Upload
yogi-joe-zerotwotwo
View
768
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Disusun Oleh :
KELOMPOK 5
JEVRI ARWANTO 09110781LISTIA NINGSIH 09110784NINDA SULISTIYANA 09110797RELISA MULIANA. S 09110802TUNING RIAS. Y 09110810YOGIK WAHYU M.P 091108WIJI DWI LESTARI 09110813
DAFTAR ISI
I. KATA PENGANTAR............................................................................................
1. DAFTAR ISI ......................................................................................................
2. Pendahuluan...................................................................................................
3. Isi ......................................................................................................
1. Pengertian ADHD..............................................................................
2. Penyebab ADHD...............................................................................
3. Jenis-jenis ADHD...............................................................................
4. Ciri ADHD.........................................................................................
5. Ciri Khusus Anak ADHD.....................................................................
6. Jenis-jenis obat.................................................................................
7. Proses Pengobatan...........................................................................
8. Diagnosa ADHD................................................................................
9. Penanganan Dini Hiperaktif..............................................................
4. Simpulan ......................................................................................................
5. Daftar Pustaka.................................................................................................
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT,Tuhan Yang Maha Esa.Berkat limpahan karuniaNya,kami dapat menyeleseikan tugas makalah Kasus ADHD.
Tak lupa rasa terimakasih juga kami ucapkan kepada ibu Byba Suhita S.Kep,Ns.M.Kes dan Augusta D.E.S.Kep,Ns selaku dosen pembimbing yang telah
memberi arahan kami serta teman teman anggota kelompok 5 yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Terakhir, adalah harapan kami sebagai penulis semoga hasil kerja kami ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Seperti kata pepatah “Tak Ada Gading Yang Tak Retak” begitu juga dengan tulisan kami ini,kritik dan saran dari para pembaca selalu kami nantikan unutk perbaikan dikemudian hari.
Kediri, 15 Desember 2010
Penulis
i
BAB I
PENDAHULUAN
ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders) suatu peningkatan aktifitas motorik hingga
pada tingkatan tertentu yang menyebabkan gangguan perilaku yang terjadi, setidaknya pada
dua tempat dan suasana yang berbeda dan kondisi yang sangat umum di antara anak-anak.
Penyebab pasti dan patologi ADHD masih belum terungkap secara jelas. Seperti halnya
gangguan autism, ADHD merupakan statu kelainan yang bersifat multi faktorial. Banyak faktor
yang dianggap sebagai peneyebab gangguan ini, diantaranya adalah faktor genetik,
perkembangan otak saat kehamilan, perkembangan otak saat perinatal, tingkat kecerdasan
(IQ), terjadinya disfungsi metabolisme, ketidak teraturan hormonal, lingkungan fisik, sosial dan
pola pengasuhan anak oleh orang tua, guru dan orang-orang yang berpengaruh di sekitarnya.
Melihat penyebab ADHD yang belum pasti terungkap dan adanya beberapa teori penyebabnya,
maka tentunya terdapat banyak terapi atau cara dalam penanganannya sesuai dengan landasan
teori penyebabnya. Terapi medikasi atau farmakologi dan terapi nutrisi.
ii
BAB II
ISI
1. Pengertian ADHD
ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders) suatu peningkatan aktifitas motorik hingga
pada tingkatan tertentu yang menyebabkan gangguan perilaku yang terjadi, setidaknya pada dua
tempat dan suasana yang berbeda dan kondisi yang sangat umum di antara anak-anak. Dan
dapat dianalisa langsung oleh ahli perkembangan anak (psikolog). Gangguan ini
berdampak pada cara anak berpikir, bertindak dan merasa. Telah ditemukan bahwa antara
3% dan 5% dari anak-anak yang menderita gangguan ini. Sekitar 8% sampai 10% dari semua
kasus yang dilaporkan adalah anak-anak pergi ke sekolah. Ada beberapa orang dewasa yang juga
menderita dari ADHD. Oleh karena itu diperlukan untuk memahami bagaimana penyakit terjadi
pada anak-anak sehingga dapat ditangani dengan baik.
2. Penyebab ADHD
Penyebab pasti dan patologi ADHD masih belum terungkap secara jelas. Seperti halnya
gangguan autism, ADHD merupakan statu kelainan yang bersifat multi faktorial. Banyak faktor
yang dianggap sebagai peneyebab gangguan ini, diantaranya adalah faktor genetik,
perkembangan otak saat kehamilan, perkembangan otak saat perinatal, tingkat kecerdasan (IQ),
terjadinya disfungsi metabolisme, ketidak teraturan hormonal, lingkungan fisik, sosial dan pola
pengasuhan anak oleh orang tua, guru dan orang-orang yang berpengaruh di sekitarnya.
Pada anak balita, gejala ADHD yang kerap terlihat, adalah:
Sulit berkonsentrasi/memiliki rentang konsentrasi yang sangat pendek
Sangat aktif dan selalu bergerak
Impulsif
Cenderung penakut
Memiliki daya ingat yang pendek
Terlihat tidak percaya diri
Memiliki masalah tidur dan sulit makan
Sangat cerdas, namun prestasi belajar tidak prima.
Gejala yang lain timbul antara lain:
1. Gangguan pemusatan perhatian (inattention) dengan ciri kurang dapat memusatkan
perhatian, sering melakukan kesalahan akibat kecerobohan, kesulitan menerima
pelajaran, sering gagal menyelesaikan tugas, perhatian mudah teralihkan, dan sering
kehilangan barang-barang.
2. Hiperaktivitas dengan ciri sukar duduk diam, selalu tergesa-gesa, sering menggerak-
gerakkan kaki dan tangannya, sering meninggalkan tempat duduknya di kelas, sulit
bermain dengan tenang, serta berlebihan berbicara.
3. Impulsivitas (mudah terangsang). Cirinya adalah sulit untuk menunggu giliran, menjawab
pertanyaan sebelum pertanyaan selesai diajukan, sering mengganggu teman, sering
menginterupsi pembicaraan orang lain.
3. Jenis-jenis ADHD
1. Tipe anak yang tidak bisa memusatkan perhatian
Mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, tetapi tidak hiperaktif atau
Impulsif.Mereka tidak menunjukkan gejala hiperaktif.Tipe ini kebanyakan ada
pada anak perempuan.Mereka seringkali melamun dan dapat digambarkan seperti
sedang berada ìdi awang-awangî.
2. Tipe anak yang hiperaktif dan impulsive
mereka menunjukkan gejala yang sangat hiperaktif dan impulsif, tetapi tidak bisa
memusatkan perhatian. Tipe ini seringkali ditemukan pada anak- anak kecil.
3. Tipe gabungan
mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, hiperaktif dan impulsif.
Kebanyakan anak anak termasuk tipe seperti ini.
4.CIRI-CIRI ANAK HIPERAKTIF
Beberapa ciri anak hiperaktif menurut Sani Budiantini Hermawan, Psi., Psikolog dari Klinik
Empati Development Center, Jakarta (Tabloid Nakita) sebagai berikut :
*Menentang
Anak dengan gangguan hiperaktivitas umumnya memiliki sikap penentang/pembangkang atau
tidak mau dinasehati. Misalnya, penderita akan marah jika dilarang berlari ke sana kemari, coret-
coret atau naik-turun tak berhenti. Penolakannya juga bisa ditunjukkan dengan sikap cuek.
* Destruktif
Perilakunya bersifat destruktif atau merusak. Ketika menyusun lego misalnya, anak aktif akan
menyelesaikannya dengan baik sampai lego tersusun rapi. Sebaliknya anak hiperaktif bukan
menyelesaikannya malah menghancurkan mainan lego yang sudah tersusun rapi. Terhadap
barang-barang yang ada di rumah, seperti vas atau pajangan lain, kecenderungan anak untuk
menghancurkannya juga sangat besar. Oleh karena itu, anak hiperaktif sebaiknya dijauhkan dari
barang-barang yang mudah dipegang dan mudah rusak.
* Tak kenal lelah
Anak dengan gangguan hiperaktivitas sering tidak menunjukkan sikap lelah. Sepanjang hari dia
akan selalu bergerak ke sana kemari, lompat, lari, berguling, dan sebagainya. “Kesannya tidak
pernah letih, bergerak terus,” ujar Sani. Hal inilah yang seringkali membuat orang tua kewalahan
dan tidak sanggup meladeni perilakunya.
* Tanpa tujuan
Semua aktivitas dilakukan tanpa tujuan jelas. Kalau anak aktif, ketika naik ke atas kursi punya
tujuan, misalnya ingin mengambil mainan atau bermain peran sebagai Superman. Anak
hiperaktif melakukannya tanpa tujuan. Dia hanya naik dan turun kursi saja.
* Tidak sabar dan usil
Yang bersangkutan juga tidak memiliki sifat sabar. Ketika bermain dia tidak mau menunggu
giliran. “Ketika dia ingin memainkan mobil-mobilan yang sedang dimainkan oleh temannya, dia
langsung merebut tanpa ba-bi-bu,” komentar Sani. Tak hanya itu, anak hiperaktif pun
seringkali mengusili temannya tanpa alasan yang jelas. Misalnya, tiba-tiba memukul,
mendorong, menimpuk, dan sebagainya meskipun tidak ada pemicu yang harus membuat anak
melakukan hal seperti itu.
* Intelektualitas rendah
Seringkali intelektualitas anak dengan gangguan hiperaktivitas berada di bawah rata-rata anak
normal. Mungkin karena secara psikologis mentalnya sudah terganggu sehingga ia tidak bisa
menunjukkan kemampuan kreatifnya.
5.CIRI-CIRI KHUSUS ANAK HIPERAKTIF
1. Sering menggerak-gerakkan tangan atau kaki ketika duduk, atau sering menggeliat.
2. Sering meninggalkan tempat duduknya, padahal seharusnya ia duduk manis.
3. Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan pada keadaan yang tidak
selayaknya.
4. Sering tidak mampu melakukan atau mengikuti kegiatan dengan tenang.
5. Selalu bergerak, seolah-olah tubuhnya didorong oleh mesin. Juga, tenaganya tidak
pernah habis.
6. Sering terlalu banyak bicara.
7. Sering sulit menunggu giliran.
8. Sering memotong atau menyela pembicaraan.
9. Jika diajak bicara tidak dapat memperhatikan lawan bicaranya (bersikap apatis terhadap
lawan bicaranya).
Ciri-ciri lain yang menyertai Gangguan Pemusatan Perhatian dengan Hiperaktivitas
(GPPH/ADHD) adalah :
1. Kemampuan akademik tidak optimal
2. Kecerobohan dalam hubungan sosial
3. Kesembronoan dalam menghadapi situasi yang berbahaya
4. Sikap melanggar tata tertib secara impulsive
6.Jenis Jenis Pengobatan untuk anak ADHD
March 1, 2010 · Filed under ADHD, psikologis
Stimulan merupakan obat yang paling banyak dipergunakan untuk ADHD. Dalam
kelompok stimulan terdapat AdderallÆ (gabungan garam dari amphtamine), DextroStatÆ
(dextroamphetamine sulfate), dan RitalinÆ (methylphenidate HCL). Stimulan bereaksi
cepat dan efek sampingnya ringan. Disebut stimulan karena bisa memberikan energi bagi
mental untuk memusatkan perhatian pada apa yang sedang dikerjakan. Pengobatan ada yang
diberikan dalam dosis dobel dalam sehari.
TCA (Tri-Cyclic Antidepressants) merupakan jenis anti depresi. TCA sangat efektif untuk
mengatasi suasana hati yang berubah-ubah dan diminum hanya satu kali dalam sehari.
Namun TCA bekerja lebih lambat dan lebih berisiko dalam penggunaannya. Jika
pengobatan dengan stimulan tidak menolong TCA boleh dicoba.
Wellbutrin ( buproprion ) merupakan jenis antidepresan yang telah dipergunakan dalam
pengobatan ADHD meskipun belum mendapat persetujuan dari FDA. Obat ini bukan TCA,
tetapi mempunyai kegunaan dan efek samping yang sama.
Catapres (clonidine) dulunya dipergunakan untuk pengobatan penyakit darah tinggi. Obat
ini dipergunakan dalam pengobatan ADHD, terutama bagi penderita gejala hiperaktif dan
impulsif, meskipun juga belum mendapat persetujuan FDA. Obat ini berbentuk kecil atau
pil. Anak-anak yang diberi Catapres akan menjadi ngantuk.
7.Proses Pengobatan
Setelah anda dan dokter anda mengambil keputusan mengenai pengobatan yang terbaik bagi
anak anda, dokter umumnya akan menuliskan resep obat dengan dosis rendah dan perlahan-lahan
akan menaikkan dosisnya. Selama masa pengobatan mintalah orang yang dekat dengan si anak
untuk memonitor gejala dan efek samping obat. Kadang kadang obatnya tidak bekerja, atau efek
sampingnya sulit diatasi, anda perlu mencoba pengobatan lainnya. Proses ini mungkin
berlangsung selama beberapa minggu atau bulan.
8.DIAGNOSIS ADHD
Diagnosa hiperaktifitas tidak dapat dibuat hanya berdasarkan informasi sepihak dari orang tua
penderita saja tetapi setidaknya informasi dari sekolah, serta penderita harus dilakukan
pemeriksaan meskipun saat pemeriksaan penderita tidak menunjukkan tanda-tanda hiperaktif,
dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi saat pemeriksaan dan kemungkinan hal lain yang
mungkin mejadi pemicu terjadinya hiperaktifitas. Pada beberapa kasus bahkan membutuhkan
pemeriksaan psikometrik dan evaluasi pendidikan. Hingga saat ini belum ada suatu standard
pemeriksaan fisik dan psikologis untuk hiperaktifitas. Ini berarti pemeriksaan klinis haruslah
dilakukan dengan sangat teliti meskipun belum ditemukan hubungan yang jelas antara jenis
pemeriksaan yang dilakukan dengan proses terjadinya hiperaktifitas. Beragam kuesioner dapat
disusun untuk membantu mendiagnosa, namun yang terpenting adalah perhatian yang besar dan
pemeriksaan yang terus-menerus, karena tidak mungkin diagnosa ditegakkan hanya dalam satu
kali pemeriksaan.
Bila didapatkan seorang anak dengan usia 6 hingga 12 tahun yang menunjukkan tanda-tanda
hiperaktif dengan prestasi akademik yang rendah dan kelainan perilaku, hendaknya dilakukan
evaluasi awal kemungkinan
Untuk mendiagnosis ADHD digunakan kriteria DSM IV yang juga digunakan, harus terdapat 3
gejala : Hiperaktif, masalah perhatian dan masalah konduksi.
KRITERIA A –MASING-MASING (1) ATAU (2)
(1) Enam atau lebih dari gejala
(1) Enam atau lebih gejala dari kurang perhatian atau konsentrasi yang tampak paling sedikit 6
bulan terakhir pada tingkat maladaptive dan tidak konsisten dalam perkembangan
INATTENTION
a. Sering gagal dalam memberi perhatian secara erat secara jelas atau membuat kesalahan yang
tidak terkontrol dalam :
1. sekolah
2. bekerja
3. aktifitas lainnya
b. Sering mengalami kesulitan menjaga perhatian/ konsentrasi dalam menerima tugas atau
aktifitas bermain.
c. Sering kelihatan tidak mendengarkan ketika berbicara secara langsung
1. Menyelesaikan pekerjaan rumah
2. Pekerjaan atau tugas
3. Mengerjakan perkerjaan rumah (bukan karena perilaku melawan)
4. Gagal untuk mengerti perintah
d. Sering kesulitan mengatur tugas dan kegiatan
e. Sering menghindar, tidak senang atau enggan mengerjakan tugas yang membutuhkan usaha
(seperti pekerjaan sekolah atau perkerjaan rumah)
f. Sering kehilangan suatu yang dibutuhkan untuk tugas atau kegiatan ( permainan, tugas
sekolah, pensil, buku dan alat sekolah lainnya ))
g. Sering mudah mengalihkan perhatian dari rangsangan dari luar yang tidak berkaitan
h. Sering melupakan tugas atau kegiatan segari-hari
(2) Enam atau lebih gejala dari hiperaktivitas/impulsifitas yang menetap dalam 6 bulan terakhir
HIPERAKTIFITAS
a. Sering merasa gelisah tampak pada tangan, kaki dan menggeliat dalam tempat duduk
b. Sering meninggalkan tempat duduk dalam kelas atau situasi lain yang mengharuskan tetap
duduk.
c. Sering berlari dari sesuatu atau memanjat secara berlebihan dalam situasi yang tidak
seharusnya (pada dewasa atau remaja biasanya terbatas dalam keadaan perasaan tertentu atau
kelelahan )
d. Sering kesulitan bermain atau sulit mengisi waktu luangnya dengan tenang.
e. isering berperilaku seperti mengendarai motor
f. Sering berbicara berlebihan
IMPULSIF
a.Sering mengeluarkan perkataan tanpa berpikir, menjawab pertanyaan sebelum pertanyaannya
selesai.
b. Sering sulit menunggu giliran atau antrian
c. Sering menyela atau memaksakan terhadap orang lain (misalnya dalam percakapan atau
permainan).
KRITERIA B: Gejala hiperaktif-impulsif yang disebabkan gangguan sebelum usia 7 tahun.
KRITERIA C : Beberapa gangguan yang menimbulkan gejala tampak dalam sedikitnya 2 atau
lebih situasi ( misalnya di kelas, di permainan atau di rumah )
KRITERIA D : Harus terdapat pengalaman manifestasi bermakna secara jelas mengganggu
kehidupan sosial, akademik, atau pekerjaan )
KRITERIA E : Gejala tidak terjadi sendiri selama perjalanan penyakit dari Pervasive
Developmental Disorder, Schizophrenia, atau gangguan psikotik dan dari gangguan mental
lainnya (Gangguian Perasaan, Gangguan kecemasan, Gangguan Disosiatif atau gangguan
kepribadian)
Diagnosis ADHD, Tipe kombinasi jika terdapat pada A1 dan A2 yang didaptkan dalam 6 bulan
terakhir. ADHD tipe Inatentif redominan jika dalam kriteria didapatkan A1, tetapi tidak
didapatkan gejala pada A2 dalam 6 bulan terakhir. ADHD Hiperaktif Predominan -Tipe
Impulsif): jika kriteria didapatkan A2 tapi tidak dijumpai kriteria A1 dalam 6 bulan terakhir.
Kriteria diagnostik hiperaktifitas adalah ditemukannya 6 gejala atau lebih yang menetap
setidaknya selama 6 bulan. Gejala-gejala diatas biasanya timbul sebelum umur 7 tahun, dialami
pada 2 atau lebih suasana yang berbeda (di sekolah, di rumah atau di klinik dll), disertai adanya
hambatan yang secara signifikan dalam kehidupan sosial, prestasi akademik dan sering salah
dalam menempatkan sesuatu, serta dapat pula timbul bersamaan dengan terjadinya kelainan
perkembangan, skizofrenia atau kelainan psikotik lainnya.
9.PENANGANAN DINI HIPERAKTIFITAS
Melihat penyebab ADHD yang belum pasti terungkap dan adanya beberapa teori penyebabnya,
maka tentunya terdapat banyak terapi atau cara dalam penanganannya sesuai dengan landasan
teori penyebabnya.
Terapi medikasi atau farmakologi adalah penanganan dengan menggunakan obat-obatan.
Terapi ini hendaknya hanya sebagai penunjang dan sebagai kontrol terhadap kemungkinan
timbulnya impuls-impuls hiperaktif yang tidak terkendali. Sebelum digunakannya obat-obat ini,
diagnosa ADHD haruslah ditegakkan lebih dulu dan pendekatan terapi okupasi lainnya secara
simultan juga harus dilaksanakan, sebab bila penanganan hanya diutamakan obat maka tidak
akan efektif secara jangka panjang.
Terapi nutrisi dan diet banyak dilakukan dalam penanganan penderita. Diantaranya adalah
keseimbangan diet karbohidrat, penanganan gangguan pencernaan (Intestinal Permeability or
"Leaky Gut Syndrome"), penanganan alergi makanan atau reaksi simpang makanan lainnya.
Feingold Diet dapat dipakai sebagai terapi alternatif yang dilaporkan cukup efektif. Suatu
substansi asam amino (protein), L-Tyrosine, telah diuji-cobakan dengan hasil yang cukup
memuaskan pada beberapa kasus, karena kemampuan L-Tyrosine mampu mensitesa
(memproduksi) norepinephrin (neurotransmitter) yang juga dapat ditingkatkan produksinya
dengan menggunakan golongan amphetamine.
Beberapa terapi biomedis dilakukan dengan pemberian suplemen nutrisi, defisiensi mineral,
essential Fatty Acids, gangguan metabolisme asam amino dan toksisitas Logam berat. Terapi
inovatif yang pernah diberikan terhadap penderita ADHD adalah terapi EEG Biofeed back, terapi
herbal, pengobatan homeopatik dan pengobatan tradisional Cina seperti akupuntur.
Terapi yang diterapkan terhadap penderita ADHD haruslah bersifat holistik dan menyeluruh.
Penanganan ini hendaknya melibatkan multi disiplin ilmu yang dilakukan antara dokter,
orangtua, guru dan lingkungan yang berpengaruh terhadap penderita secara bersama-sama.
Penanganan ideal harus dilakukan terapi stimulasi dan terapi perilaku secara terpadu guna
menjamin keberhasilan terapi.
Untuk mengatasi gejala gangguan perkembangan dan perilaku pada penderita ADHD yang
sudah ada dapat dilakukan dengan terapi okupasi. Ada beberapa terapi okupasi untuk
memperbaiki gangguan perkembangan dan perilaku pada anak yang mulai dikenalkan oleh
beberapa ahli perkembangan dan perilaku anak di dunia, diantaranya adalah sensory
Integration (AYRES), snoezelen, neurodevelopment Treatment (BOBATH), modifukasi Perilaku,
terapi bermain dan terapi okupasi lainnya
STIMULASI DINI
Terapi modifikasi perilaku harus melalui pendekatan perilaku secara langsung, dengan lebih
memfokuskan pada perunahan secara spesifik. Pendekatan ini cukup berhasil dalam
mengajarkan perilaku yang diinginkan, berupa interaksi sosial, bahasa dan perawatan diri
sendiri. Selain itu juga akan mengurangi perilaku yang tidak diinginkan, seperti agrsif, emosi
labil, self injury dan sebagainya. Modifikasi perilaku, merupakan pola penanganan yang paling
efektif dengan pendekatan positif dan dapat menghindarkan anak dari perasaan frustrasi,
marah, dan berkecil hati menjadi suatu perasaan yang penuh percaya diri.
Terapi bermain sangat penting untuk mengembangkan ketrampilan, kemampuan gerak, minat
dan terbiasa dalam suasana kompetitif dan kooperatif dalam melakukan kegiatan kelompok.
Bermain juga dapat dipakai untuk sarana persiapan untuk beraktifitas dan bekerja saat usia
dewasa. Terapi bermain digunakan sebagai sarana pengobatan atau terapitik dimana sarana
tersebut dipakai untuk mencapai aktifitas baru dan ketrampilan sesuai dengan kebutuhan
terapi.
Dengan bertambahnya umur pada seorang anak akan tumbuh rasa tanggung jawab dan kita
harus memberikan dorongan yang cukup untuk mereka agar mau belajar mengontrol diri dan
mengendalikan aktifitasnya serta kemampuan untuk memperhatikan segala sesuatu yang harus
dikuasai, dengan menyuruh mereka untuk membuat daftar tugas dan perencanaan kegiatan
yang akan dilakukan sangat membantu dalam upaya mendisiplinkan diri, termasuk didalamnya
kegiatan yang cukup menguras tenaga (olah raga dll) agar dalam dirinya tidak tertimbun
kelebihan tenaga yang dapat mengacaukan seluruh kegiatan yang harus dilakukan. Nasehat
untuk orangtua, sebaiknya orang tua selalu mendampingi dan mengarahkan kegiatan yang
seharusnya dilakukan si-anak dengan melakukan modifikasi bentuk kegiatan yang menarik
minat, sehingga lambat laun dapat mengubah perilaku anak yang menyimpang. Pola
pengasuhan di rumah, anak diajarkan dengan benar dan diberikan pengertian yang benar
tentang segala sesuatu yang harus ia kerjakan dan segala sesuatu yang tidak boleh dikerjakan
serta memberi kesempatan mereka untuk secara psikis menerima petunjuk-petunjuk yang
diberikan.
Umpan balik, dorongan semangat, dan disiplin, hal ini merupakan pokok dari upaya perbaikan
perilaku anak dengan memberikan umpan balik agar anak bersedia melakukan sesuatu dengan
benar disertai dengan dorongan semangat dan keyakinan bahwa dia mampu mengerjakan,
pada akhirnya bila ia mampu mengerjakannya dengan baik maka harus diberikan penghargaan
yang tulus baik berupa pujian atupun hadiah tertentu yang bersifat konstruktif. Bila hal ini tidak
berhasil dan anak menunjukkan tanda-tanda emosi yang tidak terkendali harus segera
dihentikan atau dialihkan pada kegiatan lainnya yang lebih ia sukai. Strategi di tempat umum,
terkadang anak justru akan terpicu perlaku distruktifnya di tempat-tempat umum, dalam hal ini
berbagai rangsangan yang diterima baik berupa suasana ataupun suatu benda tertantu yang
dapat membangkitkan perilaku hiperaktif / destruktif haruslah dihindarkan dan dicegah, untuk
itu orang tua dan guru harus mengetahui hal-hal apa yang yang dapat memicu perilaku
tersebut. Modifikasi perilaku, merupakan pola penanganan yang paling efektif dengan
pendekatan positif dan dapat menghindarkan anak dari perasaan frustrasi, marah, dan berkecil
hati menjadi suatu perasaan yang penuh percaya diri.
KESIMPULAN
ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders) suatu peningkatan aktifitas motorik hingga
pada tingkatan tertentu yang menyebabkan gangguan perilaku yang terjadi, setidaknya pada
dua tempat dan suasana yang berbeda dan kondisi yang sangat umum di antara anak-anak.
Penyebab pasti dan patologi ADHD masih belum terungkap secara jelas. Seperti halnya
gangguan autism, ADHD merupakan statu kelainan yang bersifat multi faktorial. Banyak faktor
yang dianggap sebagai peneyebab gangguan ini, diantaranya adalah faktor genetik,
perkembangan otak saat kehamilan, perkembangan otak saat perinatal, tingkat kecerdasan
(IQ), terjadinya disfungsi metabolisme, ketidak teraturan hormonal, lingkungan fisik, sosial dan
pola pengasuhan anak oleh orang tua, guru dan orang-orang yang berpengaruh di sekitarnya.
Melihat penyebab ADHD yang belum pasti terungkap dan adanya beberapa teori penyebabnya,
maka tentunya terdapat banyak terapi atau cara dalam penanganannya sesuai dengan landasan
teori penyebabnya. Terapi medikasi atau farmakologi dan terapi nutrisi.
DAFTAR PUSTAKA
1. www.kesulitanbelajar.org
2. http://id.mloovi.com/h/070d00ea99dbe6003095cb5c977b162c
3. www.balita-anda.com
4. www.tabloid-nakita.com