14
BAB I LATAR BELAKANG Sebentar lagi tahun 2014 akan berakhir dan memasuki tahun 201! "i tahu 201# tentun$a kita sudah mengetahui Ind%nesia akan menghada&i ASEAN E'%n%m$ (%mmunit$ )AE(*! Ban$ak ahli mengatakan bah+a AE( adalah tantangan berat untuk Ind%nesia mengingat ketahanan nasi%nal $ang Ind%nesia sangat minim! ,ara ahli me$akini bah+a Ind%nesia memiliki 2 &ili dalam AE(# $aitu men-adi negara $ang ter-a-ah atau men-adi negara su&er &% Kedua &ilihan tersebut didasarkan &ada kualitas ketahanan nasi%nal Ind%nes .ika ketahanan $ang dimiliki Ind%nesia baik maka Ind%nesia akan men-adi ne $ang sangat ma-u! Ketahanan nasi%nal di Ind%nesia tidak han$a sebatas /ank Namun# k%m&%nen ketahanan nasi%nal meli&uti bidang &%litik# ek%n%mi# s% buda$a# kualitas sumber da$a manusia# sumber da$a alam# bidang & &ertahanan dan keamanan itu sendiri! Ketika semua k%m&%nen tersebut bersinergi# maka Ind%nesia akan men-adi negara $ang ma-u di ASEAN! "alam bidang &angan# bisa dibilang Ind%nesia masih ter-a-ah %leh negara negara ASEAN! Ind%nesia meru&akan negara agraris dan ban$ak negara me$akin bah+a dengan &engel%laan sumber da$a alam $ang baik# Ind%nesia akan men-a negara $ang menguasai +ila$ah ASEAN bahkan dunia! Ir%nisn$a# Ind%n masih ban$ak mengim&%r bahan &angan se&erti beras# buah# sa$ur# - 1

Makalah Ketahanan Nasional

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ketahanan nasional meningkatkan kethanan pangan

Citation preview

BAB I

LATAR BELAKANG

Sebentar lagi tahun 2014 akan berakhir dan memasuki tahun 2015. Di tahun 2015, tentunya kita sudah mengetahui Indonesia akan menghadapi ASEAN Economy Community (AEC). Banyak ahli mengatakan bahwa AEC adalah tantangan berat untuk Indonesia mengingat ketahanan nasional yang dimiliki Indonesia sangat minim. Para ahli meyakini bahwa Indonesia memiliki 2 pilihan dalam AEC, yaitu menjadi negara yang terjajah atau menjadi negara super power. Kedua pilihan tersebut didasarkan pada kualitas ketahanan nasional Indonesia. Jika ketahanan yang dimiliki Indonesia baik maka Indonesia akan menjadi negara yang sangat maju. Ketahanan nasional di Indonesia tidak hanya sebatas Hankam. Namun, komponen ketahanan nasional meliputi bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, kualitas sumber daya manusia, sumber daya alam, bidang pangan dan pertahanan dan keamanan itu sendiri. Ketika semua komponen tersebut bersinergi, maka Indonesia akan menjadi negara yang maju di ASEAN.

Dalam bidang pangan, bisa dibilang Indonesia masih terjajah oleh negara negara ASEAN. Indonesia merupakan negara agraris dan banyak negara meyakini bahwa dengan pengelolaan sumber daya alam yang baik, Indonesia akan menjadi negara yang menguasai wilayah ASEAN bahkan dunia. Ironisnya, Indonesia masih banyak mengimpor bahan pangan seperti beras, buah, sayur, jagung, kedelai, gandum, tepung terigu, mentega, coklat dan lain lain. Padalah secara kualitas dan kuantitas seharusnya Indonesia dapat memroduksi bahan bahan tersebut dalam jumlah yang besar dan bisa mencukupi kebutuhan pangan di Indonesia. Indonesia banyak mengimpor beras dari Vietnam, Malaysia, Singapura, dan Thailand

Era globalisasi memang mensyaratkan terbukanya kesempatan tiap negara untuk memasarkan produk maupun jasa masing-masing. Makanan berpotensi untuk berperan dalam pasar global, seperti telah kita rasakan saat ini makanan asing merebut pasar Indonesia dengan mempopulerkan makanan-makanan asing sebagai makanan yang bergengsi. Apabila hal ini berlangsung secara terus menerus maka akan sangat mengkhawatirkan bangsa kita, jati diri kita sebagai bangsa dengan budaya yang luhur sedikut demi sedikit akan terkikis, dimana kita tidak mengenal makanan kita sendiri, tetapi lebih bangga apabila menyantap makanan-makanan asing.

Jika kemampuan produksi bahan pangan domistik tidak dapat mengikuti peningkatan kebutuhan, maka pada waktu yang akan datang Indonesia akan tergantung impor, yang berarti ketahanan pangan nasional akan semakin rentan karena akan semakin tergantung pada kebijakan ekonomi negara lain. Berdasarkan perkiraan tersebut tantangan utama dalam pemantapan ketahanan pangan adalah optimalisasi pemanfaatan sumberdaya pangan domistik dan peningkatan kapasitas produksi pangan dalam jumlah, kualitas dan keragamannya. Dalam sistem konsumsi terdapat aspek penting yaitu diversifikasi. Diversifikasi pangan dimaksudkan untuk memperoleh keragaman zat gizi sekaligus melepas ketergantungan masyarakat atas satu jenis pangan pokok tertentu yaitu beras. Ketergantungan yang tinggi dapat memicu ketidakstabilan jika pasokan terganggu dan sebaliknya jika masyarakat menyukai pangan alternative maka ketidakstabilan akan dapat dijaga.

BAB II

PEMBAHASANII. 1 Ketahanan nasional

Ketahanan nasional mempunyai makna yang sangat luas. Bagi Indonesia yang terdiri atas berbagai suku, agama, ras, budaya, adat istiadat, dan pertahanan, ketahanan nasional perlu dipahami secara komperehensif dan terpadu baik secara personal maupun sosial untuk kemudian diwujudkan secara nyata di bumi nusantara. Ketahanan nasional adalah tanggung jawab kita semua, bukan hanya tanggung jawab Kementrian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia. Karena ketahanan nasional bukan hanya persoalan ketentaraan, melaikan juga terkait dengan persoalan lain, seperti persoalan ekonomi, politik dan sebagainya. Dengan begitu, semua komponen bangsa, apakah itu agamawan, ekonom, cendekiawan, wiraswatawan, wartawan dan lain lain dapat memberikan sumbangan maksimal bagi ketahanan nasional (Pranowo, M. Bambang, 2010)Kondisi dinamik bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang berintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan ancaman hambatan dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam. Untuk menjamin identitas, integritas kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasionalnya.

Konsepsi ketahanan nasional Indonesia adalah konsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang serasi dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh berlandaskan Pancasila, UUD 45 dan Wasantara.

Kesejahteraan adalah kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai nasionalnya demi sebesar-besarnya kemakmuran yang adil dan merata rohani dan jasmani. Keamanan adalah kemampuan bangsa Indonesia melindungi nilai-nilai nasionalnya terhadap ancaman dari luar maupun dari dalam (Anonim, 2001).II.2 Ketahanan pangan

Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang pangan : Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan dan minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan atau pembuatan makanan dan minuman. Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup.

Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang tantangan kedaulatan pangan, Kedaulatan pangan adalah kondisi suatu negara untuk menentukan sistem pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal. Kemandirian pangan adalah kemampuan negara dan bangsa dalam memroduksi pangan yang beraneka ragam.

II. 3 Hubungan ketahanan nasional dengan ketahanan pangan

Saat ini, keadaan pangan di Indonesia masih sangat memprihatinkan. Pemerintah Indonesia sudah mengupayakan untuk mencukupi kebutuhan pangan di Indonesia dengan cara mengimpor beras, kentang, tepung terigu, gandum dan masih banyak lagi. Namun kebutuhan pangan Indonesia masih juga belum terpenuhi. Masih banyak masyarakat kita yang belum sejahtera, bahkan ada yang sampai mati kelaparan. Hal ini menjadi pekerjaan besar dari pemerintah untuk menjamin kesejahteraan masyarakatnya. Kesejahteraan rakyat merupakan tujuan dari negara Indonesia, yang sudah tertuang dalam Pembukaan UUD 1945, dan hal tersebut juga merupakan hak sebagai rakyat. Sebagai warga negara, tentunya hak dan kewajiban kita dijamin oleh negara. Oleh sebab itu, jika fenomena mati kelaparan masih banyak terjadi, berarti negara kita masih gagal dalam menjamin hak asasi manusia di Indonesia. Namun, pemerintah juga masih membutuhkan dukungan warganya dalam pelaksanaan upaya mencukupi kebutuhan pangan di Indonesia. Sebagai warga negara kita memliki kewajiban untuk mempertahankan negara. Aksi yang dapat kita lakukan sebagai generasi muda dalam bidang pangan ini adalah mendukung program pemerintah untuk mengonsumsi pangan lokal. Promosi ini sangat gencar dilakukan. Hal ini dikarenakan generasi muda saat ini kurang menyukai olahan makanan makanan lokal, malahan lebih menyukai pasta, pizza, tortilla dan banyak makanan lainnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan menjamurnya caf yang menjual produk produk tersebut dibandingkan pangan lokal seperti apem, bika ambon, pukis, kue cucur, gethuk dan lain lain. Oleh sebab itu, kita juga berkewajiban untuk mendukung program pemerintah dengan menyukseskannya lewat mengonsumsi pangan lokal, dan juga kita juga harus mengurangi konsumsi produk franchise dari luar negeri sehingga makanan lokal juga mendapat tempat di hati warga negara Indonesia.

II. 4 Faktor penyebab

Faktor penyebabnya adalah lunturnya kegemaran sebagian masyarakat terhadap makanan tradisional Indonesia antara lain disebabkan karena adanya perubahan gaya hidup, perubahan sosial budaya, perkembangan ekonomi dalam kehidupan masyarakat, di samping itu kebiasaan masyarakat terhadap makan di luar, gencarnya promosi dan tersedianya makanan asing di berbagai kota besar juga sebagai salah satu faktor mengapa masyarakat lebih menyukai makanan asing dari pada makanan kita sendiri. Perubahan gaya hidup suatu masyarakat dalam kaitannya dengan makanan berdampak juga pada perubahan budaya. Makanan siap saji (fast food) menjadi lebih diminati karena dianggap lebih cepat dan praktis sebab dapat menunjang kebutuhan masyarakat urban yang sangat sibuk bekerja. Dengan demikian, perkembangan dan peningkatan perekonomian sebagian masyarakat juga membentuk kebiasaan makannya. Perubahan gaya hidup muncul ketika orang lebih tertarik dengan fast food yang ditawarkan dan hal itu dianggapnya dapat memberikan nilai tambah baginya (Meliono-Budianto, V. I. 2004).

II. 5 Cara yang bisa dilakukana. Mengonsumsi pangan lokal

Pemerintah terus berupaya untuk menyejahterakan rakyatnya dengan menghimbau untuk mengonsumsi pangan lokal. Pangan lokal adalah produk pangan yang bahan utamannya berasal dari Indonesia sendiri bukan dari hasil impor. Misalnya thiwul, geplak, sagu dan berbagai makanan tradisional lain. Berikut adalah contoh pangan lokal yang bisa dibudidayakan dan mengurangi impor beras:Singkong: Keberadaan singkong yang melimpah dan harga yang murah di pedesaan dapat ditingkatkan menjadi bahan makanan yang bernilai tinggi. Melalui pengeringan sederhana misalnya dengan diparut kasar, dicuci dikeringkan dan kemudian digiling yang selanjutnya dapat dibuat beraneka macam produk makanan basah maupun kering. Beberapa industri yang telah berkembang antara lain; criping, lanthing, pathilo, gethuk dsb. Singkong sebagai salah satu jenis bahan makanan sumber karbohidrat yang dapat tumbuh subur di Indonesia dan relatif murah harganya. Guna menunjang kebijakan pemerintah bidang pangan yaitu untuk meningkatkan upaya penganekaragaman atau diversifikasi pola konsumsi pangan guna mengurangi ketergantungan beras sebagai makanan pokok, maka peran umbi-umbian termasuk singkong menjadi amat penting. Karena potensi yang cukup banyak, maka usaha pemanfaatan singkong perlu dilestarikan dan dikembangkan lebih lanjut menjadi produk-produk baru yang lebih modern, eksklusif dan berkadar gizi tinggi, dengan sentuhan teknologi pangan yang tepat. Labu Kuning: Ditinjau dari aspek gizi, labu kuning memiliki kandungan gizi yang cukup baik, disamping kadar karbohidrat yang tinggi juga kaya akan provitamin A yang merupakan keistimewaan buah labu kuning yang berguna bagi kesehatan kita. Labu kuning mempunyai peranan dalam mencegah penyakit degeneratif seperti diabetis mellitus, asteroklerosis, jantung koroner, tekanan darah tinggi dan bahkan dapat mencegah terjadinya penyakit kanker. Melalui pengukusan lebih dahulu dapat dibuat aneka macam kudapan seperti: puding, kue lapis, cake, pie, nogosari dsb. Dengan melalui diparut dulu kemudian diperas misalnya; arem-arem, nasi kuning, sus. Selanjutnya dapat pula diawetkan dengan dibuat tepung lebih dahulu. Dari hasil pengujian resep dan penilaian inderawi rasa dari berbagai makanan olahan resep masakan labu kuning sangat bagus untuk dikembangkan dan dibuat berbagai macam makanan seperti; kue, minuman, makanan pembuka, makanan utama, lauk pauk maupun makanan penutup.Jagung: Jagung merupakan palawija sumber karbohidrat yang memegang peranan penting kedua setelah beras. Jagung juga mengandung unsur gizi lain yang diperlukan manusia yaitu kalori, dan protein. Dengan mengkonsumsi aneka macam produk olahan jagung, berarti telah melaksanakan program diversifikasi pangan non beras. Pengolahan jagung menjadi berbagai macam produk olahan, akan dapat meningkatkan nilai ekonomi dan nilai guna jagung sebagai bahan pangan non beras, disamping dapat meningkatkan pendapatan keluarga. Teknik pengolahannya dapat berasal dari jagung yang masih segar maupun yang telah kering ataupun dibuat jagung. Adapun produknya diantaranya : emping jagung, aneka cake, talam, muffin dsb.b. Meningkatkan hasil panen dengan menggunakan pupuk organikSelain membudayakan mengonsumsi pangan lokal, cara lain yang bisa dilakukan adalah meningkatkan hasil panen dengan memberikan pupuk yang cocok untuk tanaman. Menurut petani Jombang, Hadi, pupuk yang efektif digunakan adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan atau batang jagung hasil panenan nya. Hal in terbukti dari hasil panen Hadi yang justru meningkat dengan menggunakan pupuk organik dibandingkan pupuk kimia. Peningkatan ini dipengaruhi oleh penggunaan pupuk organik yang dapat meningkatkan unsur hara dan mineral dalam tanah.Selain itu, dengan menambahkan beberapa jenis mikroba, sepertiAzatobacter chroococcum,Aspergillus nigerserta beberapa mikroba lainnya, kandungan unsur hara dan pengikat nitrogen dalam tanah menjadi lebih cepat. Dengan mencampukan mikroba, pembuatan pupuk organik bisa lebih cepat, yaitu hanya memerlukan waktu kurang dari dua pekan. Kandungan zat organik dalam pupuk juga meningkat tajam. Pakar kesuburan tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang, Syahrul Kurniawan, menjelaskan penggunaan pupuk kimia secara berkelanjutan membuat kandungan unsur hara dalam bahan organik dalam tanah tanah terus menyusut dan akhirnya habis. Ditegaskan oleh Syahrul, jika kandungan organik dalam tanah sudah habis, maka berapapun jumlah pupuk kimia yang ditaburkan tak akan mampu menjadikan tanaman subur. Bahan-bahan kandungan pupuk kimia sesungguhnya hanya bisa merangsang pertumbuhan tanaman, tapi tidak mampu menciptakan unsur organik yang sejatinya dibutuhkan oleh tanah (Taufiq, Fatkhurrohman, 2011).c. Menumbuhakan pemikiran untuk mencintai produk pangan dalam negeri

Mencintai produk dalam negeri merupakan program yang sejak dulu dicanangkan oleh pemerintah. Namun program tersebut belum berjalan dengan baik. Program ini ditujukan agar warga negara lebih mencintai produk dalam negeri dibanding produk asing yang sudah mulai menjamur di Indonesia. Begitu pula dengan restoran franchise ayam goreng yang sudah banyak membuka cabang di Indonesia dan omsetnya melebihi omset pangan lokal Indonesia. Selain menyebabkan warga Indonesia tidak mencintai pangan lokal, perusahaan franchise seperti ayam goreng tersebut mengambil sumber daya alam negara untuk keuntungan perusahaan asing tersebut bukan untuk Indonesia. Keuntungan yang didapati Indonesia sangat tidak sebanding dengan munculnya budaya untuk mengonsumsi fast food ayam goreng tersebut dengan makanan lokal seperti nasi liwet, rendang, soto Madura coto Makasar dan berbagai macam makanan tradisional lain yang mulai lenyap karena budaya baru konsumen. Oleh sebab itu, kita harus mencintai pangan lokal. Hal pertama yang dapat kita lakukan adalah mengurangi konsumsi roti, karena roti berbahan dasar gandum dan gandum didapatkan dengan cara mengimpor. Kita dapat beralih ke camilan lokal lain seperti bengawan solo, thiwul, kue cucur, kue cenil, sengkolon, kue lapis dan masih banyak jajanan pasar lain yang ada dipasaran. Kedua, melihat kandungan gizi yang tedapat dalam bahan roti sehingga kita dapat mengerti bahaya kesehatan dari mengonsumsi roti terlalu banyak. Terigu mengandung gluten, yang dapat menyebabkan kolestrol dan gula darah meningkat. Sedangkan ketela dan singkong, tidak mengandung gluten sehingga menyehatkan dan mengeyangkan. Ketiga, mengajak teman atau kerabat untuk mengonsumsi makanan lokal. Dengan demikian pangan lokal dapat bersaing dari makanan asing dan masyarakat lebih memilih makanan lokal tersebut.

d. Pengemasan dan sifat fisik yang unik

Pengemasan harus dibuat unik supaya memiliki ciri khas dan daya tarik sendiri bagi konsumen. Selain itu, ukuran yang pas dari produk tersebut menjadi faktor lebih dari makanan tersebut. Jika ukurannya terlalu besar dan sulit untuk dikonsumsi, konsumen akan kapok untuk membeli. Sebaliknya, jika ukuran, bentuk, rasa dan kemasana yang dimiliki produk tersebut unik maka peminatnya lebih banyak. Sehingga produk lokal pun meskipun tradisional namun harus dikemas dengan unik dan baik sehingga masyarakat tertarik. BAB III

KESIMPULANPermasalahan pangan di Indonesia memang sangat krusial. Namun sebenarnya dapat diatasi dengan mengonsumsi pangan lokal dan meningkatkan produksi bahan olahan pangan agar impor berkurang. Pangan yang dikembangakan adalah singkong, labu kuning dan jagung. Selain itu penggunaan pupuk organik dapat meningkatkan hasil panen karena mengandung dapat unsur hara dan mineral yang banyak. Hasil panen yang melimpah dan membudayakan pangan lokal dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah kebutuhan pangan Indonesia. Penanaman nilai nasionalisme untuk pangan lokal adalah kunci utama agar masyarakat Indonesia lebih memilih pangan lokal dibanding asing. Pengemasan pun menjadi faktor penting untuk menarik minat konsumen akan pangan lokal.DAFTAR PUSTAKA

Napitupulu, Tom Edward Marasi, 2000, Pembangunan Pertanian dan pengembangan Agroindustri, Pertanian dan pangan, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta

Anonymous, 2001, Program Kerja Pengembangan Kewaspadaan Pangan, Pusat Kewaspadaan Pangan 2001-2004. Pusat Kewaspadaan Pangan. Badan Bimas Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian,Jakarta

Pranowo, M. Bambang, 2010, Multidimensi Ketahanan Nasional, Pustaka Alvabet, JakartaTri Susanto, 2001, Proyek dan Potensi Makanan Tradisional Dalam Pengembangan Industri Pangan. Makalah Seminar, PKMT, Lemlit UNESATitiek F Djaafar dkk, 2001, Aneka Macam Produk Olahan Jagung, Penerbit KanisiusMeliono-Budianto, V. I. 2004. Dimensi Etis Terhadap Budaya Makan dan Dampaknya Pada Masyarakat. Makara, Sosial Humaniora 8(2):65-70.Marwanti, Diversifikasi Pengolahan Bahan Pangan Lokal.Fatkhurrohman Taufiq, 2011, Begini Cara Petani Jombang Akali Sawah Agar Panen Melimpah, http://www.tempo.co/read/news/2011/09/28/061358711/begini-cara-petani-jombang-akali-sawah-agar-panen-melimpah Diakses 15 Desember 2014 19:2015