23
PENDEKATAN SOSIOLOGIS Sekilas Sejarah, Pijakan Paradigmatik-Teoretis, Langkah-Langkah Praktis-Metodis, Tokoh Penting Dan Contoh Karya Makalah Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendekatan Ilmu-ilmu Keislaman Dosen Pengampu : Dr. Abu Rokhmad, M.Ag. Dr. M. Mukhsin Jamil, M.Ag Disusun Oleh : Kristanto 1400018025 PROGRAM PASCA SARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO 1

Makalah Pendekatan Sosiologis Siap

  • Upload
    mashadi

  • View
    63

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

studi islam

Citation preview

Page 1: Makalah Pendekatan Sosiologis Siap

PENDEKATAN SOSIOLOGIS

Sekilas Sejarah, Pijakan Paradigmatik-Teoretis,

Langkah-Langkah Praktis-Metodis, Tokoh Penting Dan Contoh Karya

Makalah

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendekatan Ilmu-ilmu Keislaman

Dosen Pengampu : Dr. Abu Rokhmad, M.Ag. Dr. M. Mukhsin Jamil, M.Ag

Disusun Oleh :

Kristanto

1400018025

PROGRAM PASCA SARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2014

1

Page 2: Makalah Pendekatan Sosiologis Siap

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam merupakan agama yang sempurna hal ini telah dijelaskan

oleh Rasulullah saw setelah selesai melakukan haji wada’ dan

mendapatkan wahyu kesempurnaan Islam sebagai sebuah agama.1 Seiring

berkembangnya zaman Islam tidak dipandang hanya sebagai sebuah

agama yang hanya berpijak pada tiga unsur akidah, ibadah, dan akhlak,

akan tetapi akan tetapi dengan perjuangan yang gigih dilakukan oleh

Rasululullah saw mampu memadinahkan kota Yatsrib dan selanjutnya

Islam yang hanya dipandang sebagai sebuah din (agama) juga mampu

berkembang menjadi sebuah tamadun yang mampu menjadi jembatan

antara peradaban Yunani dan dan peradaban Barat modern.2

Setelah Islam mampu menjadi sebuah tamadun tentu menghasilkan

ilmu-ilmu yang sangat banyak. Maka Islam selain menjadi din dan

tamadun juga dipandang sebagai sebuah ilmu yang berdiri sendiri atau

sering disebut dengan epistomologi Islam yang harus saat ini berkembang

pesat. Epistomologi Islam sangat berbeda dengan epistomologi barat yang

sering disebut dengan Theory Knowledge ataupun konsep of knowledge.

Islam memiliki Istilah sendiri dalam hal ini yaitu Ilmu fil ‘Ilmi yang

memiliki rujukan yaitu Allah swt yang memilki sifat Al-‘Alim.sehingga

manusia bisa mengetahui dengan anugrah ilmu dari Allah swt sehingga

menjadikan hubungan dengan Allah swt menjadi kuat dan tidak terputus.3

1 Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthy. Fiqhus Sirah Dirasat Manhajiah ‘Ilmiyah li Sirathi-

Musthafa ‘alaihi Shalatu Was-salam. Terj Sirah Nabawiyah Analisis Ilmiah Manhajiah terhadap

pergerakan Islam di Masa Rasulullah Shalllahu ‘alaihi W sallam. Jakarta. Robbani Press. 2008.

Hal. 4952 AM. Saefudin dkk. On Islamic Civilazation Menyalakan Kemballi Lentera Peradaban Islam

yang Sempat Padam. Semarang. UNISSULA Press. 2010. Hal. 913 AM. Saefudin dkk. On Islamic Civilazation Menyalakan Kemballi Lentera Peradaban Islam

yang Sempat Padam. Semarang. UNISSULA Press. 2010. Hal. 138

2

Page 3: Makalah Pendekatan Sosiologis Siap

Epistomologi Islam bisa dikaji melalui beberapa pendekatan yang

bisa didekati dari segi historis, sosiologis, dan antropologis, dan lain

sebagainya. Pendekatan yang dilakukan akan menghasilkan ilmu yang

berbeda. Namun pennulis hanya akan lebih berkontrasi pada “Pendekatan

Sosiologis Sekilas Sejarah, Pijakan Paradigmatik-Teoretis, Langkah-

Langkah Praktis-Metodis, Tokoh Penting Dan Contoh Karya” sehingga

penulis berharap bisa mengkaji materi tersebut dengan baik.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah munculnya ilmu-ilmu keislaman dengan

pendekatan sosiologis?

2. Bagaimana paradiga pijakan teori yang digunakan dalam ilmu-ilmu

keislaman dengan pendekatan sosiologis?

3. Bagaimana langkah-langkah yang ditempuh ilmu-ilmu keislaman

dengan pendekatan sosiologis ?

4. Siapa tokoh yang berperan dalam epistemology Islam pendekatan

sosiologis dan apa karya dari tokoh tersebut?

3

Page 4: Makalah Pendekatan Sosiologis Siap

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Epistologi Islam Pendekatan Sosiologis

Epistemologi berasal dari kata episteme dan juga logos. Episteme

artinya adalah ilmu, dan logos artinya cara memahami dan mempelajari.

Epistemologi juga dipahami sebagai cabang dari filsafat yang mempelajari

tentang ilmu.4 Jika epistemologi dikaitkan dengan Islam. Maka akan

menghasilkan ilmu yang berbeda dengan epistemologi yang lain karena

Islam memilki landasan berupa Al-Qur’an dan hadis, sehingga menjadi

ciri khas tersendiri. Jika epistemologi Islam dikembangkan dengan baik

maka akan mengarahkan hati menjadi lebih dekat kepada Allah, sehingga

hubungan manusiadengan Allah akan selalu terkait dan tidak putus.

Epistomologi Islam bisa didekati dengan berbagai aspek yaitu bisa

didekati dari segi historis, sosiologis, antropologis. Akan tetapi pada

pembahasan ini epistemologi Islam akan didekati dengan sosiologis.

Ketika kita sudah memahami epistomlogi Islam maka selanjutnya kita

akan memahami sosiologis. Karena epistomologi Islam yang akan kita

pelajari adalah epistemologi Islam dengan pendekatan sosiologis.

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dengan

bermasayarakat dan menyelediki ikatan-ikatan antara manusia dengan

sesama manusia. dengan sosiologi manusia bisa mengerti dan hidup secara

besama dengan seimbang. Sedangkan Hasan shadily memberikan

tambahan selain ilmu yeng mempelaari hidup manusia dalam masyarakat

juga menyelidiki ikatan-ikatan antar manusia.5 Hal ini bisa kita pahami

bahwa sosiologi adalah memahami kehidupan bersama meliputi karakter

sifat, maksud, cara pembentukan, pertumbuhan, dan oerubahan

perserikatan hidup. ,Maka dapat kita simpulkan bahwa sosiologi adalah

4 AM. Saefudin dkk. Op.cit. hal. 137

5 Dr. H. Awaludin Pimay, Lc. M.Ag, Dr. Ilyas Supena, M.Ag. Pendekatan Studi Islam (Dari

Normatif-Teologis hingga Fenomenologis). Penerbit Gunung Jati, hal. 111

4

Page 5: Makalah Pendekatan Sosiologis Siap

suatu ilmu yang menggambarkan keadaan masyarakat lengkap dengan

struktur, lapisan seta gejala-gejala sosial yang ada di dalamnya.6

Jika kita melihat perkembangan agama Islam datang yang dibawa

oleh NABI Muhammad saw di kota Makkah dan madinah yang memiliki

landasan yang kuat yaitu adanya Al-Qur’an dan hadis. Al-Qur’an

dijadikan sebagai landasan yang paling suci. Dan nabi Muhammad

merupakan teladan yang bida dijadikan contoh dalam kehidupannya yang

bisa diikuti jejaknya dengan memahami dan mengamalkan hadis nabi

Muhammad saw. Setelah nabi Muhamad saw telah berhasil

menyampaikan rislahnya kepada umat manusia. Akhirnya pada usia ke 63

beliau wafat. Setelah beliau wafat tentunya umat keilangan orang yang

dijadikan rujuka pertanyaan kehidupannya dalam bidang hukum dan

problema yang lain. M. Setelah Rasulullah wafat berbagai masalah sosial

muncul dan menjadikan Al-Qur’an dan hadis sebagai rujukan utama.

Ketika tidak ditemukan solusi dalam Al-Qur’an dan hadis maka

dibutuhkan proses ijtihad yang didasarkkan pada analogis/kias yang sesuai

dengan nash.akhirnya menjadikan khilfiah dalam Islam karena

pemahaman yang berbeda. Dengan inilah muncul pemikiran Islam dan

epistemolgiIslam yang didekati dengan sosial.7

Pemikiran tentang sosial yang bermasyarakat sebenarnya sudah

ada sejak keberadaan manusia itu sendiri. Akan tetapi sosial masyarakat

belum menjadi kajian ilmu.8 Maka Tradisi awal sosiologi sangat erat

dengan cara pandang positivistik yang sangat berpengaruh dalam

perkembangan keilmuan. Epistomogi Islam sangat penting jika dilakukan

denga pendekatan sosiologis. Karena banyak sekali ajaran agama yang

berkaitan dengan masalah sosial, Besarnya perhatian agama dalam bidang

sosila menjadikan orang yang menganut agama tersebut tertarik untuk

memahami ilmu-ilmu sosial agar menghasilkan pemahana agama yang

6 Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag dkk. Pengantar Studi Islam disusun berdasarkan kurikulum

tebaru perguruan tinggi Islam. Bandung, CV. Pustaka Setia. 2011. Hal. 837Bryan S. Turner. The New Blackwell Companion to the Sociology of Religion. Ter Sosiologi

Agama. Yogyakarta Penerbit Pustaka Belajar. 2013. Hlm. 6418. Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A. Sejarah Sosial Intelektual Islam dan Institusi Pendidikannya.

Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. 2012. Hal. 62

5

Page 6: Makalah Pendekatan Sosiologis Siap

kaffah.9 Jika kita melihat ajaran-ajaran agam Islam sangat jelas sekali

bahwa agama Islam memilki dua hubungan yang terjalin bagi manusia

yaitu hubungan kepada Allah (hablu Minallah) dan hubungan antara

sesame manusia (hablu minannas) hal itu tampakdengan ayat-ayat bAl-

Qur’an yang menjelaskan tentang muamalah. Jika kita lihat ayat-ayat yang

berkaitan dengan ibadah dengan ayat-ayat yang menjelaskan tentang

muamalah ternyata lebih banyak yang menjelaskan tentang ayat-ayat

muamalah.10

Selain itu jika kita melihat nilai beribadah secara munfarid dengan

berjamaah juga menjadikan perbedaan dalam pahalanya. Hal ini

menunjukan bahwa sosial dalam Islam sangat penting.Jika kita melihat

ibadah yang bersifat Individu jika orang tersebut melakukan pelanggaran

yang menjadikan batal di dalam ibadahnya. Kifarat atau tebusan yang

harus dilaksanakan harus berpuasa jika seseorang tidak mapu untuk

berpuasa maka tebusannya juga berhubungan dengan masalah sosial,

misalnyu orang yang melakukan orang yang melakukan hubungasn suami

istri pada bulan ramadhan kifarat yang harus dilaksanakan dengan member

makan fakir miskin.11

Melalui pendekatan sosiologis agama dapat dipahami dengan

mudah karena agam Islam sebenarnya adalah untuk Rahamatal lil’alamin,

kemaslahatan umat yang intinya adalah untuk kepentingan sosial. Jika

seseorang memahami Islam dengan baik maka juga akan memiliji akhlak

yang baik dan akhlak yang baik merupakan tujuan Rasulullah saw di utus

di dunia ini. Dan akhlak yang baik akan menjadikan hubungan sosial

menjadi baik pula.

B. Pijakan Paradigmatik -teoritis

9 Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag dkk. Op.cit. hlm. 84

10 Lihat A-lHukumah Al-Islamiyah yang ditulis oleh Ayatullah Khomaeni yang mengemukakan

bahwa ayat ubudiah dengan ayat muamalah adalah satu banding serataus.11 Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag dkk. Op.cit. hlm. 85

6

Page 7: Makalah Pendekatan Sosiologis Siap

Sebuah disiplin Ilmu lahir dari sebuah proses revolusi paradigma.

Paradigma itu sendiri sering disebut dengan cara pandang atau world view

atau teori dominan dari ilmu tertentu. Sebuah paradigma akan tumbang

dengan ditemukannya teori yang baru maka dalam hal ini paradigma

berfungsi sebagai referensi atau pandangan dunia yang menjadi dasar

keyakinan atau pijakan suatu teori. Dan paradigma akan menjadi kuat jika

didukung dengan penelitian, pengembangan dan penerbitan sebuah karya

sperti jurnal dan buku.12 Maka dalam ilmu keislaman yang dilakukan

dengan pendekatan sosiologi harus menemukan pijakan paradigma yang

tepat agar menghailkan epistologi ilmu yang baik. Tujuan paradigma

sendiri di dalam sosiologi yang terkait dengan ilmu agama adalah menuju

perubahan yang bersifat permanen yaitu semakin dekatnya hubungan

manusia dengan yang Maha abadi yaitu kepada Allah SWT.13

Sosiologi sendiri sebenarnya memilki tiga paradigma yaitu

paradigma fakta sosial, paradgima definisi sosial dan paradgima periliaku

sosial.14 Jika kita melihat paradigma-paradigma di atas sebenarnya akan

menghasilkan sebuah ilmu Pengetahuan sosial yang mendalam misalnya

tentang kejadian atau realitas yang ada di masyarakat. Jika realitas atau

fakta yang ada di masayarakat diketahui secara mendalam kemudian

dipahami dengan seksama kejadian –kejadian sosial tersebut .sehingga hal

itu akan kita ketahui bahwa perilaku yang terjadi di masyarakat

dipengaruhi oleh beberapa faktor.

1. Paradigma fakta sosial

Pardigma fakta sosial adalah paradigm yang menganggap

bahwa yang real (nyata) sebagai suatu fakta adalah masyarakat.

Bukan individu seperti yang dinal dalam psikologi. Paradigm

ini memulai suatu realitas adlah masyarakat bukan pemikiran

individu yang bersifat spekulatif. Fakta sosial terdiri dari

struktur sosial dan pranata sosial.15 Paradigm ini dikembangkan

12 Dr. Syarifudin Jurdi. Sosiologi Islam dan Masyarakat Modern Teori, Fakta, dan Aksi Sosial.

Jakarta. Kencana Prenada Media Group. 2010. Hal.1413 Ibid. hlm. 23

14 Ibid. hlm. 24

15 Ibid. 25

7

Page 8: Makalah Pendekatan Sosiologis Siap

oleh Emile Durkheim.16 Jika kita amati paradigm di atas maka

kita bisa mengambil kesimpulan bahwa realitas-realitas yang

ada di masyarakat yang bersifat bersama bukan individu akan

dijadikan paradigm atau cara pandang dalam masalah sosial.

Kepentingan atau segala sesuatu yang bersifat individual maka

tidak dijadikan paradigm atau cara pandang karena sosiologi

adalah hidup kebersmaan maka yang dijadikan paradigma

adalah kepentingan atau problem yang terjadi di masyarakat

yang sifatnya kebersamaaan.

2. Paradigma Defenisi Sosial

Paradigma defenisi sosial berbeda dengan paradigm fakta

sosial. karena paradigm ini meyakini suatu kenyataan sosial

dinyatakan sebagai suatu yang real atau nyata adala individu.

Jika dalam kajian obyek sosiologi disebut dengan kaum

minimalis yang lebih menekankan pada analisis mengenai

tindakan sosial. Paradigm ini dikembangkan oleh max weber.

Yang berpendapat pokok dari soal sosiologi adalah memahami

tindakan sosial antar hubungan sosial. Dalam defenisi sosial

tekandung dua konsep dasar yakni konsep pemahaman dan

konsep penafsiran.17 Pardigma ini juga menganggap bahwa

agama merupakan sesuatu yang sentral dalam teori sosial.

Agama juga sebagai faktor esensial bagi identitas dan integrasi

masyarakat, sebagai suatu system interpretasi-diri kolektif,

agama juga cara berpikir khas tentang eksistensi kolektif. 18

Max weber bahkan menemukan bahwa agama sebagai

sumber dinamika perubaha sosial bukan sebagai instrument

peneguhan struktur masyarakat. Hal ini karena max weber

lebih menitik beratkan bagaimana berubah dan mengalami

16 Emile Durkehim adalah sosiologiperancis yang berjasa melembagakan sosiologi sebagai suatu

displin kajian akademik, dua karya penting yang banyak dirujuk adalah The Rules of sociological

Method (1895) dan Suicide (1897). Ide tentang Integrasi dan solidaritas sosial dapat ditemukan di

karyanya.17 Ibid. 25

18 Dr. H. Awaludin Pimay, Lc. Op.cit. hlm. 140

8

Page 9: Makalah Pendekatan Sosiologis Siap

kemajuan. Bahkan beliau juga menullis catatan bahwa baginya

agama memberikan kerangka makna pada dunia dan peruilaku

manusia.19

Jika kita amati paradigma yang kedua ini berbeda dengan

paradigm yang pertama. Paradigm yang kedua lebih

mementingkan pemahaman dan penafsiran tindakan yang

terjadi dalam lingkungan masyarakat. Masalah atau problem

yang dipahami dan ditafsiri adalah problem yang terjadi pada

individu yang bersifat sosial.

3. Paradigma perilaku sosial

Paradigma perilaku sosial ini lebih menitik beratkan pada

perilaku manusia yang tampak yang mungkin akan terulang

kembali. Paradigm atau teori semacam ini dikembangkan oleh

B.F Skiner dengan melakukan pendekatan behaviorisme

(tingkah laku ) psikologi. Pendekatan yang dikembangkan B.F

Skinerh ini menganggap bahwa teori fakta sosial dan definisi

sosial yang tidak ilmiah dan menganggap memilki nuansa

mistis. Menuut B.F Skiner perilaku manusia merupakan obyek

studi yang realistik dan konkrit.20 Jika kita cermati dan teori

berbeda dengan teori yang pertama dan kedua karena lebih

bersifat kepada individu manusia meliputi perilaku dari

manusia itu sendiri. Sehingga perilaku tersebut akan dijadikan

sebagai catatan khusus dalam memahami sosiologi. Karena

perilaku manusia bisa terulang kembali.

Sosiologi digunakan sebagai pendekatan dalam memahami

Epistemologi Islam menghasilkan berbagai macam teori, teori-

teori yang sangat terkenal adalah teori tingkatan. Teori

dikemukakan oleh August comte dalam bukunya Cours de

Philosophie Positive yang me njelaskan tentang pandangan

19 Ibid. hlm. 141

20 Opcit.. hlm. 26

9

Page 10: Makalah Pendekatan Sosiologis Siap

tentang positovime yang alamiah dan menjabarkan tingkatan-

tingkatan dalam evolusi pemikiran manusia.21

C. Langkah-langkah Praktis-metodis

Ibnu Khaldun di dala bukunya Muqodimah Inu Khaldun22

menjelaskan bahwa tiada masyarakat manusia yang tidak berubah. Hal

Jika kita amati dari rangkaian kalimat yang tertulis pada penjelasan

sebelumnya. Epistemolgi Islam dengan menggunakan pendekatan

sosiologis lebih menekankan pada empiris atau pengalaman yang terjadi

pada masyarakat sosial. Kajian sosiologi agama lebih terfokus pada posisi

agama sebagai fenomena sosial atau kemasyarakatan. Maka langkah-

langkah praktis yang epistemology Islam dengan menggunakan

pendekatan sosiologi yaitu dengan melihat dan mengamati secara seksama

fenomena agama yang real ada pada manisia itu sendiri. Kemudian

teralhirlah sebuah asumsi, kemudian asumsi itu dikembangkan melalui

pendekatan sosiologi dan itu memungkinkan terjadinya pertentangan

dengan klaim-klaim dan ajaran-ajaran normatif agama. 23 Hal semacam ini

sebenarnya bisa kita amati ketika sebagian umat Islam di Indonesia ketika

ada orang yang meninggal dunia. Akan tetapi ada yang menyembelih

kambing pada saat orang sedang meninggal dunia. Kambing itu kemudian

dimasak untuk dihidangkan kepada para tamu yang datang. Padahal hal

semacam pada saat itu sebenarnya bertentangan dengan ajaran Islam.

Maka dari itulah pendekatan sosiologi dalam epistemologi Islam sangat

penting untuk dipelajari. Asumsi yang diperoleh akan menjadi ilmu jika

asumsi itud ditindak lanjuti dengan melakukan penelitian dan data-data

yang dikumpulkan tentu harus yang jelas dan real sesuai dengan

kenyataan.

Dunia sosial sebenanya adalah dunia yang muncul dari hasil

bangunan manusia itu sendiri. Hasil produk melalui pemikiran dan

21 Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag dkk. Op.cit. hlm. 83

22 Muqadimah Ibnu Khaldun dianggap sebagai peletak dasar sosiologi yang menganalisa tentang

faktor-faktor perubahan watak masyarakat dengan studi komparasi antara hidup di kota (Hadhori)23 Dr. H. Awaludin Pimay. Op.cit hlm. 116

10

Page 11: Makalah Pendekatan Sosiologis Siap

aktifitas manusia bersama msyarakat melalui proses dialektika masyarakat

yang mencakup eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. 24 akan tetapi

jika dikaitkan dengan agama yang memiliki norma sendiri tentu akan

menjadikan keilmuan yang lebih. Maka langkah-langkah yang ditempuh

dalam pendekatan ini yaitu dengan memperhatikan empat komponen

dalam sebuah agama. Komponen tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Emosi keagamaan yang menjadikan manusia menjadi religius

2. Sistem kepercayaan yang mengandung keyakinan manusia tentang

sifat-sifat tuhan

3. Sistem upacara religius yang bertujuan mencari hubungan manusia

dengan Allah Swt

4. Kelompok-kelompok religius yang menganut sistem kepercayaan dan

melakukan sitem upacara-ipacara.25

D. Tokoh-Tokoh dan karyanya

Paradigma di zaman modern yang sekuler mnjadikan pengetahuan

modern menjadi kering, karena terpisah dari nilai-nilai tauhid atau teologis

(ketuhanan). Hal ini berakibat sains modern melihat alam dan manusia

hanya sebagai material dan incidental yang eksis tanpa interfensi Tuhan.26

Paradigma seperti ini berkembang di dunia barat yang lebih

mengendapankan rasio merk, ilmu pengetahuan yang mereka kembangkan

tanpa didasari dengan nilai-nilai religious atau berlandaskan kepada sang

khaliq.

Dalam bidang ilmu sosial terdapat intelektual muslim yang dapat

disebut dengan penguasa bidang ilmu sosial. Intelektual muslim tersebut

antara lain sebagai berikut :

1. Ibn Khaldun

24 Ibid. Hlm. 122

25 Ibid. 120

26 A. Khudarori Saleh, M.Ag. Wacana Baru Filsafat Islam. Jakarta. Pustaka Belajar. 2004. Hlm. 271

11

Page 12: Makalah Pendekatan Sosiologis Siap

Ibnu Khaldun nama lengkapnya adalah Abdurrahman bin

Muhammad bin Khaldun al-Hadrami atau Abu Zid Abdurrahman bin

Khaldun yang dilahirkan di Tunis pada tahun 1332 M. Beliau dikenal

sebagai kerurunan orang-orang yang pernah menjabat kedudukan

penting dalam pemerintahan di Spanyol atau setelah kaum muslim di

usir dari spanyol ke Afrika Utara di Tunis. Ayanya juga termasuk

orang yang memiliki ilmu yang luas.27 Ibnu Khaldun dikenal sebagai

seorang muslim dariketurunan Wail bin Hajar dari Arab Yaman.

Pendidikan di waktu kecil di tunisia kemudian pindah ke maroko dan

ke Andalusia Spanyol. Dia mulai menulis sejarah di Tilmisan yaitu

sebuah kota dekat Al-Jazair. Ibnu Khaldun menyelesaikan bukunyan

Al-Ibr wa Diwanul mubtada’ walkhobar.setelah menyelsaikan ibadah

haji pda tahun 1387 M. Kemudian menyelesaikan muqodimahnya.28

Ibnu Khladun merupakan seorang penulis dan juga penemu sejati

cabang ilmu sosiologi, Bahkan Ibnu Khaldun diakui seluruh dunia

bahwa beliau merupakan bapak ilmu-ilmu sosial terlebih filsafat

sejarah dan sosiologis.29

2. Ibnu Bathutah

Ibun Bathutah nama lengkapnya adalah Syamsudin Abu Abdiullah

ibnu Abdillah ibn Yusuf al-Lawati al-Tanji Ibnu Bathutah. Beliau

hidup selama 73 tahun dari tahun 1304 sampai 1377 M. Beliau

berasal dari Tanjah , Maroko. Beliau dikenal sebagai pengembara

yang melakukan penelitian tentang ilmu bumi, sosial, ethnografi

(ilmu tentang gambaran etnik/suku bangsa). Beliau pernah hidup di

Indonesia yakni di Aceh dan kepulauan Maladewa (Maladevis,

sebelah barat Srilangka) yang masing-masing lebih dari satu tahun.

Kisah-kisah perjalanannya antara tahun 1325-1354 M. diterbitkan

27 Ibid. hlm. 63

28 Mohamamad Tholhah Hasan. Prospek Islam dalam menghadapi tantangan zaman. Jakarta.

Lantabora Press. 1987. Hlm. 23 29 Dr. Zaprulkhan, M.S.I., Filsafat Islam Sebuah Kajian Tematik. Jakarta. PT Raja Grafindo

Persada. 2014. Hlm. 234

12

Page 13: Makalah Pendekatan Sosiologis Siap

H.A.R Gibb dalam 3 jilid dengan judul The Travels if Ibn Bathutah,

1325-1354 M.30

3. Ath-Thabari

At-Thabari lebih dikenal sebagai seorang mufassir yang dikenal

dengan tafsir at-Tahbari. akan tetapi selain beliau ahli dalam bidang

ilmu tafsir beliau juga dikenal dengan pengembara yang menjelajah

banyak kota,negri, dan benua dalam bahan-bahan untukkarya

sejarahnya. Selain itu ia beliau juga dikenal sebagai penulis sejarah

para Rasul dan para raja dan sejarah umum sampai tahun 298 H/ 882

M. Dalam berbagai sumber disebutkan bahwa beliau meninggal pada

tahun 310 H.31

4. Ismail Raji al-Faruqi

Ismail Raji al-Faruqi lahir pada tanggal 1 Januari 1921 M di Jaffa,

Palestina sebelum wilayah ini diduduki oleh Israel. Pendidikan

awalnya ditempuh di College des ferese, Libanon yang menggunakan

bahasa Perancis sebagai bahsa pengantarnya. Ismail al-Faruqi

termasuk tokoh sosiologi modern yang memiliki karya-karya buku

yang banyak antara lain Ushul al-Syahyuniyah fi din al-yahudi

(1963), Historical Atlasof Religion of the world (1974), Islamic and

culture (1980) Islamization of knowledge General Principles and

Workplan (1982) Tauhid its Implications for thought and life (1982)

Cultural Atlas of Islam( 1986) Christian Ethics, Trealogue of

Abraham Faith, dan Atlas of Islamic Culture and Civilization.32

30 Ibid. hlm. 68

31 Ibid. hlm. 68

32 A. Khudori Soleh. M.Ag. op.cit. hlm. 274

13

Page 14: Makalah Pendekatan Sosiologis Siap

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari latar belakang dan rumusan maslahdilanjutkan dengan

pembahasan materi maka dapat disimpukan sebagai berikut :

1. Ssejarah munculnya ilmu-ilmu keislaman dengan pendekatan sosiolgis

sebenarnya sudah di mulai pada zaman Rasulullah saw. Yang

menjadikan Islam tidak hanya sebagai agama, melainkan juga sebagai

ilmu. Kemudian hal ini terus dikembangkan dan Ibnu khaldun

mengembangkan pemikirannya sehingga sampai sekarang terus

berkembang sampai pada masa modern.

2. Pijakan paradigma yang digunakan dalam pendekatan ini adalah

paradigm fakta sosial, defenisi sosial, dan paradigama perilaku sosial.

3. Langkah-langkah yang digunakan dalam pendekatan ini adalah dengan

melihat realitas atau fakta-fakta yang terjadi dalam masyarakat sosial,

kemudian muncul asumsi –asumsi baru sehingga asumsi itu

diwujudkan dengan sebuah penelitian yang akurat sehingga

menghasilkan ilmu-ilmu sosial kegamaan.

4. Tokoh yang berkecimbung dalam pendekatan ini adalah ibnu Khaldun,

Ibnu Bathutah, Ath-Thabari, dan Ismail Raju al-Faruqi sebagai tokoh

modern .

B. Kritik dan Saran

Demikian makalah yang membahas tentang “Epistemologi Islam

Pendekatan Sosiologis” semoga kita bisa mengambil pelajaran bahwa ilmu

islam itu sangat luas. Jika lautan dijadikan sebagai tinta bahkan

dilipatgandakan untuk menulis ilmu Allah maka itu belum cukup. Selayaknya

bagi kita untuk terus menggali dan mempelajari ilmu-ilmu Keislaman. Penulis

menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna dan

banyak kalimat-kalimat yang salah atau tidak bisa dipahami. Untuk itu kritik

dan saran selalu kami nantikan guna kesempurnaan tugas selanjutnya.

14

Page 15: Makalah Pendekatan Sosiologis Siap

DAFTAR PUSTAKA

A. Khudori Sholeh, M.Ag, Wacana Baru Filsafat Islam. Pustaka Belajar, Jakarta

2004.

AM. Saefudin dkk. On Islamic Civilazation Menyalakan Kemballi Lentera

Peradaban Islam yang Sempat Padam. Semarang. UNISSULA Press. 2010.

Bryan S. Turner. The New Blackwell Companion to the Sociology of Religion.

Ter Sosiologi Agama. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Belajar. 2013.

Dr. H. Awaludin Pimay, Lc. M.Ag, Dr. Ilyas Supena, M.Ag. Pendekatan Studi

Islam (Dari Normatif-Teologis hingga Fenomenologis). Penerbit Gunung Jati.

Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthy. Fiqhus Sirah Dirasat Manhajiah

‘Ilmiyah li Sirathi-Musthafa ‘alaihi Shalatu Was-salam. Terj Sirah Nabawiyah

Analisis Ilmiah Manhajiah terhadap pergerakan Islam di Masa Rasulullah

Shalllahu ‘alaihi W sallam. Jakarta. Robbani Press. 2008.

Dr. Syarifudin Jurdi. Sosiologi Islam dan Masyarakat Modern Teori, Fakta, dan

Aksi Sosial. Jakarta. Kencana Prenada Media Group. 2010.

Dr. Zaprulkhan. M.S.I Filsafat Islam Sebuah Kajian Tematik. PT RajaGrafindo

Persada, Jakarta. 2014

Drs. H.A. Khudari Sholeh.Filsafat Islam dari Klasik hingga Kontemporer. Ar-

Ruz Media. Jakarta.2013

Muhammad Tholhah Hasa. Prospek Islam dalam menghadapi Tantangan Zaman.

Lantabora Press, Jakarta 2003

Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A. Sejarah Sosial Intelektual Islam dan Institusi

Pendidikannya. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. 2012.

Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag dkk. Pengantar Studi Islam disusun berdasarkan

kurikulum tebaru perguruan tinggi Islam. Bandung, CV. Pustaka Setia. 2011.

15