Upload
albarhafizh
View
543
Download
25
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
IP Multimedia Subsystem (IMS) adalah suatu label yang telah mulai
tumbuh di semua industri telekomunikasi, baik pada produk individu, atau
sebagai vendor systems platform atau interoperabilitas program.
IMS didefiniskan oleh 3GPP sebagai subsistem baru, yaitu suatu
infrastruktur jaringan bergerak baru yang memungkinkan pemusatan
data, suara dan teknologi jaringan bergerak melalui suatu infrastruktur
berbasis IP.
IMS telah dirancang untuk mengisi gap antara teknologi
telekomunikasi tradisional yang ada dan teknologi internet. IMS akan
mengizinkan operator untuk menawarkan jasa inovatif baru yang
pemegang saham dan pemakai akhir harapkan.
IMS secara khusus dirancang untuk memungkinkan dan
meningkatkan layanan real time, jasa multimedia bergerak seperti jasa
suara, video teleponi, messaging, conferencing. IMS memungkinkan jasa
komunikasi melalui sejumlah mekanisme kunci yang mencakup negosiasi
sesi dan manajemen, Mutu Jasa/Layanan (Qos) dan manajemen mobilitas.
1.2 Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar pembaca dapat mengetahui
mengenai teknologi IMS ( IP Multimedia Subsystem ).
1.3 Batasan Masalah
Makalah ini hanya membahas mengenai IMS ( IP Multimedia Subsystem ), sehingga
pembaca hanya dapat mengetahui seputar teknologi IMS.
1
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 ARSITEKTUR DAN FITUR IMS
IMS merupakan suatu konsep yang dibuat dan ditentukan oleh 3rd Generation
Partnership Project (3GPP), sedangkan 3GPP sendiri merupakan suatu persetujuan
kerjasama dari berbagai macam badan standar yang didirikan pada Desember 1998.
IMS meningkatkan kemampuan dari packet switched jaringan bergerak (seperti 3G
GSM) dengan mendukung jasa dan aplikasi berbasis IP melalui protokol SIP. Secara efektif,
IMS menyediakan suatu arsitektur pemersatu yang mendukung cakupan yang luas dari jasa
berbasis IP di atas jaringan packet switched dan circuit switched, memanfaatkan perbedaan
teknologi akses wireless dan fixed.
IMS dirancang untuk menyediakan sejumlah kemampuan kunci yang diperlukan
untuk memungkinkan jasa baru IP melalui jaringan bergerak. Bidang yang baru dari jasa IP
ini harus mempertimbangkan kompleksitas multimedia, batasan jaringan, pengaturan
mobilitas dan pengaturan banyak munculnya aplikasi. Walaupun IMS telah dirancang untuk
jaringan bergerak, namun dapat juga digunakan untuk menyediakan jasa untuk jaringan fixed.
Gambar 1. Arsitektur Jaringan IMS
2
Multimedia Session Negotiation and Management – Key to IP Communication Services
IMS menggunakan protokol SIP (Session Initiation Protocol) untuk negosiasi
multimedia sesi dan manajemen sesi. IMS adalah suatu jaringan SIP bergerak, yang
dirancang untuk mendukung fungsionalitas jaringan bergerak. Di dalamnya tersedia routing,
lokasi jaringan, dan addressing functionalities. Berbeda dengan domain CS dan PS, domain
IMS memungkinkan jenis sesi media apapun untuk dibuat (contoh suara, video, teks, dll.).
Dan juga mengizinkan pencipta jasa untuk melakukan kemampuan mengkombinasikan jasa
dari domain CS dan PS di sesi yang sama. Kemampuan ini membuka sejumlah jasa yang baru
dan inovatif untuk user to user dan multi-user seperti peningkatan jasa suara, video
telephony, chat, push to talk ( Poc) dan konferensi multimedia, semua ini didasarkan pada
konsep suatu multimedia session.
Mobility Management – Critical for Roaming
Infrastruktur IMS memungkinkan jasa komunikasi bergerak IP melalui kemampuan
IMS untuk menemukan pengguna lain di jaringan dan kemudian melakukan session dengan
pengguna tersebut. Komponen kunci IMS yang memungkinkan manajemen mobilitas adalah
CSCF (Call Session Control Function) dan HSS (Home Subscriber Service). HSS memegang
semua data subscriber dan memperbolehkan pemakai (atau server) untuk menemukan dan
berkomunikasi dengan pemakai akhir yang lain. Fungsi utama CSCF adalah sebagai proxy,
yang membantu setup dan mengatur sesi dan mem-forward messages ke jaringan IMS.
Quality of Service (QoS) – Key to Quality Realtime Service Realization
IMS akan menyediakan suatu solusi yang efektif dan distandardisasi untuk operator
yang ingin menerapkan jasa IP bergerak yang real-time tanpa bergantung pada kerja
transmisi yang baik dan menghasilkan ketidakpuasan pelanggan. Komunikasi bergerak IP
yang real-time itu sulit karena adanya bandwidth yang berubah-ubah, yang mempengaruhi
transmisi paket IP melalui jaringan. Mekanisme Quality of Service (QoS) telah
dikembangkan dalam rangka mengatasi permasalahan itu dan menyediakan beberapa bentuk
tingkat jaminan transmisi. QoS memastikan bahwa unsur-unsur kritis dari transmisi IP seperti
transmision rate, gateway delay dan error rate dapat diukur, ditingkatkan dan dijamin
3
kedepannya. Para pemakai bisa menetapkan tingkatan mutu yang mereka perlukan tergantung
pada jenis jasa dan keadaan pemakai.
Service Execution, Control and Interaction – Foundations for a Robust Service Platform
Di suatu susunan jasa bergerak yang kompleks dimana operator telah membuat
sejumlah besar jasa, tentu saja mutlak bagi operator untuk bisa mengendalikan jasa dan
interaksi antar berbagai komponen layanan. IMS menemukan tantangan ini dengan
menyediakan jasa yang efisien, sesuai dengan kemampuan yang ditetapkan.
Pihak ketiga : Pembuat Interfaces
IMS menyediakan arsitektur yang distandardisasi untuk memungkinkan kelanjutan
dari pengembangan jasa IP. Berbagai jasa IMS dapat dikembangkan dengan tidak tergantung
dan pada waktu yang sama menggunakan feature umum dari infrastruktur IMS.
2.2 ROADMAP IMS
Jaringan akses generasi ke-3 (3G) seperti WCDMA dan cdma2000 memiliki struktur
jaringan yang kompleks dan perlu melibatkan banyak protokol untuk meng-cover seluruh
sistemnya. Oleh sebab itu, jaringan akses generasi ke-4 (4G) diharapkan memiliki struktur
yang lebih sederhana yang seluruhnya berbasis pada internet protocol (all-IP). Dengan
berbasis pada IP, seluruh lalu lintas paket dalam jaringan akses dan jaringan backbone adalah
seragam, tanpa perlu mengkonversikan satu protokol ke protokol lainnya.
Dalam rancangan pengembangannya, jaringan 4G mempunyai 2 visi yang berbeda.
Pertama adalah jaringan 4G yang Revolusioner (4G-R), dimana dikembangkan sebuah sistem
yang inovatif. Yang kedua adalah yang bervisi Evolusioner (4G-E), dimana jaringan 4G
disini mempunyai kemampuan interworking dengan sistem-sistem jaringan yang telah ada.
IMS sendiri adalah hasil dari pengembangan teknologi 4G-E, yaitu hasil implementasi
standard 3GPP Release 5 dan Release 6.
4
Gambar 2. Roadmap IMS
Gambar 3.Perkembangan Menuju IMS
5
Jaringan IMS (IP Multimedia Subsystem) merupakan jaringan yang muncul dengan
diawali kehadiran teknologi softswitch yang merupakan awal dari konsep jaringan NGN.
Karena pada saat awal lahirnya softswitch lebih banyak diarahkan sebagai solusi layanan
suara, maka session yang ditimbulkan untuk layanan data menjadi tidak efektif untuk
dilewatkan pada satu server tunggal (softswitch). Hal ini dikarenakan database pelanggan dan
atributnya yang terlibat dalam layanan data tidak seluruhnya menggunakan atribut layanan
suara, demikian sebaliknya. Dengan konsep IMS ini maka ke-tidak efisien-an ini dapat
ditanggulangi dengan melibatkan IP Sub System (server) yang akan menangani layanan
berdasarkan atributnya, dimana setiap layanan akan dikenali dengan session yang
dibangkitkannya. Dengan IMS ini pula dimungkinkan untuk membangkitkan multi layanan
dengan satu session, dimana hal ini akan lebih mengefisienkan proses komunikasi yang
dibangun. Dalam hal ini protocol SIP (Session Initiation Protocol) akan berperan.
Prinsip dasar jaringan IMS adalah mengintegrasikan antara teknologi wireless dan
wireline dengan berbagai layanan yang dapat ditanganinya, diantaranya layanan voice dan
berbagai macam layanan data. Prinsip dari teknologi ini yaitu mengatur session yang muncul
untuk setiap layanan.
Gambar 4. Perbandingan session softswitch dan IMS
6
2.3 STANDAR DAN PRINSIP KERJA
2.3.1 Standar
IMS mempunyai sederetan standard 3GPP yang berkelanjutan untuk jaringan
bergerak 3G yang dimulai dengan Release 99 tahun 2000, Release 4 tahun 2001 dan Release
5 2004. IMS ditetapkan untuk implementasi di Release 5, dan arsitektur dasar diuraikan di
3GPP T 23.002, yang memperkenalkan konsep kunci CSCF .
Gambar 5. 3GPP Releases
IMS telah diadopsi pula untuk digunakan di jaringan 3G CDMA oleh 3rd Generation
Partnership Project 2 (3GPP2), tetapi dirubah namanya menjadi Multimedia Domain
(MMD). Maka jasa berbasis pada IMS akan beroperasi antara jaringan 3G UMTS dan
CDMA.
2.3.2 Prinsip Kerja
3GPP T 23.002 V6.6.0 ( 2004-12), spesifikasi teknis yang paling terbaru untuk 3GPP
arsitektur jaringan, menentukan IMS sebagai semua elemen-elemen core-network yang
menyediakan jasa IP multimedia (seperti audio, video, text, chat, dll., dan kombinasi dari
kesemuanya) di atas jaringan inti dari domain packet-switched. Keseluruhan arsitektur
jaringan terdiri dari dua bagian: suatu jaringan akses dan suatu jaringan inti. Dalam istilah
mobile, access network menyediakan poin-poin akses wireless dan link ke pemakai, dan
jaringan inti menyediakan kontrol jasa dan connectivas ke akses point yang lain, jaringan
fixed yang lain, dan untuk service resource, seperti database, pengumuman interaktif, dan
7
content delivery. IMS terdiri dari delapan elemen dasar core-network pada packet-switched
domain, yang ditunjukkan gambar 6.
Gambar 6. Delapan Elemen Dasar Core Network
Gambar 7. Arsitektur IMS
8
HSS (Home Subscriber Server) Dan SLF (Subscriber Location Function)
HSS (Home Subscriber Server) adalah database pengguna yang menyimpan profil
pengguna, dan menunjukkan keaslian dan kewenangan pengguna termasuk identifikasi
pengguna, kontrol informasi, dan lokasi pengguna. Bagian ini serupa dengan HLR dan AUC
(Autenthication Center) pada CDMA maupun GSM. SLF (Subscriber Location Function)
hanya dibutuhkan ketika banyak HSS yang digunakan. HSS dan SLF mengimplementasikan
protokol DIAMETER (antar muka Cx, Dx dan Sh). HSS pada standar 3GPP2 merupakan
gabungan server database dan AAA. Database merupakan server yang terdiri EIR, DSI, NPR,
Subscriber Profile. EIR berisi informasi spesifikasi terminal user-nya. DSI berisi informasi
proses registrasi yang berlangsung yang didapat dari S-CSCF. NPR berisi aturan dan
kebijakan terkait dengan manajemen QoS, bandwidth, operasi dari seluruh unit/elemen
jaringan yang kemudian digunakan AAA dan PDF untuk otorisasi dan otentikasi user.
Subscriber Profile berisi informasi spesifik pelanggan yang mengidentifikasi fitur dan
layanan yang sudah diotorisasi untuk pelanggan itu termasuk areanya, serta sisa kredit yang
dimiliki (pulsa).
CSCF (Call/Session Control Functions)
Jantung utama dari IMS adalah CSCF yang membangun, menjaga, merutekan,
mengintegrasikan, dan mengakhiri sesi multimedia dan suara yang real time. Selain itu juga
menjadi antar muka untuk memperkaya aplikasi data, suara, dan video seperti voicemail,
pesan terpadu, dan layanan mobilitas. Intinya dia mengkoneksikan layanan multimedia dan
suara antara TDM tradisional dan jaringan paket. CSCF terdiri dari tiga bagian yaitu P-CSCF,
I-CSCF, S-CSCF.
1. P-CSCF (Proxy-CSCF)
P-CSCF (Proxy-CSCF) adalah proxy server SIP yang menjadi titik kontak pertama
untuk terminal IMS. Bagian ini dapat dilokasikan baik pada jaringan yang dikunjungi (dalam
jaringan total IMS) atau di jaringan asal (ketika jaringan yang dikunjungi belum didukung
sepenuhnya dengan IMS). P-CSCF dikoneksikan dengan PDSN dan bisa tidak berada pada
satu lokasi yang sama dengan PDSN pada sistem CDMA. Sementara pada sistem GSM, P-
9
CSCF satu lokasi dengan GGSN. P-CSCF mengontrol GGSN termasuk QoS dengan antar
muka Go. P-CSCF juga bertindak sebagai User Agent Server (UAS). Proses identifikasi user
ketika akan menggunakan jaringan IMS dilakukan di sini.
Prosedur yang dilakukan P-CSCF dalam jaringan IMS adalah sebagai berikut :
P-CSCF dimuatkan ke dalam terminal IMS selama pendaftaran, dengan tidak
mengubah durasi pendaftaran.
P-CSCF berada pada seluruh pesan pensinyalan, dan bisa memeriksa seluruh pesan.
P-CSCF menjamin keaslian data pengguna dan membangun fungsi keamanan IP
terkait dengan terminal IMS. Hal ini mencegah spoofing attacks (gangguan
keamanan/akses pada suatu situs atau website) dan replay attacks (seseorang mencuri
identitas atau password orang lain tanpa izin dan kemudian digunakan untuk
berkomunikasi dengan orang lain) dan melindungi privasi pengguna. Dengan P-
CSCF, dan tidak perlu lagi melakukan otentikasi terhadap pengguna.
P-CSCF dapat mengkompres atau mengembalikan pesan SIP, agar dapat mengurangi
perjalanan data yang berputar-putar ketika melalui saluran radio.
P-CSCF termasuk PDF (Policy Decision Function), yang memberi otoritas atau
mengaktifkan sumber daya pada media. P-CSCF juga digunakan untuk membuat
peraturan, manajamen bandwidth, lawful interception. PDF juga dapat terpisah,
seperti pada Session Border Controller/Border Router.
PDF adalah komponen jaringan yang hanya digunakan ketika menggunakan IP
multimedia domain, PDF melakukan manajemen QoS. PDF berkomunikasi dengan
access gateway/PDSN router untuk memberi otorisasi pengalokasian sumber daya.
PDF dalam melakukan kebijakan pengaturan QoS juga mempertimbangkan SLA.
P-CSCF juga melakukan pembebanan melalui kumpulan simpul/perangkat
pembebanan (Charging Collector Function).
2. I-CSCF (Interrogating-CSCF)
Adalah proxy SIP yang terletak pada ujung domain administrasi. Alamat IP-nya
dikeluarkan dalam rekaman DNS dari domain (menggunakan NAPTR dan SRV), sehingga
server yang jauh (contoh P-CSCF dan S-CSCF dalam domain yang dikunjungi, atau dalam
domain asing) dapat menemukannya, dan menggunakannya sebagai titik kontak pertama
untuk semua paket SIP untuk domain ini. I-CSCF menghubungi HSS menggunakan antar
muka DIAMETER Cx dan Dx untuk mendapatkan kembali lokasi pengguna, dan kemudian
10
merutekan pesan SIP ke dalam S-CSCF. Sehingga ia menjadi simpul gateway untuk IMS. Ia
juga dapat menentukan S-CSCF mana yang akan melayani user. I-CSCF dapat juga
digunakan untuk menyembunyikan informasi sensitif jaringan internal dari dunia luar seperti
jumlah server, nama DNS, atau kapasitasnya dengan mengenkripsi bagian pesan SIP, dalam
kasus ini disebut juga sebagai THIG (Topology Hiding Interface Gateway).
3. S-CSCF (Serving-CSCF)
Adalah simpul pusat untuk bagian pensinyalan. Sebuah Server SIP, tetapi mampu
menunjukkan kontrol sesi sebaik mungkin. Bagian ini selalu terletak pada jaringan asal. S-
CSCF menggunakan antar muka DIAMETER Cx dan Dx ke HSS untuk download dan
upload profil pengguna – jika tidak ada penyimpanan lokal pada UE. Fungsinya adalah
sebagai berikut :
1. Menangani registrasi SIP, yang akan membantu menggabungkan lokasi pengguna
(alamat IP dari terminal) dan alamat SIP (sering disebut dengan PUI).
2. Berada pada seluruh pesan pensinyalan, dan bisa memeriksa seluruh pesan .
3. Memutuskan pada application server mana pesan SIP akan diteruskan, untuk
menyediakan layanannya.
4. Menyediakan layanan routing, biasanya menggunakan pencarian dengan ENUM.
5. Memperkuat kebijakan dari operator jaringan, sebagai contoh user tidak diberi
otoritas untuk membuat tipe sesi tertentu atau melakukan operasi tertentu.
Application server
Application server (AS) menyediakan dan mengeksekusi konten dan layanan untuk
pengguna sebagaimana yang sudah didefinisikan pada standar IMS (seperti presence dan
group list management) , dan antar muka dengan S-CSCF menggunakan antar muka ISC
protokol SIP. Tergantung terhadap layanan aktual, AS dapat dioperasikan dalam mode proxy
SIP, SIP UA (user agent) atau SIP B2BUA (back-to-back user agent). AS dapat teletak pada
jaringan asal atau pada jaringan eksternal pihak ketiga. Jika terletak pada jaringan asal, AS
dapat menghubungi HSS dengan antar muka Sh dengan protokol DIAMETER (untuk SIP-AS
dan OSA-SCS). Ada 3 macam AS pada arsitektur IMS yaitu :
11
1. SIP AS : IMS application server lokal untuk operator.
2. OSA-SCS : Antar muka Open Service Access - Service Capability Server dengan
OSA Application Server menggunakan API.
3. IM-SSF : Sebagai antar muka IP Multimedia Service Switching Function dengan
CAMEL (Customized Applications for Mobile Networks Enhanced Logic),
Application Server ini menggunakan CAP (CAMEL Application Part).
Media Resource
MRF (Media Resource Function) menyediakan sumber dari media di dalam jaringan
asal (home network). MRF menyediakan bagi jaringan asal dengan kemampuan seperti
melakukan pengumuman, menggabungkan berbagai aliran media, penterjemahan di antara
codec yang berbeda-beda, mendapatkan statistik data media, melakukan berbagai analisis
media, dsb. MRF lebih jauh dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1. MRFC (Media Resource Function Controller) adalah simpul pensinyalan yang
bertindak sebagai sebuah SIP User Agent ke S-CSCF dengan antar muka SIP, dan
yang mengontrol MFRP dengan antar muka H.248 (Megaco).
2. MRFP (Media Resource Function Processor) adalah simpul bagian media yang
mengimplementasikan seluruh fungsi media yang terkait.
Breakout Gateway
BGCF (Breakout Gateway Control Function) adalah server SIP untuk routing
berdasarkan nomor telepon dan digunakan hanya jika panggilan dimulai oleh terminal IMS
ke user PSTN atau GSM 2G yang berbasis sirkuit. Fungsi utama BGCF adalah memilih
PSTN gateway/MGCF mana yang digunakan untuk melakukan panggilan yang dimaksud,
entah itu MGCF lokal atau remote.
PSTN/Circuit Switched Gateway
PSTN/CS gateway menjadi antar muka dengan jaringan PSTN circuit switched (CS).
Untuk pensinyalan, jaringan CS menggunakan ISUP atau BICC melalui MTP, sementara
12
IMS menggunakan SIP, untuk media, jaringan CS menggunakan PCM, sementara IMS
menggunakan RTP. CS Gateway terdiri dari elemen-elemen sebagai berikut :
1. MGCF (Media Gateway Controller Function) : sering disebut juga dengan softswitch
(gatekeeper) berfungsi mengontrol sumber daya pada MGW dengan antar muka
H.248/MGCP, melakukan konversi CCP (Call Control Protocol) dengan
menterjemahkan sesi pensinyalan di dalam jaringan inti IP dengan ISUP pada PSTN,
dan menggunakan SCTP sebagai antar muka pengontrol SGW. MGCF juga
berkomunikasi dengan CSCF untuk bertukar informasi kontrol sesi menggunakan
SIP. Pada intinya MGCF memiliki kemampuan mentranslasi berbagai protokol untuk
mengontrol sesi dan fungsi penyambungan berbasis software.
2. MGW (Media Gateway) : menjadi antar muka dengan bagian media pada jaringan
CS, dengan mengubah antara RTP dan PCM. MGW dapat juga menterjemahkan kode
ketika codec tidak cocok. Contoh IMS mungkin menggunakan AMR, sementara
PSTN menggunakan codec G.711.
3. SGW (Signalling Gateway) : menjadi antar muka dengan bagian pensinyalan pada
CS. SGW mengubah bentuk protokol layer yang lebih rendah sebagai SCTP yang
merupakan sebuah protokol IP menjadi MTP yang merupakan protokol SS7, untuk
meneruskan ISUP dari MGCF ke jaringan CS.
Nama Interface
IMS Description Keterangan
Cr MRFC, AS Digunakan oleh MRFC untuk mengambil dokumen (skrip dan sumber lain) dari AS
Cx I-CSCF, S-CSCF, HSSUsed to communicate between I-CSCF/S-CSCF and HSS Digunakan untuk berkomunikasi antara I-CSCF/S-CSCF dan HSS
Dh SIP AS, OSA, SCF, IM-SSF, HSS
Digunakan oleh AS untuk menemukan yang benar HSS dalam lingkungan multi-HSS
Dx I-CSCF, S-CSCF, SLF I-CSCF, S-CSCF, SLF
Digunakan oleh I-CSCF/S-CSCF untuk menemukan yang benar HSS dalam lingkungan multi-HSS
Gm UE, P-CSCF Digunakan untuk bertukar pesan antara UE dan CSCFs
Go PDF, GGSNMemungkinkan operator untuk mengendalikan QoS di pengguna pesawat dan pertukaran informasi pengisian korelasi antara IMS dan jaringan GPRS
Gq P-CSCF, PDF P-CSCF, PDF
Used to exchange policy decisions-related information between P-CSCF and PDF Kebijakan yang digunakan untuk tukar informasi yang berhubungan dengan keputusan antara P-CSCF dan PDF
ISC S-CSCF, I-CSCF, AS S-CSCF, I-CSCF, AS
Digunakan untuk bertukar pesan antara CSCF dan
13
Ma I-CSCF -> AS
Digunakan untuk langsung meneruskan
permintaan SIP yang destinated ke
Layanan Publik Identity
diselenggarakan oleh AS
Mg MGCF -> I-CSCFMGCF mengkonversi ISUP isyarat ke SIP
isyarat dan maju SIP isyarat ke I-CSCF
Mi S-CSCF -> BGCFDigunakan untuk bertukar pesan antara
S-CSCF dan BGCF
Mj BGCF -> MGCF
Digunakan untuk bertukar pesan antara
BGCF dan MGCF dalam jaringan yang
sama IMS
Mk BGCF -> BGCFDigunakan untuk bertukar pesan antara
BGCFs dalam berbagai jaringan IMS
MmI-CSCF, S-CSCF,
external IP jaringan
Digunakan untuk bertukar pesan antara
IMS dan eksternal IP jaringan
Mn MGCF, IM-MGWMemungkinkan kontrol pengguna
pesawat-sumber daya
MpMRFC, MRFP MRFC,
MRFP
Digunakan untuk bertukar pesan antara
MRFC dan MRFP
MrS-CSCF, MRFC S-
CSCF, MRFC
Used to exchange messages between
S-CSCF and MRFC Digunakan untuk
bertukar pesan antara S-CSCF dan
MRFC
MwP-CSCF, I-CSCF, S-
CSCF
Digunakan untuk bertukar pesan antara
CSCFs
Rf
P-CSCF, I-CSCF, S-
CSCF, BGCF, MRFC,
MGCF, AS
Digunakan untuk tukar informasi
dengan pengisian offline CCF
Ro AS, MRFCDigunakan untuk tukar informasi
dengan pengisian online ECF
Sh SIP AS, OSA SCS,
HSS
Digunakan untuk pertukaran informasi
antara SIP SEBAGAIMANA / OSA SCS
14
dan HSS
SiIM-SSF, HSS IM-SSF,
HSS
Digunakan untuk pertukaran informasi
antara IM-SSF dan HSS
Sr MRFC, AS
Digunakan oleh MRFC untuk mengambil
dokumen (skrip dan sumber lain) dari
AS
UtUE, AS (SIP AS, OSA
SCS, IM-SSF)
Memfasilitasi pengelolaan informasi
pelanggan yang berkaitan dengan
layanan dan pengaturan
2.4 LAYANAN IMS
IMS menyediakan beberapa layanan, diantaranya adalah :
Push to Talk over Cellular (PoC)
Jasa komunikasi di jaringan selular, menjadi terkenal sebagai jasa
komunikasi radio dua arah yang tersedia melalui telepon selular, dengan
begitu meningkatkan jasa selular dan peluang bisnis baru membawa
kepada daerah komunikasi suara yang real-time. Solusi PoS didasarkan
pada teknologi half-duplex. Membangun layanan diatas jaringan GPRS dan
EDGE yang ada sehingga memungkinkan layanan rollout yang cepat,
mengurangi investasi yang diperlukan dan menyediakan suatu alur
pertumbuhan ke arah lain radio mengakses teknologi seperti WCDMA.
Real Time Video Sharing
Jasa video sharing yang real-time adalah suatu komunikasi peer-to-
peer, jasa multimedia streaming yang dapat ditawarkan sepenuhanya
sebagai sebuah packet-switched atau sebagai kombinasi kemampuan dari
circuit switched dan IMS packet switch domain.
Interactive applications
15
- Interactive Gaming
Di April 2004, para pemakai device bergerak diseluruh dunia dapat
men-download game Java yang diperkirakan telah mencapai 14 juta user
men-download perbulannya.
- Shared folders
Content sharing memungkinkan para pemakai untuk berbagi file
antar terminal.
Gambar 7. Aplikasi Interaktif
Instant Messaging services
Instant Messaging adalah suatu layanan komunikasi yang
mengijinkan end-users untuk mengirimkan dan menerima pesan dengan
segera. Instant Messaging dikenal dengan baik sekarang ini di masyarakat
internet. Pesan dapat berisi tipe media apapun seperti teks, gambar,
audio atau klip video, data aplikasi atau suatu kombinasi dari semuanya.
Pesan dikirim melalui jaringan data paket kepada IMS, yang
menempatkan terminating IP client dan mengarahkan pesan kepada
penerima.
Voice Messaging
16
Voice Messaging adalah suatu format instant messaging tertentu
yang isi pesannya berupa suatu file audio. Dengan menggunakan suatu
aplikasi di terminal, para pemakai dapat merekam pesan dengan segera
atau menggunakan file audio yang sudah ada yang disimpan pada folder
terminal.
IMS enabled Voice and Video Telephony
IMS memungkinkan panggilan suara dan video dibawa ke suatu
jaringan inti paket (VoIP).
Video-conferencing
Layanan Video-Conferencing IP Multimedia Subsystem (IMS) meluas
dari panggilan vide pointto- point ke layanan multi-point.
17
2.5 KEUNTUNGAN LAYANAN BERBASIS IMS
Salah satu alasan terciptanya IMS adalah untuk menyediakan QoS
yang diperlukan untuk dinikmati pada sesi multimedia. IMS
memperhatikan pembuatan sesi multimedia yang sinkron dengan QoS
yang ditentukan sehingga pengguna terpuaskan. Alasan lainnya adalah
IMS dibuat untuk melakukan pembebanan pada sesi multimedia dengan
layak. Pengguna yang terlibat dalam sebuah video conference melalui
domain paket biasanya memindahkan sejumlah informasi (yang terdiri
dari audio dan video yang sudah dikodekan). Bergantung pada operator
3G, pemindahan sejumlah data dapat mengakibatkan biaya yang besar
bagi pengguna, karena biasanya operator melakukan pembebanan
berdasarkan jumlah byte yang dikirimkan. Operator dari pengguna tidak
dapat mengikuti model bisnis yang berbeda untuk melakukan
pembebanan kepada pelanggan karena operator tidak memperhatikan
konten dari byte-byte tersebut: bisa saja byte tersebut berasal dari sesi
VoIP, pesan singkat, halaman web, atau sebuah email. Lebih jauh lagi,
tujuan IMS tidak hanya untuk menyediakan layanan baru tetapi untuk
menyediakan seluruh layanan, sekarang dan yang akan datang, yang
disediakan internet. Untuk mencapai tujuan ini, IMS menggunakan
teknologi internet dan protokolnya (IP). Jadi, sesi multimedia antara dua
pengguna IMS, antara sebuah pengguna IMS dengan sebuah pengguna
internet, dan antara dua pengguna internet dibangun dengan
menggunakan protokol yang tepat sama. Dalam hal ini, protokol
pensinyalan yang digunakan dalam IMS adalah SIP (Session Initiation
Protocol). Selain itu, antar muka untuk pengembang layanan juga
berdasarkan IP. Dari sini dapat disimpulkan IMS menggabungkan internet
dengan dunia seluler. IMS menggunakan teknologi seluler untuk
menyediakan kemudahan akses dan teknologi internet untuk
menyediakan layanan yang menarik. Telah dijelaskan bahwa IMS
dibutuhkan untuk menyediakan layanan internet (termasuk layanan
multimedia real time) dengan QoS yang dapat diterima dengan harga
yang dapat diterima pula. Sebelumnya, sudah banyak layanan yang dapat
disediakan diluar IMS. Dua pengguna dapat melakukan video conference
18
melalui domain circuit-switched dan saling mengirim pesan multimedia
dengan MMS. Pada saat yang sama mereka dapat menelusuri web dan
mengecek email melalui domain paket (contohnya GPRS). Mereka bahkan
dapat mengakses layanan presence pada internet untuk mengetahui
status orang lain sehingga dapat ikut diajak video conference. IMS
menyediakan semua layanan menggunakan teknologi paket, yang secara
umum lebih efisien dibandingkan dengan teknologi sirkuit. Namun
demikian, kekuatan utama dari IMS ketika dibandingkan dengan layanan-
layanan tersebut adalah IMS menciptakan lingkungan layanan di mana
layanan apapun dapat mengakses segala aspek dari sesi apapun. Hal ini
mengizinkan pengembang layanan untuk menciptakan layanan yang lebih
menarik di dalam sebuah lingkungan di mana semua layanan tidak saling
tergantung.
2.5 REGULASI IMS
Banyak pendapat yang menghendaki penyempurnaan Regulasi Telekomunikasi di
Indonesia. Dengan makin berkembangnya teknologi telekomunikasi, penyempurnaan itu
sudah menjadi kebutuhan mendesak bagi pelaku bisnis telekomunikasi. Sebagaimana
diketahui bahwa dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat, pelaku
bisnis/operator dapat menerapkan berbagai layanan/servis dalam satu jaringan (NGN).
Tetapi dalam deployment suatu servis ternyata harus melalui regulasi yang banyak
membatasi, karena regulasi yang masih membedakan teknologi telekomunikasi dan
multimedia. Dengan begitu, akan sulit bagi pelaku bisnis untuk melaksanakannya, karena
harus melalui perijinan yang panjang.
Unified Access Licensing merupakan model lisensi yang diajukan sebagai alternatif
solusi masalah perizinan ini. Dengan model lisensi tersebut, maka pemilik izin operator
telekomunikasi akan lebih leluasa menggelar jenis layanan, baik berupa teknologi telepon
bergerak (selular), telepon tetap nirkabel dengan mobilitas terbatas (FWA) atau bentuk
layanan telekomunikasi lainnya.
19
Adapun undang-undang yang mengatur telekomunikasi di Indonesia
(terkait implementasi IMS sebagai salah satu teknologi telekomunikasi)
adalah sebagai berikut :
1. UU nomor 36 tahun 1999 tentang telekomunikasi
2. Peraturan Pemerintah nomor 4 tahun 1992
3. Peraturan Pemerintah nomor 52 tahun 2000
4. Keputusan Menteri nomor 30 tahun 2004
5. Draft revisi PP nomor 52 pasal 27
20
BAB 3
KESIMPULAN
Konvergensi antara jaringan PSTN, PLMN dan jaringan data (khususnya IP)
diharapkan dapat mempertemukan tiga kekuatan besar, yaitu layanan voice yang menjadi
andalan PSTN, mobility dan kekayaan layanan yang dimiliki PLMN, dan internet-based
application (transfer informasi, dan transaksi) yang menjadi kekuatan jaringan IP.
Konvergensi ini, akan berujung kepada layanan multimedia dengan dukungan bandwidth
yang memadai dan mobilitas tinggi. Diantara konsep, multimedia, mobile dan IP inilah
teknologi IMS lahir melengkapi teknologi NGN (softswich). IMS adalah sebuah arsitektur
kerangka untuk menyampaikan Internet Protocol (IP) layanan multimedia. Pengguna dapat
melakukan koneksi ke sebuah jaringan IMS dalam berbagai cara yang semuanya
menggunakan standar Internet Protocol (IP). IMS dirancang untuk menyediakan sejumlah
kemampuan kunci yang diperlukan untuk memungkinkan jasa baru IP melalui jaringan
bergerak. Bidang yang baru dari jasa IP ini harus mempertimbangkan kompleksitas
multimedia, batasan jaringan, pengaturan mobilitas dan pengaturan banyak munculnya
aplikasi. Walaupun IMS telah dirancang untuk jaringan bergerak, namun dapat juga
digunakan untuk menyediakan jasa untuk jaringan fixed.
Secara bisnis dan cost effective, teknologi IMS ini sangat menjanjikan, terutama jika
dilihat dari pengoptimalan session dan jaringan paket IP untuk pengembangan dan kreasi
layanan ke depan. Fokus kreasi layanan diarahkan pada pengembangan layanan realtime
person-to-person. Disamping itu solusi ini juga bisa menjawab konsep dan isu yang
berkembang diseputar optimalisasi dan antisipasi jaringan masa depan.
Dengan kemampuan yang ditawarkannya, IMS menjadi jembatan untuk konvergensi
jaringan bergerak dan jaringan tak bergerak (fixed-mobile convergence – FMC). Dengan
alasan inilah IMS dapat menjadi solusi bagi operator jaringan bergerak maupun tak bergerak
untuk mengembangkan bisnis multimedia-nya dan menyajikan layanan bernilai tambah
(value added services – VAS). Integrasi dari berbagai media yang berbeda membuka peluang
untuk menyediakan layanan komunikasi yang lebih kaya dari pada layanan yang telah
tersedia saat ini.
21
LAMPIRAN
UU nomor 3 tahun Undang-Undang Nomor 36 tahun 1999 tentang telekomunikasi
Berdasarkan UU tersebut, penyelenggaraan telekomunikasi pada hakekatnya terdiri dari 3
(tiga), yaitu :
1. Penyelenggara Jasa dan Jaringan Telekomunikasi
Penyelenggara Jasa dan jaringan telekomunikasi adalah penyelenggaraan
telekomunikasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Badan penyelenggara untuk
jasa telekomunikasi dalam negeri (Domestik) adalah PT. Telkom dan Badan
Penyelenggara untuk jasa telekomunikasi luar negeri (Internasional) adalah PT.
Indosat. Badan Usaha Milik Negara tersebut diberi wewenang untuk yang
menyelenggarakan jasa telekomunikasi, seperti telepon, telex, faksimili, dan
sebagainya, maupun jasa telekomunikasi berupa jasa-jasa nilai tambah (Value Added
Service).
Badan lain di luar badan penyelenggara, baik dalam bentuk Badan Usaha
Milik Swasta (BUMS), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) maupun Koperasi juga
berhak untuk menyelenggarakan jasa telekomunikasi non dasar.
Sedang untuk menyelenggarakan jasa telekomunikasi dasar, Badan Lain dapat
bekerjasama dengan PT Telkom dan atau PT Indosat. Bentuk kerjasama antara badan
penyelenggara dan badan lain ini telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8
tahun 1993, yaitu dapat berbentuk Kerjasama Operasi (KSO), usaha patungan dan
kontrak manajemen.
2. Penyelenggaraan Telekomunikasi untuk Keperluan Khusus
Penyelenggaraan telekomunikasi untuk keperluan khusus adalah
penyelenggaraan telekomunikasi yang dilakukan oleh instansi pemerintah tertentu,
perorangan atau Badan Hukum untuk keperluan khusus atau untuk keperluan sendiri.
Telekomunikasi khusus dapat dilakukan oleh instansi pemerintah tertentu atau badan
hukum (perseroan terbatas atau koperasi) yang ditentukan berdasarkan hukum.
Telekomunikasi khusus diselenggarakan berdasarkan ijin yang ditetapkan oleh
Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi.
22
Izin penyelenggaraan telekomunikasi khusus hanya diberikan Badan Hukum
apabila wilayah tersebut belum tersedia atau belum terjangkau fasilitas
telekomunikasi yang dapat disediakan oleh Badan Penyelenggara atau Badan Lain.
Telekomunikasi untuk keperluan khusus hanya dapat diselenggarakan dengan
mempertimbangkan kerahasiaan dan jangkauan atau pengoperasiannya perlu bentuk
sendiri.
Penyelenggara telekomunikasi untuk keperluan khusus adalah :
1. Instansi pemerintah tertentu untuk pelaksanaan tugas khusus;
2. Perseorangan atau;
3. Badan hukum.
Ciri dari telekomunikasi untuk keperluan khusus adalah :
1. Penyelenggaraan telekomunikasi untuk keperluan Hankamneg
diselenggarakan oleh Dephankan dan/atau ABRI;
2. Penyelenggaraan diperuntukan bagi Pertahanan Keamanan Negara;
3. Bukan penyelenggaraan jasa telekomunikasi.
3. Penyelenggaraan Telekomunikasi untuk Keperluan Pertahanan dan Keamanan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor. 4 tahun 1992 tentang
Penyelenggaraan Telekomunikasi untuk Keperluan Pertahanan dan Keamanan Negara
diatur bahwa :
1. Penyelenggaraan telekomunikasi untuk keperluan Hankamneg
diselenggarakan oleh Dephankam dan/atau ABRI.
2. Penyelenggaraan diperuntukan bagi Pertahanan Keamanan Negara.
3. Bukan merupakan penyelenggaraan jasa telekomunikasi.
Peraturan Pemerintah nomor 52 tahun 2000
Pasal 51
Penyelenggaraan telekomunikasi khusus untuk keperluan penyiaran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 38 huruf c adalah penyelenggaraan telekomunikasi yang sifat,
bentuk dan kegunaannya diperuntukan khusus bagi keperluan penyiaran.
Pasal 52
23
Penyelenggaraan telekomunikasi khusus untuk keperluan penyiaran dilaksanakan oleh
penyelenggara penyiaran guna memenuhi kegiatan penyiaran.
Pasal 53
1) Penyelenggara telekomunikasi khusus untuk keperluan penyiaran wajib
membangun sendiri jaringan sebagai sarana pemancaran dan sarana transmisi
untuk keperluan penyiaran.
2) Penyelenggara telekomunikasi khusus untuk keperluan penyiaran sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dilarang menyewakan jaringannya kepada
penyelenggara telekomunikasi lainnya.
Pasal 54
1) Jaringan telekomunikasi khusus untuk keperluan penyiaran dapat
disambungkan ke jaringan telekomunikasi lainnya sepanjang digunakan
khusus untuk keperluan penyiaran.
2) Dalam hal jaringan telekomunikasi khusus untuk keperluan penyiaran
disambungkan ke jaringan telekomunikasi milik penyelenggara jaringan
telekomunikasi lainnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), penyelenggara
telekomunikasi khusus untuk keperluan penyiaran wajib mengikuti ketentuan
penggunaan jaringan telekomunikasi dan atau jasa telekomunikasi.
Regulasi Multimedia di Indonesia
Dalam draft revisi PP no 52 pasal 27 mulai dimasukkan masalah penyelenggaraan
multimedia yang dikategorikan sebagai layanan nilai tambah seperti di bawah ini.
1) (1a) Untuk menyelenggarakan jasa nilai tambah teleponi dan atau jasa multimedia,
pemohon wajib mengajukan permohonan izin secara tertulis kepada Direktur Jenderal
Pos dan Telekomunikasi.
2) Dalam mengajukan permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(1a) pemohon wajib memenuhi persyaratan :
l berbentuk badan hukum Indonesia yang bergerak dibidang telekomunikasi;
l mempunyai kemampuan sumber dana dan sumber daya manusia di bidang
telekomunikasi.
24
Proses perizinan telekomunikasi ada 2 macam, yaitu melalui evaluasi dan seleksi. Namun
untuk penyelenggaraan multimedia, biasanya hanya melalui evaluasi, seperti di bawah ini :
Tatacaranya adalah sebagai berikut :
A. Permohonan Ijin Prinsip Penyelenggaraan Jasa Akses Internet (ISP)
a. Menyampaikan Surat Permohonan, dengan
1) Perihal : Permohonan Izin Prinsip Penyelenggaraan Jasa Interkoneksi Internet
(NAP)
2) Kepada : Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi d/a : Gedung Sapta
Pesona Lantai 13, Jl. Medan Merdeka Barat No. 17 Jakarta10110
3) Tembusan : Direktur Telekomunikasi d/a : Gedung Sapta Pesona Lantai 5, Jl.
Medan Merdeka Barat No. 17 Jakarta 10110
4) Surat permohonan ditandatangani oleh Direktur Utama atau Direktur Tertinggi
di dalam Perusahaan (Pemohon)
Kepala dan Isi surat lainnya mengikuti kaidah surat menyurat pada lazimnya.
b. Permohonan dilampiri :
1) Formulir Permohonan yang telah diisi lengkap
2) Dokumen keabsahan perusahaan :
a. Salinan akta pendirian perusahaan berikut akta perubahan-
perubahannya
25
b. Surat Keputusan Pengesahan Badan Hukum dari Departemen yang
mengesahkan (Dep. Kumdang dan HAM).
c. Salinan NPWP
d. Keterangan domisili perusahaan
e. SIUP Perusahaan
3) Profil Perusahaan (Pemohon)
4) Business Plan (Rencana Usaha), yang mencakup aspek-aspek :
a. aspek bisnis
b. aspek teknis
c. aspek keuangan/finansial
5) Mengisi Surat Pernyataan Isian Formulir sesuai dengan jenis izin
prinsip.
Keterangan :
Penyiapan profil dan business plan dapat mengacu kepada criteria
dan kebutuhan data dan informasi dalam formulir permohonan ini.
B. Permohonan Izin Prinsip Penyelenggaraan Jasa Interkoneksi Internet (NAP)
a. Menyampaikan Surat Permohonan, dengan
1) Perihal : Permohonan Izin Prinsip Penyelenggaraan Jasa Interkoneksi Internet
(NAP)
2) Kepada : Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi d/a : Gedung Sapta
Pesona Lantai 13, Jl. Medan Merdeka Barat No. 17 Jakarta 10110
3) Tembusan : Direktur Telekomunikasi d/a : Gedung Sapta Pesona Lantai 5, Jl.
Medan Merdeka Barat No. 17 Jakarta 10110
4) Surat permohonan ditandatangani oleh Direktur Utama atau Direktur Tertinggi
di dalam Perusahaan (Pemohon)
5) Kepala dan Isi surat lainnya mengikuti kaidah surat menyurat pada lazimnya.
b. Permohonan dilampiri :
1) Formulir Permohonan yang telah diisi lengkap
2) Dokumen keabsahan perusahaan :
a. Salinan akta pendirian perusahaan berikut akta perubahan perubahannya
26
b. Surat Keputusan Pengesahan Badan Hukum dari Departemen yang
mengesahkan (Dep. Kumdang dan HAM)
c. Salinan NPWP
d. Keterangan domisili perusahaan
e. SIUP Perusahaan
3) Profil Perusahaan (Pemohon)
4) Business Plan (Rencana Usaha), yang mencakup aspek-aspek :
a. aspek bisnis
b. aspek teknis
c. aspek keuangan/finansial
5) Mengisi Surat Pernyataan Isian Formulir sesuai dengan jenis izin prinsip.
Keterangan :
Penyiapan profil dan business plan dapat mengacu kepada criteria dan
kebutuhan data dan informasi dalam formulir permohonan ini.
C. Permohonan Izin Prinsip Penyelenggaraan Jasa Sistem Komunikasi Data
a. Menyampaikan Surat Permohonan, dengan
1) Perihal : Permohonan Izin Prinsip Penyelenggaraan Jasa Interkoneksi
Internet (NAP)
2) Kepada : Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi d/a : Gedung Sapta
Pesona Lantai 13, Jl. Medan Merdeka Barat No. 17 Jakarta 10110
3) Tembusan : Direktur Telekomunikasi d/a : Gedung Sapta Pesona Lantai 5, Jl.
Medan Merdeka Barat No. 17 Jakarta10110
4) Surat permohonan ditandatangani oleh Direktur Utama atau Direktur
Tertinggi di dalam Perusahaan (Pemohon).
Kepala dan Isi surat lainnya mengikuti kaidah surat menyurat pada lazimnya.
b. Permohonan dilampiri :
1) Formulir Permohonan yang telah diisi lengkap.
2) Dokumen keabsahan perusahaan :
a. Salinan akta pendirian perusahaan berikut akta perubahan-perubahannya
b. Surat Keputusan Pengesahan Badan Hukum dari Departemen yang
mengesahkan (Dep. Kumdang dan HAM)
c. Salinan NPWP
27
d. Keterangan domisili perusahaan
e. SIUP Perusahaan
3) Profil Perusahaan (Pemohon)
4) Business Plan (Rencana Usaha), yang mencakup aspek-aspek :
a. aspek bisnis
b. aspek teknis
c. aspek keuangan/finansial
5) Mengisi Surat Pernyataan Isian Formulir sesuai dengan jenis izin prinsip.
Keterangan :
Penyiapan profil dan business plan dapat mengacu kepada criteria dan
kebutuhan data dan informasi dalam formulir permohonan ini.
Berikut adalah contoh form isian perizinan
28