Upload
revipebriani702
View
16.164
Download
33
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Secara teori sebuah negara dibentuk oleh masyarakat di suatu wilayah yang tidak lain
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama setiap anggotanya dalam koridor
kebersamaan Dalam angan setiap anggota masyarakat negara yang dibentuk oleh mereka
ini akan melaksanakan fungsinya menyediakan kebutuhan hidup anggota berkaitan
dengan konstelasi hidup berdampingan dengan orang lain di sekelilingnya Di kehidupan
sehari-hari kebutuhan bersama itu sering kita artikan sebagai ldquokebutuhan publikrdquo Salah
satu contoh kebutuhan publik yang mendasar adalah kesehatan
Kesehatan adalah pelayanan publik yang bersifat mutlak dan erat kaitannya dengan
kesejahteraan masyarakat Untuk semua pelayanan yang bersifat mutlak negara dan
aparaturnya berkewajiban untuk menyediakan layanan yang bermutu dan mudah
didapatkan setiap saat Salah satu wujud nyata penyediaan layanan publik di bidang
kesehatan adalah adanya Puskesmas Tujuan utama dari adanya Puskesmas adalah
menyediakan layanan kesehatan yang bermutu namun dengan biaya yanng relatif
terjangkau untuk masyarakat terutama masyarakat dengan kelas ekonomi menengah ke
bawah
Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai ldquoPelayanan Puskesmasrdquo karena
Puskesmas sebagai bentuk nyata peran birokrasi dalam memberikan pelayanan publik
kepada masyarakat khususnya dalam bidang kesehatan sdan karena Puskesmas
merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat
12 Rumusan Masalah
1 Apa yang dimaksud dengan Puskesmas dan apa fungsi Puskesmas itu
2 Bagaimana penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas
3 Apa saja masalah-masalah yang terjadi dalam pelayanan kesehatan di lingkup
Puskesmas
4 Apa faktor-faktor penyebab terjadinya masalah-masalah di lingkup Puskesmas
5 Bagaimana solusi mengatasi masalah-masalah yang muncul di lingkup Puskesmas
1
13 Tujuan
1 Mengetahui definisi dan fungsi Puskesmas
2 Mengetahui penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas
3 Mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi dalam pelayanan kesehatan di lingkup
Puskesmas
4 Mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab terjadinya masalah-masalah di
lingkup Puskesmas
5 Mengetahui solusi mengatasi masalah-masalah yang muncul di lingkup Puskesmas
14 Manfaat
Dari pembahasan materi yang tersedia dalam makalah ini diharapkan dapat
memberikan manfaat kepada pembaca untuk mengetahui tentang definisi dan fungsi
Puskesmas serta mengetahui penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh
Puskesmas Selain itu pembaca dapat mengetahui masalah-masalah yang terjadi dalam
pelayanan kesehatan di lingkup Puskesmas dan mencari serta menemukan faktor-faktor
penyebab terjadinya masalah-masalah di lingkup Puskesmas sekaligus dapat mengetahui
solusi mengatasi masalah-masalah yang muncul di lingkup Puskesmas
15 Metode
1 Studi Pustaka
2 Internet
16 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
12 Rumusan Masalah
13 Tujuan
14 Manfaat
15 Metode
16 Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
21 Pengertian Birokrasi
22 Pengertian Pelayanan Publik
2
23 Pengelompokkan Jenis Pelayanan Publik
24 Peran Birokrasi dalam Menyediakan Pelayanan Publik
BAB III ISI
31 Definisi dan Fungsi Puskesmas
32 Penyelengaaraan Pelayanan Kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas
33 Masalah-Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
34 Faktor-Faktor Penghambat Pelayanan Puskesmas
35 Solusi Mengatasi Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
36 Analisis Kasus Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas di Kecamatan Tamako
BAB IV PENUTUP
41 Kesimpulan
42 Saran
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB II
LANDASAN TEORI
21 Pengertian Birokrasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem pemerintahan yang
dijalankan oleh pegawai pemerintah karena telah berpegang pada hierarki dan jenjang
jabatan Berbagai tokoh pun menumpahkan pemikirannya tentang pengertian birokrasi
Berikut ini adalah beberapa pengetian birokrasi dari sejumlah tokoh
1 Bintoro Tjokroamidjoyo
Birokrasi adalah tipe organisasi yang dipergunakan pemerintahan modern untuk
pelaksanaan berbagai tugas-tugasnya yang bersifat spesialisasi dilaksanakan dalam
sistem administrasi dan khususnya oleh aparatur pemerintah (Tjokroamidjoyo
Bintoro 1998)
2 Soerjono Soekamto (mengutip Weber)
Birokrasi merupakan suatu organisasi yang dimaksud untuk mengerahkan tenaga
dengan teratur dan terus menerus untuk mencapaii suatu tujuan tertentu (Soekamto
Soerjono 1982)
Max Weber menggambarkan birokrasi sebagai suatu organisasi yang memiliki
beberapa karakteristik yang dirangkum oleh Martin Albrow ke dalam empat ciri utama
yaitu
1) Adanya suatu struktur hirarki termasuk pendelegasian wewenang dari atas ke bawah
dalam organisasi
2) Adanya serangkaian posisi-posisi jabatan yang masing-masing memiliki tugas dan
tanggung jawab yang tegas
3) Adanya-aturan regulasi-regulasi dan standar-standar formal yang mengatur tata kerja
organisasi dan tingkah laku para anggotanya
4) Adanya personel yang secara teknis memenuhi syarta yang dipekerjakan atas dasar
karier dengan promosi yang didasarkan pada kualifikasi dan penampilan
Hubungan birokrasi dengan masyarakat Indonesia
1 Birokrasi pemerintahan umum
Birokrasi yang berkenaan dengan fungsi-fungsi dasar pemerintahan dan keamanan
hukum dan ketertiban perpajakan dan intelejen Birokrasi menjalankan fungsi dan
4
peranan mereka dengan oreintasi pengaturan (regulative orientations) yang cukup
ketat luas dan efektif
2 Birokrasi pembangunan
Birokrasi menjalankan fungsi dan peranan untuk mendorong perubahan dan
pertumbuhan dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat Pada hakikatnya
birokrasi diharapkan mampu berperan dalam aspek pengaturan dan pelayanan secara
bersamaan
3 Birokrasi pelayanan
Birokrasi yang menjalankan peranan pelayanan secara langsung kepada
masyarakat
22 Pengertian Pelayanan Publik
ldquoSegala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan
publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan
ketentuan peraturan perundang-undanganrdquo (Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara (MenPAN) Nomor 63KEPMPAN72003)
Pelayanan publik dapat juga diartikan sebagai pemberian layanan (melayani)
keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu
sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan Pada hakikatnya
pemerintah adalah pelayanan kepada masyarakat Ia tidaklah diadakan untuk melayani
dirinya sendiri tetapi untuk melayani masyarakat serta menciptakan kondisi yang
memungkinkan setiap anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan
kreativitasnya demi mencapai tujuan bersama (Rasyid 1998) Oleh karena itu birokrasi
publik berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan layanan baik dan
profesional Pelayanan publik (public services) oleh birokrasi publik merupakan salah
satu perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi masyarakat di samping sebagai
abdi negara Pelayanan publik (public services) oleh birokrasi publik dimaksudkan untuk
mensejahterakan masyarakat (warga negara) Pelayanan umum oleh Lembaga
Administrasi Negara (1998) diartikan sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum
yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat di Daerah dan di lingkungan Badan
Usaha Milik NegaraDaerah dalam bentuk barang dan atau jasa baik dalam rangka upaya
kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan Pelayanan publik dengan demikian dapat diartikan sebagai
5
pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai
kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah
ditetapkan
Unsur-Unsur Pelayanan Publik Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) Nomor 63KEPMPAN72003
Berdasarkan berdasarkan Keputusan Menpan Nomor 63 Tahun 2003 bahwa di dalam
memberikan pelayanan publik harus mengandung unsur-unsur sebagai berikut
1 Hak dan kewajiban bagi pemberi maupun penerima pelayanan umum harus jelas
dan di ketahui sacara pasti oleh masing-masing
2 Pengaturan setiap bentuk pelayanan umum harus disesuaikan dengan kondisi
kebutuhan dan kemampuan masyarakat untuk membayar berdasarkan ketentuan
perundangan-undangan yang berlaku dengan tetap berpegang pada efisiensi dan
efektifitas
3 Mutu proses dan hasil pelayanan umum harus diupayakan agar memberi
keamanan kenyamanan kelancaran dan kepastian hukum yang dapat
dipertanggungjawabkan
4 Apabila pelayanan umum yang oleh instansi pemerintah terpaksa harus mahal
maka instansi pemerintah yang bersangkutan berkewajiban memberi peluang
kepada masyarakat untuk ikut menyelenggarakannya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
Asas Pelayanan Publik Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara (MenPAN) Nomor 63KEPMPAN72003
A Transparansi
Bersifat terbuka mudah dipahami dan dapat diakses oleh semua pihak yang
membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti
B Akuntabilitas
Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
C Kondisional
Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan publik
dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektifitas
D Partisipatif
6
Mendorong peran serta msayarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik
dengan memperhatikan aspirasi kebutuhan dan harapan masyarakat
E Kesamaan Hak
Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku ras agama golongan
gender dan status ekonomi
F Keseimbangan Hak dan Kewajiban
Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban
masing-masing pihak
Prinsip Pelayanan Publik Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara (MenPAN) Nomor 63KEPMPAN72003
A Kesederhanaan
Proseduran pelayanan publik tidak berbelit-belit mudah dipahami dan mudah
dilaksanakan
B Kejelasan
1 Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik
2 Unit kerjapejabat yang berwenang bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhanpersoalansengketa
dalam pelaksanaan pelayanan publik
3 Rincian biaya pelayanan publik tata cara pembayaran
C Kepastian Waktu
Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah
ditentukan
D Akurasi
Produk pelayanan publik diterima dengan benar tepat dan sah
E Keamanan
Proses dan produk pelayanan publik rasa aman dengan kepastian hukum
F Tanggung Jawab
Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk
bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelenggaraan
pelayanan dan penyelesaian keluhanpersoalan dalam pelaksanaan pelayanan
publik
G Kelengkapan Sarana dan Prasarana
7
Tersedianya sarana dan prasarana kerja peralatan kerja dan pendukung lainnya
yang termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika
H Kemudahan Akses
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai mudah dijangkau oleh
masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi dan informatika
I Kedislipinan Kesopanan Dan Keramahan
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan disiplinsopan dan santun ramah serta
memberikan pelayanan ikhlas
J Kenyamanan
Lingkungan pelayanan harus tertib teratur disediakan ruang tunggu yang bersih
rapi lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas
pendukung pelayanan seperti parkir toilet tempat ibadah dan lain-lain
Standar Pelayanan Publik Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara (MenPAN) Nomor 63KEPMPAN72003
1 Prosedur Pelayanan
Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan
2 Waktu Penyelesaian
Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai
dengan penyelesaian pelayanan
3 Biaya Pelayanan
Biayatarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses
pemberian pelayanan
4 Produk Pelayanan
Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan
5 Sarana dan Prasarana
Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai oleh penyelenggara pelayan
publik
6 Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan
Petugas pemberi pelayanan harus memiliki pengetahuan keahlian keterampilan
sikap dan perilaku yang dibutuhkan
8
23 Pengelompokan Jenis Pelayanan Publik
Pengelompokan jenis pelayanan publik didasarkan pada ciri-ciri dan sifat kegiatan
dalam proses pelayanan serta produk pelayanan yang dihasilkan dapat dibedakan
menjadi (Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) Nomor
63KEPMPAN72003)
1 Jenis Pelayanan Administratif yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit
pelayanan berupa kegiatan pencatatan penelitian pengambilan keputusan
dokumentasi dan kegiatan tata usaha lainnya yang secara keseluruhan menghasilkan
produk akhir berupa dokumen misalnya sertifikat ijin-ijin rekomendasi keterangan
tertulis dan lain-lainnya
Contoh jenis pelayanan ini adalah pelayanan sertifikat tanah pelayanan IMB
pelayanan administrasi kependudukan (KTP NTCR akta kelahirankematian)
2 Jenis Pelayanan Barang yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan
berupa kegiatan penyediaan dan atau pengolahan bahan berwujud fisik termasuk
distribusi dan penyampaiannya kepada konsumen langsung (sebagai unit atau sebagai
individual) dalam satu sistem Secara keseluruhan kegiatan tersebut menghasilkan
produk akhir berwujud benda (berwujud fisik) atau yang dianggap benda yang
memberikan nilai tambah secara langsung bagi penerimanya
Contoh jenis pelayanan ini adalah pelayanan listrik pelayanan air bersih pelayanan
telepon
3 Jenis Pelayanan Jasa yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa
penyediaan sarana dan prasarana serta penunjangnya Pengoperasiannya berdasarkan
suatu sistem pengoperasian tertentu dan pasti produk akhirnya berupa jasa yang
mendatangkan manfaat bagi penerimanya secara langsung dan habis terpakai dalam
jangka waktu tertentu
Contoh jenis pelayanan ini adalah pelayanan angkutan darat laut dan udara
pelayanan kesehatan pelayanan perbankan pelayanan pos dan pelayanan pemadaman
kebakaran
4 Jenis Pelayanan Regulatif yaitu pelayanan melalui penegakan hukum dan peraturan
perundang-undangan maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi kehidupan
masyarakat
9
24 Peranan Birokrasi dalam Menyediakan Pelayanan Publik
Jika berbicara tentang pelayanan publik maka kita akan dihadapkan pada posisi dan
peran birokrasi Birokrasi yang tentu memiliki peran dan wewenang yang signifikan
dalam pemerintahan karena sebagai salah satu pengelola keuangan negara Birokrasi
pemerintah tentu berbeda dengan birokrasi swasta dimana birokrasi swasta lebih
berorientasi pada benefit profit (perolehan keuntungan) sedangkan birokrasi
pemerintahan memiliki fungsi pemberian pelayanan kepada masyarakat Apalagi di era
otonomi daerah seperti ini yang mengharuskan masing-masing daerah untuk mengelola
segala urusannya sendiri dan tidak tergantung kepada pemerintah pusat UU No 32
tahun 2004 mengisyaratkan hal tersebut sehingga segala urusan di daerah dapat dikelola
dengan baik tak terkecuali masalah pelayanan publik Pemerintah daerah sebagai
penyelenggara pemerintahan harus jeli terhadap kualitas pelayanan publik yang
dilakukannya terhadap masyarakat di daerahnya Pelayanan publik sampai saat ini masih
banyak kekurangan terutama pada posisi dan peran birokrasi yang belum profesional
dan independen karena netralitas birokrasi kurang terjaga
Peran birokrasi sebagai pelayan publik belum dipahami secara benar akibatnya
politisasi birokrasi sangat banyak pada era reformasi saat ini Birokrasi masih belum
efisien yang antara lain ditandai dengan adanya tumpang tindih kegiatan antar instansi
dan masih banyak fungsi-fungsi yang sudah seharusnya dapat diserahkan kepada
masyarakat masih ditangani pemerintah Dengan makin besarnya peran yang dijalankan
oleh masyarakat maka seharusnya peran birokrasi lebih cenderung sebagai agen
pembaharuan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat Oleh karena itu fungsi
pengaturan dan pengendalian yang dilakukan oleh negara adalah perumusan dan
pelaksanaan kebijaksanaan yang berfungsi sebagai motivator dan fasilitator guna
tercapainya swakarsa dan swadaya masyarakat termasuk dunia usaha
Peran lain yang seharusnya dijalankan oleh birokrasi adalah sebagai consensus building
yaitu membangun pemufakatan antara negara sektor swasta dan masyarakat Peran ini
harus dijalankan oleh birokrasi mengingat fungsinya sebagai agen pembaharuan dan
fasilitator Sebagai agen perubahan birokrasi harus mengambil inisiatif dan memelopori
suatu kebijakan atau tindakan Sedangkan sebagai fasilitator birokrasi harus dapat
memfasilitasi kepentingan-kepentingan yang muncul dari masyarakat sektor swasta
maupun kepentingan negara
10
BAB III
ISI
31Definisi dan Fungsi Puskesmas
a Definisi Puskesmas (Ilham Akhsanu Ridlo 2008)
ldquoSuatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan
yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan
pelayanan kesehatan yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu
yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun
tidak mencakup aspek pembiayaanrdquo
Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan yang letaknya berada paling
dekat ditengah-tengah masyarakat dan mudah dijangkau dibandingkan dengan unit
pelayanan kesehatan lainya (Rumah Sakit Swasta maupun Negeri) Fungsi Puskesmas
adalah mengembangkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh seiring dengan
misinya Pelayanan kesehatan tersebut harus bersifat menyeluruh atau yang disebut
dengan Comprehensive Health Care Service yang meliputi aspek promotive
preventif curative dan rehabilitatif Prioritas yang harus dikembangkan oleh
Puskesmas harus diarahkan ke bentuk pelayanan kesehatan dasar (basic health care
services) yang lebih mengedepankan upaya promosi dan pencegahan (public health
service)
Seiring dengan semangat otonomi daerah maka Puskesmas dituntut untuk
mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan Tetapi
pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah Sebagai organisasi pelayanan
mandiri kewenangan yang dimiliki Puskesmas juga meliputi kewenangan
merencanakan kegiatan sesuai masalah kesehatan di wilayahnya kewenangan
menentukan kegiatan yang termasuk public goods atau private goods serta
kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi geografi Puskesmas Jumlah
kegiatan pokok Puskesmas diserahkan pada tiap Puskesmas sesuai kebutuhan
masyarakat dan kemampuan sumber daya yang dimiliki namun Puskesmas tetap
melaksanakan kegiatan pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional
11
Jadi yang harus diketahui adalah bahwa peran Puskesmas adalah sebagai
ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan nasional secara komprehensif tidak
sebatas aspek kuratif dan rehabilitatif saja seperti di Rumah Sakit
LEVEL PELAYANAN KESEHATAN
RS Provinsi
RS Kabupaten
Puskesmas Kecamatan
Puskesmas Kelurahan
Posyandu
b Fungsi Puskesmas (Ilham Akhsanu Ridlo 2008)
1 Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah kerjanya
2 Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat
3 Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya
Proses dalam melaksanakan fungsinya dilaksanakan dengan cara
a Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri
b Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien
c Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut
tidak menimbulkan ketergantungan
d Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat
e Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan
program
32Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas
Visi dan misi Puskesmas di Indonesia merujuk pada program Indonesia Sehat
2010 Hal ini dapat kita lihat pula dalam SPM (Standar Pelayanan Minimal) Standar
Pelayanan Minimal adalah suatu standar dengan batas-batas tertentu untuk mengukur
12
kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan
dasar kepada masyarakat yang mencakup jenis pelayanan indikator dan nilai
(benchmark) Pelaksanaan Urusan Wajib dan Standar Pelayanan Minimal (UW-SPM)
diatur dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
1457MENKESSKX2003 dibedakan atas UW-SPM yang wajib diselenggarakan oleh
seluruh kabupaten-kota di seluruh Indonesia dan UW-SPM spesifik yang hanya
diselenggarakan oleh kabupaten-kota tertentu sesuai keadaan setempat UW-SPM wajib
meliputi penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar penyelenggaraan perbaikan gizi
masyarakat penyelenggaraan pemberantasan penyakit menular penyelenggaraan
promosi kesehatan dll Sedangkan UW-SPM spesifik meliputi pelayanan kesehatan
kerja pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria dll Hal ini diperkuat dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standard Pelayanan Minimal
RANCANGAN KEWENANGAN WAJIB DAN STANDARD PELAYANAN MINIMAL
Kewenangan Wajib Jenis Pelayanan
1 Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan
Dasar
Pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir
Pelayanan kesehatan bayi dan anak pra sekolah
Pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan
remaja
Pelayanan kesehatan usia subur
Pelayanan kesehatan usia lanjut
Pelayanan imunisasi
Pelayanan kesehatan jiwa masyarakat
Pelayanan pengobatan perawatan
2 Penyelenggaraan
pelayanan kesehatan
rujukan dan penunjang
Pelayanan kesehatan dengan 4 kompetensi
dasar (kebidanan bedah penyakit dalam anak)
Pelayanan kesehatan darurat
Pelayanan laboratorium kesehatan yang
mendukung upaya kesehatan perorangan dan
kesehatan masyarakat
Penyediaan pembiayaan dan jaminan kesehatan
13
3 Penyelenggaraan
pemberantasan penyakit
menular
Penyelenggaraan penyelidikan epidemiologi
dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa
(KLB)
Pencegahan dan pemberantasan penyakit polio
Pencegahan dan pemberantasan penyakit TB
paru
Pencegahan dan pemberantasan penyakit
malaria
Pencegahan dan pemberantasan penyakit kusta
Pencegahan dan pemberantasan penyakit ISPA
Pencegahan dan pemberantasan penyakit HIV-
AIDS
Pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD
Pencegahan dan pemberantasan penyakit diare
Pencegahan dan pemberantasan penyakit
fliariasis
4 Penyelenggaraan
perbaikan gizi masyarakat
Pemantauan pertumbuhan balita
Pemberian suplemen gizi
Pelayanan gizi
Penyuluhan gizi seimbang
Penyelenggaraan kewaspadaan gizi
5 Penyelenggaraan promosi
kesehatan
Penyuluhan prilaku sehat
Penyuluhan pemberdayaan masyarakat dalam
upaya kesehatan
6 Penyelenggaraan
kesehatan lingkungan dan
sanitasi dasar
Pemeliharaan kualitas lingkungan fisik kimia
biologi
Pengendalian vektor
Pelayanan hygiene sanitasi di tempat umum
7 Pencegahan dan
penanggulangan
penyalahgunaan narkotika
psikotropika dan zat
adiktif lain
Penyuluhan P3 NAPZA (Pencegahan dan
Penanggulangan Penyalahgunaan NAPZA)
yang berbasis masyarakat
14
8 Penyelenggaraan
pelayanan kefarmasian
dan pengamanan sediaan
farmasi alat kesehatan
serta makanan dan
minuman
Penyediaan obat dan perbekalan kesehatan
untuk pelayanan kesehatan dasar
Penyediaan dan pemerataan pelayanan
kefarmasian di saranan pelayanan kesehatan
Pelayanan pengamanan farmasi alat kesehatan
Program Pokok Puskesmas
Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga maupun fasilitasnya
karenanya kegiatan pokok di setiap Puskesmas dapat berbeda-beda Namun demikian
kegiatan pokok Puskesmas yang lazim dan seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut
1 Kesejahteraan ibu dan Anak ( KIA )
2 Keluarga Berencana
3 Usaha Peningkatan Gizi
4 Kesehatan Lingkungan
5 Pemberantasan Penyakit Menular
6 Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Kecelakaan
7 Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
8 Usaha Kesehatan Sekolah
9 Kesehatan Olah Raga
10 Perawatan Kesehatan Masyarakat
11 Usaha Kesehatan Kerja
12 Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut
13 Usaha Kesehatan Jiwa
14 Kesehatan Mata
15 Laboratorium ( diupayakan tidak lagi sederhana )
16 Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan
17 Kesehatan Usia Lanjut
18 Pembinaan Pengobatan Tradisional
Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan
masyarakat terkecil Karenanya kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan
kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya Setiap kegiatan
pokok Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat
15
Desa ( PKMD ) Disamping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas seperti
tersebut di atas Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program
kesehatan tertentu oleh Pemerintah Pusat ( contoh Pekan Imunisasi Nasional ) Dalam hal
demikian baik petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah
Pusat bersama Pemerintah Daerah Keadaan darurat mengenai kesehatan dapat terjadi
misalnya karena timbulnya wabah penyakit menular atau bencana alam Untuk mengatasi
kejadian darurat seperti di atas bisa mengurangi atau menunda kegiatan lain
Azas Penyelenggaraan Puskesmas Menurut Kepmenkes No 128 Tahun 2004
1 Azas pertanggungjawaban wilayah
a Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya
b Dilakukan kegiatan dalam gedung dan luar gedung
c Ditunjang dengan puskesmas pembantu Bidan di desa puskesmas keliling
2 Azas pemberdayaan masyarakat
a Puskesmas harusmemberdayakan perorangan keluarga dan masyarakat agar berperan
aktif dalam menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas
b Potensi masyarakat perlu dihimpun
3 Azas keterpaduan
Setiap upaya diselenggarakan secara terpadu
1048713 Keterpaduan lintas program
UKS keterpaduan Promkes Pengobatan Kesehatan Gigi Kespro Remaja
Kesehatan Jiwa
1048713 Keterpaduan lintassektoral
Upaya Perbaikan Gizi keterpaduan sektor kesehatan dengan camat
lurahkades pertanian pendidikan agama dunia usaha koperasi PKK
Upaya Promosi Kesehatan keterpaduan sektor kesehatan dengan camat
lurahkades pertanian pendidikan agama
4 Azas rujukan
Rujukan medisupaya kesehatan perorangan
rujukan kasus
bahan pemeriksaan
16
ilmu pengetahuan
Rujukan upaya kesehatan masyarakat
rujukan sarana dan logistik
rujukan tenaga
rujukan operasional
33 Masalah-Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan ujung tombak pelayanan
kesehatan bagi masyarakat karena cukup efektif membantu masyarakat dalam
memberikan pertolongan pertama dengan standar pelayanan kesehatan Pelayanan
kesehatan yang dikenal murah seharusnya menjadikan Puskesmas sebagai tempat
pelayanan kesehatan utama bagi masyarakat namun pada kenyataannya banyak
masyarakat yang lebih memilih pelayanan kesehatan pada dokter praktek swasta atau
petugas kesehatan praktek lainnya Kondisi ini didasari oleh persepsi awal yang negatif
dari masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas misalnya anggapan bahwa mutu
pelayanan yang terkesan seadanya artinya Puskesmas tidak cukup memadai dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat baik dilihat dari sarana dan prasarananya
maupun dari tenaga medis atau anggaran yang digunakan untuk menunjang kegiatannya
sehari-hari Sehingga banyak sekali pelayanan yang diberikan kepada masyarakat itu
tidak sesuai dengan Standar Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan Misalnya
sikap tidak disiplin petugas medis pada unit pelayanan puskesmas Peudada yang
dikeluhkan masyarakat Mereka selalu diperlakukan kurang baik oleh para petugas medis
yang dinilai cenderung arogan berdalih terbatasnya persediaan obat-obatan pada
puskesmas telah menyebabkan banyak diantara pasien terpaksa membeli obat pada
apotik Di samping itu ketika membawa salah seorang warga yang jatuh sakit saat
mengikuti kegiatan perkampungan pemuda kemudian warga yang lain mengantarnya ke
Puskesmas Peudada pasien itu tidak dilayani dengan baik bahkan mereka (perawat-red)
mengaku telah kehabisan stok obat Hal tersebut tentu telah merusak citra Puskesmas
sebagai pemberi layanan kesehatan kepada masyarakat yang dianggap dapat membantu
dalam memberikan pertolongan pertama yang sesuai dengan standar pelayanan
kesehatan Selain itu tidak berjalannya tugas edukatif di Puskesmas yang berkaitan
dengan penyuluhan kesehatan yang sekaligus berkaitan dengan tugas promotif Menurut
masyarakat petugas puskesmas sangat jarang berkunjung kalaupun ada yaitu ketika
17
keluarga mempunyai masalah kesehatan seperti anggota keluarga mengalami gizi buruk
atau penderita TB Berarti tugas ini lebih untuk memberikan laporan dan kuratif
dibanding upaya promotif Kemudian perawat puskesmas biasanya aktif dalam BP
puskesmas keliling dan puskesmas pembantu Jelas dalam tugas tersebut perawat
melakukan pemeriksaan pasien mendiagnosa pasien melakukan pengobatan pada pasien
dengan membuat resep pada pasien Namun ketika melakukan tugas tersebut tidak ada
supervisi dari siapapun khususnya penanggung jawab dalam tindakan pengobatanmedis
Tenaga perawat seolah-olah tidak menghargai kegiatan-kegitan formalnya sendiri karena
mungkin tugas kuratif lebih penting Hal ini berdampak kepada status kesehatan
masyarakat status gizi penyakit infeksi menular dan mungkin upaya kesehatan ibu dan
anak tidak mendapatkan porsi yang sesuai sehingga berdampak pada kondisi kesehatan
masyarakat Kalaulah memang tugas tenaga kesehatan di Puskesmas lebih banyak ke arah
kuratif maka Puskesmas menjadi unit dari pelayanan Rumah sakit karena Rumah Sakit
akan memiliki banyak sumber daya manusia dan fasilitas medik Tapi kalaulah
Puskesmas ini menjadi lebih dominan dalam tugas promotif dan preventif maka tugas
eksekutif bagi perawat haruslah digiatkan dan puskesmas menjadi bagian dari unit Dinas
kesehatan atau bagian tersendiri yang memiliki otonomi yang kuat dalam mengatur
program-programnya sedangkan Dinas kesehatan hanya sebagai regulator pemberi dana
dan pengadaan petugas untuk pelayanan kesehatan masyarakat diberikan kepada
Puskesmas atau pelayanan kesehatan dapat ditenderkan kepada pihak swasta Tidak
hanya hal-hal yang telah diungkapkan di atas lebih dari itu masih ada permasalahan
yang muncul di lingkup puskesmas misalnya Jam kerja Puskesmas yang sangat singkat
hanya sampai jam 1400 WIB kemampuan keuangan daerah yang terbatas puskesmas
yang kurang memiliki otoritas untuk memanfaatkan peluang yang ada puskesmas belum
terbiasa mengelola kegiatannya secara mandiri serta kurangnya kesejahteraan karyawan
yang berpengaruh terhadap motivasi dalam melaksanakan tugas di puskesmas
18
34 Faktor-Faktor Penghambat Pelayanan Puskesmas
Dalam realitanya pelayanan Puskesmas sekarang banyak memiliki masalah-
masalah Adapun masalah-masalah yang telah diungkapkan di atas itu diakibatkan oleh
faktor-faktor sebagai berikut (Tjiptoherijanto dan Said Zainal Abidin 1993 44-46)
Faktor Internal
Pelaksanaan Manajemen
Pelaksanaan manajemen merupakan hal penting yang menentukan dalam
mencapai tujuan yang efisien dan efektif dari tujuan Puskesmas Dimana
fungsi manajemen itu untuk planning organaizing leading dan controling
Pada kegiatan perencanaan setiap tahunnya sering kali tidak berjalan sehingga
kegiatan berjalan apa adanya sesuai kebiasaan yang dianggap lsquobaiksudah
biasarsquo Bahkan terasa sekali bahwa tidak pernah adanya upaya pengembangan
Serta tidak pernah terpikir untuk mempersoalkan kendali mutu pelayanan yang
disebabkan kurangnya pengetahuan peralatan dan perhatian tersita pada
upaya pengobatan Dapat dikatakan bahwa kepala Puskesmas lebih sibuk pada
masalah-masalah manajerial daripada kasus-kasus klinik Dapat dikatakan
juga bahwa kurangnya pengetahuan para Kepala Puskesmas dan rendahnya
disiplinetos kerja staff menjadikan unsur manajemen ini tidak berjalan Tentu
hal ini menghambat kinerja Puskesmas untuk melayani masyarakat dalam
bidang kesehatan
Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam mencapai
target dari program-program Puskesmas Tetapi apa yang terjadi pada
Puskesmas di Indonesia terkesan tidak diperhatian oleh pemerintah dengan
alasan wilayah geografis yang sulit untuk dijangkau sehingga sarana dan
prasarana yang ada di dalam Puskesmas sangat terbatas baik berupa alat
medis maupun obat-obatan Hal ini terjadi akibat dari sumber keuangan yang
dimiliki Puskesmas terbatas sehingga mutu pelayanan puskesmas pun menjadi
rendah karena tidak sesuai dengan standart kesehatan
Tenaga medis
Jumlah tenaga medis yang sangat sedikit mengakibatkan ketidakmampuannya
melaksanakan program dari Dinas Kesehatan Misalanya program Posyandu
yang tidak tepat sasaran Jumlah tenaga medis sedikit karena insentif dari
19
pemerintah daerah Faktor kesejahteraan pegawai memang hal penting karena
berkaitan dengan satu-satunya pendapatan resmi mereka adalah gaji Untuk
mencapai penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas di perlukan
pimpinan yang mau memotivasi pegawainya dengan cara memenuhi
kebutuhan hidupnya
Sumber keuangan Puskesmas
Sumber keuangan dari pemerintah pusat maupun daerah yang didapat tidak
sebanding dengan pengeluaran operasional Puskesmas sehingga biaya
pelayanan Puskesmas pun mahal padahal sarana yang terdapat di sana tidak
sebanding dengan apa yang harus dibayar sehingga hal ini berdampak kepada
masyarakat untuk beralih pergi ke Rumah Sakit saja yang fasilitas lebih baik
daripada Puskesmas Adapun sumber-sumber keuangan Puskesmas sebagai
berikut
Pemerintah
Sumber biaya berasal dari Pemerintah Kabupaten yang dibedakan atas dana
pembangunan dan dana anggaran rutin Dana ini diturunkan secara bertahap
ke Puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten
Retribusi
Retribusi merupakan salah satu sumber pendapatan Puskesmas yang
membiayai upaya kesehatan perorangan yang pemanfaatanya dan besarnya
ditentukan oleh Pemerintah Daerah
PT ASKES
Puskesmas menerima dana dari PT ASKES yang peruntukannya sebagai
imbal jasa kepada peserta ASKES yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS)
PT JAMSOSTEK
Puskesmas menerima dana dari PT JAMSOSTEK yang peruntukannya
sebagai imbal jasa kepada peserta JAMSOSTEK yaitu Pegawai karyawan
yang berada dibawah naungan Dinas Tenaga Kerja
BPP (Badan Penyantun Puskesmas)
Dengan memberdayakan potensi yang dimiliki masyarakat dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
20
Sumber-sumber keuangan Puskesmas ini ternyata tidak dapat membiayai
operasinal dari program-program Puskesmas Hal ini diakibatkan oleh
beberapa faktor yaitu birokratisasi penyaluran keuangan dari pemerintah
sampai ke Puskesmasnya dan rendahnya responsibilitas pengelola manajemen
Puskesmas
Psiko-sosial antara tenaga medis dengan penduduk
Perbedaan psiko-sosial antara tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas
dengan penduduk menimbulkan hambatan dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan PuskesmaTenaga-tenaga yang diperbantukan di Puskesmas
biasanya terdiri dari orang-orang terpelajar dan bukan berasal dari daerah
tersebut sehingga penduduk menganggapnya sebagai orang asing Apalagi
jika bahasa yang digunakan adalah bahasa yang tidak dimengerti oleh
penduduk maka akibatnya penduduk segan untuk datang ke Puskesmas
Faktor Eksternal
Kondisi Geografis
Kondisi geografis Puskesmas umumnya terletak pada daerah pelosok atau
setingkat dengan kecamatan Dimana kecamatan tiap-tiap daerah memilki
keadaan yang berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan
puskesmas Memang ada kecamatan-kecamatan yang hanya dengan satu
Puskesmas sudah dapat menjangkau seluruh penduduk Tetapi ada juga
puskesmas yang hanya dapat dijangkau oleh penduduk yang bermukim di
dekatnya karena penduduk yang lain bertempat tinggal jauh dari Puskesmas
Hal ini terkait pada dana yang tidak cukup untuk menggunakan alat-alat
transportasi atau memang tempat tinggalnya terpencil sehingga penduduknya
lebih senang tinggal di rumahnya daripada pergi ke Puskesmas
Pemerintah daerah
Peran Pemerintah Daerah yang terkesan gagap ini terlihat atas pemahaman
pembangunan kesehatan yang setengah-setengah dari pihak legslatif dan
eksekutif yang tercermin dari dijadikannya pelayanan kesehatan sebagai
tulang punggung pendapatan daerah Ini berarti orang sakit dijadikan tualng
punggung pendapatan daerah Padahal upaya menyehatkan masyarakat
sejatinya termaktub dalam hakikat dan semangat UU No22 dan UU No 25
tahun 1999 yang pada intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan
21
publik dan mengembangkan demokrasi menuju peningkatan kesejahteraan
rakyat Disamping itu alokasi anggaran kesehatan berbagai daerah
mencerminkan kurangnya perhatian terhadap investasi hak-hak dasar
pembangunan manusia diantaranya pelayanan kesehatan dasar
Keadaan Ekonomi Penduduk
Keadaan ekonomi penduduk memberikan andil dalam sulitnya mengupayakan
pelayanan kesehatan pada masyarakat Jumlah warga negara Indonesia
mayoritas bermata pencarian petani dan nelayan yang mana kondisi
ekonominya kurang memadai Walaupun ada ketentuan yang
memperbolehkan mereka yang tidak mampu untuk tidak usah membayar
retribusi di Puskesmas namun kenyataannya orang-orang yang demikian
justru enggan datang ke Puskesmas
Kondisi Pendidikan Penduduk
Masalah pendidikan penduduk juga berperan dalam menghambat pelayanan
yang dihadapi oleh Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan pada tingkat
pertama karena pada umumnya pendidikan masyarakat desa masih rendah
maka pola pikir mereka sangat sederhana dan kurang atau bahkan belum
paham akan arti kesehatan Mereka cenderung mengikuti sifat-sifat tradisional
yang sejak dulu dipegang oleh masyarakat dan lingkungannya
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki tingkat
pendidikan yang rendah yang mana sebagian besar penduduk Indonesia
lulusan SD terutama di daerah pelosok-pelosok Indonesia sehingga hal
berdampak pada rendahnya partisipasi masyarakat dalam mewujudkan
masyarakat Indonesia sehat terutama pada lembaga Puskesmas yang letaknya
dekat dengan masyarakat tersebut Selain itu juga disebabkan Rumah Sakit
lebih baik sarana dan prasarananya padahal Puskesmas merupakan pelayanan
kesehatan yang paling dasar dalam lingkungan masyarakat setempat
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan yang berada di Propinsi bekerja pada aspek melayani
penyembuhan penyakit yang sudah diderita oleh penduduk dibandingkan
dengan melayani obat-obatan yang dapat digunakan sebagai upaya
pencegahan timbulnya suatu penyakit pada penduduk Dengan kata lain
pelayanan kesehatan Puskesmas lebih banyak ditekankan pada tindakan
kuratif dibandingkan pada tindakan preventif apalagi promotif Selain itu
22
Dinas Kesehatan juga kurang melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap
pelaksanaan program-program Puskesmas yang sudah ada sehingga tidak
terwujudnya pelayanan kesehatan di tingkat basis
35 Solusi Mengatasi Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang terinstitusionalisasi
mempunyai kewenangan yang besar dalam menciptakan inovasi model pelayanan
kesehatan di daerah Untuk itu dibutuhkan komitmen dan kemauan untuk
meningkatkanmeratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan melakukan
revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien
di Puskesmas peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatanrevitalisasi kader PKK
pembentukan standar pelayanan kesehatan minimum untuk kinerja sistem kesehatan yang
komprehensif serta memperbaiki sistem informasi pada semua tingkatan pemerintah
Dari banyak kasus yang terjadi dibanyak daerah jelas bahwa Puskesmas memiliki
pencitraan yang rendah pada saat sekarang terutama jika dilihat dari sarana Puskesmas
tidak memiliki fasilitas yang lengkap walaupun sudah mendapat dana dari Dinas
Kesehatan
36 Analisis Kasus Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas di Kecamatan
Tamako
Seperti yang kita ketahui bahwa pelayanan kesehatan itu tidak hanya
diperuntukkan bagi mereka yang tinggal di wilayah perkotaan saja tetapi juga
diperuntukkan bagi masyarakat yang berada di wilayah pedesaan Namun pada
kenyataannya penyelenggaraan pelayanan kesehatan di wilayah pedesaan cenderung
lebih buruk dibandingan dengan di wilayah perkotaan Hal ini terjadi karena wilayah
pedesaan kurang mendapat perhatian dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah
sehingga penyelenggaraan pelayanan di pedesaan terkesan buruk Hal ini dapat dilihat
dari penyelenggaraan pelayanan puskesmas di Kecamatan Tamako yang jauh dari
standar minimal pelayanan kesehatan
23
Puskesmas Tamako yang terletak di Kecamatan Tamako berada kurang lebih 35
km dari ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara adalah satu-
satunya unit pelayanan kesehatan strata pertama yang ada di wilayah ini Dari segi sarana
dan prasarana Puskesmas ini memiliki 1 rumah dokter dan 4 rumah para medis Sebagai
ujung tombak pelayanan kesehatan Puskesmas Tamako memiliki 3 Puskesmas
pembantu dua diantaranya tidak berpenghuni 2 pos obat desa 11 Posyandu dan
didukung oleh 1 Puskesmas keliling Namun dengan jejaring seperti itu pada
kenyataannya tetap saja banyak masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Tamako ini Ketidakterjangkauan ini
umumnya disebabkan karena jauhnya jarak Puskesmas dengan pemukiman warga
sulitnya medan dan tantangan cuaca Selain itu terbatasnya persediaan obat-obatan juga
nampak di Puskesmas Tamako ini Sebagai contoh pada tahun 2001 wilayah ini
membutuhkan 1092 jenis obat sementara yang tersedia di Gudang Farmasi Kabupaten
(GFK) hanya 996 jenis obat yang mana 560 (51) diantaranya adalah obat generik
Obat-obatan yang didrop dari GFK sebagian besar tidak sesuai dengan permintaan Ada
obat yang diminta berkali-kali tetapi tidak diberikan dan jikalau diberikan jumlahnya
sangat sedikit Sebaliknya obat-obatan yang tidak diminta justru diberikan terus-
menerus Lalu jika dilihat dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) kuantitas dan
kualitas tenaga medis juga menjadi masalah di Puskesmas Tamako Status Puskesmas
Tamako yang merupakan Puskesmas rawat inap tentu saja memerlukan tenaga medis
yang cukup Namun pada kenyataannya hal tersebut tidak dapat tercapai karena
distribusi tenaga medis di Kabupaten Sangihe yang masih kurang sehingga belum dapat
memenuhi kebutuhan masyarakatnya Rasio tenaga medis dengan jumlah penduduk yang
belum berimbang ini jelas mempengaruhi pelayanan kesehatan di Kecamatan Tamako
ini Kemudian dari segi pembiayaan atau keuangan Puskesmas Tamako Secara umum
terlihat adanya upaya peningkatan alokasi anggaran untuk pembangunan sektor
kesehatan di wilayah ini Dari tahun ke tahun terlihat adanya upaya untuk lebih
menambah kepedulian terhadap sektor kesehatan yang nampak pada distribusi
penganggaran dari APBN dan APBD yang semakin meningkat Namun lagi-lagi pada
kenyataannya hal tersebut tidak seirama dengan upaya-upaya teknis yang ada di
lapangan yang ironisnya bersentuhan langsung dengan masyarakat Realisasi proyek
pembangunan sarana kesehatan sebagian besar tidak sesuai dengan kebutuhan dan
ketentuan yang berlaku Misalnya pernah terjadi saat ada rehabilitasi Puskesmas
pembantu seng yang sudah tua dibalik lalu dicat kemudian dipasang lagi dinding beton
24
yang digantikan dengan papan triplek yang dicat sehingga kelihatan dari jauh seperti
dinding beton yang asli Begitu pula dengan proyek-proyek yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tetapi dipaksakan diterima oleh Puskesmas Contohnya antena SSB yang
sudah ada ditambah lagi dengan antena yang baru yang berarti mencari lokasi
pemasangan di halaman Puskesmas sehingga halaman yang sudah sempit menjadi
semakin sempit Sementara itu anggaran rutin sebagian besar terpakai untuk gaji
pegawai sehingga sangat sedikit yang dialokasikan untuk dana rutin lain seperti
pemeliharaan gedung Oleh sebab itu perbaikan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Tamako ini tidak dapat dilaksanakan secara efektif karena adanya penyelewengan dana
yang dilakukan oleh pihak Puskesmas sendiri yang seharusnya dana yang diberikan
pemerintah dianggarkan untuk pemeliharaan gedung atau perbaikan sarana dan prasarana
Puskesmas justru dipakai untuk gaji pegawai Puskesmas sehingga penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di Puskemas Tamako tidak dapat berkembang dengan baik
25
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat ternyata
masih menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak dikeluhkan oleh masyarakat
Tidak hanya dilihat dari segi sarana dan prasarana yang kurang memadai tetapi juga dari
segi tenaga medis yang demikian pula adanya Oleh karena itu diperlukan perhatian
khusus dari pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta
komitmen untuk merubah sistem pelayanan Puskesmas yang dinilai buruk oleh
masyarakat Selain itu Puskesmas juga harus memiliki standar pelayanan yang dapat
memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat untuk mencapai kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat
42 Saran
1 Puskesmas harus lebih memfokuskan pada peningkatan pelayanan kesehatan dan
pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh
2 Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi terpenuhinya
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
3 Merestrukturisasikan peran Puskesmas
4 Pemerintah harus memberikan otonomi kepada Puskesmas dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat
5 Mensosialisasikan program-program Puskesmas kepada masyarakat untuk mengubah
citra Puskesmas yang sudah dinilai buruk oleh masyarakat
26
DAFTAR PUSTAKA
Tjiptoherijanto prijono Said Z Abidin Reformasi Administrasi dan Pembangunan
Nasional 1993 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta
wwwdinkesjatimgoid
wwwlitbangdepkesgoid
wwwlitbangdepkesgoid
definisi-puskesmashtml
model-puskesmas-era-desentralisasihtml
httponeindoskripsicom diunduh tanggal 24 November 2009
httpmuharrikyanuarwordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
httpgroupsyahoocom diunduh tanggal 24 November 2009
httpelsbappenasgoid diunduh tanggal 24 November 2009
httpalfredsalehfileswordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
27
13 Tujuan
1 Mengetahui definisi dan fungsi Puskesmas
2 Mengetahui penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas
3 Mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi dalam pelayanan kesehatan di lingkup
Puskesmas
4 Mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab terjadinya masalah-masalah di
lingkup Puskesmas
5 Mengetahui solusi mengatasi masalah-masalah yang muncul di lingkup Puskesmas
14 Manfaat
Dari pembahasan materi yang tersedia dalam makalah ini diharapkan dapat
memberikan manfaat kepada pembaca untuk mengetahui tentang definisi dan fungsi
Puskesmas serta mengetahui penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh
Puskesmas Selain itu pembaca dapat mengetahui masalah-masalah yang terjadi dalam
pelayanan kesehatan di lingkup Puskesmas dan mencari serta menemukan faktor-faktor
penyebab terjadinya masalah-masalah di lingkup Puskesmas sekaligus dapat mengetahui
solusi mengatasi masalah-masalah yang muncul di lingkup Puskesmas
15 Metode
1 Studi Pustaka
2 Internet
16 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
12 Rumusan Masalah
13 Tujuan
14 Manfaat
15 Metode
16 Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
21 Pengertian Birokrasi
22 Pengertian Pelayanan Publik
2
23 Pengelompokkan Jenis Pelayanan Publik
24 Peran Birokrasi dalam Menyediakan Pelayanan Publik
BAB III ISI
31 Definisi dan Fungsi Puskesmas
32 Penyelengaaraan Pelayanan Kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas
33 Masalah-Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
34 Faktor-Faktor Penghambat Pelayanan Puskesmas
35 Solusi Mengatasi Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
36 Analisis Kasus Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas di Kecamatan Tamako
BAB IV PENUTUP
41 Kesimpulan
42 Saran
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB II
LANDASAN TEORI
21 Pengertian Birokrasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem pemerintahan yang
dijalankan oleh pegawai pemerintah karena telah berpegang pada hierarki dan jenjang
jabatan Berbagai tokoh pun menumpahkan pemikirannya tentang pengertian birokrasi
Berikut ini adalah beberapa pengetian birokrasi dari sejumlah tokoh
1 Bintoro Tjokroamidjoyo
Birokrasi adalah tipe organisasi yang dipergunakan pemerintahan modern untuk
pelaksanaan berbagai tugas-tugasnya yang bersifat spesialisasi dilaksanakan dalam
sistem administrasi dan khususnya oleh aparatur pemerintah (Tjokroamidjoyo
Bintoro 1998)
2 Soerjono Soekamto (mengutip Weber)
Birokrasi merupakan suatu organisasi yang dimaksud untuk mengerahkan tenaga
dengan teratur dan terus menerus untuk mencapaii suatu tujuan tertentu (Soekamto
Soerjono 1982)
Max Weber menggambarkan birokrasi sebagai suatu organisasi yang memiliki
beberapa karakteristik yang dirangkum oleh Martin Albrow ke dalam empat ciri utama
yaitu
1) Adanya suatu struktur hirarki termasuk pendelegasian wewenang dari atas ke bawah
dalam organisasi
2) Adanya serangkaian posisi-posisi jabatan yang masing-masing memiliki tugas dan
tanggung jawab yang tegas
3) Adanya-aturan regulasi-regulasi dan standar-standar formal yang mengatur tata kerja
organisasi dan tingkah laku para anggotanya
4) Adanya personel yang secara teknis memenuhi syarta yang dipekerjakan atas dasar
karier dengan promosi yang didasarkan pada kualifikasi dan penampilan
Hubungan birokrasi dengan masyarakat Indonesia
1 Birokrasi pemerintahan umum
Birokrasi yang berkenaan dengan fungsi-fungsi dasar pemerintahan dan keamanan
hukum dan ketertiban perpajakan dan intelejen Birokrasi menjalankan fungsi dan
4
peranan mereka dengan oreintasi pengaturan (regulative orientations) yang cukup
ketat luas dan efektif
2 Birokrasi pembangunan
Birokrasi menjalankan fungsi dan peranan untuk mendorong perubahan dan
pertumbuhan dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat Pada hakikatnya
birokrasi diharapkan mampu berperan dalam aspek pengaturan dan pelayanan secara
bersamaan
3 Birokrasi pelayanan
Birokrasi yang menjalankan peranan pelayanan secara langsung kepada
masyarakat
22 Pengertian Pelayanan Publik
ldquoSegala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan
publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan
ketentuan peraturan perundang-undanganrdquo (Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara (MenPAN) Nomor 63KEPMPAN72003)
Pelayanan publik dapat juga diartikan sebagai pemberian layanan (melayani)
keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu
sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan Pada hakikatnya
pemerintah adalah pelayanan kepada masyarakat Ia tidaklah diadakan untuk melayani
dirinya sendiri tetapi untuk melayani masyarakat serta menciptakan kondisi yang
memungkinkan setiap anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan
kreativitasnya demi mencapai tujuan bersama (Rasyid 1998) Oleh karena itu birokrasi
publik berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan layanan baik dan
profesional Pelayanan publik (public services) oleh birokrasi publik merupakan salah
satu perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi masyarakat di samping sebagai
abdi negara Pelayanan publik (public services) oleh birokrasi publik dimaksudkan untuk
mensejahterakan masyarakat (warga negara) Pelayanan umum oleh Lembaga
Administrasi Negara (1998) diartikan sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum
yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat di Daerah dan di lingkungan Badan
Usaha Milik NegaraDaerah dalam bentuk barang dan atau jasa baik dalam rangka upaya
kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan Pelayanan publik dengan demikian dapat diartikan sebagai
5
pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai
kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah
ditetapkan
Unsur-Unsur Pelayanan Publik Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) Nomor 63KEPMPAN72003
Berdasarkan berdasarkan Keputusan Menpan Nomor 63 Tahun 2003 bahwa di dalam
memberikan pelayanan publik harus mengandung unsur-unsur sebagai berikut
1 Hak dan kewajiban bagi pemberi maupun penerima pelayanan umum harus jelas
dan di ketahui sacara pasti oleh masing-masing
2 Pengaturan setiap bentuk pelayanan umum harus disesuaikan dengan kondisi
kebutuhan dan kemampuan masyarakat untuk membayar berdasarkan ketentuan
perundangan-undangan yang berlaku dengan tetap berpegang pada efisiensi dan
efektifitas
3 Mutu proses dan hasil pelayanan umum harus diupayakan agar memberi
keamanan kenyamanan kelancaran dan kepastian hukum yang dapat
dipertanggungjawabkan
4 Apabila pelayanan umum yang oleh instansi pemerintah terpaksa harus mahal
maka instansi pemerintah yang bersangkutan berkewajiban memberi peluang
kepada masyarakat untuk ikut menyelenggarakannya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
Asas Pelayanan Publik Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara (MenPAN) Nomor 63KEPMPAN72003
A Transparansi
Bersifat terbuka mudah dipahami dan dapat diakses oleh semua pihak yang
membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti
B Akuntabilitas
Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
C Kondisional
Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan publik
dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektifitas
D Partisipatif
6
Mendorong peran serta msayarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik
dengan memperhatikan aspirasi kebutuhan dan harapan masyarakat
E Kesamaan Hak
Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku ras agama golongan
gender dan status ekonomi
F Keseimbangan Hak dan Kewajiban
Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban
masing-masing pihak
Prinsip Pelayanan Publik Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara (MenPAN) Nomor 63KEPMPAN72003
A Kesederhanaan
Proseduran pelayanan publik tidak berbelit-belit mudah dipahami dan mudah
dilaksanakan
B Kejelasan
1 Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik
2 Unit kerjapejabat yang berwenang bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhanpersoalansengketa
dalam pelaksanaan pelayanan publik
3 Rincian biaya pelayanan publik tata cara pembayaran
C Kepastian Waktu
Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah
ditentukan
D Akurasi
Produk pelayanan publik diterima dengan benar tepat dan sah
E Keamanan
Proses dan produk pelayanan publik rasa aman dengan kepastian hukum
F Tanggung Jawab
Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk
bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelenggaraan
pelayanan dan penyelesaian keluhanpersoalan dalam pelaksanaan pelayanan
publik
G Kelengkapan Sarana dan Prasarana
7
Tersedianya sarana dan prasarana kerja peralatan kerja dan pendukung lainnya
yang termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika
H Kemudahan Akses
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai mudah dijangkau oleh
masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi dan informatika
I Kedislipinan Kesopanan Dan Keramahan
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan disiplinsopan dan santun ramah serta
memberikan pelayanan ikhlas
J Kenyamanan
Lingkungan pelayanan harus tertib teratur disediakan ruang tunggu yang bersih
rapi lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas
pendukung pelayanan seperti parkir toilet tempat ibadah dan lain-lain
Standar Pelayanan Publik Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara (MenPAN) Nomor 63KEPMPAN72003
1 Prosedur Pelayanan
Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan
2 Waktu Penyelesaian
Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai
dengan penyelesaian pelayanan
3 Biaya Pelayanan
Biayatarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses
pemberian pelayanan
4 Produk Pelayanan
Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan
5 Sarana dan Prasarana
Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai oleh penyelenggara pelayan
publik
6 Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan
Petugas pemberi pelayanan harus memiliki pengetahuan keahlian keterampilan
sikap dan perilaku yang dibutuhkan
8
23 Pengelompokan Jenis Pelayanan Publik
Pengelompokan jenis pelayanan publik didasarkan pada ciri-ciri dan sifat kegiatan
dalam proses pelayanan serta produk pelayanan yang dihasilkan dapat dibedakan
menjadi (Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) Nomor
63KEPMPAN72003)
1 Jenis Pelayanan Administratif yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit
pelayanan berupa kegiatan pencatatan penelitian pengambilan keputusan
dokumentasi dan kegiatan tata usaha lainnya yang secara keseluruhan menghasilkan
produk akhir berupa dokumen misalnya sertifikat ijin-ijin rekomendasi keterangan
tertulis dan lain-lainnya
Contoh jenis pelayanan ini adalah pelayanan sertifikat tanah pelayanan IMB
pelayanan administrasi kependudukan (KTP NTCR akta kelahirankematian)
2 Jenis Pelayanan Barang yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan
berupa kegiatan penyediaan dan atau pengolahan bahan berwujud fisik termasuk
distribusi dan penyampaiannya kepada konsumen langsung (sebagai unit atau sebagai
individual) dalam satu sistem Secara keseluruhan kegiatan tersebut menghasilkan
produk akhir berwujud benda (berwujud fisik) atau yang dianggap benda yang
memberikan nilai tambah secara langsung bagi penerimanya
Contoh jenis pelayanan ini adalah pelayanan listrik pelayanan air bersih pelayanan
telepon
3 Jenis Pelayanan Jasa yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa
penyediaan sarana dan prasarana serta penunjangnya Pengoperasiannya berdasarkan
suatu sistem pengoperasian tertentu dan pasti produk akhirnya berupa jasa yang
mendatangkan manfaat bagi penerimanya secara langsung dan habis terpakai dalam
jangka waktu tertentu
Contoh jenis pelayanan ini adalah pelayanan angkutan darat laut dan udara
pelayanan kesehatan pelayanan perbankan pelayanan pos dan pelayanan pemadaman
kebakaran
4 Jenis Pelayanan Regulatif yaitu pelayanan melalui penegakan hukum dan peraturan
perundang-undangan maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi kehidupan
masyarakat
9
24 Peranan Birokrasi dalam Menyediakan Pelayanan Publik
Jika berbicara tentang pelayanan publik maka kita akan dihadapkan pada posisi dan
peran birokrasi Birokrasi yang tentu memiliki peran dan wewenang yang signifikan
dalam pemerintahan karena sebagai salah satu pengelola keuangan negara Birokrasi
pemerintah tentu berbeda dengan birokrasi swasta dimana birokrasi swasta lebih
berorientasi pada benefit profit (perolehan keuntungan) sedangkan birokrasi
pemerintahan memiliki fungsi pemberian pelayanan kepada masyarakat Apalagi di era
otonomi daerah seperti ini yang mengharuskan masing-masing daerah untuk mengelola
segala urusannya sendiri dan tidak tergantung kepada pemerintah pusat UU No 32
tahun 2004 mengisyaratkan hal tersebut sehingga segala urusan di daerah dapat dikelola
dengan baik tak terkecuali masalah pelayanan publik Pemerintah daerah sebagai
penyelenggara pemerintahan harus jeli terhadap kualitas pelayanan publik yang
dilakukannya terhadap masyarakat di daerahnya Pelayanan publik sampai saat ini masih
banyak kekurangan terutama pada posisi dan peran birokrasi yang belum profesional
dan independen karena netralitas birokrasi kurang terjaga
Peran birokrasi sebagai pelayan publik belum dipahami secara benar akibatnya
politisasi birokrasi sangat banyak pada era reformasi saat ini Birokrasi masih belum
efisien yang antara lain ditandai dengan adanya tumpang tindih kegiatan antar instansi
dan masih banyak fungsi-fungsi yang sudah seharusnya dapat diserahkan kepada
masyarakat masih ditangani pemerintah Dengan makin besarnya peran yang dijalankan
oleh masyarakat maka seharusnya peran birokrasi lebih cenderung sebagai agen
pembaharuan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat Oleh karena itu fungsi
pengaturan dan pengendalian yang dilakukan oleh negara adalah perumusan dan
pelaksanaan kebijaksanaan yang berfungsi sebagai motivator dan fasilitator guna
tercapainya swakarsa dan swadaya masyarakat termasuk dunia usaha
Peran lain yang seharusnya dijalankan oleh birokrasi adalah sebagai consensus building
yaitu membangun pemufakatan antara negara sektor swasta dan masyarakat Peran ini
harus dijalankan oleh birokrasi mengingat fungsinya sebagai agen pembaharuan dan
fasilitator Sebagai agen perubahan birokrasi harus mengambil inisiatif dan memelopori
suatu kebijakan atau tindakan Sedangkan sebagai fasilitator birokrasi harus dapat
memfasilitasi kepentingan-kepentingan yang muncul dari masyarakat sektor swasta
maupun kepentingan negara
10
BAB III
ISI
31Definisi dan Fungsi Puskesmas
a Definisi Puskesmas (Ilham Akhsanu Ridlo 2008)
ldquoSuatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan
yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan
pelayanan kesehatan yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu
yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun
tidak mencakup aspek pembiayaanrdquo
Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan yang letaknya berada paling
dekat ditengah-tengah masyarakat dan mudah dijangkau dibandingkan dengan unit
pelayanan kesehatan lainya (Rumah Sakit Swasta maupun Negeri) Fungsi Puskesmas
adalah mengembangkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh seiring dengan
misinya Pelayanan kesehatan tersebut harus bersifat menyeluruh atau yang disebut
dengan Comprehensive Health Care Service yang meliputi aspek promotive
preventif curative dan rehabilitatif Prioritas yang harus dikembangkan oleh
Puskesmas harus diarahkan ke bentuk pelayanan kesehatan dasar (basic health care
services) yang lebih mengedepankan upaya promosi dan pencegahan (public health
service)
Seiring dengan semangat otonomi daerah maka Puskesmas dituntut untuk
mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan Tetapi
pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah Sebagai organisasi pelayanan
mandiri kewenangan yang dimiliki Puskesmas juga meliputi kewenangan
merencanakan kegiatan sesuai masalah kesehatan di wilayahnya kewenangan
menentukan kegiatan yang termasuk public goods atau private goods serta
kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi geografi Puskesmas Jumlah
kegiatan pokok Puskesmas diserahkan pada tiap Puskesmas sesuai kebutuhan
masyarakat dan kemampuan sumber daya yang dimiliki namun Puskesmas tetap
melaksanakan kegiatan pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional
11
Jadi yang harus diketahui adalah bahwa peran Puskesmas adalah sebagai
ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan nasional secara komprehensif tidak
sebatas aspek kuratif dan rehabilitatif saja seperti di Rumah Sakit
LEVEL PELAYANAN KESEHATAN
RS Provinsi
RS Kabupaten
Puskesmas Kecamatan
Puskesmas Kelurahan
Posyandu
b Fungsi Puskesmas (Ilham Akhsanu Ridlo 2008)
1 Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah kerjanya
2 Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat
3 Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya
Proses dalam melaksanakan fungsinya dilaksanakan dengan cara
a Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri
b Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien
c Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut
tidak menimbulkan ketergantungan
d Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat
e Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan
program
32Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas
Visi dan misi Puskesmas di Indonesia merujuk pada program Indonesia Sehat
2010 Hal ini dapat kita lihat pula dalam SPM (Standar Pelayanan Minimal) Standar
Pelayanan Minimal adalah suatu standar dengan batas-batas tertentu untuk mengukur
12
kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan
dasar kepada masyarakat yang mencakup jenis pelayanan indikator dan nilai
(benchmark) Pelaksanaan Urusan Wajib dan Standar Pelayanan Minimal (UW-SPM)
diatur dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
1457MENKESSKX2003 dibedakan atas UW-SPM yang wajib diselenggarakan oleh
seluruh kabupaten-kota di seluruh Indonesia dan UW-SPM spesifik yang hanya
diselenggarakan oleh kabupaten-kota tertentu sesuai keadaan setempat UW-SPM wajib
meliputi penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar penyelenggaraan perbaikan gizi
masyarakat penyelenggaraan pemberantasan penyakit menular penyelenggaraan
promosi kesehatan dll Sedangkan UW-SPM spesifik meliputi pelayanan kesehatan
kerja pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria dll Hal ini diperkuat dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standard Pelayanan Minimal
RANCANGAN KEWENANGAN WAJIB DAN STANDARD PELAYANAN MINIMAL
Kewenangan Wajib Jenis Pelayanan
1 Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan
Dasar
Pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir
Pelayanan kesehatan bayi dan anak pra sekolah
Pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan
remaja
Pelayanan kesehatan usia subur
Pelayanan kesehatan usia lanjut
Pelayanan imunisasi
Pelayanan kesehatan jiwa masyarakat
Pelayanan pengobatan perawatan
2 Penyelenggaraan
pelayanan kesehatan
rujukan dan penunjang
Pelayanan kesehatan dengan 4 kompetensi
dasar (kebidanan bedah penyakit dalam anak)
Pelayanan kesehatan darurat
Pelayanan laboratorium kesehatan yang
mendukung upaya kesehatan perorangan dan
kesehatan masyarakat
Penyediaan pembiayaan dan jaminan kesehatan
13
3 Penyelenggaraan
pemberantasan penyakit
menular
Penyelenggaraan penyelidikan epidemiologi
dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa
(KLB)
Pencegahan dan pemberantasan penyakit polio
Pencegahan dan pemberantasan penyakit TB
paru
Pencegahan dan pemberantasan penyakit
malaria
Pencegahan dan pemberantasan penyakit kusta
Pencegahan dan pemberantasan penyakit ISPA
Pencegahan dan pemberantasan penyakit HIV-
AIDS
Pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD
Pencegahan dan pemberantasan penyakit diare
Pencegahan dan pemberantasan penyakit
fliariasis
4 Penyelenggaraan
perbaikan gizi masyarakat
Pemantauan pertumbuhan balita
Pemberian suplemen gizi
Pelayanan gizi
Penyuluhan gizi seimbang
Penyelenggaraan kewaspadaan gizi
5 Penyelenggaraan promosi
kesehatan
Penyuluhan prilaku sehat
Penyuluhan pemberdayaan masyarakat dalam
upaya kesehatan
6 Penyelenggaraan
kesehatan lingkungan dan
sanitasi dasar
Pemeliharaan kualitas lingkungan fisik kimia
biologi
Pengendalian vektor
Pelayanan hygiene sanitasi di tempat umum
7 Pencegahan dan
penanggulangan
penyalahgunaan narkotika
psikotropika dan zat
adiktif lain
Penyuluhan P3 NAPZA (Pencegahan dan
Penanggulangan Penyalahgunaan NAPZA)
yang berbasis masyarakat
14
8 Penyelenggaraan
pelayanan kefarmasian
dan pengamanan sediaan
farmasi alat kesehatan
serta makanan dan
minuman
Penyediaan obat dan perbekalan kesehatan
untuk pelayanan kesehatan dasar
Penyediaan dan pemerataan pelayanan
kefarmasian di saranan pelayanan kesehatan
Pelayanan pengamanan farmasi alat kesehatan
Program Pokok Puskesmas
Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga maupun fasilitasnya
karenanya kegiatan pokok di setiap Puskesmas dapat berbeda-beda Namun demikian
kegiatan pokok Puskesmas yang lazim dan seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut
1 Kesejahteraan ibu dan Anak ( KIA )
2 Keluarga Berencana
3 Usaha Peningkatan Gizi
4 Kesehatan Lingkungan
5 Pemberantasan Penyakit Menular
6 Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Kecelakaan
7 Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
8 Usaha Kesehatan Sekolah
9 Kesehatan Olah Raga
10 Perawatan Kesehatan Masyarakat
11 Usaha Kesehatan Kerja
12 Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut
13 Usaha Kesehatan Jiwa
14 Kesehatan Mata
15 Laboratorium ( diupayakan tidak lagi sederhana )
16 Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan
17 Kesehatan Usia Lanjut
18 Pembinaan Pengobatan Tradisional
Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan
masyarakat terkecil Karenanya kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan
kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya Setiap kegiatan
pokok Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat
15
Desa ( PKMD ) Disamping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas seperti
tersebut di atas Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program
kesehatan tertentu oleh Pemerintah Pusat ( contoh Pekan Imunisasi Nasional ) Dalam hal
demikian baik petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah
Pusat bersama Pemerintah Daerah Keadaan darurat mengenai kesehatan dapat terjadi
misalnya karena timbulnya wabah penyakit menular atau bencana alam Untuk mengatasi
kejadian darurat seperti di atas bisa mengurangi atau menunda kegiatan lain
Azas Penyelenggaraan Puskesmas Menurut Kepmenkes No 128 Tahun 2004
1 Azas pertanggungjawaban wilayah
a Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya
b Dilakukan kegiatan dalam gedung dan luar gedung
c Ditunjang dengan puskesmas pembantu Bidan di desa puskesmas keliling
2 Azas pemberdayaan masyarakat
a Puskesmas harusmemberdayakan perorangan keluarga dan masyarakat agar berperan
aktif dalam menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas
b Potensi masyarakat perlu dihimpun
3 Azas keterpaduan
Setiap upaya diselenggarakan secara terpadu
1048713 Keterpaduan lintas program
UKS keterpaduan Promkes Pengobatan Kesehatan Gigi Kespro Remaja
Kesehatan Jiwa
1048713 Keterpaduan lintassektoral
Upaya Perbaikan Gizi keterpaduan sektor kesehatan dengan camat
lurahkades pertanian pendidikan agama dunia usaha koperasi PKK
Upaya Promosi Kesehatan keterpaduan sektor kesehatan dengan camat
lurahkades pertanian pendidikan agama
4 Azas rujukan
Rujukan medisupaya kesehatan perorangan
rujukan kasus
bahan pemeriksaan
16
ilmu pengetahuan
Rujukan upaya kesehatan masyarakat
rujukan sarana dan logistik
rujukan tenaga
rujukan operasional
33 Masalah-Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan ujung tombak pelayanan
kesehatan bagi masyarakat karena cukup efektif membantu masyarakat dalam
memberikan pertolongan pertama dengan standar pelayanan kesehatan Pelayanan
kesehatan yang dikenal murah seharusnya menjadikan Puskesmas sebagai tempat
pelayanan kesehatan utama bagi masyarakat namun pada kenyataannya banyak
masyarakat yang lebih memilih pelayanan kesehatan pada dokter praktek swasta atau
petugas kesehatan praktek lainnya Kondisi ini didasari oleh persepsi awal yang negatif
dari masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas misalnya anggapan bahwa mutu
pelayanan yang terkesan seadanya artinya Puskesmas tidak cukup memadai dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat baik dilihat dari sarana dan prasarananya
maupun dari tenaga medis atau anggaran yang digunakan untuk menunjang kegiatannya
sehari-hari Sehingga banyak sekali pelayanan yang diberikan kepada masyarakat itu
tidak sesuai dengan Standar Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan Misalnya
sikap tidak disiplin petugas medis pada unit pelayanan puskesmas Peudada yang
dikeluhkan masyarakat Mereka selalu diperlakukan kurang baik oleh para petugas medis
yang dinilai cenderung arogan berdalih terbatasnya persediaan obat-obatan pada
puskesmas telah menyebabkan banyak diantara pasien terpaksa membeli obat pada
apotik Di samping itu ketika membawa salah seorang warga yang jatuh sakit saat
mengikuti kegiatan perkampungan pemuda kemudian warga yang lain mengantarnya ke
Puskesmas Peudada pasien itu tidak dilayani dengan baik bahkan mereka (perawat-red)
mengaku telah kehabisan stok obat Hal tersebut tentu telah merusak citra Puskesmas
sebagai pemberi layanan kesehatan kepada masyarakat yang dianggap dapat membantu
dalam memberikan pertolongan pertama yang sesuai dengan standar pelayanan
kesehatan Selain itu tidak berjalannya tugas edukatif di Puskesmas yang berkaitan
dengan penyuluhan kesehatan yang sekaligus berkaitan dengan tugas promotif Menurut
masyarakat petugas puskesmas sangat jarang berkunjung kalaupun ada yaitu ketika
17
keluarga mempunyai masalah kesehatan seperti anggota keluarga mengalami gizi buruk
atau penderita TB Berarti tugas ini lebih untuk memberikan laporan dan kuratif
dibanding upaya promotif Kemudian perawat puskesmas biasanya aktif dalam BP
puskesmas keliling dan puskesmas pembantu Jelas dalam tugas tersebut perawat
melakukan pemeriksaan pasien mendiagnosa pasien melakukan pengobatan pada pasien
dengan membuat resep pada pasien Namun ketika melakukan tugas tersebut tidak ada
supervisi dari siapapun khususnya penanggung jawab dalam tindakan pengobatanmedis
Tenaga perawat seolah-olah tidak menghargai kegiatan-kegitan formalnya sendiri karena
mungkin tugas kuratif lebih penting Hal ini berdampak kepada status kesehatan
masyarakat status gizi penyakit infeksi menular dan mungkin upaya kesehatan ibu dan
anak tidak mendapatkan porsi yang sesuai sehingga berdampak pada kondisi kesehatan
masyarakat Kalaulah memang tugas tenaga kesehatan di Puskesmas lebih banyak ke arah
kuratif maka Puskesmas menjadi unit dari pelayanan Rumah sakit karena Rumah Sakit
akan memiliki banyak sumber daya manusia dan fasilitas medik Tapi kalaulah
Puskesmas ini menjadi lebih dominan dalam tugas promotif dan preventif maka tugas
eksekutif bagi perawat haruslah digiatkan dan puskesmas menjadi bagian dari unit Dinas
kesehatan atau bagian tersendiri yang memiliki otonomi yang kuat dalam mengatur
program-programnya sedangkan Dinas kesehatan hanya sebagai regulator pemberi dana
dan pengadaan petugas untuk pelayanan kesehatan masyarakat diberikan kepada
Puskesmas atau pelayanan kesehatan dapat ditenderkan kepada pihak swasta Tidak
hanya hal-hal yang telah diungkapkan di atas lebih dari itu masih ada permasalahan
yang muncul di lingkup puskesmas misalnya Jam kerja Puskesmas yang sangat singkat
hanya sampai jam 1400 WIB kemampuan keuangan daerah yang terbatas puskesmas
yang kurang memiliki otoritas untuk memanfaatkan peluang yang ada puskesmas belum
terbiasa mengelola kegiatannya secara mandiri serta kurangnya kesejahteraan karyawan
yang berpengaruh terhadap motivasi dalam melaksanakan tugas di puskesmas
18
34 Faktor-Faktor Penghambat Pelayanan Puskesmas
Dalam realitanya pelayanan Puskesmas sekarang banyak memiliki masalah-
masalah Adapun masalah-masalah yang telah diungkapkan di atas itu diakibatkan oleh
faktor-faktor sebagai berikut (Tjiptoherijanto dan Said Zainal Abidin 1993 44-46)
Faktor Internal
Pelaksanaan Manajemen
Pelaksanaan manajemen merupakan hal penting yang menentukan dalam
mencapai tujuan yang efisien dan efektif dari tujuan Puskesmas Dimana
fungsi manajemen itu untuk planning organaizing leading dan controling
Pada kegiatan perencanaan setiap tahunnya sering kali tidak berjalan sehingga
kegiatan berjalan apa adanya sesuai kebiasaan yang dianggap lsquobaiksudah
biasarsquo Bahkan terasa sekali bahwa tidak pernah adanya upaya pengembangan
Serta tidak pernah terpikir untuk mempersoalkan kendali mutu pelayanan yang
disebabkan kurangnya pengetahuan peralatan dan perhatian tersita pada
upaya pengobatan Dapat dikatakan bahwa kepala Puskesmas lebih sibuk pada
masalah-masalah manajerial daripada kasus-kasus klinik Dapat dikatakan
juga bahwa kurangnya pengetahuan para Kepala Puskesmas dan rendahnya
disiplinetos kerja staff menjadikan unsur manajemen ini tidak berjalan Tentu
hal ini menghambat kinerja Puskesmas untuk melayani masyarakat dalam
bidang kesehatan
Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam mencapai
target dari program-program Puskesmas Tetapi apa yang terjadi pada
Puskesmas di Indonesia terkesan tidak diperhatian oleh pemerintah dengan
alasan wilayah geografis yang sulit untuk dijangkau sehingga sarana dan
prasarana yang ada di dalam Puskesmas sangat terbatas baik berupa alat
medis maupun obat-obatan Hal ini terjadi akibat dari sumber keuangan yang
dimiliki Puskesmas terbatas sehingga mutu pelayanan puskesmas pun menjadi
rendah karena tidak sesuai dengan standart kesehatan
Tenaga medis
Jumlah tenaga medis yang sangat sedikit mengakibatkan ketidakmampuannya
melaksanakan program dari Dinas Kesehatan Misalanya program Posyandu
yang tidak tepat sasaran Jumlah tenaga medis sedikit karena insentif dari
19
pemerintah daerah Faktor kesejahteraan pegawai memang hal penting karena
berkaitan dengan satu-satunya pendapatan resmi mereka adalah gaji Untuk
mencapai penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas di perlukan
pimpinan yang mau memotivasi pegawainya dengan cara memenuhi
kebutuhan hidupnya
Sumber keuangan Puskesmas
Sumber keuangan dari pemerintah pusat maupun daerah yang didapat tidak
sebanding dengan pengeluaran operasional Puskesmas sehingga biaya
pelayanan Puskesmas pun mahal padahal sarana yang terdapat di sana tidak
sebanding dengan apa yang harus dibayar sehingga hal ini berdampak kepada
masyarakat untuk beralih pergi ke Rumah Sakit saja yang fasilitas lebih baik
daripada Puskesmas Adapun sumber-sumber keuangan Puskesmas sebagai
berikut
Pemerintah
Sumber biaya berasal dari Pemerintah Kabupaten yang dibedakan atas dana
pembangunan dan dana anggaran rutin Dana ini diturunkan secara bertahap
ke Puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten
Retribusi
Retribusi merupakan salah satu sumber pendapatan Puskesmas yang
membiayai upaya kesehatan perorangan yang pemanfaatanya dan besarnya
ditentukan oleh Pemerintah Daerah
PT ASKES
Puskesmas menerima dana dari PT ASKES yang peruntukannya sebagai
imbal jasa kepada peserta ASKES yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS)
PT JAMSOSTEK
Puskesmas menerima dana dari PT JAMSOSTEK yang peruntukannya
sebagai imbal jasa kepada peserta JAMSOSTEK yaitu Pegawai karyawan
yang berada dibawah naungan Dinas Tenaga Kerja
BPP (Badan Penyantun Puskesmas)
Dengan memberdayakan potensi yang dimiliki masyarakat dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
20
Sumber-sumber keuangan Puskesmas ini ternyata tidak dapat membiayai
operasinal dari program-program Puskesmas Hal ini diakibatkan oleh
beberapa faktor yaitu birokratisasi penyaluran keuangan dari pemerintah
sampai ke Puskesmasnya dan rendahnya responsibilitas pengelola manajemen
Puskesmas
Psiko-sosial antara tenaga medis dengan penduduk
Perbedaan psiko-sosial antara tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas
dengan penduduk menimbulkan hambatan dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan PuskesmaTenaga-tenaga yang diperbantukan di Puskesmas
biasanya terdiri dari orang-orang terpelajar dan bukan berasal dari daerah
tersebut sehingga penduduk menganggapnya sebagai orang asing Apalagi
jika bahasa yang digunakan adalah bahasa yang tidak dimengerti oleh
penduduk maka akibatnya penduduk segan untuk datang ke Puskesmas
Faktor Eksternal
Kondisi Geografis
Kondisi geografis Puskesmas umumnya terletak pada daerah pelosok atau
setingkat dengan kecamatan Dimana kecamatan tiap-tiap daerah memilki
keadaan yang berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan
puskesmas Memang ada kecamatan-kecamatan yang hanya dengan satu
Puskesmas sudah dapat menjangkau seluruh penduduk Tetapi ada juga
puskesmas yang hanya dapat dijangkau oleh penduduk yang bermukim di
dekatnya karena penduduk yang lain bertempat tinggal jauh dari Puskesmas
Hal ini terkait pada dana yang tidak cukup untuk menggunakan alat-alat
transportasi atau memang tempat tinggalnya terpencil sehingga penduduknya
lebih senang tinggal di rumahnya daripada pergi ke Puskesmas
Pemerintah daerah
Peran Pemerintah Daerah yang terkesan gagap ini terlihat atas pemahaman
pembangunan kesehatan yang setengah-setengah dari pihak legslatif dan
eksekutif yang tercermin dari dijadikannya pelayanan kesehatan sebagai
tulang punggung pendapatan daerah Ini berarti orang sakit dijadikan tualng
punggung pendapatan daerah Padahal upaya menyehatkan masyarakat
sejatinya termaktub dalam hakikat dan semangat UU No22 dan UU No 25
tahun 1999 yang pada intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan
21
publik dan mengembangkan demokrasi menuju peningkatan kesejahteraan
rakyat Disamping itu alokasi anggaran kesehatan berbagai daerah
mencerminkan kurangnya perhatian terhadap investasi hak-hak dasar
pembangunan manusia diantaranya pelayanan kesehatan dasar
Keadaan Ekonomi Penduduk
Keadaan ekonomi penduduk memberikan andil dalam sulitnya mengupayakan
pelayanan kesehatan pada masyarakat Jumlah warga negara Indonesia
mayoritas bermata pencarian petani dan nelayan yang mana kondisi
ekonominya kurang memadai Walaupun ada ketentuan yang
memperbolehkan mereka yang tidak mampu untuk tidak usah membayar
retribusi di Puskesmas namun kenyataannya orang-orang yang demikian
justru enggan datang ke Puskesmas
Kondisi Pendidikan Penduduk
Masalah pendidikan penduduk juga berperan dalam menghambat pelayanan
yang dihadapi oleh Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan pada tingkat
pertama karena pada umumnya pendidikan masyarakat desa masih rendah
maka pola pikir mereka sangat sederhana dan kurang atau bahkan belum
paham akan arti kesehatan Mereka cenderung mengikuti sifat-sifat tradisional
yang sejak dulu dipegang oleh masyarakat dan lingkungannya
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki tingkat
pendidikan yang rendah yang mana sebagian besar penduduk Indonesia
lulusan SD terutama di daerah pelosok-pelosok Indonesia sehingga hal
berdampak pada rendahnya partisipasi masyarakat dalam mewujudkan
masyarakat Indonesia sehat terutama pada lembaga Puskesmas yang letaknya
dekat dengan masyarakat tersebut Selain itu juga disebabkan Rumah Sakit
lebih baik sarana dan prasarananya padahal Puskesmas merupakan pelayanan
kesehatan yang paling dasar dalam lingkungan masyarakat setempat
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan yang berada di Propinsi bekerja pada aspek melayani
penyembuhan penyakit yang sudah diderita oleh penduduk dibandingkan
dengan melayani obat-obatan yang dapat digunakan sebagai upaya
pencegahan timbulnya suatu penyakit pada penduduk Dengan kata lain
pelayanan kesehatan Puskesmas lebih banyak ditekankan pada tindakan
kuratif dibandingkan pada tindakan preventif apalagi promotif Selain itu
22
Dinas Kesehatan juga kurang melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap
pelaksanaan program-program Puskesmas yang sudah ada sehingga tidak
terwujudnya pelayanan kesehatan di tingkat basis
35 Solusi Mengatasi Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang terinstitusionalisasi
mempunyai kewenangan yang besar dalam menciptakan inovasi model pelayanan
kesehatan di daerah Untuk itu dibutuhkan komitmen dan kemauan untuk
meningkatkanmeratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan melakukan
revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien
di Puskesmas peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatanrevitalisasi kader PKK
pembentukan standar pelayanan kesehatan minimum untuk kinerja sistem kesehatan yang
komprehensif serta memperbaiki sistem informasi pada semua tingkatan pemerintah
Dari banyak kasus yang terjadi dibanyak daerah jelas bahwa Puskesmas memiliki
pencitraan yang rendah pada saat sekarang terutama jika dilihat dari sarana Puskesmas
tidak memiliki fasilitas yang lengkap walaupun sudah mendapat dana dari Dinas
Kesehatan
36 Analisis Kasus Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas di Kecamatan
Tamako
Seperti yang kita ketahui bahwa pelayanan kesehatan itu tidak hanya
diperuntukkan bagi mereka yang tinggal di wilayah perkotaan saja tetapi juga
diperuntukkan bagi masyarakat yang berada di wilayah pedesaan Namun pada
kenyataannya penyelenggaraan pelayanan kesehatan di wilayah pedesaan cenderung
lebih buruk dibandingan dengan di wilayah perkotaan Hal ini terjadi karena wilayah
pedesaan kurang mendapat perhatian dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah
sehingga penyelenggaraan pelayanan di pedesaan terkesan buruk Hal ini dapat dilihat
dari penyelenggaraan pelayanan puskesmas di Kecamatan Tamako yang jauh dari
standar minimal pelayanan kesehatan
23
Puskesmas Tamako yang terletak di Kecamatan Tamako berada kurang lebih 35
km dari ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara adalah satu-
satunya unit pelayanan kesehatan strata pertama yang ada di wilayah ini Dari segi sarana
dan prasarana Puskesmas ini memiliki 1 rumah dokter dan 4 rumah para medis Sebagai
ujung tombak pelayanan kesehatan Puskesmas Tamako memiliki 3 Puskesmas
pembantu dua diantaranya tidak berpenghuni 2 pos obat desa 11 Posyandu dan
didukung oleh 1 Puskesmas keliling Namun dengan jejaring seperti itu pada
kenyataannya tetap saja banyak masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Tamako ini Ketidakterjangkauan ini
umumnya disebabkan karena jauhnya jarak Puskesmas dengan pemukiman warga
sulitnya medan dan tantangan cuaca Selain itu terbatasnya persediaan obat-obatan juga
nampak di Puskesmas Tamako ini Sebagai contoh pada tahun 2001 wilayah ini
membutuhkan 1092 jenis obat sementara yang tersedia di Gudang Farmasi Kabupaten
(GFK) hanya 996 jenis obat yang mana 560 (51) diantaranya adalah obat generik
Obat-obatan yang didrop dari GFK sebagian besar tidak sesuai dengan permintaan Ada
obat yang diminta berkali-kali tetapi tidak diberikan dan jikalau diberikan jumlahnya
sangat sedikit Sebaliknya obat-obatan yang tidak diminta justru diberikan terus-
menerus Lalu jika dilihat dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) kuantitas dan
kualitas tenaga medis juga menjadi masalah di Puskesmas Tamako Status Puskesmas
Tamako yang merupakan Puskesmas rawat inap tentu saja memerlukan tenaga medis
yang cukup Namun pada kenyataannya hal tersebut tidak dapat tercapai karena
distribusi tenaga medis di Kabupaten Sangihe yang masih kurang sehingga belum dapat
memenuhi kebutuhan masyarakatnya Rasio tenaga medis dengan jumlah penduduk yang
belum berimbang ini jelas mempengaruhi pelayanan kesehatan di Kecamatan Tamako
ini Kemudian dari segi pembiayaan atau keuangan Puskesmas Tamako Secara umum
terlihat adanya upaya peningkatan alokasi anggaran untuk pembangunan sektor
kesehatan di wilayah ini Dari tahun ke tahun terlihat adanya upaya untuk lebih
menambah kepedulian terhadap sektor kesehatan yang nampak pada distribusi
penganggaran dari APBN dan APBD yang semakin meningkat Namun lagi-lagi pada
kenyataannya hal tersebut tidak seirama dengan upaya-upaya teknis yang ada di
lapangan yang ironisnya bersentuhan langsung dengan masyarakat Realisasi proyek
pembangunan sarana kesehatan sebagian besar tidak sesuai dengan kebutuhan dan
ketentuan yang berlaku Misalnya pernah terjadi saat ada rehabilitasi Puskesmas
pembantu seng yang sudah tua dibalik lalu dicat kemudian dipasang lagi dinding beton
24
yang digantikan dengan papan triplek yang dicat sehingga kelihatan dari jauh seperti
dinding beton yang asli Begitu pula dengan proyek-proyek yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tetapi dipaksakan diterima oleh Puskesmas Contohnya antena SSB yang
sudah ada ditambah lagi dengan antena yang baru yang berarti mencari lokasi
pemasangan di halaman Puskesmas sehingga halaman yang sudah sempit menjadi
semakin sempit Sementara itu anggaran rutin sebagian besar terpakai untuk gaji
pegawai sehingga sangat sedikit yang dialokasikan untuk dana rutin lain seperti
pemeliharaan gedung Oleh sebab itu perbaikan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Tamako ini tidak dapat dilaksanakan secara efektif karena adanya penyelewengan dana
yang dilakukan oleh pihak Puskesmas sendiri yang seharusnya dana yang diberikan
pemerintah dianggarkan untuk pemeliharaan gedung atau perbaikan sarana dan prasarana
Puskesmas justru dipakai untuk gaji pegawai Puskesmas sehingga penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di Puskemas Tamako tidak dapat berkembang dengan baik
25
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat ternyata
masih menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak dikeluhkan oleh masyarakat
Tidak hanya dilihat dari segi sarana dan prasarana yang kurang memadai tetapi juga dari
segi tenaga medis yang demikian pula adanya Oleh karena itu diperlukan perhatian
khusus dari pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta
komitmen untuk merubah sistem pelayanan Puskesmas yang dinilai buruk oleh
masyarakat Selain itu Puskesmas juga harus memiliki standar pelayanan yang dapat
memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat untuk mencapai kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat
42 Saran
1 Puskesmas harus lebih memfokuskan pada peningkatan pelayanan kesehatan dan
pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh
2 Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi terpenuhinya
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
3 Merestrukturisasikan peran Puskesmas
4 Pemerintah harus memberikan otonomi kepada Puskesmas dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat
5 Mensosialisasikan program-program Puskesmas kepada masyarakat untuk mengubah
citra Puskesmas yang sudah dinilai buruk oleh masyarakat
26
DAFTAR PUSTAKA
Tjiptoherijanto prijono Said Z Abidin Reformasi Administrasi dan Pembangunan
Nasional 1993 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta
wwwdinkesjatimgoid
wwwlitbangdepkesgoid
wwwlitbangdepkesgoid
definisi-puskesmashtml
model-puskesmas-era-desentralisasihtml
httponeindoskripsicom diunduh tanggal 24 November 2009
httpmuharrikyanuarwordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
httpgroupsyahoocom diunduh tanggal 24 November 2009
httpelsbappenasgoid diunduh tanggal 24 November 2009
httpalfredsalehfileswordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
27
23 Pengelompokkan Jenis Pelayanan Publik
24 Peran Birokrasi dalam Menyediakan Pelayanan Publik
BAB III ISI
31 Definisi dan Fungsi Puskesmas
32 Penyelengaaraan Pelayanan Kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas
33 Masalah-Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
34 Faktor-Faktor Penghambat Pelayanan Puskesmas
35 Solusi Mengatasi Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
36 Analisis Kasus Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas di Kecamatan Tamako
BAB IV PENUTUP
41 Kesimpulan
42 Saran
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB II
LANDASAN TEORI
21 Pengertian Birokrasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem pemerintahan yang
dijalankan oleh pegawai pemerintah karena telah berpegang pada hierarki dan jenjang
jabatan Berbagai tokoh pun menumpahkan pemikirannya tentang pengertian birokrasi
Berikut ini adalah beberapa pengetian birokrasi dari sejumlah tokoh
1 Bintoro Tjokroamidjoyo
Birokrasi adalah tipe organisasi yang dipergunakan pemerintahan modern untuk
pelaksanaan berbagai tugas-tugasnya yang bersifat spesialisasi dilaksanakan dalam
sistem administrasi dan khususnya oleh aparatur pemerintah (Tjokroamidjoyo
Bintoro 1998)
2 Soerjono Soekamto (mengutip Weber)
Birokrasi merupakan suatu organisasi yang dimaksud untuk mengerahkan tenaga
dengan teratur dan terus menerus untuk mencapaii suatu tujuan tertentu (Soekamto
Soerjono 1982)
Max Weber menggambarkan birokrasi sebagai suatu organisasi yang memiliki
beberapa karakteristik yang dirangkum oleh Martin Albrow ke dalam empat ciri utama
yaitu
1) Adanya suatu struktur hirarki termasuk pendelegasian wewenang dari atas ke bawah
dalam organisasi
2) Adanya serangkaian posisi-posisi jabatan yang masing-masing memiliki tugas dan
tanggung jawab yang tegas
3) Adanya-aturan regulasi-regulasi dan standar-standar formal yang mengatur tata kerja
organisasi dan tingkah laku para anggotanya
4) Adanya personel yang secara teknis memenuhi syarta yang dipekerjakan atas dasar
karier dengan promosi yang didasarkan pada kualifikasi dan penampilan
Hubungan birokrasi dengan masyarakat Indonesia
1 Birokrasi pemerintahan umum
Birokrasi yang berkenaan dengan fungsi-fungsi dasar pemerintahan dan keamanan
hukum dan ketertiban perpajakan dan intelejen Birokrasi menjalankan fungsi dan
4
peranan mereka dengan oreintasi pengaturan (regulative orientations) yang cukup
ketat luas dan efektif
2 Birokrasi pembangunan
Birokrasi menjalankan fungsi dan peranan untuk mendorong perubahan dan
pertumbuhan dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat Pada hakikatnya
birokrasi diharapkan mampu berperan dalam aspek pengaturan dan pelayanan secara
bersamaan
3 Birokrasi pelayanan
Birokrasi yang menjalankan peranan pelayanan secara langsung kepada
masyarakat
22 Pengertian Pelayanan Publik
ldquoSegala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan
publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan
ketentuan peraturan perundang-undanganrdquo (Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara (MenPAN) Nomor 63KEPMPAN72003)
Pelayanan publik dapat juga diartikan sebagai pemberian layanan (melayani)
keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu
sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan Pada hakikatnya
pemerintah adalah pelayanan kepada masyarakat Ia tidaklah diadakan untuk melayani
dirinya sendiri tetapi untuk melayani masyarakat serta menciptakan kondisi yang
memungkinkan setiap anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan
kreativitasnya demi mencapai tujuan bersama (Rasyid 1998) Oleh karena itu birokrasi
publik berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan layanan baik dan
profesional Pelayanan publik (public services) oleh birokrasi publik merupakan salah
satu perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi masyarakat di samping sebagai
abdi negara Pelayanan publik (public services) oleh birokrasi publik dimaksudkan untuk
mensejahterakan masyarakat (warga negara) Pelayanan umum oleh Lembaga
Administrasi Negara (1998) diartikan sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum
yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat di Daerah dan di lingkungan Badan
Usaha Milik NegaraDaerah dalam bentuk barang dan atau jasa baik dalam rangka upaya
kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan Pelayanan publik dengan demikian dapat diartikan sebagai
5
pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai
kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah
ditetapkan
Unsur-Unsur Pelayanan Publik Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) Nomor 63KEPMPAN72003
Berdasarkan berdasarkan Keputusan Menpan Nomor 63 Tahun 2003 bahwa di dalam
memberikan pelayanan publik harus mengandung unsur-unsur sebagai berikut
1 Hak dan kewajiban bagi pemberi maupun penerima pelayanan umum harus jelas
dan di ketahui sacara pasti oleh masing-masing
2 Pengaturan setiap bentuk pelayanan umum harus disesuaikan dengan kondisi
kebutuhan dan kemampuan masyarakat untuk membayar berdasarkan ketentuan
perundangan-undangan yang berlaku dengan tetap berpegang pada efisiensi dan
efektifitas
3 Mutu proses dan hasil pelayanan umum harus diupayakan agar memberi
keamanan kenyamanan kelancaran dan kepastian hukum yang dapat
dipertanggungjawabkan
4 Apabila pelayanan umum yang oleh instansi pemerintah terpaksa harus mahal
maka instansi pemerintah yang bersangkutan berkewajiban memberi peluang
kepada masyarakat untuk ikut menyelenggarakannya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
Asas Pelayanan Publik Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara (MenPAN) Nomor 63KEPMPAN72003
A Transparansi
Bersifat terbuka mudah dipahami dan dapat diakses oleh semua pihak yang
membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti
B Akuntabilitas
Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
C Kondisional
Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan publik
dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektifitas
D Partisipatif
6
Mendorong peran serta msayarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik
dengan memperhatikan aspirasi kebutuhan dan harapan masyarakat
E Kesamaan Hak
Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku ras agama golongan
gender dan status ekonomi
F Keseimbangan Hak dan Kewajiban
Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban
masing-masing pihak
Prinsip Pelayanan Publik Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara (MenPAN) Nomor 63KEPMPAN72003
A Kesederhanaan
Proseduran pelayanan publik tidak berbelit-belit mudah dipahami dan mudah
dilaksanakan
B Kejelasan
1 Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik
2 Unit kerjapejabat yang berwenang bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhanpersoalansengketa
dalam pelaksanaan pelayanan publik
3 Rincian biaya pelayanan publik tata cara pembayaran
C Kepastian Waktu
Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah
ditentukan
D Akurasi
Produk pelayanan publik diterima dengan benar tepat dan sah
E Keamanan
Proses dan produk pelayanan publik rasa aman dengan kepastian hukum
F Tanggung Jawab
Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk
bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelenggaraan
pelayanan dan penyelesaian keluhanpersoalan dalam pelaksanaan pelayanan
publik
G Kelengkapan Sarana dan Prasarana
7
Tersedianya sarana dan prasarana kerja peralatan kerja dan pendukung lainnya
yang termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika
H Kemudahan Akses
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai mudah dijangkau oleh
masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi dan informatika
I Kedislipinan Kesopanan Dan Keramahan
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan disiplinsopan dan santun ramah serta
memberikan pelayanan ikhlas
J Kenyamanan
Lingkungan pelayanan harus tertib teratur disediakan ruang tunggu yang bersih
rapi lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas
pendukung pelayanan seperti parkir toilet tempat ibadah dan lain-lain
Standar Pelayanan Publik Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara (MenPAN) Nomor 63KEPMPAN72003
1 Prosedur Pelayanan
Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan
2 Waktu Penyelesaian
Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai
dengan penyelesaian pelayanan
3 Biaya Pelayanan
Biayatarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses
pemberian pelayanan
4 Produk Pelayanan
Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan
5 Sarana dan Prasarana
Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai oleh penyelenggara pelayan
publik
6 Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan
Petugas pemberi pelayanan harus memiliki pengetahuan keahlian keterampilan
sikap dan perilaku yang dibutuhkan
8
23 Pengelompokan Jenis Pelayanan Publik
Pengelompokan jenis pelayanan publik didasarkan pada ciri-ciri dan sifat kegiatan
dalam proses pelayanan serta produk pelayanan yang dihasilkan dapat dibedakan
menjadi (Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) Nomor
63KEPMPAN72003)
1 Jenis Pelayanan Administratif yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit
pelayanan berupa kegiatan pencatatan penelitian pengambilan keputusan
dokumentasi dan kegiatan tata usaha lainnya yang secara keseluruhan menghasilkan
produk akhir berupa dokumen misalnya sertifikat ijin-ijin rekomendasi keterangan
tertulis dan lain-lainnya
Contoh jenis pelayanan ini adalah pelayanan sertifikat tanah pelayanan IMB
pelayanan administrasi kependudukan (KTP NTCR akta kelahirankematian)
2 Jenis Pelayanan Barang yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan
berupa kegiatan penyediaan dan atau pengolahan bahan berwujud fisik termasuk
distribusi dan penyampaiannya kepada konsumen langsung (sebagai unit atau sebagai
individual) dalam satu sistem Secara keseluruhan kegiatan tersebut menghasilkan
produk akhir berwujud benda (berwujud fisik) atau yang dianggap benda yang
memberikan nilai tambah secara langsung bagi penerimanya
Contoh jenis pelayanan ini adalah pelayanan listrik pelayanan air bersih pelayanan
telepon
3 Jenis Pelayanan Jasa yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa
penyediaan sarana dan prasarana serta penunjangnya Pengoperasiannya berdasarkan
suatu sistem pengoperasian tertentu dan pasti produk akhirnya berupa jasa yang
mendatangkan manfaat bagi penerimanya secara langsung dan habis terpakai dalam
jangka waktu tertentu
Contoh jenis pelayanan ini adalah pelayanan angkutan darat laut dan udara
pelayanan kesehatan pelayanan perbankan pelayanan pos dan pelayanan pemadaman
kebakaran
4 Jenis Pelayanan Regulatif yaitu pelayanan melalui penegakan hukum dan peraturan
perundang-undangan maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi kehidupan
masyarakat
9
24 Peranan Birokrasi dalam Menyediakan Pelayanan Publik
Jika berbicara tentang pelayanan publik maka kita akan dihadapkan pada posisi dan
peran birokrasi Birokrasi yang tentu memiliki peran dan wewenang yang signifikan
dalam pemerintahan karena sebagai salah satu pengelola keuangan negara Birokrasi
pemerintah tentu berbeda dengan birokrasi swasta dimana birokrasi swasta lebih
berorientasi pada benefit profit (perolehan keuntungan) sedangkan birokrasi
pemerintahan memiliki fungsi pemberian pelayanan kepada masyarakat Apalagi di era
otonomi daerah seperti ini yang mengharuskan masing-masing daerah untuk mengelola
segala urusannya sendiri dan tidak tergantung kepada pemerintah pusat UU No 32
tahun 2004 mengisyaratkan hal tersebut sehingga segala urusan di daerah dapat dikelola
dengan baik tak terkecuali masalah pelayanan publik Pemerintah daerah sebagai
penyelenggara pemerintahan harus jeli terhadap kualitas pelayanan publik yang
dilakukannya terhadap masyarakat di daerahnya Pelayanan publik sampai saat ini masih
banyak kekurangan terutama pada posisi dan peran birokrasi yang belum profesional
dan independen karena netralitas birokrasi kurang terjaga
Peran birokrasi sebagai pelayan publik belum dipahami secara benar akibatnya
politisasi birokrasi sangat banyak pada era reformasi saat ini Birokrasi masih belum
efisien yang antara lain ditandai dengan adanya tumpang tindih kegiatan antar instansi
dan masih banyak fungsi-fungsi yang sudah seharusnya dapat diserahkan kepada
masyarakat masih ditangani pemerintah Dengan makin besarnya peran yang dijalankan
oleh masyarakat maka seharusnya peran birokrasi lebih cenderung sebagai agen
pembaharuan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat Oleh karena itu fungsi
pengaturan dan pengendalian yang dilakukan oleh negara adalah perumusan dan
pelaksanaan kebijaksanaan yang berfungsi sebagai motivator dan fasilitator guna
tercapainya swakarsa dan swadaya masyarakat termasuk dunia usaha
Peran lain yang seharusnya dijalankan oleh birokrasi adalah sebagai consensus building
yaitu membangun pemufakatan antara negara sektor swasta dan masyarakat Peran ini
harus dijalankan oleh birokrasi mengingat fungsinya sebagai agen pembaharuan dan
fasilitator Sebagai agen perubahan birokrasi harus mengambil inisiatif dan memelopori
suatu kebijakan atau tindakan Sedangkan sebagai fasilitator birokrasi harus dapat
memfasilitasi kepentingan-kepentingan yang muncul dari masyarakat sektor swasta
maupun kepentingan negara
10
BAB III
ISI
31Definisi dan Fungsi Puskesmas
a Definisi Puskesmas (Ilham Akhsanu Ridlo 2008)
ldquoSuatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan
yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan
pelayanan kesehatan yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu
yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun
tidak mencakup aspek pembiayaanrdquo
Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan yang letaknya berada paling
dekat ditengah-tengah masyarakat dan mudah dijangkau dibandingkan dengan unit
pelayanan kesehatan lainya (Rumah Sakit Swasta maupun Negeri) Fungsi Puskesmas
adalah mengembangkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh seiring dengan
misinya Pelayanan kesehatan tersebut harus bersifat menyeluruh atau yang disebut
dengan Comprehensive Health Care Service yang meliputi aspek promotive
preventif curative dan rehabilitatif Prioritas yang harus dikembangkan oleh
Puskesmas harus diarahkan ke bentuk pelayanan kesehatan dasar (basic health care
services) yang lebih mengedepankan upaya promosi dan pencegahan (public health
service)
Seiring dengan semangat otonomi daerah maka Puskesmas dituntut untuk
mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan Tetapi
pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah Sebagai organisasi pelayanan
mandiri kewenangan yang dimiliki Puskesmas juga meliputi kewenangan
merencanakan kegiatan sesuai masalah kesehatan di wilayahnya kewenangan
menentukan kegiatan yang termasuk public goods atau private goods serta
kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi geografi Puskesmas Jumlah
kegiatan pokok Puskesmas diserahkan pada tiap Puskesmas sesuai kebutuhan
masyarakat dan kemampuan sumber daya yang dimiliki namun Puskesmas tetap
melaksanakan kegiatan pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional
11
Jadi yang harus diketahui adalah bahwa peran Puskesmas adalah sebagai
ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan nasional secara komprehensif tidak
sebatas aspek kuratif dan rehabilitatif saja seperti di Rumah Sakit
LEVEL PELAYANAN KESEHATAN
RS Provinsi
RS Kabupaten
Puskesmas Kecamatan
Puskesmas Kelurahan
Posyandu
b Fungsi Puskesmas (Ilham Akhsanu Ridlo 2008)
1 Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah kerjanya
2 Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat
3 Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya
Proses dalam melaksanakan fungsinya dilaksanakan dengan cara
a Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri
b Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien
c Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut
tidak menimbulkan ketergantungan
d Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat
e Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan
program
32Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas
Visi dan misi Puskesmas di Indonesia merujuk pada program Indonesia Sehat
2010 Hal ini dapat kita lihat pula dalam SPM (Standar Pelayanan Minimal) Standar
Pelayanan Minimal adalah suatu standar dengan batas-batas tertentu untuk mengukur
12
kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan
dasar kepada masyarakat yang mencakup jenis pelayanan indikator dan nilai
(benchmark) Pelaksanaan Urusan Wajib dan Standar Pelayanan Minimal (UW-SPM)
diatur dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
1457MENKESSKX2003 dibedakan atas UW-SPM yang wajib diselenggarakan oleh
seluruh kabupaten-kota di seluruh Indonesia dan UW-SPM spesifik yang hanya
diselenggarakan oleh kabupaten-kota tertentu sesuai keadaan setempat UW-SPM wajib
meliputi penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar penyelenggaraan perbaikan gizi
masyarakat penyelenggaraan pemberantasan penyakit menular penyelenggaraan
promosi kesehatan dll Sedangkan UW-SPM spesifik meliputi pelayanan kesehatan
kerja pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria dll Hal ini diperkuat dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standard Pelayanan Minimal
RANCANGAN KEWENANGAN WAJIB DAN STANDARD PELAYANAN MINIMAL
Kewenangan Wajib Jenis Pelayanan
1 Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan
Dasar
Pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir
Pelayanan kesehatan bayi dan anak pra sekolah
Pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan
remaja
Pelayanan kesehatan usia subur
Pelayanan kesehatan usia lanjut
Pelayanan imunisasi
Pelayanan kesehatan jiwa masyarakat
Pelayanan pengobatan perawatan
2 Penyelenggaraan
pelayanan kesehatan
rujukan dan penunjang
Pelayanan kesehatan dengan 4 kompetensi
dasar (kebidanan bedah penyakit dalam anak)
Pelayanan kesehatan darurat
Pelayanan laboratorium kesehatan yang
mendukung upaya kesehatan perorangan dan
kesehatan masyarakat
Penyediaan pembiayaan dan jaminan kesehatan
13
3 Penyelenggaraan
pemberantasan penyakit
menular
Penyelenggaraan penyelidikan epidemiologi
dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa
(KLB)
Pencegahan dan pemberantasan penyakit polio
Pencegahan dan pemberantasan penyakit TB
paru
Pencegahan dan pemberantasan penyakit
malaria
Pencegahan dan pemberantasan penyakit kusta
Pencegahan dan pemberantasan penyakit ISPA
Pencegahan dan pemberantasan penyakit HIV-
AIDS
Pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD
Pencegahan dan pemberantasan penyakit diare
Pencegahan dan pemberantasan penyakit
fliariasis
4 Penyelenggaraan
perbaikan gizi masyarakat
Pemantauan pertumbuhan balita
Pemberian suplemen gizi
Pelayanan gizi
Penyuluhan gizi seimbang
Penyelenggaraan kewaspadaan gizi
5 Penyelenggaraan promosi
kesehatan
Penyuluhan prilaku sehat
Penyuluhan pemberdayaan masyarakat dalam
upaya kesehatan
6 Penyelenggaraan
kesehatan lingkungan dan
sanitasi dasar
Pemeliharaan kualitas lingkungan fisik kimia
biologi
Pengendalian vektor
Pelayanan hygiene sanitasi di tempat umum
7 Pencegahan dan
penanggulangan
penyalahgunaan narkotika
psikotropika dan zat
adiktif lain
Penyuluhan P3 NAPZA (Pencegahan dan
Penanggulangan Penyalahgunaan NAPZA)
yang berbasis masyarakat
14
8 Penyelenggaraan
pelayanan kefarmasian
dan pengamanan sediaan
farmasi alat kesehatan
serta makanan dan
minuman
Penyediaan obat dan perbekalan kesehatan
untuk pelayanan kesehatan dasar
Penyediaan dan pemerataan pelayanan
kefarmasian di saranan pelayanan kesehatan
Pelayanan pengamanan farmasi alat kesehatan
Program Pokok Puskesmas
Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga maupun fasilitasnya
karenanya kegiatan pokok di setiap Puskesmas dapat berbeda-beda Namun demikian
kegiatan pokok Puskesmas yang lazim dan seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut
1 Kesejahteraan ibu dan Anak ( KIA )
2 Keluarga Berencana
3 Usaha Peningkatan Gizi
4 Kesehatan Lingkungan
5 Pemberantasan Penyakit Menular
6 Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Kecelakaan
7 Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
8 Usaha Kesehatan Sekolah
9 Kesehatan Olah Raga
10 Perawatan Kesehatan Masyarakat
11 Usaha Kesehatan Kerja
12 Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut
13 Usaha Kesehatan Jiwa
14 Kesehatan Mata
15 Laboratorium ( diupayakan tidak lagi sederhana )
16 Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan
17 Kesehatan Usia Lanjut
18 Pembinaan Pengobatan Tradisional
Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan
masyarakat terkecil Karenanya kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan
kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya Setiap kegiatan
pokok Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat
15
Desa ( PKMD ) Disamping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas seperti
tersebut di atas Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program
kesehatan tertentu oleh Pemerintah Pusat ( contoh Pekan Imunisasi Nasional ) Dalam hal
demikian baik petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah
Pusat bersama Pemerintah Daerah Keadaan darurat mengenai kesehatan dapat terjadi
misalnya karena timbulnya wabah penyakit menular atau bencana alam Untuk mengatasi
kejadian darurat seperti di atas bisa mengurangi atau menunda kegiatan lain
Azas Penyelenggaraan Puskesmas Menurut Kepmenkes No 128 Tahun 2004
1 Azas pertanggungjawaban wilayah
a Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya
b Dilakukan kegiatan dalam gedung dan luar gedung
c Ditunjang dengan puskesmas pembantu Bidan di desa puskesmas keliling
2 Azas pemberdayaan masyarakat
a Puskesmas harusmemberdayakan perorangan keluarga dan masyarakat agar berperan
aktif dalam menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas
b Potensi masyarakat perlu dihimpun
3 Azas keterpaduan
Setiap upaya diselenggarakan secara terpadu
1048713 Keterpaduan lintas program
UKS keterpaduan Promkes Pengobatan Kesehatan Gigi Kespro Remaja
Kesehatan Jiwa
1048713 Keterpaduan lintassektoral
Upaya Perbaikan Gizi keterpaduan sektor kesehatan dengan camat
lurahkades pertanian pendidikan agama dunia usaha koperasi PKK
Upaya Promosi Kesehatan keterpaduan sektor kesehatan dengan camat
lurahkades pertanian pendidikan agama
4 Azas rujukan
Rujukan medisupaya kesehatan perorangan
rujukan kasus
bahan pemeriksaan
16
ilmu pengetahuan
Rujukan upaya kesehatan masyarakat
rujukan sarana dan logistik
rujukan tenaga
rujukan operasional
33 Masalah-Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan ujung tombak pelayanan
kesehatan bagi masyarakat karena cukup efektif membantu masyarakat dalam
memberikan pertolongan pertama dengan standar pelayanan kesehatan Pelayanan
kesehatan yang dikenal murah seharusnya menjadikan Puskesmas sebagai tempat
pelayanan kesehatan utama bagi masyarakat namun pada kenyataannya banyak
masyarakat yang lebih memilih pelayanan kesehatan pada dokter praktek swasta atau
petugas kesehatan praktek lainnya Kondisi ini didasari oleh persepsi awal yang negatif
dari masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas misalnya anggapan bahwa mutu
pelayanan yang terkesan seadanya artinya Puskesmas tidak cukup memadai dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat baik dilihat dari sarana dan prasarananya
maupun dari tenaga medis atau anggaran yang digunakan untuk menunjang kegiatannya
sehari-hari Sehingga banyak sekali pelayanan yang diberikan kepada masyarakat itu
tidak sesuai dengan Standar Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan Misalnya
sikap tidak disiplin petugas medis pada unit pelayanan puskesmas Peudada yang
dikeluhkan masyarakat Mereka selalu diperlakukan kurang baik oleh para petugas medis
yang dinilai cenderung arogan berdalih terbatasnya persediaan obat-obatan pada
puskesmas telah menyebabkan banyak diantara pasien terpaksa membeli obat pada
apotik Di samping itu ketika membawa salah seorang warga yang jatuh sakit saat
mengikuti kegiatan perkampungan pemuda kemudian warga yang lain mengantarnya ke
Puskesmas Peudada pasien itu tidak dilayani dengan baik bahkan mereka (perawat-red)
mengaku telah kehabisan stok obat Hal tersebut tentu telah merusak citra Puskesmas
sebagai pemberi layanan kesehatan kepada masyarakat yang dianggap dapat membantu
dalam memberikan pertolongan pertama yang sesuai dengan standar pelayanan
kesehatan Selain itu tidak berjalannya tugas edukatif di Puskesmas yang berkaitan
dengan penyuluhan kesehatan yang sekaligus berkaitan dengan tugas promotif Menurut
masyarakat petugas puskesmas sangat jarang berkunjung kalaupun ada yaitu ketika
17
keluarga mempunyai masalah kesehatan seperti anggota keluarga mengalami gizi buruk
atau penderita TB Berarti tugas ini lebih untuk memberikan laporan dan kuratif
dibanding upaya promotif Kemudian perawat puskesmas biasanya aktif dalam BP
puskesmas keliling dan puskesmas pembantu Jelas dalam tugas tersebut perawat
melakukan pemeriksaan pasien mendiagnosa pasien melakukan pengobatan pada pasien
dengan membuat resep pada pasien Namun ketika melakukan tugas tersebut tidak ada
supervisi dari siapapun khususnya penanggung jawab dalam tindakan pengobatanmedis
Tenaga perawat seolah-olah tidak menghargai kegiatan-kegitan formalnya sendiri karena
mungkin tugas kuratif lebih penting Hal ini berdampak kepada status kesehatan
masyarakat status gizi penyakit infeksi menular dan mungkin upaya kesehatan ibu dan
anak tidak mendapatkan porsi yang sesuai sehingga berdampak pada kondisi kesehatan
masyarakat Kalaulah memang tugas tenaga kesehatan di Puskesmas lebih banyak ke arah
kuratif maka Puskesmas menjadi unit dari pelayanan Rumah sakit karena Rumah Sakit
akan memiliki banyak sumber daya manusia dan fasilitas medik Tapi kalaulah
Puskesmas ini menjadi lebih dominan dalam tugas promotif dan preventif maka tugas
eksekutif bagi perawat haruslah digiatkan dan puskesmas menjadi bagian dari unit Dinas
kesehatan atau bagian tersendiri yang memiliki otonomi yang kuat dalam mengatur
program-programnya sedangkan Dinas kesehatan hanya sebagai regulator pemberi dana
dan pengadaan petugas untuk pelayanan kesehatan masyarakat diberikan kepada
Puskesmas atau pelayanan kesehatan dapat ditenderkan kepada pihak swasta Tidak
hanya hal-hal yang telah diungkapkan di atas lebih dari itu masih ada permasalahan
yang muncul di lingkup puskesmas misalnya Jam kerja Puskesmas yang sangat singkat
hanya sampai jam 1400 WIB kemampuan keuangan daerah yang terbatas puskesmas
yang kurang memiliki otoritas untuk memanfaatkan peluang yang ada puskesmas belum
terbiasa mengelola kegiatannya secara mandiri serta kurangnya kesejahteraan karyawan
yang berpengaruh terhadap motivasi dalam melaksanakan tugas di puskesmas
18
34 Faktor-Faktor Penghambat Pelayanan Puskesmas
Dalam realitanya pelayanan Puskesmas sekarang banyak memiliki masalah-
masalah Adapun masalah-masalah yang telah diungkapkan di atas itu diakibatkan oleh
faktor-faktor sebagai berikut (Tjiptoherijanto dan Said Zainal Abidin 1993 44-46)
Faktor Internal
Pelaksanaan Manajemen
Pelaksanaan manajemen merupakan hal penting yang menentukan dalam
mencapai tujuan yang efisien dan efektif dari tujuan Puskesmas Dimana
fungsi manajemen itu untuk planning organaizing leading dan controling
Pada kegiatan perencanaan setiap tahunnya sering kali tidak berjalan sehingga
kegiatan berjalan apa adanya sesuai kebiasaan yang dianggap lsquobaiksudah
biasarsquo Bahkan terasa sekali bahwa tidak pernah adanya upaya pengembangan
Serta tidak pernah terpikir untuk mempersoalkan kendali mutu pelayanan yang
disebabkan kurangnya pengetahuan peralatan dan perhatian tersita pada
upaya pengobatan Dapat dikatakan bahwa kepala Puskesmas lebih sibuk pada
masalah-masalah manajerial daripada kasus-kasus klinik Dapat dikatakan
juga bahwa kurangnya pengetahuan para Kepala Puskesmas dan rendahnya
disiplinetos kerja staff menjadikan unsur manajemen ini tidak berjalan Tentu
hal ini menghambat kinerja Puskesmas untuk melayani masyarakat dalam
bidang kesehatan
Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam mencapai
target dari program-program Puskesmas Tetapi apa yang terjadi pada
Puskesmas di Indonesia terkesan tidak diperhatian oleh pemerintah dengan
alasan wilayah geografis yang sulit untuk dijangkau sehingga sarana dan
prasarana yang ada di dalam Puskesmas sangat terbatas baik berupa alat
medis maupun obat-obatan Hal ini terjadi akibat dari sumber keuangan yang
dimiliki Puskesmas terbatas sehingga mutu pelayanan puskesmas pun menjadi
rendah karena tidak sesuai dengan standart kesehatan
Tenaga medis
Jumlah tenaga medis yang sangat sedikit mengakibatkan ketidakmampuannya
melaksanakan program dari Dinas Kesehatan Misalanya program Posyandu
yang tidak tepat sasaran Jumlah tenaga medis sedikit karena insentif dari
19
pemerintah daerah Faktor kesejahteraan pegawai memang hal penting karena
berkaitan dengan satu-satunya pendapatan resmi mereka adalah gaji Untuk
mencapai penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas di perlukan
pimpinan yang mau memotivasi pegawainya dengan cara memenuhi
kebutuhan hidupnya
Sumber keuangan Puskesmas
Sumber keuangan dari pemerintah pusat maupun daerah yang didapat tidak
sebanding dengan pengeluaran operasional Puskesmas sehingga biaya
pelayanan Puskesmas pun mahal padahal sarana yang terdapat di sana tidak
sebanding dengan apa yang harus dibayar sehingga hal ini berdampak kepada
masyarakat untuk beralih pergi ke Rumah Sakit saja yang fasilitas lebih baik
daripada Puskesmas Adapun sumber-sumber keuangan Puskesmas sebagai
berikut
Pemerintah
Sumber biaya berasal dari Pemerintah Kabupaten yang dibedakan atas dana
pembangunan dan dana anggaran rutin Dana ini diturunkan secara bertahap
ke Puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten
Retribusi
Retribusi merupakan salah satu sumber pendapatan Puskesmas yang
membiayai upaya kesehatan perorangan yang pemanfaatanya dan besarnya
ditentukan oleh Pemerintah Daerah
PT ASKES
Puskesmas menerima dana dari PT ASKES yang peruntukannya sebagai
imbal jasa kepada peserta ASKES yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS)
PT JAMSOSTEK
Puskesmas menerima dana dari PT JAMSOSTEK yang peruntukannya
sebagai imbal jasa kepada peserta JAMSOSTEK yaitu Pegawai karyawan
yang berada dibawah naungan Dinas Tenaga Kerja
BPP (Badan Penyantun Puskesmas)
Dengan memberdayakan potensi yang dimiliki masyarakat dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
20
Sumber-sumber keuangan Puskesmas ini ternyata tidak dapat membiayai
operasinal dari program-program Puskesmas Hal ini diakibatkan oleh
beberapa faktor yaitu birokratisasi penyaluran keuangan dari pemerintah
sampai ke Puskesmasnya dan rendahnya responsibilitas pengelola manajemen
Puskesmas
Psiko-sosial antara tenaga medis dengan penduduk
Perbedaan psiko-sosial antara tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas
dengan penduduk menimbulkan hambatan dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan PuskesmaTenaga-tenaga yang diperbantukan di Puskesmas
biasanya terdiri dari orang-orang terpelajar dan bukan berasal dari daerah
tersebut sehingga penduduk menganggapnya sebagai orang asing Apalagi
jika bahasa yang digunakan adalah bahasa yang tidak dimengerti oleh
penduduk maka akibatnya penduduk segan untuk datang ke Puskesmas
Faktor Eksternal
Kondisi Geografis
Kondisi geografis Puskesmas umumnya terletak pada daerah pelosok atau
setingkat dengan kecamatan Dimana kecamatan tiap-tiap daerah memilki
keadaan yang berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan
puskesmas Memang ada kecamatan-kecamatan yang hanya dengan satu
Puskesmas sudah dapat menjangkau seluruh penduduk Tetapi ada juga
puskesmas yang hanya dapat dijangkau oleh penduduk yang bermukim di
dekatnya karena penduduk yang lain bertempat tinggal jauh dari Puskesmas
Hal ini terkait pada dana yang tidak cukup untuk menggunakan alat-alat
transportasi atau memang tempat tinggalnya terpencil sehingga penduduknya
lebih senang tinggal di rumahnya daripada pergi ke Puskesmas
Pemerintah daerah
Peran Pemerintah Daerah yang terkesan gagap ini terlihat atas pemahaman
pembangunan kesehatan yang setengah-setengah dari pihak legslatif dan
eksekutif yang tercermin dari dijadikannya pelayanan kesehatan sebagai
tulang punggung pendapatan daerah Ini berarti orang sakit dijadikan tualng
punggung pendapatan daerah Padahal upaya menyehatkan masyarakat
sejatinya termaktub dalam hakikat dan semangat UU No22 dan UU No 25
tahun 1999 yang pada intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan
21
publik dan mengembangkan demokrasi menuju peningkatan kesejahteraan
rakyat Disamping itu alokasi anggaran kesehatan berbagai daerah
mencerminkan kurangnya perhatian terhadap investasi hak-hak dasar
pembangunan manusia diantaranya pelayanan kesehatan dasar
Keadaan Ekonomi Penduduk
Keadaan ekonomi penduduk memberikan andil dalam sulitnya mengupayakan
pelayanan kesehatan pada masyarakat Jumlah warga negara Indonesia
mayoritas bermata pencarian petani dan nelayan yang mana kondisi
ekonominya kurang memadai Walaupun ada ketentuan yang
memperbolehkan mereka yang tidak mampu untuk tidak usah membayar
retribusi di Puskesmas namun kenyataannya orang-orang yang demikian
justru enggan datang ke Puskesmas
Kondisi Pendidikan Penduduk
Masalah pendidikan penduduk juga berperan dalam menghambat pelayanan
yang dihadapi oleh Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan pada tingkat
pertama karena pada umumnya pendidikan masyarakat desa masih rendah
maka pola pikir mereka sangat sederhana dan kurang atau bahkan belum
paham akan arti kesehatan Mereka cenderung mengikuti sifat-sifat tradisional
yang sejak dulu dipegang oleh masyarakat dan lingkungannya
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki tingkat
pendidikan yang rendah yang mana sebagian besar penduduk Indonesia
lulusan SD terutama di daerah pelosok-pelosok Indonesia sehingga hal
berdampak pada rendahnya partisipasi masyarakat dalam mewujudkan
masyarakat Indonesia sehat terutama pada lembaga Puskesmas yang letaknya
dekat dengan masyarakat tersebut Selain itu juga disebabkan Rumah Sakit
lebih baik sarana dan prasarananya padahal Puskesmas merupakan pelayanan
kesehatan yang paling dasar dalam lingkungan masyarakat setempat
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan yang berada di Propinsi bekerja pada aspek melayani
penyembuhan penyakit yang sudah diderita oleh penduduk dibandingkan
dengan melayani obat-obatan yang dapat digunakan sebagai upaya
pencegahan timbulnya suatu penyakit pada penduduk Dengan kata lain
pelayanan kesehatan Puskesmas lebih banyak ditekankan pada tindakan
kuratif dibandingkan pada tindakan preventif apalagi promotif Selain itu
22
Dinas Kesehatan juga kurang melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap
pelaksanaan program-program Puskesmas yang sudah ada sehingga tidak
terwujudnya pelayanan kesehatan di tingkat basis
35 Solusi Mengatasi Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang terinstitusionalisasi
mempunyai kewenangan yang besar dalam menciptakan inovasi model pelayanan
kesehatan di daerah Untuk itu dibutuhkan komitmen dan kemauan untuk
meningkatkanmeratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan melakukan
revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien
di Puskesmas peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatanrevitalisasi kader PKK
pembentukan standar pelayanan kesehatan minimum untuk kinerja sistem kesehatan yang
komprehensif serta memperbaiki sistem informasi pada semua tingkatan pemerintah
Dari banyak kasus yang terjadi dibanyak daerah jelas bahwa Puskesmas memiliki
pencitraan yang rendah pada saat sekarang terutama jika dilihat dari sarana Puskesmas
tidak memiliki fasilitas yang lengkap walaupun sudah mendapat dana dari Dinas
Kesehatan
36 Analisis Kasus Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas di Kecamatan
Tamako
Seperti yang kita ketahui bahwa pelayanan kesehatan itu tidak hanya
diperuntukkan bagi mereka yang tinggal di wilayah perkotaan saja tetapi juga
diperuntukkan bagi masyarakat yang berada di wilayah pedesaan Namun pada
kenyataannya penyelenggaraan pelayanan kesehatan di wilayah pedesaan cenderung
lebih buruk dibandingan dengan di wilayah perkotaan Hal ini terjadi karena wilayah
pedesaan kurang mendapat perhatian dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah
sehingga penyelenggaraan pelayanan di pedesaan terkesan buruk Hal ini dapat dilihat
dari penyelenggaraan pelayanan puskesmas di Kecamatan Tamako yang jauh dari
standar minimal pelayanan kesehatan
23
Puskesmas Tamako yang terletak di Kecamatan Tamako berada kurang lebih 35
km dari ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara adalah satu-
satunya unit pelayanan kesehatan strata pertama yang ada di wilayah ini Dari segi sarana
dan prasarana Puskesmas ini memiliki 1 rumah dokter dan 4 rumah para medis Sebagai
ujung tombak pelayanan kesehatan Puskesmas Tamako memiliki 3 Puskesmas
pembantu dua diantaranya tidak berpenghuni 2 pos obat desa 11 Posyandu dan
didukung oleh 1 Puskesmas keliling Namun dengan jejaring seperti itu pada
kenyataannya tetap saja banyak masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Tamako ini Ketidakterjangkauan ini
umumnya disebabkan karena jauhnya jarak Puskesmas dengan pemukiman warga
sulitnya medan dan tantangan cuaca Selain itu terbatasnya persediaan obat-obatan juga
nampak di Puskesmas Tamako ini Sebagai contoh pada tahun 2001 wilayah ini
membutuhkan 1092 jenis obat sementara yang tersedia di Gudang Farmasi Kabupaten
(GFK) hanya 996 jenis obat yang mana 560 (51) diantaranya adalah obat generik
Obat-obatan yang didrop dari GFK sebagian besar tidak sesuai dengan permintaan Ada
obat yang diminta berkali-kali tetapi tidak diberikan dan jikalau diberikan jumlahnya
sangat sedikit Sebaliknya obat-obatan yang tidak diminta justru diberikan terus-
menerus Lalu jika dilihat dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) kuantitas dan
kualitas tenaga medis juga menjadi masalah di Puskesmas Tamako Status Puskesmas
Tamako yang merupakan Puskesmas rawat inap tentu saja memerlukan tenaga medis
yang cukup Namun pada kenyataannya hal tersebut tidak dapat tercapai karena
distribusi tenaga medis di Kabupaten Sangihe yang masih kurang sehingga belum dapat
memenuhi kebutuhan masyarakatnya Rasio tenaga medis dengan jumlah penduduk yang
belum berimbang ini jelas mempengaruhi pelayanan kesehatan di Kecamatan Tamako
ini Kemudian dari segi pembiayaan atau keuangan Puskesmas Tamako Secara umum
terlihat adanya upaya peningkatan alokasi anggaran untuk pembangunan sektor
kesehatan di wilayah ini Dari tahun ke tahun terlihat adanya upaya untuk lebih
menambah kepedulian terhadap sektor kesehatan yang nampak pada distribusi
penganggaran dari APBN dan APBD yang semakin meningkat Namun lagi-lagi pada
kenyataannya hal tersebut tidak seirama dengan upaya-upaya teknis yang ada di
lapangan yang ironisnya bersentuhan langsung dengan masyarakat Realisasi proyek
pembangunan sarana kesehatan sebagian besar tidak sesuai dengan kebutuhan dan
ketentuan yang berlaku Misalnya pernah terjadi saat ada rehabilitasi Puskesmas
pembantu seng yang sudah tua dibalik lalu dicat kemudian dipasang lagi dinding beton
24
yang digantikan dengan papan triplek yang dicat sehingga kelihatan dari jauh seperti
dinding beton yang asli Begitu pula dengan proyek-proyek yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tetapi dipaksakan diterima oleh Puskesmas Contohnya antena SSB yang
sudah ada ditambah lagi dengan antena yang baru yang berarti mencari lokasi
pemasangan di halaman Puskesmas sehingga halaman yang sudah sempit menjadi
semakin sempit Sementara itu anggaran rutin sebagian besar terpakai untuk gaji
pegawai sehingga sangat sedikit yang dialokasikan untuk dana rutin lain seperti
pemeliharaan gedung Oleh sebab itu perbaikan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Tamako ini tidak dapat dilaksanakan secara efektif karena adanya penyelewengan dana
yang dilakukan oleh pihak Puskesmas sendiri yang seharusnya dana yang diberikan
pemerintah dianggarkan untuk pemeliharaan gedung atau perbaikan sarana dan prasarana
Puskesmas justru dipakai untuk gaji pegawai Puskesmas sehingga penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di Puskemas Tamako tidak dapat berkembang dengan baik
25
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat ternyata
masih menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak dikeluhkan oleh masyarakat
Tidak hanya dilihat dari segi sarana dan prasarana yang kurang memadai tetapi juga dari
segi tenaga medis yang demikian pula adanya Oleh karena itu diperlukan perhatian
khusus dari pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta
komitmen untuk merubah sistem pelayanan Puskesmas yang dinilai buruk oleh
masyarakat Selain itu Puskesmas juga harus memiliki standar pelayanan yang dapat
memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat untuk mencapai kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat
42 Saran
1 Puskesmas harus lebih memfokuskan pada peningkatan pelayanan kesehatan dan
pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh
2 Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi terpenuhinya
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
3 Merestrukturisasikan peran Puskesmas
4 Pemerintah harus memberikan otonomi kepada Puskesmas dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat
5 Mensosialisasikan program-program Puskesmas kepada masyarakat untuk mengubah
citra Puskesmas yang sudah dinilai buruk oleh masyarakat
26
DAFTAR PUSTAKA
Tjiptoherijanto prijono Said Z Abidin Reformasi Administrasi dan Pembangunan
Nasional 1993 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta
wwwdinkesjatimgoid
wwwlitbangdepkesgoid
wwwlitbangdepkesgoid
definisi-puskesmashtml
model-puskesmas-era-desentralisasihtml
httponeindoskripsicom diunduh tanggal 24 November 2009
httpmuharrikyanuarwordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
httpgroupsyahoocom diunduh tanggal 24 November 2009
httpelsbappenasgoid diunduh tanggal 24 November 2009
httpalfredsalehfileswordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
27
BAB II
LANDASAN TEORI
21 Pengertian Birokrasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem pemerintahan yang
dijalankan oleh pegawai pemerintah karena telah berpegang pada hierarki dan jenjang
jabatan Berbagai tokoh pun menumpahkan pemikirannya tentang pengertian birokrasi
Berikut ini adalah beberapa pengetian birokrasi dari sejumlah tokoh
1 Bintoro Tjokroamidjoyo
Birokrasi adalah tipe organisasi yang dipergunakan pemerintahan modern untuk
pelaksanaan berbagai tugas-tugasnya yang bersifat spesialisasi dilaksanakan dalam
sistem administrasi dan khususnya oleh aparatur pemerintah (Tjokroamidjoyo
Bintoro 1998)
2 Soerjono Soekamto (mengutip Weber)
Birokrasi merupakan suatu organisasi yang dimaksud untuk mengerahkan tenaga
dengan teratur dan terus menerus untuk mencapaii suatu tujuan tertentu (Soekamto
Soerjono 1982)
Max Weber menggambarkan birokrasi sebagai suatu organisasi yang memiliki
beberapa karakteristik yang dirangkum oleh Martin Albrow ke dalam empat ciri utama
yaitu
1) Adanya suatu struktur hirarki termasuk pendelegasian wewenang dari atas ke bawah
dalam organisasi
2) Adanya serangkaian posisi-posisi jabatan yang masing-masing memiliki tugas dan
tanggung jawab yang tegas
3) Adanya-aturan regulasi-regulasi dan standar-standar formal yang mengatur tata kerja
organisasi dan tingkah laku para anggotanya
4) Adanya personel yang secara teknis memenuhi syarta yang dipekerjakan atas dasar
karier dengan promosi yang didasarkan pada kualifikasi dan penampilan
Hubungan birokrasi dengan masyarakat Indonesia
1 Birokrasi pemerintahan umum
Birokrasi yang berkenaan dengan fungsi-fungsi dasar pemerintahan dan keamanan
hukum dan ketertiban perpajakan dan intelejen Birokrasi menjalankan fungsi dan
4
peranan mereka dengan oreintasi pengaturan (regulative orientations) yang cukup
ketat luas dan efektif
2 Birokrasi pembangunan
Birokrasi menjalankan fungsi dan peranan untuk mendorong perubahan dan
pertumbuhan dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat Pada hakikatnya
birokrasi diharapkan mampu berperan dalam aspek pengaturan dan pelayanan secara
bersamaan
3 Birokrasi pelayanan
Birokrasi yang menjalankan peranan pelayanan secara langsung kepada
masyarakat
22 Pengertian Pelayanan Publik
ldquoSegala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan
publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan
ketentuan peraturan perundang-undanganrdquo (Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara (MenPAN) Nomor 63KEPMPAN72003)
Pelayanan publik dapat juga diartikan sebagai pemberian layanan (melayani)
keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu
sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan Pada hakikatnya
pemerintah adalah pelayanan kepada masyarakat Ia tidaklah diadakan untuk melayani
dirinya sendiri tetapi untuk melayani masyarakat serta menciptakan kondisi yang
memungkinkan setiap anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan
kreativitasnya demi mencapai tujuan bersama (Rasyid 1998) Oleh karena itu birokrasi
publik berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan layanan baik dan
profesional Pelayanan publik (public services) oleh birokrasi publik merupakan salah
satu perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi masyarakat di samping sebagai
abdi negara Pelayanan publik (public services) oleh birokrasi publik dimaksudkan untuk
mensejahterakan masyarakat (warga negara) Pelayanan umum oleh Lembaga
Administrasi Negara (1998) diartikan sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum
yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat di Daerah dan di lingkungan Badan
Usaha Milik NegaraDaerah dalam bentuk barang dan atau jasa baik dalam rangka upaya
kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan Pelayanan publik dengan demikian dapat diartikan sebagai
5
pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai
kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah
ditetapkan
Unsur-Unsur Pelayanan Publik Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) Nomor 63KEPMPAN72003
Berdasarkan berdasarkan Keputusan Menpan Nomor 63 Tahun 2003 bahwa di dalam
memberikan pelayanan publik harus mengandung unsur-unsur sebagai berikut
1 Hak dan kewajiban bagi pemberi maupun penerima pelayanan umum harus jelas
dan di ketahui sacara pasti oleh masing-masing
2 Pengaturan setiap bentuk pelayanan umum harus disesuaikan dengan kondisi
kebutuhan dan kemampuan masyarakat untuk membayar berdasarkan ketentuan
perundangan-undangan yang berlaku dengan tetap berpegang pada efisiensi dan
efektifitas
3 Mutu proses dan hasil pelayanan umum harus diupayakan agar memberi
keamanan kenyamanan kelancaran dan kepastian hukum yang dapat
dipertanggungjawabkan
4 Apabila pelayanan umum yang oleh instansi pemerintah terpaksa harus mahal
maka instansi pemerintah yang bersangkutan berkewajiban memberi peluang
kepada masyarakat untuk ikut menyelenggarakannya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
Asas Pelayanan Publik Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara (MenPAN) Nomor 63KEPMPAN72003
A Transparansi
Bersifat terbuka mudah dipahami dan dapat diakses oleh semua pihak yang
membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti
B Akuntabilitas
Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
C Kondisional
Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan publik
dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektifitas
D Partisipatif
6
Mendorong peran serta msayarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik
dengan memperhatikan aspirasi kebutuhan dan harapan masyarakat
E Kesamaan Hak
Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku ras agama golongan
gender dan status ekonomi
F Keseimbangan Hak dan Kewajiban
Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban
masing-masing pihak
Prinsip Pelayanan Publik Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara (MenPAN) Nomor 63KEPMPAN72003
A Kesederhanaan
Proseduran pelayanan publik tidak berbelit-belit mudah dipahami dan mudah
dilaksanakan
B Kejelasan
1 Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik
2 Unit kerjapejabat yang berwenang bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhanpersoalansengketa
dalam pelaksanaan pelayanan publik
3 Rincian biaya pelayanan publik tata cara pembayaran
C Kepastian Waktu
Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah
ditentukan
D Akurasi
Produk pelayanan publik diterima dengan benar tepat dan sah
E Keamanan
Proses dan produk pelayanan publik rasa aman dengan kepastian hukum
F Tanggung Jawab
Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk
bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelenggaraan
pelayanan dan penyelesaian keluhanpersoalan dalam pelaksanaan pelayanan
publik
G Kelengkapan Sarana dan Prasarana
7
Tersedianya sarana dan prasarana kerja peralatan kerja dan pendukung lainnya
yang termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika
H Kemudahan Akses
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai mudah dijangkau oleh
masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi dan informatika
I Kedislipinan Kesopanan Dan Keramahan
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan disiplinsopan dan santun ramah serta
memberikan pelayanan ikhlas
J Kenyamanan
Lingkungan pelayanan harus tertib teratur disediakan ruang tunggu yang bersih
rapi lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas
pendukung pelayanan seperti parkir toilet tempat ibadah dan lain-lain
Standar Pelayanan Publik Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara (MenPAN) Nomor 63KEPMPAN72003
1 Prosedur Pelayanan
Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan
2 Waktu Penyelesaian
Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai
dengan penyelesaian pelayanan
3 Biaya Pelayanan
Biayatarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses
pemberian pelayanan
4 Produk Pelayanan
Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan
5 Sarana dan Prasarana
Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai oleh penyelenggara pelayan
publik
6 Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan
Petugas pemberi pelayanan harus memiliki pengetahuan keahlian keterampilan
sikap dan perilaku yang dibutuhkan
8
23 Pengelompokan Jenis Pelayanan Publik
Pengelompokan jenis pelayanan publik didasarkan pada ciri-ciri dan sifat kegiatan
dalam proses pelayanan serta produk pelayanan yang dihasilkan dapat dibedakan
menjadi (Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) Nomor
63KEPMPAN72003)
1 Jenis Pelayanan Administratif yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit
pelayanan berupa kegiatan pencatatan penelitian pengambilan keputusan
dokumentasi dan kegiatan tata usaha lainnya yang secara keseluruhan menghasilkan
produk akhir berupa dokumen misalnya sertifikat ijin-ijin rekomendasi keterangan
tertulis dan lain-lainnya
Contoh jenis pelayanan ini adalah pelayanan sertifikat tanah pelayanan IMB
pelayanan administrasi kependudukan (KTP NTCR akta kelahirankematian)
2 Jenis Pelayanan Barang yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan
berupa kegiatan penyediaan dan atau pengolahan bahan berwujud fisik termasuk
distribusi dan penyampaiannya kepada konsumen langsung (sebagai unit atau sebagai
individual) dalam satu sistem Secara keseluruhan kegiatan tersebut menghasilkan
produk akhir berwujud benda (berwujud fisik) atau yang dianggap benda yang
memberikan nilai tambah secara langsung bagi penerimanya
Contoh jenis pelayanan ini adalah pelayanan listrik pelayanan air bersih pelayanan
telepon
3 Jenis Pelayanan Jasa yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa
penyediaan sarana dan prasarana serta penunjangnya Pengoperasiannya berdasarkan
suatu sistem pengoperasian tertentu dan pasti produk akhirnya berupa jasa yang
mendatangkan manfaat bagi penerimanya secara langsung dan habis terpakai dalam
jangka waktu tertentu
Contoh jenis pelayanan ini adalah pelayanan angkutan darat laut dan udara
pelayanan kesehatan pelayanan perbankan pelayanan pos dan pelayanan pemadaman
kebakaran
4 Jenis Pelayanan Regulatif yaitu pelayanan melalui penegakan hukum dan peraturan
perundang-undangan maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi kehidupan
masyarakat
9
24 Peranan Birokrasi dalam Menyediakan Pelayanan Publik
Jika berbicara tentang pelayanan publik maka kita akan dihadapkan pada posisi dan
peran birokrasi Birokrasi yang tentu memiliki peran dan wewenang yang signifikan
dalam pemerintahan karena sebagai salah satu pengelola keuangan negara Birokrasi
pemerintah tentu berbeda dengan birokrasi swasta dimana birokrasi swasta lebih
berorientasi pada benefit profit (perolehan keuntungan) sedangkan birokrasi
pemerintahan memiliki fungsi pemberian pelayanan kepada masyarakat Apalagi di era
otonomi daerah seperti ini yang mengharuskan masing-masing daerah untuk mengelola
segala urusannya sendiri dan tidak tergantung kepada pemerintah pusat UU No 32
tahun 2004 mengisyaratkan hal tersebut sehingga segala urusan di daerah dapat dikelola
dengan baik tak terkecuali masalah pelayanan publik Pemerintah daerah sebagai
penyelenggara pemerintahan harus jeli terhadap kualitas pelayanan publik yang
dilakukannya terhadap masyarakat di daerahnya Pelayanan publik sampai saat ini masih
banyak kekurangan terutama pada posisi dan peran birokrasi yang belum profesional
dan independen karena netralitas birokrasi kurang terjaga
Peran birokrasi sebagai pelayan publik belum dipahami secara benar akibatnya
politisasi birokrasi sangat banyak pada era reformasi saat ini Birokrasi masih belum
efisien yang antara lain ditandai dengan adanya tumpang tindih kegiatan antar instansi
dan masih banyak fungsi-fungsi yang sudah seharusnya dapat diserahkan kepada
masyarakat masih ditangani pemerintah Dengan makin besarnya peran yang dijalankan
oleh masyarakat maka seharusnya peran birokrasi lebih cenderung sebagai agen
pembaharuan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat Oleh karena itu fungsi
pengaturan dan pengendalian yang dilakukan oleh negara adalah perumusan dan
pelaksanaan kebijaksanaan yang berfungsi sebagai motivator dan fasilitator guna
tercapainya swakarsa dan swadaya masyarakat termasuk dunia usaha
Peran lain yang seharusnya dijalankan oleh birokrasi adalah sebagai consensus building
yaitu membangun pemufakatan antara negara sektor swasta dan masyarakat Peran ini
harus dijalankan oleh birokrasi mengingat fungsinya sebagai agen pembaharuan dan
fasilitator Sebagai agen perubahan birokrasi harus mengambil inisiatif dan memelopori
suatu kebijakan atau tindakan Sedangkan sebagai fasilitator birokrasi harus dapat
memfasilitasi kepentingan-kepentingan yang muncul dari masyarakat sektor swasta
maupun kepentingan negara
10
BAB III
ISI
31Definisi dan Fungsi Puskesmas
a Definisi Puskesmas (Ilham Akhsanu Ridlo 2008)
ldquoSuatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan
yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan
pelayanan kesehatan yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu
yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun
tidak mencakup aspek pembiayaanrdquo
Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan yang letaknya berada paling
dekat ditengah-tengah masyarakat dan mudah dijangkau dibandingkan dengan unit
pelayanan kesehatan lainya (Rumah Sakit Swasta maupun Negeri) Fungsi Puskesmas
adalah mengembangkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh seiring dengan
misinya Pelayanan kesehatan tersebut harus bersifat menyeluruh atau yang disebut
dengan Comprehensive Health Care Service yang meliputi aspek promotive
preventif curative dan rehabilitatif Prioritas yang harus dikembangkan oleh
Puskesmas harus diarahkan ke bentuk pelayanan kesehatan dasar (basic health care
services) yang lebih mengedepankan upaya promosi dan pencegahan (public health
service)
Seiring dengan semangat otonomi daerah maka Puskesmas dituntut untuk
mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan Tetapi
pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah Sebagai organisasi pelayanan
mandiri kewenangan yang dimiliki Puskesmas juga meliputi kewenangan
merencanakan kegiatan sesuai masalah kesehatan di wilayahnya kewenangan
menentukan kegiatan yang termasuk public goods atau private goods serta
kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi geografi Puskesmas Jumlah
kegiatan pokok Puskesmas diserahkan pada tiap Puskesmas sesuai kebutuhan
masyarakat dan kemampuan sumber daya yang dimiliki namun Puskesmas tetap
melaksanakan kegiatan pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional
11
Jadi yang harus diketahui adalah bahwa peran Puskesmas adalah sebagai
ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan nasional secara komprehensif tidak
sebatas aspek kuratif dan rehabilitatif saja seperti di Rumah Sakit
LEVEL PELAYANAN KESEHATAN
RS Provinsi
RS Kabupaten
Puskesmas Kecamatan
Puskesmas Kelurahan
Posyandu
b Fungsi Puskesmas (Ilham Akhsanu Ridlo 2008)
1 Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah kerjanya
2 Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat
3 Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya
Proses dalam melaksanakan fungsinya dilaksanakan dengan cara
a Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri
b Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien
c Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut
tidak menimbulkan ketergantungan
d Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat
e Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan
program
32Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas
Visi dan misi Puskesmas di Indonesia merujuk pada program Indonesia Sehat
2010 Hal ini dapat kita lihat pula dalam SPM (Standar Pelayanan Minimal) Standar
Pelayanan Minimal adalah suatu standar dengan batas-batas tertentu untuk mengukur
12
kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan
dasar kepada masyarakat yang mencakup jenis pelayanan indikator dan nilai
(benchmark) Pelaksanaan Urusan Wajib dan Standar Pelayanan Minimal (UW-SPM)
diatur dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
1457MENKESSKX2003 dibedakan atas UW-SPM yang wajib diselenggarakan oleh
seluruh kabupaten-kota di seluruh Indonesia dan UW-SPM spesifik yang hanya
diselenggarakan oleh kabupaten-kota tertentu sesuai keadaan setempat UW-SPM wajib
meliputi penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar penyelenggaraan perbaikan gizi
masyarakat penyelenggaraan pemberantasan penyakit menular penyelenggaraan
promosi kesehatan dll Sedangkan UW-SPM spesifik meliputi pelayanan kesehatan
kerja pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria dll Hal ini diperkuat dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standard Pelayanan Minimal
RANCANGAN KEWENANGAN WAJIB DAN STANDARD PELAYANAN MINIMAL
Kewenangan Wajib Jenis Pelayanan
1 Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan
Dasar
Pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir
Pelayanan kesehatan bayi dan anak pra sekolah
Pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan
remaja
Pelayanan kesehatan usia subur
Pelayanan kesehatan usia lanjut
Pelayanan imunisasi
Pelayanan kesehatan jiwa masyarakat
Pelayanan pengobatan perawatan
2 Penyelenggaraan
pelayanan kesehatan
rujukan dan penunjang
Pelayanan kesehatan dengan 4 kompetensi
dasar (kebidanan bedah penyakit dalam anak)
Pelayanan kesehatan darurat
Pelayanan laboratorium kesehatan yang
mendukung upaya kesehatan perorangan dan
kesehatan masyarakat
Penyediaan pembiayaan dan jaminan kesehatan
13
3 Penyelenggaraan
pemberantasan penyakit
menular
Penyelenggaraan penyelidikan epidemiologi
dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa
(KLB)
Pencegahan dan pemberantasan penyakit polio
Pencegahan dan pemberantasan penyakit TB
paru
Pencegahan dan pemberantasan penyakit
malaria
Pencegahan dan pemberantasan penyakit kusta
Pencegahan dan pemberantasan penyakit ISPA
Pencegahan dan pemberantasan penyakit HIV-
AIDS
Pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD
Pencegahan dan pemberantasan penyakit diare
Pencegahan dan pemberantasan penyakit
fliariasis
4 Penyelenggaraan
perbaikan gizi masyarakat
Pemantauan pertumbuhan balita
Pemberian suplemen gizi
Pelayanan gizi
Penyuluhan gizi seimbang
Penyelenggaraan kewaspadaan gizi
5 Penyelenggaraan promosi
kesehatan
Penyuluhan prilaku sehat
Penyuluhan pemberdayaan masyarakat dalam
upaya kesehatan
6 Penyelenggaraan
kesehatan lingkungan dan
sanitasi dasar
Pemeliharaan kualitas lingkungan fisik kimia
biologi
Pengendalian vektor
Pelayanan hygiene sanitasi di tempat umum
7 Pencegahan dan
penanggulangan
penyalahgunaan narkotika
psikotropika dan zat
adiktif lain
Penyuluhan P3 NAPZA (Pencegahan dan
Penanggulangan Penyalahgunaan NAPZA)
yang berbasis masyarakat
14
8 Penyelenggaraan
pelayanan kefarmasian
dan pengamanan sediaan
farmasi alat kesehatan
serta makanan dan
minuman
Penyediaan obat dan perbekalan kesehatan
untuk pelayanan kesehatan dasar
Penyediaan dan pemerataan pelayanan
kefarmasian di saranan pelayanan kesehatan
Pelayanan pengamanan farmasi alat kesehatan
Program Pokok Puskesmas
Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga maupun fasilitasnya
karenanya kegiatan pokok di setiap Puskesmas dapat berbeda-beda Namun demikian
kegiatan pokok Puskesmas yang lazim dan seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut
1 Kesejahteraan ibu dan Anak ( KIA )
2 Keluarga Berencana
3 Usaha Peningkatan Gizi
4 Kesehatan Lingkungan
5 Pemberantasan Penyakit Menular
6 Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Kecelakaan
7 Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
8 Usaha Kesehatan Sekolah
9 Kesehatan Olah Raga
10 Perawatan Kesehatan Masyarakat
11 Usaha Kesehatan Kerja
12 Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut
13 Usaha Kesehatan Jiwa
14 Kesehatan Mata
15 Laboratorium ( diupayakan tidak lagi sederhana )
16 Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan
17 Kesehatan Usia Lanjut
18 Pembinaan Pengobatan Tradisional
Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan
masyarakat terkecil Karenanya kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan
kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya Setiap kegiatan
pokok Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat
15
Desa ( PKMD ) Disamping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas seperti
tersebut di atas Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program
kesehatan tertentu oleh Pemerintah Pusat ( contoh Pekan Imunisasi Nasional ) Dalam hal
demikian baik petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah
Pusat bersama Pemerintah Daerah Keadaan darurat mengenai kesehatan dapat terjadi
misalnya karena timbulnya wabah penyakit menular atau bencana alam Untuk mengatasi
kejadian darurat seperti di atas bisa mengurangi atau menunda kegiatan lain
Azas Penyelenggaraan Puskesmas Menurut Kepmenkes No 128 Tahun 2004
1 Azas pertanggungjawaban wilayah
a Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya
b Dilakukan kegiatan dalam gedung dan luar gedung
c Ditunjang dengan puskesmas pembantu Bidan di desa puskesmas keliling
2 Azas pemberdayaan masyarakat
a Puskesmas harusmemberdayakan perorangan keluarga dan masyarakat agar berperan
aktif dalam menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas
b Potensi masyarakat perlu dihimpun
3 Azas keterpaduan
Setiap upaya diselenggarakan secara terpadu
1048713 Keterpaduan lintas program
UKS keterpaduan Promkes Pengobatan Kesehatan Gigi Kespro Remaja
Kesehatan Jiwa
1048713 Keterpaduan lintassektoral
Upaya Perbaikan Gizi keterpaduan sektor kesehatan dengan camat
lurahkades pertanian pendidikan agama dunia usaha koperasi PKK
Upaya Promosi Kesehatan keterpaduan sektor kesehatan dengan camat
lurahkades pertanian pendidikan agama
4 Azas rujukan
Rujukan medisupaya kesehatan perorangan
rujukan kasus
bahan pemeriksaan
16
ilmu pengetahuan
Rujukan upaya kesehatan masyarakat
rujukan sarana dan logistik
rujukan tenaga
rujukan operasional
33 Masalah-Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan ujung tombak pelayanan
kesehatan bagi masyarakat karena cukup efektif membantu masyarakat dalam
memberikan pertolongan pertama dengan standar pelayanan kesehatan Pelayanan
kesehatan yang dikenal murah seharusnya menjadikan Puskesmas sebagai tempat
pelayanan kesehatan utama bagi masyarakat namun pada kenyataannya banyak
masyarakat yang lebih memilih pelayanan kesehatan pada dokter praktek swasta atau
petugas kesehatan praktek lainnya Kondisi ini didasari oleh persepsi awal yang negatif
dari masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas misalnya anggapan bahwa mutu
pelayanan yang terkesan seadanya artinya Puskesmas tidak cukup memadai dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat baik dilihat dari sarana dan prasarananya
maupun dari tenaga medis atau anggaran yang digunakan untuk menunjang kegiatannya
sehari-hari Sehingga banyak sekali pelayanan yang diberikan kepada masyarakat itu
tidak sesuai dengan Standar Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan Misalnya
sikap tidak disiplin petugas medis pada unit pelayanan puskesmas Peudada yang
dikeluhkan masyarakat Mereka selalu diperlakukan kurang baik oleh para petugas medis
yang dinilai cenderung arogan berdalih terbatasnya persediaan obat-obatan pada
puskesmas telah menyebabkan banyak diantara pasien terpaksa membeli obat pada
apotik Di samping itu ketika membawa salah seorang warga yang jatuh sakit saat
mengikuti kegiatan perkampungan pemuda kemudian warga yang lain mengantarnya ke
Puskesmas Peudada pasien itu tidak dilayani dengan baik bahkan mereka (perawat-red)
mengaku telah kehabisan stok obat Hal tersebut tentu telah merusak citra Puskesmas
sebagai pemberi layanan kesehatan kepada masyarakat yang dianggap dapat membantu
dalam memberikan pertolongan pertama yang sesuai dengan standar pelayanan
kesehatan Selain itu tidak berjalannya tugas edukatif di Puskesmas yang berkaitan
dengan penyuluhan kesehatan yang sekaligus berkaitan dengan tugas promotif Menurut
masyarakat petugas puskesmas sangat jarang berkunjung kalaupun ada yaitu ketika
17
keluarga mempunyai masalah kesehatan seperti anggota keluarga mengalami gizi buruk
atau penderita TB Berarti tugas ini lebih untuk memberikan laporan dan kuratif
dibanding upaya promotif Kemudian perawat puskesmas biasanya aktif dalam BP
puskesmas keliling dan puskesmas pembantu Jelas dalam tugas tersebut perawat
melakukan pemeriksaan pasien mendiagnosa pasien melakukan pengobatan pada pasien
dengan membuat resep pada pasien Namun ketika melakukan tugas tersebut tidak ada
supervisi dari siapapun khususnya penanggung jawab dalam tindakan pengobatanmedis
Tenaga perawat seolah-olah tidak menghargai kegiatan-kegitan formalnya sendiri karena
mungkin tugas kuratif lebih penting Hal ini berdampak kepada status kesehatan
masyarakat status gizi penyakit infeksi menular dan mungkin upaya kesehatan ibu dan
anak tidak mendapatkan porsi yang sesuai sehingga berdampak pada kondisi kesehatan
masyarakat Kalaulah memang tugas tenaga kesehatan di Puskesmas lebih banyak ke arah
kuratif maka Puskesmas menjadi unit dari pelayanan Rumah sakit karena Rumah Sakit
akan memiliki banyak sumber daya manusia dan fasilitas medik Tapi kalaulah
Puskesmas ini menjadi lebih dominan dalam tugas promotif dan preventif maka tugas
eksekutif bagi perawat haruslah digiatkan dan puskesmas menjadi bagian dari unit Dinas
kesehatan atau bagian tersendiri yang memiliki otonomi yang kuat dalam mengatur
program-programnya sedangkan Dinas kesehatan hanya sebagai regulator pemberi dana
dan pengadaan petugas untuk pelayanan kesehatan masyarakat diberikan kepada
Puskesmas atau pelayanan kesehatan dapat ditenderkan kepada pihak swasta Tidak
hanya hal-hal yang telah diungkapkan di atas lebih dari itu masih ada permasalahan
yang muncul di lingkup puskesmas misalnya Jam kerja Puskesmas yang sangat singkat
hanya sampai jam 1400 WIB kemampuan keuangan daerah yang terbatas puskesmas
yang kurang memiliki otoritas untuk memanfaatkan peluang yang ada puskesmas belum
terbiasa mengelola kegiatannya secara mandiri serta kurangnya kesejahteraan karyawan
yang berpengaruh terhadap motivasi dalam melaksanakan tugas di puskesmas
18
34 Faktor-Faktor Penghambat Pelayanan Puskesmas
Dalam realitanya pelayanan Puskesmas sekarang banyak memiliki masalah-
masalah Adapun masalah-masalah yang telah diungkapkan di atas itu diakibatkan oleh
faktor-faktor sebagai berikut (Tjiptoherijanto dan Said Zainal Abidin 1993 44-46)
Faktor Internal
Pelaksanaan Manajemen
Pelaksanaan manajemen merupakan hal penting yang menentukan dalam
mencapai tujuan yang efisien dan efektif dari tujuan Puskesmas Dimana
fungsi manajemen itu untuk planning organaizing leading dan controling
Pada kegiatan perencanaan setiap tahunnya sering kali tidak berjalan sehingga
kegiatan berjalan apa adanya sesuai kebiasaan yang dianggap lsquobaiksudah
biasarsquo Bahkan terasa sekali bahwa tidak pernah adanya upaya pengembangan
Serta tidak pernah terpikir untuk mempersoalkan kendali mutu pelayanan yang
disebabkan kurangnya pengetahuan peralatan dan perhatian tersita pada
upaya pengobatan Dapat dikatakan bahwa kepala Puskesmas lebih sibuk pada
masalah-masalah manajerial daripada kasus-kasus klinik Dapat dikatakan
juga bahwa kurangnya pengetahuan para Kepala Puskesmas dan rendahnya
disiplinetos kerja staff menjadikan unsur manajemen ini tidak berjalan Tentu
hal ini menghambat kinerja Puskesmas untuk melayani masyarakat dalam
bidang kesehatan
Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam mencapai
target dari program-program Puskesmas Tetapi apa yang terjadi pada
Puskesmas di Indonesia terkesan tidak diperhatian oleh pemerintah dengan
alasan wilayah geografis yang sulit untuk dijangkau sehingga sarana dan
prasarana yang ada di dalam Puskesmas sangat terbatas baik berupa alat
medis maupun obat-obatan Hal ini terjadi akibat dari sumber keuangan yang
dimiliki Puskesmas terbatas sehingga mutu pelayanan puskesmas pun menjadi
rendah karena tidak sesuai dengan standart kesehatan
Tenaga medis
Jumlah tenaga medis yang sangat sedikit mengakibatkan ketidakmampuannya
melaksanakan program dari Dinas Kesehatan Misalanya program Posyandu
yang tidak tepat sasaran Jumlah tenaga medis sedikit karena insentif dari
19
pemerintah daerah Faktor kesejahteraan pegawai memang hal penting karena
berkaitan dengan satu-satunya pendapatan resmi mereka adalah gaji Untuk
mencapai penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas di perlukan
pimpinan yang mau memotivasi pegawainya dengan cara memenuhi
kebutuhan hidupnya
Sumber keuangan Puskesmas
Sumber keuangan dari pemerintah pusat maupun daerah yang didapat tidak
sebanding dengan pengeluaran operasional Puskesmas sehingga biaya
pelayanan Puskesmas pun mahal padahal sarana yang terdapat di sana tidak
sebanding dengan apa yang harus dibayar sehingga hal ini berdampak kepada
masyarakat untuk beralih pergi ke Rumah Sakit saja yang fasilitas lebih baik
daripada Puskesmas Adapun sumber-sumber keuangan Puskesmas sebagai
berikut
Pemerintah
Sumber biaya berasal dari Pemerintah Kabupaten yang dibedakan atas dana
pembangunan dan dana anggaran rutin Dana ini diturunkan secara bertahap
ke Puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten
Retribusi
Retribusi merupakan salah satu sumber pendapatan Puskesmas yang
membiayai upaya kesehatan perorangan yang pemanfaatanya dan besarnya
ditentukan oleh Pemerintah Daerah
PT ASKES
Puskesmas menerima dana dari PT ASKES yang peruntukannya sebagai
imbal jasa kepada peserta ASKES yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS)
PT JAMSOSTEK
Puskesmas menerima dana dari PT JAMSOSTEK yang peruntukannya
sebagai imbal jasa kepada peserta JAMSOSTEK yaitu Pegawai karyawan
yang berada dibawah naungan Dinas Tenaga Kerja
BPP (Badan Penyantun Puskesmas)
Dengan memberdayakan potensi yang dimiliki masyarakat dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
20
Sumber-sumber keuangan Puskesmas ini ternyata tidak dapat membiayai
operasinal dari program-program Puskesmas Hal ini diakibatkan oleh
beberapa faktor yaitu birokratisasi penyaluran keuangan dari pemerintah
sampai ke Puskesmasnya dan rendahnya responsibilitas pengelola manajemen
Puskesmas
Psiko-sosial antara tenaga medis dengan penduduk
Perbedaan psiko-sosial antara tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas
dengan penduduk menimbulkan hambatan dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan PuskesmaTenaga-tenaga yang diperbantukan di Puskesmas
biasanya terdiri dari orang-orang terpelajar dan bukan berasal dari daerah
tersebut sehingga penduduk menganggapnya sebagai orang asing Apalagi
jika bahasa yang digunakan adalah bahasa yang tidak dimengerti oleh
penduduk maka akibatnya penduduk segan untuk datang ke Puskesmas
Faktor Eksternal
Kondisi Geografis
Kondisi geografis Puskesmas umumnya terletak pada daerah pelosok atau
setingkat dengan kecamatan Dimana kecamatan tiap-tiap daerah memilki
keadaan yang berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan
puskesmas Memang ada kecamatan-kecamatan yang hanya dengan satu
Puskesmas sudah dapat menjangkau seluruh penduduk Tetapi ada juga
puskesmas yang hanya dapat dijangkau oleh penduduk yang bermukim di
dekatnya karena penduduk yang lain bertempat tinggal jauh dari Puskesmas
Hal ini terkait pada dana yang tidak cukup untuk menggunakan alat-alat
transportasi atau memang tempat tinggalnya terpencil sehingga penduduknya
lebih senang tinggal di rumahnya daripada pergi ke Puskesmas
Pemerintah daerah
Peran Pemerintah Daerah yang terkesan gagap ini terlihat atas pemahaman
pembangunan kesehatan yang setengah-setengah dari pihak legslatif dan
eksekutif yang tercermin dari dijadikannya pelayanan kesehatan sebagai
tulang punggung pendapatan daerah Ini berarti orang sakit dijadikan tualng
punggung pendapatan daerah Padahal upaya menyehatkan masyarakat
sejatinya termaktub dalam hakikat dan semangat UU No22 dan UU No 25
tahun 1999 yang pada intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan
21
publik dan mengembangkan demokrasi menuju peningkatan kesejahteraan
rakyat Disamping itu alokasi anggaran kesehatan berbagai daerah
mencerminkan kurangnya perhatian terhadap investasi hak-hak dasar
pembangunan manusia diantaranya pelayanan kesehatan dasar
Keadaan Ekonomi Penduduk
Keadaan ekonomi penduduk memberikan andil dalam sulitnya mengupayakan
pelayanan kesehatan pada masyarakat Jumlah warga negara Indonesia
mayoritas bermata pencarian petani dan nelayan yang mana kondisi
ekonominya kurang memadai Walaupun ada ketentuan yang
memperbolehkan mereka yang tidak mampu untuk tidak usah membayar
retribusi di Puskesmas namun kenyataannya orang-orang yang demikian
justru enggan datang ke Puskesmas
Kondisi Pendidikan Penduduk
Masalah pendidikan penduduk juga berperan dalam menghambat pelayanan
yang dihadapi oleh Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan pada tingkat
pertama karena pada umumnya pendidikan masyarakat desa masih rendah
maka pola pikir mereka sangat sederhana dan kurang atau bahkan belum
paham akan arti kesehatan Mereka cenderung mengikuti sifat-sifat tradisional
yang sejak dulu dipegang oleh masyarakat dan lingkungannya
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki tingkat
pendidikan yang rendah yang mana sebagian besar penduduk Indonesia
lulusan SD terutama di daerah pelosok-pelosok Indonesia sehingga hal
berdampak pada rendahnya partisipasi masyarakat dalam mewujudkan
masyarakat Indonesia sehat terutama pada lembaga Puskesmas yang letaknya
dekat dengan masyarakat tersebut Selain itu juga disebabkan Rumah Sakit
lebih baik sarana dan prasarananya padahal Puskesmas merupakan pelayanan
kesehatan yang paling dasar dalam lingkungan masyarakat setempat
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan yang berada di Propinsi bekerja pada aspek melayani
penyembuhan penyakit yang sudah diderita oleh penduduk dibandingkan
dengan melayani obat-obatan yang dapat digunakan sebagai upaya
pencegahan timbulnya suatu penyakit pada penduduk Dengan kata lain
pelayanan kesehatan Puskesmas lebih banyak ditekankan pada tindakan
kuratif dibandingkan pada tindakan preventif apalagi promotif Selain itu
22
Dinas Kesehatan juga kurang melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap
pelaksanaan program-program Puskesmas yang sudah ada sehingga tidak
terwujudnya pelayanan kesehatan di tingkat basis
35 Solusi Mengatasi Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang terinstitusionalisasi
mempunyai kewenangan yang besar dalam menciptakan inovasi model pelayanan
kesehatan di daerah Untuk itu dibutuhkan komitmen dan kemauan untuk
meningkatkanmeratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan melakukan
revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien
di Puskesmas peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatanrevitalisasi kader PKK
pembentukan standar pelayanan kesehatan minimum untuk kinerja sistem kesehatan yang
komprehensif serta memperbaiki sistem informasi pada semua tingkatan pemerintah
Dari banyak kasus yang terjadi dibanyak daerah jelas bahwa Puskesmas memiliki
pencitraan yang rendah pada saat sekarang terutama jika dilihat dari sarana Puskesmas
tidak memiliki fasilitas yang lengkap walaupun sudah mendapat dana dari Dinas
Kesehatan
36 Analisis Kasus Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas di Kecamatan
Tamako
Seperti yang kita ketahui bahwa pelayanan kesehatan itu tidak hanya
diperuntukkan bagi mereka yang tinggal di wilayah perkotaan saja tetapi juga
diperuntukkan bagi masyarakat yang berada di wilayah pedesaan Namun pada
kenyataannya penyelenggaraan pelayanan kesehatan di wilayah pedesaan cenderung
lebih buruk dibandingan dengan di wilayah perkotaan Hal ini terjadi karena wilayah
pedesaan kurang mendapat perhatian dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah
sehingga penyelenggaraan pelayanan di pedesaan terkesan buruk Hal ini dapat dilihat
dari penyelenggaraan pelayanan puskesmas di Kecamatan Tamako yang jauh dari
standar minimal pelayanan kesehatan
23
Puskesmas Tamako yang terletak di Kecamatan Tamako berada kurang lebih 35
km dari ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara adalah satu-
satunya unit pelayanan kesehatan strata pertama yang ada di wilayah ini Dari segi sarana
dan prasarana Puskesmas ini memiliki 1 rumah dokter dan 4 rumah para medis Sebagai
ujung tombak pelayanan kesehatan Puskesmas Tamako memiliki 3 Puskesmas
pembantu dua diantaranya tidak berpenghuni 2 pos obat desa 11 Posyandu dan
didukung oleh 1 Puskesmas keliling Namun dengan jejaring seperti itu pada
kenyataannya tetap saja banyak masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Tamako ini Ketidakterjangkauan ini
umumnya disebabkan karena jauhnya jarak Puskesmas dengan pemukiman warga
sulitnya medan dan tantangan cuaca Selain itu terbatasnya persediaan obat-obatan juga
nampak di Puskesmas Tamako ini Sebagai contoh pada tahun 2001 wilayah ini
membutuhkan 1092 jenis obat sementara yang tersedia di Gudang Farmasi Kabupaten
(GFK) hanya 996 jenis obat yang mana 560 (51) diantaranya adalah obat generik
Obat-obatan yang didrop dari GFK sebagian besar tidak sesuai dengan permintaan Ada
obat yang diminta berkali-kali tetapi tidak diberikan dan jikalau diberikan jumlahnya
sangat sedikit Sebaliknya obat-obatan yang tidak diminta justru diberikan terus-
menerus Lalu jika dilihat dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) kuantitas dan
kualitas tenaga medis juga menjadi masalah di Puskesmas Tamako Status Puskesmas
Tamako yang merupakan Puskesmas rawat inap tentu saja memerlukan tenaga medis
yang cukup Namun pada kenyataannya hal tersebut tidak dapat tercapai karena
distribusi tenaga medis di Kabupaten Sangihe yang masih kurang sehingga belum dapat
memenuhi kebutuhan masyarakatnya Rasio tenaga medis dengan jumlah penduduk yang
belum berimbang ini jelas mempengaruhi pelayanan kesehatan di Kecamatan Tamako
ini Kemudian dari segi pembiayaan atau keuangan Puskesmas Tamako Secara umum
terlihat adanya upaya peningkatan alokasi anggaran untuk pembangunan sektor
kesehatan di wilayah ini Dari tahun ke tahun terlihat adanya upaya untuk lebih
menambah kepedulian terhadap sektor kesehatan yang nampak pada distribusi
penganggaran dari APBN dan APBD yang semakin meningkat Namun lagi-lagi pada
kenyataannya hal tersebut tidak seirama dengan upaya-upaya teknis yang ada di
lapangan yang ironisnya bersentuhan langsung dengan masyarakat Realisasi proyek
pembangunan sarana kesehatan sebagian besar tidak sesuai dengan kebutuhan dan
ketentuan yang berlaku Misalnya pernah terjadi saat ada rehabilitasi Puskesmas
pembantu seng yang sudah tua dibalik lalu dicat kemudian dipasang lagi dinding beton
24
yang digantikan dengan papan triplek yang dicat sehingga kelihatan dari jauh seperti
dinding beton yang asli Begitu pula dengan proyek-proyek yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tetapi dipaksakan diterima oleh Puskesmas Contohnya antena SSB yang
sudah ada ditambah lagi dengan antena yang baru yang berarti mencari lokasi
pemasangan di halaman Puskesmas sehingga halaman yang sudah sempit menjadi
semakin sempit Sementara itu anggaran rutin sebagian besar terpakai untuk gaji
pegawai sehingga sangat sedikit yang dialokasikan untuk dana rutin lain seperti
pemeliharaan gedung Oleh sebab itu perbaikan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Tamako ini tidak dapat dilaksanakan secara efektif karena adanya penyelewengan dana
yang dilakukan oleh pihak Puskesmas sendiri yang seharusnya dana yang diberikan
pemerintah dianggarkan untuk pemeliharaan gedung atau perbaikan sarana dan prasarana
Puskesmas justru dipakai untuk gaji pegawai Puskesmas sehingga penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di Puskemas Tamako tidak dapat berkembang dengan baik
25
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat ternyata
masih menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak dikeluhkan oleh masyarakat
Tidak hanya dilihat dari segi sarana dan prasarana yang kurang memadai tetapi juga dari
segi tenaga medis yang demikian pula adanya Oleh karena itu diperlukan perhatian
khusus dari pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta
komitmen untuk merubah sistem pelayanan Puskesmas yang dinilai buruk oleh
masyarakat Selain itu Puskesmas juga harus memiliki standar pelayanan yang dapat
memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat untuk mencapai kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat
42 Saran
1 Puskesmas harus lebih memfokuskan pada peningkatan pelayanan kesehatan dan
pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh
2 Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi terpenuhinya
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
3 Merestrukturisasikan peran Puskesmas
4 Pemerintah harus memberikan otonomi kepada Puskesmas dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat
5 Mensosialisasikan program-program Puskesmas kepada masyarakat untuk mengubah
citra Puskesmas yang sudah dinilai buruk oleh masyarakat
26
DAFTAR PUSTAKA
Tjiptoherijanto prijono Said Z Abidin Reformasi Administrasi dan Pembangunan
Nasional 1993 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta
wwwdinkesjatimgoid
wwwlitbangdepkesgoid
wwwlitbangdepkesgoid
definisi-puskesmashtml
model-puskesmas-era-desentralisasihtml
httponeindoskripsicom diunduh tanggal 24 November 2009
httpmuharrikyanuarwordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
httpgroupsyahoocom diunduh tanggal 24 November 2009
httpelsbappenasgoid diunduh tanggal 24 November 2009
httpalfredsalehfileswordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
27
peranan mereka dengan oreintasi pengaturan (regulative orientations) yang cukup
ketat luas dan efektif
2 Birokrasi pembangunan
Birokrasi menjalankan fungsi dan peranan untuk mendorong perubahan dan
pertumbuhan dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat Pada hakikatnya
birokrasi diharapkan mampu berperan dalam aspek pengaturan dan pelayanan secara
bersamaan
3 Birokrasi pelayanan
Birokrasi yang menjalankan peranan pelayanan secara langsung kepada
masyarakat
22 Pengertian Pelayanan Publik
ldquoSegala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan
publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan
ketentuan peraturan perundang-undanganrdquo (Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara (MenPAN) Nomor 63KEPMPAN72003)
Pelayanan publik dapat juga diartikan sebagai pemberian layanan (melayani)
keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu
sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan Pada hakikatnya
pemerintah adalah pelayanan kepada masyarakat Ia tidaklah diadakan untuk melayani
dirinya sendiri tetapi untuk melayani masyarakat serta menciptakan kondisi yang
memungkinkan setiap anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan
kreativitasnya demi mencapai tujuan bersama (Rasyid 1998) Oleh karena itu birokrasi
publik berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan layanan baik dan
profesional Pelayanan publik (public services) oleh birokrasi publik merupakan salah
satu perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi masyarakat di samping sebagai
abdi negara Pelayanan publik (public services) oleh birokrasi publik dimaksudkan untuk
mensejahterakan masyarakat (warga negara) Pelayanan umum oleh Lembaga
Administrasi Negara (1998) diartikan sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum
yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat di Daerah dan di lingkungan Badan
Usaha Milik NegaraDaerah dalam bentuk barang dan atau jasa baik dalam rangka upaya
kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan Pelayanan publik dengan demikian dapat diartikan sebagai
5
pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai
kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah
ditetapkan
Unsur-Unsur Pelayanan Publik Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) Nomor 63KEPMPAN72003
Berdasarkan berdasarkan Keputusan Menpan Nomor 63 Tahun 2003 bahwa di dalam
memberikan pelayanan publik harus mengandung unsur-unsur sebagai berikut
1 Hak dan kewajiban bagi pemberi maupun penerima pelayanan umum harus jelas
dan di ketahui sacara pasti oleh masing-masing
2 Pengaturan setiap bentuk pelayanan umum harus disesuaikan dengan kondisi
kebutuhan dan kemampuan masyarakat untuk membayar berdasarkan ketentuan
perundangan-undangan yang berlaku dengan tetap berpegang pada efisiensi dan
efektifitas
3 Mutu proses dan hasil pelayanan umum harus diupayakan agar memberi
keamanan kenyamanan kelancaran dan kepastian hukum yang dapat
dipertanggungjawabkan
4 Apabila pelayanan umum yang oleh instansi pemerintah terpaksa harus mahal
maka instansi pemerintah yang bersangkutan berkewajiban memberi peluang
kepada masyarakat untuk ikut menyelenggarakannya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
Asas Pelayanan Publik Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara (MenPAN) Nomor 63KEPMPAN72003
A Transparansi
Bersifat terbuka mudah dipahami dan dapat diakses oleh semua pihak yang
membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti
B Akuntabilitas
Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
C Kondisional
Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan publik
dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektifitas
D Partisipatif
6
Mendorong peran serta msayarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik
dengan memperhatikan aspirasi kebutuhan dan harapan masyarakat
E Kesamaan Hak
Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku ras agama golongan
gender dan status ekonomi
F Keseimbangan Hak dan Kewajiban
Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban
masing-masing pihak
Prinsip Pelayanan Publik Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara (MenPAN) Nomor 63KEPMPAN72003
A Kesederhanaan
Proseduran pelayanan publik tidak berbelit-belit mudah dipahami dan mudah
dilaksanakan
B Kejelasan
1 Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik
2 Unit kerjapejabat yang berwenang bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhanpersoalansengketa
dalam pelaksanaan pelayanan publik
3 Rincian biaya pelayanan publik tata cara pembayaran
C Kepastian Waktu
Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah
ditentukan
D Akurasi
Produk pelayanan publik diterima dengan benar tepat dan sah
E Keamanan
Proses dan produk pelayanan publik rasa aman dengan kepastian hukum
F Tanggung Jawab
Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk
bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelenggaraan
pelayanan dan penyelesaian keluhanpersoalan dalam pelaksanaan pelayanan
publik
G Kelengkapan Sarana dan Prasarana
7
Tersedianya sarana dan prasarana kerja peralatan kerja dan pendukung lainnya
yang termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika
H Kemudahan Akses
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai mudah dijangkau oleh
masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi dan informatika
I Kedislipinan Kesopanan Dan Keramahan
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan disiplinsopan dan santun ramah serta
memberikan pelayanan ikhlas
J Kenyamanan
Lingkungan pelayanan harus tertib teratur disediakan ruang tunggu yang bersih
rapi lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas
pendukung pelayanan seperti parkir toilet tempat ibadah dan lain-lain
Standar Pelayanan Publik Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara (MenPAN) Nomor 63KEPMPAN72003
1 Prosedur Pelayanan
Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan
2 Waktu Penyelesaian
Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai
dengan penyelesaian pelayanan
3 Biaya Pelayanan
Biayatarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses
pemberian pelayanan
4 Produk Pelayanan
Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan
5 Sarana dan Prasarana
Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai oleh penyelenggara pelayan
publik
6 Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan
Petugas pemberi pelayanan harus memiliki pengetahuan keahlian keterampilan
sikap dan perilaku yang dibutuhkan
8
23 Pengelompokan Jenis Pelayanan Publik
Pengelompokan jenis pelayanan publik didasarkan pada ciri-ciri dan sifat kegiatan
dalam proses pelayanan serta produk pelayanan yang dihasilkan dapat dibedakan
menjadi (Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) Nomor
63KEPMPAN72003)
1 Jenis Pelayanan Administratif yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit
pelayanan berupa kegiatan pencatatan penelitian pengambilan keputusan
dokumentasi dan kegiatan tata usaha lainnya yang secara keseluruhan menghasilkan
produk akhir berupa dokumen misalnya sertifikat ijin-ijin rekomendasi keterangan
tertulis dan lain-lainnya
Contoh jenis pelayanan ini adalah pelayanan sertifikat tanah pelayanan IMB
pelayanan administrasi kependudukan (KTP NTCR akta kelahirankematian)
2 Jenis Pelayanan Barang yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan
berupa kegiatan penyediaan dan atau pengolahan bahan berwujud fisik termasuk
distribusi dan penyampaiannya kepada konsumen langsung (sebagai unit atau sebagai
individual) dalam satu sistem Secara keseluruhan kegiatan tersebut menghasilkan
produk akhir berwujud benda (berwujud fisik) atau yang dianggap benda yang
memberikan nilai tambah secara langsung bagi penerimanya
Contoh jenis pelayanan ini adalah pelayanan listrik pelayanan air bersih pelayanan
telepon
3 Jenis Pelayanan Jasa yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa
penyediaan sarana dan prasarana serta penunjangnya Pengoperasiannya berdasarkan
suatu sistem pengoperasian tertentu dan pasti produk akhirnya berupa jasa yang
mendatangkan manfaat bagi penerimanya secara langsung dan habis terpakai dalam
jangka waktu tertentu
Contoh jenis pelayanan ini adalah pelayanan angkutan darat laut dan udara
pelayanan kesehatan pelayanan perbankan pelayanan pos dan pelayanan pemadaman
kebakaran
4 Jenis Pelayanan Regulatif yaitu pelayanan melalui penegakan hukum dan peraturan
perundang-undangan maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi kehidupan
masyarakat
9
24 Peranan Birokrasi dalam Menyediakan Pelayanan Publik
Jika berbicara tentang pelayanan publik maka kita akan dihadapkan pada posisi dan
peran birokrasi Birokrasi yang tentu memiliki peran dan wewenang yang signifikan
dalam pemerintahan karena sebagai salah satu pengelola keuangan negara Birokrasi
pemerintah tentu berbeda dengan birokrasi swasta dimana birokrasi swasta lebih
berorientasi pada benefit profit (perolehan keuntungan) sedangkan birokrasi
pemerintahan memiliki fungsi pemberian pelayanan kepada masyarakat Apalagi di era
otonomi daerah seperti ini yang mengharuskan masing-masing daerah untuk mengelola
segala urusannya sendiri dan tidak tergantung kepada pemerintah pusat UU No 32
tahun 2004 mengisyaratkan hal tersebut sehingga segala urusan di daerah dapat dikelola
dengan baik tak terkecuali masalah pelayanan publik Pemerintah daerah sebagai
penyelenggara pemerintahan harus jeli terhadap kualitas pelayanan publik yang
dilakukannya terhadap masyarakat di daerahnya Pelayanan publik sampai saat ini masih
banyak kekurangan terutama pada posisi dan peran birokrasi yang belum profesional
dan independen karena netralitas birokrasi kurang terjaga
Peran birokrasi sebagai pelayan publik belum dipahami secara benar akibatnya
politisasi birokrasi sangat banyak pada era reformasi saat ini Birokrasi masih belum
efisien yang antara lain ditandai dengan adanya tumpang tindih kegiatan antar instansi
dan masih banyak fungsi-fungsi yang sudah seharusnya dapat diserahkan kepada
masyarakat masih ditangani pemerintah Dengan makin besarnya peran yang dijalankan
oleh masyarakat maka seharusnya peran birokrasi lebih cenderung sebagai agen
pembaharuan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat Oleh karena itu fungsi
pengaturan dan pengendalian yang dilakukan oleh negara adalah perumusan dan
pelaksanaan kebijaksanaan yang berfungsi sebagai motivator dan fasilitator guna
tercapainya swakarsa dan swadaya masyarakat termasuk dunia usaha
Peran lain yang seharusnya dijalankan oleh birokrasi adalah sebagai consensus building
yaitu membangun pemufakatan antara negara sektor swasta dan masyarakat Peran ini
harus dijalankan oleh birokrasi mengingat fungsinya sebagai agen pembaharuan dan
fasilitator Sebagai agen perubahan birokrasi harus mengambil inisiatif dan memelopori
suatu kebijakan atau tindakan Sedangkan sebagai fasilitator birokrasi harus dapat
memfasilitasi kepentingan-kepentingan yang muncul dari masyarakat sektor swasta
maupun kepentingan negara
10
BAB III
ISI
31Definisi dan Fungsi Puskesmas
a Definisi Puskesmas (Ilham Akhsanu Ridlo 2008)
ldquoSuatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan
yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan
pelayanan kesehatan yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu
yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun
tidak mencakup aspek pembiayaanrdquo
Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan yang letaknya berada paling
dekat ditengah-tengah masyarakat dan mudah dijangkau dibandingkan dengan unit
pelayanan kesehatan lainya (Rumah Sakit Swasta maupun Negeri) Fungsi Puskesmas
adalah mengembangkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh seiring dengan
misinya Pelayanan kesehatan tersebut harus bersifat menyeluruh atau yang disebut
dengan Comprehensive Health Care Service yang meliputi aspek promotive
preventif curative dan rehabilitatif Prioritas yang harus dikembangkan oleh
Puskesmas harus diarahkan ke bentuk pelayanan kesehatan dasar (basic health care
services) yang lebih mengedepankan upaya promosi dan pencegahan (public health
service)
Seiring dengan semangat otonomi daerah maka Puskesmas dituntut untuk
mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan Tetapi
pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah Sebagai organisasi pelayanan
mandiri kewenangan yang dimiliki Puskesmas juga meliputi kewenangan
merencanakan kegiatan sesuai masalah kesehatan di wilayahnya kewenangan
menentukan kegiatan yang termasuk public goods atau private goods serta
kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi geografi Puskesmas Jumlah
kegiatan pokok Puskesmas diserahkan pada tiap Puskesmas sesuai kebutuhan
masyarakat dan kemampuan sumber daya yang dimiliki namun Puskesmas tetap
melaksanakan kegiatan pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional
11
Jadi yang harus diketahui adalah bahwa peran Puskesmas adalah sebagai
ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan nasional secara komprehensif tidak
sebatas aspek kuratif dan rehabilitatif saja seperti di Rumah Sakit
LEVEL PELAYANAN KESEHATAN
RS Provinsi
RS Kabupaten
Puskesmas Kecamatan
Puskesmas Kelurahan
Posyandu
b Fungsi Puskesmas (Ilham Akhsanu Ridlo 2008)
1 Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah kerjanya
2 Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat
3 Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya
Proses dalam melaksanakan fungsinya dilaksanakan dengan cara
a Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri
b Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien
c Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut
tidak menimbulkan ketergantungan
d Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat
e Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan
program
32Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas
Visi dan misi Puskesmas di Indonesia merujuk pada program Indonesia Sehat
2010 Hal ini dapat kita lihat pula dalam SPM (Standar Pelayanan Minimal) Standar
Pelayanan Minimal adalah suatu standar dengan batas-batas tertentu untuk mengukur
12
kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan
dasar kepada masyarakat yang mencakup jenis pelayanan indikator dan nilai
(benchmark) Pelaksanaan Urusan Wajib dan Standar Pelayanan Minimal (UW-SPM)
diatur dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
1457MENKESSKX2003 dibedakan atas UW-SPM yang wajib diselenggarakan oleh
seluruh kabupaten-kota di seluruh Indonesia dan UW-SPM spesifik yang hanya
diselenggarakan oleh kabupaten-kota tertentu sesuai keadaan setempat UW-SPM wajib
meliputi penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar penyelenggaraan perbaikan gizi
masyarakat penyelenggaraan pemberantasan penyakit menular penyelenggaraan
promosi kesehatan dll Sedangkan UW-SPM spesifik meliputi pelayanan kesehatan
kerja pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria dll Hal ini diperkuat dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standard Pelayanan Minimal
RANCANGAN KEWENANGAN WAJIB DAN STANDARD PELAYANAN MINIMAL
Kewenangan Wajib Jenis Pelayanan
1 Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan
Dasar
Pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir
Pelayanan kesehatan bayi dan anak pra sekolah
Pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan
remaja
Pelayanan kesehatan usia subur
Pelayanan kesehatan usia lanjut
Pelayanan imunisasi
Pelayanan kesehatan jiwa masyarakat
Pelayanan pengobatan perawatan
2 Penyelenggaraan
pelayanan kesehatan
rujukan dan penunjang
Pelayanan kesehatan dengan 4 kompetensi
dasar (kebidanan bedah penyakit dalam anak)
Pelayanan kesehatan darurat
Pelayanan laboratorium kesehatan yang
mendukung upaya kesehatan perorangan dan
kesehatan masyarakat
Penyediaan pembiayaan dan jaminan kesehatan
13
3 Penyelenggaraan
pemberantasan penyakit
menular
Penyelenggaraan penyelidikan epidemiologi
dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa
(KLB)
Pencegahan dan pemberantasan penyakit polio
Pencegahan dan pemberantasan penyakit TB
paru
Pencegahan dan pemberantasan penyakit
malaria
Pencegahan dan pemberantasan penyakit kusta
Pencegahan dan pemberantasan penyakit ISPA
Pencegahan dan pemberantasan penyakit HIV-
AIDS
Pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD
Pencegahan dan pemberantasan penyakit diare
Pencegahan dan pemberantasan penyakit
fliariasis
4 Penyelenggaraan
perbaikan gizi masyarakat
Pemantauan pertumbuhan balita
Pemberian suplemen gizi
Pelayanan gizi
Penyuluhan gizi seimbang
Penyelenggaraan kewaspadaan gizi
5 Penyelenggaraan promosi
kesehatan
Penyuluhan prilaku sehat
Penyuluhan pemberdayaan masyarakat dalam
upaya kesehatan
6 Penyelenggaraan
kesehatan lingkungan dan
sanitasi dasar
Pemeliharaan kualitas lingkungan fisik kimia
biologi
Pengendalian vektor
Pelayanan hygiene sanitasi di tempat umum
7 Pencegahan dan
penanggulangan
penyalahgunaan narkotika
psikotropika dan zat
adiktif lain
Penyuluhan P3 NAPZA (Pencegahan dan
Penanggulangan Penyalahgunaan NAPZA)
yang berbasis masyarakat
14
8 Penyelenggaraan
pelayanan kefarmasian
dan pengamanan sediaan
farmasi alat kesehatan
serta makanan dan
minuman
Penyediaan obat dan perbekalan kesehatan
untuk pelayanan kesehatan dasar
Penyediaan dan pemerataan pelayanan
kefarmasian di saranan pelayanan kesehatan
Pelayanan pengamanan farmasi alat kesehatan
Program Pokok Puskesmas
Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga maupun fasilitasnya
karenanya kegiatan pokok di setiap Puskesmas dapat berbeda-beda Namun demikian
kegiatan pokok Puskesmas yang lazim dan seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut
1 Kesejahteraan ibu dan Anak ( KIA )
2 Keluarga Berencana
3 Usaha Peningkatan Gizi
4 Kesehatan Lingkungan
5 Pemberantasan Penyakit Menular
6 Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Kecelakaan
7 Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
8 Usaha Kesehatan Sekolah
9 Kesehatan Olah Raga
10 Perawatan Kesehatan Masyarakat
11 Usaha Kesehatan Kerja
12 Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut
13 Usaha Kesehatan Jiwa
14 Kesehatan Mata
15 Laboratorium ( diupayakan tidak lagi sederhana )
16 Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan
17 Kesehatan Usia Lanjut
18 Pembinaan Pengobatan Tradisional
Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan
masyarakat terkecil Karenanya kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan
kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya Setiap kegiatan
pokok Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat
15
Desa ( PKMD ) Disamping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas seperti
tersebut di atas Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program
kesehatan tertentu oleh Pemerintah Pusat ( contoh Pekan Imunisasi Nasional ) Dalam hal
demikian baik petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah
Pusat bersama Pemerintah Daerah Keadaan darurat mengenai kesehatan dapat terjadi
misalnya karena timbulnya wabah penyakit menular atau bencana alam Untuk mengatasi
kejadian darurat seperti di atas bisa mengurangi atau menunda kegiatan lain
Azas Penyelenggaraan Puskesmas Menurut Kepmenkes No 128 Tahun 2004
1 Azas pertanggungjawaban wilayah
a Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya
b Dilakukan kegiatan dalam gedung dan luar gedung
c Ditunjang dengan puskesmas pembantu Bidan di desa puskesmas keliling
2 Azas pemberdayaan masyarakat
a Puskesmas harusmemberdayakan perorangan keluarga dan masyarakat agar berperan
aktif dalam menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas
b Potensi masyarakat perlu dihimpun
3 Azas keterpaduan
Setiap upaya diselenggarakan secara terpadu
1048713 Keterpaduan lintas program
UKS keterpaduan Promkes Pengobatan Kesehatan Gigi Kespro Remaja
Kesehatan Jiwa
1048713 Keterpaduan lintassektoral
Upaya Perbaikan Gizi keterpaduan sektor kesehatan dengan camat
lurahkades pertanian pendidikan agama dunia usaha koperasi PKK
Upaya Promosi Kesehatan keterpaduan sektor kesehatan dengan camat
lurahkades pertanian pendidikan agama
4 Azas rujukan
Rujukan medisupaya kesehatan perorangan
rujukan kasus
bahan pemeriksaan
16
ilmu pengetahuan
Rujukan upaya kesehatan masyarakat
rujukan sarana dan logistik
rujukan tenaga
rujukan operasional
33 Masalah-Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan ujung tombak pelayanan
kesehatan bagi masyarakat karena cukup efektif membantu masyarakat dalam
memberikan pertolongan pertama dengan standar pelayanan kesehatan Pelayanan
kesehatan yang dikenal murah seharusnya menjadikan Puskesmas sebagai tempat
pelayanan kesehatan utama bagi masyarakat namun pada kenyataannya banyak
masyarakat yang lebih memilih pelayanan kesehatan pada dokter praktek swasta atau
petugas kesehatan praktek lainnya Kondisi ini didasari oleh persepsi awal yang negatif
dari masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas misalnya anggapan bahwa mutu
pelayanan yang terkesan seadanya artinya Puskesmas tidak cukup memadai dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat baik dilihat dari sarana dan prasarananya
maupun dari tenaga medis atau anggaran yang digunakan untuk menunjang kegiatannya
sehari-hari Sehingga banyak sekali pelayanan yang diberikan kepada masyarakat itu
tidak sesuai dengan Standar Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan Misalnya
sikap tidak disiplin petugas medis pada unit pelayanan puskesmas Peudada yang
dikeluhkan masyarakat Mereka selalu diperlakukan kurang baik oleh para petugas medis
yang dinilai cenderung arogan berdalih terbatasnya persediaan obat-obatan pada
puskesmas telah menyebabkan banyak diantara pasien terpaksa membeli obat pada
apotik Di samping itu ketika membawa salah seorang warga yang jatuh sakit saat
mengikuti kegiatan perkampungan pemuda kemudian warga yang lain mengantarnya ke
Puskesmas Peudada pasien itu tidak dilayani dengan baik bahkan mereka (perawat-red)
mengaku telah kehabisan stok obat Hal tersebut tentu telah merusak citra Puskesmas
sebagai pemberi layanan kesehatan kepada masyarakat yang dianggap dapat membantu
dalam memberikan pertolongan pertama yang sesuai dengan standar pelayanan
kesehatan Selain itu tidak berjalannya tugas edukatif di Puskesmas yang berkaitan
dengan penyuluhan kesehatan yang sekaligus berkaitan dengan tugas promotif Menurut
masyarakat petugas puskesmas sangat jarang berkunjung kalaupun ada yaitu ketika
17
keluarga mempunyai masalah kesehatan seperti anggota keluarga mengalami gizi buruk
atau penderita TB Berarti tugas ini lebih untuk memberikan laporan dan kuratif
dibanding upaya promotif Kemudian perawat puskesmas biasanya aktif dalam BP
puskesmas keliling dan puskesmas pembantu Jelas dalam tugas tersebut perawat
melakukan pemeriksaan pasien mendiagnosa pasien melakukan pengobatan pada pasien
dengan membuat resep pada pasien Namun ketika melakukan tugas tersebut tidak ada
supervisi dari siapapun khususnya penanggung jawab dalam tindakan pengobatanmedis
Tenaga perawat seolah-olah tidak menghargai kegiatan-kegitan formalnya sendiri karena
mungkin tugas kuratif lebih penting Hal ini berdampak kepada status kesehatan
masyarakat status gizi penyakit infeksi menular dan mungkin upaya kesehatan ibu dan
anak tidak mendapatkan porsi yang sesuai sehingga berdampak pada kondisi kesehatan
masyarakat Kalaulah memang tugas tenaga kesehatan di Puskesmas lebih banyak ke arah
kuratif maka Puskesmas menjadi unit dari pelayanan Rumah sakit karena Rumah Sakit
akan memiliki banyak sumber daya manusia dan fasilitas medik Tapi kalaulah
Puskesmas ini menjadi lebih dominan dalam tugas promotif dan preventif maka tugas
eksekutif bagi perawat haruslah digiatkan dan puskesmas menjadi bagian dari unit Dinas
kesehatan atau bagian tersendiri yang memiliki otonomi yang kuat dalam mengatur
program-programnya sedangkan Dinas kesehatan hanya sebagai regulator pemberi dana
dan pengadaan petugas untuk pelayanan kesehatan masyarakat diberikan kepada
Puskesmas atau pelayanan kesehatan dapat ditenderkan kepada pihak swasta Tidak
hanya hal-hal yang telah diungkapkan di atas lebih dari itu masih ada permasalahan
yang muncul di lingkup puskesmas misalnya Jam kerja Puskesmas yang sangat singkat
hanya sampai jam 1400 WIB kemampuan keuangan daerah yang terbatas puskesmas
yang kurang memiliki otoritas untuk memanfaatkan peluang yang ada puskesmas belum
terbiasa mengelola kegiatannya secara mandiri serta kurangnya kesejahteraan karyawan
yang berpengaruh terhadap motivasi dalam melaksanakan tugas di puskesmas
18
34 Faktor-Faktor Penghambat Pelayanan Puskesmas
Dalam realitanya pelayanan Puskesmas sekarang banyak memiliki masalah-
masalah Adapun masalah-masalah yang telah diungkapkan di atas itu diakibatkan oleh
faktor-faktor sebagai berikut (Tjiptoherijanto dan Said Zainal Abidin 1993 44-46)
Faktor Internal
Pelaksanaan Manajemen
Pelaksanaan manajemen merupakan hal penting yang menentukan dalam
mencapai tujuan yang efisien dan efektif dari tujuan Puskesmas Dimana
fungsi manajemen itu untuk planning organaizing leading dan controling
Pada kegiatan perencanaan setiap tahunnya sering kali tidak berjalan sehingga
kegiatan berjalan apa adanya sesuai kebiasaan yang dianggap lsquobaiksudah
biasarsquo Bahkan terasa sekali bahwa tidak pernah adanya upaya pengembangan
Serta tidak pernah terpikir untuk mempersoalkan kendali mutu pelayanan yang
disebabkan kurangnya pengetahuan peralatan dan perhatian tersita pada
upaya pengobatan Dapat dikatakan bahwa kepala Puskesmas lebih sibuk pada
masalah-masalah manajerial daripada kasus-kasus klinik Dapat dikatakan
juga bahwa kurangnya pengetahuan para Kepala Puskesmas dan rendahnya
disiplinetos kerja staff menjadikan unsur manajemen ini tidak berjalan Tentu
hal ini menghambat kinerja Puskesmas untuk melayani masyarakat dalam
bidang kesehatan
Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam mencapai
target dari program-program Puskesmas Tetapi apa yang terjadi pada
Puskesmas di Indonesia terkesan tidak diperhatian oleh pemerintah dengan
alasan wilayah geografis yang sulit untuk dijangkau sehingga sarana dan
prasarana yang ada di dalam Puskesmas sangat terbatas baik berupa alat
medis maupun obat-obatan Hal ini terjadi akibat dari sumber keuangan yang
dimiliki Puskesmas terbatas sehingga mutu pelayanan puskesmas pun menjadi
rendah karena tidak sesuai dengan standart kesehatan
Tenaga medis
Jumlah tenaga medis yang sangat sedikit mengakibatkan ketidakmampuannya
melaksanakan program dari Dinas Kesehatan Misalanya program Posyandu
yang tidak tepat sasaran Jumlah tenaga medis sedikit karena insentif dari
19
pemerintah daerah Faktor kesejahteraan pegawai memang hal penting karena
berkaitan dengan satu-satunya pendapatan resmi mereka adalah gaji Untuk
mencapai penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas di perlukan
pimpinan yang mau memotivasi pegawainya dengan cara memenuhi
kebutuhan hidupnya
Sumber keuangan Puskesmas
Sumber keuangan dari pemerintah pusat maupun daerah yang didapat tidak
sebanding dengan pengeluaran operasional Puskesmas sehingga biaya
pelayanan Puskesmas pun mahal padahal sarana yang terdapat di sana tidak
sebanding dengan apa yang harus dibayar sehingga hal ini berdampak kepada
masyarakat untuk beralih pergi ke Rumah Sakit saja yang fasilitas lebih baik
daripada Puskesmas Adapun sumber-sumber keuangan Puskesmas sebagai
berikut
Pemerintah
Sumber biaya berasal dari Pemerintah Kabupaten yang dibedakan atas dana
pembangunan dan dana anggaran rutin Dana ini diturunkan secara bertahap
ke Puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten
Retribusi
Retribusi merupakan salah satu sumber pendapatan Puskesmas yang
membiayai upaya kesehatan perorangan yang pemanfaatanya dan besarnya
ditentukan oleh Pemerintah Daerah
PT ASKES
Puskesmas menerima dana dari PT ASKES yang peruntukannya sebagai
imbal jasa kepada peserta ASKES yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS)
PT JAMSOSTEK
Puskesmas menerima dana dari PT JAMSOSTEK yang peruntukannya
sebagai imbal jasa kepada peserta JAMSOSTEK yaitu Pegawai karyawan
yang berada dibawah naungan Dinas Tenaga Kerja
BPP (Badan Penyantun Puskesmas)
Dengan memberdayakan potensi yang dimiliki masyarakat dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
20
Sumber-sumber keuangan Puskesmas ini ternyata tidak dapat membiayai
operasinal dari program-program Puskesmas Hal ini diakibatkan oleh
beberapa faktor yaitu birokratisasi penyaluran keuangan dari pemerintah
sampai ke Puskesmasnya dan rendahnya responsibilitas pengelola manajemen
Puskesmas
Psiko-sosial antara tenaga medis dengan penduduk
Perbedaan psiko-sosial antara tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas
dengan penduduk menimbulkan hambatan dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan PuskesmaTenaga-tenaga yang diperbantukan di Puskesmas
biasanya terdiri dari orang-orang terpelajar dan bukan berasal dari daerah
tersebut sehingga penduduk menganggapnya sebagai orang asing Apalagi
jika bahasa yang digunakan adalah bahasa yang tidak dimengerti oleh
penduduk maka akibatnya penduduk segan untuk datang ke Puskesmas
Faktor Eksternal
Kondisi Geografis
Kondisi geografis Puskesmas umumnya terletak pada daerah pelosok atau
setingkat dengan kecamatan Dimana kecamatan tiap-tiap daerah memilki
keadaan yang berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan
puskesmas Memang ada kecamatan-kecamatan yang hanya dengan satu
Puskesmas sudah dapat menjangkau seluruh penduduk Tetapi ada juga
puskesmas yang hanya dapat dijangkau oleh penduduk yang bermukim di
dekatnya karena penduduk yang lain bertempat tinggal jauh dari Puskesmas
Hal ini terkait pada dana yang tidak cukup untuk menggunakan alat-alat
transportasi atau memang tempat tinggalnya terpencil sehingga penduduknya
lebih senang tinggal di rumahnya daripada pergi ke Puskesmas
Pemerintah daerah
Peran Pemerintah Daerah yang terkesan gagap ini terlihat atas pemahaman
pembangunan kesehatan yang setengah-setengah dari pihak legslatif dan
eksekutif yang tercermin dari dijadikannya pelayanan kesehatan sebagai
tulang punggung pendapatan daerah Ini berarti orang sakit dijadikan tualng
punggung pendapatan daerah Padahal upaya menyehatkan masyarakat
sejatinya termaktub dalam hakikat dan semangat UU No22 dan UU No 25
tahun 1999 yang pada intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan
21
publik dan mengembangkan demokrasi menuju peningkatan kesejahteraan
rakyat Disamping itu alokasi anggaran kesehatan berbagai daerah
mencerminkan kurangnya perhatian terhadap investasi hak-hak dasar
pembangunan manusia diantaranya pelayanan kesehatan dasar
Keadaan Ekonomi Penduduk
Keadaan ekonomi penduduk memberikan andil dalam sulitnya mengupayakan
pelayanan kesehatan pada masyarakat Jumlah warga negara Indonesia
mayoritas bermata pencarian petani dan nelayan yang mana kondisi
ekonominya kurang memadai Walaupun ada ketentuan yang
memperbolehkan mereka yang tidak mampu untuk tidak usah membayar
retribusi di Puskesmas namun kenyataannya orang-orang yang demikian
justru enggan datang ke Puskesmas
Kondisi Pendidikan Penduduk
Masalah pendidikan penduduk juga berperan dalam menghambat pelayanan
yang dihadapi oleh Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan pada tingkat
pertama karena pada umumnya pendidikan masyarakat desa masih rendah
maka pola pikir mereka sangat sederhana dan kurang atau bahkan belum
paham akan arti kesehatan Mereka cenderung mengikuti sifat-sifat tradisional
yang sejak dulu dipegang oleh masyarakat dan lingkungannya
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki tingkat
pendidikan yang rendah yang mana sebagian besar penduduk Indonesia
lulusan SD terutama di daerah pelosok-pelosok Indonesia sehingga hal
berdampak pada rendahnya partisipasi masyarakat dalam mewujudkan
masyarakat Indonesia sehat terutama pada lembaga Puskesmas yang letaknya
dekat dengan masyarakat tersebut Selain itu juga disebabkan Rumah Sakit
lebih baik sarana dan prasarananya padahal Puskesmas merupakan pelayanan
kesehatan yang paling dasar dalam lingkungan masyarakat setempat
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan yang berada di Propinsi bekerja pada aspek melayani
penyembuhan penyakit yang sudah diderita oleh penduduk dibandingkan
dengan melayani obat-obatan yang dapat digunakan sebagai upaya
pencegahan timbulnya suatu penyakit pada penduduk Dengan kata lain
pelayanan kesehatan Puskesmas lebih banyak ditekankan pada tindakan
kuratif dibandingkan pada tindakan preventif apalagi promotif Selain itu
22
Dinas Kesehatan juga kurang melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap
pelaksanaan program-program Puskesmas yang sudah ada sehingga tidak
terwujudnya pelayanan kesehatan di tingkat basis
35 Solusi Mengatasi Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang terinstitusionalisasi
mempunyai kewenangan yang besar dalam menciptakan inovasi model pelayanan
kesehatan di daerah Untuk itu dibutuhkan komitmen dan kemauan untuk
meningkatkanmeratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan melakukan
revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien
di Puskesmas peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatanrevitalisasi kader PKK
pembentukan standar pelayanan kesehatan minimum untuk kinerja sistem kesehatan yang
komprehensif serta memperbaiki sistem informasi pada semua tingkatan pemerintah
Dari banyak kasus yang terjadi dibanyak daerah jelas bahwa Puskesmas memiliki
pencitraan yang rendah pada saat sekarang terutama jika dilihat dari sarana Puskesmas
tidak memiliki fasilitas yang lengkap walaupun sudah mendapat dana dari Dinas
Kesehatan
36 Analisis Kasus Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas di Kecamatan
Tamako
Seperti yang kita ketahui bahwa pelayanan kesehatan itu tidak hanya
diperuntukkan bagi mereka yang tinggal di wilayah perkotaan saja tetapi juga
diperuntukkan bagi masyarakat yang berada di wilayah pedesaan Namun pada
kenyataannya penyelenggaraan pelayanan kesehatan di wilayah pedesaan cenderung
lebih buruk dibandingan dengan di wilayah perkotaan Hal ini terjadi karena wilayah
pedesaan kurang mendapat perhatian dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah
sehingga penyelenggaraan pelayanan di pedesaan terkesan buruk Hal ini dapat dilihat
dari penyelenggaraan pelayanan puskesmas di Kecamatan Tamako yang jauh dari
standar minimal pelayanan kesehatan
23
Puskesmas Tamako yang terletak di Kecamatan Tamako berada kurang lebih 35
km dari ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara adalah satu-
satunya unit pelayanan kesehatan strata pertama yang ada di wilayah ini Dari segi sarana
dan prasarana Puskesmas ini memiliki 1 rumah dokter dan 4 rumah para medis Sebagai
ujung tombak pelayanan kesehatan Puskesmas Tamako memiliki 3 Puskesmas
pembantu dua diantaranya tidak berpenghuni 2 pos obat desa 11 Posyandu dan
didukung oleh 1 Puskesmas keliling Namun dengan jejaring seperti itu pada
kenyataannya tetap saja banyak masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Tamako ini Ketidakterjangkauan ini
umumnya disebabkan karena jauhnya jarak Puskesmas dengan pemukiman warga
sulitnya medan dan tantangan cuaca Selain itu terbatasnya persediaan obat-obatan juga
nampak di Puskesmas Tamako ini Sebagai contoh pada tahun 2001 wilayah ini
membutuhkan 1092 jenis obat sementara yang tersedia di Gudang Farmasi Kabupaten
(GFK) hanya 996 jenis obat yang mana 560 (51) diantaranya adalah obat generik
Obat-obatan yang didrop dari GFK sebagian besar tidak sesuai dengan permintaan Ada
obat yang diminta berkali-kali tetapi tidak diberikan dan jikalau diberikan jumlahnya
sangat sedikit Sebaliknya obat-obatan yang tidak diminta justru diberikan terus-
menerus Lalu jika dilihat dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) kuantitas dan
kualitas tenaga medis juga menjadi masalah di Puskesmas Tamako Status Puskesmas
Tamako yang merupakan Puskesmas rawat inap tentu saja memerlukan tenaga medis
yang cukup Namun pada kenyataannya hal tersebut tidak dapat tercapai karena
distribusi tenaga medis di Kabupaten Sangihe yang masih kurang sehingga belum dapat
memenuhi kebutuhan masyarakatnya Rasio tenaga medis dengan jumlah penduduk yang
belum berimbang ini jelas mempengaruhi pelayanan kesehatan di Kecamatan Tamako
ini Kemudian dari segi pembiayaan atau keuangan Puskesmas Tamako Secara umum
terlihat adanya upaya peningkatan alokasi anggaran untuk pembangunan sektor
kesehatan di wilayah ini Dari tahun ke tahun terlihat adanya upaya untuk lebih
menambah kepedulian terhadap sektor kesehatan yang nampak pada distribusi
penganggaran dari APBN dan APBD yang semakin meningkat Namun lagi-lagi pada
kenyataannya hal tersebut tidak seirama dengan upaya-upaya teknis yang ada di
lapangan yang ironisnya bersentuhan langsung dengan masyarakat Realisasi proyek
pembangunan sarana kesehatan sebagian besar tidak sesuai dengan kebutuhan dan
ketentuan yang berlaku Misalnya pernah terjadi saat ada rehabilitasi Puskesmas
pembantu seng yang sudah tua dibalik lalu dicat kemudian dipasang lagi dinding beton
24
yang digantikan dengan papan triplek yang dicat sehingga kelihatan dari jauh seperti
dinding beton yang asli Begitu pula dengan proyek-proyek yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tetapi dipaksakan diterima oleh Puskesmas Contohnya antena SSB yang
sudah ada ditambah lagi dengan antena yang baru yang berarti mencari lokasi
pemasangan di halaman Puskesmas sehingga halaman yang sudah sempit menjadi
semakin sempit Sementara itu anggaran rutin sebagian besar terpakai untuk gaji
pegawai sehingga sangat sedikit yang dialokasikan untuk dana rutin lain seperti
pemeliharaan gedung Oleh sebab itu perbaikan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Tamako ini tidak dapat dilaksanakan secara efektif karena adanya penyelewengan dana
yang dilakukan oleh pihak Puskesmas sendiri yang seharusnya dana yang diberikan
pemerintah dianggarkan untuk pemeliharaan gedung atau perbaikan sarana dan prasarana
Puskesmas justru dipakai untuk gaji pegawai Puskesmas sehingga penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di Puskemas Tamako tidak dapat berkembang dengan baik
25
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat ternyata
masih menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak dikeluhkan oleh masyarakat
Tidak hanya dilihat dari segi sarana dan prasarana yang kurang memadai tetapi juga dari
segi tenaga medis yang demikian pula adanya Oleh karena itu diperlukan perhatian
khusus dari pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta
komitmen untuk merubah sistem pelayanan Puskesmas yang dinilai buruk oleh
masyarakat Selain itu Puskesmas juga harus memiliki standar pelayanan yang dapat
memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat untuk mencapai kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat
42 Saran
1 Puskesmas harus lebih memfokuskan pada peningkatan pelayanan kesehatan dan
pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh
2 Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi terpenuhinya
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
3 Merestrukturisasikan peran Puskesmas
4 Pemerintah harus memberikan otonomi kepada Puskesmas dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat
5 Mensosialisasikan program-program Puskesmas kepada masyarakat untuk mengubah
citra Puskesmas yang sudah dinilai buruk oleh masyarakat
26
DAFTAR PUSTAKA
Tjiptoherijanto prijono Said Z Abidin Reformasi Administrasi dan Pembangunan
Nasional 1993 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta
wwwdinkesjatimgoid
wwwlitbangdepkesgoid
wwwlitbangdepkesgoid
definisi-puskesmashtml
model-puskesmas-era-desentralisasihtml
httponeindoskripsicom diunduh tanggal 24 November 2009
httpmuharrikyanuarwordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
httpgroupsyahoocom diunduh tanggal 24 November 2009
httpelsbappenasgoid diunduh tanggal 24 November 2009
httpalfredsalehfileswordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
27
pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai
kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah
ditetapkan
Unsur-Unsur Pelayanan Publik Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) Nomor 63KEPMPAN72003
Berdasarkan berdasarkan Keputusan Menpan Nomor 63 Tahun 2003 bahwa di dalam
memberikan pelayanan publik harus mengandung unsur-unsur sebagai berikut
1 Hak dan kewajiban bagi pemberi maupun penerima pelayanan umum harus jelas
dan di ketahui sacara pasti oleh masing-masing
2 Pengaturan setiap bentuk pelayanan umum harus disesuaikan dengan kondisi
kebutuhan dan kemampuan masyarakat untuk membayar berdasarkan ketentuan
perundangan-undangan yang berlaku dengan tetap berpegang pada efisiensi dan
efektifitas
3 Mutu proses dan hasil pelayanan umum harus diupayakan agar memberi
keamanan kenyamanan kelancaran dan kepastian hukum yang dapat
dipertanggungjawabkan
4 Apabila pelayanan umum yang oleh instansi pemerintah terpaksa harus mahal
maka instansi pemerintah yang bersangkutan berkewajiban memberi peluang
kepada masyarakat untuk ikut menyelenggarakannya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
Asas Pelayanan Publik Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara (MenPAN) Nomor 63KEPMPAN72003
A Transparansi
Bersifat terbuka mudah dipahami dan dapat diakses oleh semua pihak yang
membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti
B Akuntabilitas
Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
C Kondisional
Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan publik
dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektifitas
D Partisipatif
6
Mendorong peran serta msayarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik
dengan memperhatikan aspirasi kebutuhan dan harapan masyarakat
E Kesamaan Hak
Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku ras agama golongan
gender dan status ekonomi
F Keseimbangan Hak dan Kewajiban
Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban
masing-masing pihak
Prinsip Pelayanan Publik Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara (MenPAN) Nomor 63KEPMPAN72003
A Kesederhanaan
Proseduran pelayanan publik tidak berbelit-belit mudah dipahami dan mudah
dilaksanakan
B Kejelasan
1 Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik
2 Unit kerjapejabat yang berwenang bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhanpersoalansengketa
dalam pelaksanaan pelayanan publik
3 Rincian biaya pelayanan publik tata cara pembayaran
C Kepastian Waktu
Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah
ditentukan
D Akurasi
Produk pelayanan publik diterima dengan benar tepat dan sah
E Keamanan
Proses dan produk pelayanan publik rasa aman dengan kepastian hukum
F Tanggung Jawab
Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk
bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelenggaraan
pelayanan dan penyelesaian keluhanpersoalan dalam pelaksanaan pelayanan
publik
G Kelengkapan Sarana dan Prasarana
7
Tersedianya sarana dan prasarana kerja peralatan kerja dan pendukung lainnya
yang termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika
H Kemudahan Akses
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai mudah dijangkau oleh
masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi dan informatika
I Kedislipinan Kesopanan Dan Keramahan
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan disiplinsopan dan santun ramah serta
memberikan pelayanan ikhlas
J Kenyamanan
Lingkungan pelayanan harus tertib teratur disediakan ruang tunggu yang bersih
rapi lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas
pendukung pelayanan seperti parkir toilet tempat ibadah dan lain-lain
Standar Pelayanan Publik Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara (MenPAN) Nomor 63KEPMPAN72003
1 Prosedur Pelayanan
Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan
2 Waktu Penyelesaian
Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai
dengan penyelesaian pelayanan
3 Biaya Pelayanan
Biayatarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses
pemberian pelayanan
4 Produk Pelayanan
Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan
5 Sarana dan Prasarana
Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai oleh penyelenggara pelayan
publik
6 Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan
Petugas pemberi pelayanan harus memiliki pengetahuan keahlian keterampilan
sikap dan perilaku yang dibutuhkan
8
23 Pengelompokan Jenis Pelayanan Publik
Pengelompokan jenis pelayanan publik didasarkan pada ciri-ciri dan sifat kegiatan
dalam proses pelayanan serta produk pelayanan yang dihasilkan dapat dibedakan
menjadi (Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) Nomor
63KEPMPAN72003)
1 Jenis Pelayanan Administratif yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit
pelayanan berupa kegiatan pencatatan penelitian pengambilan keputusan
dokumentasi dan kegiatan tata usaha lainnya yang secara keseluruhan menghasilkan
produk akhir berupa dokumen misalnya sertifikat ijin-ijin rekomendasi keterangan
tertulis dan lain-lainnya
Contoh jenis pelayanan ini adalah pelayanan sertifikat tanah pelayanan IMB
pelayanan administrasi kependudukan (KTP NTCR akta kelahirankematian)
2 Jenis Pelayanan Barang yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan
berupa kegiatan penyediaan dan atau pengolahan bahan berwujud fisik termasuk
distribusi dan penyampaiannya kepada konsumen langsung (sebagai unit atau sebagai
individual) dalam satu sistem Secara keseluruhan kegiatan tersebut menghasilkan
produk akhir berwujud benda (berwujud fisik) atau yang dianggap benda yang
memberikan nilai tambah secara langsung bagi penerimanya
Contoh jenis pelayanan ini adalah pelayanan listrik pelayanan air bersih pelayanan
telepon
3 Jenis Pelayanan Jasa yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa
penyediaan sarana dan prasarana serta penunjangnya Pengoperasiannya berdasarkan
suatu sistem pengoperasian tertentu dan pasti produk akhirnya berupa jasa yang
mendatangkan manfaat bagi penerimanya secara langsung dan habis terpakai dalam
jangka waktu tertentu
Contoh jenis pelayanan ini adalah pelayanan angkutan darat laut dan udara
pelayanan kesehatan pelayanan perbankan pelayanan pos dan pelayanan pemadaman
kebakaran
4 Jenis Pelayanan Regulatif yaitu pelayanan melalui penegakan hukum dan peraturan
perundang-undangan maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi kehidupan
masyarakat
9
24 Peranan Birokrasi dalam Menyediakan Pelayanan Publik
Jika berbicara tentang pelayanan publik maka kita akan dihadapkan pada posisi dan
peran birokrasi Birokrasi yang tentu memiliki peran dan wewenang yang signifikan
dalam pemerintahan karena sebagai salah satu pengelola keuangan negara Birokrasi
pemerintah tentu berbeda dengan birokrasi swasta dimana birokrasi swasta lebih
berorientasi pada benefit profit (perolehan keuntungan) sedangkan birokrasi
pemerintahan memiliki fungsi pemberian pelayanan kepada masyarakat Apalagi di era
otonomi daerah seperti ini yang mengharuskan masing-masing daerah untuk mengelola
segala urusannya sendiri dan tidak tergantung kepada pemerintah pusat UU No 32
tahun 2004 mengisyaratkan hal tersebut sehingga segala urusan di daerah dapat dikelola
dengan baik tak terkecuali masalah pelayanan publik Pemerintah daerah sebagai
penyelenggara pemerintahan harus jeli terhadap kualitas pelayanan publik yang
dilakukannya terhadap masyarakat di daerahnya Pelayanan publik sampai saat ini masih
banyak kekurangan terutama pada posisi dan peran birokrasi yang belum profesional
dan independen karena netralitas birokrasi kurang terjaga
Peran birokrasi sebagai pelayan publik belum dipahami secara benar akibatnya
politisasi birokrasi sangat banyak pada era reformasi saat ini Birokrasi masih belum
efisien yang antara lain ditandai dengan adanya tumpang tindih kegiatan antar instansi
dan masih banyak fungsi-fungsi yang sudah seharusnya dapat diserahkan kepada
masyarakat masih ditangani pemerintah Dengan makin besarnya peran yang dijalankan
oleh masyarakat maka seharusnya peran birokrasi lebih cenderung sebagai agen
pembaharuan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat Oleh karena itu fungsi
pengaturan dan pengendalian yang dilakukan oleh negara adalah perumusan dan
pelaksanaan kebijaksanaan yang berfungsi sebagai motivator dan fasilitator guna
tercapainya swakarsa dan swadaya masyarakat termasuk dunia usaha
Peran lain yang seharusnya dijalankan oleh birokrasi adalah sebagai consensus building
yaitu membangun pemufakatan antara negara sektor swasta dan masyarakat Peran ini
harus dijalankan oleh birokrasi mengingat fungsinya sebagai agen pembaharuan dan
fasilitator Sebagai agen perubahan birokrasi harus mengambil inisiatif dan memelopori
suatu kebijakan atau tindakan Sedangkan sebagai fasilitator birokrasi harus dapat
memfasilitasi kepentingan-kepentingan yang muncul dari masyarakat sektor swasta
maupun kepentingan negara
10
BAB III
ISI
31Definisi dan Fungsi Puskesmas
a Definisi Puskesmas (Ilham Akhsanu Ridlo 2008)
ldquoSuatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan
yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan
pelayanan kesehatan yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu
yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun
tidak mencakup aspek pembiayaanrdquo
Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan yang letaknya berada paling
dekat ditengah-tengah masyarakat dan mudah dijangkau dibandingkan dengan unit
pelayanan kesehatan lainya (Rumah Sakit Swasta maupun Negeri) Fungsi Puskesmas
adalah mengembangkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh seiring dengan
misinya Pelayanan kesehatan tersebut harus bersifat menyeluruh atau yang disebut
dengan Comprehensive Health Care Service yang meliputi aspek promotive
preventif curative dan rehabilitatif Prioritas yang harus dikembangkan oleh
Puskesmas harus diarahkan ke bentuk pelayanan kesehatan dasar (basic health care
services) yang lebih mengedepankan upaya promosi dan pencegahan (public health
service)
Seiring dengan semangat otonomi daerah maka Puskesmas dituntut untuk
mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan Tetapi
pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah Sebagai organisasi pelayanan
mandiri kewenangan yang dimiliki Puskesmas juga meliputi kewenangan
merencanakan kegiatan sesuai masalah kesehatan di wilayahnya kewenangan
menentukan kegiatan yang termasuk public goods atau private goods serta
kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi geografi Puskesmas Jumlah
kegiatan pokok Puskesmas diserahkan pada tiap Puskesmas sesuai kebutuhan
masyarakat dan kemampuan sumber daya yang dimiliki namun Puskesmas tetap
melaksanakan kegiatan pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional
11
Jadi yang harus diketahui adalah bahwa peran Puskesmas adalah sebagai
ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan nasional secara komprehensif tidak
sebatas aspek kuratif dan rehabilitatif saja seperti di Rumah Sakit
LEVEL PELAYANAN KESEHATAN
RS Provinsi
RS Kabupaten
Puskesmas Kecamatan
Puskesmas Kelurahan
Posyandu
b Fungsi Puskesmas (Ilham Akhsanu Ridlo 2008)
1 Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah kerjanya
2 Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat
3 Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya
Proses dalam melaksanakan fungsinya dilaksanakan dengan cara
a Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri
b Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien
c Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut
tidak menimbulkan ketergantungan
d Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat
e Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan
program
32Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas
Visi dan misi Puskesmas di Indonesia merujuk pada program Indonesia Sehat
2010 Hal ini dapat kita lihat pula dalam SPM (Standar Pelayanan Minimal) Standar
Pelayanan Minimal adalah suatu standar dengan batas-batas tertentu untuk mengukur
12
kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan
dasar kepada masyarakat yang mencakup jenis pelayanan indikator dan nilai
(benchmark) Pelaksanaan Urusan Wajib dan Standar Pelayanan Minimal (UW-SPM)
diatur dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
1457MENKESSKX2003 dibedakan atas UW-SPM yang wajib diselenggarakan oleh
seluruh kabupaten-kota di seluruh Indonesia dan UW-SPM spesifik yang hanya
diselenggarakan oleh kabupaten-kota tertentu sesuai keadaan setempat UW-SPM wajib
meliputi penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar penyelenggaraan perbaikan gizi
masyarakat penyelenggaraan pemberantasan penyakit menular penyelenggaraan
promosi kesehatan dll Sedangkan UW-SPM spesifik meliputi pelayanan kesehatan
kerja pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria dll Hal ini diperkuat dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standard Pelayanan Minimal
RANCANGAN KEWENANGAN WAJIB DAN STANDARD PELAYANAN MINIMAL
Kewenangan Wajib Jenis Pelayanan
1 Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan
Dasar
Pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir
Pelayanan kesehatan bayi dan anak pra sekolah
Pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan
remaja
Pelayanan kesehatan usia subur
Pelayanan kesehatan usia lanjut
Pelayanan imunisasi
Pelayanan kesehatan jiwa masyarakat
Pelayanan pengobatan perawatan
2 Penyelenggaraan
pelayanan kesehatan
rujukan dan penunjang
Pelayanan kesehatan dengan 4 kompetensi
dasar (kebidanan bedah penyakit dalam anak)
Pelayanan kesehatan darurat
Pelayanan laboratorium kesehatan yang
mendukung upaya kesehatan perorangan dan
kesehatan masyarakat
Penyediaan pembiayaan dan jaminan kesehatan
13
3 Penyelenggaraan
pemberantasan penyakit
menular
Penyelenggaraan penyelidikan epidemiologi
dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa
(KLB)
Pencegahan dan pemberantasan penyakit polio
Pencegahan dan pemberantasan penyakit TB
paru
Pencegahan dan pemberantasan penyakit
malaria
Pencegahan dan pemberantasan penyakit kusta
Pencegahan dan pemberantasan penyakit ISPA
Pencegahan dan pemberantasan penyakit HIV-
AIDS
Pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD
Pencegahan dan pemberantasan penyakit diare
Pencegahan dan pemberantasan penyakit
fliariasis
4 Penyelenggaraan
perbaikan gizi masyarakat
Pemantauan pertumbuhan balita
Pemberian suplemen gizi
Pelayanan gizi
Penyuluhan gizi seimbang
Penyelenggaraan kewaspadaan gizi
5 Penyelenggaraan promosi
kesehatan
Penyuluhan prilaku sehat
Penyuluhan pemberdayaan masyarakat dalam
upaya kesehatan
6 Penyelenggaraan
kesehatan lingkungan dan
sanitasi dasar
Pemeliharaan kualitas lingkungan fisik kimia
biologi
Pengendalian vektor
Pelayanan hygiene sanitasi di tempat umum
7 Pencegahan dan
penanggulangan
penyalahgunaan narkotika
psikotropika dan zat
adiktif lain
Penyuluhan P3 NAPZA (Pencegahan dan
Penanggulangan Penyalahgunaan NAPZA)
yang berbasis masyarakat
14
8 Penyelenggaraan
pelayanan kefarmasian
dan pengamanan sediaan
farmasi alat kesehatan
serta makanan dan
minuman
Penyediaan obat dan perbekalan kesehatan
untuk pelayanan kesehatan dasar
Penyediaan dan pemerataan pelayanan
kefarmasian di saranan pelayanan kesehatan
Pelayanan pengamanan farmasi alat kesehatan
Program Pokok Puskesmas
Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga maupun fasilitasnya
karenanya kegiatan pokok di setiap Puskesmas dapat berbeda-beda Namun demikian
kegiatan pokok Puskesmas yang lazim dan seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut
1 Kesejahteraan ibu dan Anak ( KIA )
2 Keluarga Berencana
3 Usaha Peningkatan Gizi
4 Kesehatan Lingkungan
5 Pemberantasan Penyakit Menular
6 Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Kecelakaan
7 Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
8 Usaha Kesehatan Sekolah
9 Kesehatan Olah Raga
10 Perawatan Kesehatan Masyarakat
11 Usaha Kesehatan Kerja
12 Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut
13 Usaha Kesehatan Jiwa
14 Kesehatan Mata
15 Laboratorium ( diupayakan tidak lagi sederhana )
16 Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan
17 Kesehatan Usia Lanjut
18 Pembinaan Pengobatan Tradisional
Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan
masyarakat terkecil Karenanya kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan
kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya Setiap kegiatan
pokok Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat
15
Desa ( PKMD ) Disamping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas seperti
tersebut di atas Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program
kesehatan tertentu oleh Pemerintah Pusat ( contoh Pekan Imunisasi Nasional ) Dalam hal
demikian baik petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah
Pusat bersama Pemerintah Daerah Keadaan darurat mengenai kesehatan dapat terjadi
misalnya karena timbulnya wabah penyakit menular atau bencana alam Untuk mengatasi
kejadian darurat seperti di atas bisa mengurangi atau menunda kegiatan lain
Azas Penyelenggaraan Puskesmas Menurut Kepmenkes No 128 Tahun 2004
1 Azas pertanggungjawaban wilayah
a Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya
b Dilakukan kegiatan dalam gedung dan luar gedung
c Ditunjang dengan puskesmas pembantu Bidan di desa puskesmas keliling
2 Azas pemberdayaan masyarakat
a Puskesmas harusmemberdayakan perorangan keluarga dan masyarakat agar berperan
aktif dalam menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas
b Potensi masyarakat perlu dihimpun
3 Azas keterpaduan
Setiap upaya diselenggarakan secara terpadu
1048713 Keterpaduan lintas program
UKS keterpaduan Promkes Pengobatan Kesehatan Gigi Kespro Remaja
Kesehatan Jiwa
1048713 Keterpaduan lintassektoral
Upaya Perbaikan Gizi keterpaduan sektor kesehatan dengan camat
lurahkades pertanian pendidikan agama dunia usaha koperasi PKK
Upaya Promosi Kesehatan keterpaduan sektor kesehatan dengan camat
lurahkades pertanian pendidikan agama
4 Azas rujukan
Rujukan medisupaya kesehatan perorangan
rujukan kasus
bahan pemeriksaan
16
ilmu pengetahuan
Rujukan upaya kesehatan masyarakat
rujukan sarana dan logistik
rujukan tenaga
rujukan operasional
33 Masalah-Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan ujung tombak pelayanan
kesehatan bagi masyarakat karena cukup efektif membantu masyarakat dalam
memberikan pertolongan pertama dengan standar pelayanan kesehatan Pelayanan
kesehatan yang dikenal murah seharusnya menjadikan Puskesmas sebagai tempat
pelayanan kesehatan utama bagi masyarakat namun pada kenyataannya banyak
masyarakat yang lebih memilih pelayanan kesehatan pada dokter praktek swasta atau
petugas kesehatan praktek lainnya Kondisi ini didasari oleh persepsi awal yang negatif
dari masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas misalnya anggapan bahwa mutu
pelayanan yang terkesan seadanya artinya Puskesmas tidak cukup memadai dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat baik dilihat dari sarana dan prasarananya
maupun dari tenaga medis atau anggaran yang digunakan untuk menunjang kegiatannya
sehari-hari Sehingga banyak sekali pelayanan yang diberikan kepada masyarakat itu
tidak sesuai dengan Standar Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan Misalnya
sikap tidak disiplin petugas medis pada unit pelayanan puskesmas Peudada yang
dikeluhkan masyarakat Mereka selalu diperlakukan kurang baik oleh para petugas medis
yang dinilai cenderung arogan berdalih terbatasnya persediaan obat-obatan pada
puskesmas telah menyebabkan banyak diantara pasien terpaksa membeli obat pada
apotik Di samping itu ketika membawa salah seorang warga yang jatuh sakit saat
mengikuti kegiatan perkampungan pemuda kemudian warga yang lain mengantarnya ke
Puskesmas Peudada pasien itu tidak dilayani dengan baik bahkan mereka (perawat-red)
mengaku telah kehabisan stok obat Hal tersebut tentu telah merusak citra Puskesmas
sebagai pemberi layanan kesehatan kepada masyarakat yang dianggap dapat membantu
dalam memberikan pertolongan pertama yang sesuai dengan standar pelayanan
kesehatan Selain itu tidak berjalannya tugas edukatif di Puskesmas yang berkaitan
dengan penyuluhan kesehatan yang sekaligus berkaitan dengan tugas promotif Menurut
masyarakat petugas puskesmas sangat jarang berkunjung kalaupun ada yaitu ketika
17
keluarga mempunyai masalah kesehatan seperti anggota keluarga mengalami gizi buruk
atau penderita TB Berarti tugas ini lebih untuk memberikan laporan dan kuratif
dibanding upaya promotif Kemudian perawat puskesmas biasanya aktif dalam BP
puskesmas keliling dan puskesmas pembantu Jelas dalam tugas tersebut perawat
melakukan pemeriksaan pasien mendiagnosa pasien melakukan pengobatan pada pasien
dengan membuat resep pada pasien Namun ketika melakukan tugas tersebut tidak ada
supervisi dari siapapun khususnya penanggung jawab dalam tindakan pengobatanmedis
Tenaga perawat seolah-olah tidak menghargai kegiatan-kegitan formalnya sendiri karena
mungkin tugas kuratif lebih penting Hal ini berdampak kepada status kesehatan
masyarakat status gizi penyakit infeksi menular dan mungkin upaya kesehatan ibu dan
anak tidak mendapatkan porsi yang sesuai sehingga berdampak pada kondisi kesehatan
masyarakat Kalaulah memang tugas tenaga kesehatan di Puskesmas lebih banyak ke arah
kuratif maka Puskesmas menjadi unit dari pelayanan Rumah sakit karena Rumah Sakit
akan memiliki banyak sumber daya manusia dan fasilitas medik Tapi kalaulah
Puskesmas ini menjadi lebih dominan dalam tugas promotif dan preventif maka tugas
eksekutif bagi perawat haruslah digiatkan dan puskesmas menjadi bagian dari unit Dinas
kesehatan atau bagian tersendiri yang memiliki otonomi yang kuat dalam mengatur
program-programnya sedangkan Dinas kesehatan hanya sebagai regulator pemberi dana
dan pengadaan petugas untuk pelayanan kesehatan masyarakat diberikan kepada
Puskesmas atau pelayanan kesehatan dapat ditenderkan kepada pihak swasta Tidak
hanya hal-hal yang telah diungkapkan di atas lebih dari itu masih ada permasalahan
yang muncul di lingkup puskesmas misalnya Jam kerja Puskesmas yang sangat singkat
hanya sampai jam 1400 WIB kemampuan keuangan daerah yang terbatas puskesmas
yang kurang memiliki otoritas untuk memanfaatkan peluang yang ada puskesmas belum
terbiasa mengelola kegiatannya secara mandiri serta kurangnya kesejahteraan karyawan
yang berpengaruh terhadap motivasi dalam melaksanakan tugas di puskesmas
18
34 Faktor-Faktor Penghambat Pelayanan Puskesmas
Dalam realitanya pelayanan Puskesmas sekarang banyak memiliki masalah-
masalah Adapun masalah-masalah yang telah diungkapkan di atas itu diakibatkan oleh
faktor-faktor sebagai berikut (Tjiptoherijanto dan Said Zainal Abidin 1993 44-46)
Faktor Internal
Pelaksanaan Manajemen
Pelaksanaan manajemen merupakan hal penting yang menentukan dalam
mencapai tujuan yang efisien dan efektif dari tujuan Puskesmas Dimana
fungsi manajemen itu untuk planning organaizing leading dan controling
Pada kegiatan perencanaan setiap tahunnya sering kali tidak berjalan sehingga
kegiatan berjalan apa adanya sesuai kebiasaan yang dianggap lsquobaiksudah
biasarsquo Bahkan terasa sekali bahwa tidak pernah adanya upaya pengembangan
Serta tidak pernah terpikir untuk mempersoalkan kendali mutu pelayanan yang
disebabkan kurangnya pengetahuan peralatan dan perhatian tersita pada
upaya pengobatan Dapat dikatakan bahwa kepala Puskesmas lebih sibuk pada
masalah-masalah manajerial daripada kasus-kasus klinik Dapat dikatakan
juga bahwa kurangnya pengetahuan para Kepala Puskesmas dan rendahnya
disiplinetos kerja staff menjadikan unsur manajemen ini tidak berjalan Tentu
hal ini menghambat kinerja Puskesmas untuk melayani masyarakat dalam
bidang kesehatan
Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam mencapai
target dari program-program Puskesmas Tetapi apa yang terjadi pada
Puskesmas di Indonesia terkesan tidak diperhatian oleh pemerintah dengan
alasan wilayah geografis yang sulit untuk dijangkau sehingga sarana dan
prasarana yang ada di dalam Puskesmas sangat terbatas baik berupa alat
medis maupun obat-obatan Hal ini terjadi akibat dari sumber keuangan yang
dimiliki Puskesmas terbatas sehingga mutu pelayanan puskesmas pun menjadi
rendah karena tidak sesuai dengan standart kesehatan
Tenaga medis
Jumlah tenaga medis yang sangat sedikit mengakibatkan ketidakmampuannya
melaksanakan program dari Dinas Kesehatan Misalanya program Posyandu
yang tidak tepat sasaran Jumlah tenaga medis sedikit karena insentif dari
19
pemerintah daerah Faktor kesejahteraan pegawai memang hal penting karena
berkaitan dengan satu-satunya pendapatan resmi mereka adalah gaji Untuk
mencapai penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas di perlukan
pimpinan yang mau memotivasi pegawainya dengan cara memenuhi
kebutuhan hidupnya
Sumber keuangan Puskesmas
Sumber keuangan dari pemerintah pusat maupun daerah yang didapat tidak
sebanding dengan pengeluaran operasional Puskesmas sehingga biaya
pelayanan Puskesmas pun mahal padahal sarana yang terdapat di sana tidak
sebanding dengan apa yang harus dibayar sehingga hal ini berdampak kepada
masyarakat untuk beralih pergi ke Rumah Sakit saja yang fasilitas lebih baik
daripada Puskesmas Adapun sumber-sumber keuangan Puskesmas sebagai
berikut
Pemerintah
Sumber biaya berasal dari Pemerintah Kabupaten yang dibedakan atas dana
pembangunan dan dana anggaran rutin Dana ini diturunkan secara bertahap
ke Puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten
Retribusi
Retribusi merupakan salah satu sumber pendapatan Puskesmas yang
membiayai upaya kesehatan perorangan yang pemanfaatanya dan besarnya
ditentukan oleh Pemerintah Daerah
PT ASKES
Puskesmas menerima dana dari PT ASKES yang peruntukannya sebagai
imbal jasa kepada peserta ASKES yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS)
PT JAMSOSTEK
Puskesmas menerima dana dari PT JAMSOSTEK yang peruntukannya
sebagai imbal jasa kepada peserta JAMSOSTEK yaitu Pegawai karyawan
yang berada dibawah naungan Dinas Tenaga Kerja
BPP (Badan Penyantun Puskesmas)
Dengan memberdayakan potensi yang dimiliki masyarakat dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
20
Sumber-sumber keuangan Puskesmas ini ternyata tidak dapat membiayai
operasinal dari program-program Puskesmas Hal ini diakibatkan oleh
beberapa faktor yaitu birokratisasi penyaluran keuangan dari pemerintah
sampai ke Puskesmasnya dan rendahnya responsibilitas pengelola manajemen
Puskesmas
Psiko-sosial antara tenaga medis dengan penduduk
Perbedaan psiko-sosial antara tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas
dengan penduduk menimbulkan hambatan dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan PuskesmaTenaga-tenaga yang diperbantukan di Puskesmas
biasanya terdiri dari orang-orang terpelajar dan bukan berasal dari daerah
tersebut sehingga penduduk menganggapnya sebagai orang asing Apalagi
jika bahasa yang digunakan adalah bahasa yang tidak dimengerti oleh
penduduk maka akibatnya penduduk segan untuk datang ke Puskesmas
Faktor Eksternal
Kondisi Geografis
Kondisi geografis Puskesmas umumnya terletak pada daerah pelosok atau
setingkat dengan kecamatan Dimana kecamatan tiap-tiap daerah memilki
keadaan yang berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan
puskesmas Memang ada kecamatan-kecamatan yang hanya dengan satu
Puskesmas sudah dapat menjangkau seluruh penduduk Tetapi ada juga
puskesmas yang hanya dapat dijangkau oleh penduduk yang bermukim di
dekatnya karena penduduk yang lain bertempat tinggal jauh dari Puskesmas
Hal ini terkait pada dana yang tidak cukup untuk menggunakan alat-alat
transportasi atau memang tempat tinggalnya terpencil sehingga penduduknya
lebih senang tinggal di rumahnya daripada pergi ke Puskesmas
Pemerintah daerah
Peran Pemerintah Daerah yang terkesan gagap ini terlihat atas pemahaman
pembangunan kesehatan yang setengah-setengah dari pihak legslatif dan
eksekutif yang tercermin dari dijadikannya pelayanan kesehatan sebagai
tulang punggung pendapatan daerah Ini berarti orang sakit dijadikan tualng
punggung pendapatan daerah Padahal upaya menyehatkan masyarakat
sejatinya termaktub dalam hakikat dan semangat UU No22 dan UU No 25
tahun 1999 yang pada intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan
21
publik dan mengembangkan demokrasi menuju peningkatan kesejahteraan
rakyat Disamping itu alokasi anggaran kesehatan berbagai daerah
mencerminkan kurangnya perhatian terhadap investasi hak-hak dasar
pembangunan manusia diantaranya pelayanan kesehatan dasar
Keadaan Ekonomi Penduduk
Keadaan ekonomi penduduk memberikan andil dalam sulitnya mengupayakan
pelayanan kesehatan pada masyarakat Jumlah warga negara Indonesia
mayoritas bermata pencarian petani dan nelayan yang mana kondisi
ekonominya kurang memadai Walaupun ada ketentuan yang
memperbolehkan mereka yang tidak mampu untuk tidak usah membayar
retribusi di Puskesmas namun kenyataannya orang-orang yang demikian
justru enggan datang ke Puskesmas
Kondisi Pendidikan Penduduk
Masalah pendidikan penduduk juga berperan dalam menghambat pelayanan
yang dihadapi oleh Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan pada tingkat
pertama karena pada umumnya pendidikan masyarakat desa masih rendah
maka pola pikir mereka sangat sederhana dan kurang atau bahkan belum
paham akan arti kesehatan Mereka cenderung mengikuti sifat-sifat tradisional
yang sejak dulu dipegang oleh masyarakat dan lingkungannya
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki tingkat
pendidikan yang rendah yang mana sebagian besar penduduk Indonesia
lulusan SD terutama di daerah pelosok-pelosok Indonesia sehingga hal
berdampak pada rendahnya partisipasi masyarakat dalam mewujudkan
masyarakat Indonesia sehat terutama pada lembaga Puskesmas yang letaknya
dekat dengan masyarakat tersebut Selain itu juga disebabkan Rumah Sakit
lebih baik sarana dan prasarananya padahal Puskesmas merupakan pelayanan
kesehatan yang paling dasar dalam lingkungan masyarakat setempat
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan yang berada di Propinsi bekerja pada aspek melayani
penyembuhan penyakit yang sudah diderita oleh penduduk dibandingkan
dengan melayani obat-obatan yang dapat digunakan sebagai upaya
pencegahan timbulnya suatu penyakit pada penduduk Dengan kata lain
pelayanan kesehatan Puskesmas lebih banyak ditekankan pada tindakan
kuratif dibandingkan pada tindakan preventif apalagi promotif Selain itu
22
Dinas Kesehatan juga kurang melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap
pelaksanaan program-program Puskesmas yang sudah ada sehingga tidak
terwujudnya pelayanan kesehatan di tingkat basis
35 Solusi Mengatasi Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang terinstitusionalisasi
mempunyai kewenangan yang besar dalam menciptakan inovasi model pelayanan
kesehatan di daerah Untuk itu dibutuhkan komitmen dan kemauan untuk
meningkatkanmeratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan melakukan
revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien
di Puskesmas peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatanrevitalisasi kader PKK
pembentukan standar pelayanan kesehatan minimum untuk kinerja sistem kesehatan yang
komprehensif serta memperbaiki sistem informasi pada semua tingkatan pemerintah
Dari banyak kasus yang terjadi dibanyak daerah jelas bahwa Puskesmas memiliki
pencitraan yang rendah pada saat sekarang terutama jika dilihat dari sarana Puskesmas
tidak memiliki fasilitas yang lengkap walaupun sudah mendapat dana dari Dinas
Kesehatan
36 Analisis Kasus Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas di Kecamatan
Tamako
Seperti yang kita ketahui bahwa pelayanan kesehatan itu tidak hanya
diperuntukkan bagi mereka yang tinggal di wilayah perkotaan saja tetapi juga
diperuntukkan bagi masyarakat yang berada di wilayah pedesaan Namun pada
kenyataannya penyelenggaraan pelayanan kesehatan di wilayah pedesaan cenderung
lebih buruk dibandingan dengan di wilayah perkotaan Hal ini terjadi karena wilayah
pedesaan kurang mendapat perhatian dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah
sehingga penyelenggaraan pelayanan di pedesaan terkesan buruk Hal ini dapat dilihat
dari penyelenggaraan pelayanan puskesmas di Kecamatan Tamako yang jauh dari
standar minimal pelayanan kesehatan
23
Puskesmas Tamako yang terletak di Kecamatan Tamako berada kurang lebih 35
km dari ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara adalah satu-
satunya unit pelayanan kesehatan strata pertama yang ada di wilayah ini Dari segi sarana
dan prasarana Puskesmas ini memiliki 1 rumah dokter dan 4 rumah para medis Sebagai
ujung tombak pelayanan kesehatan Puskesmas Tamako memiliki 3 Puskesmas
pembantu dua diantaranya tidak berpenghuni 2 pos obat desa 11 Posyandu dan
didukung oleh 1 Puskesmas keliling Namun dengan jejaring seperti itu pada
kenyataannya tetap saja banyak masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Tamako ini Ketidakterjangkauan ini
umumnya disebabkan karena jauhnya jarak Puskesmas dengan pemukiman warga
sulitnya medan dan tantangan cuaca Selain itu terbatasnya persediaan obat-obatan juga
nampak di Puskesmas Tamako ini Sebagai contoh pada tahun 2001 wilayah ini
membutuhkan 1092 jenis obat sementara yang tersedia di Gudang Farmasi Kabupaten
(GFK) hanya 996 jenis obat yang mana 560 (51) diantaranya adalah obat generik
Obat-obatan yang didrop dari GFK sebagian besar tidak sesuai dengan permintaan Ada
obat yang diminta berkali-kali tetapi tidak diberikan dan jikalau diberikan jumlahnya
sangat sedikit Sebaliknya obat-obatan yang tidak diminta justru diberikan terus-
menerus Lalu jika dilihat dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) kuantitas dan
kualitas tenaga medis juga menjadi masalah di Puskesmas Tamako Status Puskesmas
Tamako yang merupakan Puskesmas rawat inap tentu saja memerlukan tenaga medis
yang cukup Namun pada kenyataannya hal tersebut tidak dapat tercapai karena
distribusi tenaga medis di Kabupaten Sangihe yang masih kurang sehingga belum dapat
memenuhi kebutuhan masyarakatnya Rasio tenaga medis dengan jumlah penduduk yang
belum berimbang ini jelas mempengaruhi pelayanan kesehatan di Kecamatan Tamako
ini Kemudian dari segi pembiayaan atau keuangan Puskesmas Tamako Secara umum
terlihat adanya upaya peningkatan alokasi anggaran untuk pembangunan sektor
kesehatan di wilayah ini Dari tahun ke tahun terlihat adanya upaya untuk lebih
menambah kepedulian terhadap sektor kesehatan yang nampak pada distribusi
penganggaran dari APBN dan APBD yang semakin meningkat Namun lagi-lagi pada
kenyataannya hal tersebut tidak seirama dengan upaya-upaya teknis yang ada di
lapangan yang ironisnya bersentuhan langsung dengan masyarakat Realisasi proyek
pembangunan sarana kesehatan sebagian besar tidak sesuai dengan kebutuhan dan
ketentuan yang berlaku Misalnya pernah terjadi saat ada rehabilitasi Puskesmas
pembantu seng yang sudah tua dibalik lalu dicat kemudian dipasang lagi dinding beton
24
yang digantikan dengan papan triplek yang dicat sehingga kelihatan dari jauh seperti
dinding beton yang asli Begitu pula dengan proyek-proyek yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tetapi dipaksakan diterima oleh Puskesmas Contohnya antena SSB yang
sudah ada ditambah lagi dengan antena yang baru yang berarti mencari lokasi
pemasangan di halaman Puskesmas sehingga halaman yang sudah sempit menjadi
semakin sempit Sementara itu anggaran rutin sebagian besar terpakai untuk gaji
pegawai sehingga sangat sedikit yang dialokasikan untuk dana rutin lain seperti
pemeliharaan gedung Oleh sebab itu perbaikan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Tamako ini tidak dapat dilaksanakan secara efektif karena adanya penyelewengan dana
yang dilakukan oleh pihak Puskesmas sendiri yang seharusnya dana yang diberikan
pemerintah dianggarkan untuk pemeliharaan gedung atau perbaikan sarana dan prasarana
Puskesmas justru dipakai untuk gaji pegawai Puskesmas sehingga penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di Puskemas Tamako tidak dapat berkembang dengan baik
25
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat ternyata
masih menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak dikeluhkan oleh masyarakat
Tidak hanya dilihat dari segi sarana dan prasarana yang kurang memadai tetapi juga dari
segi tenaga medis yang demikian pula adanya Oleh karena itu diperlukan perhatian
khusus dari pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta
komitmen untuk merubah sistem pelayanan Puskesmas yang dinilai buruk oleh
masyarakat Selain itu Puskesmas juga harus memiliki standar pelayanan yang dapat
memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat untuk mencapai kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat
42 Saran
1 Puskesmas harus lebih memfokuskan pada peningkatan pelayanan kesehatan dan
pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh
2 Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi terpenuhinya
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
3 Merestrukturisasikan peran Puskesmas
4 Pemerintah harus memberikan otonomi kepada Puskesmas dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat
5 Mensosialisasikan program-program Puskesmas kepada masyarakat untuk mengubah
citra Puskesmas yang sudah dinilai buruk oleh masyarakat
26
DAFTAR PUSTAKA
Tjiptoherijanto prijono Said Z Abidin Reformasi Administrasi dan Pembangunan
Nasional 1993 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta
wwwdinkesjatimgoid
wwwlitbangdepkesgoid
wwwlitbangdepkesgoid
definisi-puskesmashtml
model-puskesmas-era-desentralisasihtml
httponeindoskripsicom diunduh tanggal 24 November 2009
httpmuharrikyanuarwordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
httpgroupsyahoocom diunduh tanggal 24 November 2009
httpelsbappenasgoid diunduh tanggal 24 November 2009
httpalfredsalehfileswordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
27
Mendorong peran serta msayarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik
dengan memperhatikan aspirasi kebutuhan dan harapan masyarakat
E Kesamaan Hak
Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku ras agama golongan
gender dan status ekonomi
F Keseimbangan Hak dan Kewajiban
Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban
masing-masing pihak
Prinsip Pelayanan Publik Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara (MenPAN) Nomor 63KEPMPAN72003
A Kesederhanaan
Proseduran pelayanan publik tidak berbelit-belit mudah dipahami dan mudah
dilaksanakan
B Kejelasan
1 Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik
2 Unit kerjapejabat yang berwenang bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhanpersoalansengketa
dalam pelaksanaan pelayanan publik
3 Rincian biaya pelayanan publik tata cara pembayaran
C Kepastian Waktu
Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah
ditentukan
D Akurasi
Produk pelayanan publik diterima dengan benar tepat dan sah
E Keamanan
Proses dan produk pelayanan publik rasa aman dengan kepastian hukum
F Tanggung Jawab
Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk
bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelenggaraan
pelayanan dan penyelesaian keluhanpersoalan dalam pelaksanaan pelayanan
publik
G Kelengkapan Sarana dan Prasarana
7
Tersedianya sarana dan prasarana kerja peralatan kerja dan pendukung lainnya
yang termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika
H Kemudahan Akses
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai mudah dijangkau oleh
masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi dan informatika
I Kedislipinan Kesopanan Dan Keramahan
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan disiplinsopan dan santun ramah serta
memberikan pelayanan ikhlas
J Kenyamanan
Lingkungan pelayanan harus tertib teratur disediakan ruang tunggu yang bersih
rapi lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas
pendukung pelayanan seperti parkir toilet tempat ibadah dan lain-lain
Standar Pelayanan Publik Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara (MenPAN) Nomor 63KEPMPAN72003
1 Prosedur Pelayanan
Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan
2 Waktu Penyelesaian
Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai
dengan penyelesaian pelayanan
3 Biaya Pelayanan
Biayatarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses
pemberian pelayanan
4 Produk Pelayanan
Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan
5 Sarana dan Prasarana
Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai oleh penyelenggara pelayan
publik
6 Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan
Petugas pemberi pelayanan harus memiliki pengetahuan keahlian keterampilan
sikap dan perilaku yang dibutuhkan
8
23 Pengelompokan Jenis Pelayanan Publik
Pengelompokan jenis pelayanan publik didasarkan pada ciri-ciri dan sifat kegiatan
dalam proses pelayanan serta produk pelayanan yang dihasilkan dapat dibedakan
menjadi (Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) Nomor
63KEPMPAN72003)
1 Jenis Pelayanan Administratif yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit
pelayanan berupa kegiatan pencatatan penelitian pengambilan keputusan
dokumentasi dan kegiatan tata usaha lainnya yang secara keseluruhan menghasilkan
produk akhir berupa dokumen misalnya sertifikat ijin-ijin rekomendasi keterangan
tertulis dan lain-lainnya
Contoh jenis pelayanan ini adalah pelayanan sertifikat tanah pelayanan IMB
pelayanan administrasi kependudukan (KTP NTCR akta kelahirankematian)
2 Jenis Pelayanan Barang yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan
berupa kegiatan penyediaan dan atau pengolahan bahan berwujud fisik termasuk
distribusi dan penyampaiannya kepada konsumen langsung (sebagai unit atau sebagai
individual) dalam satu sistem Secara keseluruhan kegiatan tersebut menghasilkan
produk akhir berwujud benda (berwujud fisik) atau yang dianggap benda yang
memberikan nilai tambah secara langsung bagi penerimanya
Contoh jenis pelayanan ini adalah pelayanan listrik pelayanan air bersih pelayanan
telepon
3 Jenis Pelayanan Jasa yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa
penyediaan sarana dan prasarana serta penunjangnya Pengoperasiannya berdasarkan
suatu sistem pengoperasian tertentu dan pasti produk akhirnya berupa jasa yang
mendatangkan manfaat bagi penerimanya secara langsung dan habis terpakai dalam
jangka waktu tertentu
Contoh jenis pelayanan ini adalah pelayanan angkutan darat laut dan udara
pelayanan kesehatan pelayanan perbankan pelayanan pos dan pelayanan pemadaman
kebakaran
4 Jenis Pelayanan Regulatif yaitu pelayanan melalui penegakan hukum dan peraturan
perundang-undangan maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi kehidupan
masyarakat
9
24 Peranan Birokrasi dalam Menyediakan Pelayanan Publik
Jika berbicara tentang pelayanan publik maka kita akan dihadapkan pada posisi dan
peran birokrasi Birokrasi yang tentu memiliki peran dan wewenang yang signifikan
dalam pemerintahan karena sebagai salah satu pengelola keuangan negara Birokrasi
pemerintah tentu berbeda dengan birokrasi swasta dimana birokrasi swasta lebih
berorientasi pada benefit profit (perolehan keuntungan) sedangkan birokrasi
pemerintahan memiliki fungsi pemberian pelayanan kepada masyarakat Apalagi di era
otonomi daerah seperti ini yang mengharuskan masing-masing daerah untuk mengelola
segala urusannya sendiri dan tidak tergantung kepada pemerintah pusat UU No 32
tahun 2004 mengisyaratkan hal tersebut sehingga segala urusan di daerah dapat dikelola
dengan baik tak terkecuali masalah pelayanan publik Pemerintah daerah sebagai
penyelenggara pemerintahan harus jeli terhadap kualitas pelayanan publik yang
dilakukannya terhadap masyarakat di daerahnya Pelayanan publik sampai saat ini masih
banyak kekurangan terutama pada posisi dan peran birokrasi yang belum profesional
dan independen karena netralitas birokrasi kurang terjaga
Peran birokrasi sebagai pelayan publik belum dipahami secara benar akibatnya
politisasi birokrasi sangat banyak pada era reformasi saat ini Birokrasi masih belum
efisien yang antara lain ditandai dengan adanya tumpang tindih kegiatan antar instansi
dan masih banyak fungsi-fungsi yang sudah seharusnya dapat diserahkan kepada
masyarakat masih ditangani pemerintah Dengan makin besarnya peran yang dijalankan
oleh masyarakat maka seharusnya peran birokrasi lebih cenderung sebagai agen
pembaharuan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat Oleh karena itu fungsi
pengaturan dan pengendalian yang dilakukan oleh negara adalah perumusan dan
pelaksanaan kebijaksanaan yang berfungsi sebagai motivator dan fasilitator guna
tercapainya swakarsa dan swadaya masyarakat termasuk dunia usaha
Peran lain yang seharusnya dijalankan oleh birokrasi adalah sebagai consensus building
yaitu membangun pemufakatan antara negara sektor swasta dan masyarakat Peran ini
harus dijalankan oleh birokrasi mengingat fungsinya sebagai agen pembaharuan dan
fasilitator Sebagai agen perubahan birokrasi harus mengambil inisiatif dan memelopori
suatu kebijakan atau tindakan Sedangkan sebagai fasilitator birokrasi harus dapat
memfasilitasi kepentingan-kepentingan yang muncul dari masyarakat sektor swasta
maupun kepentingan negara
10
BAB III
ISI
31Definisi dan Fungsi Puskesmas
a Definisi Puskesmas (Ilham Akhsanu Ridlo 2008)
ldquoSuatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan
yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan
pelayanan kesehatan yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu
yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun
tidak mencakup aspek pembiayaanrdquo
Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan yang letaknya berada paling
dekat ditengah-tengah masyarakat dan mudah dijangkau dibandingkan dengan unit
pelayanan kesehatan lainya (Rumah Sakit Swasta maupun Negeri) Fungsi Puskesmas
adalah mengembangkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh seiring dengan
misinya Pelayanan kesehatan tersebut harus bersifat menyeluruh atau yang disebut
dengan Comprehensive Health Care Service yang meliputi aspek promotive
preventif curative dan rehabilitatif Prioritas yang harus dikembangkan oleh
Puskesmas harus diarahkan ke bentuk pelayanan kesehatan dasar (basic health care
services) yang lebih mengedepankan upaya promosi dan pencegahan (public health
service)
Seiring dengan semangat otonomi daerah maka Puskesmas dituntut untuk
mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan Tetapi
pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah Sebagai organisasi pelayanan
mandiri kewenangan yang dimiliki Puskesmas juga meliputi kewenangan
merencanakan kegiatan sesuai masalah kesehatan di wilayahnya kewenangan
menentukan kegiatan yang termasuk public goods atau private goods serta
kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi geografi Puskesmas Jumlah
kegiatan pokok Puskesmas diserahkan pada tiap Puskesmas sesuai kebutuhan
masyarakat dan kemampuan sumber daya yang dimiliki namun Puskesmas tetap
melaksanakan kegiatan pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional
11
Jadi yang harus diketahui adalah bahwa peran Puskesmas adalah sebagai
ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan nasional secara komprehensif tidak
sebatas aspek kuratif dan rehabilitatif saja seperti di Rumah Sakit
LEVEL PELAYANAN KESEHATAN
RS Provinsi
RS Kabupaten
Puskesmas Kecamatan
Puskesmas Kelurahan
Posyandu
b Fungsi Puskesmas (Ilham Akhsanu Ridlo 2008)
1 Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah kerjanya
2 Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat
3 Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya
Proses dalam melaksanakan fungsinya dilaksanakan dengan cara
a Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri
b Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien
c Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut
tidak menimbulkan ketergantungan
d Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat
e Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan
program
32Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas
Visi dan misi Puskesmas di Indonesia merujuk pada program Indonesia Sehat
2010 Hal ini dapat kita lihat pula dalam SPM (Standar Pelayanan Minimal) Standar
Pelayanan Minimal adalah suatu standar dengan batas-batas tertentu untuk mengukur
12
kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan
dasar kepada masyarakat yang mencakup jenis pelayanan indikator dan nilai
(benchmark) Pelaksanaan Urusan Wajib dan Standar Pelayanan Minimal (UW-SPM)
diatur dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
1457MENKESSKX2003 dibedakan atas UW-SPM yang wajib diselenggarakan oleh
seluruh kabupaten-kota di seluruh Indonesia dan UW-SPM spesifik yang hanya
diselenggarakan oleh kabupaten-kota tertentu sesuai keadaan setempat UW-SPM wajib
meliputi penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar penyelenggaraan perbaikan gizi
masyarakat penyelenggaraan pemberantasan penyakit menular penyelenggaraan
promosi kesehatan dll Sedangkan UW-SPM spesifik meliputi pelayanan kesehatan
kerja pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria dll Hal ini diperkuat dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standard Pelayanan Minimal
RANCANGAN KEWENANGAN WAJIB DAN STANDARD PELAYANAN MINIMAL
Kewenangan Wajib Jenis Pelayanan
1 Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan
Dasar
Pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir
Pelayanan kesehatan bayi dan anak pra sekolah
Pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan
remaja
Pelayanan kesehatan usia subur
Pelayanan kesehatan usia lanjut
Pelayanan imunisasi
Pelayanan kesehatan jiwa masyarakat
Pelayanan pengobatan perawatan
2 Penyelenggaraan
pelayanan kesehatan
rujukan dan penunjang
Pelayanan kesehatan dengan 4 kompetensi
dasar (kebidanan bedah penyakit dalam anak)
Pelayanan kesehatan darurat
Pelayanan laboratorium kesehatan yang
mendukung upaya kesehatan perorangan dan
kesehatan masyarakat
Penyediaan pembiayaan dan jaminan kesehatan
13
3 Penyelenggaraan
pemberantasan penyakit
menular
Penyelenggaraan penyelidikan epidemiologi
dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa
(KLB)
Pencegahan dan pemberantasan penyakit polio
Pencegahan dan pemberantasan penyakit TB
paru
Pencegahan dan pemberantasan penyakit
malaria
Pencegahan dan pemberantasan penyakit kusta
Pencegahan dan pemberantasan penyakit ISPA
Pencegahan dan pemberantasan penyakit HIV-
AIDS
Pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD
Pencegahan dan pemberantasan penyakit diare
Pencegahan dan pemberantasan penyakit
fliariasis
4 Penyelenggaraan
perbaikan gizi masyarakat
Pemantauan pertumbuhan balita
Pemberian suplemen gizi
Pelayanan gizi
Penyuluhan gizi seimbang
Penyelenggaraan kewaspadaan gizi
5 Penyelenggaraan promosi
kesehatan
Penyuluhan prilaku sehat
Penyuluhan pemberdayaan masyarakat dalam
upaya kesehatan
6 Penyelenggaraan
kesehatan lingkungan dan
sanitasi dasar
Pemeliharaan kualitas lingkungan fisik kimia
biologi
Pengendalian vektor
Pelayanan hygiene sanitasi di tempat umum
7 Pencegahan dan
penanggulangan
penyalahgunaan narkotika
psikotropika dan zat
adiktif lain
Penyuluhan P3 NAPZA (Pencegahan dan
Penanggulangan Penyalahgunaan NAPZA)
yang berbasis masyarakat
14
8 Penyelenggaraan
pelayanan kefarmasian
dan pengamanan sediaan
farmasi alat kesehatan
serta makanan dan
minuman
Penyediaan obat dan perbekalan kesehatan
untuk pelayanan kesehatan dasar
Penyediaan dan pemerataan pelayanan
kefarmasian di saranan pelayanan kesehatan
Pelayanan pengamanan farmasi alat kesehatan
Program Pokok Puskesmas
Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga maupun fasilitasnya
karenanya kegiatan pokok di setiap Puskesmas dapat berbeda-beda Namun demikian
kegiatan pokok Puskesmas yang lazim dan seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut
1 Kesejahteraan ibu dan Anak ( KIA )
2 Keluarga Berencana
3 Usaha Peningkatan Gizi
4 Kesehatan Lingkungan
5 Pemberantasan Penyakit Menular
6 Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Kecelakaan
7 Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
8 Usaha Kesehatan Sekolah
9 Kesehatan Olah Raga
10 Perawatan Kesehatan Masyarakat
11 Usaha Kesehatan Kerja
12 Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut
13 Usaha Kesehatan Jiwa
14 Kesehatan Mata
15 Laboratorium ( diupayakan tidak lagi sederhana )
16 Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan
17 Kesehatan Usia Lanjut
18 Pembinaan Pengobatan Tradisional
Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan
masyarakat terkecil Karenanya kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan
kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya Setiap kegiatan
pokok Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat
15
Desa ( PKMD ) Disamping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas seperti
tersebut di atas Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program
kesehatan tertentu oleh Pemerintah Pusat ( contoh Pekan Imunisasi Nasional ) Dalam hal
demikian baik petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah
Pusat bersama Pemerintah Daerah Keadaan darurat mengenai kesehatan dapat terjadi
misalnya karena timbulnya wabah penyakit menular atau bencana alam Untuk mengatasi
kejadian darurat seperti di atas bisa mengurangi atau menunda kegiatan lain
Azas Penyelenggaraan Puskesmas Menurut Kepmenkes No 128 Tahun 2004
1 Azas pertanggungjawaban wilayah
a Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya
b Dilakukan kegiatan dalam gedung dan luar gedung
c Ditunjang dengan puskesmas pembantu Bidan di desa puskesmas keliling
2 Azas pemberdayaan masyarakat
a Puskesmas harusmemberdayakan perorangan keluarga dan masyarakat agar berperan
aktif dalam menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas
b Potensi masyarakat perlu dihimpun
3 Azas keterpaduan
Setiap upaya diselenggarakan secara terpadu
1048713 Keterpaduan lintas program
UKS keterpaduan Promkes Pengobatan Kesehatan Gigi Kespro Remaja
Kesehatan Jiwa
1048713 Keterpaduan lintassektoral
Upaya Perbaikan Gizi keterpaduan sektor kesehatan dengan camat
lurahkades pertanian pendidikan agama dunia usaha koperasi PKK
Upaya Promosi Kesehatan keterpaduan sektor kesehatan dengan camat
lurahkades pertanian pendidikan agama
4 Azas rujukan
Rujukan medisupaya kesehatan perorangan
rujukan kasus
bahan pemeriksaan
16
ilmu pengetahuan
Rujukan upaya kesehatan masyarakat
rujukan sarana dan logistik
rujukan tenaga
rujukan operasional
33 Masalah-Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan ujung tombak pelayanan
kesehatan bagi masyarakat karena cukup efektif membantu masyarakat dalam
memberikan pertolongan pertama dengan standar pelayanan kesehatan Pelayanan
kesehatan yang dikenal murah seharusnya menjadikan Puskesmas sebagai tempat
pelayanan kesehatan utama bagi masyarakat namun pada kenyataannya banyak
masyarakat yang lebih memilih pelayanan kesehatan pada dokter praktek swasta atau
petugas kesehatan praktek lainnya Kondisi ini didasari oleh persepsi awal yang negatif
dari masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas misalnya anggapan bahwa mutu
pelayanan yang terkesan seadanya artinya Puskesmas tidak cukup memadai dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat baik dilihat dari sarana dan prasarananya
maupun dari tenaga medis atau anggaran yang digunakan untuk menunjang kegiatannya
sehari-hari Sehingga banyak sekali pelayanan yang diberikan kepada masyarakat itu
tidak sesuai dengan Standar Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan Misalnya
sikap tidak disiplin petugas medis pada unit pelayanan puskesmas Peudada yang
dikeluhkan masyarakat Mereka selalu diperlakukan kurang baik oleh para petugas medis
yang dinilai cenderung arogan berdalih terbatasnya persediaan obat-obatan pada
puskesmas telah menyebabkan banyak diantara pasien terpaksa membeli obat pada
apotik Di samping itu ketika membawa salah seorang warga yang jatuh sakit saat
mengikuti kegiatan perkampungan pemuda kemudian warga yang lain mengantarnya ke
Puskesmas Peudada pasien itu tidak dilayani dengan baik bahkan mereka (perawat-red)
mengaku telah kehabisan stok obat Hal tersebut tentu telah merusak citra Puskesmas
sebagai pemberi layanan kesehatan kepada masyarakat yang dianggap dapat membantu
dalam memberikan pertolongan pertama yang sesuai dengan standar pelayanan
kesehatan Selain itu tidak berjalannya tugas edukatif di Puskesmas yang berkaitan
dengan penyuluhan kesehatan yang sekaligus berkaitan dengan tugas promotif Menurut
masyarakat petugas puskesmas sangat jarang berkunjung kalaupun ada yaitu ketika
17
keluarga mempunyai masalah kesehatan seperti anggota keluarga mengalami gizi buruk
atau penderita TB Berarti tugas ini lebih untuk memberikan laporan dan kuratif
dibanding upaya promotif Kemudian perawat puskesmas biasanya aktif dalam BP
puskesmas keliling dan puskesmas pembantu Jelas dalam tugas tersebut perawat
melakukan pemeriksaan pasien mendiagnosa pasien melakukan pengobatan pada pasien
dengan membuat resep pada pasien Namun ketika melakukan tugas tersebut tidak ada
supervisi dari siapapun khususnya penanggung jawab dalam tindakan pengobatanmedis
Tenaga perawat seolah-olah tidak menghargai kegiatan-kegitan formalnya sendiri karena
mungkin tugas kuratif lebih penting Hal ini berdampak kepada status kesehatan
masyarakat status gizi penyakit infeksi menular dan mungkin upaya kesehatan ibu dan
anak tidak mendapatkan porsi yang sesuai sehingga berdampak pada kondisi kesehatan
masyarakat Kalaulah memang tugas tenaga kesehatan di Puskesmas lebih banyak ke arah
kuratif maka Puskesmas menjadi unit dari pelayanan Rumah sakit karena Rumah Sakit
akan memiliki banyak sumber daya manusia dan fasilitas medik Tapi kalaulah
Puskesmas ini menjadi lebih dominan dalam tugas promotif dan preventif maka tugas
eksekutif bagi perawat haruslah digiatkan dan puskesmas menjadi bagian dari unit Dinas
kesehatan atau bagian tersendiri yang memiliki otonomi yang kuat dalam mengatur
program-programnya sedangkan Dinas kesehatan hanya sebagai regulator pemberi dana
dan pengadaan petugas untuk pelayanan kesehatan masyarakat diberikan kepada
Puskesmas atau pelayanan kesehatan dapat ditenderkan kepada pihak swasta Tidak
hanya hal-hal yang telah diungkapkan di atas lebih dari itu masih ada permasalahan
yang muncul di lingkup puskesmas misalnya Jam kerja Puskesmas yang sangat singkat
hanya sampai jam 1400 WIB kemampuan keuangan daerah yang terbatas puskesmas
yang kurang memiliki otoritas untuk memanfaatkan peluang yang ada puskesmas belum
terbiasa mengelola kegiatannya secara mandiri serta kurangnya kesejahteraan karyawan
yang berpengaruh terhadap motivasi dalam melaksanakan tugas di puskesmas
18
34 Faktor-Faktor Penghambat Pelayanan Puskesmas
Dalam realitanya pelayanan Puskesmas sekarang banyak memiliki masalah-
masalah Adapun masalah-masalah yang telah diungkapkan di atas itu diakibatkan oleh
faktor-faktor sebagai berikut (Tjiptoherijanto dan Said Zainal Abidin 1993 44-46)
Faktor Internal
Pelaksanaan Manajemen
Pelaksanaan manajemen merupakan hal penting yang menentukan dalam
mencapai tujuan yang efisien dan efektif dari tujuan Puskesmas Dimana
fungsi manajemen itu untuk planning organaizing leading dan controling
Pada kegiatan perencanaan setiap tahunnya sering kali tidak berjalan sehingga
kegiatan berjalan apa adanya sesuai kebiasaan yang dianggap lsquobaiksudah
biasarsquo Bahkan terasa sekali bahwa tidak pernah adanya upaya pengembangan
Serta tidak pernah terpikir untuk mempersoalkan kendali mutu pelayanan yang
disebabkan kurangnya pengetahuan peralatan dan perhatian tersita pada
upaya pengobatan Dapat dikatakan bahwa kepala Puskesmas lebih sibuk pada
masalah-masalah manajerial daripada kasus-kasus klinik Dapat dikatakan
juga bahwa kurangnya pengetahuan para Kepala Puskesmas dan rendahnya
disiplinetos kerja staff menjadikan unsur manajemen ini tidak berjalan Tentu
hal ini menghambat kinerja Puskesmas untuk melayani masyarakat dalam
bidang kesehatan
Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam mencapai
target dari program-program Puskesmas Tetapi apa yang terjadi pada
Puskesmas di Indonesia terkesan tidak diperhatian oleh pemerintah dengan
alasan wilayah geografis yang sulit untuk dijangkau sehingga sarana dan
prasarana yang ada di dalam Puskesmas sangat terbatas baik berupa alat
medis maupun obat-obatan Hal ini terjadi akibat dari sumber keuangan yang
dimiliki Puskesmas terbatas sehingga mutu pelayanan puskesmas pun menjadi
rendah karena tidak sesuai dengan standart kesehatan
Tenaga medis
Jumlah tenaga medis yang sangat sedikit mengakibatkan ketidakmampuannya
melaksanakan program dari Dinas Kesehatan Misalanya program Posyandu
yang tidak tepat sasaran Jumlah tenaga medis sedikit karena insentif dari
19
pemerintah daerah Faktor kesejahteraan pegawai memang hal penting karena
berkaitan dengan satu-satunya pendapatan resmi mereka adalah gaji Untuk
mencapai penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas di perlukan
pimpinan yang mau memotivasi pegawainya dengan cara memenuhi
kebutuhan hidupnya
Sumber keuangan Puskesmas
Sumber keuangan dari pemerintah pusat maupun daerah yang didapat tidak
sebanding dengan pengeluaran operasional Puskesmas sehingga biaya
pelayanan Puskesmas pun mahal padahal sarana yang terdapat di sana tidak
sebanding dengan apa yang harus dibayar sehingga hal ini berdampak kepada
masyarakat untuk beralih pergi ke Rumah Sakit saja yang fasilitas lebih baik
daripada Puskesmas Adapun sumber-sumber keuangan Puskesmas sebagai
berikut
Pemerintah
Sumber biaya berasal dari Pemerintah Kabupaten yang dibedakan atas dana
pembangunan dan dana anggaran rutin Dana ini diturunkan secara bertahap
ke Puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten
Retribusi
Retribusi merupakan salah satu sumber pendapatan Puskesmas yang
membiayai upaya kesehatan perorangan yang pemanfaatanya dan besarnya
ditentukan oleh Pemerintah Daerah
PT ASKES
Puskesmas menerima dana dari PT ASKES yang peruntukannya sebagai
imbal jasa kepada peserta ASKES yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS)
PT JAMSOSTEK
Puskesmas menerima dana dari PT JAMSOSTEK yang peruntukannya
sebagai imbal jasa kepada peserta JAMSOSTEK yaitu Pegawai karyawan
yang berada dibawah naungan Dinas Tenaga Kerja
BPP (Badan Penyantun Puskesmas)
Dengan memberdayakan potensi yang dimiliki masyarakat dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
20
Sumber-sumber keuangan Puskesmas ini ternyata tidak dapat membiayai
operasinal dari program-program Puskesmas Hal ini diakibatkan oleh
beberapa faktor yaitu birokratisasi penyaluran keuangan dari pemerintah
sampai ke Puskesmasnya dan rendahnya responsibilitas pengelola manajemen
Puskesmas
Psiko-sosial antara tenaga medis dengan penduduk
Perbedaan psiko-sosial antara tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas
dengan penduduk menimbulkan hambatan dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan PuskesmaTenaga-tenaga yang diperbantukan di Puskesmas
biasanya terdiri dari orang-orang terpelajar dan bukan berasal dari daerah
tersebut sehingga penduduk menganggapnya sebagai orang asing Apalagi
jika bahasa yang digunakan adalah bahasa yang tidak dimengerti oleh
penduduk maka akibatnya penduduk segan untuk datang ke Puskesmas
Faktor Eksternal
Kondisi Geografis
Kondisi geografis Puskesmas umumnya terletak pada daerah pelosok atau
setingkat dengan kecamatan Dimana kecamatan tiap-tiap daerah memilki
keadaan yang berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan
puskesmas Memang ada kecamatan-kecamatan yang hanya dengan satu
Puskesmas sudah dapat menjangkau seluruh penduduk Tetapi ada juga
puskesmas yang hanya dapat dijangkau oleh penduduk yang bermukim di
dekatnya karena penduduk yang lain bertempat tinggal jauh dari Puskesmas
Hal ini terkait pada dana yang tidak cukup untuk menggunakan alat-alat
transportasi atau memang tempat tinggalnya terpencil sehingga penduduknya
lebih senang tinggal di rumahnya daripada pergi ke Puskesmas
Pemerintah daerah
Peran Pemerintah Daerah yang terkesan gagap ini terlihat atas pemahaman
pembangunan kesehatan yang setengah-setengah dari pihak legslatif dan
eksekutif yang tercermin dari dijadikannya pelayanan kesehatan sebagai
tulang punggung pendapatan daerah Ini berarti orang sakit dijadikan tualng
punggung pendapatan daerah Padahal upaya menyehatkan masyarakat
sejatinya termaktub dalam hakikat dan semangat UU No22 dan UU No 25
tahun 1999 yang pada intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan
21
publik dan mengembangkan demokrasi menuju peningkatan kesejahteraan
rakyat Disamping itu alokasi anggaran kesehatan berbagai daerah
mencerminkan kurangnya perhatian terhadap investasi hak-hak dasar
pembangunan manusia diantaranya pelayanan kesehatan dasar
Keadaan Ekonomi Penduduk
Keadaan ekonomi penduduk memberikan andil dalam sulitnya mengupayakan
pelayanan kesehatan pada masyarakat Jumlah warga negara Indonesia
mayoritas bermata pencarian petani dan nelayan yang mana kondisi
ekonominya kurang memadai Walaupun ada ketentuan yang
memperbolehkan mereka yang tidak mampu untuk tidak usah membayar
retribusi di Puskesmas namun kenyataannya orang-orang yang demikian
justru enggan datang ke Puskesmas
Kondisi Pendidikan Penduduk
Masalah pendidikan penduduk juga berperan dalam menghambat pelayanan
yang dihadapi oleh Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan pada tingkat
pertama karena pada umumnya pendidikan masyarakat desa masih rendah
maka pola pikir mereka sangat sederhana dan kurang atau bahkan belum
paham akan arti kesehatan Mereka cenderung mengikuti sifat-sifat tradisional
yang sejak dulu dipegang oleh masyarakat dan lingkungannya
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki tingkat
pendidikan yang rendah yang mana sebagian besar penduduk Indonesia
lulusan SD terutama di daerah pelosok-pelosok Indonesia sehingga hal
berdampak pada rendahnya partisipasi masyarakat dalam mewujudkan
masyarakat Indonesia sehat terutama pada lembaga Puskesmas yang letaknya
dekat dengan masyarakat tersebut Selain itu juga disebabkan Rumah Sakit
lebih baik sarana dan prasarananya padahal Puskesmas merupakan pelayanan
kesehatan yang paling dasar dalam lingkungan masyarakat setempat
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan yang berada di Propinsi bekerja pada aspek melayani
penyembuhan penyakit yang sudah diderita oleh penduduk dibandingkan
dengan melayani obat-obatan yang dapat digunakan sebagai upaya
pencegahan timbulnya suatu penyakit pada penduduk Dengan kata lain
pelayanan kesehatan Puskesmas lebih banyak ditekankan pada tindakan
kuratif dibandingkan pada tindakan preventif apalagi promotif Selain itu
22
Dinas Kesehatan juga kurang melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap
pelaksanaan program-program Puskesmas yang sudah ada sehingga tidak
terwujudnya pelayanan kesehatan di tingkat basis
35 Solusi Mengatasi Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang terinstitusionalisasi
mempunyai kewenangan yang besar dalam menciptakan inovasi model pelayanan
kesehatan di daerah Untuk itu dibutuhkan komitmen dan kemauan untuk
meningkatkanmeratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan melakukan
revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien
di Puskesmas peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatanrevitalisasi kader PKK
pembentukan standar pelayanan kesehatan minimum untuk kinerja sistem kesehatan yang
komprehensif serta memperbaiki sistem informasi pada semua tingkatan pemerintah
Dari banyak kasus yang terjadi dibanyak daerah jelas bahwa Puskesmas memiliki
pencitraan yang rendah pada saat sekarang terutama jika dilihat dari sarana Puskesmas
tidak memiliki fasilitas yang lengkap walaupun sudah mendapat dana dari Dinas
Kesehatan
36 Analisis Kasus Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas di Kecamatan
Tamako
Seperti yang kita ketahui bahwa pelayanan kesehatan itu tidak hanya
diperuntukkan bagi mereka yang tinggal di wilayah perkotaan saja tetapi juga
diperuntukkan bagi masyarakat yang berada di wilayah pedesaan Namun pada
kenyataannya penyelenggaraan pelayanan kesehatan di wilayah pedesaan cenderung
lebih buruk dibandingan dengan di wilayah perkotaan Hal ini terjadi karena wilayah
pedesaan kurang mendapat perhatian dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah
sehingga penyelenggaraan pelayanan di pedesaan terkesan buruk Hal ini dapat dilihat
dari penyelenggaraan pelayanan puskesmas di Kecamatan Tamako yang jauh dari
standar minimal pelayanan kesehatan
23
Puskesmas Tamako yang terletak di Kecamatan Tamako berada kurang lebih 35
km dari ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara adalah satu-
satunya unit pelayanan kesehatan strata pertama yang ada di wilayah ini Dari segi sarana
dan prasarana Puskesmas ini memiliki 1 rumah dokter dan 4 rumah para medis Sebagai
ujung tombak pelayanan kesehatan Puskesmas Tamako memiliki 3 Puskesmas
pembantu dua diantaranya tidak berpenghuni 2 pos obat desa 11 Posyandu dan
didukung oleh 1 Puskesmas keliling Namun dengan jejaring seperti itu pada
kenyataannya tetap saja banyak masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Tamako ini Ketidakterjangkauan ini
umumnya disebabkan karena jauhnya jarak Puskesmas dengan pemukiman warga
sulitnya medan dan tantangan cuaca Selain itu terbatasnya persediaan obat-obatan juga
nampak di Puskesmas Tamako ini Sebagai contoh pada tahun 2001 wilayah ini
membutuhkan 1092 jenis obat sementara yang tersedia di Gudang Farmasi Kabupaten
(GFK) hanya 996 jenis obat yang mana 560 (51) diantaranya adalah obat generik
Obat-obatan yang didrop dari GFK sebagian besar tidak sesuai dengan permintaan Ada
obat yang diminta berkali-kali tetapi tidak diberikan dan jikalau diberikan jumlahnya
sangat sedikit Sebaliknya obat-obatan yang tidak diminta justru diberikan terus-
menerus Lalu jika dilihat dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) kuantitas dan
kualitas tenaga medis juga menjadi masalah di Puskesmas Tamako Status Puskesmas
Tamako yang merupakan Puskesmas rawat inap tentu saja memerlukan tenaga medis
yang cukup Namun pada kenyataannya hal tersebut tidak dapat tercapai karena
distribusi tenaga medis di Kabupaten Sangihe yang masih kurang sehingga belum dapat
memenuhi kebutuhan masyarakatnya Rasio tenaga medis dengan jumlah penduduk yang
belum berimbang ini jelas mempengaruhi pelayanan kesehatan di Kecamatan Tamako
ini Kemudian dari segi pembiayaan atau keuangan Puskesmas Tamako Secara umum
terlihat adanya upaya peningkatan alokasi anggaran untuk pembangunan sektor
kesehatan di wilayah ini Dari tahun ke tahun terlihat adanya upaya untuk lebih
menambah kepedulian terhadap sektor kesehatan yang nampak pada distribusi
penganggaran dari APBN dan APBD yang semakin meningkat Namun lagi-lagi pada
kenyataannya hal tersebut tidak seirama dengan upaya-upaya teknis yang ada di
lapangan yang ironisnya bersentuhan langsung dengan masyarakat Realisasi proyek
pembangunan sarana kesehatan sebagian besar tidak sesuai dengan kebutuhan dan
ketentuan yang berlaku Misalnya pernah terjadi saat ada rehabilitasi Puskesmas
pembantu seng yang sudah tua dibalik lalu dicat kemudian dipasang lagi dinding beton
24
yang digantikan dengan papan triplek yang dicat sehingga kelihatan dari jauh seperti
dinding beton yang asli Begitu pula dengan proyek-proyek yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tetapi dipaksakan diterima oleh Puskesmas Contohnya antena SSB yang
sudah ada ditambah lagi dengan antena yang baru yang berarti mencari lokasi
pemasangan di halaman Puskesmas sehingga halaman yang sudah sempit menjadi
semakin sempit Sementara itu anggaran rutin sebagian besar terpakai untuk gaji
pegawai sehingga sangat sedikit yang dialokasikan untuk dana rutin lain seperti
pemeliharaan gedung Oleh sebab itu perbaikan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Tamako ini tidak dapat dilaksanakan secara efektif karena adanya penyelewengan dana
yang dilakukan oleh pihak Puskesmas sendiri yang seharusnya dana yang diberikan
pemerintah dianggarkan untuk pemeliharaan gedung atau perbaikan sarana dan prasarana
Puskesmas justru dipakai untuk gaji pegawai Puskesmas sehingga penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di Puskemas Tamako tidak dapat berkembang dengan baik
25
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat ternyata
masih menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak dikeluhkan oleh masyarakat
Tidak hanya dilihat dari segi sarana dan prasarana yang kurang memadai tetapi juga dari
segi tenaga medis yang demikian pula adanya Oleh karena itu diperlukan perhatian
khusus dari pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta
komitmen untuk merubah sistem pelayanan Puskesmas yang dinilai buruk oleh
masyarakat Selain itu Puskesmas juga harus memiliki standar pelayanan yang dapat
memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat untuk mencapai kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat
42 Saran
1 Puskesmas harus lebih memfokuskan pada peningkatan pelayanan kesehatan dan
pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh
2 Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi terpenuhinya
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
3 Merestrukturisasikan peran Puskesmas
4 Pemerintah harus memberikan otonomi kepada Puskesmas dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat
5 Mensosialisasikan program-program Puskesmas kepada masyarakat untuk mengubah
citra Puskesmas yang sudah dinilai buruk oleh masyarakat
26
DAFTAR PUSTAKA
Tjiptoherijanto prijono Said Z Abidin Reformasi Administrasi dan Pembangunan
Nasional 1993 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta
wwwdinkesjatimgoid
wwwlitbangdepkesgoid
wwwlitbangdepkesgoid
definisi-puskesmashtml
model-puskesmas-era-desentralisasihtml
httponeindoskripsicom diunduh tanggal 24 November 2009
httpmuharrikyanuarwordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
httpgroupsyahoocom diunduh tanggal 24 November 2009
httpelsbappenasgoid diunduh tanggal 24 November 2009
httpalfredsalehfileswordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
27
Tersedianya sarana dan prasarana kerja peralatan kerja dan pendukung lainnya
yang termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika
H Kemudahan Akses
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai mudah dijangkau oleh
masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi dan informatika
I Kedislipinan Kesopanan Dan Keramahan
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan disiplinsopan dan santun ramah serta
memberikan pelayanan ikhlas
J Kenyamanan
Lingkungan pelayanan harus tertib teratur disediakan ruang tunggu yang bersih
rapi lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas
pendukung pelayanan seperti parkir toilet tempat ibadah dan lain-lain
Standar Pelayanan Publik Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara (MenPAN) Nomor 63KEPMPAN72003
1 Prosedur Pelayanan
Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan
2 Waktu Penyelesaian
Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai
dengan penyelesaian pelayanan
3 Biaya Pelayanan
Biayatarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses
pemberian pelayanan
4 Produk Pelayanan
Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan
5 Sarana dan Prasarana
Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai oleh penyelenggara pelayan
publik
6 Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan
Petugas pemberi pelayanan harus memiliki pengetahuan keahlian keterampilan
sikap dan perilaku yang dibutuhkan
8
23 Pengelompokan Jenis Pelayanan Publik
Pengelompokan jenis pelayanan publik didasarkan pada ciri-ciri dan sifat kegiatan
dalam proses pelayanan serta produk pelayanan yang dihasilkan dapat dibedakan
menjadi (Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) Nomor
63KEPMPAN72003)
1 Jenis Pelayanan Administratif yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit
pelayanan berupa kegiatan pencatatan penelitian pengambilan keputusan
dokumentasi dan kegiatan tata usaha lainnya yang secara keseluruhan menghasilkan
produk akhir berupa dokumen misalnya sertifikat ijin-ijin rekomendasi keterangan
tertulis dan lain-lainnya
Contoh jenis pelayanan ini adalah pelayanan sertifikat tanah pelayanan IMB
pelayanan administrasi kependudukan (KTP NTCR akta kelahirankematian)
2 Jenis Pelayanan Barang yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan
berupa kegiatan penyediaan dan atau pengolahan bahan berwujud fisik termasuk
distribusi dan penyampaiannya kepada konsumen langsung (sebagai unit atau sebagai
individual) dalam satu sistem Secara keseluruhan kegiatan tersebut menghasilkan
produk akhir berwujud benda (berwujud fisik) atau yang dianggap benda yang
memberikan nilai tambah secara langsung bagi penerimanya
Contoh jenis pelayanan ini adalah pelayanan listrik pelayanan air bersih pelayanan
telepon
3 Jenis Pelayanan Jasa yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa
penyediaan sarana dan prasarana serta penunjangnya Pengoperasiannya berdasarkan
suatu sistem pengoperasian tertentu dan pasti produk akhirnya berupa jasa yang
mendatangkan manfaat bagi penerimanya secara langsung dan habis terpakai dalam
jangka waktu tertentu
Contoh jenis pelayanan ini adalah pelayanan angkutan darat laut dan udara
pelayanan kesehatan pelayanan perbankan pelayanan pos dan pelayanan pemadaman
kebakaran
4 Jenis Pelayanan Regulatif yaitu pelayanan melalui penegakan hukum dan peraturan
perundang-undangan maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi kehidupan
masyarakat
9
24 Peranan Birokrasi dalam Menyediakan Pelayanan Publik
Jika berbicara tentang pelayanan publik maka kita akan dihadapkan pada posisi dan
peran birokrasi Birokrasi yang tentu memiliki peran dan wewenang yang signifikan
dalam pemerintahan karena sebagai salah satu pengelola keuangan negara Birokrasi
pemerintah tentu berbeda dengan birokrasi swasta dimana birokrasi swasta lebih
berorientasi pada benefit profit (perolehan keuntungan) sedangkan birokrasi
pemerintahan memiliki fungsi pemberian pelayanan kepada masyarakat Apalagi di era
otonomi daerah seperti ini yang mengharuskan masing-masing daerah untuk mengelola
segala urusannya sendiri dan tidak tergantung kepada pemerintah pusat UU No 32
tahun 2004 mengisyaratkan hal tersebut sehingga segala urusan di daerah dapat dikelola
dengan baik tak terkecuali masalah pelayanan publik Pemerintah daerah sebagai
penyelenggara pemerintahan harus jeli terhadap kualitas pelayanan publik yang
dilakukannya terhadap masyarakat di daerahnya Pelayanan publik sampai saat ini masih
banyak kekurangan terutama pada posisi dan peran birokrasi yang belum profesional
dan independen karena netralitas birokrasi kurang terjaga
Peran birokrasi sebagai pelayan publik belum dipahami secara benar akibatnya
politisasi birokrasi sangat banyak pada era reformasi saat ini Birokrasi masih belum
efisien yang antara lain ditandai dengan adanya tumpang tindih kegiatan antar instansi
dan masih banyak fungsi-fungsi yang sudah seharusnya dapat diserahkan kepada
masyarakat masih ditangani pemerintah Dengan makin besarnya peran yang dijalankan
oleh masyarakat maka seharusnya peran birokrasi lebih cenderung sebagai agen
pembaharuan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat Oleh karena itu fungsi
pengaturan dan pengendalian yang dilakukan oleh negara adalah perumusan dan
pelaksanaan kebijaksanaan yang berfungsi sebagai motivator dan fasilitator guna
tercapainya swakarsa dan swadaya masyarakat termasuk dunia usaha
Peran lain yang seharusnya dijalankan oleh birokrasi adalah sebagai consensus building
yaitu membangun pemufakatan antara negara sektor swasta dan masyarakat Peran ini
harus dijalankan oleh birokrasi mengingat fungsinya sebagai agen pembaharuan dan
fasilitator Sebagai agen perubahan birokrasi harus mengambil inisiatif dan memelopori
suatu kebijakan atau tindakan Sedangkan sebagai fasilitator birokrasi harus dapat
memfasilitasi kepentingan-kepentingan yang muncul dari masyarakat sektor swasta
maupun kepentingan negara
10
BAB III
ISI
31Definisi dan Fungsi Puskesmas
a Definisi Puskesmas (Ilham Akhsanu Ridlo 2008)
ldquoSuatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan
yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan
pelayanan kesehatan yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu
yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun
tidak mencakup aspek pembiayaanrdquo
Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan yang letaknya berada paling
dekat ditengah-tengah masyarakat dan mudah dijangkau dibandingkan dengan unit
pelayanan kesehatan lainya (Rumah Sakit Swasta maupun Negeri) Fungsi Puskesmas
adalah mengembangkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh seiring dengan
misinya Pelayanan kesehatan tersebut harus bersifat menyeluruh atau yang disebut
dengan Comprehensive Health Care Service yang meliputi aspek promotive
preventif curative dan rehabilitatif Prioritas yang harus dikembangkan oleh
Puskesmas harus diarahkan ke bentuk pelayanan kesehatan dasar (basic health care
services) yang lebih mengedepankan upaya promosi dan pencegahan (public health
service)
Seiring dengan semangat otonomi daerah maka Puskesmas dituntut untuk
mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan Tetapi
pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah Sebagai organisasi pelayanan
mandiri kewenangan yang dimiliki Puskesmas juga meliputi kewenangan
merencanakan kegiatan sesuai masalah kesehatan di wilayahnya kewenangan
menentukan kegiatan yang termasuk public goods atau private goods serta
kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi geografi Puskesmas Jumlah
kegiatan pokok Puskesmas diserahkan pada tiap Puskesmas sesuai kebutuhan
masyarakat dan kemampuan sumber daya yang dimiliki namun Puskesmas tetap
melaksanakan kegiatan pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional
11
Jadi yang harus diketahui adalah bahwa peran Puskesmas adalah sebagai
ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan nasional secara komprehensif tidak
sebatas aspek kuratif dan rehabilitatif saja seperti di Rumah Sakit
LEVEL PELAYANAN KESEHATAN
RS Provinsi
RS Kabupaten
Puskesmas Kecamatan
Puskesmas Kelurahan
Posyandu
b Fungsi Puskesmas (Ilham Akhsanu Ridlo 2008)
1 Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah kerjanya
2 Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat
3 Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya
Proses dalam melaksanakan fungsinya dilaksanakan dengan cara
a Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri
b Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien
c Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut
tidak menimbulkan ketergantungan
d Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat
e Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan
program
32Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas
Visi dan misi Puskesmas di Indonesia merujuk pada program Indonesia Sehat
2010 Hal ini dapat kita lihat pula dalam SPM (Standar Pelayanan Minimal) Standar
Pelayanan Minimal adalah suatu standar dengan batas-batas tertentu untuk mengukur
12
kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan
dasar kepada masyarakat yang mencakup jenis pelayanan indikator dan nilai
(benchmark) Pelaksanaan Urusan Wajib dan Standar Pelayanan Minimal (UW-SPM)
diatur dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
1457MENKESSKX2003 dibedakan atas UW-SPM yang wajib diselenggarakan oleh
seluruh kabupaten-kota di seluruh Indonesia dan UW-SPM spesifik yang hanya
diselenggarakan oleh kabupaten-kota tertentu sesuai keadaan setempat UW-SPM wajib
meliputi penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar penyelenggaraan perbaikan gizi
masyarakat penyelenggaraan pemberantasan penyakit menular penyelenggaraan
promosi kesehatan dll Sedangkan UW-SPM spesifik meliputi pelayanan kesehatan
kerja pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria dll Hal ini diperkuat dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standard Pelayanan Minimal
RANCANGAN KEWENANGAN WAJIB DAN STANDARD PELAYANAN MINIMAL
Kewenangan Wajib Jenis Pelayanan
1 Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan
Dasar
Pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir
Pelayanan kesehatan bayi dan anak pra sekolah
Pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan
remaja
Pelayanan kesehatan usia subur
Pelayanan kesehatan usia lanjut
Pelayanan imunisasi
Pelayanan kesehatan jiwa masyarakat
Pelayanan pengobatan perawatan
2 Penyelenggaraan
pelayanan kesehatan
rujukan dan penunjang
Pelayanan kesehatan dengan 4 kompetensi
dasar (kebidanan bedah penyakit dalam anak)
Pelayanan kesehatan darurat
Pelayanan laboratorium kesehatan yang
mendukung upaya kesehatan perorangan dan
kesehatan masyarakat
Penyediaan pembiayaan dan jaminan kesehatan
13
3 Penyelenggaraan
pemberantasan penyakit
menular
Penyelenggaraan penyelidikan epidemiologi
dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa
(KLB)
Pencegahan dan pemberantasan penyakit polio
Pencegahan dan pemberantasan penyakit TB
paru
Pencegahan dan pemberantasan penyakit
malaria
Pencegahan dan pemberantasan penyakit kusta
Pencegahan dan pemberantasan penyakit ISPA
Pencegahan dan pemberantasan penyakit HIV-
AIDS
Pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD
Pencegahan dan pemberantasan penyakit diare
Pencegahan dan pemberantasan penyakit
fliariasis
4 Penyelenggaraan
perbaikan gizi masyarakat
Pemantauan pertumbuhan balita
Pemberian suplemen gizi
Pelayanan gizi
Penyuluhan gizi seimbang
Penyelenggaraan kewaspadaan gizi
5 Penyelenggaraan promosi
kesehatan
Penyuluhan prilaku sehat
Penyuluhan pemberdayaan masyarakat dalam
upaya kesehatan
6 Penyelenggaraan
kesehatan lingkungan dan
sanitasi dasar
Pemeliharaan kualitas lingkungan fisik kimia
biologi
Pengendalian vektor
Pelayanan hygiene sanitasi di tempat umum
7 Pencegahan dan
penanggulangan
penyalahgunaan narkotika
psikotropika dan zat
adiktif lain
Penyuluhan P3 NAPZA (Pencegahan dan
Penanggulangan Penyalahgunaan NAPZA)
yang berbasis masyarakat
14
8 Penyelenggaraan
pelayanan kefarmasian
dan pengamanan sediaan
farmasi alat kesehatan
serta makanan dan
minuman
Penyediaan obat dan perbekalan kesehatan
untuk pelayanan kesehatan dasar
Penyediaan dan pemerataan pelayanan
kefarmasian di saranan pelayanan kesehatan
Pelayanan pengamanan farmasi alat kesehatan
Program Pokok Puskesmas
Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga maupun fasilitasnya
karenanya kegiatan pokok di setiap Puskesmas dapat berbeda-beda Namun demikian
kegiatan pokok Puskesmas yang lazim dan seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut
1 Kesejahteraan ibu dan Anak ( KIA )
2 Keluarga Berencana
3 Usaha Peningkatan Gizi
4 Kesehatan Lingkungan
5 Pemberantasan Penyakit Menular
6 Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Kecelakaan
7 Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
8 Usaha Kesehatan Sekolah
9 Kesehatan Olah Raga
10 Perawatan Kesehatan Masyarakat
11 Usaha Kesehatan Kerja
12 Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut
13 Usaha Kesehatan Jiwa
14 Kesehatan Mata
15 Laboratorium ( diupayakan tidak lagi sederhana )
16 Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan
17 Kesehatan Usia Lanjut
18 Pembinaan Pengobatan Tradisional
Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan
masyarakat terkecil Karenanya kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan
kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya Setiap kegiatan
pokok Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat
15
Desa ( PKMD ) Disamping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas seperti
tersebut di atas Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program
kesehatan tertentu oleh Pemerintah Pusat ( contoh Pekan Imunisasi Nasional ) Dalam hal
demikian baik petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah
Pusat bersama Pemerintah Daerah Keadaan darurat mengenai kesehatan dapat terjadi
misalnya karena timbulnya wabah penyakit menular atau bencana alam Untuk mengatasi
kejadian darurat seperti di atas bisa mengurangi atau menunda kegiatan lain
Azas Penyelenggaraan Puskesmas Menurut Kepmenkes No 128 Tahun 2004
1 Azas pertanggungjawaban wilayah
a Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya
b Dilakukan kegiatan dalam gedung dan luar gedung
c Ditunjang dengan puskesmas pembantu Bidan di desa puskesmas keliling
2 Azas pemberdayaan masyarakat
a Puskesmas harusmemberdayakan perorangan keluarga dan masyarakat agar berperan
aktif dalam menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas
b Potensi masyarakat perlu dihimpun
3 Azas keterpaduan
Setiap upaya diselenggarakan secara terpadu
1048713 Keterpaduan lintas program
UKS keterpaduan Promkes Pengobatan Kesehatan Gigi Kespro Remaja
Kesehatan Jiwa
1048713 Keterpaduan lintassektoral
Upaya Perbaikan Gizi keterpaduan sektor kesehatan dengan camat
lurahkades pertanian pendidikan agama dunia usaha koperasi PKK
Upaya Promosi Kesehatan keterpaduan sektor kesehatan dengan camat
lurahkades pertanian pendidikan agama
4 Azas rujukan
Rujukan medisupaya kesehatan perorangan
rujukan kasus
bahan pemeriksaan
16
ilmu pengetahuan
Rujukan upaya kesehatan masyarakat
rujukan sarana dan logistik
rujukan tenaga
rujukan operasional
33 Masalah-Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan ujung tombak pelayanan
kesehatan bagi masyarakat karena cukup efektif membantu masyarakat dalam
memberikan pertolongan pertama dengan standar pelayanan kesehatan Pelayanan
kesehatan yang dikenal murah seharusnya menjadikan Puskesmas sebagai tempat
pelayanan kesehatan utama bagi masyarakat namun pada kenyataannya banyak
masyarakat yang lebih memilih pelayanan kesehatan pada dokter praktek swasta atau
petugas kesehatan praktek lainnya Kondisi ini didasari oleh persepsi awal yang negatif
dari masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas misalnya anggapan bahwa mutu
pelayanan yang terkesan seadanya artinya Puskesmas tidak cukup memadai dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat baik dilihat dari sarana dan prasarananya
maupun dari tenaga medis atau anggaran yang digunakan untuk menunjang kegiatannya
sehari-hari Sehingga banyak sekali pelayanan yang diberikan kepada masyarakat itu
tidak sesuai dengan Standar Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan Misalnya
sikap tidak disiplin petugas medis pada unit pelayanan puskesmas Peudada yang
dikeluhkan masyarakat Mereka selalu diperlakukan kurang baik oleh para petugas medis
yang dinilai cenderung arogan berdalih terbatasnya persediaan obat-obatan pada
puskesmas telah menyebabkan banyak diantara pasien terpaksa membeli obat pada
apotik Di samping itu ketika membawa salah seorang warga yang jatuh sakit saat
mengikuti kegiatan perkampungan pemuda kemudian warga yang lain mengantarnya ke
Puskesmas Peudada pasien itu tidak dilayani dengan baik bahkan mereka (perawat-red)
mengaku telah kehabisan stok obat Hal tersebut tentu telah merusak citra Puskesmas
sebagai pemberi layanan kesehatan kepada masyarakat yang dianggap dapat membantu
dalam memberikan pertolongan pertama yang sesuai dengan standar pelayanan
kesehatan Selain itu tidak berjalannya tugas edukatif di Puskesmas yang berkaitan
dengan penyuluhan kesehatan yang sekaligus berkaitan dengan tugas promotif Menurut
masyarakat petugas puskesmas sangat jarang berkunjung kalaupun ada yaitu ketika
17
keluarga mempunyai masalah kesehatan seperti anggota keluarga mengalami gizi buruk
atau penderita TB Berarti tugas ini lebih untuk memberikan laporan dan kuratif
dibanding upaya promotif Kemudian perawat puskesmas biasanya aktif dalam BP
puskesmas keliling dan puskesmas pembantu Jelas dalam tugas tersebut perawat
melakukan pemeriksaan pasien mendiagnosa pasien melakukan pengobatan pada pasien
dengan membuat resep pada pasien Namun ketika melakukan tugas tersebut tidak ada
supervisi dari siapapun khususnya penanggung jawab dalam tindakan pengobatanmedis
Tenaga perawat seolah-olah tidak menghargai kegiatan-kegitan formalnya sendiri karena
mungkin tugas kuratif lebih penting Hal ini berdampak kepada status kesehatan
masyarakat status gizi penyakit infeksi menular dan mungkin upaya kesehatan ibu dan
anak tidak mendapatkan porsi yang sesuai sehingga berdampak pada kondisi kesehatan
masyarakat Kalaulah memang tugas tenaga kesehatan di Puskesmas lebih banyak ke arah
kuratif maka Puskesmas menjadi unit dari pelayanan Rumah sakit karena Rumah Sakit
akan memiliki banyak sumber daya manusia dan fasilitas medik Tapi kalaulah
Puskesmas ini menjadi lebih dominan dalam tugas promotif dan preventif maka tugas
eksekutif bagi perawat haruslah digiatkan dan puskesmas menjadi bagian dari unit Dinas
kesehatan atau bagian tersendiri yang memiliki otonomi yang kuat dalam mengatur
program-programnya sedangkan Dinas kesehatan hanya sebagai regulator pemberi dana
dan pengadaan petugas untuk pelayanan kesehatan masyarakat diberikan kepada
Puskesmas atau pelayanan kesehatan dapat ditenderkan kepada pihak swasta Tidak
hanya hal-hal yang telah diungkapkan di atas lebih dari itu masih ada permasalahan
yang muncul di lingkup puskesmas misalnya Jam kerja Puskesmas yang sangat singkat
hanya sampai jam 1400 WIB kemampuan keuangan daerah yang terbatas puskesmas
yang kurang memiliki otoritas untuk memanfaatkan peluang yang ada puskesmas belum
terbiasa mengelola kegiatannya secara mandiri serta kurangnya kesejahteraan karyawan
yang berpengaruh terhadap motivasi dalam melaksanakan tugas di puskesmas
18
34 Faktor-Faktor Penghambat Pelayanan Puskesmas
Dalam realitanya pelayanan Puskesmas sekarang banyak memiliki masalah-
masalah Adapun masalah-masalah yang telah diungkapkan di atas itu diakibatkan oleh
faktor-faktor sebagai berikut (Tjiptoherijanto dan Said Zainal Abidin 1993 44-46)
Faktor Internal
Pelaksanaan Manajemen
Pelaksanaan manajemen merupakan hal penting yang menentukan dalam
mencapai tujuan yang efisien dan efektif dari tujuan Puskesmas Dimana
fungsi manajemen itu untuk planning organaizing leading dan controling
Pada kegiatan perencanaan setiap tahunnya sering kali tidak berjalan sehingga
kegiatan berjalan apa adanya sesuai kebiasaan yang dianggap lsquobaiksudah
biasarsquo Bahkan terasa sekali bahwa tidak pernah adanya upaya pengembangan
Serta tidak pernah terpikir untuk mempersoalkan kendali mutu pelayanan yang
disebabkan kurangnya pengetahuan peralatan dan perhatian tersita pada
upaya pengobatan Dapat dikatakan bahwa kepala Puskesmas lebih sibuk pada
masalah-masalah manajerial daripada kasus-kasus klinik Dapat dikatakan
juga bahwa kurangnya pengetahuan para Kepala Puskesmas dan rendahnya
disiplinetos kerja staff menjadikan unsur manajemen ini tidak berjalan Tentu
hal ini menghambat kinerja Puskesmas untuk melayani masyarakat dalam
bidang kesehatan
Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam mencapai
target dari program-program Puskesmas Tetapi apa yang terjadi pada
Puskesmas di Indonesia terkesan tidak diperhatian oleh pemerintah dengan
alasan wilayah geografis yang sulit untuk dijangkau sehingga sarana dan
prasarana yang ada di dalam Puskesmas sangat terbatas baik berupa alat
medis maupun obat-obatan Hal ini terjadi akibat dari sumber keuangan yang
dimiliki Puskesmas terbatas sehingga mutu pelayanan puskesmas pun menjadi
rendah karena tidak sesuai dengan standart kesehatan
Tenaga medis
Jumlah tenaga medis yang sangat sedikit mengakibatkan ketidakmampuannya
melaksanakan program dari Dinas Kesehatan Misalanya program Posyandu
yang tidak tepat sasaran Jumlah tenaga medis sedikit karena insentif dari
19
pemerintah daerah Faktor kesejahteraan pegawai memang hal penting karena
berkaitan dengan satu-satunya pendapatan resmi mereka adalah gaji Untuk
mencapai penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas di perlukan
pimpinan yang mau memotivasi pegawainya dengan cara memenuhi
kebutuhan hidupnya
Sumber keuangan Puskesmas
Sumber keuangan dari pemerintah pusat maupun daerah yang didapat tidak
sebanding dengan pengeluaran operasional Puskesmas sehingga biaya
pelayanan Puskesmas pun mahal padahal sarana yang terdapat di sana tidak
sebanding dengan apa yang harus dibayar sehingga hal ini berdampak kepada
masyarakat untuk beralih pergi ke Rumah Sakit saja yang fasilitas lebih baik
daripada Puskesmas Adapun sumber-sumber keuangan Puskesmas sebagai
berikut
Pemerintah
Sumber biaya berasal dari Pemerintah Kabupaten yang dibedakan atas dana
pembangunan dan dana anggaran rutin Dana ini diturunkan secara bertahap
ke Puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten
Retribusi
Retribusi merupakan salah satu sumber pendapatan Puskesmas yang
membiayai upaya kesehatan perorangan yang pemanfaatanya dan besarnya
ditentukan oleh Pemerintah Daerah
PT ASKES
Puskesmas menerima dana dari PT ASKES yang peruntukannya sebagai
imbal jasa kepada peserta ASKES yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS)
PT JAMSOSTEK
Puskesmas menerima dana dari PT JAMSOSTEK yang peruntukannya
sebagai imbal jasa kepada peserta JAMSOSTEK yaitu Pegawai karyawan
yang berada dibawah naungan Dinas Tenaga Kerja
BPP (Badan Penyantun Puskesmas)
Dengan memberdayakan potensi yang dimiliki masyarakat dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
20
Sumber-sumber keuangan Puskesmas ini ternyata tidak dapat membiayai
operasinal dari program-program Puskesmas Hal ini diakibatkan oleh
beberapa faktor yaitu birokratisasi penyaluran keuangan dari pemerintah
sampai ke Puskesmasnya dan rendahnya responsibilitas pengelola manajemen
Puskesmas
Psiko-sosial antara tenaga medis dengan penduduk
Perbedaan psiko-sosial antara tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas
dengan penduduk menimbulkan hambatan dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan PuskesmaTenaga-tenaga yang diperbantukan di Puskesmas
biasanya terdiri dari orang-orang terpelajar dan bukan berasal dari daerah
tersebut sehingga penduduk menganggapnya sebagai orang asing Apalagi
jika bahasa yang digunakan adalah bahasa yang tidak dimengerti oleh
penduduk maka akibatnya penduduk segan untuk datang ke Puskesmas
Faktor Eksternal
Kondisi Geografis
Kondisi geografis Puskesmas umumnya terletak pada daerah pelosok atau
setingkat dengan kecamatan Dimana kecamatan tiap-tiap daerah memilki
keadaan yang berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan
puskesmas Memang ada kecamatan-kecamatan yang hanya dengan satu
Puskesmas sudah dapat menjangkau seluruh penduduk Tetapi ada juga
puskesmas yang hanya dapat dijangkau oleh penduduk yang bermukim di
dekatnya karena penduduk yang lain bertempat tinggal jauh dari Puskesmas
Hal ini terkait pada dana yang tidak cukup untuk menggunakan alat-alat
transportasi atau memang tempat tinggalnya terpencil sehingga penduduknya
lebih senang tinggal di rumahnya daripada pergi ke Puskesmas
Pemerintah daerah
Peran Pemerintah Daerah yang terkesan gagap ini terlihat atas pemahaman
pembangunan kesehatan yang setengah-setengah dari pihak legslatif dan
eksekutif yang tercermin dari dijadikannya pelayanan kesehatan sebagai
tulang punggung pendapatan daerah Ini berarti orang sakit dijadikan tualng
punggung pendapatan daerah Padahal upaya menyehatkan masyarakat
sejatinya termaktub dalam hakikat dan semangat UU No22 dan UU No 25
tahun 1999 yang pada intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan
21
publik dan mengembangkan demokrasi menuju peningkatan kesejahteraan
rakyat Disamping itu alokasi anggaran kesehatan berbagai daerah
mencerminkan kurangnya perhatian terhadap investasi hak-hak dasar
pembangunan manusia diantaranya pelayanan kesehatan dasar
Keadaan Ekonomi Penduduk
Keadaan ekonomi penduduk memberikan andil dalam sulitnya mengupayakan
pelayanan kesehatan pada masyarakat Jumlah warga negara Indonesia
mayoritas bermata pencarian petani dan nelayan yang mana kondisi
ekonominya kurang memadai Walaupun ada ketentuan yang
memperbolehkan mereka yang tidak mampu untuk tidak usah membayar
retribusi di Puskesmas namun kenyataannya orang-orang yang demikian
justru enggan datang ke Puskesmas
Kondisi Pendidikan Penduduk
Masalah pendidikan penduduk juga berperan dalam menghambat pelayanan
yang dihadapi oleh Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan pada tingkat
pertama karena pada umumnya pendidikan masyarakat desa masih rendah
maka pola pikir mereka sangat sederhana dan kurang atau bahkan belum
paham akan arti kesehatan Mereka cenderung mengikuti sifat-sifat tradisional
yang sejak dulu dipegang oleh masyarakat dan lingkungannya
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki tingkat
pendidikan yang rendah yang mana sebagian besar penduduk Indonesia
lulusan SD terutama di daerah pelosok-pelosok Indonesia sehingga hal
berdampak pada rendahnya partisipasi masyarakat dalam mewujudkan
masyarakat Indonesia sehat terutama pada lembaga Puskesmas yang letaknya
dekat dengan masyarakat tersebut Selain itu juga disebabkan Rumah Sakit
lebih baik sarana dan prasarananya padahal Puskesmas merupakan pelayanan
kesehatan yang paling dasar dalam lingkungan masyarakat setempat
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan yang berada di Propinsi bekerja pada aspek melayani
penyembuhan penyakit yang sudah diderita oleh penduduk dibandingkan
dengan melayani obat-obatan yang dapat digunakan sebagai upaya
pencegahan timbulnya suatu penyakit pada penduduk Dengan kata lain
pelayanan kesehatan Puskesmas lebih banyak ditekankan pada tindakan
kuratif dibandingkan pada tindakan preventif apalagi promotif Selain itu
22
Dinas Kesehatan juga kurang melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap
pelaksanaan program-program Puskesmas yang sudah ada sehingga tidak
terwujudnya pelayanan kesehatan di tingkat basis
35 Solusi Mengatasi Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang terinstitusionalisasi
mempunyai kewenangan yang besar dalam menciptakan inovasi model pelayanan
kesehatan di daerah Untuk itu dibutuhkan komitmen dan kemauan untuk
meningkatkanmeratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan melakukan
revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien
di Puskesmas peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatanrevitalisasi kader PKK
pembentukan standar pelayanan kesehatan minimum untuk kinerja sistem kesehatan yang
komprehensif serta memperbaiki sistem informasi pada semua tingkatan pemerintah
Dari banyak kasus yang terjadi dibanyak daerah jelas bahwa Puskesmas memiliki
pencitraan yang rendah pada saat sekarang terutama jika dilihat dari sarana Puskesmas
tidak memiliki fasilitas yang lengkap walaupun sudah mendapat dana dari Dinas
Kesehatan
36 Analisis Kasus Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas di Kecamatan
Tamako
Seperti yang kita ketahui bahwa pelayanan kesehatan itu tidak hanya
diperuntukkan bagi mereka yang tinggal di wilayah perkotaan saja tetapi juga
diperuntukkan bagi masyarakat yang berada di wilayah pedesaan Namun pada
kenyataannya penyelenggaraan pelayanan kesehatan di wilayah pedesaan cenderung
lebih buruk dibandingan dengan di wilayah perkotaan Hal ini terjadi karena wilayah
pedesaan kurang mendapat perhatian dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah
sehingga penyelenggaraan pelayanan di pedesaan terkesan buruk Hal ini dapat dilihat
dari penyelenggaraan pelayanan puskesmas di Kecamatan Tamako yang jauh dari
standar minimal pelayanan kesehatan
23
Puskesmas Tamako yang terletak di Kecamatan Tamako berada kurang lebih 35
km dari ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara adalah satu-
satunya unit pelayanan kesehatan strata pertama yang ada di wilayah ini Dari segi sarana
dan prasarana Puskesmas ini memiliki 1 rumah dokter dan 4 rumah para medis Sebagai
ujung tombak pelayanan kesehatan Puskesmas Tamako memiliki 3 Puskesmas
pembantu dua diantaranya tidak berpenghuni 2 pos obat desa 11 Posyandu dan
didukung oleh 1 Puskesmas keliling Namun dengan jejaring seperti itu pada
kenyataannya tetap saja banyak masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Tamako ini Ketidakterjangkauan ini
umumnya disebabkan karena jauhnya jarak Puskesmas dengan pemukiman warga
sulitnya medan dan tantangan cuaca Selain itu terbatasnya persediaan obat-obatan juga
nampak di Puskesmas Tamako ini Sebagai contoh pada tahun 2001 wilayah ini
membutuhkan 1092 jenis obat sementara yang tersedia di Gudang Farmasi Kabupaten
(GFK) hanya 996 jenis obat yang mana 560 (51) diantaranya adalah obat generik
Obat-obatan yang didrop dari GFK sebagian besar tidak sesuai dengan permintaan Ada
obat yang diminta berkali-kali tetapi tidak diberikan dan jikalau diberikan jumlahnya
sangat sedikit Sebaliknya obat-obatan yang tidak diminta justru diberikan terus-
menerus Lalu jika dilihat dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) kuantitas dan
kualitas tenaga medis juga menjadi masalah di Puskesmas Tamako Status Puskesmas
Tamako yang merupakan Puskesmas rawat inap tentu saja memerlukan tenaga medis
yang cukup Namun pada kenyataannya hal tersebut tidak dapat tercapai karena
distribusi tenaga medis di Kabupaten Sangihe yang masih kurang sehingga belum dapat
memenuhi kebutuhan masyarakatnya Rasio tenaga medis dengan jumlah penduduk yang
belum berimbang ini jelas mempengaruhi pelayanan kesehatan di Kecamatan Tamako
ini Kemudian dari segi pembiayaan atau keuangan Puskesmas Tamako Secara umum
terlihat adanya upaya peningkatan alokasi anggaran untuk pembangunan sektor
kesehatan di wilayah ini Dari tahun ke tahun terlihat adanya upaya untuk lebih
menambah kepedulian terhadap sektor kesehatan yang nampak pada distribusi
penganggaran dari APBN dan APBD yang semakin meningkat Namun lagi-lagi pada
kenyataannya hal tersebut tidak seirama dengan upaya-upaya teknis yang ada di
lapangan yang ironisnya bersentuhan langsung dengan masyarakat Realisasi proyek
pembangunan sarana kesehatan sebagian besar tidak sesuai dengan kebutuhan dan
ketentuan yang berlaku Misalnya pernah terjadi saat ada rehabilitasi Puskesmas
pembantu seng yang sudah tua dibalik lalu dicat kemudian dipasang lagi dinding beton
24
yang digantikan dengan papan triplek yang dicat sehingga kelihatan dari jauh seperti
dinding beton yang asli Begitu pula dengan proyek-proyek yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tetapi dipaksakan diterima oleh Puskesmas Contohnya antena SSB yang
sudah ada ditambah lagi dengan antena yang baru yang berarti mencari lokasi
pemasangan di halaman Puskesmas sehingga halaman yang sudah sempit menjadi
semakin sempit Sementara itu anggaran rutin sebagian besar terpakai untuk gaji
pegawai sehingga sangat sedikit yang dialokasikan untuk dana rutin lain seperti
pemeliharaan gedung Oleh sebab itu perbaikan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Tamako ini tidak dapat dilaksanakan secara efektif karena adanya penyelewengan dana
yang dilakukan oleh pihak Puskesmas sendiri yang seharusnya dana yang diberikan
pemerintah dianggarkan untuk pemeliharaan gedung atau perbaikan sarana dan prasarana
Puskesmas justru dipakai untuk gaji pegawai Puskesmas sehingga penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di Puskemas Tamako tidak dapat berkembang dengan baik
25
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat ternyata
masih menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak dikeluhkan oleh masyarakat
Tidak hanya dilihat dari segi sarana dan prasarana yang kurang memadai tetapi juga dari
segi tenaga medis yang demikian pula adanya Oleh karena itu diperlukan perhatian
khusus dari pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta
komitmen untuk merubah sistem pelayanan Puskesmas yang dinilai buruk oleh
masyarakat Selain itu Puskesmas juga harus memiliki standar pelayanan yang dapat
memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat untuk mencapai kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat
42 Saran
1 Puskesmas harus lebih memfokuskan pada peningkatan pelayanan kesehatan dan
pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh
2 Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi terpenuhinya
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
3 Merestrukturisasikan peran Puskesmas
4 Pemerintah harus memberikan otonomi kepada Puskesmas dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat
5 Mensosialisasikan program-program Puskesmas kepada masyarakat untuk mengubah
citra Puskesmas yang sudah dinilai buruk oleh masyarakat
26
DAFTAR PUSTAKA
Tjiptoherijanto prijono Said Z Abidin Reformasi Administrasi dan Pembangunan
Nasional 1993 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta
wwwdinkesjatimgoid
wwwlitbangdepkesgoid
wwwlitbangdepkesgoid
definisi-puskesmashtml
model-puskesmas-era-desentralisasihtml
httponeindoskripsicom diunduh tanggal 24 November 2009
httpmuharrikyanuarwordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
httpgroupsyahoocom diunduh tanggal 24 November 2009
httpelsbappenasgoid diunduh tanggal 24 November 2009
httpalfredsalehfileswordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
27
23 Pengelompokan Jenis Pelayanan Publik
Pengelompokan jenis pelayanan publik didasarkan pada ciri-ciri dan sifat kegiatan
dalam proses pelayanan serta produk pelayanan yang dihasilkan dapat dibedakan
menjadi (Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) Nomor
63KEPMPAN72003)
1 Jenis Pelayanan Administratif yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit
pelayanan berupa kegiatan pencatatan penelitian pengambilan keputusan
dokumentasi dan kegiatan tata usaha lainnya yang secara keseluruhan menghasilkan
produk akhir berupa dokumen misalnya sertifikat ijin-ijin rekomendasi keterangan
tertulis dan lain-lainnya
Contoh jenis pelayanan ini adalah pelayanan sertifikat tanah pelayanan IMB
pelayanan administrasi kependudukan (KTP NTCR akta kelahirankematian)
2 Jenis Pelayanan Barang yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan
berupa kegiatan penyediaan dan atau pengolahan bahan berwujud fisik termasuk
distribusi dan penyampaiannya kepada konsumen langsung (sebagai unit atau sebagai
individual) dalam satu sistem Secara keseluruhan kegiatan tersebut menghasilkan
produk akhir berwujud benda (berwujud fisik) atau yang dianggap benda yang
memberikan nilai tambah secara langsung bagi penerimanya
Contoh jenis pelayanan ini adalah pelayanan listrik pelayanan air bersih pelayanan
telepon
3 Jenis Pelayanan Jasa yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa
penyediaan sarana dan prasarana serta penunjangnya Pengoperasiannya berdasarkan
suatu sistem pengoperasian tertentu dan pasti produk akhirnya berupa jasa yang
mendatangkan manfaat bagi penerimanya secara langsung dan habis terpakai dalam
jangka waktu tertentu
Contoh jenis pelayanan ini adalah pelayanan angkutan darat laut dan udara
pelayanan kesehatan pelayanan perbankan pelayanan pos dan pelayanan pemadaman
kebakaran
4 Jenis Pelayanan Regulatif yaitu pelayanan melalui penegakan hukum dan peraturan
perundang-undangan maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi kehidupan
masyarakat
9
24 Peranan Birokrasi dalam Menyediakan Pelayanan Publik
Jika berbicara tentang pelayanan publik maka kita akan dihadapkan pada posisi dan
peran birokrasi Birokrasi yang tentu memiliki peran dan wewenang yang signifikan
dalam pemerintahan karena sebagai salah satu pengelola keuangan negara Birokrasi
pemerintah tentu berbeda dengan birokrasi swasta dimana birokrasi swasta lebih
berorientasi pada benefit profit (perolehan keuntungan) sedangkan birokrasi
pemerintahan memiliki fungsi pemberian pelayanan kepada masyarakat Apalagi di era
otonomi daerah seperti ini yang mengharuskan masing-masing daerah untuk mengelola
segala urusannya sendiri dan tidak tergantung kepada pemerintah pusat UU No 32
tahun 2004 mengisyaratkan hal tersebut sehingga segala urusan di daerah dapat dikelola
dengan baik tak terkecuali masalah pelayanan publik Pemerintah daerah sebagai
penyelenggara pemerintahan harus jeli terhadap kualitas pelayanan publik yang
dilakukannya terhadap masyarakat di daerahnya Pelayanan publik sampai saat ini masih
banyak kekurangan terutama pada posisi dan peran birokrasi yang belum profesional
dan independen karena netralitas birokrasi kurang terjaga
Peran birokrasi sebagai pelayan publik belum dipahami secara benar akibatnya
politisasi birokrasi sangat banyak pada era reformasi saat ini Birokrasi masih belum
efisien yang antara lain ditandai dengan adanya tumpang tindih kegiatan antar instansi
dan masih banyak fungsi-fungsi yang sudah seharusnya dapat diserahkan kepada
masyarakat masih ditangani pemerintah Dengan makin besarnya peran yang dijalankan
oleh masyarakat maka seharusnya peran birokrasi lebih cenderung sebagai agen
pembaharuan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat Oleh karena itu fungsi
pengaturan dan pengendalian yang dilakukan oleh negara adalah perumusan dan
pelaksanaan kebijaksanaan yang berfungsi sebagai motivator dan fasilitator guna
tercapainya swakarsa dan swadaya masyarakat termasuk dunia usaha
Peran lain yang seharusnya dijalankan oleh birokrasi adalah sebagai consensus building
yaitu membangun pemufakatan antara negara sektor swasta dan masyarakat Peran ini
harus dijalankan oleh birokrasi mengingat fungsinya sebagai agen pembaharuan dan
fasilitator Sebagai agen perubahan birokrasi harus mengambil inisiatif dan memelopori
suatu kebijakan atau tindakan Sedangkan sebagai fasilitator birokrasi harus dapat
memfasilitasi kepentingan-kepentingan yang muncul dari masyarakat sektor swasta
maupun kepentingan negara
10
BAB III
ISI
31Definisi dan Fungsi Puskesmas
a Definisi Puskesmas (Ilham Akhsanu Ridlo 2008)
ldquoSuatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan
yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan
pelayanan kesehatan yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu
yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun
tidak mencakup aspek pembiayaanrdquo
Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan yang letaknya berada paling
dekat ditengah-tengah masyarakat dan mudah dijangkau dibandingkan dengan unit
pelayanan kesehatan lainya (Rumah Sakit Swasta maupun Negeri) Fungsi Puskesmas
adalah mengembangkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh seiring dengan
misinya Pelayanan kesehatan tersebut harus bersifat menyeluruh atau yang disebut
dengan Comprehensive Health Care Service yang meliputi aspek promotive
preventif curative dan rehabilitatif Prioritas yang harus dikembangkan oleh
Puskesmas harus diarahkan ke bentuk pelayanan kesehatan dasar (basic health care
services) yang lebih mengedepankan upaya promosi dan pencegahan (public health
service)
Seiring dengan semangat otonomi daerah maka Puskesmas dituntut untuk
mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan Tetapi
pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah Sebagai organisasi pelayanan
mandiri kewenangan yang dimiliki Puskesmas juga meliputi kewenangan
merencanakan kegiatan sesuai masalah kesehatan di wilayahnya kewenangan
menentukan kegiatan yang termasuk public goods atau private goods serta
kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi geografi Puskesmas Jumlah
kegiatan pokok Puskesmas diserahkan pada tiap Puskesmas sesuai kebutuhan
masyarakat dan kemampuan sumber daya yang dimiliki namun Puskesmas tetap
melaksanakan kegiatan pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional
11
Jadi yang harus diketahui adalah bahwa peran Puskesmas adalah sebagai
ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan nasional secara komprehensif tidak
sebatas aspek kuratif dan rehabilitatif saja seperti di Rumah Sakit
LEVEL PELAYANAN KESEHATAN
RS Provinsi
RS Kabupaten
Puskesmas Kecamatan
Puskesmas Kelurahan
Posyandu
b Fungsi Puskesmas (Ilham Akhsanu Ridlo 2008)
1 Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah kerjanya
2 Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat
3 Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya
Proses dalam melaksanakan fungsinya dilaksanakan dengan cara
a Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri
b Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien
c Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut
tidak menimbulkan ketergantungan
d Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat
e Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan
program
32Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas
Visi dan misi Puskesmas di Indonesia merujuk pada program Indonesia Sehat
2010 Hal ini dapat kita lihat pula dalam SPM (Standar Pelayanan Minimal) Standar
Pelayanan Minimal adalah suatu standar dengan batas-batas tertentu untuk mengukur
12
kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan
dasar kepada masyarakat yang mencakup jenis pelayanan indikator dan nilai
(benchmark) Pelaksanaan Urusan Wajib dan Standar Pelayanan Minimal (UW-SPM)
diatur dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
1457MENKESSKX2003 dibedakan atas UW-SPM yang wajib diselenggarakan oleh
seluruh kabupaten-kota di seluruh Indonesia dan UW-SPM spesifik yang hanya
diselenggarakan oleh kabupaten-kota tertentu sesuai keadaan setempat UW-SPM wajib
meliputi penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar penyelenggaraan perbaikan gizi
masyarakat penyelenggaraan pemberantasan penyakit menular penyelenggaraan
promosi kesehatan dll Sedangkan UW-SPM spesifik meliputi pelayanan kesehatan
kerja pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria dll Hal ini diperkuat dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standard Pelayanan Minimal
RANCANGAN KEWENANGAN WAJIB DAN STANDARD PELAYANAN MINIMAL
Kewenangan Wajib Jenis Pelayanan
1 Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan
Dasar
Pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir
Pelayanan kesehatan bayi dan anak pra sekolah
Pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan
remaja
Pelayanan kesehatan usia subur
Pelayanan kesehatan usia lanjut
Pelayanan imunisasi
Pelayanan kesehatan jiwa masyarakat
Pelayanan pengobatan perawatan
2 Penyelenggaraan
pelayanan kesehatan
rujukan dan penunjang
Pelayanan kesehatan dengan 4 kompetensi
dasar (kebidanan bedah penyakit dalam anak)
Pelayanan kesehatan darurat
Pelayanan laboratorium kesehatan yang
mendukung upaya kesehatan perorangan dan
kesehatan masyarakat
Penyediaan pembiayaan dan jaminan kesehatan
13
3 Penyelenggaraan
pemberantasan penyakit
menular
Penyelenggaraan penyelidikan epidemiologi
dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa
(KLB)
Pencegahan dan pemberantasan penyakit polio
Pencegahan dan pemberantasan penyakit TB
paru
Pencegahan dan pemberantasan penyakit
malaria
Pencegahan dan pemberantasan penyakit kusta
Pencegahan dan pemberantasan penyakit ISPA
Pencegahan dan pemberantasan penyakit HIV-
AIDS
Pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD
Pencegahan dan pemberantasan penyakit diare
Pencegahan dan pemberantasan penyakit
fliariasis
4 Penyelenggaraan
perbaikan gizi masyarakat
Pemantauan pertumbuhan balita
Pemberian suplemen gizi
Pelayanan gizi
Penyuluhan gizi seimbang
Penyelenggaraan kewaspadaan gizi
5 Penyelenggaraan promosi
kesehatan
Penyuluhan prilaku sehat
Penyuluhan pemberdayaan masyarakat dalam
upaya kesehatan
6 Penyelenggaraan
kesehatan lingkungan dan
sanitasi dasar
Pemeliharaan kualitas lingkungan fisik kimia
biologi
Pengendalian vektor
Pelayanan hygiene sanitasi di tempat umum
7 Pencegahan dan
penanggulangan
penyalahgunaan narkotika
psikotropika dan zat
adiktif lain
Penyuluhan P3 NAPZA (Pencegahan dan
Penanggulangan Penyalahgunaan NAPZA)
yang berbasis masyarakat
14
8 Penyelenggaraan
pelayanan kefarmasian
dan pengamanan sediaan
farmasi alat kesehatan
serta makanan dan
minuman
Penyediaan obat dan perbekalan kesehatan
untuk pelayanan kesehatan dasar
Penyediaan dan pemerataan pelayanan
kefarmasian di saranan pelayanan kesehatan
Pelayanan pengamanan farmasi alat kesehatan
Program Pokok Puskesmas
Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga maupun fasilitasnya
karenanya kegiatan pokok di setiap Puskesmas dapat berbeda-beda Namun demikian
kegiatan pokok Puskesmas yang lazim dan seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut
1 Kesejahteraan ibu dan Anak ( KIA )
2 Keluarga Berencana
3 Usaha Peningkatan Gizi
4 Kesehatan Lingkungan
5 Pemberantasan Penyakit Menular
6 Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Kecelakaan
7 Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
8 Usaha Kesehatan Sekolah
9 Kesehatan Olah Raga
10 Perawatan Kesehatan Masyarakat
11 Usaha Kesehatan Kerja
12 Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut
13 Usaha Kesehatan Jiwa
14 Kesehatan Mata
15 Laboratorium ( diupayakan tidak lagi sederhana )
16 Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan
17 Kesehatan Usia Lanjut
18 Pembinaan Pengobatan Tradisional
Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan
masyarakat terkecil Karenanya kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan
kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya Setiap kegiatan
pokok Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat
15
Desa ( PKMD ) Disamping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas seperti
tersebut di atas Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program
kesehatan tertentu oleh Pemerintah Pusat ( contoh Pekan Imunisasi Nasional ) Dalam hal
demikian baik petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah
Pusat bersama Pemerintah Daerah Keadaan darurat mengenai kesehatan dapat terjadi
misalnya karena timbulnya wabah penyakit menular atau bencana alam Untuk mengatasi
kejadian darurat seperti di atas bisa mengurangi atau menunda kegiatan lain
Azas Penyelenggaraan Puskesmas Menurut Kepmenkes No 128 Tahun 2004
1 Azas pertanggungjawaban wilayah
a Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya
b Dilakukan kegiatan dalam gedung dan luar gedung
c Ditunjang dengan puskesmas pembantu Bidan di desa puskesmas keliling
2 Azas pemberdayaan masyarakat
a Puskesmas harusmemberdayakan perorangan keluarga dan masyarakat agar berperan
aktif dalam menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas
b Potensi masyarakat perlu dihimpun
3 Azas keterpaduan
Setiap upaya diselenggarakan secara terpadu
1048713 Keterpaduan lintas program
UKS keterpaduan Promkes Pengobatan Kesehatan Gigi Kespro Remaja
Kesehatan Jiwa
1048713 Keterpaduan lintassektoral
Upaya Perbaikan Gizi keterpaduan sektor kesehatan dengan camat
lurahkades pertanian pendidikan agama dunia usaha koperasi PKK
Upaya Promosi Kesehatan keterpaduan sektor kesehatan dengan camat
lurahkades pertanian pendidikan agama
4 Azas rujukan
Rujukan medisupaya kesehatan perorangan
rujukan kasus
bahan pemeriksaan
16
ilmu pengetahuan
Rujukan upaya kesehatan masyarakat
rujukan sarana dan logistik
rujukan tenaga
rujukan operasional
33 Masalah-Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan ujung tombak pelayanan
kesehatan bagi masyarakat karena cukup efektif membantu masyarakat dalam
memberikan pertolongan pertama dengan standar pelayanan kesehatan Pelayanan
kesehatan yang dikenal murah seharusnya menjadikan Puskesmas sebagai tempat
pelayanan kesehatan utama bagi masyarakat namun pada kenyataannya banyak
masyarakat yang lebih memilih pelayanan kesehatan pada dokter praktek swasta atau
petugas kesehatan praktek lainnya Kondisi ini didasari oleh persepsi awal yang negatif
dari masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas misalnya anggapan bahwa mutu
pelayanan yang terkesan seadanya artinya Puskesmas tidak cukup memadai dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat baik dilihat dari sarana dan prasarananya
maupun dari tenaga medis atau anggaran yang digunakan untuk menunjang kegiatannya
sehari-hari Sehingga banyak sekali pelayanan yang diberikan kepada masyarakat itu
tidak sesuai dengan Standar Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan Misalnya
sikap tidak disiplin petugas medis pada unit pelayanan puskesmas Peudada yang
dikeluhkan masyarakat Mereka selalu diperlakukan kurang baik oleh para petugas medis
yang dinilai cenderung arogan berdalih terbatasnya persediaan obat-obatan pada
puskesmas telah menyebabkan banyak diantara pasien terpaksa membeli obat pada
apotik Di samping itu ketika membawa salah seorang warga yang jatuh sakit saat
mengikuti kegiatan perkampungan pemuda kemudian warga yang lain mengantarnya ke
Puskesmas Peudada pasien itu tidak dilayani dengan baik bahkan mereka (perawat-red)
mengaku telah kehabisan stok obat Hal tersebut tentu telah merusak citra Puskesmas
sebagai pemberi layanan kesehatan kepada masyarakat yang dianggap dapat membantu
dalam memberikan pertolongan pertama yang sesuai dengan standar pelayanan
kesehatan Selain itu tidak berjalannya tugas edukatif di Puskesmas yang berkaitan
dengan penyuluhan kesehatan yang sekaligus berkaitan dengan tugas promotif Menurut
masyarakat petugas puskesmas sangat jarang berkunjung kalaupun ada yaitu ketika
17
keluarga mempunyai masalah kesehatan seperti anggota keluarga mengalami gizi buruk
atau penderita TB Berarti tugas ini lebih untuk memberikan laporan dan kuratif
dibanding upaya promotif Kemudian perawat puskesmas biasanya aktif dalam BP
puskesmas keliling dan puskesmas pembantu Jelas dalam tugas tersebut perawat
melakukan pemeriksaan pasien mendiagnosa pasien melakukan pengobatan pada pasien
dengan membuat resep pada pasien Namun ketika melakukan tugas tersebut tidak ada
supervisi dari siapapun khususnya penanggung jawab dalam tindakan pengobatanmedis
Tenaga perawat seolah-olah tidak menghargai kegiatan-kegitan formalnya sendiri karena
mungkin tugas kuratif lebih penting Hal ini berdampak kepada status kesehatan
masyarakat status gizi penyakit infeksi menular dan mungkin upaya kesehatan ibu dan
anak tidak mendapatkan porsi yang sesuai sehingga berdampak pada kondisi kesehatan
masyarakat Kalaulah memang tugas tenaga kesehatan di Puskesmas lebih banyak ke arah
kuratif maka Puskesmas menjadi unit dari pelayanan Rumah sakit karena Rumah Sakit
akan memiliki banyak sumber daya manusia dan fasilitas medik Tapi kalaulah
Puskesmas ini menjadi lebih dominan dalam tugas promotif dan preventif maka tugas
eksekutif bagi perawat haruslah digiatkan dan puskesmas menjadi bagian dari unit Dinas
kesehatan atau bagian tersendiri yang memiliki otonomi yang kuat dalam mengatur
program-programnya sedangkan Dinas kesehatan hanya sebagai regulator pemberi dana
dan pengadaan petugas untuk pelayanan kesehatan masyarakat diberikan kepada
Puskesmas atau pelayanan kesehatan dapat ditenderkan kepada pihak swasta Tidak
hanya hal-hal yang telah diungkapkan di atas lebih dari itu masih ada permasalahan
yang muncul di lingkup puskesmas misalnya Jam kerja Puskesmas yang sangat singkat
hanya sampai jam 1400 WIB kemampuan keuangan daerah yang terbatas puskesmas
yang kurang memiliki otoritas untuk memanfaatkan peluang yang ada puskesmas belum
terbiasa mengelola kegiatannya secara mandiri serta kurangnya kesejahteraan karyawan
yang berpengaruh terhadap motivasi dalam melaksanakan tugas di puskesmas
18
34 Faktor-Faktor Penghambat Pelayanan Puskesmas
Dalam realitanya pelayanan Puskesmas sekarang banyak memiliki masalah-
masalah Adapun masalah-masalah yang telah diungkapkan di atas itu diakibatkan oleh
faktor-faktor sebagai berikut (Tjiptoherijanto dan Said Zainal Abidin 1993 44-46)
Faktor Internal
Pelaksanaan Manajemen
Pelaksanaan manajemen merupakan hal penting yang menentukan dalam
mencapai tujuan yang efisien dan efektif dari tujuan Puskesmas Dimana
fungsi manajemen itu untuk planning organaizing leading dan controling
Pada kegiatan perencanaan setiap tahunnya sering kali tidak berjalan sehingga
kegiatan berjalan apa adanya sesuai kebiasaan yang dianggap lsquobaiksudah
biasarsquo Bahkan terasa sekali bahwa tidak pernah adanya upaya pengembangan
Serta tidak pernah terpikir untuk mempersoalkan kendali mutu pelayanan yang
disebabkan kurangnya pengetahuan peralatan dan perhatian tersita pada
upaya pengobatan Dapat dikatakan bahwa kepala Puskesmas lebih sibuk pada
masalah-masalah manajerial daripada kasus-kasus klinik Dapat dikatakan
juga bahwa kurangnya pengetahuan para Kepala Puskesmas dan rendahnya
disiplinetos kerja staff menjadikan unsur manajemen ini tidak berjalan Tentu
hal ini menghambat kinerja Puskesmas untuk melayani masyarakat dalam
bidang kesehatan
Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam mencapai
target dari program-program Puskesmas Tetapi apa yang terjadi pada
Puskesmas di Indonesia terkesan tidak diperhatian oleh pemerintah dengan
alasan wilayah geografis yang sulit untuk dijangkau sehingga sarana dan
prasarana yang ada di dalam Puskesmas sangat terbatas baik berupa alat
medis maupun obat-obatan Hal ini terjadi akibat dari sumber keuangan yang
dimiliki Puskesmas terbatas sehingga mutu pelayanan puskesmas pun menjadi
rendah karena tidak sesuai dengan standart kesehatan
Tenaga medis
Jumlah tenaga medis yang sangat sedikit mengakibatkan ketidakmampuannya
melaksanakan program dari Dinas Kesehatan Misalanya program Posyandu
yang tidak tepat sasaran Jumlah tenaga medis sedikit karena insentif dari
19
pemerintah daerah Faktor kesejahteraan pegawai memang hal penting karena
berkaitan dengan satu-satunya pendapatan resmi mereka adalah gaji Untuk
mencapai penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas di perlukan
pimpinan yang mau memotivasi pegawainya dengan cara memenuhi
kebutuhan hidupnya
Sumber keuangan Puskesmas
Sumber keuangan dari pemerintah pusat maupun daerah yang didapat tidak
sebanding dengan pengeluaran operasional Puskesmas sehingga biaya
pelayanan Puskesmas pun mahal padahal sarana yang terdapat di sana tidak
sebanding dengan apa yang harus dibayar sehingga hal ini berdampak kepada
masyarakat untuk beralih pergi ke Rumah Sakit saja yang fasilitas lebih baik
daripada Puskesmas Adapun sumber-sumber keuangan Puskesmas sebagai
berikut
Pemerintah
Sumber biaya berasal dari Pemerintah Kabupaten yang dibedakan atas dana
pembangunan dan dana anggaran rutin Dana ini diturunkan secara bertahap
ke Puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten
Retribusi
Retribusi merupakan salah satu sumber pendapatan Puskesmas yang
membiayai upaya kesehatan perorangan yang pemanfaatanya dan besarnya
ditentukan oleh Pemerintah Daerah
PT ASKES
Puskesmas menerima dana dari PT ASKES yang peruntukannya sebagai
imbal jasa kepada peserta ASKES yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS)
PT JAMSOSTEK
Puskesmas menerima dana dari PT JAMSOSTEK yang peruntukannya
sebagai imbal jasa kepada peserta JAMSOSTEK yaitu Pegawai karyawan
yang berada dibawah naungan Dinas Tenaga Kerja
BPP (Badan Penyantun Puskesmas)
Dengan memberdayakan potensi yang dimiliki masyarakat dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
20
Sumber-sumber keuangan Puskesmas ini ternyata tidak dapat membiayai
operasinal dari program-program Puskesmas Hal ini diakibatkan oleh
beberapa faktor yaitu birokratisasi penyaluran keuangan dari pemerintah
sampai ke Puskesmasnya dan rendahnya responsibilitas pengelola manajemen
Puskesmas
Psiko-sosial antara tenaga medis dengan penduduk
Perbedaan psiko-sosial antara tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas
dengan penduduk menimbulkan hambatan dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan PuskesmaTenaga-tenaga yang diperbantukan di Puskesmas
biasanya terdiri dari orang-orang terpelajar dan bukan berasal dari daerah
tersebut sehingga penduduk menganggapnya sebagai orang asing Apalagi
jika bahasa yang digunakan adalah bahasa yang tidak dimengerti oleh
penduduk maka akibatnya penduduk segan untuk datang ke Puskesmas
Faktor Eksternal
Kondisi Geografis
Kondisi geografis Puskesmas umumnya terletak pada daerah pelosok atau
setingkat dengan kecamatan Dimana kecamatan tiap-tiap daerah memilki
keadaan yang berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan
puskesmas Memang ada kecamatan-kecamatan yang hanya dengan satu
Puskesmas sudah dapat menjangkau seluruh penduduk Tetapi ada juga
puskesmas yang hanya dapat dijangkau oleh penduduk yang bermukim di
dekatnya karena penduduk yang lain bertempat tinggal jauh dari Puskesmas
Hal ini terkait pada dana yang tidak cukup untuk menggunakan alat-alat
transportasi atau memang tempat tinggalnya terpencil sehingga penduduknya
lebih senang tinggal di rumahnya daripada pergi ke Puskesmas
Pemerintah daerah
Peran Pemerintah Daerah yang terkesan gagap ini terlihat atas pemahaman
pembangunan kesehatan yang setengah-setengah dari pihak legslatif dan
eksekutif yang tercermin dari dijadikannya pelayanan kesehatan sebagai
tulang punggung pendapatan daerah Ini berarti orang sakit dijadikan tualng
punggung pendapatan daerah Padahal upaya menyehatkan masyarakat
sejatinya termaktub dalam hakikat dan semangat UU No22 dan UU No 25
tahun 1999 yang pada intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan
21
publik dan mengembangkan demokrasi menuju peningkatan kesejahteraan
rakyat Disamping itu alokasi anggaran kesehatan berbagai daerah
mencerminkan kurangnya perhatian terhadap investasi hak-hak dasar
pembangunan manusia diantaranya pelayanan kesehatan dasar
Keadaan Ekonomi Penduduk
Keadaan ekonomi penduduk memberikan andil dalam sulitnya mengupayakan
pelayanan kesehatan pada masyarakat Jumlah warga negara Indonesia
mayoritas bermata pencarian petani dan nelayan yang mana kondisi
ekonominya kurang memadai Walaupun ada ketentuan yang
memperbolehkan mereka yang tidak mampu untuk tidak usah membayar
retribusi di Puskesmas namun kenyataannya orang-orang yang demikian
justru enggan datang ke Puskesmas
Kondisi Pendidikan Penduduk
Masalah pendidikan penduduk juga berperan dalam menghambat pelayanan
yang dihadapi oleh Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan pada tingkat
pertama karena pada umumnya pendidikan masyarakat desa masih rendah
maka pola pikir mereka sangat sederhana dan kurang atau bahkan belum
paham akan arti kesehatan Mereka cenderung mengikuti sifat-sifat tradisional
yang sejak dulu dipegang oleh masyarakat dan lingkungannya
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki tingkat
pendidikan yang rendah yang mana sebagian besar penduduk Indonesia
lulusan SD terutama di daerah pelosok-pelosok Indonesia sehingga hal
berdampak pada rendahnya partisipasi masyarakat dalam mewujudkan
masyarakat Indonesia sehat terutama pada lembaga Puskesmas yang letaknya
dekat dengan masyarakat tersebut Selain itu juga disebabkan Rumah Sakit
lebih baik sarana dan prasarananya padahal Puskesmas merupakan pelayanan
kesehatan yang paling dasar dalam lingkungan masyarakat setempat
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan yang berada di Propinsi bekerja pada aspek melayani
penyembuhan penyakit yang sudah diderita oleh penduduk dibandingkan
dengan melayani obat-obatan yang dapat digunakan sebagai upaya
pencegahan timbulnya suatu penyakit pada penduduk Dengan kata lain
pelayanan kesehatan Puskesmas lebih banyak ditekankan pada tindakan
kuratif dibandingkan pada tindakan preventif apalagi promotif Selain itu
22
Dinas Kesehatan juga kurang melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap
pelaksanaan program-program Puskesmas yang sudah ada sehingga tidak
terwujudnya pelayanan kesehatan di tingkat basis
35 Solusi Mengatasi Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang terinstitusionalisasi
mempunyai kewenangan yang besar dalam menciptakan inovasi model pelayanan
kesehatan di daerah Untuk itu dibutuhkan komitmen dan kemauan untuk
meningkatkanmeratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan melakukan
revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien
di Puskesmas peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatanrevitalisasi kader PKK
pembentukan standar pelayanan kesehatan minimum untuk kinerja sistem kesehatan yang
komprehensif serta memperbaiki sistem informasi pada semua tingkatan pemerintah
Dari banyak kasus yang terjadi dibanyak daerah jelas bahwa Puskesmas memiliki
pencitraan yang rendah pada saat sekarang terutama jika dilihat dari sarana Puskesmas
tidak memiliki fasilitas yang lengkap walaupun sudah mendapat dana dari Dinas
Kesehatan
36 Analisis Kasus Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas di Kecamatan
Tamako
Seperti yang kita ketahui bahwa pelayanan kesehatan itu tidak hanya
diperuntukkan bagi mereka yang tinggal di wilayah perkotaan saja tetapi juga
diperuntukkan bagi masyarakat yang berada di wilayah pedesaan Namun pada
kenyataannya penyelenggaraan pelayanan kesehatan di wilayah pedesaan cenderung
lebih buruk dibandingan dengan di wilayah perkotaan Hal ini terjadi karena wilayah
pedesaan kurang mendapat perhatian dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah
sehingga penyelenggaraan pelayanan di pedesaan terkesan buruk Hal ini dapat dilihat
dari penyelenggaraan pelayanan puskesmas di Kecamatan Tamako yang jauh dari
standar minimal pelayanan kesehatan
23
Puskesmas Tamako yang terletak di Kecamatan Tamako berada kurang lebih 35
km dari ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara adalah satu-
satunya unit pelayanan kesehatan strata pertama yang ada di wilayah ini Dari segi sarana
dan prasarana Puskesmas ini memiliki 1 rumah dokter dan 4 rumah para medis Sebagai
ujung tombak pelayanan kesehatan Puskesmas Tamako memiliki 3 Puskesmas
pembantu dua diantaranya tidak berpenghuni 2 pos obat desa 11 Posyandu dan
didukung oleh 1 Puskesmas keliling Namun dengan jejaring seperti itu pada
kenyataannya tetap saja banyak masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Tamako ini Ketidakterjangkauan ini
umumnya disebabkan karena jauhnya jarak Puskesmas dengan pemukiman warga
sulitnya medan dan tantangan cuaca Selain itu terbatasnya persediaan obat-obatan juga
nampak di Puskesmas Tamako ini Sebagai contoh pada tahun 2001 wilayah ini
membutuhkan 1092 jenis obat sementara yang tersedia di Gudang Farmasi Kabupaten
(GFK) hanya 996 jenis obat yang mana 560 (51) diantaranya adalah obat generik
Obat-obatan yang didrop dari GFK sebagian besar tidak sesuai dengan permintaan Ada
obat yang diminta berkali-kali tetapi tidak diberikan dan jikalau diberikan jumlahnya
sangat sedikit Sebaliknya obat-obatan yang tidak diminta justru diberikan terus-
menerus Lalu jika dilihat dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) kuantitas dan
kualitas tenaga medis juga menjadi masalah di Puskesmas Tamako Status Puskesmas
Tamako yang merupakan Puskesmas rawat inap tentu saja memerlukan tenaga medis
yang cukup Namun pada kenyataannya hal tersebut tidak dapat tercapai karena
distribusi tenaga medis di Kabupaten Sangihe yang masih kurang sehingga belum dapat
memenuhi kebutuhan masyarakatnya Rasio tenaga medis dengan jumlah penduduk yang
belum berimbang ini jelas mempengaruhi pelayanan kesehatan di Kecamatan Tamako
ini Kemudian dari segi pembiayaan atau keuangan Puskesmas Tamako Secara umum
terlihat adanya upaya peningkatan alokasi anggaran untuk pembangunan sektor
kesehatan di wilayah ini Dari tahun ke tahun terlihat adanya upaya untuk lebih
menambah kepedulian terhadap sektor kesehatan yang nampak pada distribusi
penganggaran dari APBN dan APBD yang semakin meningkat Namun lagi-lagi pada
kenyataannya hal tersebut tidak seirama dengan upaya-upaya teknis yang ada di
lapangan yang ironisnya bersentuhan langsung dengan masyarakat Realisasi proyek
pembangunan sarana kesehatan sebagian besar tidak sesuai dengan kebutuhan dan
ketentuan yang berlaku Misalnya pernah terjadi saat ada rehabilitasi Puskesmas
pembantu seng yang sudah tua dibalik lalu dicat kemudian dipasang lagi dinding beton
24
yang digantikan dengan papan triplek yang dicat sehingga kelihatan dari jauh seperti
dinding beton yang asli Begitu pula dengan proyek-proyek yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tetapi dipaksakan diterima oleh Puskesmas Contohnya antena SSB yang
sudah ada ditambah lagi dengan antena yang baru yang berarti mencari lokasi
pemasangan di halaman Puskesmas sehingga halaman yang sudah sempit menjadi
semakin sempit Sementara itu anggaran rutin sebagian besar terpakai untuk gaji
pegawai sehingga sangat sedikit yang dialokasikan untuk dana rutin lain seperti
pemeliharaan gedung Oleh sebab itu perbaikan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Tamako ini tidak dapat dilaksanakan secara efektif karena adanya penyelewengan dana
yang dilakukan oleh pihak Puskesmas sendiri yang seharusnya dana yang diberikan
pemerintah dianggarkan untuk pemeliharaan gedung atau perbaikan sarana dan prasarana
Puskesmas justru dipakai untuk gaji pegawai Puskesmas sehingga penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di Puskemas Tamako tidak dapat berkembang dengan baik
25
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat ternyata
masih menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak dikeluhkan oleh masyarakat
Tidak hanya dilihat dari segi sarana dan prasarana yang kurang memadai tetapi juga dari
segi tenaga medis yang demikian pula adanya Oleh karena itu diperlukan perhatian
khusus dari pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta
komitmen untuk merubah sistem pelayanan Puskesmas yang dinilai buruk oleh
masyarakat Selain itu Puskesmas juga harus memiliki standar pelayanan yang dapat
memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat untuk mencapai kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat
42 Saran
1 Puskesmas harus lebih memfokuskan pada peningkatan pelayanan kesehatan dan
pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh
2 Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi terpenuhinya
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
3 Merestrukturisasikan peran Puskesmas
4 Pemerintah harus memberikan otonomi kepada Puskesmas dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat
5 Mensosialisasikan program-program Puskesmas kepada masyarakat untuk mengubah
citra Puskesmas yang sudah dinilai buruk oleh masyarakat
26
DAFTAR PUSTAKA
Tjiptoherijanto prijono Said Z Abidin Reformasi Administrasi dan Pembangunan
Nasional 1993 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta
wwwdinkesjatimgoid
wwwlitbangdepkesgoid
wwwlitbangdepkesgoid
definisi-puskesmashtml
model-puskesmas-era-desentralisasihtml
httponeindoskripsicom diunduh tanggal 24 November 2009
httpmuharrikyanuarwordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
httpgroupsyahoocom diunduh tanggal 24 November 2009
httpelsbappenasgoid diunduh tanggal 24 November 2009
httpalfredsalehfileswordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
27
24 Peranan Birokrasi dalam Menyediakan Pelayanan Publik
Jika berbicara tentang pelayanan publik maka kita akan dihadapkan pada posisi dan
peran birokrasi Birokrasi yang tentu memiliki peran dan wewenang yang signifikan
dalam pemerintahan karena sebagai salah satu pengelola keuangan negara Birokrasi
pemerintah tentu berbeda dengan birokrasi swasta dimana birokrasi swasta lebih
berorientasi pada benefit profit (perolehan keuntungan) sedangkan birokrasi
pemerintahan memiliki fungsi pemberian pelayanan kepada masyarakat Apalagi di era
otonomi daerah seperti ini yang mengharuskan masing-masing daerah untuk mengelola
segala urusannya sendiri dan tidak tergantung kepada pemerintah pusat UU No 32
tahun 2004 mengisyaratkan hal tersebut sehingga segala urusan di daerah dapat dikelola
dengan baik tak terkecuali masalah pelayanan publik Pemerintah daerah sebagai
penyelenggara pemerintahan harus jeli terhadap kualitas pelayanan publik yang
dilakukannya terhadap masyarakat di daerahnya Pelayanan publik sampai saat ini masih
banyak kekurangan terutama pada posisi dan peran birokrasi yang belum profesional
dan independen karena netralitas birokrasi kurang terjaga
Peran birokrasi sebagai pelayan publik belum dipahami secara benar akibatnya
politisasi birokrasi sangat banyak pada era reformasi saat ini Birokrasi masih belum
efisien yang antara lain ditandai dengan adanya tumpang tindih kegiatan antar instansi
dan masih banyak fungsi-fungsi yang sudah seharusnya dapat diserahkan kepada
masyarakat masih ditangani pemerintah Dengan makin besarnya peran yang dijalankan
oleh masyarakat maka seharusnya peran birokrasi lebih cenderung sebagai agen
pembaharuan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat Oleh karena itu fungsi
pengaturan dan pengendalian yang dilakukan oleh negara adalah perumusan dan
pelaksanaan kebijaksanaan yang berfungsi sebagai motivator dan fasilitator guna
tercapainya swakarsa dan swadaya masyarakat termasuk dunia usaha
Peran lain yang seharusnya dijalankan oleh birokrasi adalah sebagai consensus building
yaitu membangun pemufakatan antara negara sektor swasta dan masyarakat Peran ini
harus dijalankan oleh birokrasi mengingat fungsinya sebagai agen pembaharuan dan
fasilitator Sebagai agen perubahan birokrasi harus mengambil inisiatif dan memelopori
suatu kebijakan atau tindakan Sedangkan sebagai fasilitator birokrasi harus dapat
memfasilitasi kepentingan-kepentingan yang muncul dari masyarakat sektor swasta
maupun kepentingan negara
10
BAB III
ISI
31Definisi dan Fungsi Puskesmas
a Definisi Puskesmas (Ilham Akhsanu Ridlo 2008)
ldquoSuatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan
yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan
pelayanan kesehatan yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu
yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun
tidak mencakup aspek pembiayaanrdquo
Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan yang letaknya berada paling
dekat ditengah-tengah masyarakat dan mudah dijangkau dibandingkan dengan unit
pelayanan kesehatan lainya (Rumah Sakit Swasta maupun Negeri) Fungsi Puskesmas
adalah mengembangkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh seiring dengan
misinya Pelayanan kesehatan tersebut harus bersifat menyeluruh atau yang disebut
dengan Comprehensive Health Care Service yang meliputi aspek promotive
preventif curative dan rehabilitatif Prioritas yang harus dikembangkan oleh
Puskesmas harus diarahkan ke bentuk pelayanan kesehatan dasar (basic health care
services) yang lebih mengedepankan upaya promosi dan pencegahan (public health
service)
Seiring dengan semangat otonomi daerah maka Puskesmas dituntut untuk
mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan Tetapi
pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah Sebagai organisasi pelayanan
mandiri kewenangan yang dimiliki Puskesmas juga meliputi kewenangan
merencanakan kegiatan sesuai masalah kesehatan di wilayahnya kewenangan
menentukan kegiatan yang termasuk public goods atau private goods serta
kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi geografi Puskesmas Jumlah
kegiatan pokok Puskesmas diserahkan pada tiap Puskesmas sesuai kebutuhan
masyarakat dan kemampuan sumber daya yang dimiliki namun Puskesmas tetap
melaksanakan kegiatan pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional
11
Jadi yang harus diketahui adalah bahwa peran Puskesmas adalah sebagai
ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan nasional secara komprehensif tidak
sebatas aspek kuratif dan rehabilitatif saja seperti di Rumah Sakit
LEVEL PELAYANAN KESEHATAN
RS Provinsi
RS Kabupaten
Puskesmas Kecamatan
Puskesmas Kelurahan
Posyandu
b Fungsi Puskesmas (Ilham Akhsanu Ridlo 2008)
1 Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah kerjanya
2 Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat
3 Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya
Proses dalam melaksanakan fungsinya dilaksanakan dengan cara
a Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri
b Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien
c Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut
tidak menimbulkan ketergantungan
d Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat
e Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan
program
32Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas
Visi dan misi Puskesmas di Indonesia merujuk pada program Indonesia Sehat
2010 Hal ini dapat kita lihat pula dalam SPM (Standar Pelayanan Minimal) Standar
Pelayanan Minimal adalah suatu standar dengan batas-batas tertentu untuk mengukur
12
kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan
dasar kepada masyarakat yang mencakup jenis pelayanan indikator dan nilai
(benchmark) Pelaksanaan Urusan Wajib dan Standar Pelayanan Minimal (UW-SPM)
diatur dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
1457MENKESSKX2003 dibedakan atas UW-SPM yang wajib diselenggarakan oleh
seluruh kabupaten-kota di seluruh Indonesia dan UW-SPM spesifik yang hanya
diselenggarakan oleh kabupaten-kota tertentu sesuai keadaan setempat UW-SPM wajib
meliputi penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar penyelenggaraan perbaikan gizi
masyarakat penyelenggaraan pemberantasan penyakit menular penyelenggaraan
promosi kesehatan dll Sedangkan UW-SPM spesifik meliputi pelayanan kesehatan
kerja pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria dll Hal ini diperkuat dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standard Pelayanan Minimal
RANCANGAN KEWENANGAN WAJIB DAN STANDARD PELAYANAN MINIMAL
Kewenangan Wajib Jenis Pelayanan
1 Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan
Dasar
Pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir
Pelayanan kesehatan bayi dan anak pra sekolah
Pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan
remaja
Pelayanan kesehatan usia subur
Pelayanan kesehatan usia lanjut
Pelayanan imunisasi
Pelayanan kesehatan jiwa masyarakat
Pelayanan pengobatan perawatan
2 Penyelenggaraan
pelayanan kesehatan
rujukan dan penunjang
Pelayanan kesehatan dengan 4 kompetensi
dasar (kebidanan bedah penyakit dalam anak)
Pelayanan kesehatan darurat
Pelayanan laboratorium kesehatan yang
mendukung upaya kesehatan perorangan dan
kesehatan masyarakat
Penyediaan pembiayaan dan jaminan kesehatan
13
3 Penyelenggaraan
pemberantasan penyakit
menular
Penyelenggaraan penyelidikan epidemiologi
dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa
(KLB)
Pencegahan dan pemberantasan penyakit polio
Pencegahan dan pemberantasan penyakit TB
paru
Pencegahan dan pemberantasan penyakit
malaria
Pencegahan dan pemberantasan penyakit kusta
Pencegahan dan pemberantasan penyakit ISPA
Pencegahan dan pemberantasan penyakit HIV-
AIDS
Pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD
Pencegahan dan pemberantasan penyakit diare
Pencegahan dan pemberantasan penyakit
fliariasis
4 Penyelenggaraan
perbaikan gizi masyarakat
Pemantauan pertumbuhan balita
Pemberian suplemen gizi
Pelayanan gizi
Penyuluhan gizi seimbang
Penyelenggaraan kewaspadaan gizi
5 Penyelenggaraan promosi
kesehatan
Penyuluhan prilaku sehat
Penyuluhan pemberdayaan masyarakat dalam
upaya kesehatan
6 Penyelenggaraan
kesehatan lingkungan dan
sanitasi dasar
Pemeliharaan kualitas lingkungan fisik kimia
biologi
Pengendalian vektor
Pelayanan hygiene sanitasi di tempat umum
7 Pencegahan dan
penanggulangan
penyalahgunaan narkotika
psikotropika dan zat
adiktif lain
Penyuluhan P3 NAPZA (Pencegahan dan
Penanggulangan Penyalahgunaan NAPZA)
yang berbasis masyarakat
14
8 Penyelenggaraan
pelayanan kefarmasian
dan pengamanan sediaan
farmasi alat kesehatan
serta makanan dan
minuman
Penyediaan obat dan perbekalan kesehatan
untuk pelayanan kesehatan dasar
Penyediaan dan pemerataan pelayanan
kefarmasian di saranan pelayanan kesehatan
Pelayanan pengamanan farmasi alat kesehatan
Program Pokok Puskesmas
Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga maupun fasilitasnya
karenanya kegiatan pokok di setiap Puskesmas dapat berbeda-beda Namun demikian
kegiatan pokok Puskesmas yang lazim dan seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut
1 Kesejahteraan ibu dan Anak ( KIA )
2 Keluarga Berencana
3 Usaha Peningkatan Gizi
4 Kesehatan Lingkungan
5 Pemberantasan Penyakit Menular
6 Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Kecelakaan
7 Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
8 Usaha Kesehatan Sekolah
9 Kesehatan Olah Raga
10 Perawatan Kesehatan Masyarakat
11 Usaha Kesehatan Kerja
12 Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut
13 Usaha Kesehatan Jiwa
14 Kesehatan Mata
15 Laboratorium ( diupayakan tidak lagi sederhana )
16 Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan
17 Kesehatan Usia Lanjut
18 Pembinaan Pengobatan Tradisional
Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan
masyarakat terkecil Karenanya kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan
kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya Setiap kegiatan
pokok Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat
15
Desa ( PKMD ) Disamping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas seperti
tersebut di atas Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program
kesehatan tertentu oleh Pemerintah Pusat ( contoh Pekan Imunisasi Nasional ) Dalam hal
demikian baik petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah
Pusat bersama Pemerintah Daerah Keadaan darurat mengenai kesehatan dapat terjadi
misalnya karena timbulnya wabah penyakit menular atau bencana alam Untuk mengatasi
kejadian darurat seperti di atas bisa mengurangi atau menunda kegiatan lain
Azas Penyelenggaraan Puskesmas Menurut Kepmenkes No 128 Tahun 2004
1 Azas pertanggungjawaban wilayah
a Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya
b Dilakukan kegiatan dalam gedung dan luar gedung
c Ditunjang dengan puskesmas pembantu Bidan di desa puskesmas keliling
2 Azas pemberdayaan masyarakat
a Puskesmas harusmemberdayakan perorangan keluarga dan masyarakat agar berperan
aktif dalam menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas
b Potensi masyarakat perlu dihimpun
3 Azas keterpaduan
Setiap upaya diselenggarakan secara terpadu
1048713 Keterpaduan lintas program
UKS keterpaduan Promkes Pengobatan Kesehatan Gigi Kespro Remaja
Kesehatan Jiwa
1048713 Keterpaduan lintassektoral
Upaya Perbaikan Gizi keterpaduan sektor kesehatan dengan camat
lurahkades pertanian pendidikan agama dunia usaha koperasi PKK
Upaya Promosi Kesehatan keterpaduan sektor kesehatan dengan camat
lurahkades pertanian pendidikan agama
4 Azas rujukan
Rujukan medisupaya kesehatan perorangan
rujukan kasus
bahan pemeriksaan
16
ilmu pengetahuan
Rujukan upaya kesehatan masyarakat
rujukan sarana dan logistik
rujukan tenaga
rujukan operasional
33 Masalah-Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan ujung tombak pelayanan
kesehatan bagi masyarakat karena cukup efektif membantu masyarakat dalam
memberikan pertolongan pertama dengan standar pelayanan kesehatan Pelayanan
kesehatan yang dikenal murah seharusnya menjadikan Puskesmas sebagai tempat
pelayanan kesehatan utama bagi masyarakat namun pada kenyataannya banyak
masyarakat yang lebih memilih pelayanan kesehatan pada dokter praktek swasta atau
petugas kesehatan praktek lainnya Kondisi ini didasari oleh persepsi awal yang negatif
dari masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas misalnya anggapan bahwa mutu
pelayanan yang terkesan seadanya artinya Puskesmas tidak cukup memadai dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat baik dilihat dari sarana dan prasarananya
maupun dari tenaga medis atau anggaran yang digunakan untuk menunjang kegiatannya
sehari-hari Sehingga banyak sekali pelayanan yang diberikan kepada masyarakat itu
tidak sesuai dengan Standar Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan Misalnya
sikap tidak disiplin petugas medis pada unit pelayanan puskesmas Peudada yang
dikeluhkan masyarakat Mereka selalu diperlakukan kurang baik oleh para petugas medis
yang dinilai cenderung arogan berdalih terbatasnya persediaan obat-obatan pada
puskesmas telah menyebabkan banyak diantara pasien terpaksa membeli obat pada
apotik Di samping itu ketika membawa salah seorang warga yang jatuh sakit saat
mengikuti kegiatan perkampungan pemuda kemudian warga yang lain mengantarnya ke
Puskesmas Peudada pasien itu tidak dilayani dengan baik bahkan mereka (perawat-red)
mengaku telah kehabisan stok obat Hal tersebut tentu telah merusak citra Puskesmas
sebagai pemberi layanan kesehatan kepada masyarakat yang dianggap dapat membantu
dalam memberikan pertolongan pertama yang sesuai dengan standar pelayanan
kesehatan Selain itu tidak berjalannya tugas edukatif di Puskesmas yang berkaitan
dengan penyuluhan kesehatan yang sekaligus berkaitan dengan tugas promotif Menurut
masyarakat petugas puskesmas sangat jarang berkunjung kalaupun ada yaitu ketika
17
keluarga mempunyai masalah kesehatan seperti anggota keluarga mengalami gizi buruk
atau penderita TB Berarti tugas ini lebih untuk memberikan laporan dan kuratif
dibanding upaya promotif Kemudian perawat puskesmas biasanya aktif dalam BP
puskesmas keliling dan puskesmas pembantu Jelas dalam tugas tersebut perawat
melakukan pemeriksaan pasien mendiagnosa pasien melakukan pengobatan pada pasien
dengan membuat resep pada pasien Namun ketika melakukan tugas tersebut tidak ada
supervisi dari siapapun khususnya penanggung jawab dalam tindakan pengobatanmedis
Tenaga perawat seolah-olah tidak menghargai kegiatan-kegitan formalnya sendiri karena
mungkin tugas kuratif lebih penting Hal ini berdampak kepada status kesehatan
masyarakat status gizi penyakit infeksi menular dan mungkin upaya kesehatan ibu dan
anak tidak mendapatkan porsi yang sesuai sehingga berdampak pada kondisi kesehatan
masyarakat Kalaulah memang tugas tenaga kesehatan di Puskesmas lebih banyak ke arah
kuratif maka Puskesmas menjadi unit dari pelayanan Rumah sakit karena Rumah Sakit
akan memiliki banyak sumber daya manusia dan fasilitas medik Tapi kalaulah
Puskesmas ini menjadi lebih dominan dalam tugas promotif dan preventif maka tugas
eksekutif bagi perawat haruslah digiatkan dan puskesmas menjadi bagian dari unit Dinas
kesehatan atau bagian tersendiri yang memiliki otonomi yang kuat dalam mengatur
program-programnya sedangkan Dinas kesehatan hanya sebagai regulator pemberi dana
dan pengadaan petugas untuk pelayanan kesehatan masyarakat diberikan kepada
Puskesmas atau pelayanan kesehatan dapat ditenderkan kepada pihak swasta Tidak
hanya hal-hal yang telah diungkapkan di atas lebih dari itu masih ada permasalahan
yang muncul di lingkup puskesmas misalnya Jam kerja Puskesmas yang sangat singkat
hanya sampai jam 1400 WIB kemampuan keuangan daerah yang terbatas puskesmas
yang kurang memiliki otoritas untuk memanfaatkan peluang yang ada puskesmas belum
terbiasa mengelola kegiatannya secara mandiri serta kurangnya kesejahteraan karyawan
yang berpengaruh terhadap motivasi dalam melaksanakan tugas di puskesmas
18
34 Faktor-Faktor Penghambat Pelayanan Puskesmas
Dalam realitanya pelayanan Puskesmas sekarang banyak memiliki masalah-
masalah Adapun masalah-masalah yang telah diungkapkan di atas itu diakibatkan oleh
faktor-faktor sebagai berikut (Tjiptoherijanto dan Said Zainal Abidin 1993 44-46)
Faktor Internal
Pelaksanaan Manajemen
Pelaksanaan manajemen merupakan hal penting yang menentukan dalam
mencapai tujuan yang efisien dan efektif dari tujuan Puskesmas Dimana
fungsi manajemen itu untuk planning organaizing leading dan controling
Pada kegiatan perencanaan setiap tahunnya sering kali tidak berjalan sehingga
kegiatan berjalan apa adanya sesuai kebiasaan yang dianggap lsquobaiksudah
biasarsquo Bahkan terasa sekali bahwa tidak pernah adanya upaya pengembangan
Serta tidak pernah terpikir untuk mempersoalkan kendali mutu pelayanan yang
disebabkan kurangnya pengetahuan peralatan dan perhatian tersita pada
upaya pengobatan Dapat dikatakan bahwa kepala Puskesmas lebih sibuk pada
masalah-masalah manajerial daripada kasus-kasus klinik Dapat dikatakan
juga bahwa kurangnya pengetahuan para Kepala Puskesmas dan rendahnya
disiplinetos kerja staff menjadikan unsur manajemen ini tidak berjalan Tentu
hal ini menghambat kinerja Puskesmas untuk melayani masyarakat dalam
bidang kesehatan
Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam mencapai
target dari program-program Puskesmas Tetapi apa yang terjadi pada
Puskesmas di Indonesia terkesan tidak diperhatian oleh pemerintah dengan
alasan wilayah geografis yang sulit untuk dijangkau sehingga sarana dan
prasarana yang ada di dalam Puskesmas sangat terbatas baik berupa alat
medis maupun obat-obatan Hal ini terjadi akibat dari sumber keuangan yang
dimiliki Puskesmas terbatas sehingga mutu pelayanan puskesmas pun menjadi
rendah karena tidak sesuai dengan standart kesehatan
Tenaga medis
Jumlah tenaga medis yang sangat sedikit mengakibatkan ketidakmampuannya
melaksanakan program dari Dinas Kesehatan Misalanya program Posyandu
yang tidak tepat sasaran Jumlah tenaga medis sedikit karena insentif dari
19
pemerintah daerah Faktor kesejahteraan pegawai memang hal penting karena
berkaitan dengan satu-satunya pendapatan resmi mereka adalah gaji Untuk
mencapai penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas di perlukan
pimpinan yang mau memotivasi pegawainya dengan cara memenuhi
kebutuhan hidupnya
Sumber keuangan Puskesmas
Sumber keuangan dari pemerintah pusat maupun daerah yang didapat tidak
sebanding dengan pengeluaran operasional Puskesmas sehingga biaya
pelayanan Puskesmas pun mahal padahal sarana yang terdapat di sana tidak
sebanding dengan apa yang harus dibayar sehingga hal ini berdampak kepada
masyarakat untuk beralih pergi ke Rumah Sakit saja yang fasilitas lebih baik
daripada Puskesmas Adapun sumber-sumber keuangan Puskesmas sebagai
berikut
Pemerintah
Sumber biaya berasal dari Pemerintah Kabupaten yang dibedakan atas dana
pembangunan dan dana anggaran rutin Dana ini diturunkan secara bertahap
ke Puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten
Retribusi
Retribusi merupakan salah satu sumber pendapatan Puskesmas yang
membiayai upaya kesehatan perorangan yang pemanfaatanya dan besarnya
ditentukan oleh Pemerintah Daerah
PT ASKES
Puskesmas menerima dana dari PT ASKES yang peruntukannya sebagai
imbal jasa kepada peserta ASKES yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS)
PT JAMSOSTEK
Puskesmas menerima dana dari PT JAMSOSTEK yang peruntukannya
sebagai imbal jasa kepada peserta JAMSOSTEK yaitu Pegawai karyawan
yang berada dibawah naungan Dinas Tenaga Kerja
BPP (Badan Penyantun Puskesmas)
Dengan memberdayakan potensi yang dimiliki masyarakat dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
20
Sumber-sumber keuangan Puskesmas ini ternyata tidak dapat membiayai
operasinal dari program-program Puskesmas Hal ini diakibatkan oleh
beberapa faktor yaitu birokratisasi penyaluran keuangan dari pemerintah
sampai ke Puskesmasnya dan rendahnya responsibilitas pengelola manajemen
Puskesmas
Psiko-sosial antara tenaga medis dengan penduduk
Perbedaan psiko-sosial antara tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas
dengan penduduk menimbulkan hambatan dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan PuskesmaTenaga-tenaga yang diperbantukan di Puskesmas
biasanya terdiri dari orang-orang terpelajar dan bukan berasal dari daerah
tersebut sehingga penduduk menganggapnya sebagai orang asing Apalagi
jika bahasa yang digunakan adalah bahasa yang tidak dimengerti oleh
penduduk maka akibatnya penduduk segan untuk datang ke Puskesmas
Faktor Eksternal
Kondisi Geografis
Kondisi geografis Puskesmas umumnya terletak pada daerah pelosok atau
setingkat dengan kecamatan Dimana kecamatan tiap-tiap daerah memilki
keadaan yang berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan
puskesmas Memang ada kecamatan-kecamatan yang hanya dengan satu
Puskesmas sudah dapat menjangkau seluruh penduduk Tetapi ada juga
puskesmas yang hanya dapat dijangkau oleh penduduk yang bermukim di
dekatnya karena penduduk yang lain bertempat tinggal jauh dari Puskesmas
Hal ini terkait pada dana yang tidak cukup untuk menggunakan alat-alat
transportasi atau memang tempat tinggalnya terpencil sehingga penduduknya
lebih senang tinggal di rumahnya daripada pergi ke Puskesmas
Pemerintah daerah
Peran Pemerintah Daerah yang terkesan gagap ini terlihat atas pemahaman
pembangunan kesehatan yang setengah-setengah dari pihak legslatif dan
eksekutif yang tercermin dari dijadikannya pelayanan kesehatan sebagai
tulang punggung pendapatan daerah Ini berarti orang sakit dijadikan tualng
punggung pendapatan daerah Padahal upaya menyehatkan masyarakat
sejatinya termaktub dalam hakikat dan semangat UU No22 dan UU No 25
tahun 1999 yang pada intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan
21
publik dan mengembangkan demokrasi menuju peningkatan kesejahteraan
rakyat Disamping itu alokasi anggaran kesehatan berbagai daerah
mencerminkan kurangnya perhatian terhadap investasi hak-hak dasar
pembangunan manusia diantaranya pelayanan kesehatan dasar
Keadaan Ekonomi Penduduk
Keadaan ekonomi penduduk memberikan andil dalam sulitnya mengupayakan
pelayanan kesehatan pada masyarakat Jumlah warga negara Indonesia
mayoritas bermata pencarian petani dan nelayan yang mana kondisi
ekonominya kurang memadai Walaupun ada ketentuan yang
memperbolehkan mereka yang tidak mampu untuk tidak usah membayar
retribusi di Puskesmas namun kenyataannya orang-orang yang demikian
justru enggan datang ke Puskesmas
Kondisi Pendidikan Penduduk
Masalah pendidikan penduduk juga berperan dalam menghambat pelayanan
yang dihadapi oleh Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan pada tingkat
pertama karena pada umumnya pendidikan masyarakat desa masih rendah
maka pola pikir mereka sangat sederhana dan kurang atau bahkan belum
paham akan arti kesehatan Mereka cenderung mengikuti sifat-sifat tradisional
yang sejak dulu dipegang oleh masyarakat dan lingkungannya
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki tingkat
pendidikan yang rendah yang mana sebagian besar penduduk Indonesia
lulusan SD terutama di daerah pelosok-pelosok Indonesia sehingga hal
berdampak pada rendahnya partisipasi masyarakat dalam mewujudkan
masyarakat Indonesia sehat terutama pada lembaga Puskesmas yang letaknya
dekat dengan masyarakat tersebut Selain itu juga disebabkan Rumah Sakit
lebih baik sarana dan prasarananya padahal Puskesmas merupakan pelayanan
kesehatan yang paling dasar dalam lingkungan masyarakat setempat
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan yang berada di Propinsi bekerja pada aspek melayani
penyembuhan penyakit yang sudah diderita oleh penduduk dibandingkan
dengan melayani obat-obatan yang dapat digunakan sebagai upaya
pencegahan timbulnya suatu penyakit pada penduduk Dengan kata lain
pelayanan kesehatan Puskesmas lebih banyak ditekankan pada tindakan
kuratif dibandingkan pada tindakan preventif apalagi promotif Selain itu
22
Dinas Kesehatan juga kurang melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap
pelaksanaan program-program Puskesmas yang sudah ada sehingga tidak
terwujudnya pelayanan kesehatan di tingkat basis
35 Solusi Mengatasi Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang terinstitusionalisasi
mempunyai kewenangan yang besar dalam menciptakan inovasi model pelayanan
kesehatan di daerah Untuk itu dibutuhkan komitmen dan kemauan untuk
meningkatkanmeratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan melakukan
revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien
di Puskesmas peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatanrevitalisasi kader PKK
pembentukan standar pelayanan kesehatan minimum untuk kinerja sistem kesehatan yang
komprehensif serta memperbaiki sistem informasi pada semua tingkatan pemerintah
Dari banyak kasus yang terjadi dibanyak daerah jelas bahwa Puskesmas memiliki
pencitraan yang rendah pada saat sekarang terutama jika dilihat dari sarana Puskesmas
tidak memiliki fasilitas yang lengkap walaupun sudah mendapat dana dari Dinas
Kesehatan
36 Analisis Kasus Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas di Kecamatan
Tamako
Seperti yang kita ketahui bahwa pelayanan kesehatan itu tidak hanya
diperuntukkan bagi mereka yang tinggal di wilayah perkotaan saja tetapi juga
diperuntukkan bagi masyarakat yang berada di wilayah pedesaan Namun pada
kenyataannya penyelenggaraan pelayanan kesehatan di wilayah pedesaan cenderung
lebih buruk dibandingan dengan di wilayah perkotaan Hal ini terjadi karena wilayah
pedesaan kurang mendapat perhatian dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah
sehingga penyelenggaraan pelayanan di pedesaan terkesan buruk Hal ini dapat dilihat
dari penyelenggaraan pelayanan puskesmas di Kecamatan Tamako yang jauh dari
standar minimal pelayanan kesehatan
23
Puskesmas Tamako yang terletak di Kecamatan Tamako berada kurang lebih 35
km dari ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara adalah satu-
satunya unit pelayanan kesehatan strata pertama yang ada di wilayah ini Dari segi sarana
dan prasarana Puskesmas ini memiliki 1 rumah dokter dan 4 rumah para medis Sebagai
ujung tombak pelayanan kesehatan Puskesmas Tamako memiliki 3 Puskesmas
pembantu dua diantaranya tidak berpenghuni 2 pos obat desa 11 Posyandu dan
didukung oleh 1 Puskesmas keliling Namun dengan jejaring seperti itu pada
kenyataannya tetap saja banyak masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Tamako ini Ketidakterjangkauan ini
umumnya disebabkan karena jauhnya jarak Puskesmas dengan pemukiman warga
sulitnya medan dan tantangan cuaca Selain itu terbatasnya persediaan obat-obatan juga
nampak di Puskesmas Tamako ini Sebagai contoh pada tahun 2001 wilayah ini
membutuhkan 1092 jenis obat sementara yang tersedia di Gudang Farmasi Kabupaten
(GFK) hanya 996 jenis obat yang mana 560 (51) diantaranya adalah obat generik
Obat-obatan yang didrop dari GFK sebagian besar tidak sesuai dengan permintaan Ada
obat yang diminta berkali-kali tetapi tidak diberikan dan jikalau diberikan jumlahnya
sangat sedikit Sebaliknya obat-obatan yang tidak diminta justru diberikan terus-
menerus Lalu jika dilihat dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) kuantitas dan
kualitas tenaga medis juga menjadi masalah di Puskesmas Tamako Status Puskesmas
Tamako yang merupakan Puskesmas rawat inap tentu saja memerlukan tenaga medis
yang cukup Namun pada kenyataannya hal tersebut tidak dapat tercapai karena
distribusi tenaga medis di Kabupaten Sangihe yang masih kurang sehingga belum dapat
memenuhi kebutuhan masyarakatnya Rasio tenaga medis dengan jumlah penduduk yang
belum berimbang ini jelas mempengaruhi pelayanan kesehatan di Kecamatan Tamako
ini Kemudian dari segi pembiayaan atau keuangan Puskesmas Tamako Secara umum
terlihat adanya upaya peningkatan alokasi anggaran untuk pembangunan sektor
kesehatan di wilayah ini Dari tahun ke tahun terlihat adanya upaya untuk lebih
menambah kepedulian terhadap sektor kesehatan yang nampak pada distribusi
penganggaran dari APBN dan APBD yang semakin meningkat Namun lagi-lagi pada
kenyataannya hal tersebut tidak seirama dengan upaya-upaya teknis yang ada di
lapangan yang ironisnya bersentuhan langsung dengan masyarakat Realisasi proyek
pembangunan sarana kesehatan sebagian besar tidak sesuai dengan kebutuhan dan
ketentuan yang berlaku Misalnya pernah terjadi saat ada rehabilitasi Puskesmas
pembantu seng yang sudah tua dibalik lalu dicat kemudian dipasang lagi dinding beton
24
yang digantikan dengan papan triplek yang dicat sehingga kelihatan dari jauh seperti
dinding beton yang asli Begitu pula dengan proyek-proyek yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tetapi dipaksakan diterima oleh Puskesmas Contohnya antena SSB yang
sudah ada ditambah lagi dengan antena yang baru yang berarti mencari lokasi
pemasangan di halaman Puskesmas sehingga halaman yang sudah sempit menjadi
semakin sempit Sementara itu anggaran rutin sebagian besar terpakai untuk gaji
pegawai sehingga sangat sedikit yang dialokasikan untuk dana rutin lain seperti
pemeliharaan gedung Oleh sebab itu perbaikan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Tamako ini tidak dapat dilaksanakan secara efektif karena adanya penyelewengan dana
yang dilakukan oleh pihak Puskesmas sendiri yang seharusnya dana yang diberikan
pemerintah dianggarkan untuk pemeliharaan gedung atau perbaikan sarana dan prasarana
Puskesmas justru dipakai untuk gaji pegawai Puskesmas sehingga penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di Puskemas Tamako tidak dapat berkembang dengan baik
25
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat ternyata
masih menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak dikeluhkan oleh masyarakat
Tidak hanya dilihat dari segi sarana dan prasarana yang kurang memadai tetapi juga dari
segi tenaga medis yang demikian pula adanya Oleh karena itu diperlukan perhatian
khusus dari pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta
komitmen untuk merubah sistem pelayanan Puskesmas yang dinilai buruk oleh
masyarakat Selain itu Puskesmas juga harus memiliki standar pelayanan yang dapat
memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat untuk mencapai kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat
42 Saran
1 Puskesmas harus lebih memfokuskan pada peningkatan pelayanan kesehatan dan
pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh
2 Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi terpenuhinya
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
3 Merestrukturisasikan peran Puskesmas
4 Pemerintah harus memberikan otonomi kepada Puskesmas dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat
5 Mensosialisasikan program-program Puskesmas kepada masyarakat untuk mengubah
citra Puskesmas yang sudah dinilai buruk oleh masyarakat
26
DAFTAR PUSTAKA
Tjiptoherijanto prijono Said Z Abidin Reformasi Administrasi dan Pembangunan
Nasional 1993 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta
wwwdinkesjatimgoid
wwwlitbangdepkesgoid
wwwlitbangdepkesgoid
definisi-puskesmashtml
model-puskesmas-era-desentralisasihtml
httponeindoskripsicom diunduh tanggal 24 November 2009
httpmuharrikyanuarwordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
httpgroupsyahoocom diunduh tanggal 24 November 2009
httpelsbappenasgoid diunduh tanggal 24 November 2009
httpalfredsalehfileswordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
27
BAB III
ISI
31Definisi dan Fungsi Puskesmas
a Definisi Puskesmas (Ilham Akhsanu Ridlo 2008)
ldquoSuatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan
yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan
pelayanan kesehatan yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu
yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun
tidak mencakup aspek pembiayaanrdquo
Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan yang letaknya berada paling
dekat ditengah-tengah masyarakat dan mudah dijangkau dibandingkan dengan unit
pelayanan kesehatan lainya (Rumah Sakit Swasta maupun Negeri) Fungsi Puskesmas
adalah mengembangkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh seiring dengan
misinya Pelayanan kesehatan tersebut harus bersifat menyeluruh atau yang disebut
dengan Comprehensive Health Care Service yang meliputi aspek promotive
preventif curative dan rehabilitatif Prioritas yang harus dikembangkan oleh
Puskesmas harus diarahkan ke bentuk pelayanan kesehatan dasar (basic health care
services) yang lebih mengedepankan upaya promosi dan pencegahan (public health
service)
Seiring dengan semangat otonomi daerah maka Puskesmas dituntut untuk
mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan Tetapi
pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah Sebagai organisasi pelayanan
mandiri kewenangan yang dimiliki Puskesmas juga meliputi kewenangan
merencanakan kegiatan sesuai masalah kesehatan di wilayahnya kewenangan
menentukan kegiatan yang termasuk public goods atau private goods serta
kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi geografi Puskesmas Jumlah
kegiatan pokok Puskesmas diserahkan pada tiap Puskesmas sesuai kebutuhan
masyarakat dan kemampuan sumber daya yang dimiliki namun Puskesmas tetap
melaksanakan kegiatan pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional
11
Jadi yang harus diketahui adalah bahwa peran Puskesmas adalah sebagai
ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan nasional secara komprehensif tidak
sebatas aspek kuratif dan rehabilitatif saja seperti di Rumah Sakit
LEVEL PELAYANAN KESEHATAN
RS Provinsi
RS Kabupaten
Puskesmas Kecamatan
Puskesmas Kelurahan
Posyandu
b Fungsi Puskesmas (Ilham Akhsanu Ridlo 2008)
1 Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah kerjanya
2 Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat
3 Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya
Proses dalam melaksanakan fungsinya dilaksanakan dengan cara
a Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri
b Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien
c Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut
tidak menimbulkan ketergantungan
d Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat
e Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan
program
32Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas
Visi dan misi Puskesmas di Indonesia merujuk pada program Indonesia Sehat
2010 Hal ini dapat kita lihat pula dalam SPM (Standar Pelayanan Minimal) Standar
Pelayanan Minimal adalah suatu standar dengan batas-batas tertentu untuk mengukur
12
kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan
dasar kepada masyarakat yang mencakup jenis pelayanan indikator dan nilai
(benchmark) Pelaksanaan Urusan Wajib dan Standar Pelayanan Minimal (UW-SPM)
diatur dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
1457MENKESSKX2003 dibedakan atas UW-SPM yang wajib diselenggarakan oleh
seluruh kabupaten-kota di seluruh Indonesia dan UW-SPM spesifik yang hanya
diselenggarakan oleh kabupaten-kota tertentu sesuai keadaan setempat UW-SPM wajib
meliputi penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar penyelenggaraan perbaikan gizi
masyarakat penyelenggaraan pemberantasan penyakit menular penyelenggaraan
promosi kesehatan dll Sedangkan UW-SPM spesifik meliputi pelayanan kesehatan
kerja pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria dll Hal ini diperkuat dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standard Pelayanan Minimal
RANCANGAN KEWENANGAN WAJIB DAN STANDARD PELAYANAN MINIMAL
Kewenangan Wajib Jenis Pelayanan
1 Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan
Dasar
Pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir
Pelayanan kesehatan bayi dan anak pra sekolah
Pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan
remaja
Pelayanan kesehatan usia subur
Pelayanan kesehatan usia lanjut
Pelayanan imunisasi
Pelayanan kesehatan jiwa masyarakat
Pelayanan pengobatan perawatan
2 Penyelenggaraan
pelayanan kesehatan
rujukan dan penunjang
Pelayanan kesehatan dengan 4 kompetensi
dasar (kebidanan bedah penyakit dalam anak)
Pelayanan kesehatan darurat
Pelayanan laboratorium kesehatan yang
mendukung upaya kesehatan perorangan dan
kesehatan masyarakat
Penyediaan pembiayaan dan jaminan kesehatan
13
3 Penyelenggaraan
pemberantasan penyakit
menular
Penyelenggaraan penyelidikan epidemiologi
dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa
(KLB)
Pencegahan dan pemberantasan penyakit polio
Pencegahan dan pemberantasan penyakit TB
paru
Pencegahan dan pemberantasan penyakit
malaria
Pencegahan dan pemberantasan penyakit kusta
Pencegahan dan pemberantasan penyakit ISPA
Pencegahan dan pemberantasan penyakit HIV-
AIDS
Pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD
Pencegahan dan pemberantasan penyakit diare
Pencegahan dan pemberantasan penyakit
fliariasis
4 Penyelenggaraan
perbaikan gizi masyarakat
Pemantauan pertumbuhan balita
Pemberian suplemen gizi
Pelayanan gizi
Penyuluhan gizi seimbang
Penyelenggaraan kewaspadaan gizi
5 Penyelenggaraan promosi
kesehatan
Penyuluhan prilaku sehat
Penyuluhan pemberdayaan masyarakat dalam
upaya kesehatan
6 Penyelenggaraan
kesehatan lingkungan dan
sanitasi dasar
Pemeliharaan kualitas lingkungan fisik kimia
biologi
Pengendalian vektor
Pelayanan hygiene sanitasi di tempat umum
7 Pencegahan dan
penanggulangan
penyalahgunaan narkotika
psikotropika dan zat
adiktif lain
Penyuluhan P3 NAPZA (Pencegahan dan
Penanggulangan Penyalahgunaan NAPZA)
yang berbasis masyarakat
14
8 Penyelenggaraan
pelayanan kefarmasian
dan pengamanan sediaan
farmasi alat kesehatan
serta makanan dan
minuman
Penyediaan obat dan perbekalan kesehatan
untuk pelayanan kesehatan dasar
Penyediaan dan pemerataan pelayanan
kefarmasian di saranan pelayanan kesehatan
Pelayanan pengamanan farmasi alat kesehatan
Program Pokok Puskesmas
Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga maupun fasilitasnya
karenanya kegiatan pokok di setiap Puskesmas dapat berbeda-beda Namun demikian
kegiatan pokok Puskesmas yang lazim dan seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut
1 Kesejahteraan ibu dan Anak ( KIA )
2 Keluarga Berencana
3 Usaha Peningkatan Gizi
4 Kesehatan Lingkungan
5 Pemberantasan Penyakit Menular
6 Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Kecelakaan
7 Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
8 Usaha Kesehatan Sekolah
9 Kesehatan Olah Raga
10 Perawatan Kesehatan Masyarakat
11 Usaha Kesehatan Kerja
12 Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut
13 Usaha Kesehatan Jiwa
14 Kesehatan Mata
15 Laboratorium ( diupayakan tidak lagi sederhana )
16 Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan
17 Kesehatan Usia Lanjut
18 Pembinaan Pengobatan Tradisional
Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan
masyarakat terkecil Karenanya kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan
kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya Setiap kegiatan
pokok Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat
15
Desa ( PKMD ) Disamping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas seperti
tersebut di atas Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program
kesehatan tertentu oleh Pemerintah Pusat ( contoh Pekan Imunisasi Nasional ) Dalam hal
demikian baik petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah
Pusat bersama Pemerintah Daerah Keadaan darurat mengenai kesehatan dapat terjadi
misalnya karena timbulnya wabah penyakit menular atau bencana alam Untuk mengatasi
kejadian darurat seperti di atas bisa mengurangi atau menunda kegiatan lain
Azas Penyelenggaraan Puskesmas Menurut Kepmenkes No 128 Tahun 2004
1 Azas pertanggungjawaban wilayah
a Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya
b Dilakukan kegiatan dalam gedung dan luar gedung
c Ditunjang dengan puskesmas pembantu Bidan di desa puskesmas keliling
2 Azas pemberdayaan masyarakat
a Puskesmas harusmemberdayakan perorangan keluarga dan masyarakat agar berperan
aktif dalam menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas
b Potensi masyarakat perlu dihimpun
3 Azas keterpaduan
Setiap upaya diselenggarakan secara terpadu
1048713 Keterpaduan lintas program
UKS keterpaduan Promkes Pengobatan Kesehatan Gigi Kespro Remaja
Kesehatan Jiwa
1048713 Keterpaduan lintassektoral
Upaya Perbaikan Gizi keterpaduan sektor kesehatan dengan camat
lurahkades pertanian pendidikan agama dunia usaha koperasi PKK
Upaya Promosi Kesehatan keterpaduan sektor kesehatan dengan camat
lurahkades pertanian pendidikan agama
4 Azas rujukan
Rujukan medisupaya kesehatan perorangan
rujukan kasus
bahan pemeriksaan
16
ilmu pengetahuan
Rujukan upaya kesehatan masyarakat
rujukan sarana dan logistik
rujukan tenaga
rujukan operasional
33 Masalah-Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan ujung tombak pelayanan
kesehatan bagi masyarakat karena cukup efektif membantu masyarakat dalam
memberikan pertolongan pertama dengan standar pelayanan kesehatan Pelayanan
kesehatan yang dikenal murah seharusnya menjadikan Puskesmas sebagai tempat
pelayanan kesehatan utama bagi masyarakat namun pada kenyataannya banyak
masyarakat yang lebih memilih pelayanan kesehatan pada dokter praktek swasta atau
petugas kesehatan praktek lainnya Kondisi ini didasari oleh persepsi awal yang negatif
dari masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas misalnya anggapan bahwa mutu
pelayanan yang terkesan seadanya artinya Puskesmas tidak cukup memadai dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat baik dilihat dari sarana dan prasarananya
maupun dari tenaga medis atau anggaran yang digunakan untuk menunjang kegiatannya
sehari-hari Sehingga banyak sekali pelayanan yang diberikan kepada masyarakat itu
tidak sesuai dengan Standar Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan Misalnya
sikap tidak disiplin petugas medis pada unit pelayanan puskesmas Peudada yang
dikeluhkan masyarakat Mereka selalu diperlakukan kurang baik oleh para petugas medis
yang dinilai cenderung arogan berdalih terbatasnya persediaan obat-obatan pada
puskesmas telah menyebabkan banyak diantara pasien terpaksa membeli obat pada
apotik Di samping itu ketika membawa salah seorang warga yang jatuh sakit saat
mengikuti kegiatan perkampungan pemuda kemudian warga yang lain mengantarnya ke
Puskesmas Peudada pasien itu tidak dilayani dengan baik bahkan mereka (perawat-red)
mengaku telah kehabisan stok obat Hal tersebut tentu telah merusak citra Puskesmas
sebagai pemberi layanan kesehatan kepada masyarakat yang dianggap dapat membantu
dalam memberikan pertolongan pertama yang sesuai dengan standar pelayanan
kesehatan Selain itu tidak berjalannya tugas edukatif di Puskesmas yang berkaitan
dengan penyuluhan kesehatan yang sekaligus berkaitan dengan tugas promotif Menurut
masyarakat petugas puskesmas sangat jarang berkunjung kalaupun ada yaitu ketika
17
keluarga mempunyai masalah kesehatan seperti anggota keluarga mengalami gizi buruk
atau penderita TB Berarti tugas ini lebih untuk memberikan laporan dan kuratif
dibanding upaya promotif Kemudian perawat puskesmas biasanya aktif dalam BP
puskesmas keliling dan puskesmas pembantu Jelas dalam tugas tersebut perawat
melakukan pemeriksaan pasien mendiagnosa pasien melakukan pengobatan pada pasien
dengan membuat resep pada pasien Namun ketika melakukan tugas tersebut tidak ada
supervisi dari siapapun khususnya penanggung jawab dalam tindakan pengobatanmedis
Tenaga perawat seolah-olah tidak menghargai kegiatan-kegitan formalnya sendiri karena
mungkin tugas kuratif lebih penting Hal ini berdampak kepada status kesehatan
masyarakat status gizi penyakit infeksi menular dan mungkin upaya kesehatan ibu dan
anak tidak mendapatkan porsi yang sesuai sehingga berdampak pada kondisi kesehatan
masyarakat Kalaulah memang tugas tenaga kesehatan di Puskesmas lebih banyak ke arah
kuratif maka Puskesmas menjadi unit dari pelayanan Rumah sakit karena Rumah Sakit
akan memiliki banyak sumber daya manusia dan fasilitas medik Tapi kalaulah
Puskesmas ini menjadi lebih dominan dalam tugas promotif dan preventif maka tugas
eksekutif bagi perawat haruslah digiatkan dan puskesmas menjadi bagian dari unit Dinas
kesehatan atau bagian tersendiri yang memiliki otonomi yang kuat dalam mengatur
program-programnya sedangkan Dinas kesehatan hanya sebagai regulator pemberi dana
dan pengadaan petugas untuk pelayanan kesehatan masyarakat diberikan kepada
Puskesmas atau pelayanan kesehatan dapat ditenderkan kepada pihak swasta Tidak
hanya hal-hal yang telah diungkapkan di atas lebih dari itu masih ada permasalahan
yang muncul di lingkup puskesmas misalnya Jam kerja Puskesmas yang sangat singkat
hanya sampai jam 1400 WIB kemampuan keuangan daerah yang terbatas puskesmas
yang kurang memiliki otoritas untuk memanfaatkan peluang yang ada puskesmas belum
terbiasa mengelola kegiatannya secara mandiri serta kurangnya kesejahteraan karyawan
yang berpengaruh terhadap motivasi dalam melaksanakan tugas di puskesmas
18
34 Faktor-Faktor Penghambat Pelayanan Puskesmas
Dalam realitanya pelayanan Puskesmas sekarang banyak memiliki masalah-
masalah Adapun masalah-masalah yang telah diungkapkan di atas itu diakibatkan oleh
faktor-faktor sebagai berikut (Tjiptoherijanto dan Said Zainal Abidin 1993 44-46)
Faktor Internal
Pelaksanaan Manajemen
Pelaksanaan manajemen merupakan hal penting yang menentukan dalam
mencapai tujuan yang efisien dan efektif dari tujuan Puskesmas Dimana
fungsi manajemen itu untuk planning organaizing leading dan controling
Pada kegiatan perencanaan setiap tahunnya sering kali tidak berjalan sehingga
kegiatan berjalan apa adanya sesuai kebiasaan yang dianggap lsquobaiksudah
biasarsquo Bahkan terasa sekali bahwa tidak pernah adanya upaya pengembangan
Serta tidak pernah terpikir untuk mempersoalkan kendali mutu pelayanan yang
disebabkan kurangnya pengetahuan peralatan dan perhatian tersita pada
upaya pengobatan Dapat dikatakan bahwa kepala Puskesmas lebih sibuk pada
masalah-masalah manajerial daripada kasus-kasus klinik Dapat dikatakan
juga bahwa kurangnya pengetahuan para Kepala Puskesmas dan rendahnya
disiplinetos kerja staff menjadikan unsur manajemen ini tidak berjalan Tentu
hal ini menghambat kinerja Puskesmas untuk melayani masyarakat dalam
bidang kesehatan
Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam mencapai
target dari program-program Puskesmas Tetapi apa yang terjadi pada
Puskesmas di Indonesia terkesan tidak diperhatian oleh pemerintah dengan
alasan wilayah geografis yang sulit untuk dijangkau sehingga sarana dan
prasarana yang ada di dalam Puskesmas sangat terbatas baik berupa alat
medis maupun obat-obatan Hal ini terjadi akibat dari sumber keuangan yang
dimiliki Puskesmas terbatas sehingga mutu pelayanan puskesmas pun menjadi
rendah karena tidak sesuai dengan standart kesehatan
Tenaga medis
Jumlah tenaga medis yang sangat sedikit mengakibatkan ketidakmampuannya
melaksanakan program dari Dinas Kesehatan Misalanya program Posyandu
yang tidak tepat sasaran Jumlah tenaga medis sedikit karena insentif dari
19
pemerintah daerah Faktor kesejahteraan pegawai memang hal penting karena
berkaitan dengan satu-satunya pendapatan resmi mereka adalah gaji Untuk
mencapai penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas di perlukan
pimpinan yang mau memotivasi pegawainya dengan cara memenuhi
kebutuhan hidupnya
Sumber keuangan Puskesmas
Sumber keuangan dari pemerintah pusat maupun daerah yang didapat tidak
sebanding dengan pengeluaran operasional Puskesmas sehingga biaya
pelayanan Puskesmas pun mahal padahal sarana yang terdapat di sana tidak
sebanding dengan apa yang harus dibayar sehingga hal ini berdampak kepada
masyarakat untuk beralih pergi ke Rumah Sakit saja yang fasilitas lebih baik
daripada Puskesmas Adapun sumber-sumber keuangan Puskesmas sebagai
berikut
Pemerintah
Sumber biaya berasal dari Pemerintah Kabupaten yang dibedakan atas dana
pembangunan dan dana anggaran rutin Dana ini diturunkan secara bertahap
ke Puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten
Retribusi
Retribusi merupakan salah satu sumber pendapatan Puskesmas yang
membiayai upaya kesehatan perorangan yang pemanfaatanya dan besarnya
ditentukan oleh Pemerintah Daerah
PT ASKES
Puskesmas menerima dana dari PT ASKES yang peruntukannya sebagai
imbal jasa kepada peserta ASKES yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS)
PT JAMSOSTEK
Puskesmas menerima dana dari PT JAMSOSTEK yang peruntukannya
sebagai imbal jasa kepada peserta JAMSOSTEK yaitu Pegawai karyawan
yang berada dibawah naungan Dinas Tenaga Kerja
BPP (Badan Penyantun Puskesmas)
Dengan memberdayakan potensi yang dimiliki masyarakat dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
20
Sumber-sumber keuangan Puskesmas ini ternyata tidak dapat membiayai
operasinal dari program-program Puskesmas Hal ini diakibatkan oleh
beberapa faktor yaitu birokratisasi penyaluran keuangan dari pemerintah
sampai ke Puskesmasnya dan rendahnya responsibilitas pengelola manajemen
Puskesmas
Psiko-sosial antara tenaga medis dengan penduduk
Perbedaan psiko-sosial antara tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas
dengan penduduk menimbulkan hambatan dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan PuskesmaTenaga-tenaga yang diperbantukan di Puskesmas
biasanya terdiri dari orang-orang terpelajar dan bukan berasal dari daerah
tersebut sehingga penduduk menganggapnya sebagai orang asing Apalagi
jika bahasa yang digunakan adalah bahasa yang tidak dimengerti oleh
penduduk maka akibatnya penduduk segan untuk datang ke Puskesmas
Faktor Eksternal
Kondisi Geografis
Kondisi geografis Puskesmas umumnya terletak pada daerah pelosok atau
setingkat dengan kecamatan Dimana kecamatan tiap-tiap daerah memilki
keadaan yang berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan
puskesmas Memang ada kecamatan-kecamatan yang hanya dengan satu
Puskesmas sudah dapat menjangkau seluruh penduduk Tetapi ada juga
puskesmas yang hanya dapat dijangkau oleh penduduk yang bermukim di
dekatnya karena penduduk yang lain bertempat tinggal jauh dari Puskesmas
Hal ini terkait pada dana yang tidak cukup untuk menggunakan alat-alat
transportasi atau memang tempat tinggalnya terpencil sehingga penduduknya
lebih senang tinggal di rumahnya daripada pergi ke Puskesmas
Pemerintah daerah
Peran Pemerintah Daerah yang terkesan gagap ini terlihat atas pemahaman
pembangunan kesehatan yang setengah-setengah dari pihak legslatif dan
eksekutif yang tercermin dari dijadikannya pelayanan kesehatan sebagai
tulang punggung pendapatan daerah Ini berarti orang sakit dijadikan tualng
punggung pendapatan daerah Padahal upaya menyehatkan masyarakat
sejatinya termaktub dalam hakikat dan semangat UU No22 dan UU No 25
tahun 1999 yang pada intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan
21
publik dan mengembangkan demokrasi menuju peningkatan kesejahteraan
rakyat Disamping itu alokasi anggaran kesehatan berbagai daerah
mencerminkan kurangnya perhatian terhadap investasi hak-hak dasar
pembangunan manusia diantaranya pelayanan kesehatan dasar
Keadaan Ekonomi Penduduk
Keadaan ekonomi penduduk memberikan andil dalam sulitnya mengupayakan
pelayanan kesehatan pada masyarakat Jumlah warga negara Indonesia
mayoritas bermata pencarian petani dan nelayan yang mana kondisi
ekonominya kurang memadai Walaupun ada ketentuan yang
memperbolehkan mereka yang tidak mampu untuk tidak usah membayar
retribusi di Puskesmas namun kenyataannya orang-orang yang demikian
justru enggan datang ke Puskesmas
Kondisi Pendidikan Penduduk
Masalah pendidikan penduduk juga berperan dalam menghambat pelayanan
yang dihadapi oleh Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan pada tingkat
pertama karena pada umumnya pendidikan masyarakat desa masih rendah
maka pola pikir mereka sangat sederhana dan kurang atau bahkan belum
paham akan arti kesehatan Mereka cenderung mengikuti sifat-sifat tradisional
yang sejak dulu dipegang oleh masyarakat dan lingkungannya
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki tingkat
pendidikan yang rendah yang mana sebagian besar penduduk Indonesia
lulusan SD terutama di daerah pelosok-pelosok Indonesia sehingga hal
berdampak pada rendahnya partisipasi masyarakat dalam mewujudkan
masyarakat Indonesia sehat terutama pada lembaga Puskesmas yang letaknya
dekat dengan masyarakat tersebut Selain itu juga disebabkan Rumah Sakit
lebih baik sarana dan prasarananya padahal Puskesmas merupakan pelayanan
kesehatan yang paling dasar dalam lingkungan masyarakat setempat
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan yang berada di Propinsi bekerja pada aspek melayani
penyembuhan penyakit yang sudah diderita oleh penduduk dibandingkan
dengan melayani obat-obatan yang dapat digunakan sebagai upaya
pencegahan timbulnya suatu penyakit pada penduduk Dengan kata lain
pelayanan kesehatan Puskesmas lebih banyak ditekankan pada tindakan
kuratif dibandingkan pada tindakan preventif apalagi promotif Selain itu
22
Dinas Kesehatan juga kurang melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap
pelaksanaan program-program Puskesmas yang sudah ada sehingga tidak
terwujudnya pelayanan kesehatan di tingkat basis
35 Solusi Mengatasi Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang terinstitusionalisasi
mempunyai kewenangan yang besar dalam menciptakan inovasi model pelayanan
kesehatan di daerah Untuk itu dibutuhkan komitmen dan kemauan untuk
meningkatkanmeratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan melakukan
revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien
di Puskesmas peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatanrevitalisasi kader PKK
pembentukan standar pelayanan kesehatan minimum untuk kinerja sistem kesehatan yang
komprehensif serta memperbaiki sistem informasi pada semua tingkatan pemerintah
Dari banyak kasus yang terjadi dibanyak daerah jelas bahwa Puskesmas memiliki
pencitraan yang rendah pada saat sekarang terutama jika dilihat dari sarana Puskesmas
tidak memiliki fasilitas yang lengkap walaupun sudah mendapat dana dari Dinas
Kesehatan
36 Analisis Kasus Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas di Kecamatan
Tamako
Seperti yang kita ketahui bahwa pelayanan kesehatan itu tidak hanya
diperuntukkan bagi mereka yang tinggal di wilayah perkotaan saja tetapi juga
diperuntukkan bagi masyarakat yang berada di wilayah pedesaan Namun pada
kenyataannya penyelenggaraan pelayanan kesehatan di wilayah pedesaan cenderung
lebih buruk dibandingan dengan di wilayah perkotaan Hal ini terjadi karena wilayah
pedesaan kurang mendapat perhatian dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah
sehingga penyelenggaraan pelayanan di pedesaan terkesan buruk Hal ini dapat dilihat
dari penyelenggaraan pelayanan puskesmas di Kecamatan Tamako yang jauh dari
standar minimal pelayanan kesehatan
23
Puskesmas Tamako yang terletak di Kecamatan Tamako berada kurang lebih 35
km dari ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara adalah satu-
satunya unit pelayanan kesehatan strata pertama yang ada di wilayah ini Dari segi sarana
dan prasarana Puskesmas ini memiliki 1 rumah dokter dan 4 rumah para medis Sebagai
ujung tombak pelayanan kesehatan Puskesmas Tamako memiliki 3 Puskesmas
pembantu dua diantaranya tidak berpenghuni 2 pos obat desa 11 Posyandu dan
didukung oleh 1 Puskesmas keliling Namun dengan jejaring seperti itu pada
kenyataannya tetap saja banyak masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Tamako ini Ketidakterjangkauan ini
umumnya disebabkan karena jauhnya jarak Puskesmas dengan pemukiman warga
sulitnya medan dan tantangan cuaca Selain itu terbatasnya persediaan obat-obatan juga
nampak di Puskesmas Tamako ini Sebagai contoh pada tahun 2001 wilayah ini
membutuhkan 1092 jenis obat sementara yang tersedia di Gudang Farmasi Kabupaten
(GFK) hanya 996 jenis obat yang mana 560 (51) diantaranya adalah obat generik
Obat-obatan yang didrop dari GFK sebagian besar tidak sesuai dengan permintaan Ada
obat yang diminta berkali-kali tetapi tidak diberikan dan jikalau diberikan jumlahnya
sangat sedikit Sebaliknya obat-obatan yang tidak diminta justru diberikan terus-
menerus Lalu jika dilihat dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) kuantitas dan
kualitas tenaga medis juga menjadi masalah di Puskesmas Tamako Status Puskesmas
Tamako yang merupakan Puskesmas rawat inap tentu saja memerlukan tenaga medis
yang cukup Namun pada kenyataannya hal tersebut tidak dapat tercapai karena
distribusi tenaga medis di Kabupaten Sangihe yang masih kurang sehingga belum dapat
memenuhi kebutuhan masyarakatnya Rasio tenaga medis dengan jumlah penduduk yang
belum berimbang ini jelas mempengaruhi pelayanan kesehatan di Kecamatan Tamako
ini Kemudian dari segi pembiayaan atau keuangan Puskesmas Tamako Secara umum
terlihat adanya upaya peningkatan alokasi anggaran untuk pembangunan sektor
kesehatan di wilayah ini Dari tahun ke tahun terlihat adanya upaya untuk lebih
menambah kepedulian terhadap sektor kesehatan yang nampak pada distribusi
penganggaran dari APBN dan APBD yang semakin meningkat Namun lagi-lagi pada
kenyataannya hal tersebut tidak seirama dengan upaya-upaya teknis yang ada di
lapangan yang ironisnya bersentuhan langsung dengan masyarakat Realisasi proyek
pembangunan sarana kesehatan sebagian besar tidak sesuai dengan kebutuhan dan
ketentuan yang berlaku Misalnya pernah terjadi saat ada rehabilitasi Puskesmas
pembantu seng yang sudah tua dibalik lalu dicat kemudian dipasang lagi dinding beton
24
yang digantikan dengan papan triplek yang dicat sehingga kelihatan dari jauh seperti
dinding beton yang asli Begitu pula dengan proyek-proyek yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tetapi dipaksakan diterima oleh Puskesmas Contohnya antena SSB yang
sudah ada ditambah lagi dengan antena yang baru yang berarti mencari lokasi
pemasangan di halaman Puskesmas sehingga halaman yang sudah sempit menjadi
semakin sempit Sementara itu anggaran rutin sebagian besar terpakai untuk gaji
pegawai sehingga sangat sedikit yang dialokasikan untuk dana rutin lain seperti
pemeliharaan gedung Oleh sebab itu perbaikan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Tamako ini tidak dapat dilaksanakan secara efektif karena adanya penyelewengan dana
yang dilakukan oleh pihak Puskesmas sendiri yang seharusnya dana yang diberikan
pemerintah dianggarkan untuk pemeliharaan gedung atau perbaikan sarana dan prasarana
Puskesmas justru dipakai untuk gaji pegawai Puskesmas sehingga penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di Puskemas Tamako tidak dapat berkembang dengan baik
25
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat ternyata
masih menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak dikeluhkan oleh masyarakat
Tidak hanya dilihat dari segi sarana dan prasarana yang kurang memadai tetapi juga dari
segi tenaga medis yang demikian pula adanya Oleh karena itu diperlukan perhatian
khusus dari pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta
komitmen untuk merubah sistem pelayanan Puskesmas yang dinilai buruk oleh
masyarakat Selain itu Puskesmas juga harus memiliki standar pelayanan yang dapat
memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat untuk mencapai kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat
42 Saran
1 Puskesmas harus lebih memfokuskan pada peningkatan pelayanan kesehatan dan
pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh
2 Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi terpenuhinya
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
3 Merestrukturisasikan peran Puskesmas
4 Pemerintah harus memberikan otonomi kepada Puskesmas dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat
5 Mensosialisasikan program-program Puskesmas kepada masyarakat untuk mengubah
citra Puskesmas yang sudah dinilai buruk oleh masyarakat
26
DAFTAR PUSTAKA
Tjiptoherijanto prijono Said Z Abidin Reformasi Administrasi dan Pembangunan
Nasional 1993 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta
wwwdinkesjatimgoid
wwwlitbangdepkesgoid
wwwlitbangdepkesgoid
definisi-puskesmashtml
model-puskesmas-era-desentralisasihtml
httponeindoskripsicom diunduh tanggal 24 November 2009
httpmuharrikyanuarwordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
httpgroupsyahoocom diunduh tanggal 24 November 2009
httpelsbappenasgoid diunduh tanggal 24 November 2009
httpalfredsalehfileswordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
27
Jadi yang harus diketahui adalah bahwa peran Puskesmas adalah sebagai
ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan nasional secara komprehensif tidak
sebatas aspek kuratif dan rehabilitatif saja seperti di Rumah Sakit
LEVEL PELAYANAN KESEHATAN
RS Provinsi
RS Kabupaten
Puskesmas Kecamatan
Puskesmas Kelurahan
Posyandu
b Fungsi Puskesmas (Ilham Akhsanu Ridlo 2008)
1 Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah kerjanya
2 Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat
3 Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya
Proses dalam melaksanakan fungsinya dilaksanakan dengan cara
a Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri
b Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien
c Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut
tidak menimbulkan ketergantungan
d Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat
e Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan
program
32Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas
Visi dan misi Puskesmas di Indonesia merujuk pada program Indonesia Sehat
2010 Hal ini dapat kita lihat pula dalam SPM (Standar Pelayanan Minimal) Standar
Pelayanan Minimal adalah suatu standar dengan batas-batas tertentu untuk mengukur
12
kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan
dasar kepada masyarakat yang mencakup jenis pelayanan indikator dan nilai
(benchmark) Pelaksanaan Urusan Wajib dan Standar Pelayanan Minimal (UW-SPM)
diatur dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
1457MENKESSKX2003 dibedakan atas UW-SPM yang wajib diselenggarakan oleh
seluruh kabupaten-kota di seluruh Indonesia dan UW-SPM spesifik yang hanya
diselenggarakan oleh kabupaten-kota tertentu sesuai keadaan setempat UW-SPM wajib
meliputi penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar penyelenggaraan perbaikan gizi
masyarakat penyelenggaraan pemberantasan penyakit menular penyelenggaraan
promosi kesehatan dll Sedangkan UW-SPM spesifik meliputi pelayanan kesehatan
kerja pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria dll Hal ini diperkuat dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standard Pelayanan Minimal
RANCANGAN KEWENANGAN WAJIB DAN STANDARD PELAYANAN MINIMAL
Kewenangan Wajib Jenis Pelayanan
1 Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan
Dasar
Pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir
Pelayanan kesehatan bayi dan anak pra sekolah
Pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan
remaja
Pelayanan kesehatan usia subur
Pelayanan kesehatan usia lanjut
Pelayanan imunisasi
Pelayanan kesehatan jiwa masyarakat
Pelayanan pengobatan perawatan
2 Penyelenggaraan
pelayanan kesehatan
rujukan dan penunjang
Pelayanan kesehatan dengan 4 kompetensi
dasar (kebidanan bedah penyakit dalam anak)
Pelayanan kesehatan darurat
Pelayanan laboratorium kesehatan yang
mendukung upaya kesehatan perorangan dan
kesehatan masyarakat
Penyediaan pembiayaan dan jaminan kesehatan
13
3 Penyelenggaraan
pemberantasan penyakit
menular
Penyelenggaraan penyelidikan epidemiologi
dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa
(KLB)
Pencegahan dan pemberantasan penyakit polio
Pencegahan dan pemberantasan penyakit TB
paru
Pencegahan dan pemberantasan penyakit
malaria
Pencegahan dan pemberantasan penyakit kusta
Pencegahan dan pemberantasan penyakit ISPA
Pencegahan dan pemberantasan penyakit HIV-
AIDS
Pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD
Pencegahan dan pemberantasan penyakit diare
Pencegahan dan pemberantasan penyakit
fliariasis
4 Penyelenggaraan
perbaikan gizi masyarakat
Pemantauan pertumbuhan balita
Pemberian suplemen gizi
Pelayanan gizi
Penyuluhan gizi seimbang
Penyelenggaraan kewaspadaan gizi
5 Penyelenggaraan promosi
kesehatan
Penyuluhan prilaku sehat
Penyuluhan pemberdayaan masyarakat dalam
upaya kesehatan
6 Penyelenggaraan
kesehatan lingkungan dan
sanitasi dasar
Pemeliharaan kualitas lingkungan fisik kimia
biologi
Pengendalian vektor
Pelayanan hygiene sanitasi di tempat umum
7 Pencegahan dan
penanggulangan
penyalahgunaan narkotika
psikotropika dan zat
adiktif lain
Penyuluhan P3 NAPZA (Pencegahan dan
Penanggulangan Penyalahgunaan NAPZA)
yang berbasis masyarakat
14
8 Penyelenggaraan
pelayanan kefarmasian
dan pengamanan sediaan
farmasi alat kesehatan
serta makanan dan
minuman
Penyediaan obat dan perbekalan kesehatan
untuk pelayanan kesehatan dasar
Penyediaan dan pemerataan pelayanan
kefarmasian di saranan pelayanan kesehatan
Pelayanan pengamanan farmasi alat kesehatan
Program Pokok Puskesmas
Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga maupun fasilitasnya
karenanya kegiatan pokok di setiap Puskesmas dapat berbeda-beda Namun demikian
kegiatan pokok Puskesmas yang lazim dan seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut
1 Kesejahteraan ibu dan Anak ( KIA )
2 Keluarga Berencana
3 Usaha Peningkatan Gizi
4 Kesehatan Lingkungan
5 Pemberantasan Penyakit Menular
6 Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Kecelakaan
7 Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
8 Usaha Kesehatan Sekolah
9 Kesehatan Olah Raga
10 Perawatan Kesehatan Masyarakat
11 Usaha Kesehatan Kerja
12 Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut
13 Usaha Kesehatan Jiwa
14 Kesehatan Mata
15 Laboratorium ( diupayakan tidak lagi sederhana )
16 Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan
17 Kesehatan Usia Lanjut
18 Pembinaan Pengobatan Tradisional
Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan
masyarakat terkecil Karenanya kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan
kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya Setiap kegiatan
pokok Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat
15
Desa ( PKMD ) Disamping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas seperti
tersebut di atas Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program
kesehatan tertentu oleh Pemerintah Pusat ( contoh Pekan Imunisasi Nasional ) Dalam hal
demikian baik petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah
Pusat bersama Pemerintah Daerah Keadaan darurat mengenai kesehatan dapat terjadi
misalnya karena timbulnya wabah penyakit menular atau bencana alam Untuk mengatasi
kejadian darurat seperti di atas bisa mengurangi atau menunda kegiatan lain
Azas Penyelenggaraan Puskesmas Menurut Kepmenkes No 128 Tahun 2004
1 Azas pertanggungjawaban wilayah
a Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya
b Dilakukan kegiatan dalam gedung dan luar gedung
c Ditunjang dengan puskesmas pembantu Bidan di desa puskesmas keliling
2 Azas pemberdayaan masyarakat
a Puskesmas harusmemberdayakan perorangan keluarga dan masyarakat agar berperan
aktif dalam menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas
b Potensi masyarakat perlu dihimpun
3 Azas keterpaduan
Setiap upaya diselenggarakan secara terpadu
1048713 Keterpaduan lintas program
UKS keterpaduan Promkes Pengobatan Kesehatan Gigi Kespro Remaja
Kesehatan Jiwa
1048713 Keterpaduan lintassektoral
Upaya Perbaikan Gizi keterpaduan sektor kesehatan dengan camat
lurahkades pertanian pendidikan agama dunia usaha koperasi PKK
Upaya Promosi Kesehatan keterpaduan sektor kesehatan dengan camat
lurahkades pertanian pendidikan agama
4 Azas rujukan
Rujukan medisupaya kesehatan perorangan
rujukan kasus
bahan pemeriksaan
16
ilmu pengetahuan
Rujukan upaya kesehatan masyarakat
rujukan sarana dan logistik
rujukan tenaga
rujukan operasional
33 Masalah-Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan ujung tombak pelayanan
kesehatan bagi masyarakat karena cukup efektif membantu masyarakat dalam
memberikan pertolongan pertama dengan standar pelayanan kesehatan Pelayanan
kesehatan yang dikenal murah seharusnya menjadikan Puskesmas sebagai tempat
pelayanan kesehatan utama bagi masyarakat namun pada kenyataannya banyak
masyarakat yang lebih memilih pelayanan kesehatan pada dokter praktek swasta atau
petugas kesehatan praktek lainnya Kondisi ini didasari oleh persepsi awal yang negatif
dari masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas misalnya anggapan bahwa mutu
pelayanan yang terkesan seadanya artinya Puskesmas tidak cukup memadai dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat baik dilihat dari sarana dan prasarananya
maupun dari tenaga medis atau anggaran yang digunakan untuk menunjang kegiatannya
sehari-hari Sehingga banyak sekali pelayanan yang diberikan kepada masyarakat itu
tidak sesuai dengan Standar Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan Misalnya
sikap tidak disiplin petugas medis pada unit pelayanan puskesmas Peudada yang
dikeluhkan masyarakat Mereka selalu diperlakukan kurang baik oleh para petugas medis
yang dinilai cenderung arogan berdalih terbatasnya persediaan obat-obatan pada
puskesmas telah menyebabkan banyak diantara pasien terpaksa membeli obat pada
apotik Di samping itu ketika membawa salah seorang warga yang jatuh sakit saat
mengikuti kegiatan perkampungan pemuda kemudian warga yang lain mengantarnya ke
Puskesmas Peudada pasien itu tidak dilayani dengan baik bahkan mereka (perawat-red)
mengaku telah kehabisan stok obat Hal tersebut tentu telah merusak citra Puskesmas
sebagai pemberi layanan kesehatan kepada masyarakat yang dianggap dapat membantu
dalam memberikan pertolongan pertama yang sesuai dengan standar pelayanan
kesehatan Selain itu tidak berjalannya tugas edukatif di Puskesmas yang berkaitan
dengan penyuluhan kesehatan yang sekaligus berkaitan dengan tugas promotif Menurut
masyarakat petugas puskesmas sangat jarang berkunjung kalaupun ada yaitu ketika
17
keluarga mempunyai masalah kesehatan seperti anggota keluarga mengalami gizi buruk
atau penderita TB Berarti tugas ini lebih untuk memberikan laporan dan kuratif
dibanding upaya promotif Kemudian perawat puskesmas biasanya aktif dalam BP
puskesmas keliling dan puskesmas pembantu Jelas dalam tugas tersebut perawat
melakukan pemeriksaan pasien mendiagnosa pasien melakukan pengobatan pada pasien
dengan membuat resep pada pasien Namun ketika melakukan tugas tersebut tidak ada
supervisi dari siapapun khususnya penanggung jawab dalam tindakan pengobatanmedis
Tenaga perawat seolah-olah tidak menghargai kegiatan-kegitan formalnya sendiri karena
mungkin tugas kuratif lebih penting Hal ini berdampak kepada status kesehatan
masyarakat status gizi penyakit infeksi menular dan mungkin upaya kesehatan ibu dan
anak tidak mendapatkan porsi yang sesuai sehingga berdampak pada kondisi kesehatan
masyarakat Kalaulah memang tugas tenaga kesehatan di Puskesmas lebih banyak ke arah
kuratif maka Puskesmas menjadi unit dari pelayanan Rumah sakit karena Rumah Sakit
akan memiliki banyak sumber daya manusia dan fasilitas medik Tapi kalaulah
Puskesmas ini menjadi lebih dominan dalam tugas promotif dan preventif maka tugas
eksekutif bagi perawat haruslah digiatkan dan puskesmas menjadi bagian dari unit Dinas
kesehatan atau bagian tersendiri yang memiliki otonomi yang kuat dalam mengatur
program-programnya sedangkan Dinas kesehatan hanya sebagai regulator pemberi dana
dan pengadaan petugas untuk pelayanan kesehatan masyarakat diberikan kepada
Puskesmas atau pelayanan kesehatan dapat ditenderkan kepada pihak swasta Tidak
hanya hal-hal yang telah diungkapkan di atas lebih dari itu masih ada permasalahan
yang muncul di lingkup puskesmas misalnya Jam kerja Puskesmas yang sangat singkat
hanya sampai jam 1400 WIB kemampuan keuangan daerah yang terbatas puskesmas
yang kurang memiliki otoritas untuk memanfaatkan peluang yang ada puskesmas belum
terbiasa mengelola kegiatannya secara mandiri serta kurangnya kesejahteraan karyawan
yang berpengaruh terhadap motivasi dalam melaksanakan tugas di puskesmas
18
34 Faktor-Faktor Penghambat Pelayanan Puskesmas
Dalam realitanya pelayanan Puskesmas sekarang banyak memiliki masalah-
masalah Adapun masalah-masalah yang telah diungkapkan di atas itu diakibatkan oleh
faktor-faktor sebagai berikut (Tjiptoherijanto dan Said Zainal Abidin 1993 44-46)
Faktor Internal
Pelaksanaan Manajemen
Pelaksanaan manajemen merupakan hal penting yang menentukan dalam
mencapai tujuan yang efisien dan efektif dari tujuan Puskesmas Dimana
fungsi manajemen itu untuk planning organaizing leading dan controling
Pada kegiatan perencanaan setiap tahunnya sering kali tidak berjalan sehingga
kegiatan berjalan apa adanya sesuai kebiasaan yang dianggap lsquobaiksudah
biasarsquo Bahkan terasa sekali bahwa tidak pernah adanya upaya pengembangan
Serta tidak pernah terpikir untuk mempersoalkan kendali mutu pelayanan yang
disebabkan kurangnya pengetahuan peralatan dan perhatian tersita pada
upaya pengobatan Dapat dikatakan bahwa kepala Puskesmas lebih sibuk pada
masalah-masalah manajerial daripada kasus-kasus klinik Dapat dikatakan
juga bahwa kurangnya pengetahuan para Kepala Puskesmas dan rendahnya
disiplinetos kerja staff menjadikan unsur manajemen ini tidak berjalan Tentu
hal ini menghambat kinerja Puskesmas untuk melayani masyarakat dalam
bidang kesehatan
Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam mencapai
target dari program-program Puskesmas Tetapi apa yang terjadi pada
Puskesmas di Indonesia terkesan tidak diperhatian oleh pemerintah dengan
alasan wilayah geografis yang sulit untuk dijangkau sehingga sarana dan
prasarana yang ada di dalam Puskesmas sangat terbatas baik berupa alat
medis maupun obat-obatan Hal ini terjadi akibat dari sumber keuangan yang
dimiliki Puskesmas terbatas sehingga mutu pelayanan puskesmas pun menjadi
rendah karena tidak sesuai dengan standart kesehatan
Tenaga medis
Jumlah tenaga medis yang sangat sedikit mengakibatkan ketidakmampuannya
melaksanakan program dari Dinas Kesehatan Misalanya program Posyandu
yang tidak tepat sasaran Jumlah tenaga medis sedikit karena insentif dari
19
pemerintah daerah Faktor kesejahteraan pegawai memang hal penting karena
berkaitan dengan satu-satunya pendapatan resmi mereka adalah gaji Untuk
mencapai penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas di perlukan
pimpinan yang mau memotivasi pegawainya dengan cara memenuhi
kebutuhan hidupnya
Sumber keuangan Puskesmas
Sumber keuangan dari pemerintah pusat maupun daerah yang didapat tidak
sebanding dengan pengeluaran operasional Puskesmas sehingga biaya
pelayanan Puskesmas pun mahal padahal sarana yang terdapat di sana tidak
sebanding dengan apa yang harus dibayar sehingga hal ini berdampak kepada
masyarakat untuk beralih pergi ke Rumah Sakit saja yang fasilitas lebih baik
daripada Puskesmas Adapun sumber-sumber keuangan Puskesmas sebagai
berikut
Pemerintah
Sumber biaya berasal dari Pemerintah Kabupaten yang dibedakan atas dana
pembangunan dan dana anggaran rutin Dana ini diturunkan secara bertahap
ke Puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten
Retribusi
Retribusi merupakan salah satu sumber pendapatan Puskesmas yang
membiayai upaya kesehatan perorangan yang pemanfaatanya dan besarnya
ditentukan oleh Pemerintah Daerah
PT ASKES
Puskesmas menerima dana dari PT ASKES yang peruntukannya sebagai
imbal jasa kepada peserta ASKES yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS)
PT JAMSOSTEK
Puskesmas menerima dana dari PT JAMSOSTEK yang peruntukannya
sebagai imbal jasa kepada peserta JAMSOSTEK yaitu Pegawai karyawan
yang berada dibawah naungan Dinas Tenaga Kerja
BPP (Badan Penyantun Puskesmas)
Dengan memberdayakan potensi yang dimiliki masyarakat dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
20
Sumber-sumber keuangan Puskesmas ini ternyata tidak dapat membiayai
operasinal dari program-program Puskesmas Hal ini diakibatkan oleh
beberapa faktor yaitu birokratisasi penyaluran keuangan dari pemerintah
sampai ke Puskesmasnya dan rendahnya responsibilitas pengelola manajemen
Puskesmas
Psiko-sosial antara tenaga medis dengan penduduk
Perbedaan psiko-sosial antara tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas
dengan penduduk menimbulkan hambatan dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan PuskesmaTenaga-tenaga yang diperbantukan di Puskesmas
biasanya terdiri dari orang-orang terpelajar dan bukan berasal dari daerah
tersebut sehingga penduduk menganggapnya sebagai orang asing Apalagi
jika bahasa yang digunakan adalah bahasa yang tidak dimengerti oleh
penduduk maka akibatnya penduduk segan untuk datang ke Puskesmas
Faktor Eksternal
Kondisi Geografis
Kondisi geografis Puskesmas umumnya terletak pada daerah pelosok atau
setingkat dengan kecamatan Dimana kecamatan tiap-tiap daerah memilki
keadaan yang berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan
puskesmas Memang ada kecamatan-kecamatan yang hanya dengan satu
Puskesmas sudah dapat menjangkau seluruh penduduk Tetapi ada juga
puskesmas yang hanya dapat dijangkau oleh penduduk yang bermukim di
dekatnya karena penduduk yang lain bertempat tinggal jauh dari Puskesmas
Hal ini terkait pada dana yang tidak cukup untuk menggunakan alat-alat
transportasi atau memang tempat tinggalnya terpencil sehingga penduduknya
lebih senang tinggal di rumahnya daripada pergi ke Puskesmas
Pemerintah daerah
Peran Pemerintah Daerah yang terkesan gagap ini terlihat atas pemahaman
pembangunan kesehatan yang setengah-setengah dari pihak legslatif dan
eksekutif yang tercermin dari dijadikannya pelayanan kesehatan sebagai
tulang punggung pendapatan daerah Ini berarti orang sakit dijadikan tualng
punggung pendapatan daerah Padahal upaya menyehatkan masyarakat
sejatinya termaktub dalam hakikat dan semangat UU No22 dan UU No 25
tahun 1999 yang pada intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan
21
publik dan mengembangkan demokrasi menuju peningkatan kesejahteraan
rakyat Disamping itu alokasi anggaran kesehatan berbagai daerah
mencerminkan kurangnya perhatian terhadap investasi hak-hak dasar
pembangunan manusia diantaranya pelayanan kesehatan dasar
Keadaan Ekonomi Penduduk
Keadaan ekonomi penduduk memberikan andil dalam sulitnya mengupayakan
pelayanan kesehatan pada masyarakat Jumlah warga negara Indonesia
mayoritas bermata pencarian petani dan nelayan yang mana kondisi
ekonominya kurang memadai Walaupun ada ketentuan yang
memperbolehkan mereka yang tidak mampu untuk tidak usah membayar
retribusi di Puskesmas namun kenyataannya orang-orang yang demikian
justru enggan datang ke Puskesmas
Kondisi Pendidikan Penduduk
Masalah pendidikan penduduk juga berperan dalam menghambat pelayanan
yang dihadapi oleh Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan pada tingkat
pertama karena pada umumnya pendidikan masyarakat desa masih rendah
maka pola pikir mereka sangat sederhana dan kurang atau bahkan belum
paham akan arti kesehatan Mereka cenderung mengikuti sifat-sifat tradisional
yang sejak dulu dipegang oleh masyarakat dan lingkungannya
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki tingkat
pendidikan yang rendah yang mana sebagian besar penduduk Indonesia
lulusan SD terutama di daerah pelosok-pelosok Indonesia sehingga hal
berdampak pada rendahnya partisipasi masyarakat dalam mewujudkan
masyarakat Indonesia sehat terutama pada lembaga Puskesmas yang letaknya
dekat dengan masyarakat tersebut Selain itu juga disebabkan Rumah Sakit
lebih baik sarana dan prasarananya padahal Puskesmas merupakan pelayanan
kesehatan yang paling dasar dalam lingkungan masyarakat setempat
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan yang berada di Propinsi bekerja pada aspek melayani
penyembuhan penyakit yang sudah diderita oleh penduduk dibandingkan
dengan melayani obat-obatan yang dapat digunakan sebagai upaya
pencegahan timbulnya suatu penyakit pada penduduk Dengan kata lain
pelayanan kesehatan Puskesmas lebih banyak ditekankan pada tindakan
kuratif dibandingkan pada tindakan preventif apalagi promotif Selain itu
22
Dinas Kesehatan juga kurang melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap
pelaksanaan program-program Puskesmas yang sudah ada sehingga tidak
terwujudnya pelayanan kesehatan di tingkat basis
35 Solusi Mengatasi Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang terinstitusionalisasi
mempunyai kewenangan yang besar dalam menciptakan inovasi model pelayanan
kesehatan di daerah Untuk itu dibutuhkan komitmen dan kemauan untuk
meningkatkanmeratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan melakukan
revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien
di Puskesmas peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatanrevitalisasi kader PKK
pembentukan standar pelayanan kesehatan minimum untuk kinerja sistem kesehatan yang
komprehensif serta memperbaiki sistem informasi pada semua tingkatan pemerintah
Dari banyak kasus yang terjadi dibanyak daerah jelas bahwa Puskesmas memiliki
pencitraan yang rendah pada saat sekarang terutama jika dilihat dari sarana Puskesmas
tidak memiliki fasilitas yang lengkap walaupun sudah mendapat dana dari Dinas
Kesehatan
36 Analisis Kasus Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas di Kecamatan
Tamako
Seperti yang kita ketahui bahwa pelayanan kesehatan itu tidak hanya
diperuntukkan bagi mereka yang tinggal di wilayah perkotaan saja tetapi juga
diperuntukkan bagi masyarakat yang berada di wilayah pedesaan Namun pada
kenyataannya penyelenggaraan pelayanan kesehatan di wilayah pedesaan cenderung
lebih buruk dibandingan dengan di wilayah perkotaan Hal ini terjadi karena wilayah
pedesaan kurang mendapat perhatian dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah
sehingga penyelenggaraan pelayanan di pedesaan terkesan buruk Hal ini dapat dilihat
dari penyelenggaraan pelayanan puskesmas di Kecamatan Tamako yang jauh dari
standar minimal pelayanan kesehatan
23
Puskesmas Tamako yang terletak di Kecamatan Tamako berada kurang lebih 35
km dari ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara adalah satu-
satunya unit pelayanan kesehatan strata pertama yang ada di wilayah ini Dari segi sarana
dan prasarana Puskesmas ini memiliki 1 rumah dokter dan 4 rumah para medis Sebagai
ujung tombak pelayanan kesehatan Puskesmas Tamako memiliki 3 Puskesmas
pembantu dua diantaranya tidak berpenghuni 2 pos obat desa 11 Posyandu dan
didukung oleh 1 Puskesmas keliling Namun dengan jejaring seperti itu pada
kenyataannya tetap saja banyak masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Tamako ini Ketidakterjangkauan ini
umumnya disebabkan karena jauhnya jarak Puskesmas dengan pemukiman warga
sulitnya medan dan tantangan cuaca Selain itu terbatasnya persediaan obat-obatan juga
nampak di Puskesmas Tamako ini Sebagai contoh pada tahun 2001 wilayah ini
membutuhkan 1092 jenis obat sementara yang tersedia di Gudang Farmasi Kabupaten
(GFK) hanya 996 jenis obat yang mana 560 (51) diantaranya adalah obat generik
Obat-obatan yang didrop dari GFK sebagian besar tidak sesuai dengan permintaan Ada
obat yang diminta berkali-kali tetapi tidak diberikan dan jikalau diberikan jumlahnya
sangat sedikit Sebaliknya obat-obatan yang tidak diminta justru diberikan terus-
menerus Lalu jika dilihat dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) kuantitas dan
kualitas tenaga medis juga menjadi masalah di Puskesmas Tamako Status Puskesmas
Tamako yang merupakan Puskesmas rawat inap tentu saja memerlukan tenaga medis
yang cukup Namun pada kenyataannya hal tersebut tidak dapat tercapai karena
distribusi tenaga medis di Kabupaten Sangihe yang masih kurang sehingga belum dapat
memenuhi kebutuhan masyarakatnya Rasio tenaga medis dengan jumlah penduduk yang
belum berimbang ini jelas mempengaruhi pelayanan kesehatan di Kecamatan Tamako
ini Kemudian dari segi pembiayaan atau keuangan Puskesmas Tamako Secara umum
terlihat adanya upaya peningkatan alokasi anggaran untuk pembangunan sektor
kesehatan di wilayah ini Dari tahun ke tahun terlihat adanya upaya untuk lebih
menambah kepedulian terhadap sektor kesehatan yang nampak pada distribusi
penganggaran dari APBN dan APBD yang semakin meningkat Namun lagi-lagi pada
kenyataannya hal tersebut tidak seirama dengan upaya-upaya teknis yang ada di
lapangan yang ironisnya bersentuhan langsung dengan masyarakat Realisasi proyek
pembangunan sarana kesehatan sebagian besar tidak sesuai dengan kebutuhan dan
ketentuan yang berlaku Misalnya pernah terjadi saat ada rehabilitasi Puskesmas
pembantu seng yang sudah tua dibalik lalu dicat kemudian dipasang lagi dinding beton
24
yang digantikan dengan papan triplek yang dicat sehingga kelihatan dari jauh seperti
dinding beton yang asli Begitu pula dengan proyek-proyek yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tetapi dipaksakan diterima oleh Puskesmas Contohnya antena SSB yang
sudah ada ditambah lagi dengan antena yang baru yang berarti mencari lokasi
pemasangan di halaman Puskesmas sehingga halaman yang sudah sempit menjadi
semakin sempit Sementara itu anggaran rutin sebagian besar terpakai untuk gaji
pegawai sehingga sangat sedikit yang dialokasikan untuk dana rutin lain seperti
pemeliharaan gedung Oleh sebab itu perbaikan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Tamako ini tidak dapat dilaksanakan secara efektif karena adanya penyelewengan dana
yang dilakukan oleh pihak Puskesmas sendiri yang seharusnya dana yang diberikan
pemerintah dianggarkan untuk pemeliharaan gedung atau perbaikan sarana dan prasarana
Puskesmas justru dipakai untuk gaji pegawai Puskesmas sehingga penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di Puskemas Tamako tidak dapat berkembang dengan baik
25
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat ternyata
masih menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak dikeluhkan oleh masyarakat
Tidak hanya dilihat dari segi sarana dan prasarana yang kurang memadai tetapi juga dari
segi tenaga medis yang demikian pula adanya Oleh karena itu diperlukan perhatian
khusus dari pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta
komitmen untuk merubah sistem pelayanan Puskesmas yang dinilai buruk oleh
masyarakat Selain itu Puskesmas juga harus memiliki standar pelayanan yang dapat
memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat untuk mencapai kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat
42 Saran
1 Puskesmas harus lebih memfokuskan pada peningkatan pelayanan kesehatan dan
pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh
2 Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi terpenuhinya
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
3 Merestrukturisasikan peran Puskesmas
4 Pemerintah harus memberikan otonomi kepada Puskesmas dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat
5 Mensosialisasikan program-program Puskesmas kepada masyarakat untuk mengubah
citra Puskesmas yang sudah dinilai buruk oleh masyarakat
26
DAFTAR PUSTAKA
Tjiptoherijanto prijono Said Z Abidin Reformasi Administrasi dan Pembangunan
Nasional 1993 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta
wwwdinkesjatimgoid
wwwlitbangdepkesgoid
wwwlitbangdepkesgoid
definisi-puskesmashtml
model-puskesmas-era-desentralisasihtml
httponeindoskripsicom diunduh tanggal 24 November 2009
httpmuharrikyanuarwordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
httpgroupsyahoocom diunduh tanggal 24 November 2009
httpelsbappenasgoid diunduh tanggal 24 November 2009
httpalfredsalehfileswordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
27
kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan
dasar kepada masyarakat yang mencakup jenis pelayanan indikator dan nilai
(benchmark) Pelaksanaan Urusan Wajib dan Standar Pelayanan Minimal (UW-SPM)
diatur dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
1457MENKESSKX2003 dibedakan atas UW-SPM yang wajib diselenggarakan oleh
seluruh kabupaten-kota di seluruh Indonesia dan UW-SPM spesifik yang hanya
diselenggarakan oleh kabupaten-kota tertentu sesuai keadaan setempat UW-SPM wajib
meliputi penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar penyelenggaraan perbaikan gizi
masyarakat penyelenggaraan pemberantasan penyakit menular penyelenggaraan
promosi kesehatan dll Sedangkan UW-SPM spesifik meliputi pelayanan kesehatan
kerja pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria dll Hal ini diperkuat dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standard Pelayanan Minimal
RANCANGAN KEWENANGAN WAJIB DAN STANDARD PELAYANAN MINIMAL
Kewenangan Wajib Jenis Pelayanan
1 Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan
Dasar
Pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir
Pelayanan kesehatan bayi dan anak pra sekolah
Pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan
remaja
Pelayanan kesehatan usia subur
Pelayanan kesehatan usia lanjut
Pelayanan imunisasi
Pelayanan kesehatan jiwa masyarakat
Pelayanan pengobatan perawatan
2 Penyelenggaraan
pelayanan kesehatan
rujukan dan penunjang
Pelayanan kesehatan dengan 4 kompetensi
dasar (kebidanan bedah penyakit dalam anak)
Pelayanan kesehatan darurat
Pelayanan laboratorium kesehatan yang
mendukung upaya kesehatan perorangan dan
kesehatan masyarakat
Penyediaan pembiayaan dan jaminan kesehatan
13
3 Penyelenggaraan
pemberantasan penyakit
menular
Penyelenggaraan penyelidikan epidemiologi
dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa
(KLB)
Pencegahan dan pemberantasan penyakit polio
Pencegahan dan pemberantasan penyakit TB
paru
Pencegahan dan pemberantasan penyakit
malaria
Pencegahan dan pemberantasan penyakit kusta
Pencegahan dan pemberantasan penyakit ISPA
Pencegahan dan pemberantasan penyakit HIV-
AIDS
Pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD
Pencegahan dan pemberantasan penyakit diare
Pencegahan dan pemberantasan penyakit
fliariasis
4 Penyelenggaraan
perbaikan gizi masyarakat
Pemantauan pertumbuhan balita
Pemberian suplemen gizi
Pelayanan gizi
Penyuluhan gizi seimbang
Penyelenggaraan kewaspadaan gizi
5 Penyelenggaraan promosi
kesehatan
Penyuluhan prilaku sehat
Penyuluhan pemberdayaan masyarakat dalam
upaya kesehatan
6 Penyelenggaraan
kesehatan lingkungan dan
sanitasi dasar
Pemeliharaan kualitas lingkungan fisik kimia
biologi
Pengendalian vektor
Pelayanan hygiene sanitasi di tempat umum
7 Pencegahan dan
penanggulangan
penyalahgunaan narkotika
psikotropika dan zat
adiktif lain
Penyuluhan P3 NAPZA (Pencegahan dan
Penanggulangan Penyalahgunaan NAPZA)
yang berbasis masyarakat
14
8 Penyelenggaraan
pelayanan kefarmasian
dan pengamanan sediaan
farmasi alat kesehatan
serta makanan dan
minuman
Penyediaan obat dan perbekalan kesehatan
untuk pelayanan kesehatan dasar
Penyediaan dan pemerataan pelayanan
kefarmasian di saranan pelayanan kesehatan
Pelayanan pengamanan farmasi alat kesehatan
Program Pokok Puskesmas
Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga maupun fasilitasnya
karenanya kegiatan pokok di setiap Puskesmas dapat berbeda-beda Namun demikian
kegiatan pokok Puskesmas yang lazim dan seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut
1 Kesejahteraan ibu dan Anak ( KIA )
2 Keluarga Berencana
3 Usaha Peningkatan Gizi
4 Kesehatan Lingkungan
5 Pemberantasan Penyakit Menular
6 Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Kecelakaan
7 Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
8 Usaha Kesehatan Sekolah
9 Kesehatan Olah Raga
10 Perawatan Kesehatan Masyarakat
11 Usaha Kesehatan Kerja
12 Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut
13 Usaha Kesehatan Jiwa
14 Kesehatan Mata
15 Laboratorium ( diupayakan tidak lagi sederhana )
16 Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan
17 Kesehatan Usia Lanjut
18 Pembinaan Pengobatan Tradisional
Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan
masyarakat terkecil Karenanya kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan
kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya Setiap kegiatan
pokok Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat
15
Desa ( PKMD ) Disamping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas seperti
tersebut di atas Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program
kesehatan tertentu oleh Pemerintah Pusat ( contoh Pekan Imunisasi Nasional ) Dalam hal
demikian baik petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah
Pusat bersama Pemerintah Daerah Keadaan darurat mengenai kesehatan dapat terjadi
misalnya karena timbulnya wabah penyakit menular atau bencana alam Untuk mengatasi
kejadian darurat seperti di atas bisa mengurangi atau menunda kegiatan lain
Azas Penyelenggaraan Puskesmas Menurut Kepmenkes No 128 Tahun 2004
1 Azas pertanggungjawaban wilayah
a Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya
b Dilakukan kegiatan dalam gedung dan luar gedung
c Ditunjang dengan puskesmas pembantu Bidan di desa puskesmas keliling
2 Azas pemberdayaan masyarakat
a Puskesmas harusmemberdayakan perorangan keluarga dan masyarakat agar berperan
aktif dalam menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas
b Potensi masyarakat perlu dihimpun
3 Azas keterpaduan
Setiap upaya diselenggarakan secara terpadu
1048713 Keterpaduan lintas program
UKS keterpaduan Promkes Pengobatan Kesehatan Gigi Kespro Remaja
Kesehatan Jiwa
1048713 Keterpaduan lintassektoral
Upaya Perbaikan Gizi keterpaduan sektor kesehatan dengan camat
lurahkades pertanian pendidikan agama dunia usaha koperasi PKK
Upaya Promosi Kesehatan keterpaduan sektor kesehatan dengan camat
lurahkades pertanian pendidikan agama
4 Azas rujukan
Rujukan medisupaya kesehatan perorangan
rujukan kasus
bahan pemeriksaan
16
ilmu pengetahuan
Rujukan upaya kesehatan masyarakat
rujukan sarana dan logistik
rujukan tenaga
rujukan operasional
33 Masalah-Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan ujung tombak pelayanan
kesehatan bagi masyarakat karena cukup efektif membantu masyarakat dalam
memberikan pertolongan pertama dengan standar pelayanan kesehatan Pelayanan
kesehatan yang dikenal murah seharusnya menjadikan Puskesmas sebagai tempat
pelayanan kesehatan utama bagi masyarakat namun pada kenyataannya banyak
masyarakat yang lebih memilih pelayanan kesehatan pada dokter praktek swasta atau
petugas kesehatan praktek lainnya Kondisi ini didasari oleh persepsi awal yang negatif
dari masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas misalnya anggapan bahwa mutu
pelayanan yang terkesan seadanya artinya Puskesmas tidak cukup memadai dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat baik dilihat dari sarana dan prasarananya
maupun dari tenaga medis atau anggaran yang digunakan untuk menunjang kegiatannya
sehari-hari Sehingga banyak sekali pelayanan yang diberikan kepada masyarakat itu
tidak sesuai dengan Standar Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan Misalnya
sikap tidak disiplin petugas medis pada unit pelayanan puskesmas Peudada yang
dikeluhkan masyarakat Mereka selalu diperlakukan kurang baik oleh para petugas medis
yang dinilai cenderung arogan berdalih terbatasnya persediaan obat-obatan pada
puskesmas telah menyebabkan banyak diantara pasien terpaksa membeli obat pada
apotik Di samping itu ketika membawa salah seorang warga yang jatuh sakit saat
mengikuti kegiatan perkampungan pemuda kemudian warga yang lain mengantarnya ke
Puskesmas Peudada pasien itu tidak dilayani dengan baik bahkan mereka (perawat-red)
mengaku telah kehabisan stok obat Hal tersebut tentu telah merusak citra Puskesmas
sebagai pemberi layanan kesehatan kepada masyarakat yang dianggap dapat membantu
dalam memberikan pertolongan pertama yang sesuai dengan standar pelayanan
kesehatan Selain itu tidak berjalannya tugas edukatif di Puskesmas yang berkaitan
dengan penyuluhan kesehatan yang sekaligus berkaitan dengan tugas promotif Menurut
masyarakat petugas puskesmas sangat jarang berkunjung kalaupun ada yaitu ketika
17
keluarga mempunyai masalah kesehatan seperti anggota keluarga mengalami gizi buruk
atau penderita TB Berarti tugas ini lebih untuk memberikan laporan dan kuratif
dibanding upaya promotif Kemudian perawat puskesmas biasanya aktif dalam BP
puskesmas keliling dan puskesmas pembantu Jelas dalam tugas tersebut perawat
melakukan pemeriksaan pasien mendiagnosa pasien melakukan pengobatan pada pasien
dengan membuat resep pada pasien Namun ketika melakukan tugas tersebut tidak ada
supervisi dari siapapun khususnya penanggung jawab dalam tindakan pengobatanmedis
Tenaga perawat seolah-olah tidak menghargai kegiatan-kegitan formalnya sendiri karena
mungkin tugas kuratif lebih penting Hal ini berdampak kepada status kesehatan
masyarakat status gizi penyakit infeksi menular dan mungkin upaya kesehatan ibu dan
anak tidak mendapatkan porsi yang sesuai sehingga berdampak pada kondisi kesehatan
masyarakat Kalaulah memang tugas tenaga kesehatan di Puskesmas lebih banyak ke arah
kuratif maka Puskesmas menjadi unit dari pelayanan Rumah sakit karena Rumah Sakit
akan memiliki banyak sumber daya manusia dan fasilitas medik Tapi kalaulah
Puskesmas ini menjadi lebih dominan dalam tugas promotif dan preventif maka tugas
eksekutif bagi perawat haruslah digiatkan dan puskesmas menjadi bagian dari unit Dinas
kesehatan atau bagian tersendiri yang memiliki otonomi yang kuat dalam mengatur
program-programnya sedangkan Dinas kesehatan hanya sebagai regulator pemberi dana
dan pengadaan petugas untuk pelayanan kesehatan masyarakat diberikan kepada
Puskesmas atau pelayanan kesehatan dapat ditenderkan kepada pihak swasta Tidak
hanya hal-hal yang telah diungkapkan di atas lebih dari itu masih ada permasalahan
yang muncul di lingkup puskesmas misalnya Jam kerja Puskesmas yang sangat singkat
hanya sampai jam 1400 WIB kemampuan keuangan daerah yang terbatas puskesmas
yang kurang memiliki otoritas untuk memanfaatkan peluang yang ada puskesmas belum
terbiasa mengelola kegiatannya secara mandiri serta kurangnya kesejahteraan karyawan
yang berpengaruh terhadap motivasi dalam melaksanakan tugas di puskesmas
18
34 Faktor-Faktor Penghambat Pelayanan Puskesmas
Dalam realitanya pelayanan Puskesmas sekarang banyak memiliki masalah-
masalah Adapun masalah-masalah yang telah diungkapkan di atas itu diakibatkan oleh
faktor-faktor sebagai berikut (Tjiptoherijanto dan Said Zainal Abidin 1993 44-46)
Faktor Internal
Pelaksanaan Manajemen
Pelaksanaan manajemen merupakan hal penting yang menentukan dalam
mencapai tujuan yang efisien dan efektif dari tujuan Puskesmas Dimana
fungsi manajemen itu untuk planning organaizing leading dan controling
Pada kegiatan perencanaan setiap tahunnya sering kali tidak berjalan sehingga
kegiatan berjalan apa adanya sesuai kebiasaan yang dianggap lsquobaiksudah
biasarsquo Bahkan terasa sekali bahwa tidak pernah adanya upaya pengembangan
Serta tidak pernah terpikir untuk mempersoalkan kendali mutu pelayanan yang
disebabkan kurangnya pengetahuan peralatan dan perhatian tersita pada
upaya pengobatan Dapat dikatakan bahwa kepala Puskesmas lebih sibuk pada
masalah-masalah manajerial daripada kasus-kasus klinik Dapat dikatakan
juga bahwa kurangnya pengetahuan para Kepala Puskesmas dan rendahnya
disiplinetos kerja staff menjadikan unsur manajemen ini tidak berjalan Tentu
hal ini menghambat kinerja Puskesmas untuk melayani masyarakat dalam
bidang kesehatan
Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam mencapai
target dari program-program Puskesmas Tetapi apa yang terjadi pada
Puskesmas di Indonesia terkesan tidak diperhatian oleh pemerintah dengan
alasan wilayah geografis yang sulit untuk dijangkau sehingga sarana dan
prasarana yang ada di dalam Puskesmas sangat terbatas baik berupa alat
medis maupun obat-obatan Hal ini terjadi akibat dari sumber keuangan yang
dimiliki Puskesmas terbatas sehingga mutu pelayanan puskesmas pun menjadi
rendah karena tidak sesuai dengan standart kesehatan
Tenaga medis
Jumlah tenaga medis yang sangat sedikit mengakibatkan ketidakmampuannya
melaksanakan program dari Dinas Kesehatan Misalanya program Posyandu
yang tidak tepat sasaran Jumlah tenaga medis sedikit karena insentif dari
19
pemerintah daerah Faktor kesejahteraan pegawai memang hal penting karena
berkaitan dengan satu-satunya pendapatan resmi mereka adalah gaji Untuk
mencapai penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas di perlukan
pimpinan yang mau memotivasi pegawainya dengan cara memenuhi
kebutuhan hidupnya
Sumber keuangan Puskesmas
Sumber keuangan dari pemerintah pusat maupun daerah yang didapat tidak
sebanding dengan pengeluaran operasional Puskesmas sehingga biaya
pelayanan Puskesmas pun mahal padahal sarana yang terdapat di sana tidak
sebanding dengan apa yang harus dibayar sehingga hal ini berdampak kepada
masyarakat untuk beralih pergi ke Rumah Sakit saja yang fasilitas lebih baik
daripada Puskesmas Adapun sumber-sumber keuangan Puskesmas sebagai
berikut
Pemerintah
Sumber biaya berasal dari Pemerintah Kabupaten yang dibedakan atas dana
pembangunan dan dana anggaran rutin Dana ini diturunkan secara bertahap
ke Puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten
Retribusi
Retribusi merupakan salah satu sumber pendapatan Puskesmas yang
membiayai upaya kesehatan perorangan yang pemanfaatanya dan besarnya
ditentukan oleh Pemerintah Daerah
PT ASKES
Puskesmas menerima dana dari PT ASKES yang peruntukannya sebagai
imbal jasa kepada peserta ASKES yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS)
PT JAMSOSTEK
Puskesmas menerima dana dari PT JAMSOSTEK yang peruntukannya
sebagai imbal jasa kepada peserta JAMSOSTEK yaitu Pegawai karyawan
yang berada dibawah naungan Dinas Tenaga Kerja
BPP (Badan Penyantun Puskesmas)
Dengan memberdayakan potensi yang dimiliki masyarakat dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
20
Sumber-sumber keuangan Puskesmas ini ternyata tidak dapat membiayai
operasinal dari program-program Puskesmas Hal ini diakibatkan oleh
beberapa faktor yaitu birokratisasi penyaluran keuangan dari pemerintah
sampai ke Puskesmasnya dan rendahnya responsibilitas pengelola manajemen
Puskesmas
Psiko-sosial antara tenaga medis dengan penduduk
Perbedaan psiko-sosial antara tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas
dengan penduduk menimbulkan hambatan dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan PuskesmaTenaga-tenaga yang diperbantukan di Puskesmas
biasanya terdiri dari orang-orang terpelajar dan bukan berasal dari daerah
tersebut sehingga penduduk menganggapnya sebagai orang asing Apalagi
jika bahasa yang digunakan adalah bahasa yang tidak dimengerti oleh
penduduk maka akibatnya penduduk segan untuk datang ke Puskesmas
Faktor Eksternal
Kondisi Geografis
Kondisi geografis Puskesmas umumnya terletak pada daerah pelosok atau
setingkat dengan kecamatan Dimana kecamatan tiap-tiap daerah memilki
keadaan yang berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan
puskesmas Memang ada kecamatan-kecamatan yang hanya dengan satu
Puskesmas sudah dapat menjangkau seluruh penduduk Tetapi ada juga
puskesmas yang hanya dapat dijangkau oleh penduduk yang bermukim di
dekatnya karena penduduk yang lain bertempat tinggal jauh dari Puskesmas
Hal ini terkait pada dana yang tidak cukup untuk menggunakan alat-alat
transportasi atau memang tempat tinggalnya terpencil sehingga penduduknya
lebih senang tinggal di rumahnya daripada pergi ke Puskesmas
Pemerintah daerah
Peran Pemerintah Daerah yang terkesan gagap ini terlihat atas pemahaman
pembangunan kesehatan yang setengah-setengah dari pihak legslatif dan
eksekutif yang tercermin dari dijadikannya pelayanan kesehatan sebagai
tulang punggung pendapatan daerah Ini berarti orang sakit dijadikan tualng
punggung pendapatan daerah Padahal upaya menyehatkan masyarakat
sejatinya termaktub dalam hakikat dan semangat UU No22 dan UU No 25
tahun 1999 yang pada intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan
21
publik dan mengembangkan demokrasi menuju peningkatan kesejahteraan
rakyat Disamping itu alokasi anggaran kesehatan berbagai daerah
mencerminkan kurangnya perhatian terhadap investasi hak-hak dasar
pembangunan manusia diantaranya pelayanan kesehatan dasar
Keadaan Ekonomi Penduduk
Keadaan ekonomi penduduk memberikan andil dalam sulitnya mengupayakan
pelayanan kesehatan pada masyarakat Jumlah warga negara Indonesia
mayoritas bermata pencarian petani dan nelayan yang mana kondisi
ekonominya kurang memadai Walaupun ada ketentuan yang
memperbolehkan mereka yang tidak mampu untuk tidak usah membayar
retribusi di Puskesmas namun kenyataannya orang-orang yang demikian
justru enggan datang ke Puskesmas
Kondisi Pendidikan Penduduk
Masalah pendidikan penduduk juga berperan dalam menghambat pelayanan
yang dihadapi oleh Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan pada tingkat
pertama karena pada umumnya pendidikan masyarakat desa masih rendah
maka pola pikir mereka sangat sederhana dan kurang atau bahkan belum
paham akan arti kesehatan Mereka cenderung mengikuti sifat-sifat tradisional
yang sejak dulu dipegang oleh masyarakat dan lingkungannya
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki tingkat
pendidikan yang rendah yang mana sebagian besar penduduk Indonesia
lulusan SD terutama di daerah pelosok-pelosok Indonesia sehingga hal
berdampak pada rendahnya partisipasi masyarakat dalam mewujudkan
masyarakat Indonesia sehat terutama pada lembaga Puskesmas yang letaknya
dekat dengan masyarakat tersebut Selain itu juga disebabkan Rumah Sakit
lebih baik sarana dan prasarananya padahal Puskesmas merupakan pelayanan
kesehatan yang paling dasar dalam lingkungan masyarakat setempat
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan yang berada di Propinsi bekerja pada aspek melayani
penyembuhan penyakit yang sudah diderita oleh penduduk dibandingkan
dengan melayani obat-obatan yang dapat digunakan sebagai upaya
pencegahan timbulnya suatu penyakit pada penduduk Dengan kata lain
pelayanan kesehatan Puskesmas lebih banyak ditekankan pada tindakan
kuratif dibandingkan pada tindakan preventif apalagi promotif Selain itu
22
Dinas Kesehatan juga kurang melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap
pelaksanaan program-program Puskesmas yang sudah ada sehingga tidak
terwujudnya pelayanan kesehatan di tingkat basis
35 Solusi Mengatasi Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang terinstitusionalisasi
mempunyai kewenangan yang besar dalam menciptakan inovasi model pelayanan
kesehatan di daerah Untuk itu dibutuhkan komitmen dan kemauan untuk
meningkatkanmeratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan melakukan
revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien
di Puskesmas peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatanrevitalisasi kader PKK
pembentukan standar pelayanan kesehatan minimum untuk kinerja sistem kesehatan yang
komprehensif serta memperbaiki sistem informasi pada semua tingkatan pemerintah
Dari banyak kasus yang terjadi dibanyak daerah jelas bahwa Puskesmas memiliki
pencitraan yang rendah pada saat sekarang terutama jika dilihat dari sarana Puskesmas
tidak memiliki fasilitas yang lengkap walaupun sudah mendapat dana dari Dinas
Kesehatan
36 Analisis Kasus Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas di Kecamatan
Tamako
Seperti yang kita ketahui bahwa pelayanan kesehatan itu tidak hanya
diperuntukkan bagi mereka yang tinggal di wilayah perkotaan saja tetapi juga
diperuntukkan bagi masyarakat yang berada di wilayah pedesaan Namun pada
kenyataannya penyelenggaraan pelayanan kesehatan di wilayah pedesaan cenderung
lebih buruk dibandingan dengan di wilayah perkotaan Hal ini terjadi karena wilayah
pedesaan kurang mendapat perhatian dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah
sehingga penyelenggaraan pelayanan di pedesaan terkesan buruk Hal ini dapat dilihat
dari penyelenggaraan pelayanan puskesmas di Kecamatan Tamako yang jauh dari
standar minimal pelayanan kesehatan
23
Puskesmas Tamako yang terletak di Kecamatan Tamako berada kurang lebih 35
km dari ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara adalah satu-
satunya unit pelayanan kesehatan strata pertama yang ada di wilayah ini Dari segi sarana
dan prasarana Puskesmas ini memiliki 1 rumah dokter dan 4 rumah para medis Sebagai
ujung tombak pelayanan kesehatan Puskesmas Tamako memiliki 3 Puskesmas
pembantu dua diantaranya tidak berpenghuni 2 pos obat desa 11 Posyandu dan
didukung oleh 1 Puskesmas keliling Namun dengan jejaring seperti itu pada
kenyataannya tetap saja banyak masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Tamako ini Ketidakterjangkauan ini
umumnya disebabkan karena jauhnya jarak Puskesmas dengan pemukiman warga
sulitnya medan dan tantangan cuaca Selain itu terbatasnya persediaan obat-obatan juga
nampak di Puskesmas Tamako ini Sebagai contoh pada tahun 2001 wilayah ini
membutuhkan 1092 jenis obat sementara yang tersedia di Gudang Farmasi Kabupaten
(GFK) hanya 996 jenis obat yang mana 560 (51) diantaranya adalah obat generik
Obat-obatan yang didrop dari GFK sebagian besar tidak sesuai dengan permintaan Ada
obat yang diminta berkali-kali tetapi tidak diberikan dan jikalau diberikan jumlahnya
sangat sedikit Sebaliknya obat-obatan yang tidak diminta justru diberikan terus-
menerus Lalu jika dilihat dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) kuantitas dan
kualitas tenaga medis juga menjadi masalah di Puskesmas Tamako Status Puskesmas
Tamako yang merupakan Puskesmas rawat inap tentu saja memerlukan tenaga medis
yang cukup Namun pada kenyataannya hal tersebut tidak dapat tercapai karena
distribusi tenaga medis di Kabupaten Sangihe yang masih kurang sehingga belum dapat
memenuhi kebutuhan masyarakatnya Rasio tenaga medis dengan jumlah penduduk yang
belum berimbang ini jelas mempengaruhi pelayanan kesehatan di Kecamatan Tamako
ini Kemudian dari segi pembiayaan atau keuangan Puskesmas Tamako Secara umum
terlihat adanya upaya peningkatan alokasi anggaran untuk pembangunan sektor
kesehatan di wilayah ini Dari tahun ke tahun terlihat adanya upaya untuk lebih
menambah kepedulian terhadap sektor kesehatan yang nampak pada distribusi
penganggaran dari APBN dan APBD yang semakin meningkat Namun lagi-lagi pada
kenyataannya hal tersebut tidak seirama dengan upaya-upaya teknis yang ada di
lapangan yang ironisnya bersentuhan langsung dengan masyarakat Realisasi proyek
pembangunan sarana kesehatan sebagian besar tidak sesuai dengan kebutuhan dan
ketentuan yang berlaku Misalnya pernah terjadi saat ada rehabilitasi Puskesmas
pembantu seng yang sudah tua dibalik lalu dicat kemudian dipasang lagi dinding beton
24
yang digantikan dengan papan triplek yang dicat sehingga kelihatan dari jauh seperti
dinding beton yang asli Begitu pula dengan proyek-proyek yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tetapi dipaksakan diterima oleh Puskesmas Contohnya antena SSB yang
sudah ada ditambah lagi dengan antena yang baru yang berarti mencari lokasi
pemasangan di halaman Puskesmas sehingga halaman yang sudah sempit menjadi
semakin sempit Sementara itu anggaran rutin sebagian besar terpakai untuk gaji
pegawai sehingga sangat sedikit yang dialokasikan untuk dana rutin lain seperti
pemeliharaan gedung Oleh sebab itu perbaikan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Tamako ini tidak dapat dilaksanakan secara efektif karena adanya penyelewengan dana
yang dilakukan oleh pihak Puskesmas sendiri yang seharusnya dana yang diberikan
pemerintah dianggarkan untuk pemeliharaan gedung atau perbaikan sarana dan prasarana
Puskesmas justru dipakai untuk gaji pegawai Puskesmas sehingga penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di Puskemas Tamako tidak dapat berkembang dengan baik
25
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat ternyata
masih menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak dikeluhkan oleh masyarakat
Tidak hanya dilihat dari segi sarana dan prasarana yang kurang memadai tetapi juga dari
segi tenaga medis yang demikian pula adanya Oleh karena itu diperlukan perhatian
khusus dari pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta
komitmen untuk merubah sistem pelayanan Puskesmas yang dinilai buruk oleh
masyarakat Selain itu Puskesmas juga harus memiliki standar pelayanan yang dapat
memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat untuk mencapai kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat
42 Saran
1 Puskesmas harus lebih memfokuskan pada peningkatan pelayanan kesehatan dan
pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh
2 Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi terpenuhinya
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
3 Merestrukturisasikan peran Puskesmas
4 Pemerintah harus memberikan otonomi kepada Puskesmas dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat
5 Mensosialisasikan program-program Puskesmas kepada masyarakat untuk mengubah
citra Puskesmas yang sudah dinilai buruk oleh masyarakat
26
DAFTAR PUSTAKA
Tjiptoherijanto prijono Said Z Abidin Reformasi Administrasi dan Pembangunan
Nasional 1993 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta
wwwdinkesjatimgoid
wwwlitbangdepkesgoid
wwwlitbangdepkesgoid
definisi-puskesmashtml
model-puskesmas-era-desentralisasihtml
httponeindoskripsicom diunduh tanggal 24 November 2009
httpmuharrikyanuarwordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
httpgroupsyahoocom diunduh tanggal 24 November 2009
httpelsbappenasgoid diunduh tanggal 24 November 2009
httpalfredsalehfileswordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
27
3 Penyelenggaraan
pemberantasan penyakit
menular
Penyelenggaraan penyelidikan epidemiologi
dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa
(KLB)
Pencegahan dan pemberantasan penyakit polio
Pencegahan dan pemberantasan penyakit TB
paru
Pencegahan dan pemberantasan penyakit
malaria
Pencegahan dan pemberantasan penyakit kusta
Pencegahan dan pemberantasan penyakit ISPA
Pencegahan dan pemberantasan penyakit HIV-
AIDS
Pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD
Pencegahan dan pemberantasan penyakit diare
Pencegahan dan pemberantasan penyakit
fliariasis
4 Penyelenggaraan
perbaikan gizi masyarakat
Pemantauan pertumbuhan balita
Pemberian suplemen gizi
Pelayanan gizi
Penyuluhan gizi seimbang
Penyelenggaraan kewaspadaan gizi
5 Penyelenggaraan promosi
kesehatan
Penyuluhan prilaku sehat
Penyuluhan pemberdayaan masyarakat dalam
upaya kesehatan
6 Penyelenggaraan
kesehatan lingkungan dan
sanitasi dasar
Pemeliharaan kualitas lingkungan fisik kimia
biologi
Pengendalian vektor
Pelayanan hygiene sanitasi di tempat umum
7 Pencegahan dan
penanggulangan
penyalahgunaan narkotika
psikotropika dan zat
adiktif lain
Penyuluhan P3 NAPZA (Pencegahan dan
Penanggulangan Penyalahgunaan NAPZA)
yang berbasis masyarakat
14
8 Penyelenggaraan
pelayanan kefarmasian
dan pengamanan sediaan
farmasi alat kesehatan
serta makanan dan
minuman
Penyediaan obat dan perbekalan kesehatan
untuk pelayanan kesehatan dasar
Penyediaan dan pemerataan pelayanan
kefarmasian di saranan pelayanan kesehatan
Pelayanan pengamanan farmasi alat kesehatan
Program Pokok Puskesmas
Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga maupun fasilitasnya
karenanya kegiatan pokok di setiap Puskesmas dapat berbeda-beda Namun demikian
kegiatan pokok Puskesmas yang lazim dan seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut
1 Kesejahteraan ibu dan Anak ( KIA )
2 Keluarga Berencana
3 Usaha Peningkatan Gizi
4 Kesehatan Lingkungan
5 Pemberantasan Penyakit Menular
6 Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Kecelakaan
7 Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
8 Usaha Kesehatan Sekolah
9 Kesehatan Olah Raga
10 Perawatan Kesehatan Masyarakat
11 Usaha Kesehatan Kerja
12 Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut
13 Usaha Kesehatan Jiwa
14 Kesehatan Mata
15 Laboratorium ( diupayakan tidak lagi sederhana )
16 Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan
17 Kesehatan Usia Lanjut
18 Pembinaan Pengobatan Tradisional
Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan
masyarakat terkecil Karenanya kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan
kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya Setiap kegiatan
pokok Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat
15
Desa ( PKMD ) Disamping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas seperti
tersebut di atas Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program
kesehatan tertentu oleh Pemerintah Pusat ( contoh Pekan Imunisasi Nasional ) Dalam hal
demikian baik petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah
Pusat bersama Pemerintah Daerah Keadaan darurat mengenai kesehatan dapat terjadi
misalnya karena timbulnya wabah penyakit menular atau bencana alam Untuk mengatasi
kejadian darurat seperti di atas bisa mengurangi atau menunda kegiatan lain
Azas Penyelenggaraan Puskesmas Menurut Kepmenkes No 128 Tahun 2004
1 Azas pertanggungjawaban wilayah
a Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya
b Dilakukan kegiatan dalam gedung dan luar gedung
c Ditunjang dengan puskesmas pembantu Bidan di desa puskesmas keliling
2 Azas pemberdayaan masyarakat
a Puskesmas harusmemberdayakan perorangan keluarga dan masyarakat agar berperan
aktif dalam menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas
b Potensi masyarakat perlu dihimpun
3 Azas keterpaduan
Setiap upaya diselenggarakan secara terpadu
1048713 Keterpaduan lintas program
UKS keterpaduan Promkes Pengobatan Kesehatan Gigi Kespro Remaja
Kesehatan Jiwa
1048713 Keterpaduan lintassektoral
Upaya Perbaikan Gizi keterpaduan sektor kesehatan dengan camat
lurahkades pertanian pendidikan agama dunia usaha koperasi PKK
Upaya Promosi Kesehatan keterpaduan sektor kesehatan dengan camat
lurahkades pertanian pendidikan agama
4 Azas rujukan
Rujukan medisupaya kesehatan perorangan
rujukan kasus
bahan pemeriksaan
16
ilmu pengetahuan
Rujukan upaya kesehatan masyarakat
rujukan sarana dan logistik
rujukan tenaga
rujukan operasional
33 Masalah-Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan ujung tombak pelayanan
kesehatan bagi masyarakat karena cukup efektif membantu masyarakat dalam
memberikan pertolongan pertama dengan standar pelayanan kesehatan Pelayanan
kesehatan yang dikenal murah seharusnya menjadikan Puskesmas sebagai tempat
pelayanan kesehatan utama bagi masyarakat namun pada kenyataannya banyak
masyarakat yang lebih memilih pelayanan kesehatan pada dokter praktek swasta atau
petugas kesehatan praktek lainnya Kondisi ini didasari oleh persepsi awal yang negatif
dari masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas misalnya anggapan bahwa mutu
pelayanan yang terkesan seadanya artinya Puskesmas tidak cukup memadai dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat baik dilihat dari sarana dan prasarananya
maupun dari tenaga medis atau anggaran yang digunakan untuk menunjang kegiatannya
sehari-hari Sehingga banyak sekali pelayanan yang diberikan kepada masyarakat itu
tidak sesuai dengan Standar Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan Misalnya
sikap tidak disiplin petugas medis pada unit pelayanan puskesmas Peudada yang
dikeluhkan masyarakat Mereka selalu diperlakukan kurang baik oleh para petugas medis
yang dinilai cenderung arogan berdalih terbatasnya persediaan obat-obatan pada
puskesmas telah menyebabkan banyak diantara pasien terpaksa membeli obat pada
apotik Di samping itu ketika membawa salah seorang warga yang jatuh sakit saat
mengikuti kegiatan perkampungan pemuda kemudian warga yang lain mengantarnya ke
Puskesmas Peudada pasien itu tidak dilayani dengan baik bahkan mereka (perawat-red)
mengaku telah kehabisan stok obat Hal tersebut tentu telah merusak citra Puskesmas
sebagai pemberi layanan kesehatan kepada masyarakat yang dianggap dapat membantu
dalam memberikan pertolongan pertama yang sesuai dengan standar pelayanan
kesehatan Selain itu tidak berjalannya tugas edukatif di Puskesmas yang berkaitan
dengan penyuluhan kesehatan yang sekaligus berkaitan dengan tugas promotif Menurut
masyarakat petugas puskesmas sangat jarang berkunjung kalaupun ada yaitu ketika
17
keluarga mempunyai masalah kesehatan seperti anggota keluarga mengalami gizi buruk
atau penderita TB Berarti tugas ini lebih untuk memberikan laporan dan kuratif
dibanding upaya promotif Kemudian perawat puskesmas biasanya aktif dalam BP
puskesmas keliling dan puskesmas pembantu Jelas dalam tugas tersebut perawat
melakukan pemeriksaan pasien mendiagnosa pasien melakukan pengobatan pada pasien
dengan membuat resep pada pasien Namun ketika melakukan tugas tersebut tidak ada
supervisi dari siapapun khususnya penanggung jawab dalam tindakan pengobatanmedis
Tenaga perawat seolah-olah tidak menghargai kegiatan-kegitan formalnya sendiri karena
mungkin tugas kuratif lebih penting Hal ini berdampak kepada status kesehatan
masyarakat status gizi penyakit infeksi menular dan mungkin upaya kesehatan ibu dan
anak tidak mendapatkan porsi yang sesuai sehingga berdampak pada kondisi kesehatan
masyarakat Kalaulah memang tugas tenaga kesehatan di Puskesmas lebih banyak ke arah
kuratif maka Puskesmas menjadi unit dari pelayanan Rumah sakit karena Rumah Sakit
akan memiliki banyak sumber daya manusia dan fasilitas medik Tapi kalaulah
Puskesmas ini menjadi lebih dominan dalam tugas promotif dan preventif maka tugas
eksekutif bagi perawat haruslah digiatkan dan puskesmas menjadi bagian dari unit Dinas
kesehatan atau bagian tersendiri yang memiliki otonomi yang kuat dalam mengatur
program-programnya sedangkan Dinas kesehatan hanya sebagai regulator pemberi dana
dan pengadaan petugas untuk pelayanan kesehatan masyarakat diberikan kepada
Puskesmas atau pelayanan kesehatan dapat ditenderkan kepada pihak swasta Tidak
hanya hal-hal yang telah diungkapkan di atas lebih dari itu masih ada permasalahan
yang muncul di lingkup puskesmas misalnya Jam kerja Puskesmas yang sangat singkat
hanya sampai jam 1400 WIB kemampuan keuangan daerah yang terbatas puskesmas
yang kurang memiliki otoritas untuk memanfaatkan peluang yang ada puskesmas belum
terbiasa mengelola kegiatannya secara mandiri serta kurangnya kesejahteraan karyawan
yang berpengaruh terhadap motivasi dalam melaksanakan tugas di puskesmas
18
34 Faktor-Faktor Penghambat Pelayanan Puskesmas
Dalam realitanya pelayanan Puskesmas sekarang banyak memiliki masalah-
masalah Adapun masalah-masalah yang telah diungkapkan di atas itu diakibatkan oleh
faktor-faktor sebagai berikut (Tjiptoherijanto dan Said Zainal Abidin 1993 44-46)
Faktor Internal
Pelaksanaan Manajemen
Pelaksanaan manajemen merupakan hal penting yang menentukan dalam
mencapai tujuan yang efisien dan efektif dari tujuan Puskesmas Dimana
fungsi manajemen itu untuk planning organaizing leading dan controling
Pada kegiatan perencanaan setiap tahunnya sering kali tidak berjalan sehingga
kegiatan berjalan apa adanya sesuai kebiasaan yang dianggap lsquobaiksudah
biasarsquo Bahkan terasa sekali bahwa tidak pernah adanya upaya pengembangan
Serta tidak pernah terpikir untuk mempersoalkan kendali mutu pelayanan yang
disebabkan kurangnya pengetahuan peralatan dan perhatian tersita pada
upaya pengobatan Dapat dikatakan bahwa kepala Puskesmas lebih sibuk pada
masalah-masalah manajerial daripada kasus-kasus klinik Dapat dikatakan
juga bahwa kurangnya pengetahuan para Kepala Puskesmas dan rendahnya
disiplinetos kerja staff menjadikan unsur manajemen ini tidak berjalan Tentu
hal ini menghambat kinerja Puskesmas untuk melayani masyarakat dalam
bidang kesehatan
Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam mencapai
target dari program-program Puskesmas Tetapi apa yang terjadi pada
Puskesmas di Indonesia terkesan tidak diperhatian oleh pemerintah dengan
alasan wilayah geografis yang sulit untuk dijangkau sehingga sarana dan
prasarana yang ada di dalam Puskesmas sangat terbatas baik berupa alat
medis maupun obat-obatan Hal ini terjadi akibat dari sumber keuangan yang
dimiliki Puskesmas terbatas sehingga mutu pelayanan puskesmas pun menjadi
rendah karena tidak sesuai dengan standart kesehatan
Tenaga medis
Jumlah tenaga medis yang sangat sedikit mengakibatkan ketidakmampuannya
melaksanakan program dari Dinas Kesehatan Misalanya program Posyandu
yang tidak tepat sasaran Jumlah tenaga medis sedikit karena insentif dari
19
pemerintah daerah Faktor kesejahteraan pegawai memang hal penting karena
berkaitan dengan satu-satunya pendapatan resmi mereka adalah gaji Untuk
mencapai penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas di perlukan
pimpinan yang mau memotivasi pegawainya dengan cara memenuhi
kebutuhan hidupnya
Sumber keuangan Puskesmas
Sumber keuangan dari pemerintah pusat maupun daerah yang didapat tidak
sebanding dengan pengeluaran operasional Puskesmas sehingga biaya
pelayanan Puskesmas pun mahal padahal sarana yang terdapat di sana tidak
sebanding dengan apa yang harus dibayar sehingga hal ini berdampak kepada
masyarakat untuk beralih pergi ke Rumah Sakit saja yang fasilitas lebih baik
daripada Puskesmas Adapun sumber-sumber keuangan Puskesmas sebagai
berikut
Pemerintah
Sumber biaya berasal dari Pemerintah Kabupaten yang dibedakan atas dana
pembangunan dan dana anggaran rutin Dana ini diturunkan secara bertahap
ke Puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten
Retribusi
Retribusi merupakan salah satu sumber pendapatan Puskesmas yang
membiayai upaya kesehatan perorangan yang pemanfaatanya dan besarnya
ditentukan oleh Pemerintah Daerah
PT ASKES
Puskesmas menerima dana dari PT ASKES yang peruntukannya sebagai
imbal jasa kepada peserta ASKES yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS)
PT JAMSOSTEK
Puskesmas menerima dana dari PT JAMSOSTEK yang peruntukannya
sebagai imbal jasa kepada peserta JAMSOSTEK yaitu Pegawai karyawan
yang berada dibawah naungan Dinas Tenaga Kerja
BPP (Badan Penyantun Puskesmas)
Dengan memberdayakan potensi yang dimiliki masyarakat dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
20
Sumber-sumber keuangan Puskesmas ini ternyata tidak dapat membiayai
operasinal dari program-program Puskesmas Hal ini diakibatkan oleh
beberapa faktor yaitu birokratisasi penyaluran keuangan dari pemerintah
sampai ke Puskesmasnya dan rendahnya responsibilitas pengelola manajemen
Puskesmas
Psiko-sosial antara tenaga medis dengan penduduk
Perbedaan psiko-sosial antara tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas
dengan penduduk menimbulkan hambatan dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan PuskesmaTenaga-tenaga yang diperbantukan di Puskesmas
biasanya terdiri dari orang-orang terpelajar dan bukan berasal dari daerah
tersebut sehingga penduduk menganggapnya sebagai orang asing Apalagi
jika bahasa yang digunakan adalah bahasa yang tidak dimengerti oleh
penduduk maka akibatnya penduduk segan untuk datang ke Puskesmas
Faktor Eksternal
Kondisi Geografis
Kondisi geografis Puskesmas umumnya terletak pada daerah pelosok atau
setingkat dengan kecamatan Dimana kecamatan tiap-tiap daerah memilki
keadaan yang berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan
puskesmas Memang ada kecamatan-kecamatan yang hanya dengan satu
Puskesmas sudah dapat menjangkau seluruh penduduk Tetapi ada juga
puskesmas yang hanya dapat dijangkau oleh penduduk yang bermukim di
dekatnya karena penduduk yang lain bertempat tinggal jauh dari Puskesmas
Hal ini terkait pada dana yang tidak cukup untuk menggunakan alat-alat
transportasi atau memang tempat tinggalnya terpencil sehingga penduduknya
lebih senang tinggal di rumahnya daripada pergi ke Puskesmas
Pemerintah daerah
Peran Pemerintah Daerah yang terkesan gagap ini terlihat atas pemahaman
pembangunan kesehatan yang setengah-setengah dari pihak legslatif dan
eksekutif yang tercermin dari dijadikannya pelayanan kesehatan sebagai
tulang punggung pendapatan daerah Ini berarti orang sakit dijadikan tualng
punggung pendapatan daerah Padahal upaya menyehatkan masyarakat
sejatinya termaktub dalam hakikat dan semangat UU No22 dan UU No 25
tahun 1999 yang pada intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan
21
publik dan mengembangkan demokrasi menuju peningkatan kesejahteraan
rakyat Disamping itu alokasi anggaran kesehatan berbagai daerah
mencerminkan kurangnya perhatian terhadap investasi hak-hak dasar
pembangunan manusia diantaranya pelayanan kesehatan dasar
Keadaan Ekonomi Penduduk
Keadaan ekonomi penduduk memberikan andil dalam sulitnya mengupayakan
pelayanan kesehatan pada masyarakat Jumlah warga negara Indonesia
mayoritas bermata pencarian petani dan nelayan yang mana kondisi
ekonominya kurang memadai Walaupun ada ketentuan yang
memperbolehkan mereka yang tidak mampu untuk tidak usah membayar
retribusi di Puskesmas namun kenyataannya orang-orang yang demikian
justru enggan datang ke Puskesmas
Kondisi Pendidikan Penduduk
Masalah pendidikan penduduk juga berperan dalam menghambat pelayanan
yang dihadapi oleh Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan pada tingkat
pertama karena pada umumnya pendidikan masyarakat desa masih rendah
maka pola pikir mereka sangat sederhana dan kurang atau bahkan belum
paham akan arti kesehatan Mereka cenderung mengikuti sifat-sifat tradisional
yang sejak dulu dipegang oleh masyarakat dan lingkungannya
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki tingkat
pendidikan yang rendah yang mana sebagian besar penduduk Indonesia
lulusan SD terutama di daerah pelosok-pelosok Indonesia sehingga hal
berdampak pada rendahnya partisipasi masyarakat dalam mewujudkan
masyarakat Indonesia sehat terutama pada lembaga Puskesmas yang letaknya
dekat dengan masyarakat tersebut Selain itu juga disebabkan Rumah Sakit
lebih baik sarana dan prasarananya padahal Puskesmas merupakan pelayanan
kesehatan yang paling dasar dalam lingkungan masyarakat setempat
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan yang berada di Propinsi bekerja pada aspek melayani
penyembuhan penyakit yang sudah diderita oleh penduduk dibandingkan
dengan melayani obat-obatan yang dapat digunakan sebagai upaya
pencegahan timbulnya suatu penyakit pada penduduk Dengan kata lain
pelayanan kesehatan Puskesmas lebih banyak ditekankan pada tindakan
kuratif dibandingkan pada tindakan preventif apalagi promotif Selain itu
22
Dinas Kesehatan juga kurang melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap
pelaksanaan program-program Puskesmas yang sudah ada sehingga tidak
terwujudnya pelayanan kesehatan di tingkat basis
35 Solusi Mengatasi Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang terinstitusionalisasi
mempunyai kewenangan yang besar dalam menciptakan inovasi model pelayanan
kesehatan di daerah Untuk itu dibutuhkan komitmen dan kemauan untuk
meningkatkanmeratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan melakukan
revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien
di Puskesmas peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatanrevitalisasi kader PKK
pembentukan standar pelayanan kesehatan minimum untuk kinerja sistem kesehatan yang
komprehensif serta memperbaiki sistem informasi pada semua tingkatan pemerintah
Dari banyak kasus yang terjadi dibanyak daerah jelas bahwa Puskesmas memiliki
pencitraan yang rendah pada saat sekarang terutama jika dilihat dari sarana Puskesmas
tidak memiliki fasilitas yang lengkap walaupun sudah mendapat dana dari Dinas
Kesehatan
36 Analisis Kasus Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas di Kecamatan
Tamako
Seperti yang kita ketahui bahwa pelayanan kesehatan itu tidak hanya
diperuntukkan bagi mereka yang tinggal di wilayah perkotaan saja tetapi juga
diperuntukkan bagi masyarakat yang berada di wilayah pedesaan Namun pada
kenyataannya penyelenggaraan pelayanan kesehatan di wilayah pedesaan cenderung
lebih buruk dibandingan dengan di wilayah perkotaan Hal ini terjadi karena wilayah
pedesaan kurang mendapat perhatian dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah
sehingga penyelenggaraan pelayanan di pedesaan terkesan buruk Hal ini dapat dilihat
dari penyelenggaraan pelayanan puskesmas di Kecamatan Tamako yang jauh dari
standar minimal pelayanan kesehatan
23
Puskesmas Tamako yang terletak di Kecamatan Tamako berada kurang lebih 35
km dari ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara adalah satu-
satunya unit pelayanan kesehatan strata pertama yang ada di wilayah ini Dari segi sarana
dan prasarana Puskesmas ini memiliki 1 rumah dokter dan 4 rumah para medis Sebagai
ujung tombak pelayanan kesehatan Puskesmas Tamako memiliki 3 Puskesmas
pembantu dua diantaranya tidak berpenghuni 2 pos obat desa 11 Posyandu dan
didukung oleh 1 Puskesmas keliling Namun dengan jejaring seperti itu pada
kenyataannya tetap saja banyak masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Tamako ini Ketidakterjangkauan ini
umumnya disebabkan karena jauhnya jarak Puskesmas dengan pemukiman warga
sulitnya medan dan tantangan cuaca Selain itu terbatasnya persediaan obat-obatan juga
nampak di Puskesmas Tamako ini Sebagai contoh pada tahun 2001 wilayah ini
membutuhkan 1092 jenis obat sementara yang tersedia di Gudang Farmasi Kabupaten
(GFK) hanya 996 jenis obat yang mana 560 (51) diantaranya adalah obat generik
Obat-obatan yang didrop dari GFK sebagian besar tidak sesuai dengan permintaan Ada
obat yang diminta berkali-kali tetapi tidak diberikan dan jikalau diberikan jumlahnya
sangat sedikit Sebaliknya obat-obatan yang tidak diminta justru diberikan terus-
menerus Lalu jika dilihat dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) kuantitas dan
kualitas tenaga medis juga menjadi masalah di Puskesmas Tamako Status Puskesmas
Tamako yang merupakan Puskesmas rawat inap tentu saja memerlukan tenaga medis
yang cukup Namun pada kenyataannya hal tersebut tidak dapat tercapai karena
distribusi tenaga medis di Kabupaten Sangihe yang masih kurang sehingga belum dapat
memenuhi kebutuhan masyarakatnya Rasio tenaga medis dengan jumlah penduduk yang
belum berimbang ini jelas mempengaruhi pelayanan kesehatan di Kecamatan Tamako
ini Kemudian dari segi pembiayaan atau keuangan Puskesmas Tamako Secara umum
terlihat adanya upaya peningkatan alokasi anggaran untuk pembangunan sektor
kesehatan di wilayah ini Dari tahun ke tahun terlihat adanya upaya untuk lebih
menambah kepedulian terhadap sektor kesehatan yang nampak pada distribusi
penganggaran dari APBN dan APBD yang semakin meningkat Namun lagi-lagi pada
kenyataannya hal tersebut tidak seirama dengan upaya-upaya teknis yang ada di
lapangan yang ironisnya bersentuhan langsung dengan masyarakat Realisasi proyek
pembangunan sarana kesehatan sebagian besar tidak sesuai dengan kebutuhan dan
ketentuan yang berlaku Misalnya pernah terjadi saat ada rehabilitasi Puskesmas
pembantu seng yang sudah tua dibalik lalu dicat kemudian dipasang lagi dinding beton
24
yang digantikan dengan papan triplek yang dicat sehingga kelihatan dari jauh seperti
dinding beton yang asli Begitu pula dengan proyek-proyek yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tetapi dipaksakan diterima oleh Puskesmas Contohnya antena SSB yang
sudah ada ditambah lagi dengan antena yang baru yang berarti mencari lokasi
pemasangan di halaman Puskesmas sehingga halaman yang sudah sempit menjadi
semakin sempit Sementara itu anggaran rutin sebagian besar terpakai untuk gaji
pegawai sehingga sangat sedikit yang dialokasikan untuk dana rutin lain seperti
pemeliharaan gedung Oleh sebab itu perbaikan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Tamako ini tidak dapat dilaksanakan secara efektif karena adanya penyelewengan dana
yang dilakukan oleh pihak Puskesmas sendiri yang seharusnya dana yang diberikan
pemerintah dianggarkan untuk pemeliharaan gedung atau perbaikan sarana dan prasarana
Puskesmas justru dipakai untuk gaji pegawai Puskesmas sehingga penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di Puskemas Tamako tidak dapat berkembang dengan baik
25
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat ternyata
masih menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak dikeluhkan oleh masyarakat
Tidak hanya dilihat dari segi sarana dan prasarana yang kurang memadai tetapi juga dari
segi tenaga medis yang demikian pula adanya Oleh karena itu diperlukan perhatian
khusus dari pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta
komitmen untuk merubah sistem pelayanan Puskesmas yang dinilai buruk oleh
masyarakat Selain itu Puskesmas juga harus memiliki standar pelayanan yang dapat
memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat untuk mencapai kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat
42 Saran
1 Puskesmas harus lebih memfokuskan pada peningkatan pelayanan kesehatan dan
pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh
2 Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi terpenuhinya
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
3 Merestrukturisasikan peran Puskesmas
4 Pemerintah harus memberikan otonomi kepada Puskesmas dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat
5 Mensosialisasikan program-program Puskesmas kepada masyarakat untuk mengubah
citra Puskesmas yang sudah dinilai buruk oleh masyarakat
26
DAFTAR PUSTAKA
Tjiptoherijanto prijono Said Z Abidin Reformasi Administrasi dan Pembangunan
Nasional 1993 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta
wwwdinkesjatimgoid
wwwlitbangdepkesgoid
wwwlitbangdepkesgoid
definisi-puskesmashtml
model-puskesmas-era-desentralisasihtml
httponeindoskripsicom diunduh tanggal 24 November 2009
httpmuharrikyanuarwordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
httpgroupsyahoocom diunduh tanggal 24 November 2009
httpelsbappenasgoid diunduh tanggal 24 November 2009
httpalfredsalehfileswordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
27
8 Penyelenggaraan
pelayanan kefarmasian
dan pengamanan sediaan
farmasi alat kesehatan
serta makanan dan
minuman
Penyediaan obat dan perbekalan kesehatan
untuk pelayanan kesehatan dasar
Penyediaan dan pemerataan pelayanan
kefarmasian di saranan pelayanan kesehatan
Pelayanan pengamanan farmasi alat kesehatan
Program Pokok Puskesmas
Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga maupun fasilitasnya
karenanya kegiatan pokok di setiap Puskesmas dapat berbeda-beda Namun demikian
kegiatan pokok Puskesmas yang lazim dan seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut
1 Kesejahteraan ibu dan Anak ( KIA )
2 Keluarga Berencana
3 Usaha Peningkatan Gizi
4 Kesehatan Lingkungan
5 Pemberantasan Penyakit Menular
6 Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Kecelakaan
7 Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
8 Usaha Kesehatan Sekolah
9 Kesehatan Olah Raga
10 Perawatan Kesehatan Masyarakat
11 Usaha Kesehatan Kerja
12 Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut
13 Usaha Kesehatan Jiwa
14 Kesehatan Mata
15 Laboratorium ( diupayakan tidak lagi sederhana )
16 Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan
17 Kesehatan Usia Lanjut
18 Pembinaan Pengobatan Tradisional
Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan
masyarakat terkecil Karenanya kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan
kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya Setiap kegiatan
pokok Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat
15
Desa ( PKMD ) Disamping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas seperti
tersebut di atas Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program
kesehatan tertentu oleh Pemerintah Pusat ( contoh Pekan Imunisasi Nasional ) Dalam hal
demikian baik petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah
Pusat bersama Pemerintah Daerah Keadaan darurat mengenai kesehatan dapat terjadi
misalnya karena timbulnya wabah penyakit menular atau bencana alam Untuk mengatasi
kejadian darurat seperti di atas bisa mengurangi atau menunda kegiatan lain
Azas Penyelenggaraan Puskesmas Menurut Kepmenkes No 128 Tahun 2004
1 Azas pertanggungjawaban wilayah
a Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya
b Dilakukan kegiatan dalam gedung dan luar gedung
c Ditunjang dengan puskesmas pembantu Bidan di desa puskesmas keliling
2 Azas pemberdayaan masyarakat
a Puskesmas harusmemberdayakan perorangan keluarga dan masyarakat agar berperan
aktif dalam menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas
b Potensi masyarakat perlu dihimpun
3 Azas keterpaduan
Setiap upaya diselenggarakan secara terpadu
1048713 Keterpaduan lintas program
UKS keterpaduan Promkes Pengobatan Kesehatan Gigi Kespro Remaja
Kesehatan Jiwa
1048713 Keterpaduan lintassektoral
Upaya Perbaikan Gizi keterpaduan sektor kesehatan dengan camat
lurahkades pertanian pendidikan agama dunia usaha koperasi PKK
Upaya Promosi Kesehatan keterpaduan sektor kesehatan dengan camat
lurahkades pertanian pendidikan agama
4 Azas rujukan
Rujukan medisupaya kesehatan perorangan
rujukan kasus
bahan pemeriksaan
16
ilmu pengetahuan
Rujukan upaya kesehatan masyarakat
rujukan sarana dan logistik
rujukan tenaga
rujukan operasional
33 Masalah-Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan ujung tombak pelayanan
kesehatan bagi masyarakat karena cukup efektif membantu masyarakat dalam
memberikan pertolongan pertama dengan standar pelayanan kesehatan Pelayanan
kesehatan yang dikenal murah seharusnya menjadikan Puskesmas sebagai tempat
pelayanan kesehatan utama bagi masyarakat namun pada kenyataannya banyak
masyarakat yang lebih memilih pelayanan kesehatan pada dokter praktek swasta atau
petugas kesehatan praktek lainnya Kondisi ini didasari oleh persepsi awal yang negatif
dari masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas misalnya anggapan bahwa mutu
pelayanan yang terkesan seadanya artinya Puskesmas tidak cukup memadai dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat baik dilihat dari sarana dan prasarananya
maupun dari tenaga medis atau anggaran yang digunakan untuk menunjang kegiatannya
sehari-hari Sehingga banyak sekali pelayanan yang diberikan kepada masyarakat itu
tidak sesuai dengan Standar Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan Misalnya
sikap tidak disiplin petugas medis pada unit pelayanan puskesmas Peudada yang
dikeluhkan masyarakat Mereka selalu diperlakukan kurang baik oleh para petugas medis
yang dinilai cenderung arogan berdalih terbatasnya persediaan obat-obatan pada
puskesmas telah menyebabkan banyak diantara pasien terpaksa membeli obat pada
apotik Di samping itu ketika membawa salah seorang warga yang jatuh sakit saat
mengikuti kegiatan perkampungan pemuda kemudian warga yang lain mengantarnya ke
Puskesmas Peudada pasien itu tidak dilayani dengan baik bahkan mereka (perawat-red)
mengaku telah kehabisan stok obat Hal tersebut tentu telah merusak citra Puskesmas
sebagai pemberi layanan kesehatan kepada masyarakat yang dianggap dapat membantu
dalam memberikan pertolongan pertama yang sesuai dengan standar pelayanan
kesehatan Selain itu tidak berjalannya tugas edukatif di Puskesmas yang berkaitan
dengan penyuluhan kesehatan yang sekaligus berkaitan dengan tugas promotif Menurut
masyarakat petugas puskesmas sangat jarang berkunjung kalaupun ada yaitu ketika
17
keluarga mempunyai masalah kesehatan seperti anggota keluarga mengalami gizi buruk
atau penderita TB Berarti tugas ini lebih untuk memberikan laporan dan kuratif
dibanding upaya promotif Kemudian perawat puskesmas biasanya aktif dalam BP
puskesmas keliling dan puskesmas pembantu Jelas dalam tugas tersebut perawat
melakukan pemeriksaan pasien mendiagnosa pasien melakukan pengobatan pada pasien
dengan membuat resep pada pasien Namun ketika melakukan tugas tersebut tidak ada
supervisi dari siapapun khususnya penanggung jawab dalam tindakan pengobatanmedis
Tenaga perawat seolah-olah tidak menghargai kegiatan-kegitan formalnya sendiri karena
mungkin tugas kuratif lebih penting Hal ini berdampak kepada status kesehatan
masyarakat status gizi penyakit infeksi menular dan mungkin upaya kesehatan ibu dan
anak tidak mendapatkan porsi yang sesuai sehingga berdampak pada kondisi kesehatan
masyarakat Kalaulah memang tugas tenaga kesehatan di Puskesmas lebih banyak ke arah
kuratif maka Puskesmas menjadi unit dari pelayanan Rumah sakit karena Rumah Sakit
akan memiliki banyak sumber daya manusia dan fasilitas medik Tapi kalaulah
Puskesmas ini menjadi lebih dominan dalam tugas promotif dan preventif maka tugas
eksekutif bagi perawat haruslah digiatkan dan puskesmas menjadi bagian dari unit Dinas
kesehatan atau bagian tersendiri yang memiliki otonomi yang kuat dalam mengatur
program-programnya sedangkan Dinas kesehatan hanya sebagai regulator pemberi dana
dan pengadaan petugas untuk pelayanan kesehatan masyarakat diberikan kepada
Puskesmas atau pelayanan kesehatan dapat ditenderkan kepada pihak swasta Tidak
hanya hal-hal yang telah diungkapkan di atas lebih dari itu masih ada permasalahan
yang muncul di lingkup puskesmas misalnya Jam kerja Puskesmas yang sangat singkat
hanya sampai jam 1400 WIB kemampuan keuangan daerah yang terbatas puskesmas
yang kurang memiliki otoritas untuk memanfaatkan peluang yang ada puskesmas belum
terbiasa mengelola kegiatannya secara mandiri serta kurangnya kesejahteraan karyawan
yang berpengaruh terhadap motivasi dalam melaksanakan tugas di puskesmas
18
34 Faktor-Faktor Penghambat Pelayanan Puskesmas
Dalam realitanya pelayanan Puskesmas sekarang banyak memiliki masalah-
masalah Adapun masalah-masalah yang telah diungkapkan di atas itu diakibatkan oleh
faktor-faktor sebagai berikut (Tjiptoherijanto dan Said Zainal Abidin 1993 44-46)
Faktor Internal
Pelaksanaan Manajemen
Pelaksanaan manajemen merupakan hal penting yang menentukan dalam
mencapai tujuan yang efisien dan efektif dari tujuan Puskesmas Dimana
fungsi manajemen itu untuk planning organaizing leading dan controling
Pada kegiatan perencanaan setiap tahunnya sering kali tidak berjalan sehingga
kegiatan berjalan apa adanya sesuai kebiasaan yang dianggap lsquobaiksudah
biasarsquo Bahkan terasa sekali bahwa tidak pernah adanya upaya pengembangan
Serta tidak pernah terpikir untuk mempersoalkan kendali mutu pelayanan yang
disebabkan kurangnya pengetahuan peralatan dan perhatian tersita pada
upaya pengobatan Dapat dikatakan bahwa kepala Puskesmas lebih sibuk pada
masalah-masalah manajerial daripada kasus-kasus klinik Dapat dikatakan
juga bahwa kurangnya pengetahuan para Kepala Puskesmas dan rendahnya
disiplinetos kerja staff menjadikan unsur manajemen ini tidak berjalan Tentu
hal ini menghambat kinerja Puskesmas untuk melayani masyarakat dalam
bidang kesehatan
Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam mencapai
target dari program-program Puskesmas Tetapi apa yang terjadi pada
Puskesmas di Indonesia terkesan tidak diperhatian oleh pemerintah dengan
alasan wilayah geografis yang sulit untuk dijangkau sehingga sarana dan
prasarana yang ada di dalam Puskesmas sangat terbatas baik berupa alat
medis maupun obat-obatan Hal ini terjadi akibat dari sumber keuangan yang
dimiliki Puskesmas terbatas sehingga mutu pelayanan puskesmas pun menjadi
rendah karena tidak sesuai dengan standart kesehatan
Tenaga medis
Jumlah tenaga medis yang sangat sedikit mengakibatkan ketidakmampuannya
melaksanakan program dari Dinas Kesehatan Misalanya program Posyandu
yang tidak tepat sasaran Jumlah tenaga medis sedikit karena insentif dari
19
pemerintah daerah Faktor kesejahteraan pegawai memang hal penting karena
berkaitan dengan satu-satunya pendapatan resmi mereka adalah gaji Untuk
mencapai penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas di perlukan
pimpinan yang mau memotivasi pegawainya dengan cara memenuhi
kebutuhan hidupnya
Sumber keuangan Puskesmas
Sumber keuangan dari pemerintah pusat maupun daerah yang didapat tidak
sebanding dengan pengeluaran operasional Puskesmas sehingga biaya
pelayanan Puskesmas pun mahal padahal sarana yang terdapat di sana tidak
sebanding dengan apa yang harus dibayar sehingga hal ini berdampak kepada
masyarakat untuk beralih pergi ke Rumah Sakit saja yang fasilitas lebih baik
daripada Puskesmas Adapun sumber-sumber keuangan Puskesmas sebagai
berikut
Pemerintah
Sumber biaya berasal dari Pemerintah Kabupaten yang dibedakan atas dana
pembangunan dan dana anggaran rutin Dana ini diturunkan secara bertahap
ke Puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten
Retribusi
Retribusi merupakan salah satu sumber pendapatan Puskesmas yang
membiayai upaya kesehatan perorangan yang pemanfaatanya dan besarnya
ditentukan oleh Pemerintah Daerah
PT ASKES
Puskesmas menerima dana dari PT ASKES yang peruntukannya sebagai
imbal jasa kepada peserta ASKES yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS)
PT JAMSOSTEK
Puskesmas menerima dana dari PT JAMSOSTEK yang peruntukannya
sebagai imbal jasa kepada peserta JAMSOSTEK yaitu Pegawai karyawan
yang berada dibawah naungan Dinas Tenaga Kerja
BPP (Badan Penyantun Puskesmas)
Dengan memberdayakan potensi yang dimiliki masyarakat dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
20
Sumber-sumber keuangan Puskesmas ini ternyata tidak dapat membiayai
operasinal dari program-program Puskesmas Hal ini diakibatkan oleh
beberapa faktor yaitu birokratisasi penyaluran keuangan dari pemerintah
sampai ke Puskesmasnya dan rendahnya responsibilitas pengelola manajemen
Puskesmas
Psiko-sosial antara tenaga medis dengan penduduk
Perbedaan psiko-sosial antara tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas
dengan penduduk menimbulkan hambatan dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan PuskesmaTenaga-tenaga yang diperbantukan di Puskesmas
biasanya terdiri dari orang-orang terpelajar dan bukan berasal dari daerah
tersebut sehingga penduduk menganggapnya sebagai orang asing Apalagi
jika bahasa yang digunakan adalah bahasa yang tidak dimengerti oleh
penduduk maka akibatnya penduduk segan untuk datang ke Puskesmas
Faktor Eksternal
Kondisi Geografis
Kondisi geografis Puskesmas umumnya terletak pada daerah pelosok atau
setingkat dengan kecamatan Dimana kecamatan tiap-tiap daerah memilki
keadaan yang berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan
puskesmas Memang ada kecamatan-kecamatan yang hanya dengan satu
Puskesmas sudah dapat menjangkau seluruh penduduk Tetapi ada juga
puskesmas yang hanya dapat dijangkau oleh penduduk yang bermukim di
dekatnya karena penduduk yang lain bertempat tinggal jauh dari Puskesmas
Hal ini terkait pada dana yang tidak cukup untuk menggunakan alat-alat
transportasi atau memang tempat tinggalnya terpencil sehingga penduduknya
lebih senang tinggal di rumahnya daripada pergi ke Puskesmas
Pemerintah daerah
Peran Pemerintah Daerah yang terkesan gagap ini terlihat atas pemahaman
pembangunan kesehatan yang setengah-setengah dari pihak legslatif dan
eksekutif yang tercermin dari dijadikannya pelayanan kesehatan sebagai
tulang punggung pendapatan daerah Ini berarti orang sakit dijadikan tualng
punggung pendapatan daerah Padahal upaya menyehatkan masyarakat
sejatinya termaktub dalam hakikat dan semangat UU No22 dan UU No 25
tahun 1999 yang pada intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan
21
publik dan mengembangkan demokrasi menuju peningkatan kesejahteraan
rakyat Disamping itu alokasi anggaran kesehatan berbagai daerah
mencerminkan kurangnya perhatian terhadap investasi hak-hak dasar
pembangunan manusia diantaranya pelayanan kesehatan dasar
Keadaan Ekonomi Penduduk
Keadaan ekonomi penduduk memberikan andil dalam sulitnya mengupayakan
pelayanan kesehatan pada masyarakat Jumlah warga negara Indonesia
mayoritas bermata pencarian petani dan nelayan yang mana kondisi
ekonominya kurang memadai Walaupun ada ketentuan yang
memperbolehkan mereka yang tidak mampu untuk tidak usah membayar
retribusi di Puskesmas namun kenyataannya orang-orang yang demikian
justru enggan datang ke Puskesmas
Kondisi Pendidikan Penduduk
Masalah pendidikan penduduk juga berperan dalam menghambat pelayanan
yang dihadapi oleh Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan pada tingkat
pertama karena pada umumnya pendidikan masyarakat desa masih rendah
maka pola pikir mereka sangat sederhana dan kurang atau bahkan belum
paham akan arti kesehatan Mereka cenderung mengikuti sifat-sifat tradisional
yang sejak dulu dipegang oleh masyarakat dan lingkungannya
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki tingkat
pendidikan yang rendah yang mana sebagian besar penduduk Indonesia
lulusan SD terutama di daerah pelosok-pelosok Indonesia sehingga hal
berdampak pada rendahnya partisipasi masyarakat dalam mewujudkan
masyarakat Indonesia sehat terutama pada lembaga Puskesmas yang letaknya
dekat dengan masyarakat tersebut Selain itu juga disebabkan Rumah Sakit
lebih baik sarana dan prasarananya padahal Puskesmas merupakan pelayanan
kesehatan yang paling dasar dalam lingkungan masyarakat setempat
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan yang berada di Propinsi bekerja pada aspek melayani
penyembuhan penyakit yang sudah diderita oleh penduduk dibandingkan
dengan melayani obat-obatan yang dapat digunakan sebagai upaya
pencegahan timbulnya suatu penyakit pada penduduk Dengan kata lain
pelayanan kesehatan Puskesmas lebih banyak ditekankan pada tindakan
kuratif dibandingkan pada tindakan preventif apalagi promotif Selain itu
22
Dinas Kesehatan juga kurang melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap
pelaksanaan program-program Puskesmas yang sudah ada sehingga tidak
terwujudnya pelayanan kesehatan di tingkat basis
35 Solusi Mengatasi Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang terinstitusionalisasi
mempunyai kewenangan yang besar dalam menciptakan inovasi model pelayanan
kesehatan di daerah Untuk itu dibutuhkan komitmen dan kemauan untuk
meningkatkanmeratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan melakukan
revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien
di Puskesmas peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatanrevitalisasi kader PKK
pembentukan standar pelayanan kesehatan minimum untuk kinerja sistem kesehatan yang
komprehensif serta memperbaiki sistem informasi pada semua tingkatan pemerintah
Dari banyak kasus yang terjadi dibanyak daerah jelas bahwa Puskesmas memiliki
pencitraan yang rendah pada saat sekarang terutama jika dilihat dari sarana Puskesmas
tidak memiliki fasilitas yang lengkap walaupun sudah mendapat dana dari Dinas
Kesehatan
36 Analisis Kasus Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas di Kecamatan
Tamako
Seperti yang kita ketahui bahwa pelayanan kesehatan itu tidak hanya
diperuntukkan bagi mereka yang tinggal di wilayah perkotaan saja tetapi juga
diperuntukkan bagi masyarakat yang berada di wilayah pedesaan Namun pada
kenyataannya penyelenggaraan pelayanan kesehatan di wilayah pedesaan cenderung
lebih buruk dibandingan dengan di wilayah perkotaan Hal ini terjadi karena wilayah
pedesaan kurang mendapat perhatian dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah
sehingga penyelenggaraan pelayanan di pedesaan terkesan buruk Hal ini dapat dilihat
dari penyelenggaraan pelayanan puskesmas di Kecamatan Tamako yang jauh dari
standar minimal pelayanan kesehatan
23
Puskesmas Tamako yang terletak di Kecamatan Tamako berada kurang lebih 35
km dari ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara adalah satu-
satunya unit pelayanan kesehatan strata pertama yang ada di wilayah ini Dari segi sarana
dan prasarana Puskesmas ini memiliki 1 rumah dokter dan 4 rumah para medis Sebagai
ujung tombak pelayanan kesehatan Puskesmas Tamako memiliki 3 Puskesmas
pembantu dua diantaranya tidak berpenghuni 2 pos obat desa 11 Posyandu dan
didukung oleh 1 Puskesmas keliling Namun dengan jejaring seperti itu pada
kenyataannya tetap saja banyak masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Tamako ini Ketidakterjangkauan ini
umumnya disebabkan karena jauhnya jarak Puskesmas dengan pemukiman warga
sulitnya medan dan tantangan cuaca Selain itu terbatasnya persediaan obat-obatan juga
nampak di Puskesmas Tamako ini Sebagai contoh pada tahun 2001 wilayah ini
membutuhkan 1092 jenis obat sementara yang tersedia di Gudang Farmasi Kabupaten
(GFK) hanya 996 jenis obat yang mana 560 (51) diantaranya adalah obat generik
Obat-obatan yang didrop dari GFK sebagian besar tidak sesuai dengan permintaan Ada
obat yang diminta berkali-kali tetapi tidak diberikan dan jikalau diberikan jumlahnya
sangat sedikit Sebaliknya obat-obatan yang tidak diminta justru diberikan terus-
menerus Lalu jika dilihat dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) kuantitas dan
kualitas tenaga medis juga menjadi masalah di Puskesmas Tamako Status Puskesmas
Tamako yang merupakan Puskesmas rawat inap tentu saja memerlukan tenaga medis
yang cukup Namun pada kenyataannya hal tersebut tidak dapat tercapai karena
distribusi tenaga medis di Kabupaten Sangihe yang masih kurang sehingga belum dapat
memenuhi kebutuhan masyarakatnya Rasio tenaga medis dengan jumlah penduduk yang
belum berimbang ini jelas mempengaruhi pelayanan kesehatan di Kecamatan Tamako
ini Kemudian dari segi pembiayaan atau keuangan Puskesmas Tamako Secara umum
terlihat adanya upaya peningkatan alokasi anggaran untuk pembangunan sektor
kesehatan di wilayah ini Dari tahun ke tahun terlihat adanya upaya untuk lebih
menambah kepedulian terhadap sektor kesehatan yang nampak pada distribusi
penganggaran dari APBN dan APBD yang semakin meningkat Namun lagi-lagi pada
kenyataannya hal tersebut tidak seirama dengan upaya-upaya teknis yang ada di
lapangan yang ironisnya bersentuhan langsung dengan masyarakat Realisasi proyek
pembangunan sarana kesehatan sebagian besar tidak sesuai dengan kebutuhan dan
ketentuan yang berlaku Misalnya pernah terjadi saat ada rehabilitasi Puskesmas
pembantu seng yang sudah tua dibalik lalu dicat kemudian dipasang lagi dinding beton
24
yang digantikan dengan papan triplek yang dicat sehingga kelihatan dari jauh seperti
dinding beton yang asli Begitu pula dengan proyek-proyek yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tetapi dipaksakan diterima oleh Puskesmas Contohnya antena SSB yang
sudah ada ditambah lagi dengan antena yang baru yang berarti mencari lokasi
pemasangan di halaman Puskesmas sehingga halaman yang sudah sempit menjadi
semakin sempit Sementara itu anggaran rutin sebagian besar terpakai untuk gaji
pegawai sehingga sangat sedikit yang dialokasikan untuk dana rutin lain seperti
pemeliharaan gedung Oleh sebab itu perbaikan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Tamako ini tidak dapat dilaksanakan secara efektif karena adanya penyelewengan dana
yang dilakukan oleh pihak Puskesmas sendiri yang seharusnya dana yang diberikan
pemerintah dianggarkan untuk pemeliharaan gedung atau perbaikan sarana dan prasarana
Puskesmas justru dipakai untuk gaji pegawai Puskesmas sehingga penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di Puskemas Tamako tidak dapat berkembang dengan baik
25
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat ternyata
masih menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak dikeluhkan oleh masyarakat
Tidak hanya dilihat dari segi sarana dan prasarana yang kurang memadai tetapi juga dari
segi tenaga medis yang demikian pula adanya Oleh karena itu diperlukan perhatian
khusus dari pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta
komitmen untuk merubah sistem pelayanan Puskesmas yang dinilai buruk oleh
masyarakat Selain itu Puskesmas juga harus memiliki standar pelayanan yang dapat
memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat untuk mencapai kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat
42 Saran
1 Puskesmas harus lebih memfokuskan pada peningkatan pelayanan kesehatan dan
pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh
2 Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi terpenuhinya
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
3 Merestrukturisasikan peran Puskesmas
4 Pemerintah harus memberikan otonomi kepada Puskesmas dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat
5 Mensosialisasikan program-program Puskesmas kepada masyarakat untuk mengubah
citra Puskesmas yang sudah dinilai buruk oleh masyarakat
26
DAFTAR PUSTAKA
Tjiptoherijanto prijono Said Z Abidin Reformasi Administrasi dan Pembangunan
Nasional 1993 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta
wwwdinkesjatimgoid
wwwlitbangdepkesgoid
wwwlitbangdepkesgoid
definisi-puskesmashtml
model-puskesmas-era-desentralisasihtml
httponeindoskripsicom diunduh tanggal 24 November 2009
httpmuharrikyanuarwordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
httpgroupsyahoocom diunduh tanggal 24 November 2009
httpelsbappenasgoid diunduh tanggal 24 November 2009
httpalfredsalehfileswordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
27
Desa ( PKMD ) Disamping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas seperti
tersebut di atas Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program
kesehatan tertentu oleh Pemerintah Pusat ( contoh Pekan Imunisasi Nasional ) Dalam hal
demikian baik petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah
Pusat bersama Pemerintah Daerah Keadaan darurat mengenai kesehatan dapat terjadi
misalnya karena timbulnya wabah penyakit menular atau bencana alam Untuk mengatasi
kejadian darurat seperti di atas bisa mengurangi atau menunda kegiatan lain
Azas Penyelenggaraan Puskesmas Menurut Kepmenkes No 128 Tahun 2004
1 Azas pertanggungjawaban wilayah
a Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya
b Dilakukan kegiatan dalam gedung dan luar gedung
c Ditunjang dengan puskesmas pembantu Bidan di desa puskesmas keliling
2 Azas pemberdayaan masyarakat
a Puskesmas harusmemberdayakan perorangan keluarga dan masyarakat agar berperan
aktif dalam menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas
b Potensi masyarakat perlu dihimpun
3 Azas keterpaduan
Setiap upaya diselenggarakan secara terpadu
1048713 Keterpaduan lintas program
UKS keterpaduan Promkes Pengobatan Kesehatan Gigi Kespro Remaja
Kesehatan Jiwa
1048713 Keterpaduan lintassektoral
Upaya Perbaikan Gizi keterpaduan sektor kesehatan dengan camat
lurahkades pertanian pendidikan agama dunia usaha koperasi PKK
Upaya Promosi Kesehatan keterpaduan sektor kesehatan dengan camat
lurahkades pertanian pendidikan agama
4 Azas rujukan
Rujukan medisupaya kesehatan perorangan
rujukan kasus
bahan pemeriksaan
16
ilmu pengetahuan
Rujukan upaya kesehatan masyarakat
rujukan sarana dan logistik
rujukan tenaga
rujukan operasional
33 Masalah-Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan ujung tombak pelayanan
kesehatan bagi masyarakat karena cukup efektif membantu masyarakat dalam
memberikan pertolongan pertama dengan standar pelayanan kesehatan Pelayanan
kesehatan yang dikenal murah seharusnya menjadikan Puskesmas sebagai tempat
pelayanan kesehatan utama bagi masyarakat namun pada kenyataannya banyak
masyarakat yang lebih memilih pelayanan kesehatan pada dokter praktek swasta atau
petugas kesehatan praktek lainnya Kondisi ini didasari oleh persepsi awal yang negatif
dari masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas misalnya anggapan bahwa mutu
pelayanan yang terkesan seadanya artinya Puskesmas tidak cukup memadai dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat baik dilihat dari sarana dan prasarananya
maupun dari tenaga medis atau anggaran yang digunakan untuk menunjang kegiatannya
sehari-hari Sehingga banyak sekali pelayanan yang diberikan kepada masyarakat itu
tidak sesuai dengan Standar Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan Misalnya
sikap tidak disiplin petugas medis pada unit pelayanan puskesmas Peudada yang
dikeluhkan masyarakat Mereka selalu diperlakukan kurang baik oleh para petugas medis
yang dinilai cenderung arogan berdalih terbatasnya persediaan obat-obatan pada
puskesmas telah menyebabkan banyak diantara pasien terpaksa membeli obat pada
apotik Di samping itu ketika membawa salah seorang warga yang jatuh sakit saat
mengikuti kegiatan perkampungan pemuda kemudian warga yang lain mengantarnya ke
Puskesmas Peudada pasien itu tidak dilayani dengan baik bahkan mereka (perawat-red)
mengaku telah kehabisan stok obat Hal tersebut tentu telah merusak citra Puskesmas
sebagai pemberi layanan kesehatan kepada masyarakat yang dianggap dapat membantu
dalam memberikan pertolongan pertama yang sesuai dengan standar pelayanan
kesehatan Selain itu tidak berjalannya tugas edukatif di Puskesmas yang berkaitan
dengan penyuluhan kesehatan yang sekaligus berkaitan dengan tugas promotif Menurut
masyarakat petugas puskesmas sangat jarang berkunjung kalaupun ada yaitu ketika
17
keluarga mempunyai masalah kesehatan seperti anggota keluarga mengalami gizi buruk
atau penderita TB Berarti tugas ini lebih untuk memberikan laporan dan kuratif
dibanding upaya promotif Kemudian perawat puskesmas biasanya aktif dalam BP
puskesmas keliling dan puskesmas pembantu Jelas dalam tugas tersebut perawat
melakukan pemeriksaan pasien mendiagnosa pasien melakukan pengobatan pada pasien
dengan membuat resep pada pasien Namun ketika melakukan tugas tersebut tidak ada
supervisi dari siapapun khususnya penanggung jawab dalam tindakan pengobatanmedis
Tenaga perawat seolah-olah tidak menghargai kegiatan-kegitan formalnya sendiri karena
mungkin tugas kuratif lebih penting Hal ini berdampak kepada status kesehatan
masyarakat status gizi penyakit infeksi menular dan mungkin upaya kesehatan ibu dan
anak tidak mendapatkan porsi yang sesuai sehingga berdampak pada kondisi kesehatan
masyarakat Kalaulah memang tugas tenaga kesehatan di Puskesmas lebih banyak ke arah
kuratif maka Puskesmas menjadi unit dari pelayanan Rumah sakit karena Rumah Sakit
akan memiliki banyak sumber daya manusia dan fasilitas medik Tapi kalaulah
Puskesmas ini menjadi lebih dominan dalam tugas promotif dan preventif maka tugas
eksekutif bagi perawat haruslah digiatkan dan puskesmas menjadi bagian dari unit Dinas
kesehatan atau bagian tersendiri yang memiliki otonomi yang kuat dalam mengatur
program-programnya sedangkan Dinas kesehatan hanya sebagai regulator pemberi dana
dan pengadaan petugas untuk pelayanan kesehatan masyarakat diberikan kepada
Puskesmas atau pelayanan kesehatan dapat ditenderkan kepada pihak swasta Tidak
hanya hal-hal yang telah diungkapkan di atas lebih dari itu masih ada permasalahan
yang muncul di lingkup puskesmas misalnya Jam kerja Puskesmas yang sangat singkat
hanya sampai jam 1400 WIB kemampuan keuangan daerah yang terbatas puskesmas
yang kurang memiliki otoritas untuk memanfaatkan peluang yang ada puskesmas belum
terbiasa mengelola kegiatannya secara mandiri serta kurangnya kesejahteraan karyawan
yang berpengaruh terhadap motivasi dalam melaksanakan tugas di puskesmas
18
34 Faktor-Faktor Penghambat Pelayanan Puskesmas
Dalam realitanya pelayanan Puskesmas sekarang banyak memiliki masalah-
masalah Adapun masalah-masalah yang telah diungkapkan di atas itu diakibatkan oleh
faktor-faktor sebagai berikut (Tjiptoherijanto dan Said Zainal Abidin 1993 44-46)
Faktor Internal
Pelaksanaan Manajemen
Pelaksanaan manajemen merupakan hal penting yang menentukan dalam
mencapai tujuan yang efisien dan efektif dari tujuan Puskesmas Dimana
fungsi manajemen itu untuk planning organaizing leading dan controling
Pada kegiatan perencanaan setiap tahunnya sering kali tidak berjalan sehingga
kegiatan berjalan apa adanya sesuai kebiasaan yang dianggap lsquobaiksudah
biasarsquo Bahkan terasa sekali bahwa tidak pernah adanya upaya pengembangan
Serta tidak pernah terpikir untuk mempersoalkan kendali mutu pelayanan yang
disebabkan kurangnya pengetahuan peralatan dan perhatian tersita pada
upaya pengobatan Dapat dikatakan bahwa kepala Puskesmas lebih sibuk pada
masalah-masalah manajerial daripada kasus-kasus klinik Dapat dikatakan
juga bahwa kurangnya pengetahuan para Kepala Puskesmas dan rendahnya
disiplinetos kerja staff menjadikan unsur manajemen ini tidak berjalan Tentu
hal ini menghambat kinerja Puskesmas untuk melayani masyarakat dalam
bidang kesehatan
Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam mencapai
target dari program-program Puskesmas Tetapi apa yang terjadi pada
Puskesmas di Indonesia terkesan tidak diperhatian oleh pemerintah dengan
alasan wilayah geografis yang sulit untuk dijangkau sehingga sarana dan
prasarana yang ada di dalam Puskesmas sangat terbatas baik berupa alat
medis maupun obat-obatan Hal ini terjadi akibat dari sumber keuangan yang
dimiliki Puskesmas terbatas sehingga mutu pelayanan puskesmas pun menjadi
rendah karena tidak sesuai dengan standart kesehatan
Tenaga medis
Jumlah tenaga medis yang sangat sedikit mengakibatkan ketidakmampuannya
melaksanakan program dari Dinas Kesehatan Misalanya program Posyandu
yang tidak tepat sasaran Jumlah tenaga medis sedikit karena insentif dari
19
pemerintah daerah Faktor kesejahteraan pegawai memang hal penting karena
berkaitan dengan satu-satunya pendapatan resmi mereka adalah gaji Untuk
mencapai penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas di perlukan
pimpinan yang mau memotivasi pegawainya dengan cara memenuhi
kebutuhan hidupnya
Sumber keuangan Puskesmas
Sumber keuangan dari pemerintah pusat maupun daerah yang didapat tidak
sebanding dengan pengeluaran operasional Puskesmas sehingga biaya
pelayanan Puskesmas pun mahal padahal sarana yang terdapat di sana tidak
sebanding dengan apa yang harus dibayar sehingga hal ini berdampak kepada
masyarakat untuk beralih pergi ke Rumah Sakit saja yang fasilitas lebih baik
daripada Puskesmas Adapun sumber-sumber keuangan Puskesmas sebagai
berikut
Pemerintah
Sumber biaya berasal dari Pemerintah Kabupaten yang dibedakan atas dana
pembangunan dan dana anggaran rutin Dana ini diturunkan secara bertahap
ke Puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten
Retribusi
Retribusi merupakan salah satu sumber pendapatan Puskesmas yang
membiayai upaya kesehatan perorangan yang pemanfaatanya dan besarnya
ditentukan oleh Pemerintah Daerah
PT ASKES
Puskesmas menerima dana dari PT ASKES yang peruntukannya sebagai
imbal jasa kepada peserta ASKES yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS)
PT JAMSOSTEK
Puskesmas menerima dana dari PT JAMSOSTEK yang peruntukannya
sebagai imbal jasa kepada peserta JAMSOSTEK yaitu Pegawai karyawan
yang berada dibawah naungan Dinas Tenaga Kerja
BPP (Badan Penyantun Puskesmas)
Dengan memberdayakan potensi yang dimiliki masyarakat dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
20
Sumber-sumber keuangan Puskesmas ini ternyata tidak dapat membiayai
operasinal dari program-program Puskesmas Hal ini diakibatkan oleh
beberapa faktor yaitu birokratisasi penyaluran keuangan dari pemerintah
sampai ke Puskesmasnya dan rendahnya responsibilitas pengelola manajemen
Puskesmas
Psiko-sosial antara tenaga medis dengan penduduk
Perbedaan psiko-sosial antara tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas
dengan penduduk menimbulkan hambatan dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan PuskesmaTenaga-tenaga yang diperbantukan di Puskesmas
biasanya terdiri dari orang-orang terpelajar dan bukan berasal dari daerah
tersebut sehingga penduduk menganggapnya sebagai orang asing Apalagi
jika bahasa yang digunakan adalah bahasa yang tidak dimengerti oleh
penduduk maka akibatnya penduduk segan untuk datang ke Puskesmas
Faktor Eksternal
Kondisi Geografis
Kondisi geografis Puskesmas umumnya terletak pada daerah pelosok atau
setingkat dengan kecamatan Dimana kecamatan tiap-tiap daerah memilki
keadaan yang berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan
puskesmas Memang ada kecamatan-kecamatan yang hanya dengan satu
Puskesmas sudah dapat menjangkau seluruh penduduk Tetapi ada juga
puskesmas yang hanya dapat dijangkau oleh penduduk yang bermukim di
dekatnya karena penduduk yang lain bertempat tinggal jauh dari Puskesmas
Hal ini terkait pada dana yang tidak cukup untuk menggunakan alat-alat
transportasi atau memang tempat tinggalnya terpencil sehingga penduduknya
lebih senang tinggal di rumahnya daripada pergi ke Puskesmas
Pemerintah daerah
Peran Pemerintah Daerah yang terkesan gagap ini terlihat atas pemahaman
pembangunan kesehatan yang setengah-setengah dari pihak legslatif dan
eksekutif yang tercermin dari dijadikannya pelayanan kesehatan sebagai
tulang punggung pendapatan daerah Ini berarti orang sakit dijadikan tualng
punggung pendapatan daerah Padahal upaya menyehatkan masyarakat
sejatinya termaktub dalam hakikat dan semangat UU No22 dan UU No 25
tahun 1999 yang pada intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan
21
publik dan mengembangkan demokrasi menuju peningkatan kesejahteraan
rakyat Disamping itu alokasi anggaran kesehatan berbagai daerah
mencerminkan kurangnya perhatian terhadap investasi hak-hak dasar
pembangunan manusia diantaranya pelayanan kesehatan dasar
Keadaan Ekonomi Penduduk
Keadaan ekonomi penduduk memberikan andil dalam sulitnya mengupayakan
pelayanan kesehatan pada masyarakat Jumlah warga negara Indonesia
mayoritas bermata pencarian petani dan nelayan yang mana kondisi
ekonominya kurang memadai Walaupun ada ketentuan yang
memperbolehkan mereka yang tidak mampu untuk tidak usah membayar
retribusi di Puskesmas namun kenyataannya orang-orang yang demikian
justru enggan datang ke Puskesmas
Kondisi Pendidikan Penduduk
Masalah pendidikan penduduk juga berperan dalam menghambat pelayanan
yang dihadapi oleh Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan pada tingkat
pertama karena pada umumnya pendidikan masyarakat desa masih rendah
maka pola pikir mereka sangat sederhana dan kurang atau bahkan belum
paham akan arti kesehatan Mereka cenderung mengikuti sifat-sifat tradisional
yang sejak dulu dipegang oleh masyarakat dan lingkungannya
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki tingkat
pendidikan yang rendah yang mana sebagian besar penduduk Indonesia
lulusan SD terutama di daerah pelosok-pelosok Indonesia sehingga hal
berdampak pada rendahnya partisipasi masyarakat dalam mewujudkan
masyarakat Indonesia sehat terutama pada lembaga Puskesmas yang letaknya
dekat dengan masyarakat tersebut Selain itu juga disebabkan Rumah Sakit
lebih baik sarana dan prasarananya padahal Puskesmas merupakan pelayanan
kesehatan yang paling dasar dalam lingkungan masyarakat setempat
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan yang berada di Propinsi bekerja pada aspek melayani
penyembuhan penyakit yang sudah diderita oleh penduduk dibandingkan
dengan melayani obat-obatan yang dapat digunakan sebagai upaya
pencegahan timbulnya suatu penyakit pada penduduk Dengan kata lain
pelayanan kesehatan Puskesmas lebih banyak ditekankan pada tindakan
kuratif dibandingkan pada tindakan preventif apalagi promotif Selain itu
22
Dinas Kesehatan juga kurang melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap
pelaksanaan program-program Puskesmas yang sudah ada sehingga tidak
terwujudnya pelayanan kesehatan di tingkat basis
35 Solusi Mengatasi Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang terinstitusionalisasi
mempunyai kewenangan yang besar dalam menciptakan inovasi model pelayanan
kesehatan di daerah Untuk itu dibutuhkan komitmen dan kemauan untuk
meningkatkanmeratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan melakukan
revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien
di Puskesmas peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatanrevitalisasi kader PKK
pembentukan standar pelayanan kesehatan minimum untuk kinerja sistem kesehatan yang
komprehensif serta memperbaiki sistem informasi pada semua tingkatan pemerintah
Dari banyak kasus yang terjadi dibanyak daerah jelas bahwa Puskesmas memiliki
pencitraan yang rendah pada saat sekarang terutama jika dilihat dari sarana Puskesmas
tidak memiliki fasilitas yang lengkap walaupun sudah mendapat dana dari Dinas
Kesehatan
36 Analisis Kasus Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas di Kecamatan
Tamako
Seperti yang kita ketahui bahwa pelayanan kesehatan itu tidak hanya
diperuntukkan bagi mereka yang tinggal di wilayah perkotaan saja tetapi juga
diperuntukkan bagi masyarakat yang berada di wilayah pedesaan Namun pada
kenyataannya penyelenggaraan pelayanan kesehatan di wilayah pedesaan cenderung
lebih buruk dibandingan dengan di wilayah perkotaan Hal ini terjadi karena wilayah
pedesaan kurang mendapat perhatian dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah
sehingga penyelenggaraan pelayanan di pedesaan terkesan buruk Hal ini dapat dilihat
dari penyelenggaraan pelayanan puskesmas di Kecamatan Tamako yang jauh dari
standar minimal pelayanan kesehatan
23
Puskesmas Tamako yang terletak di Kecamatan Tamako berada kurang lebih 35
km dari ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara adalah satu-
satunya unit pelayanan kesehatan strata pertama yang ada di wilayah ini Dari segi sarana
dan prasarana Puskesmas ini memiliki 1 rumah dokter dan 4 rumah para medis Sebagai
ujung tombak pelayanan kesehatan Puskesmas Tamako memiliki 3 Puskesmas
pembantu dua diantaranya tidak berpenghuni 2 pos obat desa 11 Posyandu dan
didukung oleh 1 Puskesmas keliling Namun dengan jejaring seperti itu pada
kenyataannya tetap saja banyak masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Tamako ini Ketidakterjangkauan ini
umumnya disebabkan karena jauhnya jarak Puskesmas dengan pemukiman warga
sulitnya medan dan tantangan cuaca Selain itu terbatasnya persediaan obat-obatan juga
nampak di Puskesmas Tamako ini Sebagai contoh pada tahun 2001 wilayah ini
membutuhkan 1092 jenis obat sementara yang tersedia di Gudang Farmasi Kabupaten
(GFK) hanya 996 jenis obat yang mana 560 (51) diantaranya adalah obat generik
Obat-obatan yang didrop dari GFK sebagian besar tidak sesuai dengan permintaan Ada
obat yang diminta berkali-kali tetapi tidak diberikan dan jikalau diberikan jumlahnya
sangat sedikit Sebaliknya obat-obatan yang tidak diminta justru diberikan terus-
menerus Lalu jika dilihat dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) kuantitas dan
kualitas tenaga medis juga menjadi masalah di Puskesmas Tamako Status Puskesmas
Tamako yang merupakan Puskesmas rawat inap tentu saja memerlukan tenaga medis
yang cukup Namun pada kenyataannya hal tersebut tidak dapat tercapai karena
distribusi tenaga medis di Kabupaten Sangihe yang masih kurang sehingga belum dapat
memenuhi kebutuhan masyarakatnya Rasio tenaga medis dengan jumlah penduduk yang
belum berimbang ini jelas mempengaruhi pelayanan kesehatan di Kecamatan Tamako
ini Kemudian dari segi pembiayaan atau keuangan Puskesmas Tamako Secara umum
terlihat adanya upaya peningkatan alokasi anggaran untuk pembangunan sektor
kesehatan di wilayah ini Dari tahun ke tahun terlihat adanya upaya untuk lebih
menambah kepedulian terhadap sektor kesehatan yang nampak pada distribusi
penganggaran dari APBN dan APBD yang semakin meningkat Namun lagi-lagi pada
kenyataannya hal tersebut tidak seirama dengan upaya-upaya teknis yang ada di
lapangan yang ironisnya bersentuhan langsung dengan masyarakat Realisasi proyek
pembangunan sarana kesehatan sebagian besar tidak sesuai dengan kebutuhan dan
ketentuan yang berlaku Misalnya pernah terjadi saat ada rehabilitasi Puskesmas
pembantu seng yang sudah tua dibalik lalu dicat kemudian dipasang lagi dinding beton
24
yang digantikan dengan papan triplek yang dicat sehingga kelihatan dari jauh seperti
dinding beton yang asli Begitu pula dengan proyek-proyek yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tetapi dipaksakan diterima oleh Puskesmas Contohnya antena SSB yang
sudah ada ditambah lagi dengan antena yang baru yang berarti mencari lokasi
pemasangan di halaman Puskesmas sehingga halaman yang sudah sempit menjadi
semakin sempit Sementara itu anggaran rutin sebagian besar terpakai untuk gaji
pegawai sehingga sangat sedikit yang dialokasikan untuk dana rutin lain seperti
pemeliharaan gedung Oleh sebab itu perbaikan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Tamako ini tidak dapat dilaksanakan secara efektif karena adanya penyelewengan dana
yang dilakukan oleh pihak Puskesmas sendiri yang seharusnya dana yang diberikan
pemerintah dianggarkan untuk pemeliharaan gedung atau perbaikan sarana dan prasarana
Puskesmas justru dipakai untuk gaji pegawai Puskesmas sehingga penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di Puskemas Tamako tidak dapat berkembang dengan baik
25
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat ternyata
masih menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak dikeluhkan oleh masyarakat
Tidak hanya dilihat dari segi sarana dan prasarana yang kurang memadai tetapi juga dari
segi tenaga medis yang demikian pula adanya Oleh karena itu diperlukan perhatian
khusus dari pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta
komitmen untuk merubah sistem pelayanan Puskesmas yang dinilai buruk oleh
masyarakat Selain itu Puskesmas juga harus memiliki standar pelayanan yang dapat
memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat untuk mencapai kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat
42 Saran
1 Puskesmas harus lebih memfokuskan pada peningkatan pelayanan kesehatan dan
pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh
2 Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi terpenuhinya
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
3 Merestrukturisasikan peran Puskesmas
4 Pemerintah harus memberikan otonomi kepada Puskesmas dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat
5 Mensosialisasikan program-program Puskesmas kepada masyarakat untuk mengubah
citra Puskesmas yang sudah dinilai buruk oleh masyarakat
26
DAFTAR PUSTAKA
Tjiptoherijanto prijono Said Z Abidin Reformasi Administrasi dan Pembangunan
Nasional 1993 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta
wwwdinkesjatimgoid
wwwlitbangdepkesgoid
wwwlitbangdepkesgoid
definisi-puskesmashtml
model-puskesmas-era-desentralisasihtml
httponeindoskripsicom diunduh tanggal 24 November 2009
httpmuharrikyanuarwordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
httpgroupsyahoocom diunduh tanggal 24 November 2009
httpelsbappenasgoid diunduh tanggal 24 November 2009
httpalfredsalehfileswordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
27
ilmu pengetahuan
Rujukan upaya kesehatan masyarakat
rujukan sarana dan logistik
rujukan tenaga
rujukan operasional
33 Masalah-Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan ujung tombak pelayanan
kesehatan bagi masyarakat karena cukup efektif membantu masyarakat dalam
memberikan pertolongan pertama dengan standar pelayanan kesehatan Pelayanan
kesehatan yang dikenal murah seharusnya menjadikan Puskesmas sebagai tempat
pelayanan kesehatan utama bagi masyarakat namun pada kenyataannya banyak
masyarakat yang lebih memilih pelayanan kesehatan pada dokter praktek swasta atau
petugas kesehatan praktek lainnya Kondisi ini didasari oleh persepsi awal yang negatif
dari masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas misalnya anggapan bahwa mutu
pelayanan yang terkesan seadanya artinya Puskesmas tidak cukup memadai dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat baik dilihat dari sarana dan prasarananya
maupun dari tenaga medis atau anggaran yang digunakan untuk menunjang kegiatannya
sehari-hari Sehingga banyak sekali pelayanan yang diberikan kepada masyarakat itu
tidak sesuai dengan Standar Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan Misalnya
sikap tidak disiplin petugas medis pada unit pelayanan puskesmas Peudada yang
dikeluhkan masyarakat Mereka selalu diperlakukan kurang baik oleh para petugas medis
yang dinilai cenderung arogan berdalih terbatasnya persediaan obat-obatan pada
puskesmas telah menyebabkan banyak diantara pasien terpaksa membeli obat pada
apotik Di samping itu ketika membawa salah seorang warga yang jatuh sakit saat
mengikuti kegiatan perkampungan pemuda kemudian warga yang lain mengantarnya ke
Puskesmas Peudada pasien itu tidak dilayani dengan baik bahkan mereka (perawat-red)
mengaku telah kehabisan stok obat Hal tersebut tentu telah merusak citra Puskesmas
sebagai pemberi layanan kesehatan kepada masyarakat yang dianggap dapat membantu
dalam memberikan pertolongan pertama yang sesuai dengan standar pelayanan
kesehatan Selain itu tidak berjalannya tugas edukatif di Puskesmas yang berkaitan
dengan penyuluhan kesehatan yang sekaligus berkaitan dengan tugas promotif Menurut
masyarakat petugas puskesmas sangat jarang berkunjung kalaupun ada yaitu ketika
17
keluarga mempunyai masalah kesehatan seperti anggota keluarga mengalami gizi buruk
atau penderita TB Berarti tugas ini lebih untuk memberikan laporan dan kuratif
dibanding upaya promotif Kemudian perawat puskesmas biasanya aktif dalam BP
puskesmas keliling dan puskesmas pembantu Jelas dalam tugas tersebut perawat
melakukan pemeriksaan pasien mendiagnosa pasien melakukan pengobatan pada pasien
dengan membuat resep pada pasien Namun ketika melakukan tugas tersebut tidak ada
supervisi dari siapapun khususnya penanggung jawab dalam tindakan pengobatanmedis
Tenaga perawat seolah-olah tidak menghargai kegiatan-kegitan formalnya sendiri karena
mungkin tugas kuratif lebih penting Hal ini berdampak kepada status kesehatan
masyarakat status gizi penyakit infeksi menular dan mungkin upaya kesehatan ibu dan
anak tidak mendapatkan porsi yang sesuai sehingga berdampak pada kondisi kesehatan
masyarakat Kalaulah memang tugas tenaga kesehatan di Puskesmas lebih banyak ke arah
kuratif maka Puskesmas menjadi unit dari pelayanan Rumah sakit karena Rumah Sakit
akan memiliki banyak sumber daya manusia dan fasilitas medik Tapi kalaulah
Puskesmas ini menjadi lebih dominan dalam tugas promotif dan preventif maka tugas
eksekutif bagi perawat haruslah digiatkan dan puskesmas menjadi bagian dari unit Dinas
kesehatan atau bagian tersendiri yang memiliki otonomi yang kuat dalam mengatur
program-programnya sedangkan Dinas kesehatan hanya sebagai regulator pemberi dana
dan pengadaan petugas untuk pelayanan kesehatan masyarakat diberikan kepada
Puskesmas atau pelayanan kesehatan dapat ditenderkan kepada pihak swasta Tidak
hanya hal-hal yang telah diungkapkan di atas lebih dari itu masih ada permasalahan
yang muncul di lingkup puskesmas misalnya Jam kerja Puskesmas yang sangat singkat
hanya sampai jam 1400 WIB kemampuan keuangan daerah yang terbatas puskesmas
yang kurang memiliki otoritas untuk memanfaatkan peluang yang ada puskesmas belum
terbiasa mengelola kegiatannya secara mandiri serta kurangnya kesejahteraan karyawan
yang berpengaruh terhadap motivasi dalam melaksanakan tugas di puskesmas
18
34 Faktor-Faktor Penghambat Pelayanan Puskesmas
Dalam realitanya pelayanan Puskesmas sekarang banyak memiliki masalah-
masalah Adapun masalah-masalah yang telah diungkapkan di atas itu diakibatkan oleh
faktor-faktor sebagai berikut (Tjiptoherijanto dan Said Zainal Abidin 1993 44-46)
Faktor Internal
Pelaksanaan Manajemen
Pelaksanaan manajemen merupakan hal penting yang menentukan dalam
mencapai tujuan yang efisien dan efektif dari tujuan Puskesmas Dimana
fungsi manajemen itu untuk planning organaizing leading dan controling
Pada kegiatan perencanaan setiap tahunnya sering kali tidak berjalan sehingga
kegiatan berjalan apa adanya sesuai kebiasaan yang dianggap lsquobaiksudah
biasarsquo Bahkan terasa sekali bahwa tidak pernah adanya upaya pengembangan
Serta tidak pernah terpikir untuk mempersoalkan kendali mutu pelayanan yang
disebabkan kurangnya pengetahuan peralatan dan perhatian tersita pada
upaya pengobatan Dapat dikatakan bahwa kepala Puskesmas lebih sibuk pada
masalah-masalah manajerial daripada kasus-kasus klinik Dapat dikatakan
juga bahwa kurangnya pengetahuan para Kepala Puskesmas dan rendahnya
disiplinetos kerja staff menjadikan unsur manajemen ini tidak berjalan Tentu
hal ini menghambat kinerja Puskesmas untuk melayani masyarakat dalam
bidang kesehatan
Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam mencapai
target dari program-program Puskesmas Tetapi apa yang terjadi pada
Puskesmas di Indonesia terkesan tidak diperhatian oleh pemerintah dengan
alasan wilayah geografis yang sulit untuk dijangkau sehingga sarana dan
prasarana yang ada di dalam Puskesmas sangat terbatas baik berupa alat
medis maupun obat-obatan Hal ini terjadi akibat dari sumber keuangan yang
dimiliki Puskesmas terbatas sehingga mutu pelayanan puskesmas pun menjadi
rendah karena tidak sesuai dengan standart kesehatan
Tenaga medis
Jumlah tenaga medis yang sangat sedikit mengakibatkan ketidakmampuannya
melaksanakan program dari Dinas Kesehatan Misalanya program Posyandu
yang tidak tepat sasaran Jumlah tenaga medis sedikit karena insentif dari
19
pemerintah daerah Faktor kesejahteraan pegawai memang hal penting karena
berkaitan dengan satu-satunya pendapatan resmi mereka adalah gaji Untuk
mencapai penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas di perlukan
pimpinan yang mau memotivasi pegawainya dengan cara memenuhi
kebutuhan hidupnya
Sumber keuangan Puskesmas
Sumber keuangan dari pemerintah pusat maupun daerah yang didapat tidak
sebanding dengan pengeluaran operasional Puskesmas sehingga biaya
pelayanan Puskesmas pun mahal padahal sarana yang terdapat di sana tidak
sebanding dengan apa yang harus dibayar sehingga hal ini berdampak kepada
masyarakat untuk beralih pergi ke Rumah Sakit saja yang fasilitas lebih baik
daripada Puskesmas Adapun sumber-sumber keuangan Puskesmas sebagai
berikut
Pemerintah
Sumber biaya berasal dari Pemerintah Kabupaten yang dibedakan atas dana
pembangunan dan dana anggaran rutin Dana ini diturunkan secara bertahap
ke Puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten
Retribusi
Retribusi merupakan salah satu sumber pendapatan Puskesmas yang
membiayai upaya kesehatan perorangan yang pemanfaatanya dan besarnya
ditentukan oleh Pemerintah Daerah
PT ASKES
Puskesmas menerima dana dari PT ASKES yang peruntukannya sebagai
imbal jasa kepada peserta ASKES yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS)
PT JAMSOSTEK
Puskesmas menerima dana dari PT JAMSOSTEK yang peruntukannya
sebagai imbal jasa kepada peserta JAMSOSTEK yaitu Pegawai karyawan
yang berada dibawah naungan Dinas Tenaga Kerja
BPP (Badan Penyantun Puskesmas)
Dengan memberdayakan potensi yang dimiliki masyarakat dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
20
Sumber-sumber keuangan Puskesmas ini ternyata tidak dapat membiayai
operasinal dari program-program Puskesmas Hal ini diakibatkan oleh
beberapa faktor yaitu birokratisasi penyaluran keuangan dari pemerintah
sampai ke Puskesmasnya dan rendahnya responsibilitas pengelola manajemen
Puskesmas
Psiko-sosial antara tenaga medis dengan penduduk
Perbedaan psiko-sosial antara tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas
dengan penduduk menimbulkan hambatan dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan PuskesmaTenaga-tenaga yang diperbantukan di Puskesmas
biasanya terdiri dari orang-orang terpelajar dan bukan berasal dari daerah
tersebut sehingga penduduk menganggapnya sebagai orang asing Apalagi
jika bahasa yang digunakan adalah bahasa yang tidak dimengerti oleh
penduduk maka akibatnya penduduk segan untuk datang ke Puskesmas
Faktor Eksternal
Kondisi Geografis
Kondisi geografis Puskesmas umumnya terletak pada daerah pelosok atau
setingkat dengan kecamatan Dimana kecamatan tiap-tiap daerah memilki
keadaan yang berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan
puskesmas Memang ada kecamatan-kecamatan yang hanya dengan satu
Puskesmas sudah dapat menjangkau seluruh penduduk Tetapi ada juga
puskesmas yang hanya dapat dijangkau oleh penduduk yang bermukim di
dekatnya karena penduduk yang lain bertempat tinggal jauh dari Puskesmas
Hal ini terkait pada dana yang tidak cukup untuk menggunakan alat-alat
transportasi atau memang tempat tinggalnya terpencil sehingga penduduknya
lebih senang tinggal di rumahnya daripada pergi ke Puskesmas
Pemerintah daerah
Peran Pemerintah Daerah yang terkesan gagap ini terlihat atas pemahaman
pembangunan kesehatan yang setengah-setengah dari pihak legslatif dan
eksekutif yang tercermin dari dijadikannya pelayanan kesehatan sebagai
tulang punggung pendapatan daerah Ini berarti orang sakit dijadikan tualng
punggung pendapatan daerah Padahal upaya menyehatkan masyarakat
sejatinya termaktub dalam hakikat dan semangat UU No22 dan UU No 25
tahun 1999 yang pada intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan
21
publik dan mengembangkan demokrasi menuju peningkatan kesejahteraan
rakyat Disamping itu alokasi anggaran kesehatan berbagai daerah
mencerminkan kurangnya perhatian terhadap investasi hak-hak dasar
pembangunan manusia diantaranya pelayanan kesehatan dasar
Keadaan Ekonomi Penduduk
Keadaan ekonomi penduduk memberikan andil dalam sulitnya mengupayakan
pelayanan kesehatan pada masyarakat Jumlah warga negara Indonesia
mayoritas bermata pencarian petani dan nelayan yang mana kondisi
ekonominya kurang memadai Walaupun ada ketentuan yang
memperbolehkan mereka yang tidak mampu untuk tidak usah membayar
retribusi di Puskesmas namun kenyataannya orang-orang yang demikian
justru enggan datang ke Puskesmas
Kondisi Pendidikan Penduduk
Masalah pendidikan penduduk juga berperan dalam menghambat pelayanan
yang dihadapi oleh Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan pada tingkat
pertama karena pada umumnya pendidikan masyarakat desa masih rendah
maka pola pikir mereka sangat sederhana dan kurang atau bahkan belum
paham akan arti kesehatan Mereka cenderung mengikuti sifat-sifat tradisional
yang sejak dulu dipegang oleh masyarakat dan lingkungannya
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki tingkat
pendidikan yang rendah yang mana sebagian besar penduduk Indonesia
lulusan SD terutama di daerah pelosok-pelosok Indonesia sehingga hal
berdampak pada rendahnya partisipasi masyarakat dalam mewujudkan
masyarakat Indonesia sehat terutama pada lembaga Puskesmas yang letaknya
dekat dengan masyarakat tersebut Selain itu juga disebabkan Rumah Sakit
lebih baik sarana dan prasarananya padahal Puskesmas merupakan pelayanan
kesehatan yang paling dasar dalam lingkungan masyarakat setempat
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan yang berada di Propinsi bekerja pada aspek melayani
penyembuhan penyakit yang sudah diderita oleh penduduk dibandingkan
dengan melayani obat-obatan yang dapat digunakan sebagai upaya
pencegahan timbulnya suatu penyakit pada penduduk Dengan kata lain
pelayanan kesehatan Puskesmas lebih banyak ditekankan pada tindakan
kuratif dibandingkan pada tindakan preventif apalagi promotif Selain itu
22
Dinas Kesehatan juga kurang melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap
pelaksanaan program-program Puskesmas yang sudah ada sehingga tidak
terwujudnya pelayanan kesehatan di tingkat basis
35 Solusi Mengatasi Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang terinstitusionalisasi
mempunyai kewenangan yang besar dalam menciptakan inovasi model pelayanan
kesehatan di daerah Untuk itu dibutuhkan komitmen dan kemauan untuk
meningkatkanmeratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan melakukan
revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien
di Puskesmas peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatanrevitalisasi kader PKK
pembentukan standar pelayanan kesehatan minimum untuk kinerja sistem kesehatan yang
komprehensif serta memperbaiki sistem informasi pada semua tingkatan pemerintah
Dari banyak kasus yang terjadi dibanyak daerah jelas bahwa Puskesmas memiliki
pencitraan yang rendah pada saat sekarang terutama jika dilihat dari sarana Puskesmas
tidak memiliki fasilitas yang lengkap walaupun sudah mendapat dana dari Dinas
Kesehatan
36 Analisis Kasus Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas di Kecamatan
Tamako
Seperti yang kita ketahui bahwa pelayanan kesehatan itu tidak hanya
diperuntukkan bagi mereka yang tinggal di wilayah perkotaan saja tetapi juga
diperuntukkan bagi masyarakat yang berada di wilayah pedesaan Namun pada
kenyataannya penyelenggaraan pelayanan kesehatan di wilayah pedesaan cenderung
lebih buruk dibandingan dengan di wilayah perkotaan Hal ini terjadi karena wilayah
pedesaan kurang mendapat perhatian dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah
sehingga penyelenggaraan pelayanan di pedesaan terkesan buruk Hal ini dapat dilihat
dari penyelenggaraan pelayanan puskesmas di Kecamatan Tamako yang jauh dari
standar minimal pelayanan kesehatan
23
Puskesmas Tamako yang terletak di Kecamatan Tamako berada kurang lebih 35
km dari ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara adalah satu-
satunya unit pelayanan kesehatan strata pertama yang ada di wilayah ini Dari segi sarana
dan prasarana Puskesmas ini memiliki 1 rumah dokter dan 4 rumah para medis Sebagai
ujung tombak pelayanan kesehatan Puskesmas Tamako memiliki 3 Puskesmas
pembantu dua diantaranya tidak berpenghuni 2 pos obat desa 11 Posyandu dan
didukung oleh 1 Puskesmas keliling Namun dengan jejaring seperti itu pada
kenyataannya tetap saja banyak masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Tamako ini Ketidakterjangkauan ini
umumnya disebabkan karena jauhnya jarak Puskesmas dengan pemukiman warga
sulitnya medan dan tantangan cuaca Selain itu terbatasnya persediaan obat-obatan juga
nampak di Puskesmas Tamako ini Sebagai contoh pada tahun 2001 wilayah ini
membutuhkan 1092 jenis obat sementara yang tersedia di Gudang Farmasi Kabupaten
(GFK) hanya 996 jenis obat yang mana 560 (51) diantaranya adalah obat generik
Obat-obatan yang didrop dari GFK sebagian besar tidak sesuai dengan permintaan Ada
obat yang diminta berkali-kali tetapi tidak diberikan dan jikalau diberikan jumlahnya
sangat sedikit Sebaliknya obat-obatan yang tidak diminta justru diberikan terus-
menerus Lalu jika dilihat dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) kuantitas dan
kualitas tenaga medis juga menjadi masalah di Puskesmas Tamako Status Puskesmas
Tamako yang merupakan Puskesmas rawat inap tentu saja memerlukan tenaga medis
yang cukup Namun pada kenyataannya hal tersebut tidak dapat tercapai karena
distribusi tenaga medis di Kabupaten Sangihe yang masih kurang sehingga belum dapat
memenuhi kebutuhan masyarakatnya Rasio tenaga medis dengan jumlah penduduk yang
belum berimbang ini jelas mempengaruhi pelayanan kesehatan di Kecamatan Tamako
ini Kemudian dari segi pembiayaan atau keuangan Puskesmas Tamako Secara umum
terlihat adanya upaya peningkatan alokasi anggaran untuk pembangunan sektor
kesehatan di wilayah ini Dari tahun ke tahun terlihat adanya upaya untuk lebih
menambah kepedulian terhadap sektor kesehatan yang nampak pada distribusi
penganggaran dari APBN dan APBD yang semakin meningkat Namun lagi-lagi pada
kenyataannya hal tersebut tidak seirama dengan upaya-upaya teknis yang ada di
lapangan yang ironisnya bersentuhan langsung dengan masyarakat Realisasi proyek
pembangunan sarana kesehatan sebagian besar tidak sesuai dengan kebutuhan dan
ketentuan yang berlaku Misalnya pernah terjadi saat ada rehabilitasi Puskesmas
pembantu seng yang sudah tua dibalik lalu dicat kemudian dipasang lagi dinding beton
24
yang digantikan dengan papan triplek yang dicat sehingga kelihatan dari jauh seperti
dinding beton yang asli Begitu pula dengan proyek-proyek yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tetapi dipaksakan diterima oleh Puskesmas Contohnya antena SSB yang
sudah ada ditambah lagi dengan antena yang baru yang berarti mencari lokasi
pemasangan di halaman Puskesmas sehingga halaman yang sudah sempit menjadi
semakin sempit Sementara itu anggaran rutin sebagian besar terpakai untuk gaji
pegawai sehingga sangat sedikit yang dialokasikan untuk dana rutin lain seperti
pemeliharaan gedung Oleh sebab itu perbaikan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Tamako ini tidak dapat dilaksanakan secara efektif karena adanya penyelewengan dana
yang dilakukan oleh pihak Puskesmas sendiri yang seharusnya dana yang diberikan
pemerintah dianggarkan untuk pemeliharaan gedung atau perbaikan sarana dan prasarana
Puskesmas justru dipakai untuk gaji pegawai Puskesmas sehingga penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di Puskemas Tamako tidak dapat berkembang dengan baik
25
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat ternyata
masih menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak dikeluhkan oleh masyarakat
Tidak hanya dilihat dari segi sarana dan prasarana yang kurang memadai tetapi juga dari
segi tenaga medis yang demikian pula adanya Oleh karena itu diperlukan perhatian
khusus dari pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta
komitmen untuk merubah sistem pelayanan Puskesmas yang dinilai buruk oleh
masyarakat Selain itu Puskesmas juga harus memiliki standar pelayanan yang dapat
memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat untuk mencapai kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat
42 Saran
1 Puskesmas harus lebih memfokuskan pada peningkatan pelayanan kesehatan dan
pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh
2 Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi terpenuhinya
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
3 Merestrukturisasikan peran Puskesmas
4 Pemerintah harus memberikan otonomi kepada Puskesmas dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat
5 Mensosialisasikan program-program Puskesmas kepada masyarakat untuk mengubah
citra Puskesmas yang sudah dinilai buruk oleh masyarakat
26
DAFTAR PUSTAKA
Tjiptoherijanto prijono Said Z Abidin Reformasi Administrasi dan Pembangunan
Nasional 1993 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta
wwwdinkesjatimgoid
wwwlitbangdepkesgoid
wwwlitbangdepkesgoid
definisi-puskesmashtml
model-puskesmas-era-desentralisasihtml
httponeindoskripsicom diunduh tanggal 24 November 2009
httpmuharrikyanuarwordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
httpgroupsyahoocom diunduh tanggal 24 November 2009
httpelsbappenasgoid diunduh tanggal 24 November 2009
httpalfredsalehfileswordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
27
keluarga mempunyai masalah kesehatan seperti anggota keluarga mengalami gizi buruk
atau penderita TB Berarti tugas ini lebih untuk memberikan laporan dan kuratif
dibanding upaya promotif Kemudian perawat puskesmas biasanya aktif dalam BP
puskesmas keliling dan puskesmas pembantu Jelas dalam tugas tersebut perawat
melakukan pemeriksaan pasien mendiagnosa pasien melakukan pengobatan pada pasien
dengan membuat resep pada pasien Namun ketika melakukan tugas tersebut tidak ada
supervisi dari siapapun khususnya penanggung jawab dalam tindakan pengobatanmedis
Tenaga perawat seolah-olah tidak menghargai kegiatan-kegitan formalnya sendiri karena
mungkin tugas kuratif lebih penting Hal ini berdampak kepada status kesehatan
masyarakat status gizi penyakit infeksi menular dan mungkin upaya kesehatan ibu dan
anak tidak mendapatkan porsi yang sesuai sehingga berdampak pada kondisi kesehatan
masyarakat Kalaulah memang tugas tenaga kesehatan di Puskesmas lebih banyak ke arah
kuratif maka Puskesmas menjadi unit dari pelayanan Rumah sakit karena Rumah Sakit
akan memiliki banyak sumber daya manusia dan fasilitas medik Tapi kalaulah
Puskesmas ini menjadi lebih dominan dalam tugas promotif dan preventif maka tugas
eksekutif bagi perawat haruslah digiatkan dan puskesmas menjadi bagian dari unit Dinas
kesehatan atau bagian tersendiri yang memiliki otonomi yang kuat dalam mengatur
program-programnya sedangkan Dinas kesehatan hanya sebagai regulator pemberi dana
dan pengadaan petugas untuk pelayanan kesehatan masyarakat diberikan kepada
Puskesmas atau pelayanan kesehatan dapat ditenderkan kepada pihak swasta Tidak
hanya hal-hal yang telah diungkapkan di atas lebih dari itu masih ada permasalahan
yang muncul di lingkup puskesmas misalnya Jam kerja Puskesmas yang sangat singkat
hanya sampai jam 1400 WIB kemampuan keuangan daerah yang terbatas puskesmas
yang kurang memiliki otoritas untuk memanfaatkan peluang yang ada puskesmas belum
terbiasa mengelola kegiatannya secara mandiri serta kurangnya kesejahteraan karyawan
yang berpengaruh terhadap motivasi dalam melaksanakan tugas di puskesmas
18
34 Faktor-Faktor Penghambat Pelayanan Puskesmas
Dalam realitanya pelayanan Puskesmas sekarang banyak memiliki masalah-
masalah Adapun masalah-masalah yang telah diungkapkan di atas itu diakibatkan oleh
faktor-faktor sebagai berikut (Tjiptoherijanto dan Said Zainal Abidin 1993 44-46)
Faktor Internal
Pelaksanaan Manajemen
Pelaksanaan manajemen merupakan hal penting yang menentukan dalam
mencapai tujuan yang efisien dan efektif dari tujuan Puskesmas Dimana
fungsi manajemen itu untuk planning organaizing leading dan controling
Pada kegiatan perencanaan setiap tahunnya sering kali tidak berjalan sehingga
kegiatan berjalan apa adanya sesuai kebiasaan yang dianggap lsquobaiksudah
biasarsquo Bahkan terasa sekali bahwa tidak pernah adanya upaya pengembangan
Serta tidak pernah terpikir untuk mempersoalkan kendali mutu pelayanan yang
disebabkan kurangnya pengetahuan peralatan dan perhatian tersita pada
upaya pengobatan Dapat dikatakan bahwa kepala Puskesmas lebih sibuk pada
masalah-masalah manajerial daripada kasus-kasus klinik Dapat dikatakan
juga bahwa kurangnya pengetahuan para Kepala Puskesmas dan rendahnya
disiplinetos kerja staff menjadikan unsur manajemen ini tidak berjalan Tentu
hal ini menghambat kinerja Puskesmas untuk melayani masyarakat dalam
bidang kesehatan
Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam mencapai
target dari program-program Puskesmas Tetapi apa yang terjadi pada
Puskesmas di Indonesia terkesan tidak diperhatian oleh pemerintah dengan
alasan wilayah geografis yang sulit untuk dijangkau sehingga sarana dan
prasarana yang ada di dalam Puskesmas sangat terbatas baik berupa alat
medis maupun obat-obatan Hal ini terjadi akibat dari sumber keuangan yang
dimiliki Puskesmas terbatas sehingga mutu pelayanan puskesmas pun menjadi
rendah karena tidak sesuai dengan standart kesehatan
Tenaga medis
Jumlah tenaga medis yang sangat sedikit mengakibatkan ketidakmampuannya
melaksanakan program dari Dinas Kesehatan Misalanya program Posyandu
yang tidak tepat sasaran Jumlah tenaga medis sedikit karena insentif dari
19
pemerintah daerah Faktor kesejahteraan pegawai memang hal penting karena
berkaitan dengan satu-satunya pendapatan resmi mereka adalah gaji Untuk
mencapai penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas di perlukan
pimpinan yang mau memotivasi pegawainya dengan cara memenuhi
kebutuhan hidupnya
Sumber keuangan Puskesmas
Sumber keuangan dari pemerintah pusat maupun daerah yang didapat tidak
sebanding dengan pengeluaran operasional Puskesmas sehingga biaya
pelayanan Puskesmas pun mahal padahal sarana yang terdapat di sana tidak
sebanding dengan apa yang harus dibayar sehingga hal ini berdampak kepada
masyarakat untuk beralih pergi ke Rumah Sakit saja yang fasilitas lebih baik
daripada Puskesmas Adapun sumber-sumber keuangan Puskesmas sebagai
berikut
Pemerintah
Sumber biaya berasal dari Pemerintah Kabupaten yang dibedakan atas dana
pembangunan dan dana anggaran rutin Dana ini diturunkan secara bertahap
ke Puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten
Retribusi
Retribusi merupakan salah satu sumber pendapatan Puskesmas yang
membiayai upaya kesehatan perorangan yang pemanfaatanya dan besarnya
ditentukan oleh Pemerintah Daerah
PT ASKES
Puskesmas menerima dana dari PT ASKES yang peruntukannya sebagai
imbal jasa kepada peserta ASKES yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS)
PT JAMSOSTEK
Puskesmas menerima dana dari PT JAMSOSTEK yang peruntukannya
sebagai imbal jasa kepada peserta JAMSOSTEK yaitu Pegawai karyawan
yang berada dibawah naungan Dinas Tenaga Kerja
BPP (Badan Penyantun Puskesmas)
Dengan memberdayakan potensi yang dimiliki masyarakat dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
20
Sumber-sumber keuangan Puskesmas ini ternyata tidak dapat membiayai
operasinal dari program-program Puskesmas Hal ini diakibatkan oleh
beberapa faktor yaitu birokratisasi penyaluran keuangan dari pemerintah
sampai ke Puskesmasnya dan rendahnya responsibilitas pengelola manajemen
Puskesmas
Psiko-sosial antara tenaga medis dengan penduduk
Perbedaan psiko-sosial antara tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas
dengan penduduk menimbulkan hambatan dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan PuskesmaTenaga-tenaga yang diperbantukan di Puskesmas
biasanya terdiri dari orang-orang terpelajar dan bukan berasal dari daerah
tersebut sehingga penduduk menganggapnya sebagai orang asing Apalagi
jika bahasa yang digunakan adalah bahasa yang tidak dimengerti oleh
penduduk maka akibatnya penduduk segan untuk datang ke Puskesmas
Faktor Eksternal
Kondisi Geografis
Kondisi geografis Puskesmas umumnya terletak pada daerah pelosok atau
setingkat dengan kecamatan Dimana kecamatan tiap-tiap daerah memilki
keadaan yang berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan
puskesmas Memang ada kecamatan-kecamatan yang hanya dengan satu
Puskesmas sudah dapat menjangkau seluruh penduduk Tetapi ada juga
puskesmas yang hanya dapat dijangkau oleh penduduk yang bermukim di
dekatnya karena penduduk yang lain bertempat tinggal jauh dari Puskesmas
Hal ini terkait pada dana yang tidak cukup untuk menggunakan alat-alat
transportasi atau memang tempat tinggalnya terpencil sehingga penduduknya
lebih senang tinggal di rumahnya daripada pergi ke Puskesmas
Pemerintah daerah
Peran Pemerintah Daerah yang terkesan gagap ini terlihat atas pemahaman
pembangunan kesehatan yang setengah-setengah dari pihak legslatif dan
eksekutif yang tercermin dari dijadikannya pelayanan kesehatan sebagai
tulang punggung pendapatan daerah Ini berarti orang sakit dijadikan tualng
punggung pendapatan daerah Padahal upaya menyehatkan masyarakat
sejatinya termaktub dalam hakikat dan semangat UU No22 dan UU No 25
tahun 1999 yang pada intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan
21
publik dan mengembangkan demokrasi menuju peningkatan kesejahteraan
rakyat Disamping itu alokasi anggaran kesehatan berbagai daerah
mencerminkan kurangnya perhatian terhadap investasi hak-hak dasar
pembangunan manusia diantaranya pelayanan kesehatan dasar
Keadaan Ekonomi Penduduk
Keadaan ekonomi penduduk memberikan andil dalam sulitnya mengupayakan
pelayanan kesehatan pada masyarakat Jumlah warga negara Indonesia
mayoritas bermata pencarian petani dan nelayan yang mana kondisi
ekonominya kurang memadai Walaupun ada ketentuan yang
memperbolehkan mereka yang tidak mampu untuk tidak usah membayar
retribusi di Puskesmas namun kenyataannya orang-orang yang demikian
justru enggan datang ke Puskesmas
Kondisi Pendidikan Penduduk
Masalah pendidikan penduduk juga berperan dalam menghambat pelayanan
yang dihadapi oleh Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan pada tingkat
pertama karena pada umumnya pendidikan masyarakat desa masih rendah
maka pola pikir mereka sangat sederhana dan kurang atau bahkan belum
paham akan arti kesehatan Mereka cenderung mengikuti sifat-sifat tradisional
yang sejak dulu dipegang oleh masyarakat dan lingkungannya
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki tingkat
pendidikan yang rendah yang mana sebagian besar penduduk Indonesia
lulusan SD terutama di daerah pelosok-pelosok Indonesia sehingga hal
berdampak pada rendahnya partisipasi masyarakat dalam mewujudkan
masyarakat Indonesia sehat terutama pada lembaga Puskesmas yang letaknya
dekat dengan masyarakat tersebut Selain itu juga disebabkan Rumah Sakit
lebih baik sarana dan prasarananya padahal Puskesmas merupakan pelayanan
kesehatan yang paling dasar dalam lingkungan masyarakat setempat
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan yang berada di Propinsi bekerja pada aspek melayani
penyembuhan penyakit yang sudah diderita oleh penduduk dibandingkan
dengan melayani obat-obatan yang dapat digunakan sebagai upaya
pencegahan timbulnya suatu penyakit pada penduduk Dengan kata lain
pelayanan kesehatan Puskesmas lebih banyak ditekankan pada tindakan
kuratif dibandingkan pada tindakan preventif apalagi promotif Selain itu
22
Dinas Kesehatan juga kurang melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap
pelaksanaan program-program Puskesmas yang sudah ada sehingga tidak
terwujudnya pelayanan kesehatan di tingkat basis
35 Solusi Mengatasi Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang terinstitusionalisasi
mempunyai kewenangan yang besar dalam menciptakan inovasi model pelayanan
kesehatan di daerah Untuk itu dibutuhkan komitmen dan kemauan untuk
meningkatkanmeratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan melakukan
revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien
di Puskesmas peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatanrevitalisasi kader PKK
pembentukan standar pelayanan kesehatan minimum untuk kinerja sistem kesehatan yang
komprehensif serta memperbaiki sistem informasi pada semua tingkatan pemerintah
Dari banyak kasus yang terjadi dibanyak daerah jelas bahwa Puskesmas memiliki
pencitraan yang rendah pada saat sekarang terutama jika dilihat dari sarana Puskesmas
tidak memiliki fasilitas yang lengkap walaupun sudah mendapat dana dari Dinas
Kesehatan
36 Analisis Kasus Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas di Kecamatan
Tamako
Seperti yang kita ketahui bahwa pelayanan kesehatan itu tidak hanya
diperuntukkan bagi mereka yang tinggal di wilayah perkotaan saja tetapi juga
diperuntukkan bagi masyarakat yang berada di wilayah pedesaan Namun pada
kenyataannya penyelenggaraan pelayanan kesehatan di wilayah pedesaan cenderung
lebih buruk dibandingan dengan di wilayah perkotaan Hal ini terjadi karena wilayah
pedesaan kurang mendapat perhatian dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah
sehingga penyelenggaraan pelayanan di pedesaan terkesan buruk Hal ini dapat dilihat
dari penyelenggaraan pelayanan puskesmas di Kecamatan Tamako yang jauh dari
standar minimal pelayanan kesehatan
23
Puskesmas Tamako yang terletak di Kecamatan Tamako berada kurang lebih 35
km dari ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara adalah satu-
satunya unit pelayanan kesehatan strata pertama yang ada di wilayah ini Dari segi sarana
dan prasarana Puskesmas ini memiliki 1 rumah dokter dan 4 rumah para medis Sebagai
ujung tombak pelayanan kesehatan Puskesmas Tamako memiliki 3 Puskesmas
pembantu dua diantaranya tidak berpenghuni 2 pos obat desa 11 Posyandu dan
didukung oleh 1 Puskesmas keliling Namun dengan jejaring seperti itu pada
kenyataannya tetap saja banyak masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Tamako ini Ketidakterjangkauan ini
umumnya disebabkan karena jauhnya jarak Puskesmas dengan pemukiman warga
sulitnya medan dan tantangan cuaca Selain itu terbatasnya persediaan obat-obatan juga
nampak di Puskesmas Tamako ini Sebagai contoh pada tahun 2001 wilayah ini
membutuhkan 1092 jenis obat sementara yang tersedia di Gudang Farmasi Kabupaten
(GFK) hanya 996 jenis obat yang mana 560 (51) diantaranya adalah obat generik
Obat-obatan yang didrop dari GFK sebagian besar tidak sesuai dengan permintaan Ada
obat yang diminta berkali-kali tetapi tidak diberikan dan jikalau diberikan jumlahnya
sangat sedikit Sebaliknya obat-obatan yang tidak diminta justru diberikan terus-
menerus Lalu jika dilihat dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) kuantitas dan
kualitas tenaga medis juga menjadi masalah di Puskesmas Tamako Status Puskesmas
Tamako yang merupakan Puskesmas rawat inap tentu saja memerlukan tenaga medis
yang cukup Namun pada kenyataannya hal tersebut tidak dapat tercapai karena
distribusi tenaga medis di Kabupaten Sangihe yang masih kurang sehingga belum dapat
memenuhi kebutuhan masyarakatnya Rasio tenaga medis dengan jumlah penduduk yang
belum berimbang ini jelas mempengaruhi pelayanan kesehatan di Kecamatan Tamako
ini Kemudian dari segi pembiayaan atau keuangan Puskesmas Tamako Secara umum
terlihat adanya upaya peningkatan alokasi anggaran untuk pembangunan sektor
kesehatan di wilayah ini Dari tahun ke tahun terlihat adanya upaya untuk lebih
menambah kepedulian terhadap sektor kesehatan yang nampak pada distribusi
penganggaran dari APBN dan APBD yang semakin meningkat Namun lagi-lagi pada
kenyataannya hal tersebut tidak seirama dengan upaya-upaya teknis yang ada di
lapangan yang ironisnya bersentuhan langsung dengan masyarakat Realisasi proyek
pembangunan sarana kesehatan sebagian besar tidak sesuai dengan kebutuhan dan
ketentuan yang berlaku Misalnya pernah terjadi saat ada rehabilitasi Puskesmas
pembantu seng yang sudah tua dibalik lalu dicat kemudian dipasang lagi dinding beton
24
yang digantikan dengan papan triplek yang dicat sehingga kelihatan dari jauh seperti
dinding beton yang asli Begitu pula dengan proyek-proyek yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tetapi dipaksakan diterima oleh Puskesmas Contohnya antena SSB yang
sudah ada ditambah lagi dengan antena yang baru yang berarti mencari lokasi
pemasangan di halaman Puskesmas sehingga halaman yang sudah sempit menjadi
semakin sempit Sementara itu anggaran rutin sebagian besar terpakai untuk gaji
pegawai sehingga sangat sedikit yang dialokasikan untuk dana rutin lain seperti
pemeliharaan gedung Oleh sebab itu perbaikan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Tamako ini tidak dapat dilaksanakan secara efektif karena adanya penyelewengan dana
yang dilakukan oleh pihak Puskesmas sendiri yang seharusnya dana yang diberikan
pemerintah dianggarkan untuk pemeliharaan gedung atau perbaikan sarana dan prasarana
Puskesmas justru dipakai untuk gaji pegawai Puskesmas sehingga penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di Puskemas Tamako tidak dapat berkembang dengan baik
25
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat ternyata
masih menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak dikeluhkan oleh masyarakat
Tidak hanya dilihat dari segi sarana dan prasarana yang kurang memadai tetapi juga dari
segi tenaga medis yang demikian pula adanya Oleh karena itu diperlukan perhatian
khusus dari pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta
komitmen untuk merubah sistem pelayanan Puskesmas yang dinilai buruk oleh
masyarakat Selain itu Puskesmas juga harus memiliki standar pelayanan yang dapat
memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat untuk mencapai kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat
42 Saran
1 Puskesmas harus lebih memfokuskan pada peningkatan pelayanan kesehatan dan
pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh
2 Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi terpenuhinya
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
3 Merestrukturisasikan peran Puskesmas
4 Pemerintah harus memberikan otonomi kepada Puskesmas dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat
5 Mensosialisasikan program-program Puskesmas kepada masyarakat untuk mengubah
citra Puskesmas yang sudah dinilai buruk oleh masyarakat
26
DAFTAR PUSTAKA
Tjiptoherijanto prijono Said Z Abidin Reformasi Administrasi dan Pembangunan
Nasional 1993 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta
wwwdinkesjatimgoid
wwwlitbangdepkesgoid
wwwlitbangdepkesgoid
definisi-puskesmashtml
model-puskesmas-era-desentralisasihtml
httponeindoskripsicom diunduh tanggal 24 November 2009
httpmuharrikyanuarwordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
httpgroupsyahoocom diunduh tanggal 24 November 2009
httpelsbappenasgoid diunduh tanggal 24 November 2009
httpalfredsalehfileswordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
27
34 Faktor-Faktor Penghambat Pelayanan Puskesmas
Dalam realitanya pelayanan Puskesmas sekarang banyak memiliki masalah-
masalah Adapun masalah-masalah yang telah diungkapkan di atas itu diakibatkan oleh
faktor-faktor sebagai berikut (Tjiptoherijanto dan Said Zainal Abidin 1993 44-46)
Faktor Internal
Pelaksanaan Manajemen
Pelaksanaan manajemen merupakan hal penting yang menentukan dalam
mencapai tujuan yang efisien dan efektif dari tujuan Puskesmas Dimana
fungsi manajemen itu untuk planning organaizing leading dan controling
Pada kegiatan perencanaan setiap tahunnya sering kali tidak berjalan sehingga
kegiatan berjalan apa adanya sesuai kebiasaan yang dianggap lsquobaiksudah
biasarsquo Bahkan terasa sekali bahwa tidak pernah adanya upaya pengembangan
Serta tidak pernah terpikir untuk mempersoalkan kendali mutu pelayanan yang
disebabkan kurangnya pengetahuan peralatan dan perhatian tersita pada
upaya pengobatan Dapat dikatakan bahwa kepala Puskesmas lebih sibuk pada
masalah-masalah manajerial daripada kasus-kasus klinik Dapat dikatakan
juga bahwa kurangnya pengetahuan para Kepala Puskesmas dan rendahnya
disiplinetos kerja staff menjadikan unsur manajemen ini tidak berjalan Tentu
hal ini menghambat kinerja Puskesmas untuk melayani masyarakat dalam
bidang kesehatan
Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam mencapai
target dari program-program Puskesmas Tetapi apa yang terjadi pada
Puskesmas di Indonesia terkesan tidak diperhatian oleh pemerintah dengan
alasan wilayah geografis yang sulit untuk dijangkau sehingga sarana dan
prasarana yang ada di dalam Puskesmas sangat terbatas baik berupa alat
medis maupun obat-obatan Hal ini terjadi akibat dari sumber keuangan yang
dimiliki Puskesmas terbatas sehingga mutu pelayanan puskesmas pun menjadi
rendah karena tidak sesuai dengan standart kesehatan
Tenaga medis
Jumlah tenaga medis yang sangat sedikit mengakibatkan ketidakmampuannya
melaksanakan program dari Dinas Kesehatan Misalanya program Posyandu
yang tidak tepat sasaran Jumlah tenaga medis sedikit karena insentif dari
19
pemerintah daerah Faktor kesejahteraan pegawai memang hal penting karena
berkaitan dengan satu-satunya pendapatan resmi mereka adalah gaji Untuk
mencapai penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas di perlukan
pimpinan yang mau memotivasi pegawainya dengan cara memenuhi
kebutuhan hidupnya
Sumber keuangan Puskesmas
Sumber keuangan dari pemerintah pusat maupun daerah yang didapat tidak
sebanding dengan pengeluaran operasional Puskesmas sehingga biaya
pelayanan Puskesmas pun mahal padahal sarana yang terdapat di sana tidak
sebanding dengan apa yang harus dibayar sehingga hal ini berdampak kepada
masyarakat untuk beralih pergi ke Rumah Sakit saja yang fasilitas lebih baik
daripada Puskesmas Adapun sumber-sumber keuangan Puskesmas sebagai
berikut
Pemerintah
Sumber biaya berasal dari Pemerintah Kabupaten yang dibedakan atas dana
pembangunan dan dana anggaran rutin Dana ini diturunkan secara bertahap
ke Puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten
Retribusi
Retribusi merupakan salah satu sumber pendapatan Puskesmas yang
membiayai upaya kesehatan perorangan yang pemanfaatanya dan besarnya
ditentukan oleh Pemerintah Daerah
PT ASKES
Puskesmas menerima dana dari PT ASKES yang peruntukannya sebagai
imbal jasa kepada peserta ASKES yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS)
PT JAMSOSTEK
Puskesmas menerima dana dari PT JAMSOSTEK yang peruntukannya
sebagai imbal jasa kepada peserta JAMSOSTEK yaitu Pegawai karyawan
yang berada dibawah naungan Dinas Tenaga Kerja
BPP (Badan Penyantun Puskesmas)
Dengan memberdayakan potensi yang dimiliki masyarakat dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
20
Sumber-sumber keuangan Puskesmas ini ternyata tidak dapat membiayai
operasinal dari program-program Puskesmas Hal ini diakibatkan oleh
beberapa faktor yaitu birokratisasi penyaluran keuangan dari pemerintah
sampai ke Puskesmasnya dan rendahnya responsibilitas pengelola manajemen
Puskesmas
Psiko-sosial antara tenaga medis dengan penduduk
Perbedaan psiko-sosial antara tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas
dengan penduduk menimbulkan hambatan dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan PuskesmaTenaga-tenaga yang diperbantukan di Puskesmas
biasanya terdiri dari orang-orang terpelajar dan bukan berasal dari daerah
tersebut sehingga penduduk menganggapnya sebagai orang asing Apalagi
jika bahasa yang digunakan adalah bahasa yang tidak dimengerti oleh
penduduk maka akibatnya penduduk segan untuk datang ke Puskesmas
Faktor Eksternal
Kondisi Geografis
Kondisi geografis Puskesmas umumnya terletak pada daerah pelosok atau
setingkat dengan kecamatan Dimana kecamatan tiap-tiap daerah memilki
keadaan yang berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan
puskesmas Memang ada kecamatan-kecamatan yang hanya dengan satu
Puskesmas sudah dapat menjangkau seluruh penduduk Tetapi ada juga
puskesmas yang hanya dapat dijangkau oleh penduduk yang bermukim di
dekatnya karena penduduk yang lain bertempat tinggal jauh dari Puskesmas
Hal ini terkait pada dana yang tidak cukup untuk menggunakan alat-alat
transportasi atau memang tempat tinggalnya terpencil sehingga penduduknya
lebih senang tinggal di rumahnya daripada pergi ke Puskesmas
Pemerintah daerah
Peran Pemerintah Daerah yang terkesan gagap ini terlihat atas pemahaman
pembangunan kesehatan yang setengah-setengah dari pihak legslatif dan
eksekutif yang tercermin dari dijadikannya pelayanan kesehatan sebagai
tulang punggung pendapatan daerah Ini berarti orang sakit dijadikan tualng
punggung pendapatan daerah Padahal upaya menyehatkan masyarakat
sejatinya termaktub dalam hakikat dan semangat UU No22 dan UU No 25
tahun 1999 yang pada intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan
21
publik dan mengembangkan demokrasi menuju peningkatan kesejahteraan
rakyat Disamping itu alokasi anggaran kesehatan berbagai daerah
mencerminkan kurangnya perhatian terhadap investasi hak-hak dasar
pembangunan manusia diantaranya pelayanan kesehatan dasar
Keadaan Ekonomi Penduduk
Keadaan ekonomi penduduk memberikan andil dalam sulitnya mengupayakan
pelayanan kesehatan pada masyarakat Jumlah warga negara Indonesia
mayoritas bermata pencarian petani dan nelayan yang mana kondisi
ekonominya kurang memadai Walaupun ada ketentuan yang
memperbolehkan mereka yang tidak mampu untuk tidak usah membayar
retribusi di Puskesmas namun kenyataannya orang-orang yang demikian
justru enggan datang ke Puskesmas
Kondisi Pendidikan Penduduk
Masalah pendidikan penduduk juga berperan dalam menghambat pelayanan
yang dihadapi oleh Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan pada tingkat
pertama karena pada umumnya pendidikan masyarakat desa masih rendah
maka pola pikir mereka sangat sederhana dan kurang atau bahkan belum
paham akan arti kesehatan Mereka cenderung mengikuti sifat-sifat tradisional
yang sejak dulu dipegang oleh masyarakat dan lingkungannya
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki tingkat
pendidikan yang rendah yang mana sebagian besar penduduk Indonesia
lulusan SD terutama di daerah pelosok-pelosok Indonesia sehingga hal
berdampak pada rendahnya partisipasi masyarakat dalam mewujudkan
masyarakat Indonesia sehat terutama pada lembaga Puskesmas yang letaknya
dekat dengan masyarakat tersebut Selain itu juga disebabkan Rumah Sakit
lebih baik sarana dan prasarananya padahal Puskesmas merupakan pelayanan
kesehatan yang paling dasar dalam lingkungan masyarakat setempat
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan yang berada di Propinsi bekerja pada aspek melayani
penyembuhan penyakit yang sudah diderita oleh penduduk dibandingkan
dengan melayani obat-obatan yang dapat digunakan sebagai upaya
pencegahan timbulnya suatu penyakit pada penduduk Dengan kata lain
pelayanan kesehatan Puskesmas lebih banyak ditekankan pada tindakan
kuratif dibandingkan pada tindakan preventif apalagi promotif Selain itu
22
Dinas Kesehatan juga kurang melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap
pelaksanaan program-program Puskesmas yang sudah ada sehingga tidak
terwujudnya pelayanan kesehatan di tingkat basis
35 Solusi Mengatasi Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang terinstitusionalisasi
mempunyai kewenangan yang besar dalam menciptakan inovasi model pelayanan
kesehatan di daerah Untuk itu dibutuhkan komitmen dan kemauan untuk
meningkatkanmeratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan melakukan
revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien
di Puskesmas peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatanrevitalisasi kader PKK
pembentukan standar pelayanan kesehatan minimum untuk kinerja sistem kesehatan yang
komprehensif serta memperbaiki sistem informasi pada semua tingkatan pemerintah
Dari banyak kasus yang terjadi dibanyak daerah jelas bahwa Puskesmas memiliki
pencitraan yang rendah pada saat sekarang terutama jika dilihat dari sarana Puskesmas
tidak memiliki fasilitas yang lengkap walaupun sudah mendapat dana dari Dinas
Kesehatan
36 Analisis Kasus Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas di Kecamatan
Tamako
Seperti yang kita ketahui bahwa pelayanan kesehatan itu tidak hanya
diperuntukkan bagi mereka yang tinggal di wilayah perkotaan saja tetapi juga
diperuntukkan bagi masyarakat yang berada di wilayah pedesaan Namun pada
kenyataannya penyelenggaraan pelayanan kesehatan di wilayah pedesaan cenderung
lebih buruk dibandingan dengan di wilayah perkotaan Hal ini terjadi karena wilayah
pedesaan kurang mendapat perhatian dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah
sehingga penyelenggaraan pelayanan di pedesaan terkesan buruk Hal ini dapat dilihat
dari penyelenggaraan pelayanan puskesmas di Kecamatan Tamako yang jauh dari
standar minimal pelayanan kesehatan
23
Puskesmas Tamako yang terletak di Kecamatan Tamako berada kurang lebih 35
km dari ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara adalah satu-
satunya unit pelayanan kesehatan strata pertama yang ada di wilayah ini Dari segi sarana
dan prasarana Puskesmas ini memiliki 1 rumah dokter dan 4 rumah para medis Sebagai
ujung tombak pelayanan kesehatan Puskesmas Tamako memiliki 3 Puskesmas
pembantu dua diantaranya tidak berpenghuni 2 pos obat desa 11 Posyandu dan
didukung oleh 1 Puskesmas keliling Namun dengan jejaring seperti itu pada
kenyataannya tetap saja banyak masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Tamako ini Ketidakterjangkauan ini
umumnya disebabkan karena jauhnya jarak Puskesmas dengan pemukiman warga
sulitnya medan dan tantangan cuaca Selain itu terbatasnya persediaan obat-obatan juga
nampak di Puskesmas Tamako ini Sebagai contoh pada tahun 2001 wilayah ini
membutuhkan 1092 jenis obat sementara yang tersedia di Gudang Farmasi Kabupaten
(GFK) hanya 996 jenis obat yang mana 560 (51) diantaranya adalah obat generik
Obat-obatan yang didrop dari GFK sebagian besar tidak sesuai dengan permintaan Ada
obat yang diminta berkali-kali tetapi tidak diberikan dan jikalau diberikan jumlahnya
sangat sedikit Sebaliknya obat-obatan yang tidak diminta justru diberikan terus-
menerus Lalu jika dilihat dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) kuantitas dan
kualitas tenaga medis juga menjadi masalah di Puskesmas Tamako Status Puskesmas
Tamako yang merupakan Puskesmas rawat inap tentu saja memerlukan tenaga medis
yang cukup Namun pada kenyataannya hal tersebut tidak dapat tercapai karena
distribusi tenaga medis di Kabupaten Sangihe yang masih kurang sehingga belum dapat
memenuhi kebutuhan masyarakatnya Rasio tenaga medis dengan jumlah penduduk yang
belum berimbang ini jelas mempengaruhi pelayanan kesehatan di Kecamatan Tamako
ini Kemudian dari segi pembiayaan atau keuangan Puskesmas Tamako Secara umum
terlihat adanya upaya peningkatan alokasi anggaran untuk pembangunan sektor
kesehatan di wilayah ini Dari tahun ke tahun terlihat adanya upaya untuk lebih
menambah kepedulian terhadap sektor kesehatan yang nampak pada distribusi
penganggaran dari APBN dan APBD yang semakin meningkat Namun lagi-lagi pada
kenyataannya hal tersebut tidak seirama dengan upaya-upaya teknis yang ada di
lapangan yang ironisnya bersentuhan langsung dengan masyarakat Realisasi proyek
pembangunan sarana kesehatan sebagian besar tidak sesuai dengan kebutuhan dan
ketentuan yang berlaku Misalnya pernah terjadi saat ada rehabilitasi Puskesmas
pembantu seng yang sudah tua dibalik lalu dicat kemudian dipasang lagi dinding beton
24
yang digantikan dengan papan triplek yang dicat sehingga kelihatan dari jauh seperti
dinding beton yang asli Begitu pula dengan proyek-proyek yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tetapi dipaksakan diterima oleh Puskesmas Contohnya antena SSB yang
sudah ada ditambah lagi dengan antena yang baru yang berarti mencari lokasi
pemasangan di halaman Puskesmas sehingga halaman yang sudah sempit menjadi
semakin sempit Sementara itu anggaran rutin sebagian besar terpakai untuk gaji
pegawai sehingga sangat sedikit yang dialokasikan untuk dana rutin lain seperti
pemeliharaan gedung Oleh sebab itu perbaikan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Tamako ini tidak dapat dilaksanakan secara efektif karena adanya penyelewengan dana
yang dilakukan oleh pihak Puskesmas sendiri yang seharusnya dana yang diberikan
pemerintah dianggarkan untuk pemeliharaan gedung atau perbaikan sarana dan prasarana
Puskesmas justru dipakai untuk gaji pegawai Puskesmas sehingga penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di Puskemas Tamako tidak dapat berkembang dengan baik
25
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat ternyata
masih menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak dikeluhkan oleh masyarakat
Tidak hanya dilihat dari segi sarana dan prasarana yang kurang memadai tetapi juga dari
segi tenaga medis yang demikian pula adanya Oleh karena itu diperlukan perhatian
khusus dari pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta
komitmen untuk merubah sistem pelayanan Puskesmas yang dinilai buruk oleh
masyarakat Selain itu Puskesmas juga harus memiliki standar pelayanan yang dapat
memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat untuk mencapai kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat
42 Saran
1 Puskesmas harus lebih memfokuskan pada peningkatan pelayanan kesehatan dan
pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh
2 Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi terpenuhinya
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
3 Merestrukturisasikan peran Puskesmas
4 Pemerintah harus memberikan otonomi kepada Puskesmas dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat
5 Mensosialisasikan program-program Puskesmas kepada masyarakat untuk mengubah
citra Puskesmas yang sudah dinilai buruk oleh masyarakat
26
DAFTAR PUSTAKA
Tjiptoherijanto prijono Said Z Abidin Reformasi Administrasi dan Pembangunan
Nasional 1993 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta
wwwdinkesjatimgoid
wwwlitbangdepkesgoid
wwwlitbangdepkesgoid
definisi-puskesmashtml
model-puskesmas-era-desentralisasihtml
httponeindoskripsicom diunduh tanggal 24 November 2009
httpmuharrikyanuarwordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
httpgroupsyahoocom diunduh tanggal 24 November 2009
httpelsbappenasgoid diunduh tanggal 24 November 2009
httpalfredsalehfileswordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
27
pemerintah daerah Faktor kesejahteraan pegawai memang hal penting karena
berkaitan dengan satu-satunya pendapatan resmi mereka adalah gaji Untuk
mencapai penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas di perlukan
pimpinan yang mau memotivasi pegawainya dengan cara memenuhi
kebutuhan hidupnya
Sumber keuangan Puskesmas
Sumber keuangan dari pemerintah pusat maupun daerah yang didapat tidak
sebanding dengan pengeluaran operasional Puskesmas sehingga biaya
pelayanan Puskesmas pun mahal padahal sarana yang terdapat di sana tidak
sebanding dengan apa yang harus dibayar sehingga hal ini berdampak kepada
masyarakat untuk beralih pergi ke Rumah Sakit saja yang fasilitas lebih baik
daripada Puskesmas Adapun sumber-sumber keuangan Puskesmas sebagai
berikut
Pemerintah
Sumber biaya berasal dari Pemerintah Kabupaten yang dibedakan atas dana
pembangunan dan dana anggaran rutin Dana ini diturunkan secara bertahap
ke Puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten
Retribusi
Retribusi merupakan salah satu sumber pendapatan Puskesmas yang
membiayai upaya kesehatan perorangan yang pemanfaatanya dan besarnya
ditentukan oleh Pemerintah Daerah
PT ASKES
Puskesmas menerima dana dari PT ASKES yang peruntukannya sebagai
imbal jasa kepada peserta ASKES yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS)
PT JAMSOSTEK
Puskesmas menerima dana dari PT JAMSOSTEK yang peruntukannya
sebagai imbal jasa kepada peserta JAMSOSTEK yaitu Pegawai karyawan
yang berada dibawah naungan Dinas Tenaga Kerja
BPP (Badan Penyantun Puskesmas)
Dengan memberdayakan potensi yang dimiliki masyarakat dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
20
Sumber-sumber keuangan Puskesmas ini ternyata tidak dapat membiayai
operasinal dari program-program Puskesmas Hal ini diakibatkan oleh
beberapa faktor yaitu birokratisasi penyaluran keuangan dari pemerintah
sampai ke Puskesmasnya dan rendahnya responsibilitas pengelola manajemen
Puskesmas
Psiko-sosial antara tenaga medis dengan penduduk
Perbedaan psiko-sosial antara tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas
dengan penduduk menimbulkan hambatan dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan PuskesmaTenaga-tenaga yang diperbantukan di Puskesmas
biasanya terdiri dari orang-orang terpelajar dan bukan berasal dari daerah
tersebut sehingga penduduk menganggapnya sebagai orang asing Apalagi
jika bahasa yang digunakan adalah bahasa yang tidak dimengerti oleh
penduduk maka akibatnya penduduk segan untuk datang ke Puskesmas
Faktor Eksternal
Kondisi Geografis
Kondisi geografis Puskesmas umumnya terletak pada daerah pelosok atau
setingkat dengan kecamatan Dimana kecamatan tiap-tiap daerah memilki
keadaan yang berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan
puskesmas Memang ada kecamatan-kecamatan yang hanya dengan satu
Puskesmas sudah dapat menjangkau seluruh penduduk Tetapi ada juga
puskesmas yang hanya dapat dijangkau oleh penduduk yang bermukim di
dekatnya karena penduduk yang lain bertempat tinggal jauh dari Puskesmas
Hal ini terkait pada dana yang tidak cukup untuk menggunakan alat-alat
transportasi atau memang tempat tinggalnya terpencil sehingga penduduknya
lebih senang tinggal di rumahnya daripada pergi ke Puskesmas
Pemerintah daerah
Peran Pemerintah Daerah yang terkesan gagap ini terlihat atas pemahaman
pembangunan kesehatan yang setengah-setengah dari pihak legslatif dan
eksekutif yang tercermin dari dijadikannya pelayanan kesehatan sebagai
tulang punggung pendapatan daerah Ini berarti orang sakit dijadikan tualng
punggung pendapatan daerah Padahal upaya menyehatkan masyarakat
sejatinya termaktub dalam hakikat dan semangat UU No22 dan UU No 25
tahun 1999 yang pada intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan
21
publik dan mengembangkan demokrasi menuju peningkatan kesejahteraan
rakyat Disamping itu alokasi anggaran kesehatan berbagai daerah
mencerminkan kurangnya perhatian terhadap investasi hak-hak dasar
pembangunan manusia diantaranya pelayanan kesehatan dasar
Keadaan Ekonomi Penduduk
Keadaan ekonomi penduduk memberikan andil dalam sulitnya mengupayakan
pelayanan kesehatan pada masyarakat Jumlah warga negara Indonesia
mayoritas bermata pencarian petani dan nelayan yang mana kondisi
ekonominya kurang memadai Walaupun ada ketentuan yang
memperbolehkan mereka yang tidak mampu untuk tidak usah membayar
retribusi di Puskesmas namun kenyataannya orang-orang yang demikian
justru enggan datang ke Puskesmas
Kondisi Pendidikan Penduduk
Masalah pendidikan penduduk juga berperan dalam menghambat pelayanan
yang dihadapi oleh Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan pada tingkat
pertama karena pada umumnya pendidikan masyarakat desa masih rendah
maka pola pikir mereka sangat sederhana dan kurang atau bahkan belum
paham akan arti kesehatan Mereka cenderung mengikuti sifat-sifat tradisional
yang sejak dulu dipegang oleh masyarakat dan lingkungannya
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki tingkat
pendidikan yang rendah yang mana sebagian besar penduduk Indonesia
lulusan SD terutama di daerah pelosok-pelosok Indonesia sehingga hal
berdampak pada rendahnya partisipasi masyarakat dalam mewujudkan
masyarakat Indonesia sehat terutama pada lembaga Puskesmas yang letaknya
dekat dengan masyarakat tersebut Selain itu juga disebabkan Rumah Sakit
lebih baik sarana dan prasarananya padahal Puskesmas merupakan pelayanan
kesehatan yang paling dasar dalam lingkungan masyarakat setempat
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan yang berada di Propinsi bekerja pada aspek melayani
penyembuhan penyakit yang sudah diderita oleh penduduk dibandingkan
dengan melayani obat-obatan yang dapat digunakan sebagai upaya
pencegahan timbulnya suatu penyakit pada penduduk Dengan kata lain
pelayanan kesehatan Puskesmas lebih banyak ditekankan pada tindakan
kuratif dibandingkan pada tindakan preventif apalagi promotif Selain itu
22
Dinas Kesehatan juga kurang melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap
pelaksanaan program-program Puskesmas yang sudah ada sehingga tidak
terwujudnya pelayanan kesehatan di tingkat basis
35 Solusi Mengatasi Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang terinstitusionalisasi
mempunyai kewenangan yang besar dalam menciptakan inovasi model pelayanan
kesehatan di daerah Untuk itu dibutuhkan komitmen dan kemauan untuk
meningkatkanmeratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan melakukan
revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien
di Puskesmas peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatanrevitalisasi kader PKK
pembentukan standar pelayanan kesehatan minimum untuk kinerja sistem kesehatan yang
komprehensif serta memperbaiki sistem informasi pada semua tingkatan pemerintah
Dari banyak kasus yang terjadi dibanyak daerah jelas bahwa Puskesmas memiliki
pencitraan yang rendah pada saat sekarang terutama jika dilihat dari sarana Puskesmas
tidak memiliki fasilitas yang lengkap walaupun sudah mendapat dana dari Dinas
Kesehatan
36 Analisis Kasus Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas di Kecamatan
Tamako
Seperti yang kita ketahui bahwa pelayanan kesehatan itu tidak hanya
diperuntukkan bagi mereka yang tinggal di wilayah perkotaan saja tetapi juga
diperuntukkan bagi masyarakat yang berada di wilayah pedesaan Namun pada
kenyataannya penyelenggaraan pelayanan kesehatan di wilayah pedesaan cenderung
lebih buruk dibandingan dengan di wilayah perkotaan Hal ini terjadi karena wilayah
pedesaan kurang mendapat perhatian dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah
sehingga penyelenggaraan pelayanan di pedesaan terkesan buruk Hal ini dapat dilihat
dari penyelenggaraan pelayanan puskesmas di Kecamatan Tamako yang jauh dari
standar minimal pelayanan kesehatan
23
Puskesmas Tamako yang terletak di Kecamatan Tamako berada kurang lebih 35
km dari ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara adalah satu-
satunya unit pelayanan kesehatan strata pertama yang ada di wilayah ini Dari segi sarana
dan prasarana Puskesmas ini memiliki 1 rumah dokter dan 4 rumah para medis Sebagai
ujung tombak pelayanan kesehatan Puskesmas Tamako memiliki 3 Puskesmas
pembantu dua diantaranya tidak berpenghuni 2 pos obat desa 11 Posyandu dan
didukung oleh 1 Puskesmas keliling Namun dengan jejaring seperti itu pada
kenyataannya tetap saja banyak masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Tamako ini Ketidakterjangkauan ini
umumnya disebabkan karena jauhnya jarak Puskesmas dengan pemukiman warga
sulitnya medan dan tantangan cuaca Selain itu terbatasnya persediaan obat-obatan juga
nampak di Puskesmas Tamako ini Sebagai contoh pada tahun 2001 wilayah ini
membutuhkan 1092 jenis obat sementara yang tersedia di Gudang Farmasi Kabupaten
(GFK) hanya 996 jenis obat yang mana 560 (51) diantaranya adalah obat generik
Obat-obatan yang didrop dari GFK sebagian besar tidak sesuai dengan permintaan Ada
obat yang diminta berkali-kali tetapi tidak diberikan dan jikalau diberikan jumlahnya
sangat sedikit Sebaliknya obat-obatan yang tidak diminta justru diberikan terus-
menerus Lalu jika dilihat dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) kuantitas dan
kualitas tenaga medis juga menjadi masalah di Puskesmas Tamako Status Puskesmas
Tamako yang merupakan Puskesmas rawat inap tentu saja memerlukan tenaga medis
yang cukup Namun pada kenyataannya hal tersebut tidak dapat tercapai karena
distribusi tenaga medis di Kabupaten Sangihe yang masih kurang sehingga belum dapat
memenuhi kebutuhan masyarakatnya Rasio tenaga medis dengan jumlah penduduk yang
belum berimbang ini jelas mempengaruhi pelayanan kesehatan di Kecamatan Tamako
ini Kemudian dari segi pembiayaan atau keuangan Puskesmas Tamako Secara umum
terlihat adanya upaya peningkatan alokasi anggaran untuk pembangunan sektor
kesehatan di wilayah ini Dari tahun ke tahun terlihat adanya upaya untuk lebih
menambah kepedulian terhadap sektor kesehatan yang nampak pada distribusi
penganggaran dari APBN dan APBD yang semakin meningkat Namun lagi-lagi pada
kenyataannya hal tersebut tidak seirama dengan upaya-upaya teknis yang ada di
lapangan yang ironisnya bersentuhan langsung dengan masyarakat Realisasi proyek
pembangunan sarana kesehatan sebagian besar tidak sesuai dengan kebutuhan dan
ketentuan yang berlaku Misalnya pernah terjadi saat ada rehabilitasi Puskesmas
pembantu seng yang sudah tua dibalik lalu dicat kemudian dipasang lagi dinding beton
24
yang digantikan dengan papan triplek yang dicat sehingga kelihatan dari jauh seperti
dinding beton yang asli Begitu pula dengan proyek-proyek yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tetapi dipaksakan diterima oleh Puskesmas Contohnya antena SSB yang
sudah ada ditambah lagi dengan antena yang baru yang berarti mencari lokasi
pemasangan di halaman Puskesmas sehingga halaman yang sudah sempit menjadi
semakin sempit Sementara itu anggaran rutin sebagian besar terpakai untuk gaji
pegawai sehingga sangat sedikit yang dialokasikan untuk dana rutin lain seperti
pemeliharaan gedung Oleh sebab itu perbaikan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Tamako ini tidak dapat dilaksanakan secara efektif karena adanya penyelewengan dana
yang dilakukan oleh pihak Puskesmas sendiri yang seharusnya dana yang diberikan
pemerintah dianggarkan untuk pemeliharaan gedung atau perbaikan sarana dan prasarana
Puskesmas justru dipakai untuk gaji pegawai Puskesmas sehingga penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di Puskemas Tamako tidak dapat berkembang dengan baik
25
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat ternyata
masih menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak dikeluhkan oleh masyarakat
Tidak hanya dilihat dari segi sarana dan prasarana yang kurang memadai tetapi juga dari
segi tenaga medis yang demikian pula adanya Oleh karena itu diperlukan perhatian
khusus dari pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta
komitmen untuk merubah sistem pelayanan Puskesmas yang dinilai buruk oleh
masyarakat Selain itu Puskesmas juga harus memiliki standar pelayanan yang dapat
memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat untuk mencapai kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat
42 Saran
1 Puskesmas harus lebih memfokuskan pada peningkatan pelayanan kesehatan dan
pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh
2 Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi terpenuhinya
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
3 Merestrukturisasikan peran Puskesmas
4 Pemerintah harus memberikan otonomi kepada Puskesmas dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat
5 Mensosialisasikan program-program Puskesmas kepada masyarakat untuk mengubah
citra Puskesmas yang sudah dinilai buruk oleh masyarakat
26
DAFTAR PUSTAKA
Tjiptoherijanto prijono Said Z Abidin Reformasi Administrasi dan Pembangunan
Nasional 1993 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta
wwwdinkesjatimgoid
wwwlitbangdepkesgoid
wwwlitbangdepkesgoid
definisi-puskesmashtml
model-puskesmas-era-desentralisasihtml
httponeindoskripsicom diunduh tanggal 24 November 2009
httpmuharrikyanuarwordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
httpgroupsyahoocom diunduh tanggal 24 November 2009
httpelsbappenasgoid diunduh tanggal 24 November 2009
httpalfredsalehfileswordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
27
Sumber-sumber keuangan Puskesmas ini ternyata tidak dapat membiayai
operasinal dari program-program Puskesmas Hal ini diakibatkan oleh
beberapa faktor yaitu birokratisasi penyaluran keuangan dari pemerintah
sampai ke Puskesmasnya dan rendahnya responsibilitas pengelola manajemen
Puskesmas
Psiko-sosial antara tenaga medis dengan penduduk
Perbedaan psiko-sosial antara tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas
dengan penduduk menimbulkan hambatan dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan PuskesmaTenaga-tenaga yang diperbantukan di Puskesmas
biasanya terdiri dari orang-orang terpelajar dan bukan berasal dari daerah
tersebut sehingga penduduk menganggapnya sebagai orang asing Apalagi
jika bahasa yang digunakan adalah bahasa yang tidak dimengerti oleh
penduduk maka akibatnya penduduk segan untuk datang ke Puskesmas
Faktor Eksternal
Kondisi Geografis
Kondisi geografis Puskesmas umumnya terletak pada daerah pelosok atau
setingkat dengan kecamatan Dimana kecamatan tiap-tiap daerah memilki
keadaan yang berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan
puskesmas Memang ada kecamatan-kecamatan yang hanya dengan satu
Puskesmas sudah dapat menjangkau seluruh penduduk Tetapi ada juga
puskesmas yang hanya dapat dijangkau oleh penduduk yang bermukim di
dekatnya karena penduduk yang lain bertempat tinggal jauh dari Puskesmas
Hal ini terkait pada dana yang tidak cukup untuk menggunakan alat-alat
transportasi atau memang tempat tinggalnya terpencil sehingga penduduknya
lebih senang tinggal di rumahnya daripada pergi ke Puskesmas
Pemerintah daerah
Peran Pemerintah Daerah yang terkesan gagap ini terlihat atas pemahaman
pembangunan kesehatan yang setengah-setengah dari pihak legslatif dan
eksekutif yang tercermin dari dijadikannya pelayanan kesehatan sebagai
tulang punggung pendapatan daerah Ini berarti orang sakit dijadikan tualng
punggung pendapatan daerah Padahal upaya menyehatkan masyarakat
sejatinya termaktub dalam hakikat dan semangat UU No22 dan UU No 25
tahun 1999 yang pada intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan
21
publik dan mengembangkan demokrasi menuju peningkatan kesejahteraan
rakyat Disamping itu alokasi anggaran kesehatan berbagai daerah
mencerminkan kurangnya perhatian terhadap investasi hak-hak dasar
pembangunan manusia diantaranya pelayanan kesehatan dasar
Keadaan Ekonomi Penduduk
Keadaan ekonomi penduduk memberikan andil dalam sulitnya mengupayakan
pelayanan kesehatan pada masyarakat Jumlah warga negara Indonesia
mayoritas bermata pencarian petani dan nelayan yang mana kondisi
ekonominya kurang memadai Walaupun ada ketentuan yang
memperbolehkan mereka yang tidak mampu untuk tidak usah membayar
retribusi di Puskesmas namun kenyataannya orang-orang yang demikian
justru enggan datang ke Puskesmas
Kondisi Pendidikan Penduduk
Masalah pendidikan penduduk juga berperan dalam menghambat pelayanan
yang dihadapi oleh Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan pada tingkat
pertama karena pada umumnya pendidikan masyarakat desa masih rendah
maka pola pikir mereka sangat sederhana dan kurang atau bahkan belum
paham akan arti kesehatan Mereka cenderung mengikuti sifat-sifat tradisional
yang sejak dulu dipegang oleh masyarakat dan lingkungannya
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki tingkat
pendidikan yang rendah yang mana sebagian besar penduduk Indonesia
lulusan SD terutama di daerah pelosok-pelosok Indonesia sehingga hal
berdampak pada rendahnya partisipasi masyarakat dalam mewujudkan
masyarakat Indonesia sehat terutama pada lembaga Puskesmas yang letaknya
dekat dengan masyarakat tersebut Selain itu juga disebabkan Rumah Sakit
lebih baik sarana dan prasarananya padahal Puskesmas merupakan pelayanan
kesehatan yang paling dasar dalam lingkungan masyarakat setempat
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan yang berada di Propinsi bekerja pada aspek melayani
penyembuhan penyakit yang sudah diderita oleh penduduk dibandingkan
dengan melayani obat-obatan yang dapat digunakan sebagai upaya
pencegahan timbulnya suatu penyakit pada penduduk Dengan kata lain
pelayanan kesehatan Puskesmas lebih banyak ditekankan pada tindakan
kuratif dibandingkan pada tindakan preventif apalagi promotif Selain itu
22
Dinas Kesehatan juga kurang melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap
pelaksanaan program-program Puskesmas yang sudah ada sehingga tidak
terwujudnya pelayanan kesehatan di tingkat basis
35 Solusi Mengatasi Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang terinstitusionalisasi
mempunyai kewenangan yang besar dalam menciptakan inovasi model pelayanan
kesehatan di daerah Untuk itu dibutuhkan komitmen dan kemauan untuk
meningkatkanmeratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan melakukan
revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien
di Puskesmas peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatanrevitalisasi kader PKK
pembentukan standar pelayanan kesehatan minimum untuk kinerja sistem kesehatan yang
komprehensif serta memperbaiki sistem informasi pada semua tingkatan pemerintah
Dari banyak kasus yang terjadi dibanyak daerah jelas bahwa Puskesmas memiliki
pencitraan yang rendah pada saat sekarang terutama jika dilihat dari sarana Puskesmas
tidak memiliki fasilitas yang lengkap walaupun sudah mendapat dana dari Dinas
Kesehatan
36 Analisis Kasus Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas di Kecamatan
Tamako
Seperti yang kita ketahui bahwa pelayanan kesehatan itu tidak hanya
diperuntukkan bagi mereka yang tinggal di wilayah perkotaan saja tetapi juga
diperuntukkan bagi masyarakat yang berada di wilayah pedesaan Namun pada
kenyataannya penyelenggaraan pelayanan kesehatan di wilayah pedesaan cenderung
lebih buruk dibandingan dengan di wilayah perkotaan Hal ini terjadi karena wilayah
pedesaan kurang mendapat perhatian dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah
sehingga penyelenggaraan pelayanan di pedesaan terkesan buruk Hal ini dapat dilihat
dari penyelenggaraan pelayanan puskesmas di Kecamatan Tamako yang jauh dari
standar minimal pelayanan kesehatan
23
Puskesmas Tamako yang terletak di Kecamatan Tamako berada kurang lebih 35
km dari ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara adalah satu-
satunya unit pelayanan kesehatan strata pertama yang ada di wilayah ini Dari segi sarana
dan prasarana Puskesmas ini memiliki 1 rumah dokter dan 4 rumah para medis Sebagai
ujung tombak pelayanan kesehatan Puskesmas Tamako memiliki 3 Puskesmas
pembantu dua diantaranya tidak berpenghuni 2 pos obat desa 11 Posyandu dan
didukung oleh 1 Puskesmas keliling Namun dengan jejaring seperti itu pada
kenyataannya tetap saja banyak masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Tamako ini Ketidakterjangkauan ini
umumnya disebabkan karena jauhnya jarak Puskesmas dengan pemukiman warga
sulitnya medan dan tantangan cuaca Selain itu terbatasnya persediaan obat-obatan juga
nampak di Puskesmas Tamako ini Sebagai contoh pada tahun 2001 wilayah ini
membutuhkan 1092 jenis obat sementara yang tersedia di Gudang Farmasi Kabupaten
(GFK) hanya 996 jenis obat yang mana 560 (51) diantaranya adalah obat generik
Obat-obatan yang didrop dari GFK sebagian besar tidak sesuai dengan permintaan Ada
obat yang diminta berkali-kali tetapi tidak diberikan dan jikalau diberikan jumlahnya
sangat sedikit Sebaliknya obat-obatan yang tidak diminta justru diberikan terus-
menerus Lalu jika dilihat dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) kuantitas dan
kualitas tenaga medis juga menjadi masalah di Puskesmas Tamako Status Puskesmas
Tamako yang merupakan Puskesmas rawat inap tentu saja memerlukan tenaga medis
yang cukup Namun pada kenyataannya hal tersebut tidak dapat tercapai karena
distribusi tenaga medis di Kabupaten Sangihe yang masih kurang sehingga belum dapat
memenuhi kebutuhan masyarakatnya Rasio tenaga medis dengan jumlah penduduk yang
belum berimbang ini jelas mempengaruhi pelayanan kesehatan di Kecamatan Tamako
ini Kemudian dari segi pembiayaan atau keuangan Puskesmas Tamako Secara umum
terlihat adanya upaya peningkatan alokasi anggaran untuk pembangunan sektor
kesehatan di wilayah ini Dari tahun ke tahun terlihat adanya upaya untuk lebih
menambah kepedulian terhadap sektor kesehatan yang nampak pada distribusi
penganggaran dari APBN dan APBD yang semakin meningkat Namun lagi-lagi pada
kenyataannya hal tersebut tidak seirama dengan upaya-upaya teknis yang ada di
lapangan yang ironisnya bersentuhan langsung dengan masyarakat Realisasi proyek
pembangunan sarana kesehatan sebagian besar tidak sesuai dengan kebutuhan dan
ketentuan yang berlaku Misalnya pernah terjadi saat ada rehabilitasi Puskesmas
pembantu seng yang sudah tua dibalik lalu dicat kemudian dipasang lagi dinding beton
24
yang digantikan dengan papan triplek yang dicat sehingga kelihatan dari jauh seperti
dinding beton yang asli Begitu pula dengan proyek-proyek yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tetapi dipaksakan diterima oleh Puskesmas Contohnya antena SSB yang
sudah ada ditambah lagi dengan antena yang baru yang berarti mencari lokasi
pemasangan di halaman Puskesmas sehingga halaman yang sudah sempit menjadi
semakin sempit Sementara itu anggaran rutin sebagian besar terpakai untuk gaji
pegawai sehingga sangat sedikit yang dialokasikan untuk dana rutin lain seperti
pemeliharaan gedung Oleh sebab itu perbaikan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Tamako ini tidak dapat dilaksanakan secara efektif karena adanya penyelewengan dana
yang dilakukan oleh pihak Puskesmas sendiri yang seharusnya dana yang diberikan
pemerintah dianggarkan untuk pemeliharaan gedung atau perbaikan sarana dan prasarana
Puskesmas justru dipakai untuk gaji pegawai Puskesmas sehingga penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di Puskemas Tamako tidak dapat berkembang dengan baik
25
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat ternyata
masih menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak dikeluhkan oleh masyarakat
Tidak hanya dilihat dari segi sarana dan prasarana yang kurang memadai tetapi juga dari
segi tenaga medis yang demikian pula adanya Oleh karena itu diperlukan perhatian
khusus dari pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta
komitmen untuk merubah sistem pelayanan Puskesmas yang dinilai buruk oleh
masyarakat Selain itu Puskesmas juga harus memiliki standar pelayanan yang dapat
memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat untuk mencapai kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat
42 Saran
1 Puskesmas harus lebih memfokuskan pada peningkatan pelayanan kesehatan dan
pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh
2 Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi terpenuhinya
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
3 Merestrukturisasikan peran Puskesmas
4 Pemerintah harus memberikan otonomi kepada Puskesmas dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat
5 Mensosialisasikan program-program Puskesmas kepada masyarakat untuk mengubah
citra Puskesmas yang sudah dinilai buruk oleh masyarakat
26
DAFTAR PUSTAKA
Tjiptoherijanto prijono Said Z Abidin Reformasi Administrasi dan Pembangunan
Nasional 1993 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta
wwwdinkesjatimgoid
wwwlitbangdepkesgoid
wwwlitbangdepkesgoid
definisi-puskesmashtml
model-puskesmas-era-desentralisasihtml
httponeindoskripsicom diunduh tanggal 24 November 2009
httpmuharrikyanuarwordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
httpgroupsyahoocom diunduh tanggal 24 November 2009
httpelsbappenasgoid diunduh tanggal 24 November 2009
httpalfredsalehfileswordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
27
publik dan mengembangkan demokrasi menuju peningkatan kesejahteraan
rakyat Disamping itu alokasi anggaran kesehatan berbagai daerah
mencerminkan kurangnya perhatian terhadap investasi hak-hak dasar
pembangunan manusia diantaranya pelayanan kesehatan dasar
Keadaan Ekonomi Penduduk
Keadaan ekonomi penduduk memberikan andil dalam sulitnya mengupayakan
pelayanan kesehatan pada masyarakat Jumlah warga negara Indonesia
mayoritas bermata pencarian petani dan nelayan yang mana kondisi
ekonominya kurang memadai Walaupun ada ketentuan yang
memperbolehkan mereka yang tidak mampu untuk tidak usah membayar
retribusi di Puskesmas namun kenyataannya orang-orang yang demikian
justru enggan datang ke Puskesmas
Kondisi Pendidikan Penduduk
Masalah pendidikan penduduk juga berperan dalam menghambat pelayanan
yang dihadapi oleh Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan pada tingkat
pertama karena pada umumnya pendidikan masyarakat desa masih rendah
maka pola pikir mereka sangat sederhana dan kurang atau bahkan belum
paham akan arti kesehatan Mereka cenderung mengikuti sifat-sifat tradisional
yang sejak dulu dipegang oleh masyarakat dan lingkungannya
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki tingkat
pendidikan yang rendah yang mana sebagian besar penduduk Indonesia
lulusan SD terutama di daerah pelosok-pelosok Indonesia sehingga hal
berdampak pada rendahnya partisipasi masyarakat dalam mewujudkan
masyarakat Indonesia sehat terutama pada lembaga Puskesmas yang letaknya
dekat dengan masyarakat tersebut Selain itu juga disebabkan Rumah Sakit
lebih baik sarana dan prasarananya padahal Puskesmas merupakan pelayanan
kesehatan yang paling dasar dalam lingkungan masyarakat setempat
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan yang berada di Propinsi bekerja pada aspek melayani
penyembuhan penyakit yang sudah diderita oleh penduduk dibandingkan
dengan melayani obat-obatan yang dapat digunakan sebagai upaya
pencegahan timbulnya suatu penyakit pada penduduk Dengan kata lain
pelayanan kesehatan Puskesmas lebih banyak ditekankan pada tindakan
kuratif dibandingkan pada tindakan preventif apalagi promotif Selain itu
22
Dinas Kesehatan juga kurang melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap
pelaksanaan program-program Puskesmas yang sudah ada sehingga tidak
terwujudnya pelayanan kesehatan di tingkat basis
35 Solusi Mengatasi Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang terinstitusionalisasi
mempunyai kewenangan yang besar dalam menciptakan inovasi model pelayanan
kesehatan di daerah Untuk itu dibutuhkan komitmen dan kemauan untuk
meningkatkanmeratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan melakukan
revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien
di Puskesmas peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatanrevitalisasi kader PKK
pembentukan standar pelayanan kesehatan minimum untuk kinerja sistem kesehatan yang
komprehensif serta memperbaiki sistem informasi pada semua tingkatan pemerintah
Dari banyak kasus yang terjadi dibanyak daerah jelas bahwa Puskesmas memiliki
pencitraan yang rendah pada saat sekarang terutama jika dilihat dari sarana Puskesmas
tidak memiliki fasilitas yang lengkap walaupun sudah mendapat dana dari Dinas
Kesehatan
36 Analisis Kasus Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas di Kecamatan
Tamako
Seperti yang kita ketahui bahwa pelayanan kesehatan itu tidak hanya
diperuntukkan bagi mereka yang tinggal di wilayah perkotaan saja tetapi juga
diperuntukkan bagi masyarakat yang berada di wilayah pedesaan Namun pada
kenyataannya penyelenggaraan pelayanan kesehatan di wilayah pedesaan cenderung
lebih buruk dibandingan dengan di wilayah perkotaan Hal ini terjadi karena wilayah
pedesaan kurang mendapat perhatian dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah
sehingga penyelenggaraan pelayanan di pedesaan terkesan buruk Hal ini dapat dilihat
dari penyelenggaraan pelayanan puskesmas di Kecamatan Tamako yang jauh dari
standar minimal pelayanan kesehatan
23
Puskesmas Tamako yang terletak di Kecamatan Tamako berada kurang lebih 35
km dari ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara adalah satu-
satunya unit pelayanan kesehatan strata pertama yang ada di wilayah ini Dari segi sarana
dan prasarana Puskesmas ini memiliki 1 rumah dokter dan 4 rumah para medis Sebagai
ujung tombak pelayanan kesehatan Puskesmas Tamako memiliki 3 Puskesmas
pembantu dua diantaranya tidak berpenghuni 2 pos obat desa 11 Posyandu dan
didukung oleh 1 Puskesmas keliling Namun dengan jejaring seperti itu pada
kenyataannya tetap saja banyak masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Tamako ini Ketidakterjangkauan ini
umumnya disebabkan karena jauhnya jarak Puskesmas dengan pemukiman warga
sulitnya medan dan tantangan cuaca Selain itu terbatasnya persediaan obat-obatan juga
nampak di Puskesmas Tamako ini Sebagai contoh pada tahun 2001 wilayah ini
membutuhkan 1092 jenis obat sementara yang tersedia di Gudang Farmasi Kabupaten
(GFK) hanya 996 jenis obat yang mana 560 (51) diantaranya adalah obat generik
Obat-obatan yang didrop dari GFK sebagian besar tidak sesuai dengan permintaan Ada
obat yang diminta berkali-kali tetapi tidak diberikan dan jikalau diberikan jumlahnya
sangat sedikit Sebaliknya obat-obatan yang tidak diminta justru diberikan terus-
menerus Lalu jika dilihat dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) kuantitas dan
kualitas tenaga medis juga menjadi masalah di Puskesmas Tamako Status Puskesmas
Tamako yang merupakan Puskesmas rawat inap tentu saja memerlukan tenaga medis
yang cukup Namun pada kenyataannya hal tersebut tidak dapat tercapai karena
distribusi tenaga medis di Kabupaten Sangihe yang masih kurang sehingga belum dapat
memenuhi kebutuhan masyarakatnya Rasio tenaga medis dengan jumlah penduduk yang
belum berimbang ini jelas mempengaruhi pelayanan kesehatan di Kecamatan Tamako
ini Kemudian dari segi pembiayaan atau keuangan Puskesmas Tamako Secara umum
terlihat adanya upaya peningkatan alokasi anggaran untuk pembangunan sektor
kesehatan di wilayah ini Dari tahun ke tahun terlihat adanya upaya untuk lebih
menambah kepedulian terhadap sektor kesehatan yang nampak pada distribusi
penganggaran dari APBN dan APBD yang semakin meningkat Namun lagi-lagi pada
kenyataannya hal tersebut tidak seirama dengan upaya-upaya teknis yang ada di
lapangan yang ironisnya bersentuhan langsung dengan masyarakat Realisasi proyek
pembangunan sarana kesehatan sebagian besar tidak sesuai dengan kebutuhan dan
ketentuan yang berlaku Misalnya pernah terjadi saat ada rehabilitasi Puskesmas
pembantu seng yang sudah tua dibalik lalu dicat kemudian dipasang lagi dinding beton
24
yang digantikan dengan papan triplek yang dicat sehingga kelihatan dari jauh seperti
dinding beton yang asli Begitu pula dengan proyek-proyek yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tetapi dipaksakan diterima oleh Puskesmas Contohnya antena SSB yang
sudah ada ditambah lagi dengan antena yang baru yang berarti mencari lokasi
pemasangan di halaman Puskesmas sehingga halaman yang sudah sempit menjadi
semakin sempit Sementara itu anggaran rutin sebagian besar terpakai untuk gaji
pegawai sehingga sangat sedikit yang dialokasikan untuk dana rutin lain seperti
pemeliharaan gedung Oleh sebab itu perbaikan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Tamako ini tidak dapat dilaksanakan secara efektif karena adanya penyelewengan dana
yang dilakukan oleh pihak Puskesmas sendiri yang seharusnya dana yang diberikan
pemerintah dianggarkan untuk pemeliharaan gedung atau perbaikan sarana dan prasarana
Puskesmas justru dipakai untuk gaji pegawai Puskesmas sehingga penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di Puskemas Tamako tidak dapat berkembang dengan baik
25
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat ternyata
masih menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak dikeluhkan oleh masyarakat
Tidak hanya dilihat dari segi sarana dan prasarana yang kurang memadai tetapi juga dari
segi tenaga medis yang demikian pula adanya Oleh karena itu diperlukan perhatian
khusus dari pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta
komitmen untuk merubah sistem pelayanan Puskesmas yang dinilai buruk oleh
masyarakat Selain itu Puskesmas juga harus memiliki standar pelayanan yang dapat
memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat untuk mencapai kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat
42 Saran
1 Puskesmas harus lebih memfokuskan pada peningkatan pelayanan kesehatan dan
pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh
2 Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi terpenuhinya
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
3 Merestrukturisasikan peran Puskesmas
4 Pemerintah harus memberikan otonomi kepada Puskesmas dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat
5 Mensosialisasikan program-program Puskesmas kepada masyarakat untuk mengubah
citra Puskesmas yang sudah dinilai buruk oleh masyarakat
26
DAFTAR PUSTAKA
Tjiptoherijanto prijono Said Z Abidin Reformasi Administrasi dan Pembangunan
Nasional 1993 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta
wwwdinkesjatimgoid
wwwlitbangdepkesgoid
wwwlitbangdepkesgoid
definisi-puskesmashtml
model-puskesmas-era-desentralisasihtml
httponeindoskripsicom diunduh tanggal 24 November 2009
httpmuharrikyanuarwordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
httpgroupsyahoocom diunduh tanggal 24 November 2009
httpelsbappenasgoid diunduh tanggal 24 November 2009
httpalfredsalehfileswordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
27
Dinas Kesehatan juga kurang melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap
pelaksanaan program-program Puskesmas yang sudah ada sehingga tidak
terwujudnya pelayanan kesehatan di tingkat basis
35 Solusi Mengatasi Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang terinstitusionalisasi
mempunyai kewenangan yang besar dalam menciptakan inovasi model pelayanan
kesehatan di daerah Untuk itu dibutuhkan komitmen dan kemauan untuk
meningkatkanmeratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan melakukan
revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien
di Puskesmas peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatanrevitalisasi kader PKK
pembentukan standar pelayanan kesehatan minimum untuk kinerja sistem kesehatan yang
komprehensif serta memperbaiki sistem informasi pada semua tingkatan pemerintah
Dari banyak kasus yang terjadi dibanyak daerah jelas bahwa Puskesmas memiliki
pencitraan yang rendah pada saat sekarang terutama jika dilihat dari sarana Puskesmas
tidak memiliki fasilitas yang lengkap walaupun sudah mendapat dana dari Dinas
Kesehatan
36 Analisis Kasus Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas di Kecamatan
Tamako
Seperti yang kita ketahui bahwa pelayanan kesehatan itu tidak hanya
diperuntukkan bagi mereka yang tinggal di wilayah perkotaan saja tetapi juga
diperuntukkan bagi masyarakat yang berada di wilayah pedesaan Namun pada
kenyataannya penyelenggaraan pelayanan kesehatan di wilayah pedesaan cenderung
lebih buruk dibandingan dengan di wilayah perkotaan Hal ini terjadi karena wilayah
pedesaan kurang mendapat perhatian dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah
sehingga penyelenggaraan pelayanan di pedesaan terkesan buruk Hal ini dapat dilihat
dari penyelenggaraan pelayanan puskesmas di Kecamatan Tamako yang jauh dari
standar minimal pelayanan kesehatan
23
Puskesmas Tamako yang terletak di Kecamatan Tamako berada kurang lebih 35
km dari ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara adalah satu-
satunya unit pelayanan kesehatan strata pertama yang ada di wilayah ini Dari segi sarana
dan prasarana Puskesmas ini memiliki 1 rumah dokter dan 4 rumah para medis Sebagai
ujung tombak pelayanan kesehatan Puskesmas Tamako memiliki 3 Puskesmas
pembantu dua diantaranya tidak berpenghuni 2 pos obat desa 11 Posyandu dan
didukung oleh 1 Puskesmas keliling Namun dengan jejaring seperti itu pada
kenyataannya tetap saja banyak masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Tamako ini Ketidakterjangkauan ini
umumnya disebabkan karena jauhnya jarak Puskesmas dengan pemukiman warga
sulitnya medan dan tantangan cuaca Selain itu terbatasnya persediaan obat-obatan juga
nampak di Puskesmas Tamako ini Sebagai contoh pada tahun 2001 wilayah ini
membutuhkan 1092 jenis obat sementara yang tersedia di Gudang Farmasi Kabupaten
(GFK) hanya 996 jenis obat yang mana 560 (51) diantaranya adalah obat generik
Obat-obatan yang didrop dari GFK sebagian besar tidak sesuai dengan permintaan Ada
obat yang diminta berkali-kali tetapi tidak diberikan dan jikalau diberikan jumlahnya
sangat sedikit Sebaliknya obat-obatan yang tidak diminta justru diberikan terus-
menerus Lalu jika dilihat dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) kuantitas dan
kualitas tenaga medis juga menjadi masalah di Puskesmas Tamako Status Puskesmas
Tamako yang merupakan Puskesmas rawat inap tentu saja memerlukan tenaga medis
yang cukup Namun pada kenyataannya hal tersebut tidak dapat tercapai karena
distribusi tenaga medis di Kabupaten Sangihe yang masih kurang sehingga belum dapat
memenuhi kebutuhan masyarakatnya Rasio tenaga medis dengan jumlah penduduk yang
belum berimbang ini jelas mempengaruhi pelayanan kesehatan di Kecamatan Tamako
ini Kemudian dari segi pembiayaan atau keuangan Puskesmas Tamako Secara umum
terlihat adanya upaya peningkatan alokasi anggaran untuk pembangunan sektor
kesehatan di wilayah ini Dari tahun ke tahun terlihat adanya upaya untuk lebih
menambah kepedulian terhadap sektor kesehatan yang nampak pada distribusi
penganggaran dari APBN dan APBD yang semakin meningkat Namun lagi-lagi pada
kenyataannya hal tersebut tidak seirama dengan upaya-upaya teknis yang ada di
lapangan yang ironisnya bersentuhan langsung dengan masyarakat Realisasi proyek
pembangunan sarana kesehatan sebagian besar tidak sesuai dengan kebutuhan dan
ketentuan yang berlaku Misalnya pernah terjadi saat ada rehabilitasi Puskesmas
pembantu seng yang sudah tua dibalik lalu dicat kemudian dipasang lagi dinding beton
24
yang digantikan dengan papan triplek yang dicat sehingga kelihatan dari jauh seperti
dinding beton yang asli Begitu pula dengan proyek-proyek yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tetapi dipaksakan diterima oleh Puskesmas Contohnya antena SSB yang
sudah ada ditambah lagi dengan antena yang baru yang berarti mencari lokasi
pemasangan di halaman Puskesmas sehingga halaman yang sudah sempit menjadi
semakin sempit Sementara itu anggaran rutin sebagian besar terpakai untuk gaji
pegawai sehingga sangat sedikit yang dialokasikan untuk dana rutin lain seperti
pemeliharaan gedung Oleh sebab itu perbaikan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Tamako ini tidak dapat dilaksanakan secara efektif karena adanya penyelewengan dana
yang dilakukan oleh pihak Puskesmas sendiri yang seharusnya dana yang diberikan
pemerintah dianggarkan untuk pemeliharaan gedung atau perbaikan sarana dan prasarana
Puskesmas justru dipakai untuk gaji pegawai Puskesmas sehingga penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di Puskemas Tamako tidak dapat berkembang dengan baik
25
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat ternyata
masih menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak dikeluhkan oleh masyarakat
Tidak hanya dilihat dari segi sarana dan prasarana yang kurang memadai tetapi juga dari
segi tenaga medis yang demikian pula adanya Oleh karena itu diperlukan perhatian
khusus dari pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta
komitmen untuk merubah sistem pelayanan Puskesmas yang dinilai buruk oleh
masyarakat Selain itu Puskesmas juga harus memiliki standar pelayanan yang dapat
memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat untuk mencapai kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat
42 Saran
1 Puskesmas harus lebih memfokuskan pada peningkatan pelayanan kesehatan dan
pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh
2 Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi terpenuhinya
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
3 Merestrukturisasikan peran Puskesmas
4 Pemerintah harus memberikan otonomi kepada Puskesmas dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat
5 Mensosialisasikan program-program Puskesmas kepada masyarakat untuk mengubah
citra Puskesmas yang sudah dinilai buruk oleh masyarakat
26
DAFTAR PUSTAKA
Tjiptoherijanto prijono Said Z Abidin Reformasi Administrasi dan Pembangunan
Nasional 1993 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta
wwwdinkesjatimgoid
wwwlitbangdepkesgoid
wwwlitbangdepkesgoid
definisi-puskesmashtml
model-puskesmas-era-desentralisasihtml
httponeindoskripsicom diunduh tanggal 24 November 2009
httpmuharrikyanuarwordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
httpgroupsyahoocom diunduh tanggal 24 November 2009
httpelsbappenasgoid diunduh tanggal 24 November 2009
httpalfredsalehfileswordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
27
Puskesmas Tamako yang terletak di Kecamatan Tamako berada kurang lebih 35
km dari ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara adalah satu-
satunya unit pelayanan kesehatan strata pertama yang ada di wilayah ini Dari segi sarana
dan prasarana Puskesmas ini memiliki 1 rumah dokter dan 4 rumah para medis Sebagai
ujung tombak pelayanan kesehatan Puskesmas Tamako memiliki 3 Puskesmas
pembantu dua diantaranya tidak berpenghuni 2 pos obat desa 11 Posyandu dan
didukung oleh 1 Puskesmas keliling Namun dengan jejaring seperti itu pada
kenyataannya tetap saja banyak masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Tamako ini Ketidakterjangkauan ini
umumnya disebabkan karena jauhnya jarak Puskesmas dengan pemukiman warga
sulitnya medan dan tantangan cuaca Selain itu terbatasnya persediaan obat-obatan juga
nampak di Puskesmas Tamako ini Sebagai contoh pada tahun 2001 wilayah ini
membutuhkan 1092 jenis obat sementara yang tersedia di Gudang Farmasi Kabupaten
(GFK) hanya 996 jenis obat yang mana 560 (51) diantaranya adalah obat generik
Obat-obatan yang didrop dari GFK sebagian besar tidak sesuai dengan permintaan Ada
obat yang diminta berkali-kali tetapi tidak diberikan dan jikalau diberikan jumlahnya
sangat sedikit Sebaliknya obat-obatan yang tidak diminta justru diberikan terus-
menerus Lalu jika dilihat dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) kuantitas dan
kualitas tenaga medis juga menjadi masalah di Puskesmas Tamako Status Puskesmas
Tamako yang merupakan Puskesmas rawat inap tentu saja memerlukan tenaga medis
yang cukup Namun pada kenyataannya hal tersebut tidak dapat tercapai karena
distribusi tenaga medis di Kabupaten Sangihe yang masih kurang sehingga belum dapat
memenuhi kebutuhan masyarakatnya Rasio tenaga medis dengan jumlah penduduk yang
belum berimbang ini jelas mempengaruhi pelayanan kesehatan di Kecamatan Tamako
ini Kemudian dari segi pembiayaan atau keuangan Puskesmas Tamako Secara umum
terlihat adanya upaya peningkatan alokasi anggaran untuk pembangunan sektor
kesehatan di wilayah ini Dari tahun ke tahun terlihat adanya upaya untuk lebih
menambah kepedulian terhadap sektor kesehatan yang nampak pada distribusi
penganggaran dari APBN dan APBD yang semakin meningkat Namun lagi-lagi pada
kenyataannya hal tersebut tidak seirama dengan upaya-upaya teknis yang ada di
lapangan yang ironisnya bersentuhan langsung dengan masyarakat Realisasi proyek
pembangunan sarana kesehatan sebagian besar tidak sesuai dengan kebutuhan dan
ketentuan yang berlaku Misalnya pernah terjadi saat ada rehabilitasi Puskesmas
pembantu seng yang sudah tua dibalik lalu dicat kemudian dipasang lagi dinding beton
24
yang digantikan dengan papan triplek yang dicat sehingga kelihatan dari jauh seperti
dinding beton yang asli Begitu pula dengan proyek-proyek yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tetapi dipaksakan diterima oleh Puskesmas Contohnya antena SSB yang
sudah ada ditambah lagi dengan antena yang baru yang berarti mencari lokasi
pemasangan di halaman Puskesmas sehingga halaman yang sudah sempit menjadi
semakin sempit Sementara itu anggaran rutin sebagian besar terpakai untuk gaji
pegawai sehingga sangat sedikit yang dialokasikan untuk dana rutin lain seperti
pemeliharaan gedung Oleh sebab itu perbaikan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Tamako ini tidak dapat dilaksanakan secara efektif karena adanya penyelewengan dana
yang dilakukan oleh pihak Puskesmas sendiri yang seharusnya dana yang diberikan
pemerintah dianggarkan untuk pemeliharaan gedung atau perbaikan sarana dan prasarana
Puskesmas justru dipakai untuk gaji pegawai Puskesmas sehingga penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di Puskemas Tamako tidak dapat berkembang dengan baik
25
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat ternyata
masih menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak dikeluhkan oleh masyarakat
Tidak hanya dilihat dari segi sarana dan prasarana yang kurang memadai tetapi juga dari
segi tenaga medis yang demikian pula adanya Oleh karena itu diperlukan perhatian
khusus dari pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta
komitmen untuk merubah sistem pelayanan Puskesmas yang dinilai buruk oleh
masyarakat Selain itu Puskesmas juga harus memiliki standar pelayanan yang dapat
memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat untuk mencapai kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat
42 Saran
1 Puskesmas harus lebih memfokuskan pada peningkatan pelayanan kesehatan dan
pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh
2 Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi terpenuhinya
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
3 Merestrukturisasikan peran Puskesmas
4 Pemerintah harus memberikan otonomi kepada Puskesmas dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat
5 Mensosialisasikan program-program Puskesmas kepada masyarakat untuk mengubah
citra Puskesmas yang sudah dinilai buruk oleh masyarakat
26
DAFTAR PUSTAKA
Tjiptoherijanto prijono Said Z Abidin Reformasi Administrasi dan Pembangunan
Nasional 1993 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta
wwwdinkesjatimgoid
wwwlitbangdepkesgoid
wwwlitbangdepkesgoid
definisi-puskesmashtml
model-puskesmas-era-desentralisasihtml
httponeindoskripsicom diunduh tanggal 24 November 2009
httpmuharrikyanuarwordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
httpgroupsyahoocom diunduh tanggal 24 November 2009
httpelsbappenasgoid diunduh tanggal 24 November 2009
httpalfredsalehfileswordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
27
yang digantikan dengan papan triplek yang dicat sehingga kelihatan dari jauh seperti
dinding beton yang asli Begitu pula dengan proyek-proyek yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tetapi dipaksakan diterima oleh Puskesmas Contohnya antena SSB yang
sudah ada ditambah lagi dengan antena yang baru yang berarti mencari lokasi
pemasangan di halaman Puskesmas sehingga halaman yang sudah sempit menjadi
semakin sempit Sementara itu anggaran rutin sebagian besar terpakai untuk gaji
pegawai sehingga sangat sedikit yang dialokasikan untuk dana rutin lain seperti
pemeliharaan gedung Oleh sebab itu perbaikan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Tamako ini tidak dapat dilaksanakan secara efektif karena adanya penyelewengan dana
yang dilakukan oleh pihak Puskesmas sendiri yang seharusnya dana yang diberikan
pemerintah dianggarkan untuk pemeliharaan gedung atau perbaikan sarana dan prasarana
Puskesmas justru dipakai untuk gaji pegawai Puskesmas sehingga penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di Puskemas Tamako tidak dapat berkembang dengan baik
25
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat ternyata
masih menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak dikeluhkan oleh masyarakat
Tidak hanya dilihat dari segi sarana dan prasarana yang kurang memadai tetapi juga dari
segi tenaga medis yang demikian pula adanya Oleh karena itu diperlukan perhatian
khusus dari pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta
komitmen untuk merubah sistem pelayanan Puskesmas yang dinilai buruk oleh
masyarakat Selain itu Puskesmas juga harus memiliki standar pelayanan yang dapat
memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat untuk mencapai kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat
42 Saran
1 Puskesmas harus lebih memfokuskan pada peningkatan pelayanan kesehatan dan
pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh
2 Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi terpenuhinya
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
3 Merestrukturisasikan peran Puskesmas
4 Pemerintah harus memberikan otonomi kepada Puskesmas dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat
5 Mensosialisasikan program-program Puskesmas kepada masyarakat untuk mengubah
citra Puskesmas yang sudah dinilai buruk oleh masyarakat
26
DAFTAR PUSTAKA
Tjiptoherijanto prijono Said Z Abidin Reformasi Administrasi dan Pembangunan
Nasional 1993 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta
wwwdinkesjatimgoid
wwwlitbangdepkesgoid
wwwlitbangdepkesgoid
definisi-puskesmashtml
model-puskesmas-era-desentralisasihtml
httponeindoskripsicom diunduh tanggal 24 November 2009
httpmuharrikyanuarwordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
httpgroupsyahoocom diunduh tanggal 24 November 2009
httpelsbappenasgoid diunduh tanggal 24 November 2009
httpalfredsalehfileswordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
27
BAB IV
PENUTUP
41 Kesimpulan
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat ternyata
masih menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak dikeluhkan oleh masyarakat
Tidak hanya dilihat dari segi sarana dan prasarana yang kurang memadai tetapi juga dari
segi tenaga medis yang demikian pula adanya Oleh karena itu diperlukan perhatian
khusus dari pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta
komitmen untuk merubah sistem pelayanan Puskesmas yang dinilai buruk oleh
masyarakat Selain itu Puskesmas juga harus memiliki standar pelayanan yang dapat
memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat untuk mencapai kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat
42 Saran
1 Puskesmas harus lebih memfokuskan pada peningkatan pelayanan kesehatan dan
pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh
2 Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi terpenuhinya
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
3 Merestrukturisasikan peran Puskesmas
4 Pemerintah harus memberikan otonomi kepada Puskesmas dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat
5 Mensosialisasikan program-program Puskesmas kepada masyarakat untuk mengubah
citra Puskesmas yang sudah dinilai buruk oleh masyarakat
26
DAFTAR PUSTAKA
Tjiptoherijanto prijono Said Z Abidin Reformasi Administrasi dan Pembangunan
Nasional 1993 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta
wwwdinkesjatimgoid
wwwlitbangdepkesgoid
wwwlitbangdepkesgoid
definisi-puskesmashtml
model-puskesmas-era-desentralisasihtml
httponeindoskripsicom diunduh tanggal 24 November 2009
httpmuharrikyanuarwordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
httpgroupsyahoocom diunduh tanggal 24 November 2009
httpelsbappenasgoid diunduh tanggal 24 November 2009
httpalfredsalehfileswordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
27
DAFTAR PUSTAKA
Tjiptoherijanto prijono Said Z Abidin Reformasi Administrasi dan Pembangunan
Nasional 1993 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta
wwwdinkesjatimgoid
wwwlitbangdepkesgoid
wwwlitbangdepkesgoid
definisi-puskesmashtml
model-puskesmas-era-desentralisasihtml
httponeindoskripsicom diunduh tanggal 24 November 2009
httpmuharrikyanuarwordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
httpgroupsyahoocom diunduh tanggal 24 November 2009
httpelsbappenasgoid diunduh tanggal 24 November 2009
httpalfredsalehfileswordpresscom diunduh tanggal 24 November 2009
27