24
MAKALAH PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN Oleh: Kelompok 6 XII A1 1. Mila Nur Azizah (18) 2. M. Andriawan Setiawan (19) 3. Nusantara Jaya Sakti (25) 4. Tsaltsa Amalia (28)

Makalah Faktor Eksternal (Suhu)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Faktor Eksternal Suhu TUmbuhan

Citation preview

Page 1: Makalah Faktor Eksternal (Suhu)

MAKALAH PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL

TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN

Oleh: Kelompok 6 XII A1

1. Mila Nur Azizah (18)

2. M. Andriawan Setiawan (19)

3. Nusantara Jaya Sakti (25)

4. Tsaltsa Amalia (28)

SMA NEGERI 2 LUMAJANG

Jln. HOS Cokroaminoto 159 Lumajang 67311 Telp./fax. (0334) 881036

http://www.sman2-lmj.sch.id email: [email protected]

Tahun Ajaran 2013 / 2014

Page 2: Makalah Faktor Eksternal (Suhu)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-

Nya kami dapat menyelesaikan karya tulis ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Berkat karunia-Nya kami juga memperoleh kelancaran dalam penyusunan makalah yang

berjudul “Pengaruh faktor eksternal pada pertumbuhan tanaman jagung” ini dapat diselesaikan

tepat pada waktunya. makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Biologi.

Dalam pembuatan karya tulis ini, tidak lupa kami sampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Harlis Purwaningsih, S.Pd selaku pembimbing dalam pembuatan karya ilmiah ini.

2. Teman-teman kami yang telah membantu memperlancar pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran berbagai pihak demi kesempurnaan makalah

ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi masyarakat.

Lumajang, 20 September 2013

Penulis

Page 3: Makalah Faktor Eksternal (Suhu)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indonesia adalah negara tropis yang memiliki dua musim, yaitu musim

penghujan dan musim kemarau. Indonesia juga dikenal sebagai negara agraris dimana sector

pertanian menjadi ujung tombak perekonomian. Pada musim penghujan para petani relatif

untuk mudah melakukan perawatan bagi tanamannya, misal padi. Tapi pada musim kemarau

dimana air sulit didapat para petani harus mengakalinya dengan mencari sumber pengairan

baru.atau menanam tanaman yang relatif mudah perawatannya saat jumlah air terbatas,

missal tanaman jagung. Jagung termasuk dalam tanaman yang mudah perawatannya karena

tidak terlalu banyak membutuhkan air banyak.

Semua makhluk hidup dalam hidupnya mengalami proses perubahan

biologis seperti perubahan bentuk, ukur an, maupun volumenya termasuk tumbuhan jagung.

Perubahan tersebut terjadi disebabkan semua organisme tersebut mengalami pertumbuhan

dan perkembangan. Tumbuhan adalah makhluk hidup yang mempunyai ciri sebagaimana

makhluk hidup lainnya. Salah satu ciri tumbuhan adalah mengalami pertumbuhan dan

perkembangan. Pertumbuhan adalah pertambahan jumlah sel pada suatu organisme.

Pertumbuhan bersifat tidak dapat kembali (irreversible). Proses pertumbuhan biasanya

diikuti dengan pertambahan berat tubuh. Pertumbuhan diikuti dengan perkembangan yang

merupakan proses saling terkait. Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan diawali dengan

pertumbuhan bakal biji dan bakal buah .

Tahap berikutnya yaitu perkecambahan. tumbuhan yang telah mengalami

perkecambahan kemudian akan mengalami pertumbuhan sampai akhirnya menjadi

tumbuhan dewasa yang dapat menghasilkan biji kembali. Pertumbuhan pada tanaman dapat

dilihat dari makin besarnya suatu tanaman yang disebabkan oleh jumlah sel yang bertambah

banyak dan bertambah besar. Suatu kecambah akan tumbuh menjadi tanaman yang utuh.

Selain tumbuh, tanaman juga mengalami perkembangan, yaitu proses menuju kedewasaan

secara seksual di mana tanaman sudah siap untuk menghasilkan keturunan.

Faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan salah satunya adalah

suhu atau temperature. Suhu udara berpengaruh besar dengan kesuaian tanaman yang akan

dibudidayakan. Suhu pada prinsipnya adalah kandungan energy panas pada suatu objek, dan

bersumber dari radiasi matahari (solar energy) sehingga faktor suhu sangat berkaitan dengan

faktor radiasi cahaya matahari. Suhu dipermukaan bumi sangat bervariasi oleh karena

perbedaan tinggi tempat (altitude) dan letak lintang (latitude). Sebagai contoh, suhu udara di

padang pasir dapat mencapai 58 derajat celcius pada siang hari dan -40 derajat celcius di

kutub.

Page 4: Makalah Faktor Eksternal (Suhu)

Pertumbuhan tanaman ditentukan oleh aktivitas metabolism yang terkendali oleh faktor

lingkungan diantaranya suhu. Proses fotosintesis berjalan baik pada suhu sekitar 21 derajat

celcius dan dalam kondisi demikian proses pembentukan glukosa relatif ancar sehingga

kesempatan untuk mengantarkan fotosintat keseluruh tubuh cukup tinggi. Namum

demikian, pada suhu yang relatif rendah kesempatan tersebut  terhambat oleh ketersediaan

energi karena proses pembakaran atau respirasi pada suhu rendah akan menghasilkan energi

yang relatif kecil. Kita ambil contoh tumbuhan - tumbuhan dimana tanaman layaknya

mempunyai keinginan akan suhu tertentu, artinya tanaman itu tidak akan tumbuh dengan

baik bila syaratnya tidak terpenuhi, juga berpengaruh pada proses pematangan buah makin

tinggi suhu makin cepat proses pematangan buah. Dengan suhu yang tinggi benih – benih

akan mengadakan metabolisme lebih cepat, akibatnya apabila benih – benih di biarkan aatau

di tanam pada dataran atau tanaman tinggi maka daya kecambahnya akan turun. Jadi pada

tanaman juga ada suhu maksimum atau suhu optimum yag diinginkan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh suhu terhadap pertumbuhan primer tanaman jagung ?

2. Suhu yang manakah yang paling baik untuk pertumbuhanprimer tanaman jagung ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap pertumbuhan primer tanaman jagung

2. Untuk mengetahui suhu yang manakah yang paling baik untuk pertumbuhanprimer

tanaman jagung

1.4 Manfaat Penelitian

1. Agar pembaca mengetahui pengaruh suhu terhadap pertumbuhan primer tanaman jagung

2. Agar pembaca mengetahui suhu yang manakah yang paling baik untuk

pertumbuhanprimer tanaman jagung

3. Sebagai bahan referensi dalam laporan penelitian selanjutnya.

Page 5: Makalah Faktor Eksternal (Suhu)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah  proses perubahan biologis yang terjadi pada makhluk hidup meliputi

perubahan ukuran berupa pertambahan tinggi, besarnya dan juga berat. Pertumbuhan ini bersifat

kuantitatif , artinya dapat diukur dan dilihat langsung. Alat yang dapat digunakan untuk

mengukur pertumbuhan pada tanaman disebut dengan auksanometer ( busur tumbuh ).

Pertumbuhan juga bersifat irreversibel, artinya tidak akan berubah kembali ke asal, karena

makhluk hidup yang sudah mengalami pertumbuhan tidak akan bisa mengecil kembali.

Pertumbuhan dibedakan menjadi 2 yaitu :

a) Pertumbuhan Primer

Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang memanjang baik yang terjadi pada

ujung akar maupun ujung batang. Pertumbuhan primer pada ujung akar dan ujung batang

dapat dibedakan menjadi 3 daerah yaitu:

a. Daerah pembelahan sel, terdapat di bagian ujung akar. Sel-sel di daerah ini aktif

membelah (bersifat meristematik)

b. Daerah perpanjangan sel, terletak di belakang daerah pembelahan. Sel-sel di daerah ini

memiliki kemampuan untuk membesar dan memanjang.

c. Daerah diferensiasi sel, merupakan daerah yang sel-selnya berdiferensiasi menjadi sel-

sel yang mempunyai fungsi dan struktur khusus.

Pertumbuhan pada Ujung Akar. Setelah proses perkecambahan, akan terbentuk

tanaman muda dan pertumbuhan selanjutnya akan ditentukan oleh aktivitas dari jaringan

meristem yang terdapat pada titik tumbuh. Jaringan meristem primer ini terdapat pada

ujung akar dan ujung batang yang sangat memungkinkan bertambah tinggi atau

panjangnya tanaman. Bagian yang paling cepat tumbuh terletak pada daerah bagian

belakang ujung akar, karena pada bagian ujung akar tersebut terdapat tiga macam daerah

titik tumbuh yaitu daerah pembelahan, daerah pemanjangan, dan daerah diferensiasi.

Semakin jauh dari ujung akar maka pertumbuhannya akan semakin lambat, seperti

tampak pada Gambar.

Page 6: Makalah Faktor Eksternal (Suhu)

Gambar 1.5 Sayatan memanjang ujung akar

Terlihat terdapat daerah pembelahan sel, daerah ini terdapat di bagian ujung. Selsel

pada daerah ini aktif membelah dan sifatnya tetap meristematik. Di belakang daerah

pembelahan merupakan daerah yang tiap selnya memiliki aktivitas untuk membesar dan

memanjang, daerah ini dinamakan daerah pemanjangan sel. Setelah sel-selnya membelah

dan memanjang maka sel-selnya akan terdiferensiasi menjadi sel-sel yang memiliki

struktur dan fungsi yang khusus. Daerah ini disebut sebagai daerah diferensiasi.

Kemudian sel-sel di belakang titik tumbuh akan membentang dan terdiferensiasi menjadi

jaringan-jaringan akar, yaitu epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat.

Pertumbuhan pada Ujung Batang. Sama seperti halnya akar, pada ujung batang

juga terdapat titik tumbuh. Titik tumbuh pada batang dilindungi oleh balutan bakal

daunnya. Pertumbuhan dan perkembangan sama dengan yang terjadi pada akar, yaitu

terdapat daerah pembelahan (meristematik), daerah pemanjangan, dan daerah

diferensiasi. Gambar memperlihatkan pada daerah meristematik terdapat titik tumbuh

(meristem apikal) dan bakal daun. Pada bagian atas daun tumbuh lebih lambat

dibandingkan dengan permukaan bawah daun, sehingga daun yang muda akan

melengkung di atas titik tumbuh. Pada daerah pemanjangan, sel-selnya akan tumbuh

membesar dan memanjang serta jaringan pembuluh sudah mulai tampak. Pada daerah

diferensiasi akan membentuk beberapa jaringan yaitu epidermis, korteks, dan silinder

pusat.

Zona Diferensiasi Sel

Zona Pemanjangan Sel

Zona Pembelahan Sel

Page 7: Makalah Faktor Eksternal (Suhu)

Gambar Penampang ujung batang

Setelah pertumbuhan tanaman muda hingga mencapai tanaman dewasa, proses

pertumbuhan tanaman tersebut melambat atau disebut periode perlambatan yang

ditandai dengan pertumbuhannya menjadi lambat atau bahkan sama sekali tidak terjadi

pertumbuhan. Pada periode tersebut, sebenarnya tumbuhan itu sedang memasuki masa

perkembangan menuju tanaman dewasa yang ditandai dengan tidak adanya

penambahan panjang atau ukurannya, tetapi sedang berkembang menuju pada

kedewasaannya.

b) Pertumbuhan sekunder

Pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan yang dapat menambah diameter batang.

Pertumbuhan sekunder merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium

dan kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil.

2.2 Tanaman Jagung

Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-

150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua

untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun

tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1 m sampai 3 m, ada varietas yang dapat

mencapai tinggi 6 m. Tinggi tanaman biasanya diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas

sebelum bunga jantan (Anonim, 2007). Tanaman jagung merupakan tanaman tingkat tinggi

dengan klasifikasi sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub divisio : Angiospermae

Class : Monocotyledoneae

O r d o : Poales

Familia : Poaceae

Page 8: Makalah Faktor Eksternal (Suhu)

Genus : Zea

Spesies : Zea mays L.

2.2.1 Morfologi Jagung

a) Batang

Batang jagung tidak berlubang seperti batang padi tetapi padat dan berisi berkas-

berkas pembuluh sehingga semakin memperkuat tegakan tanaman. Hal ini juga

didukung jaringan kulit yang keras dan tipis yang terdapat pada batang sebelah luar.

Secara umum, rata-rata tinggi tanaman berkisar antara 60-300 cm. Batang jagung

beruas pada bagian pangkal batang jagung beruas pendek dengan jumlah ruas berkisar

antara 8-21. jumlah ruas tergantung pada varietas jagung (anonim,1993).

b) Daun

Daun jagung memanjang dan keluar dari buku-buku batang. Jumlah daun terdiri

dari 8-48 helaian, tergantung varietasnya. Daun terdiri dari tiga bagian, yaitu kelopak

daun, lidah daun, dan helaian daun. Kelopak daun umumnya membungkus batang.

Antara kelopak dan helaian daun terdapat lidah daun atau disebut dengan ligula.

Permukaan daun tanaman jagung pada umumnya berbulu dan pada bagian bawah

permukaan daun tidak berbulu (Purwono dan Hartono,2006).

c) Sistem Perakaran

Sistem perakaran tanaman jagung terdiri atas akar-akar seminal, koronal, dan akar

udara. Akar-akar seminal merupakan akar-akar radikel atau akar primer ditambah

dengan sejumlah akar-akar lateral yang muncul sebagai akar adventif pada dasar pada

buku pertama di atas pangkal batang. Akar-akar seminal ini tumbuh pada saat biji

berkecambah. Akar koronal merupakan akar yang tumbuh dari bagian dasar pangkal

batang. Akar-akar ini tumbuh ke arah atas dari jaringan batang setelah plumula

muncul. Akar udara merupakan akar yang tumbuh dari buku-buku di atas permukaan

tanah, tetapi dapat masuk ke dalam tanah (Rukmana,2006).

d) Bunga

Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah dalam satu

tanaman. Bunga jantan tumbuh di bagian pucuk tanaman, berupa karangan bunga.

Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam

tongkol. Tongkol tumbuh dari satu buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada

umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun

memiliki sejumlah bunga betina, beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih

dari satu tongkol produktif. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan

2-5 hari lebih dini daripada bunga betina (Anonim, 2006).

e) Buah

Page 9: Makalah Faktor Eksternal (Suhu)

Buah jagung terdiri atas tongkol, biji, dan daun pembungkus. Biji jagung

mempunyai bentuk, warna, dan kandungan endosperm yang bervariasi tergantung

pada jenisnya. Pada umumnya, biji jagung tersusun dalam barisan yang melekat

secara lurus atau berkelok-kelok dan berjumlah antara 8-20 baris biji. Biji jagung

terdiri dari tiga bagian utama, yaitu; a) pericarp yang merupakan lapisan tipis terluar

pada biji, (b) endosperm (82%) sebagai cadangan makanan, dan (c) embrio (11,6%)

(Rukmana, 2006).

Jagung (Zea mays) merupakan salah satu bahan makanan pokok dunia setelah gandum dan padi.

Di Indonesia, jagung merupakan tanaman pokok kedua setelah padi. Jagung juga sebagai sumber

karbohidrat paling memenuhi syarat sebagai pengganti beras, karena kalori jagung hampir sama

dengan beras dan mempunyai protein yang banyak. Kandungan Gizi Jagung per 100 gram bahan

adalah:

Kalori : 355,00 Kalori

Protein : 9,20 gr

Lemak : 3,90 gr

Karbohidrat : 73,70 gr

Kalsium : 10,00 mg

Fosfor : 256,00 mg

Ferrum : 2,40 mg

Vitamin A : 510 SI

Vitamin B1 : 0,38 mg

Air : 12,00 gr

2.3 Suhu

Suhu pada prinsipnya adalah kandungan energy panas pada suatu objek, dan bersumber dari

radiasi matahari (solar energy) sehingga faktor suhu sangat berkaitan dengan faktor radiasi

cahaya matahari.Suhu dipermukaan bumi sangat bervariasi oleh karena perbedaan tinggi tempat

(altitude) dan letak lintang (latitude). Sebagai contoh, suhu udara di padang pasir dapat

mencapai 58 derajat celcius pada siang hari dan -40 derajat celcius di kutub.

2.4 Suhu dan Tanaman Jagung

Suhu yang sesuai untuk tanaman jagung antara 21°C – 30°C dengan suhu optimum antara

23°C – 27°C. Pada tumbuhan, perubahan suhu dapat mempengaruhi pertumbuhan, fotosintesis,

respirasi dan transpirasi. pada umumnya tumbuhan tidak dapat tumbuh dibawah suhu 0oC dan

diatas 45oC.

Pertumbuhan tanaman yang dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti suhu akan pada

umumnya akan menunjukkan pengaruh yang besar terhadap pertumbuhannya. Setiap tumbuhan

memiliki adaptasi terhadap perubahan temperatur seperti tumbuhan tropis yang peka terhadap

temperatur tinggi namun tidak peka terhadap temperatur yang mencapai titik beku (Shry &

Reiley, 2011). 

Page 10: Makalah Faktor Eksternal (Suhu)

Suhu merupakan faktor lingkungan yang penting bagi tumbuhan karena berhubungan dengan

kemampuan melakukan fotosintesis, translokasi, respirasi, dan transpirasi. Tumbuhan memiliki

suhu optimum untuk dapat tumbuh dan berkembang. Suhu optimum merupakan suhu yang

paling baik untuk pertumbuhan tanaman secara ideal. Selain suhu optimum, tanaman juga

mempunyai suhu maksimum dan minimum yang bisa diterima olehnya. Suhu maksimum

merupakan suhu tertinggi yang memungkinkan tumbuhan masih dapat bertahan hidup. Suhu

minimum merupakan suhu terendah yang memungkinkan tumbuhan bertahan hidup.

Temperatur atau suhu yang tinggi akan mempengaruhi kandungan air pada jaringan

tumbuhan . Strategi tumbuhan dalam menghadapi temperatur yang tinggi adalah dengan

meningkatkan proses transipasi (penguapan air yang umumnya melalui daun). Selain itu,

temperatur juga mempengaruhi kerja enzim dalam tubuh tumbuhan yang bekerja pada proses

metabolisme.

Temperature untuk pertumbuhan dan perkembangan setiap jenis tumbuhan berbeda-beda.

Temperature yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan tingkat tinggi

berkisar antara 0°C hingga 45°C. Temperature optimum untuk pertumbuhan jagung (zea mays)

berkisar antara 30°C - 35°C. Sebagian besar tumbuhan memerlukan temperature sekitar 10°–

38°C untuk pertumbuhannya. Sebenarnya, temperature optimum pertumbuhan dan

perkembangan tumbuhan berkaitan dengan asal wilayah jenis tumbuhan tersebut. Tumbuhan

yang berasal dari wilayah tropis memerlukan temperatur yang relative lebih tinggi dibandingkan

tumbuhan yang berasal dari daerah sub-tropis atau kutub.

2.4.1 PENGARUH SUHU MINIMUM TERHADAP TANAMAN

Pada suhu rendah (minimum) pertumbuhan tanaman menjadi lambat bahkan terhenti,

karena kegiatan enzimatis dikendalikan oleh suhu. Suhu yang rendah akan berakibat

absorpsi air dan unsur hara terganggu, karena transpirasi meningkat. Apabila kekurangan air

ini terus-menerus tanaman akan rusak. Hubungan suhu yang rendah dengan dehidrasi

dalam jaringan tanaman adalah, apabila suhu rendah, viskositas air naik dalam membran

sel, sehingga aktivitas fisiologis sel-sel akar menurun. Di samping itu, suhU yang rendah

akan berpengaruh langsung terhadap populasi mikroba tanah. Laju pertumbuhan populasi

mikroba menurun dengan menurunnya suhu sampai di bawah 0oC. Sehingga banyak proses

penguraian bahan organik dan mineral esensial dalam tanah yang terhalang. Aktivitas

nitrobakteria menurun dengan menurunnya suhu, sehingga proses nitrifikasi berkurang.

Tanaman tropik memperlihatkan pertumbuhan yang terhambat pada suhu 20oC, laju

pertumbuhan menurun dengan pesat menjelang suhu 10oC. Pada umumnya respirasi

menurun dengan menurunnya suhu dan menjadi cepat bila suhu naik. Pada suhu yang amat

rendah respirasi terhenti dan biasanya diikuti pula terhentinya fotosintesa. Kondisi ini dapat

diartikan tercapainya suhu vital. Suhu vital berbeda sedikit di atas titik beku.

Page 11: Makalah Faktor Eksternal (Suhu)

Suhu rendah pada kebanyakan tanaman mengakibatkan rusaknya batang, daun muda,

tunas, bunga dan buah. Besarnya kerusakan organ atau jaringan tanaman akibat suhu

rendaah tergantung pada, keadaan air, keadaan unsur hara, morfologis dan kondisi fisiologis

tanaman.

2.4.2 Pengaruh Suhu Optimum terhadap Tanaman

Laju pertumbuhan tanaman berjalan pada kecepatan maksimum bila suhu berada pada

kondisi optimum (suitable), kalau faktor-faktor lain tidak menjadi pembatas (limiting

factor).

Dalam selang suhu minimum ke optimum, kecepatan pertumbuhan berbeda tidak

nyata kalau waktu cukup lama, tetapi kecepatan pertumbuhan bertambah tinggi bila semakin

dekat dengan suhu optimum. Sedangkan pada jarak suhu optimum ke suhu maksimum,

kecepatan pertumbuhan pada umumnya menurun, kecuali pada jenis tanaman tertentu

pertumbuhan berlangsung cepat. Pada suhu optimum, dan tanaman tidak stress air suhu

daun mengikuti suhu udara dan suhu akar akan mengikuti suhu tanah.

Urutan pengaruh suhu terhadap fungsi tanaman adaalah sebagai berikut:

Pertumbuhan

Pembelahan sel

Fotosintesa

Respirasi

Panas memberika energi untuk beberapa fungsi tanaman agar tanaman dapat

melaksanakan proses-proses fisiologisnya. Suhu juga mempengaruhi produk sintesa dan

metabolisme tanaman. Pada suhu rendah tanaman terangsang untuk membentuk

polysakarida lebih banyak, karena respirasi menurun. Hal ini tentu berkaitan dengan

kegiatan fotosintesa sebelumnya. Laju akumulasi karbohidrat akan lebih cepat bila suhu

semakin menurun menjelang panen.

Tanaman di daerah sedang (temperate), suhu optimum untuk fotosintesa lebih rendah

dibandingkan dengan suhu optimum untuk respirasi. Fotosintesa tanaman menurun

aktivitasnya bila suhu tidak favoraible. Menurut Leopold (1964), suhu optimum untuk

Page 12: Makalah Faktor Eksternal (Suhu)

fotosintesa berkisar antara 10oC sampai 30oC, di atas atau di bawah suhu tersebut laju

fotosintesa berkurang, tetapi juga tergantung pada jenis tanaman.

Tanaman cepat tua bila suhu berada di atas suhu optimum pada tahap vegetatif, tetapi

apabila suhu tinggi pada fase menjelang panen pengaruh suhu tidak kentara. Seperti telah

disebutkan terdahulu bahwa hubungan linear antara suhu dengan beberapa proses fisiologis

dan morfologis tanaman hanya sampai batas suhu tertentu, atau hanya sampai batas

tercapainya suhu optimum.

2.4.3 Pengaruh Suhu Maksimum terhadap Tanaman

Laju respirasi dipengaruhi oleh suhu, respirasi rendah bahkan terhenti pada suhu 0oC

dan maksimal pada suhu 30oC-40oC. Respon respirasi terhadap suhu tidak sama pada jenis

tanaman dan pada setiap tahap perkembangan tanaman. Pada tanaman tropis respirasi

maksimal terjadi pada suhu 40oC, dan tanaman daerah sedang respirasi maksimal 30oC.

Suhu tinggi (di atas optimum) akan merusak tanaman dengan mengacau arus respirasi dan

absorpsi air. Bila suhu udara meningkat, laju transpirasi meningkat, karena penurunan

defisit tekanan uap dari udara yang hangat dan suhu daun tinggi, yang mengakibatkan

peningkatan tekanan uap air padanya. Kelayuan akan terjadi apabila laju absorpsi air

terbatas karena kurangnya air atau kerusakan sistem vaskuler atau sistem perakaran. Tingkat

kerusakan akibat suhu tinggi, lebih besar pada jaringan yang lebih muda, karena terjadi

denaturasi protoplasma oleh dehidrasi.

Pada saat pembentukan sel generatif, suhu tinggi mengakibatkan rusaknya sistem

pembelahan mitosis yang berlangsung dengan cytokinesis. Hal ini terlihat dengan adanya

kegagalan pembentukan biji, karena pollen grain yang terbentuk steril.

Pada suhu 45oC akan mengganggu aktivitas enzim, di antaranya enzim proteinase dan

enzim peptidase. Enzim proteinase berfungsi untuk merombak protein menjadi lipids.

Sedangkan enzim peptidase merombak peptids menjadi asam amino. Oleh karena itu tidak

berkecambahnya biji (terutama kedele dan jagung) pada suhu tinggi karena kegagalan

metabolisme biji yang disebabkan oleh kekurangan bahan dasar yakni asam amino, ( Jumin:

1992)

Page 13: Makalah Faktor Eksternal (Suhu)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian di rumah Mila Nur Azizah Jl. Sultan Hasanudin mulai tanggal

29 Agustus sampai 5 September 2013.

3.2 Alat dan Bahan

Alat Bahan

1.Polybag 6 buah 1. Bibit jagung 6 bibit

2. penggaris 2.tanah humus

3.termometer 3.air secukupnya

4.alat tulis

5. sekrup kecil

6.buku catatan

3.3 Cara Kerja

1. Menyiapkan bibit jagung

2. Menyiapkan tanah

3. Mengisi 6 polybag dengan tanah kemudian ditanamkan bibit jagung

4. mengukur tinggi bibit jagung mula-mula

5. Menyiramnya

6. Menaruhnya di tempat yang berbeda ,pertama di kamar dengan suhu 27 derajat

celcius

7. Kedua ditempatkan di kulkas suhu (6 derajat Celcius)

8. Ketiga ditempatkan di luar ruangan suhu (31 derajat celcius)

9. menyiram secara teratur

10. Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi

3.4 Variabel

3.4.1 Variabel bebas :

Suhu tempat penelitian tanaman jagung

Tanaman 1 : suhu 27o (kamar)

Tanaman 2 : suhu 6oC (kulkas)

Tanaman 3 : suhu 31oC (luar ruangan)

3.4.2 Variabel terikat :

Pertumbuhan primer tanaman jagung

Page 14: Makalah Faktor Eksternal (Suhu)

3.4.3 Variabel Terkontrol

1. Jenis bibit jagung

2. Ukuran wadah

3. Media penanaman

4. Intensitas penyiraman

3.5 Tabel Pengamatan

hari keTanman 1 Tanaman 2 Tanaman 3

A B A B A BTinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi

01234567

Page 15: Makalah Faktor Eksternal (Suhu)

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Tabel Hasil Pengamatan

hari keTanman 1 Tanaman 2 Tanaman 3

A B A B A BTinggi(cm) Tinggi(cm) Tinggi(cm) Tinggi(cm) Tinggi(cm) Tinggi(cm)

0 7 5 6 5 7 51 8.5 5,5 6,5 5,2 7,2 5,52 10,1 6,8 6,5 5,2 7,6 5,83 15,1 8,7 6,6 5,6 7,6 5,84 21 13,8 6,6 5,6 7,8 6,75 28 18,5 6,8 6 8,1 7,2

4.2 Analisis Data

Dari data yang telah diperoleh, tumbuhan pada setiap suhu mengalami

pertumbuhan. Tetapi pada suhu optimallah (suhu 27°C) tanaman mengalami

pertumbuhan paling baik. Sesuai dengan dasar teori, apabila suatu tanaman berada di

suhu optimum, maka enzim-enzim akan bekerja secara maksimal sehingga proses

fotosintesis bekerja secara optimal. Ada faktor-faktor yang mungkin berpengaruh pada

pertumbuhan tanaman jagung seperti intensitas cahaya yg berbeda, perbedaan

kelembaban, dll.

Dan pada tanaman 2 pertumbuhannya agak terhambat karena tanaman tersebut

diletakkan di suhu yang tidak optimum. Begitu juga pada tanaman ketiga

pertumbuhannya juga terhambat karena tidak diletakkan di suhu optimum.

Page 16: Makalah Faktor Eksternal (Suhu)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa :

Tanaman jagung tumbuh paling baik pada suhu optimal

Pada suhu minimum, pertumbuhan jagung terjadi paling lambat

5.2 Saran

Page 17: Makalah Faktor Eksternal (Suhu)

DAFTAR PUSTAKA

1. http://paretmesjed.blogspot.com/2011/04/pengaruh-suhu-terhadap-tanamanan.html

2. http://perpustakaancyber.blogspot.com/2012/11/pengaruh-suhu-terhadap-pertumbuhan-

tanaman.html

3. http://birohmah.unila.ac.id/pengaruh-suhu-maksimum-terhadap-pertumbuhan-tanaman/

4. http://budisma.web.id/pengertian-pertumbuhan-primer.html

5. http://pagemenu.blogspot.com/2012/09/karakterisrik-dan-ciri-ciri-tanaman_29.html

6. http://www.tanijogonegoro.com/2013/01/mengenal-tanaman-jagung.html

7. http://budisma.web.id/pengaruh-faktor-luar-eksternal-terhadap-pertumbuhan-

tumbuhan.html