View
162
Download
17
Embed Size (px)
Citation preview
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang............................................................................... 2
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
C. Tujuan............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASANA. Pengertian sistem clearing house.................................................. 3
B. Kegunaan sistem clearing house................................................... 7
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan.................................................................................... 8
2. Kritik & Saran................................................................................ 8
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk mengantisipasi perkembangan teknologi informasi maka Indonesia
berniat mengembangkan pembangunan suatu sistem informasi nasional yang
dikenal dengan sebutan Infrastruktur Informasi Nasional (IIN). IIN tersebut
merupakan inisiatif untuk membuat suatu kondisi yang memungkinkan berbagai
macam pengguna dapat mengakses dan memperoleh data dalam cakupan wilayah
tertentu, secara lengkap, konsisten, mudah, dan aman. Tujuan akhir dari IIN
adalah sebagai alat pemersatu bangsa dan sebagai pendukung pengambilan
keputusan dan langkah-langkah strategis untuk pembangunan nasional di segala
bidang demi suksesnya cita-cita nasional untuk mensejahterakan rakyat Indonesia.
Sistem pendukung IIN yaitu Infrastruktur Data Spasial Nasional (IDSN).
IDSN sendiri terdiri dari beberapa komponen, antara lain berupa sistem : clearing
house, metadata, protokol, dan profil. Salah satu komponen paling utama yg
berupa sistem clearing house akan dibahas lebih lanjut oleh penulis, agar pembaca
lebih memahami pelaksanaan operasionalisasi IDSN.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini antara lain sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan sistem clearing house terkait dengan
pembangunan infrastruktur geospasial?
2. Apa kegunaan sistem clearing house terkait dengan pembangunan
infrastruktur geospasial?
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini antara lain sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian sistem clearing house terkait dengan
pembangunan infrastruktur geospasial
2. Mengerti kegunaan sistem clearing house terkait dengan pembangunan
infrastruktur geospasial
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian sistem clearing house
Gambar 1. Bidang pengaturan IDSN
Hal pokok yang akan dibangun dalam pilar data utama adalah mengelola
data agar dapat dengan mudah diakses dan didistribusikan sesuai dengan
tujuan yang spesifik maupun umum oleh siapa saja yang memerlukan.
Sistem yang akan dibangun adalah merujuk pada sistem yang dikenal
dengan nama sistem clearing house.
Pengertian dasar
Berikut ini beberapa pengertian mendasar mengenai sistem clearing
house :
a. Clearing house adalah suatu sistem server yang tersebar yang
ditempatkan pada Internet yang memuat gambaran nyata tentang
data 3 spasial digital yang tersedia. Informasi deskriptif ini, yang
dikenal sebagai metadata, dikumpulkan dalam suatu format
standar untuk memudahkan query dan menetapkan penyajian
melalui beberapa situs yang ikut serta.
b. Clearing house berfungsi sebagai ‘gateway’ perolehan data
spasial melalui suatu sistem manajemen yang dibangun
berdasarkan metadata, sehingga data dan informasi dapat
3
diakses dengan mudah oleh pengguna data. Sistem
Clearinghouse merupakan suatu sistem jaringan server basis
data data spasial terdistribusi yang dapat diakses pada suatu
jaringan Internet.
c. Clearing house data spasial adalah suatu gateway informasi dari
suatu sistem terdistribusi server data spasial.
Keanggotaan
Keikutsertaan dalam clearing house meliputi instansi pemerintah,
perguruan tinggi dan penjual di dalam dan luar negeri.
Data akses
Sebuah data set geospasial digital adalah unit sasaran dari gambaran
yang ditentukan dalam kegiatan clearing house. Penentuan sebuah
data set dapat disesuaikan dengan persyaratan yang diberikan badan-
badan tetapi umumnya sesuai dengan produk data terkecil yang dapat
dikenali (misalnya file) di mana metadata biasanya dikumpulkan. Ini
mungkin sama bagi citra satelit tertentu atau data set vektor yang
dikelola oleh produser atau disributor data. Kumpulan-kumpulan data
set (misalnya jalur tebang, garis edar satelit, seri peta atau data)
mungkin juga mempunyai metadata umum yang dapat diwarisi oleh
data set tersendiri. Karena itu beberapa produser data mensyaratkan
bahwa metadata dipertahankan pada kenampakan geografis tersendiri
(jalan) atau spatial primitive (garis). Sebuah rangkaian kesatuan
metadata boleh ada dan dipertahankan oleh sebuah organisasi tetapi
sasaran penelusuran data dalam clearing house tetap pada tingkat data
set.
Operasionalisasi
Untuk menyediakan kemampuan operasi antar pencarian di antara
server-server metadata geospasial yang berbeda, protokol pencarian
dan penemuan yang telah dipilih berfungsi sebagai software server
dan client yang menyusun suatu hubungan, menyampaikan suatu
query tersusun, mengembalikan hasil query dan menyajikan dokumen-
dokumen tertentu kepada client dalam salah satu bentuk. Protokol ini
4
digunakan dengan menggunakan suatu rangkaian atribut standar, yang
memungkinkan client untuk menampilkan informasi dari server-
server yang mempunyai struktur berbeda. Pada komputer (server)
host, software server yang digunakan secara khusus berhubungan
dengan sebuah mesin pencari yang tepat (software basis data atau
indeks) untuk memproses query dan menyusun hasil-hasil. Dengan
jalan ini protokol mampu menyediakan sebuah pilihan cara mengakses
terhadap kumpulan basis data atau metadata geospasial yang ada tanpa
harus menyusun ulang sistem-sistem data yang telah ada melalui
kegunaan suatu protokol berdasar standar tunggal.
Gambar 2. Arsitektur clearing house
Clearing house menggunakan teknologi Web pada sisi client dan
menggunakan standar protokol ANSI Z39.50 untuk pencarian dan
penyajian informasi pada web client. Sasaran utama dari clearing
house adalah penyediaan akses pada data spasial digital melalui
metadata. Clearing house menyediakan ‘hypertext linkages’ dalam
metadata, sehingga pengguna dapat secara langsung men-download
data yang dikendakinya dalam berbagai format. Bilamana data
tersebut cukup besar untuk di-download melalui Internet, atau data
tersebut tersedia untuk dijual, maka linkage data dapat dialihkan
melalui suatu formulir permohonan. Melalui model ini, clearing house
5
menyediakan biaya promosi yang murah bagi para produsen data
spasial terhadap para pengguna data spasial melalui jaringan Internet.
Keunggulan
Data dan metadata spasial digital disimpan dalam banyak bentuk dan
sistem yang membuat penelusurannya pada Internet menjadi sulit.
Pembuatan daftar katalog-katalog berdasarkan teks tentang informasi
ketersediaan pada CD ROM hanya menyediakan suatu pandangan
yang terbatas dan tergantung pada waktu tentang status terutama
sumber-sumber yang berbasis jaringan. Kegunaan teknologi Web
sekarang ini menawarkan pencarian teks harfiah, tetapi umumnya
tidak menawarkan bagi pencarian koordinat, tanggal dan waktu dan
nilainilai numerik yang lain. Begitu pula informasi yang disimpan
dalam basis data yang dinamis di dalam server-server Web terus
bertambah, sehingga sistem indeks berskala luas (Internet) tidak
berfungsi. Clearing house menyediakan metode standar bagi
penelusuran data spasial yang tidak merusak sistem-sistem yang ada;
menyediakan suatu kemampuan pencarian yang terpadu di antara
situs-situs yang tersebar. CD ROM dan kemampuan pencarian
berbasis jaringan menyediakan layanan-layanan pelengkap kepada
komunitas pengguna yang tertarik dalam mendapatkan dan mengakses
data spasial digital. Ringkasan masukan metadata yang ada dari
clearing house yang tersebar dapat diambil sewaktu-waktu ke CD
ROM untuk tinjauan dan off-line browsing. Sumber-sumber on-line
yang mereka acu bagaimanapun hanya akan dapat diakses dalam suatu
on-line setting, yang membatasi kegunaan sebuah produk CD
tersendiri. Keterkaitan antara pembuat, penjual dan pengguna data
spasial pada Internet yang dihubungkan dengan pengembangan Open
Geodata Interoperability Spesification (Spesifikasi Kemampuan
Operasi antar Geodata Terbuka) menunjukkan suatu harapan dalam
jangka panjang untuk tidak hanya penelusuran data on-line tetapi juga
akses data langsung oleh client melalui jaringan internal dan
6
masyarakat. Clearing house menyediakan satu jalan keluar operasi
antar katalog pada Internet sekarang ini.
Pengembangan
Pengembangan sebuah clearing house di antara badan-badan federal
Amerika Serikat didorong oleh keinginan untuk meminimalkan
duplikasi pekerjaan dalam pengumpulan data spasial digital yang
mahal dan membantu kegiatan pengumpulan data digital yang
terpadu. Dengan mengangkat ketersediaan, kualitas dan persyaratan
bagi data digital melalui suatu sistem on-line yang dapat dicari,
sebuah fasilitas clearing house akan sangat membantu dalam
koordinasi pengumpulan data dan kegiatan penelitian. Clearing house
juga menyediakan suatu tata cara penyebaran data utama kepada para
pengguna data spasial yang biasa dan yang tidak biasa.
B. Kegunaan sistem clearing house
Kegunaan dasar clearing house adalah menyediakan akses terhadap data
spasial digital melalui metadata. Clearing house berfungsi sebagai layanan
katalog rinci untuk berhubungan dengan data spasial dan gambar-gambar
browse. Situs –situs clearing house didorong untuk menyediakan hubungan-
hubungan hypertext dengan masukan-masukan metadata yang
memungkinkan para pengguna mengambil (download) rangkaian data
digital secara langsung dalam satu format atau lebih. Clearing house ini
memungkinkan badan-badan, konsorsia atau komunitas geografi tertentu
untuk bergabung bersama dan mempromosikan data spasial digital mereka
yang tersedia. Server-server boleh di-install pada kantor-kantor lokal,
wilayah atau pusat, tergantung pada efisiensi pengorganisasian dan bahan
dari tiap organisasi. Seluruh server clearing house memiliki tingkatan yang
sama dalam kegiatan clearing house - tidak ada tingkatan di antara server-
server yang memungkinkan 6 query langsung oleh beberapa pengguna pada
Internet dengan proses transaksi minimum.
7
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Clearing house merupakan salah satu elemen utama dalam
pembangunan infrastruktur geospasial, yang juga biasa disebut dengan
istilah geoportal.
2. Kegunaan clearing house yaitu sebagai satu-satunya pintu yang
memungkinkan berbagai macam pengguna dapat mengakses dan
memperoleh data dalam cakupan wilayah tertentu, secara lengkap,
konsisten, mudah, dan aman, serta menjadi rujukan tunggal (single
reference) bagi para pengguna informasi geospasial.
B. Kritik dan Saran
Badan Informasi Geospasial (BIG) sebagai penanggungjawab utama
pembangunan infrastruktur geospasial ini masih perlu melakukan perbaikan
dan pengembangan sistem clearing house yang sudah dibuat untuk
memaksimalkan penggunaan geoportal Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.bakosurtanal.go.id/PedomanClearinghouse.pdf
http://www.bakosurtanal.go.id/PedomanIDSN.pdf
8