30
KONSEP MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN A. Konsep Manajemen Keperawatan Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional. Manajer keperawatan bertugas untuk merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan efisien bagi individu, keluarga dan masyarakat. Manajemen keperawatan terdiri atas : pengumpulan data, identifikasi data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil. (Nursalam, 2011) Manajemen keperawatan juga ditekankan pada unsur – unsur paradigma keperawatan dalam melakukan pengelolaan terhadap klien, ketenagaan, peralatan, administrasi dan lain – lain yang berhubungan dengan pengelolaan organisasi di pelayanan, pendidikan dan atau institusi pemerintah. (Nursalam, 2011) Filosofi pelayanan keperawatan pada tatanan klinik/rumah sakit ditekankan pada : (Nursalam, 2011)

Manajemen Dan Kepemimpinan Keperawatan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Manajemen Dan Kepemimpinan Keperawatan

Citation preview

Page 1: Manajemen Dan Kepemimpinan Keperawatan

KONSEP MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM

KEPERAWATAN

A. Konsep Manajemen Keperawatan

Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui

anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara

profesional. Manajer keperawatan bertugas untuk merencanakan,

mengorganisasi, memimpin dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang

tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan efisien

bagi individu, keluarga dan masyarakat. Manajemen keperawatan terdiri atas :

pengumpulan data, identifikasi data, identifikasi masalah, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi hasil. (Nursalam, 2011)

Manajemen keperawatan juga ditekankan pada unsur – unsur

paradigma keperawatan dalam melakukan pengelolaan terhadap klien,

ketenagaan, peralatan, administrasi dan lain – lain yang berhubungan dengan

pengelolaan organisasi di pelayanan, pendidikan dan atau institusi

pemerintah. (Nursalam, 2011)

Filosofi pelayanan keperawatan pada tatanan klinik/rumah sakit

ditekankan pada : (Nursalam, 2011)

1. Hak klien untuk mendapatkan pelayanan dan menentukan kehidupannya.

2. Setiap klien harus dihargai sama tanpa membeda – bedakan agama, suku,

warna kulit, status dan jenis kelamin.

3. Asuhan keperawatan yang diberikan harus ditujukan pada pemenuhan

kebutuhan individu.

4. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai bagian integral dari

pelayanan kesehatan lainnya

5. Perlunya koordinasi dan kerja sama dalam memanfaatkan sumber daya

yang ada dalam mencapai tujuan organisasi.

6. Perlunya adanya evaluasi secara terus menerus terhadap semua pelayanan

keperawatan yang diberikan.

Page 2: Manajemen Dan Kepemimpinan Keperawatan

Konsep dasar manajemen adalah keseimbangan antara visi, misi dan

motivasi yang jelas dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Perawat / manajer keperawatan harus mempunyai suatu pandangan dan

pengetahuan yang luas tentang manajemen dan proses perubahan yang terjadi

saat ini dan yang akan datang, yaitu tentang penduduk, sosial, ekonomi dan

politik yang akan berdampak terhadap pelayanan kesehatan. Peran manajer

keperawatan adalah sebagai pengawal proses prefesinalisasi supaya tidak

salah jalan dan arah. Suatu langkah nyata dari profesi keperawatan yaitu

menjaga dan mengawasi suatu proses profesionalisasi keperawatan Indonesia

agar terus berjalan dan berkesinambungan. (Nursalam, 2011)

Proses Manajemen Keperawatan

1. Pengkajian dan pengumpulan data.

Pada tahap ini, seorang manajer keperawatan dituntut tidak hanya

mengumpulkan informasi tentang keadaan klien melainkan juga mengenai

institusi (rumah sakit / puskesmas), tenaga keperawatan, administrasi dan

bagian keuangan yang memengaruhi fungsi organisasi keperawatan secara

keseluruhan.

Manajer perawat yang efektif harus mampu memanfaatkan proses

manajemen dalam mencapai suatu tujuan melalui usaha orang lain.

Manajer keperawatan bekerja berdasarkan informasi penuh dan akurat

tentang masalah apa yang perlu dan harus diselesaikan, dengan cara apa,

untuk alasan apa, tujuannya apa dan sumber daya apa yang tersedia untuk

melaksanakan rencana itu. setelah masalah teridentifikasi, manajer

mengevaluasi apakah rencana tersebut perlu untuk diubah atau prestasi

karyawan yang perlu dikoreksi. Sehingga pada tujuan akhirnya, proses

manajemen keperawatan bertujuan untuk mencapai perawatan yang efektif

dan ekonomis bagi semua kelompok klien.

2. Perencanaan

Perencanaan adalah menyusun langkah strategis dalam mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan. Perencanaan ini bertujuan untuk

Page 3: Manajemen Dan Kepemimpinan Keperawatan

menentukan kebutuhan dalam asuhan keperawatan kepada semua klien,

menegakan tujuan, mengalokasikan anggaran belanja, menetapkan ukuran

dan tipe tenaga keperawatan yang dibutuhkan, membuat pola struktur

organisasi yang dapat mengoptimalkan efektivitas kerja staf, serta

menegakkan kebijaksanaan dan prosedur operasional untuk mencapai visi

dan misi institusi yang telah ditetapkan.

3. Pelaksanaan

Tahap pada pelaksanaan ini terdiri atas bagaimana manajer memimpin

orang lain untuk menjalankan tindakan yang telah direncanakan. Fungsi

kepemimpinan dapat dibagi lagi dalam komponen fungsi yaitu

kepemimpinan, komunikasi dan motivasi.

4. Evaluasi

Tahap akhir proses manajerial adalah mengevaluasi seluruh kegiatan yang

telah dilaksanakan. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai seberapa jauh

staf mampu melaksanakan perannya sesuai dengan tujuan organisasi yang

telah ditetapkan serta mengidentifikasi faktor – faktor yang menghambat

dan mendukung dalam pelaksanaan.

B. Konsep Kepemimpinan

1. Definisi

Kepemimpinan merupakan suatu hubungan yang memiliki sifat saling

mempengaruhi karena adanya hubungan timbal balik, untuk

mewujudkan suatu perubahan yang nyata sebagai hasil dari tujuan

bersama antara pemimpin dan pengikut/bawahan.

2. Unsur-unsur Kepemimpinan

Subjek dari proses kepemimpinan merupakan hubungan antara

pemimpin dan bawahannya. Mereka yang terlibat dalam suatu

hubungan tersebut pasti menginginkan suatu perubahan. Berawal dari

keinginan untuk berubah tersebut pemimpin diharapkan memiliki

Page 4: Manajemen Dan Kepemimpinan Keperawatan

kemampuan dalam mengadakan perubahan tersebut sebagai tujuan

yang diharapkan dan dimiliki bersama bukan untuk pribadi. Untuk

bergerak, pemimpin harus memiliki kemampuan mempengaruhi

bawahannya untuk memiliki keinginan dan niat sehingga kedua belah

pihak terlibat aktif dalam pencapaian hasil yang menjadi keinginan

bersama. Oleh karena itu, setiap individu memiliki peranan dalam

menjalankan tanggung jawab pribadinya

Hal-hal yang harus diperhatikan pula bahwa antara pemimpin dan

bawahan harus seimbang, memiliki kualitas yang bisa

dipertanggungjawabkan sehingga peran yang dijalankan tidak menjadi

timpang, karena pada dasarnya pemimpin dan bawahan yang

berkualitas adalah pribadi yang sama, hanya saja memiliki peran yang

berbeda pada waktu yang berbeda. Pencapaian hasil yang optimal

tidak hanya dibutuhkan pemimpin yang berkualitas saja, namun juga

diperlukan bawahan yang berkualitas. Bawahan yang berkualitas

adalah bawahan yang melakukan pekerjaan dengan antusiasme, kreatif,

dinamis, dan berani melakukan tindakan tepat dan tidak serta merta

mengikuti kehendak dari pemimpinnya.

3. Realitas Baru bagi Pemimpin

Paradigma Lama Paradigma Baru

Masa Industri Masa Informasi

Stabilitas Perubahan

Kontrol Pemberdayaan

Kompetisi Kolaborasi

Barang Orang dan Hubungan

a. Stabilitas menuju Perubahan

Stabilitas menjadi hal yang lebih disukai daripada suatu perubahan,

karena dengan kehidupan yang stabil, seseorang mampu

memprediksi masa depan depan tanpa harus ada rasa takut dan

cemas akan ketidakpastian yang membuat seseorang menjadi tidak

Page 5: Manajemen Dan Kepemimpinan Keperawatan

aman keberadaannya. Namun, harus perlu disadari bahwa pada

kenyataanya manusia dihadapkan pada perubahan yang

berlangsung terus menerus, yang lebih banyak menimbulkan

ketidakteraturan daripada keteraturannya.

Seperti yang dikatakan oleh Triantoro bahwa “ bagi pemimpin

adalah sangat sulit untuk membuat segalanya serba tetap dan

stabil.... membutuhkan energi yang lebih besar untuk

mempertahankannya”

Oleh karena hal tersebut, suatu organisasi harus mampu

beradaptasi dengan perubahan dan menjadikan perubahan tersebut

bukan sebagai penghambat tetapi sebagai peluang untuk semakin

mengembangkan diri dan organisasi untuk mencapai sukses serta

sebagai sumber energi yang potensial. Keyakinan yang dimiliki

bahwa stabilitas adalah suatu keadaan di mana kehilangannya

inovasi, yang berati kemunduran bahkan gugurnya suatu organisasi

adalah keyakinan yang sebaikanya ditanamkan untuk pemimpin

maupun anggota dibawahnya.

b. Kontrol menuju Pemberdayaan

Paradigma lama beranggapan bahwa seseorang pemimpin

merupakan pemegang kekuasan besar, dan bawahannya terkesan

tidak memiliki wewenang apa-apa dalam pengerjaan dan

pengordiniran tugas. Sehingga pada umumnya sudah dibuat suatu

aturan kerja yang detail, seperti bagaimana cara melakukannya,

kapan, dan siapa yang akan melakukan, hal tersebut membuat

pekerjaan menjadi monoton dan terkesan kaku. Pemimpin masa itu

beranggapan pula bahwa kontrol yang ketat terhadap bawahan

merupakan suatu hal yang perlu dilakukan supaya kondisi menjadi

efisien dan efektif. Namun , dewasa ini karyawan yang bersifat

pasif, menunggu perintah baru bekerja sudah tidak seharusnya

berlaku.

Page 6: Manajemen Dan Kepemimpinan Keperawatan

Masa orde baru salah satu contohnya dimana sudah mulai

timbulnya kebebasan. Bahwasanya kepemimpinan tidak hanya

berpusat pada satu titik saja, tetapi sudah lebih menyebar ke

berbagai titik. Sekarang pemerintah tidak bisa melakukan suatu hal

semaunya, karena pemerintah memiliki sekelompok rakyat dan

profesi yang juga memiliki peran dan pengaruhnya sendiri.

Pemimpin harus sudah bisa menyadari bahwa pemberdayaan

merupakan suatu kewajiban moral untuk diberikan, dikembangkan,

dan didorong dalam organisasi serta menjadikan kekuasaan yang

dihadapinya sebagai hasil dari kekuatan dan kualitas hubungan

manusiawi daripada bersumber dari kedudukan,kebijakan, dan

prosedur.

c. Kompetisi menuju Kolaborasi

Istilah kolaborasi terdorong salah satunya karena adanya

pemberdayaan. Karena pemberdayaan lebih mengacu pada

kolaborasi daripada kompetisi. Kompetisi memang menjadi hal

yang positif, namun tergantung bagaimana arti yang dianut

sebenarnya bagaimana. Kompetisi saat ini adalah, dimana setiap

angggota organisasi berlomba-lomba memberikan kinerja yang

terbaik yang bisa mereka lakukan untuk kemajuan organisasi.

Istilah organisasi membuat sekat-sekat pembatas di dalam

organisasi menjadi hilang, karena sudah terbentuknya tim kerja

baik secara horizontal maupun fungsional silang. Keuntungan dari

kolaborasi adalah bahwasanya mereka mampu berkembang

kemampuannya diluar batas kemampuan mereka sendiri, karena

kolaborasi ini tidak hanya kolaborasi antar anggota dalam

organisasi tetapi bisa kolaborasi dengan anggota di luar organisasi.

Hal tersebut akan sangat bermakna bagi setiap individu karena

masing-masing memiliki kontribusi aktif dalam pencapaian suatu

tujuan bersama, sehingga setiap individu merasakan buah

kemenangannya.

Page 7: Manajemen Dan Kepemimpinan Keperawatan

d. Barang menuju Orang dan Hubungan

Pada masa industrial menganggap bahwa dunia merupakan sebuah

mesin yang dapat terpisah-pisah fungsinya, sehingga apabila ada

bagian yang rusak dianggap bisa diganti dengan bahan yang baru

dan kerusakan bisa teratasi sehingga pekerjaan bisa berjalan

optimal kembali. Padahal, penanganan dari suatu masalah tidak

semudah itu. Sekarang perkembangannya sudah berbeda, bahwa

segala sesuatu memiliki hubungan satu sama lain. Seperti yang

tertulis pada teori bahwa

“Pandangan ini menekankan bahwa dunia dilihat sebagai sesuatu

yang kompleks, mempunyai sistem yang dinamis, di mana realitas

berada tidak pada bagian-bagian terpisah, tetapi pada hubungan

yang holistik di antara bagian tersebut”

7 Alasan Pokok Kegagalan Seorang Pemimpin

1) Tidak sensitif, tidak peduli, mengintimidasi dan omong besar

2) Dingin, menjaga jarak dan arogan

3) Mengkhianati kepercayaan pribadi

4) Ambisius, egoistik, bermain politik, mementingkan diri sendiri

5) Memiliki masalah kinerja dengan dunia bisnis

6) Tidak mampu mendelegasikan dan membangun tim kerja

7) Tidak mampu memilih bawahan yang tepat

Robert C.Millus menyebutkan tanggung jawab para pemimpin secara

rinci, yaitu:

1) Menentukan tujuan pelaksanaan kerja yang realistis, berdasarkan

kuantitas, kualitas, keamanan, dsb.

2) Memberikan fasilitas kepada karyawan dengan sumber-sumber dana

yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya.

3) Selalu mengkomunikasikan kepada karyawan tentang harapan yang

dikehendaki dari mereka.

Page 8: Manajemen Dan Kepemimpinan Keperawatan

4) Memberikan motivasi yang lebih pada karyawan, serta memberikan

reward yang sesuai.

5) Melakukan deklarasi wewenang apabila diperlukan dan mengundang

partisipasi apabila memungkinkan.

Pemimpin hadir bukan untuk menjadi beban bagi bawahannya, tetapi

pemimpin datang untuk menjadi pelayan bagi bawahannya dengan

memberikan rasa aman, mendatangkan kesejahteraan dan penghargaan.

Pemimpin yang dicari sekarang adalah model pemimpin yang bisa

menjadi panutan, sebagai fasilitator, rekan kerja, bertanggung jawab akan

hasil kinerja bawahannya, serta berkenan membantu orang lain untuk

berkembang, belajar, berdaya guna, sehingga mampu mencapai potensi

dirinya secara penuh.

Karakteristik Kepemimpinan

1) Pemberdayaan

Sistem pemberdayaan adalah pemimpin yang memberdayakan

bawahannya untuk memberi pengaruh dan mengendalikan anggota

kelompok dalam memutuskan cara mencapai tujuan organisasi.

Melalui pemberdayaan ini, setiap anggota kelompok akan memiliki

rasa pencapaian, kepemilikan, dan harga diri. Contoh : ketika kepala

ruangan mengajak anggota tim di ruangan berdiskusi mengenai

pemberian pelayanan pada klien.

2) Intuisi

Intuisi di sini dimaksudkan pada suatu rasa terhadap situasi

lingkungan, termasuk pada kebutuhan maupun keinginan dari

anggotanya. Keuntungan intuisi ini adalah pemimpin mampu

membangun hubungan saling percaya, mampu mengamati situasi,

membaca situasi, mengamati kebutuhan untuk berubah dan kapan

harus segera bergerak untuk mencapai perubahan yang sesuai.

Page 9: Manajemen Dan Kepemimpinan Keperawatan

3) Pemahaman diri

Salah satu hal yang sangat diperlukan untuk pemimpin, kemampuan

memahami diri mengenai hal yang menjadi kekuatan dan kelemahan

diri. Hal ini diperlukan untuk memperbaiki yang menjadi kekurangan

serta mengoreksi kekuatan.

4) Visi

Pemimpin yang memiliki visi mampu berfikir secara maju ke depan

sekaligus memikirkan cara dalam pencapaiannya. Visioner tidak

berarti dan melulu ide yang baru dan orisinil, tetapi bisa menyatukan

caring dan efisiensi dalam pemenuhan kebutuhan klien dan

pegawainya.

5) Kongruensi nilai

Hal ini merupakan kemampuan dalam memahami dan menerima misi

serta tujuan dari organisasi dan nilai yang dimiliki pegawai serta untuk

menjadikan kedua sistem tersebut menjadi serasi dan selaras.

Kemampuan ini sangat diperlukan pada pribadi suatu pemimpin.

Kepemimpinan Keperawatan

Perawat dewasa ini juga seharusnya mampu dalam mengemban peran

kepemimpinan, minimal di dalam lingkungan kerja mereka, meskipun

mereka tidak memiliki posisi kepemimpinan yang ditetapkan. Peranan

kepemimpinan pada perawat akan membantu memperbaiki kualitas

pelayanan ke klien dan mampu memperbaiki kualitas lingkungan kerja

perawat dan profesional tenaga kesehatan lainnya. Salah satu contoh

bahwa perawat menunjukan kegiatan kepemimpinan yaitu ketika

mereka melakukan pembelaan pada suatu komunitas tertentu, sperti

pada ODHA, korban kekerasan, dll. Saat ini perawat sudah mulai

menunjukan cakupan keterampilan dan manajemen yang lebih luas

terhadap politisi dan legislator.

Page 10: Manajemen Dan Kepemimpinan Keperawatan

Pengembangan Teori Kepemimpinan

1. Teori Bakat (Trait Theory)

Setiap orang adalah pemimpin (pemimpin dibawa sejak lahir bukan

didapatkan) dan mereka mempunyai karakteristik tertentu yang membuat

mereka labih baik dari orang lain, teori ini disebut Great Man Theory.

(Marquis dan Huston, 1998)

2. Teori Perilaku

Teori perilaku lebih menekankan pada apa yang dilakukan pemimpin dan

bagaimana seorang manajer menjalankan fungsinya. Perilaku sering dilihat

sebagai suatu rentang dari perilaku otoriter ke demokratis atau dari fokus

suatu produksi ke fokus pegawai. Teori perilaku ini dinamakan sebagai

gaya kepemimpinan seorang manajer dalam suatu organisasi. Gaya

kepemimpinan dapat diidentifikasikan berdasarkan perilaku pemimpin itu

sendiri. Kepribadian seorang pemimpin akan mempengaruhi gaya

kepemimpinan yang digunakan.

a. Gaya kepemimpinan menurut Tannenbau dan Warrant H. Schmitdt.

Gaya kepemimpinan ini dapat dijelaskan melalui dua titik ekstrem

yaitu kepemimpinan berfokus pada atasan dan kepemimpinan berfokus

pada bawahan. Gaya tersebut dipengaruhi oleh faktor manajer, faktor

karyawan dan faktor situasi. Ketika pemimpin memandang bahwa

kepentingan organisasi harus didahulukan jika dibanding dengan

kepentingan individu maka pemimpin akan lebih otoriter, akan tetapi

jika bawahan mempunyai pengalaman yang lebih baik dan

menginginkan partisipasi maka pemimpin dapat menerapkan gaya

partisipasinya.

b. Gaya kepemimpinan menurut Likert.

Gaya kepemimpinan dikelompokkan dalam 4 sistem :

1) Sistem otoriter – eksploitatif

Page 11: Manajemen Dan Kepemimpinan Keperawatan

Pemimpin tipe ini sangat otoriter, mempunyai kepercayaan sangat

rendah terhadap anggotanya, memotivasi dengan ancaman atau

hukuman. Komunikasi yang dilakukan bersifat satu arah ke bawah

(top-down).

2) Sistem Benevolent – Otoritatif (Authoritative).

Pemimpin mempercayai bawahan sampai pada tingkat tertantu,

memotivasi bawahan dengan ancaman atau hukuman tetapi tidak

salalu dan membolehkan komunikasi ke atas.

3) Sistem konsultatif

Pemimpin mempunyai kepercayaan yang cukup besar terhadp

bawahan. Pemimpin menggunakan balasan / insentif untuk

memotivasi bawahan dan kadang – kadang menggunakan ancaman

atau hukuman. Komunikasi yang dilakukan bisa dua arah.

4) Sistem partisipatif.

Pemimpin mempunyai kepercayaan sepenuhnya terhadap bawahan,

selalu memanfaatkan ide bawahan, serta menggunakan insentif

ekonomi untuk memotivasi bawahan. Komunikasi bersifat dua arah

dan menjadikan bawahan sebagai kelompok kerja.

c. Gaya kepemimpinan menurut Teori X dan Teori Y

Teori ini dikemukakan oleh Douglas McGregor yang menyebutkan

bahwa perilaku seseorang dalam suatu organisasi dapat

dikelompokkan menjadi dua kutub utama yaitu sebagai Teori X dan

Teori Y. Teori X mengansumsikan bahwa bawahan itu tidak menyukai

pekerjaan, kurang ambisi, tidak mempunyai tanggung jawab,

cenderung menolak perubahan dan lebih suka dipimpin daripada

memimpin. Sebaliknya teori Y mengansumsikan bahwa bawahan itu

senang bekerja, bisa menerima tanggung jawab, mampu mandiri,

mampu mengawasi diri, mampu berimajinasi dan kreatif. Berdasarkan

teori ini, gaya kepemimpinan dibedakan menjadi empat macam :

Page 12: Manajemen Dan Kepemimpinan Keperawatan

1) Gaya kepemimpinan diktator

Gaya kepemimpinan yang dilakukan dengan menimbulkan

ketakutan serta menggunakan ancaman dan hukuman merupakan

bentuk dari pelaksanaan Teori X.

2) Gaya kepemimpinan otokratis

Gaya kepemimpinan ini mirip diktator namun dengan kadar yang

kurang. Segala keputusan berada di tangan pemimpin, pendapat

dari bawahan tidak dibenarkan. Gaya ini juga merupakan

pelaksanaan dari Teori X.

3) Gaya kepemimpinan demokratis

Ditemukan adanya peran serta dari bawahan dalam pengabilan

keputusan yang dilakukan dengan cara musyawarah. Gaya

kepemimpinan ini pada dasarnya sesuai dengan Teori Y.

4) Gaya kepemimpinan santai

Peranan dari pemimpin hampir tidak terlihat karena segala

keputusan diserahkan pada bawahan. Gaya kepemimpinan ini

sesuai dengan Teori Y.

d. Gaya kepemimpinan menurut Robert House

Gaya kepemimpinan ini berdasarkan teori motivasi pengharapan. Gaya

kepemimpinan ini dikemukakan menjadi empat macam :

1) Direktif

Pemimpin menyatakan kepada bawahan tentang bagaimana

melaksanakan suatu tugas. Gaya ini berorientasi pada hasil yang

dicapai oleh bawahannya.

2) Suportif

Pemimpin berusaha mendekatkan diri kepada bawahan dan bersikap

ramah terhadap bawahan.

3) Partisipatif

Pemimpin berkonsultasi dengan bawahan untuk mendapatkan masukan

dan saran dalam rangka pengambilan sebuah keputusan.

4) Berorientasi tujuan

Page 13: Manajemen Dan Kepemimpinan Keperawatan

Pemimpin menetapkan tujuan yang menantang dan mengharapkan

bawahan berusaha untuk mencapai tujuan tersebut dengan seoptimal

mungkin.

e. Gaya kepemimpinan menurut Hersey dan Blanchard

Beberapa gaya kepemimpinan menurut Hersey dan Blanchard (1997) :

1) Instruksi

a) Tinggi tugas dan rendah hubungan

b) Komunikasi searah

c) Pengambilan keputusan berada pada pimpinan dan peran

bawahan sangat minimal

d) Pemimpin banyak memberikan pengarahan atau instruksi yang

spesifik serta mengawasi dengan ketat.

2) Konsultasi

a) Tinggi tugas dan tinggi hubungan

b) Komunikasi dua arah

c) Peran pemimpin dalam pemecahan masalah dan pengambilan

keputusan cukup besar, bawahan diberi kesempatan untuk

memberi masukan dan menampung keluhan

3) Partisipasi

a) Tinggi hubungan tapi rendah tugas

b) Pemimpin dan bawahan bersama – sama memberi gagasan

dalam pengambilan keputusan

4) Delegasi

a) Rendah hubungan dan rendah tugas

b) Komunikasi dua arah, terjadi diskusi dan pendelegasian antara

pemimpin dan bawahan dalam pengambilan keputusan

pemecahan masalah.

f. Gaya kepemimpinan menurut Lippits dan K. White.

1) Otoriter

Page 14: Manajemen Dan Kepemimpinan Keperawatan

Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri – ciri antara lain :

a) Wewenang mutlak berada pada pimpinan

b) Keputusan dan kebijaksanaan selalu dibuat oleh pemimpin

c) Komunikasi satu arah

d) Pengawasan kepada bawahan oleh atasan dilakukan secara

ketat.

e) Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran,

pertimbangan atau pendapat.

f) Lebih banyak kritik daripada pujian

g) Pimpinan menuntut prestasi sempurna dan kesetiaan tanpa

syarat.

h) Tanggung jawab keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh

pimpinan

2) Demokratis

Kepemimpinan gaya demokratis adalah kemampuan dalam

memengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Gaya kepemimpinan ini

memiliki ciri – ciri antara lain :

a) Wewenang pimpinan tidak mutlak

b) Pimpinan berbagi kewenangan dengan bawahan

c) Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan

d) Komunikasi berlangsung dua arah

e) Pimpinan banyak memberikan kesempatan kepada bawahan

agar bisa memberikan saran

f) Pujian dan kritik dan seimbang

g) Pimpinan mendorong prestasi dan kesetiaan dalam batas –

batas yang wajar

h) Tanggung jawab keberhasilan organisasi ditanggung bersama –

sama.

3) Liberal atau Laissez Faire.

Kepemimpinan gaya liberal atau Laissez Faire adalah kemampuan

memengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk

Page 15: Manajemen Dan Kepemimpinan Keperawatan

mencapai tujuan dengan cara lebih banyak menyerahkan

pelaksanaan berbagai kegiatan kepada bawahan. Ciri

kepemimpinan ini antara lain :

a) Pimpinan melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada

bawahan

b) Keputusan lebih banyak dibuat oleh bawahan

c) Kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh bawahan

d) Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh

bawahan

e) Hampir tidak ada pengawasan terhadap tingkah laku bawahan

f) Prakarsa selalu berasal dari bawahan

g) Hampir tidak ada pengarahan dari pimpinan

h) Peranan pimpinan sangat sedikit dalam kelompok

i) Kepentingan pribadi lebih penting dari kepentingan kelompok

j) Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh

perorangan.

g. Gaya kepemimpinan transaksional dan transformasional

Manajer tradisional yang berfokus pada tugas dari hari ke hari

dalam mencapai tujuan organisasi. Pemimpin transaksional memahami

dan memenuhi kebutuhan kelompok. Hubungan dengan dilandaskan

pada pertukaran beberapa sumber yang dihargai anggota kelompok.

Insentif digunakan untuk meningkatkan kesetiaan dan performa.

Sebagai contoh, untuk memastikan jumlah staf yang adekuat pada sif

malam, perawat manajer bernegosiasi dengan staf perawat yaitu bagi

mereka yang bekerja sif malam akan mendapat libur akhir pekan.

Teori kepemimpinan transformasional mempertimbangkan

kembali karakteristik manajer – pemimpin, menekankan kembali visi

yang dibagi manajer – pemimpin dengan kelompok dan menekankan

pentingnya mempersiapkan orang untuk berubah. Model ini

menggabungkan unsur teori sebelumnya dan mengenali pengaruh

pemimpin, pekerja, tugas dan lingkungan. Kepemimpinan

transformasional dicirikan dengan empat faktor primer :

Page 16: Manajemen Dan Kepemimpinan Keperawatan

1) Karisma. Pemimpin karismatik sangat dihargai dan dipandang

dengan penuh rasa hormat, dedikasi dan kekaguman.

2) Motivasi inspirasional. Pemimpin berbagi visi dengan staf yang

menarik emosi dan cita – cita mereka.

3) Stimulasi intelektual. Pemimpin menstimulasi pengikut untuk

mempertanyakan status quo, untuk mempertanyakan secara kritis

mengenai apa yang mereka lakukan dan mengapa.

4) Contingent reward. Pemimpin menyadari tujuan yang disepakati

bersama dan memberikan penghargaan pada pencapaian pegawai.

Tova Hendel (2005) menyebutkan bahwa kepala ruang pada

rumah sakit lebih cenderung ke gaya kepemimpinan transformasional

dibandingkan gaya yang trasnsaksional dan dalam manajemen konflik

yang dipakai digunakan model kompromi, menurutnya gaya

kepemimpinan transformasional lebih efektif pada strategi konflik.

Kompetensi yang Harus Dimiliki oleh Manajer Keperawatan dalam

Meningkatkan Efektivitas Kepemimpinan

1. Kepemimpinan

a. Berkomunikasi tentang organisasi dan dalam memfasilitasi kegiatan

organisasi dan pelaksanaan perubahan

b. Mendelegasikan dan mendapatkan orang lain untuk melaksanakan

tugas dan menerima tanggung jawab

c. Menyeleksi dan memilih pegawai yang tepat

d. Menciptakan budaya organisasi yang kondusif dan efektif

e. Mengonsultasikan dengan staf dan orang lain di luar organisasi yang

sesuai tentang keadaan organisasi

f. Mengenal kapan peraturan harus dilaksanakan (fleksibilitas)

2. Pengambilan keputusan dan perencanaaan

a. Berpikir ulang dan menyusun kembali prioritas organisasi

Page 17: Manajemen Dan Kepemimpinan Keperawatan

b. Merespons secara cepat dan tepat tentang perubahan yang tidak

diharapkan

c. Mengantisipasi dan melaksanakan perencanaan perubahan anggaran

d. Memberikan pedoman dan arahan tentang ketutusan organisasi melalui

pengetahuan dari pemerintah daerah, provinsi dan nasional.

e. Menginterpretasi perubahan industri dan mengimplementasikan dalam

organisasi

f. Menginterpretasikan perubahan ekonomi staf.

g. Menempatkan organisasi sebagai bagian yang penting dari

pemerintahan.

3. Hubungan masyarakat / komunikasi

a. Empati, mendengar dan tanggap terhadap semua pernyataan orang

lain.

b. Mencipatakan situasi yang kondusif dalam komunikasi.

c. Membaca dan tanggap terhadap situasi politik yang terjadi.

d. Menunjukkan rasa percaya diri melalui kemampuan berkomunikasi

(verbal/nonverbal) dalam memengaruhi orang lain.

e. Berkomunikasi secara efektif melalui tulisan

f. Mengembangkan proses hubungan yang baik di dalam dan di luar

organisasi.

g. Menggunakan media untuk pemasaran / keuntungan organisasi.

4. Anggaran

a. Bertanya dan melihat rencana sebelumnya

b. Mengontrol anggaran

c. Menginterpretasikan penggunaan anggaran sesuai kebutuhan

d. Merencanakan jauh ke depan

e. Menggunakan pengukuran dan rata – rata industri

f. Menyediakan risiko terhadap kekurangan keuangan

g. Mengonsultasikan masalah keuangan\

Page 18: Manajemen Dan Kepemimpinan Keperawatan

5. Pengembangan

a. Pengembangan tim kerja yang efektif

b. Mempertahankan dan mengembangkan hubungan profesional antarstaf

c. Memberikan umpan balik yang positif

d. Menerapkan peran mentor yang efektif

e. Menggunakan sistem pemberian penghargaan yang baik

f. Mengembangkan, meningkatkan dan meninjau indikator organisasi.

6. Kepribadian

a. Memfokuskan satu atau lebih dari dua kejadian dalam satu periode

b. Mengaplikasikan filosofi manajemen dan komitmen terhadap kualitas

pelayanan

c. Mengambil keputusan yang tepat

d. Mengelola stres individu

e. Menerima sesuatu terhadap kejadian yang tidak diharapkan

f. Menggunakan koping yang efektif pada setiap masalah

g. Mensyukuri nikmat yang telah diberikan atas keberhasilan pencapaian

tujuan.

7. Negosiasi

a. Mengidentifikasi dan mengelola konflik

b. Memfasilitasi perubahan

c. Mendemonstrasikan pemahaman tentang perbedaan pendapat

d. Melakukan negosiasi dengan baik

e. Melakukan klarifikasi kejadian yang melibatkan seluruh staf

f. Melakukan negosiasi dengan staf, kelompok dan organisasi luar

g. Menjadi mediator terjadinya konflik antar staf atau kelompok.

Menurut Maura MacPhee (2008), efektivitas kepemimpinan dalam

keperawatan dapat dilihat dengan harmonisnya lingkungan kerja yang

dipimpinnya, kepuasan perawat dalam bekerja, rendahnya tingkat

perpindahan perawat dan kualitas perawatan pasien yang baik.

Page 19: Manajemen Dan Kepemimpinan Keperawatan

Manajer perawat rumah sakit diharapkan memberikan peranan dalam hal

berikut ini : (Stanley, 2008)

1. Meningkatkan kualitas perawatan pasien melalui penekanan pada

implementasi evidence based practice.

2. Meningkatkan komunikasi pada keseluruhan tim untuk perawatan pasien.

3. Menyediakan bimbingan untuk perawat yang kurang pengalaman.

4. Memberikan pasien kenyamanan yang komprehensif saat menjalani

perawatan.

Page 20: Manajemen Dan Kepemimpinan Keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan

Profesional. Jakarta : Salemba Medika.

Safaria, T. 2004. Kepemimpinan.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Koenig Blais, Trans Yuningsih, Y dan Budhi, Nike. 2006. Praktik Keperawatan

Profesional. Edisi 4. Jakarta : EGC.

MacPhee, Maura and France Bouthillette. 2008. Developing Leadership in Nurse

Manager : The British Columbia Nursing Leadership Institute. Journal of

Nursing Leadership Volume 21 Number 3. www.nursing.ubc.ca. Diakses

tanggal 22 Oktober 2013.

Hendel, Tova. 2005. Leadership style and choice of strategy in conflict

management among Israeli nurse managers in general hospitals. Journal of

Nursing Management Volume 13, 137 – 146. www.ukessays.com. Diakses

tanggal 22 Oktober 2013.

Stanley, Joan. 2008. The Clinical Nurse Leader : a catalyst for improving quality

and patient safety. Journal of Nursing Management Volume 16.

www.researchgate.net. Diakses tanggal 22 Oktober 2013.