Upload
rian-aditya-putra
View
166
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
konsep teknologi industri
Citation preview
1
2
3
BAB I PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Sekularisme atau sekulerisme dalam penggunaan masa kini secara garis besar adalah sebuah ideologi
yang menyatakan bahwa sebuah institusi atau harus berdiri terpisah dari agama atau kepercayaan.
Sekularisme dapat menunjang kebebasan beragama dan kebebasan dari pemaksaan kepercayaan dengan
menyediakan sebuah rangka yang netral dalam masalah kepercayaan serta tidak menganakemaskan
sebuah agama tertentu.
Sekularisme juga merujuk ke pada anggapan bahwa aktivitas dan penentuan manusia, terutamanya yang
politis, harus didasarkan pada apa yang dianggap sebagai bukti konkret dan fakta, dan bukan
berdasarkan pengaruh keagamaan.
Tujuan dan argumen yang mendukung sekularisme beragam. dalam Laisisme Eropa, di usulkan bahwa
sekularisme adalah gerakan menuju modernisasi dan menjauh dari nilai-nilai keagamaan tradisional.
Tipe sekularisme ini, pada tingkat sosial dan filsafats seringkali terjadi selagi masih memelihara gereja
negara yang resmi, atau dukungan kenegaraan lainnya terhadap agama.
Menurut Ensiklopedi Britania, menyebutkan bahwa “sekularisme” adalah sebuah gerakan
kemasyarakatan yang bertujuan memalingkan dari kehidupan akhirat dengan semata-mata berorientasi
kepada dunia. Gerakan ini dilancarkan karena pada abad-abad pertengahan, orang sengat cenderung
kepada Allah dan hari akhirat dan menjauhi dunia. Sekularisme tampil untuk menghadapinya dan untuk
mengusung kecendrungan manusiayang pada abad kebangkitan, orang menampakkan ketergantungan
yang besar terhadap aktualisasi kebudayaan dan kemanusiaan dan kemungkinan terealisasinya ambisi
mereka terhadap dunia. Lalu orientasi kepada sekularisme yang merupakan gerakan perlawan terhadap
agama dan ajaran Masehi terus berlanjut di celah-celah sejarah modern seluruhnya.
Di Kamus Dunia Baru oleh Wipster merinci makna Sekularisme dengan menyebutkan sebagai
berikut, Yaitu:
Semangat Keduniaan atau orientasi “duniawi” dan sejenisnya. Secara khusus adalah undang-undang dari
sekumpulan prinsip dan prakterk (practices) yang menolak setiap bentuk keimanan dan ibadah.
Keyakinan bahwa agama dan urusan-urusan gereja tidak ada hubungannya sama sekali dengan soal-soal
pemerintahan, terutama soal pendidikan umum.
Di Kamus Oxford menyebutkan sebagai berikut;
Sekularisme artinya bersifat keduniaan atau materialisme, bukan keagamaan atau keruhaniaan. Seperti
pendidikan sekuler, seni atau musik sekuler pemerintahan sekuler, pemerintahanyang bertentangan
dengan gereja. Sekularisme adalah pendapat yang mengatakan bahwa agama tidak layak menjadi
fondasi ahlak dan pendidikan.
4
Sementara di Kamus Internasional Modern ketiga menyebutkan:
Sekularisme ialah suatu pandangan dalam hidup atau dalam satu masalah yang berprinsip bahwa agama
atau hal-hal yang bernuansa agama tidak boleh masuk ke dalam pemerintahan, atau pertimbangan-
pertimbangan keagamaan harus dijauhkan darinya. Maksudnya adalah: Politik sekuler murni dalam
pemerintahan, misalnyayang terpisah sama sekali dari agama.
Sekularisme juga adalah undang-undang akhlak sosial yang berlandaskan pemikiran yang mewajibkan
ditegakkannya nilai-nilai prilaku dan moral menurut kehidupan modern dan solidaritas sosial tanpa
memangdang kepada agama.
Adapun seorang orientalis bernama Arberriy dalam bukunya, Ad-Dien fi Asy-Syarqi Al-Awsath,
mengatakan berkenaan dengan sekularisme sebagai berikut,
Materialisme sekuler dan humanistik serta aliran naturalisme semuanya merupakan bentuk dari
sekularisme sebagai ciri khas Eropa dan Amerika yang fenomenanya tampak di Timur tengah. Ia tidak
membuat satu model pun dalam filsafat atau etika tertentu? Contoh utamanya adalah pemisahanagama
dari pemerintahan pada Republik Turki.
Kesimpulan
Sekularisme ialah memisahkan agama dari kehidupan individu atau sosial dalam artian agama tidak
boleh ikut berperan dalam pendidikan, kebudayaan maupun dalam hukum.
Dengan kata lain: Sekularisme ialah memisahkan Allah Ta’ala dari hukum dan undang-undang mahluk-
Nya. Allah tidak boleh ikut mengatur mereka seakan-akan tuhan mereka adalah diri mereka sendiri,
berbuat sesukanya dan membuat hukum sesuai seleranya.
Sekularisme dalam kehidupan bernegara
Dalam istilah politik, sekularisme adalah pergerakan menuju pemisahan antara agama dan
pemerintahan. Hal ini dapat berupa hal seperti mengurangi keterikatan antara pemerintahan dan agama
negara, mengantikan hukum keagamaan dengan hukum sipil, dan menghilangkan pembedaan yang tidak
adil dengan dasar agama. Hal ini dikatakan menunjang demokrasi dengan melindungi hak-hak kalangan
beragama minoritas.
Sekularisme, seringkali di kaitkan dengan Era Pencerahan di Eropa, dan memainkan peranan utama
dalam perdaban barat. Prinsip utama Pemisahan gereja dan negara di Amerika Serikat,
danLaisisme di Perancis, didasarkan dari sekularisme.
Kebanyakan agama menerima hukum-hukum utama dari masyarakat yang demokratis namun mungkin
masih akan mencoba untuk memengaruhi keputusan politik, meraih sebuah keistimewaan khusus atau.
Aliran agama yang lebih fundamentalis menentang sekularisme. Penentangan yang paling kentara
muncul dari Kristen Fundamentalis dan juga Islam Fundamentalis. Pada saat yang sama dukungan akan
sekularisme datang dari minoritas keagamaan yang memandang sekularisme politik dalam pemerintahan
sebagai hal yang penting untuk menjaga persamaan hak.
5
Negara-negara yang umumnya dikenal sebagai sekular diantaranya
adalah Kanada, India, Perancis, Turki, dan Korea Selatan, walaupun tidak ada dari negara ini yang
bentuk pemerintahannya sama satu dengan yang lainnya.
Masyarakat Sekular
Dalam kajian keagamaan, masyarakat dunia barat pada umumnya di anggap sebagai sekular. Hal ini di
karenakan kebebasan beragama yang hampir penuh tanpa sangsi legal atau sosial, dan juga karena
kepercayaan umum bahwa agama tidak menentukan keputusan politis. Tentu saja, pandangan moral
yang muncul dari tradisi kegamaan tetap penting di dalam sebagian dari negara-negara ini.
Sekularisme juga dapat berarti ideologi sosial. Di sini kepercayaan keagamaan atau supranatural tidak
dianggap sebagai kunci penting dalam memahami dunia, dan oleh karena itu di pisahkan dari masalah-
masalah pemerintahan dan pengambilan keputusan.
Sekularisme tidak dengan sendirinya adalah Ateisme, banyak para Sekularis adalah seorang yang
religius dan para Ateis yang menerima pengaruh dari agama dalam pemerintahan atau masyarakat.
Sekularime adalah komponen penting dalam ideologi Humanisme Sekular.
Beberapa masyarakat menjadi semakin sekular secara alamiah sebagai akibat dari proses sosial alih-alih
karena pengaruh gerakan sekular, hal seperti ini dikenal sebagai Sekularisasi
Alasan-alasan pendukungan dan penentangan sekularisme
Pendukung sekularisme menyatakan bahwa meningkatnya pengaruh sekularisme dan menurunnya
pengaruh agama di dalam negara tersekularisasi adalah hasil yang tak terelakan dariPencerahan yang
karenanya orang-orang mulai beralih kepada ilmu pengetahuan dan rasionalisme dan menjaduh dari
agama dan takhyul.
Penentang sekularisme melihat pandangan diatas sebagai arrogan, mereka membantah bahwa
pemerintaan sekular menciptakan lebih banyak masalah dari pada menyelesaikannya, dan bahwa
pemerintahan dengan etos keagamaan adalah lebih baik. Penentang dari golongan Kristiani juga
menunjukan bahwa negara Kristen dapat memberi lebih banyak kebebasan beragama daripada yang
sekular. Seperti contohnya, mereka menukil Norwegia, Islandia, Finlandia, dan Denmark, yang
kesemuanya mempunyai hubungan konstitusional antara gereja dengan negara namun mereka juga
dikenal lebih progresif dan liberal dibandingkan negara tanpa hubungan seperti itu. Seperti contohnya,
Islandia adalah termasuk dari negara-negara pertama yang melegal kan aborsi, dan pemerintahan
Finlandia menyediakan dana untuk pembangunan masjid.
Namun pendukung dari sekularisme juga menunjukan bahwa negara-negara Skandinavia terlepas dari
hubungan pemerintahannya dengan agama, secara sosial adalah termasuk negara yang palng sekular di
dunia, ditunjukkan dengan rendahnya persentase mereka yang menjunjung kepercayaan beragama.
6
Komentator modern mengkritik sekularisme dengan mengacaukannya sebagai sebuah ideologi anti-
agama, ateis, atau bahkan satanis. Kata Sekularisme itu sendiri biasanya dimengerti secara peyoratif
oleh kalangan konservatif. Walaupun tujuan utama dari negara sekular adalah untuk mencapai
kenetralan di dalam agama, beberapa membantah bahwa hal ini juga menekan agama.
Beberapa filsafat politik seperti Marxisme, biasanya mendukung bahwasanya pengaruh agama di dalam
negara dan masyarakat adalah hal yang negatif. Di dalam negara yang mempunyai kepercayaan seperti
itu (seperti negara Blok Komunis), institusi keagamaan menjadi subjek dibawah negara sekular.
Kebebasan untuk beribadah dihalang-halangi dan dibatasi, dan ajaran gereja juga diawasi agar selalu
sejakan dengan hukum sekular atau bahkan filsafat umum yang resmi. Dalam demokrasi barat, diakui
bahwa kebijakan seperti ini melanggar kebebasan beragama.
Beberapa sekularis menginginkan negara mendorong majunya agama (seperti pembebasan dari pajak,
atau menyediakan dana untuk pendidikan dan pendermaan) tapi bersikeras agar negara tidak
menetapkan sebuah agama sebagai agama negara, mewajibkan ketaatan beragama atau
melegislasikan akaid. Pada masalah pajak Liberalisme klasik menyatakan bahwa negara tidak dapat
"membebaskan" institusi beragama dari pajak karena pada dasarnya negara tidak mempunyai
kewenangan untuk memajak atau mengatu agama. Hal ini mencerminkan pandangan bahwa
kewenangan duniawi dan kewenangan beragama bekerja pada ranahnya sendiri- sendiri dan ketka
mereka tumpang tindih seperti dalam isu nilai moral, kedua- duanya tidak boleh mengambil
kewenangan namun hendaknya menawarkan sebuah kerangka yang dengannya masyarakat dapat
bekerja tanpa menundukkan agama di bawah negara atau sebaliknya.
2. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk Menyelesaikan tugas konsep teknologi industry, dengan
maksud memperbaiki nilai UTS (ujian tengah semester) saya yang di bawah harapan. Dengan penulisan
makalah ini, saya harapkan agar mendapatkan tambaha nilai.
3. Sasaran
a. memberikan pembelajaran untuk sang penulis dalam mengenali KEBUDAYAAN SEKULER.
b. memberikan pembaca wawasan tentang KEBUDAYAAN SEKULER.
c. memperbaiki nilai penulis dalam mata kuliah KONSEP TEKNOLOGI INDUSTRI.
7
BAB II PERMASALAHAN
AGAMA DAN SEKULARISME. Menurut kamus bahasa Indonesia “Sekular” artinya bersifat duniawi
kebendaan. bagaimanakah sekularisme itu dalam pandangan agama islam? Ketika itu agama menjadi
macet disebabkan etnis, nasionalisme atau modernisasi dan beberapa kesalahpahaman umum sekitar
paradigma sekularisasi yang menduganya dengan penyebaran ateisme
Para ahli sosiologi mengkaji hubungan antara agama dan perubahan sosial. Sehingga terkesan bahwa
agama menghambat perubahan sosial. Pandangan ini tercermin dalam sebuah ungkapan “bahwa agama
adalah candu masyarakat”, bahwa karena ajaran agamalah maka rakyat menerima begitu saja nasib
buruk mereka dan tidak tergerak untuk berbuat sesuatu untuk memperbaiki keadaan. Pandangan ini
ditentang oleh sosiolog yang lain yang menunjukkan bahwa dalam masyarakat kaum agama merupakan
kaum revolusioner yang memimpin gerakan sosial untuk mengubah masyarakat.
Pengertian
Kata-kata “Sekuler” dan “sekularisasi” berasal dari bahasa Barat (Inggris, Belanda, dan lain-lain).
Menurut kamus bahasa Indonesia “Sekular” artinya bersifat duniawi kebendaan (bukan bersifat
keagamaan atau kerohanian). Kata sekuler yang di adopsi dari kata latin “Seaculum, pada mulanya
berarti “masa atau “ generasi” dan juga memiliki arti konotasi rangkap ditandai dengan waktu yang
tepat. Dalam bahasa Prancis, laïcité, yang juga berarti sekularisme, tetapi makna aslinya menunjuk pada
pengertian “masyarakat biasa“, mereka yang bukan kelompok pendeta. Waktu menunjukkan pengertian
sekarang atau pada masa kini, dan waktu menunjukkan pada pengertian dunia atau duniawi. Tekanan
maknanya terletak pada suatu waktu tertentu atau periode tertentu di dunia yang dipandang sebagai
suatu proses sejarah.
Sekulerisasi, menurut Harun Nasution adalah proses penduniawian, yaitu proses melepaskan hidup
duniawi dari kontrol agama, dengan demikian sekulerisasi adalah proses melepaskan diri dari agama dan
bisa berakibat/mengarah kepada ateisme.
Harvey Cox menerangkan perbedaan antara Sekularisasi dengan Sekularisme sebagai berikut:
Bagaimanapun, sekularisasi sebagai istilah deskriptif mempunyai arti yang luas dan mencakup. Ia
muncul dalam samaran-samaran yang berbeda-beda, tergantung kepada sejarah keagamaan dan politik
suatu daerah yang dimaksudkan. Namun, di mana pun ia timbul, ia harus dibedadkan dari sekularisme.
Sekularisasi menunjukkan adanya proses sejarah, hampir pasti tidak mungkin diputar kembali, di mana
masyarakat dan kebudayaan dibebaskan dari kungkungan atau asuhan pengawasan keagamaan dan
pandangan dunia metafisis yang tertutup. Sekularisasi pada dasarnya perkembangan pembebasan.
Sedangkan Sekularisme adalah nama untuk suatu idiologi, suatu pandangan dunia baru yang tertutup
yang berfungsi sangat mirip sebagai “agama baru”(Sekularism is the name for an ideology, a new closed
world view which fungtion very much like a new religion).
8
Juga sekularisme adalah suatu paham, yaitu paham keduniawian,suatu paham yang tertutup, suatu
system idiologi tersendiri dan lepas dari agama atau penolakan adanya kehidupan lain di luar kehidupan
duniawi ini.
Dalam ensiklopedi Britama disebutkan bahwa sekulerisme merupakan gerakan kemasyarakatan yang
bertujuan memalingkan manusia dari kehidupan akhirat dengan semata-mata berorientasi kepada dunia.
Sebagai sebuah paham, sekulerisme mengatakan bahwa kehidupan duniawi ini adalah mutlak dann
terakhir tidak ada kehidupan sesudahnya yang biasanya agama-agama menyebutnya dengan akhirat
(hari kemudian, hari kebangkitan, dan sebagainya).
Proses Lahirnya Sekularisasi dan perkembangannya.
Sekularisme atau proses sekularisasi berasal dari pengalaman sejarah eropa. Hal ini berarti pemisahan
secara bertahap” hampir semua aspek kehidupan dan pemikiran dari perkumpulan-perkumpulan dan
tujuan-tujuan kependetaan”, suatu proses yang berkembang di Inggris pada abad ke enam belas dengan
peralihan kekuasaan politik dari arena keagamaan ke negara dan dalam kasus hukum dari kehakiman
yang religius ke sekular.
Faktor lain yang menyebabkan sekularisasi di Barat tumbuh subur adalah dalam teks injil tertulis
“Biarlah kaisar mengurus yang menjadi bagiannya dan Allah mengetahui apa yang menjadi tugasnya”.
Dalam pengalaman sejarah Eropa yang sangat bervariasi, proses sekularisasi hidup bersamaan dengan
intensifikasi keagamaan pada tingkat persolan dan rakyat. Beberapa sosiolog berpendapat bahwa
variasi-variasi ini mengindentifikasikan adanya mitologi sekularisme yang mengasumsikan adanya pada
abad klasik, yang kemudian di trasnformasikan ke dalam abad sekuler; mereka berpendapat bahwa
aspek-aspek sekularisme dan religiusitas hidup berdampingan, dan masih tetap hingga kini. Sekularisme
tidak berarti merosotnya arti penting agama, baik pada masa praindustri maupun masa industri. Praktek
dan kepercayaan agama sebagai iman, semakin tebal dan bukan semakin luntur selama sekularisari
negara dan kemudian -menyusul revolusi Prancis dan Revolusi Industri.
Sekularisasi merupakan sebuah proses yang panjang. Paradigma sekularisasi bukanlah sebuah konsep
yang sederhana. Seorang sosiolog steve bruce dalam karyanya God is Dead : Sekularization in the West
menjelaskan proses sekularisasi itu dimulai dari reformasi protestan lalu turun kepada relativisme,
pembagian dalam bagian-bagian (compartmentalization) dan kebebasan pribadi (privatization). Bruce
juga menyentuh kekuatan-kekuatan yang berlawanan dengan sekularisasi, ketika itu agama menjadi
macet disebabkan etnis, nasionalisme atau modernisasi itu sendiri dan atas beberapa kesalahpahaman
umum sekitar paradigma sekularisasi yang menduganya dengan penyebaran ateisme.
Ketegasan-ketegasan sekularisasi oleh para ahli-ahli sosiolog terkemuka terletak pada beberapa teori
penting sebagai berikut :
9
1. Auguste Comte (1798-1857), seorang sosiolog dari perancis mengemukakan konsep yang dikenal
dengan hukum tiga tahap (the law of three stages) yang berisikan tahap-tahap perkembangan pikiran
manusia :
(a) tahap teologis ialah tingkat pemikiran manusia bahwa semua benda di dunia ini mempunyai jiwa dan
itu disebabkan oleh suatu kekuatan yang berada di atas manusia.
(b) tahap metafisis, pada tahap ini manusia percaya bahwa gejala-gejala di dunia ini disebabkan.
Manusia belum berusaha untuk mencari sebab dan akibat gejala-gejala tersebut.
(c) tahap positif, merupakan tahap dimana manusia telah sanggup untuk berpikir secara ilmiah. Pada
tahap ini berkembanglah ilmu pengetahuan.
2. Karl Marx (1818-83), menyatakan agama sebagai candu masyarakat.
3. Emile Durkheim (1858-1917), menyatakan agama sebagai fungsi social. Ia percaya agama sebagai
sistem kognitif adalah salah dan bahwa manusia mendapatkan kebenaran melalui alam dan ilmu-ilmu
social.
4. Max Weber (1864-1920) bahwa kemoderenan berlandaskan rasio bukan agama karena agama telah
mengecewakan dunia. Bryan Wilson, seorang sosiolog modern menyatakan bahwa kemoderenan
berdasarkan kepada rasional dan sosial.
Para ahli sosiologi mengkaji hubungan antara agama dan perubahan sosial. Ada yang berpendapat
bahwa agama menghambat perubahan sosial. Pandangan ini tercermin dalam ucapan marx “bahwa
agama adalah candu masyarakat”, menurutnya karena ajaran agamalah maka rakyat menerima begitu
saja nasib buruk mereka dan tidak tergerak untuk berbuat sesuatu untuk memperbaiki keadaan.
Pandangan ini ditentang oeh sosiolog yang lain yang menunjukkan bahwa dalam masyarakat kaum
agama merupakan kaum revolusioner yang memimpin gerakan sosial untuk mengubah masyarakat.
Contoh yang dapat diajukan untuk mendukung pendapat demikian ialah antara lain ; berbagai gerakan
perlawanan kaum ulama di tanah air terhadap penjajahan Belanda, kepeloporan para rohaniawan Katolik
di Polandia terhadap rezim komunis dan gerakan para Ayatullah yang berhasil menjatuhkan rezim Shah
di Iran.
Dalam banyak masyarakat, perubahan sosial sering diiringi dengan gejala sekularisasi, yang oleh
sebagian sosiolog seperti Giddens didefenisikan sebagai proses melalui mana agama kehilangan
pengaruhnya terhadap berbagai sendi kehidupan manusia dan oleh sosiolog lain seperti Light, Keller dan
Calhoun didefenisikan sebagai proses melalui mana perhatian manusia dan institusinya semakin
tercurahkan pada hal duniawi dan perhatian terhadap hal yang bersifat ruhaniah semakin berkurang.
Para ahli sosiolog mengemukakan bahwa proses ini seringkali memancing reaksi dari kalangan agama,
yang dapat berbentuk perlawanan maupun penyesuaian diri.
10
Banyak penyebab perubahan sosial, antara lain; ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi dan
penggunaannya oleh masyarakat, komunikasi dan transformasi, urbanisasi, perubahan/peningkatan
harapan dan tuntutan manusia (rising demands) yang semuanya ini mempengaruhi dan mempunyai
akibat terhadap masyarakat yaitu perubahan masyarakat melalui kejutan dan karenanyalah terjadi
perubahan sosial yang disebut rapid social change.
Akhinya yang harus kita lakukan bagaimana menggunakan seluruh infrastruktur atau fasilitas yang
timbulkan oleh perubahan tadi tidak sampai menyebabkan ketergantungan kita terhadap agama putus
begitu saja dan membawanya kepada arah sekularisasi. Namun justru sebaliknya masuknya suatu
budaya, menjadi khasanah penghayatan tersendiri untuk lebih mempertegas terhadap kebenaran-
kebenaran agama, baik secara dogmatis maupun rasional karena memang sebagaimana disimpulkan
Bruce bahwa sekularisasi tidak digerakkan oleh science ataupun rasionalitas tetapi bagaimanapun
disebabkan oleh pembedaan (diversity) dan pilihan masing-masing individu.
Beberapa Negara Islam yang Sekuler
1. Kesultanan Turki Usmaniyah
Turki Usmaniyah sebagai kekuasaan birokrasi telah melembagakan otoritas sipil maupun agama dalam
administrari negara dan dalam pribadi penguasa, sultan atau khalifah. Selama abad kesembilan belas,
gerakan modernisari di seponsori oleh negara menciptakan institusi sekular yang bertujuan
memperkenalkan metode belajar, sistem hukum, dan teknik-teknik militer Barat. Institusi-institusi ini,
dan para elit yang menjalankannya, tidak merusak organisasi-organisasi Muslim serupa sebagai penggati
mereka; yang terakhir ini tetap hidup untuk memenuhi kkebutuhan-kebutuhan penduduk Muslim. Proses
reformasi ini di sebut Tanzimat atau proses reorganisasi- mendapat perlawanan sepanjang abad. Jika
Turki tidak menerima peradaban Eropa secara utuh, Turki tidak akan pernah memerdekakan dirinya dari
intervensi dan pengawasan eropa serta akan kehilangan harga dirinya, hak-haknya dan bahkan
kemerdekaannya.
2. Dunia Arab
Berbagai bentuk pemerintahan berlangsung di Dunia Muslim Arab, berkisar dari Negara Arab Saudi
yang beridiologi Wahhabiyah hingga rezim sosialis sekular di Irak dan Suriah. Arab Saudi- karena
hubungan yang sudah berlangsung dua abad antara keluarga Sa’ad dan gerakan reformis Wahhabiyah,
memproklamasikan dirinya sebagai negara Islam. Secara teknis, penguasa-penguasanya merupakan
pejabat-pejabat sekular yang memerintah sesuai dengan syariat sebagaimana ditafsirkan oleh para
ulama.
3. Asia Selatan dan Tenggara
11
Mayoritas penduduk Muslim dunia tinggal di Asia Selatan dan Tenggara, terbentang dari Pakistan
hingga Indonesia. Wilayah ini mempunyai kondisi giografis dan politik yang sangat beragam serta
adanya kelompok-kelompok agama dan etnis yang harus diakomodasi oleh ummat Islam itu sendiri. Hal
khususnya terjadi di India dan Malaysia yang telah memilih untuk mengintensifkan identitas-identitas
nasional keagamaan sebagai lawan terhadap idiologi sekular, terutama di India, tempat gerakan
sempalan Hindu telah meningkatkan tekanan pada tahun-tahun terakhir ini. Setelah kemerdekaannya,
India memproklamirkan diri sebagai negara demokrasi sekular dengan identitas keagamaan tersembunyi
dalam ikatan bersama nasionalisme India.
4. Iran
Satu-satunya masyarakat Muslim yang kini di perintah oleh petugas-petugas agama dan hukum Islam
adalah Iran; Sudan secara prinsip adalah negara Islam,dan banyak oposisi terhadap pelaksanaan syariat.
Pengalama Iran menunjukkan kelemahan konsep negara-nasional Sekular dalam suatu masyarakat yang
penguasa-penguasa tradisional telah melaksanakan kontrol langsung terhadap seluruh negara. Bagi
kebanyakan rakyat Iran, nasionalisme Iran mempunyai nuansa keagamaan. Kegagalan revolusi 1906
karena intrik Inggris -Rusia dan Syah, tidak menghapuskan ingatan ide-ide tersebut. Kemunculan
Dinasti Pahlavi pada 1925 dibentuk oleh Kolone Reza Syah yang berusaha menyamai Mustafa Kemal
Atururk dan menciptakan negara Sekular dari atas tidak juga dapat menghapuskan ide-ide itu.periode
Pahlevi (1925-1979) merupakan periode Sekular ketika upaya-upaya untk memaksakan tatanan
modernisasi negara pada akhirnya menyulut perlawanan massa yang dimotori oleh tokoh-tokoh agama
syiah yang otoritasnya belum pernah secara penuh ditumpas. Sekularisme sebagai suatu yang diimpor
dari asing dihubungkan degan Amerika yang berlangsuung secara gradual terhadap Iran dan terhadap
penguasa kedua Pahlavi, Muhammad Reza Syah.
Pandangan Agama terhadap Sekularisasi
Para sejarahwan mendefinisikan sifat atau batasan sekularisme dalam suatu masyarakat atau budaya
sebagai hal yang mengindikasikan “penempatan” agama dalam masyarakat atau budaya tersebut: apakah
otoritas yang berkuasa bersikap religius, apakah monarki-ketuhanan atau pejabat keagamaan mengatur
hukum-hukum yang dianggap bersumber dari wahyu?; apakah negara berpenampakan sekular,
diperintah oleh orang-orang di luar hierarki agama,tetapi masyarakat dan budayanya bersifat agamis,
dengan otoritas negara yang diperkuat oleh hierarki tersebut (sebagaimana yang terjadi dalam Kristen
pada abad pertengahan dan di Spanyol sampai abad ke-20)?’ atau apakah sanksi untuk pemerintah dan
hukum-hukumnya yang di ambil dari legitimasi non-agama, dengan agama hanya sebagai persoalan
keimanan pribadi?.
Di sisi lain Pergolakan antara agama dan sekuler tanpaknya tak akan pernah putus-putusnya, meskipun
secara jelas tidak terlihat pertentangan tersebut.
Dalam agama Kristen misalnya, masyarakat sekuler tidak mengenal adanya gereja. Upaya-upaya
intelektual teolog-teolog Kristen untuk menguia sifat Tuhan (sebagai cinta) dan misteri-misteri Trinitas
hanya formalisme kosong bila dibandingkan pengalaman Sufi tentang Tuhan (karena pengalaman ini
12
paling tidak punya pengaruh yang positif dan memperkaya pembinaan kepribadian, walaupun pada
umumnya bersifat individual dan asosial). Tetapi sumber keruntuhan modernitas dalam bentuk
sekularisme, adalah jauh lebih buruk dari pada sumber keruntuhan Sufisme Islam atau pun teologi
Kristen zaman pertengahan, Karena sekularisme menghancurkan kesucian dan universalitas
(transendensi) semua nilai-nilai moral -suatu fenomena yang efek-efeknya baru saja mulai terasakan,
terutama paling jelas di masyarakat Barat. Sekularisme dengan sendirinya adalah ateistis. Sepanjang
menyangkut penegakan suatu tata social yang didasarkan pada etika.[26] Sekularisme muncul di dunia
Islam di masa-masa pramodernis karena macetnya pemikiran Islam pada umumnya, dan lebih khusus
lagi, karena kegagalah hukum dan lembaga-lembaga syari’ah untuk mengembangkan diri guna
memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang berubah.
Menurut seorang penulis Rekonstruksi yang paling Produktif, Gary North,” merupakan kewajiban moral
umat Kristen untuk menguasai kembali setiap intitusi demi Yesus Kristus”, dia merasakan hal ini
khususnya di Amerika Serikat, di mana hukum Sekular di pandang sebagai Supreme Court (hukum
tertinggi dan dipertahankan oleh para politisi liberal yang sedang bergerak ke arah apa, yang oleh
Rushdoony dan yang lainnya, disebut sebagai sebuah kibijakan yang menyimpang dari ajaran
Kristen.utamanya yang menyangkut persoalan aborsi dan homoseksualitas.namun, bagaimanapun juga,
apa yang paling diinginkan oleh kalangan Rekonstruksionis lebih sekedar penolakan terhadap
sekularisme. Sebagaimana halnya dengan para teolog lainnya.
Sekali lagi, sekularisme adalah paham keduniawian. Paham itu mengatakan bahwa kehidupan duniawi
ini adalah mutlak dan terakhir, tiada lagi kehidupan sesudahnya, yang biasanya agama-agama
menamakan hari kemudian, hari kebangkitan, dan lain-lain. Kita semua yang hidup ini, adalah makhluk
Sekular, artinya kita sekarang masih berada di dalam alam Sekular, duniawi, karena belum pindah ke
alam akhirat, alam baka yaitu mati. Tetapi bagi penganut sekularisme, mereka adalah orang-orang
sekularis, artinya orang-orang yang menjadikan sekularisme sebagai sentral keyakinannya. Dalam
perspektif Islam, sekularisme adalah perwujudan modern dari paham dahriyah, seperti di isyaratkan
dalam Alquran, surat Jatsiah ayat 24
يظنون األ هم ان علم من بذلك لهم وما الدهر األ يهلكنا وما ونحيا نموُت� الدنيا حياتنا األ هى ما وقالوا
Dan mereka berkata: "Tiada sesuatu kecuali kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak
ada yang membinasakan kita selain masa", dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan yang
pasti tentang hal itu, mereka hanyalah menduga-duga saja.
Jadi jelas, sekularisme tidak sejalan dengan agama, khususnya agama Islam.
Sekularisasi tanpa sekularisme, yaitu proses peduniawian tanpa paham keduniawian, bukan saja
mungkun, bahkan telah jadi dan terus akan terjadi dalam sejarah. Sekularisasi tanpa sekularisme adalah
sekularisasi terbatas dan dengan koreksi. Pembatasan dan koreksi itu diberikan oleh kepercayaan akan
adanya hari kemudian dan prinsip ketuhanan.
13
Sekularisasi, dalam bentuk demikian, selalu menjadi keharusan bagi setiap umat beragama, khususnya
umat Islam, jika pada suatu saat mereka kurang memberikan pyang wajar kepada aspek duniawi
kehidupan ini.
Agama Dalam Masyarakat Sekular
Masyarakat sekuler tidak memberikan tanggapan langsung terhadap agama. Terlalu dini untuk
mengatakan bahwa masyarakat ini berfungsi tanpa agama. Masyarakat sekular dewasa ini, dimana
pemikiran religius, praktek-praktek religius dan kebiasaan-kebiasaan religius mempunyai peran yang
kecil saja. Bagaimanapun adalah ahli waris nilai-nilai, aturan-aturan dan orientasi keagamaan dimasa
lampau hingga saat ini belum ada masyarakat yang benar-benar sekular. Masih perlu dilihat apakah
masyarakat sekular akan mampu secara efektif mempertahankan ketertiban umum tanpa kekerasan
institusional apabila pengaruh agama semakin kurang. Barangkali dalam beraksi terhadap institusional,
impersonalitas dan birokrasi masyarakat moderen yang semakin bertambah, agama akan memperoleh
fungsi-fungsinya yang baru. tetapi barangkali bukan agama yang menerima nilai-nilai institusional baru
yaitu agama yang ekumenisme, melainkan agama yang bersifat sekte-sekte.
Kita mungkin dapat berkata bahwa perkembangan ini yang jelas merupakan bagian dari proses
sekularisasi adalah juga bagian dari proses meningkatnya rasionalitas manusia itu sendiri, yaitu
kesadarannya akan fakta –fakta yang sesungguhnya. Namun kita juga bertanya apakah kerja yang dibuat
lebih pantas untuk dipikul pekerja dan pelaksanaan lebih berharga bagi masyarakat yang tidak terdapat
satu pengorbanan atau pengabdian tanpa pamrih. Masyarakat yang tidak religius telah berusaha mencari
jalan lain untuk menimbulkan motivasi bekerja, memenangkan i’tikad baik mereka yang tidak
berpamrih.
Pengaruh Sekularisasi dalam kehidupan
Sekularisme menginginkan kemajuan dan kebebasan,kebebasan itu adalah; kebebasan dari agama,
kebebasan pribadi, dan kebebasan masyarakat. Maka yang terjadi dari akibat kebebasa-kebebasan itu
ada yang bersifat positif dan ada yang bersifat negatif. Pada masa saat ini banya terjadi kejahatan yang
disebabkan oleh reaksi terhadap sekularisasi.
Terjadinya pemboman dimana (terorisme),seperti peledakan Oklahoma City pada tahun 1995, salah satu
bagian dari The Turner Diaries oleh William Pierce.juga berbisikan pelaku pemboman seperti Eric
Robert Rudolph pemboman klinik-klinik aborsi di Brimagham, Alabama dan Atlanta;Georgia,
peledakan sebuah bar kaum lesbian di Atlanta, dan peledakan bom pada Olimpiade Atlanta 1996. secara
umum, peristiwa-peristiwa tersebut memiliki keterkaitan dengan apa yang oleh kebanyakan aktivis
Kristen disebut sebagai immoralitas seksual; aborsi dan homoseksual. Mernurut Michael Bray,
kemarahan Rudolph terhadap panitia Olimpiade sebagian dikerenakan karir pembawa obor olimpiade,
14
yang setuju dengan sebuah ordinasi yang mengatakan yang mengatakan bahwa “ sodomi tidak sesuai
dengan nilai-nilai komunitas”. Rudolph menginterprestasikan jalan memutar dari perjalanan obor
sebagai pandangan pro-gay Dri sebagian panitia. Namun, dalam pengertian yang luas, Rudolph merasa
prihatin kepermisifan otoritas-otoritas sekuler di Amirika Serikat dan Internasionalisme Atheistik yang
mengendalikan satu sisi yang Michael Bray menyebutkan “The culture war” (perang kebudayaan) dalam
masayarakat modern. Menurut William Pierce, upaya-upaya seperti itu diperlukan karena pola pikir
sekularisme diktatorial telah diterapkan pada masyarakat Amerika, sebagai hasil dari sebuah konspirasi
yang rumit, yang dirancang oleh orang-orang yahudi dan kaum liberal garis-keras berkaitan dengan
pencabutan kebebasan masyarakat Kristen dan tautan-tautan spritual. Abouhalima menjelaskan bahwa
keterlibabtan Amerika dalam politik agama –dukungannya terhadap negara Israel dan Musuh-musuh
Islam”seperti Mubarak Mesir—bukan hasil dari agama Kristen. Tetapi, hal itu berkaitan dengan idiologi
sekularisme Amerika, yang menurut Abouhalima, tidak netral,tapi memusuhi agama, khususnya Islam.
Modernitas pencerahan memproklamirkan kematian agama. Modernitas tidak hanya menandai kematian
otoritas institusional gereja dan kontrol ulama, tapi juga hilangnya agama idiologis dan intelektual di
tengah-tengah masyarakat. Penalaran ilmiah dan klaim-klaim moral dari kontak sosial sekular
menggantikan agama dan gereja sebagai basis kebenaran dan identitas sosial. Kibat dari devaluasi
agama merupakan” krisis umum dari keyakinan keagamaan”, menurut Bourdieu “krisis bahasa
keagamaan dan kemampuan performatifnya adalah bagian dari kekacauan dan merupakan suatu
pandangan dunia yang telah usang;”disentegrasi hubungan social seluruh alam semesta”. Dalam
menghadapi disentegrasi ini, kebangkitan aktivitaa-aktivitas keagamaan memproklamirkan kematian
sekularisme. Mereka menyingkirkan upaya-upaya budaya sekular dan bentuk-bentuk nasionalismenya
untuk menggatikan agama. Mereka menentang pandangan bahwa masyarakat secular dan negana-
bangsa modern dapat memberika tabiat moral yang menyatukan komunitas-komunias nasional atau
kekuatan idiologis untuk menopang negara-negara yang diliputi oleh kegagalan etnis,ekonomi dan
militer.
Apakah kebangkitan terorisme agama memiliki keterkaitan dengan perubahan-perubahan global? Kita
tahu bahwa beberapa kelompok yang terkaitdengan kekesaran dalam masyarakat industri memiliki
sebuag agenda anti modernis. Secara ektrim, akhir dari penolakan agama terhadap modernisme Amerika
Serikat oleh anggota-anggota kelompok anti-aborsi Amerika dan lain-lainnya.
Akibat dari kekecewaan terhadap nilai-nilai Barat modern adalah apa yang disebut” hilangnya
keyakinan” dalam bentuk idiologi kebudayaan, nasionalisme sekular. Meskipun beberapa tahun lalu
merupakan ide yang gemerlap, ide tersebut kini benar-benar telah menjadi tempat yang umum bagi
nasionalisme sekular tersebut, prinsip bahwa pandangan yang lebih berakar dalam suatu tatanan sekular
daripada sebuat identitas keagamaan ataupun etnis—sedang mengalami krisis.
15
Analisis permasalahan kebudayaan sekuler dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi
lingkungan internal maupun eksternal dilihat dari aspek :
1.Kekuatan (Strength)
a. sekularisasi di Barat tumbuh subur dalam teks injil tertulis “Biarlah kaisar mengurus yang
menjadi bagiannya dan Allah mengetahui apa yang menjadi tugasnya”.
b. proses sekularisasi hidup bersamaan dengan intensifikasi keagamaan pada tingkat persoalan dan
rakyat.
c. India memproklamirkan diri sebagai negara demokrasi sekular dengan identitas keagamaan
tersembunyi dalam ikatan bersama nasionalisme India.
d. Tujuan dan argumen yang mendukung sekularisme beragam. dalam Laisisme Eropa, di usulkan
bahwa sekularisme adalah gerakan menuju modernisasi dan menjauh dari nilai-nilai keagamaan
tradisional. Tipe sekularisme ini, pada tingkat sosial dan filsafats seringkali terjadi selagi masih
memelihara gereja negara yang resmi, atau dukungan kenegaraan lainnya terhadap agama.
2.Kelemahan (Weakness)
a. ” hilangnya keyakinan” dalam bentuk idiologi kebudayaan, nasionalisme sekular.
b. Masyarakat sekuler tidak memberikan tanggapan langsung terhadap agama. Terlalu dini untuk
mengatakan bahwa masyarakat ini berfungsi tanpa agama. Masyarakat sekular dewasa ini,
dimana pemikiran religius, praktek-praktek religius dan kebiasaan-kebiasaan religius
mempunyai peran yang kecil saja.
c. Kebebasan untuk beribadah dihalang-halangi dan dibatasi, dan ajaran gereja juga diawasi agar
selalu sejakan dengan hukum sekular atau bahkan filsafat umum yang resmi.
d. Menurut Ensiklopedi Britania, menyebutkan bahwa “sekularisme” adalah sebuah gerakan
kemasyarakatan yang bertujuan memalingkan dari kehidupan akhirat dengan semata-mata
berorientasi kepada dunia.
3.Peluang (Opportunity)
a. Sekularisme atau sekulerisme dalam penggunaan masa kini secara garis besar adalah sebuah
ideologi yang menyatakan bahwa sebuah institusi atau harus berdiri terpisah dari agama atau
kepercayaan. Sekularisme dapat menunjang kebebasan beragama dan kebebasan dari pemaksaan
kepercayaan dengan menyediakan sebuah rangka yang netral dalam masalah kepercayaan serta
tidak menganakemaskan sebuah agama tertentu.
16
b. Sekularisme juga adalah undang-undang akhlak sosial yang berlandaskan pemikiran yang
mewajibkan ditegakkannya nilai-nilai prilaku dan moral menurut kehidupan modern dan
solidaritas sosial tanpa memangdang kepada agama.
c. dukungan akan sekularisme datang dari minoritas keagamaan yang memandang sekularisme
politik dalam pemerintahan sebagai hal yang penting untuk menjaga persamaan hak.
d. Sekularisme tidak berarti merosotnya arti penting agama, baik pada masa praindustri maupun
masa industri. Praktek dan kepercayaan agama sebagai iman, semakin tebal dan bukan semakin
luntur selama sekularisari negara dan kemudian -menyusul revolusi Prancis dan Revolusi
Industri.
4.Tantangan/Hambatan (Threats)
a. Sekularisme menginginkan kemajuan dan kebebasan,kebebasan itu adalah; kebebasan dari
agama, kebebasan pribadi, dan kebebasan masyarakat. Maka yang terjadi dari akibat kebebasa-
kebebasan itu ada yang bersifat positif dan ada yang bersifat negatif. Pada masa saat ini banya
terjadi kejahatan yang disebabkan oleh reaksi terhadap sekularisasi.
b. sekularisme adalah paham keduniawian. Paham itu mengatakan bahwa kehidupan duniawi ini
adalah mutlak dan terakhir, tiada lagi kehidupan sesudahnya, yang biasanya agama-agama
menamakan hari kemudian, hari kebangkitan, dan lain-lain. Kita semua yang hidup ini, adalah
makhluk Sekular, artinya kita sekarang masih berada di dalam alam Sekular, duniawi, karena
belum pindah ke alam akhirat, alam baka yaitu mati.
c. Dalam banyak masyarakat, perubahan sosial sering diiringi dengan gejala sekularisasi,[19] yang
oleh sebagian sosiolog seperti Giddens didefenisikan sebagai proses melalui mana agama
kehilangan pengaruhnya terhadap berbagai sendi kehidupan manusia dan oleh sosiolog lain
seperti Light, Keller dan Calhoun didefenisikan sebagai proses melalui mana perhatian manusia
dan institusinya semakin tercurahkan pada hal duniawi dan perhatian terhadap hal yang bersifat
ruhaniah semakin berkurang.
d. hilangnya agama idiologis dan intelektual di tengah-tengah masyarakat. Penalaran ilmiah dan
klaim-klaim moral dari kontak sosial sekular menggantikan agama dan gereja sebagai basis
kebenaran dan identitas sosial. Kibat dari devaluasi agama merupakan” krisis umum dari
keyakinan keagamaan”
17
BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1.Kesimpulan
a. Sekularisme ialah memisahkan agama dari kehidupan individu atau sosial dalam artian agama
tidak boleh ikut berperan dalam pendidikan, kebudayaan maupun dalam hukum.
b. Sekularisme ialah memisahkan Allah Ta’ala dari hukum dan undang-undang mahluk-Nya. Allah
tidak boleh ikut mengatur mereka seakan-akan tuhan mereka adalah diri mereka sendiri, berbuat
sesukanya dan membuat hukum sesuai seleranya.
c. Masyarakat secular menginginkan kehidupan di dunia yang mapan tanpa mementingkan agama
dan kebudayaan.
d. Sekularisme memberikan perpecahan di tengah masyarakat yang beragama, dan membawa
kerakusan dalam hal jabatan dan harta.
2. Rekomendasi
a. Sebaiknya masyarakat beragama menjauhkan diri dari kebudayaan secular karena akan
menghancurkan akhlak kepada agamanya.
b. Dalam beragama, kehidupan yang sebenarnya adalah di akhirat nanti ketika meninggal dunia.
Kehidupan duniawi adalah sementara. Sebaiknya memilih akhirat karena lebih penting dari pada
duniawi.
c. Untuk mendapatkan kemampanan dalam kehidupan duniawi itu tidak perlu mengikuti ajaran
kebudayaan secular karena duniawi dan akhirat itu harus berimbang.
d. Jika semua masyarakat mengikuti kebudayaan secular maka akan terjadi perpecahan yang tidak
terbendungkan lagi, sebaiknya pelihara sikap ramah dan bermasyarakat itu baik sehingga dapat
menjaga hubungan antar masyarakat dan menimbulkan keharmonisan antar masyarakat.
Referensi
kautsarinstitute.blogspot.com/2010/08/pengertian-sekularisme.html
id.wikipedia.org/wiki/Sekularisme
http://makalahmajannaii.blogspot.com/2012/03/agama-dan-sekularisme.html
18