141
MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Oleh: Anastasia Manis 131114067 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI

(Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Anastasia Manis

131114067

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

i

MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI

(Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Anastasia Manis

131114067

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

....dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita

(Ibrani 12:1)

Hidup adalah gelanggang pertandingan

(Pendeta Gilbert Lumoindong)

Karya ini kupersembahkan untuk:

Allahku dan Tuhanku yang Kuasa

Sœurs de la Charité de St. Jeanne Antide Thouret

Semua dosen dan teman angkatan 2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 10 Maret 2017

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata

Dharma:

Nama : Anastasia Manis

NIM : 131114067

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI

(Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar)

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikan di internet dan media lain untuk kepentingan akdemis tanpa

perlu meminta izin dari saya maupun memberikan loyalti kepada saya selama

tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 10 Maret 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

vii

ABSTRAK

MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJARBAGI BIARAWATI

(Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar)

Anastasia Manis

Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) cara biarawati memaknai

belajar, 2) alasan biarawati bersedia melaksanakan tugas perutusan belajar, 3)

bentuk-bentuk kesulitan yang ditemui biarawati dalam melaksanakan tugas

perutusan belajar di Perguruan Tinggi, 4) usaha-usaha yang dilakukan biarawati

dalam menghadapi kesulitan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dalam bentuk studi kasus.

Tempat penelitian adalah salah satu Program Studi Universitas Swasta di

Yogyakarta. Sumber data penelitian ini adalah dua biarawati yang melaksanakan

tugas perutusan belajar di Perguruan Tinggi. Teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah observasi, wawancara, dan FGD. Teknik analisa data kualitatif

yang digunakan adalah membuat verbatim, membuat koding verbatim, kemudian

mengelompokkan tema, menyaring data, dan interpretasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna tugas perutusan belajar bagi

biarawati merupakan proses yang ditemui dan dihadapi setiap hari dengan segala

kesulitan dan tantangan dalam belajar. Biarawati memaknai belajar dengan cara

belajar serius dan tekun, mengolah diri, menambah wawasan, pengetahuan.

Biarawati belajar karena kebijakkan pemerintah yang mengatur kualifikasi tenaga

kerja, kebutuhan kongregasi, dan kesadaran diri Kesulitan yang dihadapi adalah

kurang mampu menjalankan komputer; kurang informasi; kesulitan menyesuaikan

diri dalam pergaulan dan kemampuan akademik karena perbedaan usia dan

kurikulum; sulit mendengarkan daripada berbicara; mudah mengantuk; terganggu

dengan ketidakdisiplinan. Usaha biarawati mengatasi kesulitan adalah dengan

berdoa, bercerita dan yakin ada orang lain yang menolong; sadar sebagai religius

dan anggota kongregasi yang berkaul dan memiliki peraturan; menjalin relasi dan

komunikasi dalam hidup bersama; mendahulukan hidup komunitas, hidup rohani

daripada belajar; mengikuti semua kegiatan komunitas; menghindari kegiatan

organisasi kemahasiswaan; rendah hati dan berani bertanya; menggerak-gerakkan

badan dan mencuci muka ketika mengantuk; berani mencoba dan berani salah;

sabar dan tekun mengerjakan tugas; bijaksana menghadapi tantangan; menyadari

bahwa dalam setiap perjuangan ada kesulitan.

Kata Kunci: tugas perutusan, belajar, biarawati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

viii

ABSTRACT

THE MEANING OF TASK MISSION STUDY FOR NUNS

(A Case Study on Two Nuns Undergoing Task Study)

Anastasia Manis

Sanata Dharma University

2017

This study aims to determine 1) how nuns make sense of learning, 2) the

reasons of nuns’ willingness to carry out the mission of study, 3) the difficulties

encountered by nuns in undergoing task mission study in university, and 4) the

efforts that nuns make in overcoming those difficulties.

The research is a qualitative research in the form of a case study. The

research took place at one of the study programs in a private university in

Yogyakarta. The data source of this research was two nuns carrying out task

mission study in university. The data collection techniques implemented were

observation, interview, and FGD. The qualitative data analysis techniques

implemented were creating verbatim, creating verbatim coding, categorizing

themes, filtering data, and interpreting the data.

The research results showed that the meaning of task mission study to

nuns is a process that is encountered and dealt with every day, along with all the

difficulties and challenges inlearning. Nuns make sense of learning by studying

hard and diligently, cultivating themselves, and expanding their knowledge and

insight. The nuns study because of the government’s regulations that govern

manpower qualifications, the congregation’s needs, and self-awareness. The

difficulties that they face are the lack of ability of using computer, lack of

information, difficulties in adapting to the social environment, as well as academic

ability due to differences in age and curriculum, difficulties in listening rather than

speaking, sleepiness, and lack of discipline. The nuns try to overcome those

difficulties by praying, sharing their stories and believing that people are willing

to help, being aware as religious people and congregation members who live

under vows and rules, establishing relationships and communication in the social

environment, prioritizing community life, living the spiritual life rather than

studying, following all community activities, avoiding student organization

activities, being humble and inquisitive, stretching and washing face when feeling

drowsy, having the courage to try things out and to make mistakes, being patient

and diligent in doing assignments, being wise in facing challenges, and realizing

that there are challenges in every struggle.

Keywords: task mission, study, nun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat yang

dilimpahkan kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini. Skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan di FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan selesai dan

berjalan dengan baik tanpa bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena

itu, peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma.

2. Juster Donal Sinaga, M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Bimbingan

dan Konseling Universitas Sanata Dharma dan selaku dosen pembimbing

yang selalu bersedia membantu, mendampingi, dan mendukung peneliti

dengan waktu, pikiran, dan tenaga dalam proses penulisan skripsi sampai

selesai.

3. Dosen-dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling yang mendampingi

peneliti selama studi.

4. Suster-suster SdC Delegasi Indonesia yang memberikan dukungan dan

semangat dalam proses penulisan skripsi.

5. Kedua adik yang selalu memberikan semangat dan dukungan bagi peneliti

selama proses penulisan skripsi.

6. Kedua responden yang bersedia menjadi subjek penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

x

7. Angkatan 2013 Bimbingan dan Konseling yang telah memberikan semangat.

Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan. Namun demikian

penulis berharap skripsi bermanfaat bagi duni Bimbingan dan Konseling dan

memberikan referensi bagi mahasiswa yang membacanya.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................. v

LEMBARPERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .............................................................. vi

ABSTRAK .............................................................................................................. vii

ABSTRACT ........................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 6

C. Fokus Penelitian ............................................................................................. 6

D. Rumusan Masalah .......................................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 7

F. Manfaat Peneliitian ........................................................................................ 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

xii

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................... 9

A. Perutusan Belajar ........................................................................................... 9

1. Pengertian Perutusan ................................................................................ 9

2. Tujuan Perutusan Belajar ....................................................................... 10

3. Pengertian Belajar .................................................................................. 12

4. Tujuan Belajar ........................................................................................ 13

5. Aspek-Aspek Belajar ............................................................................. 14

B. Biarawati sebagai Orang Dewasa ................................................................ 15

1. Pengertian Dewasa Awal ....................................................................... 15

2. Karakteristik Perkembangan Dewasa Awal ........................................... 17

3. Pengertian Biarawati .............................................................................. 20

C. Penghayatan Kaul dan Tantangannya ........................................................... 21

D. Makna Belajar bagi Biarawati sebagai Orang Dewasa ................................. 24

1. Makna Belajar bagi Orang Dewasa ....................................................... 24

2. Faktor yang Memengaruhi Proses Pembelajaran Orang Dewasa .......... 26

3. Ciri-Ciri Belajar Orang Dewasa ............................................................. 28

E. Penelitian yang Relevan ............................................................................... 29

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 31

A. Jenis Penelitian ............................................................................................. 31

B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 31

C. Responden Penelitian ................................................................................... 31

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ................................................... 32

E. Keabsahan Data ............................................................................................ 36

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

xiii

F. Teknik Analisis Data .................................................................................... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 39

A. Deskripsi Data ............................................................................................. 39

1. Tempat dan Jadwal Penelitian ............................................................... 40

2. Deskripsi Umum Responden................................................................. 41

3. Hasil Penelitian ..................................................................................... 42

B. Pembahasan ................................................................................................. 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 67

A. Kesimpulan .................................................................................................. 67

B. Keterbatasan Penelitian ................................................................................ 69

C. Saran ............................................................................................................. 69

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 70

LAMPIRAN ............................................................................................................ 73

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1:Lembar Panduan Observasi ........................................................................ 34

Tabel 2: Pedoman Wawancaara ............................................................................... 35

Tabel 3: Pedoman Focus Discussion Group ............................................................ 35

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Hasil Observasi .................................................................................... 73

Lampiran 2: Lembar Verbatim Wawancara ............................................................. 76

A. Responden AS ................................................................................ 76

B. Responden KS ................................................................................ 79

Lampiran 3: Lembar Verbatim FGD........................................................................ 82

Lampiran 4: Lembar Koding Wawancara ................................................................ 89

A. Responden AS ................................................................................ 89

B. Responden KS ................................................................................ 92

Lampiran 5: Lembar Koding FGD ........................................................................... 96

Lampiran 6: Lembar Kategorisasi Wawancara ...................................................... 101

A. Responden AS .............................................................................. 101

B. Responden KS .............................................................................. 104

Lampiran 7: Lembar Kategorisasi FGD ................................................................. 106

Lampiran 8: Lembar Penyaringan Data Wawancara dan FGD ............................. 110

Lampiran 9: Surat Pernyataan ................................................................................ 124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang masalah, identifikasi masalah, fokus

penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Belajar

dikatakan penting bagi manusia karena belajar merupakan upaya untuk

mempertahankan kehidupan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

semakin pesat menuntut manusia utnuk lebih aktif. Tanpa belar, manusia

akan mengalami kesulitan dalam menyesuiaikan diri dengan lingkungan dan

menghadapi tuntutan hidup yang berubah-ubah.

Kemajuan zaman dan tuntutan hidup yang berubah-ubah membawa

manusia selalu mencari sesuatu yang baru. Menurut Lunandi (Mappa &

Basleman, 2011), pengalaman untuk mengatasi kemajuan pesat dan

perkembangan zaman tidak serta merta ada. Pengalaman membantu manusia

menghadapi kemajuan dan perkembangan zaman jika dicari melalui

pendidikan. Melalui pendidikan, pengalaman dapat diperoleh dan manusia

dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Sepanjang rentang

kehidupan, manusia merasa perlu belajar melalui pengalaman dan pencari

pengetahuan.

Perkembangan zaman yang begitu pesat menunjukkan bahwa pengetahuan

dan teknologi semakin dibutuhkan. Lapangan pekerjaan dan kehidupan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

2

masyarakat menuntut manusia memiliki kemampuan dalam ilmu pengetahuan

dan teknologi. Kenyataan ini mendorong orang dewasa untuk belajar

menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai

kemampuan dan kesempatannya belajar, Mappa & Basleman (2011). Belajar

dari pengalaman dan mencari pengetahuan berlaku bagi semua manusia tanpa

memandang usia, tempat, dan waktu. Dengan demikian, belajar merupakan

suatu kebutuhan bagi manusia. Biarawati juga membutuhkan pendidikan

sebagai bukti mengikuti perkembangan zaman.

Paus Fransiskus dalam Evangelii Gaudium Nomor 134 tahun 2015

mengatakan bahwa universitas-universitas merupakan lingkungan yang

istimewa untuk memperjelas dan mengembangkan komitmen pewartaan

kabar baik secara lintas ilmu dan terintegrasi. Pewartaan kabar baik sebagai

tradisi dalam kongregasi atau tarekat. Anggota kongregasi atau tarekat

menjalani tradisi ini dalam tugas perutusan masing-masing. Perutusan

beraneka ragam sesuai dengan keperluan dan kemampuan anggota. Sebagai

bagian dari Gereja, biarawati yang menjalani tugas perutusan perlu melihat

perubahan-perubahan mendasar yang sedang terjadi seperti perubahan-

perubahan intelektual dan teknologi yang menyebabkan perubahan-perubahan

sosial dan spiritual dalam kehidupan setiap orang (Simbolon, Riyanto &

Mistrianto, 2011).

Biarawati merupakan individu yang sudah dewasa. Ditinjau dari psikologi

perkembangan, orang dewasa menyesuaikan diri terhadap pola-pola

kehidupan baru dan harapan-harapan sosial yang baru seperti peran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

3

suami/istri, orang tua, pencari nafkah, dan mengembangkan sikap-sikap dan

keinginan-keinginan baru. Pada masa ini, minat mulai berubah karena

beberapa minat yang dipertahankan dalam kehidupan dewasa tidak sesuai

dengan peran sebagai orang dewasa. Perubahan minat akan terjadi dengan

cepat apabila fisik dan psikologi juga mengalami perubahan yang cepat.

Kondisi-kondisi yang mempengaruhi perubahan minat pada masa dewasa

diantaranya: perubahan kondisi kesehatan, status ekonomi, pola kehidupan,

nilai, kesenangan, dan tekanan-tekanan budaya dan lingkungan, Hurlock

(1993).

Penyesuaian diri terhadap pola-pola hidup yang baru dan perubahan minat

pada orang dewasa berpengaruh pada minat untuk belajar secara formal.

Orang dewasa yang memiliki fasilitas untuk belajar selama masa kanak-

kanak, tampaknya menyukai belajar, Mappa & Basleman (2011). Sebagian

orang merasa senang dan bersemangat untuk belajar bahkan banyak

mahasiswa berlomba-lomba untuk mendapatkan beasiswa, baik beasiswa

untuk belajar di dalam negeri maupun beasiswa untuk belajar di luar negeri

(http://edukasi.kompas.com). Namun kenyataannya, tidak semua orang

senang belajar formal. Bahkan sebagian orang tidak bisa belajar karena

keterbatasan ekonomi, fisik, kognitif, dan usia. Selain itu, ada juga sebagian

orang terpaksa belajar karena tuntutan pekerjaan dan peraturan.

Tuntutan pekerjaan dan peraturan mendorong biarawati belajar formal

meskipun dalam keadaan terpaksa. Dalam diskusi bersama, peneliti pernah

mendengar ungkapan dan keluhan dari biarawati mahasiswa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

4

mengatakan “umur sudah tua tidak mampu belajar lagi seperti orang muda”

atau “hanya karena tugas perutusan, saya menjadi taat”. Keluhan ini juga

ditandai dengan adanya rasa malas mengerjakan tugas, kurang semangat

dalam belajar, masih ada rasa malu dan kesulitan dalam bergaul.

Data biarawati yang diperoleh dari Biro Administrasi Akademik (BAA)

salah satu universitas yang ada di Yogyakarta sebanyak dua belas orang.

Rincian jumlah biarawati mahasiswa tahun ajaran 2012 sebanyak satu orang,

tahun 2013 sebanyak tiga orang, tahun 2014 sebanyak lima orang, dan tahun

2015 sebanyak tiga orang. Data yang diperoleh dari BAA tersebut merupakan

data biarawati mahasiswa aktif tahun 2012-2015

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti peroleh, biarawati yang

menjadi mahasiswa merasa terpaksa belajar karena tuntutan dan peraturan.

Tuntutan dan peraturan mendorong biarawati belajar secara formal. Berikut

hasil petikan wawancara yang peneliti peroleh dari salah satu biarawati

mahasiswa yang belajar formal dan merupakan mahasiswi aktif.

“Dan pilihan prodi BK itu memang mau tidak mau harus ngambil karena

memang saya merasa bahwa saya memasuki kuliah ini ada unsur

keterpaksaan. Dalam arti bahwa untuk berkarya yang lebih baik tentunya

saya ngimbangi hmm…tuntutan pemerintah. Ha… mengajar SD, TK pun

juga harus S-1. Ya..maka atas perutusan itu...memang awalnya saya

menolak. Selain itu, saya terselubungi rasa malu yaaah... karena usia saya

sudah banyak hehehe, ini pergulatan bagi saya. Untuk mengisi kegiatan

studi saya, terus mengimbangi dengan kegiatan di rumah hmm…ya bagi

saya tu tidak hal ringan ya”.

“bagiku belajar…bahwa belajar itu seumur hidup, artinya bahwa saya

menerima tugas yg awalnya keterpaksaan mengingat umur tetapi…maka,

saya berjuang untuk menekuninya dengan segala keberadaaan saya dan

visi saya, maknanya.. proses..ya suatu proses bagi saya dari yang saya tahu

minim dan berharap nantinya saya tahu. Dari modal minimalis dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

5

bekerja nanti saya mendapatkan modal yang maksimal untuk

bekerja..artinya ada peningkatan”.

Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa ada biarawati terpaksa

kuliah karena tuntutan tugas perutusan dari kongregasi dan peraturan

pemerintah yang mewajibkan guru memenuhi standar kualifikasi akademik.

Tuntutan dan peraturan tersebut harus dijalani meskipun mengalami

kesulitan. Biarawati harus bergulat dan berjuang menahan rasa malu menjadi

mahasiswa karena usia yang sudah dewasa. Biarawati ini senang atau tidak

senang harus melaksanakan tugas perutusan belajar di Perguruan Tinggi.

Meskipun terpaksa, biarawati berusaha memaknai belajar dengan cara

berproses dari yang tidak tahu menjadi tahu sehingga belajar sungguh-

sungguh menjadi kebutuhan.

Peneliti juga menemukan dalam observasi, ada biarawati yang tidak dapat

memaknai tugas perutusan belajar di perguruan tinggi dan tidak dapat

menikmati tugas belajar. Biarawati belajar sekadar menjalankan tugas

perutusan. Belajar bukan menjadi kebutuhan. Oleh karena itu, biarawati

tersebut mengalami kesulitan menyelesaikan tugas kuliah, bergaul,

berkonsentrasi, mengantuk, mengeluh, tidak serius dalam belajar, stress,

malas, bosan, dan bahkan bisa meninggalkan studi dan panggilannya.

Berdasarkan kenyataan tersebut, peneliti tertarik menggali MAKNA

TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BIARAWATI pada Dua Mahasiswa

Salah Satu Program Studi Universitas Swasta di Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

6

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah yang dapat diungkap berdasarkan latar belakang

penelitian ini adalah:

1. Ada biarawati yang menjalankan tugas belajar di Perguruan Tinggi

merasa terpaksa.

2. Ada biarawati yang kuliah di perguruan tinggi tidak dapat memaknai

tugas perutusan belajar.

3. Ada biarawati yang kuliah di perguruan tinggi tidak dapat menikmati

tugas belajar.

C. Fokus Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah dan keterbatasan peneliti, maka fokus

penelitian ini adalah:

1. Menggali cara biarawati memaknai belajar bagi biarawati yang terpaksa

menjalankan tugas perutusan belajar.

2. Menggali alasan biarawati bersedia belajar.

3. Menggali kesulitan-kesulitan dan tantangan-tantangan yang dihadapi

biarawati dalam melaksanakan tugas perutusan belajar.

4. Menggali usaha-usaha biarawati menghadapi kesulitan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian di atas, disusunlah rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana cara biarawati memaknai belajar?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

7

2. Apakah alasan biarawati sehingga bersedia melaksanakan tugas

perutusan belajar?

3. Seperti apakah bentuk-bentuk kesulitan yang ditemui biarawati dalam

melaksanakan tugas perutusan belajar di Perguruan Tinggi?

4. Apa saja usaha-usaha yang dilakukan biarawati menghadapi kesulitan?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui cara biarawati memaknai belajar.

2. Mengetahui alasan biarawati sehingga bersedia melaksanakan tugas

perutusan belajar.

3. Mengetahui bentuk-bentuk kesulitan yang ditemui biarawati dalam

melaksanakan tugas perutusan belajar di Perguruan Tinggi.

4. Mengetahui usaha-usaha yang dilakukan biarawati menghadapi kesulitan.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini:

1. Manfaat teoretis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan informasi bagi

ilmu pengetahuan Bimbingan dan Konseling khusus mengenai makna

belajar dalam kaitannya dengan tugas perutusan belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

8

2. Manfaat praktis

a. Bagi peneliti

Penelitian ini menjadi inspirasi baru bagi peneliti untuk terus

berusaha belajar dari setiap peristiwa hidup dan membagikannya

kepada orang lain terutama yang motivasi belajarnya kurang.

b. Bagi biarawati yang menjadi mahasiswa

Mahasiswa yang sudah dewasa memiliki semangat belajar, mau

berusaha, dan mampu menemukan makna dan nilai belajar dalam

dirinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini membahas landasan teori yang berkaitan dengan perutusan belajar,

biarawati sebagai orang dewasa, makna belajar bagi biarawati sebagai orang

dewasa, dan penelitian yang relevan.

A. Perutusan Belajar

1. Pengertian Perutusan

Perutusan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah

beberapa orang yang diutus (yang disuruh mewakili) atau yang bertugas

sebagai utusan pemerintah dan sebagainya. Sugijopranoto (2013),

mengatakan bahwa perutusan merupakan seorang religius yang taat dan

bersedia melakukan tugas yang diterima dari pembesar atau pemimpinnya

dengan baik. Taat dan bersedia menjalankan tugas berarti mau dan mampu

melakukan tugas dengan baik dan benar, dan dapat bekerja sama dengan

orang lain. Oleh karena itu, ketaatan menjalani tugas perutusan tidak lagi

dipandang sebagai taat melakukan perintah pembesar dan melawan

keinginan sendiri.

Menurut Suparno (2007), perutusan adalah tugas yang dijalani orang-

orang yang mengikuti panggilan Tuhan dan menyatukan hidupnya dengan

kehendak Tuhan demi keselamatan manusia. Tugas perutusan yang berasal

dari Tuhan secara konkret dalam kongregasi diterima lewat pemimpin.

Orang yang dipanggil Tuhan disatukan dan dilibatkan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

10

karya perutusan Tuhan demi keselamatan manusia. Seseorang yang

dipanggil Tuhan untuk membantu menyelamatkan manusia harus

melakukannya dengan tanggung jawab dan penuh kegembiraan.

Menurut Woga (2012), perutusan dalam istilah bahasa Indonesia

disebut misi. Misi berasal dari bahasa Latin adalah missio yang berarti

perutusan. Kata misi tidak hanya digunakan dalam lingkup keagamaan

tetapi juga di dunia profan seperti misi diplomatis, misi politis, misi ilmu

pengetahuan, misi kebudayaan, misi dalam dunia kemiliteran. Kata misi

semuanya berarti pelimpahan tugas dan tanggung jawab. Bertanggung

jawab berarti mempunyai komitmen dalam pelaksanaan tugas “tanggung

jawab atas” dan disertai “tanggung jawab kepada”. Perutusan bagi

biarawati berarti kinerja yang sebaik-baiknya untuk meneruskan karya

Allah dan keselamatan manusia.

Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa tugas perutusan merupakan

orang-orang yang dipercaya oleh orang lain, pemimpin, instansi, dan

organisasi dalam melaksanakan tugas tertentu dengan tanggung jawab dan

siap sedia. Bagi biarawati, kata misi atau perutusan merupakan kata-kata

yang sudah biasa didengar dan dijalani. Biarawati sebagai orang yang

terpanggil, perlu menyadari tujuan tugas perutusan yang akan dijalani.

2. Tujuan Perutusan Belajar

Menurut Suparno (2007), perutusan studi penting sebagai persiapan

untuk karya selanjutnya. Karya dibidang pendidikan, kesehatan, pastoral,

sosial, media masa dapat dikembangkan dan dikelola secara baik dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

11

pemikiran dan pengetahuan yang memadai. Pemikiran dan pengetahuan

akan berkembang jika seseorang bersedia belajar. Belajar dengan

mengikuti studi lanjut dibutuhkan untuk perkembangan karya-karya

kongregasi. Biarawati menerima tugas perutusan belajar di perguruan

tinggi supaya dapat memenuhi tuntutan yang mendesak dan penting di

zaman yang profesional ini. Karena orang-orang yang dilayani sekarang

kebanyakan orang-orang yang berpendidikan.

Biarawati yang berkehendak baik belum cukup untuk melaksanakan

tugas perutusan tetapi juga memerlukan pendidikan dan kemampuan

memadai. Karena kongregasi dan anggotanya adalah Gereja yang

menghadirkan dan meneruskan karya Kristus untuk keselamatan manusia.

Pendapat tersebut sudah ada dalam Anjuran Apostolik tentang Hidup Bakti

(1996), yang menyebutkan bahwa perutusan hidup bakti sesungguhnya

lebih dari sekedar menyangkut karya-karya lahiriah, tetapi menghadirkan

Kristus bagi dunia melalui kesaksian pribadi. Biarawati dapat memberikan

kesaksian bagi dunia melalui pendidikan dengan belajar di Perguruan

Tinggi.

Sugijopranoto (2013), mengatakan bahwa perlu mempersiapkan

anggota kongregasi atau tarekat melalui perutusan studi. Perutusan tertentu

pada zaman sekarang membutuhkan ijazah minimal tertentu dan

persyaratan lain. Menurut Sugijopranoto (2013) hal tersebut sudah diatur

dalam Peraturan Presiden no. 08 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi

Nasional Indonesia yang mengatur kualifikasi seorang pekerja. Keadaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

12

ini mendesak kongregasi merencanakan tenaga untuk masa depan. Selain

dari tuntutan pemerintah dan kebutuhan kongregasi, seorang religius harus

mampu setara dengan orang yang dilayani.

3. Pengertian Belajar

Winkel (2014:59), mendefinisikan belajar dalam diri individu

merupakan suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi

aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam

pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap yang bersifat

relatif konstan dan berbekas. Sukmadinata (2013), mengatakan belajar

merupakan perubahan-perubahan dalam setiap aspek kepribadian yang

berlangsung melalui pengalaman. Sesorang dapat belajar melalui

pengalaman, baik pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung.

Selain itu, seseorang belajar mengalami interaksi dengan lingkungan fisik

dan lingkungan sosial.

Rohmah (2015), mengatakan belajar merupakan setiap perubahan

tingkah laku yang relatif menetap dari hasil latihan dan pengalaman.

Perubahan tingkah laku menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik

maupun psikis seperti perubahan pengertian, keterampilan, dan kebiasaan

sikap. Belajar dapat dikatakan perubahan tingkah laku apabila

mengarahkan pada tingkah laku yang lebih baik atau buruk, perubahan

melalui latihan dan pengalaman. Perubahan itu efektif, artinya perubahan

membawa pengaruh dan makna tertentu bagi individu yang belajar relatif

tetap dan setiap saat diperlukan dalam pemecahan masalah baik ulangan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

13

penyesuaian diri sehari-hari, dan mempertahankan kelangsungan hidup.

Perubahan-perubahan yang disebabkan pertumbuhan tidak dianggap

sebagai hasil belajar. Contoh perubahan-perubahan bukan hasil belajar

adalah motivasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman perhatian atau kepekaan

seseorang biasanya hanya berlangsung sementara.

Berdasarkan pendapat tersebut, terdapat kesamaan makna dari

pengertian belajar yaitu menunjukpada suatu proses perubahan perilaku

atau pribadi seseorang berdasarkan praktek dan pengalaman. Jadi, belajar

merupakan setiap aktivitas dan pengalaman yang menghasilkan perubahan

tingkah laku.

4. Tujuan Belajar

Manusia belajar karena manusia mempunyai tujuan. Sardiman

(Rohmah, 2015:177), menyebutkan bahwa tujuan belajar adalah:

a. Untuk mendapatkan pengetahuan.

Pengetahuan seseorang ditandai dengan kemampuan berpikir. Individu

tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa

pengetahuan.Dengan kata lain, kemampuan berpikir akan memperkaya

pengetahuan seseorang.

b. Penanaman konsep dan keterampilan.

Keterampilan bersifat jasmani dan rohani. Keterampilan jasmani dapat

dilihat, diamati dari gerakan anggota tubuh seseorang yang sedang

belajar. Keterampilan rohani lebih abstrak karena menyangkut

persoalan-persoalan penghayatan, keterampilan berpikir, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

14

kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah dan

konsep.

c. Pembentukan sikap mental dan prilaku.

Pembentukan sikap mental dan prilaku tidak terlepas dari pemahaman

nilai-nilai, transfer of values. Nilai mental dan perilaku dapat

diterapkan dalam interaksi dengan orang lain. Inti tujuan belajar adalah

untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan penanaman sikap

mental/nilai-nilai.

5. Aspek-aspek Belajar

Menurut Prawira (2014:233), aspek-aspek belajar atau manifestasi

belajar, berupa aspek-aspek kemampuan manusia yang diusahakan

perubahan-perubahannya melalui pengalaman-pengalaman. Bentuk aspek-

aspek belajar yaitu:

a. Kebiasaan individu

Kebiasaan merupakan cara bertindak yang telah dikuasai dan tahan uji,

serta bersifat seragam dan otomatis. Kebiasaan dapat dibentuk melalui

perbuatan yang memiliki sedikit rintangan. Perbuatan yang terus

menerus diulang dan semakin lama semakin tertanam tipe perbuatan

tadi. Misalnya, seseorang yang hendak melangkah selalu dimulai

dengan kaki kiri baru kemudian kaki kanannya. Perbuatan ini terus

diulang-ulang dan menjadi suatu kebiasaan. Tetapi bila ia ingin

mencoba mulai melangkah dengan kaki kanan, ia akan mengalami

kecanggungan. Kebiasaan dapat pula dibentuk dengan cara tertentu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

15

untuk melakukan perbuatan ada unsur sengaja supaya terbentuk pola

secara otomatis. Cara ini dilakukan untuk membentuk kebiasaan yang

baru. Misalnya membentuk kebiasaan yang baru dengan tujuan

mengubah kebiasaan buruk. Perbuatan yang sengaja dilakukan bila

dilakukan berulang-ulang akan membentuk kebiasaan baru.

b. Kecakapan individu

Kecakapan merupakan perbuatan yang disertai keahlian dan juga

disebut keterampilan.Kecakapan memerlukan kesadaran yang tinggi

dan ada minat.Kecakapan perlu diulang-ulang atau latihan-latihan

tertentu untuk mencapai kualitas.

B. Biarawati sebagai Orang Dewasa

1. Pengertian Dewasa Awal

Menurut Syah (2008), dewasa awal merupakan tahapan perubahan

tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan

interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Sementara

menurut Santrock (1999, Dariyo, 2008), masa dewasa awal merupakan

masa di mana individu berusia antara 20 sampai 40 tahun. Masa ini

merupakan masa transisi perubahan fisik dan intelektual dan peran sosial

yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif. Papalia (2014),

mengatakan bahwa individu dikatakan dewasa apabila sudah

menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam

masyarakat. Individu yang dewasa ini sudah mampu bertanggung jawab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

16

atas diri sendiri atau telah memiliki pekerjaan, sudah berumah tangga atau

memiliki hubungan dengan lawan jenis yang berarti.

Dylan (Santrock, 2009), berpendapat bahwa masa dewasa adalah masa

bekerja dan bercinta. Seseorang dikatakan dewasa ketika mendapatkan

pekerjaan penuh. Untuk sebagian orang biasanya terjadi pada saat

seseorang menyelesaikan sekolah menengah atas dan untuk sebagian orang

pada saat menyelesaikan universitas atau pasca sarjana. Permulaan masa

dewasa awal ditandai dengan kemandirian ekonomi dan pengambilan

keputusan.

Hurlock (Jahja, 2011), mengatakan bahwa masa dewasa awal adalah

masa pencarian kemantapan dan masa reproduktif yaitu masa yang penuh

dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode

komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan

penyesuaian diri pada pola hidup yang baru. Masa ini biasanya ditandai

dengan selesainya pertumbuhan pubertas dan organ kelamin. Individu

masa dewasa ini mampu berkembang dan mampu berproduksi. Individu

akan mengalami perubahan fisik dan psikologis bersamaan dengan

masalah-masalah penyesuaian diri.

Dengan demikian, dewasa awal merupakan masa di mana individu

mulai belajar mandiri, menyesuaikan diri terhadap berbagai pola hidup

yang baru, memiliki tanggung jawab dalam pekerjaan, keluarga, dan diri

sendiri. Individu yang dewasa tidak lagi dapat menikmati pergaulan yang

spontan seperti masa sebelumnya. Dewasa bagi seseorang berarti mampu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

17

mencari jalan sendiri, mencari tali persahabatan yang baru, dan

memantapkan identitas.

2. Karakteristik Perkembangan Dewasa Awal

Orang dewasa yang sudah bertumbuh matang, konsep diri dalam

memenuhi kebutuhan psikologisnya timbul. Konsep diri orang dewasa

untuk memenuhi kebutuhan psikologis tersebut yakni keinginan dipandang

orang lain sebagai pribadi yang utuh. Orang dewasa memiliki kemampuan

memikirkan dirinya dan menyadari adanya perbedaan yang bertentangan

antara nilai-nilai yang dianut dan tingkah laku orang lain.

Santrock (2009), menyebutkan perkembangan fisik masa dewasa awal

mulai menurun namun penggunaan obat-obatan meningkat. Kekuatan dan

kesehatan otot mulai menunjukkan penurunan, dagu mengendur, dan perut

gendut, penglihatan mulai terganggu sekitar umur 30 tahun. Individu yang

dikatakan dewasa, baik pria maupun wanita memiliki karakteristik

perilaku dewasa. Hurlock (Jahja, 2011:245), menyatakan bahwa dewasa

awal memiliki karakteristik perkembangan yang meliputi:

a. Masa pengaturan

Pada masa ini, individu cenderung mencari kepuasan, mencoba sesuatu

sebelum menentukan pilihan. Kemudian individu akan menemukan

pola hidup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, mengembangkan

sikap, prilaku, dan nilai-nilai yang cenderung menjadi kekhasannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

18

b. Usia reproduktif

Pada masa ini individu menentukan pasangan hidupnya dan juga organ

reproduksinya sudah produktif menghasilkan keturunan.

c. Masa bermasalah

Pada masa ini, individu mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri.

Apabila individu tidak mampu mengatasinya, maka akan menimbulkan

masalah. Masalah yang timbul tersebut karena dipengaruhi tiga faktor.

Pertama, individu kurang siap memulai babak baru dalam hidupnya

sehingga mengalami kesulitan. Kedua, kurang persiapan menjalani dua

peran sekaligus. Ketiga, tidak ada bantuan dari siapapun dalam

menyelesaikan masalah.

d. Masa ketegangan emosional

Sekitar awal atau pertengahan umur tiga puluhan, banyak orang muda

mampu memecahkan masalah dengan cukup baik secara stabil dan

tenang secara emosional. Namun apabila pada usia 20-30 tahun,

kondisi seseorang tidak terkendali, labil, resah, dan mudah

memberontak, maka hal tersebut merupakan tanda penyesuaian diri

pada orang dewasa belum terlaksana secara memuaskan.

e. Masa keterasingan sosial

Pada masa ini, individu mengalami krisis. Ia terisolasi dari kelompok

sosial. Kegiatan sosial dibatasi karena tekanan pekerjaan dan keluarga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

19

f. Masa komitmen

Masa ini, individu sudah mulai belajar mandiri, bertanggungjawab, dan

membuat komitmen-komitmen baru. Tanggung jawab dan komitmen-

komitmen yang akan menjadi landasan pola hidup dikemudian hari.

g. Masa ketergantungan

Individu di masa dewasa awal diberi kebebasan untuk mandiri, tetapi

masih ada yang tergantung pada orang lain. Ketergantungan bisa

disebabkan karena mereka membutuhkan biaya untuk pendidikan

mereka.

h. Masa perubahan nilai

Pada masa dewasa awal, individu sudah mulai sadar akan nilai

pendidikan dalam meraih keberhasilan sosial, karier, dan kepuasan

pribadi. Oleh karena itu, banyak yang putus sekolah, atau tamat

sekolah merasakan kegiatan belajar sebagai peransang untuk belajar.

Alasan orang dewasa awal mengalami perubahan pada nilai yaitu

individu ingin diterima dalam kelompok seusianya; individu

menyadari bahwa kelompok sosial berpedoman pada nilai-nilai

konvensional pada keyakinan-keyakinan, perilaku, dan penampilan;

individu mengubah nilai-nilai dangkal menjadi lebih konservatif dan

tradisional, dari yang egosentris ke sosial.

i. Masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru

Masa ini merupakan masa penyesuaian diri pada gaya hidup yang baru.

Penyesuain diri yang paling menonjol adalah penyesuaian diri pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

20

pola peran seks atas dasar persamaan derajat yang menggantikan pola

peran seks tradisional, dan pola-pola baru bagi kehidupan keluarga.

j. Masa kreatif

Pada masa ini berbeda dengan masa remaja. Orang dewasa senang

apabila terlihat beda dari yang lain. Mereka tidak terikat lagi dengan

aturan dan orang lain. Individu pada masa dewasa lebih kreatif dan

tergantung pada minat dan kemampuan dirinya sendiri.

Seorang biarawati hidup dalam komunitas. Komunitas adalah tempat

di mana anggotanya hidup bersama dalam satu kongregasi. Biarawati

merupakan anggota hidup bakti yang memiliki peraturan. Peraturan

tersebut yang menjadi acuan dalam hidup dan panggilan.

3. Pengertian Biarawati

Biarawati dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah

perempuan yang hidup di dalam biara. Menurut Heuken (2004), biarawati

adalah anggota lembaga religius, artinya suatu persekutuan yang anggota-

anggotanya mengucapkan kaul dan diterimakan oleh pembesar yang

berwenang atas nama Gereja dan bersama-sama melaksanakan hidup

persaudaraan. Biarawati merupakan anggota kongregasi religius.

Sepanjang sejarah banyak orang yang diundang menghayati hidup

berdasarkan panggilan khusus dan berkat kurnia Roh yang istimewa. Para

wanita hidup bakti memperjuangkan pengakuan yang jelas terhadap jati

diri, kecakapan, misi dan tanggung jawab, baik dalam kesadaran Gereja

maupun kesadaran hidup sehari-hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

21

Paus dalam Anjuran Apostolik Hidup Bakti (1996) menyebutkan bahwa

biarawati merupakan anggota hidup bakti. Biarawati yang hidup dalam

panggilan khusus merupakan anggota hidup bakti. Sebagai anggota hidup

bakti, seorang biarawati harus hidup di sebuah lembaga, hidup di

komunitas artinya tidak hidup sendiri, dan tentunya hidup berkaul.

Lembaga hidup bakti yang ditempati biarawati adalah lembaga dalam arti

kongregasi atau tarekat. Biarawati yang menjadi anggota kongregasi atau

tarekat harus mampu hidup bersama saudarinya dalam komunitas.

Biarawati menjalani panggilan khusus dalam kongregasi dan hidup

bersama saudari dalam komunitas menghidupi kaul-kaul, sehingga hidup

rohani biarawati lebih bermutu.

Dengan demikian, biarawati merupakan seorang wanita religius yang

hidup bersama orang lain dalam komunitas, dalam kongregasi yang sama,

dan berkaul. Tuhan memanggil biarawati secara khusus untuk meneruskan

karya-Nya di dunia ini.

C. Penghayatan Kaul dan Tantangannya

Mutu hidup rohani sebagai biarawati ditentukan oleh mutu penghayatan

hidup kaul menurut nasehat Injil. Kaul-kaul yang umum ada dalam kongregasi

adalah kaul kemurnian, kaul kemiskinan, dan kaul ketaatan. Kaul merupakan

sarana untuk membentuk hidup batin biarawati. Biarawati merupakan manusia

biasa yang memiliki kerinduan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan seperti

kerinduan akan harta benda, cinta manusiawi, dan kebebasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

22

Biarawati yang mengikrarkan kaul tertantang karena tarikan kebutuhan

psikologis dan cita-cita mewujudkan nilai kaul. Tarikan kebutuhan psikologis

dan cita-cita untuk mewujudkan kaul akan mempengaruhi kedewasaan atau

ketidakdewasaan emosi. Kemampuan seorang biarawati mengintegrasikan

kebutuhan psikologis dengan nilai kaul menentukan kedewasaan emosi.

Prasetya (1992), menyebutkan kebutuhan-kebutuhan psikologis yang menjadi

tantangan dalam penghayatan kaul dan berhubungan langsung dengan ketiga

kaul:

1. Kebutuhan psikologis yang dapat menghambat penghayatan kemurnian.

Kaul kemurnian mengungkapkan cinta Allah dari segi universal, cinta

yang dihayati dalam hubungan yang tidak berkepentingan bagi diri sendiri.

Kebutuhan psikologis yang muncul dari cinta manusiawi adalah kebutuhan

akan kehangatan, diterima, keakraban, merawat dan diperhatikan,

kenikmatan seksual, pamer atau menonjolkan diri.

2. Kebutuhan psikologis yang dapat menghambat penghayatan kemiskinan.

Kaul kemiskinan berarti seorang biarawati mengutamakan Kerajaan Surga

sebagai satu-satunya yang pantas dimiliki bagi pengembangan dan

realisasi diri. Kebutuhan psikologis yang muncul dan dapat menghambat

penghayatan kemiskinan adalah kebutuhan memiliki, kebutuhan akan

kenikmatan dunia, hedonisme, kebutuhan-kebutuhan yang sesungguhnya

tidak diperlukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

23

3. Kebutuhan psikologis yang dapat menghambat penghayatan ketaatan.

Kaul ketaatan berarti biarawati setia dan taat kepada Allah. Biarawati

merealisasikan diri sebagai manusia yang merdeka, pribadi, dan mampu

menentukan hidupnya sendiri dengan mengikuti hati nurani dan

melaksanakan kehendak Allah. Tetapi, biarawati juga berhadapan dengan

kebutuhan psokologis seperti kebutuhan akan kebebasan mutlak,

kebutuhan sesuai kemauan diri sendiri, kebutuhan akan prestasi, harga diri,

kuasa, pangkat, dan kedudukan.

Belajar di Perguruan Tinggi merupakan salah satu karya dan tugas

perutusan yang dijalani dalam kesetiaan. Panggilan menjadi biarawati

menuntut kesetiaan meskipun kebutuhan psikologis juga menjadi tantangan

dalam kesetiaan menjalani panggilan. Kesetiaan pada panggilan berarti

bersedia menjalankan tugas perutusan, meskipun sulit dan melewati berbagai

tantangan. Biarawati memerlukan perjuangan dalam menghadapi kesulitan dan

tantangan, mengusahakan agar kehidupan senantiasa berarti bagi diri sendiri,

masyarakat, dan agama.

Biarawati dapat menemukan cara dalam menghadapi kesulitan dan

tantangan dalam menjalankan perutusan melalui peraturan hidup bersama dan

penghayatan kaul. Cara-cara yang tersebut seperti membina persatuan dengan

Tuhan supaya semakin lepas bebas dan hati semakin dibersihkan, membangun

kedamaian hati dan pikiran supaya mampu menghindakan diri dari sikap

terburu-buru, membina kerja sama dengan orang lain supaya pekerjaan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

24

banyak dan berat dapat diselesaikan dan terasa ringan, dan belajar menerima

diri supaya tdiak putusa asa dan mudah marah, Suparno (2007).

D. Makna Belajar bagi Biarawati sebagai Orang Dewasa

1. Makna Belajar bagi Orang Dewasa

Bastaman (2007), menyebutkan hal-hal yang dianggap penting,

berharga, bermaknaakan menjadi tujuan hidup apabila terpenuhi,

membuat seseorang merasa berarti, dan menimbulkan perasaan bahagia.

Makna hidup tersebut dapat ditemui dalam kehidupan dan dalam setiap

keadaan sehari-hari. Keadaan yang ditemui bisa menyenangkan, tidak

menyenangkan, bahagia, dan menderita. Seorang yang dewasa, terutama

biarawati dapat menemukan makna dalam kehidupan, dalam pekerjaan dan

karya perutusan yang dijalani. Inti atau makna dari belajar adalah interaksi

antar manusia dan proses bagaimana interaksi tersebut berlangsung.

Biarawati terbentuk menjadi pribadi yang penuh dan mendalam dengan

proses pembentukkan yang menuntut keunggulan manusiawi (Marsono,

2013).

Danim (2010), mengatakan belajar bagi orang dewasa merupakan

proses aktif dan efektif memecahkan masalah yang dipandang memiliki

relevansi dengan pengalaman sehari-hari.Belajar bagi biarawati sebagai

orang dewasa bersifat subjektif dan unik. Biarawati mempunyai sistem

nilai, pendapat, dan pendirian yang berbeda. Orang dewasa yang berusia

antara akhir 30-60 tahun, menggunakan pikiran untuk memecahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

25

permasalahan yang berasosiasi dengan tanggung jawab pada yang lain,

seperti anggota keluarga dan karyawan (Papalia, 2014). Seseorang yang

dikaruniai pilihan psikologis dan sosiologi, sadar akan diri sendiri dan

turut serta dalam perlombaan untuk tetap hidup, perlombaan untuk

pengetahuan, dan perlombaan untuk kemajuan perseorangan dan

kelompok. Dengan demikian, biarawati yang belajar diharapkan memiliki

perubahan dan kemampuan untuk berubah.

Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan makna yang

terkandung dalam belajar. Kemampuan untuk berubah karena belajar,

membantu individu berkembang dari pada mahluk-mahluk lain dalam

mengungkapkan diri, memilih dan menetapkan keputusan-keputusan untuk

dirinya (Rohmah, 2015). Selain itu, belajar juga penting untuk

mempertahankan hidup di tengah-tengah persaingan dunia yang semakin

ketat (Syah, 2008). Perkembangan teknologi yang semakin pesat dan

tuntutan kebutuhan hidup, mendorong biarawati belajar sesuatu yang baru

dan memberi makna yang baru.

Makna baru yang diperoleh biarawati sebagai orang dewasa

memengaruhi minat yang sudah ada atau dapat menumbuhkan minat baru.

Minat tersebut muncul dari berbagai proses pengalaman belajar. Melalui

pengalaman, belajar bagi biarawati sebagai orang dewasa memberikan

makna sehingga bakat atau potensi dapat dikembangkan melalui proses

belajar. Pengembangan bakat dan potensi tersebut dipengaruhi lingkungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

26

di mana ia berada, berinteraksi, dan dipengaruhi oleh berbagai faktor

dalam proses pembelajaran.

2. Faktor yang Memengaruhi Proses Pembelajaran Orang Dewasa

Setiap orang yang dewasa, makin bertambah usianya, akan semakin

sukar baginya belajar, demikian juga biarawati. Hal ini disebabkan

menurunnya semua kemampuan fisik, seperti daya ingat, kekuatan fisik,

kemampuan menalar, kemampuan berkonsentrasi, daya pendengaran, daya

penglihatan. Beberapa faktor berhubungan dengan karakteristik individu

belajar ketika melakukan kegiatan belajar, yaitu kepribadian, gaya belajar,

dan perbedaan individual. Perbedaan individual tersebut seperti perbedaan

usia, pengalaman hidup, motivasi, dan persepsi diri. Faktor lainnya yang

berhubungan dengan karakteristik individu belajar yaitu pergaulan dengan

masyarakat di tempat kegiatan belajar berlangsung serta cara

merencanakan, melaksanakan, dan menilai kegiatan belajar (Mappa &

Basleman, 2011).

Sedangkan faktor yang memengaruhi proses pembelajaran orang

dewasa adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah

faktor yang bersumber dari dalam individu yang sedang belajar. Faktor

internal mencakup faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor fisiologis

mencakup pendengaran, penglihatan, kondisi fisiologis. Faktor psikologis

mencakup kebutuhan, kecerdasan, motivasi, perhatian, berpikir, serta ingat

dan lupa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

27

Faktor eksternal merupakan semua faktor yang berasal dari luar diri

individu yang belajar. Faktor dari luar individu tersebut adalah faktor

lingkungan belajar dan faktor penyajian. Faktor lingkungan belajar

mencakup lingkungan alam, fisik, dan sosial. Faktor penyajian mencakup

kurikulum, bahan ajar, dan metode penyajian (Mappa & Basleman, 2011).

Suprijanto (2007), berpendapat bahwa proses belajar terjadi dalam diri

seseorang yang disebut proses intern dan terjadi di luar diri seseorang yang

disebut proses ekstern. Proses belajar intern merupakan kegiatan belajar

yang tidak dapat dilihat secara lahiriah. Proses belajar ekstern merupakan

pencerminan dari luar yang terjadi dalam diri seseorang. Proses belajar

yang terjadi dalam diri seseorang mencakup motivasi, perhatian pada

pelajaran, menerima dan mengingat, reproduksi, generalisasi, dan

menerapkan apa yang telah diajarkan serta umpan balik.

Selain dari faktor-faktor tersebut, ada beberapa faktor yang

memengaruhi penerimaan dan pengingatan, yaitu faktor makna. Bila

pelajaran yang ada hubungannya dengan pengetahuan yang telah dimiliki,

maka pelajaran tersebut akan lebih bermakna, lebih mudah diterima dan

diingat. Dalam proses belajar individu tidak hanya menerima dan

mengingat, tetapi juga harus dapat menemukan kembali apa yang pernah

diterima (Suprijanto, 2007). Biarawati yang tidak tahu menjadi tahu

melalui proses belajar. Bagi biarawati sebagai individu dewasa, usia

dewasa merupakan masa untuk memantapkan kemampuan dan

keterampilan dasar yang telah diperoleh pada saat usia anak-anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

28

Selain dari faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran pada

orang dewasa, dapat juga diperhatikan ciri-ciri belajar masa dewasa.

Individu yang dewasa mengembangkan kemampuan dan keterampilan

agar makin banyak pengetahuan dan keterampilan baru yang diperoleh,

dan semakin mantap untuk belajar lebih lanjut (Mappa & Basleman,

2011). Orang dewasa memiliki ciri tersendiri dalam belajar dan berbeda

dengan ciri belajar pada anak-anak dan remaja.

3. Ciri-ciri Belajar Orang Dewasa

Ketika seseorang sudah dewasa, cara belajarnya berbeda dari cara

belajarnya ketika masih anak-anak dan remaja. Oleh karena itu, dalam

proses pembelajaran perlu memperhatikan beberapa ciri belajar orang

dewasa. Menurut Suprijanto (2007), ciri belajar orang dewasa adalah

memungkinkan timbulnya pertukaran pendapat, tuntutan, dan nilai-nilai;

memungkinkan terjadi komunikasi timbal balik; suasana belajar yang

diharapkan adalah suasana yang menyenangkan dan menantang; belajar

jika pendapatnya dihormati; belajar bersifat unik; perlu adanya saling

percaya antara pembimbing dan peserta didik; umumnya mempunyai

pendapat yang berbeda, kecerdasan yang beragam; kemungkinan

terjadinya berbagai cara belajar; belajar ingin mengetahui kelebihan dan

kekurangan; orientasi belajar terpusat pada kehidupan nyata dan motivasi

berasal dari diri sendiri.

Orientasi belajar yang berpusat pada motivasi dari diri sendiri sangat

penting sehingga dalam proses belajar, biarawati yang dewasa dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

29

menemukan makna belajar yang sesungguhnya. Menurut Danim

(2010:140), orientasi belajar yang berpusat pada motivasi adalah:

hubungan sosial untuk memperoleh teman-teman baru perlu bagi orang

dewasa. Dengan adanya teman baru, orang dewasa mendapatkan

pemenuhan kebutuhan asosiasi dan persahabatan; harapan eksternal untuk

memenuhi kebutuhan petunjuk dari orang lain di luar diri sendiri,

memenuhi harapan atau rekomendasi dari seseorang yang memiliki

otoritas; meningkatkan kemampuan untuk melayani umat manusia dalam

menyiapkan diri untuk melayani dalam masyarakat dan meningkatkan

kemampuan berpartisipasi dalam masyarakat; kemajuan pribadi berguna

untuk kemajuan status yang lebih tinggi dalam pekerjaan, kemajuan

profesional yang aman, dan sejajar dengan pesaing; stimulasi berguna

untuk menghilangan kebosanan, istirahat dari rutinitas di rumah; dan

bagian kognitif berfungsi untuk mencari ilmu, dan untuk menjawab

pertanyaan yang terpikirkan.

4. Penelitian yang Relevan

Simbolon (2005), dalam penelitiannya menjelaskan bahwa

perkembangan zaman yang semakin maju, sangat berpengaruh dalam

kehidupan religius, sebab kaum religius hidup dan berkarya di tengah

masyarakat. Zaman sekarang perlu mengadakan perubahan hidup dengan

sepenuh hati dengan menyangkal diri dan mengikuti Yesus Kristus, berani

melepaskan diri dari segala sesuatu yang menghalangi bertemu Tuhan,

siap mengalami kesulitan yang ditemui dalam hidup sehari-hari. Oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

30

karena itu, kaum religius atau biarawati merasa tertantang dalam

menghayati panggilannya, terutama dalam menjalani tugas-tugas

perutusan. Seorang biarawati sadar bahwa menjadi pengikut Yesus Kristus

dalam semangat kongregasinya, menerima tugas perutusan yang diyakini

berasal dari Allah Bapa melalui para pemimpin dengan senang hati

menerima tugas tersebut baik di dalam maupun di luar kongregasi.

Biarawati dalam tugas perutusannya, mengganggap semua orang sebagai

saudara, terutama yang miskin, sakit, dan tersingkir.

Perutusan tersebut merupakan sarana pertobatan, melepaskan diri dari

keterikatan diri pada dunia, mengabdikan diri pada Tuhan dan sesama.

Melayani sesama melalui perutusan bukan suatu kebutuhan atau karena

terpaksa melainkan sebagai cinta kasih kepada sesama. Dalam salah satu

penelitian, dikatakan bahwa seorang biarawati yang menghayati

panggilannya tidak mengganggap perutusan itu sebagai beban berat.

Perutusan subur dan berhasil bukan karena menyenangkan karena tidak

menemukan tantangan, namun mampu mencapai tujuan luhur, yaitu

kebahagian orang lain (Simbolon, 2005).

Seorang biarawati perlu menyadari bahwa perutusan itu sebagai sarana

untuk menyebarluaskan kerjaan Allah di dunia. Sepantasnyalah seorang

biarawati memancarkan kasih Kristus kepada sesama. Biarawati sebagai

religius tahu bagaimana menjawab kebutuhan-kebutuhan umat Allah dan

masyarakat pada zamannya (Kelen, 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

31

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini memuat beberapa hal yang berkaitan dengan metodologi penelitian,

yaitu jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, responden penelitian, teknik

dan instrumen pengumpulan data, keabsahan data, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan desain studi kasus.

Penelitian kualitatif merupakan penelitan ilmiah dengan tujuan untuk

memahami suatu fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan

mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti

dan fenomena yang diteliti (Herdiansyah, 2010). Penelitian ini dilakukan

untuk mengetahui makna, tantangan, hambatan, dan usaha-usaha yang

dilakukan responden dan peneliti mendeskripsikannya dalam latar yang

alamiah. Latar alamiah yang peneliti maksudkan adalah situasi yang diteliti

benar-benar natural dan apa adanya.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Peneliti melakukan penelitian ini pada salah satu Program Studi Universitas

Swasta di Yogyakarta. Penelitian dilakukan pada bulan September 2016

sampai bulan Maret 2017.

C. Responden Penelitian

Responden penelitian ini adalah dua orang biarawati yang menjadi mahasiswa

salah satu Program Studi Universitas Swasta di Yogyakarta. Alasan peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

32

memilih kedua biarawati sebagai responden adalah responden sudah berusia

di atas tiga puluh tahun, responden sudah lebih dari enam tahun hidup

membiara, dan responden merupakan mahasiswa yang masih aktif. Alasan

peneliti tersebut merupakan kriteria dalam pemilihan responden penelitian.

Cara yang peneliti lakukan dalam memilih responden adalah melakukan

pendekatan, mengobservasi, dan mengajukan beberapa pertanyaan dalam

wawancara tidak terstruktur.

D. Teknik dan InstrumenPengumpulan Data

Peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan teknik observasi,

wawancara, dan Focus Gruop Discussion (FGD).Observasi yang peneliti

lakukan berarti memperhatikan dan mengikuti dalam arti mengamati dengan

teliti dan sistematis sasaran prilaku yang dituju. Dalam proses pelaksanaan

pengumpulan data, ada dua proses observasi yaitu observasi partisipan dan

observasi nonpartisipan, (Sugiyono, 2011:204). Penelitian ini menggunakan

proses observasi di mana pengamat tidak bertindak sebagai partisipan.

Teknik wawancara yang peneliti gunakan adalah wawancara mendalam.

Wawancara mendalam artinya peneliti mengajukan beberapa pertanyaan

secara mendalam yang berhubungan dengan fokus permasalahan, sehingga

data-data yang dibutuhkan dalam penelitian dapat terkumpul. Menurut

Moleong (Herdiansyah, 2010), wawancara merupakan percakapan dengan

maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara dan

terwawancara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

33

Teknik lainnya yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah teknik

FGD. FGD atau diskusi kelompok merupakan wawancara yang dilaksanakan

dalam kelompok. FGD dilakukan untuk berdiskusi dan berdialog bersama,

bertatap muka dengan sesama responden penelitian guna menghasilkan suatu

informasi langsung dari berbagai sudut pandang. Diskusi kelompok ini pada

dasarnya wawancara yang dilaksanakan dalam kelompok.

FGD dapat dilakukan: pertama, jika peneliti memerlukan pemahaman dari

sudut pandang yang lebih bervariasi. Kedua, untuk menyingkap suatu fakta

secara detail dan lebih kaya. Peserta akan mengungkapkan sudut pandang

masing-masing, sehingga kebenaran atau kekeliruan suatu fakta dapat

terungkap. Ketiga, untuk keperluan verifikasi.Pokok permasalahan yang

dibahas dalam FGD dapat diverifikasi langsung, sehingga peneliti bisa

menentukan langkah selanjutnya.Sebaliknya FGD dihindari apabila topik

yang dibahas mengandung beban emosional, aspek yang diungkap terlalu

kritis, dan kurang ekonomis.

Menurut Herdiansyah (2010) ada ketentuan yang perlu diperhatikan

apabila ingin melakukan FGD yaitu:

1. Jumlah peserta FGD antara lima sampai sepuluh orang.

2. Peserta FGD harus bersifat homogen atau berkarakteristik hampir sama.

3. Perlu dinamika kelompok. Dinamika kelompok yang dimaksud seperti

giliran berbicara dan mengemukaan pendapat, giliran menjawab dan

merespon pertanyaan dari sudut pandang anggota lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

34

Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Peneliti

menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data dengan:

1. Observasi

Observasi yang peneliti gunakan adalah obsevasi nonpartisipan.Observasi

nonpartisipan berarti peneliti tidak terlibat langsung dalam aktivitas,

peneliti hanya sebagai pengamat. Peneliti melakukan observasi terhadap

responden ketika pertama kali melakukan pendekatan dan selama

penggumpulan data. Observasi dilakukan ketika responden di kampus,

saat responden menghadapi kesulitan, dan saat responden di komunitas.

Tabel 1.

Lembar Panduan Observasi

No Hari/tanggal Pukul Deskripsi

1

2

3

2. Wawancara

Pedoman wawancara berisikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden.

Wawancara dilakukan untuk mengetahui arti belajar, tantangan tugas

perutusan belajar, cara menghadapi tantangan, dan visi ke depan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

35

Tabel 2.

Pedoman Wawancara

Aspek Pertanyaan

Arti belajar 1. Apa cara yang suster lakukan dalam memaknai belajar?

2. Pengalaman apa yang mendukung suster belajar?

3. Bagi suster apa untungnya belajar?

Tantangan

tugas

perutusan

belajar

1. Apa kesulitan yang suster temui dalam menjalankan tugas

perutusan belajar?

2. Apa tantangan yang suster temui belajar di Perguruan

Tinggi?

3. Tantangan zaman seperti apa yang mendorong suster

bersedia menjalankan perutusan belajar?

Cara

menghadapi

tantangan

1. Bagaimana cara suster berjuang menghadapi kesulitan

yang suster temui sehari-hari?

2. Bagaimana cara suster memandang arti kesulitan dalam

menghadapi tantangan?

3. Bagaimana cara suster membagi waktu belajar dan hidup

komunitas?

Visi ke

depan

1. Apa tujuan yang ingin suster capai dalam tugas perutusan

belajar?

2. Apa pandangan suster tentang pentingnya perutusan belajar

untuk masa depan?

3. Focus Group Discussion

Focus Group Discussion memuat pertanyaan-pertanyaan untuk

mengumpulkan informasi secara langsung dan bersama dalam kelompok.

Tabel 3.

Pedoman Focus Group Discussion

No Pertanyaan

1 Situasi yang bagaimana suster harapkan memberi arti dalam

belajar?

2 Tantangan-tantangan yang bagaimana mempengaruhi suster

belajar?

3 Bagaimana cara suster dalam menghadapi tantangan?

4 Bagaimana cara suster mewujudkan harapan-harapan ke depan?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

36

E. Keabsahan Data

Untuk keabsahan data, peneliti berusaha mencatat, mendokumentasikan,

dan menafsirkan setiap jawaban dari yang diwawancarai.Di luar data itu,

untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data,

peneliti menggunakan tehnik triangulasi. Pengujian kredibilitas pada

triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber, berbagai

cara, dan waktu (Sugiyono, 2011).

Triangulasi merupakan teknik pengumpulan data untuk menggabungkan

teknik pengumpulan data dan sumber data yang ada.Teknik triangulasi terdiri

dari dua jenis, yaitu triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Triangulasi

sumber berarti mengecek data yang sudah diperoleh melalui beberapa

sumber. Peneliti mendapatkan data dari sumber yang berbeda dengan teknik

yang sama. Triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data yang berbeda untuk mendapatkan data dari sumber yang

sama. Teknik triangulasi yang peneliti gunakan adalah observasi,

wawancara, dan FGD untuk sumber yang sama.

Observasi dilakukan tanpa batas waktu, artinya dapat dilakukan waktu

pagi, siang, dan juga sore hari dalam waktu yang tepat dan baik untuk

melakukan observasi. Peneliti membandingkan data hasil observasi

dengan hasil wawancara, membandingkan data hasil observasi dengan FGD,

membandingkan hasil wawancara dengan FGD.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

37

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi

dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke

dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana

yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga

mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain (Sugiyono, 2011:335).

Teknik analisis data dapat dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:

1. Tahap membaca verbatim.

Verbatim dibaca berulang-ulang untuk menemukan ide-ide pokok tentang

penelitian.

2. Tahap membuat kode (koding)

Memberi kode pada tema atau tema yang muncul pada verbatim,

berdasarkan tujuan penelitian atau muncul dari data yang diperoleh.

3. Tahap kategorisasi

Setelah memberi kode pada tema yang muncul dalam verbatim,

selanjutnya adalah kategorisasi atau penyajian data. Kategorisasi berarti

memilah-milah tema-tema besar, sub-sub tema dari semua data sehingga

dapat ditemukan pola dari verbatim.

4. Tahap menyaring data

Setelah menemukan kalimat yang memperkuat tema, maka tahap

selanjutnya menyaring data.Penyaringan data dilakukan dengan mencari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

38

gambaran besar dari hasil penelitian, memilah yang penting dan yang

tidak penting, temuan yang utama atau yang hanya penunjang.

5. Tahap interpretasi

Setelah semua tahap dilakukan, selanjutnya melakukan interpretasi

akhir.Tahap ini menjelaskan makna yang terpenting dari data yang

diperoleh.

Tahap-tahap di atas dapat dilakukan secara bersamaan atau berurutan,

atau simultan (Analisis Data Kualitatif, 2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi deskripsi data dan pembahasan berupa informasi-informasi

yang sudah diperoleh sebagai hasil penelitian. Untuk menjaga privasi responden,

maka nama dan beberapa informasi lainnya disamarkan.

A. Deskripsi Data

Penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan FGD.

Penelitian dimulai dengan observasi dan melakukan pendekatan dengan

responden. Selanjutnya, peneliti menjelaskan topik penelitian yaitu

memahami makna tugas perutusan belajar bagi biarawati. Kemudian peneliti

menanyakan kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

Setelah menyatakan kesediaan menjadi responden, langkah selanjutnya

menentukan waktu dan tempat yang tepat bertemu dengan responden untuk

wawancara, baik wawancara mendalam maupun Focus Discussion Group.

Waktu dan tempat pelaksanaan wawancara dan FGD disesuaikan dengan

waktu luang dari masing-masing responden. Observasi dilakukan sebanyak

empat kali dalam waktu yang berbeda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

40

1. Tempat dan Jadwal Penelitian

Inisial

Responden

Waktu Tempat Keterangan

AS

Senin, 7 November 2017

09.00-10.50 WIB

Kampus Observasi pada saat

belajar di kelas

Senin, 28 November 2016

12.00-13.00 WIB

Kampus Observasi pada saat

belajar di kelas

Senin, 17 Januari 2017

11.00-12.30 WIB

Komunitas

responden

Observasi saat

melakukan

kegiatan komunitas

Minggu, 15 Januari 2017

11.23-12.00 WIB

Komunitas

responden

Wawancara

KS

Jumat, 30 September 2016

12.15-13.00 WIB

Kampus Observasi pada saat

kerja kelompok di

bawah tangga dekat

sekretariat BK

Rabu, 16 November 2016

10.30-11-30 WIB

Kampus Observasi pada saat

keja kelompok

Minggu, 22 Januari 2017

10.00-12.00 WIB

Komunitas

responden

Observasi saat

melakukan

kegiatan komunitas

Kamis, 5 Januari 2017

12.40-13.00 WIB

Rumah

peneliti

Wawancara

AS dan KS Minggu, 22 Januari 2017

11.00-11.40 WIB

Komunitas

responden As

FGD

dilakukan bersama

dengan seorang

koordinator diskusi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

41

2. Deskripsi Umum Responden

a. Responden 1

Nama : AS

Alamat : Yogyakarta

Usia : 35 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Anak ke : 11 dari 14 bersaudara

Penampilan : rambut keriting, berperawakan sedang,

kulit agak gelap, berkacamata, bentuk wajah

lonjong, hidung sedang, berbadan agak

pendek dan gemuk.

Riwayat pendidikan : SD sudah naik kelas tiga tapi karena

merasa belum mampu akhirnya minta turun

kembali ke kelas 2. Masuk biara salah satu

kongregasi tahun 2000 dan kaul kekal tahun

2010. Mulai kuliah tahun 2013.

Ciri-ciri kepribadian : Kurang sabar, ramah , terbuka perhatian,

mudah Iba

b. Responden 2

Nama : KS

Alamat : Yogyakarta

Usia : 33 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

42

Anak ke : 3 dari 5 bersaudara

Penampilan : rambut lurus dan hitam, kulit putih, bentuk

wajah agak bulat, hidung sedang, bibir

sedang, berbadan kecil dan agak gemuk.

Riwayat pendidikan : selama sekolah tidak pernah gagal. Masuk

biara salah satu kongregasi tahun 2007.

Mulai kuliah tahun 2014.

Ciri-ciri kepribadian : ramah, sabar, lembut

3. Hasil Penelitian

Dari observasi, wawancara, dan FGD yang dilakukan peneliti terhadap

kedua responden diperoleh hasil yang berkaitan dengan makna tugas

perutusan belajar.

a. Cara biarawati memaknai belajar.

Kedua responden memiliki beberapa cara yang sama dalam

memaknai belajar. Responden belajar serius dan tekun. Keseriusan

dan ketekunan responden ditunjukkan dengan cara mendengarkan

aktif ketika ada penjelasan, aktif bertanya, aktif menjawab, berusaha

memahami apa yang disampaikan, disiplin waktu dengan cara datang

tidak terlambat dan berpikir optimis. Hal ini dapat dilihat dari kutipan

hasil wawancara dengan kedua responden.

“Hmmm..cara yang saya lakukan itu..saya mendengarkan dengan

baik ya ketika dosen menjelaskan. Maka saya tidak suka kelas

ribut, ada yang terlambat. Selain mendengarkan, saya juga

bertanya, menjawab juga ya kalau dosen bertanya. Jadinya..saya

belajar itu serius, tidak asal-asalan”. (DA151/MPB-w/003-008)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

43

“Cara yang saya lakukan, pertama saya optimis, tidak main-main

ya”. (DK51/MPB-w/003-004)

Selain dalam wawancara, ungkapan tersebut dapat juga dilihat

dalam hasil FGD. Berikut kutipan FGD kedua responden:

“Belajar yang baik bagi saya terutama di dalam kelas, saya

menginginkan suasana itu hening. Artinya menciptakan situasi

yang nyaman ketika dosen menjelaskan, kita bisa mendengarkan

dosen dengan baik. Kita bisa bertanya. Lalu juga, ketika ada

interaksi antara dosen dengan mahasiswa, ketika dosen bertanya

dan mahasiswa bisa menjelaskan lagi apa yang diterangkan. Selain

itu, tidak ada yang masuk terlambat apalagi dosen

menjelaskan..Karena saya belajar tidak asal-asalan”.

(DA221/MPB-FGD/025-037)

“…mahasiswa lebih serius. Artinya ketika dosen menerangkan dan

dosen bertanya mahasiswa mengerti atau diberi kesempatan

bertanya. Ketika dosen itu bertanya kepada mahasiswa dan

mahasiswa menjawab tidak disalahkan. Karena kan kita berusaha,

tidak main-main”. (DK221/MPB-FGD/004-009)

dan kutipan hasil observasi:

Sepanjang perkuliahan Konseling Spiritual, responden sangat

serius. Responden aktif menanggapi presentasi kelompok dan aktif

bertanya kepada dosen. Sebelum bertanya, responden menceritakan

pengalaman-pengalaman yang pernah ditemui sesuai materi

perkuliahan (AS7/11/2016).

Sebelum kerja kelompok, responden sempat bertanya dengan salah

satu dosen yang sedang lewat. Beberapa saat kemudian, ia diskusi

bersama teman-teman kelompoknya dan mengerjakan tugas

kelompok di bawah tangga dekat sekretariat BK. Pada saat diskusi,

responden terlihat sangat serius (KS30/09/2016).

Bagi responden, belajar dengan serius dan tekun merupakan satu

kesempatan yang baik.Responden menggunakan kesempatan belajar

untuk mengolah hidup, mengembangkan diri, menambah wawasan,

dan menambah pengetahuan.Sehingga bagi responden belajar menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

44

lebih bermakna. Jawaban kedua responden dapat dilihat dari kutipan

hasil wawancara sebagai berikut:

“Karena belajar bagiku merupakan cara mengolah hidup, cara

menambah wawasan, pengetahuan”. (DA151/MPB-w/009-010)

“Selain bagaimana cara mengembangkan diri juga..tadinya belajar

itu dibutuhkan orang-orang yang kreatif, berwawasan luas, dan

selalu mencari cara-cara yang baik menghadapi masa depan”.

(DA151/MPB-w/129-133)

“Kemudian saya juga berpikir bahwa belajar itu merupakan satu

kesempatan yang berharga untuk mengembangkan diri”.

(DK51/MPB-w/004-006)

“Maka itu memotivasi saya untuk berusaha belajar dan memahami

bahwa belajar merupakan proses dari yang tidak tahu menjadi

tahu”. (DK51/MPB-w/009-012)

Jawaban yang sama juga dapat dilihat dari jawaban responden

dalam diskusi. Ungkapan kedua responden dapat dilihat dari kutipan

hasil FGD berikut:

“Selain mengembangkan diri juga dibutuhkan orang-orang yang

lebih kreatif, punya wawasan yang luas dan selalu mencari cara-

cara yang baik ketika menghadapi masa depan. Maka, saya

menuntut diri lebih kreatiflah selama belajar”. (DA221/MPB-

FGD/185-190)

“Saya selalu optimis dan berpikir bahwa belajar itu kesempatan

saya mengembangkan diri..”. (DK221/MPB-FGD/021-023)

Selain itu, responden KS berpendapat bahwa belajar merupakan

proses dari ketidaktahuan menjadi tahu.

“Maka itu memotivasi saya untuk berusaha belajar dan memahami

bahwa belajar merupakan proses dari yang tidak tahu menjadi

tahu”. (DK51/MPB-w/009-012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

45

Dari hasil observasi, wawancara, dan FGD tersebut dapat dipahami

bahwa cara responden memaknai belajar yakni belajar serius dan

tekun dengan cara mendengarkan, bertanya, menjawab, berusaha

memahami, optimis, dan disiplin waktu. Responden juga berusaha

menggunakan kesempatan belajar dengan baik untuk mengembangkan

diri, mengolah diri, menambah wawasan, dan menambah

pengetahuan. Selain itu, belajar merupakan proses yang dialami mulai

dari responden belum tahu sampai responden tahu. Sehingga bagi

responden belajar menjadi lebih bermakna.

b. Alasan biarawati sehingga bersedia melaksanakan tugas perutusan

belajar.

Responden termotivasi untuk belajar karena keprihatianan pada

permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat, kurang pengetahuan,

kurang kemampuan, kurang kesabaran untuk membantu orang lain.

Ungkapan tersebut terdapat pada hasil wawancara. Kutipan hasil

wawancara kedua responden sebagai berikut:

“Saya punya pengalaman mendampingi anak asrama. Tapi saya

belum tahu bagaimana caranya menghadapi mereka. Pengalaman

saya juga belum tahu caranya bagaimana membantu orang tua anak

yang bercerita masalah keluarga mereka, hidup mereka, perjuangan

mereka”. (DA151/MPB-w/012-017)

“Itu suster, sekarang ini banyak sekali perselingkuhan. Saya

prihatin dengan keluarga yang istri atau suami selingkuh”.

(DA151/MPB-w/067-070)

“Waktu itu, belum tahu anak panti itu datang dari berbagai latar

belakang mana, maka yang kita dampingi itu tentu berbeda-beda.

Pengetahuan saya masih kurang, kesabaran juga kurang”.

(DK51/MPB-w/016-020)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

46

Ungkapan yang sama juga terdapat pada saat FGD. Berikut kutipan

hasil FGD dari kedua responden.

“Dulu saya ditugaskan di asrama tetapi saya belum tahu ilmu-ilmu

yang cocok untuk mendampingi anak-anak. Ketika anak-anak

mengalami masalah ini, saya dengan cara apa untuk menghadapi

dia dan mencari solusinya seperti apa. Perjumpaan dengan orang

tua yang sharing tentang pergulatan hidup, pengalaman hidup

dalam berkeluarga”. (DA221/MPB-FGD/039-045)

“sekarang ini banyak terjadi perselingkuhan, pertentangan di mana-

mana”. (DA221/MPB-FGD/111-112)

“Jika dilihat pengalaman ketika mandampingi anak panti, di mana

saat itu saya.. pendidikan dan pengalaman masih rendah,

kemampuan saya masih kurang, kadang kurang… kurang sabar”.

(DK221/MPB-FGD/009-013)

Kedua responden juga bersedia melaksanakan tugas perutusan

belajar meskipun mengalami kesulitan. Anjuran dan Peraturan

Pemerintah, kebutuhan Kongregasi, dan kesadaran diri mereka sendiri

memotivasi responden. Hal ini dapat dilihat dari kutipan hasil

wawancara dan FGD berikut:

“Makanya, selain dari tuntutan pemerintah atau peraturan

pemerintah yang menganjurkan..contoh saja yang kerja di sekolah

perlu S1. Selain itu, kongregasi memang membutuhkan orang ya

untuk itu”. (DA151/MPB-w/019-023)

“Maka peraturan pemerintah dan juga dari diri saya sendiri

mendorong saya menjalankan perutusan belajar ini”. (DK51/MPB-

w/079-081)

“Belajar selain karena memang peraturan..peraturan pemerintah

juga kongregasi..”.(DA221/MPB-FGD/181-182

“...peraturan pemerintah mewajibkan misalnya guru wajib S1.

Selain itu, dari diri saya, kongregasi juga mengikuti perkembangan

zaman". (DK221/MPB-FGD/077-079)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

47

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa responden termotivasi

melaksanakan tugas perutusan belajar karena Peraturan Pemerintah,

kebutuhan Kongregasi, dan kesadaran diri responden. Kesadaran

responden tersebut karena keprihatinan, dan kurang pengetahuan,

kemampuan, kesabaran dalam menolong orang lain.

c. Bentuk-bentuk kesulitan yang ditemui biarawati dalam melaksanakan

tugas perutusan belajar di Perguruan Tinggi.

Responden melaksanakan tugas perutusan belajar berhadapan

dengan berbagai tantangan. Tantangan-tantangan kedua responden

sama berupa kurangnya kemampuan menjalankan komputer dan

kekurangan mendapatkan informasi. Hal ini dapat ditemukan kutipan

wawancara berikut:

“Di kelas itu sering ribut saat dosen menjelaskan. Saya terganggu

karena tidak sopan, tidak menghargai. Lalu, kesulitan saya juga

menjalankan komputer belum terlalu pandai. Tapi kesulitan saya

juga selalu ngantuk itu, mudah tertidur di kelas. Terlebih jam satu

jam dua itu, godaan bagi saya untuk tidur”. (DA151/MPB-w/039-

044)

“Kemudian juga kesulitan itu ya dengan perkembangan jaman itu...

teknologi canggih ya.. mereka lebih cepat mengoprasikan laptop,

tapi saya lamban dan juga cara saya menangkap”. (DK51/MPB-

w/052-055)

Responden AS terganggu dengan suasana kelas yang ribut dan

mudah mengantuk. Hasil observasi juga menunjukkan hal yang sama.

Responden sangat mengantuk ketika perkuliahan berlangsung.

Pada saat diminta salah satu kelompok presentasi menjelaskan

kembali video yang sudah diperlihatkan, responden bertanya

kepada teman di sampingnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

48

(AS28/11/2016)

Selain dari itu, hasil FGD juga mengungkapkan hal yang sama

tentang kurangnya kemampuan menjalankan computer dan kurangnya

informasi. Kutipan hasil FGD kedua responden sebagai berikut:

“Saya itu belum terlalu pandai dengan komputer. Anak-anak itu

biasa. Lalu juga saya mudah ngantuk, masuk kelas harus belajar.

Akhirnya konsentrasi saya hilang. Saya terngganggu kalau kelas

itu ribut ketika dosen menjelaskan, tidak sopan”. (DA221/MPB-

FGD/096-100)

“Tantangan juga ya selama kuliah itu..alat komunikasi seperti HP.

Teman punya, kita tidak tahu informasi tidak seperti mereka”.

(DK221/MPB-FGD/072-075)

Selain itu, dari hasil wawancara dan FGD responden As merasa

lebih mudah berbicara daripada mendengarkan. Sedangkan dari hasil

observasi, wawancara dan FGD, responden KS terganggu dengan

anggota kelompok yang tidak disiplin waktu.

“Saya orangnya suka bicara, sementara di BK harus

mendengarkan”.(DA151/MPB-w/028-029)

“Saya berpikir di BK itu, mulut tutup telinga buka. Sementara

saya sendiri inginnya mulutnya terbuka terus”. (DA221/MPB-

FGD/086-088)

Teman kelompok responden datang terlambat. Responden berusaha

sabar menunggu teman kelompok yang datang terlambat. (KS

16/11/2016)

“Kemudian kesulitan itu ketika misalnya kerja kelompok tapi tidak

tepat waktu seperti yang sudah disepakati”. (DK51/MPB-w/044-

046)

“Dalam kelompok jam sekian kita kumpul sementara ada yang

terlambat, akhirnya bertabrakan dengan jadwal komunitas..ya kita

harus sabar saja”. (DK221/MPB-FGD/065-068)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

49

Kedua responden juga mengalami kesulitan yang lain. Keduanya

menjelaskan dengan bahasa yang berbeda tetapi maksudnya sama.

Responden AS merasa sudah tua. Sehingga responden minder dalam

pergaulan dan berteman hanya dengan satu orang, dan kemampuan

akdemiknya kurang. Kemampuan responden menerima dan

memahami juga kurang karena kurikulum dan jangka waktu

menyelesaikan SMA samapai masuk Perguruan Tinggi terlalu jauh.

Kutipan hasil observasi dan diperkuat hasil wawancara dan FGD

sebagai berikut:

Kemudian responden menuju sekretariat BK hanya berteman

dengan satu mahasiswa. (AS28/11/2016)

”..umur yang sudah tua. Terkadang saya sulit membaur, bergaul

dengan teman-teman. Apalagi awalnya, saya berjuang setengah

mati. Sekarang sudah lumayan, tetapi saya masih melihat ada

pengelompokkan-pengelompokkan. Maka, saya sering berteman

dengan satu teman saja. Tantangan lainnya, pada saat Konseling

Keluarga dapat C padahal 6 SKS. Lalu Konseling Ekspresif 3

SKS”. (DA151/MPB-w/053-060)

“Lalu, saya sudah lama tidak sekolah dari tahun 2000 tidak sekolah

sampai 2012. Selain kurikulum yang berbeda juga pastinya otak

saya ini udah tumpul”. (DA221/MPB-FGD/090-093)

“Berikutnya saya minder karena saya ini udah tua hahaha

sementara teman-teman saya barusan lulusan SMA, masih kecil

yang masih bersemangatnya. Itu tantangan bagi saya. Saya pernah

dapat nilai C ya. Saya kadang malu di tengah-tengah mereka untuk

awal-awal masuk itu. Maka tidak heran saya itu hanya sama satu

teman yang bisa diajak ngobrol, senda gurau”. (DA221/MPB-

FGD/100-107)

Sementara itu, responden KS mengatakan bahwa perbedaan umur

dan kurikulum menyebabkan kemampuan menangkap dan memahami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

50

rendah dibandingkan orang lain. Ungkapan ini terdapat pada hasil

wawancara dan FGD.

“Soal umur teman angkatan saya, pada umumnya mereka tamat

SMA mereka langsung melanjut lalu saya sudah 10 tahun yang lalu

tamat SMA baru melanjut, jadi daya tangkap saya rendah. Lalu

kurikulumnya juga berbeda, karena dunia semakin maju. Saya sulit

mengerti, memahami apa yang dosen sampaikan”. (DK51/MPB-

w/035-041)

“Lalu mereka baru tamat SMA, masih muda dibanding dengan

saya yang sudah berumur, sudah sepuluh tahun lalu tamat SMA.

Kurikulumnya juga berbeda. Ketika dosen menerangkan saya tidak

secepat mereka menangkap, mengerti”. (DK221/MPB-FGD/068-

072)

Dari hasil data wawancara dan FGD tersebut menggambarkan

bahwa kedua responden sama-sama mengalami kesulitan

menyesuaikan diri dalam pergaulan dan kemampuan akademik. Usia

dan kurikulum mempengaruhi kemampuan penyesuaian diri dalam

bergaul dan kemampuan akademik.

Berdasarkan data tersebut, terungkap bentuk-bentuk kesulitan yang

ditemui responden dalam melaksanakan tugas perutusan belajar.

Kesulitan-kesulitan mereka adalah kurang mampu menjalankan

computer; kurang informasi; kesulitan menyesuaikan diri dalam

pergaulan dan kemampuan akademik karena perbedaan usia dan

kurikulum; sulit mendengarkan daripada berbicara, mudah

mengantuk; dan terganggu dengan ketidakdisiplinan anggota kerja

kelompok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

51

d. Usaha-usaha yang dilakukan biarawati menghadapi kesulitan.

Dilihat dari hasil wawancara dan FGD terdapat beberapa kemiripan

usaha yang dilakukan kedua responden menghadapi kesulitan sesuai

tantangan zaman. Usaha yang dilakukan kedua responden adalah

responden mendekati teman, responden berani dan rendah hati

bertanya, dan bijaksana dalam menghadapi tantangan. Kutipannya

sebagai berikut:

“Tapi mereka itu pandai dengan alat-alat itu, maka kalau sudah

tidak bisa saya bertanya dengan mereka. Saya juga bercerita,

bertanya dengan dosen kalau ada kesulitan karena saya merasa

dekat”. (DA151/MPB-w/085-088)

“Selain itu, saya bertanya dekat dengan mereka karena mereka

punya HP, mereka tahu komputer”. (DA221/MPB-FGD/139-141)

“kalau saya tidak mengerti, maka saya tanya entah dengan teman

juga sama dosen”. (DK221/MPB-FGD/146-148)

“Juga dalam perkembangan teknologi sekarang seperti HP ketika

harus buka ini atau teman-teman mau menghubungi sulit. Saya

berefleksi bahwa memang dalam situasi seperti inilah ditantang

untuk lebih bijaksana dan tentu harus kreatif, ketika tidak mengerti

dan harus buka saat itu yaaa saya harus rendah hati bertanya

dengan teman-teman yang punya”. (DK221/MPB-FGD/148-155)

Responden KS menambahkan sebaiknya berusaha terlebih dahulu

dan tekun mengerjakan tugas, harus berani salah, dan bersabar.

Responden menghindari kegiatan organisasi kemahasiswaan supaya

tidak mengganggu kegiatan komunitas. Hal ini terdapat pada hasil

observasi yang juga terdapat dalam hasil wawancara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

52

“Responden berusaha sabar menunggu teman kelompok yang

datang terlambat. Responden mulai mengerjakan tugas. Responden

menemui salah satu teman mahasiswa dan melihat HP mahasiswa

tersebut. Responden minta tolong temannya menghubungi teman

yang terlambat”. (KS16/11/2016)

“Tapi prinsip saya itu apa yang saya mengerti saya buat dulu, saya

lakukan nantikan dosen akan memperbaiki. karena dosen-dosen

kita kan seandainya kita sudah berusaha tidak melulu disalahkan

tetapi mereka memperbaiki, mengerti. Selain itu, saya juga dengan

tekun mengerjakan tugas, tekun bertanya itu sangat membantu.

Belajar sabar juga dengan teman-teman itu”. (DK51/MPB-w/092-

099)

“Saya sendiri juga enggan mengambil kegiatan kampus, misalnya

organisasi GMC atau apa itu, karena nanti bertabrakan”.

(DK51/MPB-w/119-121)

Pendapat yang berbeda dikatakan responden As bahwa responden

menghadapi kesulitan dengan berdoa dan bercerita dengan pemimpin.

Responden yakin ada orang lain yang menolong. Ketika responden

mengantuk, responden melakukan gerakkan kecil dan mencuci

wajahnya. Hasil observasi diperkuat hasil wawancara dan FGD yang

terdapat dalam kutipan sebagai berikut:

Responden sangat mengantuk ketika perkuliahan berlangsung.

Pada saat diminta salah satu kelompok presentasi menjelaskan

kembali video yang sudah diperlihatkan, responden bertanya

kepada teman di sampingnya. Responden langsung menuju kamar

kecil dan mencuci wajahnya. (AS28/11/2016)

“Cara saya tu berdoa dan saya tidak sendirian. Saya lari kepada

Tuhan juga kepada pemimpin. Wong, kita dibiayai kongregasi”.

(DA151/MPB-w/080-082)

“Lalu kalau ngantuk biasanya saya berdiri atau saya ke kamar

mandi cuci muka”. (DA151/MPB-w/089-090)

“Sebagai religius, saya berdoa dan yakin saya tidak sendirian”.

(DA221/MPB-FGD/124-125)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

53

“Nah, kalau udah ngantuk, saya menggerak-gerakkan badan atau

cuci muka”. (DA221/MPB-FGD/125-126

Persamaan yang lainnya dari kedua responden dalam usaha

menghadapi kesulitan, yaitu sama-sama sadar sebagai religius dan

anggota kongregasi yang memiliki peraturan dan kaul. Kedua

responden mendahulukan hidup komunitas, hidup rohani, daripada

belajar. Responden mengikuti semua kegiatan komunitas. Reponden

belajar setelah acara komunitas selesai. Namun relasi dan komunikasi

penting dalam hidup bersama. Data tersebut dapat ditemukan dalam

kutipan hasil observasi, dan wawancara.

Pada saat peneliti datang, responden sedang mengerjakan tugas

akhir kuliah. Ketika ibadat siang, responden juga ikut berdoa

bersama komunitas. Responden memimpin ibadat siang.Responden

berdoa dengan kusuk. (AS17/01/2017)

Responden menerima tamu yang datang untuk pertemuan. Setelah

itu, ia berpamitan dengan anggota komunitasnya. Ketika diskusi

kelompok selesai, responden langsung pulang ke komunitas untuk

doa dan makan siang bersama komunitas. (KS22/01/2017)

“Kita inikan biarawati yang punya aturan ya, kaul. Semua teratur.

Jangan sampai kita meninggalkan acara komunitas. Dalam

kongregasi kami sering diingatkan bahwa kuliah itu bukanlah yang

utama tetapi kebersamaan. Sekolah hanyalah menunjang, hanya

salah satu cara untuk karya ke depan, yang utama itu adalah hidup

komunitas. Jadi jangan sampai meninggalkan hidup komunitas dan

mengutamakan belajar. Kecuali memang kuliah sampai jam enam.

Kadang pemimpin sudah tahu, tapi kadang harus memberitahu

pemimpin juga”. (DA151/MPB-w/101-112)

“Kalau hari-hari kan tentu kita di kampus, mau tidak mau itu

memang bawa makanan ke kampus tetapi kalau sudah pulang ke

komunitas tentu saya kerjakan apa yang perlu dikerjakan dan ikut

doa bersama, ikut makan bersama dan malam hari setelah makan

malam belajar”. (DK51/MPB-w/114-119)

“Dan sudah ditekankan bahwa ya sebagai suster, bukan suster itu

hanya kebetulan sebagai suster dan studi tetapi duluan susternya;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

54

suster yang kebetulan studi maka yang diutamakan hidup rohani

bukan studinya, kalau tidak...hmmm..kita bisa keluar suster”.

(DK51/MPB-w/121-126)

Dari hasil FGD juga ditemukan jawaban yang sama. Hasil FGD

dapat dilihat pada kutipan sebagai berikut:

“Maaf ya, ini aturan dalam kongregasi kami. Jangan sampai kamu

melalaikan waktu, acara komunitas harus duluan. Artinya, karena

suster maka kita kuliah. Kalau benar-benar tidak bisa ya..harus ijin

dengan pemimpin. Saya sendiri kalau udah sepanjang hari kuliah

pasti udah capek malam harus belajar. kalau ada tugas saya harus

berjuang. Kami belajar malam setelah doa malam. Kalau ada

rekreasi bersama ya, jam sembilan baru bisa belajar”.

(DA221/MPB-FGD/130-137)

“Memang sering dikatakan pada kami kalian itu suster yang

kebetulan mahasiswa bukan mahasiswa yang kebetulan suster.

Artinya yang diutamakan adalah hidup membiara”. (DK221/MPB-

FGD/156-159)

“Kadang kami di kampus seharian ya, maka ketika di rumah ada di

rumah, kegiatan apa yang ada diikuti. Kalau doa siang tidak ikut

karena ada di kampus”. (DA221/MPB-FGD/159-162)

Namun kedua responden sama-sama mengakui bahwa dalam setiap

perjuangan pasti ada kesulitan. Kesulitan yang memacu responden

untuk lebih aktif dan kreatif menemukan cara yang tepat dalam

menghadapi tantangan. Kalimat tersebut dapat ditemukan dalam hasil

wawancara dan FGD.

“Saya berpikir gini lho suster, dengan kesulitan itu saya semakin

kreatif mencari cara mengatasi kesulitan. Kalau saya tidak

mengalami kesulitan doa saya datar-datar saja. tapi saat sulit

pengen lama doanya. Jadi kesulitan itu membuat saya semakin

kreatif mencari cara untuk menghadapi tantangan yang kuhadapi

itu”. (DA151/MPB-w/093-098)

“Pandangan saya suster, saya berprinsip begini setiap perjuangan

tetap ada kesulitan tetapi bukan dalam arti kesulitan menjadikan

saya untuk patah semangat atau tidak mau tahu. Tetapi saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

55

melihat kesulitan itu mengajak saya untuk aktif. Aktif dalam arti

mencari solusi bagaimana supaya kesulitan itu dapat teratasi”.

(DK51/MPB-w/102-107)

“Kesulitan membuat saya kreatif mencari cara menghadapi

tantangan” (DA221/MPB-FGD/143-145)

“Dengan kesulitan itu semua, saya jadi lebih aktif mencari solusi.

Prinsipnya setiap perjuangan pasti ada kesulitan”. (DA22/MPB-

FGD/172-173)

Berdasarkan penjelasan kedua responden dalam wawancara,

diskusi (FGD), dan hasil observasi mengenai usaha-usaha yang

dilakukan responden menghadapi kesulitan sesuai tantangan zaman

adalah mendekati teman, berani dan rendah hati bertanya, bijaksana

dalam menghadapi tantangan; sadar sebagai religius yang berkaul dan

sadar sebagai anggota kongregasi yang memiliki peraturan; menjalin

relasi dan komunikasi dalam hidup bersama; mendahulukan hidup

komunitas, hidup rohani daripada belajar; mengikuti semua kegiatan

komunitas. Selain itu, responden AS menghadapi kesulitan dengan

berdoa, bercerita dan yakin ada orang lain yang menolong, dan

menggerak-gerakkan badan dan mencuci muka ketika mengantuk.

Sedangkan bagi responden KS berusaha terlebih dahulu dan tekun

mengerjakan tugas, berani salah, sabar, dan menghindari kegiatan

organisasi kemahasiswaan. Kedua responden sependapat bahwa setiap

perjuangan pasti ada kesulitan dan kesulitan menimbulkan kreativitas

dan keaktifan menemukan cara yang tepat dalam menghadapi

tantangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

56

B. Pembahasan

Hal yang dibahas dalam bagian ini berkaitan dengan masalah penelitian

yakni cara biarawati memaknai belajar, alasan biarawati sehingga bersedia

melaksanakan tugas perutusan belajar, bentuk-bentuk kesulitan yang ditemui

biarawati dalam melaksanakan tugas perutusan belajar di Peguruan Tinggi,

dan usaha-usaha yang dilakukan biarawati menghadapi kesulitan.

1. Cara biarawati memaknai belajar.

Cara belajar biarawati berbeda dengan cara belajar anak-anak.

Belajar merupakan proses menemukan makna bagi biarawati dari tidak

tahu menjadi tahu. Proses belajar menimbulkan pertukaran pendapat,

tuntutan nilai-nilai, komunikasi timbal balik, menghormati pendapat,

saling percaya antara yang mengajar dan yang diajar, suasana

menyenangkan dan menantang, kecerdasan beragam, berpusat pada

kehidupan nyata, dan motivasi dari diri sendiri (Suprijanto, 2007). Apa

yang dikatakan Suprijanto bahwa proses belajar dapat menimbulkan

pertukaran pendapat, komunikasi timbal balik, tuntutan nilai-nilai,

menghormati pendapat, suasana menyenangkan dan menantang juga

dialami oleh kedua responden. Hal tersebut dapat dilihat dari ungkapan

responden dalam wawancara dan FGD berikut:

“Hmmm..cara yang saya lakukan itu..saya mendengarkan dengan

baik ya ketika dosen menjelaskan. Maka saya tidak suka kelas

ribut, ada yang terlambat. Selain mendengarkan, saya juga

bertanya, menjawab juga ya kalau dosen bertanya. Jadinya..saya

belajar itu serius, tidak asal-asalan”. (DA151/MPB-w/003-010)

“Belajar yang baik bagi saya terutama di dalam kelas, saya

menginginkan suasana itu hening. Artinya menciptakan situasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

57

yang nyaman ketika dosen menjelaskan, kita bisa mendengarkan

dosen dengan baik. Kita bisa bertanya. Lalu juga, ketika ada

interaksi antara dosen dengan mahasiswa, ketika dosen bertanya

dan mahasiswa bisa menjelaskan lagi apa yang diterangkan. Selain

itu, tidak ada yang masuk terlambat apalagi dosen

menjelaskan..Karena saya belajar tidak asal-asalan”. (D221/MPB-

FGD/025-037)

“…mahasiswa lebih serius. Artinya ketika dosen menerangkan dan

dosen bertanya mahasiswa mengerti atau diberi kesempatan

bertanya. Ketika dosen itu bertanya kepada mahasiswa dan

mahasiswa menjawab tidak disalahkan. Karena kan kita berusaha,

tidak main-main”. (DK221/MPB-FGD/004-009)

Kedua responden memaknai belajar dengan cara belajar serius dan

tekun. Belajar serius dan tekun dapat dilihat dari cara mereka

mendengarkan, bertanya, menjawab pertanyaan, berusaha memahami,

berpikiran optimis, dan disiplin waktu. Mappa & Basleman (2011),

berpendapat bahwa individu mengembangkan kemampuan dan

keterampilan supaya makin banyak pengetahuan dan keterampilan baru

diperoleh dan semakin mantap. Suprijanto (2007), juga mengatakan bahwa

pelajaran yang berhubungan dengan pengetahuan yang dimiliki, maka

pelajaran tersebut akan lebih bermakna, lebih mudah diterima. Demikian

juga kedua responden menggunakan kesempatan belajar dengan baik

untuk mengembangkan diri mereka, mengolah diri, menambah wawasan,

dan pengetahuan. Hal ini dapat dilihat dari salah satu kutipan wawancara

responden AS dan FGD responden KS.

“Karena belajar bagiku merupakan cara mengolah hidup, cara

menambah wawasan, pengetahuan”. (DA151/MPB-w/009-010)

“Saya selalu optimis dan berpikir bahwa belajar itu kesempatan

saya mengembangkan diri..”. (DK221/MPB-FGD/021-023)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

58

Dengan belajar serius, tekun, dan menggunakan kesempatan yang

baik responden berproses supaya belajar lebih bermakna. Karena bagi

responden belajar merupakan proses menemukan makna belajar dari tidak

tahu sampai menjadi tahu. Senada dengan itu, Bastaman (2007),

mengatakan bahwa seseorang dapat menemukan makna melalui

kehidupan, melalui pekerjaan dan karya perutusan yang dijalani.

Semuanya itu diperoleh melalui proses termasuk proses belajar. Seperti

halnya yang dikatakan oleh responden Ks dalam wawancara.

“Maka itu memotivasi saya untuk berusaha belajar dan memahami

bahwa belajar merupakan proses dari yang tidak tahu menjadi

tahu”. (DK51/MPB-w/009-012)

Suparno (2007), mengatakan bahwa pemikiran dan pengetahuan

akan berkembang jika seseorang belajar. Dengan demikian, makna belajar

merupukan proses dari yang tidak tahu menjadi tahu melalui pengolahan

diri, menambah wawasan dan pengetahuan. Pengolahan diri, wawasan dan

pengetahuan akan bertambah apabila seseorang belajar dengan serius dan

tekun.

2. Alasan biarawati sehingga bersedia melaksanakan tugas perutusan belajar.

Sugijopranoto (2013), mengatakan bahwa untuk menjalankan

perutusan pada zaman sekarang membutuhkan ijazah minimal tertentu

dan persyaratan lain sesuai Peraturan Pemerintah. Kongregasi juga

membutuhkan tenaga profesional untuk karya masa depan. Selain dari

tuntutan pemerintah dan kebutuhan kongregasi, seorang religius harus

mampu setara dengan orang yang dilayani. Sehingga tidak mengherankan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

59

kedua responden bersedia melaksanakan tugas perutusan belajar demi

menjawab anjuran pemerintah dan kebutuhan kongregasi tersebut. Selain

karena Peraturan Pemerintah dan kebutuhan Kongregasi, kedua responden

bersedia menjalankan tugas perutusan belajar juga karena kesadaran diri

mereka sendiri.

“Makanya, selain dari tuntutan pemerintah atau peraturan

pemerintah yang menganjurkan..contoh saja yang kerja di sekolah

perlu S1. Selain itu, kongregasi memang membutuhkan orang ya

untuk itu”. (DA151/MPB-w/019-023)

“Maka peraturan pemerintah dan juga dari diri saya sendiri

mendorong saya menjalankan perutusan belajar ini”. (DK51/MPB-

w/079-081)

Responden sadar karena keprihatinan pada permasalahan sosial

saat ini, kurangnya pengetahuan, kurangnya kemampuan, dan kurangnya

kesabaran yang responden miliki. Terbukti apa yang dikatakan oleh

Suparno (2007), bahwa biarawati menerima perutusan belajar di Perguruan

Tinggi supaya dapat memenuhi tuntutan yang mendesak di zaman yang

professional ini. Sebelum kuliah kedua responden sudah bekerja. Dari

pengalaman kerja tersebut, mereka merasa pengetahuan, kemampuan, dan

kesabaran masih sangat kurang. Sementara, perkembangan zaman ini

mendesak mereka melaksanakan tugas secara profesional. Untuk dapat

berkarya dengan profesional, maka responden bersedia menjalankan

perutusan belajar. seperti yang diungkapkan oleh kedua responden dalam

kutipan wawancara berikut:

“Saya punya pengalaman mendampingi anak asrama. Tapi saya

belum tahu bagaimana caranya menghadapi mereka. Pengalaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

60

saya juga belum tahu caranya bagaimana membantu orang tua anak

yang bercerita masalah keluarga mereka, hidup mereka, perjuangan

mereka”. (DA151/MPB-w/012-017)

“Waktu itu, belum tahu anak panti itu datang dari berbagai latar

belakang mana, maka yang kita dampingi itu tentu berbeda-beda.

Pengetahuan saya masih kurang, kesabaran juga kurang”.

(DK51/MPB-w/016-020)

Responden AS merasa prihatin dengan situasi yang ditemui,

perselingkuhan dan pertentangan terjadi di mana-mana. Namun responden

belum tahu cara yang tepat mengatasi situasi tersebut. Situasi yang ditemui

responden AS ini dapat dilihat dari ungkapannya dalam kutipan

wawancara berikut:

“Itu suster, sekarang ini banyak sekali perselingkuhan. Saya

prihatin dengan keluarga yang istri atau suami selingkuh”.

(DA151/MPB-w/067-070)

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa responden termotivasi

melaksanakan tugas perutusan belajar karena Peraturan Pemerintah,

kebutuhan Kongregasi, dan kesadaran diri responden. Kesadaran

responden tersebut karena keprihatinan, dan kurang pengetahuan, kurang

kemampuan, kurang kesabaran dalam menolong orang lain.

3. Bentuk-bentuk kesulitan yang ditemui biarawati mahasiswa Program

Studi Bimbingan dan Konseling Sanata Dharma dalam melaksanakan

tugas perutusan belajar di Perguruan Tinggi.

Kedua responden mengalami berbagai kesulitan dan tantangan

dalam melaksanakan tugas perutusan belajar. Bukan sesuatu yang mudah

menjalankan perutusan belajar bagi seorang religius apalagi harus belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

61

dalam usia yang sudah tua dan kurikulum yang sudah jauh berbeda.

Menurut Mappa & Basleman (2011), semakin bertambah usia seseorang

maka semakin sulit baginya belajar. Selain itu dipengaruhi juga oleh

lingkungan alam, fisik, sosial, penyajian termasuk penyajian kurikulum

dan metode penyajian. Apa yang dikatakan oleh Mappa & Basleman

diungkapkan juga oleh kedua responden dalam salah satu petikan

wawancara dan FGD berikut:

“Soal umur teman angkatan saya, pada umumnya mereka tamat

SMA mereka langsung melanjut lalu saya sudah 10 tahun yang lalu

tamat SMA baru melanjut, jadi daya tangkap saya rendah. Lalu

kurikulumnya juga berbeda, karena dunia semakin maju. Saya sulit

mengerti, memahami apa yang dosen sampaikan”. (DK51/MPB-

w/035-041)

“Berikutnya saya minder karena saya ini udah tua hahaha

sementara teman-teman saya barusan lulusan SMA, masih kecil

yang masih bersemangatnya. Itu tantangan bagi saya. Saya pernah

dapat nilai C ya. Saya kadang malu di tengah-tengah mereka untuk

awal-awal masuk itu. Maka tidak heran saya itu hanya sama satu

teman yang bisa diajak ngobrol, senda gurau”. (DA221/MPB-

FGD/100-107)

Selain itu, Mappa & Basleman (2011), menambahkan bahwa

dengan bertambahnya usia, kemampuan individu menurun seperti

menurunya daya ingat, kekuatan fisik, kemampuan menalar,

berkonsentrasi, daya pendengaran, dan penglihatan. Belajar orang dewasa

juga dipengaruhi oleh pergaulan di tempat belajar, perencanaan,

pelaksanaan, dan penilaian kegiatan belajar. Responden juga sulit

mengikuti perkembangan zaman. Keadaan fisik, kemampuan memahami

dan mengingat sangat terbatas.

“Tapi mereka itu pandai dengan alat-alat itu, maka kalau sudah

tidak bisa saya bertanya dengan mereka. Saya juga bercerita,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

62

bertanya dengan dosen kalau ada kesulitan karena saya merasa

dekat”. (DA151/MPB-w/085-088)

“Kemudian juga kesulitan itu ya dengan perkembangan jaman itu...

teknologi canggih ya.. mereka lebih cepat mengoprasikan laptop,

tapi saya lamban dan juga cara saya menangkap”. (DK51/MPB-

w/052-055)

“Tantangan juga ya selama kuliah itu..alat komunikasi seperti HP.

Teman punya, kita tidak tahu informasi tidak seperti mereka”.

(DK221/MPB-FGD/072-075)

Responden AS mudah mengantuk dan lebih mudah berbicara tetapi

merasa terganggu apabila suasana kelas ribut, seperti yang terungkap

dalam petikan wawancara berikut:

“Di kelas itu sering ribut saat dosen menjelaskan. Saya terganggu

karena tidak sopan, tidak menghargai. Lalu, kesulitan saya juga

menjalankan komputer belum terlalu pandai. Tapi kesulitan saya

juga selalu ngantuk itu, mudah tertidur di kelas. Terlebih jam satu

jam dua itu, godaan bagi saya untuk tidur”. (DA151/MPB-w/039-

044)

“Saya orangnya suka bicara, sementara di BK harus

mendengarkan”.(DA151/MPB-w/028-029)

Sementara responden KS merasa tenganggu apabila anggota

kelompok yang tidak disiplin waktu. Dengan kelompok yang datang

terlambat, maka pekerjaan juga terlambat dan pada akhirnya bertabrakan

dengan jadwal komunitas. Salah satu petikan jawaban responden sebagai

berikut:

“Kemudian kesulitan itu ketika misalnya kerja kelompok tapi tidak

tepat waktu seperti yang sudah disepakati”. (DK51/MPB-w/044-

046)

Dari hasil penelitian, dapat dipahami kesulitan dan tantangan yang

responden hadapi. Responden merasa kurang mampu menjalankan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

63

komputer dan kurang informasi; kesulitan menyesuaikan diri dalam

pergaulan dan kemampuan akdemik karena perbedaan usia dan kurikulum;

sulit mendengarkan daripada berbicara; mudah mengantuk; terganggu

dengan ketidakdisiplinan anggota kerja kelompok.

4. Usaha-usaha yang dilakukan biarawati menghadapi kesulitan sesuai

tantangan zaman.

Biarawati merupakan religius wanita yang hidup bersama dengan

orang lain dalam satu komunitas, dalam satu kongregasi, dan hidup

berkaul. Kedua responden merupakan anggota kongregasi daan anggota

komunitas. Sebagai anggota religius, mereka menyadari bahwa mereka

menghayati kaul yang mereka hidupi dalam sebuah kongregasi. Prasetya

(1992), mengatakan bahwa kemampuan biarawati dalam menghayati kaul

dan kemampuan menghadapi tantangan psikologis menentukan

kedewasaan atau ketidakdewasaan emosi. Karena kaul merupakan sarana

untuk membentuk hidup batin religius.

Kedua responden sama-sama menyadari diri sebagai religius yang

berkaul dan sadar sebagai anggota Kongregasi yang memiliki peraturan;

berusaha menjalin komunikasi dalam hidup bersama. Berdasarkan

kesadaran tersebut mereka mendahulukan hidup komunitas, hidup rohani

daripada belajar; dan mengikuti semua kegiatan komunitas. Ungkapan

yang berkaitan dengan kesadaran responden terdapat pada salah satu

kutipan wawancara dari masing-masing responden sebagai berikut:

“Kita inikan biarawati yang punya aturan ya, kaul. Semua teratur.

Jangan sampai kita meninggalkan acara komunitas. Dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

64

kongregasi kami sering diingatkan bahwa kuliah itu bukanlah yang

utama tetapi kebersamaan. Sekolah hanyalah menunjang, hanya

salah satu cara untuk karya ke depan, yang utama itu adalah hidup

komunitas. Jadi jangan sampai meninggalkan hidup komunitas dan

mengutamakan belajar. Kecuali memang kuliah sampai jam enam.

Kadang pemimpin sudah tahu, tapi kadang harus memberitahu

pemimpin juga”. (DA151/MPB-w/101-112)

“Dan sudah ditekankan bahwa ya sebagai suster, bukan suster itu

hanya kebetulan sebagai suster dan studi tetapi duluan susternya;

suster yang kebetulan studi maka yang diutamakan hidup rohani

bukan studinya, kalau tidak...hmmm..kita bisa keluar suster”.

(DK51/MPB-w/121-126)

Usaha-usaha yang dilakukan responden dalam menghadapi

kesulitan bukan hanya kata-kata belaka. Selain menyadari diri sebagai

religius yang berkaul, responden juga berusaha membagi waktu, dan

menjalin relasi dan komunikasi yang baik dengan pemimpin, dengan

anggota komunitas, dengan dosen, dan dengan teman terlebih kepada

Tuhan. Suparno (2007), mengatakan perlu adanya usaha dalam

menghadapi kesulitan. Biarawati perlu membina persatuan dengan Tuhan,

membangun kedamaian hati dan pikiran supaya memikirkan persoalan

yang dihadapi dengan jernih dan bijaksana. Hal ini sama dengan apa

diusahakan oleh responden AS yakni berusaha mengatasi kesulitan dengan

cara berdoa, berbagi cerita dan yakin ada orang lain yang menolong.

Ketika mengantuk responden melakukan gerakkan kecil dan mencuci

wajahnya. Usaha yang dilakukan responden terdapat pada kutipan berikut:

“Cara saya tu berdoa dan saya tidak sendirian. Saya lari kepada

Tuhan juga kepada pemimpin. Wong, kita dibiayai kongregasi”.

(DA151/MPB-w/080-082)

“Lalu kalau ngantuk biasanya saya berdiri atau saya ke kamar

mandi cuci muka”. (DA151/MPB-w/089-090)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

65

Sedangkan responden KS berusaha sabar mengahdapi teman-

temannya, berani salah, mencoba terlebih dahulu dan tekun mengerjakan

tugas. Selain itu, responden menghindari kegiatan organisasi

kemahasiswaan supaya kegiatan komunitas bisa dikiuti. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat dari kutipan wawancara berikut:

“Tapi prinsip saya itu apa yang saya mengerti saya buat dulu, saya

lakukan nantikan dosen akan memperbaiki. karena dosen-dosen

kita kan seandainya kita sudah berusaha tidak melulu disalahkan

tetapi mereka memperbaiki, mengerti. Selain itu, saya juga dengan

tekun mengerjakan tugas, tekun bertanya itu sangat membantu.

Belajar sabar juga dengan teman-teman itu”. (DK51/MPB-w/092-

099)

“Saya sendiri juga enggan mengambil kegiatan kampus, misalnya

organisasi GMC atau apa itu, karena nanti bertabrakan”.

(DK51/MPB-w/119-121)

Selain itu, Suparno (2007), mengatakan perlu membina kerja sama

dengan orang lain supaya yang terasa sulit menjadi ringan; dan belajar

menerima diri. Sejalan dengan itu, responden juga berusaha mendekati

teman, berani dan rendah hati bertanya, dan bijaksana dalam menghadapi

tantangan.

“Tapi mereka itu pandai dengan alat-alat itu, maka kalau sudah

tidak bisa saya bertanya dengan mereka. Saya juga bercerita,

bertanya dengan dosen kalau ada kesulitan karena saya merasa

dekat”. (DA151/MPB-w/085-088)

“Selain itu, saya bertanya dekat dengan mereka karena mereka

punya HP, mereka tahu komputer”. (DA221/MPB-FGD/139-141)

“kalau saya tidak mengerti, maka saya tanya entah dengan teman

juga sama dosen”. (DK221/MPB-FGD/146-148)

“Juga dalam perkembangan teknologi sekarang seperti HP ketika

harus buka ini atau teman-teman mau menghubungi sulit. Saya

berefleksi bahwa memang dalam situasi seperti inilah ditantang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

66

untuk lebih bijaksana dan tentu harus kreatif, ketika tidak mengerti

dan harus buka saat itu yaaa saya harus rendah hati bertanya

dengan teman-teman yang punya”. (DK221/MPB-FGD/148-155)

Namun keduanya mengakui bahwa dalam setiap perjuangan pasti

ada kesulitan. Melalui kesulitan, responden lebih kreatif dan aktif mencari

cara yang tepat untuk menghadapi tantangan. Dengan kesulitan justru

membuat mereka semakin kuat. Kata-kata yang sama juga dijelaskan

Praseya (1992), bahwa seorang biarawati yang berkaul memerlukan

perjuangan dalam menghadapi kesulitan dan tantangan, mengusahakan

agar berarti bagi diri sendiri, masyarakat, dan agama.

“Saya berpikir gini lho suster, dengan kesulitan itu saya semakin

kreatif mencari cara mengatasi kesulitan. Kalau saya tidak

mengalami kesulitan doa saya datar-datar saja. tapi saat sulit

pengen lama doanya. Jadi kesulitan itu membuat saya semakin

kreatif mencari cara untuk menghadapi tantangan yang kuhadapi

itu”. (DA151/MPB-w/093-098)

“Pandangan saya suster, saya berprinsip begini setiap perjuangan

tetap ada kesulitan tetapi bukan dalam arti kesulitan menjadikan

saya untuk patah semangat atau tidak mau tahu. Tetapi saya

melihat kesulitan itu mengajak saya untuk aktif. Aktif dalam arti

mencari solusi bagaimana supaya kesulitan itu dapat teratasi”.

(DK51/MPB-w/102-107)

Bastaman (2007), menjelaskan bahwa apabila sesuatu yang

berharga, penting, dan bermakna terpenuhi akan membuat seseorang

berarti dan menimbulkan rasa bahagia. Keadaan tersebut bisa dialami

setiap hari, bisa membuat senang dan bisa memunculkan kesulitan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

67

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan simpulan, keterbatasan penelitian, dan saran. Bagian

kesimpulan memuat kesimpulan penelitian.Bagian keterbatasan penelitian

memuat keterbatasan peneliti dalam menggali lebih dalam lagi informasi dari

responden. Bagian saran memuat masukan untuk peneliti lain supaya dapat

melakukan penelitian yang lebih baik dari penelitian ini.

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan penelitian

yang berkaitan dengan makna tugas perutusan belajar bagi biarawati adalah:

1. Biarawati belajar serius dan tekun dengan cara mendengarkan, bertanya,

menjawab pertanyaan, berusaha memahami, optimis, disiplin,

menggunakan kesempatan belajar dengan baik untuk mengembangkan

dan mengolah diri, menambah wawasan dan pengetahuan, dan berproses.

2. Biarawati bersedia melaksanakan tugas perutusan belajar karena

Peraturan Pemerintah, kebutuhan Kongregasi, dan kesadaran diri.

3. Biarawati mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas perutusan

belajar di Perguruan Tinggi berupa kurang mampu menjalankan

komputer; kurang informasi; kesulitan menyesuaikan diri dalam

pergaulan dan kemampuan akdemik karena perbedaan usia dan

kurikulum; sulit mendengarkan daripada berbicara; mudah mengantuk;

dan terganggu dengan ketidakdisiplinan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

68

4. Biarawati berusaha menghadapi kesulitan dengan sadar diri sebagai

religius yang berkaul dan sadar sebagai anggota kongregasi yang

memiliki peraturan; menjalin relasi dan komunikasi dalam hidup bersama

orang lain; mendahulukan hidup komunitas, hidup rohani daripada

belajar; mengikuti semua kegiatan komunitas; rendah hati dan berani

bertanya; bijaksana menghadapi tantangan. Responden berpendapat

bahwa setiap perjuangan ada kesulitan dan justru kesulitan memacu lebih

aktif dan kreatif menemukan cara tepat untuk menghadapi tantangan.

Selain itu, responden As berdoa, bercerita dan yakin ada orang lain yang

menolong; menggerak-gerakkan badan dan mencuci muka ketika

mengantuk. Sedangkan responden Ks berani mencoba dan berani salah;

sabar dan tekun mengerjakan tugas; menghindari kegiatan organisasi

kemahasiswaan.

Dengan demikian, makna tugas perutusan belajar bagi biarawati

merupakan suatu proses yang ditemui dan dihadapi setiap hari dengan

segala kesulitan dan tantangan. Kesulitan dan tantangan dalam belajar

membantu biarawati mengolah diri, menambah wawasan, pengetahuan,

dan menemukan cara yang tepat keluar dari kesulitan. Biarawati

menyadari adanya persyaratan yang perlu dipenuhi sesuai Peraturan

Pemerintah, adanya kebutuhan kongregasi untuk karya masa mendatang,

dan kurangnya kemampuan pengetahuan, pendidikan diri sendiri dalam

berkarya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

69

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan dan kekurangan. Peneliti sadar bahwa

masih banyak yang perlu diperbaiki dan disempurnakan. Adapun keterbatasan

penelitian ini adalah:

1. Teknik pengumpulan data yang digunakan masih kurang tepat untuk

mengumpulkan data.

2. Data masalah penelitian belum tergali lebih dalam.

3. Pembahasan belum dilengkapi pendapat ahli.

C. Saran

Saran peneliti ditujukan kepada peneliti selanjutnya supaya memperoleh hasil

penelitian yang lebih baik. Saran peneliti berupa:

1. Diperlukan teknik pengumpulan data yang tepat digunakan untuk

mengumpulkan data.

2. Diperlukan menggali data lebih dalam.

3. Pembahasan perlu dilengkapi pendapat ahli.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

70

DAFTAR PUSTAKA

Adhis Anggiany Putri S. (22 Agustus 2016).Ini Rahasia Lolos Seleksi Beasiswa

Luar Negeri. Artikel diambil pada tanggal 17 September 2016, dari

http://edukasi.kompas com/red/2016/08/22/17160051.

Dariyo, Agus. (2008). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: Gramedia

Widiasarana Indonesia.

Analisis Data Kualitatif. (2013). Metodologi Penelitian. Studio Teknologi

Pendidikan-Perpustakaan Universitas Katolik Indonesia Admajaya

Oktober 2013.

Bastaman, H.D. (2007). Logoterapi: Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup

dan Meraih Makna. Edisi 1. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Danim, Sudarwan. (2010). Pedagogi, Androgogi, dan Heutagogi. Bandung:

Alfabeta.

Herdiansyah, Haris. (2010). Metodologi penelitian Kualitataf. Jakarta: Salemba

Humanika.

Heuken, Adolf. (2004). Ensiklopedi Gereja. (jilid l:A-B edisi ke 4). Jakarta:

Yayasan Cipta Loka Caraka.

Hurlock, Elizabeth B. (1993). Psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi kelima. Erlangga: Jakarta.

Jahja, Yudrik. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Kelen, Benedikta Boleng. (2014). Kepemimpinana Transformatif Mgr. Hendricus

Leven SVD yang diwariskan bagi Para Suster CIJ untuk Meningkatkan

Mutu Hidup dan Pelayanan Demi Perutusan Kongregasi CIJ. USD.

Yogyakarta.

Mappa, Syamsu & Basleman, Anisah. (2011). Teori Belajar Orang Dewasa.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Marsono, FX. (Agustus 2013). Pendidikan sebagai Manager of Learning. Rohani

Nomor 8 tahun ke 60. Yogyakarta: Kanisius.

Mikhael Gewati. (28 Agustus 2016). Susah dapat Beasiswa Pemerintah berburu

ke Perusahaan Swasta Saja. Artikel diambil pada tanggal 17 September

2016, dari http://edukasi.kompas.com/read/2016/08/26/11255911

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

71

Papalia. (2014). Experience Human Development: Menyelami Perkembangan

Manusia.edisi 12 buku 2. (Terjemahan Fitriana Wuri Herarti). Jakarta:

Salemba Humanika.

Paus Fransiskus. (2015). Evangelii Gaudium Sukacita Injil: Surat Anjuran Bapa

Suci Fransiskus tentang Pewartaan Injil di Dunia Dewasa Ini.

(terjemahan Bhanu Viktorahadi). Yogyakarta: Kanisius.

Paus Yohanes Paulus II, Anjuran Apostolik tentang Hidup Bakti bagi para

Religius.(1996). Vita Consecrata (Hidup Bakti).(Terjemahan

Hardawirjana, R & FX. Sumantara Siswoyo). Jakarta:Departemen

Dokumentasi dan Penerangan KWI.

Prasetya, F. Mardi. (1992). Psikologi Hidup Rohani 2. Kanisius: Yogyakarta.

Prawira, Purwa Admaja. (2014). Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Riyanto, Armada & Mistrianto. (2011). Gereja Kegembiraan dan Harapan.

Yogyakarta: Kanisius.

Rohmah, Noer. (2015). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Kalimedia.

Santrock, J.W. (2009). LIFE-Span Development: Perkembangan Masa Hidup.

Edisi kelima jilid 2. (Terjemahan Achmad Chusairi, dkk). Jakarta:

Erlangga.

Simbolon, Romaida Katarina. (2005). Penghayatan Akan Yesus Kristus dalam

Spiritualitas Suster Fransiskus Dina Serta Revansinya bagi

Peningkatan Pelayanan dalam Perutusan di Zaman Sekarang, Skripsi,

USD, Yogyakarta.

Sugijopranoto, Andre. (Agustus 2013). Berdialog dengan Dunia Ilmu

Pengetahuan. Rohani Nomor 8 tahun ke 60. Yogyakarta: Kanisius.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2013). Landasan Psikologi Proses Pendidikan.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suparno, Paul. (2007). Saat Jubah Bikin Gerah. Yogyakarta: Kanisius.

Suprijanto, H. (2007). Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: Bumi Aksara.

Syah, Muhibbin. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Tim Penyusun KBBI. (2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring. Edisi

kelima. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

72

Winkel, W.S. (2014). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Sketsa.

Woga, Edmund. (2012). Dasar-dasar Misiologi. Yogyakarta: Kanisius.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

73

Lampiran 1

Hasil Observasi

1. Observasi saat responden di kampus.

Hari/tanggal Inisial

Respnden

Deskripsi Interpretasi

Senin,

7 November

2016

09.00-10.50

WIB

AS Observasi dilakukan di kelas terhadap responden biarawati, berkulit hitam,

berkacamata, berjubah warna biru, berbadan cukup pendek dan agak

gemuk. Sepanjang perkuliahan Konseling Spiritual, responden sangat

serius. Responden aktif menanggapi presentasi kelompok dan aktif

bertanya kepada dosen. Sebelum bertanya, responden menceritakan

pengalaman-pengalaman yang pernah ditemui sesuai materi perkuliahan.

Serius mengikuti

perkuliahan dengan

cara aktif bertanya

dan menanggapi

presentasi

Jumat,

30 September

2016.

12.15-13.00

WIB

KS Peneliti melakukan observasi ketika responden berkumpul dengan teman-

temanya. Data yang diperoleh dalam observasi ini adalah responden

seorang biarawati menggunakan jubah putih, berbadan kecil dan cukup

gemuk, berkulit putih, dan rambut hitam. Sebelum kerja kelompok,

responden sempat bertanya dengan salah satu dosen yang sedang lewat.

Beberapa saat kemudian, ia diskusi bersama teman-teman kelompoknya

dan mengerjakan tugas kelompok di bawah tangga dekat sekretariat BK.

Pada saat diskusi, responden terlihat sangat serius.

Belajar serius dengan

cara berusaha

bertanya dan

mengerjakan tugas

kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

74

2. Observasi terhadap responden saat menghadapi kesulitan.

Hari/tanggal Inisial

responden

Deskripsi Interpretasi

Senin,

28 November

2016

12.00-13.00

WIB

AS Responden sangat mengantuk ketika perkuliahan berlangsung. Pada saat

diminta salah satu kelompok presentasi menjelaskan kembali video yang

sudah diperlihatkan, responden bertanya kepada teman di sampingnya.

Responden langsung menuju kamar kecil dan mencuci wajahnya. Ia masih

mondar-mandir di luar kelas. Kemudian responden menuju sekretariat BK

hanya berteman dengan satu mahasiswa.

Mengantuk saat

perkuliahan. Berusaha

melakukan gerakkan-

gerakkan dan mencuci

wajah untuk

menghilangkan rasa

kantuk. Keluar

ruangan ditemani

seorang teman dekat.

Rabu,

16 November

2016.

10.30-11.30

WIB

KS Sebelum kerja kelompok, responden masih bersama teman sesama

biarawati. Teman kelompok responden datang terlambat. Responden

berusaha sabar menunggu teman kelompok yang datang terlambat.

Responden mulai mengerjakan tugas. Responden menemui salah satu

teman mahasiswa dan melihat HP mahasiswa tersebut. Responden minta

tolong temannya menghubungi teman yang terlambat.

Berusaha sabar

terhadap teman

kelompok yang telat

datang sesuai

kesepakatan. Tekun

mengerjakan tugas

kuliah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

75

3. Observasi saat responden di komunitas.

Hari/tanggal Inisial

responden

Deskripsi Interpretasi

Senin,

17 Januari 2017

11.00-12.30

WIB

AS Pada saat peneliti datang, responden sedang mengerjakan tugas akhir

kuliah. Ketika ibadat siang, responden juga ikut berdoa bersama

komunitas. Responden memimpin ibadat siang.Responden berdoa dengan

kusuk.

Tekun mengerjakan

tugas kuliah dan

mengikuti kegiatan

komunitas

Minggu,

22 Januari 2017

10.00-12.00

WIB

KS Observasi dilakukan mulai dari rumah responden sampai di tempat rumah

responden As. Responden menerima tamu yang datang untuk pertemuan.

Setelah itu, ia berpamitan dengan anggota komunitasnya. Ketika diskusi

kelompok selesai, responden langsung pulang ke komunitas untuk doa dan

makan siang bersama komunitas.

Menjalankan tugas

belajar tetapi juga

tetap menjalankan

jadwal komunitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

76

Lampiran 2

Lembar Verbatim Wawancara

A. Responden AS

Waktu : Minggu, 15 Januari 2017; 11.23-12.00 WIB

Tempat : Komunitas Responden;

Peneliti: “Apa cara yang suster lakukan dalam memaknai belajar?”

AS : “Hmmm..cara yang saya lakukan itu..saya mendengarkan dengan baik ya

ketika dosen menjelaskan. Maka saya tidak suka kelas ribut, ada yang

terlambat. Selain mendengarkan, saya juga bertanya, menjawab juga ya

kalau dosen bertanya. Jadinya..saya belajar itu serius, tidak asal-asalan.

Karena belajar bagiku merupakan cara mengolah hidup, cara menambah

wawasan, pengetahuan”.

Peneliti: “Pengalaman apa yang mendukung suster belajar?”.

AS : “Saya punya pengalaman mendampingi anak asrama. Tapi saya belum

tahu bagaimana caranya menghadapi mereka. Pengalaman saya juga

belum tahu caranya bagaimana membantu orang tua anak yang bercerita

masalah keluarga mereka, hidup mereka, perjuangan mereka..yaaa.. Saya

kadang memberi jawaban, tapi jawaban yang umum saja. Saat itu saya

belum ada cara membantu mereka. Makanya, selain dari tuntutan

pemerintah atau peraturan pemerintah yang menganjurkan..contoh saja

yang kerja di sekolah perlu S1. Nah, sayakan belum. Selain itu,

kongregasi memang membutuhkan orang ya untuk itu”.

Peneliti: “Ok. Lalu apa untungnya belajar bagi suster?”.

AS : “Hahaha..hahaha...suster..dulu saya sangat tidak suka karena kuliah ini

bukan pilihan saya. Saya takut, heran. Saya bertanya dalam hati apa saya

bisa ya. Karena sudah lama tidak kuliah. Saya orangnya suka bicara,

sementara di BK harus mendengarkan. Tapi justru di BK ini, dengan

belajar tentang kepribadian saya terbantu..saya bisa mengolah diri. Maka

dengan perjalanan waktu, saya merasa belajar itu untung benar. Saya bisa

mengolah hidup saya, saya bisa melihat saya berasal dari keluarga yang

bagaimana, saya punya wawasan. Karena saya terbentuk dari sana”.

Peneliti: “Baik suster. Bisakan cerita, kesulitan apa yang suster temui dalam

menjalankan tugas perutusan belajar?”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

77

AS : “Di kelas itu sering ribut saat dosen menjelaskan. Saya terganggu karena

tidak sopan, tidak menghargai. Lalu, kesulitan saya juga menjalankan

komputer belum terlalu pandai. Tapi kesulitan saya juga selalu ngantuk

itu, mudah tertidur di kelas. Terlebih jam satu jam dua itu, godaan bagi

saya untuk tidur. Nah, itu mengganggu konsentrasi saya. Terlebih lagi

sepanjang hari sudah di kampus, pulang ke rumah harus ikut doa, ibadat,

komplitorium. Saya..ih..pasti sudah tidak ada tenaga. Lalu malam hari

harus belajar lagi. Kalau saya udah mengantuk nanti jadi malas. Itu

biasanya menimbulkan penyesalan”.

Peneliti: “Selain itu, apa tantangan yang suster temui belajar di Perguruan

Tinggi?”

AS : “Tantangannya untuk umur..saya..umur yang sudah tua. Terkadang saya

sulit membaur, bergaul dengan teman-teman. Apalagi awalnya, saya

berjuang setengah mati. Sekarang sudah lumayan, tetapi saya masih

melihat ada pengelompokkan-pengelompokkan. Maka, saya sering

berteman dengan satu teman saja. Tantangan lainnya, pada saat Konseling

Keluarga dapat C padahal 6 SKS. Lalu Konseling Ekspresif 3 SKS. Saya

putus asa. Tapi ya..mungkin itulah kemampuan saya..karena saya juga

pernah mengantuk saat kuliah hehehe. Saya harus lebih berjuang lagi”.

Peneliti: “Sebenarnya, seperti apa tantangan zaman yang mendorong suster

bersedia menjalankan perutusan belajar?”.

AS : “Itu suster, sekarang ini banyak sekali perselingkuhan. Saya prihatin

dengan keluarga yang istri atau suami selingkuh. Maka saya terpanggil

menerima perutusan belajar ini. Maka saya tertarik dengan Konseling

Keluarga, Konseling Spiritual. Supaya saya ada wawasan juga bagaimana

membantu mereka. Terkadang saya melihat dalam hidup bersama

menurunnya nilai sopan santun, saling menghargai. Nilai itu sudah mulai

turun terlebih anak-anak sekarang. Nah, kalau kita tidak punya wawasan,

tidak mau belajar bagaimana kita tahu menghadapi itu?”.

Peneliti: “Lalu, bagaimana cara suster berjuang menghadapi kesulitan yang suster

temui sehari-hari?”.

AS : “Saya..cara saya tu berdoa dan saya tidak sendirian. Saya lari kepada

Tuhan juga kepada pemimpin. Wong, kita dibiayai kongregasi. Kalau

teman-teman ribut, saya melihat inikan zaman mereka, hidup mereka.

Saya nggak bisa mengatur. Saya memahami dunia mereka saja cukup.Tapi

mereka itu pandai dengan alat-alat itu, maka kalau sudah tidak bisa saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

78

bertanya dengan mereka. Saya juga bercerita, bertanya dengan dosen kalau

ada kesulitan karena saya merasa dekat. Lalu kalau ngantuk biasanya saya

berdiri atau saya ke kamar mandi cuci muka. Susah kalau sudah ngantuk”.

Peneliti: “Lalu, Bagaimana cara suster memandang arti kesulitan dalam

menghadapi tantangan?”.

AS : “Saya berpikir gini lho suster, dengan kesulitan itu saya semakin kreatif

mencari cara mengatasi kesulitan. Kalau saya tidak mengalami kesulitan

doa saya datar-datar saja. tapi saat sulit pengen lama doanya. Jadi kesulitan

itu membuat saya semakin kreatif mencari cara untuk menghadapi

tantangan yang kuhadapi itu”.

Peneliti: “Bagaimana cara suster membagi waktu belajar dan hidup komunitas?”.

AS : “Itu juga, kadang itu tantangan. Kita inikan biarawati yang punya aturan

ya, kaul. Semua teratur. Jangan sampai kita meninggalkan acara

komunitas. Dalam kongregasi kami sering diingatkan bahwa kuliah itu

bukanlah yang utama tetapi kebersamaan. Sekolah hanyalah menunjang,

hanya salah satu cara untuk karya ke depan, yang utama itu adalah hidup

komunitas. Jadi jangan sampai meninggalkan hidup komunitas dan

mengutamakan belajar. Kecuali memang kuliah sampai jam enam. Kadang

pemimpin sudah tahu, tapi kadang harus memberitahu pemimpin juga.

Kalau kuliah sampai jam segini bagaimana bisa cepat sampai di rumah.

Kadang doa malam jam delapan, kadang delapan kurang. Setelah doa

malam, saya merasa tenaga saya sudah habis, tidak berdaya. Kalau dipaksa

belajar paling sampai jam sebelas. Atau kalau ada tugas sampai jam satu

atau jam dua. Itu konsekuensi hidup kita”.

Peneliti: “Senarnya, apa tujuan yang ingin suster capai dalam tugas perutusan

belajar?”.

AS : “Saya berharap bisa cepat selesai, saya semakin baik. Saya tahu

bagaimana caranya melayani orang ketika saya berkarya. Saya punya cara

yang lebih baik lagi untuk menghadapi orang-orang yang saya layani.

Peneliti: Baik suster, yang terakhir apa pandangan suster tentang pentingnya

perutusan belajar untuk masa depan?”.

AS : Belajar itu seumur hidup ya. Belajar itu penting untuk masa depan, untuk

karya, untuk perutusan. Selain untuk mengembangkan diri juga

dibutuhkan orang-orang yang kreatif, berwawasan luas, dan selalu mencari

cara-cara yang baik menghadapi masa depan. Dengan belajar kita mampu

melihat situasi yang ada dan riil serta nyata di dalam hidup”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

79

B. Responden KS

Waktu : Kamis, 5 Januari 2017; 12.40-13.00 WIB

Tempat : Rumah Peneliti

Peneliti: “Apa cara yang suster lakukan dalam memaknai belajar?”.

KS : “Cara yang saya lakukan….pertama saya optimis, tidak main-main ya.

Kemudian saya juga berpikir..ee..bahwabelajar itu merupakan satu

kesempatan yang berharga untuk mengembangkan diri. Meskipun

awalnya takut, gelisah. Takut ..tidak mampu studi, karena Jogja itukan

kota besar. Yang akan saya hadapi pasti orang-orang pintar, orang muda

sementara saya sudah tua.Maka itu memotivasi saya untuk berusaha

belajar dan memahami bahwa belajar merupakan proses dari yang tidak

tahu menjadi tahu”.

Peneliti: “Terus, pengalaman apa yang mendukung suster belajar?”.

KS : “Pengalaman yang mendukung saya belajar, sebelum kuliah saya kan

mendampingi anak panti. Waktu itu, belum tahu anak panti itu datang dari

berbagai latar belakang mana, maka yang kita dampingi itu tentu berbeda-

beda. Pengetahuan saya masih kurang, kesabaran juga kurang. Dengan

belajar di BK ini, saya merasa tertolong bagaimana mengenal diri, emosi

diri, melatih sikap yang baik, kelebihan dan kekurangan. Kelebihan

dikembangkan dan kelemahan diperbaiki. Itu semua mendorong saya

untuk belajar. Dengan mengenal diri saya juga dapat mengenal orang lain.

Itulah arti belajar bagi saya”.

Peneliti: “Kalau begitu, bagi suster untungnya belajar itu apa?”.

KS : “Ya untunglah suster. Saya sekarang semester 5. Dengan belajar ini, saya

dapat semakin memahami bahwa setiap orang itu beda-beda apalagi untuk

mendapinginya. Dengan belajar saya tahu banyak hal, mengenal emosi

diri, apa kekurangan, apa kelebihan saya”.

Peneliti: “Apa kesulitan yang suster temui dalam menjalankan tugas perutusan

belajar?”.

KS : “Hehee, misalkan pertama umur. Soal umur teman angkatan saya, pada

umumnya mereka tamat SMA mereka langsung melanjut lalu saya sudah

10 tahun yang lalu tamat SMA baru melanjut, jadi daya tangkap saya

rendah. Lalu kurikulumnya juga berbeda, karena dunia semakin maju.

Saya sulit mengerti, memahami apa yang dosen sampaikan. Sementara

mereka langsung angkat tangan. Artinya kan mereka lebih maju, mudah

nangkap, sdangkan saya harus putar-putar baru tahu dan itu kalau tahu

kan. Saya harus berjuang. Kemudian kesulitan itu ketika misalnya kerja

kelompok tapi tidak tepat waktu seperti yang sudah disepakati. Karena kan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

80

namanya anak-anak muda ya..masa mereka pasti beda kita, kalau kita kan

lebih disiplin itu kebanyakan waktunya molor ya satu jam sehingga susah

nanti menyesuaikan antara jadwal komunitas dan jadwal yang sudah kita

rencanakan. Mereka itu tidak apa-apa untuk mereka sementara kita sudah

sepakati jadwal komunitas. Kemudian juga kesulitan itu…(tersenyum

paksa)ya dengan perkembangan jaman itu... teknologi canggih ya.. mereka

lebih cepat mengoprasikan laptop, tapi saya lamban dan juga cara saya

menangkap. Tetapi saya bersyukur bahwa para dosen mengerti ya..tidak

ada istilah menonjolkan mahasiswa yang pintar. Mereka memperhatikan

ya, kalau tidak ada yang mengerti tanya, sehingga kita ya..semakin

lumayanlah bisa termotivasi untuk belajar”.

Peneliti: “Lalu, apa tantangan yang suster temui belajar di Perguruan Tinggi?”

KS : “Ya..umur saya tidak muda seperti mereka lagi suster. Lalu alat-alat

komunikasi menggoda saya juga ya. Penasaran kita siapa tahu ada

informasi dari teman. Dalam kongregasi kami suster junioris tidak pegang

HP”.

Peneliti: “Seperti apa si tantangan zaman yang mendorong suster bersedia

menjalankan perutusan belajar?”.

KS : “Tantangan zaman yang mendorong saya belajar itu..sekarangkan

perkembangan zaman dari tahun ke tahun semakin maju ya suster,

canggih, instan..ya membuat orang tidak terlalu berjuang lagi ya. Ya..kalau

mau belajar menyesuikan diri dengan perkembangan itu, harus belajar.

Kemudian peraturan pemerintah menghimbau misalnya jadi guru TK, SD

harus S1. Sekarang tidak cukup S1, harus ada profesi. Kalau mau

berkembang, ya harus belajar untuk mengetahui perkembangan zaman ini,

tidak hanya tinggal diam sajakan, pasif..nanti bisa ketinggalan. Maka

peraturan pemerintah dan juga dari diri saya sendiri mendorong saya

menjalankan perutusan belajar ini. Harapannya nanti lebih dewasa dan

memahami anak-anak muda serta mengarahkan mereka bahwa

perkembangan zaman tidak salah tetapi ya..bagaimana kita menempatkan

diri”.

Peneliti: “Dari kesulitan dan tantangan tersebut, bagaimana cara suster

berjuang menghadapi kesulitan yang suster temui sehari-hari?”.

KS : “Cara mengatasinya misalnya dosen memberi tugas ada yang tidak saya

mengerti. Kalau dikasi kesempatan ya..tentu saya tanya dosen. Banyak

bertanya dengan teman-teman, kemudian harus berani salah dalam arti

kalau tidak mengerti bertanya kepada teman-teman. Tapi prinsip saya itu

apa yang saya mengerti saya buat dulu, saya lakukan nantikan dosen akan

memperbaiki. karena dosen-dosen kita kan seandainya kita sudah berusaha

tidak melulu disalahkan tetapi mereka memperbaiki, mengerti. Selain itu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

81

saya juga dengan tekun mengerjakan tugas, tekun bertanya itu sangat

membantu. Belajar sabar juga dengan teman-teman itu”.

Peneliti: “Ok. Lalu, bagaimana cara suster memandang arti kesulitan dalam

menghadapi tantangan?”.

KS : “Pandangan saya suster, saya berprinsip begini setiap perjuangan tetap

ada kesulitan tetapi bukan dalam arti kesulitan menjadikan saya untuk

patah semangat atau tidak mau tahu. Tetapi saya melihat kesulitan itu

mengajak saya untuk aktif. Aktif dalam arti mencari solusi bagaimana

supaya kesulitan itu dapat teratasi. Itu saya tetap optimis dengan itu bahwa

kesulitan itu suatu hal yang menantang memang tetapi justru dari kesulitan

itu juga mengajak saya aktif untuk lebih tahu lagi.

Peneliti: “Terus, bagaimana cara suster membagi waktu belajar dan hidup

komunitas?”.

KS : “Cara saya membagi waktu antara kegiatan komunitas dan kegiatan

kampus itu ee pada umumnya..ya kalau hari-hari kan tentu kita di kampus,

mau tidak mau itu memang bawa makanan ke kampus tetapi kalau sudah

pulang ke komunitas tentu saya kerjakan apa yang perlu dikerjakan dan

ikut doa bersama, ikut makan bersama dan malam hari setelah makan

malam belajar. Saya sendiri juga enggan mengambil kegiatan kampus,

misalnya organisasi GMC atau apa itu, karena nanti bertabrakan dan sudah

ditekankan bahwa ya sebagai suster, bukan suster itu hanya kebetulan

sebagai suster dan studi tetapi duluan susternya; suster yang kebetulan

studi (wajah serius) maka yang diutamakan hidup rohani bukan studinya,

kalau tidak...hmmm..kita bisa keluar suster.. Itulah, saya sendiri usahakan

untuk membagi waktu”.

Penelit: “Apa tujuan yang ingin suster capai dalam tugas perutusan belajar?”.

KS : “Tujuan yang mau saya capai... belajar dari sini, saya ingin pertama-tama

diri saya itu...bukan hanya semakin baik si..setidaknya pikiran saya itu,

pengetahuan yang saya peroleh selama studi di sini dapat saya praktekkan

nanti di mana tempat saya ditugaskan. Itulah harapan saya dari perutusan

belajar ini”.

Peneliti: “Apa pandangan suster tentang pentingnya perutusan belajar untuk masa

depan?”.

KS : “Sangat penting tugas perutusan belajar suster karena ee..kita harus

mengikuti perkembangan zaman, pemerintah menuntut kita untuk itu dan

memang sudah seharusnya kita berkembang..karena kalau hanya

pendidiknya SMA itu tidak cukup digunakan bekerja disuatu karya, tidak

cukup karena saya lihat bahwa memang ee studi itu sangat membantu

pribadi untuk lebih berkembang”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

82

Lampiran 3

Lembar Verbatim FGD

Peserta : 2 orang responden, 1 orang moderator, peneliti

Tempat : Komunitas responden AS

Waktu : Minggu, 22 Januari 2017, 11.00-11.40 WIB

No Pertanyaan Jawaban

1 Suasana belajar yang

bagaimana suster harapkan

dapat memberi arti bagi suster

dalam belajar?

Ks: Bagi saya, suasana belajar yang

memberi arti seandainya kelas..mahasiswa

lebih serius. Artinya ketika dosen

menerangkan dan dosen bertanya

mahasiswa mengerti atau diberi

kesempatan bertanya. Ketika dosen itu

bertanya kepada mahasiswa dan

mahasiswa menjawab tidak disalahkan.

Karena kan kita berusaha, tidak main-

main. Sehingga belajar itu ada artinya.

Jika dilihat pengalaman ketika

mandampingi anak panti, di mana saat itu

saya pendidikan dan pengalaman masih

rendah, kemampuan saya masih kurang,

kadang kurang… kurang sabar. Jadi

mendampingi anak-anak seadanya.

Artinya mengolah emosipun masih

kurang, mengenal diri sehingga dari situ

saya mau belajar atau kuliah di sini. Jadi

banyak untungnya belajar. Wawasan saya

jadi terbuka bagaimana mendampingi anak

yang berbeda, saya mengenal diri,

mengenal emosi saya, apa yang ada dalam

diri, apa kekurangan dan kelebihannya.

Kelebihan dikembangkan, kekurangan

diperbaiki. Belajar itu berarti ya suster,

seumur hidup. Saya selalu optimis dan

berpikir bahwa belajar itu kesempatan

saya mengembangkan diri. Walaupun dulu

awalnya sempat kaget, takut untuk studi

ya.

AS: Belajar yang baik bagi saya terutama

di dalam kelas, saya menginginkan

suasana itu hening. Artinya menciptakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

83

situasi yang nyaman ketika dosen

menjelaskan, kita bisa mendengarkan

dosen dengan baik. Kita bisa bertanya.

Lalu juga, ketika ada interaksi antara

dosen dengan mahasiswa, ketika dosen

bertanya dan mahasiswa bisa menjelaskan

lagi apa yang diterangkan. Selain itu, tidak

ada yang masuk terlambat apalagi dosen

menjelaskan. Saya merasa terganggu

apalagi yang terlambat sampai lima belas

menit, setengah jam itu. Mungkin karena

kita tahu sopan santun ya, ketika

dihadapkan dengan seperti itu, di situ ada

konflik tersendiri. Karena saya belajar

tidak asal-asalan. Juga karena pengalaman

saya yang sudah saya alami…dengan

belajar saya boleh menambah pengalaman.

Dulu saya ditugaskan di asrama tetapi saya

belum tahu ilmu-ilmu yang cocok untuk

mendampingi anak-anak. Ketika anak-

anak mengalami masalah ini, saya dengan

cara apa untuk menghadapi dia dan

mencari solusinya seperti apa. Perjumpaan

dengan orang tua yang sharing tentang

pergulatan hidup, pengalaman hidup

dalam berkeluarga saya menjadi sadar

dengan belajar ternyata berguna, ada

untungnya belajar di BK. Untungnya

karena dengan belajar saya dapat

mengolah diri saya sendiri, menambah

wawasan saya. Begitulah..bagiku belajar

Teori Kepribadian sangat membantu saya

kenal diri. Lalu saya terbantu untuk

melihat, saya berasal dari keluarga seperti

apa, sehingga pribadi saya terbentuknya

seperti ini. Ternyata pengalaman masa lalu

sangat mempengaruhi hidup saya misalnya

pendidikan dalam keluarga saya keras.

Ngomong keras-keras jadi saya terbentuk

keras. Tapi sebenarnya logat kami yang

keras hati kami lembut..hahaha.

2 Tantangan-tantangan yang

bagaimana dapat

mempengaruhi suster dalam

belajar?

KS: Kesulitan saya selama menjalani

tugas belajar ini, kita sebagai biarawati ni

memiliki aturan, kaul. Aturan belajar di

komunitas dengan kampus. Kita sudah

punya jadwal yang jelas dalam hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

84

bersama, tapi juga harus lihat jadwal

kampus. Itukan suatu dilema. Dalam

kelompok jam sekian kita kumpul

sementara ada yang terlambat, akhirnya

bertabrakan dengan jadwal komunitas..ya

kita harus sabar saja. Lalu Mereka baru

tamat SMA, masih muda dibanding

dengan saya yang sudah berumur, sudah

sepuluh tahun lalu tamat SMA.

Kurikulumnya juga berbeda. Ketika dosen

menerangkan saya tidak secepat mereka

menangkap, mengerti. Tantangan juga ya

selama kuliah itu..alat komunikasi seperti

HP. Teman punya, kita tidak tahu

informasi tidak seperti mereka. Ya,

namanya perkembangan zaman makin

tahun makin maju.

Tetapi yang mendorong saya belajar

itu..situasi sekarangkan eee ada peraturan

pemerintah mewajibkan misalnya guru

wajib S1. Selain itu, dari diri saya,

kongregasi juga mengikuti perkembangan

zaman. Kita dikuliahkan. Untuk menjawab

itu, kita perlu belajar supaya tidak

ketinggalan, mampu menyesuikan dengan

perkembangan zaman ini. Hanya

bagaimana saya bersikap lebih bijaksana.

AS: Selama menjalankan perutusan

belajar ini tidak mudah ya karena itu

bukan pilihan saya tapi itu ditugaskan.

Saya berpikir di BK itu, mulut tutup

telinga buka. Sementara saya sendiri

inginnya mulutnya terbuka terus. Jadi bagi

saya satu tantangan juga. Tetapi ketika

masuk di situ, saya berani untuk belajar.

jadi saya belajar mendengarkan. Jadi saya

coba menjalani itu. Lalu, saya sudah lama

tidak sekolah dari tahun 2000 tidak

sekolah sampai 2012. Selain kurikulum

yang berbeda juga pastinya otak saya ini

udah tumpul. Tiap hari yang kupegang

hanya cangkul,omong-omong dengan

anak-anak, ngepel. Sementara saya belajar

ni, otak saya harus diasah. Saya itu belum

terlalu pandai dengan komputer. Anak-

anak itu biasa. Lalu juga saya mudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

85

ngantuk, masuk kelas harus belajar.

Akhirnya konsentrasi saya hilang. Saya

terngganggu kalau kelas itu ribut ketika

dosen menjelaskan, tidak sopan.

Berikutnya saya minder karena saya ini

udah tua hahaha sementara teman-teman

saya barusan lulusan SMA, masih kecil

yang masih bersemangatnya. Itu tantangan

bagi saya. Saya pernah dapat nilai C ya.

Saya kadang malu di tengah-tengah

mereka untuk awal-awal masuk itu. Maka

tidak heran saya itu hanya sama satu

teman yang bisa diajak ngobrol, senda

gurau. Awal masuk juga butuh perjuangan.

Juga ketika dosen minta tolong buka

google tentang ini ini ini. kami kan nggak

punya. Itu menjadi tantangan bagi saya.

Tantangan zaman juga memotivasi saya

mengapa saya mau belajar..sekarang ini

banyak terjadi perselingkuhan,

pertentangan di mana-mana. Itu..saya

terpanggil untuk saya belajar ingin tahu.

Itulah mengapa mata kuliah pilihan saya

adalah keluarga. Saya ingat banyak

keluarga yang sharing tentang keluarga

mereka. Jadi saya merasa terpanggil

membantu mereka. Nilai sopan santun

juga mulai hilang.

3 Bagaimana usaha suster

menghadapi tantangan?

AS: Dulu awalnya saya kaget, heran,

takut. Bertanya juga dalam diri saya, apa

saya bisa. Karena saya sudah lama tidak

kuliah. Apa saya bisa menyesuaikan diri

dengan anak-anak sekarang. Tetapi dengan

perjalanan waktu, walaupun dulu saya

berontak tetapi dengan kuliah di BK saya

mengolah diri saya sebelum saya nanti

terjun untuk berkarya. Sebagai religius,

saya berdoa dan yakin saya tidak

sendirian. Nah, kalau udah ngantuk, saya

menggerak-gerakkan badan atau cuci

muka. Kita yang hidup di biara inikan

teratur waktunya. Jam begini doa, jam

begini makan, jam begini rekreasi dan

seterusnya. Di situ kita dituntut benar-

benar pintar untuk membagi waktu. Maaf

ya, ini aturan dalam kongregasi kami.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

86

Jangan sampai kamu melalaikan waktu,

acara komunitas harus duluan. Artinya,

karena suster maka kita kuliah. Kalau

benar-benar tidak bisa ya..harus ijin

dengan pemimpin. Saya sendiri kalau udah

sepanjang hari kuliah pasti udah capek

malam harus belajar. kalau ada tugas saya

harus berjuang. Kami belajar malam

setelah doa malam. Kalau ada rekreasi

bersama ya, jam sembilan baru bisa

belajar. Kalau kelas ramai saya belajar

untuk rendah hati, belajar menyapa

duluan. Selain itu, saya bertanya, dekat

dengan mereka karena mereka punya HP,

mereka tahu komputer. Nah, itu usaha

saya mengahadapi kesulitan dan

tantangan. Jadi kesulitan itu menjadikan

saya lebih kreatif mencari cara bagaimana

menghadapi itu. Kesulitan membuat saya

kreatif mencari cara menghadapi

tantangan.

KS: usaha yang saya lakukan ya..kalau

saya tidak mengerti, maka saya tanya

entah dengan teman juga sama dosen.

Karena dosen kita di BK itu sangat

mengerti. Juga dalam perkembangan

teknologi sekarang seperti HP ketika harus

buka ini atau teman-teman mau

menghubungi sulit. Saya berefleksi bahwa

memang dalam situasi seperti inilah

ditantang untuk lebih bijaksana dan tentu

harus kreatif, ketika tidak mengerti dan

harus buka saat itu yaaa saya harus rendah

hati bertanya dengan teman-teman yang

punya. Dalam komunitas, saya berusaha

membagi waktu saya. Memang sering

dikatakan pada kami kalian itu suster yang

kebetulan mahasiswa bukan mahasiswa

yang kebetulan suster. Artinya yang

diutamakan adalah hidup membiara.

Kadang kami di kampus seharian ya, maka

ketika di rumah ada di rumah, kegiatan

apa yang ada diikuti. Kalau doa siang

tidak ikut karena ada di kampus.Pertama

dikatakan dikuliahkan ambil jurusan ini,

memang awalnya kaget. Tetapi senang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

87

juga karena jurusan ini saya suka. Karena

tujuan saya dulu itu, dengan BK ini

setidaknya saya mengenal diri saya dan

setidaknya kehadiran saya itu bermakna

bagi orang lain. Di sisi lain juga, saya

takut, gelisah. Karena saya merasa

bahwa..apalagi di Jogja ya tentu itu sudah

lebih maju. Maka saya merasa saya tidak

mampu, takut apa yang disampaikan nanti

tidak bisa saya ikuti. Tetapi saya jalani

sampai sekarang berjalan dengan baik.

Dengan kesulitan itu semua saya jadi lebih

aktif mencari solusi. Prinsipnya setiap

perjuangan pasti ada kesulitan.

4 Bagaimana cara suster

mewujudkan harapan-harapan

ke depan?

AS: harapan saya dengan tugas perutusan

belajar ini, saya semakin baik. Saya

semakin tahu cara-cara mana yang

digunakan ketika saya diutus melayani.

Saya punya cara yang lebih baik lagi untuk

menghadapi orang-orang itu. Bagi

saya,belajar itu penting. Kita seumur hidup

belajar. Belajar selain karena memang

peraturan..peraturan pemerintah juga

kongregas ee kita belajar dari orang lain,

belajar dari hidup saya sendiri, juga belajar

dari buku-buku yang ada. Belajar itu

penting untuk masa depan, untuk karya,

untuk perutusan. Selain mengembangkan

diri juga dibutuhkan orang-orang yang

lebih kreatif, punya wawasan yang luas

dan selalu mencari cara-cara yang baik

ketika menghadapi masa depan.

Tantangan-tantangan yang ada itu seperti

apa. Dan memang kita dituntut melihat

situasi yang ada dan riil serta nyata di

dalam hidup. Maka, setelah saya selesai

dari BK ini, dari Perguruan Tinggi ini,

saya ingin melayani orang-orang seperti

yang saya ceritakan tadi.

KS:Yang saya harapkan dari tugas belajar

ini ke depan adalah dengan belajar, dengan

memperoleh banyak ilmu, saya bisa

pmempraktekannya saat tugas nanti, saya

semakin dapat mengenal diri dan juga saya

mampu mengenal orang lain. Sehingga

dengan itu, saya dapat menjadi teman atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

88

sahabat bagi orang di sekitar saya. Oleh

karena itu, belajar itu sangat penting

karena manusia itu seumur hidup harus

belajar. Tidak hanya sekedar belajar ilmu

di bangku kuliah tetapi ya belajar juga dari

teman-teman, dari pengalaman, orang lain,

sehingga pemikiran saya terbuka dan saya

semakin berkembang. Juga karena

perkembangan zaman, peraturan

pemerintah..memang seharusnya kita buat

supaya dapat berguna dalam berkaarya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

89

Lampiran 4

Lembar Koding Wawancara

A. Responden AS

No.

Urut

Data Teks Koding

001

002

003

004

005

006

007

008

009

010

011

012

013

014

015

016

017

018

019

020

021

022

023

024

025

026

027

028

029

030

031

032

033

034

035

036

037

038

039

Apa cara yang suster lakukan dalam memaknai

belajar?

Hmmm..cara yang saya lakukan itu..saya

mendengarkan dengan baik ya ketika dosen

menjelaskan. Maka saya tidak suka kelas ribut, ada

yang terlambat. Selain mendengarkan, saya juga

bertanya, menjawab juga ya kalau dosen bertanya.

Jadinya..saya belajar itu serius, tidak asal-asalan.

Karena belajar bagiku merupakan cara mengolah

hidup, cara menambah wawasan, pengetahuan.

Pengalaman apa yang mendukung suster belajar? Saya punya pengalaman mendampingi anak asrama.

Tapi saya belum tahu bagaimana caranya menghadapi

mereka. Pengalaman saya juga belum tahu caranya

bagaimana membantu orang tua anak yang bercerita

masalah keluarga mereka, hidup mereka, perjuangan

mereka..yaaa.. Saya kadang memberi jawaban, tapi

jawaban yang umum saja. Saat itu saya belum ada cara

membantu mereka. Makanya, selain dari tuntutan

pemerintah atau peraturan pemerintah yang

menganjurkan..contoh saja yang kerja di sekolah perlu

S1. Nah, sayakan belum. Selain itu, kongregasi

memang membutuhkan orang ya untuk itu.

Ok. Lalu apa untungnya belajar bagi suster?

Hahaha..hahaha...suster..dulu saya sangat tidak suka

karena kuliah ini bukan pilihan saya. Saya takut, heran.

Saya bertanya dalam hati, apa saya bisa ya. Karena

sudah lama tidak kuliah. Saya orangnya suka bicara,

sementara di BK harus mendengarkan. Tapi justru di

BK ini, dengan belajar tentang kepribadian saya

terbantu..saya bisa mengolah diri. Maka dengan

perjalanan waktu, saya merasa belajar itu untung

benar. Saya bisa mengolah hidup saya, saya bisa

melihat saya berasal dari keluarga yang bagaimana,

saya punya wawasan. Karena saya terbentuk dari sana.

Baik suster. Bisakah cerita, kesulitan apa yang

suster temui dalam menjalankan tugas perutusan

belajar?

Di kelas itu sering ribut saat dosen menjelaskan. Saya

MPB-w

- Mendengar-kan,

tidak terlambat,

bertanya,

menjawab, serius

- Mengolah hidup,

menambah

pengetahuan dan

wawasan

MPB-w

- Pengetahuan dan

kemampuan

kurang

- Peraturan

Pemerintah,

- Kebutuhan

kongregasi

MPB-w

- Suka berbicara

- Sedikit

mendengarkan

- Mengolah diri

- Melihat latar

belakang

keluarga

MPB-w

- Kelas ribut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

90

040

041

042

043

044

045

046

047

048

049

050

051

052

053

054

055

056

057

058

059

060

061

062

063

064

065

066

067

068

069

070

071

072

073

074

075

076

077

078

079

080

081

082

083

084

085

terganggu karena tidak sopan, tidak menghargai. Lalu,

kesulitan saya juga menjalankan komputer belum

terlalu pandai. Tapi kesulitan saya juga selalu ngantuk

itu, mudah tertidur di kelas. Terlebih jam satu jam dua

itu, godaan bagi saya untuk tidur. Nah, itu

mengganggu konsentrasi saya. Terlebih lagi sepanjang

hari sudah di kampus, pulang ke rumah harus ikut doa,

ibadat, komplitorium. Saya..ih..pasti sudah tidak ada

tenaga. Lalu malam hari harus belajar lagi. Kalau saya

udah mengantuk nanti jadi malas. Itu biasanya

menimbulkan penyesalan.

Selain itu, apa tantangan yang suster temui belajar

di Perguruan Tinggi? Tantangannya untuk umur..saya..umur yang sudah tua.

Terkadang sayasulit membaur, bergaul dengan teman-

teman. Apalagi awalnya, saya berjuang setengah mati.

Sekarang sudah lumayan, tetapi saya masih melihat

ada pengelompokkan-pengelompokkan. Maka, saya

sering berteman dengan satu teman saja. Tantangan

lainnya, pada saat Konseling Keluarga dapat C padahal

6 SKS. Lalu Konseling Ekspresif 3 SKS. Saya putus

asa. Tapi ya..mungkin itulah kemampuan saya..karena

saya juga pernah mengantuk saat kuliah hehehe. Saya

harus lebih berjuang lagi.

Sebenarnya, seperti apa tantangan zaman yang

mendorong suster bersedia menjalankan perutusan

belajar? Itu suster, sekarang ini banyak sekali perselingkuhan.

Saya prihatin dengan keluarga yang istri atau suami

selingkuh. Maka saya terpanggil menerima perutusan

belajar ini. Maka saya tertarik dengan Konseling

Keluarga, Konseling Spiritual. Supaya saya ada

wawasan juga bagaimana membantu mereka.

Terkadang saya melihat dalam hidup bersama

menurunnya nilai sopan santun, saling menghargai.

Nilai itu sudah mulai turun terlebih anak-anak

sekarang. Nah, kalau kita tidak punya wawasan, tidak

mau belajar bagaimana kita tahu menghadapi itu.

Lalu, bagaimana cara suster berjuang menghadapi

kesulitan yang suster temui sehari-hari?

Saya..cara saya tu berdoa dan saya tidak sendirian.

Saya lari kepada Tuhan juga kepada pemimpin. Wong,

kita dibiayai kongregasi. Kalau teman-teman ribut,

saya melihat inikan zaman mereka, hidup mereka.

Saya nggak bisa mengatur. Saya memahami dunia

mereka saja cukup.Tapi mereka itu pandai dengan alat-

- Belum pandai

menjalankan

komputer

- Mengantuk

MPB-w

- Umur tua

- Sulit bergaul

- Hanya satu orang

teman

- Nilai akdemik

rendah

MPB-w

- Perselingkuhan

MPB-w

- Berdoa

- Bercerita

- Bertanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

91

086

087

088

089

090

091

092

093

094

095

096

097

098

099

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

110

111

112

113

114

115

116

117

118

119

120

121

122

123

124

125

126

127

128

129

130

131

alat itu, maka kalau sudah tidak bisa saya bertanya

dengan mereka. Saya juga bercerita, bertanya dengan

dosen kalau ada kesulitan karena saya merasa dekat.

Lalu kalau ngantuk biasanya saya berdiri atau saya ke

kamar mandi cuci muka. Susah kalau sudah ngantuk.

Lalu, Bagaimana cara suster memandang arti

kesulitan dalam menghadapi tantangan?

Saya berpikir gini lho suster, dengan kesulitan itu saya

semakin kreatif mencari cara mengatasi kesulitan.

Kalau saya tidak mengalami kesulitan doa saya datar-

datar saja. tapi saat sulit pengen lama doanya. Jadi

kesulitan itu membuat saya semakin kreatif mencari

cara untuk menghadapi tantangan yang kuhadapi itu.

Bagaimana cara suster membagi waktu belajar dan

hidup komunitas?

Itu juga, kadang itu tantangan. Kita inikan biarawati

yang punya aturan ya, kaul. Semua teratur. Jangan

sampai kita meninggalkan acara komunitas. Dalam

kongregasi kami sering diingatkan bahwa kuliah itu

bukanlah yang utama tetapi kebersamaan. Sekolah

hanyalah menunjang, hanya salah satu cara untuk

karya ke depan, yang utama itu adalah hidup

komunitas. Jadi jangan sampai meninggalkan hidup

komunitas dan mengutamakan belajar. Kecuali

memang kuliah sampai jam enam. Kadang pemimpin

sudah tahu, tapi kadang harus memberitahu pemimpin

juga. Kalau kuliah sampai jam segini bagaimana bisa

cepat sampai di rumah. Kadang doa malam jam

delapan, kadang delapan kurang. Setelah doa malam,

saya merasa tenaga saya sudah habis, tidak berdaya.

Kalau dipaksa belajar paling sampai jam sebelas. Atau

kalau ada tugas sampai jam satu atau jam dua. Itu

konsekuensi hidup kita.

Sebenarnya, apa tujuan yang ingin suster capai

dalam tugas perutusan belajar?

Saya berharap bisa cepat selesai, saya semakin baik.

Saya tahu bagaimana caranya melayani orang ketika

saya berkarya. Saya punya cara yang lebih baik lagi

untuk menghadapi orang-orang yang saya layani.

Baik suster, yang terakhir apa pandangan suster

tentang pentingnya perutusan belajar untuk masa

depan?

Belajar itu seumur hidup ya. Belajar itu penting untuk

masa depan, untuk karya, untuk perutusan. Selain

bagaimana cara mengembangkan diri juga..tadinya

belajar itu dibutuhkan orang-orang yang kreatif,

- Bercerita

- Berdiri

- Mencuci wajah

MPB-w

Kreatif

menemukan cara

MPB-w

- Punya peraturan

- Ada kaul

- Mengutamakan

komunitas

sebelum belajar

- Komunikasi

dengan pemimpin

MPB-w

Mengembangkan

diri,kreatif,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

92

132

133

134

135

136

berwawasan luas, dan selalu mencari cara-cara yang

baik menghadapi masa depan. Dengan belajar kita

mampu melihat situasi yang ada dan riil serta nyata di

dalam hidup. Itulah mengapa..belajar..belajar perlu

sungguh-sungguh.

B. Responden: KS

No.

Urut

Data Teks Koding

001

002

003

004

005

006

007

008

009

010

011

012

013

014

015

016

017

018

019

020

021

022

023

024

025

026

027

028

029

030

031

032

033

034

Apa cara yang suster lakukan dalam memaknai

belajar?

Cara yang saya lakukan, pertama saya optimis, tidak

main-main ya. Kemudian saya juga berpikir bahwa

belajar itu merupakan satu kesempatan yang berharga

untuk mengembangkan diri. Meskipun awalnya takut,

gelisah. Takut tidak mampu studi, karena Jogja itukan

kota besar. Yang akan saya hadapi pasti orang-orang

pintar, orang muda sementara saya sudah tua. Maka itu

memotivasi saya untuk berusaha belajar dan memahami

bahwa belajar merupakan proses dari yang tidak tahu

menjadi tahu.

Terus, pengalaman apa yang mendukung suster

belajar?

Pengalaman yang mendukung saya belajar, sebelum

kuliah saya kan mendampingi anak panti. Waktu itu,

belum tahu anak panti itu datang dari berbagai latar

belakang mana, maka yang kita dampingi itu tentu

berbeda-beda. Pengetahuan saya masih kurang, kesabaran

juga kurang. Dengan belajar di BK ini, saya merasa

tertolong bagaimana mengenal diri, emosi diri, melatih

sikap yang baik, kelebihan dan kekurangan. Kelebihan

dikembangkan dan kelemahan diperbaiki. Itu semua

mendorong saya untuk belajar. Dengan mengenal diri

saya juga dapat mengenal orang lain. Itulah arti belajar

bagi saya.

Kalau begitu, bagi suster untungnya belajar itu apa?

Ya untunglah suster. Saya sekarang semester 5. Dengan

belajar ini, saya dapat semakin memahami bahwa setiap

orang itu beda-beda apalagi untuk mendapinginya.

Dengan belajar saya tahu banyak hal, mengenal emosi

diri, apa kekurangan, apa kelebihan saya.

Apa kesulitan yang suster temui dalam menjalankan

tugas perutusan belajar?

MPB-w

- Optimis

- Serius

- Kesempatan

mengembang-

kan diri

- Proses

MPB-w

Pengetahuan

dan kesabaran

kurang

MPB-w

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

93

035

036

037

038

039

040

041

042

043

044

045

046

047

048

049

050

051

052

053

054

055

056

057

058

059

060

061

062

063

064

065

066

067

068

069

070

071

072

073

074

075

076

077

078

079

080

Hehee, misalkan pertama umur. Soal umur teman

angkatan saya, pada umumnya mereka tamat SMA

mereka langsung melanjut lalu saya sudah 10 tahun yang

lalu tamat SMA baru melanjut, jadi daya tangkap saya

rendah. Lalu kurikulumnya juga berbeda, karena dunia

semakin maju. Saya sulit mengerti, memahami apa yang

dosen sampaikan. Sementara mereka langsung angkat

tangan. Artinya kan mereka lebih maju, mudah nangkap,

sedangkan saya harus putar-putar baru tahu dan itu kalau

tahu kan. Saya harus berjuang. Kemudian kesulitan itu

ketika misalnya kerja kelompok tapi tidak tepat waktu

seperti yang sudah disepakati. Karena kan namanya anak-

anak muda ya..masa mereka pasti beda kita, kalau kita

kan lebih disiplin itu kebanyakan waktunya molor ya satu

jam sehingga susah nanti menyesuaikan antara jadwal

komunitas dan jadwal yang sudah kita rencanakan.

Mereka itu tidak apa-apa untuk mereka sementara kita

sudah sepakati jadwal komunitas. Kemudian juga

kesulitan itu…(tersenyum paksa) ya dengan

perkembangan jaman itu... teknologi canggih ya.. mereka

lebih cepat mengoprasikan laptop, tapi saya lamban dan

juga cara saya menangkap. Tetapi saya bersyukur bahwa

para dosen mengerti ya..tidak ada istilah menonjolkan

mahasiswa yang pintar. Mereka memperhatikan ya, kalau

tidak ada yang mengerti tanya, sehingga kita ya..semakin

lumayanlah bisa termotivasi untuk belajar.

Lalu, apa tantangan yang suster temui belajar di

Perguruan Tinggi?

Ya..umur saya tidak muda seperti mereka lagi suster. Lalu

alat-alat komunikasi menggoda saya juga ya. Penasaran

kita siapa tahu ada informasi dari teman. Dalam

kongregasi kami suster junioris tidak pegang HP.

Seperti apa si tantangan zaman yang mendorong

suster bersedia menjalankan perutusan belajar?

Tantangan zaman yang mendorong saya belajar

itu..sekarangkan perkembangan zaman dari tahun ke

tahun semakin maju ya suster, canggih, instan..ya

membuat orang tidak terlalu berjuang lagi ya. Ya..kalau

mau belajar menyesuikan diri dengan perkembangan itu,

harus belajar. Kemudian peraturan pemerintah

menghimbau misalnya jadi guru TK, SD harus S1.

Sekarang tidak cukup S1, harus ada profesi. Kalau mau

berkembang, ya harus belajar untuk mengetahui

perkembangan zaman ini, tidak hanya tinggal diam

sajakan, pasif..nanti bisa ketinggalan. Maka peraturan

pemerintah dan juga dari diri saya sendiri mendorong

- Daya tangkap

rendah

- Umur

- Kurikulum

berbeda.

- Kelompok

yang kurang

disiplin waktu

- Kelompok

telat waktu

- Lamban

menggunakan

komputer

MPB-w

- Peraturan

Pemerintah

- Kesadaran

diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

94

081

082

083

084

085

086

087

088

089

090

091

092

093

094

095

096

097

098

099

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

110

111

112

113

114

115

116

117

118

119

120

121

122

123

124

125

126

saya menjalankan perutusan belajar ini. Harapannya nanti

lebih dewasa dan memahami anak-anak muda serta

mengarahkan mereka bahwa perkembangan zaman tidak

salah tetapi ya..bagaimana kita menempatkan diri.

Dari kesulitan dan tantangan tersebut, bagaimana

cara suster berjuang menghadapi kesulitan yang

suster temui sehari-hari?

Cara mengatasinya misalnya dosen memberi tugas ada

yang tidak saya mengerti. Kalau dikasi kesempatan

ya..tentu saya tanya dosen. Banyak bertanya dengan

teman-teman, kemudian harus berani salah dalam arti

kalau tidak mengerti bertanya kepada teman-teman. Tapi

prinsip saya itu apa yang saya mengerti saya buat dulu,

saya lakukan nantikan dosen akan memperbaiki. karena

dosen-dosen kita kan seandainya kita sudah berusaha

tidak melulu disalahkan tetapi mereka memperbaiki,

mengerti. Selain itu, saya juga dengan tekun mengerjakan

tugas, tekun bertanya itu sangat membantu. Belajar sabar

juga dengan teman-teman itu.

Ok. Lalu, bagaimana cara suster memandang arti

kesulitan dalam menghadapi tantangan?

Pandangan saya suster, saya berprinsip begini setiap

perjuangan tetap ada kesulitan tetapi bukan dalam arti

kesulitan menjadikan saya untuk patah semangat atau

tidak mau tahu. Tetapi saya melihat kesulitan itu

mengajak saya untuk aktif. Aktif dalam arti mencari

solusi bagaimana supaya kesulitan itu dapat teratasi. Itu

saya tetap optimis dengan itu bahwa kesulitan itu suatu

hal yang menantang memang tetapi justru dari kesulitan

itu juga mengajak saya aktif untuk lebih tahu lagi.

Terus, bagaimana cara suster membagi waktu belajar

dan hidup komunitas?

Cara saya membagi waktu antara kegiatan komunitas dan

kegiatan kampus itu ee pada umumnya..ya kalau hari-hari

kan tentu kita di kampus, mau tidak mau itu memang

bawa makanan ke kampus tetapi kalau sudah pulang ke

komunitas tentu saya kerjakan apa yang perlu dikerjakan

dan ikut doa bersama, ikut makan bersama dan malam

hari setelah makan malam belajar. Saya sendiri juga

enggan mengambil kegiatan kampus, misalnya organisasi

GMC atau apa itu, karena nanti bertabrakan. Dan sudah

ditekankan bahwa ya sebagai suster, bukan suster itu

hanya kebetulan sebagai suster dan studi tetapi duluan

susternya; suster yang kebetulan studi (wajah serius)

maka yang diutamakan hidup rohani bukan studinya,

kalau tidak...hmmm..kita bisa keluar suster. Itulah, saya

MPB-w

- Bertanya

- Berani salah

- Berusaha

Tekun

- Sabar

MPB-wcr

- Setiap

perjuang ada

kesulitan

- Aktif

- Optimis

MPB-wcr

- Menyesuai-

kan waktu

- Setelah

makan baru

belajar.

- Enggan

mengikuti

organisasi

- Mengutama-

kan hidup

rohani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

95

127

128

129

130

131

132

133

134

135

136

137

138

139

140

141

142

143

144

145

sendiri usahakan untuk membagi waktu.

Apa tujuan yang ingin suster capai dalam tugas

perutusan belajar?

Tujuan yang mau saya capai... belajar dari sini, saya ingin

pertama-tama diri saya itu...bukan hanya semakin baik

si..setidaknya pikiran saya itu, pengetahuan yang saya

peroleh selama studi di sini dapat saya praktekkan nanti

di mana tempat saya ditugaskan. Itulah harapan saya dari

perutusan belajar ini.

Apa pandangan suster tentang pentingnya perutusan

belajar untuk masa depan?

Sangat penting tugas perutusan belajar suster karena

ee..kita harus mengikuti perkembangan zaman,

pemerintah menuntut kita untuk itu dan memang sudah

seharusnya kita berkembang..karena kalau hanya

pendidiknya SMA itu tidak cukup digunakan bekerja

disuatu karya, tidak cukup karena saya lihat bahwa

memang ee studi itu sangat membantu pribadi untuk

lebih berkembang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

96

Lampiran 5

Lembar Koding FGD

No.

Urut

Data Teks Koding

001

002

003

004

005

006

007

008

009

010

011

012

013

014

015

016

017

018

019

020

021

022

023

024

025

026

027

028

029

030

031

032

033

034

035

036

037

038

039

040

Suasana belajar yang bagaimana suster harapkan

dapat memberi arti bagi suster dalam belajar?

KS: Bagi saya, suasana belajar yang memberi arti

seandainya kelas..mahasiswa lebih serius. Artinya ketika

dosen menerangkan dan dosen bertanya mahasiswa

mengerti atau diberi kesempatan bertanya. Ketika dosen

itu bertanya kepada mahasiswa dan mahasiswa menjawab

tidak disalahkan. Karena kan kita berusaha, tidak main-

main. Sehingga belajar itu ada artinya. Jika dilihat

pengalaman ketika mandampingi anak panti, di mana saat

itu saya pendidikan dan pengalaman masih rendah,

kemampuan saya masih kurang, kadang kurang… kurang

sabar. Jadi mendampingi anak-anak seadanya. Artinya

mengolah emosipun masih kurang, mengenal diri

sehingga dari situ saya mau belajar atau kuliah di sini.

Jadi banyak untungnya belajar. Wawasan saya jadi

terbuka bagaimana mendampingi anak yang berbeda, saya

mengenal diri, mengenal emosi saya, apa yang ada dalam

diri, apa kekurangan dan kelebihannya. Kelebihan

dikembangkan, kekurangan diperbaiki. Belajar itu berarti

ya suster, seumur hidup. Saya selalu optimis dan berpikir

bahwa belajar itu kesempatan saya mengembangkan

diri…begitulah caranya kita belajar. Walaupun dulu

awalnya sempat kaget, takut untuk studi ya.

AS: Belajar yang baik bagi saya terutama di dalam kelas,

saya menginginkan suasana itu hening. Artinya

menciptakan situasi yang nyaman ketika dosen

menjelaskan, kita bisa mendengarkan dosen dengan baik.

Kita bisa bertanya. Lalu juga, ketika ada interaksi antara

dosen dengan mahasiswa, ketika dosen bertanya dan

mahasiswa bisa menjelaskan lagi apa yang diterangkan.

Selain itu, tidak ada yang masuk terlambat apalagi dosen

menjelaskan. Saya merasa terganggu apalagi yang

terlambat sampai lima belas menit, setengah jam itu.

Mungkin karena kita tahu sopan santun ya, ketika

dihadapkan dengan seperti itu, di situ ada konflik

tersendiri. Karena saya belajar tidak asal-asalan. Juga

karena pengalaman saya yang sudah saya alami…dengan

belajar saya boleh menambah pengalaman. Dulu saya

ditugaskan di asrama tetapi saya belum tahu ilmu-ilmu

MPB-FGD

- Serius

- Paham

- Tanya jawab

- Pendidikan

rendah

- Kurang sabar

- Optimis

- Kesempatan

mengembang-

kan diri

- Hening

- Mendengarkan

- Bertanya

- Menjawab

- Datang tepat

waktu

- Serius

- Kurangpengetah

uan dan

kemampuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

97

041

042

043

044

045

046

047

048

049

050

051

052

053

054

055

056

057

058

059

060

061

062

063

064

065

066

067

068

069

070

071

072

073

074

075

076

077

078

079

080

081

082

083

084

085

086

yang cocok untuk mendampingi anak-anak. Ketika anak-

anak mengalami masalah ini, saya dengan cara apa untuk

menghadapi dia dan mencari solusinya seperti apa.

Perjumpaan dengan orang tua yang sharing tentang

pergulatan hidup, pengalaman hidup dalam berkeluarga.

Saya menjadi sadar dengan belajar ternyata berguna, ada

untungnya belajar di BK. Untungnya karena dengan

belajar saya dapat mengolah diri saya sendiri, menambah

wawasan saya.

Begitulah…bagiku belajar Teori Kepribadian sangat

membantu saya kenal diri. Lalu saya terbantu untuk

melihat, saya berasal dari keluarga seperti apa, sehingga

pribadi saya terbentuknya seperti ini. Ternyata

pengalaman masa lalu sangat mempengaruhi hidup saya

misalnya pendidikan dalam keluarga saya keras.

Ngomong keras-keras jadi saya terbentuk keras. Tapi

sebenarnya logat kami yang keras hati kami

lembut..hahaha.

Tantangan-tantangan yang bagaimana dapat

mempengaruhi suster dalam belajar?

KS: Kesulitan saya selama menjalani tugas belajar ini,

kita sebagai biarawati ni memiliki aturan, kaul. Aturan

belajar di komunitas dengan kampus. Kita sudah punya

jadwal yang jelas dalam hidup bersama, tapi juga harus

lihat jadwal kampus. Itukan suatu dilema. Dalam

kelompok jam sekian kita kumpul sementara ada yang

terlambat, akhirnya bertabrakan dengan jadwal

komunitas..ya kita harus sabar saja. Lalu mereka baru

tamat SMA, masih muda dibanding dengan saya yang

sudah berumur, sudah sepuluh tahun lalu tamat SMA.

Kurikulumnya juga berbeda. Ketika dosen menerangkan

saya tidak secepat mereka menangkap, mengerti.

Tantangan juga ya selama kuliah itu..alat komunikasi

seperti HP. Teman punya, kita tidak tahu informasi tidak

seperti mereka. Ya, namanya perkembangan zaman makin

tahun makin maju. Tetapi yang mendorong saya belajar

itu..Situasi sekarangkan eee ada peraturan pemerintah

mewajibkan misalnya guru wajib S1. Selain itu, dari diri

saya, kongregasi juga mengikuti perkembangan zaman.

Kita dikuliahkan. Untuk menjawab itu, kita perlu belajar

supaya tidak ketinggalan, mampu menyesuikan dengan

perkembangan zaman ini. Hanya bagaimana saya bersikap

lebih bijaksana.

AS: Selama menjalankan perutusan belajar ini tidak

mudah ya karena itu bukan pilihan saya tapi itu

ditugaskan. Saya berpikir di BK itu, mulut tutup telinga

MPB-FGD

- Kelompok telat

- Waktu

bertabrakan

- Umur

- Kurikulum

- Tidak mudah

memahami

- HP

- Tidak tahu

informasi

- Peraturan

Pemerintah

- Kesadaran diri

- Kebutuhan

kongregasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

98

087

088

089

090

091

092

093

094

095

096

097

098

099

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

110

111

112

113

114

115

116

117

118

119

120

121

122

123

124

125

126

127

128

129

130

131

132

buka. Sementara saya sendiri inginnya mulutnya terbuka

terus. Jadi bagi saya satu tantangan juga. Tetapi ketika

masuk di situ, saya berani untuk belajar. jadi saya belajar

mendengarkan. Jadi saya coba menjalani itu. Lalu, saya

sudah lama tidak sekolah dari tahun 2000 tidak sekolah

sampai 2012. Selain kurikulum yang berbeda juga

pastinya otak saya ini udah tumpul. Tiap hari yang

kupegang hanya cangkul,omong-omong dengan anak-

anak, ngepel. Sementara saya belajar ni, otak saya harus

diasah. Saya itu belum terlalu pandai dengan komputer.

Anak-anak itu biasa. Lalu juga saya mudah ngantuk,

masuk kelas harus belajar. Akhirnya konsentrasi saya

hilang. Saya terngganggu kalau kelas itu ribut ketika

dosen menjelaskan, tidak sopan. Berikutnya saya minder

karena saya ini udah tua hahaha sementara teman-teman

saya barusan lulusan SMA, masih kecil yang masih

bersemangatnya. Itu tantangan bagi saya. Saya pernah

dapat nilai C ya. Saya kadang malu di tengah-tengah

mereka untuk awal-awal masuk itu. Maka tidak heran

saya itu hanya sama satu teman yang bisa diajak ngobrol,

senda gurau. Awal masuk juga butuh perjuangan. Juga

ketika dosen minta tolong buka google tentang ini ini ini.

kami kan nggak punya. Itu menjadi tantangan bagi saya.

Tantangan zaman juga memotivasi saya mengapa saya

mau belajar..sekarang ini banyak terjadi perselingkuhan,

pertentangan di mana-mana. Itu..saya terpanggil untuk

saya belajar ingin tahu. Itulah mengapa mata kuliah

pilihan saya adalah keluarga. Saya ingat banyak keluarga

yang sharing tentang keluarga mereka. Jadi saya merasa

terpanggil membantu mereka.

Bagaimana usaha suster menghadapi tantangan?

AS: Dulu awalnya saya kaget, heran, takut. Bertanya juga

dalam diri saya, apa saya bisa. Karena saya sudah lama

tidak kuliah. Apa saya bisa menyesuaikan diri dengan

anak-anak sekarang. Tetapi dengan perjalanan waktu,

walaupun dulu saya berontak tetapi dengan kuliah di BK

saya mengolah diri saya sebelum saya nanti terjun untuk

berkarya. Sebagai religius, saya berdoa dan yakin saya

tidak sendirian. Nah, kalau udah ngantuk, saya

menggerak-gerakkan badan atau cuci muka. Kita yang

hidup di biara inikan teratur waktunya. Jam begini doa,

jam begini makan, jam begini rekreasi dan seterusnya. Di

situ kita dituntut benar-benar pintar untuk membagi

waktu. Maaf ya, ini aturan dalam kongregasi kami. Jangan

sampai kamu melalaikan waktu, acara komunitas harus

duluan. Artinya, karena suster maka kita kuliah. Kalau

- Suka berbicara

banyak

- Sedikit

mendengarkan

- Lama tidak

sekolah

- Kurikulum beda

- Belum pandai

komputer

- Mudah

mengantuk

- Kelas ribut

- Minder

- Sudah tua

- Nilai rendah

- Hanya satu

orang berteman

- Perselingkuhan

- Pertentangan

MPB-FGD

- Berdoa

- Tidak sendirian

- Menggerakkan

badan

- Cuci muka

- Ada aturan

- Mengutamakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

99

133

134

135

136

137

138

139

140

141

142

143

144

145

146

147

148

149

150

151

152

153

154

155

156

157

158

159

160

161

162

163

164

165

166

167

168

169

170

171

172

173

174

175

176

177

178

benar-benar tidak bisa ya..harus ijin dengan pemimpin.

Saya sendiri kalau udah sepanjang hari kuliah pasti udah

capek malam harus belajar. kalau ada tugas saya harus

berjuang. Kami belajar malam setelah doa malam. Kalau

ada rekreasi bersama ya, jam sembilan baru bisa belajar.

Lalu, kalau di kelas ramai saya belajar untuk rendah hati,

belajar menyapa duluan. Selain itu, saya bertanya, dekat

dengan mereka karena mereka punya HP, mereka tahu

komputer. Nah, itu usaha saya mengahadapi kesulitan dan

tantangan. Jadi kesulitan itu menjadikan saya lebih kreatif

mencari cara bagaimana menghadapi itu. Kesulitan

membuat saya kreatif mencari cara menghadapi

tantangan.

KS: usaha yang saya lakukan ya..kalau saya tidak

mengerti, maka saya tanya entah dengan teman juga sama

dosen. Karena dosen kita di BK itu sangat mengerti. Juga

dalam perkembangan teknologi sekarang seperti HP

ketika harus buka ini atau teman-teman mau

menghubungi sulit. Saya berefleksi bahwa memang dalam

situasi seperti inilah ditantang untuk lebih bijaksana dan

tentu harus kreatif, ketika tidak mengerti dan harus buka

saat itu yaaa saya harus rendah hati bertanya dengan

teman-teman yang punya. Dalam komunitas, saya

berusaha membagi waktu saya. Memang sering dikatakan

pada kami kalian itu suster yang kebetulan mahasiswa

bukan mahasiswa yang kebetulan suster. Artinya yang

diutamakan adalah hidup membiara. Kadang kami di

kampus seharian ya, maka ketika di rumah ada di rumah,

kegiatan apa yang ada diikuti. Kalau doa siang tidak ikut

karena ada di kampus.Pertama dikatakan dikuliahkan

ambil jurusan ini, memang awalnya kaget. Tetapi senang

juga karena jurusan ini saya suka. Karena tujuan saya

dulu itu, dengan BK ini setidaknya saya mengenal diri

saya dan setidaknya kehadiran saya itu bermakna bagi

orang lain. Di sisi lain juga, saya takut, gelisah. Karena

saya merasa bahwa..apalagi di Jogja ya tentu itu sudah

lebih maju. Maka saya merasa saya tidak mampu, takut

apa yang disampaikan nanti tidak bisa saya ikuti. Tetapi

saya jalani sampai sekarang berjalan dengan baik.

Dengan kesulitan itu semua, saya jadi lebih aktif mencari

solusi. Prinsipnya setiap perjuangan pasti ada kesulitan.

Bagaimana cara suster mewujudkan harapan-

harapan ke depan?

AS: harapan saya dengan tugas perutusan belajar ini, saya

semakin baik. Saya semakin tahu cara-cara mana yang

digunakan ketika saya diutus melayani. Saya punya cara

komunitas

- Komunikasi

dengan

pemimpin

- Belajar setelah

berdoa

- Bertanya

- Dekat dengan

- Kesulitan

membuat kreatif

- Bertanya

dengan dosen

dan teman

- Bijaksana

- Kreatif

- Rendah hati

bertanya

- Mengutamakan

hidup membiara

- Menyesuaikan

waktu

- Di rumah ikut

kegiatan

komunitas

- Aktif

- Tiap perjuangan

ada kesulitan

MPB-FGD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

100

179

180

181

182

183

184

185

186

187

188

189

190

191

192

193

194

195

196

197

198

199

200

201

202

203

204

205

206

207

208

yang lebih baik lagi untuk menghadapi orang-orang itu.

Bagi saya,belajar itu penting. Kita seumur hidup belajar.

Belajar selain karena memang peraturan..peraturan

pemerintah juga kongregasi..ee kita belajar dari orang

lain, belajar dari hidup saya sendiri, juga belajar dari

buku-buku yang ada. Belajar itu penting untuk masa

depan, untuk karya, untuk perutusan. Selain

mengembangkan diri juga dibutuhkan orang-orang yang

lebih kreatif, punya wawasan yang luas dan selalu

mencari cara-cara yang baik ketika menghadapi masa

depan. Maka, saya menuntut diri lebih kreatiflah selama

belajar. Tantangan-tantangan yang ada itu seperti apa.

Dan memang kita dituntut melihat situasi yang ada dan

riil serta nyata di dalam hidup. Nanti setelah saya selesai

dari BK ini, dari Perguruan Tinggi ini, saya ingin

melayani orang-orang seperti yang saya ceritakan tadi.

KS:Yang saya harapkan dari tugas belajar ini ke depan

adalah dengan belajar, dengan memperoleh banyak ilmu,

saya bisa pmempraktekannya saat tugas nanti, saya

semakin dapat mengenal diri dan juga saya mampu

mengenal orang lain. Sehingga dengan itu, saya dapat

menjadi teman atau sahabat bagi orang di sekitar saya.

Oleh karena itu, belajar itu sangat penting karena manusia

itu seumur hidup harus belajar. Tidak hanya sekedar

belajar ilmu di bangku kuliah tetapi ya belajar juga dari

teman-teman, dari pengalaman, orang lain, sehingga

pemikiran saya terbuka dan saya semakin berkembang.

Juga karena perkembangan zaman, peraturan

pemerintah..memang seharusnya kita buat supaya dapat

berguna dalam berkarya.

- Peraturan

Pemerintah

- Kebutuhan

kongregasi

- Kesempatan

mengembang-

kan diri

- Kreatif

- Menambah

wawasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

101

Lampiran 6

Lembar Kategorisasi Wawancara

A. Responden AS

Kategori Verbatim

Tema Sub Tema

Cara

memaknai

belajar

Alasan

melaksanaka

n perutusan

belajar

Belajar

dengan serius

Belajar lebih

kreatif dan

berproses

Dorongan

belajar

Hmmm..cara yang saya lakukan itu..saya mendengarkan dengan baik ya ketika dosen menjelaskan.

Maka saya tidak suka kelas ribut, ada yang terlambat. Selain mendengarkan, saya juga bertanya,

menjawab juga ya kalau dosen bertanya. Jadinya..saya belajar itu serius, tidak asal-asalan.

(DA151/MPB-w/003-008)

Dengan belajar kita mampu melihat situasi yang ada dan riil serta nyata di dalam hidup. Itulah

mengapa belajar..belajar perlu sungguh-sungguh.(DA151/MPB-w/133-136)

Karena belajar bagiku merupakan cara mengolah hidup, cara menambah wawasan, pengetahuan.

(DA151/MPB-w/008-010)

Selain bagaimana cara mengembangkan diri juga..tadinya belajar itu dibutuhkan orang-orang yang

kreatif, berwawasan luas, dan selalu mencari cara-cara yang baik menghadapi masa depan.

(DA151/MPB-w/129-133)

Saya punya pengalaman mendampingi anak asrama. Tapi saya belum tahu bagaimana caranya

menghadapi mereka. Pengalaman saya juga belum tahu caranya bagaimana membantu orang tua

anak yang bercerita masalah keluarga mereka, hidup mereka, perjuangan mereka. (DA151/MPB-

w/012-017)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

102

Bentuk-

bentuk

kesulitan

melaksanaka

n tugas

perutusan

belajar

Usaha-usaha

yang

dilakukan

menghadapi

kesulitan

Tantangan

Relasi dan

komunikasi

dengan

Tuhan dan

sesama

Penggunaan

Makanya, selain dari tuntutan pemerintah atau peraturan pemerintah yang menganjurkan..contoh

saja yang kerja di sekolah perlu S1. Selain itu, kongregasi memang membutuhkan orang ya untuk

itu. (DA151/MPB-w/019-023)

Itu suster, sekarang ini banyak sekali perselingkuhan. Saya prihatin dengan keluarga yang istri atau

suami selingkuh. (DA151/MPB-w/067-069)

Saya orangnya suka bicara, sementara di BK harus mendengarkan.(DA151/MPB-w/028-029)

Di kelas itu sering ribut saat dosen menjelaskan. Saya terganggu karena tidak sopan, tidak

menghargai. Lalu, kesulitan saya juga menjalankan komputer belum terlalu pandai. Tapi kesulitan

saya juga selalu ngantuk itu, mudah tertidur di kelas. Terlebih jam satu jam dua itu, godaan bagi

saya untuk tidur. (DA151/MPB-w/039-044)

…umur yang sudah tua. Terkadang sayasulit membaur, bergaul dengan teman-teman. Apalagi

awalnya, saya berjuang setengah mati. Sekarang sudah lumayan, tetapi saya masih melihat ada

pengelompokkan-pengelompokkan. Maka, saya sering berteman dengan satu teman saja. Tantangan

lainnya, pada saat Konseling Keluarga dapat C padahal 6 SKS. Lalu Konseling Ekspresif 3 SKS.

(DA151/MPB-w/053-060)

Cara saya tu berdoa dan saya tidak sendirian. Saya lari kepada Tuhan juga kepada pemimpin. Wong,

kita dibiayai kongregasi. (DA151/MPB-w/080-082)

Tapi mereka itu pandai dengan alat-alat itu, maka kalau sudah tidak bisa saya bertanya dengan

mereka. Saya juga bercerita, bertanya dengan dosen kalau ada kesulitan karena saya merasa dekat.

(DA151/MPB-w/085-088)

Lalu kalau ngantuk biasanya saya berdiri atau saya ke kamar mandi cuci muka. (DA151/MPB-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

103

waktu dan

motivasi

w/089-090)

Saya berpikir gini lho suster, dengan kesulitan itu saya semakin kreatif mencari cara mengatasi

kesulitan. Kalau saya tidak mengalami kesulitan doa saya datar-datar saja tapi saat sulit pengen lama

doanya. Jadi kesulitan itu membuat saya semakin kreatif mencari cara untuk menghadapi tantangan

yang kuhadapi itu. (DA151/MPB-w/093-098)

Kita inikan biarawati yang punya aturan ya, kaul. Semua teratur. Jangan sampai kita meninggalkan

acara komunitas. Dalam kongregasi kami sering diingatkan bahwa kuliah itu bukanlah yang utama

tetapi kebersamaan. Sekolah hanyalah menunjang, hanya salah satu cara untuk karya ke depan, yang

utama itu adalah hidup komunitas. Jadi jangan sampai meninggalkan hidup komunitas dan

mengutamakan belajar. Kecuali memang kuliah sampai jam enam. Kadang pemimpin sudah tahu,

tapi kadang harus memberitahu pemimpin juga. (DA151/MPB-w/101-112)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

104

B. Responden KS

Kategori Verbatim

Tema Sub Tema

Cara

memaknai

belajar

Alasan

melaksanaka

n tugas

perutusan

belajar

Bentuk-

bentuk

kesulitan

melaksanaka

n tugas

perutusan

belajar

Belajar

dengan serius

Belajar lebih

kreatif dan

berproses

Dorongan

belajar

Tantangan

Cara yang saya lakukan, pertama saya optimis, tidak main-main ya. (DK51/MPB-w/003-004)

Kemudian saya juga berpikir bahwa belajar itu merupakan satu kesempatan yang berharga untuk

mengembangkan diri. (DK51/MPB-w/004-006)

Maka itu memotivasi saya untuk berusaha belajar dan memahami bahwa belajar merupakan proses

dari yang tidak tahu menjadi tahu. (DK51/MPB-w/009-012)

Waktu itu, belum tahu anak panti itu datang dari berbagai latar belakang mana, maka yang kita

dampingi itu tentu berbeda-beda. Pengetahuan saya masih kurang, kesabaran juga kurang.

(DK51/MPB-w/016-020)

Maka peraturan pemerintah dan juga dari diri saya sendiri mendorong saya menjalankan perutusan

belajar ini. (DK51/MPB-w/079-081)

Soal umur teman angkatan saya, pada umumnya mereka tamat SMA mereka langsung melanjut lalu

saya sudah 10 tahun yang lalu tamat SMA baru melanjut, jadi daya tangkap saya rendah. Lalu

kurikulumnya juga berbeda, karena dunia semakin maju. Saya sulit mengerti, memahami apa yang

dosen sampaikan. (DK51/MPB-w/035-041)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

105

Usaha-usaha

yang

dilakukan

menghadapi

kesulitan

Relasi dan

komunikasi

dengan

Tuhan dan

sesama

Penggunaan

waktu dan

motivasi

Kemudian kesulitan itu ketika misalnya kerja kelompok tapi tidak tepat waktu seperti yang sudah

disepakati. (DK51/MPB-w/044-046)

Kemudian juga kesulitan itu ya dengan perkembangan jaman itu... teknologi canggih ya.. mereka

lebih cepat mengoprasikan laptop, tapi saya lamban dan juga cara saya menangkap. (DK51/MPB-

w/052-056)

Tapi prinsip saya itu apa yang saya mengerti saya buat dulu, saya lakukan nantikan dosen akan

memperbaiki. karena dosen-dosen kita kan seandainya kita sudah berusaha tidak melulu disalahkan

tetapi mereka memperbaiki, mengerti. Selain itu, saya juga dengan tekun mengerjakan tugas, tekun

bertanya itu sangat membantu. Belajar sabar juga dengan teman-teman itu. (DK51/MPB-w/092-099)

Pandangan saya suster, saya berprinsip begini setiap perjuangan tetap ada kesulitan tetapi bukan

dalam arti kesulitan menjadikan saya untuk patah semangat atau tidak mau tahu. Tetapi saya melihat

kesulitan itu mengajak saya untuk aktif. Aktif dalam arti mencari solusi bagaimana supaya kesulitan

itu dapat teratasi. (DK51/MPB-w/102-107)

Ya kalau hari-hari kan tentu kita di kampus, mau tidak mau itu memang bawa makanan ke kampus

tetapi kalau sudah pulang ke komunitas tentu saya kerjakan apa yang perlu dikerjakan dan ikut doa

bersama, ikut makan bersama dan malam hari setelah makan malam belajar. (DK51/MPB-w/114-119)

Saya sendiri juga enggan mengambil kegiatan kampus, misalnya organisasi GMC atau apa itu, karena

nanti bertabrakan. (DK51/MPB-w/119-121)

Dan sudah ditekankan bahwa ya sebagai suster, bukan suster itu hanya kebetulan sebagai suster dan

studi tetapi duluan susternya; suster yang kebetulan studi maka yang diutamakan hidup rohani bukan

studinya, kalau tidak...hmmm..kita bisa keluar suster”. (DK51/MPB-w/121-126)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

106

Lampiran 7

Lembar Kategorisasi FGD

Kategori Verbatim

Tema Sub Tema

Cara

memaknai

belajar

Alasan

melaksanaka

n tugas

Belajar

dengan serius

Belajar lebih

kreatif dan

berproses

Dorongan

belajar

Belajar yang baik bagi saya terutama di dalam kelas, saya menginginkan suasana itu hening. Artinya

menciptakan situasi yang nyaman ketika dosen menjelaskan, kita bisa mendengarkan dosen dengan

baik. Kita bisa bertanya. Lalu juga, ketika ada interaksi antara dosen dengan mahasiswa, ketika dosen

bertanya dan mahasiswa bisa menjelaskan lagi apa yang diterangkan. Selain itu, tidak ada yang masuk

terlambat apalagi dosen menjelaskan.Karena saya belajar tidak asal-asalan. (DA221/MPB-FGD/025-

037)

…mahasiswa lebih serius. Artinya ketika dosen menerangkan dan dosen bertanya mahasiswa

mengerti atau diberi kesempatan bertanya. Ketika dosen itu bertanya kepada mahasiswa dan

mahasiswa menjawab tidak disalahkan. Karena kan kita berusaha, tidak main-main. (DK221/MPB-

FGD/004-009)

Selain mengembangkan diri juga dibutuhkan orang-orang yang lebih kreatif, punya wawasan yang

luas dan selalu mencari cara-cara yang baik ketika menghadapi masa depan. Maka, saya menuntut diri

lebih kreatiflah selama belajar. (DA221/MPB-FGD/185-190)

Saya selalu optimis dan berpikir bahwa belajar itu kesempatan saya mengembangkan diri.

(DK221/MPB-FGD/021-023)

Dulu saya ditugaskan di asrama tetapi saya belum tahu ilmu-ilmu yang cocok untuk mendampingi

anak-anak. Ketika anak-anak mengalami masalah ini, saya dengan cara apa untuk menghadapi dia dan

mencari solusinya seperti apa. Perjumpaan dengan orang tua yang sharing tentang pergulatan hidup,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

107

perutusan

belajar

Bentuk-

bentuk

kesulitan

melaksanaka

n tugas

perutusan

belajar

Tantangan

pengalaman hidup dalam berkeluarga. (DA221/MPB-FGD/039-045)

sekarang ini banyak terjadi perselingkuhan, pertentangan di mana-mana. (DA221/MPB-FGD/111-

112)

Belajar selain karena memang peraturan..peraturan pemerintah juga kongregasi. (DA221/MPB-

FGD/181-182)

Jika dilihat pengalaman ketika mandampingi anak panti, di mana saat itu saya.. pendidikan dan

pengalaman masih rendah, kemampuan saya masih kurang, kadang kurang… kurang sabar.

(DK221/MPB-FGD/009-013)

...peraturan pemerintah mewajibkan misalnya guru wajib S1. Selain itu, dari diri saya, kongregasi juga

mengikuti perkembangan zaman. (DK221/MPB-FGD/077-079)

Saya berpikir di BK itu, mulut tutup telinga buka. Sementara saya sendiri inginnya mulutnya terbuka

terus. (DA221/MPB-FGD/086-088)

Lalu, saya sudah lama tidak sekolah dari tahun 2000 tidak sekolah sampai 2012. Selain kurikulum

yang berbeda juga pastinya otak saya ini udah tumpul. (DA221/MPB-FGD/090-093)

Saya itu belum terlalu pandai dengan komputer. Anak-anak itu biasa. Lalu juga saya mudah ngantuk,

masuk kelas harus belajar. Akhirnya konsentrasi saya hilang. Saya terngganggu kalau kelas itu ribut

ketika dosen menjelaskan, tidak sopan”. (DA221/MPB-FGD/096-100)

Berikutnya saya minder karena saya ini udah tua hahaha sementara teman-teman saya barusan lulusan

SMA, masih kecil yang masih bersemangatnya. Itu tantangan bagi saya. Saya pernah dapat nilai C ya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

108

Usaha-usaha

yang

dilakukan

menghadapi

kesulitan

Relasi dan

komunikasi

dengan

Tuhan dan

sesama

Saya kadang malu di tengah-tengah mereka untuk awal-awal masuk itu. Maka tidak heran saya itu

hanya sama satu teman yang bisa diajak ngobrol, senda gurau. (DA221/MPB-FGD/100-107)

Dalam kelompok jam sekian kita kumpul sementara ada yang terlambat, akhirnya bertabrakan dengan

jadwal komunitas..ya kita harus sabar saja. (DK221/MPB-FGD/065-068)

Lalu mereka baru tamat SMA, masih muda dibanding dengan saya yang sudah berumur, sudah

sepuluh tahun lalu tamat SMA. Kurikulumnya juga berbeda. Ketika dosen menerangkan saya tidak

secepat mereka menangkap, mengerti. (DK221/MPB-FGD/068-072)

Tantangan juga ya selama kuliah itu..alat komunikasi seperti HP. Teman punya, kita tidak tahu

informasi tidak seperti mereka. (DK221/MPB-FGD/073-075)

Sebagai religius, saya berdoa dan yakin saya tidak sendirian. (DA221/MPB-FGD/124-125)

Nah, kalau udah ngantuk, saya menggerak-gerakkan badan atau cuci muka. (DA221/MPB-FGD/125-

126)

Selain itu, saya bertanya dekat dengan mereka karena mereka punya HP, mereka tahu komputer.

(DA221/MPB-FGD/139-141)

Kalau saya tidak mengerti, maka saya tanya entah dengan teman juga sama dosen. (DK221/MPB-

FGD/146-148)

Juga dalam perkembangan teknologi sekarang seperti HP ketika harus buka ini atau teman-teman mau

menghubungi sulit. Saya berefleksi bahwa memang dalam situasi seperti inilah ditantang untuk lebih

bijaksana dan tentu harus kreatif, ketika tidak mengerti dan harus buka saat itu yaaa saya harus rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

109

Penggunaan

waktu dan

motivasi

hati bertanya dengan teman-teman yang punya. (DK221/MPB-FGD/148-155)

Kesulitan membuat saya kreatif mencari cara menghadapi tantangan. (DA221/MPB-FGD/143-145)

Maaf ya, ini aturan dalam kongregasi kami. Jangan sampai kamu melalaikan waktu, acara komunitas

harus duluan. Artinya, karena suster maka kita kuliah. Kalau benar-benar tidak bisa ya..harus ijin

dengan pemimpin. Saya sendiri kalau udah sepanjang hari kuliah pasti udah capek malam harus

belajar. kalau ada tugas saya harus berjuang. Kami belajar malam setelah doa malam. Kalau ada

rekreasi bersama ya, jam sembilan baru bisa belajar. (DA221/MPB-FGD/130-137)

Memang sering dikatakan pada kami kalian itu suster yang kebetulan mahasiswa bukan mahasiswa

yang kebetulan suster. Artinya yang diutamakan adalah hidup membiara. (DK221/MPB-FGD/156-

159)

Kadang kami di kampus seharian ya, maka ketika di rumah ada di rumah, kegiatan apa yang ada

diikuti. Kalau doa siang tidak ikut karena ada di kampus. (DA221/MPB-FGD/159-162)

Dengan kesulitan itu semua, saya jadi lebih aktif mencari solusi. Prinsipnya setiap perjuangan pasti

ada kesulitan. (DK22/MPB-FGD/172-173)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

110

Lampiran 8

Lembar Penyaringan Data Wawancara dan FGD

Kategori Koding

Vervatim Interpretasi

Tema Sub Tema

Wawancara

Cara

memaknai

belajar

Belajar

dengan serius

Belajar lebih

kreatif dan

- Mendengarkan

- Tidak terlambat

- Bertanya

- Menjawab

- Serius

- Serius

- Optimis

- Proses

- Mengolah hidup

- Menambah

Hmmm..cara yang saya lakukan itu..saya

mendengarkan dengan baik ya ketika dosen

menjelaskan. Maka saya tidak suka kelas ribut, ada

yang terlambat. Selain mendengarkan, saya juga

bertanya, menjawab juga ya kalau dosen bertanya.

Jadinya..saya belajar itu serius, tidak asal-asalan.

(DA151/MPB-w/003-008)

Dengan belajar kita mampu melihat situasi yang

ada dan riil serta nyata di dalam hidup. Itulah

mengapa belajar..belajar perlu sungguh-

sungguh.(DA151/MPB-w/133-136)

Cara yang saya lakukan, pertama saya optimis,

tidak main-main ya. (DK51/MPB-w/003-004)

Karena belajar bagiku merupakan cara mengolah

hidup, cara menambah wawasan, pengetahuan.

Belajar serius dan tekun

dengan cara

mendengarkan, bertanya,

menjawab, disiplin waktu

Dengan belajar serius

mampu melihat situasi

nyata.

Belajar dengan

berpikiran optimis dan

serius

Belajar merupakan

kesempatan mengolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

111

Alasan

melaksanaka

n tugas

perutusan

belajar

berproses

Dorongan

belajar

pengetahuan

- Menambah

wawasan

- Mengembangkan

diri

- Kreatif

- Kesempatan

mengembangkan

diri

- Proses

- Pengetahuan dan

kemampuan

kurang

- Peraturan

Pemerintah

(DA151/MPB-w/008-010)

Selain bagaimana cara mengembangkan diri

juga..tadinya belajar itu dibutuhkan orang-orang

yang kreatif, berwawasan luas, dan selalu mencari

cara-cara yang baik menghadapi masa depan.

(DA151/MPB-w/129-133)

Kemudian saya juga berpikir bahwa belajar itu

merupakan satu kesempatan yang berharga untuk

mengembangkan diri. (DK51/MPB-w/004-006)

Maka itu memotivasi saya untuk berusaha belajar

dan memahami bahwa belajar merupakan proses

dari yang tidak tahu menjadi tahu. (DK51/MPB-

w/009-012)

Saya punya pengalaman mendampingi anak asrama.

Tapi saya belum tahu bagaimana caranya

menghadapi mereka. Pengalaman saya juga belum

tahu caranya bagaimana membantu orang tua anak

yang bercerita masalah keluarga mereka, hidup

mereka, perjuangan mereka. (DA151/MPB-w/012-

017)

Makanya, selain dari tuntutan pemerintah atau

peraturan pemerintah yang menganjurkan..contoh

hidup, menambah

wawasan, dan

pengetahuan.

Belajar lebih kreatif

untukmengembangkan

diri dan menambah

wawasan,

Belajar merupakan

kesempatan

mengembangkan diri.

Belajar merupakan

proses dari ketidaktahuan

menjadi tahu

Kurangnya pengetahuan

dan kemampuan yang

dimiliki untuk membantu

orang lain

Termotivasi untuk

belajar karena anjuran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

112

Bentuk-

bentuk

kesulitan

melaksanaka

n tugas

perutusan

belajar

Tantangan

- Kebutuhan

Kongregasi

- Perselingkuhan

- Pengetahuan dan

kesabaran kurang

- Peraturan

Pemerintah

- Kesadaran diri

- Suka berbicara

- Sedikit

mendengarkan

- Kelas yang ribut

- Belum pandai

saja yang kerja di sekolah perlu S1. Selain itu,

kongregasi memang membutuhkan orang ya untuk

itu. (DA151/MPB-w/019-023)

Itu suster, sekarang ini banyak sekali

perselingkuhan. Saya prihatin dengan keluarga yang

istri atau suami selingkuh. (DA151/MPB-w/067-

069)

Waktu itu, belum tahu anak panti itu datang dari

berbagai latar belakang mana, maka yang kita

dampingi itu tentu berbeda-beda. Pengetahuan saya

masih kurang, kesabaran juga kurang.

(DK51/MPB-w/016-020)

Maka peraturan pemerintah dan juga dari diri saya

sendiri mendorong saya menjalankan perutusan

belajar ini. (DK51/MPB-w/079-081)

Saya orangnya suka bicara, sementara di BK harus

mendengarkan.(DA151/MPB-w/028-029)

Di kelas itu sering ribut saat dosen menjelaskan.

Saya terganggu karena tidak sopan, tidak

pemerintah dan

kebutuhan kongregasi

Termotivasi untuk

belajar karena

keprihatinan melihat

maraknya perselingkuhan

Pengetahuan dan

kesabaran masih minim

untuk mendampingi

orang lain

Termotivasi untuk

belajar karena anjuran

pemerintah dan

kesadaran diri

Lebih banyak berbicara

daripada mendengarkan .

Terganggu dengan

suasana kelas yang ribut,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

113

menjalankan

computer

- Mengantuk

- Umur tua

- Sulit bergaul

- Hanya satu orang

teman

- Nilai akademik

rendah

- Daya tangkap

rendah

- Umur

- Kurikulum

berbeda

- Kelas telat waktu

menghargai. Lalu, kesulitan saya juga menjalankan

komputer belum terlalu pandai. Tapi kesulitan saya

juga selalu ngantuk itu, mudah tertidur di kelas.

Terlebih jam satu jam dua itu, godaan bagi saya

untuk tidur. (DA151/MPB-w/039-044)

…umur yang sudah tua. Terkadang sayasulit

membaur, bergaul dengan teman-teman. Apalagi

awalnya, saya berjuang setengah mati. Sekarang

sudah lumayan, tetapi saya masih melihat ada

pengelompokkan-pengelompokkan. Maka, saya

sering berteman dengan satu teman saja. Tantangan

lainnya, pada saat Konseling Keluarga dapat C

padahal 6 SKS. Lalu Konseling Ekspresif 3 SKS.

(DA151/MPB-w/053-060)

Soal umur teman angkatan saya, pada umumnya

mereka tamat SMA mereka langsung melanjut lalu

saya sudah 10 tahun yang lalu tamat SMA baru

melanjut, jadi daya tangkap saya rendah. Lalu

kurikulumnya juga berbeda, karena dunia semakin

maju. Saya sulit mengerti, memahami apa yang

dosen sampaikan. (DK51/MPB-w/035-041)

Kemudian kesulitan itu ketika misalnya kerja

kelompok tapi tidak tepat waktu seperti yang sudah

disepakati. (DK51/MPB-w/044-046)

masih gagap

menjalankan komputer,

dan sangat mudah

mengantuk

Merasa sudah tua dan

minder sehingga sulit

dalam pergaulan, hanya

berteman dengan satu

orang, kemampuan

akademik kurang

Perbedaan umur dan

kurikulum menyebabkan

daya tangkap rendah

Kelompok terlambat

akhirnya jadwal

bertabrakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

114

Usaha-usaha

yang

dilakukan

menghadapi

kesulitan

Relasi dan

komunikasi

dengan

Tuhan dan

sesama

- Lamban

menggunakan

computer

- Berdoa

- Bercerita kepada

pemimpin

- Bertanya

- Bercerita

- Berdiri

- Cuci muka

- Kreatif

menemukan

cara

Kemudian juga kesulitan itu ya dengan

perkembangan jaman itu... teknologi canggih ya..

mereka lebih cepat mengoprasikan laptop, tapi saya

lamban dan juga cara saya menangkap.

(DK51/MPB-w/052-056)

Cara saya tu berdoa dan saya tidak sendirian. Saya

lari kepada Tuhan juga kepada pemimpin. Wong,

kita dibiayai kongregasi. (DA151/MPB-w/080-082)

Tapi mereka itu pandai dengan alat-alat itu, maka

kalau sudah tidak bisa saya bertanya dengan

mereka. Saya juga bercerita, bertanya dengan dosen

kalau ada kesulitan karena saya merasa dekat.

(DA151/MPB-w/085-088)

Lalu kalau ngantuk biasanya saya berdiri atau saya

ke kamar mandi cuci muka. (DA151/MPB-w/089-

090)

Saya berpikir gini lho suster, dengan kesulitan itu

saya semakin kreatif mencari cara mengatasi

kesulitan. Kalau saya tidak mengalami kesulitan

doa saya datar-datar saja tapi saat sulit pengen lama

doanya. Jadi kesulitan itu membuat saya semakin

kreatif mencari cara untuk menghadapi tantangan

Masih gagap

menjalankan computer

Menghadapi setiap

kesulitan dengan berdoa

dan bercerita kepada

pemimpin

Berani bertanya dan

bercerita kepada dosen

ketika mengalami

kesulitan.

Bila mengantuk berdiri

dan mencuci wajah

Kesulitan memacu

kreativitas dalam

menemukan cara yang

tepat dalam menghadapi

tantangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

115

Penggunaan

waktu dan

motivasi

- Bertanya

- Berani salah

- Berusaha

- Tekun

- Sabar

- Punya aturan

- Ada kaul

- Mengutamakan

komunitas

sebelum belajar

- Komunikasi

dengan

pemimpin

- Setiap

perjuangan ada

yang kuhadapi itu. (DA151/MPB-w/093-098)

Tapi prinsip saya itu apa yang saya mengerti saya

buat dulu, saya lakukan nantikan dosen akan

memperbaiki. karena dosen-dosen kita kan

seandainya kita sudah berusaha tidak melulu

disalahkan tetapi mereka memperbaiki, mengerti.

Selain itu, saya juga dengan tekun mengerjakan

tugas, tekun bertanya itu sangat membantu. Belajar

sabar juga dengan teman-teman itu. (DK51/MPB-

w/092-099)

Kita inikan biarawati yang punya aturan ya, kaul.

Semua teratur. Jangan sampai kita meninggalkan

acara komunitas. Dalam kongregasi kami sering

diingatkan bahwa kuliah itu bukanlah yang utama

tetapi kebersamaan. Sekolah hanyalah menunjang,

hanya salah satu cara untuk karya ke depan, yang

utama itu adalah hidup komunitas. Jadi jangan

sampai meninggalkan hidup komunitas dan

mengutamakan belajar. Kecuali memang kuliah

sampai jam enam. Kadang pemimpin sudah tahu,

tapi kadang harus memberitahu pemimpin juga.

(DA151/MPB-w/101-112)

Pandangan saya suster, saya berprinsip begini setiap

perjuangan tetap ada kesulitan tetapi bukan dalam

Berusaha terlebih dahulu

mengerjakan tugas ,

bertanya, dan berani

salah, tekun, dan

berusaha sabar

Menyadari sebagai

religius dan anggota

kongregasi yang

memiliki kaul dan

memiliki peraturan untuk

hidup bersama.

Mengutamakan hidup

komunitas daripada

belajar, penting ada

komunikasi dengan

anggota yang lain

Berpandangan bahwa

setiap perjuangan pasti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

116

kesulitan

- Aktif

- Optimis

- Menyesuaikan

waktu

- Setelah makan

baru belajar

- Enggan ikut

organisasi

- Mengutakan

hidup rohani

arti kesulitan menjadikan saya untuk patah

semangat atau tidak mau tahu. Tetapi saya melihat

kesulitan itu mengajak saya untuk aktif. Aktif

dalam arti mencari solusi bagaimana supaya

kesulitan itu dapat teratasi. (DK51/MPB-w/102-

107)

Ya kalau hari-hari kan tentu kita di kampus, mau

tidak mau itu memang bawa makanan ke kampus

tetapi kalau sudah pulang ke komunitas tentu saya

kerjakan apa yang perlu dikerjakan dan ikut doa

bersama, ikut makan bersama dan malam hari

setelah makan malam belajar. (DK51/MPB-w/114-

119)

Saya sendiri juga enggan mengambil kegiatan

kampus, misalnya organisasi GMC atau apa itu,

karena nanti bertabrakan. (DK51/MPB-w/119-121)

Dan sudah ditekankan bahwa ya sebagai suster,

bukan suster itu hanya kebetulan sebagai suster dan

studi tetapi duluan susternya; suster yang kebetulan

studi maka yang diutamakan hidup rohani bukan

studinya, kalau tidak...hmmm..kita bisa keluar

suster”. (DK51/MPB-w/121-126)

ada kesulitan. Kesulitan

memacu lebih aktif untuk

menemukan cara

menghadapi tantangan.

Menyesuaikan diri

dengan jadwal komunitas

dan jadwal kampus.

Melakukan semua

kegiatan komunitas

ketika berada di rumah.

Setelah makan malam

baru belajar

Menghindari kegiatan

organisasi

kemahasiswaan

Menyadari diri sebagai

religius dan anggota

komunitas lebih

mengutmakan hidup

rohani daripada belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

117

Focus Discussion Group

Cara

memaknai

belajar

Belajar

dengan serius

Belajar lebih

kreatif dan

berproses

- Serius

- Mendengarkan

- Bertanya

- Menjawab

- Tidak telat

- Hening

- Serius

- Mendengarkan

- Paham

- Tanya jawab

- Kesempatan

mengembangkan

diri

- Kreatif

- Menambah

wawasan

Belajar yang baik bagi saya terutama di dalam

kelas, saya menginginkan suasana itu hening.

Artinya menciptakan situasi yang nyaman ketika

dosen menjelaskan, kita bisa mendengarkan dosen

dengan baik. Kita bisa bertanya. Lalu juga, ketika

ada interaksi antara dosen dengan mahasiswa,

ketika dosen bertanya dan mahasiswa bisa

menjelaskan lagi apa yang diterangkan. Selain itu,

tidak ada yang masuk terlambat apalagi dosen

menjelaskan.Karena saya belajar tidak asal-asalan.

(DA221/MPB-FGD/025-037)

…mahasiswa lebih serius. Artinya ketika dosen

menerangkan dan dosen bertanya mahasiswa

mengerti atau diberi kesempatan bertanya. Ketika

dosen itu bertanya kepada mahasiswa dan

mahasiswa menjawab tidak disalahkan. Karena kan

kita berusaha, tidak main-main. (DK221/MPB-

FGD/004-009)

Selain mengembangkan diri juga dibutuhkan orang-

orang yang lebih kreatif, punya wawasan yang luas

dan selalu mencari cara-cara yang baik ketika

menghadapi masa depan. Maka, saya menuntut diri

lebih kreatiflah selama belajar. (DA221/MPB-

FGD/185-190)

Belajar serius dengan

cara mendengarkan,

bertanya, menjawab,

tepat waktu

Belajar serius dengan

cara berusaha

mendengarkan,

memahami, da nada

Tanya jawab

Belajar lebih kreatif

untuk mengembangkan

diri, menambah wawasan

sebagai persiapan

menghadapi maha depan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

118

Alasan

melaksanaka

n perutusan

belajar

Dorongan

belajar

- Masa depan

- Optimis

- Kesempatan

mengembangkan

diri

- Pengetahuan

kurang

- Kemampuan

kurang

- Perselingkuhan

- Pertentangan

- Peraturan

Pemerintah

- Kebutuhan

Kongregasi

- Pendidikan

Saya selalu optimis dan berpikir bahwa belajar itu

kesempatan saya mengembangkan diri.

(DK221/MPB-FGD/021-023)

Dulu saya ditugaskan di asrama tetapi saya belum

tahu ilmu-ilmu yang cocok untuk mendampingi

anak-anak. Ketika anak-anak mengalami masalah

ini, saya dengan cara apa untuk menghadapi dia dan

mencari solusinya seperti apa. Perjumpaan dengan

orang tua yang sharing tentang pergulatan hidup,

pengalaman hidup dalam berkeluarga.

(DA221/MPB-FGD/039-045)

sekarang ini banyak terjadi perselingkuhan,

pertentangan di mana-mana. (DA221/MPB-

FGD/111-112)

Belajar selain karena memang peraturan..peraturan

pemerintah juga kongregasi. (DA221/MPB-

FGD/181-182)

Jika dilihat pengalaman ketika mandampingi anak

Belajar dengan optimis

dan menggunakan

kesempatan belajar

kesempatan untuk

mengembangkan diri

Pengetahuan dan

kemampuan yang

dimiliki untuk membantu

orang lain kurang

Termotivasi untukbelajar

karena melihat

perselingkuhan dan

pertentangan yang terjadi

Termotivasi untuk

belajar karena anjuran

Pemerintah dan

kebutuhan kongregasi

Pengetahuan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

119

Bentuk-

bentuk

kesulitan

melaksanaka

n tugas

perutusan

belajar

Tantangan

rendah

- Kurang sabar

- Peraturan

Pemerintah

- Kesadaran diri

- Kebutuhan

Kongregasi

- Suka berbicara

banyak

- Sedikit

mendengarkan

- Lama tidak

sekolah

- Kurikulum beda

- Belum pandai

komputer

- Mudah

mengantuk

- Kelas ribut

panti, di mana saat itu saya.. pendidikan dan

pengalaman masih rendah, kemampuan saya masih

kurang, kadang kurang… kurang sabar.

(DK221/MPB-FGD/009-013)

...peraturan pemerintah mewajibkan misalnya guru

wajib S1. Selain itu, dari diri saya, kongregasi juga

mengikuti perkembangan zaman. (DK221/MPB-

FGD/077-079)

Saya berpikir di BK itu, mulut tutup telinga buka.

Sementara saya sendiri inginnya mulutnya terbuka

terus. (DA221/MPB-FGD/086-088)

Lalu, saya sudah lama tidak sekolah dari tahun

2000 tidak sekolah sampai 2012. Selain kurikulum

yang berbeda juga pastinya otak saya ini udah

tumpul. (DA221/MPB-FGD/090-093)

Saya itu belum terlalu pandai dengan komputer.

Anak-anak itu biasa. Lalu juga saya mudah

ngantuk, masuk kelas harus belajar. Akhirnya

konsentrasi saya hilang. Saya terngganggu kalau

kelas itu ribut ketika dosen menjelaskan, tidak

sopan”. (DA221/MPB-FGD/096-100)

kesabaran masih minim

untuk mendampingi

orang lain.

Termotivasi untuk

belajar karena anjuran

Pemerintah, kebutuhan

Kongregasi, dan

kesadaran diri

Lebih mudah berbicara

daripadamendengarkan

Jarak waktu dan

kurikulum

mempengaruhi

kemampuan berpikir

Terganggu dengan

suasana kelas yang

ramai, masih gagap

menjalankan komputer

dan sangat mudah

mengantuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

120

- Minder

- Sudah tua

- Nilai rendah

- Hanya satu orang

teman

- Kelompok telat

- Jadwal

bertabrakan

- Umur

- Kurikulum

- Tidak mudah

memahami

- HP

- Tidak tahu

informasi

Berikutnya saya minder karena saya ini udah tua

hahaha sementara teman-teman saya barusan

lulusan SMA, masih kecil yang masih

bersemangatnya. Itu tantangan bagi saya. Saya

pernah dapat nilai C ya. Saya kadang malu di

tengah-tengah mereka untuk awal-awal masuk itu.

Maka tidak heran saya itu hanya sama satu teman

yang bisa diajak ngobrol, senda gurau.

(DA221/MPB-FGD/100-107)

Dalam kelompok jam sekian kita kumpul sementara

ada yang terlambat, akhirnya bertabrakan dengan

jadwal komunitas..ya kita harus sabar saja.

(DK221/MPB-FGD/065-068)

Lalu mereka baru tamat SMA, masih muda

dibanding dengan saya yang sudah berumur, sudah

sepuluh tahun lalu tamat SMA. Kurikulumnya juga

berbeda. Ketika dosen menerangkan saya tidak

secepat mereka menangkap, mengerti.

(DK221/MPB-FGD/068-072)

Tantangan juga ya selama kuliah itu..alat

komunikasi seperti HP. Teman punya, kita tidak

tahu informasi tidak seperti mereka. (DK221/MPB-

Merasa sudah tua dan

minder dalam pergaulan

sehingga hanya berteman

dengan satu orang, dan

kemampuan akademik

kurang

Keterlamabatan anggota

kelompok

mengakibatkan waktu

kerja kelompok

bertabrakan dengan

waktu komunitas

Perbedaan umur dan

kurikulum menyebabkan

kemampuan menangkap

dan memahami kurang

dibandingkan dengan

yang lain.

Kekurangan informasi

karenan tidak memiliki

alat komunikasi atau HP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

121

Usaha-usaha

yang

dilakukan

menghadapi

kesulitan

Relasi dan

komunikasi

dengan

Tuhan dan

sesama

Penggunaan

waktu dan

motivasi

- Berdoa

- Tidak sendirian

- Bertanya

- Dekat dengan

teman

- Bertanya dengan

teman dan dosen

- Bijaksana

- Kreatif

- Rendah hati

bertanya

- Menggerakan

badan

- Cuci muka

FGD/073-075)

Sebagai religius, saya berdoa dan yakin saya tidak

sendirian. (DA221/MPB-FGD/124-125)

Selain itu, saya bertanya dekat dengan mereka

karena mereka punya HP, mereka tahu komputer.

(DA221/MPB-FGD/139-141)

Kalau saya tidak mengerti, maka saya tanya entah

dengan teman juga sama dosen. (DK221/MPB-

FGD/146-148)

Juga dalam perkembangan teknologi sekarang

seperti HP ketika harus buka ini atau teman-teman

mau menghubungi sulit. Saya berefleksi bahwa

memang dalam situasi seperti inilah ditantang untuk

lebih bijaksana dan tentu harus kreatif, ketika tidak

mengerti dan harus buka saat itu yaaa saya harus

rendah hati bertanya dengan teman-teman yang

punya. (DK221/MPB-FGD/148-155)

Nah, kalau udah ngantuk, saya menggerak-

gerakkan badan atau cuci muka. (DA221/MPB-

FGD/125-126)

Menghadapi kesulitan

dengan berdoa dan

merasa yakin ada orang

lain yang menolong

Berusaha mendekati dan

bertanya dengan teman

yang memiliki HP dan

pandai dengan komputer

Berusaha dengan cara

bertanya

Bijaksana dan kreatif

dalam menghadapi

kemajuan teknologi,

rendah hati bertanya

untuk mendapatkan

informasi

Melakukan gerakkan-

gerakkan dan mencuci

wajah apabila terasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

122

- Kesulitan

membuat kreatif

- Ada aturan

- Mengutamakan

komunitas

- Komunikasi

dengan

pemimpin

- Belajar setelah

doa malam

- Mengutamakan

hidup membiara

- Menyesuaikan

waktu

- Di rumah ikut

kegiatan

komunitas

Kesulitan membuat saya kreatif mencari cara

menghadapi tantangan. (DA221/MPB-FGD/143-

145)

Maaf ya, ini aturan dalam kongregasi kami. Jangan

sampai kamu melalaikan waktu, acara komunitas

harus duluan. Artinya, karena suster maka kita

kuliah. Kalau benar-benar tidak bisa ya..harus ijin

dengan pemimpin. Saya sendiri kalau udah

sepanjang hari kuliah pasti udah capek malam harus

belajar. kalau ada tugas saya harus berjuang. Kami

belajar malam setelah doa malam. Kalau ada

rekreasi bersama ya, jam sembilan baru bisa belajar.

(DA221/MPB-FGD/130-137)

Memang sering dikatakan pada kami kalian itu

suster yang kebetulan mahasiswa bukan mahasiswa

yang kebetulan suster. Artinya yang diutamakan

adalah hidup membiara. (DK221/MPB-FGD/156-

159)

Kadang kami di kampus seharian ya, maka ketika di

rumah ada di rumah, kegiatan apa yang ada diikuti.

Kalau doa siang tidak ikut karena ada di kampus.

(DA221/MPB-FGD/159-162)

mengantuk

Dalam kesulitan menjadi

lebih kreatif menghadapi

tantangan

Menyadari diri sebagai

religius dan anggota

kongregasi yang

memiliki peraturan perlu

mendahulukan komunitas

sebelum belajar, perlu

ada komunikasi dengan

anggota yang lain,

belajar setelah doa

malam.

Menyadari diri sebagai

religius perlu

mengutamakan hidup

rohani dari pada belajar.

Berusaha menyesuaikan

dengan waktu yang ada.

Ketika berada di rumah,

semua kegiatan

komunitas diikuti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

123

- Aktif

- Tiap perjuangan

ada kesulitan

Dengan kesulitan itu semua, saya jadi lebih aktif

mencari solusi. Prinsipnya setiap perjuangan pasti

ada kesulitan. (DK22/MPB-FGD/172-173)

Berpandangan

bahwasetiap perjuangan

pasti ada kesulitan.

Kesulitan memacu lebih

aktif untuk menemukan

cara menghadapi

tantangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

124

Lampiran 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI · MAKNA TUGAS PERUTUSAN BELAJAR BAGI BIARAWATI (Studi Kasus pada Dua Biarawati yang Menjalani Tugas Belajar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI