Upload
berly-dwikaryani
View
53
Download
16
Embed Size (px)
Citation preview
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKPERKEMBANGAN SOSIAL
OLEH :
KELOMPOK 4 :
AMALIAH AGUSTINAAGUS PRAYITNO
APRIANSYAHBERLY DWIKARYANI
FERI SETIAWANZULKANDRI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA2011
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap kehidupan di dunia ini tergantung pada kemampuan beradaptasi
terhadap lingkungannya dalam arti luas. Akan tetapi berbeda dengan kehidupan
lainnya, manusia membina hubungan dengan lingkungannya secara aktif. Manusia
tidak sekedar mengandalkan hidup mereka pada kemurahan lingkungan hidupnya
seperti ketika Adam dan Hawa hidup di Taman Firdaus. Dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya dengan mengelola lingkungan dan mengolah sumberdaya
secara aktif sesuai dengan seleranya. Karena itulah manusia mengembangkan
kebiasaan yang melembaga dalam struktur sosial dan kebudayaan mereka.
Karena kemampuannya beradaptasi secara aktif itu pula, manusia berhasil
menempatkan diri sebagai makhluk yang tertinggi derajatnya di muka bumi dan
paling luas persebarannya memenuhi dunia. Di lain pihak, kemampuan manusia
membina hubungan dengan lingkungannya secara aktif itu telah membuka
peluang bagi pengembangan berbagai bentuk organisasi dan kebudayaan menuju
peradaban. Dinamika sosial itu telah mewujudkan aneka ragam masyarakat dan
kebudayaan dunia, baik sebagai perwujudan adaptasi kelompok sosial terhadap
lingkungan setempat maupun karena kecepatan perkembangannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERKEMBANGAN SOSIAL
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan
sosial. Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagai proses belajar untuk
menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi, yaitu
meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja
sama.
B. BENTUK-BENTUK TINGKAH LAKU SOSIAL
Dalam perkembangan menuju kematangan sosial, anak mewujudkan
dalam bentuk-bentuk interkasi sosial diantarannya :
1. Pembangkangan (Negativisme)
Pembangkangan adalah bentuk tingkah laku melawan. Tingkah laku ini
terjadi sebagai reaksi terhadap penerapan disiplin atau tuntutan orang tua
atau lingkungan yang tidak sesuai dengan kehendak anak. Tingkah laku ini
mulai muncul pada usia 18 bulan dan mencapai puncaknya pada usia tiga
tahun dan mulai menurun pada usia empat hingga enam tahun. Sikap
orang tua terhadap anak seyogyanya tidak memandang pertanda mereka
anak yang nakal, keras kepala, tolol atau sebutan negatif lainnya,
sebaiknya orang tua mau memahami sebagai proses perkembangan anak
dari sikap dependent menuju kearah independent.
2. Agresi (Agression)
Yaitu perilaku menyerang balik secara fisik (nonverbal) maupun kata-kata
(verbal). Agresi merupakan salah bentuk reaksi terhadap rasa frustasi
( rasa kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhan atau keinginannya).
Biasanya bentuk ini diwujudkan dengan menyerang seperti ; mencubut,
menggigit, menendang dan lain sebagainya. Sebaiknya orang tua berusaha
mereduksi, mengurangi agresifitas anak dengan cara mengalihkan
perhatian atau keinginan anak. Jika orang tua menghukum anak yang
agresif maka egretifitas anak akan semakin memingkat.
3. Berselisih (Bertengkar)
Sikap ini terjadi jika anak merasa tersinggung atau terganggu oleh sikap
atau perilaku anak lain.
4. Menggoda (Teasing)
Menggoda merupakan bentuk lain dari sikap agresif, menggoda
merupakan serangan mental terhadap orang lain dalam bentuk verbal
(kata-kata ejekan atau cemoohan) yang menimbulkan marah pada orang
yang digodanya.
5. Persaingan (Rivaly)
Yaitu keinginan untuk melebihi orang lain dan selalu didorong oleh orang
lain. Sikap ini mulai terlihat pada usia empat tahun, yaitu persaingan
prestice dan pada usia enam tahun semangat bersaing ini akan semakin
baik.
6. Kerja sama (Cooperation)
Yaitu sikap mau bekerja sama dengan orang lain. Sikap ini mulai nampak
pada usia tiga tahun atau awal empat tahun, pada usia enam hingga tujuh
tahun sikap ini semakin berkembang dengan baik.
7. Tingkah laku berkuasa (Ascendant behavior)
Yaitu tingkah laku untuk menguasai situasi sosial, mendominasi atau
bersikap bossiness. Wujud dari sikap ini adalah ; memaksa, meminta,
menyuruh, mengancam dan sebagainya.
8. Mementingkan diri sendiri (selffishness)
Yaitu sikap egosentris dalam memenuhi interest atau keinginannya
9. Simpati (Sympaty)
Yaitu sikap emosional yang mendorong individu untuk menaruh perhatian
terhadap orang lain mau mendekati atau bekerjasama dengan dirinya.
C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN SOSIAL
Perkembangan sosial anak dipengaruhi beberapa faktor yaitu :
1. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh
terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan
sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan
lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Proses pendidikan yang
bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh
keluarga, pola pergaulan, etika berinteraksi dengan orang lain banyak
ditentukan oleh keluarga.
2. Kematangan
Untuk dapat bersosilisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik dan
psikis sehingga mampu mempertimbangkan proses sosial, memberi dan
menerima nasehat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan
emosional, disamping itu kematangan dalam berbahasa juga sangat
menentukan.
3. Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi
keluarga dalam masyarakat. Perilaku anak akan banyak memperhatikan
kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya.
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat
pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, anak
memberikan warna kehidupan sosial anak didalam masyarakat dan
kehidupan mereka dimasa yang akan datang.
5. Kapasitas Mental : Emosi dan Intelegensi
Kemampuan berfikir dapat banyak mempengaruhi banyak hal, seperti
kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Perkembangan
emosi perpengaruh sekali terhadap perkembangan sosial anak. Anak yang
berkemampuan intelek tinggi akan berkemampuan berbahasa dengan baik.
Oleh karena itu jika perkembangan ketiganya seimbang maka akan sangat
menentukan keberhasilan perkembangan sosial anak.
D. PENGARUH PERKEMBANGAN SOSIAL TERHADAP TINGKAH
LAKU
Dalam perkembangan sosial anak, mereka dapat memikirkan dirinya dan
orang lain. Pemikiran itu terwujud dalam refleksi diri, yang sering mengarah
kepenilaian diri dan kritik dari hasil pergaulannya dengan orang lain. Hasil
pemikiran dirinya tidak akan diketahui oleh orang lain, bahkan sering ada yang
menyembunyikannya atau merahasiakannya.
Pikiran anak sering dipengaruhi oleh ide-ide dari teori-teori yang
menyebabkan sikap kritis terhadap situasi dan orang lain, termasuk kepada
orang tuanya. Kemampuan abstraksi anak sering menimbulkan kemampuan
mempersalahkan kenyataan dan peristiwa-peristiwa dengan keadaan
bagaimana yang semstinya menurut alam pikirannya.
Disamping itu pengaruh egoisentris sering terlihat, diantaranya berupa :
1. Cita-cita dan idealism yangbaik, terlalu menitik beratkan pikiran
sendiri, tanpa memikirkan akibat labih jauh dan tanpa
memperhitungkan kesulitan praktis yang mungkin menyebabkan
tidak berhasilnya menyelesaikan persoalan.
2. Kemampuan berfikir dengan pendapat sendiri, belum disertai
pendapat orang lain daalm penilaiannya.
Melalui banyak pengalaman dan penghayatan kenyataan serta dalam
menghadapi pendapat orang lain, maka sikap ego semakin berkurang dan diakhir
masa remaja sudah sangat kecil rasa egonya sehingga mereka dapat bergaul
dengan baik.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan tentang Perkembangan Sosial tersebut dapat kita
simpulkan bahwa :
1. Perkembangan diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri
terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi, yaitu meleburkan diri
menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama.
2. Terdapat berbagai macam tingkah laku sosial yaitu beberapa sifat negatif
dan positif yang memicu perkembangan sosial anak
3. Terdapat pula beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial
anak terutama faktor terdekat yaitu lingkungan keluarga, lingkungan
pendidikan, emosi dan intelegensi
B. SARAN
Perkembangan sosial anak wajib diperhatikan karena perkembangan
tersebut akan menjadi acuan kemana arah anak tersebut menyesuaikan dirinya
dimasa yang akan datang. Cara memperhatikannya adalah sebaiknya orang
tua, saudara, bahkan guru lah yang membantu anak tersebut dengan
mengarahkannya ke jalan yang benar ssehingga tingkah laku yang bersifat
negatif dari anak tersebut tidak menjadi kebiasaan.