34
Teori Belajar Kognitivisme oleh Piaget makalah ini disusun untuk memenuhi tugas inovasi pembelajaran biologi Dosen : Triasianingrum, Dra,.S.U Disusun Oleh : Ajeng Bunga Pujiyana ( 036111048 ) Elgia Nurfadilla A.S ( 036111027 ) Intan Aprillianti ( 036111023 ) Rafflenti Pintavia ( 036111017 ) Siti Rahmawati ( 036111091) Semester VI/A

makalah inovasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

inovasi pembelajaran

Citation preview

Page 1: makalah inovasi

Teori Belajar Kognitivisme oleh Piagetmakalah ini disusun untuk memenuhi tugas inovasi pembelajaran biologi

Dosen : Triasianingrum, Dra,.S.U

Disusun Oleh :

Ajeng Bunga Pujiyana ( 036111048 )

Elgia Nurfadilla A.S ( 036111027 )

Intan Aprillianti ( 036111023 )

Rafflenti Pintavia ( 036111017 )

Siti Rahmawati ( 036111091)

Semester VI/A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PAKUAN

2014

Page 2: makalah inovasi

Kata Pengantar

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wata΄ala,

karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Inovasi Pembelajaran

Biologi yang bertemakan “Teori Belajar Kognitivisme Piaget” ini. Makalah ini

diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Inovasi Pembelajaran Biologi.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih

jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat

untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Penulis

Bogor, April 2014

i

Page 3: makalah inovasi

Daftar Isi

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Tujuan 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Profil Singkat Piaget 2

2.2 Teori Piaget 4

2.3 Implementasi Teori Piaget dalam Pendidikan 14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan 17

DAFTAR PUSTAKA 18

ii

Page 4: makalah inovasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam psikologi dan pendidikan, pembelajaran secara umum didefinisikan

sebagai suatu proses yang menyatukan kognitif, emosional, dan lingkungan

pengaruh dan pengalaman untuk memperoleh, meningkatkan, atau membuat

perubahan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan pandangan dunia (Illeris, 2000 ;

Ormorod, 1995)

Belajar sebagai suatu proses berfokus pada apa yang terjadi ketika belajar

berlangsung. Penjelasan tentang apa yang terjadi merupakan teori-teori belajar.

Teori belajar adalah upaya untuk menggambarkan bagaimana orang dan hewan

belajar, sehingga membantu kita memahami proses kompleks inheren

pembelajaran.

Ada tiga kategori utama atau kerangka filosofis mengenai teori belajar, yaitu :

teori belajar behaviorisme, teori belajar kognitivisme, dan teori belajar

konstruktivisme. Selanjutnya akan dipaparkan mengenai teori kognitivisme yang

dikemukakan oleh Jean Piaget.

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui profil singkat Jean Piaget

Untuk mengetahui teori kognitivisme yang dikemukakan oleh Piaget

Untuk mengetahui implementasi teori Piaget dalam pendidikan

1

Page 5: makalah inovasi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Profil Piaget

Jean Piaget lahir pada tanggal 9 Agusts 1896 di Neutchatel Swiss.

Ayahnya adalah seseorang ahli sejarah dengan spesialisasi sejarah abad

pertengahan. Ibunya adalah seorang yang dinamis, intellegen, dan taqwa

(Suparno, 2001:11). Pada tahun 1916, Piaget menyelesaikan pendidikan sarjana

bidang biologi di Universitas Neuchatel. Pada usia 21 tahun ia telah

menyelesaikan disertasi tentang moluska dan memperoleh gelar doctor filsafat.

Setelah menyelesaikan pendidikan formal, Piaget memutuskan untuk

mendalami psikologi di Zurich. Pada tahun 1919, ia meninggalkan Zurich dan

pergi ke Paris. Selama dua tahun, ia tinggal di Universitas Sorbonne, belajar

psikologi klinis,logika, serta epistemology. Pendalamannya tentang filsafat

meyakinkannya bahwa perlunya pemikiran spekulasi murni dilengkapi dengan

pendekatan ilmu pengetahuan yang faktual.

Pada tahun 1920, Piaget bekerja bersama Dr. Theophile Simon di

laboratorium Binet di Paris dengan tugas mengembangkan tes penalaran yang

kemudian diujikan. Dari hasil uji yang diperolehnya, ia menyimpulkan bahwa

perbedaan jawaban yang ada disebabkan oleh perbedaan intelegensi peserta.

Berdasarkan pengalaman membuat tes tersebut, Piaget mendapatkan tiga

pemikiran penting yang mempengaruhi berpikirnya dikemudian hari. Pertama,

Piaget melihat bahwa anak yang berbeda umurnya menggunakan cara berpikir

yang bebeda. Inilah yang mempengaruhi pandangan Piaget mengenai tahap-

tahap perkembangan kognitif anak. Kedua, metode klinik digunakannya untuk

mengorek pemikiran anak secara lebih mendalam. Metode inilah yang

dikembangkan Piaget dalam studinya tentang perkembangan kognitif anak.

Ketiga, Piaget berpikir bahwa pemikiran logika abstrak mungkin relevan untuk

mememahami pemikiran anak. Menurutnya, operasi-operasi logika yang ada

dalam pemikiran deduksi berkaitan dengan struktur mental tertentu dalam diri

2

Page 6: makalah inovasi

anak. Ia mencoba untuk menemukan bagaimana pemikiran sangat berkaitan

dengan logika. Ciri pemikiran deduksi logis (abstrak dan hipotesis) ini menjadi

salah satu ukuran tertinggi Piaget dalam menentukan tahap-tahap perkembangan

kognitif anak.

Pada tahun 1921, Piaget diangkat sebagai direktur penelitian di Institut

Jean-Jacques Rousseu di Geneva. Disitu ia memperoleh kesempatan untuk

mempelajari pemikiran anak. Hasil penelitiannya banyak dipublikasikan pada

tahun 1923-1931.

Selama penelitian, Piaget semakin yakin akan adanya perbedaan antara

proses pemikiran anak dengan orang dewasa. Ia yakin bahwa anak bukan

merupakan suatu tiruan (replika) dari orang dewasa. Anak buka hanya berpikir

kurang efisien dari orang dewasa, melainkan berpikir secara berbeda dengan

orang dewasa. Itulah sebabnya mengapa Piaget yakin bahwa ada tahap

perkembangan kognitif yang berbeda dari anak sampai menjadi dewasa. Piaget

juga mencoba menemukan sebab-musabab perkembangan kognitif.

Pada tahun 1920-1930, Piaget meneruskan penelitiannya dalam bidang

perkembangan kognitif anak. Bersama dengan istrinya, ia meneliti ketiga

anaknya sendiri yang lahir pada tahun 1925, 1927, dan 1931. Hasil pengamatan

terhadap anak-anaknya ini dipublikasikan dalam The Original of Intelligence in

Children dan the Consruction of Realitytentang tahap sensorimotor. Studinya

tentang masa kanak-kanak meyakinkan Piaget bahwa pengertian dibentuk dari

tindakan anak dan bukan dari bahasa anak.

Pada tahun 1940-an, Piaget tertarik untuk meneliti persepsi

psikologiGestalt. Ia memperluas pengertian persepsi tidak hanya sebagai suatu

proses tersendiri, tetapi juga berhubungan dengan inteligensi.

Sejak tahun 1943, Piaget dengan teman-temannya menerbitkan banyak

buku dan laporan tentang persepsi. Puncaknya adalah buku The Mechanism of

Perception pada tahun 1961. buku ini menjelaskan tentang struktur, proses, serta

relasi antara pesepsi dengan inteligensi seseorang. Atas anjuran Einstein, pada

tahun 1940 Piaget meneliti tentang pengertian anak tentang waktu, kecepatan,

3

Page 7: makalah inovasi

dan gerak. Sebagai hasil penelitian tersebut, ia mempublikasikan dua buku, The

Child’s Conception of Timedan The Child’s of Movement and Speed. Sesudah

perang dunia kedua, penghargaan akan karya Piaget mulai tersebar ke seluruh

dunia. Ia menerima gelar kehormatan dari banyak Universitas, seperti

Universitas Harvard di Cambridge, Universitas Sorbonne di Paris, dan beberapa

Universitas di Belgia dan Brasilia.

Pada tahun 1950, Piaget banyak meneliti dan menulis tentang

perkembangan inteligensi manusia. Ia juga mangaplikasikan hasil penemuan

psikologis tersebut dalam persoalan epistemology. Ditahun yang sama, ia

mempublikasikan seri epistemology genetic. Buku ini merupakan sintesis

pemikirannya akan beberapa aspek pengetahuan, termasuk matematika, fisika,

psikologi, sosiologi, biologi, dan logika. Di antara tahun 1950-1960 , Piaget

banyak mempublikasikan bukunya terutama berisi tentang perkembngan

kognitif.

Hingga pada tahun 1969, Piaget menerbitkan “The Psychology of the

Child” yang diperuntukkan bagi kalangan umum yang ingin mengetahui

pemikirannya. Ini adalah semacam ringkasan teori Piaget tentang

perkembangan intelektual dan persepsi. Pada tahun yang sama, ia juga

menerbitkan “Mental Imaginary in the Child”. Buku ini menjelaskan

perkembangan gambaran mental dan hubungannya dengan perkembangan

inteligensi. Pada tahun 1967, ia mempublikasikan“Biology and

Knowledge”,sebuah buku yang berkaitan dengan hubungan antara faktor

biologi dengan proses kognitif. Piaget pensiun dari Institut Rousseau pada tahun

1971. Meskipun demikian, ia tetap aktif menulis dan menerbitkan banyak buku.

Piaget meninggal pada tanggal 16 September 1980 di Geneva.

2.2 Teori Piaget

Tujuan teori Piaget adalah untuk menjelaskan mekanisme dan proses

perkembangan intelektual sejak masa bayi dan kemudian masa kanak-kanak

4

Page 8: makalah inovasi

yang berkembang menjadi seorang individu yang dapat bernalar dan berpikir

menggunakan hipotesis-hipotesis.

Piaget menyimpulkan dari penelitiannya bahwa organisme bukanlah agen

yang pasif dalam perkembangan genetik. Perubahan genetik bukan peristiwa

yang menuju kelangsungan hidup suatu organisme melainkan adanya adaptasi

terhadap lingkungannya dan adanya interaksi antara organisme dan

lingkungannya. Dalam responnya organisme mengubah kondisi lingkungan,

membangun struktur biologi tertentu yang ia perlukan untuk tetap bisa

mempertahankan hidupnya. Perkembangan kognitif yang dikembangkan Piaget

banyak dipengaruhi oleh pendidikan awal Piaget dalam bidang biologi. Dari

hasil penelitiannya dalam bidang biologi. Ia sampai pada suatu keyakinan

bahwa suatu organisme hidup dan lahir dengan dua kecenderunngan yang

fundamental, yaitu kecenderungan untuk :

1. organisasi ( tindakan penataan )

Merupakan istilah yang digunakan Piaget untuk mengintegrasikan

pengetahuan kedalam system-sistem. Dengan kata lain, organisasi

adalah system pengetahuan atau cara berfikir yang disertai dengan

pencitraan realitas yang semakin akurat.

Contoh: anak laki-laki yang baru berumur 4 bulan mampu untuk

menatap dan menggenggam objek. Setelah itu dia berusaha

mengkombunasikan dua kegiatan ini (menatap dan menggenggam)

dengan menggenggam objek-objek yang dilihatnya.

Dalam sistem kognitif, organisasi memiliki kecenderungan untuk

membuat struktur kognitif menjadi semakin komplek. Struktur-

struktur kognitif disebut skema. Skema adalah pola prilaku

terorganisir yang digunakan seseorang untuk memikirkan dan

melakukan tindakan dalam situasi tertentu.

Contoh: gerakan reflek menyedot pada bayi yaitu gerakan otot

pada pipi dan bibir yang menimbulkan gerakan menarik.

2. beradaptasi

5

Page 9: makalah inovasi

Untuk memahami proses-proses penataan dan adaptasi terdapat empat

konsep dasar, yaitu sebagai berikut :

1. Skema

Istilah skema atau skemata yang diberikan oleh Piaget untuk

dapat menjelaskan mengapa seseorang memberikan respon terhadap

suatu stimulus dan untuk menjelaskan banyak hal yang berhubungan

dengan ingatan.

Skema adalah struktur kognitif yang digunakan oleh manusia

untuk mengadaptasi diri terhadap lingkungan dan menata lingkungan

ini secara intelektual. Adaptasi terdiri atas proses yang saling mengisi

antara asimilasi dan akomodasi.

2. Asimilasi

Asimilasi itu suatu proses kognitif, dengan asimilasi seseorang

mengintegrasikan bahan-bahan persepsi atau stimulus ke dalam skema

yang ada atau tingkah laku yang ada. Asimilasi berlangsung setiap

saat. Seseorang tidak hanya memperoses satu stimulis saja, melainkan

memproses banyak stimulus. Secara teoritis, asimilasi tidak

menghasilkan perubahan skemata, tetapi asimilasi mempnagruhi

pertumbuhan skemata. Dengan demikian asimilasi adalah bagian dari

proses kognitif, denga proses itu individu secara kognitif megadaptsi

diri terhadap lingkungan dan menata lingkungan itu.

Contoh asimilasi kognitif: seorang anak yang diperlihatkan segi

tiga sama sisi, kemudian setelah itu diperlihatkan segitiga yang lain

yaitu siku-siku. Asimilasi terjadi jika si anak menjawab bahwa segitiga

siku-siku yang diperlihatkan adalah segitiga sama sisi.

3. Akomodasi

Akomodasi dapat diartikan sebagai penciptaan skemata baru atau

pengubahan skemata lama. Asimilasi dan akomodasi terjadi sama-

sama saling mengisi pada setiap individu yang menyesuaikan diri

dengan lingkungannya. Proses ini perlu untuk pertumbuhan dan

6

Page 10: makalah inovasi

perkembangann kognitif. Antara asimilasi dan akomodasi harus ada

keserasian dan disebut oleh Piaget adalah keseimbangan.

Untuk keperluan pegkonseptualisasian pertumbuhan kognitif

/perkembangan intelektual Piaget membagi perkembangan ini ke dalam 4

periode yaitu :

a. Periode Sensori motor (0-2,0 tahun)

Tahap ini merupakan tahap pertama. Tahap ini dimulai sejak lahir

sampai usia 2 tahun. Pada tahap ini, bayi membangun suatu

pemahaman tentang dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman-

pengalaman sensor (seperti melihat dan mendengar) dengan tindakan-

tindakan fisik.

Dengan berfungsinya alat-alat indera serta kemampuan kemampuan-

kemampuan melakukan gerak motorik dalam bentuk refleks ini, maka

seorang bayi berada dalam keadaan siap untuk mengadakan hubungan

dengan dunianya.

Piaget membagi tahap sensori motor ini kedalam 6 periode, yaitu:

1) Periode 1: Penggunaan Refleks-Refleks (Usia 0-1 bulan)

Refleks yang paling jelas pada periode ini adalah refleks

menghisap (bayi otomatis menghisap kapanpun bibir mereka

disentuh) dan refleks mengarahkan kepala pada sumber

rangsangan secara lebih tepat dan terarah.

Misalnya jika pipi kanannya disentuh, maka ia akan

menggerakkan kepala kearah kanan.

2) Periode 2 : Reaksi Sirkuler Primer (Usia 1-4 bulan)

Reaksi ini terjadi ketika bayi menghadapi sebuah pengalaman

baru dan berusaha mengulanginya.

Contoh: menghisap jempol.

Pada contoh menghisap jempol, bayi mulai mengkoordinasikan :

1). Gerakan motorik dari tangannya dan

7

Page 11: makalah inovasi

2). Penggunaan fungsi penglihatan untuk melihat jempol.

3) Periode 3: Reaksi Sirkuler sekunder (Usia 4-10 bulan)

Reaksi sirkuler primer terjadi karena melibatkan koordinasi

bagian-bagian tubuh bayi sendiri, sedangkan reaksi sirkuler

sekunder terjadi ketika bayi menemukan dan menghasilkan

kembali peristiwa menarik diluar dirinya.

4) Periode 4: Koordinasi skema-skema skunder (Usia 10-12 bulan)

Pada periode ini bayi belajar untuk mengkoordinasikan dua

skema terpisah untuk mendapatkan hasil.

Contoh: suatu hari Laurent (anak Piaget) ingin memeluk kotak

mainan, namun Piaget menaruh tangannya ditengah jala. Pada

awalnya Laurent mengabaikan tangan ayahnya. Dia berusaha

menerobos atau berputar mengelilinginya tanpa menggeser tangan

ayahnya. Ketika Piaget tetap menaruh tangannya untuk

menghalangi anaknya, Laurent terpaksa memukul kotak mainan

itu sambil melambaikan tangan, mengguncang tubuhnya sendiri

dan mengibaskan kepalanya dari satu sisi ke sisi lain. Akhirnya

setelah beberapa hari mencoba, Laurent berhasil menggerakkan

perintang dengan mengibaskan tangan ayahnya dari jalan sebelum

memeluk kotak mainan.

Dalam kasus ini, Laurent berhasil mengkoordinasikan dua

skema terpisah yaitu:

1). Mengibaskan perintang

2). Memeluk kotak mainan.

5) Periode 5: Reaksi Sirkuler Tersier (Usia 12-18 bulan)

Pada periode 4, bayi memisahkan dua tindakan untuk mencapai

satu hasil tunggal. Pada periode 5 ini bayi bereksperimen dengan

tindakan-tindakan yang berbeda untuk mengamati hasil yang

berbeda-beda.

8

Page 12: makalah inovasi

Contoh: Suatu hari Laurent tertarik dengan meja yang baru

dibeli Piaget. Dia memukulnya dengan telapak tangannya

beberapa kali. Kadang keras dan kadang lembut untuk

mendengarkan perbedaan bunyi yang dihasilkan oleh tindakannya.

6) Periode 6: Permulaan Berfikir (Usia 18-24 bulan)

Pada periode 5 semua temuan-temuan bayi terjadi lewat

tindakan fisik, pada periode 6 bayi kelihatannya mulai

memikirkan situasi secara lebih internal sebelum pada akhirnya

bertindak. Jadi, pada periode ini anak mulai bisa berfikir dalam

mencapai lingkungan, pada periode ini anak sudah mulai dapat

menentukan cara-cara baru yang tidak hanya berdasarkan rabaan

fisis dan internal, tetapi juga dengan koordinasi internal dalam

gambaran atau pemikirannya.

b. Periode Pra operasional (2,0-7,0 tahun)

Tahap ini berada pada rentang usia antara 2-7 tahun. Pada tahap ini

anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar

atau simbol. Menurut Piaget, walaupun anak-anak pra sekolah dapat

secara simbolis melukiskan dunia, namun mereka masih belum mampu

untuk melaksanakan “ Operation (operasi) ”, yaitu tindakan mental

yang diinternalisasikan yang memungkinkan anak-anak melakukan

secara mental yang sebelumnya dilakukan secara fisik.

Perbedaan tahap ini dengan tahap sebelumnya adalah “ kemampuan

anak mempergunakan simbol”. Penggunaan simbol bagi anak pada

tahap ini tampak dalam lima gejala berikut:

1) Imitasi tidak langsung

Anak mulai dapat menggambarkan sesuatu hal yang dialami atau

dilihat, yang sekarang bendanya sudah tidak ada lagi. Jadi

pemikiran anak sudah tidak dibatasi waktu sekarang dan tidak pula

dibatasi oleh tindakan-tindakan indrawi sekarang.

9

Page 13: makalah inovasi

Contoh: anak dapat bermain kue-kuean sendiri atau bermain pasar-

pasaran. Ini adalah hasil imitasi.

2) Permainan Simbolis

Sifat permainan simbolis ini juga imitatif, yaitu anak mencoba

meniru kejadian yang pernah dialami.

Contoh: anak perempuan yang bermain dengan bonekanya, seakan-

akan bonekanya adalah adiknya.

3) Menggambar

Pada tahap ini merupakan jembatan antara permainan simbolis

dengan gambaran mental. Unsur pada permainan simbolis terletak

pada segi “kesenangan” pada diri anak yang sedang menggambar.

Sedangkan unsur gambaran mentalnya terletak pada “usaha anak

untuk memulai meniru sesuatu yang riel”.

Contoh: anak mulai menggambar sesuatu dengan pensil atau alat

tulis lainnya.

4) Gambaran Mental

Merupakan penggambaran secara pikiran suatu objek atau

pengalaman yang lampau. Gambaran mental anak pada tahap ini

kebanyakan statis. Anak masih mempunyai kesalahan yang

sistematis dalam mengambarkan kembali gerakan atau

transformasi yang ia amati.

Contoh yang digunakan Piaget adalah deretan lima kelereng putih

dan hitam.

5) Bahasa Ucapan

Anak menggunakan suara atau bahasa sebagai representasi benda

atau kejadian. Melalui bahasa anak dapat berkomunikasi dengan

orang lain tentang peristiwa kepada orang lain.

c. Periode konkret (7,0-11,0 tahun)

Tahap ini berada pada rentang usia 7-11 tahun.tahap ini dicirikan

dengan perkembangan system pemikiran yang didasarkan pada aturan-

10

Page 14: makalah inovasi

aturan yang logis. Anak sudah mengembangkan operasi logis. Proses-

proses penting selama tahapan ini adalah:

1) Pengurutan

Yaitu kemampuan untuk mengurutkan objek menurut ukuran,

bentuk, atau ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda

ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling

besar ke yang paling kecil.

2) Klasifikasi 

Kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi

serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau

karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-

benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian

tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa

animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan).

3) Decentering

Anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu

permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak

tidak akan lagi menganggap gelas lebar tapi pendek lebih sedikit

isinya dibanding gelas kecil yang tinggi. 

4) Reversibility

Anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat

diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat

dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan

sama dengan 4, jumlah sebelumnya.

5) Konservasi

Memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda

adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari

objek atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi

gelas yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu

11

Page 15: makalah inovasi

bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di

gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi gelas lain.

6) Penghilangan sifat Egosentrisme

Kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain

(bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah).

Sebagai contoh, Lala menyimpan boneka di dalam kotak, lalu

meninggalkan ruangan, kemudian Baim memindahkan boneka itu

ke dalam laci, setelah itu baru Lala kembali ke ruangan. Anak

dalam tahap operasi konkrit akan mengatakan bahwa Lala akan

tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu

tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh

Baim.

d. Periode operasi formal (11,0-dewasa)

Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan

kognitif dalam teori Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia

11 tahun dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini

adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak,

menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang

tersedia.

Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti

cinta, bukti logis, dan nilai. Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini

muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai perubahan besar lainnya),

menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif,

penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan

sosial. Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan

sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai keterampilan berpikir

sebagai seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap

operasional konkrit. 

12

Page 16: makalah inovasi

Pada tahap ini, remaja telah memiliki kemampuan untuk berpikir

sistematis, yaitu bisa memikirkan semua kemungkinan untuk

memecahkan suatu persoalan.

Contoh: ketika suatu saat mobil yang ditumpanginya mogok, maka

jika penumpangnya adalah seorang anak yang masih dalam tahap

operasi berpikir kongkret, ia akan berkesimpulan bahwa bensinnya

habis. Ia hanya menghubungkan sebab akibat dari satu rangkaian saja.

Sebaliknya pada remaja yang berada pada tahap berfikir formal, ia

akan memikirkan beberapa kemungkinan yang menyebabkan mobil itu

mogok. Bisa jadi karena businya mati, atau karena platinanya, dll. 

Seorang remaja pada tahap ini sudah mempunyai ekuilibrum yang

tinggi, sehingga ia dapat bepikir fleksibel dan efektif, serta mampu

berhadapan dengan persoalan yang kompleks. Remaja dapat berfikir

fleksibel karena dapat melihat semua unsur dan kemungkinan yang

ada. Dan remaja dapat berfikir efektif karena dapat melihat pemikiran

mana yang cocok untuk persoalan yang dihadapi.

Piaget mengemukakan bahwa ada 4 aspek yang besar yang ada

hubungnnya dengan perkembangan kognitif

a. Pendewasaaan/kematangan, merupakan pengembanagn dari susunan

syaraf.

b. Pengalaman fisis, anak harus mempunyai pengalaman dengan

benda-benda dan stimulus-stimulus dalam lingkungan tempat ia

beraksi terhadap benda-benda itu.

c. Interaksi social, adalah pertukaran ide antara individu dengan

individu

d. Proses pengaturan diri yang disebut ekuilibrasi, adalah suatu system

pengaturan sendiri yang bekerja untuk menyelesaikan peranan

pendewasaan, penglaman fisis, dan interksi sosial.

13

Page 17: makalah inovasi

Dalam hail ini, peran seorang pendidik sangatlah vital. Beberapa

implementasi yang harus diketahui dan diterapkan adalah sebagai berikut:

1.    Memfokuskan pada proses berfikir atau proses mental anak tidak

sekedar pada produknya. Di samping kebenaran jawaban siswa, guru

harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada

jawaban tersebut.

2.    Pengenalan dan pengakuan atas peranan anak-anak yang penting

sekali dalam inisiatif diri dan keterlibatan aktif dalam kegaiatan

pembelajaran. Dalam kelas Piaget penyajian materi jadi (ready made) tidak

diberi penekanan, dan anak-anak didorong untuk menemukan untuk dirinya

sendiri melalui interaksi spontan dengan lingkungan.

3.    Tidak menekankan pada praktek - praktek yang diarahkan untuk

menjadikan anak-anak seperti orang dewasa dalam pemikirannya.

4.    Penerimaan terhadap perbedaan individu dalam kemajuan

perkembangan, teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh anak

berkembang melalui urutan perkembangan yang sama namun mereka

memperolehnya dengan kecepatan yang berbeda. 

2.3 Implikasi teori Piaget dalam pendidikan

Teori Piaget membahas kognitif atau intelektual. Dan perkembangan

intelektual erat hubungannya dengan belajar, sehhingga perkembangan

intelektual ini dapat dijadkan landasan untuk memahami belajar.

Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang terjadi

akibat adanya pengalaman dan sifatnya relatif tetap. Teori Piaget mengenai

terjadinya belajar didasari atas 4 konsep dasar, yaitu skema, asimilasi,

akomodasi dan keseimbangan. Piaget memandang belajar itu sebagai tindakan

kognitif, yaitu tindakan yang menyangkut pikiran. Tindakan kognitif

menyangkut tindakan penataan dan pengadaptasian terhadap lingkungan.

Piaget menginterpretasikan perkembangan kognitif dengan menggunakan

diagram berikut :

14

Page 18: makalah inovasi

Berdasarkan diagram tersebut dimulai dengan meninjau anak yang sudah

memiliki pengalaman yang khas, yang berarti anak sudah memiliki sejumlah

skemata yang khas. Pada suatu keadaan seimbang sesaat ketika ia berhadapan

dengan stimulus (bisa berupa benda, peristiwa, gagasan) pada pikiran anak

terjadi pemilahan melalalui memorinya. Dalam memori anak terdapat 2

kemungkinan yang dapat terjadi yaitu :

Ø Terdapat kesesuaian sempurna antara stimulus dengan skema yang

sudah ada dalam pikiran anak

15

Penguatan

sesuai Kesesuaian yang lebih

baikPemilahan Awal (dengan mengingat)

Pengalaman Baru (Benda, Kegiatan,

Gagasan)

Keresahan

Jalan Buntu Akomodasi

Tidak sesuai

Page 19: makalah inovasi

Ø Terdapat kecocokan yang tidak sempurna, antara stimulus dengan

skema yang ada dalam pikiran anak.

Kedua hal itu merupakan kejadian asimilasi.

Menurut diagram, kejadian kesesuaian yang sempurna itu merupakan

penguatan terhadap skema yang sudah ada. Stimulus yang baru (datang) tidak

sepenuhnya dapat diasimilasikan ke dalam skemata yang ada. Di sini terjadi

semacam gangguan mental atau ketidakpuasan mental seperti keingintahuan,

kepedulian, kebingungan, kekesalan, dsb. Dalam keadaaan tidak seimbang ini

anak mempunyai 2 pilihan :

Ø Melepaskan diri dari proses belajar dan mengabaikan stimulus atau

menyerah dan tidak berbuat aa-apa (jalan buntu)

Ø Memberi tanggapan terhadap stimulus baru itu baik berupa tanggapan

secara fisik maupun mental. Bila ini dilakukan anak mengubah pandangannya

atau skemanya sebagai akibat dari tindakan mental yang dilakukannya terhadap

stimulus itu. Peritiwa ini disebut akomodasi.

16

Page 20: makalah inovasi

BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Tujuan teori Piaget adalah untuk menjelaskan mekanisme dan proses

perkembangan intelektual sejak masa bayi dan kemudian masa kanak-kanak yang

berkembang menjadi seorang individu yang dapat bernalar dan berpikir

menggunakan hipotesis-hipotesis. Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan

tingkah laku yang terjadi akibat adanya pengalaman dan sifatnya relatif tetap.

Teori Piaget mengenai terjadinya belajar didasari atas 4 konsep dasar, yaitu

skema, asimilasi, akomodasi dan keseimbangan. Piaget memandang belajar itu

sebagai tindakan kognitif, yaitu tindakan yang menyangkut pikiran. Tindakan

kognitif menyangkut tindakan penataan dan pengadaptasian terhadap lingkungan.

Untuk keperluan pegkonseptualisasian pertumbuhan kognitif

/perkembangan intelektual Piaget membagi perkembangan ini ke dalam 4

periode yaitu :

e. Periode Sensori motor (0-2,0 tahun)

f. Periode Pra operasional (2,0-7,0 tahun)

g. Periode konkret (7,0-11,0 tahun)

h. Periode operasi formal (11,0-dewasa)

17

Page 21: makalah inovasi

Daftar Pustaka

Antoro. 2013. Teori Perkembangan Kognitif Piaget. Diperoleh April 2014 dari

http://atariuz.blogspot.com/2013/03/teori-perkembangan-kognitif-piaget.html

Dahar Ranta Willis Pof. Dr.M.SC.1989. Teori-teori Belajar. Jakarta : Erlangga

Anonimous. 2000. kumpulan-nahan diklat nasional guru biologi SMU. Bandung :

Pusat pengembangan penataran guru IPA

Rimatrian. 2013. Teori Perkembangan Kognitif. Diperoleh April 2014 dari

http://rimatrian.blogspot.com/2013/12/teori-perkembangan-kognitif-

menurut.html

Ormrod, Jeanne Ellis. 2012. Human learning. United States of America: Pearson

Education

18