MAKALAH-SBM-YANG-SIAP.docx

Embed Size (px)

Citation preview

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan iman dan islam serta telah mengaruniakan kepada manusia akal fikiran. Dialah Tuhan semesta alam, yang memiliki apa yang ada dilangit dan apa yang ada dibumi serta kepada Nyalah segala kebenaran yang hakiki. Selawat dan salam kami hanturkan kepada junjungan alam dan Habibullah Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya serta kaum muslimin dan muslimat yang mengikuti sunnahnya.Berkat izin dan rahmat Allah SWT pada akhirnya makalah ini dengan judul Teori Belajar Gagne diselesaikan. Walaupun dalam makalah ini masih banyak kekurangan, kami harapkan agar pembaca memberikan arahan dan bimbingan yang bermanfaat agar karya ini menjadi lebih sempurna.Semoga makalah ini dapat menjadi tambahan ilmu yang bermanfaat bagi pembacanya, terutama bagi kami sendiri. Pada akhirnya hanya kepada Allahlah kita memohon taufik dan hidayahnya serta ampunannya, dan hanya kepada Allahlah kita semua berserah diri.Banda Aceh, 16 Desember 2015

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Pada hakekatnya, belajar merupakan proses yang kompleks dan terjadi pada semua orang serta berlangsung seumur hidup. Kompleksitas belajar tersebut melahirkan banyak teori-teori yang berkembang dan berusaha untuk menjelaskan bagaimana proses belajar tersebut dapat dijelaskan secara ilmiah. Tiap teori belajar menitikberatkan pada tumpuan yang berbeda-beda, ada yang lebih mementingkan proses belajar, pada hasil belajar, pada isi atau konten bahan ajar, ada pula yang mengutamakan kepada pembentukan atau mengkonstruksi pengetahuan, sikap atau keterampilannya sendiri. Kegiatan pembelajaran tidak dapat dilakukan sembarangan, tetapi harus berlandaskan peda teori-terori dan prinsip-prinsip belajar tertentu agar bisa bertindak secara tepat. Artinya teori-teori belajar ini diharapkan dapat mengarahkan dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.Walaupun teori belajar tidak dapat diharapkan menentukan langkah demi langkah dalam kegiatan pembelajaran, namun akan dapat memberikan arah prioritas dalam kegiatan pembelajaran.Oleh karena itu para pelaku pembelajaran baik guru, perancang pembelajaran dan para pengembang program pembelajaran yang profesional harus dapat memilih teori belajar yang tepat untuk digunakan dalam desain pembelajaran yang akan dikembangkannya. Teori belajar yang dikemukakan oleh Robert M. Gagne merupakan salah satu teori belajar yang penting untuk diketahui serta diterapkan dalam belajar. Hal-hal yang dibicarakan oleh Gagne dalam teorinya adalah mengenai peristiwa belajar, kemampuan belajar dan tipe belajar.

1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana teori belajar yang dikemukakan Gagne?2. Bagaimana kelebihan dan kekurangan teori belajar Gagne?3. Bagaimana aplikasi teori belajar Gagne dalam pembelajaran?

1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui teori belajar yang dikemukakan Gagne.2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan teori belajar Gagne.3. Untuk mengetahui aplikasi teori belajar Gagne dalam pembelajaran.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Profil tokoh Robert Mills GagneRobert Mills Gagne (21 Agustus 1916 s.d 28 April 2002), Gagne lahir di Andover Utara, Massachusetts. Ia mendapatkan gelar A.B dari Universitas Yalepada tahun 1937 dan gelar Ph.D dari Universitas Brown pada tahun 1940. Dia adalah seorang Professor dalam bidang psikologi dan psikologi pendidikan di Connecticut College khusus wanita (1940-1949), Universitas Negara bagian Pensylvania (1945-1946), Professor di Departemen penelitian pendidikan di Universitas Negara bagian Florida di Tallahasse mulai tahun 1969. Gagne juga menjabat sebagai direktur riset untuk angkatan udara (1949-1958) di Lackland, Texas dan Lowry, Colorado. Ia pernah bekerja sebagai konsultan dari departemen pertahanan (1958-1961) dan untuk dinas pendidikan Amerika Serikat (1964-1966), selain itu ia juga bekerja sebagai direktur riset pada Institut penelitianAmerika di Pittsburgh (1962-1965). Hasil kerja Gagne memiliki pengaruh besar pada pendidikan Amerika dan pada pelatihan militer dan industri. Gagne dan L. J. Briggs ada diantara pengembangan awal dari teori desain sistem instruksional yang menunjukkan bahwa semua komponen dari pelajaran atau periode instruksi dapat dianalisis dan semua komponen yang dapat dirancang untuk beroperasi bersama-sama sebagai suatu rencana untuk pengajaran.

2.2 Teori belajar menurut Robert M.Gagne Sebagaimana tokoh-tokoh lainnya dalam psikologi pembelajaran, Gagne berpendapat bahwa belajar dipengaruhi oleh pertumbuhan dan lingkungan, namun yang paling besar pengaruhnya adalah lingkungan individu seseorang.Lingkungan indiviu seseorang meliputilingkungan rumah, geografis,sekolah, dan berbagai lingkungan sosial. Berbagai lingkungan itulah yang akan menentukan apa yang akan dipelajari oleh seseorang dan selanjutnya akan menentukan akan menjadi apa ia nantinya.

Bagi Gagne, belajartidak dapat didefinisikan dengan mudah karena belajar itu bersifat kompleks.Dalam pernyataan tersebut, dinyatakan bahwa hasil belajar akan mengakibatkan perubahanpada seseorang yang berupa perubahankemampuan, perubahan sikap, perubahan minat atau nilai pada seseorang. Perubahan tersebut bersifat menetap meskipun hanya sementara.Menurut Gagne, ada tiga elemen belajar, yaitu individu yang belajar, situasi stimulus, dan responden yang melaksanakan aksi sebagai akibat dari stimulasi. Selanjutnya, Gagne juga mengemukakan tentang sistematika delapan tipe belajar, sistematika lima jenis belajar, fase-fase belajar,implikasi dalam pembelajaran, serta aplikasi dalam pembelajaran.A. Sistematika Delapan TipeBelajarGagne menyusun tipe-tipe belajarberdasarkan hasil belajar yang diperoleh dan bukan proses belajar yang dilalui peserta didik untuk mencapai hasil itu. Selain itu, Gagne mencoba menempatkan delapan tipe belajar itu berada dalam suatu urutan hirakis, yaitu tipe belajar yang satu menajdi dasar atau landasan tipe belajar berikutnya. Dengan demikian, peserta didik yang tidak menguasai tipe belajar yang terdahulu, akan mengalami kesulitan dalam mengusai tipe belajar selanjutnya. Selanjutnya Gagne menambahkan bahwa empat tipe belajar pertama (nomor 1 s/d 4) kurang relevan untuk belajar di sekolah, sedangkan empat tipe kedua (nomor 5 s/d 8) lebih menonjolkan pada belajar kognitif yang memang ditonjolkan di sekolah. Menurut Robert M. Gagne, ada 8 tipe belajar, yaitu:1. Tipe belajar tanda (Signal learning)Belajar dengan cara ini dapat dikatakan sama dengan apa yang dikemukakan oleh Pavlov. Semua jawaban/respons menurut kepada tanda/sinyal.2. Tipe belajar rangsang-reaksi (Stimulus-response learning)Tipe ini hampir serupa dengan tipe satu, namun pada tipe ini, timbulnya respons juga karena adanya dorongan yang datang dari dalam serta adanya penguatan sehingga seseorang mau melakukan sesuatu secara berulang-ulang.

3. Tipe belajar berangkai (Chaining Learning)Pada tahap ini terjadi serangkaian hubungan stimulus-respons, maksudnya adalah bahwa suatu respons pada gilirannya akan menjadi stimulus baru dan selanjutnya akan menimbulkan respons baru.4. Tipe belajar asosiasi verbal (Verbal association learning)Tipe ini berhubungan dengan penggunaan bahasa, dimana hasil belajarnya yaitu memberikan reaksi verbal pada stimulus/perangsang.5. Tipe belajar membedakan (Discrimination learning)Hasil dari tipe belajar ini adalah kemampuan untuk membeda-bedakan antar objek-objek yang terdapat dalm lingkungan fisik.6. Tipe belajar konsep (Concept Learning)Belajar pada tipe ini terutama dimaksudkan untuk memperoleh pemahaman atau pengertian tentang suatu yang mendasar.7. Tipe belajar kaidah (RuleLearning)Tipe belajar ini menghasilkan suatu kaidah yang terdiri atas penggabungan beberapa konsep.8. Tipe belajar pemecahan masalah (Problem solving)Tipe belajar ini menghasilkan suatu prinsip yang dapat digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan.Untuk lebih mudah memahami, kedelapan tipe belajar ini kami sajikan didalam tabel beserta contoh prestasinya:

NoTipe BelajarHasil BelajarContoh Prestasi

1Belajar sinyal(signal learning)Memberikan reaksi pada perangsang (S-R)Guru sejarah yang galak dikuti oleh siswa Siswa tidak suka sejarah

2Belajar stimulus respon(stimulus response learning)Memberikan reaksipada perangsang (S-R)Gurumemuji tindakan siswa Siswa cenderung mengulang

3Belajar merangkai tingkah laku (behaviour chaining learning)Menghubungkan gerakan yang satu dengan yang lainMembuka pintu mobil duduk kotrol persneling menghidupkan mesin menekan kopling pesang persneling 1 menginjak gas

4Belajar asosiasi verbal( verbal chaining learning)Memberikan reaksi verbal pada stimulus/perangsangNomor teleponmu? (021) 617812

5Belajar diskriminasi(discrimination learning)Memberikan reaksi yang berbeda pada stimulus-stimulus yang mempunyai kesamaanMenyebutkan merek mobil-mobil yang lewat di jalan

6Belajar konsep(concept learning)Menempatkan obyek-obyek dalam kelompok tertentuManusia, ikan paus, kera, anjing, adalah makhluk menyusui

7Belajar kaidah(rule learning)Menghubungkan beberapa konsepBenda bulat berguling pada alas yang miring

8Belajar memecahkan masalah(problem solving)Mengembangkan beberapa kaidah menjadi prinsip pemecahan masalahMenemukan cara memperoleh energi dari tenaga atom, tanpa mencemarkan lingkungan hidup

B. Sistematika Lima Jenis BelajarSistematika ini tidak jauh berbeda dengan sistematika delapan tipe belajar, dimana isinya merupakan bentuk penyederhanaan dari sistematika delapan tipe belajar. Uraian tentang sistematika lima jenis belajar ini memperhatikan pada hasil belajar yang diperoleh siswa. Hasil belajar ini merupakan kemampuan internal yang telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan orang tersebut melakukan sesuatu yang dapat memberikan ptrestasi tertentu. Sistematika ini mencakup semua hasil belajar yang dapat diperoleh, namun tidak menunjukkan setiap hasil belajar atau kemampuan internal satu-persatu. Akan tetapi memgelompokkan hasil-hasil belajar yang memiliki ciri-ciri sama dalam satu kategori dan berbeda sifatnya dari kategori lain. Maka dapat dikatakan, bahwa sistematika Gagne meliputi lima kategori hasil belajar. Kelima kategori hasil belajar tersebut adalahinformasi verbal, kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan kognitif, keterampilan motorik,dansikap.1. Informasi verbal (Verbal information)Merupakan pengetahuan yang dimiliki seseorang dan dapat diungkapkan dalam bentuk bahasa, lisan, dan tertulis. Pengetahuan tersebut diperoleh dari sumber yang juga menggunakan bahasa, lisan maupun tertulis. Informasi verbal meliputi cap verbal dan data/fakta. Cap verbal yaitu kata yang dimiliki seseorang untuk menunjuk pada obyek-obyek yang dihadapi, misalnya kursi. Data/fakta adalah kenyataan yang diketahui, misalnya Ibukota negara Indonesia adalah Jakarta.2. Kemahiran intelektual (Intellectual skill)Yang dimaksud adalah kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri dalam bentuk suatu representasi, khususnya konsep dan berbagai lambang/simbol (huruf, angka, kata, dan gambar). Kategori kemahiran intelektual terbagi lagi atas empat subkemampuan, yaitu:a.Diskriminasi jamak, yaitu kemampuan seseorang dalam mendeskripsikan benda yang dilihatnya.b.Konsep, ialah satuan arti yang mewakili sejumlah obyek yang memiliki ciri-ciri sama. Konsep dibedakan atas konsep konkret dan konsep yang harus didefinisikan. Konsep konkret adalah pengertian yang menunjuk pada obyek-obyek dalam lingkungan fisik. Konsep yang didefinisiskan adalah konsep yang mewakili realitas hidup, tetapi tidak langsung menunjuk pada realitas dalam lingkungan hidup fisik.c.Kaidah, yaitu kemampuan seseorang untuk menggabungkan dua konsep atau lebih sehingga dapat memahami pengertiannya.d.Prinsip. Dalam prinsip telah terjadi kombinasi dari beberapa kaidah, sehingga terbentuk suatu kaidah yang bertaraf lebih tinggi dan lebih kompleks. Berdasarkan prinsip tersebut, seseorang mampu memecahkan suatu permasalahan, dan kemudian menerapkan prinsip tersebut pada permasalahan yang sejenis.3. Pengaturan kegiatan kognitif (Cognitive strategy)Merupakan suatu cara seseorang untuk menangani aktivitas belajar dan berpikirnya sendiri, sehingga ia menggunakan cara yang sama apabila menemukan kesulitan yang sama.4. Keterampilan motorik (Motor skill)Adalah kemampuan seseorang dalam melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan tertentu, dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik berbagai anggota badan secara terpadu.5. Sikap (Attitude)Merupakan kemampuan seseorang yang sangat berperan sekali dalam mengambil tindakan, apakah baik atau buruk bagi dirinya sendiri.Untuk lebih mudah memahami, kami sajikan kelima kategori hasil belajar tersebut di dalam tabel:

NoJenis hasil belajarDeskripsi kemampuanContoh

1Kemampuan intelektualMenerapkan konsep dan peraturan untuk mengatasi masalah dan ide-ide untuk menghasilkan produkMentakhrij hadits untuk mengetahui validitas hadits untuk selanjutnya digunakan sebagai dasar penentuan sebuah fatwa agama

2Strategi kognitifMengelola pikiran dan proses belajar seseorangSecara selektif menggunakan pendekatan ushul fiqih, ilmu hadits dan ilmu tafsir dalam beristinbathhukum mengenai suatu permasalahan kontemporer yang belum pernah dibahas sebelumnya

3Informasi verbalMenyebut, menceritakan, atau menggambarkan informasi yang telah tersimpan sebelumnyaMenyebutkan kaidah-kaidah ushul fiqih

4Kemampuan keterampilan motorik (skill)Melaksanakan suatu tindakan dengan tepat dan cepatSeorang yang hafal al-Quran segera dapat membenarkan bacaan ketika terjadi kesalahan yang tidak disengaja

5SikapMenentukan tidakan pribadiDalam sebuah majelas taklim, seorang ulama mendengarkan pertanyaan umat mengenai berbagai masalah agama yang mereka hadapi dan dapat merespons dalam majelis tersebut

C. Fase-Fase Belajar Fase-fase belajar ini berlaku bagi semua tipe belajar. Menurut Gagne, ada 4 buah fase dalam proses belajar, yaitu: 1.Fase penerimaan (apprehending phase)Pada fase ini, rangsang diterima oleh seseorang yang belajar. Ini ada beberapa langkah. Pertama timbulnya perhatian, kemudian penerimaan, dan terakhir adalah pencatatan (dicatat dalam jiwa tentang apa yang sudah diterimanya).2. Fase penguasaan (Acquisition phase)Pada tahap ini akan dapat dilihat apakah seseorang telah belajar atau belum. Orang yang telah belajar akan dapat dibuktikannya dengan memperlihatkan adanya perubahan pada kemampuan atau sikapnya. 3.Fase pengendapan (Storage phase)Sesuatu yang telah dimiliki akan disimpan agar tidak cepat hilang sehingga dapat digunakan bila diperlukan. Fase ini berhubungan dengan ingatan dan kenangan.4.Fase pengungkapan kembali (Retrieval phase)Apa yang telah dipelajari, dimiliki, dan disimpan (dsalam ingatan) dengan maksud untuk digunakan (memecahkan masalah) bila diperlukan. Jika kita akan menggunakan apa yang disimpan, maka kita harus mengeluarkannya dari tempat penyimpanan tersebut, dan inilah yang disebut dengan pengungkapan kembali. Fase ini meliputi penyadaran akan apa yang telah dipelajari dan dimiliki, serta mengungkapkannya dengan kata-kata (verbal) apa yang telah dimiliki tidak berubah-ubah. Menurut Gagne, fase pertama dan kedua merupakan stimulus, dimana terjadinya proses belajar,sedangkanpada fase ketiga dan keempat merupakan hasil belajar.

2.3 Kelebihan dan kekurangan teori belajar GagneTeori Gagne ini pada prisnsipnya mengacu pada teori behavioristik. Sehingga, konsekuensinya teori behavioristik adalah para guru yang menggunakan paradigma behavioristik akan menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap shingga tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa disampaikan secara utuh oleh guru. Tujuan pembelajaran dibagi dalam bagian- bagian kecil yang ditandai dengan pencapaian suatu keterampilan tertentu. Hasil yang diharapkan dari penerapan teori behavioristik ini adalah terbentuknya suatu perilaku yang diinginkan. Kritik terhadap behavioristik adalah pembelajaran siswa yang berpusat pada guru, bersifat mekanistik & hanya berorientasi pada hasil yang dapat diukur & diamati. Penerapan teori yang salah dalam situasi pembelajaran mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak menyenangkan bagi siswa yaitu guru sebagai sentral bersikap otoriter, komunikasi berlangsung 1 arah, guru melatih & menentukan apa yang harus dipelajari murid. Penggunaan hukuman yang sangat dihindari para tokoh behavioristik dianggap metode paling efektif untuk menertibkan siswa.Metode ini sangat cocok untuk pemerolehan kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsure kecepatan spontanitas kelenturan daya tahan dan sebagainya. Teori ini juga cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan peran orang tua. Kekurangan metode ini adalah pembelajaran siswa yang berpusat pada guru bersifat mekanistis dan hanya berorientasi pada hasil. Murid dipandang pasif, murid hanya mendengarkan, menghafal penjelasan guru sehingga guru sebagai sentral dan bersifat otoriter.A. Kelebihan teori belajar Gagne. Gagne disebut sebagai modern noebehaviouristik mendorong guru untuk merencanakan pembelajaran agar suasana dan gaya belajar dapat dimodifikasi. Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan kebiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti kecepatan spontanitas kelenturan reflek, dan daya tahan Contoh : Percakapan bahasa Asing, menari, mengetik, olah raga, dan lain-lain. Cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi hadiah atau pujian. Dapat dikendalikan melalui cara mengganti mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya.B. Kekurangan teori belajar Gagne. Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher centered learning), dimana guru bersifat otoriter, komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih dan menentukan apa yang harus dipelajari murid. Bersifat meanistik. Hanya berorientasi pada hasil yang diamati dan diukur. Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif.2.4 Aplikasi teori belajar Gagne dalam pembelajaran.1. Memperoleh perhatian. Kegiatan ini merupakan proses guru dalam memberikan stimulus kepada siswa dengan cara meyakinkan siswa bahwa mempelajari materi tersebut itu penting. Contoh : Mengenalkan hutan dengan cara mengajak siswa TKA seolah-olah kemping. Dengan mendekorasi ruangan kelas seperti hutan (tanaman dengan pot yang ditutup kain atau kertas, batu batuan, bunga, ranting dll). Hari sebelumnya, Guru meminta siswa membawa peralatan dan perlengkapan berkemah seperti makanan, pakaian, sepatu, tas ransel, senter, dll. Ketika kegiatan ini dilaksanakan biarkan siswa memperlihatkan kemampuan menolong dirinya sendiri serta bersosialisasi dengan temannya. Kenalkan hutan melalui temuan-temuan siswa/yang dilihat siswa di hutan (ruangan yang sudah disiapkan) dan cocokkan dengan buku tentang hutan yang dibawa guru. Ajak siswa mendengarkan bunyi-bunyian yang berkaitan, misalnya rekaman air dan suara binatang. Lampu dapat dimatikan seolah-olah malam hari di hutan. Untuk siswa TKB, dapat diajak langsung melihat hutan (misalnya ke hutan di Cibubur), memasang tenda sungguhan dan berkemah (sekitar 1 jam). 2. Memberikan informasi tujuan pembelajaran. Dalam hal ini guru harus mengupayakan untuk memberitahu siswa akan tujuan pembelajaran. Sehingga siswa mengetahui tujuan dari materi pembelajaran yang dipelajarinya. Ini sangat penting dilakukan agar siswa lebih termotivasi untuk bisa mencapai tujuan pembelajaran.Contoh: Kegiatan diawali dengan tanya jawab, untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa, dilanjutkan menyampaikan tujuan pembelajaran. Sebelum kegiatan berkemah, guru mengadakan tanya jawab dengan siswa. Seperti mengatakan Siapa yang pernah ke hutan? Seperti apa ya hutan itu? Apa saja isinya? dan lain-lain.3. Merangsang siswa untuk mengingat kembali apa yang telah dipelajari. Upaya untuk mengingatkan siswa terhadap materi yang telah diajarkan dengan menanyakan materi yang telah diajarkan. Contoh: Di pertemuan berikutnya, untuk mengingat kembali pengetahuan tentang hutan, ajak siswa TKA mengklasifikasikan kepingan gambar yang disediakan. Menklasifikasikan gambar yang berkaitan dengan hutan dengan yang bukan hutan. Untuk siswa TKB kegiatan dapat berupa mengklasifikasikan kepingan gambar misalnya ke dalam kelompok binatang, tanaman, bunga. 4. Menyajikan stimulus Menyajikan stimulus bisa dilakukan dengan cara guru menyajikan materi pembelajaran secara menarik dan menantang. Sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pembelajaran yang sedang berlangsung.Contoh: Guru menyampaikan materi hutan dengan bercerita menggunakan wayang hutan (dibuat sendiri, berupa gambar-gambar seperti : pohon, binatang, jamur, batu, matahari, air dll yang diberi tongkat). Guru juga mengajak siswa memainkan wayang yang disediakan. 5. Memberikan bimbingan kepada siswa. Sudah seharusnya guru memberikan bimbingan kepada siswanya dalam proses pembelajaran. Contoh: Kegiatan berupa membuat peta pikiran di atas sebuah kertas besar atau papan tulis dengan spidol warna warni. Guru menuliskan kata hutan di tengah papan. Ajukan pertanyaan misalnya Kalau mendengar kata hutan, apa yang terlintas di pikiranmu? Biarkan siswa menjawab dan tuliskan /gambarkan jawaban siswa. Tidak ada jawaban salah. Arahkan siswa ke pada tema kali ini. Misalnya ketika siswa menjawab Harimau. Guru dapat balik bertanya Kenapa harimau? siswa menjawab Kan adanya di hutan. dan seterusnya. Atau siswa lain mengatakan pendapatnya tentang hutan, siswa tersebut mengatakan Takut Guru dapat menayakan Kenapa takut? Misalnya siswa menjawab Gelap Guru dapat menanyakan Kenapa gelap? Misalnya siswa menjawab banyak pohon. dan seterusnya. Dalam kegiatan ini, dapat juga menggunakan potongan-potongan gambar dari koran atau majalah atau clip-art dan lain-lain.6. Memancing kinerja. Memantapkan apa yang dipelajari dengan memberikan latihan-latihan untuk menerapkan apa yang telah dipelajari. Contoh: Di pertemuan berikutnya, untuk siswa TKA kegiatan berupa membuat gambar hutan, dan guru dapat memancing siswa bercerita tentang hutan melalui gambar yang siswa buat. Untuk siswa TKB kegiatan dapat berupa membuat maket hutan. Siswa TKB dapat membuat hutan nya sendiri atau berkelompok dengan bahan-bahan yang disediakan (karton, kertas warna, gunting, lem, dll) dan guru dapat memancing siswa bercerita tentang hutan malalui maket yang siswa buat.7. Memberikan balikan. Memberikan feedback atau balikan dengan memberitahukan kepada murid apakah hasil belajarnya benar atau tidak. Contoh: Berkaitan dengan poin sebelumnya yaitu memperoleh unjuk kerja siswa, guru dapat memberikan balikan atas hasil karya yang siswa buat. Misalnya, ketika siswa menunjukkan maket hutan buatannya, guru dapat mengajukan pujian atau mengajukan beberapa pertanyaan yang memancing siswa menceritakan hasil karyanya. Misalnya ketika siswa membuat gajah berkaki dua guru dapat bertanya Ini apa? Menurutmu kaki gajah ada berapa? jika siswa mengalami kesulitan, ajak siswa melihat buku, gambar atau foto gajah hingga siswa memahami.8. Menilai hasil belajar.Menilai hasil-belajar dengan memberikan kesempatan kepada murid untuk mengetahui apakah ia telah benar menguasai bahan pelajaran itu dengan memberikanbeberapasoal. Minta siswa memilih sebuah kartu kata atau gambar berkaitan dengan hutan (siapkan kata atau gambar yang berbeda sejumlah siswa). Misalnya gambar pohon, batu, jamur dll. Ajak siswa bercerita di depan kelas sekitar 1-2 menit mengenai kata atau gambar tersebut. Guru dapat merekam cerita siswa tersebut dan memutarnya kembali setelah siswa selesai bercerita. Ajak siswa mendengarkan suaranya sendiri. Kegiatan ini juga mengajak siswa lainnya belajar menghargai temannya yang sedang bercerita.9. Mengusahakan transfer.Mengusahakan transfer dengan memberikan contoh-contoh tambahan untuk menggeneralisasi apa yang telah dipelajari itu sehingga ia dapat menggunakannya dalams ituasi-situasilain. Contohnya: Ajak siswa membaca/melihat gambar/mendengar guru membacakan koran anak (misalnya dalam lembar anak Koran Kompas edisi Minggu, Desember 2007 tentang pemanasan global). Ajak siswa kembali mengingat tema hutan dengan mengajak siswa menanam biji dari buah yang biasa mereka makan dan jadikan ini proyek berkelanjutan (menanam dan merawat pohon yang nantinya tumbuh).

BAB IIIKESIMPULAN3.1 Kesimpulan.Teori belajar Gagne pada mulanya terdiri dari delapan sistematika, namun Gagne menyederhanakannya menjadi lima jenis belajar. Akan tetapi, diantara keduanya terdapat hubungan, yaitu tipe belajar 1, 2, dan 6 tertampung dalam sikap, meleui aspek afektif, konatif dan kognitif. Hasil tipe belajar 3 tertampung dalam keterampilan motorik, melalui terbentuknya rangkaian gerak-gerik. Hasil tipe belajar 4 tertampung dalam informasi verbal, melalui pemberian cap verbal dam terbentuknya rangkaian verbal. Hasil tipe belajar 5 dan 6 tertampung dalam kemahiran intelektual melaui konsep, kaidah, dan prinsip. Hasil tipe belajar 7 dan 8 tretampumg dalam pengaturan kegiatan kognitif. Dengan demikian jelaslah bahwa kedua sistematika itu tidak berdiri lepas yang satu dari yang lain, namunsistematika lima jenis belajarlebih bermanfaat untuk diterapkan dalam menganalisis proses balajar mengajar di sekolah karena dibedakan dengan tegas antara aspek hasil dan aspek proses dalam pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

https://dedinoviyanto.wordpress.com/my-papers/tentang-pendidikan/teori-belajar-robert-m-gagne/http://saidangsaid.blogspot.com/http://suksespend.blogspot.com/2009/06/implementasipenerapan-teori-gagne-dalam.html