Upload
crydevil42
View
748
Download
18
Embed Size (px)
Citation preview
P
PENG
PENG
GEMBA
GELOLA
BILLY PE
ROHMAN
KUNTI S
HIRLEAN
PRO
UNIVER
MAANGA
(H
DosenNo
AAN SISTDI BA
ERMANA
N
ARI DEWI
NI SOPHYA
OGRAM SFAKU
RSITAS LBAN
AKALAAN SUMHSKB 5
n Pembimovitasari, M
TEM LIMANJARM
Oleh :
I
AWITA
STUDI TEULTAS TELAMBUNNJARMA
2011
AH MBER518)
mbing : MT
MBAH DMASIN
H1A
H1A
H1A
H1A
EKNIK SEKNIK
NG MANGASIN
R DAY
DAN SAM
A108434
A109221
A109222
A109425
SIPIL
GKURAT
YA AIR
MPAH
T
R
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena atas karunia dan
rahmatnya jualah kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Pengembangan Sumber
Daya Air (HSKB 518) ini. Dalam tugas ini kami mencoba menyusun Malakah dengan
tema “PENGELOLAAN SISTEM LIMBAH DAN SAMPAH DI BANJARMASIN“.
Perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah banyak membantu kami dalam membuat tugas ini, seperti Dosen mata kuliah
Pengembangan Sumber Daya Air Fakultas Teknik Sipil Unlam Banjarmasin, yang telah
memberikan bimbingan dan pengetahuan tentang pengelolaan Limbah dan Sampah di
Banjarmasin.
Akhirnya kami menyadari apa yang dihasilkan ini jauh dari sempurna. Oleh karenanya
kami mengharapkan berbagai saran maupun masukan yang kiranya dapat membangun,
sehingga dapat berkarya yang lebih baik di hari esok. Semoga apa yang kami
persembahkan ini dapat berguna bagi kita semua saat ini maupun yang akan datang.Terima
kasih.
Banjarmasin, Nopember 2011
Tim Penyusun
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………......... ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ………………………………................ 1
B. MAKSUD DAN TUJUAN ………………………………..... 2
C. SASARAN …………………………………………………… 2
D. LINGKUP MATERI …………………………………………. 2
E. SISTEMATIKA PENYAJIAN MAKALAH …………………. 2
BAB II SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH DAN SAMPAH
DI BANJARMASIN
A. POLA PENANGANAN SUB-SEKTOR AIR LIMBAH
DOMESTIK ……………………………………………........... 1
B. KEBIJAKAN TERKAIT DENGAN PENANGANAN AIR
LIMBAH DOMESTIK……………………………………..…. 3
C. DAERAH PELAYANAN PD. PAL KOTA
BANJARMASIN…………………………………….………. 5
D. POLA PENANGANAN SUB-SEKTOR PERSAMPAHAN… 8
E. KEBIJAKAN TERKAIT DENGAN PENANGANAN
SAMPAH ……………………………………………..……... 10
F. PELAKSANAAN TUGAS KOORDINASI DAN
KENDALANYA ……………………………………..……... 11
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN ………………………………....................... 1
B. SARAN DAN TANGGAPAN ……………………………… 1
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………..…………....... iv
Bab I ‐ 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Banjarmasin sebagai Ibukota Propinsi Kalimantan Selatan saat ini sedang mengalami
pertumbuhan fisik dan ekonomi yang cukup pesat, untuk itu Kota Banjarmasin yang
dipersiapkan sebagai kota perdagangan berusaha untuk dapat mencukupi berbagai
kebutuhan fasilitas perniagaan, sehingga diharapkan dalam waktu dekat dapat menjadi kota
metropolitan.
Pengelolaan terhadap sampah sanitasi khususnya air limbah rumah tangga, menjadi
kebutuhan yang sangat mendesak, ketika dampak negatif mulai dirasakan seperti ancaman
terhadap kesehatan manusia, pencemaran air tanah serta badan air (sungai) dan lain
sebagainya.
Secara geografis wilayah Kota Banjarmasin terletak pada 3˚15’ - 3˚22’ LS dan 144˚98’ -
114˚98’ BT berada di ujung selatan Propinsi Kalimantan Selatan di dekat Sungai Barito
dan dibelah oleh Sungai Martapura. Kota Banjarmasin mempunyai luas 72 KM2 dan
berada pada ketinggian 0,16 meter di bawah permukaan laut atau merupakan dataran
rendah yang terdiri dari rawa-rawa atau sering disebut sebagai daerah dataran banjir.
Wilayah Kota Banjarmasin secara administratif dibatasi oleh dua kabupaten, yaitu bagian
Utara dibatasi oleh Kabupaten Barito Kuala, bagian Selatan dibatasi oleh Kabupaten
Banjar, bagian Barat oleh Kabupaten Barito Kuala dan bagian Timur oleh Kabupaten
Banjar. Dengan penduduk mencapai ± 620 ribu jiwa, jika setiap orang dalam sehari
menghasilkan 0,25 kg limbah tinja, maka 155 ton perhari. Jumlah ini belum termasuk
limbah domestik lainnya seperti buangan dapur dan kamar mandi serta limbah industri.
Apabila kondisi seperti ini tidak menjadi perhatian serius maka lingkungan serta sungai
akan semakin tercemar. Penyakit yang menggunakan media airpun dapat mengancam
masyarakat setiap saat. Diare dan Disentri contohnya, bahkan ikan yang hidup di air secara
Bab I ‐ 2
perlahan akan punah. Padahal sungai merupakan urat nadi keperluan dan aktivitas
masyarakat Banjarmasin.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dari penyusunan malakah ini adalah untuk memberikan pemahaman
tentang permasalahan sampah kota, sistem pengelolaan limbah di kota Banjarmasin serta
upaya dan metode-metode yang digunakan untuk mengelola sampah dan air limbah oleh
pemerintah kota Banjarmasin.
Memahami pelaksanaan dan pengelolaan air limbah secara teknis dan terencana
dengan memperhatikan kesehatan lingkungan,
mencegah pencemaran pada air alam (air permukaan dan air tanah) dan sampah
Melindungi kesehatan masyarakat dari gangguan keadaan-keadaan yang tidak higienis
Memelihara kondisi lingkungan agar tetap sehat
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan Kota
Banjarmasin
C. SASARAN
Adapun sasaran yang kami harapkan dalam Penyusunan Makalah ini adalah agar para
pembaca khususnya para mahasiswa dapat memahami bahwa permasalahan sampah dan
sistem pengelolan air limbah di kota Banjarmasin agar lebih optimal.
Menumbuhkan kesadaran para mahasiswa dan masyarakat umumnya untuk peduli
lingkungan, memelihara kondisi lingkungan agar tetap sehat sehingga pada akhirnya
mampu menjadikan Banjarmasin sebagai kota seribu sungai yang bersih dan sehat melalui
pengelolaan sampah dan air limbah dengan baik dan tepat.
D. LINGKUP MATERI
Lingkup materi permasalahan yang kami bahas meliputi permasalahan sampah dan air
limbah yang dihadapi serta pengelolaannya sehingga bisa mewujudkan kesadaran
masyarakat terhadap Perilaku Hidup Bersih dan sehat.
E. SISTEMATIKA PENYAJIAN MAKALAH
Penyusunan Makalah Pengelolaan Sistem Limbah dan Sampah di Banjarmasin ini disusun dalam 3 (tiga) Bab, yaitu :
Bab I ‐ 3
B a b I : PENDAHULUAN Sebagai Bab Pendahuluan, akan diuraikan tentang latar belakang permasalahan, maksud dan tujuan, sasaran penyusunan, lingkup materi, serta sistematika penyajian makalah.
B a b II : I S I Dalam Bab II ini akan diberikan penjelasan dan uraian tentang bagaimana permasalahan sampah dan pengelolaan sistem air limbah di Banjarmasin.
B a b III : PENUTUP Sebagai Bab Penutup, akan dirumuskan beberapa kesimpulan dalam Makalah ini yang menjadi penekanan dan perhatian berupa saran dan tanggapan untuk ditindaklanjuti dalam tahap berikutnya.
Bab II ‐ 1
BAB II
SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH DAN SAMPAH
DI BANJARMASIN
A. POLA PENANGANAN SUB-SEKTOR AIR LIMBAH DOMESTIK
Di dalam tata kehidupan manusia, air banyak memegang peranan penting antara lain untuk
minum, memasak, mencuci dan mandi. Di samping itu air juga banyak diperlukan untuk
mengairi sawah, ladang, industri, dan masih banyak lagi.
Upaya penanganan masalah air limbah domestik di Kota Banjarmasin saat ini merupakan
upaya yang tidak hanya dilakukan oleh Pemerintah Kota semata. Masyarakat baik secara
individu maupun kelompok, serta swasta juga telah menunjukkan peran dan
keterlibatannya dalam penanganan masalah subsektor ini, meski dalam tingkatan yang
belum maksimal. Dalam penanganan ini, peran Pemerintah Kota dijalankan oleh institusi
BAPEDALDA, dan PD. PAL
BAPEDALDA menjalankan fungsi sebagai lembaga pengawas atau pengendali upaya
pelestarian lingkungan. Dalam pelaksanaan fungsi sebagai lembaga pengawas, Bapedalda
bertanggungjawab untuk memberikan pelayanan perizinan, pembinaan dan pengawasan
terhadap pembuangan limbah industri dan rumah tangga. Sementara itu PD. PAL
merupakan institusi yang menjalankan fungsi regulator teknis yang bertugas untuk
merumuskan kebijakan dalam tingkatan teknis layanan pengelolaan air limbah, serta fungsi
operator dalam layanan pengelolaan air limbah. Dalam posisi ini PD. PAL
bertanggungjawab untuk menjalankan fungsi:
Pelaksanaan pengembangan, pembinaan dan perawatan jaringan yang bersifat
teknis / perpipaan dan non perpipaan.
Pelaksanaan pembinaan, sosialisasi ketentuan / aturan kepada masyarakat.
Pelaksanaan pembinaan hubungan langganan dan pengembangan jaringan
pelayanan.
Pelaksanaan perencanaan program kerja serta pelaksanaan pengawasan /
pengendalian operasional.
Bab II ‐ 2
Sejak didirikan pada tahun 2006 hingga saat ini, PD. PAL telah mampu untuk memberikan
layanan penampungan dan pengolahan air limbah untuk masyarakat, meski masih terbatas
pada kawasan-kawasan yang ada di sekitar pelayanan IPAL. Sementara itu untuk
masyarakat yang ada di wilayah luar IPAL, PD.PAL saat ini baru mampu untuk
memberikan layanan penyedotan lumpur tinja, serta
penampungan lumpur tinja yang disedot oleh penyedia
jasa penyedotan lumpur tinja swasta. Hingga saat ini
baru terdapat 1 (satu) perusahaan swasta di Kota
Banjarmasin yang bergerak dalam bidang jasa
penyedotan dan pembuangan lumpur tinja.
Dalam pengelolaan air limbah domestik ini, masyarakat secara individual atau dalam
tingkatan rumah tangga belum banyak menunjukkan peran yang maksimal. Peran
pengelolaan air limbah di tingkat rumah tangga sudah mulai dilakukan meski masih sangat
terbatas di beberapa wilayah percontohan seperti di wilayah RT. 37 Kelurahan Belitung
Selatan, RT. 94 Kelurahan Rawasari, dan RT 12A Kompleks Mahligai Kelurahan Sungai
Jingah. Di wilayah-wilayah tersebut telah ada masyarakat yang mulai mencoba untuk
mengolah air buangan (grey water) sebelum dibuang ke saluran pembuangan. Selain itu
juga sudah dilakukan upaya untuk membangun tangki septik secara benar sebagai sarana
penampungan limbah domestik black water.
Namun demikian upaya ini masih sangat sedikit dilakukan oleh masyarakat. Hasil studi
EHRA menunjukkan bahwa saat ini masyarakat Kota Banjarmasin pada umumnya belum
melakukan upaya pengelolaan air limbah domestik yang berasal dari air mandi dan cucian
(grey water). Air limbah pada umumnya masih banyak yang dibuang ke badan sungai, atau
dibuang sembarangan. Sedangkan untuk pengelolaan limbah tinja, diperkirakan baru 27%
rumah tangga yang menggunakan tangki septik sebagai wadah penampungan limbah tinja.
Sementara prosentase terbesar dari masyarakat saat ini masih menggunakan fasilitas
cubluk dan ruang terbuka. Data Buku Putih Kota Banjarmasin 2007 telah mendeskripsikan
bahwa kondisi ini terjadi karena masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk mengelola
limbah domestik, serta masih terbatasnya kemampuan masyarakat untuk mengakses
fasilitas pembuangan air limbah domestik.
Bab II ‐ 3
Upaya masyarakat di tingkat kelompok dalam fungsi pengelolaan air limbah domestik saat
ini juga telah mulai muncul. Upaya ini dapat dilihat dari peran Kelompok Swadaya
Masyarakat (KSM) dalam memelihara sarana pengelolaan limbah komunal seperti sarana
MCK masyarakat di wilayah Kelurahan Pelambuan, Kel. Teluk Dalam, Kel. Kelayan
Tengah, dan Kel. Antasan Kecil Timur. Selain itu saat ini juga sudah terdapat upaya yang
dilakukan oleh Kelompok PKK di beberapa wilayah percontohan, untuk melakukan
sosialisasi tentang cara penanganan air limbah domestik seperti air bekas mandi dan air
buangan sisa cucian di tingkat rumah tangga.
B. KEBIJAKAN TERKAIT DENGAN PENANGANAN AIR LIMBAH
DOMESTIK
Hingga saat ini Pemerintah Kota Banjarmasin telah mengeluarkan 4 (empat) kebijakan
yang terkait dengan penanganan air limbah domestik, sebagai berikut:
1. Peraturan Walikota No. 16 tahun 2006 tentang Tarif Jasa Pelayanan Pengelolaan
Air Limbah.
2. Perda No. 4 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Kebersihan.
3. Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Sungai.
4. Perda No. 19 tahun 2002 jo Perda No. 2 tahun 2006 tentang Pengaturan dan
Pembinaan Pedagang Kaki Lima.
5. Perda No. 9 tahun 2001 tentang Izin Mendirikan Bangunan.
Di antara kelima kebijakan ini, Peraturan Walikota No. 16 tahun 2006 merupakan
kebijakan yang terkait secara langsung dengan pengelolaan air limbah. Dalam kebijakan
ini, Pemko Banjarmasin telah mengatur tentang:
Kewajiban untuk melapor / meminta izin kepada PD. PAL bagi orang atau badan
hukum yang menggunakan fasilitas IPAL / IPLTL yang dibangun oleh Pemerintah
Kota.
Kewajiban bagi penghasil air limbah / air buangan domestik untuk memanfaatkan
sarana pelayanan air limbah domestik / air buangan.
Pengenaan tarif 25% biaya penyambungan sarana pengelolaan limbah domestik ke
sarana IPAL.
Pengenaan biaya pelayanan pengelolaan air limbah untuk pelanggan yang juga
merupakan pemakai air bersih, dan untuk pelanggan yang tidak menggunakan
fasilitas air bersih.
Bab II ‐ 4
Mekanisme penarikan tarif.
Sanksi administratif berupa pencabutan, pemberhentian sementara, denda
administratif atau upaya paksa polisional.
Melalui kebijakan ini Pemerintah Kota Banjarmasin berupaya untuk memperluas akses
masyarakat terhadap sistem pengelolaan limbah kota yang terpusat dengan cara hanya
membebankan 25% biaya penyambungan. Dengan demikian terdapat subsidi sebesar 75%
yang diberikan oleh Pemerintah Kota. Bahkan dalam praktik yang berlaku saat ini, guna
mendorong agar masyarakat mau dan dapat mengelola air limbah secara benar maka
Pemerintah Kota membebaskan 100% beban biaya penyambungan tersebut. Pengaturan
tentang pengelolaan air limbah domestik, juga diatur dalam Perda No. 4 Tahun 2007 pasal
6 ayat 5 yang menyatakan keharusan pemenuhan syarat kesehatan lingkungan untuk
pembuatan bangunan pembuangan tinja. Sedangkan untuk pengelolaan air limbah
domestik khusus wilayah sungai, diatur dalam Perda No. 2 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Sungai. Dalam perda ini diatur tentang:
Pelarangan air limbah ke dalam maupun di sekitar sungai yang diperkirakan atau
patut diduga akan menimbulkan pencemaran atau menurunkan kualitas air sehingga
membahayakan dan atau merugikan pengguna air dan lingkungan (pasal 2 ayat 4).
Syarat kondisi bersih, aman dan sehat bagi kehidupan biota sungai untuk limbah
yang dimungkinkan untuk dibuang ke sungai (pasal 8 ayat 1).
Kewajiban setiap usaha dan atau kegiatan yang melakukan pembuangan limbah ke
sungai (pasal 8 ayat 2).
Kewajiban pemerintah untuk membina kegiatan pengelolaan limbah rumah tangga
dalam bentuk pembangunan prasarana dan sarana pengelolaan limbah rumah
tangga (pasal 9 ayat 3).
Sanksi berupa hukuman pidana kurungan maksimal 6 (enam) bulan dan atau denda
maksimal Rp 50 juta untuk pelanggaran pembuangan limbah ke sungai atau
wilayah di sekitar sungai (pasal 16 ayat 1d).
Selain kebijakan-kebijakan di atas ini, Pemerintah Kota Banjarmasin juga telah
menerbitkan Perda No. 19 tahun 2002 jo Perda No. 2 tahun 2006 tentang Pengaturan dan
Pembinaan Pedagang Kaki Lima. Meski kebijakan ini tidak mengatur secara eksplisit
tentang pengelolaan air limbah domestik, namun demikian dalam kebijakan ini terdapat
Bab II ‐ 5
pernyataan pelarangan terhadap pedagang kaki lima untuk melakukan tindakan yang
merugikan kebersihan, dan keindahan ( Pasal 3 ayat 1).
Pembuangan air limbah tanpa diolah merupakan salah satu hal yang dilarang. Untuk itu
terdapat ancaman sanksi 3 (tiga) bulan kurungan atau denda 50 juta untuk pelanggaran
terhadap aturan dalam Perda ini. Dalam Perda ini juga diatur adanya kewajiban
pembayaran retribusi bagi pedagang kaki lima, serta kewajiban bagi Pemerintah Kota
untuk melakukan pendataan, pembinaan dan penyuluhan pedagang kaki lima. Upaya
kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Banjarmasin untuk mendorong
masyarakat agar memiliki sarana pengelolaan limbah domestik juga telah dilakukan
dengan penerbitan Perda No. 9 tahun 2001 tentang Izin Mendirikan Bangunan. Di dalam
kebijakan ini, telah dinyatakan kewajiban untuk membangun fasilitas tangki septik sebagai
sarana penampungan limbah domestik, dan sanksi terhadap pelanggaran kewajiban ini.
C. DAERAH PELAYANAN PD. PAL KOTA BANJARMASIN
IPAL I ( LAMBUNG MANGKURAT )
Instalasi Pengolahan Air Limbah Lambung Mangkurat merupakan “Pilot Project” bagi
Kota Banjarmasin untuk pengelolaan air limbah secara terpusat. Mulai beroperasi pada
tahun 2000, terletak di wilayah Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kelurahan Kertak Baru
Ilir di JL. Lambung Mangkurat (belakang Bank Pembangunan Daerah Kal-Sel). Luas area
Ipal Lambung Mangkurat adalah 1.106,48 M2 dengan
kapasitas pengolahan sebesar 500 m³ / hari. Cakupan
area pelayanan seluas 20 Ha, meliputi daerah pusat
kota yang juga merupakan daerah komersil,
perkantoran dan niaga dengan jumlah kepadatan
penduduk yang tinggi dan jumlah sambungan saat ini
mencapai 491 SR.
IPAL II ( PEKAPURAN RAYA )
Instalasi Pengolahan Air Limbah Pekapuran Raya
mulai beroperasi pada tahun 2006, terletak di
wilayah Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kelurahan
Kelayan Luar di JL. Pasar Pagi No. 89. Luas area
Bab II ‐ 6
Ipal Pekapuran Raya adalah 4.888 M2 dengan kapasitas pengolahan sebesar 2500 m³/hari.
Cakupan area pelayanan seluas 50 Ha, meliputi daerah padat penduduk berpenghasilan
rendah, permukiman di pinggir sungai serta beberapa perkantoran dan niaga. Dengan
jumlah sambungan saat ini sebesar 294 SR.
IPAL III ( HASAN BASRY / HKSN )
Instalasi Pengolahan Air Limbah HASAN
BASRY / HKSN merupakan “Pilot Project”,
mulai beroperasi pada tahun 2007 berkapasitas
100 m³ / hari, dengan jumlah sambungan saat ini
61 unit dan pada akhir tahun 2008 akan
diperoleh sambungan rumah (SR) sebanyak 200
unit.
IPLTL IV ( BASIRIH )
Instalasi Pengolahan Air Limbah Basirih
IPLTL BASIRIH
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja dan Lindi
Sampah Kota Banjarmasin terletak di Kecamatan
Banjarmasin Selatan Kelurahan Mantuil tepatnya
Jl. Gubernur Subardjo (TPA Basirih) Mempunyai
Kapasitas pengolahan 1000 m³ / hari yang dapat
menurunkan COD, BOD, SS (Suspended Solid)
dan NH3-N.
TARIF PELAYANAN
Sistem tarif pelayanan pengelolaan air limbah telah diatur dalam Peraturan Walikota No.
16 Tahun 2006 tentang Tarif Jasa Pelayanan Pengelolaan Air Limbah Kota Banjarmasin.
a. Bagi pelanggan PD PAL yang juga Berlangganan PDAM, besarnya biaya pelayanan
pengelolaan air limbah ditentukan 25 % (dua puluh lima persen) dari jumlah
pemakaian air bersih untuk setiap golongan pelanggan.
Bab II ‐ 7
b. Sedangkan untuk pelanggan PD PAL yang tidak berlangganan PDAM ditentukan
besarnya tarif sebagai berikut:
c. Setiap orang atau badan hukum yang membuang lumpur tinja di IPLTL dikenakan
biaya pelayanan sebesar Rp. 10.000,-/m3
d. Khusus biaya pengolahan lindi sampah TPA Basirih di IPLTL Basirih dikenakan
sebesar Rp. 2000/m3
Untuk penarikan tarif jasa pelayanan pengelolaan air limbah bagi yang berlangganan
PDAM langsung dijadikan satu rekening dengan pembayaran rekening PDAM. Bagi yang
tidak berlangganan PDAM akan dilakukan penarikan biaya-biaya pelayanan dengan
rekening tersendiri oleh petugas yang diangkat oleh Direktur PD PAL.
DATA PELANGGAN
Saat ini Perusahaan Daerah Pengelola Air Limbah (PD PAL) Kota Banjarmasin memiliki 3
kawasan pelayanan yang aktif melayani pengelolaan air limbah domestik dan 1 kawasan
No Pelanggan Tarif
(Rp./bulan) No Pelanggan
Tarif
(Rp./bulan)
A.
B.
C.
Kegiatan Sosial
Sosial Umum
Sosial Khusus
Non Niaga
Rumah Tangga A1
Rumah Tangga A2
Rumah Tangga A3
Rumah Tangga B
Kegiatan Niaga
1. Niaga Kecil
- Niaga Kecil I
- Niaga Kecil II
- Niaga Kecil III
2. Niaga
Menengah
3. Niaga Besar
5.000
10.000
5.000
10.000
25.000
25.000
5.000
20.000
30.000
50.000
100.000
D.
E.
Industri
Industri Rumah
Tangga
Industri Menengah
Industri Besar /
Khusus
Jenis Usaha di
Areal Pasar
Pedagang Emper
Pedagang Meja
Pedagang Kios
Pedagang Toko
Pedagang Grosir
20.000
50.000
100.000
5.000
5.000
10.000
15.000
20.000
Bab II ‐ 8
pelayanan masih dalam tahap pembangunan. Jumlah pelanggan aktif berdasarkan
klasifikasi dan kawasan pelayanan pada tabel berikut :
No KLASIFIKASI
KAWASAN PELAYANAN
JUMLAH LAMBUNG MANGKU
RAT
PEKAPURAN
RAYA HKSN
1 2 3 4
SOSIAL o Sosial Umum o Sosial Khusus Non Niaga o Rumah Tangga A1 o Rumah Tangga A2 o Rumah Tangga A3 o Rumah Tangga A4 o Rumah Tangga B NIAGA o Niaga Kecil o Niaga Menengah o Niaga Besar INDUSTRI o Industri Kecil o Industri Besar
7 2 2 27 26 2 15
68 255 77 2 2
3 0
104 45 0 0 2 5 8 3 0 0
0 1 0 0
110 2 0 1 0 0 0 0
10 3
106 72 136 4 17
74 263 80 2 2
Jumlah 485 170 114 769
D. POLA PENANGANAN SUB-SEKTOR PERSAMPAHAN
Sama halnya dengan sub-sektor air limbah domestik, sub-sektor persampahan di Kota
Banjarmasin juga telah ditangani secara bersama-sama oleh Pemerintah, masyarakat, dan
swasta. Dalam penanganan sampah ini pemerintah berperan sebagai regulator serta
operator layanan pengelolaan sampah. Peran ini dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan dan
Pengelolaan Sampah (DKPS), Dinas Pengelolaan Pasar (DPP), serta Dinas Kesehatan Kota
Banjarmasin (DKK). Dalam rangka penanganan subsektor ini, Dinas KPS menjalankan
tugas:
Persiapan dan pelaksanaan bimbingan teknis, pengawasan, pengendalian,
pengangkutan, pemanfaatan, dan pemusnahan sampah;
Pengelolaan pengawasan dan pengendalian pengangkutan, dan penempatan sampah
di tempat pembuangan akhir;
Pengelolaan, pengawasan, dan pengendalian pemanfaatan (daur ulang) sampah.
Bab II ‐ 9
Tugas ini dijalankan oleh Sub Dinas Pengangkutan dan Pembuangan Akhir, Sub Dinas
Kebersihan, serta Sub Dinas Penanggulangan dan Pengelolaan Sampah. Sub Dinas
Pengangkutan dan Pembuangan Akhir bertanggungjawab atas pelaksanaan tugas:
pelaksanaan manajemen pengangkutan dan pembuangan akhir sampah,
pelaksanaan pengendalian dan pengawasan pembuangan akhir sampah,
pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan peralatan operasional pengangkutan
sampah maupun peralatan operasional pemusnahan sampah.
Sedangkan Sub Dinas Kebersihan bertanggungjawab untuk melaksanakan tugas:
pelaksanaan pembinaan kebersihan lingkungan permukiman perumahan maupun
pemukiman non perumahan,
pelaksanaan pembinaan kebersihan jalan negara, jalan propinsi, jalan kota serta
jalan pemukiman perumahan.
Sementara DPP bertugas untuk membina, melaksanakan, mengawasi, serta memelihara
kebersihan lingkungan pasar. Adapun DKK bertugas untuk:
merencanakan operasional, mengatur dan mengevaluasi pelaksanaan penyusunan
dan monitoring terhadap TPS dan TPA,
menghimpun dan mengolah data sanitasi tempat pembuangan sampah sementara,
dan tempat pembuang sampah akhir.
Peran masyarakat dalam pengelolaan sampah di Kota Banjarmasin pada umumnya dapat
dilihat dalam proses pengumpulan sampah dari rumah ke lokasi pembuangan sampah
sementara (TPS) dengan dikoordinasikan oleh pengurus RT/RW. Namun demikian,
sampah yang dikumpulkan pada umumnya belum dipilah. Upaya masyarakat dalam
pengelolaan sampah saat ini belum bersifat maksimal, karena pada dasarnya kesadaran
masyarakat masih kurang. Selain itu sebagian besar masyarakat saat ini belum memiliki
pengetahuan yang benar tentang cara pengelolaan sampah yang tepat. Peran masyarakat
dalam pengumpulan sampah saat ini baru nampak di wilayah kota yang kepadatan
penduduknya tinggi. Sedangkan untuk wilayah yang penduduknya masih jarang umumnya
masyarakat masih mengelola sampah secara sendiri-sendiri berdasarkan persepsi dan
kebiasaan masing-masing.
Peran masyarakat yang relatif lebih aktif dalam pengelolaan sampah saat ini baru terdapat
di wilayah-wilayah percontohan seperti RT. 37 Kelurahan Belitung Selatan, RT. 94
Kelurahan Rawasari, dan RT 12A Kompleks Mahligai Kelurahan Sungai Jingah. Peran
Bab II ‐ 10
aktif ini diwujudkan dalam aktivitas memilah, mengumpulkan dan mengolah sampah
untuk menjadi kompos. Upaya aktif dalam pengelolaan sampah juga ditunjukkan pada
aktivitas masyarakat di level kelompok, yaitu pada kelompok-kelompok KSM pengelola
instalasi pengomposan sampah yang dilakukan di wilayah percontohan.
Upaya pemberdayaan masyarakat dalam hal pengomposan ini juga dilakukan oleh
kelompok masyarakat Banua Barasih. Banua Barasih hingga saat ini telah berupaya untuk
melakukan sosialisasi tentang pengelolaan sampah dan komposting pada 30 (tiga puluh)
kader di 5 (lima) kecamatan. Upaya lain yang saat ini tengah dilakukan oleh Banua Barasih
adalah terlibat dalam upaya penyiapan rencana pengelolaan sampah di lokasi tempat
pembuangan sampah komunal (TPSK) di Kecamatan Banjarmasin Barat dengan kelompok
pers peduli lingkungan.
Pemangku kepentingan kota lainnya yaitu swasta juga telah memainkan peran terbatas
dalam pengelolaan sampah. Peran yang saat ini sudah dijalankan oleh swasta adalah
penyapuan dan pengumpulan ke TPS untuk wilayah-wilayah tertentu, pengangkutan dari
TPS ke TPA, serta penampungan. Keterlibatan swasta untuk kegiatan penyapuan dan
pengumpulan ke TPS, serta pengangkutan dari TPS ke TPA berjalan dengan ikatan kontrak
kerjasama yang telah dilakukan antara perusahaan yang terlibat dengan DKPS. Saat ini
telah terdapat 7 (tujuh) perusahaan swasta yang berperan dalam penyapuan jalan serta
pengumpulan sampah ke TPS, dan 4 (empat) perusahaan swasta yang terlibat dalam
kegiatan pengangkutan dari TPS ke TPA. Sementara untuk peran swasta dalam hal
penampungan sampah-sampah jenis tertentu dilakukan atas inisiatif perusahaan swasta,
tanpa adanya ikatan kontrak apapun dengan Pemerintah Kota. Saat ini sudah terdapat 2
(dua) perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang penampungan dan pendaurulangan
sampah non organik.
E. KEBIJAKAN TERKAIT DENGAN PENANGANAN SAMPAH
Dalam rangka pengaturan mengenai kegiatan pengelolaan sampah, hingga saat ini
Pemerintah Kota telah menerbitkan 3 (tiga) Perda yaitu:
Perda No. 2 tahun 1993 jo Perda No. 4 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan
Kebersihan.
Perda No. 2 tahun 2007 tentang Pengelolaan Sungai.
Bab II ‐ 11
Perda No. Perda No. 19 tahun 2002 jo Perda No. 2 tahun 2006 tentang Pengaturan
dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima.
Perda No. 2 tahun 1993 jo Perda No. 4 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Kebersihan
merupakan peraturan induk bagi seluruh pengaturan tentang pengelolaan sampah di Kota
Banjarmasin. Dalam kedua perda ini diatur tentang:
Tanggungjawab Pemerintah Kota dalam pemeliharaan kebersihan, yang meliputi
pemeliharaan kebersihan di tempat-tempat umum dan saluran pematusan umum,
pengaturan dan penetapan lokasi TPS dan TPA, pengangkutan sampah dari lokasi
TPS ke TPA, serta pemusnahan dan pemanfaatan sampah dengan cara yang
memadai dan dapat dipertanggungjawabkan.
Tanggungjawab masyarakat untuk memelihara kebersihan di wilayah bangunan,
halaman, saluran pematusan serta turut bertanggungjawab untuk memelihara
kebersihan di tempat-tempat umum, serta menyediakan tempat sampah dan
membuang sampah dari lokasi hingga ke TPS dengan koordinasi RT/RW.
Retribusi kebersihan dan tatacara pemungutannya.
Sanksi pidana kurungan maksimal 3 (tiga) bulan atau dengan denda maksimal Rp 1
juta.
Sementara Perda No. 2 tahun 2007 mengatur juga tentang pelarangan pembuangan sampah
ke dalam maupun di sekitar sungai, serta sanksi bagi pelanggaran tersebut dalam bentuk
pidana kurungan 6 (enam) dan denda maksimal Rp 50 juta. Adapun pengaturan tentang
pemeliharaan kebersihan, keindahan dan kenyamanan di tempat-tempat umum, khususnya
yang diarahkan bagi para pedagang kaki lima, diatur dalam Perda No. 19 tahun 2002 jo
Perda No. 2 tahun 2006.
F. PELAKSANAAN TUGAS KOORDINASI DAN KENDALANYA
Agar program sanitasi bisa berjalan dengan efektif dan mencapai target yang telah
ditetapkan, diperlukan koordinasi yang baik pada saat perencanaan, implementasi dan
monitoring dan evaluasi serta sosialisasi dan advokasi. Bahwa untuk mencapai koordinasi
tersebut diperlukan keterlibatan berbagai pemangku kepentingan mulai dari tingkat
kelurahan dan kecamatan, hingga SKPD di tingkat kota. Dengan koordinasi seperti
tersebut akan didapatkan suatu rencana sanitasi yang terintegrasi dengan skala kota, yaitu
suatu rencana yang bukan perspektif SKPD semata.
Bab II ‐ 12
Proses koordinasi dalam Pokja Sanitasi Kota Banjarmasin telah dimulai sejak dibentuknya
hingga saat ini, yaitu pada saat menyelesaikan penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota
Banjarmasin Tahun 2007, mengkoordinasikan pelaksanaan survei Penilaian Risiko
Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment atau EHRA), dan
menentukan wilayah-wilayah prioritas program pembangunan sanitasi. Hasil-hasil tersebut
sebagai bahan dasar untuk menyusun strategi sanitasi kota (SSK) volume 1 sampai dengan
10, yang diharapkan akan dapat menjadi arah bagi pembangunan sanitasi di Kota
Banjarmasin. Penyusunan SSK Kota Banjarmasin Volume 1 hingga 4 telah diselesaikan
oleh Pokja. Kemudian Pokja juga telah melakukan diskusi publik untuk mensosialisasikan
target-target pembangunan sub-sektor sanitasi untuk air limbah, sampah dan drainase
lingkungan yang dimuat dalam SSK volume 2, 3 dan 4.
Pengalaman Pokja Sanitasi Kota Banjarmasin dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi,
penyusunan SSK volume 1-4 berikut penyusunan ‘draft project digest’, memberikan hal
positif bagi anggota Pokja yaitu adanya kejelasan tentang kegiatan sanitasi yang dilakukan
oleh masing-masing SKPD didalam Pokja. Selain itu, para anggota Pokja juga menilai
adanya peningkatan kekompakan antar anggota, dan adanya komunikasi yang lebih baik
antar SKPD yang tergabung didalam Pokja. Hal-hal tersebut merupakan indikasi adanya
koordinasi yang baik.
Disamping hal-hal positif yang mendorong koordinasi yang baik didalam Pokja, anggota
Pokja juga menilai masih adanya kendala yaitu bahwa belum ada kejelasan tentang tugas-
tugas yang harus dilakukan oleh masing-masing anggota Pokja Sanitasi Kota Banjarmasin.
Lebih lanjut, anggota Pokja menilai bahwa Pokja belum mempunyai tujuan jelas dan
terukur yang dipahamai oleh semua anggota Pokja. Hal ini menyebabkan koordinasi
menjadi sulit untuk dilakukan.
Upaya penguatan kelembagaan sanitasi Kota Banjarmasin merupakan upaya yang
dilakukan pada berbagai pemangku kepentingan (stakeholder) seperti Pemerintah,
Lembaga Koordinasi Sanitasi Kota, Masyarakat dan Swasta. Upaya penguatan
kelembagaan untuk mewujudkan sinergitas ini dilakukan dengan proses yang bertahap
maju (incremental). Proses inkremental ini ditempuh agar internalisasi nilai kerjasama
antar lembaga dapat tertanam secara lebih kokoh. Selain itu upaya penguatan kelembagaan
juga dilakukan secara adaptif, artinya sangat menyesuaikan dengan berbagai perubahan
lingkungan kelembagaan yang ada di Kota Banjarmasin.
Bab II ‐ 13
Dalam rangka penguatan kelembagaan sanitasi ini terdapat beberapa proses yang bersifat
transisional, khususnya dalam proses penguatan lembaga koordinasi sanitasi Kota
Banjarmasin. Transisi penguatan ini ditandai dalam aspek bentuk organisasi, serta prioritas
pelaksanaan tugas.
Dalam aspek bentuk, untuk Tahun 2008 Pemerintah Kota Banjarmasin telah
menetapkan bentuk lembaga koordinasi sanitasi Kota Banjarmasin adalah
Kelompok Kerja (Pokja). Dengan demikian maka penguatan kelembagaan
ditujukan untuk Pokja Sanitasi Kota Banjarmasin. Desain bentuk kelompok kerja
sebagai lembaga koordinasi sanitasi kota akan dipertahankan sesuai kebutuhan
Pemerintah Kota.
Dalam pelaksanaan tugas, untuk tahun 2008 Kelompok Kerja Sanitasi Kota
Banjarmasin akan menekankan pada pelaksanaan fungsi koordinasi perencanaan,
serta sosialisasi dan advokasi dalam rangka meningkatkan pengetahuan, kesadaran,
dan keterampilan Pemerintah, Masyarakat, dan Swasta untuk terlibat dalam
penanganan sanitasi kota.
Untuk tahun 2009, prioritas pelaksanaan tugas Kelompok Kerja Sanitasi Kota
Banjarmasin akan diarahkan pada koordinasi monitoring dan evaluasi proses,
program dan kegiatan, serta dampak pembangunan sanitasi.
Bab III ‐ 1
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Pengelola Air Limbah Kota Banjarmasin,
PD PAL adalah Perusahaan Milik Daerah yang berkedudukan di Banjarmasin dan
bertanggung jawab kepada Walikota serta mempunyai tugas pokok membangun,
memelihara, membuat suatu sistem pengoperasian dan pengolahan air limbah melalui
jaringan pipa dan non perpipaan (off site / on site) sesuai dengan standar baku mutu.
Strategi penguatan kelembagaan sanitasi Kota Banjarmasin disusun dengan tujuan untuk
membangun dan melembagakan suatu jaringan relasi sosial yang sinergis antar
Pemerintah, masyarakat dan swasta di Kota Banjarmasin dalam rangka mendorong
pengaruh keutamaan pembangunan sanitasi secara partisipatif di Kota Banjarmasin.
Adapun sasaran penguatan kelembagaan sanitasi Kota adalah terciptanya situasi yang
kondusif untuk kerjasama antara pemerintah, masyarakat dan sektor swasta dalam suatu
wadah lembaga koordinasi sanitasi kota, untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
dan kualitas lingkungan Kota Banjarmasin.
Untuk saat ini Pemerintah Kota Banjarmasin menetapkan Kelompok Kerja Sanitasi Kota
sebagai lembaga koordinasi sanitasi kota. Untuk masa yang akan datang, pemerintah kota
akan mempertimbangkan kesesuaian bentuk lembaga koordinasi sanitasi dengan kebutuhan
Kota Banjarmasin, sejalan dengan perkembangan kelembagaan sanitasi di kota serta
dinamika kerjasama antar pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta di sektor sanitasi.
Oleh sebab itu, masing-masing target yang ditetapkan dicantumkan tahun pencapaiannya
untuk setiap tahun, guna mengantisipasi adanya perubahan tersebut.
B. SARAN DAN TANGGAPAN
1. Kita mungkin berpikir bahwa satu orang hanya akan memberikan dampak kecil untuk
menjaga keberlangsungan planet ini namun hal itu sama sekali tidak benar. Setiap
orang dari kita dapat membuat perubahan yang bermakna untuk alam ini. Tindakan
Bab III ‐ 2
kecil kita sangat dapat membantu menyelamatkan planet ini. Selagi kita menjalankan
tindakan kecil yang disertai kebaikan dan semangat nyata, ajak dan motivasi orang
lain untuk melakukan hal yang sama. Gabungan dari tindakan tersebut secara pasti
dapat membuat perubahan besar untuk kebaikan bersama.
2. Ingat bahwa melakukan suatu tindakan untuk menyelamatkan planet ini, bukan
berarti harus dengan pergi ke hutan hanya untuk menanam satu pohon. kita dapat
melakukan hal yang sama dengan tepat cukup di halaman belakang atau depan
rumah kita. Kita akan selalu dapat melakukan sesuatu dari rumah kita yang nyaman,
mungkin itu dari go green, go clean ataupun kedua-duanya. Mulai dari sekarang
bukan besok.
3. Mungkin masalah sampah ini termasuk sepele. Tetapi, jika kita sadari bahwa setiap
orang mengeluarkan sampah dan akhirnya sampah akan menggunung banyaknya.
Kita suka melihat tumpukan-tumpukan sampah di pinggir jalan yang berbau busuk.
Bau busuk tersebut dihasilkan dari pembusukan sampah organik. Untuk
menanggulangi masalah sampah yang semakin banyak, orang-orang mulai
memikirkan banyak cara. Mulai dari memisahkan sampah organik dan anorganik
sampai mendaur ulang sampah. Sampah anorganik tidak dapat membusuk dan hilang
dari bumi dengan cepat tidak seperti sampah organik. Maka pengolahan berikutnya
adalah dengan mendaur ulangnya menjadi barantg-barang lain. Pengolahan sampah
organik lain lagi. Karena dapat membusuk, sampah organik dimanfaatkan sebagai
pupuk kompos.
4. Usahakan untuk mengurangi limbah rumah tangga. Pergunakan kembali, daur ulang
ataupun perbaiki alat maupun tempat-tempat makanan. Bantu mengurangi akumulasi
dari gas rumah kaca dengan menghindari pengeluaran emisi yang terlalu banyak,
dimana manusia menghasilkan emisi ketika membakar energi fosil seperti batubara,
minyak dan gas.
5. Untuk itu kita semua harus ikut serta dalam perjuangan melawan limbah dan polusi
untuk kehidupan yang lebih baik. Kita harus menemukan teknologi-teknologi lain
yang dapat digunakan untuk mengurangi polusi di lingkungan kita. Caranya adalah
dengan penghijauan. Tumbuhan dapat membantu menyuburkan tanah dan dapat
Bab III ‐ 3
menyerap beberapa zat-zat kimia dari dalam tanah. Untuk air, kita dapat melakukan
penyaringan air dengan teknologi canggih atau teknologi sederhana.
iv
DAFTAR PUSTAKA
Profile Company PD. PAL kota Banjarmasin, Sebuah Usaha Untuk Meningkatkan
Kualitas Lingkungan
Pokja Sanitasi Kota Banjarmasin, 2008, Strategi Penguatan Dan Pengembangan
Kapasitas Kelembagaan Sanitasi Kota Banjarmasin
Manik, K. E. S, 2003, Pengelolaan Lingkungan, Jakarta: Djambatan
Asep Sofyan, Dr, 2010, Pencemaran Lingkungan online, http://www.kitada.eco.tut.ac.jp
Hermawati, Henhen, 2010, Pencemaran Lingkungan, http://hend-learning.blogspot.com
Nicky, 2010, Pemanasan Global - aksi, tindakan dan partisipasi, http://www.nicky.go.id