Upload
phambao
View
285
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH
Audio : Mendengar Dan Belajar
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Media Pembelajaran PAI
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Hasyim 201410010311059
Arabiah 201410010311057
Dewi puspitasari 201410010311089
Slamet Ramadhani 201410010311079
Rendi Orchida Trihani 201410010311064
Muhammad Ibnu Rijal 201410010311095
Dosen Pengampu : Saiful Amien, M. Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan proses belajar mengajar yang dilakukan untuk mencapai
tujuan tertentu. Yaitu tujuan akhi agar siswa memperoleh kedewasaan. Kedewasaan
seperti apakah? Hal tersebut terkait dengan materi dan pesan yang di sampaikan oleh
sang guru. Sehingga guru sangat memegang peran besar untuk mencapai keberhasilan
anak didik. seorang guru dalam melaksanakan kompetensi pendidikan di tuntut untuk
memiliki kemampuan secara metododlogis dalam hal peancangan dan pelaksanaan
pembelajaran. Termasuk di dalamnya penguasaan, pemanfaatan dan penciptaan media
pembelajaran yang sesuai. Karena penggunaan media pembelajaran di sadari akan
sangat membantu aktivitas pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas. Segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau bahan pembelajaran harus
disesuaikan dengan kebutuhan siswa, sehingga dapat menarik perhatian, minat, fikiran,
dan perasaan dalam kegiatan belajar.
Peranan media di dalam proses pendidikan adalah alat yang dapat membantu
proses belajar mengajar yang berfungsi memperjelas makna pesan yang di sampaikan
dehingga tujuan proses belajar mengajar dapat tercapai dengan sempurna. Media
berperan sebagai alat yang sangat besar dampaknya di dalam belajar serta dapat pula
menumbuhkan motivasi belajar sehingga peserta didik tidak bosan dalam meraih
tujuan-tjuan belajar.
Seiring bertambahnya waktu dengan perkembangan zaman. Penyampaian materi
ajar dalam pembelajaran dimana guru hanya menerangkan tanpa menggunakan media
telah dianggap semakin tidak efisien, karena tanpa menggunakan media, ide pokok
materi akan lebih sukar untuk di tangkap oleh siswa hingga menyebabkan
miscomunication antara ide atau gagasan yang di sampaikan oleh guru dengan persepsi
siswa. Oleh sebab itu pada era sekarang ini, penyamapaian materi dengan media yang
beragam dan yang sesuai dengan materi semakin penting untuk mencapai hasil belajar
yang maksimal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis-jenis media adudio untuk pembelajaran ?
2. Apa saja kelebihan dan kekurangan media audio ?
3. Apa saja 5 kriteria penilaian dan pemilihan audio ?
4. Bagaimana penerapan media audio pada pembelajaran PAI ?
5. Apa perbedaan mendengar dan menyimak ?
6. Apa saja 4 area penyebab pelemahan komunikasi audio ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui jenis-jenis media audio untuk pembelajaran
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan media audio
3. Mengetahui 5 kriteria penilaian dan pemilihan audio
4. Mengetahui penerapan media audio pada pembelajaran PAI
5. Mengetahui perbedaan mendengar dan menyimak
6. Mengetahui 4 area penyebab pelemahan komunikasi audio
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jenis-Jenis Media Adudio Untuk Pembelajaran
Media Audio
Berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan dengan indera pendengaran.
Pesan yang akan disampaikan di tuangkan ke dalam lambang-lambang auditif, baik verbal
(ke dalam kata-kata atau bahasa lisan) maupun non verbal. Ada beberapa jenis media yang
dapat kita kelompokkan dalam media audio, antara lain radio, alat perekam pita magnetik,
piringan hitam, dan laboratorium bahasa.1
Secara teknis, hal pokok dalam pembuatan media audio adalah mengenal perlatan
audio yang akan kita pergunakan, terutama peralatan yang mampu merekam suara,
diantaranya adalah phonograph (gramaphone), open reel tapes, casseltte tapes, dan
compact disk. Hal lain yang akan menjadi pembahasan pada sub ini adalah peranan radio
dan laboraturium bahasa sebagai media pendidikan dan pembelajaran.2
1. Phonograph (Gramaphone)
Pada 6 Desember 1877 Thomas A. Edison (1847-1931) berhasil memmbuat
rekaman suaranya sendiri mengucapkan “Mary Had a Little Lamb” yang sampai saat
ini masih ada. Model fonografnya (phonograph) terbuat dari silinder yang dibungkus
kertas alumunium dan ditoreh dengan jarum, silinder tersebut digerakkan dengan
engkol secara manual, pada tahun berikutnya dia mendsain mesin tersebut digerakkan
oleh motor listrik. Selain Edison, pada 1887, seorang Amerika kelahiran Jerman, Emil
Berliner (1851-1929) berhasil membuat alat rekam yang menggunakan cakram datar,
disebut gramafon (gramaphone).
Cakram datar yang kemudian dikenal dengan nama piringan hitam (record), telah
berkali-kali mengalami perkembangan dalam pembuatannya. Di masa awal dibuat dari
seng yang dilapisi lilin, tetapi lapisan ini diubah menjadi lak, menjadi plastik, dan
akhirnya menjadi vinil. Piringan hitam pertama berputar dengan kecepatan 78 putaran
per menit (rpm atau revolutions per minute) dan mempunyai satu jalur rekaman atau
monaural. Stereophonic (dua jalur rekaman) diperkenalkan di Inggris oleh EMI pada
1933 dan akhir 1960-an piringan hitam strereo mulai marak dipasaran.
1 Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan pengertian, pengembangan, dan pemanfaatannya, ( Jakarta :
Rajawali Pers, 2010 ), Hal. 49
2 Yudhi Munadi, Media Pembelajaan : Sebuah Pendekatan Baru. ( Jakarta : Gaung Persada Press. 2010 ), Hal.
69
Bila dibandingkan dengan media audio lainnya, alat rekam yng satu ini memiliki hasil
yang baik. Dengan speed tinggi yang dimilikinya, yakni 78 rpm, 45 rpm, 33.1/3, 16.1/6, rpm
maka frequensy respons pun tinggi sehingga mampu merekam berbagai macam suara mulai
dari ucapan kata-kata hingga badai, kicau burung, musik simponi dan lain-lain. Hanya saja
piringannya mudah tergores dan aus serta diameternya yang besar (7, 10, 12 inci) cukup
mengambil tempat. Alat ini cocok digunakan untuk musik, drama, puisi, dongeng, tutur
cerita, dan lain-lain.3
2. Open Reel Tapes
Kelebihan program audio yang menggunkan pita Open Reel Tape Recorder ialah
kualitas suaranya lebih bagus dibanding yang mengguanakn pita kaset. Hal ini disebabkan
kecapatan open reel tape recorder lebih tinggi dibandingkan kecepatan perekam kaset
audio tersebut, karena unsur kecepatan tersebut berpengaruh pada frequency respons
(tanggapan frekuensi). Semakin tinggi kecepatannya, semakin tinggi tanggapan
frekuensinya. Wilayah frekuensi audio adalah dari 50 Hz sampai 20 Khz. Open reel tape
recorder ini, ada menggunakan sistem full track (mono) dan yang menggunakan sistem
stereo. Umumya program-program audio diperbanyak dalam bentuk mono.
3. Cassette Tapes
Perekam kaset audio ini adalah yang paing populer di kalangan masyarakat. Berfungsi
sebagai play back program dalam bentuk kaset ataupun sebagai perekam. Adapun panjang
kaset (waktu putar) memiliki variansi, tergantung tipe kasetnya, yaitu:
a) C-30 = waktu putar (side) persisi 15 menit.
b) C-60 = waktu putar persisi 30 menit.
c) C-90 = waktu putar persisi 45 menit.
Untuk berbagai keperluan, maka dibuat pita kaset dalam beberapa kualitas, yaitu dari
yang paling rendah, normal, FeCr, Cr02 dan Metal. Umumnya program-program audio
(untuk pendidikan), dibuat diatas pita kaset jenis normal. Sehingga tape kaset (dikenal
juga sebutan tape dek) yang dipergunakan tidak usah memiliki fasilitas untuk pita metal.
4. Compact Disc
Sejak penemuan fonograf dan gramafon, inovasi secara revolusioner di dunia audio-
rekam terjadi pada 1979, yakni lahirnya compact disc (CD) sebagai hasil pencampuran
komputer dan teknologi laser.Sejak 1982, produk ini mulai mengambilh alih pasar yang di
dominasi oleh piringan hitam vinil. Pada 1990-an, piringan hitam benar-benar hilang dari
rak toko tergeser oleh kaset CD. Compact Dist (CD) atau cakram padat adalah sebuah
piringan optikal yang digunakan untuk menyimpan data secara digital. Memang, pertama
kali cakram padat ini dikembangkan untuk menyimpan data audio digital dan
3 Ibid, Hal 69
diperkenalkan pada 1982. Media ini tetap menjadi format standar dalam pemutaran
rekaman audio komersial hingga pertengahan 2006.
Sebuah cakram padat audio mengandung satu atau lebih lajur stereoyang disimpan
dengan proses pengkodean PCM 16-bit pada sampel rasio 44,1 kHz. Cakram padat
berdiameter 12 cm mampu menampung sekiat 80 menit data berupa audio. Cakram padat
berdiameter 8 cm, yang terkadang digunakan untuk CD demo, mampu menampung sekitar
20 menit data berupa audio. Teknologi cakram padat kemudian diadobsi untuk digunakan
sebagai alat penyimpanan data yang dikenal sebagai CD-ROM serta untuk media yang
dapat ditulis sekali maupun berulang-ulang.
Beberapa kelebihan CD adalah sebagai berikut :
Dibanding piringan hitam, CD jauh lebih kecil 12 cm.
CD tidak bersinggungan dengan alat pembacanya, laser. Dengan demikian ia dapat
tahan terdapat keausan dari penggunaan berulang.
Teknologi CD juga memungkinkan menghilangkan suara gangguan permukaan yang
sering mengganggu sebagaimana pada piringan hitam.
Mutu suara dari CD dapat diperbaiki karena musik direkam secara digital artinya,
suara tidak secara fisik digoreskan ke dalam atau pada permukaan seperti pada
piringan hitam, tetapi disandingkan menjadi permukaan yang memantulkan cahaya,
menggunakan penulisan Biner yang sama seperti yang digunakan dalam bahasa
komputer, yang kemudian dibaca oleh laser. Beberapa istilah yang sering muncul di
era digital ini di antaranya adalah :
Digital adalah sebuah tata kerja elektronik yang menggunakan binary
numbering system sebagai formula dasarnya. Pada rekaman digital, sinyal
elektrik analog di ubah terlebih dahulu oleh ADC (Analog to Digital Converter)
menjadi sinyal digital supaya bisa di terima, dibaca dan di proses oleh sistem
digital tersebut.
Binnary Digit (Bit) adalah dua buah angka, yakni 0 dan 1 yang di gunakan
untuk menerapkan sistem digital. Bit terpakai dalam BNS (binary numbering
system).
Laser atau Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation menurut
teori Albert Einstein (1879-1955), yakni bila terdapat lebih banyak foton dari
pada electron dalam suatu bentuk radiasi (seperti cahaya) perbedaan energy
dapat merangsang sebuah electron Untuk melompat ketingkat energy yang lebih
rendah menyebabkan emisi dari foton yang lain, oleh karena itu memperkuat
(amplification).
Analog adalah sistem proses sinyal (audio) yang menggunakan perangkat
elektrik dan magnetik tanpa di bantu oleh chipset binary.
CD-ROM atau compact disc read only memory, yakni compact disc yang dapat
menyimpan informasi komputer di dalamnya. Isi CD-ROM tidak dapat di
tambah atau di kurangi. (Aryo Seto, Audiopro 2003)
5. Radio
Gelombang radio di temukan pada 1887 di Jerman oleh Heinrich Hertz (1857-1894)
dan penemuan ini membuka jalan bagi Guglielmo Marconi (1874-1937) untuk melakukan
komunikasi nirkabel pertama di tahun 1895. Sinyal radio di pancarkan menggunakan
gelombang pembawa. Gelombang radion merupakan bagian dari spektrum
elektromagnetik. Gelombang radio dengan panjang gelombang paling panjang di
pantulkan oleh lapisan udara yang berada tinggi dalam atmosfer bumi, disebut ionosfer.
Dengan cara ini pesan lewat radio dapat di pantulkan sehingga mencapai jarak yang amat
jauh.
Pemancar radio mengubah, atau melakukan modulasi gelombang radio agar dapat
menyampaikan informasi. Dalam radio AM ketinggian gelombang pembawa di ubah-ubah
menurut suara yang di tangkap oleh mikrofon. Dalam radio FM, frekuensi, atau jarak
antara puncak gelombang radio yang di ubah. Pesawat penerima radio menangkap sinyal
ini, memperkuat dan kemudian mengartikannya. Bila sinyal itu lemah, radio AM dapat
mengeluarkan bunyi desis (gemerisik), itulah sebabnya radio ini di gantikan oleh radio
FM, yang penerimanya jauh lebuh jernih.
Di dunia pendidikan, hingga saat ini radio masih di gunakan sebagai media
pembelajaran, khususnya untuk pembelajaran program pendidikan jarak jauh. Sebenarnya
radio termasuk dalam jenis media massa yakni media untuk komunikasi massa. Sedangkan
pembelajaran termasuk komunikasi publik / kelompok. Namun, untuk beberapa konteks,
program radio bisa dikhususkan untuk komunikasi publik atau kelompok.
Kelebihan dari media jenis radio ini yang paling menonjol adalah kemampuannya
dalam mendistribusikan pesannya secara cepat dengan jangkauan sasaran yang sangat
luas. Karakteristik lain dari media ini adalah program siaran radio dapat bersifat langsung
(live) dapat pula bersifat tunda (rekaman).
Program radio yang sangat memungkinkan di jadikan media pembelajaran adalah
program tunda, yakni bahan-bahan atau isi pesan ajarnya (program audionya) di rekam
terlebih dahulu.melalui program audio rekam, para siswa yang berada di berbagai wilayah
dapat di kondisikan terlebih dahulu oleh para gurunya. Apabila pembelajarn melalui radio
di lakukan dengan cara siaran langsung, maka sering terjadi adalah kesulitan
terintgrasikannya jadwal siaran pembelajaran di radio dengan jadwal pembelajaran di
sekolah. Kelemahan yang paling menonjol dari radio ini adalah sifat komunkasinya hanya
satu arah (one way communication) dan sentralistik, yakni siaran di sentralistikan
sehingga guru di sekolah sulit untuk mengontrol proses penyampaian pesannya.4
Sebagai suatu media, radio mempunyai beberapa kelebihan jika di bandingkan dengan
media yang lain, yaitu :
1) Harganya relatif lebih murah dan variasi programnya lebih banyak daripada TV.
4 Ibid, Hal. 69
2) Sifatnya mudah dipindahkan (mobile). Radio dapat dipindah-pindahkan dari satu
ruang keruang yang lain dengan mudah.
3) Jika digunakan bersama-sama dengan alat perekam radio bisa mengatasi problem
jadwal karena program dapat direkam dan diputar lagi sesuka hati.
4) Radio dapat mengembangkan daya imajinasi anak.
5) Dapat merangsang partisipasi aktif pendengar. Sambil mendengarkan, siswa boleh
menggambar, menulis, melihat peta, menyanyi ataupun menari.
6) Radio dapat memusatkan perhatian siswa pada kata-kata yang di gunakan pada bunyi
dan artinya. (terutama ini sangat berguna bagi program sastra/puisi).
7) Siaran lewat suara terbukti amat tepat/cocok untuk mengajarkan musik dan bahasa.
8) Radio dapat mengerjakan hal-hal tertentu secara lebih baik bila dibandingkan dengan
jika dikerjakan oleh guru, antara lain :
a) Radio dapat menampilkan kedalam kelas guru-guru yang ahli dalam bidang studi
tertentu, sehingga dapat mengatasi masalah kekurangan guru yang layak untuk
mengajar.
b) Peralatan lewat radio bisa lebih bermutu baik dari segi ilmiah maupun metodis. Ini
mengingat guru-guru kita jarang yang mempunyai waktu dan sumber-sumber
untuk mengadakan penelitian dan menambah ilmu, sehingga bisa dibayangkan
bagaimana mutu pelarannya.
c) Radio dapat menyanjikan laporan-laporan seketika (on the spot). Pelayanan radio
yang sudah maju mempunyai banyak sumber di perpustakaan arsipnya yang siap di
pakai, dan
d) Siaran-siaran yang aktual dapat memebrikan suasana kesegaran (immedicacy) pada
sebagian besar topik.
9) radio dapat mengerjakan hal-hal tertentu yang tak dapat dikerjakan oleh guru. Dia
dapat menyajikan pengalaman-pengalaman dunia luar di kelas. Kisah petualang
seorang pengembala bisa dituturkan ke kelas-kelas secara langsung lewat radio.
10) radio dapat mengatasi batasan ruang dan waktu karena jangkauannya yang luas.
Selain kelebihan-kelebihan tersebut, sebagai mendia pendidikan radio mempunyai
kelemahan kelemahan pula, antara lain :
1) Sifat komunikasinya hanya satu arah (one way communication).
2) Biasanya siaran disentralisasikan sehingga guru tak dapat mengontrolnya, dan
3) Penjadwalan pelajaran dan siaran sering menimbulkan masalah. Integrasi siaran radio
ke dalam kegiatan belajar mengajar di kelas sering kali menyulitkan.5
6. laboratorium bahasa
Laboratorium bahasa adalah alat untuk melatih siswa mendengar dan berbicara dalam
bahasa asing dengan jalan menyajikan materi pelajaran yang disiapkan sebelumnya.
Media yang dipakai adalah alat perekam sebagaimana dijelaskan diatas. 5 Arief S. Sadiman, dkk, Op.Cit, Hal : 52
Dalam laboratorium bahasa siswa duduk sendiri-sendiri di dalam kotak bilik akustik
dan kotak suara. Siswa mendengar suara guru yang duduk di ruang kontrol lewat
headphone. Pada saat dia menirukan ucapan guru dia juga mendengar suaranya sendiri
lewat headphonenya, sehingga dia bisa membandingkan ucapannya dengan ucapan guru.
Dengan demikian dia bisa segera memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuatnya.6
B. Kelebihan Dan Kekurangan Media Audio
Audio memiliki dua format utama yaitu digital dan analog. audio digital melingkupi
berbagai format dan cara-cara penyimpanan untuk mengakses streaming dan podcasting.
Material pendidikan dalam format ini bisa dibeli pada cakram padat, diunduh atau diubah
sebagai MP3, diunduh sebagai WAV dari Web, dibuat oleh pengajar atau siswa.
perekaman digital kemudian diputar ulang dalam berbagai macam pemutar.
Penyimpanan Audio Digital
Berkas digital disimpan pada CD, hard drive komputer, flash drive atau perekam digital
yang dipegang dengan format MP3 atau WAV. Cakram padat ( CD ) merupakan format
standart dalam pendidikan. CD sebgai tempat menyimpan musik dalam bentuk bit-bit
informasi digital. Informasi secara selektif bisa diakses oleh pemblajar atau diprogram oleh
pengajar. Keuntungan CD adalah tahan terhadap kerusakan. Noda bisa dibersihkan dan
goresan biasa tidak mempengaruhi pemutaran kembali. Jika goresan mempengaruhi sinyal
audio maka resin dapat digunakan untuk memperbaiki cakram. MP3 merupakan format
kompresi audio yang menjadikan berkas yang besar menjadi berkas kecil yang bisa
didapatkan dengan mudah dan cepat di internet. MP3 adalah salah satu cara penikmat audio
dan untuk mendapatkan informasi lagu-lagu terbaru. Sisi jeleknya tidak semua situs
menyediakan musik yang legal.
WAV merupakan versi digital dari audio analog yang terbuat dari kartu suara komputer
dan piranti lunak untuk mengubah dan menyimpan dalam format digital. Penyimpanan ini
pada perangkat CD, drive portabel USB, atau drive jaringan pemutar kembali di stasiun kerja
komputer atau seluruh kelas. Keuntungan format WAV meliputi berkas yang berkualitas
tinggi dan penggunaan saluran berganda untuk suara. Sedangkan kekurangannya WAV
adalah berkas dengan kapasitas besar sehingga sebagian besar klip audio harus pendek
durasinya serta sebelum meutarnya harus mengunduh terlebih dahulu secara keseluruhan.
Mengakses audio digital
Streaming audio merupakan pengiriman paket-paket pada pengguna yang memberikan
kesempatan untuk menyimak bagian berkas sebari menunggu bagian tambahan lainnya dari
berkas untuk diunduh. Podcasting merupakan file audio rekaman dalam forma MP3 yag
disebarkan melalui internet. Dengan piranti lunak podcasting para siswa dan guru dapat
membuat pertunjukan dan meminta para pelanggan mengunduhnya serta menyimaknya di
komputer atau pemutar audio portabel. podcastingmemungkinkan guru dengan mudah
6 Yudhi Munadi, Loc.Cit, Hal. 69
merekam ceramah, foto, latihan bahasa asing, dll. Podcasting jauh lebih mudah untuk
diperoleh, bisa didengar kapan saja karena salilannya terdapat dalam komputer atau audio
portabel dan secara otomatis dikirimkan ke pelanggan sehingga tidak dibutuhkan
pengunduhan aktif. Podcasting menawarkan kesempatan kepada guru dan siswa agar suara
mereka di dengar di seluruh dunia.
Radio internet
Siaran internet radio menggunakan internet untuk menawarkan berbagai program
musik, olahraga, sains, cuaca, dan berita setempat/ nasional/internasional.
Pemutar audio digital portabel
Disebut pemutar musik digital portabel karena sebagain besar masyarakat
menggunakannya untuk memutar musik contohnya apple iPod. Dalam pendidikan
penerapannya sama seperti audio dan CD yang meliputi presentasi audio, musik yang
berkaitan dengan pelajaran, buku bicara, pidato bersejarah, simfoni, bahasa prancis sehari-
hari. Kurikulum menjadi hidup manakala audio bagian dari pengajaran. Pemutar audio
portabel membuka pilihan-pilihan yang asyik bagi pembelajar bahasa sebagai contoh para
siswa bisa merekam dan merekam kembali pilihan bacaan serta menyerahkannya pada
pengajar untuk dievaluasi. Para siswa juga bisa mempraktek presentasi lisan dan berbicara
bahasa asing yang sedang dipelajari sementara guru menggunakan alat tersebut untuk
mendiktekan rencana mapel dan catatan penelitian, atau merekam daftar pekerjaan.
Format audio analog
Audio analog dalam bentuk kaset pita audio, yang merukan sumber umum digukan
dalam ruang kelas. Kaset pita audio digukan bagi pusat membaca, kits aktivitas, dan
pengajaran personal.
Menyimpan audio analog
Kaset pita digukana untuk menyimpan audio analog. kaset pita diidentifikasi
berdasarkan jumlah waktu rekaman yang dimiliki seperti contoh sebuah kaset C-60 bisa
merekan 60 menit pake suara menggukan kedua sisi yaitu 30 menit untuk tiap sisi. Kaset
tersedia dalam berbagai ukuran panjang kaset audio memberikan keluasan merekam rekaman
siswa dan guru dengan mudah dan ekonomis kaset tahan lama dan mudah digunakan, kaset
bisa dimasukan dan dikeluarkan dari pemutar kaset dalam beberapa detik. Rekaman tidak
mudah rusak dan tersimpan dengan mudah. Terdapat kelemahan bagi kaset. Kaset yang lebih
lama durasinya terkadang macet atau kusut dalam mesin pemutar karena tipisnya kaset. Jika
ini terjadi, kecuali konten pada kaset unik serta berharga disarankan untuk membuangnya.
Jika kaset itu sekali kusut atau macet kemungkinan akan kusut lagi dilain waktu.
Respons frekuensi dan kualitas keseluruhan dari alat pemutar kaset tidaklah sebagus
CD karena speaker yang kecil disebagian besar alat pemutar kaset. Tetap, bagi pemanfaatan
pengajaran sudah lebi dari cukup.
Mengakses audio analog
Pemutar kaset audio tersedia dengan mudah dan sangat mudah digunakan. Bagi para
siswa sudah menggunakannya sejak kanak-kanak bahkan anak yang sangat kecil suka
merekam suaranya dan memutar kembali. Penggunaan umum lainnya bagi anak kecil adalah
memutar narasi yang telah direkan sebelumya dari buku cerita sambil mengikuti alur buku.
Perekam kaset bersifat masukkan dan putar. Masukan saja kaset dan siap diputar
dengan putaran kaset audio para siswa bisa mendengar apa yang direkam dikaset tambahkan
sebuah mikrofon maka mereka dapat merekam suaranya atau suara lain. Sebagian besar
pemutar kaset dicolok kecolokan untuk mendapatkan daya. Beberapa mengguakan bateray
dan banyak menggukan listrik rumah tangga.
Kelebihan
1. Tersedia dimana-mana dan mudah digunakan
Sebagian besar siswa telah banyak menggunakan memutar CD dan pemutar kaset sejak
mereka masih kecil dan banyak yang telah menggunakan pemutar MP3.
2. Tidak mahal
Audio adalah perangakat yang disimpan (cakram dan kaset) dan perlengkapan sudah
dibeli, tidak diperlukan biaya tambahan lagi karena perangkat simpan bisa dihapus dan
digunakan kembali. Berkas MP3, banyak yang tersedia di internet secara gratis atau berbiaya
murah.
3. Bisa direproduksi
Bisa dengan mudah mendapatkan aplikasi atau menambahkan material audio dalam
jumlah yang banyak, untuk di gunakan di ruang kelas, di pusat media, dan di rumah.
4. Menyediakan pesan lisan untuk meningkatkan pembelajaran
Para siswa yang kurang memiliki kemampuan membaca yang terbatas bisa belajar dari
media audio, yang menyediakan pengalaman bahasa dasar. Para siswa bisa mendengar dan
mengikuti di sepanjang material visual dan teks.
5. Menyediakan informasi terbaru
Audio berbasis audio sering kali merupakan penyiaran pidato, presentasi atau penampilan
langsung.
6. Menyediakan akses gratis bagi berkas-berkas audio
Web ini memiliki sejumlah berkas audio terarsip gratis dari sosok bersejarah terkemuka,
seperti politisi, ilmuwan, penulis, dan pemimpin masyarakat.
7. Ideal untuk mengajarkan bahasa asing
Sumber daya audio sangat bagus untuk mengajarkan bahasa asing karena belajar bahasa
asing tidak hanya memungkinkan para siswa untuk mendengar kata-kata yang dilafalkan oleh
penutur asli, tetapi juga memungkinkan mereka untuk merekam pelafalan mereka sendiri
sebagai perbandingan.
8. Merangsang guru membaca dan mendengar
Media audio bisa menyediakan cara yang merangsang bagi yang membaca dan
mendengar, audio ini bisa menyajikan pesan lisan yang lebih dramatis denga sedikit imajinasi
dari pihak yang mendengar agar bisa menjadi serba guna.
9. Dapat diulag
Para pengguna bisa memutar ulang bagian dari material audio sesering yang dibutuhkan
untuk memahaminya.
10. Portabel
Pemutar audio yang bisa digunakan “di lapangan ” dengan daya baterai. Perangkat audio
portabel ideal digunakan di rumah; banyak para siswa telah memiliki pemutar mereka sendiri.
11. Memudahkan penyiapan mapel
Para pengajar bisa merekam mapel mereka sendiri dengan mudah dan ekonomis, yang
menghapus dan merekam material yang telah lama dan tidak bermanfaat lagi.
12. Pilihan mudah ditempatkan
CD adalah tempat yang digunakan guru dan siswa untuk menempatkan pilihan di cakram
padat dan memprogram mesin untuk memutar dalam urutan yang diinginkan.
13. Tahan kerusakan
Noda bisa dicuci, dan goresan biasa tidak memengaruhi pemutaran. File MP3 bisa di
simpan di hard drive komputer, drive portabel, atau pemutar MP3.
Kekurangan
1. Perhatian hak cipta
CD yang diproduksi komersial bisa dengan mudah mengcoppy, yang mungkin
mengakibatkan pelanggaran hak cipta.
2. Tidak memantau perhatian
Beberapa siswa kesulitan belajar mandiri, sehingga ketika mereka menyimak audio
rekaman perhatian mereka mungkin cenderung ke mana-mana, Akan tetapi tidak sepenuhnya
menyimak dan memahaminya.
3. Kesulitan dalam penentuan kecepaan
Menentukan kecapatan yang tepat untuk menyajikan informasi bisa menjadi sulit jika
siswa kurang memiliki tingkat perhatian dan latar belakang pengalaman yang beragam.
4. Kebutuhan perlengkapan digital dan piranti lunak
Audio digital membutuhkan peranti lunak dan perlengkapan yang dirancang untuk
memutar atau merekam format digital spesifik. Misalnya untuk merekam CD, peranti lunak
untuk mengubah audio menjadi format digital.
5. Urutan yang kaku
Pemutaran kaset audio menetapakan urutan sebuah presentasi meskipun susah untuk
memindai material audio seperti yang ingin dilakukan pada material teks cetakan. CD tidak
memiliki keterbatasan ini, dan itulah kenapa format ini memainkan peranan sangat penting
dalam pengajaran.
6. Kesulitan dalam menempatkan segmen
Susah untuk menempatakan segmen spesifik pada sebuah pemutar kaset audio. CD
memberikan aksesibilitas yang jauh lebih mudah pada pilihan spesifik.
7. Berpotensi terjadi penghapusan tidak disengaja.
Kaset audio bisa dihapus dengan mudah, yang menjadi permasalahan. Karena rekaman
kaset audio ini bisa dengan mudah dan cepat dihapus ketika tidak lagi dibutuhkan, mereka
bisa tanpa sengaja dihapus ketika seharusnya disimpan.7
C. Lima Kriteria Penilaian Dan Pemilihan Audio
Dalam sebuah pembelajaran diperlukan kriteria dalam memilih dan menilai audio
dengan tepat. Tujuannya agar pembelajaran dapat berjalan dengan efektif serta pesan yang
disampaiakan dapat diterima dengan baik oleh peserta didik. Maka dalam hal ini sangat
penting kaitannya dengan pemilihan dan penilaian media audio yang tepat. Adapun 5
kriteria dalam memilih media audio tersebut ialah :
1. Media yang dipilih hendaknya sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
2. Media yang dipilih dapat menjelaskan informasi atau materi yang akan disampaikan.
3. Ketersediaan media yang ada di sekolah atau kemampuan guru dalam merancang media.
4. Kondisi siswa, media yang dipilih diseduaikan dengan kondisi siswa.
7 Sharon E Smaldino, dkk, Instruksional Technology & Media For Learning , ( Jakarta : KENCANA, 2012 ),
Hal. 368-378
5. Biaya yang dikeluarkan sesuai dengan manfaat yang didapatkan dari penggunaan
media.8
Selain kriteria diatas terdapat juga kriteria lain yang diantaranya :
1. Memastikan bahwa seluruh siswa dapat mendengar dan menyimak
Pada hakikatnya mendengar merupakan dasar dari menyimak. Oleh karena itu,
hendaknya seorang guru sebelum menggunakan media audio dapat memperhatikan terlebih
dahulu bahwa seluruh siswa dapat mendengar dengan normal. Pembelajaran dalam kelas
tidak mungkin ideal bagi pencapaian akademik untuk siswa yang pendengarannya terganggu,
hal itu akan memberikan dampak negatif kepada siswa yang pendengarannya terganggu.
Maka dari itu seorang guru penting untuk mengidentifikasi hal ini.
2. Konsultasi dari dengan spesialis media di sekolah
Sebelum menentukan atau memilih media yang diggunakan dalam pembelajaran,
hendaknya guru mengkonfirmasi kepada pihak sekolah, apakah media yang dibutuhkan dapat
dijangkau sekolah atau tidak. Hal ini agar dapat disesuakan antara kebutuhan media yang
digunakan dengan kondisi sebuah instansi pendidikan.
3. Menyesuaiakan antara aplikasi spesifik untuk menyesuaiakan dengan sifat spesifik dari
topik dan tujuan materi yang diajarkan
Guru juga harus memperhatikan topik materi yang di ajarkan dengan penggunakan
aplikasi audio. Karena hal ini sangat berpengaruh untuk menentukan materi yang diajarkan,
apabila aplikasi yang digunakan spesifik maka topik atau materi yang diajarkan dapat
ditransformasikan dengan baik.
4. menentukan media audio yang sesuai dengan tingkat pengalaman peserta didik
Peserta didik akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan apabila media yang
digunakan dalam proses pembelajaran di kelas sebelumnya sudah pernah didapati atau
digunakan peserta didik. Karena hal ini akan memudahkan peserta didik dalam menangkap
informasi secara masive. Karena berangkat dari pengalaman sebelumnya seseorang akan
dapat dengan mudah mengingat informaasi yang pernah didapatkan.
8 Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta : Ciputat Press, 2002 ), Hal. 126
5. ruangan atau laboratorium khusus untuk pembelajaran audio
Adanya tempat yang mendukung untuk pembelajaran menggunakan media audio sangat
berpengaruh besar terhadap tercapainya suatu pembelajaran yang kondusif, jika fasilitas
kurang mendukung maka pembelajaran tidak akan kondusif. Oleh karena itu dibutuhkan
sebuah ruangan khusus untuk melakukan pembelajaran melalui media audio.
5 kriteria menilai media audio :
1. melakukan pratinjau dan menilai material yang digunakan baik yang diproduksi secara
komersil maupun tidak.
Berbagai macam media audio yang diproduksi memiliki lisensi dari sumbernya, hal
yang harus diperhatikan adalah mengafirmasi apakah media tersebut ilegal ataupun legal.
Karena hal tersebut akan menimbulkan dampak negatif apabila tidak dilakukan pratinjau
terlebih dahulu.
2. memperhatikan kualitas media audio yang digunakan
Kebanyakan media elektronik yang beredar dimasyarakat memiliki berbagai macam
label atau merek, tidak menuntup kemungkinan media audio mengalami hal tersebut. Karena
bisa jadi hal tersebut berpengaruh pada kualitas media tersebut.
3. mempertimbangkan ekspetasi siswa dalam menggunakan media audio
Tingkat pencapaian dari hasil media audio yang digunakan harus sesuai dengan
ekspetasi siswa agar target maupun indikator dalam pembelajaran dapat tersampaikan.
Semisal media CD bisa diputar ulang ketika siswa tidak berada dalam ruangan kelas.
4. mempertimbangkan material yang bergantung pada audio dalam membantu siswa untuk
menafsirkan informasi.
Media audio yang digunakan harus mudah dicerna oleh siswa sehingga memudahkan
siswa dalam menangkap informasi. Hal ini apabila tidak dipertimbangkan pembelajaran tidak
akan efektif sehingga ketergantungan terhadap media tidak akan menghasilkan apa-apa.
5. memastikan bahwa media audio yang digunakan mudah diakses
Dari berbagai macam media audio tidak semuanya mudah dijangkau dan diakses oleh
pseserta didik, penggunakan media yang mudah dijangkau akan memudahkan pula
pembelajaran karena siswa dapat menggunakannya dimana saja. Semisal media mp3 yang
dapat direkam dan diputar kembali akan memungkinkan siswa menggunakan media tersebut.9
Penerapan Media Audio Terhadap Pembelajaran PAI
Beberapa alternatif sajian bahan program media audio antara lain :
1. Talkshow dan diskusi. Program talkshow dan diskusi dapat dibuat menjadi program audio
yakni dengan cara merekamnya.
2. Drama dan sandiwara. Drama dan sandiwara audio banyak terdengar pada program radio
yang biasanya berseri atau berepisode.
3. Bercerita. Program cerita audio biasanya dibuat oleh seseorang yang memiliki talenta atau
kemampuan yang multisuara seperti dalang.
4. Model. Yang dimaksud dengan model adalah materi program ini diharapkan dapat ditiru
oleh pendengarnya ( siswa ).
5. Musik dan lagu. Lagu-lagu yang mengandung pesan pendidikan, musik untuk mengiringi
slide serta efek suara atau simbol audio non verbal lainnya.10
Berdasarkan penjelasan diatas maka penerapan media audio pada pembelajaran PAI
dengan talkshow dan diskusi adalah dengan memilih 2 sampai 3 orang sebagai narasumber
dan 1 sebagai moderator yang dapat dipilih dari siswa dan guru atau orang ahli dibidang yang
akan dibahas dengan durasi 15 sampai 20 menit. karena program talkshow dan diskusi audio
berguna untuk memahami sebuah pengertian konsep maka cocok untuk mapel keadilan
Tuhan, demokrasi menurut Islam, zakat, dan semua mapel yang membutuhkan pengertian
konsep baik itu fiqh, aqidah akhlak, qur’an hadis, serta SKI.
Sajian drama dan sandiwara audio misalkan guru mengambil tokoh utama dan
sampingan dari para siswa yang disesuaikan dengan vokal yang dibutuhkan. Durasi 15
sampai 30 menit sementara mapel yang sesuai dengan drama adalah SKI serta tema yang
9 Sharon E. Smaldino, dkk., Op.Cit, Hal. 383-387
10 Yudhi Munadi, Op.Cit, Hal. 67-68
berhubungan dengan kehidupan mayarakat karena program drama dan sandiwara audio
memberi manfaat bagi siswa pada pemahaman peristiwa-peristiwa sejarah.
Program bercerita audio dapat dilakukan dengan guru mengambil tema dari karangan
siwa atau sumber lain, durasi yang diperlukan 15 sampai 20 menit. Karena sifatnya yang
umum maka program ini cocok pada semua mapel PAI baik itu fiqh, aqidah akhlak, qur’an
hadis, dan SKI.
Model audio untuk latihan mengucapakan kata-kata dan membaca pelajaran bahasa
arab, membaca al-Qur’an mulai dari pengenalan huruf hijaiyah hingga membaca al-Qur’an
sesuai kaidah tajwid. Sedangkan musik dan lagu dapat diterapkan pada semua mapel sebagai
pengiringnya.
D. Perbedaan Mendengar Dan Menyimak
Keterampilan mendengar (maharah al-istima/listening skill) adalah kemampuan
seseorang dalam mencerna atau memahami kata atau kalimat yang diajarkan oleh mitra
bicara atau media tertentu. Kemampuan ini sebenarnya dapat dicapai dengan latihan yang
terus menerus untuk mendengarkan perbedaan-perbedaan bunyi unsur-unsur kata (fonem)
dengan unsur-unsur lainnya menurut makraj huruf yang betul baik langsung dari penutur
aslinya (al-nathiq al-ashli) maupun melalui rekaman.11
Menurut Abdul Wahab Rosyidi mendengar merupakan kemampuan yang
memungkinkan seorang pemakai bahasa untuk memahami bahasa yang digunakan secara
lisan kemampuan mendengar merupakan bagian yang penting dan tidak dapat diabaikan
dalam pembelajaran bahasa, terutama bila tujuan penyelenggaraannya adalah penguasaan
kemampuan berbahasa secara lengkap.12
Mendengar adalah suatu keterampilan yang hingga sekarang agak diabaikan dan
belum mendapat tempat yang sewajarnya dalam pengajaran bahasa. Masih kurang sekali
materi buku teks dan sarana lain, seperti rekaman yang digunakan untuk menunjang tugas
guru dalam pengajaran mendengar untuk digunakan di Indonesia.13
11 Asep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011 ), Hal.
130
12 Abdul Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab, ( Malang : UIN Malang Press, 2009 ), Hal.63 13 Asep Hermawan, Loc.Cit, Hal. 130
Menyimak berarti mendengarkan ( memperhatikan ) baik-baik apa yang diucapkan
atau dibaca orang.14
Menyimak dapat didefinisikan suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar dan
bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam
bahan simakan.15
Mendengar dan menyimak memiliki perbedaan meskipun keduanya saling berkaitan.
Perbedaan tersebut terletak pada prosesnya yaitu mendengar merupakan proses fisiologis
sedangkan menyimak adalah proses psikologis. Yang dimaksud dengan mendengar proses
fisiologis adalah ketika gelombang suara memasuki telinga bagian luar kemudian
dipancarkan ke gendang telinga menjadi getaran mekanis bagian tengah telinga dan di
telinga bagian dalam di ubah menjadi singal yang bergerak menuju otak.
Proses psikologis dari menyimak dimulai dari kesadaran dan perhatian suara
pembicaraan dilanjutkan dengan identifikasi serta pengenalan sinyal audiotori spesifik
yang berakhit dengan pemahaman. Mendengar dan menyimak merupakan proses
komunikasi dan belajar seperti halnya belajar visual dimana pesan disampaikan oleh
pengirim dan dilanjutkan dengan pemaknaan oleh penerima. Kualitas pesan dipengaruhi
oleh kejelasan dan kelogisan penyampaian sementara kemampuan memahami pesan
dipengaruhi oleh pemahaman penerima.16
Melihat definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa mendengar adalah menangkap
suara (bunyi) dengan telinga. Sadar atau tidak, kalau ada bunyi, alat pendengar kita akan
menangkap atau mendengar bunyi-bunyi tersebut. Mendengarkan adalah mendengar akan
sesuatu dengan sungguh-sungguh. menyimak bukan merupakan suatu proses yang pasif
melainkan suatu proses yang aktif. Dalam mengonstruksikan suatu pesan dari suatu arus
bunyi yang diketahui orang sebagai potensi-potensi fonologis, semantik, dan sintaksis
suatu bahasa. Pada saat penyimak mendengar bunyi bahasa, pada saat itu pula mental
seseorang aktif bekerja, mencoba memahami, menafsirkan apa yang disampaikan
pembicara dan memberinya respon. Jadi, menyimak bukan merupakan keterampilan pasif
karena di dalam proses menyimak tidak hanya mendengar saja namun juga ada kegiatan
14 Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke – 4. Hal : 1307 15 Tarigan, Djago dkk, Pengembangan Keterampilan Berbicara, ( Jakarta : Depdikbud, 1991 ), Hal. 4
16 Sharon E Smaldino, dkk, Op.Cit, Hal. 381
mendengarkan dengan pemahaman atau pengertian bahkan sampai ke tingkat apresiasi.
dan menyimak merupaka aktivitas yang menuntut partisipasi, keikutsertaan, keterlibatan
sang penyimak terhadap hal-hal yang disimak. Agar bisa mendapatkan hasil yang lebih
baik dan maksimal. Perbedaannya proses mendengar terjadi tanpa perencanaan atau secara
kebetulan. Sedangkan dalam menyimak, faktor kesengajaan cukup besar, lebih besar dari
mendengarkan karena dalam kegiatan menyimak ada usaha memahami apa yang
disampaikan pembicara sedangkan dalam kegiatan mendengarkan tingkatan pemahaman
belum dilakukan.
E. 4 Area Penyebab Pelemahan Komunikasi Audio
Mendengar merupakan proses fisiologis otomatik penerimaan rangsangan
pendengaran (aural stimuli). Dalam tahap inilah gangguan fisik pada alat pendengaran
seseorang dapat menimbulkan kesulitan dalam proses mendengarkan. Mendengar adalah
sebuah proses dimana gelombang suara masuk melalui saluran telinga bagian luar yang
terhubung dengan gendang telinga (eardrum) di bagian tengah telinga dan menimbulkan
getaran-getaran yang kemudian merangsang implus-implus saraf sampai ke otak.
Setiap saat pendengaran kita terus-menerus menangkap dan menyimpan informasi
auditori, bahkan tanpa kita sadari. Ketika kita membuat suara sendiri dengan berbicara,
beberapa area penting di otak kita menjadi aktif. Setiap cacat fisik yang mengganggu
rantai normal proses ini, dapat menyebabkan kesulitan mendengar.
Jika suara terlalu keras maka dapat menyebabkan kehilangan pendengaran baik untuk
sementara maupun untuk selamanya. Suara yang terlalu keras itu diukur dalam decibel/dB
yakni satuan logaritmis untuk menyatakan level sinyal audio dalam relasinya terhadap
tegangan listrik. Telinga manusia dapat mengatasi suara antara 55 dB sampai 85 dB. Pada
umumnya, bila kita memberikan pendapat bahwa alat pendengaran kita bekerja baik, maka
masalah dalam mendengarkan tidak berasal dari masalah dalam mendengar.
Pendengaran kita mampu menangkap apa yang kita dengar jauh lebih cepat dari pada
kemampuan pembicara untuk melisankan pemikirannya, sehingga menjadi kewajaran
seorang guru menyampaikan materi ajar dengan menggunakan metode ceramah dipandang
monoton dan berakibat pada siswanya yang menjadi bosan dan mudah melamun.
Unsur kedua dalam proses mendengarkan adalah perhatian. Memperhatikan
rangsangan di lingkungan kita berarti memusatkan kesadaran kita pada rangsangan khusus
tertentu. Indera penerima kita secara konstan dihujani sekian banyak rangsangan sehingga
kita tidak mungkin menanggapi semuanya sekaligus pada waktu yang sama. Sel khusus
dalam sistem saraf kita (saraf penghambat) berfungsi membuang sejumlah sensasi yang
datang, menjauhkan sensasi-sensai tersebut dari kesadaran kita. Namun, meskipun
memiliki saraf penghambat, kita masih sering kali tidak mampu memusatkan perhatian
pada satu peristiwa tunggal lebih dari beberapa detik setiap kali, karena rangsangan yang
lain biasanya berlomba merebut perhatian kita. Fenomena ini ketika kita memperhatikan
rangsangan tertentu sambil membuang rangsangan yang lainnya yang disebut perhatian
selektif.
Unsur ketiga dalam proses mendengar adalah memahami. Unsur ini adalah yang
paling rumit dalam mendengarkan. Memahami biasanya diartikan sebagai proses
pemberian makna pada kata yang kita dengar, yang sesuai dengan makna yang
dimaksudkan oleh si pengirim pesan. Karena proses memahami berdasarkan definisi
mensyaratkan kita untuk menghubungkan pesan dengan pengalaman kita yang lalu, kita
juga cenderung menerima atau menolak (dengan kata lain menilai) pesan pada saat kita
mencoba memahaminya. Psikolog terkenal Carl Rogers menulis bahwa kendala utama
terbesar bagi komunikasi antarpesona adalah kecendrungan alamiah kita untuk
menghakimi, menilai, menyetujui atau menyanggah pernyataan orang lain ataupun
pernyataan kelompok. Jadi, bia kita dapat lebih memusatkan pendengaran untuk
memahami makna yang dimaksudkan pembicara, dan untuk sementara waktu menekan
kemampuan kita untuk mendengarkan lebih efektif.
Menafsirkan suatu pesan adalah memberi makna secara harfiah pada pesan itu. Ini
berdasarkan pada (paling sedikit) pemahaman atas secara bahasa, pengenalan dan
pemahaman atas maksud sumber (sinis, bergurau, serius) pemahaman atas implikasi
situasi (mencakup lingkungan fisik,hubungan dengan orang-orang lainya, dan iklim
perjumpaan), dan pemilihan asumsi bersama tentang dunia dan bagaimana bekerjanya (
apa yang realistik dan apa yang tidak realistik).
Unsur keempat dalam proses mendengar adalah mengingat. Kebanyakan tes
mendengarkan sampai tingkatv tertentu menguji berapa banyak kita dapat mengingat apa
yang telah kita dengar dan yang kita pahami. Mengingat apa yang telah kita dengar dan
yang kita pahami. Mengingat adalah menyimpan informasi untuk diperoleh kembali. Bila
seseorang menunjukkan kepada anda arah ke suatu tempat tertentu dan anda
memahaminya tetapi melupakan arah itu sebelum anda sempat mencatatnya, maka anda
mendengarkan tidak sebagaimana seharusnya.17
1. Menyandikan : komunikasi berkurang disebabkan oleh kurangnya kemampuan
pengirim dalam menyampaikan gagasannya. Penguraian makna pesan yang tepat
tergantung pada kemampuan pengirim dalam mengelola dan menyajikan pesan.
Sabagai misal, tingkat kosakata dari pesan tersebut harus sesuai dengan tingkat
kosakata penerima, dan penyebab tersebut adalah volume suara terlalu besar atau
terlalu kecul.
2. Mendengar : komunikasi berkurang disebabkan oleh penyamaran, kelelahan auditori,
gangguan pendengaran, dsb. Pemancaran dan penerimaan mungkin saja terhambat
oleh sejumlah halangan. Pertama, volume suara mungkin saja terlalu kecil atau terlalu
besar. Kalau terlalu kecil, kita kesulitan menangkap makna dengan akurasi apapun.
Kalau terlalu besar, kita berusaha menutupi telinga kita, yang menyingkirkan suara-
suara yang menggagu. Kedua, suara yang selalu monoton, seperti suara guru yang
berdengung, mungkin memicu kelelahan auditori. Anda mungkin pernah
mengalaminya kala mendengar suara yang mengganggu seperti suara knalpot mobil
yang lewat ketika sedang berkomunikasi. Yang ketiga, kemampuan mendengar
seseorang yang mungkin secara fisik terhambat. Ketika seorang siswa menderita yang
memungkinkan kemampuan mendengar mereka di ruang berisik berkurang. Bahkan
perbedaan kecil dalam ketajaman pendengaran bisa menyebabkan siswa mengalami
kesulitan untuk membedakan diantara kata-kata dan frasa-frasa yang berpotensi
menimbulkan kebingungan. Dengan adanya kecenderungan gangguan ketajaman
pendengaran yang signifikan ini dalam melibatkan dengan siswa yang mempunyai
pendengaran normal di dalam kelas, maka para guru mungkin harus membuat
pertimbangan khusus untuk menyediakan isyarat visual untuk menjamin siswa yang
memiliki gangguan benar-benar memahami informasi.
3. Menyimak : komunikasi berkurang disebabkan oleh kurangnya kemampuan
penerima. Dalam hal ini pesan juga bisa dipengaruhi oleh kemampuan menyimak
penerima atau siswa yang kurang kemampuan tersebut. Para penerima harus bisa
17 Yudhi Munadi, Op.Cit, Hal. 59-62
mengarahkan dan mempertahankan konsentrasi pada serangkaian suara (pesan).
Mereka harus memiliki kemampuan untuk memikirkannya sebelumnya, saat
menerima pesan (kita berpikir lebih cepat dari pada kita mendengar, seperti juga kita
berpikir lebih cepat dari pada kita membaca atau menulis) dan menggunakan selisih
waktu tersebut untuk mengelola dan menginternalisasikan informasi sehinnga bisa
memahaminya.
4. Memahami : komunikasi berkurang disebabkan oleh kurangnya kemampuan
menerima dalam memahami gagasan, maksudnya apa yang ditafsirkan penerima tidak
sesai dengan maksud penyampai pesan.18
Guru PAI pandai-pandainya mengetahui permasalahan siswa yang terkait dengan
pendengaran serta diperlukan siasat-siasat untuk mengatasinya, suatu contoh
menggunakan ahli terapi bicara dan mendengar untuk melaksanakan tes pendengaran
audiometrik sebagai penyedia data yang dibutuhkan oleh guru atau personal lembaga yang
terkait. Permasalahan lainnya ruang kelas yang tidak ideal berupa kebisingan dan
pencemaran suara yang keras maka dapat diatasi dengan memindahkan siswa ke barisan
depan kelas atau menambahkan tirai dan karpet sebagi penyaring suara.
18 Sharon E Smaldino, dkk, Op.Cit, Hal. 381-383
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Media pembelajaran audio digunakan sebagai alat komunikasi antara pengajar dan
peserta didik sehingga proses pembelajaran lebih efektif dan efisien berjalan dengan optimal.
Dengan menggunakan media audio secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap siswa
yang pasif. Sehingga menimbulkan gairah belajar.
Terdapat beberapa pertimbangan apabila Anda akan menggunakan media audio ini,
diantaranya adalah :
1. Media hanya akan mampu melayani secara baik mereka yang sudah mempunyai
kemampuan dalam berpikir abstark.
2. Media ini memerlukan pemusatan perhatian yang lebih tinggi dibanding media lainnya,
oleh karena itu dibutuhkan teknik-teknik tertentu dalam belajar menggunakan media
ini.
3. Karena sifatnya yang auditif, jika ingin memperoleh hasil belajar yang baik diperlukan
pengalaman secara visual, sedangkan kontrol belajar bisa dilakukan melalui
penguasaan pembendaharaan kata kata, bahasa dan susuanan kalimat.
Setiap media pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan yang antara lain,
memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis dan kelemahan pada media
audio visual adalah terlalu menekankan pada penguasaan materi dari pada proses
pengembangannya. Media sebenarnya akan sangat membantu dalam mewujudkan tujuan
pendidikan meskipun banyak kekurangan yang ada di dalamnya.
Maka diharapkan kekreatifitasan guru dalam memilih media mana yang lebih cocok
untuk diterapkan dalam kelas. Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah materi yang akan
disampaikan, situasi kelas dan sarana prasarana.
Saran
Dengan ucapan syukur Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga
apa yang kami uraikan dapat bermanfaat bagi kita sekalian, kritik dan saran yang konstruktif
sangat kami harapkan untuk perbaikan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pembaca terlebih khusus kepada dosen
pengampu dan semua pihak yang membantu menyelesaikan tugas ini.
Daftar pustaka
Abdul Wahab Rosyidi, 2009, Media Pembelajaran Bahasa Arab, Malang : UIN Malang
Press.
Arief S. Sadiman, dkk, 2010, Media Pendidikan pengertian, pengembangan, dan
pemanfaatannya, Jakarta : Rajawali Pers.
Asep Hermawan, 2011, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Asnawir dan Basyiruddin Usman, 2002, Media Pembelajaran, Jakarta : Ciputat Press
Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke – 4.
Sharon E. Smaldino, dkk., 2012, Intructional Technology and Media for Learning Tejemahan
Edisi 9, Jakarta: Kencana.
Tarigan, Djago dkk, 1991, Pengembangan Keterampilan Berbicara, Jakarta : Depdikbud.
Yudhi Munadi, 2010, Media Pembelajaan : Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta : Gaung
Persada Press.