26
BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Banjir dan kekeringan dalam suatu wialayah (DAS) terjadi akibat fenomena iklim yaitu distribuasi curah hujan cenderung terjadi dalam waktu yang singkat dengan intensitas tinggi, atau periode kemarau yang terjadi lebih panjang dari normalnya. Secara umum penyebab banjir dapat dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu: masukan (hujan) dan sistem DAS. Masukan (hujan) meliputi faktor intensitas, lama dan distribusi hujan, sedangkan sistem DAS meliputi faktor topografi, jenis tanah, penggunaan lahan dan sistem transfer hujan dalam DAS. Tingginya frekuensi hujan dengan jumlah yang besar dalam waktu relatif singkat di musim penghujan, disertai perubahan penggunaan lahan menuju makin luasnya pemukaan kedap (impermeable) menyebabkan hanya sebagian kecil curah hujan yang dapat diserap dan ditampung oleh tanah melalui intersepsi maupun infiltrasi sebagai cadangan air dimusim kemarau (Irianto, et all., 2003). Dampaknya air hujan yang di transfer menjadi aliran permukaan meningkat, sehingga terjadi banjir dengan besaran (magnitude) yang makin meningkat. Kondisi ini akan diperburuk apabila periode tanah sudah dalam

makalah sungai (banjir)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

teknik sipil

Citation preview

Page 1: makalah sungai (banjir)

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Banjir dan kekeringan dalam suatu wialayah (DAS) terjadi akibat  fenomena

iklim yaitu distribuasi curah hujan cenderung terjadi dalam waktu yang singkat

dengan intensitas tinggi, atau periode kemarau yang terjadi lebih panjang dari

normalnya. Secara umum penyebab banjir dapat dibedakan menjadi 2 (dua)

kelompok yaitu: masukan (hujan) dan sistem DAS.  Masukan (hujan) meliputi

faktor intensitas, lama dan distribusi hujan, sedangkan sistem DAS meliputi faktor

topografi, jenis tanah, penggunaan lahan dan sistem transfer hujan dalam DAS.

Tingginya frekuensi hujan dengan jumlah yang besar dalam waktu relatif singkat

di musim penghujan, disertai perubahan penggunaan lahan menuju makin luasnya

pemukaan kedap (impermeable) menyebabkan hanya sebagian kecil curah hujan

yang dapat diserap dan ditampung oleh tanah melalui intersepsi maupun infiltrasi

sebagai cadangan air dimusim kemarau (Irianto, et all., 2003).

Dampaknya air hujan yang di transfer menjadi aliran permukaan meningkat,

sehingga terjadi banjir dengan besaran (magnitude) yang makin meningkat.

Kondisi ini akan diperburuk apabila periode tanah sudah dalam keadaan jenuh

akibat hujan sebelumnya. Banjir terjadi saat debit aliran sungai menjadi sangat

tinggi, sehingga melampaui kapasitas daya tampung sungai. Akibatnya bagian air

yang tidak tertampung melimpas melampaui badan/bibir/tanggul sungai dan pada

akhirnya akan menggenangi daerah sekitar aliran yang lebih rendah.

Bencana banjir merupakan kejadian alam yang dapat terjadi setiap saat dan

sering mengakibatkan kerugian jiwa, harta dan benda. Kejadian banjir tidak dapat

dicegah, namun hanya dapat dikendalikan dan dikurangi dampak kerugian yang

diakibatkannya. Karena datangnya relatif cepat, untuk mengurangi kerugian

akibat bencana tersebut perlu dipersiapkan penanganan secara cepat, tepat dan

terpadu

Page 2: makalah sungai (banjir)

Sejalan dengan proses pembangunan yang berkelanjutan, diperlukan upaya

pengaturan dan pengarahan  terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan, dengan

prioritas utama untuk menciptakan kembali keseimbangan ekologis lingkungan.

Sehubungan dengan masalah banjir, langkah yang diambil adalah melalui

kegiatan penataan ruang, dengan penekanan pada pengendalian pemanfaatan

ruang, serta kegiatan rekayasa teknis yang mendukung proses penanganan dan

pengendalian.

Terkait dengan kawasan rawan bencana banjir, kegiatan pengendalian

pemanfaatan ruang dilaksanakan melalui upaya penanggulangan untuk

meminimalkan dampak akibat bencana yang mungkin timbul. Kondisi ini tidak

bisa dipisahkan dari pola pengendalian pemanfaatan ruang di bagian hulu, dalam

lingkup satuan wilayah sungai (SWS).

Substansi pedoman mencakup semua aspek yang terkait dengan rencana

dan pemanfaatan ruang di kawasan rawan  bencana banjir, serta pengendalian

pemanfaatan ruang

MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud

Karena Gorontalo merupakan daerah yang cukup sering dilanda bajir.

Maka maksud pembuatan makalah ini yaitu memuat berbagai

referensi yang dapat digunakan untuk pengendalian banjir dan

perbaikan alur sungai.

2. Tujuan

Tujuannnya adalah agar kita dapat mengatahui cara-cara yang dapat

dilakukan untuk mencegah terjadinya banjir dan pananggulannya. Dan

perbaikan alur sungai yang dapat dilakukuan untuk mengurangi resiko

banjir di musim hujan.

Page 3: makalah sungai (banjir)

BAB II

PEMBAHASAN MATERI

Pengendalian Banjir

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menanggulangi banjir di musim

hujan yaitu

1. Agroforestry

Agroforestri adalah sistem penggunaan lahan (usahatani ) yang

mengkombinasikan pepohonan dengan tanaman pertanian untuk meningkatkan

keuntungan, baik secara ekonomis maupun lingkungan. Pada sistem ini,

terciptalah keanekaragaman tanaman dalam suatu luasan lahan sehingga akan

mengurangirisiko kegagalan dan melindungi tanah dari eros i ser ta mengurangi

kebutuhan pupuk atau zat hara dari luar kebun karena adanya daur-ulang sisa

tanaman. Beberapa contoh dari system agroforestri adalah sebagai berikut

a. Strip Rumput

Strip rumput merupakan bentuk peralihan dari sistem pertanian tanaman

semusim menjadi sistem agroforestri. Strip rumput adalah barisan rumput

dengan lebar 0,5-1 m dan jarak antar strip 4-10 m yang ditanam sejajar garis

ketinggian (kontur). Pada tanah yang berteras, rumput ditanam di pinggir

(bibir) teras. Jenis rumput yang cocok adalah rumput yang mempunyai sistem

perakaran rapat dan dapat dijadikan hijauan pakan ternak, misalnya rumput

gajah (Pennisetum purpureum), rumput BD (Brachiaria decumbens), rumput

BH (Brachiaria humidicola), rumput pahit (Paspallum notatum) dan lain-

lain. Adakalanya rumput akar wangi (Vetiveria zizanioides) digunakan juga

sebagai tanaman strip rumput. Akar wangi tidak disukai ternak, tetapi

menghasilkan minyak atsiri yang merupakan bahan baku pembuatan

kosmetik.Keuntungan strip rumput:Mengurangi kecepatan aliran

permukaandan erosiMemperkuat bibir terasMenyediakan hijauan pakan

ternakMembantu mempercepat proses pembentukan teras secara alami.

Page 4: makalah sungai (banjir)

b. Pagar hidup

Pagar hidup adalah barisan tanaman perdu atau pohon yang ditanam pada

batas kebun. Bila kebun berada pada lahan yang berlereng curam, maka pagar

hidup akan membentuk jejaring yang bermanfaat bagi konservasi tanah.

Pangkasannya dapat digunakan sebagai sumber bahan organik atau sebagai

hijauan pakan ternak.

Jenis tanaman yang dipakai untuk pagar sebaiknya yang mudah ditanam dan

mudah didapatkan bibitnya, misalnya gamal dengan stek, turi, lamtoro dan

kaliandra dengan biji. Untuk tanaman pagar jenis leguminose perdu (lamtoro,

gamal), ditanam dengan jarak antar batang ± 20 cm. Jarak yang rapat ini

untuk menjaga agar tanaman pagar tidak tumbuh terlalu tinggi.

Keuntungan pagar hidup:

Melindungi kebun dari ternak Pangkasannya dapat dijadikan hijauan

pakan ternak

Menjadi sumber bahan organik dan hara tanah

Menyediakan kayu bakar

Mengurangi kecepatan angin (wind break)

2. Dam Parit

Teknologi ini merupakan suatu cara untuk mengumpulkan / membendung

aliran air pada suatu parit (drainage network) dengan tujuan untuk menampung

volume aliran permukaan, sehingga selain dapat digunakan untuk mengairi lahan

di sekitarnya juga dapat menurunkan kecepatan run off, erosi dan sedimentasi.

Keunggulan dam parit antara lain:

1. Dapat menampung air dalam volume besar, karena mencegat dari saluran /

parit.

2. Tidak menggunakan areal produktif.

Page 5: makalah sungai (banjir)

3. Dapat mengairi lahan cukup luas, karena dibangun berseri (cascade series)

di seluruh DAS.

4. Dapat menurunkan kecepatan aliran permukaan, sehingga dapat

mengurangi erosi permukaan (tanah     lapisan atas yang subur), dan

sedimentasi.

5. Terdapat kesempatan (waktu dan volume) meresap / menyimpan air ke

dalam tubuh tanah (recharging) di seluruh DAS, sehingga mengurangi

risiko kekeringan pada musim kemarau.

6. Biaya pembuatan relatif lebih murah.

Fungsi Dam Parit

1. Menurunkan debit puncak, yaitu debit yang paling tinggi yang terjadi pada

aliran tersebut. Biasanya pada musim penghujan debit air pada suatu parit /

saluran sangat tinggi sehingga dapat menimbulkan banjir dan tanah

longsor serta erosi dengan membawa serta lapisan tanah atas yang subur.

Dengan dibangunnya dam parit yang memotong aliran, itu akan

mengurangi kecepatan aliran parit.

2. Memperpanjang waktu respon, yaitu memperpanjang selang waktu antara

saat curah hujan maksimum dengan debit maksimumnya. Dengan lamanya

air tertahan dalam DAS, maka sebagian air akan meresap kedalam tanah

untuk mebiuisi (recharge)cadangan air tanah dan sebagian air dapat

dialirkan ke l;ahan yang membutuhkan air / lahan yang tidak pernah

mendapat air irigasi melalui parit-parit.  Pada parit-parit itu pun

selanjutnya juga dibuat dam / bendung lagi. Demikian seterusnya,

sehingga luas lahan yang dapat dialiri dapat dimaksimalkan.

3. Dam Pengendali (Check Dam)

cek dam adalah bendungan kecil dengan konstruksi sederhana (urugan tanah

atau batu), dibuat pada alur jurang atau sungai kecil. Tanggul penghambat

berfungsi untuk mengendalikan sedimen dan aliran permukaan yang berasal dari

daerah tangkapan di sebelah atasnya.

Page 6: makalah sungai (banjir)

Keuntungan dalam pembuatan Check dam :

Menghindari pendangkalan waduk / sungai yang ada di hilirnya.

Mengendalikan aliran permukaan di daerah hilir

Menyediakan air untuk  kebutuhan air minum, air rumah tangga, pengairan

daerah di sebelah bawahnya (terutama pada musim kemarau), ternak dan

sebagainya.

Meningkatkan permukaan air tanah daerah sekitar tanggul penghambat

Pengembangan perikanan di daerah genangan tanggul penghambat

Pebaikan iklim mikro setempat

Untuk rekreasi

3. Embung

Embung atau tandon air merupakan waduk berukuran mikro di lahan pertanian

( small farm reservoir) yang dibangun untuk menampung kelebihan air hujan di

musim hujan. Air yang ditampung tersebut selanjutnya digunakan sebagai sumber

irigasi suplementer untuk budidaya komoditas pertanian bernilai ekonomi tinggi

( high added value crops) di musim kemarau atau di saat curah hujan makin

jarang. Embung merupakan salah satu teknik pemanenan air ( water harvesting)

yang sangat sesuai di segala jenis agroekosistem. Di lahan rawa namanya pond

yang berfungsi sebagai tempat penampungan air drainase saat kelebihan air di

musim hujan dan sebagai sumber air irigasi pada musim kemarau. Tujuan

pembuatan embung adalah Menampung air hujan dan aliran permukaan ( run off)

pada wilayah sekitarnya serta sumber air lainnya yang memungkinkan seperti

mata air, parit, sungai-sungai kecil dan sebagainya. Dan juga sebagai sumber air

sebagai suplesi irigasi di musim kemarau untuk tanaman palawija, hortikultura

semusim, tanaman perkebunan semusim dan peternakan.

4. Kolam Tampungan

Kolam Tampungan adalah kolam tampungan air hujan yang dibuat dari lokasi

bekas galian yang dikeruk yang berfungsi sebagai kolam resapan air hujan.

Page 7: makalah sungai (banjir)

Metode kolam tampungan drainase dalam skala besar sangat mudah untuk

disosialisasikan melalui pola pemenuhan kebutuhan bahan urugan atau bahan

galian. Pemerintah dan masyarakat dapat mencari lokasi bekas tambang galian C,

kemudian dikeruk. Hasil galiannya dipakai sebagai bahan urug, bekas galiannya

dipakai sebagai kolam resapan air hujan sekaligus dapat dikembangkan untuk

rekreasi. Selain di areal permukiman , dikenal juga kolam konservasi air hujan di

areal pertanian. Kelebihan air hujan yang jatuh di areal pertanian, termasuk

limpasan dari jalan dan perkampungan di sekitar areal pertanian  dapat ditampung

pada kolam-kolam penampungan, tidak langsung dibuang ke sungai. Limpasan air

hujan suatu kawasan  permukiman ditampung di kolam untuk diolah kembali

menjadi air minum, bahkan untuk kebutuhan air irigasi.

5. Lubang Resapan Biopori

Lubang resapan biopori (LRB) adalah lubang silindris yang dibuat ke dalam

tanah dengan diameter 10 cm, kedalaman sekitar 100 cm atau jangan melebihi

kedalaman muka air tanah. Lubang diisi sampah organik untuk mendorong

terbentuknya biopori. Biopori adalah pori berbentuk liang (terowongan kecil)

yang dibentuk oleh aktivitas fauna tanah atau akar tanaman. Teknologi ini pada

prinsipnya menahan air hujan tidak langsung mengalir ke daerah yang lebih

rendah, tetapi membiarkannya terserap ke dalam tanah melalui lubang resapan

tersebut.

Dinamakan teknologi biopori, karena mengandalkan jasa hewan-hewan tanah

seperti cacing dan rayap untuk membentuk pori-pori alami dalam tanah, dengan

bantuan sampah organik, sehingga air bisa terserap, sehingga memperbaiki

struktur tanah. LRB adalah teknologi tepat guna ramah lingkungan untuk

meningkatkan laju peresapan air hujan dan memanfaatkan sampah organik ke

dalam tanah.

Page 8: makalah sungai (banjir)

6. Metode Modifikasi Lansekap

Modifikasi lansekap untuk memanen air hujan sedang banyak dikerjakan

Salah satu caranya adalah mengganti jaringan drainase suatu kawasan dengan

cekungan-cekungan di berbagai temoat (modifikasi lansekap), sehingga air hujan

akan tertampung di lokasi cekungan tersebut. cara modifikasi lansekap  ini

ternyata dapat menekan biaya konstruksi jaringan drainase suatu kawasan lebih

dari 50 persen.

Contohnya Cekungan-cekungan dibuat di antara   bangunan untuk

mengalirkan dan meresapkan air hujan. Cekungan tersebut tidak didisain sebagai

kolam tampungan, namun sebagai kolam peresapan. Dengan demikian diusahakan

secepat mungkin air meresap  ke dalam tanah. Konsep ini jika diterapkan dapat

mengurangi  biaya pembuatan jaringan drainase sekaligus dapat mendukung

kelestarian air tanah. Dimensi cekungan disesuaikan dengan karakteristik

porositas tanah dan intensitas hujan serta luas areal yang tersedia.

7. Sistem Polder

Sistem polder adalahsuatu cara penanganan banjir dengan bangunan fisik yang

meliputi drainase, kolam retensi, tanggul yang mengelilingi kawasan serta pompa

dan pintu air sebagai satu kesatuan pengelolaan tata air tak terpisahkan. Tujuan

dari system polder ini untuk mengendalikan banjir dan genangan akibat aliran dari

hulu, hujan setempat, dan naiknya muka air laut.

Polder merupakan kumpulan dataran rendah yang membentuk kesatuan

hidrologis artifisial yang dikelilingi oleh tanggul (dijk/dike). Pada daerah polder,

air buangan (air kotor dan air hujan) dikumpulkan di suatu badan air (sungai, situ)

lalu dipompakan ke badan air lain pada polder yang lebih tinggi posisinya, hingga

pada akhirnya air dipompakan ke sungai atau kanal yang langsung bermuara ke

laut. Tanggul yang mengelilingi polder bisa berupa pemadatan tanah dengan

lapisan kedap air, dinding batu, dan bisa juga berupa konstruksi beton dan

perkerasan yang canggih. Polder juga bisa diartikan sebagai tanah yang

Page 9: makalah sungai (banjir)

direkalamasi. Sistem polder banyak diterapkan pada reklamasi laut atau muara

sungai, dan juga pada manajemen air buangan (air kotor dan drainase hujan) di

daerah yang lebih rendah dari muka air laut dan sungai.

Sistem polder merupakan upaya struktural penanggulangan banjir yang

konsekuensinya jelas adalah biaya yang amatlah besar dan waktu yang lama, baik

untuk pembebasan tanah, pembangunan fisik, maupun untuk pengadaan dan

perawatan mesin-mesin dan peralatan. Selain itu, yang tak kalah pentingnya

adalah upaya non-struktural yang berkaitan dengan pendidikan publik. Upaya

membangun kesadaran seperti tidak membuang sampah di saluran air,

memperbanyak penanaman pohon, menggunakan perkerasan grass-block dan

paving-block yang permeabel, atau bahkan bagaimana bersikap ketika banjir

datang akan jauh lebih berguna untuk mencegah banjir dan meminimalisir

kerugian akibat banjir yang bisa datang setiap tahun.

8. Sabuk Resapan

Sabuk resapan adalah memanfaatkan tanah miring yang sudah diatur

(terasering). Pada bagian tepi teras bagian bawah dibuat galian selebar 2–3 m

dalam 0,6 – 1,0 m melingkar mengikuti kontur tanah. Dengan demikian saat hujan

limpasan hujan dapat tertampung pada sabuk sepanjang kontur tanah tersebut dan

mempunyai waktu untuk meresap kedalam tanah sebanyak-banyaknya.

9. Saluran / Parit Resapan

Saluran peresapan berfungsi untuk menampung air aliran permukaan dan

meningkatkan daya resap air ke dalam tanah. Teknologi ini sesuai untuk wilayah

dengan tanah yang (a) tidak rawan longsor, (b) mempunyai kemampuan tinggi

untuk meresapkan air, dan (c) yang agak dangkal (kedalaman >20 cm) (Arsyad

2000). Saluran peresapan dibuat mengikuti kontur dengan ukuran lebar 30 – 40

cm dan dalam 40 – 50 cm. Kelebihan dari teknologi ini adalah dapat memberikan

peluang air untuk meresap lebih lama ke dalam tanah, dan dapat diterapkan pada

tanah-tanah agak dangkal.

Page 10: makalah sungai (banjir)

Parit resapan dapat dibuat pada aeral pertanian (sawah maupun tegalan) dan

areal pekarangan. dengan parit resapan ini maka air hujan yang jatuh di areal

pertanian dan pekarangan sebagian atau seluruhnya dapat ditmpung dan

diresapkan ke dalam tanah. Air yang tertampung dapat dimanfaatkan pada akhir

musim hujan.

10. Waduk Pengendali Banjir

Waduk pengendali banjir adalah bangunan yang berfungsi menahan semua

atau sebagian air banjir dalam tampunganya dan mengalirkan sesuai dengan

kapasitas sungai. Sistem spillway umumnya dibangun sebagai bagian dari waduk,

dimana berfungsi untuk melepaskan bagian banjir yang tidak bisa ditampung.

Tampungan puncak banjir dalam waduk akan mengurangi debit dan elevasi muka

air banjir dibagian hilir waduk.

Tingkat perlindungan banjir dari waduk ini tergantung dari hubungan

beberapa faktor yaitu karakteristik puncak banjir, kapasitas tampungan dan

operasi bangunan outlet spillway. Waduk yang lebih besar mampu untuk

menampung seluruh volume banjir, yang dapat disimpan untuk kegunaan di masa

yang akan datang secara terkendali. Waduk yang lebih kecil hanya bisa

menampung sebagian volume banjir, tetapi dapat meredam puncak inflow,

sehingga terjadi pengurangan outflow melewati spillway.

11. Teras

Teras adalah bangunan konservasi tanah dan air yang dibuat dengan

penggalian dan pengurugan tanah, membentuk bangunan utama berupa bidang

olah, guludan, dan saluran air yang mengikuti kontur serta dapat pula dilengkapi

dengan bangunan pelengkapnya seperti saluran pembuangan air (SPA) dan

terjunan air yang tegak lurus kontur.

Tujuan pembuatan teras adalah untuk mengurangi kecepatan aliran permukaan

(run off) dan memperbesar peresapan air, sehingga kehilangan tanah berkurang.

Page 11: makalah sungai (banjir)

manfaat teras adalah mengurangi kecepatan aliran permukaan sehingga daya kikis

terhadap tanah dan erosi diperkecil, memperbesar peresapan air ke dalam tanah

dan menampung dan mengendalikan kecepatan dan arah aliran permukaan menuju

ke tempat yang lebih rendah secara aman.

Ada beberapa klasifikasi dari desain teras seperti Teras bangku yaitu

serangkaian dataran yang dibangun sepanjang kontur pada interval yang sesuai.

Bangunan ini dilengkapi dengan saluran pembuangan air (SPA) dan ditanami

dengan rumput untuk penguat teras. Jenis teras bangku ada yang miring ke luar

dan miring ke dalam. Teras bangku atau teras tangga dibuat dengan jalan

memotong lereng dan meratakan tanah di bagian bawah sehingga terjadi suatu

deretan bentuk tangga atau bangku. Teras jenis ini dapat datar atau miring ke

dalam. Teras bangku yang berlereng ke dalam dipergunakan untuk tanah-tanah

yang permeabilitasnya rendah dengan tujuan agar air yang tidak segera

terinfiltrasi tidak mengalir ke luar melalui talud. Teras bangku sulit dipakai pada

usaha pertanian yang menggunakan mesin-mesin pertanian yang besar dan

memerlukan tenaga dan modal yang besar untuk membuatnya

12. Sumur Injeksi

Sumur injeksi merupakan tehnik imbuhan buatan yaitu memasukan air hujan,

air limpasan dengan cara gravitasi maupun injeksi (pemompaan) ke dalam tanah

sampai mencapai akuifer yang mana letak akuifernya bisa dangkal dan bisa juga

dalam. Metode penerapan imbuhan buatan dengan injeksi (bor) selalu dilengkapi

dengan pemompaan air di suatu daerah ke system akuifernya oleh karena itu

factor biaya operasi dan pemeliharaan menjadi salah satu syarat yang sangat

menentukan keberhasilan penerapannya. Tujuan dari sumur injeksi untuk

pengendalian banjir, membuang air limpasan, mengurangi beban saluran drainase,

serta dapat mengimbuh air tanah secara buatan.

Page 12: makalah sungai (banjir)

Perbaikan Alur Sungai

Pekerjaan perbaikan dan pengaturan alur sungai dimaksudkan untuk

meningkatkan kapasitas angkut dari alur alami, atau memungkinkan elevasi air

banjir lebih rendah daripada yang terjadi alami. Pekerjaan perbaikan dan

pengaturan alur sungai menyangkut hal berikut ini :

Pendalaman dan atau pelebaran alur (termasuk pengerukan)

Mengurangi kekasaran alur.

dekan alur (sodetan) Pelurusan atau pemen

Mengatur pola aliran

Pengendalian erosi

Pengerukan

Secara skematis Pekerjaan perbaikan dan pengaturan alur sungai

digambarkan sebagai berikut:

Pengelak Banjir

Pengelak banjir adalah pembuatan suatu saluran yang berfungi untuk

membelokan sebagian atau keseluruhan aliran sungai (membagi debit) untuk

Page 13: makalah sungai (banjir)

dialirkan dalam suatu saluran yang menjauhi kota. Pengalihan aliran ini dapat

dikembalikan lagi di sungai induk di hilir kota, dialirkan langsung ke laut atau

dipindahkan kealiran sungai tetangganya yang masih dapat menampung.

Bangunan ini sering berpintu dan ditempatkan sebagai berikut :

Jika dasar sungai alam lebih rendah atau pada elevasi yang sama dengan

dasar saluran pengelak, bangunan pengendali berpintu sering ditempatkan

pada alur sungai alami dihilir pintu masuk saluran. Dengan demikian air

bisa dibelokan ke alur alami selama periode aliran rendah untuk memenuhi

kebutuhan air di bagian  hilir.

Jika alur pengelak pada elevasi yang lebih rendah dari dasar sungai alami

bangunan berpintu (misalnya bendung pelimpah) kadang-kadang

ditempatkan pada pintu masuk saluran, dan direncanakan untuk

membelokan dari sistem sungai sejumlah debit yang bisa dikontrol.

Pendalaman Sungai

Kebanyakan kejadian banjir berlaku kerana kedangkalan sungai. Jika

dahulu sungai mampu mengalirkan sejumlah air yang banyak dalam sesuatu masa,

kini pengaliran

Page 14: makalah sungai (banjir)

telah berkurangan. Ini disebabkan proses pemendapan dan pembuangan bahan-

bahan buangan. Langkah untuk menangani masalah ini ialah dengan menjalankan

proses pendalaman sungai dengan mengorek semua lumpur dan kekotoran yang

terdapat di sungai. Apabila proses ini dilakukan, sungai bukan sahaja menjadi

dalam tetapi mampu mengalirkan jumlah air hujan dengan banyak.

Dataran banjir (flood plain) adalah lahan / dataran yang berada di kanan

kiri sungai yang sewaktu-waktu dapat tergenang banjir. Berdasarkan Peraturan

Menteri PU No. 63 / 1993 tentang Garis Sempadan Sungai dan Bekas Sungai,

batas dataran banjir ditetapkan berdasarkan debit rencana sekurang-kurangnya

untuk periode ulang 50 tahunan.

Contoh: kurang lebih 40 – 50 % wilayah DKI Jakarta berada di dataran

banjir 13 sungai yang melewatinya. Real estat, hotel mewah, pertokoan,

perkantoran, dan perumahan mewah di DKI Jakarta yang terendam banjir pada

bulan Januari – Pebruari 2002 semuanya berada di dataran banjir.

Page 15: makalah sungai (banjir)

Bantaran sungai adalah lahan pada kedua sisi sepanjang palung sungai

dihitung dari tepi sungai sampai dengan tepi tanggul sebelah dalam. Fungsi

bantaran sungai adalah tempat mengalirnya sebagian debit sungai pada saat banjir

(high water channel). Sehubungan dengan itu maka pada bantaran sungai dilarang

membuang sampah dan mendirikan bangunan untuk hunian.

Bencana alam tanah longsor, runtuhnya tanggul sungai, banjir dan

kerusakan infrastruktur pada alur sungai seringkali terjadi di beberapa wilayah di

Indonesia, setiap tahun semakin meningkat. Penyebab utama bencana tersebut

adalah akibat dari intervensi manusia seperti berkurangnya lahan sebagai daerah

resapan air dan menurunnya daya dukung lingkungan terhadap kelestarian

fungsi dan manfaat sumber daya air yang diakibatkan oleh salah satunya oleh

proses degradasi dan agradasi di alur-alur sungai, sehingga terjadi perubahan pada

penampang sungai.

Indikator kritis sungai dicirikan dengan adanya penurunan kualitas dan

kuantitas sungai yang sudah berada di bawah ambang batas ketentuan sungai yang

lestari dan tingginya sendimentasi. Contoh : Penyebab utama penurunan kualitas

Sungai di perkotaan adalah limbah industri baik industri besar, menengah maupun

kecil yang berada di sepanjang alur sungai Siak, antara lain industri minyak,

Page 16: makalah sungai (banjir)

industri pengolahan, sawmill, industri pulp dan pembuangan sampah (60% berasal

dari rumah tangga), selain tingginya erosi yang disebabkan semakin intensif

pengelolaan sumberdaya alam yang ada di hulu, seperti adanya penebangan liar

(illegal logging), penebangan hutan berdasarkan Hak Pengusahaan Hutan (HPH),

konversi hutan menjadi kawasan perkebunan (besar dan kecil), kegiatan

pertambangan dan kegiatan budidaya lainnya.

Pada saat ini pemerintah telah melakukan tindakan awal yaitu dengan

pembangunan kanal banjir (floodway) yang bertujuan mengalirkan sebagian debit

banjir sungai. Namun demikian, tindakan ini harus diikuti dengan program

penanganan sungai lainnya yaitu pengendalian transport sedimen. Kondisi Alur

Sungai yang dari tahun ke tahun mengalami degradasi pada bagian hulu dan

tengah. Salah satunya diakibatkan oleh tata guna dataran banjir yang tidak sesuai

dengan peraturan perundangan dimana pemukiman penduduk sangat dekat dengan

sungai yaitu di daerah sekitar aliran sungai dan anak sungai, sehingga membuat

kondisi tanah di daerah sekitar menjadi rawan erosi.

Disamping itu kondisi morfologi Sungai yang berkelok-kelok membuat

pengaliran debit banjir terhambat dan jika air meluap akan menimbulkan

genangan.

Berkaitan berbagai permasalahan yang terjadi pada alur sungai, maka

dalam kajian ini dapat dirumuskan untuk kondisi eksisting dan kondisi rencana,

yaitu sebagai berikut :

1. Melakukan prediksi kondisi degradasi dan agradasi di Sungai.

2. Melakukan analisis angkutan sedimen dasar dalam kurun waktu 5 dan 10 tahun

mendatang.

3. Menghitung besarnya volume sedimen dasar yang terangkut dan yang terendap

di sungai pada ruas studi.

4. Melakukan analisis pengaruh bangunan ambang (groundsill) terhadap perilaku

degradasi dan agradasi di Sungai pada ruas yang diteliti dalam kurun waktu

5 dan 10 tahun.

Page 17: makalah sungai (banjir)

Dalam perbaikan alur sungai, misalnya kajian ini dibatasi untuk

memfokuskan kajian pada laju sedimentasi (degradasi dan agradasi). Berdasarkan

latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas, maka batasan masalah

pada kajian ini adalah :

1. Kajian perubahan morfologi sungai akan didekati dengan persamaan aliran satu

dimensi, serta persamaan empiris yang digunakan dalam perhitungan

angkutan sedimen di sungai

2. Kajian adalah penyederhanaan aspek hidrolika dan transportasi sedimen yang

terkait dengan fenomena agradasi dan degradasi sungai dalam suatu model.

3. Data input debit akan menggunakan hasil pengamatan lapangan yang

didapatkan

dari instansi berwenang.

4. Pada saat dilakukan simulasi, diasumsikan bahwa kondisi profil sungai semula

adalah tetap dan tata guna lahan di hulu adalah tetap.

5. Pada saat simulasi masa jenis sedimen yang masuk tidak mengalami perubahan

atau penambahan.

6. Tidak membahas secara detail struktur bangunan groundsill.

7. Tidak membahas analisa biaya dan manfaat ekonomi.