25
Disusun Oleh : KELOMPOK 5 JEVRI ARWANTO 09110781 LISTIA NINGSIH 09110784 NINDA SULISTIYANA 09110797 RELISA MULIANA. S 09110802 TUNING RIAS. Y 09110810 YOGIK WAHYU M.P 091108 WIJI DWI LESTARI 09110813

Makalah ADHD

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah ADHD

Disusun Oleh :

KELOMPOK 5

JEVRI ARWANTO 09110781LISTIA NINGSIH 09110784NINDA SULISTIYANA 09110797RELISA MULIANA. S 09110802TUNING RIAS. Y 09110810YOGIK WAHYU M.P 091108WIJI DWI LESTARI 09110813

Page 2: Makalah ADHD

DAFTAR ISI

I. KATA PENGANTAR............................................................................................

1. DAFTAR ISI ......................................................................................................

2. Pendahuluan...................................................................................................

3. Isi ......................................................................................................

1. Pengertian ADHD..............................................................................

2. Penyebab ADHD...............................................................................

3. Jenis-jenis ADHD...............................................................................

4. Ciri ADHD.........................................................................................

5. Ciri Khusus Anak ADHD.....................................................................

6. Jenis-jenis obat.................................................................................

7. Proses Pengobatan...........................................................................

8. Diagnosa ADHD................................................................................

9. Penanganan Dini Hiperaktif..............................................................

4. Simpulan ......................................................................................................

5. Daftar Pustaka.................................................................................................

Page 3: Makalah ADHD

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT,Tuhan Yang Maha Esa.Berkat limpahan karuniaNya,kami dapat menyeleseikan tugas makalah Kasus ADHD.

Tak lupa rasa terimakasih juga kami ucapkan kepada ibu Byba Suhita S.Kep,Ns.M.Kes dan Augusta D.E.S.Kep,Ns selaku dosen pembimbing yang telah

memberi arahan kami serta teman teman anggota kelompok 5 yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.

Terakhir, adalah harapan kami sebagai penulis semoga hasil kerja kami ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Seperti kata pepatah “Tak Ada Gading Yang Tak Retak” begitu juga dengan tulisan kami ini,kritik dan saran dari para pembaca selalu kami nantikan unutk perbaikan dikemudian hari.

Kediri, 15 Desember 2010

Penulis

i

Page 4: Makalah ADHD

BAB I

PENDAHULUAN

ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders) suatu peningkatan aktifitas motorik hingga

pada tingkatan tertentu yang menyebabkan gangguan perilaku yang terjadi, setidaknya pada

dua tempat dan suasana yang berbeda dan kondisi yang sangat umum di antara anak-anak.

Penyebab pasti dan patologi ADHD masih belum terungkap secara jelas. Seperti halnya

gangguan autism, ADHD merupakan statu kelainan yang bersifat multi faktorial. Banyak faktor

yang dianggap sebagai peneyebab gangguan ini, diantaranya adalah faktor genetik,

perkembangan otak saat kehamilan, perkembangan otak saat perinatal, tingkat kecerdasan

(IQ), terjadinya disfungsi metabolisme, ketidak teraturan hormonal, lingkungan fisik, sosial dan

pola pengasuhan anak oleh orang tua, guru dan orang-orang yang berpengaruh di sekitarnya.

Melihat penyebab ADHD yang belum pasti terungkap dan adanya beberapa teori penyebabnya,

maka tentunya terdapat banyak terapi atau cara dalam penanganannya sesuai dengan landasan

teori penyebabnya. Terapi medikasi atau farmakologi dan terapi nutrisi.

Page 5: Makalah ADHD

ii

BAB II

ISI

1. Pengertian ADHD

ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders) suatu peningkatan aktifitas motorik hingga

pada tingkatan tertentu yang menyebabkan gangguan perilaku yang terjadi, setidaknya pada dua

tempat dan suasana yang berbeda dan kondisi yang sangat umum di antara anak-anak. Dan

dapat dianalisa langsung oleh ahli perkembangan anak (psikolog). Gangguan ini

berdampak pada cara anak berpikir, bertindak dan merasa. Telah ditemukan bahwa antara

3% dan 5% dari anak-anak yang menderita gangguan ini. Sekitar 8% sampai 10% dari semua

kasus yang dilaporkan adalah anak-anak pergi ke sekolah. Ada beberapa orang dewasa yang juga

menderita dari ADHD. Oleh karena itu diperlukan untuk memahami bagaimana penyakit terjadi

pada anak-anak sehingga dapat ditangani dengan baik.

2. Penyebab ADHD

Penyebab pasti dan patologi ADHD masih belum terungkap secara jelas. Seperti halnya

gangguan autism, ADHD merupakan statu kelainan yang bersifat multi faktorial. Banyak faktor

yang dianggap sebagai peneyebab gangguan ini, diantaranya adalah faktor genetik,

perkembangan otak saat kehamilan, perkembangan otak saat perinatal, tingkat kecerdasan (IQ),

terjadinya disfungsi metabolisme, ketidak teraturan hormonal, lingkungan fisik, sosial dan pola

pengasuhan anak oleh orang tua, guru dan orang-orang yang berpengaruh di sekitarnya.

Pada anak balita, gejala ADHD yang kerap terlihat, adalah:

Page 6: Makalah ADHD

Sulit berkonsentrasi/memiliki rentang konsentrasi yang sangat pendek

Sangat aktif dan selalu bergerak

Impulsif

Cenderung penakut

Memiliki daya ingat yang pendek

Terlihat tidak percaya diri

Memiliki masalah tidur dan sulit makan

Sangat cerdas, namun prestasi belajar tidak prima.

Gejala yang lain timbul antara lain:

1. Gangguan pemusatan perhatian (inattention) dengan ciri kurang dapat memusatkan

perhatian, sering melakukan kesalahan akibat kecerobohan, kesulitan menerima

pelajaran, sering gagal menyelesaikan tugas, perhatian mudah teralihkan, dan sering

kehilangan barang-barang.

2. Hiperaktivitas dengan ciri sukar duduk diam, selalu tergesa-gesa, sering menggerak-

gerakkan kaki dan tangannya, sering meninggalkan tempat duduknya di kelas, sulit

bermain dengan tenang, serta berlebihan berbicara.

3. Impulsivitas (mudah terangsang). Cirinya adalah sulit untuk menunggu giliran, menjawab

pertanyaan sebelum pertanyaan selesai diajukan, sering mengganggu teman, sering

menginterupsi pembicaraan orang lain.

3. Jenis-jenis ADHD

Page 7: Makalah ADHD

1. Tipe anak yang tidak bisa memusatkan perhatian

Mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, tetapi tidak hiperaktif atau

Impulsif.Mereka tidak menunjukkan gejala hiperaktif.Tipe ini kebanyakan ada

pada anak perempuan.Mereka seringkali melamun dan dapat digambarkan seperti

sedang berada ìdi awang-awangî.

2. Tipe anak yang hiperaktif dan impulsive

mereka menunjukkan gejala yang sangat hiperaktif dan impulsif, tetapi tidak bisa

memusatkan perhatian. Tipe ini seringkali ditemukan pada anak- anak kecil.

3. Tipe gabungan

mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, hiperaktif dan impulsif.

Kebanyakan anak anak termasuk tipe seperti ini.

4.CIRI-CIRI ANAK HIPERAKTIF

Beberapa ciri anak hiperaktif menurut Sani Budiantini Hermawan, Psi., Psikolog dari Klinik

Empati Development Center, Jakarta (Tabloid Nakita) sebagai berikut :

*Menentang

Anak dengan gangguan hiperaktivitas umumnya memiliki sikap penentang/pembangkang atau

tidak mau dinasehati. Misalnya, penderita akan marah jika dilarang berlari ke sana kemari, coret-

coret atau naik-turun tak berhenti. Penolakannya juga bisa ditunjukkan dengan sikap cuek.

* Destruktif

Perilakunya bersifat destruktif atau merusak. Ketika menyusun lego misalnya, anak aktif akan

menyelesaikannya dengan baik sampai lego tersusun rapi. Sebaliknya anak hiperaktif bukan

menyelesaikannya malah menghancurkan mainan lego yang sudah tersusun rapi. Terhadap

barang-barang yang ada di rumah, seperti vas atau pajangan lain, kecenderungan anak untuk

menghancurkannya juga sangat besar. Oleh karena itu, anak hiperaktif sebaiknya dijauhkan dari

barang-barang yang mudah dipegang dan mudah rusak.

Page 8: Makalah ADHD

* Tak kenal lelah

Anak dengan gangguan hiperaktivitas sering tidak menunjukkan sikap lelah. Sepanjang hari dia

akan selalu bergerak ke sana kemari, lompat, lari, berguling, dan sebagainya. “Kesannya tidak

pernah letih, bergerak terus,” ujar Sani. Hal inilah yang seringkali membuat orang tua kewalahan

dan tidak sanggup meladeni perilakunya.

* Tanpa tujuan

Semua aktivitas dilakukan tanpa tujuan jelas. Kalau anak aktif, ketika naik ke atas kursi punya

tujuan, misalnya ingin mengambil mainan atau bermain peran sebagai Superman. Anak

hiperaktif melakukannya tanpa tujuan. Dia hanya naik dan turun kursi saja.

* Tidak sabar dan usil

Yang bersangkutan juga tidak memiliki sifat sabar. Ketika bermain dia tidak mau menunggu

giliran. “Ketika dia ingin memainkan mobil-mobilan yang sedang dimainkan oleh temannya, dia

langsung merebut tanpa ba-bi-bu,” komentar Sani. Tak hanya itu, anak hiperaktif pun

seringkali mengusili temannya tanpa alasan yang jelas. Misalnya, tiba-tiba memukul,

mendorong, menimpuk, dan sebagainya meskipun tidak ada pemicu yang harus membuat anak

melakukan hal seperti itu.

* Intelektualitas rendah

Seringkali intelektualitas anak dengan gangguan hiperaktivitas berada di bawah rata-rata anak

normal. Mungkin karena secara psikologis mentalnya sudah terganggu sehingga ia tidak bisa

menunjukkan kemampuan kreatifnya.

5.CIRI-CIRI KHUSUS ANAK HIPERAKTIF

Page 9: Makalah ADHD

1. Sering menggerak-gerakkan tangan atau kaki ketika duduk, atau sering menggeliat.

2. Sering meninggalkan tempat duduknya, padahal seharusnya ia duduk manis.

3. Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan pada keadaan yang tidak

selayaknya.

4. Sering tidak mampu melakukan atau mengikuti kegiatan dengan tenang.

5. Selalu bergerak, seolah-olah tubuhnya didorong oleh mesin. Juga, tenaganya tidak

pernah habis.

6. Sering terlalu banyak bicara.

7. Sering sulit menunggu giliran.

8. Sering memotong atau menyela pembicaraan.

9. Jika diajak bicara tidak dapat memperhatikan lawan bicaranya (bersikap apatis terhadap

lawan bicaranya).

Ciri-ciri lain yang menyertai Gangguan Pemusatan Perhatian dengan Hiperaktivitas

(GPPH/ADHD) adalah :

1. Kemampuan akademik tidak optimal

2. Kecerobohan dalam hubungan sosial

3. Kesembronoan dalam menghadapi situasi yang berbahaya

4. Sikap melanggar tata tertib secara impulsive

6.Jenis Jenis Pengobatan untuk anak ADHD

Page 10: Makalah ADHD

March 1, 2010 · Filed under ADHD, psikologis

Stimulan merupakan obat yang paling banyak dipergunakan untuk ADHD. Dalam

kelompok stimulan terdapat AdderallÆ (gabungan garam dari amphtamine), DextroStatÆ

(dextroamphetamine sulfate), dan RitalinÆ (methylphenidate HCL). Stimulan bereaksi

cepat dan efek sampingnya ringan. Disebut stimulan karena bisa memberikan energi bagi

mental untuk memusatkan perhatian pada apa yang sedang dikerjakan. Pengobatan ada yang

diberikan dalam dosis dobel dalam sehari.

TCA (Tri-Cyclic Antidepressants) merupakan jenis anti depresi. TCA sangat efektif untuk

mengatasi suasana hati yang berubah-ubah dan diminum hanya satu kali dalam sehari.

Namun TCA bekerja lebih lambat dan lebih berisiko dalam penggunaannya. Jika

pengobatan dengan stimulan tidak menolong TCA boleh dicoba.

Wellbutrin ( buproprion ) merupakan jenis antidepresan yang telah dipergunakan dalam

pengobatan ADHD meskipun belum mendapat persetujuan dari FDA. Obat ini bukan TCA,

tetapi mempunyai kegunaan dan efek samping yang sama.

Catapres (clonidine) dulunya dipergunakan untuk pengobatan penyakit darah tinggi. Obat

ini dipergunakan dalam pengobatan ADHD, terutama bagi penderita gejala hiperaktif dan

impulsif, meskipun juga belum mendapat persetujuan FDA. Obat ini berbentuk kecil atau

pil. Anak-anak yang diberi Catapres akan menjadi ngantuk.

7.Proses Pengobatan

Setelah anda dan dokter anda mengambil keputusan mengenai pengobatan yang terbaik bagi

anak anda, dokter umumnya akan menuliskan resep obat dengan dosis rendah dan perlahan-lahan

akan menaikkan dosisnya. Selama masa pengobatan mintalah orang yang dekat dengan si anak

untuk memonitor gejala dan efek samping obat. Kadang kadang obatnya tidak bekerja, atau efek

sampingnya sulit diatasi, anda perlu mencoba pengobatan lainnya. Proses ini mungkin

berlangsung selama beberapa minggu atau bulan.

8.DIAGNOSIS ADHD

Diagnosa hiperaktifitas tidak dapat dibuat hanya berdasarkan informasi sepihak dari orang tua

penderita saja tetapi setidaknya informasi dari sekolah, serta penderita harus dilakukan

Page 11: Makalah ADHD

pemeriksaan meskipun saat pemeriksaan penderita tidak menunjukkan tanda-tanda hiperaktif,

dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi saat pemeriksaan dan kemungkinan hal lain yang

mungkin mejadi pemicu terjadinya hiperaktifitas. Pada beberapa kasus bahkan membutuhkan

pemeriksaan psikometrik dan evaluasi pendidikan. Hingga saat ini belum ada suatu standard

pemeriksaan fisik dan psikologis untuk hiperaktifitas. Ini berarti pemeriksaan klinis haruslah

dilakukan dengan sangat teliti meskipun belum ditemukan hubungan yang jelas antara jenis

pemeriksaan yang dilakukan dengan proses terjadinya hiperaktifitas. Beragam kuesioner dapat

disusun untuk membantu mendiagnosa, namun yang terpenting adalah perhatian yang besar dan

pemeriksaan yang terus-menerus, karena tidak mungkin diagnosa ditegakkan hanya dalam satu

kali pemeriksaan.

Bila didapatkan seorang anak dengan usia 6 hingga 12 tahun yang menunjukkan tanda-tanda

hiperaktif dengan prestasi akademik yang rendah dan kelainan perilaku, hendaknya dilakukan

evaluasi awal kemungkinan

Untuk mendiagnosis ADHD digunakan kriteria DSM IV yang juga digunakan, harus terdapat 3

gejala : Hiperaktif, masalah perhatian dan masalah konduksi.

KRITERIA A –MASING-MASING (1) ATAU (2)

(1) Enam atau lebih dari gejala

(1) Enam atau lebih gejala dari kurang perhatian atau konsentrasi yang tampak paling sedikit 6

bulan terakhir pada tingkat maladaptive dan tidak konsisten dalam perkembangan

INATTENTION

a. Sering gagal dalam memberi perhatian secara erat secara jelas atau membuat kesalahan yang

tidak terkontrol dalam :

1. sekolah

2. bekerja

3. aktifitas lainnya

b. Sering mengalami kesulitan menjaga perhatian/ konsentrasi dalam menerima tugas atau

aktifitas bermain.

c. Sering kelihatan tidak mendengarkan ketika berbicara secara langsung

1. Menyelesaikan pekerjaan rumah

2. Pekerjaan atau tugas

Page 12: Makalah ADHD

3. Mengerjakan perkerjaan rumah (bukan karena perilaku melawan)

4. Gagal untuk mengerti perintah

d. Sering kesulitan mengatur tugas dan kegiatan

e. Sering menghindar, tidak senang atau enggan mengerjakan tugas yang membutuhkan usaha

(seperti pekerjaan sekolah atau perkerjaan rumah)

f. Sering kehilangan suatu yang dibutuhkan untuk tugas atau kegiatan ( permainan, tugas

sekolah, pensil, buku dan alat sekolah lainnya ))

g. Sering mudah mengalihkan perhatian dari rangsangan dari luar yang tidak berkaitan

h. Sering melupakan tugas atau kegiatan segari-hari

(2) Enam atau lebih gejala dari hiperaktivitas/impulsifitas yang menetap dalam 6 bulan terakhir

HIPERAKTIFITAS

a. Sering merasa gelisah tampak pada tangan, kaki dan menggeliat dalam tempat duduk

b. Sering meninggalkan tempat duduk dalam kelas atau situasi lain yang mengharuskan tetap

duduk.

c. Sering berlari dari sesuatu atau memanjat secara berlebihan dalam situasi yang tidak

seharusnya (pada dewasa atau remaja biasanya terbatas dalam keadaan perasaan tertentu atau

kelelahan )

d. Sering kesulitan bermain atau sulit mengisi waktu luangnya dengan tenang.

e. isering berperilaku seperti mengendarai motor

f. Sering berbicara berlebihan

IMPULSIF

a.Sering mengeluarkan perkataan tanpa berpikir, menjawab pertanyaan sebelum pertanyaannya

selesai.

b. Sering sulit menunggu giliran atau antrian

c. Sering menyela atau memaksakan terhadap orang lain (misalnya dalam percakapan atau

permainan).

KRITERIA B: Gejala hiperaktif-impulsif yang disebabkan gangguan sebelum usia 7 tahun.

KRITERIA C : Beberapa gangguan yang menimbulkan gejala tampak dalam sedikitnya 2 atau

lebih situasi ( misalnya di kelas, di permainan atau di rumah )

KRITERIA D : Harus terdapat pengalaman manifestasi bermakna secara jelas mengganggu

kehidupan sosial, akademik, atau pekerjaan )

Page 13: Makalah ADHD

KRITERIA E : Gejala tidak terjadi sendiri selama perjalanan penyakit dari Pervasive

Developmental Disorder, Schizophrenia, atau gangguan psikotik dan dari gangguan mental

lainnya (Gangguian Perasaan, Gangguan kecemasan, Gangguan Disosiatif atau gangguan

kepribadian)

Diagnosis ADHD, Tipe kombinasi jika terdapat pada A1 dan A2 yang didaptkan dalam 6 bulan

terakhir. ADHD tipe Inatentif redominan jika dalam kriteria didapatkan A1, tetapi tidak

didapatkan gejala pada A2 dalam 6 bulan terakhir. ADHD Hiperaktif Predominan -Tipe

Impulsif): jika kriteria didapatkan A2 tapi tidak dijumpai kriteria A1 dalam 6 bulan terakhir.

Kriteria diagnostik hiperaktifitas adalah ditemukannya 6 gejala atau lebih yang menetap

setidaknya selama 6 bulan. Gejala-gejala diatas biasanya timbul sebelum umur 7 tahun, dialami

pada 2 atau lebih suasana yang berbeda (di sekolah, di rumah atau di klinik dll), disertai adanya

hambatan yang secara signifikan dalam kehidupan sosial, prestasi akademik dan sering salah

dalam menempatkan sesuatu, serta dapat pula timbul bersamaan dengan terjadinya kelainan

perkembangan, skizofrenia atau kelainan psikotik lainnya.

9.PENANGANAN DINI HIPERAKTIFITAS

Melihat penyebab ADHD yang belum pasti terungkap dan adanya beberapa teori penyebabnya,

maka tentunya terdapat banyak terapi atau cara dalam penanganannya sesuai dengan landasan

teori penyebabnya.

Terapi medikasi atau farmakologi adalah penanganan dengan menggunakan obat-obatan.

Terapi ini hendaknya hanya sebagai penunjang dan sebagai kontrol terhadap kemungkinan

timbulnya impuls-impuls hiperaktif yang tidak terkendali. Sebelum digunakannya obat-obat ini,

diagnosa ADHD haruslah ditegakkan lebih dulu dan pendekatan terapi okupasi lainnya secara

simultan juga harus dilaksanakan, sebab bila penanganan hanya diutamakan obat maka tidak

akan efektif secara jangka panjang.

Terapi nutrisi dan diet banyak dilakukan dalam penanganan penderita. Diantaranya adalah

keseimbangan diet karbohidrat, penanganan gangguan pencernaan (Intestinal Permeability or

"Leaky Gut Syndrome"), penanganan alergi makanan atau reaksi simpang makanan lainnya.

Feingold Diet dapat dipakai sebagai terapi alternatif yang dilaporkan cukup efektif. Suatu

Page 14: Makalah ADHD

substansi asam amino (protein), L-Tyrosine, telah diuji-cobakan dengan hasil yang cukup

memuaskan pada beberapa kasus, karena kemampuan L-Tyrosine mampu mensitesa

(memproduksi) norepinephrin (neurotransmitter) yang juga dapat ditingkatkan produksinya

dengan menggunakan golongan amphetamine.

Beberapa terapi biomedis dilakukan dengan pemberian suplemen nutrisi, defisiensi mineral,

essential Fatty Acids, gangguan metabolisme asam amino dan toksisitas Logam berat. Terapi

inovatif yang pernah diberikan terhadap penderita ADHD adalah terapi EEG Biofeed back, terapi

herbal, pengobatan homeopatik dan pengobatan tradisional Cina seperti akupuntur.

Terapi yang diterapkan terhadap penderita ADHD haruslah bersifat holistik dan menyeluruh.

Penanganan ini hendaknya melibatkan multi disiplin ilmu yang dilakukan antara dokter,

orangtua, guru dan lingkungan yang berpengaruh terhadap penderita secara bersama-sama.

Penanganan ideal harus dilakukan terapi stimulasi dan terapi perilaku secara terpadu guna

menjamin keberhasilan terapi.

Untuk mengatasi gejala gangguan perkembangan dan perilaku pada penderita ADHD yang

sudah ada dapat dilakukan dengan terapi okupasi. Ada beberapa terapi okupasi untuk

memperbaiki gangguan perkembangan dan perilaku pada anak yang mulai dikenalkan oleh

beberapa ahli perkembangan dan perilaku anak di dunia, diantaranya adalah sensory

Integration (AYRES), snoezelen, neurodevelopment Treatment (BOBATH), modifukasi Perilaku,

terapi bermain dan terapi okupasi lainnya

STIMULASI DINI

Terapi modifikasi perilaku harus melalui pendekatan perilaku secara langsung, dengan lebih

memfokuskan pada perunahan secara spesifik. Pendekatan ini cukup berhasil dalam

mengajarkan perilaku yang diinginkan, berupa interaksi sosial, bahasa dan perawatan diri

sendiri. Selain itu juga akan mengurangi perilaku yang tidak diinginkan, seperti agrsif, emosi

labil, self injury dan sebagainya. Modifikasi perilaku, merupakan pola penanganan yang paling

efektif dengan pendekatan positif dan dapat menghindarkan anak dari perasaan frustrasi,

marah, dan berkecil hati menjadi suatu perasaan yang penuh percaya diri.

Terapi bermain sangat penting untuk mengembangkan ketrampilan, kemampuan gerak, minat

Page 15: Makalah ADHD

dan terbiasa dalam suasana kompetitif dan kooperatif dalam melakukan kegiatan kelompok.

Bermain juga dapat dipakai untuk sarana persiapan untuk beraktifitas dan bekerja saat usia

dewasa. Terapi bermain digunakan sebagai sarana pengobatan atau terapitik dimana sarana

tersebut dipakai untuk mencapai aktifitas baru dan ketrampilan sesuai dengan kebutuhan

terapi.

Dengan bertambahnya umur pada seorang anak akan tumbuh rasa tanggung jawab dan kita

harus memberikan dorongan yang cukup untuk mereka agar mau belajar mengontrol diri dan

mengendalikan aktifitasnya serta kemampuan untuk memperhatikan segala sesuatu yang harus

dikuasai, dengan menyuruh mereka untuk membuat daftar tugas dan perencanaan kegiatan

yang akan dilakukan sangat membantu dalam upaya mendisiplinkan diri, termasuk didalamnya

kegiatan yang cukup menguras tenaga (olah raga dll) agar dalam dirinya tidak tertimbun

kelebihan tenaga yang dapat mengacaukan seluruh kegiatan yang harus dilakukan. Nasehat

untuk orangtua, sebaiknya orang tua selalu mendampingi dan mengarahkan kegiatan yang

seharusnya dilakukan si-anak dengan melakukan modifikasi bentuk kegiatan yang menarik

minat, sehingga lambat laun dapat mengubah perilaku anak yang menyimpang. Pola

pengasuhan di rumah, anak diajarkan dengan benar dan diberikan pengertian yang benar

tentang segala sesuatu yang harus ia kerjakan dan segala sesuatu yang tidak boleh dikerjakan

serta memberi kesempatan mereka untuk secara psikis menerima petunjuk-petunjuk yang

diberikan.

Umpan balik, dorongan semangat, dan disiplin, hal ini merupakan pokok dari upaya perbaikan

perilaku anak dengan memberikan umpan balik agar anak bersedia melakukan sesuatu dengan

benar disertai dengan dorongan semangat dan keyakinan bahwa dia mampu mengerjakan,

pada akhirnya bila ia mampu mengerjakannya dengan baik maka harus diberikan penghargaan

yang tulus baik berupa pujian atupun hadiah tertentu yang bersifat konstruktif. Bila hal ini tidak

berhasil dan anak menunjukkan tanda-tanda emosi yang tidak terkendali harus segera

dihentikan atau dialihkan pada kegiatan lainnya yang lebih ia sukai. Strategi di tempat umum,

terkadang anak justru akan terpicu perlaku distruktifnya di tempat-tempat umum, dalam hal ini

berbagai rangsangan yang diterima baik berupa suasana ataupun suatu benda tertantu yang

dapat membangkitkan perilaku hiperaktif / destruktif haruslah dihindarkan dan dicegah, untuk

Page 16: Makalah ADHD

itu orang tua dan guru harus mengetahui hal-hal apa yang yang dapat memicu perilaku

tersebut. Modifikasi perilaku, merupakan pola penanganan yang paling efektif dengan

pendekatan positif dan dapat menghindarkan anak dari perasaan frustrasi, marah, dan berkecil

hati menjadi suatu perasaan yang penuh percaya diri.

KESIMPULAN

Page 17: Makalah ADHD

ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders) suatu peningkatan aktifitas motorik hingga

pada tingkatan tertentu yang menyebabkan gangguan perilaku yang terjadi, setidaknya pada

dua tempat dan suasana yang berbeda dan kondisi yang sangat umum di antara anak-anak.

Penyebab pasti dan patologi ADHD masih belum terungkap secara jelas. Seperti halnya

gangguan autism, ADHD merupakan statu kelainan yang bersifat multi faktorial. Banyak faktor

yang dianggap sebagai peneyebab gangguan ini, diantaranya adalah faktor genetik,

perkembangan otak saat kehamilan, perkembangan otak saat perinatal, tingkat kecerdasan

(IQ), terjadinya disfungsi metabolisme, ketidak teraturan hormonal, lingkungan fisik, sosial dan

pola pengasuhan anak oleh orang tua, guru dan orang-orang yang berpengaruh di sekitarnya.

Melihat penyebab ADHD yang belum pasti terungkap dan adanya beberapa teori penyebabnya,

maka tentunya terdapat banyak terapi atau cara dalam penanganannya sesuai dengan landasan

teori penyebabnya. Terapi medikasi atau farmakologi dan terapi nutrisi.

DAFTAR PUSTAKA

1. www.kesulitanbelajar.org

Page 18: Makalah ADHD

2. http://id.mloovi.com/h/070d00ea99dbe6003095cb5c977b162c

3. www.balita-anda.com

4. www.tabloid-nakita.com