Makalah Geh 2013

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah

Citation preview

BAB I

Pendahuluan

Muntah pada bayi dan anak merupakan gejala yang sering ditemukan dan seringkali merupakan gejala awal dari berbagai macam penyakit infeksi, misalnya faringitis, otitis media, pneumonia, infeksi saluran kencing, bila disertai adanya gejala panas badan. Muntah dapat juga merupakan gejala awal dari berbagai macam kelainan seperti peningkatan tekanan intrakranial. Muntah secara klinis merupakan hal penting sebab muntah yang berkepanjangan atau persisten akan mengakibatkan gangguan metabolisme.1 Muntah harus dibedakan dari posseting, ruminasi, regurgitasi dan refluks gastroesofageal. Muntah berulang atau muntah siklik juga sering dipengaruhi oleh faktor psikologis dan biasanya didahului oleh faktor yang menggelisahkan atau menggembirakan yang berlebihan, misalnya saat marah, sesudah dihukum di sekolah, saat hari libur, pesta ulang tahun, dan sebagainya. Muntah adalah keadaan yang kompleks, terkoodinir di bawah kontrol syaraf dan yang terpenting adalah mengetahui keadaan muntah yang bagaimana yang memerlukan penilaian dan pemeriksaan yang seksama. Muntah akut merupakan gejala yang sering terjadi pada kasus abdomen akut dan infeksi intra maupun ekstra gastrointestinal. Berlainan dengan muntah akut, muntah kronis atau berulang sering merupakan faktor yang penting dari gambaran klinik suatu penyakit. Karena penyakit yang mendasari muntah kronik atau berulang sering tidak jelas, maka muntah kronik atau berulang sering disebut unexplained chronic vomiting.2Pada bayi kecil dan sangat muda atau mengalami keterlambatan mental, muntah dapat membahayakan karena terjadinya aspirasi, oleh karena adanya koordinasi neuromuskuler yang belum sempurna. Untuk mencegah hal tersebut posisi bayi dapat dimiringkan atau tengkurap dan bukannya terlentang. Umur merupakan hal penting yang berkaitan dengan muntah. Pada periode neonatal terjadinya spitting atau regurgitasi sejumlah kecil isi lambung masih dalam batas kewajaran dan bukan merupakan keadaan yang patologis di mana masih terjadi kenaikan berat yang normal.1BAB II

Pembahasan

Kasus

Seorang bayi berumur 2 bulan datang ke puskesmas di antar oleh orang tuanya, dengan keluhan muntah berulang sejak berumur 2 minggu dan frekwensi muntahnya makin sering, terutama setelah di beri minum , (muntah apa yang di minum).dan muntah bersifat projektil, tidak pernah muntah berwarna hijau, BB naik sedikit

Fisik diagnostik:

Kesadaran komposmetis

BB 3 kg (BBL 2,5kg)

Nadi 100x/menit

Respirasi 26x/menit

Ubun ubun sedikit cekung

Terminologi

1. Muntah projektil: Muntah dengan semburan oleh otot-otot abdomen tanpa didahului rasa mual (nausea)2. Muntah darah

: Terjadi kerusakan pada mukosa usus 3. Muntah hijau: Muntah yang telah sampai ke duodenum dan bercampur dengan cairan empedu 4. Regurgitasi

: Muntah tidak dengan tenaga tanpa bantuan dari otot abdomen5. Kompos mentis: Sadar sepenuhnya Identitas pasien:Nama

: -

Usia

: 2 bulan

Jenis kelamin: -

Alamat : -

Keluhan utama : muntah berulang sejak berumur 2 minggu dan frekwensi muntahnya makin sering, terutama setelah diberi minum (muntah apa yang diminum) dan muntah projektil.

Penyebab muntah

Pada neonates: Atresia esofagus, stenosis pylorus, hirschsprung, malrotasi usus, gastroenteritis Pada bayi

: Volvulus, antral web, stenosis pylorus, RGE, intoleransi laktosa Pada anak

: Intususepsi, akalasia, striktur, gastroenteritis, apendisitis Patofisiologi

Fisiologi Muntah

Vomitus (muntah/emesis) adalah gerakan ekspulsi isi lambung yang kuat dan keluar melalui mulut. Lambung mempunyai peran yang relatif pasif dalam proses vomitus ini, dimana kekuatan utama pengeluaran isi lambung dihasilkan oleh muskulator abdomen . Refleks vomitus yang terdiri dari komponen sensorik dan motorik diatur oleh sistem saraf otonom.

Gerakkan vomitus dikendalikan dan dikoordinasikan oleh pusat muntah di medulla batang otak dan dipicu oleh sinyal aferen ke pusat muntah dari sejumlah reseptor di seluruh tubuh. Penyebab muntah sendiri terdiri dari beberapa sebab, yaitu: stimulasi taktil (sentuh) pada bagian belakang tenggorokan yang merupakan salah satu rangsang paling kuat; iritasi atau peregangan lambung dan duodenum; peningkatan tekanan intrakranium (sebagai isyarat perdarahan rongga kranium); rotasi atau akselerasi kepala yang menyebabkan pusing bergoyang; bahan kimia termasuk beberapa bahan pemicu muntah (bekerja pada bagian atas saluran cerna/ merangsang chemoreceptor trigger zone); dan muntah psikogenik akibat dari faktor emosi (termasuk yang menyertai pemandangan atau bau yang memualkan).

Secara garis besar vomitus berlangsung diawali oleh salah satu faktor vomitus yang kemudian diterima sebagai rangsangan aferen oleh pusat vomitus. Rangsangan aferen tersebut dapat berasal dari traktus gastrointestinal, batang otak yang lebih tinggi, dan zona pencetus kemoreseptor. Setelah pusat otak menerima rangsangan, kemudian dilanjutkan kepada lintasan eferen; dimana terdapat lintasan-lintasan eferen yang penting pada vomitus yaitu nervus frenikus (pada diafragma), nervus spinalis (pada muskular interkostalis & abdominalis), dan serabut saraf eferen viseral dalam nervus vagus (pada laring, faring, esofagus, dan lambung). Lintasan eferen dilanjutkan oleh rangsangan motorik yang menimbulkan vomitus itu sendiri.

Proses vomitus diawali oleh inspirasi dalam dan penutupan glotis yang menimbulkan kontraksi diafragma. Kontraksi diafragma menimbulkan dua hal yaitu penekanan ke bawah lambung dan kontraksi otot perut menekan rongga abdomen yang akan meningkatkan tekanan intraabdomen sehingga visera abdomen bergerak ke atas. Setelah terjadi kontraksi diafragma dan kontraksi otot perut, lambung kemudian melemas karena terperas oleh diafragma yang berada diatasnya dan rongga abdomen yang mengecil dibawahnya. Pelemasan lambung itu menyebabkan sfingter lambung ikut melemas yang setelah itu menyebabkan isi lambung terdorong ke atas melewati esofagus dan keluar melalui mulut. Saat isi lambung terdorong keluar terjadi penutupan glotis agar bahan muntah tidak masuk ke saluran napas, dan juga pengangkatan uvula yang bertujuan untuk menutup saluran hidung.

Hipotesis

1. Stenosis Pilorus HipertrofikAdalah penyempitan dari bagian lambung yang menuju usus halus atau disebut sebagai pilorus.Pada keadaan ini otot-otot pylorus mengalami penebalan sehingga mencegah pengosongan isi lambung menuju usus halus.

Gejala klinis penyakit ini terutama adalah Muntah proyektil yang biasa terjadi setelah pemberian makan sehingga setelah muntah bayi akan merasa ingin makan lagi. Gejala muntah ini pada awalnya muncul tetapi tidak proyektil yang diawali pada usia minggu 1-3. Oleh karena muntah yg terus menerus tersebut dapat menyebabkan keadaan alkalosis metabolic hipokloremik. Pada pemeriksaan fisik yaitu pada saat palpasi akan teraba massa yang khas di daerah pylorus,massa tersebut kenyal,dapat di gerakkan,panjangnya sekitar 2 cm,berbentuk seperti buah zaitun,keras. Massa ini dapat di raba dari sisi kiri dan terletak di atas dan kanan umbilicus di midepigastrium atau di bawah tepi hati.

Penatalaksanaan stenosis pylorus hipertrofik ini dilakukan rehidrasi pada pasien secara intravena, tindakan pembedahan perlu dilakukan yaitu Pyloromyotomi Ramstedt yang dapat dilakukan dengan incise pendek melintang atau dengan laparoskopi. Proses pembedahan dilakukan dengan memotong massa pylorus yang berada di bawah lapisan mukosa tanpa memotong mukosa.

2. Antral webAntral Web merupakan obstruksi pada bagian antrum lambung dan penyebab yang jarang terjadi dari obstruksi lambung. Hal ini juga disebut diafragma mukosa antrum pilorus atau diafragma prepilorik.

Gejalanya terdiri dari

Muntah intermiten

Muntah non empedu

Abdominal distension

Pemeriksaan penunjang

Infantogram : perut buncit dengan usus kecil berisi gas pada bagian distal

USG

UGI (The Upper Gastrointestinal) : perut buncit dengan kerusakan garis pada antrum dari 1cm proximal hingga pilorus.

Pemeriksaan darah lengkap

Penatalaksanaan

Pyloroplasty

3. MALROTASI USUS

Adalah suatu keadaan dimana terjadinya kegagalan rotasi usus tengah janin ke posisi normal.Gejala klinis pada keadan ini adalah muntah hijau yang intermitten,nyeri abdomen,dan diare. Diagnosis dibuat dengan cara foto rontgen pada saluran cerna bagian atas dengan perhatian khusus pada posisi ligamentum treitz dan sekum.4,54. HERNIA HIATUSAdalah sebuah kondisi dimana posisi lambung bagian atas masuk serta melewati diafragma dan naik memasuki rongga dada (thoraks). Seseorang yang mengalami hiatus hernia, memiliki hiatus lebih besar dari normal dan disertai dengan bagian atas lambung melewati hiatus. Pada hernia hiatus, pemisahan krura diafragma dan melebarnya ruang antara krura otot dan dinding esophagus menyebabakan segmen lambung yang membesar menonjol di atas diafragma.

Gejala klinis penyakit ini adalah Heart Burn, Regurgitasi asam dan disfagia karena spasme esophagus,muntah berisi makanan dapat mengandung darah,gejala klinis mirip seperti stenosis pylorus hipertrofik.

Penatalaksanaan konservatif hernia hiatus dengan memakan makanan yang seimbang dan tidak memakan sebelum tidur,mengurangi berat badan dan menghindari menggunakan ikat pinggang yang sempit. Untuk mencegah inflamasi berlebih pada esophagus dapat diobati dengan pemberian antasida,mengurangi makanan yang memperburuk kondisi (seperti teh, kopi, alcohol, jeruk dan coklat) dan menghentikan aktifitas merokok. Pada 5% kasus diperlukan tindakan pembedahan dengan menekan lambung ke rongga abdomen, bagian atas dari lambung dipastikan di bawah esophagus dan hiatus memperkecil pelebaran hiatus dengan penjahitan.4,5Pemeriksaan penujang

Pemeriksaan penunjang untuk menangani pada neonates, bayi dan anak:

1. USG

USG atau ultrasonografi adalah suatu teknik diagnostik pencitraan yang menggunakan ultrasonik yaitu gelombang suara dengan frekuensi yang lebih tinggi dari kemampuan pendengaran manusia. Teknik ini digunakan untuk mencitrakan organ internal dan otot, ukuran serta strukturnya. Secara umum kegunaan USG adalah membantu menegakkan diagnosis dalam berbagai kelainan organ tubuh.

Pemeriksaan USG menggunakan gelombang suara dengan frekuensi 1-10 MHz. Pilihan frekuensi menentukan resolusi gambar dan penembusan ke dalam tubuh pasien. Gelombang suara frekuensi tinggi tersebut dihasilkan dari kristal-kristal yang terdapat dalam suatu alat yang disebut transducer/probe. Perubahan bentuk akibat gaya mekanis pada kristal akan menimbulkan tegangan listrik dimana fenomena ini disebut efek Piezo electric. Bentuk kristal juga akan berubah bila dipengaruhi oleh medan listrik. Kristal akan mengembang dan mengkerut sesuai dengan pola medan listrik yang melaluinya sehingga dihasilkan gelombang suara frekuensi tinggi.

2. Foto Polos Abdomen

Posisi supine dan left lateral decubitus digunakan untuk mendeteksi malformasi anatomic kongenital atau adanya obstruksi.

Gambaran air-fluid levels menandakan adanya obstruksi tetapi tanda ini tidak spesifik karena dapat ditemukan pula pada gastroenteritis.

Gambaran udara bebas pada rongga abdomen, biasanya di bawah diafragma menandakan adanya perforasi.

a) Barium Meal

Tindakan ini menggunakan kontras yang nonisotonik, iso-osmolar, serta larut air. Dilakukan bila curiga adanya kelainan anatomis dan atau keadaan yang menyebabkan obstruksi pada pengeluaran gaster.

b) Barium Enema

Untuk mendeteksi obstruksi usus bagian bawah dan bisa sebagai terapi pada intussusepsi.