25
BAB I PENDAHULUAN Kehamilan kembar atau kehamilan multipel ialah suatu kehamilan dengan d janin atau lebih. Kehamilan multipel dapat berupa kehamilan ganda/ gemelli ( triplet ( 3 janin ), kuadruplet ( 4 janin ), quintiplet ( 5 janin ) dan seter frekuensi kejadian yang semakin jarang sesuai dengan hukum ellin. K tersebut selalu menarik perhatian !anita itu sendiri, d"kter dan masyarakat p umumnya. Kehamilan kembar mempengaruhi ibu dan janin, di antaranya adalah kebutuhan akan #at$#at ibu bertambah sehingga dapat menyebabkan anemi defisiensi #at$#at lainnya terhadap janin, yaitu usia kehamilan berta dengan bertambahnya jumlah janin pada kehamilan kembar% 25& pada kehamilan gemelli, 5'& pada triplet, 5& pada quadruplet, yang akan lahir 4 minggu sebe ukup bulan. *adi kemungkinan terjadinya bayi prematur juga akan tinggi. +ers dengan kehamilan kembar memiliki resik" lebih tinggi dari pada persalinan den janin satu atau tunggal. emakin banyak jumlah janin yang dikandung ibu, sem tinggi resik" yang akan ditanggung ibu. - nsiden dari kehamilan multiple telah meningkat dengan pasti selama leb dari 3' tahun. lasan untuk hal ini adalah kemajuan dalam bidang repr"duksi serta sejumlah besar ibu hamil berusia lanjut yang memili kehamilanmultiple yang lebihtinggi. 0"rbiditas dan m"rtalitas mengalami peningkatan yang nyatapada kehamilan dengan janin ganda,"leh karenaitu mempertimbangkan kehamilan ganda sebagai kehamilan dengan k"mplikasi bukanlah hal yang berlebihan. 1erat badan lahir rendah dan prematuritas adala utama dari tingginya m"rbiditas dan m"rtalitas prenatal pada kehamila ntuk alasan tersebut, kehamilan kembar dianggap sebagai kehamilan yang bere tinggi.

MAKALAH gamelli

Embed Size (px)

DESCRIPTION

---

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN

Kehamilan kembar atau kehamilan multipel ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan multipel dapat berupa kehamilan ganda/ gemelli (2 janin), triplet ( 3 janin ), kuadruplet ( 4 janin ), quintiplet ( 5 janin ) dan seterusnya dengan frekuensi kejadian yang semakin jarang sesuai dengan hukum Hellin. Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan masyarakat pada umumnya. Kehamilan kembar mempengaruhi ibu dan janin, di antaranya adalah kebutuhan akan zat-zat ibu bertambah sehingga dapat menyebabkan anemia dan defisiensi zat-zat lainnya terhadap janin, yaitu usia kehamilan bertambah singkat dengan bertambahnya jumlah janin pada kehamilan kembar: 25% pada kehamilan gemelli, 50% pada triplet, 75% pada quadruplet, yang akan lahir 4 minggu sebelum cukup bulan. Jadi kemungkinan terjadinya bayi prematur juga akan tinggi. Persalinan dengan kehamilan kembar memiliki resiko lebih tinggi dari pada persalinan dengan janin satu atau tunggal. Semakin banyak jumlah janin yang dikandung ibu, semakin tinggi resiko yang akan ditanggung ibu.1Insiden dari kehamilan multiple telah meningkat dengan pasti selama lebih dari 30 tahun. Alasan untuk hal ini adalah kemajuan dalam bidang obat-obatan reproduksi serta sejumlah besar ibu hamil berusia lanjut yang memiliki insiden kehamilan multiple yang lebih tinggi. Morbiditas dan mortalitas mengalami peningkatan yang nyata pada kehamilan dengan janin ganda, oleh karena itu mempertimbangkan kehamilan ganda sebagai kehamilan dengan komplikasi bukanlah hal yang berlebihan. Berat badan lahir rendah dan prematuritas adalah penyebab utama dari tingginya morbiditas dan mortalitas prenatal pada kehamilan kembar. Untuk alasan tersebut, kehamilan kembar dianggap sebagai kehamilan yang beresiko tinggi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFENISIKehamilan kembar atau kehamilan multipel ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan multipel dapat berupa kehamilan ganda/ gemelli (2 janin), triplet ( 3 janin ), kuadruplet ( 4 janin ), Quintiplet ( 5 janin ) dan seterusnya dengan frekuensi kejadian yang semakin jarang.1

2.2EPIDEMIOLOGIHukum Hellin menyatakan bahwa perbandingan antara kehamilan ganda dantunggal adalah 1:89, untuk triplet 1:892, untuk kuadruplet 1:893, danseterusnya. Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokterdan masyarakat pada umumnya.

Morbiditas dan mortalitas mengalami peningkatan yang nyata pada kehamilandengan janin ganda, oleh karena itu mempertimbangkan kehamilan ganda sebagaikehamilan dengan komplikasi bukanlah hal yang berlebihan.

Factor resiko kehamilan gemelli: Usia ibu yang semakin tua Factor keturunan Obat yang menginduksi ovulasi: Profertil, Clomid dan hormon gonadotropin dapat menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar lebih dari dua Paritas

2.3 ETIOLOGI DAN KLASIFIKASI1. Kembar MonozigotikKembar monozigotik atau identik, muncul dari suatu ovum tunggal yangdibuahi yang kemudian membagi menjadi dua struktur yang sama, masing-masingdengan potensi untuk berkembang menjadi suatu individu yang terpisah.Hasil akhir dari proses pengembaran monozigotik tergantung pada kapanpembelahan terjadi, dengan uraian sebagai berikut: Apabila pembelahan terjadi didalam 72 jam pertama setelah pembuahan, makadua embrio, dua amnion serta dua chorion akan terjadi dan kehamilan diamnionik dan di chorionik. Kemungkinan terdapat dua plasenta yang berbeda atau suatu plasenta tunggal yang menyatu. Apabila pembelahan terjadi antara hari ke-4 dan ke-8 maka dua embrio akanterjadi, masing-masing dalam kantong yang terpisah, dengan chorion bersama,dengan demikian menimbulkan kehamilan kembar diamnionik, monochorionik Apabila terjadi sekitar 8 hari setelah pembuahan dimana amnion telahterbentuk,maka pembelahan akan menimbulkan dua embrio dengan kantongamnion bersama, atau kehamilan kembar monoamnionik, monochorionik. Apabila pembuahan terjadi lebih belakang lagi, yaitu setelah lempeng embrionik terbentuk, maka pembelahannya tidak lengkap dan terbentuk kembar yang menyatu.

2. Kembar DizigotDizigotik, atau fraternal, kembar yang ditimbulkan dari dua ovum yang terpisah.Kembar dizigotik terjadi dua kali lebih sering daripada kembar monozigotik daninsidennya dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain yaitu ras, riwayatkeluarga, usia maternal, paritas, nutrisi dan terapi infertilitas.3

2.4 PATOFISIOLOGI2.4.1 Patofisiologi fetus multipel

Fetus multipel umumnya disebabkan oleh fertilisasi dua ovum yang terpisah yang disebut double-ovum, dizigotik, atau kembar fraternal. Sedangkan sebagian berasal dari ovum tunggal yang difertilisasi yang kemudian berkembang menjadi dua struktur yang serupa yang masing-masing mempunyai potensi untuk menjadi individu yang terpisah. Kembar ini disebut single-ovum, monozigotik atau kembar identik. Kedua jenis proses kehamilan kembar ini dapat melibatkan pembentukkan fetus yang lebih dari dua.1Kembar dizigotik sebenarnya bukan merupakan kembar sejati karena dihasilkan dari fertilisasi dua ovum yang berbeda dalam satu siklus ovulasi. Selain itu juga kembar identik atau monozigotik tidak selalu identik karena pembelahan dari satu ovum yang difertilisasi tidak selalu menghasilkan pembagian material protoplasma yang seimbang. Proses pembelahan pada kembar monozigotik merupakan suatu kejadian yang teratogenik sehingga insidensi terjadinya malformasi meningkat.1

2.4.1.1 Kembar monozigotikTerbentuknya kembar monozigotik diperkirakan merupakan hasil dari keterlambatan perkembangan normal pada ovum yang sudah dibuahi. Hal ini dapat disebabkan oleh keterlambatan transpor ovum melalui tuba fallopi karena penggunaan agen progestasional dan kontrasepsi kombinasi serta karena trauma minor pada blastocyst selama during assisted reproductive technology (ART).1Hasil dari proses kembar ini tergantung kapan pembelahannya terjadi.1 Pembelahan terjadi dalam 72 jam setelah fertilisasi, morula belum terbentuk dan blastocyst belum membentuk chorion. Terbentuklah dua embrio, dua amnion dan dua chorion sehingga menjadi kehamilan kembar monozigotik, diamnionik, dikhorionik. Plasenta dapat terbentuk tunggal maupun ganda. Jika pembelahan terjadi antara hari keempat dan kedelapan morula sudah terbentuk sedangkan sel yang akan menjadi chorion sudah berdiferensiasi tetapi belum terbentuk amnion. Pada pembelahan ini terbentuklah dua embrio yang berada pada dua kantung amnion yang dilapisi chorion sehingga menghasilkan kehamilan kembar monozigotik, diamnionik, monokhorionik. Jika sedemikian sehingga chorion dan amnion sudah berdiferensiasi pada delapan hari setelah fertilisasi, pembelahan menghasilkan 2 embrio dalam satu kantung amnion,sehingga menjadi kehamilan kembar monozigotik, monoamnionik, monochorionik. Jika pembelahannya terjadi setelah diskus embrionik telah terbentuk, pembelahannya menjadi tidak sempurna dan terbentuklah kembar siam / conjoined twins.

Kembar monozigotik selalu mempunyai jenis kelamin yang sama, tetapi perkembangannya lebih lanjut dapat berbeda tergantung dari waktu preimplantasinya. Biasanya, kembar monozigotik mempunyai karakteristik fisik (kulit, warna mata dan rambut, bentuk tubuh) serta genetik (golongan darah, grup serum, haptoglobin, kecocokan pada skin graft) yang sama dan terkadang mereka merupakan gambaran cermin dengan yang lain (dominansi tangan kanan dan kiri, dll). Meskipun demikian sidik jari pada anak kembar monozigotik tidak sama. Triplet monozigot merupakan hasil dari pembelahan berulang dari satu ovum yang disebut juga supertwinning. 3

Gambar 2.1 Mekanisme pembelahan kembar monozigotik

Sumber: Cunningham F.12.4.1.2 Kembar dizigotikKembar dizigotik merupakan produk dari dua ovum dan dua sperma. Kedua ovum dilepaskan dari folikel yang berbeda, atau dari satu folikel tetapi sangat jarang, pada waktu yang hampir bersamaan. Kembar dizigotik atau fraternal dapat mempunyai jenis kelamin dan golongan darah yang sama ataupun berbeda. Kemiripan diantara kembar dizigotik menyerupai kemiripan pada saudara kandung.4

2.4.1.3 Kehamilan multipel bentuk lain2.4.1.3.1 SuperfetasiPada Superfetasi diperlukan interval antara fertilisasi sepanjang atau lebih panjang dari siklus menstruasi. Superfetasi memerlukan ovulasi dan fertilisasi pada saat terjadinya kehamilan yang secara teori mungkin dapat terjadi sampai cavum uteri mengalami obliterasi akibat terjadinya fusi antara desidua kapsularis dan vera. Namun teori lain mengatakan bahwa Superfetasi tidak mungkin terjadi pada manusia karena diperlukan 2 ovum yang dilepaskan dari dua siklus berbeda sedangkan hal ini tidak mungkin terjadi karena adanya corpus luteum gravidarum. Meskipun sudah diketahui dapat terjadi pada kuda, Superfetasi belum terbukti dapat terjadi pada manusia.2

2.4.1.3.2 SuperfekudasiSuperfekudasi adalah fertilisasi dua ovum dalam satu siklus menstruasi tetapi pada coitus yang berbeda, tidak diperlukan sperma dari laki-laki yang sama. Pada Superfekudasi fetus yang dihasilkan mempunyai ukuran tubuh, warna kulit dan golongan darah yang sesuai dengan ibu dan ayahnya masing-masing.2

Gambar 2.2 Kembar dizigotik yang merupakan Superfekudasi

Sumber: Cunningham F.1

2.4.1.3.3 Vanishing twinKemajuan teknologi telah memperbaiki kinerja ultrasonografi pada awal kehamilan. Penelitian menunjukkan insidensi kehamilan kembar pada trimester pertama lebih tinggi daripada saat kelahiran. Kembar monozigotik berisiko abortus lebih tinggi daripada kembar dizigotik. Pada banyak kasus hanya satu fetus yang meninggal sedangkan yang lainnya lahir sebagai kelahiran tunggal. Pada penelitian oleh Doubilet M, dimana dilakukan pemantauan fetus dengan USG menunjukkan satu dari fetus yang kembar menghilang umumnya terjadi pada trimester pertama.1

2.4.2 Adaptasi maternal Secara umum perubahan fisiologis maternal pada kehamilan multipel lebih besar daripada kehamilan tunggal. Pada awal trimester pertama wanita dengan kehamilan multipel sering mengalami mual dan muntah serta peningkatan volume darah pada kehamilan mutipel yang lebih berat yaitu sekitar 50-60% sedangkan pada kehamilan tunggal hanya 40-50% (penambahan 500cc). Jumlah eritrosit juga meningkat tetapi tidak setinggi pada kehamilan tunggal sehingga terjadi anemia fisiologis. Perdarahan saat persalinan pervaginam lebih kurang 935ml atau lebih banyak 500ml daripada persalinan pada kehamilan tunggal. Hal ini dikompensasikan dengan peningkatan volume darah maternal, dan peningkatan kebutuhan zat besi dan asam folat sehingga memperbesar risiko anemia maternal.1Penelitian menurut Cunningham menunjukkan adanya peningkatan cardiac output sebesar 20% dibandingkan kehamilan tunggal. Terutama disebabkan oleh peningkatan stroke volume dan frekuensi denyut jantung. sedangkan fungsi paru wanita dengan kehamilan multipel sama dengan kehamilan tunggal.1Pertumbuhan uterus pada kehamilan multipel dapat mencapai volume 10L dengan berat lebih dari 20 pon. Khususnya pada kembar monozigotik dapat terjadi akumulasi cairan amnion yang tinggi (akut hidramnion). Pada keadaan seperti ini organ abdomen dan paru-paru ibu dapat terkompresi oleh uterus. Pada kehamilan multipel dengan komplikasi hidramnion, fungsi ginjal ibu dapat terganggu umumnya akibat terjadinya obstructive uropathy sehingga terjadi oliguria dan azotemia. Urine output dan level kreatinin plasma ibu akan kembali normal setelah persalinan. Pada hidramnion yang berat dapat dilakukan amniocentesis terapeutik dapat membuat ibu lebih nyaman, mengurangi obstructive uropathy, menurunkan risiko persalinan prematur dan KPSW. Tetapi hidramnion umumnya cepat terjadi reakumulasi setelah amniosentesis.1

2.5 PATOLOGI PADA KEHAMILAN KEMBARSecara umum patologi yang dapat terjadi pada kehamilan multipel dapat dibagi berdasarkan waktu terjadinya yaitu:Antepartum :1. Kelahiran prematur2. Kelainan kongenital3. Tingkat abortus spontan yang tinggi4. IUGR5. Anemia maternal6. Twin-to-twin transfusion syndrome7. Hipertensi karena kehamilan8. Hidramnion

Intrapartum 1. Placenta previa2. Abruptio placenta3. Vasa previa4. Partus lama5. Kelainan letak janin6. Prolaps tali pusat7. Insidensi seksio sesarea meningkatPostpartum:1. insidensi transfusi darah maternal meningkat2. Perdarahan post partum / atonia uteri

Selain itu patologi yang dapat terjadi dapat dibagi tiga, yaitu patologi maternal, plasenta dan tali pusat serta patologi fetal. Lebih jelasnya dibahas sebagai berikut.

2.5.1 Patologi MaternalMeskipun volume darah meningkat, pada kehamilan multipel sering terjadi anemia maternal karena tingginya kebutuhan fetus akan zat besi serta peningkatan volume plasma yang tidak sebanding dengan peningkatan sel darah merah mengakibatkan kadar hemoblobin menjadi turun, keadaan ini berhubungan dengan kejadian edema pulmonum pada pemberian tokolitik yang lebih tinggi dibandingkan kehamilan kembar. Angka kejadian persalinan preterm ( umur kehamilan kurang 37 minggu ) pada kehamilan kembar 43,6 % dibandingkan dengan kehamilan tunggal sebesar 5,6 %.5Volume tidal respirasi meningkat tetapi wanita dengan kehamilan multipel umumnya breathless (kemungkinan karena peningkatan progesteron). Distensi uterus dan peninggian tekanan pada organ viseral sekitar dan vaskularisasi pelvis umum terjadi pada kehamilan multipel. Terkadang kista lutein bahkan asites dapat terjadi karena level hormon korionik gonadotropin yang meninggi secara abnormal. Kemungkinan terjadinya plasenta previa lebih tinggi karena ukuran plasenta lebih besar atau terdapat dua plasenta.3 Sistem kardiovaskuler, respirasi, gastrointestinal, renal dan muskuloskeletal ibu mengalami stress dikombinasikan dengan tingginya kebutuhan nutrisi maternal-fetal.3Frekuensi terjadinya hipertensi yang diperberat kehamilan, preklamsia dan eklamsia meningkat pada kehamilan kembar. Pendarahan antepartum oleh karena solutio plasenta disebabkan permukaan plasenta pada kehamilan kembar jelek sehingga plasenta mudah terlepas. Perdarahan postpartum dalam persalinan kembar disebabkan oleh distensi uterus yang berlebihan, meningkatkan risiko terjadinya atonia uterus.5

2.5.2 Placenta dan tali pusatPada kembar monozigotik keadaan plasenta dan membrannya dapat bervariasi, tergantung waktu mulainya pembelahan dari diskus embrionik. Variasi yang dapat terjadi antara lain sebagai berikut:1. Pembelahan pada stadium morula dan diferensiasi trofoblas (hari ke-3) menghasilkan plasenta yang terpisah atau bersatu (fusi), 2 korion, 2 amnion. Proses ini secara umum menyerupai kembar dizigotik dan terjadi 1/3 dari jumlah kehamilan kembar monozigotik. Hal ini mendukung manifestasi klinik dimana kembar dizigotik berisiko komplikasi klinik.32. Pembelahan setelah diferensiasi trofoblas tetapi sebelum pembentukkan amnion (hari ke 4-8) menghasilkan satu plasenta, korion dan 2 amnion. Hal ini terjadi sekitar 2/3 dari jumlah kehamilan kembar monozigotik.33. Pembelahan yang terjadi setelah diferensiasi dari amnion (hari 8-13) akan menghasilkan plasenta, korion, dan amnion tunggal, tetapi hal ini jarang terjadi.34. Pembelahan pada usia kehamilan >15 hari dapat mengakibatkan kembar yang inkomplit, jika pembelahan terjadi pada usia 13-15 hari akan menghasilkan kembar siam (conjoined twins).3

Gambar 2.3 Variasi plasenta pada kehamilan multipel

Sumber: Melissa B.3

Saat persalinan, septum membranosa berbentuk T atau membran plasenta yang membatasi antara kedua janin harus diinspeksi dan dipisahkan untuk menentukan tipe kehamilan kembar. Kembar monozigotik umumnya memiliki septum transparan (2mm) atau adanya tanda twin peak yaitu berupa membran yang menyusup diantara 2 plasenta yang berfusi. Bila salah satu plasenta berada pada dinding bagian depan uterus sedangkan plasenta yang lain pada dinding belakang, saat pencitraan dengan USG akan terlihat plasenta yang menumpuk seperti satu plasenta. Pada kasus seperti ini akan terlihat bentuk segitiga pada pertemuan membran dan plasenta disebut tanda lambda. Menurut penelitian oleh Sepulveda W dan teman-teman, pemeriksaan dengan USG pada usia kehamilan 10-14 dapat menentukan kehamilan multipel diklasifikasikan sebagai monokorionik atau dikorionik. Kehamilan multipel diklasifikasikan sebagai monokorionik jika terdapat satu plasenta tanpa tanda lambda pada hubungan membran-plasenta diantara janin dan diklasifikasikan sebagai dikorionik jika terdapat satu plasenta dengan tanda lambda atau terdapat dua plasenta. Cara ini merupakan cara yang dapat diandalakan dan akurat dalam menentukan jenis kehamilan multipel.1Pada janin multipel monokorionik diamnionik, terdapat satu plasenta dan janin dipisahkan hanya dengan membran amnion yang tipis sehingga akan terbentuk tanda berbentuk huruf T.11 Kriteria USG untuk mendiagnosis sifat koriondan amnion pada kehamilan ganda dapat dilihat pada tabel berikut ini.4

Tabel 2. 1 Kriteria USG untuk mendiagnosis sifat koriondan amnion pada kehamilan gandaGambaran USGSifat korion dan amnion

Jenis kelamin fetus berbedaDikorionik/diamniotik (dan dizigotik)

Plasenta yang terpisahDikorionik/diamniotik

Tanda lambda atau twin peakDikorionik/diamniotik

Membran pembatas yang tebal (subjektif)Dikorionik/diamniotik

Membran pembatas yang tipis (subjektif)Monokorionik/diamniotik

Tidak ada membran pembatasMonokorionik/monoamniotik

Sumber: Duff P.4

Gambar 2.4 USG pada kehamilan 7 minggu, tampak dua kantong gestasi berisi fetus

Sumber: Cunningham F.1Gambar 2.5 Gambaran USG dari tanda twin peak (A) dan diagram skematik tanda twin-peak (B) Sumber: Cunningham F.1

Gambar 2.6 Gambaran USG dari tanda berbentuk huruf T (T shape) pada kembar monokorionik diamnionik

Keterangan gambar:Panah pada sebelah kiri menujuk pada septum membran interfetal (