32
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyakit katup jantung dahulu di anggap sebagai penyakit yang hampir pasti di sebabkan oleh reumatik. Demam reumatik hanya timbul bila terjadi respon anti bodi atau imunologi yang bermakna terhadap infeksi streptokok sebelumnya. Sekitar 3% infeksi streptokok pada faring dalam waktu 2-4 minggu akan di ikuti oleh serangan demam reumatik.serangan awalnya sering di temukan pada masa kanak-kanak dan awal masa remaja. Insiden infeksi streptokok yang menyebabkan demam reumatik, di anggap sebagai faktor predisposisi yang memiliki hubungan langsung dengan perkembangan dan transmisi infeksi; faktor predisposisi utama lainnya adalah faktor sosio ekonomi, seperti situasi kehidupan dan kemungkinan untuk mendapatkan perawatan, medis dan antibiotik. Insiden tertinggi penyakit katup adalah pada katup mitralis di ikuti katup aorta. Kecenderungan menyerang katup-katup jantung kiri di kaitkan dengan tekanan hemodinamik yang relatif lebih besar pada katup-katup ini. Dikatakan bahwa tekanan hemodinamik akan meningkatkan derajat perubahan bentuk yang dialami oleh katup tersebut. Insiden penyakit trikuspidalis lebih rendah, penyakit katup pulmonalis jarang terjadi. 1

Makalah Kelainan Katub Jantung

Embed Size (px)

DESCRIPTION

S'moga bermanfaat,, :)

Citation preview

Page 1: Makalah Kelainan Katub Jantung

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Penyakit katup jantung dahulu di anggap sebagai penyakit yang hampir

pasti di sebabkan oleh reumatik. Demam reumatik hanya timbul bila terjadi

respon anti bodi atau imunologi yang bermakna terhadap infeksi streptokok

sebelumnya. Sekitar 3% infeksi streptokok pada faring dalam waktu 2-4 minggu

akan di ikuti oleh serangan demam reumatik.serangan awalnya sering di temukan

pada masa kanak-kanak dan awal masa remaja. Insiden infeksi streptokok yang

menyebabkan demam reumatik, di anggap sebagai faktor predisposisi yang

memiliki hubungan langsung dengan perkembangan dan transmisi infeksi; faktor

predisposisi utama lainnya adalah faktor sosio ekonomi, seperti situasi kehidupan

dan kemungkinan untuk mendapatkan perawatan, medis dan antibiotik.

Insiden tertinggi penyakit katup adalah pada katup mitralis di ikuti katup

aorta. Kecenderungan menyerang katup-katup jantung kiri di kaitkan dengan

tekanan hemodinamik yang relatif lebih besar pada katup-katup ini. Dikatakan

bahwa tekanan hemodinamik akan meningkatkan derajat perubahan bentuk yang

dialami oleh katup tersebut. Insiden penyakit trikuspidalis lebih rendah, penyakit

katup pulmonalis jarang terjadi. Penyakit pada katup trikuspidalis atau pulmonalis

biasanya disertai lesi pada katup lainnya, sedangkan pada katup aorta atau mitralis

sering di dapatkan sebagai lesi tersendiri.

Lesi-lesi katup tertentu dapat menunjukkan keadaan apa yang menjadi

penyebabnya. Misalnya, stenosis mitralis tunggal biasanya karena reumatik,

sedangkan stenosis aorta murni biasanya akibat kalsivikasi premature dan

degenerasi dari katup bikuspid kongenital. Lesi katup pulmonalis atau

trikuspidalis tunggal hampir pasti disebabkan oleh cacat kongenital. Lesi katup

gabungan disebabkan oleh reumatik.

Dari berbagai paparan di atas, bahwa pada penyakit katup jantung

merupakan komponen miokard penyakit katup jantung, sampai saat ini,

merupakan penyebab utama mortalitas, perbaikan atau penggantian dini katup

pada pasien resiko rendah telah menghasilkan preservasi fungsi miokard dengan

1

Page 2: Makalah Kelainan Katub Jantung

tingkat ketahanan hidup jangka panjang yang lebih baik. Maka kami dalam

penyusunan makalah ini mengambil judul “Kelainan Katup Jantung dan

Penatalaksanaannya ”. Dan diharapkan agar hal tersebut di cegah atau di

minimalisir sejak dini.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1 Apakah pengertian dari katup jantung?

1.2.2 Apa sajakah jenis-jenis kelainan katup jantung?

1.2.3 Apa sajakah yang berhubungan dengan sindrom prolaps katup mitral?

1.2.4 Apa sajakah yang berhubungan dengan regurgitasi mitralis?

1.2.5 Apa sajakah yang berhubungan dengan stenosis mitralis?

1.2.6 Apa sajakah yang berhubungan dengan stenosis aorta?

1.2.7 Apa sajakah yang berhubungan dengan regurgitasi aorta?

1.2.8 Apa sajakah yang berhubungan dengan penyakit katup trikuspidalis?

1.2.9 Apa sajakah yang berhubungan dengan penyakit katup pulmonalis?

1.2.10 Bagaimakah tindakan pengobatan pada kelainan katup jantung?

1.3 TUJUAN

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari katup jantung.

1.3.2 Untuk mengetahui jenis-jenis kelainan katup jantung.

1.3.3 Untuk mengetahui dan memahami hal-hal yang berhubungan dengan

sindrom prolaps katup mitral.

1.3.4 Untuk mengetahui dan memahami hal-hal yang berhubungan dengan

regurgitasi mitralis.

1.3.5 Untuk mengetahui dan memahami hal-hal yang berhubungan dengan

stenosis mitralis.

1.3.6 Untuk mengetahui dan memahami hal-hal yang berhubungan dengan

stenosis aorta.

1.3.7 Untuk mengetahui dan memahami hal-hal yang berhubungan dengan

regurgitasi aorta.

2

Page 3: Makalah Kelainan Katub Jantung

1.3.8 Untuk mengetahui dan memahami hal-hal yang berhubungan dengan

penyakit katup trikuspidalis.

1.3.9 Untuk mengetahui dan memahami hal-hal yang berhubungan dengan

penyakit katup pulmonalis.

1.3.10 Untuk mengetahui tindakan pengobatan pada kelainan katup jantung.

3

Page 4: Makalah Kelainan Katub Jantung

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Katup Jantung

Jantung memiliki empat ruangan, 2 ruangan kecil di atas (atrium) dan 2

ruangan besar di bawah (ventrikel). Setiap ventrikel memiliki satu katup masuk

searah dan satu katup keluar searah. Katup jantung bekerja mengatur aliran darah

melalui jantung ke arteria pulmonal dan aorta dengan cara membuka dan menutup

pada saat yang tepat ketika jantung berkontraksi dan berelaksasi selama siklus

jantung.

Katup trikuspidalis membuka dari atrium kanan ke dalam ventrikel kanan,

dan katup pulmonalis membuka dari ventrikel kanan ke dalam arteri pulmonalis.

Katup mitral membuka dari atrium kiri ke dalam ventrikel kiri, dan katup aorta

membuka dari ventrikel kiri ke dalam aorta.

Katub artrioventrikuler memisahkan atrium dan ventrikel, terdiri atas

katup trikuspidalis yag membagi atrium kanan dan ventrikel kanan, serta katup

mitral atau bikuspidalis yang membagi atrium kiri dan ventrikel kiri.

Katup semilunaris terletak antara ventrikel dan arteri yang bersangkutan.

Katup pulmonal terletak antara ventrikel kanan dan arteri pulmonal, sedang katup

aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.

Bila salah satu katup tidak terbuka atau tertutup dengan baik maka akan

mempengaruhi aliran darah, bila katup tidak dapat membuka secara sempurna

(biasanya karena stenosis), akibatnya aliran darah melalui katup tersebut akan

berkurang. Bila katup tidak dapat menutup secara sempurna darah akan

mengalami kebocoran sebagai proses yang disebut regurgitasi atau infusiensi.

2. 2 Jenis kelainan katup jantung

Adapun beberapa jenis kelainan katup jantung:

Syndrome Prolaps Katup Mitral

Regurgitasi Mitralis

Stenosis Mitral

Stenosis Katup Aorta

4

Page 5: Makalah Kelainan Katub Jantung

Regurgitasi Aorta

Penyakit Trikuspidalis

Penyakit Pulmonalis

2.3 Sindrom prolaps katup mitral

- Definisi

Prolaps katup mitral (PKM) adalah suatu sindrom klinik yang disebabkan

oleh berbaliknya satu atau lebih apparatus katup mitral, daun katup, korda

tendinea, muskulus papilaris, dan anulus katup dengan atau tanpa regurgitasi

mitral (RM). Nama lain dari Prolaps Katup Mitral adalah sindrom murmur klik

sistolik, sindrom Barlow, katup mitral miksomatosa, billowing mitral cusp

syndrome, dan redundant cusp syndrome.

- Patofisiologi

Sindrom prolaps katup mitral adalah disfungsi bilah-bilah katup mitral

yang tidak menutup dengan sempurna dan mengakibatkan regurgitasi katup,

sehingga darah merembes dari ventrikel kiri ke atrium kiri. Sindrom ini kadang

tidak menimbulkan gejala atau juga dapat berkembang cepat dan menyebabkan

kematian mendadak. Pada tahun-tahun belakangan sindrom ini semakin banyak

dijumpai, mungkin karena metode diagnostic yang semakin maju.

2.4 Regurgitasi Mitralis

- Definisi

Regurgitasi Katup Mitral (Inkompetensia Mitral, Insufisiensi Mitral),

(Mitral Regurgitation) adalah kebocoran aliran balik melalui katup mitral setiap

kali ventrikel kiri berkontraksi. Pada saat ventrikel kiri memompa darah dari

jantung menuju ke aorta, sebagian darah mengalir kembali ke dalam atrium kiri

dan menyebabkan meningkatnya volume dan tekanan di atrium kiri. Terjadi

peningkatan tekanan darah di dalam pembuluh yang berasal dari paru-paru, yang

mengakibatkan penimbunan cairan (kongesti) di dalam paru-paru.

- Patofisiologi

Infusiensi mitral terjadi bila bilah-bilah katup mitral tidak dapat menutup

selama systole. Chordae tendineae memendek, sehingga bilah katup tidak dapat

5

Page 6: Makalah Kelainan Katub Jantung

menutup dengan sempurna, akibatnya terjadilah regurgitasi atau aliran balik dari

ventrikel kiri ke atrium kiri.

Pemendekan atau sobekan salah satu atau kedua bilah katup mitral

mengakibatkan penutupan lumen mitral tidak sempurna saat ventrikel kiri dengan

kuat mendorong darah ke aorta, sehingga setiap denyut, ventrikel kiri akan

mendorong sebagian darah kembali ke atrium kiri. Aliran balik darah ini ditambah

dengan darah yang masuk dari paru, menyebabkan atrium kiri mengalami

pelebaran dan hipertrofi. Aliran darah balik dari ventrikel akan menyebabkan

darah yang mengalir dari paru ke atrium kiri menjadi berkurang. Akibatnya paru

mengalami kongesti, yang pada gilirannya menambah beban ke ventrikel kanan.

Maka meskipun kebocoran mitral hanya kecil, namun selalu berakibat terhadap

kedua paru dan ventrikel kanan.

2.5 Stenosis Mitral

- Definisi

Stenosis katup mitral merupakan penyempitan pada lubang katup mitral

yang akan menyebabkan meningkatnya tahanan aliran darah dari atrium kiri ke

ventrikel kiri. Kelainan struktur mitral ini menyebabkan gangguan pembukaan

sehingga timbul gangguan pengisian ventrikel kiri saat diastole.

- Patofisiologi

Stenosis mitral adalah penebalan progresif dan pengerutan bilah-bilah

katup mitral, yang menyebabkan penyempitan lumen dan sumbatan progresif

aliran darah.

Secara normal pembukaan katup mitral adalah selebar tiga jari. Pada kasus

stenosis berat terjadi penyempitan lumen sampai selebar pensil. Ventrikel tidak

terpengaruh , namun atrium kiri mengalami kesulitan dalam mengosongkan darah

melalui lumen yag sempit ke ventrikel kiri. Akibatnya atrium akan melebar dan

mengalami hipertrofi. Karena tidak ada katup yang melindungi vena pulmonal

terhadap aliran balik dari atrium maka sirkulasi pulmonal mengalami kongesti.

Akibatnya ventrikel kanan harus menanggung beban tekanan arteri pulmonal yang

tinggi dan mengalami peregangan berlebihan, yang berakhir dengan gagal

jantung.

6

Page 7: Makalah Kelainan Katub Jantung

2.6 Stenosis Katup Aorta

- Definisi

Stenosis katup Aorta adalah penyempitan pada lubang katup aorta, yang

menyebabkan meningkatnya tahanan terhadap aliran darah dari ventrikel kiri ke

aorta.

- Patofisiologi

Bilah-bilah katup aorta saling menempel dan menutup sebagian lumen

diantara jantung dan aorta. Ventrikel kiri mengatasi hambatan sirkulasi ini dengan

berkontraksi lebih lambat tapi dengan energy yang lebih besar dari normal,

mendorong darah melalui lumen yang sangat sempit. Mekanisme kompensasi

jantung mulai gagal dan muncullah tanda-tanda klinis.

Obstruksi jalur aliran aorta tersebut menambahkan beban tekanan ke

ventrikel kiri, yang mengakibatkan penebalan dinding otot. Otot jantung menebal

sebagai respon terhadap besarnya obstruksi, terjadilah gagal jantung bila

obstruksinya terlalu berat.

2.7 Regurgitasi Aorta

- Definisi

Regugitasi Katup Aorta (Inkompetensia Aorta, Insufisiensi Aorta) adalah

kebocoran pada katup aorta yang terjadi setiap kali ventrikel mengalami relaksasi.

- Patofisiologi

Insufisiensi aorta di sebabkan oleh lesi peradangan yang merusak bentuk

bilah katup aorta, sehingga masing-masing bilah tidak bisa menutup lumen aorta

dengan rapat selama diastole dan akibatnya menyebabkan aliran balik darah dari

aorta ke ventrikel kiri. Karena kebocoran katup aorta saat diastole, maka sebgaian

darah dalam aorta, yang biasanya bertekanan tinggi, akan mengalir ke ventrikel

kiri, sehingga ventrikel kiri harus mengatasi keduanya yaitu mengirim darah yang

secara normal diterima atrium kiri ke ventrikel melalui lumen ventrikel maupun

darah yang kembali ke aorta. System kardiovaskuler berusaha mengkompensasi

melalui refleks dilatasi pembuluh darah: arteri perifer melemas, sehingga tahanan

perifer turun dan tekanan diastolic turun drastic

7

Page 8: Makalah Kelainan Katub Jantung

2.8 Penyakit Trikuspidalis

Stenosis katup Trikuspidalis akan menghambat aliran darah dari atrium kanan

ke ventrikel kanan selama diastolik. Kerusakan ini biasanya menyertai penyakit

pada katup mitrlis dan aorta sekunder dari penyakit rematik jantung yang berat.

Stenosis trikuspidalis meningkatkan beban kerja atrium kanan, memaksa

pembentukan tekanan yang lebih besar untuk mempertahankan aliran melalui

katup yang tersumbat. Kemampuan kompensasi atrium kanan terbatas, karena itu

atrium mengalami dilatasi secara cepat. Peningkatan volume dan tekanan atrium

kanan mengakibatkan penimbunan darah pada vena sistemik dan peningkatan

tekanan.

Regurgitasi Trikuspidalis yang murni biasanya disebabkan gagal jantung

kiri yang sudah lanjut atau hipertensi pulmonalis yang berat, sehingga terjadi

kemunduran fungsi ventrikel kanan. Sewaktu ventrikel kanan gagal dan

membesar, terjadilah regurgitasi fungsional dari katup trikuspidalis.

2.9 Penyakit Katup Pulmonalis.

Insidens penyakit katup pulmonalis sangat rendah. Stenosis pulmonalis

biasanya kongenital dan bukan merupakan akibat penyakit rematik jantung.

Stenosis katup pulmonalis meningkatkan beban kerja ventrikel kanan,

mengakibatkan hipertrofi ventrikel kanan. Gejala-gejala baru timbul bila terjadi

gagal ventrikel kanan, menimbulkan pelebaran vena sistemik dan segala sekuele

klinisnya.

Regurgitasi fungsional pulmonalis dapat terjadi sebagai sekuele disfungsi

katup sebelah kiri dengan hipertensi pulmonalis kronik dan dilatasi orifisium

katup pulmonalis. Tetapi lesi ini jarang terjadi.

8

Page 9: Makalah Kelainan Katub Jantung

Mitralis

Fibrosis, abnormalitas katup

Pertumbuhan Lesi berbenjol yang mengandung fibrin di katup

Kerusakan di berbagai tubuh, terutama katup jantung

Menetap di dalam darah selama 6 bulan/lebih

Kerusakan imunologis yang berat

Antibodi bereaksi dengan antigen M

Nyeri tenggorokan, demam

Masuk lewat aliran darah

Demam remautik

Infeksi Streptokokus A

WOC KELAINAN KATUP

9

Aorta

Page 10: Makalah Kelainan Katub Jantung

10

Mitralis

Regurgitasi

Fase sistol

Isovolumic Contraction dan ejection

N: Katup AV menutup

Dilatasi ventrikel kiriPeningkatan

volume atrium kiri

Penurunan curah jantung sistemik

Dilatasi atrium kiri

Peningkatan tekanan pulmonal dan volume menurun

Penurunan perfusi otot rangka

Fase Diastole

Isovolumic Relaxation N: Katup AV membuka

Stenosis

Peningkatan volume atrium kiri

Hipertrofi atrium kiri; meningkatkan kekuatan memompa

Peningkatan tekanan arteri pulmonal

Dilatasi atrium kiri

Penurunan darah dari ventrikel kiri

Penurunan curah jantung sistemik

Penurunan perfusi otot rangka

Gangguan Pertukaran Gas

Kelelahan

Intoleransi aktivitas

Kelelahan

Intoleransi aktivitas

Hukum Starling; meningkatkan kontraksi miokardium

Hipertropi Ventrikel

Gangguan pertukaran gas

Page 11: Makalah Kelainan Katub Jantung

vh

11

Aorta

Fase Sistol Ventrikel

Ejeksi; Katup aorta membuka

Stenosis aorti

Hipertrofi ventrikel kiri

overload volume ventrikel kiri

Dilatasi ventrikel kiri

Peningkatan tek. Atrium kiri dan pulmonal

curah jantung menurun

Penurunan perfusi arteri koroner

Penurunan Suplai darah ke paru

Kelelahan

Intoleransi Aktifitas

Relaksasi Ventrikel; Katup Aorta menutup

Gangguan Pertukaran Gas

Peningkatan volume ventrikel kiri

Hipertrofi dan dilatasi ventrikel kiri

Regurgitasi Aortik

Regurgitasi darah dr akar aorta masuk ke ventrikel kiri

Penurunan curah Jantung

Kelelahan

Fase Diastolik

Peningkatan tekanan atrium kiri dan pulmonal

Intoleransi aktivitas

Gagal jantung kanan

Perfusi arteri koroner

Gangguan Pertukaran gas

Page 12: Makalah Kelainan Katub Jantung

2.10 Tindakan Pengobatan

1. Terapi Medis

- Penyakit katup mitral.

a. Diuretik: Untuk mengurangi kongesti.

b. Digoksin: Meningkatkan daya kontraksi bila terdapat regurgitasi mitral,

atau mengurangi respon ventrikel pada fibrilsai atrium.

c. Antiaritmia: Jika terjadi fibrilsai atrium.

d. Terapi vasodilator: bila ada regurgitasi mitral untuk mengurangi afterload,

dengan demikian mengurangi mengurangi aliran balik dan menmabah

aliran ke depan.

e. Antikoagulan: jika ada embolisasi sistemik.

2. Terapi Bedah

- Penyakit katup mitral.

a. Valvulotomi mitral: Membuka katup mitral dengan pendekatan perkutan

atau transventrikuler. Tindakan operasi transventrikuler memisahkan daun

katup tepat pada tempat di mana daun-daun tersebut menyatu di sepanjang

komisura. Di lakukan dengan memasukkan sebuah dilator melaui apeks

ventrikel kiri, dituntun oleh jari menembus ke atrium kiri melaui orifisium

mitralis. Komisura-komisura kemudian dipisahkan dengan memakai

tekanan benda tumpul. Prosedur ini akan memisahkan daun-daun katup

yang menyatu dan mendilatasi orifisium mitralis.

- Penyakit katup aorta.

Penggantian katup merupakan terapi yang di anjurkan pada kelainan aorta

karena kalsifikasi. Valvulotomi aorta perkutan dapat dipertimbangkan

pada stenosis aorta yang beresiko tinggi yang berusia tua, atau penderita

yang lebih muda dengan stenosis aorta yang tidak mengalami kalsifikasi.

- Valvuloplasti balon transluminal per kutan.

Teknik ini sebagai pengobatan paliatif bagi stenosis katup yaitu dengan

memasukkan ke dalam jantung sebuah balon di ujung kateter. Balon

12

Page 13: Makalah Kelainan Katub Jantung

dimasukkan melalui pembuluh darah perifer, di bawah tuntunan

fluroskopi, hingga balon menetap pada orifisium katup. Mekanisme

bagaimana dilatasi dapat mengurangi derajat obstruksi adalah dengan

pemisahan komisura yang menyatu, dilatasi anulus katup. Komplikasi

yang potensial termasuk embolisasi berkapur dan regurgitasi katup.

Valvuloplasti mitralis lebih umum.

13

Page 14: Makalah Kelainan Katub Jantung

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

A. Syndrome Prolaps Katup Mitral :

Ada bunyi jantung tambahan (mitral click). Adanya klik merupakan tanda

awal bahwa jaringan katup menggelembung ke atrium kiri dan telah terjadi

gangguan aliran darah.

Mitral klik dapat berubah menjadi murmur seiring dengan tidak

berfungsinya bilah-bilah katup. Dengan berkembangnya proses penyakit,

bunyi murmur menjadi tanda terjadinya regurgitasi mitral (aliran balik

darah).

B. Regurgitasi Mitralis.

Palpitasi jantung (berdebar).

Nafas pendek saat latihan.

Batuk akibat kongesti paru pasif kronis.

Denyut nadi mungkin kadang tidak teratur akibat ekstra systole atau

fibrilasi atrium yang bisa menetap selamanya.

Pada pemeriksaan auskultasi : bising sepanjang fase systole.

Pada pemeriksaan Elektrokardiogram: pembesaran atrium kiri ( P mitrale)

bila irama sinus normal, fibrilasi atrium hipertrofi atrium kiri.

Pada pemeriksaan radiogram dada : pembesaran atrium kiri, pembesaran

ventrikel kiri, kongesti vascular paru-paru dalam berbagai derajat.

C. Stenosis Mitral.

Kelelahan sebagai akibat curah jantung yang rendah.

Batuk darah (hemoptisis).

Kesulitan bernafas (dispnea) saat latihan akibat hipertensi vena pulmonal.

Batuk dan infeksi saluran nafas berulang.

Denyut nadi lemah dan sering tidak teratur, karena fibrilasi atrial yang

terjadi akibat dari dilatasi dan hipertrofi atrium. Akibat perubahan

14

Page 15: Makalah Kelainan Katub Jantung

tersebut atrium menjadi tidak stabil secara elektris, akibatnya terjadi

disritmia atrium permanen. Alat bantu diagnostic bagi kardiologis adalah

elektrokardiografi, ekokardiografi dan kateterisasi jantung dan angiografi

untuk menentukan beratnya stenosis mitral.

Pada pemeriksaan auskultasi : bising diastolik dan bunyi jantung pertama.

Pada pemeriksaan Elektrokardiogram: pembesaran atrium kiri ( P mitrale)

bila irama sinus normal, hipertrofi ventrikel kanan; fibrilasi atrium.

Pada pemeriksaan radiogram dada : pembesaran atrium kiri, pembesaran

ventrikel kanan, kongesti vena pulmonalis; edema paru-paru intertisial;

retribusi vaskuler paru-paru ke lobus atas; kalsifikasi katup mitralis.

Temuan hemodinamik : peningkatan selisih tekanan pada kedua sisi katup

mitralis; peningkatan tekanan atrium kiri dan tekanan baji kapiler

pulmonalis dengan gelombang a yang prominen; peningkatan tekanan

arteria paru-paru: curah jantung rendah; peningkatan tekanan jantung

sebelah kanan dan tekanan vena jugularis, dengan gelombang v yang

bermakna dibagian atrium kanan atau vena jugularis jika ada regurgitasi

trikuspidalis.

D. Stenosis Katup Aorta.

Dispnea saat latihan, yang merupakan manifestasi dekompensasi ventrikel

kiri terhadap kongesti paru.

Tanda lainnya berupa pusing dan pingsan karena berkurangnya volume

darah yang mengalir ke otak.

Angina pectoris merupakan gejala yang sering timbul karena

meningkatnya kebutuhan oksigen akibat meningkatnya beban kerja

ventrikel kiri dan hipertrofi miokardium. Tekanan darah dapat turun tapi

dapat juga normal, terkadang terjadi tekanan nadi yang rendah (kurang

dari 30mmHg) karena berkurangnya aliran darah.

15

Page 16: Makalah Kelainan Katub Jantung

E. Regurgitasi Aorta.

Pasien merasakan debar jantung yang bertambah kuat.

Tekanan nadi (perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik) biasanya

melebar pada pasien ini.

Sesak nafas, terutama malam hari (ortopnu,paroksimal nocturnal dispnu)

dan hal tersebut terjadi disertai regurgitasi sedang sampai berat.

Salah satu tanda khusus pada penyakit ini adalah denyut nadi yang terasa

di jari pada saat palpasi, terjadi secara cepat dan tajam dan tiba-tiba kolaps

(denyut water-hummer).

F. Penyakit Trikuspidalis

Stenosis trikuspidalis :

a) Auskultasi: Bising diastolik.

b) EKG: pembesaran atrium kanan (gelombang P yang runcing dan

tinggi, dikenal sebagai P pulmonale).

c) Radiogram dada: pembesaran atrium kanan.

d) Temuan Hemodinamik : perbadaan tekanan pada kedua sisi katup

trikuspidalis dan peningkatan tekanan atrium kanan dan tekanan

vena sentral dengan gelombang a yang besar.

Regurgitasi Trikuspidalis:

a) Auskultasi: bising sepanjang sistole.

b) EKG: pembesaran atrium kanan (gelombang P tinggi dan sempit

dikenal sebagai P pulmonale) bila irama sinus normal, fibrilasi atrium,

hipertrofi ventrikel kanan.

c) Radiogram dada: pembesaran ventrikel dan atrium kanan.

d) Temuan Hemodinamik: peningkatan tekanan atrium kanan dengan

gelombang v yang nyata.

16

Page 17: Makalah Kelainan Katub Jantung

Bunyi Jantung akibat kelainan katup:

1. Murmur pada Stenosis mitral.

Bunyi yang terdengar lemah dengan frekusensi sangat rendah sehingga

sebagian besar spectrum suara berada di bawah frekuensi terendah dari

pendengaran manusia karena pada kasus ini, darah

mengalir dengan susah payah melalui katup mitral yang mengalami

stenosis dari atrium kiri ke ventrikel kiri, dan tekanan dalam atrium kiri

jarnag meningkat di atas 30 mmHg.

2. Murmur pada regurgitasi mitral.

Terdengar suara”seperti tiupan” berfrekuensi tinggi dan mendesis

karena pada kasus ini, darah mengalir balik melalui katup mitral ke

dalam atrium kiri selama sistol dan di hantarkan dengan keras. Suara

terdengar paling baik di daerah apeks jantung karena dihantarkan ke

dinding dada melaui ventrikel kiri.

3. Murmur pada stenosis aorta.

Suara yang terdengar kasar dan pada stenosis berat kadang-kadang dapat

terdengar pada jarak beberapa kaki dari pasien. Selain itungetaran suara

dapat teraba di dada bagian atas dan leher bagian bawah yang disebut

“thrill” pada kasus ini, darah disemburkan dari ventrikel kiri

melaui sebuah lubang yang sempir di katub aorta, sehingga dapat

meningkatkan tekanan ventrikel kiri sampai 300 mmHg, dan tekanan di

aorta menetap. Jadi selama sistol, dengan darah yang disemburkan pada

kecepatan sangat tinggi menyebabkan turbulensi hebat pada darah di

pangkal aorta.

4. Murmur pada regurgitasi aorta.

Yang terdengar seperti “suara meniup” yang relative bernada tinggi dan

mendesis pada kasus ini, darah mengalir balik dari aorta ke

ventrikel kiri mengakibatkan darah turbulen yang menyembur balik dan

bertemu dengan darah yang telah berada dalam ventrikel kiri.

17

Page 18: Makalah Kelainan Katub Jantung

Diagnosa Keperawatan yang muncul:

1. Gangguan pertukaran gas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen dengan

kebutuhan.

2. Penurunan curah jantung b/d peningkatan tekanan atrium, aliran keluar

ventrikel kiri terhambat.

3. Intoleransi aktifitas b/d adanya penurunan curah jantung.

Intervensi keperawatan.

Dx.1;

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 jam oksigenasi adekuat

terhadap jaringan.

KH:

1. Mendemonstrasikan ventilasi dan oksigenasi pada jaringan, ditunjukkan

oleh GDA dalam batas normal:

pH             : 7, 35-7, 45                                 TCO2               : 23-27 mmol/L

PCO2         : 35-45 mmHg                            BE                   : 0 ± 2 mEq/L

PO2            : 80-100 mmHg                       saturasi O2        : 95 % atau lebih

HCO3        : 22-26 mEq/L

2. Berpartisipasi dalam program pengobatan dalam batas kemampuan.

Tindakan:

a. Auskultasi bunyi nafas.

R/: Menyatakan adanya kongesti apa tidak/pengumpulan secret.

b. Anjurkan pasien batuk efektif, nafas dalam.

R/: Memudahkan aliran oksigen.

c. Anjurkan klien berubah posisi sesering mungkin.

R/: Mencegah atelektasis.

d. Pertahankan duduk di kursi/tirah baring dengan kepala tempat tidur

setinggi 20-30o, posisi semi fowler.

R/: Menurunkan konsumsi oksigen.

18

Page 19: Makalah Kelainan Katub Jantung

e. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.

R/: Meningkatkan konsentrasi oksigen alveolar, yang dapat menurunkan

hipoksemia jaringan.

f. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat, missal: Diuretik

(furosemid), Bronkodilator (Aminofilin).

R/: Diuretik: Meningkatkan pertukaran gas.

Bronkodilator: Meningkatkan aliran oksigen dengan mendilatasi jalan

nafas.

Dx.2

Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 hari, penurunan curah

jantung dapat diminimalkan.

KH:

1. Melaporkan penurunan dispnea, nyeri dada.

2. Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan beban kerja jantung.

3. Mendemonstrasikan peningkatan toleransi aktivitas.

4. Mengidentifikasi tanda dini dan kapan mencari bantuan.

Tindakan:

1. Pantau TD, Nadi perifer, nadi apical.

R/: Indikator dari keadekuatan curah jantung.

2. Pantau irama jantung sesuai indikasi.

R/: Disritmia paling umum pada penyakit katup, karena berkenaan dengan

tekanan dan volume atrium.

3. Atur posisi klien dengan tirah baring 450.

R/: Menurunkan volume darah yang kembali ke jantung, menurunkan

dispneu.

4. Bantu dengan aktivitas sesuai indikasi, mis: berjalan.

R/: Aktivitas secara bertahap mencegah pemaksaan terhadap cadangan

jantung.

5. Diskusikan manajemen stress.

R/: Reduksi ansietas dapat menurunkan stimulasi jantung simpatis dan

beban kerja jantung.

19

Page 20: Makalah Kelainan Katub Jantung

6. Berikan oksigen suplemen sesuai indikasi.

R/: Upaya untuk mengkompensasi peningkatan kebutuhan oksigen.

7. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat, misal: Diuretik,

vasodilator.

R/: Diuretik (Menurunkan sirkulasi , yang menurunkan TD lewat katup

yang tidak berfungsi), Vasodilator ( Menurunkan hipertensi dengan

menurunkan tahanan vaskuler sistemik).

20

Page 21: Makalah Kelainan Katub Jantung

BAB IV

PENUTUP

4.1 SIMPULAN

Jantung memiliki empat ruangan, 2 ruangan kecil di atas (atrium) dan 2

ruangan besar di bawah (ventrikel). Setiap ventrikel memiliki satu katup masuk

searah dan satu katup keluar searah. Katup jantung bekerja mengatur aliran darah

melalui jantung ke arteria pulmonal dan aorta dengan cara membuka dan menutup

pada saat yang tepat ketika jantung berkontraksi dan berelaksasi selama siklus

jantung.

Bila salah satu katup tidak terbuka atau tertutup dengan baik maka akan

mempengaruhi aliran darah, bila katup tidak dapat membuka secara sempurna

(biasanya karena stenosis), akibatnya aliran darah melalui katup tersebut akan

berkurang. Bila katup tidak dapat menutup secara sempurna darah akan

mengalami kebocoran sebagai proses yang disebut regurgitasi atau infusiensi.

Adapun beberapa jenis kelainan katup jantung:

Syndrome Prolaps Katup Mitral

Regurgitasi Mitralis

Stenosis Mitral

Stenosis Katup Aorta

Regurgitasi Aorta

Penyakit Trikuspidalis

Penyakit Pulmonalis

21

Page 22: Makalah Kelainan Katub Jantung

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn E. 1999. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN, Ed.3.

Jakarta: EGC.

Gray, H. Huon, Dawkins, D.Keith,dkk. 2003. LECTURE NOTES:

KARDIOLOGI, Alih Bahasa: Azwar Agoes. Jakarta: Erlangga.

Guyton dan Hall. 1997. BUKU AJAR FISIOLOGI KEDOKTERAN, Edisi 9.

Jakarta: EGC.

Hudak dan Gaho. 1997. KEPERAWATAN KRITIS: PENDEKATAN

HOLISTIK, Alih Bahasa: Betty Susanto, dkk. Jakarta: EGC.

Mansjoer, Arif, dkk. 2000. KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN, Jilid 1 Edisi 3.

Jakarta: Media Aesculapius.

Price, Sylvia Anderson. 1994. PATOFISIOLOGI: KONSEP KLINIS PROSES-

PROSES PENYAKIT, Buku 1 Ed.4. Jakarta: EGC.

Suzanne, C. Smeltzer. 2001. BUKU AJAR KEPERAWATAN MEDICAL

BEDAH, Ed.8 Vol.2. Jakarta: EGC.

Wilkinson, M. Judith. 2006. BUKU SAKU KEPERAWATAN DIAGNOSIS

KEPERAWATAN DENGAN INTERVERNSI NIC DAN KRITERIA HASIL

NOC, Alih Bahasa: Widyawati. Jakarta: EGC.

22