Makalah PBL 7 ksatria

Embed Size (px)

Citation preview

Makalah PBLSISTEM RESPIRASI-1BLOK 7

Ksatria Putra Abadi Kabakoran102010213D4

Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana, JakartaJln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) [email protected] RESPIRASI-1Ksatria Putra Abadi KabakoranFakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta

I. Pendahuluana. Latar belakangPernapasan (respirasi) adalah pengangkutan gas-gas ke dan dari sel-sel serta proses oksidasi biologi yang terjadi di dalam sel-sel dengan bantuan oksigen. Pengangkutan gas antara paru-paru, sel-sel serta jaringan-jaringan tubuh dicapai melalui aliran darah. Selama proses oksidasi biologi intraseluler, molekul-molekul nutrisi yang besar akan dipecah menjadi metabolit-metabolit yang lebih kecil dan terjadi pelepasan energi, Coba kamu perhatikan bagan di bawah ini.enzim okaidajinC,H0. + 60? 6C0, + 6H20 4- nrwGiSetiap makhluk hidup memerlukan energi. Energi tersebut berasal dari makanan. Agar sari-sari makanan dapat diubah menjadi energi maka makanan harus dioksidasi. Proses oksidasi ini berlangsung di dalam sel. Energi yang digunakan dalam kegiatan respirasi bersumber dari adenosine triphosphate (ATP) yang terdapat pada masing-masing sel. ATP berasal dari bahan-bahan karbohidrat yang diubah menjadi fosfat.1) Volume tldal ialah volume udara yang masuk atau keluar dari hidung sewaktu bernapas dalam keadaan istirahat. Volume tidal lebih kurang 500 cc.2) Volume cadangan ekspirasi (volume suplemen) ialah volume ekspirasi yang masih dapat dikeluarkan setelah ekspirasi normal. Volume suplemen lebih kurang 1.250 cc.3) Pengendalian kedalaman dan frekuensi pernapasan diatur oleh pusat pernapasan yang berada dalam batang otak. Pusat pemapasan ini sangat peka terhadap perubahan keasaman darah. Keasaman darah di antaranya dipengaruhi oleh kadar karbon dioksida dari hasil oksidasi biologi.Dengan mempelajari sistem pernapasan yang sangat kompleks, menyadarkan kita akan keagungan dan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan telah memberikan kita nikmat untuk dapat menghirup udara sehingga kita dapat hidup.

b. Tujuani. Untuk mengetahui struktur dari sistem pernapasan.ii. Untuk mengerti fungsi sistem pernapasan.iii. Untuk mengerti mekanisme pernapasan.iv. Untuk mengetahui apa saja dan bagaimana cara mengetes fungsi paru.

II. Isia. Mind mapping

b. SkenarioSeorang laki-laki berusia 56 tahun dengan keluhan batuk berdahak dan sesak sejak beberapa bulan yang lalu. Pria ini perokok berat sejak SMA. Akhir-akhir ini ia dapat menghabiskan 1-2 bungkus rokok dalam 1 hari.c. HipotesisBatuk berdahak disebabkan oleh fungsi dan mekanisme sistem pernapasan yang terganggu.d. Pembahasani. Sistem pernapasan1. Struktur makroskopisA. Rongga hidung dan nasal1. Hidung eksternal berbentuk piramid disertai dengan suatu akar dan dasar. Bagian ini tersusun dari kerangka kerja tulang, kartilago hlalln, dan jaringan fibroareolar.a. Septum nasal membagi hidung menjadi sisi kiri dan sisi kananrongga nasal. Bagian anterior septum adalah kartilago.b. Naris (nostrll) eksternal dibatasi oleh kartilago nasal.1. Kartilago nasal lateral terletak di bawah jembatan hidung.2. Ala besar dan ala kecil kartilago nasal mengelilingi nostrilc. Tulang hidung1. Tulang nasal membentuk jembatan dan bagian superior kedua sisi hidung.2. Vomerdan lempeng perpcndikular tulang etmold membentuk bagian posterior septum nasal.3. Lantai rongga nasal adalah palatum keras yang terbentuk dari tulang maksila dan palatinum.4. Langit-langit rongga nasal pada sisi medial terbentuk dari lempeng kribrlform tulang etmold. pada sisi anterior dari tulang frontal dan nasal, dan pada sisi posterior dari tulang sfenoid.5. Konka (turbinatum) nasalis superior, tengah dan inferior me-nonjol pada sisi medial dinding lateral rongga nasal. Setiap konkadilapisi membran mukosa (epitel kolumnar bertingkat dan bersilia) yang berisi kelenjar pembuat mukus dan banyak mengandung pembuluh darah.6. Meatus superior, medial dan inferior merupakan Jalan udararongga nasal yang terletak di bawah konka.d. Empat pasang sinus paranasal (frontal, clmoid. maksilar. dan sfenoid) adalah kantong tertutup pada bagian frontal etmold. maksilar. dan sfenoid. Sinus ini dilapisi membran mukosa.1. Sinus berfungsi untuk meringankan tulang kranial. memberi area permukaan tambahan pada saluran nasal untuk menghangatkan dan melembabkan udara yang masuk, memproduksi mukus, dan memberi efek resonansi dalam produksi wicara.2. Sinus paranasal mengalirkan cairannya ke meatus rongga nasal melalui duktus kecil yang terletak di area tubuh yang lebih tinggi dari area lantai sinus. Pada posisi tegak, aliran mukus ke dalam rongga nasal mungkin terhambat, terutama pada kasus Infeksi sinus.3. Duktus nasolakrlmal dari kelenjar air mata membuka ke arah meatus Inferior.

2. Membran mukosa nasal a. Struktur1. Kulit pada bagian eksternal permukaan hidung yang mengandung folikel rambut, keringat, dan kelenjar sebasea. merentang sampai vestibula yang terletak di dalam nostril. Kulit di bagian dalam ini mengandung rambut (vibrissae) yang berfungsi untuk menyaring partikel dari udara terhisap.2. Di bagian rongga nasal yang lebih dalam, epitclium respiratorik membentuk mukosa yang melapisi ruang nasal selebihnya. Lapisan ini terdiri dari epitelium bersilia dengan sel goblet yang terletak pada lapisan Jaringan Ikat tervaskularisasl dan terus memanjang untuk melapisi saluran pernapasan sampai ke bronkus.

b. Fungsi1. Penyaringan partikel kecil. Sllia pada epltelium resplratorik melambai ke depan dan belakang dalam suatu lapisan mukus. Gerakan dan mukus membentuk suatu perangkap untuk partikel yang kemudian akan disapu ke atas untuk ditelan, dibatukkan, atau dibersinkan keluar.2. Penghangatan dan pelembaban udara yang masuk. Udara kering akan dilembabkan melalui evaporasi sekresi serosa dan mukus serta dihangatkan oleh radiasi panas dari pembuluh darah yang terletak di bawahnya.3. Resepsi odor. Epitclium olfaktori yang terletak di bagian atas rongga hidung di bawah lempeng kribriform. mengandung sel-sel olfaktori yang mengalami spesialisasi untuk indera penciuman.B. Faring adalah tabung muskular berukuran 12.5 cm yang merentang dari bagian dasar tulang tengkorak sampai esofagus. Faring terbagi menjadi nasofaiing. orofaring, dan laringofaring.1. Nasofaring adalah bagian posterior rongga nasal yang membuka ke arah rongga nasl melalui dua naris internal (koana).a. Dua tuba Eustachius (auditorik) menghubungkan nasofaiing dengan telinga tengah. Tuba ini berfungsi untuk menyetarakan tekanan udara pada kedua sisi gendang telinga.b. Amandel (adenoid) faring adalah penumpukan jaringan limfatik yang terletak di dekat naris internal. Pembesaran adenoid dapat menghambat aliran udara.2. Orofaring dipisahkan dari nasofaring oleh palatum lunak muskular. suatu perpanjangan palatum keras tulang.a. Uvula ("anggur kecil") adalah prosesus kerucut kecil yang menjulur ke bawah dari bagian tengah tepi bawah palatum lunak.b. Amandel palatinum terletak pada kedua sisi orofaring posterior.3. Laringofaring mengelilingi mulut esofagus dan laring, yang merupakan gerbang untuk sistem resplratorik selanjutnya.C. Laring (kotak suara) menghubungkan faring dengan trakea. Laring adalah tabung pendek berbentuk seperti kotak triangular dan ditopang oleh sembilan kartilago; liga berpasangan dan tiga tidak berpasangan.1. Kartilago tidak berpasangana. Kartilago tiroid (jakun) terletak di bagian proksimal kelenjar tiroid.Biasanya berukuran lebih besar dan lebih menonjol pada laki-lakiakibat hormon yang disekresi saat pubertas.b. Kartilago krikoid adalah cincin anterior yang lebih kecil dan lebihtebal, terletak di bawah kartilago tiroid.c. Eplglotls adalah katup kartilago elastis yang melekat pada tepiananterior kartilago tiroid. Saat menelan, epiglotis secara otomatismenutupi mulut laring untuk mencegah masuknya makanan dancairan.2. Kartilago berpasangana. Kartilago aritenoid terletak di alas dan di kedua sisi kartilagokrikoid. Kartilago ini melekat pada pita suara sejati, yaitu lipatanberpasangan dari epltelium skuamosa bertingkat.b. Kartilago kornikulata melekat pada bagian ujung kartilago aritenoid.c. Kartilago kuneiform berupa batang-batang kecil yang membantumenopang jaringan lunak.3. Dua pasang lipatan lateral membagi rungga laring.a. Pasangan bagian atas adalah lipatan ventrikulr (pita suara semu)yang tidak berfungsi saat produksi suara.b. Pasangan bagian bawah adalah pita suara sejati yang melekat padakartilago tiroid dan pada kartilago aritenold serta kartilago krikold.Pembuka di antara kedua pita ini adalah glotis.1. Saat bernapas, pita suara terabduksi (tertarik membuka) oleh otot laring, dan glotis berbentuk triangular.2. Saat menelan, pita suara teraduksi(tertarik menutup), dan glotis membentuk celah sempit.3. Dengan demikian, kontraksi otot rangka mengatur ukuran pembukaan glotis dan derajat ketegangan pita suara yang diperlukan untuk produksi suara.D. Trakea (pipa udara) adalah tuba dengan panjang 10 cm sampai 12 cm dan diameter 2,5 cm serta terletak di atas permukaan anterior esofagus. Tuba Ini merentang dari laring pada area vertebra serviks keenam sampai area verte-bra toraks kelima tempatnya membelah menjadi dua bronkus utama.1. Trakea dapat tetap terbuka karena adanya 16 sampai 20 cincin kartilago berbenluk-C. Ujung posterior mulut cincin dihubungkan oleh jaringan Ikat dan otot sehingga memungkinkan ekspansi esofagus.2. Trakea dilapisi epltellum respiratorik (kolumnar bertingkat dan bersllia) yang mengandung banyak sel gobletE. Percabangan bronkusA. Bronkus primer kanan berukuran lebih pendek, lebih tebal, dan lebih lurus dibandingkan bronkus primer kiri karena arkus aorta membelokkan trakea bawah ke kanan. Objek asing yang masuk ke dalam trakea kemungkinan ditempatkan dalam bronkus kanan.B. Setiap bronkus primer bercabang 9 sampai 12 kali untuk membentuk bronki sekunder dan tertier dengan diameter yang semakin mengecil. Saat tuba semakin menyempit, batang atau lempeng kartilago mengganti cincin kartilagoC. Bronki disebut ekstrapulmonar samapi masuk paru- paru, setelah itu disebut intrapulmonarD. struktur mendasar dari kedua paru- paru adalah percabangan brongkial yang selanjutnya : bronki, bronkiolus, bronkiolus terminal, bronkiolus respiratorik, duktus alveolar, dan alveoli. Tidak ada kartilago dalam bronkiolus, silia tetap ada samapi bronkiolus respiratorik terkecil.F. Paru paru 1. Paru paru adalah organ berbentuk piramid seperti spons dan berisi udara, terletak dalam rongga toraks.a. Paru kanan memiliki tiga logus, paru kiri memiliki dua lobus.b. Setiap paru memiliki sebuah apeks yang mencapai bagian atas iga pertama, sebuah permukaan diafragmatik terletak di atas diafragma, sebuah permukaan mediastinal yang terletak terpisah dari paru lain oleh mediastinum dan permukaan kosatal terleatk diatas kerangka iga.c. Permukaan mediastinal memiliki hilus, tempat masuk dan keluarnya pembuluh darah bronki, pulmonar, dan bronkial dari paru.2. Pleura adalah membran penutup yang membungkus setiap paru.a. pleura perietal melapisi rongga toraks ( kerangka iga, diafragma, mediastinum)b. pleura viseral melapisi paru dan bersambungan dengan pleura parietal di bagian bawah paru.c. rongga pleura adalah ruang potensial antara pleura parietal dan viseral yang mengandung lapisan tipis cairan pelumas. Cairan ini disekresi oleh sel sel pleural sehingga paru- paru dapat mengembang tanpa melakukan friksi. Tekanan cairan agak negatif dibandingkan tekana atmosfer.d. Resesus pleura adalah area rongga pleura yang tidak berisi jaringan paru. Area ini muncul saat pleura parietal bersilangan dari satu permukaan ke permukaan lain. Saat bernapas, paru- paru bergerak keluar masuk area ini.i. Resesus leura kostomediastinal terletak ditepi anterior kedua sisi pleeura, tempat pleura parietal berkelok dari kerangka iga ke permukaan lateral mediastinum.ii. Resesus pleura kostodiagfragmatik terletak di tepi posterior kedua sisi pleura di antara diagfragma dan permukaan kostal internal toraks.

2. Struktur mikroskopisSistem pernapasan (respirasi) terdiri dari hidung, fanngs. dan larings, yang disebut saluran napas bagian atas; dan trakea. dan bronkus utama serta paru, yang disebut saluran napas bagian bawah.Mukosa hidung dilapisi epitel skuamosa ber-lapis di vestibula dan oleh epitel kolumnar ber-silia berlapis scmu di daerah respirasi dan olfak-torius. Farings, yang merupakan bagian dari sistem pernapasan maupun pencernaan, dilapisi oleh epitel silia berlapis semu di bagian atas (nasofarings) dan epitel skuamosa di bagian bawahnya. Bagian atas larings dibatasi oleh epitel skuamosa dan bagian bawah dilapisi oleh epitel kolumnar bersilia berlapis semu. Epitel kolumnar bersilia berlapis semu juga mclapisi trakea dan bronkus utama. Bronkiolus dilapisi oleh epitel kuboid kolumnar sederhana yang me-luas sampai ke bronkiolus terminal dan sebagian dari bronkiolus respirasi. Alveolus dilapisi oleh sel gepeng sederhana (pneumosit tipc I, yang memungkinkan berpindahnya gas dari udara yang dihirup ke dalam sirkulasi dan demikian sebaliknya) dan oleh sel kuboid (pneumosit tipe II, yang mengeluarkan surfaktan paru). Sekitar 90% permukaan alveolus dilapisi oleh pneumosit tipe I. Paru dibungkus oleh pleura, terdiri dari mesotelium dan jaringan ikat di bawahnya.Mukosa saluran napas sebagian besar dilapisi oleh submukosadan struktur-struktur pen-dukung. Di saluran napas bagian atas, lapisan luar mengandung otot serat lintang, dan di ba-nyak tempat, tulang rawan. Tulang rawan di-tenuikan di hidung dan larings. Trakea, bronkus utama, dan cabang-cabang intraparu juga mengandung tulang rawan. Bronkiolus serta saluran udara sebelah distalnya, tidak mengandung tulang rawan pada dindingnya. Dinding alveolus berukuran tipis, dan terdiri dari sel-sel epitel di kedua sisi kapiler yang terletak di tengah tanpa adanya stroma jaringan ikat di antaranya.3HIDUNGHidung terdiri alas kerangku (ulang dan tulang rawan yang dihungkus jaringan ikat dan kulit. Ia dibagi dalam rongga hidung fcavum nasale) kiri dan kanan oleh septum hidung (septum nasale). Rongga hidung terbuka di anterior pada nares dan di posterior ke dalam faring. Luas permukaannya diperbesar oleh tiga tonjolan mirip gulungan dari dinding lateral, yang disebut konka superior, media, dan inferior. Kulit yang menutupi hidung dilapisi rambu! sangat halus, dengan kelenjar sebasea besar-besar. Bagian dalam hidung dilapisi empat jenis epitel. Epitel berlapis gepeng kulit berlanjut ke dalam melalui nares kc dalam restibulum. di mana scjumluh rambut kaku dan bes.ii menonjol ke saluranudara. Mereka ini diduga membantu menahan partikel debu yang besar dalam udara yang dihirup. Beberapa milimeter ke dalam vcstibulum. epitel berlapis gepeng ini beralih menjadi epitel kolumnar atau kuboid tanpa silia. Mereka ini berlanjut menjadi epitel bertingkat kolumnar bersilia. yang menutupi sisa dari rongga hidung, keeuali daerah kecil di dinding dorsal, yang dilapisi epitel olfaktoris sensoris.u m pada kedua sisi septum, dan sedikit ke atas konka nasalis superior. Daerah khusus pada epitel ini tidak rata dan mencakup luas sekitar 500 mm'.E:pitel olfaktorius adalah epitel bertingkat tinggi dengan tebal sekitar 60 um (Gbr. 29-1). Ia terdiri alas (iga jenis sel: sel sustentakular. sel basal, dan sel olfaktorius. Sel olfaktorius adalah neuron bipolar, tersebar merata di antara sel-sel susieniakular. Inti bulainya menempati zona lebih rendah dari yang berasal dari sel-sel penyokong (Gbr. 29-2). Terdapat kompleks Golgi supranuklear kecil dan beberapa elemen lubulovesikular dan retikulum endoplasma licin. Bagian apikal sel menyempit menjadi juluran silindris halus, yang meluas ke atas ke permukaan epitel, tempatnya berakhir dengan melebar, yung disebut bulbus olfaktorius