18
MAKALAH MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL JIWA (MPKP JIWA) Disusun Oleh: Kelompok 3 Imam Nasrudin 220112130004 Fitri Ayu Laksmi 220112130010 Yuli Wahyuni 220112130014 Fatia Huriati 220112130044 Anita Pallas 220112130077 Osepnitta M 220112130080 Dwi Puspitasari 220112130095 Debbie Mutia Putri 220112130096 Sherly 220112130100 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS KEPERAWATAN PROFESI KEPERAWATAN JIWA ANGKATAN XXVI BANDUNG 2013/2014

Makalah MPKP Fix

Embed Size (px)

Citation preview

MAKALAH MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL JIWA(MPKP JIWA)

Disusun Oleh:Kelompok 3Imam Nasrudin220112130004

Fitri Ayu Laksmi220112130010

Yuli Wahyuni220112130014

Fatia Huriati220112130044

Anita Pallas220112130077

Osepnitta M220112130080

Dwi Puspitasari220112130095

Debbie Mutia Putri220112130096

Sherly220112130100

UNIVERSITAS PADJADJARANFAKULTAS KEPERAWATANPROFESI KEPERAWATAN JIWA ANGKATAN XXVIBANDUNG2013/2014A. Konsep MPKP di Rumah Sakit JiwaDi rumah sakit jiwa telah dikembangkan MPKP dengan memodifikasi MPKP yang telah dikembangkan di rumah sakit umum. Beberapa modifikasi yang dilakukan meliputi 3 jenis yaitu:1. MPKP TransisiMPKP dasar yang tenaga perawatnya masih ada yang berlatar belakang pendidikan SPK, namun Kepala Ruangan dan Ketua Timnya minimal dari D3 Keperawatan2. MPKP PemulaMPKP dasar yang semua tenaganya minimal D3 Keperawatan. 3. MPKP Profesional dibagi 3 tingkatan yaitu MPKP IMPKP dengan tenaga perawat pelaksana minimal D3 keperawatan tetapi Kepala Ruangan (Karu) dan Ketua Tim (Katim) mempunyai pendidikan minimal S1 Keperawatan. MPKP IIMPKP Intermediate dengan tenaga minimal D3 Keperawatan dan mayoritas Sarjana Ners keperawatan, sudah memiliki tenaga spesialis keperawatan jiwa. MPKP IIIMPKP Advance yang semua tenaga minimal Sarjana Ners keperawatan, sudah memiliki tenaga spesialis keperawatan jiwa dan doktor keperawatan yang bekerja di area keperawatan jiwa.

B. Pilar MPKPPilar-pilar professional diaplikasikan dalam bentuk aktivitas-aktivitas pelayanan professional yang dipaparkan dalam bentuk 4 modul. Modul-modul tersebut adalah: Modul I: Management Approach Modul II: Compensatory Reward Modul III: Professional Relationship Modul IV: Patient Care Delivery

C. Perencanaan di Ruang MPKPKegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi perumusan visi, misi, filosofi dan kebijakan. Sedangkan untuk jenis perencanaan yang diterapkan adalah perencanaan jangka pendek yang meliputi rencana kegiatan harian, bulanan dan tahunan. 1. Visi di Ruang MPKPVisi adalah pernyataan singkat yang menyatakan mengapa organisasi itu dibentuk serta tujuan organisasi tersebut. Visi perlu dirumuskan sebagai landasan perencanaan organisasi. Contoh visi di Ruang MPKP RSMM Bogor adalah Mengoptimalkan kemampuan hidup klien gangguan jiwa sesuai dengan kemampuannya dengan melibatkan keluarga.2. Misi Di Ruang MPKPMisi adalah pernyataan yang menjelaskan tujuan organisasi dalam mencapai visi yang telah ditetapkan. Contoh misi di Ruang MPKP di RSMM Bogor adalah Memberikan pelayanan prima secara holistik meliputi bio, psiko, sosio dan spiritual dengan pendekatan keilmuan keperawatan kesehatan jiwa yang professional.3. Filosofi di Ruang MPKPFilosofi adalah seperangkat nilai-nilai yang mengakar dan menjadi rujukan semua kegiatan dalam organisasi dan menjadi landasan dan arahan seluruh perencanaan jangka panjang. Nilai-nilai dalam filosofi dapat lebih dari satu. Beberapa contoh pernyataan filosofi :Individu memiliki harkat dan martabatIndividu mempunyai tujuan tumbuh dan berkembangSetiap individu memiliki potensi berubahSetiap orang berfungsi holistik (berinteraksi dan bereaksi terhadap lingkungan)4. Kebijakan di ruang MPKPKebijakan adalah pernyataan yang menjadi acuan organisasi dalam pengambilan keputusan. Contoh kebijakan di ruang MPKP RSMM Bogor: Kepala Ruangan MPKP dipilih melalui fit and proper test 5. Rencana Jangka Pendek di Ruang MPKPRencana jangka pendek yang diterapkan di ruang MPKP terdiri dari rencana harian, bulanan dan tahunan.

a. Rencana HarianRencana harian adalah kegiatan yang akan dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan perannya masing-masing, yang dibuat pada setiap shift. Isi kegiatan disesuaikan dengan peran dan fungsi perawat. Rencana harian dibuat sebelum operan dilakukan dan dilengkapi pada saat operan dan pre conference. Rencana Harian Kepala RuanganIsi rencana harian Kepala Ruangan meliputi: Asuhan keperawatan, Supervisi Katim dan Perawat pelaksana Supervisi tenaga selain perawat dan kerja sama dengan unit lain yang terkait. Rencana Harian Ketua TimIsi rencana harian ketua tim adalah: Penyelenggaraan asuhan keperawatan pasien pada tim yang menjadi tanggung jawabnya Melakukan supervisi perawat pelaksana Kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain. Alokasi pasien sesuai perawat yang dinas Rencana Harian Perawat PelaksanaIsi rencana harian perawat pelaksana adalah tindakan keperawatan untuk sejumlah pasien yang dirawat pada shift dinasnya. Rencana harian perawat pelaksana shif sore dan malam agak berbeda jika hanya satu orang dalam satu tim maka perawat tersebut berperan sebagai ketua tim dan perawat pelaksana sehingga tidak ada kegiatan pre dan post conference. Penilaian Rencana Harian PerawatUntuk menilai keberhasilan dari perencanaan harian dilakukan melalui observasi menggunakan instrumen jurnal rencana harian. Setiap Ketua Tim mempunyai instrumen dan mengisinya setiap hari. Pada akhir bulan dapat dihitung presentasi pembuatan rencana harian masing-masing perawat.

b. Rencana Bulanan Rencana Bulanan KaruSetiap akhir bulan Kepala Ruangan melakukan evaluasi hasil keempat pilar atau nilai MPKP dan berdasarkan hasil evaluasi tersebut kepala ruangan akan membuat rrencana tindak lanjut dalan rangka peningkatan kualitas hasil. Kegiatan yang mencakup rencana bulanan karu adalah: Membuat jadual dan memimpin case conference Membuat jadual dan memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga Membuat jadual dinas Membuat jadual petugas TAK Membuat jadual dan memimpin rapat bulanan perawat Melakukan jadwal dan memimpin rapat tim kesehatan Membuat jadwal supervisi dan penilaian kinerja ketua tim dan perawat pelaksana Melakukan audit dokumentasi Membuat laporan bulanan Rencana Bulanan Ketua TimSetiap akhir bulan ketua tim melakukan evaluasi tentang keberhasilan kegiatan yang dilakukan ditimnya. Kegiatan-egiatan yang mencakup rencana bulanan katim adalah: Mempresentasikan kasus dalam case conference Memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga Melakukan supervisi perawat pelaksanac. Rencana TahunanSetiap akhir tahun kepala ruangan melakukan evalusi hasil kegiatan dalam satu tahun yang dijadikan sebagai acuan rencana tindak lanjut serta penyusunan rencana tahunan berikutnya. Rencana kegiatan tahunan mencakup: Menyusun laporan tahunan yang berisi tentang kinerja MPKP baik proses kegiatan (aktivitas yang sudah dilaksanakan dari 4 pilar praktek professional) serta evaluasi mutu pelayanan Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran anggota masing-masing tim. Penyegaran terkait dengan materi MPKP khusus kegiatan yang masih rendah pencapaiannya. Ini bertujuan mempertahankan kinerja yang telah dicapai MPKP bahkan meningkatkannnya di masa mendatang Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi peningkatan jenjang karir perawat (pelaksana menjadi katim, katim menjadi karu), rekomendasi untuk melanjutkan pendidikan formal, membuat jadual untuk mengikuti pelatihan-pelatihan.

D. Pengorganisasian di Ruang MPKPPengorganisasian kegiatan dan tenaga perawat di ruang MPKP menggunakan pendekatan Sistem Penugasan Modifikasi Keperawatan Tim-Primer. Secara vertikal ada Kepala Ruangan, Ketua Tim, dan Perawat Pelaksana. Setiap Tim bertanggung jawab terhadap sejumlah pasien. Pengorganisasian di Ruang MPKP terdiri dari: Struktur OrganisasiStruktur organisasi adalah susunan komponen-komponen dalam suatu organisasi (Sutopo, 2000). Pada pengertian stuktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan yang berbeda-beda diintegrasikan atau dikoordinasikan. Struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi pekerjaan Daftar Dinas RuanganDaftar yang berisi jadwal dinas, perawat yang bertugas, penanggung jawab dinas/shift. Daftar PasienDaftar pasien adalah daftar yang berisi nama pasien, nama dokter, nama perawat dalam tim, penanggung jawab pasien, dan alokasi perawat saat menjalankan dinas di tiap shift.1. Struktur Organisasi Ruang MPKPStruktur organisasi Ruang MPKP menggunakan sistem penugasan Tim-primer keperawatan. Ruang MPKP dipimpin oleh Kepala Ruangan yang membawahi dua atau lebih Ketua Tim. Ketua Tim berperan sebagai perawat primer membawahi beberapa Perawat Pelaksana yang memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh kepada sekelompok pasien. Struktur Organisasi tersebut dapat digambarkan dalam bentuk bagan.2. Mekanisme Pelaksanaan Pengorganisasian di Ruang MPKPa. Kepala ruangan membagi perawat yang ada menjadi 2 Tim dan tiap tim diketuai masing-masing oleh seorang ketua Tim yang terpilih melalui test.b. Kepala Ruangan bekerja sama dengan Ketua Tim mengatur jadwal dinas (pagi, sore, malam)c. Kepala Ruangan membagi klien untuk masing-masing Tim.d. Apabila suatu ketika satu Tim kekurangan Perawat Pelaksana karena kondisi tertentu, Kepala Ruangan dapat memindahkan perawat pelaksana dari tim lain ke Tim yang mengalami kekurangan anggotae. Ketua Tim menunjuk penanggung jawab shift sore, malam, dan pagi apabila karena sesuatu hal kepala ruangan sedang tidak bertugas. Untuk itu yang dipilih adalah perawat yang paling kompeten dari perawat yang ada. Sebagai pengganti Kepala Ruangan adalah Ketua Tim, sedangkan jika Ketua Tim berhalangan, tugasnya digantikan oleh anggota tim (perawat pelaksana) yang paling kompeten di antara anggota tim.f. Ketua Tim menetapkan perawat pelaksana untuk masing-masing pasien.g. Ketua Tim mengendalikan asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien baik yang diterapkan oleh dirinya maupun oleh Perawat Pelaksana anggota Timnyah. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan Jiwa lain dilakukan oleh Ketua Tim. Bila Ketua Tim karena suatu hal tidak sedang bertugas maka tanggung jawabnya didelegasikan kepada perawat paling ekspert yang ada di dalam timi. Masing-masing Tim memiliki Buku Komunikasij. Perawat Pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien yang menjadi tanggung jawabnya3. Uraian Tugas (Job Deskripsi) Personil di MPKPa. Kepala Ruangan1) Management Approach:a) Perencanaan Menyusun visi Menyusun misi Menyusun filosofi Menyusun Rencana Jangka Pendek: Harian, Bulanan, Tahunanb) Pengorganisasian Menyusun struktur organisasi Menyusun jadwal dinas Membuat daftar alokasi pasienc) Pengarahan Memimpin operan Menciptakan iklim motivasi Mengatur pendelegasian Melakukan supervisid) Pengendalian Mengevaluasi indikator mutu Melakukan audit dokumentasi Melakukan survey kepuasan pasien, keluarga, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya Melakukan survey masalah kesehatan/keperawatan2) Compensatory rewarda) Melakukan penilaian kinerja ketua Tim dan Perawat Pelaksanab) Merencanakan dan melaksanakan pengembangan staf3) Professional relationshipa) Memimpin rapat keperawatanb) Memimpin konferensi kasusc) Melakukan rapat tim kesehatand) Melakukan kolaborasi dengan dokter4) Pasien care delivery a) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan konsep diri; harga diri rendahb) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko perilaku kekerasanc) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Isolasi sosiald) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan persepsi sensori: halusinasie) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan proses piker: wahamf) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko bunuh dirig) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien defisit perawatan dirib. Ketua Tim1) Management Approacha) Perencanaan Menyusun rencana jangka pendek (Rencana Harian, Rencana Bulanan)b) Pengorganisasian Menyusun jadwal dinas bersama Kepala Ruangan Membagi alokasi pasien kepada Perawat Pelaksanac) Pengarahan Memimpin pre conference Memimpin post conference Menciptakan iklim motivasi di timnya Mengatur pendelegasian dalam timnya Melaksanakan supervisi kepada anggota timnyad) Pengendalian Mengobservasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien yang dilakukan oleh Perawat Pelaksana Memberikan umpan balik pada Perawat Pelaksana2) Compensatory Rewarda) Menilai kinerja perawat pelaksana3) Professional Relationshipa) Melaksanakan konfrensi kasusb) Melakukan kolaborasi dengan dokter4) Patient Care Deliverya) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan konsep diri harga diri rendahb) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko perilaku kekerasanc) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Isolasi sosiald) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan persepsi sensori: halusinasie) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan proses piker: wahamf) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko bunuh dirig) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien defisit perawatan diric. Perawat pelaksana1) Perencanaana) Menyusun rencana jangka pendek (Rencana Harian,)2) Patient Care Deliverya) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan konsep diri harga diri rendahb) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko perilaku kekerasanc) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Isolasi sosiald) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan persepsi sensori: halusinasie) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan proses pikir: wahamf) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko bunuh dirig) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien defisit perawatan diri

E. Pengarahan Pelayanan Keperawatan di Ruang MPKPDi ruangan MPKP pengarahan diterapkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan sebagai berikut:1. Menciptakan budaya motivasi2. Manajemen waktu: Rencana Harian3. Komunikasi efektif, melalui kegiatan:a. Operan antar shiftb. Pre conference timc. Post conference tim4. Manajemen konflik5. Pendelegasian dan supervisi

1. Menciptakan Budaya Motivasia. Penciptaan Iklim Motivasi di MPKPDi Ruang MPKP penciptaan iklim motivasi diterapkan dengan cara sebagai berikut: Budaya pemberian reinforcement positifReinforcement positif adalah upaya menguatkan perilaku positif dengan memberikan reward. Reward yang diberikan di MPKP adalah pemberian pujian yang tulus. Masing-masing staf dibudayakan untuk memberikan pujian yang tulus di antara mereka terhadap kinerja dan penampilan. Doa bersama sebelum memulai kegiatan.Doa bersama dilakukan setiap pergantian dinas. Setelah selesai operan semua staf berkumpul untuk melakukan ritual doa bersama sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Dengan berdoa diharapkan timbul self awareness dan dorongan spiritual. Memanggil staf secara periodik untuk mengenal masalah setiap personil secara mendalam dan membantu penyelesaiannya.Kepala Ruangan perlu berkomunikasi secara intensif dengan semua staf baik Ketua Tim maupun perawat pelaksana untuk mempererat hubungan dengan semua staf, memahami problematika masing-masing sehingga pendekatan kepada staf disesuaikan dengan kepribadian masing-masing. Hal ini diharapkan dapat memacu motivasi staf perawat yang bekerja di MPKP. Manajemen Sumber Daya Manusia melalui penerapan pengembangan jenjang karir dan kompetensi (Lihat Modul Compensatory Reward) Sistem reward yang fair sesuai dengan kinerja (Lihat Modul Compensatory Reward)2. Manajemen WaktuDalam MPKP manajemen waktu diterapkan dalam bentuk penerapan rencana kerja harian yaitu suatu bentuk perencanaan kerja melalui jadwal kerja yang disusun secara berurutan yang disusun sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Rencana harian dibahas secara detail dalam Modul Perencanaan.3. Pendelegasian Delegasi dilaksanakan di MPKP dalam bentuk pendelegasian tugas oleh Kepala Ruangan kepada Ketua Tim, Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana. Pendelegasian dilakukan melalui mekanisme pelimpahan tugas dan wewenang. Pendelegasian tugas ini dilakukan secara berjenjang. Penerapannya dibagi menjadi 2 jenis yaitu pendelegasian terencana dan pendelegasian insidentil.Pendelegasian terencana adalah pendelegasian yang secara otomatis terjadi sebagai konsekuensi sistem penugasan yang diterapkan di ruang MPKP. Bentuknya adalah:a. Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Ketua Tim untuk menggantikan tugas sementara karena alasan tertentub. Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Penanggung Jawab Shiftc. Pendelegasian Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana dalam pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah direncanakanPendelegasian insidentil terjadi apabila salah satu personil ruang MPKP berhalangan hadir maka pendelegasian tugas harus dilakukan. Dalam hal ini yang mengatur pendelegasian adalah Kepala Seksi Perawatan, Kepala Ruangan, Ketua Tim atau Penanggung Jawab Shift, tergantung pada personil yang berhalangan. Mekanismenya sebagai berikut:a. Bila Kepala Ruangan berhalangan, Kepala Seksi menunjuk salah satu Ketua Tim untuk menggantikan tugas Kepala Ruanganb. Bila Ketua Tim berhalangan hadir maka Kepala Ruangan menunjuk salah satu Anggota Tim (perawat pelaksana) menjalankan tugas Ketua Timc. Bila ada perawat pelaksana yang berhalangan hadir sehingga satu tim kekurangan personil maka Kepala Ruangan/Penanggung Jawab Shift berwenang memindahkan perawat pelaksana dari tim lain masuk tim yang kekurangan personil tersebut atau Katim melimpahkan pasien kepada perawat pelaksana yang hadir.Prinsip-prinsip Pendelegasian Tugas di MPKPa. Pendelegasian tugas yang terencana harus menggunakan format pendelegasian tugasb. Personil yang menerima pendelegasian tugas adalah personil yang berkompeten dan setara dengan kemampuan yang digantikan tugasnyac. Uraian tugas yang didelegasikan harus dijelaskan secara verbal terinci, disertai tertulisd. Pejabat yang mengatur pendelegasian tugas wajib memonitor pelaksanaan tugas dan menjadi rujukan bila ada kesulitan yang dihadapie. Setelah selesai pendelegasian dilakukan serah terima tugas yang sudah dilaksanakan dan hasilnya.

4. SupervisiDi MPKP kegiatan supervisi dilaksanakan secara optimal untuk menjamin kegiatan pelayanan di MPKP sesuai dengan standar mutu professional yang telah ditetapkan. Supervisi dilakukan oleh perawat yang memiliki kompetensi baik dalam manajemen maupun asuhan keperawatan serta menguasasi pilar-pilar profesionalisme yang diterapkan di MPKP. Untuk itu pengawasan berjenjang dilakukan sebagai berikut:a. Kepala Seksi Keperawatan atau Konsultan melakukan pengawasan terhadap Kepala Ruangan, Ketua Tim, dan Perawat Pelaksanab. Kepala Ruangan melakukan pengawasan terhadap Ketua Tim dan Perawat Pelaksanac. Ketua Tim melakukan pengawasan terhadap Perawat PelaksanaMateri supervisi atau pengawasan disesuaikan dengan uraian tugas dari masing-masing staf perawat yang disupervisi. Untuk Kepala Ruangan materi supervisi adalah kemampuan manajerial dan kemampuan dalam asuhan keperawatan. Ketua Tim disupervisi terkait dengan kemampuan pengelolaan di timnya dan kemampuan asuhan keperawatan. Sedangkan perawat pelaksana disupervisi terkait dengan kemampuan asuhan keperawatan yang dilaksanakan.Agar supervisi dapat menjadi alat pembinaan dan tidak menjadi momok bagi staf maka perlu disusun standar penampilan yang diharapkan dari masing-masing staf yang sudah dipahami oleh staf dan jadwal pasti dalam supervisi. 5. Komunikasi EfektifBeberapa bentuk komunikasi di ruang MPKPa. Operan yaitu komunikasi dan serah terima antara shift pagi, sore dan malam. Operan dari dinas malam ke dinas pagi dan dari dinas pagi ke dinas sore dipimpin oleh kepala ruangan , sedangkan operan dari dinas sore ke dinas malam dipimpin oleh penanggung jawab shift sore.b. Pre Conference yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh Katim atau Pj Tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari Katim atau PJ tim. c. Post Conference yaitu komunikasi Katim dan Perawat Pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post conference adalah: hasil Askep tiap perawat dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh Katim atau PJ tim.6. Manajemen KonflikUpaya mengatasi konflik yang diterapkan di MPKP adalah upaya yang win-win solution. Suatu upaya berkolaborasi. Untuk itu pembudayaan kolaborasi antar staf menjadi prioritas utama dalam menyelenggarakan pengelolaan ruangan MPKP.Pendekatan penyelesaian konflik yang ditempuh adalah dengan pendekatan penyelesaian masalah (problem solving) yang meliputi:a. Mengidentifikasi akar permasalahan yang terjadi dengan melakukan klarifikasi pada pihak yang berkonflikb. Mengidentifikasi penyebab timbulnya konflikc. Mengidentifikasi alternatif-alternatif penyelesaian yang mungkin diterapkand. Memilih alternatif penyelesaian terbaik untuk diterapkane. Menerapkan solusi pilihanf. Mengevaluasi peredaan konflikBila pendekatan internal yang telah dilakukan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi belum berhasil maka Kepala Ruangan dapat berkonsultasi dengan Kepala Seksi Perawatan atau Konsultan.

F. Compensatory Reward1. Proses Rekruitmen Tenaga Perawat di Ruang MPKPRekruitmen di ruang MPKP berfokus pada rekruitmen perawat yang ada di rumah sakit bukan mencari tenaga perawat baru dari luar rumah sakit.Dalam menentukan perawat yang diperlukan di ruang MPKP, perlu diketahui kategori Ruang MPKP yang akan dikembangkan. Ruang MPKP dikategorikan menjadi tiga level, yaitu level profesional I,II,III, pemula, dan transisi. Untuk level MPKP Profesional I diharapkan karu dan katim mempunyai latar belakang pendidikan Ners, Sarjana Keperawatan dengan jenjang karir minimal Perawat Klinik 3 (PK 3), serta seluruh perawat pelaksana minimal mempunyai latar belakang pendidikan D III Keperawatan dengan jenjang karir minimal Perawat Klinik 2 (PK 2).MPKP profesional II adalah MPKP yang tenaga perawatnya mayoritas Ners. Bahkan pada tingkat ini diharapkan sudah ada tenaga perawat spesialis keperawatan jiwa yang berada di MPKP. Di MPKP profesional III semua tenaga perawat berlatar belakang pendidikan ners, beberapa perawat spesialis keperawatan jiwa, dan bahkan ada doktor keperawatan yang bekerja di area MPKP ini.Untuk level MPKP Pemula diharapkan karu dan katim mempunyai latar belakang pendidikan minimal D III Keperawatan dengan jenjang karir minimal PK 3, serta seluruh perawat pelaksana minimal mempunyai latar belakang pendidikan D III Keperawatan dan PK 1 (telah lulus orientasi). Untuk level MPKP Transisi diharapkan kondisinya sama dengan level pemula, tetapi latar belakang pendidikan perawat pelaksana dapat SPK dengan jenjang karir minimal PK2.1. Proses orientasi tenaga perawat di ruang MPKPSetiap perawat yang akan bekerja di ruang MPKP harus melalui masa orientasi yang sering disebut pelatihan awal sebelum seseorang bekerja pada unit kerja tertentu. Orientasi berupa pelatihan tentang informasi budaya kerja MPKP dan informasi umum tentang rumah sakit (visi, misi, program jangka pendek dan jangka panjang, program mutu, kebijakan dan peraturan). Kegiatan orientasi menggunakan metode klasikal, praktik lapangan, dan praktik kerja (implementasi). Metode klasikal berlangsung selama 3 hari, praktik lapangan berlangsung selama 3 hari yang diakhiri dengan presentasi hasil praktik. Praktik kerja (implementasi) di ruang MPKP dilakukan selama 6 bulan. Kepala Bidang Perawatan, fasilitator lokal, dan fasilitator nasional membimbing dan mensupervisi implementasi konsep MPKP.Kegiatan orientasi dilakukan pada perawat baru yang akan bekerja di ruang MPKP. Karu dan katim membuat rencana orientasi dengan menggunakan metoda on the job training untuk semua kegiatan MPKP.

G. Hubungan Profesional (Professional Relationship)Di ruang MPKP komunikasi horizontal dapat terjadi antara Ketua Tim, antar perawat pelaksana, sedangkan komunikasi vertikal antara Kepala Ruangan dan Ketua Tim dan Perawat Pelaksana dan antara Ketua Tim dan Perawat Pelaksana. Komunikasi diagonal dilakukan antara perawat dan profesi lain.

1) Rapat Perawat RuanganYang dimaksud dengan rapat tim keperawatan adalah suatu media komunikasi untuk menyampaikan informasi permasalahan yang ditemukan pada klien, evaluasi hasil kerja secara keseluruhan, informasi/ peraturan/ perkembangan IPTEK, dan lain-lain. Fokus pembicaraan adalah membahas hasil-hasil kerja keperawatan selama sebulan untuk semua aktivitas ruang MPKP (laporan bulanan).2) Konferensi Kasus (Case conference) KeperawatanYang dimaksud dengan case conference adalah diskusi kelompok tentang kasus asuhan keperawatan klien/ keluarga. Dilakukan dua kali per bulan dan kasusnya bergantian antar tim. Topik atau isi dari kasus yang disampaikan adalah :1. kasus pasien baru2. kasus pasien yang tidak ada perkembangan3. kasus pasien pulang4. kasus pasien yang meninggal5. kasus pasien dengan masalah yang jarang ditemukan3) Rapat Tim KesehatanYang dimaksud dengan rapat tim kesehatan adalah media komunikasi antara tim kesehatan (rapat multidisiplin) untuk membahas manajerial ruang MPKP. Fokus pembicaraan rapat ini adalah membahas hal-hal yang terkait dengan manajerial. 4) Kolaborasi dengan Doktera. Visit dokterYang dimaksud dengan visit dokter adalah kunjungan dokter ke ruangan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pada pasien, dan ketua tim bertanggung jawab melakukan kolaborasi serta mendampingi dokter saat melakukan pemeriksaan dan menyampaikan informasi tentang pasien. b. Konsultasi via TeleponKonsultasi via telepon adalah melaporkan kondisi pasien kepada dokter melalui telepon. Konsultasi via telepon dilakukan jika menurut perawat kondisi pasien membutuhkan tindakan kedokteran. Pada saat berkonsultasi mungkin saja dokter memberikan program terapi dokter berupa tindakan yang dilaksanakan oleh perawat. Untuk ini diperlukan seorang saksi yang ikut mendengarkan program terapi tersebut.H. Manajemen Asuhan Keperawatan (Patient Care Delivery)Salah satu pilar praktek profesional keperawatan adalah pelayanan keperawatan dengan menggunakan patient care delivery system di MPKP tertentu. Patient care delivery system yang diterapkan di MPKP adalah asuhan keperawatan dengan menerapkan proses keperawatan. Berdasarkan survey masalah yang dilakukan di beberapa rumah sakit jiwa ditemukan ada 7 masalah keperawatan utama pasien yang dirawat meliputi: Risiko perilaku kekerasan Gangguan sensori persepsi: halusinasi Isolasi sosial Gangguan proses pikir: waham Risiko bunuh diri Defisit perawatan diri Gangguan konsep diri: harga diri rendahBerdasarkan hasil survey tersebut maka di MPKP patient care delivery system diterapkan dalam bentuk: Pedoman proses keperawatan Pedoman asuhan keperawatan pada 7 kasus Pedoman pendidikan kesehatan keluarga

DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B. A., Akemat, dkk. (2006). Modul Model Praktek Keperawatan Profesional Jiwa (MPKP Jiwa). Jakarta: World Health Organization Perwakilan Indonesia Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.