20
I. PENDAHULUAN Seksualitas hewan terdiri dari dua jenis kelamin yaitu jenis jantan dan betina. Begitu pula seksualitas pada ikan yang dikatakan jantan adalah ikan yang mempunyai organ penghasil sperma. Sedangkan ikan betina adalah ikan yang mempunyai organ penghasil telur. Suatu populasi terdiri dari ikan-ikan yang berbeda seksualitasnya, maka populasi tersebut populasi heteroseksual. Bila populasi tersebut terdiri dari ikan- ikan betina saja maka disebut monoseksual. Namun, penetuan seksualitas ikan disuatu perairan harus berkali- kali karena secara keseluruhan terdapat macam-macam seksualitas ikan mulai dari hermaprodit sinkroni, protogini, hingga gonokhorisma yang berdeferebsiasi maupun yang tidak (Effendie, 1997). Pasangan dalam pemijahan pada ikan meliputi promiscuous, polygamous polygyny, polyandry dan monogamy (Effendie, 1997).

makalah bioper

  • Upload
    nantho

  • View
    436

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: makalah bioper

I. PENDAHULUAN

Seksualitas hewan terdiri dari dua jenis kelamin yaitu jenis

jantan dan betina. Begitu pula seksualitas pada ikan yang

dikatakan jantan adalah ikan yang mempunyai organ penghasil

sperma. Sedangkan ikan betina adalah ikan yang mempunyai

organ penghasil telur. Suatu populasi terdiri dari ikan-ikan yang

berbeda seksualitasnya, maka populasi tersebut populasi

heteroseksual. Bila populasi tersebut terdiri dari ikan-ikan betina

saja maka disebut monoseksual. Namun, penetuan seksualitas ikan

disuatu perairan harus berkali-kali karena secara keseluruhan

terdapat macam-macam seksualitas ikan mulai dari hermaprodit

sinkroni, protogini, hingga gonokhorisma yang berdeferebsiasi

maupun yang tidak (Effendie, 1997).

Pasangan dalam pemijahan pada ikan meliputi promiscuous,

polygamous polygyny, polyandry dan monogamy (Effendie, 1997).

1. Promiscuous: ikan jantan dan betina masing-masing memiliki

beberapa pasangan dalam satu musim pemijahan. Jadi ikan

jantan akan membuahi beberapa ikan betina dan ikan betina

akan dibuahi oleh beberapa pejantan. contoh: herring,

livebearers, sticklebacks, surgeonfish.

2. Polygamous Polygyny: ikan jantan memiliki beberapa pasangan

dalam satu musim pemijahan. contoh: sebagian besar jenis

chichlids (mujahir), serranidae, angelfish (maanvis), gurami.

Page 2: makalah bioper

3. Polyandry: ikan betina memiliki beberapa pasangan dalam satu

musim pemijahan. contoh: anemone fishes.

4. Monogamy: ikan memijah dengan pasangan yang sama selama

beberapa periode pemijahan. contoh: serranus (jenis beronang),

beberpa jenis cichlid (misalnya ikan Oscar), jawfish, hamlets.

Jenis kelamin ikan meliputi gonochoristic dan hermaphroditic

(Effendie, 1997).

1. Gonochoristic: jenis kelamin jelas dan tidak berubah ketika ikan

sudah matang kelamin) contoh: sebagian besar ikan masuk

kategori ini (elasmobranch, cypriniforms, salmoniforms).

2. Hermaphroditic: kemungkinan terjadi perubahan kelamin setelah

pematangan gonad

a. Simultaneous (satu individu ikan mempnyai dua jenis kelamin

yaitu jantan dan betina). Contoh: rivulus, hamlet, serranus.

b. Sequential (ikan mengalami perubahan kelamin dari jantan

ke betina, atau sebaliknya)

c. Protandrous (ikan pada awalnya berjenis kelamin betina,

kemudian berubah menjadi jantan). contoh: anemonefishes,

lates calcalifer (ikan kakap)

d. Protogynous (jenis kelamin awal betina, kemudian berubah

menjadi jantan). contoh: Angelfishes, Ephinephelus sp.

Pada umumnya ikan hermaprodit hanya satu kelamin saja

yang berfungsi pada suatu saat meskipun ada beberapa spesifik

Page 3: makalah bioper

yang bersifat hemaprodit senkron. Berdasarkan perkembanagan

ovarium dan atau testis yang terdapat dalam satu individu dapat

menunjukkan jenis hermaproditismenya (Effendie, 1997).

a. Hemaprodit sinkron/ simutan pous, dalam gonad individu

terdapat sel krelamin betina dan sel kelamin jantan yang

dapat masak bersama-sama dan siap untuk dikeluarkan.

b. Hemaprodit protandrous, ikan ini mempunyai gonad yang

mengadakan proses diferensiasi dan fase jantan ke fase

betina

c. Hemaprodit protobinynous, keadaan yang sebaliknya dengan

hemaprodit protandri. Proses diferensiasi gonadnya berjalan

dari fase betina ke jantan.

Menurut Effendie (1997), sebagian besar spesies ikan adalah

gonokristik (droecious) dimana sepanjang hidupnya memiliki jenis

kelamin yang sama. Selama gonokristik juga dikenal dua jenis

gonad. Bila kedua jenis gonad berkembang secara serentak dan

maupun berfungsi, keduanya dapat matang bersamaan atau

bergantian maka jenis hemaprodit ini disebut hemaprodit sinkroni.

Hermaprodit protandri, bila pada awalnya ikan-ikan tersebut

berkelamin jantan, namun semakin tua akan berubah kelamin

menjadi betina. Juga dikenal istilah hemaprodit proprotogini yaitu

bila pada awalnya berkelamin betina namun semakin tua akan

berubah kelamin menjadi jantan.

Page 4: makalah bioper

Kesempatan melakukan pemijahan pada setiap ikan berbeda

yaitu semelparous dan iteroparous (Moyle, 1988).

1. Semelparous (memijah sekali kemudian mati) Contoh:

lampreys, river eels (sidat/pelus), some knifefish (ikan pisau-

pisau)

2. Iteroparous (memijah beberapa kali sepanjang hidupnya)

a. Memijah sepanjang tahun, pemijahan hanya dilakukan sekali

setiap tahun, tetapi dengan masa pemijahan yang panjang.

Pematangan telur tidak terjadi secara bersamaan, sehingga

telur yang dikeluarkan dan menetas pun tdak bersamaan.

contoh: ikan-ikan rivulines.

b. Pemijahan dilakukan beberapa kali dalam satu tahun contoh:

sebagian besar ikan asuk dalam kategori ini (elasmobranch

(ikan bertulang rawan), lungfishes (ikan berparu-paru),

perciforms, Betta spp. (ikan adu).

Pengembangan budidaya air tawar dewasa ini semakin

digalakkan terutama budidaya air tawar yang rata-rata cenderung

masih menerapkan pola budidaya ekstensif. Intensifikasi budidaya

air tawar terutama bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat

akan protein hewani yang berasal dari ikan yang semakin

meningkat. Keberhasilan budidaya ikan tertentunya sangat

tergantung penyediaan benih yang mencukupi dan berkualitas baik

serta sesuai dengan tujuan budidaya.

Page 5: makalah bioper

Teknik terbaru untuk memproduksi benih ikan jantan adalah

sex reversal atau pembalikan kelamin. Pada kebanyakan ikan

terdapat kemungkinan untuk membalik jenis kelaminnya dengan

pemberian androgen atau steroid melalui pakan atau

perendaman.Salah satu faktor penting untuk keberhasilan

pembalikan jenis kelamin adalah umur dari larva ikan yang

direndam dalam larutan hormon metiltestosteron.

. Salah satu cara untuk mengatasi kelangkaan induk jantan ikan baung

dengan perubahan kelamin melalui hormon untuk memproduksi

populasi monoseks (jantanisasi). Beberapa penelitian telah

berhasil mengembangkan benih dengan menggunakan bahan

senyawa steroid sintetik dan telah menghasilkan populasi yang

monoseks (Yamazaki, 1983). Hormon steroid sangat berpotensi

untuk mengarahkan kelamin pada saat diferensiasi kelamin.

Perlakuan dengan menggunakan hormon steroid sangat

bergantung kepada jenis perlakuan, dosis, waktu, dan spesies

(Donaldson dan Hunter, 1982).

Page 6: makalah bioper

II. ISI

2.1. Dimorfisme seksual

Banyak cara untuk membedakan jantan dan betina ikan, ada

yang dapat dilihat dari ukuran, bentuk tubuhnya, warnanya

(dimorfisme seksual) dan ada pula yang harus dibelah. Informasi

tentang dimorfisme seksual ikan arwana sangatlah terbatas, baik

dalam buku-buku yang membahas jenis ikan arwana maupun

jurnal, tiak dibahas tentang dimorfisme seksual. Beberapa

informasi dalam situs internet hanya mengataknan identifikasi

gender sampai saat ini (dalam menentukan jenis kelamin ikan

arwana) masih belum ada metode yang dapat diandalkan

keakuratannya. Hal ini menyebabkan ketertarikan ilmuan untuk

meneliti tentang dimorfisme ikan arwana.

Melihat dari caranya Hub dan lagler (1949) bahwa umumnya

pengukuran morfometik membandingkan semua karakter dengan

karakter yang mapan, seperti panjang standar dari tubuh ikan

(panjang badan mulai dari ujung mulut terdepan sampai pangkal

ekor. Pengukuran morfometri didahului dengan suatu langkah

penentuan yang pasti bahwa sempel yang sedang di hadapi adalah

individu jantan atau betina yakni mengamati organ reproduksi

bagian dalamnya. Individu kelamin jantan akan memiliki organ

induvidu berjenis jantan akan memiliki organ gonad berupa testis,

betina memilki organnya berupa 0varium telur.

Page 7: makalah bioper

2.1 Definisi Monogamus

Monogamus didefinisikan sebagai perilaku afiliasi selektif

dengan pasangan, mengasuh anak, dan agresif mempertahanan

pasangan terhadap residen. Monogamus terjadi ketika peluang

untuk poligami dibatasi oleh intra-seksual kompetisi yang kuat atau

ketika individu yang diperlukan untuk mempertahankan wilayah

atau memberi makan atau membela anak-anak mereka (Insel et al,

1992).

Perilaku kawin sangat bervariasi di antara spesies vertebrata.

Pola umum perilaku kawin termasuk monogami, di mana betina

dan jantan membentuk ikatan pasangan, sosial eksklusif dengan

masing-masing lainnya, dan biasanya bekerja sama untuk merawat

anak-anak mereka, dan berbagai bentuk pergaulan bebas, di mana

individu dari salah satu atau kedua jenis kelamin pasangan dengan

lebih dari satu anggota dari lawan jenis (Winslow, 1993).

Faktor-faktor yang mempengaruhi individu memilih

monogamus antara lain, individu-individu tunggal melindungi

wilayahnya dan mempertahankan pasangannya, rendahnya

ketersediaan pasangan pengganti mencegah poligami, individu

yang kehilangan pasangan tidak dapat memiliki pasangan penggnti

dengan mudah. Selain itu, jika ada persaingan untuk pasangan

baru diharapkan untuk individu yang berkualitas tinggi bisa

Page 8: makalah bioper

berpasangan semantara yang lain belum tentu bisa. Demikian juga

jika dua individu untuk mempertahankan wilayah, individu tersebut

diantisipasi untuk selalu menjaga wilayahnya. Jika tidak maka

individu tersebut akan kehilangan pasangan dan wilayahnya atau

sebagian wilayah (Keenleyside, 1991).

Dari hasil penelitian telah membahas tentang kebiasaan

sosial monogamous dengan menggunakan genus cichlid, spesies

ikan A. nigrofasciata. Ikan jantan pada spesies ini selektif terhadap

pasangannya dan berperilaku agresif terhadap non-pasangan

setelah kawin dengan betina tertentu. Dalam sosial dan monogami

sifat agresif ikan jantan terjadi penurunan dengan waktu ketika

hewan-kelompok ditempatkan, namun lebih tinggi pada saat

dipasangkan jantan dari kelompok jantan yang tidak berpasangan

(Oldfield et al, 2010).

Dari hasil penelitian yang membahas tentang kebiasaan

seksual monogamous dengan genus cichlid, spesies Eretmodus

cyanostictus. Ikan betina lebih cepat untuk mendapatkan pasangan

dibandingkan dengan ikan jantan (Morley et al, 2002).

2.3. Sex Reversal

Sex reversal merupakan cara pembalikan arah perkembangan

kelamin ikan yang seharusnya berkelamin jantan diarahkan

perkembangan gonadnya menjadi betina atau sebaliknya. Teknik

ini dilakukan pada saat belum terdiferensiasinya gonad ikan secara

Page 9: makalah bioper

jelas antara jantang dan betina pada waktu menetas. Sex reversal

merubah fenotif ikan tetapi tidak merubah genotifnya. Teknik sex

reversal mulai dikenal pada tahun 1937 ketika estradiol 17

disintesis untuk pertama kalinya di Amerika Serikat. Pada mulanya

teknik ini diterapkan pada ikan guppy (Poeciliareticulata).

Kemudian dikembangkan oleh Yamamato di Jepang pada ikan

medaka (Oryzias latipes). Ikan medaka betina yang diberi

metiltestosteron akan berubah menjadi jantan. Setelah melalui

berbagai penelitian teknik ini menyebar keberbagai negara lain dan

diterapkan pada berbagai jenis ikan. Awalnya dinyakini bahwa saat

yang baik untuk melakukan sex reversal adalah beberapa hari

sebelum menetas (gonad belum didiferensiasikan). Teori ini pun

berkembang karena adanya fakta yang menunjukkan bahwa sex

reversal dapat diterapkan melalui embrio dan induk yang sedang

bunting.

Salah satu faktor penting untuk keberhasilan pembalikan

jenis kelamin adalah umur dari larva ikan nila yang direndam dalam

larutan hormon metiltestosteron. Hal ini sangat terkait dengan

persentase jumlah larva yang berhasil untuk dibentuk menjadi

berkelamin jantan (Maskulinisasi). Penelitian tentang umur yang

optimal bagi larva ikan nila yang akan dilakukan maskulinisasi

sejauh ini masih belum ditentukan secara pasti.

Page 10: makalah bioper

2.3.1 Manfaat

Penerapan sex reversal dapat menghasilkan populasi

monosex (kelamin tunggal). Kegiatan budidaya secara monosex

(monoculture) akan bermanfaat  dalam mempercepat

pertumbuhan ikan. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan

tingkat pertumbuhan antara ikan berjenis jantan dengan betina.

Beberapa ikan yang berjenis jantan dapat tumbuh lebih cepat

daripada jenis betina misalkan ikan nila dan ikan lele Amerika.

Untuk mencegah pemijahan liar dapat dilakukan melalui teknik

ini. Pemijahan liar yang tidak terkontrol dapat menyebabkan

kolam  cepat penuh dengan berbagai ukuran ikan. Total biomass

ikan tinggi namun kualitasnya rendah. Pemeliharaan ikan

monoseks akan mencegah perkawinan dan pemijahan liar

sehingga kolam tidak cepat dipenuhi ikan. Selain itu ikan yang

dihasilkan akan berukuran besar dan seragam. Contoh ikan yang

cepat berkembangbiak yaitu ikan nila dan mujair.Pada beberapa

jenis ikan hias seperti cupang, guppy, kongo dan rainbow akan

memiliki penampilan tubuh yang lebih baik pada jantan daripada

ikan betina. Dengan demikian nilai jual ikan jantan lebih tinggi

ketimbang ikan betina.

Sex reversal juga dapat dimanfaatkan untuk teknik

pemurnian ras ikan. Telah lama diketahui ikan dapat dimurnikan

Page 11: makalah bioper

dengan teknik ginogenesis yang produknya adalah semua betina.

Menjelang diferensiasi gonad sebagian dari populasi betina

tersebut diambil dan diberi hormon androgen berupa

metiltestosteron sehingga menjadi ikan jantan. Selanjutnya ikan ini

dikawinkan dengan saudaranya dan diulangi beberapa kali sampai

diperoleh ikan dengan ras murni.

2.3.2. Perbedaan Dengan Hermaprodit

Pada kasus hermaprodit, hormon yang diberikan hanya akan

mempercepat proses perubahan sedangkan pada sex reversal

perubahannya benar-benar dipaksakan. Ikan yang

seharusnyaberkembang menjadi betina dibelokkan

perkembangannya menjadi jantan melalui prosespenjantanan

(maskulinisasi). Sedangkan ikan yang seharusnya menjadi jantan

dibelokkan menjadi betina melalui proses pembetinaan

(feminisasi).

2.3.3. Metode Sex Reversal

Sex reversal dapat dilakukan melalui terapi hormon (cara

langsung) dan melalui rekayasa kromosom (cara tidak langsung).

Pada terapi langsung hormon androgen dan estrogen

mempengaruhi fenotif tetapi tidak mempengaruhi genotif. Metode

langsung dapat diterapkan pada semua jenis ikan apapun sek

kromosomnya.  Cara langsung dapat meminimalkan jumlah

kematian ikan. Kelemahan dari cara ini adalah hasilnya tidak bisa

Page 12: makalah bioper

seragam dikarenakan perbandingan alamiah kelamin yang tidak

selalu sama. Misalkan pada ikan hias, nisbah kelamin anakan tidak

selalu 1:1 tetapi 50% jantan:50% betina pada pemijahan pertama,

dan 30% jantan:50% betina pada pemijahan berikutnya

(http://www.supm-bone.net).

II. KESIMPULAN

Berdasarkan jurnal yang telah dibahas maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Membedakan jantan dan betina arwana Kalimantan adalah

sirip anal, ekor dan panjang kepala bagian atas sirip ekor dan

panjang kepala bagian atas lebih panjang dari betina serta

betina sedikit lebih tinggi batang ekor dan tinggi kepalanya.

2. Ikan jantan pada spesies ini selektif terhadap pasangannya

dan berperilaku agresif terhadap non-pasangan setelah kawin

dengan betina tertentu.

3. Ikan betina lebih cepat untuk mendapatkan pasangan

dibandingkan dengan ikan jantan.

4. penggunaan hormon metiletstosteron pada larva ikan nila

(Oreochromis sp.) dengan umur yang berbeda tidak

memberikan pengaruh yang nyata terhadap pembentukan

kelamin jantan, kelangsungan hidup dan laju pertumbuhan

ikan nila .

Page 13: makalah bioper

5. Pemberian akriflavin berpengaruh nyata terhadap nisbah

kelamin ikan baung. Penggunaannya lebih ekonomis dosis 25

mg/kg pakan karena pemakaian bahan lebih sedikit.

DAFTAR PUSTAKA

Donaldson, E.M dan G.A.Hunter, 1982. Sex control in fish with carticular reference to salmonids.Canadian Journal of Fisheries and Aquatic Sciences. 39:99-110.

Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta.

Insel TR, Shapiro LE. Oxytocin receptor distribution reflects social organization in monogamous and polygamous voles. Proc Nat Acad Sci USA 1992;89:5981–5.

Keenleyside MHA. 1991. Cichlid Fishes: behaviour, ecology and evolution. Chapman and Hall, London

Moyle, P.B. & J.J. Cech. 1988. Fishes. An Introduction to Ichthyology. Second Edition. Prentice Hall, New Jersey.Reinthal, P & J. Stegen. 2005. Ichthyology.

Oldfield, R.G & H.A. Hofmann. Neuropeptide regulation of social behavior in a monogamous cichlid fish. Physiology & Behavior. 2010. 102. 296–303.

Morley, J.I & Sigal N. Faithful fish: territory and mate defence favour monogamy in an African cichlid fish. Behav Ecol Sociobiol. 2002. 52:326–331.

Winslow JT, Hastings N, Carter CS, Harbaugh CR, Insel TR. A role for central vasopressin in pair bonding in monogamous prairie voles. Nature 1993; 365: 545–8.

Page 14: makalah bioper

Yamazaki, R., 1983. Sex control and manipulation in fish. Aquaculture. 33: 329-354.

DAFTAR PUSTAKA WEBSITE

http://www.supm-bone.net/index.php?option=com_content&view=article&id=72:sex-reversal. Diakses 7 Oktober 2012

Page 15: makalah bioper

TUGAS STRUKTUR BIOLOGI PERAIRANSEKSUALITAS IKAN

Oleh :

Dewi yulianti H1G008015Widya Ratna Nur H1G008016

Gayuh Laksanaputra H1G008025Dwi nanto H1G008027

Sugandi H1K011037

JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTANFAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

Page 16: makalah bioper

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANPURWOKERTO

2012