20
MAKALAH Haji : Dasar Persyari’atan dan tata caranya Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Fiqih Ibadah Dosen Pengampu : Ma’mun Sa’dun M.S.I Disusun Oleh : Siti Rumlati ( 136015259 ) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG Tahun Akademi 2014 / 2015 i

MAKALAH.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah

Citation preview

MAKALAHHaji : Dasar Persyariatan dan tata caranyaDisusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Fiqih IbadahDosen Pengampu : Mamun Sadun M.S.I

Disusun Oleh :Siti Rumlati ( 136015259 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAMFAKULTAS AGAMA ISLAMUNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANGTahun Akademi 2014 / 2015

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inayahnya kepada kita. Sehingga penyusun dapat menyusun makalah yang berjudul Haji Dasar Pensyariatan dan Tata Caranya adapun maksud dari penyusunan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas mata kuliah Fiqih Ibadah di Universitas Wahid Hasyim Semarang.Sesungguhnya sangat besar dan kemauan penyusun untuk menyempurnakan makalah ini, tetapi hanya ini yang dapat penyusun sajikan, mengingat keterbatasan penyusun. Oleh karena itu penyusun mohon maaf apabila ada kekurangan. Dengan tersusunnya makalah ini, penyusun tidak dapat menyelesaikan tanpa adanya bantuan dari pihak lain. Maka dari itu perkenankanlah penyusun mengucapkan terima kasih banyak kepada Dosen Mata Kuliah Fiqih Ibadah yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.Akhir kata, penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna begi penyusun khususnya bagi pembaca pada umumnya. Amiin.

Semarang, 27 Desember 2014Penyusun

Siti Rumlati

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL iKATA PENGANTAR iiDAFTAR ISI iiiBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1B. Rumusan Malasah 1C. Tujuan Masalah 1BAB II PEMBAHASANA. Pengertian Haji 2B. Dasar Perintah Haji 2C. Macam macam Haji 3D. Syarat Wajib Haji 3E. Rukun Haji 3F. Wajib Haji 4G. Miqot ( tempat ihrom ) 4H. Cara Ihrom 4I. Cara tawaf 5J. Cara Sai 6K. Wukuf 6L. Beberapa Sunah Haji 6M. Tahalul 7N. Dam Pelanggaran Ihrom Haji Dan Umroh 8

BAB III PENUTUPA. Kesimpulan 10B. Saran 10DAFTAR PUSTAKA

1

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangPerjalanan ibadah Haji adalah perjalanan suci yang memerlukan kesiapan fisik dan mental serta pengetahuan tentang manasij haji dan peroses pelakasanaan ibadahnya.Kewajiban ibadah Haji mengandung banyak hikmah besar dalam kehidupan rohani seorang mukmin, serta mengandung kemaslahatan rohani seorang mukmin, serta mengandung kemaslahatan bagi seluruh umat islam pada sisi agama dan dunianya.Dalam ibadah haji pasti ada rukun dan wajib, juga ada dasar syariat dan tata cara untuk melaksanakan ibadahnya diantaranya cara berihrom cara tawaf cara saI dan lain-lainnya.

B. Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud dengan Haji?2. Apa dasar Haji?3. Bagaimana cara berihrom?4. Bagaimana cara towaf?5. Bagaimana cara sai?

C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengetahun Haji2. Untuk mengetahuu dasarnya Haji.3. Untuk mengetahui caranya berihram4. Untuk mengetahui caranya tawaf5. Untuk mengetahui caranya sai.

BAB IIPEMBAHASANA. Haji1. Pengertian Hajia. Haji menurut bahasa ialah menuju. Sedangkan menurut syara ialah menuju tanah Mekkah karena menjalankan ibadah . (kitab Fathul Qorib)[footnoteRef:2] [2: Asyeih Muhammad bin Qosim Al Ghozi, kitab Fatkhul Qorib (Barul akhyail kitabil Arobiyah Indonesia)]

b. Haji ialah :berkunjung ke Baitullah (kabah untuk melakukan beberapa amalan antara lain : wukuf, mabit, tawaf, soi dan amalan lainnya pada masa tertentu, demi memenuhi panggilan Allah SWT dan mengharapkan ridho-Nya. (bimbingan Manasik Haji) [footnoteRef:3] [3: Bimbingan Manasik Haji, Departeman Agama RI, direktorat Jendral Penyelenggaraan haji dan Umrah Jakarta 2003, halaman 13]

c. Haji adalah salah satu rukun islam yang ke lima yang diwajibkan oleh Allah SWT kepada orang-orang yang mampu menunaikannya, yakni memiliki kesanggupan biaya serta sehat jasmani dan rohani untuk menunaikan perintah tersebut. (Hikmah ibadah Haji) [footnoteRef:4] [4: Hikmah ibadah haji, Departemen Agama RI, direktorat Jendaral Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji Jakarta hal 4]

B. Dasar Hukum Perintah HajiAllah SWT berfirman : ......

.. mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah (QS. Ali Imron : 97)

Melaksanakan kewajiban haji, hanya sekali seumur hidup. Dalam sebuah hadist, Rosulullah SAW, bersabda ; Hai manusia, Allah telah mewajibkan haji kepadamu, maka laksanakan haji. Seorang laki-laki berkata, Apakah setiap tahun ya Rasulullah? Rasulullah terdiam, hingga laki-laki itu bertanya tiga kali. Lalu Nabi menjawab, Andai kukatakan wajib setiap tahun maka ia menjadi wajib dan kamu tidak akan mampu mengerjakannya. (HR.Muslim, Ahmad dan Nasai) Kewajiban melaksanakan haji ini baru di syariatkan pada tahun ke-VI Hijriyah, setelah Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Nabi sendiri hanya sekali mengerjakan haji yang kemudian dikenal dengan sebutan Haji Wada. Kemudian tak lama setelah itu beliau wafat.[footnoteRef:5] [5: Hikmah ibadah haji, Departemen Agama RI, direktorat Jendaral Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji Jakarta Halaman 5]

C. Macam-macam HajiHaji ada tiga macam, yaitu sebagai berikut :1. Haji Ifrad, yaitu mendahulukan haji daripada umrah2. Haji Tamattu, yaitu mendahulukan umrah daripada Haji3. Haji Qiran, yaitu mengerjakan haji bersama-sama dengan umrah.Bagi orang yang mengerjakan cara kedua dan ketiga, terkena denda (dam) yaitu menyembelih binatang ternak atau kambing.D. Syarat wajib Haji Untuk mengetahui apakah seorang sudah berkewajiban melaksanakan haji atau belum, perlu dipahami syarat wajib haji sebagai berikut :1. Islam2. Baligh (sudah dewasa)3. Berakal sehat4. Merdeka5. Ada bekalnya beserta tempatnya bila memang butuh tempat, sebab kadang-kadang ada juga yang tidak butuh tempat bekal, sebagaimana bagi orang yang dekat dengan negeri Mekkah.6. Ada kendaraannya, yakni kendaraan yang pantas untuk dibeli atau disewa.7. Keadaan jalannya sunyi, maksudnya ialah keadaan dalam perjalanan menurut perkiraan sangat aman (tidak ada gangguan). Jika sekiranya seseorang merasa tidak aman akan dirinya, hartanya atau kehormatannya maka tidaklah wajib berhaji.[footnoteRef:6] [6: Drs. KH. Imron Abu Amar terjemah Fathul Qorib 1 (penerbit Menara Kudus Kudus, 1483) halaman 148]

E. Rukun HajiRukun haji ialah hal-hal yang harus (pasti) dikerjakan dalam ibadah haji dan tidak dapat diganti dengan yang lain, walaupun dengan dam. Jika ditinggalkan maka tidak sah hajinya.[footnoteRef:7] [7: Bimbingan Manasik Haji, Departemen Agama RI, Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan umroh Jakarta 2003, halaman. 15.]

Adapun rukun haji sebagai berikut :1. Niat haji2. Mengerjakan ihrom3. Wukuf di Arofah, 4. Tawaf Ifadloh, mengelilingi kabah 7 kali / putaran5. SaI yaitu lari-lari kecil anatara Shofa dan Marwah sebanyak 7 kali.6. Mencukur atau menggunting rambut kepada, sekurang-kurangnya 3 helai rambut.7. Tertib, yaitu mengerjakan rukun-rukun haji secara berurutan.[footnoteRef:8] [8: Drs. Muh. Atha Zhafran, Pintar Agama Islam (Penerbit CV.BRINGIN 55 Solo) halaman 158]

F. Wajib HajiWajib Haji ialah rangkaian amalan yang harus dikerjakan dalam ibadah haji, bila tidak dikerjakan sah hajinya akan tetapi harus membayar dam, berdosa jika sengaja meninggalkan dengan tidak ada udzur Syari.[footnoteRef:9] [9: Bimbingan Manasik Haji, Departemen Agama RI, Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan umroh Jakarta 2003, halaman. 15.]

Adapun wajib Haji sebagai berikut ;1. Ihram dari Miqot, bagi tiap-tiap kelopok sudah ada ketentuan masing-masing. Miqot zamani, yaitu sejak bulan syawal hingga terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah kurang lebih 2 bulan 10 hari.2. Bermalam di Muzdalifah, atau sudah hadir disana sudah tengah malam (jam 24.00) pada tenggal 9 Zulhijjah atau malam hari raya qurban.3. Melontar jumratul aqobah yang dikerjakan pada hari raya qurban, dilakukan dengan batu kecil sebanyak 7 buah.4. Bermalam di Mina. Yaitu pada tanggal 11 13 Zulhijjah (hari tasyrik).5. Melontar 3 jumrah yaitu jumroh ula (kubra) kemudian jumrah wustho dan lalu jumroh Aqobah ketiga-tiganya dilakukan pada tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijjah, masing-masing dengan 7 buah batu.6. Towaf Wada yaitu untuk pamitan, kebalikan dari tawaf qudum.7. Menjahui segala hal yang diharamkan.[footnoteRef:10] [10: Drs. Muh. Atha Zhafran, Pintar Agama Islam (peerbit CV Bringin 55 Solo) halaman 158]

G. Miqot (tempat ihrom)Miqot ada 2 yaitu Miqot Zamany dan Miqod Makany.Adapun yang dimaksud dengan Miqot Zamani ialah dinisbatkan kepada waktu haji yakni :bulan syawal Dzulqodah dan 10 malam dari bulan Dzulhijjah. Sedang bila dinisbatkan kepada masa umroh, maka sepanjang tahun itu menjadi waktunya menunaikan ihrom umroh. Yang dimaksud Miqod Makany bagi haji, bagi orang yang menetap (mukim) di negeri Makkah, baik dia sebagai penduduk Makkah atau mengembara, maka miqotnya ialah dilingkungan negeri Makkah itu sendiri.Bagi orang yang bukan bersetatus mukim di negeri makkah maka ;a. Jika orang itu menghadapi dari jurusan Madinah, maka miqotnya ialah di Dzulhulaifah (bir Ali)b. Jika mnghadap dari jurusan syam, mesir dan maghribi, maka miqotnya ialah di desa juhfah.c. Jika menghadap dari jurusan tihamatil yaman, maka miqotnya, ialah Yulamlam.d. Jika menghada dari jurusan tanah Najdil Hijaz dan Najdil yaman, maka miqotnya ialah di Bukit Qorn.e. Dan jika mnghadap dari Jurusan tanah Masyriq, maka miqotnya dari Dzatu Iraq.

H. Cara IhromIhrom ialah niat memulai mengerjakan ibadah haji / umroh selama dalam keadaan ihram seseorang diharamkan melakukan perbuatan yang sebelumnya dihalalkan. Dengan telah mengucapkan niat haji / umroh maka seseorang telah memulai melaksanakan haji / umroh tempat ihrom.Tempat berihrom haji / umroh ialah dari Miqot yang telah ditentukan. Namun, boleh juga dilakukan sebelum sampai di Miqot.Pakaian ihrom1. Bagi pria, memakai dua helai kain yang satu diselendangkandikedua bahu (bagaian atas) dan yang satunya dijadikan sarung (bagian bawah) pada waktu melaksanakan tdoaf, disunahkan kain ihrom dikenakan secara idztiba yaitu dengan membuka bahu sebelah kanan dan menutup bahu sebelah kiri.2. Kain ihrom disunahkan berwarna putih bagi pria3. Bagi wanita, memakai busana muslim yaitu pakaian yang nenutupi seluruh tubuh kecuali muka dan kedua tangan dari pergelangan sampau ujung jari (kaffain).Larangan selama ihrom1. Bagi pria dilaranga. Memakai baju dan celana / sarung (pakaian biasa yang terjahit) serta sepatu yang tertutup tumitnya.b. Menutup kepala yang melekat seperti peci dan topi, kecuali jika ada luka yang mengharuskan menutup sebagaian kepala atau seluruhnya seperti di perban.2. Bagi wanita dilaranga. Bersarung tangan.b. Menutup muka (memakai cadar atau masker)c. Mengenakan pakaian yang trasparan dan ketat.3. Bagi pria dan wanita dilaranga. Memakai wangi-wangian kecuali yang sudah dipakai dibadan sebelum niat ihrom.b. Memotong kuku dan mencukur atau mencabut rambut badan.c. Memburu binatang buruan darat yang liar dan boleh dimakan.d. Membunuh dan menganiaya binatang buruan darat dengan cara apapun (kecuali binatang yang membahayakan0e. Nikah, menikahkan atau meminang wanita untuk dinikahi dan dinikahkan, dan menjadi saksi nikah.f. Bercumbu atau bersetubuhg. Mencaci, bertengkar atau mengucapkan kata-kata kotor h. Berbuat fasik.

I. Cara TawafTawaf adalah mengelilingi kabah sebanyak 7 kali putaran, mulai arah Hajar Aswad, sedangkan kabah harus berada disisi kirinya. Towaf termasuk rukun haji, maka harus dikerjakan. Orang yang towaf harus suci dari hadas dan najis baik pada badan maupun pakaian dan menutup aurot.Macam-macam towaf 1. Towaf qudum, yaitu towaf ketika baru tiba atau dating.2. Towaf ifadhoh, yaitu towaf rukun haji.3. Towaf tahalul, yaitu towaf penghalalan barang hram karena ihrom.4. Towaf nazar, yaitu towaf yang dinazarkan5. Towaf sunah, yaitu towaf tambahan yang disunahkan saja.6. Towaf wada yaitu ketika akan meninggalkan kabah.

J. Cara SaiSai adalah lari-lari antara bukit Shofa dan bukit Marwah dan sebaliknya sebanyak 7 (tujuh) kali perjalanan yang dimulai dari bukit Shoda dan berakhir di bukit Marwah. Perjalanan dari bukit Shofa ke bukit marwah atau sebaliknya masing-masing dihitung satu kali.1. Niat sai2. Hendaklah dimulai dari bukit Shofa dan diakhiri di bukit Marwah.3. Sai dikerjakansebanyak tujuh kali.4. Waktu mengerjakan saI hendaklah sesudah towaf ; baik towaf ifadhah atau towaf qudum.Sai antara bukit shofa dan Marwah menurut jumhur ulama termasuk salah satu rukun haji / umrah. Sedang menurut ulama Nanafiah termasuk wajib haji sehingga tidak ada sai sunah.Bagi yang melaksanakan haji ifrad atau haji qiron setelah towaf qudum boleh mengerjakan sai sehingga ketika melakukan towaf ifadloh tidak perlu melakukan saI lagi.

K. WukufWukuf ialah keberadaan seseorang di Arafah walaupun sejenak dalam waktu antara tergelincir matahari tanggal 9 Dzulhijjah (hari Arofah) sampai terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah (hari nahar). Wukuf di arafah termasuk salah satu rukun haji yang paling utama. Jamaah Haji yang tidak melaksanakan wukuf di Arafah berarti tidak mengerjakan haji.Wukuf dilakukan setelah khutbah dan sholat jama qasar taqdim Dhuhur dan Ashar. Wukuf dapat dilaksanakan dengan berjamaah atau sendiri-sendiri. Selama wukuf memperbanyak zikir, istighfar dan doa sesuai dengan sunah Rasulullah SAW.Tempat pelaksanaan wukuf1. Wukuf dilaksanakan di kemah yang telah disediakan bagi jamaah haji.2. Bagi jamaah haji yang sakit dan tidak bisa berada di kemah pelaksanaan wukufnya dilakukan dengan pelayanan khusus.

L. Beberapa Sunah Haji1. Haji ifrad2. Membaca talbiyah3. Berdoa sesudah membaca talbiyah4. Membaca doa dan zikir sewaktu tawaf5. Shalat dua rakaat setelah tawaf6. Masuk kabah7. Tawaf qudum8. Tawaf wada

M. TahalulMenurut bahasa Tahalul bererti menjadi boleh atau dihalalkan. Dengan demikian Tahalul ialah diperbolehkan, halal, keluar atau membebaskan diri daripada larangan atau pantangan Ihram dengan mencukur seluruh rambut di kepala atau menggunting sekurang-kurangnya tiga helai rambut. Bagi yang sedia botak, maka hendaklah sekadar melalukan pisau di atas kepalanya.Firman Allah SWT: Sesungguhnya kamu tetap memasuki Masjidil Haram (pada masa ditentukan) dalam keadaan aman (menyempurnakan ibadah kamu) dengan mencukur kepala kamu dan kalau (tidak pun) menggunting sedikit rambutnya . (Surah Al-Fath, ayat 27)Bergunting atau bercukur hanya sekali sahaja untuk ibadah haji dan sekali sahaja bagi satu ibadat umrah. Larangan yang dikenakan sebelum itu iaitu ketika ihram dimansuhkan dan perkara yang diharamkan bagi tempoh tertentu kini sudah halal untuk dilakukan. Ia juga bererti menamatkan amalan haji atau umrah untuk keluar daripada ihram.1. Tahalul Awal Melepaskan diri dari keadaan Ihram, setelah melakukan dua di antara tiga perbuatan berikut : Melontar Jamratul Aqabah dan bercukur. Melontar Jamratul Aqabah dan Tawaf Ifadah, Tawaf Ifadah, Saie dan bercukur.Bercukur atau menggunting rambut boleh dilakukan lebih awal di Mina sebaik saja sampai dari Muzdalifah pada 10 Zulhijjah selepas melontar Jumratul Aqabah. Dihalalkan bagi jemaah haji melakukan segala larangan ihram, kecuali bercumbu-cumbuan, bersetubuh dan akad nikah.2. Tahalul Thani / QubraMelepaskan diri dari keadaan Ihram setelah melakukan secara lengkap ketiga-tiga ibadah berikut: Melontar Jamratul Aqabah. Bercukur dan Tawaf Ifadah, SaieTahlul Thani dilakukan selepas bertawaf dan saie haji, sekembalinya ke Makkah selepas selesai wukuf. Iaitu setelah melakukan semua rukun haji termasuk satu wajib haji iaitu melontar Jamratul Aqabah, walaupun belum melontar tiga jamrah dan bermalam di Mina, maka halal semua larangan ihram.3. Tahalul TawafPembebasan diri daripada larangan ihram disebabkan tidak berwukuf (berhenti) di Arafah yang menjadikan haji tidak sah, kerana telah meninggalkan rukun haji.Hikmah Bercukura. Mengikut sunnah Nabi Muhammad SAW.b. Rambut yang gugur di bumi Mina, semuanya akan menjadi saksi di akhirat kelak.N. DAM PELANGGARAN IHROM HAJI DAN UMROH 1. Dam Nusuk (Rangakain ibadah).Yaitu dam yang diwajibkan bagi mereka yang melaksanakan haji tamattu atau Qiran. Jika tidak mampu membeli binatang kurban, maka wajib melaksanakan puasa selama 10 hari, 3 hari dilakukan pada musim haji dan yang 7 hari dilakukan setelah kembali ke kampung halaman.Hal ini berdasarkan pada firman Allah:Maka bagi siapa yang ingin mengerjakan umroh sebelum haji (di dalam bulan haji), (wajiblah ia menyembelih) binatang kurban yang mudah didapat. Tetapi jika ia tidak menemukan (binatang kurban atau tidak mampu), maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang kembali (QS. Al-Baqoroh; 196).

2. Dam Fidyah (tebusan)Yaitu dam yang diwajibkan atas orang yang sedang dalam ihram lalu mencukur rambutnya karena sakit atau sesuatu yang mengganggu kepalanya, seperti kutu atau lainnya, berdasarkan firman Allah:Maka jika ada diantara kamu yang sakit atau ada gangguan dikepalanya (lalu ia bercukur), maka wajiblah atasnya untuk berfidyah, yaitu berpuasa, bersedekah, atau berkurban (QS. Al-baqoroh; 196).Ayat ini ditafsirkan oleh Rosulullah Saw.ketika Beliau lewat dihudaibiyyah, lalu berkata; Apakah kutu dikepalamu telah mengganggumu? Ia berkata: Ya, Maka beliau bersabda: cukurlah kemudian sembelihlah seekor kambing, atau berpuasalah tiga hari, atau berilah makan berupa tiga sha kurma yang dibagikan kepada enam orang miskin (HR. al-Bukhari, Muslim, Abudawud).Kesimpulannya fidyah itu adalah denda yang harus dibayar bisa dengan berpuasa, atau bersedekah, atau menyembelih seekor kambing.3. Dam Jazaa (Imbalan/Balasan)Yaitu, dam yang wajib dibayar oleh orang yang sedang berihram bila membunuh binatang buruan darat. Adapun binatang buruan laut, tidak ada dendanya.Dalilnya adalah firman Allah:Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang buruan, ketika kamu sedang ihram. Barang siapa diantara kamu membunuhnya dengan sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan binatang ternak seimbang dengan buruan yang dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil diantara kamu sebagai hadyu yang dibawa sampai kabah.(QS. Al-Maidah ; 95).4. Dam Ihshar (Terkepung/terhalang)Yaitu dam yang wajib dibayar oleh jamaah haji yang tertahan atau terkepung sehingga tidak dapat menyelesaikan manasik hajinya, baik tertahannya disebabkan sakit, terhalang oleh musuh atau sebab lainnya. Hal ini berdasarkan firman Allah SWT.:Maka jika kamu terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit), sembelihlah binatang kurban yang mudah didapat (QS. Al-Baqoroh: 196).5. Dam Jima (berhubungan suami istri)Yaitu dam yang diwajibkan kepada jamaah haji yang dengan sengaja berhubungan suami istri, hukuman dedanya adalah harus menyembelih seekor badanah (unta yang sudah berusia 5 tahun atau sapi yang sudah berusia 2 tahun). Hal ini berdasarkan pendapat Umar bin al-Khathab, Ali bin Abi Thalib dan Abu Hurairah, serta para Jumhur Madzhab.(Ahkaamul Hajj, al-Qarawi: 21, al-Wajiiz: 257-258).

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanBerdasarkan makalah yang membahas tuntas tentang haji dan umroh, dapat disimpulkan :1. Haji berarti bersengaja mendatangi Baitullah (kabah) untuk melakukan beberapa amal ibadah dengan tata cara yang tertentu dan dilaksanakan pada waktu tertentu pula, menurut syarat-syarat yang ditentukan oleh syara, semata-mata mencari ridho Allah.2. Ketaatan kepada Allah SWT itulah tujuan utama dalam melakukan ibadah haji. Disamping itu juga untuk menunjukkan kebesaran Allah SWT.3. Dasar Hukum Perintah Haji atau umrah terdapat dalam QS. Ali- Imran 97.4. Untuk dapat menjalankan ibadah haji dan umrah harus memenuhi syarat, rukun dan wajib haji atau umroh.

B. Saran Dalam menyusun makalah ini mungkin belumlah sempurna maka dari itu saya berharap untuk hendaknya memberikan saya penjelasan lebih atau pemberian contoh yang jelas agar saya dapat memperbaiki makalah yang saya susun di kemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA

1. Asyeih Muhammad bin Qosim Al Ghozi, kitab Fatkhul Qorib (Barul akhyail kitabil Arobiyah Indonesia)2. Bimbingan Manasik Haji, Departeman Agama RI, direktorat Jendral Penyelenggaraan haji dan Umrah Jakarta 2003, halaman 133. Hikmah ibadah haji, Departemen Agama RI, direktorat Jendaral Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji Jakarta hal 44. Hikmah ibadah haji, Departemen Agama RI, direktorat Jendaral Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji Jakarta Halaman 55. Drs. KH. Imron Abu Amar terjemah Fathul Qorib 1 (penerbit Menara Kudus Kudus, 1483) halaman 1486. Bimbingan Manasik Haji, Departemen Agama RI, Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan umroh Jakarta 2003, halaman. 15.7. Drs. Muh. Atha Zhafran, Pintar Agama Islam (Penerbit CV.BRINGIN 55 Solo) halaman 1588. Drs. Muh. Atha Zhafran, Pintar Agama Islam (peerbit CV Bringin 55 Solo) halaman 158