24
BAB II PEMBAHASAN BIOGRAFI JUNG DAN GAMBARAN UMUM PSIKOLOGI ANALITIS Jung dilahirkan pada tanggal 26 Juli 1875 di Kesswil dan meninggal pda tanggal 6 Juni 1961 di Kusnach, Swiss. Ia adalah lulusan dari Fakultas Kedokteran Universitas Basle pada tahun 1900. Pada tahun 1923 ia berhenti menjadi dosen untuk mengkhususkan dirinya dalam riset-riset. Sejak 1906 ia mulai menulis surat kepada Sigmund Freud yang baru dijumpainya pertama kali pada tahun 1907. Pertemuan pertama tersebut sangat mengesankan kedua pihak, sehingga terjadi persahabatan antar keduanya. Jung dianggap sebgaai orang yang patut menggantikan Freud di kemudian hari. Doktrin Jung yang dikenal dengan Psikologi Analitis sangat dipengaruhi oleh mitos, mistisisme, metafisika, dan pengalaman religius. Ia percaya bahwa hal ini dapat memberikan keterangan yang memuaskan sifat spiritual manusia. Individuasi adalah inti ajaran Jung. Individuasi adalah kemungkinan yang terdapat dalam manusia dimana psike individual dapat mencapai perkembangan yang lengkap dan utuh. Proses individuasi berpangkal dari keseluruhan psike. Suatu organisme yang bagian - bagian individualnya dikoordinir oleh sistem relasi komplementer, saling mengimbangi dan mengembangkan kematangan kepribadian. Jung menekankan pentingnya fungsi religius dari psike. Penekanan relasi fungsi religius ini dapat membawa gangguan psikis, sedangkan perkembangan religius adalah satu komponen integral dari proses individuasi. Tingkatan Psike Jung menekankan bahwa bagian yang paling penting dari ketidaksadaran seseorang bukanlah berasal dari pengalaman personal, melainkan dari keberadaan manusia di masa lalu. Konsep ini yang disebut Jung sebgai

Makalah Jung

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Journal about Jung theory

Citation preview

Page 1: Makalah Jung

BAB II

PEMBAHASAN

BIOGRAFI JUNG DAN GAMBARAN UMUM PSIKOLOGI ANALITIS

Jung dilahirkan pada tanggal 26 Juli 1875 di Kesswil dan meninggal pda tanggal 6 Juni 1961 di

Kusnach, Swiss. Ia adalah lulusan dari Fakultas Kedokteran Universitas Basle pada tahun 1900. Pada tahun

1923 ia berhenti menjadi dosen untuk mengkhususkan dirinya dalam riset-riset. Sejak 1906 ia mulai menulis

surat kepada Sigmund Freud yang baru dijumpainya pertama kali pada tahun 1907. Pertemuan pertama

tersebut sangat mengesankan kedua pihak, sehingga terjadi persahabatan antar keduanya. Jung dianggap

sebgaai orang yang patut menggantikan Freud di kemudian hari.

Doktrin Jung yang dikenal dengan Psikologi Analitis sangat dipengaruhi oleh mitos, mistisisme,

metafisika, dan pengalaman religius. Ia percaya bahwa hal ini dapat memberikan keterangan yang

memuaskan sifat spiritual manusia. Individuasi adalah inti ajaran Jung. Individuasi adalah kemungkinan yang

terdapat dalam manusia dimana psike individual dapat mencapai perkembangan yang lengkap dan utuh.

Proses individuasi berpangkal dari keseluruhan psike. Suatu organisme yang bagian - bagian individualnya

dikoordinir oleh sistem relasi komplementer, saling mengimbangi dan mengembangkan kematangan

kepribadian. Jung menekankan pentingnya fungsi religius dari psike. Penekanan relasi fungsi religius ini

dapat membawa gangguan psikis, sedangkan perkembangan religius adalah satu komponen integral dari

proses individuasi.

Tingkatan Psike

Jung menekankan bahwa bagian yang paling penting dari ketidaksadaran seseorang bukanlah

berasal dari pengalaman personal, melainkan dari keberadaan manusia di masa lalu. Konsep ini yang disebut

Jung sebgai ketidaksadaran kolektif. Poin penting dari teori Jung adalah kesadaran dan ketidaksadaran

personal.

1. Kesadaran

Menurut Jung, kesadaran (conxious) merupakan hal yang dapat dirasakan oleh ego, sementara

ketidaksadaran tidak memiliki keterkaitan dengan ego. Jung meihat ego sebagai pusat dari kesadaran,

tetapi bukan merupakan inti dari kesadaran itu sendiri. Ego bukanlah keseluruhan dari kepribadian dan

harus dipenuhi oleh diri (self). Ego juga merupakan aspek kedua dari kesadaran diri. Sehingga, kesadaran

memainkan peranan yang relatif kecil dalam psikologi analitis. Psikologi analitis yang dikemukakan oleh

Jung lebih menekankan pada penjelajahan kesadaran psike seseorang yang menyebabkan

ketidakseimbangan psikologis.

Page 2: Makalah Jung

2. Ketidaksadaran Personal

Ketidaksadaran Personal (personal unconsious) merangkum seluruh pengalaman yang terlupakan,

ditekan, atau dipersepsikan secara subliminal pada seseorang. Ketidaksadaran tersebut mengandung

ingatan dan impuls pada masa silam, kejadian yang terlupakan, serta berbagai pengalaman yang

disimpan dalam alam bawah sadar. Ketidaksadaran kita dibentuk oleh pengalaman individual.

Ketidaksadaran personal ada yang dapat diingat secara mudah atau sulit, namun ada juga beberapa

bagian yang jauh dari jangkauan kesadaran manusia. Menurut Jung ketidaksadaran personal ini disebut

dengan kompleks. Kompleks merupakan akumulasi dari kumpulan gagasan yang diwarnai dengan

perasaan.

3. Ketidaksadaran Kolektif

Kebalikan dari ketidaksadaran personal yang dihasilkan dari pengalaman individu biasanya disebut

dengan ketidaksadaran kolektif. Ketidaksadaran kolektif (collective unconcious), sudah mengakar dari

masa lalu leluhur seluruh makhluk hidup. Hal ini mempresentasikan konsep Jung yang paling terkenal

dan mungkin yang paling penting. Isi fisik yang menyertai ketidaksadaran kolektif diturunkan dari satu

generasi ke generasi berikutnya sebagai sebuah kondisi psikis yang potensional. Isi dari ketidaksadaran

kolektif ini tidak diam begitu saja, melainkan ia aktif dan mempengaruhi pikiran, emosi, dan tindakan

seseorang. Ketidaksadaran kolektif bertanggung jawab terhadap kepercayaan terhadap agama, mitos

serta legenda. Hal tersebut juga memunculkan “impian besar”, yaitu mimpi yang memiliki arti di luar

jangkauan impian seseorang dan dipenuhi kepentingan manusia pada setiap waktu dan tempat.

a) Arketipe

Arketipe (archetype) adalah bayangan bayangan leluhur atau arkaik (archaic) yang datang dari

ketidaksadaran kolektif. Arketipe bersifat sama dengan kompleks karena mereka merupakan

kumpulan bayangan-banyangan yang diasosiasikan dan diwarnai dengan sangat kuat oleh

perasaan. Perbedaannya, kompleks merupakan komponen ketidaksadaran personal yang

diindividuasi, sedangkan arketipe merupakan konsep yang umum dan muncul dari

ketidaksadaran kolektif. Arketipe harus dibedakan dari insting. Jung mendefinisikan insting

sebagai ketidaksadaran impuls fisik pada tindakan, sedangkan arketipe adalah pasangan psikis

dari sebuah insting. Arketipe tidak dapat muncul sendiri, tetapi ketika aktif arketipe muncul

dalam beberapa bentuk, kebanyakan muncul dalam bentuk mimpi, fantasi, dan delusi. Ia sering

kali memuculkan fantasinya dengan membayangkan dirinya menuju luar semesta (cosmic abbys)

yang sangat dalam. Pada saat tersebut, ia dapat meraskan bayangan dan mimpinya. Kemudian,

ketika ia mulai memahami bahwa bayangan mimpi dan bentuk fantasinya adalah arketipe,

pengalaman-pengalaman ini menjadi sangat bermakna dan sama sekali baru. Mimpi merupakan

sumber utama material arketipe.

Page 3: Makalah Jung

b) Persona

Sisi kepribadian yang ditunjukkan orang kepada dunia disebut persona. Pemilihan istilah ini

sangat tepat karena mengacu pada topeng yang digunakan oleh pemain teater pada masa itu.

Jung percaya bahwa setiap manusia terlibat dalam peranan tertentu yang dituntut oleh sosial.

Meskipun pesona merupakan sisi yang penting dalam kepribadian kita, sebaiknya kita tidak

mencampurkan bagian yang ditampilkan di depan publik dengan diri kita. Jika kita terlalu dekat

dengan persona, maka kita akan membangun ketidaksadaran mengenai individualitas dan

dibatasi dalam proses mencapai realisasi diri. Agar sehat secara psikologis, Jung percaya bahwa

kita harus bisa mempertahankan keseimbangan antara harapan sosial dengan kepribadian kita

yang sebenarnya.

c) Bayangan

Merupakan arketipe dari kegelapan dan represi yang menampilkan kualitas-kualitas yang tidak

kita akui keberadaannya serta berusaha disembunyikan dari diri kita sendiri dan orang lain. Kita

lebih mudah memproyeksikan sisi gelap kepribadian kita dengan melihat kejelekan dan sifat

jahat pada orang lain yang tidak ingin kita lihat pada diri sendiri. Untuk dapat menguasai

kegelapan dalam diri, kita dapat mencapai “realisasi bayangan”. Tetapi, kebanyakan dari kita

tidak pernah menyadari bayangan. Kita hanya meneliti sisi baik kepribadian kita. Orang yang

tidak menyadari bayangannya, tidak mempunyai kekuasaan dan mengarah pada kehidupan

tragis, serta secara terus-menerus berada dalam “peruntungan buruk”, sehingga individu tidak

mendapatkan dukungan untuk diri mereka sendiri.

d) Anima

Seperti Freud, Jung juga percaya bahwa semua manusia secara psikologis bersifat biseksual dan

memiliki sisi maskulin dan feminim. Sisi feminim seorang pria terbentuk dalam ketidaksadaran

kolektif sebagai arketipe dan menetap di kesadaran. Beberapa pria dapat mengenali animanya.

Seorang pria harus melampaui batasan intelektualnya, jatuh ke bagian terdalam

ketidaksadarannya dan menyadari sisi feminim dari kepribadiannya. Jung berpendapat bahwa

anima berasal dari pengalaman seseorang pria dengan wanita (ibu, kakak perempuan, dan

kekasih) yang digabungkan untuk membentuk gambaran umum mengenai wanita. Dalam

perjalanannya, konsep umum ini menjadi bagian dalam ketidaksadaran kolektif dalam semua

pria sebagai arketipe anima. Anima dapat menimbulkan kesalahpahaman dalam hubungan pria -

wanita dan juga merupakan faktor yang berperan dalam pikiran pria tentang seorang wanita

yang memikat secara mistis. Anima merupakan penjelasan untuk perasaan-perasaan tertentu

yang tidak masuk akal pada pria. Selama mengalami hal ini, seorang pria tidak pernah mengakui

bahwa sisi feminim ini sedang menguasai dirinya.

Page 4: Makalah Jung

e) Animus

Arketipe maskulin pada wanita disebut animus. Bila anima mempresentasikan mood dan

perasaan yang irasional, animus merupakan simbol dari proses berpikir dan bernalar. Animus

mampu mempengaruhi proses berpikir seorang wanita, yang sebenarnya tidak dimiliki oleh

seorang wanita. Dalam hubungan pria - wanita, seorang wanita memiliki risiko untuk

memproyeksikan pengalaman antara leluhurnya dengan ayah, saudara laki-laki, atau anak laki-

laki terhadap pria yang tidak diharapkan. Jung percaya bahwa animus bertanggung jawab dalam

proses berpikir dan berpendapat seorang wanita, sama dengan anima yang menghasilkan

perasaan dan mood seorang pria. Animus juga merupakan penjelasan mengapa perempuan

terkenal dengan proses berpikir yang valid dan objektif, Seperti anima, animus juga muncul

dalam bentuk mimpi, penampakan, dan fantasi yang dilebih-lebihkan.

f) Great Mother

Ibu Agung (great mother) dan orang tua bijak (the wise old man) adalah dua arketipe yang

diturunkan dari anima dan animus. Setiap orang, baik pria maupun wanita memiliki arketipe

great mother. Konsep yang sudah ada mengenai ibu ini selalu dikaitkan dengan perasaan positif

dan negatif. Great Mother menampilkan dua dorongan yang berlawanan. Pada satu sisi,

dorongan untuk kesuburan dan pengasuhan serta sisi lain, kekuatan untuk menghancurkan.

Perlu diingat bahwa Jung melihat ibunya sebagai seorang yang menakutkan, konservatif, dan

kejam. Oleh karena great mother juga merupakan representasi dari kekuatan dan kehancuran,

maka ia juga kerap disimbolkn sebagai Godmother, Tuhan Ibu (Mother of God), Ibu Alam

(Mother Nature), Ibu Pertiwi (Mother Earth), Ibu Tiri, atau Penyihir.

g) Wise Old Man

Orang tua yang bijak (wise old man) merupakan arketipe dari kebijaksanaan dan keberartian

yang menyimbolkan pengetahuan manusia akan misteri kehidupan. Arti dari arketipe ini tidak

disadari dan tidak dapat secara langsung dialami oleh seorang individu. Di dalam mimpi, arketipe

wise old man muncul dalam bentuk ayah, kakek, guru, filsuf, pembimbing spiritual, dokter, atau

pendeta. Ia akan tampil dalam cerita dongeng sebagai seorang raja, penasihat yang bijak, atau

penyihir yang akan datang menolong tokoh protagonis dan melalui kekuatan kebijakannya, ia

akan membantu tokoh tersebut untuk keluar dari berbagai kesulitan dan petulangannya.

h) Pahlawan

Arketipe pahlawan (hero) direpresentasikan sebagai seorang yang sangat kuat, bahkan

terkadang merupakan bagian dari Tuhan, yang memerangi kejahatan dalam bentuk naga,

monster, atau iblis. Pada akhirnya, seorang pahlawan kerap dikalahkan oleh seseorang atau

sesuatu yang sepele. Saat pahlawan yang tampil mengalahkan karakter jahat, mereka

Page 5: Makalah Jung

membebaskan kita dari perasaan tidak berdaya dan kesengsaraan. Pada saat yang sama, mereka

juga menjadi model kepribadian yang ideal bagi kita. Asal mula pahlawan bermula dari masa

awal sejarah manusia hingga timbulnya kesadaran. Pencapaian dari kesadaran merupakan satu

dari sekian asal-usul pencapaian yang besar dan arketipe mengenai seorang pahlawan yang

memenangi pertempuran mempresentasikan kemenangan dalam mengatasi kegelapan atau

masalah.

i) Diri

Jung mempercayai bahwa setiap orang memiliki kecenderungan untuk bergerak menuju

perubahan, kesempurnaan, dan kelengkapan. Ia menyebut disposisi bawaan ini sebagai diri

(self). Diri merupakan gabungan dari berbagai macam jenis arketipe karena sifatnya yang

menarik arketipe lain dan menyatukan kesemuanya dalam sebuah realisasi diri (self realization).

Seperti arketipe lainnya, arketipe ini memiliki komponen kesadaran dan personal, tetapi itu

semua sebagian besar dibentuk oleh gambaran-gambaran ketidaksadaran kolektif. Sebagai

sebuah arketipe, diri disimbolkan sebagai ide seseorang akan kesempurnaan, keutuhan, dan

kelengkapan. Akan tetapi, simbol yang utuh dari semua itu adalah sebuah mandala yang

diperlihatkan sebagai sebuah lingkaran, sebuah persegi dalam lingkaran, atau bentuk kosentris

lainnya. Elemen-elemen yang saling bertentangan tersebut kerap kali direpresentasikan dengan

sebuah simbol yin dan yang dimana diri biasanya disimbolkan dengan mandala.

DINAMIKA KEPRIBADIAN

Jung berpendapat bahwa struktur psike tidaklah statis, melainkan dinamis dalam gerak yang terus

menerus. Dinamika ini disebabkan oleh energi psikis yang oleh Jung disebut libido. Libido tersebut tidak lain

berasal dari intensitas kejadian psikis, yang hanya dapat diketahui lewat peristiwa – peristiwa psiki.

1. Arah dan Intensitas Energi

a) Arah Energi: Progresi dan Regresi

Gerak energi mempunyai arah dan gerakan. Hal itu dapat dibedakan antara gerak progresif dan

gerak agresif. Gerak progresif adalah gerak ke arah kesadaran dan berbentuk proses penyesuaian

yang terus – menerus terhadap tuntutan – tuntutan kehidupan sadar. Sedangkan, gerak regresif

terjadi apabila gagalnya penyesuaian secara sadar dan karenanya membangunkan ketidaksadaran.

Hal ini dapat berakibat individu kembali kepada fase perkembangan yang telah dilewatinya, atau

menderita neurosis, atau bila terjadi pembalikan total dimana ketidaksadaran masuk ke ranah

kesadaran maka orang yang bersangkutan akan menderita psikosis. Apabila progresi terjadi atas

dasar keharusan menyesuaikan diri terhadap dunia luar, maka regresi terjadi atas keharusan

penyesuaian dengan batin sendiri.

Page 6: Makalah Jung

b) Intensitas Energi : Gambaran

Bentuk khusus manifestasi energi di dalam jiwa adalah gambaran. Gambaran itu adalah hasil fantasi

yang menonjolkan bahan – bahan dari ketidaksadaran menjadi gambaran seperti yang terdapat pada

mimpi. Dalam mimpi itu gambaran merupakan lambang – lambang yang isi atau maknanya

tergantung kepada banyak sedikitnya energi. Gambaran yang sama pada konteks yang pertama

merupakan pemegang peran utama, dapat pada konteks lain hanya memegang peran tidak penting.

2. Kasualitas vs Teleologi

Ide tentang tujuan membimbing dan mengarahkan nasib manusia pada haikikatnya merupakan

penjelasan teleologis dan penjelasan finalistis. Pandangan kausalitas menyatakan bahwa peristiwa-

peristiwa sekarang ini adalah akibat atau hasil pengaruh dari keadaan atau sebab sebelumnya. Masa

sekarang tidak hanya ditentukan oleh masa lampau (kausalitas) tetapi juga ditentukan oleh masa depan

(teleologi).

TIPE PSIKOLOGIS

Jung mengenali berbagai jenis psikologi dan menemukan kesatuan dari dua sikap dasar serta empat fungsi

yang terpisah.

1. Sikap

Sikap adalah suatu kecenderungan untuk bereaksi atau beraksi dalam sebuah karakter. Setiap orang

memiliki kedua sisi sikap yaitu introversi dan ekstroversi.

a) Introversi

Introversi adalah aliran energi psikis ke arah dalam energi orentasi subjektif. Introvert memiliki

pemahaman yang baik terhadap dunia dalam diri mereka dengan semua bias, fantasi, mimpi, dan

persepsi yang bersifat individu. Orang seperti ini akan menerima dunia luar dengan sngat selektif dan

subjektif mereka.

b) Ekstraversi

Ekstraversi adalah sebuah sikap yang menjelajah aliran psikis ke arah luar diri sehingga orang yang

bersangkutan akan memiliki orientasi objektif dan menjauh dari subjektif.

2. Fungsi

Kedua sisi dari sikap (introversi dan ekstroversi) dapat di kombinasikan dengan satu atau lebih dari

empat fungsi dan membentuk delapan kemungkinan orientasi bentuk atau jenis, empat fungsi tersebut

yaitu:

a) Thinking

Aktifitas intelektual logika dapat memproduksi serangkaian ide yang disebut dengan (thingking).

Individu yang berfikir secara ekstrover snagat bergantung pada pemikitan nyata. Sedangkan individu

Page 7: Makalah Jung

yang berfikir introvert akan melihat suatu kejadian lebih di warnai oleh pemaknaan internal yang

mereka bawa dalam diri mereka sendiri.

b) Feeling

Jung menggunakan kata perasaan (feeling) untuk mendeskripsikan proses evaluasi sebuah idea atau

kejadian. Menurut Jung, orang yang memiliki perasaan ekstrovert menggunakan data objektif untuk

melakukan evaluasi suatu ide maupun kejadian. Sedangkan individu dengan perasaan introvert

mendasarkan penilaian mereka sebagian besar pada persepsi subjektif.

c) Sensing

Fungsi yang memungkinkan manusia untuk menerima rangsangan fisik dan mengubahnya dalam

bentuk kesadaran perseptual yang disebut sensasi. Individu yang bersikap ekstrovert akan menerima

rangsangan eksternal secara objektif. Sedangkan individu yang introvert, akan di pengaruhi oleh

sensasi dan interpretasi mereka yang subjektif.

d) Intuisi

Intuisi meliputi persepsi yang berada jauh di luar sistem kesadaran. Para ekstrovert selalu

berorientasi pada fakta dan dunia eksternal. Sedangkan para introvert biasanya dipandu oleh

persepsi ketidaksadaran terhadap fakta yang umumnya subjektif dan memiliki sedikit atau bahkan

tidak ada kesamaan dengan kenyataan eksternal.

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN

Menurut Jung kepribadian berkembang melalui serangkaian tahap yang berujung pada sebuah keutuhan

pribadi atau realisasi diri.

Tahap Perkembangan

Jung mengkategorikan perkembangan menjadi empat periode utama,yaitu masa kanak-kanak, masa

muda, masa pertengahan (paruh baya), dan masa tua (lanjut usia).

Matahari saat fajar diibaratkan sebagai masa kanak-kanak. penuh dengan potensi, tetapi masih

belum memahami apa arti sebuah kesadaran. Matahari pagi diibaratkan masa muda. Baru saja beranjak dari

horison dan tidak mengetahui apapun yang akan terjadi di masa depan. Matahari menjelang tengah hari

diibaratkan sebagai masa pertengahan. Bersinar penuh, tetapi sudah mengetahui bahwa ia akan tenggelam

sore nanti. Matahari sore adalah manusia di masa tuanya ,yang mengetahui bahwa sebentar lagi akan ada

waktunya untuk tenggelam.

a) Masa Kanak-kanak

Jung membagi periode ini menjadi tiga bagian, yaitu anarkis, monarkis, dan dualistis. Fase anarkis

dikarakteristikan dengan banyaknya kesadaran yang kacau dan sporadis. Pengalaman pada fase anarkis

Page 8: Makalah Jung

terkadang masuk ke kesadaran sebagai gambaran yang primitif yang tidak mampu digambarkan secara

akurat. Fase monarkis dikarakteristikan dengan perkembangan ego dan mulainya masa berpikir secara

logis dan verbal. Pada waktu-waktu ini, anak-anak akan melihat dirinya sendiri secara objektif dan kerap

mendeskripsikan diri mereka sebagai orang ketiga. Fase dualistis, pada fase ini ego sudah mulai tumbuh

menjadi objektif dan subjektif. Pada masa ini anak-anak ini sudah menyadari sebagai orang pertama dan

mulai sadar akan keberadaannya sebagai individu yang terpisah.

b) Masa Muda

Masa muda adalah dimana pada periode ditandai dari pubertas sampai dengan masa pertengahan

(paruh baya). Menurut Jung, masa muda seharusnya menjadi periode ketika aktivitas meningkat,

mencapai kematangan seksual, menumbuhkan kesadaran, dan pengenalan bahwa dunia dimana tidak

ada masalah, seperti pada masa kanak-kanak sudah tidak ada lagi. Kesulitan utama yang dialami anak-

anak muda adalah bagaimana mereka bisa mengatasi kecenderungan alami, untuk menyadari

perbedaan yang teramat tipis antara masa muda dengan kanak-kanak, yaitu dengan menghindari

masalah yang relevan pada masanya. Keinginan ini disebut dengan prisnsip konservatif .

c) Masa Pertengahan (paruh baya)

Jung percaya bahwa masa pertengahan dimulai pada usia 35 - 40 tahun. Walaupun hal ini dapat

menyebabkan sejumlah orang di usia ini menigkat kecemasannya, tetapi fase ini juga merupakan

sabuah fase yang potensial. Jika orang dimasa pertengahan dapat memegang teguh nilai moral dan

sosial pada masa kecilnya,maka mereka dapat menjadi kokoh dan fanatik dalam menjaga ketertarikan

fisik dan kemampuannya.

d) Masa Tua

Pada masa tua atau menjelang lanjut usia, orang akan mengalami penurunan kesadaran. Jika orang

ketakutan dengan kehidupan dimasa sebelumnya, maka hampir bisa dipastikan mereka akan takut

dengan kematian pada fase hidup berikutnya. Takut akan kematian disebut sebagai proses norma,

tetapi Jung percaya bahwa kematian adalah tujuan dari kehidupan dan hidup hanya bisa terpenuhi saat

kematian terlihat.

Realisasi Diri

Kelahiran kembali psikologis atau terkadang disebut dengan realisasi diri adalah proses untuk

menjadi sesorang secara utuh. Realisasi diri adalah suatu hal yang amat langka dan bisa dicapai hanya oleh

mereka yang telah dengan baik mengasimilasi kesadaran mereka dengan keseluruhan kepribadian mereka.

Untuk sampai pada proses ini dibutuhkan keberanian untuk menghadapi berbagai kejahatan alami dari

bayangan seseorang dan bahkan dibutuhkan keberanian untuk menerima sisi maskulin atau feminim

seseorang. Orang yang mampu mencapai realisasi diri mampu menempatkan dirinya di dunia eksternal dan

internalnya.

Page 9: Makalah Jung

METODE INVESTIGASI JUNG

Jung melihat jauh melewati batasan psikologi, dalam usahanya memperoleh data untuk membangun

konsepnya mengenai kemanusiaan. Jung juga percaya bahwa pembelajaran tentang kepribadian bukan

hanya hak prerogatif sebuah ilmu tertentu dan bahwa untuk memahami seseorang secara utuh, kita harus

mengejar pengetahuan dimanapun ia berada.

1. Tes Asosiasi Kata

Jung telah membantu mengembangkan dan mendefinisikan ulang tes asosiasi kata. Ide awal

menggunakan tes ini adalah untuk mendemonstrasikan validitas hipotesis Freud bahwa ketidaksadaran

akan mengoperasikan proses yang bersifat otonomi.

Dalam melakukan tes ini, Jung menggunakan sekitar seratus kata-kata yang dipilih dan diatur untuk

menstimulus atau merangsang reaksi emosi. Beberapa jenis reaksi mengindikasikan bahwa kata-kata

yang menstimulus dapat menyentuh kompleks. Respon kritis meliputi pernafasan yang terbatas,

perubahan dalam konduktivitas listrik kulit, reaksi penundaan, beragam respons, pengabaian instruksi,

ketidakmampuan merespons, dan ketidakkonsistenan antara hasil tes dan pengulangan tes. Respon

signifikan lainnya meliputi pipi yang bersemu merah, gagap, tertawa, batuk, menghela nafas,

mendehem, menangis, gerakan badan yang berlebihan, dan pengulangan kata stimulus.

2. Analisis Mimpi

Menurut Jung, mimpi adalah kondisi ketidaksadaran dan percobaan spontan untuk mengetahui dan

memahami sebuah kenyataan yang hanya bisa diwujudkan dalam bentuk simbol. Maksud interpretasi

mimpi Jung adalah membuka elemen dari ketidaksadaran personal dan kolektif serta

mengintegrasikannya dalam sebuah kesadaran untuk memfasilitasi proses realisasi diri.

Jung merasa yakin bahwa mimpi menawarkan bukti keberadaan ketidaksadaran kolektif. Mimpi ini

termasuk mimpi besar (big dreams), yang memiliki arti khusus bagi semua orang; mimpi umum (typical

dreams), merupakan mimpi yang umum bagi kebanyakan orang; dan mimpi paling awal yang diingat

(earliest dreams remembered), adalah mimpi-mimpi yang dialami saat kita berusia tiga atau empat

tahun dan mengandung banyak unsur mitologis, gambaran, dan motif simbol yang tidak dapat dijelaskan

oleh anak-anak. Mimpi ini bisa saja meliputi simbol, seperti pahlawan, orang tua bijak, pohon, ikan, dan

mandala.

. Jenis yang kedua dari mimpi kolektif adalah mimpi biasa, yaitu mimpi yang biasa dialami oleh

kebanyakan orang. Mimpi ini memiliki gambaran arketipe, seperti ibu, ayah, Tuhan, iblis, atau orang tua

bijak. Mimpi itu juga bisa berarti kejadian arketipe, seperti kelahiran, kematian, perpisahan dari orang

Page 10: Makalah Jung

tua, baptis, pernikahan, terbang, atau menjelajahi gua. Mimpi-mimpi ini, termasuk juga objek arketipe,

seperti matahari, air, ikan, ular, atau binatang predator lainnya.

3. Imajinasi Aktif

Imajinasi aktif ini adalah sebuah teknik atau metode yang digunakan Jung dalam melakukan analisis

terhadap dirinya sendiri, sama seperti yang dilakukannya terhadap pasiennya. Metode ini dimulai

dengan impresi berupa gambaran mimpi, visi, tampilan, atau fantasi seseorang. Tujuan dari imajinasi

aktif adalah untuk membuka gambaran arketipe yang bermula dari ketidaksadaran.

Sebagai variasi dari imajinasi aktif, Jung kerap bertanya kepada pasiennya, apakah mereka suka

menggambar, melukis, atau mengekspresikan fantasinya dalam bentuk nonverbal lainnya. Jung

mengandalkan teknik ini selama ia menganalisis dirinya sendiri dan banyak dari hasilnya yang kaya akan

simbol.

4. Psikoterapi

Jung mengindentifikasi empat pendekatan dasar dalam terapi, mewakili empat langkah

pengembangan didalam sejarah psikoterapi. Langkah pertama adalah pengakuan rahasia patogenetik, ini

adalah metode menghilangkan emosi atau metode katarsis yang dipraktikkan oleh Josef Breuer pada

pasiennya. Katarsis adalah suatu langkah yang efektif. Langkah kedua adalah melibatkan penafsiran,

penjelasan, dan teknik menerangkan. Langkah yang ketiga adalah pendekatan yang diadopsi oleh Adler,

dengan memasukkan faktor pendidikan pasien-pasiennya sebagai mahkluk sosial.

Untuk melampaui ketiga pendekatan ini, Jung mengusulkan suatu tahap keempat, yaitu

transformasi. Dalam transformasi, terapis harus menjadi orang pertama yang diubah atau ditransformasi

menjadi manusia yang sehat, terutama dengan melakukan proses psikoterapi. Tahap keempat ini

dilakukan pada pasien-pasien yang sedang mengalami tahap kedua hidupnya dan mempunyai perhatian

terhadap kesadaran dari dalam diri sendiri, dengan permasalahan moral dan religius serta dalam

menemukan filosofi hidup.

PENELITIAN TERKAIT

Tipe Kepribadian dan Menginvestasikan Uang

Filbeck dan koleganya ( 2005) menggunakan MBTI untuk menentukan tipe kepribadian Jung mana

yang memungkinkan toleransi resiko dalam menginvestasikan uang. Untuk mengukur toleransi resiko

ketika menginvestasikan uang, peneliti – peneliti menggunakan kuesioner. Pertanyaan tersebut berupa

situasi yang meningkatkan atau mengurangi kekayaan mereka. Berdasarkan tanggapan orang – orang

pada situasi tersebut, peneliti kemudian menentukan pada titik mana orang merasa investasi – investasi

mereka terlalu keras dan beresiko. Peneliti mengambil sampel penelitian para siswa dan orang dewasa

Page 11: Makalah Jung

untuk melengkapi kuesioner MBTI, yang mengukur tingkat toleransi dan resiko ini, kemudian menguji

hipotesis bahwa ada beberapa tipe kepribadian akan lebih tolerir pada banyaknya resiko dibanding yang

lain.

Peneliti menemukan bahwa mereka yang merupakan tipe pemikir mempunyai toleransi yang tinggi

terhadap resiko, sedangkan mereka yang merupakan tipe perasa mempunyai toleransi yang rendah pada

tingkat resiko yang sama. Meski demikian, penelitian tersebut bersifat informatif dan tetap sejalan

dengan tipe Jungian. Tipe kepribadian pemikir adalah orang yang sangat mementingkan aktifitas logis,

adanya situasi ekonomi yang naik turun merupakan hal yang bijaksana untuk lebih bertoleransi pada

resiko bahkan ketika investasi sedang jatuh. Hal ini dilandasi dengan adanya kemungkinan situasi akan

kembali membaik dan ekonomi akan menguat. Tipe kepribadian perasa menggambarkan cara orang

mengevaluasi informasi. Evaluasi ini tidak harus dibatasi oleh aturan – aturan logika atau alasan tertentu.

Oleh karena itu, tipe perasa lebih menilai toleransi pada resiko berdasarkan penelitian pribadi, yang

sebagian besar sejalan dengan tren yang logis dari situasi ekonomi. Peneliti menyimpulkan kepribadian

investor merupakan faktor penting untuk menjadi penasihat keuangan. Halini penting dalam

mempertimbangkan waktu yang tepat untuk berinvestasi denganmenyesuaikan kebutuhan dan nilai –

nilai pribadi investor

Tipe Kepribadian dan Minat terhadap Bidang Gesekan di Jurusan Teknik

Suatu studi di dalam jurnal Psychological Type menguji apakah tipe kepribadian dan kesesuaiannya

terhadap bidang gesekan pada jurusan teknik dapat meramalkan minat akan bidang ini. Kajian ini

dilakukan dengan sampel mahasiswa teknik di Georgia Tech ( Thomas, Benne, Marr, Thomas, & Hume,

2000 ). Peneliti melihat 195 mahasiswa ( 72% pria ) mendaftar pada jurusan teknik ( listrik dan

magnetisme ) yang dikenal sebagai kelas “weeding out” dimana 30% dari mahasiswa biasanya menerima

nilai di bawah C. para siswa menyelesaikan Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) pada suatu sesi

laboratorium. Thomas dan koleganya memperkirakan bahwa skor MBTI berhubungan dengan nilai – nilai

ujian akhir, level kualitas kuliah, dan pengunduran diri dari kuliah tersebut.

Hasil kajian tersebut menunjukan bahwa sebagai kelompok, sampel diwakili oleh tipe kepribadian

pemikir ( 75% ), introversi ( 57% ), dan penilai atau judging ( 56% ). Dari sampel itu, hasilnya terbagi dua

hamper sama rata intuk Intuitive Sensing ( 51% Sensing ). Lebih penting lagi, para siswa yang

mengundurkan diri dari kuliah mempunyai skor tinggi pada skala Ekstraversi dan Perasa, dengan skor

sebesar 96% setidaknya pada satu skala. Hal yang menarik adalah ternyata tipe kepribadian tidak ada

hubungannya dengan nilai pelajaran. Sebagai tambahan, Thomas dan koleganya menemukan bahwa

siswa drop out merupakan tipe kebalikan dari mereka yang ingin masuk jurusan itu. Hasil dari kajian

tersebut mendukung teori mengenai tipe orang dan organisasi, yang menyatakan bahwa mereka yang

Page 12: Makalah Jung

mempunyai tipe kepribadian yang sangat sesuai dengan mereka yang sudah berkecimpung pada suatu

profesi, bisa tampil paling baik di bidang profesi yang serupa ( Schneider, 1987 ).

KRITIK TERHADAP JUNG

Psikologi analitis harus dapat memenuhi 6 kriteria teori , yaitu :

1. Suatu teori yang bermanfaat harus menghasilkan hipotesis yang bisa diuji dan kajian yang deskriptif.

2. Sebuah teori harus mempunyai kapasitas untuk diverifikasi atau diulang.

Hampir mustahil untuk melakukan verifikasi pada teori Jung. Teori utama Jung mengenai

ketisaksadaran kolektif merupakan konsep yang sangat sulit untuk diuji secara empiris.

Sebagian besar bukti mengenai konsep dari arketipe dan ketidaksadaran kolektif berasal dari

pengalaman mendalam yang di alami oleh Jung sendiri. Hal ini juga diakuinya bahwa sulit

berkomunikasi dengan orang lain sehingga penerimaan orang mengenai konsep ini lebih

berdasarkan keyakinan daripada bukti empiri .

Jung (1961) mengklaim bahwa “pernyataan-pernyataan arketipe itu berdasarkan prasyarat yang

instingtif dan tidak ada hubunganya dengan suatu alasan tertentu, tidak berdasar rasional dan tidak

juga bisa dibuang dalam argumentasi yang masuk akal”. Pernyataan seperti itu bisa diterima oleh

seniman atau ahli teologi, teteapi tidak untuk peneliti ilmiah yang mengedepankan rancangan

penelitian dan rumusan hipotesis.

Sebaliknya, ada bagian teori Jung yang terkait dengan penggolongan dan ilmu bentuk tubuh

(tipologi) yaitu, mengenai fungsi dan sikap, yang bisa dikaji serta diuji dan sudah menghasilkan

sejumlah penelitian, Myers-Briggs Type Indicator sudah menghasilkan banyak penelitian. Dan Jung

diberi nilai rata-rata untuk teori Jung atas kemampuan menghasilkan penelitian.

3. Suatu teori bermanfaat perlu mengorganisir pengamatan ke dalam suatu kerangka yang bermakna .

Psikologi analitis merupakan teori yang unik karena menambahkan suatu dimensi yang baru dalam

teori kepribadian, yaitu ketidaksadaran kolektif. Aspek dari kepribadian manusia yang berhadapan

dengan hal-hal mistis, misterius , dan para psikologis itu tidak disinggung oleh hampir semua teori-

teori kepribadian. Meskipun ketidaksadaran kolektif bukan satu-satunya penjelasan bagi suatu

fenomena dan konsep lain.

Jung adalah satu-satunya ahli teori kepribadian modern yang membuat suatu usaha serius untuk

cangkupan yang luas mengenai aktivitas manusia di dalam suatu kerangka teoritis. Karena

kemampuab mengorganisir diberi nilai rata-rata.

4. Teori bermanfaat adalah kemampuan teori tersebut diterapkan.

Page 13: Makalah Jung

Kemampuan teori penerapan Jung dinilai rendah. Karena teori mengenai tipe atau sikap psikologis

dan analitis terbatas untuk terapis yang menggunakan ajaran Jungian dasar secara berkenjutan.

Konsep ketidaksadaran kolektif tidak mudah di teliti secara empiris, tetapi mungkin berguna dalam

membantu orang memahami mitos budaya dan melakukan penyesuaian terhadap trauma-trauma

hidup .

5. Teori kepribadian Jung dapat menjawab tentang dapatkah konsisten secara internal, tetapi tidak untuk

apakah teori ini memiliki seperangkat terminologi digambarkan secara operasional. Karena Jung

menggunakan terminologi secara konsisten, tetapi ia sering kali menggunakan beberapa terminologi

untuk menguraikan konsep yang sama.

Istilah regresi dan introversi berhubungan sangat erat sehingga dapat dikatakan kedua istilah itu

menguraikan proses yang sama. Berlaku juga pada istilah progesi dan ektraversi. Daftar istilah ini

yang serupa bisa bisa jadi panjang misalnya, individualisasi dan realisasi diri. Kedua istilah ini susah di

bedakan dengan jelas. Bahasa Jung sering bersifat rahasia dan banyak istilah yang tidak bisa di

definisikan dengan jelas. Seperti tokoh pendahulunya, Jung juga tidak menggambarkan definisi

istilah secara oprerasional. Maka, konsistensi internal dalam teori Jung dinilai rendah.

6. Teori bermanfaat adalah bersifat parsimony(keserdehanaan).

Psikologi Jung dan Kepribadian manusia bukanlah teori sederhana. Teori Jung mengarah pada

ketidakefektifan daripada kegunaanya, maka nilai kesederhanaan pada teori ini di nilai rendah. Teori

Jung bersifat kompleks dengan ruang lingkup yang luas. Disebabkan kecenderungan Jung untuk

mencari data dari bermacam-macam disiplin ilmu dan kesedianya untuk menjelajah sendiri

ketidaksadrannya, bahkan sampai di bawah level pribadi.

Hukum parsimony menyatakan, “ketika trdapat 2 teori manfaatnya setara, teori lebih disukai adalah

teori yang sederhana“. Sebenarnya, tentu saja tidak pernah ada teori yang selalu sama, namun teori

Jung menambahkan suatu dimensi kepribadian manusia, tidak terlalu banyak berusan dengan yang

lain sehingga menjadi lebih rumit daripada yang di perlukan.

KONSEP KEMANUSIAAN

Jung memandang manusia sebagai makhluk yang kompleks dengan banyak kutub yang berlawanan.

Baginya, orang banyak dimotivasi oleh pikiran-pikiran sadarnya, sebagian oleh gambaran ketidaksadaran

personalnya dan sebagian lagi karena jejak memori laten yang diturunkan dari masa lampaunya.

Kerumitan manusia ini membuat teorinya tidak sederhana atau tidak bias digambarkan dari satu sisi

saja. Pesona merupakan pecahan dari individu. Kebanyakan orang berusaha untuk merahasiakan dirinya dari

masyarakat dan dirinya sendiri. Selain itu, setiap pria memiliki anima dan setiap wanita memiliki animus.

Page 14: Makalah Jung

Orang mempunyai kapasitas yang terbatas untuk menentukan hidup mereka. Mereka dapat

menjelajah bagian yang tersembunyi dari jiwa (psike) mereka. Mereka dapat mengenali bayangan mereka

sebagai mereka sendiri. Mereka akan tetap berada di bawah pengaruh ketidaksadaran kolektif.

Pada dimensi aspek biologi atau social dari kepribadian, jung benar-benar melandaskan teorinya

pada aspek biologi. Ketidaksadaran kolektif yang bertanggung jawab pada begitu banyak tindakan, menjadi

bagian dari warisan ilmu biologi.

Page 15: Makalah Jung

BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Ada banyak konsep-konsep kepribadian yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh psikologi. Salah satu

konsep mengenai kepribadian yang terkenal adalah konsep yang dikemukakan oleh Carl Gustav Jung.

Beliau mengatakan bahwa setiap manusia memiliki tingkatan psike yang terdiri atas kesadaran,

ketidaksadaran personal, dan ketidaksadaran kolektif. Konsep inilah yang kemudian akan

mengungkapkan bagaimana kepribadian seseorang bertumbuh dan bagaimana keribadian-kepribadian

manusia dapat terbentuk.

II. RUMUSAN MASALAH

1. Mengenai apa sajakah teori kepribadian yang dikemukakan oleh Carl Gustav Jung?

2. Bagaimana aplikasi teori tersebut bagi kehidupan manusia?

III. TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui apa sajakah isi dari teori mengenai kepribadian yang dikemukakan oleh Jung

2. Mengetahui bagaimana aplikasi dari teori tersebut di dalam kehidupan manusia

Page 16: Makalah Jung

BAB III

KESIMPULAN

Jung berpendapat bahwa tingkatan psike / pikiran dari manusia terdiri atas tiga tingkatan, yaitu

kesadaran, ketidaksadaran personal, dan ketidaksadaran kolektif. Kesadaran merupakan hal yang dapat

dirasakan oleh ego, sedangkan ketidkasadaran personal adalah sebuah zona dimana terdapat seluruh

pengalaman yang terlupakan, ditekan, atau dipersepsikan secara subliminal pada seseorang. Ketidaksadaran

kolektif adalah keadaan dimana sebuah pikiran sudah dihasilkan dari pengalaman individu dan sudah

mengakar dari masa lalu seluruh spesies. Dari ketidaksadraan kolektif ini kita mengenali arketipe, yang

terdiri dari persona, bayangan, anima, animus, great mother, wise old man, pahlawan, dan diri (self).

Di dalam dinamika kepribadian, kita mengenal istilah kausalitas dan teleologi dimana dikemukakan

mengenai motivasi manusia dipengaruhi oleh faktor masa lalu dan juga oleh motivasi untuk mencapai masa

depan yang lebih baik. Dalam hal ini Jung juga mengemukakan untuk mencapai realisasi diri, manusia harus

mampu beradaptasi dengan lingkungan (progresi) dan beradaptasi dengan dirinya sendiri (regresi).

Di dalam bersikap, kita telah mengenal istilah introversi dan ekstroversi, serta empat komponen dari

fungsi, yang dapat dihubungkan dengan sikap yaitu thinking, feeling, sensing, dan intuisi. Untuk mencapai

sebuah kesempurnaan atau keutuhan kepribadian seseorang, manusia harus melewati berbagai tahap yang

sangat pelik. Hal ini disebut sebagai realisasi diri.

Untuk memperkuat teorinya, Jung telah melakukan berbagai investigasi melewati tes asosiasi kata,

analisis mimpi, imajinasi aktif, serta psikoterapi. Dalam pengaplikasian teori Jung bagi masyarakat, telah

dikemukakan dua penelitian terkait yaitu mengenai hubungan antara tipe kepribadian dlaam

menginvestasikan uang, serta tipe kepribadian yang berhubungan terhadap minat bidang gesekan di jurusan

teknik.

Page 17: Makalah Jung

JUNG : PSIKOLOGI ANALITIS

Luhur Widiantoro (802014030)

Praditya Christa Surya Tamtama (802014034)

Olivia Saesarontia (802014035)

Yosia (802014036)

Elizabeth Maya Wahyu Aditya (802014037)

Elika Jenifet Christin Fika (802014039)

Marta Juwita Sofiyani (802014041)

Swastirena Merari Shabati (802014042)

Ade Nurul Arifa (802014043)

Maryo Wildo Wenno (802014044)

Karisa Ratri Anggraeni (802014045)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

2015