Upload
phungnhu
View
265
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH PENDIDIKAN IPS SD 1
PENGGUNAAN BAHAN AJAR INOVATIF MODEL (MAKET)
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan PKn SD 1
Oleh Roby Zulkarnain Noer M.Pd dan Mety Toding Bua, M.Pd
Disusun oleh kelompok 3:
Marjono 15.601050.011
Rizal Afendy 15.601050.012
Dewi Handayani 15.601050.014
Fiki Chandra Tari 15.601050.018
Yeni Sari 15.601050.027
Nisa Nur Adha 15.601050.030
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIDKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2016
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tentang Penggunaan Bahan Ajar Inovatif Model
(Maket).
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Penggunaan Bahan
Ajar Inovatif Model (Maket) terhadap Dunia Pendidikan di Indonesia ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Tarakan, 16 Oktober 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................ 4
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................ 8
C. TUJUAN PENULISAN .......................................................................................... 8
BAB II ................................................................................................................................. 9
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 9
A. Pengertian Model (Maket) ...................................................................................... 9
B. Jenis-Jenis Model (Maket) ...................................................................................... 9
C. Memahami Fungsi, Tujuan, dan Kegunaan Model (Maket) ................................. 15
D. Unsur-Unsur Model (Maket) sebagai Bahan Ajar ................................................ 18
E. Langkah-Langkah Pembuatan Model (Maket) yang Efektif................................. 18
F. Contoh Pembuatan Model (Maket) ....................................................................... 19
BAB III ............................................................................................................................. 24
PENUTUP ........................................................................................................................ 24
A. KESIMPULAN ..................................................................................................... 24
B. SARAN ................................................................................................................. 25
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembelajaran di tingkat SD/MI merupakan pembelajaran yang dimulai dari
sesuatu yang benar-benar nampak atau nyata (konkret). Pembelajaran yang
menarik dibutuhkan media pembelajaran dan cara penyampaian yang mudah
diterima oleh peserta didik. Pembelajaran yang aktif dan mampu membantu
mempermudah peserta didik yang menerima informasi yang disampaikan
pendidik. Untuk menjadikan pembelajaran menarik membutuhkan sumber belajar
yang beragam, pembuatan sumber belajar bertujuan untuk memperkaya informasi
yang diperlukan dalam menyusun suatu bahan ajar, dapat digunakan oleh
penyusun bahan ajar dan memudahkan bagi siswa untuk mempelajari suatu
kompetensi tertentu.
Pembuatan media pembelajaran yang menarik dan dapat mudah digunakan dan
dipahami peserta didik adalah salah satu langkah untuk membantu penyampaian
materi. Media pembelajaran sangatlah beragam dan banyak jenisnya. Salah satu
media pembelajaran yang sangat menarik adalah model. Model adalah barang
tiruan yang menyerupai aslinya dan digunakan untuk menjelaskan yang sesuatu
dalam bentuk tiga dimensi dan dalam skala yang kecil.
Dewasa ini, banyak sekali dihasilkan model beragam dan menarik. Model
dihasilkan dari berbagai bentuk, bahan dan dalam warna yang mampu
membangkitkan keingintahuan peserta didik.
Pendidikan mempunyai peranan penting dalam kemajuan bangsa dan Negara,
baik Negara maju maupun Negara berkembang seperti layaknya Indonesia.
Perkembangan dan kemajuan suatu Negara dapat terlihat dari bagaimana
pendidikan mampu membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) bergantung pada
kualitas pendidikan suatu bangsa. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya
dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui
peningkatan kualitas pendidikan nasional. Perbaikan tersebut diantaranya dengan
pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran (Mulyasa, 2006).
Dalam kegiatan belajar mengajar disekolah, sarana prasarana juga menjadi
salah satu faktor dalam kualitas pendidikan. Diperlukan sarana prasarana yang
memadai untuk mencapai kualitas yang lebih baik. Menurut Kepmendikbud No.
053/U/2001 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM), sekolah harus memiliki
persyaratan minimal untuk menyelenggarakan pendidikan dengan serba lengkap
dan cukup seperti, luas lahan, perabot lengkap, peralatan/laboratorium/media,
infrastruktur, sarana olahraga, dan buku. Kehadiran Kepmendiknas itu dirasakan
sangat tepat karena dengan keputusan ini diharapkan penyelenggaraan pendidikan
di sekolah tidak terlalu tertinggal.
Salah satu masalah penting yang sering dihadapi oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran adalah memilih atau menentukan bahan ajar atau materi
pembelajaran yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi.
Berdasarkan uraian – uraian dari beberapa jurnal dapat disimpulkan bahwa
banyak bahan ajar yang beredar di berbagai sekolah tidak sesuai. Menurut Lestari
(2013) bahan ajar adalah sumber belajar yang sampai saat ini memliki peranan
penting untuk menunjang proses pembelajaran. Bahan ajar sebaiknya mampu
memenuhi syarat sebagai bahan pembelajaran karena banyak bahan ajar yang
digunakan dalam proses kegiatan pembelajaran, umumnya cenderung berisikan
informasi bidang studi saja dan tidak terstruktur dengan baik. Kualitas bahan ajar
yang rendah dengan pembelajaran konvensional akan berakibat pada rendahnya
perolehan prestasi belajar siswa.
Sebuah bahan ajar yang baik adalah bahan ajar yang : (1) Minimal mengacu
pada sasaran yang akan dicapai peserta didik, (2) Berisi informasi, pesan dan
pengetahuan yang dituangkan dalam bentuk tertulis yang dapat dikomunikasikan
kepada pembaca secara logis dan mudah diterima sesuai dengan tahap kognitif
siswa, (3) Berisi konsep–konsep yang disajikan secara mekanik, interaktif dan
mampu mendorong terjadinya proses berfikir kritis, kreatif, inovatif dan
kedalaman berfikir serta metakognisi dan evaluasi diri. (4) Secara fisik tersaji
dalam wujud tampilan yang menarik dan menggambarkan ciri khas buku
pelajaran. (BSNP, 2006 : 15).
Bahan ajar yang baik memiliki kriteria tertentu atau standar tertentu seperti
tentang relevansinya dengan kurikulum yang sedang berlaku saat ini, kesesuaian
metode dengan materi yang disampaikan, isi buku atau sudut keilmuannya yaitu
apakah teori-teori yang digunakan di dalam penulisan bahan ajar ini sudah sesuai
atau belum.
Bahan Ajar
Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan
materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang
didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang
diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau subkompetensi dengan segala
kompleksitasnya (Widodo & Jasmadi, 2008: 40). Menurut National Centre for
Competency Based Training (2007), bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang
digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses
pembelajaran di kelas. Bahan yang dimaksud dapat berupa bahan ajar tertulis
maupun tak tertulis. Pandangan dari ahli lainnya mengatakan bahwa bahan ajar
adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis, baik tertulis maupun
tidak tertulis, sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan
peserta didik untuk belajar (Prastowo, 2012: 16). Dari beberapa pandangan
mengenai pengertian bahan ajar tersebut, dapat dipahami bahwa bahan ajar
merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara
sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai
oleh peserta didik dan digunakan dalam proses kegiatan pembelajaran dengan
tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Misalnya, buku
pelajaran, modul, handout, LKS, model atau maket, bahan ajar audio, bahan ajar
interaktif, bahan ajar elektronik dan sebagainya.
Jenis – Jenis Bahan Ajar
Beberapa kriteria yang menjadi acuan dalam membuat klasifikasi tersebut
adalah berdasarkan bentuknya, cara kerjanya, dan sifatnya, (Prastowo, 2012: 40):
Bahan ajar menurut bentuknya terdiri atas bahan ajar cetak, bahan ajar dengar,
bahan ajar pandang dengar, dan bahan ajar interaktif. Bahan ajar menurut cara
kerjanya terdiri atas bahan ajar yang diproyeksikan, bahan ajar audio, bahan ajar
video, bahan ajar komputer. Bahan ajar menurut sifatnya terdiri atas bahan ajar
yang berbasiskan cetak, bahan ajar yang berbasiskan teknologi, bahan ajar yang
digunakan untuk praktik atau proyek, bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan
interaksi manusia (untuk keperluan pendidikan jarak jauh).
Fungsi Bahan Ajar
Fungsi bahan ajar bagi guru adalah untuk mengarahkan semua aktivitasnya
dalam proses pembelajaran sekaligus merupakan substansi kompetensi yang
seharusnya diajarkan kepada siswa. Sedangkan bagi siswa akan menjadi pedoman
dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang harus
dipelajari. Bahan ajar juga berfungsi sebagai alat evaluasi pencapaian hasil
pembelajaran. Bahan ajar yang baik sekurang-kurangnya mencakup petunjuk
belajar, kompetensi yang ingin dicapai, isi pelajaran, informasi pendukung,
latihan-latihan, petunjuk kerja, evaluasi, dan respon terhadap hasil evaluasi.
(Lestari, 2013: 7).
Fungsi bahan ajar bagi peserta didik adalah (1) peserta dapat belajar tanpa
harus ada pendidik atau teman peserta didik lain. (2) peserta didik dapat belajar
kapan saja dan dimana saja yang ia kehendaki. (3) peserta didik dapat belajar
sesuai kecepatannya masing-masing. (4) peserta didik dapat belajar menurut
urutan yang dipilihnya sendiri. (5) membantu potensi peserta didik untuk menjadi
pelajar/mahasiswa yang mandiri.
Kriteria Bahan Ajar
Kelayakan bahan ajar menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP),
kriterianya adalah dari segi (1) komponen kelayakan isi, (2) komponen kelayakan
penyajian, (3) komponen kelayakan kebahasaan, dan (4) komponen kelayakan
kegrafikan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan Model Maket?
2. Apa saja Jenis-jenis Model Maket?
3. Apa Fungsi, Tujuan, dan Kegunaan Model Maket?
4. Apa saja Unsur-Unsur Model (Maket) sebagai Bahan Ajar?
5. Apa saja Langkah-Langkah Pembuatan Model Maket yang Efektif?
6. Bagaimana Contoh Pembuatan Model Maket?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk Mengetahui pengertian dari Model Maket .
2. Untuk Mengetahui Jenis-jensi Model Maket.
3. Untuk Mengetahui Funngsi , Tujuan dan Kegunaan Model Maket.
4. Untuk Mengetahui Unsur-Unsur Model Maket dalam Bahan AJAR
5. Untuk Mengetahui Langkah-langkah Pemnuatan Model Maket yang
Efektif
6. Untuk mengetahui Contoh Pembuatan Model Maket
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Model (Maket)
Dalam Kamus Basar Bahasa Indonesia (2010) disebutkan bahwa model adalah
barang tiruan yang kecil dengan bentuk (rupa) persis seperti yang ditiru.
Sedangkan maket adalah bentuk tiruan (gedung, kapal, pesawat terbang, dan
sebagainya)dalam bentuk tiga dimensi dan skala kecil biasanya dibuat dari kayu,
kertas, tanah liat, dan lain sebagainya. Dari arti secara bahasa tersebut dapat kita
mengerti bahwa kedua istilah itu (model dan maket) memiliki arti yang hampir
sama atau bahkan bisa disebut sama.
Sementara itu, sudjana dan rivai (2005) , mengungkapkan bahwa model adalah
tiruan tiga dimensi dari beberapa benda nyata yang terlalu besar, terlalu jauh,
terlalu kecil, terlalu mahal, terlalu jarang, atau terlalu sulit dibawa ke kelas dan
dipelajari peserta didik dalam bentuk aslinya. Dari pandangan tersebut dapat kita
pahami bahwa model (maket) sebagai bahan ajar tiga dimensi adalah tiruan benda
nyata untuk menjembantani berbagai kesulitan yang bisa ditemui, apabila
menghadirkan objek atau benda tersebut langung ke dalam kelas. Dengan
demikian nuansa asli dari benda tersebut masih bisa dirasakan oleh peserta didik,
tanpa mengurangi struktur aslinya, sehingga pembelajaraan mejadi lebih
bermakna.
B. Jenis-Jenis Model (Maket)
Bahan ajar model (maket) dapat dikelompokan ke dalam enam karegori, yaitu :
1. Model Padat (Solid Model)
Model padat merupakan jenis model yang memperlihatkan bagian permukaan
luar dari objek (benda). Selain itu, dalam model ini, bagian-bagian yang
membingungkan ide utama dari bentuk,warna dan susunannya sering kali
dibuang. Contohnya, miniature binatang dengan lilin, boneka dengan baju adat,
miniature rumah adat, miniature pesawat, dan sebagainya :
a. Bentuk boneka, semisal dalam pakaian sejarah atau pakaian macam-macam
bangsa.
b. Berbagai bendera, semisal dari berbagai Negara ASEAN, Eropa, Afrika dan
Sebagainya.
c. Bermacam-macam makanan, semisal sepotong daging, buah-buahan, sayur-
sayuran dan sebagainya.
d. Peralatan dan perkakas rumah tangga, semisal dari zaman yang berbeda dan
tempat yang berlainan (singgasana raja-raja, tempat tidur berkaki empat, cerek
untuk memasak, bajak dan sebagainya.
e. Bentuk geometris, semisal kerucut, bola, kubus, polyhedron dan sebagainya.
f. Tonggak-tonggak sejarah, semisal monument, menara, piramida, dan
sebagainya.
g. Sejarah persenjataan, semisal senapan, meriam, kapak, batu, lembing, tombak,
pedang, dan sebagainya.
h. Anatomi manusia dan binatang, semisal tengkorak, otak, hati, bola mata, tulang
rusuk, sederet gigi, dan sebagainya.
i. Aneka ragaam alat angkutan, semisal pedati, perahi atau kapal api, kereta api,
pesawat udara, dan sebagainya.
j. Lapisan tanah, semisal jenis bukit, erosi, delta, muara sungai, permukaan jalan
dan sebagainya.
2. Model Penampang (Cutaway Model)
Model penampang adalah jenis model yang memperlihatkan bagaimanaa suatu
objek itu terlihat, jika bagian permukaannya di angkat untuk mengetahui suasana
bagian dalam.
Contohnya, model bola mata yang dibesarkan, model torsa separuh badan,
model jantung, model lapisan bumi, dan sebagainya. Adapun contoh model
penampang melintang lainnya sebagai berikut :
a. Bangunan, semisal rumah tempat tinggal, gedung pencakar langit, bangunan
industry (pabrik makanan, konveksi, pakaian) dan sebagainya.
b. Lapisan bumi, semisal lapisan di bawah sumur minyak, daerah-daerah
pengunungan, daerah pertambakan, dan sebagainya.
c. Mesin-mesin, semisal pompa bensin, mesin gas, mesin uap, motor listrik, dan
sebagainya.
d. Anatomi tubuh manusia dan hewan, semisal gigi, mata, kepala, otak, tulang-
belulang, jantung, paru-paru, ginjal, dan sebagainya.
e. Ragam transportasi, semisal kapal selam, kapal barang, kereta api, kapal
terbang, mobil, truk, dan sebagainya.
f. Kehidupan tumbuh-tumbuhan, semisal daun, batang, tangkai, akar, biji, tunas,
buga, buah-buahan, dan sebagainya.
3. Model Susan (Built-up Model)
Model susan adalah jenis model yang terdiri atas beberapa bagian objek
(benda) yang lengkap atau sedikitnya syatu bangunan pokok dari objek tersebut.
Contohnya, model torso untuk memahami anatomi tubuh manusia, seperti mata,
telinga, jantung, tenggorokan, otak, dan sebagainya. Contoh lainnya adalaah
bentuk geometri, seperti memperlihatkan pecahan dari bagian atau ukuran; seta
mesin atau peralatan, seperti senapan, tabung vakim, pompa dan sebagainya.
4. Model Kerja (Working Sheet)
Model kerja adalah jenis model yang serupa tiruan dari suatu objek (benda)
yang memperlihatkan bagian luar dari objek asli (sebenarnya), dan mempunyai
beberapa bagian dari benda yang sesungguhnya. Contoh model kerja yaitu mobil-
mobilan, kereta api yang di putar, kereta listrik, alat perlengkapan untuk membuat
jalan dan lain-lain. Adapun contoh model kerja ini, jika dikelompokkan sebagai
berikut:
a. Penemuan-penemuan misalnya, telegraf, telepon, kapal angin dan sebagainya.
b. Alat-alat matematika mislanya mistar sorong, busur derajat, dan sebagainya.
c. Alat angkutan dan mesin-mesin misalnya kapal layar, pesawat udara dan mesin
penggaruk tanah.
d. Peralatan musik mislanya, suling, gitar drum dan sebagainya.
e. Alat-alat mikrokopis misalnya mikroskop persikop dan sebagainya.
f. Bagian mekanik gedung dan bangunan misalnya jembatan gantung, tiang-tiang
bendera, pintu air bangunan, dan sebagainya.
5. Mock-ups
Mock-up adalah Jenis model yang serupa suatu penyederhanaan susunan
bagian pokok dari suatu proses atau sistem yang lebih ruwer. susunan nyata dari
bagian-bagian utama itu diubah, sehingga aspek-aspek utama dari suatu proses
mudah dipahami oleh pesert didik. Contohnya Mock-up untuk menjelaskan
tentang kontruksi radio serta cara kerja dan lain sebagainya. Adapun contoh
model mock-up jika dikelompokkan sebagai berikut:
a. Prinsip-prinsip, misalnya tenaga pemecahan nuklir penggunaan susunan
penangkap tikus tenaga dorg jer, penggunaan sebuah balon udara dan
sebagainya.
b. Sistem-sistem semisal sistem bahan bakar untuk mesin gas, sistem telepon,
jaringan listrik untuk bangunan atau rumah, sistem pemasangan pipa-pipa air
dan sebagainya.
6. Diorama
Diorama adalah jenis model berupa sebuah pemandangan tiga dimens mini
untuk menggambarkan pemandangan yang sebenarnya. Pada umum nnya diorama
terdiri atas bentuk-bentuk sosok atau objek (benda) yang di tempatkan di pentas
yang berlatar belakang lukisan.
Adapun contoh-contoh diorama adalah sebagai berikut:
a. Persitiwa bersejarah, misalnya ditemukannya beberapa negara maju, ilmu
kedokteran dan ilmu pengetahuan.
b. Ilmu bumi, misalnya interior pada gua, pemandangan suatu padang pasir, hutan
belantara dengan binatang dan sebagainya.
c. Ilmu produksi pabrik dan perindutrian, misalnya roda baja, penggergajian,
pabrik gelas, industri pembuatan mobil dan sebagainya. Adegan cerita,
Peristiwa pokok dari suatu cerita atau sandiwara yag menggambarkan urutan
kejadian dari cerita, misalnya bisa digambarkan dalam suatu rangkaian
diorama.
7. Torso
Torso menggambarkan bagian-bagian tubuh manusia secara konkret. Bagian-
bagian tubuh ini kemudian dipampang dalam kondisi dapat diamati langsung dan
diberi warna yang menarik sesuai dengan kondisi tubuh manusia pada aslinya.
Torso adalah tiruan bagian-bagian tubuh manusia yang biasanya terbuat dari
plastik yang diberi nomor/label disertai keterangan. Torso manusia adalah model
untuk mempelajari morfologi dan anatomi manusia.
Torso ini mempunyai bentuk dan warna alat-alat tubuh yang sesuai dengan
yang sebenarnya dan terpasang tegak di atas
sebuah alas dari papan. Setengah belahan
tubuhnya tidak berkulit sehingga kelihatan otot
dan pembuluh darah. Bagian depan badannya
dapat dibuka sehingga kelihatan alat-alat tubuh
bagian dalam seperti paru-paru, jantung,
lambung, hati, usus, dan ginjal. Bagian-bagian
alat dalam tubuh juga dapat dilepaskan untuk
melihat rongga tubuh ke arah punggung
(ventral). Torso dapat dilihat dari gambar di
samping ini.
Secara khusus torso dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Terdiri dari warna dan tekstur yang berperan penting menunjukkan bentuk-
bentuk bagian tertentu pada anggota tubuh manusia.
2. Memiliki bagian-bagian yang dapat dilepas dan digabungkan kembali. Hampir
setiap bagian anggota tubuh yang terdapat pada torso dapat dilepas dan
digabungkan kembali.
8. Pop Up-Book
Media Pop-Up Book adalah media berbentuk buku yang mempunyai unsur tiga
dimensi dan gerak. Materi pada Pop-Up Book disampaikan dalam bentuk gambar
yang menarik karena terdapat bagian yang apabila dibuka dapat bergerak atau
berubah bentuk. Media ini juga memberikan kejutan-kejutan dalam setiap
halamannya yang dapat mengundang kekaguman ketika halamannya dibuka dan
memberikan kesan tersendiri karena warnanya yang coulorfull. Di sudut tiap
halaman yang muncul akan ada penjelasan lebih lanjut mengenai gambar-
gambarnya.
Penggunaan Pop-Up Book sangat cocok untuk memberikan variasi
pembelajaran. Media Pop-Up Book masih jarang digunakan oleh guru disekolah
untuk membelajarkan materi terutama pada sekolah yang terletak di perdesaan.
Hal ini terjadi karena ketidaktahuan pihak guru dan kurangnya sosialisasi tentang
pembuatan maupun penggunaan media Pop-Up Book. Ini merupakan suatu
kesempatan untuk memperkenalkan media Pop-Up Book ke sekolah-sekolah agar
dapat dipergunakan semanamestinya.
Nantinya diharapkan siswa akan tertarik untuk belajar apabila guru mengajar
dengan media ini karena siswa sebelumnya tidak pernah melihatnya dan akan
memberikan pengalaman baru kepada para siswa. Media Pop-Up Book juga
dapat meningkatkan keterlibatkan siswa dalam pembelajaran. Guru tidak hanya
sendirian menggunakan media tersebut untuk menjelaskan materi, tetapi siswa
diberikan kesempatan untuk ikut memanipulasi sehingga terlibat aktif
menggunakan media tersebut.
Penggunaan Pop-Up Book memungkinkan kita untuk menyampaikan berbagai
jenis materi pembelajaran seperti mata pelajaran bahasa Indonesia, menampilkan
gambar huruf-huruf untuk mengajari siswa sekolah dasar untuk membaca. Pop-Up
Book juga dapat menampilkan materi sains seperti benda-benda luar angkasa
dengan sangat menarik dan menampilkan materi matematika seperti macam-
macam bangun ruang. Ini merupakan keunggulan dari media Pop-Up Book yang
mampu memuat berbagai macam materi-materi pembelajaran sehingga dapat
dikatakan fleksibel. Media ini mampu mencangkup materi yang banyak tanpa
memerlukan ruang yang besar ataupun luas, selain itu media ini juga praktis untuk
dibawa kemanapun sehingga tidak usah risau untuk membawanya ketempat
terpencil sekalipun.
C. Memahami Fungsi, Tujuan, dan Kegunaan Model (Maket)
Model atau maket sebagai bahan ajar, jika disiapkan dan dibuat secara baik,
maka akan memberikan manfaat yang luar biasa bagi proses pembelajaran. Oleh
karena itu, model yang digunakan dalam proses pembelajaran hendaknya dibuat
oleh pendidik atau para peserta didik. Sebab, model atau maket dapat memberikan
makna yang hampir sama dengan benda aslinya. Weidermann mengungkapkan
bahwa dengan melihat dan berinteraksi dengan benda aslinya, yang berarti dapat
dipegang, maka peserta didik akan lebih mudah mempelajarinya. Hal ini
sebenarnya juga tidak terlepas dari manfaat besar yang bisa ditimbulkan oleh
bahan ajar ini bagi proses pembelajaran, yaitu menciptakan pembelajaran yang
bermakna dan mengesankan.
Sebagai contoh, penggunaan model penampang struktur kulit bumi di SD/MI.
Dengan model itu, peserta didik dapat melihat secara langsung bagian-bagian
struktur kulit bumi. Pada umumnya, model semacam ini dibuat dalam bentuk
miniaturnya, artinya benda yang dilihat memiliki ukuran yang jauh lebih kecil dari
benda aslinya. Hal ini mengingat bumi memiliki ukuran yang teramat besar dan
mustahil dihadirkan di kelas. Nah, jika peserta didik dapat mengamati struktur
bumi pada model yang menyerupai aslinya (meskipun dalam bentuk yang mini),
maka hal itu akan mempermudah peserta didik untuk memahami dan menangkap
informasi yang terkandung dalam pelajaran itu.
1. Tujuan dan Fungsi Model (Maket)
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat kita pahami bahwa penggunaan
model sebagai bahan ajar memiliki beberapa tujuan, di antaranya sebagai berikut:
a. Menyederhanakan objek atau benda yang terlalu sulit, terlalu besar, terlalu
jarang, terlalu jauh, terlalu kecil, atau terlalu mahal jika dihadirkan di kelas
secara langsung dalam bentuk aslinya. Contohnya, bumi, planet, tengkorak
manusia, dan lain sebagainya.
b. Memberikan pengalaman nyata kepada peserta didik terhadap suatu objek atau
benda, meskipun hanya dalam bentuk tiruannya.
c. Memudahkan penjelasan tentang suatu objek atau benda dengan menunjukkan
tiruan benda aslinya.
Sementara itu, fungsi model dalam kegiatan pembelajaran antara lain menjadi
tiruan objek atau benda aslinya dalam bentuk tiga dimensi, serta menjembatani
kesulitan-kesulitan yang mungkin timbul jika objek atau benda asli didatangkan
ke kelas untuk diobservasi peserta didik.
2. Kegunaan Model (Maket)
Secara umum, kegunaan model dalam kegiatan pembelajaran dibedakan
menjadi dua, yaitu kegunaan bagi peserta didik dan kegunaan bagi penduduk.
a. Kegunaan bagi Peserta Didik
Bagi peserta didik, dengan adanya model atau maket, maka mereka dapat
belajar dengan lebih mudah. Mereka dapat mengamati objek atau benda secara
langsung. Penjelasan-penjelasan secara oral yang disampaikan oleh pendidik pun
dapat dicerna secara langsung oleh mereka dengan membandingkannya dengan
model yang mereka amati atau buat sendiri. Hal-hal yang bersifat abstrak menjadi
konkret ketika model ada di depan mereka. Selain itu, mereka juga mendapatkan
pengalaman yang sangat berharga dari kegiatan yang mereka lakukan, sehingga
mereka memperoleh banyak hal yang mengesankan. Padahal, seperti kita ketahui,
jika suatu kegiatan pembelajaran mampu memberi kesan mendalam bagi peserta
didiknya, berarti pembelajaran itu bermakna bagi mereka. Jika proses
pembelajaran tersebut bermakna, maka kegiatan pembelajaran itu telah berjalan
secara efektif.
Sementara itu, menurut jenisnya, kegunaan model bagi peserta didik adalah
sebagai berikut:
1) Untuk model padat (solid model), kegunaannya adalah:
a) dapat mengembangkan konsep realisme peserta didik;
b) dapat menjadi tantangan bagi peserta didik untuk memcahkan masalah-
masalah pengajaran dalam berbagai bidang studi yang dipelajarinya; dan
c) hasil belajar akan lebih mendalam dan lebih mantap.
2) Untuk model kerja penampang (cutaway model), kegunaannya adalah:
a) dapat menggantikan objek atau benda sesungguhnya; dan
b) dapat memperjelas objek atau benda yang sebenarnya karena dapat
diperbesar atau diperkecil.
3) Untuk model kerja (working model), kegunaannya adalah:
a) dapat mendorong kengintahuan peserta didik; dan
b) dapat meningkatkan ketertarikan peserta didik terhadap kegiatan
pembelajaran.
4) Untuk mock-up, kegunaannya adalah:
a) membantu peserta didik dalam membaca diagram (gambar di atas kertas)
atau objek dua dimensi dan memindahkannya ke dalam objek yang
sesungguhnya; serta
b) dapat membantu membacaa objek atau benda yang sebagaimana terdapat
pada objek atau benda aslinya.
5) Untuk diorama, kegunaannya adalah:
a) sangat cocok untuk pengajaran mata pelajaran ilmu biologi, sejarah, dan
berbagai macam mata pelajaran lainnya; serta
b) dapat memberikan gambaran situasi (kondisi) objek seperti aslinya,
sehingga peserta didik mudah dalam menghayatinya.
b. Kegunaan bagi Pendidik
Bagi pendidik, keberadaan model memiliki beberapa kegunaan, antara lain:
1) membantu pendidik dalam memberikan penjelasan tentang suatu objek atau
benda yang rumit dan/atau asing bagi peserta didik;
2) membantu pendidik dalam menjelaskan sesuatu yang abstrak menjadi
sesuatu yang konkret;
3) menyajikan proses pembelajaran yang bermakna dan berkesan;
4) menampilkan proses pembelajaran yang menarik dan inovatif;
5) menjadi tantangan untuk menguji kompetenssi dan kreativitas sebagai
seorang pendidik; serta
6) menjadi sumber penghasilan baru.
Itulah kegunaan model bagi kita sebagai pendidik. Apabila kita mampu
membuat model yang baik, variasi, itu dapat dipasarkan secara langsung ke
sekolah-sekolah, perguruaan tinggi, ataupun secara online melalui internet.
Dengan cara itu, uang akan dengan sendirinya membanjiri kita. Sebab, setiap
sekolah, madrasah, ataupun perguruan tinggi rata-rata membutuhkan model
sebagai salah satu bahan ajarnya. Sementara, sekarang ini masih jarang para
pebisnis yang mau menekuni bisnis pembuatan model.
D. Unsur-Unsur Model (Maket) sebagai Bahan Ajar
Pada bahan ajar berbentuk model (maket), strukturnya memiliki kemiripan
dengan bahan ajar berbentuk foto atau gambar. Struktur model terdiri atas lima
unsur, meliputi judul, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung,
tugas ataua langkah kerja, dan penilaian. Namun, perlu dicatat bahwa keempat
unsur terakhir (dimulai dari kompetensi dasar atau materi pokok hingga penilaian)
terdapat pada lembaran kertas lain.
Bahan ajar model tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus dibantu dengan bahan
tertulis agar memudahkan pendidik dalam mengajar maupun peserta didik dalam
belajar. Dalam memanfaatkan model (maket) sebagai bahan ajar, kita harus
menggunakan kompetensi dasar dalam kurikulum sebagai pedomannya.
E. Langkah-Langkah Pembuatan Model (Maket) yang Efektif
Untuk membuat sebuah model (maket), ada beberapa langkah efektif yang
perlu kita ketahui, sebagaimana ditunjukkan dalam Pedoman Umum
Pengembangan Bahan Ajar (Diknas, 2004) berikut ini.
1. Judul diturunkan dari kompetensi dasar atas materi pokok sesuai dengan besar
kecilnya materi.
2. Membuat rancangan sebuah model yang akan dibuat, baik substansinya
ataupun bahan yang akan digunakan sebagai model. Misalnya, kardus, karton,
bubur kertas, bubur kertas crepe, kayu, tanah liat, malam atau lilin, plaster
paris, dan bahan metal
3. Informasi pendukung diterangkan secara jelas, padat, dan menarik pada
selembar kertas. Karena, tidak mungkin sebuah model memuat informasi
tertulis, kecuali keterangan-keterangan singkat saja. Gunakan sebagai sumber
yang bisa memperkaya informasi, contohnya buku, majalah, internet, dan
jurnal hasil penelitian,
4. Supaya hasil yang didapatkan memuaskan, sebaiknya pembuatan model atau
maket dikerjakan oleh orang yang memiliki keterampilan untuk membuatnya.
Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan kita semua untuk belajar dan
mengasainya. Kemudian, bahan yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan
kemampuan keuangan dan kemudahan dalam mencarinya. Bahkan, sangat
dianjurkan jika kita mampu untuk memanfaatkan berbagai limbah rumah
tangga atau perkantoran, sehingga bisa dibuat menjadi model atau maket. Hal
ini tentunya juga akan sangat mendukung program PBB maupun pemerintah
untuk menyelamatkan bumi dari dampak buruk rumah kaca.
5. Tugas dapat diberikan pada akhir penjelasan sebuah model dengan
memberikan pertanyaa-pertanyaan oral. Selain itu, tugas juga dapat ditulis
dalam lembar lain, contohnya beberapa tugas menjelaskan secara tertulis
tentang struktur lempeng bumi (mata pelajaran IPA). Tugas dapat kita berikan
secara individu atau kelompok.
6. Penilaian dapat dilakukan terhadap jawaban secara lisan atau tertulis dari
pertanyaan yang kita berikan.
F. Contoh Pembuatan Model (Maket)
Dalam pembuatan model, kita dapat memanfaatkan berbagai bahan yang ada
disekitar kita. Sebab, sesungguhnya bahan-bahan tersebut sangat banyak. Namun,
sering kali kekurangan atau kekurangjelian kita dalam memanfaatkan, menjadikan
bahan-bahan tersebut tidak termanfaatkan.
Hal ini pula yang menjadi salah satu biang kendala tidak majunya dunia
pendidikan di negeri kita. Sebagaimana diungkapkan oleh Sudjana dan Rivai
(2005), bahan-bahan untuk pembuatan model ajar meliputi kertas dan karton,
kayu dan kardus, bubur kertas, bubur kertas crepe, kayu, tanah liat, malam atau
lilin, plaster paris, bahan metal, serta bahan dan perangkat konstruksi.
Berikut beberapa contoh model yang dibuat dari beberapa bahan tersebut.
1. Model Berbahan Kertas dan Karton
Langkah-langkahnya sebagai berukut:
a. Kumpulkan foto-foto, gambar-gambar, serta gambaran keseluruhan dari
benteng bersejarah tersebut atau teliti langsung ke lokasi benteng itu berada.
b. Berdasarkan data tersebut, kemudian buatlah sketsa model benteng
bersejarah itu. Untuk penggambarannya, dapat digunakan tiga sudut
pandang, yakni depan, samping, dan atas. Yang jelas, di antara kettiga posisi
objek tersebut, tentu bagian-bagiannya tidak sama. Oleh karena itu, perlu
pula ditambahkan sketsa imbuhan pandangan dari bagian belakang dan
mungkin juga bagian bawahnya.
c. Tentukan berapa banyak unsur-unsur yang akan dimasukkan sebagai bagian
terpenting dari model benteng bersejarah itu. Unsur-unsur tersebut diperoleh
dari hasil penggambaran yang telah kita lakukan sebelumnya.
d. Kumpulkan bahan-bahan, terutama kertas dan karton, yang dibutuhkan
sebagai bahan utama pembuatan model benteng bersejarah. Bahan tambahan
lainnya yang perlu disiapkan adalah cat, spidol, atau cat semprot.
Sementara, untuk peralatannya, perlu disiapkan pensil, penghapus, pisau,
gunting, staples, isolasi, penggaris, jangka, lem kertas, kuas, dan tiner.
e. Susunlah bahan-bahan sesuai dengan sketsa benteng bersejarah yang telah
dibuat. Dalam proses tersebut, ada berbagai macam kegiatan, seperti
mengukur, memotong, menempelkan atau merekatkan, hingga pengecatan
kertas dan karton untuk proses finishing dari model tersebut.
f. Susunlah informasi pendukung dalam selembar kertas untuk menjelaskan
secara lebih detai tentang model tersebut.
g. Siapkan tugas untuk peserta didik secara tertulis.
h. Buatlah kriteria penilaian dari tugas yang diberikan kepada peserta didik.
2. Model Berbahan Kertas dan Kardus
Ada berbagai macam model yang bisa dibuat dengan menggunakan bahan
kertas dan kardus, seperti miniatur mabel rumah, pohon, bunga, papan lalu lintas,
kapal, mobil, truk, kereta api, pesawat terbang, topi, boneka, pakaian, bendera,
mesin sederhana, dan sebagainya.
Berikut ini adalah contoh langkah-langkah pembuatan mmodel miniatur rumah
tangga.
a. Kumpulkan gambar-gambar tentang mabel rumah tangga.
b. Buatlah sketsa untuk masing-masing mabel rumah tangga tersebut. Dalam
penggambarannya, tampilkan bagian depan, samping, atas, belakang, dan
bawah.
c. Kumpulkan bahan-bahan untuk membuat miniatur mabel rumah tangga,
terutama kertas dan karton. Untuk bahannya, antara lain spidol, krayon atau
cat, serta kawat. Sedangkan untuk alatnya, antara lain pensil, penggaris,
busur, jangka, gunting, pisau, isolasi, lem bakar, lem kertas dan tang.
d. Buatlah kerangka miniatur mabel rumah tangga dengan kawat yang telah
disiapkan menurut sketsa yang telah dibuat.
e. Potong-potong kertas dan kardus sesuai dengan sketsa yang telah dibuat.
Rekarkan dan tempelkan potongan-potongan kertas dan kardus dengan
isolasi, lem bakar, atau lem kertas pada kerangka yang telah disiapkan
sebelumnya.
f. Berikan pewarnaan melaui pengecatan terhadap kertas dan kardus untuk
memberikan tampilan yang serupa dengan aslinya.
g. Susunlah informasi pendukung tentang mabel rumah tangga dalam selembar
kertas.
h. Siapkan tugas untuk pesertas didik secara tertulis.
i. Buatlah kriteria penilaian dari tugas yang diberikan kepada peserta didik
tersebut.
3. Model Berbahan Bubur Kertas
Berbagai model yang bisa dibuat dengan bubur kertas, misalnya model daratan
pedesaan, model permukaan gunung berapi pada kerangka dari kayu berkawat,
model binatang dengan rangka kawat, mode kepala bonekaa, model buah-buahan,
dan model sayur-mayur.
a. Cara-cara Membuat Bubur Kertas
Adapun cara membuat bubur kertas sebagaimana disebutkan dalam Sudjana
dan Rivai (2005), ada tiga macam.
1) Cara pertama
a) Rendam sobekan kertas kecil-kecil di dalam air panas selama beberapa jam,
kemudian keringkan dan aduk.
b) Campur bubur tersebut dengan perekat kertas tembok yang telah dicampur
air. Namun, jika ingin menambahkan perekatnya, tambahkan perekat
tersenut sebelum bubur dituangkan.
c) Setelah bubur kertas dan perekat dicampur secara merata, maka bahan ini
siap digunakan.
2) Cara kedua
a) Sobek kertas koran kecil-kecil tanpa menggunakan gunting. Sejumlah besar
kertas harus disobek, sebab akan mengendapkan tertekan bila direndam.
b) Masukkan sobekan kertas ke dalam ember yang telah diisi air.
c) Bubuhkan satu sendok garam dapur, dan biarkan selama semalam.
d) Pada hari berikutnya, buang airnya dan angkat kertas tersebut. Kemudian
aduklah bubur tersebut dengan tangan agar lebih lumat.\
e) Campurkan sekitar 12 sendok serbuk flour untuk setiap setengah dari
campuran kertas. Jika ternyata belum pekat, tambahkan lagi lebih banyak
flour sampai bubur menjadi pekat merata serta bisa digunakan sebaik-
baiknya.
3) Cara ketiga (berbahan kertas crepe)
a) Sobeklah kecil-kecil kertas crepe berwarna
b) Masukkan sobekkan kertas ke dalam ember atau panci besar.
c) Tambahkan secangkir serbuk flour dan setengah gelas garam ke dalam
ember itu.
d) Aduklah hingga merata dan diamkan. Bubur kertas siap digunakan.
b. Contoh Langkah-Langkah Pembuatan Model Sapi Berbahan Bubur Kertas
Langkah-langkah pembuatannya adalah sebagai berikut:
1) Siapkan foto atau gambar sapi yang akan dibuat model.
2) Buatlah sketsa gambar untuk sapi tersebut.
3) Tentukan unsur-unsur yang dibutuhkan untuk membuat model sapi.
4) Siapkan bahan-bahan, terutama bubur kertas. Kemudian, siapkan pula papan
kayu, benang, dan kawat. Adupun alat-alat yang dibutuhkan, antara lain
gunting, pisau, ember, paku, tang, martil, gergaji, pensil, spidol, penggaris,
penghapus, pewarna (cat spidol, atau krayon), kuas, dan kertas.
5) Buatlah kerangka model dengan kawat sesuai gambar sapi yang diinginkan.
Susunan kerangka meliputi kepala, bdan, kaki, dan ekor. Untuk kakinya,
dipakukan ke papan kayu sebagai alasnya.
6) Buatlah kepala, badan, kaki, dan ekor dari bubur kertas padat. Kemudian,
ekor dibuat dari benang hitam yang dijuntai dan dilekatkan pada kerangka
ekor.
7) Berikan pewarna (bisa menggunakan cat, spidol, krayon, atau cat semprot)
pada model sesuai dengan gambar sapi yang telah direncanakan
sebelumnya.
8) Susun informasi pendukung pada selembar kertas.
9) Berikan tugas yang berkenaan dengan model kepada peserta didik, bisa
secara lisan atau tulisan.
10) Lakukan penilaian terhadap jawaban-jawaban yang diberikan peserta didik
dengan kriteria-kriteria yang telah kita tetapkan.
Demikianlah aneka contoh model dari berbagai jenis bahan. Dengan melihat
contoh-contoh tersebut beserta cara pembuatannya, hendaknya dapat memacu dan
merangsang kreativitas kita untuk memanfaatkan berbagai macam bahan yang
berserakan dan berlimpah di sekitar kita. Sehingga, dari bahan-bahan yang tak
terpakai bisa menjadi model yang kaya manfaat. Bahkan, jika dibuat dengan lebih
serius, akan menjadi peluang bisnis yang menggiurkan. Ini merupakan sebuah
peluang yang sungguh menguntungkan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan
materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang
didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang
diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau subkompetensi dengan segala
kompleksitasnya (Widodo & Jasmadi, 2008: 40).
Sebuah bahan ajar yang baik adalah bahan ajar yang : (1) Minimal mengacu
pada sasaran yang akan dicapai peserta didik, (2) Berisi informasi, pesan dan
pengetahuan yang dituangkan dalam bentuk tertulis yang dapat dikomunikasikan
kepada pembaca secara logis dan mudah diterima sesuai dengan tahap kognitif
siswa, (3) Berisi konsep–konsep yang disajikan secara mekanik, interaktif dan
mampu mendorong terjadinya proses berfikir kritis, kreatif, inovatif dan
kedalaman berfikir serta metakognisi dan evaluasi diri. (4) Secara fisik tersaji
dalam wujud tampilan yang menarik dan menggambarkan ciri khas buku
pelajaran. (BSNP, 2006 : 15).
Bahan ajar yang baik memiliki kriteria tertentu atau standar tertentu seperti
tentang relevansinya dengan kurikulum yang sedang berlaku saat ini, kesesuaian
metode dengan materi yang disampaikan, isi buku atau sudut keilmuannya yaitu
apakah teori-teori yang digunakan di dalam penulisan bahan ajar ini sudah sesuai
atau belum.
Fungsi bahan ajar bagi peserta didik adalah (1) peserta dapat belajar tanpa
harus ada pendidik atau teman peserta didik lain. (2) peserta didik dapat belajar
kapan saja dan dimana saja yang ia kehendaki. (3) peserta didik dapat belajar
sesuai kecepatannya masing-masing. (4) peserta didik dapat belajar menurut
urutan yang dipilihnya sendiri. (5) membantu potensi peserta didik untuk menjadi
pelajar/mahasiswa yang mandiri.
Pembuatan media pembelajaran yang menarik dan dapat mudah digunakan dan
dipahami peserta didik adalah salah satu langkah untuk membantu penyampaian
materi. Media pembelajaran sangatlah beragam dan banyak jenisnya. Salah satu
media pembelajaran yang sangat menarik adalah model. Model adalah barang
tiruan yang menyerupai aslinya dan digunakan untuk menjelaskan yang sesuatu
dalam bentuk tiga dimensi dan dalam skala yang kecil.
Model atau maket sebagai bahan ajar, jika disiapkan dan dibuat secara baik,
maka akan memberikan manfaat yang luar biasa bagi proses pembelajaran. Oleh
karena itu, model yang digunakan dalam proses pembelajaran hendaknya dibuat
oleh pendidik atau para peserta didik. Sebab, model atau maket dapat memberikan
makna yang hampir sama dengan benda aslinya. Weidermann mengungkapkan
bahwa dengan melihat dan berinteraksi dengan benda aslinya, yang berarti dapat
dipegang, maka peserta didik akan lebih mudah mempelajarinya. Hal ini
sebenarnya juga tidak terlepas dari manfaat besar yang bisa ditimbulkan oleh
bahan ajar ini bagi proses pembelajaran, yaitu menciptakan pembelajaran yang
bermakna dan mengesankan.
B. SARAN
Sebagai calon Guru Sekolah Dasar, kami sadar dalam penulisan makalah ini
masih terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan, baik dari segi penulisan
maupun dari segi penyusunan makalah kami. Dari segi isi juga masih perlu
ditambahkan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kepada para pembaca
makalah ini agar dapat memberikan kritikan dan masukan yang bersifat
membangun.
DAFTAR PUSTAKA
Proswoto, Andi. 2015. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif .
Jogjakarta: Diva Press
Sudjana, Nana. 2013. Media Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Mu’alim, Benny. 2015. Pembuatan Bahan Ajar Model-Maket.
http://bennyedupreneurship.blogspot.co.id (diakses tanggal 14 Oktober 2016)
Saiful, Abid. 2014. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar.
http://abidsaiful.blogspot.co.id (diakses tanggal 14 Oktober 2016)
Yudistira, Cecep.2015. Program Penelitian Inovatif Mahasiswa.
http://kakakecilcecep.blogspot.co.id (diakses tanggal 14 Oktober 2016)
2015. pengertian-torso-definisi-sebagai-media.html
http://www.landasanteori.com (diakses pada 14 Oktober 2016)