22
TUGAS KONSEP MANAJEMEN KEPERAWATAN DAN KEPEMIMPINAN Disusun untuk memenuhi tugas Manajemen Keperawatan Dosen koordinator: Agus Santoso, S.Kp., M.Kep Disusun oleh : Ciptaningrum Marisa Prawarti 22020110120011 Alnia Rindang Chairunisa 22020110120012 Andryanie Inesyanti 22020110120014 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

manajemen keperawatan dan kepemimpinan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

manajemen keperawatan

Citation preview

Page 1: manajemen keperawatan dan kepemimpinan

TUGAS

KONSEP MANAJEMEN KEPERAWATAN DAN KEPEMIMPINAN

Disusun untuk memenuhi tugas Manajemen Keperawatan

Dosen koordinator: Agus Santoso, S.Kp., M.Kep

Disusun oleh :

Ciptaningrum Marisa Prawarti 22020110120011

Alnia Rindang Chairunisa 22020110120012

Andryanie Inesyanti 22020110120014

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2013

Page 2: manajemen keperawatan dan kepemimpinan

PENDAHULUAN

Manajemen merupakan suatu pendekatan yang mencakup kegiatan koordinasi dan

supervisi dalam mencapai tujuan organisasi. Manajemen juga diartikan sebagai organisasi

yang menfokuskan pada produksi dan hal lain untuk menghasilkan penelitian. Terdapat

beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam keberlangsungan proses manajemen, yaitu

fungsi manajemen dan proses manajemen.1

Manajemen keperawatan adalah proses bekerja melalui staff keperawatan dalam

memberikan asuhan keperawatan secara professional. Manager keperawatan dituntut untuk

merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengevaluasi sarana dan prasarana untuk

memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan efisien. Manajemen keperawatan dapat

berjalan dengan baik apabila aspek-aspek pada teori yang mendasari tersebut terpenuhi,

diantaranya prinsip umum manajemen keperawatan, manajemen keperawatan dan

aturannya.1, 3

Kepemimpinan adalah kemampuan menginspirasi orang lain untuk bekerja sama

dalam kelompok untuk mencapai tujuan umum. Kepemimpinan akan menjadi sempurna

jika seorang pemimpin mengetahui teori-teori yang mendasari, diantaranya teori sifat, teori

model, kriteria, wewenang dan gaya kepemimpinan. Pemimpin mempunyai kewajiban

untuk mencapai tujuan organisasi dan memberikan perhatian terhadap kebutuhan

bawahannya. Prinsip-prinsip dalam organisasi juga perlu dikuasai oleh pemimpin.2

Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai asosiasi

metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional sehingga saling mendukung.

Dalam manajemen keperawatan terdiri dari pengumpulan data, identifikasi masalah,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil. Seorang pemimpin dalam manajemen

keperawatan tidak dipungkiri adalah seorang perawat, oleh karena itu harus mampu

memiliki kompetensi sebagi manajer keperawatan. Sebagai perawat professional

diharapkan mampu mengelola proses secara keseluruhan sehingga orang dapat

menyelesaikan tugasnya dalam memberikan asuhan keperawatan untuk meningkatkan

kesehatan pasien.1

Page 3: manajemen keperawatan dan kepemimpinan

PEMBAHASAN

I. Manajemen Keperawatan

Manajemen keperawatan memiliki hubungan dengan fungsi perencanaan,

organisasi, staffing, mempimpin, dan pengawasan dalam aktivitas keperawatan.

Administrasi keperawatan adalah aplikasi dari ilmu manajemen keperawatan.

Keperawatan manajemen merupakan kelompok dari manajer keperawatan yang

mengatur organisasi keperawatan. Manajemen Keperawatan adalah proses dimana

manajer keperawatan melaksanakan profesinya. Manajemen keperawatan dibutuhkan

didalam seluruh tipe organisasi pelayanan kesehatan, seperti home care, Rumah Sakit,

dan sebagainya.2

A. Fungsi

Dalam manajemen diperlukan peran anggota untuk melaksanakan fungsinya

masing-masing. Terdapat empat fungsi manajemen, sebagai berikut :

a. Perencanaan (planning), perencanaan merupakan :

1. Gambaran apa yang akan dicapai

2. Persiapan pencapaian tujuan

3. Rumusan suatu persoalan untuk dicapai

4. Persiapan tindakan – tindakan

5. Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak saja

6. Tiap – tiap organisasi perlu perencanaan

b. Pengorganisasian (organizing)

Merupakan pengaturan setelah rencana, mengatur dan menentukan apa

tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja, alat – alat, keuangan dan fasilitas.2

c. Penggerak (actuating), menggerakkan orang – orang agar mau / suka bekerja.

Ciptakan suasana bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi harus

dengan kesadaran sendiri, termotivasi secara interval.2

Page 4: manajemen keperawatan dan kepemimpinan

d. Pengendalian / pengawasan (controling)

Merupakan fungsi pengawasan agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan

rencana, apakah orang – orangnya, cara dan waktunya tepat. Pengendalian juga

berfungsi agar kesalahan dapat segera diperbaiki.2

e. Penilaian (evaluasi)

Merupakan proses pengukuran dan perbandingan hasil – hasil pekerjaan

yang seharusnya dicapai. Hakekat penilaian merupakan fase tertentu setelah

selesai kegiatan, sebelum, sebagai korektif dan pengobatan ditujukan pada fungsi

organik administrasi dan manajemen.2

B. Proses Manajemen Keperawatan

Proses manajemen keperawatan sesuai dengan pendekatan sistem terbuka dimana

masing – masing komponen saling berhubungan dan berinteraksi dan dipengaruhi

oleh lingkungan. Karena merupakan suatu sistem maka akan terdiri dari lima elemen

yaitu input, proses, output, kontrol dan mekanisme umpan balik. Input dari proses

manajemen keperawatan antara lain : informasi, personel, peralatan dan fasilitas.2

Proses dalam manajemen keperawatan adalah kelompok manajer dari tingkat

pengelola keperawatan tertinggi sampai ke perawat pelaksana yang mempunyai tugas

dan wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan. Untuk melaksanakan proses

manajemen diperlukan keterampilan teknik,keterampilan hubungan antar

manusia,dan keterampilan konseptual.Output adalah asuhan keperawatan,

pengembangan staf dan riset.2

Kontrol yang digunakan dalam proses manajemen keperawatan termasuk budget

dari bagian keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat, prosedur yang standar

dan akreditasi. Mekanisme timbal balik berupa laporan finansial, audit keperawatan,

survey kendali mutu dan penampilan kerja perawat.2

Berdasarkan prinsip – prinsip diatas maka para manajer dan administrator

seyogyanya bekerja bersama – sama dalam perencanaan dan pengorganisasian serta

Page 5: manajemen keperawatan dan kepemimpinan

fungsi – fungsi manajemen lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya.2

C. Prinsip umum Manajemen Keperawatan

a. Manajemen keperawatan berdasarkan perencanaan karena melalui fungsi

perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko pengambilan keputusan,

pemecahan masalah yang efektif dan terencana.5 Fungsi perencanaan

menggunakan waktu secara efektif, selama fungsi perencanaan berlangsung

manajer keperawatan dapat menganalisa dan mengkaji sistem, membentuk

organisasi dan strategi, mengkaji sumber daya organisasi dan kemampuannya.

Terdapat 6 tahapan dalam proses perencanaan :

1. Tahapan desain

2. Tahapan delegasi

3. Tahapan edukasi

4. Tahapan Perkembangan

5. Tahapan implementasi

6. Tahapan evaluasi

b. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif.

Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun perencanaan yang

terprogram, mengambil keputusan dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuai

dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.5

c. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan. Pengambilan

keputusan disesuaikan dengan situasi dan kondisi.4 Proses pengambilan keputusan

bergantung pada komunikasi pola tradisional.3

d. Manajemen keperawatan dalam memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan

pasien. Kepuasan pasien merupakan poin utama dari seluruh tujuan keperawatan

dan sebagai tolak ukur keberhasilan manajemen keperawatan.3,5

e. Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian adalah

mengidentifikasi kebutuhan organisasi dari misi dan observasi dari performa

kerja, desain organisasi dan struktur.5

Page 6: manajemen keperawatan dan kepemimpinan

f. Manajemen keperawatan menunjukan posisi sosial atau pangkat, disiplin dan

bidang studi. Divisi keperawatan memiliki fungsi manajemen, tugas manajemen

dan kinerja manajemen. Pangkat mengindikasikan posisi di dalam suatu

manajemen.3,5

D. Proses Manajemen Keperawatan

Manajemen proses keperawatan mencakup berbagai tahapan dalam perawatan.

1. Pengkajian

Langkah awal proses keperawatan dimana perawat mendata pengalaman

masa lalu pasien pengetahuannya, perasaan, dan harapan kesehatan di masa

depan. Pengkajian ini meliputi proses pengumpulan data, validasi dan intepretasi

informasi data pasien.2

2. Diagnosis

Tahap pengambilan keputusan professional dengan menganalisis data

yang telah terkumpul. Keputusan berupa diagnosis keperawatan, yaitu respon

biopsikososio, spiritual, terhadap masalah kesehatan.2

3. Perencanaan

Dibuat setelah perawat memformulasikan diagnosis keperawatan dengan

metode khusus dan memilih tindakan alternative untuk menolong pasien dengan

penetapan tujuan jangka panjang dan pendek.2

4. Implementasi

Perawat mengarahkan, menolong, mengobservasi serta mendidik anggota

yang terlibat dalam asuhan pasien tersebut.2

5. Evaluasi

Pertimbangan sistematis dan standart dari tujuan serta dibandingkan

dengan penerapan praktik yang aktual dan tingkat asuhan yang diberikan.2

E. Manajemen pada konferensi keperawatan

Perawat professional bertanggungjawab terhadap penyusunan rencana asuhan

keperawatan, mempertahankan agar up to date dan mempergunakannya secara

konstan.

Page 7: manajemen keperawatan dan kepemimpinan

Tujuan konferensi

1. Merencanakan asuhan pasien secara individual

Konferensi ini membahas bentuk asuhan secara individual dan

komprehensif.2

2. Mengoordinasi semua pelayanan yang sesuai

Kesadaran terhadap perbedaan jenis pelayanan yang diberikan kepada pasien

lebih dimengerti perawat selama konferensi.2

3. Meningkatkan semangat kooperatif

Perasaan puas yang timbul karena kemampuan bekerja yang baik

menimbulkan semangat kerja yang kooperatif.2

4. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman staf keperawatan

Tergambarnya peran dari masing-masing perawat yang terlibat dalam

asuhan pasien dan peningkatan pengetahuan tentang pasien serta pembelajaran

etika dalam menjaga kerahasiaan informasi.2

Page 8: manajemen keperawatan dan kepemimpinan

II. Kepemimpinan

Kepemimpinan digambarkan sebagai usaha seseorang untuk mempengaruhi

perilaku lainnya dalam suatu kelompok tanpa paksaan. Definisi kepemimpinan

menyiratkan bahwa kepemimpinan melibatkan 3 hal yaitu pengaruh, agen perubahan

serta pencapaian tujuan sebagai tolak ukur keefektivan pemimpin.

A. Teori Kepemimpinan

Teori kepemimpinan dibagi menjadi 4, yaitu :

1. Teori sifat

Teori yang berusaha untuk mengidentifikasi karakteristik khas ( fisik, mental,

kepribadian ) yang dihubungkan dengan keberhasilan kepemipinan. Terdapat 4

karakteristik, yaitu :

a. Intelegensia

Perbedaan intelegensia yang ekstrim antara pemimpin dan pengikut dapat

menimbulkan gangguan seperti kesulitan mengkomunikasikan ide dan

kebijaksanaan.4

b. Kepribadian

Beberapa hasil penelitian menyiratkan bahwa sifat kesiagaan, keaslian,

integritas pribadi, dan percaya diri diasosiasikan dengan kepemimpinan yang

efektif.4

c. Karaketeristik fisik

Tidak ada hubungan antara kepemimpinan efektif dengan karakteristik fisik

seperti usia, tinggi bada, berat badan, dan penampilan.4

d. Kemampuan pengawasan

Terdapat hubungan yang positif antara kemampuan pegawasan dan

kepemimpinan dalam organisasi.4

Page 9: manajemen keperawatan dan kepemimpinan

2. Teori pribadi perilaku

a. Kepemimpinan berpusat pada pekerjaan/ job-centered dan karyawan/ employee-

centerd

Pemimpin yang job-centerd menerapkan pengawasan ketat sehingga bawahan

melaksanakan tugas sesuai prosedur. Pemimpin ini mengandalkan kekuatan

paksaan, imbalan, dan hukuman untuk mempengaruhi pengikutnya. Pemimpin yang

berpusat karyawan membentuk lingkungan kerja yang suportif, perhatian terhadap

kemajuan, pertumbuhan, dan prestasi pengikutnya.4

b. Membentuk struktur dan konsiderasi

Membentuk struktur melibatkan perilaku pemimpin dalam mengorganisasikan,

membangun pola dan komunikasi yang jelas, menjelaskan cara melaksanakan tugas

dengan benar, membentuk struktur yang tinggi, dan menfokuskan pada tujuan dan

hasil. Konsiderasi melibatkan perilaku persahabatan, saling percaya, menghargai,

kehangatan, partisipasi dan komunikasi antara pemimpin dan pengikutnya.4

3. Teori situasional

Suatu pendekatan bahwa pemimpin memahami perilaku, sifat bawahannya, dan

situasi sebelum menggunakan gaya kepemimpinan.4

4. Teori kepemimpinan situasional ( TKS ) harsey-Blanchard

Penekanan TKS pada tingkat kematangan pengikut atau kesiapan baik pekerjaan

dan psikologis. Sehingga seseorang dengan tingkat kesiapan kerja tinggi akan

melakukan pekerjaan dengan pengetahuan dan kemampuannya tanpa arahan dari

manajer serta memiliki motivasi melakukan pekerjaan berkualitas tinggi.4

Gaya kepemimpinan menurut Harsey-Blanchard yaitu

a. Mengatakan pemimpin mengatakan peranan yang dibutuhkan untuk

melaksakan tugas

b. Menjual pemimpin menyediakan instruksi terstruktur dan suportif

Page 10: manajemen keperawatan dan kepemimpinan

c. Berpatisipasi pemimpin dan pengikut saling berbagi dalam membuat

keputusan dalam menyelesaikan tugas

d. Mendelegasikan pemimpin memberikan pengarahan, dukungan pribadi

terhadap pengikut

B. Prinsip – Prinsip Organisasi

Prinsip – prinsip Organisasi menurut Fayol adalah:

a. Division of work (pembagian pekerjaan)

Tugas/Pekerjaan dibagi secara rata pada masing-masing individu ataupun tim.4

b. Authority dan responsibility (kewenangan dan tanggung jawab)

Masing-masing personal atau Tim memiliki kewenangan dan tanggung jawab

terhadap pekerjaan yang telah diberikan kepadanya. 4

c. Dicipline (disiplin)

Kedisiplinan merupakan hal yang sangat pokok dalam sistem manajemen.4

d. Unity of command (kesatuan komando)

Merupakan kesatuan perintah, satu perintah dari atasan menjadi tanggung jawab

bersama.4

e. Unity of direction (kesatuan arah)

Merupakan tujuan yang sama dalam suatu system.4

f. Sub ordination of individual to generate interest 

Kepentingan individu tunduk pada kepentingan umum.4

g. Renumeration of personal (penghasilan pegawai)

Penghasilan pegawai merupakan bentuk reward yang diberikan atas jasa yang telah

dilakukan.4

C. Model Kepemimpinan

1. Model kepemimpinan kontingensi

Dikembangkan oleh fiedler, model kontingensi dari efektivitas kepemimpinan

memiliki dalil bahwa prestasi kelompok tergantung pada interaksi antara gaya

kepemimpinan dan situasi yang mendukung.4

Page 11: manajemen keperawatan dan kepemimpinan

b. Gaya pemimpin

Fiedler mengembangkan least– preferred co-worker ( LPC) scale untuk

mengukur dua gaya kepemimpinan : (1) tugas ( melakukan kontrol, memberi

struktur ) kepemimpinan dan (2) hubungan ( pasif , pengertian ) kepemimpinan.

Menurutnya, seseorang dengan LPC tinggi ( lebih dari 64 ) dapat bekerja

dengan orang yang sulit, peka terhadap kebutuhan orang lain dan termotivasi pada

hubungan. Sedangkan skor 57 atau lebih rendah mengindikasi LPC rendah, orang

ini cenderung mengklasifikasikan rekan kerja dalam konotasi negatif, dan

termotivasi atas tugas.

Fiedler mengajukan tiga faktor situasional dalam penentuan pemimpin ber-

LPC yaitu hubungan pemimpin-anggota, struktur tugas, dan kekuasaan posisi.

Variabel paling penting adalah hubungan pemimpin – anggota yang mengacu pada

keyakinan, kepercayaan dan rasa hormat dari pengikut terhadap pemimpinnya.4

c. Kenyamanan dari situasi

Tiga faktor situasional yang menentukan kekuasan dan pengaruh pemimpin

adalah : (1) hubungan pemimpin – anggota; (2) struktur tugas; (3) kekuatan

kekuasaan posisi. Pemimpin sebaiknya membuat perubahan yang menghasilkan

situasi yang lebih menyenangkan.4

2. Model kepemimpinan kepemimpinan jalur – tujuan

Menurut model yang dikembangkan oleh Robert J. House ini, pemimpin menjadi

efektif karena pengaruh motivasi positif, kemampuan melaksanakan, dan kepuasan

pengikutnya. Fokus pemimpin adalah mempengaruhi persepsi pengikutnya pada tujuan

kerja, pengembangan diri dan jalan untuk mencapai tujuan.4

Menurut teori jalur – tujuan, pemimpin harus meningkatkan jumlah dan jenis

penghargaan serta memberikan penjelasan cara memperoleh penghargaan untuk

bawahan.4

Dua variabel situasional yang dipertimbangkan yaitu karakteristik pribadi bawahan

seperti persepsi mengenai kemampuannya, dan tekanan lingkungan serta tuntutan

untuk mencapai tujuan kerja dan kepuasan.4

Page 12: manajemen keperawatan dan kepemimpinan

3. Model kepemimpinan VROOM-JAGO yang direvisi

Model kepemimpinan yang menetapkan prosedur pengambilan keputusan

kepemimpinan paling efektif dalam situasi yang berbeda. Dalam teori ini, Vroom dan

Yetton beranggapan pemimpin harus fleksibel mengubah jenis kepemimpinan agar

sesuai dengan situasi.4

a. Efektivitas keputusan

Efektivitas keputusan ( Deff) tergantung dari kualitas keputusan (Dqual) dan

komitmen keputusan ( Dcomm). Istilah ketiga dalam persamaan, Dtp ( decision

time penalty ), keputusan dibuat dalam cara yang tepat pada waktunya.

Kualitas keputusan adalah aspek obyektif sebuah keputusan yang

mempengaruhi prestasi bawahan. Kualitas keputusan dianggap tinggi jika

konsisten terhadap sasaran organisasi yang akan dicapai. Komitmen keputusan

adalah penerimaan keputusan oleh para bawahan.

Deff = Dqual + Dcomm - Dtp

b. Efektivitas keseluruhan

Efektivitas keseluruhan ( Oeff ) = Deff – biaya + pengembangan

4. Model kepemimpinan atribusional

Teori hubungan antara persepsi dan perilaku antar pribadi. Teori menyatakan

pemahaman mengapa perilaku terjadi dapat ditingkatkan dengan mengetahui sebab

dari peristiwa.4

Perilaku pemimpin mempunyai akibat pada prestasi dan kepuasan kerja

pengikutnya, sehingga diharapkan pemimpin dapat mengembangkan sikap postif

terhadap pengikut. (saputra 1997)4

D. Wewenang Kepemimpinan

Agar seorang pemimpin bisa mencapai tujuan secara efektif, ia harus mempunyai

wewenang untuk memimpin para staf/bawahan dalam usaha mencapai tujuan tersebut.

Wewenang ini disebut weweang kepemimpinan, yaitu hak untuk bertindak atau

memengaruhi tingkah laku orang yang dipimpinnya. Konsep pemberian wewenang

Page 13: manajemen keperawatan dan kepemimpinan

kepemimpinan dipecah menjadi dua dilihat dari arahnya yaitu dari atas dan bawah.

Wewenang dari atas berasal dari atasa, sebagai contoh direktur rumah sakit terhadap

seorang perawat yang bekerja disalah satu unit rumah sakit dan dinilai mampu menjadi

kepala ruang dan dari sanalah diberi wewenang untuk memerintah. Cara ini diberi

sebutan Topdown Authority, atau kewenangan dari atas ke bawah. Cara kedua adalah

Bottom-up Authority atau kewenangan yang berasal dari bawah ke atas. Pada cara ini ,

seorang pimpinan dipilih langsung oleh bawahannya atau staf di tempat tersebut untuk

kemudian diberi wewenang untuk memerintah. Dalam pandangan bottom-up authority

pemimpin dapat melaksanakan tugasnya secara efektif apabila mendapat dukungan dan

diterima oleh staf/bawahannya.2

F. KRITERIA PEMIMPIN

Seorang pemimpin ideal utamanya setidaknya memiliki karakter yang mampu

memimpin para staf/bawahannya untuk mencapai suatu tujuan institusi dan harus

mampu menjaga hubunga komunikasi atau interpersonal relations. Kriteria berikut

merupakan karakter yang harus dimiliki pemimpin yang berkualitas :

1. Memiliki keinginan untuk menerima tanggung jawab

2. Memiliki kemampuan dalam persepsi introspektif atau perceptive insight

3. Memiliki kemampuan untuk menentukan prioritas

4. Memiliki kemampuan untuk berkomunikasi yang baik.

Page 14: manajemen keperawatan dan kepemimpinan

PENUTUPAN

Pertanyaan mengenai konsep Manajemen Keperawatan dan Kepemimpinan :

1. Gaya kepemimpinan manakah yang cocok diterapkan di Indonesia saat ini ?

2. Manajemen keperawatan di RS sudah dibuat dengan baik namun masih ada

sebagian oknum yang mengabaikan peraturan tersebut. Bagaimana cara

mengatasinya ?

3. Sebagai seorang atasan, bagaimana cara anda memotivasi seseorang yang sudah

berputus asa, dalam suatu kepengurusan/organisasi yang anda pimpin?

4. Bagaimana menentukan prioritas masalah utama dalam menyelesaikan

permasalahan dalam manajemen keperawatan?

5. Dalam menangani sebuah kasus, siapakah yang lebih tepat untuk mengambil

keputusan pada asuhan keperawatan? Apakah kepala ruangan, perawat primer atau

perawat asosiate?

6. Jika seorang perawat muda terpilih menjadi kepala ruangan, sedangkan anggotanya

ada sebagian besar seorang perawat senior, komunikasi bagaimanakah yang lebih

tepat dalam memberikan instruksi kepada mereka?

7. Gaya pengambilan keputusan manakah yang lebih tepat dilakukan oleh kepala

ruangan, Jika ada keluhan dari keluarga pasien mengenai kesalahan pada tindakan

medis yang dilakukan oleh praktikan akademik?

8. Apa perbedaan antara Unity of command dengan Unity of direction ?

9. Pada proses manajemen keperawatan terdapat evaluasi keperawatan, siapakah yang

lebih tepat untuk melakukannya?

10. Bagaimana mencegah hambatan dalam proses manajemen keperawatan yang

biasanya berupa faktor monoton pada kegiatan sehari-hari?

Page 15: manajemen keperawatan dan kepemimpinan

DAFTAR PUSTAKA

1. Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan

Profesional. Jakarta: Salemba Medika

2. Suarli, S., Bahtiar, Yanyan. 2009. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan

Praktis. Jakarta: Erlangga.

3. Swansburg, Russell C. 1990. Management and Leadership for Nurse Managers.

Boston: Jones and Bartlet Publishers

4. Saputra, L., (1997). organisasi. Ed 8. Jakarta : Binarupa aksara.5. Nursalam