23
LANDASAN SOSIOLOGIS PENDIDIKAN MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Landasan Pendidikan dan Pembelajaran Yang dibina oleh Ibu Prof. Dr. Sumarmi. M.Pd Oleh Dzulfiana Anjarini 150721806504 Eka Suciptadi 150721806388

LANDASAN SOSIOLOGIS PENDIDIKAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Landasan Sosiologis Pendidikan

Citation preview

Page 1: LANDASAN SOSIOLOGIS PENDIDIKAN

LANDASAN SOSIOLOGIS PENDIDIKAN

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah

Landasan Pendidikan dan Pembelajaran

Yang dibina oleh Ibu Prof. Dr. Sumarmi. M.Pd

Oleh

Dzulfiana Anjarini 150721806504      

Eka Suciptadi   150721806388

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PROGAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

Oktober 2015

Page 2: LANDASAN SOSIOLOGIS PENDIDIKAN

BAB 1

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Manusia adalah makhluk hidup yang diberikan berbagai potensi oleh Tuhan,

setidaknya manusia diberikan panca indera dalam hidupnya. Namun tentu saja

potensi yang dimilikinya harus digunakan semaksimal mungkin sebagai bekal

dalam menjalani hidupnya. Untuk memaksimalkan semua potensi yang dimiliki

kita sebagai manusia, tentunya harus ada sesuatu yang mengarahkan dan

membimbingnya, supaya berjalan dan terarah sesuai dengan apa yang diharapkan.

Mengingat begitu besar dan berharganya potensi yang dimiliki manusia,

maka manusia harus dibekali dengan pendidikan yang cukup sejak dini. Di lain

pihak manusia juga memiliki kemampuan dan diberikan akal pikiran yang

berbeda dengan makhluk yang lain. Sedangkan pendidikan itu adalah usaha yang

disengaja dan terencana untuk membantu perkembangan potensi dan kemampuan

manusia agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya.

Secara sosiologi, pendidikan adalah sebuah warisan budaya dari generasi

ke generasi, agar kehidupan masyarakat berkelanjutan, dan identitas masyarakat

itu tetap terpelihara. Sosial budaya merupakan bagian hidup manusia yang paling

dekat dengan kehidupan sehari-hari, dan hampir setiap kegiatan manusia tidak

terlepas dari unsur sosial budaya.

Memasuki abad ke-21 dan menyongsong milenium ketiga tentu akan terjadi

banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat sebagai akibat dari era

globalisasi. Tak hanya perubahan sosial, budaya pun berpengaruh besar dalam

dunia pendidikan akibat dari pergeseran paradigma pendidikan yaitu mengubah

cara hidup, berkomunikasi, berpikir, dan cara bagaimana mencapai kesejahteraan.

Dengan mengetahui begitu pesatnya arus perkembangan dunia diharapkan dunia

pendidikan dapat merespon hal-hal tersebut secara baik dan bijak yang

berlandaskan sosiologi.

Landasan  Pendidikan diperlukan agar pendidikan yang sedang

berlangsung mempunyai pondasi atau pijakan yang kuat. Menurut sifat wujudnya,

Page 3: LANDASAN SOSIOLOGIS PENDIDIKAN

landasan dapat dibedakan menjadi : (1) landasan yang bersifat material, dan (2)

landasan yang bersifat konseptual. Contoh landasan yang bersifat material antara

lain berupa landasan pacu pesawat terbang dan fundasi bangunan gedung. Adapun

contoh landasan yang bersifat konseptual antara lain berupa dasar  Negara

Republik Indonesia yaitu Pancasila dan UUD RI Tahun 1945; landasan

pendidikan, dsb. Landasan yang bersifat konseptual identik dengan asumsi, yaitu

suatu gagasan, kepercayaan, prinsip, pendapat atau pernyataan yang sudah

dianggap benar, yang dijadikan titik tolak dalam rangka berpikir (melakukan

suatu studi) dan/atau dalam rangka bertindak. (melakukan suatu praktek). Untuk

di Indonesia diperlukan landasan pendidikan berupa landasan hukum, landasan

filsafat, landasan sejarah, landasan sosial, landasan budaya, landasan

psikologi,dan landasan ekonomi. Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis

selalu bertolak dari landasan-landasan tersebut karena pendidikan merupakan pilar

utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu.

B.       Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah Sosiologis pendidikan ?

2. Bagaimana implementasi landasan sosiologis pendidikan ?

3. Bagaimana Ruang Lingkup Landasan Sosiologis Pendidikan?

4. Bagaimana Fungsi Kajian Landasan Sosiologis Pendidikan?

5. Bagaimana Masyarakat Indonesia sebagai Landasan Sosiologis Sistem

Pendidikan Nasional?

C.      Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui bagaimanakah sosiologis pendidikan.

2. Untuk mengetahui implementasi landasan sosiologis pendidikan.

3. Untuk mengetahui ruang lingkup landasan sosiologis pendidikan.

4. Untuk mengetahui fungsi kajian landasan sosiologis pendidikan.

5. Untuk mengetahui masyarakat indonesia sebagai landasan sosiologis sistem

pendidikan nasional

Page 4: LANDASAN SOSIOLOGIS PENDIDIKAN

BAB II

PEMBAHASAN

A.      Pengertian Sosiologis Pendidikan

Sosiologi lahir dalam abad ke-19 di Eropa, karena pergeseran pandangan

tentang masyarakat, sebagai ilmu empiris yang memperoleh pijakan yang kokoh.

Sosiologi sebagai ilmu yang otonom dapat lahir karena terlepas dari pengaruh

filsafat. Nama sosiologi untuk pertama kali digunakan oleh August Comte (1798-

1857) pada tahun 1839, sosiologi merupakan ilmu pengetahuan positif yang

memepelajari masyarakat. Sosiologi mempelajari berbagai tindakan sosial yang

menjelma dalam realitas sosial. Mengingat banyaknya realitas sosial, maka

lahirlah berbagai cabang sosiologi seperti sosiologi kebudayaan, sosiologi

ekonomi, sosiologi agama, sosiologi pengetahuan, sosiologi pendidikan, dan lain-

lain.

Kegiatan pendidikan merupakan suatu proses interaksi antara dua individu,

bahkan dua generasi, yang memungkinkan generasi muda memperkembangkan

diri. Kegiatan pendidikan yang sistematis terjadi di lembaga sekolah yang dengan

sengaja dibentuk oleh masyarakat. Perhatian sosiologi pada pendidikan semakin

intensif. Dengan meningkatnya perhatian sosiologi pada kegiatan pendidikan

tersebut maka lahirlah cabang sosiologi pendidikan. Ciri-ciri sosiologis

pendidikan :

1.    Empiris adalah adalah ciri utama sosiologi sebagai ilmu, Sebab bersumber

dan diciptakan dari kenyataan yang terjadi di lapangan.

2.    Teoritis adalah peningkatan fase penciptaan yang menjadi salah satu

bentuk budaya yang bisa disimpan dalam waktu lama dan dapat

diwariskan kepada generasi muda.

3.    Komulatif adalah sebagai akibat dari penciptaan terus – menerus sebagai

konsekuensi dari terjadinya perubahan di masyarakat, yang membuat teori

– teori itu akan berkomulasi mengarah kepada teori yang lebih baik.

Page 5: LANDASAN SOSIOLOGIS PENDIDIKAN

4.    Nonetis adalah karena teori ini menceritakan apa adanya tentang

masyarakat beserta individu – individu di dalamnya, tidak menilai apakah

hal itu baik atau buruk.

Salah satu bagian sosiologi,yang dapat dipandang sebagai sosiologi Khusus

adalah sosiologi pendidikan. Sosiologi pendidikan ini membahas sosiologi yang

terdapat pada pendidikan. (Wuradji : 1988 dalam Made pidarta : 2013) menulis

bahwa sosiologi pendidikan meliputi: (1) interaksi guru dengan siswa (2)

dinamika kelompok dikelas dan organisasi intra sekolah, (3) struktur dan fungsi

sistem pendidikan, (4) sistem – sistem masyarakat dan pengarunya terhadap

pendidikan.

Sosiologi dan sosiologis pendidikan saling terkait. Proses sosial dimulai dari

interaksi sosial dan dalam proses sosial itu selalu terjasi interaksi Sosial. Interaksi

dan proses sosial didasari oleh faktor – faktor berikut

1. Imitasi

Imitasi atau peniruan bisa bersifat positif dan negatif, kalau anak meniru orang

tuanya atau gurunya berpakaian rapi, maka anak tersebut sudah mensosialisasik

diri secara positif

2. Sugesti

Sugesti akan terjadi kalau seorang anak menerima atau tertarik pada pandangan

atau sikap oranglain yang berwibawa atau berwewenag atau mayoritas

3. Identifikasi

Seorang anak dapat mensosialisasikan diri lewat identifikasi. Ia berusaha atau

mencoba menyamakan dirinya dengan orang lain baik secara sadar maupun di

bawah sadar.

4. Simpati

Simpati akan terjadi manakala seseorang merasa tertarik pada orang lain.

Faktor perasaan memegang peranan penting dalam simpati.

Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan

pola – pola interaksi sosial dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang

dipelajari oleh sosiologi pedidikan meliputi empat bidang yakni

1. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain, yang mempelajari:

Page 6: LANDASAN SOSIOLOGIS PENDIDIKAN

a. Fungsi kependidikan dalam kebudayaan.

b. Hubungan sistem pendidikan dalam proses kontrol sosial dan sistem

kekuasan.

c. Fungsi sistem pendidikan dalam memelihara dan mendorong proses sosial

dan perubahan kebudayaan.

d. Hubungan pendidikan dengan kelas sosial atau sistem status

2. Hubungan kemanusiaan yang di sekolah yang meliputi

a. Sifat kebudayaan sekolah khususnya yang berbeda dengan kebudayaan di

luar sekolah.

b. Pola interaksi sosial atau struktur masyarakat sekolah.

3. Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya, yang mempelajari

a. Peran sosial guru.

b. Sifat kepribadian guru.

c. Pengaruh kepribadian guru terhadap tingkahlaku siswa.

d. Fungsi sekolah dalam sosialisasi anak – anak.

4. Sekolah dalam komunitas, yang mempelajari pola interaksi antara sekolah

dengan kelompok sosial yang lain dalam komunitas nya meliputi

a. Pelukisan tentang komunitas seperti tampak dalam pengarunya terhadap

organisasi sekolah

b. Analisis tentang proses pendidikan seperti tampak terjadi pada sistem sosial

kominitas kaum tidak terpelajar

c. Hubungan antara sekolah dan komunitas dalam fungsi kependidikan

d. Faktor – faktor demografi dan ekologi dalam hubungan nya dengan

organisasi sekolah.

Keempat bidang yang di pelajari tersebut sangat esensial sebagai sarana untuk

memehami sistem pendidikan dalam kaitanya denag keseluruhan hidup

masyarakat ( wayan Ardhana, 1986 dalam la sulo dan Tirtaraharja 2005 : 96 )

Dengan demikian, manusia sebagai makhluk sosial, menjadikan sosiologi

sebagai landasan bagi proses dan pelaksanaan pendidikan, karena memang

karakteristik dasar manusia sebagai makhluk sosial akan berkembang dengan baik

dan menghasilkan kebudayaan-kebudayaan yang bernilai serta peradaban tinggi

melalui pendidikan.

Page 7: LANDASAN SOSIOLOGIS PENDIDIKAN

B.      Landasan Sosiologis Pendidikan

Landasan sosiologi mengandung norma dasar pendidikan yang bersumber

dari norma kehidupan masyarakat yang dianut oleh suatu bangsa. Untuk

memahami kehidupan bermasyarakat suatu bangsa, kita harus memusatkan

perhatian pada pola hubungan antar pribadi dan antar kelompok dalam masyarakat

tersebut. Untuk terciptanya kehidupan masyarakat yang rukun dan damai,

terciptalah nilai-nilai sosial yang dalam perkembangannya menjadi norma-norma

sosial yang mengikat kehidupan bermasyarakat dan harus dipatuhi oleh masing-

masing anggota masyarakat.

Dalam kehidupan bermasyarakat dibedakan tiga macam norma yang dianut

oleh pengikutnya, yaitu: (1) paham individualisme, (2) paham kolektivisme, (3)

paham integralistik.

Paham individualisme dilandasi teori bahwa manusia itu lahir merdeka dan

hidup merdeka. Masing-masing boleh berbuat apa saja menurut keinginannya,

asalkan tidak mengganggu keamanan orang lain. Dampak individualisme

menimbulkan cara pandang yang lebih mengutamakan kepentingan individu di

atas kepentingan masyarakat. Dalam masyarakat seperti ini, usaha untuk mencapai

pengembangan diri,  antara anggota masyarakat satu dengan yang lain saling

berkompetisi sehingga menimbulkan dampak yang kuat. 

Paham kolektivisme memberikan kedudukan yang berlebihan kepada

masyarakat dan kedudukan anggota masyarakat secara perseorangan hanyalah

sebagai alat bagi masyarakatnya.

Sedangkan paham integralistik dilandasi pemahaman bahwa masing-masing

anggota masyarakat saling berhubungan erat satu sama lain secara organis

merupakan masyarakat. Masyarakat integralistik menempatkan manusia tidak

secara individualis melainkan dalam konteks strukturnya manusia adalah pribadi

dan juga merupakan relasi. Kepentingan masyarakat secara keseluruhan

diutamakan tanpa merugikan kepentingan pribadi.

Landasan sosiologis pendidikan di Indonesia menganut paham integralistik

yang bersumber dari norma kehidupan masyarakat: (1) kekeluargaan dan gotong

royong, kebersamaan, musyawarah untuk mufakat, (2) kesejahteraan bersama

menjadi tujuan hidup bermasyarakat, (3) negara melindungi warga negaranya, dan

Page 8: LANDASAN SOSIOLOGIS PENDIDIKAN

(4) selaras serasi seimbang antara hak dan kewajiban. Oleh karena itu, pendidikan

di Indonesia tidak hanya meningkatkan kualitas manusia secara orang per orang

melainkan juga kualitas struktur masyarakatnya.

C.      Implementasi Landasan Sosiologis Pendidikan

Masyarakat Indonesia setelah kemerdekaan, utamanya pada zaman

pemerintahan orde baru telah banyak perubahan. Sebagai masyarakat majemuk,

maka komunitas dengan ciri-ciri unik baik secara horizontal maupun vertikal

masih dapat ditemukan. Demikian pula halnya dengan sifat-sifat dasar dari zaman

penjajahan belum terhapus seluruhnya. Namun dengan niat politik yang kuat

menjadi suatu masyarakat bangsa Indonesia serta dengan kemajuan dalam

berbagai bidang pembangunan.

Berbagai upaya yang persatuan dan kesatuan yang kokoh, berbagai upaya

tersebut dilaksanakan dengan tidak mengabaikan kenyataan tentang kemajemukan

masyarakat Indonesia. Hal terakhir tersebut kini makin mendapat perhatian yag

semestinya dengan antara lain memasukkannya muatan local di dalam kurikulum

sekolah.

Muatan lokal yang didasarkan pada kebhinekaan masyaraka Indonesia.

Dengan demikian akan dapat diwujudkan manusia Indonesia dengan wawasan

nusantara dan berjiwa nasional akan tetapi memahami dan menyatu dengan

lingkungan.dilakukan, baik melalui jalur sekolah (seperti mata pelajaran PKn,

pendidikan sejarah) maupun jalur pendidikan luar sekolah (penataran, P4,

Pemasyarakaatn P4 non penaratan ) telah mulai menumbuhkan benih-benih.

Landasan sosial dalam kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan

pendidikan. Sebagai suatu ranacangan kurikkulum menentukan pelaksanaan dan

hasil pendidikan. Kita maklumi bahwa pendidikan merupakan usaha

mempersiapan peserta didik untuk terjun kelingkungan masyarakat. Pendidikan

bukan hanya untuk pendidikan semata, namun memberikan bekal pengetahuan,

keterampilan serta nilai – nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan

lebih lanjut di masyarakat.

Menurut Israel Sheffer dalam Ahmadi mengemukakan bahwa melalui

pendidikan manusia mengenal peradaban masa lalu turut serta dalam peradaban

Page 9: LANDASAN SOSIOLOGIS PENDIDIKAN

sekarang dan membuat peradaban masa yang akan datang.Dengan demikian,

kurukulum yang di kembangkan sudah seharusnya mempertimbangkan, merespon

dan berlandaskan pada perkembangan sosial budaya dalam suatu masyarakat,

baik dalam konteks lokal,nasional maupun global (ahmadi dan Amri 2010 : 52 )

D. Ruang Lingkup Landasan Sosiologis Pendidikan

Para ahli Sosiologi dan ahli Pendidikan sepakat bahwa, sesuai dengan

namanya, Sosiologi Pendidikan atau Sociology of Education (juga Educational

Sociology) adalah cabang ilmu Sosiologi, yang pengkajiannya diperlukan oleh

professional dibidang pendidikan (calon guru, para guru, dan pemikir pendidikan)

dan para mahasisiwa serta professional sosiologi.

Mengenai ruang lingkup Sosiologi Pendidikan, Brookover mengemukakan

adanya empat pokok bahasan berikut:

1.    Hubungan sistem pendidikan dengan sistem social lain

2.    Hubungan sekolah dengan komunitas sekitar,

3.    Hubungan antar manusia dalam sistem pendidikan

4.    Pengaruh sekolah terhadap perilaku anak didik

Sosiologi Pendidikan diharapkan mampu memberikan rekomendasi mengenai

bagaimana harapan dan tuntutan masyarakat mengenai isi dan proses pendidikan

itu, atau bagaimana sebaiknya pendidikan itu berlangsung menurut kacamata

kepentingan masyarakat, baik pada level nasional maupun lokal.

Sosiologi Pendidikan secara operasional dapat defenisi sebagai cabang

sosiologi yang memusatkan perhatian pada mempelajari hubungan antara pranata

pendidikan dengan pranata kehidupan lain, antara unit pendidikan dengan

komunitas sekitar, interaksi social antara orang-orang dalam satu unit pendidikan,

dan dampak pendidikan pada kehidupan peserta didik. Rochman Natawidjaja

(2007: 82).

E.  Fungsi Kajian Landasan Sosiologis Pendidikan

Kajian soisologi tentang pendidikan pada prinsipnya mencakup semua

jaluar pendidikan baik pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah.

Khusus untuk jalur pendidikan luar sekolah terutama apabila di tinjau dari

Page 10: LANDASAN SOSIOLOGIS PENDIDIKAN

sosiologi makaa pendidikan keluarga adalah sangat penting karena keluarga

adalah lembaga sosial yang peratama bagi setiap manusia.

Dalam UU RI No. 2 tahun 1989 pasal 10 ayat 4 di nyatakan

bahwa”pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah

yang di selenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan agama,

nilai budaya, nilai moral dan keteampilan”.

Perlu juga di tegaskan bahwa pemerintah mengakui kemandirian keluarga

untuk melaksanakan upaya pendidikan dalam lingkunganya sendiri. Meskipun

pendidikan formal telah mengambil sebagian tugas keluarga dalam mendidik

anak, tetapi pengaruh keluarga tetap penting sebab keluarga merupakan lembaga

sosial pertama yang dikenal anak. Disamping sekolah dan keluarga, proses

pendidikan juga sangat di pengaruhi oleh berbagai kelompok sosial dalam

masyarakat, seperti kelompok keagamaan, organisas pemuda dan pramuka dan

lain – lain. Terdapat satu kelompok khusus yang datantang nya bukan dari orang

dewasa, tetapi dari anak – anak lain yang hampir seusia, yang di sebut kelompok

sebaya.

Kelompok sebaya ini merupakan agen sosialisasi yang mempunyai

pengaruh kuat dengan seiring bertambahnya usia anak. Kelompok sebaya terdiri

dari sejumlah individu yang rata – rata usianya hampir sama yang mempunya

kepentingan tertentu yang bersifat sangat sementara. Ada tiga fungsi dalam kajian

landasan soaiologis pendidikan yakni

1. Fungsi eksplanasi

Menjelaskan atau memberikan pemahaman tentang fenomena yang termasuk

ke dalam ruang lingkup pembahasannya. Untuk diperlukan konsep-konsep,

proposisi-proposisi mulai dari yang bercorak generalisasi empirik sampai dalil

dan hukum-hukum yang mantap, data dan informasi mengenai hasil penelitian

lapangan yang actual, baik dari lingkungan sendiri maupun dari lingkungan lain,

serta informasi tentang masalah dan tantangan yang dihadapi. Dengan informasi

yang lengkap dan akurat, komunikan akan memperoleh pemahaman dan wawasan

yang baik dan akan dapat menafsirkan fenomena-fenomena yang dihadapi secara

akurat. Penjelasan-penjelasan itu bisa disampaikan melalui berbagai media

komunikasi.

Page 11: LANDASAN SOSIOLOGIS PENDIDIKAN

2. Fungsi prediksi

Meramalkan kondisi dan permasalahan pendidikan yang diperkirakan akan

muncul pada masa yang akan datang. Sejalan dengan  itu, tuntutan masyarakat

akan berubah dan berkembang akibat bekerjanya faktor-faktor internal dan

eksternal yang masuk ke dalam masyarakat melalui berbagai media komunikasi.

Fungsi prediksi ini amat diperlukan dalam perencanaan pengembangan

pendidikan guna mengantisipasi kondisi dan tantangan baru.

3. Fungsi utilisasi

Menangani permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan

masyarakat seperti masalah lapangan kerja dan pengangguran, konflik sosial,

kerusakan lingkungan, dan lain-lain yang memerlukan dukungan pendidikan, dan

masalah penyelenggaraan pendidikan sendiri.

Jadi, secara umum  sosiologi pendidikan bertujuan untuk mengembangkan

fungsi-fungsinya selaku ilmu pengetahuan (pemahaman eksplanasi, prediksi, dan

utilisasi) melalui pengkajian tentang keterkaitan fenomena-fenomena siosial dan

pendidikan, dalam rangka mencari model-model pendidikan yang lebih fungsional

dalam kehidupan masyarakat.

Secara khusus, Sosiologi Pendidikan berusaha untuk menghimpun data dan

informasi tentang interaksi sosial di antara orang-orang yang terlibat dalam

institusi pendidikan dan dampaknya bagi peserta didik, tentang hubungan antara

lembaga pendidikan dan komunitas sekitarnya, dan tentang hubungan antara

pendidikan dengan pranata kehidupan lain.

F.  Masyarakat Indonesia sebagai Landasan Sosiologis Sistem Pendidikan

Nasional

Masyarakat selalu mencakup sekelompok orang yang berinteraksi antar

sesamanya, saling tergantung dan terikat oleh nilai dan norma yang dipatuhi

bersama, pada umumnya bertempat tinggal di wilayah tertentu, dan adakalanya

mereka memiliki hubungan darah atau memiliki kepentingan bersama.

Masyarakat dapat merupakan suatu kesatuan hidup dalam arti luas ataupun dalam

arti sempit. Masyarakat dalam arti luas pada umumnya lebih abstrak misalnya

Page 12: LANDASAN SOSIOLOGIS PENDIDIKAN

masyarakat bangsa, sedang dalam arti sempit lebih konkrit misalnya marga atau

suku. Masyarakat  sebagai kesatuan hidup memiliki ciri utama, antara lain:

1. Ada interaksi antara warga-warganya

2. Pola tingkah laku warganya diatur oleh adapt istiadat, norma-norma, hukum,

dan aturan-aturan khas

3. Ada rasa identitas kuat yang mengikat para warganya. Kesatuan wilayah,

kesatuan adat- istiadat, rasa identitas, dan rasa loyalitas terhadap kelompoknya

merupakan pangkal dari perasaan bangga sebagai patriotisme, nasionalisme,

jiwa korps, dan kesetiakawanan sosial (Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994:

100).

Masyarakat Indonesia mempnyai perjalanan sejarah yang panjang. Dari dulu

hingga kini, ciri yang menonjol dari masyarakat Indonesia adalah sebagai

masyarakat majemuk yang tersebar di ribuan pulau di nusantara. Melalui

perjalanan panjang, masyarakat yang bhineka tersebut akhirnya mencapai satu

kesatuan politik untuk mendirikan satu negara serta berusaha mewujudkan satu

masyarakat Indonesia sebagaiu masyarakat yang bhinneka tunggal ika. Sampai

saat ini, masyarakat Indonesia masih ditandai oleh dua ciri yang unik, yakni :

1. Secara horizontal ditandai oleh adanya kesatuan-kesatuan social atau

komunitas berdasarkan perbedaan suku, agama, adat istiadat, dan kedaerahan.

2. Secara vertical ditandai oleh adanya perbedaan pola kehidupan antara lapisan

atas, menengah, dan lapisan bawah.

Page 13: LANDASAN SOSIOLOGIS PENDIDIKAN

BAB III

PENUTUP

A.      Kesimpulan

Sosiologi pendidikan merupakan analisa ilmiah tentang proses sosial di dalam

sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan

meliputi empat bidang :

1.        hubungan sistem pendidikan dengan sistem sosial lain

2.        hubungan sekolah dengan komunitas sekitar

3.        hubungan antar manusia dalam sistem pendidikan

4.        pengaruh sekolah terhadap perilaku anak didik

Landasan sosiologis mengandung norma dasar pendidikan yang bersumber

dari norma kehidupan masyarakat yang dianut oleh suatu bangsa. Untuk

memahami kehidupan bermasyarakat suatu bangsa, kita harus memusatkan

perhatian pada pola hubungan antar pribadi dan antar kelompok dalam masyarakat

tersebut. Untuk terciptanya kehidupan bermasyarakat yang rukun dan damai,

terciptalah nilai-nilai sosial yang dalam perkembangannya menjadi norma-norma

sosial yang mengikat kehidupan bermasyarakat dan harus dipatuhi oleh masing-

masing anggota masyarakat.

Sosiologi pendidikan dituntut untuk melakukan tiga fungsi, yaitu: (1) fungsi

eksplanasi, (2) fungsi prediksi, (3) fungsi utilisasi. Secara umum, sosiologi

pendidikan bertujuan untuk mengembangkan fungsi-fungsinya tersebut melalui

pengkajian fenomena-fenomena sosial dan pendidikan, dalam rangka mencari

model-model pendidikan yang lebih fungsional dalam kehidupan masyarakat.

Perkembangan masyarakat Indonesia dari masa ke masa telah mempengaruhi

sistem pendidikan nasional. Hal tersebut sangatlah wajar, mengingat kebutuhan

akan pendidikan semakin meningkat dan kompleks. Berbagai upaya pemerintah

telah dilakukan untuk menyesuaikan pendidikan dengan perkembangan

masyarakat terutama dalam hal menumbuhkembangkan ke-Bhineka tunggal ika-

an, baik melalui kegiatan jalur sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah.

Page 14: LANDASAN SOSIOLOGIS PENDIDIKAN

B.       Saran

 Manusia sebagai makhluk sosial, maka setiap manusia seharusnya

menjadikan sosiologi sebagai landasan bagi proses dan pelaksanaan pendidikan,

karena memang karakteristik dasar manusia sebagai makhluk sosial akan

berkembang dengan baik dan menghasilkan kebudayaan-kebudayaan yang

bernilai serta peradaban tinggi melalui pendidikan. Maka perlu adanya komitmen

dari pemerintah untuk memberikan suatu pengembangan yang memadai tentang

sosiologi pendidikan. Seperti tampak seperti ini seharusnya pendidikan

melaksanakan pengembangan, yang dilaksanakan umumnya tidak memilih salah

satu tetapi seharusnya diupayakan seimbang antara pelestarian dan pengembangan

sosial.

Page 15: LANDASAN SOSIOLOGIS PENDIDIKAN

DAFTAR RUJUKAN

Amri Sofan & Ahmadi khoiru. 2010 . Konstruksi Pengembangan Pembelajaran.

Jakarta : Prestasi Pustakarya

Armanto Dyahrahayu. “Fungsi Kajian Sosiologi Pendidikan”. 28 April 2012

https://dyahrahayuarmanto.wordpress.com/tag/fungsi-kajian-sosiologi-

pendidikan/ di Akses pada 12 oktober 2015

Munandar Aras.” Landasan Sosiologis “ .20 Maret 2010.

https://arasmunandar.wordpress.com/landasan-sosiologi/ di Akses pada

12 oktober 2015

Pidarta Made. 2013. Landasan Kependidikan : stimulus ilmu pendidikan bercorak

indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.

Tirtarahardja, U. & Sula, S. L. L. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka

Cipta.