15
1 Gatal pada Penyakit Kulit Priscila Ratna Suprapto*  NIM : 102010262 19 Maret 2012 Mahasiswa Fakultas kedokteran UKRIDA *Alamat Korespodensi Priscila Ratna Suprapto Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510.  No. Telp (021-8476756) email:  [email protected] om Pendahuluan Seorang anak berusia 9 tahun yang tinggal di asrama mengalami sangat gatal pada sela jari tangannya selama seminggu terutama pada malam hari. Pada pemeriksaan fisik ditemukan sejumlah vesikel kecil dan merah. Belum diketahui penyebab secara pasti pada masalah pasien. Dengan memahami penyebab,gejala,proses penatalaksanaan serta komplikasi apa saja yg dapat terjadi diharapkan pembaca dapat memahami secara lebih dalam tentang terjadinya gatal pada pasien tersebut.

makalah pbl kulit

Embed Size (px)

DESCRIPTION

blok 15 kulit kelamin

Citation preview

  • 5/24/2018 makalah pbl kulit

    1/15

    1

    Gatal pada Penyakit Kulit

    Priscila Ratna Suprapto*

    NIM : 102010262

    19 Maret 2012

    Mahasiswa Fakultas kedokteran UKRIDA

    *Alamat Korespodensi

    Priscila Ratna Suprapto

    Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

    Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510.

    No. Telp (021-8476756) email:[email protected]

    Pendahuluan

    Seorang anak berusia 9 tahun yang tinggal di asrama mengalami sangat gatal pada

    sela jari tangannya selama seminggu terutama pada malam hari. Pada pemeriksaan fisik

    ditemukan sejumlah vesikel kecil dan merah. Belum diketahui penyebab secara pasti pada

    masalah pasien.

    Dengan memahami penyebab,gejala,proses penatalaksanaan serta komplikasi apa saja

    yg dapat terjadi diharapkan pembaca dapat memahami secara lebih dalam tentang terjadinya

    gatal pada pasien tersebut.

    mailto:[email protected]:[email protected]
  • 5/24/2018 makalah pbl kulit

    2/15

    2

    Pembahasan

    Dalam kamus bahasa Indonesia, gatal sendiri mempunyai arti berasa sangat geli yg

    merangsang pd kulit tubuh. Atau dapat didefinisikan sebagai sensasi tidak nyaman pada kulit

    yang menimbulkan keinginan untuk menggaruk daerah tertentu untuk mendapatkan kelegaan.

    Sedangkan alergi memiliki pengertian yang mirip dengan gatal, yaitu reaksi hipersensitivitas

    tubuh terhadap suatu zat/alergen yang pada individu normal tidak berbahaya namun pada

    individu yang sensitif dapat menimbulkan reaksi alergi. Reaksi alergi akan muncul setelah

    kulit atau mata mengalami kontak dengan suatu alergen melalui saluran pernapasan(hirup),

    mulut(telan), atau kulit(injeksi).

    1

    Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa gatal sering terjadi akibat adanya hipersensitivitas

    atau alergi. Alergi dapat diakibatkan oleh obat-obatan, makanan tertentu,menghirup debu

    juga kutu binatang. Selain itu, rasa gatal juga bisa timbul karena adanya pemakaian perhiasan

    misal seperti kalung, cincin, gelang, dan lainnya. Rasa gatal yang timbul melibatkan suatu

    proses rumit yang melibatkan kerja saraf yang merespon terhadap mediator tertentu, seperti

    histamine, dan proses yang melibatkan pemrosesan sinyal saraf di otak.1

    1.Mekanisme Gatal dan Alergi.Proses alergi ini dimulai oleh suatu alergen melalui kontak dengan mukosa yang kemudian

    diikuti oleh renteten peristiwa kompleks yang menghasilkan IgE. Respons IgE merupakan

    suatu respons lokal yang terjadi pada tempat masuknya alergen ke dalam tubuh pada

    permukaan mukosa dan pada limfonodi. Produksi IgE oleh sel B tergantung pada penyajian

    antigen oleh sel penyaji antigen (AntigenPresentingCell) dan kerja sama antara sel B dan sel

    Thelper 2. IgE yang dihasilkan mula

    mula akan mensensitisasi sel mast di jaringan

    sekitarnya, sisanya akan masuk sirkulasi ataupun sel mast di jaringan lain di seluruh tubuh.

    IgE mampu melekat pada sel mast dan basofil dengan afinitas tinggi melalui fragmen Fc-nya.

    Dengan demikian, walaupun waktu paruh IgE bebas dalam serum hanya beberapa hari, sel

    mast dapat tetap tersensitisasi oleh IgE untuk beberapa bulan karena tingginya afinitas

    pengikatan IgE pada reseptornya, terlindungi dari penghancuran oleh protease serum. Reaksi

    hipersensitifitas tipe I terjadi bila sel mast yang telah tersensitisasi dengan IgE bertemu

    dengan antigen/alergen spesifik. Kemudian sel mast akan melepaskan mediator farmakologis

    seperti histamin.1,2

  • 5/24/2018 makalah pbl kulit

    3/15

    3

    Patofisiologi Gatal

    Pruritogen (histamin) menyebabkan ujung serabut saraf C pruritoseptif teraktivasi. Serabut

    saraf C tersebut kemudian menghantarkan impuls sepanjang serabut saraf sensoris. Terjadi

    input eksitasi di Lamina-1 kornu dorsalis susunan saraf tulang belakang. Hasil dari impuls

    tersebut adalah akson refleks mengeluarkan transmiter yang menghasilkan inflamasi

    neurogenik (substansi P, CGRP, NKA, dll). Setelah impuls melalui pemrosesan di korteks

    serebri, maka akan timbul suatu perasaan gatal dan tidak enak yang menyebabkan hasrat

    untuk menggaruk bagian tertentu tubuh.1,2

    Histamin itu sendiri banyak ditemukan pada tanaman maupun jaringan hewan serta

    merupakan komponen dari beberapa racun dan sekret binatang. Sehingga besar kemungkinan

    bahwa gatal disebabkan karena sekret binatang.3

    Gatal dapat menyebabkan perasaan tidak nyaman dan frustasi; pada kasus yang berat,gatal

    dapat menyebabkan tidur yang terganggu, rasa gelisah, dan depresi. Garukan yang konstan

    atau terus menerus untuk mendapatkan kelegaan dapat merusak kulit (ekskoriasi, likenifikasi)

    dan dapat mengurangi keefektifan kulit sebagai lapisan pelindung.

    2. Etiologi1,2,4Gatal yang timbul pada manusia seperti yang sudah dijelaskan , sering terjadi karena

    adanya alergen yang ditimbulkan oleh parasit. Contoh dari parasit yang seringkali

    menimbulkan gatal adalah Artropoda dan Jamur.

    Artropoda

    Parasit yang sering menyebabkan reaksi alergi dan toksik adalah parasit kelas artropoda.

    Artropoda dibagi menjadi beberapa jenis menurut cara hewan ini menimbulkan reaksi alergiatau toksik.

    a. Kontak- Kupu-kupu.Larva kupu-kupu yang biasa disebut ulat bulu mempunyai bulu

    yang mengandung toksin yang dapat menyebabkan gejala erusisime yaitu

    urtikaria, nyeri, gatal, dan rasa panas. Hal ini disebabkan karena toksin yang

    merusak sel-sel tubuh sehingga tubuh mengeluarkan histamin, serotonin dan

    heparin sebagai reaksi terhadap toksin larva kupu-kupu. Jika bulu ulat dapat

    mengenai mata, dapat terjadi konjungtivitis atau ulkus kornea. Kupu-kupu

  • 5/24/2018 makalah pbl kulit

    4/15

    4

    dewasa dapat juga menyebabkan kelainan bila manusia kontak dengan bulu

    yang terdapat di bagian ventral abdomennya.1 Sedangkan kelainan karena

    kupu-kupu dewasa disebut lepidopterisme. Gejala klinisnya berupa urtikaria.

    Bebrerapa spesies kupu-kupu yang mengandun bulu beracun adalah

    Megalopyge opercularis (Amerika), Anaphe infracta ( di Eropa), Parasa

    hilarata (di Asia). Diagnosis ditetapkan bila gejala klinis disertai riwayat

    kontak dengan ulat bulu atau kupu-kupu.1

    - Alergi oleh Tungau. Salah satu tungau yang dapat menimbulkan alergi atautoksin melallui kontak adalah Sarcoptes scabei varietas hominis. Sarcoptes

    scabiei mempunyai badan berbentuk oval dan gepeng; yang betina berukuran

    300 x 350 mikron; sedangkan yang jantan berukuran 150 x 200 mikron.1

    Stadium dewasa mempunyai 4 pasang kaki (2 pasang kaki depan dan 2 pasang

    kaki belakang). Kaki depan berfungsi sebagai perekat, dan 2 pasang kaki

    belakang pada betina berakhir dengan rambut, sedangkan pada jantan

    pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut dan keempat berakhir dengan

    alat perekat.

    Gambar 1. Sarcoptes scabiei

    Setelah melakukan kopulasi S. scabei jantan mati, tetapi kadang-kadang dapat

    bertahan hidup beberapa hari.1 Betina dapat hidup sebulan lamanya. Dua hari

    setelah kopulasi, tungau betina bertelur. Tungau betina membuat terowongan

    pada stratum korneum kulit dengan kecepatan 2-3 mm per hari sambil meletakan

    telurnya 2-4 butir per hari sampai mencapai jumlah 40 atau 50 butir. Telur akan

    menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari, dan menjadi larva yang mempunyai 3pasang kaki.2Larva dapat tinggal dalam terowongan, tetapi ada juga yang keluar.

  • 5/24/2018 makalah pbl kulit

    5/15

    5

    Setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan

    betina, dengan 4 pasang kaki.2 Seluruh siklus hidupnya (dari telur sampai

    dewasa) memerlukan waktu antara 8 12 hari.

    Lesi primer skabies berupa terowongan yang berisi tungau, telur, dan hasil

    metabolisme.1 Tungau hanya ada pada lesi primer. Pada saat menggali

    terowongan S. scabei mengeluarkan sekret yang dapat melisiskan stratum

    korneum. Sekret dan ekskret menyebabkan sensitisasi sehingga menimbulkan

    pruritus dan lesi sekunder.1 Lesi sekunder berupa papul, vesikel, pustul, dan

    kadang bula.1 Dapat juga berkembang menjadi ekskoriasi, eksematisasi, dan

    pioderma.

    Cara penularan, yaitu melalui:

    a. Kontak langsung (kontak kulit dengan kulit), misalnya berjabat tangan, tidurbersama, dan hubungan seksual.2

    b. Kontak tak langsung (melalui benda), misalnya pakaian, handuk, sprei, bantal,dll.

    Penularan biasanya oleh S. scabieibetina yang sudah dibuahi atau kadang-kadang

    oleh bentuk larva. Dikenal pula Sarcoptes scabiei var. animalis yang kadang

    dapat menulari manusia, terutama mereka yang banyak memelihara binatang

    misalnya anjing. Walaupun mengalami infestasi tungau, ada juga yang tidak

    memberikan gejala. Penderita ini bersifat carrier(pembawa).

    b. Sengatan- Lebah. Lebah termasuk ordo hymenoptera, mempunyai dua pasang sayap yang

    tipis(membranosa) dan mempunyai pinggang yang disebut pedisel sebagai

    penyambung toraks dan abdomen. Mulut lebah digunakan untuk menggigit dan

    menjilat. Pad aujung abdomen lebah betina dan pekerja, terdapat alat penyengat

    yang mengeluarkan toksin. Pada umumnya gejala klinis yang berat disebabkan

    oleh sengatan lebah yang termasuk family apidae, vestidae, dan bombidae.

    Gejala yang timbul akibat sengatan lebah adalaha akibat toksin yang dikeluarkan

    pada waktu menyengat. Toksin lebah mengandung apamin, melitin, histamin,

    asetilkolin, 5-hidroksitriptamin, enzim dan substansi serupa protein. Zat-zat itu

    bersifat anafilaktogenik, hemolitik, neurotoksik, antigenik dan sitolitik. Pada

  • 5/24/2018 makalah pbl kulit

    6/15

    6

    kasus yang ringan, sengatan lebah hanya menimbulkan rasa nyeri, gatal,

    kemerahan, dan edema pada tempat yang disengat, sedangkan pada kasus yang

    berat misalnya pada multiple stinging, dapat terjadi mual, muntah, demam, sesak

    nafas, hipotensi dan kolaps.

    c. Gigitan- Semut api.Semut api atau Selenopsis geminata banyak di temukan di Amerika

    Serikat bagian selatan. Jika menyengat manusia dapat menimbulkan vesikel dan

    pustul pada bagian yang di sengat.

    Jamur/Fungi1,4

    Selain artropoda, jamur merupakan salah satu penyebab timbulnya penyakit kulit yang

    memiliki gejala gatal. Mikosis superfisial ialah penyakit jamur yang mengenai lapisan

    permukaan kulit, yaitu stratum korneum, rambut dan kuku. Mikosis superfisial dibagi

    dalam dua kelompok: 1) yang disebabkan oleh jamur bukan golongan dermatofita,

    yaitu pitiriasis versikolor, oto-mikosis, piedra hitam, piedra putih, oniko-mikosis dan

    tinea nigra palmaris, dan 2) yang disebabkan oleh jamur golongan dermatofita yaitu

    dermatofitosis.

    Kelainan yang ditimbulkan berupa bercak yang warnanya berbeda dengan warna

    kulit, berbatas tegas dan disertai rasa gatal atau tidak memberi gejala. Pada penyakit

    yang menahun, terutama bila terdapat infeksi sekunder oleh kuman, batas dan warna

    mungkin tidak jelas lagi.

    Diagnosis dibuat dengan mengambil kerokan kulit dan kuku, potongan rambut yang

    diperiksa secara langsung dengan membuat sediaan KOH dan yang dibiak pada agar

    Sabouraud dekstrosa.Pengobatan tergantung dari penyebabnya.

    3. Differential Diagnosisa. Skabies.

    Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh Sarcoptes scabei varietas

    hominis.

    Gejala klinis

    1. Tempat predileksi biasanya pada bagian kulit dengan stratum korneum yangtipis, yaitu jari tangan, pergelangan tangan bagian ventral, siku bagian luar, lipatan

    ketiak depan, umbilikus, gluteus, ekstremitas, genitalia eksterna pada laki-laki, dan

  • 5/24/2018 makalah pbl kulit

    7/15

    7

    aerola mammae pada perempuan. Pada bayi dapat menyerang telapak tangan dan

    telapak kaki.1

    Pada tempat predileksi ditemukan terowongan berwarna putih abu-abu dengan

    panjang bervariasi, rata-rata 1 cm, berbentuk lulus atau berkelok-kelok. Pada ujung

    terowongan dapat ditemukan vesikel atau papul kecil.1Terowongan ditemukan bila

    belum infeksi sekunder. Umumnya penderita datang pada stadium lanjut sehingga

    sudah terjadi infeksi sekunder.

    2. Pruritus nokturna (gatal pada malam hari). Hal ini disebabkan karenaSarcoptes scabiei var. hominis merupakan hewan dengan periodesitas nokturna.

    3. Penyakit ini biasa menyerang manusia secara berkelompok, seperti misalnyadalam sebuah keluarga, dalam sebuah perkampungan yang padat penduduk, atau

    pada sebagian besar tetangga yang berdekatan. Keadaan ini dikenal sebagai

    hiposensitisasi, dimana seluruh anggota keluarga terkena.

    Penatalaksanaan penyakit2,3

    a. Farmakologi1. Belerang endap (sulfur presipitatum)

    - Dengan kadar 4-20% dalam bentuk salep atau krim.- Preparat ini kurang efektif terhadap stadium telur, maka penggunaannya tidak

    boleh kurang hari 3 hari.

    - Kekurangan yang lain adalah berbau dan mengotori pakaian dan kadang-kadang menimbulkan iritasi.

    - Dapat dipakai pada bayi berumur kurang dari 2 tahun.22. Emulsi benzyl-benzoas (20-25%)

    - Efektif terhadap semua stadium.- Diberikan setiap malam selama 3 hari.- Obat ini sulit diperoleh.- Sering iritasi dan kadang-kadang makin gatal setelah dipakai.

    3. Gama Benzena Heksa Klorida (gameksan = gammexane)- Kadarnya 1% dalam krim atau losio- Efektif pada semua stadium (drug of choice)- Mudah digunakan, jarang menimbulkan iritasi.

  • 5/24/2018 makalah pbl kulit

    8/15

    8

    - Pemberian cukup sekali, kecuali jika masih ada gejala diulangi seminggukemudian.

    - Kontra indikasi: anak < 6 tahun dan wanita hamil karena toksik terhadapsusunan saraf pusat.

    4. Krotamiton- Kadarnya 10% dalam krim atau losio.- Mempunyai 2 efek yaitu: antiskabies dan antigatal (drug of choice).- Pemberian pada malam hari selama 2 malam berturut-turut, lalu bersihkan 24

    jam setelah pemakaian kedua.

    - Harus dijauhkan dari mata, mulut, dan uretra.5. sLindane (-Benzene Hexaklorida)

    - Kadarnya 1% pada lotion atau krim.- Harganya murah.- Kontra indikasi: jangan digunakan setelah mandi, penderita extensive

    dermatitis, ibu hamil atau menyusui, dan anak < 2 tahun.

    6. Permetrin- Kadarnya 5% dalam krim.- Kurang toksik dibandingkan gammexane, tetapi efektifitasnya sama.- Aplikasi hanya sekali dan dihapus setelah 10 jam. Bila belum sembuh ulangi

    setelah 1 minggu.

    - Kontra indikasi: bayi < 2 bulan.

    b. Non Farmakologi- Hidari kontak langsung maupun tak langsung dengan penderita atau hewan

    yang sedang terinfeksi.

    - Membawa anggota keluarga atau orang-orang sekitar yang terinfeksi untuksegera diobati agar penyebaran tidak meluas (mencegah kejadian luar biasa).

    - Menjaga kebersihan diri dan lingkungan tempat tinggal.Prognosis

    Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat, serta syarat pengobatan dan

    menghilangkan faktor predisposisi (antara lain hygiene), maka penyakit ini dapat

    diberantas dan memberi prognosis yang baik.

    Komplikasi

  • 5/24/2018 makalah pbl kulit

    9/15

    9

    Komplikasi terutama terjadi akibat dari reaksi pasien itu sendiri seperti menggaruk dan

    mengobati dengan obat-obatan sepengetahuannya/ self treatment (contoh: jamu, balsem,

    salep, ramuan, dll). Hal ini mengakibatkan:

    - Secondary infections- Pustula- Folikulitis- Furunkulosis- Dermatitis kontak (akibat dariself treatment)

    b. Tinea Manus1,2Infeksi dermatofita pada tangan. Penyakit ini dapat menyerang semua umur, pria dan

    wanita, semua bangsa. Penyebabnya adalah Trichophyton mentagrophytes

    dan Trichophyton rubrum.

    Penyakit ini dipengaruhi oleh iklim panas dan lembab, kebersihan yang kurang

    dan kulit yang lembab.

    Tinea manus memiliki gejala klinis

    1. Ada dua tipe yaitu vesikular meradang dan skuamosa tak meradang.2. Gambaran penyakit dapat berupa vesikel atau skuama dengan eritema yang

    berbatas tegas disertai rasa gatal.

    3. Pada epidermis tampak migrasi leukosit, edema intraselular, spongiosis,danparakeratosis.

    c. Dermatitis Kontak Alergi 2Penyebab DKA adalah bahan kimia sederhana dengan berat molekul umumnya

    rendah (< 1000 dalton), merupakan alergen yang belum diproses, disebut hapten,

    bersifat lipofilik, sangat reaktif, dapat menembus stratum komeum sehingga

    mencapai sel epidermis di bawahnya (sel hidup). Berbagai' faktor berpengaruh

    dalam timbulnya DKA, misalnya, potensi sensitisasi alergen, dosis per unit area,

    luas daerah yang terkena, lama pajanan, oklusi, suhu dan kelembaban lingkungan,

    vehikulum, dan pH. Juga faktor individu, misalnya keadaan kulit pada lokasi

    kontak (keadaan stratum komeum, ketebalan epidermis), status imunologik

    (misalnya sedang menderita sakit, terpajan sinar matahari).

  • 5/24/2018 makalah pbl kulit

    10/15

    10

    PATOGENESIS

    Mekanisme terjadinya kelainan kulit pada DKA adalah mengikuti respons imun

    yang di-perantarai oleh sel (cell-mediated immune respons) atau reaksi

    imunologik tipe IV, suatu hipersen-sitivitas tipe lambat. Reaksi ini terjadi melaluidua fase, yaitu fase sensitisasi dan fase elisitasi. Hanya individu yang telah

    mengalami sensitisasi dapat menderita DKA.

    GEJALA KLINIS

    Penderita umumnya mengeluh gatal. Kelainan kulit bergantung pada keparahan

    dermatitis dan lokalisasinya. Pada yang akut dimulai dengan bercak eritematosa

    yang berbatas jelas kemudian diikuti edema, papulovesikel, vesikel atau bula.

    Vesikel atau bula dapat pecah menimbulkan erosi dan eksudasi (basah). DKA akut

    di tempat tertentu, misalnya kelopak mata, penis, skrotum, eritema dan edema

    lebih dominan daripada vesikel. Pada yang kronis terlihat kulit kering, berskuama,

    papul, likenifikasi dan mungkin juga fisur, batasnya tidak jelas. Kelainan ini sulit

    dibedakan dengan dermatitis kontak iritan kronis; mungkin penyebabnya juga

    campuran.

    DKA dapat meluas ke tempat lain, misalnya dengan cara autosensitisasi. Skalp,

    telapak tangan dan kaki relatif resisten terhadap DKA.

    Berbagai lokasi terjadinya DKA

    Tangan. Kejadian dermatitis kontak baik iritan maupun alergik paling sering di

    tangan, mungkin karena tangan merupakan organ tubuh yang paling sering

    digunakan untuk melakukan pekerjaan sehari-hari. Penyakit kulit akibat kerja,

    sepertiga atau lebih mengenai tangan. Tidak jarang ditemukan riwayat atopi pada

    penderita. Pada pekerjaan yang basah {'wet work), misalnya ,memasak makanan,

    mencuci pakaian, pengatur rambut di salon, angka kejadian dermatitis tangan

    lebih tinggi.

    Etiologi dermatitis tangan sangat kompleks karena banyak sekali faktor yang

    berperan di samping atopi. Contoh bahan yang dapat menimbulkan dermatitis

    tangan, misalnya deterjen, antiseptik, getah sayuran, semen, dan pestisida.

    Lengan. Alergen umumnya sama dengan pada tangan, misalnya oleh jam tangan

    (nikel), sarung tangan karet, debu semen, dan tanaman. Di ketiak dapatdisebabkan oleh deodoran, anti-perspiran, formaldehid yang ada di pakaian.

  • 5/24/2018 makalah pbl kulit

    11/15

    11

    Wajah. Dermatitis kontak pada wajah dapat disebabkan oleh bahan kosmetik,

    spons (karet), obat topikal, alergen di udara (aero-alergen), nikel (tangkai kaca

    mata), semua alergen yang kontak dengan tangan dapat mengenai muka, kelopak

    mata, dan leher pada waktu menyeka keringat. Bila di bibir atau sekitarnya

    mungkin disebabkan oleh lipstik, pasta gigi, getah buah-buahan. Dermatitis di

    kelopak mata dapat disebabkan oleh cat kuku, cat rambut, maskara, eye shadow,

    obat tetes mata, salap mata.

    Telinga. Anting atau jepit telinga terbuat dari nikel, penyebab dermatitis kontak

    pada telinga. Penyebab lain, misalnya obat topikal, tangkai kaca mata, cat rambut,

    hearing-aids, gagang telepon.

    Leher. Penyebab kalung dari nikel, cat kuku (yang berasal dari ujung jari),

    parfum, alergen di udara, zat warna pakaian.

    Badan. Dermatitis kontak di badan dapat disebabkan oleh tekstil, zat warna,

    kancing logam, karet (elastis, busa), plastik, deterjen, bahan pelembut atau

    pewangi pakaian.

    Genitalia. Penyebabnya dapat antiseptik, obat topikal, nilon, kondom, pembalut

    wanita, alergen yang berada di tangan, parfum, kontrasepsi, deterjen. Bila

    mengenai daerah anal, mungkin disebabkan oleh obat antihemoroid.

    Paha dan tungkai bawah. Dermatitis di tempat ini dapat disebabkan oleh tekstil,

    dompet, kunci (nikel), kaos kaki nilon, obat topikal, semen, sepatu/sandal. Pada

    kaki dapat disebabkan oleh deterjen, bahan pembersih lantai.

    Dermatitis kontak sistemik. Terjadi pada individu yang telah tersensitisasi

    secara topikal oleh suatu alergen, selanjutnya terpajan secara sistemik, kemudian

    timbul reaksi terbatas pada tempat tersebut. Walaupun jarang terjadi, reaksi dapat

    meluas bahkan sampai eritroderma. Penyebabnya, misalnya nikel, formaldehid,

    balsam Peru.

  • 5/24/2018 makalah pbl kulit

    12/15

    12

    PENGOBATAN

    Hal yang perlu diperhatikan pada pengobatan dermatitis kontak adalah upaya

    pencegahan terulangnya kontak kembali dengan alergen penyebab, dan menekan

    kelainan kulit yang timbul.

    Kortikosteroid dapat diberikan dalam jangka pendek untuk mengatasi peradangan

    pada DKA akut yang ditandai dengan eritema, edema, vesikel atau bula, serta

    eksudatif (madidans), misalnya prednison 30 mg/hari. Umumnya kelainan kulit

    akan mereda setelah beberapa hari. Sedangkan kelainan kulitnya cukup dikompres

    dengan larutan garam faal atau larutan air salisil 1:1000.

    Untuk DKA ringan atau DKA akut yang telah mereda (setelah mendapat

    pengobatan kortikosteroid sistemik), cukup .diberikan kortikosteroid atau

    makrolaktam (pimecrolimus atau tacrolimus) secara topikal.

    PROGNOSIS

    Prognosis DKA umumnya baik, sejauh bahan kontaknya dapat disingkirkan.

    Prognosis kurang baik dan menjadi kronis bila terjadi bersamaan dengan

    dermatitis oleh faktor endogen (dermatitis atopik, dermatitis numularis, atau

    psoriasis), atau terpajan oleh alergen yang tidak mungkin dihindari, misalnya

    berhubungan dengan pekerjaan tertentu atau yang terdapat di lingkungan

    penderita.

    d. Pedikulosis Korporis 1,2,4Infeksi kulit disebabkan oleh Pediculus humanus var.corporis.Penyakit ini

    biasanya menyerang orang dewasa terutama pada orang dengan higiene yang

    buruk, misalnya penggembala, disebabkan mereka jarang mandi atau jarang

    mengganti dan mencuci pakaian. Maka itu penyakit ini sering disebut penyakit

    vagabond. Hal ini disebabkan kutu tidak melekat pada kulit, tetapi pada serat

    kapas di sela-sela lipatan pakaian dan hanya transien ke kulit untuk menghisap

    darah. Penyebaran penyakit ini bersifat kosmopolit, lebih sering pada daerah

    beriklim dingin karena orang memakai baju yang tebal serta jarang dicuci.

    Kelainan kulit yang timbul disebabkan oleh garukan untuk menghilangkan rasa

    gatal. Rasa gatal ini disebabkan oleh pengaruh liur dan ekskreta dari kutu pada

    waktu menghisap darah. Pada gejala klinik umumnya hanya ditemukan kelainan

    berupa bekas-bekas garukan pada badan, karena gatal baru berkurang dengan

  • 5/24/2018 makalah pbl kulit

    13/15

    13

    garukan yang lebih intensif. Kadang-kadang timbul infeksi sekunder dengan

    pembesaran kelenjar getah bening regional. Menemukan kutu dan telur pada serat

    kapas pakaian.

    Cara penularan biasanya melalui :

    1. Melalui pakaian

    2. Pada orang yang dadanya berambut terminal kutu ini dapat melekat pada

    rambut tersebut dan dapat ditularkan melalui kontak langsung.

    PENGOBATAN

    Pengobatannya ialah dengan krim gamek-san 1 % yang dioleskan tipis di seluruh

    tubuh dan didiamkan 24 jam, setelah itu penderita disuruh mandi. Jika masih

    belum sembuh diulangi 4 hari kemudian. Obat lain ialah emulsi benzil benzoat

    25% dan bubuk malathion 2%. Pakaian agar direbus atau disetrika, maksudnya

    untuk membunuh telur dan kutu. Jika terdapat infeksi sekunder diobati dengan

    antibiotik secara sistemik dan topikal.

    PROGNOSIS :Baik dengan menjaga higiene.

    4. Histamin dan AntiHistamin3,5a. Histamin

    Histamin dibentuk dari asam amino L-histidin dengan cara dekarboksilasi oleh enzim histidin

    dekarboksilase. Histamin bekerja dengan menduduki reseptor pada sel tertentu yang terdapat

    pada permukaan membran. Dewasa ini terdapat 3 jenis reseptor histamin yaitu H1, H2, dan

    H3. Reseptor tersebut termasuk golongan reseptor yang berpasangan dengan protein G. Pada

    otak, reseptor H1 dan H2 terletak pada membran pascasinaptik, sedangkan reseptor H3

    terutama prasinaptik.

    Aktivasi reseptor H1 yang terdapat pada sel endotel dan sel otot polos, menyebabkan

    kontraksi otot polos, meningkatkan permaebilitas pembuluh darah, dan sekresi mukus.

    Sebagian dari efek tersebut mungkin diperantarai oleh peningkatan cyclic guanosine

  • 5/24/2018 makalah pbl kulit

    14/15

    14

    monophosphate (cGMP) di dalam sel. Histamin juga berperan sbagai neurotransmiter dalam

    susunan saraf pusat.

    Reseptor H2 didapatkan pada mukosa lambung, sel otot jantung, dan beberapa sel imun.

    Aktivasi reseptor H2terutama menyebabkan sekresi asam lambung. Selain itu juga berperan

    menyebabkan vasodilatasi dan flushing. Histamin menstimulasi sekresi asam lambung,

    meningkatkan kadar cAMP dan menurunkan kadar cGMP, sedangkan antihistamin H2

    menghambat efek tersebut. Pada otot polos bronkus aktivasi reseptor H2 oleh histamin

    menyebabkan bronkokonstriksi, sedangkan aktivasi H2 oleh agonis reseptor H2 akan

    menyebabkan relaksasi.

    Reseptor H3berfungsi sebagai penghambat umpan balik pada berbagai sistem organ. Aktivasi

    reseptor H3 yang didapatkan di beberapa daerah di otak mengurangi penglepasan baik

    histamin maupun norepinefrin, serotonin, dan asetilkolin. Meskipun agonis reseptor H3

    berpotensi untuk digunakan antara lain adalah sebagai gastroprotektif dan berpotenis untuk

    digunkan sebagai antiobesitas, sampai saat ini belum ada agonis maupun antagonis reseptor

    H3 yang diizinkan untuk digunakan di klinik.

    b. Anti HistaminSalah satu pruritogen pada gatal adalah histamin, sehingga salah satu penatalaksanaan secara

    farmakologi adalah dengan cara memberikan obat yang dapat mengantagonis efek histamin.

    Kedua jenis anti histamin yaitu penghambat reseptor H1 (AH1) dan penghambat reseptor

    H2(AH2) bekerja secara kompetitif dalam menghambat reseptor H1dan H2.

    AH1

    AH1dibagi menjadi dua generasi. Yaitu generasi pertama dan kedua.

    Generasi pertama pada umumnya mula kerja cepat tetapi masa kerja juga singkat. Selain

    itu generasi pertama AH1 ini juga menyebabkan kantuk dan memiliki efek antikolinergik

    seperti mulut kering, sukar miksi dan impotensi. Biasanya generasi ini digunakan untuk obat

    batuk pada anak-anak serta obat anti mabuk. AH1generasi pertama yang sering digunakan

    sebagai antihistamin adalah klorfeneramin(CTM) dan siproheptadin. Sedangkan piperazin

    merupakan obat yang sering digunakan untuk obat anti motionsickness.

    AH1 generasi kedua umumnya mulai kerjanya lambat tetapi memiliki efek masa kerja

    yang panjang. Bisanya diberikan sebagai dosis tunggal, selain itu generasi kedua ini juga

  • 5/24/2018 makalah pbl kulit

    15/15

    15

    bersifat non-sedatif atau tidak menimbulkan kantuk dan tidak memiliki efek antikolinergik

    kecuali setirizin yang masih merupakan metabolik hidroksizin(generasi I). Aetirizin ini

    dinilai paling aman dan tergolong cepat dibanding obat pada generasi kedua lainnya. Serta

    efek antikolinergiknya tidak terlalu besar.

    AH2

    Agonis reseptor H2 bekerja menghambat sekresi asam lambung. Burimamid dan metiamid

    merupakan antagonis reseptor H2 yang pertama kal ditemukan, namun karena toksik tidak

    digunakan di klinik. Antagonis reseptor H2 yang ada dewasa ini adalah simetidin, renitidin,

    famotidin, dan nizatidin.3

    Kesimpulan

    Rasa gatal yang diderita oleh pasien diakibatkan oleh adanya alergen dari binatang maupun

    jamur parasit yang menimbulkan histamin sehingga terjadi alergi serta rasa gatal.

    Daftar Pustaka

    1. Sungkar S. Buku ajar parasitologi kedokteran. Artropoda penyebab alergi dan reaksitoksik. Edisi IV.Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009.h.288-300.

    2. Handoko RP. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Skabies. Edisi VI. Jakarta: Badan PenerbitFKUI; 2011.h.122-5

    3. Dewoto HR. Farmakologi dan terapi. Histamin dan antialergi. EdisiV. Jakarta: BadanPenerbit FKUI; 2007.h.273-87

    4. Siregar RS. Penyakit jamur kulit. Edisi II. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC;20055. FK Unsri staf pengajar dep.Farmakologi. Kumpulan kuliah farmakologi. Edisi I. Jakarta

    Penerbit Buku Kedokteran EGC;2009