18

Click here to load reader

Makalah Mg3 Fixed

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Paper

Citation preview

Page 1: Makalah Mg3 Fixed

Tugas Pasar Modal dan Manajemen Keuangan

Penilaian Obligasi dan Alternatif Penilaian Saham

PENILAIAN OBLIGASI

Zero-Coupon Bond

Zero-coupon bond (juga dikenal sebagai discount bond atau deep discount

bond) adalah obligasi yang dibeli dengan harga yang lebiih rendah daripada

nilai yang tertera, dimana nilai yang tertera akan dibayarkan pada saat jatuh

tempo. Obligasi ini tidak membayarkan bunga secara periodik, atau yang

disebut sebagai kupon, sehingga dinamakan zero-coupon bond. Investor

mendapatkan keuntungan dari bunga intrinsik pada saat jatuh tempo serta

selisih dari harga discounted dengan nilai par-nya.

Coupon Bond: Fixed Rate and Floating Rate

Kupon atau tingkat kupon dasi sebuah obligasi adalah jumlah bunga yang

dibayarkan per tahun yang digambarkan sebagai persentase dari nilai yang

tertera pada obligasi tersebut. Kupon bisa juga disebut sebagai tingkat bunga

yang dibayarkan oleh pihak yang mengeluarkan obligasi kepada investor.

Coupon Bond terdiri dari:

1. Fixed-Rate Bond

Fixed-rate bond adalah obligasi dengan tingkat kupon/bunga yang tetap,

berkebalikan dengan floating-rate bond. Fixed-rate bond adalah surat

hutang jangka panjang yang membawa tingkat bunga yang telah

ditentukan sebelumnya.Tingkat bunga dikenal sebagai tingkat kupon dan

bunga dapat dibayarkan pada tanggal tertentu sebelum obligasi tersebut

jatuh tempo.

2. Floating-Rate Bond

Floating-rate bond adalah obligasi yang mempunyai kupon yang berubah-

ubah, mengikuti tingkat bunga pasar uang seperti suku bunga Bank

Indonesia, dan juga spread. Spread adalah tingkat yang tetap konstan (bisa

Universitas Airlangga Page 1

Page 2: Makalah Mg3 Fixed

Tugas Pasar Modal dan Manajemen Keuangan

dianggap sebagai tingkat keuntungan tambahan atas risiko). Hampir semua

floating-rate bond mempunyai kupon secara kuartal, tiga bulanan. Pada

tiap awal periode kupon, tingkat kupon dihitung dengan mengambil

referensi suku bunga pasar pada hari tersebut, kemudian menambahkan

spread.

Callable Bond

Secara normal, obligasi adalah instrumen investasi yang sangat simple.

Obligasi membayarkan bunga sampai jatuh tempo dan mempunyai pola

kehidupan yang tetap. Obligasi sangat mudah dan aman. Callable bond

merupakan obligasi yang dapat ditebus sebelum jatuh tempo. Hak penebusan

ini digunakan emiten jika tingkat bunga pasar lebih rendah dari pada tingkat

bunga obligasi dan tidak digunakan jika tingkat bunga pasar lebih tinggi dari

pada tingkat bunga obligasi. Callable bond sangat menarik dan tidak

berbahaya. Karena callable bond memiliki "double-life" dan mereka lebih

kompleks dibandingkan obligasi pada umumnya serta membutuhkan lebih

banyak atensi dari investor.

Callable bonds memiliki dua cakupan kehidupan yang potensial, salah

satu berakhir pada original maturity date dan lainnya pada "callable date".

Pada callable date, issuer mungkin melakukan "recall" obligasi dari investor.

Hal ini secara mudah berarti bahwa issuer pensiun obligasi melalui

pengembalian dana investor. Contoh callable bond yang berusia 30 tahun

dengan tingat kupon 7% pada callable date setelah lima tahun. Asumsikan

bahwa lima tahun kemudian tingkat bunga bagi obligasi yang berusia 30 tahun

adalah 5%. Sebagai tambahan, issuer akan melakukan recall obligasi

dikarenakan hutang harus dibiayai pada tingkat bunga yang lebih rendah.

Berkebalikan, jika tingkat rate berpindah menuju 10%, issuer tidak akan

melakukan apa-apa sebagaimana obligasi relative murah dibandingkan tingkat

bunga pasar.

Universitas Airlangga Page 2

Page 3: Makalah Mg3 Fixed

Tugas Pasar Modal dan Manajemen Keuangan

Secara esensial, callable bonds merepresentasikan obligasi pada

umumnya dengan tambahan "call option". Opsi ini mengimplikasikan dijual

kepada issuer oleh investor dan menggariskan issuer untuk pensiunkan

obligasi pada waktu tertentu. Issuer mempunyai hak untuk melakukan "call

away" obligasi dari investor. Opsi ini memperkenalkan ketidakpastian

cakupan kehidupan obligasi. Guna memberikan kompensasi kepada investor

terhadap kondisi ketidakpastian ini, issuer akan membayarkan tingkat bunga

yang lebih tinggi dibandingkan obligasi lainnya (non-callable bond). Sebagai

tambahan, issuer mungkin menawarkan obligasi yang callable pada tingkat

harga melebihi original par value. Sebagai contoh, obligasi mungkin

diterbitkan pada harga par value $1,000, tetapi kemudian called away pada

harga par value $1,050. Biaya yang issuer dapatkan dari biaya bunga yang

lebih tinggi dan benefit investor lebih tinggi dibandingkan tingat bunga lebih

tinggi yang diterima.

Biaya yang lebih tinggi terhadap issuer dan meningkatnya risiko

terhadap investor, obligasi ini dapat lebih atraktif dibandingkan lainnya.

Investor menyukainya karena mereka memberikan tingkat imbal hasil yang

lebih tinggi dibandingkan normal, paling tidak sampai obligasi tersebut called

away. Secara berlawanan, callable bond atraktif terhadap issuer karena

mereka mengizinkan untuk mengurangi biaya bunga pada masa yang akan

datang. Lebih jauh, mereka memberikan tujuan penting yang bertujuan

menciptakan kesempatan pada pasar keuangan bagi perusahaan dan individual

terhadap ekspektasi tingkat bunga. Callable bond menimbulkan masalah

dalam perhitungan harga wajar karena jangka waktu obligasi hingga dilunasi

tidak pasti.

Contoh soal:

PT XYZ menerbitkan obligasi dengan nilai par Rp 1 milyar berjangka waktu

20 tahun dengan bunga j2 = 12%. Obligasi itu dapat ditebus pada akhir tahun

ke-10 pada harga 110 atau pada akhir tahun ke-15 pada harga 105. Berapa

harga obligasi yang menjamin investor memperoleh yield minimum j2 = 11%?

Universitas Airlangga Page 3

Page 4: Makalah Mg3 Fixed

Tugas Pasar Modal dan Manajemen Keuangan

Penyelesaian:

F = P20 = Rp 1.000.000.000

P10 = Rp 1.100.000.000

P15 = Rp 1.050.000.000

n = 20 tahun = 40 semester

npenebusan = 10 tahun (20 semester) dan 15 tahun (30 semester)

c = 12% p.a. = 6% per semester

C = 6% x Rp 1.000.000.000 = Rp 60.000.000

i = 11% p.a. = 5,5% per semester

Bond Rating

Tingkatan kredit dikembangkan untuk menyediakan jalan dalam

meberikan penilaian pada kekuatan keuangan suatu perusahaan dalam

kemampuannya membayar investor pada jangka waktu yang telah ditentukan

sebelumnya. Tingkat pengukuran merupakan salah satu indikasi yang penting

untuk dipertimbangkan dalam penilaian kekuatan keuangan suatu perusahaan

yang akan ditanamkan, tetapi ada juga faktor-faktor lain yang dapat

Universitas Airlangga Page 4

Page 5: Makalah Mg3 Fixed

Tugas Pasar Modal dan Manajemen Keuangan

dipertimbangkan dalam melakukan investasi tanpa terpengaruh pada bond

rating tersebut.

Bond Rating adalah penilaian yang diberikan kepada obligasi yang

berindikasi pada kualitas kredit mereka. Ada badan khusus yang independen

dimana bergerak dalam bidang jasa yang memberikan penilaian standard

obligasi dan isu-isu mengenai kekuatan keuangan perusahaan dalam

pembayaran pokok obligasi beserta bunganya dalam peride tertentu tersebut.

Bond Rating dituliskan dalam tingkatan, yaitu: dari tingkatan yang

paling tinggi “AAA” hingga tingkatan yang paling rendah “C” / “junk”.

Pemberian tingkatan tersebut menggunakan standar huruf yang sama, tetapi

penggunaannya bias bervariasi pada tinggi rendahnya suatu kasus.

Tingkatan-tingkatan tersebut adalah :

AAA dan AA : High credit-quality investment grade

AA dan BBB : Medium credit-quality investment grade

BB, B, CCC, CC, C: Low credit-quality (non-investment grade), or "junk

bonds"  

D:  Bonds in default for non-payment of principal and/or interest

Dibawah ini merupakan contoh badan credit rating agencies, seperti:

Moody’s, Standard & Poor’s, and Fitch yang mempunyai kombinasi huruf

seperti: AAA, B, CC, yaitu sebagai berikut :

Moody's S&P Fitch  

Long Term

Short Term

Long Term

Short Term

Long Term

Short Term

 

Aaa P-1 AAA A-1+ AAA A1+ Prime

Aa1 AA+ AA+ High grade

Aa2 AA AA

Aa3 AA- AA-

Universitas Airlangga Page 5

Page 6: Makalah Mg3 Fixed

Tugas Pasar Modal dan Manajemen Keuangan

A1 A+A-1

A+A1

Upper medium grade

A2 A A

A3P-2

A-A-2

A-A2

Baa1 BBB+ BBB+

Lower medium grade

Baa2P-3

BBBA-3

BBBA3

Baa3 BBB- BBB-

Ba1 Not Prime

BB+

B

BB+

B

Non Investment grade

speculativeBa2 BB BB

Ba3 BB- BB-

B1 B+ B+

Highly Speculative

B2 B B

B3 B- B-

Caa1 CCC+ C CCC C Substantial risks

Caa2 CCCExtemely

speculative

Caa3 CCC-

In default with little

prospect for recovery

Ca CC In default with little

prospect for recovery

Universitas Airlangga Page 6

Page 7: Makalah Mg3 Fixed

Tugas Pasar Modal dan Manajemen Keuangan

/

D /

DDD

/ In default/ DD

/

ORI, SUN, Obligasi Korporasi

Obligasi Negara Ritel (ORI)

ORI merupakan instrumen investasi berupa obligasi negara yang dijual kepada

individu atau perseorangan warga negara melalui agen penjual di pasar

perdana.

Tujuan diterbitkannya adalah untuk membiayai anggaran negara, diversifikasi

sumber pembiayaan, mengelola portfolio utang negara dan memperluas basis

investor.

Keuntungan dari investasi ORI antara lain:

a. Pembayaran kupon dan pokok sampai dengan jatuh tempo dijamin oleh

Undang-Undang SUN dan dananya disediakan dalam APBN setiap

tahunnya (bebas terhadap resiko gagal bayar, yaitu kegagalan pemerintah

untuk membayar kupon dan pokok kepada investor).

b. Pada saat diterbitkan (pasar perdana), kupon ditawarkan lebih tinggi

dibandingkan rata-rata tingkat bunga deposito bank BUMN.

c. Tingkat bunga kupon tetap sampai pada waktu jatuh tempo.

d. Kupon dibayar setiap bulan.

e. Dapat diperdagangkan di pasar sekunder dengan mekanisme Bursa Efek

atau Transaksi di luar Bursa Efek (over the counter).

f. Tersedia kuotasi harga beli (bid price) dari Agen Penjual yang dapat

dieksekusi kepada nasabahnya yang membeli di pasar perdana.

g. Berpotensi memperoleh capital gain bila ORI dijual pada harga yang lebih

tinggi daripada harga beli setelah memperhitungkan biaya transaksi di

pasar sekunder.

Universitas Airlangga Page 7

Page 8: Makalah Mg3 Fixed

Tugas Pasar Modal dan Manajemen Keuangan

h. Dapat dipinjamkan atau dijaminkan kepada pihak lain, antara lain jaminan

dalam pengajuan pinjaman pada bank umum, lembaga keuangan lainnya,

atau jaminan dalam rangka transaksi efek. Kebijakan peminjaman atau

penjaminan ORI mengikuti ketentuan dan persyaratan yang berlaku pada

masing-masing pihak.

i. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta mendukung

pembiayaan pembangunan nasional.

Surat Utang Negara (SUN)

SUN merupakan surat berharga yang berupa surat pengakuan utang yang

dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh negara RI sesuai dengan masa

berlakunya. SUN digunakan oleh pemerintah untuk membiayai defisit APBN

dan juga menutup kekurangan kas jangka pendek dalam satu tahun anggaran.

SUN terdiri atas:

a. Surat Perbendaharaan Negara → berjangka waktu kurang dari 12 bulan

dengan pembayaran bunga secara diskonto

b. Obligasi Negara → berjangka waktu lebih dari 12 bulan dengan kupon

atau pembayaran bunga secara diskonto

Obligasi Korporasi

Obligasi korporasi merupakan obligasi yang diterbitkan perusahaan.

Dari setiap instrumen investasi di pasar keuangan, seperti saham obligasi

korporasi, termasuk juga ORI, terdapat tiga (3) jenis risiko utama, yaitu:

1. Risiko gagal bayar (default risk) yaitu risiko investor tidak dapat memperoleh

pembayaran dana yang dijanjikan oleh penerbit pada saat produk investasi

jatuh tempo.

ORI tidak mempunyai risiko gagal bayar karena negara berdasarkan Undang-

Undang SUN menjamin pembayaran kupon dan pokok Surat Utang Negara,

termasuk ORI sampai dengan jatuh tempo, yang dananya disediakan dalam

APBN setiap tahunnya

Universitas Airlangga Page 8

Page 9: Makalah Mg3 Fixed

Tugas Pasar Modal dan Manajemen Keuangan

2. Risiko pasar (market risk) yaitu potensi kerugian bagi investor apabila terjadi

kenaikan tingkat bunga yang menyebabkan penurunan harga ORI di pasar

sekunder. Kerugian (capital loss) dapat terjadi apabila investor menjual ORI

di pasar sekunder sebelum jatuh tempo pada harga jual yang lebih rendah dari

harga belinya.

Risiko pasar dalam investasi ORI dapat dihindari apabila pembeli ORI di

pasar perdana tidak menjual ORI sampai dengan jatuh tempo dan hanya

menjual ORI jika harga jual (pasar) lebih tinggi daripada harga beli setelah

dikurangi biaya transaksi. Pada saat harga pasar turun, Pemilik ORI tetap

mendapat kupon setiap bulan sampai jatuh tempo. Pemilik ORI tetap

menerima pelunasan pokok sebesar 100% ketika ORI jatuh tempo

3. Risiko likuiditas (liquidity risk) yaitu potensi kerugian apabila sebelum jatuh

tempo pemilik ORI yang memerlukan dana tunai mengalami kesulitan dalam

menjual ORI di pasar sekunder pada tingkat harga (pasar) yang wajar.

Apabila pemilik ORI membutuhkan dana, ORI dapat dijadikan sebagai

jaminan dalam pengajuan pinjaman ke bank umum, lembaga keuangan

lainnya, atau sebagai jaminan dalam transaksi efek di pasar modal, atau

menjualnya kepada agen penjual. Ketentuan dan persyaratan berkaitan dengan

penggunaan ORI sebagai jaminan tersebut tergantung pada kebijakan masing-

masing bank dan lembaga keuangan lainnya.

ALTERNATIF PENILAIAN SAHAM

Cash Flow Approach

Contoh Soal :

Free cash flow $200 million di akhir tahun

Expected grow at constant rate 5% per tahun

WACC 9%

Present value dari expected future cash flows adalah present value dari nilai

pertumbuhan per tahun, jadi nilai pertumbuhan per tahun :

Universitas Airlangga Page 9

Page 10: Makalah Mg3 Fixed

Tugas Pasar Modal dan Manajemen Keuangan

V= FCF (1 + g) = $200 million (1.05) = $5,250 million

WACC – g 0.09-0.05

Free cash flow adalah cash flow yang tersedia untuk dibagikan kepada

seluruh investor, bukan hanya pemegang saham. WACC adalah rata-rata rate

of return yang diinginkan seluruh investor ,bukan hanya pemegang saham.

Oleh sebab itu, V adalah nilai seluruh operasi perusahaan, bukan hanya nilai

dari equity. Jika perusahaan tidak mempunyai nonoperating assets, seperti

investasi jangka pendek short term investment di marketable securities,kita

harus menambah ke V nya untuk mencari total nilai nya. Contoh perusahaan

di atas tidak mempunyai nonoperating assets, jadi totalnya nilai nya $5,250

million. Untuk mencari nilai equity maka kurangi dengan nilai klaim yang

dilakukan oleh semua kelompok selain pemegang common stock, debholders

dan preferred stockholders. Jika nilai hutang dan saham preferred $ 2,000

million. Maka nilai equity $ 5,250 - $2,000 = $3,250 million. Jika saham yang

beredar 325 million maka nilai intrinsik sahamnya $3,250/325 = $10 per

lembar.

Price Multiples (PER, PEG, dan P/BV)

Price Earning Ratio (PER)

PER adalah rasio harga dibagi laba per saham (earnings per share) atau

price/EPS. Ada dua macam PER yaitu past PER yang berdasarkan past EPS

dan prospective PER yang berdasarkan EPS akan datang.

Tidak seperti past PER yang dihitung berdasarkan data akuntansi,

Prospective PER bersifat estimasi. EPS tahunan, untuk mudahnya diestimasi

dari EPS kuartal 1 dikali 4 (disetahunkan) atau EPS semester 1 dikali 2.

Dalam praktik, prospective PER lebih sering digunakan karena harga saham

lebih tergantung pada labanya pada masa datang. Saham dibeli karena masa

depannya bagus dan bukan karena masa lalunya.

Price Earning Growth (PEG)

Universitas Airlangga Page 10

Page 11: Makalah Mg3 Fixed

Tugas Pasar Modal dan Manajemen Keuangan

PEG adalah rasio PER saham dibagi pertumbuhannya atau PER/g.

PEG sebesar 1 berarti saham telah bernilai wajar. Saham dengan PEG lebih

dari satu adalah saham terlalu mahal. Sementara saham dengan PEG di bawah

satu adalah saham ber-PEG rendah dan relatif murah.

Menurut analisa fundamental, saham yang layak dikoleksi adalah

saham dengan PEG rendah karena dapat memberikan return tinggi. Saham

dengan PEG tinggi mungkin saja menjanjikan pertumbuhan yang lebih besar

dari ekspektasi, sementara saham dengan PEG rendah mungkin karena kurang

mendapat respons positif pasar.

PEG Ratio = P/E ratio / pertumbuhan tahunan EPS

Semakin rendah PEG Ratio suatu perusahaan maka berarti harga sahamnya

adalah dibawah harga semestinya ( undervalued) dan perusahaan memiliki

rasio pertumbuhan EPS yang tinggi. Misalnya suatu perusahaan dengan

pertumbuhan EPS sebesar 21.5% dengan P/E Ratio sebesar 37.3% maka PEG

Ratio nya adalah 21.5/37.3=0.576.

Rasio Harga Saham terhadap Nilai Buku (PB/V Ratio)

Rasio Harga Saham terhadap Nilai Buku (PB/V Ratio) dihitung dengan

cara membagi ekuitas dengan rata-rata jumlah saham yang beredar. Hasilnya

dinyatakan dalam rupiah. Misalnya total ekuitas PT Maju Jaya Rp 100 miliar

sedangkan jumlah rata-rata saham beredarnya 1 miliar. Dengan kondisi seperti

ini artinya nilai buku (BV) per saham Maju Jaya adalah Rp 100 per saham

(100/1).

Nilai buku (BV) memang bisa jadi sangat berbeda dengan harga saham

di pasar. Nilai buku per saham menggambarkan nilai setiap saham tersebut

dalam hitungan akuntansi. Adapun harga saham menggambarkan ekspektasi

investor atas nilai setiap saham.

Semakin tinggi PBV suatu saham, analis biasanya menganggap harganya

semakin mahal. Sebaliknya, semakin rendah PBV semakin murah saham

tersebut.

Universitas Airlangga Page 11

Page 12: Makalah Mg3 Fixed

Tugas Pasar Modal dan Manajemen Keuangan

PB/V Ratio = Harga saham / (total harta - total hutang)

Semakin rendah PB/V rasionya berarti harga saham tersebut murah atau

berada di bawah harga sebenarnya, namun hal ini juga dapat berarti ada

sesuatu yang merupakan kesalahan mendasar pada perusahaan tersebut.

Misalnya perusahaan XXX memiliki harta sebesar Rp 100 milyar dan

hutangnya sebesar Rp 70 milyar maka nilai buku perusahan tersebut adalah

Rp 30 milyar dan apabila saham yang beredar 500 juta maka berarti setiap

saham mewakili Rp 600 nilai buku, dengan harga per lembar saham sebesar

Rp 1.200 maka berarti PB/V rasio perusahaan tersebut adalah 1.200/600 = 2.

Residual Income (Abnormal Earnings Model)

Residual income merupakan ukuran yang tepat untuk perilaku

maksimalisasi para manajer dan untuk mengevaluasi kinerja. Residual income di

sini adalah laba akuntansi dikurangi dengan beban penggunaan modal ekuitas.

RI = NOPAT – (k x Capital)

NOPAT = Net Operating Profit After Tax

k = biaya modal perusahaan

capital = aktiva yang diinvestasikan dalam aktivitas operasi yang berkelanjutan

Residual income yang positif menunjukkan kelebihan laba dari yang

dibutuhkan oleh kreditur dan pemilik modal, yang berarti merupakan wealth bagi

residual claimants, yaitu pemegang saham. Sebaliknya, residual income yang

negatif berarti penurunan wealth pemegang saham.

Universitas Airlangga Page 12