi. Di dalam kelas TK A jurnal pagi
diisi bermain Alat Peraga Edukatif (APE), membaca,
menulis, menggambar, mewarnai pada pukul 07.00 –
07.30 WIB. Sedang TK B jurnal pagi diisi dengan
bermain dihalaman sekolah mulai jam 07.00 – 08.00
WIB.
b) Pembukaan
Pembukaan merupakan suatu kegiatan sebelum materi
pagi. Kegiatan pembukaan meliputi motorik kasar,
membaca syahadat, ikrar, istighfar, sholawat, asmaul
husna, surat pendek, salam, tepuk, menyanyi. Kegiatan
ini dimulai dari jam 07.30 – 08.00 WIB.
c) Materi pagi
Materi pagi meliputi membaca Alfatihah, Do’a kepada
orang tua, absen, penyampean webbing (tema), dan
keaksaraan angka. Materi pagi dilakukan ja 08.00 –
08.30 WIB.
d) Kegiatan inti/sentra
Kegiatan sentra merupakan kegiatan dimana anak
mulai bermain. Kegiatan bermain sesuai dengan sentra
masing-masing. Permainan yang disediakan harus
dapat nengembangkan aspek-aspek perkembangan
anak. Kegiatan sentra dilakukan mulai pukul 08.30 –
09.45 WIB.
Pembelajaran dalam sentra dilaksanakan melalui
empat pijakan, yaitu pijakan lingkungan main, pijakan
sebelum main, pijakan saat main, pijakan sesudah
main. Pijakan lingkungan main meliputi tempat main,
jumlah ragam main, kelas serta jumlah anak dalam
satu kelas. Pijakan sebelum main meliputi salam, do’a,
membaca basmalah, mengupas tema, membaca aturan
dan harapan main yang meliputi perhatikan
pegangannya nanti, pilih teman, pilih mainan,
perhatikan mainan, rapikan, sayang gur dan teman.
Pijakan saat main meliputi mengamati, memotivasi,
dan menilai. Anak-anak berperan aktif, mereka seolah-
olah menjadi orang yang ada dalam permainan itu.
Pijakan setelah main yaitu recallingyakni evaluasi dan
review, membaca dan menutup majelis dan do’a
sebelum makan. Metode yang digunakan dalam
pembelajara sentra adalah ceramah dan cerita serta
demonstrasi untuk memberiakan contoh gerakan atau
permainan , misalnya gerakan sholat. Kemudian
metode tanya jawab, dialog atau bercakap-cakap,
metode bermain peran, karya wisata, metode
pemberian tugas, metode praktek.Anak disuruh
menyelesaikan tugas dengan permainan yang ada pada
masing-masing sentra.
Media pembelajaran yang digunakan disesuaikan
dengan sentra masing-masing. Media tersebut meliputi
Audio( media yang dapat didengar seperti radio, tape
recorder. Kemudian media visual yakni media yang
dapat dilihat seperti TV, vidio animasi. Selain itu media
APE (alat peraga edukatif) baik indoor maupun
outdoor seperti balok, boneka, kotak kotak,
alphabet,kartu bilangan, kartu pasangan, papan titian,
jangkit-jangki, bola dunia, perosotan, ayunan, bola
tendang, bola basket.
Sarana lain yang menunjang pembelajaran adalah
vidio player, LCD, Komputerdan majalah dinding.
e) Istirahat
Istirahat dilakukan mulai jam 09.45 – 10.30 WIB.
Kegiatan dalam istirahat meliputi cuci tangan, makan
bersama, gosok gigi.
f) Penutup
Kegiatan penutup dilakukan mulai 10.30 -11.30. Di
kelas TK kegiatan penutup disisi dengan mengaji,
mengerjakan LKS, kemudian do’a dan pulang.Di kelas
KB tidak ada mengaji dan LKS, setelah istirahat
langsung berdo’a dan pulang.
3) Evaluasi Pembelajaran
Berdasarkan wawancara diperoleh data sebagai
berikut :
“Evaluasi pembelajaran BCCT di TK BCC Ungaran
akan oleh guru pada setiap bulan , setiap minggu, dan
setiap hari baik penilaian dalam aspek kognitif, afektif
maupun psikomotorik. Adapun model penilaiannya
adalah observasi atau pengamatan dari awal sampai
akhir pembelajaran.Dalam melakukan evaluasi
pendidik membuat cacatan atau anekdot penilaian
tersendiri. Hasil penilaian berbentuk narasi dan huruf.
Dalam bentuk pengembangan psikologi penilaian
berbentuk narasi. Sedangkan penilaian berbentuk baik,
sedang, dan buruk. Untuk nilai perkembangan anak
setiap semesternya berbentuk huruf yaitu PB (perlu
bimbingan, MB : Mulai bimbingan, BST : Berkembang
sesuai target, BSB : berkembang sangat baik.Untuk
penilaian hafalan dengan bentuk L : Lancar, KL :
Kurang lancar, TL: Tidak lancar.
Dalam evaluasi pembelajaran TK BCC
Ungaran bekerjasama dengan orang tua wali murid.
Setiap satu bulan sekali wali murid dikumpulkan untuk
menyampaikan hasil penilaian perkembangan
kemajuan siswa. Hal ini dilakukan sebagai bentuk
dukungan orang tua terhadap keberhasilan
siswa.Keterlibatan orang tua sangat mecapaian tujuan
pembelajaran yng sudah ditentukan”.
b) Guru TK BCC Ungaran berinisial WPA
Berdasarkan hasil wawancara diperoleh data sebagai berikut:
Pembelajaran BCCT TK BCC Ungaran sudah sesuai dengan
komponen manajemen pendidikan yang meliputi perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi
pembelajaran. Dengan deskripsi sebagai berikut :
1) Perencanaan pembelajaran BCCT di TK BCC Ungaran
Bardasarkan hasil wawancara diperoleh data sebagai berikut :
“Semua guru yang terlibat dalam pembelajaran BCCT ikut
menyususn perencanaan pembelajaran baik perencanaan
pembelajaran tahunan/semester, bulanan, mingguan maupun
harian. Sebelum guru terlibat dalam perencanaan
pembelajaran BCCT meskipun sudah lulus S.1 Jurusan
Psikologi maupun Bimbingan Konseling namun guru
diharuskan ikut pelatihan atau workshop tentang BCCT
diselenggarakan oleh dinas pendidikan secara lokal atau
nasional.Secara nasional guru diikutkan worksho BCCT di
Istiqlal Jakarta selama 1 minggu secara
bergantian.Kemuadian secara lokal juga diikutkan workshop
di Bandungan kab. Semarang.Hal ini dimaksudkan agar para
guru memiliki pengetahuan, dan ketrampilan tentang BCCT,
sehingga dalam aplikasinya dilapangan tidak menemui
kesulitan.
Semua guru diharuskan membuat rencana kegiatan harian
sebagai penjabara dari rencana kegiatan migguan yang
kemuadian dikonsultasikan langsung dengan kepala sekolah.
Rencana kegiatan tersebut dibuat secara terstruktur dengan
mengacu pada kalender pendidikan.
2) Pelaksanaan Pembelajaran
Berdasarkan hasil wawancar diperoleh data sebagai berikut :
“Kegiatan pembelajaran TK BCC Ungaran dilakukan lima
hari sekolah. Guru dalam mengajar menggunakan Rencana
pembelajaran yaitu RKH (Rencana Kegiatan Harian) yang
sudah dibuat setiap mau mengajar.
Dalam proses pembelajaran anak belajar sambil bermain
sesuai dengan jenis sentranya. Pembelajaran dilakukan di
dalam 6 sentra yaitu sentra ibadah, makro, balok, bahan alam,
sentra seni, dan sentra persiapan.
Pelaksanaan pembelajaran di TK BCC Ungaran dimulai
pukul 07.00 – 11.00 WIB untuk hari senin sampai hari Kamis.
Untuk hari Jum’at dimulai pukul 07.30 – 10.00 WIB. Adapun
proses pembelajaran di TK BCC melalui 7 tahapan sebagai
berikut :
a) Jurnal pagi
Jurnal pagi merupakan kegiatan di dalam kelas yakni
anak mengerjakan sesuatu untuk mengisi waktu
sebelum bel berbunyi. Di dalam kelas TK A jurnal pagi
diisi bermain Alat Peraga Edukatif (APE), membaca,
menulis, menggambar, mewarnai pada pukul 07.00 –
07.30 WIB. Sedang TK B jurnal pagi diisi dengan
bermain dihalaman sekolah mulai jam 07.00 – 08.00
WIB.karena kelas ruangannya kurang luas.
b) Pembukaan
Pembukaan merupakan suatu kegiatan sebelum materi
pagi. Kegiatan pembukaan meliputi motorik kasar,
membaca syahadat, ikrar, istighfar, sholawat, asmaul
husna, surat pendek, salam, tepuk, menyanyi. Kegiatan
ini dimulai dari jam 07.30 – 08.00 WIB.
c) Materi pagi
Materi pagi meliputi membaca Alfatihah, Do’a kepada
orang tua, absen, penyampean webbing (tema), dan
keaksaraan angka. Materi pagi dilakukan ja 08.00 –
08.30 WIB.
d) Kegiatan inti/sentra
Kegiatan sentra merupakan kegiatan dimana anak
mulai bermain. Kegiatan bermain sesuai dengan sentra
masing-masing. Permainan yang disediakan harus
dapat nengembangkan aspek-aspek perkembangan
anak. Kegiatan sentra dilakukan mulai pukul 08.30 –
09.45 WIB.
Pembelajaran dalam sentra dilaksanakan melalui
empat pijakan, yaitu pijakan lingkungan main, pijakan
sebelum main, pijakan saat main, pijakan sesudah
main. Pijakan lingkungan main meliputi tempat main,
jumlah ragam main, kelas serta jumlah anak dalam
satu kelas. Pijakan sebelum main meliputi salam, do’a,
membaca basmalah, mengupas tema, membaca aturan
dan harapan main yang meliputi perhatikan
pegangannya nanti, pilih teman, pilih mainan,
perhatikan mainan, rapikan, sayang guru dan teman.
Pijakan saat main meliputi mengamati, memotivasi,
dan menilai. Anak-anak berperan aktif, mereka seolah-
olah menjadi orang yang ada dalam permainan itu.
Pijakan setelah main yaitu recalling yakni evaluasi dan
review, membaca dan menutup majelis dan do’a
sebelum makan. Metode yang digunakan dalam
pembelajaran sentra adalah ceramah dan cerita serta
demonstrasi untuk memberikan contoh gerakan atau
permainan , misalnya gerakan sholat. Kemudian
metode tanya jawab, dialog atau bercakap-cakap,
metode bermain peran, karya wisata, metode
pemberian tugas, metode praktek.Anak disuruh
menyelesaikan tugas dengan permainan yang ada pada
masing-masing sentra. Seperti menyelesaikan
perhitungan koin sampai bilangan 25, menulis angka,
menusun puzzle, memasukkan air kedalam plastik,
membuat mobil-mobilan dengan kardus dan
seterusnya. Dalam pembelajara sentra guru
memberikan stimulus antara lain memberikan jenis
ragam main. Misalnya dalam jenis ragam main sentra
persiapan membaca cerita, menulis pengalaman
pribadi, menyusun puzzle huruf, menghitung koin
sampai bilangan 25yang kemudian dihitung bersama
gurunya untuk mengecek kebenarannya. Setiap tema
dalam sentra ada puncak tema. Puncak tema ini
dilaksanakan diakhir pekan/minggu, misalnya sentra
alam puncak temanya adalah menanam sayuran.
Media pembelajaran yang digunakan
disesuaikan dengan sentra masing-masing. Media
tersebut meliputi Audio( media yang dapat didengar
seperti radio, tape recorder. Kemudian media visual
yakni media yang dapat dilihat seperti TV, vidio
animasi.Selain itu media APE (alat peraga edukatif)
baik indoor maupun outdoor seperti balok, boneka,
kotak kotak, alphabet,kartu bilangan, kartu pasangan,
papan titian, jangkit-jangki, bola dunia, perosotan,
ayunan, bola tendang, bola basket.
Sarana lain yang menunjang pembelajaran adalah
vidio player, LCD, Komputerdan majalah dinding.
e) Istirahat
Istirahat dilakukan mulai jam 09.45 – 10.30 WIB.
Kegiatan dalam istirahat meliputi cuci tangan, makan
bersama, gosok gigi.
f) Penutup
Kegiatan penutup dilakukan mulai 10.30 -11.30. Di
kelas TK A kegiatan penutup disisi dengan mengaji,
mengerjakan LKS, kemudian do’a dan pulang.Di kelas
TK B tidak ada mengaji dan LKS, setelah istirahat
langsung berdo’a dan pulang.
c) Evaluasi Pembelajaran
Berdasarkan wawancara diperoleh data sebagai berikut :
“Evaluasi pembelajaran BCCT di TK BCC Ungaran
dilaksanakan pada tiga tahap yaitu setiap bulan, setiap
minggu dan setiap hari. Aspek yang dievaluasi meliputi
perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik. Model
pelaksanaan evaluasi adalah observasi atau pengaatan selama
proses pembelajaran. Dan Laporan dari hasil evaluasi berupa
cacatan anekdot yang dibuat oleh guru sendiri, sedangkan
bentuk laporan untuk akhir semester berupa kata-kata atau
narasi. Bentuk hasil penilaianya berupa huruf atau angka.
Misalnya untuk menilai hafalan menggunakan simbul huruf
yaitu : L : Lancar, K L : Kurang Lancat, dan TL : Tidak
Lancar. Dan untuk menilai perkembangan anak menggunakan
huruf yaitu PB : perlu bimbingan, MB : Mulai bimbingan,
BST : Berkembang sesuai target, BSB : berkembang sangat
baik.
Untuk membuktikan data tentang manajemen pembelajaran
BCCT di TK BCC Ungaran tersebut peneliti melakukan wawancara
dengan kepala sekolah TK BCC Ungaran pada hari senin tanggal 12
September 2016 diperoleh data bahwa manajemen pembelajaran
BCCT di TK BCC Ungaran sudah sesuai dengan komponen dalam
manajemen pendidikan yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran , dan evaluasi pembelajaran. Adapun deskripsi datanya
sebagai berikut :
1) Perencanaan Pembelajaran
“Dalam membuat perencanaan pembelajaran BCCT kepala
TK dan semua guru terlibat baik Perencanaan tahunan,
bulanan, mingguan bahkan harian. Dan kualifikasi guru-guru
TK BCC 10 % S.2 Manajemen Pendidikan, 50 % S.1 PAUD,
30 % Diploma, dan 10 % S.1 non PAUD. Guru-guru sebelum
mengajar membuat RKH yang dikonsultasikan langsung
kepada kepala TK minta persetujuan sudah benar/belum,
meskipun ada koordinator kurikulum. Guru-guru yang belum
punya pengetahuan dan pengalaman BCCT saya ikutkan
training atau pelatihan di Istiqlal Jakarta. Dan di Bandungan
agar mereka memiliki pemahaman dan ketrampilan dalam
mengajar dengan model BCCT dengan biaya dari
lemabaga/yayasan”.
2) Pelaksanaan Pembelajaran
“Dalam pelaksanaan pembelajaran setiap guru saya haruskan
membuat RKH (Rencana Kegiatan Harian) terlebih dahulu
sebelum mengajar. Hal ini dimaksudkan agar guru dalam
mengajar punya panduan yang jelas tentang kegiatan
pembelajaran yang harus dilakukan. Kami juga memantau
secara tidak langsung tentang kegiatan guru dalam
pembelajaran BCCT.Dan kami memberi reward bagi guru
yang telah melaksanakan pembelajaran BCCT dengan baik.
Reward tersebut berupa pelatihan magang BCCT di Istiqlal
Jakarta selama 1 minggu dengan seluruh akomodasi dan biaya
magang ditanggung oleh sekolah/yayasan. Hal ini
dimaksudkan untuk memberikan semangat dan motivasi guru
dalam pelaksanaan pembelajaran.”
3) Evaluasi Pembelajaran
“Evaluasi pembelajaran dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu
bulanan, mingguan dan harian. Teknik evaluasinya
menggunakan pengamatan/observasi langsung selama proses
pembelajaran yang dicacat sesuai dengan kegiatan siswa
dalam sentra. Disamping itu juga menggunakan anecdot
Record. Adapun laporan hasil penilaian berbentuk huruf dan
narasi. Penilaian pengembangan aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik berbentuk huruf, sedang penilaian semesteran
berbentuk narasi. Contohnya penilaian semesteran Ismail
dalam perekmbangan bahasa yaitu BSH : berkembang sesuai
harapan. Dalam evaluasi pembelajaran pihak sekolah
menginformasikan hasil penilaian setiap bulan sekali , dengan
tujuan agar orang tua wali mengetahui perkembangan dan
kemajuan anak dalam belajar dan ikut membantu dan
mendukung program dan kinerja sekolah.Informasi tersebut
disampaiakna melalui pertemuan rutin setiap bulan sekali
dengan orang tua murid”.
II. Faktor Pendukung dan Penghambat yang Mempengaruhi
Manajemen Pembelajaran BCCT di TK BCC Ungaran
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru TK BCC Ungaran pada
hari Rabu tanggal 14 September 2016 di peroleh data bahwa faktor
pendukung manajemen pembelajaran BCCT adalah sebagai berkut :
a. Semangat dan kreativitas guru dalam memilih dan menentukan
metode, media, dan pengelolaan materi dan dan kelas dalam
sentra serta melaksanakan evaluasi sehingga pembelajaran
berjalan dengan baik dan lancar.
b. Adanya Sarana seperti media pembelajaran yaitu media visual
Komputer, LCD, dan media audio yaitu TV, DVD Player. Dan
prasarana seperti gedung sekolah, ruang kelas, ruang guru a
yang mendukung terselenggaranya proses pembelajara BCCT.
c. Adanya pemberian reward bagi guru yang berprestasi dari
lembaga yang berupa pelatihan/workshop untuk magang tentang
pembelajaran BCCT selama 1 minggu di Istiqlal Jakarta
yangsemua akomodasi dan biaya ditanggung oleh lembaga.
d. Kerjasama yang baik dan harmonis antara pihak lembaga/yayasan
dengan komite, wali murid serta tokoh masyarakat disekitarnya
sehingga tercipta sekolah yang baik dalam menerapkan
manajemen BCCT.
Sedangkan faktor penghambat dalam manajemen pembelajaran BCCT
adalah sebagai berikut :
a. Adanya guru yang belum memenuhi kualifikasi S.1 yaitu 30 % dari
jumlah guru lulusan SMA/SMK. Hal ini berpengaruh terhadap
mutu pendidikan P AUD di TK BCC Ungaran.
b. Jumlah guru yang belum sebanding dengan jumlah siswa, dimana
kelas dengan jumlah siswa 20 gurunya 2 untuk kelas TK A dan
untuk kelas TK B satu kelas gurunya hanya 1.
c. Adanya fasilitas pembelajaran yang jumlahnya terbatas sehingga
belum dapat memenuhi kebutuhan, misalnya LCD yang hanya
ada1
B. Pembahasan
1. Manajemen Pembelajaran BCCT
Berdasarkan hasil penelitian manajemen pembelajarn BCCT
di TK BCC Ungaran dapat diketahui bahwa manajemen
pembelajaran BCCT sudah baik dan sesuai dengan fungsi
manajemen pendidikan secara umum. Hal ini berdasarkan data
responden yang peneliti peroleh bahwa manajemen
pembelajaran BCCT sudah sesuai dengan teori dan fungsi
administrasi pendidikan yang meliputi : perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Ini sebagaimana
teorinya George R. Terry fungsi-fungsi manajemen ada empat,
yaitu : planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian),
actuating (pelaksanaan), dan controlling (pengawasan)
(Daryanto, 2013: 47).
Hal ini dapat dianalisis bahwa dalam manajemen pembelajaran
BCCT dalam perencaanan pembelajaran kepala sekolah dan
semua guru terlibat dalam penyusunan perencanaan
pembelajaran baik perencanaan tahunan, semesteran, bulanan,
mingguan maupun harian. Dan dalam penyusunan perncanaan
pembelajaran mengacu pada kalender pendidikan yang berlaku.
Hal ini dilakukan agar semua program kerja sekolah dapat
terlaksana sesuai dengan waktu dan tujuan yang ditentukan.
Lebih-lebih dalam penyusunan perencanaan kegiatan harian
yang dibuat setiap guru harus dikonsultasikan dulu ke kepala
sekolah baru bisa diakui/diterima sebagai acuan mengajar.
Selanjutnya dalam pelaksanaan pembelajaran guru harus
menggunakan RKH (Rencana Kegiatan Harian) yang sudah
dikonsultasikan kepada kepala sekolah, agar guru dalam
mengajar menggunakan metode, media, materi, kegiatan
pembelajaran, dan evaluasi sesuai dengan rencana kegiatan
yang telah dirumuskan. Dalam pelaksanaan pembelajaran
BCCT pada setiap sentra guru semangat dan antusias
memberikan stimulus kepada siswa sehingga siswa termotivasi
untuk kreatif dan aktif dalam bermain. Guru melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah BCCT yang
meliputi : Jurnal pagi, pembukaan, materi pagi, kegiatan
inti/sentra, istirahat, dan penutup. Dalam kegiatan inti/sentra
meliputi kegiatan pijakan limgkungan, pijakan sebelum main,
pijakan saat main, dan pijakan setelah main. Selanjutnya
dalam evaluasi pembelajaran dilaksanakan dalam 4 tahap yaitu
semester, bulanan, mingguan dan harian. Evaluasi
dilaksanakan secara terstruktur dan sistematis dengan catatan
anekdot record guru. Teknik evaluasinya observasi atau
pengamatan , aspek yang dievaluasi adalah aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Sedang bentuk laporan hasil
evaluasi adalah huruf dan narasi.Setiap bulan wali murid
dikumpulkan untuk diberi informasi tentang hasil evaluasi
pembelajaran siswa.Hal ini dilakukan agar orang tua murid
mengetahui perkembangan putra-putrinya dalam belajar.
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Manajemen Pembelajaran
BCCT
Berdasarkan hasil penelitian manajemen pembelajarn BCCT
di TK BCC Ungaran dapat diketahui bahwa faktor pendukung
dan penghambat manajemen pembelajaran BCCT sudah sesuai
dengan teorinya Noni Dwi Cahyowati (2012: 10). Adapun
faktor pendukung manajemen pembelajaran BCCT di TK BCC
Ungaran adalah sebagai berikut :
a. Semangat dan kreativitas guru dalam melaksanakan
pembelajaran BCCT di TK BCC Ungaran. Hal ini dapat
dianalisis bahwa guru sebelaum mengajar ditraining lebih
dahulu mengenai pembelajaran BCCT.
b. Adanya tempat, sarana dan prasarana seperti , gedung
sekolah, ruang kelas, ruang guru, jenis-jenis sentra yang
mendukung terselenggaranya proses pembelajara BCCT.
Hal ini dapat dianalisi bahwa TK BCC Ungaran adalah
salah satu TK yang menyelenggarakan model
pembelajarana BCCT.
c. Adanya pemberian reward bagi guru yang berprestasi dari
lembaga yang berupa pelatihan/workshop untuk magang
tentang pembelajara BCCT selama 1 minggu di Istiqlal
Jakarta yang semua akomodasi dan biaya ditanggung oleh
lembaga. Hal ini dapat dianalisis bahwa TK BCC adalah
lembaga pendidikan yayasan swasta perorangan dengan
pengelolaan biaya pendidikan secara mandiri.
Adapun faktor penghambat dalam manajemen pembelajaran
BCCT di TK BCC Ungaran adalah sebagai berikut:
a. Jumlah Guru yang masih terbatas sehingga tidak bisa
memenuhi kebutuhan sesuai dengan perbandingan jumlah
siswa. Hal ini dapat dianalisis karena ada sebagian guru
yang masih lulus SMA/SMK yaitu 3 orang dari 10 guru
yang ada di TK BCC sedang jumlah kelasnya ada 6.
b. Media pembelajara yang jumlah masih terbatas sehingga
pembelajaran kurang maksimal. Hal ini dapat dianalisis
karena sekolah yayasan belum memiliki donatur tetap dari
masyarakat, semua swadaya mandiri.
c. Keterbatasan permaianan pada setiap pijakan sehingga anak
didik tidak mempunyai pilihan yang banyak dalam
memilih permainan yang sesuai dengan keinginannya. Hal
ini dapat dianalisis bahwa jenis sentra dalam pembelajaran
BCCT di TK BCC jumlahnya 6 yang semestinya 7 sentra.
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tentang manajemen pembelajaran BCCT di TK
BCC Ungaran maka peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Manajemen pembelajaran BCCT di TK BCC Ungaran sudah baik karena sudah
sesuai dengan tahapan dalam fungsi manajemen pendidikan yang meliputi :
a. Perencanaan pembelajaran yang ditunjukkan dengan penyusunan rencana
kegiatan tahunan, rencana kegiatan semester, rencana kegiatan bulanan,
rencana kegiatan mingguan, dan rencana kegiatan harian yang disesuaikan
dengan masing-masing sentra. Penyusunan rencana kegiatan itu mengacu
pada kalender pendidikan sekolah. Dalam menyususn perencanaan ini
kepala sekolah dan semua guru terlibat. Sebagai penanggung jawabnya
adalah kepala sekolah.
b. Pelaksanaan pembelajaran yang ditunjukan dengan penerapan Rencana
kegiatan harian yang dibuat oleh masing-masing guru dan sudah
dikonsultasika kepada kepala sekolah. Dalam RKH tersebut meliputi
kegiatan Jurnal pagi, pembukaan, materi pagi, kegiatan inti/sentra, istirahat,
dan penutup. Dalam kegiatan inti/sentra meliputi kegiatan pijakan
limgkungan, pijakan sebelum main, pijakan saat main, dan pijakan setelah
main.
c. Evaluasi pembelajaran dilaksanakan dalam beberapa tahap yaitu harian,
mingguan dan bulanan. Teknik evaluasinya adalah observai atau
pengamatan secara langsung terhadap apa yang dilakuakn siswa setiap hari
dari mulai masuk sampai pulang baik aspek kognitif, afektif maupun
psikomotorik, dengan laporan hasil evaluasinya berupa catatan anekdotal
record yang berbentu huruf.
2. Faktor pendukung dan penghambat manajemen pembelajaran BCCT di TK
BCC Ungaran adalah sebagai berikut :
Faktor pendukung manajemen pembelajaran BCCT adalah Semangat dan
kreativitas guru dalam melaksanakan pembelajaran BCCT di TK BCC
Ungaran, Adanya tempat, sarana dan prasarana seperti , gedung sekolah,
ruang kelas, ruang guru, jenis-jenis sentra yang mendukung
terselenggaranya proses pembelajara BCCT, dan adanya pemberian reward
bagi guru yang berprestasi dari lembaga yang berupa pelatihan/workshop
untuk magang tentang pembelajara BCCT selama 1 minggu di Istiqlal
Jakarta yang semua akomodasi dan biaya ditanggung oleh lembaga.
Sedangkan faktor penghambat manajemen pembelajarn BCCT adalah
sebagai berikut: jumlah Guru yang masih terbatas sehingga tidak bisa
memenuhi kebutuhan sesuai dengan perbandingan jumlah siswa, media
pembelajara yang jumlah masih terbatas sehingga pembelajaran kurang
maksimal, dan keterbatasan permaianan pada setiap pijakan sehingga anak
didik tidak mempunyai pilihan yang banyak dalam memilih permainan
yang sesuai dengan keinginannya.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian manajemen pembelajaran BCCT di TK BCC
Ungaran, maka ada bebrapa saran kepada pihak yang terkait sebagai berikut:
1. Hendaknya lembaga menambah guru lagi sesuai dengan kompetensi PAUD
agar jumlah guru sebanding dengan jumlah siswa, sehingga pembelajaran
lebih efektif dan efisien.
2. Hendaknya guru meningkatkan kreatifitas dalam pengembangan media
pembelajaran sehingga dapat membantu terpenuhinya media pembelajaran.
3. Hendaknya wali murid dapat meningkatkan peran serta dalm membantu
meningkatkan mutu pendidikan TK BCC Ungaran.
DAFTAR PUSTAKA
Bogdan dan Biklen, 1982, Qualitative Research For Education : An
Introduction To Theory and Methods, Boston : Allyn
andBacon .Inc.
Daryanto, 2013, Administrasi dan Manajemen Sekolah untuk Mahsiswa, Guru
dan Peserta Kuliah Administrasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.
Engkosworo, 2010, Administrasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta
http//repository.Unib.ac.id /tentang Konsep, Teori BCCT/ diakses pada
tanggal 10 April 2016)
Latif Muchtar,2013, Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini : Teori dan
Aplikasi, Jakarta: Kencana.
Moleong J. Lexy, 2009, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung Remaja
Rosdakarya
Miles Huberman, 1992, Analisis Data Kualitatif : Buku Sumber Tentang
Metode-Metode Baru, . Terj. Tjejep Rohendi, Jakarta : UI Press
Noni Dwi Cahyowati, 2012, Skripsi tentang Implementasi BBCT di TK
Aisiyah di Jogosuran Surakarta.Solo : UMS.
Sujono Yuliani Nurani. 2009, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini,
Jakarta: PT Indeks.
UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Anak Usia Dini