12
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang............................. 2 B. Rumusan Masalah............................ 2 C. Tujuan..................................... 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian sistem clearing house.............. 3 B. Kegunaan sistem clearing house................ 7 BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan................................. ...........................................8 2. Kritik & Saran............................. ...........................................8 1

Makalah Tentang Interoperabilitas Data & Informasi Spasial Terkait Dengan Infrastruktur Geospasial

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Tentang Interoperabilitas Data & Informasi Spasial Terkait Dengan Infrastruktur Geospasial

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang............................................................................... 2

B. Rumusan Masalah.......................................................................... 2

C. Tujuan............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASANA. Pengertian sistem clearing house.................................................. 3

B. Kegunaan sistem clearing house................................................... 7

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan.................................................................................... 8

2. Kritik & Saran................................................................................ 8

1

Page 2: Makalah Tentang Interoperabilitas Data & Informasi Spasial Terkait Dengan Infrastruktur Geospasial

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk mengantisipasi perkembangan teknologi informasi maka Indonesia

berniat mengembangkan pembangunan suatu sistem informasi nasional yang

dikenal dengan sebutan Infrastruktur Informasi Nasional (IIN). IIN tersebut

merupakan inisiatif untuk membuat suatu kondisi yang memungkinkan berbagai

macam pengguna dapat mengakses dan memperoleh data dalam cakupan wilayah

tertentu, secara lengkap, konsisten, mudah, dan aman. Tujuan akhir dari IIN

adalah sebagai alat pemersatu bangsa dan sebagai pendukung pengambilan

keputusan dan langkah-langkah strategis untuk pembangunan nasional di segala

bidang demi suksesnya cita-cita nasional untuk mensejahterakan rakyat Indonesia.

Sistem pendukung IIN yaitu Infrastruktur Data Spasial Nasional (IDSN).

IDSN sendiri terdiri dari beberapa komponen, antara lain berupa sistem : clearing

house, metadata, protokol, dan profil. Salah satu komponen paling utama yg

berupa sistem clearing house akan dibahas lebih lanjut oleh penulis, agar pembaca

lebih memahami pelaksanaan operasionalisasi IDSN.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini antara lain sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan sistem clearing house terkait dengan

pembangunan infrastruktur geospasial?

2. Apa kegunaan sistem clearing house terkait dengan pembangunan

infrastruktur geospasial?

C. Tujuan

Tujuan dari makalah ini antara lain sebagai berikut :

1. Mengetahui pengertian sistem clearing house terkait dengan

pembangunan infrastruktur geospasial

2. Mengerti kegunaan sistem clearing house terkait dengan pembangunan

infrastruktur geospasial

2

Page 3: Makalah Tentang Interoperabilitas Data & Informasi Spasial Terkait Dengan Infrastruktur Geospasial

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian sistem clearing house

Gambar 1. Bidang pengaturan IDSN

Hal pokok yang akan dibangun dalam pilar data utama adalah mengelola

data agar dapat dengan mudah diakses dan didistribusikan sesuai dengan

tujuan yang spesifik maupun umum oleh siapa saja yang memerlukan.

Sistem yang akan dibangun adalah merujuk pada sistem yang dikenal

dengan nama sistem clearing house.

Pengertian dasar

Berikut ini beberapa pengertian mendasar mengenai sistem clearing

house :

a. Clearing house adalah suatu sistem server yang tersebar yang

ditempatkan pada Internet yang memuat gambaran nyata tentang

data 3 spasial digital yang tersedia. Informasi deskriptif ini, yang

dikenal sebagai metadata, dikumpulkan dalam suatu format

standar untuk memudahkan query dan menetapkan penyajian

melalui beberapa situs yang ikut serta.

b. Clearing house berfungsi sebagai ‘gateway’ perolehan data

spasial melalui suatu sistem manajemen yang dibangun

berdasarkan metadata, sehingga data dan informasi dapat

3

Page 4: Makalah Tentang Interoperabilitas Data & Informasi Spasial Terkait Dengan Infrastruktur Geospasial

diakses dengan mudah oleh pengguna data. Sistem

Clearinghouse merupakan suatu sistem jaringan server basis

data data spasial terdistribusi yang dapat diakses pada suatu

jaringan Internet.

c. Clearing house data spasial adalah suatu gateway informasi dari

suatu sistem terdistribusi server data spasial.

Keanggotaan

Keikutsertaan dalam clearing house meliputi instansi pemerintah,

perguruan tinggi dan penjual di dalam dan luar negeri.

Data akses

Sebuah data set geospasial digital adalah unit sasaran dari gambaran

yang ditentukan dalam kegiatan clearing house. Penentuan sebuah

data set dapat disesuaikan dengan persyaratan yang diberikan badan-

badan tetapi umumnya sesuai dengan produk data terkecil yang dapat

dikenali (misalnya file) di mana metadata biasanya dikumpulkan. Ini

mungkin sama bagi citra satelit tertentu atau data set vektor yang

dikelola oleh produser atau disributor data. Kumpulan-kumpulan data

set (misalnya jalur tebang, garis edar satelit, seri peta atau data)

mungkin juga mempunyai metadata umum yang dapat diwarisi oleh

data set tersendiri. Karena itu beberapa produser data mensyaratkan

bahwa metadata dipertahankan pada kenampakan geografis tersendiri

(jalan) atau spatial primitive (garis). Sebuah rangkaian kesatuan

metadata boleh ada dan dipertahankan oleh sebuah organisasi tetapi

sasaran penelusuran data dalam clearing house tetap pada tingkat data

set.

Operasionalisasi

Untuk menyediakan kemampuan operasi antar pencarian di antara

server-server metadata geospasial yang berbeda, protokol pencarian

dan penemuan yang telah dipilih berfungsi sebagai software server

dan client yang menyusun suatu hubungan, menyampaikan suatu

query tersusun, mengembalikan hasil query dan menyajikan dokumen-

dokumen tertentu kepada client dalam salah satu bentuk. Protokol ini

4

Page 5: Makalah Tentang Interoperabilitas Data & Informasi Spasial Terkait Dengan Infrastruktur Geospasial

digunakan dengan menggunakan suatu rangkaian atribut standar, yang

memungkinkan client untuk menampilkan informasi dari server-

server yang mempunyai struktur berbeda. Pada komputer (server)

host, software server yang digunakan secara khusus berhubungan

dengan sebuah mesin pencari yang tepat (software basis data atau

indeks) untuk memproses query dan menyusun hasil-hasil. Dengan

jalan ini protokol mampu menyediakan sebuah pilihan cara mengakses

terhadap kumpulan basis data atau metadata geospasial yang ada tanpa

harus menyusun ulang sistem-sistem data yang telah ada melalui

kegunaan suatu protokol berdasar standar tunggal.

Gambar 2. Arsitektur clearing house

Clearing house menggunakan teknologi Web pada sisi client dan

menggunakan standar protokol ANSI Z39.50 untuk pencarian dan

penyajian informasi pada web client. Sasaran utama dari clearing

house adalah penyediaan akses pada data spasial digital melalui

metadata. Clearing house menyediakan ‘hypertext linkages’ dalam

metadata, sehingga pengguna dapat secara langsung men-download

data yang dikendakinya dalam berbagai format. Bilamana data

tersebut cukup besar untuk di-download melalui Internet, atau data

tersebut tersedia untuk dijual, maka linkage data dapat dialihkan

melalui suatu formulir permohonan. Melalui model ini, clearing house

5

Page 6: Makalah Tentang Interoperabilitas Data & Informasi Spasial Terkait Dengan Infrastruktur Geospasial

menyediakan biaya promosi yang murah bagi para produsen data

spasial terhadap para pengguna data spasial melalui jaringan Internet.

Keunggulan

Data dan metadata spasial digital disimpan dalam banyak bentuk dan

sistem yang membuat penelusurannya pada Internet menjadi sulit.

Pembuatan daftar katalog-katalog berdasarkan teks tentang informasi

ketersediaan pada CD ROM hanya menyediakan suatu pandangan

yang terbatas dan tergantung pada waktu tentang status terutama

sumber-sumber yang berbasis jaringan. Kegunaan teknologi Web

sekarang ini menawarkan pencarian teks harfiah, tetapi umumnya

tidak menawarkan bagi pencarian koordinat, tanggal dan waktu dan

nilainilai numerik yang lain. Begitu pula informasi yang disimpan

dalam basis data yang dinamis di dalam server-server Web terus

bertambah, sehingga sistem indeks berskala luas (Internet) tidak

berfungsi. Clearing house menyediakan metode standar bagi

penelusuran data spasial yang tidak merusak sistem-sistem yang ada;

menyediakan suatu kemampuan pencarian yang terpadu di antara

situs-situs yang tersebar. CD ROM dan kemampuan pencarian

berbasis jaringan menyediakan layanan-layanan pelengkap kepada

komunitas pengguna yang tertarik dalam mendapatkan dan mengakses

data spasial digital. Ringkasan masukan metadata yang ada dari

clearing house yang tersebar dapat diambil sewaktu-waktu ke CD

ROM untuk tinjauan dan off-line browsing. Sumber-sumber on-line

yang mereka acu bagaimanapun hanya akan dapat diakses dalam suatu

on-line setting, yang membatasi kegunaan sebuah produk CD

tersendiri. Keterkaitan antara pembuat, penjual dan pengguna data

spasial pada Internet yang dihubungkan dengan pengembangan Open

Geodata Interoperability Spesification (Spesifikasi Kemampuan

Operasi antar Geodata Terbuka) menunjukkan suatu harapan dalam

jangka panjang untuk tidak hanya penelusuran data on-line tetapi juga

akses data langsung oleh client melalui jaringan internal dan

6

Page 7: Makalah Tentang Interoperabilitas Data & Informasi Spasial Terkait Dengan Infrastruktur Geospasial

masyarakat. Clearing house menyediakan satu jalan keluar operasi

antar katalog pada Internet sekarang ini.

Pengembangan

Pengembangan sebuah clearing house di antara badan-badan federal

Amerika Serikat didorong oleh keinginan untuk meminimalkan

duplikasi pekerjaan dalam pengumpulan data spasial digital yang

mahal dan membantu kegiatan pengumpulan data digital yang

terpadu. Dengan mengangkat ketersediaan, kualitas dan persyaratan

bagi data digital melalui suatu sistem on-line yang dapat dicari,

sebuah fasilitas clearing house akan sangat membantu dalam

koordinasi pengumpulan data dan kegiatan penelitian. Clearing house

juga menyediakan suatu tata cara penyebaran data utama kepada para

pengguna data spasial yang biasa dan yang tidak biasa.

B. Kegunaan sistem clearing house

Kegunaan dasar clearing house adalah menyediakan akses terhadap data

spasial digital melalui metadata. Clearing house berfungsi sebagai layanan

katalog rinci untuk berhubungan dengan data spasial dan gambar-gambar

browse. Situs –situs clearing house didorong untuk menyediakan hubungan-

hubungan hypertext dengan masukan-masukan metadata yang

memungkinkan para pengguna mengambil (download) rangkaian data

digital secara langsung dalam satu format atau lebih. Clearing house ini

memungkinkan badan-badan, konsorsia atau komunitas geografi tertentu

untuk bergabung bersama dan mempromosikan data spasial digital mereka

yang tersedia. Server-server boleh di-install pada kantor-kantor lokal,

wilayah atau pusat, tergantung pada efisiensi pengorganisasian dan bahan

dari tiap organisasi. Seluruh server clearing house memiliki tingkatan yang

sama dalam kegiatan clearing house - tidak ada tingkatan di antara server-

server yang memungkinkan 6 query langsung oleh beberapa pengguna pada

Internet dengan proses transaksi minimum.

7

Page 8: Makalah Tentang Interoperabilitas Data & Informasi Spasial Terkait Dengan Infrastruktur Geospasial

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Clearing house merupakan salah satu elemen utama dalam

pembangunan infrastruktur geospasial, yang juga biasa disebut dengan

istilah geoportal.

2. Kegunaan clearing house yaitu sebagai satu-satunya pintu yang

memungkinkan berbagai macam pengguna dapat mengakses dan

memperoleh data dalam cakupan wilayah tertentu, secara lengkap,

konsisten, mudah, dan aman, serta menjadi rujukan tunggal (single

reference) bagi para pengguna informasi geospasial.

B. Kritik dan Saran

Badan Informasi Geospasial (BIG) sebagai penanggungjawab utama

pembangunan infrastruktur geospasial ini masih perlu melakukan perbaikan

dan pengembangan sistem clearing house yang sudah dibuat untuk

memaksimalkan penggunaan geoportal Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.bakosurtanal.go.id/PedomanClearinghouse.pdf

http://www.bakosurtanal.go.id/PedomanIDSN.pdf

8