21
BAB I PENGARUH SIKAP TERHADAP PRILAKU PEBDAHULUAN Sikap atau attitude adalah suatu konsep paling penting dalam psikologi sosial. Pembahasan yang berkaitan dengan psikologi (sosial) hampir selalu menyertakan unsur sikap baik sikap individu maupun sikap kelompok sebagai salah satu bagian pembahasannya. Banyak kajian dilakukan untuk merumuskan pengertian sikap, prose terbentuknya sikap, maupun proses perubahannya. Banyak pula penelitian telah dilakukan terhadap sikap untuk mengetahui efek dan perannya baik sebagai variabel bebas maupun sikap sebagai variabel tergantung. Terdapat beberapa teori tentang sikap (Mann, 1969; Secord and Backman, 1964) antara lain adalah teori keseimbangan (balance theory) oleh Heyder; terori kesesuaian (congruity priciple) dari Tannenbaum; terori disonansi kognitif (cognitive dissonance) yang dikemukakan oleh Festinger maupun teori afektif-kognitif dari Rossenberg, serta beberapa teori lain. Di samping teori-teori tersebut di atas, kemudian dikembangkanlah theory of reasoned action yang relatif baru yang dikemukakan oleh Ajzen dan Fishbein (1980). Teori ini lebih menekankan pada proses kognitif serta menganggap bahwa manusia adalah makhluk dengan daya nalar dalam 1

Makalah Sosiologi - Pengaruh Sikap Terhadap Prilaku (Disonansi Kognitif)

  • Upload
    arnadi

  • View
    2.598

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Sosiologi - Pengaruh Sikap Terhadap Prilaku (Disonansi Kognitif)

BAB I

PENGARUH SIKAP TERHADAP PRILAKU

PEBDAHULUAN

Sikap atau attitude adalah suatu konsep paling penting dalam psikologi sosial.

Pembahasan yang berkaitan dengan psikologi (sosial) hampir selalu menyertakan unsur

sikap baik sikap individu maupun sikap kelompok sebagai salah satu bagian

pembahasannya. Banyak kajian dilakukan untuk merumuskan pengertian sikap, prose

terbentuknya sikap, maupun proses perubahannya. Banyak pula penelitian telah

dilakukan terhadap sikap untuk mengetahui efek dan perannya baik sebagai variabel

bebas maupun sikap sebagai variabel tergantung.

Terdapat beberapa teori tentang sikap (Mann, 1969; Secord and Backman, 1964)

antara lain adalah teori keseimbangan (balance theory) oleh Heyder; terori kesesuaian

(congruity priciple) dari Tannenbaum; terori disonansi kognitif (cognitive dissonance)

yang dikemukakan oleh Festinger maupun teori afektif-kognitif dari Rossenberg, serta

beberapa teori lain.

Di samping teori-teori tersebut di atas, kemudian dikembangkanlah theory of

reasoned action yang relatif baru yang dikemukakan oleh Ajzen dan Fishbein (1980).

Teori ini lebih menekankan pada proses kognitif serta menganggap bahwa manusia

adalah makhluk dengan daya nalar dalam memutuskan perilaku apa yang akan

diambilnya, yang secara sistematis memanfaatkan informasi yang tersedia di sekitarnya.

1.1. Kepuasan Kerja

1.1.1. Definisi dari kepuasan kerja

Suatu organisasi atau Perusahaan terdiri dari input, proses dan

outcomes. Input adalah komponen-komponen yang ada di luar lingkungan

organisasi antara lain sumber daya manusia dan peraturan pemerintah.

Proses meliputi komponen-komponen antara lain motivasi, persepsi,

komunikasi, kepemimpinan dan konflik. Sedangkan komponen outcomes

antara lain meliputi kinerja individu dan kelompok, serta efektivitas

organisasi.

1

Page 2: Makalah Sosiologi - Pengaruh Sikap Terhadap Prilaku (Disonansi Kognitif)

Memahami lebih dalam mengenai salah satu komponen dari

organisasi ini, maka kita perlu memahami bahwa setiap individu sebagai

sumber daya, manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan memiliki

nilai-nilai kerja (work value), yaitu suatu keyakinan pribadi seorang

pekerja tentang hasil apa yang diperkirakan dari pekerjaaannya dan

bagaimana seharusnya dia berprilaku dalam bekerja.

Nilai-nilai kerja dibadi 2 yaitu nilai kerja intrinsik (intrinsic work

values) dan nilai kerja ekstrinsik (extrinsic work value). George & Jones

memberikan perbandingan antara kedua nilai kerja sebagai berikut dalam

tabel:

Menurut para ahli bahwa kepuasan kerja adalah :

1. Newstrom : mengemukakan bahwa “job satisfaction is the

favorableness or unfavorableness with employes view their work”.

2

Nilai kerja intrinsik Nilai kerja ekstrinsik

Kerja yang menarik

Kerja yang menantang

Belajar sesuatu yang baru

Membuat konstribusi penting

Berpotensi tinggi

Tanggung jawab dan otonomi

Menjadi kreatif

Gaji tinggi

Keamanan kerja

Keuntungan kerja

Status pada komunitas yang

lebih luas

Kontak sosial

Waktu dengan keluarga

Waktu untuk hobi

Page 3: Makalah Sosiologi - Pengaruh Sikap Terhadap Prilaku (Disonansi Kognitif)

Kepuasan kerja berarti perasaan mendukung atau tidak mendukung

yang dialami (pegawai) dalam bekerja.

2. Wexley dan Yukl : mengartikan kepuasan kerja sebagai “the way an

employee feels about his or her job”. Artinya bahwa kepuasan kerja

adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya. dapat

disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan yang menyokong

atau tidak menyokong dalam diri pegawai yang berhubungan dengan

pekerjaan maupun kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan

dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upaya, kesempatan

pengembangan karir, hubungan dengan pegawai lain, penempatan

kerja, dan struktur organisasi. Sementara itu, perasaan yang

berhubungan dengan dirinya antara lain berupa umur, kondisi

kesehatan, kemampuan dan pendidikan.

3. Handoko : Keadaan emosional yang menyenangkan dengan mana para

karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja

mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini dampak

dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu

yang dihadapi di lingkungan kerjanya.

4. Stephen Robins : Kepuasan itu terjadi apabila kebutuhan-kebutuhan

individu sudah terpenuhi dan terkait dengan derajat kesukaan dan

ketidaksukaan dikaitkan dengan Pegawai; merupakan sikap umum

yang dimiliki oleh Pegawai yang erat kaitannya dengan imbalan-

imbalan yang mereka yakini akan mereka terima setelah melakukan

sebuah pengorbanan. Apabila dilihat dari pendapat Robin tersebut

terkandung dua dimensi, pertama, kepuasan yang dirasakan individu

yang titik beratnya individu anggota masyarakat, dimensi lain adalah

kepuasan yang merupakan sikap umum yang dimiliki oleh pegawai

makan nasi goreng

1.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Lima aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja, yaitu :

3

Page 4: Makalah Sosiologi - Pengaruh Sikap Terhadap Prilaku (Disonansi Kognitif)

1. Pekerjaan itu sendiri (Work It self), Setiap pekerjaan memerlukan

suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidang nya masing-masing.

Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa

keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan

meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja.

2. Atasan (Supervision), atasan yang baik berarti mau menghargai

pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai

figur ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya.

3. Teman sekerja (Workers), Merupakan faktor yang berhubungan

dengan hubungan antara pegawai dengan atasannya dan dengan

pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis

pekerjaannya.

4. Promosi (Promotion), Merupakan faktor yang berhubungan dengan

ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karir selama

bekerja.

5. Gaji atau Upah (Pay), Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup

pegawai yang dianggap layak atau tidak.

Dari aspek-aspek diatas terdapat pula aspek-aspek lain yang dapat

mempengaruhi kepuasan kerja seseorang yang biasanya setiang orang akan

merasakannya berbeda-beda. Diantaranya adalah :

1. Kerja yang secara mental menantang, Kebanyakan Karyawan

menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka kesempatan

untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan

menawarkan tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik

mereka mengerjakan. Karakteristik ini membuat kerja secara mental

menantang. Pekerjaan yang terlalu kurang menantang menciptakan

kebosanan, tetapi terlalu banyak menantang menciptakan frustasi dan

perasaan gagal. Pada kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan

karyawan akan mengalamai kesenangan dan kepuasan.

2. Ganjaran yang pantas, Para karyawan menginginkan sistem upah

dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai adil,dan

4

Page 5: Makalah Sosiologi - Pengaruh Sikap Terhadap Prilaku (Disonansi Kognitif)

segaris dengan pengharapan mereka. Pemberian upah yang baik

didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu,

dan standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan

dihasilkan kepuasan. tidak semua orang mengejar uang. Banyak orang

bersedia menerima baik uang yang lebih kecil untuk bekerja dalam

lokasi yang lebih diinginkan atau dalam pekerjaan yang kurang

menuntut atau mempunyai keleluasaan yang lebih besar dalam kerja

yang mereka lakukan dan jam-jam kerja. Tetapi kunci yang

manakutkan upah dengan kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang

dibayarkan; yang lebih penting adalah persepsi keadilan. Serupa pula

karyawan berusaha mendapatkan kebijakan dan praktik promosi yang

lebih banyak, dan status sosial yang ditingkatkan. Oleh karena itu

individu-individu yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi

dibuat dalam cara yang adil (fair and just) kemungkinan besar akan

mengalami kepuasan dari pekerjaan mereka.

3. Kondisi kerja yang mendukung, Karyawan peduli akan lingkungan

kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan

mengerjakan tugas. Studi-studi memperagakan bahwa karyawan lebih

menyukai keadaan sekitar fisik yang tidak berbahaya atau

merepotkan. Temperatur (suhu), cahaya, kebisingan, dan faktor

lingkungan lain seharusnya tidak esktrem (terlalu banyak atau sedikit).

4. Rekan kerja yang mendukung, Orang-orang mendapatkan lebih

daripada sekedar uang atau prestasi yang berwujud dari dalam kerja.

Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan sosial.

Oleh karena itu bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan

menyenagkan dapat menciptakan kepuasan kerja yang meningkat.

Tetapi Perilaku atasan juga merupakan determinan utama dari

kepuasan.

5. Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan, Pada hakikatnya orang

yang tipe kepribadiannya kongruen (sama dan sebangun) dengan

pekerjaan yang mereka pilih seharusnya mendapatkan bahwa mereka

mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi

5

Page 6: Makalah Sosiologi - Pengaruh Sikap Terhadap Prilaku (Disonansi Kognitif)

tuntutan dari pekerjaan mereka. Dengan demikian akan lebih besar

kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan tersebut, dan karena

sukses ini, mempunyai kebolehjadian yang lebih besar untuk

mencapai kepuasan yang tinggi dari dalam kerja mereka.

1.2. Produktivitas

1.2.1. Devinisi

Kata Produktivitas merupakan kata serapan dari Bahasa Inggris yaitu

Productivity. Productivity = Product + Activity yang berarti kegiatan untuk

menghasilkan sesuatu (Barang atau Jasa).

Definisi dari produktivitas menurut para ahli, yaitu :

1. Menurut J. Ravianto, bahwa: ”Produktivitas adalah suatu konsep

yang menunjang adanya keterkaitan hasil kerja dengan sesuatu yang

dibutuhkan untuk menghasilkan produk dari tenaga kerja”.

2. Sedangkan menurut Muchdarsyah Sinungan, bahwa: ”Produktivitas

adalah hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang atau jasa)

dengan masuknya yang sebenarnya, misalnya produktivitas ukuran

efisien produktif suatu hasil perbandingan antara hasil keluaran dan

hasil masukan”.

3. Mengenai produktivitas Payaman J. Simanjuntak, menjelaskan

”Produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai

(keluaran) dengan keseluruhan sumber daya (masukan) yang terdiri

dari beberapa faktor seperti tanah, gedung, mesin, peralatan, dan

sumber daya manusia yang merupakan sasaran strategis karena

peningkatan produktivitas tergantung pada kemampuan tenaga

manusia.”

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

produktivitas adalah suatu perbandingan antara hasil keluaran dengan hasil

masukan. keefektifan ini dilihat dari beberapa faktor masukan yang

6

Page 7: Makalah Sosiologi - Pengaruh Sikap Terhadap Prilaku (Disonansi Kognitif)

dipakai dibandingkan dengan hasil yang dicapai. Sedangkan produktivitas

kerja yaitu jumlah produksi yang dapat dihasilkan dalam Waktu tertentu.

Konsep Siklus produktivitas adalah suatu proses yang kontinyu

(berkelanjutan), yang melibatkan aspek-aspek yang terdiri dari 4 tahap

utama untuk dipergunakan sebagai peningkatan produktivitas tersu

menerus, antara lain :

a. Pengukuran produktivitas

b. Evaluasi produktivitas

c. Perencanaan produktivitas

d. Peningkatan produktivitas

Manfaat-manfaat yang dapat diambil dari pengkuran produktivitas

antara lain :

a. Perusahaan dapat menilai efisiensi sumber dayanya, sehingga dapat

meningkatkan produktivitasnya melalui efisiensi penggunaan smber

daya tersebut.

b. Perencanaan sumber-sumber daya akan menjadi lebih efektif melalui

pengukuran produktifitas, baik perencanaan jangka panjang/pendek.

c. Tujuan ekonomis dan non ekonomis dari perusahaan dapat

diorganisasikan kembali dengan cara memberikan prioritas tertentu

dipandang dari sudut produktivitas.

d. Perencanaan target tingkat produktivitas di masa mendatang dapat

dimodifikasi kembali berdasarkan informasi pengkuran tingkat

produktivitas sekarang.

e. Strategi peningkatan produktivitas perusahaan dapat ditetapkan

berdasarkan tingkat perbedaan (gap) antara tingkat produktivitas

yang direncanakan dengan tingkat produktivitas yang diukur/aktual.

f. Memberikan informasi berupa tingkat produktivitas diantara

organisasi perusahaan/industri sejenis.

g. Nilai-nilai produktivitas yang dihasilkan dari suatu pengukuran dapat

menjadi informasi yang berguna dalam merencanakan tingkat

keuntungan perusahaan.

7

Page 8: Makalah Sosiologi - Pengaruh Sikap Terhadap Prilaku (Disonansi Kognitif)

h. Akan menciptakan tindakan-tindakan kompetitif berupa upaya-upaya

peningkatan produktivitas secara terus menerus.

i. Aktivitas perundingan bisnis (tawar menawar) secara kolektif dapat

diselesaikan secara rasional, apabila telah tersedia ukuran-ukuran

produktivitas.

1.2.2. Model Pengukuran Produktivitas

Ada 2 model pengukuran produktivitas, yaitu :

a. Pendekatan rasio output/input

Model Pengukuran Produktivitas ini akan menghasilkan 3 jenis

ukuran produktivitas, yaitu :

1. Produktivitas parsial/faktor tunggal Adalah rasio dari output

terhadap salah satu jenis input.

Contoh :

a. Produktivitas tenaga kerja merupakan ukuran produktivitas

bagi input tenaga kerja, yang diukur berdasarkan rasio output

terhadap input tenaga kerja.

b. Produktivitas modal diukur berdasarkan rasio output terhadap

input modal.

c. Produktivitas material diukur berdasarkan rasio outpu

terhadap inout material, dll.

2. Produktivitas faktor total Adalah rasio dari output bersih terhadap

banyaknya input tenaga kerja dan modal yang digunakan. Output

bersih (net output) adalah output total dikurangi barang dan jasa

yang digunakan dalam proses produksi. Jadi jenis input yang

digunakan dalam pengukuran produktivitas factor total hanya

faktor tenaga kerja dan modal.

3. Produktivitas total Adalah rasio dari output total terhadap input

total (semua input yang digunakan dalam proses produksi).

Pengukuran produktifitas parsial, produktivitas faktor total dapat

8

Page 9: Makalah Sosiologi - Pengaruh Sikap Terhadap Prilaku (Disonansi Kognitif)

menggunakan satuan fisik dari output dan input (ukuran berat,

panjang, isi, dll) atau satuan moneter dari output dan input (dolar,

rupiah,dll).

b. Pendekatan angka indeks

Angka indeks adalah suatu besaran yang menunjukkan variasi

perubahan dalam waktu atau ruang mengenai suatu hal tertentu.

Penggunaan angka indeks secara umun dalam bidang ekonomi

adalah indeks harga dan indeks produksi biasanya dipergunakan

untuk mengukur perubahan harga atau perubahan produksi. Dengan

demikian angka indeksyang diperoleh dapat dibandinngkan dewngan

periode dasar, dari angka indeks akan terlihat apakan perubahannya

naik, tetap, atau turun.

Model dalam pendekatan angka indeks :

1. Model Mundel

2. Model APC (The American Productivity Center)

3. Model Kendrick dan D. Creamer, dll

1.3. Cognitive Dissonance (Disonansi kognitif)

Disonansi kognitif adalah perasaan tidak nyaman yang disebabkan oleh

memegang dua ide yang saling bertentangan secara bersamaan. "ide" atau

"kognisi" yang dimaksud mungkin termasuk sikap dan keyakinan, kesadaran

perilaku seseorang, dan fakta. Teori disonansi kognitif menyatakan bahwa orang-

orang yang memiliki motivasi dorongan untuk mengurangi disonansi dengan

mengubah sikap mereka, keyakinan, dan perilaku, atau dengan mencari

pembenaran atau rasionalisasi sikap mereka, keyakinan, dan perilaku. Teori

disonansi Kognitif adalah salah satu yang paling berpengaruh dan ekstensif

mempelajari teori-teori dalam psikologi sosial.

Disonansi biasanya terjadi ketika seseorang merasakan adanya inkonsistensi

logis di antara kognisi nya. Hal ini terjadi ketika satu ide menyiratkan kebalikan

dari yang lain. Sebagai contoh, sebuah keyakinan dalam hak-hak binatang dapat

ditafsirkan sebagai tidak konsisten dengan makan daging atau memakai bulu.

9

Page 10: Makalah Sosiologi - Pengaruh Sikap Terhadap Prilaku (Disonansi Kognitif)

Melihat kontradiksi akan mengakibatkan disonansi, yang dapat dialami sebagai

kegelisahan, rasa bersalah, malu, marah, malu, stres, dan emosi negatif lainnya.

Ketika ide-ide orang yang konsisten dengan satu sama lain, mereka berada dalam

keadaan harmoni, atau harmoni. Jika kognisi tidak berhubungan, mereka

dikategorikan sebagai tidak relevan satu sama lain dan tidak mengarah ke

disonansi.

Sebuah penyebab kuat disonansi adalah sebuah ide dalam konflik dengan

elemen mendasar dari konsep-diri, seperti "Saya orang yang baik" atau "Saya

membuat keputusan yang tepat." Kecemasan yang datang dengan kemungkinan

telah membuat keputusan yang buruk dapat mengakibatkan rasionalisasi,

kecenderungan untuk menciptakan alasan tambahan atau pembenaran untuk

mendukung salah satu pilihan. Seseorang yang hanya menghabiskan terlalu

banyak uang untuk membeli mobil baru mungkin memutuskan bahwa kendaraan

baru jauh lebih kecil kemungkinannya untuk mendobrak daripada-nya mobil tua.

Kepercayaan ini mungkin atau mungkin tidak benar, tapi kemungkinan akan

mengurangi disonansi dan membuat orang merasa lebih baik. Ketidaksesuaian

dapat juga menyebabkan bias konfirmasi, penolakan disconfirming bukti, dan

mekanisme pertahanan ego.

Contoh :

Versi klasik dari gagasan ini diungkapkan dalam fabel Aesop, The Fox dan

Anggur, di mana rubah melihat beberapa buah anggur yang menggantung tinggi

dan keinginan untuk memakannya. Namun, tidak dapat memikirkan cara untuk

mencapai mereka, ia surmises bahwa anggur mungkin tidak layak makan pula

(bahwa mereka belum matang atau bahwa mereka terlalu asam). Dalam cerita,

disonansi dari keinginan untuk sesuatu yang tak terjangkau (keinginan versus

unfulfillment) dikurangi dengan kesanggupan merasa - dengan tidak rasional

memutuskan apa yang harus diinginkan cacat (asam buah anggur).

Kasus yang paling terkenal dalam studi awal disonansi kognitif

digambarkan oleh Leon Festinger dan lain-lain dalam buku Ketika Nubuatan

Gagal. Para penulis disusupi kelompok yang dekat mengharapkan akhir dunia

pada tanggal tertentu. Ketika itu prediksi gagal, gerakan itu tidak hancur, tetapi

10

Page 11: Makalah Sosiologi - Pengaruh Sikap Terhadap Prilaku (Disonansi Kognitif)

tumbuh sebaliknya, sebagai anggota bersaing untuk membuktikan ortodoksi

dengan merekrut mereka bertobat (lihat diskusi lebih lanjut di bawah).

Merokok sering dipostulatkan sebagai contoh disonansi kognitif karena

diterima secara luas bahwa rokok menyebabkan kanker paru-paru, namun hampir

semua orang ingin hidup yang panjang dan hidup sehat. Dari segi teori, keinginan

untuk hidup lama adalah disonan dengan kegiatan melakukan sesuatu yang

kemungkinan besar akan memperpendek hidup seseorang. Ketegangan yang

dihasilkan oleh ide-ide yang saling bertentangan ini dapat dikurangi dengan

berhenti merokok, menyangkal bukti kanker paru-paru, atau membenarkan

seseorang merokok. Sebagai contoh, perokok bisa merasionalisasikan perilaku

mereka dengan menyimpulkan bahwa hanya beberapa perokok menjadi sakit,

bahwa ia hanya terjadi pada perokok sangat berat, atau bahwa jika tidak merokok

membunuh mereka, sesuatu yang lain akan. Sementara kecanduan kimia dapat

beroperasi selain disonansi kognitif para perokok yang ada, perokok baru dapat

memperlihatkan kasus sederhana yang kedua.

Disonansi kasus ini juga bisa ditafsirkan dalam bentuk ancaman terhadap

konsep-diri. berpikir, "Aku meningkatkan resiko saya kanker paru-paru" adalah

disonan dengan kepercayaan diri yang terkait, "Aku yang pintar, akal orang yang

membuat keputusan yang baik. " Karena sering lebih mudah untuk membuat

alasan daripada untuk mengubah perilaku, teori disonansi membawa kita pada

kesimpulan bahwa manusia adalah rasionalisasi dan tidak selalu makhluk rasional.

11

Page 12: Makalah Sosiologi - Pengaruh Sikap Terhadap Prilaku (Disonansi Kognitif)

BAB II

PENUTUP

2.1. Kesimpulan

Kepuasan Kerja adalah keadaan psikis yg menyenangkan yg dirasakan oleh

pekerja dl suatu lingkungan pekerjaan krn terpenuhinya semua kebutuhan secara

memadai.

Lima aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja, yaitu :

1. Teman sekerja (Workers),

2. Atasan (Supervision),

3. Pekerjaan itu sendiri (Work It self),

4. Promosi (Promotion),

5. Gaji atau Upah (Pay),

Dari aspek-aspek diatas terdapat pula aspek-aspek lain yang dapat

mempengaruhi kepuasan kerja seseorang yang biasanya setiang orang akan

merasakannya berbeda-beda. Diantaranya adalah :

1. Kerja yang secara mental menantang,

2. Ganjaran yang pantas,

3. Kondisi kerja yang mendukung,

4. Rekan kerja yang mendukung,

5. Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan,

12

Page 13: Makalah Sosiologi - Pengaruh Sikap Terhadap Prilaku (Disonansi Kognitif)

Kata Produktivitas merupakan kata serapan dari Bahasa Inggris yaitu

Productivity. Productivity = Product + Activity yang berarti kegiatan untuk

menghasilkan sesuatu (Barang atau Jasa).

Konsep Siklus produktivitas adalah suatu proses yang kontinyu

(berkelanjutan), yang melibatkan aspek-aspek yang terdiri dari 4 tahap utama

untuk dipergunakan sebagai peningkatan produktivitas tersu menerus, antara lain :

a. Pengukuran produktivitas

b. Evaluasi produktivitas

c. Perencanaan produktivitas

d. Peningkatan produktivitas

Ada 2 model pengukuran produktivitas, yaitu :

a. Pendekatan rasio output/input

1. Produktivitas parsial /faktor tunggal Adalah rasio dari output terhadap

salah satu jenis input.

2. Produktivitas faktor total Adalah rasio dari output bersih terhadap

banyaknya input tenaga kerja dan modal yang digunakan

3. Produktivitas total Adalah rasio dari output total terhadap input total

(semua input yang digunakan dalam proses produksi).

a. Pendekatan angka indeks

Model dalam pendekatan angka indeks :

1. Model Mundel

2. Model APC (The American Productivity Center)

3. Model Kendrick dan D. Creamer, dll

Disonansi kognitif adalah perasaan tidak nyaman yang disebabkan oleh

memegang dua ide yang saling bertentangan secara bersamaan. "ide" atau

"kognisi" yang dimaksud mungkin termasuk sikap dan keyakinan, kesadaran

perilaku seseorang, dan fakta. Teori disonansi kognitif menyatakan bahwa orang-

orang yang memiliki motivasi dorongan untuk mengurangi disonansi dengan

mengubah sikap mereka, keyakinan, dan perilaku, atau dengan mencari

pembenaran atau rasionalisasi sikap mereka, keyakinan, dan perilaku. Teori

13

Page 14: Makalah Sosiologi - Pengaruh Sikap Terhadap Prilaku (Disonansi Kognitif)

disonansi Kognitif adalah salah satu yang paling berpengaruh dan ekstensif

mempelajari teori-teori dalam psikologi sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Yuri. Angelina. 2009 : Analisis Teori Kepuasan Kerja. Makalah.

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. PT. Raja Grafindo Persada:

2007 : Jakarta

www.wikipedia.org/kepuasan kerja dan produktifitas.

www.scribd.com//kepuasan kerja.

one.indokripsi.com/cognitive dissonance.

14