Makalah Makro Ekonomi Dan Industri Analisis

Embed Size (px)

Citation preview

MAKALAH MACRO ECONOMY AND INDUSTRY ANALYSIS Untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur mata kuliah Manajemen Portofolio dan Investasi

\ Disusun oleh:

Sinta Eka Maharani

C1B009091

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN 2012

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, bahwasanya atas rahmat, berkah dan hidayah-Nya pula penyusun dapat menyelesaikan pembuatan makalah Macro Economy and Industry Analysis tanpa ada suatu halangan yang berarti. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Portofolio dan Investasi. Pada kesempatan yang baik ini pula, penyusun ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang telah membimbing dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Makalah Macro Economy and Industry Analysis ini kami susun dan persembahkan kepada Dosen mata kulian Manajemen Portofolio dan Investasi yang ditujukan guna memenuhi tugas mata kuliah tersebut. Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, penyusun senantiasa menerima segala saran dan kritik yang bersifat

membangun dari semua pihak guna kelengkapan serta kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penyusun mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amin.

Purwokerto, Mei 2012

Penyusun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam manajemen portfolio dan investasi dibahas didalamnya mengenai diversifikasi resiko,yaitu bagaimana para investor membagi-bagi investasi ke dalam berbagai klasifikasi sehingga jika nanti terjadi resiko masih ada investasi yang bisa menghasilkan return.sebelum menanamkan investasi perlu dilakukan analisis terhadap return dan resiko dengan menggunakan analisis teknikal maupun analisis fundamental.Dalam mengendalikan resiko,investor penting dalam menganalisis resiko yang akan terjadi. Resiko dalam portfolio ada 2 yaitu systematic risk dan unsystematic risk. Pada makalah ini akan dibahas tentang resiko systematic. Resiko systematic merupakan resiko yang tidak dapat dihilangkan,misalnya seperti inflasi,kenaikan tingkat suku bunga,dan lain sebagainya.Biasanya resiko tersebut terkait dengan makro ekonomi. Dan dalam makalah ini dibahas juga tentang analisis industri yang berisi tentang analisis terhadap pesaing,missal dalam hal tawar menawar atau lain sebagainya.Untuk lebih memahami lagi sebaiknya mulai masuk dalam pembahasan selanjutnya. 1.2. RUMUSAN MASALAH PENULISAN Dari latar belakang diatas, maka terdapat beberapa rumusan masalah penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan makro ekonomi ? 2. Bagaimana makro ekonomi mempengaruhi manajemen portfolio dan investasi ? 3. Apa yang dimaksud dengan analisis industri ? 1.3. TUJUAN PENULISAN Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan makro ekonomi. 2. Untuk mengetahui pengaruh antara makro ekonomi terhadap manajemen portfolio dan investasi 3. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan analisis industry

BAB 2 PEMBAHASAN 2.1. MAKRO EKONOMI Faktor ekonomi merupakan faktor yang paling krusial dalam system sebuah Negara. Seperti di Indonesia perekonomian merupakan hal yang sangat penting karena menunjang kehidupan Negara. Dalam perekonomian ada 2 lingkup yaitu ekonomi makro dan ekonomi mikro. Namun dalam makalah ini hanya akan dibahas mengenai ekonomi makro karena secara langsung atau tidak langsung ekonomi makro akan berpengaruh terhadap investasi yang ada di Indonesia dan ini termasuk ke dalam resiko yang tidak dapat dihindari. Jadi setiap investor hanya bisa mengantisipasi dan meminimalisir jika terjadi unsystematic risk. Masuk ke dalam pengertian ekonomi makro atau makroekonomi adalah studi tentang ekonomi secara keseluruhan. Makro ekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang memengaruhi banyak rumah tangga (household), perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk memengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan. Dalam makro ekonomi juga terdapat 4 permasalahan utama yaitu : 1. Price stabilization ( stabilitas harga ) 2. Unemployment ( pengangguran ) 3. Economic growth ( pertumbuhan ekonomi ) 4. Balance of payment ( neraca pembayaran ) Dari keempat permasalahan tersebut salah satunya tidak akan bisa dihindari karena memang permasalahan tersebut merupakan systematic risk yang pasti akan terjadi dalam perekonomian suatu negara.

2.2. MAKRO EKONOMI DALAM MANAJEMEN PORTFOLIO DAN INVESTASI Secara fundamental harga suatu jenis saham di pengaruhi oleh kinerja perusahaan dan kemungkinan resiko yang dihadapi perusahaan.Kinerja perusahaan tercermin dari laba operasionaldan laba bersih per saham serta beberapa rasio keuangan yang menggambarkan kekuatan manajemen dalam mengelola perusahaan. Resiko perusahaan tercermin dari daya tahan perusahaan dalam menghadapi siklus ekonomi serta faktor makro ekonomi dan makro non ekonomi. Dengan kata lain kinerja perusahaan dengan resiko yang dihadapi dipengaruhi oleh faktor makro dan mikro ekonomi. Faktor makro merupakan faktor yang berada diluar perusahaan, tetapi mempunyai pengaruh terhadap kenaikan atau penurunan kinerja perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Faktor makro terdiri dari faktor makro ekonomi dan makro non ekonomi. Faktor makro ekonomi yang secara langsung dapat mempengaruhi kinerja saham maupun kinerja perusahaan antara lain : 1. Tingkat bunga umum domestic 2. Tingkat inflasi 3. Peraturan perpajakan 4. Kebijakan khusus pemerintah yang terkait dengan perusahaan tertentu 5. Kurs valuta asing 6. Tingkat bunga pinjaman luar negeri 7. Kondisi perekonomian internasional 8. Siklus ekonomi 9. Faham ekonomi 10. Peredaran uang Perubahan faktor makro ekonomi diatastidak akan dengan seketika mempengaruhi kinerja perusahaan,tetapi secara perlahan dalam jangka panjang. Sebaliknya harga saham akan terpengaruh dengan seketika oleh perubahan faktor makro ekonomi itu karena para investor lebih cepat bereaksi. Ketika perubahan faktor makro ekonomi itu terjadi,investor akan mengkalkulasi dampaknya baik yang positif maupun negative terhadap kinerja perusahaan beberapa tahun kedepan,kemudian mengambil keputusan membeli atau menjual saham yang bersangkutan. Oleh karena itu harga saham lebih cepat menyesuaikan diri daripada kinerja perusahaan terhadap variabel-variabel makro ekonomi. Faktor makro mempengaruhi kinerja perusahaan dan perubahan kinerja perusahaan secara fundamental mempengaruhi harga saham di pasar. Investor fundamentalis akan memberi nilai saham

sesuai dengan kinerja saat ini dan prospek kinerja perusahaan di masa datang. Jika kinerjanya meningkat maka harga saham akan meningkat dan jika kinerja menurun maka harga saham akan menurun.Jika salah satu variabel makro berubah, maka investor akan bereaksi positif atau negative tergantung pada apakah perubahan variabel makro itu bersifat positif atau negative di mata investor. Reaksi investor terhadap perubahan variabel makro tidak sama, ada yang memberikan reaksi positif dan reaksi negative yang semuanya tergantung pada kekuatan investor yang paling dominan. Kualitas reaksi positif ataupun negative tidak sama satu sama lain, ada yang lemah, ada yang normal, dan ada pula yang berlebihan (overreaction). Reaksi berlebihan ( overreaction ) tampak pada perubahan harga saham yang tajam, yaitu naik secara tajam atau turun secara tajam, kemudian terkoreksi lagi oleh pasar sehingga tercapai keseimbangan harga yang normal. Overreaction juga tercermin dari gejolak harga yang tajam kemudian terkoreksi berlawanan sampai pada tingkat harga yang normal. Faktor makro berubah secara mendadak dan sukar diprediksi serta bisa datang setiap saat. Investor yang dapat mengestimasi datangnya faktor perubahan makro akan mampu bertindak terlebih dahulu dalam membuat keputusan jual beli saham, dan akan memperoleh keuntungan lebuh besar daripada investor yang terlambat dalam mengambil keputusan jual beli saham. 2.3. ANALISIS INDUSTRI Analisis industri (sektor) masih menjadi salah satu bagian dalam analisis fundamental untuk menciptakan suatu portofolio. Dalam analisis industri ini, pada dasarnya membandingkan kinerja dari berbagai industri dan memberikan gambaran prospek ke depannya seperti apa.

Sistem klasifikasi industri yang sangat dikenal secara luas adalah Standard Industrial Classification (SIC). Sederhananya, SIC dibagi atas 11 divisi dari A hingga K dan diberi kode dua digit. Untuk di Indonesia sendiri terbagi atas 9 divisi dan terbagi masing-masing atas kelompok industri utama dengan kode dua digit juga. Sistem klasifikasi tersebut dinamakan Jakarta Stock Exchange Sectoral Industry Classification (JASICA).

Teknik-teknik untuk analisis pun sederhananya ada tiga teknik, yaitu:

dilihat dari industry life cycle. Teknik ini dapat memprakirakan penjualan dari suatu industri yang perkembangan atas industri dapat dibagi menjadi 5 tahap (introduction, growth, mature, stable, decline).

analisis input-output. Untuk mengetahui prakiraan penjualan dimasa yang akan datang, dengan mengidentifikasi supplier dan konsumen akhir industri.

hubungan industri dan ekonomi. Teknik ini membandingkan tingkat penjualan dengan kondisi perekonomian secara keseluruhan terkait industri tersebut.

Analisis industri menjadi tahap penting yang harus dilakukan. Para investor dan analis dapat mengidentifikasi peluang investasi, risiko dan return yang diharapkan ke depannya. Makanya diperlukan dua langkah, yaitu estimasi earning per share (EPS) yang diharapkan dan Price Earning ratio (PER) yang diharapkan. Sedangkan terhadap persaingan dan return industri yang diharapkan (E[r]), dapat menggunakan strategi kompetitif Michael Porter (The Five Forces).

Porter

Five

Forces

Porter Five Forces adalah alat ukur yang dikenalkan oleh Michael Porter untuk melihat daya tarik persaingan dalam suatu industri. Ada lima hal yang harus dianalisa untuk melihat daya tarik persaingan.

1. Persaingan dalam industri. Persaingan dalam industri meliputi banyaknya pesaing langsung dalambisnis yang dijalankan. Banyaknya persaingan di sini dibandingkan dengan faktor kebutuhan masyarakat akan produk ataupun jasa yang ditawarkan. Jika supply sudah terlalu banyak dan melebihi demand yang ada, maka kondisi persaingan sudah sangat ketat.

2. Kekuatan tawar menawar pelaku bisnis yang baru (new entrance). Kekuatan tawar menawarpelaku bisnis yang baru terkait dengan apakah memasuki industri tersebut gampang atau tidak. Apakah ada hambatan yang besar (barrier to entry), misalnya dari sisi investasi, teknologi, orang, pengetahuan, dan lain-lain. Jika hambatan masuknya kecil, kemungkinan pemain baru akan masuk juga sangat besar, artinya setiap saat dalam suatu industri akan terjadi persaingan yang sangat ketat.

3. Kekuatan tawar menawar pembeli. Di sini adalah bagaimana pembeli mendapatkan informasi danpenawaran yang beragam dari berbagai produsen. Dengan tawaran yang begitu banyak di pasar, pembeli memang akan mempunyai kekuatan tawar menawar yang lebih besar karena punya cukup banyak pilihan.

4. Kekuatan tawar pemasok. Pemasok dalam hal ini adalah perusahaan yang memberikan bahanbahan, orang, teknologi, dan lainnya yang menjadi bahan produksi. Pemasok akan memiliki kekuatan besar jika sesuatu yang dipasok merupakan hal penting dan tidak banyak perusahaan

yang menyediakan. Tetapi jika banyak perusahaan lain yang menyediakan, kekuatan pemasok menjadi tidak terlalu besar.

5. Kekuatan tawar produk pengganti. Produk pengganti adalah produk lain di luar produk sejenisyang mempunyai fungsi hampir sama dengan produk atau jasa perusahaan yang bisa saling menggantikan. Jasa penerbangan misalnya, produk penggantinya adalah jasa transportasi darat dan laut. Kekuatan tawar produk pengganti besar jika terdapat harga yang sangat berbeda antara produk utama dengan produk pengganti.

BAB 3 PENUTUP KESIMPULAN Makro ekonomi adalah hal yang sangat penting dalam perekonomian suatu Negara. Walaupun makro ekonomi merupakan bagian dari eksternal perusahaan tetapi hal tersebut tidak bisa dipungkiri bahwa akan mempengaruhi naik turunnya harga saham perusahaan. Para investor harus bisa menanggapi dengan cepat dan sigap agar bisa terhindar dari unsystematic risk ini dan akan memperoleh return tanpa harus berkorban menghadapi resiko yang besar. Dan dalam manajemen portfolio yang paling paling penting adalah bagaimana investor dapat mengurangi resiko yang akan terjadi dengan mendiversifikasi portfolio yang ada sehingga dapat terhindar dari kerugian salah satunya dengan menggunakan analisis fundamental yaitu analisis industry. Dalam analisis industry sebaiknya para investor dituntut untuk bisa meliha kondisi dan situasi dari investasi yang dimiliki serta strategi dari pesaing dan harus tepat dalam menawarkan serta melihi saham yang akan diputuskan untuk dijual atau dibeli.