29
Tugas Mata Kuliah Studi Hadits “MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA” Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Studi Hadits Dosen Pengampu : ...................... Disusun Oleh : Marsudi Wahyudi Wahdaniya Lailatul Masna SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH

Makalah Masuknya Islam Indonesia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Masuknya Islam Indonesia

Tugas Mata Kuliah Studi Hadits

“MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Studi Hadits

Dosen Pengampu : ......................

Disusun Oleh :

Marsudi

Wahyudi

Wahdaniya

Lailatul Masna

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH

AL IBROHIMY

TANJUNGBUMI BANGKALAN

2012

Page 2: Makalah Masuknya Islam Indonesia

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat

dan HidayahNya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA”. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk

menambah pengentahuan penyusun dan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah

Pendidikan Islam.

Demi kesempurnaan makalah ini, penyusun mohon kritik dan saran dari pembaca

yang bersifat membangun.

Demikianlah makalah ini kami buat semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca

semua, apabila ada kekurangan mohon maaf sebesar-besarnya.

Tanjunbumi, 12 November 2012

Penulis

Page 3: Makalah Masuknya Islam Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

Dari seluruh Negara di dunia, Indonesia dianggap sebagai negara yang memiliki

penduduk beragama Islam terbanyak di dunia. Masuknya agama Islam ke Indonesia dan

menjadi agama yang besar di Indonesia, tentunya tidak terjadi begitu saja, namun

mengalami proses yang cukup panjang. Proses itu meliputi jasa para da’i, mubalig, ulama,

dan pemimpin bidang masing-masing dalam proses penyebaran agama Islam di Indonesia.

Kedatangan Islam pada abad ke-7 M ke dunia, dianggap oleh sejarawan sebagai

pembangunan dunia baru dengan pemikiran baru, cita-cita baru, kebudayaan serta

peradaban baru. Selama lebih dari empat belas abad sejak nabi Muhammad menyebarkan

ajaran-ajaran baru dalam bidang teologi monoteistis, bidang kehidupan individu, bidang

kehidupan masyarakat, dan kenegaraan, terbentanglah peradaban Islam dari wilayah

Spanyol sampai benteng Cina, dari lembah Sungai Wolga di Rusia sampai ke Asia

Tenggara, belakangan bahkan sudah hampir keseluruh dunia, yang dirintis oleh Rasul

Muhammad, Khulafa al-Rasyidin, Amawiyah, Abbasiyah.

Saat Islam datang ke Indonesia, sebenarnya kepulauan nusantara sudah mempunyai

peradaban yang bersumber dari kebudayaan asli pengaruh dari peradaban Hindu-Budha

dari India, yang pengaruh penyebarannya tidak merata. Penyebaran Islam di sebagaian

daerah di Indonesia berkembang dengan pesat. Hal itu disebabkan Islam yang dibawa oleh

pedagang maupun para da’i dan ulama, penyebarannya menyiarkan suatu rangkaian ajaran

dan cara serta gaya hidup yang secara kualitatif lebih maju dari peradaban yang ada.

Dengan kedatangan Islam, masyarakat Indonesia mengalami transformasi dari masyarakat

agraris feodal pengaruh Hindu-Budha kearah masyarakat kota pengaruh Islam.

Page 4: Makalah Masuknya Islam Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Masuknya Islam Ke Indonesia

Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari

wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman bin Affan RA mengirim delegasi ke Cina

untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama berdiri. Dalam perjalanan yang

memakan waktu empat tahun ini, para utusan Utsman ternyata sempat singgah di

kepulauan nusantara. Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 674 M, Dinasti

Umayyah telah mendirikan pangkalan dagang di pantai barat Sumatera. Inilah

perkenalan pertama penduduk Indonesia dengan Islam. Sejak itu para pelaut dan

pedagang Muslim terus berdatangan, abad demi abad. Mereka membeli hasil bumi

nusantara sambil berdakwah.

Lambat laun penduduk pribumi mulai memeluk Islam meskipun belum secara

besar-besaran. Aceh, daerah paling barat dari kepulauan nusantara, adalah yang pertama

sekali menerima agama Islam. Bahkan di Acehlah kerajaan Islam pertama di Indonesia

berdiri, yakni kerajaan Pasai. Berita dari Marcopolo menyebutkan bahwa pada saat

persinggahannya di Pasai tahun 692 H / 1292 M, telah banyak orang Arab yang

menyebarkan Islam. Begitu pula berita dari Ibnu Battuthah, pengembara Muslim dari

Maghribi., yang ketika singgah di Aceh tahun 746 H / 1345 M menuliskan bahwa di

Aceh telah tersebar mazhab Syafi'i. Adapun peninggalan tertua dari kaum Muslimin

yang ditemukan di Indonesia terdapat di Gresik, Jawa Timur. Berupa komplek makam

Islam, yang salah satu diantaranya adalah makam seorang Muslimah bernama Fathimah

binti Maimun. Pada makamnya tertulis angka tahun 475 H / 1082 M, yaitu pada zaman

Kerajaan Singosari. Diperkirakan makam-makam ini bukan dari penduduk asli,

melainkan makam para pedagang Arab.

Sampai dengan abad ke-8 H / 14 M, belum ada peng-Islaman penduduk pribumi

nusantara secara besar-besaran. Baru pada abad ke-9 H / 14 M, penduduk pribumi

memeluk Islam secara massal. Para pakar sejarah berpendapat bahwa masuk Islamnya

penduduk nusantara secara besar-besaran pada abad tersebut disebabkan saat itu kaum

Muslimin sudah memiliki kekuatan politik yang berarti, yaitu ditandai dengan

berdirinya beberapa kerajaan bercorak Islam seperti Kerajaan Aceh Darussalam,

Malaka, Demak, Cirebon, serta Ternate.

Page 5: Makalah Masuknya Islam Indonesia

Pesatnya Islamisasi pada abad ke-14 dan 15 M antara lain juga disebabkan oleh

surutnya kekuatan dan pengaruh kerajaan-kerajaan Hindu / Budha di nusantara seperti

Majapahit, Sriwijaya dan Sunda.

Setiap kali para penjajah terutama Belanda menundukkan kerajaan Islam di

nusantara, mereka pasti menyodorkan perjanjian yang isinya melarang kerajaan tersebut

berhubungan dagang dengan dunia luar kecuali melalui mereka. Maka terputuslah

hubungan umat Islam nusantara dengan umat Islam dari bangsa-bangsa lain yang telah

terjalin beratus-ratus tahun. Keinginan kaum kolonialis untuk menjauhkan umat Islam

nusantara dengan akarnya, juga terlihat dari kebijakan mereka yang mempersulit

pembauran antara orang Arab dengan pribumi.

Semenjak awal datangnya bangsa Eropa pada akhir abad ke-15 Masehi ke

Indonesia, memang sudah terlihat sifat rakus mereka untuk menguasai. Apalagi mereka

mendapati kenyataan bahwa penduduk kepulauan ini telah memeluk Islam, agama

seteru mereka, sehingga semangat Perang Salib pun selalu dibawa-bawa setiap kali

mereka menundukkan suatu daerah. Dalam memerangi Islam mereka bekerja sama

dengan kerajaan-kerajaan pribumi yang masih menganut Hindu / Budha.

Satu contoh, untuk memutuskan jalur pelayaran kaum Muslimin, maka setelah

menguasai Malaka pada tahun 1511, Portugis menjalin kerjasama dengan Kerajaan

Sunda Pajajaran untuk membangun sebuah pangkalan di Sunda Kelapa. Namun maksud

Portugis ini gagal total setelah pasukan gabungan Islam dari sepanjang pesisir utara

Pulau Jawa bahu membahu menggempur mereka pada tahun 1527 M. Pertempuran

besar yang bersejarah ini dipimpin oleh seorang putra Aceh berdarah Arab Gujarat,

yaitu Fadhilah Khan Al-Pasai, yang lebih terkenal dengan gelarnya, Fathahillah.

Sebelum menjadi orang penting di tiga kerajaan Islam Jawa, yakni Demak, Cirebon dan

Banten, Fathahillah sempat berguru di Mekkah. Bahkan ikut mempertahankan Mekkah

dari serbuan Turki Utsmani.

Kedatangan kaum kolonialis di satu sisi telah membangkitkan semangat jihad

kaum muslimin nusantara, namun di sisi lain membuat pendalaman akidah Islam tidak

merata. Hanya kalangan pesantren (madrasah) saja yang mendalami keislaman, itupun

biasanya terbatas pada mazhab Syafi'i. Sedangkan pada kaum Muslimin kebanyakan,

terjadi percampuran akidah dengan tradisi pra Islam. Kalangan priyayi yang dekat

dengan Belanda malah sudah terjangkiti gaya hidup Eropa, Kondisi seperti ini

setidaknya masih terjadi hingga sekarang. Terlepas dari hal ini, ulama-ulama nusantara

adalah orang-orang yang gigih menentang penjajahan. Meskipun banyak diantara

Page 6: Makalah Masuknya Islam Indonesia

mereka yang berasal dari kalangan tarekat, namun justru kalangan tarekat inilah yang

sering bangkit melawan penjajah. Dan meski pada akhirnya setiap perlawanan ini

berhasil ditumpas dengan taktik licik, namun sejarah telah mencatat jutaan syuhada

nusantara yang gugur pada berbagai pertempuran melawan Belanda. Sejak perlawanan

kerajaan-kerajaan Islam di abad 16 dan 17 seperti Malaka (Malaysia), Sulu (Filipina),

Pasai, Banten, Sunda Kelapa, Makassar, Ternate, hingga perlawanan para ulama di abad

18 seperti Perang Cirebon (Bagus rangin), Perang Jawa (Diponegoro), Perang Padri

(Imam Bonjol), dan Perang Aceh (Teuku Umar).

B. Sejarah Masuknya Islam di Indonesia Melalui Babak- Babak Yang Penting1

1. Babak pertama, abad 7 masehi (abad 1 hijriah).

Pada abad 7 masehi, Islam sudah sampai ke Nusantara. Para Dai yang

datang ke Indonesia berasal dari jazirah Arab yang sudah beradaptasi dengan

bangsa India yakni bangsa Gujarat dan ada juga yang telah beradaptasi dengan

bangsa Cina, dari berbagai arah yakni dari jalur sutera (jalur perdagangan) dakwah

mulai merambah di pesisir-pesisir nusantara. Sampainya dakwah di Indonesia

melalui para pelaut-pelaut atau pedagang-pedagang sambil membawa dagangannya

juga membawa akhlak Islami sekaligus memperkenalkan nilai-nilai yang Islami.

Masyarakat ketika berkenalan dengan Islam terbuka pikirannya, dimuliakan

sebagai manusia dan ini yang membedakan masuknya agama lain sesudah maupun

sebelum datangnya Islam.

2. Babak kedua, abad 13 masehi.

Di abad 13 Masehi berdirilah kerajaan-kerajaan Islam diberbagai penjuru di

nusantara, yang merupakan moment kebangkitan kekuatan politik umat khususnya

di daerah Jawa ketika kerajaan Majapahit berangsur-angsur turun kewibawaannya

karena konflik internal. Hal ini dimanfaatkan oleh Sunan Kalijaga yang membina

di wilayah tersebut bersama Raden Fatah yang merupaka keturunan raja-raja

Majapahit untuk mendirikan kerajaan Islam pertama di pulau Jawa yaitu kerajaan

Demak. Bersamaan dengan itu mulai bermunculan pula kerajaan-kerajaan Islam

yang lainnya, walaupun masih bersifat lokal.

1 www. masuknya islam ke Indonesia.com Tgl 20 Februari, 17. 45

Page 7: Makalah Masuknya Islam Indonesia

3. Babak ketiga, masa penjajahan Belanda.

Pada abad 17 masehi tepatnya tahun 1601 datanglah kerajaan Hindia

Belanda ke daerah nusantara yang awalnya hanya berdagang tetapi akhirnya

menjajah. Belanda datang ke Indonesia dengan kamar dagangnya yakni VOC,

semejak itu hampir seluruh wilayah nusantara dijajah oleh Hindia Belanda kecuali

Aceh. Saat itu antar kerajaan-kerajaan Islam di nusantara belum sempat

membentuk aliansi atau kerja sama. Hal ini yang menyebabkan proses penyebaran

dakwah terpotong.

Dengan sumuliayatul (kesempurnaan) Islam yang tidak ada pemisahan

antara aspek-aspek kehidupan tertentu dengan yang lainnya, ini telah diterapkan

oleh para Ulama saat itu. Ketika penjajahan datang, mengubah pesantren-pesantren

menjadi markas-markas perjuangan, santri-santri (peserta didik pesantren) menjadi

jundullah (pasukan Allah) yang siap melawan penjajah sedangkan ulamanya

menjadi panglima perangnya. Hampir seluruh wilayah di Indonesia yang

melakukan perlawanan terhadap penjajah adalah kaum muslimin beserta ulamanya.

Potensi-potensi tumbuh dan berkembang diabad 13 menjadi kekuatan

perlawanan terhadap penjajah. Ini dapat dibuktikan dengan adanya hikayat-hikayat

pada masa kerajaan-kerajaan Islam yang syair-syairnya berisikan perjuangan.

Ulama-ulama menggelorakan Jihad melawan kaum kafir yaitu penjajah Belanda.

Belanda mengalami kewalahan yang akhirnya menggunakan strategi-strategi:

Politik devide et impera, yang pada kenyataannya memecah-belah atau

mengadu domba antara kekuatan Ulama dengan adat contohnya perang Padri di

Sumatera Barat dan perang Diponegoro di Jawa.

Mendatangkan Prof. Dr. Snouk Cristian Hourgonye alias Abdul Gafar seorang

Guru Besar ke Indonesiaan di Universitas Hindia Belanda juga seorang

orientalis yang pernah mempelajari Islam di Mekkah, dia berpendapat agar

pemerintahan Belanda membiarkan umat Islam hanya melakukan ibadah

mahdhoh (khusus) dan dilarang berbicara atau sampai melakukan politik

praktis. Gagasan tersebut dijalani oleh pemerintahan Belanda dan salah satunya

adalah pembatasan terhadap kaum muslimin yang akan melakukan ibadah Haji

karena pada saat itulah terjadi pematangan perjuangan terhadap penjajahan.

Page 8: Makalah Masuknya Islam Indonesia

4. Babak keempat, abad 20 masehi

Awal abad 20 masehi, penjajah Belanda mulai melakukan politik etik atau

politik balas budi yang sebenarnya adalah hanya membuat lapisan masyarakat yang

dapat membantu mereka dalam pemerintahannya di Indonesia. Politik balas budi

memberikan pendidikan dan pekerjaan kepada bangsa Indonesia khususnya umat

Islam tetapi sebenarnya tujuannya untuk mensosialkan ilmu-ilmu barat yang jauh

dari Al-Qur’an dan akan dijadikannya boneka-boneka penjajah, yang mendapat

pendidikanpun tidak seluruh masyarakat melainkan hanya golongan Priyayi

(bangsawan), karena itu yang pemimpin-¬pemimpin pergerakan adalah berasalkan

dari golongan bangsawan.

Strategi perlawanan terhadap penjajah pada masa ini lebih kepada bersifat

organisasi formal daripada dengan senjata. Berdirilah organisasi Serikat Islam

merupakan organisasi pergerakan nasional yang pertama di Indonesia pada tahun

1905 yang mempunyai anggota dari kaum rakyat jelata sampai priyayi dan meliputi

wilayah yang luas. Tahun 1908 berdirilah Budi Utomo yang masih bersifat

kedaerahan yaitu Jawa, karena itu Serikat Islam dapat disebut organisasi

pergerakan Nasional pertama daripada Budi Utomo.

Tokoh Serikat Islam yang terkenal yaitu HOS Tjokroaminoto yang

memimpin organisasi tersebut pada usia 25 tahun, seorang kaum priyayi yang

karena memegang teguh Islam maka diusir sehingga hanya menjadi rakyat biasa. Ia

bekerja sebagai buruh pabrik gula. Ia adalah seorang inspirator utama bagi

pergerakan Nasional di Indonesia. Serikat Islam di bawah pimpinannya menjadi

suatu kekuatan yang diperhitungkan Belanda. Tokoh-tokoh Serikat Islam lainnya

ialah H. Agus Salim dan Abdul Muis, yang membina para pemuda yang tergabung

dalam Young Islamitend Bound yang bersifat nasional, yang berkembang sampai

pada sumpah pemuda tahun 1928.

Dakwah Islam di Indonesia terus berkembang dalam institusi-institusi

seperti lahirnya Nadhatul Ulama, Muhammadiyah, Persis, dan lain-lain. Lembaga-

lembaga ke-Islaman tersebut tergabung dalam MIAI (Majelis Islam ‘Ala Indonesia)

yang kemudian berubah namanya menjadi MASYUMI (Majelis Syura Muslimin

Indonesia) yang anggotanya adalah para pimpinan institusi-institusi ke-Islaman

tersebut.

Di masa pendudukan Jepang, dilakukan strategi untuk memecah-belah

kesatuan kekuatan umat oleh pemerintahan Jepang dengan membentuk kementrian

Page 9: Makalah Masuknya Islam Indonesia

Sumubu (Departemen Agama). Jepang meneruskan strategi yang dilakukan

Belanda terhadap umat Islam. Ada seorang Jepang yang faham dengan Islam yaitu

Kolonel Huri, ia memotong koordinasi ulama-ulama di pusat dengan di daerah,

sehingga ulama-ulama di desa yang kurang informasi dan akibatnya membuat umat

dapat terbodohi.

Pemerintahan pendudukan Jepang memberikan fasilitas untuk kemerdekaan

Indonesia dengan membentuk BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan

Kemerdekaan Indonesia) dan dilanjuti dengan PPKI (Panitia Persiapan

Kemerdekaan Indonesia) dan lebih mengerucut lagi menjadi Panitia Sembilan,

Panitia ini yang merumuskan Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945. Piagram

Jakarta merupakan konsensus tertinggi untuk menggambarkan adanya keragaman

Bangsa Indonesia yang mencari suatu rumusan untuk hidup bersama. Tetapi ada

kalimat yang kontroversi dalam piagam ini yaitu penghapusan “7 kata “

lengkapnya kewajiban menjalankan syariat Islam bagi para pemeluk-pemeluknya

yang terletak pada alinea keempat setelah kalimat Negara berdasarkan kepada

Ketuhanan Yang Maha Esa.

5. Babak kelima, abad 20 & 21.

Pada babak ini proses dakwah (Islamisasi) di Indonesia mempunyai ciri

terjadinya globalisasi informasi dengan pengaruh-pengaruh gerakan Islam

internasional secara efektif yang akan membangun kekuatan Islam lebih utuh yang

meliputi segala dimensinya. Sebenarnya kalau saja Indonesia tidak terjajah maka

proses Islamisasi di Indonesia akan berlangsung dengan damai karena bersifat

kultural dan membangun kekuatan secara struktural. Hal ini karena awalnya

masuknya Islam yang secara manusiawi, dapat membangun martabat masyarakat

yang sebagian besar kaum sudra (kelompok struktur masyarakat terendah pada

masa kerajaan) dan membangun ekonomi masyarakat. Sejarah membuktikan

bahwa kota-kota pelabuhan (pusat perdagangan) yang merupakan kota-kota yang

perekonomiannya berkembang baik adalah kota-kota muslim. Dengan kata lain

Islam di Indonesia bila tidak terjadi penjajahan akan merupakan wilayah Islam

yang terbesar dan terkuat. Walaupun demikian Allah mentakdirkan di Indonesia

merupakan jumlah peduduk muslim terbesar di dunia, tetapi masih menjadi tanda

tanya besar apakah kualitasnya sebanding dengan kuantitasnya.

Page 10: Makalah Masuknya Islam Indonesia

A. Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia.

1. Teori Tentang Masuknya Islam Ke Indonesia

Datangnya Islam ke Indonesia, mula-mula melalui Parsi dan India, dan bukan

langsung dari timur tengah. Perubahan-perubahan terjadi mungkin secara lebih hebat

dari Eropa, seperti Portugis. Pada abad ke-16, bangsa Belanda pada abad ke-17 sampai

pada sebagian abad ke -20 agama Islam muncul dengan kegairahan baru. Kali ini dari

timur tengah pada pertengahan abad ke-19 dan sampai pada sebagian abad ke-20.

Akhirnya serangan sekali-sekali dari Tiongkok serta invasi militer Jepang pada perang

dunia II.2

Secara historis maupun sosiologis, masuknya Islam ke Indonesia, mengalami

banyak masalah baik tentang sejarahnya, maupun perkembangan awal Islam. Islam

dalam batas tertentu disebarkan oleh pedagang, kemudian dilanjutkan oleh para guru

agama (da’i) dan pengembara sufi. Orang yang terlibat dalam kegiatan dakwah

pertama itu tidak bertendensi apapun, selain bertanggung jawab menunaikan kewajiban

tanpa pamrih, sehingga nama mereka berlalu begitu saja. Sehingga ada banyak

perbedaan pendapat tentang kapan, dari mana, dan dimana pertama kali Islam datang

ke Indonesia. Namun, secara garis besar perbedaan pendapat itu dapat dibagi menjadi

beberapa bagian sebagai berikut.

a. Pendapat pertama dipelopori oleh sarjana-sarjana Belanda, diantaranya Snouck

Hurgronje yang berpendapat bahwa Islam datang ke Indonesia pada abad ke-13 M

dari Gujarat (bukan dari Arab langsung). Dengan bukti ditemukannya makam

Sultan yang beragama Islam pertama Malik as-Sholeh, raja pertama kerajaan

Samudra Pasai yang dikatakan berasal dari Gujarat.

b. Pendapat kedua dikemukakan oleh sarjana-sarjana Muslim, diantaranya Prof.

Hamka, yang mengadakan “Seminar Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia” di

Medan tahun 1963. Hamka dan teman-temannya berpendapat bahwa Islam sudah

datang ke Indonesia pada abad pertama Hijriyah( + abad ke-7 sampai ke-8 M)

langsung dari Arab dengan bukti jalur pelayaran yang ramai dan bersifat

internasional sudah dimulai jauh sebelum abad ke-13.

c. Sarjana Muslim Kontemporer seperti Taufik Abdullah mengatakan, bahwa

memang benar Islam sudah datang ke Indonesia sejak abad pertama Hijriyah atau

abad ke-7 atau ke-8 Masehi, tetapi baru dianut oleh para pedagang Timur Tengah

di pelabuhan-pelabuhan. Dengan berdirinya kerajaan Samudra Pasai pada abad ke-

2 Taufik Abdullah (editor), Islam di Indonesia , (Jakarta: Tinta Mas Indonesia, 1973), hlm. 34

Page 11: Makalah Masuknya Islam Indonesia

13, barulah Islam masuk secara besar-besaran dan mempunyai kekuatan politik.

Hal ini terjadi akibat arus balik kehancuran Baghdad ibukota Abbasiyah oleh

Hulagu. Kehancuran Islam menyebabkan pedagang Muslim mengalihkan aktivitas

perdagangan ke arah Asia Selatan, Asia Timur, dan Asia tenggara.3

C. Beberapa Pendapat Tentang Awal Masuknya Islam di Indonesia.4

1. Islam Masuk ke Indonesia Pada Abad ke 7:

1) Seminar masuknya islam di Indonesia (di Aceh), sebagian dasar adalah catatan

perjalanan Al mas’udi, yang menyatakan bahwa pada tahun 675 M, terdapat

utusan dari raja Arab Muslim yang berkunjung ke Kalingga. Pada tahun 648

diterangkan telah ada koloni Arab Muslim di pantai timur Sumatera.

2) Dari Harry W. Hazard dalam Atlas of Islamic History (1954), diterangkan

bahwa kaum Muslimin masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M yang dilakukan

oleh para pedagang muslim yang selalu singgah di sumatera dalam perjalannya

ke China.

3) Dari Gerini dalam Futher India and Indo-Malay Archipelago, di dalamnya

menjelaskan bahwa kaum Muslimin sudah ada di kawasan India, Indonesia, dan

Malaya antara tahun 606-699 M.

4) Prof. Sayed Naguib Al Attas dalam Preliminary Statemate on General Theory of

Islamization of Malay-Indonesian Archipelago (1969), di dalamnya

mengungkapkan bahwa kaum muslimin sudah ada di kepulauan Malaya-

Indonesia pada 672 M.

5) Prof. Sayed Qodratullah Fatimy dalam Islam comes to Malaysia

mengungkapkan bahwa pada tahun 674 M. kaum Muslimin Arab telah masuk ke

Malaya.

6) Prof. S. Muhammmad Huseyn Nainar, dalam makalah ceramahnya berjudul

Islam di India dan hubungannya dengan Indonesia, menyatakan bahwa beberapa

sumber tertulis menerangkan kaum Muslimin India pada tahun 687 sudah ada

hubungannya dengan kaum Muslimin Indonesia.

7) W.P. Groeneveld dalam Historical Notes on Indonesia and Malaya Compiled

From Chinese sources, menjelaskan bahwa pada Hikayat Dinasti T’ang

3 Sunanto, Op.cit, hlm. 7-124 www.masuknya islam ke Indonesia. com. Tgl 20 Februari, 18.06 WIB

Page 12: Makalah Masuknya Islam Indonesia

memberitahukan adanya Arab muslim berkunjung ke Holing (Kalingga, tahun

674). (Ta Shih = Arab Muslim).

8) T.W. Arnold dalam buku The Preching of Islam a History of The Propagation of

The Moslem Faith, menjelaskan bahwa Islam datang dari Arab ke Indonesia

pada tahun 1 Hijriyah (Abad 7 M).

9) Islam Masuk Ke Indonesia pada Abad ke-11:

Satu-satunya sumber ini adalah diketemukannya makam panjang di daerah

Leran Manyar, Gresik, yaitu makam Fatimah Binti Maimoon dan

rombongannya. Pada makam itu terdapat prasasti huruf Arab Riq’ah yang

berangkat tahun 1802 M.

10) Islam Masuk Ke Indonesia Pada Abad Ke-13:

1) Catatan perjalanan Marcopolo, menyatakan bahwa ia menjumpai adanya

kerajaan Islam Ferlec (mungkin Peureulack) di Aceh, pada tahun 1292 M.

2) K.F.H. van Langen, berdasarkan berita Cina telah menyebut adanya kerajaan

Pase (mungkin Pasai) di Aceh pada 1298 M.

3) J.P. Moquette dalam De Grafsteen te Pase en Grisse Vergeleken Met

Dergelijk Monumenten uit hindoesten, menyatakan bahwa Islam masuk ke

Indonesia pada abad ke-13.

4) Beberapa sarjana barat seperti R.A Kern; C. Snouck Hurgronje; dan

Schrieke, lebih cenderung menyimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia

pada abad ke-13, berdasarkan sudah adanya beberapa kerajaaan Islam di

kawasan Indonesia.

5) Dengan datangnya para pedagang ke Indonesia, para da’i dan musafir juga

turut datang. Melalui jalur pelayaran itu pula mereka dapat berhubungan

dengan pedagang dari negeri-negeri di ketiga Benua Bagian Asia. Hal ini

memungkinkan untuk terjadinya hubungan timbal balik, sehingga

terbentuklah perkampungan masyarakat Muslim. Pertumbuhan

perkampungan ini tidak hanya bersifat ekonomis, tetapi membentuk struktur

pemerintahan dengan mengangkat Meurah Silu, kepala suku Gampung

Samudra menjadi Sultan Malik as-Sholeh.

Tersebarnya Islam ke Indonesia dapat dibagi kedalam beberapa saluran, yaitu:

Page 13: Makalah Masuknya Islam Indonesia

1) Perdagangan, yang mempergunakan sarana pelayaran.

2) Dakwah, yang dilakukan oleh mubalig (sufi pengembara) yang berdatangan

bersama para pedagang .

3) Perkawinan, yaitu perkawinan antara pedagang Muslim, mubalig dengan

anak bangsawan Indonesia. Dengan perkawinan itu, secara tidak langsung

orang Muslim tersebut status sosialnya dipertinggi dengan sifat kharisma

kebangsawanan. Apalagi jika pedagang Muslim menikah dengan putri raja,

maka keturunannya akan menjadi pejabat birokrasi, putra mahkota kerajaan

dan sebagainya.

4) Pendidikan, setelah kedudukan para pedagang mantap, mereka menguasai

kekuatan ekonomi di bandar-bandar seperti Gresik. Pusat-pusat

perekonomian itu berkembang menjadi pusat pendidikan dan penyebaran

Islam. Misalnya, pusat-pusat pendidikan dan dakwah Islam di kerajaan

Samudra Pasai berperan sebagai pusat dakwah pertama yang didatangi

pelajar-pelajar dan mengirimi mubalig lokal, diantaranya mengirim Maulana

Malik Ibrahim ke Jawa.

5) Tasafuf dan tarekat. Datangnya para pedagang bersamaan denga para

ulama, da’I, dan sufi pengembara mengakibatkan pengangkatan para ulama

atau sufi menjadi penasehat dan pejabat agama di kerajaan. Misalnya, di

Aceh, ada Syaikh Hamzah Fansuri, Syamsuddin Sumatrani, Nuruddin ar-

Raniri, Abd. Rauf Singkel.

Penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh para sufi melalui dua cara, yaitu:

1) Dengan membentuk kader mubalig, agar mampu mengajarkan serta

menyebarkan agama Islam di daerah asalnya. Dengan demikian, Abd. Rauf

mempunyai murid yang kemudian menyebarkan Islam ditempat asalnya,

diantaranya Syaikh Burhanuddin Ulakan, kemudian Syaikh Abd. Muhyi

Pamijahan di Jawa Barat, dan sebagainya.

2) Melalui karya-karya tulis yang tersebar dan dibaca diberbagai tempat. Pada

abad ke-17, Aceh adalah pusat perkembangan karya-karya keagamaan yang

ditulis para ulama dan para sufi.

3) Kesenian. Saluran yang banyak dipakai untuk penyebaran Islam terutama di

Jawa adalah seni. Wali Songo, terutama Sunan Kali Jaga, mempergunakan

Page 14: Makalah Masuknya Islam Indonesia

banyak cabang seni untuk Islamisasi, seni arsitektur, gamelan, wayang,

nyanyian, dan seni busana.

Secara kasar, penyebaran Islam di Indonesia dapat dibagi dalam tiga tahap,

yaitu:

1) Dimulai dengan kedatangan Islam, yang diikuti oleh kemorosostan

kemudian keruntuhan Majapahit pada abad ke-14 sampai ke-15.

2) Sejak datang dan mapannya kekuasaan kolonial Belanda di Indonesia

sampai abad ke-19.

3) Bermula pada awal abad ke-20 dengan terjadinya “liberalisasi”

kebijaksanaan pemerintah kolonial Belanda.

Pada tahap pertama, penyebaran Islam masih relatif di kota pelabuhan.

Namun, tidak lama kemudian Islam mulai memasuki wilayah pesisir lainnya dan

pedesaan. Pada tahap ini pedagang, ulama-ulama guru tarekat (wali di Jawa)

dengan murid-murid mereka memegang peranan penting. Mereka memperoleh

patronase dari penguasa lokal dan dalam banyak kasus penguasa lokal juga ikut

berperan dalam penyebaran Islam. Islamisasi tahap ini sangat diwarnai aspek

tasafuf, meskipun aspek hukum (syariah) juga tidak diabaikan, hal ini disebabkan

Islam tasafuf dengan segala penafsiran mistiknya terhadap Islam dalam beberapa

segi tertentu cocok dengan latar belakang masyarakat setempat yang dipengaruhi

asketisme Hindu-Budha dan sinkritisme kepercayaan lokal.5

Pada mulanya Islam mendapatkan kubu-kubu terkuatnya di kota-kota

pelabuhan sekaligus jadi ibu kota kerajaan, seperti Samudra Pasai, Malaka, dan

kota-kota pelabuhan pesisir Jawa. Proses Islamisasi Nusantara berawal dari kota-

kota. Di perkotaan itu sendiri Islam adalah fenomena istana. Istana kerajaan

menjadi pusat pengembangan intelektual Islam atas perlindungan resmi penguasa

yang disusul kemunculan tokoh-tokoh ulama seperti, Hamzah Fansuri, Samsuddin

Sumatrani, Naruddin al-Raniri, Abd Rauf Singkel dikerajaan Aceh dan Wali Songo

di kerajaan Demak. Tokoh-tokoh ini mempunyai jaringan keilmuan yang luas, baik

di dalam maupun di luar negeri, sehingga menjadikan Islam Indonesia bersifat

Internasional.

5 Sunanto, Op.cit hlm. 13

Page 15: Makalah Masuknya Islam Indonesia

Kota pelabuhan yang juga menjadi istana kerajaan yang kemudian

berkembang menjadi pusat pendidikan dan penyebaran Islam didatangi murid-

murid yang nantinya akan menjadi da’i yang menyebarkan Islam lebih lanjut ke

daerah-daerah lain. Kota pelabuhan juga menjadi pusat penggemblengan kader-

kader politik, dan kelak menjadi raja-raja Islam pertama di kerajaan-kerajaan baru.

Tahap kedua, penyebaran Islam terjadi ketika VOC semakin mantap

menjadi penguasa di Indonesia. Pada abad ke-17 VOC baru merupakan salah satu

kekuatan yang ikut bersaing dalam kompetisi dagang dan politik di kerajaan Islam

Nusantara. Akan tetapi pada abad ke-18 VOC berhasil tampil sebagai pemegang

hegemoni politik di Jawa dengan terjadinya perjanjian Giyanti tahun 1755 yang

memecah Mataram menjadi dua, yaitu Surakarta dan Yogyakarta. Perjanjian

tersebut menjadikan raja-raja Jawa tidak mempunyai wibawa karena kekuasaan

politik telah jatuh ke tangan penjajah, sehingga raja menjadi sangat tergantung

kepada VOC. Campur tangan VOC terhadap keraton makin luas termasuk masalah

keagamaan. Peranan ulama di keraton menjadi terpinggirkan. Oleh karena itu,

ulama keluar dari keraton dan mengadakan perlawanan sambil memobilisasi petani

membentuk pesantren dan melawan kolonial, seperti kasus Syaikh Yusuf al-

Makassari.6

Tahap ketiga, terjadi pada awal abad ke-20, ketika terjadi liberalisasi

kebijaksanaan pemerintah Belanda mengalami defisit yang tinggi akibat

menanggulangi tiga perang besar, seperti perang Diponegoro, perang Paderi dan

perang Aceh, Belanda mengangkat Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch

memperkenalkan sistem tanam paksa (cultuur stelsel) yang mengharuskan petani

membayar pajak dalam bentuk hasil pertanian yang dipaksakan. Dari situ, rakyat

mulai mengenal berbagai tanaman untuk perdagangan internasional, sehingga

terjadi revolusi ekonomi di Jawa.7

Pada tahun 1870 terjadi sistem ekonomi liberal, dimana kekuasaan elit lokal

merosot hanya sebagai mandor penanaman. Untuk keperluan ekonomi liberal

prasarana fisik dibangun, perkebunan diperbesar, irigasi, transportasi kereta api di

Jawa dan Sumatera, pengangkutan laut, pelabuhan-pelabuhan baru dibangun di

Tanjung Priuk pada tahun 1893.

6Sunanto, Op.cit, hlm. 147 Ibid, hlm. 15

Page 16: Makalah Masuknya Islam Indonesia

Namun pada tahun 1963 M di kota Medan, dalam sebuah seminar yang

membicarakan tentang masuknya Islam ke Indonesia, menghasilkan hal-hal sebagai

berikut:

1) Pertama kali Islam masuk Ke Indonesia pada abad 1 H/7M, yang langsung

datang dari negeri Arab.

2) Daerah pertama yang dimasuki Islam adalah daerah pesisir Sumatera Utara.

Setelah itu masyarakat Islam membentuk kerajaan Islam pertama, yaitu

Kerajaan Aceh.

3) Para da’i Islam yang pertama, mayoritas para pedagang. Pada saat itu dakwah

disebarkan dengan damai.8

8 Ahmad al-Usairy, Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX, ( Jakarta: Akbar, 2004), hlm. 336

Page 17: Makalah Masuknya Islam Indonesia

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan diatas tentang sejarah masuknya Islam ke Indonesia, kami

menyimpulkan bahwa:

1. Sebelum Islam datang ke Indonesia, sebenarnya kepulauan nusantara sudah

memiliki peradaban tersendiri, yaitu peradaban yang bersumber dari kebudayaan

asli pengaruh peradaban Hindu-Budha dari India. Sehingga dapat dikatakan

bahwa sebenarnya, Islam bukanlah peradaban pertama yang mendiami kepulauan

nusantara.

2. Sejarah masuknya Islam ke Indonesia berlangsung dengan cepat dan pesat serta

mudah diterima oleh masyarakat Indonesia, walaupun masuknya Islam ke

Indonesia berlangsung dalam beberapa bagian tahap atau babak. Cepat dan

pesatnya masuknya Islam ke Indonesia dibuktikan dengan cara penyebarannya

oleh para pedagang, da’i dan ulama, terutama dengan ajaran dan gaya hidup yang

lebih maju dari peradaban yang ada.

3. Dari beberapa sumber yang diperoleh, maka dapat dicatat adanya perbedaan

dalam menentukan kapan masuknya agama Islam di Indonesia. Sumber-sumber

yang dimaksud menetapkan bahwa masuknya Islam ke Indonesia adalah pada

abad ke-7, abad ke-11, dan abad ke-13.

4. Agama Islam terus mengalami perkembangan di Indonesia, walaupun tidak

sedikit tantangan yang datang dari koloniallisme Belanda dan juga para penjajah

dari bangsa lain. Perlawanan ini terutama ditunjukkan oleh kerajan-kerajaan

Islam, maupun organisasi-organisasi kedaerahan dan juga took-tokoh Islam.

Perkembangan selanjutnya pasca kolonialisme diwarnai dalam kekuatan politik

Islam dengan dakwah Islam nasional dan didukung internasional yang

menyentuh semua lapisan masyarakat hingga kini Indonesia menjadi Negara

Muslim terbesar di Dunia.

B. Saran

Alhamdulillah segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas

rahmatnya dan hidayahnya yang telah memberikan kesempatan untuk saya

hingga saya bisa menulis makalah ini, dan dengan kekurangan – kekurangan

Page 18: Makalah Masuknya Islam Indonesia

yang ada pada penulisan maka dari itu saya mengharap saran dan kritik untuk

menuju kepada yang lebih baik.

Penulis mohon kepada para pembaca agar lebih banyak belajar sejarah islam

supaya lebih menyatu dan kuat dalam beragama danh memahami tentang para

pejuang islam. Ungkapan terimakasih kepada Dosen Pengampu sehingga kami

dapat menyelesaikan tulisan ini. Mudah-mudahan Allah SWT meridhoi apa yang

kita kerjakan. Amin

Page 19: Makalah Masuknya Islam Indonesia

KEPUSTAKAAN

Abdullah Taufik 1973Islam di Indonesia , Jakarta, Tinta Mas Indonesia

Sunanto Musyrifah 2005 Sejarah Peradaban Islam Indonesia, Jakarta, Rajagarafindo

Persada

www.sejarah Islam Nusantara.com

ww. masuknya Islam ke Indonesia.com

www.google.search.com